Wisnu a. Wiyangga Tugas Vaksin

9
1. Haemophilus Influenzae Type B Vaccination Efikasi Dari 8 percobaan, Efikasi protektif vaksin Hib konjugasi sebesar 84% (OR 0.16; 95%CI 0.08-0.30) dalam melawan seluruh penyakit invasiv Hib, 75% (OR 0.25; 95%CI 0.08-0.84) melawan meningitis, and 69% (OR 0.31; 95%CI 0.10- 0.97) melawan pneumonia. Efek samping yang serius jarang terjadi. Hasil menununjukan bukti yang kuat bahwa vaksin Hib konjugasi aman dan efektif dalam menurunkan risiko seluruh penyakit invasiv dari Hib, untuk itu menetapkan bahwa vaksinasi anak-anak di negara berkembang dapat melindungi mereka dari penyakit yang berpotensi fatal namun dapat dicegah. Sumber : Obonyo, C. O., and J. Lau. "Efficacy of Haemophilus influenzae type b vaccination of children: a meta-analysis." European Journal of Clinical Microbiology and Infectious Diseases 25.2 (2006): 90-97. Efektifitas Usia disesuaikan efektivitas vaksin untuk melawan H. influenzae meningitis terdiagnosis melampaui 90% untuk dua atau lebih dan tiga dosis (Tabel 1). Efektivitas vaksin meningitis purulen tidak diketahui penyebabnya adalah 36-68% sesuai dengan jumlah dosis. Tabel 1. Efektivitas vaksin konjugasi Hib terhadap hasil meningitis pada anak usia 0-59 bulan, Uganda, 2001-2006 Vaccine dosesa Vaccine effectiveness against meningitis outcomeb % (95% confidence interval) Confirmed Hib Purulentc CSF of unknown cause CSF with 20–99 WBC/µl of unknown cause

description

vksn

Transcript of Wisnu a. Wiyangga Tugas Vaksin

Page 1: Wisnu a. Wiyangga Tugas Vaksin

1. Haemophilus Influenzae Type B Vaccination

Efikasi

Dari 8 percobaan, Efikasi protektif vaksin Hib konjugasi sebesar 84% (OR 0.16; 95%CI 0.08-0.30) dalam melawan seluruh penyakit invasiv Hib, 75% (OR 0.25; 95%CI 0.08-0.84) melawan meningitis, and 69% (OR 0.31; 95%CI 0.10-0.97) melawan pneumonia. Efek samping yang serius jarang terjadi.

Hasil menununjukan bukti yang kuat bahwa vaksin Hib konjugasi aman dan efektif dalam menurunkan risiko seluruh penyakit invasiv dari Hib, untuk itu menetapkan bahwa vaksinasi anak-anak di negara berkembang dapat melindungi mereka dari penyakit yang berpotensi fatal namun dapat dicegah.

Sumber : Obonyo, C. O., and J. Lau. "Efficacy of Haemophilus influenzae type b vaccination of children: a meta-analysis." European Journal of Clinical Microbiology and Infectious Diseases 25.2 (2006): 90-97.

Efektifitas

Usia disesuaikan efektivitas vaksin untuk melawan H. influenzae meningitis terdiagnosis melampaui 90% untuk dua atau lebih dan tiga dosis (Tabel 1). Efektivitas vaksin meningitis purulen tidak diketahui penyebabnya adalah 36-68% sesuai dengan jumlah dosis.

Tabel 1. Efektivitas vaksin konjugasi Hib terhadap hasil meningitis pada anak usia 0-59 bulan, Uganda, 2001-2006

Vaccine dosesa

Vaccine effectiveness against meningitis outcomeb % (95% confidence interval)

Confirmed HibPurulentc CSF of unknown cause

CSF with 20–99 WBC/µl of unknown cause

1 63 (0–86) 60 (21–80) 38 (-54–75)

2 93 (42–99) 36 (-10–63) 66 (-10–90)

3 94 (48–99) 68 (46–81) 15 (-51–52)

1 or more 65 (41–79) 38 (23–50) 31 (3–51)

2 or more 93 (69–99) 53 (11–68) 35 (-11–62)

Page 2: Wisnu a. Wiyangga Tugas Vaksin

CSF, cerebrospinal fluid; Hib, Haemophilus influenzae type b; WBC, white blood cells.a Values for 1, 2, 3 and 2+ vaccine doses were documented in immunization cards; values for 1+ doses also included a verbal report.b All vaccine effectiveness estimates adjusted for age.c CSF that was visually cloudy or had ≥ 100 white blood cells (WBC)/µl.

Sumber: Lewis, Rosamund F., et al. "Action for child survival: elimination of Haemophilus influenzae type b meningitis in Uganda." Bulletin of the World Health Organization 86.4 (2008): 292-301.

Insidensi setelah adanya vaksin HiB

Tren waktu penyakit Hib dengan pengenalan vaksinSetelah vaksin Hib diperkenalkan, jumlah kasus Hib meningitis menurun

mendekati nol di ketiga lokasi (Gambar. 1) dan semua kelompok umur (data tidak ditampilkan). Di Rumah Sakit Mulago, kasus menurun dari 69 pada tahun prevaccine sampai angka 11 pada tahun 2005-2006, dan akhirnya tiga kasus dari Juli 2006 sampai Juni 2007. Kasus S. pneumoniae meningitis tetap stabil di rumah sakit Mulago (trend linear P = 0.59) dan Lacor (P = 0,43), dan menurun di rumah sakit Mbarara (trend linear P = 0.049). S. pneumoniae sekarang penyebab paling umum dari meningitis bakteri pada anak usia <5 tahun.

During the first year after vaccine introduction, 31 (94%) of 33 H. influenzae isolates identified by culture were confirmed as Hib by CSF latex agglutination, as were 22 (85%) of 26 culture-positive cases during the third and fourth years. Other isolates reported as Hib in Table 1 were identified only by culture. Of 23 serotyped isolates available from July 2004 onwards from CSF (14) or unrecorded source (9), 15 (65%) were type b, 5 (22%) were type a, and 3 (13%) were non-typable.

Page 3: Wisnu a. Wiyangga Tugas Vaksin

Gambar 1. Dikonfirmasi H. influenzae dan S. pneumoniae meningitis pada anak usia <5 tahun, 3 situs sentinel, Uganda, 2001-2006

Perkiraan beban penyakitBeban estimasi penyakit disajikan secara rinci pada Tabel 2. insiden Tahunan

dikonfirmasi Hib meningitis dan meningitis tanpa penyebab yang diidentifikasi untuk kecamatan Kawempe adalah 33 dan 62 per 100 000 anak usia <5 tahun berturut-turut pada tahun sebelum pengenalan vaksin. Perkiraan kejadian tahunan keseluruhan Hib meningitis selama era prevaksin adalah 88 kasus per 100 000 anak usia <5 tahun, 66 dan 22 per 100 000 untuk pasien rawat inap dan non-rumah sakit. Perkiraan tahunan kematian Hib meningitis adalah 33 kematian per 100 000 anak usia <5 tahun, 13 dan 20 per 100 000 untuk kasus-kasus di rumah sakit dan non-rumah sakit.

Tabel 2. Perkiraan beban penyakit untuk Haemophilus influenzae tipe b (Hib) meningitis dan pneumonia pada anak 0-59 bulan, sebelum dan 4 tahun setelah pengenalan vaksin konjugasi Hib , Uganda, 2001-2006

Pre-vaccine year

Fourth year of vaccination Data source

MENINGITIS

Hospitalized meningitis

Confirmed hospitalized Hib incidencea 33 1.8 Study

Purulent meningitis of unknown cause

Confirmed incidencea 62 16 Study

Vaccine effectiveness (%, for 2+ doses) 53 53 Study

Estimated Hib incidencea among etiology-negative purulent cases (confirmed incidence x VE)

33 8.5 Calculated

Total hospitalized Hib incidencea (confirmed + estimated)a

66 10 Calculated

Case fatality ratio (%) 20 11 Study

Fatal H. influenzae meningitis incidencea (total hospitalized x CFR) 13 1.1 Calculated

Page 4: Wisnu a. Wiyangga Tugas Vaksin

Non-hospitalized meningitis

Proportion of meningitis cases not presenting to hospital (%) 33 33

Estimated non-hospitalized Hib incidencea (total hospitalized x % not presenting to hospital)

22 3.4 Calculated

CFR (%) 90 90 Assumption

Fatal H. influenzae meningitis incidencea (total non-hospitalized x CFR) 20 3.1 Calculated

Neurologic sequelae among survivors

Proportion (%) 34 34

Incidencea of neurologic sequelae 19 3.2 Calculated

PNEUMONIA

Ratio of Hib meningitis to Hib pneumonia 5 5

Hospitalized Hib pneumonia incidencea (hospitalized meningitis incidence x 5)

351 52 Calculated

Non-hospitalized Hib pneumonia incidencea (non-hospitalized meningitis incidence x 5)

109 17 Calculated

Hospitalized case fatality ratio (%) 10 10

Hospitalized fatal Hib pneumonia incidencea (hospitalized Hib pneumonia incidence x CFR)

33 5.2 Calculated

Non-hospitalized case fatality ratio (%) 30 30

Non-hospitalized fatal Hib pneumonia incidencea (non-hospitalized Hib pneumonia incidence x CFR)

33 5.1 Calculated

SUMMARY

Total Hib pneumonia and meningitis incidencea

528 82 Calculated

Page 5: Wisnu a. Wiyangga Tugas Vaksin

Total fatal Hib pneumonia and meningitis incidencea

99 14 Calculated

BURDEN OF VACCINE-PREVENTABLE HIB DISEASE 2007

Without Hib vaccineb

Uganda population < 5 years of age in 2007 5 300 000 Calculated

Children with Hib meningitis, cases per year 4 662 Calculated

Children with Hib pneumonia, cases per year 23 310 Calculated

Child deaths due to Hib per year 5 230 Calculated

Children with severe Hib-related neurologic sequelae per year

989 Calculated

Pada tahun keempat setelah vaksin diperkenalkan, insidensi tahunan meningitis Hib telah menurun sebesar 85% dari 88 sampai 13 kasus per 100 000 anak usia <5 tahun. Perkiraan insiden tahunan gejala sisa neurologis turun dari 19 sampai 3 kasus per 100.000 anak. Perkiraan kejadian pneumonia Hib turun dari 351 sampai 52 kasus yang dirawat di rumah sakit per 100.000 anak usia <5 tahun, dan dari 109 sampai 17 kasus yang tidak dirawat per 100 000. Sebelum vaksin Hib, sekitar satu dari setiap 200 anak telah menderita Hib meningitis atau radang paru-paru, dan kematian hampir satu per 1000 per tahun.

Dengan tidak adanya vaksinasi Hib, kami memperkirakan bahwa pada tahun 2007, di antara anak usia <5 tahun di Uganda akan ada 4662 dengan Hib meningitis, 23 310 dengan Hib pneumonia, 5230 kematian, dan 989 pasien dengan gejala sisa neurologis parah. Pada tahun kelima setelah vaksin diperkenalkan, tidak ada kasus Hib di rumah sakit Lacor dan Mbarara atau di Divisi Kawempe, dan hanya tiga kasus yang ditemukan dari tiga kabupaten yang berbeda di wilayah tengah.

Sumber: Lewis, Rosamund F., et al. "Action for child survival: elimination of Haemophilus influenzae type b meningitis in Uganda." Bulletin of the World Health Organization 86.4 (2008): 292-301.

2. Kenapa diberikan antibiotic pada pasien bronkiolitis? Terapi bronkiolitis? Apakah boleh diberikan dexamethason?

Bronkiolitis adalah infeksi saluran respiratorik bawah yang disebabkan virus, yang biasanya lebih berat pada bayi muda, terjadi epidemic setiap tahun dan ditandai dengan obstruksi saluran pernafasan dan wheezing. Penyebab paling sering adalah Respiratory syncytal virus. Infeksi bakteri sekunder dapat terjadi pada keadaan tertentu.

Page 6: Wisnu a. Wiyangga Tugas Vaksin

Diagnosis :- Wheezing, yang tidak membaik dengan tiga dosis bronkodilator kerja cepat- Ekspirasi memanjang- Hiperinflasi dinding dada, dengan hipersonor pada perkusi- Retraksi. Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam- Crackles atau ronki pada auskultasi- Sulit makan, menyusu dan minum

Tatalaksana :Antibiotik. Apabila terdapat nafas cepat saja (pelayanan kesehatan anak di RS-WHO) atau apabila dicurigai ada infeksi sekunder bakter (buku pedoman diagnosis dan terapi-RSHS), pasien dapat rawat jalan dan diberikan kortimoksazol (4mg TMP/kgBB/kali) 2 kali sehari, atau amoksisilin (25mg/kgBB/kali), 2 kali sehari, selama 3 hari. Apabila terdapat sianosis atau distress pernafasan, pasien dirawat inap. Berikan ampicilin/amoksisilin (25-50mg/kgBB/kali IV atau IM setiap 6 jam). Pantau selama 72 jam Apabila membaik terapi dilanjutkan dirumah, dengan amoksisilin oral 25mg/kgBBkali, 2x1 untuk 3 hari. Apabila memburuk (tidak mau menyusu, minum, makan) ditambahkan kloramfenikol (25mg/kgBB/kali IM atau IV setiap 8 jam. Apabila pasien datang dengan keadaan klinis berat langsung berikan oksigen dan kombinasi ampisilin-kloramfenikol Alternatif : seftriakson (80-100mg/kgBB/kali IM atau IV, 1x1)

3. Perbedaan gejala bronkiolitis dan pneumonia? Apakah terdapat gejala wheezing? Diagnosis banding Anak dengan wheezing (WHO)

DIAGNOSIS GEJALAAsma Riwayat wheezing berulang, kadang tidak

berhubungan dengan batuk pilekHiperinflasi dinding dadaEkspirasi memanjangBerespons baik terjadap bronkodilator

Bronkiolitis Episode pertama wheezing pada anak umur <2 tahunHiperinflasi dinding dadaEkspirasi memanjangGejala pada pneumonia juga dapat dijumpaiRespons kurang/tidak ada respons dengan bronkodilator.

Benda asing Riwayat tersedak atau wheezing tiba-tibaWheezing umumnya unilateralAir trapping dengan hipersonor dan pergeseran mediastinum

Page 7: Wisnu a. Wiyangga Tugas Vaksin

Tanda kolaps paruPneumonia Batuk dengan nafas cepat

Tarikan dinding dada bagian bawah kedalamDemamCrackles/ronchiPernafasan cuping hidungMerintih/grunting

Berdasarkan buku pedoman diagnosis dan terapi RSHS. Pneumonia tidak ada gejala wheezing. Bronkiolitis ada gejala wheezing. Berdasarkan buku pelayanan kesehatan anak di RS-WHO. Kadang-kadang anak dengan pneumonia disertai dengan wheezing. Diagnosis pneumonia harus selalu dipertimbangkan terutama pada umur dua tahun pertama.