Nama: Melati

NPM: 1106086424

Kelas: Administrasi Negara 2011 (Paralel)

Pengertian dan Ruang Lingkup Keuangan Negara

Judul: “Introduction To Public Finance”

Pengarang: J. Richard Aronson

Data Publikasi: Public Finance. New York: Mc Graw Hill, 1985. (Chapter 1, hlm. 4- 24)

I. Pokok Pikiran

a. Keterkaitan antara keuangan negara dengan studi ekonomi, dimana keuangan negara merupakan bagian dari studi ekonomi.

b. Dalam studi ekonomi terdapat 2 (dua) pendekatan, yaitu pendekatan positif dan pendekatan normatif.

c. Keuangan negara adalah aktivitas pemerintahan dan otoritas publik.d. Pemerintah memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi, tidak hanya konsumsi;

produksi; dan distribusi tetapi juga berperan terhadap kontrol masyarakat.e. Mekanisme pasar dan kegagalannya terbagi atas 3 (tiga), yaitu dalam hal penyediaan

barang dan jasa; distribusi pendapatan; dan stabilisasi harga dan lapangan pekerjaan.

II. Pembahasan

Pada bab pembahasan ini akan dibahas mengenai pengertian dan ruang lingkup keuangan negara. Keuangan negara dengan studi ekonomi merupakan satu kesatuan, yang mana studi ekonomi merupakan sebuah gugusan besar yang tersusun atas bagian-bagian dimana keuangan negara adalah salah satu bagiannya. Adapun keuangan negara sendiri dapat dipahami melalui sifat dari studi ekonomi tersebut. Mempelajari ekonomi berarti sama dengan mempelajari tentang pengalokasian sumber daya yang terbatas, kemudian untuk mengaplikasikannya maka dibutuhkan pengetahuan mengenai cara-cara penggunaan atau pemanfaatan sumber daya yang terbatas melalui teori ekonomi. Sumber daya ekonomi terdiri atas 3 (tiga) yaitu tanah, tenaga kerja, dan modal.

Analisa dalam studi ekonomi juga dikatakan penting untuk melihat dan memperjelas kondisi perekonomian (pendekatan positif) dan juga memberikan gambaran atas standar dari kondisi perekonomian yang seharusnya (pendekatan normatif). Pendekatan positif digunakan

untuk memprediksi suatu reaksi, sedangkan pendekatan normatif digunakan untuk menentukan ketepatan dari suatu keadaan. Dalam implementasinya, untuk mempelajari bagaimana aktivitas pemerintahan dan pemegang wewenang publik (definisi: keuangan negara), maka secara otomatis ilmu ini perlu melakukan analisis terhadap pengeluaran negara dan teknik yang dilakukan untuk memenuhi pengeluaran tersebut.

Pemerintah dewasa ini memiliki suatu kekuatan atas kontrol atau intervensi terhadap masyarakat, baik yang mewakili atau pun tidak mewakili. Hal ini dapat terjadi karena di dalam badan pemerintah memiliki sifat ‘koersif’. Berangkat dari sifat dan juga ketidakpastian bahwa pemerintah akan melakukan segala sesuatu yang terbaik bagi pemerintahannya, seorang warga negara atau masyarakat dirasa perlu untuk mempelajari keuangan negara. Tentu dengan mempelajari keuangan negara akan memudahkan seorang warga negara dalam memilih dan melakukan pengontrolan terhadap perwakilannya.

Pembahasan lebih lanjut mengenai dilema antara masalah-masalah yang ada di dalam pemerintahan dengan suatu fakta yang menunjukkan tentang adanya kebutuhan dari masyarakat yang berkaitan dengan sektor publik. Adam Smith dalam buku V nya ‘the wealth of nation’ terhadap masalah-masalah keuangan negara menyatakan pendapat tentang 3 (tiga) tugas negara, yaitu:

1. Melindungi masyarakat dari kekerasan dan serangan yang biasa dilakukan oleh kekuatan militer ketika perang terjadi.

2. Melindungi masyarakat dari ketidakadilan dan penindasan, atau tugas pembangunan administrasi.

3. Mendirikan dan mempertahankan lembaga publik dan pekerjaan yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.

Untuk menyusun, membuat dan mempelajari suatu konsep modern atas kebutuhan terhadap sektor publik pada hakikatnya dapat dipelajari melalui beberapa kegagalan mekanisme pasar yang terjadi di lapangan. Kegagalan tersebut terindikasi dari:

1. Peyediaan barang dan jasa. Sebuah industri yang kompetitif yaitu industrimemiliki barang yang homogen serta penjual dan pembelinya tidak dapat mempengaruhi harga tersebut (ketersediaan barang = jumlah permintaan).

2. Distribusi pendapatan. Bagaimana suatu pendapatan dapat diolah kembali untukmemperoleh pendapatan yang lebih besar, salah satu contohnya dengan menyalurkannya untuk memperbesar faktor-faktor produksi seperti tanah, tenaga kerja dan modal.

3. Stabilitas harga dan lapangan kerja. Terdapat 4 (empat) gejolak dalam sektorekonomi (siklus bisnis), yaitu fase ledakan atau boom: suatu aktivitas ekonomi yang ditunjukkan oleh kurva yang meningkat; fase puncak atau peak: suatu kondisi dimana aktivitas ekonomi berada pada titik balik (penurunan); fase resesi atau recession: suatu aktivitas ekonomi yang ditunjukkan oleh kurva yang mengalami penurunan signifikan atau cukup jauh; fase palung atau trough: suatu kondisi dimana aktivitas ekonomi berada pada titik balik (kenaikan).

Semakin cepat perubahan kurva menunjukkan kacaunya kegiatan ekonomi, sedangkan semakin lambat perubahan kurva menunjukkan kestabilan dari kegiatan ekonomi. Dengan kata lain kegiatan ekonomi dianggap sudah cukup baik. Keempat fase di atas memiliki perbedaan dalam kemampuan penyerapan tenaga kerja maupun stabilitas harga. John Maynard Keynes dengan pendapatnya menyebutkan bahwa kegiatan ekonomi yang ada sebenarnya dipengaruhi oleh kebijakan penggunaan belanja publik dan sumber pajak.

III. Simpulan

Dari pokok pikiran dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa keuangan negara pada dasarnya berkaitan dengan ilmu lain yaitu studi ekonomi yang mempelajari tentang tata cara penggunaan sumber daya ekonomi yang terbatas. Seperti studi ekonomi keuangan negara juga memandang suatu hal dengan 2 (dua) pendekatan yaitu pendekatan positif dan normatif. Berdasarkan pengertian keuangan negara sendiri dapat dilihat bahwa peran pemerintah sangatlah diperlukan, akan tetapi bukan pemerintahan saja yang dominan. Peran serta masyarakat maupun lembaga atau organisasi non-pemerintah mutlak diperlukan dan haruslah seimbang. Karena ketiga aspek itu sendiri sangat berkaitan dan perlu adanya upaya saling bantu dalam kegiatan penyediaan barang dan jasa yang dibutuhkan untuk memenuhi keberlangsungan kegiatan sehari-hari.

Belajar dari kesalahan pun menjadi kunci dalam menemukan suatu titik cerah dalam pengelolaan keuangan negara, yaitu berusaha memperbaiki kondisi menjadi lebih baik. Dengan begitu diharapkan kepuasan atas kinerja pemerintahan dalam upaya peningkatan penyediaan barang dan jasa dapat tercapai dengan baik pula.