nurkhaqiqi.files.wordpress.com  · Web viewulumul hadist , (bandung: PT Remaja Rosdakarya,...

19
HADITS DHO’IF dan PENYEBABNYA Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Hadits Pengampu: Khabiburrahman. M.Pd.I Disusun oleh : 1) Abdin Nur Khaqiqi (111-14-329) Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN)

Transcript of nurkhaqiqi.files.wordpress.com  · Web viewulumul hadist , (bandung: PT Remaja Rosdakarya,...

Page 1: nurkhaqiqi.files.wordpress.com  · Web viewulumul hadist , (bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012),hlm.291. Maksudnya adalah suatau hadis yang tidak memenuhi salah satu syarat (kriteria)

HADITS DHO’IF dan PENYEBABNYA

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Hadits

Pengampu: Khabiburrahman. M.Pd.I

Disusun oleh :

1) Abdin Nur Khaqiqi (111-14-329)

Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan

Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN)

SALATIGA

2015/2016

Page 2: nurkhaqiqi.files.wordpress.com  · Web viewulumul hadist , (bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012),hlm.291. Maksudnya adalah suatau hadis yang tidak memenuhi salah satu syarat (kriteria)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seluruh umat islam telah menerima paham dan keyakinan bahwa

hadits rasulullah merupakan pedoman hidup dan sumber hukum yang

utama setelah Al-Qur’an. Allah SWT telah memerintahkan umat islam

agar mematuhi rasul-Nya sebagaimana mematuhi Allah sendiri.

Sebagaimana firman Allah:

سول فخذوه وما نهاكم عنه فانتهوا وما آتاكم الر.... ....

Artinya: “ ...Apa-apa yang disampaikan Rasulullah kepadamu

terima dan jagalah, dan apa-apa yang dilarang Rasul maka

tinggalakanlah...” (Q.S al-Hasyr[59]:7).

Oleh karena itu mempelajari hadits dan hal-hal yang terkait bagi

seorang muslim adalah keniscayaan. Untuk mengetahuinya, sudah tentu

memerlukan suatu pengetahuan yang disebut dengan musthalah

al-hadits/ulumul hadits.

Namun pada zaman sekarang ini orang-orang sering tidak

mengetahui mana hadits yang boleh digunakan sebagai hukum (shahih)

dan yang tidak (dho’if), sehingga dalam, sehingga dalam menentukan

hukum sering terjadi kerancauan. Oleh karena itu, dalam hadist ini kami

akan membahas tentang hadits dho’if dan penyebabnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari hadits dho’if?

2. Apakah kriteria-kriteria hadits dhoif?

3. Bagaimanakah macam-macam hadits dhoif dan penyebabnya?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian hadits dho’if.

2. Untuk mengetahui kriteria-kriteria hadist dho’if.

3. Untuk mengetahui macam-macam hadits dho’if dan penyebabnya.

2

Page 3: nurkhaqiqi.files.wordpress.com  · Web viewulumul hadist , (bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012),hlm.291. Maksudnya adalah suatau hadis yang tidak memenuhi salah satu syarat (kriteria)

3

Page 4: nurkhaqiqi.files.wordpress.com  · Web viewulumul hadist , (bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012),hlm.291. Maksudnya adalah suatau hadis yang tidak memenuhi salah satu syarat (kriteria)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hadits Dhaif

Kata dhaif menurut bahasa berarti lemah, sebagai lawan dari qawi

(yang kuat). Sebagai lawan kata dari shahih, kata dhaif juga berarti saqim

(yang sakit). Maka, sebutan hadis dhaif secara bahasa berarti hadis yang

lemah, yang sakit, dan yang tidak kuat.1 Bisa juga diartikan:

ما فقد شرطا من شروط الحديث المقبول“Hadist yang kehilangan salah satu syaratnya sebagai hadist maqbul (yang dapat diterima)."2

Maksudnya adalah suatau hadis yang tidak memenuhi salah satu syarat

(kriteria) hadis shahih atau hasan dinyatakan sebagai hadis dhaif yang

berarti hadis itu tertolak (mardud) untuk dijadikan sebagai hujjah.

Secara terminologis, para ulama mendefinisikannya dengan redaksi

yang beragam, meskipun maksud dan kandungannya sama. Al-nawawi

dan Al-Qasimi mendefinisikan hadis dhoif dengan:

مالم يوجد فيه شروط الصحة وال شروط.الحسن

“Hadis yang di dalamnya tidak terdapat syarat-syarat hadis shahih dan

syarat-syarat hadis hasan"

Menurut Jalaludin as-Suyuthi (w.911 H) hadits dho’if adalah:

مالم يجتمع فيه صفات الصحيح وال صفات.الحسن

“ Hadits yang tidak memenuhi kriteria hadits shahih dan hadits hasan”.

1 Idri, Studi Hadis, (jakarta: PT fajar Interpratama Mandiri, 2010), hlm.177.2 Nuruddin ‘itr, ulumul hadist, (bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012),hlm.291.

4

Page 5: nurkhaqiqi.files.wordpress.com  · Web viewulumul hadist , (bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012),hlm.291. Maksudnya adalah suatau hadis yang tidak memenuhi salah satu syarat (kriteria)

Dengan demikian hadits dho’if adalah hadits yang salah satu syarat

atau lebih dari persyaratan-persyaratan hadits shahih atau hadits hasan

tidak terpenuhi.3

B. Kriteria-kriteria Hadits dho’if.

Telah dijelaskan bpada sub bab “A” bahwa hadits dho’if ialah

hadist yang tidak memenuhi syarat-syarat (kriteria) hadits shahih ataupun

hadits hasan. Sedang kriteria-kriteria hadis shahih adalah:

1. Sanadnya bersambung

2. Periwayat adil

3. Periwayat dhabit

4. Terlepas dari syadz

5. Terhindar dari illat

Sedang kriteria hadis hasan adalah:

1. Sanadnya bersambung

2. Periwayat adil

3. Periwayat kurang dhabit

4. Terlepas dari syadz

5. Terhindar dari illat

Berhubung hadis dhoif tidak memenuhi kriteria salah satu dari beberapa

kriteria tersebut, maka kriteria hadis dhaif adalah:

1. Sanadnya terputus

2. Periwayatnya tidak adil

3. Periwayatnya tidak dhobith

4. Mengandung syadz

5. Mengandung illat

Penjelasan dari kriteria-kriteria ini kemudian akan dijelaskan bersamaan

dengan penjelasan tentang macam-macam hadits dho’if.4

3 Mukarom Faisal Rasidin.dkk, Buku Ajar Hadits Program keagamaan, (Jawa tengah: Kementerian Agama, 2010), hlm.7.

4 Idri, Studi Hadis, hlm.179.

5

Page 6: nurkhaqiqi.files.wordpress.com  · Web viewulumul hadist , (bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012),hlm.291. Maksudnya adalah suatau hadis yang tidak memenuhi salah satu syarat (kriteria)

C. Macam-Macam Hadits Dho’if dan Penyebabnya

Para ulama berbeda pendapat dalam membagi macam-macam

hadits dho’if. Al-Hafidz Abdurrahman al-Iraqi (w.806 H) membagi haidits

dho’if kedalam 42 bagian. Meski demikian, secara garis besar, pembagian

hadits dho’if dapat dilihat dari dua faktor utama. Pertama, faktor

kesinambungan sanad hadits. Kedua, faktor-faktor lain di luar

kesinambungan sanad. Pembagaian hadits dho’if berdasarkan

penyebabnya adalah:

a) Hadits berdasarkan kesinambungan sanad

1) Hadits Mursal (المرسل)

Hadits Mursal adalah hadits yang terputus sanadnya pada

tingkatan shahaby (sahabat), sehingga dari tingkatan tabi,in langsung

ditarik kepada nabi Muhammad saw tenpa menyebutkan generasi

sahabat.

عن مالك عن عبد الله بن أبي بكر بن حزم أن في الكتابذي كتبه ال

رسو ل الله ص م لعمر بن حزم أن ال يمس القرأن إال طاهر.)مالك(

“ Dari malik, dari abdullah bin abi bakr bin hazm, bahwa

dalam surat yang ditulis Rasulullah saw kepada Amr bin Hazm

(tersebut): “ bahwa tidak menyentuh Al-Qur’an melainkan orang

yang bersih.”

Abdullah bin Abi Bakr ini seorang tabi’in, sedang seorang

tabi’in tidak semasa dan tidak bertemu Rasulullah saw. Maka

hadits ini menjadi terputus sanadnya pada tingkatan sahabat dan

menjadi hadits dho’if.

6

Page 7: nurkhaqiqi.files.wordpress.com  · Web viewulumul hadist , (bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012),hlm.291. Maksudnya adalah suatau hadis yang tidak memenuhi salah satu syarat (kriteria)

2) Hadits Munqathi’ (المنقطع (

Munqathi’ berasal dari bentuk verbal inqatha’a yang berarti

berhenti, kering, patah, pecah, atau putus. Secara istilah hadits

munqati’ adalah hadits yang terputus sanadnya seorang rawi atau

beberapa rawi tapi tidak secara berturut-turut.5

Contoh:

حدسنا قتيبة حدسنا أبو عوانة عن هشام بن عروة عن أبيه عن فاطمة بنت المنذر عن أم

م من سلمة قالت رسول الله ص.م ال يحردي وكان قبل ضاعة إال ما فتق األمعاء في الث الر

الفطام. )الترمذي(“Telah mengkhabarkan kepada kami Qutaibah, telah menceritakan

kepada kami Abu ‘Awanah, telah menceritakan kepada kami

Hisyam bin ‘Urwah, dari fatimah binti munzir, ummul mukminin,

ia berkata: telah bersabda Rasulullah saw: “tidak menjadikan

haram dari penyusuan, melinkan apa-apa yang sampai di

pencernaan dari susu, dan adalah (=teranggap hal ini) sebelum

(anak) berhenti (dari minum susu)."

Fatimah binti munzir tidak mendengar hadits tersebut dari

Ummu Salamah, waktu Ummu Salamah meninggal Fatimah masih

kecil dan tidak bertemu dengannya. Jadi terang antara fatimah dan

Ummu Salamah, ada seorang rawi yang gugur.

3) Hadits Mu’dlal (المعضل)Hadits mu’dlal adalah hadits yang terputus sanadnya dua

rawi atau lebih tapi secara berturut-turut.

Contoh:

افعي( اخبرنا سعيدبن سالم عن إبن )الش جريج أن رسول الله ص.م كان اذاراى البيت رفع

.يديه5 Ibid., hlm. 185.

7

Page 8: nurkhaqiqi.files.wordpress.com  · Web viewulumul hadist , (bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012),hlm.291. Maksudnya adalah suatau hadis yang tidak memenuhi salah satu syarat (kriteria)

"(kata Syafi’i): telah mengkhabarkan kepada kami Sa’id

bin salim, dari Ibnu Juraji, bahwa Nabi saw apabila melihat

Baitullah, beliau mengangkat kedua tangannya.”

Ibnu Juraji itu tidak semasa dengan nabi saw bahkan masa

hidupnya di bawah tabi’in, yakni pengikut tabi’an. Jadi, antara dia

dan rasulullah ada dua orang perantara, yaitu tabi’in dan sahabat.

Karena kedua orang dari tingkatan itu tidak ada, maka hadits

tersebut dinamakan mu’dlal.

4) Hadits Mudallas (المدلس) Hadits Mudallas yaitu hadits-hadits yang telah disisipkan

ke dalam sanadnya, seseorang yang bukan dari sanadnya, atau

dirupakannya dengan bukan rupanya yang asli.6 Dapat juga

diartikan sebagai hadits yang isnadnya tersembunyi, baik itu

tersembunyi sanadnya atau guru atau syaikhnya.

Contoh:

هري عن عمان بن را شد عن الز روى الن عروة عن عائشة ان رسول الله ص.م لم يضرب.امرأة قط وال خادما اال ان يجاهد في سبيل الله

“diriwayatkan oleh an-Nu’man bin Rasyid, dari Zuhri, dari

‘Urwah, dari ‘Aisyah, bahwa Rasulullah saw tidak pernah berkali-

kali memukul perempuan dan tidak juga seorang pelayan,

melainkan jika ia berjihad di jalan Allah.”

Sepintas lalu ketika melihat susunan sanad ini, dapat

dikatakan bahwa Zuhri mendengar riwayat itu dari ‘Urwah kerena

memang dia serimg meriwayatkan dari ‘Urwah.

Anggapan ini keliru karena imam Abu Hatim mengatakan,

bahwa Zuhri tidak pernah mendengar hadits tersebut dari ‘Urwah.

Ini berarti antara Zuhri dan ‘Urwah ada seorang rawi yang tidak

disebut oleh Zuhri.Karena Zuhri tidak mendengar riwayat tersebut

6 Hasbi Ash Shiddieqy, sejaran dan pengantar ilmu hadis, cet.10. ( Jakarta: PT Bulan Bintang, 1991), hlm.382.

8

Page 9: nurkhaqiqi.files.wordpress.com  · Web viewulumul hadist , (bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012),hlm.291. Maksudnya adalah suatau hadis yang tidak memenuhi salah satu syarat (kriteria)

dari ‘Urwah melainkan dari rawi lain maka tersamarlah sanadnya.

Oleh karena itu, hadits tersebut dinamakan hadits mudallas.

5) Hadits Mu’allal (المعلل)Hadis mua’allal adalah hadis yang memiliki cacat (‘illat),

sehingga bisa menyingkap atas ketidaksahihannya meski secara

lahir tidak nampak memiliki cacat. Cacat tersebut bisa jadi pada

sanad hadis atau matan hadis, atau bahkan keduanya. Contoh:

ه بن نمير حدثنا حدثنا إسحق بن منصور حدثنا عبد الله بن عمر عن نافع عن سعيد بن أبي هند عن عبيد الله عليه ه صلى الل أبي موسى األشعري أن رسول الل

م لباس الحرير والذهب على ذكور م قال حر وسلأمتي وأحل إلناثهم )الترمذي(

“Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Mansur, telah

menceritakan kepada kami Abdullah bin Numair, telah

menceritakan kepada kami Ubaidillah bin Umar, dari Nafi’, dari

Sa’id bin Abi Hindin, dari Abi Musa al-Asy’ari, bahwa Rasulullah

saw bersabda: “Telah diharamkan memakai sutera dan emas atas

orang laki-laki dari umatku dan dihalalkan bagi perempuan-

perempuan mereka.” (Tirmidzi)

Secara lahir, karena rawi-rawinya kepercayaan dan

sanadnya bersambung terus kepada nabi, sanad hadis tersebut

dikatakan sah. Tetapi sesudah diperiksa oleh ulama, terdapat

bahwa Said bin Abi Hindin tidak pernah mendengar hadis dari Abi

Musa. Oleh karena sanad tersebut secara lahir sah, tetapi sesudah

diselidiki terdapat penyakit atau cacatnya, sanad hadis tersebut

dinamakan hadis mu’allal.7

b) Hadits berdasarkan keadilan perawi1) Hadits Matruk

7 Mukarom Faisal Rasidin.dkk, Buku Ajar Hadits Program keagamaan, hlm. 48-51.

9

Page 10: nurkhaqiqi.files.wordpress.com  · Web viewulumul hadist , (bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012),hlm.291. Maksudnya adalah suatau hadis yang tidak memenuhi salah satu syarat (kriteria)

hadis yang diriwayatkan oleh seorang rawi yang dhaif,

karena posisinya yang dituduh berbuat dusta dalam hadis atau

nampak sifat fasik atas suatu perkataan atau perbuatan.

Contoh dari hadits ini adalah sebuah hadits yang

dikemikakan oleh Mahmud al-Thahhan, sebuah hadits yang di

riwayatkan al-Daruquthni dari ‘Umar bin Syamir yang berasal dari

‘Ali dan ‘Imar.

Hadits ini dinyatakan matruk karena ‘Amr bin Syamir

menurut al-Ja’fi al-Kufi adalaha seorang pendusta. Ibn Hibban

menyatakan bahwa ia adalah seorang pengikut Syi’ah Rafidhah

yang sering mencaci sahabat rasulullah.

2) Hadits Mawdhu’Hadits ini adalah hadis dusta yang dibuat-buat dan

dinisbahkan kepada Rasulullah saw. Secara bahasa mawdhu’

berarti sesuatu yang di gugurkan, yang di tinggalkan dan diada-

adakan. Secara istilah yaitu pernyataan yang dibuat seseorang yang

kemudian di nisbahkan kepada Rasulullah saw.

3) Hadits Munkar

Munkar secara bahasa berasal dari kata al-inkar yang

berarti mengingkari, lawan dari kata al-iqrar yang berarti yang

menetapkan. Hadits ini didefinisikan sebagai hadis yang

diriwayatkan rawi yang dhaif (lemah), di mana riwayatnya

bertentangan dengan rawi yang lebih tsiqah.8

c) Berdasarkan kedhabitan perawi

1) Hadits Mahraj

2) Hadits Maqlub

Hadits Maqlub ialah hadis yang sebagian para perawinya

terbalik dalam penyebutan sebagian matan atau nama orang yang

dinisbatkan dalam sanad.

3) Hadits Mazid8 Idri, Studi Hadis, hlm. 203-209.

10

Page 11: nurkhaqiqi.files.wordpress.com  · Web viewulumul hadist , (bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012),hlm.291. Maksudnya adalah suatau hadis yang tidak memenuhi salah satu syarat (kriteria)

4) Hadits Mudhtharib

Hadits Mudhtharib ialah hadis yang diriwayatkan oleh

seorang rawi atau beberapa rawi yang berbeda-beda, di mana

antara yang satu dengan yang lain saling bertentangan tanpa ada

kemungkinan membuat tarjih.

5) Hadits Mushahhaf

6) Hadits Majhul

d) Hadis karena mengandung syadz

1) Hadits Syadz

Hadits Syadz adalah hadis yang diriwayatkan oleh rawi

yang bisa diterima, namun memiliki perbedaan dengan rawi lain

yang memiliki derajat lebih utama.

11

Page 12: nurkhaqiqi.files.wordpress.com  · Web viewulumul hadist , (bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012),hlm.291. Maksudnya adalah suatau hadis yang tidak memenuhi salah satu syarat (kriteria)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hadits Dho’if adalah suatau hadis yang tidak memenuhi salah satu

syarat (kriteria) hadis shahih atau hasan dinyatakan sebagai hadis dhaif

yang berarti hadis itu tertolak (mardud) untuk dijadikan sebagai hujjah.

kriteria hadis dhaif adalah: Sanadnya terputus,Periwayatnya tidak

adil,Periwayatnya tidak dhobith, Mengandung syadz, dan Mengandung

illat.

Hadits dho’if terbagi menjadi beberapa macam yaitu Hadits

berdasarkan kesinambungan sanad adalah Mursal, Mudallas, Munqathi’,

mu’dlal, dan mu’allal. Hadits berdasarkan keadilan perawi, Matruk,

Mawdhu’, dan Munkar. Berdasarkan kedhabitan perawi adalah Mahraj,

Maqlub, Mazid, Mudhtharib, Mushahhaf, dan Majhul. Sedang hadits

karena mengandung syadz adalah hadits Syadz.

12

Page 13: nurkhaqiqi.files.wordpress.com  · Web viewulumul hadist , (bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012),hlm.291. Maksudnya adalah suatau hadis yang tidak memenuhi salah satu syarat (kriteria)

DAFTAR PUSTAKA

Ash-Shiddieqy, Muhammad Hasbi. (1954). Sejarah dan Penagantar Ilmu

Hadis. Jakarta: Bulan Bintang.

Idri. (2013). Studi Hadis. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri.

‘Itr, Nuruddin. (2012). ‘Ulumul Hadis. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rosidin, Mukarom Faisal.dkk. (2010). Buku Ajar Hadis Program

keagamaan. Jawa Tengah: Kementerian Agama.

13