Wisuda kok nganggur
-
Upload
stmik-syaikh-zainuddin-nw-anjani-lombok-timur -
Category
Education
-
view
76 -
download
5
description
Transcript of Wisuda kok nganggur
Wisuda Tanpa Nganggur 1
isuda Tanpa Nganggur
Sarjana kok Nganggur – What is the problem?
Di bangku SD ato SMP, Bapak atau Ibu guru di sekolah
sering nanya “ Nak, kalo sudah besar cita-citanya mau jadi apa
ya?”. Dengan spontan ada yang menjawab “ jadi dokter, jadi polisi,
jadi guru, jadi presiden, kayak pak SBY”. Hahahaha….jawaban tersebut seringkali
menjadi bahan ketawaan teman-teman di kelas. Tetapi, jawaban itu keluar begitu
saja dan kita mengatakannya dengan lantang atau mungkin dengan nada malu-malu.
Ada juga kalo ditanya begitu, mereka menjawab “ gak tahu Pak, Bu”.
Karena dorongan cita-cita tersebut, akhirnya kita bersemangat belajar,
dan orang tuapun ikut berjuang untuk membiayai pendidikan kita. Mereka berusaha
memasukkan kita di sekolah-sekolah yang bagus, tidak penting berapa biaya yang
akan dikeluarknnya. Mereka sanggup mengorbankan harta bendanya, menggadaikan
barang berharga di rumah, menjual sawah, kebun, sapi maupun ayam. Banyak juga
yang berhutang ke rentenir demi mendukung cita-cita si Anak.
Atas perjuangan orang tua, akhirnya kita berhasil menyelesaikan
pendidikan kita di SMA atau SMK. Setelah itu, kita berlomba-lomba untuk masuk
ke perguruan tinggi idaman. Tentunya, jurusan yang kita inginkan adalah yang sesuai
dengan cita-cita kita. Yang berniat jadi dokter, kuliah di Fakultas kedokteran, yang
mau jadi guru, mendaftar di Fakultas keguruan. dan becita-cita jadi pengusaha,
akhirnya masuk jurusan bisnis. Tetapi ada juga yang masuk jurusan tertentu karena
ikut-ikutan. Terkadang, karena saking banyaknya saingan masuk perguruan tinggi,
ada yang terpaksa memberikan “uang sogokan” agar bisa masuk di jurusan yang
diinginkannya.
Setelah diterima di perguruan tinggi pilihan, kitapun mulai ikut kuliah dan
berusaha mengikuti semua prosesnya dengan serius. Semua tugas kita kerjakan
sebaik mungkin, sampai tugas akhir (skripsi) kita tulis sampai mau muntah. Habis
itu, kita di wisuda dan kemudian dapat gelar Sarjana. So what next?
Lalu apakah cita-cita sudah terwujud? Mmm…jawabanya belum tentu. Khan
kita baru saja jadi Sarjana dan itu bukan berarti langsung dapat kerja. Pergurua
tinggi kan tugasnya hanya membantu memberikan pendidikan dan keterampilan
W
Menganggur, kata yang
dibenci dan paling ditakuti
oleh semua orang khususnya
lulusan perguruan tinggi.
Artikel ini membahas tentang
tiga hal : kenapa sarjana bisa
menganggur, bagaimana
beberapa orang mahasiswa
berhasil sebelum wisuda, dan
apa langkah-langkah yang
harus dilakukan agar tidak
terjebak kedalam penjara
“ngangur”
Marham Jupri Hadi, M.Ed
(Praktisi dan Pemerhati
Pendidikan dan Penulis buku
Inspirasi : Berburu di Negeri
Kangguru)
Wisuda Tanpa Nganggur 2
sesuai dengan jurusan kita masing-masing. Masalah pekerjaan sich urusan-masig-masig kita.
Minggu pertama wisuda, kita masih mengalami awesome moment karena telah berhasil menyelesaikan
pendidikan tingkat tinggi. Tetapi perasaan excited tadi perlahan akan mulai berganti dengan bingung dan bahkan
stressed karena kita belum ada pekerjaan yang kunjung mendatangi. Kitapun akhirya mulai mencari informasi kerja,
menghadiri seminar bisnis, ataupun mencari-relasi kesana kemari dengan harapan “mudahan ada peluang”. Eeeh..setelah
sekian bulan, ternyata kita masih nganggur, pusing dech. Orang tuapun nanya melulu kapan kita bisa kerja. Tetanggapun
juga ikut ngerumpi tentang kita “ si Sarjana menganggur”. Teman-temanyang sama-sama wisuda juga sama. Kalo dulu
waktu kuliah, teman satu SMA akan bertanya, “ kamu kuliah dimana”?. Dengan bangga kita jawab “ aku kuliah di
Uniersitas Masa Depan”. Kalo udah wisuda, teman satu bangku mungkin juga bertanya “ eeh sekarang lho udah kerja
belum”…Kita jawabnya “ belum, ente gimana? Kalo ada informasi, kasi tahu dong.”.
Yaa… itulah kenyataan pahit yang harus diterima oleh kebanyakan sarjana di seluruh wilayah Indonesia.
Begitu di wisuda, kebanyakan mereka belum bisa mewujudkan impian mereka sejak kecil.
enapa mereka nganggur?
Sarjana menganggur lebih berbahaya dari tamatan SMA yang tidak punya pekerjaan. Tidak saja
membuat mereka menjadi tidak percaya diri, putus asa, sarjana yang menganggur bisa memberikan dampak
tidak baik bagi nama baik keluarga dan dunia pendidikan. Karena “ Si Amin” menganggur, maka orang tua “ si
Amat” mungkin akan mengatakan “ untuk apa kuliah, toh nganggur juga”. Penilaian mereka tidak salah karena
itulah fakta yang ada dan seandainya orang tua si Amat tidak menguliahkan anaknya gara melihat kita nganggur, itu
juga merupakan pengaruh negatif dari Si “ Amin” yang menjadi sarjana pengangguran.
Saya ingin mengajak para sahabat untuk mengintip kenapa sih seorang sarjana bisa menganggur. Coba kita
lihat satu persatu pendapat orang-orand di sekitar kita. Ada yang menyebut sebabnya adalah karena, Salah jurusan,
Kuliah tidak rajin, Kurang Pintar, Tidak punya modal untuk buka usaha dan Tidak ada duit untuk menyogok. sebagian
juga ada yang berkata “sekarang susah cari kerja, terlalu banyak saingan sementara peluang kerja terlalu sedikit”.
Beberapa pemerhati pendidikan mengatakan bahwa lulusan perguruan tinggi nganggur karena mereka kurang kreatif.
Sementara si Sarjana juga ikut mengkritik dengan berkata “pemerintah ngak peduli pada anak bangsa”. Kritikan juga
muncul dari orang tua yang menilai bahwa perguruan tinggi tidak memberikan memberikan bekal yang cukup kepada
para mahasiswanya dan “universitas hanya mementingkan uang masuk dari mahasiswa”. Seorang mahasiwa ditanya
kenapa di nganggur, dia dengan nada pesismis menjawab “ saya khan tidak punya kenalan atau keluarga di kantor atau
perusahan, jadi susah masuknya”. Ada juga yang mengatakan “ ada kenalan juga belum tentu dapet kerja, kalo kita
nggak ngasi uang pelicin”. Alasan-alasan tersebut sangat realistis dan pengangguran tidak bisa dibiarkan begitu saja
karena dampak negatifnya sangat banyak.
K