Makalah Asuhan Keperawatan Mastitis

21
Makalah Asuhan Keperawatan Mastitis Kata Pengantar Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Keberhasilan dalam pembuatan makalah ini juga tak lepas dari bantuan dan bimbingan dari bebagai pihak,untuk itukami ucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing dan juga teman-teman semua yang telah ikut berperan serta dalam pembuatan makalah ini. Disini penulis berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat berguna bagi orang-orang yang membacanya. Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini belum lah sempurna,untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan pada pembuatan makalah-makalah yang selanjutnya. Palembang, September 2011 Penulis

Transcript of Makalah Asuhan Keperawatan Mastitis

Page 1: Makalah Asuhan Keperawatan Mastitis

Makalah Asuhan Keperawatan Mastitis

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Keberhasilan dalam pembuatan makalah ini juga tak lepas dari bantuan dan

bimbingan dari bebagai pihak,untuk itukami ucapkan terima kasih kepada Dosen

pembimbing dan juga teman-teman semua yang telah ikut berperan serta dalam pembuatan

makalah ini.

Disini penulis berharap semoga dengan adanya makalah ini dapat berguna bagi orang-

orang yang membacanya.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini belum lah sempurna,untuk

itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca demi

kesempurnaan pada pembuatan makalah-makalah yang selanjutnya.

 Palembang, September 2011

Penulis

Page 2: Makalah Asuhan Keperawatan Mastitis

DAFTAR ISI

Judul

Kata Pengantar                       

Daftar isi

Bab I Pendahuluan

1.1   Latar Belakang

1.2   Tujuan Penulisan

Bab II Tinjauan Teori

          2.1 Konsep Medik

                   A. Definisi

          B. Anatomi Fisiologi Payudara

C. Penyebab

D. Faktor Predisposisi

                   E. Gejala

F. Pencegahan

                   G. Pengobatan     

Bab III Tinjauan Kasus

Bab IV Penutup

          4.1 kesimpulan

Daftar Pustaka

  

Page 3: Makalah Asuhan Keperawatan Mastitis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang

Periode pascapartum adalah masa dari kelahiran plasenta dan selaput janin (menandakan

akhir periode intrapartum) hingga kembalinya traktus reproduksi wanita pada kondisi tidak

hamil. Ingat bahwa perubahan ini adalah pada kondisi tidak hamil, bukan kondisi prahamil,

seperti yang sering dikatakan. Kondisi organ prahamil hilang selamanya, paling mencolok

setelah pertama kali hamil dan melahirkan, tetapi juga pada setiap kehamilan selanjutnya.

Periode ini disebut juga puerperium, dan wanita yang mengalami puerperium puerpera.

Periode pemulihan pascapartum berlangsung sekitar 6 minggu.

Kehamilan, persalinan dan menyusui merupakan proses fisiologi yang perlu dipersiapkan

oleh wanita dari pasangan subur agar dapat dilalui dengan aman. Selama masa kehamilan, ibu

dan janin adalah unit fungsi yang tak terpisahkan. Kehamilan, persalinan dan menyusui

merupakan proses fisiologi yang perlu dipersiapkan oleh wanita dari pasangan subur agar

dapat dilalui dengan aman. Selama masa kehamilan, ibu dan janin adalah fungsi yang tak

terpisahkan.

1.2   Tujuan Penulisan

1. Memenuhi tugas belajar mengajar pada mata kuliah MATERNITAS II.

2. Guna memberikan wawasan kepada para pembaca supaya dapat memahami dan

mengerti tentang MASTITIS.

Page 4: Makalah Asuhan Keperawatan Mastitis

BAB II

TINJAUAN TEORI 

A. Definisi

Mastitis adalah peradangan pada

payudara yang dapat disertai infeksi atau tidak,

yang disebabkan oleh kuman terutama

Staphylococcus aureus melalui luka pada puting

susu atau melalui peredaran darah. Penyakit ini

biasanya menyertai laktasi, sehingga disebut

juga mastitis laktasional atau mastitis

puerperalis. Infeksi terjadi melalui luka pada

puting susu, tetapi mungkin juga melalui

peredaran darah (Jane, A.Morton MD,2002).

Kadang-kadang keadaan ini bisa menjadi fatal

bila tidak diberi tindakan yang adekuat.

Abses payudara, penggumpalan nanah lokal di dalam payudara, merupakan

komplikasi berat dari mastitis. Macam-macam mastitis dibedakan berdasarkan tempatnya

serta berdasarkan penyebab dan kondisinya.

Mastitis berdasarkan tempatnya dibedakan menjadi 3, yaitu:

1. Mastitis yang menyebabkan abses di bawah areola mammae

2. Mastitis di tengah-tengah mammae yang menyebabkan abses di tempat itu

3. Mastitis pada jaringan di bawah dorsal dari kelenjar-kelenjar yang menyebabkan abses

antara mammae dan otot-otot di bawahnya.

Sedangkan pembagian mastitis menurut penyebab dan kondisinya dibagi pula menjadi 3,

yaitu :

1. Mastitis periductal

Mastitis periductal biasanya muncul pada wanita di usia menjelang menopause,

penyebab utamanya tidak jelas diketahui. Keadaan ini dikenal juga dengan sebutan

mammary duct ectasia, yang berarti peleburan saluran karena adanya penyumbatan pada

saluran di payudara.

2. Mastitis puerperalis/lactational

Mastitis puerperalis banyak dialami oleh wanita hamil atau menyusui.

Page 5: Makalah Asuhan Keperawatan Mastitis

Penyebab utama mastitis puerperalis yaitu kuman yang menginfeksi payudara ibu, yang

ditransmisi ke puting ibu melalui kontak langsung.

3. Mastitis supurativa

Mastitis supurativa paling banyak dijumpai. Penyebabnya bisa dari kuman

Staphylococcus, jamur, kuman TBC dan juga sifilis. Infeksi kuman TBC memerlukan

penanganan yang ekstra intensif. Bila penanganannya tidak tuntas, bisa menyebabkan

pengangkatan payudara/mastektomi.

B. Anatomi Fisiologi Payudara

1. Anatomi Payudara

Secara fisiologi anatomi payudara terdiri dari alveolusi, duktus laktiferus,

sinus laktiferus, ampulla, pori pailla, dan tepi alveolan. Pengaliran limfa dari

payudara kurang lebih 75% ke aksila. Sebagian lagi ke kelenjar parasternal terutama

dari bagian yang sentral dan medial dan ada pula pengaliran yang ke kelenjar

interpektoralis.

2. Fisiologi payudara

Payudara mengalami tiga perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan

pertama ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas,

sampai ke klimakterium dan menopause. Sejak pubertas pengaruh ekstrogen dan

progesteron yang diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan

duktus berkembang dan timbulnya asinus.

Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar hari

kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum menstruasi

berikutnya terjadi pembesaran maksimal. Kadang-kadang timbul benjolan yang nyeri dan

tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi payudara menjadi tegang dan nyeri

sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu itu

pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu

menstruasi mulai, semuanya berkurang.

Perubahan ketiga terjadi waktu hamil dan menyusui. Pada kehamilan payudara

menjadi besar karena epitel duktus lobul dan duktus alveolus berproliferasi, dan tumbuh

duktus baru.

Page 6: Makalah Asuhan Keperawatan Mastitis

Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis anterior memicu laktasi. Air susu diproduksi

oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus, kemudian dikeluarkan melalui duktus ke puting susu.

      

C. Penyebab 

Penyebab utama mastitis adalah statis ASI dan infeksi. Statis ASI biasanya merupakan

penyebab primer yang dapat disertai atau menyebabkan infeksi.

1. Statis ASI

Statis ASI terjadi jika ASI tidak dikeluarkan dengan efisien dari payudara. Hal

ini terjadi jika payudara terbendung segera setelah melahirkan, atau setiap saat jika

bayi tidak mengisap ASI, kenyutan bayi yang buruk pada payudara, pengisapan

yang tidak efektif, pembatasan frekuensi/durasi menyusui, sumbatan pada saluran

ASI, suplai ASI yang sangat berlebihan dan menyusui untuk kembar dua/lebih.

 2.      Infeksi

Organisme yang paling sering ditemukan pada mastitis dan abses payudara

adalah organisme koagulase-positif Staphylococcus aureus dan Staphylococcus

albus. Escherichia coli dan Streptococcus kadang-kadang juga ditemukan. Mastitis

jarang ditemukan sebagai komplikasi demam tifoid.

D. Faktor Predisposisi

Beberapa faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko mastitis, yaitu :

1. Umur

Wanita berumur 21-35 tahun lebih sering menderita mastitis dari pada wanita di

bawah usia 21 tahun atau di atas 35 tahun.

2. Paritas

Mastitis lebih banyak diderita oleh primipara.

3. Serangan sebelumnya

Serangan mastitis pertama cenderung berulang, hal ini merupakan akibat

teknik menyusui yang buruk  yang tidak diperbaiki.

4. Melahirkan

Komplikasi melahirkan dapat meningkatkan risiko mastitis, walupun

penggunaan oksitosin tidak meningkatkan resiko.

Page 7: Makalah Asuhan Keperawatan Mastitis

5. Gizi

Asupan garam dan lemak tinggi serta anemia menjadi faktor predisposisi

terjadinya mastitis. Antioksidan dari vitamin E, vitamin A dan selenium dapat

mengurangi resiko mastitis.

6. Faktor kekebalan dalam ASI

Faktor kekebalan dalam ASI dapat memberikan mekanisme pertahanan dalam

payudara.

7. Stres dan kelelahan

Wanita yang merasa nyeri dan demam sering merasa lelah dan ingin istirahat,

tetapi tidak jelas apakah kelelahan dapat menyebabkan keadaan ini atau tidak.

8. Pekerjaan di luar rumah

Ini diakibatkan oleh statis ASI karena interval antar menyusui yang panjang

dan kekurangan waktu dalam pengeluaran ASI yang adekuat.

9. Trauma

Trauma pada payudara karena penyabab apapun dapat merusak jaringan

kelenjar dan saluran susu dan hal ini dapat menyebabkan mastitis.

E. Gejala Mastitis

- Nyeri payudara dan tegang atau bengkak

- Kemerahan dengan batas jelas

- Biasanya hanya satu payudara

- Terjadi antara 3-4 minggu pasca persalinan

F. Pencegahan

Perawatan puting susu pada waktu laktasi merupakan usaha penting untuk

mencegah mastitis. Perawatan terdiri atas membersihkan puting susu dengan sabun

sebelum dan sesudah menyusui untuk menghilangkan kerak dan susu yang sudah

mengering. Selain itu yang memberi pertolongan kepada ibu yang menyusui bayinya

harus bebas dari infeksi stapilococus. Bila ada kerak atau luka pada puting sebaiknya

bayi jangan menyusu pada mamae yang bersangkutan sampai luka itu sembuh. Air susu

ibu dikeluarkan dengan pijatan.

Page 8: Makalah Asuhan Keperawatan Mastitis

G. Pengobatan

Segera setelah mastitis ditemukan, pemberian susu kepada bayi dari mamae yang

sakit dihentikan dan diberi antibiotika. Dengan tindakan ini terjadinya abses sering kali

dapat dicegah karena biasanya infeksi disebabkan oleh Stapilococus aureus. Penicilin

dalam dosis cukup tinggi dapat diberikan. Sebelum pemberian penicilin dapat diadakan

pembiakan air susu, supaya penyebab mastitis benar-benar diketahui. Bila ada abses dan

nanah dikeluarkan sesudah itu dipasang pipa ke tengah abses agar nanah dapat keluar

terus. Untuk mencegah kerusakan pada duktus laktiferus sayatan dibuat sejajar dengan

jalannya duktus-duktus itu.

Page 9: Makalah Asuhan Keperawatan Mastitis

BAB III

TINJAUAN KASUS

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian keperawatan

Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara, pengumpulan

riwayat kesehatan, pengkajian fisik, pemeriksaan laboratorium dan diagnostik, serta

review catatan sebelumnya.

Langkah-langkah pengkajian yang sistemik adalah pengumpulan data, sumber data,

klasifikasi data, analisa data dan diagnosa keperawatan.

1) Pengumpulan data

Adalah bagian dari pengkajian keperawatan yang merupakan landasan

proses keperawatan. Kumpulan data adalah kumpulan informasi yang bertujuan untuk

mengenal masalah klien dalam memberikan asuhan keperawatan.

2) Sumber data

Data dapat diperoleh melalui klien sendiri, keluarga, perawat lain dan petugas

kesehatan lain baik secara wawancara maupun observasi.

Data yang disimpulkan meliputi :

Data biografi /biodata

Meliputi identitas klien dan identitas penanggung antara lain : nama, umur, jenis

kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan dan alamat.

Riwayat keluhan utama.

Riwayat keluhan utama meliputi : adanya benjolan yang menekan payudara,

adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras, bengkak, nyeri.

Riwayat kesehatan masa lalu

Apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya. Apakah ada

keluarga yang menderita penyakit yang sama .

Pengkajian fisik meliputi :

1. Keadaan umum

2. Tingkah laku

3. BB dan TB

4. Pengkajian head to toe

Page 10: Makalah Asuhan Keperawatan Mastitis

Pemeriksaan laboratorium

1. Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit meningkat,

trombosit meningkat jika ada penyebaran ureum dan kreatinin.

2. Pemeriksaan urine, diperiksa apakah ureum dan kreatinin meningkat.

3. Tes diagnostik yang biasa dilakukan pada penderita carsinoma mammae

adalah sinar X, ultrasonografi, xerora diagrafi, diaphanografi dan

pemeriksaan reseptor hormon.

Pengkajian pola kebiasaan hidup sehari-hari meliputi :

Nutrisi

Kebiasaan makan, frekuensi makan, nafsu makan, makanan pantangan,

makanan yang disukai, banyaknya minum. Dikaji riwayat sebelum dan

sesudah masuk RS.

Eliminasi

Kebiasaan BAB / BAK, frekuensi, warna, konsistensi, sebelum dan sesudah

masuk RS.

Istirahat dan tidur

Kebiasaan tidur, lamanya tidur dalam sehari sebelum dan sesudah sakit.

Personal hygiene

1. Frekuensi mandi dan menggosok gigi dalam sehari

2. Frekuensi mencuci rambut dalam seminggu

3. Dikaji sebelum dan pada saat di RS

Identifikasi masalah psikologis, sosial dan spiritual

Status psikologis

Emosi biasanya cepat tersinggung, marah, cemas, pasien berharap cepat

sembuh, merasa asing tinggal di RS, merasa rendah diri, mekanisme koping

yang negatif.

Status sosial

Merasa terasing dengan akibat klien kurang berinteraksi dengan masyarakat

lain.

Kegiatan keagamaan

Klien mengatakan kegiatan shalat 5 waktu berkurang.

Page 11: Makalah Asuhan Keperawatan Mastitis

Klasifikasi Data

1. Data pengkajian

1) Data subyektif

Data yang diperoleh langsung dari klien dan keluarga, mencakup hal-hal

sebagai berikut : klien mengatakan nyeri pada payudara, sesak dan batuk,

nafsu makan menurun, kebutuhan sehari-hari dilayani di tempat tidur,

harapan klien cepat sembuh, lemah, riwayat menikah, riwayat keluarga.

2) Data obyektif

Data yang dilihat langsung atau melalui pengkajian fisik atau penunjang

meliputi : asimetris payudara kiri dan kanan, nyeri tekan pada payudara,

hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostik.

Analisa Data

Merupakan proses intelektual yang merupakan kemampuan pengembangan daya

pikir yang berdasarkan ilmiah, pengetahuan yang sama dengan masalah yang

didapat pada klien.

2. Diagnosa keperawatan

1) Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan proses infeksi :

mastitis.

2) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

3. Perencanaan

Perencanaan keperawatan adalah pengembangan dari pencatatan perencanaan

perawatan untuk memenuhi kebutuhan klien yang telah diketahui.

Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan proses infeksi :

mastitis.

- Tujuan :

1. Nyeri berkurang/hilang.

2. Ibu dapat menyusui bayinya dengan nyaman.

3. Ibu dapat beraktifitas dengan normal

- Intervensi :

1. Ajarkan teknik relasksasi.

2. Kompres hangat pada area nyeri.

Page 12: Makalah Asuhan Keperawatan Mastitis

3. Kolaborasi pemberian obat analgetik.

- Rasional :

1. Teknik relaksasi akan sangat membantu mengurangi rasa nyeri.

2. Kompres hangat akan membantu melancarkan peredaran darah

pada area nyeri.

3. Pemberian obat analgetik bekerja mengurangi rasa nyeri.

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

- Tujuan :

1. Intake nutrisi adekuat.

2. Tidak terjadi penurunan berat badan khususnya selama masa

menyusui

- Intervensi :

1. Anjurkan pemberian makanan/nutrisi dengan porsi kecil tapi

sering.

2. Jelaskan pentingnya nutrisi khususnya pada masa menyusui.

3. Jika perlu berikan tambahan multi vitamin.

- Rasional :

1. Porsi kecil tapi sering akan lebih memberikan banyak

kesempatan bagi pasien untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.

2. Pendidikan kesehatan/penkes mengenai nutrisi akan

mendorong pasien untuk  lebih memperhatikan pemenuhan

kebutuhan nutrisinya.

3. Multi vitamin dapat meningkatkan nafsu makan

4. Penatalaksanaan

Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana

rencana keperawatan dilaksanakan : melaksanakan intervensi/aktivitas yang

telah ditentukan, pada tahap ini perawat siap untuk melaksanakan intervensi

dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan klien.

Page 13: Makalah Asuhan Keperawatan Mastitis

Agar implementasi perencanaan dapat tepat waktu dan efektif terhadap

biaya, pertama-tama harus mengidentifikasi prioritas perawatan klien,

kemudian bila perawatan telah dilaksanakan, memantau dan mencatat

respons pasien terhadap setiap intervensi dan mengkomunikasikan informasi

ini kepada penyedia perawatan kesehatan lainnya. Kemudian, dengan

menggunakan data, dapat mengevaluasi dan merevisi rencana perawatan

dalam tahap proses keperawatan berikutnya.

5. Evaluasi

Tahapan evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian

hasil yang diinginkan dan respons pasien terhadap dan keefektifan intervensi

keperawatan kemudian mengganti rencana perawatan jika diperlukan.

Tahap akhir dari proses keperawatan perawat mengevaluasi kemampuan

pasien ke arah pencapaian hasil.

Page 14: Makalah Asuhan Keperawatan Mastitis

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Mastitis adalah infeksi pada payudara yang terjadi pada 1-2 % wanita yang menyusui.

Mastitis umum terjadi pada minggu 1-5 setelah melahirkan terutama pada primipara. Infeksi

terjadi melalui luka pada puting susu, tetapi mungkin juga melalui peredaran darah. Mastitis

ditandai dengan nyeri pada payudara, kemerahan area payudara yang membengkak, demam,

menggigil dan penderita merasa lemah dan tidak nafsu makan. Terjadi beberapa minggu

setelah melahirkan. Penyebab adalah infeksi Stapilococus aureus.

Mastitis ditangani dengan antibiotika. Infeksi payudara atau mastitis perlu diperhatian

oleh ibu-ibu yang baru melahirkan. Infeksi ini biasanya terjadi kira-kira 2 minggu setelah

melahirkan yang disebabkan adanya bakteri yang hidup di permukaan payudara. Kelelahan,

stres, dan pakaian ketat dapat menyebabkan penyumbatan saluran air susu dan dari payudara

yang sedang nyeri, jika tidak segera diobati bisa terjadi abses.

Page 15: Makalah Asuhan Keperawatan Mastitis

Daftar Pustaka

Schwarz Richard H., dkk. 1997. Kedaruratan Obstetri, Edisi III. Widya Medika : Jakarta

Doenges M. 2000.  Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3. EGC : Jakarta

Dixon M., dkk. 2005. Kelainan Payudara, Cetakan I. Dian Rakyat : Jakarta

Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3.  Jakarta.

Sjamsuhidajat R. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi. EGC :  Jakarta

Tapan. 2005. Kanker, Anti Oksidan dan Terapi Komplement.  Elex Media Komputindo :

Jakarta