file · Web viewHal ini dapat diperoleh melalui pembelajaran berbasis masalah problem ......
Transcript of file · Web viewHal ini dapat diperoleh melalui pembelajaran berbasis masalah problem ......
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
I PUTU WIDYANTO
PENDAHULUAN
Sistem pembelajaran yang selama ini dilakukan mayoritas masih menggunakan sistem
pembelajaran konvensional (faculty teaching) yang biasa disebut ceramah murni atau
ceramah dengan menggunakan alat bantu white board (papan tulis), yang kental dengan
suasana instruksional dan dirasa kurang sesuai dengan dinamika perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat (Dabutar, 2008 : 2).
Menurut Mursell & Nasution (2006:11-12), cara mengajar yang konvensional
membuat peserta didik belajar dengan cara yang sangat tidak efisien, peserta didik tidak
sanggup memahami pelajaran dengan suatu tujuan yang jelas, tidak sanggup menilai apa
yang dipelajari, tidak sanggup menyusun fakta dan mengambil kesimpulan, karena mereka
tidak memperoleh hasil belajar yang autentik. Selain itu dalam pembelajaran konvensional,
komunikasi yang terjadi satu arah, peserta didik pasif, peserta didik hanya menggunakan satu
alat indra yaitu pendengaran, peserta didik tidak diharuskan berpikir dan mengutamakan
hapalan (Nasution,1999:80).
Proses pembelajaran tersebut masih terkesan hanya berpusat pada guru (teacher
oriented) yang menganggap bahwa guru adalah satu-satunya sumber utama dan serba tahu,
sedangkan siswa hanya menerima apa yang diberikan oleh guru, sehingga ceramah
merupakan satu-satunya pilihan yang dianggap paling cocok dalam strategi pembelajaran.
Hal inilah yang menyebabkan hasil pembelajaran tidak sesuai dengan harapan, karena siswa
hanya memperoleh pengetahuan secara teoritis dan bertindak pasif, sedangkan guru bertindak
aktif dalam memberikan informasi. Jika siswa pasif dan pengetahuan hanya sekedar
dipindahkan dari guru ke siswa maka pemahamannya tidak akan pernah “dalam”.
Menurut pendapat Sudjana (2005:40), siswa adalah insan yang aktif serta perlu
diperdayakan untuk berpartisipasi penuh dalam proses pembelajaran. Belajar bukan hanya
berhadapan dengan teori dan konsep saja, melainkan harus melakukan sesuatu, mengetahui
sesuatu dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan proses belajar. Hal ini dapat
diperoleh melalui pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Pembelajaran
berbasis masalah merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang membantu
siswa untuk menemukan masalah dari suatu peristiwa yang nyata, mengumpulkan
informasi melalui strategi yang telah ditentukan sendiri untuk mengambil satu kesimpulan
pemecahan masalah.
Masalah yang dijadikan sebagai fokus pembelajaran dapat diselesaikan siswa melalui
kerja kelompok sehingga dapat memberi pengalaman-pengalaman belajar yang beragam pada
siswa seperti kerjasama dan interaksi dalam kelompok, disamping pengalaman belajar yang
berhubungan dengan pemecahan masalah seperti membuat hipotesis, merancang percobaan,
melakukan penyelidikan, mengumpulkan data, menginterpretasikan data, membuat
kesimpulan, mempresentasikan, berdiskusi dan membuat laporan. Keadaan tersebut
menunjukkan bahwa model PBL dapat memberikan pengalaman yang kaya kepada siswa.
Dengan kata lain, penggunaan PBL dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang apa yang
mereka pelajari sehingga diharapkan mereka dapat menerapkannya dalam kondisi nyata pada
kehidupan sehari-hari.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah
Menurut Barrows dan Kelson dalam Amir (2010:21), pembelajaran berbasis masalah
(PBM) adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulum dirancang masalah-
masalah yang menuntut siswa mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka
mahir dalam memecahkan masalah dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki
kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan
sistemik untuk memecahkan masalah yang ada.
Selanjudnya menurut pendapat Dutch dalam Amir (2010:21), PBM merupakan metode
instruksional yang menantang siswa agar “belajar untuk belajar” bekerja sama dalam
kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata. Masalah ini digunakan untuk
mengaitkan rasa keingintauan serta kemampuan analisis siswa dan inisiatif atas materi
pelajaran. PBM mempersiapkan siswa untuk berpikir kritis dan analitis dan untuk mencari
serta menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai. PBM merupakan suatu pendekatan
pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang nyata dengan tujuan untuk
menyusun pengetahuan secara mandiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir,
mengembangkan kemandirian dan percaya diri.
Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu strategi pembelajaran yang dimulai
dengan menghadapkan siswa pada masalah nyata atau masalah yang sudah disiapkan oleh
guru. Pada saat siswa menghadapi masalah tersebut, mereka mulai menyadari atau di bimbing
oleh guru, bahwa permasalahan tersebut dapat dipandang dari berbagai perspektif serta
menyelesaikannya pun dibutuhkan pengintegrasian informasi dari berbagai sudut pandang
ilmu.
Menurut Pierce dan Jones (Howey et al, 2001) dalam pelaksanaan PBM terdapat proses
yang harus dimunculkan, seperti: keterlibatan (engagement), inkuiri dan investigasi (inquiry
and investigation), kinerja (performance), Tanya jawab dan diskusi (debriefing).
Pemahaman keterlibatan dalam PBM bertujuan untuk mempersiapkan siswa untuk
berperan sebagai pemecah masalah (self-directed problem solver) yang bisa bekerja sama
dengan pihak lain, menghadapkan siswa pada situasi yang mampu mendorong untuk mampu
menemukan masalah, meneliti dan menyelesaikannya. Pemahaman inkuiri dan investigasi
dalam PBM meliputi kegiatan mengeksplorasi berbagai cara menjelaskan dan implikasinya,
serta kegiatan mengumpulkan dan mendistribusikan informasi. Pemahaman kinerja dalam
PBM bertujuan menyajikan temuan yang diperoleh. Pemahaman tanya jawab dan diskusi
dalam PBM, yaitu menguji keakuratan dari solusi dan melakukan refleksi terhadap
pemecahan masalah yang dilakukan. Dengan demikian PBM menghendaki agar siswa aktif
untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapinya. Agar siswa aktif maka diperlukan
desain bahan ajar yang sesuai dengan mempertimbangkan pengetahuan siswa serta guru
dapat memberikan bantuan atau intervensi berupa petunjuk (scaffolding) yang mengarahkan
siswa untuk menemukan solusinya.
B. Keunggulan Pembelajaran Berbasis Masalah
Menurut pendapat Djamarah dan Zain (1996:104), kelebihan dari metode pembelajaran
berbasis masalah adalah :
1. Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan
kehidupan.
2. Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para siswa
menghadapi dan memecahkan masalah secara kreatif.
3. Metode ini merangsang pengembangan keterampilan berpikir siswa secara kreatif dan
menyeluruh.
4. Siswa lebih memahami konsep yang diajarkan sebab mereka sendiri yang menemukan
konsep tersebut.
5. Pengetahuan tertanam berdasarkan skemata yang dimiliki siswa sehingga
pembelajaran lebih bermakna
6. Siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran sebab masalah-masalah yang
diselesaikan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata, hal ini dapat meningkatkan
motivasi dan ketertarikan siswa terhadap bahan yang dipelajari.
7. Menjadikan siswa lebih mandiri dan dewasa, mampu memberi aspirasi dan menerima
pendapat orang lain, menanamkan sikap sosial yang positif diantara siswa
8. Pengkondisian siswa dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi terhadap
pembelajar dan temannya sehingga pencapaian ketuntasan belajar siswa dapat
diharapkan.
C. Proses Pembelajaran Berbasis Masalah
David Johnson and Johnson dalam Sanjaya, (2008 : 217-218) mengemukakan 5
langkah strategi PBL melalui kegiatan kelompok :
1) Mendefinisikan masalah, yaitu merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang
mengandung isu konflik, hingga siswa menjadi jelas masalah apa yang akan dikaji.
Dalam kegiatan ini guru bisa meminta pendapat dan penjelasan siswa tentang isu-isu
hangat yang menarik untuk dipecahkan.
2) Mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah, serta
menganalisis berbagai faktor baik faktor yang bisa menghambat maupun faktor yang
dapat mendukung dalam penyelesaian masalah. Kegiatan ini bisa dilakukan dalam
diskusi kelompok kecil, hingga akhirnya peserta didik dapat mengurutkan tindakan-
tindakan prioritas yang dapat dilakukan sesuai dengan jenis penghambat yang
diperkirakan.
3) Merumuskan alternatif strategi, yaitu menguji setiap tindakan yang telah dirumuskan
melalui diskusi kelas. Pada tahapan ini setiap siswa didorong untuk berpikir
mengemukakan pendapat dan argumentasi tentang kemungkinan setiap tindakan yang
dapat dilakukan.
4) Menentukan dan menerapkan strategi pilihan, yaitu pengambilan keputusan tentang
strategi mana yang dapat dilakukan.
5) Melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil. Evaluasi proses
adalah evaluasi terhadap seluruh proses pelaksanaan kegiatan, evaluasi hasil adalah
evaluasi terhadap akibat dari penerapan strategi yang diterapkan
Selanjudnya menurut pendapat Amir (2010:25), pembelajaran berbasis masalah
memiliki 7 langkah dalam proses pembelajarannya yaitu:
1. Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas
2. Merumuskan masalah yang telah disampaikan
3. Menganalisis masalah
4. Menata gagasan secara sistematis dan menganalisisnya secara mendalam
5. Memformulasikan tujuan pembelajaran
6. Mencari informasi tambahan dari sumber lain
7. Menggabungkan dan menguji informasi baru dan membuat laporan.
Masalah yang dijadikan sebagai fokus pembelajaran dapat diselesaikan siswa melalui
kerja kelompok sehingga dapat memberi pengalaman-pengalaman belajar yang beragam pada
siswa seperti kerjasama dan interaksi dalam kelompok, disamping pengalaman belajar yang
berhubungan dengan pemecahan masalah seperti membuat hipotesis, merancang percobaan,
melakukan penyelidikan, mengumpulkan data, menginterpretasikan data, membuat
kesimpulan, mempresentasikan, berdiskusi, dan membuat laporan.
D. Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah
Di samping memiliki keunggulan, strategi pembelajaran berbasis masalah juga
memiliki beberapa kelemahan diantaranya:
1. Bila siswa tidak memiliki minat dalam proses belajar maka jalannya metode
pembelajaran akan terhambat dimana masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan,
maka mereka akan merasa enggan untuk mencobanya.
2. Keberhasilan strategi pembelajaran berbasis masalah membutuhkan cukup waktu
untuk persiapan baik permasalahan, materi, media penunjang, kemampuan guru
menguasai materi sampai dengan proses bimbingan dan evaluasi dimana kesemua itu
memerlukan waktu dan persiapan yang cukup panjang sehingga banyak guru yang
enggan menggunakan model pembelajaran ini.
KESIMPULAN
Pembelajaran berbasis masalah, merupakan salah satu model pembelajaran inovatif
yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. PBM adalah suatu model
pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahapan
metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan
masalah tersebut dan sekaligus memiliki ketrampilan untuk memecahkan masalah .
Keadaan tersebut menunjukkan bahwa model PBM dapat memberikan pengalaman
kepada siswa. Dengan kata lain, penggunaan PBM dapat meningkatkan pemahaman siswa
tentang apa yang mereka pelajari sehingga diharapkan mereka dapat menerapkannya dalam
kondisi nyata pada kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA
Amir, M. Taufiq. 2010. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning.
Jakarta:Kencana.
Dabutar, Jelarwin, 2008. Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Pengelasan
Pada Siswa Yang Berprestasi Tinggi dan rendah di SMK Swasta 1 Trisakti Laguboti-
Kabupaten Toba Samosir. Di undo di http://re-searchengines.com/0408jelarwin.html .
tanggal 31 Agustus 2008 pukul 01.52 Wita.
Djamarah dan Azwan Zain, 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Rineka Cipta.
Howey, K.R., et al. (2001). Contextual Teaching and Learning Preparing Teacher to
Enhance Student Succes in The Work Place and Beyond. Washinton: Eric
Clearinghouse on Teaching and Teacher Education.
Mursell, J & Nasution, S. 2006. Mengajar Dengan Sukses. Jakarta : Bumi Angkasa.
Nasution, S. 1999. Kurikulum dan Pengajaran . Jakarta : Bumi Aksara.
Sudjana, D.S. 2005. Strategi Pembelajaran. Bandung : Fatah Production.