Kemunduran Bani Abbasiyah

35
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam periode pertama, sebenarnya banyak tantangan dan gangguan yang dihadapi dinasti Abbasiyah. Beberapa gerakan politik merongrong pemerintahan dan mengganggu stabilitasi muncul di mana-mana, baik gerakan dari kalangan intern Bani Abbas sendiri maupun dari luar. Namun, semuanya dapat diatasi dengan baik. Keberhasilan penguasa Abbasiyah mengatasi gejolak dalam negeri ini makin memantapkan posisi dan kedudukan mereka sebagai pemimpin yang tangguh. Kekuasaan betul-betul berada di tangan khalifah. Keadaan ini sangat berbeda dengan periode sesudahnya. Setelah periode pertama berlalu para khalifah sangat

description

Kemunduran Bani Abbasiyah

Transcript of Kemunduran Bani Abbasiyah

Page 1: Kemunduran Bani Abbasiyah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam periode pertama, sebenarnya banyak tantangan dan

gangguan yang dihadapi dinasti Abbasiyah. Beberapa gerakan politik

merongrong pemerintahan dan mengganggu stabilitasi muncul di mana-

mana, baik gerakan dari kalangan intern Bani Abbas sendiri maupun dari

luar. Namun, semuanya dapat diatasi dengan baik. Keberhasilan penguasa

Abbasiyah mengatasi gejolak dalam negeri ini makin memantapkan posisi

dan kedudukan mereka sebagai pemimpin yang tangguh. Kekuasaan betul-

betul berada di tangan khalifah. Keadaan ini sangat berbeda dengan

periode sesudahnya. Setelah periode pertama berlalu para khalifah sangat

lemah. Mereka berada di bawah pengaruh kekuasaan yang lain.1

Perkembangan peradaban dan kebudayaan serta kemajuan besar

yang dicapai dinasti Abbasiyah pada periode pertama telah mendorong

para penguasa untuk hidup mewah, bahkan cenderung mencolok. Setiap

khalifah cenderung ingin lebih mewah dari pendahulunya. Kehidupan

mewah khalifah-khalifah ini ditiru olah para hartawan dan anak-anak

pejabat. Kecenderungan bermewah-mewah, ditambah dengan kelemahan

khalifah dan faktor lainnya menyebabkan roda pemerintahan terganggu

1 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 61-62.

Page 2: Kemunduran Bani Abbasiyah

2

dan rakyat menjadi miskin. Kondisi ini memberi peluang kepada tentara

profesional asal Turki yang semula diangkat oleh khalifah Al-Mu’tashim

untuk mengambil kendali pemerintahan. Usaha mereka berhasil, sehingga

kekuasaan sesungguhnya berada di tangan mereka, sementara kekuasaan

Bani Abbas di dalam khalifah Abbasiyah yang didirikannya mulai pudar

dan ini merupakan awal dari keruntuhan dinasti ini, meskipun setelah itu

usianya masih dapat bertahan lebih dari empat ratus tahun.2

B. Rumusan Masalah

a. Apakah Faktor Internal Kemunduran Bani Abbasiyah?

b. Apakah Faktor Eksternal Kemunduran Bani Abbasiyah?

C. Tujuan

a. Mengetahui Faktor Intenal Kemunduran Bani Abbasiyah.

b. Mengetahui Faktor Eksternal Kemunduran Bani Abbasiyah.

2 Ibid., h. 62

Page 3: Kemunduran Bani Abbasiyah

3

BAB II

PEMBAHASAN

A. Faktor Internal Kemunduran Bani Abbasiyah

Sebagaimana terlihat dalam periodisasi khilafah Abbasiyah, masa

kemunduran dimulai sejak periode kedua. Namun demikian, faktor-faktor

penyebab kemunduran itu tidak datang secara tiba-tiba. Benih-benihnya

sudah terlihat pada periode pertama, hanya karena khalifah pada periode

ini sangat kuat, benih-benih itu sempat berkembang. Dalam sejarah

kekuasaan Bani Abbas terlihat bahwa apabila khalifah kuat, para menteri

cenderung berperan sebagai kepala pegawai sipil, tetapi jika khalifah

lemah mereka akan berkuasa mengatur roda pemerintahan.3

Disamping kelemahan khalifah, banyak faktor lain yang

menyebabkan khilafah Abbasiyah menjadi mundur, masing-masing faktor

tersebut saling berkaitan satu sama lain. Beberapa diantaranya adalah

sebagai berikut:

1. Perebutan Kekuasaan di Pusat Pemerintahan

Telah disebutkan bahwa dengan waktu yang relatif singkat

kaum muslimin menjadi penguasa di tiga benua. Semasa Abbasiyah

3 Anonim. 2010. Masa Kemunduran dan Kehancuran Bani Abbasiyah.

http://www.wikipedia.ordg.id.

Page 4: Kemunduran Bani Abbasiyah

4

wilayah kekuasaannya meliputi barat sampai samudera Atlantik, di

sebelah timur sampai India perbatasan China, dan di utara laut

Kasphia, sampai ke selatan teluk Persia. Wilayah kekuasaan

Abbasiyah yang hampir sama luasnya dengan wilayah kekuasaan

dinasti Mongol, tidak mudah dikendalikan oleh para khalifah yang

lemah. Di samping itu sistem komunikasi masih sangat lemah dan

tidak maju saat itu, menyebabkan tidak cepat dapat informasi akurat

apabila suatu daerah ada masalah, konflik, atau terjadi pemberontakan.

Oleh karena itu, terjadi banyak wilayah lepas dan berdiri sendiri.

Sementara itu jauhnya wilayah-wilayah yang terletak di ketiga benua

tersebut, dan kemudian hari didorong oleh para khalifah yang makin

lemah dan malah yang di pengaruhi oleh kelompok-kelompok yang

tidak terkendali bagi khalifah, menyebabkan daerah-daerah satu

persatu lepas. Ada yang merdeka dan ada yang setengah merdeka, ada

yang berkuasa secara mutlak dengan hanya mengakui kedaulatan

khalifah, karena kepentingan legitimasi mereka sebagai wakil khalifah

seperti dinasti Ghazni di timur. Daerah yang melepaskan diri dari

kekuasaan Abbasiyah misalnya di barat seperti, Syi’ah Idrisiah di

Maroko, Umayah di Andalusia, dan Fatimiah di Afrika.4

Eksploitasi dan pajak berlebihan menjadi kebijakan favorit

yang dibebankan kepada rakyat, tidak terkecuali. Garis perpecahan

antara Arab dan non-Arab, muslim Arab dan mawali, anti-muslim dan

4 Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. (Pengantar Ahmad Syafii Maarif dan M. Amin Abdullah: Pustaka), h. 162.

Page 5: Kemunduran Bani Abbasiyah

5

dzimmi, tetap telihat tajam. Orang Arab sentiment lantaran Arab utara

dan Arab selatan masih tetap ada. Orang Persia, berbangsa Hamite,

Turki, dan lain-lain tidak pernah berpadu dalam satu kesatuan dengan

orang Arab Semit. Akibatnya mundur disentegrasi antara kekuatan-

kekuatan sosial dan kelompok-kelmpok. Seiring dengan lintasan

waktu/zaman, darah penakluk telah bercampur dengan darah taklukan,

bersama dengan hilangnya kualitas dan posisi dominan. Dengan

hancurnya bangsa Arab, hancur pula stamina dan semangat juang

mereka.5

Mu’tasim membangun kelompok tentara elit dari Turki secara

terpisah dengan tentara Abbasiyah. Akhirnya, mereka begitu

berpengaruh di kalangan istana maupun rakyat, maka khalifah pun

tergantung mau atau tidaknya mereka. Tentara bayaran Turki akhirnya

saat khalifah lemah, merekalah yang pegang kendali kekhalifahan,

bahkan untuk mengangkat dan memecat khalifah pun merekalah yang

paling menentukan. Kesewenang-wenangan mereka, maka membuat

gelisah bagi kelompok Arab, Persia, dan suku-suku lain yang

memprotes keras. Hal ini menyebabkan khalifah Mu’tasim

memindahkan ibu kota ke Samarra. Kemudian hari pindah kembali

lagi di ibu kota ke Baghdad. Di samping itu, seperti orang Arab yang

merendahkan non-Arab, dan sebaliknya orang Persia juga tidak

memandang orang Arab sebagai bangsa yang maju. Perang Amin-

5 Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. (Pengantar Ahmad Syafii Maarif dan M. Amin Abdullah: Pustaka), h. 162-163.

Page 6: Kemunduran Bani Abbasiyah

6

Ma’mun secara jelas membagi Abbasiyah dalam dua kubu yaitu kubu

Arab dan kubu Persia. Hal ini juga memengaruhi kebutuhan

Abbasiyah. Karena tidak adanya suatu sistem dan aturan yang baku

menyebabkan sering gonta-gantinya putra anggota di kalangan istana

dan pecah-belahnya suara istana yang tidak menjadi kesatuan bulat

terhadap pengangkatan para pengganti khalifah. Seperti perang saudara

antara Amin Ma’mun adalah bukti nyata. Di samping itu, tidak adanya

kerukunan antara tentara, istana, dan elit politik lain yang juga

memacu kemunduran dan kehancuran dinasti ini. Di samping itu,

tentara lembaga pertahanan keamanan tidak begitu dapat perhatian dari

khalifah juga membuat kekuatan pusat dinasti ini makin hari makin

lemah. 6

Selain itu saat para khalifah yang lemah berkuasa, provinsi-

provinsi di daerah yang jauh dari pusat tidak begitu terurus dan

terkendarli dengan baik, di samping itu sejak sebelumnya provinsi-

provinsi menikmati otonomi dan diberi kebebasan dalam hal

pertahanan dan perpajakan. Para wali, amir, dan tentara akhirnya

menjadi kuat dan melepaskan diri dari pusat atau mereka juga hanya

mengakui pusat dengan berkuasa penuh. Sebagai contoh, khalifah

Harun memberikan otonomi dan tanggung jawab penuh kepada

6 Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. (Pengantar Ahmad Syafii Maarif dan M. Amin Abdullah: Pustaka), h. 163.

Page 7: Kemunduran Bani Abbasiyah

7

Ibrahim ibn Aghlab sebagai penguasa Ifriqiyah seumur hidup yang

menghasilkan berdiri dinasti Aghlabiah yang merdeka.7

2. Munculnya Dinasti-Dinasti Kecil Yang Memerdekakan Diri

Munculnya dinast-dinasti yang benar-benar menikmati

independensi dari kekhalifahan pusat Abbasiyah, seperti dinasti Ibn-

Thulun dan Ikhsid di Mesir. Bani Thahir di Khurasam, Bani Saman di

Persia dan ma wara al-nahar (seberang Sungai Oxus), orang

Ghaznawi di Afghanistan, Punjab, dan India, bahkan Bani Buwaihia

penganut Syi’ah Itsna’Asyariah berhasil menduduki kekhalifahan di

Shirai Persia. Setelah Buwaihiah tumbang digantikan oleh Saljuq yang

Sunni. Hal ini terjadi karena lemahnya kekhalifahan pusat.8

Wilayah kekuasaan Abbasiyah pada periode pertama hingga

masa keruntuhan sangat luas, meliputi berbagai bangsa yang berbeda,

seperti Maroko, Mesir, Syria, Irak, Persia, Turki dan India. Walaupun

dalam kenyataannya banyak daerah yang tidak dikuasai oleh Khalifah,

secara riil, daerah-daerah itu berada di bawah kekuasaaan gubernur-

gubernur bersangkutan. Hubungan dengan Khalifah hanya ditandai

dengan pembayaran upeti. 9

7 Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. (Pengantar Ahmad Syafii Maarif dan M. Amin Abdullah: Pustaka), h. 163.

8 Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. (Pengantar Ahmad Syafii Maarif dan M. Amin Abdullah: Pustaka), h. 164.

9 Anonim. 2010. Masa Kemunduran dan Kehancuran Bani Abbasiyah.

http://www.wikipedia.ordg.id.

Page 8: Kemunduran Bani Abbasiyah

8

Ada kemungkinan penguasa Bani Abbas sudah cukup puas

dengan pengakuan nominal, dengan pembayaran upeti. Alasannya,

karena khalifah tidak cukup kuat untuk membuat mereka tunduk,

tingkat saling percaya di kalangan penguasa dan pelaksana

pemerintahan sangat rendah dan juga para penguasa Abbasiyah lebih

menitik beratkan pembinaan peradaban dan kebudayaan daripada

politik dan ekspansi. Selain itu, penyebab utama mengapa banyak

daerah yang memerdekakan diri adalah terjadinya kekacauan atau

perebutan kekuasaan di pemerintahan pusat yang dilakukan oleh

bangsa Persia dan Turki. 10

Akibatnya propinsi-propinsi tertentu di pinggiran mulai lepas

dari genggaman penguasa Bani Abbas. Ini bisa terjadi dengan dua

cara, pertama, seorang peminpin lokal memimpin suatu

pemberontakan dan berhasil memperoleh kemerdekaan penuh, seperti

daulat Umayyah di Spanyol dan Idrisiyah di Marokko. Kedua, seorang

yang ditunjuk menjadi gubernur oleh khalifah yang kedudukannya

semakin kuat, seperti daulah Aghlabiyah di Tunisiyah dan Thahiriyyah

di Khurasan.11

10 Anonim. 2010. Masa Kemunduran dan Kehancuran Bani Abbasiyah.

http://www.wikipedia.ordg.id.

11 Anonim. 2010. Masa Kemunduran dan Kehancuran Bani Abbasiyah.

http://www.wikipedia.ordg.id.

Page 9: Kemunduran Bani Abbasiyah

9

Dinasti yang lahir dan memisahkan diri dari kekuasaan

Baghdad pada masa khilafah Abbasiyah, di antaranya adalah:

1) Yang berkembasaan Persia: Thahiriyyah di Khurasan (205-259 H),

Shafariyah di Fars (254-290 H), Samaniyah di Transoxania (261-

389 H), Sajiyyah di Azerbaijan (266-318 H), Buwaihiyyah, bahkan

menguasai Baghdad (320-447).

2) Yang berbangsa Turki: Thuluniyah di Mesir (254-292 H),

Ikhsyidiyah di Turkistan (320-560 H), Ghaznawiyah di Afganistan

(352-585 H), Dinasti Seljuk dan cabang-cabangnya

3) Yang berbangsa Kurdi: al-Barzukani (348-406 H), Abu Ali (380-

489 H), Ayubiyah (564-648 H).

4) Yang berbangsa Arab: Idrisiyyah di Marokko (172-375 h),

Aghlabiyyah di Tunisia (18-289 H), Dulafiyah di Kurdistan (210-

285 H), Alawiyah di Tabaristan (250-316 H), Hamdaniyah di

Aleppo dan Maushil (317-394 H), Mazyadiyyah di Hillah (403-545

H), Ukailiyyah di Maushil (386-489 H), Mirdasiyyah di Aleppo

414-472 H).12

5) Yang Mengaku sebagai Khalifah : Umawiyah di Spanyol dan

Fatimiyah di Mesir.

3. Kemerosotan Perekonomian

12 Anonim. 2010. Masa Kemunduran dan Kehancuran Bani Abbasiyah.

http://www.wikipedia.ordg.id.

Page 10: Kemunduran Bani Abbasiyah

10

` Khilafah Abbasiyah juga mengalami kemunduran di bidang

ekonomi bersamaan dengan kemunduran di bidang politik. Pada

periode pertama, pemerintahan Bani Abbas merupakan pemerintahan

yang kaya. Dana yang masuk lebih besar dari yang keluar, sehingga

Bait al-Mal penuh dengan harta. Pertambahan dana yang besar

diperoleh antara lain dari al-Kharaj, semacam pajak hasil bumi. 13

Setelah khilafah memasuki periode kemunduran, pendapatan

negara menurun sementara pengeluaran meningkat lebih besar.

Menurunnya pendapatan negara itu disebabkan oleh makin

menyempitnya wilayah kekuasaan, banyaknya terjadi kerusuhan yang

mengganggu perekonomian rakyat. diperingannya pajak dan

banyaknya dinasti-dinasti kecil yang memerdekakan diri dan tidak lagi

membayar upeti. Sedangkan pengeluaran membengkak antara lain

disebabkan oleh kehidupan para khalifah dan pejabat semakin mewah.

jenis pengeluaran makin beragam dan para pejabat melakukan korupsi.

Kondisi politik yang tidak stabil menyebabkan perekonomian negara

morat-marit. Sebaliknya, kondisi ekonomi yang buruk memperlemah

kekuatan politik dinasti Abbasiyah kedua, faktor ini saling berkaitan

dan tak terpisahkan. 14

13 Anonim. 2010. Sebab-sebab Kemunduran dan Kehancuran Bani Abbasiyah.

http://www.wikipedia.ordg.id.

14 Anonim. 2010. Masa Kemunduran dan Kehancuran Bani Abbasiyah.

http://www.wikipedia.ordg.id.

Page 11: Kemunduran Bani Abbasiyah

11

4. Munculnya Aliran-Aliran Sesat dan Fanatisme Keagamaan

Pertentangan Arab-non-Arab, perselisihan antara muslim

dengan non-muslim, dan perpecahan di kalangan umat Islam sendiri

telah membawa kepada situasi kehancuran dalam pemerintahan. Di

samping itu, tampilnya gerakan-gerakan pembangkang yang berkedok

keagamaan, seperti orang Qaramithah, Asasin, dan pihak-pihak lain

turut memporak-porandakan kesatuan akidah maupun nilai-nilai Islam

yang bersih di sepanjang masa. Saat itu, kaum muslim terbelah

menjadi banyak kelompok seperti Khawarij, Syi’ah-Itsna’Asy’ariah,

Isma’iliah, Assasin, Karamitah-Sunni, Mu’tazilah, dan sebagainya.

Mereka satu sama lain tidak diakui terutama di kalangan elit politik

menyebabkan sendi kekuatan Abbasiyah menjagi makin hari makin

lemah sampai kehancuran Baghdad. khalifah Al-Manshur yang

berusaha keras memberantasnya, beliau juga memerangi Khawarij

yang mendirikan negara  Shafariyah di Sajalmasah pada tahun 140 H.

setelah al Manshur wafat digantikan oleh putranya Al-Mahdi yang

lebih keras dalam memerangi orang-orang Zindiq bahkan beliau

memegang jabatan khusus untuk mengawasi kegiatan mereka serta

melakukan mihnah dengan tujuan memberantas bid'ah. Akan tetapi,

semua itu tidak menghentikan kegiatan mereka. Konflik antara kaum

beriman dengan golongan Zindiq berlanjut mulai dari bentuk yang

sangat sederhana seperti polemik tentang ajaran, sampai kepada

konflik bersenjata yang menumpahkan darah di kedua belah pihak.

Page 12: Kemunduran Bani Abbasiyah

12

Gerakan al-Afsyin dan Qaramithah adalah contoh konflik bersenjata

itu.15

Pada saat gerakan ini mulai tersudut, pendukungnya banyak

berlindung di balik ajaran Syi'ah, sehingga banyak aliran Syi'ah yang

dipandang ghulat (ekstrim) dan dianggap menyimpang oleh penganut

Syi'ah sendiri. Aliran Syi'ah memang dikenal sebagai aliran politik

dalam Islam yang berhadapan dengan paham Ahlussunnah. Antara

keduanya sering terjadi konflik yang kadang-kadang juga melibatkan

penguasa. Al-Mutawakkil, misalnya, memerintahkan agar makam

Husein Ibn Ali di Karballa dihancurkan. Namun anaknya, al-Muntashir

(861-862 M.), kembali memperkenankan orang syi'ah "menziarahi"

makam Husein tersebut. Syi'ah pernah berkuasa di dalam khilafah

Abbasiyah melalui Bani Buwaih lebih dari seratus tahun. Dinasti

Idrisiyah di Marokko dan khilafah Fathimiyah di Mesir adalah dua

dinasti Syi'ah yang memerdekakan diri dari Baghdad yang Sunni.16

Selain itu terjadi juga konflik dengan aliran Islam lainnya

seperti perselisihan antara Ahlusunnah dengan Mu'tazilah, yang

dipertajam oleh al-Ma'mun, khalifah ketujuh dinasti Abbasiyah (813-

833 M), dengan menjadikan mu'tazilah sebagai mazhab resmi negara 15 Abdul Karim, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. (Pengantar Ahmad Syafii

Maarif dan M. Amin Abdullah: Pustaka), h. 164.

16 Anonim. 2010. Masa Kemunduran dan Kehancuran Bani Abbasiyah.

http://www.wikipedia.ordg.id.

Page 13: Kemunduran Bani Abbasiyah

13

dan melakukan mihnah. Pada masa al-Mutawakkil (847-861 M), aliran

Mu'tazilah dibatalkan sebagai aliran negara dan golongan ahlusunnah

kembali naik daun. Aliran Mu'tazilah bangkit kembali pada masa Bani

Buwaih. Namun pada masa dinasti Seljuk yang menganut paham

Asy'ariyyah penyingkiran golongan Mu'tazilah mulai dilakukan secara

sistematis. Dengan didukung penguasa, aliran Asy'ariyah tumbuh

subur dan berjaya. 17

B. Faktor Eksternal Kemunduran Bani abbasiyah

Di samping faktor-faktor internal tersebut, ada juga faktor eksternal

yang membawa nasib dinasti ini terjun ke jurang kehancuran total. Yaitu

sebagai berikut:

1. Perang salib

Sebagaimana telah disebutkan, peristiwa penting dalam

gerakan ekspansi yang dilakukan oleh Alp Arselan adalah peristiwa

Manzikart, tahun 464 (1071 M.). tentara Alp Arselan yang hanya

berkekuatan 15.000 prajurit, dalam peristiwa ini berhasil

mengalahkan tentara Romawi yang berjumlah 20.000 orang, terdiri

dari tentara Romawi, Ghuz, Al-Akraj, Al-Hajr, Perancis, dan

Armenia. Peristiwa besar ini menanamkan benih permusuhan dan

17 Anonim. 2010. Sebab-sebab Kemunduran dan Kehancuran Bani Abbasiyah.

http://www.wikipedia.ordg.id.

Page 14: Kemunduran Bani Abbasiyah

14

kebencian orang-orang Kristen terhadap umat Islam, yang kemudian

mencetuskan Perang Salib. Kebencian itu bertambah setelah dinasti

Seljuk dapat merebut Bait Al-Maqdis pada tahun 471 Hijriah dari

kekuasaan dinasti Fathimiyah yang berkedudukan di Mesir.

Penguasaan Seljuk menetapkan beberapa peraturan bagi umat Kristen

yang ingin berziarah ke sana. Peraturan itu dirasakan sangat

menyulitkan mereka. Untuk memperoleh kembali keleluasaan

berziarah ke tanah suci Kristen itu, pada tahun 1095 M. Paus Urbanus

II berseru kepada umat Kristen di Eropa supaya melakukan perang

suci. Perang ini kemudian dikenal dengan nama Perang Salib, yang

terjadi dalam tiga periode.18

1) Periode pertama

Pada musim semi tahun 1095 M., 150.000 orang Eropa,

sebagian besar bangsa Prancis dan Norman, berangkat menuju

Konstantinopel, kemudian Palestina. Tentara Salib yang dipimpin

oleh Godfrey, Bohemond, dan Raymond ini memperoleh

kemenangan besar. Pada tanggal 18 Juni 1097 mereka berhasil

menaklukkan Nicea dan tahun 1098 M menguasai Raha (Edessa).

Di sini mereka mendirikan kerajaan Latin I dengan Baldawin

sebagai raja. Pada tahun yang sama mereka dapat menguasai

Antiochea dan mendirikan kerajaan Latin II di Timur. Bohemond

dilantik menjadi rajanya. Mereka juga berhasil menduduki Bait Al-

18 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 76-77.

Page 15: Kemunduran Bani Abbasiyah

15

Maqdis (15 Juli 1099 M.), dan mendirikan kerajaan Latin III

dengan rajanya, Godfrey. Setelah penaklukan Bait Al-maqdis itu,

tentara Salib melanjutkan ekspansinya. Mereka menguasai kota

Akka (1104 M.). Tripoli (1109 M.), dan kota Tyre (1124 M.). Di

Tripoli mereka mendirikan kerajaan Latin IV, rajanya adalah

Raymond. 19

2) Periode kedua

Imaduddin Zanki, penguasa Moshul, dan Irak, berhasil

menaklukkan kembali Aleppo, Hamimah, dan Edessa pada tahun

1144 M. Namun, ia wafat tahun 1146 M. tugasnya dilanjutkan oleh

putranya, Nuruddin Zanki. Nuruddin berhasil merebut kembali

Antiochea pada tahun 1149 M dan pada tahun 1151 M seluruh

Edessa dapat direbut kembali.

Kejatuhan Edessa ini menyebabkan orang-orang Kristen

mengobarkan perang Salib kedua. Paus Eugenius III menyerukan

perang suci yang disambut positif oleh raja Prancis Louis VII dan

raja Jerman Condrad II. Keduanya memimpin pasukan Salib untuk

merebut wilayah Kristen di Syria. Akan tetapi, gerak maju mereka

dihambat oleh Nuruddin Zanki. Mereka tidak berhasil memasuki

Damaskus. Louis VII dan Condrad II sendiri melarikan diri pulang

ke negerinya. Nuruddin wafat tahun 1174 M. Pimpinan perang

kemudian dipegang oleh Shalah Al-Din Al-Ayyubi yang berhasil

19 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 77.

Page 16: Kemunduran Bani Abbasiyah

16

mendirikan dinasti Ayyubiyah di Mesir tahun 1175 M. Hasil

peperangan Shalah Al-Din yang terbesar adalah merebut kembali

Yerussalem pada tahun 1187 M. Dengan demikian, kerajaan Latin

di Yerussalem yang berlangsung selama 88 tahun berakhir.20

Jatuhnya Yerussalem ke tangan kaum Muslimin sangat

memukul perasaan tentara salib. Mereka pun menyusun rencana

balasan. Kali ini tentara salib dipimpin oleh Frederick Barbarossa,

raja Jerman, Richard The Lion Hart, raja Inggris, dan Philip

Augustus, raja Prancis. Pasukan ini bergerak pada tahun 1189 M.

Meskipun mendapat tantangan berat dari Shalah Al-Din, namun

mereka berhasil merebut Akka yang kemudian dijadikan ibu kota

kerajaan Latin. Akan tetapi, mereka tidak berhasil memasuki

Palestina. Pada tanggal 2 Nopember 1192 M, dibuat perjanjian

antara tentara salib dengan Shalah Al-Din yang disebut dengan

Shulh al-Ramlah. Dalam perjanjian ini disebutkan bahwa orang-

orang Kristen yang pergi berziarah ke Bait al-Maqdis tidak akan

diganggu.21

3) Periode ketiga

Tentara Salib pada periode ini dipimpin oleh raja Jerman,

Frederick II. Kali ini mereka berusaha merebut Mesir lebih dahulu

sebelum ke Palestina, dengan harapan dapat bantuan dari orang-

20 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 77-78.

21 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 78.

Page 17: Kemunduran Bani Abbasiyah

17

orang Kristen Qibthi. Pada tahun 1291 M, mereka berhasil

menduduki Dimyat. Raja Mesir dari dinasti Ayyubiyah waktu itu,

Al-Malik Al-Kamil, membuat perjanjian dengan Frederick. Isinya

antara lain Frederick bersedia melepaskan Dimyat, sementara Al-

Malik Al-Kamil melepaskan Palestina, Frederick menjamin

keamanan kaum muslimin di sana dan Frederick tidak mengirim

bantuan kepada Kristen di Syria. Dalam perkembangan berikutnya,

Palestina dapat direbut kembali oleh kaum Muslimin tahun 1247

M, di masa pemerintahan Al-Malik Al-Shalih, penguasa Mesir

selanjutnya. Ketika Mesir dikuasai oleh dinasti Mamalik yang

menggantikan posisi dinasti Ayyubiyah pimpinan perang dipegang

oleh Baybars dan Qalawun. Pada masa merekalah Akka dapat

direbut kembali oleh kaum muslimin, tahun 1291 M.

Demikianlah perang Salib yang berkobar di timur. Perang

ini tidak berhanti di barat, di Spanyol, sampai umat Islam terusir

dari sana.

Walaupun umat Islam berhasil mempertahankan daerah-

daerahnya dari tentara salib, namun kerugian yang mereka derita

banyak sekali, karena peperangan itu terjadi di wilayahnya.

Kerugian-kerugian ini mengakibatkan kekuatan politik umat Islam

menjadi lemah. Dalam kondisi demikian, mereka bukan menjadi

bersatu, tetapi malah terpecah belah. Banyak dinasti kecil yang

Page 18: Kemunduran Bani Abbasiyah

18

memerdekakan diri dari pemerintahan pusat Abbasiyah di

Baghdad.22

Adapun sebab-sebab perang Salib adalah sebagai berikut :

a. nama perang Salib diambil dari kata Salib yang menunjukkan

bahwa agama merupakan penyebab utamanya.

b. Ambisi Paus untuk menghancurkan Islam.

c. Sebab-sebab perdagangan yang muncul karena keinginan

mereka untuk menguasai pelabuhan-pelabuhan yang berada

di Laut Tengah untuk menjadi jembatan dengan perdagangan

yang berada di Timur jauh.

d. Menyebarkan kelaparan, perang, dan penyakit serta

perampokan di Eropa sehingga mereka harus mencari sebuah

negeri kaya.

e. Terpecah dan tercabik-cabiknya front kaum muslimin.

f. Sebagai balas dendan atas kekalahan Maladzkird Byzantium

yang sangat memalukan pada perang Maladzkird tahun 163

H/1071 M.23

2. Serangan Mongolia Ke Negeri Muslim dan Berakhirnya Dinasti

Abbasiyah

Orang-orang Mongolia adalah bangsa yang berasal dari

Asia Tengah. Sebuah kawasan terjauh di China. Terdiri dari kabilah-

22 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 79.

23 Ahmad Al-Usaray, Sejarah Islam. (Edisi Lux; Jakarta, Akar Media, 2010), h. 256.

Page 19: Kemunduran Bani Abbasiyah

19

kabilah yang kemudian disatukan oleh Jenghis Khan (603-624 H).

mereka adalah orang-orang Badui-sahara yang dikenal keras kepala

dan suka berlaku jahat.

Sebagai awal penghancuran Bagdad dan Khilafah Islam,

orang-orang Mongolia menguasai negeri-negeri Asia Tengah

Khurasan dan Persia dan juga menguasai Asia kecil. Pada bulan

September 1257, Hulagu mengirimkan ultimatum kepada khalifah

agar menyerah dan mendesak agar tembok kota sebelah luar

diruntuhkan. Tetapi khalifah tetap enggan memberikan jawaban.

Maka pada Januari 1258, pasuakn Hulagu bergerak untuk

mengahncurkan tembok ibukota. Sementara itu khalifah al-Mu’tashim

langsung menyerah dan berangkat ke base pasukan mongolia. Setelah

itu para pemimpin dan fuqaha juga keluar, sepuluh hari kemudian

mereka semua dibunuh. Hulagu mengizinkan pasukannya untuk

melakukan apa saja di Baghdad. Mereka menghancurkan kota

Baghdad dan membakarnya. Pembunuhan berlangsung selama 40 hari

dengan jumlah korban sekitar dua juta orang.

Perlu juga disebutkan disini peran busuk yang dimainkan oleh

seorang Syi’ah Rafidhah yaitu Ibn ’Alqami, menteri al-Mu’tashim,

yang bekerjasama dengan orang-orang Mongolia dan membantu

pekerjaan-pekerjaan mereka. 24

24 Anonim. 2010. Sebab-sebab Kemunduran dan Kehancuran Bani Abbasiyah.

http://www.wikipedia.ordg.id.

Page 20: Kemunduran Bani Abbasiyah

20

 

Page 21: Kemunduran Bani Abbasiyah

21

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Faktor-faktor Internal Kemunduran Bani Abbasiyah disebabkan

oleh :

1) Perebutan Kekuasaan di Pusat Pemerintahan.

2) Munculnya Dinasti-Dinasti Kecil yang Memerdekakan Diri.

3) Kemerosotan Perekonomian.

4) Munculnya Aliran-Aliran Sesat dan Fanatisme Keagamaana.

2. Faktor-faktor Eksternal Kemunduran Bani Abbasiyah disebabkan

oleh :

1) Perang Salib.

2) Serangan Mongolia Ke Negeri Muslim dan Berakhirnya

Dinasti Abbasiyah.

B. Saran

Adapun saran dari kami adalah sebagai sesama umat manusia yang

hidup di muka bumi ini, walaupun begitu banyak perbedaan diantara

kita, tapi kita tidak boleh memusuhi satu sama lain, kita tetap harus

hidup rukun demi tercapainya perdamaian.

Page 22: Kemunduran Bani Abbasiyah

22

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Masa Kemunduran dan Kehancuran Dinasti Abbasiyah.

http://geoogle.com. Diakses (13 Maret 2012).

Anonim. 2010. Sebeb Kemunduran dan Kehancuran Dinasti Abbasiyah.

http://geoogle.com. Diakses (13 Maret 2012).

Abdul Karim, Muhammad, Sejarah Pemikiran dan Peradaba Islam,

Jakarta: Pustaka, 1999.

Al-Usairy, Ahmad, Sejarah Islam, Edisi Lux; Jakarta : Akar Media, 2010.

Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, Edisi 1; Jakarta : Rajawali

Pres, 2010.