WSD vana

10
Disusun oleh: Mart Silvana WSD (Water Seal Drainage) A.1. PENGERTIAN WSD(Water Seal Drainage) merupakan suatu tindakan drainase intrapleural yang digunakan setelah prosedur intrathorakal. Satu atau lebih kateter dada dipasang dalam rongga pleura dan difiksasi ke dinding dada yang kemudian disambung ke sistem drainase (suction). 2. TUJUAN WSD : - Mengeluarkan cairan atau darah, udara dari rongga pleura dan rongga thorak - Mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura - Mengembangkan kembali paru yang kolaps - Mencegah refluks drainage kembali ke dalam rongga dada 3. INDIKASI PEMASANGAN WSD Dilakukan pada kondisi-kondisi seperti trauma, penyakit atau tindakan bedah yang dapat mengganggu sistem tekanan negatif yang tertutup diparu- paru, yaitu : a. Pneumothoraks : - Spontan > 20% oleh karena rupture bleb - Luka tusuk tembus - Klem dada yang terlalu lama - Kerusakan selang dada pada sistem drainase b. Hemothoraks : - Robekan pleura - Kelebihan antikoagulan - Pasca bedah thoraks c. Hemopneumothorak d. Thorakotomy : - Lobektomy - Pneumoktomy e. Efusi pleura : Post operasi jantung f. Emfiema : - Penyakit paru serius - Kondisi indflamsi g. Profilaksis pada pasien trauma dada yang akan dirujuk h. Flail Chest yang membutuhkan pemasangan ventilator

description

tugas wsd

Transcript of WSD vana

Page 1: WSD  vana

Disusun oleh:Mart Silvana

WSD(Water Seal Drainage)

A.1. PENGERTIAN WSD(Water Seal Drainage) merupakan suatu tindakan drainase intrapleural yang digunakan setelah prosedur intrathorakal. Satu atau lebih kateter dada dipasang dalam rongga pleura dan difiksasi ke dinding dada yang kemudian disambung ke sistem drainase (suction).

2. TUJUAN WSD :- Mengeluarkan cairan atau darah, udara dari rongga pleura dan rongga thorak- Mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura- Mengembangkan kembali paru yang kolaps- Mencegah refluks drainage kembali ke dalam rongga dada

3. INDIKASI PEMASANGAN WSD Dilakukan pada kondisi-kondisi seperti trauma, penyakit atau tindakan bedah yang dapat mengganggu sistem

tekanan negatif yang tertutup diparu-paru, yaitu :a. Pneumothoraks :

- Spontan > 20% oleh karena rupture bleb- Luka tusuk tembus- Klem dada yang terlalu lama- Kerusakan selang dada pada sistem drainase

b. Hemothoraks :- Robekan pleura- Kelebihan antikoagulan- Pasca bedah thoraks

c. Hemopneumothorakd. Thorakotomy :

- Lobektomy- Pneumoktomy

e. Efusi pleura : Post operasi jantungf. Emfiema :

- Penyakit paru serius- Kondisi indflamsi

g. Profilaksis pada pasien trauma dada yang akan dirujukh. Flail Chest yang membutuhkan pemasangan ventilator

 4. LOKASI PEMASANGAN WSD

Tempat pemasangan WSD dapat menunjukkan jenis drainase yang diharapkan :1.   Selang dada terpasang di bagian apeks dan anterior paru, untuk mengeluarkan udara dibagian atas paru. 2.   Selang WSD terpasang dibagian bawah dan posterior, untuk mengeluarkan cairan.3.   Selang WSD ditempatkan di mediastinal, bagian bawah sternum, untuk mengeluarkan darah/cairan dan

mencegah akumulasi/penumpukan disekitar jantung.

5. KONTRAINDIKASI PEMASANGAN WSDa. Infeksi pada tempat pemasanganb. Gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol

Page 2: WSD  vana

 6. KOMPLIKASI

a. Komplikasi primer : perdarahan, edema paru, tension pneumothoraks, atrial aritmiab. Komplikasi sekunder : infeksi, emfiemac. Komplikasi lainnya : laserasi (yang mencederai organ: hepar, lien), perdarahan, empisema subkutis, tube

terlepas, tube tersumbat. 

7. SISTEM WSDa.   Sistem 1 botol (Single Bottle Seal System).

-    Berfungsi sebagai drainage dan sebagai water seal.-   Digunakan terutama untuk mengembalikan tekanan negatif dalam rongga pleura pada pneumothoraks.

b.  Sistem 2 botol (Two Bottle Seal System).- Botol water seal dan drainage terpisah, sistem tidak biasa dihubungkan dengan suction. - Digunakan setelah bedah thoraks atau jantung.

c.   Sistem 3 botol (Three Bottle Seal System).- Digunakan setelah bedah thoraks atau jantung.- Botol ketiga dihubungkan dengan suction. - Botol yang lain sama dengan sistem 2 botol

Page 3: WSD  vana

d.   Disposible Water Seal System.

Dibuat dengan kombinasi water seal  dan suction control dalam satu unit. Sistem ini memberikan keamanan bgi klien dengan katup tekanan positif dan negatif, serta mempunyai alat pemantau yang canggih bila terjadi kebocoran.

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SISTEM WSDSISTEM KEUNTUNGAN KERUGIAN

Sistem 1 Botol(Single Bottle Seal System)

- Penyusunan sederhana.- Mudah untuk klien yang dapat mobilisasi

/ jalan.

- Saat drainage dada mengisi botol, lebih banyak kekuatan diperlukan untuk memungkinkan udara dan cairan pleural keluar dari thoraks ke botol.

- Campuran darah drainage dan udara menimbulkan busa dalam botol yang membatasi garis pengukuran drainage.

Sistem 1 Botol(Two Bottle Seal System)

- Mempertahan water seal  pada tingkat yang konstan.

- Memungkinkan observasi dan pengukuran drainage yang lebih baik.

- Menambah dead space pada sistem drainage yang mempunyai potensial untuk masuk kedalam area pleural.

- Untuk terjadinya aliran, tekanan pleural harus lebih tinggi dari pada tekanan botol.

- Mempunyai batas kelebihan kapasitas aliran udara bila adanya kebocoran pleural.

Sistem 3 Botol(Three Bottle Seal System)

- Sistem paling aman untuk mengatur penghisapan.

- Lebih kompleks, lebih banyak kesempatan untuk terjadi kesalahan dalam perakitan alat dan pemeliharaannya.

Disposible Water Seal System)

- Terbuat dari plastik, sehingga tidak mudah pecah sperti menggunakan botol.

- Mahal.- Kehilangan water seal dan keakuratan

pengukuran drainage bila pemasangan unit

Page 4: WSD  vana

terbalik

Dalam perawatan yang harus diperhatikan :

1. Penetapan slang.Slang diatur se-nyaman mungkin, sehingga slang yang dimasukkan tidak terganggu dengan bergeraknya pasien, sehingga rasa sakit di bagian masuknya slang dapat dikurangi.

2. Pergantian posisi badan.Usahakan agar pasien dapat merasa enak dengan memasang bantal kecil dibelakang, atau memberi tahanan pada slang, melakukan pernapasan perut, merubah posisi tubuh sambil mengangkat badan, atau menaruh bantal di bawah lengan atas yang cedera.

3. Mendorong berkembangnya paru-paru. - Dengan WSD/Bullow drainage diharapkan paru mengembang.- Latihan napas dalam.- Latihan batuk yang efisien : batuk dengan posisi duduk, jangan batuk waktu slang diklem.- Kontrol dengan pemeriksaan fisik dan radiologi. - Perhatikan keadaan dan banyaknya cairan suction.

B. Keterampilan perawatan WSD(Water Seal Drainage)

1. Pengertian WSD(Water Seal Drainage) merupakan suatu tindakan drainase intrapleural yang digunakan setelah prosedur intrathorakal. Satu atau lebih kateter dada dipasang dalam rongga pleura dan difiksasi ke dinding dada yang kemudian disambung ke sistem drainase (suction).

2. Tujuan perawatan WSD - Mengganti balutan dada dan selang WSD.- Memonitor kepatenan dan fungsi sistem WSD.- Mengganti botol WSD.  

3. Persiapan perawatan WSD 1. Persiapan Alat :- Handscoen bersih dan steril.- Kapas dan kassa steril.- Set angkat jahitan (kalau perlu).- Klem/kocher 2 buah.- Betadine.- Alkohol 70%.- Perlak / alas.- Neirbeken / bengkok.- Kantong/tempat balutan kotor.- Sampiran.- Plester dan gunting.- Botol WSD yang baru kalau perlu (jika botol WSD yang sedang dipakai

sudah penuh / pecah).

Persiapan pasien dan lingkungan- Pasien dan keluarga diberikan penjelasan tentang tindakan yang akan

dilakukan- Memasang sampiran disekeliling tempat tidur- Membebaskan pakaian pasien bagian atas

Page 5: WSD  vana

- Mengatur posisi setengah duduk atau sesuai kemampuan pasien- Alat-alat didekatkan ke tempat tidur pasien.

4. prosedur 1. Mencuci tangan dan memakai handscoen bersih.2.  Memasang sampiran.3.  Membuka pakaian bagian atas klien.4.  Mengatur posisi klien :

a.   Memberi posisi semifowler / duduk.b.   Menyokong dinding dada dekat pemasangan selang WSD.c.   Menganjurkan klien untuk nafas dalam dan batuk efektif.

5. Mengobservasi luka punksi dan kulit sekitarnya :a.   Membuka dan melepaskan balutan dengan sangat hati-hati, masukkan

kedalam kantong yang tersedia.b.   Mengamati kondisi luka; apakah ada tanda-tanda infeksi.c.   Melakukan palpasi sekitar luka dan selang adanya bengkak dan krepitasi.d.   Mebuka set angkat jahitan, memakai sarung tangan steril dan melakukan

perawatan luka secara steril. 6. Memonitor kepatenan sistem drainase :

a.   Mengobservasi kepatenan fiksasi selang pada dada dan pada botol WSD.b.   Memfiksasi selang dada pada alat tenun tempat tidur dengan klem.c.   Memepertahankan level air pada water seal  sesuai program.d.  Memeriksa adanya kebocoran udara dengan memonitor gelembung-

gelembung udara di botol water seal.e.   Memelihara / menjaga agar posisi selang dada /sistem drainase lebih

rendah daripada dada.f.    Mengangkat selang dada sesering mungkin untuk mendrainase cairan

kedalam botol WSD.g.   Memijat atau mengurut selang setiap 30 menit jika cairan adalah darah.h.   Mengobservasi adanya bekuan darah pada selang dada, bila ada segera

atasi.i.    Mengobservasi adanya fluktuasi / undulasi dalam water seal setiap kali

klien bernafas. Normal : 2 – 4 detik (5 – 10 cm).j.    Mengontrol lubang pipa udara apakah berfungsi dengan baik.k.   Memastikan bahwa 2 buah klem selalu tersedia disamping tempat tidur

klien.  7. Memantau cairan drainage :

a.   Mengobservasi warna, konsistensi, dan jumlah cairan drain setiap  jam sesudah operasi (24 jam) / bila jumlah cairan drain banyak. Beri tanda pada botol untuk setiap shift.

b.   Menganjurkan klien untuk batuk dan nafas dalam secara periodik.c.   Menganjurkan kepada klien untuk memberitahukan segera bila ada

kesulitan bernafas.d.   Mengkolaborasikan bila kondisi klien memburuk (sianosis, pernafasan

cepat dan sesak, empisema subcutan, nyeri dan perdarahan hebat).

Catatan :a.   Sistem 1 Botol :

1)   Botol berfungsi sebagai water seal.2)   Pipa dalam botol terendam 2 cm dibawah permukaan air.

b.   Sistem 2 Botol Tanpa Suction Control :1)   Botol 1 sebagai penampung cairan drain.2)   Botol 2 sebagai water seal dengan pipa terendam 2 cm dibawah

permukaan air.c.   Sistem 2 Botol Dengan Suction Control :

1)   Botol 1 berfungsi sebagai water seal.

Page 6: WSD  vana

2)   Botol 2 sebagai suction control, pipa udara terendam sedalam 10 – 20 cm air.

d.   Sistem 3 Botol :1)   Botol 1 sebagai penampung, botol 2 sebagai water seal, dan botol 3

dihubungkan dengan suction control.2)   Ukuran air dalam botol sama dengan diatas.3)   Disposible Water Seal System sama dengan Sistem 3 Botol.

8. Melakukan asistensi dalam pencabutan selang WSD, encabutan ini dilakukan oleh dokter, dan tindakan dilakukan secara steril :

a.  Memberikan obat analgesik 30 menit sebelumnya (bila diinstruksikan).b.  Menganjurkan klien untuk duduk di tepi tempat tidur / berbaring

miring pada sisi yang sehat.c.  Membuka set angkat jahitan.d.  Dokter mengklem selang WSD dan balutan dibuka.e.  Dokter menganjurkan klien menarik nafas dalam kemudian menahan

nafas, sementara selang dicabut dan segera ditutup dengan kasa vaseline / betadine steril.

f. Memberi balutan tekan diatasnya.g.   Kadang-kadang dokter menggunakan jahitan sebelum melakukan

penekanan.9.   Merapikan klien dan peralatan.10. Mencuci tangan.

VIDEO PEMASANGAN WSD(WATER SEAL DRAINAGE)

Page 7: WSD  vana

Sumber rujukan :

- Muttaqin, A. 2007. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Pernapasan. Aplikasi Pada Praktek Klinik Keperawatan. Banjarmasin, Unpublished

-------2007. SOP & SAK Ruang Dahlia (Paru) RSUD Ulin Banjarmasin… Komite Keperawatan & Ketehnisian Medik

-------2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Pernapasan, Jakarta. Salemba Medika.

- Doengoes, Marilynn E. Et al. 1999, Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

- Somantri, I. 2009. Asuhan Keperwatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta. Medika Salemba.

- Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

- RAB Tabrani.1996.Ilmu Penyakit Paru.Jakarta:Hipokrates