sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada...

91
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman globalisasi dan tehnologi yang semakin canggih, menuntut perkembangan pendidikan harus berjalan seimbang, sejalan, dan seiring agar kualitas sumber daya manusia negara kita tidak tertinggal dengan negara berkembang lainnya. Peningkatan kualitas pendidikan tidak terlepas dari kesadaran tiap warganya tentang pentingnya pendidikan bagi generasi muda sebagai penerus bangsa. Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, proses dan hasil pendidikan, maka seorang guru tidak hanya dituntut menguasai materi, namun juga harus pandai dalam memilih strategi serta peka terhadap masalah yang berkaitan dengan proses pembelajaran.

Transcript of sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada...

Page 1: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan zaman globalisasi dan tehnologi yang semakin canggih,

menuntut perkembangan pendidikan harus berjalan seimbang, sejalan, dan seiring

agar kualitas sumber daya manusia negara kita tidak tertinggal dengan negara

berkembang lainnya. Peningkatan kualitas pendidikan tidak terlepas dari

kesadaran tiap warganya tentang pentingnya pendidikan bagi generasi muda

sebagai penerus bangsa.

Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, proses dan hasil

pendidikan, maka seorang guru tidak hanya dituntut menguasai materi, namun

juga harus pandai dalam memilih strategi serta peka terhadap masalah yang

berkaitan dengan proses pembelajaran.

Disamping itu program pembelajaran adalah rencana proses belajar

mengajar yang didasarkan pada pertimbangan kompetensi dasar, indikator,

pengalaman belajar, materi, metode, alat atau media, alokasi waktu, sumber

belajar, serta sistem evaluasi. Dengan tujuan agar dapat menguasai proses belajar

dan hasil belajar yang optimal.

Pelajaran matematika dipandang sebagai bagian dari ilmu-imu dasar yang

berkembang pesat baik isi maupun aplikasinya serta dapat menumbuhkan

Page 2: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

2

kemampuan siswa untuk berfikir kritis, sistematis, logis, kreatif dan

berkemampuan bekerja sama yang efektif. Perlu diketahui bahwa matematika

yang diajarkan sekolah khususnya di sekolah di jenjang penddidikan dasar dan

menengah mempunyai tujuan diantaranya menumbuhkembangkan kemampuan-

kemampuan siswa dan membentuk kepribadian siswa yang berpandu pada

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun kemampuan yang

diharapkan dimiliki oleh siswa adalah kemampuan bernalar, kemampuan memilih

strategi yang cocok dengan permasalahan, juga kemampuan menerima

mengemukakan suatu informasi secara cermat dan tepat.

Dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006 tentang

Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dijelaskan bahwa Mata

Pelajaran Matematika di Madrasah Ibtida’iyah bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut : Pertama, Memahami konsep Matematika,

menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau

algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

Kedua, Menggunakan penlaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi

matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan

gagasan dan pernyataan matematika. Ketiga, Memecahkan masalah yang meliputi

yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancag model matematika,

menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. Keempat,

Mengomunisasikan gagasan dengan symbol, table diagram atau media lain untuk

memperjelas keadaan atau masalah. Dan kelima, Memiliki sikap menghargai

Page 3: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

3

kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian

dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam

pemecahan masalah.1

Berdasarkan fakta yang ada di MI Roudlotul Ulum Surabaya khususnya

kelas III – C bahwa banyak siswa yang masih rendah tingkat pemahamannya pada

pembelajaran matematika materi pola barisan bilangan deret dan suku bilangan

asli, bilangan ganjil, bilangan genap, dan bilangan segitiga. Hal ini dikarenakan

cara berpikir siswa usia MI yang masih kongkrit. Berbeda dengan cara berpikir

orang dewasa yang abstrak, mereka telah mampu memahami secara langsung apa

yang dikatakan oleh orang lain, siswa usia MI masih membutuhkan alat bantu

atau perantara (media) untuk membantu mereka dalam memahami hal-hal yang

sulit.2

Begitu juga ketika diamati dari hasil belajar matematika siswa dalam

ulangan formatif, masih terlihat memprihatinkan. Dari 30 siswa kelas III – C MI

Roudlotul Ulum Surabaya yang dijadikan subyek penelitian, dengan Kriteria

Ketuntasan Minimal ( KKM ) > 70,0 pada mata pelajaran matematika dapat

dilihat hasilnya yaitu hanya 10 siswa ( 33,3 % ) yang bisa mencapai nilai KKM,

sedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah

KKM.3

1 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 Tahun 20062 Hasil observasi, 30 September 20133 Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas III- C MI Roudlotul Ulum Surabaya, 30 September 2013

Page 4: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

4

Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengadakan Penelitian Tindakan

Kelas yang berjudul “ UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN POLA

BARISAN BILANGAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA ULAR

TANGGA ( PENELITIAN TINDAKAN KELAS MATA PELAJARAN

MATEMATIKA SISWA KELAS III-C DI MI ROUDLOTUL ULUM

SURABAYA ), sebagai solusi agar pemahaman siswa kelas III – C di MI

Roudlotul Ulum Surabaya tentang materi pola barisan bilangan dapat

meningkatkan prestasi belajar pada siswa tersebut.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan

Pemahaman Pola Barisan Bilangan Dengan Menggunakan Alat Peraga Ular

Tangga ( Penelitian Tindakan Kelas Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas III –

C di MI Roudlotul Ulum Surabaya ) dapat dirumuskan beberapa permasalahan

sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan alat peraga ular tangga dalam meningkatkan hasil

belajar siswa materi pola barisan bilangan deret dan suku bilangan asli,

bilangan ganjil, bilangan genap, dan bilangan segitiga?

2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa pada materi pola barisan

bilangan melalui media ular tangga di MI Roudlotul Ulum Surabaya?

C. Tindakan yang Dipilih

Page 5: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

5

Tindakan yang dipilih dalam melaksanakan penelitian ini sehubungan

dengan rumusan masalah yang ada di atas bahwasanya pemahaman siswa

terhadap materi pola barisan bilangan masih rendah adalah memanfaatkan media

ular tangga dalam proses pembelajaran matematika materi pola barisan bilangan.

D. Tujuan

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Ingin mengetahui penerapan alat peraga/media ular tangga dalam

meningkatkan hasil belajar siswa materi pola barisan bilangan di MI

Roudlotul Ulum Surabaya.

2. Ingin mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi pola barisan

bilangan melalui media ular tangga di MI Roudlotul Ulum Surabaya

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat PTK yang dilakukan oleh peneliti antara lain sebagai

berikut :

a. Bagi Guru

1) Membantu guru memperbaiki pembelajaran

2) Membantu guru berkembang secara profesional

Page 6: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

6

3) Meningkatkan rasa percaya diri

4) Meningkatkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan

ketrampilan

b. Manfaat Penelitian Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan bagi sekolah sebagai tolak ukur keberhasilan

sekolah dalam meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan untuk masa

sekarang dan masa yang akan datang.

c. Manfaat Penelitian Bagi Siswa

1) Pengetahuan siswa sebagai peningkatan upaya memahami pola barisan

bilangan deret dan suku bilangan asli, bilangan genap, dan bilangan

segitiga.

2) Siswa merasa mendapat perhatian khusus dari guru sehingga akan timbul

motivasi untuk belajar.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian peningkatan pemahaman pola barisan bilangan

dengan menggunakan alat peraga ular tangga adalah siswa-siswi kelas III-C MI

Roudlotul Ulum Surabaya, yang pelaksanaanya sejak tanggal 30 September – 7

Oktober 2013 yang bertempat di MI Roudlotul Ulum Surabaya

G. Sistematika Pembahasan

Page 7: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

7

Sistematika pembahasan dalam proposal ini disusun secara sistematis dari

bab ke bab yang terdiri dari lima bab yang merupakan sebuah kesatuan yang

berkaitan serta memberikan atau menggambarkan secara lengkap dan jelas

tentang penelitian dan hasil-hasilnya.

Adapun sistematika pembahasan selengkapnya adalah sebagai berikut

BAB I: Pendahuluan, atau bagian awal PTK yang meliputi; Latar Belakang,

Rumusan Masalah, Tindakan Yang Dipilih, Tujuan Penelitian, Ruang

Lingkup Penelitian, dan Sistematika Pembahasan

BAB II: Kajian Teori, atau bagian kedua PTK yang meliputi; Pemahaman, Alat

Peraga Ular Tangga, Peningkatan Pemahaman Pola Barisan Bilangan

Melalui Media Ular Tangga

BAB III: Prosedur Penelitian Tindakan Kelas, atau bagian ketiga PTK yang

meliputi; Metode Penelitian, Setting Penelitian dan Karakteristik,

Subyek Penelitian, Variable yang di Selidiki, Rencana Tindakan, Data

dan Teknik Pengumpulannya, Analisis Data, Indikator Kinerja, dan

Tim Peneliti Beserta Karyanya.

BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan yang meliputi; Deskripsi Lokasi

Penelitian (sejarah singkat, visi misi, profil, dan struktur organisasi

sekolah), paparan hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran

menggunakan media ular tangga

BAB V: Penutup yang meliputi; kesimpulan dan saran

Page 8: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

8

BAB II

KAJIAN TEORI

Page 9: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

9

A. Konsep Tentang Pemahaman

Menurut W.J.S Poerwodarminto dalam kamus Bahasa Indonesia,

pemahaman berasal dari kata “Paham” yang artinya mengerti benar tentang

sesuatu hal. Mengerti merupakan kebutuhan manusia untuk memuaskan rasa

ingin tahu,untuk mendapatkan pengetahuan, keterangan-keterangan dan untuk

mengerti sesuatu4. Maka arti pemahaman adalah melihat suatu hubungan ide

tentang suatu persoalan. Sesuatu itu dipahami selagi fakta-fakta mengenai

persoalan itu dikumpulkan.

Menurut Purwanto pemahaman adalah “tingkat kemampuan yang

mengharapkan siswa mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta

yang diketahuinya”..5

Dalam proses mengajar, hal terpenting adalah pencapaian pada tujuan

yaitu agar siswa mampu memahami sesuatu berdasarkan pengalaman

belajarnya. Kemampuan pemahaman ini merupakan hal yang sangat

fundamental, karena dengan pemahaman akan dapat mencapai pengetahuan

prosedur.

. Agar dapat menentukan tercapai tujuan pembelajaran tersebut maka

perlu dilakukan usaha dan tindakan atau kegiatan untuk menilai pemahaman 4 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya,(Jakarta, Rineka Cipta, 2010 hal 172)5Amaliyanti (Pemahaman Siswa Dalam Proses Belajar, 2013), http://ahli definisi.blogspot.com/2011/03/definisi-pemahaman-konsep.html

Page 10: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

10

siswanya. Faktor lingkungan dan instrumental (misalnya guru, kurikulum dan

model pembelajaran). Menurut Skemp pemahaman pada pembelajaran dapat

dibedakan menjadi dua.

Pemahaman yang pertama disebut pemahaman instruksional

(instructional understanding). Pada tingkatan ini dapat dikatakan bahwa siswa

baru berada di tahap tahu atau hafal tetapi dia belum atau tidak tahu mengapa

hal itu bisa dan dapat terjadi. Lebih lanjut, siswa pada tahapan ini juga belum

atau tidak bisa menerapkan hal tersebut pada keadaan baru yang berkaitan.6

Pada tahap tingkatan ini siswa sering menebak jawaban berdasarkan

pengalaman tanpa melakukan analisis terlebih dahulu. Meskipun siswa dapat

menjawab dengan benar siswa tidak dapat menjelaskan kenapa (why).7

Selanjutnya, pemahaman yang kedua disebut pemahaman relasional

(relational understanding). Pada tahapan tingkatan ini, menurut Skemp, siswa

tidak hanya sekedar tahu dan hafal tentang suatu hal, tetapi dia juga tahu

bagaimana dan mengapa hal itu dapat terjadi. Lebih lanjut, dia dapat

menggunakannya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang terkait pada

situasi lain.8 Pada tahapan ini, menurut peneliti siswa mampu menerapkan dan

menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan media terutama media ular

tangga yang berkaitan dengan penelitian pola barisan bilangan.

6 Remajatuh.blogspot.com/2011/12/bab-i-pendahuluan.pendahuluan?m=17 Reentechnos.blogspot.com/2012/10/pesawat-sederhana_15html8 Remajatuh.blogspot.com/2011/12/bab-i-pendahuluan.pendahuluan?m=1

Page 11: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

11

Dari penjelasan definisi tentang pemahaman tersebut, maka peneliti

mendeskripsikan indikator pemahaman antara lain;

1. Kemampuan siswa dalam mengklasifikasikan deret dan suku bilangan asli,

bilangan ganjil, bilangan genap, dan bilangan segitiga/beraturan.

2. Kemampuan siswa dalam menerapkan konsep tersebut dengan

menggunakan media ular tangga pada materi pola barisan bilangan.

B. Alat Peraga Ular Tangga

Alat peraga atau media ular tangga adalah perantara atau alat bantu

yang digunakan oleh peneliti dalam proses pembelajaran matematika dalam

bentuk media visual ular tangga. Media ini terbuat dari kertas karton dengan

membentuk sebuah kolom kotak 10 baris dimana tiap barisnya terdapat 10

kotak.

Gambar 1Alat Peraga Ular Tangga

Page 12: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

12

100 99 98 97 96 95 94 93 92 91

81 82 83 84 85 86 87 88 89 90

80 79 78 77 76 75 74 73 72 71

61 62 63 64 65 66 67 68 69 70

60 59 58 57 56 55 54 53 52 51

41 42 43 44 45 46 47 48 49 50

40 39 38 37 36 35 34 33 32 31

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

20 19 18 17 16 15 14 13 12 11

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Keterangan Cara Penggunaan Media Ular Tangga

a. Amatilah soal pola barisan bilangan deret dan suku pada bilangan asli,

bilangan ganjil, bilangan genap dan bilangan segitiga/ bilangan tak

beraturan.

b. Lingkarilah deret dan suku pada kolom media ular tangga sesuai dengan

angka yang tertera pada soal tersebut.

c. Untuk mengetahui jawaban dari deret dan suku tersebut, maka gunakanlah

kalimat “ berjalan berapa kotak? “ untuk menghitung tiap suku untuk

mengetahui jawaban pola barisan bilangan.

d. Setelah melingkari kolom pada media ular tangga, maka taruhlah jawaban

yang dilingkari tersebut pada soal yang telah disediakan.

Page 13: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

13

Contoh :

1) Soal deret bilangan ganjil

Perintah : Lingkarilah jawaban pada kolom angka dibawah ini kemudian

taruhlah hasil yang kalian lingkari pada jawaban soal pola barisan bilangan

21, 23, 25, 27, …, …, …, …, …,

100 99 98 97 96 95 94 93 92 91

81 82 83 84 85 86 87 88 89 90

80 79 78 77 76 75 74 73 72 71

61 62 63 64 65 66 67 68 69 70

60 59 58 57 56 55 54 53 52 51

41 42 43 44 45 46 47 48 49 50

40 39 38 37 36 35 34 33 32 31

21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

20 19 18 17 16 15 14 13 12 11

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Keterangan :

Siswa melingkari soal terlebih dahulu pada media ular tangga

( lingkaran warna hitam ). Dari tiap suku yang sudah dilingkari, siswa

akan mengetahui berapa selisih tiap kolom setiap angka yang sudah

dilingkari tersebut sehingga akan mengetahui jawabannya ( lingkaran

warna biru ).

C. Pola Barisan Bilangan

1. Pengertian Barisan Bilangan

Page 14: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

14

Pola barisan bilangan yaitu susunan angka-angka yang mempunyai

pola-pola tertentu. Misalnya pada kalender terdapat susunan angka baik

mendatar, menurun, maupun diagonal ( miring )9

2. Jenis dan Bentuk Pola Bilangan

a. Bilangan Ganjil

Dalam bentuk gambar pola bilangan ganjil bisa dinyatakan dalam

gambar berikut ini :

Gambar 2Pola Bilangan Ganjil

( 1 ) ( 3 ) ( 5 )

Pada gambar di atas menunjukkan suatu bilangan ganjil, yang

dinyatakan dalam pola barisan bilangan 1, 3, 5,…..dst

b. Bilangan Genap

Dalam bentuk gambar pola bilangan genap bisa dinyatakan dalam

gambar berikut ini :

Gambar 3Pola Bilangan Genap

9 Udukuduk.blogspot.com, (pola barisan bilangan dan deret bilangan)

Page 15: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

15

( 2 ) ( 4 ) ( 6 )

Pada gambar di atas menunjukkan suatu bilangan genap, yang

dinyatakan dalam pola barisan bilangan 2, 4, 6,…..dst

c. Bilangan Segitiga

Dalam bentuk gambar pola bilangan segitiga bisa dinyatakan dalam

gambar berikut ini :

Gambar 4Pola Bilangan Segitiga

( 1 ) ( 3 ) ( 6 )

Pada gambar di atas menunjukkan suatu bilangan genap, yang

dinyatakan dalam pola barisan bilangan 1, 3, 6,…..dst10

D. Peningkatan Pemahaman Pola Barisan Bilangan Melalui Media Ular Tangga

10 Udukuduk.blogspot.com, (pola barisan bilangan dan deret bilangan)

Page 16: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

16

Pola barisan bilangan yaitu susunan angka-angka yang mempunyai pola-

pola tertentu11. Materi pola barisan bilangan deret dan suku bilangan asli,

bilangan ganjil, bilangan genap dan bilangan segitiga/beraturan merupakan satu

dari beberapa materi dasar mata pelajaran matematika yang harus dipahami oleh

siswa.

Menurut Brunner, anak akan belajar dengan baik jika melalui tiga tahap,

yakni tahap enaktif, ikonik, dan simbolik. Tahap enaktif merupakan tahap

pengalaman langsung dimana anak berhubungan dengan benda-benda nyata atau

sesungguhnya. Tahap ikonik berkaitan dengan gambar, lukisan foto atau film.

Sedangkan simbolik merupakan tahap pengalaman abstrak. Jadi pada tahap

enaktif siswa harus menggunakan benda nyata dalam memulai belajar

matematika. Benda yang dianggap konkrit dalam matematika adalah media

pembelajaran tersebut.12

Ada beberapa alasan media dapat mempertinggi proses belajar siswa.

Alasan pertama, berkenaan denga manfaat media pengajaran dalam proses

belajar siswa, antara lain;

1. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

11 Udukuduk.blogspot.com, (pola barisan bilangan dan deret bilangan12 Httpstaff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/ALAT%20PERAGA%20%20Secang.docx. 16 mei 2013

Page 17: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

17

2. Bahan pengajaran akan lebih jelas maknaya sehingga dapat lebih dipahami

oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran

lebih baik.

3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi

verbal melalui penuntun kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan

guru tidak kehabisan tenaga, apalagi bila guru mengajar untuk setiap jam

pelajaran.

4. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati,

melakukan, mendemonstrasikan dan lain-lain.

Alasan kedua mengapa media pengajaran dapat mempertinggi proses dan

hasil pengajaran adalah berkenaan dengan taraf berpikir siswa. Taraf berpikir

manusia mengikuti tahap perkembangan, di mulai dari berpikir konkrit menuju ke

berpikir abstrak, di mulai dari berpikir sederhana ke berpikir kompleks.

Penggunaan media pengajaran erat kaitannya dengan tahapan berpikir tersebut.

Sebab melalui media pengajaran hal-hal yang abstrak dapat dikongkritkan, dan

hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.13

Sebagai upaya meningkatkan pemahaman pola barisan bilangan, seorag guru

dapat menggunakan alat peraga ular tangga sebagai alat bantu dalam mentransfer

materi kepada siswa. Karena dengan menggunakan media ular tangga ini, siswa

13 Nana Sudjana, Media Pembelajaran (Bandung: CV. Sinar Baru: 1997),hal 2

Page 18: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

18

akan lebih dikongkritkan pola pikirnya. Proses tersebut dapat lebih melekat pada

siswa, karena siswa akan melakukan percobaan sendiri. Di samping itu

penggunaan media ular tangga ini juga akan menjadikan suasana kelas menjadi

lebih aktif sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif.

Dari penjelasan di atas terlihat bahwasanya, siswa memerlukan alat bantu

untuk menyerap materi. Media ualar tangga merupakan media yang memenuhi

kriteria untuk mengkongkritkan materi. Media ular tangga dapat mewakili

keabstrakan matematika. Siswa bisa mendapatkan pengalaman secara langsung

dari media tersebut. Dan diharapkan dengan penggunaan media ular tangga ini

siswa bisa lebih aktif, kreatif, serta dapat menguasai materi mata pelajaran

matematika terutama materi pola barisan bilangan.

Page 19: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

19

BAB III

METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan

M.Taggart dengan system spiral refleksi diri yang dimulai dengan cara tindakan,

pengamatan, refleksi, perencanaan kembali . Menurut Stephen Kemmis

Penelitian Tindakan Kelas adalah bentuk kajian refleksi diri yang dilakukan oleh

masyarakat dalam situasi sosial untuk meningkatkan keseimbangan dan keadilan

tentang praktik-praktik pendidikan dan sosial mereka sendiri, pemahaman

mereka tentang praktik-praktik tersebut, dan situasi tempat dilaksanakannya

praktik-praktik itu.14

Dalam model Kemmis dan M.Taggart ini, penelitian menggunakan dan

mengembangkan siklus (cycle) dengan dua siklus. Tiap siklus dilaksanakan

sesuai dengan perubahan ke arah peningkatan dan perbaikan proses

pembelajaran. Sebelum dalam tahap siklus, dilaksanakan studi kelayakan sebagai

penelitian pendahuluan dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah dan ide

yang tepat dalam pengembangan proses pembelajaran di kelas.

Adapun alur penelitian ini dimulai dengan studi pendahuluan, hasilnya

dipertimbangkan untuk kemudian menyusun rencana tindakan, dilanjutkan

14 Kinayati Djojosuroto dan M.L.A Sumaryati, (Prinsip-Prinsip Dasar Penelitian Bahasa dan Sastra, Jakarta, 2000) hal, 144.

Page 20: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

RENCANA TINDAKAN

REFLEKSI

OBSERVASI PELAKSANAANTINDAKAN

RENCANA TINDAKAN

REFLEKSI

OBSERVASI PELAKSANAANTINDAKAN

SIKLUS I

SIKLUS II

20

dengan pelaksanaan tindakan, observasi pelaksanaan tindakan, refleksi proses

dan hasil tindakan. Ini adalah sebagai siklus pertama belum menyelesaikan

permasalahan, maka dilanjutkan dengan siklus kedua, dimana rencana

tindakannya berdasarkan hasil refleksi dari siklus pertama. Demikian penelitian

dilakukan siklus demi siklus sampai permasalahan penelitian dapat dipecahkan.

Siklus kegiatan ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 5Siklus Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis dan M. Taggart15

15 Suharsimi Arikunto,Suhardjono,Supardi,(Penelitian Tindakan Kelas,Jakarta,Bumi Aksara)hal.16

Page 21: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

21

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subyek Penelitian

1. Setting Penelitian

Setting dalam penelitian ini meliputi 3 hal, yakni :

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MI Roudlotul Ulum Surabaya

khususnya kelas III-C.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pertengan semester ganjil tahun

pelajaran 2013-2014 tepatnya pada bulan September 2013

c. Siklus PTK

Penelitian ini dilaksanakan melalui dua siklus untuk dapat

mengetahui peningkatan pemahaman dan prestasi belajar matematika

terutama materi pola barisan bilangan deret dan suku bilangan asli, bilanga

ganjil, bilangan genap, dan bilangan segitiga atau tak beraturan dengan

menggunakan alat peraga ular tangga di MI Roudlotul Ulum Surabaya

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas III-C MI Roudlotul

Ulum Surabaya yang berjumlah 30 siswa, yang terdiri dari 17 siswa laki-laki

dan 13 siswi perempuan. Karakteristik siswa kelas III-C MI Roudlotul Ulum

Page 22: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

22

Surabaya sangat beragam, baik dari segi sifat maupun tingkat kemampuan

intelegensinya. Dengan kondisi latar belakang yang berbeda-beda pula.

Pemilihan kelas ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa hasil

belajar siswanya yang masih perlu ditingkatkan. Hal ini dikarenakan karena

peneliti pada waktu melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan Sertifikasi

Pendidikan Profesi Guru ( Sertifikasi PPG ) di kelas tersebut banyak

mengalami kendala yang cara perpikirnya masih menggunakan operasi

kongkrit, dimana berpikirnya berdasarkan atas obyek-obyek nyata. Mereka

beranggapan bahwa matematika adalah pelajaran yag sangat sulit. Oleh

karena itu pemanfaatan media merupakan salah satu usaha yang bisa

dilakukan oleh peneliti untuk menepis anggapan tersebut.

Berikut nama-nama siswa kelas III-C MI Roudlotul Ulum Surabaya

sebagai subyek penelitian:

Tabel 1Profil Siswa Kelas III – C MI Roudlotul Ulum Surabaya

No NIS Nama Siswa

1 3459 Abdul Karim

2 3461 Achmad Ali Rido’i

3 3462 Ahmad Saiful Rahman

4 3463 Choirul Anam

5 3464 Faisol Akbar

Page 23: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

23

6 3465 Kamilia Siti Rahmania

7 3466 Kutsiyah

8 3467 Lilis Mitalia

9 3468 Maulana Malik Ibrahim

10 3469 Mat Siri

11 3470 Muhammad Amaruddin

12 3471 M. Arif Rahmat Hidayat

13 3472 Muhammad. Arifin Ilham

14 3474 Nur Jamilah

15 3475 Qurrota A’yun

16 3476 Rika Devita Sari

17 3477 Rishma Afrisya

18 3478 Rian Septiawan

19 3479 Rindu Ramadhani

20 3480 Royhan Jaelani

21 3482 Sirot Rahmatullah

22 3483 Siti Qomariyah

23 3484 Siti Hofifah

24 3485 Sohibul Ridho

25 3486 Wahyu Ramadhani

26 3488 Muhammad Ilham Akbar

27 3489 Siti Aisyah

28 3490 Qurrotul Aini

29 3491 Misnawati

30 3600 Aris Efendi

Page 24: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

Mengamati

Refleksi Melakukan/melaksanakan tindakan kelas

Merencanakan

24

C. Variabel yang Diselidiki

Dalam penelitian ini variable yang diteliti yaitu:

1. Variabel Input : Siswa Kelas III-C MI Roudlotul Ulum Surabaya

2. Variabel Proses : Penerapan Alat Peraga Ular Tangga

3. Variabel Output : Peningkatan Pemahaman Pola Barisan Bilangan

D. Rencana Tindakan

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas melalui pengkajian berdaur, yang

terdiri dari 4 tahap yaitu merencanakan, melakukan, tindakan, pengamatan dan

refleksi (penelitian tindakan kelas).

Page 25: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

25

Dalam pelaksanaan antara siklus I dan siklus II artinya ada hubungan

yang berkesinambungan yang peneliti uraikan dalam deskripsi per siklus, yakni

sebagai berikut :

1. Siklus I

a. Perencanaan

Langkah-langkah yang ditempuh pada perbaikan pembelajaran siklus I

adalah :

1) Menyiapkan materi ajar

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I

3) Membuat media pembelajaran

4) Menyiapkan instrumen evaluasi

5) Membuat instrument observasi kelas

b. Pelaksanaan

1) Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media yang telah

disiapkan

Page 26: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

26

2) Memberikan tes siklus I untuk mendapatkan data mengenai

peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal pola barisan

bilangan deret dan suku.

3) Mencatat dan mendokumentasikan semua kegiatan pada sklus I

sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi

4) Berdiskusi dengan guru kelas III-C MI Roudlotul Ulum Surabaya

mengenai kelemahan dan kekurangan dalam proses pembelajaran yang

harus diperbaiki

c. Observasi

Observasi dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Peneliti

menyesuaikan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan.

Peneliti bersama guru kelas III-C mengamati seluruh kegiatan dan

mencatatnya dalam lembar observasi yang telah disiapkan.

Hal-hal yang diobservasi diantaranya adalah:

1) Respon siswa dalam mengikuti pelajaran matematika dengan

menggunakan alat peraga/media ular tangga

2) Kemampuan siswa dalam mengerjakan soal yang dibuat oleh peneliti.

3) Kegiatan guru dalam proses pembelajaran.

d. Refleksi

Page 27: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

27

Pada tahap refleksi diadakan pengkajian terhadap berbagai kejadian

yang terekam selama proses tindakan. Peneliti dan guru kelas III-C sebagai

pengamat mendiskripsikan hasil pelaksanaan tindakan dan mengevaluasi

seluruh kegiatan, kekuatan dan kelemahannya sebagai dasar dalam

merancang kegiatan pada siklus II.

2. Siklus II

a. Perencanaan

Pada tahap ini, peneliti dan guru kelas melakukan diskusi secara

mendalam tentang pencapaian indicator yang telah dicapai, untuk dianalisis

indicator mana yang belum tercapai untuk kemudian dilakukan tindakan

dalam siklus II, untuk mencapai indicator kerja, sampai mencapai

keberhasilan.

Adapun tahap perencanaanya adalah sebagai berikut:

1) Mengorganisir kekuatan dan kelemahan pada siklus I untuk dijadikan

bahan perbaikan pada pelaksanaan siklus II.

2) Menyiapkan materi ajar

3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II dengan

memperhatikan refleksi pada siklus I.

4) Membuat media pembelajaran.

5) Menyiapkan Lembar Kegiatan Siswa.

6) Membuat instrument observasi kelas.

Page 28: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

28

b. Pelaksanaan

1) Melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan media yang telah

disiapkan dengan mempertimbangkan perbaikan-perbaikan pada

siklus I.

2) Memberikan tes siklus II untuk mendapatkan data mengenai

peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal pola barisan

bilangan.

3) Mencatat dan mendokumentasikan semua yang terjadi di dalam kelas

sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi.

4) Berdiskusi dengan guru kelas III-C mengenai kelemahan dan

kekurangan dalam proses pembelajaran yang harus diperbaiki.

c. Observasi

Observasi dilakukan bersamaan dengan tahap pelaksanaan. Peneliti

menyesuaikan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perencanaan.

Peneliti bersama guru kelas III-C mengamati seluruh kegiatan dan

mencatatnya dalam lembar observasi yang telah disiapkan.

Hal-hal yang diobservasi diantaranya adalah:

1) Respon siswa dalam mengikuti pelajaran matematika dengan

menggunakan alat peraga/media ular tangga pada siklus II.

Page 29: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

29

2) Kemampuan siswa dalam mengerjakan Lembar Kegiatan pada siklus II

oleh peneliti.

3) Kegiatan guru dalam proses pembelajaran.

d. Refleksi

Hasil yang diperoleh pada tahap pengamatan dikumpulkan untuk

dianalisis dan dievaluasi oleh peneliti, untuk mendapatkan suatu

kesimpulan. Diharapkan setelah akhir siklus II ini kemampuan siswa kelas

III-C MI Roudlotul Ulum Surabaya pada mata pelajaran matematika materi

pola barisan bilangan menjadi lebih meningkat.

E. Data dan Cara Pengumpulannya

1. Data

Data adalah segala sesuatu yang diperoleh dari lapangan untuk

dijadikan bahan sebuah penelitian, proses pengambilan data terbagi atas dua

klasifikasi, yaitu:

a. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah hasil perolehan pengamatan pada sebuah

penelitian yang berupa angka statistik. Data inilah yang menjadi tolak ukur

pada penelitian kemanfaatan media ular tangga pada pola barisan bilangan.

b. Data Kualitatif

Page 30: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

30

Data kualitatif merupakan perolehan pengamatan pada sebuah

penelitian yang berbentuk verbal atau penggambaran suatu pengamatan

menggunakan bahasa.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menunjukkan proses peneliti untuk

memperoleh data. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa

metode untuk memperoleh ata, antara lain:

a. Observasi

Obervasi/pengamatan adalah metode yang dilaksanakan untuk

mengamati kondisi, situasi proses dan perilaku objek pada saat proses

pembelajaran berlangsung, yaitu dari tahap awal sampai akhir proses

pembelajaran.

Tabel 2

Page 31: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

31

Observasi Pembelajaran Pola Barisan Bilangan

b. Wawancara

No Obyek Pengamatan

1Siswa mengklasifikasikan pengetahuan

Page 32: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

32

Wawancara/interview adalah metode pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara berhadapan langsung antara interviewer dan

responden dengan kegiatan lisan atau tanya jawab. Wawancara ini

dilakukan oleh peneliti dan guru kelas dalam mengetahui criteria siswa di

kelas tersebut.

c. Tes

Metode pemberian tes adalah metode pengumpulan data yang

berupa pemberian serentetan pertayaan atau latihan atau alat lain yang

digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi,

kemampuan atau bakat lain yang dimiliki suatu individu atau kelompok.

Tabel 4Kisi-kisi Soal Isian Pola Barisan Bilangan

No Kompetensi Dasar Indikator Contoh Soal Nilai KetSiklus 1 Siklus 2

11.1 Menentukan letak bilangan pada garis bilangan

1. Mengurutkan deret suku bilangan asli

2. Mengurutkan deret suku bilangan ganjil

3. Mengurutkan deret suku bilangan genap

4. Mengurutkan deret

1. 25, 26, 27, 28, …,…,…, …, …

2. 21, 23, 25, 27, …, …, …, …, …, …

3. 30, 32, 34, 36, …, …, …, …, …, …

4. 1, 2, 4, 7, 11, 16, …, …, …, …,

1. 50, 51, 52, 53, …, …, …, …, …, …

2. 11, 13, 15, 17, …, …, …, …, …, …

3. 10, 12, 14, 16, …, …, …, …, …, …

4. 5, 6, 8, 11, 15, 20, 26, …, …, …,

18

22

24

Page 33: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

33

bilangan segitiga/tak beraturan

…, … …, …, … 36

d. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pencarian data yang berupa

catatan, transkrip, buku, jurnal, foto, dll. Dalam penelitian ini metode

dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data-data yang ada pada

lembaga pendidikan/sekolah sebagai penunjang data.

F. Analisi Data

Analisis data merupakan suatu egiatan, dimana peneliti mulai

menganalisis metode yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian.

Metode penelitian dianalisis secara menyeluruh, dengan memahami bentuk-

bentuk kegiatan yang diterapkan dalam metode tersebut.

Untuk mengetahui nilai rata-rata siswa per-siklus, maka digunakkan

rumus rata-rata. Menurut Sudjana, untuk menghitung rata-rata kelas digunakan

rumus sebagai berikut;

Jumlah Seluruh SkorRata-rata (mean) = Banyaknya Subjek

Page 34: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

34

Selanjutnya skor rata-rata yang diperoleh tersebut diklasifikasikan ke

dalam bentuk sebuah predikat yang mempunyai skala sebagai berikut:

90 – 100 : SB (Sangat Baik)

70 – 89 : B (Baik)

50 – 69 : C (Cukup)

0 – 49 : KB (Kurang Baik)

Untuk mengetahui sejauh mana prosentase ketuntasan belajar siswa pada

siklus I dan siklus II, maka digunakan rumus prosentase;

Siklus II - Siklus IP ═ X 100

Siklus I

Keterangan :

P = Prosentase yang akan dicari

Untuk mengetahui hasil perubahan tindakan yang dilakukan

menimbulkan perubahan, peningkatan, dan perbaikan dapat menggunakan rumus

prosentase sebagai berikut :

Page 35: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

35

Siklus I – Pre Siklus I P = X 100

Pre Siklus I

Keterangan :

P = Presentase Peningkatan

Siklus I = Nilai rata-rata setelah tindakan

Pre Siklus I = Nilai rata-rata sebelum tindakan

G. Indikator Kinerja

Penelitian ini dianggap berhasil jika telah memenuhi indikator kinerja

berikut:

1. Sekurang-kurangnya 75% siswa menunjukkan peran aktif dalam kegiatan

pembelajaran matematika di kelas.

2. Sekurang-kurangnya 75% siswa mendapat nilai ulangan di atas krteria

ketuntasan minimal ( KKM ) yang telah ditentukan.

3. Sekurang-kurangnya 75% siswa aktif dalam setiap kegiatan perbaikan

pembelajaran.

H. Tim Peneliti dan Tugasnya

Penelitian ini menggunakan penelitian yang bersifat kolaboratif, dimana

peneliti bekerja sama dengan guru mata pelajaran matematika kelas III-C MI

Roudlotul Ulum Surabaya. Peneliti sendiri adalah calon guru professional yang

Page 36: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

36

mengikuti program Sertifikasi Pendidikan Profesi Guru (Sertifikasi PPG)

Angkatan Pertama tahun 2012 di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Surabaya ( UIN Sunan Ampel ). Peneliti langsung menggali data yang ada

dilapangan kemudian diambil kesimpulan berdasarkan data yang dikumpulkan,

dan melakukan feedback atas pembelajaran yang dilakukan ketika mengikuti

program PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) di MI Roudlotul Ulum Surabaya

tepatnya dimulai tanggal 16 Juli sampai 16 November 2013.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. MI Roudlotul Ulum

MI Roudlotul Ulum adalah salah satu lembaga pendidikan di

bawah naungan YPI Roudlotul Ulum. Didirikan pada pada tanggal 1

Page 37: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

37

Desember 1984 yang beralamatkan di jalan Bulak banteng Baru Gang

Kamboja II/44 Kecamatan Kenjeran Kota Surabaya.

MI Roudlotul Ulum Surabaya merupakan sekolah madrasah yang

berada di tengah pemukiman penduduk dengan status sekolah

terakreditasi “ A “ dengan NSM 111235780033

2 VISI dan MISI MI Roudlotul Ulum .

a. VISI

MI. ROUDLOTUL ULUM ikut serta dalam mencerdaskan

anak bangsa, sesuai dengan Undang – Undang Kependidikan Nasional

yang digariskan Pemerintah, dengan mengedepankan Akhlakul

Karimah.

b. MISI

Pendidikan di MI. ROUDLOTUL ULUM Surabaya bertujuan

mencetak anak didik :

a. Berakhlakul Karimah

b. Cerdas dalam IPTEK dan IMTAQ

c. Terampil berkepribadian

Page 38: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

38

3. Profil MI Roudlotul Ulum

1) Identitas Madrasah

Nama Madrasah : MI. ROUDLOTUL ULUM

Alamat : Bulak Banteng Baru Gg Kamboja II/44

Kecamatan : Kenjeran

Kab/Kota : Surabaya

No. Telp. : 031-3711176

2) KONDISI OBYEKTIF MADRASAH

Nama Yayasan : YPI. ROUDLOTUL ULUM

Alamat : Bulak Banteng Baru Gg Kamboja II/44

NSM : 111235780033

Tahun didirikan : 1 Desember 1984

Tahun beroperasi :

Kepemilikan Tanah

Status Tanah : Milik Yayasan

Surat Kepemilikan : Pembelian

Luas Tanah : 769 M2

Status Bangunan : Milik Yayasan

Luas Bangunan : 490 M2

Nomor rekening Madrasah : 0017812173

Page 39: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

39

Jumlah siswa luar dan dalam Surabaya

N

o

Tahun

Pelajaran

Kelas IDalam Luar

Juml

ah

Kelas IIDalam Luar

Juml

ah

Kelas III Dal

am

Lua

r

Juml

ahPa Pi Pa Pi Pa Pi

1 2013-2014 62 49 44 67 111 46 51 48 49 97 54 43 61 36 97

No

TahunPelajaran Kelas IV Dal

amLuar

Jumlah

Kelas V Dalam

Luar

Jumlah

Kelas VI Dalam

Luar

Jumlah

Jumlah Seluruhnya Tota

lPa Pi Pa Pi Pa Pi Pa Pi1 2013-2014 66 63 72 57 129 71 55 57 69 126 55 64 89 30 119 354 325 679

1. a). Data Ruang

Jenis

Jumlah Ruangan Kelas asli (d)

Jumlah ruang lain

yang digunakan kelas (e)

Jumlah ruang yg digunakan U/ ruang kelas

(f)= (d+e)

Ukura

n

7x9

Ukuran

>63

Ukuran

<63

Jumlah(d)

A+b+c

Ruang

Kelas

12 12 - 12

b) Data Ruang Lain

No Jenis Ruangan Jumlah (buah) Ukuran (m2)

01 Perpustakaan 1 30

Page 40: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

40

02 Laboratorium IPA - -

03 Laboratirium Komputer 1 20

04 Laboratorium Bahasa - -

05 Ruang Ketrampilan - -

06 Ruang Kepala Madrasah 1 20

07 Ruang TU 1 8

08 Ruang BK - -

09 Ruang Guru 1 15

10 Asrama Guru - -

11 WC guru 1 4

12 WC Siswa 2 8

13 Kamar Mandi 3 12

14 Ruang UKS 1 6

15 Gudang 1 15

c) Data Inventaris

No Nama BarangKondisi

Jumlah KetBaik Layak Rusak

01 Komputer 1 2 10 13 Buah

02 Loker Guru - - 2 2 Buah

Page 41: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

41

03 Meja Guru 5 4 10 19 Buah

04 Kursi Guru 8 8 12 28 Buah

05 Meja Siswa 40 120 200 360 Buah

06 Kursi Siswa 80 240 400 720 Buah

07 Meja Kasek - 1 - 1 Buah

08 Kursi Kasek - 1 - 1 Buah

09 Box File 20 10 13 43 Buah

10 Pigora 20 30 20 70 Buah

11 Papan Data 5 3 4 12 Lembar

12 Meja Tata Usaha 1 1 1 3 Buah

13 Kursi Tata Usaha 1 1 1 3 Buah

14 Kursi Tamu (set) 5 5 5 15 Buah

d) Data Guru dan Staf

Jumlah Guru/StafMI.

SwastaJumlah Guru/Staf Keterangan

Guru Tetap (PNS) - -

Guru Kontrak - -

Page 42: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

42

Guru Honor Sekolah 21 21

Staf Tata Usaha 2 2

Penjaga Sekolah 2 2

B. Hasil Penelitian

1. Siklus I

Siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 30 September 2013 di

kelas III-C MI Roudlotul Ulum Surabaya.

a. Perencanaan

Beberapa hal yang dilakukan oleh peneliti sebelum tindakan

dilaksanakan adalah :

1) Menyiapkan materi ajar

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I

3) Membuat media pembelajaran

4) Menyiapkan instrument evaluasi siklus I

5) Membuat instrument observasi kelas siklus I

b. Tindakan

Pada tahap tindakan terbagi menjadi tiga bagian, yakni: kegiatan

awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Sebelum kegiatan dimulai, guru

membuka dengan mengucapkan salam. Pada kegiatan awalini guru

memberikan arpesepsi untuk menata pemikiran siswa. Setelah

Page 43: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

43

memberikan arpesepsi guru menyampaikan tujuan pembelajara yang

akan dicapai sekaligus memberikan motivasi kepada peserta didik

dengan cara menjelaskan pentingnya materi yang akan dipelajari hari

ini.

Tahap selanjutnya adalah kegiatan inti. Pada tahap ini peneliti

membagi peserta didik menjadi lima kelompok. Setelah setiap peserta

didik sudah bersama kelompoknya masing-masing, peneliti

memberikan penjelasan mengenai media atau alat peraga ular tangga

yang akan dipergunakan pada pembelajaran materi pola barisan

bilangan. Setelah itu guru mendemonstrasikan cara penggunaan media

ular tangga tersebut.

Setelah itu peneliti menuliskan beberapa soal pola barisan

bilangan deret dan suku bilangan asli, bilangan ganjil, bilangan genap,

dan bilangan segitiga/tak beraturan di papan tulis dan membagikan pada

tiap kelompok untuk dikerjakan secara berdiskusi. Selanjutnya, peneliti

meminta kepada perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil

pekerjaannya didepan kelas. Setelah itu, peneliti dan siswa mengoreksi

pekerjaannya masing-masng sekaligus memberikan reward kepada

kelompok atau siswa yang memiliki nilai terbaik.

Pada tahap akhir, peneliti melakukan evaluasi berupa pemberian

soal post test untuk dikerjakan setiap siswa secara individu dan

dikumpulkan setelah selesai. Kemudian peneliti memberikan penguatan

Page 44: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

44

dan kesimpulan tentang pelajaran hari ini sekaligus menyampaikan apa

yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya, dan mengakhiri

pertemuan dengan salam.

c. Observasi

Pengamatan dilakukan oleh peneliti ketika proses pembelajaran

berlangsung. Peneliti bertindak sebagai guru sekaligus sebagai peneliti

yang mengobservasi aktifitas siswa selama kegiatan pembelajaran.

Peneliti mulai mengamati aktivitas siswa dalam menanggapi

pertanyaan materi pola barisan bilangan yang telah disediakan.

Kemudian mengamati kekompakan setiap kelompok dalam

mendiskusikan dan mempresentasikan tugas mereka.

Berikut adalah data hasil observasi yang dilakukan pada siklus I.

Sesuai yang direncanakan, observasi yang dilakukan adalah aktivitas

siswa selama pembelajaran, dan hasil belajar dengan menggunakan

media ular tangga

Tabel 3

Hasil Observasi Siklus IPembelajaran Pola Barisan Bilangan.

Page 45: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

45

No Obyek Pengamatan Nilai Keterangan1 2 3 4

1Siswa mengklasifikasikan pengetahuan

√ Sangat Baikderet dan suku bilangan asli

2Siswa mengklasifikasikan pengetahuan

√ Baikderet dan suku bilangan ganjil

3Siswa mengklasifikasikan pengetahuan

√ Baikderet dan suku bilangan genap

4Siswa mengklasifikasikan pengetahuan

√ Baikderet dan suku bilangan segitiga/tak beraturan

5Kemampuan siswa menerapkan media ular

√ Sangat Baiktangga pada deret dan suku bilangan asli

6Kemampuan siswa menerapkan media ular

√ Baiktangga pada deret dan suku bilangan ganjil

7Kemampuan siswa menerapkan media ular

√ Baiktangga pada deret dan suku bilangan genap

8

Kemampuan siswa menerapkan media ular

√ Cukuptangga pada deret dan suku bilangan

segitiga/tak beraturan

JUMLAH 25

Tabel 4

DAFTAR NILAI EVALUASI POLA BARISAN BILANGANPADA SIKLUS I

Page 46: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

46

No NIS Total Nilai KET

1 Abdul Karim 64 TT

2 Achmad Ali Rido’i 48 TT

3 Ahmad Saiful Rahman 0 TT

4 Choirul Anam 74 T

5 Faisol Akbar 80 T

6 Kamilia Siti Rahmania 62 TT

7 Kutsiyah 62 TT

8 Lilis Mitalia 72 T

9 Maulana Malik Ibrahim 70 T

10 Mat Siri 36 TT

11 Muhammad Amaruddin 52 TT

12 M. Arif Rahmat Hidayat 0 TT

13 Muhammad. Arifin Ilham 88 T

14 Nur Jamilah 74 T

15 Qurrota A’yun 100 T

16 Rika Devita Sari 94 T

17 Rishma Afrisya 100 T

18 Rian Septiawan 100 T

19 Rindu Ramadhani 64 TT

20 Royhan Jaelani 70 T

21 Sirot Rahmatullah 76 T

22 Siti Qomariyah 100 T

23 Siti Hofifah 70 T

24 Sohibul Ridho 64 TT

Page 47: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

47

25 Wahyu Ramadhani 38 TT

26 Muhammad Ilham Akbar 88 T

27 Siti Aisyah 100 T

28 Qurrotul Aini 100 T

29 Misnawati 52 TT

30 Aris Efendi 64 TT

JUMLAH NILAI 2062

JUMLAH NILAI MAKSIMAL 3000

KKM 70,0

RATA-RATA

Rata-rata:

= 2062 30

= 68,7

JUMLAH SISWA YANG TUNTAS= 17 x 100 % 30

56,6 %

Untuk mengetahui peningkatan prosentase hasil belajar sebelum

tindakan ( pre siklus I ) adalah :

Siklus I – Pre Siklus I P = X 100

Pre Siklus I

Page 48: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

48

56,6 – 33,3P = X 100

33,3

P = 69,9 %

Dari table di atas dapat dijelaskan bahwa nila rata-rata siswa

kelas III-C MI Roudlotul Ulum Surabaya adalah 68,7 dalam

menerapkan alat peraga ular tangga pada materi pola barisan bilangan,

sedangkan ketuntasan siswa yang mendapatkan nilai ≥ 70,0 sebanyak 17

siswa atau 56, 6 % dari pembelajaran pola barisan bilangan sebelum

menggunakan media ular tangga yang hanya 33,3 % atau 10 siswa. Dari

perbaikan pembelajaran sebelum siklus I ( pre siklus ) terjadi

peningkatan sebanyak 69,9 %. Akan tetapi, pencapaian siswa yang

hanya tuntas dalam perbaikan pembelajaran pada silus I yang hanya

56,6 % dirasa kurang oleh peneliti untuk melanjutkan kembali rencana

perbaikan pembelajaran pola barisan bilangan pada siklus II,

dikarenakan prosentase kriteria ketuntasan adalah 75 %.

Berikut adalah diagram ketuntasan siswa pada siklus I pola

barisan bilangan.

Diagram 1Prosentase Ketuntasan dan Ketidaktuntasan pada Siklus 1

Page 49: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

49

Tuntas

56,6%

Tidak Tuntas43.4 %

Keterangan :

Ketuntasan Siswa 56,6 % Ketidaktuntasan Siswa 43,4 %

d. Refleksi

Dari hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I, hasil belajar siswa

kelas III-C MI Roudlotul Ulum mengalami peningkatan 69,9 %.

Namun perbaikan pembelajaran masih belum maksimal dikarenakan

ketuntasan yang hanya 56,6 % masih terlalu kecil dari yang dikehendaki

yaitu sebesar 75 %. Untuk itu perlu diadakan revisi pembelajaran guna

Page 50: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

50

meningkatkan ketuntasan di atas 75 % pada perbaikan pembelajaran

siklus II.

Dari tindakan yang sudah dilaksanakan pada siklus I terdapat

beberapa kendala yang ditemukan, diantaranya adalah :

1) Pendekatan yang dilakukan oleh peneliti belum maksimal, sehingga

beberapa siswa yang masih belum terbiasa melakukan pembelajaran

belum berani untuk menanyakan hal yang belum mereka pahami.

2) Manajemen pembagian waktu yang dilakukan peneliti pada saat

melakukan tindakan masih belum sempurna, sehingga beberapa

bagian pada tindakan terpaksa harus dipersingkat waktunya.

2. Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 7 Oktober di kelas

III-C MI Roudlotul Ulum Surabaya.

a. Perencanaan

Sebagai tindak lanjut dari hasil tindakan sebelumnya yaitu siklus

I, peneliti melakukan sedikit perubahan strategi yang akan dilaksaakan

pada tindakan di siklus II.

Beberapa hal yang akan dilakukan peneliti sebelum tindakan di

siklus II adalah :

1) Menyiapka materi ajar yang lebih komplek.

Page 51: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

51

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

3) Menyiapkan mdia pembelajaran.

4) Menyiapkan instrument evaluasi siklus II

5) Membuat instrument observasi kelas siklus II.

b. Tindakan

Pada tahapan siklus II ini, tidak jauh berbeda dengan yang

dilakukan pada siklus I. Peneliti tetap bertindak sebagai guru dan

mendapatkan bantuan dari guru kelas III-C MI Roudlotul Ulum

Surabaya. Adapun proses belajar mengajar siklus II mengacu pada

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang memperhatikan perbaikan

pada siklus I, sehingga kesalahan maupun kekurangan pada siklus I

tidak terulang lagi pada siklus II.

Dalam pelaksanaan siklus II ini sebelu kegiatan inti berlangsung,

peneliti mencoba melakukan pendekatan yang lebih baik kepada peserta

didik sehingga mereka dapat merasa lebih mengekspresikan apa yang

mereka pikirkan. Selain itu peneliti juga mencoba untuk melaksanakan

proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang ditentukan sehingga apa

yang telah direncanakan di dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

dapat dilksanakan dengan sempurna.

c. Observasi

Page 52: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

52

Seperti halnya yang dilakukan peneliti pada siklus I, pengamatan

dilakukan oleh peneliti ketika proses pembelajaran berlangsung. Peneliti

tetap bertindak sebagai guru sekaligus sebagai peneliti yang

mengobservasi aktifitas siswa selama kegiatan pembelajaran. Berikut

adalah data hasil observasi yang dilakukan peneliti pada siklus II.

Tabel 6Hasil Observasi Siklus II

Pembelajaran Pola Barisan Bilangan.

Page 53: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

53

No Obyek Pengamatan Nilai Keterangan1 2 3 4

1Siswa mengklasifikasikan pengetahuan

√ Sangat Baikderet dan suku bilangan asli

2Siswa mengklasifikasikan pengetahuan

√ SangatBaikderet dan suku bilangan ganjil

3Siswa mengklasifikasikan pengetahuan

√ Sangat Baikderet dan suku bilangan genap

4Siswa mengklasifikasikan pengetahuan

√ Baikderet dan suku bilangan segitiga/tak beraturan

5Kemampuan siswa menerapkan media ular

√ Sangat Baiktangga pada deret dan suku bilangan asli

6Kemampuan siswa menerapkan media ular

√ Sangat Baiktangga pada deret dan suku bilangan ganjil

7Kemampuan siswa menerapkan media ular

√ Sangat Baiktangga pada deret dan suku bilangan genap

8

Kemampuan siswa menerapkan media ular

√ Baiktangga pada deret dan suku bilangan

segitiga/tak beraturan

JUMLAH 29

Tabel 7

DAFTAR NILAI EVALUASI POLA BARISAN BILANGANPADA SIKLUS II

Page 54: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

54

No NIS Total Nilai KET

1 Abdul Karim 88 T

2 Achmad Ali Rido’i 72 T

3 Ahmad Saiful Rahman 66 TT

4 Choirul Anam 100 T

5 Faisol Akbar 76 T

6 Kamilia Siti Rahmania 78 T

7 Kutsiyah 76 T

8 Lilis Mitalia 66 TT

9 Maulana Malik Ibrahim 82 T

10 Mat Siri 80 T

11 Muhammad Amaruddin 74 T

12 M. Arif Rahmat Hidayat 30 TT

13 Muhammad. Arifin Ilham 100 T

14 Nur Jamilah 88 T

15 Qurrota A’yun 100 T

16 Rika Devita Sari 94 T

17 Rishma Afrisya 94 T

18 Rian Septiawan 100 T

19 Rindu Ramadhani 88 T

20 Royhan Jaelani 82 T

21 Sirot Rahmatullah 100 T

22 Siti Qomariyah 82 T

23 Siti Hofifah 100 T

Page 55: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

55

24 Sohibul Ridho 100 T

25 Wahyu Ramadhani 64 TT

26 Muhammad Ilham Akbar 100 T

27 Siti Aisyah 94 T

28 Qurrotul Aini 100 T

29 Misnawati 78 T

30 Aris Efendi 64 TT

JUMLAH NILAI 2516

JUMLAH NILAI MAKSIMAL 3000

KKM 70,0

RATA-RATA

Rata-rata:

= 2516 30

= 83,8

JUMLAH SISWA YANG TUNTAS= 25 x 100 % 30

83,3 %

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan

alat peraga ular tangga dalam perbaikan pembelajaran pola barisan

bilangan siklus II nilai rata-rata siswa sebesar 83,8 sedangkan

ketuntasan belajar mencapai 83,3 % dengan jumlah siswa yang tuntas

dalam perbaikan pembelajaran ini sebanyak 25 siswa.

Page 56: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

56

Sedangkan perhitungan prosentase peningkatan dari siklus I ke

siklus II adalah :

Siklus II - Siklus IP ═ X 100

Siklus I

83,3 – 56,6P ═ X 100

56,6

═ 47 % ( Peningkatan hasil belajar dari siklus I ke Siklus II )

Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai yang dicapai oleh siswa

kelas III-C MI Roudlotul Ulum Surabaya pada materi pola barisan

bilangan dengan menggunakan alat peraga ular tangga memperoleh nilai

≥ 70,0 sebesar 83,3 % lebih besar dari kriteria prosentase ketuntasan

yang dikehendaki yaitu sebesar 75 %.

Berdasarkan data di atas dapat digambarkan hasil proses belajar

peserta didik pada siklus II di MI Roudlotul Ulum Surabaya sebagai

berikut :

Diagram 2

Prosentase Ketuntasan dan Ketidaktuntasan pada Siklus II

Page 57: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

57

Tuntas

83,3 %

Tidak Tuntas16,7 %

Keterangan :

Ketuntasan Siswa 83,3 % Ketidaktuntasan Siswa 16,7 %

d. Refleksi

Secara keseluruhan pemanfaatan media ular tangga pada siswa

kelas III-C MI Roudlotul Ulum Surabaya pada materi pola barisan

bilangan bisa dikatakan berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan.

Pemanfaatan media ular tangga pada materi pola barisan bilangan

mempunyai efek yang positif terhadap pemahaman siswa kelas III-C MI

Page 58: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

58

Roudlotul Ulum serta meningkatkan prestasi belajar pada materi

tersebut. Hal tersebut bisa dilihat dari besaran prosentase ketuntasan

siswa yaitu 83,3 % pada siklus II.

Dari perolehan hasil belajar yang dapat dilihat pada akhir

pembelajaran di atas, peneliti memandng sudah tidak perlu lagi

melakukan tindakan lanjutan di MI Roudlotul Ulum Surabaya.

C. Pembahasan

1. Penerapan Alat Peraga Ular Tangga

Pada saat proses belajar mengajar mata pelajaran matematika,

tidak semua peserta didik bisa langsung mencerna apa yang disampaikan

oleh peneliti. Hal ini dikarenakan sifat matematika itu sendiri yang abstrak.

Dalam prosesnya peserta didik membutuhkan semacam alat bantu yaitu

media/peraga. Pemanfaatan media ular tangga bisa menjadi sebuah solusi

untuk peningkatan hasilbelajar peserta didik.

Di MI Roudlotul Ulum Surabaya proses penyampaian materi

sering tidak menggunakan media pembelajaran. Sedangkan dalam

kehidupan peserta didik banyak sekali hal-hal yang erat hubungannya

dengan angka-angka. Berbalik keadaan dengan kenyataan, bahwasanya

penguasaan mereka terhadap pemahaman pola barisan bilangan sangatlah

minim sekali. Hal ini lah yang mendorong peneliti untuk mengadakan

penelitian tentang pola barisan bilangan ketika peneliti melaksanakan

Page 59: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

59

Praktik Pengalaman Lapangan selama empat bulan di MI Roudlotul Ulum

Surabaya sebagai rangkaian kegiatan pada Sertifikasi Pendidikan Profesi

Guru ( PPG ).

Penggunaan media ular tangga pada siswa kelas III-C MI

Roudlotul Ulum Surabaya merupaka yang pertama kali dilakukan.

Sebelumnya, proses pembelajaran mereka hanya menggunakan materi yag

ada di dalam buku. Terkadang menggunakan buku penunjang lainnya,

namun belum ada perubahan yang sangat signifikan karena proses

pemahaman materinya, guru hanya menggunakan metode ceramah.

Dalam proses pembelajaran yang sedemikian itu, menjadikan

peserta didik kurang improvisasi dan mandiri dalam memahami pola

barisan bilangan tersebut. Oleh sebab itu dengan menggunakan media ular

tangga ini peserta didik lebih dihadapkan dengan aplikatif kehidupan

sehari-hari.

Pada tahap awal, peserta didik diberikan penjelasan akan tujuan

pembajaran terlebih dahulu. Penjelasan tersebut dimaksudkan agar peserta

didik mengetahui kemanfaatan materi yang akan disampaikan. Setelah

penjelasa terkait tujuan pembelajaran, peserta didik diperkenalkan denga

media pembelajaran yang akan dipakai dalam proses penyampaian materi.

Pengenalan media ular tangga disertakan dengan cara penggunaannya.

Ketika diperkenalkan peserta didik sangat antusias sekali, karena

pembelajaran kali ini menekankan permainan dengan menghitung tiap-tiap

Page 60: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

60

kolom baris yang akan dilalui selayaknya memainkan permaina ular

tangga. Mereka tidak bosan karena mereka bisa berekspresi menggunakan

media tersebut. Peserta didik akan terhibur dengan apa yang mereka

lakukan. Dan yang terpenting peserta didik akan lebih memahami materi

yang aka disampaikan.

2. Temuan Hasil Tindakanan

Dari hasil kegtan pembelajaran mtematika materi pola barissan

bilangan dengan menggunakan alat peraga ular tangga yang telah

dilakukan selama dua siklus, diperoleh beberapa temuan hasil tindakan

sebagai barikut:

a. Berdasarkan pengamatan ditemukan bahwa, penerapan media ular

tangga pada pembelajaran matematika materi pola barisan bilangan

berjalan dengan baik melalui perbaikan pada tiap siklus. Pada siklus

pertama, penerapan media ular tangga memberikan pengaruh yang

positif. Dalam proses pembelajarannya penggunaan media ular tangga

menjadi semacam alat bantu yang kongkrit bagi siswa. Dengan

menggunakan media ular tangga siswa tidak hanya membayangkan

apa yang terjadi pada suatu deret dan suku bilangan, akan tetapi siswa

juga langsung mempraktekkan cara penggunaan media tersebut

sehingga mampu menyusus tiap-tiap suku bilangan asli, blangan ganjil,

bilangan genap, maupun bilangan segitiga/tak beraturan. Dengan

Page 61: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

61

begitu siswa lebih memahami materi yang diajarkan. Pada siklus kedua

sudah banyak siswa yang sudah memahami konsep pola barisa

bilangan deret dan suku bilangan, sehingga siswa menjadi lebih cepat

dalam menyelesaikan soal materi deret dan suku pada pola barisan

bilangan.

b. Berdasarkan analisis data yang diperoleh bahwa, penerapan media ular

tangga pada pembelaaran matematika materi pola barisan bilangan

dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari

prosentase ketuntasan belajar dan jumlah siswa pada siklus I yang

mendapatkan nilai ≥ dari nilai KKM (70,0) yakni 56,6 % dengan

jumlah siswa sebanyak 17 siswa, sedangkan pada siklus II sebanyak 25

siswa dengan prosentase sebesar 83,3 %.

Tabel 8Tabel Prosentase Ketuntasan Pola Barisan Bilangan

Kegiatan Siklus Jumlah KetuntasanSiswa

Prosentase Keterangan

Pre Siklus 10 Siswa 33,3 % Wawancara

Siklus I 17 Siswa 56, 6 % Observasi I

Siklus II 25 Siswa 83,3 % Observasi II

Page 62: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

62

Selisih Prosentase

Pre Siklus ke Siklus I

- 69,9 % -

Selisih Prosentase

Siklus I ke Siklus II

- 47 % -

Peningkatan prosentase ketuntasan belajar tiap siklus dapat

digambarkan pada diagram sebagai berikut:

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

33,3%

56,6%

83,3%

Diagram 3Diagram Batang Antar Siklus

Pre Siklus Siklus I Siklus II

Page 63: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

63

Dengan demikian, penggunaan media ular tangga dapat memberikan

pengalaman belajar yang baru kepada siswa untuk lebih mudah dalam

memahami pembelajaran matematika materi pola barisan bilangan, dan hal

tersebut akan membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar mereka.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan

tentang penggunaan media alat peraga ular tangga untuk meningkatkan

pemhaman matematika materi pola barisan bilangan di MI Roudlotul Ulum

Surabaya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Penerapan media alat ular tangga di MI Roudlotul Ulum Surabaya berjalan

dengan baik. Penggunaan media ular tangga dalam pembelajaran matematika

Page 64: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

64

dapat mengatasi cara berpikir siswa yang masih kongkrit. Dan siswa menjadi

lebih mudah memahami penjelasan peneliti tentang materi pola barisan

bilangan.

2. Pemanfaatan media ular tangga pada materi pola barisan bilangan dapat

meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa kelas III-C MI Roudlotul

Ulum Surabaya. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai rata-rata hasil belajar siswa

pada siklus I adalah 68,7 dan ketuntasan belajar siswa sebesar 56,6 %, dan

pada siklus II nilai rata-rata siswa menjadi 83,8 dengan prosentase ketuntasan

belajar sebesar 83,3 %.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dengan

menggunakan media ular tangga di MI Roudlotul Ulum Surabaya, peneliti

menyarankan agar :

Guru kelas III-C MI Roudlotul Ulum Surabaya diharapkan lebih

mengetahui kondisi siswa terutama proses pembelajaran. Aktifitas pembelajaran

yang begitu padat membuat siswa merasa jenuh dan letih untuk bisa menerima

atau meneruskan pembelajaran selanjutnya. Hal ini lah yang mendorong agar

guru kelas III-C MI Roudlotul Ulum Surabaya menggunakan model, metode,

atau media sebagai alat bantu pembelajaran agar siswa dapat mengikuti proses

pembelajaran dengan lebih baik.

Page 65: sirajam.files.wordpress.com · Web viewsedangkan sisanya yaitu 20 siswa ( 66,7 % ) masih berada pada nilai di bawah KKM. Hasil wawancara dengan Ibu Nanik Sulastri, S.Pd guru kelas

65