PTK Bu Nanik
-
Upload
-ifien-ufien- -
Category
Documents
-
view
1.415 -
download
8
Transcript of PTK Bu Nanik
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan komponen bangsa yang sangat penting karena
menentukan kualitas kecerdasan dan kemajuan bangsa itu sendiri. Kemajuan suatu
bangsa bisa dilihat dari kemajuan pendidikan bangsa itu. Pendidikan memiliki
peranan yang sangat fundamental dan sebagai media strategis untuk meningkatkan
sumber daya manusia suatu negara. Namun, pendidikan di tanah air sampai saat
ini masih terus menimbun berbagai masalah (Solthan Ibrahim :2006),
Permasalahan klasik yang tak kunjung selesai baik menyangkut kualitas, daya
jangkau masyarakat terhadap pendidikan, akhlak dan perilaku generasi bangsa,
anggaran pendidikan yang minim serta rendahnya minat belajar siswa dan masih
banyak lagi persoalan lain yang menjadi pekerjaan rumah bagi bangsa kita.
Jika kita melihat hasil perbandingan ujian nasional (UASBN) khususnya
mata pelajaran IPA selama dua tahun terakhir yaitu tahun ajaran 2007/2008
dengan tahun ajaran 2009/2008 pada sekolah yang menjadi objek penelitian
sebagai berikut:
Dewasa ini telah banyak upaya yang dilakukan oleh berbagai pihak untuk
melakukan pembaharuan terhadap dunia pendidikan baik secara fisik/ fasilitas
pendidikan maupun non fisik seperti pengembangan kualitas tenaga kependidikan
yang dituntut untuk memiliki pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan dalam
mengembangkan tugas sebagai tenaga pengajar. Salah satu hal penting yang harus
dikuasai oleh guru yaitu kemampuan menggunakan media pengajaran. Hal ini
senada dengan yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Azhar Arsyad, M.A dalam
bukunya media pembelajaran (1997: VII) bahwa ”Media pengajaran menjadi
suatu bidang yang seyogianya dikuasai oleh setiap guru profesional”.
Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran memiliki peranan yang
sangat besar karena dengan penggunaan media dalam pembelajaran
menunjukkkan semakin banyaknya alat indera siswa yang terlibat. Semakin
banyak alat indera yang digunakan untuk memperoleh pembelajaran semakin
besar pula kemungkinan siswa untuk mengerti dan memahami pelajaran tersebut.
Hal ini sesuai dengan pendapat (Grinder dalam Melvin l Silberman, 2006: 28)
bahwa “ Dari setiap 30 siswa, 22 di antaranya rata-rata dapat belajar secara efektif
selama gurunya menghadirkan kegiatan belajar yang berkombinasi antara visual,
auditori dan kinestetik selain itu Azhar Asryad (1997:9) mengemukakan bahwa
Belajar dengan menggunakan indera ganda - pandang dan dengar memberikan
keuntungan bagi siswa. Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
betapa pentingnya menghadirkan/ melibatkan semua indera dalam kegiatan
belajar mengajar.
Salah satu langkah yang dapat ditempuh oleh guru dalam menghadirkan/
melibatkan semua indera siswa dalam pembelajaran adalah dengan penggunaan
media visual atau gambar. Sehingga denganpenggunaanmedian visual tersebut
memungkinkan siswa dapat menggunakan indera pandangnya dengan
memperhatikan media visual yang ditampilkan serta menggunakan indera
pendengarannya dengan menyimak penjelasan dari guru. Menurut penelitian
Baugh (dalam Azhar arsyad, 1997: 9) bahwa :
“ Perbandingan perolehan hasil belajar melalui indera pandang dan indera dengar sangat menonjol perbedaannya. Kurang lebih 90 % hasil belajar
seseorang diperoleh melalui indera pandang, dan hanya sekitar 5 % diperoleh melalui indera dengar, dan 5% lagi dengan indera lainnya”.Sementara itu, Dale (dalam Azhar arsyad, 1997: 9).
Menyatakan bahwa pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang berkisar
75%, melalui indera dengar sekitar 13% dan melalui indera lainnya sekitar 12%.
Dari pendapat beberapa ahli di atas jelas bahwa penggunaan media gambar sangat
penting dalam peningkatan hasil belajar.
B. Rumusan Masalah
Salah satu faktor yang menjadi hal penting dalam prestasi belajar siswa
adalah Efektifitas pembelajaran itu sendiri. Dalam pembelajaran IPA dalam
kaitannya dengan prestasi belajar, media visual menjadi hal penting dalam
peningkatan hasil belajar. Penggunaan media visual dalam pebelajaran dan
hubungannya dengan prestasi belajar inilah yang akan menjadi dasar kajian dalam
merusmuskan masalah penelitian. Atas dasar itulah dirumuskan permasalahan
penelitian sebagai berikut:
1. Apakah penggunaan media visual pada pembelajaran IPA dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada siswa kelas IV SD Negeri
Papringan Kecamatan Temayang Kabupaten Bojonegoro ?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah penggunaan media visual pada pembelajaran
IPA dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Papringan
Kecamatan Temayang Kabupaten Bojonegoro.
D. Manfaat Penelitian
Hasil studi ini diharapkan mempunyai manfaat baik bagi guru maupun
kepala sekolah dan pemerhati pendidikan, dalam menentukan kebijakan
pelaksanaan pendidikan khususnya Sekolah Dasar. Secara umum manfaat yang
diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi Guru :
1. Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan penggunaan media visual
dalam pelajaran IPA SD Negeri Papringan Kecamatan Temayang
Kabupaten Bojonegoro.
2. Adanya pengalaman praktis dalam bidang penelitian yang bersifat ilmiah
yang dapat menambah wawasan berpikir dan memperdalam kemampuan
menggunakan metode pembelajaran yang efektif dan efisien
3. Sebagai masukan bagi guru dan seluruh unsur pendidik khususnya guru
Sekolah Dasar.
b. Bagi Siswa :
1. Meningkatkan prestasi belajar siswa dengan penggunaan media visual.
2. Menumbuhkan minat belajar siswa dengan penggunaan media visual
dalam pembelajaran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. KERANGKA TEORITIK
1. Pengertian Prestasi
Di dalam (http://sobatbaru.blogspot.com/2008/06/pengertian-prestasi-
belajar.html) bahwa Menurut Adi Negoro, prestasi adalah segala jenis pekerjaan
yang berhasil dan prestasi itu menunjukkan kecakapan suatu bangsa. Kalau
menurut W.J.S Winkel Purwadarmtinto, “ prestasi adalah hasil yang dicapai “.
Berdasarkan pendapat di atas, penulis berkesimpulan bahwa prestasi adalah segala
usaha yang dicapai manusia secara maksimal dengan hasil yang memuaskan.
a. Pengertian prestasi belajar.
Menurut W.J.S Purwadarrninto ( 1987: 767 ) menyatakan bahwa prestasi
belajar adalah hasil yang dicapai sebaik - baiknya menurut kemampuan anak pada
waktu tertentu terhadap hal - hal yang dikerjakan atau dilakukan.
Jadi prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai menurut
kemampuan yang tidak dimiliki dan ditandai dengan perkembangan serta
perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang diperlukan dari belajar dengan
waktu tertentu, prestasi belajar ini dapat dinyatakan dalam bentuk nilai dan hasil
tes atau ujian.
b. Faktor - faktor yang mempengaruhi prestasi
Setiap aktifitas yang dilakukan oleh seseorang tentu ada faktor - faktor
yang mempengaruhinya, baik yang cenderung mendorong maupun yang
menghambat. Demikian juga dialami belajar, faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar siswa itu adalah sebagai berikut :
1) Faktor internal.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor ini
dapat dibagi dalam beberapa bagian, yaitu :
a) Faktor lntelegensi
Intelegensi dalam arti sempit adalah kemampuan untuk mencapai
prestasi di sekolah yang di dalamnya berpikir perasaan. Intelegensi ini
memegang peranan yang sangat penting bagi prestasi belajar siswa. Karena
tingginya peranan intelegensi dalam mencapai prestasi belajar maka guru harus
memberikan perhatian yang sangat besar terhadap bidang studi yang banyak
membutuhkan berpikir rasiologi untuk mata pelajaran bahasa Indonesia.
b) Faktor Minat
Minat adalah kecenderungan yang mantap dalam subyek untuk merasa
tertarik pada bidang tertentu. Siswa yang kurang beminat dalam pelajaran
tertentu akan menghambat dalam belajar.
c) Faktor Keadaan Fisik dan Psikis
Keadaan fisik menunjukkan pada tahap pertumbuhan, kesehatan
jasmani, keadaan alat - alat indera dan lain sebagainya. Keadaan psikis
menunjuk pada keadaan stabilitas mental siswa, karena fisik dan psikis yang
sehat sangat berpengaruh positif terhadap kegiatan belajar mengajar dan
sebaliknya.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi
prestasi belajar. Faktor eksternal dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
a) Faktor Guru
Guru sebagai tenaga berpendidikan memiliki tugas menyelenggarakan
kegiatan belajar mengajar, membimbing, melatih, mengolah, meneliti dan
mengembangkan serta memberikan penalaran teknik karena itu setiap guru
harus memiliki wewenang dan kemampuan profesiona1, kepribadian dan
kemasyarakatan.
Guru juga menunjukkan fleksibilitas yang tinggi yaitu pendekatan
didaktif dan gaya memimpin kelas yang selalu disesuaikan dengan keadaan,
situasi kelas yang diberi pelajaran, sehingga dapat menunjang tingkat prestasi
siswa semaksimal mungkin.
b) Faktor Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga turut mempengaruhi kemajuan hasil kerja,
bahkan mungkin dapat dikatakan menjadi faktor yang sangat penting, karena
sebagian besar waktu belajar dilaksanakan di rumah, keluarga kurang
mendukung situasi belajar. Seperti kericuhan keluarga, kurang perhatian orang
tua, kurang perlengkapan belajar akan mempengaruhi berhasil tidaknya belajar.
c) Faktor Sumber - Sumber Belajar
Salah satu faktor yang rnenunjang keberhasilan dalam proses belajar
adalah tersedianya sumber belajar yang memadai. Sumber belajar itu dapat
berupa media / alat bantu belajar serta bahan baku penunjang. Alat bantu
belajar merupakan semua alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa
dalam melakukan perbuatan belajar. Maka pelajaran akan lebih menarik,
menjadi konkret, mudah dipahami, hemat waktu dan tenaga serta hasil yang
lebih bermakna.
2. Media
Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harafiah berarti
tengah, perantara, atau pengantar. Namun penegertian media dalam proses
pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis atau
elektronis untuk menagkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual
atau verbal.
a. Pengertian Media
Media merupakan alat yang harus ada apabila kita ingin memudahkan
sesuatu dalam pekerjaan. Media merupakan alat Bantu yang dapat memudahkan
pekerjaan. Setiap orang pasti ingin pekerjaan yang dibuatnya dapat diselesaikan
dengan baik dan dengan hasil yang memuaskan.
Kata media itu sendiri berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk
jamak dari kata “ medium “ yang berarti “ pengantar atau perantara “, dengan
demikian dapat diartikan bahwa media merupakan wahana penyalur informasi
belajar atau penyalur pesan.
Kit Lay Bourne ( 1985 : 82 ) menyatakan bahwa “penggunaan media tidak
harus membawa bungkusan berita-berita semua, siswa cukup dapat mengawasi
suatu berita”. Dari pendapat tersebut dapat dihubungkan bahwa penyampaian
materi pelajaran dengan cara komunikasi masih dirasakan adanya penyimpangan
pemahaman oleh siswa. Masalahnya adalah bahwa siswa terlalu banyak
menerima sesuatu ilmu dengan verbalisme. Apalagi dalam proses belajar
mengajar yang tidak menggunakan media di mana kondisi siswa tidak siap, akan
memperbesar peluang terjadinya verbalisme.
Media yang difungsikan sebagai sumber belajar bila dilihat dari pengertian
harfiahnya juga terdapat manusia di dalamnya, benda, ataupun segala sesuatu
yang memungkinkan untuk anak didik memperoleh informasi dan pengetahuan
yang berguna bagi anak didik dalam pembelajaran, dan bagaimana dengan adanya
media berbasis TIK tersebut, khususnya menggunakan presentasi power point di
mana anak didik mempunyai keinginan untuk maju, dan juga mempunyai
kreatifitas yang tinggi dan memuaskan dalam perkembangan mereka di kehidupan
kelak.
Sasaran penggunaan media adalah agar anak didik mampu mencipatakan
sesuatu yang baru dan mampu memanfaatkan sesuatu yang telah ada untuk
dipergunakan dengan bentuk dan variasi lain yang berguna dalam kehidupannya,.
Dengan demikian mereka dengan mudah mengerti dan mamahami materi
pelajaran yang disampaikan oleh guru kepada mereka.
Arief S. Sadiman ( 1984:6 ) mengatakan bahwa media “ adalah segala alat
fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar seperti
film, buku dan kaset “. RE Clark ( 1996 : 62 ) mengungkapkan bahwa “ the of of
media to encourage student to invest more afford in hearing has along history “.
Dari pandangan yang ada di atas dapat dikatakan bahwa media merupakan
alat yang memungkinkan anak mudah untuk mengerti dan memahami sesuatu
dengan mudah dan dapat untuk mengingatnya dalam waktu yang lama
dibangdingkan dengan penyampaian materi pelajaran dengan cara tatap muka dan
ceramah tanpa alat bantuan.
Menurut Soeparno ( 1987:8 ) menyebutkan ada beberapa alasan memilih
media dalam proses belajar mengajar, yakni :
a. Ada berbagai macam media yang mempunyai kemungkinan dapat kita pakai
di dalam proses belajar mengajar,
b. Ada media yang mempunyai kecocokan untuk menyampaikan informasi
tertentu
c. Ada perbedaan karakteristik setiap media
d. Ada perbedaan pemakai media tersebut
e. ada perbedaan situasi dan kondisi tempat media dipergunakan
Bertitik tolak dari pendapat tersebut, jelaslah bahwa memilih media tidak
mudah. Media yang akan digunakan harus memperhatikan beberapa ketentuan
dengan pertimbangan bahwa penggunaan media harus benar-benar berhasil guna
dan berdaya guna untuk meningkatkan dan memperjelas pemahaman siswa.
Media berasal dari Bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari
medium yang berarti perantara yang dipakai untuk menunjukkan alat komunikasi.
Secara harfiah media diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari
pengirim ke penerima pesan. Sedangkan media pengajaran menurut Gagne dan
raiser dalam Mulyani Sumantri (1999:176) yaitu alat-alat fisik dimana pesan-
pesan instruksional dikomunikasikan. Sedangkan Media Pengajaran menurut
Dinje Borman dalam Mulyani sumantri (1999:177) mendefenisikan media
pengajaran sebagai setiap alat, baik hardware maupun software yang
dipergunakan sebagai media komunikasi dan yang tujuannnya untuk
meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar.
Dari dua defenisi media pengajaran yang dikemukakan di atas, dapat
disimpulkan bahwa media pengajaran merupakan segala alat yang digunakan
untuk menyampaikan bahan ajar atau tujuan instruksional dalam proses belajar
mengajar yang bertujuan untuk meningkatkan efektifitas proses belajar mengajar
sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai.
b. Berbagai jenis media Pengajaran
1) Jenis-jenis media pengajaran
Media yang dapat digunakan dalam pengajaran terdiri atas berbagai
macam jenis namun secara khusus media tersebut dapat dikelompokkan menjadi
empat yaitu : (1) Media Visual (2) Media Audio (3) Media Audio-Visual dan (4)
Benda asli.
1. Media Visual
Media visual yaitu media yang dapat ditangkap dengan menggunakan indera
penglihatan. Jenis media ini terdiri dari:
a. Media Gambar Dalam (still pictures) dan Grafis contohnya : Grafik,
Bagan, Peta, Diagram, poster, karikatur, komik, gambar mati, photo.
b. Media Papan contoh: papan tulis, papan flannel, papan temple dan papan
pameran.
c. Media dengan proyeksi contohnya: slide, film strips, Opague projector,
transparansi, microfilm.
2. Media Audio
Media Audio merupakan media yang menggunakan indera pendengar. Media
ini memiliki kerakteristik pemanipulasian pesan hanya dilakukan melalui bunyi
atau suara-suara. Media ini sangat cocok untuk kepentingan pengajaran bahasa
(Mulyani sumantri, 1999:186). Yang termasuk dalam jenis media ini antara lain:
Cassette tape recorder dan radio.
3. Media Audio-Visual
Media ini merupakan media yang selain bisa dipandang atau dilihat juga dapat
didengar. Jenis media ini antara lain : Televisi dan vidio cassette.
4. Benda asli atau orang merupakan media yang terdiri atas benda asli atau
benda sebenarnya yang membawa pangalaman nyata bagi peserta didik
misalnya : Specimen (bagian dari bagian benda yang sebenarnya), Museum,
laboratorium luar sekolah, darma wisata dan lain-lain.
Dari empat jenis media tersebut di atas ketika dikaitkan dengan
pembelajaran IPA kelas V untuk sekolah dasar tentu saja media yang paling
efisien dan efektif serta mudah diperoleh untuk pembelajaran tentu saja media
visual karena selain murah juga mudah dan gampang untuk diperoleh.
2) Landasan Teoritis Penggunaan Media Visual
Menurut Bruner dalam Arsyad (2004: 7) bahwa ada tiga tingkatan utama
modus belajar, yaitu pengalaman langsung (Enactive), Pengalaman fiktorial/
gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (simbolik). Ketiga pengalaman ini
saling berinteraksi dalam upaya memperoleh pengalaman (pengetahuan,
keterampilan, atau sikap) yang baru.
Levie & Levie dalam arsyad (2004:9) mengatakan bahwa belajar melalui
stimulus gambar dan stimulus kata atau visual dan verbal dimana stimulus visual
membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat,
mengenali, mengingat kembali, dan menghubungkan fakta atau konsep. Di lain
pihak stimulus verbal memberi hasil belajar yang lebih baik apabila pembelajaran
itu melibatkan ingatan yang berurut- urutan (sekuensial).
Menurut Arsyad (2004:9) mengatakan bahwa siswa akan belajar lebih
banyak daripada jika materi pelajaran disajikan hanya dengan stimulus pandang
atau hanya dengan stimulus dengar. Menurut Bough dalam Arsyad (2004) bahwa
kurang lebih 90% hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang/
visual, dan hanya sekitar 5% diperoleh melalui indera dengar dan 5% lagi dengan
indera lainnya, sementara itu Dale dalam Arsyad (2004) memperkirakan bahwa
pemerolehan hasil belajar melaui indera pandang/ visual berkisar 75%, melalui
inderea dengar sekitar 13%, dan melalui indera lainnya sekitar 12%.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan
media pembelajaran yang menggunanakn indera pandang/ visual atau penggunaan
media visual akan memberikan konstribusi yang sangat besar terhadap
peningkatan hasil belajar siswa atau dengan kata lain bahwa dengan penggunaan
media visual dalam pembelarajan akan meningkatkan hasil belajar siswa.
3) Fungsi dan keunggulan Media Visual
Berikut ini akan dikemukakan fungsi dan keunggulan dari media gambar
sebagai media yang efektif dalam pembelajaran IPA Sekolah Dasar.
a. Gambar diam dan grafis (Bagan dan grafis)
Fungsi media bagan dan grafis:
1) Untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti.
2) Menerangkan perkembangan dan perbadingan suatu objek atau peristiwa yang
berhubungan dengan secara singkat dan jelas.
3) Untuk mengundang interpretasi terhdap simbol-simbol dari bagan dan grafik.
Keunggulan Media bagan dan grafis
1) Memberi informasi secara simbolis.
2) Memperjelas dan meudahkan menangkap data kuantitatif yang rumit.
3) Dapat menggambarkan pertumbuhan dan perkembangan suatu peristiwa atau
objek dari waktu ke waktu.
b. Fhoto/ gambar
Fungsi fhoto atau gambar
1) Menjelaskan suatu fakta yang berupa peristiwa atau kejadian, keadaan.
Keunggulan photo/gambar
1) Menunjukkan peristiwa dan keadaan secara realistic dan konkrit.
2) Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
3) Murah dan gampang digunakan.
c. Poster
Fungsi poster
1) Menarik minat peserta didik terhadap pesan-pesan spanduk.
2) Mencari dukungan tentang suatu hal/ gagasan.
3) Menjadikan peserta didik menjadi tertarik dan melaksanakan pesan yang
terpampang dalam spanduk.
Keunggulan poster
1) Dapat dipasang dimna saja terutama di tempat-tempat strategis dan ramai baik
di dalam kelas, di luar kelas ataupun di jalan-jalan.
2) Dengan bahasa yang sederhana, padat dan menarik, memudahkan pemahaman
peserta didik terhadap suatu pesan.
3) Dapat disimpan dan digunakan pada kesempatan lain.
4) Dapat membantu daya ingat peserta didik.
d) Media Proyeksi
a) Film Strips
Keunggulan film strips
1) Urutan gambar selalu sama dan tetap.
2) Mudah ditangani dan selalu dalam urutan.
3) Harganya relatif murah
4) Dapat dilengkapi dengan rekaman suara.
5) Ruangan tidak perlu digelapkan seluruhnya.
6) Karena ukurannya yang kecil sehingga mudah mengurus dan
menyimpannya.
7) Dapat dipakai belajar secara bebas, baik oleh kelompok maupun
individual.
8) Lamanya proyeksi gambar dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.
Levie & Lente dalam Arsyad (2004:16) mengemukakan bahwa ada empat
fungsi media pembelajaran, khususnya media visual yaitu (a) fungsi atensi, (b)
fungis afektif, (c) fungsi kognitif dan (d) fungsi kompensatoris.
Fungsi atensi media visual merupakan inti yaitu menarik dan mengarahkan
perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan
makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa
ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lamabng visual
dapat menggugah emosi dan sikap siswa.
Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang
mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian
tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung
dalam gambar.
Fungsi kompensatoris bahwa media visual yang memberikan konteks
untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan menginbgatnya kembali. Dengan
kata lain media visual berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan
lambat menerima dan memahami isi pembelajaran yang disajikan dengan teks
atau disajikan secara verbal.
4) Media Berbasis Visual
Keberadaan media visual dalam kegiatan pembelajaran memiliki arti yang
sangat fundamental dalam pencapaian tujuan pengajaran, Hal ini senada dengan
pendapat Arsyad (2004:91) yang mengatakan bahwa Media berbasis visual
(Image atau perumpamaan) memegang peranan yang sangat penting dalam proses
belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan,
visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan
antara isi materipelajaran dengan dunia nyata.
Menurut Arsyad (2004:92) ada beberapa prinsip umum yang perlu
diketahui untuk penggunaan efektif media berbasis visual sebagai berikut:
a. usahakan media visual itu sesederhana mungkin dengan mengguanakan
gambar, garis, karton, bagan dan diagram.
b. Visual digunakan untuk memberikan informasi sasaran (yang terdapat
teks) sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
c. Gunakan grafik untuk menggambarkan ikhtisar keseleruhan materi
sebelum menyajikan unit demi unit pelajaran untuk digunakan oleh siswa
mengorganisasikan informasi.
d. Ulangi sajian visual dan libatkan siswa untuk meningkatkan daya ingat.
e. Gunakan gambar untuk melukiskan perbedaan konsep-konsep.
f. Hindari visual yang tidak berimbang.
g. Tekankan kejelasan dan ketepatan dalam semua visual.
h. Visual yang diproyeksikan harus dapat terbaca dan mudah dibaca.
i. Visual khususnya diagram amat membantu untuk mempelajarari materi
yang agak kompleks.
j. Visual yang dimaksudkan untuk mengkomunikasikan gagasan khusus
akan efektif apabila (1) Jumlah objek dalam visual yang akan ditafsirkan
dengan benar dijaga agar terbatas, (2) Jumlah aksi terpisah yang penting,
pesan-pesannya harus ditafsirkan dengan benar sebaiknya terbatas, dan (3)
semua objek dan aksi yang dimaksudkan dilukiskan secara realistic sehingga
tidak terjadi penafsiran ganda.
k. Unsur-unsur pesan dalam visual itu harus ditonjolkan dan dengan mudah
dibedakan dari unsur-unsur latar belakang untuk mempermudah pengolahan
informasi.
l. Captain (keterangan gambar) harus disiapkan terutama untuk (1)
menambah informasi yang sulit dilukiskan secara visual, (2) memberi nama
orang, tempat atau objek. (3) menghubungkan kejadian atau aksi dalam
lukisan dengan visual sebelum atau sesudahnya, dan (4) menyatakan apa
orang dalam gambar itu sedang kerjakan, pikirkan atau katakana.
m. Warna harus digunakan secara realistic.
n. Warna dan pemberian bayangan digunakan untuk mengarahkan perhatian
dan membedakan komponen-komponen.
5) Media visual yang digunakan dalam pembelajaran IPA di SD
1) Fhoto/ Gambar
2) Bagan dan Grafis
B. KERANGKA PIKI
Adapun kerangka pikir dalam penelitian kelas ini adalah sebagai berikut :
C. HIPOTESIS
Berdasarkan kajian teoritis di atas, maka hipotesis tindakan penelitian ini
adalah: “Jika penggunaan media visual diterapkan dalam pembelajaran IPA, maka
prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Papringan Kecamatan Temayang
Kabupaten Bojonegoro dapat meningkat”.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom action
research) dengan tahapan-tahapan pelaksanaan meliputi; perencanaan,
pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, dan refleksi.
B. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Papringan Kecamatan
Temayang Kabupaten Bojonegoro. Yang menjadi subjek dalam penelitian
tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SD Negeri Papringan Kecamatan
Temayang Kabupaten Bojonegoro. pada semester genap tahun pelajaran
2008/2009 dengan jumlah siswa 20 orang.
C. Faktor yang Diselidiki
Ada beberapa faktor yang diselidiki dalam penelitian ini. Faktor-faktor
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Faktor siswa, yaitu dengan melihat kesiapan, kesungguhan, dan keaktifan
siswa dalam menerima dan mengikuti pelajaran serta sejauh mana siswa
mampu menggunakan media visual dalam pembelajaran IPA untuk
memahami pelajaran.
2. Faktor guru, yaitu dengan melihat bagaimana materi pelajaran dipersiapkan
serta bagaimana menggunakan media visual dalam materi yang diajarkan.
3. Faktor hasil, yaitu dengan melihat hasil belajar siswa yang diperoleh dari tes
akhir pada siklus.
D. Rencana Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan dengan dua siklus. Siklus pertama dan kedua
masing-masing berlangsung dua minggu (4 kali pertemuan) secara rinci prosedur
penelitian tindakan ini akan dijabarkan sebagai berikut:
1. Siklus Pertama
a. Tahap Perencanaan
1) Menelaah kurikulum IPA kelas IV yang berjalan pada semester genap
tahun 2009/2010
2) Membuat skenario pembelajaran yang disesuaikan dengan kurikulum
IPA SD yang sedang berjalan.
3) Membuat lembaran observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar
mengajar di kelas ketika pembelajaran IPA dengan menggunakan
media visual.
4) Membentuk kelompok-kelompok kecil untuk keperluan pembelajaran
dengan pendekatan realistik.
5) Membuat LKS dan buku siswa
6) Menyiapkan alat Bantu yang sesuai dengan materi kegiatan proses
belajar mengajar dengan pendekatan IPA realistik Indonesia.
b. Tahap Pelaksaan Tindakan
Secara umum tahap-tahap pelaksaan tindakan meliputi:
1) Tahap Pendahuluan, pada tahap ini pembelajaran dimulai dengan
menyajikan masalah yang nyata bagi anak sesuai dengan pengalaman
dan tingkat pengetahuannya.
2) Tahap pengembangan dan penciptaan simbolis, dalam tahap ini siswa
disajikan masalah nyata yang diberikan akan dikembangkan dan
diarahkan untuk dapat menciptakan simbol-simbol sendiri terhadap
masalah tersebut
3) Tahap penjelasan alas an di mana siswa diminta memberikan jawaban,
jika jawaban salah maka guru melemparkan jawabannya pada siswa
yang lain, dengan cara seperti itu terjadi interaksi yang efektif dan guru
berperan sebagai fasilitator dan motivator.
4) Tahap pembimbingan siswa untuk menemukan kembali konsep formal,
dalam tahap ini dengan bimbingan guru, siswa berusaha untuk dapat
menemukan konsep formal terhadap masalah-masalah nyata yang
diberikan.
c. Tahap Observasi dan Evaluasi
pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan
pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung denganmenggunakan lembar
observasi yang telah dibuat. Data dari hasil observasi dicatat dalam lembar
observasi meliputi kehadiran siswa, keaktifan siswa baik dalam hal
bertanya, mengerjakan tugas, dan memberikan tanggapan, selanjutnya
melaksanakan evaluasi pada akhir siklus I dengan menggunakan tes tertulis.
Hal ini dimaksudkan untuk mengukur penguasaan siswa terhadap materi
yang telah diperoleh selama siklus I berlangsung.
d. Tahap Refleksi
dari evaluasi dan observasi, digunakan untuk merefleksi sejauh mana
tingkat perubahan hasil belajar siswa. Hasil ini akan dipergunakan sebagai
acuan untuk melangkah ke siklus selanjutnya.
2. Siklus Kedua
Langkah yang dilakukan pada siklus II pada umumnya sama dengan
kegiatan yang telah dilakukan pada siklus I dengan melakukan beberapa
perbaikan seperti: mengamati siswa lebih tegas dan memberi teguran bagi siswa
yang kurang disiplin, untuk siswa yang hasil belajarnya rendah dan mengalami
kesulitan menyelesaikan soal diberikan bimbingan khusus di kelas dan diberikan
kesempatan untuk mengerjakan soal latihan di papan tulis, memberikan motivasi
agar siswa dapat lebih bergairah dan senang belajar IPA. Hasil yang diperoleh dari
siklus ini, diharapkan akan lebih baik dari siklus sebelumnya. Selanjutnya akan
diadakan evaluasi untuk mengukur keberhasilan pembelajaran IPA realisti
Indonesia dan diberikan kesempatanuntuk memberi tanggapan secara tertulis
mengenai pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan IPA realistik Indonesia
ini.
E. Teknik Pengumpulan data
1. Sumber data, sumber data penelitian ini adalah dari siswa dan guru.
2. Jenis data, jenis data yang didapatkan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif yang terdiri dari tes hasil belajar dan data dari lembar opbservasi.
a. Data hasil belajar siswa diperoleh dari tes yang diberikan kepada siswa.
b. Data tentang situasi elajar mengajar diambil pada saat dilaksanakannya
penelitian dengan menggunakan lembar observasi.
F. Teknik Analisis Data
Data yang diperolah dalam penelitian ini selanjutnya akan dianalisis
secara kuantitatif dan kualitatif. Untuk analisis kuantitatif digunakan statistic
deskriptif untuk mendeskripsikan karateristik responden. Untuk analisis kulitatif
digunakan kategorisasi. Kriteria yang digunakan utuk menentukan kategori skor
penguasaan IPA adalah teknik kategorisasi Standar berdasarkan Tetapan
Departemen Pendidikan Nasional dalam Sri Satriani (2005: 25) yaitu:
Untuk tingkat penguasaan 0 % - 34 % dikategorikan sangat rendah
Untuk tingkat penguasaan 35 % - 54 % dikategorikan rendah
Untuk tingkat penguasaan 55 % - 64 % dikategorikan sedang
Untuk tingkat penguasaan 65 % - 84 % dikategorikan tinggi
Untuk tingkat penguasaan 85 % - 100 % dikategorikan sangat tinggi
G. Indikator Kinerja
Keseluruhan data yang terkumpul selanjutnya dipergunakan untuk
menilai keberhasilan tindakan yang diberikan dengan indikator keberhasilan
adalah kualitas pembelajaran IPA mengalami peningkatan. Di mana kualitas
proses ditandai dengan terjadinya peningkatan keaktifan siswa dan perubahan
sikap siswa. Sedangkan kualitas hasil ditandai dengan meningkatnya skor rata-rata
hasil belajar siswa.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini, data yang diperoleh akan dianalisis dan diberi pembahasan
data tentang hasil tes dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan analisis
deskriptif dan data tentang hasil observasi beserta tanggapan siswa dianalisis
secara kualitatif.
A. Analisis Kuantitatif
1. Hasil Tes Akhir Siklus I
Berdasarkan hasil analisis deskriptif sebagaimana tercantum pada
lampiran A, maka rangkuman statistic skor hasil belajar siswa kelas IV SD
Negeri Papringan Kecamatan Temayang Kabupaten Bojonegoro sebagai
berikut:
Tabel 4.1 : Statistik skor hasil belajar siswa kelas IV
No. Statistik Nilai Statistik
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Subjek penelitian
Skor ideal
Skor maksimum
Skor minimum
Rentang skor
Rata-rata
Standar deviasi
29
100
90
25
65
63,97
17,19
Apabila skor hasil belajar siswa dikelompokkan ke dalam lima
kategori, maka diperoleh distribusi frekwensi skor yang dapat ditunjukkan
pada tabel 4.2 di bawah ini:
Tabel 4.2 : Distribusi dan persentase skor hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Papringan Disamakan pada tes siklus I
No. SKor Kategori Frekwensi Persentase
1.
2.
3.
4.
5.
0 – 34
35 – 54
55 – 64
65 – 84
85 – 100
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi
3
3
5
15
3
10,34
10,34
17,24
51,72
10,34
Jumlah 29 100
Dari tabel 4.1 dan tabel 4.2, maka dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Papringan Disamakan setelah
dilakukan tindakan pendekatan realistic pada siklus I diperoleh Skor rata-
rata 63,97, standar deviasi 17,19, skor ideal 100, skor minimum 25 dan
skor maksimum 90.
Pada tabel kategorisasi skor 0 – 34 ada 3 siswa dari 29 siswa yang
termasuk kategori kurang sekali, skor 85 – 100 hanya 3 dari 29 siswa yang
termasuk kategori sangat tinggi. Dengan demikian bila kita kaitkan antara
rata-rata skor dengan kategorisasi skor, maka hasil belajar IPA siswa kelas
V SD Pertiwi disamakan Makassar pada siklus I termasuk kategori sedang
dan bila kita lihat dari frekwensi skor termasuk kategori tinggi.
Apabila hasil belajar siswa pada siklus I dianalisis, maka persentase
ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:
Tabel 4.3 : Deskripsi ketuntasan belajar siswa kelas IV SD Negeri Papringan Disamakan pada siklus I
Persentase Skor Kategori Frekwensi Persen
0 – 64
65 - 100
Tidak tuntas
Tuntas
11
18
37,93
62,07
Jumlah 29 100
Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa pada siklus I persentase
ketuntasan siswa sebesar 62,07 yaitu 18 dari 29 siswa termasuk kategori
tuntas dan 37,93 dari 29 siswa termasuk dalam kategori tidak tuntas, artinya
kurang lebih setengah dari jumlah siswa memerlukan perbaikan, dalam hal
ini akan diusahakan pada pembelajaran siklus II.
2. Hasil Tes Akhir Siklus II
Berdasarkan hasil analisis deskriptif sebagaimana tercantum pada
lampiran A, maka rangkuman statistic skor Hasil belajar siswa kelas V SD
Pertiwi Disamakan sebagai berikut:
Tabel 4.4 Statistik skor hasil belajar siswa kelas V SD Pertiwi Disamakan Siklus II
No. Statistik Nilai Statistik
1.
2.
Subjek penelitian
Skor Ideal
29
100
3.
4.
5.
6.
7.
Skor Maksimum
Skor Minimum
Rentang skor
Rata-rata
Standar deviasi
90
40
50
72,41
14,55
Apabila skor hasil belajar siswa di kelompokkan ke dalam lima
kategori, maka diperoleh distribusi frekwensi skor yang ditunjukkan pada
teabel 4.5 di bawah ini:
Tabel 4.5 : Distribusi frekwensi dan persentase skor hasil belajar IPA siswa kelas V SD Pertiwi Disamakan Makassar pada tes siklus II
No. SKor Kategori Frekwensi Persentase
1.
2.
3.
4.
0 – 34
35 – 54
55 – 64
65 – 84
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Tinggi
0
4
5
13
0,00
13,79
17,24
44,83
5. 85 – 100 Sangat tinggi 7 24,14
Jumlah 29 100
Dari tabel 4.4 dan 4.5, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
IPA siswa kelas V SD Pertiwi Disamakan setelah dilakukan perbaikan tetap
menggunakan tindakan pendekatan realistic pada siklus II diperoleh: skor
rata-rata 72,41, standar deviasi 14,55, skor ideal 100, skor mainimum 40
dan skor maksimal 90.
Pada tabel kategori skor 0 34 mengalami penurunan sehingga tidak terdapat
siswa yang masuk dal;am kategori sangat rendah, begitu pula pada skor 65-
84 ada 13 dari 29 siswa yang masuk dalam kategori tinggi sedangkan
mengalami peningkatan terdapat pada skor 85-100 yaitu 7 dari 29 siswa
yang masuk dalam kategori sangat tinggi. Dengan demikian hasil belajar
IPA menggunakan tindakan pendekatan realistic pada siklus II berada dalam
kategori tinggi karena antara rata-rata dan ketegorisasi skor terdapat
frekwensi tertinggi.
Apabila hasil belajar siswa pada siklus II dianalisis, maka persentase
ketuntasan belajar siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6 : Deskripsi ketuntasan belajar siswa kelas V SD Pertiwi Disamakan pada siklus I
Persentase Skor Kategori Frekwensi Persen
0 – 64
65 - 100
Tidak tuntas
Tuntas
9
20
31,03
68,97
Jumlah 29 100
Dari tabel 4.6 menunjukkanbahwa pada siklus II persentase ketuntasan
siswa sebesar 68,97 yaitu 20 dari 29 siswa termasuk dalam kategori tuntas
dan 31,03 atau 9 dari 29 siswa termasuk dalam kategori tidak tuntas.
Selanjutnya pada tabel 4.7 memperlihatkan peningkatan kualitas belajar
siswa di lihat dari segi hasil, setelah dilaksanakan pembelajaran dengan
pendekatan realistic pada siklus I dan siklus II.
Tabel 4.7 : Perbandingan skor tiap siklus
Siklus Skor perolehan siswa Tuntas Tidak tuntas
Minimum Maksimum Rata-rata Frekwensi Persentase Frekwensi Persentase
Siklus I
Siklus II
25
40
90
90
63,97
72,41
18
20
62,07
68,97
11
9
37,93
31,03
Dari tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa rata-rata skor perolehan
siswa dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan sekitar 8,44 dan
ketuntasan belajar siswa dari siklus I ke siklus II peningkatan persentasenya
sekitar 6,9. Hal ini berarti indicator kinerja yang ada terpenuhi yakni terjadi
peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas V SD Pertiwi disamakan
Makassar semester ganjil tahun pelajaran 2008/2009 dengan menerapkan
pendidikan IPA realistik Indonesia.
B. Analisis Kualitatif
1. Perubahan Sikap Siswa dalam Proses pembelajaran
Selain terjadi peningkatan kualitas belajar dilihat dari segi hasil
terhadap pelajaran IPA dari siklus I ke siklus II, terjadi pula perubahan
sikap siswa dalam proses pembelajaran. Perubahan tersebut merupakan
data kualitatif yang diperoleh dari lembar observasi pada setiap pertemuan
yang dicatat pada tiap siklus. Adapun perubahan-perubahan yang
dimaksud adalah:
a. Meningkatnya frekwensi kehadiran siswa dari siklus I ke siklus II ini
menunjukkan bahwa siswa memiliki kemauan dan kesungguhan untuk
mengikuti pelajaran.
b. Perhatian siswa pada saat proses pembelajaran dari siklus I ke siklus II
memperlihatkan adanya peningkatan dengan semakin banyaknya siswa
yang memperhatikan penekanan suatu materi, menjawab pertanyaan
yang diajukan, bertanya tentang materi yang belum dimengerti, dan
aktif pada saat pembahasan soal.
c. Berkurangnya siswa yang melakukan kegiatan lain pada saat guru
menjelaskan dan siswa yang keluar masuk pada saat proses belajar
mengajar berlangsung.
d. Kerjasama dan partisipasi pada sat mengerjakan lks dalam kelompok
semakin meningkat.
e. Tumbuhnya kesadaran pada diri siswa untuk mengerjakan pekerjaan
rumah yang diberikan.
2. Refleksi terhadap pelaksanaan tindakan dalam proses pembelajaran
IPA.
a. Refleksi Pelaksanaan Siklus I
Pada siklus I, pembelajaran melalui pendidikan IPA realistic
Indonesia dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
dan metode yang digunakan adalah metode tanya jawab, demonstrasi,
diaskusi kelompok, dan pemberian tugas. Pada pertemuan pertama
penelitian, kegiatan pembelajaran berlangsung cukup baik, karena siswa
secara langsung diperlihatkan benda-benda yang nyata secara kelompok,
sehingga siswa lebih tertarik dan antusias untuk belajar. Perhatian siswa
dalam proses pembelajaran dengan pendekatan realistic juga baik. Hal ini
dapat kita lihat pada saat setiap kelompok mengerjakan lks, cukup
antusias meskipun masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam
kelompok. Mereka umumnya hanya meniru atau mencontoh lks siswa
yang lain atau kelompok yang lain. Ini dikarenakan karena siswa kurang
terbiasa bekerja secara kelompok dan menyempaikan pendapat serta
member tanggapan. Selain itu mendiskusikan materi pelajaran IPA
merupakan kegiatan yang langka didapatkan oleh siswa selama ini dan
ketika guru mengarahkan mereka untuk mempersentasekan kebanyakan
dari mereka yang tidak mampu menyelesaikan masalah secara tepat.
Pada pertemuan kedua, belum menunjukkan kemajuan yang
signifikan dalam pembejaran. Hal ini terlihat karena masih kurangnya
siswa yang mengangkat tangan saat diajukan pertanyaan dan
menyelesaikan soal yang diberikan trentang materi pertemuan pertama,
akan tetapi setelah diterangkan kembali dan diberikan penekanan suatu
materi, maka rata-rata siswa mulai aktif dalam mengerjakan soal-soal
pengembangan materi. Dalam persentasi umum terlihat siswa ragu dan
kurang berani menyemapuikan penjelasan dan strategi untuk
menyelesaikan masalah di depan kelas dan ketika penjelasan yang
disampaikan oleh seorang siswa atau salah satu kelompok, kelompok lain
kurang berani menentukan sikap setuju atau tidak setuju dengan apa yang
disampaikan oleh kelompok persentase dalam kegiatan ini. Siswa
cenderung utnuk menunggu pendapat dari guru. Kegiatan lain yang
menunjukkan keaktifan siswa pada pertemuan kedua adalah saat
mengerjakan lks secara kelompok mereka mulai bekerj sma dalam
menyelesaikan lks.
Pada pertemuan selanjutnya yakni pertemuan ketiga, kegiatan
pembelajaran cukup lancer dan perhatian siswa terhadap materi pelajaran
lebih baik dari sebelumnya. Hal ini ditunjukkan dari banyaknya siswa
yang aktif saat kegiatan pembelajaran berlangsung, seperti aktif dalam
bertanya,menjawab pertanyaan, naik mengerjakan soal di papan tulis,
meminta bimbingan guru, dan bekerja sama dalam melakukan
demonstrasi serta mengerjakan lks. Namun yang kurang diperhatikan
adalah dalam mengerjakan PR yang diberikan pada pertemuan
sebelumnya, tidak semua siswa mengumpulkan tugas tepat pada
waktunya, masih ada beberapa siswa yang memberikan alas an yang
menunjukkan mereka kurang perhatian, akan tetapi siswa-siswa yang lain
mengerjakan tugas rumah dengan hasil yang baik.
Pada ujian siklus I masih ada beberapa dari mereka yang mengaku
tidak bisa bekerja karena tidak belajar di rumah. Kendala lain yang
timbul saat ujian berlangsung adalah asda beberapa siswa yang
melakukan kerjasama dan yang paling memberikan kesan tidak baik
adalah melihat catatan atau buku. Kendala ini dapat diselesaikan dengan
memberikan ketegasan saat ujian berlangsung.
Secara umum, siswa menyenangi pelejaran IPA dengan menerapkan
pendekatan ini, karena materi yang disajikan kepada siswa senantiasa
berkaitan dengan situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari,
menyenangkan, dan bermakna. Meskipun demikian, masih terdapat
beberapa siswa yang bersifat pasif dalam pembelajaran misalnya hanya
diam, melakukan aktifitas lain ketika pembel;ajaran berlangsung.siswa
yang bersikap pasif umumnya tidak mengerti materi yang diberikan
karena memang kurang memperhatikan dan cenderung menghindar dari
pelajaran IPA.
b. Refleksi Pelaksanaan Siklus II
Setelah merefleksi hasil pelaksanaan siklus I, diperoleh suatu
gambaran tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II sebagai
perbaikan dari tindakan yang dilakukan pada siklus I.
Dalam siklus ini dilakukan penyempurnaan penerapan
pembelajaran. Upaya ini dilakukan dalam bentuk pemberian motivasi
untuk menyelesaikan masalah dengan beberapa pertanyaan yang sifatnya
mengarahkan siswa untuk menemukan jawaban, lebih banyak
memberikan latihan, mencari pemecahan masalahdengan lebih banyak
berdiskusi, serta mendorong siswa baik individu maupun kelompok
untuk untuk lebih percaya diri mengungkapkan gagasan atau alas an
terhadap penyelesaian masalah yang dibuatnya dengan cara memberikan
pujian kepada siswa atau kelompok yang telah mengemukakan
alasannya.
Dengan adanya perlakuan seperti ini terlihat bahwa proses
pembelajaran dengan pendekatan realistic sesuai dengan apa yang
dijarapkan, di mana siswa lebih aktif mengerjakan tugas / lks secera
berkelompok dan menyelesaikan penekanan materi, pekerjaan rumah
atau tugas dikumpul tepat waktu, meminta bimbingan guru dan yang
paling memberikan kontribusi yang besar dalam pembelajaran adalah
kurangnya siswa yang melakukan kegiatan lain.
Pada pertemuan terakhir diadakan ujian siklus II. Mereka
menunjukkan dalam ujian yang lebih baik dari ujian sebelumnya. Hal ini
terlihat pada saat soal-soal dibagikan, mereka terlihat cukup tenang dan
mengerjakannya dengan penuh semangat. Kendala yang dulunya muncul
pada siklus I seperti kerjasama, rebut, dan melihat catatan hampir tidak
terlihat pada siklus II, meskipun ada satu dua siswa yang bekerjasama
dengan bisik-bisik, peneliti dalam hal ini bisa mengatasi dengan cara
memperketat pengawasan.
Secara umum dapat dikemukakan bahwa perhatian dan keaktifan
siswa memperlihatkan peningkatan setelah dilakukan perbaikan.
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran meningkat yang ditandai
dengan perhatian siswa pada saat pembahasan materi pelajaran, aktif
dalam mengerjakan soal latihan pengembangan, kurangnya siswa
melakukan kegiatan lain saat pembelajaran berlangsung, kerjasama
dalam mengerjakan lks dan mengumpulkan tugas tepat waktu. Hal ini
memberikan dampak yang positif dalam peningkatan hasil belajar.
3. Tanggapan Siswa
Dari observasi yang dilakukan terhadap siswa, kemudian dianalisis
hasil refleksi siswa dan disimpulkan sebagai berikut:
a. Pendapat siswa tentang pelajaran IPA
Pada umumnya siswa berkomentar bahwa pelajaran IPA itu
gampang-gampang susah dan sebagian lagi beranggapan bahwa
belajar IPA itu menyenangkan, menarik karena dapat bermain dan
berhitung.
b. Pendapat siswa tentang belajar IPA dengan menggunakanpendekatan
realistik
Pada umumnya siswa menganggap bahwa pendekatan realistik
sangat baik, mereka beralasan karena:
1) Lebih mudah dimengerti, karena dapat dilihat langsung benda-
benda di sekitar kita yang ada kaitannya dengan materi.
2) Memudahkan mengerjakan latihan dan membantu pemahaman
siswa.
3) Dapat melihat benda-benda yang nyata.
4) Belajar IPA menjadi lebih menarik.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan selama dua siklus,
maka dapat disimpulkan:
1. Penerapan pendidikan IPA realistik Indonesia dapat meningkatkan hasil
belajar IPA siswa Kelas V SD Pertiwi Disamakan Makassar dari skor
rata-rata hasil ujian siklus I sebesar 63,97 meningkat pada siklus II
menjadi 72,41. Begitu juga dengan ketuntasan belajar siswa pada siklus I
sebesar 62,06 meningkat pada siklus II menjadi 68,97.
2. terjadi peningkatan kualitas pembelajaran ditandai dengan meningkatnya
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sesuai dengan hasil observasi
selama tindakan kelas berlangsung.
B. Saran
Dari hasil yang diiperoleh dalam penelitian ini, maka diajukan beberapa
saran dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, anatara lain:
1. Agar pembelajaran IPA itu menyenangkan bagi siwa dan mudah untuk
dipamahami, maka perlu diperbanyak melakukan demonstrasi dan
memunculkan benda-benda serta pengalaman bagi siswa yang sesuai
dengan materi yang diajarkan.
2. Kepada guru IPA khususnya guru SD untuk berani mencoba
mengimplementasikan pembelajaran IPA realistik untuk meningkatkan
hasil belajar IPA.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djamarah. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.
Hudoyo, Herman. 1990. Strategi Belajar Mengajar IPA. IKIP Malang.
Marpaung, Yansen. 2008. Sosialisasi Pendidikan IPA Realistik Indonesia. Diktat. Departemen Pendidikan Nasional.
- .2008. Assesmen PMRI dan Pengembangan Instrumen. Diktat. Departemen Pendidikan nasional.
Suherman, HE dkk. 2003. Strategi Pembelajaran IPA Kontemporer. IMSTEP: Bandung.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor yang mempengaruhi. Jakarta: Rineka Cipta.
Sri Wardhani. 2008. Pembelajaran Penggunaan Alat Ukur Panjang. Diktat. Departemen Pendidikan Nasional.
Sudjana Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif dan Proses Belajar. Bandung: Sinar baru.
Suardi, S. 2006. Peningkatan Hasil Belajar IPA melalui Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) SMP Negeri 3 Galesong Selatan kabupaten Takalar. Skripsi. Makassar: FKIP Unismuh.
Sri Satriani. 2005. Penigkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Pendekatan Realistik pada Siswa Kelas VI SDN. 76 Palajau Kecamatan Arungkeke Kabupaten Jeneponto. Skripsi. Makassar: FKIP Unismuh.
Tiro, Arif Muhammad. 2000. Dasar-dasar statistika. Makassar: MSU Press (Makassar State University Press).
Upu, Hamzah. 2003. Realistic Mathematics Education (RME) Suatu Pendekatan Dalam Pembelajaran IPA. Makalah. Makassar: FMIPA UNM.
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Judul : MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PMRI (PENDIDIKAN IPA REALISTIK INDONESIA) PADA SISWA KELAS V SD PERTIWI DISAMAKAN MAKASSAR
N a m a : LIS BULKISNIM : 1053 1267 05Jurusan : Pendidikan IPAFakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Telah diperiksa dan diteliti ulang, maka skripsi ini telah memenuhi persyaratan
untuk diujikan
Makassar, Desember 2008
Disetujui oleh,
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Abdul Rahman, M. Pd Drs. Baharullah, M. Pd
Mengetahui;
Dekan FKIP Ketua JurusanUnismuh Makassar Pendidikan IPA
(A. Sukri Syamsuri, S. Pd., M.Hum) (Drs. Baharullah, M. Pd)NBM : 858 625 NBM : 779 170
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PMRI
(PENDIDIKAN IPA REALISTIK INDONESIA)
PADA SISWA KELAS V SD PERTIWI DISAMAKAN MAKASSAR
PROPOSAL
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Guna MemperolehGelar Sarjana Pendidikan Jurusan PendidikanIPA
pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
LIS BULKIS 1053 1267 05
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2008
MOTO
“ Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu pengetahuan, maka dengan sebab kekuatan itu Allah akan membukakan jalan untuknya guna menuju ke sana” (H.R. Muslim)
“ Dengan usaha dan kerja keras disertai doa
Yang sungguh-sungguh
Segalanya akan menjadi kenyataan”
“ Kupersembahkan buat suami, orang tua serta
Anak-anakku tercinta “
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN UJIAN ....................................... iii
MOTO ................................................................................ iv
ABSTRAK ........................................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................. vi
DAFTAR ISI ......................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................ 1
B. Rumusan Masalah ............................................ 4
C. Tujuan Penelitian .............................................. 4
D. Manfaat Penelitian ........................................... 4
BAB II KERANGKA TEORITIK DAN HIPOTESIS TINDAKAN ......
A. Kerangka Teoritik ............................................. 6
B. Hipotesis Tindakan .................................................. 20
BAB III METODE PENELITIAN .......................................... 21
A. Jenis Penelitian ..... ..................................... 21
B. Subjek Penelitian ............................................ 21
C. Faktor yang Diselidi ......................................... 21
D. Rencana Tindakan .......................................... 22
E. Teknik Pengumpulan Data ................................... 25
F. Teknik Analisis Data ....................................... 25
G. Indikator Kinerja ............................................... 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .... 27
A. Analisis Kuantitatif ..................................... 27
B. Analisis Kualitatif ..................................................... 33
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................... 40
A. Kesimpulan ........................................................ 40
B. Saran ................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 42
LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................... 43
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................... 44
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang patut diucapkan kepada Allah Swt selain kata puji
syukur, karena rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul
“Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui PMRI (Pendidikan Metematika
Realistik Indonesia) Pada Siswa Kelas V SD Pertiwi Disamakan makassar ” dapat
penulis selesaikan dengan baik.
Sebagai manusia biasa, penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi
ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dan bimbingan orang lain. Oleh karena itu,
ucapan terima kasih dan penghargaan penulis sampaikan kepada Dr. Irwan Akib,
M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, yang telah banyak
berpikir demi kemajuan Universitas Muhammadiyah Makassar. Ucapan terima
kasih dan penghargaan juga penulis sampaikan kepada Drs. Abdul Rahman, M.
Pd., sebagai pembimbing I, dan Drs. Baharullah, M. Pd., sebagai pembimbing II,
sekaligus Ketua Jurusan Pendidikan IPA yang sudah berusaha dan bersusah payah
membimbing penulis mulai dari penyusunan proposal sampai pada akhir
penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih kepada Dr. A. Sukri Syamsuri, S.Pd.,
M. Hum., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang telah menyetujui
judul penelitian ini, selain itu ucapan terima kasih dan penghargaan kepada para
dosen, kepada tata usaha dan seluruh Staf Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan studi. Tak lupa pula penulis
ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Ibu Dra. Hj. Nursiah, S.Pd selaku
Kepala Sekolah SD Pertiwi Disamakan Makassar beserta guru-guru yang telah
membantu penulis dalam mengadakan penelitian ini.
Demikian pula penulis ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada
suami tercinta, orang tua serta saudara-saudara tersayang yang selalu memberikan
motivasi, dorongan serta doa selama penulis menempuh pendidikan.
Di samping itu, penulis juga sampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan demi
terwujudnya skripsi ini, namun tidak sempat disebutkan namanya satu persatu.
Meskipun skripsi ini sudah selesai penulisannya, namun masih jauh dari
kesempurnaan. Hal ini terjadi karena masih dalam tahap belajar. Oleh karena itu,
penulis harapkan adanya kritik dan saran dari para pembaca dalam
penyempurnaan kripsi ini.
Semoga kritik dan saran pembaca bernilai ibadah di sisi Allah Subhana
Wataala. Amin!.
Makassar, Desember 2008
Penulis,
ABSTRAK
Lis Bulkis, 2008. Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui PMRI (Pendidikan Metematika Realistik Indonesia) Pada Siswa Kelas V SD Pertiwi Disamakan Makassar. Fakultas Keguaruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah makassar. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom Action Reserch) yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA Siswa kelas V SD Pertiwi Disamakan Makassar melalui PMRI. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V semester ganjil tahun pelajaran 2008/2009 dengan jumlah siswa 29 orang. Siklus I dan Siklus II masing-masing dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan. Instru,men pengumpulan data adalah tes hasil belajar siswa yang dilakukan setiap akhir siklus dan observasi. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pada siklus I, skor rata-rata hasil belajar IPA siswa adalah 63,97 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai 100, standar deviasi 17,19 dan berada pada kategori sedang, (2) pada siklus II skor rata-rata hasil belajar IPA siswa adalah 72,41 dari skor tertinggi yang mungkin dicapai 100, standar deviasi 14,55 dan berada pada kategori tinggi, (3) terjadi peningkatan kehadiran siswa dari siklus I ke siklus II, (4) terjadi peningfkatan keaktifan siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru tentang materi yang dijelaskan. Siswa yang bertanya tentang materi pelajaran yang belaum dimengerti, siswa yang aktif saat pembahasan contoh soal, siswa yang bekerja sama dan berpartisipasi dalam kelompok. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan kualitas pembelajaran IPA siswa kelas V SD pertiwi Disamakan Makassar dengan menggunakan PMRI.
HASIL TES IPA KELAS V SD PERTIWI DISAMAKAN MAKASSAR PADA TES SIKLUS I DAN II
No. Nama L/P Tes Siklus I Tes Siklus II1. Ahmad Marsuq L 40 602. Ahmad Nur Arazi A L 40 503. Arfin Krisdiyanto. L 60 704. Dwiko Hagaziva L 70 805. Ichlasul Aqza L 90 906. I Gede satria L 30 407. Muh. Aidil L 80 808. M. Ashabul Qahfi L 50 709. Muh. Farhan L 75 9010. Muh Fikhi L 70 8011. Muh. Ikhsan L 60 6012. Muh. Robinsyah L 70 9013. Muh. Fikri haikal L 70 8014. Nitiyasa Narasama L 65 9015. Andini P 80 8016. Andi Sitti Cantika P 80 9017. Arin Najla Sahwa P 60 7018. Asri Oktianawati P 70 6019. Cintya Chusnul K P 70 8020. Dea Miranda sari P 60 7021. Dinda Sari P 85 9022. Gusti Ayu P 70 7023. Keiza Berlianti P 70 8024. Nadiyyin P 90 9025. Rifda Ayu P 70 6026. Rosna L Jihan P 65 7027. Sinta Mutiara bella P 25 5028. Sitti Fatimah P 60 5029. Zairini P 30 60
Jumlah Rata-rata 1855 2100
63,97 72,41
A. DATA PENELITIAN
No. Siklus I Siklus IISkor Kategori Ketuntasan Skor Kategori Ketuntasan
1 40 Sangat Rendah Tidak Tuntas 60 Rendah Tidak Tuntas2 40 Sangat rendah Tidak Tuntas 50 Sangat Rendah Tidak Tuntas3 60 Rendah Tidak Tuntas 70 Sedang Tuntas4 70 Sedang Tuntas 80 Tinggi Tuntas5 90 Sangat tinggi Tuntas 90 Sangat Tinggi Tuntas6 30 Sangat Rendah Tidak tuntas 40 Sangat rendah Tidak Tuntas7 80 Tinggi Tuntas 80 Tinggi Tuntas8 50 Sangat Rendah Tidak tuntas 70 Sedang Tuntas9 75 Sedang Tuntas 90 Sangat Tinggi Tuntas
10 70 Sedang Tuntas 80 Tinggi Tuntas11 60 Rendah Tidak Tuntas 60 Rendah Tidak Tuntas12 70 Sedang Tuntas 90 Sangat Tinggi Tuntas13 70 Sedang Tuntas 80 Tinggi Tuntas14 65 Sedang Tuntas 90 Sangat Tinggi Tuntas15 80 Tinggi Tuntas 80 Tinggi Tuntas16 80 Tinggi Tuntas 90 Sangat Tinggi Tuntas17 60 Rendah Tidak Tuntas 70 Sedang Tuntas18 70 Sedang Tuntas 60 Rendah Tisdak Tuntas19 70 Sedang Tuntas 80 Tinggi Tuntas20 60 Rendah Tidak Tuntas 70 Sedang Tuntas21 85 Tinggi Tuntas 90 Sangat Tinggi Tuntas22 70 Sedang Tuntas 70 Sedang Tuntas23 70 Sedang Tuntas 80 Tinggi Tuntas24 90 Sangat Tinggi Tuntas 90 Sangat Tinggi Tuntas25 70 Sedang Tuntas 60 Redah Tidak Tuntas26 65 Sedang Tuntas 70 Sedang Tuntas27 25 Sangat Rendah Tidak Tuntas 50 Sangat Rendah Tidak Tuntas28 60 Sedang Tuntas 50 Sangat Rendah Tidak Tuntas29 30 Sangat rendah Tidak Tuntas 60 Rendah Tidak Tuntas
Hasil Analisis Lis Bulkis
B. KATEGORISASI
1. Siklus I
Skor Frek Persen Kategori0 - 34 3 10,34 Sangat Rendah35 - 54 3 10,34 Rendah55 - 64 5 17,24 Sedang65 - 84 15 51,72 Tinggi85 - 100 3 10,34 Sangat Tinggi
Jumlah 29 100
Kelompok Frek PersenTidak tuntas 11 37,93
Tuntas 18 62,07Jumlah 29 100,00
2. Siklus II
Skor Frek Persen Kategori0 - 34 0 0,00 Sangat Rendah35 - 54 4 13,79 Rendah55 - 64 5 17,24 Sedang65 - 84 13 44,83 Tinggi85 - 100 7 24,14 Sangat Tinggi
Jumlah 29 100
Kelompok Frek PersenTidak tuntas 9 31,03
Tuntas 20 68,97Jumlah 29 100,00
Hasil Analisis Lis Bulkis
LEMBAR OBSERVASI KEHADIRAN SISWA SELAMA SIKLUS I
No Nama siswa Siklus I Siklus III II III IV I II III IV
1 Ahmad Marsuq
2 Ahmad Nur Arazi A
3 Arfin Krisdiyanto.
4 Dwiko Hagaziva
5 Ichlasul Aqza
6 I Gede satria
7 Muh. Aidil
8 M. Ashabul Qahfi
9 Muh. Farhan
10 Muh Fikhi
11 Muh. Ikhsan
12 Muh. Robinsyah
13 Muh. Fikri haikal
14 Nitiyasa Narasama
15 Andini
16 Andi Sitti Cantika
17 Arin Najla Sahwa
18 Asri Oktianawati
19 Cintya Chusnul K
20 Dea Miranda sari
21 Dinda Sari
22 Gusti Ayu
23 Keiza Berlianti
24 Nadiyyin
25 Rifda Ayu26 Rosna L Jihan27 Sinta Mutiara bella28 Sitti Fatimah29 Zairini
Jumlahyang hadir 26 28 28 29 28 29 29 29
DAN SIKLUS II
Keterangan : X = Absen
= Hadir
LEMBAR OBSERVASI SISWA KELAS V SELAMA PELAKSANAAN TINDAKAN SIKLUS I DAN II
No.
Komponen yang diamati Siklus I Siklus III II III IV X I II III IV X
1. Siswa yang hadir pada saat pembelajaran
26 28 28 29 27 28 29 29 29 28
2 Siswa yang memperhatikan materi yang diajarkan
18 20 22 * 20 23 24 26 * 24
3 Siswa yang melakukan kegiatan lain pada saat guru menjelaskan
8 7 6 * 7 5 5 3 * 4
4 Siswa yang keluar masuk pada saat proses bel;ajar mengajar berlangsung
- 2 - * 2 - - - * -
5 Siswa yang bertanya tentang materi yang belum dimengerti
4 8 11 * 7 11 13 15 * 13
6 Siswa yang aktif pada saat pembahasan contoh soal
7 10 15 * 10 17 19 22 * 19
7 Siswa yang mengerjakan soal di papan tulis dengan benar
3 7 9 * 6 10 12 15 * 12
8 Siswa yang mengajyukan diri mengerjakan soal di papan tulis
5 10 15 * 10 15 18 20 * 17
9 Siswa yang mengerjakan PR 25 25 26 * 25 28 29 29 * 2810 Siswa yang berkerjasama dan
berpartisipasi dalam kelompok
20 23 25 * 22 26 27 27 * 26
Paraf Observasi
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / semester : V / 1Pertemuan ke : 1Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi: 2. Menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam
pemecahan masalah.B. Kompetensi Dasar: 2.1 Menuliskan tanda waktu dengan menggunakan notasi 24 jam.C. Indikator- Menentukan tanda waktu dengan notasi 12 jam.- Menentukan tanda waktu dengan notasi 24 jam.
I. Tujuan Pembelajaran:- Menuliskan tanda waktu dengan notasi 12 jam.- Mengenal waktu pagi, siang, sore, dan malam- Menuliskan tandawaktu dengan notasi 24 jam.
II. Materi Pembelajaran:Pengukuran waktu.
III.Metode Pembelajaran:Informasi, penugasan, diskusi
IV. Langkah-langkah Pembelajaran:Kegiatan Awal- Guru mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan
sebelumnya.- Guru mengajak siswa mengingat kegiatan sehari-hari dan waktunya.
Kegiatan Inti- Guru mengajak siswa membaca jam.- Setiap siswa berlatih menyelesaikan beberapa soal yang berkaitan dengan
tanda waktu dengan notasi 12 jam, kemudian didiskusikan dengan guru- Guru mengenalkan waktu pagi, siang, sore, dan malam dengan
menggunakan contoh.- Setiap siswa berlatih menyelesaikan beberapa soal yang berkaitan dengan
tanda waktu yang menggunakan keterangan pagi, siang, sore, dan malam, kemudian didiskusikan dengan guru.- Guru menjelaskan mengenai penulisan tanda waktu dengan notasi 24 jam
serta hubungannya dengan tanda waktu 12 jam.- Setiap siswa berlatih menyelesaikan beberapa soal yang berkaitan dengan
tanda waktu engan notasi 24 jam, kemudian didiskusikan dengan guru.Kegiatan Akhir- Siswa merangkum hasil pembelajaran pada buku catatan dan mengerjakan
tugas pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru.- Guru mengulang kembali hal-hal yang sudah dipelajari tersebut.
V. Alat / Bahan / SumberBuku Asyik Berhitung IPA 5, penerbit: Yudistira.
VI. Penilaiana. Tertulis Tes tertulis dalam bentuk latihan
b. Kinerja / perbuatan1. Respon masing-masing siswa terhadap pertanyaan guru meliputi aspek
kualitas jawaban dan frekwensi menjawab pertanyaan2. Aktivitas Tanya jawab dan diskusi meliputi akurasi pertanyaan dan
jawaban3. Kerja kelompok.
Makassar, Mengetahui,Kepala Sekolah Guru Bid. Studi
Hj. Nursiah, S.Pd Lis Bulkis, A. MaNIP 130 597 307 NIP. 132 212 183
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / semester : V / 1Pertemuan ke : 2Alokasi Waktu : 3 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi 2. Menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam
pemecahan masalah.B. Kompetensi Dasar: 2.2 Melakukan operasi hitung satuan waktuC. Indikator- Menentukan waktu yang diperlukan
I. uan Pembelajaran:- menentukan lama waktu yang diperlukan.- Menentukan hubungan jam, menit, dan detik
II. Materi PembelajaranPengukuran waktu.
III.Metode PembelajaranInformasi, penugasan, diskusi
IV. Langkah-langkah Pembelajaran:Kegiatan Awal- Guru mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan
sebelumnya.- Guru mengajak siswa mengingat tentang cara membaca jam tanda waktu 12
jam dan 24 jam. Kegiatan Inti
- Guru mengajak siswa menghitung waktu yang diperlukan untuk melakukan suatu kegiatan.
- Setiap siswa berlatih menyelesaikan beberapa soal yang berkaitan dengan lama waktu yang diperlukan, kemudian didiskusikan dengan guru.
- Guru mengingatkan kembali hubungan jam, menit, dan detik.- Setiap siswa berlatih menyelesaikan beberapa soal yang berkaitan dengan
hubungan jam, menit, dan detik, kemudian didiskusikan guru.Kegiatan Akhir- Siswa merangkum hasil pembelajaran pada buku catatan dan mengerjakan
tugas pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru.- Guru mengulang kembali hal-hal yang sudah dipelajari tersebut.
V. Alat / Bahan / SumberBuku Asyik Berhitung IPA 5, penerbit: Yudistira.
VI. Penilaianb. Tertulis Tes tertulis dalam bentuk latihanc. Kinerja / perbuatan
1. Respon masing-masing siswa terhadap pertanyaan guru meliputi aspek kualitas jawaban dan frekwensi menjawab pertanyaan
2. Aktivitas Tanya jawab dan diskusi meliputi akurasi pertanyaan dan jawaban
Makassar, Mengetahui,Kepala Sekolah Guru Bid. Studi
Hj. Nursiah, S.Pd Lis Bulkis, A. MaNIP 130 597 307 NIP. 132 212 183
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : IPAKelas / semester : V / 1Pertemuan ke : 3Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi1. Menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam
pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar 2.2 Melakukan operasi hitung satuan waktu
C. Indikator- Menentukan hasil operasi hitung melibatkan satuan waktu.
I. Tujuan Pembelajaran- Menyelesaikan operasi hitung yang melibatkan satuan waktu.
II. Materi PembelajaranPengukuran waktu.
III. Metode PembelajaranInformasi, penugasan, diskusi
IV. Langkah-langkah Pembelajaran:Kegiatan Awal- Guru mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan
sebelumnya.- Guru mengajak siswa mengingat tentang hubungan jam, menit, dan detik.
Kegiatan Inti- Guru menjelaskan cara menyelesaikan operasi hitung yang melibatkan
satuan waktu.- Setiap siswa berlatih menyelesaikan beberapa soal yang berkaitan dengan
dengan operasi hitung yang melibatkan satuan waktu, kemudian didiskusikan bersama guru.
Kegiatan Akhir- Siswa merangkum hasil pembelajaran pada buku catatan dan mengerjakan
tugas pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru.- Guru mengulang kembali hal-hal yang sudah dipelajari tersebut.
V. Alat / Bahan / SumberBuku Asyik Berhitung IPA 5, penerbit: Yudistira.
VI. Penilaiana. Tertulis Tes tertulis dalam bentuk latihanb. Kinerja / perbuatan
1. Respon masing-masing siswa terhadap pertanyaan guru meliputi aspek kualitas jawaban dan frekwensi menjawab pertanyaan
2. Aktivitas Tanya jawab dan diskusi meliputi akurasi pertanyaan dan jawaban
3. Kerja kelompok.
Makassar, Mengetahui,Kepala Sekolah Guru Bid. Studi
Hj. Nursiah, S.Pd Lis Bulkis, A. MaNIP 130 597 307 NIP. 132 212 183
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : IPAKelas / semester : V / 1Pertemuan ke : 4Alokasi Waktu : 3 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi1. .Menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam
pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar2.3 Melakukan pengukuran sudut
C. Indikator- Mengukur besar dan menggambar besar sudut menggunakan busur
derajaMenentukan dan menaksir besar sudut.
I. Tujuan Pembelajaran- Mengingat kembali sudut lancip, siku-siku, tumpul, dan lurus- Menentukan besar sudut antara dua jarum jam- Menaksir besar sudut menggunakan jarum jam.
II. Materi PembelajaranPengukuran waktu.
III. Metode PembelajaranInformasi, penugasan, diskusi
IV. Langkah-langkah Pembelajaran:Kegiatan Awal- Guru mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan
sebelumnya.- Guru mengajak siswa mengingat tentang konsep sudut.
Kegiatan Inti- Guru menjelaskan tentang macam-macam sudut.- Setiap siswa berlatih menyelesaikan beberapa soal yang berkaitan dengan
dengan sudut- Guru menjelaskan cara menentukan besar sudut antara dua jarum jam.- Setiap siswa berlatih menyelesaikan beberapa soal yang berkaitan dengan
besar sudut antara dua jarum jam.- Guru menjelaskan cara menaksir besar sudut menggunakan jarum jam.- Setiap siswa berlatih menyelesaikan beberapa soal yang berkaitan dengan
besar sudut anatar dua jarum jam.Kegiatan Akhir- Siswa merangkum hasil pembelajaran pada buku catatan dan mengerjakan
tugas pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru.- Guru mengulang kembali hal-hal yang sudah dipelajari tersebut.
V. Alat / Bahan / SumberBuku Asyik Berhitung IPA 5, penerbit: Yudistira.
VI. Penilaian1. Tertulis
Tes tertulis dalam bentuk latihan2. Kinerja / perbuatan
a. Respon masing-masing siswa terhadap pertanyaan guru meliputi aspek kualitas jawaban dan frekwensi menjawab pertanyaan
b. Aktivitas Tanya jawab dan diskusi meliputi akurasi pertanyaan dan jawaban
Makassar, Mengetahui,Kepala Sekolah Guru Bid. Studi
Hj. Nursiah, S.Pd Lis Bulkis, A. MaNIP 130 597 307 NIP. 132 212 183
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : IPAKelas / semester : V / 1Pertemuan ke : 5Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi2 Menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam
pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar2.2 Melakukan pengukuran sudut
C. Indikator- Mengukur dan menggambarkan besar sudut menggunakan busur derajat.
I. Tujuan Pembelajaran- Mengukur besar sudut menggunakan busur derajat- Menggambarkan besar sudut menggunakan busur derajat.
II. Materi PembelajaranPengukuran Sudut.
III. Metode PembelajaranInformasi, penugasan, diskusi
IV. Langkah-langkah Pembelajaran:Kegiatan Awal- Guru mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan
sebelumnya.- Guru mengajak siswa mengingat tentang cara menaksir besar sudut.
Kegiatan Inti- Guru menjelaskan cara mengukur sudut menggunakan busur derajat.- Setiap siswa berlatih menyelesaikan beberapa soal yang berkaitan dengan
pengukuran sudut, dibimbing oleh guru.- Guru menjelaskan cara menggambar sudut menggunakan busur derajat.- Setiap siswa berlatih menyelesaikan beberapa soal tentang menggambar
sudut, dibawah bimbingan guru.Kegiatan Akhir- Siswa merangkum hasil pembelajaran pada buku catatan dan mengerjakan
tugas pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru.- Guru mengulang kembali hal-hal yang sudah dipelajari tersebut.
V. Alat / Bahan / SumberBuku Asyik Berhitung IPA 5, penerbit: Yudistira.
VI. Penilaiana. Tertulis
Tes tertulis dalam bentuk latihanb. Kinerja / perbuatan
1. Respon masing-masing siswa terhadap pertanyaan guru meliputi aspek kualitas jawaban dan frekwensi menjawab pertanyaan
2. Aktivitas Tanya jawab dan diskusi meliputi akurasi pertanyaan dan jawaban
Makassar, Mengetahui,Kepala Sekolah Guru Bid. Studi
Hj. Nursiah, S.Pd Lis Bulkis, A. MaNIP 130 597 307 NIP. 132 212 183
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : IPAKelas / semester : V / 1Pertemuan ke : 6Alokasi Waktu : 3 x 35A. Standar Kompetensi
2. Menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam pemecahan masalah.
B. Kompetensi Dasar2.4 Mengenal satuan jarak dan kecepatan
C. IndikatorMengenal satuan luas dan volume
I. Tujuan Pembelajaran- Mengubah satuan luas tertentu menjadi satuan luas yang lain- Menyelesaikan operasi hitung yang melibatkan satuan luas yang berbeda-
beda- Mengubah satuan volume tertentu menjadi satuan satuan volume yang lain- Menyelesaikan operasi hitung yang melibatkan satuan volume yang
berbeda-bedaII. Materi Pembelajaran
Jarak dan kecepatan.III. Metode Pembelajaran
Informasi, penugasan
IV. Langkah-langkah Pembelajaran:Kegiatan Awal- Guru mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan
sebelumnya.- Guru mengajak siswa mengingat satuan panjang, guru menampilkan tangga
satuan panjang. Kegiatan Inti
- Guru menjelaskan tentang satuan luas dengan menampilkan tangga satuan luas..
- Guru menjelaskan cara mengubah satuan luas menjadi satuan luas yang lain.- Guru menjelaskna ncara menyelesaikan operasi hitung satuan luas.- Setiap siswa berlatih menyelesaikan beberapa soal tentang satuan luas dan
operasi hitung satuan luas, di bawah bimbingan guru.Kegiatan Akhir- Siswa merangkum hasil pembelajaran pada buku catatan dan mengerjakan
tugas pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru.- Guru mengulang kembali hal-hal yang sudah dipelajari tersebut.
V. Alat / Bahan / SumberBuku Asyik Berhitung IPA 5, penerbit: Yudistira.
VI. Penilaian1.Tertulis
Tes tertulis dalam bentuk latihan
2. Kinerja / perbuatanA. Respon masing-masing siswa terhadap pertanyaan guru meliputi aspek
kualitas jawaban dan frekwensi menjawab pertanyaanB. Aktivitas Tanya jawab dan diskusi meliputi akurasi pertanyaan dan
jawaban
Makassar, Mengetahui,Kepala Sekolah Guru Bid. Studi
Hj. Nursiah, S.Pd Lis Bulkis, A. MaNIP 130 597 307 NIP. 132 212 183
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : IPAKelas / semester : V / 1Pertemuan ke : 7Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi2 Menggunakan pengukuran waktu, sudut, jarak, dan kecepatan dalam
pemecahan masalah.B. Kompetensi Dasar
2.3 Mengenal satuan jarak dan kecepatanC. Indikator- Mengenal satuan kecepatan dan debit
I. Tujuan Pembelajaran- Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kecepatan.- Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan debit
II. Materi PembelajaranJarak dan kecepatan
III. Metode PembelajaranInformasi, penugasan,
IV. Langkah-langkah Pembelajaran:Kegiatan Awal- Guru mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan
sebelumnya. Kegiatan Inti
- Guru mengajak siswa mengingat tentang tanda kecepatan di jalan dan meknanya serta kecepatan yang ditunjukkan spidometer dan maknanya.
- Guru menjelaskan cara menentukan kecepatan.- Guru menjelaskan cara menentukan debit .- Setiap siswa berlatih menyelesaikan beberapa soal tentang kecepatan dan
debit, di bawah bimbimbingan guru.Kegiatan Akhir- Siswa merangkum hasil pembelajaran pada buku catatan dan mengerjakan
tugas pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru.- Guru mengulang kembali hal-hal yang sudah dipelajari tersebut.
V. Alat / Bahan / SumberBuku Asyik Berhitung IPA 5, penerbit: Yudistira.
VI. Penilaian1. Tertulis
Tes tertulis dalam bentuk latihan2. Kinerja / perbuatana. Respon masing-masing siswa terhadap pertanyaan guru meliputi aspek
kualitas jawaban dan frekwensi menjawab pertanyaan
b. Aktivitas Tanya jawab dan diskusi meliputi akurasi pertanyaan dan jawaban
Makassar, Mengetahui,Kepala Sekolah Guru Bid. Studi
Hj. Nursiah, S.Pd Lis Bulkis, A. MaNIP 130 597 307 NIP. 132 212 183
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) I
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : V / 1
Kompetensi dasar : Menuliskan tanda waktu dengan
menggunakan notasi 24 jam
1. Tuliskanlah pagi, siang, sore atau malam pada tanda waktu berikut:
a. Pukul 05.00 = …
b. Pukul 11.00 = …
c. Pukul 17.00 = …
d. Pukul 21.00 = …
2. Gambarlah jam yang menunjukkan waktu di bawah ini!
a. b.
Pukul 13.00 Pukul 18.00
c. d.
Pukul 15.00 Pukul 23. 00
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) II
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : V / 1
Kompetensi dasar : Melakukan operasi hitung satuan waktu
1. Amir mulai belajar pukul 19.15 dan selesai pukul 2144. Berapa lama
Amir belajar?
Jawab:
2. Waktu yang dibutuhkan mengangkat 300 ton beras dari gudang 2 jam
35 menit. Pengangkutan dimulai pukul 8.40. Pukul berapa
pengangkutan itu selesai?
Jawab:
3. Basmi berlari mengelilingi lapangan oleh raga dalam waktu 9 menit 30
detik. Berapa menit yang diperlukan untuk menelilingi lapangan
sebanyak 3 kali?
Jawab:
4. Ani berangkat ke sekolah pukul 06.15. sampai di sekolah pukul 06.45.
berapa lama perjalanan Ani?
JawabL:
5. SD Pertiwi mulai belajar pukul )7.00. lama satu pelajaran 40 menit.
Pukul berapa pulang sekolah jika hari itu ada 7 pelajaran dan istirahat 2
kali masing-masing 15 menit?
Jawab:
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) III
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : V / 1
Kompetensi dasar : Melakukan operasi hitung satuan waktu
I. Isilah titik di bawah ini!
1. 2 jam = … menit
2. 4 ⅔ jam = … menit
3. 2 ⅓ menit = … detik
4. ¼ jam = … detik
II. Jawablah pertanyaan d bawah ini!
1. 2 jam + 45 menit = … menit
2. 3 jam + 20 menit = … menit
3. 300 menit = …. Jam
4. 7200 detik = … jam
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) IV
Mata Pelajaran : IPA
Kelas / Semester : V / 1
Kompetensi dasar : Melakukan pengukuran sudut
I. Lingkarilah sudut yang besarnya lebih kecil dari 90º
a. b. c.
d. e.
II. Lingkarilah sudut yang lebih besar dari 90º a. b. c.
d.
III. Hitung berapa derajatkan sudut yang dibentuk jaeum panjang dan jarum pendek!
1. 2.
Pukul ……. Pukul ………… Derajat …….. Derajat …………
3.
Pukul ………….
Derajat ………
INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS I
1. Tuliskanlah pagi, siang, sore, atau malam pada tanda waktu berikut:
a. Pukul 05.00 = …
b. Pukul 11.00 = … c. Pukul 13.00 = … d. Pukul 15.00 = …
e. Pukul 24.00 = … f. Pukul 01.00 = …
2. Hitunglah hasil dari : a. 2 ⅓ menit = … detik b. 9000 detik = … menit = … jam
c. 738 detik = .. menit + … detik d. 3 jam 45 menit 47 detik 4 jam 39 menit 48 detik + Jam… menit … detik
3. Nurlela menjahit satu baju dalam waktu 3 jam 45 menit. Nurlela mulai bekerja pukul 08.15. Dia menyelesaikan 4 baju. Pukul berapa Nurlela selesai menjahit 4 baju tersebut?
4. Berilah tanda (L) sudut siku-siku pada bangun di bawah ini!
a. b. c.
d. e. d.
5. Hitunglah berapa derajat sudut yang dibentuk oleh jarum jam panjang
dan jarum pendek!
a. b.
Pukul …. Pukul ….
Derajat …. Derajat …
c. d.
Pukul …. Pukul ….
Derajat …. Derajat …
INSTRUMEN PENELITIAN SIKLUS II
1. Tulislah besar semua sudut di bawah ini!
a b.
c. d.
2. Gambarlah segitiga-segitiga berikut! a. PQR (∟PQR = 100º; ∟RPQ = 40º) b. ∆ ABC (∟ABC = 80º;∟BCA = 50º)
3. Ali mengendarai motor dengan kecepatan 80 km/jam. Ali sudah 3 jam
berkendaraan. Berapa km jarak yang ditempuh Ali?
4. Jarak kota A dan B 150 km. Amin naik mobil dengan kecepatan 60
km/jam berapa waktu yang dibutuhkan untuk menempu jarak dari kota
A ke kota B?
5. Jarak Makassar – Jeneponto Km. Ahmad berangkat dari Makassar
pukul 08.00 dan tiba di Jeneponto pukul 10.30. BErapa kecepatan
kendaraan Ahmad?
KISI-KISI INSTRUMEN TES SIKLUS I
No. Kompetensi Dasar Indikator Nomor Soal
Bobot
1
2
3
4.
Menuliskan tanda waktu dengan menggunakan notasi 24 jam
Melakukan operasi hitung satuan waktu
Melakukan operasi hitung satuan waktu
Melakukan pengukuran sudut
- Menentukantanda waktu dengan notasi 12 jam- Menentukan tanda
waktu dengan notasi 24 jam- Menentukan waktu
yang diperlukan
- Menentukan hasil operasi hitung yangmelibatkan satuan waktu
- Menentukan dan menaksir besar sudut
- Menentukan sudut pada permukaan jam
1
2
3
4
5
10
20
40
10
20
KISI-KISI INSTRUMEN TES SIKLUS II
No. Kompetensi Dasar Indikator Nomor Soal
Bobot
1
2
.
Melakukan pengukuran sudut
Mengenal satuan jarak dan kecepatan
- Mengukur dan menggambar besar sudut menggunakan busur derajat
- Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan waktu, jarak, dan kecepatan
1
2
3
4
5
10
30
20
20
20
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LIS BULKIS, lahir di Ujung Pandang pada tanggal 27 Januari 1974.
Anak keempat dari 7 bersaudara. Pasangan Drs. H. Mas’ud Tosa dan Hj.
ST. Nurbaya.
Penulis mulai masuk Sekolah pada SD Pertiwi dan tamat tahun 1986,
melanjutkan pendidikan ke STsN Ujung Pandang kemudian pindah ke
SMPN I Fakfak Irian jaya dan tamat tahun 1989. Kemudian melanjutkan
pendidikan ke SMAN 8 Ujung Pandang dan tamat tahun 1992. Kemudian
melanjutkan pendidikan Ke UNISMUH pada jurusan PGSD dan tamat
pada tahun 1995. Pada tahun 1998 terangkat menjadi guru SD dan
ditempatkan pada SD Unggulan Kalukuang Kec. Binamu Kab. Jeneponto.
Pada tahun 1999 penulis pindah ke Ujung Pandang dan di tempatkan pada
SD Inpres Pa’baeng-baeng. Kemudian pada tahun 2003 pindah tugas ke
SD Pertiwi Makassar sampai sekarang.
Pada tahun 2005 penulis melanjutkan kembali pendidikan ke
UNISMUH pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada Jurusan
Pendidikan IPA dan berhasil menyelesaikan pendidikan pada tahun 1998
dengan judul Skripsi Meningkatkan Hasil Belajar IPA melalui Pendekatan
PMRI pada Siswa kelas V SD Pertiwi Makassar.