Hay Tong Kok

download Hay Tong Kok

of 563

Transcript of Hay Tong Kok

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    1/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/

    Karya : Ceng Ceng Yin/Zheng Zheng Yin (The CengIn)Diceritakan oleh : OKT (1959)

    Sumber djvu ManiseEbook oleh : Dewi KZ

    http://kangzusi.com/ atau http://http://dewikz.byethost22.com/

    Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)

    O.K.T. (Oey Kim Tiang), 1903 - 1995

    Pertempuran di Lembah "Bunga Hay Tong" - Hay TongKok/ OKT. (Oey Kim Tiang), Surabaya: Wastu LanasGrafika bekerja sama dengan Masyarakat Cerita Silat,

    2007.

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    2/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/i v + 341 halaman; 13 x 18 cm

    ISBN 978-979-3743-86-8

    1. Cerita Silat

    2. Judul

    Pertempuran di Lembah "Bunga Hay Tong" - Hay TongKok

    Cetakan pertama: Keng Po, Jakarta, 1958.

    Cetakan kedua: Wastu Lanas Grafika, Surabaya,Agustus 2007.

    I

    "Cuncu, ke dalam daerah kita ada masuk sebuah

    perahu asing," demikian laporan satu penduduk padaketuanya, Tan Tay Yong. "Perahu itu datangnya tadisiang, penumpangnya ada satu nona umur tujuh ataudelapan belas tahun. Kita tadinya tidak terlalu perhatikankendaraan itu, sampai sudah jauh lewat lohor, ia masihbelum mau berlalu, maka itu, aku datang melaporkan."

    "Jikalau penumpang perahu itu tidak ada orang

    lelakinya, ia barangkali tidak ketahui aturan kita di sini,"berkata si ketua. "Sekarang kau jangan ganggu padanyaatau bertindak sembarangan, hanya pasang mata sajamalam ini, besok kita nanti lihat lebih jauh. Larang siapajuga hampiri atau naiki perahu asing itu, kita semua adalaki-laki sejati, jaga jangan sampai orang bilang kitamenghina orang perempuan. Kita dapati dusun kita ini

    mengandal sama tenaga kita, dari itu, kita mesti jaga

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    3/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/nama baik kita. Aku ingin laranganku ini diturut, jikalautidak, hati-hati, jangan nanti sesalkan aku keterlaluan!"

    "Baik, cuncu," berkata penduduk itu yang segeraundurkan diri.

    Tan Tay Yong adalah ketua dari Giokliong-giamHiecun, dusun perikanan dari lembah Giokliong-giam.Dusun ini berada di bawahan, di sebelah ilir dari sungaiEnglok-kang. Sungai ini berada dalam daerah Losiauw-san, di Oulam. Di sebelah udik, di atasan Englok-kang,

    ada berdiam rombongan penduduk lainnya, begitu pun disebelah bawahan dusun perikanan ini, ada lagi lain-lainpenduduk. Hiecun tidak punya perhubungan dengantetangga-tetangganya; malah dengan rombongan dariEnglok-kang udik mereka berselisih, sebab merekalahyang dimusuhi.

    Hiecun ada satu daerah yang bagus, indah

    pemandangan alamnya, sungainya banyak ikannya,daratannya ada sawah kebunnya, hingga di air merekabisa tangkap ikan, di darat mereka dapat potong padidan pungut hasil tanaman lainnya. Maka dalam semuamusim mereka dapat hidup dalam kecukupan, apapulamemang mereka semua hidup sederhana, makanpakainya hemat, malah bahan pakaian pun mereka tenun

    sendiri. Di bawah anjurannya Tan Tay Yong juga merekasemua mempunyai simpanan uang, hingga umpama katamesti nganggur sekian waktu, mereka tidak akankekurangan belanja. Keadaan ada lain bagi pihakpenduduk Englok-kang udik: mereka tidak bersawahkebun, tidak bercocok tanam, kalau musim paceklikmereka nampak kesukaran, sedang di musim pasang,mereka kebanjiran.

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    4/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/Giokliong-giam Hiecun ada punya aturan sendiri yang

    diadakan untuk keselamatan diri sendiri, yaitu melarangorang lain tempat datang menangkap ikan dalam

    daerahnya, melarang orang lain kampung datang tinggaldi dusunnya, malah orang tidak boleh bermalam di situ.Untuk pesiar, orang diberi ketika juga, tetapi tidak dalamrombongan-rombongan. Larangan ini diikuti kekerasan,ialah andaikata ada yang melanggarnya, orang yangmelanggar itu lantas diusir, kalau perlu dengan paksa.

    Satu kali telah terbit bentrokan antara pihak Hiecundan pihak Englok-kang udik. Sebabnya ialahserombongan penduduk Englok-kang datang menangkapikan. ketika dilarang, mereka melawan, hingga keduapihak jadi bertempur Kesudahannya pihak Englok-kangkalah dengan kerusakan.

    Pihak Englok-kang juga penasaran, karena mereka

    anggap pihak Hiecun sudah rampas daerah yang makmuritu, yang mereka anggap ada termasuk dalam daerahmereka, sedang dengan dirampasnya dusun itu, merekajadi kehilangan daerah air yang banyak ikannya

    Pihak Tan Tay Yong adalah pengungsi dari daerahsungai Hucun-kang. Tadinya, dalam satu rombonganmereka datang ke Hiecun untuk menangkap ikan, dari

    hanya bermondok, lantas mereka berumah tangga,hingga tempat itu merupakan satu kampung kecil.Jumlah mereka ada kira-kira tujuh puluh keluarga. Tapi,meski kecil jumlah mereka, namun mereka sangat ragemdan kuat. Memang mereka ada asal rombongan nelayanyang berani.

    Sebenarnya pihak Hiecun ada dari rombongan Kiushe

    Hiekee, yaitu rombongan Nelayan Sembilan She dari

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    5/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/Hucun-kang. Rombongan ini ada mempunyai orang-orang yang gagah, paling belakang masih ketinggalandua tetuanya yang lie-hay, yaitu Hiejin Tan Ceng Po dari

    Tonglouw dan Lim Siauw Chong dari Liongyu. Berduamereka jarang muncul, kalau mereka atau salah satunyadatang, tentu untuk urusan penting, yaitu Hiecun beradadalam bahaya atau ada salah satu anggota keluargayang main gila dan perlu dikendalikan. Mereka lakukanpenilikan secara diam-diam pada anak cucunya. Pihakmereka tidak bergaul dengan pihak lain tapi mereka juga

    tidak mau ganggu lain orang. Maka itu, Tan Tay Yongselalu berjaga-jaga, supaya daerahnya tidak ada orangyang datangi.

    Begitulah lantas ada datang laporan berhubungkedatangannya perahu asing itu.

    Perahu asing itu muncul di harian yang indah dari

    musim Cui dari siang sampai sore ia tidak berlalu lagi,tidak heran kalau penduduk Hiecun jadi bercuriga,hingga mereka pasang-mata. Meski begitu, Tan Tay Yonghendak berlaku hati-hati.

    Besoknya, sampai terang tanah, perahu asing itu tetapmasih belum berlalu. Sekarang diketahui, kecuali si nonasebagai penumpang, ada lagi satu orang perempuan,

    satu nyonya setengah tua. Berhubung dengan ini, TanTay Yong telah menerima laporan yang kedua kali. Tapi,meski demikian, ia belum mau ambil tindakan. Ia tidakpercaya bahwa orang mau tinggal menetap.

    Kemudian datang laporan yang ketiga, kali ini adalahhalnya perahu asing itu telah pergi, entah ke mana

    Tan Tay Yong segera pergi memeriksa, ia dapatilaporan itu benar adanya

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    6/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/"Bagus!" pikir Tan Tay Yong. "Memang lebih baik ia

    pergi siang-siang, kita jadi tidak usah pusing kepala!Syukur aku tidak bertindak sembrono...."

    Tapi, selagi ia memandang jauh ke sungai, tiba-tibamatanya melihat sebuah perahu kecil sedangmendatangi. Perahu itu memakai layar, lajunya pesatlaksana anak panah. Cepat sekali perahu itu sudah mulaimasuk ke dalam daerah Hiecun.

    Layar sudah lantas diturunkan, tapi perahu maju

    terus, sekarang karena pengaruhnya penggayuh.Ketua Tan melihat di kepala perahu ada satu nona dan

    di belakangnya ada satu nyonya yang menggayuhperahu.

    Perahu itu telah dikepinggirkan ke tempat yangkemarin.

    Si nona pandang Tan Tay Yong sekian lama, lantas iasingkap papan perahu akan keluarkan satu rantangpenuh makanan, dengan membawa itu ia masuk kedalam gubuk perahu.

    Tay Yong bertindak maju sampai dekat ke mukaperahu yang ia awasi dengan teliti. Ia dapat kenyataan,kendaraan itu bukan kepunyaan pihak Englok-kang. Ia

    tadinya hendak menanya mereka itu orang dari manadan bermaksud apa datang ke Hiecun, tapi ia harusbatalkan niatannya, karena kedua orang perempuan ituselanjutnya tidak muncul pula. Terpaksa ia ngeloyorpulang dengan anggapan, karena mereka ada orang-orang perempuan, seharusnya mereka bukan orang jahatatau dari pihak musuh.

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    7/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/Di lain harinya lalu ternyata bahwa dua perempuan itu

    tidak niat berlalu dari Hiecun yang terlarang itu. Merekatelah mendarat dan menempati sebuah gubuk tertutup

    papan yang mencii sendirian di tepi sungai. Itu adagubuknya satu familie nelayan yang datang ke situ padadua tahun berselang, tetapi mereka telah diusir olehpihak Hiecun dan berlalu dengan tinggalkan gubuknya ituyang mereka tidak bikin rusak atau bongkar. Karenatelah lama tidak diisi, gubuk itu rusak di sana-sini. Tapigubuk itu diperbaiki oleh si nyonya dan nona, hingga

    tidak lagi ada yang bocor atau berlubang.

    Lagi-lagi Tan Tay Yong menerima laporan.

    "Sekarang ini tidak bisa lain, mereka itu harus diusir,"demikian penduduk kampung itu. "Kita tidak bisa ijinkanorang asing tinggal nyelak di antara kita!"

    "Sabar," berkata ketua itu. "Jangan kita bertindak

    sembarangan atau ganggu mereka. Mereka ada orang-orang perempuan, kita tidak boleh berlaku kasar.Tunggulah, aku tahu bagaimana harus bertindak. Siapatidak dengar aku, akan dihukum menurut aturan kita!"

    Penduduk itu terpaksa menurut. Mereka hanyamenaruh perhatian saja.

    Kuatir penduduknya main gila, pada suatu soredengan diam-diam Tan Tay Yong pergi ke gubuk tua itu.la berniat menanyakan keterangan pada kedua orangasing itu. Di tepi sungai tertambat perahu kecil itu. Daridalam gubuk, sinar api molos keluar. Jendela yangterbikin dari bambu telah ditempelkan kertas.

    Menghampiri pintu, Tan Tay Yong sengaja batuk-batuk

    selaku tanda.

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    8/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/"Nyonya dan nona, aku sengaja datang berkunjung!"

    ia berkata. "Ada suatu urusan yang aku hendakbicarakan kepadamu berdua!"

    Daun pintu segera terpentang dan si nona muncul dimuka pintu, ia manggut pada si ketua.

    "Ibu, cuncu datang berkunjung!" ia berkata padaibunya. "Rumah kita begini macam, cara bagaimanadapat kita sambut tamu di sini?"

    Sambil berkata demikian, si nona tetap berdiri di

    tengah pintu, rupanya ia seperti kuatir ketua Tan akanmenyerbu masuk....

    Lantas dari dalam terdengar suaranya si nyonyasetengah tua, 'Cuncu unjuk muka terang pada kita, carabagaimana kita bisa tidak sambut padanya? Silakancuncu masuk!"

    Si nona lekas-lekas berdiri nyam-ping, ia menjura padaTan Tay Yong.

    'Cuncu, silakan masuk!" ia mengundang. "Silakanduduk di dalam!"

    Tan Tay Yong terima undangan itu, ia bertindakmasuk.

    Si nyonya telah muncul, ia terus unjuk hormat padatamunya

    'Cuncu, sudikah kau maafkan kami," berkata ia."Sebenarnya begitu lekas kami datang ke Giokliong-giam,kami harus kunjungi kau, tak disangka sekarang cuncuadalah yang mendahului kami. Sungguh kami merasakurang enak. Kami ada ibu dan anak yang terlunta-lunta

    hingga hidup mirip sebagai pengemis, maka itu, dengan

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    9/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/kebaikan cuncu, kami hendak tinggal di sini untuksementara waktu saja Kami tidak mempunyai apa-apa disini, sampai pun kursi tidak ada, kecuali bangku tua ini.

    Silakan duduk!"

    Memang juga Tan Tay Yong tidak lihat perabotanlainnya dalam ruangan itu, malah pembaringan terbikindari dua lembar papan pintu tua, yang hanya diganjalbawahnya. Apa yang aneh, demikian miskinperlengkapannya rumah, tapi segala apa ada sangatbersih, begitu juga bersihnya pakaian dari ibu dan anakitu, meskipun pakaian mereka ada dari bahan cita yangmurah.

    Bangku kecil ada di dekat jendela, di situ Tay Yongduduk.

    Nyonya rumah duduk di pembaringan, di sampingberdiri gadisnya. "Aku belum ketahui she dan namamu,

    nyonya," Tay Yong kemudian tanya. "Nyonya berduasebenarnya ada asal mana?"

    "Kami ada dari kaum keluarga Yan," sahut si nyonya,"kami asal Ciantong di Ciatkang tetapi sudah satu tahunlebih kami mengembara di Sucoan. Di kampung kami,kami tidak mempunyai sanak keluarga pula, kamisekarang tinggal berdua saja. Karena sejak muda hidup

    di atas air, kini pun kami terpaksa main di perahu saja.Cuncu telah kunjungi kami, mungkinkah ada suatuurusan penting?"

    Tay Yong heran. Kenapa nyonya itu dan anaknyaketahui ia ada ketua Hiecun? Bukankah mereka ini barudatang dan tidak pernah bicara pada salah satupenduduk, malah sebaliknya penduduk rata-rata niat usirmereka? Kenapa si nyonya nampaknya tidak puas

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    10/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/terhadap kunjungannya ini? Mau tidak mau, ia lalu bicaradengan sikap sungguh-sungguhkan toanio," berkata ia,"aku datang kemari karena desakannya penduduk

    nelayan dari dusunku ini. Baiklah aku berikanketerangan. Giokliong-giam Hiecun ini dibuka oleh kami,kami tidak punya perhubungan dengan pihak mana juga,kami hidup mengandel tempat dan tenaga sendiri. Olehkarena kami hidup menyendiri, kami pun telah adakanaturan istimewa, ialah melarang lain orang yang bukansekaum atau segolongan tinggal di dalam daerah ini. Kau

    berdua telah datang secara mendadak dan lantas tinggaldi rumah ini, perbuatanmu ini ada bertentangan denganaturan kami. Nyonya berdua biasa hidup di atas air,nyonya niscaya ketahui sifatnya kaum nelayan. Merekaitu berniat minta nyonya berdua lekas keluar dari daerahini, tetapi aku cegah tindakan lancang dari mereka. Kauberdua sebagai orang-orang perempuan, kami tidak ingin

    menghina, maka itu, aku telah datang dengan maksudbaik. Ini ada keteranganku yang sebenarnya, nyonya.Dusun kami ini ada aman dan makmur sekalipun dimusim paceklik, kami masih tidak kekurangan suatu apa.Pribahasa kata, satu keluarga hidup senang, lain keluargapenasaran. Ini sudah terjadi dengan kami. Kami yanghidup cukup dan senang, telah membuat pihak Englok-kang udik menjadi jelus dan berdengki, malah merekaniat merampas daerah ikan kami. Karena ini, kamipernah bentrok satu kali, dengan demikian kami selaluberjaga-jaga, sebab kami kuatirkan serangan yangkedua, yang mestinya ada terlebih hebat. Oleh karenaitulah kami tidak bisa ijinkan orang asing tinggal di dalamdusun kami. Sekarang kami minta nyonya dan anakmusuka berdaya, lebih lekas lebih baik, karena benar-benar

    kamu berdua tidak dapat tinggal di sini. Diumpamakan

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    11/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/anak-anak muda kami bertindak lancang, terang denganbegitu kami jadi menghina pada nyonya berdua.Tidakkah nyonya pun ada berpikir demikian?"

    Baru saja Tan Tay Yong tutup mulutnya, atau nyonyaitu sudah bersenyum tawar.

    "Inilah aneh!" katanya. "Kami berdua hidup di atasperahu butut sejak banyak tahun, di tempat mana sajayang ada ikannya, kami selalu singgah untuk menangkapikan, sampai sebegitu jauh kami ada merdeka. Tan

    cuncu, kau ada orang dari kaum Sungai Telaga, kauniscaya ketahui bahwa sungai ada kepunyaan orangbanyak dan 'Su hay wie kee' empat penjuru lautanadalah rumah kita! Kau bilang, daerah ini kau yang buka,hasilnya semua kau yang punya, hingga kau larang lainorang turut mengecap. Tapi di sebelah itu aku ketahui,negeri adalah kepunyaan pemerintah agung,

    sebagaimana Giokliong-giam Hiecun ini pun tidakmenjadi kecuali! Cuncu, apakah bisa jadi, daerah ini kautelah beli semua? Kami telah datang kemari, kami berduaadalah orang-orang perempuan dan pula melarat,melihat keadaan kami, kami memang tahu gampangorang memandang hina pada kami. Karena itu, kita tahudiri! Kami hidup dari hasil sungai, tetapi kami tidak beranitangkap ikan di dalam kalangan ini, maka untukmenangkap ikan, kami pergi keluar daerah. Begitupununtuk tinggal, kami tidak berani masuk ke Hiecun, kitahanya pilih gubuk ini di mulut muara, gubuk yang kosongdan rusak. Dengan tinggal di gubuk reyot ini, kami samasaja dengan orang yang dirikan gubuk saung, meluluuntuk lindungi diri dari serangannya angin dan hujan.Tapi cuncu, kau larang kami menumpang di sini, apakah

    maksudmu yang sebenarnya? Undang-undang negeri

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    12/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/memang keras, meski begitu, tidak nanti negeri tutupsemua sungai, telaga dan laut! Kami tinggal di sini,cuncu, tetapi tidak nanti kami ganggu pihakmu. Anakku

    ini adalah yang biasa tangkap ikan, ia mempunyaikebisaan sendiri. Kalau pihakmu sedang menangkapikan, kami akan menyingkir jauh-jauh, bukankah itu tidakmengrecoki? Kami sekarang sudah tinggal di sini untuksementara waktu, kami tidak bisa lantas pindah, maka,cuncu, harap kau suka berlaku murah...."

    Tan Tay Yong tercengang, itulah jawaban yang iatidak sangka-sang-ka. Dan jawaban itu sangat beralasan,hingga ia tidak dapat jalan untuk membantahnya. Tapi disebelah itu, ia juga merasa tidak puas mendengar lagusuara yang menantang itu.

    "Yan toanio, aku sebenarnya datang dengan maksudbaik," ia berkata, dengan mencoba berlaku sabar.

    "Menurut katamu, nyonya, sudah terang kau tidak niatberlalu dari sini, meski demikian, aku masih hendak pakaiaturan. Aku hendak berdamai nyonya, kenapa kauartikan secara keliru? Jikalau kau tetap tinggal di sini,bagimu bahayanya ada banyak, andaikata orang-orangmuda dari kampung ini tidak mau mengerti dan merekaambil tindakan yang tidak pantas, yang tidakmenguntungi kau, aku benar-benar tidak dapatbertanggung jawab. Karena benar-benar aku tidaksanggup kendalikan lagi mereka itu. Dalam hal ini, akuminta nyonya tidak sesalkan aku...."

    Air mukanya Yan Toa Nio tidak berubah meski ketuaHiecun telah menyatakan demikian.

    "Aku tidak berdaya, cuncu," katanya. "Sekarang baik

    cuncu jangan pedulikan lagi pada kami, ibu janda, anak

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    13/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/piatu. Apakah kami sudah ditakdirkan berperuntunganburuk! Kami terima. Tetapi aku bisa terangkan, kamiberdua belum pernah lakukan apa-apa yang

    bertentangan dengan pri-kemanusiaan dan pri-keadilan,maka aku percaya kami akhirnya tidak akan ketemuiorang yang mengandung maksud jahat terhadap kami.Andaikata penduduk Hiecun hendak mengganggu kami,apa boleh buat. Kami berdua telah merasa beruntungmasih bisa hidup sampai sekarang, apa yang akan terjadiselanjutnya, kami tidak pikirkan.... Kami anggap jiwa

    kami sebagai benda yang tidak ada harganya...."

    Tan Tay Yong jadi bertambah mendongkol. Nyonya itubicara dengan sabar, tetapi kata-katanya sangat tajammenusuk hatinya. Ia datang dengan maksud baik, siapanyana, orang telah salah mengerti. Lantas, sambiltertawa dingin, ia berbangkit.

    "Yan toanio, aku mesti sesalkan diriku yang usilan,"katanya, yang masih coba kendalikan diri. "Aku telahmenjadi nelayan duapuluh tahun lamanya dan hidup dimuka air, selama itu aku selalu bawa sikap terus terang,aku menjunjung pri-kemanusiaan. Kau telah datang ketempat ini, aku tidak niat menghina kau dan tidak pernahpikir untuk mengganggu, inilah sebabnya aku datangsendiri padamu. Aku merasa bahwa sebagai ketua akuada lemah, tetapi tidak pernah berlaku kurang hormatpada orang luar yang datang kemari, dan itu menyesalaku telah menyebabkan toanio jadi tidak puas. Maaf, akutelah gerecoki kau berdua. Sampai lain hari!" Lantas iaberbangkit. Yan Toa Nio juga berbangkit dan berkata,"Jangan mengucap begitu, cuncu. Kau tidak gerecokikami. Biasanya saja kalau orang mengurus satu pada

    lain. Malah aku berterima kasih untuk sikapmu ini. Tapi

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    14/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/kita berada dalam kesukaran, andaikata mesti berlaludari sini, barangkali tidak ada lain tempat di mana kamibisa tumpangkan diri. Cara bagaimana kami bisa pindah

    lagi? Cuncu, maafkan kita..."

    Tan Tay Yong dalam kemendongkolannya tidak inginmenyahuti nyonya itu.

    "In-jie, antarkan cuncu," sang nyonya berkata pula."Kau sudah besar, cuncu datang untuk unjukkebaikannya, kenapa kau berdiam saja?...."

    Si nona tidak jawab ibunya, ia hanya pergi antarkantamu yang tidak diundang itu.

    Selagi tadi ia masuk, Tan Tay Yong kurang perhatikandi sekitarnya, tetapi sekarang, ia heran melihat di dalampekarangan ada lima buah batu besar sekali, setiap batubarangkali beratnya ada tiga atau empatpuluh kati,ditaruh berbaris rapi. Ia tahu, batu sebesar itu tidakterdapat di sekitar mulut muara, hanya di kaki bukitGiokliong-giam. Tapi ibu dan anak itu baru saja sampai,cara bagaimana mereka bisa datangkan semua batu itu?

    Meski hatinya bersangsi, Tan Tay Yong berjalan terus.

    "Maaf, cuncu, aku tidak mengantar lebih jauh!"berkata si nona, sesampainya ketua ini di luar pagar

    pekarangan. "Kalau ada tempo, sudilah kau datang pulake sini untuk pasang omong...."

    "Silakan kembali, nona," sahut Tay Yong, sambil putartubuhnya.

    Dengan tidak sungkan-sungkan, si nona tutup pintupagar.

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    15/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/Baru saja Tan Tay Yong jalan tiga tindak segera ia

    dengar suara tertutupnya pintu gubuk, hingga ia menjadiheran.

    "Begitu cepat jalannya," pikir ia. Tanpa merasa iamerandek, balik ke pintu pagar dan mengintip ke dalam.Benar saja, si nona telah menghilang ke dalamrumahnya! Lantas dari dalam rumah terdengar suaratertawa, disusul dengan ucapan, "Pasti ia mendongkolbukan main!"

    "Eh, In-jie, apa kau bilang?" terdengar tegurannya sinyonya tua. "Tamu kita itu tentu belum pergi jauh...."

    Tan Tay Yong coba mendengari, akan tetapi rumah itujadi sunyi sirep, maka dengan masgul, ia lanjutiperjalanannya pulang. Terang nyonya dan anaknya itumencurigai, ia menduga-duga. Ada luar biasa, sebagaiorang-orang perempuan, mereka hidup berduaan saja di

    muka air untuk bergaul dengan orang laki-laki dari segalamacam tingkatan. Katanya mereka ada nelayan, tetapiroman dan keadaan mereka tidak menunjuki sebagaiorang-orang kasar yang biasa hidup melarat danbersengsara. Tidak bisa jadi mereka ada nelayan tulen.Tetapi, kenapa perlengkapan rumah mereka adademikian miskinnya?

    "Anehnya, mereka tidak takuti aku?" cuncu ini pikirlebih jauh. "Dengan maksud baik aku minta merekapindah, kenapa mereka membelar? Aku seorang yangbanyak pengalaman, tetapi tidak mampu menduga ibudan anak itu ada dari golongan mana...."

    Tay Yong pergi dengan tidak diketahui oleh pendudukkampung, tetapi toh ada orang yang dapat lihat ia pergi

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    16/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/ke gubuk itu. Kendati mereka ini tidak berani mengikuti,tetapi mereka toh menunggui di muka kampung.

    "Kapan mereka ingin pergi?" demikian pertanyaanmereka.

    "Ibu dan anak itu tidak punya andalan," Tay Tongsengaja simpangi, "dan mereka telah dihinakan olehpihak Englok-kang udik, maka itu, mereka telahmenyingkir kemari, katanya untuk sementara waktu saja.Di sini mereka merasa lebih aman. Aku minta kamu

    jangan melakukan apa-apa yang tidak pantas terhadapmereka itu."

    Keterangan ini dipercaya oleh beberapa pendudukkampung itu, mereka lantas bubaran.

    Tay Yong pulang terus ke rumahnya. Keluarganyahidup sederhana, la tinggal bersama isteri dan anakgadisnya, Giok Kouw, yang baru berusia enambelastahun. Anak ini ia ajarkan silat dan berenang. Giok Kouwsering bersama-sama kawan sepantarannya, berlombakemudikan perahu. Ia berotak terang, maka olehayahnya ia suka diajak berdamai, sedang isterinya, TayYong seperti kesampingkan.

    Malam itu Tay Yong pulang dengan masgul, ia minum

    beberapa cangkir arak menghibur dirinya. Setelah itu, iaterus naik ke pembaringan akan tidur. Sejak pulang iatidak mengucapkan sepatah kata.

    Giok Kouw melihat sikap ayahnya, ia tidak beranimenanyakan, tetapi besoknya, justru hawa udara jelekdan nelayan-nelayan tidak ada yang pergi tangkap ikan,ia samper-kan ayahnya.

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    17/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/"Kau nampaknya tidak gembira, ayah, kenapakah?" ia

    bertanya. "Kenapa ayah tidak ingin bicara dengananakmu?"

    "Sebenarnya aku bukan tidak bergembira," Tay Yongjawab. "Sejak dari Hucun-kang kita pindah kemari, akuberterima kasih pada Thian, yang tidak ingin musnahkanpihak Kiushe Hiekee. Tahun ketemu tahun, hidup kita disini ada dalam kecukupan dan aman sentausa, hinggaaku merasa sangat puas....."

    "Tetapi, ayah, kenapa semalam kau pulang denganmasgul?" Giok Kouw mendesak. "Kenapa kau diam saja?Apakah segala makhluk-makhluk menjemukan di tengahsungai itu ingin mengganggu kita dari Giokliong-giam?"

    "Mereka benar tidak puas terhadap kita, akan tetapiaku tidak pedulikan mereka!" kata Tay Yong denganbersemangat. "Jika mereka berani datang pula, aku nanti

    sambut mereka dengan labrakan. Melainkan satu halkecil kadang-kadang bisa mendatangkau pikiran. Apakahkau tidak ketahui halnya sebuah perahu kecil itu?"

    "Ya, aku ketahui halnya perahu itu," sahut si nona."Malahan aku pun pernah lihat sendiri perahu itu! Tetapiayah telah melarang orang dekati kendaraan air itu,bagaimana aku berani melanggar laranganmu?

    Sebenarnya, ayah, mereka ada gelap bagi kita! Apakahmereka ada dari pihak Englok-kang udik?"

    "Inilah aku tidak berani pastikan," sang ayahmenyahut. "Aku pernah menduga demikian, tetapi akumasih sangsi bahwa mereka datang dengan maksudjelek. Sikapnya ibu dan anaknya itu terlalu bersifatmenyerang...."

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    18/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/Lantas Tay Yong tuturkan pengalamannya waktu ia

    kunjungi Yan Toa Nio dan gadisnya itu, ia telah pikirkanucapannya si nona Yan tapi tidak dapat membade.

    "Apa yang sudah pasti, ibu dan anak itu bukannyasembarang nelayan," kemudian Tay Yong tambahkan."Aku sekarang masgul, karena tidak tahu tindakan apaaku harus ambil terhadap dua orang itu. Kita tidakketahui mereka siapa, mereka belum berbuat jahat, carabagaimana kita bisa keraskan mereka? Di samping itu,sebagai ketua, aku bertanggung jawab untuk dusun kitadan semua penduduknya, karena andaikata terhadapmereka ada terjadi suatu bencana, berapa susahnyauntuk membuka lagi satu dusun perikanan seperti ini?"

    Giok Kouw tertawa dengan mendadak apabila iadengar pernyataan ayahnya itu.

    "Ayah," berkata ia, "sekalipun kau tidak berdaya

    menghadapi hal ini, kau tidak usah bersusah hati? Baikhal ini kau serahkan pada anakmu, aku yang nanti urus!"

    Tay Yong tertawa melihat kelakuan anaknya.

    "Jangan banyak tingkah di depan ayahmu!" iamenegur sambil main-main. "Mustahil aku kalahpengalaman terhadap kau? Coba bilang, kau mempunyai

    daya apa?""Ayah, jangan kau pandang enteng padaku!" sang

    gadis pun tertawa. "Adakalanya, seorang yang banyakpengalaman masih kalah terhadap seorang yangdikatakan masih hijau! Tidak, ayah, sekarang aku tidakingin bicara dulu, aku hendak cari tahu hal ikhwalnya ibudan anak itu, setelah itu, ayah akan ketahui apa yang

    aku telah lakukan guna lenyapkan kemasgulanmu!"

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    19/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/Tay Yong kenal adat anaknya, ia tidak menanyakan

    lebih jauh. la pun telah bisa bikin hatinya menjadi lega

    Selama itu, tiga hari telah lewat. Hiecun ada aman dantenang seperti biasa, dan ibu dan anak itu, tamu-tamuyang dicurigai, juga tidak melakukan apa-apa yangmenarik perhatian.

    Hari itu ada terang dan hawa nyaman, Giok Kouw ajaksatu kawan yang bernama Siauw Hong pergi ke sungaiuntuk main perahu. Mereka masing-masing menggayuh

    sebuah kendaraan untuk dipakai berlomba, seperti telahsering terjadi. Siauw Hong pandai berenang danmenggayuh seperti lain-lain nona kaumnya Giok Kouwdididik sebagai anak laki-laki, ia pandai main di air,berenang, selulup dan kemudikan perahu. Tapi jugaSiauw Hong tidak mau kalah. Demikian mereka berduapuas-puasan main di air, yang luasnya belasan lie.

    Tatkala itu matahari sudah mau turun, makapemandangan alam di muka sungai ada indah danmenarik hati. Kedua perahu seperti main petak di mukaair yang luas, yang bergelombang, tinggi dan rendah.Kedua nona juga sering tertawa satu dengan lain. GiokKouw sangat gembira, karena ia dapati Siauw Hong tidakmampu menangkan padanya, nampaknya ia sangat

    bersemangat."Adik Siauw Hong, tenagamu telah habis," Giok Kouw

    berkata, apabila ia melihat perahunya ada di depan,terpisah dari perahunya Siauw Hong kira-kira tujuh ataudelapan tombak. "Apakah tetap kau masih belummenyerah? Apa kau ingin aku bikin kau menjadi telahsetengah mati?...."

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    20/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/"Aku tidak percaya kau mampu bikin aku lelah

    setengah mati!" menyahut Siauw Hong sambil tertawa.Dan ia gunakan antero tenaganya untuk susul kawan itu,

    perahu siapa tetap laju dengan pesat sekali.

    Adalah di waktu itu, mendadak di muka air, sedikitjauh di sebelah belakang mereka, ada muncul sebuahperahu lain yang pesat lajunya, dan dalam sekejap sajatelah potong dan lewati kedua perahunya, nona-nonadari Hiecun itu.

    "Ah!" berseru Giok Kouw dan Siauw Hong denganberbareng.

    Segera juga nona-nona Tan kenalkan bahwa ituadalah perahunya si orang asing, dari penumpangnyaadalah si nona she Yan sendiri yang kelakuannyamencurigai. Ia heran, kenapa perahu bisa muncul secarademikian mendadak. Karena penasaran, ia lantas gayuh

    perahunya dan niat menyusul. Perbuatannya ini diteladoleh Siauw Hong, sebab kawan ini juga telah mendapattahu hal adanya perahu asing serta sikap aneh dari duapenumpangnya yang dua-duanya ada orang-orangperempuan.

    Dalam sekejap mata, kedua pihak sudah lantas salingsusul, seperti juga mereka sedang berlomba. Si orang

    asing di depan, Giok Kouw di tengah dan Siauw Hongpaling belakang.

    Perahu kecil di depan terus laju dengan pesat,tujuannya ada mulut muara, akan tetapi segera jugakepalanya terputar, untuk kembali ke muka sungai yangluas, menerjang ombak yang naik dan turun.

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    21/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/Giok Kouw dan Siauw Hong telah gunai tenaganya

    akan berkuasa atas perahu mereka masing-masing, apamau mereka tidak sanggup candak perahu di depannya,

    mereka senantiasa ketinggalan di belakang kira-kiratujuh atau delapan tombak.

    Nona asing di depan tidak pernah menoleh kebelakang, ia agaknya tidak ketahui bahwa di belakangnyaada orang yang hendak menyusul atau kuntit padanya.

    Sekarang barulah Giok Kouw menjadi heran. Biasanya

    nelayan dari Hiecun paling terkenal pandai mengendaraiperahu, lain-lain golongan tunduk terhadap mereka. Iasendiri, di bawah pimpinan ayahnya, telah menjagoi didalam dusunnyaia sudah belajar hampir sepuluhtahun siapa nyana, sekarang ada orang yangmelebihinya! Ia jadi penasaran, karena sifat dan adatnyasebagai orang laki-laki.

    "Ia tentu sengaja pertontonkan kepandaiannya didepanku," ia pikir dengan sengit. Tapi sia-sia saja ia cobamenyusul, ia tidak berhasil....

    Siauw Hong telah mandi keringat, ia bukan basahkarena air sungai.

    Cuaca telah mulai berobah menjadi suram, tanda dari

    sang sore.Saking penasaran, Siauw Hong pun menjadi panas.

    "Aku mesti kasih rasa padanya!" pikirnya. Ia hendakpotong jalan dan terjang perahu si nona asing, supayaperahu itu apabila tidak terbalik dan tenggelam,sedikitnya akan minum air sampai setengah perahu.

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    22/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/Perahu asing itu dapat disamperi semakin dekat.

    Jalannya kedua kendaraan tetap ada pesat sekali. Kapania rasa sudah datang cukup dekat, mendadak Siauw

    Hong gunai tenaganya, akan bikin perahunya melesatdan tubruk perahu asing itu, yang ia'pandang sebagaimusuh.

    Di luar dugaan, mendadak perahu asing itu belokdengan patah, lolos dari tubrukan, tubuhnya, agakberendeng satu dengan lain. Karena perahunya SiauwHong melesat, ia mendului dan mendekati si nona tidakdikenal itu. Justru itu, mendadak Yan Leng yangmenggayuh, sampok penggayuhnya Siauw Hong, atasmana, perahunya Siauw Hong jadi hilang imbangannyadan miring ke kiri, hingga hampir terbalik. Syukur iadapat mengimbangi tubuhnya sendiri.

    Tatkala perahunya Giok Kouw tiba, perahunya nona

    Yan telah melesat jauh lagi.Siauw Hong mendongkol bukan main, mukanya

    menjadi pucat.

    Giok Kouw tahu keadaan kawannya, ia menghibur.

    "Jangan gusar, ia memang hendak permainkan kita,"katanya. "Mari kita susul terus padanya!"

    Sekarang, dengan berendeng mereka mengejar.

    Perahu di depan agaknya tidak digayuh pesat,semakin lama, mereka dapat samperi semakin dekat,hingga terpisah hanya empat tombak satu dengan lain.

    "Adik Hong, hayo keluarkan tenagamu!" Giok Kouwmenganjurkan, sedang ia sendiri segera putar kepala

    perahunya untuk mencegat dan memotong jalan.

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    23/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/Tenaganya Giok Kouw lebih kuat dari kawannya,perahunya bisa menyusul dengan cepat.

    Kelihatannya perahunya Leng ln akan kecandak danketubruk, tetapi luar biasa, kapan dua penggayuhnyadikasih bekerja dengan cepat, perahunya segera melesatseperti loncat, dan kapan ia gerakkan dua penggayuhnyasecara hebat, air muncrat di belakangnya, perahu ituberhenti secara mendadak! Dan dua perahu "musuh"yang tubruk tempat kosong, berada empat tombak dibelakangnya! Hampir Giok Kouw dan Siauw Hong salingterjang....

    "Sungguh nona-nona nelayan yang liehay!" untukpertama kali nona Yan buka mulutnya. "Jadinya semuaperahu dari Giokliong-giam Hiecun ada begini liehay?Nona-nona, kenapa kamu begini mendesak? Baiklah,besok kita orang bertemu pula!"

    Giok Kouw dan Siauw Hong berdua mandi keringat,napasnya memburu, baru saja mereka hendakmenyahuti, atau dari kejauhan ada terdengar suarasuitan bambu yang berbunyi berulang-ulang. Merekatahu, itu adalah tanda yang cuncu sedang mendatangi.

    Leng In juga dengar tanda suitan itu, sambil putarperahunya ia bersenyum.

    "Jiewie ciecie, kamu sangat lelah! Nah, sampai kitaorang bertemu pula!" ia berkata, serta segeramenggayuh perahunya menggleser menuju ke mulutmuara.

    "Encie, kita roboh kali ini!" kata Siauw Hong padakawannya.

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    24/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/"Tidak apa!" sahut Giok Kouw dengan sengit. "Asal ia

    tidak kabur dan tidak tinggalkan Gioklionggiam, masihbanyak ketika untuk kita orang ketemukan pula padanya!

    Mari kita pulang, cuncu telah datang mencari kita...."

    Benar-benar segera tertampak sebuah perahu yanglajunya pesat. Tan Tay Yong kelihatan di perahu itu.

    "Giok Kouw, kau main gila!" demikian tegurannya ayahitu. "Sekarang ini sudah jam berapa? Kenapa kau masihtidak ingin lekas-lekas pulang?"

    Giok Kouw dan Siauw Hong geraki perahu merekaakan papaki ayah atau ketua itu.

    "Ayah," memanggil yang satu.

    "Cuncu," memanggil yang lain. Tapi napas merekamasih saja jalan dengan keras.

    "Kita berdua telah loloskan seekor ikan besar!" Giok

    Kouw kemudian berkata sambil tertawa. "Jika ayah tidakdatang, kita tentu masih tidak ingin pulang!...."

    Romannya Tan Tay Yong ada gusar

    "Hm, nona sudah begini besar masih saja bengal!"katanya. "Hayo lekas pulang, barang santapan telahsedia!"

    Lantas cuncu ini perintah dua perahu itu jalan lebihdulu dan perahunya jalan belakangan.

    Ketika itu langit sudah gelap. Di dalam muara, di atasperahu-perahu nelayan, orang telah pasang pelita. Asapmengepul dari sana-sini, karena waktu itu pendudukHiecun sedang masak nasi.

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    25/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/Selagi berjalan pulang, Giok Kouw dan Siauw Hong

    menoleh ke rumah gubuk di tepi sungai, dari dalamrumah itu bersorot keluar sinar api.

    Siauw Hong pulang sendirian ke rumahnya, Giok Kouwikut ayahnya. Sesampainya di rumah, Tay Yong segerategur gadisnya, yang selanjutnya ia larang bertindakdengan turuti suaranya hati. Ia unjuk bahayanya main diair, terutama di waktu malam, karena ombak tidakmengenal kasihan. Sekalipun siang, bahayanya masihtidak kurang.

    "Kau jangan anggap dirimu telah pandai berenang,tetapi yang binasa di air justru kebanyakan orang yangbisa berenang," demikian ayah itu tegaskan. "Kalau kautidak dengar perkataanku, kau bukan anakku yangbaik!...."

    Giok Kouw bersenyum saja atas tegurannya ayah itu,

    ia dahar nasinya.

    "Ayah, kau masih belum ketahui duduknya perkara,"kemudian ia berkata. "Aku bukannya orang gila akantidak mengenal bahaya, tetapi aku terpaksa...."

    Dan ia tuturkan pengalamannya bersama Siauw Hong,bagaimana Lcng In permainkan mereka.

    "Terang mereka bukan nelayan sembarangan, ayahbaik perhatikan mereka," kata anak ini akhirnya

    Tay Yong berpikir. Ia memang sudah curiga,berhubung dengan pengalamannya sendiri.

    "Aku percaya mereka bukannya orang-orang jahat.Apa bisa jadi mereka ada dari kaum kita yang tidak bisa

    tancap kaki di lain tempat dan terpaksa ingin

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    26/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/menumpang dengan kita? Atau mereka lagi menyingkirdari jaringnya wet? Kenapa mereka mesti umpeti diri?"

    "Biar bagaimana, ayah, aku nanti selidiki mereka!"Giok Kouw berkata dengan tetap. "Mereka mesti adasimpan rahasia, entah apa adanya itu...."

    "Mereka tinggal di luar muara, bagi kita tidakberbahaya. Tapi karena kita mempunyai musuh-musuh,tidak jahatnyajika kita berlaku hati-hati. Kecuali jikamereka telah buktikan kejahatannya, kita tidak harus

    melakukan apa juga yang dapat menghina mereka."Giow Kouw manggut, ia setujui ayahnya itu.

    Besok malamnya, selagi seluruh desa terbenam dalamkesunyian dan orang di rumahnya sudah tidur, diam-diam Giok Kouw dandan dan keluar dari rumahnya,menuju ke gubuk di tepi kali di mana Yan Toa Nio dananaknya mondok. Ia tidak nampak rintangan, sedangrembulan ada terang. Memang di dusunnya itu tidak adapenjagaan orang ronda, kecuali dua perahu, yang bikinpeninjauan di muka air. Hiecun tidak menjaga malam,karena sebegitu jauh mereka ada aman sentausa.

    Keluar malam di waktu terang bulan ada menarik hati.Air sungai yang bergemerlap memberikan pemandangan

    alam yang indah. Di darat ada bukit Giokliong-giam yangpermai, puncaknya tinggi, pepohonannya lebat.

    Selagi berjalan, tiba-tiba Giok Kouw merandek danterus sembunyi di bawahnya pohon yangliu. Di puncakbukit mendadak kelihatan satu bayangan yang berlari-laridengan pesat, cepat sekali melewati dua puncak yanglebih rendah.

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    27/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/"Apa itu?" nona ini menduga-duga. "Di sini tidak ada

    binatang liar, sebulan tiga kali, ayahku tentu ajak orangpergi memburu, karena ia tidak ingin binatang jahat

    bersarang di daerah kita ini. Apa itu ada bayanganmanusia?"

    Giok Kouw pasang mata terus. Lekas sekali bayanganitu sudah lari turun, menuju ke mulut muara, akankemudian berada dekat dengan ia terpisah satudengan lain hanya belasan tombak. Orang tidak lihatpadanya, karena ia sembunyikan diri. Bayangan itu benarada bayangan manusia, tangannya menyekal seikatbambu panjangnya empat, atau lima kaki, tujuannyaadalah rumah gubuk. Larinya bayangan itu ada pesatsekali.

    "Tidak bisa salah lagi, ibu dan anak itu ada orang-orang luar biasa," berpikir Giok Kouw.

    Oleh karena penasaran dan ingin tahu, dengan beraninona Tan menuju ke gubuk itu. Banyak pohon-pohontelah mengalingi tubuhnya, la hampirkan pagar danmelihat cahaya api molos dari jendela. Selagi mendekati,kupingnya dapat tangkap suara nyaring seperti bambudibelah. Lantas dari sela-sela pagar, ia mengintip kedalam pekarangan dan segera ia tampak pemandangan

    yang bikin ia celangap bahna tercengang.Satu orang tentu salah satu dari ibu dan anak itu,

    karena Giok Kouw tidak dapat lihat dengan tegas sedang melakukan suatu latihan istimewa. Di tanah,dengan teratur ada menggletak bambu bulat, yang telahterpotong-potong pendek, rupanya setiap batas buku.Dan orang itu bertindak di atas potongan bambu yang

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    28/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/diinjak dengan keras, saban kakinya bertindak, bambu itutentu pecah dan menerbitkan suara keras!

    Nona Tan tahu dengan baik bambu itu, apapula yangbaru dipetik, ada ulet seperti kayu, maka luar biasalahorang itu yang dapat menginjak hingga jadi pecah. Ituadalah tanda bahwa tenaga menginjaknya ada besar luarbiasa.

    "Ayah ada gagah, tetapi ayah belum tentu mampuberbuat seperti ini...." Giok Kouw pikir.

    Sekarang nona Tan bisa kenalkan yang mana ibu danyang mana anak di antara dua tamu asing yang luarbiasa itu. Cahaya rembulan telah membantu matanya! Iaduga potongan bambu ada dari jumlah empat sampailimapuluh potong.

    "ln-jie, bambu yang barusan kau ambil, pergi kauletaki di bawah jendela untuk dijemur sampai setengahharian, agar sarinya menjadi setengah kering," terdengarsuaranya Yan Toa Nio. "Mari kita lekas berlatih, supayakita dapat beristirahat. Tadi kau telah buang tempoterlalu lama di atas bukit Giokliong-giam."

    "Bulan ada begini indah, ibu, kenapa sih mestiterburu-buru ingin masuk tidur?" terdengar suara

    anaknya. "Kita jangan sia-siakan ketika yang bagusseperti ini.... Apa tidak baik kita berlatih Enghoan Tiauw-kie-ciang dan Toasui Paychiu?"

    "In-jie, jangan kau terlalu turuti kegembiraanmu," kataorang tua itu yang mencegahnya. "Permainan bambubarusan telah sangat meminta tenagamu, sedang tadi diatas bukit memetik bambu, kau telah gunakan tenaga

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    29/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/lenganmu. Kau mesti mengerti, kalau tenagamuterganggu, pelajaranmu bisa terganggu semuanya...."

    "Kau selamanya memang berlaku terlalu hati-hati,ibu," membandel si anak. "Apakah artinya memetikbambu seikat? Mustahil karena itu, lenganku bisa rusak?Dasar ibu yang lagi tidak gembira, maka ibu tidak maulayani aku.... Tidak, ibu, sebelumnya kau temani aku, akutidak ijinkan kau pergi tidur!"

    "Kurang ajar!" kata sang ibu. "Kau berani paksa

    ibumu? Baik, kau mesti dikasih rasa, supaya kaumengerti! Kalau kau tidak mampu menyambuti, awas,jangan kau kucurkan airmatamu....."

    "Jangan omong besar dulu, ibu, jangan kau pandangterlalu rendah pada anakmu," sahut si nona. "Mari kitamulai, andaikata aku tidak sanggup menyambuti, baikselanjutnya aku berhenti berlatih!"

    "Ah, anak, jangan kau jumawa!" ibu itu menegur."Tapi malam ini aku benar-benar lagi tidak gembira,maka mari kita berlatih sebentar, lantas kita masuk tidur.Kau tahu, di dalam dusun orang telah curigai kita,apapula kemarin kau telah pertontonkan kepandaianmu."

    "Sudah, ibu, jangan kau sebut-sebut kejadian

    kemarin," anak itu berkata, suaranya tercampurkemendongkolan. "Aku tidak ganggu mereka, tetapimereka seperti hendak hinakan aku, aku mana bisaantapi saja? Mereka itu telah dapat bagiannya...."

    "Sudah cukup!" Yan Toa Nio mencegah. "Mari kitamulai!"

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    30/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/Leng In turut ibunya, ia lantas undurkan diri,

    sebagaimana ibunya pun mundur, hingga mereka berdiriberhadapan jauh satu dengan lain.

    Lantas keduanya gerakkan kaki dan tangan mereka,dalam serupa aksi, sesudah itu mereka berlari-laridengan cepat, terputar-putar di dalam pekarangan itu,akan kemudian mereka lari balik.

    Kembali Giok Kouw jadi tercengang melihat kegesitantubuh mereka Ia telah belajar di bawah pimpinan

    ayahnya, ia merasa dirinya gesit sekali, tetapi sekarang iatampak dua orang yang kegesitannya jauh melebihi ia! Iajadi ketarik, ia terus pasang matanya, ia ingin melihatpertunjukan apa lagi ia bakal saksikan.

    Entah kapan bergeraknya, sekarang tertampaktangannya Leng In menyekal satu batu besar, sambilbawa itu, ia lari mengubar ibunya, yang kabur di sebelah

    depannya

    Mendadak Yan Toa Nio lompat melesat ke sebelahtimur.

    Melihat begitu, Leng In yang sedang mengejar disebelah barat, turut lompat serta berseru, "Ibu,sambutlah ini!"

    Dan tangannya segera menimpuk dengan batu.

    Anehnya, ia seperti menimpuk dengan bola yangenteng.

    Batu itu menyambar Yan Toa Nio, selagi pundaknyahampir kena, ia berkelit ke kiri serta putar tubuhnya,berbareng dengan itu, dua tangannya diangkat,

    kelihatannya seperti hendak menangkap batu itu, tidak

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    31/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/tahunya, batu itu disampok kembali hingga berbalikmenyambar ke jurusan penyerangnya

    Baru saja Leng ini menimpuk, ia telah pungut batuyang kedua, maka selagi batu pertama balik kejurusannya, ia sudah bisa menimpuk pula serta berseru,"Nah, terimalah ini satu lagi!"

    Sekarang ia mengarah dada ibunya yang sedangmenghadap padanya. Tapi berbareng dengan itu, ia jadirepot sendirinya, karena batu pertama sudah datang

    dekat padanya, tidak tempo lagi, ia ambil sikap sepertiibunya, dengan dua tangan ia papaki batu itu untukdisampok balik pula!

    Giok Kouw tercengang bukan buatan, hingga iamelongo. Benar-benar ia tidak sangka, ibu dan anak itumempunyai tenaga begitu besar, kecelian mata dankepandaian untuk saling sambuti batu besar itu!

    Toa Nio sedang mau lari tatkala batu yang keduamenyambar padanya, dadanya yang diarah, karena iasudah mulai bergerak, batu itu sekarang menuju igakanannya

    "Kurang ajar!" ia berseru serta egos sedikit tubuhnyauntuk angkat kedua tangannya Kendati demikian, ia

    bukannya sampok balik batu itu seperti tadi dengan duatangan, hanya dengan sebelah tangan kanan!

    Hampir berbareng, kedua batu yang disampok pulangbalik, telah bentrok satu dengan lain hingga menerbitkansuara keras, dan karena bentroknya hebat sekali, lelatuapi dan pecahan batu telah menyambar dan melesatberhamburan. Kedua batu itu telah jatuh ke tanah

    dengan terbelah, boleh dikata hancur.

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    32/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/Setelah menyampok, Yan Toa Nio lompat akan lari

    pula.

    Leng In penasaran, ia jumput batu yang ketiga,dengan cekal batu itu di kedua tangannya, ia kejaribunya pula. Ia bisa mendekati ibunya, kira-kira satutombak lebih terpisah dari ibunya, ia menimpuk pula.Sekali ini ia tidak berseru, hanya diam-diam saja. Karenamereka berada dekat, tidak heran bila datangnya batuada cepat luar biasa.

    Yan Toa Nio lari terus, ia seperti tidak ketahui bahwaanaknya telah menimpuk, ia baru bergerak kapan ia rasaisamberan angin dari batu itu. Secara mendadak ialompat jumpalitan, tangannya mcnyambcr ke jurusanbatu yang segera ia tanggapi. Ia masih belum berdiribetul ketika batu itu sudah tersampok pula, hanya darimulutnya terdengar seruan, "Anak nakal! Terima baru ini

    kembali!"Cepat luar biasa, batu itu balik menyambar ke jurusan

    dadanya si nona.

    Lekas-lekas Leng In mundur dengan kaki kanan, yangia tekuk sedikit, tubuhnya ikut mendek, kedua tangannyaia angkat, kapan batu itu sampai, dengan dua tangannyaia menyampok, hingga batu kembali pula pada ibunya.

    Boleh jadi karena tenaga yang dipakai ada kurang, waktusampai di dekat Toa Nio, batu itu melayang turun kebawah tanah, tapi justru itu, Toa Nio lompatmenghampirkan untuk memapaki dengan duatangannya, ia cegah batu itu jatuh ke tanah, hanya iaterus lempar ke jurusan pagar. Demikian baru batu itujatuh ke tanah, menyebabkan pasir dan tanah muncrat

    berhamburan!

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    33/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/Dari tercengang, Giok Kouw menjadi kaget, syukur

    batu itu tidak sampai ke pagar, kalau tidak, ia bisa jadicelaka, karena batu justru menjurus pada tempat di

    mana ia sedang mengintip. Ia bergidik kalau ingatbahaya yang barusan mengancam itu.

    "Nah, anak, sekarang kau tidak boleh buka mulutbesar pula!" segera terdengar suaranya sang ibu."Sekarang ternyata, pelajaran Enghoan Tiauwkie-ciangdan Toasui Pay-chiu tidak lagi kau boleh pandangenteng. Pelajaran itu meminta beryakinan belasan tahunbaru bisa didapati dengan sempurna...."

    Airmatanya Leng In mengucur, ia berkata, "Ibu, kautelah piara satu anak yang tak berguna.... Aku tidakmempunyai harapan lagi, selanjutnya aku tidak mauyakinkan pula ilmu menimpuk dan menyambut batu...."

    Mendengar begitu, si ibu yang tadi bersenyum, sudah

    lantas lari menghampiri anaknya, yang ia segera rangkul,seperti juga gadis itu ada satu bocah cilik.

    "In-jie," katanya, sambil tepuk-tepuk pundak gadisnya,"kau sudah begini besar, kenapa masih kekurangansemangat? Kenapa sih kau tidak sanggup tahan sedikitkekalahan? Kalau kau betul begini lemah, percuma akutelah piara kau belasan tahun! Aku bukannya ingin

    mengumpak, kebisaanmu sebenarnya tidak lemah! Satuanak perempuan berkepandaian seperti kau, itulahbukannya gampang. Sudah, anak, kau jangan berduka.Kau harus ketahui, aku mempunyai kepandaian sesudahbelajar di bawah pimpinan engkong luarmu sejak umurdelapan tahun. Dan ilmu menimpuk dan menyanggapbatu besar ini, baru aku yakinkan sempurna pada tiga

    tahun yang lalu. Bukankah dulu aku masih tidak mampu?

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    34/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/Jangan putus asa, anak, jangan kau bikin hatiku menjaditawar. Lebih dulu maksud hati kita harus kesampaian,baru kita boleh alpakan ilmu silat kita, pada waktu itu

    aku nanti tuntut penghidupan suci. Sekarang kau mestipusatkan perhatianmu, empos semangatmu untukberlatih lebih jauh! Anak, kau ada satu anak yang cerdik,kau tentunya telah insyaf sendiri! Melulu untuk kau, akumesti hidup sampai sekarang ini, kalau tidak ada aku,apa kau kira dirimu masih hidup dalam dunia ini? Sudah,jangan berduka, untuk dapatkan kepandaian sempurna,

    kau harus berlatih keras. Ilmu silat tidak bisa didapatidalam tempo yang pendek. Apa yang kita harapkansekarang adalah kita bisa panjang umur, biarlah kitalawan penderitaan hidup. Mustahil Thian akan antapi kitabinasa dengan penasaran?...."

    Leng In susut airmatanya, lantas saja ia tertawa.

    "Ibu, kau paling bisa justakan anakmu!" ia berkata."Tadi kau hinakan aku, sekarang kau angkat! Baiklahselanjutnya aku akan belajar dengan sungguh-sungguh.Sekarang mari kita masuk tidur!"

    Anak ini tarik tangan ibunya untuk diajak masuk.

    Giok Kouw menghela napas lega, ia bangun berdiri-Sedari tadi ia berdongko saja, mengintip mereka Tapi

    justru ia berdiri, dengan tidak disengaja, ia kasih dirinyakelihatan oleh Leng In, yang kebetulan menoleh kejurusannya, karena nona ini balik tubuh, akan pegangtangan ibunya

    "Siapa itu di luar?" nona Yan segera menegur. "Kaudatang kemari, kenapa kau umpeti diri? Silakan masuk,kita berdua bukannya tukang makan orang...."

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    35/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/Giok Kouw jadi malu, tapi sudah terlanjur, ia tidak bisa

    singkirkan diri.

    "Aku, orang dari dalam dusun," ia menyahut. "Akujalan-jalan kemari, melihat gubuk ini ada orang, akumelongok. Maaf, sampai besok!"

    Tapi Leng In telah tolak ibunya dan tertawa.

    "Aku kira siapa, kiranya kau, encie!" ia berkata. "Kitasudah kenal satu dengan lain! Kau sudah datang, jikakau tidak masuk dan duduk dulu, terang kita berlaku

    tidak hormat!"

    Sembari kata begitu, nona Yan lari ke pagar untukbuka pintu.

    Giok Kouw tidak bisa menyingkir lagi. Dengananggapan, mengintip saja bukannya satu kesalahan atauperbuatan jahat, ia lantas balik tubuhnya akan terima

    undangan itu. Ia bertindak masuk.Di bawah terangnya rembulan, Leng In lihat mukanya

    Giok Kouw bersenyum, tidak bengis seperti di sungai,maka ia menghampiri untuk jabat tangan orang.

    "Encie, aku masih belum ketahui she dan namamu...."katanya.

    "Aku ada orang she Tan," Giok Kouw menyahut."Cuncu dari Giokliong-giam Hiecun adalah ayahku. Akubernama Giok Kouw. Aku minta maaf untuk kelakuankukemarin."

    "Jangan haturkan maaf, encie!" Leng In tertawa."Dengan tidak kebentrok dulu, kita orang tidak nanti bisaberkenalan. Kita ada sama-sama orang perempuan,

    bukankah? Silakan masuk!"

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    36/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/Ia tarik tangan orang untuk diajak masuk.

    Yan Toa Nio berdiri menantikan. Leng In berkata pada

    ibunya, "Ibu, ini adalah nona Giok Kouw, puterinya Tancuncu! Rumah kita ada begini buruk dan kita harussambut satu tamu agung!"

    Giok Kouw girang melihat orang berlaku demikianmanis terhadap ia, ia pun jadi tidak likat-hkat lagi. lasamperkan nyonya rumah serta berkata, "Yan pehbo,aku ada satu anak dusun. Tengah malam aku datang

    kemari mengganggu kau, aku minta maaf...."Nyonya Yan pandang nona itu sambil bersenyum.

    "Jangan bilang begitu, nona," katanya. "Kita lancangdatang kemari dan tidak mau pergi lagi, dalam hal ini kitamengharap kemurahan hati dari cuncu. Kita punmengharap maaf padamu, nona!"

    Mendengar begitu, Giok Kouw malu sendirinya, hinggaia jadi jengah.

    "Nona, mari masuk ke dalam," Yan Toa Niomengundang.

    "Terima kasih, pehbo," sahut Giok Kouw yang lantasbertindak masuk, si nyonya mendului ia, si nonadampingi padanya.

    Benar seperti kata ayahnya. Giok Kouw dapati sebuahgubuk yang kosong melongpong, tidak adaperabotannya, malah tidak ada kursinya. Maka itu LengIn minta ia duduk di bangku, sedang ibunya dipembaringannya.

    "Nona, mari kau duduk dengan aku di sini," Toa Nio

    memanggil.

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    37/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/Nona Tan berbangkit, menghampiri nyonya rumah dan

    duduk di sampingnya.

    Toa Nio pegang tangannya Giok Kouw, ia awasimukanya

    "Nona, berapa usiamu tahun ini?" ia tanya

    "Aku berumur enambelas, pehbo."

    "Kalau begitu, kau seumur dengan In-jie!" berserunyonya itu. "Nona, kau pasti pernah yakinkan ilmu silat,

    kalau tidak, tak nanti kau tonton kita dengan asyik!...."Giok Kouw terperanjat dalam hatinya.

    "Rupanya orang telah pergoki aku...." pikirnya."Sungguh berbahaya...." Tapi ia lalu bersenyum. "Akuhanya berlatih beberapa jurus di bawah pimpinan ayah,itulah sebabnya kenapa tubuhku sehat. Ayah sendiri tidakmengerti banyak, ia hanya mengerti sedikit ilmu silat dari

    pihaknya keluarga Chung." Toa Nio tertawa. "Mengertisilat sedikit dan tubuh sehat, itulah sudah cukup," iabilang. "Kau toh tidak ingin mengembara untuk jual silat,bukan? Apa perlunya untuk belajar sampai pandai betul?"

    Di dalam hatinya, Giok Kouw tertawai nyonya ini.

    "Kau pandai bicara putar balik, nyonya," pikirnya. "Kau

    bilang pelajaranku sudah cukup tapi kau sendiri dananakmu masih belum puas...."

    Kendati ia pikir demikian Giok Kouw toh tidak beranimenyeng-gapi.

    "Maafkan aku, pehbo, tetapi aku ingin sekali ketahui,pehbo berdua ada asal mana?" kemudian ia tanya. "Apapehbo berniat tinggal tetap di sini? Kemarin ini, karenadesakan penduduk kampung, ayah telah datang kemari,

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    38/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/hingga ia sudah omong lebih banyak dari semestinya.Syukur penduduk kita tidak datang sendiri. Aku kagummelihat kepandaian encie In kendalikan perahu, aku ingin

    menjadi sobatnya Jika pehbo niat tinggal lama di sini,aku hendak ajak pehbo dan encie datang ke dalamkampung kita, supaya kita orang bisa tinggal sama-sama.Tidakkah ini baik?"

    Toa Nio pandang gadisnya, ia tertawa.

    "Terima kasih untuk kebaikanmu, nona," ia menyahut.

    "Untuk kita memang tidak niat berlalu dari sini tetapi itubukannya berarti kita mau tinggal tetap untuk selama-lamanya. Barangkali bakal membikin berabe saja untukkita pindah tinggal ke dalam dusun. Dengan tinggal dimulut muara ini, kita ada merdeka, kapan kita suka, kitabisa lantas berangkat pergi. Tidakkah benar begitu,nona?"

    Giok Kouw tidak puas dengan jawaban itu, tetapi iatidak kemarakan perasaan hatinya itu.

    "Apakah kepandaian encie Yan, pehbo yang ajarkansendiri?" menanya Giok Kouw.

    "Kepandaian apa sih yang ia punyakan? Aku sendiritidak punya guna, apa yang aku bisa ajarkan padanya?"

    Dasarnya satu nona, Giok Kouw tidak bisa kendalikanhatinya. Jawaban ini membikin ia tidak puas.

    "Yan pehbo, di dusun kita ini tidak ada orang asing!"katanya dengan nyaring. "Semua penduduk dusun adasaudara-saudara dan keponakan, sedikitnya ada saudara-saudara angkat, maka itu, bisa dimengerti yangpenduduk di sini tidak bisa awasi saja pehbo hendak

    memaksa berdiam di sini. Ayah sebagai cuncu

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    39/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/berkewajiban untuk campur tahu urusan pehbo. Aturankita, kita mesti pegang. Coba terhadap lain orang,tindakan keras mestinya sudah diambil. Tapi pehbo

    berdua sebagai orang perempuan, maka kita jadi berlakusungkan, tentang ini aku minta pehbo sudi mengerti.Sebagaimana pehbo lihat sendiri, aku telah datangkemari, aku telah saksikan kepandaian pehbo berdua,kenapa sekarang pehbo masih menyangkal bahwa pehbotidak mempunyai kepandaian? Aku tidak mengerti,kenapa pehbo perlakukan aku sebagai bocah cilik?

    Apakah itu disebabkan pihak kita sudah berlaku tidakpantas terhadap pehbo berdua? Benar-benar pehbo, akutidak mengerti kenapa kau menyangkal...."

    Yan Toa Nio pandang nona itu, ia lalu bicara dengansungguh-sungguh.

    "Nona, meski benar kita mempunyai kepandaian, kalau

    kita bicarakan itu padamu, kau niscaya tidak akanmengerti," demikian katanya. "Apa yang kita bisa adalahlatihan biasa saja untuk setiap malam. Mana bisadiartikan kepandaian sejati?"

    Giok Kouw benar-benar jadi tidak senang.

    "Pehbo, kau sudah ada umur, tidak pantas aku berlakukurang ajar terhadapmu," ia berkata pula. "Tapi dari

    kelakuan dan sikapmu ini, terang kau pandang di dusunkita ini tidak ada orang yang berharga. Pehbo, apa yangbarusan kau berdua latihkan, adalah kepandaian sejati,aku tidak mempunyai guru yang pandai, tetapi sedikitnyaaku pernah dengar orang bicara tentang bugee. Pehbokeliru apabila kau anggap kita dari Hiecun ada tukanggega-res melulu. Ayah telah berbuat sebisanya akan

    kendalikan penduduk kita, supaya mereka tak berbuat

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    40/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/tidak selayaknya terhadap kalian berdua, siapa tahu,pehbo sebaliknya berlaku keterlaluan pada kita ayah dananak. Kalau tetap kau berpendirian demikian, pehbo,

    baiklah, kita ayah dan anak tidak bisa campur lagiurusanmu, andaikata ada nelayan yang berlaku tidakpantas, kita lepas tangan!"

    Setelah kata begitu, Giok Kouw berbangkit akan awasiibu dan anak itu, tapi mereka saling pandang sambilbersenyum, hingga ia jadi mendongkol sekali. Dengantidak pamitan lagi, ia bertindak pergi.

    "Encie Giok, mari!" Leng In memanggil selagi orangbertindak. "Jangan gusar, encie. Ibu sudah ada umur,apa yang ia bilang ada hal yang benar, tetapi karena iahidup di atas air, maka pergaulannya kurang. Encie,apakah kau tidak dapat memaafkannya?"

    "Aku ada seorang kasar," Giok Kouw jawab sambil

    menoleh. "Aku selamanya berlaku terus terang, maka itu,aku tidak bisa melihat orang bicara putar balik. Sudahlah,sampai lain kali saja!"

    Ia tolak daun pintu, ia terus bertindak ke luar.

    Toa Nio dan Leng In mengikuti. "Nona Giok, tunggusebentar," berkata nyonya itu. "Aku si nelayan

    perempuan yang menjemukan memang biasanya tidakbisa bicara dengan manis, juga sebabnya kenapa akujadi tidak punya sanak dan kadang, tidak punya senderanatau andalan, tetapi kendati demikian, mustahil kamitidak mengerti maksud baik dari kau, ayah dan anak.Nona, aku minta kau jangan pandang aku sebagai siperempuan gila yang ngaco belo. Kalau sebentar kaupulang, pergi kau sampaikan pada ayahmu, bahwa akutelah ketemu orang berilmu, yang telah ajarkan aku

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    41/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/sedikit ilmu, hingga aku mengerti juga perihal hongsui.Kau lihat Hiecun di waktu malam terang bulan seperti ini!Tidakkah desa ini mirip dengan Tohhoa-goan, daerah

    dari sumber bunga-bunga toh dalam kenang-kenangan?Di luar tahunya kau orang, desa yang begini indah,sekarang telah mulai tertawung dengan awan kedukaandan halimun kesedihan. Jikalau mataku tidak lamur, kira-kira dalam tempo sepuluh hari ini, aku kuatir bakalterjadi suatu bencana besar, begitu besar hingga akukuatir juga meskipun kita jaga belum tentu bencana itu

    dapat diluputkan! Tinggal dengan tenang tetapi toh tetapmemikirkan dan bersiaga terhadap mara bahaya ituadalah ujar-ujamya rasul dan nabi, untuk kita orangmenjaga dan pelihara diri. Cuncu ada satu orangberpengalaman dari kalangan Sungai Telaga, ia mestinyamengerti ini. Bukankah kau tinggal di Hiecun secaramengungsi? Rumah tanggamu, rumah tangga asli dan

    asalnya, di manakah adanya? Bukankah kamu sama sajadengan kami yang sedang merantau? Tempat ada beginibagus dan aman, apakah tidak sayang andaikata tempatini mesti dipasrahkan pada lain orang? Nona aku telahbicara, sekarang, percaya atau tidak, terserah padaorang-orangmu! Aku hendak utarakan rasa syukurkupada kau-orang, ayah dan anak, yang sudah tidak segeramengusir kami dari sini. Dengan sebenarnya kami masihingin tinggal lamaan sedikit di tempat ini.... Di bawahnyasarang yang terbalik, tidak akan ada telur yang utuh,maka itu, sebagai tuan rumah, kamu tidak mampu beladiri, apalagi kami, orang-orang tumpangan, tamu yangtidak diundang? Tapi mudah-mudahan, ketemu bahaya,bahaya itu dapat berobah menjadi keselamatan, ketemukesukaran, kesukaran itu dapat menjadi kebaikan,

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    42/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/dengan begitu, itu berarti keberuntungan dari aku siperempuan nelayan tua yang tak berguna!...."

    Giok Kouw tercengang mendengarkan ucapan yangpanjang lebar, ia bisa lihat ucapan diutarakan dengansuara dan roman sungguh-sungguh, tetapi semua itutidak masuk pada otaknya. Ia anggap nyonya ini benar-benar sedang ngaco belo!

    "Ia telah berlaku tidak semestinya pada kita tetapisekarang ia hendak bujuki kita," demikian ia pikir,

    "apakah ia kira kita ada bocah-bocah cilik, yang bolehdilagui?"

    Karena memikir demikian, nona Tan tertawa.

    "Pehbo, kau bukan saja pandai di muka air, tapi kaunyata ada seperti separoh dewi!" kata ia denganmengejek. "Karena kau berilmu, cara bagaimana akuberani tidak percaya kau? Baiklah, sebentar aku nantisampaikan ucapanmu pada ayahku, aku akan anjurkansupaya ayah lekas-lekas ajak semua penduduk dariHiecun pergi menyingkirkan diri, supaya kalau nantiancaman bahaya telah datang, mereka tidak menjadimenyesal dan penasaran! Kita orang tadinya tinggaldengan aman dan senang di tempat yang indah ini,sekarang ternyata kita orang tidak punya rejeki untuk

    tinggal tetap di tempat yang indah dan makmur ini.Inilah yang dibilang, orang yang tidak punya hokkiemesti mengalah pada orang yang hokkie-nya besar!Dengan angkat kaki, kita jadi bisa serahkan tempat kitapada orang yang kehendaki ini, apakah itu bukannyatakdir?"

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    43/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/Setelah kata begitu, dengan bersenyum sindir, Giok

    Kouw lantas angkat kakinya untuk berlalu dari rumahgubuk itu.

    Yan Toa Nio dan gadisnya berdiri di depan pintu,mereka mengawasi terus pada si nona tamu, merekaseperti tidak mau masuk ke dalam gubuknya. Giok Kouwketahui kelakuan orang itu, ia berpura-pura tidak tahudan jalan terus, di bawahnya sinar bulan yang permai itu.Sebab jagat ada sunyi, ia dengar nyata ucapannya YanToa Nio yang terakhir, katanya, "Bocah perempuan initidak mau percaya perkataanku, sayang.... Nanti,sesudah bencana besar datang menimpa, barulah iapercaya...."

    Giok Kouw tidak gubris ocehan itu, malahan ia lekas-lekas jalan pulang ke kampungnya...

    --ooo0dw0ooo--

    II

    Tatkala itu seluruh dusun sudah sunyi sekali, tandanyasemua penduduk sudah pada tidur nyenyak, tetapi ketikaGiok Kouw sampai di rumahnya dan menolak pintupekarangan, ia dapati ayahnya sedang berdiri di latar,lagi jalan mundar-mandir. Dan ayah ini bersenyumapabila ia dapat lihat puterinya pulang.

    "Anak nakal, kau benar bernyali besar!" ayah inimenegur sambil tertawa "Kau jadinya sudah pergi padaibu dan anak itu di mulut muara! Bukankah kau telah

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    44/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/berhasil memperoleh keterangan jelas perihal merekaberdua?"

    Ditegur begitu, mukanya Giok Kouw menjadi merahdengan mendadak. Ia keluar di luar tahunya siapa juga,ia ingin ayahnya tidak ketahui kepergiannya, siapanyana, ayah itu pergoki perbuatannya Tapi karena iapulang dengan tangan kosong, dan dengan menahankemendongkolan, ia jadi mungsang-mangsing.

    "Ayah, apakah kau kira kita berdua masih bisa tinggal

    di sini lebih lama?" demikian ia kata pada orang tua itu."Tidak bisa tidak, kita harus segera usir ibu dan anak itu,mereka tidak boleh tinggal lebih lama lagi di desa Hiecunini, tidak juga di daerah Giokliong-giam! Mereka ternyatatelah pandang kita sebagai nelayan yang kebanyakan,yang kasar dan bodoh! Ayah, tidak saja mereka beranihinakan kau, juga aku, mereka berani permainkan!

    Mereka pandang kita penduduk Hiecun tidak berhargasemuanya, mereka mesti segera diusir pergi! Kalau tidak,kecewa kita dari pihak Kiushe Hiekee!"

    Tan Tay Yong tidak menjadi heran melihat sikapgadisnya ini, yang menjadi uring-uringan, karena ialantas menduga, mestinya anak ini tidak dapat sambutanmanis dari mereka. Ia tidak mau menggoda lebih jauh,

    malah ia manggut-manggut, ketika ia jawab gadis itu,"Baik! Kita orang mesti kasih rasa pada dua orang itu,supaya mereka tidak lagi tidak pandang mata pada kitadari pihak Hiecun! Tapi, bagaimana ibu dan anak ituperlakukan kau? Mari kita duduk di dalam, supaya kaubisa menutur dengan jelas, supaya aku bisa pikir,tindakan apa aku mesti ambil...."

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    45/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/Giok Kouw turut ayahnya, maka mereka lantas masuk,

    begitu lekas sudah berduduk, ia lantas ceritakan halpenyelidikannya bagaimana bermula ia saksikan

    kepandaian dari anak dara dan ibunya itu, sampaikemudian ia bicara dengan mereka mulai dari manis, danakhirnya kita jadi seperti kebentrok, karena ia tidak dapatdengarkan "ocehannya" Yan Toa Nio itu.

    Tan Tay Yong terperanjat mendengar Yan Toa Nio dangadisnya mengerti Enghoan Tiauwkie-ciang dan ToasuiPaychiu, dua macam ilmu menimpuk dan menyambuttimpukan batu, yang berhubungan satu dengan lain. Ituada salah satu ilmu dari "ahli dalam" (lweekeh) yangliehay. Malahan ia belum pernah dengar, ada orangperempuan yang yakinkan ilmu itu, yang meminta tenagabesar luar biasa.

    "Kenapa mereka mengerti dua macam ilmu itu?"

    demikian ia pikir. "Terang sekali, asal-usulnya ibu dananak itu tidak sembarangan. Perlu aku selidiki merekadengan teliti. Di pihak Kiushe Hiekee adalah ketua TanCeng Po dan Lim Siauw Chong yang mengerti keduamacam ilmu itu...."

    "Selanjutnya kau baik jangan coba pergi pula padamereka," akhirnya ia pesan anaknya. Kita tidak boleh

    kasih alasan hingga mereka curigai kita. Aku nantiberdaya akan selidiki mereka lebih jauh."

    Demikian, besoknya, diam-diam Tan cuncu telah kasihperintah pada penduduk Hiecun akan mereka intip gerak-geriknya dua tamu perempuan itu, tetapi mereka dipesansupaya jangan kasih kentara hal pengintipannya itu.Meski demikian "ganjelan" toh telah mengambil tempat.

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    46/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/Empat buah perahu telah ditambat di mulut muara,

    dekat gubuknya Yan Toa Nio dan anaknya. Kewajibanperahu-perahu ini adalah untuk setiap waktu, siang dan

    malam, pasang mata atas nyonya dan nona itu. Yan ToaNio berdua tidak bisa larang orang dekati mereka, meskisebenarnya mereka tidak puas. Mereka menumpang dantidak punya hak apa-apa, dan rombongan pengintip jugatidak ganggu mereka. Adalah selang tiga empat hari,baru ganjelan tercipta.

    Empat nelayan muda tidak mempunyai cukupkesabaran, tidak saja mereka tidak berlaku hati-hati,malahan mereka sengaja goda ibu dan anak itu. KalauYan Toa Nio keluar menangkap ikan, mereka menguntit,mereka sengaja datang dekat-dekat, dan apabila orangsedang menebar jala, mereka sengaja majukanperahunya, hingga ikan jadi kaget dan lari. Meski merekatidak kata apa, tapi terang ini berupa gangguan.

    Pada suatu hari, Leng In keluar sendirian, justru iahendak lepas jalanya, ia diganggu oleh empat pemudanelayan, hingga ia jadi mendelu. Batal menangkap ikan,ia angkat jalanya, perahunya dilajukan dengan pesat,dengan tidak menoleh lagi pada mereka itu, ia berserusebagai juga pada dirinya sendiri, "Kawanan kerbaudungkul, apakah kau orang mau adu kepandaian dengannona Yan! Nyatalah pihakmu sendiri yang berniat pesiarke dalam istananya si Raja Naga!"

    Empat pemuda itu tertawa berkakakan melihat orangpergi dengan belum dapat barang seekor ikan, hampirdengan berbareng, mereka geraki penggayuhnya untukkasih perahu mereka menyusul. Mereka berniat terjangperahunya si nona hingga terbalik. Mereka tidak puasterhadap ketua mereka, yang dikatai bersikap terlalu

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    47/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/lemah pada dua tamu perempuan itu, sekarang merekamau umbar kemendongkolannya itu.

    Sebenarnya Leng In ada terlebih pandai dalammenggunakan penggayuhnya, perahunya laju pesat luarbiasa, apamau sekarang ia hadapi perahu yangmenggunakan empat penggayuh dan yang gerakipengga-yuh pun ada orang-orang muda, yang bertenagabesar, yang semangatnya sedang berkobar-kobar, tidakheran, belum terlalu lama, perahunya sudah dapatdidekati, tapi karena ia pandai kemudikan perahunya itu,ia tidak sampai bikin perahunya kena kebentur. Tapi inimelulu bikin empat nelayan itu jadi gusar, sakingpenasaran karena berulang-ulang maksud mereka selalukacau, mereka telah mandi keringat, mereka jadi malusendirinya Lalu, dengan mengincar, mereka coba lagisekali akan tabrak si nona

    Leng In tidak mau kasih perahunya diterjang, meskidemikian dengan sendirinya ia bikin kendaraannyaterbalik dan karam begitu lekas ia sudah bisa menyingkirdari tubrukan yang hebat itu, dari itu ia jadi tercebur danhilang dari muka air.

    "Hura!" berteriak empat anak muda itu berulang-ulang. Mereka puas sekali melihat perahu orang kelebuh

    dan si nona mandi terpaksa Tapi baru saja merekaberhenti berteriak-teriak, atau mereka sekarang padamenjerit, "Eh, eh, celaka! la tentu ganggu kita!....

    Itulah sebab perahu mereka mendadak bergoncang.Perahu itu memang tidak laju lagi begitu lekas merekatungkulan bersorak-sorak hingga mereka alpakanpenggayuhnya

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    48/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/Mereka kaget tidak lama atau kaget itu sampai di

    puncaknya! Mendadak perahu mereka terbalik, hinggadengan tidak berdaya, mereka mesti pada terjun ke air,

    mengantapi perahu mereka itu kelebuh. Dua diantaranya, saking kaget, sudah kena telan air, sampaimereka gelagapan. Syukur mereka semua pandaiberenang, dari itu berdua mereka tidak sampai kelelap.Sekarang mereka mesti muncul di muka air sambilberenang.

    Leng In sudah muncul duluan, dengan sebat ia telahbisa bikin perahunya terbalik pula, buang airnya danlompat naik atas perahu itu, untuk terus digayuh Iasengaja tujukan kepala perahu pada empat nelayan itu,hingga mereka ini mesti lekas selulup supaya tidaksampai kena kebentur! Dan ketika mereka timbul pula,mereka lihat si nona telah lajukan perahunya menuju kemuka muara!

    Empat pemuda ini menjadi masgul berbarengmendongkol, sia-sia saja mereka gunakan tenaganya,siapa tahu kesudahannya mereka kecele, mereka sendiriyang dibikin keok dan malu. Dengan lesu merekaperbaiki perahu mereka dan gayuh pulang....

    Adalah sejak kejadian ini, anak-anak muda itu jadi

    tidak berani lagi bertindak sembarangan.Dua hari lewat sejak kejadian tersebut, mendadak di

    mulut muara ada muncul dua rombongan coan-pangatau perahu, yang nyata ada kepunyaannya pihakEnglok-kang udik. Maka tidak heran, rombongan perahuitu seperti telah memenuhkan atau menutup mulutmuara

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    49/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/Di mana pihak Hiecun memang ada punya perahu-

    perahu penilik di sebelahnya mereka yang biasa keluarmasuk hampir tidak putusnya, tidak heran apabila

    datangnya rombongan perahu-perahu asing ini segeradapat diketahui. Laporan segera sampai pada Tan TayYong, begitu juga laporan dari empat pemuda nelayanyang diwajibkan mengintai ibu dan gadis itu, malahanmereka menyangka, ibu dan anak itu ada konconya pihakEnglok-kang udik itu, hingga dua orang perempuan itujadi semangkin dicurigai.

    Untuk membikin penyelidikan sendiri, denganmenyamar, Tan Tay Yong keluar dengan sebuah perahukecil. Ia telah berlayar memutar, kemudian ia balik, kedekat gubuknya Yan Toa Nio. Sampai begitu jauh, ia punsudah lantas bercuriga, karena ia lihat, dua rombonganperahu itu bukannya perahu-perahu mayang yang seringtertampak dari lain-lain rombongan nelayan.

    Di sepanjang dua tepi mulut muara ada berbaris tidakkurang dari tigapuluh buah perahu. Anehnya tidak ada diantara perahu itu yang memuat penumpang perempuan.Pun kelihatan, kecuali tiga orang tua, usia di ataslimapuluh tahun, yang lain kebanyakan ada pemuda-pemuda umur dua sampai tigapuluh tahun. Ia lihatsegala perabot keperluan nelayan, akan tetapi di matayang tajam dari Hiecun cuncu, mereka mestinya bukanbermaksud menangkap ikan melulu.

    Sesudah menyelidiki sekian lama, Tay Yong kembali kedalam muara.

    Pihak Hiecun memang larang orang menangkap ikandi daerahnya, dilarang juga orang asing dan perahunya

    bermalam di daerah dusun perikanan ini, akan tetapi

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    50/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/terhadap dua rombongan ini mereka tidak dapat segeramengusir, karena mereka sedang singgah dansinggahnya juga di luar mulut muara. Untuk mengusir,

    mereka tidak dapati alasan.

    Sesampainya di dalam dusun, Tay Yong kasih perintahbunyikan suitan bambu, untuk kumpulkan semuapenduduk Hiecun. Maka semua nelayan menjadi repot,lekas sekali mereka siap dengan layarnya. Mereka heranjuga selagi air pasang dan bukan waktunya untuk keluarbekerja, mereka mesti dengar pertandaan itu.

    Dengan dikepalai oleh perahunya Tay Yong, semuaperahu nelayan segera bergerak. Dalam satu rombonganbesar atau lerotan panjang, mereka menuju ke satutempat jauhnya lebih daripada satu lie dari Hiecun. Disini mereka bisa berkumpul dengan leluasa Tapi karenamereka kumpul di sini, baru semua nelayan ketahui yang

    mereka keluar bukannya untuk menangkap ikan.Oleh karena mereka semua sudah terlatih, mereka

    telah atur rapi barisan perahu mereka masing-masing,kemudian yang menjadi kepala rombongan, yangdipanggil tauwbak, dengan satu tanda datang berkumpulbersama ketua mereka "Kita orang sekarang berkumpuldi sini, karena satu bahaya sedang mengancam kita,"

    berkata Tan Tay Yong dengan langsung. "Kita orangmesti berkumpul untuk berunding supaya kita orang jagasaja diri kita baik-baik, tegasnya, aku ingin kita orangbersiap, untuk membela diri."

    Tay Yong telah dapat sambutan yang hangat, karenasemua nelayan sudah mengerti keadaan mereka, hinggamereka tidak bersangsi sedikit juga akan berikan

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    51/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/janjinya, janji tenaga dan jiwa. Mereka nyatakan bersediaakan turut segala titah atau pengaturannya ketua ini.

    Untuk sementara, Tay Yong hendak pecah semuapenduduk dalam dua rombongan, untuk menjaga siangdan malam dengan bergiliran. Kecuali mulut muara yangdijaga keras, di atas Giokliong-giam juga hendakdipasang pengawasan di empat penjuru, supaya darijauh-jauh mereka sudah bisa dapat lihat apabila adagerakan apa-apa dari pihak penyerang.

    "Juga yang giliran menjaga siang tidak boleh alpa,"Tay Yong minta. "Aku tidak bilang musuh akan serangkita malam ini, akan tetapi mereka pasti bisa serang kitasetiap waktu. Mereka telah datang dari tempat jauh,mestinya mereka sudah siap betul-betul. Andaikatamusuh menyerang, selainnya menangkis, tindakanpertama adalah mengasih tanda, supaya semua pihak

    kita bisa lantas sedia akan sambut mereka. Terutamamulut muara mesti dijaga keras. Panah kita mesti sediabanyak. Musuh tidak boleh diijinkan melintasi mulutmuara."

    Tan Tay Yong juga sediakan dua-puluh orang,teristimewa untuk menjaga pihaknya Yan Toa Nio yangmesti dikurung.

    "Mereka itu liehay sekali, panah saja mereka darijauh," ia pesan. "Jangan dekati mereka, meskipun kamumengerti silat, itulah percuma. Aku pun nanti coba tindasmereka terlebih dulu, agar mereka tidak jadi penyambutbagi pihak musuh."

    Kemudian Tay Yong kasih tahu, ini ada tindakanpertama, dan tindakan kedua ia akan pikir lebih jauh.

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    52/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/Tindakan kedua ia maksudkan sebagai daya akanselamati Hiecun untuk selama-lamanya.

    Semua nelayan buktikan semangat mereka, merekatidak senang dan bersedia untuk bergulat.

    "Cuncu jangan kuatir," kata satu nelayan yangbernama Lim Siong Su. "Tidak nanti kita tinggalkanHiecun, kita akan hidup atau musnah bersama-samadusun kita ini. Kalau terpaksa, aku akan bikin karamsemua perahu kita, supaya musuh tidak dapat

    punyakan!"Lim Siong Su ini ada tauwbak keempatnya Tan Tay

    Yong. Sama sekali ada empat tauwbak, yang setiap haripegang pimpinan, mewakilkan cuncu, apabila sedangkeluar menangkap ikan. Semua nelayan mesti tundukpada mereka.

    Tauwbak pertama ada An Sam Siu, yang kedua Yap ATiong dan yang ketiga Ho Jin. Mereka semua masihmuda, pandai berenang di air. Di antaranya adalah SiongSiu, yang mengerti ilmu silat cukup baik, adatnya punpaling keras.

    "Kau benar, saudara Lim," kata Wan Sam Siu. Kita daripihak Kiushe Hiekee, ke mana saja kita pergi, jangan

    biarkan orang pandang enteng pada kita, biar musuh adapunya tiga kepala dan enam tangan kita toh mesti lawanpadanya!"

    "Jikalau kau semua sudah insyaf, itu bagus," kata TayYong pada dua orang kepercayaannya itu. "Memang,berhasilnya kita melindungi Hiecun berarti juga kitapegang kekal pamornya Kiushe Hiekee. Sekarang, karena

    gentingnya keadaan dan karena kau orang telah

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    53/562

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    54/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/Jaga supaya jangan ada perahu kita yang sembarangankeluar batas. Sebelumnya musuh unjuk bukti bahwamereka hendak menyerang, kita pun jangan kentarakan

    suatu apa. Aku berikan kau duapuluh saudara, merekamesti sembunyi di mulut muara, di pepohonan, ditanjakan, sedialah panah, apabila musuh merangsek,lantas gencet dan serang mereka. Di waktu bertempur,kita tidak boleh bersangsi lagi akan turun tangan.Sekarang sudah tiba saatnya untuk kita jual jiwa kita!"

    "Benar, cuncu!" sahut Lim Siong Siu, yang terimakewajiban itu.

    Setelah itu, Tan Tay Yong perintahkan Wan Sam Siudan Yap A Tiong.

    "Kamu berdua boleh kepalai masing-masingrombongan seperti biasa. Sam Siu, kau boleh menjaga didepan Hiecun. Kau A Tiong, boleh pecah-pecah

    rombonganmu itu, begitu sang malam datang, lantas kaurondai seluruh daerah kita. Sekalipun tempat yang buntu,kau mesti perhatikan, maka itu, kirimlah dua perahudengan dua saudara, menjaga di kaki Giokliong-giam,asal ada gerakan apa-apa, mereka ini mesti segeramemberi tanda."

    "Cuncu nampaknya terlalu berhati-hati," A Tiong

    bilang. "Bukankah dari atas Giokliong-giam tidak adajalanan sama sekali? Dari pihak bukit, kita sebenarnyatidak ada hubungan sama pihak luar yang mana saja...."

    "Bukannya begitu, saudara Yap. Kita lebih baikberhati-hati daripada beralpa. Bukankah penjagaan itutidak ada ruginya bagi kita? Mari, silakan kau pergibekerja!"

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    55/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/A Tiong tidak membantah, ia pun terima baik

    kewajibannya.

    Kemudian Tay Yong berikan lain-lain titah lagi,sesudah mana ia ajak semua nelayan berangkat pulanguntuk mereka itu lantas bekerja.

    Giok Kouw sambut ayahnya waktu ayah itu pulang, ialantas tanya apa yang ayah itu atur.

    Tay Yong tuturkan segala apa pada anaknya itu,terhadap siapa ia tidak simpan rahasia.

    "Hiecun ada daerah yang bagus, aku percaya, biarpunia liehay, musuh rasanya tidak akan mampu celakai kita,"Giok Kouw nyatakan. "Apa yang aku harap adalahrombongan di muka muara kita itu bukannya dari pihakEnglok-kang udik, yang telah menjadi musuh kita.Tentang mereka perlu dicari tahu, supaya kita tahu pastimereka ada dari golongan mana."

    "Kau benar, anak. Turut penyelidikanku, mereka pastibukannya penduduk Englok-kang yang berdekatandengan kita, aku percaya sebagian di antaranya ada dariEnglok-kang udik, sisa dari musuh-musuh yang telahmenjadi pecundang kita. Rupanya mereka datangdengan tenaga baru. Kalau aku tidak salah, mereka ada

    rombongan Yo Ban Hoo, hanya, apa yang aneh, di antaramereka tidak ada hui-hiecun, perahu-perahu istimewadari rombongan itu."

    "Kalau begitu, kita perlu bikin penyelidikan lebih jauh,"Giok Kouw nyatakan.

    "Aku pun berpikir begitu. Kalau sebentar tidak adaperobahan apa-apa, aku hendak ajak beberapa saudara

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    56/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/yang pandai berenang dan selulup, akan hampirkanperahu-perahu mereka"

    "Ayah benar, malah lebih lekas lebih baik."Boleh dibilang hampir tidak mengaso lagi, Tan Tay

    Yong lantas keluar pula, sekarang guna tilik semuanelayan, akan lihat pekerjaan mereka itu sebagaimanatadi telah diatur, kesudahannya ia merasa puas. Semuaorang telah bekerja betul dan malahan mereka itunampaknya siap sungguhan, seperti juga bahaya sudah

    pasti bakal mengancam mereka.Hatinya Tan cuncu jadi tenteram sekali, karena ia

    percaya, dengan beragam dan bersungguh-sungguh,andaikata ada bahaya tentu dapat dihindarkan. Karenaini ia lalu tetapkan niatannya akan lakukan penyelidikanke perahu asing. Tapi, sebelumnya pulang, ia pergi kemulut muara, akan tilik rombongan perahu-perahu yang

    dicurigakan itu. Untuk keheranannya, selama itu pihakasing telah dapat tambahan lebih daripada duapuluhperahu lagi, semuanya perahu-perahu kecil yang lajunyapesat. Meski demikian, penumpang-penumpang perahuitu tenang semuanya, mereka bicara dan pasang omongdengan sewajarnya, pada mereka tidak tertampakgerakan apa-apa yang mendatangkan kecurigaan orang.

    "Benar luar biasa," pikir Tan Tay Yong.

    Dalam perjalanan pulang, ketua Hiecun ini cobamelongok gubuknya Yan Toa Nio, ia lihat ibu dan anakdengan tenang sedang bekerja membikin bale ataupembaringan bambu, mereka sama sekali tidak bersikapluar biasa. Pemandangan ini menambah kelegaanhatinya.

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    57/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/Selagi lewat di tempat di mana berada rombongan

    perahunya Lim Siong Siu barisan keempat Tay Yonglihat tauwbak-nya sedang jalan mundar-mandir di gili-gili,

    melihat padanya, tauwbak itu menegur. Tiba-tiba ia ingatsuatu hal, ia lantas gapein tauwbak itu.

    "Aku ingin kau lakukan suatu pekerjaan," kata ketuaini, sesudah Siong Siu samperi ia. "Apa kau bisa pilihbeberapa orang di antara orang-orangmu yang terpandaiuntuk berenang dan selulup?"

    "Aku dapat sediakan orang-orang itu," Siong Siujawab. "Duapuluh tahun berada dalam latihan bersama,saudara-saudaraku semua sudah boleh diandalkan. Apacuncu berniat bokong musuh?"

    Ditanya begitu, Tay Yong tertawa.

    "Saudara, kau ngaco!" ia kata. "Orangmu cumaduapuluh lebih dan perahu-perahu di sana sekarangtelah berjumlah empat atau limapuluh lebih, satu tandajumlah jiwa penumpangnya ada banyak, maka itu, carabagaimana kau bisa pikir untuk serang mereka dengandiam-diam? Aku tidak pikir demikian, saudara, aku hanyaingin bikin penyelidikan untuk dapati kepastian, merekasebenarnya datang dari mana dan dari golongan apa.Jika kita telah mengetahui jelas tentang mereka berarti

    ada lebih gampang untuk kita hadapi mereka itu.Maksudku adalah kirim beberapa perenangmenghampirkan perahu-perahu mereka, akan selidikimereka dari dekat."

    Setelah mengetahui maksud ketuanya, Lim Siong Siubersenyum.

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    58/562

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    59/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/"Baiklah," ia kata. la terus kasih tahu, bagaimana

    penyelidikan mesti dilakukan, kemudian lagi sekali iapesan wanti-wanti supaya tauwbak ini berlaku hati-hati.

    Sesudah itu, ia terus pulang.

    Kapan sang malam sampai, pihak Hiecun telah siapdengan penjagaannya. Rombongan keempat ini telahsiap, untuk jalankan kewajiban yang dipasrahkan olehketua mereka. Dalam gelap gelita, Siong Siu pimpinpasukannya. Setiap satu tombak jauhnya, dua buahperahu, setiap perahu ada muat dua nelayan dengan duatempuling dan dua panah berikut banyak anak panahnya.Dandanan mereka ada celana pendek, baju ringkas dankepala di-bungkus. Mereka tidak bawa pelita atau obor.Tapi mereka tidak maju terus, hanya menantikan waktu.

    Di kiri kanan dan mulut muara yang tinggi merupakanbukit, ada masing-masing sepuluh nelayan yang

    membikin penjagaan. Perhatian mereka ditujukanterutama ke jurusan gubuknya Yan Toa Nio. Mereka initermasuk pula rombongan dari pasukan ketiga daritauwbak Ho Hong, yang membawa delapan perahu untukpengawasan.

    Barisannya Yap A Tiong, enam-belas buah perahurombongan kedua, tersebar di muka air untuk meronda.

    Setiap perahu membawa alat tanda, untuk memberi tahuada bahaya atau untuk kumpulkan kawan.

    Tan Tay Yong sendiri, bersama empat nelayan sebagaipengikutnya, menilik semua, guna lihat orang bekerjasungguh-sungguh atau tidak. Persiapan malam dan siangmemang ada bedanya

    Lebih kurang jam satu, Lim Siong Siu mendarat, naikke puncak di mulut muara. Dari sini ia bisa melihat jauh

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    60/562

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    61/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/Dengan berenang dan selulup bergantian, berlima

    mereka meng-hampirkan perahu-perahu asing. Merekabisa datang dekat dengan tidak nampak rintangan.

    Dengan tanda, Siong Siu minta kawan-kawan itu janganlantas dekati perahu, hanya mereka mesti memutar dulu,guna lihat apakah musuh pasang pengawas atau tidak.

    Sendirian saja, Siong Siu berenang ke sebuah perahubesar di mana ada cahaya api. Perahu ini berlabuh ditengah-tengah dari yang lain-lain. la angkat kepalanyatinggi-tinggi setelah ia sudah datang dekat. Sekarang iadapat buktikan kebenarannya dugaan dari Tan Tay Yong.Perahu besar ini ada dari Kangsan-pang. Dan perahumacam itu ada tujuh, berlabuhnya bercampuran denganlebih daripada tigapuluh perahu lainnya, hingga dari jauhsangat sukar untuk mengenali dengan segera.

    Siong Siu berlaku hati-hati sekali. Ketika itu ia berada

    di belakangnya perahu besar itu. Ia cabut golok, yang iasoren di pinggangnya. Ia kuatir musuh pasang jaringatau gaetan. Dalam gelap gelita, biar bagaimana juga,orang tidak bisa bergerak leluasa seperti di waktu siang.Jala bisa meringkus orang tetapi gaetan adalahpertandaan.

    Memegang perahu dengan hati-hati sekali, Siong Siu

    gunakan tenaganya guna angkat tubuhnya, denganbegitu ia bisa melihat ke dalam kendaraan itu di bagianbelakang. Ia lihat satu perapian besar. Di dekat situ adarebah seorang tua usia lima atau enampuluh tahun,rupanya empe-empe itu tidur kepulasan, karena kipasnya kipas daun paimmenggeletak di pahanya. Api diperapian sudah hampir padam, tetapi tekonya telah kasihdengar suara air yang bergolak-golak.

  • 8/13/2019 Hay Tong Kok

    62/562

    Tiraikasih Website http://kangzusi com/Percaya tukang perahu itu sedang tidur nyenyak,

    Siong Siu lalu melapay ke sebelah kiri. Di sini, denganberani, ia lompat naik ke atas perahu, segera ia

    hampirkan jendela dari gubuk perahu. Ia dengar suaradua orang bicara, karena daun jendela tertutup rapat, iatidak bisa memandang ke dalam.

    "Kita tidak boleh pandang terlalu enteng pada daerahberharga yang seperti mustika ini," demikian ia dengarsatu suara. "Kita hendak buka jalan hidup untuk saudara-saudara kita, untuk itu kita mesti gunakan antero tenagakita. Aku percaya mereka tidak menjaga sejaga-jaganyasaja, mereka mestinya ada atur daya upaya lainnya yangsempurna."

    "Sebagai orang terhormat, kita tidak harus berlakucurang!" kata suara yang kedua, yang nyaring. "Kitasudah berkumpul di sini, itu tandanya kita telah berlaku

    terus terang. Mereka ada satu rombongan kecil, apaterhadap mereka kita perlu kirim surat tantanganperang?"

    Siong Siu menjadi ketarik, ia ingin sekali lihatmacamnya dua orang itu. Sekarang ia dapat lagi bukti,bukti yang memastikan, bahwa Giokliong-giam Hiecunbenar-benar sedang hadapi musuh musuh untuk hidup

    dan mati. Baru saja ia bergerak, dengan niatan melewatijendela itu, atau mendadak di dalam gubuk perahu adaorang tertawa terbahak-bahak serta terus berkata, "Akutidak percaya segala anak kucing dan anak anjing beranimolos kem