Wenner Sofware Paper 2
description
Transcript of Wenner Sofware Paper 2
1
PENGOLAHAN DATA GEOLISTRIK RESISTIVITY
KONFIGURASI WENNER ALPHA MENGGUNAKAN
SOFTWARE RES2DINV
Faisal Ahmad
115.120.072
Jurusan Teknik Geofisika, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Yogyakarta
Jalan SWK 104 Condongcatur Yogyakarta
INTISARI
Metode geolistrik merupakan metode geofisika yang menggunakan sifat potensial
listrik dibawah permukaan bumi. Perbedaan sifat aliran listrik yang terjadi pada batuan
akan memberikan respon suatu bentuk bentuk anomali sebagai akibat dari perbedaan sifat
fisis di bawah permukaan bumi. Salah satu contoh yang termasuk kedalam metode
geolistrik adalah metode resistivity. Metode resistivity prinsipnya adalah mengukur nilai
tahanan jenis batuan dibawah permukaan dengan dari injeksi arus yang diberikan. Pada
pengolahan data geolistrik ini akan membahas salah satu konfigurasi dalam metode
resistivitas yaitu konfigurasi wenner alpha. Pengolahan data dengan konfigurasi wenner
alpha ini menggunakan software Res2DINV yang dapat memberikan penafsiran tentang
kondisi bawah permukan yang diperoleh dari respon yang timbul karena adanya kontras
nilai tahanan jenis dari batuan dibawah permukaan bumi. Dari hasil pengolahan data
konfigurasi wenner alpha dengan software Res2DINV ini didapatkan variasi harga
resistivitas batuan mulai dari 16.6 sampai > 520 Ωm. Berdasarkan dari range nilai variasi
resistivitas yang didapatkan maka menghasilkan macam-macam litologi yang berbeda
yaitu resistivitas rendah (16.6 – 52.4 Ωm) yang merupakan Lapisan soil yang cukup
lembab, resistivitas sedang (93 - 165 Ωm) merupakan batulempung, resistivitas cukup
tinggi ( 293 - 520 Ωm) yang merupakan batulanau, dan resistivitas sangat tinggi (> 520
Ωm ) merupakan Batupasir.
Kanta Kunci : Metode Geolistrik, Konfigurasi Wenner,Resistivitas,Res2DINV
1. PENDAHULUAN
Metode geolistrik merupakan salah
satu metode geofisika eksplorasi yang
kompleks yang terdiri dari beberapa
macam metoda, seperti metode tahanan
jenis (resistivity), metode polarisasi
terimbas (IP), metode potensial diri (self
potential) dan metode mise ala masse.
Metode geolistrik tahanan jenis ini pada
dasarnya memanfaatkan sifat resistivitas
listrik batuan untuk mendeteksi dan
memetakan kondisi bawah permukaan.
Metode resistivitas ini dilakukan
melalui pengukuran dari beda potensial
yang ditimbulkan akibat adanya injeksi
arus listrik ke dalam bumi. Berdasarkan
nilai variasi dari nilai resistivitas
listriknya, struktur bawah permukaan
bumi dapat diketahui material
penyusunnya. Dalam metoda geofisika,
data hasil akuisisi dilapangan
merupakan respon dari kondisi geologi
bawah permukaan. Respon tersebut
2
timbul karena adanya variasi parameter
fisika maupun kimia yakni sifat
konduktivitas yang merefleksikan
formasi/struktur geologi bawah
permukaan. Model dalam geofisika
adalah representasi keadaan geologi oleh
besaran-besaran fisika agar
permasalahan dapat disederhanakan dan
responnya dapat diperkirakan atau
dihitung secara teoritis sehingga dapat
mempermudah dalam melakukan
interpretasinya.
Maksud dari praktikum ini adalah
agar praktikan dapat mengetahui
mengetahui langkah-langkah yang
dilakukan dan hal-hal yang harus
diperhatikan dalam pengolahan data
geolistrik dengan menggunakan
software Res2DINV konfigurasi wenner
alpha. Tujuan dari Praktium kali ini
adalah untuk mendapatkan penampang
2D konfigurasi Wenner Alpha yang
sudah di inversi. Serta melakukan
interpretasi dari penampang yang sudah
didapat
2. DASAR TEORI
Metode Geolistrik tahanan jenis atau
resistivitas dilakukan dengan cara
menginjeksikan arus listrik ke
permukaan bumi yang kemudian diukur
beda potensial diantara dua buah
elektrode potensial. Pada keadaan
tertentu, pengukuran bawah permukaan
dengan arus yang tetap akan diperoleh
suatu variasi beda tegangan yang
berakibat akan terdapat variasi resistansi
yang akan membawa suatu informasi
tentang struktur dan material yang
dilewatinya. Prinsip ini sama halnya
dengan menganggap bahwa material
bumi memiliki sifat resistif atau seperti
perilaku resistor, dimana material-
materialnya memiliki kemampuan yang
berbeda dalam menghantarkan arus
listrik.
Ilustrasi garis ekipotensial yang
terjadi akibat injeksi arus ditunjukkan
pada dua titik arus yang berlawanan di
permukaan bumi dapat dilihat pada
gambar 1.
Gambar 1. Pola aliran arus dan bidang
ekipotensial
Semakin besar jarak antar elektroda
menyebabkan makin dalam tanah yang
dapat diukur. Ada beberapa konfigurasi
untuk tahanan jenis dalam melakukan
akuisisi data. Salah satunya adalah
dengan menggunakan konfigurasi
Wenner. Susunan Elektroda konfigurasi
Wenner ditunjukkan pada gambar 2.
Gambar 2.1. Konfigurasi Wenner
Beda potensial yang terjadi pada MN
karena injeksi arus pada AB dapat
dituliskan sebagai berikut:
Sehingga
dengan
3
Dari persamaan diatas dapat kita
ketahui nilai reisitivitas, dan dari liran
arus listrik pada penginjeksian di dalam
batuan/mineral dapat digolongkan
menjadi tiga macam, yaitu konduksi
secara elektronik, konduksi secara
elektrolitik, dan konduksi secara
dielektrik. Konduksi secara elektronik
terjadi jika batuan/mineral mempunyai
banyak elektron bebas sehingga arus
listrik dialirkan dalam batuan/mineral
tersebut oleh elektron-elektron bebas itu.
Konduksi elektrolitik dapat terjadi jika
batuan/mineral bersifat porus dan pori-
pori tersebut terisi oleh cairan-cairan
elektrolitik.
Pada konduksi ini arus listrik
dibawa oleh ion-ion yang terdapat
didalam elektrolit. Sedangkan konduksi
dielektrik terjadi jika batuan/mineral
bersifat dielektrik terhadap aliran arus
listrik yaitu terjadi polarisasi saat bahan
dialiri listrik.
Berdasarkan harga resistivitas
listriknya, batuan/mineral digolongkan
menjadi tiga yaitu:
1. Konduktor baik : 10-8 < ρ < 1 Ωm
2. Konduktor pertengahan : 1 < ρ < 107
Ωm
3. Isolator : ρ > 107 Ωm
3. METODOLOGI
Pengolahan data geolistrik dengan
menggunakan software RES2DINV
konfigurasi Wenner Alpha dilakukan
pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 25 September 2014
Waktu : 15.00 WIB
Tempat : Ruang REP III.8 Jurusan
Teknik Geofisika, FTM, UPN
Gambar 3.1. Diagram Alir
Diagram Alir proses pengolahan
data software geolistrik konfigurasi
wenner alpha adalah sebagai beriut:
1. Memindahkan data mentah kedalam
microsoft excel
2. Pengolahan data perhitungan nilai R,
Faktor geometri, Resistivitas semu,
Datum point dan Depth baik secara
dengan menggunakan microsoft
excel.
3. Membuat data atau keterangan
tambahan di excel berupa spasi
terkecil,kode wenner, lokasi mid
point kode resistivity,datum point,
depth, ρapparent, kode topografi, jumlah
data topografi, nilai topografi di
setiap titik dank ode penutup
topografi.
4. Membuka program Res2Dinv yang
sudah terinstal kemudian pilih menu
Mulai
Perhitungan excel R, DP, k, ρ, Depth
Penampang 2D
Selesai
Pembahasan
Pengolahan Data RES2DINV
Kesimpulan
Data Sintetik
Notepad Pengolaan Data
4
edit lalu pilih edit data file dan
pindahkan data excel tadi ke dalam
notepad lalu save.
5. Pilih menu file dan klik read data
file, lalu data yang diinginkan dipilih
untuk diproses.
6. Setelah itu masuk ke menu inversi
lalu pilih least square inversion
sehingga akan muncul 3 buah
penampang.
7. Setelah itu melakukan iterasi pada
data sehingga nilai erornya dapat
diminimalisir.
8. Lalu pilih display dan klik show
inversion result, kemudian setelah itu
pilih menu display sections lalu klik
display data and model sections dan
pilih iterasi yang anda inginkan dan
pilih logarithmik contour intervals
maka akan muncul 3 penampang
yang berbeda.
9. Kemudian membuat penampang
resistivity dengan topografi pada
menu display sections kemudian
pilih include topography in model
display.
10. Setelah itu melakukan pembahasan
baik secara kualitatif maupun
kuantitatif.
11. Menarik kesimpulan yang didapat.
12. Selesai.
5
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 4.1. Penampang 2D menggunakan software Res2DINV
Gambar 4.2. Penampang 2D dengan topografi
6
Berdasarkan hasil pengolahan data
konfigurasi wenner alpha yang
dilakukan dengan menggunakan
microsoft excel dan software Res2dinV
didapatkan sebuah penampang-
penampang 2D. Pada penampang
resistivity ini terlihat variasi dari harga
tahanan jenis yang dicirikan oleh skala-
skala warna yang berbeda. Setiap warna
dapat mempresentasikan sifat resistivitas
batuan yang berbeda . Berdasarkan data
pengukuran nilai ρapparent tertinggi
sebesar 596.28 Ωm dan yang terkecil
sebesar 51.75 Ωm.
Dari ketiga penampang di atas dapat
dilihat bahwa setiap penampang
menunjukan skala warna yang berbeda.
Untuk penampang pertama atau
measured apparent resistivity
pseudosection yang mempresentasikan
sifat resistivitas hasil langsung dari
pengukuran. Pada penampang ini
menunjukan bahwa secara umum
didominasi oleh nilai resistivitas sedang
hingga cukup tinggi
Sedangkan untuk penampang kedua
atau calculated apparent resistivity
pseudosection yang mempresentasikan
nilai resistivitas hasil perhitungan.
Dimana dapat dilihat distribusi dengan
resistivitas cukup tinggi masih
mendominasi pada penampang ini. Dan
nilai resistivitas yang rendah dan yang
paling tinggi tidak ditemukan pada
penampang ini.
Dan penampang yang ketiga atau
inverse model resistivity section ini yang
mempresentasikan nilai resistivitas hasil
inversi. Dapat terlihat bahwa pada
penampang hasil inversi ini skala warna
resistivitas dari yang rendah sampai
yang paling tinggi muncul pada
penampang ini. Nilai resistivitas yang
terendah dapat ditunjukan oleh warna
gradasi biru dengan range nilai 16.6
sampai 52.4 Ωm. Lalu warna gradasi
hijau menunjukan nilai resistivitas
sedang dengan range nilai berkisar
antara 93 sampai 165 Ωm. Sedangkan
warna kuning hingga coklat menunjukan
nilai resistivitas cukup tinggi dengan
range nilai antara 293 sampai 520 Ωm.
Dan daerah yang memiliki nilai
resistivitas paling tinggi ditandai oleh
gradasi warna merah hingga unggu yang
memiliki range nilai > 520 Ωm.
Dan untuk penampang resistivitas
atau pemodelan resistivitas dengan
topografi yang mempresentasikan nilai
distribusi resistivitas yang sudah
dipengaruhi oleh topografi daerah
pengukurannya.
Jika kita interpretasikan bahwa
gradasi warna ungu pada penampang 2D
hasil inversi ini menunjukan batuan
yang bersifat paling tingi nilai
resistivitasnya yang ditandai oleh warna
gradasi warna ungu hingga orange
kemungkinan adalah batupasir dengan
tekstur yang kompak. Dan gradasi warna
coklat hingga kuning merupakan
batulanau. Sedangkan gradasi warna
hijau yang memiliki nilai resistivitas
sedang kemungkinan adalah lapisan
batulempung dan Untuk warna gradasi
biru dapat diperkirakan merupakan
lapisan tanah/soil yang sedikit lembab.
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengolahan data
geolistrik menggunakan software
RES2DINV konfigurasi wenner alpha
maka dapat disimpulkan bahwa :
Nilai ρapparent yang terkecil
sebesar 51.75 Ωm. Dan nilai
ρapparent tertinggi sebesar 596.28
Ωm.
Gradasi warna biru pada
penampang inverse ini memiliki
range nilai (16.6 sampai 52.4
Ωm) yang diduga merupakan
lapisan soil yang sedikit lembab.
Gradasi warna hijau pada
penampang inversi menunjukan
nilai resistivitas sedang antara
93 sampai 165 Ωm yang di duga
sebagai lapisan batulempung.
Sedangkan warna kuning hingga
coklat menunjukan nilai
resistivitas cukup tinggi antara
293 sampai 520 Ωm yang
diduga merupakan batulanau.
7
Dan nilai resistivitas yang
paling tinggi ditunjukan gradasi
warna unggu hingga orange
yang memiliki range nilai > 520
Ωm yang diinterpretasikan
sebagai batupasir dengan tekstur
yang kompak.
6. DAFTAR PUSTAKA
Laboratorium Geofisika Eksplorasi.
2014. Panduan Praktikum Geolistrik.
Yogyakarta.Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran”
Taib,M.I.T., 2004., Eksploras Geolistrik,
Diktat Kuliah Metoda Geolistrik,
Departemen Teknik Geofisika, ITB,
Bandung.
8
9