penyuluhanf13.files.wordpress.com€¦ · Web view“Penyuluhan Tentang Tata Cara Mengetahui dan...

23

Click here to load reader

Transcript of penyuluhanf13.files.wordpress.com€¦ · Web view“Penyuluhan Tentang Tata Cara Mengetahui dan...

Page 1: penyuluhanf13.files.wordpress.com€¦ · Web view“Penyuluhan Tentang Tata Cara Mengetahui dan Mengobati Mastitis ... Kepada tim asisten yang telah membantu kami dalam memberikan

Laporan Praktikum

Mata Kuliah Penyuluhan

“Penyuluhan Tentang Tata Cara Mengetahui dan

Mengobati Mastitis Subklinis pada Sapi Perah di Desa

Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang”

Kelompok F13

Yuyun Amalia (125050101111085)

Jamaluddin Abdul Ghani (125050101111088)

Khurrotu A’yunin (125050101111091)

Titik Rizka Hidayati (125050101111106)

Fakultas Peternakan

Universitas Brawijaya

2014

Page 2: penyuluhanf13.files.wordpress.com€¦ · Web view“Penyuluhan Tentang Tata Cara Mengetahui dan Mengobati Mastitis ... Kepada tim asisten yang telah membantu kami dalam memberikan

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan hidayah dan petunjuk-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

makalah yang berjudul “Penyuluhan Tentang Tata Cara Mengetahui dan

Mengobati Mastitis Subklinis pada Sapi Perah di Desa Pandesari,

Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang” dengan baik.

Tak lupa penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak

yang telah membantu penulis dalam menyusun karya tulis ilmiah ini:

1. Kepada orang tua penulis yang telah memberikan motivasi dan izin

kepada penulis.

2. Kepada dosen pengajar yang telah memberikan pengarahan kepada

penulis dalam penyusunan makalah ini.

3. Kepada tim asisten yang telah membantu kami dalam memberikan

pengarahan dan penyusunan makalah ini.

4. Teman-teman yang telah membantu penulis dalam penyusunan

makalah ini.

Penulis mangharapkan kritik dan saran yang dapat membangun dari

pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimakasih.

Penulis

i

Page 3: penyuluhanf13.files.wordpress.com€¦ · Web view“Penyuluhan Tentang Tata Cara Mengetahui dan Mengobati Mastitis ... Kepada tim asisten yang telah membantu kami dalam memberikan

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................iii

BAB1. PENDAHULUAN....................................................................................1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................11.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................31.3 Tujuan .............................................................................................................31.4 Manfaat ...........................................................................................................3

BAB2. GAMBARAN UMUM PENYULUHAN...............................................4

2.1 Gambaran Umum Kegiatan Penyuluhan ........................................................4

2.2 Gambaran Umum Masyarakat Sasaran ..........................................................4

BAB 3.METODE PENYULUHAN....................................................................6

3.1 Metode Pelaksanaan .......................................................................................6

3.2 Gambaran Teknologi ......................................................................................7

3.3 Media Penyuluhan ..........................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................10

Lampiran 1. Gambaran teknologi ....................................................................12

ii

Page 4: penyuluhanf13.files.wordpress.com€¦ · Web view“Penyuluhan Tentang Tata Cara Mengetahui dan Mengobati Mastitis ... Kepada tim asisten yang telah membantu kami dalam memberikan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Susu merupakan salah satu kebutuhan manusia yang didapat dari sekresi

kelenjar susu pada hewan mamalia. Susu merupakan makanan yang komplek

karena mengandung banyak nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh manusia, nutrisi

yang terkandung dalam susu diantaranya dalah air, lemak, protein, laktosa,

vitamin, dan mineral. Indonesia saat ini mengalami defisit produksi susu 70%

dalam memenuhi bahan baku Industri Pengolahan Susu (IPS), karena dari

kebutuhan sekitar 1,3 miliar liter, produksi nasional hanya sekitar 350 juta liter

(Nugroho dkk., 2011;72). Perkembangan populasi ternak sapi perah cenderung

stagnan, produksi susu cenderung turun 0,6%, dengan demikian ada

kecenderungan nilai tambah yang dinikmati ternak semakin kecil. Keadaan ini

dapat terjadi sebagai akibat harga susu yang cenderung tetap sejak tahun 2000

sampai dengan tahun 2005 (Aisyah, 2011;51).

Sementara itu populasi peternakan sapi perah di Kecamatan Pujon

cenderung menurun dari tahun 2012 ke tahun 2013. Pada tahun 2010 pupulasi

sapi perah sekitar 72, 755 ekor, tahun 2011 (89,341 ekor), 2012 (93,992 ekor),

dan tahun 2013 menurun (72,271 ekor) (Badan Pusat Statistik Malang, 2014).

Susut populasi juga dialami oleh salah satu sentra produksi susu Jawa Timur,

kawasan Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Angka populasi 2011 yang

sekitar 25 ribu ekor turun menjadi 18 ribu di tahun 2012. Dan yang paling susut

adalah angka sapi dara atau bakalan sapi perah. Produksi susu Pujon dibandingkan

tahun 2011, pada tahun 2012 turun 17%. Salah satu penurunan jumlah sapi perah

betina produkstif adalah turunnya produksi susu secara konsisten. Rata-rata

produksi susu harian Jawa timur di 2012 tercatat 1.050 ton, turun dari catatan

angka 2011 mencapai 1.150 ton perharinya.

Produksi susu dipengaruhi oleh oleh faktor genetik dan faktor lingkungan.

Faktor lingkungan yang berpengaruh diantaranya adalah penyakit dan pakan.

Permasalahan yang sering menimpa peternak sapi perah adalah penyakit mastitis,

dimana 60-90 % sapi perah di Indonesia terserang mastitis (Nurdin dan Mihrani,

1

Page 5: penyuluhanf13.files.wordpress.com€¦ · Web view“Penyuluhan Tentang Tata Cara Mengetahui dan Mengobati Mastitis ... Kepada tim asisten yang telah membantu kami dalam memberikan

2006;60). Mastitis adalah proses peradangan pada ambing yang dapat berlangsung

secara akut, sub akut, maupun kronis yang ditandai dengan kenaikan jumlah sel

dalam air susu, perubahan fisik maupun susunan susu, tanpa atau disertai

perubahan patologi atas kelenjarnya sendiri (Prawesthirini dkk., 2012;181).

Berry dan Meaney (2005;148) menyatakan bahwa mastitis klinis dapat

menurunkan produksi susu, meningkatkan jumlah pekerja, meningkatkan biaya

perlakauan, dan susu tidak dapat dikonsumsi oleh manusia. Para peternak sapi

perah umumnya sudah mengenal bentuk mastitis klinis. Akan tetapi untuk mastitis

subklinis (MSK) peternak umumnya belum mengetahui, karena tidak tampak

tanda-tanda klinisnya (Supar, 1997; 48). Insiden mastitis pada sapi perah di

Indonesia sanat tinggi (85%) dan sebagian besar merupakan infeksi yan bersifat

subklinis. Penyebab mastitis subklinis yang paling sering terdeteksi adalah

Staphylococcus aureus (S. aureus) dan beberapa jenis bakteri lain seperti

Streptococcus agalactie dan Eschericia coli (Abrar dkk., 2012;16).

Mastitis yang disebabkan oleh Staphylococcus merupakan bentuk mastitis

terpenting pada peternakan sapi perah karena mikroorganisme ini terdapat dalam

kulit sapi, ambing yang sakit maupun yang sehat, lingkungan, pemerah, peralatan

yang digunakan, air dan udara. Menurut Sudarwanto dkk.(1992) yang telah

dikutip oleh Abrar dkk.(2012;16) menyatakan bahwa infeksi S. aureus semakin

sulit ditangani dengan antibiotik karena bakteri ini banyak yang resisten terhadap

berbagai jenis antibiotik. Di samping itu, pemakaian antibiotik akan menimbulkan

masalah baru yakni adanya residu antibiotik di dalam air susu atau pada

olahannya.

Berdasarkan kekurangan dan efek negatif yang ditimbulkan dari

pemakaian antibiotik, diperlukan suatu alternatif lain untuk menurunkan jumlah

bakteri Staphylococcus aureus pada penyakit mastitis subklinis dengan cara

memanfaatkan tanaman-tanaman obat tradisional yaitu menggunakan daun kersen

dan daun meniran. Daun kersen dan meniran dibuat dalam bentuk ekstrak yang

dioleskan pada puting sapi perah setelah pemerahan dilakuakan (teat dipping).

Berdasarkan alasan diatas, maka peneliti bergerak untuk melakukan

penyuluhan yang berjudul “PENYULUHAN TENTAN TATA CARA

MENGETAHUI DAN MENGOBATI MASTITIS SUBKLINIS PADA SAPI

2

Page 6: penyuluhanf13.files.wordpress.com€¦ · Web view“Penyuluhan Tentang Tata Cara Mengetahui dan Mengobati Mastitis ... Kepada tim asisten yang telah membantu kami dalam memberikan

PERAH DI DESA PANDESARI, KECAMATAN PUJON, KABUPATEN

MALANG” dengan harapan mampu menciptakan sebuah alternatif baru

penurunan bakteri penyebab mastitis subklisis pada ternak yang murah, dan

mengatasi masalah yan dihadapi peternak sapi perah.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diambil yaitu:

1.2.1 Apa penyebab terjadinya mastitis subklinis pada sapi perah di Desa

Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang?

1.2.2 Bagaimana cara mengetahui dan mengidetifikasi tanda-tanda sapi perah

yan menderita mastitis subklinis?

1.2.3 Bagaimana cara mencegah dan mengobati mastitis subklinis pada sapi

perah di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang?

1.3 Tujuan

Tujuan makalah ini berdasarkan rumusan masalah di atas yaitu:

1.3.1 Mengetahui terjadinya mastitis subklinis pada sapi perah di Desa

Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang

1.3.2 Menginformasikan cara mengetahui dan mengidetifikasi tanda-tanda sapi

perah yan menderita mastitis subklinis

1.3.3 Menjelaskan cara mencegah dan mengobati mastitis subklinis pada sapi

perah di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang

1.4 Manfaat

Setelah dilakukan penyuluhan tentang tata cara mengetahui dan mengobati

mastitis pada sapi perah diharapakan dapat masyarakat di Desa Pandesari,

Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang dapat mengetahui gejala yang muncul dari

mastitis, sehingga masyarakat dapat mencegah timbulnya mastitis.

3

Page 7: penyuluhanf13.files.wordpress.com€¦ · Web view“Penyuluhan Tentang Tata Cara Mengetahui dan Mengobati Mastitis ... Kepada tim asisten yang telah membantu kami dalam memberikan

BAB II

GAMBARAN UMUM PENYULUHAN

2.3 Gambaran Umum Kegiatan Penyuluhan

Desa Pandesari, Kecamatan Pujon berada dalam wilayah Kabuapaten

Malang pada jalur jalan yang menghubungkan antara Kabupaten Malang,

Kabupaten Kediri dan Kabupaten Jombang. Daerah tersebut merupakan kantong

produksi susu sapi perah dan sebagai sentra pengembangan peternakan sapi perah

di Jawa Timur. Curah hujan rata-rata 1400 sampai 1600 mm/tahun, temperatur

berkisar 190C, serta kelembaban uadar rata-rata 55 %. Kondisi yang demikian

menjadikan Desa Pandesari mempunyai potensi sebagai daerah pertanian dan

peternakan yang potensial. Tanaman umum yang diusahakan oleh penduduk

adalah sayuran seperti kubis, wortel, kol, selada, kentang, tomat, cabe, dan

palawija. Ternak utama yag diusahakan adalah sapi perah dari jenis Peranakan

Frisien Holstein (PFH) yang telah ditekuni secara turun-temurun semenjak

penjajahan Belanda (Hartono, 2005).

Luas wilayah Desa Pandesari 7.538 Ha yangterdiri dari lahan sawah 40 %,

lahan pekarangan 5 % dan lahan hutan sekitar 55 %. Desa Pandesari berada pada

ketinggian berkisar 1.000 s.d. 1.200 meter dpl, suhu udara di Kecamatan Pujon

cukup dingin 18 – 23°C, curah hujan sekitar 1000 mm/thn sangat sesuai untuk

pengembangan sapi perah baik dari kondisi suhu/ kelembaban serta potensi

ketersediaan hijauan makanan ternak. Lahan umumnya subur dengan sumber air

yang melimpah dari Coban Rondo. Kasus mastitis yang menyerang hampir 80%

induk yang dimiliki peternak yang menyebabkan kerugian sampai 30 % dari total

produksi, karena susu induk yang menderita mastitis seluruhnya dibuang. Mastitis

di desa Pandesari ini disebabkan oleh sanitasi yang kurang bagus dari tiap-tiap

peternak. Padahal kasus mastitis dapat dicegah dengan menggunakan bahan alami

yang murah dan mudah didapat yang dibuat salep atau ointment, dengan cara

dioleskan pada puting setiap kali setelah diperah (Sujono, 2012). Oleh karena itu

maka diperlukan penyuluhan tentang tata cara mengetahui dan mengobati mastitis

di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon.

4

Page 8: penyuluhanf13.files.wordpress.com€¦ · Web view“Penyuluhan Tentang Tata Cara Mengetahui dan Mengobati Mastitis ... Kepada tim asisten yang telah membantu kami dalam memberikan

2.4 Gambaran Umum Masyarakat Sasaran

Desa Pandesari merupakan salah satu desa di wilayah Kecamatan Pujon

Kabupaten Malang yang berbatasan langsung dengan Kota Batu di wilayah

Timur, Desa Ngabab di sebelah Barat, Desa Pujon Kidul di sebelah Utara dan

Gunung Banyak disebelah Selatan. Luas wilayah Desa Pandesari 7.538 Ha yang

terdiri dari lahan sawah 40 %, lahan pekarangan 5 % dan lahan hutan sekitar 55 %

(Sujono, 2012). Di Desa Pandesari sebagian besar warganya bekerja sebagai

peternak dan sisanya sebagai petani. Peternakan yang terletak di desa tersebut

adalah peternakan sapi perah karena sangat sesuai untuk pengembangan sapi

perah baik dari kondisi suhu atau kelembaban serta potensi ketersediaan hijauan

makanan ternak. Sehingga produksi susu yang dihasilkan oleh peternakan tersebut

memilki potensi yang tinggi untuk dijadikan desa penghasil susu tertinggi.

Dengan produksi susu yang tinggi, peternakan sapi perah tersebut

mempunyai permasalahan yang dapat merugikan para peternak di desa tersebut.

Permasalahan tersebut adalah penyakit mastitis yang menyerang induk sapi perah

sekitar 80% yang dapat membuat para peternak rugi karena hasil perahan susu

dari induk tersebut dibuang. Penyebaran penyakit mastitis ini disebabkan oleh

sanitasi dari kandang kurang bagus dan salah dalam teknik pemerahannya.

Sanitasi di desa Pandesari sangat kurang bagus karena pengetahuan tentang

sanitasi kandang kurang dan tidak begitu memperdulikan kebersihan kandangnya.

Sehingga penyakit mudah menyerang ternak sapi perah dan penyakit mastitis

mudah menyerang sapi tersebut.

Namun para peternak belum mengetahui cara mencegah mastitis tersebut

agar induk sapi tidak terserang mastitis. Karena pada akhirnya para peternak

selalu membuang susu yang setelah diperah dan terindikasi penyakit mastitis.

Sehingga pendapatan peternak semakin menurun dan produksi susu juga akan

menurun. Para peternak minim akan pengetahuan tanda-tanda mastitis dan gejala

yang timbul serta pengobatan yang bisa dilakukan dengan pengobatan herbal yaitu

memanfaatkan tanaman herbal untuk mengobati mastitis tersebut.

5

Page 9: penyuluhanf13.files.wordpress.com€¦ · Web view“Penyuluhan Tentang Tata Cara Mengetahui dan Mengobati Mastitis ... Kepada tim asisten yang telah membantu kami dalam memberikan

BAB III

METODE PENYULUHAN

3.4 Metode Pelaksanaan

3.4.1 Identifikasi Masalah

Pada tahap ini dilakukan identifikasi terhadap permasalahan yang ada.

Tahap identifikasi masalah ini dilakukan dengan melihat permalahan apa

yang sering terjadi di peternakna sapi perah di Desa Pandesari, Kecamatan

Pujon, Kabupaten Malang. Sete;ah dilaukuan identifikasi terdapat masalah

yang mengganggu peternak, yaitu banyaknya sapi perah yang menderita

mastitis, dan peternak sulit untuk menangani penyakit ini.

3.4.2 Menyusun Perencanaan Penyuluhan

Setelah dilakukan identifikasi masalah, kemudian dilakukan

menyusun perencanaan penyuluhan yang meliputi:

a. Menetapkan tujuan

Tujuan dari penyuluhan ini yaitu untuk menatasi permasalahan di

masyarakat terhadap sapi perah menderita mastitis di Desa Pandesari,

Pujon

b. Penentuan sasaran

Sasaran yang dituju untuk dialkukan penyuluhan yaitu masyarakat

(peternak) di Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabuapaten Malang

c. Menyusun materi atau isi penyuluhan

Materi yang disampaikan yaitu meliputi pengertian dari mastitis, gejala

apa saja yang muncul pada sapi perah menderita mstitis, tata cara

mencegah dan mengobati mastitis

d. Memilih metode yang tepat

Metode yan digunakan yaitu dengan dengan temu lapang (berdialog di

lapang) tentang masalah-maslah apa saja yang dihadapi peternak dan

menggunkan media demonstrasi atau peragaan dengan mempraktekkan

secara langsung.

e. Menetukan jenis alat peraga yang digunakan

f. Penentuan kriteris evaluasi

6

Page 10: penyuluhanf13.files.wordpress.com€¦ · Web view“Penyuluhan Tentang Tata Cara Mengetahui dan Mengobati Mastitis ... Kepada tim asisten yang telah membantu kami dalam memberikan

3.4.3 Persiapan kegiatan

Pada tahap persiapan kegiatan ini lankah yang dilakukan yaitu:

a. Melakukan perijinan, yaitu dengan membuat surat perijinan ditujukan

untuk Kepala Desa Pandesari, kecamatan Pujon

b. Proses perijinan dilakukan dengan menghubungi kantor Balai Desa

setempat di Desa Pandesari, kecamatan Pujon.

Setelah itu dilaukukan penggalian data dan potensi desa, monografi desa,

jenis komoditas unggulan desa dan tingkat produktivitasnya,

kelembagaan kelompok tani, dan masalah-masalah yang dihadapi oleh

masyarakat.

c. Program penyuluhan selanjutnya yang sudah disetujui akan

ditandatangani oleh para penyusun (perwakilan pelaku utama, pelaku

usaha, dan penyuluh), kemudian ditandatangani oleh kepala

Desa/kelurahan sebagai tanda mengetahui dan menyetujui.

3.4.4 Pelaksanaan penyuluhan

Setelah memperoleh ijin dari pihak terkait serta data dan informasi

dari masyarakat yan akan dilakukan penyuluhan, maka langkah selanjutnya

yaitu dilaksakan sosialisasi program penyuluhan tentang konsep tata cara

mengetahui dan mengobati mastitis pada sapi perah di Desa Pandesari,

Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, dengan menerapkan teknologi yang

akan disuluh.

3.4.5 Penilaian hasil penyuluhan (evaluasi)

Pada tahap ini dilakuakan perbaikan dan penyempurnaan yang lebih

efisien sesuai dengan hasil analisis yang bertujuan untuk menjadikan daun

kersen dan meniran sebagai obat alternatif untuk menurunkan jumlah bakteri

penyebab mastitis yang bisa diterapkan seluruh peternak di Indonesia.

3.5 Gambaran Teknologi

3.5.1 Penyebab mastitis subklinis pada sapi perah

Menurut Sutarti, dkk (2003; 45) Penyebab mastitis subklinis pada sapi

perah yaitu:

7

Page 11: penyuluhanf13.files.wordpress.com€¦ · Web view“Penyuluhan Tentang Tata Cara Mengetahui dan Mengobati Mastitis ... Kepada tim asisten yang telah membantu kami dalam memberikan

Tidak ada tempat pembuangan limbah akan menyebabkan kuman

akan tumbuh susbur dan akan bermigrasi ke kandang, sehingga

memungkinkan terjadinya kontaminasi

Sapi perah mastitis yang disebabkan oleh kuman Pseudomonas

kejadiannya bersifat sporadis, infeksi berasal dari kontaminasi air

yang digunakan untuk mencuci ambing

Kebersihan dalam pemerahan

Mastitis subklinis sering menyerang ternak yang berumur tua

Kebersihan lantai kandang

3.5.2 Tanda-tanda mastitis subklinis pada sapi perah

Mastitis subklinis tidak memberikan tanda-tanda secara klinis, sapi

tampak sehat den napsu makan baik. Untuk menentukan sapi perah

laktasi menderita mastitis subklinis (MSK), sel somatik dalam susu

harus diperiksa. Banyak metode yang dapat dipakai untuk mengetahui

jumlah sel somatik dalam susu, secara langsung maupun tidak langsung

(Supar, 1997; 48). Sapi yang menderita mastitis subklinis mengalami

penurunan produksi kualitas dan komposisi susu (Pratomo dkk.,

2013;2).

3.5.3 Cara mencegah dan mengobati mastitis subklinis pada sapi perah

Dalam tahap ini dilakukan ada beberapa langkah yang akan dilakukan

yaitu meliputi:

1) Persipan ternak yan menderita mastitis

2) Pembuatan ekstrak daun kersen dan meniran yang kemudian akan diuji

coba.

Tahap yang dilakukan yaitu:

Prosedur Ekstraksi:

1. Sebanyak 300 gram daun meniran dan 300 gram daun kersen dipotong

kecil-kecil dan dikeringkan

2. Kemudian dihaluskan dengan blender dan timbang sebanyak 200 gram

(sample kering).

3. Masukkan 200 gram hasil blenderan ke dalam wadah ukuran 2 liter lalu

rendam dengan hasil metanol sampai volume 1500cc.

8

Page 12: penyuluhanf13.files.wordpress.com€¦ · Web view“Penyuluhan Tentang Tata Cara Mengetahui dan Mengobati Mastitis ... Kepada tim asisten yang telah membantu kami dalam memberikan

4. Kocok sampai benar-benar tercampur kurang lebih 30 menit dan

diamkan 2 malam sampai mengendap.

5. Setelah itu, lapisan paling atas dari larutan campuran metanol, daun

meniran dan daun kersen diambil dan diletakkan dalam gelas ekstraksi

kemudian di evaporasi.

6. Setelah evaporasi selesai, ekstrak dioven kembali dengan suhu 80oC

selama 2 jam.

7. Dari proses tersebut didapatkan 100 ml ekstrak daun kersen dan

meniran.

3) Pengolesan ekstrak daun kersen dan meniran pada puting (teat dipping) sapi

perah penderita mastitis

3.6 Media Penyuluhan

Media penyuluhan yang akan dilakukan yaitu:

a) PPT/Slide

Artinya yaitu dengan menjelaskan mengunakan media ppt atau power point

yang berisi beberapa slide yeng menjelaskan bagaimana tata cara pengobatan

dan pembuatan ekstrak daun kersen.

b) Video

Artinya yaitu menjelaskan dengan menggunakan video. Video ini bisa berupa

tata cara manajemen pemeliharaan yang baik agar ternak sapi perah tidak

terserang mastitis, dan dapat juga berisi tentang tata cara (demo) pembuatan

ekstrak daun kersen dan meniran sebelum dilakukan praktek secara langsung.

DAFTAR PUSTAKA

9

Page 13: penyuluhanf13.files.wordpress.com€¦ · Web view“Penyuluhan Tentang Tata Cara Mengetahui dan Mengobati Mastitis ... Kepada tim asisten yang telah membantu kami dalam memberikan

Abrar, Mahdi., dkk. 2012. Isolasi dan Karakterisasi Hemaglutinin Staphylococcus

Aureus Penyebab Mastitis Subklinis pada Sapi Perah. Jurnal Kedokteran

Hewan. 6(1): 16-21. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Aisyah Siti. 2011. Tingkat Produksi Susu dan Kesehatan Sapi Perah dengan

Pemberian Aloe Barbadensis Miller. Gamma.7(1): 50-60. Universitas

Muhammadiyah Malang. Malang

Berry, D.P.dan W.J. Meaney. 2005. Cow Factors Affecting The Risk of Clinical

Mastitis. Irish Journal of Agricultural and Food Research. 44(2): 147-156.

South of Ireland

Badan Pusat Statistik Malang. 2014. Peternakan dan Kesehatan Hewan

Kabupaten Malang. Dipetik dari http://malangkab.bps.go.id. Diakses pada 5 Mei

2014

Hartono, Budi . 2005 . Struktur Pendapatan Peternak Sapi Perah Rakyat : Studi

Kasus Desa Pandesari, Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang . Journal of

Indonesia Tropical Animal Agriculture . 30(3):151-156

Nugroho, W.P Susatyo., dkk. 2011. Analisa Penyebab Penurunan Daya Saing

Produk Susu Sapi dalam Negeri Terhadap Susu Sapi Impor pada Industri

Pengolahan Susu (IPS) dengan Metode Fault Tree Analysis (FTA) dan

Barrier Analysis. J@Ti Undip. 6(2): 71-80. Universitas Diponegoro.

Semarang

Nurdin, Ellyza dan Mihrani. 2006. Pengaruh Pemberian Bunga Matahari dan

Bioplus terhadap Produksi Susu dan Efisiensi Ransum Sapi Perah Fries

Holland Penderita Mastitis. Jurnal Agrisistem. 2(2): 59-62. Universitas

Andalas. Padang

Pratomo, F.A., dkk. 2013. Mastech (Mastitis Detection Technology) Metode

Deteksi Mastitis Berbasis Biosurfaktan Asal Pseudomonas sp. Artikel

Ilmiah. Universitas Brawijaya. Malang

Prawesthirini, Soetji., dkk. 2012. Pola Resistensi Staphylococcus aureus yang

Diisolasi dari Mastitis pada Sapi Perah di Wilayah Kerja KUD Argopuro

Krucil Probolinggo terhadap Antibiotika. Veterinaria Medika. 5(3): 181-

186. Universitas Airlangga. Surabaya

10

Page 14: penyuluhanf13.files.wordpress.com€¦ · Web view“Penyuluhan Tentang Tata Cara Mengetahui dan Mengobati Mastitis ... Kepada tim asisten yang telah membantu kami dalam memberikan

Sujono, Lili Zalizar, Ahmad Yani, dan Suyatno. 2012. Pendampingan dan

Pemanfaatan Herbal Untuk Meningkatan Produksi dan Kualitas Susu Sapi

Perah . jurnal dedikasi . 9 : 36 - 46

Supar. 1997. Mastitis Subklinis pada Sapi Perah di Indonesia:Masalah dan

Pendekatannya. Wartazoa . 6( 2): 48-52. Bogor

Sutarti, E., dkk. 2003. Pravelansi dan Faktor-Faktor Penyebab Mastitis Pada

Sapi Perah di Kabupaten Semarang Provinsi Jawa Tengah. J.Sain.Vet.

21(1): 43-49. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

11

Page 15: penyuluhanf13.files.wordpress.com€¦ · Web view“Penyuluhan Tentang Tata Cara Mengetahui dan Mengobati Mastitis ... Kepada tim asisten yang telah membantu kami dalam memberikan

Lampiran 1. Gambaran teknologi

12

Dikeringkan

Daun kersen 300 gr Daun meniran 300 gr

Diblender (sampel kering 200 gr)

Dimasukkan 2 liter (air+metanol)

Dihomogenkan

Didiamkan 2 malam sampai mengendap

Lapisan atas, daun kersen, daun meniran dimasukkan gelas ekstraksi

Dievaporasi

Dioven 800C selama 2 jam

Hasil ekstrak daun kersen dan meniran (100 ml)

Teat dipping