thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34668.docx · Web viewyang akan dialami bersamaan...

20
PENGARUH TERAPI AKTIVITAS SENAM ERGONOMIS TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS DASAR SEHARI-HARI PADA LANJUT USIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL YOGYAKARTA Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan Universitas MuhammadiyahYogyakarta TRI YUNI WULANDARI 201003201 22 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA YOGYAKARTA 201 4

Transcript of thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t34668.docx · Web viewyang akan dialami bersamaan...

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS SENAM ERGONOMIS TERHADAP PENINGKATAN AKTIVITAS DASAR SEHARI-HARI PADA LANJUT USIA DI WILAYAH

KERJA PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL YOGYAKARTA

Naskah Publikasi

Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Keperawatan Universitas MuhammadiyahYogyakarta

TRI YUNI WULANDARI

20100320122

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA YOGYAKARTA

2014

Pengaruh Terapi Aktivitas Senam Ergonomis Terhadap Peningkatan Aktivitas Dasar Sehari-hari Pada Lanjut Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas

Kasihan II Bantul Yogyakarta

Tri Yuni Wulandari 1, Titih Huriah, S.Kep Ns.,M.Kep., Sp.kom 2, Catur Budi Susilo,S.Pd.,S.Kp.,M.Kes 3

Karya Tulis Ilmiah, Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

INTISARILatar Belakang :

Peningkatan jumlah lanjut usia memberikan dampak peningkatan ratio ketergantungan usia lanjut (old age ratio depency). Ketergantungan lanjut usia disebabkan kemunduran fisik, psikis dan sosial lanjut usia yang dapat digambarkan melalui tiga tahap yaitu, kelemahan (impairment), keterbatasan fungsional (functional limitation), ketidakmampuan (disability), dan keterhambatan (handicap) yang akan dialami bersamaan dengan proses kemunduran akibat proses menua. Terdapat berbagai macam cara untuk meningkatkan aktivitas dasar sehari-hari, termasuk terapi aktivitas fisik Senam Ergonomis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi aktifitas senam ergonomis terhadap peningkatan aktivitas dasar sehari-hari pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II Bantul, YogyakartaMetode Penelitian :

Penelitian ini adalah study intervensi berupa penelitian kuantitatif dengan rancangan Quasy Experiment Design: Pretest-Posttest Control Group Design. Sampel pada penelitian ini sebanyak 34 orang lansia dengan masing-masing 17 lansia sebagai kelompok intervensi dan 17 lansia sebagai kelompok kontrol di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II Bantul. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data yang digunakan adalah Wilcoxon dan Mann Whitney. Hasil Penelitian :

Terdapat pengaruh terapi aktifitas senam ergonomis terhadap peningkatan aktivitas dasar sehrai-hari pada lanjut usia dengan nilai P value 0.000 (α < 0,05). Selain itu terdapat nilai P value pada kelompok kontrol sebesar 0.458 dan kelompok intervensi sebesar 0.000.Kesimpulan :

Terapi aktivitas senam ergonomis berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas dasar sehari-hari pada lanjut usia.

KataKunci: senam ergonomis, aktivitas dasar sehari-hari, lansia1 Mahasiswa PSIK FKIK UMY2 Dosen Pengajar PSIK FKIK UMY3 Dosen Pengajar Poltekes Yogyakarta

The Effect Of Ergonomic Exercises To Increase Activity Daily Living In Elderly At Work Area Kasihan II Primary Health Center, Bantul, Yogyakarta

Tri Yuni Wulandari 1, Titih Huriah, S.Kep Ns.,M.Kep., Sp.kom 2, Catur Budi Susilo,S.Pd.,S.Kp.,M.Kes 3

Karya Tulis Ilmiah, School of Nursing, Medical and Health Sciences Faculty, University Muhammadiyah of Yogyakarta

ABSTRACK

Background:An increasing number of elderly dependency ratio gives increased impact

of advanced age (old age ratio depency ). Elderly dependency due to deterioration of physical, psychological and social aging can be described through three stages, namely, impairment, functional limitation, disability, and handicap. Will be experienced in conjunction with the setback of the aging process. There are a variety of ways to improve the activities daily living, including Ergonomic exercises. The aims of the study was to determine the effect ergonomic exercises to increase activity daily living in elderly at work area Kasihan II Primary Health Center, Bantul, Yogyakarta.Research Methodology :

This research used a quantitative research study with Quasy Experiment Design: pretest-posttest control group design. Samples in this study were 34 elderly, which divided into 2 groups with each of 17 elderly as the intervention group and 17 elderly in control group at work area Kasihan II Primary Health Center, Bantul, Yogyakarta. This study used purposive sampling technique. Data analysis used Wilcoxon and Mann Whitney Test. Result :

There is an influenced of ergonomic to increase activity daily living in elderly with P value 0.000 (α <0.05). In addition there is P value of control group 0.458 and P value intervention group 0.000.Conclusion :

Ergonomic exercise has influence to increase activity daily living in elderly.

Keywords: ergonomic exercises, activity daily living, elderly1Nursing Sudent, School of Nursing Faculty of Medicine, Muhammadiyah University ofYogyakarta2Lecturer, School of Nursing Muhammadiyah University of Yogyakarta3Lecturer, Poltekes of Yogyakarta

PENDAHULUAN

Kemajuan di bidang kesehatan, meningkatnya sosial ekonomi dan meningkatnya pengetahuan masyarakat akan meningkatkan kesejahteraan rakyat dan usia harapan hidup juga akan meningkat. Berdampak pada peningkatan jumlah penduduk lanjut usia dari tahun ke tahun. Pada tahun 2007, jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta jiwa dan meningkat menjadi 20.547.541 jiwa pada tahun 2009. Jumlah ini termasuk terbesar ke-4 setelah China, India dan Jepang. Tahun 2012, jumlah lansia di Indonesia meningkat mencapai 26.094.851 jiwa1. Pertambahan jumlah penduduk lansia juga terlihat di beberapa provinsi di Indonesia. Usia Harapan Hidup (UHH) di Daerah Istimewa Yogyakarta meningkat menjadi 73,27 tahun, hal ini ditunjukkan dengan semakin meningkatnya usia lanjut. Jumlah lansia di Daerah Istimewa Yogyakarta, terdapat 456,964 jiwa lansia dari jumlah keseluruhan di kabupaten maupun kota2. Kabupaten Bantul memiliki jumlah lansia tertinggi sebesar 162, 321 jiwa3.

Peningkatan jumlah lanjut usia memberikan dampak peningkatan ratio ketergantungan usia lanjut (old age ratio depency). Ketergantungan lanjut usia disebabkan kemunduran fisik, psikis dan sosial lanjut usia yang dapat digambarkan melalui tiga tahap yaitu, kelemahan (impairment), keterbatasan fungsional (functional limitation), ketidakmampuan (disability), dan keterhambatan (handicap) yang akan dialami bersamaan dengan proses kemunduran akibat proses menua4. Menurut Kane5, masalah yang kerap muncul pada lanjut usia adalah imobilisasi (immobility), instabilitas dan jatuh (instability), inkontinensia (incontinence), gangguan intelektual (intellectual impairment), infeksi (infection), gangguan penglihatan dan pendengaran(impairment of vision and hearing), depresi(isolation), malnutrisi(Inanition), ganguan tidur(insomnia), menurunnya kekebalan tubuh(hingga immune deficiency). Selain itu lansia juga rentan mengalami masalah degeneratif yang menurunkan daya tahan tubuh sehingga rentan terkena infeksi penyakit menular dan tidak menular6.

Salah satu upaya untuk menjaga, meningkatkan kesehatan dan kesegaran jasmani bagi lansia (lanjut usia) adalah dengan melakukan olahraga7. Senam Ergonomis merupakan terapi aktivitas fisik 8. Senam ergonomis merupakan senam yang diilhami dari gerakan shalat. Gerakan shalat dapat dipastikan mengandung fungsi autoregulasi dan adaptasi tubuh manusia dengan otak sebagai pusat pengendali 9. Senam ergonomis merupakan senam yang dapat langsung membuka, membersihkan, dan mengaktifkan seluruh sistem-sistem tubuh seperti sistem kardiovaskuler, kemih, reproduksi10.

Aktivitas dasar sehari-hari adalah kemampuan seseorang untuk mengurus dirinya sendiri, dimulai dari bangun tidur, mandi, berpakaian, dan seterusnya sampai pergi tidur kembali11. Pada lanjut usia, aktivitas dasar sehari-hari dapat terganggu oleh beberapa hal atau keadaan, yaitu adanya penurunan fungsi. Penurunan tersebut disebabkan oleh persendian yang kaku, pergerakan yang terbatas, waktu beraksi lanjut usia yang lambat, keadaan tidak stabil bila berjalan, keseimbangan tubuh yang jelek, gangguan peredaran darah, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, dan gangguan pada perabaan (tactile

sensory) 12.Menurut Stanley & Beare 13, bahwa terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi aktivitas dasar sehari-hari pada lanjut usia yaitu umur, fungsi kognitif, kesehatan psikologis, stress dan dukungan keluarga. Pengkajian ADS pada lanjut usia meliputi kemampuan aktivitas dasar dalam transfer atau pindah (tidur atau duduk), mobilisasi, penggunaan toilet (ke atau dari WC, menyiram, melepas celana), membersihkan diri (lap muka, menyisir rambut, menggosok gigi), mengontrol buang air besar, mengontrol buang air kecil, berpakaian, makan, naik turun tangga 14.

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi aktifitas senam ergonomis terhadap peningkatan aktivitas dasar sehari-hari. Tujuan khusus penelitian ini adalah (1) Menganalisis pengaruh pemberian terapi aktivitas senam ergonomis terhadap peningkatan aktivitas dasar sehari-hari pada lanjut usia selama satu bulan dengan melihat perbedaan antara sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok intervensi, (2) Menganalisis pengaruh pemberian terapi aktivitas senam ergonomis terhadap peningkatan aktivitas dasar sehari-hari pada lanjut usia selama satu bulan dengan melihat perbedaan antara sebelum dan sesudah pada kedua kelompok (kelompok intervensi dan kelompok kontrol), (3) Membandingkan aktivitas dasar sehari-hari lansia pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol setelah diberikan intervensi senam ergonomis pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II Bantul, Yogyakarta.

METODOLOGIPenelitian ini menggunakan Quasy eksperimental pre-test and post-

test with control group design. Populasi pada peneitian ini adalah lansia yang mengalami keterbatasan aktivitas dasar sehari-hari. Berdasarkan data tahun 2012 di wilayah Puskesmas Kasihan II serta dari hasil survey pendahuluan jumlah lansia di wilayah Puskesmas Kasihan II berjumlah 698 orang. Teknik pengambilan sampel adalah dengan purposive sampling, dikarenakan sampel yang didapatkan sebarannya tidak diketahui sehingga peneliti perlu melakukan validasi dari beberapa posyandu yang memiliki jumlah lansia terbanyak serta mengalami masalah keterbatasan aktivitas dasar sehari-hari. Jumlah sample kedua kelompok adalah sebanyak 34 orang yang terbagi 17 sampel sebagai kelompok intervensi dan 17 orang sampel sebagai kelompok kontrol.

Variable penelitian adalah intervensi senam ergonomis pada lansia dengan keterbatasan aktivitas dasar sehari-hari. Hasil penelitian untuk variabel terapi aktivitas fisik Senam Ergonomis dikategorikan dengan skala nominal, sedangkan variabel penelitian aktivitas dasar sehari-hari lansia. Instrumen penelitian ini adalah Barthel Indexs 15 dengan cara wawancara dengan sampel. Modul kegiatan “Bebas Beraktifitas dengan Terapi SERGO” membantu peneliti dalam memberikan intervensi.

Pada penelitian ini, analisis data dilakukan dengan membandingkan keadaan sebelum dan sesudah perlakuan. Selain itu dilakukan juga perbandingan antara kedua kelompok (intervensi dan kontrol). Kemudian dilihat perbedaan selisih peningkatan aktivitas dasar sehari-hari sebelum dilakukan kegiatan senam ergonomis dan setelah dilakukan senam ergonomis dan juga melihat peningkatan

aktivitas dasar sehari-hari pada kedua kelompok. Analisis data ini menggunakan uji statistik dengan Wilcoxon Sigred Rank Test (Uji Non Parametrik) dan Mann Whitney yang memiliki tingkat kepercayaan 95%. Uji analisis tersebut digunakan apabila terdapat dua sampel kuantitatif dalam skala nominal dan rasio serta digunakan untuk melihat perbedaannya16. Data akan diolah menggunakan aplikasi SPSS 16.

HASIL DAN PEMBAHASANPenelitian ini dilakukan pada awal Bulan April sampai awal Bulan Mei

selama 4 minggu di wilayah kerja Puskesmas Kasihan II Bantul dengan jumlah sampel sebanyak 34, yaitu 17 sampel kelompok kontrol dan 17 sampel kelompok intervensi. Analisa data yang digunakan meliputi analisis univariat dan analisa bivariat yang dideskripsikan berikut ini:1. Hasil Uji Statistik Berdasarkan Distribusi Karakteristik Sampel

Tabel 1Distribusi Frekuensi Karakteristik Sampel Tentang Peningkatan

Aktivitas Dasar Sehari-hari Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia dan Pekerjaan pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi

KelompokKarakteristik Responden Intervensi Kontrol

N % N % Jenis Kelamin

Laki-Laki 5 29,4 5 29,4Perempuan 12 17,6 12 17,6 Umur< 65 tahun 8 47,1 9 52,9>65 tahun 9 52,9 8 47,1PekerjaanIbu Rumah Tangga 7 41,2 10 58,8Petani 1 5,9 3 17,6Pedagang 3 17,6 3 17,6Penjahit 4 23,5 - -Swasta 1 5,9 - -Wiraswasta 1 5,9 - -Juru Parkir - - 1 5,9Sumber : Data Primer 2014

Hasil analisis menyatakan bahwa karakteristik usia dari semua sampel merupakan lanjut usia yaitu 60-74 tahun. Menurut Keliat16, orang yang berusia lebih dari 60 tahun dan memiliki masalah yang bervariasi dari tentang sehat sampai sakit, dari kebutuhan biopsikologis sampai spiritual, serta kondisi adaptif sampai kondisi maladaptif. Karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin, sampel perempuan lebih banyak daripada laki-laki pada kelompok kontrol dan intervensi yaitu 10 orang laki-laki dan 24 orang perempuan. Hal tersebut didukung oleh data Susenas17 yang menyebutkan bahwa angka rasio ketergantungan penduduk lansia perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan penduduk lansia laki-laki

(12,95) berbanding 10,86). Hal ini menunjukkan bahwa umur harapan hidup yang paling tinggi adalah perempuan. Oleh karena itu, permasalahan lanjut usia secara umum di Indonesia sebenarnya tidak lain adalah permasalahan yang lebih didominasi oleh perempuan6.

Sedangkan pada karakteristik pekerjaan, lansia ibu rumah tangga lebih banyak dibandingkan dengan jenis pekerjaan lain, pada kelompok kontrol yaitu 10 orang sampel (58.8%) dan pada kelompok intervensi 7 orang sampel (41.2%). Menurut data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas)18, hampir separuh (45,41%) lansia di Indonesia memiliki kegiatan utama bekerja dan sebesar 28,69% mengurus rumah tangga, kemudian 1,67% termasuk menganggur/mencari kerja, dan kegiatan lainnya sekitar 24,24%. Tingginya persentase lansia yang bekerja dapat dimaknai bahwa sebenarnya lansia masih mampu bekerja secara produktif untuk membiayai kehidupan rumah tangganya, namun di sisi lain mengindikasikan bahwa tingkat kesejahteraan lansia masih rendah, sehingga meskipun usia sudah lanjut, lansia terpaksa bekerja untuk membiayai kehidupan rumah tangganya.. Penelitian ini dilakukan dengan sampel berjumlah 34 orang yang terbagi dalam kelompok kontrol 17 orang dan intervensi 17 orang.

2. Analisis UnivariatTingkat aktivitas dasar sehari-hari sebelum dan sesudah dilakukan

intervensi Senam Ergonomis pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2. Univariat Aktivitas Dasar Sehari-hari Pre test dan Post test pada

Kelompok Intervensi dan KontrolKetergantungan Intervensi Kontrol

Pre-test Post-test Pre-test Post-test N % N % N % N %

Ketergatungan Ringan 17 100,0 10 58,8 17 100,0 17 100,0Mandiri - - 7 41,2 - - - - Sumber: Data Primer, 2014

Berdasarkan hasil uji statistik analisis univariat proporsi nilai kemampuan melakukan aktivitas dasar sehari-hari pada responden kelompok intervensi setelah terapi aktivitas senam ergonomis mengalami peningkatan, yaitu ketika dilakukan pengukuran awal (pre-test) tingkat ketergantungan ringan sebanyak 17 orang. Setelah diberikan perlakuan dilakukan pengukuran kembali (post-test) ketergantungan ringan sebanyak 10 orang dan 7 orang sisanya mandiri.

Pada responden kelompok kontrol saat dilakukan pengukuran awal (pre-test) seluruh lansia mengalami ketergantungan ringan sebanyak 17 orang. Setelah dilakukan pengukuran kembali (post-test) tanpa diberikan perlakuan hasilnya masih sama dan tidak berubah, yaitu ketergantungan ringan sebanyak 17 orang.

Menurut Gallo et.al19, Ketika seseorang tidak mampu melakukan aktivitas ini secara mandiri maka perlu bantuan dari orang lain atau dengan kata

lain seseorang tersebut mengalami ketergantungan.

3. Analisis BivariatPengaruh Terapi Aktivitas Senam Ergonomis terhadap Peningkatan

Aktivitas Dasar Sehari-hari pada Lanjut Usia di Wilayah Puskesmas Kasihan II. Hasil pre-test dan post-test masing-masing kelompok disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.Aktivitas Dasar Sehari-hari Pre – test dan Post-test pada Responden

Kelompok Intervensi dan KontrolKetergantungan Intervensi Kontrol

Pre-test Post-test Pre-test Post testMedian 17,00 19,00 17,00 17,00SD 0,927 1,131 1,230 1,147Min 15,00 17,00 14,00 15,00Max 18,00 20,00 18,00 18,00 Sumber: Data Primer, 2014

Pada data di atas menunjukkan bahwa pada kelompok intervensi nilai Median saat dilakukan pengukuran awal (pre-test) 17,00 dan saat dilakukan pengukuran kembali (post-test) setelah diberikan perlakuan adalah 19,00. Sedangkan nilai SD saat dilakukan pengukuran awal dan di ukur kembali setelah diberikan perlakuan juga mengalami kenaikan.

Pada kelompok kontrol nilai Median saat dilakukan pengukuran awal (pre-test) 17,00 dan saat dilakukan pengukuran kembali (post-test) setelah diberikan perlakuan adalah 17,00. Sedangkan nilai SD saat dilakukan pengukuran awal dan di ukur kembali setelah diberikan perlakuan mengalami penurunan.

a. Analisis WilcoxonPengaruh Terapi Aktivitas Senam Ergonomis terhadap Peningkatan

Aktivitas Dasar Sehari-hari Pada Lansia di Wilayah Puskesmas Kasihan II. Hasil pre-test dan post-test masing-masing kelompok disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4 Hasil Uji Analisis Wilcoxon Signed Ranks Test Aktivitas Dasar Sehari-

hari Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol

Kelompok Z ρ value

Intervensi - 3,716 0,000

Kontrol - 0,741 0,458

Sumber : Data Primer 2014

Pada data diatas menunjukkan kelompok intervensi dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test diperoleh nilai probabilitas ρvalue sebesar 0,000. Nilai tersebut lebih kecil dari 0,005, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan aktivitas dasar sehari-hari yang bermakna antara pre-test dan post-test, yaitu ada peningkatan aktivitas dasar sehari-hari.

Pada kelompok control dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test diperoleh nilai probabilitas ρvalue sebesar 0,458. Nilai tersebut lebih besar dari 0,005, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan aktivitas dasar sehari-hari yang bermakna antara pre-test dan post-test, yaitu tidak terjadi peningkatan aktivitas dasar sehari-hari.

b. Analisis Mann WhitneyPengaruh Terapi Aktivitas Senam Ergonomis terhadap Peningkatan

Aktivitas Dasar Sehari-hari pada Lanjut Usia di Wilayah Puskesmas Kasihan II. Hasil pre-test dan post-test kedua kelompok disajikan pada tabel berikut:

Tabel 5. Hasil Uji Analisis Mann-Whitney TestAktivitas Dasar Sehari-hari

Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol

Selisih Mean Rank Z ρ ValueIntervensi 23,59 - 3,660 0,000Kontrol 11,41Sumber : Data Primer 2014

Berdasarkan table diatas, dapat dilihat bahwa nilai rerata pada kelompok kontrol dan intervensi berbeda. Hasil uji statistik menggunakan Mann Whitney pada kelompok kontrol dan intervensi diperoleh nilai diperoleh nilai ρ value sebesar 0,000 (α < 0,05), maka H0 ditolak yang artinya terdapat pengaruh terapi aktivitas senam ergonomis. Menurut Fred et.al20, menyatakan bahwa latihan fisik dapat meningkatkan komponen kebugaran seperti kekuatan otot, daya tahan, koordinasi, keseimbangan, dan fleksibilitas. Meningkatkan kekuatan otot ini sangat penting karena lansia sering mengalami kelemahan yang membuat kecepatan berjalan lambat dan keterbatasan dalam melakukan aktivitas dasar sehari-hari.

Menurut Stanley and Beare13, faktor- faktor yang mempengaruhi aktivitas dasar sehari-hari adalah umur, fungsi kognitif, kesehatan fisiologis, fungsi psikologis, stress dan dukungan masyarakat.

Gerakan dalam Senam Ergonomis termasuk dalam gerakan Non Weight Bearing karena gerakan yang dilakukan sederhana, singkat, dan tidak menggunakan beban sehingga dapat dilakukan dalam jangka waktu singkat21. Senam Ergonomis dilakukan selama 8x pertemuan dalam 4

minggu. Latihan aktivitas dengan intensitas sedang dapat dilakukan rutin 2 kali dalam seminggu untuk menurunkan nyeri pada persendian22.

Aktivitas fisik akan memberikan efek yang positif pada kekuatan otot dan fungsinya, serta mood pada lansia. hasil penelitian Novita Ardiyanti23, senam lanjut usia yang dilakukan secara aktif akan berpengaruh terhadap tingkat kemandirian lanjut usia dalam memenuhi aktivitas dasar sehari-hari.

Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sumosardjuno24, mengatakan bahwa salah satu jenis olahraga yang bisa dilakukan pada lanjut usia adalah senam, menurutnya aktivitas olahraga ini akan membantu tubuh tetap bugar dan segar karena melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja optimal, dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berkeliaran di dalam tubuh.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Terdapat pengaruh yang signifikan pada terapi aktifitas senam ergonomis terhadap peningkatan aktivitas dasar sehari-hari pada lansia.

Saran

Perlu adanya program yang melatih aktivitas fisik pada lansia sehingga dapat dijadikan cara untuk meningkatkan aktivitas dasar sehari-hari pada lansia. Lansia juga harus berperan aktif dan mandiri dalam upaya meningkatkan derajat kesehatannya.

DAFTAR PUSTAKA1. Kementerian Kesehatan RI. (2013). Buletin Jendela Data dan Informasi

Kesehatan. Diakses pada 19 November 2013.2. Dinas Kesehatan DIY. (2012). Profil Kesehatan Penduduk Indonesia.

Departemen Kesehatan Provinsi DIY3. Dinas Kesehatan Bantul. (2013). Profil Kesehatan Kabupaten Bantul.

Departemen Kesehatan Kabupaten Bantul4. Azizah, M. L. (2011). Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta : Graha Ilmu. 5. Kane R .L ,Ouslander J.G. (2008). Essentials of Clinical Griatrics Sixth

Edition. McGraw-Hill Professional Publishing6. Badan Pusat Statistik. (2012). Penduduk Menurut Umur Dan Jenis Kelamin

dalam Angka Yogyakarta. Yogyakarta7. .(2009).Mosby's Medical Dictionary. : Elsevier.8. Fukumoto et al. (2014). Effects Of High-Velocity Resistance Training On

Muscle Function, Muscle Properties, And Physical Performance In Individuals With Hip Osteoarthritis: A Randomized Controlled Trial. Clinical Rehabilitation. Diakses tanggal 4 Februari 2014 pukul 20:02 WIB

9. Kaye, Baluch, Scott. (2010). Pain Management in the Elderly Population: A Review. The Ochsner Journal. 10:179–187

10. Permana. (2011). Dengan Judul Pengaruh Terapi Latihan Fisik terhadap Intensitas Nyeri Pada Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Luhur

Yogyakarta. Skripsi Strata Satu, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.Yogyakarta

11. Kuntjoro, Z.S. (2002). Memahami Mitos dan Realita Tentang Lansia. Diakses tanggal 20 November 2013 dari : //http.www.e-psikologi.com/usia/020402.htm.

12. Hardywinoto. (2005) : Panduan Gerontologi : Tinjauan Dari Berbagai Aspek. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

13. Stanley& Beare.(2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik (Gerontologi Nursing:A health Promotion/Protection Approach).Edisi ke-2. Alih Bahasa Juniarti & Kurnianingsih. Jakarta: EGC.

14. McDowell I, Newell C. (1996). Measuring Health: A. Guide to rating scales and Questionnaires 2nd ed. New York: Oxford University Press.

15. Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

16. Keliat, Budi Anna dkk.(2006).Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa Edisi 2.Jakarta:EGC

17. Survey Sosial Ekonomi Nasional. (2012). Profil Perempuan Indonesia. Diakses pada tanggal 15 Juni 2014 Pukul 21.30 WIB.

18. Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas). (2011) . Ketenagakerjaan Indonesia. Diakses pada tanggal 20 Juni Pukul 22.00 WIB.

19. Gallo, (1998). Gerontologi.EGC. Jakarta. 20. Fried LP, Tangen CP, Walston J, Newman AB, Hirsch C, Gottdiener J,

Seeman T, Tracey R, Kop WJ,Burke G, McBurney MA for the Cardiovascular Health Study Collaborative Research Group (2001). Frailty in older adults: evidence for a phenotype. Journal of Gerontology: Medical Sciences, Vol.56A (3): M146-M156

21. Griwijono & Sidik. (2012)22. Iversen & Bawerman. (2013). Recommendations and the state of the evidence

for physical activity interventions for adults with rheumatoid arthritis: 2007 to present. NIH Public Access. 489–503

23. Ardiyanti, Novita. Abtraksi. Diakses pada tanggal 16 Juni 2014