Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas...

135
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025 telah mengamanatkan bahwa pembangunan aparatur negara dilakukan melalui reformasi birokrasi (RB) untuk mendukung keberhasilan pembangunan dan merupakan upaya berkelanjutan yang setiap tahapannya memberikan perubahan atau perbaikan ke arah yang lebih baik. Sebagaimana dimuat dalam grand design RB bertujuan untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang profesional dengan karakteristik adaptif, berintegritas, berkinerja tinggi, bersih dan bebas KKN, mampu melayani publik, netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur negara. Perubahan organisasi menjadi area pertama, hasil yang diharapkan adalah organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing). Pada tataran program tingkat mikro, seluruh kementerian/lembaga harus melaksanakan penataan dan penguatan organisasi sebagai salah satu prasyarat yang harus dipenuhi untuk melaksanakan RB. Penataan dan penguatan organisasi tersebut diperlukan karena dalam kenyataannya tidak dapat dipungkiri bahwa secara keseluruhan birokrasi saat ini masih jauh dari kondisi yang diharapkan. Pemerintahan dianggap belum tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing). Langkah selanjutnya untuk menciptakan suatu organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran adalah langkah apa yang dapat diambil untuk menunjang efektifitas dan efisiensi organisasi. Salah Satunya adalah dengan memastikan seluruh tugas, tanggungjawab, dan kewenangan terdistribusi habis kepada SDM yang ada di dalamnya sesuai dengan jabatannya masing-masing. Adanya pembagian tugas dan tanggungjawab serta kewenangan terhadap anggota organisasinya secara benar dan tepat, membuat aktivitas di dalam organisasi tersebut menjadi terkontrol dan setiap pihak yang terlibat memahami ruang lingkup dan target yang harus dicapai dari pekerjaannya. Oleh karena itu, RB yang difokuskan pada penataan struktur organisasi akan menempatkan pentingnya rasionalisasi birokrasi untuk menciptakan efisiensi, efektivitas,

Transcript of Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas...

Page 1: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025 telah mengamanatkan bahwa pembangunan

aparatur negara dilakukan melalui reformasi birokrasi (RB) untuk mendukung keberhasilan

pembangunan dan merupakan upaya berkelanjutan yang setiap tahapannya memberikan

perubahan atau perbaikan ke arah yang lebih baik. Sebagaimana dimuat dalam grand design

RB bertujuan untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang profesional dengan karakteristik

adaptif, berintegritas, berkinerja tinggi, bersih dan bebas KKN, mampu melayani publik,

netral, sejahtera, berdedikasi, dan memegang teguh nilai-nilai dasar dan kode etik aparatur

negara.

Perubahan organisasi menjadi area pertama, hasil yang diharapkan adalah

organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing). Pada tataran program tingkat

mikro, seluruh kementerian/lembaga harus melaksanakan penataan dan penguatan

organisasi sebagai salah satu prasyarat yang harus dipenuhi untuk melaksanakan RB.

Penataan dan penguatan organisasi tersebut diperlukan karena dalam kenyataannya tidak

dapat dipungkiri bahwa secara keseluruhan birokrasi saat ini masih jauh dari kondisi yang

diharapkan. Pemerintahan dianggap belum tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing).

Langkah selanjutnya untuk menciptakan suatu organisasi yang tepat fungsi dan

tepat ukuran adalah langkah apa yang dapat diambil untuk menunjang efektifitas dan

efisiensi organisasi. Salah Satunya adalah dengan memastikan seluruh tugas, tanggungjawab,

dan kewenangan terdistribusi habis kepada SDM yang ada di dalamnya sesuai dengan

jabatannya masing-masing. Adanya pembagian tugas dan tanggungjawab serta kewenangan

terhadap anggota organisasinya secara benar dan tepat, membuat aktivitas di dalam

organisasi tersebut menjadi terkontrol dan setiap pihak yang terlibat memahami ruang

lingkup dan target yang harus dicapai dari pekerjaannya.

Oleh karena itu, RB yang difokuskan pada penataan struktur organisasi akan

menempatkan pentingnya rasionalisasi birokrasi untuk menciptakan efisiensi, efektivitas,

Page 2: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

2

dan produktivitas birokrasi melalui pembagian kerja hirarkhikal dan horizontal yang

seimbang, diukur dengan rasio antara volume atau beban tugas dengan jumlah sumber daya

disertai tata kerja formalistik dan pengawasan yang ketat. Untuk mewujudkan hal tersebut,

kebijakan penataan organisasi merupakan langkah penting untuk menciptakan efektivitas

sebuah organisasi.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kementerian Kominfo) yang merupakan

dibentuk dari upaya integrasi 3 (tiga) lembaga yaitu Lembaga Informasi Nasional,

Kementerian Negara Komunikasi dan Informasi, dan Direktorat Jenderal Pos dan

Telekomunikasi, Departemen Perhubungan, menjadi Departemen Komunikasi dan

Informatika dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 1 Tahun 2005.

Tahun 2008 dilakukan perubahan organisasi karena adanya overlapping antara

tugas pokok dan fungsi Ditjen Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi dengan Badan

Informasi Publik sehingga ditetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor

25 Tahun 2008.

Pada Tahun 2010 dengan adanya perkembangan dan tuntutan teknologi informasi

dan komunikasi yang semakin konvergen serta peralihan nomenklatur dari Departemen

menjadi Kementerian berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 47/2009, maka diperlukan

restrukturisasi melalui penetapan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor

17/PER/M.KOMINFO/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi

dan Informatika.

1.2 Tujuan Kegiatan

Mengacu pada KAK yang telah ditetapkan oleh Kementerian Komunikasi dan

Informatika, tujuan dari pelaksanaan kegiatan adalah :

1. Mendapat gambaran arah kebijakan organisasi Kementerian Komunikasi dan

Informatika menuju organisasi yang tepat fungsi dan tepat ukuran;

2. Memberikan pengertian tentang tugas yang terkandung dalam suatu jabatan dan

persyaratan yang harus dipenuhi untuk jabatan tersebut sehingga memudahkan

pemegang jabatan untuk melaksanakan pekerjaannya;

3. Sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan manajemen SDM lainnya

mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan pemeliharaannya;

4. Memastikan seluruh tugas dan fungsi didalam organisasi terbagi habis dan tidak

terjadi overlapping maupun white-space tugas, kewenangan dan tanggung jawab.

Page 3: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

3

1.3 Sasaran dan Ruang Lingkup

Sasaran dari pelaksanaan kegiatan adalah terwujudnya organisasi kementerian/

lembaga yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right size) dan deskripsi tanggung jawab

organisasi dalam rangka pelaksanaan reformasi birokrasi. Sedangkan ruang lingkup kegiatan

ini mencakup hal utama :

1. Pembahasan proposal penataan (struktur) organisasi yang disampaikan oleh

konsultan;

2. Pelaksanaan penyusunan Grand Design Organisasi 2015–2019 oleh konsultan

(pengumpulan bahan, desk research, penelitian lapangan, analisa dan pelaporan);

3. Focus Group Discussion (FGD);

4. Pembahasan hasil dan rekomendasi akhir melalui uji publik Grand Design

Organisasi 2015-2019.

1.4 Organisasi Kementerian Komunikasi dan Informatika Saat Ini

Dalam dokumen Rencana Strategis Tahun 2010-2014 dinyatakan bahwa Visi dan

Misi Kemeterian Komunikasi dan Informatika adalah sebagai berikut :

VISI

"Terwujudnya Indonesia informatif menuju masyarakat sejahtera melalui pembangunan

kominfo berkelanjutan, yang merakyat dan ramah lingkungan, dalam kerangka Negara

Kesatuan Republik Indonesia"

MISI

1. Meningkatkan kecukupan informasi masyarakat dengan karakteristik komunikasi lancar

dan informasi benar menuju terbentuknya Indonesia informatif dalam kerangka NKRI;

2. Mewujudkan birokrasi layanan komunikasi dan informatika yang profesional dan

memiliki integritas moral yang tinggi;

3. Mendorong peningkatan tayangan dan informasi edukatif untuk mendukung

pembangunan karakter bangsa;

4. Mengembangkan sistem kominfo yang berbasis kemampuan lokal yang berdaya saing

tinggi dan ramah lingkungan;

5. Memperjuangkan kepentingan nasional kominfo dalam sistem pasar global.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kominfo Nomor 17 Tahun 2010 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan Informatika seperti pada Gambar 1.1

Page 4: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

4

Struktur Organisasi Kementerian Komunikasi dan Informatika

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Kementerian Komunikasi dan Informatika

Page 5: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

5

1.5 Landasan Hukum Pelaksanaan Penataan Birokrasi Kementerian Kominfo

Pelaksanaan kajian penataan birokrasi struktur organisasi Kementerian Kominfo, akan

mengacu pada berbagai landasan hukum yang terkait langsung dengan mandat teknis bidang

komunikasi dan informatika maupun landasan hukum lain yang berkaitan dengan tatalaksana,

reformasi birokrasi maupun landasan hukum lainnya yang diperlukan.

Landasan hukum utama yang terkait dengan pelaksanaan mandat kelembagaan dalam

bidang komunikasi dan informatika, antara lain adalah:

1. Undang-Undang No. 36 Tahun 1999, tentang Telekomunikasi;

2. Undang-Undang No. 32 Tahun 2002, tentang Penyiaran;

3. Undang-Undang No. 11 Tahun 2008, tentang Informasi dan Transaksi Elektronik;

4. Undang-Undang No. 14 Tahun 2008, tentang Keterbukaan Informasi Publik;

5. Undang-Undang No. 38 Tahun 2009, tentang Pos.

Berkaitan dengan pelaksanaan layanan publik dan pembagian urusan antara

pemerintah pusat dan pemerintah daerah mengacu pada :

1. Undang-Undang No. 25 Tahun 2009, tentang Pelayanan Publik;

2. Peraturan Pemerintah No. 96 Tahun 2012, tentang Pelaksanaan Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik;

3. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007, tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota;

Sedangkan landasan hukum berkaitan dengan tatalaksana birokrasi maupun

pelaksanaan reformasi birokrasi untuk efektivitas birokrasi akan mengacu pada :

1. Undang-Undang No. 5 Tahun 2014, tentang Aparatur Sipil Negara;

2. Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2009, tentang Pembentukan dan Organisasi

Kementerian Negara;

3. Peraturan Presiden No. 81/2010, tentang Grand Design Reformasi Birokrasi Tahun

2010-2025;

4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 20 Tahun 2010, tentang

Road Map Reformasi Birokrasi 2010-2014

Page 6: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

6

BAB II

METODOLOGI

2.1. Kerangka Pemikiran

Penataan birokrasi, khususnya evaluasi organisasi dan perencanaan struktur organisasi

kementerian/lembaga akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dengan masing-

masing peran dan fungsi, saling terkait sebagai sebuah sistem yang (1) saling berinteraksi

sebagai komponen sebagai sebuah proses; (2) interrelasi dalam menjalankan proses sebagai

sebuah sistem; dan (3) interkoneksi diantara sistem yang berjalan dinamis sesuai perubahan

waktu dan kondisi lingkungannya.

Gambar 2.1 Keterkaitan Lintas Lembaga dalam Membangun Kinerja Optimal

Keterkaitan K/L/D sebagai sistem yang terintegrasi (Gambar 2.1) merupakan sebuah

konsekuensi dari peran, fungsi dan lingkup tanggungjawab kementerian/lembaga dalam

pelaksanaan proses maupun menghasilkan keluaran yang terbangun dalam pola keterkaitan

lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah.

Koordinasi intra-organisasi (lintas fungsi/lintas unit kerja) maupun inter-organisasi (lintas

Page 7: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

7

K/L/D maupun dengan pemangku kepentingan lainnya) merupakan sebuah prasyarat bagi

penciptaan kinerja yang optimal.

Sebagai pakar dalam system thinking, dan management science, Ackoff Russell

(1997) menyatakan bahwa dalam era pengetahuan (knowledge era) berlaku bahwa:

1. Belajar dan adaptasi, serta pengetahuan dan pemahaman, fokus pada efisiensi, bukan

pada efektivitas. Efisiensi dan efektivitas ditentukan relatif terhadap satu atau lebih

tujuan yang ingin dicapai sebuah organisasi;

2. Penilaian keberhasilan pencapaian tujuan tersebut tidak relevan dengan pencapaian

efisiensi, tetapi relevan dengan pencapaian efektivitas;

3. Efektivitas perilaku merupakan fungsi dari keduanya (efisiensi dan efektivitas) yang

berperan dalam penilaian pencapaian keberhasilan dari satu atau lebih tujuan yang

diinginkan.

Gambar 2.2 The Path of Wisdom (Ackoff Russell, 1997)

Perbedaan antara efisiensi dan efektivitas, adalah membedakan antara kebijaksanaan

(wisdom) dengan pemahaman, pengetahuan, dan informasi, hal ini tercermin dalam

perbedaan antara pertumbuhan dan pembangunan. Pertumbuhan tidak selalu berarti

peningkatan nilai, disisi lain pembangunan akan memberikan nilai tambah. Pembangunan

adalah proses yang diikuti oleh peningkatan kebijaksanaan (Gambar 2.2). Dengan demikian

Page 8: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

8

secara kritis dapat dikatakan bahwa "Intelligence is the ability to increase efficiency; wisdom

is the ability to increase effectiveness".

Mempertimbangkan luasnya lingkup dan batasan waktu dalam penataan kelembagaan

(preferensi struktur organisasi) bagi kementerian dan lembaga yang dilakukan kajian, maka

pelaksanaan kegiatan ini akan ditekankan pada hal-hal yang terkait dengan:

1. Perumusan preferensi organisasi kementerian, lembaga dengan mempertimbangkan

beberapa yang penting dan kritikal, terkait dengan:

a. Pola pengorganisasian yang terintegrasi lintas kementerian dan lembaga yang

terkait erat dalam pelaksanaan mandat yang diemban sesuai dengan peraturan

perundangan yang menjadi landasan tugas dan fungsi bagi kementerian,

lembaga tersebut;

b. Koordinasi dan sinkronisasi peran kementerian, lembaga dan daerah untuk

dapat melaksanakan upaya pembangunan secara terpadu dengan tetap fokus

pada pencapaian tujuan sesuai mandat yang diemban;

2. Pengukuran pencapaian kinerja kementerian, lembaga dan daerah dalam keterpaduan

pelaksanaan upaya pembangunan berkelanjutan, yang memberikan nilai tambah

optimal (pelayanan dan atau kesejahteraan) bagi masyarakat, serta dilaksanakan

dengan tatakelola pemerintahan yang baik.

2.2 Pendekatan Soft System Methodology (SSM)

Mengingat khususnya evaluasi organisasi dan perencanaan struktur organisasi

kementerian/lembaga selalu melibatkan berbagai pemangku kepentingan (multi stakeholder),

dan bersifat lintas disiplin (multi disiplin), maka untuk menghasilkan sintesa yang mendalam

dan komprehensif tidak cukup bila hanya menggunakan satu metoda saja. Dengan

menggunakan kombinasi teknik yang tepat dapat mempertajam analisis, meningkatkan mutu

disain dan meminimalisasi bias dalam penelitian. Untuk itu dalam kegiatan ini akan

digunakan pendekatan soft system methodology (SSM) Jackson, 2003.

Memperhatikan Gambar 2.2, dapat diperoleh pemahaman bahwa perubahan dan

ketidakpastian dalam lingkungan strategis telah menempatkan kondisi masa depan tidak

selalu merupakan keberlanjutan dari masa lalu (diskontinyuitas), sehingga sangat diperlukan

kearifan (wisdom). Menguatkan hal tersebut pada Gambar 2.3 dapat dikemukakan bahwa

langkah-langkah dalam pendekatan SSM sangat efektif untuk dapat memperoleh wisdom dari

Page 9: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

9

para pakar sebagai thinking respondents dan terbangun dalam group thinking, dari berbagai

perspektif kepakarannya.

Gambar 2.3 Pendekatan SSM dalam Perencanaan Kelembagaan Kementerian/Lembaga

2.3 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

Dengan mengacu pada pendekatan SSM, secara keseluruhan kegiatan ini akan terbagi

dalam 7 (tujuh) langkah aktivitas dengan garis besar dapat diuraikan sebagai berikut.

Tabel 2.1 Disain dan Tahapan Aktivitas

Tahapan Uraian Aktivitas

(1) (2)

1

Permasalahan yang

dihadapi oleh

Kementerian/Lemb

aga yang sedang

dikaji

• Intensi strategis dan implementasi pelaksanaan mandat sesuai

peraturan perundangan;

• Pembelajaran dari praktek (terbaik) dari studi empirik dalam dan luar

negeri;

• Teknik: studi pustaka, tekstual analisis, indepth interview;

2

Permasalahan

kritikal, koordinasi,

sinkronisasi, dan

internalisasi

• Faktor dominan dalam keberhasilan pelaksanaan tugas dan fungsi

sesuai mandat yang diemban;

• Pola pengorganisasian lintas Kementerian /Lembaga dan Daerah

(dalam klaster/kerterkaitan dalam elemen dan atau sub sistem)

• Faktor kritikal dalam implementasi oleh Kementerian/Lembaga dan

Daerah

Page 10: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

10

Tahapan Uraian Aktivitas

(1) (2)

3

Pendefinisian

sistem

implementasi yang

relevan

• Human activity systems: koordinasi dan sinergi dalam pencapaian

kinerja optimum kelembagaan

• Pemetaan ekspektasi pemangku kepentingan (CATWOE)

4

Model kelembagaan

bagi pencapaian

kinerja optimum

• Pola pengorganisasian sebagai sebuah sistem tatakelola pemerintahan

yang baik;

• Pengelolaan hubungan intra-organisasi dan inter-organisasi;

• Keterkaitan antar elemen (Saxena, 1990);

5

Rancangan model

Perbandingan

model dengan dunia

nyata

• Praktek di Indonesia dan negara lain (sebagai pembanding);

• Analisis prospektif partisipatif (best-fit);

• Modal intelektual organisasi (modal insani, modal organisasi, modal

relasional);

6

Pembahasan untuk

perubahan yang

diinginkan

• Pengelolaan hubungan intra-organisasi dan inter-organisasi dalam

value chain dan value stream yang terkait dengan Kementerian/

Lembaga yang dikaji;

• Pengelolaan hubungan inter-organisasi lintas Kementerian/Lembaga

dan Dareah, maupun dengan pemangku kepentingan utama lainnya;

7 Aksi untuk

perbaikan

• Pola pengorganisasian sebagai sebuah sistem tatakelola pemerintahan

yang baik;

• Koordinasi program dan sinkronisasi pengalokasian sumberdaya;

• Kemitraan strategis pemerintah dengan pemangku kepentingan utama;

2.4 Kerangka Analisis

2.4.1 Kerangka Kerja Kajian Penataan Birokrasi

Analisis prospektif adalah suatu metode yang digunakan untuk menganalisis perihal

dalam sistem ahli yang dapat menggabungkan pembuat keputusan dalam rangka menyusun

kembali beberapa perencanaan dengan pendekatan yang berbeda. Masing-masing solusi yang

dihasilkan berasal dari pendekatan yang direncanakan dan bukan dari suatu rumusan yang

bisa masing-masing kasus. Pada Gambar 2.4 dikemukakan bahwa penataan birokrasi

dilakukan dengan restrukturisasi organisasi menggunakan pendekatan konvergensi yang

mengintegrasikan proses deduktif dengan logical thinking process berbasis knowledge dan

proses induktif dengan policy process analyisis dengan kajian aspek legal. Dengan

pendekatan konvergensi diharapkan dapat dihasilkan struktur organisasi yang best-fit

(rightsizing) dengan birokrasi yang efektif.

Page 11: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

11

Gambar 2.4 SSM Smart Rightsizing Protocol

Pelaksanaan kajian ini akan menggunakan beberapa teknik etnographic study. Teknik

ini digunakan pada kondisi-kondisi yang memerlukan integrasi pendapat para pakar pada

setiap tahapan yang dilakukan. Dalam garis besar tahapan pelaksanaan kajian dapat dilihat

pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Kerangka Pikir Ethnographic Study dalam Penataan Organisasi

Page 12: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

12

2.4.2 Keterlibatan Aktif dan Konstruktif

Proses pelaksanaan Kajian Evaluasi (struktur) Organisasi Kementerian Kmunikasi

dan Informatika memerlukan keterlibatan para pejabat tinggi, pakar intelektual, dan mitra

kerja (counter part) internal secara aktif dan konstruktif untuk mendukung pelaksanaan

kajian hingga dapat menghasilkan kualitas kajian yang optimal. Keterlibatan internal sangat

diperlukan, khususnya dalam beberapa hal sebagai berikut:

1. Penyediaan data, informasi, baik dalam bentuk peraturan perundang-undangan yang

terkait, berbagai dokumen perencanaan, maupun hasil kajian dan hasil studi banding

yang dapat bermanfaat dalam melakukan tekstual analisis;

2. Pemetaan mandat kelembagaan dengan melakukan pengisian matriks, diskusi

kelompok, wawancara, maupun bentuk lainnya;

3. Sebagai thinking responden (responden pakar) dalam panel pakar sesuai kaidah yang

diperlukan dalam pendekatan SSM. Pemilihan responden pakar dilakukan secara

selektif dan dengan persyaratan kualifikasi tertentu.

2.4.3 Textual Analysis

Langkah ini dilakukan untuk mengidentifikasi maupun memetakan berbagai hal yang

berkaitan dengan pelaksanaan mandat, pada tahap ini dilakukan beberapa aktivitas, al:

1. Pemetaan peraturan perundang-undangan yang memberikan mandat kepada

Kementerian Komunikasi dan Informatika. Hal ini dilakukan untuk memastikan

bahwa semua mandat dapat "terserap", meminimalisasi "overlaping" antar fungsi/unit

kerja, maupun untuk mengindari "white-space";

2. Mengkaji berbagai dokumen, hasil kajian/studi empirik dari dalam maupun luar

negeri yang terkait atau bermafaat sebagai referensi dalam pelaksnaaan kajian;

2.4.4 Akuisisi Pengetahuan Para Pakar

Peroses akuisisi pengetahuan para pakar dilakukan dengan menggunakan pendekatan

SSM yang merupakan hasil pemikiran para pakar atau subject matter experts (SME) sebagai

thinking respondents yang dirumuskan dari hasil indepth interview atau focus group

discussion (FGD). Untuk itu akan digunakan beberapa metode untuk dapat menggalang

pemikiran para pakar tersebut, antara lain menggunakan:

1. SAST (strategic assumption surfacing and testing), digunakan untuk menetapkan

faktor-faktor yang menjadi prioritas dalam pengembangan model;

Page 13: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

13

2. ANP*) (analitycal network process), digunakan untuk melakukan eksplorasi asumsi

strategis dengan tingkat keyakinan dan kepastian tinggi yang harus mendapat

perhatian dalam pengembangan model;

3. ISM (intepretative structural modeling), digunakan untuk mengungkap hubungan

kontekstual antar sub elemen dalam elemen;

4. CATWOE (customers, actors, tranformation process, world view, owner,

environment), digunakan untuk memetakan pemangku kepentingan, sesuai dengan

peran dan ekspektasi yang harus menjadi konsideran dalam perumusan kebijakan atau

pengembangan model;

Catatan *) : Penggunaan ANP dalam pelaksanaan kajian ini akan dilakukan sesuai kebutuhan

(bila diperlukan).

2.4.5 Proses Analisis dan Sintesis

Terdapat arus utama dalam analisis proses kebijakan yaitu model linier (Sutton 1999).

Model linier menekankan bahwa penyusunan kebijakan merupakan sebuah upaya pemecahan

masalah yang bersifat rasional, berimbang, obyektif dan analitik. Model linier berasumsi

bahwa pengambilan keputusan diambil sebagai sebuah rangkaian tindakan yang beraturan,

dimulai dengan identifikasi, masalah, dan diakhiri dengan penentuan tindakan untuk

menyelesaikan permasalahan. Tahapan dalam model linier, meliputi:

1. Pengenalan dan pedefinisian sifat/karakter masalah yang harus ditangani

2. Mengidentifikasi tindakan yang memungkinkan untuk mengatasi masalah

3. Mempertimbangkan keuntungan dan kerugian dari masing-masing alternatif

4. Memilih alternatif yang merupakan pilihan terbaik

5. Mengimplementasikan kebijakan

6. Melakukan evaluasi dari pelaksanaan kebijakan

Institute Development Study (IDS), 2006 menyatakan bahwa proses kebijakan

merupakan suatu proses yang kompleks dengan karakteristik sebagai berikut: 1) bertahap,

pembuatan kebijakan merupakan proses yang berulang, berdasarkan pengalaman, dan belajar

dari kesalahan sebelumnya; 2) selalu diwarnai dengan kepentingan yang overlap dan

berkompetisi; ada pihak lain yang diakomodir ada juga yang diabaikan; 3) tidak hanya

mempertimbangkan hal teknis, nilai dan fakta sangat berperan penting; 4) para ahli teknis dan

pembuat kebijakan secara bersama-sama terlibat dalam proses membangun kebijakan.

Page 14: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

14

2.4.6 Acuan Dasar Disain Organisasi

Mintzberg dalam organizational design membagi ke dalam empat bagian besar yaitu;

bagian pertama tentang fondasi menjelaskan bagaimana organisasi berfungsi, mulai dari

mekanisme koordinasi, 5 elemen dasar organisasi, dan sistem alur; bagian kedua adalah

analisis parameter desain meliputi job specialization, behavior formalization, training and

indoctrination, unit grouping, unit size, planning and control system, liaison devices, vertical

decentralization, dan horizontal decentralization; bagian ketiga adalah faktor kontingensi

meliputi age and size, technical system, environment, dan power; sedangkan bagian keempat

adalah merupakan sintesis berupa konfigurasi struktur, meliputi simple structure (struktur

sederhana), machine bureaucracy (birokrasi mesin), professional bureaucracy (birokrasi

profesional), divisionalized form (struktur divisional), dan adhocracy.

Gambar 2.6 Model Struktur Organisasi Berdasarkan Mintzberg

Menurut Mintzberg struktur organisasi pada umumnya terbagi atas 5 elemen dasar, yaitu:

1. Strategic Apex, Bertanggungjawab dengan memastikan bahwa organisasi melayani

misinya dengan cara yang efektif, dan juga melayani kebutuhan pemilik/pemangku

kepentingan yang mengendalikan atau memiliki kekuasaan atas organisasi

2. Middle Line, Menjadi penghubung antara strategic apex dengan operating core

dengan menggunakan kewenangan formal yang didelegasikan padanya;

3. Techno Structure, Para analis yang mempunyai tanggung jawab (mendukung atau

mempengaruhi organisasi) dengan melaksanakan kegiatan dalam bentuk

standarisasi tertentu dalam organisasi.

4. Operating Core, Para pegawai yang melaksanakan pekerjaan dasar yang

berhubungan dengan produksi barang dan jasa;

Page 15: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

15

5. Support Staff, Orang-orang yang mengisi unit staf, yang memberi jasa pendukung

tidak langsung kepada organisasi. (diluar jalur kerja operasi);

Selanjutnya secara keseluruhan dapat disintesiskan dalam bentuk konfigurasi 5 (lima)

jenis struktur organisasi seperti dalam Tabel 2.2 berikut.

Tabel 2.2 Konfigurasi Struktur Organisasi Berdasarkan Mintzberg

No Desain Struktur Karakteristik Dasar (1) (2) (3)

1.

Simple Structure

The simple structure, typically, has

a. Little or no technostructure, few support staffers, b. A loose division of labour, minimal differentiation among its

units, and a small managerial hierarchy.

c. The behaviour of simple structure is not formalised and planning, training, and liaison devices are minimally used in

such structures.

2.

Machine Bureaucracy

The design of a machine bureaucracy tends to be as follows: a. Highly specialised, routine operating tasks;

b. Very formalised procedures in the operating core; c. A proliferation of rules, regulations, & formalised

communication;

d. Large-sized units at the operating level; e. Reliance on the functional basis for grouping tasks;

f. Relatively centralised power for decision making;

g. An elaborate administrative structure with sharp distinctions

between line and staff.

3.

Professional

Bureaucracy

The professional bureaucracy relies for coordination on:

a. The standardization of skills and its associated parameters such as design, training and indoctrination.

b. In professional bureaucracy type structures duly trained and indoctrinated specialists -professionals- are hired for the

operating core, and then considerable control over their work is

given to them. c. Most of the necessary coordination between the operating

professionals is handled by the standardization of skills and

knowledge – especially by what they have learned to expect from their colleagues.

4.

Divisionalised Form

Divisionalised form type organizations are composed of semi-

autonomous units - the divisions. The divisionalised form is probably a structural derivative of a Machine Bureaucracy - an operational

solution to co-ordinate and controls a large conglomerate delivering: a. Horizontally diversified products or services

b. In a straight-forward, stable environment

c. Where large economies of scale need not apply.

5.

Adhocracy

Adhocracy includes a highly organic structure, with:

a. Little formalization of behaviour;

b. Job specialization based on formal training; c. A tendency to group the specialists in functional units for

housekeeping purposes but to deploy them in small, market-based project teams to do their work;

d. A reliance on liaison devices to encourage mutual adjustment,

the key coordinating mechanism, within and between these teams

Page 16: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

16

2.5 Perspektif Peran dan Fungsi Kementerian dan Lembaga (K/L)

Sebuah kementerian atau lembaga dibentuk dengan elemen dasar kelembagaan yang

yang meliputi: tujuan, strategi dan rasional. Elemen dasar kelembagaan tersebut akan

dihadapkan pada permasalahan dan tantangan, untuk dapat menemukan langkah penyelesaian

dan keterlibatan manusia dalam proses penyelesaiannya. Dengan pola inilah dapat

dirumuskan definisi filosofis (root definitions) untuk dapat memetakan secara utuh

(integratif) peran dan fungsi sebuah organisasi (Peter Checkland, 1981).

Gambar 2.7 Perspektif Peran dan Fungsi Kementerian dan Lembaga

Dengan memperhatikan elemen dasar kelembagaan, Gambar 2.7 diatas memberikan

pandangan bahwa berdasarkan peran dan fungsinya, sebuah Kementerian atau Lembaga

setidaknya memiliki 2 perspektif peran dan fungsi yang berbeda. Pertama, sebagai organisasi

yang mandiri (stand-alone), yang seluruh siklus peran dan fungsinya dapat dituntaskan oleh

fungsi-fungsi dalam organisasinya (intra-organization) dan dengan sumberdaya yang telah

dimiliki. Hal-hal yang penting dalam kemandirian organisasi ini dapat digambarkan dalam

kaitan beberapa aspek, antara lain:

1. Intensi strategis Kementerian/Lembaga;

2. Tatakelola pemerintahan yang baik;

Page 17: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

17

3. Tatalaksana – sistem – struktur – kultur/budaya;

4. Keselarasan : manajemen kinerja – manajemen karir – manajemen reward;

5. Kinerja individu – kinerja unit kerja – kinerja lembaga;

6. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;

7. Audit BPK : Opini “WTP”;

Sedangkan perspektif yang kedua dilakukan dengan cara pandang kesisteman, yaitu

memposisikan sebuah organisasi sebagai sub-sistem dalam pembangunan nasional. Dalam

konteks ini sebuah organisasi akan berada dalam posisi saling ketergantungan (inter-

dependent) dengan organisasi lain (inter-organization), baik dalam format input - proses -

output, maupun dalam siklus P-D-C-A (plan-do-check-action), atau bahkan dalam pola

keterkaitan dalam bentuk forward-linkage, atau backward-linkage. Hal-hal yang penting

dalam hubungan kesisteman antar organisasi ini dapat digambarkan dalam kaitan beberapa

aspek, antara lain:

1. Sistem pembangunan dibentuk untuk mencapai tujuan nasional;

2. Elemen/sub-sistem (K/L) harus mempunyai rencana yang ditetapkan;

3. Adanya hubungan diantara elemen/sub-sistem (antar K/L);

4. Unsur dasar dari proses (arus informasi, energi dan material) lebih penting dari pada

elemen sistem;

5. Tujuan nasional lebih penting dari pada tujuan K/L;

Gambar 2.8 menerangkan pemetaan postur organisasi dalam 4 titik perspektif yang

telah diatur dalam Peraturan Presiden No. 47 Tahun 2009 (Bab III, Kementerian, Bagian

Kesatu, Pasal 23), bahwa Kementerian Komunikasi dan Informatika (bersama dengan 17

Kementerian yang lain), masuk dalam klaster Kementerian yang Menangani Urusan

Pemerintahan yang nomenklatur Kementeriannya secara Tegas disebutkan dalam UUD

Negara RI Tahun 1945 dan yang Ruang Lingkupnya disebutkan dalam UUD Negara RI

Tahun 1945. Selanjutnya dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25,

Kementerian Komunikasi dan Informatika menyelenggarakan fungsi:

1. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidangnya;

2. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawabnya;

3. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di bidangnya;

4. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan urusan kementerian di

daerah; dan

Page 18: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

18

5. Pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional.

Gambar 2.8 Perancangan Postur Organisasi dalam 4 Titik Perspektif

Mandat kelembagaan idang komunikasi dan informatika menngacu pada beberapa

peraturan perundang-undangan antara lain: (1) Undang-Undang No. 36 Tahun 1999, tentang

Telekomunikasi; (2) Undang-Undang No. 32 Tahun 2002, tentang Penyiaran; (3) Undang-Undang

No. 11 Tahun 2008, tentang Informasi dan Transaksi Elektronik; (4) Undang-Undang No. 14 Tahun

2008, tentang Keterbukaan Informasi Publik; (5) Undang-Undang No. 38 Tahun 2009, tentang

Pos. Untuk menghadapi tantangan masa, beberapa hal yang harus diperhatikan adalah: (1)

adaptasi terhadap dinamika lingkungan strategis, (2) arah pengembangan TIK, dan (3)

prioritas pembangunan sektoral/bidang komunikasi dan informatika. Sedangkan hubungan

relational yang dilaksanakan melalui koordinasi, pembagian peran, kerjasama dan partisipasi

dunia usaha, asosiasi maupun masyarakat.

Page 19: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

19

BAB III

ANALISIS SITUASIONAL

3.1 Arah Pembangunan Jangka Panjang Bidang Komunikasi dan Informatika

Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Tahun 2005-2025 dinyatakan bahwa Visi Pembangunan

Nasional 2005-2025 adalah "Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur". Visi

pembangunan nasional harus terukur dengan jelas, sehingga dapat diketahui tingkat

pencapaiannya. Bangsa yang mandiri adalah bangsa yang mampu mewujudkan kehidupan

sejajar dan sederajat dengan bangsa lain yang telah maju dengan mengandalkan kemampuan

dan kekuatannya sendiri. Kemampuan bangsa yang didukung dengan ketahanan nasional

dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat merupakan kunci untuk mencapai kemajuan

sekaligus kemandirian.

Dalam arah pembangunan jangka panjang tahun 2005–2025, pada bagian IV.1.2

Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing disebutkan bahwa: Kemampuan bangsa untuk

berdaya saing tinggi adalah kunci bagi tercapainya kemajuan dan kemakmuran bangsa. Daya

saing yang tinggi, akan menjadikan Indonesia siap menghadapi tantangan-tantangan

globalisasi dan mampu memanfaatkan peluang yang ada. Untuk memperkuat daya saing

bangsa, pembangunan nasional dalam jangka panjang diarahkan untuk (a) mengedepankan

pembangunan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing; (b) memperkuat

perekonomian domestik berbasis keunggulan di setiap wilayah menuju keunggulan

kompetitif dengan membangun keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan di

dalam negeri; (c) meningkatkan penguasaan, pemanfaatan, dan penciptaan pengetahuan; dan

(d) membangun infrastruktur yang maju; serta (e) melakukan reformasi di bidang hukum dan

aparatur negara.

Secara spesifik, terkait dengan komunikasi dan informatika, pada bagian D. Sarana

dan Prasarana yang Memadai dan Maju, sub bagian 31, disebutkan bahwa : Pembangunan

pos dan telematika diarahkan untuk mendorong terciptanya masyarakat berbasis informasi

(knowledge-based society) melalui penciptaan landasan kompetisi jangka panjang

penyelenggaraan pos dan telematika dalam lingkungan multioperator; pengantisipasian

Page 20: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

20

implikasi dari konvergensi telekomunikasi, teknologi informasi, dan penyiaran, baik

mengenai kelembagaan maupun peraturan termasuk yang terkait dengan isu keamanan,

kerahasiaan, privasi, dan integritas informasi; penerapan hak kekayaan intelektual;

peningkatan legalitas yang nantinya dapat mengakibatkan konvergensi pasar dan industri;

pengoptimalan pembangunan dan pemanfaatan prasarana pos dan telematika dan prasarana

nontelekomunikasi dalam penyelenggaraan telematika; penerapan konsep teknologi netral

yang responsif terhadap kebutuhan pasar dan industri dengan tetap menjaga keutuhan sistem

yang telah ada; peningkatan sinergi dan integrasi prasarana jaringan menuju next generation

network; peningkatan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap potensi

pemanfaatan telematika serta pemanfaatan dan pengembangan aplikasi berbasis teknologi

informasi dan komunikasi; pengembangan industri dalam negeri; dan industri konten sebagai

upaya penciptaan nilai tambah dari informasi.

3.2 Kerangka Teknokratik RPJM Nasional 2015 - 2019

Penguatan konektivitas nasional dalam teknologi informasi dan komunikasi (TIK)

diuraikan secara terstruktur mengenai : (1) permasalahan dan isu strategis, (2) sasaran

bidang, (3) arah kebijakan dan strategi pembangunan bidang, (4) kerangka pendanaan, serta

(5) kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan. Secara garis besar masing-masing bagian

diatas dapat dikemukakan dalam uraian berikut.

1. Permasalahan dan isu strategis tergambar dengan belum optimalnya dukungan TIK

untuk meningkatkan daya saing nasional disebabkan antara lain oleh beberapa hal,

utamanya:

a. Belum meratanya akses informasi di seluruh Indonesia;

b. Masih terbatasnya prasarana komunikasi dan informatika yang berdaya saing

khususnya akses pitalebar;

c. Masih tingginya harga koneksi pita lebar;

d. Belum berkembangnya ekosistem pita lebar nasional;

e. Belum optimalnya pengelolaan spektrum frequensi radio;

f. Tingginya tingkat kejahatan dunia maya (cyber crime);

g. Belum produktifnya penggunaan TIK;

h. Belum terintegrasinya sistem komunikasi dan informatika instansi

pemerintah;

Sedangkan untuk memperkuat konektivitas nasional yang meliputi konektivitas

Page 21: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

21

ekonomi (antar/dalam pulau/Koridor Ekonomi) dan konektivitas pemerintah

(antar/dalam instansi pemerintah), isu strategis dalam pembangunan komunikasi dan

informatika tahun 2015-2019 adalah: (1) penyediaan akses informasi di seluruh

wilayah Indonesia termasuk daerah non-komersial dan perbatasan negara sebagai

bentuk pemenuhan amanah Pasal 28F UUD 1945; (2) pembangunan akses internet

berkecepatan tinggi (pitalebar) sebagai jalan tol informasi untuk mempercepat

transformasi perekonomian Indonesia; (3) pengintegrasian sistem komunikasi dan

informatika instansi pemerintah untuk mendukung pemerintahan yang efisien dan

pengelolaan data pemerintah sebagai aset strategis; dan (4) pemanfaatan informasi

dan TIK secara produktif dan bijak.

2. Sasaran bidang TIK :

Sasaran utama yang diharapkan dalam pembangunan komunikasi dan informatika

adalah (1) berkurangnya blank spot layanan komunikasi dan informatika; (2)

dibangunnya akses internet berkecepatan tinggi dengan jaminan ketahanan dan

keamanan informasinya; (3) terintegrasinya sistem komunikasi dan informatika

instansi pemerintah; dan (4) dimanfaatkannya TIK secara optimal untuk mendukung

peningkatan daya saing nasional dan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Sasaran

utama tersebut dirinci sebagai berikut.

a. Tersedianya layanan komunikasi dan informatika di perdesaan, perbatasan

negara, pulau terluar, dan wilayah non komersial lainnya;

b. Tersedianya layanan pita lebar;

c. Optimalnya pengelolaan spektrum frekuensi radio dan orbit satelit;

d. Tercapainya tingkat literasi TIK nasional sebesar 75%;

e. Tersedianya layanan e-Government yang aman dan dikelolanya data sebagai

aset strategis nasional.

3. Arah kebijakan dan strategi pembangunan bidang: Dalam rangka mencapai

sasaran pembangunan tersebut, arah kebijakan dan strategi pembangunan

komunikasi dan informatika tahun 2015-2019 terdiri atas:

a. Mentransformasi Kewajiban Pelayanan Universal (KPU) atau Universal

Service Obligation (USO) menjadi berorientasi pitalebar;

b. Mengoptimalkan pemanfaatan spektrum frekuensi radio dan orbit satelit

sebagai sumber daya terbatas;

c. Mendorong pembangunan akses tetap pitalebar;

Page 22: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

22

d. Membangun prasarana pitalebar di daerah perbatasan negara;

e. Memberikan perlindungan keamanan kepada penyelenggara, serta kualitas

dan keamanan informasi kepada pengguna layanan;

f. Mempercepat implementasi e-Government dengan mengutamakan prinsip

keamanan, interoperabilitas dan cost effective;

g. Pemerintah sebagai fasilitator yang mendorong penggunaan pitalebar;

h. Mendorong tingkat literasi TIK;

i. Mendorong kemandirian dan daya saing industri TIK dalam negeri;

j. Merestrukturisasi sektor penyiaran;

4. Kerangka pendanaan: Pengalokasian dana pemerintah untuk pembangunan

komunikasi dan informatika dapat dilakukan dalam bentuk investasi penuh dan

subsidi. Sebagai salah satu bentuk intervensi, pendanaan pemerintah diberikan

dengan memperhatikan:

a. Kondisi dan kapasitas keuangan negara. Pemberian dukungan pendanaan

diutamakan berasal dari Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) sektor TIK

seperti Dana KPU dan Biaya Hak Penggunaan Frekuensi;

b. Kemampuan pasar. Pemerintah tidak mengambil alih peran dan tidak

bersaing dengan penyelenggara. Pemberian dukungan pendanaan pemerintah

dipastikan tidakk menimbulkan kegagalan pasar;

c. Skema pendanaan yang sesuai yaitu tepat sasaran, tanpa duplikasi investasi,

dan menjamin keberlanjutan;

d. Inovasi model bisnis dengan pengelolaan risiko yang proporsional dan tidak

hanya berbasis aset. Sesuai dengan kecenderungan global yang beralih dari

belanja modal ke belanja operasional serta memperhatikan perkembangan

TIK yang cepat dan dinamis, Pemerintah lebih teliti dalam melakukan

investasi di sektor TIK.

Di sisi lain, pemerintah dapat memobilisasi dana di luar pemerintah, baik melalui

investasi swasta maupun skema KPS.

5. Kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan : Dalam rangka memperkuat

konektivitas nasional, dalam pembangunan komunikasi dan informatika diperlukan

upaya-upaya untuk menyempurnakan regulasi yang telah ada saat ini yaitu:

Page 23: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

23

a. Penyusunan RUU Penyiaran pengganti UU No. 32 Tahun 2002 tentang

Penyiaran. Hal ini dilakukan antara lain untuk mendukung migrasi sistem

penyiaran televisi ke digital.

b. Penyelesaian pembahasan RUU Telekomunikasi pengganti UU No. 36 Tahun

1999 tentang Telekomunikasi. Langkah ini diperlukan diantaranya untuk

mendukung rancang ulang penggunaan dan pengelolaan Dana KPU guna

mengakomodasi pembangunan ekosistem pitalebar dan pembentukan Dana

TIK (ICT Fund) jangka panjang.

c. Penyelesaian pembahasan revisi UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi

dan Transaksi Elektronik.

Adapun upaya yang ditempuh untuk memperkuat kelembagaan adalah: Perkuatan

lembaga pengelola Dana KPU. Perkuatan dilakukan melalui peningkatan kapasitas

lembaga pengelola agar dapat (1) melakukan fungsi koordinasi dengan instansi

pemerintah pusat dan daerah secara lebih lancar; (2) mengelola Dana KPU menjadi

lebih efisien dan transparan secara profesional; dan (3) menyesuaikan dengan UU

Telekomunikasi baru yang saat ini masih dalam pembahasan.

3.3 Intensi Strategis Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Tahun 2015 - 2019

Pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla merancang sembilan agenda prioritas jika

terpilih sebagai presiden dan wakil presiden. Sembilan program tersebut merupakan agenda

perubahan untuk membangun Indonesia lebih hebat, disebut Nawa Cita. Program ini digagas

untuk menunjukkan prioritas jalan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara

politik, serta mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Gambar

3.1 merupakan visualisasi dari 9 Agenda Prioritas (Nawa Cita).

Page 24: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

24

Gambar 3.1 Program Prioritas Visi dan Misi Jokowi-JK dalam Nawa Cita

Berikut inti dari sembilan program tersebut yang disarikan dari situs www.kpu.go.id:

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan

rasa aman pada seluruh warga negara, melalui politik luar negeri bebas aktif,

keamanan nasional yang terpercaya dan pembangunan pertahanan negara Tri Matra

terpadu yang dilandasi kepentingan nasional dan memperkuat jati diri sebagai negara

maritim.

2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang

bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, dengan memberikan prioritas pada upaya

memulihkan kepercayaan publik pada institusi-institusi demokrasi dengan

Page 25: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

25

melanjutkan konsolidasi demokrasi melalui reformasi sistem kepartaian, pemilu, dan

lembaga perwakilan.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa

dalam kerangka negara kesatuan.

4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum

yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas

pendidikan dan pelatihan dengan program "Indonesia Pintar"; serta peningkatan

kesejahteraan masyarakat dengan program "Indonesia Kerja" dan "Indonesia

Sejahtera" dengan mendorong land reform dan program kepemilikan tanah seluas 9

hektar, program rumah kampung deret atau rumah susun murah yang disubsidi serta

jaminan sosial untuk rakyat di tahun 2019.

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga

bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis

ekonomi domestik.

8. Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum

pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan,

yang menempatkan secara proporsional aspek pendidikan, seperti pengajaran sejarah

pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela

negara dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia.

9. Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui

kebijakan memperkuat pendidikan kebhinnekaan dan menciptakan ruang-ruang

dialog antarwarga.

3.4 Pengembangan Sektor Komunikasi dan Informatika

Kurbalija J. (2010) dalam Pengantar tentang tata kelola internet menyatakan

"Keranjang" infrastruktur dan standardisasi terdiri dari isu-isu dasar (terutama soal teknis)

yang berhubungan dengan Internet. Kriteria utama untuk menggolongkan sebuah isu dalam

“keranjang” ini adalah bersangkut-paut dengan fungsi dasar Internet. Isu ada dua kelompok.

Pertama, kelompok yang terdiri dari isu-isu utama. Tanpa kelompok ini, Internet dan World

Wide Web tidak dapat hadir. Kelompok ini terbagi dalam 3 tingkat:

1. Infrastruktur telekomunikasi, tempat seluruh lalu-lintas Internet mengalir;

Page 26: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

26

2. Standar teknis dan layanan Internet, infrastruktur yang membuat Internet berfungsi

(misalnya TCP/IP; DNS; SSL);

3. Standar isi dan aplikasi [misalnya HTML; XML].

Kedua, kelompok yang terdiri dari isu-isu terkait dengan penjagaan operasi infrastruktur

Internet yang aman dan stabil, termasuk keamanan jagat maya, enkripsi dan spam.

Gambar 3.2 Lapisan Infrastruktur Sektor TIK

3.5 Indonesia Pita Lebar

Pembangunan broadband nasional merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

strategi untuk meningkatkan daya saing bangsa dan kualitas hidup masyarakat Indonesia.

Dengan demikian, IBP merupakan bagian dari rencana dan strategi pembangunan nasional.

IBP merupakan elaborasi rencana pembangunan broadband nasional yang tetap mengacu

kepada visi pembangunan nasional sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 dan Masterplan Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2025.

Visi Indonesia

2025

: Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil,

dan makmur

Visi Broadband

Indonesia

: Mendukung transformasi Indonesia menjadi negara maju melalui

pengembangan dan pemanfaatan broadband sebagai meta-

infrastructure

Tujuan : 1. Mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya saing

Page 27: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

27

Broadband

Indonesia

bangsa

2. Mendukung peningkatan kualitas pembangunan manusia

Indonesia

3. Menjaga kedaulatan bangsa

Pilar Utama : 1. Infrastruktur dan Keamanan

2. Adopsi dan Utilisasi Kreatif

3. Legislasi dan Regulasi

4. Pendanaan

Prinsip Dasar : Prinsip Dasar dan Persyaratan Pengembangan Broadband Nasional

Pengemangan broadband Indonesia akan dilakukan secara bertahap dan menjadi bagian yang

tidak terpisahakan dari strategi pembangunan nasional. Untuk merealisasikan potensi

broadband, beberapa prasyarat harus dipenuhi, yaitu adanya :

1. Kepemimpinan pemerintah (government leadership) dalam memberikan arah dan

panduan;

2. Komitmen nasional untuk menjamin konsistensi dan keberlanjutan program

pembangunan broadband nasional;

3. Koordinasi dan sinergi multi sektor untuk menjamin harmonisasi program

penggunaan sumber daya secara efisien;

4. Kerjasama pemerintah (pusat dan daerah) dan dunia usaha sesuai dengan tugas pokok,

kewenangan, dan kapasitas masing-masing.

Secara lebih detail, pembagian kewenangan dalam regulasi, target dan rencana aksi untuk

tahun 2013 - 2017 dapat dilihat pada Lampiran - 1.

Dalam Penetrasi Pita Lebar Indonesia, Kusnandar, 2014 dalam businessweek

indonesia, menyatakan bahwa kondisi geografis Indonesia yang berbentuk kepulauan dan

terbentang dari Sabang sampai Merauke membutuhkan jaringan koneksi cepat pita lebar

(broadband) untuk mempercepat pertukaran informasi maupun komunikasi. Namun,

besarnya biaya pembangunan infrastruktur telekomunikasi membuat jaringan pita lebar

belum bisa menjangkau semua wilayah Nusantara. Guna mendukung konektivitas jaringan

fixed broadband nasional, pemerintah mencanangkan proyek infrastruktur telekomunikasi

serat optik sepanjang 36.000 kilometer di seluruh Indonesia dengan nama Palapa Ring.

Jaringan ini menghubungkan tujuh lingkar kecil serat optik yang terdiri atas wilayah

Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan Papua, dan satu backhaul

sebagai penghubung satu sama lainnya. Saat ini jaringan koneksi pita lebar Indonesia

tertinggal bila dibandingkan dengan negara Asia lainnya seperti Korea Selatan, Jepang,

Page 28: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

28

China, Singapura, ataupun Malaysia. Menurut data Akamai triwulan I 2014, rata-rata

kecepatan koneksi broadband di Indonesia hanya 2,4 mega byte per second (Mbps), ini jauh

di bawah kecepatan Korea Selatan yang bisa mencapai 23,6 Mbps, Jepang 14,6 Mbps, Hong

Kong 13,3 Mbps, dan Singapura 8,4 Mbps. (www.businessweekindonesia.com)

Page 29: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

29

BAB IV

ANALISIS SISTEM

"The new job descriptions of leaders will involve design of the organization

and its policies. This will require seeing the organization as a system in which the

parts are not only internally connected, but also connected to the external

environment and clarifyng how the whole system can work better" (Senge, 1990).

4.1 Hasil Analisis Induktif

Tekstual analisis untuk peraturan perundangan dalam upaya mengklarifikasikan

“GAP” telah dicoba dilakukan dan hasilnya diakomodasikan melalui pendekatan Policy

Process Analysis (PPA). Fokus analisis tekstual diarahkan pada pelaksanaan mandat

perundang-undangan terkait dengan bidang komunikasi dan informatika. Selain itu,

keterkaitan dengan peraturan lainnya dikaji guna memperkuat dan mempertajam pelaksanaan

kewenangan dan tugas/fungsinya.

4.1.1 Analisis Kebijakan

Analisis kebijakan merupakan pemahaman terhadap peraturan perundangan yang

merupakan dasar dalam kewenangan, asas, dan tugas pokok suatu lembaga. Pada

Kementerian Komunikasi dan Informatika, analisis kebijakan diterapkan dalam sebuah

matriks untuk telaah fungsional atas dasar kewenangan, asas, dan tugas pokok Kementerian

Komunikasi dan Informatika maupun kebijakan yang terkait pada mandat kelembagaan

Kementerian Komunikasi dan Informatika, antara lain (tidak membatasi peraturan

perundang-undangan yang lain) :

1. Undang-Undang No. 36 Tahun 1999, tentang Telekomunikasi;

2. Undang-Undang No. 32 Tahun 2002, tentang Penyiaran;

3. Undang-Undang No. 11 Tahun 2008, tentang Informasi dan Transaksi Elektronik;

4. Undang-Undang No. 14 Tahun 2008, tentang Keterbukaan Informasi Publik;

5. Undang-Undang No. 38 Tahun 2009, tentang Pos.

6. Undang-Undang No. 25 Tahun 2009, tentang Pelayanan Publik;

Page 30: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

30

Tabel 4.1 Analisis Tekstual Peraturan Perundangan (Utama) Terkait Komunikasi dan Informatika

No Undang-Undang Azas Tujuan Kata Kunci Definisi Kunci

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 UU No. 5 Tahun

2014 Tentang

Aparatur Sipil

Negara

1. Kepastian Hukum

2. Profesionalitas,

3. Proporsionalitas,

4. Keterpaduan

5. Delegasi

6. Netralitas

7. Akuntabilitas

8. Efektif dan efisien

9. Keterbukaan

10. Nondiskriminatif

11. Persatuan dan kesatuan

12. Keadilan dan kesetaraan

dan kesejahteraan.

Untuk menghasilkan Pegawai ASN

yang profesional, memiliki nilai dasar,

etika profesi, bebas dari intervensi

politik, bersih dari praktik korupsi,

kolusi,dan nepotisme

1. Nilai dasar,

2. Kode etik dan kode

perilaku;

3. Komitmen integritas

moral dan tanggung jawab

pada pelayanan publik,

4. Kompetensi yang

diperlukan sesuai dengan

bidang tugas,

5. Kualifikasi akademik,

6. Jaminan perlindungan

hukum dalam

melaksanakan tugas,

7. Profesionalitas jabatan

Pegawai ASN berperan

sebagai perencana, pelaksana,

dan pengawas

penyelenggaraan tugas umum

pemerintahan dan

pembangunan nasional

melalui pelaksanaan

kebijakan dan pelayanan

publik yang profesional,

bebas dari intervensi politik,

serta bersihdari praktik

korupsi, kolusi, dan

nepotisme.

2 UU No. 36 Tahun

1999 Tentang

Telekomunikasi

1. Manfaat,

2. Adil dan Merata,

3. Kepastian Hukum,

4. Keamanan,

5. Kemitraan,

6. Etika,

7. dan Kepercayaan pada diri

sendiri.

Untuk mendukung persatuan dan

kesatuan bangsa, meningkatkan

kesejahteraan dan kemakmuran rakyat

secara adil dan merata, mendukung

kehidupan ekonomi dan kegiatan

pemerintahan, serta meningkatkan

hubungan antarbangsa.

1. Pembinaan

2. Penyelenggaraan

3. Perizinan

1. Untuk meningkatkan

penyelenggaraan

telekomunikasi yang

meliputi penetapan

kebijakan, pengaturan,

pengawasan dan

pengendalian

2. Menyelenggaarakan jasa

telekomunikasi

3. Tata cara yang sederhana,

proses yang

transparan,adil dan tidak

diskriminatif dan

penyelesaian dalam waktu

yang singkat

Page 31: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

31

No Undang-Undang Azas Tujuan Kata Kunci Definisi Kunci

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

3 UU No. 32 Tahun

2002 tentang

Penyiaran

1. Manfaat,

2. Adil dan Merata,

3. Kepastian Hukum,

4. Keamanan,

5. Keberagaman,

6. Kemitraan,

7. Etika,

8. Kemandirian,

9. Kebebasan, dan

10. Tanggung jawab.

Untuk :

1. Memperkukuh integrasi nasional,

2. Terbinanya watak dan jati diri

bangsa yang beriman dan bertakwa,

3. Mencerdaskan kehidupan bangsa,

4. Memajukan kesejahteraan umum,

dalam rangka membangun

masyarakat yang mandiri,

demokratis, adil dan sejahtera, serta

5. Menumbuhkan industri penyiaran

Indonesia.

Penyelenggaraan

Penyiaran

1. Penyiaran diselenggarakan

dalam satu sistem

penyiaran nasional

2. Dibentuk Komisi

Penyiaran

4

UU No. 11 Tahun

2008 tentang

Informasi dan

Transaksi

Elektronik

1. Kepastian Hukum,

2. Manfaat,

3. Kehati-hatian,

4. Iktikad baik, dan

5. Kebebasan memilih

teknologi atau netral

teknologi.

Untuk :

1. Mencerdaskan kehidupan bangsa

sebagai bagian dari masyarakat

informasi dunia;

2. Mengembangkan perdagangan dan

perekonomian nasional dalam

rangka meningkatkan kesejahteraan

masyarakat;

3. Meningkatkan efektivitas dan

efisiensi pelayanan publik;

4. Membuka kesempatan seluas-

luasnya kepada setiap Orang untuk

memajukan pemikiran dan

kemampuan di bidang penggunaan

dan pemanfaatan Teknologi

Informasi seoptimal mungkin dan

bertanggung jawab; dan

5. Memberikan rasa aman, keadilan,

dan kepastian hukum bagi

pengguna dan penyelenggara

Teknologi Informasi.

1. Penyelenggaraan

sertifikasi elektronik dan

sistem elektronik

2. Penyelenggaraan sistem

elektronik

1. Harus menyediakan

informasi yang akurat,

jelas dan pasti kepada

setiap pengguna jasa

2. Harus menyelenggarakan

sistem elektronik secara

andal, aman serta

bertanggung jawab

terhadap beroperasinya

sistem elektronik

sebagaimana mestinya

Page 32: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

32

No Undang-Undang Azas Tujuan Kata Kunci Definisi Kunci

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

5 UU No. 14 Tahun

2008 tentang

Keterbukaan

Informasi Publik

1. Setiap Informasi Publik

bersifat terbuka dan dapat

diakses oleh setiap

Pengguna Informasi Publik.

2. Informasi Publik yang

dikecualikan bersifat ketat

dan terbatas.

3. Setiap Informasi Publik

harus dapat diperoleh setiap

Pemohon Informasi Publik

dengan cepat dan tepat

waktu, biaya ringan, dan

cara sederhana.

4. Informasi Publik yang

dikecualikan bersifat

rahasia sesuai dengan

Undang-Undang,

kepatutan, dan kepentingan

umum didasarkan pada

pengujian tentang

konsekuensi yang timbul

apabila suatu informasi

diberikan kepada

masyarakat serta setelah

dipertimbangkan dengan

seksama bahwa menutup

Informasi Publik dapat

melindungi kepentingan

yang lebih besar daripada

membukanya atau

sebaliknya.

Untuk :

1. Menjamin hak warga negara untuk

mengetahui rencana pembuatan

kebijakan publik, program

kebijakan publik, dan proses

pengambilan keputusan publik,

serta alasan pengambilan suatu

keputusan publik;

2. Mendorong partisipasi masyarakat

dalam proses pengambilan

kebijakan publik;

3. Meningkatkan peran aktif

masyarakat dalam pengambilan

kebijakan publik dan pengelolaan

Badan Publik yang baik;

4. Mewujudkan penyelenggaraan

negara yang baik, yaitu yang

transparan, efektif dan efisien,

akuntabel serta dapat

dipertanggungjawabkan;

5. Mengetahui alasan kebijakan publik

yang memengaruhi hajat hidup

Orang banyak;

6. Mengembangkan ilmu pengetahuan

dan mencerdaskan kehidupan

bangsa; dan/ atau

7. Meningkatkan pengelolaan dan

pelayanan informasi di lingkungan

Badan Publik untuk menghasilkan

layanan informasi yang berkualitas

Hak dan kewajiban

pemohon dan pengguna

informasi publik serta hak

dan kewajiban badan

publik

1. Hak pemohon infomasi

publik

2. Kewajiban pengguna

infomasi publik

3. Hak badan publik

4. Kewajiban badan publik

Page 33: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

33

No Undang-Undang Azas Tujuan Kata Kunci Definisi Kunci

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

6 UU No. 25 Tahun

2009 Tentang

Pelayanan Publik

Penyelenggaraan pelayanan

publik berasaskan :

1. kepentingan umum;

2. kepastian hukum;

3. kesamaan hak;

4. keseimbangan hak dan

kewajiban;

5. keprofesionalan;

6. partisipatif;

7. persarnaan perlakuan/ tidak

diskriminatif;

8. keterbukaan;

9. akuntabilitas;

10. fasilitas dan perlakuan

khusus bagi kelompok

11. rentan;

12. ketepatan waktu; dan

13. kecepatan, kemudahan, dan

keterjangkauan

1. tewujudnya batasan dan hubungan

yang jelas tentang hak, tanggung

jawab, kewajiban, dan kewenangan

seluruh pihak yang terkait dengan

penyelenggaraan pelayanan publik;

2. terwujudnya sistem

penyelenggaraan pelayanan publik

yang layak sesuai dengan asas-asas

umum pemerintahan dan korporasi

yang baik;

3. terpenuhinya penyelenggaraan

pelayanan publik sesuai dengan

peraturan perundang-undangan; dan

4. terwujudnya perlindungan dan

kepastian hukum bagi masyarakat

dalam penyelenggaraan pelayanan

publik.

1. Ruang lingkup pelayanan

publik meliputi pelayanan

barang publik dan jasa

publik serta pelayanan

administratif yang

meliputi pendidikan,

pengajaran, pekerjaan dan

usaha, tempat tinggal,

komunikasi dan

informasi, lingkungan

hidup, kesehatan, jaminan

sosial, energi, perbankan,

perhubungan, sumber

daya alam, pariwisata, dan

sektor strategis lainnya.

1. Pelayanan publik adalah

kegiatan atau rangkaian

kegiatan dalam rangka

pemenuhan kebutuhan

pelayanan sesuai dengan

peraturan

perundangundangan bagi

setiap warga negara dan

penduduk atas barang,

jasa, dan/atau pelayanan

administratif yang

disediakan oleh

penyelenggara pelayanan

publik;

2. Masyarakat adalah seluruh

pihak, baik warga negara

maupun penduduk sebagai

orang- perseorangan,

kelompok, maupun badan

hukum yang

berkedudukan sebagai

penerima manfaat

pelayanan publik, baik

secara langsung maupun

tidak langsung.

Page 34: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

34

4.1.2 Konstelasi Peran Komunikasi Dalam Persandingan UU Pemerintahan Daerah

Berlakunya Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah yang

menggantikan Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah telah

merubah konstelasi proses komunikasi lintas kementerian/lembaga maupun antara

pemerintah pusat dan daerah. Sebagai tinjauan secara garis besar pada Lampiran 2.

disampaikan persandingan antara Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 dengan Undang-

Undang No. 22 Tahun 1999.

Pada Gambar 4.1 dapat menjelaskan bahwa pada masa berlakunya Undang-Undang

No. 22 Tahun 1999 dapat dikatakan terjadi hubungan komunikasi yang harmonis antar

kementerian/lembaga maupun antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

Gambar 4.1 Keselarasan Harmonis dalam Proses Komunikasi (UU No.22/1999)

Disisi lain dengan berlakunya UU No. 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah,

secara signifikan telah merubah pula keseimbangan dan keselarasan proses komunikasi yang

selama ini terbangun. Suparwoto, 2006 mengidentifikasikan beberapa kesenjangan yang

terjadi (Gambar 4.2), antara lain sebagai berikut :

1. Tidak meratanya penyebaran informasi publik;

2. Tidak semua Pemda memiliki satker khusus menangani penyediaan dan penyebaran

informasi publik;

3. Terputusnya hubungan/komunikasi antara Pusat dengan daerah dan sebaliknya;

Page 35: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

35

4. Terbatasnya ruang (space) dan waktu (duration) media untuk penyebaran informasi

publik,karena media memiliki agenda sendiri;

5. Terbatasnya ruang tempat umpan balik antara publik dan pemerintah baik pusat dan

daerah.

Gambar 4.2 Keselarasan Harmonis dalam Proses Komunikasi (UU No.32/2004)

4.1.3 Masyarakat Sebagai Pemangku Kepentingan Dalam Komunikasi Publik

Pemetaan masyarakat sebagai pemangku kepentingan dalam komunikasi dan

informatika dapat dilakukan berdasarkan tingkat kesadaran atas pentingnya informasi dan

kemudahan akses terhadap informasi, Gambar 4.3 memberikan ilustrasi adanya 4 (empat)

kelompok pemangku kepentingan yang harus mendapatkan perhatian dan merupakan bagian

yang tidak terpisahkan dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Kementerian Kominfo

sesuai dengan fungsi yang telah diamanatkan dalam Perpres No. 47 Tahun 2009.

Page 36: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

36

Gambar 4.3 Pemetaan Masyarakat Sebagai Pemangku Kepentingan

Berdasarkan pengelompokan masyarakat sebagai pemangku kepentingan tersebut

diatas, dengan mengacu pada Perpres No. 47 Tahun 2009 dilakukan identifikasi peran dan

fungsi Kementerian Kominfo untuk masing-masing kelompok pemangku kepentingan

(Gambar 4.4). Proses pemetaan dilakukan dalam forum diskusi pakar (Bogor, 3 September

2014) secara garis besar hasil diskusi tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Gambar 4.4 Peran, Fungsi Kementerian Kominfo dalam Kelompok Pemangku Kepentingan

Page 37: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

37

4.1.4 Intensi Strategis Kementerian Kominfo Tahun 2015 - 2019

Perencanaan teknokratik untuk perumusan Rencana Strategis Tahun 2015 - 2019

Kementerian Komunikasi dan Informatika telah dilakukan dengan mengacu pada dokumen

Draft rencana teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 -

2019 dan 9 Agenda Prioritas (Nawa Cita) dari Presiden dan Wakil Presiden terpilih untuk

periode tahun 2015 - 2019. Dalam dokumen Rencana Strategis tersebut dikemukakan intensi

strategis Kementerian Komunikasi dan Informatika tergambar dalam Visi, Misi, maupun

berbagai prongram dan inisiatis strategis, yang secara garis besar dikemukakan pada bagian

berikut.

VISI Tahun 2015 - 2019 Kementerian Komunikasi dan Informatika :

“Terwujudnya masyarakat berpengetahuan, inovatif, komunikatif, mandiri, sejahtera dan

berdaya saing global yang berkarakter ke-Indonesia-an melalui pengembangan dan

pemanfaatan TIK dalam kerangka NKRI”

Sasaran Pembangunan :

1. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi yg tinggi;

2. Menurunnya tingkat kesenjangan antar wilayah;

3. Meningkatnya kualitas demokrasi;

4. Meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang bersih, anti

korupsi, akuntabel, efektif, dan efisien.

MISI Tahun 2015 - 2019 Kementerian Komunikasi dan Informatika :

1. Mewujudkan masyarakat mandiri dan sejahtera melalui peningkatan ketersediaan

akses informasi di seluruh wilayah indonesia dan pemanfaatan ekosistem broadband

dalam rangka menunjang pertumbuhan ekonomi dengan mengutamakan produk

dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan;

2. Mewujudkan masyarakat berdaya saing global melalui peningkatan kemampuan dan

kekuatan berdasarkan sumber daya yang ada untuk berkompetisi dan memiliki

keunggulan komparatif dan kompetitif;

3. Mewujudkan karakter ke-Indonesia-an melalui peningkatan dan pemanfaatan nilai-

nilai budaya dan jati diri indonesia dalam pengembangan dan pemanfaatan konten

TIK;

Page 38: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

38

4. Menjaga dan memperkuat kedaulatan NKRI melalui peningkatan layanan dan

keamanan informasi untuk keutuhan NKRI;

5. Mewujudkan masyarakat berpengetahuan, inovatif, dan komunikatif melalui

peningkatan dan pengembangan kualitas SDM bidang komunikasi dan informatika,

penyediaan konten yang berkualitas dan bermanfaat dengan dukungan konektivitas

infrastruktur komunikasi dan informatika;

Secara garis besar program, kegiatan, inisiatif strategis maupun indikator kinerja

dikemukakan dalam Lampiran 3.

4.1.5 Indentifikasi Indikator Kinerja Dalam Pernyataan Misi Kementerian Kominfo

Pernyataan Misi Kementerian Kominfo dalam draft perencanaan teknokratik Rencana

Strategis Tahun 2015 - 2019 disajikan secara naratif yang lengkap sampai pada tingkat

outcome dan impact. Untuk dapat mengukur pencapaian pelaksanaannya diperlukan

identifikasi lingkup tanggungjawab (locus of control) dari Kementerian Kominfo.

Pernyataan Misi - 1 :

Mewujudkan masyarakat mandiri dan sejahtera melalui peningkatan ketersediaan akses

informasi di seluruh wilayah indonesia dan pemanfaatan ekosistem broadband dalam

rangka menunjang pertumbuhan ekonomi dengan mengutamakan produk dalam negeri

untuk memenuhi kebutuhan;

Indikator Kinerja :

1. Ketersediaan akses informasi di

seluruh wilayah Indonesia;

2. Pemanfaatan ekosistem broadband;

Gambar 4.5 Strukturisasi Indikator Kinerja Misi - 1

Pernyataan Misi - 2 :

Mewujudkan masyarakat berdaya saing global melalui peningkatan kemampuan dan

kekuatan berdasarkan sumber daya yang ada untuk berkompetisi dan memiliki keunggulan

komparatif dan kompetitif;

Indikator Kinerja :

1. Peningkatan kemampuan dan

kekuatan berdasarkan sumber daya

Page 39: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

39

(dalam lingkup komunikasi dan

informatika);

Gambar 4.6 Strukturisasi Indikator Kinerja Misi - 2

Pernyataan Misi - 3 :

Mewujudkan karakter ke-Indonesia-an melalui peningkatan dan pemanfaatan nilai-nilai

budaya dan jati diri indonesia dalam pengembangan dan pemanfaatan konten TIK;

Indikator Kinerja :

1. Pengembangan dan pemanfaatan

konten TIK;

Gambar 4.7 Strukturisasi Indikator Kinerja Misi - 3

Pernyataan Misi - 4 :

Menjaga dan memperkuat kedaulatan NKRI melalui peningkatan layanan dan keamanan

informasi untuk keutuhan NKRI;

Indikator Kinerja :

1. Layanan dan keamanan informasi;

Gambar 4.8 Strukturisasi Indikator Kinerja Misi - 4

Page 40: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

40

Pernyataan Misi - 5 :

Mewujudkan masyarakat berpengetahuan, inovatif, dan komunikatif melalui peningkatan

dan pengembangan kualitas SDM bidang komunikasi dan informatika, penyediaan konten

yang berkualitas dan bermanfaat dengan dukungan konektivitas infrastruktur komunikasi

dan informatika;

Indikator Kinerja :

1. Konektivitas infrastruktur

komunikasi dan informatika

2. Peningkatan dan pengembangan

kualitas SDM bidang komunikasi

dan informatika;

3. Penyediaan konten yang berkualitas

dan bermanfaat;

Gambar 4.9 Strukturisasi Indikator Kinerja Misi - 5

4.1.6 Perumusan Definisi Filosofis Kementerian Kominfo

Pendekatan proses transformasi Kementerian Komunikasi dan Informatika dilakukan

dengan cara menurunkan asumsi dasar yang dimiliki oleh Kementerian Komunikasi dan

Informatika kedalam elemen dasar dan CATWOE sehingga didapat definisi yang dapat

dipakai oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Analisis CATWOE didefinisikan

oleh Peter Checkland (1981) sebagai bagian dari Soft Systems Methodology (SSM). Analisis

ini merupakan checklist sederhana dari sistem berpikir. Ini merupakan teknik umum yang

digunakan oleh Analis Bisnis untuk mengidentifikasi apa yang menjadi tujuan untuk dicapai,

apa yang menjadi area masalah dan bagaimana solusi yang dapat mempengaruhi bisnis dan

keterlibatan individu terhadap itu.

Customers : Pemangku kepentingan utama

Actors : Pemangku kepentingan utama dan pemerintah

Transformation

process

: Kebijakan dan regulasi yang adaptif terhadap perkembangan

teknologi dan perubahan perilaku masyarakat

World view : Upaya mewujudkan masyarakat berpengetahuan, inovatif,

komunikatif, mandiri, sejahtera dan berdaya saing global

yang berkarakter ke-Indonesia-an dalam kerangka NKRI

Owner : Kementerian Kominfo merupakan lembaga penentu

Page 41: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

41

kebijakan, regulator dan fasilitator

Environment : Penyediaan, pengembangan serta pemanfaatan komunikasi

dan informatika

CATWOE adalah mnemonic (tools pengingat) yang membantu mengidentifikasi dan

mengkategorikan semua stakeholder (orang, proses, lingkungan, entitas) dari Sistem yang

dianalisis untuk merumuskan root definition atau definisi filosofis, adalah deskripsi

terstruktur dari suatu sistem yang menguraikan kegiatan yang berlangsung (atau mungkin

terjadi) dalam organisasi yang dipelajari. Dari hasil analisis induktif serta dengan validasi

pada panel pakar yang dilakukan dapat diperoleh kesepakatan pakar Definisi Filosofis (root

definitions) bagi Kementerian Kominfo adalah sebagai berikut :

"Kementerian Kominfo merupakan lembaga penentu kebijakan, regulator dan

fasilitator dalam upaya mewujudkan masyarakat berpengetahuan, inovatif,

komunikatif, mandiri, sejahtera dan berdaya saing global yang berkarakter ke-

Indonesia-an dalam kerangka NKRI yang dilaksanakan oleh pemangku

kepentingan utama dan pemerintah melalui penyediaan, pengembangan serta

pemanfaatan komunikasi dan informatika dengan berpegang pada kebijakan dan

regulasi yang adaptif terhadap perkembangan teknologi dan perubahan perilaku

masyarakat untuk penyediaan layanan komunikasi dan informatika bagi pemangku

kepentingan utama".

4.2 Hasil Analisis Deduktif

Fokus analisis deduktif diarahkan akuisisi pengetahuan para pakar dalam lingkup

bidang komunikasi dan informatika dengan menggunakan beberapa pendekatan yang lazim

digunakan dalam soft system methodology (SSM). Melalui forum diskusi pakar maupun

indepth interview dilakukan akuisisi pengetahuan pakar, dan sekaligus sebagai langkah untuk

proses validasi (face validation).

4.2.1 Pendekatan Interpretive Structural Model (ISM)

Kajian Penataan Birokrasi Kementerian Komunikasi dan Informatika disusun berdasarkan

hasil asumsi – asumsi dasar dengan prioritas tertinggi sebagai sebagai prasyarat yang harus

diperhatikan dalam penyusunan model kebijakan ini. Struktur sistem elemen model ini

dianalisis dengan metode ISM dan hasil wawancara pakar diperoleh 4 elemen utama yang

Page 42: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

42

harus diperhatikan dalam membuat kebijakan yakni : 1). Tujuan program, 2). Kendala utama

program, 3). Perubahan yang dimungkinkan, 4). Lembaga yang terlibat dalam pelaksanaan

program. Penilaian pakar terhadap hubungan kontekstual antar sub elemen

lembaga/kelompok yang terlibat dilakukan dengan pendekatan V, A, X dan O. Pendekatan ini

digunakan untuk memperoleh hubungan langsung dan tingkat hirarki kontribusi dalam

kelompok pemangku kepentingan. Setiap nilai pendapat pakar individual dilakukan agregasi

untuk mendapatkan nilai pendapat gabungan. Secara lebih detail hasil analisis dari ISM

disampaikan pada Lampiran - 4.

Gambar 4.10 Kerangka Pikir dalam Diskusi Pakar ISM

1. Elemen Tujuan Program

Verifikasi hubungan kontekstual pada elemen tujuan program, teridentifikasi sebagai

berikut:

a. Sebagai elemen kunci yang paling berpengaruh adalah: (8) Penguatan regulasi untuk

mengatur: penyediaan, pengembangan, dan pemanfaatan komunikasi dan informatika

dalam menghadapi dinamika lingkungan strategis ICT. Sub elemen ini memiliki daya

pendorong (driver power) paling besar dengan tingkat ketergantungan terhadap sub

elemen kelompok yang terpengaruh lainnya yang paling rendah;

b. Selanjutnya di rangking dua adalah Penyediaan dan pengembangan informasi edukatif

(4), Peningkatan kecukupan informasi masyarakat dengan karakteristik komunikasi

Page 43: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

43

lancar dan informasi benar (1), Terwujudnya birokrasi layanan komunikasi dan

informatika yang profesional dan memiliki integritas moral yang tinggi (3), Sistem

dan koordinasi kehumasan pemerintah (Government Public Relations) dalam rangka

meningkatan reputasi bangsa (7);

Hubungan kontekstual antar sub elemen hasil analisis ISM untuk tujuan program dapat dilihat

pada Gambar 4.11

Gambar 4.11 Hubungan Kontekstual pada Elemen Tujuan Program

2. Elemen Kendala Pelaksanaan Program

Verifikasi hubungan kontekstual pada elemen kendala pelaksanaan program,

teridentifikasi sebagai berikut:

a. Sebagai elemen kunci yang paling berpengaruh sebagai kendala utama adalah: (1)

Kapabilitas dinamik Kementerian Kominfo yang kurang responsif terhadap perubahan

lingkungan strategis ICT Nasional, regional dan global; (6) Lemahnya koordinasi

pada tingkat kebijakan, antara Kementerian Kominfo dengan kementerian/

lembaga/daerah, maupun koordinasi dengan dunia usaha/komunitas/ masyarakat, dan

(7) Lemahnya koordinasi dan sinergi lintas fungsi/lintas unit kerja di dalam

Kementerian Kominfo. Ketiga sub elemen ini memiliki daya pendorong (driver

power) paling besar dengan tingkat ketergantungan terhadap sub elemen kendala

utama program lainnya yang paling rendah;

b. Selanjutnya di rangking dua adalah: (8) Fragmentasi fungsi dan tumpang tindihnya

fungsi-fungsi dalam organisasi Kementerian Kominfo.

Page 44: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

44

Hubungan kontekstual antar sub elemen hasil analisis ISM untuk kendala pelaksanaan

program dapat dilihat pada Gambar 4.12

Gambar 4.12 Hubungan Kontekstual pada Elemen Kendala Pelaksanaan Program

3. Elemen Perubahan yang Dimungkinkan

Verifikasi hubungan kontekstual pada elemen perubahan yang dimungkinkan,

teridentifikasi sebagai berikut:

a. Elemen kunci pada elemen perubahan yang dimungkinkan adalah; (1) Penataan

fungsi-fungsi yang meminimalisir tumpang tindih (overlap) dan menghindarkan

white-space karena memiliki daya pendorong (driver power) paling besar dengan

tingkat ketergantungan terhadap sub elemen perubahan yang dimungkinkan lainnya

yang paling rendah;

b. Selanjutnya di rangking dua adalah Membangun paradigma kelembagaan

Kementerian Kominfo sebagai fasilitator pembangunan (steering) dengan birokrasi

yang efektif (2), Penguatan kapasitas dan kapabilitas SDM Kementerian Kominfo

dalam pelaksanaan mandat perumusan dan penetapan kebijakan (3), Struktur

organisasi Kementerian Kominfo yang responsif dan mampu beradaptasi dengan

dinamika lingkungan strategis ICT (6).

Hubungan kontekstual antar sub elemen hasil analisis ISM untuk kendala pelaksanaan

program dapat dilihat pada Gambar 4.13

Page 45: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

45

Gambar 4.13 Hubungan Kontekstual pada Elemen Perubahan yang Dimungkinkan

4. Elemen Pemangku Kepentingan yang Terkait dalam Pelaksanaan Program

Verifikasi hubungan kontekstual pada elemen Pemangku Kepentingan yang Terkait,

teridentifikasi sebagai berikut:

a. Elemen kunci pada elemen perubahan yang dimungkinkan adalah Kementerian dan

Lembaga (1), Pemerintah Daerah (2), Dunia Usaha (3), Asosiasi (4), Perguruan

Tinggi (5), Lembaga Internasional (6), NGO Nasional (7), dan Masyarakat Umum (9)

karena memiliki daya pendorong (driver power) paling besar dengan tingkat

ketergantungan terhadap sub elemen perubahan yang dimungkinkan lainnya yang

paling rendah;

b. Selanjutnya di rangking dua adalah NGO Internasional (8) yang merupakan

perubahan dengan daya pendorong paling kecil dengan tingkat ketergantungan paling

tinggi terhadap lembaga yang terkait lainnya.

Hubungan kontekstual antar sub elemen hasil analisis ISM untuk kendala pelaksanaan

program dapat dilihat pada Gambar 4.14

Page 46: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

46

Gambar 4.14 Hubungan Kontekstual pada Elemen Pemangku Kepentingan yang Terlibat

4.2.2 Pendekatan Strategic Assumption Surfacing and Testing (SAST)

SAST digunakan untuk mengeksplorasi asumsi strategis yang paling penting dan

paling yakin (pasti). Kondisi ini menempatkan asumsi strategis pada zona “rencana yang

pasti" dan “rencana yang bermasalah” sebagai hal yang memerlukan perhatian dalam

pengembangan model. Penempatan posisi setiap asumsi strategis dilakukan melalui pengisian

kuesioner SAST oleh para pakar dan diskusi pakar untuk memvalidasi hasil analisis atas

masing-masing posisi asumsi strategis tersebut. Pemetaan asumsi strategis dilakukan dalam

dua fokus, yaitu: (1) fokus sektor komunikasi dan informatika, dan (2) fokus birokrasi.

1. Eksplorasi asumsi strategis fokus sektor komunikasi dan informatika

Hasil analisis atas ssumsi strategis berkaitan dengan fokus sektor komunikasi dan

informatika diuraikan secara rinci pada Tabel 4.3

Tabel 4.3 Asumsi Strategis Fokus Sektor Komunikasi dan Informatika

Asumsi Strategis Tingkat

Kepastian

Tingkat

Kepentingan

A. FOKUS SEKTOR KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

A Peningkatan kecukupan informasi masyarakat dengan

karakteristik komunikasi lancar dan informasi benar 4,184 5,459

B Terbentuknya Indonesia informatif dalam konsensus dasar negara 4,286 5,561

C Terwujudnya birokrasi layanan komunikasi dan informatika yang

profesional dan memiliki integritas moral yang tinggi 4,234 5,561

D Penyediaan dan pengembangan informasi edukatif 4,162 5,198

E Sistem komunikasi dan informatika yang berbasis kemampuan

lokal yang berdaya saing tinggi 3,752 4,949

F Memperjuangkan kepentingan komunikasi dan informatika

nasional dalam sistem pasar global 4,276 4,923

G

Penguatan sistem dan koordinasi kehumasan pemerintah

(government public relations) dalam rangka meningkatkan

reputasi bangsa

4,477 5,395

H

Penguatan regulasi untuk mengatur : penyediaan, pengembangan,

dan pemanfaatan komunikasi dan informatika dalam menghadapi

dinamika lingkungan strategis ICT

4,462 5,395

Page 47: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

47

Dari uraian tersebut diperoleh sebuah gambaran yang lebih jelas terhadap asumsi

dengan tingkat kepentingan yang tinggi dan tingkat kepastian yang tinggi bagi sektor

komunikasi dan informatika, sebagai berikut :

Tingkat Kepentingan yang Tinggi,

a. Peningkatan kecukupan informasi masyarakat dengan karakteristik komunikasi lancar

dan informasi benar (A);

b. Terbentuknya Indonesia informatif dalam kerangka empat pilar kebangsaan (B);

c. Terwujudnya birokrasi layanan komunikasi dan informatika yang profesional dan

memiliki integritas moral yang tinggi (C);

Tingkat Kepastian yang Tinggi,

a. Penguatan regulasi untuk mengatur: penyediaan, pengembangan, dan pemanfaatan

komunikasi dan informatika dalam menghadapi dinamika lingkungan strategis ICT

(H);

b. Penguatan sistem dan koordinasi kehumasan pemerintah (government public

relations) dalam rangka meningkatkan reputasi bangsa (G);

Secara grafis posisi masing-masing asumsi strategis fokus sektor komunikasi dan

informatika tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.15

Gambar 4.15 Kuadran SAST bagi Fokus Bidang Komunikasi dan Informatika

Page 48: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

48

2. Eksplorasi asumsi strategis fokus birokrasi

Hasil analisis atas ssumsi strategis berkaitan dengan fokus sektor komunikasi dan

informatika diuraikan secara rinci pada Tabel 4.4

Tabel 4.4 Asumsi Strategis Fokus Birokrasi

Asumsi Strategis Tingkat

Kepastian

Tingkat

Kepentingan

B. FOKUS BIROKRASI

A Penataan fungsi-fungsi yang meminimalisir tumpang tindih

(overlap) dan menghindarkan white-space 4,226 5,82

B

Membangun paradigma kelembagaan Kementerian Kominfo

sebagai fasilitator pembangunan (steering) dengan birokrasi yang

efektif

4,61 5,561

C Penguatan kapasitas dan kapabilitas SDM Kementerian Kominfo

dalam pelaksanaan mandat perumusan dan penetapan kebijakan 4,713 5,561

D Peningkatan efektifitas koordinasi lintas Kementerian/Lembaga/

Daerah 3,715 5,459

E Peningkatan peran stakeholder dalam pembangunan daya saing

berbasis kemampuan lokal 4,248 5,432

F Struktur organisasi Kementerian Kominfo yang responsif dan

mampu beradaptasi dengan dinamika lingkungan strategis ICT 4,248 5,561

G Mewujudkan tatakelola pemerintahan yang baik dengan SDM

yang kompeten dan profesional 4,031 5,82

Dari uraian tersebut diperoleh sebuah gambaran yang lebih jelas terhadap asumsi

dengan tingkat kepentingan yang tinggi dan tingkat kepastian yang tinggi bagi fokus

birokrasi, sebagai berikut :

Tingkat Kepentingan yang Tinggi,

a. Membangun paradigma kelembagaan Kementerian Kominfo sebagai fasilitator

pembangunan (steering) dengan birokrasi yang efektif (B);

b. Penguatan kapasitas dan kapabilitas SDM Kementerian Kominfo dalam pelaksanaan

mandat perumusan dan penetapan kebijakan (C);

Tingkat Kepastian yang Tinggi,

a. Penataan fungsi-fungsi yang meminimalisir tumpang tindih (overlap) dan

menghindarkan white-space (A);

b. Mewujudkan tatakelola pemerintahan yang baik dengan SDM yang kompeten dan

profesional (G);

Secara grafis posisi masing-masing asumsi strategis fokus birokrasi tersebut dapat

dilihat pada Gambar 4.16

Page 49: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

49

Gambar 4.16 Kuadran SAST bagi Fokus Birokrasi

4.3 Peran dan Fungsi Kementerian dalam Pembangunan Bidang Kominfo

Dalam upaya pembangunan bidang kominfo, kementerian akan melaksanakan

berbagai aktivitas baik sebagaimana dalam Gambar 417. Secara garis besar dikemukakan

bahwa tugas utama dilaksanakan melalui aktivitas pada produce dan provide, sedangkan

tugas pendukung dilaksanakan melalui aktivitas dalam kelompok manage. Sementara dari

sisi kinerja kelembagaan akan terlihat pada pencapaian beberapa hal pokok yang diwujudkan

dalam apply.

a. Produce: kebijakan direktif–strategik, dukungan dalam pengambilan keputusan

strategis, dan kerjasama internasional bidang Kominfo;

b. Provide: pelayanan publik bidang Kominfo, kegiatan teknis Kominfo berskala

nasional, fasilitasi dan advokasi pelaksanaan kebijakan, pengembangan kapabilitas

dinamik SDM profesi Kominfo;

c. Manage: pengelolaan anggaran, pengelolaan sarana dan prasarana kerja, pengelolaan

SDM ASN, pengelolaan data dan informasi, tatakelola dan tatalaksana; yang

terlaksanan dengan pengorganisasian dalam ketersediaan anggaran, perencanaan, dan

pengukuran kinerja;

d. Apply: grand design (roadmap) dan pelaksanaan tata kelola infrastruktur (sumber

daya) telekomunikasi Indonesia, standar teknis dan layanan internet, infrastruktur, dan

aplikasi informatika, Pembangunan langsung/tidak langsung sebagai layanan publik

Page 50: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

50

dalam bentuk PSO dan USO (bila belum mampu dilaksanakan oleh masyarakat),

pembinaan dan peningkatan kapasitas SDM Profesi Kominfo, serta Simpul (hub)

informasi dan komunikasi pulik, serta government public relations (government PR).

Gambar 4.17 Peran dan Fungsi Kementerian dalam Pengembangan Sektor Kominfo

4.4 Transformasi Paradigma dalam Penataan Birokrasi Kementerian Kominfo

Dalam perkembangan lingkungan strategis (politik, ekonomi, sosial, dan teknologi)

baik pada tingkat nasional, regional maupun global menuntut adanya perubahan paradigma

dalam pengelolaan komunikasi dan informatika. Secara nasional beberapa hal penting yang

harus mendapatkan prioritas antara lain adalah pelaksanaan pengelolaan komunikasi dan

informatika yang dapat meberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi, mensejahterakan

masyarakat, dengan tetap menjaga nilai-nilai kesatuan dan kerakter ke-Indonesia-an.

Pencapaian atas ketiga hal tersebut diharapkan dapat mendorong tercapainya daya saing dan

ketahanan nasional bangsa Indonesia secara berkelanjutan. Gambar 4.18 memberikan

ilustrasi perubahan paradigma menuju pengelolaan komunikasi dan informatika secara

optimal untuk mendukung penciptaan daya saing dan kesejahteraan Bangsa Indonesia.

Page 51: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

51

Gambar 4.18 Proses Transformasi Paradigma Kementerian Komunikasi dan Informatika

Perubahan paradigma:

Pengelolaan komunikasi dan informatika secara optimal untuk mendukung

penciptaan daya saing dan kesejahteraan Bangsa Indonesia

Sebelum Penataan Birokrasi Setelah Penataan Birokrasi

Bangsa Indonesia dengan “keterbatasan

pengelolaan” komunikasi dan informatika

“Pengelolaan optimal” Kominfo untuk

mendukung penciptaan daya saing

dan kesejahteraan Bangsa Indonesia

1. Kesenjangan peraturan perundang-

undangan terhadap perkembangan

lingkungan strategis TIK;

2. Ketertinggalan sumberdaya informatika

dan keterbatasan kemampuan SDM dalam

penguasaan TIK;

3. Kurang optimalnya pemanfaatan TIK bagi

peningkatan kesejahteraan dan ketahanan

nasional;

4. Kesenjangan komunikasi antar K/L/D dan

antara pemerintah dengan masyarakat;

5. Pengelolaan komunikasi & informatika

terfragmentasi;

1. Penerapan konvergensi dan broadband

didukung dengan peraturan perundang-

undangan yang adaptif thdp perubahan

lingkungan strategis TIK;

2. Penyediaan, pengembangan dan

pemanfaatan TIK bagi kesejahteraan bangsa

+ ketahanan nasional;

3. SDM Indonesia menguasai dan

memanfaatkan TIK secara benar;

4. Terbangunnya information hub dan sistem

goverment public relation yang handal;

5. Pengelolaan komunikasi dan informatika

terintegrasi dan didukung birokrasi yang

efektif dan ASN profesional;

Page 52: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

52

BAB V

PEMBAHASAN DISAIN STRUKTUR

Perencanaan grand design organisasi Kementerian Komunikasi dan Informatika

dilakukan melalui langkah-langkah induktif dan deduktif, selanjutnya dilakukan kovergensi

untuk menghasilkan alternatif disain struktur yang menggambarkan peran dan fungsi yang

diperlukan dalam pelaksanaan mandat Kementerian Komunikasi dan Informatika. Langkah

induktif dilakukan dengan analisis tekstual dan studi (kajian) empirik atas peraturan

perundang-undangan maupun berbagai sumber yang terkait dengan bidang komunikasi dan

informatika. Sedangkan proses deduktif dilakukan melalui akuisisi pengetahuan para pakar,

baik melalui panel pakar, focus group discussion (FGD) maupun indepth interview para

narasumber dari Kementerian Komunikasi dan Informatika maupun nara sumber lainnya.

5.1 Gambaran Umum Organisasi Kementerian Komunikasi dan Informatika

Gambaran umum organisasi Kementerian Komunikasi dan Informatika sebagai

subuah sistem dapat dikenali dari komponen utama organisasi yaitu struktur, proses dan

budaya. Tiga komponen tersebut memiliki hubungan saling mempengaruhi (keterkaitan)

dengan anggota organisasi yang dalam hal ini adalah SDM atau karyawan kementerian.

Gambar 5.1 Komponen Sistem Pengorganisasian Kementerian Komunikasi dan Informatika

Page 53: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

53

Sebagai gambaran umum kondisi saat ini organisasi Kementerian Komunikasi dan

Informatika dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Organizational structure (firm's anatomy), dinamika dan kecepatan perubahan

lingkungan strategis bidang komunikasi dan informatika merupakan tantangan utama

bagi peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar dalam pelaksanaan mandat

kelembagaan maupun penataan kelengkapan peran dan fungsi yang pada akhirnya

akan tercermin dalam struktur organisasi.

Kondisi umum : untuk dapat mencapai efektivitas dalam pelaksanaan mandat

kelembagaan, pada saat ini sangat dibutuhkan penataan peraturan perundang-

undangan bidang Kominfo (telah diagendalan dalam Renstra 2015-2019), maupun

penyesuaian fungsi-fungsi (dalam struktur organisasi) pada Kementerian Kominfo

merupakan hal yang mutlak diperlukan;

2. Organizational process (firm's phisiology), dalam pelaksanaan mandat kelembagaan,

hampir seluruh program dan kegiatan yang dilaksanakan bersifat lintas sektor dan

multi-stakeholder. Hal ini menggambarkan bahwa bidang komunikasi dan informatika

memiliki peran yang sangat strategis dan merupakan value driver bagi penciptaan

nilai tambah yang optimal, baik untuk kepentingan pembangunan nasional maupun

kegiatan dari berbagai bidang baik untuk kepentingan ilmu pengetahuan, politik,

ekonomi, sosial-budaya, pertahanan-keamanan (ipoleksosbudhankam) dan kegiatan

berbasis masyarakat lainnya.

Kondisi umum : kinerja optimal bidang komunikasi dan informatika menuntut

koordinasi yang intent (tinggi) baik pada tingkat kebijakan maupun tingkat taktikal-

operasional yang harus dilakukan pada lintas fungsi antar Unit Kerja Eselon II,

maupun lintas Unit Kerja Eselon I. Diperoleh gambaran bahwa dalam beberapa hal

memerlukan peningkatan koordinasi lintas fungsi, khususnya bagi pelaksanaan tugas

yang bersifat lintas sektor maupun multi stakeholder.

3. Organizational culture (firm's psychology), pencapaian kinerja organisasi akan

dipengaruhi oleh iklim kerja yang terbangun dari budaya yang terbangun. Sebagai

artefak dapat ditemui bahwa SDM Kementerian Kominfo berasal dari beberapa

sumber satuan administrasi pangkal (Satminkal), antara lain: Departemen Penerangan,

Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi, dan lembaga pemerintah lainnya.

Kondisi umum : belum terbangunnya "Budaya Kementerian Kominfo"

dengan nilai-nilai (values) yang dapat mempersatukan Insan Kementerian Kominfo

Page 54: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

54

dalam kebersamaan dan satu semangat dalam mencapai kinerja kelembagaan. Secara

konkrit artefak kesenjangan budaya dapat ditemukan (dikenali/dirasakan) baik dalam

sikap dan perilaku maupun dalam atribut-atribut yang ada;

4. Organizational members (firm's cell), dinamika dunia komunikasi dan informatika

digambarkan dengan kecepatan teknologi maupun peningkatan ekspektasi pengguna

yang tergambar dalam life-style masyarakat yang diikuti sebagai basis persaingan

dunia usaha bidang komunikasi dan informatika. Kondisi ini menempatkan SDM

Kementerian Kominfo harus dapat berperan lebih sebagai "arsitek/steering" yang

handal yang mampu merumuskan kebijakan yang adaptif perkembangan dunia TIK,

daripada sebagai "pelaksana/rowing" yang lebih berfokus pada kegiatan operasional

dan akan terjebak pada "business as ussual";

Kondisi umum : pada periode saat ini Kementerian Komunikasi dan

Informatika sedang melaksanakan program percepatan bagi SDMnya untuk menjalani

program pendidikan S2 dan S3 baik di dalam maupun di luar negeri. Kondisi ini

membawa optimisme bagi peningkatan modal intelektual dalam melaksanakan tugas

kelembagaan. Selain kondisi tersebut disisi lain dalam dunia TIK nasional,

Kementerian Kominfo juga berkewajiban untuk memfasilitasi pengembangan

kapasitas dan kapabilitas SDM TIK baik sebagai PNS pemengku jabatan fungsional

bidang TIK maupun SDM profesi dalam bidang TIK;

5. Business system (firm's work), efektivitas kinerja pelaksanaan mandat kelembagaan

Kementerian Komunikasi dan Informatika akan terbentuk dari proses bottom-up dan

top-down. Untuk proses bottom-up dipengaruhi oleh kinerja struktur organisasi,

proses, budaya organisasi dan dukungan modal intelektual SDM sebagai value

enabler. Sedangkan pengaruh top-down terbentuk karena kesungguhan dan komitmen

pimpinan pimpinan puncak (Menteri, Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, dan

Direktur Jenderal) dalam bekerjasama dan berkoordinasi dalam membangun visi TIK

nasional, proses pengambilan keputusan strategis, dan memimpin perubahan melalui

sikap dan perilaku yang layak untuk menjadi panutan (role model);

Kondisi umum : Dari sisi organizational capital dan intellectual capital

kondisi kementerian ini telah cukup bagus, namun demikian para pakar (dalam panel

pakar) menekankan bahwa koordinasi pada tingkat kebijakan sangat dipengaruhi oleh

relational capital yang tergambar dalam kualitas (dan kuantitas) "forum koordinasi

pimpinan" yang biasanya dilakukan dalam bentuk Rapat Pimpinan;

Page 55: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

55

5.2 Pola Keterkaitan dalam Pelaksanaan Mandat Kementerian

Hasil analisis yang telah dilakukan dapat dikemukakan gambaran umum kondisi

faktual pola keterkaitan antar fungsi-fungsi (saat ini) dalam penyelenggaraan peran

Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan dua opsi yang dapat menggambarkan kondisi

kedepan yang diharapkan.

1. Analisis kondisi ketekaitan antar fungsi yang terjadi pada saat ini

Tampak dalam Gambar 5.2 bahwa adanya keterkaitan yang sangat erat antara fungsi-

fungsi yang ada pada perangkat Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) dan

Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI), sementara kedua fungsi dalam perangkat SDPPI

dan PPI secara bersamaan juga memiliki keterkaitan dengan fungsi pada perangkat Aplikasi

Informatika (APTIKA). Disisi lain untuk perangkat Informasi dan Komunikasi Publik (IKP)

tidak tampak secara kuat dalam penyelenggaraan fungsinya maupun keterkaitan dengan

fungsi-fungsi lain yang ada (Gambar 5.2).

Gambar 5.2 Pola Keterkaitan Antar Fungsi pada Saat Ini

Dalam diskusi pakar maupun pembahasan terbatas melalui indepth interview

diperoleh konfirmasi yang menguatkan kondisi tersebut, dan dengan beberapa kondisi yang

dikemukakan sebagai berikut:

a. Praktek manajemen cenderung bersifat "silo", sehingga berpotensi terjadi

hambatan koordinasi untuk dapat menghasilkan kebijakan (peraturan perundang-

undangan) yang terpadu;

b. Fungsi pada perangkat organisasi Ditjen APTIKA yang tergambar dalam

nomenklatur unit kerja, dipandang membatasi ruang lingkup dan tidak adaptif

Page 56: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

56

terhadap perkembangan dan tuntutan kemajuan bidang komunikasi dan

informatika;

c. Kurang optimalnya penyelenggaraan peran informasi dan komunikasi publik yang

seharusnya dapat berperan sebagai information hub maupun government public

relations;

2. Lingkup keterkaitan dengan modifikasi (penambahan) lapisan infrastruktur TIK

Dalam diskusi pakar, indepth interview dan masukan tertulis (Bapak Djoko Agung

Harijadi dan Bapak Ashwin Sasongko Sastrosubroto), dapat dikemukakan alternatif dengan

pengembangan (modifikasi) lapisan infrastruktur TIK dengan lingkup mandat kelembagaan

Kementerian Kominfo sebagaimana dalam Gambar 5.3 dengan tugas pokok yang

membidangi : (1) infrastruktur telekomunikasi, (2) standar teknis layanan internet,

standarisasi isi dan aplikasi, (3) komunikasi publik, serta (4) pengembangan dalam bentuk

riset kebijakan dan upaya peningkatan kapabilitas dinamik SDM profesi TIK. Pelaksanaan

tugas pokok dalam lingkup mandat tersebut diatas akan mendapatkan dukungan manajemen

dari aspek perencanaan, pengelolaan sumberdaya maupun dukungan teknis dalam

pelaksanaan operasional lembaga dalam melaksanakan mandatnya.

Gambar 5.3 Lingkup Keterkaitan dengan Modifikasi Lapisan Infrastruktur TIK

Hasil analisis deduktif memberikan gambaran bahwa pendekatan ini diharapkan dapat

lebih optimal bagi pelaksanaan tugas kelembagaan Kementerian Kominfo pada periode

pembangunan bidang komunikasi dan informatika pada periode rencana pembangunan tahun

2015 - 2019, yang selaras pula dengan Rencana Strategis Kementerian Tahun 2015-2019,

Page 57: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

57

dengan demikian diharapkan dapat lebih adaptif terhadap dinamika perkembangan bidang

komunikasi dan informatika pada tingkat nasional, regional maupun global.

Dari hasil panel pakar maupun indepth interview memberikan penekanan pada hal-hal

penting yang perlu mendapat perhatian dalam pelaksanaan peran kelembagaan pada periode

tahun 2015-2019, antara lain sebagai berikut :

a. Sangat dibutuhkan adanya roadmap nasional (planologi) informatika nasional,

dalam jangka mengengah-panjang yang mengatur tataguna dan tatakelola

frekuensi yang tersedia;

b. Perlunya langkah-langkah konkrit dalam mewujudkan kemandirian internet

(informatika), serta penguatan fungsi dalam pengawasan dan pentaatan bagi

penyimpangan (cybercrime) dalam penyediaan, pengembangan, pemanfaatan

komunikasi dan informatika;

c. Diperlukan revitasisasi peran informasi dan komunikasi publik yang dapat

mengatasi kesenjangan informasi dan komunikasi antar K/L/D, antara pemerintah

pusat dengan pemerintah daerah maupun diseminasi informasi dan komunikasi

secara dua arah dengan masyarakat di seluruh penjuru tanah air dan di bagian

negara lainnya.

5.3 Perspektif Dalam Perancangan Disain Organisasi

Untuk dapat menjamin pelaksanaan mandat dan bentuk penugasan lainnya, pada

Gambar 5.4 menjelaskan bahwa perancangan struktur organisasi Kementerian Komunikasi

dan Informatika harus mempertimbangkan beberapa hal yang tercermin dalam 4 perspektif,

antara lain :

1. Mandat kelembagaan idang komunikasi dan informatika dengan mengacu pada

beberapa peraturan perundang-undangan yang terkait secara langsung maupun yang

memiliki relevansi yang erat;

2. Peraturan Presiden No. 47 Tahun 2009 (Bab III, Kementerian, Bagian Kesatu, Pasal

23), yang menjelaskan fungsi yang harus dipenuhi oleh Kementerian Komunikasi dan

Informatika dalam melaksanakan mandatnya;

3. Faktor-faktor peubah yang memperngaruhi dalam bentuk tantangan dan perubahan

pada lingkungan strategis komunikasi dan informatika;

Page 58: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

58

4. Koordinasi lintas kementerian, lembaga maupun dengan daerah, serta kerjasama dan

partisipasi para pemangku kepetingan utama dalam pelaksanaan pembangunan

komunikasi dan informatika.

Secara khusus ditambahkan bahwa dari hasil analisis atas intepretive structural

modeling (ISM) dan panel pakar (bagian 4.2.1 dan Gambar 4.14), diperoleh gambaran

kondisi bahwa hubungan antar pemangku kepentingan bersifat saling keterkaitan

(interdependence), hal ini menggambarkan bahwa setiap pemangku kepentingan dalam dunia

komunikasi dan informatika memiliki peran dan pengaruh satu sama lain.

Gambar 5.4 Perspektif dalam Perancangan Disain Organisasi

Menggunakan disain organisasi dengan pendekatan Mintzberg yaitu elemen

dasar desain konfigurasi terdiri dari 5 bagian yang meliputi:

1. The Strategic Apex, dalam hal ini adalah Menteri Komunikasi dan Informatika, yang

bertanggung jawab keseluruhan atas organisasi kemeterian, dan menjamin bahwa

organisasi menjalankan seluruh mandat yang telah ditetapkan;

2. The Middle Line, dalam konteks UU ASN adalah para pemangku Jabatan Pimpinan

Tinggi yang menjadi penghubung operating core dengan strategic apex. Sesuai hasil

analisis dan sitesis lingkup peran fungsi pada middle line antara lain meliputi : (1)

infrastruktur telekomunikasi; standard teknis layanan internet; standard, isi dan

Page 59: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

59

aplikasi; informasi dan komunikasi publik, serta tatakelola keamanan komunikasi dan

informatika;

3. The Operating Core, para SDM ASN terdiri dari pemangku Jabatan Administrasi,

Jabatan Fungsional ahli, serta jabatan fungsional ketrampilan yang melaksanakan

tugas-tugas yang berhubungan dengan pelaksanaan mandat peraturan perundang-

undangan melalui peran dan fungsi organisasi;

4. The Technostructure, merupakan fungsi pengembangan yang terdiri dari para ahli/

fungsional atau analis yang berperan dalam mendukung pelaksanaan tanggungjawab

utama kementerian. Dalam hal ini dukungan dapat diberikan dalam bentuk analisis

kebijakan publik, maupun dukungan lain yang berbasis pada keahlian;

5. The Support Staff, adalah bentuk dukungan manajemen yang dapat menjamin proses

tatakelola dan tatalaksana (proses bisnis) organisasi dapat terlaksanan secara efektif

dan efisien. Dalam hal ini bentuk dukungan manajemen dilakukan untuk lingkup

perencanaan, pengelolaan sumberdaya (SDM, anggaran, sarana dan prasarana

organisasi), maupun pengelolaan hubungan pemangku kepentingan (stakeholder

management), serta bentuk-bentuk lain yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja

organisasi.

Gambar 5.5 Konfigurasi Bidang Peran dalam Disain Organisasi Mintzberg

Landasan perumusan dalam penataan strukruk organisasi Kementerian Komunikasi

dan Informatika adalah sebagai berikut:

1. Hasil analisis induktif dikonvergensikan dengan proses deduktif melalui logical

thinking process bersama pemangku kepentingan;

2. Akan disampaikan rekomendasi 3 (tiga) alternatif skenario struktur organisasi yang

prioritasnya diserahkan pada pengambil kebijakan tertinggi;

Page 60: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

60

3. Dasar struktur adalah konfigurasi Mintzberg: Machine Bureaucracy;

5.4 Argumentative Analysis: Pola Pengorganisasian

Khususnya berkaitan dengan pelaksanaan mandat berdasarkan peraturan perundang-

undangan dan dinamika perubahan (tuntutan) lingkungan strategis bidang komunikasi dan

informatika, dikemukakan beberapa dasar pertimbangan sbb:

1. Perkembangan konvergensi pada dunia komunikasi dan informatika perlu diimbangi

dengan penataan (restrukturisasi) peraturan perundang-undangan yang terpadu dan

saling menguatkan;

2. Keterpaduan peraturan perundang-undangan maupun bentuk kebijakan lainnya, serta

keselarasan antara perencanaan dengan alokasi sumberdaya pembangunan (sinergitas

antara perencanaan dan penganggaran) secara berkelanjutan dalam penyediaan,

pengembangan dan pemanfaatan, merupakan prasyarat bagi tercapainya sasaran

pembangunan nasional bidang komunikasi dan informatika (antara lain: Indonesia

broadband, Palapa ring, e-government, komunikasi publik, dan lainnya);

3. Komunikasi dan informatika merupakan sarana yang sangat handal (efektif dan

efisien), baik bagi kepentingan yang positif dalam penciptaan nilai tambah (value

creator), maupun penyalahgunaan dalam berbagai bentuk tindakan kriminal,

penghancuran nilai-nilai individu, kelompok, golongan bahkan sebuah bangsa;

4. Diperlukan kebijakan dan langkah-langkah konkrit yang dapat mengatur, mengawasi

dan menindak berbagai penyimpangan (cyber crime) yang terjadi dalam lingkup

penyediaan, pengembangan dan pemanfaatan bidang komunikasi dan informatika;

5. Terjadinya paradoks dalam praktek pengelolaan komunikasi publik "teknologi

semakin maju - kesenjangan semakin besar". Hal ini terjadi khususnya bagi

komunikasi antar K/L/D, antara pemerintah pusat dan daerah, maupun arus informasi

bagi masyarakat (khusunya yang masih terkendala akses informasi);

6. Diperlukan upaya yang terpadu dan sistematis agar dapat meningkatkan akses

informasi dan mengatasi kesenjangan digital;

7. Pada Kementerian Komunikasi dan Informatika belum terbangun sistem informasi

terpadu yang dapat memonitor secara tepat dan akurat (real-time), yang dapat

mendukung proses pengambilan keputusan, sekaligus sebagai bagian dari knowledge

management baik pada tingkat Kementerian Kominfo maupun pada tingkat nasional;

Page 61: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

61

Implikasi :

Memperhatikan kondisi dan arah pembangunan sektor Kominfo, berdasarkan

pemikiran dalam diskusi pakar, indepth interview dan masukan tertulis (Bapak Djoko Agung

Harijadi dan Bapak Ashwin Sasongko Sastrosubroto, Mastel dalam Masukan SubBidang TIK

RPJMN 2015-2019), maka pola pengorganisasian Kementerian Komunikasi dan Informatika

(minimal dalam periode Renstra Tahun 2015–2019), diharapkan dapat memenuhi kebutuhan,

antara lain :

1. Perancangan grand design organisasi Kementerian Kominfo harus dapat

memfasilitasi pembangunan sektor Kominfo (termasuk Pos) dalam beradaptasi

dengan (tuntutan) perubahan lingkungan strategis dunia TIK;

2. Fungsi-fungsi dari institusi Kementerian Kominfo harus dapat (ikut) berperan dalam

peningkatan pertumbuhan PDB, kemandirian dan kesejahteraan secara berkelanjutan;

Untuk itu harus dibangun suatu kondisi lingkungan Kominfo dengan :

a. Peran TIK secara terpadu dalam pembangunan secara terpadu adalah sebagai :

enabler, sektor industri, peningkatan kemampuan dan daya saing SDM,

pendorong inovasi;

b. Lingkungan yang stabil dan komprehensif melalui regulasi dan infrastruktur

legal, serta penguatan sistem security TIK;

c. Keterpaduan informasi dan komunikasi publik untuk dapat mewujudkan

pemenuhan "hak berkomunikasi dan memperoleh informasi" sebagaimana

dalam amanat (Amandemen) UUD RI 1945 pada Pasal 28F, dan UU Nomor

39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, pada Pasal 14;

3. Program dan kegiatan pada Rencana Strategis Tahun 2015-2019 yang fokus pada

pencapaian sasaran yang tepat, serta didukung dengan koordinasi program dan sinergi

anggaran yang dapat memenuhi kebutuhan pelaksanaan program/kegiatan;

4. Penyelenggaraan tatakelola Kementerian Kominfo yang baik dan didukung oleh SDM

kompeten dan birokrasi yang handal;

5. Prasyarat keberhasilan pencapaian kinerja sangat dipengaruhi (ditentukan) oleh

efektivitas koordinasi pada tingkat kebijakan (intra-organisasi dan inter-organisasi)

yang dilaksanakan melalui forum koordinasi pimpinan/Rapim, maupun koordinasi

lintas K/L/D;

Page 62: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

62

5.5 Pendekatan dalam Lingkup Peran dan Fungsi Kementerian Kominfo

Langkah penataan fungsi-fungsi dalam organisasi Kementerian Komunikasi dan

Informatika dilakukan dengan beberapa hal, antara lain :

1. Integrasi (transformasi) fungsional;

2. Pengembangan (penambahan) fungsi baru;

3. Peningkatan efektivitas fungsi dengan fokus, dan job enrichment;

4. Menggabungkan (merger) Fungsi dalam Unit Kerja;

5. Mengeleminasi fungsi (spin-off) karena sudah tidak sesuai dengan tuntutan mandat

kelembagaan, atau dapat ditangani oleh pihak lain (misal : pembagian urusan pusat –

daerah, K/L lain, pihak ketiga lainnya);

5.6 Langkah Penataan Lingkup Peran dan Fungsi Middle line

Secara garis besar fungsi-fungsi organisasi yang ada pada middle line terbagi atas : (1)

lingkup penyediaan yang meliputi infrastruktur telekomunikasi, (2) standar teknis dan

layanan internet (TCP/IP, DNS, lainnya), (3) lingkup konten dan aplikasi standar. Selain

ketiga hal tersebut pada bagian ini juga meliputi (4) Tatakelola Kemandirian Komunikasi

dan Informatika, dan (5) Informasi dan Komunikasi Publik.

Tabel 5.1 Lingkup Peran dan Fungsi Middle Line

Peran dalam

Organisasi Lingkup Bidang Kelengkapan Fungsi

(1) (2) (3)

Melaksanakan

mandat

kelembagaan yang

dilandasi dengan

peraturan

perundang-

undangan

Infrastruktur

telekomunikasi

Infrastruktur telekomunikasi, tempat seluruh lalu-lintas

internet mengalir.

a. Kebijakan dan regulasi di bidang sumberdaya, antara

lain: frekuensi, orbit satelit;

b. Kebijakan tatakelola frekuensi jangka menengah-

panjang (roadmap/planologi) sumberdaya untuk jangka

panjang;

Standar teknis layanan

internet

Standar teknis dan layanan Internet, infrastruktur yang

membuat Internet berfungsi [misal TCP/IP; DNS; SSL].

a. Kebijakan dan regulasi di bidang transport dan

jaringan Internet, pembagian nomorIP;

b. Kebijakan tatakelola jangka menengah-panjang

(roadmap/planologi) jaringan Internet untuk jangka

panjang;

Standar isi dan aplikasi

a. Kebijakan dan regulasi pemanfaatan TIK meliputi al.:

telekomunikasi, penyiaran, pemberdayaan industri

informatika, e-services;

b. Kebijakan penyelenggaraan dan pengendalian pos, dan

Page 63: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

63

Peran dalam

Organisasi Lingkup Bidang Kelengkapan Fungsi

(1) (2) (3)

pemberdayaan industri informatika, community access

point (CAP);

Tatakelola

Kemandirian

Komunikasi dan

Informatika

a. Kebijakan dan regulasi di bidang tatakelola keamanan

Kominfo al. meliputi: cyber security, IDSRTII, G-

CERT, Forensik digital;

b. PPNS (penyidikan, penyelidikan)

Informasi dan

Komunikasi Publik

a. Kebijakan pengelolaan dan penyediaan informasi dan

media publik;

b. Optimalisasi peran Kementerian Kominfo sebagai

government public relations; dan information hub

(top-down + bottom-up);

c. IKP yang terintegrasi secara nasional, dan terkoneksi

secara global;

5.6.1 Penataan Peran dan Fungsi Basis Informatika

Kurbalija, 2010 dan Sasongko, 2014 menjelaskan bahwa hal-hal yang berkaitan

dengan pengorganisasian komunikasi dan informatika pada dasarnya memiliki aturan

nasional dan internasional yang dikeluarkan oleh badan pemerintah dan swasta dan menjadi

acuan dalam pengorganisasian atau tatakelola internet pada hampir semua negara. Secara

garis besar keterkaitan pola pengorganisasian dengan lembaga-lembaga internasional dapat

dilihat pada Tabel 5.2 berikut.

Tabel 5.2 Hubungan Keterkaitan Pengorganisasian Komunikasi dan Informatika

No Sektor/Bidang Keterkaitan Pengorganisasian (1) (2) (3)

1. Infrastruktur Telekomunikasi

(termasuk penyiaran/broadcasting)

International Telecommunication Union

(ITU)

2. Infrastruktur Internet Internet Corporation for Assigned

Names and Numbers (ICANN)

3. Aplikasi dan Konten Internet ITU, ICANN, dan United Nations

Department of Economic and Social

Affairs (UN DESA)

4. Layanan Pos Universal Post Union (UPU)

5. Konten Penyiaran TV dan Radio

6. Penerangan Masyarakat

Dalam pembahasan baik pada panel pakar maupun dalam indepth interview

mengemuka permasalahan yang berkaitan dengan pentingnya kemandirian internet bagi

bangsa Indonesia, maupun ancaman penyalahgunaan internet untuk hal-hal yang bersifat

Page 64: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

64

destruktif. Kurbalija, 2010 membahas adanya 3 (tiga) isu keamanan dunia-maya dapat

digolongkan ke dalam 3 kriteria:

1. Jenis tindakan. Klasifikasi berdasarkan tipe tindakan adalah pencegahan data,

intervensi data, akses ilegal, spy ware, korupsi data, sabotase, denial-of-service, dan

pencurian identitas;

2. Jenis pelaku kejahatan. Kemungkinan pelaku kejahatan adalah hacker, cyber-criminal,

cyber-warrior dan cyber-terrorist;

3. Jenis target. Potensial target sangat banyak, dari individu, perusahaan swasta dan

institusi pemerintah ke asset infrastruktur, pemerintah dan militer yang penting.

5.6.2 Penataan Peran dan Fungsi Informasi dan Komunikasi Publik

Dalam pendekatan tatalaksana proses (proses bisnis), fungsi-fungsi yang ada saat ini

pada Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik telah menggambarkan suatu

rantai nilai proses yang logis. Dari proses analisis sistem diperoleh gambaran bahwa

"hambatan" untuk penyelenggaraan fungsi secara optimal lebih cenderung terjadi pada

praktek pelaksanaan peran dan fungsinya, dengan demikian untuk dapat lebih optimal

diperlukan penataan dalam bentuk revitalisasi peran dan transformasi fungsi-fungsi yang ada.

Langkah mendasar penataan peran dalam pengelolaan informasi dan komunikasi

publik ditujukan untuk menciptakan kelancaran arus informasi dan komunikasi secara dua

arah (timbal-balik) antara Kementerian Kominfo Kementerian dan Lembaga

Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota. Dalam hal ini Kementerian Kominfo

harus dapat berperan sebagai "nucleus" atau "information hub", ilustrasi atas kondisi ini dapat

dilihat pada Gambar 5.6.

Gambar 5.6 Proses Aliran Informasi dan Komunikasi Publik

Page 65: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

65

Dari hubungan harmonis yang terjadi pada Kementerian Kominfo Kementerian dan

Lembaga Pemerintah Daerah Provinsi akan membangun sebuah jaringan yang handal dan

berkembanga sebagai jaringan yang terintegrasi dengan informasi dan komunikasi dari dan

kepada masyarakat, menjadi jaringan yang lebih luas dan terpadu antara Kementerian

Kominfo Kementerian dan Lembaga Pemerintah Daerah Provinsi Masyarakat. Hal

ini dapat dilihat pada Gambar 5.7.

Gambar 5.7 Jaringan Informasi dan Komunikasi Publik

Elemen-elemen dari masing-masing sub sistem informasi dan komunikasi publik

memiliki "kedaulatan" untuk mengatur dirinya sendiri atau independen, namun sebagai

sebuah sistem yang terintegrasi secara keseluruhan terbangun hubungan yang harmonis

seperti layaknya "sistem tata surya" (Gambar 5.8). Kondisi tersebut merupakan gambaran

keberhasilan peran Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam “mendukung

goverment public relations (government PR) secara terpadu, sederhana, akurat, dan siap

24 jam” yang terintegrasi secara nasional, dan terkoneksi secara global.

Gambar 5.8 Tatasurya Sebagai Ilustrasi Jaringan Informasi dan Komunikasi Publik

Page 66: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

66

Untuk dapat mencapai hal tersebut diatas diperlukan langkah revitalisasi peran dan

fungsi informasi dan komunikasi publik, antara lain :

1. Penguatan komunikasi publik melalui optimalisasi peran pusat dan daerah, dengan

pemberdayaan fungsi humas K/L dan unit kerja SKPD sebagai “pabrik berita” atau

“news room” yang secara aktif mendesiminasikan berita dalam bentuk suara, tulisan,

gambar maupun film/video;

2. Memposisikan Kementerierian Komunikasi dan Informatika sebagai “information

hub”, baik secara top-down maupun bottom-up;

3. Membangun informasi dan komunikasi publik secara terintegrasi secara nasional, dan

dalam pengembangannya dapat terkoneksi secara global (menuju Indonesia

broadband);

4. Untuk merealisasikannya diperlukan perubahan mindset SDM Kementerian Kominfo

maupun SDM fungsi humas K/L dan unit kerja SKPD, serta dukungan kebijakan

dalam penyediaan/sumberdaya, pengembangan maupun pemanfaatan.

Untuk menjaga efektivitas dalam pelaksanaan mandat dan agar dapat dicapainya

tujuan yang telah ditetapkan, maka penataan ulang fungsi-fungsi merupakan salah satu

langkah yang harus ditempuh. Langkah penataan dilakukan dengan strukturisasi ulang

fungsi-fungsi yang ada pada Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik

sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 5.3

Tabel 5.3 Langkah Penataan Fungsi pada Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik

Unit Kerja Eselon II Fungsi-Fungsi Langkah Penataan (1) (2) (3)

Sekretariat Direktorat

Jenderal

• Penyusunan Program dan

Pelaporan

• Hukum dan Kerjasama

• Keuangan

• Umum dan Organisasi

• Fungsi kerjasama diintegrasikan

pada fungsi "kemitraan dan

kerjasama";

• Fungsi hukum memfasilitasi

perumusan legal drafting

Komunikasi Publik

• Tatakelola Komunikasi Publik

• Pengelolaan Opini Publik

• Layanan Komunikasi Publik

• Fungsi opini publik harus inklusif

dalam pengolahan dan penyediaan

informasi

• Fungsi layanan komunikasi publik

diintegrasikan dalam fungsi

"layanan informasi"

Pengolahan dan

Penyediaan Informasi

• Informasi Politik, Hukum, dan

Keamanan

• Informasi Perekonomian

• Informasi Kesejahteraan Rakyat

Fungsi diperkuat dengan pengelolaan

opini publik

Pengelolaan Media

Publik

• Media Cetak

• Media Online

• Media Pameran dan Luar Ruang

Perlu mengoptimalkan peran

pembinaan dan penguatan

pengelolaan media, tanpa

mempengaruhi dan mengganggu

Page 67: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

67

Unit Kerja Eselon II Fungsi-Fungsi Langkah Penataan (1) (2) (3)

kebebasan media

Kemitraan

Komunikasi

• Pemerintah dan Lembaga Negara

• Kemitraan Media dan Dunia

Usaha

• Kemitraan Organisasi

Kemasyarakatan dan Profesi

Fungsi diperkuat menjadi kemitraan

dan kerjasama

Layanan Informasi

Internasional

• Informasi Media Asing

• Layanan Informasi Perwakilan

Negara Asing dan Lembaga

Internasional

• Layanan Informasi Masyarakat

LN

Diperkuat menjadi fungsi layanan

informasi terpadu

Penataan ulang fungsi-fungsi dilakukan dengan langkah transformasi, integrasi

maupun job enrichment. Dalam diagram rantai nilai keterkaitan antar fungsi hasil

strukturisasi dapat dilihat pada Gambar 5.9

Gambar 5.9 Penataan Rantai Nilai Fungsi Informasi dan Komunikasi Publik

5.7 Langkah Penataan Lingkup Peran dan Fungsi Techno Structure

Berdasarkan pengelompokan fungsi-fungsi pada organisasi Kementerian Komunikasi

dan Informatika dalam tatanan Mintzberg elemen organisasi techno structure adalah fungsi-

fungsi yang ada pada Badan Penelitian dan Pengembangan, dan Pusat-Pusat yang berada

dibawah Menteri Komunikasi dan Informatika dan dalam koordinasi Sekretariat Jenderal.

5.7.1 Penataan Peran dan Fungsi Badan Litbang SDM

Dalam tatanan organisasi Kementerian Komunikasi dan Informatika, Badan Litbang

SDM merupakan perangkat technostructure yang memberikan dukungan teknis-substantif

Page 68: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

68

bagi pelaksanaan peran dan fungsi utama kelembagaan Kementerian Komunikasi dan

Informatika.

Gambar 5.10 Struktur Organisasi Badan Litbang SDM Saat Ini

Dalam memberikan dukungan kepada peran dan fungsi utama kelembagaan,

tantangan yang dihadapi adalah: (1) menyediakan kajian kebijakan dan regulasi yang adaptif

terhadap perkembangan teknologi dan perubahan perilaku masyarakat, baik dalam lingkup

penyediaan, pengembangan serta pemanfaatan komunikasi dan informatika; (2) memfasilitasi

pengembangan literasi dan kompetensi SDM komunikasi dan informatika, khusunya bagi

kesiapan (daya saing) menghadapi berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada

tahun 2015. Selain kedua hal tersebut diatas juga diperlukan (3) dukungan bagi penyiapan

kajian kebijakan dan regulasi berkaitan dengan ketahanan informasi (termasuk keamanan

internet nasional).

Berkaitan dengan hal-hal tersebut selanjutnya peran dan fungsi penelitian dan

pengembangan perlu berfokus pada beberapa hal sebagai berikut:

1. Membangun kesadaran pentingnya peningkatan dan pengembangan kompetensi ICT,

serta mendorong percepatan pengembangan kompetensi ICT bagi tenaga kerja

Indonesia;

2. Memfasilitasi pengembangan Lembaga Sertifikasi Profesi bidang ICT dan proses

percepatan bagi pelaksanaan Sertifikasi Asesor bagi kompetensi profesi ICT;

3. Meningkatkan kualitas riset kebijakan (policy-based research) bidang komunikasi dan

informatika melalui penguatan analisis dan sintesis atas pelaksanaan kebijakan yang

telah ada, mengkaji situasi dan isu-isu baru yang muncul dan berkembang yang

menuntut refleksi atau penyesuaian, bahkan memerlukan reformulasi atau pembaruan

kebijakan bidang komunikasi dan informatika;

Page 69: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

69

Gambar 5.11 Transformasi Fungsi-Fungsi pada Badan Penelitian dan Pengembangan

5.7.2 Penataan Peran dan Fungsi Pusat-Pusat

Dalam konsep disain organisasi Mintzberg, secara hirarkhi Pusat-Pusat merupakan

kelengkapan organisasi dalam kelompok techno structure, artinya unit kerja ini memiliki

peran dan fungsi untuk mendukung pelaksanaan tugas utama kelembagaan Kementerian

Komunikasi dan Informatika, dengan demikian kegiatan pada unit kerja Pusat-Pusat lebih

bersifat memberikan dukungan pada aktivitas internal organisasi (intra-organization).

Gambar 5.12 Struktur Organisasi Pusat-Pusat Saat Ini

Page 70: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

70

Tabel 5.4 Langkah Penataan Fungsi pada Pusat-Pusat

No Unit Kerja Langkah Penataan (1) (2) (3)

1. Pusat Data dan

Sarana Informatika

Langkah revitalisasi :

• Pemenuhan persyaratan ISO 27001 dalam manajemen

keamanan sistem informasi pada Kementerian Kominfo

• Penataan postur SDM dengan kemampuan analisis dan

sintesis untuk dapat mengolah menyajikan informasi;

• Dapat berperan dalam pengelolaan knowledge management

bagi kementerian;

2. Pusat Kerjasama

Internasional

Langkah revitalisasi :

• Berperan sebagai "gate" yang dapat memfasilitasi proses

kerjasama dengan mitra asing;

• Sebagai mitra Biro Perencanaan dalam perencanaan dan

penetapan program/kegiatan yang melibatkan

kerjasama/mitra asing;

• Penataan postur SDM dengan kualifikasi yang sejalan dengan

langkah revitalisasi;

3. Pusat Informasi dan

Hubungan

Masyarakat

Alternatif-1, Penajaman peran dan fungsi :

• Dalam praktek pelaksanaan tugas, khususnya yang berkaitan

dengan pihak eksternal Kementerian, "sangat berdekatan"

dengan kegiatan Ditjen IKP;

• Diperlukan penajaman peran dan fungsi, dan komitmen

Pimpinan Puncak dalam memberikan penugasan agar sesuai

lingkup tugas unit kerja;

Alternatif-2, Penajaman peran dan fungsi :

• Dilakukan langkah penataan dengan menggabungkan PIHM

kedalam Ditjen IKP, pada unit kerja yang membidangi

layanan informasi;

• Agar seluruh fungsi bisa terlaksana, maka pada unit kerja

tersebut dilakukan job enrichment untuk lingkup hubungan

masyarakat;

4. Pusat Pendidikan dan

Pelatihan Pegawai

Optimalisasi peran dan fungsi :

• Bekerjasama dengan Biro SDM dalam penyusunan pola karir

yang terpadu antara pemenuhan syarat jabatan/ kompetensi

dan pelaksanaan pelatihan internal Kementerian Kominfo;

• Pelaksanaan pelatihan dalam jabatan bagi K/L/D bagi

Jabatan Fungsional Ahli maupun Jabatan Fungsional

Ketrampilan yang dalam pembinaan Kementerian Kominfo;

• Berlakunya UU ASN mewajibkan minimal jam orang

keikutsertaan dalam pelatihan;

Page 71: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

71

5.8 Langkah Penataan Lingkup Peran dan Fungsi dalam Operating Core

Mengacu pada ketentuan UU ASN dan pengelompokan fungsi-fungsi pada organisasi

dalam tatanan Mintzberg, maka elemen organisasi operating core adalah fungsi-fungsi yang

diwakili oleh Jabatan Administrasi dan Jabatan Fungsional Ahli (JFA) dan Jabatan

Fungsional Ketrampilan.

Pada bagian ini diberikan penekanan pada optimalisasi pengelolaan JFA dalam peran

dan fungsi sebagai dukungan strategik-substantif, sebagai sumber intellectual capital dalam

pelaksanaan mandat kelembagaan, antara lain: (1) pelaksanaan kajian strategik dan

konseptual, (2) dukungan proses pengambilan keputusan, (3) pengembangan relational

capital, intra-organization dan inter-organization. Dengan mempertimbangkan peran

strategis tersebut dikemukakan pemikiran optimalisasi pola pengoragnisasian JFA sebagai

berikut:

1. Kelompok Jabatan Fungsional dikelola sebagai TALENT POOL;

2. Pemangku JFA dalam basis keahliannya, memiliki akses (dapat diakses) lintas fungsi,

lintas unit kerja;

3. Pejabat Fungsional dapat menjalankan peran sebagai “duta” atau “ambasador”

Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan penugasan (temporer) pada

Kementerian, Lembaga, dan Pemerintah Daerah (merupakan bagian pola karir –

syarat perolehan angka kredit JFA);

4. Sesuai amanat UU ASN, berlaku pola karir “terbuka”: Jabatan Fungsional Ahli

Jabatan Pimpinan Tinggi;

Sebagai ilustrasi atas hubungan dan tatakerja dalam optimalisasi dalam pengelolaan JFA

ditampilkan dalam Gambar 5.13.

Page 72: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

72

Gambar 5.13 Optimalisasi Pengelolaan JFA Sebagai Talent Pool Kementerian Kominfo

5.9 Langkah Penataan Lingkup Peran dan Fungsi dalam Management Support

Berdasarkan pengelompokan fungsi-fungsi pada organisasi Kementerian Komunikasi

dan Informatika dalam tatanan Mintzberg elemen organisasi management support adalah

fungsi-fungsi yang ada pada Inspektorat Jenderal, dan Sekretariat Jenderal.

5.9.1 Langkah Penataan Inspektorat Jenderal

Analisis Situasional

Hasil kajian dari kondisi faktual dapat diperoleh gambaran umum bahwa kinerja

lembaga dalam hal kepatuhan masih perlu ditingkatkan, khususnya untuk dapat mencapai

opini WTP dalam hasil audit BPK. Dalam hal ini Inspektorat Jenderal memang memiliki

peran yang sangat strategis, namun demikian tidak akan berhasil apabila tidah diikuti oleh

langkah-langkah konkrit unit-unit kerja dalam membangun "tingkat kepatuhan" atau

Page 73: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

73

compliance pada ketentuan yang ada. Secara garis besar kondisi faktual dapat dikemukakan

sebagai berikut :

1. Kondisi kedepan dengan meningkatnya kompleksitas lingkup kegiatan Kementerian

Komunikasi dan Informatika yang menuntut koordinasi program dan sinergi

anggaran, baik dalam lembaga (intra-organisasi atau lintas fungsi/unit kerja) maupun

lintas K/L dan antara pusat daerah;

2. Semangat untuk dapat mencapai opini WTP harus diikuti oleh langkah-langkah

membangun untuk awareness melalui sosialisasi dan internalisasi maupun penataan

untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul (ada), baik permasalahan dalam

bentuk teknis, administratif, maupun permasalahan yang terkait dengan hukum dan

perundang-undangan;

3. Tuntutan kinerja kepatuhan SDM Aparatur Kementerian Komunikasi dan Informatika

dalam pelaksanaan tatakelola dan tatalaksana secara: transparan, akuntabel, dan

profesional.

Gambar 5.14 Struktur Organisasi Inspektorat Jenderal Saat Ini

Langkah Penataan

1. Paradigma inspektorat bukan semata-mata sebagai watch-dog, tetapi lebih sebagai

“internal-consultant” yang melaksanakan fungsi : pembinaan, penataan, pengawasan

dan pentaatan;

2. Mengoptimalkan upaya pencegahan untuk menekan “potensi” kesalahan yang

mengganggu efektivitas pencapaian sasaran dan dapat menimbulkan kerugian negara;

3. Penguatan SDM dan kinerja proses internal (teknis dan administratif) unit kerja

Inspektorat .

Page 74: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

74

Gambar 5.15 Transformasi Paradigma Peran dan Fungsi Inspektorat Jenderal

Pada Gambar 5.15 diatas tampak bahwa inspektorat jenderal perlu melakukan

transformasi peran dan fungsi, ari yang semula menekankan pada aktivitas pemeriksaan dan

pengawasan, pada perkembangannya perlu diperkaya dengan peran penataan, pembinaan,

pentaatan, dan usulan penindakan (bila diperlukan). Dengan kondisi tersebut dapat

dikemukakan bahwa fungsi-fungsi inspektorat akan terdiri dari :

1. Inspektorat Pencegahan, berfokus pada :

a. Pemetaan risiko dan mitigasi risiko bagi seluruh kegiatan utama Kementerian

Komunikasi dan Informatika;

b. Sebagai early warning system bagi zona integritas dan kinerja kelembagaan;

c. Menerbitkan standar-standar yang diperlukan dalam upaya tertib administrasi

pelaksanaan kegiatan;

2. Inspektorat bagi Kegiatan Operasional Kelembagaan, berfokus pada :

a. “Pengawalan” proses manajemen dalam siklus manajemen plan, do, check,

action atau P-D-C-A (termasuk planning to plan);

b. Melaksanakan pemantauan dalam lingkup PICA (problem identification and

corrective action);

c. Perlu penyesuaian lingkup kegiatan, terkait perubahan 4 unit kerja inspektorat

menjadi 2 atau 3 unit kerja inspektorat;

3. Inspektorat Investigasi, berfokus pada :

Page 75: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

75

a. Penanganan permasalahan khusus ataupun pelaksanaan penugasan untuk

tujuan tertentu;

b. Pelaksanaan dan pengendalian audit investigasi terhadap penyimpangan dan

penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh unsur Kementerian

Komunikasi dan Informatika;

Gambar 5.16 Transformasi Fungsi-Fungsi Pada Inspektorat Jenderal

5.9.2 Langkah Penataan Sekretariat Jenderal

Secara umum untuk fungsi-fungsi yang ada pada Sekretariat Jenderal (Gambar 5.16)

telah memenuhi standar dalam pelaksanaan dukungan manajemen bagi Kementerian

Komunikasi dan Informatika. Namun mencermati Rencana Strategis pada periode 2015 -

2019, khususnya berkaitan dengan implementasi UU ASN dan reformasi birokrasi serta

beberapa upaya penataan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan bidang

komunikasi dan informatika dapat dikemukakan beberapa usulan langkah penataan terkait

fungsi-fungsi yang telah ada, baik melalui job enlargement maupun job enrichment.

Gambar 5.17 Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal Saat Ini

Page 76: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

76

Tabel 5.5 Langkah Penataan Fungsi-Fungsi pada Sekretariat Jenderal

No Unit Kerja Langkah Penataan (1) (2) (3)

1. Biro Perencanaan Optimalisasi peran dan fungsi melalui inisiatif sbb :

• Melaksanakan upaya peningkatan kinerja lembaga melalui

koordinasi program dan sinergi anggaran lintas fungsi dalam

satu Ditjen maupun lintas Ditjen;

• Melaksanakan pemetaan manajemen risiko pada program dan

kegiatan yang akan dilaksanakan;

• Berkoordinasi secara intens dengan Pusat Kerjasama

Internasional untuk meningkatkan potensi pelaksanaan

program dan kegiatan melalui kerjasama/kemitraan

internasional;

• Untuk memperjelas fokus penajaman, nomenklatur dari

Biro diusulkan menjadi "Biro Perencanaan dan

Anggaran";

2. Biro Kepegawaian

dan Organisasi Optimalisasi peran dan fungsi melalui inisiatif sbb :

• Implementasi ketentuan dalam UU No. 5 Tahun 2014,

tentang ASN, dan peraturan/kebijakan pelaksanaannya;

• Upaya peningkatan dan pengembangan tatakelola dan

tatalaksana akan sangat diperlukan 'keterpaduan' antara

SDM dan organisasi; • Berperan sebagai 'internal consultant' bagi pelaksanaan

reformasi birokrasi Kementerian Kominfo;

• Untuk memperjelas fokus penajaman, nomenklatur dari

Biro diusulkan menjadi "Biro SDM dan Organisasi";

3. Biro Hukum Optimalisasi peran dan fungsi melalui inisiatif sbb :

• Mengalokasikan secara efektif sumberdaya keahlian dan

manajemen waktu bagi upaya Kementerian dalam penataan 7

(tujuh) peraturan perundang-undangan sesuai Renstra Tahun

2015-2019;

4. Biro Keuangan Optimalisasi peran dan fungsi melalui inisiatif sbb :

• Biro ini memiliki peran yang strategis dalam upaya

pencapaian opini WTP dari audit BPK;

• Berkoordinasi secara intens dengan unit-unit kerja seluruh

Kementerian untuk melakukan inventarisasi BMN;

• Untuk memperjelas fokus penajaman, nomenklatur dari

Biro diusulkan menjadi "Biro Keuangan dan BMN";

5. Biro Umum Optimalisasi peran dan fungsi melalui inisiatif sbb :

• Dalam beberapa hal Biro ini memiliki peran yang strategis

dalam upaya pencapaian opini WTP dari audit BPK;

Sebagai ilustrasi langkah transformasi atas fungsi-fungsi tersebut diatas secara grafis

ditampilkan pada Gambar 5.18

Page 77: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

77

Gambar 5.18 Transformasi Fungsi-Fungsi pada Sekretariat Jenderal

5.10 Langkah Penataan Fungsi dalam Unit Kerja Teknis (Direktorat Jenderal)

5.10.1 Penataan Fungsi SDPPI dan PPI

5.10.1.1 Lingkup Bidang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika

Gambar 5.19 Lingkup Bidang SDPPI

(Sumber: Kurbalija, J. 2010)

Infrastruktur telekomunikasi, tempat seluruh lalu-lintas internet mengalir.

a. Kebijakan dan regulasi di bidang sumberdaya, antara lain: frekuensi, orbit satelit;

Page 78: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

78

b. Kebijakan tatakelola frekuensi jangka menengah-panjang (roadmap/planologi)

sumberdaya untuk jangka panjang;

Gambar 5.20 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal SDPPI Saat Ini

5.10.1.2 Lingkup Bidang Penyelenggaraan Pos dan Informatika

Gambar 5.21 Lingkup Bidang PPI

(Sumber: Kurbalija, J. 2010)

Standar teknis dan layanan Internet, infrastruktur yang membuat Internet berfungsi

(misal TCP/IP; DNS; SSL).

a. Kebijakan dan regulasi di bidang transport dan jaringan Internet, pembagian

nomor IP;

Page 79: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

79

b. Kebijakan tatakelola jangka menengah-panjang (roadmap/planologi) jaringan

Internet untuk jangka panjang;

Gambar 5.22 Struktur Organisasi Direktorat Jenderal PPI Saat Ini

Mempertimbangkan lingkup bidang SDPPI dan PPI di atas, maka perlu dilakukan

transformasi fungsi pos ke Kementerian Perhubungan dengan landasan pemikiran sebagai

berikut:

1. aktivitas Pos dalam lingkup informatika telah terintegrasi dalam lingkup TIK;

2. aktivitas Pos dalam memfasilitasi perpindahan barang (fisik) merupakan proses rantai

pasok dan sebagai bagian sistem logistik nasional;

3. aktivitas Pos berhubungan erat dengan penggunaan moda transportasi darat, laut,

dan udara.

Page 80: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

80

Gambar 5.23 Transformasi Fungsi Pos ke Kementerian Perhubungan

5.10.2 Penataan Fungsi Aplikasi Informatika

5.10.2.1 Lingkup Bidang Aplikasi Informatika

Gambar 5.24 Lingkup Bidang Aplikasi Informatika

(Sumber: Kurbalija, J. 2010)

Lingkup bidang aplikasi informatika meliputi standar isi dan aplikasi, antara lain:

a. Kebijakan dan regulasi pemanfaatan TIK meliputi al.: telekomunikasi,

penyiaran, pemberdayaan industri informatika, e-services;

Page 81: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

81

b. Kebijakan pemberdayaan industri digital kreatif, optimalisasi pemanfaatan

informatika bagi ekonomi kerakyatan.

Gambar 5.25 Tatakelola Kemandirian Kominfo

Tatakelola kemandirian komunikasi dan informatika meliputi, antara lain:

a. Kebijakan dan regulasi di bidang tatakelola keamanan Kominfo al. meliputi:

cyber security, IDSRTII, G-CERT, Forensik digital;

b. PPNS (penyidikan, penyelidikan)

Gambar 5.26 Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika Saat Ini

Page 82: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

82

Mempertimbangkan lingkup bidang aplikasi informatika dan tatakelola kemandirian

komunikasi dan informatika di atas, maka perlu dilakukan transformasi Direktorat

Keamanan Komunikasi dan Informatika menjadi Badan Keamanan Komunikasi dan

Informatika dengan landasan pemikiran sebagai berikut:

1. Mentransformasikan (spin-off) Direktorat Keamanan Komunikasi dan Informatika

menjadi “Badan” independen (diluar Kementerian Kominfo);

2. Keamanan (atau kemandirian) komunikasi dan informatika akan ditangani secara

khusus dan terpadu dalam satu wadah;

3. Badan ini tidak (belum) menangani “Pertahanan Cyber Militer”, karena penanganan

bidang ini dilakukan oleh instansi keamanan/militer.

Gambar 5.27 Transformasi Direktorat Keamanan Komunikasi dan Informatika

Page 83: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

83

BAB VI

USULAN DISAIN STRUKTUR ORGANISASI

5.1 Landasan Rumusan Skenario

Perumusan usulan alternatif struktur organisasi Kementerian Komunikasi dan

Informatika disusun dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

1. Hasil analisis induktif dikonvergensikan dengan hasil analisis deduktif melalui logical

thinking process bersama pemangku kepentingan;

2. Diajukan 3 (tiga) skenario yang prioritasnya belum ditentukan terlebih dahulu, karena

membutuhkan penilaian lanjutan yang lebih komprehensif;

3. Dasar struktur adalah konfigurasi Mintzberg : Machine Bureaucracy.

Page 84: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

84

6.1 Struktur Organisasi Kementerian Kominfo Saat Ini

Gambar 6.1 Struktur Organisasi Kementerian Kominfo Saat Ini

Page 85: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

85

Tabel 6.1 Komposisi Struktur Organisasi Kementerian Kominfo Saat Ini

Unit Kerja Mengacu Peraturan Menteri Kominfo

No. 17/PER/M.KOMINFO/10/2010

Kondisi Saat ini

Direktorat Jenderal (eselon 1) 4

Badan (eselon 1) 1

Direktorat & setingkat (eselon 2) 42

Sekretariat Jenderal (eselon 1) 1

Inspektorat Jenderal (eselon 1) 1

Staf Ahli 5

Pada tabel diatas dapat dilihat struktur organisasi Kementerian Kominfo saat ini

terdiri dari 4 Direktorat Jenderal, 1 Badan, 42 Direktorat dan setingkat (eselon II), 1

Sekretariat Jenderal, 1 Inspektorat Jenderal, dan 5 Staf Ahli.

Skenario struktur organisasi yang diajukan Tim Advokasi SINERGI Consulting telah

disajikan dan dibahas dalam diskusi serta telah melalui proses face validity.

6.2 Langkah Penataan Fungsi-Fungsi dalam Organisasi

Langkah penataan fungsi-fungsi dalam organisasi dilakukan dengan beberapa hal,

antara lain :

1. Integrasi (transformasi) fungsional;

2. Pengembangan (penambahan) fungsi baru;

3. Peningkatan efektivitas fungsi dengan fokus, dan job enrichment;

4. Menggabungkan (merger) Fungsi dalam Unit Kerja;

5. Mengeleminasi fungsi (spin-off) karena sudah tidak sesuai dengan tuntutan mandat

kelembagaan, atau dapat ditangani oleh pihak lain;

6.3 Ringkasan Alternatif Struktur Organisasi Kementerian Kominfo

Tabel berikut merupakan ringkasan struktur organisasi Kementerian Komunikasi dan

Informatika alternatif-1, alternatif-2, dan alternatif-3.

Page 86: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

86

Tabel 6.2 Ringkasan Alternatif Struktur Organisasi Kementerian Kominfo

6.4 Usulan Struktur Organisasi Alternatif – 1

Gambar 6.2 Rancangan Struktur Kementerian Kominfo Alternatif-1

Page 87: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

87

6.4.1 Usulan Struktur Organisasi Direktorat Jenderal SDPPI Alternatif-1

Usulan struktur organisasi Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan

Informatika pada alternatif-1 sama dengan alternatif-2.

Opsi langkah penataan :

1. Nomenklatur organisasi untuk unit kerja eselon II tidak mengalami perubahan;

2. Namun demikian perlu penataan pada 1 unit kerja eselon III pada Direktorat

Standarisasi Pos dan Informatika, yaitu dengan mentransformasikan fungsi

subdirektorat “standar dan audit perangkat lunak” ke Ditjen Aptika;

Gambar 6.3 Rancangan Struktur Direktorat Jenderal SDPPI Alternatif-1

6.4.2 Usulan Struktur Organisasi Direktorat Jenderal PPI Alternatif-1

Gambar 6.4 Rancangan Struktur Ditjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Alternatif-1

Page 88: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

88

Tabel...Fungsi-fungsi di Ditjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Alternatif-1

Unit Kerja Fungsi Dasar

Direktorat Pos • Pengembangan roadmap pos nasional (komersial dan

universal) bagian sistem logistik terpadu;

• Membangun iklim usaha pos yang kondusif;

• Penataan tarif pos

Direktorat Telekomunikasi • Mengintegrasikan fungsi telekomunikasi khusus (job

elargement atau job enrichment);

Direktorat Penyiaran • Mengintegrasikan fungsi penyiaran publik (job

enlargement atau job enrichment);

Direktorat Pengendalian Pos,

Telekomunikasi dan Penyiaran

• Monitoring dan evaluasi bidang pos, telekomunikasi

dan penyiaran;

• Pencegahan dan penertiban.

6.4.3 Usulan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika Alternatif-1

Gambar 6.5 Rancangan Struktur Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Alternatif-1

Tabel...Fungsi-fungsi di Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Alternatif-1

Unit Kerja Fungsi Dasar

Direktorat Standarisasi Konten

dan Aplikasi Informatika

• Perumusan kebijakan konten dan aplikasi

informatika;

• Koordinasi pelaksanaan kebijakan;

• Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan;

Direktorat Pengembangan Sistem

Terpadu Layanan Pemerintahan

• Perumusan roadmap sistem terpadu layanan

pemerintahan;

Page 89: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

89

Unit Kerja Fungsi Dasar

• Harmonisasi konten dan aplikasi bagi sistem terpadu

layanan pemerintahan

• Koordinasi lintas K/L/D dalam pengembangan

layanan pemerintahan

Direktorat Pembinaan dan

Pemberdayaan Industri

Digital Kreatif

• Inventarisasi potensi dan pengembangan roadmap

industri digital kreatif;

• Pembinaan pengembangan pengembangan kapasitas

industri digital kreatif;

• Fasilitasi kelembagaan dan pembiayaan usaha digital

kreatif

Direktorat Pemberdayaan

Informatika

Bagi Ekonomi Kerakyatan

• Pengembangan konten dan aplikasi untuk mendukung

kegiatan ekonomi kerakyatan

• Fasilitasi penerapan teknologi TIK bagi kegiatan

ekonomi kerakyatan

• Koordinasi lintas K/L/D dalam pengembangan

layanan pemerintahan

Direktorat Keamanan

Komunikasi dan Informatika

• Standarisasi keamanan komunikasi dan informatika;

• Keamanan instansi pemerintah dan badan usaha

(L/P/BU-CERT);

• Keamanan public cyber pemerintah (KP-CERT);

• Keamanan komunitas dan akademik (K/A-CERT);

• **) tidak menangani keamanan cyber militer

6.4.4 Usulan Struktur Organisasi Ditjen Informasi dan Komunikasi Alternatif-1

6.4.4.1 Alternatif-1a (Basis Supply Chain)

Gambar 6.6 Rancangan Struktur Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Alternatif-1a

(Basis Supply Chain)

Page 90: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

90

Tabel...Fungsi-fungsi di Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Alternatif-1a

Unit Kerja Fungsi Dasar

Direktorat Perumusan dan

Harmonisasi Kebijakan IKP

• Perumusan kebijakan informasi dan komunikasi

publik (IKP)

• Koordinasi pelaksanaan kebijakan IKP;

• Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan IKP;

• Pembinaan jabatan fungsional pranata humas.

Direktorat Pengembangan

Kerjasama dan Kemitraan

• Penguatan jaringan IKP dlm dua arah (al:pusat–

daerah, stakeholder lainnya);

• Penguatan & pemberdayaan lembaga kehumasan

K/L/D sbg “pipeline” government public relations

(GPR);

• Kerjasama IKP DN dan LN;

• Kerjasama pelaksanaan edukasi komunikasi ruang

publik;

Direktorat Pengolahan dan

Penyediaan Informasi

• Perencanaan program manajemen informasi

• Pengolahan/pengemasan “agenda setting”, bersifat

strategik dan rutin/siklikal;

• Menjaga prinsip dasar :

o Keutuhan NKRI;

o Kontrol sosial;

o Edukasi;

o Hiburan;

Direktorat Pengelolaan

Media Publik

• Pemetaan simpul-simpul informasi;

• Monitoring dinamika berita/informasi dari berbagai

sumber;

• Pembinaan media cetak, media elektronik, media

online dan media luar ruang;

Direktorat Layanan Informasi dan

Komunikasi

• Menyajikan informasi secara cepat, tepat dan

kemasan yang menarik;

• Menyediakan informasi penyeimbang yang akurat

(menghindarkan informasi asimetris);

• Pemanfaatan optimal teknologi dan jejaring IKP;

• Kualitas pelayanan IKP : akurat, aksesabilitas,

realtime;

Page 91: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

91

6.4.4.2 Alternatif-1b (Integrasi Fungsi Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat)

Gambar 6.7 Rancangan Struktur Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Alternatif-1b

(Integrasi Fungsi Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat)

Tabel...Fungsi-fungsi di Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Alternatif-1b

Unit Kerja Fungsi Dasar

Direktorat Perumusan dan

Harmonisasi Kebijakan IKP

• Perumusan kebijakan informasi dan komunikasi

publik (IKP)

• Koordinasi pelaksanaan kebijakan IKP;

• Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan IKP;

• Pembinaan jabatan fungsional pranata humas.

Direktorat Pengembangan

Kerjasama dan Kemitraan

• Penguatan jaringan IKP dlm dua arah (al:pusat–

daerah, stakeholder lainnya);

• Penguatan & pemberdayaan lembaga kehumasan

K/L/D sbg “pipeline” government public relations

(GPR);

• Kerjasama IKP DN dan LN;

• Kerjasama pelaksanaan edukasi komunikasi ruang

publik;

Direktorat Pengolahan dan

Penyediaan Informasi

• Perencanaan program manajemen informasi

• Pengolahan/pengemasan “agenda setting”, bersifat

strategik dan rutin/siklikal;

• Menjaga prinsip dasar :

o Keutuhan NKRI;

o Kontrol sosial;

o Edukasi;

o Hiburan;

Direktorat Pengelolaan • Pemetaan simpul-simpul informasi;

Page 92: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

92

Unit Kerja Fungsi Dasar

Media Publik • Monitoring dinamika berita/informasi dari berbagai

sumber;

• Pembinaan media cetak, media elektronik, media

online dan media luar ruang;

Direktorat Penyajian Informasi,

Komunikasi dan Humas

• Menyajikan informasi secara cepat, tepat dan

kemasan yang menarik;

• Pemanfaatan optimal teknologi dan jejaring IKP;

• Kualitas pelayanan IKP : akurat, aksesabilitas,

realtime;

• Manajemen hubungan pemangku kepentingan;

• Lingkup internal dan eksternal Kementerian;

6.4.4.3 Alternatif-1c (Nomenklatur Berbasis Kementerian Koordinator)

Gambar 6.7 Rancangan Struktur Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Alternatif-1c

(Nomenklatur Berbasis Kementerian Koordinator)

Tabel...Fungsi-fungsi di Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Alternatif-1c

Unit Kerja Fungsi Dasar

Direktorat Tatalaksana Informasi

dan Komunikasi Publik

• Perumusan kebijakan informasi dan komunikasi

publik (IKP)

• Koordinasi pelaksanaan kebijakan IKP;

• Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan IKP;

• Pembinaan jabatan fungsional pranata humas.

Direktorat Pengembangan

Kerjasama dan Pengelolaan

Media Publik

• Penguatan jaringan dan simpul IKP dalam dua arah;

• Pemberdayaan lembaga kehumasan K/L/D sebagai

“pipeline” government public relations (GPR);

• Kerjasama IKP DN dan LN;

Page 93: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

93

Unit Kerja Fungsi Dasar

• Pembinaan media cetak, media elektronik, media

online dan media luar ruang;

• Monitoring dinamika berita/ informasi;

Direktorat Pengolahan dan

Penyediaan Informasi

Kemaritiman dan Perekonomian

• Perencanaan program manajemen informasi bidang

Maritim & LH dan Perekonomian & SDA

• Pengolahan/pengemasan “agenda setting”, bersifat

strategik dan rutin/siklikal;

• Menjaga prinsip dasar: keutuhan NKRI, kontrol

sosial, edukasi, hiburan;

Direktorat Pengolahan dan

Penyediaan Informasi Polhukam,

Pembangunan Manusia dan

Kebudayaan

• Perencanaan program manajemen informasi bidang

Polhukam, Pembangunan Manusia & Budaya;

• Pengolahan/pengemasan “agenda setting”, bersifat

strategik dan rutin/siklikal;

• Menjaga prinsip dasar: keutuhan NKRI, kontrol

sosial, edukasi, hiburan;

Direktorat Penyajian Informasi,

Komunikasi dan Hubungan

Masyarakat

• Menyajikan informasi secara cepat, tepat dan

kemasan yang menarik;

• Pemanfaatan optimal teknologi dan jejaring IKP;

• Kualitas pelayanan IKP : akurat, aksesabilitas,

realtime;

• Manajemen hubungan pemangku kepentingan;

• Lingkup internal dan eksternal Kementerian;

6.4.5 Usulan Struktur Badan Litbang Kebijakan dan Pengembangan SDM Alternatif-1

Gambar 6.8 Rancangan Struktur Badan Litbang Kebijakan dan Pengembangan SDM Alt.1

Page 94: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

94

Tabel...Fungsi-fungsi di Badan Litbang Kebijakan dan Pengembangan SDM Alt.1

Unit Kerja Fungsi Dasar

Pusat Litbang Kebijakan Pos,

Sumber Daya dan

Penyelenggaraan Telekomunikasi

dan Informatika

• Analisis kebijakan : prospektif, retrosprektif,

integratif;

• Dukungan pengambilan keputusan strategis;

• Kajian pengembangan model kelembagaan;

• Kerjasama “triple helix” dalam riset kebijakan;

Pusat Litbang Kebijakan

APTIKA dan IKP

• Analisis kebijakan : prospektif, retrosprektif,

integratif;

• Dukungan pengambilan keputusan strategis;

• Kajian pengembangan model kelembagaan;

• Kerjasama “triple helix” dalam riset kebijakan;

Pusat Litbang Kebijakan Literasi

dan Profesi SDM Kominfo

• Analisis kebijakan : prospektif, retrosprektif,

integratif;

• Pengembangan standar kompetensi Asesor Profesi

SDM Kominfo;

• Pengembangan standar kompetensi Profesi SDM

Kominfo;

• Pengembangan standar sertifikasi penyelenggara

sertifikasi profesi;

Pusat Litbang Kelembagaan

Pengembangan Profesi

SDM Kominfo

• Pembinaan pengembangan pengembangan kapasitas

dan kompetensi Profesi SDM Kominfo;

• Fasilitasi kelembagaan dan penyelenggaraan

pendidikan Profesi SDM Kominfo;

• Kerjasama dalam rantai nilai (supply – demand) bagi

percepatan pemenuhan Profesi SDM Kominfo;

Page 95: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

95

6.4.6 Usulan Struktur Organisasi Kementerian Kominfo Alternatif-1

Gambar 6.9 Rancangan Struktur Kementerian Komunikasi dan Informatika Alternatif-1

Page 96: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

96

6.5 Usulan Struktur Organisasi Alternatif – 2

Gambar 6.10 Rancangan Struktur Kementerian Kominfo Alternatif-2

6.5.1 Usulan Struktur Organisasi Direktorat Jenderal SDPPI Alternatif-2

Sebagaimana telah disampaikan bahwa terdapat kesamaan pada usulan struktur

organisasi Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika alternatif-1

dan alternatif-1, sehingga opsi langkah penataan yang diajukan pada alternatif-2 sama halnya

dengan opsi penataan pada alternatif-2, yaitu:

1. Nomenklatur organisasi untuk unit kerja eselon II tidak mengalami perubahan;

2. Namun demikian perlu penataan pada 1 unit kerja eselon III pada Direktorat

Standarisasi Pos dan Informatika, yaitu dengan mentransformasikan fungsi

subdirektorat “standar dan audit perangkat lunak” ke Ditjen Aptika.

Gambar 6.11 Rancangan Struktur Ditjen SDPPI Alternatif-2

Page 97: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

97

6.5.2 Usulan Struktur Organisasi Direktorat Jenderal PPI Alternatif-2

Gambar 6.12 Rancangan Struktur Ditjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Alternatif-2

Tabel...Fungsi-fungsi di Ditjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Alternatif-2

Unit Kerja Fungsi Dasar

Direktorat Pos • Pengembangan roadmap pos nasional (komersial dan

universal) bagian sistem logistik terpadu;

• Membangun iklim usaha pos yang kondusif;

• Penataan tarif pos

Direktorat Telekomunikasi • Mengintegrasikan fungsi telekomunikasi khusus (job

elargement atau job enrichment);

Direktorat Penyiaran • Mengintegrasikan fungsi penyiaran publik (job

enlargement atau job enrichment);

Direktorat Pengendalian Pos,

Telekomunikasi dan Penyiaran

• Monitoring dan evaluasi bidang pos, telekomunikasi

dan penyiaran;

• Pencegahan dan penertiban.

Page 98: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

98

6.5.3 Usulan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika Alternatif-2

Gambar 6.13 Rancangan Struktur Ditjen Aplikasi Informatika Alternatif-2

Tabel...Fungsi-fungsi di Ditjen Aplikasi Informatika Alternatif-2

Unit Kerja Fungsi Dasar

Direktorat Standarisasi Konten

dan Aplikasi Informatika

• Perumusan kebijakan konten dan aaplikasi

informatika;

• Koordinasi pelaksanaan kebijakan;

• Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan;

Direktorat Pengembangan

Sistem Terpadu Layanan

Pemerintahan

• Perumusan roadmap sistem terpadu layanan

pemerintahan;

• Harmonisasi konten dan aplikasi bagi sistem terpadu

layanan pemerintahan

• Koordinasi lintas K/L/D dalam pengembangan

layanan pemerintahan

Direktorat Pembinaan dan

Pemberdayaan Industri Digital

Kreatif

• Inventarisasi potensi dan pengembangan roadmap

industri digital kreatif;

• Pembinaan pengembangan pengembangan kapasitas

industri digital kreatif;

• Fasilitasi kelembagaan dan pembiayaan usaha digital

kreatif

Direktorat Pemberdayaan

Informatika Bagi Ekonomi

Kerakyatan

• Pengembangan konten dan aplikasi untuk mendukung

kegiatan ekonomi kerakyatan

• Fasilitasi penerapan teknologi TIK bagi kegiatan

ekonomi kerakyatan

• Koordinasi lintas K/L/D dalam pengembangan

layanan pemerintahan

Page 99: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

99

6.5.4 Usulan Struktur Organisasi Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Alternatif-2

6.5.4.1 Alternatif-2a (Basis Supply Chain)

Gambar 6.14 Rancangan Struktur Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Alternatif-2a

(Basis Supply Chain)

Tabel...Fungsi-fungsi di Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Alternatif-2a

Unit Kerja Fungsi Dasar

Direktorat Perumusan dan

Harmonisasi Kebijakan IKP

• Perumusan kebijakan informasi dan komunikasi

publik (IKP)

• Koordinasi pelaksanaan kebijakan IKP;

• Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan IKP;

• Pembinaan jabatan fungsional pranata humas.

Direktorat Pengembangan

Kerjasama dan Kemitraan

• Penguatan jaringan IKP dlm dua arah (al:pusat–

daerah, stakeholder lainnya);

• Penguatan & pemberdayaan lembaga kehumasan

K/L/D sbg “pipeline” government public relations

(GPR);

• Kerjasama IKP DN dan LN;

• Kerjasama pelaksanaan edukasi komunikasi ruang

publik;

Direktorat Pengolahan dan

Penyediaan Informasi

• Perencanaan program manajemen informasi

• Pengolahan/pengemasan “agenda setting”, bersifat

strategik dan rutin/siklikal;

• Menjaga prinsip dasar :

o Keutuhan NKRI;

o Kontrol sosial;

o Edukasi;

o Hiburan;

Direktorat Pengelolaan • Pemetaan simpul-simpul informasi;

Page 100: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

100

Unit Kerja Fungsi Dasar

Media Publik • Monitoring dinamika berita/informasi dari berbagai

sumber;

• Pembinaan media cetak, media elektronik, media

online dan media luar ruang;

Direktorat Layanan Informasi dan

Komunikasi

• Menyajikan informasi secara cepat, tepat dan

kemasan yang menarik;

• Menyediakan informasi penyeimbang yang akurat

(menghindarkan informasi asimetris);

• Pemanfaatan optimal teknologi dan jejaring IKP;

• Kualitas pelayanan IKP : akurat, aksesabilitas,

realtime;

6.5.4.2 Alternatif-2b (Integrasi Fungsi Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat)

Gambar 6.15 Rancangan Struktur Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Alternatif-2b

(Integrasi Fungsi Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat)

Tabel...Fungsi-fungsi di Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Alternatif-2b

Unit Kerja Fungsi Dasar

Direktorat Perumusan dan

Harmonisasi Kebijakan IKP

• Perumusan kebijakan informasi dan komunikasi

publik (IKP)

• Koordinasi pelaksanaan kebijakan IKP;

• Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan IKP;

• Pembinaan jabatan fungsional pranata humas.

Direktorat Pengembangan

Kerjasama dan Kemitraan

• Penguatan jaringan IKP dlm dua arah (al:pusat–

daerah, stakeholder lainnya);

• Penguatan & pemberdayaan lembaga kehumasan

K/L/D sbg “pipeline” government public relations

Page 101: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

101

Unit Kerja Fungsi Dasar

(GPR);

• Kerjasama IKP DN dan LN;

• Kerjasama pelaksanaan edukasi komunikasi ruang

publik;

Direktorat Pengolahan dan

Penyediaan Informasi

• Perencanaan program manajemen informasi

• Pengolahan/pengemasan “agenda setting”, bersifat

strategik dan rutin/siklikal;

• Menjaga prinsip dasar :

o Keutuhan NKRI;

o Kontrol sosial;

o Edukasi;

o Hiburan;

Direktorat Pengelolaan

Media Publik

• Pemetaan simpul-simpul informasi;

• Monitoring dinamika berita/informasi dari berbagai

sumber;

• Pembinaan media cetak, media elektronik, media

online dan media luar ruang;

Direktorat Penyajian Informasi,

Komunikasi dan Humas

• Menyajikan informasi secara cepat, tepat dan

kemasan yang menarik;

• Pemanfaatan optimal teknologi dan jejaring IKP;

• Kualitas pelayanan IKP : akurat, aksesabilitas,

realtime;

• Manajemen hubungan pemangku kepentingan;

• Lingkup internal dan eksternal Kementerian;

6.5.4.3 Alternatif-2c (Nomenklatur Berbasis Kementerian Koordinator)

Gambar 6.16 Rancangan Struktur Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Alternatif-2c

(Integrasi Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat)

Page 102: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

102

Tabel...Fungsi-fungsi di Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Alternatif-2c

Unit Kerja Fungsi Dasar

Direktorat Tatalaksana Informasi

dan Komunikasi Publik

• Perumusan kebijakan informasi dan komunikasi

publik (IKP)

• Koordinasi pelaksanaan kebijakan IKP;

• Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan IKP;

• Pembinaan jabatan fungsional pranata humas.

Direktorat Pengembangan

Kerjasama dan Pengelolaan

Media Publik

• Penguatan jaringan dan simpul IKP dalam dua arah;

• Pemberdayaan lembaga kehumasan K/L/D sebagai

“pipeline” government public relations (GPR);

• Kerjasama IKP DN dan LN;

• Pembinaan media cetak, media elektronik, media

online dan media luar ruang;

• Monitoring dinamika berita/ informasi;

Direktorat Pengolahan dan

Penyediaan Informasi

Kemaritiman dan Perekonomian

• Perencanaan program manajemen informasi bidang

Maritim & LH dan Perekonomian & SDA

• Pengolahan/pengemasan “agenda setting”, bersifat

strategik dan rutin/siklikal;

• Menjaga prinsip dasar: keutuhan NKRI, kontrol

sosial, edukasi, hiburan;

Direktorat Pengolahan dan

Penyediaan Informasi Polhukam,

Pembangunan Manusia dan

Kebudayaan

• Perencanaan program manajemen informasi bidang

Polhukam, Pembangunan Manusia & Budaya;

• Pengolahan/pengemasan “agenda setting”, bersifat

strategik dan rutin/siklikal;

• Menjaga prinsip dasar: keutuhan NKRI, kontrol

sosial, edukasi, hiburan;

Direktorat Penyajian Informasi,

Komunikasi dan Hubungan

Masyarakat

• Menyajikan informasi secara cepat, tepat dan

kemasan yang menarik;

• Pemanfaatan optimal teknologi dan jejaring IKP;

• Kualitas pelayanan IKP : akurat, aksesabilitas,

realtime;

• Manajemen hubungan pemangku kepentingan;

• Lingkup internal dan eksternal Kementerian;

Page 103: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

103

6.5.5 Usulan Struktur Badan Litbang Kebijakan dan Pengembangan SDM Alternatif-2

Gambar 6.17 Rancangan Struktur Badan Litbang Kebijakan dan Pengembangan SDM Alt.-2

Tabel...Fungsi-fungsi di Badan Litbang Kebijakan dan Pengembangan SDM Alt.2

Unit Kerja Fungsi Dasar

Pusat Litbang

Kebijakan Pos, Sumber Daya dan

Penyelenggaraan Telekomunikasi

dan Informatika

• Analisis kebijakan : prospektif, retrosprektif,

integratif;

• Dukungan pengambilan keputusan strategis;

• Kajian pengembangan model kelembagaan;

• Kerjasama “triple helix” dalam riset kebijakan;

Pusat Litbang

Kebijakan APTIKA dan IKP

• Analisis kebijakan : prospektif, retrosprektif,

integratif;

• Dukungan pengambilan keputusan strategis;

• Kajian pengembangan model kelembagaan;

• Kerjasama “triple helix” dalam riset kebijakan;

Pusat Litbang

Kebijakan Literasi dan Profesi

SDM Kominfo

• Analisis kebijakan : prospektif, retrosprektif,

integratif;

• Pengembangan standar kompetensi Asesor Profesi

SDM Kominfo;

• Pengembangan standar kompetensi Profesi SDM

Kominfo;

• Pengembangan standar sertifikasi penyelenggara

sertifikasi profesi;

Pusat Litbang

Kelembagaan Pengembangan

Profesi SDM Kominfo

• Pembinaan pengembangan pengembangan kapasitas

dan kompetensi Profesi SDM Kominfo;

• Fasilitasi kelembagaan dan penyelenggaraan

Page 104: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

104

Unit Kerja Fungsi Dasar

pendidikan Profesi SDM Kominfo;

• Kerjasama dalam rantai nilai (supply – demand) bagi

percepatan pemenuhan Profesi SDM Kominfo;

Page 105: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

105

6.5.6 Usulan Struktur Organisasi Kementerian Kominfo Alternatif-2

Gambar 6.18 Rancangan Struktur Kementerian Komunikasi dan Informatika Alternatif-2

Page 106: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

106

6.6 Usulan Struktur Organisasi Alternatif – 3

Gambar 6.19 Rancangan Struktur Kementerian Kominfo Alternatif-3

6.6.1 Usulan Struktur Organisasi Direktorat Jenderal SDPPI Alternatif-3

Opsi langkah penataan :

1. Mentransformasikan (spin-off) fungsi POS ke Kementerian Perhubungan,

pertimbangan POS (jasa perpindahan fisik) merupakan elemen/subsistem dari

sistem logistik nasional dengan menggunakan moda transportasi darat, laut dan

udara;

2. Menggabungkan fungsi operasi dan pengendalian sumber daya dan informatika

dalam 1 unit kerja eselon II (berasal dari Ditjen SDPPI dan Ditjen PPI);

3. Mentransformasikan (merger) fungsi telekomunikasi dan penyiaran dari Ditjen

PPI menjadi unit kerja eselon II di Ditjen Sumber Daya, Perangkat Informatika

dan Telekomunikasi;

Page 107: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

107

Gambar 6.20 Rancangan Struktur Direktorat Jenderal SDPPI Alternatif-3

6.6.2 Usulan Struktur Organisasi Ditjen Aplikasi Informatika Alternatif-3

Gambar 6.21 Rancangan Struktur Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Alternatif-3

Tabel...Fungsi-fungsi di Badan Litbang Kebijakan dan Pengembangan SDM Alt.2

Unit Kerja Fungsi Dasar

Direktorat Standarisasi Konten

dan Aplikasi Informatika

• Perumusan kebijakan konten dan aaplikasi

informatika;

• Koordinasi pelaksanaan kebijakan;

• Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan;

Direktorat Pengembangan

Sistem Terpadu Layanan

Pemerintahan

• Perumusan roadmap sistem terpadu layanan

pemerintahan;

• Harmonisasi konten dan aplikasi bagi sistem terpadu

layanan pemerintahan

• Koordinasi lintas K/L/D dalam pengembangan

layanan pemerintahan

Direktorat Pembinaan dan • Inventarisasi potensi dan pengembangan roadmap

Page 108: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

108

Unit Kerja Fungsi Dasar

Pemberdayaan Industri Digital

Kreatif

industri digital kreatif;

• Pembinaan pengembangan pengembangan kapasitas

industri digital kreatif;

• Fasilitasi kelembagaan dan pembiayaan usaha digital

kreatif

Direktorat Pemberdayaan

Informatika Bagi Ekonomi

Kerakyatan

• Pengembangan konten dan aplikasi untuk mendukung

kegiatan ekonomi kerakyatan

• Fasilitasi penerapan teknologi TIK bagi kegiatan

ekonomi kerakyatan

• Koordinasi lintas K/L/D dalam pengembangan

layanan pemerintahan

6.6.3 Usulan Struktur Organisasi Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Alternatif-3

6.6.3.1 Alternatif-3a (Basis Supply Chain)

Gambar 6.22 Rancangan Struktur Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Alternatif-3a

(Basis Supply Chain)

Tabel...Fungsi-fungsi di Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Alternatif-3a

Unit Kerja Fungsi Dasar

Direktorat Perumusan dan

Harmonisasi Kebijakan IKP

• Perumusan kebijakan informasi dan komunikasi

publik (IKP)

• Koordinasi pelaksanaan kebijakan IKP;

• Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan IKP;

Direktorat Pengembangan

Kerjasama dan Kemitraan

• Penguatan jaringan IKP dlm dua arah (al:pusat–

daerah, stakeholder lainnya);

• Penguatan & pemberdayaan lembaga kehumasan

K/L/D sbg “pipeline” government public relations

Page 109: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

109

Unit Kerja Fungsi Dasar

(GPR);

• Kerjasama IKP DN dan LN;

• Kerjasama pelaksanaan edukasi komunikasi ruang

publik;

Direktorat Pengolahan dan

Penyediaan Informasi

• Perencanaan program manajemen informasi

• Pengolahan/pengemasan “agenda setting”, bersifat

strategik dan rutin/siklikal;

• Menjaga prinsip dasar :

o Keutuhan NKRI;

o Kontrol sosial;

o Edukasi;

o Hiburan;

Direktorat Pengelolaan

Media Publik

• Pemetaan simpul-simpul informasi;

• Monitoring dinamika berita/informasi dari berbagai

sumber;

• Pembinaan media cetak, media elektronik, media

online dan media luar ruang;

Direktorat Layanan Informasi dan

Komunikasi

• Menyajikan informasi secara cepat, tepat dan

kemasan yang menarik;

• Menyediakan informasi penyeimbang yang akurat

(menghindarkan informasi asimetris);

• Pemanfaatan optimal teknologi dan jejaring IKP;

• Kualitas pelayanan IKP : akurat, aksesabilitas,

realtime;

6.6.3.2 Alternatif-3b (Integrasi Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat)

Gambar 6.23 Rancangan Struktur Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Alternatif-3b

(Integrasi Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat)

Page 110: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

110

Tabel...Fungsi-fungsi di Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Alternatif-3b

Unit Kerja Fungsi Dasar

Direktorat Perumusan dan

Harmonisasi Kebijakan IKP

• Perumusan kebijakan informasi dan komunikasi

publik (IKP)

• Koordinasi pelaksanaan kebijakan IKP;

• Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan IKP;

Direktorat Pengembangan

Kerjasama dan Kemitraan

• Penguatan jaringan IKP dlm dua arah (al:pusat–

daerah, stakeholder lainnya);

• Penguatan & pemberdayaan lembaga kehumasan

K/L/D sbg “pipeline” government public relations

(GPR);

• Kerjasama IKP DN dan LN;

• Kerjasama pelaksanaan edukasi komunikasi ruang

publik;

Direktorat Pengolahan dan

Penyediaan Informasi

• Perencanaan program manajemen informasi

• Pengolahan/pengemasan “agenda setting”, bersifat

strategik dan rutin/siklikal;

• Menjaga prinsip dasar :

o Keutuhan NKRI;

o Kontrol sosial;

o Edukasi;

o Hiburan;

Direktorat Pengelolaan

Media Publik

• Pemetaan simpul-simpul informasi;

• Monitoring dinamika berita/informasi dari berbagai

sumber;

• Pembinaan media cetak, media elektronik, media

online dan media luar ruang;

Direktorat Penyajian Informasi,

Komunikasi dan Humas

• Menyajikan informasi secara cepat, tepat dan

kemasan yang menarik;

• Pemanfaatan optimal teknologi dan jejaring IKP;

• Kualitas pelayanan IKP : akurat, aksesabilitas,

realtime;

• Manajemen hubungan pemangku kepentingan;

• Lingkup internal dan eksternal Kementerian;

6.6.3.3 Alternatif-3c (Nomenklatur Berbasis Kementerian Koordinator)

Page 111: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

111

Gambar 6.24 Rancangan Struktur Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Alternatif-3c

(Nomenklatur Berbasis Kementerian Koordinator)

Tabel...Fungsi-fungsi di Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Alternatif-3c

Unit Kerja Fungsi Dasar

Direktorat Tatalaksana Informasi

dan Komunikasi Publik

• Perumusan kebijakan informasi dan komunikasi

publik (IKP)

• Koordinasi pelaksanaan kebijakan IKP;

• Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan IKP;

Direktorat Pengembangan

Kerjasama dan Pengelolaan

Media Publik

• Penguatan jaringan dan simpul IKP dalam dua arah;

• Pemberdayaan lembaga kehumasan K/L/D sebagai

“pipeline” government public relations (GPR);

• Kerjasama IKP DN dan LN;

• Pembinaan media cetak, media elektronik, media

online dan media luar ruang;

• Monitoring dinamika berita/ informasi;

Direktorat Pengolahan dan

Penyediaan Informasi

Kemaritiman dan Perekonomian

• Perencanaan program manajemen informasi bidang

Maritim & LH dan Perekonomian & SDA

• Pengolahan/pengemasan “agenda setting”, bersifat

strategik dan rutin/siklikal;

• Menjaga prinsip dasar: keutuhan NKRI, kontrol

sosial, edukasi, hiburan;

Direktorat Pengolahan dan

Penyediaan Informasi Polhukam,

Pembangunan Manusia dan

Kebudayaan

• Perencanaan program manajemen informasi bidang

Polhukam, Pembangunan Manusia & Budaya;

• Pengolahan/pengemasan “agenda setting”, bersifat

strategik dan rutin/siklikal;

• Menjaga prinsip dasar: keutuhan NKRI, kontrol

sosial, edukasi, hiburan;

Direktorat Penyajian Informasi,

Komunikasi dan Hubungan

Masyarakat

• Menyajikan informasi secara cepat, tepat dan

kemasan yang menarik;

• Pemanfaatan optimal teknologi dan jejaring IKP;

Page 112: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

112

Unit Kerja Fungsi Dasar

• Kualitas pelayanan IKP : akurat, aksesabilitas,

realtime;

• Manajemen hubungan pemangku kepentingan;

• Lingkup internal dan eksternal Kementerian

6.6.4 Usulan Struktur Badan Litbang Kebijakan dan Pengembangan SDM Alternatif-3

Gambar 6.25 Rancangan Struktur Badan Litbang Kebijakan dan Pengembangan SDM Alt.3

Tabel...Fungsi-fungsi di Badan Litbang Kebijakan dan Pengembangan SDM Alternatif-3

Unit Kerja Fungsi Dasar

Pusat Litbang Kebijakan

Sumber Daya dan

Penyelenggaraan Telekomunikasi

dan Informatika

• Analisis kebijakan : prospektif, retrosprektif,

integratif;

• Dukungan pengambilan keputusan strategis;

• Kajian pengembangan model kelembagaan;

• Kerjasama “triple helix” dalam riset kebijakan;

Pusat Litbang Kebijakan

APTIKA dan IKP

• Analisis kebijakan : prospektif, retrosprektif,

integratif;

• Dukungan pengambilan keputusan strategis;

• Kajian pengembangan model kelembagaan;

• Kerjasama “triple helix” dalam riset kebijakan;

Pusat Litbang Kebijakan Literasi

dan Profesi SDM Kominfo

• Analisis kebijakan : prospektif, retrosprektif,

integratif;

• Pengembangan standar kompetensi Asesor Profesi

SDM Kominfo;

• Pengembangan standar kompetensi Profesi SDM

Kominfo;

• Pengembangan standar sertifikasi penyelenggara

Page 113: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

113

Unit Kerja Fungsi Dasar

sertifikasi profesi;

Pusat Litbang Kelembagaan

Pengembangan Profesi SDM

Kominfo

• Pembinaan pengembangan pengembangan kapasitas

dan kompetensi Profesi SDM Kominfo;

• Fasilitasi kelembagaan dan penyelenggaraan

pendidikan Profesi SDM Kominfo;

• Kerjasama dalam rantai nilai (supply – demand) bagi

percepatan pemenuhan Profesi SDM Kominfo;

6.6.4 Usulan Struktur Badan Keamanan Komunikasi dan Informatika Nasional Alt.3

Gambar 6.26 Rancangan Struktur Badan Keamanan Kominfo Nasional Alternatif-3

Tabel...Fungsi-fungsi di Badan Keamanan Komunikasi dan Informatika Nasional Alternatif-3

Unit Kerja Fungsi Dasar

Deputi Bidang Standarisasi

Keamanan Komunikasi dan

Informatika

• Standarisasi keamanan komunikasi dan informatika;

• **) tidak menangani keamanan cyber militer

Deputi Bidang Keamanan Instansi

Pemerintah dan Badan Usaha

• pemerintah dan badan usaha (L/P/BU-CERT);

• **) tidak menangani keamanan cyber militer

Deputi Bidang Keamanan Publik

dan Komunitas

• Keamanan public cyber pemerintah (KP-CERT);

• Keamanan komunitas dan akademik (K/A-CERT);

• **) tidak menangani keamanan cyber militer

Page 114: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

114

6.6.5 Usulan Struktur Organisasi Kementerian Kominfo Alternatif-3

Gambar 6.18 Rancangan Struktur Kementerian Komunikasi dan Informatika Alternatif-2

Page 115: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

115

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

Kajian Grand Design Organisasi Kementerian Komunikasi dan Informatika Tahun

2015-2019 telah dilakukan dengan pendekatan SSM, dengan mengikuti kaidah akademik

yang mengintegrasikan pendekatan induktif dan deduktif. Melalui proses group thinking yang

diperkaya oleh para pakar baik dari lingkungan akademisi, birokrasi, maupun praktis (sebagai

thinking respondents), tim advokasi merumuskan alternatif struktur organisasi bagi

Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan dilengkapi penjelasan konsideran yang

rasional dan realistis.

7.1 Kesimpulan

1. Evaluasi induktif struktur organisasi Komunikasi dan Informatika dalam pelaksanaan

UU Telekomunikasi dan perundangan yang terkait, telah dilaksanakan dengan

memanfaatkan modal intektual (keahlian dan pemikiran) dan modal relasional

(hubungan antar lembaga) dari para pihak di Kementerian Komunikasi dan

Informatika dan pihak-pihak terkait dengan prosedur ethnographic research.

Berdasarkan evaluasi organisasi, dasar struktur organisasi Kementerian Komunikasi

dan Informatika tergolong machine bureaucracy dari konfigurasi Mintzberg.

2. Hasil proses konvergensi memberikan advokasi berupa 3 alternatif struktur organisasi

Kementerian Komunikasi dan Informatika, dengan perubahan postur organisasi dalam

konteks jabatan struktural eselon 1. Secara anatomi perubahan struktur yang diusulkan

adalah:

Alternatif 1 (4 Ditjen, 1 Badan, 1 Setjen, 1 Itjen dan 5 Staf Ahli);

Alternatif 2 (4 Ditjen, 1 Badan, 1 Setjen, 1 Itjen dan 5 Staf Ahli);

Alternatif 3 (3 Ditjen, 2 Badan, 1 Setjen, 1 Itjen dan 5 Staf Ahli).

3. Secara umum dalam lingkungan kerja masih dapat ditemukenali adanya

"kesenjangan" budaya organisasi yang berasal lebih dari satu entitas organisasi. Hal

ini ditengarai berpengaruh pada pencapaian kinerja kelembagaan;

4. Langkah penataan fungsi-fungsi dalam organisasi dilakukan dengan beberapa hal,

antara lain :

Page 116: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

116

a) Integrasi (transformasi) fungsional;

b) Pengembangan (penambahan) fungsi baru;

c) Peningkatan efektivitas fungsi dengan fokus, dan job enrichment;

d) Menggabungkan (merger) Fungsi dalam Unit Kerja;

e) Mengeleminasi fungsi (spin-off) karena sudah tidak sesuai dengan tuntutan

mandat kelembagaan, atau dapat ditangani oleh pihak lain (misal : pembagian

urusan pusat – daerah, K/L lain, pihak ketiga lainnya);

7.2 Saran

7.3 Rekomendasi Tindak Lanjut

1) Segera setelah ditetapkannya alternatif struktur yang dipilh, perlu ditindaklanjuti

dengan langkah analisis jabatan dan pemetaan proses tatalaksana (business process);

2) Langkah penataan yang bersifat revitalisasi, reposisi maupun penajaman peran dan

fungsi perlu diikuti dengan penataan (ulang) SDM dengan kapasitas dan kapabilitas

(kompetensi) yang sesuai dengan tuntutan tugas dan tanggungjawabnya;

3) Langkah pembentukan lembaga independen memerlukan pembahasan secara lebih

mendalam dengan Kementerian PAN dan RB dengan mempertimbangkan berbagai

aspek baik pada ranah nasional, regional maupun global;

4) Tindaklanjut berkaitan pembinaan dan penataan SDM Aparatur harus mengikuti

ketentuan UU No. 5/2014 Tentang ASN, dan kebijakan pelaksanaannya;

5) Melakukan langkah-langkah konkrit dan sistematis untuk membangun nilai inti

budaya organsasi Kementerian Kominfo yang dapat "menggantikan" nilai-nilai dan

budaya organisasi yang terfragmentasi saat ini.

Page 117: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

117

DAFTAR PUSTAKA

Bappenas. 2014. Narasi Buku II RPJMN 2015-2019 Penguatan Konektivitas Nasional (ICT).

Draft Teknokratik Penyusunan RPJMN Tahun 2015-2019.

Bappenas. 2014. Buku A II RPJMN 2015-2019 edit 15 Sept. Bab V Bidang Politik. Draft

Teknokratik Penyusunan RPJMN Tahun 2015-2019.

Checkland, P. 1995: Model Validation in Soft System Practice. System Research Vol 12 (1)

47:54.

Farida. (Kabiro Perencanaan Kominfo). 2014. Penyusunan Renstra Kemkominfo 2015-2019.

“FGD Grand Design Organisasi KemKominfo 2015-2019” Biro Kepegawaian dan

Organisasi Kementerian Komunikasi dan Informatika. September 2014.

Harijadi. Dj.A. (SAM Kominfo). 2014. Isu strategis bidang komunikasi dan informatika.

“FGD Grand Design Organisasi KemKominfo 2015-2019” Biro Kepegawaian dan

Organisasi Kementerian Komunikasi dan Informatika. September 2014.

Jackson, M.C. 2003. System Thinking: Creative Solution for Managers. John Wiley e sons.

Jokowi & Jusuf Kalla. 2014. Jalan Perubahan untuk Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan

Berkepribadian. Visi Misi dan Program Aksi. http://kpu.go.id/koleksigambar/

VISI_MISI_Jokowi-JK.pdf

Kementerian Kominfo. 2010. Rencana Strategis Kementerian Komunikasi dan Informatika

Tahun 2010-2014. Peraturan Menteri Kominfo No. 02/PER/M.KOMINFO/1/2010.

Kementerian Kominfo. 2010. Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Komunikasi dan

Informatika. Peraturan Menteri Kominfo No. 17/PER/M.KOMINFO/10/2010.

Kementerian Kominfo. 2013. Pokja Penataan Peraturan Perundang-Undangan Kementerian

Komunikasi dan Informatika. Bekasi 13 Desember 2013.

Kementerian Kominfo. 2014. Hasil Pembahasan dan Kumpulan Bahan dalam Penyusunan

Rencana Strategis Tahun 2015-2019.

KOMPAS.com. 2014. "Nawa Cita", 9 Agenda Prioritas Jokowi-JK. News - Nasional Rabu,

21 Mei 2014 | 07:54 WIB. http://nasional.kompas.com/read/2014/05/21/0754454.

Kurbalija, J. 2010. Sebuah Pengantar Tentang Tata Kelola Internet. DiploFoundation -

Switzerland. APJII-www.apjii.or.id

Kusnandar. 2014. Penetrasi Pita Lebar di Indonesia. Bloomberg Businessweek Indonesia edisi

35. http://www.businessweekindonesia.com.

Page 118: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

118

Sasongko. A.S. 2014. Masukan pada Diskusi tentang Grand Design Organisasi Kementerian

Kominfo Tahun 2015 - 2019. September 2014.

Sargent, R.G. 1998. Verification and Validation. Proceeding. Winter Simulation Conference.

Saxena, J. P. et al. 1990. Hierarchy and Classification of Program Plan Element using

Interpretive Structural Modeling. System Practice, Vol. 5 (6).651: 670.

Suprawoto, 2006. Strategi Penyediaan dan Pelayanan Informasi Publik dalam

Pengembangan Public Relations Pemerintah. Materi Presentasi Dalam Rakornas

Depkominfo, Badan Informasi Publik (BIP).

LAMPIRAN

1. Lampiran - 1 : Broadban Pland : Pembagian kewenangan dalam regulasi, target dan

rencana aksi untuk tahun 2013 - 2017;

2. Lampiran - 2 : Persandingan UU No 22 Tahun 1999 dan UU No 32 Tahun 2004;

3. Lampiran - 3 : Garis besar program, kegiatan, inisiatif strategis maupun indikator

kinerja Renstra Kementerian Kominfo 2015-2019;

Page 119: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

119

4. Lampiran - 4 : Intepretasi Hasil Analisis ISM Kementerian Kominfo

5. Lampiran - 5 : Daftar Pelaksanaan Pertemuan/FGD/Indepth Interview

6. Lampiran - 6 : Daftar Hadir dalam Pelaksanaan Pertemuan/FGD

Page 120: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

120

Lampiran - 1 :

Broadban Pland : Pembagian kewenangan dalam regulasi, target dan rencana

aksi untuk tahun 2013 - 2017

REGULASI

ASPEK ISU YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH PUSAT ISU YANG MENJADI

KEWENANGAN PEMDA SEKTOR ICT DI LUAR SEKTOR ICT

(1) (2) (3) (4)

Infrastruktur • Kesepakatan deninisi broadband

• Keterbatasan spektrum frekuensi

• RUU Konvergensi sebagai

pengganti UU Telekomunikasi

belum mengakomodasi broadband

secara spesifik

• Sewa right of way BUMN (Jasa

Marga, KAI, dsb) yang memberatkan

(setara dengan nilai investasi)

• Sumber daya energi (listrik) yang

terbatas sehingga kebutuhan investasi

yang harus disediakan operator ICT

menjadi lebih besar

• Keamanan infrastruktur ICT

menghadapi aksi vandalisme

• Pembangunan (penentuan lokasi)

menara dilakukan tanpa berkoordinasi

dengan Kominfo dan operator

• Perijinan (galian/right of way, IMB

menara) memerlukan waktu yang

cukup lama

• Perijinan yang sebetulnya tidak

diperlukan tetapi dipersyaratkan oleh

pemda (amdal, operasional)

Utilisasi dan Adopsi Program USO untuk pemberdayaan

masyarakat guna peningkatan literasi

digital masih terbatas

Kebutuhan penggunaan broadband di

sektor lain (sebagai user) belum diketahui

secara pasti

Pemanfaatan ICT/broadband belum

menjadi prioritas dalam pembangunan

Koridor Ekonomi

Pendanaan Pemanfaatan Dana USO untuk

broadband belum Kerangka Regulasi

dan Kelembagaan optimal

Skema Kerjasama Pemerintah dan

Swasta (KPS) selain perijinan untuk

pembangunan broadband belum berjalan

Retribusi setiap daerah yang berbeda

(tidak standar) dan memberatkan dengan

sikap pemda "take it or leave it"

Kerangka Regulasi

dan Kelembagaan

Peran Detiknas dalam pembangunan

broadband belum optimal

Kelembagaan yang mengatur dan

mengelola broadband nasional belum ada

Perda yang bertentangan dengan

peraturan pemerintah pusat

Page 121: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

121

Lampiran - 1 :

Broadband Plan : Pembagian kewenangan dalam regulasi, target dan rencana

aksi untuk tahun 2013 - 2017

KERANGKA DISAIN INDONESIA BROADBAND PLAN

VISI

INDONESIA

2025

Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur

VISI

BROADBAND

INDONESIA

Mendukung transformasi Indonesia menjadi negara maju melalui

pengembangan dan pemanfaatan broadband sebagai meta-infrastructure

TUJUAN

BROADBAND

INDONESIA

4. Mendorong pertumbuhan ekonomi dan peningkatan daya saing bangsa

5. Mendukung peningkatan kualitas pembangunan manusia Indonesia

6. Menjaga kedaulatan bangsa

PILAR

UTAMA Infrastruktur

dan Keamanan

Adopsi

dan Utilisasi

Kreatif

Legislasi

dan Regulasi Pendanaan

PRINSIP

DASAR

Prinsip Dasar dan Persyaratan Pengembangan Broadband Nasional

Page 122: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

122

Lampiran - 1 :

Broadband Plan : Pembagian kewenangan dalam regulasi, target dan rencana

aksi untuk tahun 2013 - 2017

TARGET 2013 - 2017

Penetrasi

Broadband 2012 2013 2014 2015 2016 2017

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Akses perumahan 11% 15% 20% 35% 40% 75%

Akses gedung 30% 30% 40% 50% 60% 80%

Penetrasi fixed

(fixed to pops) 3% 5% 10% 15% 20% 25%

Penetrasi mobile 10% 12% 15% 20% 45% 75%

Sekolah 11% 20% 40% 60% 85% 100%

Hotel N/A 40% 75% 65% 80% 100%

Rumah sakit N/A 50% 50% 80% 95% 100%

Puskesmas N/A 20% 30% 65% 80% 100%

Dinas pemerintah

daerah N/A 50% 75% 85% 90% 100%

Kantor polisi N/A 40% 75% 65% 80% 100%

Ruang publik, seperti:

bandara, pusat

perbelanjaan, taman

hijau, dll

N/A 35% 50% 75% 85% 100%

Page 123: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

123

Lampiran - 1 :

Broadband Plan : Pembagian kewenangan dalam regulasi, target dan rencana

aksi untuk tahun 2013 - 2017

RENCANA AKSI (1)

Kecepatan 2013 2014 2015 2016 2017 (1) (2) (3) (4) (5) (6)

Fixed Rumah 1 Mbps 1 Mbps 2 Mbps 2 Mbps 2 Mbps

Gedung 100 Mbps 200 Mbps 500 Mbps 800 Mbps 1 Gbps

Mobile 512 kbps 512 kbps 512 kbps 1 Mbps 1 Mbps

Kominfo Membuat

regulasi

standar dan

kualitas

broadband

Membuat

regulasi

standar dan

kualitas

broadband

Membuat

regulasi

standar dan

kualitas

broadband

Membuat

regulasi

standar dan

kualitas

broadband

Membuat

regulasi

standar dan

kualitas

broadband

Kemenkeu Insentif dan

modal

Insentif dan

modal

Insentif dan

modal

Insentif dan

modal

Insentif dan

modal

Operator Menyediakan

jaringan dan

kualitas

layanan

Menyediakan

jaringan dan

kualitas

layanan

Menyediakan

jaringan dan

kualitas

layanan

Menyediakan

jaringan dan

kualitas

layanan

Menyediakan

jaringan dan

kualitas

layanan

Pemda Memberikan

RoW

Memberikan

RoW

Memberikan

RoW

Memberikan

RoW

Memberikan

RoW

Masyarakat Monitoring

kualitas

Monitoring

kualitas

Monitoring

kualitas

Monitoring

kualitas

Monitoring

kualitas

Vendor Penyediaan

perangkat dan

sistem

Penyediaan

perangkat dan

sistem

Penyediaan

perangkat dan

sistem

Penyediaan

perangkat dan

sistem

Penyediaan

perangkat dan

sistem

Page 124: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

124

Lampiran - 1 :

Broadband Plan : Pembagian kewenangan dalam regulasi, target dan rencana

aksi untuk tahun 2013 - 2017

RENCANA AKSI (2)

Distribusi

Akses 2013 2014 2015 2016 2017

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Fixed 45% 55% 75% 85% 100%

Mobile

Broadband 70% 80% 90% 100% 100%

Kominfo Membuat

regulasi

distribusi

sebaran

broadband

Mendorong

penyedia untuk

memperluas

pembangunan

jaringan

Mendorong

penyedia untuk

memperluas

pembangunan

jaringan

Mendorong

penyedia untuk

memperluas

pembangunan

jaringan

Mendorong

penyedia untuk

memperluas

pembangunan

jaringan

Kemenkeu Insentif dan

modal

Insentif dan

modal

Insentif dan

modal

Insentif dan

modal

Insentif dan

modal

Operator Membangun

jaringan

Membangun

jaringan

Membangun

jaringan

Membangun

jaringan

Membangun

jaringan

Pemda Memberikan

RoW

Memberikan

RoW

Memberikan

RoW

Memberikan

RoW

Memberikan

RoW

Masyarakat • captive

market

• pengawasan

kualitas

• captive

market

• pengawasan

kualitas

• captive

market

• pengawasan

kualitas

• captive

market

• pengawasan

kualitas

• captive

market

• pengawasan

kualitas

Vendor Penyediaan

perangkat dan

sistem

Penyediaan

perangkat dan

sistem

Penyediaan

perangkat dan

sistem

Penyediaan

perangkat dan

sistem

Penyediaan

perangkat dan

sistem

Page 125: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

125

Lampiran - 1 :

Broadband Plan : Pembagian kewenangan dalam regulasi, target dan rencana

aksi untuk tahun 2013 - 2017

RENCANA AKSI (3)

Exchange 2013 2014 2015 2016 2017 (1) (2) (3) (4) (5) (6)

Hub

Nasional

Regulasi

Hub Nasional Implementasi Implementasi Implementasi Implementasi

Distribusi

IIX

Pembangunan

IIX Indonesia

Timur

IIX terbangun

di Indonesia

Timur

Integrasi

seluruh IIX

Seluruh IIX

sudah live

Seluruh IIX

memiliki akses

internasional

Web

Hosting

Pendidikan

Aplikasi Web

Hosting

terbentuk

Pembangunan

Web Hosting

regional per-

provinsi

Pembangunan

Web Hosting

nasional

Integrasi Web

Hosting

regional

dengan

nasional

Web Hosting

nasional live

Kominfo Membuat

regulasi

pengaturan

pengembangan

internet

exchange dan

hosting

Mendorong

pengembangan

internet

exchange dan

hosting

Mendorong

pengembangan

internet

exchange dan

hosting

Mendorong

pengembangan

internet

exchange dan

hosting

Mendorong

pengembangan

internet

exchange dan

hosting

Kemenkeu Insentif dan

modal

Insentif dan

modal

Insentif dan

modal

Insentif dan

modal

Insentif dan

modal

Operator Menyediakan

jaringan

Menyediakan

jaringan

Menyediakan

jaringan

Menyediakan

jaringan

Menyediakan

jaringan

Pemda Memberikan

RoW

Memberikan

RoW

Memberikan

RoW

Memberikan

RoW

Memberikan

RoW

Masyarakat • captive

market

• pengawasan

kualitas

• captive

market

• pengawasan

kualitas

• captive

market

• pengawasan

kualitas

• captive

market

• pengawasan

kualitas

• captive

market

• pengawasan

kualitas

Vendor Penyediaan

perangkat dan

sistem

Penyediaan

perangkat dan

sistem

Penyediaan

perangkat dan

sistem

Penyediaan

perangkat dan

sistem

Penyediaan

perangkat dan

sistem

Page 126: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

126

Lampiran - 1 :

Broadband Plan : Pembagian kewenangan dalam regulasi, target dan rencana

aksi untuk tahun 2013 - 2017

RENCANA AKSI (4)

Penetrasi Terminal

Pelanggan 2013 2014 2015 2016 2017

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Komputer Jinjing

12% 15% 17% 18% 20%

Komputer tablet 4% 4% 5% 6% 8%

Smartphone 20% 30% 40% 50% 60%

Kominfo Menyusun standar perangkat yang murah namun berkualitas

Mengawasi penetrasi perangkat ke masyarakat

Memberikan insentif kepada golongan tertentu

Mengawasi penetrasi perangkat ke masyarakat

Mengawasi penetrasi perangkat ke masyarakat

Kementerian Perindustrian

Menyusun skema insentif untuk manufaktur, dan menyusun standar perangkat murah namun berkualitas

Menyusun skema insentif untuk golongan masyarakat tertentu

Bappenas Menyusun skema insentif untuk manufaktur

Menyusun skema insentif untuk golongan masyarakat tertentu

Manufaktur Produksi dengan komponen lokal, dan komponen dari luar negeri yang bisa menekan harga namun sesuai dengan standar yang berlaku

Produksi massal sehingga dapat menekan biaya per-unit barang

Produksi massal sehingga dapat menekan biaya per-unit barang

Produksi massal sehingga dapat menekan biaya per-unit barang

Produksi massal sehingga dapat menekan biaya per-unit barang

Penyelenggara Melakukan skema bundling produk dengan broadband dengan skema pembayaran yang mudah dan

Page 127: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

127

Penetrasi Terminal

Pelanggan 2013 2014 2015 2016 2017

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

murah

Page 128: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

128

Lampiran - 1 :

Broadband Plan : Pembagian kewenangan dalam regulasi, target dan rencana

aksi untuk tahun 2013 - 2017

RENCANA AKSI (5)

Penetrasi Terminal

Pelanggan 2013 2014 2015 2016 2017

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Komputer Jinjing (notebook)

Rp. 2.500.000,-

Rp. 2.000.000,-

Rp. 1.500.000,-

Rp. 1.250.000,-

Rp. 1.000.000,-

Komputer tablet

Rp. 1.200.000,-

Rp. 1.000.000,-

Rp. 800.000,-

Rp. 600.000,-

Rp. 500.000,-

Smartphone Rp. 1.200.000,-

Rp. 1.000.000,-

Rp. 800.000,-

Rp. 600.000,-

Rp. 500.000,-

Kominfo Menyusun standar perangkat yang murah dan berkualitas

Menyusun standar perangkat yang murah dan berkualitas

Menyusun standar perangkat yang murah dan berkualitas

Menyusun standar perangkat yang murah dan berkualitas

Menyusun standar perangkat yang murah dan berkualitas

Kementerian Perindustrian

Menyusun skema insentif untuk manufaktur, dan menyusun standar perangkat

Bappenas Menyusun skema insentif untuk manufaktur

Manufaktur Produksi dengan komponen lokal, dan komponen dari luar negeri yang bisa menekan harga namun sesuai dengan standar yang berlaku

Produksi massal sehingga dapat menekan biaya per-unit barang

Produksi massal sehingga dapat menekan biaya per-unit barang

Produksi massal sehingga dapat menekan biaya per-unit barang

Produksi massal sehingga dapat menekan biaya per-unit barang

Penyelenggara Melakukan skema bundling

Page 129: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

129

Penetrasi Terminal

Pelanggan 2013 2014 2015 2016 2017

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

produk dengan broadband dengan skema pembayaran yang mudah dan murah

Lampiran - 2 : Persandingan UU No 22 Tahun 1999 dan UU No 32 Tahun 2004

Persandingan UU No 22 Tahun 1999 dan UU No 32 Tahun 2004 http://danangsucahyo.blogspot.com/2013/01/perbedaan-uu-no-22-tahun-1999-dan-uu-no.html

No. PERBEDAAN Undang-Undang

ANALISIS UU NO 22 TAHUN 1999 UU NO 32 TAHUN 2004

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Konsep Otonomi Daerah

Otonomi Daerah adalah kewenangan daerah Otonom untuk menatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (Pasal 1 huruf h)

Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. (Pasal 1 angka 5)

Pada intinya sama, Otonomi daerah merupakan hak wewenang dan kewajiban daerah untuk mengurus urusan pemerintahannya sendiri.

2. Pemerintahan Daerah

pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan pemerintahan daerah otonom oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas desentralisasi.

(Ps.1 huruf d)

Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sitem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. (Ps.1 angka 2)

- Dalam UU No.22/1999 dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah otonom oleh pemerintah dan DPRD hanya berdasar asas desentralisasi.

- Sedangkan dalam UU No.32/2004 penyelenggaraan pemerintah daerah oleh pemda dan DPRD menganut asas otonomi serta

Page 130: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

130

tugas pembantuan dengan prinsip otonomi yang seluas-luasnya.

3. Pemerintah Daerah

Pemerintah daerah adalah kepala daerah beserta perangkat daerah otonom yang lain sebagai badan eksekutif daerah. (Ps 1 huruf b)

pemerintah daerah adalah gubernur,bupati, atau walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah. (Ps.1 angka 3)

- Dalam UU no.32/2004 terdapat penunjukan secara jelas siapa saja pelaksana pemerintah daerah yang dimaksud, seperti Gubernur , bupati, walikota.

- Sedangkan dalam UU No.22/1999 pelaksana pemerintah daerah hanya disebut secara umum yaitu kepala daerah dan perangkat-perangkatnya sebaga badan eksekutif daerah

4. Kewenangan Daerah

Kewenangan daerah mencakup kewenangan dalam seluruh bidang pemerintahan, kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama, serta kewenangan dalam bidang lain. (Ps. 7 ayat 1)

Kewenangan bidang lain sebagaimana di maksud dalam ayat (1), meliputi kebijaksanaan tentang perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan nasional secara makro, dana perimbangan keuangan, sistem administrasi

Pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintah yang menjadi kewenangannya kecuali urusan pemerintah yang oleh Undang-Undang ini di tentukan menjadi urusan Pemerintah. (Ps. 10 ayat 1)

Urusan pemerintah yang dimaksud sebagaimana pada ayat (1) meliputi:

- Politik luar negeri - Pertahanan - Keamanan - Yustisi - Moneter dan fiskal

nasional - Agama

(Ps. 10 ayat 3)

- Dalam UU No.22/1999 urusan pemerintahan yang bukan menjadi urusan pemerintahan daerah meliputi: politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan moneter dan fiskal nasional, agama di tambah di dalam Ps. 7 ayat 2 yaitu kewenangan bidang lain yang meliputi: kebijakan tentag perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan secara makro, dana perimbangan keuangan, sistem administrasi negara,

Page 131: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

131

negara dan lembaga perekonomian negara, pembinaaan dan pemberdayaaan sumber dana manusia, pendayagunaan sumber daya alam serta teknologi tinggi yang strategis, konservasidan standarisasi nasional. (Ps. 7 ayat 2)

pembinaan dan pemberdayaan sumber daya manusia, pendayagunaaan sumber daya alam serta teknologi tinggi yang strategis, konservasi dan standarisasi nasional.

- Sedangkan dalam UU No.32/2004 urusan pemerintah yang menjadi urusan pemerintah Daerah hanya terbatas pada yang di sebutkan dalam (Ps. 10 ayat 3) yaitu: politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter dan fiscal nasional, agama.

Page 132: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

132

Lampiran - 3 :

Garis besar program, kegiatan, inisiatif strategis maupun indikator kinerja Renstra

Kementerian Kominfo 2015-2019

Akan dilengkapi

Page 133: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

133

Lampiran - 4 : Intepretasi Hasil Analisis ISM Kementerian Kominfo

Akan dilengkapi

Page 134: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

134

Lampiran - 5 : Daftar Pelaksanaan Pertemuan/FGD/Indepth Interview

Akan dilengkapi

Page 135: Website Resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika RI ......lintas kementerian/lembaga, lintas sektor, maupun keterkaitan antara pusat dan daerah. Koordinasi intra-organisasi (lintas

135

Lampiran - 6 : Daftar Hadir dalam Pertemuan dan FGD