Wonogiri LQ Dan Mix Share Fix

34
ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI TERHADAP PEMBANGUNAN WILAYAH DI KABUPATEN WONOGIRI, JAWA TENGAH Disusun oleh: Della Ananto K. (0906514784) Kinrizky Arintia(0906632902) Wulansari Khairunisa (0906635381) Departemen Geografi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam 1

description

this is

Transcript of Wonogiri LQ Dan Mix Share Fix

Page 1: Wonogiri LQ Dan Mix Share Fix

ANALISIS POTENSI SEKTOR EKONOMI TERHADAP PEMBANGUNAN WILAYAH DI KABUPATEN

WONOGIRI, JAWA TENGAH

Disusun oleh:

Della Ananto K. (0906514784)

Kinrizky Arintia (0906632902)

Wulansari Khairunisa (0906635381)

Departemen Geografi

Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Indonesia

2012

1

Page 2: Wonogiri LQ Dan Mix Share Fix

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................

1.1 Gambaran Umum Kabupaten Wonogiri....................................................

1.2 Permasalahan Pembangunan yang dihadapi oleh Kabupaten Wonogiri.....

BAB II METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................

2.1 Metode Pengumpulan Data .........................................................................

2.2 Analisis Data .................................................................................................

2.2.1 Analisis Basis Ekonomi menggunakan Analisa Perhitungan LQ .....

2.2.2 Analisis Spesialisasi Ekonomi menggunakan Analisa Perhitungan Shift-

share

BAB III KONDISI WILAYAH .....................................................................

3.2 Kondisi Hidroklimatologi Kabupaten Wonogiri ..................................................

3.3 Kondisi Perekonomian Kabupaten Wonogiri ......................................................

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................................

4.1 Perhitungan Metode LQ ................................................................................

4.1.1 Analisis Perhitungan LQ ..................................................................

4.2 Perhitungan Metode Shift-Share ..................................................................

4.2.1 Analisis Perhitungan Shift-Share ....................................................

KESIMPULAN ............................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................

2

Page 3: Wonogiri LQ Dan Mix Share Fix

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Kabupaten Wonogiri

Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah.

Kabupaten ini memiliki luas wilayah 182.236,02 Ha. Secara geografis Kabupaten Wonogiri

terletak pada garis lintang 7° 32' LS sampai 8° 15' LS dan garis bujur 110° 41' BT sampai

111° 18' dengan batas-batas sebagai berikut:

Sebelah Utara : berbatas dengan Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar

Sebelah Timur : berbatas dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Ponorogo

(Jawa Timur).

Sebelah Selatan: berbatas dengan Kabupaten Pacitan (Jawa Timir) dan Samudra

Indonesia.

Sebelah Barat: berbatas dengan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Kabupaten Klaten.

  Secara umum daerah ini beriklim tropis, mempunyai 2 musim yaitu penghujan dan

kemarau dengan temperatur rata-rata 24° C hingga 32° C.

Dengan topografi daerah yang tidak rata, perbedaan antara satu kawasan dengan kawasan lain

membuat kondisi sumber daya alam juga saling berbeda. Di Wonogiri hampir sebagian besar

tanahnya tidak terlalu subur untuk pertanian, berbatuan dan kering membuat penduduknya

lebih banyak merantau (boro).

Kabupaten Wonogiri menempati daerah perbukitan yang cukup luas, tersusun

sebagian besar oleh batugamping, batugamping pasiran dan sebagian lagi oleh produk

gunungapi. Perkembangan perkotaan umumnya menempati daerah-daerah lembah atau

dataran di kaki perbukitan, seperti terlihat di sekitar waduk Gajah Mungkur mulanya sebagai

dataran limpah banjir dan lembah antar bukit.

Kabupaten Wonogiri mempunyai Waduk buatan yaitu Gajah Mungkur yang selain menjadi

sumber mata pencaharian petani nelayan dan sumber irigasi persawahan dan sebagai sumber

3

Page 4: Wonogiri LQ Dan Mix Share Fix

penyimpanan cadangan air saat terjadi kekeringan juga merupakan aset wisata yang telah

banyak dikunjungi oleh para wisatawan domestik.

1.2 Permasalahan Pembangunan yang dihadapi oleh Kabupaten Wonogiri

Terbatasnya biaya pembangunan.

Terbatasnya pendapatan asli daerah membuat pembangunan infrastruktur dan teknologi-

teknologi yang akan digunakan untuk kemajuan kabupaten wonogiri menjadi terbatas pula.

Kesulitan air bersih

Kabupaten wonogiri yang sebagian besar merupakan wilayah karst dimana kebanyakan kasus

yang dialami di daerah karst yaitu kasus kesulitan air. Permasalah kesulitan air yang dihadapi

di Wonogiri seharusnya bisa sedikit terbantu dengan adanya waduk buatan yaitu Waduk

Gajah Mungkur yang dapat berfungsi sebagai sumber irigasi persawahan dan sebagai sumber

penyimpanan cadangan air saat terjadi kekeringan.

Waduk gajah mungkur dibangun dari tahun 1976 sampai dengan tahun 1981. Bentang alam

daerah Waduk Gajah Mungkur merupakan suatu cekungan  lembah sungai Bengawan Solo

yang sangat luas yang tergenang air waduk. Di sebelah selatan waduk merupakan daerah

dataran yang secara administrasi termasuk wilayah Kec. Baturetno, Giriwoyo, Giritontro,

Pracimantoro, Eromoko dan Wuryantoro. Morfologi dataran tersebut terbentuk oleh endapan

anak-anak sungai Bengawan Solo. Di sebelah selatan dan timur waduk dibatasi oleh

morfologi perbukitan, yang tersusun oleh batuan volkanik (di sebelah selatan Wonogiri), dan

batugamping (di daerah Eromoko).

Namun, karena kurang optimalnya manajemen air pada pengoperasian waduk tersebut,

masalah kesulitan air yang terjadi di kabupaten tersebut masih tetap terjadi.

Masalah pengelolaan sampah

Pengelolaan sampah di kawasan karst tidak bisa sembarangan, karena sampah-sampah yang

tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan polusi dan kerusakan lingkungan karst.

Kawasan karst sangat rentan terhadap zat-zat kimia organik maupun anorganik yang ada pada

sampah-sampah tersebut.

4

Page 5: Wonogiri LQ Dan Mix Share Fix

Transportasi

Beberapa kecamatan masih sulit untuk dijangkau kendaraan bermotor, salah satunya

Kecamatan Batuwarno.

Pertanian / perladangan

Pada area ini tidak banyak yang bisa dilakukan kecuali berladang (palawija) dengan

ketergantungan pada curah hujan. Curah hujan per tahun berada pada level yang rendah. Area

ini memiliki banyak sumber air dalam, dimana sampai saat ini masih belum bisa

dimanfaatkan. Di beberapa tempat, dapat dijumpai sawah dengan jenis padi khusus (padi

Gogo Rancah), ditanam pada media tanah yang sengaja diurugkan di atas batuan kapur.

Daerah karst

Pemeritah dan masyarakat setempat belum bisa menegola dengan baik wilayah karstnya dan

teknologi yang modern juga belum berkembangan dalam mengusahakan pengambilan sumur

bawah tanah. Daerah karst sangat tergantung dengan cuaca terutama curah hujan, warga

menjadi kesulitan air besih karena curah hujan di Wonogiri relatif sedikit dan daerah yang

kering. Ada kecenderungan bahwa hidup di daerah karst akan tidak mempunyai

perekonomian yang baik bahkan cenderung buruk. Terdapatnya perbedaan sumberdaya yang

ada di masing-masing kecamatan mengakibatkan terjadinya ketimpangan wilayah sehingga

kecamatan-kecamatan tersebut terbagi menjadi kategori wilayah kaya, sedang dan miskin.

Ketimpangan yang disebabkan oleh ketersediaan fasilitas pelayanan sosial ekonomi

menyebabkan munculnya wilayah maju berkembang dan tertinggal. Dengan mensejajarkan

pengkategorian kecamatan-kecamatan berdasarkan potensi sumberdaya dan fasilitas ekonomi

tersebut diperoleh kecamatan-kecamatan yang harus mendapat prioritas dalam pembangunan

yaitu kecamatan yang termasuk wilayah potensial, strategis maupun wilayah kritis.

5

Page 6: Wonogiri LQ Dan Mix Share Fix

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pemilihan Teori / Metode Analisis

3.1.1 Teori Basis Ekonomi

Inti dari teori basis ekonomi menurut Arsyad (1999:166) dalam Sadau (2002:20)

menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu daerah adalah

berhubungan langsung dengan permintaan barang dan jasa dari luar daerah. Pertumbuhan

industri yang menggunakan sumber daya lokal, termasuk tenaga kerja dan bahan baku untuk

diekspor akan menghasilkan kekayaan daerah dan penciptaan peluang kerja (job creation).

Pendekatan basis ekonomi sebenarnya dilandasi pada pendapat bahwa yang perlu

dikembangkan di sebuah wilayah adalah kemampuan berproduksi dan menjual hasil produksi

tersebut secara efisien dan efektif (Suparno, 2008). Lebih lanjut model ini menjelaskan

struktur perekonomian suatu daerah atas dua sektor, yaitu:

Sektor basis, yaitu sektor atau kegiatan ekonomi yang melayani baik pasar domestik

maupun pasar luar daerah itu sendiri. Itu berarti daerah secara tidak langsung

mempunyai kemampuan untuk mengekspor barang dan jasa yang dihasilkan oleh

sektor tersebut ke daerah lain.

Sektor non-basis, yaitu sektor atau kegiatan yang hanya mampu melayani pasar

daerah itu sendiri. Berdasarkan teori ini, sektor basis perlu dikembangkan dalam

rangka memacu pertumbuhan ekonomi suatu daerah.

3.1.2 Teori Spesialisasi Ekonomi

Perekonomian suatu wilayah dikatakan terspesialisasi jika suatu wilayah memprioritaskan

pengembangan suatu sektor ekonomi melalui kebijakan-kebijakan yang mendukung terhadap

kemajuan sektor tersebut (Muzamil, 2001:38). Pengembangan sektor prioritas tersebut dapat

dilakukan melalui investasi dan peningkatan sumber daya manusia pada sektor tersebut.

Spesialisasi dalam perekonomian merupakan hal yang cukup penting dalam rangka

pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Dikatakan, jika suatu wilayah memiliki spesialisasi

pada sektor-sektor tertentu maka wilayah tersebut akan memiliki keunggulan kompetitif dari

spesialisasi sektor tersebut (Soepono,1993:41).

6

Page 7: Wonogiri LQ Dan Mix Share Fix

Beberapa ahli ekonomi mulai memperhitungkan efek spesialisasi terhadap

perekonomian suatu wilayah. Menurut Kuncoro (2002:43), salah satu upaya yang dapat

ditempuh untuk meningkatkan keterkaitan antar wilayah adalah melalui proses pertukaran

komoditas antar daerah. Hal ini dapat ditempuh melalui penciptaan spesialisasi antar daerah.

Berbagai macam alat analisis telah dikembangkan untuk melihat tingkat spesialisasi regional.

Marquillas (dalam Soepono, 1993:48) memodifikasi analisis Shift Share klasik dengan

memasukkan efek alokasi untuk melihat spesialisasi suatu sektor dalam suatu wilayah.

Selanjutnya Kim (dalam Kuncoro, 2002:36) mengembangkan indeks krugman untuk melihat

spesialisasi regional di Amerika Serikat.

3.2 Relevansi dan Alasan Pemilihan Teori

1.Rasionalitas pemilihan teori dan/atau metode analisis (alasan pemilihan,

tingkat relevansinya dengan permasalahan, serta manfaatnya)

2. Konsep, pengertian, asumsi, dan rumusan dasar dari teori dan/atau

metode yang dipilih

3. Penjelasan mengenai data yang digunakan (jenis data, sumber data, dan

alasan pemilihan data)

Teori basis ekonomi digunakan untuk mengetahui sektor ekonomi mana saja yang

merupakan basis atau memiliki kekuatan ekspor yang kuat di Kabupaten Wonogiri.

Sedangkan shift-share analysis digunakan untuk mengetahui perubahan struktur ekonomi

pada suatu wilayah, pada kasus ini Kabupaten Wonogiri. Shift-share analysis juga dapat

mengetahui sektor apa saja di Kabupaten Wonogiri yang merupakan sektor andalan maupun

yang menjadi “pecundang”, sehingga dapat menjadi pertimbangan prioritas pembangunan

suatu sektor sehingga dapat dijadikan suatu kebijakan untuk pengembangan wilayah tersebut.

Teori basis ekonomi menggunakan analisa LQ. Konsepnya adalah dengan

menghitung perbandingan dari sektor A secara regional (R) dengan nasional (N) atau tingkat

yang lebih tinggi. Rumus perhitungannya adalah:

7

Page 8: Wonogiri LQ Dan Mix Share Fix

Perhitungan LQ tersebut dihitung sampai semua sektor diketahui nilai LQ masing-masing.

Hasil perhitungan tersebut, jika hasilnya ≥1 maka sektor tersebut merupakan basis di wilayah

tersebut.

3.2 Relevansi dan Alasan Pemilihan Data

Pemilihan data PDRB disebabkan karena PDRB merupakan data yang cukup dapat

menggambarkan kondisi ekonomi wilayah yang akan dikaji. Selain itu data PDRB juga sudah

memiliki klasifikasi yang sama baik di tingkat regional, nasional, dan lokal sehingga

mempermudah dalam penentuan berbagai sektor yang akan dilihat dan dianalisis.

Pemilihan data PDRB yang memiliki time series selama 2 tahun dikarenakan metode

yang digunakan adalah analisis shift-share karena dalam metode perhitungannya memerlukan

data yang berbeda satuan waktu dan berbeda skala (regional-nasional).

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penulisan laporan ini adalah metode deskriptif dan

analisis antara variabel-variabel yang telah ada dalam wilayah penelitian.

3.3.1 Data dan Sumber Data

Untuk mengimplementasikan metode LQ dan metode Shift-Share dalam bahasan ini

digunakan data areal pertaninan, kehutanan, perikanan, pertambangan, industri, listrik, gas,

air bersih, konstruksi, perdagangan, transportasi dan komunikasi, keuangan, jasa, dan PDRB

di daerah kabupaten Wonogiri.

3.3.2 Data Sekunder

Sumber data utama yang digunakan adalah data sekunder dari:

Statistik Indonesia di Kabupaten Wonogiri yang tersedia di BPS tahun 2005 –

2006.

Studi Literatur

8

Page 9: Wonogiri LQ Dan Mix Share Fix

Diperoleh melalui buku, jurnal serta media elektronik bertujuan untuk

mendapatkan data terhadap wilayah kajian selain dalam bentuk tabel.

3.4 Analisis Data

1. Analisa LQ

Analisa LQ digunakan untuk mengetahui TEORI BASIS EKONOMI. Analisis data

yang dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut.

a) Insert data

Insert data series menurut subsektor selama lima tahun terakhir ke dalam spreadsheet

dengan format kolom dan baris. Kolom diisi nama wilayah dan tahun sedangkan baris

diisi nama jenis komoditas yang akan dianalisis.

b) Menghitung nilai rataan

Untuk jenis tanaman, dihitung rataan luas areal panen menurut tiap komoditas dari

seluruh subsektor. Hasil rataan diperoleh dan diberi notasi “pi”. Selanjutnya

jumlahkan nilai rataan masing-masing komoditas di tiap wilayah itu (penjumlahan

horizontal) menurut masing-masing subsektor. Hasilnya menunjukkan jumlah areal

panen subsektor.

c) Menjumlahkan luas areal panen (atau komoditas tertentu) dan atau populasi

ternak (atau komoditas tertentu).

Jumlahkan luas tersebut dari tiap komoditas secara vertikal menurut wilayah.

Penjumlahan ini akan menghasilkan total luasan ang selanjutnya diberi notasi “Pi”.

Selanjutnya umlahkan luas semua komoditas tiap subsektor atau jumlah populasi dari

semua wilayah yang kemudian diberi notasi “Pt”.

d) Menghitung LQ

Langkah terakhir dalam tahapan ini adalah menghitung nilai LQ, caranya dengan

memasukkan notasi-notasi yang diperoleh ke dalam formula LQ, yatu pi/pt sebagai

pembilang dan Pi/Pt sebagai penyebut.

e) Interpretasi nilai LQ

Nilai LQ yang diperoleh akan berada dalam kisaran lebih kecil atau sama dengan satu

sampai lebih besar dari angka 1, atau 1 ≥ LQ > 1. Besaran nilai LQ menunjukkan

besaran derajat spesialisasi atau konsentrasi dari komoditas itu di wilayah yang

bersangkutan relatif terhadap wilayah tersebut.

9

Page 10: Wonogiri LQ Dan Mix Share Fix

Pengolahan dan analisis data tersebut dilakukan secara sederhana menggunakan

spreadsheet dari Excel.

2. Analisa Shift Share

Analisa Shift-Share digunakan untuk mengetahui TEORI SPESIALISASI EKONOMI.

Analisis data yang dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut.

a) Klasifikasikan komponen

Dalam analisis Shift-share, perubahan ekonomi ditentukan oleh 3 komponen yaitu

pertumbuhan eknomi (national growth), bauran industri (industri mix) dan regional

share.

b) Pemberian notasi

Berikan norasi-notasi untuk mempermudah analisis,. Industri 1 sekotr 1 di tingkat

nasional, Industri 2 Sektor 2 di tingkat nasional, Industri 3 sektor 3 di tingkat

nasional, 1r sektor di Kabupaten r, 2r Sektor 2 di Kabupaten r, 3r Sektor 3 di

Kabupaten r.

c) Hitung Bauran Industri

Berdasarkan ilustrasi di atas, maka Bauran Industri Sektor 1 dianalisis dengan

membandingkan Sektor 1 di Kabupaten r sebagai bagian dari perekonomian daerah dengan

Sektor 1 sebagai bagian dari perekonomian nasional. Apabila Sektor 1 adalah Sektor

Pertanian, maka pengaruh Bauran Sektor Pertanian Kabupaten r adalah perbandingan antara

nilai variabel regional Sektor Pertanian di Kabupaten r dibandingkan nilai variabel regional

Sektor Pertanian secara nasional.

Sementara itu, pengaruh keunggulan kompetitif dinamakan differential shift atau

regional share. Differential Shift menjelaskan tingkat kompetisi suatu aktivitas/sektor tertentu

dibandingkan dengan pertumbuhan total sektor tersebut secara nasional. Komponen ini

mengukur perubahan dalam suatu industri di suatu daerah karena adanya perbedaan antara

pertumbuhan industri di daerah tersebut dengan pertumbuhan industri tersebut secara

nasional. Differential Shift yang bernilai positif menunjukkan bahwa aktivitas sektor tersebut

10

Page 11: Wonogiri LQ Dan Mix Share Fix

kompetitif. Secara matematis, Regional Shares (differential shift) dapat diekspresikan sebagai

berikut.

Berdasarkan ilustrasi di atas, maka Regional Shares Sektor 1 dianalisis dengan

membandingkan variabel regional Sektor 1 di Kabupaten r dengan sektor yang sama di

tingkat nasional. Dengan demikian, analisis Shift-share akan dapat memberikan dua indikator

positif sebagai berikut.

1. suatu wilayah mengadakan spesialisasi di sektor-sektor yang berkembang secara

nasional (industry-mix effect).

2. sektor-sektor dari perekonomian wilayah telah berkembang lebih cepat daripada rata-

rata nasional untuk sektor-sektor tersebut (competitive advantage effect).

11

Page 12: Wonogiri LQ Dan Mix Share Fix

BAB III

4.1 Kondisi Hidroklimatologi Kabupaten Wonogiri

Kota Wonogiri mempunyai rata-rata ketinggian minimum 190 m dan maksimum 330

m dari permukaan laut. Kondisi iklim di Kota Wonogiri suhu rata-rata tiap bulan 26o C

dengan suhu terendah 21,8o C dengan suhu tertinggi 30,4o C. Kelembaban udara 70 %, Curah

hujan rata-rata setiap tahun sekitar 3.500 – 4000 mm dengan curah hujan terbesar pada bulan

Desember dan Januari

4.2 Kondisi Sosial Dan Perekonomian Kabupaten Wonogiri

Menurut data Susenas 2005, jumlah penduduk Kabupaten Wonogiri sebesar 3,80 juta

jiwa. Jumlah tersebut mendiami wilayah seluas 2.388,93 km2 sehingga secara rata-rata

kepadatan penduduk di Kabupaten Wonogiri adalah 1.549 jiwa per Km2. Jumlah penduduk

yang besar seringkali menjadi beban dalam proses pembangunan jika berkualitas rendah.

Oleh sebab itu, untuk menunjang keberhasilan pembangunan, Pemerintah Kabupaten

Wonogiri harus secara terus-menerus melakukan upaya pengendalian jumlah penduduk,

dengan menciptakan tatanan keluarga kecil sehat dan berkualitas sebagai upaya

meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) ke depan.

Pembangunan

industri juga telah mampu mendorong peningkatan laju pertumbuhan ekonomi serta menjadi

penggerak perkembangan pembangunan daerah. Hal ini juga membuka peluang perluasan

kesempatan kerja bagi masyarakat. Pesatnya pertumbuhan industri ini tercapai berkat peran

serta masyarakat terutama dunia usaha. Kemajuan ini juga turut mendukung pertumbuhan

sektor-sektor lainnya seperti peningkatan agrobisnis dan agroindustri.

12

Page 13: Wonogiri LQ Dan Mix Share Fix

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Perhitungan Metode LQ

Perhitungan dan analisa LQ, didasarkan pada perbandingan data PDRB Kabupaten Wonogiri

Tahun 2005 dengan data PDRB nasional Tahun 2005.

Tabel Nilai LQ Berdasarkan Data PDRB Kab.Wonogiri Tahun 2010

PDRB MENURUT SEKTOR USAHA ATAS DASAR HARGA BERLAKU KAB. WONOGIRI Tahun 2010 Nilai LQ

1 Pertanian 3,263,454.80 2.60

2 Pertambangan dan Penggalian 35,498.28 0.57

3 Industri Pengolahan 354,104.68 0.17

4 Listrik, Gas, Air Minum 53,907.49 0.80

5 Bangunan 224,252.08 0.57

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 838,151.01 0.66

7 Pengangkutan & Komunikasi 535,109.25 1.40

8 Keuangan Persewaan & Jasa Perusahaan 250,369.41 1.09

9 Jasa 889,738.27 1.32

JUMLAH PDRB 6,444,585.27

LQ > 1 merupakan sektor basis/ unggulan untuk Kabupaten Wonogiri

Pertanian

Keuangan,Persewaan & Jasa Perusahaan

Pengangkutan & Komunikasi

Jasa

Pertambangan dan Penggalian LQ < 1 bukan sektor basis/ unggulan untuk Kabupaten

Wonogiri

Pertambangan dan Penggalian

Industri Pengolahan

Listrik, Gas, dan Air Minum

Perdagangan,Hotel ,Restoran13

Page 14: Wonogiri LQ Dan Mix Share Fix

Bangunan

4.1.1 Analisis Perhitungan LQ

Sektor basis unggulan tahun 2010 di Kabupaten Wonogiri berdasarkan perhitungan

LQ dengan menggunakan indikator PDRB pertanian dengan nilai LQ sebesar 2,60. Hal

tersebut menandakan bahwa PDRB di pertanian merupakan pemberi muatan terbesar untuk

laju ekonomi di Kabupaten Wonogiri. Sedangkan untuk sektor non basis yang mempunyai

nilai LQ terkecil terdapat pada industri pengolahan, dimana nilai perhitungan LQ

pertambangan dan penggalian memiliki nilai 0,17. Nilai LQ<1 menandakan bahwa nilai

PDRB yang disumbangkan oleh industri pengolahan sangat kecil untuk pendapatan

Kabupaten Wonogiri.

Berdasarkan perhitungan LQ tahun 2010 Kabupaten Wonogiri, ternyata 4 sektor

memiliki nilai LQ>1 yang artinya sektor tersebut merupakan sektor yang memiliki potensi

unggulan dimana sektor telah mampu untuk memenuhi kebutuhannya sendiri juga untuk

memenuhi kebutuhan daerah lainnya dan cenderung berorientasi ekspor (economic base).

Sektor yang memiliki potensi unggulan pemberi kontribusi PDRB terbesar di Kabupaten

Wonogiri adalah sektor pertaniandenga nilai LQ sebesar 2,60. Kemudian disusul oleh

Pengangkutan dan Komunikasi, Jasa dan Keuangan,Persewaan & Jasa Perusahaan

Sektor penggerak perekonomian Kabupaten Wonogiri adalah pertanian dalam

pembentukan PDRB Rp 3,2 trilyun lebih. Besarnya nilai kontribusi tersebut karena

banyaknya lahan persawahan sekitar 30,913 ha di Kabupaten Wonogiri. Adapun konsentrasi

industri pengolahan terdapat di Kecamatan Wonogiri, Selogiri dan Baturetno. Padi sawah

banyak terdapat di Kecamatan Baturetno dan Wuryantoro. Padi ladang terdapat di Kecamatan

Girimarto. Untuk tanaman palawija seperti ubi kayu dan ubi jalar tersebar merata di semua

kecamatan. Sedangkan produksi jagung, kacang tanah dan kedelai hanya bersifat subsisten.

Untuk tanaman sayuran, kabupaten Wonogiri kaya akan kangkung, bayam, kacang panjang,

sawi dan mentimun. Sedangkan untuk hasil produksi buah-buahan, Kabupaten Wonogiri kaya

akan rambutan, pisang, pepaya dan dukuh.

Untuk peternakan, Kabupaten Wonogiri kaya akan binatang ternak. Semua jenis

ternak ada di sana. Mulai dari ternak besar seperti Sapi Potong, Kerbau dan kuda ada di sana.

Untuk ternak kecil seperti, Kambing, Domba, Babi, Anjing dan Kelinci ada di sana. Untuk

jenis unggas terdapat Ayam Buras, Ayam Petelur, Itik dan Puyuh. Ternak besar yang paling

diminanti adalah Kerbau dengan populasi 21.228 ekor. Kerbau banyak terdapat di Baturetno,

14

Page 15: Wonogiri LQ Dan Mix Share Fix

Wuryantoro dan Tirtomoyo sedangkan Sapi Potong (14.831 ekor) terkonsentrasi di

kecamatan Manyaran, Eromoko, dan Giriwoyo. Untuk peternakan kecil, Kambing dan

Domba lebih disukai oleh masyarakat kabupaten Wonogiri. Populasi Kambing mencapai

122.064 ekor dan tersebar merata di semua Kecamatan di Wonogiri sedangkan Domba

memiliki populasi mencapai 229.012 ekor dengan konsentrasi pengembangan di kecamatan

Jatipurno dan Pracimantoro. Untuk jenis ternak unggas, Ayam Buras dan Ayam Ras Petelur

lebih disukai oleh peternak setempat. Populasi ras petelur mencapai 3.533.007 ekor dan

banyak terdapat di Jatisrono sedangkan Ayam Buras mencapai 1.201.644 ekor banyak

tedapat di kecamatan Purwantoro dan Jatisrono.

Sektor kedua penyumbang gerak perekonomian Kabupaten Wonogiri adalah sektor

Pengangkutan dan Komunikasi. Kontribusi sektor ini pada pembentukan PDRB mencapai Rp

0,53 trilyun lebih. Hal ini didasarkan banyaknya migran keluar yang menuju kota besar. Para

perantau dari Wonogiri banyak bermukim di kota-kota besar macam Jakarta, Bandung, dan

Surabaya. Pergerakan daripara migran keluar inilah yang menyumbang PDRB Wonogiri di

sektor Pengangkutan dan Komunikasi.

4.2 Metode Perhitungan Shift-Share

Analisis Shift - Share merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk mengetahui

perubahan dan pergeseran sektor atau industri pada perekonomian regional maupun lokal.

Analisis Shift-share menggambarkan kinerja sektor-sektor disuatu wilayah dibandingkan

dengan perekonomian nasional. Bila suatu daerah memperoleh kemajuan sesuai dengan

kedudukannya dalam perekonomian nasional, maka akan dapat ditemukan adanya shift

(pergeseran) hasil pembangunan perekonomian daerah. Selain itu, laju pertumbuhan sektor-

sektor di suatu wilayah akan dibandingkan dengan laju pertumbuhan perekonomian nasional

beserta sektor-sektornya. Kemudian dilakukan analisis terhadap penyimpangan yang terjadi

sebagai hasil dari perbandingan tersebut. Bila penyimpangan itu positif, hal itu disebut

keunggulan kompetitif dari suatu sektor dalam wilayah tersebut (Soepono, 1993:44). Berikut

akan dijelaskan contoh penerapan analisis Shift-share, yaitu menganalisis

pergeseran perekonomian di Kabupaten Wonogiri dengan memperhatikan perekonomian

nasional (Indonesia).

15

Page 16: Wonogiri LQ Dan Mix Share Fix

Tabel 2. Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Sektoral Provinsi Jawa Tengah, 2007 dan 2010

PDRB MENURUT SEKTOR USAHA ATAS DASAR HARGA BERLAKU PROV. JAWA TENGAH

No. SektorTahun (Juta Rupiah)

Absolut Relatif (%)2007 2010

1 Pertanian 63.832.100,00

86.667.600,00

22.835.500,00 36

2 Pertambangan dan Penggalian 3.109.600,00

4.302.600,00

1.193.000,00

38

3 Industri Pengolahan 100.426.100,00

146.155.200,00

45.729.100,00 46

4 Listrik, Gas, Air Minum 3.416.300,00

4.645.500,00

1.229.200,00 36

5 Bangunan 18.113.000,00

27.124.600,00

9.011.600,00

50

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 62.278.000,00

86.998.300,00

24.720.300,00 40

7 Pengangkutan & Komunikasi 18.360.600,00

26.298.700,00

7.938.100,00

43

8 Keuangan Persewaan & Jasa Perusahaan 10.821.700,00

15.899.700,00

5.078.000,00 47

9 Jasa 32.071.400,00

46.599.900,00

14.528.500,00 45

JUMLAH PDRB 312.428.800,00

444.692.100,00

132.263.300,00 42

16

Page 17: Wonogiri LQ Dan Mix Share Fix

Tabel 3. Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Sektoral Kabupaten Wonogiri, 2007 dan

2010

PDRB MENURUT SEKTOR USAHA ATAS DASAR HARGA BERLAKU KAB. WONOGIRI

No. SektorTahun (Juta Rupiah)

AbsolutRelatif

(%)2007 2010

1 Pertanian 2.277.683,87 3.263.454,80 985.770,93 43

2 Pertambangan dan Penggalian 27.310,36 35.498,28 8.187,92 30

3 Industri Pengolahan 245.338,05 354.104,68 108.766,63 44

4 Listrik, Gas, Air Minum 40.965,54 53.907,49 12.941,95 32

5 Bangunan 153.393,18 224.252,08 70.858,90 46

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 586.717,53 838.151,01 251.433,48 43

7 Pengangkutan & Komunikasi 441.062,28 535.109,25 94.046,97 21

8 Keuangan Persewaan & Jasa Perusahaan 184.800,09 250.369,41 65.569,32 35

9 Jasa 594.910,63 889.738,27 294.827,64 50

JUMLAH PDRB 4.551.726,35 6.444.585,27 1.892.403,74 42

Analisis Shift-share untuk perekonomian Kabupaten Wonogiri dilakukan

dengan menggunakan variabel regional PDRB sektoral Kabupaten Wonogiri dan PDB

sektoral Provinsi Jawa Tengah tahun 2007 dan 2010. Pada Tabel, nilai PDRB sektoral

Kabupaten Wonogiri dihitung perubahannya, yaitu selisih antara nilai PDRB tahun dasar

dengan tahun analisis. Hal yang sama dilakukan juga pada nilai PDB sektoral Provinsi

Jawa Tengah, disajikan pada Tabel. Berdasarkan data tersebut, nilai PDRB sektoral

Kabupaten Wonogiri telah mengalami perubahan atau perkembangan. Nilai PDRB tersebut

tumbuh sebesar 132 Triliyun. Sedangkan perekonomian nasional (Indonesia) tumbuh sebesar

1.892 Triliyun.

Tabel 4. Analisis Shift-Share untuk Kabupaten Wonogiri, 2005 dan 2006

No. Lapangan UsahaPDRB Tahun 2007

(X)N R (region) R-N

1 Pertanian2.277.683,87 964.232,44 985.770,93 21.538,49

2Pertambangan /penggalian

27.310,36 11.561,54 8.187,92 -3.373,62

3 Industri245.338,05 103.861,17 108.766,63 4.905,46

4 Listrik, gas, dan air40.965,54 17.342,31 12.941,95 -4.400,36

5 Bangunan153.393,18 64.937,32 70.858,90 5.921,58

17

Page 18: Wonogiri LQ Dan Mix Share Fix

6Perdagangan, hotel, dan restoran

586.717,53 248.380,42 251.433,48 3.053,06

7 Transportasi/komunikasi441.062,28 186.718,87 94.046,97 -92.671,90

8 Keuangan184.800,09 78.233,09 65.569,32 -12.663,77

9 Jasa-jasa594.910,63 251.848,88 294.827,64 42.978,76

Jumlah-34.519,60

Tabel di atas merupakan tabel lanjutan di mana pada kolom (N) menunjukkan

seberapa besar seharusnya besar perubahan tiap komponen jika menggunakan asumsi

pertumbuhan Provinsi Jawa Tengah yang sebesar 42 %. Kolom R (region) menunjukkan

angka perubahan yang nyata pada suatu daerah tertentu dan kolom R-N menunjukkan

penyimpangan yang terjadi antara perubahan yang nyata dengan perubahan yang seharusnya

terjadi. Dari tabel tersebut, nampak bahwa beberapa sektor di Kabupaten Wonogiri

mengalami perubahan negatif. Ini berbeda dengan pertumbuhan yang diharapkan. Sektor

yang mengalami penyimpangan terbesar adalah sektor Transportasi dan komunikasi. Sektor

tersebut seharusnya dapat mengalami peningkatan sebesar Rp. 186.718,87 juta tetapi hanya

mampu meningkat sebesar Rp 94.046,97

4.2.1 Analisis Perhitungan shift-Share

Tabel 6. Analisis Shift-Share untuk Kabupaten Wonogiri, 2007 dan 2010 (Akhir)

No Lapangan Usaha N M S

1 Pertanian964.232,44 136.661,03 -115.122,54

2Pertambangan /penggalian

11.561,54 1.092,41 -4.466,04

3 Industri Pengolahan103.861,17 -9.813,52 14.718,98

4 Listrik, gas, dan air17.342,31 2.457,93 -6.858,29

5 Bangunan64.937,32 -12.271,45 18.193,04

6Perdagangan, hotel, dan restoran

248.380,42 11.734,35 -8.681,29

7 Transportasi/komunikasi186.718,87 -4.410,62 -88.261,28

18

Page 19: Wonogiri LQ Dan Mix Share Fix

8 Keuangan78.233,09 -9.240,00 -3.423,76

9 Jasa-jasa251.848,88 -17.847,32 60.826,08

Tabel di atas menunjukkan proporsi tiap komponen terhadap total PDRB Kabupaten

Wonogiri dan PDB Provinsi Jawa Tengah pada tahun dasar 2010. Kolom deviasi

menunjukkan penyimpangan angka pertumbuhan tiap komponen lapangan usaha terhadap

angka pertumbuhan Provinsi Jawa Tengah yang sebesar 42%. Kolom M (mix effect) yang

merupakan hasil perkalian angka penyimpangan dengan PDRB Kabupaten Wonogiri tahun

2010 menunjukkan regional industry mix effect (bauran industri). Angka regional industry

mix effect yang positif terjadi pada sektor pertanian, pertambangan/penggalian industri,

listrik, gas, air, perdagangan, hotel, restoran, keuangan, dan jasa-jasa. Sedangkan Angka

regional industry mix effect yang negatif terjadi pada sektor industri, bangunan,

transportasi/komunikasi, dan jasa-jasa. Hal ini disebabkan oleh sektor-sektor tersebut

memiliki kegatan yang lebih besar pada skala kabupaten namun pertumbuhannya lebih

rendah dibandingkan pertumbuhan nasional.

Tabel di atas merupakan tabel kesimpulan dari suatu analisis shift-share, hal ini akan

menunjukkan hasil regional shares effect (S) yang merupakan bagian komponen dari

perubahan absolut (R), bersama dengan pertumbuhan nasional (N) dan industry mix effect

(M). Pertumbuhan regional (S) Kabupaten Wonogiri untuk tidak semua sektor bernilai negatif

berarti ada beberapa sektor yang dapat memberikan kontribusi positif bagi perkembangan

perekonomian Kabupaten Wonogiri sendiri yaitu Industri Pengolahan, Bangunan, dan Jasa.

Namun, ada pula beberapa keuntungan lokal pada masing-masing sektor-sektor yang tidak

terjadi yang ditunjukkan dari nilai Pertumbuhan regional (S) yang bernilai negatif seperti

pertanian, pertambangan/penggalian industri, listrik, gas, air, perdagangan, hotel, restoran,

keuangan dan Transportasi dan komunikasi. Hal ini dapat dikaitkan dengan penrencanaan tata

ruang yang tidak sesuai dengan tempatnya pada masing-masing sektor sehingga pada tiap-tiap

sektor tidak menjanjikan suatu keuntungan komperatif (keuntungan yang diperoleh dari

faktor-faktor produksinya).

Pada pengaruh bauran industri regional (M) juga memberikan kontribusi negatif.

Akan tetapi, terdapat sektor yang memberikan kontribusi positif, yaitu sektor pertanian,

pertambangan/penggalian industri, listrik, gas, air, perdagangan, hotel, restoran, keuangan,

19

Page 20: Wonogiri LQ Dan Mix Share Fix

dan jasa-jasa Hal ini berarti keempat sektor tersebut mendapat pengaruh baik dari luar

Kabupaten Wonogiri dan keempat sektor tersebut mampu bersaing dengan sektor sejenis

di wilayah lain di luar Kabupaten Wonogiri. namun tidak mampu bersaing didalam

Kabupaten Wonogiri.

Setelah kita selesai melakukan analisis Shift-share sesuai tahap-tahap di atas kita

dapat mengetahui perubahan struktur perekonomian Kabupaten Wonogiri dengan

memperhatikan perkembangan perekonomian nasional. Selain itu, analisis Shift-share juga

dapat digunakan untuk membantu dalam perumusan berbagai kebijakan pembangunan

terrmasuk perumusan kebijakan anggaran.

Dengan analisis Shift-share, kedudukan perekonomian daerah terhadap

perekonomian daerah yang menjadi referensi atau diacu dapat diketahui. Analisis Shift-

share dapat digunakan untuk menghitung dan menganalisis variabel perekonomian

regional sampai tingkat terkecil, misalnya subsektor (tergantung data variabel regional yang

tersedia). Hasil analisis Shift-share tersebut dapat memberikan informasi kepada

pengambil kebijakan, misalnya mengenai sektor-sektor unggulan suatu daerah dan

tingkat spesialisasi suatu sektor.

Analisis Shift-share dapat digunakan untuk menentukan sektor-sektor prioritas suatu

daerah. Hal ini penting bagi perumusan kebijakan anggaran. Dengan menentukan sektor-

sektor prioritas, pemerintah daerah akan dapat menentukan alokasi dan prioritas anggaran

untuk sektor-sektor yang secara signifikan dapat memacu perkembangan atau

pertumbuhan perekonomian daerah. Selain itu alokasi anggaran yang tepat dapat mendorong

tercapainya kesejahteraan masyarakat.

20

Page 21: Wonogiri LQ Dan Mix Share Fix

KESIMPULAN

Kabupaten Wonogiri memiliki 8 sektor yang nilai LQ>1 dimana merupakan sektor

yang memiliki potensi unggulan dimana sektor telah mampu untuk memenuhi

kebutuhannya sendiri juga untuk memenuhi kebutuhan daerah lainnya dan cenderung

berorientasi ekspor (economic base). Sektor yang memiliki potensi unggulan pemberi

kontribusi PDRB terbesar di Kabupaten Wonogiri adalah sektor pertanian dengan

nilai LQ sebesar 2,60,. Kemudian disusul oleh Pengangkutan dan Komunikasi, Jasa

dan Keuangan,Persewaan dan Jasa Perusahaan, Listrik, Gas, Air Minum,

Pertambangan, Bangunan, Perdagangan, Hotel dan Restoran dan terakhir Industri

Pengolahan. Hal ini juga membuka peluang perluasan kesempatan kerja bagi

masyarakat.

Pertumbuhan regional Kabupaten Wonogiri untuk semua sektor tidak bernilai negatif

artinya beberapa sektor mampu memberikan kontribusi positif bagi perkembangan

perekonomian Kabupaten Wonogiri sendiri yaitu Industri Pengolahan, Bangunan, dan

Jasa yang menunjukkan trend postitif dalam pertumbuhan regional dan patut diprioritaskan

oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Wonogiri untuk dikembangkan. Karena sektor yang

mempunyai pertumbuhan regional positif ini menunjukkan adanya keuntungan lokal

pada beberapa sektor tersebut. Namun, adanya kontribusi negatif pada beberapa sektor

seperti pertanian, pertambangan/penggalian industri, listrik, gas, air, perdagangan,

hotel, restoran, keuangan dan Transportasi dan komunikasi, hal ini dapat dikaitkan

dengan penrencanaan tata ruang yang tidak sesuai dengan tempatnya pada masing-

masing sektor sehingga pada tiap-tiap sektor tidak menjanjikan suatu keuntungan

komperatif (keuntungan yang diperoleh dari faktor-faktor produksinya).

21

Page 22: Wonogiri LQ Dan Mix Share Fix

DAFTAR PUSTAKA

Bendavid-Val, Avrom, Regional and Local Economic Analysis for

Practitioners,Wesport, Connecticut: Praeger, Fourth Edition, 1991.

Dinc, Mustafa, “Regional and Local Economic Analysis Tools”, The World Bank,

Washington DC, January 2002.

Soepono, Prasetyo “Analisis Shift-share: Perkembangan dan Penerapan” Jurnal

Ekonomi dan Bisnis Indonesia, September 1993.

Badan Pusat Statistik, Kabupaten Wonogiri dalam Angka 2005/2006

www. Wonogirikab .go.id

http://kumoro.staff.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2007/06/analisis-shift-share-lq.pdf

http://iirc.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/2356/1/A08mgh_abstract.pdf

22