Www.bi.Go.id Id Peraturan Kodifikasi Bank Documents Kodifikasi Laporan Bulanan Koreksi 2
-
Upload
assa-mahesa-duriyat -
Category
Documents
-
view
138 -
download
0
description
Transcript of Www.bi.Go.id Id Peraturan Kodifikasi Bank Documents Kodifikasi Laporan Bulanan Koreksi 2
Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
DISCLAIMER Isi kodifikasi ini adalah himpunan peraturan Bank Indonesia yang disusun secara sistematis berdasarkan kelompok dan topik tertentu untuk memudahkan pembaca memahami peraturan dan menelusuri rekam jejak keberlakuan suatu peraturan Bank Indonesia. Penyusunan kodifikasi ini telah melalui proses pemeriksaan dan editing terkait keakuratan dan kelengkapan peraturan yang dikodifikasikan. Namun demikian mengingat bahwa peraturan Bank Indonesia dapat berubah dari waktu ke waktu, maka setiap akses dan penggunaan atas kodifikasi ini agar dilakukan secara bijaksana dengan memperhatikan tanggal unggah dan sumber orisinal dari masing-masing peraturan Bank Indonesia yang dirujuk.1
1 Peraturan Bank Indonesia dapat diakses pada situs resmi Bank Indonesia http://www.bi.go.id/ atau melalui fasilitas pencarian peraturan pada situs resmi Bank Indonesia (http://www.bi.go.id/web/id/Peraturan/Search/).
Pusat Riset dBank IndoneTelp: 021 29Fax.: 021 23email: PRES@Hak Cipta © 2013
dan Edukasi esia 9817321 311580 @bi.go.id
© 2013, Bank
Kodi
LikLap
Bank Sentra
Indonesia
ifikasi P
kuiporan
C
GaZu
Wah
W
R
al (PRES)
Peratu
iditn Bu
Tim PenyRamlan GChandra M
Siti AstDudy Isk
antiah Wuulkarnain Shyu YuwanKomala
Wirza Ayu NRiska Ros
Ristia Icha
uran Ba
as Rlana
yusun Ginting Murniadi tiyah kandar ryandaniSitompulna HidayaDewi Novrianasdiana Pramesi
ank Ind
Rupan
at
donesia
piaha
h
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
i
DAFTAR ISI
Paragraf Halaman
Daftar Isi Hal. i – xxii Rekam Jejak Regulasi Laporan Bulanan Bank Hal. xxiii Dasar Hukum Hal. xxivRegulasi Terkait Hal. xxivRegulasi Bank Indonesia Hal. xxiv – xxv Laporan Bulanan Bank Umum Ketentuan Umum Par. 1 – 4 Hal. 1 – 2 Jenis Laporan, Koreksi Laporan dan Bank Laporan Par. 5 – 7 Hal. 3 – 4 Periode Penyampaian Laporan dan Koreksi Laporan Par. 8 – 11 Hal. 4 – 7 Prosedur Penyampaian Laporan dan Koreksi Laporan Par. 12 – 14 Hal. 7 – 11 Lain‐ Lain Par. 15 Hal. 11 – 12 Sanksi Par. 16 – 21 Hal. 12 – 14 Penyampaian Pertanyaan Par. 22 Hal. 14 – 15 Laporan Kantor Pusat Bank Umum
Ketentuan Umum Par. 23 – 26 Hal. 15 – 19 Penyusunan Laporan dan Penanggung Jawab Laporan Par. 27 – 31 Hal. 19 – 20 Penyampaian Laporan dan Koreksi Laporan Par. 32 – 40 Hal. 20 – 25 Prosedur Penyampaian Laporan dan Koreksi Laporan Par. 41 – 43 Hal. 25 – 29 Sanksi Par. 44 – 49 Hal. 29 – 33
Laporan Stabilitas Moneter dan Sistem Keuangan Bulanan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
Ketentuan Umum Par. 50 Hal. 33 – 34 Kewajiban dan Tanggung Jawab Bank Pelapor Par. 51 – 53 Hal. 34 – 35 Penyusunan dan Penyampaian Laporan dan Koreksi Laporan Par. 54 – 59 Hal. 35 – 38 Periode Penyampaian Laporan dan Koreksi Laporan Par. 60 – 62 Hal. 38 – 40 Prosedur Penyampaian Laporan dan Koreksi Laporan Par. 63 – 70 Hal. 41 – 46 Sanksi Par. 71 – 75 Hal. 46 – 49 Ketentuan Peralihan Par. 76 – 80 Hal. 49 – 52 Ketentuan Penutup Par. 81 – 82 Hal. 53
Laporan Bulanan Bank Perkreditan Rakyat Ketentuan Umum Par. 83 – 87 Hal. 53 – 57 Periode Penyampaian Laporan dan Koreksi Laporan Par. 88 – 91 Hal. 57 – 59 Pedoman Pencatatan Par. 92 Hal. 59 Keadaan Memaksa (Force majeure) Par. 93 Hal. 59 – 60 Sanksi Par. 94 – 99 Hal. 60 – 62 Lain‐Lain Par. 100 Hal. 62 – 63 Laporan Bulanan Bank Perkreditan Rakyat Syariah
Ketentuan Umum Par. 101 – 105 Hal. 63 – 66 Periode Penyampaian Laporan dan Koreksi Laporan Par. 106 – 113 Hal. 66 – 68
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
ii
Prosedur Penyampaian Laporan dan Koreksi Laporan Par. 114 Hal. 68 – 70 Pedoman Pencatatan dan Pelaporan Par. 115 Hal. 70 Sanksi Par. 116 – 120 Hal. 70 – 72 Keadaan Memaksa (Force majeure) Par. 121 – 122 Hal. 72 – 73 Penyampaian Pertanyaan Par. 123 Hal. 73
Lampiran Hal. 74 – 2626 Lampiran 1: Pedoman Bank Umum Hal. 74 – 693
Halaman Judul Hal. 74
Informasi Pokok Bank Pelapor Hal. 75 – 76
Penjelasan Informasi Pokok Bank Pelapor Hal. 77 – 79
Informasi Pokok Perusahaan Anak Hal. 80 – 81
Penjelasan Informasi Pokok Perusahaan anak Hal.82 – 83
Bab I Penjelasan Umum Hal. 84 – 93
Bab II Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian Hal. 94 – 112
Bab III Penjelasan LBU Gabungan, LBU Perkantor, LBU Perusahaan Anak dan LBU Konsolidasi
Hal. 113 – 451
III.1.1. Neraca Per Kantor Hal. 113 – 116
III.1.2. Penjelasan Pos‐Pos Neraca Bulanan Hal. 117 – 126
III.1.3. Rekening Administratif Hal. 127 – 128
III.1.4. Penjelasan Rekening Administratif Hal. 129 – 132
III.2.1. Laporan Laba/Rugi Per Kantor Hal. 133 – 142
III.2.1.A. Daftar Rincian Pendapatan Bunga dari Surat Berharga Hal. 141
III.2.1.B. Daftar Rincian Pendapatan Bunga dari Kredit yang Diberikan Hal. 142
III.2.2. Penjelasan Laporan Laba Rugi Hal. 143 – 162
III.3.1. Rincian Kas dalam Valuta Asing Hal. 163
III.3.2. Penjelasan Daftar Rincian Kas dalam Valuta Asing Hal. 164
III.4.1. Sandi Rincian Penempatan pada Bank Indonesia Hal. 165
III.4.2. Penjelasan Daftar Rincian Penempatan pada Bank Indonesia Hal. 166
III.4.3. Daftar Rincian Penempatan pada Bank Indonesia Hal. 167
III.5.1. Sandi Rincian Penempatan pada Bank Lain Hal. 168 – 171
III.5.2. Penjelasan Daftar Rincian Penempatan pada Bank Lain Hal.172 – 174
III.5.3. Daftar Rincian Penempatan pada Bank Lain Hal. 175 – 176
III.6.1. Sandi Rincian Tagihan Spot dan Derivatif Hal. 177 – 180
III.6.2. Penjelasan Daftar Rincian Tagihan Spot dan Derivatif Hal. 181 – 183
III.6.3. Daftar Rincian Tagihan Spot dan Derivatif Hal.184 – 185
III.7.1. Sandi Rincian Surat Berharga yang Dimiliki Hal.186 – 190
III.7.2. Penjelasan Daftar Rincian Surat Berharga yang Dimiliki Hal.191 – 195
III.7.3. Daftar Rincian Surat Berharga yang Dimiliki Hal.196 – 197
III.8.1. Sandi Rincian Surat Berharga yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali (Repo)
Hal.198 – 202
III.8.2. Penjelasan Daftar Rincian Surat Berharga yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali (Repo)
Hal. 203 – 207
III.8.3. Daftar Rincian Surat Berharga Repo Hal.208 – 209
III.9.1. Sandi Rincian Tagihan Atas Surat Berharga yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali (Reverse Repo)
Hal. 210 – 214
III.9.2. Penjelasan Daftar Rincian Tagihan Atas Surat Berharga yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali (Reverse Repo)
Hal. 215 – 218
III.9.3. Daftar Rincian Tagihan Atas Surat Berharga Reverse Repo Hal. 219 – 220
III.10.1. Sandi Rincian Tagihan Akseptasi Hal. 221 – 224
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
iii
III.10.2. Penjelasan Daftar Rincian Tagihan Akseptasi Hal.225 – 226
III.10.3. Tagihan Akseptasi Hal. 227 – 228
III.11.1. Sandi Rincian Kredit yang Diberikan Hal.229 – 234
III.11.2. Penjelasan Daftar Rincian Kredit yang Diberikan Hal.235 – 248
III.11.3. Daftar Rincian Kredit yang Diberikan Hal.249 – 250
III.12.1. Sandi Rincian Penyertaan Hal.251 – 252
III.12.2. Penjelasan Daftar Rician Penyertaan Hal.253 – 254
III.12.3. Daftar Rician Penyertaan Hal.255
III.13.1. Sandi Rincian Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan
Hal.256
III.13.2. Penjelasan Daftar Rincian Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan
Hal.257
III.13.3. Daftar Rincian Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan
Hal.258
III.14.1. Sandi Rincian Aset Tidak Berwujud Hal.259
III.14.2. Penjelasan Daftar Rincian Aset Tidak Berwujud Hal.260 – 261
III.14.3. Daftar Rincian Aset Tidak Berwujud Hal.262
III.15.1. Sandi Rincian Aset Tetap dan Inventaris Hal.263
III.15.2. Penjelasan Daftar Rincian Aset Tetap dan Inventaris Hal.264 – 265
III.15.3. Daftar Rincian Aset Tetap dan Inventaris Hal.266
III.16.1. Sandi Rincian Properti Terbengkalai Hal.267
III.16.2. Penjelasan Daftar Rincian Properti Terbengkalai Hal.268 – 269
III.16.3. Daftar Rincian Properti Terbengkalai Hal.270
III.17.1. Sandi Rincian Aset yang Diambil Alih Hal. 271 – 272
III.17.2. Penjelasan Daftar Rincian Aset yang Diambil Alih (AYDA) Hal.273 – 275
III.17.3. Daftar Rincian Aset yang Diambil Alih Hal.276
III.18.1. Sandi Rincian Rekening Tunda (Suspense Account) Hal.277
III.18.2. Penjelasan Daftar Rincian Rekening Tunda (Suspense Account) Hal.278
III.18.3. Daftar Rincian Rekening Tunda (Suspense Account) Hal.279
III.19.1. Sandi Rincian Aset Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan di Indonesia
Hal.280
III.19.2. Penjelasan Daftar Rincian Aset Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan di Indonesia
Hal.281 – 282
III.19.3. Daftar Rincian Aset Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan di Indonesia
Hal.283
III.20.1. Sandi Rincian Aset Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasi di Luar Indonesia
Hal.284
III.20.2. Penjelasan Daftar Rincian Aset Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasi di Luar Indonesia
Hal.285 – 287
III.20.3. Daftar Rincian Aset Antar Kantor Pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasi di Luar Indonesia
Hal.288
III.21.1. Sandi Rincian Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Lainnya Hal.289
III.21.2. Penjelasan Daftar Rincian Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Lainnya
Hal.290
III.21.3. Daftar Rincian Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Lainnya Hal.291
III.22.1. Sandi Rincian Rupa‐Rupa Aset Hal.292 – 296
III.22.2. Penjelasan Daftar Rincian Rupa‐Rupa Aset Hal.297 – 300
III.22.3. Daftar Rincian Rupa‐Rupa Aset Hal.301 – 302
III.23.1. Sandi Rincian Giro Hal. 303 – 304
III.23.2. Penjelasan Daftar Rincian Giro Hal.305 – 307
III.23.3. Daftar Rincian Giro Hal. 308
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
iv
III.24.1. Sandi Rincian Tabungan Hal. 309 – 310
III.24.2. Penjelasan Daftar Rincian Tabungan Hal. 311 – 313
III.24.3. Daftar Rincian Tabungan Hal.314
III.25.1. Sandi Rincian Simpanan Berjangka Hal.315 – 316
III.25.2. Penjelasan Daftar Rincian Simpanan Berjangka Hal.317 – 319
III.25.3. Daftar Rincian Simpanan Berjangka Hal.320
III.26.1. Sandi Rincian Kewajiban Kepada Bank Indonesia Hal.321
III.26.2. Penjelasan Daftar Rincian Kewajiban Kepada Bank Indonesia Hal.322 – 323
III.26.3. Daftar Rincian Kewajiban Kepada Bank Indonesia Hal.324
III.27.1. Sandi Rincian Kewajiban Kepada Bank Lain Hal.325 – 326
III.27.2. Penjelasan Daftar Rincian Kewajiban Kepada Bank Lain Hal.327 – 328
III.27.3. Daftar Rincian Kewajiban Kepada Bank Lain Hal.329
III.28.1. Sandi Rincian Kewajiban Spot dan Derivatif Hal.330 – 331
III.28.2. Penjelasan Daftar Rincian Kewajiban Spot dan Derivatif Hal.332 – 334
III.28.3. Daftar Rincian Kewajiban Spot dan Derivatif Hal.335
III.29.1. Sandi Rincian Kewajiban Atas Surat Berharga yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali (Repo)
Hal.336 – 337
III.29.2. Penjelasan Daftar Rincian Kewajiban Atas Surat Berharga yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali (Repo)
Hal.338 – 341
III.29.3. Penjelasan Daftar Rincian Kewajiban Atas Surat Berharga yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali (Repo)
Hal.342
III.30.1. Sandi Rincian Kewajiban Akseptasi Hal.343
III.30.2. Penjelasan Daftar Rincian Kewajiban Akseptasi Hal.344 – 345
III.30.3. Daftar Rincian Kewajiban Akseptasi Hal.346
III.31.1. Sandi Rincian Surat Berharga yang Diterbitkan Hal.347 – 348
III.31.2. Penjelasan Daftar Rincian Surat Berharga yang Diterbitkan Hal.349 – 352
III.31.3. Daftar Rincian Surat Berharga yang Diterbitkan Hal.353
III.32.1. Sandi Rincian Pinjaman yang Diterima Hal.354 – 356
III.32.2. Penjelasan Daftar Rincian Pinjaman yang Diterima Hal.357 – 361
III.32.3. Daftar Rincian Pinjaman yang Diterima Hal.362
III.33.1. Sandi Rincian Setoran Jaminan Hal.363
III.33.2. Penjelasan Daftar Rincian Setoran Jaminan Hal.364 – 365
III.33.3. Daftar Rincian Setoran Jaminan Hal.366
III.34.1. Sandi Rincian Kewajiban Antar Kantor Pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Indonesia
Hal.367
III.34.2. Penjelasan Daftar Rincian Kewajiban Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Indonesia
Hal.368
III.34.3. Daftar Rincian Kewajiban Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Indonesia
Hal.369
III.35.1. Sandi Rincian Kewajiban Antar Kantor Pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional Di Luar Indonesia
Hal.370
III.35.2. Penjelasan Daftar Rincian Kewajiban Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Luar Indonesia
Hal.371 – 372
III.35.3. Daftar Rincian Kewajiban Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Luar Indonesia
Hal.373
III.36.1. Sandi Rincian Rupa‐Rupa Kewajiban Hal.374 – 375
III.36.2. Penjelasan Daftar Rincian Rupa‐Rupa Kewajiban Hal.376 – 378
III.36.3. Daftar Rincian Rupa‐Rupa Kewajiban Hal.379
III.37.1. Sandi Rincian Modal Pinjaman Hal.380 – 382
III.37.2. Penjelasan Daftar Rincian Modal Pinjaman Hal.383 – 389
III.37.3. Daftar Rincian Modal Pinjaman Hal.390
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
v
III.38.1. Sandi Rincian Modal Disetor Hal.391
III.38.2. Penjelasan Daftar Rincian Modal Disetor Hal.392 – 393
III.38.3. Daftar Rincian Modal Disetor Hal.394
III.39.1. Sandi Rincian Modal Sumbangan Hal.395
III.39.2. Penjelasan Daftar Rincian Modal Sumbangan Hal.396
III.39.3. Daftar Rincian Modal Sumbangan Hal.397
III.40.1. Sandi Rincian Pendapatan Komprehensif Lainnya Hal.398
III.40.2. Penjelasan Daftar Rincian Pendapatan Komprehensif Lainnya Hal.399 – 400
III.41.1. Sandi Rincian Dana Setoran Modal Hal. 401
III.41.2. Penjelasan Daftar Rincian Dana Setoran Modal Hal. 402
III.41.3. Daftar Rincian Dana Setoran Modal Hal. 403
III.42.1. Sandi Rincian Transaksi Spot dan Derivatif Hal. 404 – 405
III.42.2. Penjelasan Daftar Rincian Transaksi Spot dan Derivatif Hal. 406 – 409
III.42.3. Daftar Rincian Transaksi Spot dan Derivatif Hal. 410 – 413
III.43.1. Sandi Rincian Irrevocable L/C yang Masih Berjalan Hal. 414 – 417
III.43.2. Penjelasan Daftar Rincian Irrevocable L/C yang Masih Berjalan Hal. 418 – 419
III.43.3. Daftar Rincian Irrevocable L/C yang Masih Berjalan Hal.420
III.44.1. Sandi Rincian Garansi yang Diberikan Hal. 421 – 423
III.44.2. Penjelasan Daftar Rincian Garansi yang Diberikan Hal.424 – 425
III.44.3. Daftar Rincian Garansi yang Diberikan Hal.426 – 429
III.45.1. Sandi Rincian Penerusan Kredit Hal.430 – 431
III.45.2. Penjelasan Daftar Rincian Penerusan Kredit Hal.432 – 433
III.45.3. Daftar Rincian Penerusan Kredit Hal.434
III.46.1. Sandi Rincian Kredit yang Dihapusbuku Hal.435
III.46.2. Penjelasan Daftar Rincian Kredit yang Dihapusbuku Hal.436 – 437
III.46.3. Daftar Rincian Kredit yang Dihapusbuku Hal.438
III.47.1. Daftar Persetujuan dan Realisasi Kredit Baru Hal.439
III.47.2. Penjelasan Daftar Persetujuan dan Realisasi Hal.440
III.48.1. Sandi Rincian Pelimpahan Kredit pada Bulan Laporan Hal.441
III.48.2. Penjelasan Daftar Rincian Pelimpahan Kredit pada Bulan Laporan
Hal.442 – 443
III.48.3. Daftar Rincian Pelimpahan Kredit pada Bulan Laporan Hal.444 – 447
III.49. Rincian Rupa‐Rupa Aset Lainnya Hal.448
III.50. Rincian Rupa‐Rupa Kewajiban Lainnya Hal.449
III.51. Rincian Pendapatan Non‐Operasiojnal lainnya Hal.450
III.52. Rincian Beban Non‐Operasional Lainnya Hal.451
Bab IV LBU Gabungan Hal. 452 – 475
IV. 1.1. Neraca Gabungan Hal. 452 – 455
IV.1.2. Rekening Administratif Gabungan Hal.456 – 457
IV.2. Laporan Laba/Rugi Gabungan Hal.458 – 465
IV.3.1. Sandi Rincian Aset Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Indonesia (Gabungan)
Hal.466
IV.3.2. Daftar Rincian Aset Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Indonesia (Gabungan)
Hal.467
IV.4.1. Sandi Rincian Aset Antarkantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Luar Indonesia (Gabungan)
Hal.468
IV.4.2. Daftar Rincian Aset Antar Kantor Pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Luar Indonesia (Gabungan)
Hal.469
IV.5. Daftar Rincian Rupa‐Rupa Aset Gabungan Hal.470
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
vi
IV.6.1. Sandi Rincian Kewajiban Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Indonesia (Gabungan)
Hal.471
IV.6.2. Daftar Rincian Kewajiban Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional Di Indonesia (Gabungan)
Hal.472
IV.7.1. Sandi Rincian Kewajiban Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Luar Indonesia (Gabungan)
Hal.473
IV.7.2. Daftar Rincian Kewajiban Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Luar Indonesia (Gabungan)
Hal.474
IV.8. Daftar Rincian Rupa‐Rupa Kewajiban Gabungan Hal.475
Bab V LBU Gabungan (termasuk UUS) Hal. 476 – 498
V.1.1. Neraca Gabungan Hal.476 – 479
V.1.2. Rekening Administratif Gabungan Hal.480 – 481
V.2. Laporan Laba/Rugi Gabungan Hal.482 – 488
V.3.1. Sandi Rincian Aset Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Indonesia (Gabungan)
Hal.489
V.3.2. Daftar Rincian Aset Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Indonesia (Gabungan)
Hal.490
V.4.1. Sandi Rincian Aset Antarkantor Aktiva pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Luar Indonesia (Gabungan)
Hal.491
V.4.2. Daftar Rincian Aset Antarkantor Aktiva pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Luar Indonesia (Gabungan)
Hal.492
V.5. Daftar Rincian Rupa‐Rupa Aset Gabungan Hal. 493
V.6.1. Sandi Rincian Kewajiban Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Indonesia (Gabungan)
Hal.494
V.6.2. Daftar Rincian Aset Antarkantor Aktiva pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Luar Indonesia (Gabungan)
Hal.495
V.7.1. Sandi Rincian Kewajiban Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Luar Indonesia (Gabungan)
Hal.496
V.7.2. Daftar Rincian Kewajiban Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Luar Indonesia (Gabungan)
Hal.497
V.8. Daftar Rincian Rupa‐Rupa Kewajiban Gabungan Hal.498
Bab VI LBU Perusahaan Anak Hal. 499 – 562
VI.1.1. Neraca Perusahaan Anak Hal.499 – 502
VI.1.2. Rekening Administratif Hal.503 – 504
VI.2. Laporan Laba/Rugi Per Kantor 1) Hal.505 – 512
VI.3.1. Sandi Rincian Penempatan pada Bank Lain Hal.513 – 516
VI.3.2. Daftar Rincian Penempatan pada Bank Lain Hal.517 – 518
VI.4.1. Sandi Rincian Tagihan Spot dan Derivatif Hal.519 – 522
VI.4.2. Daftar Rincian Tagihan Spot dan Derivatif Hal.523 – 524
VI.5.1. Sandi Rincian Surat Berharga yang Dimiliki Hal.525 – 529
VI.5.2. DaftarRincian Surat Berharga Hal.530 – 531
VI.6.1. Sandi Rincian Surat Berharga yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali (Repo)
Hal.532 – 535
VI.6.2. Daftar Rincian Surat Berharga Repo Hal.536 – 537
VI.7.1. Sandi Rincian Tagihan Atas Surat Berharga yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali (Reverse Repo)
Hal.538 – 543
VI.7.2. Daftar Rincian Tagihan Atas Surat Berharga Reverse Repo Hal.544 – 545
VI.8.1. Sandi Rincian Tagihan Akseptasi Hal.546 – 549
VI.8.2. Daftar Rincian Tagihan Akseptasi Hal.550 – 551
VI.9.1. Sandi Rincian Kredit yang Diberikan Hal.552 – 557
VI.9.2. Daftar Rincian Kredit yang Diberikan Hal.558 – 559
VI.10.1. Sandi Rincian Penyertaan Hal.560 – 561
VI.10.2. Daftar Rincian Penyertaan Hal.562
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
vii
Bab VII LBU Konsolidasi Hal. 563 – 582
VII.1. Neraca Konsolidasi Hal.563 – 566
VII.2. Rekening Administratif Konsolidasi Hal.567 – 568
VII.3. Rincian Laporan Laba/Rugi Konsolidasi Hal.569 – 582
Lampiran Hal. 583 – 693
Lampiran 1: Daftar Sandi Bank Hal.583 – 590
Lampiran 2: Penjelasan Daftar Sandi Bank Hal.591 – 592
Lampiran 3: Daftar Sandi Pihak Ketiga Bukan Bank Hal.593 – 597
Lampiran 4: Penjelasan Daftar Sandi Pihak Ketiga Bukan Bank Hal.598 – 605
Lampiran 5: Daftar Sandi Negara dan Valuta Hal.606 – 615
Lampiran 6: Daftar Sandi Wilayah Bank Indonesia Hal.616
Lampiran 7: Daftar Sandi Lokasi Kabupaten/Kota Seluruh Indonesia Hal.617 – 630
Lampiran 8: Daftar Sandi Klasifikasi Lapangan Usaha Penerima Kredit Hal.631 – 685
Lampiran 9: Daftar Istilah Hal.686 – 689
Lampiran 10: Daftar Lembaga Pemeringkat Hal.690 – 691
Lampiran 2: Pedoman Penyusunan Laporan Kantor Pusat Bank Umum Hal. 692 – 866
Halaman Judul Hal. 692
Bab I Penjelasan Umum Hal. 693 – 701
A. Tujuan Pelaporan Hal. 693
B. Pelapor/Penyedia Informasi Hal. 693 – 694
C. Jenis Laporan Hal. 694 – 697
D. Penjabaran Kurs Hal. 697
E. Penyusunan Laporan Hal. 698
F. Penyampaian Laporan Hal. 698
G. Data yang Dilaporkan Hal. 698
H. Waktu Penyampaian Laporan Hal. 699 – 700
I. Penyampaian Koreksi Hal. 700
J. Sanksi Hal. 700
K. Pengguna Hal. 700
L. Lain‐lain Hal. 701
Bab II Penjelasan Formulir dan Cakupan Informasi yang Dilaporkan Hal. 702 – 711
I. Form 101: Laporan Kegiatan Kustodian Hal. 702
II. Form 201, 202, dan 203: Laporan Penerbitan Surat Kredit
Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) Hal. 702 – 703
III. Form 301 sampai dengan 304: Laporan Alat Pembayaran dengan
Menggunakan Kartu (APMK) dan Instrumen Prabayar Hal. 703 – 704
IV. Form 401: Laporan Remittance dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di
Luar Negeri Hal. 704
V. Form 402: Remittance dari Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia Hal. 704 – 705
VI. Form 501: Mutasi Rekening Pemerintah Hal. 705
VII. Form 601 sampai dengan 605: Laporan Triwulanan Penanganan
dan Penyelesaian Pengaduan Nasabah Hal. 705 – 706
VIII. Form 701: Bancassurance Hal. 706 – 707
IX. Form 702: Aktivitas Bank Sebagai Agen Penjual Efek Reksadana Hal. 707
X. Form 703: Aktivitas Keagenan Produk Keuangan Luar Negeri Hal. 708
XI. Form 704: Transaksi Perbankan Melalui Delivery Channel E‐Banking Hal. 708
XII. Form 705: Outstanding Transaksi Structured Products Hal. 708 – 709
XIII. Form 706: Transaksi Structured Products yang Bermasalah Hal. 709
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
viii
XIV. Form 707: Proyeksi Arus Kas Hal. 709 – 710
XV. Form 801 sampai dengan 807: Laporan Pejabat Eksekutif, Laporan
Data Tenaga Kerja Perbankan, dan Laporan Jaringan Kantor Bank Hal. 710 – 711
XVI. Form 901 dan 902: Laporan Keuangan Publikasi Bank (Condensed
Financial Statement) Hal. 711
Bab III Penjelasan Pengisian Field atau Kolom Hal. 712 – 866
Tata Cara Penulisan Character dan Numeric Hal. 712
Tata Cara Pengisian Field Header Hal. 712 – 713
Informasi Pokok Bank Pelapor Hal. 714
Form 101: Kegiatan Kustodian Hal. 715 – 720
Form 201 sampai dengan 203: Laporan Penerbitan Surat Kredit
Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) Hal. 721 – 731
Form 201: Transaksi SKBDN Hal. 721 – 727
Form 202: Pembelian Wesel SKBDN Hal. 728 – 729
Form 203: Penjualan Wesel SKBDN Hal. 730 – 731
Form 301 sampai dengan 304: Laporan Alat Pembayaran denganMenggunakan Kartu (APMK) dan Uang Elektronik
Hal. 732 – 766
Form 301: Laporan Bulanan Penerbit Kartu Kredit Hal. 732 – 747
Form 302: Laporan Bulanan Penerbit Selain Kartu Kredit Hal. 748 – 761
Form 303: Laporan Bulanan Acquirer Hal. 762 – 763
Form 304: Laporan Bulanan Infrastruktur Hal. 764 – 766
Form 305: Laporan Triwulanan Penyelenggara Kliring dan/atau
Penyelesaian Akhir (Settlement) Hal. 767 – 769
Form 306: Laporan Bulanan Fraud APMK dan Uang Elektronik Hal. 770 – 773
Form 401: Laporan Remittance Dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Luar
Negeri Hal. 774 – 775
Form 402: Remittance dari Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia Hal. 776 – 777
Form 501: Mutasi Rekening Pemerintah Hal. 778 – 790
Form 601 sampai dengan 605: Laporan Triwulanan Penanganan dan
Penyelesaian Pengaduan Nasabah Hal. 791 – 804
Form 601: Jenis Produk dan Permasalahan yang Diadukan Hal. 791 – 794
Form 602: Pengaduan yang Diselesaikan Dalam Masa Laporan Hal. 795 – 797
Form 603: Penyebab Pengaduan Hal. 798 – 800
Form 604: Publikasi Negatif Hal. 801 – 802
Form 605: Penyelesaian Sengketa Hal. 803 – 804
Form 701: Bancassurance Hal. 805 – 809
Form 702: Aktivitas Bank Sebagai Agen Penjual Efek Reksadana Hal. 810 – 814
Form 703: Aktivitas Keagenan Produk Keuangan Luar Negeri Hal. 815 – 819
Form 704: Transaksi Perbankan Melalui Delivery Channel E‐Banking Hal. 820 – 822
Form 705: Outstanding Transaksi Structured Products Hal. 823 – 827
Form 706: Transaksi Structured Products yang Bermasalah Hal. 828 – 830
Form 707: Proyeksi Arus Kas Hal. 831 – 832
Form 801: Data Pejabat Eksekutif Hal. 833 – 839
Form 802: Daftar Riwayat Pekerjaan Individual Pejabat Eksekutif Hal. 840 – 842
Form 803: Data Struktur Tenaga Kerja Menurut Jenjang Informasi Pendidikan, Status Tenaga Kerja, Jenis Kelamin, Usia, Pendidikan, dan Jabatan
Hal. 843 – 849
Form 804: Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Pensiun, Pensiun Dini,
dan Tenaga Kerja Diberhentikan Hal. 850 – 851
Form 805: Prediksi Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Jenis Pekerjaan dan
Kualifikasi Hal. 852 – 854
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
ix
Form 806: Jumlah dan Jenis Pelatihan Karyawan Hal. 855 – 856
Form 807: Data Jaringan Kantor Hal. 857 – 862
Form 901 dan 902: Laporan Keuangan Publikasi Bank (Condensed
Financial Statement) Hal. 863 – 866
Form 901: Laporan Keuangan Publikasi Bank (LKPB) Bulanan Hal. 863 – 864
Form 902: Laporan Keuangan Publikasi Bank (LKPB) Triwulanan Hal. 865 – 866
Lampiran 3: Petunjuk Teknis Aplikasi Laporan Kantor Pusat Bank Umum Hal. 867 – 1193
Halaman Judul Hal. 867
Bab 1 Keterangan Umum Cara Pengisian Hal. 868 – 869
Bab 2 Sistem Validasi Hal. 870 – 954
Bab 3 Informasi Pokok Bank Pelapor Hal. 955 – 956
Bab 4 Daftar Formulir LKPBU Hal. 957 – 959
Bab 5 Template Dan Spesifikasi Tampilan dan Tabel Acuan Hal. 960 – 1067
Bab 6 Daftar Lampiran Sandi Hal. 1068 – 1193
Lampiran 3a : Sandi Bank Pelapor Hal. 1069 – 1073
Lampiran 3b : Sandi Lokasi Hal. 1074 – 1089
Lampiran 3c : Sandi Negara dan Valuta Hal. 1090 – 1098
Lampiran 3d : Sandi Perusahaan Asuransi Hal. 1099 – 1102
Lampiran 3e : Sandi Manajer Investasi Hal. 1103 – 1105
Lampiran 3f : Sandi KC Induk Hal. 1106 – 1193
Lampiran 4: Pedoman Penyusunan Laporan Stabilitas Moneter dan
Sistem Keuangan Bulanan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
Hal. 1194 – 1872
Informasi Pokok Bank Pelapor Hal. 1195
Penjelasan Informasi Pokok Bank Pelapor Hal. 1196 – 1200
Informasi Pokok Perusahaan Anak Hal. 1201
Penjelasan Informasi Pokok Perusahaan Anak Hal. 1202 – 1204
Bab I Penjelasan Umum Hal. 1205 – 1214
Bab II Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian Hal. 1215 – 1245
Bab III Laporan Per kantor Hal. 1246 – 1620
III.1.1 Laporan Posisi Keuangan/Neraca Per Kantor Hal. 1247 – 1249
III.1.2 Penjelasan Pos‐Pos Neraca Bulanan Hal. 1250 – 1264
III.1.3 Rekening Administratif Hal. 1265 – 1266
III.1.4 Penjelasan Rekening Administratif Hal. 1267 – 1271
III.2.1 Laporan Laba/Rugi Per Kantor Hal. 1272 – 1277
III.2.2 Penjelasan Laporan Laba/Rugi
Hal. 1278 – 1299
III.2A.1 Daftar Rincian Pendapatan dari Penyaluran Dana dari Surat Berharga dan Pembiayaan yang diberikan
Hal. 1300
III.2A.2 Penjelasan Rincian Pendapatan dari Penyaluran Dana dari Surat Berharga dan Pembiayaan yang diberikan
Hal. 1301 – 1302
III.2B.1 Daftar Rincian Distribusi Bagi Hasil Hal. 1303
III.2B.2 Penjelasan Rincian Perhitungan Bagi Hasil Hal. 1304 – 1305
III.3.1 Daftar Rincian Kas dalam Valuta Asing Hal. 1306
III.3.2 Penjelasan Daftar Rincian Kas dalam Valuta Asing Hal. 1307
III.4.1 Sandi Rincian Penempatan pada Bank Indonesia Hal. 1308
III.4.2 Penjelasan Daftar Rincian Penempatan pada Bank Indonesia Hal. 1309 – 1310
III.4.3 Daftar Rincian Penempatan pada Bank Indonesia Hal. 1311
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
x
III.5.1 Sandi Rincian Penempatan pada Bank Lain Hal. 1312 – 1315
III.5.2 Penjelasan Daftar Rincian Penempatan pada Bank Lain Hal. 1316 – 1319
III.5.3 Daftar Rincian Penempatan Pada Bank Lain Hal. 1320 – 1322
III.6.1 Sandi Rincian Tagihan Spot dan Forward Hal. 1323 – 13265
III.6.2 Penjelasan Daftar Rincian Tagihan Spot dan Forward Hal. 1326 – 1328
III.6.3 Daftar Rincian Tagihan Spot dan Forward Hal. 1329 – 1330
III.7.1 Sandi Rincian Surat Berharga yang Dimiliki Hal. 1331 – 1334
III.7.2 Penjelasan Daftar Rincian Surat Berharga yang Dimiliki Hal. 1335 – 1340
III.7.3 Daftar Rincian Surat Berharga yang Dimiliki Hal. 1341 – 1343
III.8.1 Sandi Rincian Tagihan Atas Surat Berharga yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali (Reverse Repo)
Hal. 1344
III.8.2 Penjelasan Daftar Rincian Tagihan Atas Surat Berharga yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali (Reverse Repo)
Hal. 1345 – 1346
III.8.3 Daftar Rincian Tagihan Atas Surat Berharga yang Dibeli denganJanji Dijual Kembali (Reverse Repo)
Hal. 1347
III.9.1 Sandi Rincian Tagihan Akseptasi Hal. 1348 – 1350
III.9.2 Penjelasan Daftar Rincian Tagihan Akseptasi Hal. 1351 – 1353
III.9.3 Daftar Rincian Tagihan Akseptasi Hal. 1354 – 1356
III.10.1 Sandi Rincian Piutang Murabahah Hal. 1357 – 1361
III.10.2 Penjelasan Daftar Rincian Piutang Murabahah Hal. 1362 – 1367
III.10.3 Daftar Rincian Piutang Murabahah Hal. 1368 – 1370
III.11.1 Sandi Rincian Piutang Istishna’ Hal. 1371 – 1374
III.11.2 Penjelasan Daftar Rincian Piutang Istishna’ Hal. 1375 – 1380
III.11.3 Daftar Rincian Piutang Istishna’ Hal. 1381 – 1383
III.12.1 Sandi Rincian Piutang Qardh Hal. 1384 – 1387
III.12.2 Penjelasan Daftar Rincian Piutang Qardh Hal. 1388 – 1393
III.12.3 Daftar Rincian Piutang Qardh Hal. 1394 – 1396
III.13.1 Sandi Rincian Pembiayaan Bagi Hasil Hal. 1397 – 1401
III.13.2 Penjelasan Daftar Rincian Pembiayaan Bagi Hasil Hal. 1402 – 1408
III.13.3 Daftar Rincian Pembiayaan Bagi Hasil Hal. 1409 – 1411
III.14.1 Sandi Rincian Pembiayaan Sewa Hal. 1412 – 1416
III.14.2 Penjelasan Daftar Rincian Pembiayaan Sewa Hal. 1417 – 1422
III.14.3 Daftar Rincian Pembiayaan Sewa Hal. 1423 – 1425
III.15.1 Sandi Rincian Penyertaan Hal. 1426 – 1427
III.15.2 Penjelasan Daftar Rincian Penyertaan Hal. 1428 – 1430
III.15.3 Daftar Rincian Penyertaan Hal. 1431 – 1432
III.16.1 Sandi Rincian Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Produktif
Hal. 1433
III.16.2 Penjelasan Daftar Rincian Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Produktif
Hal. 1434 – 1435
III.16.3 Daftar Rincian Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Produktif Hal. 1436
III.17.1 Sandi Rincian Aset Tidak Berwujud Hal. 1437
III.17.2 Penjelasan Daftar Rincian Aset Tidak Berwujud Hal. 1438 – 1439
III.17.3 Daftar Rincian Aset Tidak Berwujud Hal. 1440
III.18.1 Sandi Rincian Salam Hal. 1441 – 1442
III.18.2 Penjelasan Daftar Rincian Salam Hal. 1443 – 1444
III.18.3 Daftar Rincian Salam Hal. 1454
III.19.1 Sandi Rincian Aset Istishna dalam Penyelesaian Hal. 1446 – 1447
III.19.2 Penjelasan Daftar Rincian Aset Istishna dalam Penyelesaian Hal. 1448 – 1449
III.19.3 Daftar Rincian Aset Istishna dalam Penyelesaian Hal. 1450
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
xi
III.20.1 Sandi Rincian Aset Tetap dan Inventaris Hal. 1451
III.20.2 Penjelasan Daftar Rincian Aset Tetap dan Inventaris Hal. 1452 – 1453
III.20.3 Daftar Rincian Aset Tetap dan Inventaris Hal. 1454
III.21.1 Sandi Rincian Properti Terbengkalai Hal. 1455
III.21.2 Penjelasan Daftar Rincian Properti Terbengkalai Hal. 1456 – 1457
III.21.3 Daftar Rincian Properti Terbengkalai Hal. 1458
III.22.1 Sandi Rincian Aset yang Diambil Alih 1459
III.22.2 Penjelasan Daftar Rincian Aset yang Diambil Alih Hal. 1460 – 1461
III.22.3 Daftar Rincian Aset yang Diambil Alih Hal. 1462
III.23.1 Sandi Rincian Rekening Tunda (Suspense Account) Hal. 1463
III.23.2 Penjelasan Daftar Rincian Rekening Tunda (Suspense Account) Hal. 1464
III.23.3 Daftar Rincian Rekening Tunda (Suspense Account) Hal. 1465
III.24.1 Sandi Rincian Aset Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Indonesia
Hal. 1466
III.24.2 Penjelasan Daftar Rincian Aset Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Indonesia
Hal. 1467 – 1468
III.24.3 Daftar Rincian Aset Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Indonesia
Hal. 1469
III.25.1 Daftar Rincian Aset Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Indonesia
Hal. 1470
III.25.2 Penjelasan Daftar Rincian Aset Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Luar Indonesia
Hal. 1471 – 1473
III.25.3 Daftar Rincian Aset Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Luar Indonesia
Hal. 1474
III.26.1 Sandi Rincian Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Lainnya Hal. 1475
III.26.2 Penjelasan Daftar Rincian Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Lainnya
Hal. 1476
III.26.3 Daftar Rincian Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset Lainnya Hal. 1477
III.27.1 Sandi Rincian Persediaan Hal. 1478
III.27.2 Penjelasan Daftar Rincian Persediaan Hal. 1479
III.27.3 Daftar Rincian Persediaan Hal. 1480
III.28.1 Sandi Rincian Rupa‐Rupa Aset Hal. 1481
III.28.2 Penjelasan Daftar Rincian Rupa‐Rupa Aset Hal. 1482 – 1484
III.28.3 Daftar Rincian Rupa‐Rupa Aset Hal. 1485
III.29.1 Sandi Rincian Dana Simpanan Wadiah Hal. 1486 – 1487
III.29.2 Penjelasan Daftar Rincian Dana Simpanan Wadiah Hal. 1488 – 1490
III.29.3 Daftar Rincian Dana Simpanan Wadiah Hal. 1491
III.30.1 Sandi Rincian Dana Investasi Hal. 1492 – 1493
III.30.2 Penjelasan Daftar Rincian Dana Investasi Hal. 1494 – 1497
III.30.3 Daftar Rincian Dana Investasi Hal. 1498 – 1499
III.31.1 Sandi Rincian Liabilitas Kepada Bank Indonesia Hal. 1500
III.31.2 Penjelasan Daftar Rincian Liabilitas Kepada Bank Indonesia Hal. 1501 – 1502
III.31.3 Daftar Rincian Liabilitas Kepada Bank Indonesia Hal. 1503
III.32.1 Sandi Rincian Liabilitas Kepada Bank Lain Hal. 1504 – 1505
III.32.2 Penjelasan Daftar Rincian Liabilitas Kepada Bank Lain Hal.1506 – 1508
III.32.3 Daftar Rincian Liabilitas Kepada Bank Lain Hal. 1509
III.33.1 Sandi Rincian Liabilitas Spot dan Forward Hal. 1510
III.33.2 Penjelasan Daftar Rincian Liabilitas Spot dan Forward Hal. 1511 – 1512
III.33.3 Daftar Rincian Liabilitas Spot dan Forward Hal. 1513
III.34.1 Sandi Rincian Surat Berharga Diterbitkan Hal. 1514 – 1515
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
xii
III.34.2 Penjelasan Daftar Rincian Surat Berharga Diterbitkan Hal. 1516 – 1519
III.34.3 Daftar Rincian Surat Berharga Diterbitkan Hal. 1520 – 1521
III.35.1 Sandi Rincian Liabilitas Akseptasi Hal. 1522
III.35.2 Penjelasan Daftar Rincian Liabilitas Akseptasi 1523 – 1524
III.35.3 Daftar Rincian Liabilitas Akseptasi Hal. 1525
III.36.1 Sandi Rincian Pembiayaan Diterima Hal. 1526 – 1527
III.36.2 Penjelasan Daftar Rincian Pembiayaan Diterima Hal. 1528 – 1531
III.36.3 Daftar Rincian Pembiayaan Diterima Hal. 1532 – 1533
III.37.1 Sandi Rincian Setoran Jaminan Hal. 1534
III.37.2 Penjelasan Daftar Rincian Setoran Jaminan Hal. 1535 – 1536
III.37.3 Daftar Rincian Setoran Jaminan Hal. 1537
III.38.1 Sandi Rincian Liabilitas Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Indonesia
Hal. 1538
III.38.2 Penjelasan Daftar Rincian Liabilitas Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Indonesia
Hal. 1539 – 1540
III.38.3 Daftar Rincian Liabilitas Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Indonesia
Hal. 1541
III.39.1 Sandi Rincian Liabilitas Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Luar Indonesia
Hal. 1542
III.39.2 Penjelasan Daftar Rincian Liabilitas Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Luar Indonesia
Hal. 1543 – 1544
III.39.3 Daftar Rincian Liabilitas Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Luar Indonesia
Hal. 1545
III.40.1 Sandi Rincian Rupa‐Rupa Liabilitas Hal. 1546
III.40.2 Penjelasan Daftar Rincian Rupa‐Rupa Liabilitas Hal. 1547 – 1549
III.40.3 Daftar Rincian Rupa‐Rupa Liabilitas Hal. 1550
III.41.1 Sandi Rincian Modal Pinjaman Hal. 1551 – 1552
III.41.2 Penjelasan Daftar Rincian Modal Pinjaman Hal. 1553 – 1556
III.41.3 Daftar Rincian Modal Pinjaman Hal. 1557 – 1558
III.42.1 Sandi Rincian Modal Hal. 1559
III.42.2 Penjelasan Daftar Rincian Modal Hal. 1560 – 1561
III.42.3 Daftar Rincian Modal Hal. 1562
III.43.1 Sandi Rincian Pendapatan Komprehensif Lainnya Hal. 1563
III.43.2 Penjelasan Daftar Rincian Pendapatan Komprehensif Lainnya Hal. 1564 – 1565
III.44.1 Sandi Rincian Transaksi Spot dan Forward Hal. 1566 – 1567
III.44.2 Penjelasan Daftar Rincian Transaksi Spot dan Forward Hal. 1568 – 1571
III.44.3 Daftar Rincian Transaksi Spot dan Forward Hal. 1572 – 1576
III.45.1 Sandi Rincian Irrevocable L/C Hal. 1577 – 1579
III.45.2 Penjelasan Daftar Rincian Irrevocable L/C Hal. 1580 – 1582
III.45.3 Daftar Rincian Irrevocable L/C Hal. 1583 – 1584
III.46.1 Sandi Rincian Garansi yang Diberikan Hal. 1585 – 1588
III.46.2 Penjelasan Daftar Rincian Garansi yang Diberikan Hal. 1589 – 1591
III.46.3 Daftar Rincian Garansi yang Diberikan Hal. 1592 – 1593
III.47.1 Sandi Rincian Aset Produktif Dihapus Buku Hal. 1594
III.47.2 Penjelasan Daftar Rincian Aset Produktif Dihapus Buku Hal. 1595 – 1596
III.47.3 Daftar Rincian Aset Produktif Dihapus Buku Hal. 1597
III.48.1 Sandi Rincian Penerusan Dana Investasi Terikat Hal. 1598 – 1600
III.48.2 Penjelasan Daftar Rincian Penerusan Dana Investasi Terikat Hal. 1601 – 1605
III.48.3 Daftar Rincian Penerusan Dana Investasi Terikat
Hal. 1606 – 1607
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
xiii
III.49.1 Sandi Rincian Persetujuan dan Realisasi Piutang/Pembiayaan Baru dalam Bulan Laporan
Hal. 1608
III.49.2 Penjelasan Daftar Rincian Persetujuan dan RealisasiPiutang/Pembiayaan Baru dalam Bulan Laporan
Hal. 1609 – 1610
III.49.3 Daftar Rincian Persetujuan dan Realisasi Piutang/Pembiayaan Baru dalam Bulan Laporan
Hal. 1611
III.50.1 Sandi Rincian Pelimpahan Piutang / Pembiayaan pada Bulan Laporan
Hal. 1612
III.50.2 Penjelasan Daftar Rincian Pelimpahan Piutang /Pembiayaan pada Bulan Laporan
Hal. 1613 – 1614
III.50.3 Daftar Rincian Pelimpahan Piutang / Pembiayaan pada Bulan Laporan
Hal. 1615 – 1616
III.51 Daftar Rincian Rupa‐Rupa Aset Lainnya Hal. 1617
III.52 Daftar Rincian Rupa‐Rupa Liabilitas Lainnya Hal. 1618
III.53 Daftar Rincian Pendapatan Non‐Operasional Lainnya Hal. 1619
III.54 Daftar Rincian Beban Non‐Operasional Lainnya Hal. 1620
Bab IV Laporan Gabungan Hal. 1621 – 1648
IV.1 Laporan Posisi Keuangan/Neraca Gabungan Hal. 1622 – 1626
IV.2 Laporan Laba/Rugi Gabungan Hal. 1627 – 1632
IV.2A.1 Daftar Rincian Perhitungan Bagi Hasil Hal. 1633
IV.2A.2 Penjelasan Daftar Rincian Perhitungan Bagi Hasil Hal. 1634 – 1635
IV.3.1 Sandi Rincian Aset Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Indonesia (Gabungan)
Hal. 1636
IV.3.2 Daftar Rincian Aset Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Indonesia (Gabungan)
Hal. 1637
IV.4.1 Sandi Rincian Aset Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Luar Indonesia (Gabungan)
Hal. 1638 – 1639
IV.4.2 Daftar Rincian Aset Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Luar Indonesia (Gabungan)
Hal. 1640
IV.5.1 Sandi Rincian Rupa‐Rupa Aset (Gabungan) Hal. 1641
IV.5.2 Daftar Rincian Rupa‐Rupa Aset (Gabungan) Hal. 1642
IV.6.1 Sandi Rincian Liabilitas Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Indonesia (Gabungan)
Hal. 1643
IV.6.2 Daftar Rincian Liabilitas Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Indonesia (Gabungan)
Hal. 1644
IV.7.1 Sandi Rincian Liabilitas Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Luar Indonesia (Gabungan)
Hal. 1645
IV.7.2 Daftar Rincian Liabilitas Antar Kantor pada Kantor yang Melakukan Kegiatan Operasional di Luar Indonesia (Gabungan)
Hal. 1646
IV.8.1 Sandi Rincian Rupa‐rupa Liabilitas (Gabungan) Hal. 1647
IV.8.2 Daftar Rincian Rupa‐rupa Liabilitas (Gabungan) Hal. 1648
Bab V Laporan Perusahaan Anak Hal. 1649 – 1730
V.1 Laporan Posisi Keuangan/Neraca Perusahaan Anak Hal. 1650 – 1654
V.2 Laporan Laba/Rugi Perusahaan Anak Hal. 1655 – 1660
V.3.1 Sandi Rincian Penempatan pada Bank Lain Hal. 1661 – 1664
V.3.2 Daftar Rincian Penempatan pada Bank Lain Hal. 1665 – 1667
V.4.1 Sandi Rincian Tagihan Spot dan Forward Hal. 1668 – 1670
V.4.2 Daftar Rincian Tagihan Spot dan Forward Hal. 1671 – 1672
V.5.1 Sandi Rincian Surat Berharga yang Dimiliki Hal. 1673 – 1676
V.5.2 Daftar Rincian Surat Berharga yang Dimiliki Hal. 1677 – 1679
V.6.1 Sandi Rincian Tagihan Akseptasi Hal. 1680 – 1682
V.6.2 Daftar Rincian Tagihan Akseptasi Hal. 1683 – 1685
V.7.1 Sandi Rincian Piutang Murabahah Hal. 1686 – 1690
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
xiv
V.7.2 Daftar Rincian Piutang Murabahah Hal. 1691 – 1693
V.8.1 Sandi Rincian Piutang Istishna’ Hal. 1694 – 1698
V.8.2 Daftar Rincian Piutang Istishna’ Hal. 1699 – 1701
V.9.1 Sandi Rincian Piutang Qardh Hal. 1702 – 1706
V.9.2 Daftar Rincian Piutang Qardh Hal. 1707 – 1709
V.10.1 Sandi Rincian Pembiayaan Bagi Hasil Hal. 1710 – 1715
V.10.2 Daftar Rincian Pembiayaan Bagi Hasil Hal. 1716 – 1718
V.11.1 Sandi Rincian Pembiayaan Sewa Hal. 1719 – 1723
V.11.2 Daftar Rincian Pembiayaan Sewa Hal. 1724 – 1726
V.12.1 Sandi Rincian Penyertaan Hal. 1727 – 1728
V.12.2 Daftar Rincian Penyertaan Hal. 1729 – 1730
Bab VI Laporan Konsolidasi Hal. 1731 – 1747
VI.1 Laporan Posisi Keuangan/Neraca Konsolidasi Hal. 1732 – 1736
VI.1.2 Rekening Administratif Konsolidasi Hal. 1737 – 1739
VI.2 Laporan Laba/Rugi Konsolidasi Hal. 1740 – 1747
Lampiran Hal. 1748 – 1872
Lampiran 1 Sandi Wilayah Bank Indonesia Hal. 1749
Lampiran 2 Sandi Bank Hal. 1750 – 1756
Lampiran 3 Sandi Pihak Ketiga Bukan Bank Hal. 1757 – 1766
Lampiran 4 Sandi Kota/Kabupaten Hal. 1767 – 1783
Lampiran 5 Sandi Jenis Valuta Hal. 1784 – 1786
Lampiran 6 Sandi Negara Hal. 1787 – 1790
Lampiran 7 Sandi Klasifikasi Lapangan Usaha Penerima Fasilitas Pembiayaan
Hal. 1791 – 1869
Lampiran 8 Sandi Peringkat Hal. 1870 – 1872
Lampiran 5: Pedoman Penyusunan laporan Stabilitas Moneter dan
Sistem Keuangan Bulanan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
Hal. 1873 – 1939
I. Pendahuluan Hal. 1874
II. Tujuan Hal. 1874
III. Mekanisme Pelaporan Menggunakan Kamus Data XBRL Hal. 1874 – 1883
III.1. Kamus Data Hal. 1877 – 1881 III.1.1. Schema Hal. 1878 – 1880
III.1.2. Link Bases Hal. 1880 – 1881
III.2. Instance Document Hal. 1881 – 1882
III.3. Log Hasil Validasi Hal. 1883
IV. Kamus Data LSMK Bulanan BUS dan UUS Hal. 1883 – 1895
IV.1. Sistematika Folder Kamus Data LSMK Bulanan BUS dan UUS Hal. 1883 – 1890
IV.2. Schema dan Linkbases Kamus Data LSMK Bulanan BUS dan UUS Hal. 1890 – 1895IV.2.1. Schema Kamus Data LSMK Bulanan BUS dan UUS Hal. 1890 – 1891
IV.2.2 Linkbases Kamus Data LSMK Bulanan BUS dan UUS Hal. 1892 – 1895
V. Instance Document LSMK Bulanan BUS dan UUS Hal. 1895 – 1911
V.1. Aturan Penamaan Instance Document Hal. 1895 – 1896
V.2. Format Instance Document Hal. 1897 – 1903
V.3. Contoh Struktur Instance Document Hal. 1903 – 1911 V.3.1 Format Instance Kosong (Form Header) Hal. 1904
V.3.2 Format Instance Non‐Agunan Hal. 1905 – 1906
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
xv
V.3.3 Format Instance Agunan/Multi Agunan Hal. 1907 – 1909
V.3.4 Format Instance untuk Form yang Memiliki Struktur Closed Table Hal. 1909 – 1911
VI. Catatan Khusus Hal. 1912 – 1914
Lampiran Hal. 1915 – 1999
Lampiran 1 Daftar View Kamus Data LSMK Bulanan BUS dan UUS Hal. 1915 – 1918
Lampiran 2 Daftar Keterkaitan Antar Form Hal. 1919 – 1922
Lampiran 3 Daftar Base Items pada Kamus Data Hal. 1923 – 1932
Lampiran 4 Daftar Validasi Bisnis Kamus Data LSMK Bulanan BUS dan UUS
Hal. 1933 – 1999
Lampiran 6: Petunjuk Teknis Single Reporting Platform (SRP) Hal. 2000 – 2085
I. Diagram Alur SRP – LSMK Bulanan BUS dan UUS Hal. 2001
II. Membuka SRP Aplikasi LSMK Bulanan BUS dan UUS Hal. 2002 – 2005
III. Upload Hal. 2006 – 2011
III.1 Upload Online Hal. 2006 – 2007
III.2 Laporan Status Upload Hal. 2008 – 2011
IV. Laporan Hal. 2012 – 2054
IV.1 Absensi Laporan Hal. 2012 – 2054 IV.1.1 Summary Hal. 2013 – 2036
IV.1.2 Pelapor Belum Kirim Hal. 2037 – 2038
IV.1.3 Rekapitulasi Kesalahan Validasi Hal. 2038 – 2046
IV.1.4 Laporan Status Per Form Hal. 2046 – 2050
IV.1.5 Laporan Absensi Lolos Validasi Hal. 2050 – 2052
IV.1.6 Laporan Absensi Terlambat Hal. 2052 – 2054
V. Download Instance Hal. 2055 – 2068
VI. Komunikasi Hal. 2069 – 2073
VI.1 Pengumuman Hal. 2069 – 2070 VI.1.1 Membuka Halaman Pengumuman Hal. 2069
VI.1.2 Cari Pengumuman Hal. 2070
VI.2 Pustaka Dokumen Hal. 2071 – 2073 VI.2.1 Membuka Halaman Pustaka Dokumen Hal. 2071
VI.2.2 Cari Pustaka Dokumen Hal. 2072 – 2073
VII. Administrasi Hal. 2074 – 2080
VII.1 Masa Pelaporan
Hal. 2074 – 2075
VII.2 Daftar Bank Pelapor Hal. 2076 – 2078
VII.3 Daftar Perusahaan Anak Hal. 2078 – 2080
VIII. Profil Saya dan Ubah Password Hal. 2081 – 2084
VIII.1 Profil Saya Hal. 2081
VIII.2 Ubah Password Hal. 2082 – 2083
VIII.3 Sign Out Hal. 2083 – 2084
IX. Mekanisme Koneksi Hal. 2085
Lampiran 7: Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan Bank Perkreditan
Rakyat Hal. 2086 – 2228
Bab I Penjelasan Umum Hal. 2087 – 2090
Bab II Penjelasan Umum Daftar Kolom Rincian Hal. 2091 – 2096
Bab III Penjelasan Form LBBPR Hal. 2097 – 2199
Form 00 – 1 Data Pokok BPR Pelapor Hal. 2098 – 2099
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
xvi
Form 00 – 2 Penjelasan Data Pokok BPR Pelapor Hal. 2100 – 2104
Form 01 – 1 Neraca Hal. 2105 – 2106
Form 01 – 2 Penjelasan Neraca Hal. 2107 – 2115
Form 01 – A.1 Rekening Administratif Hal. 2116
Form 01 – A. 2 Penjelasan Rekening Administratif Hal. 2117 – 2118
Form 02 – 1 Laba Rugi Hal. 2119 – 2121
Form 02 – 2 Penjelasan Laba Rugi Hal. 2122 – 2129
Form 03 – 1 Kas dalam Valuta Asing Hal. 2130
Form 03 – 2 Daftar Rincian Kas dalam Valuta Asing Hal. 2131
Form 03 – 3 Penjelasan Daftar Kas dalam Valuta Asing Hal. 2132
Form 04 – 1 Rincian Surat Berharga Hal. 2133
Form 04 – 2 Rincian Sandi Surat Berharga Hal. 2134
Form 04 – 3 Penjelasan Daftar Rincian Surat Berharga Hal. 2135 – 2136
Form 05 – 1 Daftar Rincian Penempatan pada Bank Lain Hal. 2137
Form 05 – 2 Sandi Daftar Rincian Penempatan pada Bank Lain Hal. 2138 – 2139
Form 05 – 3 Penjelasan Daftar Rincian Penempatan pada Bank Lain Hal. 2140 – 2141
Form 06 – 1 Daftar Rincian Kredit yang Diberikan Hal. 2142 – 2144
Form 06 – 2 Daftar Sandi Kredit yang Diberikan Hal. 2145 – 2149
Form 06 – 3 Penjelasan Kredit yang Diberikan Hal. 2150 – 2161
Form 06 – 4 Informasi Tambahan Kredit yang Diberikan Hal. 2162 – 2165
Form 07 – 1 Agunan yang Diambil Alih Hal. 2166
Form 07 – 2 Daftar Sandi Agunan yang Diambil Alih Hal. 2167
Form 07 – 3 Penjelasan Daftar Sandi Agunan yang Diambil Alih Hal. 2168
Form 08 – 1 Aset Tetap, Inventaris, dan Aset Tidak Berwujud Hal. 2169 – 2170
Form 08 – 2 Daftar Sandi Aset Tetap, Inventaris, dan Aset Tidak Berwujud Hal. 2171
Form 08 – 3 Penjelasan Aset Tetap, Inventaris, dan Aset Tidak Berwujud Hal. 2172 – 2173
Form 09 – 1 Aset Lain‐Lain Hal. 2174
Form 09 – 2 Penjelasan Sandi Aset Lain‐Lain Hal. 2175
Form 10 – 1 Kewajiban Segera Hal. 2176
Form 10 – 2 Penjelasan Kewajiban Segera Hal. 2177
Form 11 – 1 Daftar Rincian Utang Bunga Hal. 2178
Form 11 – 2 Penjelasan Utang Bunga Hal. 2179
Form 12 – 1 Tabungan Hal. 2180
Form 12 – 2 Sandi Rincian Tabungan Hal. 2181
Form 12 – 3 Penjelasan Rincian Tabungan Hal. 2182 – 2183
Form 13 – 1 Deposito Hal. 2184
Form 13 – 2 Sandi Rincian Deposito Hal. 2185
Form 13 – 3 Penjelasan Rincian Deposito Hal. 2186 – 2187
Form 14 – 1 Simpanan dari Bank Lain Hal. 2188
Form 14 – 2 Sandi Rincian Simpanan dari Bank Lain Hal. 2189
Form 14 – 3 Penjelasan Rincian Simpanan dari Bank Lain Hal. 2190 – 2191
Form 15 – 1 Pinjaman yang Diterima dan Pinjaman Subordinasi Hal. 2192
Form 15 – 2 Sandi Rincian Pinjaman yang Diterima dan Pinjaman Subordinasi
Hal. 2193 – 2194
Form 15 – 3 Penjelasan Rincian Pinjaman yang Diterima dan Pinjaman Subordinasi
Hal. 2195 – 2197
Form 16 – 1 Daftar Rincian Kewajiban Lain‐lain Hal. 2198
Form 16 – 2 Penjelasan Daftar Rincian Kewajiban Lain‐lain Hal. 2199
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
xvii
Daftar Lampiran Hal. 2200 – 2228
Lampiran – 01 Daftar Sandi Lokasi Kabupaten Kota Hal. 2201 – 2215
Lampiran – 02 Daftar Sandi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Hal. 2216
Lampiran – 03 Daftar Sandi Bank Umum Hal. 2217 – 2220
Lampiran – 04 Daftar Sandi Mata Uang Asing Hal. 2221 – 2226
Lampiran – 05 Daftar Sandi Pihak Lawan Hal. 2227
Lampiran – 06 Daftar Sandi Sektor Ekonomi Hal. 2228
Lampiran 8: Petunjuk Teknis Administrator dan Operasional Aplikasi
Entry Laporan Berkala BPR (Client) Versi 1.0 Hal. 2229 – 2401
Daftar Revisi Hal. 2230
1. Pendahuluan Hal. 2231 – 2233
1.1. Pengantar Sistem Aplikasi Hal. 2231 – 2232 1.1.1. Maksud dan Tujuan Hal. 2231 – 2232
1.2. Penjelasan Petunjuk Teknis Hal. 2232 – 2233 1.2.1. Laporan Bulanan Hal. 2232
1.2.2. Laporan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) Hal. 2232
1.2.3. Laporan Keuangan Publikasi Hal. 2232
1.2.4. Laporan Pelaksanaan Rencana Kerja (PRK) Hal. 2233
1.2.5. Laporan Rencana Kerja (RK) Hal. 2233
1.3. Kepemilikan Hal. 2233
2. Peralatan Hal. 2234
2.1. Peralatan yang Dibutuhkan Hal. 2234
2.2. Konfigurasi Software dan Hardware Minimal Hal. 2234
3. Langkah Awal Hal. 2234 – 2254
3.1. Instalasi Sistem Hal. 2234 – 2252 3.1.1. Setting IIS (Estimasi Waktu 15 Menit) Hal. 2234 – 2237
3.1.2. Instalasi ASP.NET MVC 2 (Estimasi Waktu 15 Menit) Hal. 2238
3.1.3. Install Erlang (Estimasi waktu 10 menit) Hal. 2239 – 2241
3.1.4. Instalasi Ruby (Estimasi waktu 10 menit) Hal. 2241 – 2242
3.1.5. Instalasi Rabbit (Estimasi waktu 10 menit) Hal. 2243 – 2244
3.1.6. Instalasi SQL Server Express 2008 r2 (Estimasi waktu 30 Menit) Hal. 2244 – 2249
3.1.7. Instalasi SAK‐ETAP Client BPR (Estimasi waktu 10 Menit) Hal. 2250 – 2252
3.2. Pemberian Kewenangan Hal. 2252 – 2253 3.2.1. Pengendalian Kewenangan Kelompok Pengguna Hal. 2252 – 2253 3.2.2. Pengendalian Kewenangan Pengamanan Aplikasi Hal. 2253
3.3. Memulai Session Hal. 2253 – 2254 3.3.1. Administrator Hal. 2253 – 2254
3.3.2. Operator Hal. 2254
3.4. Mengakhiri Session Hal. 2254
4. Ketersediaan Sistem Hal. 2254
5. Keamanan Hal. 2255
6. Pihak yang Dapat Dihubungi Hal. 2255
7. Instruksi‐Instruksi Umum Hal. 2255 – 2257
a. Tampilan Awal untuk User Operator Hal. 2255 – 2256
b. Tampilan untuk User Administrator Hal. 2256 – 2257
c. Tampilan Pesan Secara Umum Hal. 2257
8. Fungsi‐Fungsi Hal. 2257 – 2401
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
xviii
8.1. Inisialisasi Hal. 2258 – 2269 8.1.1. Metode Inisialisasi Hal. 2258 – 2268
8.1.2. Jenis Inisialisasi Hal. 2268 – 2269
8.2. Validasi dan Approval Hal. 2269 – 2270 8.2.1. Validasi Hal. 2269 – 2270
8.2.2. Approval Hal. 2270
8.3. Kirim Laporan Hal. 2270 – 2274 8.3.1. Pengiriman Online Hal. 2271 – 2273
8.3.2. Pengiriman Offline Hal. 2273 – 2274
8.4. Manajemen User Hal. 2274 – 2278 8.4.1. Menambah User Hal. 2274 – 2275
8.4.2. Meng‐edit User Hal. 2275 – 2277
8.4.3. Mengubah Password Hal. 2277 – 2278
8.4.4. Menghapus User Hal. 2278
8.5. Ekspor & Impor Hal. 2278 – 2281 8.5.1. Ekspor Hal. 2278 – 2279
8.5.2. Impor Hal. 2279 – 2281
8.6. Back Up & Restore Hal. 2281 – 2283 8.6.1. Back Up Hal. 2281 – 2282
8.6.2. Restore Hal. 2282 – 2283
8.7. Lihat Laporan Hal. 2283 – 2285
8.8. Konfigurasi Server Hal. 2285 – 2286
8.9. Entry Modul Laporan Bulanan Hal. 2286 – 2347 8.9.1. Data Pokok BPR Pelapor (Form 00) Hal. 2286 – 2291
8.9.2. Neraca Bulanan BPR dan Rekening‐Rekening Administratif (Form 01) Hal. 2291 – 2297
8.9.3. Kas Dalam Valuta Asing (Form 03) Hal. 2297 – 2302
8.9.4. Form Rincian Surat Berharga (Form 04) Hal. 2302 – 2306
8.9.5. Form Penempatan Pada Bank Lain (Form 05) Hal. 2306 – 2310
8.9.6. Form Kredit yang Diberikan (Form 06) Hal. 2310 – 2315
8.9.7. Form Agunan yang Diambil Alih (Form 07) Hal. 2315 – 2319
8.9.8. Form Aset Tetap Inventaris dan Aset Tidak Berwujud (Form 08) Hal. 2319 – 2321
8.9.9. Form Aset Lain‐Lain (Form 09) Hal. 2321 – 2323
8.9.10. Form Kewajiban Segera (Form 10) Hal. 2323 – 2325
8.9.11. Form Utang Bunga (Form 11) Hal. 2325 – 2327
8.9.12. Form Tabungan (Form 12) Hal. 2327 – 2331
8.9.13. Form Deposito (Form 13) Hal. 2331 – 2335
8.9.14. Form Simpanan dari Bank Lain (Form 14) Hal. 2335 – 2339
8.9.15. Form Pinjaman Diterima (Form 15) Hal. 2340 – 2343
8.9.16. Form Kewajiban Lain‐Lain (Form 16) Hal. 2344 – 2345
8.9.17. Form Laba Rugi (Form 02) Hal. 2345 – 2347
8.10. Batas Maksimum Pemberian Kredit Hal. 2347 – 2364 8.10.1. Entri Kelompok Debitur Hal. 2347 – 2351
8.10.2. Entri BMPK (Penyediaan Dana Pihak Terkait) Hal. 2351 – 2356
8.10.3. Entri BMPK (Pelanggaran Kredit Pihak Tidak Terkait) Hal. 2356
8.10.4. Entri BMPK (Pelampauan Kredit) Hal. 2356 – 2364
8.11. Laporan Keuangan Publikasi Hal. 2365 – 2372 8.11.1. Laporan Neraca Publikasi Hal. 2365 – 2368
8.11.2. Laporan Laba Rugi Publikasi Hal. 2368 – 2369
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
xix
8.11.3. Laporan Komitmen dan Kontinjensi Publikasi Hal. 2369 – 2371
8.11.4. Laporan Informasi Lain Hal. 2371 – 2372
8.12. Laporan Pelaksanaan Rencana Kerja Hal. 2373 – 2387 8.12.1. Realisasi Neraca Hal. 2373 – 2376
8.12.2. Realisasi Laba Rugi Hal. 2376 – 2377
8.12.3. Realisasi Komitmen dan Kontinjensi Hal. 2378 – 2379
8.12.4. Realisasi Penghimpun Dana Pihak Ketiga Hal. 2379 – 2380
8.12.5. Realisasi Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Usaha dan Sektor Ekonomi
Hal. 2380 – 2382
8.12.6. Realisasi Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Jenis Usaha
Hal. 2382 – 2383
8.12.7. Realisasi Rasio‐Rasio Hal. 2383 – 2385
8.12.8. Upaya dalam Rangka Pencapaian Pelaksanaan Rencana Kerja Hal. 2385 – 2387
8.13. Laporan Rencana Kerja Hal. 2387 – 2401 8.13.1. Proyeksi Neraca Hal. 2387 – 2390
8.13.2. Proyeksi Laba Rugi Hal. 2391 – 2392
8.13.3. Proyeksi Komitmen dan Kontinjensi Hal. 2392 – 2393
8.13.4. Proyeksi Penghimpun Dana Pihak Ketiga Hal. 2393 – 2395
8.13.5. Proyeksi Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Usaha dan Sektor Ekonomi
Hal. 2395 – 2396
8.13.6. Proyeksi Penyaluran Kredit Berdasarkan Jenis Penggunaan dan Jenis Usaha
Hal. 2396 – 2398
8.13.7. Proyeksi Proyeksi Rasio‐Rasio Hal. 2398 – 2399
8.13.8. Upaya Dalam Rangka Pencapaian Rencana Kerja Hal. 2399 – 2401
Lampiran 9: Petunjuk Teknis Aplikasi Web Laporan Berkala BPR (Web
BPR) Versi 1.0 Hal. 2402 – 2433
1. Pendahuluan Hal. 2403 – 2404
1.1. Pengantar Sistem Aplikasi Hal. 2403 1.1.1. Maksud dan Tujuan Hal. 2403
1.2. Penjelasan Petunjuk Teknis Hal. 2403 – 2404
1.3. Kepemilikan
Hal. 2404
2. Peralatan Hal. 2404
2.1. Peralatan yang Digunakan Hal. 2404
2.2. Spesifikasi Teknis Hal. 2404
3. Langkah Awal Hal. 2405 – 2406
3.1. Instalasi Hal. 2405
3.2. Pengendalian Kewenangan Hal. 2405 3.2.1. Pengendalian Kewenangan Kelompok Pengguna Hal. 2405
3.2.2. Pengendalian Kewenangan Pengamanan Aplikasi Hal. 2405
3.3. Memulai session Hal. 2405 – 2406
4. Ketersediaan Sistem Hal. 2406
5. Keamanan Hal. 2406
6. Pihak yang Dapat Dihubungi Hal. 2407
7. Fungsi‐Fungsi Hal. 2407 – 2433
7.1. Menu Laporan Hal. 2407 – 2419 7.1.1. Lihat Laporan Hal. 2407 – 2411
7.1.2. Download Data Hal. 2411 – 2415
7.1.3. Upload Laporan Hal. 2415 – 2416
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
xx
7.1.4. Absensi Hal. 2416 – 2417
7.1.5. Tabel Referensi Hal. 2417 – 2419
7.2. Helpdesk Hal. 2419 – 2422 7.2.1. Tanya Jawab Hal. 2419 – 2420
7.2.2. Panduan Hal. 2420 – 2422
7.2.3. FAQ Hal. 2422
7.3. Info Hal. 2422 – 2425 7.3.1. Daftar Sandi Bank Hal. 2423
7.3.2. Tingkat Suku Bunga LPS Hal. 2423 – 2424
7.3.3. Berita Hal. 2424 – 2425
7.4. Teguran Hal. 2425 – 2426
7.5. Survey Hal. 2426 – 2427
7.6. Manajemen Aplikasi Hal. 2427 – 2432
7.7. Ganti Password Hal. 2432 – 2433
7.8. Logout Hal. 2433
Lampiran 10: Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah Hal. 2434 – 2566
Halaman Judul Hal. 2434
Kata Pengantar Hal. 2435
Data Pokok BPRS Pelapor Hal. 2436
Penjelasan Data Pokok BPRS Pelapor Hal. 2437 – 2439
Bab I Penjelasan Umum Hal. 2440 – 2443
Bab II Penjelasan Umum Kolom Daftar Rincian Hal. 2444 – 2452
Bab III Laporan Bulanan BPR Syariah Hal. 2453 – 2598
III.1.1. Neraca Bulanan BPR Syariah Hal. 2453 – 2454
III.1.2. Penjelasan Pos‐Pos Neraca Bulanan BPR Syariah Hal. 2455 – 2462
III.1.3. Rekening Administratif Hal. 2463
III.1.4. Penjelasan Rekening Administratif Hal. 2464 – 2465
III.2.1. Laporan Laba/Rugi Hal. 2466 – 2468
III.2.2. Penjelasan Laba/Rugi Hal. 2469 – 2477
III.3.1. Daftar Rincian Penempatan pada Bank Lain Hal. 2478
III.3.2. Sandi Rincian Penempatan pada Bank Lain Hal. 2479 – 2481
III.3.3. Penjelasan Daftar Rincian Penempatan pada Bank Lain Hal. 2482 – 2484
III.4.1. Daftar Rincian Piutang Murabahah Hal. 2485
III.4.2. Sandi Rincian Piutang Murabahah Hal. 2486 – 2488
III.4.3. Penjelasan Daftar Rincian Piutang Murabahah Hal. 2489 – 2492
III.5.1. Daftar Rincian Piutang Salam Hal. 2493
III.5.2. Sandi Rincian Piutang Salam Hal. 2494 – 2496
III.5.3. Penjelasan Daftar Rincian Piutang Salam Hal. 2497 – 2499
III.6.1. Daftar Rincian Piutang Istishna’ Hal. 2500
III.6.2. Sandi Rincian Piutang Istishna’ Hal. 2501 – 2503
III.6.3. Penjelasan Daftar Rincian Piutang Istishna’ Hal. 2504 – 2507
III.7.1. Daftar Rincian Pembiayaan Hal. 2508
III.7.2. Sandi Rincian Pembiayaan Hal. 2509 – 2511
III.7.3. Penjelasan Daftar Rincian Pembiayaan Hal. 2512 – 2515
III.8.1. Daftar Rincian Pembiayaan Ijarah Hal. 2516
III.8.2. Sandi Rincian Pembiayaan Ijarah Hal. 2517 – 2519
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
xxi
III.8.3. Penjelasan Daftar Rincian Aktiva Ijarah Hal. 2520 – 2522
III.9.1. Daftar Rincian Qardh Hal. 2523
III.9.2. Sandi Rincian Qardh Hal. 2524 – 2526
III.9.3. Penjelasan Daftar Rincian Qardh Hal. 2527 – 2529
III.10.1. Daftar Rincian Aktiva Istishna’ dalam Penyelesaian Hal. 2530
III.10.2. Sandi Rincian Aktiva Istishna’ dalam Penyelesaian Hal. 2531
III.10.3. Penjelasan Daftar Rincian Aktiva Istishna’ dalam Penyelesaian Hal. 2532 – 2533
III.11.1. Daftar Rincian Rupa‐Rupa Aktiva Hal. 2534
III.11.2. Sandi Rincian Rupa‐Rupa Aktiva Hal. 2535
III.11.3. Penjelasan Daftar Rincian Rupa‐Rupa Aktiva Hal. 2536 – 2537
III.12.1. Daftar Rincian Tabungan Wadiah Hal. 2538
III.12.2. Sandi Rincian Tabungan Wadiah Hal. 2539
III.12.3. Penjelasan Daftar Rincian Tabungan Wadiah Hal. 2540 – 2541
III.13.1. Daftar Rincian Tabungan Mudharabah Hal. 2542
III.13.2. Sandi Rincian Tabungan Mudharabah Hal. 2543
III.13.3. Penjelasan Daftar Rincian Tabungan Mudharabah Hal. 2544 – 2545
III.14.1. Daftar Rincian Deposito Mudharabah Hal. 2546
III.14.2. Sandi Rincian Deposito Mudharabah Hal. 2547
III.14.3. Penjelasan Daftar Rincian Deposito Mudharabah Hal. 2548 – 2549
III.15.1. Daftar Rincian Kewajiban Kepada Bank Lain Hal. 2550
III.15.2. Sandi Rincian Kewajiban Kepada Bank Lain Hal. 2551 – 2552
III.15.3. Penjelasan Daftar Rincian Kewajiban Kepada Bank Lain Hal. 2553 – 2554
III.16.1. Daftar Rincian Kewajiban Lainnya Hal. 2555
III.16.2. Sandi Rincian Kewajiban Lainnya Hal. 2556
III.16.3. Penjelasan Daftar Rincian Kewajiban Kepada Bank Lain Hal. 2557 – 2558
III.17.1. Daftar Rincian Rupa‐Rupa Pasiva Hal. 2559
III.17.2. Sandi Rincian Rupa‐Rupa Pasiva Hal. 2560
III.17.3. Penjelasan Daftar Rincian Rupa‐Rupa Pasiva Hal. 2561
III.18.1. Daftar Rincian Aktiva Produktif yang Dihapusbuku Hal. 2562
III.18.2. Sandi Rincian Aktiva Produktif yang Dihapusbuku Hal. 2563 – 2564
III.18.3. Penjelasan Rincian Aktiva Produktif yang Dihapusbuku Hal. 2565 – 2566
III.19.1. Laporan Penerusan Dana Mudharabah Muqayyadah Hal. 2567
III.19.2. Sandi Rincian Laporan Penerusan Dana Mudharabah Muqayyadah
Hal. 2568 – 2569
III.19.3. Penjelasan Rincian Laporan Penerusan Dana Mudharabah Muqayyadah
Hal. 2570
III.20.1. Daftar Rincian Piutang Transaksi Multijasa Hal. 2571
III.20.2. Sandi Rincian Piutang Transaksi Multijasa Hal. 2572 – 2574
III.20.3. Penjelasan Daftar Rincian Piutang Transaksi Multijasa Hal. 2575 – 2577
III.21.1. Daftar Rincian Pembentukan PPA Hal. 2578
III.21.2. Sandi Rincian Pembentukan PPA Hal. 2579
III.21.3. Penjelasan Daftar Rincian Pembentukan PPA Hal. 2580
III.22.1. Daftar Rincian Agunan yang Diambil Alih Hal. 2581
III.22.2. Sandi Rincian Agunan yang Diambil Alih Hal. 2582 – 2583
III.22.3. Penjelasan Daftar Rincian Agunan yang Diambil Alih Hal. 2584 – 2585
III.23.1. Daftar Rincian Kewajiban Segera Hal. 2586
III.23.2. Sandi Rincian Kewajiban Segera Hal. 2587
III.23.3. Penjelasan Daftar Rincian Kewajiban Segera Hal. 2588
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
xxii
III.24.1. Daftar Rincian Pinjaman/Pembiayaan yang Diterima Hal. 2589
III.24.2. Sandi Rincian Pinjaman/Pembiayaan yang Diterima Hal. 2590
III.24.3. Penjelasan Daftar Rincian Pinjaman/Pembiayaan yang Diterima Hal. 2591 – 2592
III.25.1. Laporan Mingguan Cash Ratio Hal. 2593
III.25.2. Penjelasan Laporan Mingguan Cash Ratio Hal. 2594 – 2595
III.26.1. Daftar Rincian Aktiva dalam Valuta Asing Hal. 2596
III.26.2. Sandi Rincian Aktiva dalam Valuta Asing Hal. 2597
III.26.3. Penjelasan Daftar Rincian Aktiva dalam Valuta Asing Hal. 2598
Lampiran Hal. 2599 – 2626
Lampiran 1: Daftar Sandi Dati II Hal. 2599 – 2615
Lampiran 2: Daftar Sandi Wilayah Kerja Kantor Bank Indonesia Hal. 2616 – 2617
Lampiran 3: Daftar Sandi Golongan Penjamin Hal. 2618
Lampiran 4: Daftar Sandi Golongan Nasabah Hal. 2619
Lampiran 5: Daftar Sandi Mata Uang Asing Hal. 2620 – 2626
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
xxiii
Rekam Jejak Regulasi Laporan Bulanan Bank
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
xxiv
Dasar Hukum : ‐ Undang‐Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang‐
Undang Nomor 10 Tahun 1998 ‐ Undang‐Undang Nomor 24 Tahun 1999 tentang Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar ‐ Undang‐Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang‐Undang Nomor 6 Tahun 2009 ‐ Undang‐Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah ‐ Undang‐Undang Nomor 24 Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan sebagaimana telah diubah dengan
Undang‐Undang Nomor 7 Tahun 2009 Regulasi Terkait : ‐ Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor
5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum ‐ Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/2/PBI/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor
11/11/PBI/2009 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu. ‐ Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/12/PBI/2009 tentang Uang Elektronik ‐ Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/9/PBI/2010 tentang Prinsip Kehati‐hatian Dalam Melaksanakan Aktivitas
Keagenan Produk Keuangan Luar Negeri Oleh Bank Umum ‐ Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/15/PBI/2007 tentang Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan
Teknologi Informasi oleh Bank Umum ‐ Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/26/PBI/2009 tentang Prinsip Kehati‐hatian dalam Melaksanakan
Kegiatan Structured Product Bagi Bank Umum ‐ Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/14/PBI/2012 tentang Transparansi Dan Publikasi Laporan Bank ‐ Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/23/DPNP 2011 perihal Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia
Nomor 5/21/DPNP 2003 perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum ‐ Surat Edaran Nomor 14/27/DASP 2012, Perihal: Mekanisme Penyesuaian Kepemilikan Kartu Kredit. ‐ Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/11/DASP 2009 perihal Uang Elektronik ‐ Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/30/DPNP 2007 perihal Penerapan Manajemen Risiko dalam
Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum ‐ Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/18/DPNP 2009 tentang Pelaporan Structured Product ‐ Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/35/DPNP 2012 tentang Laporan Tahunan Bank Umum dan Laporan
Tahunan Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia. ‐ Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/33/DPNP Tahun 2009 perihal Perubahan atas Surat Edaran Bank
Indonesia Nomor 11/4/DPNP 2009 tentang Pelaksanaan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia. Regulasi Bank Indonesia : ‐ Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/4/PBI/2013 tentang Laporan Stabilitas Moneter dan Sistem Keuangan
Bulanan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah ‐ Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/12/PBI/2012 tentang Laporan Kantor Pusat Bank Umum ‐ Peraturan Bank Indonesia Nomor 12/12/PBI/2010 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Bank Indonesia
Nomor 10/40/PBI/2008 Tentang Laporan Bulanan Bank Umum ‐ Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/18/PBI/2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor
10/40/PBI/2008 Tentang Laporan Bulanan Bank Umum ‐ Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/40/PBI/2008 tentang Laporan Bulanan Bank Umum ‐ Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/51/PBI/2005 tentang Laporan Bulanan Bank Perkreditan Rakyat ‐ Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/9/PBI/2005 tentang Laporan Bulanan Bank Perkreditan Rakyat Syariah ‐ Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/47/DSta 2013 perihal Perubahan Atas Surat Edaran Bank Indonesia
Nomor 15/37/DSta 2013 perihal Laporan Stabilitas Moneter dan Sistem Keuangan Bulanan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
‐ Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/39/DPNP 2013 perihal Perubahan Atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/20/DKBU 2013 perihal Laporan Bulanan Bank Perkreditan Rakyat
‐ Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/37/DSta 2013 perihal Laporan Stabilitas Moneter dan Sistem Keuangan Bulanan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
xxv
‐ Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/20/DKBU 2013 perihal Laporan Bulanan Bank Perkreditan Rakyat ‐ Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/31/DPNP 2012 perihal Laporan Kantor Pusat Bank Umum ‐ Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/5/DSM 2012 perihal Perubahan Kedua atas Surat Edaran Bank
Indonesia Nomor 11/2/DSM 2009 perihal Laporan Bulanan Bank Umum ‐ Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/15/DPbS 2011 perihal Laporan Bulanan Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah ‐ Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/7/DSM 2010 perihal Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia
Nomor 11/2/DSM 2009 perihal Laporan Bulanan Bank Umum ‐ Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/2/DSM 2009 perihal Laporan Bulanan Bank Umum
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
1
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Moneter Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan Bank Umum BAB I Ketentuan Umum1 Pasal 1
12/2/PBI/2010 1. Bank adalah Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 angka 3
Undang‐Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang‐Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional, termasuk Kantor Cabang Bank Asing.
2. Perusahaan Anak adalah perusahaan anak sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai penerapan manajemen risiko secara konsolidasi bagi bank yang melakukan pengendalian terhadap perusahaan anak.
3. Kantor Cabang adalah kantor bank yang secara langsung bertanggung jawab kepada kantor pusat bank yang bersangkutan, dengan alamat tempat usaha yang jelas dimana kantor cabang tersebut melakukan usahanya.
4. Kantor Cabang Bank Asing adalah kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri berdasarkan hukum asing atau berkantor pusat di luar negeri, yang secara langsung atau tidak langsung bertanggung jawab kepada kantor pusat bank yang bersangkutan dan mempunyai alamat serta tempat kedudukan di Indonesia.
5. Kantor Cabang Pembantu Bank Asing adalah kantor bank yang secara langsung bertanggung jawab kepada kantor cabang bank asing yang berkedudukan di Indonesia, dan mempunyai alamat serta tempat kedudukan di Indonesia.
6. Bank Pelapor adalah kantor bank yang meliputi kantor pusat, kantor cabang bank yang berbadan hukum Indonesia, kantor cabang bank asing dan/atau kantor cabang pembantu bank asing yang berkedudukan di Indonesia.
7. Laporan Bulanan Bank Umum yang selanjutnya disebut Laporan adalah laporan keuangan yang disusun oleh bank untuk kepentingan Bank Indonesia yang disajikan menurut sistematika yang ditentukan oleh Bank Indonesia dalam format dan definisi yang seragam serta dilaporkan dengan menggunakan sandi‐sandi dan angka.
8. Laporan per Kantor adalah laporan keuangan yang disusun oleh kantor pusat bank yang melakukan kegiatan operasional, kantor cabang bank, kantor cabang bank asing dan kantor cabang pembantu bank asing, termasuk kantor‐kantor bank yang berada di bawah koordinasinya.
9. Laporan Gabungan adalah : a. laporan keuangan yang disusun oleh kantor pusat bank yang mencakup
data keuangan dari kantor pusat bank dan seluruh kantor cabangnya baik yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia maupun yang melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia, termasuk kantor cabang syariah bagi bank yang memiliki unit usaha syariah; atau
b. laporan keuangan yang disusun oleh kantor cabang bank asing yang mencakup data keuangan dari kantor cabang bank asing dan seluruh kantor cabang pembantunya yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia, termasuk kantor cabang pembantu syariah bagi kantor cabang bank asing yang memiliki unit usaha syariah.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
2
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan 10. Laporan Perusahaan Anak adalah laporan keuangan kantor pusat
perusahaan anak dan seluruh kantor cabangnya baik yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia maupun yang melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia.
11. Laporan Konsolidasi adalah laporan keuangan yang merupakan konsolidasi dari laporan gabungan bank dan laporan perusahaan anak termasuk perusahaan anak yang berbentuk bank.
12. Penyampaian Laporan secara online adalah penyampaian laporan oleh bank pelapor yang dilakukan dengan mengirim atau mentransfer rekaman data secara langsung melalui fasilitas ekstranet Bank Indonesia atau melalui saluran telepon khusus ke Remote Access Server (RAS) Bank Indonesia.
13. Penyampaian Laporan secara offline adalah penyampaian laporan oleh bank pelapor yang dilakukan dengan menyampaikan rekaman data dalam bentuk disket atau media perekaman data elektronik lainnya disertai hard copy kepada Bank Indonesia.
14. Hari Kerja adalah hari kerja Bank Indonesia yang mewilayahi bank pelapor. 15. Jam Kerja adalah jam kerja Bank Indonesia yang mewilayahi bank pelapor.
2 Pasal 2
10/40/PBI/2008 (1) Bank Pelapor wajib menyusun dan menyampaikan Laporan kepada Bank
Indonesia secara benar, lengkap, dan tepat waktu sejak Bank Pelapor melakukan kegiatan operasional.
(2) Bank Pelapor bertanggung jawab atas kebenaran dan kelengkapan isi Laporan serta ketepatan waktu penyampaian Laporan kepada Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
3 Pasal 3 10/40/PBI/2008 SE 14/5/DSM 2012 Romawi II no. 1
(1) Bank Pelapor wajib memiliki sistem dan prosedur konversi yang dituangkan dalam suatu pedoman tertulis, sehingga memungkinkan Bank Pelapor untuk menyesuaikan penyajian data dari format pembukuan intern menjadi format Laporan.
(2) Format Laporan dan tata cara pelaporan dalam Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) 2008 sebagaimana terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini (Lampiran 1 Kodifikasi ini).
4 Pasal 4 10/40/PBI/2008
Bank Pelapor wajib menunjuk petugas dan/atau penanggung jawab untuk menyusun, memverifikasi, dan menyampaikan Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 (Paragraf 2 Kodifikasi ini) ayat (1) kepada Bank Indonesia.
Yang dimaksud dengan “petugas dan/atau penanggung jawab” adalah petugas dan/atau penanggung jawab di Bank yang diberi wewenang dan/atau tanggung jawab untuk menyusun, melakukan verifikasi dan menyampaikan Laporan kepada Bank Indonesia. Dengan demikian, setiap Laporan yang telah diterima oleh Bank Indonesia dianggap sah.
SE
11/2/DSM 2009 Romawi III
Nama petugas dan penanggung jawab yang ditunjuk untuk menyusun dan menyampaikan Laporan harus selalu dikinikan. Pengkinian dilakukan dengan menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter c.q. Tim Statistik Moneter, Keuangan, dan Fiskal, Menara Sjafruddin Prawiranegara, Jl. M.H. Thamrin Nomor 2, Jakarta 10350.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
3
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan BAB II Jenis Laporan, Koreksi Laporan dan Bank Laporan 5 Pasal 5
10/40/PBI/2008 (1) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 (Paragraf 2 Kodifikasi ini)
ayat (1) terdiri dari Laporan per Kantor, Laporan Gabungan, Laporan Perusahaan Anak, dan Laporan Konsolidasi.
(2) Laporan per Kantor wajib disusun dan disampaikan oleh kantor pusat Bank yang melakukan kegiatan operasional, Kantor Cabang Bank, Kantor Cabang Bank Asing, dan Kantor Cabang Pembantu Bank Asing.
Bagi Kantor Bank yang status kantornya di bawah Kantor Cabang, antara lain unit syariah, Kantor Cabang Pembantu, Kantor Kas, dan Payment Point, Laporannya digabungkan dengan kantor pusat Bank yang melakukan kegiatan operasional atau Kantor Cabang yang menjadi induknya. Sedangkan bagi Kantor Bank Asing yang status kantornya di bawah Kantor Cabang Pembantu, Laporannya digabung dengan Kantor Cabang atau Kantor Cabang Pembantu yang menjadi induknya.
(3) Laporan Gabungan wajib disusun dan disampaikan oleh kantor pusat Bank
yang memiliki Kantor Cabang atau Kantor Cabang Bank Asing yang memiliki Kantor Cabang Pembantu.
Bagi Bank yang tidak memiliki Kantor Cabang, tidak diwajibkan untuk menyusun dan menyampaikan Laporan Gabungan.
(4) Laporan Perusahaan Anak selain yang berbentuk Bank wajib disampaikan
oleh kantor pusat Bank.
Bank yang memiliki Perusahaan Anak yang berbentuk Bank termasuk yang berbentuk bank syariah tidak perlu menyampaikan Laporan Perusahaan Anak karena Perusahaan Anak tersebut merupakan Bank Pelapor.
(5) Laporan Konsolidasi wajib disusun dan disampaikan oleh kantor pusat Bank.
Bagi Bank yang tidak memiliki Perusahaan Anak, tidak perlu menyusun dan menyampaikan Laporan Konsolidasi.
6 Pasal 6
10/40/PBI/2008 (1) Bank Pelapor wajib menyampaikan koreksi atas kesalahan Laporan yang
telah disampaikan kepada Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 (Paragraf 5 Kodifikasi ini).
(2) Dalam hal terdapat koreksi Laporan per Kantor atau koreksi Laporan Perusahaan Anak yang berdampak pada Laporan Gabungan dan/atau Laporan Konsolidasi maka Bank Pelapor wajib menyampaikan koreksi Laporan Gabungan dan/atau Laporan Konsolidasi.
7
Pasal 7 10/40/PBI/2008
(1) Dalam hal Bank telah mampu menyusun dan mengirimkan Laporan per Kantor dari seluruh atau sebagian Kantor Cabangnya secara terpusat atau sentralisasi, laporan dimaksud dapat disusun dan dikirim oleh kantor pusat Bank atau kantor Bank yang bertindak sebagai koordinator.
Yang dimaksud dengan “Laporan secara terpusat atau sentralisasi” adalah Laporan dari seluruh atau sebagian kantor Bank Pelapor yang disusun dan disampaikan oleh kantor pusat atau kantor yang ditunjuk.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
4
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan (2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus tetap
dapat diidentifikasi untuk masing‐masing kantor.
Laporan masing‐masing kantor dinyatakan dapat teridentifikasi apabila Laporan dimaksud tetap dapat menunjukkan sandi dari Kantor Bank Pelapor. Sebagai contoh, apabila kantor pusat Bank atau kantor koordinator mampu menyusun Laporan per Kantor untuk 10 (sepuluh) Kantor Cabangnya, maka Laporan yang disampaikan harus terdiri dari 10 (sepuluh) Laporan per Kantor yang sesuai dengan sandi masing‐masing Kantor Bank Pelapor, ditambah dengan Laporan per Kantor dari kantor Bank yang bersangkutan sebagai Bank Pelapor.
(3) Dalam hal kantor pusat atau kantor wilayah Bank tidak melakukan kegiatan operasional, laporan keuangan kantor pusat atau kantor wilayah Bank digabungkan dengan Laporan dari kantor Bank Pelapor yang ditunjuk.
BAB III Periode Penyampaian Laporan dan Koreksi Laporan 8 Pasal 8
12/2/PBI/2010 (1) Bank Pelapor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 (Paragraf 5 Kodifikasi
ini) ayat (2) setiap bulan wajib menyampaikan Laporan per Kantor dan/atau koreksi Laporan per Kantor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 (Paragraf 6 Kodifikasi ini) ayat (1) kepada Bank Indonesia paling lambat tanggal 5 (lima) bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan Laporan yang bersangkutan.
Contoh: Laporan per Kantor dan/atau koreksi Laporan per Kantor untuk bulan Laporan Januari 2011 wajib disampaikan paling lambat pada tanggal 5 Februari 2011
(2) Bank Pelapor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 (Paragraf 5 Kodifikasi ini) ayat (3) setiap bulan wajib menyampaikan Laporan Gabungan dan/atau koreksi Laporan Gabungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 (Paragraf 6 Kodifikasi ini) ayat (1) kepada Bank Indonesia paling lambat pada tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan Laporan yang bersangkutan.
Contoh : Laporan Gabungan dan/atau koreksi Laporan Gabungan untuk bulan laporan Januari 2011 wajib disampaikan paling lambat pada tanggal 10 Februari 2011. Yang dimaksud dengan “Bulan Laporan” adalah bulan dimana data yang tercatat pada akhir bulan yang bersangkutan wajib dilaporkan, misalnya bulan Laporan Januari 2011 maka yang wajib dilaporkan adalah data akhir Januari 2011 atau periode data tahun berjalan yang berakhir sampai dengan akhir bulan Januari 2011.
(3) Bank Pelapor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 (Paragraf 5 Kodifikasi
ini) ayat (4) setiap triwulan wajib menyampaikan Laporan Perusahaan Anak dan/atau koreksi Laporan Perusahaan Anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 (Paragraf 6 Kodifikasi ini) ayat (1) kepada Bank Indonesia paling
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
5
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan lambat pada tanggal 23 bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan Laporan yang bersangkutan. Data yang disampaikan adalah data akhir bulan Maret, Juni, September, dan Desember atau periode data tahun berjalan yang berakhir sampai dengan akhir bulan Maret, Juni, September, dan Desember.
Contoh : Laporan Perusahaan Anak dan/atau koreksi Laporan Perusahaan Anak untuk bulan laporan Maret 2011 wajib disampaikan paling lambat pada tanggal 23 April 2011]
(4) Bank Pelapor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 (Paragraf 5 Kodifikasi ini) ayat (5) setiap triwulan wajib menyampaikan Laporan Konsolidasi dan/atau koreksi Laporan Konsolidasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 (Paragraf 6 Kodifikasi ini) ayat (1) kepada Bank Indonesia paling lambat pada tanggal 23 bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan Laporan yang bersangkutan.
Data yang disampaikan adalah data akhir bulan Maret, Juni, September, dan Desember atau periode data tahun berjalan yang berakhir sampai dengan akhir bulan Maret, Juni, September, dan Desember.
Contoh : Laporan Konsolidasi dan/atau koreksi Laporan Konsolidasi untuk bulan Laporan Maret 2011 wajib disampaikan paling lambat pada tanggal 23 April 2011.
9
Pasal 9 12/2/PBI/2010 Ayat (1) SE 12/7/DSM 2010 Romawi I No. 3
(1) Bank yang sistem antar kantornya belum online dan memiliki lebih dari 100 (seratus) Kantor Cabang, jangka waktu penyampaian koreksi Laporan per Kantor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 (Paragraf 8 Kodifikasi ini) ayat (1) paling lambat pada tanggal 7 (tujuh) bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan Laporan yang bersangkutan dan dinyatakan terlambat apabila menyampaikan koreksi Laporan per Kantor sampai dengan tanggal 10 bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan Laporan yang bersangkutan, dengan terlebih dahulu menyampaikan permohonan tertulis, yang dilengkapi dengan data berupa jumlah Kantor Cabang yang dimiliki, jumlah Kantor Cabang yang sudah online, jumlah Kantor Cabang yang belum online dan sebab‐sebab belum online, serta rencana perbaikan sistem di masa yang akan datang kepada Bank Indonesia, Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter, Menara Sjafruddin Prawiranegara, Jl. M.H. Thamrin Nomor 2, Jakarta 10350.
Pasal 9 12/2/PBI/2010 Ayat (2)
(2) Bank sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib terlebih dahulu menyampaikan permohonan tertulis untuk memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia c.q. Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter.
10
Pasal 10 12/2/PBI/2010
Bank Pelapor dinyatakan terlambat menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan apabila :
a. menyampaikan Laporan per Kantor dan/atau koreksi Laporan per Kantor melampaui batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 (Paragraf 8 Kodifikasi ini) ayat (1), sampai dengan tanggal 7 bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan Laporan yang bersangkutan;
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
6
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Contoh : Penyampaian Laporan per Kantor dan/atau koreksi Laporan per Kantor untuk bulan Laporan Januari 2011 dinyatakan terlambat apabila disampaikan mulai dari tanggal 6 Februari 2011 sampai dengan tanggal 7 Februari 2011.
b. menyampaikan koreksi Laporan per Kantor bagi Bank yang sistem antar
kantornya belum online dan memiliki lebih dari 100 (seratus) Kantor Cabang melampaui batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 (Paragraf 9 Kodifikasi ini) ayat (1), sampai dengan tanggal 10 bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan Laporan yang bersangkutan;
Contoh : Penyampaian koreksi Laporan per Kantor untuk bulan Laporan Januari 2011 bagi Bank yang sistem antar kantornya belum online dan memiliki lebih dari 100 (seratus) Kantor Cabang dinyatakan terlambat apabila disampaikan mulai dari tanggal 8 Februari 2011 sampai dengan tanggal 10 Februari 2011.
c. menyampaikan Laporan Gabungan dan/atau koreksi Laporan Gabungan
melampaui batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 (Paragraf 8 Kodifikasi ini) ayat (2), sampai dengan tanggal 12 bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan Laporan yang bersangkutan;
Contoh : Penyampaian Laporan Gabungan dan/atau koreksi Laporan Gabungan untuk bulan Laporan Januari 2011 dinyatakan terlambat apabila disampaikan mulai dari tanggal 11 Februari 2011 sampai dengan tanggal 12 Februari 2011.
d. menyampaikan Laporan Perusahaan Anak dan/atau koreksi Laporan Perusahaan Anak melampaui batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 (Paragraf 8 Kodifikasi ini) ayat (3), sampai dengan tanggal 25 bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan Laporan yang bersangkutan;
Contoh : Penyampaian Laporan Perusahaan Anak dan/atau koreksi Laporan Perusahaan Anak untuk bulan Laporan Maret 2011 dinyatakan terlambat apabila disampaikan mulai dari tanggal 24 April 2011 sampai dengan tanggal 25 April 2011.
e. menyampaikan Laporan Konsolidasi dan/atau koreksi Laporan Konsolidasi melampaui batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 (Paragraf 8 Kodifikasi ini) ayat (4), sampai dengan tanggal 25 bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan Laporan yang bersangkutan.
Contoh : Penyampaian Laporan Konsolidasi dan/atau koreksi Laporan Konsolidasi untuk bulan Laporan Maret 2011 dinyatakan terlambat apabila disampaikan mulai dari tanggal 24 April 2011 sampai dengan tanggal 25 April 2011.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
7
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan 11 Pasal 11
12/2/PBI/2010 Bank Pelapor dinyatakan tidak menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan, apabila Bank Indonesia belum menerima Laporan dan/atau koreksi Laporan sampai dengan batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 (Paragraf 10 Kodifikasi ini). Contoh : Laporan per Kantor dan/atau koreksi Laporan per Kantor untuk bulan Laporan Januari 2011 dinyatakan tidak disampaikan apabila Laporan dan/atau koreksi Laporan disampaikan melampaui tanggal 7 Februari 2011. Koreksi Laporan per Kantor untuk bulan Laporan Januari 2011 bagi Bank yang sistem antar kantornya belum online dan memiliki lebih dari 100 (seratus) Kantor Cabang dinyatakan tidak disampaikan apabila koreksi Laporan disampaikan melampaui tanggal 10 Februari 2011. Laporan Gabungan dan/atau koreksi Laporan Gabungan untuk bulan Laporan Januari 2011 dinyatakan tidak disampaikan apabila Laporan dan/atau koreksi Laporan disampaikan melampaui tanggal 12 Februari 2011. Laporan Perusahaan Anak dan/atau koreksi Laporan Perusahaan Anak untuk bulan Laporan Maret 2011 dinyatakan tidak disampaikan apabila Laporan dan/atau koreksi Laporan disampaikan melampaui tanggal 25 April 2011. Laporan Konsolidasi dan/atau koreksi Laporan Konsolidasi untuk bulan Laporan Maret 2011 dinyatakan tidak disampaikan, apabila Laporan dan/atau koreksi Laporan disampaikan melampaui tanggal 25 April 2011.
BAB IV Prosedur Penyampaian Laporan dan Koreksi Laporan 12
Pasal 12 10/40/PBI/2008 Ayat (1) SE 11/2/DSM 2009 Romawi IV No. 1 Pasal 12 10/40/PBI/2008 Ayat (2) – (3)
(1) Bank Pelapor wajib menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan secara online sampai dengan batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 (Paragraf 8 Kodifikasi ini), Pasal 9 (Paragraf 9 Kodifikasi ini) ayat (1), dan/atau Pasal 10 (Paragraf 10 Kodifikasi ini) huruf a, huruf c, huruf d, dan huruf e. Penyampaian Laporan dan/atau koreksi Laporan kepada Bank Indonesia yang dilakukan secara online melalui fasilitas ekstranet Bank Indonesia atau melalui saluran telepon khusus ke Remote Access Server (RAS) Bank Indonesia, diatur dalam Petunjuk Teknik Penyusunan Laporan Bulanan Bank Umum (LBU) 2008 dalam Lampiran 1.
(2) Kewajiban penyampaian Laporan dan/atau koreksi Laporan secara online sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikecualikan terhadap : a. Bank Pelapor yang berkedudukan di daerah yang belum tersedia
fasilitas komunikasi, sehingga tidak memungkinkan untuk menyampaikan Laporan secara online;
b. Bank Pelapor yang baru dibuka dengan batas waktu paling lama 2 (dua) bulan setelah melakukan kegiatan operasional;
c. Bank Pelapor yang mengalami gangguan teknis dalam menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan, dengan disertai pemberitahuan tertulis kepada Bank Indonesia mengenai sebab‐sebab terjadinya gangguan teknis tersebut, yang disampaikan bersamaan dengan penyampaian Laporan dan/atau koreksi Laporan secara offline; atau
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
8
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan SE 11/2/DSM 2009 Romawi IV No. 2 Pasal 12 10/40/PBI/2008 Ayat (4) – (6)
Yang dimaksud dengan ”gangguan teknis di Bank Pelapor” adalah gangguan yang menyebabkan Bank Pelapor tidak dapat menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan secara online kepada Bank Indonesia antara lain karena gangguan pada sistem di internal Bank Pelapor.
d. Bank Pelapor yang tidak dapat menyampaikan laporan dan/atau
koreksi laporan yang disebabkan karena gangguan teknis dan/atau gangguan lainnya pada sistem atau jaringan telekomunikasi di Bank Indonesia. Dalam hal ini, Bank Indonesia akan memberitahukan kepada Bank Pelapor mengenai terjadinya gangguan tersebut secara tertulis atau dengan menggunakan sarana lain.
Yang dimaksud dengan ”gangguan teknis di Bank Indonesia” adalah gangguan yang menyebabkan Bank Indonesia tidak dapat menerima penyampaian Laporan dan/atau koreksi Laporan secara online dari Bank Pelapor antara lain karena gangguan pada jaringan telekomunikasi dan/atau penyebab lainnya.
(3) Bank Pelapor yang tidak dapat menyampaikan Laporan dan/atau koreksi
Laporan secara online sebagaimana dimaksud pada ayat (2), wajib menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan secara offline disertai hasil cetak komputer (hardcopy). Penyampaian Laporan dan/atau koreksi Laporan kepada Bank Indonesia secara offline dilakukan dengan menggunakan disket atau media perekaman data elektronik lainnya disertai hasil cetak komputer (hard copy), dalam hal : a. Bank Pelapor berkedudukan di daerah yang belum tersedia fasilitas
komunikasi, sehingga tidak memungkinkan untuk menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan secara online;
b. Bank Pelapor baru dibuka dengan batas waktu paling lama 2 (dua) bulan setelah melakukan kegiatan operasional;
c. Bank Pelapor mengalami gangguan teknis dalam menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan, namun Bank Pelapor harus menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada Bank Indonesia, mengenai sebab‐sebab terjadinya gangguan teknis tersebut. Dalam hal gangguan teknis tersebut disebabkan oleh tidak berfungsinya sarana yang disediakan oleh instansi tertentu, harus disertai keterangan tertulis dari pejabat instansi dimaksud; dan/atau
d. Bank Pelapor tidak dapat menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan karena gangguan teknis dan/atau gangguan lainnya pada sistem atau jaringan telekomunikasi di Bank Indonesia. Bank Indonesia akan memberitahukan kepada Bank Pelapor mengenai terjadinya gangguan tersebut secara tertulis atau dengan menggunakan sarana lain.
(4) Bank Pelapor yang menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan
melampaui batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 (Paragraf 10 Kodifikasi ini), wajib menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan secara offline disertai hasil cetak komputer (hardcopy).
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
9
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan SE 11/2/DSM 2009 Romawi IV No. 3 – 5 Pasal 12 10/40/PBI/2008 Ayat (7)
(5) Bank Pelapor yang dinyatakan tidak menyampaikan Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 (Paragraf 11 Kodifikasi ini) tetap wajib menyampaikan Laporan kepada Bank Indonesia secara offline disertai hasil cetak komputer (hardcopy).
(6) Penyampaian Laporan dan/atau koreksi Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) wajib disampaikan pada hari kerja.
(7) Tata cara dalam penyampaian Laporan: a. Bank Pelapor yang telah memiliki sandi Bank Pelapor menyampaikan
Laporan dengan menggunakan sandi tersebut. b. Bank Pelapor yang baru dibuka mengajukan surat permohonan
untuk memperoleh sandi Bank Pelapor dengan melampirkan izin pembukaan kantor Bank dari Bank Indonesia. Permohonan diajukan sebelum Bank melakukan kegiatan operasional.
c. Bank Pelapor mengajukan surat permohonan untuk memperoleh user ID dan password Remote Access Server (RAS).
d. Bank Pelapor mengajukan surat permohonan untuk memperoleh dan/atau mengubah user ID dan password aplikasi, dengan melampirkan nama petugas dan penanggung jawab Laporan.
(8) Surat permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) disampaikan kepada Bank Indonesia, Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter c.q. Tim Statistik Moneter, Keuangan, dan Fiskal, Menara Sjafruddin Prawiranegara, Jl. M.H. Thamrin Nomor 2, Jakarta 10350.
(9) Berdasarkan surat permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (7) Bank Indonesia, Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter c.q. Tim Statistik Moneter, Keuangan, dan Fiskal akan memberitahukan secara tertulis kepada Bank Pelapor pemohon mengenai sandi Bank Pelapor, sandi Perusahaan Anak, user ID dan password Remote Access Server (RAS), dan user ID dan password aplikasi.
(10) Laporan dan/atau koreksi Laporan secara online sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat disampaikan pada hari Sabtu, Minggu, hari libur, dan cuti bersama yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Contoh : Laporan per Kantor dan/atau koreksi Laporan per Kantor yang disampaikan secara online untuk bulan laporan April 2009 dapat disampaikan paling lambat tanggal 10 Mei 2009 yang jatuh pada hari Minggu.
13 Pasal 13
10/40/PBI/2008 (1) Dalam hal gangguan teknis di Bank Indonesia dan/atau Bank Pelapor terjadi
pada batas akhir penyampaian Laporan dan/atau koreksi Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 (Paragraf 8 Kodifikasi ini), dan Pasal 9 (Paragraf 9 Kodifikasi ini) ayat (1), dan Pasal 10 (Paragraf 10 Kodifikasi ini), Laporan dan/atau koreksi Laporan disampaikan paling lambat pada hari kerja berikutnya secara offline. Contoh : Pada Tanggal 10 Mei 2009 yang jatuh pada hari Minggu, Bank A mengalami gangguan teknis atau terjadi gangguan teknis di Bank Indonesia. Tanggal tersebut merupakan batas akhir penyampaian Laporan per Kantor dan/atau koreksi Laporan per Kantor online untuk data bulan April 2009. Bank diperkenankan menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan per Kantor pada tanggal 11 Mei 2009 yang jatuh pada hari Senin secara offline.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
10
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Pada Tanggal 13 Juni 2009 yang jatuh pada hari Sabtu, Bank A mengalami gangguan teknis atau terjadi gangguan teknis di Bank Indonesia. Tanggal tersebut merupakan batas akhir penyampaian koreksi Laporan per kantor online untuk data bulan Mei 2009. Bank diperkenankan menyampaikan koreksi Laporan per Kantor pada tanggal 15 Juni 2009 yang jatuh pada hari Senin secara offline.
(2) Dalam hal Bank Pelapor tidak menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka Bank Pelapor dianggap terlambat menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 (Paragraf 10 Kodifikasi ini) dan/atau tidak menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 (Paragraf 11 Kodifikasi ini).
(3) Bank Pelapor dinyatakan telah menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan pada tanggal diterimanya Laporan dan/atau koreksi Laporan oleh Bank Indonesia.
Apabila Laporan disampaikan secara online, maka Bank Pelapor akan menerima tanda bukti penyampaian Laporan berikut nomor registrasinya yang tercetak secara otomatis pada komputer Bank Pelapor, setelah Bank Pelapor selesai menyampaikan Laporan. Sementara itu, apabila Laporan disampaikan secara offline, maka Bank Pelapor akan menerima tanda bukti nomor register penerimaan Laporan dari Bank Indonesia.
14 Pasal 14 10/40/PBI/2008
(1) Bank Pelapor yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia, wajib menyampaikan : a. Laporan secara online kepada Bank Indonesia. b. Laporan secara offline sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 (Paragraf
12 Kodifikasi ini) ayat (3) dan Pasal 13 (Paragraf 13 Kodifikasi ini) ayat (1) kepada : 1. Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter c.q Tim Statistik Moneter,
Keuangan, dan Fiskal, Menara Sjafruddin Prawiranegara, Jl. M.H. Thamrin No.2, Jakarta 10350, bagi Bank Pelapor yang berkedudukan di wilayah Kerja Kantor Pusat Bank Indonesia; atau
2. Kantor Bank Indonesia setempat, bagi Bank Pelapor yang berkedudukan di luar wilayah sebagaimana dimaksud dalam angka.
c. Laporan secara offline sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 (Paragraf 12 Kodifikasi ini) ayat (4) dan ayat (5) kepada : 1. Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan c.q Bagian Data
Perbankan, Menara Radius Prawiro, Jl. M.H. Thamrin No.2, Jakarta 10350, bagi Bank Pelapor yang berkedudukan di wilayah Kerja Kantor Pusat Bank Indonesia; atau
2. Kantor Bank Indonesia setempat, bagi Bank Pelapor yang berkedudukan di luar wilayah sebagaimana dimaksud pada angka
(2) Bagi Bank Pelapor yang melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia, Laporan wajib disusun dan disampaikan oleh kantor pusat Bank Pelapor kepada Bank Indonesia, sesuai dengan kedudukan kantor pusat Bank Pelapor sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Bank Pelapor yang telah mampu menyusun Laporan secara terpusat atau sentralisasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 (Paragraf 7 Kodifikasi ini) ayat (1), dapat menyampaikan Laporan secara langsung kepada Bank
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
11
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
SE 11/2/DSM 2009 Romawi I No. 1 SE 12/7/DSM 2010 Romawi I No. 2
Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan terlebih dahulu menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter c.q. Tim Statistik Moneter, Keuangan, dan Fiskal.
(4) Laporan Bulanan Bank Umum, disampaikan kepada Bank Indonesia untuk memperoleh informasi mengenai kondisi keuangan dan kegiatan usaha Bank baik secara individual maupun secara konsolidasi dengan Perusahaan Anak, guna mendukung pengambilan kebijakan di bidang moneter, sistem pembayaran, dan pengawasan perbankan.
(5) Dalam hal Bank telah mampu menyusun dan mengirimkan Laporan per Kantor dari seluruh atau sebagian Kantor Cabangnya secara terpusat atau sentralisasi, Laporan dimaksud dapat disusun dan dikirim oleh kantor pusat Bank atau kantor Bank yang bertindak sebagai koordinator, dengan terlebih dahulu menyampaikan surat permohonan secara tertulis kepada Bank Indonesia, Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter c.q. Tim Statistik Moneter, Keuangan, dan Fiskal, Menara Sjafruddin Prawiranegara, Jl. M.H. Thamrin Nomor 2, Jakarta 10350.
BAB V Lain ‐ Lain
15 Pasal 15 10/40/PBI/2008
(1) Bank Pelapor yang mengalami keadaan memaksa (force majeure) selama satu periode penyampaian Laporan atau lebih, dikecualikan dari kewajiban menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 (Paragraf 2 Kodifikasi ini) ayat (1) dan/atau Pasal 6 (Paragraf 6 Kodifikasi ini).
Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (force majeure) adalah keadaan yang secara nyata‐nyata menyebabkan Bank Pelapor tidak dapat menyusun dan menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan, antara lain kebakaran, kerusuhan massa, terorisme, bom, perang, sabotase, serta bencana alam seperti gempa bumi dan banjir, yang dibenarkan oleh penguasa atau pejabat dari instansi terkait di daerah setempat.
(2) Bank Pelapor yang mengalami keadaan memaksa (force majeure) kurang
dari satu periode penyampaian Laporan dikecualikan dari kewajiban menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan dalam batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 (Paragraf 8 Kodifikasi ini) dan Pasal 9 (Paragraf 9 Kodifikasi ini) ayat (1).
(3) Bank Pelapor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) wajib menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 (Paragraf 2 Kodifikasi ini) ayat (1) dan/atau Pasal 6 (Paragraf 6 Kodifikasi ini) setelah Bank Pelapor kembali melakukan kegiatan operasional secara normal.
(4) Bank Pelapor yang mengalami keadaan memaksa (force majeure) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau ayat (2), wajib menyampaikan permohonan untuk memperoleh pengecualian secara tertulis kepada Bank Indonesia dengan alamat sebagaimana diatur dalam Pasal 14 (Paragraf 14 Kodifikasi ini) ayat (1) huruf b, dengan disertai penjelasan mengenai keadaan memaksa (force majeure) yang dialami. Kewajiban menyampaikan pemberitahuan secara tertulis mengenai keadaan memaksa (force majeure) tersebut, dapat dilakukan baik oleh Bank Pelapor, kantor pusat maupun oleh kantor lainnya yang ditunjuk.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
12
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan (5) Pengecualian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau ayat (2) berlaku
setelah Bank Pelapor memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia sebagaimana diatur pada ayat (4).
BAB VI Sanksi
16 Pasal 16 12/2/PBI/2010
(1) Bank Pelapor yang terlambat menyampaikan Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 (Paragraf 10 Kodifikasi ini) dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) per Laporan per hari kerja keterlambatan Contoh : Laporan per Kantor; Tanggal 5 Juni 2011 jatuh pada hari Minggu. Bank A menyampaikan Laporan per Kantor data bulan Mei 2011 pada hari Selasa tanggal 7 Juni 2011. Bank A dinyatakan terlambat menyampaikan Laporan per Kantor selama 2 hari kerja, yaitu Senin dan Selasa (tanggal 6 dan 7 Juni 2011), sehingga Bank A dikenakan sanksi sebesar 2 hari x Rp1.000.000,00 = Rp2.000.000,00 (dua juta rupiah). Tanggal 5 Maret 2011 jatuh pada hari Sabtu. Bank A menyampaikan Laporan per Kantor data bulan Februari 2011 pada hari Minggu tanggal 6 Maret 2011. Bank A dinyatakan terlambat menyampaikan Laporan per Kantor selama 1 hari, yaitu hari Minggu (tanggal 6 Maret 2011). Berhubung sanksi kewajiban membayar dikenakan per hari kerja, maka Bank A tidak dikenakan sanksi kewajiban membayar. Laporan Gabungan; Tanggal 10 September 2011 jatuh pada hari Sabtu. Bank A menyampaikan Laporan Gabungan data bulan Agustus 2011 pada hari Senin tanggal 12 September 2011. Bank A dinyatakan terlambat menyampaikan Laporan Gabungan selama 1 hari kerja yaitu Senin (12 September 2011), sehingga Bank A dikenakan sanksi keterlambatan penyampaian Laporan Gabungan sebesar 1 hari x Rp1.000.000,00 = Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).
(2) Bank Pelapor yang terlambat menyampaikan koreksi Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 (Paragraf 10 Kodifikasi ini) dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) per hari kerja keterlambatan. Contoh : Koreksi Laporan per Kantor; Tanggal 5 Februari 2011 jatuh pada hari Sabtu. Bank A menyampaikan koreksi Laporan per Kantor data bulan Januari 2011 pada hari Senin tanggal 7 Februari 2011. Bank A dinyatakan terlambat menyampaikan koreksi Laporan per Kantor selama 1 hari kerja, yaitu Senin (tanggal 7 Februari 2011), sehingga Bank A dikenakan sanksi sebesar 1 hari x Rp100.000,00 = Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah). Koreksi Laporan Gabungan; Tanggal 10 September 2011 jatuh pada hari Sabtu. Bank A menyampaikan koreksi Laporan Gabungan data bulan Agustus 2011 pada hari Selasa tanggal 13 September 2011. Bank A dinyatakan terlambat menyampaikan koreksi Laporan Gabungan selama 2 hari kerja, yaitu Senin dan Selasa (12
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
13
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan dan 13 September 2011), sehingga Bank A dikenakan sanksi keterlambatan penyampaian koreksi Laporan Gabungan sebesar 2 hari x Rp100.000,00 = Rp200.000,00 (dua ratus ribu rupiah).
(3) Bank Pelapor yang menyampaikan koreksi Laporan atas inisiatif Bank Pelapor setelah melampaui batas waktu keterlambatan penyampaian koreksi Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 (Paragraf 10 Kodifikasi ini), dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) per item kesalahan Laporan dan paling banyak seluruhnya sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah) per Laporan. Yang dimaksud dengan “per item kesalahan atau item yang seharusnya dilaporkan” adalah kesalahan per field data. Apabila dalam satu baris data terdapat kesalahan lebih dari satu field, kesalahan dihitung berdasarkan banyaknya field yang salah dalam baris yang bersangkutan.
Contoh : Pada Daftar Rincian Kredit Yang Diberikan, dalam satu baris terdapat kesalahan pada kolom Kualitas, Sektor Ekonomi dan Jumlah, maka dihitung sebagai 3 item kesalahan. Selanjutnya apabila terdapat 200 item kesalahan, maka perhitungan sanksi adalah 200 x Rp50.000,00 = Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah), namun Bank hanya dikenakan sanksi maksimum, yaitu Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah).
(4) Kesalahan Laporan atas dasar temuan Bank Indonesia setelah melampaui
batas waktu keterlambatan penyampaian koreksi Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 (Paragraf 10 Kodifikasi ini), dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) per item kesalahan Laporan dan paling banyak seluruhnya sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) per Laporan.
Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat ini tidak menghilangkan kewajiban Bank untuk menyampaikan koreksi Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 (Paragraf 6 Kodifikasi ini).
(5) Dalam hal Bank dikenakan sanksi kewajiban membayar karena dinyatakan telah menyampaikan koreksi Laporan atas dasar inisiatif Bank atau temuan Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) maka sanksi kewajiban membayar karena terlambat menyampaikan koreksi Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak diberlakukan.
(6) Bank Pelapor yang dinyatakan tidak menyampaikan Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 (Paragraf 11 Kodifikasi ini) dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) per Laporan.
Contoh : Laporan per Kantor; Tanggal 7 Agustus 2011 jatuh pada hari Minggu. Bank A menyampaikan Laporan per Kantor data bulan Juli 2011 pada hari Senin tanggal 8 Agustus 2011, sehingga Bank A dikenakan sanksi tidak menyampaikan Laporan per Kantor sebesar Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
14
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Laporan Gabungan; Tanggal 10 Juli 2011 jatuh pada hari Minggu. Bank A menyampaikan Laporan Gabungan data bulan Juni 2011 pada hari Senin tanggal 11 Juli 2011, sehingga Bank A dikenakan sanksi tidak menyampaikan Laporan Gabungan sebesar Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
(7) Dalam hal Bank dikenakan sanksi kewajiban membayar karena dinyatakan
tidak menyampaikan Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (6), maka sanksi kewajiban membayar karena terlambat menyampaikan Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak diberlakukan.
(8) Dalam hal Bank dikenakan sanksi kewajiban membayar karena menyampaikan koreksi Laporan per Kantor dan/atau koreksi Laporan Perusahaan Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan/atau ayat (4) yang berdampak pada koreksi Laporan Gabungan dan Laporan Konsolidasi maka koreksi Laporan Gabungan dan/atau Laporan Konsolidasi tersebut tidak dikenakan sanksi kewajiban membayar.
17 Pasal 17
10/40/PBI/2008 Bank Pelapor yang menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan secara offline pada periode penyampaian online tanpa memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 (Paragraf 12 Kodifikasi ini) ayat (2), dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) per penyampaian Laporan dan/atau koreksi Laporan.
18
Pasal 18 10/40/PBI/2008
Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 (Paragraf 16 Kodifikasi ini) ayat (3) dan ayat (4), dikecualikan untuk penyampaian koreksi Laporan atas dasar hasil audit tahunan oleh akuntan publik.
19 Pasal 19 10/40/PBI/2008 SE 11/2 DSM 2009 Romawi V
Pembebanan sanksi kewajiban membayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 (Paragraf 16 Kodifikasi ini) dan Pasal 17 (Paragraf 17 Kodifikasi ini) dilakukan dengan cara mendebet rekening giro Bank di Bank Indonesia. Dalam hal Bank Pelapor tidak memiliki rekening giro di Bank Indonesia setempat, maka pembebanan sanksi kewajiban membayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/40/PBI/2008 tentang Laporan Bulanan Bank Umum (Paragraf 19 Kodifikasi ini), dilakukan dengan cara mendebet rekening giro kantor pusat Bank di Bank Indonesia.
20 Pasal 20 10/40/PBI/2008
Bank Pelapor yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 (Paragraf 3 Kodifikasi ini) dan/atau Pasal 4 (Paragraf 4 Kodifikasi ini) dikenakan sanksi dalam rangka pembinaan dan pengawasan Bank.
21 Pasal 21 10/40/PBI/2008
Bank Pelapor yang telah dikenakan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 (Paragraf 16 Kodifikasi ini) dan Pasal 17 (Paragraf 17 Kodifikasi ini), dapat dikenakan sanksi dalam rangka pembinaan dan pengawasan Bank.
Penyampaian pertanyaan22 SE
11/2/DSM 2009 Romawi VI
(1) Pertanyaan yang berkaitan dengan teknis dan cara pelaporan, program data entry, serta materi Laporan disampaikan kepada Direktorat Statistik Ekonomi dan Moneter c.q. Tim Statistik Moneter, Keuangan, dan Fiskal, Menara Sjafruddin Prawiranegara, Jl. M.H. Thamrin Nomor 2, Jakarta 10350.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
15
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan (2) Pertanyaan yang berkaitan dengan materi Laporan disampaikan kepada
Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan atau Direktorat Pengawasan Bank terkait, Menara Radius Prawiro, Jl. M.H. Thamrin Nomor 2, Jakarta 10350.
(3) Pertanyaan yang berkaitan dengan aplikasi dan otomasi Laporan disampaikan kepada Help Desk Teknologi Informasi Bank Indonesia, Jl.M.H. Thamrin Nomor 2 Jakarta 10350, Telp. 021‐3818000 (Hunting), email address: [email protected]; atau
(4) Bagi Bank Pelapor yang berkedudukan di wilayah kerja Kantor Bank Indonesia, pertanyaan yang berkaitan dengan teknis dan cara pelaporan, program data entry, serta materi Laporan, disampaikan kepada Kantor Bank Indonesia setempat.
Laporan Kantor Pusat Bank Umum BAB I Ketentuan Umum
23 Pasal 1 14/12/PBI/2012 Angka 1 – 3 SE 14/31/DPNP 2012 Romawi I No.1 Pasal 1 14/12/PBI/2012 Angka 4 – 8
1. Bank adalah Bank Umum sebagaimana dimaksud dalam Undang‐Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang‐Undang Nomor 10 Tahun 1998, termasuk kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri dan Bank Umum Syariah sebagaimana dimaksud dalam Undang‐Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
2. Unit Usaha Syariah, yang selanjutnya disebut UUS, adalah UUS sebagaimana dimaksud dalam Undang‐Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah
3. Bank Pelapor adalah Kantor Bank yang meliputi kantor pusat Bank, kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri, dan UUS. Kantor pusat Bank yang berbadan hukum Indonesia meliputi : a. kantor pusat dari Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional; b. kantor pusat dari Bank yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah. 4. Laporan Kantor Pusat Bank Umum yang selanjutnya disebut Laporan, adalah
laporan yang disusun dan disampaikan oleh Bank Pelapor secara mingguan, bulanan, triwulanan, dan/atau tahunan kepada Bank Indonesia melalui sistem laporan kantor pusat bank umum.
5. Sistem Laporan Kantor Pusat Bank Umum, yang selanjutnya disebut Sistem LKPBU, adalah sistem penerimaan Laporan (capturing) yang berbasis web melalui jaringan ekstranet.
6. Penyampaian Laporan secara On‐line, yang selanjutnya disebut On‐line, adalah penyampaian data secara langsung melalui jaringan komunikasi data ke Bank Indonesia.
7. Penyampaian Laporan secara Off‐line, yang selanjutnya disebut Off‐line, adalah penyampaian rekaman data dalam media perekaman data elektronik kepada Bank Indonesia.
8. Hari Kerja adalah hari kerja Bank Indonesia yang mewilayahi Bank Pelapor.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
16
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan 24 Pasal 2
14/12/PBI/2012 Bank Pelapor wajib menyusun dan menyampaikan Laporan kepada Bank Indonesia secara tepat waktu, benar, dan lengkap.
25 Pasal 3
14/12/PBI/2012 (1) Bank Pelapor harus menunjuk Person In‐Charge (PIC) Laporan.
Yang dimaksud dengan “PIC Laporan” adalah petugas yang ditunjuk oleh Bank Pelapor untuk melakukan komunikasi dengan Bank Indonesia terkait dengan Laporan.
(2) PIC yang ditunjuk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilaporkan kepada Bank Indonesia secara On‐line. Penyampaian secara On‐line dilakukan melalui form Informasi Pokok Pelapor di dalam sistem LKPBU.
(3) Penunjukan PIC sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak mengurangi dan/atau menghilangkan tanggung jawab Direksi Bank atau pimpinan kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri atau Kepala UUS. Yang dimaksud dengan “tidak mengurangi dan/atau menghilangkan tanggung jawab” adalah bahwa tanggung jawab Laporan tetap melekat kepada Direksi Bank atau pimpinan kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri atau Kepala UUS.
(4) Dalam hal terjadi perubahan PIC, sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bank Pelapor harus melaporkan perubahan dimaksud secara On‐line. Penyampaian perubahan PIC secara On‐line dilakukan dengan cara menyesuaikan informasi melalui form Informasi Pokok Pelapor di dalam sistem LKPBU.
26 Pasal 4
14/12/PBI/2012
Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 (Paragraf 24 Kodifikasi ini) meliputi: a. proyeksi arus kas;
Yang dimaksud dengan “proyeksi arus kas” adalah proyeksi arus kas dalam rangka pengelolaan posisi likuiditas dan risiko likuiditas harian sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai penerapan manajemen risiko bagi bank umum.
b. kegiatan kustodian; Yang dimaksud dengan “kegiatan kustodian” adalah kegiatan penitipan surat berharga (efek) untuk kepentingan nasabah berdasarkan suatu kontrak.
c. Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN); Yang dimaksud dengan “SKBDN” adalah setiap janji tertulis berdasarkan permintaan tertulis dari pemohon (applicant) yang mengikat bank pembuka
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
17
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
(issuing bank) untuk: 1. melakukan pembayaran kepada penerima/ordernya atau mengaksep
dan membayar wesel yang ditarik oleh penerima; 2. memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran
kepada penerima atau ordernya, atau mengaksep dan membayar wesel yang ditarik oleh penerima; atau
3. memberi kuasa kepada bank lain untuk menegosiasi wesel yang ditarik oleh penerima,
atas penyerahan dokumen, sepanjang persyaratan dan kondisi SKBDN dipenuhi.
d. penyelenggaraan kegiatan Alat Pembayaran Dengan Menggunakan Kartu (APMK) dan uang elektronik, yang terdiri dari: 1. laporan penyelenggaraan kegiatan Alat Pembayaran dengan
Menggunakan Kartu (APMK) dan uang elektronik bulanan; 2. laporan penyelenggaraan kegiatan Alat Pembayaran dengan
Menggunakan Kartu (APMK) dan uang elektronik triwulanan; Yang dimaksud dengan “penyelenggaraan kegiatan APMK” adalah penyelenggaraan kegiatan APMK sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai penyelenggaraan kegiatan alat pembayaran dengan menggunakan kartu. Yang dimaksud dengan “uang elektronik” adalah uang elektronik sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai uang elektronik.
e. remittance Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri dan Tenaga Kerja
Asing (TKA) di Indonesia; Yang dimaksud dengan “remittance TKI di luar negeri” adalah penerimaan uang dari TKI di luar negeri melalui Bank Pelapor. Yang dimaksud dengan “remmittance TKA di Indonesia” adalah pengiriman uang TKA yang bekerja di Indonesia ke luar negeri melalui Bank Pelapor.
f. mutasi rekening pemerintah; Yang dimaksud dengan “mutasi rekening pemerintah” adalah mutasi yang terjadi pada rekening milik pemerintah pusat maupun daerah yang ada di Bank Pelapor. Bagi Bank Pelapor yang tidak menatausahakan rekening pemerintah, maka mutasi rekening pemerintah tersebut berasal dari rekening antara atau rekening sejenis yang digunakan sebagai rekening penampungan pajak.
g. aktivitas Bank sebagai agen penjual produk non Bank, yang terdiri dari: 1. bancassurance;
Yang dimaksud dengan “bancassurance” adalah bancassurance sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai penerapan manajemen risiko pada bank yang melakukan aktivitas kerjasama pemasaran dengan perusahaan asuransi.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
18
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
2. reksadana;
Yang dimaksud dengan “reksadana” adalah reksadana sebagaimana diatur dalam peraturan perundang‐undangan tentang pasar modal di Indonesia.
3. produk keuangan luar negeri; Yang dimaksud dengan “produk keuangan luar negeri” adalah produk keuangan luar negeri sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai prinsip kehati‐hatian dalam melaksanakan aktivitas keagenan produk keuangan luar negeri oleh bank umum.
h. transaksi perbankan melalui delivery channel e‐banking; Yang dimaksud dengan “e‐banking” adalah electronic banking sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai penerapan manajemen risiko dalam penggunaan teknologi informasi oleh bank umum.
i. structured products; Yang dimaksud dengan “structured products” adalah structured products sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai prinsip kehati‐hatian dalam melaksanakan kegiatan structured product bagi bank umum.
j. pejabat eksekutif; Yang dimaksud dengan “pejabat eksekutif” adalah pejabat eksekutif sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai bank umum dan ketentuan Bank Indonesia mengenai bank umum syariah.
k. jaringan kantor; Yang dimaksud dengan “jaringan kantor” adalah jaringan kantor Bank sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai bank umum dan ketentuan Bank Indonesia mengenai bank umum syariah.
l. laporan keuangan publikasi bank, yang terdiri dari: 1. laporan keuangan publikasi bulanan;
Yang dimaksud dengan “laporan keuangan publikasi bulanan” adalah laporan keuangan publikasi bulanan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai transparansi dan publikasi laporan bank.
2. laporan keuangan publikasi triwulanan; Yang dimaksud dengan “laporan keuangan publikasi triwulanan” adalah laporan keuangan publikasi triwulanan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai transparansi dan publikasi laporan bank.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
19
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan m. penanganan dan penyelesaian pengaduan nasabah;
Yang dimaksud dengan “pengaduan” adalah ungkapan ketidakpuasan nasabah yang disebabkan oleh adanya potensi kerugian finansial pada nasabah yang diduga karena kesalahan atau kelalaian Bank.
n. tenaga kerja perbankan.
Yang dimaksud dengan “tenaga kerja” adalah tenaga kerja sebagaimana dimaksud dalam undang‐undang mengenai ketenagakerjaan.
BAB II Penyusunan Laporan dan Penanggung Jawab Laporan 27 Pasal 5
14/12/PBI/2012 Penyusunan Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 (Paragraf 24 Kodifikasi ini) dilakukan secara: a. mingguan; b. bulanan; c. triwulanan; d. tahunan.
28 Pasal 6 14/12/PBI/2012
Laporan yang disusun secara mingguan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 (Paragraf 27 Kodifikasi ini) huruf a adalah laporan proyeksi arus kas.
29 Pasal 7 14/12/PBI/2012
Laporan yang disusun secara bulanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 (Paragraf 27 Kodifikasi ini) huruf b terdiri dari laporan: a. kegiatan kustodian; b. Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN); c. penyelenggaraan kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu
(APMK) dan uang elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 (Paragraf 26 Kodifikasi ini) huruf d angka 1;
d. remittance Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri dan Tenaga Kerja Asing (TKA) di Indonesia;
e. mutasi rekening pemerintah; f. aktivitas Bank sebagai agen penjual produk non Bank berupa produk
keuangan luar negeri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 (Paragraf 26 Kodifikasi ini) huruf g angka 3;
g. transaksi perbankan melalui delivery channel e‐banking; h. structured products berupa data:
1) outstanding transaksi structured products; 2) transaksi structured products yang bermasalah;
i. pejabat eksekutif; j. jaringan kantor; dan k. laporan keuangan publikasi bank sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
(Paragraf 26 Kodifikasi ini) huruf l angka 1.
30 Pasal 8 14/12/PBI/2012
Laporan yang disusun secara triwulanan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 27 huruf c terdiri dari laporan: a. penyelenggaraan kegiatan Alat Pembayaran dengan Menggunakan Kartu
(APMK) dan uang elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 (Paragraf 26 Kodifikasi ini) huruf d angka 2;
b. aktivitas Bank sebagai agen penjual produk non Bank sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 (Paragraf 26 Kodifikasi ini) huruf g angka 1 dan angka 2;
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
20
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan c. laporan keuangan publikasi bank sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
(Paragraf 26 Kodifikasi ini) huruf l angka 2; dan d. penanganan dan penyelesaian pengaduan nasabah.
31 Pasal 9 14/12/PBI/2012
Laporan yang disusun secara tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 (Paragraf 27 Kodifikasi ini) huruf d adalah laporan tenaga kerja perbankan.
BAB III Penyampaian Laporan dan Koreksi Laporan 32 Pasal 10
14/12/PBI/2012 SE 14/31/DPNP 2012 Romawi III.A No. 1
Bank Pelapor wajib menyampaikan Laporan yang disusun secara mingguan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 (Paragraf 28 Kodifikasi ini) pada hari Jumat setiap minggunya. Contoh: Laporan proyeksi arus kas periode tanggal 8‐12 Oktober 2012 disampaikan pada hari Jumat tanggal 5 Oktober 2012. Laporan yang disusun secara mingguan berupa laporan proyeksi arus kas menggunakan Form 707, sebagaimana yang tercantum pada Lampiran 1 dan 2 Surat Edaran ini (Lampiran 2 dan 3 Kodifikasi ini).
33 Pasal 11 14/12/PBI/2012
Bank Pelapor wajib menyampaikan: a. Laporan yang disusun secara bulanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
7 (Paragraf 29 Kodifikasi ini) huruf a, huruf b, huruf d, huruf e, huruf g, huruf h, huruf i, dan huruf j paling lambat 5 (lima) Hari Kerja pada awal bulan Laporan berikutnya. Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 (Paragraf 29 Kodifikasi ini) huruf a, huruf g, huruf h, huruf i, dan huruf j merupakan data posisi akhir bulan sebelumnya. Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 (Paragraf 29 Kodifikasi ini) huruf b dan huruf d, merupakan akumulasi data bulan sebelumnya. Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 (Paragraf 29 Kodifikasi ini) huruf e merupakan data mutasi harian bulan sebelumnya. Contoh : Laporan bulan September 2012 disampaikan paling lambat tanggal 5 Oktober 2012.
b. Laporan yang disusun secara bulanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 (Paragraf 29 Kodifikasi ini) huruf c dan huruf f paling lambat tanggal 15 pada bulan Laporan berikutnya.
Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 (Paragraf 29 Kodifikasi ini) huruf c dan huruf f, merupakan data posisi akhir bulan sebelumnya. Contoh: Laporan bulan September 2012 disampaikan paling lambat tanggal 15 Oktober 2012.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
21
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan SE 14/31/DPNP 2012 Romawi III.A No. 2
c. Laporan yang disusun secara bulanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 (Paragraf 29 Kodifikasi ini) huruf k paling lambat 5 (lima) Hari Kerja pada awal 2 (dua) bulan Laporan berikutnya.
Contoh: Laporan keuangan publikasi bank bulanan posisi akhir bulan September 2012 disampaikan paling lambat tanggal 7 November 2012.
Laporan yang disusun secara bulanan menggunakan format sebagai berikut: a. kegiatan kustodian menggunakan Form 101; b. Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN):
1) transaksi SKBDN menggunakan Form 201; 2) pembelian wesel SKBDN menggunakan Form 202; 3) penjualan wesel SKBDN menggunakan Form 203;
c. penyelenggaraan kegiatan APMK dan uang elektronik bulanan: 1) penerbit kartu kredit menggunakan Form 301; 2) penerbit selain kartu kredit menggunakan Form 302; 3) acquirer menggunakan Form 303; 4) infrastruktur menggunakan Form 304; 5) fraud APMK dan uang elektronik menggunakan Form 306;
d. remittance: 1) remittance dari TKI di luar negeri menggunakan Form 401; 2) remittance dari TKA di Indonesia menggunakan Form 402;
e. mutasi rekening pemerintah menggunakan Form 501; f. aktivitas keagenan produk keuangan luar negeri menggunakan Form 703; g. transaksi perbankan melalui delivery channel e‐banking menggunakan Form 704;
h. structured product berupa data: 1) outstanding transaksi structured product menggunakan Form 705; 2) transaksi structured product yang bermasalah menggunakan Form 706;
i. pejabat eksekutif: 1) pengangkatan, pergantian, dan pemberhentian pejabat eksekutif
menggunakan Form 801; 2) riwayat perkerjaan individual pejabat eksekutif menggunakan Form
802; j. jaringan kantor menggunakan Form 807; k. laporan keuangan publikasi bulanan menggunakan Form 901.
sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1 dan 2 (Lampiran 2 dan 3 Kodifikasi ini).
34 Pasal 12 14/12/PBI/2012
Bank Pelapor wajib menyampaikan: a. Laporan yang disusun secara triwulanan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8 (Paragraf 30 Kodifikasi ini) huruf d paling lambat 5 (lima) Hari Kerja pada awal bulan Januari, April, Juli, dan Oktober.
Contoh: Laporan triwulan III tahun 2012 disampaikan paling lambat tanggal 5 Oktober 2012. Data yang dilaporkan merupakan akumulasi data dari tanggal 1 Juli 2012 sampai dengan tanggal 30 September 2012.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
22
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan SE 14/31/DPNP 2012 Romawi III.A No. 3
b. Laporan yang disusun secara triwulanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 (Paragraf 30 Kodifikasi ini) huruf a dan huruf b paling lambat tanggal 15 pada bulan Januari, April, Juli, dan Oktober.
Laporan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 30 huruf a merupakan data posisi akhir triwulan sebelumnya. Laporan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 30 huruf b merupakan data posisi setiap akhir bulan pada triwulan sebelumnya. Contoh: Laporan triwulan III tahun 2012 disampaikan paling lambat tanggal 15 Oktober 2012.
c. Laporan yang disusun secara triwulanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 (Paragraf 30 Kodifikasi ini) huruf c untuk posisi akhir bulan Maret, Juni, September, dan Desember masing‐masing paling lambat tanggal 15 pada bulan Mei, Agustus, November, dan April.
Contoh: a. Laporan keuangan publikasi bank triwulanan posisi bulan September
2012 disampaikan paling lambat tanggal 15 November 2012. b. Laporan keuangan publikasi bank triwulanan posisi bulan Desember
2012 disampaikan paling lambat tanggal 15 April 2013. Laporan yang disusun secara triwulanan menggunakan format sebagai berikut: a. penyelenggaraan kegiatan APMK dan uang elektronik triwulanan berupa
penyelenggara kliring dan/atau penyelesaian akhir (settlement) menggunakan Form 305;
b. aktivitas Bank sebagai agen penjual produk non Bank berupa data: 1) bancassurance menggunakan Form 701; 2) reksadana menggunakan Form 702;
c. laporan keuangan publikasi triwulanan menggunakan Form 902; d. penanganan dan penyelesaian pengaduan nasabah:
1) jenis produk dan permasalahan yang diadukan menggunakan Form 601;
2) pengaduan yang diselesaikan dalam masa laporan menggunakan Form 602;
3) penyebab pengaduan menggunakan Form 603; 4) publikasi negatif menggunakan Form 604; 5) penyelesaian sengketa menggunakan Form 605.
sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1 dan 2 (Lampiran 2 dan 3 Kodifikasi ini).
35 Pasal 13 14/12/PBI/2012
Bank Pelapor wajib menyampaikan Laporan yang disusun secara tahunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 (Paragraf 31 Kodifikasi ini) paling lambat tanggal 15 Februari tahun berikutnya. Laporan tenaga kerja untuk posisi akhir tahun 2012 disampaikan paling lambat tanggal 15 Februari 2013.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
23
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan SE 14/31/DPNP 2012 Romawi III.A No. 4
Laporan yang disusun secara tahunan berupa data tenaga kerja perbankan meliputi: a. struktur tenaga kerja menurut jenjang informasi pendidikan, status tenaga
kerja, jenis kelamin, usia, pendidikan, dan jabatan menggunakan Form 803;b. perkembangan jumlah tenaga kerja pensiun, pensiun dini, dan tenaga kerja
yang diberhentikan menggunakan Form 804; c. prediksi jumlah kebutuhan pegawai berdasarkan jenis pekerjaan dan
kualifikasi menggunakan Form 805; d. jumlah dan pelatihan karyawan menggunakan Form 806.
sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1 dan 2 (Lampiran 2 dan 3 Kodifikasi ini).
36 Pasal 14 14/12/PBI/2012
(1) Bank Pelapor yang tidak memiliki data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 (Paragraf 26 Kodifikasi ini) tetap wajib menyampaikan form header paling lambat sesuai batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12, dan Pasal 13 (Paragraf 32, Paragraf 33, Paragraf 34, dan Paragraf 35 Kodifikasi ini). Yang dimaksud dengan “tidak memiliki data” adalah kondisi dimana Bank Pelapor yang berdasarkan statusnya memungkinkan melakukan kegiatan ‐ kegiatan yang wajib dilaporkan melalui sistem LKPBU, namun sampai dengan akhir bulan laporan tidak ada data yang dilaporkan. Yang dimaksud dengan “form header” adalah formulir LKPBU yang memuat paling sedikit informasi tentang sandi bank, tanggal laporan, nomor form, dan jumlah record isi.
(2) Bank Pelapor yang tidak menyelenggarakan:
a. kegiatan kustodian; b. kegiatan APMK dan uang elektronik; c. aktivitas bancassurance; d. aktivitas sebagai agen penjual efek reksadana; e. aktivitas keagenan produk keuangan luar negeri; f. transaksi perbankan melalui delivery channel e‐ banking; dan/atau g. kegiatan structured product, tidak wajib menyampaikan form header untuk kegiatan dan aktivitas pada huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, huruf f, dan/atau huruf g di atas.
37 Pasal 15 14/12/PBI/2012
Bank Pelapor dinyatakan telah menyampaikan Laporan yang dibuktikan dengan tanda terima dari Sistem LKPBU. Yang dimaksud dengan “tanda terima dari Sistem LKPBU” adalah tampilan atau hasil cetakan komputer yang menyatakan bahwa Laporan telah diterima oleh Bank Indonesia.
38 Pasal 16 14/12/PBI/2012
(1) Dalam hal ditemukan kesalahan data pada Laporan yang telah disampaikan kepada Bank Indonesia, Bank Pelapor wajib melakukan koreksi atas kesalahan tersebut.
Koreksi Laporan dapat diakibatkan oleh data tidak lengkap dan/atau tidak benar baik yang ditemukan oleh Bank Pelapor maupun Bank Indonesia.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
24
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan (2) Bank Pelapor wajib menyampaikan koreksi Laporan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) paling lambat sesuai batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12, dan Pasal 13 (Paragraf 32, Paragraf 33, Paragraf 34, dan Paragraf 35 Kodifikasi ini).
(3) Bank Pelapor dinyatakan telah menyampaikan koreksi Laporan yang dibuktikan dengan tanda terima dari Sistem LKPBU. Yang dimaksud dengan “tanda terima dari Sistem LKPBU” adalah tampilan atau hasil cetakan komputer yang menyatakan bahwa koreksi Laporan telah diterima oleh Bank Indonesia.
39 Pasal 17
14/12/PBI/2012 SE 14/31/DPNP 2012 Romawi IV.B
(1) Dalam hal tanggal akhir penyampaian Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf b, Pasal 12 huruf b, Pasal 12 huruf c, dan Pasal 13 (Paragraf 33 huruf b, Paragraf 34 huruf b, Paragraf 34 huruf c, dan Paragraf 35 Kodifikasi ini) jatuh pada hari Sabtu, Minggu, atau hari libur maka Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan disampaikan pada Hari Kerja berikutnya. Yang dimaksud dengan “hari libur” adalah hari libur umum mengikuti keputusan Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah setempat. Contoh: Laporan penyelenggaraan kegiatan APMK dan uang elektronik bulanan untuk bulan November 2012 yang seharusnya disampaikan paling lambat tanggal 15 Desember 2012 menjadi disampaikan paling lambat hari Senin tanggal 17 Desember 2012, mengingat tanggal 15 Desember 2012 jatuh pada hari Sabtu.
(2) Dalam hal tanggal penyampaian Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 (Paragraf 32 Kodifikasi ini) jatuh pada hari libur, maka Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan disampaikan pada Hari Kerja sebelumnya. Contoh: Laporan mingguan proyeksi arus kas yang seharusnya disampaikan pada hari Jumat tanggal 26 Oktober 2012 menjadi disampaikan pada hari Kamis tanggal 25 Oktober 2012, mengingat tanggal 26 Oktober 2012 merupakan hari libur.
(3) Tata Cara Penyampaian Laporan, Form Header , dan/atau Koreksi Laporan : 1. Sebelum menyampaikan Laporan, Bank Pelapor melakukan
validasi teknis sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan dalam Juknis sebagaimana dimaksud dalam Lampiran 2 (Lampiran 3 Kodifikasi ini).
2. Bank Pelapor wajib menyampaikan form sesuai dengan jenis Laporan sebagaimana dimaksud dalam butir III. A (Paragraf 32, 33, 34, dan 35 Kodifikasi ini).
3. Dalam hal Bank Pelapor tidak memiliki data Laporan sebagaimana dimaksud dalam butir III. A (Paragraf 32, 33, 34, dan 35 Kodifikasi ini) yang wajib disampaikan selama periode Laporan, Bank Pelapor tetap wajib menyampaikan Laporan dengan cara menyampaikan form header.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
25
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan 4. Kewajiban menyampaikan form header sebagaimana dimaksud diatas
tidak berlaku bagi Bank Pelapor yang tidak menyelenggarakan kegiatan kustodian, kegiatan APMK dan uang elektronik, aktivitas bancassurance, aktivitas sebagai agen penjual efek reksadana, aktivitas keagenan produk keuangan luar negeri , transaksi perbankan melalui delivery channel e‐banking dan kegiatan structured product.
5. Dalam hal Bank Pelapor melakukan merger atau konsolidasi dengan Bank Pelapor lain namun secara operasional belum efektif berlaku, masing‐masing Bank Pelapor peserta merger atau konsolidasi tetap wajib menyampaikan Laporan sebelum dilakukan merger atau konsolidasi secara operasional. Contoh: Apabila pada tanggal 22 Juli 2013 Bank Pelapor X secara operasional telah melakukan merger atau konsolidasi dengan Bank Pelapor Y, maka masing‐masing Bank Pelapor wajib menyampaikan Laporan bulan Juni 2013. Sementara itu, Laporan bulan Juli 2013 merupakan Laporan konsolidasi atau gabungan yang dilaporkan oleh Bank Pelapor hasil merger atau konsolidasi. Contoh: Apabila pada tanggal 22 Juli 2013 Bank Pelapor X secara operasional telah melakukan merger atau konsolidasi dengan Bank Pelapor Y, maka Laporan triwulan III tahun 2013 merupakan Laporan konsolidasi atau gabungan yang dilaporkan oleh Bank Pelapor hasil merger atau konsolidasi.
40 Pasal 18 14/12/PBI/2012
(1) Bank Pelapor dinyatakan terlambat menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan apabila Bank Indonesia menerima Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan melampaui batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12, dan Pasal 13 (Paragraf 32, Paragraf 33, Paragraf 34, dan Paragraf 35 Kodifikasi ini).
(2) Bank Pelapor yang dinyatakan terlambat menyampaikan Laporan, form header dan/atau koreksi Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tetap wajib menyampaikan Laporan, form header dan/atau koreksi Laporan yang belum disampaikan.
BAB IV Prosedur Penyampaian Laporan Dan Koreksi Laporan
41 Pasal 19 14/12/PBI/2012
(1) Bank Pelapor harus menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan melalui Sistem LKPBU secara On‐line.
(2) Sistem LKPBU secara On‐line sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk penyampaian Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan sampai dengan akhir bulan periode penyampaian Laporan. Contoh laporan bulanan: Bank Pelapor menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan kegiatan kustodian bulan September 2012 secara On‐line dari awal sampai dengan akhir bulan Oktober 2012. Contoh laporan triwulanan: Bank Pelapor menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan triwulan III tahun 2012 secara On‐line dari awal sampai dengan akhir bulan Oktober 2012.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
26
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
Contoh laporan tahunan: Bank Pelapor menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan yang disusun secara tahunan untuk data tahun 2012 secara On‐line dari awal bulan Januari sampai dengan akhir bulan Februari 2013.
(3) Khusus untuk Laporan proyeksi arus kas sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 26 huruf a, Sistem LKPBU secara On‐line sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan untuk penyampaian Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan sampai dengan 2 (dua) Hari Kerja setelah hari Jumat.
Contoh: Bank Pelapor menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan proyeksi arus kas untuk periode tanggal 8 – 12 Oktober 2012 secara On‐line pada hari Jumat tanggal 5 Oktober 2012 sampai dengan tanggal 9 Oktober 2012.
(4) Dalam hal penyampaian Laporan, form header dan/atau koreksi Laporan melampaui batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3), penyampaian Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan dilakukan secara Off‐line.
42 Pasal 20 14/12/PBI/2012 Ayat (1) SE 14/31/DPNP 2012 Romawi IV.D No. 2a Pasal 20 14/12/PBI/2012 Ayat (2) SE 14/31/DPNP 2012 Romawi IV.D No. 2b – c
(1) Dalam hal Bank Pelapor atau Bank Indonesia mengalami gangguan teknis pada batas waktu penyampaian Laporan, form header, atau koreksi Laporan, Bank Pelapor harus menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan secara Off‐line. Yang dimaksud dengan “gangguan teknis di Bank Pelapor” antara lain gangguan pada sistem di internal Bank Pelapor yang menyebabkan Bank Pelapor tidak dapat menyampaikan Laporan, form header, atau koreksi Laporan secara On‐line kepada Bank Indonesia. Dalam hal Bank Pelapor mengalami gangguan teknis pada batas waktu penyampaian Laporan, Bank Pelapor wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis mengenai gangguan teknis yang dialami pada hari terjadinya gangguan teknis.
(2) Dalam hal Bank Pelapor mengalami gangguan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bank Pelapor wajib segera menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Bank Indonesia yang ditandatangani oleh Pejabat yang berwenang pada hari yang sama setelah terjadinya gangguan teknis. Pemberitahuan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada angka 2.a ditandatangani oleh pejabat Bank Pelapor berwenang dan disampaikan kepada: 1) Departemen Pengelolaan Sistem Informasi, Jl. M.H. Thamrin
No. 2 Jakarta 10350, bagi Bank Pelapor yang berkedudukan di wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia; atau
2) Departemen Pengelolaan Sistem Informasi, Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350 dengan t em b u s a n k e p a d a K a n t o r
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
27
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Pasal 20 14/12/PBI/2012 Ayat (3) – (4) SE 14/31/DPNP 2012 Romawi IV.D No. 2e – f
P e r w a k i l a n Bank Indonesia setempat, bagi Bank Pelapor yang berkedudukan di luar wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia.
Bank Pelapor yang tidak dapat menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan secara On‐line karena gangguan teknis sebagaimana dimaksud pada huruf a wajib menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan secara Off‐line kepada Bank Indonesia dengan alamat: 1) Departemen Pengelolaan Sistem Informasi, Jl . M.H.
Thamrin No. 2 Jakarta 10350 bagi Bank Pelapor yang berkedudukan di wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia paling lambat pukul 10:00 WIB pada Hari Kerja berikutnya; atau
2) Kantor Perwaki lan Bank Indonesia yang mewilayahi Bank Pelapor yang berkedudukan di luar wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia paling lambat pukul 10:00 waktu setempat pada Hari Kerja berikutnya. Contoh: Pada tanggal 5 November 2012 Bank Pelapor X mengalami gangguan teknis sehingga tidak dapat menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan secara On‐line, maka Bank Pelapor X wajib menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan secara Off‐line paling lambat tanggal 6 November 2012 pukul 10:00 waktu setempat.
(3) Dalam hal Bank Indonesia mengalami gangguan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bank Indonesia memberitahukan kepada Bank Pelapor terjadinya gangguan tersebut secara tertulis dan/atau dengan menggunakan sarana lain. Yang dimaksud dengan “gangguan teknis di Bank Indonesia” antara lain karena gangguan pada jaringan telekomunikasi dan/atau penyebab lainnya sehingga menyebabkan Bank Indonesia tidak dapat menerima penyampaian Laporan, form header, atau koreksi Laporan secara On‐line dari Bank Pelapor Yang dimaksud dengan “sarana lain” antara lain e‐mail, telepon, faksimili.
(4) Dalam hal gangguan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terjadi pada batas waktu penyampaian Laporan, form header atau koreksi Laporan, Bank Pelapor harus menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan paling lambat Hari Kerja berikutnya secara Off‐line.
Dalam hal gangguan teknis terjadi pada batas waktu penyampaian Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan sebagaimana dimaksud dalam butir IV.A.1.a, butir I.A.1.b, butir IV.A.2.a, butir IV.A.2.b, butir IV.A.2.c, butir IV.A.2.d, butir IV.A.3.a, butir IV.A.3.b, butir IV.A.3.c, butir IV.A.3.d, dan butir IV.A.4 (Paragraf 32, 33, 34, 35, dan 39 Kodifikasi ini), Bank Pelapor wajib menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan pada Hari Kerja berikutnya secara Off‐line.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
28
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Pasal 20 14/12/PBI/2012 Ayat (5)
Bank Pelapor yang tidak dapat menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan karena keadaan memaksa ‐force majeure) wajib segera memberitahukan secara tertulis disertai penjelasan mengenai penyebab terjadinya keadaan memaksa (force majeure) yang ditandatangani oleh pejabat Bank Pelapor yang berwenang kepada Bank Indonesia dengan alamat: 1) Departemen Pengelolaan Sistem Informasi, Jl. M.H. Thamrin No. 2
Jakarta 10350, bagi Bank Pelapor yang berkedudukan di wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia; atau
2) Departemen Pengelolaan Sistem Informasi, Jl. M.H.Thamrin No. 2 Jakarta 10350 dengan t em b u s a n k e p a d a K a n t o r P e r w a k i l a n Bank Indonesia setempat, bagi Bank Pelapor yang berkedudukan di luar wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyampaian Laporan atau
koreksi Laporan secara Off‐line sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia.
43
Pasal 21 14/12/PBI/2012 SE 14/31/DPNP 2012 Romawi V
(1) Penyampaian Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 (Paragraf 41 Kodifikasi ini) ayat (1) dan Pasal 20 (Paragraf 42 Kodifikasi ini) ayat (1), tidak berlaku bagi Bank Pelapor yang mengalami keadaan memaksa (force majeure). Yang dimaksud dengan “keadaan memaksa (force majeure)” adalah keadaan yang secara nyata‐nyata menyebabkan Bank Pelapor tidak dapat menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan, antara lain yang diakibatkan karena kebakaran, kerusuhan massa, perang, sabotase, serta bencana alam seperti gempa bumi dan banjir, yang dibenarkan oleh penguasa atau pejabat dari instansi terkait di daerah setempat.
(2) Bank Pelapor yang tidak menyampaikan Laporan, form header, dan/atau
koreksi Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib segera memberitahukan secara tertulis kepada Bank Indonesia disertai penjelasan mengenai penyebab terjadinya keadaan memaksa (force majeure) yang ditandatangani oleh Pejabat Bank Pelapor yang berwenang.
(3) Bank Pelapor menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) setelah keadaan memaksa (force majeure) dapat diatasi. Yang dimaksud dengan “keadaan memaksa (force majeure) dapat diatasi” adalah keadaan dimana Bank Pelapor secara normal telah dapat melaksanakan kegiatan operasional sehingga dapat menyusun dan menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan kepada Bank Indonesia.
(4) Bank Pelapor dapat menyampaikan pertanyaan yang berkaitan dengan sistem, materi, dan/atau ketentuan Laporan kepada Bank Indonesia sebagai berikut: 1. Departemen Statistik Ekonomi dan Moneter, Grup Neraca
Pembayaran mengenai materi Form 101, Form 401, dan Form 402.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
29
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan 2. Departemen Internasional, Grup Kerjasama dan Studi Multilateral
mengenai materi Form 201, Form 202, dan Form 203. 3 . Depa r temen Akun t i ng dan S i s tem Pembaya ran , Divisi
Perizinan dan Informasi Sistem Pembayaran dan Divisi Pengawasan Sistem Pembayaran mengenai materi Form 301, Form 302, Form 303, Form 304, Form 305, dan Form 306.
4. Departemen Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter, Grup Kebijakan Moneter mengenai materi Form 501.
5. Departemen Investigasi dan Mediasi Perbankan, Divisi Mediasi Perbankan mengenai materi Form 601, Form 602, Form 603, Form 604, dan Form 605.
6. Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan mengenai materi Form 701, Form 702, Form 703, Form 704, Form 705, Form 706, dan Form 707.
7. Departemen Perizinan dan Informasi Perbankan mengenai materi Form 801, Form 802, Form 803, Form 804, Form 805, Form 806, Form 807, Form 901, dan Form 902.
8. Departemen Pengelolaan Sistem Informasi, mengenai hal‐hal yang berkaitan dengan aplikasi dan otomasi sistem pen y ampa i a n L a po r a n dan a k s e s S i s t em L KPBU di Bank Indonesia.
Pertanyan‐pertanyaan yang terkait dengan hal‐hal tersebut di atas disampaikan melalui Helpdesk Bank Indonesia dengan nomor telepon (021) 381‐8000.
BAB V Sanksi
44 Pasal 22 14/12/PBI/2012
(1) Bank Pelapor yang terlambat menyampaikan Laporan atau form header setelah batas waktu penyampaian Laporan atau form header sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dan Pasal 11 (Paragraf 32 dan Paragraf 33 Kodifikasi ini) dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp. 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) untuk setiap form per Hari Kerja keterlambatan dan paling banyak sebesar Rp. 7.500.000,00 (tujuh juta lima ratus ribu rupiah) untuk setiap form. Contoh: Bank Pelapor menyampaikan laporan proyeksi arus kas periode tanggal 8‐12 Oktober 2012 yang seharusnya diterima oleh Bank Indonesia pada hari Jumat tanggal 5 Oktober 2012, namun diterima pada hari Selasa tanggal 9 Oktober 2012. Atas keterlambatan tersebut, Bank Pelapor dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp500.000,00 x 1 form x 2 Hari Kerja atau sebesar Rp1.000.000,00. Bank Pelapor menyampaikan laporan bulanan kegiatan kustodian untuk bulan September 2012 yang seharusnya diterima oleh Bank Indonesia pada hari Jumat tanggal 5 Oktober 2012, namun diterima pada hari Selasa tanggal 9 Oktober 2012. Atas keterlambatan tersebut, Bank Pelapor dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp500.000,00 x 1 form x 2 Hari Kerja atau sebesar Rp1.000.000,00. Bank Pelapor menyampaikan laporan bulanan produk keuangan luar negeri untuk bulan September 2012 yang seharusnya diterima oleh Bank Indonesia pada hari Senin tanggal 15 Oktober 2012, namun diterima pada hari Rabu tanggal 17 Oktober 2012. Atas keterlambatan tersebut, Bank Pelapor
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
30
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp500.000,00 x 1 form x 2 Hari Kerja atau sebesar Rp1.000.000,00.
Bank Pelapor menyampaikan laporan bulanan SKBDN untuk form transaksi SKBDN bulan September 2012 yang seharusnya diterima oleh Bank Indonesia pada hari Jumat tanggal 5 Oktober 2012, namun diterima pada hari Senin tanggal 12 November 2012. Atas keterlambatan tersebut, Bank Pelapor seharusnya dikenakan sanksi sebesar Rp500.000,00 x 1 form x 25 Hari Kerja atau sebesar Rp12.500.000,00, namun Bank Pelapor hanya dikenakan sanksi maksimal kewajiban membayar sebesar Rp7.500.000,00. Bank Pelapor menyampaikan laporan keuangan publikasi bulanan untuk bulan Oktober 2012 yang seharusnya diterima oleh Bank Indonesia pada hari Jumat tanggal 7 Desember 2012, namun diterima pada hari Selasa tanggal 11 Desember 2012. Atas keterlambatan tersebut, Bank Pelapor dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp. 500.000,00 x 1 form x 2 Hari Kerja atau sebesar Rp. 1.000.000,00.
(2) Bank Pelapor yang terlambat menyampaikan Laporan atau form header setelah batas waktu penyampaian Laporan atau form header sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 34 dan Paragraf 35 dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp. 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) untuk setiap form per Hari Kerja keterlambatan dan paling banyak sebesar Rp. 15.000.000,00 (lima belas juta rupiah) untuk setiap form. Contoh: Bank Pelapor menyampaikan form Jenis Produk dan Permasalahan yang Diadukan, Pengaduan yang Diselesaikan Dalam Masa Laporan, dan Penyebab Pengaduan untuk laporan penanganan dan penyelesaian pengaduan nasabah triwulan III‐2012 yang seharusnya diterima oleh Bank Indonesia pada hari Jumat tanggal 5 Oktober 2012, namun diterima pada hari Selasa tanggal 9 Oktober 2012. Atas keterlambatan tersebut, Bank Pelapor dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp. 500.000,00 x 3 form x 2 Hari Kerja atau sebesar Rp. 3.000.000,00. Bank Pelapor menyampaikan form Penyelenggara Kliring dan/atau Penyelesaian Akhir (settlement) untuk laporan APMK dan uang elektronik triwulan III‐2012 yang seharusnya diterima oleh Bank Indonesia pada hari Senin tanggal 15 Oktober 2012, namun diterima pada hari Rabu tanggal 17 Oktober 2012. Atas keterlambatan tersebut, Bank Pelapor dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp. 500.000,00 x 1 form x 2 Hari Kerja atau sebesar Rp. 1.000.000,00.
Bank Pelapor menyampaikan laporan keuangan publikasi triwulanan untuk triwulan III‐2012 yang seharusnya diterima oleh Bank Indonesia pada hari Jumat tanggal 16 November 2012 (karena hari Kamis tanggal 15 November 2012 merupakan hari libur), namun diterima pada hari Selasa tanggal 20 November 2012. Atas keterlambatan tersebut, Bank Pelapor dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp500.000,00 x 1 form x 2 Hari Kerja atau sebesar Rp1.000.000,00.
Bank Pelapor menyampaikan form Jenis Produk dan Permasalahan yang Diadukan, Pengaduan yang Diselesaikan Dalam Masa Laporan, dan
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
31
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Penyebab Pengaduan untuk laporan penanganan dan penyelesaian pengaduan nasabah triwulan III‐2012 yang seharusnya diterima oleh Bank Indonesia pada hari Jumat tanggal 5 Oktober 2012, namun diterima pada hari Selasa tanggal 4 Desember 2012. Atas keterlambatan tersebut, Bank Pelapor secara perhitungan dikenakan sanksi sebesar Rp500.000,00 x 3 form x 40 Hari Kerja atau sebesar Rp60.000.000,00, namun Bank Pelapor hanya dikenakan sanksi maksimal kewajiban membayar sebesar Rp15.000.000,00 x 3 form atau sebesar Rp45.000.000,00.
Bank Pelapor menyampaikan form Laporan Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Pensiun, Pensiun Dini, dan Tenaga Kerja Diberhentikan untuk laporan tenaga kerja perbankan tahun 2012, yang seharusnya diterima oleh Bank Indonesia pada hari Jumat tanggal 15 Februari 2013, namun diterima pada hari Selasa tanggal 19 Februari 2012. Atas keterlambatan tersebut, Bank Pelapor dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp. 500.000,00 x 1 form x 2 Hari Kerja atau sebesar Rp. 1.000.000,00.
45 Pasal 23
14/12/PBI/2012 Bank Pelapor yang terlambat menyampaikan koreksi Laporan setelah batas waktu penyampaian koreksi Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 (Paragraf 38 Kodifikasi ini) ayat (2) namun masih dalam periode On‐line sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 (Paragraf 41 Kodifikasi ini) dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) untuk setiap form per Hari Kerja keterlambatan dan paling banyak sebesar Rp750.000,00 (tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) untuk setiap form. Koreksi Laporan disampaikan oleh Bank Pelapor karena Bank Pelapor tidak menyampaikan laporan secara lengkap dan benar. Contoh: Bank Pelapor menyampaikan koreksi laporan proyeksi arus kas untuk periode tanggal 8‐12 Oktober 2012 yang seharusnya diterima oleh Bank Indonesia pada hari Jumat tanggal 5 Oktober 2012, namun diterima pada hari Selasa tanggal 9 Oktober 2012. Atas keterlambatan koreksi tersebut, Bank Pelapor dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp50.000,00 x 1 form x 2 Hari Kerja atau sebesar Rp100.000,00. Bank Pelapor menyampaikan koreksi laporan Remittance TKI di luar negeri untuk bulan September 2012 yang seharusnya diterima oleh Bank Indonesia pada hari Jumat tanggal 5 Oktober 2012, namun diterima pada hari Rabu tanggal 10 Oktober 2012. Atas keterlambatan koreksi tersebut, Bank Pelapor dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp. 50.000,00 x 1 form x 3 Hari Kerja atau sebesar Rp. 150.000,00.
Bank Pelapor menyampaikan koreksi form Penerbit Kartu Kredit untuk laporan APMK dan uang elektronik bulan September 2012 yang seharusnya diterima oleh Bank Indonesia pada hari Senin tanggal 15 Oktober 2012, namun diterima pada hari Rabu tanggal 17 Oktober 2012. Atas keterlambatan koreksi tersebut, Bank Pelapor dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp50.000,00 x 1 form x 2 Hari Kerja atau sebesar Rp100.000,00.
Bank Pelapor menyampaikan koreksi form Jenis Produk dan Permasalahan yang Diadukan, Pengaduan yang Diselesaikan Dalam Masa Laporan, dan Penyebab
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
32
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Pengaduan untuk laporan penanganan dan penyelesaian pengaduan nasabah triwulan III‐2012 yang seharusnya diterima oleh Bank Indonesia pada hari Jumat tanggal 5 Oktober 2012, namun diterima pada hari Rabu tanggal 31 Oktober 2012. Atas keterlambatan koreksi tersebut, Bank Pelapor, secara perhitungan dikenakan sanksi sebesar Rp50.000,00 x 3 form x 17 Hari Kerja atau sebesar Rp2.550.000,00, namun Bank Pelapor hanya dikenakan sanksi maksimal kewajiban membayar sebesar Rp750.000,00 x 3 form atau sebesar Rp2.250.000,00.
Bank Pelapor menyampaikan koreksi form Laporan Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Pensiun, Pensiun Dini, dan Tenaga Kerja Diberhentikan untuk laporan tenaga kerja perbankan tahun 2012, yang seharusnya diterima oleh Bank Indonesia pada hari Jumat tanggal 15 Februari 2013, namun diterima pada hari Selasa tanggal 19 Februari 2013. Atas keterlambatan koreksi tersebut, Bank Pelapor dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp50.000,00 x 1 form x 2 Hari Kerja atau sebesar Rp100.000,00.
46 Pasal 24 14/12/PBI/2012
Bank Pelapor yang menyampaikan koreksi Laporan melebihi periode On‐line sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 (Paragraf 41 Kodifikasi ini) dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) untuk setiap item data dan paling banyak sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) untuk setiap form. Koreksi Laporan disampaikan oleh Bank Pelapor karena Bank Pelapor tidak menyampaikan Laporan secara lengkap dan benar. Yang dimaksud dengan “item” adalah field‐field pada setiap record dalam setiap form. Contoh: Bank Pelapor menyampaikan koreksi atas laporan kegiatan kustodian bulan September 2012 yang didalamnya memuat koreksi atas 10 (sepuluh) item kesalahan. Penyampaian koreksi laporan tersebut dilakukan melewati periode On‐line yaitu Bank Pelapor seharusnya menyampaikan kepada Bank Indonesia pada hari Jumat tanggal 5 Oktober 2012, namun disampaikan pada hari Jumat tanggal 9 November 2012. Berdasarkan pelanggaran tersebut, Bank Pelapor dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp50.000,00 x 10 item atau sebesar Rp500.000,00. Terhadap pelanggaran tersebut, Bank Pelapor tidak perlu dikenakan sanksi kewajiban membayar atas keterlambatan penyampaian koreksi Laporan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 45.
47 Pasal 25 14/12/PBI/2012
Selain dikenakan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, Pasal 23, dan/atau Pasal 24 (Paragraf 44, Paragraf 45, dan/atau Paragraf 46 Kodifikasi ini), Bank Pelapor dikenakan sanksi berupa teguran tertulis dalam hal Bank Pelapor belum menyampaikan Laporan, form header, dan/atau koreksi Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, Pasal 11, Pasal 12, Pasal 13, dan Pasal 16 ayat (2) (Paragraf 32, Paragraf 33, Paragraf 34, Paragraf 35, dan Paragraf 38 ayat (2) Kodifikasi ini) sampai periode penyampaian Laporan berikutnya.
48 Pasal 26 14/12/PBI/2012
Bank Pelapor yang tidak menyampaikan pemberitahuan tertulis perihal gangguan teknis dan/atau perihal keadaan memaksa (force majeure) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2) dan Pasal 21 ayat (2) (Paragraf 42 ayat (2) dan Paragraf 43 ayat (2) Kodifikasi ini) dikenakan sanksi teguran tertulis.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
33
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan 49 Pasal 27
14/12/PBI/2012 Pengenaan sanksi kewajiban membayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal 24 (Paragraf 44, Paragraf 45, dan Paragraf 46 Kodifikasi ini) dilakukan oleh Bank Indonesia dengan cara mendebet rekening giro rupiah Bank Pelapor pada Bank Indonesia.
Laporan Stabilitas Moneter dan Sistem Keuangan Bulanan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
BAB I Ketentuan Umum50 Pasal 1
15/4/PBI/2013
1. Bank adalah Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah sebagaimana dimaksud dalam Undang‐Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah.
2. Perusahaan Anak adalah badan hukum yang dimil ik i atau dikendalikan oleh Bank, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang terdiri atas: a. perusahaan subsidiari (subsidiary company) yaitu perusahaan anak
dengan kepemilikan Bank lebih dari 50% (lima puluh persen); b. perusahaan part is ipasi (part icipation company ) adalah
perusahaan anak dengan kepemilikan Bank 50% (lima puluh persen) atau kurang, namun Bank memiliki pengendalian terhadap perusahaan;
c. perusahaan dengan kepemilikan Bank lebih dari 20% (dua puluh persen) sampai dengan 50% (lima puluh persen) yang memenuhi persyaratan yaitu: 1) kepemilikan Bank dan para pihak lainnya pada perusahaan anak
adalah masing‐masing sama besar; dan 2) masing‐masing pemilik melakukan pengendalian secara
bersama terhadap perusahaan anak; dan/atau d. entitas lain yang berdasarkan standar akuntansi keuangan yang
berlaku wajib dikonsolidasikan, namun tidak termasuk perusahaan asuransi dan perusahaan yang dimi(iki dalam rangka restrukturisasi kredit.
3. Kantor Wilayah Bank adalah kantor Bank yang membantu kantor pusatnya melakukan fungsi administrasi dan koordinasi terhadap beberapa kantor cabang di suatu wilayah tertentu, baik yang melakukan kegiatan operasional maupun tidak melakukan kegiatan operasional.
4. Kantor Cabang adalah kantor cabang dari Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, baik yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia maupun di luar Indonesia, termasuk Kantor Wilayah Bank yang melakukan kegiatan operasional.
5. Bank Pelapor adalah kantor Bank yang meliputi kantor pusat Bank dan Kantor Cabang.
6. Laporan Stabilitas Moneter dan Sistem Keuangan Bulanan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, yang selanjutnya disebut Laporan adalah informasi yang disusun dan disampaikan oleh Bank Pelapor kepada Bank Indonesia secara terintegrasi dalam format dan definisi yang seragam sesuai dengan kamus data yang ditetapkan oleh Bank Indonesia guna mendukung pengambilan kebijakan di bidang moneter, sistem pembayaran, dan pengawasan perbankan.
7. Laporan Per Kantor adalah Laporan dari Unit Usaha Syariah dan kantor pusat Bank Umum Syariah yang melakukan kegiatan operasional dan Kantor Cabang,
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
34
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan termasuk kantor‐kantor bank yang berada di bawah koordinasi Kantor Cabang.
8. Laporan Gabungan adalah Laporan per Bank dari kantor pusat Bank Umum Syariah yang menggabungkan laporan dari seluruh kantornya atau dari Unit Usaha Syariah yang menggabungkan laporan dari seluruh kantornya.
9. Laporan Perusahaan Anak adalah Laporan dari kantor pusat Perusahaan Anak yang tidak berbentuk bank, dan seluruh kantor cabang Perusahaan Anak baik yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia maupun di luar Indonesia.
10. Laporan Konsolidasi adalah Laporan yang merupakan konsolidasi dari Laporan Gabungan Bank Umum Syariah dan laporan Perusahaan Anak termasuk Perusahaan Anak yang berbentuk bank.
11. Penyampaian Laporan Secara Online, yang selanjutnya disebut Online, adalah penyampaian Laporan secara langsung melalui jaringan komunikasi data ke Bank Indonesia.
12. Penyampaian Laporan Secara Offline, yang selanjutnya disebut Offline, adalah penyampaian rekaman Laporan dalam media perekaman data elektronik disertai hasil cetak komputer (hardcopy) kepada Bank Indonesia.
13. Hari Kerja adalah hari kerja Bank Indonesia yang mewilayahi Bank Pelapor.
BAB II Kewajiban dan Tanggung Jawab Bank Pelapor 51 Pasal 2
15/4/PBI/2013
(1) Bank Pelapor wajib menyusun dan menyampaikan Laporan kepada Bank Indonesia secara benar, lengkap, dan tepat waktu.
Yang dimaksud dengan "Laporan secara benar" adalah Laporan yang memuat data sesuai dengan fakta sebenarnya atau dokumen pendukungnya. Yang dimaksud dengan "Laporan secara lengkap" adalah Laporan yang telah memenuhi rincian cakupan laporan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Yang dimaksud dengan "Laporan secara tepat waktu" adalah Laporan yang disampaikan sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
(2) Bank Pelapor bertanggung jawab atas kebenaran dan kelengkapan Laporan serta
ketepatan waktu penyampaian Laporan kepada Bank Indonesia.
52 Pasal 3 15/4/PBI/2013
Bank Pelapor wajib memiliki sistem dan prosedur konversi yang dituangkan dalam suatu pedoman tertulis yang mengatur penyesuaian penyajian data dari format pembukuan intern Bank Pelapor menjadi format Laporan.
53 Pasal 4 15/4/PBI/2013 Ayat (1) – (2)
(1) Bank Pelapor wajib menunjuk petugas dan/atau penanggung jawab untuk menyusun, memverifikasi, dan menyampaikan Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 (Paragraf 51 Kodifikasi ini) ayat (1) kepada Bank Indonesia.
Yang dimaksud dengan "petugas dan/atau penanggung j awab" ada lah petugas dan/atau penanggung j awab d i Bank yang diberi wewenang dan/atau tanggung jawab u n t u k
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
35
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan SE 15/37/DSta 2013 Romawi III. C Pasal 4 15/4/PBI/2013 Ayat (3) – (4) SE 15/37/DSta 2013 Romawi III. D
me n y u s u n , me l a k u k a n v e r i f i k a s i , d a n menyampaikan Laporan kepada Bank Indonesia.
(2) Petugas dan/atau penanggung jawab yang ditunjuk sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), wajib dilaporkan kepada Bank Indonesia. Bank Pelapor wajib melaporkan petugas dan/atau penanggung jawab yang ditunjuk kepada Bank Indonesia, termasuk apabila terdapat perubahan petugas dan/atau penanggung jawab, dengan mengajukan surat permohonan untuk memperoleh dan/atau mengubah user ID dan password pengiriman Laporan.
(3) Penunjukan petugas dan/atau penanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) t idak mengurangi dan/atau menghilangkan tanggung jawab Direksi Bank dan/atau pimpinan Kantor Cabang.
(4) Dalam hal terjadi perubahan petugas dan/atau penanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bank Pelapor wajib melaporkan perubahan tersebut kepada Bank Indonesia.
Surat permohonan sebagaimana dimaksud pada Romawi III. C disampaikan kepada Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan Laporan, c.q. Divisi Pengelolaan dan Pengawasan 1, Menara Sjafruddin Prawiranegara, Jl. M.H. Thamrin Nomor 2, Jakarta 10350.
BAB III Penyusunan dan Penyampaian Laporan dan Koreksi Laporan
54
Pasal 5 15/4/PBI/2013 Ayat (1) SE 15/37/DSta 2013 Romawi IV. C Pasal 5 15/4/PBI/2013 Ayat (2) SE 15/37/DSta 2013 Romawi II. B – C
(1) Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 (Paragraf 51 Kodifikasi ini) ayat (1) terdiri atas 4 (empat) cakupan Laporan yaitu: a. Laporan Per Kantor; b. Laporan Gabungan; c. Laporan Perusahaan Anak; dan d. Laporan Konsolidasi. Bank Pelapor wajib menyampaikan Laporan secara lengkap untuk setiap cakupan Laporan. Contoh: Untuk Laporan Per Kantor, Bank Pelapor harus mengirimkan 57 form, antara lain laporan posisi keuangan/neraca dan rekening administratif, laporan laba rugi, dan rinciannya.
(2) Ketentuan mengenai pedoman penyusunan Laporan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia. Penyusunan Laporan mengacu pada Pedoman Penyusunan Laporan Stabilitas Moneter dan Sistem Keuangan Bulanan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I (Lampiran 4 Kodif ikasi ini ) , yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini. Penyesuaian penyajian data dari format pembukuan keuangan intern Bank Pelapor menjadi format Laporan, berpedoman pada Petunjuk Teknis
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
36
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan SE 15/37/DSta 2013 Romawi IV. D – F
Kamus Data Laporan Stabilitas Moneter dan Sistem Keuangan Bulanan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II (Lampiran 5 Kodifikasi ini), yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini. Dalam hal Bank Pelapor tidak memiliki posisi, transaksi, atau mutasi, Bank Pelapor tetap harus menyampaikan form header sebagaimana diatur dalam Lampiran II (Lampiran 5 Kodifikasi ini).
Bank Pelapor harus memastikan Laporan yang terkirim dapat lolos validasi melalui Single Reporting Platform (SRP) dengan tata cara sebagaimana dimaksud pada Petunjuk Teknis Single Reporting Platform (SRP) dalam Lampiran III (Lampiran 6 Kodifikasi ini), yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini. Bank harus menyediakan infrastruktur yang memadai agar Bank Pelapor dapat menyusun dan menyampaikan Laporan yang sesuai dengan ketentuan ini.
55
Pasal 6 15/4/PBI/2013 Ayat (1) – (4)
(1) Laporan Per Kantor wajib disusun dan disampaikan oleh Unit Usaha Syariah, kantor pusat Bank Umum Syariah yang melakukan kegiatan operasional dan Kantor Cabang.
Laporan kantor Bank yang s ta tus kantornya d i bawah Kantor Cabang, antara la in kantor cabang pembantu, kantor kas, dan payment point, Laporan‐nya digabungkan dengan kantor pusat Bank yang melakukan kegiatan operasional atau Kantor Cabang yang menjadi induknya.
(2) Dalam hal Unit Usaha Syariah, kantor pusat Bank Umum Syariah, atau Kantor Wilayah Bank tidak melakukan kegiatan operasional, maka laporan Unit Usaha Syariah, kantor pusat Bank Umum Syariah, atau Kantor Wilayah Bank yang tidak melakukan kegiatan operasional digabungkan dengan Laporan Per Kantor dari Kantor Cabang yang ditunjuk.
(3) Dalam hal Bank Pelapor telah mampu menyusun dan menyampaikan Laporan Per Kantor dari seluruh atau sebagian Kantor Cabang secara terpusat atau sentralisasi, Laporan Per Kantor dapat disusun dan disampaikan oleh Unit Usaha Syariah, kantor pusat Bank Umum Syariah atau Kantor Cabang yang ditunjuk sebagai koordinator.
(4) Laporan Per Kantor yang disampaikan secara terpusat atau sentralisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) harus bisa diidentifikasi untuk masing‐masing kantor.
Yang dimaksud dengan "harus bisa diidentifikasi untuk masing‐masing kantor" yaitu apabila Laporan Per Kantor dimaksud tetap dapat menunjukkan sandi dari kantor Bank Pelapor. Sebagai contoh, apabila Unit Usaha Syariah, kantor pusat Bank Umum Syariah atau Kantor Cabang yang ditunjuk sebagai koordinator mampu menyusun Laporan Per Kantor untuk 10 (sepuluh) Kantor Cabang, maka Laporan yang disampaikan harus terdiri dari 10 (sepuluh) Laporan Per Kantor yang sesuai dengan sandi masing‐masing kantor Bank Pelapor, ditambah
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
37
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan SE 15/37/DSta 2013 Romawi IV. A No. 1 – 2 SE 15/47/DSta 2013 Romawi IV. A No. 2a – 3 Pasal 6 15/4/PBI/2013 Ayat (5)
dengan Laporan Per Kantor dari kantor Bank yang bersangkutan sebagai Bank Pelapor.
A. Sandi kantor Bank Pelapor
1. Bank Pelapor harus memiliki sandi kantor Bank Pelapor sebelum melakukan penyampaian Laporan, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Bank Pelapor yang baru dibuka mengajukan surat
permohonan untuk memperoleh sandi kantor Bank Pelapor dengan melampirkan izin pembukaan kantor Bank. Permohonan diajukan sebelum Bank Pelapor melakukan kegiatan operasional.
b. Kantor pusat Bank mengajukan surat permohonan untuk memperoleh sandi Perusahaan Anak.
c. Surat permohonan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b ditandatangani oleh pejabat Bank yang berwenang dan disampaikan kepada Bank Indonesia.
2. Bank Pe l apo r yang t e l ah mendapa t kan pe r se tu j uan penurunan status atau penutupan kantor, atau dibubarkan karena merger dengan bank lain, harus mengajukan surat permohonan penutupan sandi kantor Bank Pelapor dimaksud kepada Bank Indonesia dengan melampirkan fotokopi surat persetujuan penutupan kantor atau surat persetujuan merger dan fotokopi surat laporan pelaksanaan penutupan dimaksud.
2a. Dalam rangka pengkinian informasi sandi kantor Bank Pelapor, Bank Pelapor yang telah mendapatkan persetujuan perubahan nama dan/ atau alamat, harus menyampaikan surat pemberitahuan perubahan nama dan/atau alamat Bank Pelapor kepada Bank Indonesia dengan melampirkan fotokopi surat persetujuan perubahan nama dan/atau alamat Bank Pelapor.
3. Surat kepada Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf c, angka 2 dan angka 2a disampaikan kepada Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan Laporan, c.q. Divisi Pengelolaan dan Pengawasan 1, Menara Sjafruddin Prawiranegara, Jl. M.H. Thamrin Nomor 2, Jakarta 10350.
(5) Bank Pelapor yang telah mampu menyusun Laporan Per Kantor secara
terpusat atau sentralisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat menyampaikan Laporan kepada Bank Indonesia dengan terlebih dahulu menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan Laporan c.q. Divisi Pengelolaan dan Pengawasan 1.
56 Pasal 7 15/4/PBI/2013
Laporan Gabungan wajib disusun dan disampaikan oleh Unit Usaha Syariah dan kantor pusat Bank Umum Syariah yang memiliki Kantor Cabang. Bagi Bank yang t idak memil ik i Kantor Cabang, t idak perlu menyusun dan menyampaikan Laporan Gabungan.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
38
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan 57
Pasal 8 15/4/PBI/2013
Laporan Perusahaan Anak wajib disampaikan oleh kantor pusat Bank Umum Syariah. Perusahaan Anak yang berbentuk Bank tidak perlu dilaporkan karena Perusahaan Anak tersebut merupakan Bank Pelapor.
58 Pasal 9 15/4/PBI/2013
Laporan Konsolidasi wajib disusun dan disampaikan oleh kantor pusat Bank Umum Syariah. Bagi Bank yang tidak memiliki Perusahaan Anak, tidak perlu menyusun dan menyampaikan Laporan Konsolidasi.
59 Pasal 10 15/4/PBI/2013
(1) Bank Pelapor wajib menyampaikan koreksi atas kesalahan Laporan yang telah disampaikan kepada Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, Pasal 7, Pasal 8, dan Pasal 9 (Paragraf 55, Paragraf 56, Paragraf 57, dan Paragraf 58 Kodifikasi ini).
(2) Dalam hal terdapat koreksi Laporan Per Kantor dan/atau koreksi Laporan Perusahaan Anak yang berdampak pada Laporan Gabungan dan/atau Laporan Konsol idasi maka Bank Pelapor waj ib menyampa ikan koreks i Laporan Gabungan dan/a tau Laporan Konsolidasi.
BAB IV Periode Penyampaian Laporan dan Koreksi Laporan
60 Pasal 11 15/4/PBI/2013
(1) Bank Pelapor wajib menyampaikan Laporan Per Kantor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 (Paragaf 55 Kodifikasi ini) dan/atau koreksi Laporan Per Kantor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 (Paragraf 59 Kodifikasi ini) ayat (1) kepada Bank Indonesia secara bulanan paling lambat tanggal 5 (l ima) pada bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan Laporan yang bersangkutan. Yang dimaksud dengan "bulan Laporan" adalah bulan dimana data yang tercatat pada akhir bulan yang bersangkutan wajib dilaporkan, misalnya bulan Laporan September 2014 maka yang wajib dilaporkan adalah data akhir September 2014. Contoh: Laporan Per Kantor dan/atau koreksi Laporan Per Kantor untuk bulan Laporan September 2014 wajib disampaikan paling lambat pada tanggal 5 Oktober 2014.
(2) Bank Pelapor wajib menyampaikan Laporan Gabungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 (Paragraf 56 Kodifikasi ini) dan/atau koreksi Laporan Gabungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 (Paragraf 59 Kodifikasi ini) ayat (1) kepada Bank Indonesia secara bulanan paling lambat tanggal 10 (sepuluh) pada bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan Laporan yang bersangkutan.
Contoh: Laporan Gabungan dan/atau koreksi Laporan Gabungan untuk bulan Laporan September 2014 wajib disampaikan paling lambat pada tanggal 10 Oktober 2014.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
39
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan (3) Bank Pelapor wajib menyampaikan Laporan Perusahaan Anak sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 (Paragraf 57 Kodifikasi ini) dan/atau koreksi Laporan Perusahaan Anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 (Paragraf 59 Kodifikasi ini) ayat (1) kepada Bank Indonesia secara triwulanan untuk posisi akhir bulan Maret, bulan Juni, bulan September, dan bulan Desember masing‐masing paling lambat pada tanggal 23 (dua puluh tiga) bulan April, bulan Juli, bulan Oktober, dan bulan Januari.
Contoh: Laporan Perusahaan Anak dan/atau koreksi Laporan Perusahaan Anak untuk bulan Laporan September 2014 wajib disampaikan paling lambat pada tanggal 23 Oktober 2014.
(4) Bank Pelapor wajib menyampaikan Laporan Konsol idasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 (Paragraf 58 Kodifikasi ini) dan/atau koreksi Laporan Konsolidasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 (Paragraf 59 Kodifikasi ini) ayat (1) kepada Bank Indonesia secara triwulanan untuk posisi akhir bulan Maret, bulan Juni, bulan September, dan bulan Desember masing‐masing paling lambat pada tanggal 23 (dua puluh tiga) bulan April, bulan Juli, bulan Oktober, dan bulan Januari.
Contoh: Laporan Konsolidasi dan/atau koreksi Laporan Konsolidasi untuk bulan Laporan September 2014 wajib disampaikan paling lambat pada tanggal 23 Oktober 2014.
61 Pasal 12 15/4/PBI/2013
Bank Pelapor dinyatakan terlambat menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan apabila: a. menyampaikan Laporan Per Kantor dan/atau koreksi Laporan Per Kantor
melampaui batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 (Paragraf 60 Kodifikasi ini) ayat (1), sampai dengan tanggal 7 (tujuh) pada bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan Laporan yang bersangkutan;
Contoh: Penyampaian Laporan Per Kantor dan/atau koreksi Laporan Per Kantor untuk bulan Laporan Jul i 2014 dinyatakan terlambat apabila disampaikan mulai dari tanggal 6 Agustus 2014 sampai dengan tanggal 7 Agustus 2014.
b. menyampaikan Laporan Gabungan dan/atau koreksi Laporan Gabungan
melampaui batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 (Paragraf 60 Kodifikasi ini) ayat (2), sampai dengan tanggal 12 (dua belas) pada bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan Laporan yang bersangkutan; Contoh: Penyampaian Laporan Gabungan dan/atau koreksi Laporan Gabungan untuk bulan Laporan Agustus 2014 dinyatakan terlambat apabila disampaikan mulai dari tanggal 11 September 2014 sampai dengan tanggal 12 September 2014.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
40
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan c. menyampaikan Laporan Perusahaan Anak dan/atau koreksi
Laporan Perusahaan Anak melampaui batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 (Paragraf 60 Kodifikasi ini) ayat (3), untuk posisi akhir bulan Maret, bulan Juni, bulan September, dan bulan Desember, masing‐‐masing sampai dengan tanggal 25 (dua puluh lima) bulan April, bulan Juli, bulan Oktober, dan bulan Januari; Contoh: Penyampaian Laporan Perusahaan Anak dan/atau koreksi Laporan Perusahaan Anak untuk bulan Laporan Juni 2014 dinyatakan terlambat apabila disampaikan mulai dari tanggal 24 Juli 2014 sampai dengan tanggal 25 Juli 2014.
d. menyampaikan Laporan Konsolidasi dan/atau koreksi Laporan Konsolidasi melampaui batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 (Paragraf 60 Kodifikasi ini) ayat (4), untuk posisi akhir bulan Maret, bulan Juni, bulan September, dan bulan Desember, masing‐masing sampai dengan tanggal 25 (dua puluh lima) bulan April, bulan Juli, bulan Oktober, dan bulan Januari.
Contoh: Penyampaian Laporan Konsolidasi dan/atau koreksi Laporan Konsolidasi untuk bulan Laporan Juni 2014 dinyatakan terlambat apabila disampaikan mulai dari tanggal 24 Juli 2014 sampai dengan tanggal 25 Juli 2014.
62
Pasal 13 15/4/PBI/2013
Bank Pelapor dinyatakan tidak menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan, apabila Bank Indonesia belum menerima Laporan dan/atau koreksi Laporan sampai dengan batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 (Paragraf 61 Kodifikasi ini). Contoh: Laporan Per Kantor dan/atau koreksi Laporan Per Kantor; Laporan Per Kantor dan/atau koreksi Laporan Per Kantor untuk bulan Laporan Juni 2014 dinyatakan tidak disampaikan, apabila Laporan Per Kantor dan/atau koreksi Laporan Per Kantor belum diterima oleh Bank Indonesia sampai dengan tanggal 7 Juli 2014. Laporan Gabungan dan/atau koreksi Laporan Gabungan; Laporan Gabungan dan/atau koreksi Laporan Gabungan untuk bulan Laporan Juni 2014 dinyatakan tidak disampaikan, apabila Laporan Gabungan dan/atau koreksi Laporan Gabungan belum diterima oleh Bank Indonesia sampai dengan tanggal 12 Juli 2014.
Laporan Perusahaan Anak dan/atau koreksi Laporan Perusahaan Anak; Laporan Perusahaan Anak dan/atau koreksi Laporan Perusahaan Anak untuk bulan Laporan Juni 2014, dinyatakan tidak disampaikan, apabila Laporan Perusahaan Anak dan/atau koreksi Laporan Perusahaan Anak belum diterima oleh Bank Indonesia sampai dengan tanggal 25 Juli 2014.
Laporan Konsolidasi dan/atau koreksi Laporan Konsolidasi; Laporan Konsolidasi dan/atau koreksi Laporan Konsolidasi untuk bulan Laporan Juni 2014, dinyatakan tidak disampaikan, apabila Laporan Konsolidasi dan/atau koreksi Laporan Konsolidasi belum diterima oleh Bank Indonesia sampai dengan tanggal 25 Juli 2014.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
41
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan BAB V Prosedur Penyampaian Laporan dan Koreksi Laporan
63 Pasal 14 15/4/PBI/2013
(1) Bank Pelapor wajib menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan secara Online.
(2) Penyampaian Laporan dan/atau koreksi Laporan secara Online sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sampai dengan batas waktu penyampaian Laporan dan/atau koreksi Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan/atau Pasal 12 (Paragraf 60 dan/atau Paragraf 61 Kodifikasi ini).
(3) Dalam hal penyampaian Laporan dan/atau koreksi Laporan melampaui batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 (Paragraf 61 Kodifikasi ini), penyampaian Laporan dan/atau koreksi Laporan dilakukan secara Offline.
(4) Bank Pelapor yang dinyatakan tidak menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 (Paragraf 62 Kodifikasi ini) tetap wajib menyampaikan Laporan kepada Bank Indonesia secara Offline disertai hasil cetak komputer (hardcopy).
64 Pasal 15 15/4/PBI/2013
(1) Laporan dan/atau koreksi Laporan secara Online dapat disampaikan pada hari Sabtu, hari Minggu, hari libur nasional atau cuti bersama yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Contoh: Laporan Per Kantor dan/atau koreksi Laporan Per Kantor untuk bulan Laporan September 2014 wajib disampaikan secara Online paling lambat pada hari Sabtu tanggal 5 Oktober 2014.
(2) Dalam hal tanggal berakhirnya penyampaian Laporan dan/atau koreksi
Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) jatuh pada hari libur nasional dan/atau hari cuti bersama yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sehubungan dengan perayaan hari raya keagamaan, maka Laporan dan/atau koreksi Laporan disampaikan paling lambat pada Hari Kerja berikutnya, kecuali ditetapkan lain oleh Bank Indonesia.
Contoh: Penyampaian Laporan Per Kantor dan/atau koreksi Laporan Per Kantor untuk bulan Laporan Agustus 2014 wajib disampaikan paling lambat pada hari Jumat tanggal 5 September 2014. Dalam hal pemerintah menetapkan hari Jumat, 5 September 2014 sebagai hari libur nasional sehubungan dengan hari raya keagamaan (Idul Fitri, Idul Adha, Natal, Waisak dan Nyepi), maka Bank Pelapor dapat menyampaikan Laporan Per Kantor dan/atau koreksi Laporan Per Kantor pada Hari Kerja berikutnya yaitu hari Senin tanggal 8 September 2014, kecuali ditetapkan lain oleh Bank Indonesia. Penyampaian Laporan Gabungan dan/atau koreksi Laporan Gabungan untuk bulan Laporan Juni 2014 wajib disampaikan paling lambat pada hari Kamis tanggal 10 Juli 20 14. Dalam hal pemerintah menetapkan hari Kamis, 10 Juli 2014 sebagai hari libur nasional, namun tidak terkait dengan hari raya keagamaan (seperti: Tahun Baru Hijriah, Kenaikan Isa Almasih), maka Bank Pelapor tetap menyampaikan Laporan Gabungan dan/atau koreksi Laporan Gabungan paling lambat hari Kamis tanggal 10 Juli 2014, kecuali ditetapkan lain oleh Bank Indonesia.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
42
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Bank Indonesia akan menyampaikan penetapan hari lain sebagai batas waktu penyampaian Laporan melalui surat pemberitahuan dan/atau media lainnya.
65 Pasal 16
15/4/PBI/2013
(1) Kewajiban penyampaian Laporan dan/atau koreksi Laporan secara Online sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 (Paragraf 63 Kodifikasi ini) ayat (1) dan ayat (2) dikecualikan terhadap: a. Bank Pelapor yang berkedudukan di daerah yang belum tersedia
fasilitas komunikasi, sehingga tidak memungkinkan untuk menyampaikan Laporan secara Online;
b. Bank Pelapor yang baru dibuka dengan batas waktu paling lama 2 (dua) bulan setelah melakukan kegiatan operasional;
c. Bank Pelapor yang mengalami gangguan teknis dalam menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan; atau
Yang dimaksud dengan "gangguan teknis di Bank Pelapor" adalah gangguan yang menyebabkan Bank Pelapor tidak dapat menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan secara Online kepada Bank Indonesia antara lain karena gangguan pada sistem di intern Bank Pelapor.
d. Bank Pelapor yang tidak dapat menyampaikan Laporan dan/atau
koreksi Laporan yang disebabkan karena gangguan teknis dan/atau gangguan lainnya pada sistem atau jaringan telekomunikasi di Bank Indonesia. Yang dimaksud dengan "gangguan teknis di Bank Indonesia" adalah gangguan yang menyebabkan Bank Indonesia t idak dapat menerima Laporan dan/atau koreksi Laporan yang disampaikan secara Online dari Bank Pelapor antara la in karena gangguan pada jaringan telekomunikasi dan/atau penyebab lainnya.
(2) Dalam hal Bank Pelapor mengalami gangguan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, Bank Pelapor harus menyampaikan pemberitahuan tertulis kepada Bank Indonesia, dengan disertai bukti dan penjelasan mengenai gangguan teknis yang dimaksud bersamaan dengan penyampaian Laporan dan/atau koreksi Laporan secara Offline.
(3) Dalam hal Bank Indonesia mengalami gangguan teknis dan/atau gangguan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, Bank Indonesia akan memberitahukan kepada Bank Pelapor mengenai terjadinya gangguan tersebut secara tertulis atau dengan menggunakan sarana lain.
66 Pasal 17
15/4/PBI/2013 Ayat (1) SE 15/37/DSta 2013 Romawi IV. G
(1) Bank Pelapor yang tidak dapat menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan secara Online sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 (Paragraf 65 Kodifikasi ini), wajib menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan secara Offline disertai hasil cetak komputer (hardcopy) dan surat pemberitahuan.
Dalam hal Bank Pelapor memenuhi persyaratan pelaporan secara Offline maka penyampaian Laporan dan/atau koreksi Laporan secara Offline dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut: 1. Laporan dan/atau koreksi Laporan secara Offline disampaikan kepada
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
43
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Pasal 17 15/4/PBI/2013 Ayat (2) – (5)
Bank Indonesia dalam bentuk media perekaman data elektronik, antara lain USB flash drive atau optical disc storage (Digital Versatile Disc atau Compact Disc);
2. Penyampaian Laporan secara Offline harus disertai surat pemberitahuan alasan pengiriman Offline dan hasil cetak komputer (hardcopy) dari laporan posisi keuangan/neraca dan rekening administratif dan laporan laba rugi;
3. Penyampaian koreksi Laporan secara Offline harus disertai surat pemberitahuan alasan pengiriman secara Offline, informasi yang berubah dan disertai hasil cetak komputer (hardcopy) dari informasi yang berubah tersebut.
4. Surat pemberitahuan alasan pengiriman secara Offline sebagaimana dimaksud pada angka 2 dan angka 3 tidak perlu disampaikan kepada Bank Indonesia dalam hal penyampaian Laporan dan/atau koreksi Laporan secara Offline disebabkan karena adanya gangguan teknis dan/atau gangguan lainnya pada sistem atau jaringan telekomunikasi di Bank Indonesia.
5. Penyampaian Laporan secara Offline disampaikan kepada Bank Indonesia pada Hari Kerja dan jam kerja Bank Indonesia.
(2) Penyampaian Laporan dan/atau koreksi Laporan secara Offline sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) wajib disampaikan pada Hari Kerja, dengan batas waktu penyampaian Laporan dan/atau koreksi Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan/atau Pasal 12 (Paragraf 60 dan/atau Paragraf 61 Kodifikasi ini).
(3) Dalam hal batas akhir penyampaian Laporan dan/atau koreksi Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 12 (Paragraf 60 dan Paragraf 61 Kodifikasi ini) bagi Bank Pelapor yang dikecualikan dari pelaporan secara Online sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 (Paragraf 65 Kodifikasi ini) ayat (1) huruf a dan huruf b, jatuh pada bukan Hari Kerja maka pelaporan secara Offline disampaikan paling lambat pada Hari Kerja berikutnya. Contoh: Bank A yang baru dibuka dan melakukan kegiatan operasional pada tanggal 10 Juni 2014. Bank dikecualikan menyampaikan Laporan secara Online paling lama 2 bulan setelah melakukan kegiatan operasional yaitu untuk bulan Laporan Juni 2014 sampai dengan bulan Laporan Juli 2014. Tanggal 5 Juli 2014 yang jatuh pada hari Sabtu, merupakan batas akhir penyampaian Laporan Per Kantor dan/atau koreksi Laporan Per Kantor secara Online untuk bulan Laporan Juni 2014. Bank diperkenankan menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan Per Kantor secara Offline paling lambat Hari Kerja berikutnya yaitu hari Senin tanggal 7 Juli 2014 pada jam kerja Bank Indonesia yang mewilayahi Bank A. Bank B berkedudukan di daerah terpencil dan belum tersedia fasilitas komunikasi. Tanggal 5 Agustus 2014 yang jatuh pada hari Selasa, merupakan batas akhir penyampaian Laporan Per Kantor dan/atau koreksi Laporan Per Kantor secara Online untuk data bulan Juli 2014. Bank diperkenankan menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan Per Kantor secara Offline paling lambat hari Selasa tanggal 5 Agustus 2014 pada jam kerja Bank Indonesia yang mewilayahi Bank B.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
44
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan (4) Dalam hal gangguan teknis di Bank Pelapor dan/atau Bank Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 (Paragraf 65 Kodifikasi ini) ayat (1) huruf c dan huruf d terjadi pada batas akhir penyampaian Laporan dan/atau koreksi Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan Pasal 12 (Paragraf 60 dan Paragraf 61 Kodifikasi ini), Laporan dan/atau koreksi Laporan disampaikan paling lambat pada Hari Kerja berikutnya secara Offline. Contoh: Pada Tanggal 5 Juli 2014 yang jatuh pada hari Sabtu, Bank A mengalami gangguan teknis atau terjadi gangguan teknis di Bank Indonesia. Tanggal tersebut merupakan batas akhir penyampaian Laporan Per Kantor dan/atau koreksi Laporan Per Kantor secara Online untuk data bulan Juni 2014. Bank diperkenankan menyampaikan Laporan Per Kantor dan/atau koreksi Laporan Per Kantor secara Offline paling lambat Hari Kerja berikutnya yaitu Senin tanggal 7 Juli 2014 pada jam kerja Bank Indonesia yang mewilayahi Bank A.
(5) Dalam hal Bank Indonesia belum menerima Laporan dan/atau koreksi
Laporan dari Bank Pelapor sampai dengan batas akhir penyampaian Laporan dan/atau koreksi Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4), maka Bank Pelapor dianggap terlambat menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 (Paragraf 61 Kodifikasi ini) dan/atau tidak menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 (Paragraf 62 Kodifikasi ini).
Contoh: Pada Tanggal 5 Oktober 2014 yang jatuh pada hari Minggu, Bank A mengalami gangguan teknis atau terjadi gangguan teknis di Bank Indonesia. Tanggal tersebut merupakan batas akhir penyampaian Laporan Per Kantor secara Online untuk data bulan September 2014. Bank diperkenankan menyampaikan Laporan Per Kantor secara Offline paling lambat Hari Kerja berikutnya yaitu hari Senin tanggal 6 Oktober 2014 pada jam kerja Bank Indonesia yang mewilayahi Bank A. Apabila Bank A menyampaikan Laporan Per Kantor secara Offline pada hari Selasa tanggal 7 Oktober 2014, maka Bank A dinyatakan terlambat selama 1 (satu) Hari Kerja.
67 Pasal 18
15/4/PBI/2013 Dalam hal terjadi kerusakan pada Laporan dan/atau koreksi Laporan yang diterima karena adanya gangguan pada sistem database dan/atau jaringan komunikasi di Bank Indonesia maka Bank Indonesia dapat meminta Bank Pelapor untuk menyampaikan ulang Laporan dan/atau koreksi Laporan.
68 Pasal 19 15/4/PBI/2013
(1) Bank Pelapor dinyatakan telah menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan pada tanggal diterimanya Laporan dan/atau koreksi Laporan oleh Bank Indonesia yang tercantum pada tanda terima penyampaian Laporan. Tanda terima penyampaian atas Laporan yang disampaikan oleh Bank Pelapor secara Online atau Offline, dapat diakses oleh Bank Pelapor melalui web penyampaian Laporan yang dikelola oleh Bank Indonesia.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
45
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
(2) Tanda terima penyampaian Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan apabila Laporan dan/atau koreksi Laporan dinyatakan lolos validasi oleh Bank Indonesia.
69 Pasal 20 15/4/PBI/2013 SE 15/47/DSta 2013 Romawi V
(1) Bank Pelapor yang melakukan kegiatan operasional di Indonesia, wajib menyampaikan: a. Laporan secara Online kepada Bank Indonesia. b. Laporan secara Offline sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14
(Paragraf 63 Kodifikasi ini) ayat (4) dan Pasal 17 (Paragraf 66 Kodifikasi ini) kepada: 1. Departemen Pengelolaan dan Kepatuhan Laporan c.q Divisi
Pengelolaan dan Pengawasan 1, Menara Sjafruddin Prawiranegara, Jl. M.H. Thamrin No.2, Jakarta 10350, bagi Bank Pelapor atau kantor Bank yang ditunjuk sebagai koordinator penyampaian Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 (Paragraf 55 Kodifikasi ini) ayat (3) yang berkedudukan di wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia; atau
2. Kantor Perwakilan Bank Indonesia setempat, bagi Bank Pelapor atau kantor Bank yang ditunjuk sebagai koordinator penyampaian Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 (Paragraf 55 Kodifikasi ini) ayat (3) yang berkedudukan di luar wilayah sebagaimana dimaksud dalam angka 1,
pada jam kerja Bank Indonesia. Yang dimaksud dengan "wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia" adalah kantor Bank Pelapor yang berada di wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang, Depok, Bekasi, Karawang, dan Banten. Yang dimaksud dengan "jam kerja Bank Indonesia" adalah jam ker ja Bank Indonesia yang mewilayahi Bank Pelapor.
(2) Bagi Bank Pelapor yang melakukan kegiatan operasional di luar Indonesia, Laporan wajib disusun dan disampaikan kepada Bank Indonesia oleh kantor pusat Bank Pelapor, sesuai dengan kedudukan kantor pusat Bank Pelapor sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pertanyaan yang berkaitan dengan Laporan Stabilitas Moneter dan Sistem Keuangan Bulanan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah disampaikan kepada: a. Contact Center Bank Indonesia, Telp. 500131, email :
[email protected]; atau b. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam Negeri setempat.
70 Pasal 21
15/4/PBI/2013 (1) Bank Pelapor yang mengalami keadaan memaksa (force majeure) sehingga
menyebabkan tidak tersedianya data selama satu periode Laporan, dikecualikan dari kewajiban menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan untuk periode Laporan tersebut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 (Paragraf 51 Kodifikasi ini) ayat (1) dan/atau Pasal 10 (Paragraf 59 Kodifikasi ini).
Yang dimaksud dengan "keadaan memaksa (force majeure)" adalah keadaan yang secara nyata menyebabkan Bank Pelapor tidak dapat menyusun
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
46
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan dan menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan, antara lain kebakaran, kerusuhan massa, terorisme, bom, perang, sabotase, serta bencana alam seperti gempa bumi dan banjir, yang dibenarkan oleh penguasa atau pejabat dari instansi terkait di daerah setempat. Contoh: Pada bulan Juli 2014 wilayah tempat kedudukan Bank A mengalami kebakaran yang mengakibatkan Bank tidak dapat menyusun Laporan Per Kantor karena kehilangan data keuangan bulan Laporan Juli 2014. Dalam hal ini, Bank dikecualikan dari kewajiban menyampaikan Laporan Per Kantor untuk data bulan Juli 2014 yang dilaporkan pada bulan Agustus 2014.
(2) Bank Pelapor yang mengalami keadaan memaksa (force majeure) sehingga
menyebabkan terhambatnya penyampaian Laporan dan/atau koreksi Laporan untuk satu periode Laporan, dikecualikan dari kewajiban menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan untuk periode Laporan tersebut dalam batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan/atau Pasal 12 (Paragraf 60 dan/atau Paragraf 61 Kodifikasi ini). Contoh: Pada tanggal 1 sampai dengan 5 Juli 2014 terjadi banjir di wilayah tempat kedudukan Bank A yang mengakibatkan perusahaan terhambat menyampaikan Laporan Per Kantor untuk bulan Laporan Juni 2014. Dalam hal ini Bank dapat menyampaikan Laporan melewati tanggal 5 Juli 2014 dan tidak dikenai sanksi administratif berupa denda.
(3) Bank Pelapor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) wajib menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 (Paragraf 51 Kodifikasi ini) ayat (1) dan/atau Pasal 10 (Paragraf 59 Kodifikasi ini) setelah Bank Pelapor kembali melakukan kegiatan operasional secara normal.
(4) Bank Pelapor yang mengalami keadaan memaksa (force majeure) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau ayat (2), wajib menyampaikan permohonan untuk memperoleh pengecualian secara tertul is kepada Bank Indonesia dengan alamat sebagaimana diatur dalam Pasal 20 (Paragraf 69 Kodifikasi ini) ayat (1) huruf b, dengan disertai penjelasan mengenai keadaan memaksa yang dialami. Kewajiban menyampaikan pemberitahuan secara tertulis mengenai keadaan memaksa (force majeure) tersebut, dapat dilakukan baik oleh Bank Pelapor, kantor pusat maupun oleh kantor lainnya yang ditunjuk.
(5) Pengecualian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau ayat (2) berlaku setelah Bank Pelapor memperoleh persetujuan dari Bank Indonesia sebagaimana diatur pada ayat (4).
BAB VI Sanksi
71 Pasal 22 15/4/PBI/2013
(1) Bank Pelapor yang ter lambat menyampaikan Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 (Paragraf 61 Kodifikasi ini) dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) per cakupan Laporan per Hari Kerja keterlambatan.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
47
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Contoh: Laporan Per Kantor; Tanggal 5 Oktober 2014 jatuh pada hari Minggu. Bank A menyampaikan Laporan Per Kantor untuk bulan Laporan September 2014 pada hari Senin tanggal 6 Oktober 2014. Bank A dinyatakan terlambat menyampaikan Laporan Per Kantor selama 1 (satu) Hari Kerja, yaitu Senin tanggal 6 Oktober 2014, sehingga Bank A dikenakan sanksi sebesar 1 hari x Rp1.000.000,00 = Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah). Tanggal 5 Oktober 2014 jatuh pada hari Minggu. Bank B bertindak sebagai koordinator penyampaian Laporan untuk 5 ( l ima) Kantor Cabang. Bank B menyampaikan Laporan Per Kantor untuk bulan Laporan September 2014 pada hari Senin tanggal 6 Oktober 2014. Bank B dinyatakan terlambat menyampaikan Laporan Per Kantor selama 1 (satu) Hari Kerja, yaitu Senin tanggal 6 Oktober 2014 untuk 6 (enam) Bank Pelapor, yaitu Bank B dan kelima Kantor Cabang dibawah koordinasinya, sehingga Bank B dikenakan sanksi sebesar 1 hari x 6 bank pelapor x Rp 1.000.000,00 = Rp. 6.000.000,00 (enam juta rupiah) Laporan Gabungan; Tanggal 10 Agustus 2014 jatuh pada hari Minggu. Bank A menyampaikan Laporan Gabungan untuk bulan Laporan Juli 2014 pada hari Selasa tanggal 12 Agustus 2014. Bank A dinyatakan terlambat menyampaikan Laporan Gabungan selama 2 (dua) Hari Kerja yaitu Senin dan Selasa (11 dan 12 Agustus 2014), sehingga Bank A dikenakan sanksi keterlambatan penyampaian Laporan Gabungan sebesar 2 hari x Rp1.000.000,00 = Rp2.000.000,00 (duajuta rupiah).
(2) Bank Pelapor yang terlambat menyampaikan koreksi Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 (Paragraf 61 Kodifikasi ini) dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) per cakupan Laporan per Hari Kerja keterlambatan. Contoh: Koreksi Laporan Per Kantor; Tanggal 5 Oktober 2014 jatuh pada hari Minggu. Bank A menyampaikan koreksi Laporan Per Kantor untuk bulan Laporan September 2014 pada hari Senin tanggal 6 Oktober 2014. Bank A dinyatakan ter lambat menyampaikan koreksi Laporan Per Kantor selama 1 (satu) Hari Kerja yaitu Senin tanggal 6 Oktober 2014, sehingga Bank A dikenakan sanksi sebesar 1 hari x Rp100.000,00 = Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah). Koreksi Laporan Gabungan; Tanggal 10 September 2014 jatuh pada hari Rabu. Bank A menyampaikan koreksi Laporan Gabungan untuk bulan Laporan Agustus 2014 pada hari Jumat tanggal 12 September 2014. Bank A dinyatakan ter lambat menyampaikan koreksi Laporan Gabungan selama 2 (dua) Hari Kerja, yaitu Kamis dan Jumat (11 dan 12 September 2014), sehingga Bank A dikenakan sanksi keterlambatan penyampaian koreksi Laporan Gabungan sebesar 2 hari x Rp100.000,00 = Rp200.000,00 (dua ratus ribu rupiah).
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
48
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan (3) Bank Pelapor yang menyampaikan koreksi Laporan atas inisiatif Bank
Pelapor setelah melampaui batas waktu keterlambatan penyampaian koreksi Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 (Paragraf 61 Kodifikasi ini), dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) per item kesalahan Laporan dan paling banyak seluruhnya sebesar Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah) per cakupan Laporan.
Yang dimaksud dengan "per item kesalahan Laporan" adalah kesalahan per field data. Contoh: Pada piutang murabahah, terdapat kesalahan pada jenis valuta, sumber dana dan lokasi proyek, maka dihitung sebagai 3 (tiga) item kesalahan. Atas kesalahan ini Bank Pelapor dikenakan sanksi sebesar 3 x Rp. 50.000,00 = Rp. 150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah). Selanjutnya apabi la terdapat 200 (dua ratus) i tem kesalahan, maka perhitungan sanksi adalah 200 x Rp50.000,00 = Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah), namun Bank hanya dikenakan sanksi maksimum, yaitu Rp5.000.000,00 (limajuta rupiah).
(4) Dalam hal berdasarkan penelitian dan/atau pemeriksaan Bank Indonesia atas Laporan yang telah disampaikan oleh Bank Pelapor ditemukan kesalahan, maka Bank Pelapor dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) per item kesalahan Laporan dan paling banyak seluruhnya sebesar Rp10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) per cakupan Laporan.
(5) Bank Pelapor yang dinyatakan tidak menyampaikan Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 (Paragraf 62 Kodifikasi ini) dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) per cakupan Laporan.
Laporan Per Kantor; Tanggal 5 Agustus 2014 jatuh pada hari Rabu. Bank A menyampaikan Laporan Per Kantor untuk bulan Laporan Juli 2014 pada hari Senin tanggal 10 Agustus 2014, sehingga Bank A dikenakan sanksi tidak menyampaikan Laporan Per Kantor sebesar Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). Laporan Gabungan; Tanggal 10 Oktober 2014 jatuh pada hari Jumat. Bank A menyampaikan Laporan Gabungan untuk bulan Laporan September 2014 pada hari Rabu tanggal 15 Oktober 2014, sehingga Bank A dikenakan sanksi tidak menyampaikan Laporan Gabungan sebesar Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
(6) Bank Pelapor yang menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan secara Offline pada periode penyampaian Online tanpa memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 (Paragraf 65 Kodifikasi ini) ayat (1) , dikenakan sanksi kewaj iban membayar sebesar Rp500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) untuk setiap penyampaian Laporan dan/atau koreksi Laporan.
(7) Bank yang telah dikenakan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) tetap diwajibkan untuk menyampaikan Laporan dimaksud.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
49
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan 72 Pasal 23
15/4/PBI/2013 (1) Dalam hal Bank dikenakan sanksi kewajiban membayar karena
menyampaikan koreksi Laporan Per Kantor dan/atau koreksi Laporan Perusahaan Anak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 (Paragraf 71 Kodifikasi ini) ayat (3) dan/atau ayat (4) yang berdampak pada koreksi Laporan Gabungan dan Laporan Konsol idasi maka koreksi Laporan Gabungan dan/atau Laporan Konsol idasi tersebut t idak dikenakan sanksi kewajiban membayar.
(2) Dalam hal Bank Pelapor mengirimkan ulang Laporan dan/atau koreksi Laporan atas permintaan Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 (Paragraf 67 Kodifikasi ini), Bank Pelapor tidak dikenakan sanksi kewajiban membayar.
73 Pasal 24 15/4/PBI/2013
Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 (Paragraf 71 Kodifikasi ini) ayat (3), dikecualikan untuk penyampaian koreksi Laporan atas dasar hasil audit oleh akuntan publik.
74 Pasal 25 15/4/PBI/2013 SE 15/37/DSta 2013 Romawi VI. A
Pembebanan sanksi kewajiban membayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 (Paragraf 71 Kodifikasi ini) dilakukan oleh Bank Indonesia dengan cara mendebet rekening giro Bank di Bank Indonesia.
Bank Indonesia memberitahukan secara tertulis kepada Bank Pelapor mengenai pelanggaran yang dilakukan oleh Bank Pelapor dan besarnya sanksi kewajiban membayar yang dikenakan.
75 Pasal 26 15/4/PBI/2013
Bank Pelapor yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3, Pasal 4, Pasal 11, dan/atau Pasal 22 ayat (7) (Paragraf 52, Paragraf 53, Paragraf 60 dan/atau Paragraf 71 ayat (7) Kodifikasi ini) dikenakan sanksi berupa teguran tertulis dalam rangka kepatuhan Laporan dan/atau sanksi dalam rangka pembinaan serta pengawasan Bank.
BAB VII Ketentuan Peralihan76 Pasal 27
15/4/PBI/2013 SE 15/37/DSta 2013 Romawi VII
Pada saat berlakunya Peraturan Bank Indonesia ini, Bank Pelapor tetap diwajibkan untuk menyampaikan Laporan sampai dengan data bulan April 2014 yang disampaikan pada bulan Mei 2014 sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/26/PBI/2003 tentang Laporan Bulanan Bank Umum Syariah sebagaimana yang telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/12/PBI/2011. Dengan berlakunya Surat Edaran Bank Indonesia ini, maka Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/31/DSM tanggal 1 Desember 2003 perihal Laporan Bulanan Bank Umum Syariah yang telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/ 19/DSM tanggal 10 Juni 2011 masih tetap berlaku untuk penyampaian Laporan sampai dengan data bulan April 2014 yang disampaikan pada bulan Mei 2014.
77 Pasal 28 15/4/PBI/2013
Batas waktu penyampaian Laporan berdasarkan Peraturan Bank Indonesia in i , khusus untuk data bulan Agustus 2013 yang disampaikan pada bulan September 2013 sampai dengan data bulan April 2014 yang disampaikan pada bulan Mei 2014 diatur sebagai berikut: a. Laporan Per Kantor dan/atau koreksi Laporan Per Kantor
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dan Pasal 10 ayat (1) (Paragraf 55
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
50
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan dan Paragraf 59 ayat (1) Kodifikasi ini) disampaikan kepada Bank Indonesia secara bulanan paling lambat tanggal 15 (lima belas) pada bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan Laporan yang bersangkutan. Contoh: Laporan Per Kantor dan/atau koreksi Laporan Per Kantor untuk bulan Laporan September 2013 disampaikan paling lambat tanggal 15 Oktober 2013.
b. Laporan Gabungan dan/atau koreksi Laporan Gabungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan Pasal 10 ayat (1) (Paragraf 56 dan Paragraf 59 ayat (1) Kodifikasi ini) disampaikan kepada Bank Indonesia secara bulanan paling lambat tanggal 20 (dua puluh) pada bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan Laporan yang bersangkutan.
Contoh: Laporan Gabungan dan/atau koreksi Laporan Gabungan untuk bulan Laporan September 2013 disampaikan paling lambat tanggal 20 Oktober 2013.
c. Laporan Perusahaan Anak dan/atau koreksi Laporan Perusahaan Anak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 dan Pasal 10 ayat (1) (Paragraf 57 dan Paragraf 59 ayat (1) Kodifikasi ini) disampaikan kepada Bank Indonesia secara triwulanan untuk posisi akhir bulan September 2013, bulan Desember 2013, dan bulan Maret 2014, masing‐masing paling lambat tanggal 31 Oktober 2013, tanggal 31 Januari 2014, dan tanggal 30 April 2014.
Contoh: Laporan Perusahaan Anak dan/atau koreksi Laporan Perusahaan Anak untuk bulan Laporan September 2013 disampaikan paling lambat tanggal 31 Oktober 2013.
d. Laporan Konsol idasi dan/atau koreksi Laporan Konsol idasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 dan Pasal 10 ayat (1) (Paragraf 58 dan Paragraf 59 ayat (1) Kodifikasi ini) disampaikan kepada Bank Indonesia secara triwulanan untuk posisi akhir bulan September 2013, bulan Desember 2013, dan bulan Maret 2014, masing‐masing paling lambat tanggal 31 Oktober 2013, tanggal 31 Januari 2014, dan tanggal 30 April 2014.
Contoh: Laporan Konsolidasi dan/atau koreksi Laporan Konsolidasi untuk bulan Laporan September 2013 disampaikan paling lambat tanggal 31 Oktober 2013.
78 Pasal 29
15/4/PBI/2013 Untuk data bulan Agustus 2013 yang disampaikan pada bulan September 2013 sampai dengan data bulan Apri l 2014 yang disampaikan pada bulan Mei 2014 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 (Paragraf 77 Kodifikasi ini), Bank Pelapor dinyatakan terlambat, apabila: a. menyampaikan Laporan Per Kantor dan/atau koreksi Laporan Per Kantor
melampaui batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 (Paragraf 77 Kodifikasi ini) huruf a, sampai dengan tanggal 17 (tujuh belas) bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan Laporan yang bersangkutan;
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
51
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Contoh: Penyampaian Laporan Per Kantor dan/atau koreksi Laporan Per Kantor untuk bulan Laporan September 2013 dinyatakan terlambat apabila disampaikan mulai dari tanggal 16 Oktober 2013 sampai dengan tanggal 17 Oktober 2013.
b. menyampaikan Laporan Gabungan dan/atau koreksi Laporan Gabungan melampaui batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 (Paragraf 77 Kodifikasi ini) huruf b, sampai dengan tanggal 22 (dua puluh dua) bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan Laporan yang bersangkutan; Contoh: Penyampaian Laporan Gabungan dan/atau koreksi Laporan Gabungan untuk bulan Laporan September 2013 dinyatakan terlambat apabila disampaikan mulai dari tanggal 21 Oktober 2013 sampai dengan tanggal 22 Oktober 2013.
c. menyampaikan Laporan Perusahaan Anak dan/atau koreksi Laporan Perusahaan Anak melampaui batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 (Paragraf 77 Kodifikasi ini) huruf c, untuk posisi akhir bulan September 2013, bulan Desember 2013 dan bulan Maret 2014, masing‐masing sampai dengan tanggal 2 November 2013, tanggal 2 Februari 2014, dan tanggal 2 Mei 2014; Contoh: Penyampaian Laporan Perusahaan Anak dan/atau koreksi Laporan Perusahaan Anak untuk bulan Laporan September 2013 dinyatakan terlambat apabila disampaikan mulai dari tanggal 1 November 2013 sampai dengan tanggal 2 November 2013.
d. menyampaikan Laporan Konsolidasi dan/atau koreksi Laporan Konsolidasi melampaui batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 (Paragraf 77 Kodifikasi ini) huruf d, untuk posisi akhir bulan September 2013, bulan Desember 2013 dan bulan Maret 2014, masing‐masing sampai dengan tanggal 2 November 2013, tanggal 2 Februari 2014, dan tanggal 2 Mei 2014. Contoh: Penyampaian Laporan Konso l idas i dan/atau koreks i Laporan Konsolidasi untuk bulan Laporan September 2013 dinyatakan ter lambat apabi la disampaikan mulai dari tanggal 1 November 2013 sampai dengan tanggal 2 November 2013.
79 Pasal 30
15/4/PBI/2013 Untuk data bulan Agustus 2013 yang disampaikan pada bulan September 2013 sampai dengan data bulan April 2014 yang disampaikan pada bulan Mei 2014, Bank Pelapor dinyatakan tidak menyampaikan Laporan dan/atau koreksi Laporan apabila Bank Indonesia belum menerima Laporan dan/atau koreksi Laporan sampai dengan batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 (Paragraf 78 Kodifikasi ini). Contoh: Laporan Per Kantor dan/atau koreksi Laporan Per Kantor untuk bulan Laporan September 2013 dinyatakan tidak disampaikan, apabila Laporan dan/atau koreksi Laporan belum diterima oleh Bank Indonesia sampai dengan tanggal 17 Oktober 2013.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
52
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan 80 Pasal 31
15/4/PBI/2013 (1) Sanksi kewajiban membayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 (Paragraf 71
Kodifikasi ini) tidak berlaku untuk penyampaian Laporan data bulan Agustus 2013 yang disampaikan pada bulan September 2013 sampai dengan data bulan Oktober 2013 yang disampaikan pada bulan November 2013.
(2) Ketentuan sanksi kewajiban membayar untuk penyampaian Laporan data bulan November 2013 yang disampaikan pada bulan Desember 2013 sampai dengan data bulan April 2014 yang disampaikan pada bulan Mei 2014 diatur sebagai berikut: a. Bank Pelapor yang terlambat menyampaikan Laporan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 29 (Paragraf 78 Kodifikasi ini) dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah) per cakupan Laporan per Hari Kerja keterlambatan; Contoh: Tanggal 15 Oktober 2013 jatuh pada hari Selasa. Bank A menyampaikan Laporan Per Kantor periode data bulan September 2013 pada hari Kamis tanggal 17 Oktober 2013. Bank A dinyatakan terlambat menyampaikan Laporan Per Kantor selama 2 (dua) Hari Kerja, yaitu Rabu dan Kamis (tanggal 16 dan 17 Oktober 2014), sehingga Bank A dikenakan sanksi sebesar 2 hari x Rp1.000.000,00 = Rp2.000.000,00 (duajuta rupiah).
b. Bank Pelapor yang terlambat menyampaikan koreksi Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 (Paragraf 78 Kodifikasi ini) dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) per cakupan Laporan per Hari Kerja keterlambatan; Contoh: Tanggal 15 Oktober 2013 jatuh pada hari Selasa. Bank A menyampaikan koreksi Laporan Per Kantor periode data bulan September 2013 pada hari Rabu tanggal 16 Oktober 2013. Bank A dinyatakan terlambat menyampaikan koreksi Laporan Per Kantor selama 1 (satu) Hari Kerja, yaitu Rabu tanggal 16 Oktober 2014, sehingga Bank A dikenakan sanksi sebesar 1 hari x Rp100.000,00 = Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah).
c. Bank Pelapor yang dinyatakan tidak menyampaikan Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 (Paragraf 79 Kodifikasi ini) dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) per cakupan Laporan.
Contoh: Tanggal 15 Oktober 2013 jatuh pada hari Selasa. Bank A menyampaikan Laporan Per Kantor untuk bulan Laporan September 2013 pada hari Jumat tanggal 18 Oktober 2013. Bank A dinyatakan tidak menyampaikan Laporan Per Kantor untuk bulan Laporan September 2013, sehingga Bank A dikenakan sanksi sebesar Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
53
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan BAB VIII Ketentuan Penutup
81 Pasal 33 15/4/PBI/2013 SE 15/37/DSta 2013 Romawi VIII
Pada saat Peraturan Bank Indonesia ini mulai berlaku: a. Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/26/PBI/2003 tentang Laporan Bulanan Bank
Umum Syariah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4336); dan
b. Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/ 12/PBI/20 11 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/26/PBI/2003 tentang Laporan Bulanan Bank Umum Syariah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5203),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku terhitung sejak Laporan data bulan Mei 2014. Pada saat Surat Edaran Bank Indonesia ini mulai berlaku: a. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/31/DSM tanggal 1 Desember
2003 perihal Laporan Bulanan Bank Umum Syariah; b. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 10/5/DSM tanggal 13 Februari 2008
perihal Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/31/DSM tanggal 1 Desember 2003 perihal Laporan Bulanan Bank Umum Syariah;
c. Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 13/19/DSM tanggal 10 Juni 2011 perihal Perubahan Kedua atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/31/DSM tanggal 1 Desember 2003 perihal Laporan Bulanan Bank Umum Syariah,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku sejak pelaporan data bulan Mei 2014.
82 Pasal 33 15/4/PBI/2013
(1) Ketentuan sanksi sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 22 (Paragraf 71 Kodifikasi ini) mulai berlaku sejak Laporan data bulan Mei 2014 yang disampaikan pada bulan Juni 2014.
(2) Peraturan Bank Indonesia in i mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Laporan Bulanan Bank Perkreditan Rakyat BAB I Ketentuan Umum
83 Pasal 1 7/51/PBI/2005
1. Bank Perkreditan Rakyat, selanjutnya disebut BPR, adalah Bank Perkreditan Rakyat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 4 Undang‐Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang‐Undang Nomor 10 Tahun 1998, yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional.
2. BPR Pelapor adalah kantor pusat dan kantor cabang BPR yang menyampaikan Laporan Bulanan untuk masing‐masing kantor.
3. Laporan Bulanan BPR, selanjutnya disebut Laporan Bulanan, adalah laporan keuangan yang disusun oleh BPR Pelapor untuk kepentingan Bank Indonesia, yang disajikan menurut sistematika yang ditentukan oleh Bank Indonesia dalam format dan definisi yang seragam serta dilaporkan dengan menggunakan sandi dan angka.
4. Penyampaian Laporan Bulanan melalui Jaringan On‐line adalah penyampaian laporan dengan mengirim atau mentransfer rekaman data secara langsung kepada Kantor Pusat Bank Indonesia melalui fasilitas ekstranet Bank Indonesia atau sarana teknologi lainnya.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
54
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan 5. Penyampaian Laporan Bulanan secara Off‐line adalah penyampaian
laporan dengan menyampaikan rekaman data dalam bentuk disket atau CD‐ROM disertai hasil validasi kepada Kantor Bank Indonesia setempat.
6. Keadaan Memaksa (force majeure) adalah keadaan yang secara nyata menyebabkan BPR Pelapor tidak dapat menyusun dan/atau menyampaikan Laporan Bulanan dan/atau koreksi Laporan Bulanan, antara lain kebakaran, kerusuhan massa, perang, sabotase, serta bencana alam seperti gempa bumi dan banjir, yang dibenarkan oleh pejabat instansi yang berwenang dari daerah setempat.
84 Pasal 2
7/51/PBI/2005 Ayat (1) SE 15/20/DKBU 2013 Romawi I. A Pasal 2 7/51/PBI/2005 Ayat (2) – (3) SE 15/20/DKBU 2013 Romawi II Pasal 2 7/51/PBI/2005 Ayat (4) – (5)
(1) BPR Pelapor wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Bulanan kepada Bank Indonesia secara on‐line setiap bulan secara benar, lengkap, dan tepat waktu. Laporan Bulanan disampaikan kepada Bank Indonesia dalam rangka pengawasan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan sebagai sumber penyusunan statistik perbankan untuk kepentingan penyusunan kebijakan pengembangan BPR.
(2) Laporan Bulanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup seluruh aspek keuangan yaitu : a. neraca, b. rekening administratif, c. daftar rincian dari pos‐pos tertentu neraca.
(3) Laporan Bulanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mengikuti pedoman penyusunan Laporan Bulanan yang diatur oleh Bank Indonesia. Format dan tata cara penyusunan Laporan Bulanan berpedoman pada Buku Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan BPR sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I (Lampiran 7 Kodifikasi ini) yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini. Prosedur pengoperasian aplikasi Laporan Bulanan diatur dalam Petunjuk Teknis Aplikasi Laporan Berkala BPR sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II (Lampiran 8 dan 9 Kodifikasi ini) yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini.
(4) BPR Pelapor bertanggungjawab atas kebenaran dan kelengkapan isi Laporan Bulanan serta ketepatan waktu penyampaian Laporan Bulanan kepada Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(5) Dalam hal terdapat kekeliruan dan/atau kesalahan atas Laporan Bulanan yang telah disampaikan, BPR Pelapor wajib menyampaikan koreksi atas Laporan Bulanan dimaksud secara on‐line dengan memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (4). Yang dimaksud dengan kekeliruan dan/atau kesalahan laporan antara lain ketidaksesuaian antara Laporan Bulanan yang disampaikan dengan pedoman penyusunan Laporan Bulanan. Pengertian koreksi dalam ayat ini adalah koreksi yang dilakukan oleh BPR atas inisiatif sendiri.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
55
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan 85 Pasal 3
7/51/PBI/2005 SE 15/20/DKBU 2013 Romawi IV. G – J
(1) Kewajiban penyampaian Laporan Bulanan dan/atau koreksi Laporan Bulanan secara on‐line sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 (Paragraf 84 Kodifikasi ini) ayat (1) dan (5) dikecualikan dalam hal: BPR Pelapor yang tidak dapat menyampaikan Laporan Bulanan dan/atau koreksi Laporan Bulanan secara on‐line, menyampaikan Laporan Bulanan dimaksud secara off‐line. a. BPR Pelapor berkedudukan di daerah yang belum tersedia fasilitas
komunikasi, sehingga tidak memungkinkan untuk menyampaikan Laporan Bulanan dan/atau koreksi Laporan Bulanan secara on‐line,
b. BPR Pelapor baru beroperasi dengan batas waktu paling lama 2 (dua) bulan setelah melakukan kegiatan operasional,
c. BPR Pelapor mengalami gangguan teknis, atau d. Terjadi kerusakan dan/atau gangguan pada database atau jaringan
komunikasi di Bank Indonesia.
Yang dimaksud dengan gangguan teknis adalah gangguan yang mengakibatkan BPR Pelapor tidak dapat menyampaikan laporan secara on‐line, antara lain gangguan pada jaringan telekomunikasi, kebakaran atau pemadaman listrik.
(2) BPR Pelapor memperoleh pengecualian sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a, huruf b dan huruf c setelah menyampaikan pemberitahuan tertulis terlebih dahulu kepada Bank Indonesia dengan mengemukakan alasannya. Untuk mendapatkan pengecualian penyampaian Laporan Bulanan secara on‐line, BPR Pelapor menyampaikan pemberitahuan secara tertulis beserta alasannya kepada Bank Indonesia yang mewilayahi kantor pusat BPR Pelapor.
Dalam hal BPR Pelapor merupakan kantor cabang BPR, pemberitahuan dilakukan oleh kantor cabang BPR tersebut kepada Bank Indonesia yang mewilayahi kantor pusat BPR dimaksud, dengan tembusan kepada kantor pusat BPR Pelapor. Contoh: BPR A berkantor pusat di Surabaya memiliki kantor cabang di Jember. Apabila kantor cabang BPR A tidak dapat menyampaikan Laporan Bulanan secara on‐line maka pemberitahuan untuk mendapatkan pengecualian penyampaian Laporan Bulanan secara on‐line disampaikan oleh kantor cabang BPR A kepada Kantor Perwakilan Bank Indonesia Surabaya, dengan tembusan kepada kantor pusat BPR tersebut. Dalam hal BPR Pelapor menyampaikan Laporan Bulanan dan/atau koreksi Laporan Bulanan secara off‐line maka Laporan Bulanan disampaikan dengan menggunakan compact disk (CD) atau media perekam data elektronik lainnya disertai hasil validasi yang telah ditandatangani oleh penanggung jawab dan disampaikan kepada Kantor Pusat atau Kantor Perwakilan Bank Indonesia yang mewilayahi kantor pusat BPR Pelapor.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
56
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
Dalam hal terjadi kerusakan CD atau media perekam data elektronik lainnya yang telah diterima oleh Bank Indonesia secara off‐line, BPR Pelapor menyampaikan ulang CD atau media perekam data elektronik lainnya tersebut.
86 Pasal 4
7/51/PBI/2005 SE 15/20/DKBU 2013 Romawi III. A, D – F
BPR Pelapor wajib memiliki sistem dan prosedur konversi yang dituangkan dalam pedoman tertulis. Yang dimaksud dengan ”prosedur konversi” adalah prosedur yang digunakan oleh BPR Pelapor untuk menyesuaikan penyajian data dari format pembukuan intern BPR Pelapor ke dalam format Laporan Bulanan sebagaimana diatur dalam pedoman penyusunan Laporan Bulanan. Persyaratan yang perlu dipenuhi dalam rangka penyusunan dan penyampaian Laporan Bulanan adalah: a. Komputer yang memenuhi konfigurasi perangkat keras dan perangkat lunak
sesuai Petunjuk Teknis Aplikasi Laporan Berkala BPR sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II (Lampiran 8 dan 9 Kodifikasi ini) yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini.
b. Pedoman tertulis mengenai sistem dan prosedur penyusunan dan penyampaian Laporan Bulanan dan/atau koreksi Laporan Bulanan.
c. Sistem pengamanan yang memadai terhadap komputer, aplikasi yang digunakan, dan data Laporan Bulanan.
d. Back up data Laporan Bulanan yang ditatausahakan dengan baik.
87 Pasal 5 7/51/PBI/2005 Ayat (1) SE 15/20/DKBU 2013 Romawi III. B – C
(1) BPR Pelapor wajib menunjuk petugas dan penanggungjawab untuk menyusun dan menyampaikan Laporan Bulanan dan/atau koreksi Laporan Bulanan serta menyampaikan nama petugas dan penanggungjawab dimaksud kepada Bank Indonesia.
Yang dimaksud petugas adalah pegawai BPR Pelapor yang diberi tugas menyusun dan melakukan verifikasi Laporan Bulanan dan/atau koreksi Laporan Bulanan. Yang dimaksud dengan penanggung jawab adalah pejabat atau pegawai BPR Pelapor yang bertanggung jawab melakukan verifikasi ulang dan menyampaikan Laporan Bulanan dan/atau koreksi Laporan Bulanan kepada Bank Indonesia Petugas dan penanggung jawab yang ditunjuk adalah orang yang berbeda. Persyaratan yang perlu dipenuhi dalam rangka penyusunan dan penyampaian Laporan Bulanan adalah: 1. Pegawai BPR yang ditunjuk sebagai petugas yang memiliki kompetensi untuk
menyusun dan melakukan verifikasi Laporan Bulanan dan/atau koreksi Laporan Bulanan.
2. Pejabat atau Pegawai BPR yang ditunjuk sebagai penanggung jawab untuk melakukan verifikasi ulang dan menyampaikan Laporan Bulanan dan/atau koreksi Laporan Bulanan kepada Bank Indonesia.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
57
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Pasal 5 7/51/PBI/2005 Ayat (2) – (3)
(2) Nama petugas dan penanggungjawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk pertama kali disampaikan paling lambat tanggal 31 Januari 2006.
(3) BPR Pelapor wajib melaporkan setiap perubahan nama petugas dan/atau penanggungjawab kepada Bank Indonesia selambat‐lambatnya 10 (sepuluh) hari sebelum perubahan.
BAB II Periode Penyampaian Laporan Bulanan dan Koreksi Laporan Bulanan
88 Pasal 6 7/51/PBI/2005 Ayat (1) SE 15/20/DKBU 2013 Romawi IV. A Pasal 6 7/51/PBI/2005 Ayat (2) – (3)
(1) BPR Pelapor wajib menyampaikan Laporan Bulanan paling lambat tanggal 14 (empat belas) pada bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan laporan yang bersangkutan.
Laporan Bulanan dapat disampaikan secara on‐line pada hari libur atau hari Sabtu.
BPR Pelapor menyampaikan Laporan Bulanan kepada Bank Indonesia secara on‐line melalui fasilitas ekstranet Bank Indonesia atau sarana teknologi lainnya paling lambat tanggal 14 pada bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan laporan.
(2) Dalam hal tanggal 14 (empat belas) jatuh pada hari libur atau hari Sabtu
maka BPR Pelapor yang menyampaikan Laporan Bulanan secara off‐line wajib menyampaikan Laporan Bulanan pada hari kerja sebelumnya. Contoh : Laporan Bulanan untuk data bulan April 2006 disampaikan secara off‐line paling lambat pada tanggal 12 Mei 2006 (hari Jumat) untuk penyampaian secara langsung ke Bank Indonesia atau tanggal 13 Mei 2006 (hari Sabtu) untuk penyampaian melalui pos, mengingat tanggal 14 Mei 2006 jatuh pada hari Minggu.
(3) BPR Pelapor dinyatakan telah menyampaikan Laporan Bulanan pada tanggal diterimanya Laporan Bulanan oleh Bank Indonesia.
Bukti penerimaan untuk Laporan Bulanan yang disampaikan secara on‐line adalah berupa soft copy yang dapat diambil secara on‐line (download). Sedangkan bukti penerimaan untuk Laporan Bulanan yang disampaikan secara off‐line adalah berupa tanda terima apabila disampaikan langsung kepada Bank Indonesia atau tanggal stempel pos apabila dikirimkan melalui pos.
89 Pasal 7
7/51/PBI/2005 Ayat (1)
(1) BPR Pelapor wajib menyampaikan koreksi atas kesalahan Laporan Bulanan sebagaimana dimaksud pada Pasal 2 (Paragraf 84 Kodifikasi ini) ayat (5) paling lambat tanggal 20 (dua puluh) pada bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan laporan yang bersangkutan. Koreksi Laporan Bulanan dapat disampaikan secara on‐line pada hari libur atau hari Sabtu.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
58
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan SE 15/20/DKBU 2013 Romawi IV. B Pasal 7 7/51/PBI/2005 Ayat (2) – (3)
BPR Pelapor menyampaikan koreksi Laporan Bulanan kepada Bank Indonesia secara on‐line melalui fasilitas ekstranet Bank Indonesia atau sarana teknologi lainnya.
(2) Dalam hal tanggal 20 (dua puluh) jatuh pada hari libur atau hari Sabtu
maka BPR Pelapor yang menyampaikan koreksi Laporan Bulanan secara off‐line wajib menyampaikan koreksi Laporan Bulanan pada hari kerja sebelumnya.
Contoh : Koreksi Laporan Bulanan untuk data bulan Juli 2006 disampaikan secara off‐line paling lambat tanggal 18 Agustus 2006 (hari Jumat) untuk penyampaian secara langsung ke Bank Indonesia atau tanggal 19 Mei 2006 (hari Sabtu) untuk penyampaian melalui pos, mengingat tanggal 20 Agustus 2006 jatuh pada hari Minggu.
(3) BPR Pelapor dinyatakan telah menyampaikan koreksi Laporan Bulanan
pada tanggal diterimanya koreksi Laporan Bulanan oleh Bank Indonesia.
Bukti penerimaan untuk koreksi Laporan Bulanan yang disampaikan secara on‐line adalah berupa soft copy yang dapat diambil secara on‐line (download). Sedangkan bukti penerimaan untuk koreksi Laporan Bulanan yang disampaikan secara off‐line adalah berupa tanda terima apabila disampaikan langsung kepada Bank Indonesia atau tanggal stempel pos apabila dikirimkan melalui pos.
90 Pasal 8
7/51/PBI/2005 Ayat (1) – (2) SE 15/20/DKBU 2013 Romawi IV. C – D
(1) BPR Pelapor dinyatakan terlambat menyampaikan Laporan Bulanan apabila belum menyampaikan Laporan Bulanan sampai dengan batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 (Paragraf 88 Kodifikasi ini) ayat (1) atau ayat (2).
(2) BPR Pelapor dinyatakan terlambat menyampaikan koreksi Laporan Bulanan apabila belum menyampaikan koreksi Laporan Bulanan sampai dengan batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 (Paragraf 89 Kodifikasi ini) ayat (1) atau ayat (2).
Dalam hal BPR Pelapor belum menyampaikan koreksi Laporan Bulanan sebagaimana dimaksud dalam Romawi IV. A dan B, BPR Pelapor tetap harus menyampaikan Laporan Bulanan dan/atau koreksi Laporan Bulanan kepada Bank Indonesia secara on‐line sampai dengan akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan laporan. Contoh: BPR A hanya dapat menyampaikan Laporan Bulanan dan/atau koreksi Laporan Bulanan secara on‐line untuk data bulan Juni 2013, paling lama sampai dengan akhir bulan Juli 2013.
Bagi BPR Pelapor yang menyampaikan Laporan Bulanan dan/atau koreksi Laporan Bulanan kepada Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Romawi IV. C, BPR Pelapor tersebut tetap dinyatakan terlambat menyampaikan Laporan Bulanan dan/atau koreksi Laporan Bulanan.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
59
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Pasal 8 7/51/PBI/2005 Ayat (3) – (4) SE 15/20/DKBU 2013 Romawi IV. F
(3) BPR Pelapor dinyatakan tidak menyampaikan Laporan Bulanan dan/atau koreksi Laporan Bulanan apabila belum menyampaikan Laporan Bulanan dan/atau koreksi Laporan Bulanan sampai dengan akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan laporan yang bersangkutan.
Contoh : BPR Pelapor dinyatakan tidak menyampaikan Laporan Bulanan dan/atau koreksi Laporan Bulanan untuk data bulan Juli 2006 apabila laporan dimaksud belum diterima Bank Indonesia sampai dengan tanggal 31 Agustus 2006.
(4) BPR Pelapor yang dinyatakan tidak menyampaikan Laporan Bulanan
dan/atau koreksi Laporan Bulanan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), tetap wajib menyampaikan Laporan Bulanan dan/atau koreksi Laporan Bulanan.
Laporan Bulanan dan/atau koreksi Laporan Bulanan yang disampaikan melampaui batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Romawi IV. C hanya dapat disampaikan secara off ‐ l ine dalam bentuk CD atau media perekam data elektronik lainnya disertai hasil validasi, kepada Bank Indonesia yang mewilayahi kantor pusat BPR Pelapor.
91 Pasal 9
7/51/PBI/2005
(1) Dalam hal berdasarkan penelitian dan/atau pemeriksaan Bank Indonesia atas Laporan Bulanan yang telah disampaikan oleh BPR Pelapor ditemukan adanya kesalahan maka BPR Pelapor wajib menyampaikan koreksi Laporan Bulanan berdasarkan hasil penelitian dan/atau hasil pemeriksaan dimaksud, untuk posisi sejak ditemukannya kesalahan.
(2) Koreksi Laporan Bulanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling lambat 14 (empat belas) hari sejak tanggal pemberitahuan oleh Bank Indonesia atau sejak tanggal pertemuan akhir antara pengurus BPR dengan Bank Indonesia untuk membahas hasil pemeriksaan (exit meeting).
(3) BPR Pelapor wajib menggunakan hasil penelitian dan/atau hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk menyusun Laporan Bulanan.
BAB III Pedoman Pencatatan92 Pasal 10
7/51/PBI/2005 BPR wajib melakukan pencatatan atas kegiatan usaha berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang relevan bagi bank dan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia.
BAB IV Keadaan Memaksa (Force majeure)93 Pasal 11
7/51/PBI/2005 (1) BPR Pelapor yang mengalami Keadaan Memaksa (force majeure) selama
satu atau lebih periode penyampaian Laporan Bulanan dan/atau koreksi Laporan Bulanan dikecualikan dari kewajiban menyampaikan Laporan Bulanan dan/atau koreksi Laporan Bulanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 (Paragraf 84 Kodifikasi ini) ayat (1) dan ayat (5) dan Pasal 3 (Paragraf 85 Kodifikasi ini).
(2) BPR Pelapor yang mengalami Keadaan Memaksa (force majeure) kurang dari satu periode penyampaian Laporan Bulanan dan/atau koreksi Laporan
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
60
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Bulanan dikecualikan dari kewajiban menyampaikan Laporan Bulanan dan/atau koreksi Laporan Bulanan dalam batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 (Paragraf 88 Kodifikasi ini) ayat (1) dan ayat (2) dan Pasal 7 (Paragraf 89 Kodifikasi ini) ayat (1) dan ayat (2).
(3) BPR Pelapor yang mengalami Keadaan Memaksa (force majeure), menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Bank Indonesia, dengan disertai penjelasan mengenai Keadaan Memaksa yang dialami.
(4) BPR Pelapor wajib menyampaikan Laporan Bulanan dan/atau koreksi Laporan Bulanan setelah kembali melakukan kegiatan operasional secara normal.
BAB V Sanksi
94 Pasal 12 7/51/PBI/2005
(1) BPR Pelapor yang tidak menyampaikan Laporan Bulanan dan/atau koreksi Laporan Bulanan secara on‐line tanpa memenuhi kondisi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 (Paragraf 85 Kodifikasi ini), dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) untuk setiap penyampaian Laporan Bulanan dan/atau koreksi Laporan Bulanan.
(2) BPR Pelapor yang dinyatakan terlambat menyampaikan Laporan Bulanan dan/atau koreksi Laporan Bulanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 (Paragraf 90 Kodifikasi ini) ayat (1) dan ayat (2) dan Pasal 9 (Paragraf 91 Kodifikasi ini) ayat (2) dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) per hari keterlambatan.
(3) BPR Pelapor yang dinyatakan tidak menyampaikan Laporan Bulanan dan/atau koreksi Laporan Bulanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 (Paragraf 90 Kodifikasi ini) ayat (3) dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp3.000.000,00 (tiga juta rupiah).
(4) Terhadap setiap kesalahan Laporan Bulanan yang ditemukan berdasarkan penelitian dan/atau pemeriksaan Bank Indonesia sebagaimana dimaksud Pasal 8 (Paragraf 90 Kodifikasi ini) ayat (1), dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp10.000,00 (sepuluh ribu rupiah) per item kesalahan atau paling banyak sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).
Dalam hal terdapat kesalahan Laporan Bulanan berdasarkan hasil pemeriksaan Bank Indonesia, sanksi hanya dikenakan atas kesalahan untuk data bulan laporan pada posisi pemeriksaan.
95 Pasal 13 7/51/PBI/2005 SE 15/20/DKBU 2013 Romawi V
Pemenuhan sanksi kewajiban membayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 (Paragraf 94 Kodifikasi ini), dilakukan dengan cara transfer atau tunai kepada Bank Indonesia.
Pemenuhan sanksi kewajiban membayar kepada Bank Indonesia dilakukan oleh kantor pusat BPR Pelapor secara tunai atau non tunai dengan tata cara sebagai berikut: A. Pembayaran secara tunai
1. Bagi BPR Pelapor yang berkedudukan di wilayah DKI Jakarta, Banten, Bogor, Depok, Karawang, dan Bekasi, menyetor kepada Departemen Pengedaran Uang c.q. Divisi Pengelolaan Uang Keluar (PgUK); dan
2. bagi BPR Pelapor yang kantor pusatnya berkedudukan di luar wilayah sebagaimana dimaksud dalam huruf a, menyetor kepada Kantor
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
61
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Perwakilan Bank Indonesia yang mewilayahi kantor pusat BPR Pelapor,
pada setiap hari kerja, waktu layanan kas, pukul 08.00 sampai dengan 12.00 waktu setempat (hari Senin sampai dengan Kamis) atau pukul 08.00 sampai dengan 11.30 waktu setempat (hari Jumat), untuk untung rekening nomor 566.000447.XXX (sesuai sandi satuan kerja Bank Indonesia) ‐ "Rekening antara sehubungan dengan penerimaan sanksi administratif BPR".
B. Pembayaran secara non tunai 1. Kliring
Transfer ditujukan ke rekening nomor 566.000447.XXX (sesuai sandi satuan kerja Bank Indonesia) ‐ "Rekening antara sehubungan dengan penerimaan sanksi administratif BPR", dengan mencantumkan "pembayaran sanksi kewajiban membayar dari BPR XXX untuk Laporan Bulanan periode XXX" pada kolom keterangan.
2. BI‐RTGS T r a n s f e r d i t u j u k a n k e r e k e n i n g n om o r 566.000447.XXX (sesuai sandi satuan kerja Bank Indonesia) ‐ "Rekening antara sehubungan dengan penerimaan sanksi administratif BPR", dengan mencantumkan Transaction Reference Number (TRN) BIRBK566 dan pada kolom keterangan dicantumkan "pembayaran sanksi kewajiban membayar dari BPR XXX untuk Laporan Bulanan periode XXX".
3. BPR Pelapor menyampaikan salinan bukti pembayaran sanksi kewajiban membayar kepada Bank Indonesia.
96 Pasal 14
7/51/PBI/2005 BPR Pelapor yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) dan ayat (5), Pasal 4, Pasal 5, Pasal 8 ayat (4), Pasal 9 ayat (1) dan ayat (3), Pasal 10, Pasal 11 ayat (4), dan Pasal 18 (Paragraf 84 ayat (1) dan ayat (5), Paragraf 86, Paragraf 87, Paragraf 90 ayat (4), Paragraf 91 ayat (1) dan ayat (3), Paragraf 92, Paragraf 93 ayat (4), dan Paragraf 100 Kodifikasi ini) dikenakan sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 Undang‐Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang‐Undang Nomor 10 Tahun 1998, berupa teguran tertulis dan/atau penurunan tingkat kesehatan.
97 Pasal 15 7/51/PBI/2005
BPR Pelapor yang: a. tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 6
ayat (1) dan ayat (2), Pasal 7 ayat (1) dan ayat (2) dan Pasal 9 ayat (2) (Paragraf 85, Paragraf 88 ayat (1) dan ayat (2), Paragraf 89 ayat (1) dan ayat (2) dan Paragraf 91 ayat (2) Kodifikasi ini),
b. tidak menyampaikan Laporan Bulanan dan/atau koreksi Laporan Bulanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 (Paragraf 90 Kodifikasi ini) ayat (3), dan/atau
c. melakukan kesalahan dalam Laporan Bulanan berdasarkan penelitian dan/atau pemeriksaan Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 (Paragraf 91 Kodifikasi ini) ayat (1),
selain dikenakan sanksi kewajiban membayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 (Paragraf 94 Kodifikasi ini) dikenakan pula sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 Undang‐Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang‐Undang Nomor 10 Tahun 1998, berupa teguran tertulis dan/atau penurunan tingkat kesehatan.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
62
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan 98 Pasal 16
7/51/PBI/2005 Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 (Paragraf 92 Kodifikasi ini) dan/atau rekayasa transaksi yang tidak wajar sehingga menyebabkan terpenuhinya kondisi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (1) Undang‐Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang‐Undang Nomor 10 Tahun 1998, berlaku ketentuan sanksi pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (1) dan Pasal 50 Undang‐Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang‐Undang Nomor 10 Tahun 1998.
99 Pasal 17 7/51/PBI/2005
Pengenaan sanksi kewajiban membayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 (Paragraf 94 Kodifikasi ini) ayat (2) dan ayat (4) dikecualikan terhadap hasil audit tahunan yang dilakukan oleh akuntan publik.
BAB VI Lain‐Lain100 Pasal 18
7/51/PBI/2005 SE 15/20/DKBU 2013 Romawi VI
Dalam hal BPR dibubarkan karena merger atau konsolidasi dengan BPR lain sehingga tidak lagi menjadi BPR Pelapor, BPR tetap wajib menyampaikan Laporan Bulanan untuk data akhir bulan laporan sebelum berlakunya izin merger atau konsolidasi, sesuai ketentuan yang berlaku. Contoh: Apabila izin merger antara BPR X dan BPR Y berlaku sejak tanggal 1 Maret 2006 yaitu sejak memperoleh persetujuan perubahan Anggaran Dasar atau Akta Pendirian BPR dari instansi yang berwenang atau tanggal pendaftaran Akta Merger dan perubahan Anggaran Dasar dalam Daftar Perusahaan apabila perubahan Anggaran Dasar tidak memerlukan persetujuan dari instansi yang berwenang, maka BPR X dan BPR Y tetap menyampaikan Laporan Bulanan untuk data bulan Februari 2006. Penyampaian Laporan Bulanan dan/atau koreksi Laporan Bulanan secara off‐line, pemberitahuan tertulis untuk memperoleh pengecualian tidak menyampaikan Laporan Bulanan dan/atau koreksi Laporan Bulanan secara on‐line dan penyampaian salinan bukti pembayaran sanksi kewajiban membayar ditujukan kepada: 1. Departemen yang menangani mengenai pengelolaan dan kepatuhan laporan Bank
bagi BPR Pelapor yang berkedudukan di wilayah DKI Jakarta, Banten, Bogor, Depok, Karawang, dan Bekasi.
2. Kantor Perwakilan Bank Indonesia/Kantor Regional Bank Indonesia yang mewilayahi kantor pusat BPR Pelapor, bagi BPR Pelapor yang berkedudukan di luar wilayah sebagaimana dimaksud dalam angka 1.
Penyampaian nama petugas, penanggung jawab dan nomor telepon serta perubahannya yang digunakan untuk menyampaikan Laporan Bulanan dan/atau koreksi Laporan Bulanan ditujukan kepada Bank Indonesia dengan alamat sebagaimana dimaksud dalam Romawi VI. A. Pertanyaan yang berkaitan dengan aplikasi Laporan Bulanan disampaikan kepada help desk Bank Indonesia dengan alamat: Jl. M.H. Thamrin No. 2 Jakarta 10350, telp. 021‐ 381 8000 (hunting), fax. 021 ‐386 6071 e‐mail: [email protected]
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
63
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan SE 15/39/DPNP 2013 Romawi VII SE 15/39/DPNP 2013 Romawi VIII
Penyusunan dan penyampaian Laporan Bulanan dan/atau Koreksi Laporan Bulanan untuk posis i sebelum bulan November 2013 tetap berpedoman pada Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 8/7/DPBPR tanggal 23 Februari 2006 perihal Laporan Bulanan Bank Perkreditan Rakyat sebagaimana telah diubah terakhir dengan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 12/15/ DKBU tanggal 11 Juni 2010 yang dilakukan secara on‐line melalui fasilitas ekstranet Bank Indonesia. Dalam hal BPR Pelapor tidak dapat menyampaikan Laporan Bulanan secara on‐line sebagaimana dimaksud dalam huruf A, BPR Pelapor dapat menyampaikan secara off‐line dalam bentuk compact disc (CD) atau media perekam data elektronik lainnya disertai hasil validasi kepada Bank Indonesia yang mewilayahi kantor pusat BPR pelapor. Khusus untuk posis i laporan bulan Agustus 2013, penyampaian Laporan Bulanan dan/atau Koreksi Laporan Bulanan sebagaimana dimaksud dalam huruf A dilakukan paling lambat pada akhir bulan September 2013 secara online melalui fasilitas ekstranet Bank Indonesia. Dalam hal batas waktu penyampaian pada akhir bulan September 2013 ter lampaui maka BPR Pelapor dikenakan sanksi keterlambatan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/51/PBI/2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 145, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4580) tentang Laporan Bulanan Bank Perkreditan Rakyat. Selain menyampaikan Laporan Bulanan sebagaimana dimaksud dalam huruf A, BPR Pelapor juga wajib melakukan uji coba penyampaian Laporan Bulanan untuk posisi bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2013 yang disampaikan paling lambat pada setiap akhir bulan berikutnya dengan berpedoman pada Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/20/DKBU tanggal 22 Mei 2013 perihal Laporan Bulanan Bank Perkreditan Rakyat. BPR Pelapor wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Bulanan kepada Bank Indonesia sejak posisi bulan November 2013 dengan berpedoman pada Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/20/DKBU tanggal 22 Mei 2013 perihal Laporan Bulanan Bank Perkreditan Rakyat.
Laporan Bulanan Bank Perkreditan Rakyat Syariah BAB I Ketentuan Umum
101 Pasal 1 7/9/PBI/2005
1. Bank Perkreditan Rakyat Syariah yang selanjutnya disebut BPRS adalah Bank Perkreditan Rakyat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 4 Undang‐undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang‐undang Nomor 10 Tahun 1998, yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.
2. Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah adalah kegiatan usaha perbankan yang dilakukan berdasarkan Prinsip Syariah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 13 Undang‐undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang‐undang Nomor 10 Tahun 1998.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
64
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan
3. BPRS Pelapor adalah kantor pusat BPRS. 4. Laporan Bulanan BPRS yang selanjutnya disebut Laporan Bulanan adalah
laporan keuangan yang disusun oleh BPRS untuk kepentingan Bank Indonesia, yang disajikan menurut sistematika yang ditentukan oleh Bank Indonesia dalam format dan definisi yang seragam serta dilaporkan dengan menggunakan sandi‐sandi dan angka.
5. Penyampaian Laporan Bulanan melalui Jaringan On‐line adalah penyampaian laporan oleh BPRS pelapor yang dilakukan dengan mengirim atau mentransfer rekaman data secara langsung kepada Kantor Pusat Bank Indonesia melalui fasilitas ekstranet Bank Indonesia atau sarana teknologi lainnya.
6. Penyampaian Laporan Bulanan secara Off‐line adalah penyampaian laporan oleh BPRS pelapor yang dilakukan dengan menyampaikan rekaman data dalam bentuk disket atau cd‐rom disertai hard copy kepada Bank Indonesia.
102 Pasal 2 7/9/PBI/2005 Ayat (1) SE 13/15/DPbS 2011 Romawi I No. 1 Pasal 2 7/9/PBI/2005 Ayat (2) – (4)
(1) BPRS Pelapor wajib menyusun dan menyampaikan Laporan Bulanan kepada Bank Indonesia setiap bulan secara benar, lengkap, dan tepat waktu.
Laporan Bulanan BPRS disampaikan kepada Bank Indonesia dalam rangka penyusunan laporan dan informasi serta statistik perbankan yang dipergunakan untuk kepentingan pengaturan dan pengawasan BPRS, dan kepentingan manajemen masing‐masing BPRS.
(2) Laporan Bulanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup seluruh
aspek keuangan yaitu : a. Neraca; b. Daftar Rincian Laba Rugi; c. Rekening Administratif; dan d. Daftar Rincian dari pos‐pos dalam neraca dan pos‐pos tertentu dari
rekening administratif serta rincian informasi penting lainnya. (3) Laporan Bulanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib mengikuti
Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan BPRS yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
(4) BPRS Pelapor bertanggungjawab atas kebenaran dan kelengkapan isi Laporan Bulanan serta ketepatan waktu penyampaian Laporan Bulanan kepada Bank Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
103 Pasal 3 7/9/PBI/2005
(1) Dalam hal BPRS dibubarkan karena merger atau konsolidasi dengan BPRS lain sehingga tidak lagi menjadi BPRS Pelapor, BPRS tetap wajib menyampaikan Laporan Bulanan untuk data akhir bulan laporan sebelum merger atau konsolidasi. Sebagai contoh: Apabila pada tanggal 1 Maret 2005 BPRS X dimerger dengan BPRS Y, dimana badan hukum BPRS X dibubarkan, maka BPRS X tetap wajib menyampaikan laporan untuk data laporan bulan Februari 2005.
(2) Dalam hal BPRS masih dalam proses akuisisi dan sudah tidak beroperasi lagi, BPRS Pelapor tetap wajib menyampaikan Laporan Bulanan ke Bank Indonesia.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
65
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan (3) Kewajiban menyampaikan Laporan Bulanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2), dapat dikecualikan dengan izin tertulis dari Bank Indonesia.
104 Pasal 4 7/9/PBI/2005 SE 13/15/DPbS 2011 Romawi II No. 1, 4 – 6 SE 13/15/DPbS 2011 Romawi III
(1) BPRS Pelapor wajib memiliki sistem dan prosedur konversi yang dituangkan dalam suatu pedoman tertulis.
Prosedur konversi dipergunakan oleh BPRS Pelapor untuk menyesuaikan penyajian data dari format pembukuan intern BPRS pelapor ke dalam format Laporan Bulanan sebagaimana diatur dalam Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan BPRS.
(2) Sarana dan Sumber Daya Manusia yang diperlukan dalam rangka penyusunan dan penyampaian Laporan Bulanan BPRS adalah: 1. Personal computer dengan memenuhi konfigurasi minimal software
dan hardware sebagaimana dimaksud dalam bukumengenai Tata Cara Aplikasi Data entry Laporan Berkala BPRS dan Tata Cara Web User BPRS Laporan Berkala BPRS.
2. Pedoman tertulis tentang sistem dan prosedur koversi Laporan keuangan intern ke Laporan Bulanan BPRS.
3. Sistem pengamanan yang memadai terhadap sarana komputer dan aplikasi yang digunakan serta data Laporan Bulanan BPRS.
4. Back up data Laporan Bulanan yang ditatausahakan dengan baik. (3) Format Laporan Bulanan BPRS dan tata cara penyusunan laporan diatur
dalam Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan BPRS sebagaimana tercantum tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini (Lampiran 10 Kodifikasi ini).
(4) Tata cara pengoperasian aplikasi Laporan Bulanan BPRS terdapat dalam buku mengenai Tata Cara Aplikasi Data Entry Laporan Berkala BPRS dan Tata Cara Aplikasi Web User BPRS Laporan Berkala BPRS yang disampaikan kepada BPRS.
105 Pasal 5 7/9/PBI/2005
(1) BPRS Pelapor wajib menunjuk petugas dan penanggung jawab untuk menyusun dan menyampaikan Laporan Bulanan.
SE 13/15/DPbS 2011 Romawi II No. 2 – 3
Yang dimaksud dengan petugas adalah pegawai BPRS yang menyusun dan melakukan verifikasi laporan. Yang dimaksud dengan penanggung jawab yang ditunjuk adalah pejabat atau pegawai BPRS yang bertanggung jawab, melakukan verifikasi ulang dan menyampaikan laporan kepada Bank Indonesia. Petugas dan penanggung jawab yang ditunjuk adalah orang yang berbeda.
(2) Sumber Daya Manusia yang diperlukan dalam rangka penyusunan dan penyampaian Laporan Bulanan BPRS adalah: 1. Pegawai BPRS yang dapat mengoperasikan serta memahami computer,
untuk menyusun dan melakukan verifikasi aplikasi Laporan Bulanan BPRS.
2. Penanggungjawab yang ditunjuk untuk melakukan verifikasi ulang dan menyampaikan Laporan Bulanan dan/atau koreksi Laporan Bulanan BPRS ke Bank Indonesia. Verifikasi ulang oleh penanggung jawab
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
66
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan diperlukan untuk meyakini kebenaran Laporan Bulanan BPRS sebelum dikirimkan kepada Bank Indonesia.
BAB II Periode Penyampaian Laporan dan Koreksi Laporan
106 Pasal 6 7/9/PBI/2005 SE 13/15/DPbS 2011 Romawi I No.3 dan 5 SE 13/15/DPbS 2011 Romawi IV
(1) BPRS Pelapor wajib menyampaikan Laporan Bulanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 (Paragraf 102 Kodifikasi ini) ayat (1) paling lambat tanggal 12 (dua belas) pada bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan Laporan yang bersangkutan.
Sebagai contoh: Laporan untuk data bulan Maret 2005 wajib disampaikan paling lambat pada tanggal 12 April 2005.
(2) BPRS Pelapor dinyatakan telah menyampaikan Laporan Bulanan pada tanggal diterimanya Laporan Bulanan oleh Bank Indonesia.
Tanda bukti penerimaan laporan dapat berupa soft copy yang dapat diambil secara on‐line (download) apabila laporan disampaikan secara on‐line. Sedangkan untuk laporan yang disampaikan secara off‐line tanda bukti penerimaan berupa tanda terima penyampaian laporan.
(3) Dengan adanya pengembangan aplikasi Laporan Bulanan BPRS maka
penyusunan dan penyampaian Laporan Bulanan BPRS kepada Bank Indonesia secara on‐line dilakukan dengan menggunakan aplikasi Data Entry Laporan Berkala BPRS dan aplikasi Web User BPRS Laporan Berkala BPRS.
(4) Bagi BPRS Pelapor yang memiliki kantor cabang, laporan keuangan yang disampaikan kepada Bank Indonesia mencakup laporan keuangan konsolidasi kantor pusat dan kantor cabang BPRS beserta rinciannya.
(5) Laporan Bulanan BPRS dan/atau koreksinya disampaikan kepada Bank Indonesia secara on‐line melalui fasilitas ekstranet Bank Indonesia atau sarana teknologi lainnya paling lama tanggal 21 (dua puluh satu) pada bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan laporan.
(6) Laporan Bulanan BPRS dan/atau koreksinya disampaikan kepada Bank Indonesia secara off‐line dengan menggunakan disket atau CD‐ROMndan hasilcetak computer (hard copy) sebanyak 1 (satu) set disertai hasil validasi dengan alamat : a. Direktorat perbankan syariah Jl. M.H. Thamrin Nomor 2 Jakarta 10350,
bagi BPRS Pelapor yang berkedudukan di wilayah DKI Jakarta Raya, Banten, Bogor, Depok, Karawang, dan Bekasi, paling lama pukul 16.00 WIB; atau
b. Kantor Bank Indonesia setempat, bagi BPRS Pelapor yang berkedudukan diluar wilayah sebagaimana dimaksud dalam huruf a, paling lama pukul 16.00 waktu setempat.
(7) Dalam hal terjadi kerusakan disket atau cd‐rom yang telah disampaikan ke Bank Indonesia secara off‐line, BPRS Pelapor menyampaikan ulang disket atau cd‐rom Laporan Bulanan BPRS.
(8) BPRS menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Bank Indonesia untuk mendapatkan pengecualian penyampaian Laporan Bulanan secara on‐line dengan alamat: a. Direktorat Perbankan Syariah Jl. M.H. Thamrin Nomor 2 Jakarta 10350,
bagi BPRS Pelapor yang berkedudukan di wilayah DKI Jakarta Raya,
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
67
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan SE 13/15/DPbS 2011 Romawi I no. 6
Banten, Bogor, Depok, Karawang, dan Bekasi, paling lama pukul 16.00 WIB; atau
b. Kantor Bank Indonesia setempat, bagi BPRS Pelapor yang berkedudukan di luar wilayah sebagaimana dimaksud dalam huruf a, paling lama pukul 16.00 waktu setempat.
(9) Dalam hal Laporan Bulanan BPRS disampaikan secara off‐line, tanggal penerimaan Laporan Bulanan BPRS adalah tanggal stempel pos untuk yang dikirim via pos atau tanda terima dari jasa ekspedisi atau tanggal tanda terima Bank Indonesia apabila disampaikan secara langsung.
107 Pasal 7 7/9/PBI/2005
BPRS Pelapor dinyatakan terlambat menyampaikan Laporan Bulanan apabila disampaikan melampaui batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 (Paragraf 106 Kodifikasi ini) ayat (1) sampai dengan tanggal 21 (dua puluh satu) pada bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan laporan.
Contoh : Penyampaian laporan untuk data bulan Maret 2005 dinyatakan terlambat apabila disampaikan mulai tanggal 13 April 2005 sampai dengan tanggal 21 April 2005.
108 Pasal 8 7/9/PBI/2005
BPRS Pelapor dinyatakan tidak menyampaikan Laporan Bulanan, apabila Bank Indonesia belum menerima Laporan Bulanan sampai dengan batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 (Paragraf 107 Kodifikasi ini).
Contoh : Laporan untuk data bulan Maret 2005 dinyatakan tidak disampaikan apabila Laporan Bulanan disampaikan setelah tanggal 21 April 2005.
109 Pasal 9 7/9/PBI/2005
(1) Dalam hal terdapat kekeliruan dan atau kesalahan atas Laporan Bulanan yang telah disampaikan, BPRS Pelapor wajib menyampaikan koreksi atas Laporan Bulanan dimaksud.
Yang dimaksud dengan kekeliruan dan atau kesalahan laporan adalah ketidaksesuaian antara Laporan Bulanan yang disampaikan dengan Pedoman Penyusunan Laporan Bulanan. Pengertian koreksi dalam ayat ini adalah koreksi yang dilakukan oleh BPRS atas inisiatif sendiri.
(2) BPRS Pelapor wajib menyampaikan koreksi atas kesalahan Laporan Bulanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), paling lambat tanggal 12 (dua belas) pada bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan Laporan yang bersangkutan.
Contoh: Koreksi Laporan Bulanan untuk data bulan Maret 2005 wajib disampaikan paling lambat pada tanggal 12 April 2005.
(3) BPRS Pelapor dinyatakan telah menyampaikan koreksi Laporan Bulanan
pada tanggal diterimanya koreksi Laporan Bulanan oleh Bank Indonesia.
Tanda bukti penerimaan laporan berupa soft copy yang dapat diambil secara on‐line (down‐load) untuk laporan disampaikan secara on‐line.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
68
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Sedangkan untuk laporan yang disampaikan secara off‐line tanda bukti penerimaan berupa tanda terima penyampaian laporan .
110 Pasal 10
7/9/PBI/2005 BPRS Pelapor dinyatakan terlambat menyampaikan koreksi Laporan Bulanan apabila menyampaikan koreksi Laporan Bulanan melampaui batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 (Paragraf 109 Kodifikasi ini) ayat (2) sampai dengan tanggal 21 (dua puluh satu) pada bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan laporan. Contoh: Penyampaian koreksi Laporan Bulanan untuk data bulan Maret 2005 dinyatakan terlambat apabila disampaikan mulai tanggal 13 April 2005 sampai dengan tanggal 21 April 2005.
111 Pasal 11 7/9/PBI/2005
BPRS Pelapor dinyatakan tidak menyampaikan koreksi Laporan Bulanan apabila belum menyampaikan koreksi Laporan Bulanan sampai dengan batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 (Paragraf 110 Kodifikasi ini).
Contoh: Koreksi Laporan Bulanan untuk data bulan Maret 2005 dinyatakan tidak disampaikan apabila Laporan Bulanan disampaikan setelah tanggal 21 April 2005.
112 Pasal 12 7/9/PBI/2005
Dalam hal tanggal berakhirnya penyampaian Laporan Bulanan dan atau koreksi Laporan Bulanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1), Pasal 7, Pasal 9 ayat (2), dan Pasal 10 (Paragraf 106 ayat (1), Paragraf 107, Paragraf 109 ayat (2) dan Paragraf 110 Kodifikasi ini) jatuh pada hari Sabtu, Minggu atau hari libur, maka koreksi Laporan Bulanan disampaikan pada hari kerja sebelumnya.
Yang termasuk hari libur adalah hari libur nasional dan hari libur setempat yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah Tingkat I. Yang dimaksud dengan hari kerja sebelumnya adalah hari kerja yang jatuh sebelum hari Sabtu, Minggu, atau hari libur. Contoh : Koreksi Laporan Bulanan untuk data bulan Februari 2005 yang wajib disampaikan selambat‐lambatnya tanggal 12 Maret 2005 jatuh pada hari Sabtu dan tanggal 11 Maret 2005 merupakan hari libur nasional, maka batas akhir penyampaian Laporan Bulanan data bulan Februari 2005 adalah pada hari kamis tanggal 10 Maret 2005.
113 Pasal 13 7/9/PBI/2005
Dalam hal berdasarkan penelitian dan atau pemeriksaan Bank Indonesia atas Laporan Bulanan yang telah disampaikan oleh BPRS Pelapor ditemukan kesalahan, maka BPRS Pelapor wajib menggunakan hasil pemeriksaan dimaksud untuk penyusunan Laporan Bulanan posisi setelah hasil pemeriksaan.
BAB III Prosedur Penyampaian Laporan dan Koreksi Laporan 114
Pasal 14 7/9/PBI/2005 Ayat (1) – (3)
(1) BPRS Pelapor wajib menyampaikan Laporan Bulanan dan atau koreksi Laporan Bulanan kepada Bank Indonesia secara on‐line sampai dengan tanggal 21 (dua puluh satu) pada bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan laporan.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
69
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan SE 13/15/DPbS 2011 Romai IV No. 4 Pasal 14 7/9/PBI/2005 Ayat (4) SE 13/15/DPbS 2011 Romawi IV No. 2
(2) Kewajiban penyampaian Laporan Bulanan dan atau koreksi Laporan Bulanan secara on‐line dikecualikan terhadap: a. BPRS Pelapor yang berkedudukan di daerah yang belum tersedia
fasilitas komunikasi, sehingga tidak memungkinkan untuk menyampaikan Laporan Bulanan secara on‐line;
b. BPRS Pelapor yang baru dibuka dengan batas waktu paling lama 2 (dua) bulan setelah melakukan kegiatan operasional; atau BPRS Pelapor yang mengalami gangguan teknis.
Yang dimaksud dengan ganguan teknis adalah gangguan yang menyebabkan BPRS Pelapor tidak dapat menyampaikan laporan secara on‐line, antara lain gangguan pada jaringan telekomunikasi, kebakaran gedung dan atau pemadaman listrik.
(3) BPRS memperoleh pengecualian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) setelah menyampaikan pemberitahuan tertulis terlebih dahulu kepada Bank Indonesia.
BPRS menyampaikan pemberitahuan secara tertulis kepada Bank Indonesia untuk mendapatkan pengecualian penyampaian Laporan Bulanan secara on‐line dengan alamat: a. Direktorat Perbankan Syariah Jl.M.H. Thamrin Nomor 2 Jakarta
10350, bagi BPRS Pelapor yang berkedudukan di wilayah DKI Jakarta Raya, Banten, Bogor, Depok, Karawang, dan Bekasi, paling lama pukul 16.00 WIB; atau
b. Kantor Bank Indonesia setempat, bagi BPRS Pelapor yang berkedudukan di luar wilayah sebagaimana dimaksud dalam huruf a, paling lama pukul 16.00 waktu setempat.
(4) BPRS Pelapor yang tidak dapat menyampaikan Laporan Bulanan dan atau koreksi Laporan Bulanan secara on‐line sebagaimana dimaksud pada ayat (2), atau menyampaikan Laporan Bulanan dan koreksi Laporan Bulanan melampaui batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan/atau Pasal 10 (Paragraf 107 dan atau Paragraf 110 Kodifikasi ini), wajib menyampaikan Laporan Bulanan dan atau koreksi Laporan Bulanan secara off‐line. Laporan Bulanan BPRS dan/atau koreksinya disampaikan kepada Bank Indonesia secara off‐line dengan menggunakan disket atau cd‐room dan hasil cetak computer (hard copy) sebanyak 1 (satu) set disertai hasil validasi dengan alamat: a. Direktorat Perbankan Syariah Jl. M.H.Thamrin Nomor 2 Jakarta
10350, bagi BPRS Pelapor yang berkedudukan di wilayah DKI Jakarta Raya, Banten, Bogor, Depok, Karawang, dan Bekasi, paling lama pukul 16.00 WIB; atau
b. Kantor Bank Indonesia setempat, bagi BPRS Pelapor yang berkedudukan di luar wilayah sebagaimana dimaksud dalam huruf a, paling lama pukul 16.00 waktu setempat.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
70
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Pasal 14 7/9/PBI/2005 Ayat (5)
(5) Dalam hal terjadi kerusakan dan atau gangguan pada sistem database dan atau jaringan komunikasi di Bank Indonesia maka: a. bagi BPRS Pelapor yang telah menyampaikan Laporan Bulanan dan
atau koreksi Laporan Bulanan, Bank Indonesia dapat meminta BPRS Pelapor untuk menyampaikan ulang Laporan Bulanan dan atau koreksi Laporan Bulanan.
b. bagi BPRS Pelapor yang belum menyampaikan Laporan Bulanan dan atau koreksi Laporan Bulanan wajib menyampaikan laporan dimaksud secara off line.
BAB IV Pedoman Pencatatan dan Pelaporan
115 Pasal 15 7/9/PBI/2005
BPRS wajib melakukan pencatatan atas kegiatan usahanya berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia yang berlaku bagi Perbankan Syariah sebagai dasar penyusunan Laporan Bulanan.
BAB V Sanksi 116 Pasal 16
7/9/PBI/2005 (1) BPRS Pelapor yang terlambat menyampaikan Laporan Bulanan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 (Paragraf 106 Kodifikasi ini) dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp100.000,00 (seratus ribu rupiah) per hari kerja keterlambatan.
Contoh : Jatuh tempo pelaporan Laporan Bulanan BPRS untuk posisi Februari 2005 jatuh pada tanggal 12 Maret 2005 (hari Sabtu). BPRS A menyampaikan data laporan posisi bulan Maret 2005 pada hari Selasa tanggal 14 Maret 2005, maka BPRS A dinyatakan terlambat menyampaikan laporan 1 hari kerja, yaitu hari Senin, sehingga BPRS A dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar 1 x Rp100.000,00 = Rp 100.000,00 (seratus ribu rupiah).
(2) BPRS Pelapor yang tidak menyampaikan Laporan Bulanan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 8 (Paragraf 108 Kodifikasi ini) dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp5.000.000,00 (lima juta rupiah).
Contoh : Batas waktu tidak menyampaikan laporan bulanan BPRS untuk posisi Maret 2005 adalah setelah tanggal 21 April 2005 . BPRS A menyampaikan Laporan Bulanan data bulan Maret 2005 pada hari Senin tanggal 22 April 2005, maka BPRS A dikenakan sanksi kewajiban membayar tidak menyampaikan Laporan Bulanan sebesar Rp 5.000.000,00 (lima juta rupiah).
(3) BPRS Pelapor yang terlambat menyampaikan koreksi Laporan Bulanan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 (Paragraf 110 Kodifikasi ini) dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp10.000,00 (sepuluh ribu rupiah) untuk setiap penyampaian koreksi Laporan Bulanan per hari kerja keterlambatan.
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
71
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan Contoh : Batas waktu penyampaikan koreksi Laporan Bulanan BPRS untuk posisi Maret 2005 adalah tanggal 21 April 2005 jatuh pada hari Minggu. BPRS A menyampaikan koreksi Laporan Bulanan data bulan Maret 2005 pada hari Selasa tanggal 23 April 2005. BPRS A dinyatakan terlambat menyampaikan koreksi Laporan Bulanan 2 hari kerja, yaitu hari Senin dan Selasa, sehingga BPRS A dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar 2 x Rp 10.000,00 = Rp 20.000,00 (dua puluh ribu rupiah).
(4) Dalam hal berdasarkan penelitian dan atau pemeriksaan Bank Indonesia
atas Laporan Bulanan yang telah disampaikan oleh BPRS Pelapor ditemukan kesalahan, maka BPRS Pelapor dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah) per item kesalahan dan paling banyak seluruhnya sebesar Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).
Dalam hal terdapat kesalahan Laporan Bulanan berdasarkan hasil pemeriksaan Bank Indonesia, sanksi hanya dikenakan atas kesalahan untuk data bulan laporan pada posisi pemeriksaan.
(5) BPRS Pelapor yang menyampaikan Laporan Bulanan dan atau koreksi
Laporan Bulanan secara off‐line pada periode penyampaian on‐line tanpa memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 (Paragraf 114 Kodifikasi ini) ayat (2) dan ayat (3), dikenakan sanksi kewajiban membayar sebesar Rp50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) untuk setiap penyampaian Laporan Bulanan atau koreksi Laporan Bulanan.
(6) BPRS Pelapor yang mengirimkan Laporan Bulanan dan atau koreksi Laporan Bulanan atas permintaan Bank Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 (Paragraf 114 Kodifikasi ini) ayat (5), tidak dikenakan sanksi.
(7) BPRS Pelapor yang telah dikenakan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), tetap diwajibkan untuk menyampaikan Laporan Bulanan dimaksud.
117 Pasal 17
7/9/PBI/2005 SE 13/15/DPbS 2011 Romawi V No. 1 SE 13/15DPbS 2011 Romawi V No. 2
(1) Pembebanan sanksi kewajiban membayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 (Paragraf 116 Kodifikasi ini), dilakukan dengan cara transfer ke rekening Bank Indonesia, melalui : a. Kliring
Transfer ditujukan ke rekening 566.000446.980 – rekening penerimaan sanksi administratif BPRS”, dan pada kolom keterangan dicantumkan “pembayaran sanksi kewajiban membayar dari BPRS XXX atau kesalahan/keterlambatan/tidak menyampaikan laporan bulanan dan/atau koreksi laporan bulanan periode BB‐TTTT”.
b. BI‐RTGS Transfer diajukan ke rekening nomor 566.000446.980 – “Rekening penerimaan sanksi administratif BPRS”, dengan mencantumkan Transaction Reference Number (TRN) BIRBK566 dan pada kolom keterangan membayar dari BPRS XXX atas kesalahan/keterlampatan/tidak menyampaikan laporan bulanan dan/atau koreksi laporan bulanan periode BB‐TTTT”.
(2) BPRS Pelapor menyampaikan fotokopi bukti pembayaran sanksi kewajiban membayar sebagaimana dimaksud dalam angka 1 kepada Bank Indonesia dengan alamat:
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
72
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan a. Direktorat Perbankan Syariah, Jl.M.H.Thamrin Nomor 2 Jakarta 10350
atau melalui Faksmili Nomor 021‐3447620, 021‐3501990, bagi BPRS Pelapor yang berkedudukan di wilayah DKI Jakarta Raya, Banten, Bogor, Depok, Karawang, dan Bekasi.
b. Kantor Bank Indonesia setempat bagi BPRS Pelapor yang berkedudukan di luar wilayah sebagaimana dimaksud dalam huruf a.
118 Pasal 18 7/9/PBI/2005
BPRS Pelapor yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Pasal 4, Pasal 5, Pasal 13, dan Pasal 15 (Paragraf 103, Paragraf 104 dan Paragraf 105, Paragraf 113, dan Paragraf 115 Kodifikasi ini) dikenakan sanksi administratif dalam rangka pembinaan dan pengawasan Bank sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 Undang‐undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang‐undang Nomor 10 Tahun 1998, berupa teguran tertulis.
119 Pasal 19 7/9/PBI/2005
Selain dikenai sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 (Paragraf 118 Kodifikasi ini), pelanggaran terhadap rekayasa transaksi yang tidak wajar, sehingga menyebabkan terpenuhinya kondisi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (1) Undang‐undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang‐undang Nomor 10 Tahun 1998, berlaku ketentuan sanksi pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 ayat (1) dan Pasal 50 Undang‐undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang‐undang Nomor 10 Tahun 1998.
120 Pasal 20 7/9/PBI/2005
BPRS Pelapor yang telah dikenakan sanksi kewajiban membayar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 (Paragraf 116 Kodifikasi ini), dikenakan juga sanksi administratif dalam rangka pembinaan dan pengawasan Bank sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 Undang‐undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang‐undang Nomor 10 Tahun 1998, berupa teguran tertulis.
BAB VI Keadaan Memaksa (Force majeure)121 Pasal 21
7/9/PBI/2005 (1) BPRS Pelapor yang mengalami keadaan memaksa (force majeure) selama
satu atau lebih periode penyampaian dikecualikan dari kewajiban menyampaikan Laporan Bulanan dan atau koreksi Laporan Bulanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 (Paragraf 102 Kodifikasi ini) ayat (1) dan atau Pasal 9 (Paragraf 109 Kodifikasi ini) ayat (1).
Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (force majeure) adalah keadaan yang secara nyata‐nyata menyebabkan BPRS Pelapor tidak dapat menyusun dan menyampaikan Laporan Bulanan dan atau koreksi Laporan Bulanan, antara lain kebakaran, kerusuhan massa, perang, sabotase, serta bencana alam seperti gempa bumi dan banjir, yang dibenarkan oleh penguasa atau pejabat dari instansi terkait di daerah setempat.
(2) BPRS Pelapor yang mengalami keadaan memaksa (force majeure) kurang dari satu periode penyampaian Laporan Bulanan dikecualikan dari kewajiban menyampaikan Laporan Bulanan dan atau koreksi Laporan Bulanan dalam batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 (Paragraf 106 Kodifikasi ini) ayat (1) dan Pasal 9 (Paragraf 109 Kodifikasi ini) ayat (2).
Likuiditas Rupiah Laporan Bulanan
73
Paragraf Sumber Regulasi Ketentuan (3) BPRS Pelapor yang mengalami keadaan memaksa (force majeure), wajib
menyampaikan permohonan untuk memperoleh pengecualian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau ayat (2) secara tertulis kepada Bank Indonesia, dengan disertai penjelasan mengenai keadaan memaksa yang dialami.
(4) BPRS Pelapor yang memperoleh pengecualian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) wajib menyampaikan Laporan Bulanan dan atau koreksi Laporan Bulanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 (Paragraf 102 Kodifikasi ini) ayat (1) dan atau Pasal 9 (Paragraf 109 Kodifikasi ini) ayat (1) setelah kembali melakukan kegiatan operasional secara normal.
122 Pasal 22 7/9/PBI/2005
Pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 (Paragraf 116 Kodifikasi ini) ayat (4) dikecualikan untuk penyampaian koreksi Laporan Bulanan sebagai akibat hasil audit tahunan oleh akuntan publik.
Penyampaian Pertanyaan123 SE
13/15DPbS 2011 Romawi VI
Pertanyaan‐pertanyaan yang berkaitan dengan: 1. Aplikasi Data Entry Laporan Berkala BPRS dan Aplikasi Web User BPRS
Laporan Berkala BPRS disampaikan kepada Help Desk Bank Indonesia dengan alamat Jl. M.H.Thamrin Nomor 2 Jakarta 10350, Telepon Nomor 021‐3818000 (Hunting), Fax No. 021‐3866071, email address : [email protected].
2. Ketentuan Laporan Bulanan BPRS disampaikan kepada: a. Direktorat Perbankan Syariah, Jl. M.H Thamrin Nomor 2 Jakarta
10350, Telepon Nomor 021‐3818749, 021‐3818513, Faksmili Nomor 021‐3447620, 021‐3501989, email address : [email protected] bagi BPRS Pelapor yang berkedudukan di wilayah DKI Jakarta Raya, Banten, Bogor, Depok, Karawang, dan Bekasi.
b. Kantor Bank Indonesia setempat bagi BPRS Pelapor yang berkedudukan di luar wilayah sebagaimana dimaksud dalam huruf a.