file · Web viewAbu Isa At Tirmidzi mengatakan, “Hadits ini adalah hadits yang...

19

Click here to load reader

Transcript of file · Web viewAbu Isa At Tirmidzi mengatakan, “Hadits ini adalah hadits yang...

Page 1: file · Web viewAbu Isa At Tirmidzi mengatakan, “Hadits ini adalah hadits yang lebih bagus dan lebih shahih dari hadits lainnya tatkala membicarakan masalah ini.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kencing atau bahasa halusnya buang air seni ini sudah bukan suatu hal yang

asing lagi bagi umat manusia. Setiap manusia melakukan aktivitas ini untuk

mengeluarkan sisa-sisa metabolisme tubuh (mengeluarkan kotoran tubuh). Dalam

melakukan aktivitas inipun kita dituntut melakukannya dengan benar dan sesuai

aturan. Dalam dunia kesehatan buang air kecil pada saat posisi jongkok adalah hal

yang baik.

1. Saat buang air kecil dengan posisi jongkok sempurna kandung kemih akan

tertekan dan memicu keluarnya seluruh urin dari tubuh tanpa sisa. Kandung

kemih yang kosong dapat membantu mengurangi risiko kanker prostat. Untuk

mengosongkan kandung kemih, saat buang air seni usahakan batuk-batuk kecil

supaya kandung kemih lebih tertekan dan urin bisa keluar semua.

2. Biasanya saat buang air seni dengan posisi jongkok sering disertai dengan buang

gas, dengan begitu Anda telah membuang metabolisme tubuh berupa air dan gas.

Kondisi ini sangat jarang terjadi bila anda kencing dengan posisi berdiri.

3. Buang air kecil dengan posisi berdiri tidak akan menekan kandung kemih

sehingga masih ada urin yang tertinggal dalam tubuh. Hal ini tentu saja dapat

meinmbulkan berbagai macam penyakit akibat masih tertinggalnya sisa

metabolisme tubuh. Makin banyak urin yang tersimpan dalama tubuh maka

makin meningkat pula risiko terkena batu kandung kemih.

Dalam makalah ini penyusun akan menguraikan bagaimana pendapat ajaran

islam tentang masalah buang air kecil dalam posisi jongkok.

1

Page 2: file · Web viewAbu Isa At Tirmidzi mengatakan, “Hadits ini adalah hadits yang lebih bagus dan lebih shahih dari hadits lainnya tatkala membicarakan masalah ini.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah ada Hadist yang membahas buang air kecil dalam posisi berdiri?

2. Bagaimana pendapat dunia kesehatan tentang buang air kecil dalam posisi

berdiri?

3. Bagaimana pandangan Islam tentang buang air kecil dalam posisi berdiri?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui hadist yang membahas masalah buang air kecil dalam

posisi berdiri.

2. Untuk mengetahui bagaimana dampak terhadap kesehatan apabila buang

air kecil dalam posisi berdiri.

3. Untuk mengetahui bagaimana pandangan Islam tentang buang air kecil

dalam posisi jongkok.

2

Page 3: file · Web viewAbu Isa At Tirmidzi mengatakan, “Hadits ini adalah hadits yang lebih bagus dan lebih shahih dari hadits lainnya tatkala membicarakan masalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hadist – Hadist yang Membahas Buang Air Kecil dalam Posisi Bediri

Ada lima hadist yang membahas masalah ini. Tiga hadits adalah hadits yang

shahih. Sedangkan dua hadits lainnya adalah dho’if (lemah).

1. Hadits Pertama

Hadits pertama ini menceritakan bahwa istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

yaitu ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengingkari kalau ada yang mengatakan bahwa

Nabi shallallahu ‘alaihi pernah kencing sambil berdiri.

‘Aisyah –radhiyallahu ‘anha- mengatakan,

تصدقوه فال �ما قائ يبول كان م وسل عليه� الله ى صل �ي ب الن أن حدثكم من

قاع�دا �ال إ يبول كان ما“Barangsiapa yang mengatakan pada kalian bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa

sallam pernah kencing sambil berdiri, maka janganlah kalian membenarkannya.

(Yang benar) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa kencing sambil duduk.” (HR.

At Tirmidzi dan An Nasa’i. Syaikh Al Albani mengatakan dalam As Silsilah Ash

Shahihah no. 201 bahwa hadits ini shahih). Abu Isa At Tirmidzi mengatakan, “Hadits

ini adalah hadits yang lebih bagus dan lebih shahih dari hadits lainnya tatkala

membicarakan masalah ini.”

2. Hadits Kedua

Hadits ini menceritakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah

kencing sambil berdiri. Bukhari membawakan hadits ini dalam kitab shahihnya pada

Bab “Kencing dalam Keadaan Berdiri dan Duduk.”

Hudzaifah –radhiyallahu ‘anhu- mengatakan,

3

Page 4: file · Web viewAbu Isa At Tirmidzi mengatakan, “Hadits ini adalah hadits yang lebih bagus dan lebih shahih dari hadits lainnya tatkala membicarakan masalah ini.

) ( فبال ، قوم سباطة ، وسلم عليه الله صلى ، النبى أتى

أ فتوض ، بماء فجئته ، بماء فدعا ، قائما

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendatangi tempat pembuangan

sampah milik suatu kaum. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam kencing sambil

berdiri. Kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta diambilkan air. Aku

pun mengambilkan beliau air, lalu beliau berwudhu dengannya.” (HR. Bukhari no.

224 dan Muslim no. 273).

Hadits ini tentu saja adalah hadits yang shahih karena disepakati oleh Bukhari

dan Muslim. Ibnu Baththol tatkala menjelaskan hadits ini mengatakan, “Hadits ini

merupakan dalil bolehnya kencing sambil berdiri.”

3. Hadits Ketiga

Hadits berikut menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah

kencing sambil duduk.

‘Abdurrahman bin Hasanah mengatakan,

: ، فوضعها قال الدرقة� كهيئة� يد�ه� ف�ي وهو وسلم عليه الله صلى �ي ب الن علينا خرج

�ليها إ فبال جلس ثم

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah keluar bersama kami dan di

tangannya terdapat sesuatu yang berbentuk perisai, lalu beliau meletakkannya

kemudian beliau duduk lalu kencing menghadapnya.” (HR. Abu Daud, An Nasa’i,

Ibnu Majah, dan Ahmad. Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih mengatakan

bahwa hadits ini shahih)

4. Hadits Keempat

Hadits berikut ini membicarakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

pernah melarang Umar kencing sambil berdiri, namun hadits ini adalah hadits yang

dho’if )lemah(.

‘Umar –radhiyallahu ‘anhu- berkata,

4

Page 5: file · Web viewAbu Isa At Tirmidzi mengatakan, “Hadits ini adalah hadits yang lebih bagus dan lebih shahih dari hadits lainnya tatkala membicarakan masalah ini.

«: - فقال - قائما أبول وسلم عليه الله صلى الله رسول رآنى

بعد «. قائما بلت فما قال قائما تبل ال عمر .يا

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihatku kencing sambil berdiri,

kemudian beliau mengatakan, “Wahai ‘Umar janganlah engkau kencing sambil

berdiri.” Umar pun setelah itu tidak pernah kencing lagi sambil berdiri.” (HR.

Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Syaikh Al Huwainiy –ulama hadits saat ini- mengatakan, “Ibnul Mundzir

berkata bahwa hadits ini tidak shahih. Adapun Asy Syaukani sebagaimana dalam As

Sail Al Jaror mengatakan bahwa As Suyuthi telah menshohihkan hadits ini!! Boleh

jadi As Suyuthi melihat pada riwayat Ibnu Hibban. Lalu beliau tidak menoleh sama

sekali pada tadlis yang biasa dilakukan oleh Ibnu Juraij. Sebagaimana kita ketahui

pula bahwa As Suyuthi bergampang-gampangan dalam menshohihkan hadits.

Kemudian hadits ini dalam riwayat Ibnu Hibban dikatakan dari Ibnu ‘Umar. Namun

sudah diketahui bahwa hadits ini berasal dari ‘Umar (ayah Ibnu ‘Umar). Saya tidak

mengetahui apakah di sini ada perbedaan sanad ataukah hal ini tidak disebutkan

dalam riwayat Ibnu Hibban.

Syaikh Al Albani –rahimahullah- mengatakan, “Hadits ini dho’if (lemah). Yang

tepat, tidaklah mengapa seseorang kencing sambil berdiri asalkan aman dari percikan

kencing. Al Hafizh Ibnu Hajar dalam Al Fath mengatakan, “Tidak terdapat dalil yang

shahih yang menunjukkan larangan kencing sambil berdiri.” Dari Nafi’, dari Ibnu

‘Umar, dari ‘Umar, beliau berkata, “Aku tidak pernah kencing sambil berdiri sejak

aku masuk Islam”. Sanad hadits ini shahih. Namun dari jalur lain, dari Zaid, beliau

berkata, “Aku pernah melihat ‘Umar kencing sambil berdiri”. Sanad hadits ini juga

shahih. Oleh karena itu, hal inilah yang dilakukan oleh ‘Umar dan ini menunjukkan

telah jelas bagi ‘Umar bahwa tidak mengapa kencing sambil berdiri.

5. Hadits Kelima

Hadits berikut menunjukkan bahwa kencing sambil berdiri adalah termasuk

perangai yang buruk, namun hadits ini juga adalah hadits yang dho’if (lemah(.

5

Page 6: file · Web viewAbu Isa At Tirmidzi mengatakan, “Hadits ini adalah hadits yang lebih bagus dan lebih shahih dari hadits lainnya tatkala membicarakan masalah ini.

Dari Buraidah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يفرغ أن قبل جبهته يمسح أو قائما جل الر يبول أن الجفاء من ثالث

سجوده في ينفخ أو صالته من

“Tiga perkara yang menunjukkan perangai yang buruk: [1] kencing sambil

berdiri, [2] mengusap dahi (dari debu) sebelum selesai shalat, atau [3] meniup (debu)

di (tempat) sujud.” (Diriwayatkan oleh Bukhari dalam At Tarikh dan juga oleh Al

Bazzar)

Syaikh Al Huwaini –hafizhahullah- mengatakan, “Yang benar, hadits ini adalah

mauquf (cuma perkataan sahabat) dan bukan marfu’ (perkataan Nabi shallallahu

‘alaihi wa sallam).” Di tempat sebelumnya, Syaikh Al Huwaini mengatakan bahwa

hadits ini ghoiru mahfuzh artinya periwayatnya tsiqoh (terpercaya) namun

menyelisihi periwayat tsiqoh yang banyak atau yang lebih tsiqoh. Jika demikian,

hadits ini adalah hadits yang lemah (dho’if).

Syaikh Al Albani –rahimahullah- mengatakan bahwa hadits ini adalah hadits

dho’if )lemah(.

Terdapat perkataan yang shahih sebagaimana hadits Buraidah di atas, namun

bukan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tetapi perkataan Ibnu Mas’ud.

Ibnu Mas’ud –radhiyallahu ‘anhu- mengatakan,

�م قائ وأنت تبول أن الجفاء� م�ن �ن إ“Di antara perangai yang buruk adalah seseorang kencing sambil berdiri.” (HR.

Tirmidzi). Syaikh Al Huwaini mengatakan bahwa periwayat hadits ini adalah

periwayat yang tsiqoh (terpercaya). Syaikh Al Albani –rahimahullah- mengatakan

dalam Shahih wa Dha’if Sunan At Tirmidzi bahwa hadits ini shahih. Inilah pendapat

Ibnu Mas’ud mengenai kencing sambil berdiri.

B. Pendapat Dunia Kesehatan Tentang Buang Air Kecil Posisi Berdiri

6

Page 7: file · Web viewAbu Isa At Tirmidzi mengatakan, “Hadits ini adalah hadits yang lebih bagus dan lebih shahih dari hadits lainnya tatkala membicarakan masalah ini.

Mungkin hal ini akan terkesan aneh, tapi dibalik kesan aneh ternyata kencing

dengan berjongkok bermanfaat bagi kesehatan pria. Di Swedia pria dilarang kencing

berdiri sebab pemerintah memandang ada banyak keuntungan yang diperoleh bila

pria kencing dengan cara jongkok di toilet. Partai sosialis dan feminis di Swedia

mengklaim bila pria jongkok saat buang air kecil maka akan lebih higienis.

Hal itu dapat mengurangi genangan air dan dianggap dapat mengurangi risiko

kanker prostat dan meningkatkan kualitas kehidupan seks pria. Berikut ini manfaat

buang air kecil dengan jongkok  bagi kesehatan pria.

1. Saat buang air kecil dengan posisi jongkok sempurna kandung kemih akan

tertekan dan memicu keluarnya seluruh urin dari tubuh tanpa sisa. Kandung

kemih yang kosong dapat membantu mengurangi risiko kanker prostat. Untuk

mengosongkan kandung kemih, saat buang air seni usahakan batuk-batuk kecil

supaya kandung kemih lebih tertekan dan urin bisa keluar semua.

2. Biasanya saat buang air seni dengan posisi jongkok sering disertai dengan

buang gas, dengan begitu Anda telah membuang metabolisme tubuh berupa air

dan gas. Kondisi ini sangat jarang terjadi bila Anda kencing dengan posisi

berdiri.

3. Buang air kecil dengan posisi berdiri tidak akan menekan kandung kemih

sehingga masih ada urin yang tertinggal dalam tubuh. Hal ini tentu saja dapat

meinmbulkan berbagai macam penyakit akibat masih tertinggalnya sisa

metabolisme tubuh. Makin banyak urin yang tersimpan dalama tubuh maka

makin meningkat pula risiko terkena batu kandung kemih.

Namun di toilet-toilet umum, sarana buang air kecil untuk laki-laki juga

tersedia dalam posisi menggantung di dinding, sehingga mereka juga melakukannya

sambil berdiri. Sepintas memang rapi dan praktis. Laki-laki tidak buang banyak

waktu untuk buang hajat, tinggal buka restleting ke arah wadah tersebut. Setelah

dilakukan peneitian, ternyata buang air kecil tidak baik bagi kesehatan dan memberi

dampak buruk.

Penyediaan toilet pada zaman sekarang, di Mall, di Hotel dan bahkan di tempat

ibadah seperti Masjid, hampir keseluruhan menyediakan media alat tempat buang air

7

Page 8: file · Web viewAbu Isa At Tirmidzi mengatakan, “Hadits ini adalah hadits yang lebih bagus dan lebih shahih dari hadits lainnya tatkala membicarakan masalah ini.

kecil yang di khususkan untuk posisi berdiri, ini sangatlah tidak baik, untuk hal ini

mari kita bahas tentang dampak baik dan buruk saat sedang buang air kecil.

C. Pandangan Islam tentang Buang Air Kecil dalam Posisi Berdiri

Dalam pandangan islam,  kencing dalam posisi Jongkok itu merupakan bagian

dari pada adab/akhlak (kesopanan). agama islam sangat teliti dan mengatur kegiatan

manusia sampai pada hal terkecil, dengan tujuan untuk kebaikan pada manusia itu

sendiri.

Pada dasarnya kencing yang dilakukan dalam posisi berdiri adalah disebabkan

situasi dan kondisi kita, dimana seorang pria itu umunya menggunakan celana, saat

ingin merasa buang air kecil, melepas celana dan dalaman akan terasa repot apa lagi

kita sedang terburu-buru. tapi sebaiknya kita lakukan yang terbaik untuk

mendapatkan yang terbaik. Dalam Islam kita mengetahui bahwa lakukanlah apa yang halal dan baik

bagimu, begitu juga dalam Hadist Nabi Muhammad Salallahu’alaihi Wasalam.

Bahwa Sesungguhnya aku hanyalah manusia biasa, oleh karenanya apabila aku

memerintahkan sesuatu dari urusan dien (agama) kalian, maka ambillah

(laksanakanlah) dan jika aku memerintahkan sesuatu kepada kalian berdasar

pendapatku semata, maka ketahuilah bahwa sungguh aku hanyalah manusia biasa.

(Shahih Muslim 2362-140)

Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani pernah ditanya : Rasulullah Shalallahu

‘alaihi wa sallam melarang buang air kecil sambil berdiri sebagaimana diriwayatkan

oleh sayyidah Aisyah.

Tetapi kemudian beliau buang air kecil sambil berdiri, sebagaimana dalam Hadits

Riwayat Al-Bukhari dalam Ath-Thaharah 224 dan Muslim. Dari Huzaifah berkata :

8

Page 9: file · Web viewAbu Isa At Tirmidzi mengatakan, “Hadits ini adalah hadits yang lebih bagus dan lebih shahih dari hadits lainnya tatkala membicarakan masalah ini.

فبال قوم سباطة� �لى إ فانتهى م وسل عليه� ه الل صلى �ي ب الن مع كنت

�ما قائArtinya : Aku pernah berjalan bersama Nabi SAW, saat kami sampai di suatu tempat

pembuangan sampah suatu kaum beliau buang air kecil sambil berdiri (H.R.Muslim)

Bagaimana mengkompromikannya ?

Jawaban :

Riwayat bahwa beliau melarang kencing sambil berdiri tidak shahih. Baik riwayat

Aisyah ataupun yang lain.

Disebutkan dalam sunan Ibnu Majah dari hadits Umar, beliau Shallallahu ‘alaihi wa

sallam berkata :

�ما قائ تبل ال“Janganlah engkau kencing berdiri”.

Hadits ini lemah sekali. Adapun hadits Aisyah, yang disebut-sebut dalam

pertanyaan tadi sama sekali tidak berisi larangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa

sallam kencing sambil berdiri. Hadits tersebut hanya menyatakan bahwa Aisyah

belum pernah melihat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kencing sambil

berdiri.

Kata Aisyah Radhiyallahu ‘anha.

تصدقوه فال �ما قئ بال �ي ب الن أن حدثكم من“Barangsiapa yang mengatakan pada kalian bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi

wa sallam pernah buang air kecil sambil berdiri maka janganlah kalian

membenarkannya (mempercayainya)”.

Apa yang dikatakan oleh Aisyah tentu saja berdasarkan atas apa yang beliau

ketahui saja. Disebutkan dalam shahihain dari hadits Hudzaifah bahwa beliau

9

Page 10: file · Web viewAbu Isa At Tirmidzi mengatakan, “Hadits ini adalah hadits yang lebih bagus dan lebih shahih dari hadits lainnya tatkala membicarakan masalah ini.

Shallallahu ‘alaihi wa sallam melewati tempat sampah suatu kaum, kemudian buang

air kecil sambil berdiri.

Dalam kasus-kasus seperti ini ulama fiqih berkata : “Jika bertentangan dua

nash : yang satu menetapkan dan yang lain menafikan, maka yang menetapkan

didahulukan daripada yang menafikan, karena ia mengetahui sesuatu yang tidak

diketahui oleh pihak yang menafikan.

Jadi bagaimana hukum kencing sambil berdiri ?

Tidak ada aturan dalam syari’at tentang mana yang lebih utama kencing

sambil berdiri atau duduk, yang harus diperhatikan oleh orang yang buang hajat

hanyalah bagaimana caranya agar dia tidak terkena cipratan kencingnya. Jadi tidak

ada ketentuan syar’i, apakah berdiri atau duduk. Yang penting adalah seperti apa

yang beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam sabdakan.

البول� م�ن �ستنز�هوا ا“Lakukanlah tata cara yang bisa menghindarkan kalian dari terkena cipratan kencing”.

Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz berpendapat bahwa :

Boleh saja buang air kecil sambil berdiri, terutama sekali bila memang

diperlukan, selama tempatnya tertutup dan tidak ada orang yang dapat melihat

auratnya, dan tidak ada bagian tubuhnya yang terciprati air seninya. Dasarnya adalah

riwayat dari Hudzaifah Radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa

salalm pernah menuju sebuah tempat sampah milik sekelompok orang, lalu beliau

buang air kecil sambil berdiri. Hadits ini disepakati keshahihannya. Akan tetapi yang

afdhal tetap buang air kecil dengan duduk. Karena itulah yang lebih sering dilakukan

oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, selain juga lebih dapat menutupi aurat

dan lebih jarang terkena cipratan air seni.

Pendapat terkuat dari pendapat yang ada adalah kencing sambil berdiri tidaklah

terlarang selama aman dari percikan kencing. Hal ini berdasarkan beberapa alasan:

10

Page 11: file · Web viewAbu Isa At Tirmidzi mengatakan, “Hadits ini adalah hadits yang lebih bagus dan lebih shahih dari hadits lainnya tatkala membicarakan masalah ini.

1. Tidak ada hadits yang menyebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

melarang kencing sambil berdiri selain dari hadits yang dho’if (lemah).

2. Hadits yang menyebutkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kencing sambil

duduk tidaklah bertentangan dengan hadits yang menyebutkan beliau kencing

sambil berdiri, bahkan kedua-duanya diperbolehkan.

3. Terdapat hadits yang shahih dari Hudzaifah bahkan hadits ini disepakati oleh

Bukhari dan Muslim bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah kencing

sambil berdiri.

4. Sedangkan perkataan ‘Aisyah yang mengingkari berita kalau Nabi shallallahu

‘alaihi wa sallam itu kencing sambil berdiri hanyalah sepengetahuan ‘Aisyah

saja ketika beliau berada di rumahnya. Belum tentu di luar rumah, beliau

shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak kencing sambil berdiri. Padahal jika

seseorang tidak tahu belum tentu hal tersebut tidak ada. Mengenai masalah

ini, Hudzaifah memiliki ilmu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah

kencing sambil berdiri. Jadi, ilmu Hudzaifah ini adalah sanggahan untuk

‘Aisyah yang tidak mengetahui hal ini.

Secara agama, kebanyakan orang yang biasanya kencing berdiri kemudian

mereka akan mendirikan shalat, ketika akan ruku' atau sujud maka terasa ada sesuatu

yang keluar dari kemaluannya, itulah sisa air kencing yang tidak habis terpencar

ketika kencing sambil berdiri, apabila hal ini terjadi maka shalat yang dikerjakannya

tidak sah karena air kencing adalah najis dan salah satu syarat sahnya shalat adalah

suci dari hadats kecil maupun hadats besar.

Hadis riwayat Ibnu Abbas ra., ia berkata:

Rasulullah saw. pernah melewati dua buah kuburan, lalu beliau bersabda: Ingat,

sesungguhnya dua mayit ini sedang disiksa, namun bukan karena dosa besar. Yang

satu disiksa karena ia dahulu suka mengadu domba, sedang yang lainnya disiksa

karena tidak membersihkan dirinya dari air kencingnya.

Kemudian beliau meminta pelepah daun kurma dan dipotongnya menjadi dua.

Setelah itu beliau menancapkan salah satunya pada sebuah kuburan dan yang satunya

11

Page 12: file · Web viewAbu Isa At Tirmidzi mengatakan, “Hadits ini adalah hadits yang lebih bagus dan lebih shahih dari hadits lainnya tatkala membicarakan masalah ini.

lagi pada kuburan yang lain seraya bersabda: Semoga pelepah itu dapat meringankan

siksanya, selama belum kering. (Shahih Muslim No.439)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kebiasaan orang kencing berdiri akan mudah lemah bathin, karena

sisa-sisa air dalam pundi-pundi yang tidak habis terpancar menjadikan

kelenjar otot-otot dan urat halus sekitar zakar menjadi lembek dan kendur.

Berbeda dengan buang air jongkok, dalam keadaan bertinggung tulang paha di

kiri dan kanan merenggangkan himpitan buah zakar. Ini memudahkan air

kencing mudah mengalir habis dan memudahkan untuk menekan pangkal

buah zakar sambil berdehem-dehem. Dengan cara ini, air kencing akan keluar

hingga habis, malahan dengan cara ini kekuatan sekitar otot zakar terpelihara.

Ketika buang air kencing berdiri ada rasa tidak puas, karena masih ada

sisa air dalam kantong dan telur zakar di bawah batang zakar. Ia

berkemungkinan besar menyebabkan kencing batu. Kenyataan membuktikan

bahwa batu karang yang berada dalam ginjal atau kantong seni dan telur zakar

adalah disebabkan oleh sisa-sisa air kencing yang tak habis terpencar.

Endapan demi endapan akhirnya mengkristal/mengeras seperti batu karang.

Demikian hikmahnya Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Salam

melarang kencing berdiri. Dan bagi muslim yang shalat, kadang setelah keluar

dari WC dan mau shalat, ketika ruku' dalam shalat kita merasa ada sesuatu

yang keluar dari kemaluan, itu adalah sisa air kencing yang tidak habis

terpencar akibat dari kencing berdiri yang tidak tuntas keluar, hal ini

12

Page 13: file · Web viewAbu Isa At Tirmidzi mengatakan, “Hadits ini adalah hadits yang lebih bagus dan lebih shahih dari hadits lainnya tatkala membicarakan masalah ini.

menyebabkan shalat tidak sah karena salah satu sarat sahnya shalat adalah

bersih dan suci dari najis baik hadats kecil maupun hadats besar, dan air

kencing merupakan najis. Sehingga Nabi Shalallahu 'Alaihi Wasalam sering

mengingatkan dalam sabdanya: "Hati-hatilah dalam masalah kencing karena

kebanyakan siksa kubur dikarenakan tidak berhati-hati dalam kencing".

13