Sistem Administrasi Keuangan Negara

54
ii Hak Cipta © Pada : Lembaga Administrasi Negara Edisi Tahun 2008 Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110 Telp. (62 21) 3868201, Fax. (62 21) 3800187 Hukum Administrasi Negara (HAN) Jakarta - LAN - 2007 xxx hlm : 15 x 21 cm ISBN : xxx-xxxx-xx-x Bahan Ajar Diklatpim Tk. III Lembaga Administrasi Negara – Republik Indonesia Jakarta, 2008

description

Modul Diklatpim 3

Transcript of Sistem Administrasi Keuangan Negara

  • Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara

    ii

    Hak Cipta Pada : Lembaga Administrasi Negara

    Edisi Tahun 2008

    Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

    Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110

    Telp. (62 21) 3868201, Fax. (62 21) 3800187

    Hukum Administrasi Negara (HAN)

    Jakarta - LAN - 2007xxx hlm : 15 x 21 cm

    ISBN : xxx-xxxx-xx-x

    Bahan Ajar Diklatpim Tk. III

    Lembaga Administrasi Negara Republik IndonesiaJakarta, 2008

  • Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara

    Hak Cipta Pada : Lembaga Administrasi Negara

    Cetakan Kedua, Desember 2007

    Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia

    Jl. Veteran No. 10, Jakarta, 10110

    Telp. (62 21) 3868201, Fax. (62 21) 3800187

    Hukum Administrasi Negara

    Jakarta - LAN - 2007xxx hlm : 15 x 21 cm

    ISBN : 979-8619-63-3

    LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARAREPUBLIK INDONESIA

    KATA PENGANTAR

    Abad 21 menghadapkan keadaan, permasalahan, dan tantangan yangberbeda dengan yang dihadapi dalam kurun waktu sebelumnya.Perkembangan lingkungan stratejik nasional dan internasional yang kitahadapi dewasa ini dan di masa datang di Abad 21 mensyaratkanperubahan paradigma kepemerintahan, pembaruan sistem kelembaga-an, dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia dalampenyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bangsa dan dalamhubungan antar bangsa yang mengacu pada terselenggaranyakepemerintahan yang baik (good governance). Sehubungan denganitu, Pemerintah Indonesia telah melakukan perubahan-perubahanmendasar di bidang kelembaga an pemerintahan dan kepegawaian negerisipil yang juga meliputi standar kompetensinya, seperti antara laintertuang dalam UU No. 22 Tahun 1999, dan UU No. 43 Tahun 1999dengan berbagai aturan pelaksanaannya khususnya PP No. 101 Tahun2000 tentang Diklat Jabatan PNS.Sejalan dengan itu, Lembaga Administrasi Negara, Republik Indonesia(LAN-RI) menjawab tuntutan per-ubahan kelembagaan dan peningkatankompetensi aparatur tersebut dengan melakukan pembaruan KebijakanPenyeleng-garaan Pendidikan dan Pelatihan PNS yang bersasaranganda, yang terkait dan saling menunjang. Pertama, pengembanganSistem Penyelenggaraan Diklat yang ter-desentralisasi, dan kedua,pengembangan Program Kurikuler yang mengacu pada standarkompetensi yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan pemerintahannegara dan pem-bangunan bangsa.Agar Program Diklat yang sama jenis dan tingkat- nya menghasilkankeluaran yang sama pula kompetensinya, walaupun diselenggarakan olehLembaga Diklat yang berbeda, maka dilakukan standarisasi programkurikulum pendidikan dan pelatihan yang mengacu pada standar

    ii

  • Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara

    kompetensi jabatan PNS. Adanya program kurikuler yang mengacu padastandar kompetensi tersebut merupakan kunci bagi pencapaian standarkompetensi yang ditetapkan dan mantapnya pelaksanaan desentrarisasipenyelenggaraan Diklat PNS, sekaligus menanamkan semangatkebersamaan dalam Sistem Administrasi Negara Kesatuan RepublikIndonesia.Hal tersebut berlaku untuk setiap jenis dan jenjang Diklat Aparatur,termasuk Program Diklat Kepemimpinan. Program Kurikuler DiklatKepemimpinan dikembangkan dengan mengacu pada standar kom-petensi jenjang jabatan kepemimpinan PNS, dan meliputi empat bidangkajian, dan setiap bidang kajian terdiri dari sejumlah mata pendidikandan pelatihan (mata Diklat). Untuk setiap mata Diklat dalam ProgramKurikulum Diklat Kepemimpinan Tingkat III dikembangkan bahan ajaryang menjabarkan materi mata Diklat bersangkutan.Keempat bidang kajian dalam Program Diklat Kepemimpinan TingkatIII terdiri (1) Kajian Sikap Dan Perilaku, (2) Kajian Manajemen Publik,(3) Kajian Pem-bangunan, dan (4) Aktualisasi. Deskripsi mengenaikeempat bidang kajian, keseluruhan mata pendidikan dan pelatihan untuktiap bidang kajian dan ringkasan materi untuk tiap mata Diklat telahdituangkan dalam Keputusan Kepala LAN No : 540/X111/10/6/2001tentang Pedoman Penyeleng-garaan Pendidikan Dan PelatihanKepemimpinan Tingkat III.Buku Hukum Administrasi Negara ini merupakan salah satu darisejumlah bahan ajar bagi mata Diklat dalam kurikulum Program DiklatKepemimpinan Tingkat III dalam bidang kajian Manajemen Publik.Bahan ajar ini disusun sebagai media untuk membangun sebagian darikompetensi kepemimpinan yang dipersyaratkan bagi Pejabat PimpinanPNS Eselon III. Muatan bahan ajar ini hanya pokok--pokok materi yangpenting dan inti saja; perluasan dan pendalam annya diharapkan dapatdilakukan oleh Widyaiswara dalam agenda dan proses pembelajaranbersama para peserta Diklat.Penerbitan bahan ajar ini merupakan bagian dari pelaksanaan tugas dantanggung jawab yang dipercaya-kan pemerintah kepada LAN dalampembinaan Diklat PNS. Dengan penerbitan bahan ajar ini, maka kinerjasetiap penyelenggaraan Diklat Kepemimpinan Tingkat III yangdilaksanakan secara terdesentralisasi itu diharapkan di samping dapatmencapai standar kompetensi yang ditetap-kan, juga dapat lebihmemantapkan semangat kebersamaan dan pengabdian PNS sebagai

    perekat persatuan dan kesatuan bangsa, negara, dan tanah air, dan lebihmeningkat kan komitmen PNS sebagai pengemban amanat perjuanganbangsa mewujudkan cita-cita dan tujuan ber-negara sebagai-manadiungkapkan para founding fathers negara bangsa ini dalam PembukaanUUD 1945.Kami sadari bahwa masih banyak yang harus diper-baiki agar buku inidapat memenuhi kebutuhan pembaca, khususnya para Widyaiswara danPeserta Diklat. Sebab itu kritik, tanggapan, dan saran-saranpenyempurnaannya lebih lanjut sangat kami harapkan dari pembacayang budiman.

    Kepada Penulis Saudara Sugiyanto, SH, MPA. danBambang Giyanto, SH, M.Pd, serta tim fasilitator dariUniversitas Terbuka, yang telah memberikan bantuan dankerjasamanya dalam penulisan bahan ajar ini kamimenyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan.

    Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa menerima pengabdianyang kita lakukan bagi kemajuan negara, bangsa, dan tanahair ini, dan bagi terwujudnya cita-cita dan tujuan NegaraKesatuan Republik Indonesia ini, sebagai bagian dariibadah kita kepada-Nya.

    Jakarta, Desember 2007KepalaLEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA,

    S U N A R N O

    iii iv

  • Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara

    Lembar Hak Cipta. .............................................................Kata Pengantar. ...................................................................Daftar Isi. ..............................................................................Bab I Pendahuluan......................................................

    A. Latar Belakang..........................................B. Deskripsi Singkat.......................................C. Hasil Belajar..................................................D. Indikator Hasil Belajar..............................E. Materi Pokok.............................................F. Manfaat ....................................................

    Bab II Pengertian Hukum dan Negara Hukum. ..........A. Pengertian Hukum...................................B. Pengertian Negara Hukum. ....................C. Latihan .....................................................D. Rangkuman...............................................

    Bab III Indonesia Sebagai Negara Hukum. ..................A. Indonesia Sebagai Negara Hukum. ........B. Sumber-Sumber Hukum...........................C. Latihan .....................................................D. Rangkuman...............................................

    Bab IV Hukum Tata Negara dan Hukum AdministrasiNegara. ..............................................................A. Pengertian HTN dan HAN. .....................B. Perbedaan HAN dan HTN.......................C. Hubungan HAN dengan HTN. ...............D. Latihan .....................................................E. Rangkuman...............................................

    Bab V Kedudukan HAN dalam Sistem HukumNasional, Hakekat dan Cakupan HAN.................A. Kedudukan HAN dalam Sistem Hukum

    Nasional. ......................................................B. Hakekat dan Cakupan HAN. ....................

    C. Latihan .....................................................D. Rangkuman...............................................

    Bab VI Perbuatan Pemerintah. ........................................A. Jenis-Jenis Perbuatan Pemerintah...............B. Perbuatan Pemerintah Yang Bersifat Hukum

    Publik. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .C. Perbuatan Pemerintah Yang Bersifat Hukum

    Privat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .D. Freies Ermessen atau Diskresi.....................E. Latihan .....................................................F. Rangkuman...............................................

    Bab VII Pengawasan Administratif dan PengawasanYuridis Terhadap Pemerintah. .............................A. Pemerintah Sebagai Obyek Pengawasan...B. Sengketa Hukum Administrasi Negara.....C. Latihan .....................................................D. Rangkuman...............................................

    Bab VIII Peradilan Tata Usaha Negara. ...............................A. Landasan Terbentuknya PTUN. ................B. Beberapa Pengertian Dalam UU No. 5 Tahun

    1986.... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .C. Kedudukan, Susunan dan Wewenang PTUN/

    Peradilan Administrasi Negara..........................D. Upaya Hukum. ...........................................E. Upaya Administratif. ..................................F. Bidang-Bidang Yang Sering/Merupakan Sumber

    Sengketa TUN. ...............................................G. Latihan .....................................................H. Rangkuman...............................................

    Bab IX Penutup. ................................................................A. Simpulan. .....................................................B. Tindak Lanjut ..............................................

    Daftar Pustaka. ....................................................................Tim Penulis. ..........................................................................

    DAFTAR ISI

  • Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara

    1

    BAB IPENDAHULUAN

    A. Latar BelakangDalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-pokokKepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-UndangNomor 43 Tahun 1999 disebutkan bahwa Pegawai Negeri adalahsetiap warga Negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syaratyang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahitugas dalam jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya, dandigaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Tegasnya, Pegawai Negeri merupakan sumber daya manusiapelaksana penyelenggaraan pemerintahan negara yang tugasnyaberkecimpung dalam lembaga-lembaga pemerintahan dan lembaga-lembaga negara.

    Lebih lanjut dalam UU Nomor 43 Tahun 1999 disebutkan bahwaPegawai Negeri terdiri atas (1) Pegawai Negeri Sipil; (2) AnggotaTentara Nasional Indonesia; dan (3) Anggota Kepolisian RepublikIndonesia. Sedangkan Pegawai Negeri Sipil terdiri dari PegawaiNegeri Sipil Pusat dan Pegawai Negeri Sipil Daerah.

    Dalam rangka mencapai tujuan nasional untuk mewujudkanmasyarakat madani yang taat hukum, berperadaban modern,demokratis, makmur, adil dan bermoral tinggi diperlukan PegawaiNegeri Sipil (PNS) yang memiliki kompetensi dan profesionalisme.PNS sebagai unsur Aparatur Pemerintah dituntut harus mampumenjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka Negara

    Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan penuh ketaatankepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945.

    PNS sebagai Aparatur Pemerintahan bertugas memberikanpelayanan kepada masyarakat secara profesional, jujur, adil danmerata dalam penyelenggaraan tugas Negara, pemerintahan danpembangunan. Sehubungan dengan tugas yang diembannya tersebutmaka setiap PNS mempunyai kewajiban untuk (1) setia dan taatkepada Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945,Negara dan pemerintahan serta wajib menjaga persatuan dankesatuan bangsa dalam NKRI; (2) mentaati segala peraturanperundang-undangan yang berlaku dan melaksanakan tugaskedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan penuh pengabdian,kesadaran dan tanggung jawab; (3) menyimpan rahasia jabatan;(4) mengangkat sumpah/janji PNS; (5) mengangkat sumpah/janjijabatan negeri; (6) mentaati kewajiban serta menjauhkan diri darilarangan sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan PemerintahNomor 30 tahun 1980 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.

    Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut, maka PNSdipandang perlu diberikan pemahaman tentang Hukum AdministrasiNegara, karena Hukum Administrasi Negara akan memberikanbatasan kewenangan, proses dan prosedur yang boleh dilakukanoleh seorang PNS dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut,serta memberikan acuan di dalam penyelenggaraankepemerintahan yang baik. Selain itu dalam rangka memberikanperlindungan kepada warga Negara, Hukum Administrasi Negarajuga memberikan kesempatan kepada setiap warga Negara untukmengajukan gugatan kepada Peradilan Tata Usaha Negara apabiladirugikan oleh Pejabat Administrasi Negara sebagai akibatkeputusan atau kebijakan yang telah ditetapkan.

    2

  • Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara3

    B. Deskripsi SingkatHukum itu adalah himpunan atau seperangkat peraturan-peraturanyang isinya berupa perintah-perintah dan larangan-larangan yangbertujuan untuk menciptakan ketertiban atau keteraturan dalamsuatu masyarakat, oleh karena itu apabila dilanggar akan dikenakansanksi.

    Negara Indonesia sebagai Negara hukum, tentunya setiap perbuatanatau tindakan pemerintah harus didasarkan kepada hukum. Hukumdisini adalah hukum yang baik dan adil, hukum yang baik dan adiladalah hukum yang dibuat berdasar proses dan prosedur yang benarserta taat terhadap tata urutan peraturan perundang-undangan yangberlaku, selain itu hukum dibuat semata-mata bertujuan untukmewujudkan kemakmuran dan keadilan masyarakat sebagaimanadiamanatkan di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945.

    PNS sebagai aparatur pemerintahan yang mempunyai tugas sebagaipelayan masyarakat di dalam menjalankan tugas dan fungsinya tidakboleh terlepas dari hukum, karena Hukum Administrasi Negara telahmemberikan batasan kewenangan kepada Pegawai Negeri Sipilatau disebut juga sebagai Pejabat Administrasi Negara di dalammelaksanakan tugas dan fungsinya, oleh karena itu apabila PNS didalam melaksanakan tugas dan fungsinya dengan sewenang-wenangmaka akan muncul gugatan ke Peradilan Tata Usaha Negara daripihak-pihak atau masyarakat yang dirugikan sebagai akibatKeputusan Tata Usaha Negara yang telah dikeluarkan ataudiputuskan. Pengertian Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatupenetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat TataUsaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negaraberdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yangbersifat konkrit, individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukumbagi seseorang atau badan hukum perdata.

    Tugas PNS adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat, olehkarena itu PNS selalu menjadi obyek pengawasan di dalammelaksanakan tugas dan fungsinya, oleh karena itu agar PNS didalam melaksanakan tugas dan fungsinya tidak selalu menjadi obyekpengawasan, maka dalam melaksanakan tugas dan fungsinya harusselalu mengacu kepada peraturan perundang-undangan yangberlaku serta asas asas umum penyelenggaraan kepemerintahanyang baik, dengan demikian maka akan terwujud kepemerintahanyang baik atau good governance.

    C. Hasil BelajarHasil belajar pada modul Hukum Administrasi Negara ini adalahpeserta diharapkan mampu menjelaskan pengertian, obyek dancakupan hukum administrasi Negara serta keterkaitannya denganfungsi aparatur pemerintah di dalam penyelenggaraan pemerintahandan pembangunan.

    D. Indikator Hasil BelajarIndikator-indikator hasil belajar adalah :

    1. Peserta mampu memahami dan menjelaskan pengertian hukum,negara hukum dan unsur-unsur negara hukum;

    2. Peserta mampu memahami dan menjelaskan Indonesia sebagainegara hukum dan sumber-sumber hukum;

    3. Peserta mampu memahami dan menjelaskan pengertian hukumtata negara dan hukum administrasi negara;

    4. Peserta mampu memahami dan menjelaskan hubungan hukumtata negara dengan hukum administrasi negara;

    4

  • Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara

    5. Peserta mampu memahami dan menjelaskan peranan hukumadministrasi bagi aparatur pemerintah di dalam penyelenggaranpemerintahan dan pembangunan;

    6. Peserta mampu memahami dan menjelaskan pengertian dan jenisperbuatan pemerintah;

    7. Peserta mampu memahami dan menjelaskan pengertian danperan Peradilan Tata Usaha Negara;

    8. Peserta mampu memahami dan menjelaskan asas-asas umumpenyelenggaraan kepemerintahan yang baik.

    E. Materi Pokok1. Pengertian Hukum dan Negara Hukum;

    2. Indonesia sebagai negara Hukum;

    3. Pengertian Hukum Tata Negara dan Hukum AdministrasiNegara;

    4. Kedudukan Hukum Administrasi Negara dalam Sistem HukumNasional, Hakekat dan Cakupan Hukum Administrasi Negara;

    5. Perbuatan Pemerintah;

    6. Pengawasan Administratif dan Pengawasan Yuridis terhadapPemerintah;

    7. Peradilan Tata Usaha Negara.

    F. ManfaatPNS adalah merupakan aparatur pemerintahan yang bertugasmemberikan pelayanan kepada masyarakat, oleh karena itu manfaat

    yang diperoleh dari diberikan materi Hukum Administrasi Negaraadalah :

    1. memahami akan tugas dan fungsinya sebagai pelayananmasyarakat;

    2. memahami proses dan prosedur dan batasan kewenangan yangdiembannya di dalam pelaksanan tugas dan fungsinya;

    3. berhati-hati dalam melaksanakan tugas dan fungsinya;

    4. memahami dan menerapkan asas-asas umum penyelenggaraankepemerintahan yang baik;

    5. memahami resiko yang akan timbul apabila di dalam pelaksanantugas dan fungsinya menyimpang dari peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    65

  • Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara

    7

    8

    BAB IIPENGERTIAN HUKUM DAN

    NEGARA HUKUM

    Setelah membaca Bab ini, peserta Diklat diharapkan mampumenjelaskan pengertian Hukum dan Negara Hukum

    A. Pengertian HukumSebelum membahas apa itu yang dimaksud dengan HukumAdministrasi Negara (HAN), terlebih dahulu akan diuraikanbeberapa pengertian hukum yang dikemukakan oleh para sarjanahukum, yaitu :

    1. Utrech memberikan batasan Hukum adalah sebagai berikut:Hukum itu adalah himpunan peraturan-peraturan (perintah-perintah dan larangan-larangan) yang mengurus tata-tertib suatumasyarakat dan karena itu harus ditaati oleh masyarakat itu.1)

    2. S.M. Amin dalam bukunya yang berjudul Bertamasya ke AlamHukum, hukum dirumuskan sebagai berikut: Kumpulan-kumpulan peraturan-peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi-sanksi itu disebut hukum, dan tujuan hukum adalah mengadakanketatatertiban dalam pergaulan manusia, sehingga keamanan danketertiban terpelihara.2)

    3. J.C.T Simorangkir, SH dan Woerjono Sastropranoto, SHdalam bukunya yang berjudul Pelajaran Hukum Indonesiatelah diberikan definisi hukum seperti berikut: Hukum itu ialahperaturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukantingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuatoleh Badan-badan resmi yang berwajib, pelanggaran manaterhadap peraturan-peraturan tadi berakibatkan diambilnyatindakan, yaitu dengan hukum tertentu.3)

    4. H.M Tirtaatmidjaja, SH dalam buku yang berjudul Pokok -pokok Hukum Perniagaan, ditegaskan bahwa Hukum ialahsemua aturan (norma) yang harus diturut dalam tingkah lakutindakan-tindakan dalam pergaulan hidup dengan ancaman mestimengganti kerugian jika melanggar aturan-aturan itu akanmembahayakan diri sendiri atau harta, umpamanya orang akankehilangan kemerdekaannya, didenda dan sebagainya.4)

    5. Prof. Prajudi Atmosudirdjo, mengemukakan bahwa hukumadalah merupakan aturan tentang sikap dan tingkah laku orang-orang yang menjadi keyakinan bersama dari sebagian wargamasyarakat, bahwa aturan-aturan itulah yang wajib dijunjungtinggi bersama, sehingga bilamana terjadi pelanggaran terhadapaturan-aturan tingkah laku tersebut oleh seorang wargamasyarakat, maka pelanggaran tersebut akan ditindak olehpetugas yang diangkat dan ditunjuk oleh masyarakat tersebut.5)

    Adapun unsur-unsur hukum adalah :

    1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulanmasyarakat;

    2. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib;1) C.S.T Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,1986, h. 38,2) Ibid.

    3) Ibid4) Ibid.5) Prajudi Atmosudirdjo, Hukum Administrasi Negara, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1994, h. 36

  • Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara9 10

    3. Peraturan itu bersifat memaksa;

    4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas.

    Sedangkan ciri-ciri hukum adalah:

    1. Adanya perintah dan/atau larangan;

    2. Perintah dan/atau larangan itu harus dipatuhi dan ditaati setiaporang;

    3. Dibuat oleh badan-badan resmi.

    B. Pengertian Negara HukumSejarah pemikiran tentang negara hukum ini nampaknya sejalandengan sejarah perkembangan manusia untuk menghapus sistempemerintahan absolut. Seperti diketahui, kerajaan-kerajaan di jamandahulu sampai pada awal modern, pada umumnya diselenggarakanoleh para penguasa secara absolut. Bentuk negara seperti ini bertahanterus sampai beberapa abad yang lalu dan baru mulai tergeser setelahkonsep negara hukum formal muncul dan hak-hak asasi manusiamulai dilindungi.

    Konsep negara hukum telah menjadi suatu masalah yang menarikdan banyak disoroti oleh berbagai ahli guna dibahas dalam diskusi-diskusi. Persoalan ini pada dasarnya telah lama dijadikan bahanperbincangan, sebab sejak dahulu kala orang telah mencari artinegara hukum, diantaranya Plato dan Aristoteles.

    1. Plato mengemukakan bahwa penyelenggaraan negara yang baikialah yang didasarkan pada pengaturan (hukum) yang baik.6)

    2. Aristoteles mengemukakan bahwa ide negara hukum yangdikaitkan denga arti negara yang dalam perumusannya masihterkait kepada polis. Bagi Aristoteles yang memerintahkannegara adalah bukanlah manusia, melainkan pikiran yang adil,dan kesusilaanlah yang menentukan baik buruknya suatu hukum.Manusia perlu dididik menjadi warga negara yang baik, yangbersusila, yang akhirnya akan menjelmakan manusia yangbersikap adil. Apabila keadaan semacam ini telah terwujud, makaterciptalah suatu negara hukum.7)

    3. Hugo Krabbe berpendapat bahwa negara seharusnya negarahukum (rechtsstaat) dan setiap tindakan negara harusdidasarkan pada hukum atau harus dapat dipertanggungjawabkan pada hukum.8)

    4. Menurut HR Ridwan ada tiga unsur pemerintahan yangberkonstitusi yaitu pertama, pemerintah dilaksanakan untukkepentingan umum; kedua pemerintahan dilaksanakan menuruthukum yang berdasarkan ketentuan-ketentuan umum, bukan hukumyang dibuat secara sewenang-wenang; ketiga, pemerintahan yangdilaksanakan atas kehendak rakyat, bukan merupakan paksaan-tekanan yang dilaksanakan oleh pemerintahan despotik.9)

    C. Unsur-Unsur Negara HukumSalah seorang ahli yang cukup berjasa dalam mengemukakankonsepsinya mengenai Negara hukum adalah F.J Stahl, seorangsarjana dari Jerman. Menurut beliau :Negara harus menjadi Negarahukum, itulah semboyan dan sebenarnya juga menjadi daya

    6) Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2006, hlm.2

    7) Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim dalam Donald A. Rumokoy, Perkembangan TipeNegara Hukum dan peranan Hukum Administrasi Negara Di dalamnya, Dimensi-Dimensipemikiran Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta : UII Press, 2001, hlm.18) Ibid.9) Ibid.

  • Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara11 12

    pendorong perkembangan pada zaman baru ini. Negara harusmenentukan secermat-cermatnya jalan-jalan dan batas-bataskegiatannya sebagaimana lingkungan (suasana) kebebasan wargaNegara menurut hukum itu dan harus menjamin suasana kebebasanitu tanpa dapat ditembus. Negara harus mewujudkan ataumemaksakan gagasan akhlak dari segi Negara, juga secara langsungtidak lebih jauh daripada seharusnya menurut suasana hukum.

    Konsep Negara hukum muncul secara eksplisit pada abad ke 19 yaitudengan munculnya konsep rechtsstaats dari Freidrich Julius Stahl.Menurut Julius Stahl, unsur-unsur-unsur Negara hukum adalah:

    1. Adanya jaminan terhadap hak asasi manusia (grondrechten);

    2. Adanya pembagian kekuasaan (scheiding van machten);

    3. Pemerintahan haruslah berdasarkan peraturan-peraturan hukum(wet matigheid van het bestuur);

    4. Adanya peradilan administrasi (administrasi rechspraak).

    Kalau di Eropa Kontinental berkembang konsep Negara hukum(Rechtsstaat), maka di Inggris berkembang konsep yang dinamakanRule of Law. Rule of Law tidak menjadi amat populer oleh uraianA.V Dicey dalam bukunya yang berjudul Law and theConstitution (1952). Dalam buku tersebut beliau mengatakanbahwa unsur-unsur Rule of Law mencakup:

    1. Supremasi aturan-aturan hukum (supremacy of law); tidakadanya kekuasaan sewenang-wenang (absence of arbitrarypower), dalam arti bahwa seseorang hanya boleh dihukum kalaumelanggar hukum;

    2. Kedudukan yang sama dalam menghadapi hukum (equalitybefore the law), dalil ini berlaku baik untuk orang biasa maupunpejabat;

    3. Terjaminnya hak-hak manusia oleh Undang-Undang Dasar sertakeputusan sewenang-wenang Pengadilan.

    International Commision of Jurists, yang merupakan suatuorganisasi ahli hukum internasional dalam konferensinya di Bangkoktahun 1965 sangat memperluas konsep Rule of Law danmenekankan apa yang dinamakan the dynamic aspects of theRule of Law the modern age. Dikemukakan bahwa syarat-syaratdasar untuk terselenggaranya pemerintah yang demokratis di bawahRule of Law ialah:

    1. Perlindungan konstitusional, dalam arti bahwa konstitusi selaindari menjamin hak-hak individu, harus menentukan juga caraprosedural untuk memperoleh perlindungan atas hak-hak yangdijamin;

    2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak (independentand impartial tribunals);

    3. Pemilihan Umum yang bebas;

    4. Kebebasan untuk menyatakan pendapat;

    5. Kebebasan untuk berserikat/berorganisasi dan beroposisi;

    6. Pendidikan kewarganegaraan.

    Moh Kusnardi dan Bintan R. Saragih, menyatakan bahwa ciri-ciri khas bagi suatu Negara hukum adalah adanya:

    1. Pengakuan dan perlindungan atas hak-hak asasi manusia;

    2. Peradilan yang bebas dari pengaruh sesuatu kekuasaan ataukekuatan lain dan tidak memihak;

    3. Legalitas dalam arti hukum dalam segala bentuknya.

  • Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara13 14

    Dalam perkembangannya konsepsi negara hukum tersebut kemudianmengalami penyempurnaan, yang secara umum dapat dilihatdiantaranya 10):

    1. Sistem pemerintahan negara yang didasarkan atas kedaulatanrakyat;

    2. Bahwa pemerintah dalam melaksanakan tugas dan kewajibannyaharus berdasar atas hukum atau peraturan perundang-undangan;

    3. Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia (warga negara);

    4. Adanya pembagian kekuasaan;

    5. Adanya pengawasan dari badan-badan peradilan (rechterlijkecontrole) yang bebas dan mandiri, dalam arti lembaga peradilantersebut benar-benar tidak memihak dan tidak berada di bawahpengaruh eksekutif;

    6. Adanya peran yang nyata dari anggota-anggota masyarakat atauwarga negara untuk turut serta mengawasi perbuatan danpelaksanaan kebijaksanaan yang dilakukan oleh pemerintah;

    7. Adanya sistem perekonomian yang dapat menjamin pembagianyang merata sumber daya yang diperlukan bagi kemakmuranwarga negara.

    D. LatihanJawablah pertanyaan di bawah ini.

    1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hukum?

    2. Sebutkan unsur-unsur hukum?

    3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan negara hukum?

    4. Jelaskan apa yang melatarbelakangi muncul negara hukum?

    5. Sebutkan unsur-unsur daru negara hukum?

    E. RangkumanHukum itu ialah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yangmenentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakatyang dibuat oleh Badan-badan resmi yang berwajib, pelanggaranmana terhadap peraturan-peraturan tadi berakibatkan diambilnyatindakan, yaitu dengan hukum tertentu.

    Dengan memperhatikan pengertian hukum sebagaimana telahdiuraikan di atas maka dapat dikatakan bahwa unsur-unsur hukumadalah:

    1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulanmasyarakat;

    2. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib;

    3. Peraturan itu bersifat memaksa;

    4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas.

    Sedangkan ciri-ciri hukum adalah:

    1. Adanya perintah dan/atau larangan;

    2. Perintah dan/atau larangan itu harus dipatuhi dan ditaati setiaporang;

    3. Dibuat oleh badan-badan resmi.

    Sedangkan ide adanya negara hukum adalah dalam rangkamemberikan batasan kewenangan yang dilaksanakan oleh penguasapada saat berkuasa. Adapun pengertian dari negara hukum adalah10) Ridwan HR, Loc. Cit.

  • Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara15

    16

    suatu negara di mana segala tindakan atau perbuatan penyelenggaranegara atau pemerintah harus didasarkan kepada hukum.

    Sebagai negara hukum, maka negara di dalam menjalankankekuasaannya harus memperhatikan unsur-unsur dari negarahukum, yaitu:

    1. Adanya jaminan terhadap hak asasi manusia (grondrechten);

    2. Adanya pembagian kekuasaan (scheiding van machten);

    3. Pemerintahan haruslah berdasarkan peraturan-peraturan hukum(wet matigheid van het bestuur);

    4. Adanya peradilan administrasi (administrasi rechspraak).

    BAB IIIINDONESIA SEBAGAI NEGARA HUKUM

    Setelah membaca Bab ini, peserta Diklat diharapkan mampumenjelaskan pengertian Indonesia sebagai negara hukum.

    A. Indonesia sebagai Negara HukumBerbagai pernyataan yang mencerminkan Indonesia sebagai negarahukum antara lain:

    1. UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 (setelahdiamandemen) pasal 1 ayat (3) disebutkan bahwa NegaraIndonesia adalah negara hukum;

    2. Bab X Pasal 27 ayat (1) yang menyatakan segala warga Negarabersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintah wajibmenjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak adakecualinya;

    3. Dalam sumpah/janji Presiden/Wakil Presiden, terdapat kata-katamemegang teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankansegala Undang-Undang dan peraturannya dengan selurus-lurusnya;

    4. Pasal 28 ayat (5) Untuk penegakkan dan melindungi hak asasimanusia sesuai dengan prinsip negara hukum yang demokratis,maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur dandituangkan dalam peraturan perundang-undangan;

  • Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara17 18

    5. Pasal 28 Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusiaorang lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa danbernegara;

    6. Dalam penjelasan UUD 1945 yang sekarang sudah dihapus tentangSistem Pememerintahan Negara, tapi maknanya masih dapat dipakaiyaitu: Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum(Rechtsstaat), tidak berdasarkan kekuasaan belaka (Machtsstaat),dan Pemerintah berdasarkan sistem konstitusi (hukum dasar) tidakbersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas);

    7. Dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 10 tahun 2004 tentangPembentukan Peraturan Perundang-undangan disebutkanSebagai Negara yang mendasarkan pada Pancasila danUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,segala aspek kehidupan dalam bidang kemasyarakatan,kebangsaan, dan kenegaraan termasuk pemerintahan harussenantiasa berdasarkan atas hukum.

    Negara berdasarkan atas hukum ditandai oleh beberapa asas, antaralain asas bahwa semua perbuatan atau tindakan pemerintahan ataunegara harus didasarkan pada ketentuan hukum dan peraturanperundangan yang sudah ada sebelum perbuatan atau tindakan itudilakukan. Campur tangan atas hak dan kebebasan seseorang ataukelompok masyarakat hanya dapat dilakukan berdasarkan aturan-aturan hukum tertentu. Asas ini lazim disebut asas legalitas(legaliteitsbeginsel). Untuk memungkinkan kepastian perwujudanasas legalitas ini, harus dibuat berbagai peraturan hukum antaralain peraturan perundang-undangan. Selain salah satu asas yangtelah disebutkan di atas Prajudi Atmosudirdjo menyebutkan bahwaasas-asas pokok negara hukum ada tiga, yakni:

    1. Asas monopoli paksa (Zwangmonopoli);

    2. Asas persetujuan rakyat;

    3. Asas persekutuan hukum (rechtsgemeenschap).11)

    Asas monopoli paksa berarti, bahwa: monopoli penggunaankekuasaan negara dan monopoli penggunaan paksaan untukmembuat orang menaati apa yang menjadi keputusan penguasanegara hanya berada di tangan pejabat penguasa negara yangberwenang dan berwajib untuk itu. Jadi siapapun yang lain dari yangberwenang/berwajib dilarang, artinya barang siapa melakukanpenggunaan kekuasaan negara dan menggunakan paksaan tanpawewenang sebagaimana dimaksud di atas disebut main hakimsendiri.

    Asas persetujuan Rakyat berarti, bahwa orang (warga masyarakat)hanya wajib tunduk, dan dapat dipaksa untuk tunduk, kepadaperaturan yang dicipta secara sah dengan persetujuan langsung(Undang-Undang formal) atau tidak langsung (legislasi delegatif,peraturan atas kuasa Undang-Undang) dari DPR. Jadi bilamanaada peraturan (misalnya: mengadakan pungutan pembayaran atausumbangan wajib) yang tidak diperintahkan atau dikuasakan olehUndang-Undang, maka peraturan itu tidak sah, dan HakimPengadilan wajib membebaskan setiap orang yang dituntut olehkarena tidak mau menaatinya, dan bilamana Pejabat memaksakanperaturan tersebut, maka dia dapat di tuntut sebagai penyalahgunaankekuasaan negara, minimal digugat sebagai perkara perbuatanpenguasa yang melawan hukum.

    Asas persekutuan hukum berarti, bahwa: Rakyat dan penguasanegara bersama-sama merupakan suatu persekutuan hukum(rechtsgemeenschap, legal partnership), sehingga para PejabatPenguasa Negara di dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya,serta di dalam menggunakan kekuasaan negara mereka tundukkepada hukum (sama dengan Rakyat/warga masyarakat). Berarti

    11) Prajudi Atmosudirdjo, op. cit., h. 22

  • Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara19 20

    baik para pejabat penguasa negara maupun para warga masyarakatberada di bawah dan tunduk kepada hukum (Undang-Undang) yangsama.

    Negara berdasarkan atas hukum harus didasarkan atas hukum yangbaik dan adil. Hukum yang baik adalah hukum yang demokratisyang didasarkan atas kehendak rakyat sesuai dengan kesadaranhukum rakyat, sedangkan hukum yang adil adalah hukum yangmemenuhi maksud dan tujuan setiap hukum, yakni keadilan. Hukumyang baik dan adil perlu di kedepankan, utamanya guna melegitimasikepentingan tertentu, baik kepentingan penguasa, kelompok maupunrakyat. Hukum adakalanya dijadikan alasan legalitas untukmelindungi kepentingan penguasa atau kelompok tertentu, sehinggaatas dasar legalitas tersebut kekuasaan dapat dilakukan secarasewenang-wenang. Oleh karena itu suatu negara yang menyatakandiri sebagai negara hukum dapat dengan mudah menjadi negarayang diktator, karena walaupun negara tersebut berlaku hukum dinegara tersebut, namun hukum yang dibuat didasarkan kepadakepentingan penguasa.

    B. Sumber-sumber HukumNegara Indonesia telah menyatakan diri sebagai negara hukum olehkarena itu segala perbuatan pemerintah atau penyelenggara Negaraharus berdasarkan kepada hukum yang berlaku.

    Sehubungan dengan hal tersebut di dalam penyelenggaraan negaraIndonesia sebagai negara hukum yang dijadikan sebagai sumberhukum administrasi negara sebagaimana dikemukakan oleh PhilipusM. Hadjon dkk dalam buku Pengantar Hukum AdministrasiIndonesia adalah sebagai berikut:

    1. Pancasila;

    2. Undang-Undang Dasar 1945;

    3. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;

    4. Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah sebagai penggantiUndang-Undang;

    5. Peraturan Pemerintah;

    6. Peraturan Presiden;

    7. Peraturan Menteri dan Surat Keputusan Menteri;

    8. Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah;

    9. Yurisprudensi;

    10.Hukum Tidak tertulis;

    11. Hukum Internasional;

    12.Keputusan Tata Usaha Negara;

    13.Doktrin12).

    1. Pancasila

    Di dalam Ketetapan MPR No. III/MPR/2000 tentang SumberHukum Dan Tata Urutan Peraturan Perundangan-undanganadalah sebagai berikut: sumber hukum dasar nasional adalahPancasila sebagaimana yang tertulis dalam PembukaanUndang-Undang Dasar 1945, yaitu Ketuhanan Yang MahaEsa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia,dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalampermusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu

    12) Philipus . Hadjon dkk, op. cit., h. 52-65

  • Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara21 22

    Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia; dan BatangTubuh UUD 1945.

    Pancasila dijadikan sebagai sumber hukum dasar nasionaldisebabkan Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa,kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita mengenaikemerdekaan individu, kemerdekaan bangsa, perikemanusiaan,keadilan sosial, perdamaian nasional dan mondial, cita-cita politikmengenai sifat, bentuk dan tujuan negara, cita-cita moralmengenai kehidupan keagamaan seluruh rakyat Indonesia.

    2. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945

    Undang-Undang Dasar 1945 adalah merupakan manifestasi darikonsep dan alam pikiran Bangsa Indonesia yang lazim disebutdengan Hukum Dasar Tertulis. Undang-Undang Dasar 1945sebagai Hukum Dasar Tertulis, hanya memuat dan mengaturhal-hal yang prinsip dan garis-garis besar saja serta mengaturhal-hal yang sangat mendasar tentang jaminan hak-hak dankewajiban-kewajiban asasi manusia, susunan ketatanegaraan(the structure of government) yang bersifat mendasar, sertaberbagai aturan yang mendasar dalam berbagai kehidupan.

    Undang-Undang Dasar 1945 yang ditetapkan oleh Panitia PersiapanKemerdekaan Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945 yang terdiridari Pembukaan, Batang Tubuh dan Penjelasan pasal demi pasal.Batang tubuh terdiri dari 16 Bab, 37 Pasal 4 Pasal Aturan Peralihandan 2 Ayat Aturan Tambahan (sebelum diamandemen), namunsetelah dimandemen sistematika UUD 1945 terdiri dari Pembukaandan Batang Tubuh, Batang Tubuh terdiri dari 16 Bab (21 Babtermasuk satu Bab tentang penghapusan), 37 Pasal (73 pasal), 3Pasal Aturan Peralihan dan 2 Pasal Aturan Tambahan.

    UUD 1945 tidak menegaskan mengenai kedudukan UUD 1945dalam sistem hukum Indonesia. Baru pada tahun 1966 melaluiKetetapan MPRS Nomor XX/MPRS/1966 ditegaskan bahwaUUD 1945 adalah peraturan perundang-undangan dan menempatitata urutan tertinggi atas segala jenis peraturan perundang-undangan. Walaupun UUD 1945 tidak menegaskan kedudukandan sifat hukum UUD 1945, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwaUUD 1945 merupakan kaidah yang khusus. Hal ini tampak darikewenangan penetapan MPR dan tata cara perubahan yangberbeda dengan peraturan perundang-undangan yang lain.Kekhususan ini mencerminkan kedudukannya dalam sistemhukum Indonesia, karena itu tidak bertentangan dengan semangatUUD 1945, apabila Tap MPRS menempatkan UUD 1945 padaurutan teratas dalam tata urutan peraturan perundang-undanganIndonesia.

    Di dalam Ketetapan MPR Nomor III/MPR/2000, UUD 1945ditempatkan pada urutan teratas dalam sumber hukum dan tataurutan peraturan perundang-undangan di Indonesia dewasa ini,selain itu UUD 1945 juga merupakan hukum dasar tertulis, halini sebagaimana disebutkan di dalam Ketetapan MPR No.III/MPR/2000 yaitu UUD 1945 merupakan hukum dasar tertulisNegara Republik Indonesia, memuat dasar dan garis besar hukumdalam penyelenggaraan negara.

    Hal yang sama juga sebagaimana dimuat dalam Undang-UndangNomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan PeraturanPerundang-undangan, dimana menempatkan Undang-UndangDasar Negara Kesatuan Republik Indonesia pada urutanpertama.

  • Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara23

    3. Ketetapan MPR

    Ketetapan Majelis Permusyawatan Rakyat Republik Indonesiaadalah merupakan keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyatsebagai pengemban kedaulatan rakyat yang ditetapkan dalamsidang-sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat. Di dalam UUD1945 tidak secara tegas menentukan adanya Tap MPR sebagaisalah satu jenis peraturan perundang-undangan. Bentuk TapMPR dan sifatnya sebagai peraturan perundang-undangantumbuh sebagai praktek ketatanegaraan (mulai tahun 1960).Baru pada tahun 1966 berdasarkan Tap MPRS No.XX/MPRS/1966, Tap MPR dijadikan sebagai salah satu bentuk peraturanperundang-undangan, sebagaimana ditegaskan dalam Tap MPRSNo.XX/MPRS/1966 bahwa Tap MPR sebagai salah satu jenisperaturan perundang-undangan.

    Perlu dikemukakan bahwa dalam pengambilan keputusan-keputusannya, MPR mewadahi dalam dua jenis keputusan yaitubersifat Ketetapan MPR dan Keputusan MPR. Yang dimaksuddengan Ketetapan MPR adalah Keputusan Majelis yangmempunyai kekuatan hukum mengikat ke luar (MPR) dan kedalam (MPR), sedangkan yang dimaksud dengan KeputusanMPR adalah Keputusan Majelis yang mempunyai kekuatanhukum mengikat ke dalam saja. Walaupun kedua keputusan MPRitu dibuat dan dikeluarkan oleh MPR, akan tetapi hanya KetetapanMPR yang mempunyai arti penting dalam bidang hukum(peraturan perundang-undangan).

    Dilihat dari segi materi muatannya Ketetapan MPR dapatdibedakan menjadi:

    a. Ketetapan MPR yang materi muatannya memenuhi unsur-unsur peraturan perundang-undangan;

    b. Ketetapan MPR yang materi muatannya bersifat penetapanadministrasi (beschiking);

    c. Ketetapan MPR yang materi muatannya bersifat perencanaan;

    d. Ketetapan MPR yang materi muatannya bersifat pedoman.

    4. Undang-Undang

    Dalam UUD 1945 pasal 5 ayat (1) (setelah diamandemen)disebutkan bahwa Presiden berhak mengajukan rancanganUndang-Undang kepada DPR. Lebih lanjut dalam pasal 20UUD 1945 disebutkan bahwa:

    a. DPR memegang kekuasaan membentuk Undang-Undang(Ayat (1));

    b. Setiap rancangan Undang-Undang dibahas oleh DPR danPresiden untuk mendapat persetujuan bersama (Ayat (2) );

    c. Jika rancangan Undang-Undang itu tidak mendapat per-setujuan bersama, rancangan Undang-Undang itu tidak bolehdiajukan lagi dalam persidangan DPR masa itu (Ayat (3));

    d. Presiden memegang rancangan Undang-Undang yangdisetujui bersama untuk menjadi Undang-Undang (Ayat (4));

    e. Dalam hal rancangan Undang-Undang yang telah disetujuibersama tersebut tidak disahkan oleh Presiden dalam waktutiga puluh (30) hari semenjak rancangan undang-undangtersebut disetujui, rancangan Undang-Undang tersebut sahmenjadi Undang-Undang dan wajib diundangkan (Ayat (5)).

    Pada pasal 21 disebutkan bahwa anggota DPR berhakmengajukan usul rancangan Undang-Undang. Undang-Undangmerupakan bentuk peraturan perundang-undangan yang palingluas jangkauan materi muatannya, dapatlah dikatakan tidak ada

    24

  • Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara25 26

    lapangan kehidupan dan kegiatan kenegaraan, pemerintahan,masyarakat dan individu yang tidak dapat dijangkau untuk diaturoleh Undang-Undang. Bidang yang tidak dapat diatur olehUndang-Undang hanyalah hal-hal yang sudah diatur oleh UUDatau Tap MPR, atau sesuatu yang oleh Undang-Undang itusendiri telah didelegasikan pada bentuk peraturan perundang-undangan lain. Tetapi tidak berarti bahwa materi muatan yangdiatur oleh UUD 1945 dan Tap MPR tidak dapat menjadi materimuatan Undang-Undang. Undang-Undang tetap dapat mengaturbagian atau wujud tertentu dari materi muatan UUD atau TapMPR. Hal ini nampak pada Undang-Undang organik yang padadasarnya merupakan materi muatan UUD, tetapi karena sifatnyayang rinci maka diserahkan kepada Undang-Undang untukmengatur.

    5. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang(PERPU)

    Dalam Pasal 22 UUD 1945 (setelah diamandemen) disebutkanbahwa:

    a. Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, Presidenberhak menetapkan peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang (Ayat (1));

    b. Peraturan pemerintah itu harus mendapat persetujuan DPRdalam persidangan yang berikut (Ayat (2));

    c. Jika tidak mendapat persetujuan, maka peraturan pemerintahitu harus dicabut (Ayat (3)).

    Perpu pada dasarnya adalah sebuah Peraturan Pemerintah yangdibuat oleh Pemerintah karena kondisi yang sangat mendesakdan tidak memungkinkan untuk membuat Undang-Undang,

    namun demikian harus mendapat persetujuan dari DPR untukmenjadi Undang-Undang. Pemberian derajat yang sejajardengan Undang-Undang ini, karena materi muatannyasemestinya diatur dengan Undang-Undang, tetapi karena suatukegentingan yang memaksa, dibuat dengan PeraturanPemerintah sebagai pengganti Undang-Undang.

    Dalam pembuatan suatu Perpu harus memenuhi kriteria-kriteriasebagai berikut:

    a. Hanya dikeluarkan dalam hal ihwal kegentingan yangmemaksa (UUD 1945 Pasal 22 ayat 1);

    b. Perpu tidak boleh mengatur mengenai hal-hal yang diaturdalam UUD atau Tap MPR;

    c. Perpu tidak boleh mengatur mengenai keberadaan dan tugaswewenang Lembaga Negara, tidak boleh ada Perpu yang dapatmenunda atau menghapuskan kewenangan Lembaga Negara;

    d. Perpu hanya boleh mengatur ketentuan Undang-Undangyang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan.

    Terdapat perbedaan di dalam membuat Undang-Undang denganmembuat Peraturan Pemerintah sebagai pengganti Undang-Undang yaitu:

    a. Undang-Undang dibuat atas usul Presiden dibahas danbersama-sama dengan DPR untuk mendapat persetujuan,dan dibuat dalam keadaan yang tidak memaksa;

    b. Sedangkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang adalah sebagai berikut:

    (1) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undanghanya dibuat Presiden saja, Dewan Perwakilan Rakyattidak dilibatkan dalam pembuatan peraturan tersebut;

  • Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara27 28

    (2)Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang itudibuat dalam kegentingan yang memaksa.

    Walaupun Presiden mempunyai hak untuk mengeluarkanPeraturan Pemerintah sebagai Pengganti Undang-Undang, didalam Pasal 22 ayat (2) UUD 1945 menyebutkan bahwaPeraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang harusmendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dalampersidangan yang berikut. Apabila tidak mendapat persetujuandari DPR maka peraturan pemerintah sebagai pengganti Undang-Undang tersebut harus dicabut.

    Lebih lanjut ditegaskan kembali di dalam Ketetapan MPR No.III/MPR/2000 disebutkan bahwa peraturan pemerintah penggantiUndang-Undang dibuat oleh Presiden dalam hal ihwalkegentingan yang memaksa, dengan ketentuan sebagai berikut:

    a. Peraturan pemerintah pengganti Undang-Undang harusdiajukan ke Dewan Perwakilan Rakyat dalam persidanganyang berikut;

    b. Dewan Perwakilan Rakyat dapat menerima atau menolakperaturan pemerintah pengganti Undang-Undang dengantidak mengadakan perubahan;

    c. Jika ditolak Dewan Perwakilan Rakyat, peraturan pemerintahpengganti Undang-Undang harus dicabut.

    6. Peraturan Pemerintah

    Peraturan Pemerintah dibuat dan dikeluarkan oleh Pemerintahuntuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya,seperti disebutkan dalam pasal 5 ayat (2) UUD 1945.

    Peraturan Pemerintah memuat aturan-aturan yang bersifatumum. Peraturan Pemerintah dibuat dan dikeluarkan olehPemerintah tidak harus berdasarkan ketentuan yang tegas dalam

    suatu Undang-Undang. Namun demikian Presiden dapatmempertimbangkan untuk menetapkan Peraturan Pemerintahuntuk melaksanakan Undang-Undang.

    7. Keputusan Presiden dan Peraturan Presiden

    Semenjak diberlakunya Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan dibedakanantara Keputusan Presiden dengan Peraturan Presiden.

    Keputusan Presiden adalah Keputusan yang materi muatannyabersifat menetapkan (beschiking), Keputusan Presiden inibersifat konkrit-individual dan final, merupakan keputusan tatausaha negara, sehingga tidak termasuk salah satu jenis peraturanperundang-undangan,.

    Sedangkan Peraturan Presiden adalah keputusan Presiden yangmateri muatannya bersifat pengaturan (regeling), dan materinyabersifat umum sehingga termasuk salah satu jenis peraturanperundang-undangan.

    Keputusan Presiden maupun Peraturan Presiden dibuat olehPresiden sebagai pelaksanaan kewenangan Presiden baik sebagaiKepala Negara maupun sebagai Kepala Pemerintahan. Namundemikian dasar wewenang Presiden untuk menetapkanKeputusan/Peraturan Presiden tidak disebutkan secara tegasdalam UUD 1945, berbeda dengan wewenang Presiden dalammembuat dan menetapkan UU, Perpu dan PP. Wewenangmembuat dan menetapkan Keputusan/Peraturan Presidenmelekat secara inheren pada kedudukan Presiden sebagaipemegang kekuasaan pemerintahan sebagaimana dimaksuddalam UUD 1945 pasal 4 ayat (1). Sebagai pemegang kekuasaanpemerintahan, Presiden dengan sendirinya mempunyai berbagaiwewenang untuk membuat keputusan baik yang bersifat

  • Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara29 30

    8. Peraturan Menteri dan Keputusan Menteri

    Peraturan Menteri adalah suatu peraturan yang dikeluarkan olehseorang Menteri yang berisi ketentuan-ketentuan tentang bidangtugasnya. Selain Peraturan Menteri terdapat pula KeputusanMenteri yaitu Keputusan Menteri yang bersifat khusus mengenaimasalah tertentu sesuai dengan bidang tugasnya.

    9. Peraturan Daerah (PERDA) dan Keputusan KepalaDaerah

    Peraturan Daerah merupakan peraturan untuk melaksanakanaturan hukum di atasnya dan menampung kondisi khusus daridaerah yang bersangkutan. Peraturan Daerah untuk tingkatPropinsi dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)bersama-sama dengan Gubernur, Peraturan Daerah untuk tingkatKabupaten/Kota dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah(DPRD) bersama-sama dengan Bupati/Walikota.

    Peraturan Daerah dibuat untuk melaksanakan otonomi atau tugaspembantuan (medebewind). Materi muatan Peraturan Daerahdibidang tugas pembantuan ditentukan sesuai dengan jenis tugaspembantuan. Peraturan Daerah untuk melaksanakan otonomimeliputi seluruh urusan rumah tangga otonomi.

    Selain Peraturan Daerah, Pemerintah Daerah dalam rangkamenjalankan roda pemerintahan di daerah terdapat pulaKeputusan Kepala Daerah yang dibuat dan dikeluarkan olehKepala Daerah tanpa harus mendapat persetujuan DPRD.

    10. Yurisprudensi

    Yurisprudensi adalah merupakan salah satu sumber hukum yangkita kenal dalam sistem hukum di Indonesia, sebagai sumberhukum, yurisprudensi biasanya disebut bersama-sama denganhukum tertulis, hukum tidak tertulis dan doktrin.

    Yurisprudensi dalam arti sempit adalah ajaran hukum yangtersusun dari dan dalam peradilan, yang kemudian dipakai sebagailandasan hukum. Selain pengertian tersebut, yurisprudensi jugadiartikan sebagai himpunan-himpunan keputusan pengadilanyang disusun secara sistematik.

    11. Hukum Tidak Tertulis

    Di dalam Penjelasan Umum UUD 1945 disebutkan bahwaUndang-Undang Dasar suatu negara ialah hanya sebagian darihukumnya dasar negara itu. Undang-Undang Dasar ialah hukumdasar yang tertulis, sedang di sampingnya Undang-UndangDasar itu berlaku juga hukum dasar yang tidak tertulis, ialahaturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktekpenyelenggaraan kenegaraan meskipun tidak tertulis. Lebihlanjut di dalam Ketetapan Majelis Permusyawaratan RakyatNo. III/MPR/2000 disebutkan bahwa sumber hukum terdiri atassumber hukum tertulis dan tidak tertulis.

    12. Hukum Internasional

    Hukum Internasional ialah keseluruhan kaedah-kaedah danasas-asas yang mengatur hubungan atau persoalan yangmelintasi batas-batas negara, yaitu :

    a. Antar negara dengan negara;

    b. Antar negara dengan subyek hukum bukan negara satu sama lain.

  • Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara31 32

    Dalam Piagam Perserikatan Bangsa-bangsa, Pasal 38 ayat (1),dalam mengadili perkara yang diajukan kepada MahkamahInternasional akan dipergunakan:

    a. Perjanjian-perjanjian internasional, baik yang bersifat umummaupun khusus, yang mengandung ketentuan-ketentuanhukum yang diakui secara tegas oleh negara-negara yangbersengketa;

    b. Kebiasaan-kebiasaan internasional, sebagai bukti dari suatukebiasaan umum yang telah di terima sebagai hukum;

    c. Prinsip-prinsip hukum umum yang diakui oleh bangsa-bangsayang beradab, dan

    d. Keputusan pengadilan dan ajaran-ajaran yang palingterkemuka dari berbagai negara sebagai sumber tambahanbagi penetapan kaedah-kaedah hukum (MochtarKusumaatmadja, 1982: hlm. 107-108).

    13. Keputusan Tata Usaha Negara (administratieve beschiking)

    Sumber hukum lain dalah hukum administrasi negara adalahKeputusan Tata Usaha Negara atau Keputusan Pejabat Administrasi.

    14. Doktrin

    Doktrin adalah pendapat-pendapat para pakar dalam bidangnyamasing-masing yang berpengaruh. Pendapat yang dikemukakanini sering dipergunakan sebagai sumber dalam pengambilankeputusan, terutama oleh para hakim.

    Sumber-sumber hukum negara Republik Indonesia sebagaimanatersebut di atas yang dijadikan sebagai dasar atau bahan di dalampembuatan atau penyusunan peraturan perundang-undanganadalah merupakan perwujudan dari negara Indonesia sebagai

    negara Hukum. Hal ini dapat dilihat di dalam Undang-UndangDasar 1945 yang dijadikan sebagai Dasar Negara RepublikIndonesia (Groundwet).

    Sebagai negara hukum, segala perbuatan penguasa atau pejabatadministrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan gunamencapai masyarakat adil dan makmur sebagaimana diamanat-kan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 harusdidasarkan kepada peraturan perundang-undangan yang berlakudi negara Indonesia.

    Sumber hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangandi Indonesia sebagaimana ditetapkan di dalam Ketetapan MPRNo. III/MPR/2000, adalah sebagai berikut:

    1. Undang-Undang Dasar 1945;

    2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;

    3. Undang-Undang;

    4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu);

    5. Peraturan Pemerintah;

    6. Keputusan Presiden;

    7. Peraturan Daerah.

    Dalam Ketetapan MPR No III/MPR/2000 terdapat perbedaansumber hukum dan tata urutan peraturan perundang-undanganyang selama ini diatur dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966. di dalam Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966disebutkan bahwa susunan sumber hukum dan tata urutanperaturan perundang-undangan adalah sebagai berikut:

    1. Undang-Undang Dasar 1945;

    2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;

  • Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara33 34

    3. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu);

    4. Peraturan Pemerintah;

    5. Keputusan Presiden;

    6. Peraturan-peraturan Pelaksana lainnya, seperti: PeraturanMenteri, Instruksi Menteri dan sebagainya.

    Terdapat perbedaan sumber hukum dan tata urutan peraturanperundang-undangan yang diatur oleh Ketetapan MPR No. III/MPR/2000 dengan Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966.

    Berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentangPembentukan Peraturan Perundang-Undangan, maka susunan-nya sebagaimana dimuat dalam pasal 7 ayat (1) adalah sebagaiberikut:

    1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

    2. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu);

    3. Peraturan Pemerintah;

    4. Peraturan Presiden;

    5. Peraturan Daerah.

    Peraturan Daerah sebagaimana dimaksud pada butir 5 meliputi:

    1. Peraturan Daerah Propinsi dibuat oleh Dewan PerwakilanRakyat Daerah Propinsi bersama dengan Gubernur;

    2. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota dibuat oleh DewanPerwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota bersamadengan Bupati/Walikota;

    3. Peraturan Desa/Peraturan yang setingkat dibuat oleh BadanPerwakilan Desa atau nama lainnya bersama dengan kepalaDesa atau nama lainnya.

    Selain peraturan perundang-undangan sebagaimana disebutkandi atas, diakui keberadaanya dan mempunyai kekuatan hukummengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-Undangan yang lebih tinggi antara lain peraturan yang dikeluarkanoleh Majelis Permusyawaratan Rakyat dan Dewan PerwakilanRakyat, Dewan perwakilan Daerah, Mahkamah Agung,Mahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan, BankIndonesia, Menteri, kepala badan, lembaga, atau komisi yangsetingkat yang dibentuk oleh Undang-Undang atau pemerintahatas perintah Undang-Undang, Dewan Perwakilan RakyatDaerah Propinsi, Gubernur, Dewan Perwakilan Rakyat Kabupa-ten/Kota, Bupati/Walikota,Kepala Desa atau yang setingkat.

    Sehubungan dengan adanya amandemen terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, makatelah mempengaruhi terhadap aturan-aturan yang berlakumenurut Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945, dan dengan diberlakukannya Undang-UndangNomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Per-undang-undangan, di mana menempatkan Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia, di mana Ketetapan Majelis Per-musyawaratan Rakyat tidak termasuk dalam hierarki PeraturanPerundang-Undangan, maka mengakibatkan perlunya dilakukanpeninjauan terhadap materi dan status hukum Ketetapan MajelisPermusyawaratan Rakyat sementara dan Ketetapan MajelisPermusyawaratan Rakyat Republik Indonesia.

    Berdasarkan Ketetapan Majelis Permusyawaratan RakyatRepublik Indonesia Nomor I/MPR/2003 tentang PeninjauanTerhadap Materi dan Status Hukum Ketetapan MPRS dan

  • Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara35 36

    MPR-RI Taun 1960 sampai dengan Tahun 2002 adalah sebagaiberikut:

    1. Delapan Ketetapan MPRS dan MPR RI dinyatakan dicabut(pasal 1);

    2. Tiga Kertetapan MPRS dan MPR RI dinyatakan tetapberlaku (pasal 2);

    3. Delapan Ketetapan MPRS dan MPR RI dinyatakan dicabut(pasal 3);

    4. Sebelas Ketetapan MPRS dan MPR RI dinyatakan tetapberlaku sampai dengan terbentuknya Undang-Undang(pasal 4);

    5. Lima Ketetapan MPRS dan MPR RI dinyatakan masihberlaku sampai dengan ditetapkannya Peraturan TataTertib yang baru oleh Majelis Permusyawaratan RakyatRepublik Indonesia hasil Pemilihan Umum Tahun 2004;

    6. Seratus Empat Ketetapan MPRS dan MPR RI yang tidakperlu dilakukan tindakan hukum lebih lanjut, baikkarena bersifat einmalig (final), telah dicabut, maupuntelah selesai dilaksanakan.

    C. LatihanJawablah pertanyaan di bawah ini!

    1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Negara hukum?

    2. Sebutkan ketentuan-ketentuan dalam UUD Negara RepublikIndonesia Tahun 1945 yang menyatakan negara Indonesia adalahnegara hukum?

    3. Jelaskan mengapa Pancasila dijadikan sebagai sumber hukumnasional?

    4. Jelaskan apa perbedaan Keputusan Presiden dengan PeraturanPresiden?

    5. Apakah dengan dikeluarkannya UU No. 10 Tahun 2004 tentangPembentukan Peraturan Perundangan, Ketetapan MPR No. IIITahun 2000 masih berlaku? Jelaskan.

    D. RangkumanNegara Indonesia adalah Negara hukum, hal ini tercermin dalamPasal-Pasal UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, antaralain Pasal 1 ayat (3) yang berbunyi Negara Indonesia adalah Negarahukum. Sebagai negara yang berdasarkan atas hukum tentunyasegala perbuatan atau tindakan pemerintah atau Negara harusdidasarkan pada ketentuan hukum dan peraturan perundang-undanganyang sudah ada sebelum perbuatan atau tindakan tersebutdilaksanakan.

    Hukum dan peraturan perundang-undangan yang ada haruslahdidasarkan pada hukum dan peraturan perundang-undangan yangbaik dan adil. Hukum yang baik adalah hukum yang demokratisyang didasarkan atas kehendak rakyat sesuai dengan kesadaranrakyat, sedangkan hukum yang adil adalah hukum yang memenuhimaksud dan tujuan setiap hukum, yakni keadilan.

    Untuk dapat menciptakan hukum yang baik dan adil tentunya tidakterlepas dari proses dan prosedur pembuatannya, oleh karena itu didalam pembuatan harus didasarkan pada alasan dan tujuan yangjelas , atau harus didasarkan kepada landasan filosofis, yuridis dansosiologis, selain itu harus taat terhadap tata urutan peraturanperundang-undangan yang ada serta peraturan perundang-undanganyang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturanperundang-undangan yang lebih tinggi.

  • Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara37 38

    BAB IVHUKUM TATA NEGARA DAN

    HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

    Setelah membaca Bab ini, peserta Diklat diharapkan mampumenjelaskan pengertian Hukum Tata Negara dan HukumAdministrasi Negara serta perbedaan dan hubungannya

    A. Pengertian Hukum Tata Negara dan HukumAdministrasi NegaraSebelum membahas apa itu Hukum Administrasi Negara ataudisingkat HAN, terlebih dahulu perlu dikemukakan adanya beragamperistilahan yang dipergunakan untuk istilah HAN. Keragamanperistilahan yang dipergunakan untuk HAN juga muncul di-lingkungan Perguruan Tinggi Cq. Fakultas Hukum di Indonesia, adayang menggunakan istilah Hukum Administrasi Negara (HAN),Hukum Tata Pemerintahan (HTP), Hukum Tata Usaha Negara(HTUN). Namun setelah ada kesepakatan para pengasuh matakuliah hukum di Cibulan pada tanggal 26-28 Maret 1973, FakultasHukum baik negeri maupun swasta lebih banyak menggunakanperistilahan hukum administrasi negara, walaupun masih ada jugayang menggunakan istilah Hukum Tata Pemerintahan.

    Beberapa pengertian Hukum Tata Negara yang dikemukakan olehahli:

    1. Hans Kelsen, Hukum Tata Negara ialah hukum mengenaiNegara der wohlende staat yang memberi bentuk Negara,hal mana tercantum dalam Undang-Undang Dasarnya;

    2. J.H.A Logemann dalam bukunya Over de Theorie van eenStellig Staatsrecht mengatakan, bahwa Hukum Tata Negaraialah serangkaian kaidah hukum mengenai jabatan atau kumpulanjabatan di dalam Negara dan mengenai lingkungan berlakunyahukum dari suatu Negara. Dalam buku Het Staatsrecht vanIndonesia disebutkan bahwa Hukum Tata Negara itu ialahhukum organisasi negara;

    3. C. van Vollenhoven mengatakan bahwa Hukum Tata Negaramerupakan hukum tentang distribusi kekuasaan Negara;

    4. Djokosutono memandang Hukum Tata Negara sebagai hukummengenai organisasi jabatan-jabatan Negara di dalam rangkapandangan mereka terhadap Negara sebagai organisasi;

    5. G. Pringgodigdo mengemukakan bahwa Hukum Tata Negaraialah hukum mengenai konstitusi Negara dan konstelasi dariNegara, dank arena itu Hukum Tata Negara disebut juga HukumKonstitusi Negara (hukum mengenai konstitusi);

    6. Kusumadi Pudjosewojo mengemukakan bahwa Hukum tataNegara ialah hukum yang mengatur bentuk negara dalamhubungan kesatuan atau federal dan bentuk pemerintah dalamhubungan kerajaan atau republik yang menunjuk masyarakat-masyarakat hukum yang atasan dan masyarakat bawahanbeserta tingkat imbangannnya (hierarki) yang selanjutnyamenunjukkan alat-alat perlengkapan Negara yang memegangkekuasaan penguasa dari masyarakat-masyarakat hukum itubeserta susunan (terdiri dari seorang atau sejumlah orang),wewenang tingkatan imbangan dari dan antara alat-alatperlengkapan itu.

    37

  • Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara39 40

    Selanjutnya akan diuraikan beberapa pengertian HAN yangdikemukakan oleh para ahli hukum, di antaranya:

    1. E. Utrecht mengetengahkan HAN (hukum pemerintahan)adalah menguji hubungan hukum istimewa yang diadakan akanmemungkinkan para pejabat (Ambsdrager) administrasi negaramelakukan tugas mereka yang khusus. Selanjutnya E. Utrechtmenjelaskan bahwa HAN adalah yang mengatur sebagianlapangan pekerjaan administrasi negara13).

    2. Cornelis van Vollenhouven mengemukakan bahwa HAN ialahke semua kaidah-kaidah hukum yang bukan hukum tata negaramateriil, bukan hukum perdata materiil dan bukan hukum pidanamateriil (Teori residu)14).

    3. J.M Baron de Gerando mengemukakan bahwa obyek hukumadministrasi adalah peraturan-peraturan yang mengatur hubungantimbal balik antara pemerintah dan rakyat (Le droit administratifa pour object le regles qui regissent les rapports reciproquesde ladministration avec les administres)15).

    4. Prof. Mr.J. Oppenheim mengemukakan bahwa HukumAdministrasi Negara adalah keseluruhan aturan-aturan hukumyang harus diperhatikan oleh alat perlengkapan negara danpemerintahan jika menjalankan kekuasaannya. Jadi pada asasnyamengatur negara dalam keadaan bergerak (Staat inbeweging)16).

    5. Dr. Mr. H.J Romijn mengemukakan bahwa Hukum administrasinegara adalah keseluruhan aturan-aturan hukum yang mengaturnegara dalam keadaan bergerak.17)

    6. Prajudi Atmosudirdjo mengemukakan bahwa HAN adalahhukum mengenai seluk beluk administrasi negara ( HANheteronom) dan hukum yang dicipta atau merupakan hasil buatanadministrasi negara (HAN otonom)18)

    Di atas telah dijelaskan tentang pengertian Hukum, Negara Hukum,Hukum Tata Negara dan Hukum Administrasi Negara, untukmelengkapi pembahasan tentang Hukum Administrasi Negara, makaakan dikemukakan beberapa pengertian Administrasi Negarasebagaimana yang dikemukakan oleh para sarjana administrasinegara yaitu:

    1. Leonard D. White dalam bukunya yang berjudul Introductionto the study of Public Administration, memberikan pendapatsebagai berikut: Administrasi Negara terdiri atas semua kegiatanNegara dengan maksud untuk menunaikan dan melaksanakankebijaksanaan Negara (Public Administration consist of allthose operations having for the purpose the fulfillment andenforcement of public policy).19)

    2. Herbert A. Simon dkk. dalam bukunya berjudul PublicAdministration, mengemukakan bahwa Administrasi Negara(Amerika Serikat) adalah Kegiatan-kegiatan daripada bagian-bagian badan eksekutif pemerintahan nasional, negara bagian,pemerintah daerah; dewan-dewan dan panitia-panitia yangdibentuk oleh Kongres; dan badan pembuat undang-undang

    13) Philipus M. Hadjon dkk, Pengantar Hukum Administrasi Indonesia (Introduction to theIndonesiaa Administrative Law), Yogyakarta: Gajahmada University Press, 1993, h. 24.14) CST Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,1986, h. 44715) Philipus M. Hadjon dkk, op. cit. h. 2216) M. Nata Saputra, Hukum Administrasi Negara, Bandung: Alumni, 1988, h. 7.

    17) Ibid, h. 818) Kuntjoro Purbopranoto, Beberapa Catatan Hukum Tata Pemerintahan Indonesia dan

    Peradilan Administrasi Negara, Bandung: Alumni, 1975, h. 2619) Soewarno Handayaningrat, Administrasi Pemerintahan Dalam Pembangunan Nasional,Jakarta: Haji Masagung, 1988, h. 2

  • Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara41 42

    negara bagian; perusahaan-perusahaan negara; dan badan-badankenegaraan lain yang mempunyai ciri khusus. Secara khususdikecualikan adalah badan-badan yudikatif dan legislatif di dalamadministrasi pemerintahan dan non administrasi pemerintahan.20)

    3. Dimock & Koenig memberikan definisi bahwa AdministrasiNegara mempunyai pengertian yang luas dan sempit. Dalampengertian yang luas Administrasi Negara didefinisikan sebagaikegiatan dari pada Negara dalam melaksanakan kekuatanpolitiknya, sedangkan dalam pengertian sempit, AdministrasiNegara didefinisikan sebagai suatu kegiatan dari pada badaneksekutif dalam penyelenggaraan pemerintahan.21)

    4. Prof. Prajudi Atmosudirdjo memberikan tiga arti dariAdministrasi Negara yakni (i). sebagai aparatur negara, aparaturpemerintahan, atau sebagai institusi politik (kenegaraan); (ii).administrasi negara sebagai fungsi atau sebagai aktivitasmelayani Pemerintah yakni sebagai kegiatan pemerintahoperasional dan; (iii). administrasi negara sebagai proses teknispenyelenggaraan Undang-undang.22) Pada bagian lain Prajudijuga menjelaskan bahwa Administrasi Negara adalah tugas dankegiatan-kegiatan : (a). melaksanakan dan menyelenggarakankehendak-kehendak (strategi, policy) serta keputusan-keputusan Pemerintah secara nyata (implementasi); (b).menyelenggarakan Undang-Undang (menurut pasal-pasalnya)sesuai dengan peraturan-peraturan pelaksanaan yang ditetapkanoleh Pemerintah.23)

    B. Perbedaan HAN dengan HTNAda beberapa pendapat yang mengemukakan tentang perbedaanantara HAN dengan HTN, yaitu:

    1. Prof. Mr.J. Oppenheim

    Hukum Tata Negara ialah keseluruhan aturan-aturan hukum yangmengadakan alat-alat perlengkapan dan mengatur kekuasaannya.Jadi pada asasnya mengatur negara dalam keadaan diam (Staatin rust), sedangkan Hukum Administrasi Negara ialahkeseluruhan aturan-aturan hukum yang harus diperhatikan olehalat perlengkapan negara atau pemerintah jika menjalankankekuasaannya.

    2. Fritz Flener

    Hukum Tata Negara mengatur negara dalam keadaan pasif,sedangkan HAN mengatur negara dalam keadaan aktif.

    3. Dr.Mr.H.J Romijn

    Hukum Tata Negara ialah keseluruhan aturan-aturan hukum yangmengatur negara dalam keadaan statis. Sedangkan Hukumadministrasi negara ialah aturan-aturan hukum yang mengaturnegara dalam keadaan dinamis.

    4. Cornelis van Vollenhouven

    Hukum Administrasi Negara ialah keseluruhan aturan yang sejakberabad-abad tidak termasuk Hukum Tata Negara materiil,Hukum Perdata Materiil dan Hukum Pidana materiil. Lebih lanjutvan Vollenhouven membagi Hukum administrasi negara dalam4 bagian yaitu sebagai berikut:

    a. Bestuurs Recht berarti hukum yang mengatur pemerintahan;

    b. Justitie Recht yaitu hukum peradilan;

    20) Ibid.21) Ibid.22) Prajudi Atmosudirdjo, Ibid., h. 4323) Ibid. h. 12

  • Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara43 44

    c. Politie Recht yaitu hukum kepolisian;

    d. Regelaars Recht yaitu hukum yang mengatur perundang-undangan.

    C. Hubungan HAN dengan HTNDi atas telah dikemukakan tentang perbedaan antara HukumAdministrasi Negara dengan Hukum Tata Negara, namunperbedaan tersebut tidak berarti antara HAN dengan HTN tidakterdapat hubungan. Obyek dari HTN adalah keseluruhan aturan-aturan hukum yang mengatur struktur/bangunan/susunan umumdari suatu negara, seperti yang diatur di dalam UUD 1945, UUtentang Pemerintah Daerah dan sebagainya, sedangkan obyek dariHAN adalah keseluruhan aturan-aturan hukum yang mengaturkomposisi dan wewenang alat-alat perlengkapan badan-badanhukum publik (negara dan atau daerah-daerah otonom (misalnyaUU Kepegawaian, UU Perumahan dan sebagainya).

    Logeman mengemukakan di dalam bukunya Het Staats rechtvan Indonesie, Hukum Tata Negara adalah ajaran tentangwewenang (competentie leer), sedangkan Hukum AdministrasiNegara adalah ajaran tentang hubungan hukum khusus (leer vander bijzondere rechts betrekkingen). Lebih lanjut Logemanmengemukakan bahwa penyelidikan tentang sifat, bentuk, akibatdari segala perbuatan hukum ialah tugas Hukum AdministrasiNegara. Hukum Tata Negara mengajarkan jabatan-jabatan namayang berwenang menjalankannya.

    Peraturan Hukum Tata Negara ialah peraturan yang menentukanalat-alat perlengkapan mana yang berwenang memberikan suatuizin (vergunning). Sedangkan peraturan hukum administrasi negaraialah peraturan-peraturan khusus yang memberi wewenang kepadaalat-alat perlengkapan negara atau pemerintah untuk mengeluarkan

    suatu izin tertentu. Prajudi Atmosudirdjo mengemukakan bahwahubungan antara Hukum Administrasi Negara dan Hukum TataNegara adalah mirip-mirip dengan relasi antara Hukum Dagangdengan Hukum Perdata, di mana Hukum Dagang merupakanpengkhususan atau spesialisasi dari Hukum Perikatan di dalamHukum Perdata. Dengan demikian Prajudi Atmosudirdjomemandang Hukum Administrasi Negara sebagai suatupengkhususan atau spesialisasi belaka dari salah satu bagian dariHukum Tata Negara, yakni hukum mengenai administrasi daripada negara, oleh karena itu antara hukum tata negara dan hukumadministrasi negara memiliki hubungan yang erat. Keterkaitan inidapat dilihat apa yang diungkapkan oleh Van Vollenhouven yaitu:badan pemerintah tanpa aturan hukum negara akan lumpuh, olehkarena badan ini tidak mempunyai wewenang apapun atauwewenangnya tanpa berketentuan, dan badan pemerintah tanpahukum administrasi akan bebas sepenuhnya, oleh karena badan inidapat menjalankan wewenangnya menurut kehendaknya sendiri.24)

    Lebih lanjut ten Berg mengemukakan bahwa hukum administrasinegara adalah sebagai perpanjangan dari Hukum Tata Negara atauhukum sekunder dari Hukum Tata Negara.25)

    Jadi dengan demikian terdapat hubungan yang erat antara HukumTata Negara dengan Hukum Administrasi Negara. Hukum TataNegara adalah hukum mengenai konstitusi dari pada negara secarakeseluruhan, sedangkan Hukum Administrasi Negara adalah yangkhusus hanya kepada administrasinya saja.

    24) Ridwan, HR, Hukum Administrasi Negara, Yogyakarta: UII Press, 2002, h. 3625) Ibid.

  • Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara45 46

    D. LatihanJawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini.

    1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Hukum Tata Negara ?

    2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Hukum AdministrasiNegara;

    3. Jelaskan apa perbedaan dan persamaan Hukum Tata Negaradan Hukum Administrasi Negara ?

    4. Jelaskan hubungan antara Hukum Tata Negara dengan HukumAdministrasi Negara;

    5. Jelaskan kenapa Hukum Tata Negara disebutkan negara dalamkondisi tidak bergerak (statis), sedangkan Hukum AdministrasiNegara disebutkan negara dalam kondisi bergerak (dinamis).

    E. RangkumanBeberapa pengertian Hukum Tata Negara yang telah diuraikan diatas, apabila disimpulkan maka pengertian Hukum Tata Negaraadalah hukum yang mengatur tentang berdirinya suatu lembaganegara, tugas dan fungsi suatu lembaga negara serta hubunganantara lembaga negara yang satu dengan lembaga negara yanglainnya. Sedangkan pengertian Hukum Administrasi Negara adalahkeseluruhan aturan-aturan hukum yang harus diperhatikan oleh alatperlengkapan negara dan pemerintahan jika menjalankankekuasaannya.

    Dari dua pengertian tersebut di atas, memang terdapat perbedaan,namun demikian antara Hukum Tata Negara dengan HukumAdministrasi Negara memiliki hubungan yang erat, karena sama-sama obyeknya adalah Negara, karena Hukum Administrasi Negaramempunyai tugas untuk mengawasi jalannya tugas dan fungsi yang

    dijalankan oleh lembaga-lembaga negara yang termasuk dalam ruanglingkup Hukum Tata Negara.

    Sehubungan dengan hal tersebut di atas Hukum Tata Negara disebutjuga negara dalam keadaan tidak bergerak (negara dalam keadaanstatis), hal ini karena HTN hanya mengatur mengenai organ-organnegara, sedangkan Hukum Administrasi Negara disebut juga negaradalam keadaan bergerak (negara dalam keadaan dinamis) karenaHukum Administrasi Negara mengatur administrasinya saja, sepertikewenangan untuk memberikan perijinan oleh suatu instansipemerintah termasuk juga administrasi di dalam proses dan prosedurpembuatan ijin.

  • Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara

    47

    48

    BAB VKEDUDUKAN HUKUM ADMINISTRASI

    NEGARA DALAM SISTEM HUKUMNASIONAL, HAKEKAT DAN CAKUPAN

    HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

    Setelah membaca Bab ini, peserta Diklat diharapkanmampu menjelaskan Kedudukan Hukum AdministrasiNegara dalam Sistem Hukum Nasional, Hakekat dan

    Cakupan Hukum Administrasi Negara

    A. Kedudukan Hukum Administrasi Negara dalamSistem Hukum NasionalKeberadaan HAN itu sendiri di dalam hukum secara keseluruhan,M. Nata Saputra melakukan pembagian hukum menurut isinyasebagaimana pada halaman berikut:

    Gambar 1: Bagan Pembagian Hukum

    Pada pengertian Hukum Administrasi Negara sebagaimana telahdikemukakan di atas telah dijelaskan bahwa Hukum AdministrasiNegara adalah peraturan-peraturan yang mengatur hubungan timbalbalik antara pemerintah (penguasa) dengan rakyatnya. HukumAdministrasi Negara berisi peraturan-peraturan yang menyangkutadministrasi. Administrasi itu sendiri berarti pemerintah, dengandemikian hukum administrasi (administratief recht) dapat jugadisebut hukum pemerintahan.

    Prajudi Atmosudirdjo memberikan definisi kerja Hukum AdministrasiNegara adalah hukum yang mengatur seluk beluk dari padaadministrasi negara. Sedangkan administrasi negara mempunyaipengertian yang sifatnya kombinatief (Verzamelterm) yakni :

    HUKUMHUKUM

    HukumEkonomi

    HukumPidana

    Hukum Transitur (Hukum peralihan, hukum antar waktu)

    HukumPublik

    Hukum Publik dalam Arti kata sempit

    (=hukum negara dalamarti kata luas)

    Hukum Perburuhan

    Hukum Acara

    Hukum Pajak

    Hukum antar negara (hukum publik internasional)

    Hukum negara dalam arti kata sempit (hukum tata

    Negara)

    Hukum Administrasi Negara

    Hukum Acara Administrasi

    Hukum Acara Private

    Hukum Acara Pidana

    HukumPrivat

    HukumPerselisihan

    Hukum Perdata

    Hukum Dagang

    Hukum PerselisihanNasional

    Hukum PerselisihanInternasional = hukum

    privat internasional

    Hukum Intergentil(Hukum antar golongan)

    Hukum Interlokal

    Hukum Interregional

    Hukum antar agama

  • Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara49

    1. Administrasi negara sebagai organisasi;

    2. Administrasi yang secara khas mengejar tercapainya tujuan yangbersifat kenegaraan (publik), artinya tujuan-tujuan yangditetapkan Undang-Undang secara dwingend recht (hukumyang memaksa).

    Dalam sistem hukum nasional, hukum administrasi negara adalahmerupakan sub sistem dari sistem hukum nasional, karena masih adasub sistem lainnya, yaitu hukum tata negara, hukum lingkungan, hukumekonomi, hukum keluarga dan sebagainya. Dikatakan hukumadministrasi negara merupakan sub sistem dari sistem hukum nasionalkarena hukum administrasi negara hanya mengatur sebagian darilapangan pekerjaan administrasi negara, sedangkan lapangan pekerjaanadministrasi negara lainnya diatur oleh HTN atau hukum lainnya.

    HAN sebagai sub sistem hukum dari sistem hukum nasional harusdidasarkan kepada Pancasila dan UUD 1945. Apabila di gambarkansistem hukum nasional adalah sebagai berikut:

    Gambar 2: Sistem Hukum Nasional26)

    Keterangan :

    1. Lingkaran 1 : Pancasila

    2. Lingkaran 2 : UUD 1945

    3. Lingkaran 3 : Peraturan Perundang

    4. Lingkaran 4 : Yurisprudensi

    5. Lingkaran 5 : Hukum Kebiasaan

    B. Hakekat dan Cakupan Hukum AdministrasiNegaraHAN adalah merupakan hukum yang menguji hubungan hukumistimewa yang diadakan akan memungkinkan para pejabat(ambtsdrager) administrasi negara melakukan tugas mereka yangkhusus, dan HAN berisi peraturan-peraturan yang menyangkutadministrasi serta memberikan pembatasan-pembatasan kepadapenguasa dalam mengatur masyarakat. Dari uraian tersebut di atasmaka hakekat HAN mengatur hubungan-hubungan antara alat-alat Pemerintahan (bestuur-sorganen) dengan individu masyarat(hubungan ekstern), memberikan perlindungan kepada warganegaranya atau masyarakat dari tindakan sewenang-wenangaparatur pemerintah atau negara.

    Dalam hal ini HAN berperan mengatur, membatasi dan mengujihubungan hukum antara warga negaranya dengan penguasa ataupejabat administrasi negara, hubungan hukum tersebut terjadi karenaadanya pemerintah menjalankan tugas-tugas umum pemerintahandan pembangunan melalui pengambilan keputusan pemerintah

    50

    27) S. Prajudi Atmosudirdjo, op. cit., h. 4926) Gambar diadop dari CFG Sunaryati Hartono, Politik Hukum Menuju Satu Sistem HukumNasional, Bandung: Alumni, 1991, h. 63

  • Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara51 52

    (regeringsbesluit) yang bersifat strategi, policy atau ketentuan-ketentuan umum (algemene bepalingen), dan melalui tindakan-tindakan pemerintahan (regerings maatregelen) yang bersifatmenegakkan ketertiban umum, hukum, wibawa negara, dankekuasaan negara. Oleh karena itu HAN bertujuan untuk menjaminadanya administrasi negara yang bonafide, artinya yang tertib, sopan,berlaku adil dan obyektif, jujur, efisien dan fair (sportif), sehinggakeputusan (penetapan) administrasi yang dikeluarkan oleh pejabatadministrasi (penguasa) dapat diprotes atau dilawan oleh wargamasyarakat yang bersangkutan bilamana menurut pendapatnyamengandung kekurangan, kesalahan atau kekeliruan.

    Adapun cakupan HAN sebagaimana dikemukakan oleh PrajudiAtmosudirdjo adalah HAN mengatur wewenang, tugas, fungsi, dantingkah laku para Pejabat Administrasi Negara27). Sedangkanmenurut Van WijkKonjnenbelt dan P. de Haan Cs menyebutkanbahwa hukum administrasi negara meliputi :

    1. Mengatur sarana bagi penguasa untuk mengatur danmengendalikan masyarakat;

    2. Mengatur cara-cara partisipasi warga negara dalam prosespengaturan dan pengendalian tersebut;

    3. Perlindungan hukum (rechtsbesherming);

    4. Menetapkan norma-norma fundamental bagi penguasa untukpemerintahan yang baik (algemene beginselen van behoorlijkbestuur)28).

    Jadi cakupan HAN disini meliputi:

    1. Memberikan perlindungan hukum kepada warga masyarakat;

    2. Mengatur wewenang, tugas, fungsi, dan tingkah laku para PejabatAdministrasi Negara;

    3. Menetapkan norma-norma fundamental bagi penguasa untukpemerintahan yang baik.

    C. LatihanIsilah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini :

    1. Jelaskan mengapa Hukum Administrasi Negara masuk ke dalamhukum publik?

    2. Jelaskan kedudukan Hukum Administrasi Negara dalam systemhukum nasional?

    3. Jelaskan beberapa sumber hukum Hukum Administrasi Negara?

    4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan hubungan hukumistimewa dalam Hukum Administrasi Negara ?

    5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tugas tertentu dalamHukum Administrasi Negara ?

    D. RangkumanSistem Hukum Nasional terdiri dari berbagai sub-sub sistem hukumyang ada di Indonesia, oleh karena itu Hukum Administrasi Negaramerupakan salah satu sub system hukum nasional Indonesia, karenamasih banyak sub-sub system hukum yang lain , seperti HukumTata Negara, Hukum Perdata, Hukum Pidana dan sebagainya.Sebagai salah satu sub sistem hukum nasional tentunya HukumAdministrasi Negara memegang peranan yang sangat penting dalammensukseskan pembangunan nasional guna mencapai suatumasyarakat yang adil dan makmur sebagaimana diamanatkan olehPembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik IndonesiaTahun 1945.

  • Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara53

    54

    Hukum Administrasi Negara sebagai salah satu sub sistem hukumNasional di dalam melaksanakan tugasnya tidak terlepas dariperaturan perundang-undangan yang ada di Indonesia, oleh karenaitu sumber hukum dari Hukum Administrasi Negara di antaranyaadalah Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945,Undang-Undang dan peraturan perundang-undangan yang lain.

    Hukum Administrasi Negara mempunyai fungsi untuk mengujihubungan hukum istimewa antara pejabat administrasi Negara didalam melaksanakan tugas mereka yang khusus dengan wargamasyarakat, maka Hukum Administrasi Negara akan selalumengawasi jalannya fungsi-fungsi lembaga Negara yang dilaksana-kan oleh pejabat administrasi Negara, agar fungsi-fungsi tersebuttidak dijalankan secara sewenang-wenang terutama terhadapkeputusan atau kebijakan yang diambil atau ditetapkan.

    Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka cakupan HukumAdministrasi Negara adalah :

    1. Mengatur sarana bagi penguasa untuk mengatur danmengendalikan masyarakat;

    2. Mengatur cara-cara partisipasi warga negara dalam prosespengaturan dan pengendalian tersebut;

    3. Perlindungan hukum (rechtsbesherming);

    4. Menetapkan norma-norma fundamental bagi penguasa untukpemerintahan yang baik (algemene beginselen van behoorlijkbestuur).

    BAB VIPERBUATAN PEMERINTAH

    Setelah membaca Bab ini, peserta Diklat diharapkanmampu menjelaskan pengertian, Jenis-jenis Perbuatan

    Pemerintah dan sifat-sifatnya

    A. Jenis-Jenis Perbuatan PemerintahDalam menjalankan tugasnya penyelenggara pemerintahan atauadministrasi negara melakukan berbagai macam perbuatan melaluiberbagai kebijakan. Perbuatan-perbuatan penyelenggara pemerintahtersebut dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

    1. Perbuatan non yuridis yaitu perbuatan pemerintah yang tidakberakibat hukum atau sering juga disebut perbuatan pemerintahyang didasarkan pada fakta-fakta saja (feitelijke handeling),seperti perbuatan pemerintah untuk meresmikan jembatan dansebagainya.

    2. Perbuatan yuridis (rechtshandeling) yaitu perbuatan pemerintahyang berakibat hukum.

    Bagi hukum administrasi negara yang lebih penting adalah perbuatanyang dilakukan oleh penyelenggara pemerintahan atau negara yangberakibat hukum, dan yang bukan perbuatan hukum dalam hukumadministrasi negara tidak penting atau tidak dipermasalahkan.

  • Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara55 56

    B. Perbuatan Pemerintah yang Bersifat HukumPublikPerbuatan pemerintah yang bersifat hukum publik dapat digolongkanmenjadi dua macam, yaitu :

    1. Perbuatan hukum publik yang bersegi dua, dan

    2. Perbuatan hukum publik yang bersegi satu.

    Perbuatan hukum publik yang bersegi dua yaitu perbuatan yangdilakukan oleh penyelenggara negara atau pemerintah di dalammengadakan hubungan hukum dengan subyek hukum lainnya.

    Perbuatan hukum publik yang bersegi satu yaitu perbuatan yangdiadakan oleh alat-alat kelengkapan negara atau pemerintah menurutsuatu wewenang istimewa, diberi nama beschikking atau disebutjuga penetapan atau perbuatan penetapan (beschikkinghandeling).

    Ketetapan itu dibuat dengan maksud untuk menyelenggarakanhubungan-hubungan hukum, baik dalam lingkungan alat negara(staatsorgaan) yang membuatnya ketetapan-ketetapan intern(interne beschikking) maupun menyelenggarakan hubungan-hubungan antara alat negara yang membuatnya dengan seorangpartikelir atau badan privat atau antara dua atau lebih alat negaraatau ketetapan ketetapan eksteren (externe beschikking).

    Perbuatan pemerintah (bestuursdaad) yang dibicarakan hanyalahperbuatan hukum publik yang bersegi satu yang dibuat denganmaksud menyelenggarakan hubungan antara pemerintah denganseorang partikelir atau badan swasta atau hubungan antara duaatau lebih alat negara, yaitu ketetapan ekstern. Bagi praktek

    administrasi negara maka ketetapan ekstern itu menjadi perbuatanadministrasi negara yang terpenting.

    C. Perbuatan Pemerintah yang Bersifat HukumPrivatPembagian antara perbuatan hukum publik dan perbuatan hukumprivat bukanlah pembagian yang absolut, karena sering jugaadministrasi negara mengadakan hubungan hukum dengan subyekhukum lain berdasarkan hukum privat. Misalnya, administrasi negaramenyewa atau menyewakan ruangan (Pasal 1548 KUHPerdata),menjual tanah (menurut Pasal 1547 KUHPerdata) atau mengadakanperjanjian kerja (dengan pelayanan rumah atau kantor) berdasarkanTitel 7 dan 7A Buku III KUHPerdata). Dalam mengadakanperbuatan-perbuatan tersebut maka administrasi negara dapatmenggunakan hukum privat dalam menjalankan tugasnya, yaitumelakukan perbuatan-perbuatan menurut hukum privat.

    Untuk lebih jelasnya tentang Perbuatan Pemerintah dapat dilihatdalam gambar di bawah ini.

    Gambar : Bagan Perbuatan Pemerintah29) Perbuatan

    Pemerintah

    Perbuatan Hukum Perbuatan Bukan Hukum

    Perbuatan Hukum Private Perbuatan Hukum Publik

    Perbuatan Hukum PublikBersegi Dua

    Perbuatan Hukum PublikBersegi Satu

    Ketetapan Intern Ketetapan Ekstern

    PerbuatanPemerintah

    Perbuatan Hukum Perbuatan Bukan Hukum

    Perbuatan Hukum Private Perbuatan Hukum Publik

    Perbuatan Hukum PublikBersegi Dua

    Perbuatan Hukum PublikBersegi Satu

    Ketetapan Intern Ketetapan Ekstern

    29) Gambar diadop dari M. Nata Saputra, Hukum Administrasi Negara, Jakarta: Rajawali,1988, h. 48

  • Modul Diklatpim Tk. III Hukum Administrasi Negara57 58

    D. Freies Ermessen atau DiskresiTujuan negara Indonesia adalah mencapai suatu masyarakat yangadil dan makmur, untuk mewujudkan tujuan dimaksud telahdiupayakan berbagai program pembangunan nasional. Programpembangunan nasional tersebut diselenggarakan melalui berbagaitahapan-tahapan dan dilakukan oleh Pejabat Administrasi Negaramelalui tugas pokok dan fungsi yang melekat padanya.

    Pejabat administrasi negara di dalam melaksanakan tugas pokokdan fungsinya tersebut tidak terlepas dari peraturan perundanganyang mengaturnya. Namun demikian di dalam masyarakat banyakpermasalahan-permasalahan yang timbul, di mana permasalahan-permasalahan tersebut belum terakomodasi atau diatur ke dalamperaturan perundang-undangan yang ada, di lain pihak permasalahantersebut harus segera diatasi oleh Pejabat administrasi negara, karenakalau tidak diatasi akibat yang ditimbulkan akan semakin parah.Dalam rangka mengisi kekosongan hukum, maka pejabat administrasinegara diberikan keleluasaan oleh hukum administrasi untukmengeluarkan suatu kebijakan atau lebih dikenal dengan istilah freiesermessen/pouvoir discretionnaire.

    Istilah Freies Ermessen berasal dari bahasa Jerman dan terdiridari dua kata yaitu frei dan ermessen. Frei artinya bebas, lepas,tidak terikat dan merdeka, jadi Freies artinya orang yang bebas,tidak terikat dan merdeka. Sedangkan Ermessen artinya memper-timbangkan sesuatu. Istilah freies ermessen juga sepadan dengankata discretionnaire, yang artinya kebijaksanaan.

    Pengertian Freies Ermessen sebagaimana dikemukakan olehbeberapa ahli hukum adalah sebagai berikut :

    1. Prajudi Atmosudirdjo mengatakan :...asas diskresi (discretie; freiesermessen) artinya pejabat penguasa tidak boleh menolak mengambilkeputusan dengan alasan tidak ada peraturannya, dan oleh karenaitu diberi kekuasaan untuk mengambil keputusan menurut pandangansendiri asal tidak melanggar asas yuridiktas dan asas legalitas.30)

    2. Sjachran Basah mengatakan bahwa: ...dimungkinkan oleh hukumagar bertindak atas inisiatif sendiri terutama dalam penyelesaianpersoalan-persoalan yang penting yang timbul secara tiba