Wr 274053

3
6 K epemilikan lahan yang sempit dan terpencar merupakan ken- dala umum bagi usaha tani tanaman pangan di Indonesia termasuk di Jawa Timur. Kualitas lahan dan ling- kungan yang makin hari makin ter- degradasi tentunya akan berimpli- kasi pada rendahnya efisiensi usaha tani. Kendala lain adalah minimnya ketersediaan modal untuk menge- lola usaha tani. Program pemerin- tah yang digunakan sebagai sti- mulus penyediaan saprodi berupa kredit pun sering bermasalah. Program kelompok usaha agribisnis terpadu (KUAT) dan corporate far- ming , misalnya, belum secara op- timal mampu mengatasi perma- salahan tersebut. Tingkat pengelolaan lahan umumnya juga tidak efisien karena skala usaha yang demikian rendah. Kondisi ini diperburuk oleh harga produk yang biasanya jatuh pada musim panen. Berkaitan dengan masalah tersebut, dukungan infra- struktur, lembaga ekonomi pede- saan, intensitas penyuluhan, dan kebijakan pemerintah sangat diper- lukan sebagai aspek pendorong usaha tani. Berlatar belakang keter- batasan dan permasalahan terse- but, Pemda Jawa Timur yang dimo- tori Dinas Pertanian mengintro- duksikan model usaha tani alterna- tif, yaitu cooperative farming (CF), pada usaha tani padi-palawija. Perbedaan erbedaan erbedaan erbedaan erbedaan Cooperativ Cooperativ Cooperativ Cooperativ Cooperativ e Farming e Farming e Farming e Farming e Farming dengan Model Usaha T dengan Model Usaha T dengan Model Usaha T dengan Model Usaha T dengan Model Usaha Tani Lainnya ani Lainnya ani Lainnya ani Lainnya ani Lainnya Sebelum menerapkan model CF, Pemda Jawa Timur telah mengin- troduksikan dua model yang lain, yaitu KUAT dan corporate farming . Corporate farming dikembangkan dengan sasaran mewujudkan usaha tani yang mandiri, berkesinam- bungan untuk mencapai efisiensi usaha tani melalui konsolidasi lahan. Sementara KUAT merupakan lem- baga bisnis usaha tani mandiri yang mewadahi kegiatan usaha agribisnis berbasis padi dengan kegiatan uta- ma pengelolaan tanaman terpadu (PTT), sistem integrasi padi ternak (SIPT), kredit usaha mandiri (KUM), dan pengembangan padi varietas baru (hibrida). Kriteria ketiga model tersebut disajikan pada Tabel 1. Cooperative farming dapat di- artikan sebagai model pember- dayaan kelompok petani melalui rekayasa sosial, ekonomi, tekno- logi, dan nilai tambah. Model CF di Jawa Timur juga menerapkan ke- empat rekayasa tersebut. Reka- yasa sosial dilakukan dalam bentuk penguatan kelembagaan tani, pe- nyuluhan, dan pengembangan SDM. Rekayasa ekonomi dilakukan dalam bentuk pengembangan ak- ses permodalan, pengadaan sa- prodi, dan akses pemasaran. Reka- yasa teknologi dilakukan melalui kesepakatan antara teknologi an- juran dengan kebiasaan petani. Ter- akhir, rekayasa nilai tambah di- lakukan dengan pengembangan usaha off farm yang terkoordinasi secara vertikal dan horisontal. Penerapan Model enerapan Model enerapan Model enerapan Model enerapan Model Cooperativ Cooperativ Cooperativ Cooperativ Cooperativ e e e Farming Farming Farming Farming Farming Di Jawa Timur, penerapan model CF melibatkan berbagai stake- holder , antara lain petani, swasta, dan pemerintah. Petani berperan sebagai anggota sekaligus penge- lola. Sebagai anggota, petani ber- partisipasi secara aktif dalam pe- rencanaan usaha tani, penyepakat- an teknologi yang akan dilaksana- kan serta penerapannya. Swasta berperan sebagai investor melalui jalinan kemitraan dengan kelompok CF (subsistem hulu sampai hilir). Sementara pemerintah bertindak sebagai fasilitator dan katalisator dalam perencanaan dan penetapan strategi usaha, memberi masukan teknologi terapan spesifik lokasi yang efisien, membantu permo- dalan, memperlancar pengadaan saprodi dan alsintan, serta sebagai fasilitator dalam pemasaran hasil. Dimotori Dinas Pertanian Pro- pinsi, mulai tahun 2005 CF diterap- kan di delapan kabupaten di Jawa Timur, yaitu Malang, Pasuruan, Lumajang, Madiun, Blitar. Bojone- goro, Jember, dan Lamongan. Un- tuk CF berbasis padi-palawija, pola tanam yang dikembangkan pada tiap kabupaten berlainan, bergan- tung pada palawija unggulan di masing-masing kabupaten. Model CF diimplementasikan melalui tujuh tahapan, yaitu identi- fikasi potensi wilayah, organisasi petani anggota kelompok wilayah, penentuan paket teknologi spesifik lokasi, konsolidasi pengadaan sap- rodi, konsolidasi pelaksanaan usaha on-farm, konsolidasi kegiatan pas- capanen, dan konsolidasi pemasar- an. Setiap tahapan akan menentu- kan keberhasilan kegiatan CF. Penerapan CF harus memenuhi beberapa persyaratan dasar, yaitu: (1) wilayah CF merupakan satu hamparan minimal 50 ha dan ter- dapat dalam satu jaringan irigasi tersier, (2) kelompok CF merupakan penyempurnaan kelompok tani sebelumnya, (3) kelompok CF da- pat dibagi dalam beberapa subke- lompok pada satu jaringan irigasi tersier, dan (4) terdapat sarana/ prasarana seperti kantor kelompok, kios saprodi dan modal usaha per- tanian, alsintan seperti pompa air, traktor tangan, alat panen, dan alat perontok, penggilingan dan penge- ring padi, serta lantai jemur dan gudang. Selain memenuhi persyaratan dasar, kelompok CF diorganisir da- lam suatu organisasi yang mantap, Bagaimana Prospek Bagaimana Prospek Bagaimana Prospek Bagaimana Prospek Bagaimana Prospek Cooperative Cooperative Cooperative Cooperative Cooperative Farming Farming Farming Farming Farming Berbasis P Berbasis P Berbasis P Berbasis P Berbasis Padi-P adi-P adi-P adi-P adi-Palawija? alawija? alawija? alawija? alawija? Cooperative farming Cooperative farming Cooperative farming Cooperative farming Cooperative farming (CF) berbeda dengan model usaha tani lain (CF) berbeda dengan model usaha tani lain (CF) berbeda dengan model usaha tani lain (CF) berbeda dengan model usaha tani lain (CF) berbeda dengan model usaha tani lain seperti seperti seperti seperti seperti corporate farming corporate farming corporate farming corporate farming corporate farming atau kelompok usaha agribisnis atau kelompok usaha agribisnis atau kelompok usaha agribisnis atau kelompok usaha agribisnis atau kelompok usaha agribisnis terpadu. CF telah berhasil diterapkan di K terpadu. CF telah berhasil diterapkan di K terpadu. CF telah berhasil diterapkan di K terpadu. CF telah berhasil diterapkan di K terpadu. CF telah berhasil diterapkan di Kediri, Jawa Timur ediri, Jawa Timur ediri, Jawa Timur ediri, Jawa Timur ediri, Jawa Timur. Apa rahasia kesuksesannya? Apa rahasia kesuksesannya? Apa rahasia kesuksesannya? Apa rahasia kesuksesannya? Apa rahasia kesuksesannya?

description

Wr 274053

Transcript of Wr 274053

Page 1: Wr 274053

6

KKKKKepemilikan lahan yang sempitdan terpencar merupakan ken-

dala umum bagi usaha tani tanamanpangan di Indonesia termasuk diJawa Timur. Kualitas lahan dan ling-kungan yang makin hari makin ter-degradasi tentunya akan berimpli-kasi pada rendahnya efisiensi usahatani.

Kendala lain adalah minimnyaketersediaan modal untuk menge-lola usaha tani. Program pemerin-tah yang digunakan sebagai sti-mulus penyediaan saprodi berupakredit pun sering bermasalah.Program kelompok usaha agribisnisterpadu (KUAT) dan corporate far-ming, misalnya, belum secara op-timal mampu mengatasi perma-salahan tersebut.

Tingkat pengelolaan lahanumumnya juga tidak efisien karenaskala usaha yang demikian rendah.Kondisi ini diperburuk oleh hargaproduk yang biasanya jatuh padamusim panen. Berkaitan denganmasalah tersebut, dukungan infra-struktur, lembaga ekonomi pede-saan, intensitas penyuluhan, dankebijakan pemerintah sangat diper-lukan sebagai aspek pendorongusaha tani. Berlatar belakang keter-batasan dan permasalahan terse-but, Pemda Jawa Timur yang dimo-tori Dinas Pertanian mengintro-duksikan model usaha tani alterna-tif, yaitu cooperative farming (CF),pada usaha tani padi-palawija.

PPPPPerbedaan erbedaan erbedaan erbedaan erbedaan CooperativCooperativCooperativCooperativCooperative Farminge Farminge Farminge Farminge Farmingdengan Model Usaha Tdengan Model Usaha Tdengan Model Usaha Tdengan Model Usaha Tdengan Model Usaha Tani Lainnyaani Lainnyaani Lainnyaani Lainnyaani Lainnya

Sebelum menerapkan model CF,Pemda Jawa Timur telah mengin-troduksikan dua model yang lain,yaitu KUAT dan corporate farming.

Corporate farming dikembangkandengan sasaran mewujudkan usahatani yang mandiri, berkesinam-bungan untuk mencapai efisiensiusaha tani melalui konsolidasi lahan.Sementara KUAT merupakan lem-baga bisnis usaha tani mandiri yangmewadahi kegiatan usaha agribisnisberbasis padi dengan kegiatan uta-ma pengelolaan tanaman terpadu(PTT), sistem integrasi padi ternak(SIPT), kredit usaha mandiri (KUM),dan pengembangan padi varietasbaru (hibrida). Kriteria ketiga modeltersebut disajikan pada Tabel 1.

Cooperative farming dapat di-artikan sebagai model pember-dayaan kelompok petani melaluirekayasa sosial, ekonomi, tekno-logi, dan nilai tambah. Model CF diJawa Timur juga menerapkan ke-empat rekayasa tersebut. Reka-yasa sosial dilakukan dalam bentukpenguatan kelembagaan tani, pe-nyuluhan, dan pengembanganSDM. Rekayasa ekonomi dilakukandalam bentuk pengembangan ak-ses permodalan, pengadaan sa-prodi, dan akses pemasaran. Reka-yasa teknologi dilakukan melaluikesepakatan antara teknologi an-juran dengan kebiasaan petani. Ter-akhir, rekayasa nilai tambah di-lakukan dengan pengembanganusaha off farm yang terkoordinasisecara vertikal dan horisontal.

PPPPPenerapan Model enerapan Model enerapan Model enerapan Model enerapan Model CooperativCooperativCooperativCooperativCooperativeeeeeFarmingFarmingFarmingFarmingFarming

Di Jawa Timur, penerapan modelCF melibatkan berbagai stake-holder, antara lain petani, swasta,dan pemerintah. Petani berperansebagai anggota sekaligus penge-lola. Sebagai anggota, petani ber-

partisipasi secara aktif dalam pe-rencanaan usaha tani, penyepakat-an teknologi yang akan dilaksana-kan serta penerapannya. Swastaberperan sebagai investor melaluijalinan kemitraan dengan kelompokCF (subsistem hulu sampai hilir).Sementara pemerintah bertindaksebagai fasilitator dan katalisatordalam perencanaan dan penetapanstrategi usaha, memberi masukanteknologi terapan spesifik lokasiyang efisien, membantu permo-dalan, memperlancar pengadaansaprodi dan alsintan, serta sebagaifasilitator dalam pemasaran hasil.

Dimotori Dinas Pertanian Pro-pinsi, mulai tahun 2005 CF diterap-kan di delapan kabupaten di JawaTimur, yaitu Malang, Pasuruan,Lumajang, Madiun, Blitar. Bojone-goro, Jember, dan Lamongan. Un-tuk CF berbasis padi-palawija, polatanam yang dikembangkan padatiap kabupaten berlainan, bergan-tung pada palawija unggulan dimasing-masing kabupaten.

Model CF diimplementasikanmelalui tujuh tahapan, yaitu identi-fikasi potensi wilayah, organisasipetani anggota kelompok wilayah,penentuan paket teknologi spesifiklokasi, konsolidasi pengadaan sap-rodi, konsolidasi pelaksanaan usahaon-farm, konsolidasi kegiatan pas-capanen, dan konsolidasi pemasar-an. Setiap tahapan akan menentu-kan keberhasilan kegiatan CF.

Penerapan CF harus memenuhibeberapa persyaratan dasar, yaitu:(1) wilayah CF merupakan satuhamparan minimal 50 ha dan ter-dapat dalam satu jaringan irigasitersier, (2) kelompok CF merupakanpenyempurnaan kelompok tanisebelumnya, (3) kelompok CF da-pat dibagi dalam beberapa subke-lompok pada satu jaringan irigasitersier, dan (4) terdapat sarana/prasarana seperti kantor kelompok,kios saprodi dan modal usaha per-tanian, alsintan seperti pompa air,traktor tangan, alat panen, dan alatperontok, penggilingan dan penge-ring padi, serta lantai jemur dangudang.

Selain memenuhi persyaratandasar, kelompok CF diorganisir da-lam suatu organisasi yang mantap,

Bagaimana Prospek Bagaimana Prospek Bagaimana Prospek Bagaimana Prospek Bagaimana Prospek CooperativeCooperativeCooperativeCooperativeCooperativeFarmingFarmingFarmingFarmingFarming Berbasis P Berbasis P Berbasis P Berbasis P Berbasis Padi-Padi-Padi-Padi-Padi-Palawija?alawija?alawija?alawija?alawija?

Cooperative farmingCooperative farmingCooperative farmingCooperative farmingCooperative farming (CF) berbeda dengan model usaha tani lain (CF) berbeda dengan model usaha tani lain (CF) berbeda dengan model usaha tani lain (CF) berbeda dengan model usaha tani lain (CF) berbeda dengan model usaha tani lainseperti seperti seperti seperti seperti corporate farmingcorporate farmingcorporate farmingcorporate farmingcorporate farming atau kelompok usaha agribisnis atau kelompok usaha agribisnis atau kelompok usaha agribisnis atau kelompok usaha agribisnis atau kelompok usaha agribisnis

terpadu. CF telah berhasil diterapkan di Kterpadu. CF telah berhasil diterapkan di Kterpadu. CF telah berhasil diterapkan di Kterpadu. CF telah berhasil diterapkan di Kterpadu. CF telah berhasil diterapkan di Kediri, Jawa Timurediri, Jawa Timurediri, Jawa Timurediri, Jawa Timurediri, Jawa Timur.....Apa rahasia kesuksesannya?Apa rahasia kesuksesannya?Apa rahasia kesuksesannya?Apa rahasia kesuksesannya?Apa rahasia kesuksesannya?

Page 2: Wr 274053

7

Tabel 1. Kriteria model usaha tani KUAT, corporate farming, dan cooperative farming.

Kri ter ia K U A T Corporate Farming Cooperative Farming

Konsolidasi lahan Tidak ada A d a Tidak adaPengelolaan lahan dan air irigasi Korporasi Korporasi Semikorporas iPengelolaan tenaga kerja Semikorporas i Korporasi Semikorporas iPengelolaan tanaman dan teknologi budi daya Semikorporas i Korporasi Semikorporas iPengelolaan saprodi dan alsintan Semikorporas i Korporasi Semikorporas iPengelolaan modal kelompok Korporasi Korporasi KorporasiPengelolaan panen Semikorporas i Korporasi Semikorporas iPengelolaan pascapanen dan pemasaran Parsial Korporasi Korporasi

terdiri atas beberapa seksi gunamendukung program CF. Posisi ter-tinggi ditempati musyawarah ang-gota, wahana pengambilan kepu-tusan penting bagi kelangsunganorganisasi CF. Posisi kedua ditem-pati forum komunikasi kelompokyang beranggotakan wakil darimasing-masing subkelompok. Fo-rum komunikasi bertugas meng-awasi kebijakan pengurus, meme-riksa dan menilai pelaksanaan or-ganisasi, dan bertanggung jawabatas hasil pemeriksaan kepadamusyawarah anggota. Selanjutnyaposisi ketiga adalah pengelola ke-lompok, yang terdiri atas manajer,sekretaris, dan bendahara.

Pengelola dipilih dari anggotayang mempunyai kemampuan danmemenuhi kriteria fungsi masing-masing jabatan. Fungsi manajerantara lain adalah mengkoordinasi-kan dan mengendalikan organisasiCF, melaksanakan rencana kegiatankelompok, mewakili kepentingankelompok dengan pihak luar, me-ngembangkan usaha kelompok,dan memberi alternatif pemecahanmasalah yang ditemui kelompok CFdi lapangan.

Seksi-seksi dibentuk sesuai de-ngan kebutuhan. Terdapat lima sek-si dalam kelompok CF di Jawa Ti-mur, yaitu pengelolaan air, alsintan,permodalan dan saprodi, produksi,serta pascapanen dan pemasaran.Setiap seksi bekerja di bawah ko-ordinasi manajer, melaksanakanfungsinya dalam internal kelompokmaupun bekerja sama dengan pihakluar, misalnya dalam penyusunanrencana dan penyiapan saprodi.

Gambar 1 menunjukkan sinergikerja antar-stakeholder CF. Lemba-ga keuangan dari pihak swasta me-lakukan investasi terhadap pengha-sil saprodi dalam hal ini Petrokimiauntuk pupuk (1) dan Syang HyangSeri untuk benih (2). Dua pihakswasta penghasil input tersebutmenjalin kemitraan dengan CF da-lam penyediaan pupuk (3) dan benih(4). Pihak pemerintah dalam hal iniDinas Pertanian bertindak sebagaifasilitator bagi pihak swasta dankelompok sekaligus katalisatorimplementasi kegiatan CF (5).Saprodi dari mitra kerja yang disa-lurkan melalui pusat kegiatan ke-lompok, yaitu penggilingan padi (6),digunakan anggota CF untuk ber-

usaha tani (7). Ketika panen, paraanggota melakukan pascapanenterpadu (8) di penggilingan padi (9).Apabila kegiatan pascapanen su-dah tuntas, produk dipasarkan olehDolog sebagai pihak swasta mitrapemasaran (10) dengan permodal-an dari pinjaman Bank Bukopin (11).Mekanisme di atas secara periodikdiawasi dan dievaluasi oleh kelom-pok maupun mitra kerja. Melaluipengurus, kelompok melaporkan ki-nerjanya kepada investor untuk me-lihat kelayakan usaha (12).

Berdasarkan uraian di muka,tampak bahwa model CF dapat se-cara efektif memberdayakan pe-tani melalui kelompok tani. Keter-batasan modal dapat diatasi melalui

Gambar 1. Mekanisme kerja berbagai pihak yang terlibat dalam cooperativefarming di Kediri, Jawa Timur.

S H S /Distr ibutor

PetrokimiaGresik/

Distr ibutor

D i p e r t a

Penggilinganpadi

Do log/S u b d o l o g

Bank Bukopin

L e m b a g akeuangan

➔➔

➔➔

12

34

5

69

1 0 1 1

Kelompok Tani

Petani

➔7

8

1 2

Page 3: Wr 274053

8

KKKKKotoran ternak yang tercampur sisa-sisa pakan merupakan

bahan organik yang biasa digunakanpetani sebagai pupuk kandang.Namun demikian, ketersediaan pu-puk ini belum dapat memenuhi ke-butuhan, karena memperoleh pu-puk kandang dalam jumlah besar,lebih-lebih yang sudah masak, sa-ngatlah sukar.

Kotoran sapi merupakan bahanyang baik untuk kompos karenarelatif tidak terpolusi logam beratdan antibiotik. Kandungan fosforyang rendah pada pupuk kandangdapat dipenuhi dari sumber lain.Prinsip pembuatan kompos adalahpenguraian limbah organik menjadipupuk organik melalui aktivitasmikro organisme.

Ada beberapa alasan mengapabahan organik seperti kotoran sapiperlu dikomposkan sebelum diman-faatkan sebagai pupuk, antara lain:(1) kotoran sapi tidak selalu terse-dia pada saat diperlukan, sehingga

MembMembMembMembMembuat Kuat Kuat Kuat Kuat Kompos Kompos Kompos Kompos Kompos Kotoran Sapiotoran Sapiotoran Sapiotoran Sapiotoran SapiLebih BerkualitasLebih BerkualitasLebih BerkualitasLebih BerkualitasLebih Berkualitas

pembuatan kompos merupakancara penyimpanan bahan organiksebelum digunakan sebagai pupuk,(2) struktur bahan organik segarsangat kasar dan daya ikatnya ter-hadap air kecil, sehingga bila lang-sung dibenamkan akan mengaki-batkan tanah menjadi sangat re-mah, (3) bila tanah mengandungcukup udara dan air, penguraian ba-han organik berlangsung cepat se-hingga dapat mengganggu pertum-buhan tanaman, dan (4) penguraianbahan segar hanya sedikit sekalimemasok humus dan unsur hara kedalam tanah. Kompos merupakansalah satu pupuk organik yang da-pat memperbaiki sifat kimia, fisikadan biologi tanah, meningkatkankapasitas tukar kation, menambahkemampuan tanah menahan air,meningkatkan ketersediaan unsurmikro, serta tidak menimbulkanpolusi bagi lingkungan.

Pengomposan dimaksudkanuntuk menurunkan rasio C/N bahan

organik, karena untuk diaplikasikanke dalam tanah, rasio C/N haruskurang dari 20. Selama proses de-komposisi, mikroorganisme mem-butuhkan karbon untuk menyedia-kan energi dan nitrogen untuk pe-meliharaan dan pembentukan sel-sel tubuh. Makin banyak kandungannitrogen makin cepat bahan organikterurai, karena jasad renik yangmenguraikan bahan ini memerlukannitrogen untuk perkembangannya.Rasio C/N yang terlalu tinggi meng-akibatkan proses fermentasi berja-lan lambat karena kandungan nitro-gen yang rendah, tetapi sebaliknyarasio C/N yang terlalu rendahmengakibatkan terbentuknya amo-nia sehingga nitrogen akan hilangdi udara. Rasio C/N akan mencapaikestabilan saat proses fermentasiberlangsung sekitar 5 minggu.

Rasio C/N yang tinggi menun-jukkan bahan organik tersebut be-lum matang dan masih akan meng-alami proses dekomposisi oleh mik-roorganisme yang menghasilkanpanas. Apabila bahan organik yangbelum matang digunakan untuk pu-puk, maka pertumbuhan tanamanakan terganggu karena mikroorga-nisme yang menguraikan bahan or-ganik mentah tersebut memerlu-kan N untuk membangun sel-seltubuhnya. Dalam bahan organikyang belum matang, kandungannitrogennya rendah sehingga mikro-organisme mengambil N dari tanah.Akibatnya N tanah yang seharus-

KKKKKompos dari kompos dari kompos dari kompos dari kompos dari kotoran sapi sangat bermanfotoran sapi sangat bermanfotoran sapi sangat bermanfotoran sapi sangat bermanfotoran sapi sangat bermanfaat untuk memperbaikiaat untuk memperbaikiaat untuk memperbaikiaat untuk memperbaikiaat untuk memperbaikisifat-sifat tanah. Selain meningkatkan kualitas pupuk kandang,sifat-sifat tanah. Selain meningkatkan kualitas pupuk kandang,sifat-sifat tanah. Selain meningkatkan kualitas pupuk kandang,sifat-sifat tanah. Selain meningkatkan kualitas pupuk kandang,sifat-sifat tanah. Selain meningkatkan kualitas pupuk kandang,

pengomposan juga merupakan salah satu cara penyimpananpengomposan juga merupakan salah satu cara penyimpananpengomposan juga merupakan salah satu cara penyimpananpengomposan juga merupakan salah satu cara penyimpananpengomposan juga merupakan salah satu cara penyimpananpupuk kandang sehingga tersedia saat diperlukan. Agarpupuk kandang sehingga tersedia saat diperlukan. Agarpupuk kandang sehingga tersedia saat diperlukan. Agarpupuk kandang sehingga tersedia saat diperlukan. Agarpupuk kandang sehingga tersedia saat diperlukan. Agar

kotoran sapi yang dikomposkan baunya tidak menyengat,kotoran sapi yang dikomposkan baunya tidak menyengat,kotoran sapi yang dikomposkan baunya tidak menyengat,kotoran sapi yang dikomposkan baunya tidak menyengat,kotoran sapi yang dikomposkan baunya tidak menyengat,sapi dapat diberi pakan jerami fermentasi.sapi dapat diberi pakan jerami fermentasi.sapi dapat diberi pakan jerami fermentasi.sapi dapat diberi pakan jerami fermentasi.sapi dapat diberi pakan jerami fermentasi.

kemitraan kerja. Pencapaian targetefisiensi usaha tani dapat dilakukanmelalui keterpaduan kegiatan pe-nyediaan saprodi, pola tanam yangserempak, keseragaman teknologi,pascapanen terpadu, dan pemasar-an yang terorganisasi. Hak pribadimasing-masing petani atas kepe-milikan lahan tidak terusik tanpaadanya konsolidasi lahan.

Cooperative farming secaralangsung telah memberdayakanlembaga tani yang ada, yaitu ke-lompok tani, mengembangkankualitas SDM melalui penyuluhantentang pentingnya kemitraan, ke-sepakatan, dan kebersamaan. Se-

lain itu, kerja sama secara vertikaldan horisontal dengan pihak swas-ta dengan fasilitator pemerintahtelah mampu mengurangi cara-cara koordinasi yang bersifat top-down dan sentralistik. Pola top-down dan sentralistik masih tercer-min dalam model corporate far-ming. Pada CF, pemerintah mem-fasilitasi petani melalui pemberda-yaan secara bottom-up dan terde-sentralisasi, sehingga lebih menge-nai sasaran utama yaitu mengem-bangkan kualitas SDM petani. Pe-tani akan secara aktif terlibat da-lam setiap kegiatan dan mempunyaisense of belonging yang tinggi akan

keberhasilan usaha kelompoknya,karena organisasi tersebut berasal,dikelola, dan diambil manfaatnyaoleh petani sendiri (Sri Nuryati).

Untuk informasi lebih lanjutUntuk informasi lebih lanjutUntuk informasi lebih lanjutUntuk informasi lebih lanjutUntuk informasi lebih lanjuthubungi:hubungi:hubungi:hubungi:hubungi:

Pusat Analisis Sosial Ekonomi danPusat Analisis Sosial Ekonomi danPusat Analisis Sosial Ekonomi danPusat Analisis Sosial Ekonomi danPusat Analisis Sosial Ekonomi danKKKKKebijakan Pebijakan Pebijakan Pebijakan Pebijakan Pererererer taniantaniantaniantaniantanianJalan A. Yani No. 70Bogor 16161Telepon : (0251) 333964Faksimile : (0251) 314496E-mail : [email protected]