wereng

2
Wereng coklat (Nilaparvata lugens Stal.) merupakan hama dari golongan insekta yang sangat merugikan perpadian di Indonesia. Hama ini memiliki tingkat kemampuan reproduksi yang tinggi jika keseimbangan populasinya terganggu oleh penanaman varietas peka. Perubahan iklim (curah hujan) maupun kesalahan aplikasi insektisida pada awal pertumbuhan tanaman, sehingga membunuh musuh alami (mis. laba-laba dan kepik). Wereng coklat dapat menyerang dari pembibitan sampai fase matang susu. Gejala kerusakan seperti tanaman menguning kemudian mengering dengan cepat (seperti terbakar). Gejala ini dikenal dengan istilah hopperbum. Dalam suatu hamparan gejala hopperbum terlihat seperti lingkaran yang menunjukkan pola penyebaran wereng coklat yang dimulai dari satu titik kemudian menyebar ke segala arah dalam bentuk lingkaran. Oleh karena itu pengendalian wereng coklat harus dimulai sebelum tanam. TANAM PADI SEREMPAK Tanam padi serempak. Pola tanam serempak dapat mengantisipasi penyebaran serangan wereng coklat, karena hama ini sering berpindah- pindah ke lahan padi yang belum panen. Tanam varietas padi tahan wereng cokelat seperti Inpari 1, Inpari 2, Inpari 13, Indragiri, dan Punggur. TANAM VARIETAS PADI TAHAN WERENG COKLAT Tanam varietas padi tahan wereng cokelat seperti Inpari 1, Inpari 2, Inpari 13, Indragiri, dan Punggur Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian Jl. Kaharuddin Nasution 341 Pekanbaru Telp. (0761) 674205, 674206, Fax. (0761) 674206 E-Mail : [email protected] Website : http://www.riau.litbang.deptan.go.id

Transcript of wereng

  • Wereng coklat (Nilaparvata lugensStal.) merupakan hama dari golonganinsekta yang sangat merugikanperpadian di Indonesia. Hama inimemiliki tingkat kemampuanreproduksi yang tinggi jikakeseimbangan populasinya tergangguoleh penanaman varietas peka.Perubahan iklim (curah hujan)maupun kesalahan aplikasi insektisidapada awal pertumbuhan tanaman,sehingga membunuh musuh alami(mis. laba-laba dan kepik). Werengcoklat dapat menyerang daripembibitan sampai fase matang susu.

    Gejala kerusakan seperti tanamanmenguning kemudian mengeringdengan cepat (seperti terbakar).Gejala ini dikenal dengan istilahhopperbum. Dalam suatu hamparangejala hopperbum terlihat sepertilingkaran yang menunjukkan polapenyebaran wereng coklat yangdimulai dari satu titik kemudianmenyebar ke segala arah dalambentuk lingkaran. Oleh karena itupengendalian wereng coklat harusdimulai sebelum tanam.

    TANAM PADI SEREMPAK

    Tanam padi serempak. Pola tanamserempak dapat mengantisipasipenyebaran serangan wereng coklat,karena hama ini sering berpindah-pindah ke lahan padi yang belumpanen.

    Tanam varietas padi tahan werengcokelat seperti Inpari 1, Inpari 2,Inpari 13, Indragiri, dan Punggur.

    TANAM VARIETAS PADITAHAN WERENG COKLAT

    Tanam varietas padi tahan werengcokelat seperti Inpari 1, Inpari 2,Inpari 13, Indragiri, dan Punggur

    Balai Pengkajian Teknologi Pertanian RiauBadan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

    Kementerian Pertanian

    Jl. Kaharuddin Nasution 341 PekanbaruTelp. (0761) 674205, 674206, Fax. (0761) 674206

    E-Mail : [email protected] : http://www.riau.litbang.deptan.go.id

  • GUNAKAN BERBAGAI CARAPENGENDALIAN

    Berbagai macam cara pengendaliandapat dilakukan mulai ddaripenyiapan lahan, tanam jajar legowo,dan takaran pupuk sesuai BWD.

    MONITOR PERKEMBANGANHAMA WERENG COKLAT

    Monitor perkembangan hama werengcoklat pada umur dua minggu setelahtanam sampai dua minggu sebelumpanen. Apabila ditemukan seekorwereng dirumpun padi segeradimusnahkan dan periksa telur-telurnya di daun kemudian daundicabut dan dibakar.

    PENGGUNAAN INSEKTISIDAYANG DIGUNAKAN

    Penggunaan insektisida digunakanapabila wereng coklat sudah tidakdapat dikendalikan lagi. Insektisidayang dianjurkan yaitu fipronil danimidakoprid atau insektisidarekomendasi setempat.

    Penulis :SuhendriSaputra, NurmiliYuliani

    dan Oni Ekalinda

    Editor : Irwan Kasup, Ika Purwani

    Layout : Andi

    Sumber Dana :Diseminasi Pendampingan SL-PTT TA. 2012

    Oplah : 1.000 Eksemplar

    Referensi :Diolah dari berbagai sumber

    Macroptera (bersayap)

    Brachyptera (tidak bersayap)