Wound Healing

18
WOUND HEALING Luka adalah rusaknya kesatuan atau komponen jaringan, Efek dari timbulnya luka antara lain hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ. Tubuh yang sehat mempunyai kemampuan alami untuk melindungi dan memulihkan dirinya dengan cara peningkatan aliran darah ke daerah yang rusak, pembersihan sel dan benda asing Proses penyembuhan terjadi secara normal tanpa bantuan Akan tetapi, penyembuhan luka juga dapat terhambat akibat banyak faktor, baik yang bersifat lokal maupun sistemik

description

wounded

Transcript of Wound Healing

Page 1: Wound Healing

WOUND HEALING

Luka adalah rusaknya kesatuan atau komponen jaringan, Efek dari timbulnya luka antara lain hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ.

Tubuh yang sehat mempunyai kemampuan alami untuk melindungi dan memulihkan dirinya dengan cara peningkatan aliran darah ke daerah yang rusak, pembersihan sel dan benda asing

Proses penyembuhan terjadi secara normal tanpa bantuan Akan tetapi, penyembuhan luka juga dapat terhambat akibat banyak faktor, baik yang bersifat lokal maupun sistemik

Page 2: Wound Healing

Luka adalah kerusakan kontinyuitas kulit, mukosa membran dan tulang atau organ tubuh lain, Ketika luka timbul beberapa efek akan muncul :

- Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ- Respon stres simpatis- Perdarahan dan pembekuan darah- Kontaminasi bakteri- Kematian sel

Page 3: Wound Healing

Jenis jenis luka Berdasarkan waktu penyembuhan luka

Berdasarkan proses terjadinya

Berdasarkan derajat kontaminasi

Page 4: Wound Healing

1. Berdasarkan waktu penyembuhan

Luka Akut : luka dengan masa penyembuhan sesuai dengan proses penyembuhan

Luka kronis : luka yang mengalami kegagalan dalam proses penyembuhan, dapat karena faktor eksogen dan endogen

Page 5: Wound Healing

2. Berdasarkan proses terjadinya

Luka insisi : terjadi karena teriris oleh instrumen yang tajam dan kerusakan sangat minimal

Luka memar : terjadi akibat benturan oleh suatu tekanan,

cedera pada jaringan lunak, perdarahan dan bengkak.

Luka lecet : terjadi akibat kulit bergesekan dengan benda lain yang biasanya dengan benda yang tidak tajam.

Luka tusuk : terjadi akibat adanya benda seperti peluru atau pisau yang masuk kedalam kulit dengan diameter yang kecil.

Luka gores / laserasi : terjadi jika kekuatan trauma melebihi kekuatan regang jaringan.

Luka tembus : yaitu luka yang menembus organ tubuh.

Luka Bakar : merupakan kerusakan kulit tubuh yang disebabkan oleh api, atau penyebab lain seperti oleh air panas, radiasi, listrik dan bahan kimia.

Page 6: Wound Healing

3. Berdasarkan Derajat Kontaminasi

Luka bersih (Clean Wounds), yaitu luka tak terinfeksi, dimana tidak terjadi proses peradangan (inflamasi) dan infeksi, dan kulit disekitar luka tampak bersih. Luka bersih biasanya menghasilkan luka yang tertutup. Kemungkinan terjadinya infeksi luka sekitar 1% – 5%.

Luka bersih terkontaminasi (Clean-contamined Wounds), merupakan luka dalam kondisi terkontrol, tidak ada material kontamin dalam luka. Kemungkinan timbulnya infeksi luka adalah 3% – 11%.

Luka terkontaminasi (Contamined Wounds), yaitu luka terbuka kurang dari empat jam, dengan tanda inflamasi non-purulen. Kemungkinan infeksi luka 10% – 17%.

Luka kotor atau infeksi (Dirty or Infected Wounds), yaitu luka terbuka lebih dari empat jam dengan tanda infeksi di kulit sekitar luka, terlihat pus dan jaringan nekrotik. Kemungkinan infeksi luka 40%.

Page 7: Wound Healing

Proses Penutupan Luka

Penutupan luka primer (Intensi Primer)

Luka dibuat secara aseptik dengan kerusakan jaringan minimum, dan dilakukan penutupan dengan baik seperti dengan penjahitan. Penutupan luka sekunder (Intensi

Sekunder)

Penyembuhan luka kulit tanpa pertolongan dari luar akan berjalan secara alami. Luka akan terisi jaringan granulasi dan kemudian ditutup jaringan epitel. Penutupan luka primer tertunda (Intensi

Tersier)

Penjahitan luka tidak dapat langsung dilakukan pada luka yang terkontaminasi berat atau tidak berbatas tegas. Keadaan ini diperkirakan akan menyebabkan infeksi bila luka langsung dijahit.

Page 8: Wound Healing

1. Fase Hemostasis dan Inflamasi .

Fase hemostasis dan inflamasi adalah adanya respons vaskuler dan seluler yang terjadi akibat perlukaan pada jaringan lunak. Tujuannya adalah  menghentikan perdarahan dan membersihkan area luka dari benda asing, sel-sel mati, dan bakteri, untuk mempersiapkan dimulainya proses penyembuhan.

Fase Penyembuhan luka

Page 9: Wound Healing

2. Fase Proliferasi (Fase Fibroplasia)

Fase proliferasi disebut juga fase fibroplasia, karena yang menonjol adalah proses proliferasi fibroblast. Fase ini berlangsung dari akhir fase inflamasi sampai kira-kira akhir minggu ketiga.

Page 10: Wound Healing

3. Fase Remodelling

Fase ini dimulai pada minggu ke-3 setelah perlukaan dan berakhir sampai kurang lebih 12 bulan. Tujuan dari fase remodelling adalah menyempurnakan terbentuknya jaringan baru menjadi jaringan penyembuhan yang kuat dan berkualitas.

Page 11: Wound Healing

Fase Penyembuhan Luka Pada Tulang

Page 12: Wound Healing

Gangguan Penyembuhan Luka

Penyembuhan luka dapat terganggu oleh penyebab dari tubuh sendiri (endogen) dan oleh penyebab dari luar tubuh (eksogen).

• Penyebab endogen terpenting adalah gangguan koagulasi yang disebut koagulopati, dan gangguan sistem imun. • Penyebab eksogen meliputi penyinaran sinar ionisasi yang akan mengganggu mitosis dan merusak sel dengan akibat dini maupun lanjut.

Page 13: Wound Healing

Perawatan Luka

• Hasil penelitian tentang perawatan luka menunjukkan bahwa lingkungan luka yang lembab lebih baik daripada lingkungan kering. Laju epitelisasi luka yang ditutup poly-etylen dua kali lebih cepat daripada luka yang dibiarkan kering. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa migrasi epidermal pada luka superficial lebih cepat pada suasana lembab daripada kering. Perawatan luka lembab tidak meningkatkan infeksi. Pada kenyataannya tingkat infeksi pada semua jenis balutan lembab adalah 2,5 %, lebih baik dibanding 9 % pada balutan kering.

• Penggantian balutan dilakukan sesuai kebutuhan, tidak berdasarkan kebiasaan melainkan disesuaikan terlebih dahulu dengan tipe dan jenis luka. Penggunaan antiseptik hanya untuk yang memerlukan saja, karena efek toksinnya terhadap sel sehat. Untuk membersihkan luka hanya diperlukan normal saline. Citotoxic agent seperti povidine iodine, dan asam asetat, seharusnya tidak secara sering digunakan untuk membersihkan luka, karena dapat menghambat penyembuhan dan mencegah reepitelisasi.

Page 14: Wound Healing

• Jaringan Parut hipertrofik :

hanya berupa parut luka yang menonjol, nodular, dan kemerahan, yang menimbulkan rasa gatal dan kadang – kadang nyeri. Parut hipertrofik akan menyusut pada fase akhir penyembuhan luka setelah sekitar satu tahun, sedangkan keloid tidak.

• Keloid : dapat ditemukan di seluruh

permukaan tubuh. Tempat predileksi merupakan kulit, toraks terutama di muka sternum, pinggang, daerah rahang bawah, leher, wajah, telinga, dan dahi. Keloid agak jarang dilihat di bagian sentral wajah pada mata, cuping hidung, atau mulut.

Komplikasi Penyembuhan Luka

Page 15: Wound Healing

Luka Kronik

Luka kronik merupakan luka yang tidak menyembuh melalui tahapan penyembuhan luka yang normal, dalam waktu kurang lebih 3 bulan .

Contoh luka kronik antara lain:ulkus dekubitalis, ulkus diabetik,

luka yang mengalami desikasi lama, ulkus stasis vena, ulkus radiasi, luka traumatik, atau luka operasi lama.

Page 16: Wound Healing

Proses patologi dari luka kronik :

• Pemanjangan fase inflamasi

• Penuaan sel (sel tua yang kurang viabel), dimana terjadi perubahan kemampuan sel untuk berproliferasi.

• Kekurangan reseptor faktor pertumbuhan (growth factor)

• Tidak terdapat perdarahan awal yang dapat memicu kaskade penyembuhan luka

• Peningkatan kadar protease (enzim yang memakan protein).

Page 17: Wound Healing

Penatalaksanaan luka kronik

Debridement yang adekuatLuka kronik umumnya memiliki banyak jaringan parut, debris, dan jaringan nekrotik yang menghambat penyembuhan.

Penanganan infeksiPada luka kronik harus dicurigai adanya infeksi. Kultur jaringan dan perhitungan kwantitatif sebaiknya dilakukan.

Page 18: Wound Healing

TERIMA KASIH . . .