Wrap Up Skenario 1 - Kanker Payudara

49
1 SKENARIO 1 BENJOLAN DI PAYUDARA Seorang perempuan berumur 55 tahun, ibu rumah tangga, datang ke poliklinik bedah karena adanya benjolan di payudara sebelah kanan sudah setahun ini. Mula-mula sebesar biji rambutan, kemudian sekarang sebesar bola tenis. Tidak terasa sakit, hanya kadang terasa pegal. Pasien merasa berat badannya menurun drastis dalam empat bulan terakhir ini. Pada keluarga terdapat riwayat penderita tumor ganas payudara, yaitu bibi pasien (adik kandung dari ibu pasien). Bibi pasien meninggal karena penyakitnya ini. Pasien tidak mempunyai anak. Sebulan ini timbul luka koreng berbau di kulit di atas benjolan payudara. Pasien juga merasa sesak sebulan terakhir yang bertambah dengan aktifitas tapi tidak berkurang dengan istirahat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, BB 40 kg, vital sign lain dalam batas normal. Status lokalis pada payudara kanan didapatkan massa oval lebih kurang 8x7x7cm3 di kwadran medial atas, keras, berbenjol, melekat ke dinding dada, peau de orange, ulkus, retraksi papilla mammae, dan nipple discharge. Teraba limfonodi aksilla 2 buah, ukuran 1cm, saling melekat satu dengan yang lain. Pada pemeriksaan Rontgen thoraks didapatkan coin lesion di lobus superior paru kanan disertai efusi pleura. USG abdomen tidak didapatkan nodul. Biopsy insisi memastikan pasien menderita kanker payudara (stadium terminal) kemudian menjalani operasi simple mastectomy dilanjuntukan kemoterapi dan radioterapi. Bagaimanakah seharusnya pasien menghadapi penyakit berat dan terminal yangdideritanya dari sisi agama Islam? B3 – Skenario 1 “Kanker Payudara”

description

Skenario 1 Blok Kedkel

Transcript of Wrap Up Skenario 1 - Kanker Payudara

Page 1: Wrap Up Skenario 1 - Kanker Payudara

1

SKENARIO 1

BENJOLAN DI PAYUDARA

Seorang perempuan berumur 55 tahun, ibu rumah tangga, datang ke poliklinik bedah karena adanya benjolan di payudara sebelah kanan sudah setahun ini. Mula-mula sebesar biji rambutan, kemudian sekarang sebesar bola tenis. Tidak terasa sakit, hanya kadang terasa pegal. Pasien merasa berat badannya menurun drastis dalam empat bulan terakhir ini. Pada keluarga terdapat riwayat penderita tumor ganas payudara, yaitu bibi pasien (adik kandung dari ibu pasien). Bibi pasien meninggal karena penyakitnya ini. Pasien tidak mempunyai anak. Sebulan ini timbul luka koreng berbau di kulit di atas benjolan payudara. Pasien juga merasa sesak sebulan terakhir yang bertambah dengan aktifitas tapi tidak berkurang dengan istirahat.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, BB 40 kg, vital sign lain dalam batas normal. Status lokalis pada payudara kanan didapatkan massa oval lebih kurang 8x7x7cm3 di kwadran medial atas, keras, berbenjol, melekat ke dinding dada, peau de orange, ulkus, retraksi papilla mammae, dan nipple discharge. Teraba limfonodi aksilla 2 buah, ukuran 1cm, saling melekat satu dengan yang lain. Pada pemeriksaan Rontgen thoraks didapatkan coin lesion di lobus superior paru kanan disertai efusi pleura. USG abdomen tidak didapatkan nodul. Biopsy insisi memastikan pasien menderita kanker payudara (stadium terminal) kemudian menjalani operasi simple mastectomy dilanjuntukan kemoterapi dan radioterapi. Bagaimanakah seharusnya pasien menghadapi penyakit berat dan terminal yangdideritanya dari sisi agama Islam?

B3 – Skenario 1 “Kanker Payudara”

Page 2: Wrap Up Skenario 1 - Kanker Payudara

2

SASARAN BELAJAR

1. Memahami dan Menjelaskan Kanker Payudara1.1 Definisi1.2 Epidemiologi1.3 Etiologi dan Faktor Risiko1.4 Patofisiologi1.5 Manifestasi Klinis1.6 Diagnosis dan Diagnosis Banding1.7 Penatalaksanaan1.8 Prognosis dan Komplikasi

2. Memahami dan Menjelaskan Cara Menghadapi Cobaan Menurut Agama Islam

B3 – Skenario 1 “Kanker Payudara”

Page 3: Wrap Up Skenario 1 - Kanker Payudara

3

1. Memahami dan Menjelaskan Kanker Payudara1.1 Definisi

Kanker payudara merupakan kanker tersering pada perempuan dan menjadi penyebab utama kematian akibat kanker di dunia.

(Samuel J. Haryono, dkk, 20)

Kanker payudara merupakan neoplasma ganas, suatu pertumbuhan jaringan payudara abnormal yang tidak memandang jaringan sekitarnya, tumbuh infiltratif dan destruktif, serta dapat bermetastase. Tumor ini tumbuh progresif dan relatif cepat membesar. Pada stadium awal tidak terdapat keluhan sama sekali, hanya berupa fibroadenoma atau fibrokistik yang kecil saja, bentuk tidak teratur, batas tidak tegas, permukaan tidak rata, dan konsistensi padat dan keras.

(Ramli,1994)

1.2 Epidemiologi 22% dari semua kasus baru kanker pada perempuan. 14% dari semua kematian kanker pada perempuan Insidens tertinggi dijumpai di negara-negara maju, seperti Amerika Utara, Eropa

Barat dan Utara, Australia. Selain itu juga di Amerika Selatan, terutama Argentina dan Uruguay. Hal ini disebabkan oleh perubahan pola reproduksi, perubahan pola makan, penurunan aktivitas, dan meningkatnya program skrining.

(Samuel J. Haryono, dkk, 2009)

Di Indonesia, kanker payudara merupakan kanker kedua yang paling banyak diderita kaum wanita, setelah kanker mulut/leher rahim. Umumnya menyerang wanita yang telah berumur lebih dari 40 tahun. Walaupun demikian, wanita muda pun bisa terserang kanker ini.

(Endang Purwoastuti, 2008)

1.3 Etiologi dan Faktor RisikoEtiologinya sampai saat ini belum diketahui pasti, namun penyebabnya sangat mungkin multifaktorial yang saling mempengaruhi satu sama lain, antara lain dari: Faktor genetik Pengaruh hormone Makanan, terutama yang banyak mengandung lemak Riwayat radiasi di daerah dada, karena radiasi dapat menyebabkan mutagen

(Ramli, 1994)

Faktor RisikoBerbagai faktor risiko yang diperkirakan meningkatkan risiko kanker payudara, antara lain:a. Usia

Semakin bertambahnya usia seseorang, insidens kanker payudara akan meningkat, tetapi kemudian akan menurun drastis setelah masa menopause.

b. Genetik dan FamilialAdanya riwayat kanker payudara dalam keluarga akan meningkatkan insidens kanker payudara. 5-10% kejadian ini terjadi akibat predisposisi genetik : Mutasi germline pada gen BRCA1 dan BRCA2 pada kromosom 17 dan 13. Mutasi gen ATM yang mengatur perbaikan DNA.

B3 – Skenario 1 “Kanker Payudara”

Page 4: Wrap Up Skenario 1 - Kanker Payudara

4

Mutasi gen CHEK2 dan mutasi gen pada supresor tumor p53.c. Reproduksi dan Hormonal

Usia menarche yang lebih dini (<12 tahun), usia menopause yang lebih lambat (>55 tahun), melahirkan bayi aterm diatas 35 tahun, penggunaan kontrasepsii oral, dan penggunaan terapi sulih-hormon pasca menopause akan meningkatkan insidens kanker payudara. Sedangkan, menyusui bayi akan menurunkan risiko terkena kanker payudara, terutama jikan masa menyusui dilakukan selama 27-52 minggu.

d. Gaya Hidup Berat badan. Obesitas pada masa pasca menopause meningkatkan risiko

kanker payudara. Aktivitas fisik. Olahraga selama 4jam setiap minggu menurunkan risiko

sebesar 30%. Merokok dan alkohol meningkatakan risiko kanker payudara.

e. LingkunganWanita yang semasa kecil atau dewasa mudanya pernah menjalani terapi penyinaran pada daerah dada. Selain itu juga dapat disebabkan oleh peptisida atau DDT yang sering kali mencemari bahan makanan.

(Samuel J. Haryono, dkk, 2009)

1.4 PatofisiologiProses terjadinya kanker payudara diawali dengan konsumsi atau paparan zat-zat karsinogen, sehingga merangsang pertumbuhan epitel payudara dan dapat menyebabkan kanker payudara.

Kanker payudara berasal dari jaringan epithelial dan paling sering terjadi pada sistem duktal. Mula-mula terjadi hiperplasia sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sebuah sel tunggal sampai menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba (kira-kira berdiameter 1 cm). Pada ukuran itu, kira- kira seperempat dari kanker payudara telah bermetastase. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika sudah teraba, biasanya oleh wanita itu sendiri. Gejala kedua yang paling sering terjadi adalah cairan yang keluar dari muara duktus satu payudara, dan mungkin berdarah. Jika penyakit telah berkembang lanjut, pecahnya benjolan-benjolan dapat menyebabkan ulserasi pada kulit.

(digilib.unimus.ac.id)

B3 – Skenario 1 “Kanker Payudara”

Page 5: Wrap Up Skenario 1 - Kanker Payudara

5

Konsumsi atau paparan terhadap zat-zat karsinogen.↓

Hiperplasia Ductal (ploriferasi sel-sel epitel poliklonal yang tersebra tidak rata yang pola kromatin dan bentuk inti-intinya saling bertumpang tindih dan lumen duktus yang tidak teratur—

tanda-tanda awal kecendurungan keganasan)↓

Hiperplasia Atipik(sitoplasma selnya lebih jelas, inti lebih jelas dan tidak tumpang tindih, lumen duktus

lebih teratur—meningkatkan risiko kanker payudara)↓

Karsinoma In Situ, baik ductal maupun lobular(gambaran sitologis sesuai keganasan, tetapi proliferasi selnya belum menginvasi

stroma dan menembus membran basal)↓

Sel tumor menembus membran basal, menginvasi stroma—tumor menjadi invasive, dapat bermetastasis secara hematogen maupun limfogen

(Samuel J. Haryono, dkk, 2009)

B3 – Skenario 1 “Kanker Payudara”

Page 6: Wrap Up Skenario 1 - Kanker Payudara

6

1.5 Klasifikasi

Kanker epithelial noninvasif Ductal carcinoma in situ (DCIS) Lobular carcinoma in situ (LCIS)

Kanker epithelial invasive (persentase kejadian) Karsinoma ductal invasif

Karsinoma ductal invasif, NOS* (50-70%)Karsinoma tubular (2-3%)Karsinoma musinosus atau koloid (2-3%)Karsinoma medular (5%)Karsinoma kribiformis invasif (1-3%)Karsinoma papiler invasif (1-2%)Karsinoma sistik adenoid (1%)Karsinoma metaplastik (1%)

Karsinoma lobular invasive (10-15%)Keganasan campuran jaringan epitel dan jaringan ikat Tumor filoides ganas Karsinosarkoma Angiosarkoma

NOS; not otherwise specified(Samuel J. Haryono, dkk, 2009)

1.6 Manifestasi KlinisMassa tumorSebagian besar bermanifestasi sebagai massa mammae yang tidak nyeri. Sering kali ditemukan secara tidak sengaja. Lokasi bisa di kuadran mana saja dengan konsistensi agak keras, batas tidak tegas, permukaan tidak licin, mobilitas kurang.

Gambaran Frekuensi Karsinoma Payudara

Perubahan kulita. Tanda Lesung (Dimpling)

Disebabkan oleh fiksasi tumor pada kulit, sehingga menimbulkan retraksi kulit (dimpling).

B3 – Skenario 1 “Kanker Payudara”

Page 7: Wrap Up Skenario 1 - Kanker Payudara

7

b. Perubahan Kulit Jeruk (peau d’orange)Disebabkan oleh obstruksi limf kulit dan jaringan subkutan oleh sel-sel tumor sehingga menimbulkan retraksi kulit yang disebut peau d’orange.

c. Nodul Satelit KulitDisebabkan oleh sel kanker yang membentuk nodul metastasis didalam vasa limfatik subkutis, sehingga disekitar lesi primer muncul banyak nodul tersebar, secara klinis disebut tanda satelit.

d. Ulserasi KulitDisebabkan oleh tumor yang menginvasi kulit. Terlihat tanda-tanda berupa kulit berwarna kemerahan atau gelap.

e. Perubahan InflamatorikKeseluruhan kulit mammae berwarna merah bengkak, mirip peradangan, dapat disebut juga “tanda peradangan”. Tipe ini sering pada kanker mammae waktu hamil atau laktasi.

B3 – Skenario 1 “Kanker Payudara”

Page 8: Wrap Up Skenario 1 - Kanker Payudara

8

Perubahan papilla mammaea. Retraksi, Distorsi Papilla Mammae

Umumnya akibat tumor menginvasi jaringan sub papilar.

b. Secret PapilarDisebabkan oleh karsinoma dalam duktus besar atau tumor mengenai duktus besar.

c. Perubahan Eksematoid Merupakan manifestasi spesifik (paget) klinis tampak aerola, papilla mammae tererosi, berkusta, secret, deskuamasi sangat mirip eksim.

Pembesaran Kelenjar Limfe RegionalPembesaran kelenjar limfe aksilar ipsilateral dapat soliter maupun multipel, pada awalnya mobile, kemudian dapat saling berkoalesensi atau adhesi dengan jaringan sekitarnya. Dengan berkembangnya penyakit, kelenjar limfe supraklavikular juga dapat menyusul membesar. Yang perlu diperhatikan adalah ada sebagian kecil pasien kanker payudara yang hanya tampil dengan limfadenopati aksilar tapi tak teraba massa mammae, ini disebut sebagai karsinoma mammae tipe tersembunyi .

Adanya Gejala Metastasis Jauh1. Otak : nyeri kepala, mual, muntah, epilepsi, ataksia, paresis, paralisis2. Paru : efusi, sesak nafas3. Hati : kadang tanpa gejala, massa, ikterus obstruktif4. Tulang: nyeri, patah tulang.

(R. Sjamsuhidajat dan Jong W, 2004)

Stadium Kanker PayudaraPembagian stadium klinis Portman yang disesuaikan dengan aplikasi klinik:

Stadium ITumor terbatas dalam payudara, bebas dari jaringan sekitarnya, tidak ada klasifikasi/ infiltrasi berkulit dan jaringan dibawahnya. Besar tumor 1-2 cm. KGB (Kelenjar Getah Bening) regional belum teraba.

Stadium IISama dengan stadium I, besar tumor 2-5 cm, sudah ada KGB aksila (+), tetapi masih bebas dengan diameter kurang 2 cm.

B3 – Skenario 1 “Kanker Payudara”

Page 9: Wrap Up Skenario 1 - Kanker Payudara

9

Stadium IIIATumor berukuran 5-10 cm, tetapi masih bebas dari jaringan sekitarnya, KGB aksila masih bebas satu sama lain.

Stadium IIIB Tumor meluas dalam jaringan payudara ukuran 5-10 cm, fiksasi pada kulit/ dinding dada, kulit merah dan ada edema (lebih dari 1/3 permukaan kulit payudara), ulserasi, nodul satelit, KGB aksila melekat satu sama lain atau ke jaringan sekitarnya dengan diameter 2-5 cm dan belum ada metastasis jauh.

Stadium IV Tumor seperti stadium I, II atau III tetapi sudah disertai dengan KGB aksila supraklavikula dan metastasis jauh

Yang termasuk stadium dini adalah stadium I, stadium II dan stadium IIIA, sedangkan yang termasuk stadium lanjut adalah stadium IIIB dan stadium IV.

Menurut Sarwono (2008), stadium kanker payudara pada klasifikasi TNM (T artinya tumor, N artinya nodule, M artinya metastase) dibedakan menjadi:

TISTumor in situ, ialah tumor sebelum invasi (tanpa ilfiltrasi), seperti intraduktal kanker yang kecil. Paget’s disease dari putting susu tanpa teraba tumornya, hanya mengeluarkan benda-benda seperti pasir.

T1 Tumor 2 cm atau kurang: T1a tidak ada perlekatan/ilfiltrasi ke fasia pektoralis/otot pektoralis. T1b dengan perlekatan/ilfiltrasi ke fasia pektoralis/otot pektoralis.

B3 – Skenario 1 “Kanker Payudara”

Page 10: Wrap Up Skenario 1 - Kanker Payudara

10

T2 Tumor 2 cm-5 cm: T2a tidak ada perlekatan ke fasia pektoralis atau otot pektoralis. T2b dengan perlekatan ke fasia pektoralis atau otot pektoralis.

T3 Tumor lebih besar dari 5 cm: T3a tanpa perlekatan ke fasia pektoralis atau otot pektoralis. T3b dengan perlekatan ke fasia pektoralis atau otot pektoralis.

Perlekatan sedikit ke kulit (dimpling) atau retraksi putting susu bisa saja timbul pada T1 T2 T3.

T4 Besarnya berapa saja tetapi dengan ilfiltrasi ke dinding toraks atau kulit. T4a dengan fiksasi ke dinding toraks. T4b dengan edema, ilfiltrasi atau ulserasi kulit, atau kulit yang berbiji-biji.

N = kelenjar limfe regional. N0 tidak teraba kelenjar limfe di ketiak homolateral. N1 teraba di ketiak homolateral kelenjar limfe yang dapat digerakkan.

N1a kelenjar limfe yang di duga bukan anak sebar. N1b kelenjar limfe yang diduga anak sebar.

N2 kelenjar limfe ketiak homolateral, berlekatan satu sama lain (paket) atau melekat ke jaringan sekitarnya. N3 kelenjar limfe infra-dan supraklavikular homolateral.

M = Anak sebar jauh MO tidak ada anak sebar jauh. M1 ada anak sebar jauh ditambah infiltrasi kulit sekitar payudara.

(Sarwono Prawirohardjo, 2008; R. Sjamsuhidajat, 2004)

Stadium Klinis Kanker Payudara

(McPhee, Stephen J.; Papadakis, Maxine A.; Tierney, Lawrence M. 2007)

B3 – Skenario 1 “Kanker Payudara”

Page 11: Wrap Up Skenario 1 - Kanker Payudara

11

1.7 Diagnosis dan Diagnosis BandingA. Anamnesa

1. Anamnesa terhadap keluhan di payudara atau ketiak apakah ada benjolan, rasa sakit, edema lengan atau kelainan kulit (massa tumor di payudara, rasa sakit, cairan dari puting susu, retraksi puting susu, adanya eczema sekitar areola, keluhan kulit berupa dimpling, kemerahan, ulserasi atau adanya peau d’orange, atau keluhan berupa pembesaran di kelenjar getah bening aksila. Biasanya kanker payudara mempunyai ciri sebagai berikut: batas yang irregular, umumnya tanpa rasa nyeri, tumbuh progresif cepat membesar).

2. Anamnesa terhadap keluhan di tempat lain berhubungan dengan metastasis seperti: nyeri tulang vertebrata, sesak, batuk dan lain-lain.

3. Anamnesa terhadap faktor-faktor risiko (usia, riwayat keluarga, riwayat kanker individu dan konsumsi lemak).

B. Pemeriksaan fisikKarena organ payudara di pengaruhi oleh factor hormonal antara lain estrogen dan progesterone maka sebaiknya pemeriksaan payudara di lakukan di saat pengaruh hormonal ini seminimal mungkin, yaitu setelah mestruasi lebih kurang satu minggu dari hari pertama mestruasi. Dengan pemeriksaan fisik yang baik dan teliti, ketepatan pemeriksaan untuk kanker payudara secara klinis cukup tinggi.

(Ramli, 1994)

Teknik pemeriksaan Penderita di periksa dengan badan bagian atas terbuka: 1. Posisi tegak (duduk) → INSPEKSI

Penderita duduk dengan posisi tangan bebas ke samping, pemeriksa berdiri di depan dalam posisi yang lebih kurang sama tinggi. Pada inspeksi di lihat: simetri payudara kiri-kanan, kelainan papila, letak dan bentuknya, adakah retraksi puting susu, kelainan kulit, tanda-tanda radang, peau d’orange, dimpling, ulserasi, dan lain-lain.

2. Posisi berbaring → PALPASIPosisi berbaring dan di usahakan agar payudara jatuh tersebar rata di atas lapangan dada, jika perlu bahu/punggung di ganjal dengan bantal kecil pada penderita yang payudara nya besar. Palpasi ini di lakukan dengan mempergunakan falang distal dan falang medial jari II, III, dan IV, dan di kerjakan secara sistematis mulai dari cranial setinggi iga ke-2 sampai ke distal setinggi iga ke-6, dan pemeriksaan daerah sentral subareolar dan papil. Terakhir diadakan pemeriksaan kalau ada cairan keluar dengan menekan daerah sekitar papil.

3. Menetapkan keadaan tumornyaa. Lokasi tumor menurut kwadran di payudara atau terletak di daerah sentral

(subareola dan di bawah papil). Payudara di bagi atas empat kwadran, yaitu kwadran atas, lateral bawah, medial atas dan bawah serta di tambah satu daerah sentral.

b. Ukuran tumor,konsistensi,batas-batas tumor tegas atau tidak tegas. c. Mobilitas tumor terhadap kulit dan muskulus pektoralis atau dinding dada.

B3 – Skenario 1 “Kanker Payudara”

Page 12: Wrap Up Skenario 1 - Kanker Payudara

12

4. Memeriksa kelenjar getah bening regional aksila, yang di raba kelompok kelenjar getah bening:a. mammaria eksterna, di bagian anterior dan di bawah tepi muskulus

pektoralis aksila b. subskapularis di posterior aksila c. sentral di bagian aksila d. apikal di ujung atas fossa aksila

5. Pada perabaan di tentukan besar, konsistensi, jumlah, apakah berfiksasi atau tidak.

6. Organ lain ikut di periksa adalah hepar, lien untuk mencari metastasis jauh, juga tulang-tulang utama, tulang belakang

C. Pemeriksaan PenunjangAda beberapa pemeriksaan penunjang. Namun secara umum terbagi dua yaitu non-invasif dan invasif.

1. Non-invasif a. Mammografib. Ultrasoundc. Computed Tomography dan Magnetic Resonannce Imaging Scans

2. Invasifa. Sitologi Aspirasib. Core Needle Biopsy (CNB) Biopsi Terbuka

Biopsi Eksisi Biopsi Insisi

c. Needle-Guided Biopsy (NGB) Ultrasound-Guided Biopsy (UGB) Nipple Discharge Smear (NDS) Nipple Biopsy

(Sarwono Prawirohardjo, 2008; R. Sjamsuhidajat, 2004)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

MammografiTindakan pemeriksaan payudara dengan menggunakan sinar X berintensitas rendah. Tujuan pemeriksaan untuk melihat ada tidaknya benjolan pada payudara. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk perempuan dengan keluhan perihal payudara, baik setelah ditemukan maupun sebelum ditemukan adanya benjolan dan sebagai check up kanker payudara.

Suatu tehnik pemeriksaan soft tissue. Untuk melihat tanda primer berupa fibrosis reaktif, comet sign, adanya perbedaan yang nyata ukuran klinik dan rontgenologik, serta adanya mikrokalsifikasi. Tanda sekunder berupa retraksi, penebalan kulit, bertambahnya vaskularisasi, perubahan posisi papila dan areola. Mammografi ini dapat mendeteksi tumor-tumor yang secara palpasi tidak teraba, jadi sangat baik untuk diagnosis dini dan screening.

B3 – Skenario 1 “Kanker Payudara”

Page 13: Wrap Up Skenario 1 - Kanker Payudara

13

Indikasi mamografi sebagai berikut : Adanya benjolan dan rasa tidak enak pada payudara. Wanita dengan riwayat resiko tinggi untuk keganasan payudara. Adanya pembesaran kalenjar getah bening aksila yang meragukan. Wanita dengan penyebab metastasis tanpa diketahui tempat ditemukannnya tumor

primer. Penderita-penderita pasca operasi yang melakukan follow-up dengan

kemungkinan terjadinya kekambuhan kolateral.

American Cancer Society dalam programnya menganjurkan sebagai berikut : a. Untuk perempuan berumur 35-39 tahun, cukup dilakukan 1 kali mammografi

dasar (Baseline Mammogram). b. Untuk perempuan berumur 40-50 tahun, mammografi silakukan 1 atau 2 tahun

sekali. c. Untuk perempuan berumur di atas 50 tahun, mammografi dilakukan setahun

sekali.

Dari hasil mammografi dapat diketahui apakah tumor yang ada di payudara merupakan tumor yang jinak atau ganas. Melalui pemeriksaan yang disebut dengan mammograms, maka tipe kanker payudara dapat dikategorikan dalam dua bagian yaitu :1) Kanker payudara non invasive yaitu kanker yang terjadi pada kantung atau tube

susu penghubung antara alveolus (kalenjar yang memproduksi susu) dan puting payudara. Dalam bahasa kedokteran disebut ductal carcinoma in situ (DCIS), dimana kanker belum menyebar ke bagian luar jaringan kantung susu.

2) Kanker payudara invasive yaitu kanker yang telah menyebar keluar bagian kantung susu dan menyerang jaringan sekitarnya bahkan dapat menyebabkan penyebaran (metastase) ke bagian tubuh lainnya seperti kelenjar limpa dan lainnya melalui peredaran darah.

Ultrasonografi/USGUSG sangat bermanfaat jika digunakan bersamaan dengan mammografi untuk tujuan diagnostik untuk membantu membedakan kista berisi cairan atau solid.

Umumya digunakan linear array transduser 7.5-10 MHz dengan operator yang harus mempunyai pengetahuan pemeriksaan USG dan mamografi yang baik dan benar. Gelombang bunyi yang tinggi ini bisa membedakan suatu massa yang solid, yang kemungkinan kanker, dan kista yang berisi cairan, yang kemungkinannya bukan kanker.

B3 – Skenario 1 “Kanker Payudara”

Page 14: Wrap Up Skenario 1 - Kanker Payudara

14

Pada pemeriksaan penderita terlentang dengan lengan diangkat keatas dan diletakkan dibawah kepala, kemudian dilakukan pemeriksaan secara sistematis sesuai arah jarum jam sampai daerah aksila dan dilakukan tindakan kompresi dan non kompresi apabila terdapat lesi kanker payudara.

Indikasi USG payudara adalah :1. Payudara yang padat pada mamografi.2. Digunakan untuk pemeriksaan payudara wanita hamil, menyusui dan remaja.3. Sarana diagnostik utama pada penyakit infeksi payudara.4. Pemeriksaan utama untuk evaluasi pada wanita dengan implant silikon.5. Evaluasi lesi berbatas tegas pada temuan mamografi dan penyakit fibrokistik.6. Penuntun biopsi atau aspirasi.

MRI (Magnetik Resonance Imaging)Digunakan untuk mendeteksi keganasan payudara jenis lobular invasif yang sulit terdeteksi dengan pemeriksaan mamografi. Wanita dengan risiko tinggi yang perlu dilakukan skrining MRI adalah :

1. Wanita dengan riwayat kelainan genetik.2. Wanita dengan mutasi genetik BRCA1 atau BRCA2 harus diperhitungkan dalam

kategori risiko tinggi.3. Wanita yang pernah mendapat terapi radiasi pada dada, contohnya pada penyakit

Hodgkin.4. Wanita dengan riwayat pribadi seperti LCIS.5. Jaringan payudara yang padat pada pemeriksaan mammografi.

Kelemahan MRI juga ada, kadang jaringan padat yang terlihat pada saat MRI bukan kanker, atau bahkan MRI tidak bisa menunjukkan suatu jaringan yang padat itu sebagai in situ breast cancer maka untuk memastikan lagi harus dilakukan biopsy.

(American Cancer Society, 2010)

TEST-TEST LAIN Photo Thorax. Untuk mengetahui apakah sudah ada penyebaran keparu-paru Bonescan. Untuk mengetahui apakah kanker sudah menyebar ke tulang. Pada

bonescan, pasien disuntikkan radioactive tracer pada pembuluh vena. Yang natinya akan berkumpul pada tulang yang menunjukkan kelainan karena kanker. Jarak antara suntikan dan pelaksanaan bonescan kira-kira 3-4 jam. Selama itu pasien dianjurkan minum sebanyak-banyaknya. Hasil yang terlihat adalah gambar penampang tulang lengkap dari depan dan belakang. Tulang yang menunjukkan kelainan akan terlihat warnanya lebih gelap dari tulang normal.

Computed Tomography (CT atau CAT) Scan. Untuk melihat secara detail letak tumor. Disini pasien juga disuntik radioactive tracer pada pembuluh vena, tapi volumenya lebih banyak sehingga sebenarnya sama dengan infuse. Setelah disuntik CT-scan bisa segera dilakukan. CT-scan akan membuat gambar tiga dimensi bagian dalam tubuh yang diambil dari berbagai sudut. Hasilnya akan terlihat gambar potongan melintang bagian dari tubuh yang discan 3 dimensi.

Positron Emission Tomography (PET) scan. Untuk melihat apakah kanker sudah menyebar.Dalam PET scan cairan glukosa yang mengandung radioaktif disuntikkan pada pasien. Sel kanker akan menyerap lebih cepat cairan glukosa tersebut, dibanding sel normal. Sehingga akan terlihat warna kontras pada PET

B3 – Skenario 1 “Kanker Payudara”

Page 15: Wrap Up Skenario 1 - Kanker Payudara

15

scan. PET scan biasanya digunakan sebagai pelengkap data dari hasil CTscan, MRI dan pemeriksaan secara fisik

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

TES DARAHTes darah juga diperlukan untuk lebih mendalami kondisi kanker. Tes-tes itu antara lain: Level Hemoglobin (HB) : untuk mengetahui jumlah oksigen yang ada di dalam

sel darah merah Level Hematocrit : untuk mengetahui prosentase dari darah merah didalam

seluruh badan Jumlah dari sel darah putih : untuk membantu melawan infeksi Jumlah trombosit (untuk membantu pembekuan darah) Differential ( prosentase dari beberapa sel darah putih)

JUMLAH ALKALINE PHOSPHATASEJumlah enzyme yang tinggi bisa mengindikasikan penyebaran kanker ke liver, hati dan saluran empedu dan tulang.

SGOT & SGPTTest ini untuk mengevaluasi fungsi liver. Angka yang tinggi dari salah satu test ini mengindikasikan adanya kerusakan pada liver, bisa jadi suatu sinyal adanya penyebaran ke liver

TUMOR MARKER TESTUntuk melihat apakah ada suatu jenis zat kimia yang ditemukan pada darah, kencing atau jaringan tubuh. Dengan adanya jumlah tumor marker yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dari nilai normalnya, mengindikasikan adanya suatu proses tidak normal dalam tubuh. Bisa disebabkan karena kanker , bisa juga bukan. Pada kanker payudara tumor marker yang biasanya dilakukan adalah CA 15.3 dengan mengambil sample darah. Pada standard PRODIA tumor marker tidak boleh melebihi angka 30

PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGIPemeriksaan histopatologi ialah dengan prosedur biopsi yaitu mengambil sampel jaringan payudara untuk menilai jaringan tersebut mengandung sel kanker atau bukan kanker. Pemeriksaan fisik pada payudara, mammografi, USG, dan pemeriksaan pencitraan yang lain dapat membantu mendeteksi payudara yang tidak normal, sedangkan biopsi dengan pemeriksaan mikroskop adalah satu-satunya cara untuk menegakkan diagnosis pasti kanker. Biopsi dapat mengidentifikasikan tipe dan stadium dari kanker yang ditemukan. Ada beberapa metode dari biopsi payudara, antara lain :• Core needle biopsy• Vacuum-assisted biopsy (Mammotome or MIBB)• Large core surgical (ABBI)• Open surgical (excisional or incisional)

Metode yang diambil untuk melakukan biopsi tergantung pada beberapa faktor antara lain ukuran, bentuk, dan lokasi tumor, berapa banyak tumor yang ada, riwayat penyakit dahulu dari pasien, keinginan dari pasien, dan kemampuan operator yang

B3 – Skenario 1 “Kanker Payudara”

Page 16: Wrap Up Skenario 1 - Kanker Payudara

16

melakukan biopsi, serta fasilitas pencitraan dimana biopsi itu dilakukan. Setiap metode juga memiliki resiko dan efek samping yang berbeda.

Core Needle BiopsyProsedur biopsi dengan metode ini mirip dengan FNAB yaitu dengan memasukkan jarum ke dalam bagian payudara yang tidak normal, namun jarum yang digunakan lebih besar daripada jarum FNAB yaitu berukuran 16, 14, atau 11 G. Sampel yang diperoleh juga lebih banyak kurang lebih sepanjang 2 sentimeter dengan diameter 0.16 sentimeter.

Pasien yang akan dilakukan biopsi diberikan pembiusan lokal (anestesi lokal) dengan menggunakan lidokain kemudian jarum dimasukkan ke dalam payudara. Seperti biopsi dengan FNAB, operator akan melakukan perabaan benjolan pada payudara untuk menuntun arah masuk jarum dan apabila benjolan tidak dapat diraba biasanya dibutuhkan alat lain untuk memandu proses biopsi seperti mammografi atau USG. Tiga sampai enam jarum dimasukkan secara menyebar untuk memperoleh sampel jaringan yang cukup untuk pemeriksaan. Prosedur ini hanya berlangsung beberapa menit dan pasien dapat langsung melakukan aktivitasnya setelah prosedur ini selesai. Prosedur ini dapat menimbulkan bekas pada tempat biopsi tapi tidak sampai menimbulkan jaringan parut. Prosedur biopsi ini tidak dianjurkan untuk pasien dengan benjolan yang sangat kecil atau sangat keras.

Prosedur biopsi ini dapat memperoleh hasil yang lebih akurat untuk menilai massa pada payudara dibandingkan FNAB karena sampel yang diambil lebih banyak dan memungkinkan pemeriksa untuk mengevaluasi sel-sel yang tidak normal untuk dibandingkan jaringan sekitar sel yang diambil. Meskipun begitu, core needle biopsy hanya mengambil sampel dan bukan keseluruhan jaringan sehingga kemungkinan terjadi kesalahan diagnosis masih dapat terjadi.

Vaccum-assisted biopsy (Mammotome)Mammotome adalah prosedur biopsi melalui kulit payudara yang dilakukan dengan pencitraan mammografi atau USG sehingga mendapatkan lokasi yang paling tepat untuk memasukkan jarum. Prosedur ini merupakan metode yang invasifnya minimal dan hanya memasukkan satu jarum pada payudara pasien melalui kulit yang diiris sedikit.

Prosedur biopsi ini dilakukan dengan beberapa langkah. Pertamakali, kulit payudara yang akan diperiksa dibersihkan terlebih dahulu kemudian diberikan pembiusan lokal dengan lidokain. Dibawah panduan dari mammografi atau USG, operator akan memposisikan probe khusus pada lokasi payudara yang akan diperiksa. Setelah probe mencapai posisi yang tepat, alat vakum akan menandai jaringan payudara melewati celah dari probe ke dalam ruangan sampel pada alat tersebut. Ketika jaringan sudah di dalam ruangan sampel, alat pemotong disiapkan dan sampel jaringan diambil lalu dibawa ke tempat pengumpulan jaringan. Proses ini akan diulang kembali sampai diperoleh 10 sampel jaringan payudara dari sekeliling daerah yang tidak normal. Setelah semua sampel dikumpulkan, operator akan mengangkat probe tersebut dan menutup kulit yang teriris. Pada beberapa kasus, sebuah klip steril yang kecil akan dimasukkan ke dalam lokasi biopsi untuk menandai lokasi apabila dibutuhkan biopsi ulang. Klip mikro ini ditinggalkan di dalam payudara dan tidak menimbulkan rasa sakit atau mengganggu pasien. Hasil biopsi dianalisa di laboratorium patologi.

B3 – Skenario 1 “Kanker Payudara”

Page 17: Wrap Up Skenario 1 - Kanker Payudara

17

Prosedur ini semakin sering dilakukan namun membutuhkan keahlian operator yang mengerjakannya. Ada beberapa kelebihan prosedur ini dibandingkan biopsi dengan operasi terbuka (Open surgical Biopsy), antara lain :

Perbedaan prosedur Vacuum-Assisted Biopsy dan Open Surgical Biopsy

Large Core BiopsyProsedur biopsi ini menggunakan teknik operasi yang mengangkat seluruh jaringan payudara yang tidak normal dengan panduan pencitraan. Prosedur ini lebih tidak invasif dibandingkan biopsi dengan operasi terbuka. Prosedur ini membutuhkan meja biopsi khusus dimana pasien menghadap ke bawah. Mammografi yang digunakan berfungsi untuk memandu operator menentukan lokasi payudara yang akan diperiksa. Biopsi ini dapat mengangkat 5mm sampai 20mm jaringan payudara dan dapat mengangkat seluruh jaringan tidak normal menjadi satu bagian yang tidak terpisah.

Pasien yang akan dibiopsi harus melakukan persiapan sebelum dilakukan biopsi dan operator harus menjelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien. Sebaiknya tidak mengkonsumsi obat-obatan seperti aspirin, ibuprofen, dan obat-obatan lain yang dapat memperpanjang perdarahan selama lima sampai tujuh hari sebelum biopsi. Pasien juga tidak boleh menggunakan bedak, deodoran, lotion, atau parfum pada daerah payudara.

Prosedur biopsi dengan metode melewati beberapa langkah. Payudara yang akan dibiopsi harus dalam keadaan yang bersih. Pembiusan lokal akan dilakukan pada saat payudara ditekan kemudian mammografi akan memandu sebuah tabung dengan alat pemotong untuk dimasukkan ke dalam payudara. Sampel inti dari jaringan payudara akan diangkat dengan kabel melingkar kemudian diperiksakan pada laboratorium patologi. Prosedur ini menghasilkan luka bekas biopsi yang harus dijahit dan membutuhkan waktu pemulihan yang lebih lama dibandingkan biopsi dengan prosedur melewati kulit payudara.

Prosedur biopsi ini sebenarnya masih menjadi kontroversi karena pada prosedur ini terjadi pengangkatan jaringan payudara normal yang penting hanya untuk mencapai jaringan yang tidak normal. Hal ini berbeda dengan biopsi dengan operasi terbuka yang hanya mengangkat sedikit jaringan payudara untuk mencapai jaringan yang

B3 – Skenario 1 “Kanker Payudara”

Page 18: Wrap Up Skenario 1 - Kanker Payudara

18

tidak normal. Oleh karena alasan ini maka prosedur ini tidak digunakan secara luas pada dunia kedokteran. Open Surgical Biopsy (eksisi atau insisi)Open surgical biopsy atau biopsi dengan operasi terbuka adalah standart pemeriksaan yang paling baik (gold standard) dibandingakan metode yang lain. Pada prosedur ini dilakukan pengirisan (insisi) sepanjang 3.8 cm sampai 5.1cm pada payudara.

Payudara yang akan dibiopsi harus dalam keadaan bersih dan ditutup dengan kain operasi khusus. Biopsi ini menggunakan pembiusan lokal atau bisa juga ditambahkan bahan yang membuat pasien tertidur (sedasi). Selama proses biopsi eksisional, dokter bedah akan mengangkat daerah yang tidak normal dan sedikit jaringan normal di sekelilingnya. Prosedur yang dilakukan pada biopsi insisional mirip dengan biopsi eksisional namun dokter bedah hanya mengambil sebagian dari jaringan yang tidak normal dan prosedur ini biasanya dilakukan apabila jaringan yang tidak normal luas. Pada beberapa kasus, dokter bedah akan menggunakan bantuan mammografi atau USG untuk menentukan lokasi yang harus dibiopsi. Hasil biopsi kemudian diperiksa di laboratorium patologi dan luka bekas operasi dijahit.

Pasien yang akan dibiopsi harus melakukan persiapan sebelum dilakukan biopsi dan operator harus menjelaskan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien. Sebaiknya tidak mengkonsumsi obat-obatan seperti aspirin, ibuprofen, dan obat-obatan lain yang dapat memperpanjang perdarahan selama lima sampai tujuh hari sebelum biopsi. Pasien harus berpuasa setelah tengah malam apabila jadwal operasi pada keesokan harinya kecuali kalu harus mengkonsumsi obat tertentu seperti obat darah tinggi atau diabetes. Pasien juga tidak boleh menggunakan bedak, deodoran, lotion, atau parfum pada daerah payudara. Prosedur ini membutuhkan waktu pemulihan yang cukup lama dibandingkan metode biopsi yang lain. Jaringan parut yang dibentuk biasanyaberukuran kecil namun bisa saja mengubah bentuk payudara dan hal ini dipengaruhi oleh ukuran dan lokasi jaringan yang tidak normal, serta jaringan normal sekeliling tumor yang ikut diangkat.

Biopsi dengan operasi terbuka mengambil sampel payudara yang terbesar dibandingkan biopsi dengan metode lain dan akurasi diagnosisnya hamper mencapai 100%, oleh karena itu metode ini menjadi gold standard dari metode biopsi payudara. Namun prosedur ini juga memiliki beberapa kerugian terutama apabila jaringan yang diangkat menunjukkan tumor jinak bukan kanker karena hasil operasi menimbulkan bekas berupa jaringan parut yang nantinya akan mengganggu gambaran pada pemeriksaan mammografi. Komplikasi yang dapat terjadi karena metode ini antara lain kemungkinan bisa terjadi perdarahan, infeksi atau masalah dalam proses penyembuhan dan resiko terjadinya kematian lebih besar.

FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy) FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy) adalah prosedur pemeriksaan yang melewati kulit (percutaneous) dengan menggunakan jarum halus biasanya berukuran 22 atau 25 G dan mengambil contoh cairan dari kista payudara atau mengambil sekelompok sel dari massa yang solid pada payudara. Setelah dilakukan FNAB, material sel yang diambil dari payudara akan diperiksa pada laboratorium patologi. Jarum yang digunakan pada FNAB lebih kecil dibandingkan jarum yang biasa dipakai untuk mengambil darah.

B3 – Skenario 1 “Kanker Payudara”

Page 19: Wrap Up Skenario 1 - Kanker Payudara

19

FNAB dikerjakan oleh seorang ahli dengan terlebih dulu membersihkan kulit payudara yang akan diperiksa. Apabila benjolan dapat diraba maka pemeriksa akan memasukkan jarum halus tersebut ke daerah benjolan tersebut. Apabila benjolan tidak dapat diraba, prosedur FNAB akan dilakukan dengan panduan dari system pencitraan yang lain seperti mammografi atau USG. Setelah jarum dimasukkan ke dalam bagian payudara yang tidak normal, maka dilakukan penghisapan melalui jarum tersebut. Hasil sampel yang diperoleh diratakan pada gelas obyek kemudian dibiarkan kering kemudian difiksasi dengan menyemprotnya dan diberi minyak emersi untuk akhirnya diperiksa dibawah mikroskop. Efektivitas dari pemeriksaan FNAB sangat dipengaruhi oleh kemampuan operator dan keahlian pemeriksa yang sudah berpengalaman.

Kondisi dari sampel FNAB memiliki makna yang sangat penting untuk menentukan apakah hasil tersebut mengandung sel kanker atau tidak. Apabila sampel yang dihasilkan dari benjolan tersebut tampak bersih, sedikit berwarna, kehijauan atau kecoklatan, putih, kuning, atau pada kasus yang sangat jarang mengandung darah, pada kebanyakan kasus kemungkinan besar ini berasal dari tumor yang jinak atau bukan kanker. Sedangkan sampel yang mengandung darah mengindikasikan sampel tersebut mengandung sel kanker dan dianalisis lebih lanjut.

Sebelum dilakukan FNAB, kulit payudara yang akan diperiksa dibersihkan dahulu dan seringkali tidak dilakukan pembiusan local (anestesi) karena prosedur anastesi lebih memberikan rasa sakit dibandingkan FNAB-nya sendiri dan lidokain sebagai bahan anestesi bisa menimbulkan artefak yang tampak pada pemeriksaan mikroskopis. Seorang wanita sebaiknya tidak menggunakan bedak, deodoran, lotion, atau parfum dibawah lengan atau pada payudara sebelum pemeriksaan yang nantinya dapat mengganggu gambaran pemeriksaan mikroskopis.

Prosedur FNAB memiliki beberapa keuntungan antara lain FNAB adalah metode tercepat dan termudah dari biopsi payudara dan hasilnya dapat diperoleh dengan cepat. FNAB sangat baik untuk mengkonfirmasi kista payudara dan setelah dilakukan pemeriksaan, pasien dapat langsung melakukan aktivitasnya seperti biasa. Kerugian dari FNAB adalah prosedur ini hanya mengambil sangat sedikit sampel dari jaringan atau sel payudara sehingga hanya dapat menghasilkan diagnosis berdasarkan keadaan sel (diagnosis sitologi). Hal ini menyebabkan penilaian yang diambil tidak komplit karena tidak dapat dibandingkan dengan keadaan jaringan di sekitarnya.

(Ramli, 1995; R. Sjamsuhidajat, 2004)

Diagnosis BandingLesi yang paling sering dipertimbangkan dalam diagnosis diferensial kanker payudara adalah sebagai berikut, berdasarkan urutan frekuensi: fibrokistik payudara, fibroadenoma, intraductal papilloma, lipoma, dan nekrosis lemak.

(Stephen J. McPhee, 2009)

1.8 PenatalaksanaanSebelum merencanakan terapi karsinoma mammae, diagnosis klinis dan histapatologik serta tingkat penyebarannya harus dipastikan dahulu. Diagnosis klinis harus sama dengan diagnosis histopatologik. Bila keduanya berbeda, harus ditentukan yang mana yang keliru. Atas dasar diagnosis tersebut, termasuk tingkat penyebaran

B3 – Skenario 1 “Kanker Payudara”

Page 20: Wrap Up Skenario 1 - Kanker Payudara

20

penyakit, disusunlah rencana terapi dengan mempertimbangkan manfaat dan mudarat setiap tindakan yang akan diambil. Bila bertujuan kuratif, tindakan radikal yang berkonsekuensi mutilasi harus dikerjakan, demi kesembuhan. Akan tetapi, bila tindakannnya paliatif, alasan non kuratif menentukan terapi yang dipilih. Tujuan terapi kuratif untuk menyembuhkan penderita yaitu membebaskan penderita dari kanker yang dideritanya untuk selama-lamanya dan terapi kanker paliatif ialah semua tindakan aktif guna meringankan beban penderita kanker terutama bagi yang tidak mungkin disembuhkan lagi, tujuannya untuk memperbaiki kualitas hidup, mengatasi komplikasi yang terjadi dan mengrangi dan meringankan keluhan.

Setelah dilakukan diagnosis dan penetapan stadium kanker payudara, maka langkah selanjutnya adalah menentukan pilihan pengobatan yang paling sesuai dengan kondisi tersebut.

Ada 5 pilihan pengobatan standar pada kanker payudara yaitu: pembedahan, radiasi , kemoterapi, terapi biologi dan terapi hormonal.

PEMBEDAHAN (OPERASI)Tujuan utama pembedahan pada kanker payudara adalah untuk membuang atau mengangkat jaringan kanker dan juga untuk menganalisa jenis, stadium, ukuran kanker, dan kemungkinan terjadinya metastasis. Hal lain yang menjadi prioritas bagi dokter bedah kanker adalah mencegah kemungkinan terjadinya kekambuhan pada kanker payudara. Ada beberapa pilihan operasi dan tentunya pilihan ini tergantung pada ukuran dan lokasi tumor. Jika operasi tersebut adalah mastektomi, maka operasi rekonstruksi payudara juga akan menjadi pilihan.

Melakukan diagnosis dengan operasi dilakukan untuk menentukan apakah memang terdapat kanker dan apakah telah terjadi penyebaran. Prosedurnya meliputi:

• Biopsy payudara• Mengangkat nodus limfe

Terapi pembedahan standar yang digunakan untuk mengangkat kanker adalah:

• Lumpektomi (hanya mengangkat benjolan saja)• Kuadrantektomi• Mastektomi (sebagian, atau modifikasi)

MastektomiMastektomi (mastectomy) adalah pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat payudara. Di masa lalu, mastektomi radikal dengan pengangkatan seluruh payudara merupakan penanganan standar kanker payudara. Namun kemajuan medis selama 20 tahun terakhir ini telah memberi lebih banyak pilihan bagi wanita penderita kanker payudara. Salah satu pilihan tersebut bernama breast-conserving therapy (BCT) atau terapi penyelamatan payudara. Pilihan ini akan membawa wanita untuk dapat memilih prosedur yang lebih mengarah pada pencapaian efektivitas penanganan.

Tipe mastektomi dan penanganan kanker payudara bergantung pada beberapa faktor, meliputi:

B3 – Skenario 1 “Kanker Payudara”

Page 21: Wrap Up Skenario 1 - Kanker Payudara

21

1. Usia2. Kesehatan secara menyeluruh3. Status menopause4. Dimensi tumor5. Tahapan tumor dan seberapa luas penyebarannya6. Stadium tumor dan keganasannya7. Status reseptor hormon tumor8. Penyebaran tumor telah mencapai simpul limfe atau belum

Beberapa tipe mastektomi yang ada pada saat ini:a. Mastektomi Preventif (Preventive Mastectomy)

Wanita yang memiliki faktor genetik atau risiko keturunan kanker payudara yang tinggi dapat memilih pembedahan mastektomi preventif. Mastektomi preventif disebut juga prophylactic mastectomy. Operasi ini dapat berupa total mastektomi dengan mengangkat seluruh payudara dan puting. Atau berupa subcutaneous mastectomy, dimana seluruh payudara diangkat namun puting tetap dipertahankan.

Penelitian menunjukkan bahwa tingkat kekambuhan kanker payudara dapat dikurangi hingga 90% atau lebih setelah mastektomi preventif pada wanita dengan risiko tinggi. Kadang wanita pengidap kanker payudara di salah satu payudaranya akan memutuskan untuk menjalani mastektomi preventif untuk mengangkat payudara satunya. Hal ini mampu mengurangi peluang kembalinya (kambuhnya) kanker payudara. Pada beberapa kasus kedua payudara diangkat. Pengangkatan kedua payudara ini disebut double mastectomy.

Rekonstruksi (pengembalian kondisi dan penampilan) payudara dapat dilakukan pada saat dilakukan mastectomy preventif. Rekonstruksi ini disebuat sebagai immediate reconstruction (rekonstrusi segera). Dapat juga dijadwalkan sesudah beberapa waktu kemudian. Rekonstruksi ini disebut delayed reconstruction (rekonstruksi tertunda). Dokter biasanya menggunakan implant sintetis atau jaringan pengganti yang diambil dari bagian tubuh yang lain.

b. Mastektomi Sederhana atau Total (Simple or Total Mastectomy)

Total mastectomy

Mastektomi dengan mengangkat payudara berikut kulit dan putingnya, namun simpul limfe masih dipertahankan. Pada beberapa kasus, sentinel node biopsy terpisah dilakukan untuk membuang satu sampai tiga simpul limfe pertama.

c. Mastektomi Radikal Termodifikasi (Modified Radical Mastectomy)

B3 – Skenario 1 “Kanker Payudara”

Page 22: Wrap Up Skenario 1 - Kanker Payudara

22

Terdapat prosedur yang disebut modified radical mastectomy (MRM) - mastektomi radikal termodifikasi. MRM memberikan trauma yang lebih ringan daripada mastektomi radikal, dan saat ini banyak dilakukan di Amerika.

Dengan MRM, seluruh payudara akan diangkat beserta simpul limfe di bawah ketiak, tetapi otot pectoral (mayor dan minor) – otot penggantung payudara – masih tetap dipertahankan. Kulit dada dapat diangkat dapat pula dipertahankan, Prosedur ini akan diikuti dengan rekonstruksi payudara yang akan dilakukan oleh dokter bedah plastik.

d. Mastektomi Radikal (Radical Mastectomy) Mastektomi radikal merupakan pengangkatan payudara ‘komplit’, termasuk puting. Dokter juga akan mengangkat seluruh kulit payudara, otot dibawah payudara, serta simpul limfe (getah bening). Karena mastektomi radikal ini tidak lebih efektif namun merupakan bentuk mastektomi yang lebih ‘ekstrim’ , saat ini jarang dilakukan.

Selama melakukan mastektomi dan mengangkat tumor, dokter akan menentukan apakah kanker telah menyebar. Prosedur ini disebut pentahapan (staging). Setelah tahapan kanker ditentukan, dokter akan menentukan penanganan lanjutan yang harus dilakukan pasien, termasuk terapi radiasi, kemoterapi, dan atau pengobatan. Beberapa wanita memilih untuk melakukan bedah rekonstruksi payudara segera setelah mastektomi. Namun demikian, ini membawa risiko tersendiri sehingga harus berkonsultasi dengan dokter.

e. Mastektomi Parsial atau Segmental (Partial or Segmental Mastectomy)Dokter dapat melakukan mastektomi parsial kepada wanita dengan kanker payudara stadium I dan II. Mastektomi parsial merupakan breast-conserving therapy- terapi penyelamatan payudara yang akan mengangkat bagian payudara dimana tumor bersarang. Prosedur ini biasanya akan diikuti dengan terapi radiasi untuk mematikan sel kanker pada

jaringan payudara yang tersisa. Sinar X berkekuatan penuh akan ditembakkan pada beberapa bagian jaringan payudara. Radiasi akan membunuh kanker dan mencegahnya menyebar ke bagian tubuh yang lain.

Pada beberapa kasus, akan lebih banyak pembedahan dilakukan setelah mastektomi parsial. Kadang, jika sel kanker masih ada dalam jaringan payudara, dokter akan mengangkat seluruh payudara.

Quandrantectomy

B3 – Skenario 1 “Kanker Payudara”

Page 23: Wrap Up Skenario 1 - Kanker Payudara

23

Tipe lain dari mastektomi parsial disebut quadrantectomy. Pada prosedur ini, dokter akan mengangkat tumor dan lebih banyak jaringan payudara dibandingkan dengan lumpektomi.

Lumpectomy atau sayatan lebarMerupakan pembedahan untuk mengangkat tumor payudara dan sedikit jaringan normal di sekitarnya. Lumpektomi (lumpectomy) hanya mengangkat tumor dan sedikit area bebas kanker di jaringan payudara di sekitar tumor. Jika sel kanker ditemukan di kemudian hari, dokter akan mengangkat lebih banyak jaringan. Prosedur ini disebuat re-excision (terjemahan: pengirisan/penyayatan kembali).

(Sutter Health. 2006)

TERAPI RADIASITerapi radiasi atau yang lebih umum disebut penyinaran bekerja dengan merusak DNA sel yang tidak normal, menghentikan pertumbuhan dan mencegah pembelahan sel. Sel sehat yang berada pada sel kanker bisa jadi akan terpengaruh, namun akan segera pulih setelah terapi selesai. Radioterapi murni kuratif

Radioterapi murni terhadap kanker mammae terutama digunakan untuk pasien dengan kontraindikasi atau menolak operasi.

Radioterapi adjuvantMenurut pengaturan waktu radioterapi dapat dibagi menjadi radioterapi praoperasi dan pasca operasi. Radioterapi praoperasi terutama untuk pasien stadium lanjut lokalisasi, dapat membuat sebagian kanker mammae non-operabel menjadi operabel. Radioterapi pasca operasi adalah radioterapi seluruh mammae pasca operasi konservasi mammae.

Radioterapi paliatifTerutama untuk terapi paliatif kasus stadium lanjut dengan rekurensi dan metastasis.

TERAPI TERTARGET ATAU TERAPI BIOLOGITerapi ini dirancang untuk menghentikan proses yang berkontribusi pada pertumbuhan sel kanker. Beberapa obat yang digunakan adalah

• Lapatinib (Tykerb)• Transtuzumabs (Herceptin)• Bevacizumabs (Avastin)

TERAPI HORMONIndikasi pemberian terapi hormonal adalah jika penyakit telah sistemik berupa metastasis jauh. Terapi hormonal biasanya diberikan secara paliatif sebelum kemoterapi, karena efek terapinya lebih lama dan efek sampingnya kurang, tetapi tidak semua karsinoma mammae peka terhadap terapi hormonal. Hanya kurang lebih 60% yang bereaksi baik dan penderita mempunyai harapan dan memberi respon dapat diketahui dari ”uji reseptor estrogen” pada jaringan tumor.

B3 – Skenario 1 “Kanker Payudara”

Page 24: Wrap Up Skenario 1 - Kanker Payudara

24

Terapi hormonal paliatif dapat dilakukan pada penderita yang pramenopause dengan cara ovarektomi bilateral atau dengan pemberian antiestrogen seperti tamoksifen atau aminoglutetimid.

Terapi hormon diberikan sebagai ajuvan pada pasien pascamenopause yang uji reseptor estrogennya positif dan pada pemeriksaan histopatologik ditemukan kelenjar aksila yang berisi metastasis. Obat yang dipakai adalah sediaan antiestrogen tamoksifen. Estrogen tidak dapat diberikan karena efeksampingnya terlalu besar.

Kanker payudara biasanya tergantung pada perkembangan hormone estrogen. Terapi hormone anti estrogen mengakibatkan sel kanker terhambat perkembangannya sehingga mengakibatkan sel kanker mati. Terapi ini dapat diberikan sebelum operasi atau bersamaan dengan radiasi. Anda akan mengkonsumsi obat anti hormone selama 5 tahun untuk mencegah kekambuhan setelah anda menyelesaikan pengobatan primer. Obat Antiesterogen

Tamoksifen. Merupakan penyekat reseptor estrogen, mekanisme utamanya adalah berikatan dengan reseptor esterogen secara kompetitif. Efek samping trombosis vena dalam, karsinoma endometrium.

Inhibitor AromataseMenghambat kerja enzim aromatase, sehingga menghambat atau mengurangi atau mengurang perubahan androgen menjadi esterogen.Golongan obat : anastrozol, Letrozol, dan golongan steroid.

Obat sejenis progestrogenMedroksiprogesterogen asetat dan megosterol. Mekanisme obat ini adalah melalui umpan balik hormon progestin menyebabkan inhibisi aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal, andrgen menurun, sehingga mengurangi sumber perubahan manjadi estrogen dengan hasil turunya kadar estrogen.

Agen Umum untuk Manajemen Hormonal Kanker Payudara Metastatik

B3 – Skenario 1 “Kanker Payudara”

Page 25: Wrap Up Skenario 1 - Kanker Payudara

25

(Stephen J. McPhee, 2009)KEMOTERAPIKemoterapi merupakan terapi sistemik yang digunakan bila ada penyebaran secara sistemik dan juga dipakai sebagai terapi ajuvan.

Kemoterapi ajuvan diberikan pada pasien yang ditemukan metastasis di sebuah atau beberapa kelenjar pada pemeriksaan histopatologik pascabedah mastektomi. Tujuannya adalah menghancurkan mikrometastasis di dalam tubuh yang biasanya terdapat pada pasien yang kelenjar aksilanya sudah mengandung metastasis. Obat yang diberikan adalah CMF (kombinasi cyclofosfamid, metotreksat dan 5-fluorourasil) selama 6 bulan pada perempuan usia pramenopause, sedangkan pada pascamenopause diberikan terapi ajuvan hormonal berupa pil antiestrogen.

Kemoterapi paliatif dapat diberikan pada pasien yang telah menderita metastasis secara sistemik. Obat yang dipakai secara kombinasi, antara lain CMF, VA (vinkristin dan adriamisin) atau FAC (5-fluorourasil, adriamisin dan cyclofosfamid).

Protokol Pengobatan Kanker Payudara1. Stadium I

- MRM sebagai terapi utama.- Bila KGB axilla tidak metastase tidak perlu radiology post operasi- Bila yang dilakukan hanya mastektomi simpel/ BCT harus diikuti radiasi tumor

bed dan daerah KGB regional (radiasi local dan regional)2. Stadium II

B3 – Skenario 1 “Kanker Payudara”

Page 26: Wrap Up Skenario 1 - Kanker Payudara

26

- MRM sebagai terapi utama.- Radiasi eksterna dan kemoterapi maupun hormonal bila ada metastase ke

KGB axilla dapat diberikan sebagai terapi adjuvans.3. Stadium IIIA

- MRM sebagai terapi utama- Terapi adjuvans meliputi radiasi eksterna, kemoterapi dan terapi hormonal.

4. Stadium IIIb a. Operable

- Simple mastektomi dan axillary toilet. Terapi adjuvans meliputi radiasi eksterna, hormonal dan kemoterapi.

- Kemoterapi 3x kemudian MRM. Terapi adjuvans post op 3x dan bila perlu dilakukan radiasi eksterna.

b. Inoperable- Radiasi eksterna pre operative, bila operable → mastektomi simpel. Bila

tetap inoperable, lanjutkan radiasi 5000-6000cGy. Terapi adjuvans dengan melanjutkan radiasi eksterna 2000-3000 c.Gy dan bila perlu terapi hormonal dan atau kemoterapi

- Kemoterapi neoajuvans 3x. Bila operable → mastektomi simple. Bila inoperable → teruskan sampai 6 kali. Terapi adjuvans meliputi radiasi eksterna dan hormonal terapi.

5. Stadium IV- Prinsip paliatif- Premenopause → Oophorektomi dilanjutkan kemoterapi. Bila perlu dilakukan

mastektomi simple atau radioterapi paliatif.- Postmenopause → Terapi hormonal dengan atau tanpa kombinasi kemoterapi.

Bila perlu dilakukan mastektomi simple atau radioterapi paliatif.

1.9 PencegahanPada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone. Hampir setiap epidemiolog sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa:a. Pencegahan primer

Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat. Pencagahan primer ini juga bisa berupa pemeriksaan SADARI (pemeriksaan payudara sendiri) yang dilakukan secara rutin sehingga bisa memperkecil faktor risiko terkena kanker payudara ini.

b. Pencegahan sekunderPencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan populasiat risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Skrining melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor

B3 – Skenario 1 “Kanker Payudara”

Page 27: Wrap Up Skenario 1 - Kanker Payudara

27

risiko terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain:• Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk

assessement survey.• Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan

mammografi setiap tahun.• Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai

usia 50 tahun.

Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%

c. Pencegahan tertierPencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan yang diberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.

Deteksi dini kanker payudaraa. Program Skrining

Program skrining ini bertujuan untuk mendeteksi kanker payudara sedini mungkin sebelum kanker bermetastasis ke organ sekitarnya maupun ke nodus limfatik disekitarnya. Program ini terdiri atas pemeriksaan fisik dan mammografi pada pasien asimptomatik. Program ini mampu mendeteksi 10 kanker per 1000 pasien dengan usia diatas 50 tahun dan 2 kanker per 1000 pasien dengan usia dibbaawah 50 tahun. Penelitian membuktikan bahwa deteksi dini ini mampu meningkatkan angka kelangsungan hidup para penderita kanker payudara, dan mencegah kanker menyebar ke nodus limfatik sebesar 80%.

Program skrining ini rutin dilakukan setiap tahun bagi wanita dengan usia 40 tahun keatas, dan dua sampai tiga tahun sekali bagi wanita dengan umur 20-40 tahun.

b. SADARI (breast self examination)Pemeriksaan payudara sendiri atau BSE belum terbukti dapat meningkatkan angka keberlangsungan hidup penderita kanker payudara, karena kurangnya bukti nilai demostrasi yang kuat. The American Cancer Society tidak lagi merekomendasikan melakukan BSE pada wanita setiap bulan dimulai pada usia 20 tahun. Selain itu, BSE harus dilakukan dengan teknik dan pengetahuan yang

B3 – Skenario 1 “Kanker Payudara”

Page 28: Wrap Up Skenario 1 - Kanker Payudara

28

baik, jadi perlu diadakan pelatihan khusus. BSE dapat dilakukan 7-8 hari setelah menstruasi berakhir.

c. Pencitraan (imaging) Mammografi adalah pencitraan yang paling bisa diandalkan dalam mendeteksi kanker payudara bahkan sebelum massa tersebut bisa teraba. Namun, mammografi menjadi kurang sensitive pada wanita usia muda karena jaringan payudara terlalu padat. Mammografi bias mendeteksi kalsifikasi dengan mudah.

Berikut cara mencegah kanker payudara secara umum:1. Kesadaran akan payudara itu sendiri

Lebih dari 90% tumor payudara dideteksi oleh wanita itu sendiri. Perhatikan setiap perubahan pada payudara menjadi bagian penting perawatan kesehatan wanita. Saat ini, wanita disarankan untuk breast aware? Ini berarti wanita harus tahu seperti apa payudara mereka di depan cermin, dan rasakan saat mandi atau terlentang pada periode berbeda setiap bulan sehingga jika ada perubahan yang tidak normal dapat diketahui segera.

2. Berikan ASI pada bayiBeberapa penelitin menunjukkan ada hubungan antara pemberian ASI dan menurunnya resiko berkembangnya kanker payudara meskipun belum ada kesepakatan yang jelas akan hal ini. Para peneliti mengklaim bahwa lebih muda dan lebih lama seorang ibu memberikan ASI pada bayinya adalah semakin baik. Hal ini didasari pada teori bahwa kanker payudara berkaitan dengan hormon estrogen. Pemberian ASI secara berkala akan mengurangi tingkat hormon tersebut.

3. Jika menemukan gumpalan, segera ke dokterPenelitian menunjukkan banyak wanita menunda untuk ke dokter jika mereka menemukan gumpalan pada payudaranya, mereka takut memiliki kanker. Ini adalah hal terburuk yang mereka lakukan. Jika menemukan gumpalan, segera konsultasi ke dokter karena ini akan membantu menenangkan pikiran. Jika gumpalan tersebut adalah kanker, segera lakukan pengobatan yang tepat untuk menyelamatkan jiwa.

4. Cari tahu apakah ada sejarah kanker payudara pada keluargaMasih perlu banyak penelitian untuk memahami secara menyeluruh semua penyebab kanker payudara. Tetapi satu hal yang perlu untuk diyakini adalah faktor gen. Faktor ini setidaknya sebanyak 10% dari semua kasus kanker payudara. Hal ini dianggap satu dalam 500 orang membawa gen yang dapat membuat mereka diduga memiliki penyakit tersebut.

5. Perhatikan konsumsi alcoholDalam sejumlah penelitian, alkohol memiliki kaitan dengan kanker. Hal ini didasari pada kenyataan bahwa alkohol meningkatkan estrogen.

6. Perhatikan berat badanObesitas nampaknya dapat meningkatkan resiko kanker payudara. Para peneliti menemukan wanita dengan berat 44 sampai 55 pound setelah umur 18 sebanyak 40% memiliki resiko lebih tinggi terkena kanker dibanding mereka yang berubah-ubah hanya 4 atau 5 pound semasa remajanya.

7. Olahraga secara teraturBeberapa penelitian menyarankan bahwa olahraga dapat menurunkan resiko kanker payudara. Hal ini karena penelitian menunjukkan bahwa semakin kurang berolahraga, semakin tinggi tingkat esrogen dalam tubuh.

B3 – Skenario 1 “Kanker Payudara”

Page 29: Wrap Up Skenario 1 - Kanker Payudara

29

8. Kurangi makanan berlemakAda banyak perdebatan tentang hubungan kanker payudara dengan diet. Tetapi ada bukti bahwa gaya hidup barat tertentu nampaknya dapat meningkatkan resiko penyakit. Pertahankan asupan makanan rendah lemak, tidak melebihi 30 gram lemak per hari. Hal ini akan membantu mempertahankan diet seimbang yang juga membantu menjaga berat badan. Kita menyimpan estrogen di lemak tubuh, jadi lebih sedikit lemak yang kita bawa, lebih baik.

9. Setelah usia 50 tahun, lakukan screening payudara secara teratur.Meskipun masih diperlukan banyak penelitian untuk menentukan penyebab kanker payudara, satu dari faktor utama penyebab adalah faktor usia. 80% kanker payudara terjadi pada wanita berumur diatas 50 tahun.

10. Belajar relaksBanyak tercatat bahwa stres dapat menyebabkan semua jenis masalah kesehatan. Meskipun masih banyak perdebatan atas temuan ini, menurunkan tingkat stres akan menguntungkan untuk kesehatan secara menyeluruh, termasuk resiko kanker payudara.

11. Masukkan brokoli ke dalam menu harian Anda.Kira-kira dalam sehari Anda hanya membutuhkan secangkir brokoli. Tahukah Anda, brokoli mengandung senyawa sulfuraphane yang secara ilmiah terbukti mengurangi risiko kanker.

12. Jangan lupakan buah dan sayur dalam menu harian.Pilihlah sayuran berwarna hijau dan oranye. Makanlah tomat yang kaya dengan likopen. Konon likopen juga agen yang berfungsi memerangi kanker.

13. Minumlah teh hijau yang kaya antioksidan.Disamping minum teh hijau, kudaplah dark chocolate sesekali, karena secara ilmiah terbukti cokelat sebagai agen yang memerangi kanker. Namun ingat jangan cokelat manis, karena Anda tidak akan mendapat manfaatnya.

14. Konsumsi kedelai dan olahannya.Di dalam kedelai terkandung 40 persen protein yang terdiri dari asam lemak esensial dengan daya cerna yang sangat baik, 15 persen oligosakarida dan monosakarida, 15 persen serat, 20 persen lemak yang sebagian besar terdiri dari asam lemak tak jenuh dan 10 persen adalah bahan lainnya. Selain itu senyawa fitokimia pada kedelai memiliki aktiviats biologis, salah satunya adalah isoflavon yang tetap stabil pada suhu panas sehingga tidak berubah struktur oleh suhu masak dan fermentasi, yang dapat mencegah kanker.

(Sjamsuhidajat, R. 2004)

1.10 Prognosis dan KomplikasiDipengaruhi oleh beberapa hal antara lain :1. Ukuran tumor2. Jumlah, tempat, ukuran KGB yang tertekan3. Skin involvement4. Fiksasi tumor primer/KGB (+)5. Derajat anaplasia6. Usia, status menstruasi7. Kelambatan terapi8. Histologis :

- Ductal : baik → medular

B3 – Skenario 1 “Kanker Payudara”

Page 30: Wrap Up Skenario 1 - Kanker Payudara

30

- Acinus : baik → lobuler9. Kehamilan10. ER content

Istilah lokoregional dimaksudkan untuk daerah yang meliputi struktur dan organ tumor primer, serta pembuluh limfe, daerah saluran limfe dan kelenjar limfe dari struktur atau organ yang bersangkutan.

Metastasis hematogen kanker payudara

Harapan hidup 10 tahun mendatang :1. Stadium 0 95-99%2. Stadium I 70-95%3. Stadium II 40-45%4. Stadium III 10-15%5. Stadium IV jarang

(Rumah Sakit Dokter Soetomo Surabaya, 2008)

B3 – Skenario 1 “Kanker Payudara”

Page 31: Wrap Up Skenario 1 - Kanker Payudara

31

2. Memahami dan Menjelaskan Cara Menghadapi Cobaan Menurut Agama Islam“Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Dia akan mencukupkan .

Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu”

Pentingnya sikap tawakkal diantara ciri-ciri kokohnya keimanan seseorang kepada Allah SWT adalah sikap pasrahnya yang kuat kepada keputusan Allah SWT dalam segala urusan hidupnya, baik di waktu senang ataupun susah. Ia yakin bahkan Allah SWT Maha Pengatur, Maha Kuasa, dan Maha Bijaksana dalam melakukan dan menentukan apa saja termasuk dalam hal memberikan rizki kepada seseorang ataupun mencabutnya, memberikan kemenangan kepada suatu golongan atau menimpakan kekalahan kepadanya, mengangkat seseorang untuk menduduki suatu jabatan atau mencopotnya dan menjatuhkannya.

Sikap seorang muslim yang pasrah terhadap keputusan dan ketentuan Allah SWT seperti ini merupakan sikap tawakkal.

Tawakkal merupakan bekal hidup seseorang yang beriman yang bisa menjadikan dirinya tabah dalam menghadapi apapun bentuk cobaan atau musibah yang menimpanya. Dengan sikap tawakkal seorang mukmin akan merasa tenang dalam hidupnya. Bila ia mendapatkan kebaikan ia sadar bahwa Allah-lah yang memberinya supaya ia bersyukur. Bila ditimpa kesulitan atau mengalami musibah ia sadar bahwa itu datang dari Allah sebagai batu ujian dan ia yakin bahwa dibalik kesulitan dan musibah itu pasti ada hikmah dan kemaslahatan yang dikehendaki oleh-Nya. Untuk itu ia akan bersabar dan bertawakal.

Seorang mukmin dalam situasi apapun dan bagaimanpun kritisnya ia akan tetap percaya akan kemahkuasaan Allah SWT. Ia akan memohon pertolongan-Nya maka dirinya akan tentram, jiwanya tenang, dan sikapnya tabah. Segala sepak terjangnya hanya bersandar kepada Allah SWT. Sebab tanpa pertolongan Allah SWT tindakan apapun yang dilakukan sistem apapun yang dijalankan strategi apapun yang diterapkan tak akan banyak artinya meskipun dikemas dengan rapi dan teratur. Untuk itulah Allah SWT senantiasa memperingatkan orang beriman untuk jangan terpukau dengan kekayaan kepintaran kecerdasan kekuasaan karena semua itu tidak akan banyak berpengaruh bila tidak ada pertolongan atau bantuan dari Allah SWT

Tawakkal itu bukan sikap menyerah atau pasrah atau bersikap masa bodoh atau berpangku tangan tanpa berusaha dan bekerja dengan keras. Tawakkal adalah usaha maksimal seorang mukmin sambil yakin akan adanya pertolongan Allah SWT. Tertinggalnya posisi umat Islam dewasa ini bila dibandingkan dengan umat lainnya baik dalam percaturan perpolitikan secara makro dan berskala international ataupun disektor perekonomian dan dibidang disiplin ilmu dan teknologi tak lain karena kekeliruan sebagian kaum muslimin dalam menyikapi dan memahami arti tawakkal. Mereka menganggap bahwa tawakkal ialah sikap masa bodoh dan pasrah sepenuhnya kepada Allah SWT tanpa adanya usaha maksimal tanpa berjuang tanpa bekerja keras. Mereka menyalah artikan konteks hadist Nabi saw yang berbunyi:

“Jika kamu bertawakkal kepada Allah dengan sepenuh tawakkal maka Dia pasti akan memberimu rizki sebagaimana Dia memberi rizki kepada seekor burung ia pergi

meninggalkan sarangnya dalam keadaan kosong dan pulang kembali kesarangnya dalam keadaan penuh temboloknya ” .

B3 – Skenario 1 “Kanker Payudara”

Page 32: Wrap Up Skenario 1 - Kanker Payudara

32

Padahal arti dan maksud dari hadist tersebut bahwa pergi dan pulangnya burung itu jelas dalam rangka usaha dan kerja mencari rizki. Jika burung itu hanya duduk dan diam saja disarangnya tanpa beranjak pergi dan terbang mencari rizki tentu makanan itu tak akan mungkin datang dengan sendirinya kesarangnya.

Tawakkal adalah pegangan dan pijakan para Nabi dalam berjuang menegakan keadilan dan memperjuangkan kebenaran demi melaksanakan ajaran Allah SWT. Kalimat yang selalu dikumandangkan dalam tiap menghadapi tantangan atau ancaman dari lawan atau musuh yang menteror atau mengintimidasinya ialah “Bagaimana mungkin kami tidak bertawakkal kepada Allah padahal Dia telah menunjukan jalan kepada kami dan kami akan sungguh-sungguh bersabar terhadap gangguan-ganguan yang kamu lakukan kepada kami. Dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakkal itu berserah diri” .Oleh karena itu maka mempersenjatai diri untuk menghadapi tiap ancaman dan tantangan yang datang dari musuh merupakan sikap tawakkal.

Tetap terus melakukan shalat dalam situasi perang dengan cara-cara dan aturan tertentu yang telah digariskan agar tidak diserang pihak musuh merupakan sikap tawakkal Sikap tertap waspada tidak lalai serta siap siaga dalam menghadapi tiap kemungkinan adanya berita buruk teror atau intimidasi dari pihak-pihak yang menghendaki desintegrasi dan berkehendak untuk memecah belah umat Islam merupakan sikap tawakkal .

Bahkan sikap preventif dari bahaya wabah suatu penyakit yang berbahaya dan menular dengan cara mengggalakan gerakan menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan merupakan sikap tawakal. Rasulullah saw telah bersabda “Bila kamu mendengar ada suatu wabah penyakit berbahaya di suatu daerah padahal kamu sedang berada didaerah itu maka kamu jangan keluar kedaerah lain.”

Sabda Nabi ini merupakan tonggak sejarah kesehatan yang telah dicanangkan oleh Islam sejak lima belas abad yang lalu sebelum bangsa-bangsa lain mencanangkannya. Ini suatu bukti jelas betapa Islam demikian peduli terhadap kesehatan para pemeluknya dan terhadap lingkungaannya secara keseluruhan.

Sikap tawakkal dapat menanamkan pengaruh dan efek yang positif baik dalam pribadi maupun pihak lain pernah diceritakan oleh Prof Dr Yusuf Qardhawi dalam kitab Ats-Tsaqafah al-Arabiyah Al-Islamiyah Bainal Ashalah wal-Mu’asarah dimana diuraikan bahwa ketika beliau menghadiri suatu persidangan yang diselenggarakan oleh orang-orang muslim Italy beliau berjumpa dengan seorang Italy yang telah memeluk Islam dan menceritakan sebab-musabab masuk Islam. Ia berkata Saya pernah berjumpa seorang muslim Marocco yang sedang berjualan barang-barang kelontong dengan gerobak dorong dimusim salju. Ia pergi hilir mudik dengan menjajakan dagangannya tanpa menghiraukan udara yang dingin menusuk tulang. Orang Italy bertanya kepadanya Apa yang mendorong anda untuk berjualan dalam cuaca yang sangat dingin ini ? Si pedagang menjawab Untuk mencari rizki Allah. Ia bertanya lagi “Apakah rizki dari berjualan ini mencukupi” jawabnya “Alhamdulillah segala puji bagi Allah dari hasil berjualan ini sebagian saya pergunakan untuk biaya hidup di Italy ini dan sebagian saya kirimkan kepada keluarga dan ayah bunda di Marocco”. Ia bertanya ” Apakah anda bertanggung jawab terhadap kehidupan mereka ?” Si pedagang menjawab “Keridhaan Allah berada diatas keridhaan mereka dan memelihara silaturrahmi akan memberikan keberkatan dalam hidup “. Orang italy berkata “Ini berarti anda ridha dan suka dengan kehidupan

B3 – Skenario 1 “Kanker Payudara”

Page 33: Wrap Up Skenario 1 - Kanker Payudara

33

yang sedang anda jalani”. Ia menjawab “Ya saya ridha dan menerima dan saya senantiasa terus bertawakkal kepada Allah SWT semoga Dia selalu melimpahkan nik’mat karunia-Nya kepada saya”.Orang Italy bertanya lagi “Siapa yang mengajarimu semua ini” ? “Agamaku Islam yang telah mengajariku terhadap semua ini” jawabnya lugas. Orang Italy bertanya pula “Bagaimana caranya bila saya ingin mempelajari agama yang anda anut itu ?” si pedagang menjawab “Saya ini orang awam tidak berpendidikan tinggi jika anda ingin mempelajari tentang Islam kiranya anda bisa bertanya kepada pengurus mesjid disebelah sana dan bila anda mau saya bisa mengantarkannya kesana untuk menemui pengurus mesjid itu”. Maka mereka berdua pergi ke Mesjid tersebut. Selang beberapa waktu kemudian orang Italy itu masuk Islam dan selanjutnya giat mempelajari ajaran -ajaran Islam dengan tekun hingga akhirnya ia menjadi aktivis dakwah yang potensial menyiarkan agama Islam dinegrinya Italy.

(Faqih S, A. 1998)

Keutamaan Sabar Menghadapi Cobaan"Dari Ummu Al-Ala', dia berkata :"Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjenguk-ku tatkala aku sedang sakit, lalu beliau berkata. 'Gembirakanlah wahai Ummu Al-Ala'. Sesungguhnya sakitnya orang Muslim itu membuat Allah menghilangkan kesalahan-kesalahan, sebagaimana api yang menghilangkan kotoran emas dan perak".

Sabar menghadapi sakit, menguasai diri karena kekhawatiran dan emosi, menahan lidahnya agar tidak mengeluh, merupakan bekal bagi orang mukmin dalam perjalanan hidupnya di dunia. Maka dari itu sabar termasuk dari sebagian iman, sama seperti kedudukan kepala bagi badan. Tidak ada iman bagi orang yang tidak sabar, sebagaimana badan yang tidak ada artinya tanpa kepala. Maka Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu anhu berkata. "Kehidupan yang paling baik ialah apabila kita mengetahuinya dengan berbekal kesabaran". Maka andaikata engkau mengetahui tentang pahala dan berbagai cobaan yang telah dijanjikan Allah bagimu, tentu kita bisa bersabar dalam menghadapi sakit. "Dari Atha' bin Abu Rabbah, dia berkata. "Ibnu Abbas pernah berkata kepadaku. 'Maukah kutunjukkan kepadamu seorang wanita penghuni sorga?. Aku menjawab. 'Ya'. Dia (Ibnu Abbas) berkata. "Wanita berkulit hitam itu pernah mendatangi Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, seraya berkata.'Sesungguhnya aku sakit ayan dan (auratku) terbuka. Maka berdoalah bagi diriku. Beliau berkata.'Apabila engkau menghendaki, maka engkau bisa bersabar dan bagimu adalah sorga. Dan, apabila engkau menghendaki bisa berdo'a sendiri kepada Allah hingga Dia memberimu afiat'. Lalu wanita itu berkata. 'Aku akan bersabar. Wanita itu berkata lagi. 'Sesungguhnya (auratku) terbuka. Maka berdo'alah kepada Allah bagi diriku agar (auratku) tidak terbuka'. Maka beliau pun berdoa bagi wanita tersebut".

Ternyata wanita itu memilih untuk bersabar menghadapi penyakitnya dan dia pun masuk sorga. Begitulah yang mestinya kita ketahui, bahwa sabar menghadapi cobaan dunia akan mewariskan sorga. Diantara jenis kesabaran menghadapi cobaan ialah kesabaran wanita muslimah karena diuji kebutaan oleh Rabb-nya. Disini pahalanya jauh lebih besar.

Dari Anas bin Malik, dia berkata."Aku pernah mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. "Sesungguhnya Allah berfirman.'Apabila Aku menguji hamba-Ku dengan kebutaan) pada kedua matanya lalu dia bersabar, maka Aku akan mengganti kedua matanya itu dengan sorga".

(Majdi As-Sayyid Ibrahim, H. Abdullah Faqih S., 2008)

B3 – Skenario 1 “Kanker Payudara”

Page 34: Wrap Up Skenario 1 - Kanker Payudara

34

DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id=4913Majdi As-Sayyid Ibrahim. Al-Khamsuna Wasyiyyah Min Washaya Ar-Rasul Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Lin Nisa, Edisi Indonesia Lima Puluh Wasiat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam Bagi Wanita, Penerjemah Kathur Suhardi. Jakarta: Pustaka Al-KautsarMcPhee, J. Stephen., Papadakis, A. Maxine. 2009. Current Medical Diagnosis and Treatment. McGraw-Hill. USA.Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.Purwoastuti, Endang. 2008. Kanker Payudara : Pencegahan dan Deteksi Dini. Jakarta : Penerbit Kanisius.Ramli, M., et al. 1994. Kanker Payudara : Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta: Bagian Bedah Staf Pengajar FKUI.Rumah Sakit Dokter Soetomo Surabaya. 2008. Pedoman Diagnosis dan Terapi SMF Ilmu Bedah. Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

B3 – Skenario 1 “Kanker Payudara”