Wrap Up Skenario 1

11
Dewa Ayu Bulan Nabila 1102012059 SKENARIO 1 Pendaki Gunung Raka, 19 tahun adalah anggota muda pecinta alam sebuah Universitas di Jakarta. Pekan laluRaka mengikuti pelatihan tekhnik mendaki gunung. Saat itu dejelaskan Instruktur,bahwapada ketinggian tertentu dapat terjadi kelelahan otot dan sesak nafas karena kekuranganoksigen. Oleh karena itu diwajibkan menggunakan sungkup oksigen agar terhindar darikeadaan hipoksia seluler yang apabila terus berlanjut dapat mengakibatkan kematian sel.

Transcript of Wrap Up Skenario 1

Page 1: Wrap Up Skenario 1

Dewa Ayu Bulan Nabila1102012059

SKENARIO 1

Pendaki Gunung

Raka, 19 tahun adalah anggota muda pecinta alam sebuah Universitas di Jakarta. Pekan laluRaka mengikuti pelatihan tekhnik mendaki gunung. Saat itu dejelaskan Instruktur,bahwapada ketinggian tertentu dapat terjadi kelelahan otot dan sesak nafas karena kekuranganoksigen. Oleh karena itu diwajibkan menggunakan sungkup oksigen agar terhindar darikeadaan hipoksia seluler yang apabila terus berlanjut dapat mengakibatkan kematian sel.

Page 2: Wrap Up Skenario 1

Dewa Ayu Bulan Nabila1102012059

SASARAN BELAJAR

LI 1 Memahami dan menjelaskan hipoksiaLO 1.1 Memahami dan menjelaskan definisi hipoksiaLO 1.2 Memahami dan menjelaskan jenis dan etiologi hipoksiaLO 1.3 Memahami dan menjelaskan mekanisme hipoksiaLO 1.4 Memahami dan menjelaskan gejala hipoksia

LI 2 Memahami dan menjelaskan peranan oksigen dalam aktivitas selLO 2.1 Memahami dan menjelaskan respirasi aerobLO 2.2 Memahami dan menjelaskan respirasi anaerob

LI 3 Memahami dan menjelaskan hubungan haemoglobin dengan hipoksiaLO 3.1 Memahami dan menjelaskan struktur haemoglobinLO 3.2 Memahami dan menjelaskan fungsi haemoglobin

LI 4 Memahami dan menjelaskan bahaya hipoksia terhadap aktivitas selLI 5 Memahami dan menjelaskan penanganan dan pencegahan hipoksiaLI 6 Memahami dan menjelaskan hubungan pandangan islam terhadap penanganan hipoksia

Page 3: Wrap Up Skenario 1

Dewa Ayu Bulan Nabila1102012059

LI 1 Memahami dan menjelaskan hipoksiaLO 1.1 Memahami dan menjelaskan definisi hipoksiaHipoksia adalah suatu keadaan di saat tubuh sangat kekurangan oksigen sehingga sel

gagal melakukan metabolisme secara efektif. Hipoksia adalah suatu keadaan kekurangan oksigen yang bisa menyebabkan permasalahan kesehatan karena akan berpengaruh pada organ-organ tubuh kita.

LO 1.2 Memahami dan menjelaskan jenis dan etiologi hipoksiaHipoksia dibagi menjadi 4 tipe :

1. Hipoksia hipoksik, adalah keadaan hipoksia yang disebabkan karena kurangnya oksigen yang masuk paru-paru. Sehingga oksigen tidak dapat mencapai darah, dan gagal untuk masuk dalam sirkulasi darah. Kegagalan ini bisa disebabkan adanya sumbatan / obstruksi di saluran pernapasan, baik oleh sebab alamiah atau oleh trauma/ kekerasan yang bersifat mekanik, seperti tercekik, penggantungan, tenggelam dan sebagainya. 

2. hipoksia anemic, yakni keadaan hipoksia yang disebabkan karena darah (hemoglobin) tidak dapat mengikat atau membawa oksigen yang cukup untuk metabolisme seluler. Seperti, pada keracunan karbon monoksida (CO), karena afinitas CO terhadap hemoglobin jauh lebih tinggi dibandingkan afinitas oksigen dengan hemoglobin.

3. hipoksia stagnan, adalah keadaan hipoksia yang disebabkan karena darah (hemoglobin) tidak mampu membawaoksigen ke jaringan oleh karena kegagalan sirkulasi, seperti pada heart failure atau embolisme, baik emboli udara vena maupun emboli lemak.

4. hipoksia histotokik, ialah keadaan hipoksia yang disebabkan karena jaringan yang tidak mampu menyerap oksigen, salah satu contohnya pada keracunan sianida. Sinida dalam tubuh akan menginaktifkan beberapa enzim oksidatif seluruh jaringan secara radikal, terutama sitokrom oksidase dengan mengikat bagian ferric heme group dari oksigen yang dibawa darah.

Di dalam tubuh manusia terdapat suatu sistem kesetimbangan yang berperan dalam menjaga fungsi fisiologis tubuh untuk beradaptasi dengan lingkungannya. Salah satu proses adaptasi yang dilakukan oleh tubuh manusia adalah beradaptasi terhadap perubahan ketinggian yang tiba-tiba. Jika seseorang yang bertempat tinggal di Jakarta dengan ketinggian 0 km dari permukaan laut (dpl) pergi dengan pesawat terbang ke Mexico City dengan ketinggian 2,3 km dpl, maka setelah tiba di Mexico City akan merasa pusing, mual, atau rasa tidak nyaman lainnya.

Oleh karena itu, kasus Hypoxia ini tidak terjadi pada penduduk setempat yang sudah terbiasa hidup di daerah dataran tinggi tersebut dan bagi pendaki gunung diperlukan pos-pos pemberhentian agar tubuh selalu dapat beradaptasi secara baik terus-menerus.

LO 1.3 Memahami dan menjelaskan mekanisme hipoksiaHipoksia bisa terjadi karena kadar oksigen yang kurang dari udara.Di dalam tubuh

kita sebenarnya keseimbangan oksigen dijaga oleh sistem kardiovaskuler dan sistem pernapasan. Oleh karena itu,kondisi hipoksia juga dapat terjadi jika kita mengalami

Page 4: Wrap Up Skenario 1

Dewa Ayu Bulan Nabila1102012059

kerusakan pada sistem jantung dan pembuluh darah dan sistem pernapasan.Berbagai keadaan yang membuat kadar oksigen di sekitar kita rendah dapat membuat kita mengalami hipoksia.

Kondisi yang membuat kadar oksigen sekitar kita rendah adalah jika kita berada di atas ketinggian,seperti di pegunungan, berada di ruangan tertutup tanpa sirkulasi udara yang baik atau sirkulasi udara baik tetapi dipenuhi asap rokok.Seorang perokok juga akan mengalami hipoksia kronis yang jelas akan mengganggu kesehatannya.

Hipoksia,seperti dijelaskan,merupakan sesuatu yang seharusnya kita hindari, apalagi pada orang yang sudah mempunyai permasalahan pada pembuluh darahnya, baik pada pembuluh darah otak maupun pembuluh darah jantung.

Kadar oksigen yang rendah pada seseorang yang memang sudah mempunyai sumbatan pada pembuluh darah jantung jelas akan menyebabkan jantung mengalami penurunan suplai oksigen yang berat yang akan menyebabkan jantung akan mengalami iskemia (kekurangan oksigen) bahkan sampai terjadinya infark (kematian jaringan). Organ-organ lain juga jelas akan mengalami gangguan jika terjadinya hipoksia.Pada orang-orang yang memang sudah biasa tinggal di daerah ketinggian atau daerah dengan kadar oksigen rendah, biasanya tubuh sudah dapat menoleransi akan kebutuhan oksigen tersebut.

LO 1.4 Memahami dan menjelaskan gejala hipoksiaGejala hipoksia yang dialami dapat bermacam-macam dan berbeda pada setiap individu,diantaranya yaitu :

1. Sianosis2. Panik3. Nyeri kepala4. Kelelahan5. Mual6. Penglihatan kabur7. Kehilangan konsentrasi8. Kehilangan koordinasi otot9. Euforia

LI 2 Memahami dan menjelaskan peranan oksigen dalam aktivitas selLO 2.1 Memahami dan menjelaskan respirasi aerob

Pernapasan yang memasukkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida yang terjadi di dalam mitokondria ( sel eukariot ). Respirasi aerob meliputi : oksidasi asampiruvat, siklus kreb dan transport elektron.

Page 5: Wrap Up Skenario 1

Dewa Ayu Bulan Nabila1102012059

LO 2.2 Memahami dan menjelaskan respirasi anaerobPernapasan tanpa oksigen, elektronegatif untuk menarik elektron pada

rantai transportelektron, fosforlisasi oksidatif akan terhenti. Akan tetapi, fermentasi memberikansuatu mekanisme sehingga sebagian sel dapat mengoksidasi makanan danmenghasilkan ATP tanpa bantuan oksigen. Secara prosedur, fermentasi adalah suatuperluasan glikolisis yang dapat menghasilkan ATP hanya dengan fosforilasasi tingkatsubstrat sepanjang terdapat pasokan NAD+ yang cukup untuk menerima elektronselama langkah oksidasi dalam glikolisis. Fermentasi tidak dapat mendaur ulangNAD+ dari NADH karena tidak mempunyai pengoksidasi. Yang terjadi adalah NADHmelakukan transfer elektron ke piruvat atau turunan piruvat. Pada respirasi anaerobhanya dihasilkan 2 ATP

Page 6: Wrap Up Skenario 1

Dewa Ayu Bulan Nabila1102012059

LI 3 Memahami dan menjelaskan hubungan haemoglobin dengan hipoksiaLO 3.1 Memahami dan menjelaskan struktur haemoglobinHemoglobin adalah metaloprotein pengangkut oksigen yang mengandung besi dalam

sel merah dalam darah mamalia dan hewan lainnya. Hemoglobin adalah suatu protein dalam sel darah merah yang mengantarkan oksigen dari paru-paru ke jaringan di seluruh tubuh dan mengambil karbondioksida dari jaringan tersebut dibawa ke paru untuk dibuang ke udara bebas.

Molekul hemoglobin terdiri dari globin, apoprotein, dan empat gugus heme, suatu molekul organik dengan satu atom besi. Mutasi pada gen protein hemoglobin mengakibatkan suatu golongan penyakit menurun yang disebut hemoglobinopati, di antaranya yang paling sering ditemui adalah anemia sel sabit dan talasemia.

Hemoglobin tersusun dari empat molekul protein (globulin chain) yang terhubung satu sama lain. Hemoglobin normal orang dewasa (HbA) terdiri dari 2 alpha-globulin chains dan 2 beta-globulin chains, sedangkan pada bayi yang masih dalam kandungan atau yang sudah lahir terdiri dari beberapa rantai beta dan molekul hemoglobinnya terbentuk dari 2 rantai alfa dan 2 rantai gama yang dinamakan sebagai HbF. Pada manusia dewasa, hemoglobin berupa tetramer (mengandung 4 subunit protein), yang terdiri dari masing-masing dua subunit alfa dan beta yang terikat secara nonkovalen. Subunit-subunitnya mirip secara struktural dan berukuran hampir sama. Tiap subunit memiliki berat molekul kurang lebih 16,000 Dalton, sehingga berat molekul total tetramernya menjadi sekitar 64,000 Dalton.

Pada pusat molekul terdapat cincin heterosiklik yang dikenal dengan porfirin yang menahan satu atom besi; atom besi ini merupakan situs/loka ikatan oksigen. Porfirin yang mengandung besi disebut heme Tiap subunit hemoglobin mengandung satu heme, sehingga secara keseluruhan hemoglobin memiliki kapasitas empat molekul oksigen. Pada molekul heme inilah zat besi melekat dan menghantarkan oksigen serta karbondioksida melalui darah, zat ini pula yang menjadikan darah kita berwarna merah.

LO 3.2 Memahami dan menjelaskan fungsi haemoglobinMenurut Depkes RI adapun fungsi hemoglobin antara lain:

1. Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan- jaringan tubuh. 

2. Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan- jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.  

3. Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk di buang, untuk mengetahui apakah seseorang itu kekurangan darah atau tidak, dapat diketahui dengan pengukuran kadar hemoglobin. Penurunan kadar hemoglobin dari normal berarti kekurangan darah yang disebut anemia (Widayanti, 2008). 

LI 4 Memahami dan menjelaskan bahaya hipoksia terhadap aktivitas sel1.Kelelahan OtotSel tubuh manusia membutuhkan oksigen untuk mendapatkan energy. Tubuh kitamembutuhkan oksigen sebagai bahan bakar reaksi kimia antara gula dan oksigen danmenghasilkan ATP .Bila oksigen tersedia di dalam tubuh secara normal , maka mitokondria akanmemproduksi ATP , tapi apabila tidak ada mitokondria tidak dapat membuat ATPkekurangan oksigen akan menurunkan cadangan energy tubuh , dan akan kekurangan ATPakan menggangu sinyal elektris dari otak ke otot , sehinggap membuat otot lelah .Tapi

Page 7: Wrap Up Skenario 1

Dewa Ayu Bulan Nabila1102012059

ATP dapat diproduksi juga melalui proses glikolisis di sitosol , tapi ATP yangdihasilkan tidak sebanyak yang dihasilkan di dalam mitokondria.

2.Kematian SelSel manusia mengalami metabolism aerob yang membutuhkan oksigen didalamprosesnya,apabila kekurangan oksigen maka tubuh akan mengganti proses metabolism aerobdengan anaerob , yang menghasilkan energy lebih sedikit daripada metabolism aerob.Sehingga energy tersebut tidak cukup utnuk mempertahankan membrane sel, yangmenyebabkan sel mengalami kerusakan dan kematian .

LI 5 Memahami dan menjelaskan penanganan dan pencegahan hipoksiaAda beberapa cara untuk menangani Hipoksia,yaitu:1.Terapi Oksigen  Terapi O2 merupakan salah satu dari terapi pernafasan dalam mempertahankanokasigenasi jaringan yang adekuat. Secara klinis tujuan utama pemberian O2 adalah untuk mengatasi keadaan Hipoksemia sesuai dengan hasil Analisa Gas Darah, dan untuk menurunkan kerja nafas dan meurunkan kerja miokard.Syarat-syarat pemberian O2 meliputi : Konsentrasi O2 udara inspirasi dapat terkontrol,Tidak terjadi penumpukan CO2 , mempunyai tahanan jalan nafas yang rendah,efisien dan ekonomis, dan nyaman untuk pasien.

2.Terapi Oksigen Hiperbarik Suatu bentuk terapi dengan cara memberikan 100% O2  kepada pasien dalam suatu hyperbaric chamber yaituruangan yang memiliki tekanan lebih dari udara atmosfirnormal.

3. Pemberian AsetozolamidObat ini menghambat karbonat anhidrase menyebabkan peningkatan ekresiHco3- di urin merangsang pernapasan, meningkatkan PCO2 dan mengurangi pembentukan cairan serebrospinal.

Pencegahan:penderita hipoksia secepatnya harus dibawa ke lokasi lebih rendah untuk membantu

pernafasannya. Dimana lokasi dataran rendah, memiliki asupan oksigen (O2) lebih banyak daripada dataran tinggi. Mulai dari persiapan membawa tabung oksigen, melonggarkan pakaian, hingga membawa penderita hipoksia ke dataran lebih rendah.

para pendaki yang sebelumnya memiliki riwayat penyakit jantung, pernafasan dan sirkulasi darah, dianjurkan untuk tidak mencapai ketinggian yang melebihi daya tahan tubuh. melakukan pemeriksaan kesehatan dan kondisi tubuh secara keseluruhan.

LI 6 Memahami dan menjelaskan hubungan pandangan islam terhadap penanganan hipoksia

Di Bawah situasi ini resusitasi diperbolehkan dalam Islam untuk menandatangani DNR bagi seseorang apabila dokter pikir ini adalah satu-satunya hal terbaik untuk dilakukan. Kecuali dalam kasus-kasus tertentu yang telah didefinisikan oleh para ulama adalah sbb :1. Jika orang sakit telah dibawa ke rumah sakit dan mati, dalam hal ini tidak perlu menggunakan peralatan resusitasi.

2. Jika kondisi pasien tidak cocok untuk resusitasi menurut pendapat tiga dokter spesialis yang dapat dipercaya, dalam hal ini ada juga tidak perlu menggunakan peralatan resusitasi.

Page 8: Wrap Up Skenario 1

Dewa Ayu Bulan Nabila1102012059

3. Jika pasien penyakit ini kronis dan tak terobati, dan kematian tidak dapat dihindarkan menurut kesaksian tiga dokter spesialis yang dapat dipercaya, dalam hal ini tidak perlu menggunakan peralatan resusitasi.

4. Jika pasien tidak mampu, atau negara bagian vegetatif yang gigih dan sakit kronis, atau dalam kasus kanker pada tahap lanjutan, atau kronis penyakit jantung dan paru-paru, dengan berulang-ulang penghentian dari jantung dan paru-paru, dan tiga dokter spesialis dapat dipercaya telah ditentukan itu, maka tidak ada perlu menggunakan peralatan resusitasi.

5. Jika ada indikasi pada pasien cedera otak yang tidak dapat diperlakukan sesuai dengan laporan dari tiga dokter spesialis yang dapat dipercaya maka tidak ada perlu menggunakan peralatan resusitasi, karena tidak ada gunanya melakukan hal itu.

6. Jika menghidupkan kembali jantung dan paru-paru tidak bermanfaat dan tidak tepat karena situasi tertentu menurut pendapat tiga dokter spesialis yang dapat dipercaya, maka tidak ada perlu menggunakan peralatan resusitasi, dan tidak ada perhatian harus dibayarkan kepada pendapat pasien kerabat tentang penggunaan peralatan resusitasi atau sebaliknya, karena ini bukan spesialisasi mereka.

Daftar Pustaka

http://staff.blog.ui.ac.id/ari.fahrial/2012/04/29/dampak-hipoksia-bagi-kesehatan/http://lampung.tribunnews.com/2012/04/25/hipoksia-terbagi-menjadi-empat-jenishttp://www.psychologymania.com/2012/09/fungsi-hemoglobin.html