file · Web viewHal ini dapat diperoleh melalui pembelajaran berbasis masalah problem ......

9
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH I PUTU WIDYANTO PENDAHULUAN Sistem pembelajaran yang selama ini dilakukan mayoritas masih menggunakan sistem pembelajaran konvensional (faculty teaching) yang biasa disebut ceramah murni atau ceramah dengan menggunakan alat bantu white board (papan tulis), yang kental dengan suasana instruksional dan dirasa kurang sesuai dengan dinamika perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat (Dabutar, 2008 : 2). Menurut Mursell & Nasution (2006:11-12), cara mengajar yang konvensional membuat peserta didik belajar dengan cara yang sangat tidak efisien, peserta didik tidak sanggup memahami pelajaran dengan suatu tujuan yang jelas, tidak sanggup menilai apa yang dipelajari, tidak sanggup menyusun fakta dan mengambil kesimpulan, karena mereka tidak memperoleh hasil belajar yang autentik. Selain itu dalam pembelajaran konvensional, komunikasi yang terjadi satu arah, peserta didik pasif, peserta didik hanya menggunakan satu alat indra yaitu pendengaran, peserta didik tidak diharuskan berpikir dan mengutamakan hapalan (Nasution,1999:80). Proses pembelajaran tersebut masih terkesan hanya berpusat pada guru (teacher oriented) yang menganggap bahwa guru adalah satu-satunya sumber utama dan serba tahu, sedangkan siswa

Transcript of file · Web viewHal ini dapat diperoleh melalui pembelajaran berbasis masalah problem ......

Page 1: file · Web viewHal ini dapat diperoleh melalui pembelajaran berbasis masalah problem ... Keadaan tersebut menunjukkan bahwa model PBL dapat memberikan pengalaman yang

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

I PUTU WIDYANTO

PENDAHULUAN

Sistem pembelajaran yang selama ini dilakukan mayoritas masih menggunakan sistem

pembelajaran konvensional (faculty teaching) yang biasa disebut ceramah murni atau

ceramah dengan menggunakan alat bantu white board (papan tulis), yang kental dengan

suasana instruksional dan dirasa kurang sesuai dengan dinamika perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang demikian pesat (Dabutar, 2008 : 2).

Menurut Mursell & Nasution (2006:11-12), cara mengajar yang konvensional

membuat peserta didik belajar dengan cara yang sangat tidak efisien, peserta didik tidak

sanggup memahami pelajaran dengan suatu tujuan yang jelas, tidak sanggup menilai apa

yang dipelajari, tidak sanggup menyusun fakta dan mengambil kesimpulan, karena mereka

tidak memperoleh hasil belajar yang autentik. Selain itu dalam pembelajaran konvensional,

komunikasi yang terjadi satu arah, peserta didik pasif, peserta didik hanya menggunakan satu

alat indra yaitu pendengaran, peserta didik tidak diharuskan berpikir dan mengutamakan

hapalan (Nasution,1999:80).

Proses pembelajaran tersebut masih terkesan hanya berpusat pada guru (teacher

oriented) yang menganggap bahwa guru adalah satu-satunya sumber utama dan serba tahu,

sedangkan siswa hanya menerima apa yang diberikan oleh guru, sehingga ceramah

merupakan satu-satunya pilihan yang dianggap paling cocok dalam strategi pembelajaran.

Hal inilah yang menyebabkan hasil pembelajaran tidak sesuai dengan harapan, karena siswa

hanya memperoleh pengetahuan secara teoritis dan bertindak pasif, sedangkan guru bertindak

aktif dalam memberikan informasi. Jika siswa pasif dan pengetahuan hanya sekedar

dipindahkan dari guru ke siswa maka pemahamannya tidak akan pernah “dalam”.

Menurut pendapat Sudjana (2005:40), siswa adalah insan yang aktif serta perlu

diperdayakan untuk berpartisipasi penuh dalam proses pembelajaran. Belajar bukan hanya

berhadapan dengan teori dan konsep saja, melainkan harus melakukan sesuatu, mengetahui

sesuatu dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan proses belajar. Hal ini dapat

diperoleh melalui pembelajaran berbasis masalah (problem based learning). Pembelajaran

Page 2: file · Web viewHal ini dapat diperoleh melalui pembelajaran berbasis masalah problem ... Keadaan tersebut menunjukkan bahwa model PBL dapat memberikan pengalaman yang

berbasis masalah merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang membantu

siswa untuk menemukan masalah dari suatu peristiwa yang nyata, mengumpulkan

informasi melalui strategi yang telah ditentukan sendiri untuk mengambil satu kesimpulan

pemecahan masalah.

Masalah yang dijadikan sebagai fokus pembelajaran dapat diselesaikan siswa melalui

kerja kelompok sehingga dapat memberi pengalaman-pengalaman belajar yang beragam pada

siswa seperti kerjasama dan interaksi dalam kelompok, disamping pengalaman belajar yang

berhubungan dengan pemecahan masalah seperti membuat hipotesis, merancang percobaan,

melakukan penyelidikan, mengumpulkan data, menginterpretasikan data, membuat

kesimpulan, mempresentasikan, berdiskusi dan membuat laporan. Keadaan tersebut

menunjukkan bahwa model PBL dapat memberikan pengalaman yang kaya kepada siswa.

Dengan kata lain, penggunaan PBL dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang apa yang

mereka pelajari sehingga diharapkan mereka dapat menerapkannya dalam kondisi nyata pada

kehidupan sehari-hari.

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah

Menurut Barrows dan Kelson dalam Amir (2010:21), pembelajaran berbasis masalah

(PBM) adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam kurikulum dirancang masalah-

masalah yang menuntut siswa mendapatkan pengetahuan yang penting, membuat mereka

mahir dalam memecahkan masalah dan memiliki strategi belajar sendiri serta memiliki

kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya menggunakan pendekatan

sistemik untuk memecahkan masalah yang ada.

Selanjudnya menurut pendapat Dutch dalam Amir (2010:21), PBM merupakan metode

instruksional yang menantang siswa agar “belajar untuk belajar” bekerja sama dalam

kelompok untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata. Masalah ini digunakan untuk

mengaitkan rasa keingintauan serta kemampuan analisis siswa dan inisiatif atas materi

pelajaran. PBM mempersiapkan siswa untuk berpikir kritis dan analitis dan untuk mencari

serta menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai. PBM merupakan suatu pendekatan

pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang nyata dengan tujuan untuk

menyusun pengetahuan secara mandiri, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir,

mengembangkan kemandirian dan percaya diri.

Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu strategi pembelajaran yang dimulai

dengan menghadapkan siswa pada masalah nyata atau masalah yang sudah disiapkan oleh

Page 3: file · Web viewHal ini dapat diperoleh melalui pembelajaran berbasis masalah problem ... Keadaan tersebut menunjukkan bahwa model PBL dapat memberikan pengalaman yang

guru. Pada saat siswa menghadapi masalah tersebut, mereka mulai menyadari atau di bimbing

oleh guru, bahwa permasalahan tersebut dapat dipandang dari berbagai perspektif serta

menyelesaikannya pun dibutuhkan pengintegrasian informasi dari berbagai sudut pandang

ilmu.

Menurut Pierce dan Jones (Howey et al, 2001) dalam pelaksanaan PBM terdapat proses

yang harus dimunculkan, seperti: keterlibatan (engagement), inkuiri dan investigasi (inquiry

and investigation), kinerja (performance), Tanya jawab dan diskusi (debriefing).

Pemahaman keterlibatan dalam PBM bertujuan untuk mempersiapkan siswa untuk

berperan sebagai pemecah masalah (self-directed problem solver) yang bisa bekerja sama

dengan pihak lain, menghadapkan siswa pada situasi yang mampu mendorong untuk mampu

menemukan masalah, meneliti dan menyelesaikannya. Pemahaman inkuiri dan investigasi

dalam PBM meliputi kegiatan mengeksplorasi berbagai cara menjelaskan dan implikasinya,

serta kegiatan mengumpulkan dan mendistribusikan informasi. Pemahaman kinerja dalam

PBM bertujuan menyajikan temuan yang diperoleh. Pemahaman tanya jawab dan diskusi

dalam PBM, yaitu menguji keakuratan dari solusi dan melakukan refleksi terhadap

pemecahan masalah yang dilakukan. Dengan demikian PBM menghendaki agar siswa aktif

untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapinya. Agar siswa aktif maka diperlukan

desain bahan ajar yang sesuai dengan mempertimbangkan pengetahuan siswa serta guru

dapat memberikan bantuan atau intervensi berupa petunjuk (scaffolding) yang mengarahkan

siswa untuk menemukan solusinya.

B. Keunggulan Pembelajaran Berbasis Masalah

Menurut pendapat Djamarah dan Zain (1996:104), kelebihan dari metode pembelajaran

berbasis masalah adalah :

1. Metode ini dapat membuat pendidikan di sekolah menjadi lebih relevan dengan

kehidupan.

2. Proses belajar mengajar melalui pemecahan masalah dapat membiasakan para siswa

menghadapi dan memecahkan masalah secara kreatif.

3. Metode ini merangsang pengembangan keterampilan berpikir siswa secara kreatif dan

menyeluruh.

4. Siswa lebih memahami konsep yang diajarkan sebab mereka sendiri yang menemukan

konsep tersebut.

Page 4: file · Web viewHal ini dapat diperoleh melalui pembelajaran berbasis masalah problem ... Keadaan tersebut menunjukkan bahwa model PBL dapat memberikan pengalaman yang

5. Pengetahuan tertanam berdasarkan skemata yang dimiliki siswa sehingga

pembelajaran lebih bermakna

6. Siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran sebab masalah-masalah yang

diselesaikan langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata, hal ini dapat meningkatkan

motivasi dan ketertarikan siswa terhadap bahan yang dipelajari.

7. Menjadikan siswa lebih mandiri dan dewasa, mampu memberi aspirasi dan menerima

pendapat orang lain, menanamkan sikap sosial yang positif diantara siswa

8. Pengkondisian siswa dalam belajar kelompok yang saling berinteraksi terhadap

pembelajar dan temannya sehingga pencapaian ketuntasan belajar siswa dapat

diharapkan.

C. Proses Pembelajaran Berbasis Masalah

David Johnson and Johnson dalam Sanjaya, (2008 : 217-218) mengemukakan 5

langkah strategi PBL melalui kegiatan kelompok :

1) Mendefinisikan masalah, yaitu merumuskan masalah dari peristiwa tertentu yang

mengandung isu konflik, hingga siswa menjadi jelas masalah apa yang akan dikaji.

Dalam kegiatan ini guru bisa meminta pendapat dan penjelasan siswa tentang isu-isu

hangat yang menarik untuk dipecahkan.

2) Mendiagnosis masalah, yaitu menentukan sebab-sebab terjadinya masalah, serta

menganalisis berbagai faktor baik faktor yang bisa menghambat maupun faktor yang

dapat mendukung dalam penyelesaian masalah. Kegiatan ini bisa dilakukan dalam

diskusi kelompok kecil, hingga akhirnya peserta didik dapat mengurutkan tindakan-

tindakan prioritas yang dapat dilakukan sesuai dengan jenis penghambat yang

diperkirakan.

3) Merumuskan alternatif strategi, yaitu menguji setiap tindakan yang telah dirumuskan

melalui diskusi kelas. Pada tahapan ini setiap siswa didorong untuk berpikir

mengemukakan pendapat dan argumentasi tentang kemungkinan setiap tindakan yang

dapat dilakukan.

4) Menentukan dan menerapkan strategi pilihan, yaitu pengambilan keputusan tentang

strategi mana yang dapat dilakukan.

5) Melakukan evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi hasil. Evaluasi proses

adalah evaluasi terhadap seluruh proses pelaksanaan kegiatan, evaluasi hasil adalah

evaluasi terhadap akibat dari penerapan strategi yang diterapkan

Page 5: file · Web viewHal ini dapat diperoleh melalui pembelajaran berbasis masalah problem ... Keadaan tersebut menunjukkan bahwa model PBL dapat memberikan pengalaman yang

Selanjudnya menurut pendapat Amir (2010:25), pembelajaran berbasis masalah

memiliki 7 langkah dalam proses pembelajarannya yaitu:

1. Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas

2. Merumuskan masalah yang telah disampaikan

3. Menganalisis masalah

4. Menata gagasan secara sistematis dan menganalisisnya secara mendalam

5. Memformulasikan tujuan pembelajaran

6. Mencari informasi tambahan dari sumber lain

7. Menggabungkan dan menguji informasi baru dan membuat laporan.

Masalah yang dijadikan sebagai fokus pembelajaran dapat diselesaikan siswa melalui

kerja kelompok sehingga dapat memberi pengalaman-pengalaman belajar yang beragam pada

siswa seperti kerjasama dan interaksi dalam kelompok, disamping pengalaman belajar yang

berhubungan dengan pemecahan masalah seperti membuat hipotesis, merancang percobaan,

melakukan penyelidikan, mengumpulkan data, menginterpretasikan data, membuat

kesimpulan, mempresentasikan, berdiskusi, dan membuat laporan.

D. Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah

Di samping memiliki keunggulan, strategi pembelajaran berbasis masalah juga

memiliki beberapa kelemahan diantaranya:

1. Bila siswa tidak memiliki minat dalam proses belajar maka jalannya metode

pembelajaran akan terhambat dimana masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan,

maka mereka akan merasa enggan untuk mencobanya.

2. Keberhasilan strategi pembelajaran berbasis masalah membutuhkan cukup waktu

untuk persiapan baik permasalahan, materi, media penunjang, kemampuan guru

menguasai materi sampai dengan proses bimbingan dan evaluasi dimana kesemua itu

memerlukan waktu dan persiapan yang cukup panjang sehingga banyak guru yang

enggan menggunakan model pembelajaran ini.

KESIMPULAN

Pembelajaran berbasis masalah, merupakan salah satu model pembelajaran inovatif

yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. PBM adalah suatu model

pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahapan

Page 6: file · Web viewHal ini dapat diperoleh melalui pembelajaran berbasis masalah problem ... Keadaan tersebut menunjukkan bahwa model PBL dapat memberikan pengalaman yang

metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan

masalah tersebut dan sekaligus memiliki ketrampilan untuk memecahkan masalah .

Keadaan tersebut menunjukkan bahwa model PBM dapat memberikan pengalaman

kepada siswa. Dengan kata lain, penggunaan PBM dapat meningkatkan pemahaman siswa

tentang apa yang mereka pelajari sehingga diharapkan mereka dapat menerapkannya dalam

kondisi nyata pada kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Amir, M. Taufiq. 2010. Inovasi Pendidikan Melalui Problem Based Learning.

Jakarta:Kencana.

Dabutar, Jelarwin, 2008. Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Pengelasan

Pada Siswa Yang Berprestasi Tinggi dan rendah di SMK Swasta 1 Trisakti Laguboti-

Kabupaten Toba Samosir. Di undo di http://re-searchengines.com/0408jelarwin.html .

tanggal 31 Agustus 2008 pukul 01.52 Wita.

Djamarah dan Azwan Zain, 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Rineka Cipta.

Howey, K.R., et al. (2001). Contextual Teaching and Learning Preparing Teacher to

Enhance Student Succes in The Work Place and Beyond. Washinton: Eric

Clearinghouse on Teaching and Teacher Education.

Mursell, J & Nasution, S. 2006. Mengajar Dengan Sukses. Jakarta : Bumi Angkasa.

Nasution, S. 1999. Kurikulum dan Pengajaran . Jakarta : Bumi Aksara.

Sudjana, D.S. 2005. Strategi Pembelajaran. Bandung : Fatah Production.