WSD

11
[Type text] [Type text] Water Seal Drainage WATER SEAL DRAINAGE (WSD) PENDAHULUAN Sebagian penyakit paru sebenarnya adalah campuran dari berbagai jenis gangguan fungsional. Untuk menentukan kelainan apa yang ada, dokter menggunakan berbagai uji fungsi pernapasan seperti spirometri. Manfaat pengukuran berbagai volume dan kapasitas paru lebih dari sekedar untuk pengetahuan akademik. Pengukuran tersebut memberikan petunjuk bagi dokter yang merawat berbagai penyakit saluran pernapasan. Spirometri adalah tes fisiologis yang mengukur bagaimana seseoranng mengembuskan napas atau menghirup udara sebagai fungsi waktu. Sinyal utama diukur dalam spirometri mungkin volume atau aliran. Spirometri sangat berharga sebagai tes skrining umum pernafasan kesehatan dengan cara yang sama dengan tekanan darah yang memberikan informasi penting tentang kardiovaskular kesehatan (Guyton, 2007). Dr. Syahlan Sp.P Page 1

description

paru

Transcript of WSD

Page 1: WSD

Water Seal Drainage

WATER SEAL DRAINAGE (WSD)

PENDAHULUAN

Sebagian penyakit paru sebenarnya adalah campuran dari berbagai jenis gangguan

fungsional. Untuk menentukan kelainan apa yang ada, dokter menggunakan berbagai uji fungsi

pernapasan seperti spirometri. Manfaat pengukuran berbagai volume dan kapasitas paru lebih

dari sekedar untuk pengetahuan akademik. Pengukuran tersebut memberikan petunjuk bagi

dokter yang merawat berbagai penyakit saluran pernapasan.

Spirometri adalah tes fisiologis yang mengukur bagaimana seseoranng mengembuskan napas

atau menghirup udara sebagai fungsi waktu. Sinyal utama diukur dalam spirometri mungkin

volume atau aliran. Spirometri sangat berharga sebagai tes skrining umum pernafasan kesehatan

dengan cara yang sama dengan tekanan darah yang memberikan informasi penting tentang

kardiovaskular kesehatan (Guyton, 2007).

Dr. Syahlan Sp.P Page 1

Page 2: WSD

Water Seal Drainage

DEFINISI

Tindakan WSD (Water Seal Drainage) atau yang disebut juga dengan “chest tube” (pipa

dada) adalah suatu usaha pemesukan kateter kedalam rongga pleura dengan maksud untuk

mengeluarkan cairan yang terdapat dalam rongga pleura, seperti misalnya pus pada empiema

atau untuk mengeluarkan udarah yang terdapat didalam rongga pleura misalnya pneumothorak.

Gambar 1. Water Seal Drainage

TUJUAN PEMASANGAN WSD

Mengeluarkan cairan atau darah, udara dari rongga pleura dan rongga thorak Mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura Mengembangkan kembali paru yang kolaps Mencegah refluks drainage kembali ke dalam rongga dada

Dr. Syahlan Sp.P Page 2

Page 3: WSD

Water Seal Drainage

INDIKASI PEMASANGAN WSD

a. Pneumothoraks

Spontan > 20% oleh karena rupture bleb

Luka tusuk tembus

Klem dada yang terlalu lama

Kerusakan selang dada pada sistem drainase

b. Hemothoraks :

Robekan pleura

Kelebihan antikoagulan

Pasca bedah thoraks

c. Thorakotomy :

Lobektomy

Pneumoktomy

d. Efusi pleura : Post operasi jantung

e. Emfiema

TEKNIK PEMASANGAN WSD

Ada 4 hal yang perlu diperhatikan dalam teknik pemasangan WSD, yakni

a. Persiapan

Pastikan terlebih dahulu membuat foto lateral decubitus untuk membuktikan

adanya cairan. Apabila cairan memenuhi seluruh hemithoraks untuk

membuktikan adanya cairan dalam rongga pleura dapat dilakukan USG.

Persiapan alat yang digunakan:

1. Drainage thoraks

Drainage dengan satu, dua atau tiga botol

Suction

Selang transparan

Dr. Syahlan Sp.P Page 3

Page 4: WSD

Water Seal Drainage

2. Obat-obatan

Spuit dan jarum steril

Lidokain 2%

Betadine dan alcohol 70%

3. Alat-alat steril

Klem desinfeksi

Kassa

Gunting, pinset

Trokar

Scapel

Beberapa klem

Jarum jahit, benang dan pemegang jarum

Handscoon

4. Alat-alat non steril

Bengkok

Kom

Plester

Gunting plester, perlak dan pengalas

b. Tempat insersi

Pada pneumothorak, trokar diinsersikan pada midclavicula, yakni pada ICS II atau

kira-kira berbatasan dengan apex. Untuk cairan, trokar diinsersikan pada bagian

posterior inferior atau dapat pula dilakukan pada pertemuan antara ICS VII

dengan garis axila posterior. Pada wanita atau laki-laki gemuk dianjurkan

dilakukan pungsi pada ICS VI garis midaxila atau pada garis axila posterior.

c. Pemeliharaan kateter

Gunakan pipa dengan ukuran Fr 20-28 untuk pneumothorak, sedangkan untuk

cairan digunakan Fr 28-40. Bila cairan lebih kental, maka dapat digunakan kateter

yang lebih besar dari no 28 Fr.

d. Insersi

Ada dua cara untuk memasukkan kateter kedalam rongga pleura:

Dr. Syahlan Sp.P Page 4

Page 5: WSD

Water Seal Drainage

1. Dengan menggunakan trokar

Trokar terbagi atas dua komponen, yakni kanula dan bagian penetrasi.

Kateter dapat dilewatkan melalui kanula. Setelah trokar masuk kedalam

rongga pleura maka kanula bertindak sebagai trowongan oleh kateter.

2. Reseksi tumpul

Diperlukan insisi yang lebih besar dan waktu yang dibutuhkan juga

cukup lama. Setelah reseksi, pleura diraba dengan jari.

Setelah kateter masuk maka dilakukan jahitan tunggal diatas

kateter, dimana jahitan ini bertindak sebagai penahan kateter.

Jahitan kedua dilakukan dekat dengan setengah bawah. Bila kateter

dicabut maka dengan mudah jahitan ini menutup, agar udara tidak

masuk kedalam rongga pleura.

Sebaiknya WSD dihubungkan dengan suction yang dapat

menghisap dengan kekuatan sampai 15 cmH2O. selanjutnya

lakukan pemeriksaan dengan foto thorak.

Bila ternyata kateter ini posisinya salah, maka perlu

dipertimbangkan untuk pemasangan kateter ulang.

Ujung WSD dapat disambungkan dengan suction atau dengan

botol WSD lainnya.

Dr. Syahlan Sp.P Page 5

Page 6: WSD

Water Seal Drainage

Gambar 2. Teknik Pemasangan Water Seal Drainage

JENIS WSD

1. System satu botol

Menggunakan satu botol sebagai koleksi untuk drain dan sebagai pengatur tekanan

negative ( water seal), maka cara ini akan mengalami kesulitan untuk mendraingas dan

cairan secara bersama-sama. Efektifitas dari penghisapan dengan satu botol kurang,

sekalipun tekanan negative didapat dengan meletakkan ujung kateter dibawah permukaan

air, sehingga hasil WSD tidak banyak.

2. Dengan system dua botol

Dimana botol pertama digunakan sebagai kolektor dan botol kedua sebagai pengatur

tekanan negative. Dengan cara ini baik udara maupun cairan lebih mudah terhisap secara

bersama-sama, karena pada botol yang kedua selain berfungsi mengalirkan tekanan

negative juga berfungsi sebagai pengatur tekanan udara. Biasanya WSD akan lebih

berhasil apabila diberikan tekanan negatrive yang tetap yang mana dapat diatur dengan

menghubungkan suction kebotol WSD yang kedua.

3. System tiga botol

Botol yang ketiga akan berfungsi sebagai pengatur tekanan negative yang diperlukan

dimana dapat diatur dari suction. Pada saat ini telah tersedia tiga botol yang tidak dapat

pecah, ringan, dan dapat dibawa kemana-mana (portable).

Dr. Syahlan Sp.P Page 6

Page 7: WSD

Water Seal Drainage

Gambar 3. Jenis Water Seal Drainage

TEKNIK MEMBUKA WSD

Indikasi pengangkatan WSD :

a. Paru-paru sudah reekspansi yang ditandai dengan :

Tidak ada undulasi

Cairan yang keluar tidak ada

Tidak ada gelembung udara yang keluar

Kesulitan bernafas tidak ada

Dari rontgen foto tidak ada cairan atau udara

Dari pemeriksaan tidak ada cairan atau udara

b. Slang WSD tersumbat dan tidak dapat diatasi dengan pengurutan pada slang

WSD harus dicabut dalam satu gerakan cepat dan lubang bekas WSD ditutup secepatnya

dengan jahitan. Selanjutnya luka bekas WSD dihapus dengan vaselin steril. Pasien disuruh

Dr. Syahlan Sp.P Page 7

Page 8: WSD

Water Seal Drainage

melakukan beberapa pernafasan dalam. Lakukan valsava maneuver pada akhir ekspirasi dan tarik

segera kateter. Penarikan yang lambat dapat menyebabkan masuknya udara kedalam rongga

pleura.

KOMPLIKASI PEMASANGAN WSD

Nyeri akan terasa setelah efek obat bius local habis terutama 12-48 jam setelah insersi. Robeknya pleura, terutama bila terjadi perlengketan pleura. Bila drain tersumbat maka sangat mudah terinfeksi.

Dr. Syahlan Sp.P Page 8

Page 9: WSD

Water Seal Drainage

DAFTAR RUJUKAN

Sherwood, lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta ; EGC

Dr. Syahlan Sp.P Page 9