Word Audit Investigatif

download Word Audit Investigatif

of 10

Transcript of Word Audit Investigatif

1. Biasanya KPK akan menggunakan pasal-pasal suap dan gratifikasi di UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, seperti Pasal 5, 6, 11, 12, 12B, dan Pasal 13 Undang-undang Nomor 31 tahun 1999 dan UU No. 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Dan, kita tahu tidak mudah membuktikan terjadinya suap menyuap ini. Hampir semua tersangka yang dijerat KPK membantah dan membangun dalih lain seperti: jual beli pertama, pinjam-meminjam, atau bahkan uang usaha pembelian properti, tanah dan sejenisnya. Bagaimana KPK membuktikan suap selama ini? Transkrip dan suara dalam penyadapan adalah bukti yang paling diandalkan dan sangat berpengaruh untuk meyakinkan hakim, bahwa uang yang disita KPK memang adalah suap. Atau, dalam kasus Cek Pelawat misalnya: KPK tidak sempat melakukan penyadapan karena kasus terjadi jauh hari sebelum KPK sempat memantaunya. Beruntung, suap diberikan dengan sarana perbankan seperti travel cheque, sehingga nomor seri cek, pihak penerima, dan pihak yang mencairkan bisa terdeteksi. Tapi, tentu saja kasus seperti ini juga tidak mungkin bisa terungkap jika tidak ada whistleblower seperti Agus Tjondro yang menyerahkan diri pada KPK.Sayangnya, kasus Cek Pelawat yang melibatkan puluhan politisi tersebut belum sampai pada titik maksimal, karena hingga hari ini KPK masih kesulitan mengungkap siapa pemberi dana suap Rp. 24 Miliar tersebut? Demikian juga untuk kasus Nazaruddin yang ternyata berkembang ke perkara baru, yaitu: terkait kasus di Kemendiknas, dan dugaan suap Hakim 'S' terkait perkara Pailit di PN Jakarta Pusat. Mungkinkah ada sarana hukum lain yang bisa dimanfaatkan KPK untuk menjerat pelaku lapangan hingga mastermind para mafia (The GodFather atau Don), dan melakukan perampasan terhadap dana mencurigakan yang tidak jelas asal-usulnya?Follow The MoneySelama ini KPK masih fokus mengejar pelaku korupsi dengan strategi follow the suspect, meskipun perspektif asset recovery atau pengembalian aset hasil korupsi juga sudah menjadi salah satu prioritas lembaga ini. Akan tetapi, KPK diharapkan secara serius juga mulai menggunakan strategi baru dan kewenangan tambahan yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (UU TPPU). Ke depan, melalui UU inilah, KPK dan penegak hukum lain seharusnya menerapkan strategi follow the money. Ikuti aliran uangnya, dan kita akan mengetahui, siapa sebenarnya penikmat dan pengguna hasil korupsi. Kenapa?Secara konseptual, uang dan kekayaan adalah target sekaligus tujuan dari pelaku korupsi. Hasil kejahatan adalah live blood atau darah yang menghidupi dan menjadi motivasi kenapa seseorang melakukan kejahatan seperti korupsi atau suap. Dengan mendeteksi aliran uang, menghentikan dan merampas live blood tersebut serta secara bersamaan menggunakan UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, maka kami menilai strategi ini akan sangat membantu KPK dan penegak hukum lainnya menjerat pelaku korupsi, sekaligus merampas dana haram yang beredar. Atas dasar inilah, KPK disarankan menempatkan UU Pencucian Uang sebagai regulasi yang sama pentingnya dengan UU Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.Strategi kombinasi menjerat Korupsi dan Pencucian uang, menurut ICW bisa diterapkan untuk memerangi mafia peradilan, dimulai dari kasus Hakim 'S', kasus Suap Wisma Atlet yang diduga melibatkan aktor partai politik, dan kasus korupsi lainnya. Selain itu, ICW juga menempatkan upaya pembersihan partai politik, khususnya dana haram untuk pembiayaan kegiatan politik sebagai prioritas yang harus diperangi. UU Pencucian Uang dinilai bisa menjadi salah satu piranti penting untuk membongkar praktek busuk yang selama ini mencengkram partai politik dan kegiatan yang terkait dengan parpol, seperti: money politik dalam pemilu dan pilpres, sumbangan gelap dana politik, dan praktek perburuan rente yang sebenarnya berawal dari sejak pihak swasta/pelaku bisnis memberikan dana pada partai agar mendapatkan keuntungan kebijakan tertentu.2. Sebenarnya apa itu korupsi? Secara global, korupsi adalah penyelewengan atau penggelapan uang (negara atau perusahaan dan sebagainya) untuk keuntungan serta kepentingan pribadi atau orang lain. Perilaku korup menunjukkan pada sikap suka menerima suap, dan memakai kekuasaan yang dimilikinya untuk kepentingan pribadi atau kelompok sendiri. Dan perlu diketahui, bahwa praktik korupsi itu terjadi di kalangan atas sampai kalangan bawah.

Semakin korup suatu negara, semakin banyak hukum. (the more corrupt the state, the more laws) - (Tacitus Caius Cornelius Tacitus). Memang di Indonesia menjadi banyak hukum setelah merajalelanya tindak pidana korupsi, namun hukum lebih bermakna sekadar sebagai simbol, tanpa adanya realisasi yang benar - benar konkrit, tegas, dan memaksa. Akibatnya, banyak orang yang melanggar hukum.

Apabila seseorang melanggar suatu undang - undang dan pelanggarannya dilakukan berulang dan dalam hal atau masalah yang sama, itu menunjukkan bahwa orang tersebut telah menentang undang - undang. Sehingga hukuman orang itutidakbisa disamakan dengan hukuman terdahulu atau yang pernah ia jalani. Maksudnya, harus ada penambahan hukuman, yang sekiranya dapat membuat dia jera. Maka dari itu, hukumannya jangan tanggung - tanggung, karena ia telah menentangnya.

Oleh karena itu, dalam penegakkan supremasi hukum harus selalu ada pembenahan, karena seringkalitidakadanya keadilan terhadap pemberlakuan hukuman kepada narapidana, khususnyakoruptor. Karena itu tak mengherankan jika sejak jatuhnya pemerintahan Orde Baru hingga kini, praktik korupsitidaksemakin berkurang, tetapi semakin menjadi - jadi. Koruptor seolahtidaktakutlagi terhadap hukum. Mengapa demikian? Hal tersebuttidaklepas dari kelemahan penegakkan hukum. Seolah hukum bisa dibeli, dan hukum hanya berlaku bagi orang - orang kecil.

Mengenai sebab - sebab korupsi, secara garis besar ada tiga kelompok pandangan, yaitu faktor manusia, faktor lingkungan dan faktor gabungan dari keduanya. Faktor manusia, dalam pandangan ini, sebab utama terjadinya korupsi adalah karena faktor - faktor personal aparat, seperti: mentalitas aparat yang buruk, kemampuan kerja aparat yang kurang memadai, pendapatan aparat yang rendah, kemiskinan keluarga, dan faktor - faktor personal lainnya.

Faktor lingkungan, faktor lingkungan yang menjadi sebab terjadinya korupsi adalah lingkungan yang kurang kondusif. Lingkungan tersebut meliputi lingkungan politik, budaya dan manajemen birokrasi, seperti: pembangunan dan pertahanan iklim politik berlandaskan jaringan dan adanya imbalan terhahap loyalitas politik, budaya penguasa yang cenderung menuntut upeti dari rakyat dengan sukarela, sebagai perwujudan dan kesetiaan kepada penguasa, adanya keleluasaan untuk berlangsungnya praktik korupsi, yang ditandai dengantidakadanya upaya - upaya keras dan tegas untuk mencegah serta memberantas praktik korupsi.

Faktor berikutnya adalah gabungan dari faktor manusia dan faktor lingkungan. Di dalam pandangan ini, korupsi terjadi karena adanya berbagai interaksi dari faktor - faktor tersebut, baik faktor personal aparat maupun faktor lingkungan yang telah disebutkan diatas.

Untuk mengurangi praktik korupsi, masyarakat harus melakukan pengawasan terhadap lembaga - lembaga penyelenggara negara dan para pejabat penyelenggara negara, baik pada tingkat pusat maupun daerah. Hal itu dimaksudkan agar penyelenggara negara dapat bekerja sesuai dengan kewenangan serta fungsinya sebagai abdi masyarakat. Dan kekritisan sangat perlu dilakukan untuk menanggapi hal - hal yang ada di dalam pemerintahan.

5. Standar pelaksanaan pekerjaan audit investigatif mendeskripsikan sifat kegiatan audit investigatif dan menyediakan kerangka kerja untuk melaksanakan dan mengelola pekerjaan audit investigatif yang dilakukan oleh auditor investigatif.Standar pelaksanaan audit investigatif mengatur tentang:

1. PerencanaanPenetapan sasaran, ruang lingkup, dan alokasi sumber dayaPertimbangan dalam perencanaan2. Supervisi

3. Pengumpulan dan Pengujian Bukti

Pengumpulan buktiPengujian bukti4. Dokumentasi

PERENCANAAN

Dalam setiap penugasan audit investigatif, auditor investigatif harus menyusun rencana audit. Rencana audit tersebut harus dievaluasi, dan bila perlu, disempurnakan selama proses audit investigatif berlangsung sesuai dengan perkembangan hasil audit investigatif di lapangan.Perencanaan audit investigatif dibuat dengan tujuan untuk meminimalkan tingkat risiko kegagalan dalam melakukan audit investigatif serta memberikan arah agar pelaksanaan audit investigatif efisien dan efektif.

Rencana audit investigatif dibuat untuk setiap penugasan audit investigatif berdasarkan informasi yang diterima. Sumber informasi dapat berasal dari pengaduan masyarakat, pengembangan hasil audit kinerja maupun audit lainnya, permintaan instansi aparat penegak hukum serta permintaan instansi lainnya.

Setelah diterima, tiap informasi harus dianalisis dan dievaluasi tentang dugaan adanya kasus penyimpangan dengan pendekatan Apa, Siapa, Dimana, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana atau yang lebih populer disebut pendekatan:

5W + 1H (What, Who, Where, When, Why, dan How).

Tujuan analisis dan evaluasi ini adalah untuk menentukan tiga keputusan yaitu: melakukan audit investigatif, meneruskan ke pejabat yang berwenang, atau tidak perlu menindaklanjuti.Jika keputusannya adalah untuk melakukan audit investigatif, APIP harus menentukan rencana tindakan yang berupa langkah-langkah berikut:

menentukan sifat utama pelanggaran;menentukan fokus perencanaan dan sasaran audit investigatif;mengidentfikasi kemungkinan pelanggaran hukum, peraturan, atau perundang-undangan, dan memahami unsur-unsur yang terkait dengan pembuktian atau standar;mengidentifikasi dan menentukan prioritas tahap-tahap audit investigatif yang diperlukan untuk mencapai sasaran audit investigatif;menentukan sumber daya yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan audit investigatif;melakukan koordinasi dengan instansi yang berwenang, termasuk instansi penyidik, apabila perlu.Selain itu, analisis dan evaluasi informasi akan menghasilkan hipotesis, yaitu anggapan atas tindakan dan aktivitas tertentu yang mungkin telah terjadi, dimana data atau informasi yang tersedia sangat terbatas. Hipotesis tersebut dijadikan dasar penyusunan program audit.

Rencana audit yang telah ditetapkan tidaklah bersifat final. Perkembangan hasil audit investigatif mungkin mengharuskan auditor investigatif untuk memperluas audit sehingga rencana yang telah disusun sebelumnya harus dimutakhirkan. Hal-hal yang dapat menjadi pertimbangan perlunya pemutakhiran rencana audit antara lain:

bukti yang diperoleh tidak mengarah pada sasaran audit yang semula ditetapkan;pihak-pihak yang semula direncanakan untuk memberikan bukti tidak kooperatif;waktu yang semula direncanakan untuk melaksanakan suatu prosedur ternyata tidak mencukupi.Penetapan Sasaran, Ruang Lingkup danAlokasi Sumber Dayadalam Audit Investigasi

Dalam membuat rencana audit, auditor harus menetapkan sasaran, ruang lingkup, dan alokasi sumber daya.

SasaranSasaran audit investigatif adalah terungkapnya kasus penyimpangan yang berindikasi dapat menimbulkan terjadinya kerugian keuangan negara/daerah.

Ruang LingkupRuang lingkup audit investigatif meliputi pengungkapan fakta dan proses kejadian, sebab dan dampak penyimpangan, dan penentuan pihak-pihak yang diduga terlibat dan atau bertanggung jawab atas penyimpangan.

Alokasi Sumber DayaTujuan penetapan alokasi sumber daya pendukung audit investigatif adalah agar kualitas audit investigatif dapat dicapai secara optimal.Kebutuhan sumber daya yang harus ditentukan antara lain terkait dengan personil, pendanaan, dan sarana atau prasarana lainnya.Alokasi personil dalam audit investigatif harus mendapatkan perhatian secara khusus karena tim audit investigatif secara kolektif merupakan gabungan dari berbagai disiplin, keahlian, dan pengetahuan profesional seorang auditor, akuntan, ahli hukum, investigator, pewawancara (interviewer), pengumpul informasi (information collector), ahli teknologi, dan riset.

Pertimbangan dalam Perencanaan

Dalam penyusunan rencana audit investigatif, auditor investigatif harus mempertimbangkan berbagai hal.Berbagai hal yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan rencana audit investigatif antara lain:

sasaran, ruang lingkup dan alokasi sumber daya;pemahaman mengenai akuntabilitas berjenjang;aspek-aspek kegiatan operasi auditi dan aspek pengendalian intern.jadwal kerja dan batasan waktu;hasil audit periode atau periode-periode sebelumnya dengan mempertimbangkan tindak lanjut terhadap rekomendasi atas temuan sebelumnya;teknik-teknik pengumpulan bukti audit yang tepat;mekanisme koordinasi antara auditor, auditi, dan pihak terkait lainnya.

4. MENERIMA PERIKATAN AUDIT DAN MERENCANAKAN AUDITMenerima Perikatan Audit dan Merencanakan Audit

TUJUAN ATAS AUDIT LAPORAN KEUANGANMenerima dan Mempertahankan KlienStandar pengendalian mutu menyediakan petunjuk profesional berkenaan dengan dengan keputusan untuk menerima dan melanjutkan klien dan perikatan, sejalan dengan standar umum dan standar pekerjaan lapangan dari auditing yang berlaku umum. Menerima dan melanjutkan klien audit melibatkan elemen-elemen penting mengenai pemahaman bisnis dan industri, materialitas, risiko audit, dan pertimbangan jasa bernilai tambah. Keputusan untuk menerima atau menolak dibuat enem bulan hingga sembilan bulan sebelum tahun fiskal klien berakhir.

Merencanakan AuditStandar umum dan standar pekerjaan lapangan menyediakan pedoman profesional berkenaan dengan perencanaan audit. Perencanaan audit melibatkan elemen-elemen penting tentang pemahaman bisnis dan industri, materialitas, risiko audit, asersi dan bukti audit, serta pertimbangan jasa bernilai tambah. Perencanaan audit biasanya dilakukan tiga hingga enam bulan sebelum tahun fiskal klien berakhir.

Melaksanakan Pengujian AuditTahap ini juga disebut sebagai pelaksanaan pekerjaan lapangan, pengujian biasanya dilakukan atas ijin klien. Tujuan utama dari tahap ini adalah untuk memperoleh bukti audit mengenai kondisi ekonomi klien, efektivitas pengendalian intern, dan kewajaran laporan keuangan klien. Pengujian audit biasanya dilakukan tiga hingga empat bulan sebelum tahun fiskal klien berakhir hingga satu sampai tiga bulan setelah tahun fiskal klien berakhir.

Melaporkan TemuanElemen penting dari setiap audit adalah komunikasi mengenai temuan audit. Auditor membuat laporan kepada manajemen dan dewan direksi yang berisi temuan-temuan tentang pengendalian intern dan masalah lainnya yang memerlukan perhatian maamjemen. Laporan audit biasanya diterbitkan dalam waktu satu hingga tiga minggu setelah penyelesaian pekerjaan lapangan.

MENERIMA DAN MEMPERTAHANKAN KLIENMengevaluasi Integritas ManajemenPenting bagi auditor untuk menerima suatu perikatan audit hanya apabila terdapat keyakinan yang memadai bahwa manajemen klien dapat dipercaya. Ketika manajemen kurang memiliki integritas, terdapat kemungkinan yang lebih besar bahwa kekeliruan yang material dan ketidak beresan akan terjadi dalam proses akuntansi dimana laporan keuangan dibuat. Auditor dapat memperoleh informasi mengenai integritas manajemen melalui :a. Berkomunikasi dengan auditor terdahulub. Mengajukan pertanyaan kepada pihak ketiga lainnyac. Me-review pengalaman masa lalu dengan klien yang telah ada

Mengidentifikasi Kondisi Khusus dan Risiko yang Tidak BiasaElemen penting dari audit melibatkan penilaian risiko salah saji material dalam laporan keuangan. Akuntan publik juga menaruh perhatian terhadap risiko bisnis auditor jika dihubungkan dengan perusahaan yang memiliki masalah kesulitan keuangan atau kelangsungan usaha. Hal-hal yang berkenaan dengan langkah-langkah menerima suatu perikatan antara lain :a. Mengidentifikasi pemakai laporan yang telah diauditb. Menilai stabilitas keuangan dan hukum calon klienc. Mengidentifikasi pembatasan lingkupd. Mengevaluasi sistem pelaporan keuangan entitas dan kemampuan untuk audit

Menilai Kompetensi untuk Melaksanakan AuditSebelum menerima suatu perikatan audit, auditor harus menentukan apakah mereka memilikii kompetensi profesional untuk menyelesaikan perikatan sesuai dengan GAAS. Hal-hal berikut termasuk dalam penilaian kompetensi :a. Jasa yang diinginkanb. Mengidentifikasi tim auditc. Mempertimbangkan kebutuhan untuk konsultasi dan menggunakan spesialis

Mengevaluasi IndependensiIndependensi dalam perikatan audit diwajibkan oleh Peraturan 101 dari Kode Etik Perilaku Profesional AICPA dan merupakan salah satu dari elemen pengendalian mutu. Oleh karena itu, sebelum menerima klien audit yang baru, kantor akuntan publik harus mengevaluasi apakah terdapat kondisi yang akan mempengaruhi independensi dengan klien.

Keputusan untuk Menerima atau Menolak AuditDalam membuat keputusan mengenai apakah akan menerima atau menolak suatu audit, kantor akuntan publik mengelola risiko bisnis sendiri. Alasan-alasan umum untuk menolak atau menerima klien audit antara lain :a. Integritas manajemenb. Risiko khusus seperti pembatasan lingkupc. Kemampuan audit atau ketidak sepakatan dengan auditor terdahulud. Masalah yang berhubungan dengan memperoleh keahlian yang diperlukan untuk audite. Masalah independensi

Membuat Surat PerikatanBentuk dan isi dari surat perikatan dapat bervariasi untuk berbagai klien yang berbeda, tetapi secara umum surat perikatan harus mencakup hal-hal berikut :a. Identifikasi yang jelas mengenai entitas dan laporan keuangan yang akan diauditb. Tujuan auditc. Referensi terhadap standar-standar profesional yang akan menjadi acuan auditord. Suatu penjelasan mengenai sifat dan lingkup audit serta tanggung jawab auditore. Suatu pernyataan bahwa suatu audit yang telah dirancang dan dilaksanakan dengan tepat mungkin tidak akan dapat mendeteksi semua ketidak beresan yang materialf. Sebagai pengingat kepada manajemen bahwa ia bertanggung jawab untuk menyusun laporan keuangan dan menyelenggarakan struktur pengendalian yang memadaig. Suatu indikasi bahwa manajemen akan diminta untuk menyediakan beberapa representasi tertulis tertentu kepada auditorh. Suatu deskripsi dari jasa yang akan diberikan oleh auditori. Dasar dimana biaya akan dihitung dan pengaturan pembayaranj. Suatu permintaan bagi klien untuk mentaati syarat-syarat perikatan dengan menandatangani dan mengembalikan salinan surat perikatan kepada auditor

MEMPEROLEH PEMAHAMAN TENTANG BISNIS DAN INDUSTRI KLIENSiklus Bisnis KlienSiklus bisnis terus berjalan seperti suatu organisasi memahami kekuatan pasar dan pereturan yang mendefinisikan lingkungan kompetitif, dan membuat keputusan penting berkenaan dengan penyebarab sumber daya-sumber daya kedalam proses inti untuk memperoleh konsumen serta mendistribusikan produk dan jasanya.

Manajemen SeniorManajemen senior biasanya berarti pejabat entitas, dewan direksi, dan lainnya yang mengendalikan arah strategi perusahaan. Dalam beberapa hal, sebuah perusahaan mungkin akan dikelola oleh pemilik nya dan tujuannya digerakkan oleh tujuan pemilik. Memahami pengalaman manajemen dengan entitas dan pengalaman manajemen dalam industri, atau preferensi pengambilan risiko oleh manajemen, dapat membantu auditor menilai risiko bawaan dari salah saji dalam laporan keuangan.

Tujuan dan Sasaran ManajemenTujuan manajemen mungkin berhubungan dengan memperoleh pangsa pasar tambahan atau memperoleh target pertumbuhan penjualan, laba, arus kas, atau penilaian pasar entitas. Tim audit juga harus mengenali tujuan strategik manajemen untuk membantu pengembangan harapan kinerja keuangan dan mengevaluasi kelayakan bukti yang diperoleh dalam audit.

Sumber Daya OrganisasiAuditor harus memahami sumberdaya-sumberdaya organisasi dan pentingnya sumberdaya-sumberdaya tersebut untuk mencapai tujuan entitas. Terdapat lima kategori sumberdaya organisasi, suberdaya tersebut adalah :a. Sumberdaya keuanganb. Sumberdaya berdasarkan aktivac. Sumberdaya manusiad. Sumberdaya informasie. Sumberdaya tidak berwujud

Proses Inti dan Siklus Operasi EntitasProses inti adalah proses yang digunakan klien untuk mengembangkan, memproduksi, memasarkan dan mendistribusikan produk atau jasanya. Auditor harus memahami struktur biaya entitas, termasuk apakah operasi merupakan padat biaya tetap, atau apakah biaya operasi terutama terdiri dari biaya variabel yang bervariasi sesuai dengan volume aktivitas. Siklus operasi mengacu pada periode waktu dimulainya penggunaan kas untuk membeli persediaan, untuk mengkonversi persediaan kembali menjadi kas melalui penjualan, dan untuk mengumpulkan piutang usaha.

Prosedur untuk Memperoleh Suatu Pemahaman tentang Bisnis dan IndustriBerbagai prosedur dapat digunakan untuk memperoleh pengetahuan mengenai bisnis dan industri. Disamping prosedur tersebut, auditor juga harus waspada terhadap prinsip-prinsip akuntansi khusus dan prosedur audit yang dapat diaplikasikan pada industri tertentu atau jenis aktiva bisnis tertentu.

MELAKSANAKAN PROSEDUR ANALITISMengidentifikasi Penghitungan dan Perbandingan yang akan DilakukanJenis perhitungan dan perbandingan yang digunakan secara umum termasuk hal-hal berikut:a. Perbandingan data absolutb. Laporan keuangan ukuran umumc. Analisis rasiod. Analisis trene. Hubungan informasi keuangan dengan informasi non keuangan yang relevan

Mengembangkan EkspektasiPenting bagi auditor untuk mengembangkan secara independen ekspektasi sebelum melaksanakan perhitungan mengenai data klien sehingga perbandingan akhir tidak bias. Dasar pemikiran ini digunakan dalam mengembangkan ekspektasi dari berbagai sumber. Sumber-sumber tersebut antara lain :a. Informasi keuangan klien untuk periode masa lalu yang dapat dibandingkanb. Anggaran formal dan peramalanc. Hubungan antara elemen-elemen informasi keuangandalam suatu periodd. Data industri

Melaksanakan Penghitungan/PerbandinganLangkah ini termasuk mengakumulasi data yang akan digunakan dalam menghitung jumlah absolut dan persentase perbedaan antara jumlah saat ini dan tahun lalu, menghitung data ukuran umum serta data rasio, dll. Karena perencanaan dilakukan beberapa bulan sebelum saldo akun akhir tahun berjalan tersedian, maka langkah ini melibatkan penggunaan data satu tahun hingga tanggal saat aktual dan/atau proyeksi data akhir tahun.

Menganalisis Data dan Mengidentifikasi Perbedaan SignifikanBagian penting dari analisis ini adalah mengidentifikasi fluktuasi dalam data yang tidak diharapkan atau tidak adanya fluktuasi yang diharapkan yang dapat memberikan pertanda adanya peningkatan risiko salah saji. Elemen penting dalam proses ini adalah menspesifikasikan besarnya perbedaab atau fluktuasi yang harus mendorong keputusan untuk melakukan penyelidikan.

Menyelidiki Perbedaan Signifikan yang Tidak DiharapkanPenyelidikan perbedaan signifikan biasanya melibatkan pertimbangan ulang metode-metode dan faktor-faktor yang digunakan dalam mengembangkan ekspektasi dan mengajukan pertanyaan kepada manajemen, kadang-kadang informasi baru akan mendukung perbaikan ekspektasi, yang pada akhirnya akan menghilangkan perbedaan signifikan.

Menentukan Dampak atas Perencanaan AuditPerbedaan signifikan yang tidak dapat dijelaskan biasanya dianggap sebagai indikasi suatu peningkatan risiko salah saji dalam akun-akun yang terlibat dalam perhitungan perbandingan. Dalam kasus ini, auditor biasanya akan merencanakan untuk melaksanakan pengujian yang lebih mendetail terhadap akun-akun tersebut. Dengan mengarahkan perhatian auditor terhadap bidang-bidang yang memiliki risiko lebih tinggi, prosedur analitis dapat memberikan kontribusi bagi pelksanaan audit yang lebih efektif dan efisien.1. Pendekatan audit investigasi atas tindak pidana didasarkan pada penilaian yang logis terhadap individu dan segala sesuatu/benda yang terkait dengan tindak kejahatan tersebut. Seperti dijelaskan di bawah ini : Individu yang terkait dengan tindak kejahatanKorban , pelapor dan saksi-saksi merupakan subyek wawancara bagi investigatif auditor dalam rangka memperoleh fakta dan informasi yang diketahui mereka . Tersangka dan pelaku kejahatan merupakan subyek wawancara yang merupakan dasar terjadinya suatu fakta dalam rangka investigatif auditor menetukan sampai sejauh mana keterlibatan mereka dalam tindak kejahatan tersebut. Agar bukti yang didapatkan benar-benar valid, investigatif auditor harus senantiasa melakukan konformasi terhadap kebenaran informasi yang diperoleh dengan pihak-pihak yang independen. Benda-benda yang terkait dengan tindak kejahatanAuditor investigasi harus memahami bahwa benda-benda fisik yang terkait dengan tindak kejahatan mempunyai nilai-nilai pembuktian yang sangat berarti karena bukti fisik merupakan bukti faktual tidak seperti halnya ingatan manusia yang terbatas, bukti fisik selalu mengungkapkan cerita yang sama dari waktu ke waktu namun bukti fisik akan berkurang nilainya apabila auditor gagal mendapatkannya, mempelajarinya dan memahaminya, maka auditor harus memahami hal-hal seperti : Apa yang dimaksud dengan bukti fisik, Bagaimana memperoleh dan menyimpannya, Bagaimana memperoleh informasi yang optimal dari bukti fisik tersebut, dan Bagaimana mengartikan/ menafsirkan informasi yang telah diperoleh tersebut.