labkomsb.staff.ipb.ac.idlabkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/nuranipertiwi_k... · Web...
Transcript of labkomsb.staff.ipb.ac.idlabkomsb.staff.ipb.ac.id/files/2017/02/nuranipertiwi_k... · Web...
PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI
INSOURCING DAN OUTSOURCING DI PERUSAHAAN
Oleh:
Nurani Pertiwi
E62/ K25161101
TUGAS SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
DR. IR. ARIF IMAM SUROSO, MSc
SEKOLAH BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2017
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi informasi adalah salah satu komponen bisnis dengan perkembangan yang
sangat pesat. Pemanfaatan teknologi informasi manjadi suatu keharusan yang tidak dapat
dihindari oleh setiap perusahaan yang ingin menempatkan dirinya pada posisi paling depan
dalam suatu industri. Teknologi informasi juga merupakan sumberdaya bisnis yang sangat
vital bagi perusahaan sehingga harus dikelola dengan sangat baik karena dapat menentukan
keberhasilan atau malah menyebabkan kegagalan dalam penerapan strategi bisnis suatu
perusahaan. Sistem informasi yang baik adalah suatu sistem terpadu atau kombinasi teratur
dari seluruh elemen yang ada, baik individu, hardware, software maupun jaringaan
komunikasi, untuk meyediakan informasi yang berguna dalam mendukung kegiatan
operasional dan fungsi pengambilan keputusan dari sebuah organisasi. Sistem informasi
dapat membantu segala jenis bisnis dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses
bisnis yang dijalankan, pengambilan keputusan manjerial, kerjasama kelompok kerja hingga
dapat memperkuat posisi kompetitif perusahaan dalam pasar yang dinamis. Sehingga sistem
informasi menjadi salah satu bahan yang dibutuhkan untuk keberhasilan bisnis dilingkungan
global yang dinamis saat ini.
Pemilihan alternatif pengembangan sistem informasi perusahaan yang tepat akan
mendatangkan keuntugan bagi perusahaan dan sebaliknya kesalahan pemilihan alternatif
akan menyebabkan investasi yang telah dilakukan perusahaan akan menjadi sia-sia.
Perusahaan dapat menggunakan pengembangan sistem informasi secara insourcing atau
outsourcing. Pengembangan insourcing adalah ketika suatu perusahaan membentuk tim
sendiri, merancang, atau membuat sendiri sistem informasi yang dibutuhkan dan menentukan
pelaksana sistem informasi tersebut. Sedangkan pada sistem pengembangan outsourcing
perusahaan menyerahkan tugas pengembangan dan pelaksanaan serta perawatan sistem
informasi kepada pihak ketiga. Dalam pemilihannya perusahaan dapat melihat sisi
keuntungan dan kerugian dari kedua alternatif pelaku pengembangan sistem informasi
tersebut. Pada bagian pembahasan makalah ini akan di uraikan lebih lanjut mengenai
keuntungan dan kelemahan dari pengembangan sistem informasi menggunakan outsourcing
dan insourcing.
1.2 Tujuan
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mempelajari dan menganalisa
pengembangan sistem informasi secara insourcing dan outsourcing.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 SISTEM INFORMASI
Sistem Informasi merupakan suatu tatanan yang terorganisasi dalam pengaturan
sumber daya yang ada yang meliputi pengumpulan data lalu mengolahnya sehingga bisa
dengan mudah untuk dikonsumsi dan lebih mudah dalam hal penyebarannya. Lebih jauh
yang meliputi sumber daya meliputi: manusia, hardware, software, data dan jaringan yang
terdapat di dalamnya (O’Brien, 2010).
Gambar 1 Komponen Sistem Informasi
Sementara itu, Sistem Informasi Manajemen (SIM) memiliki definisi sebagai bagian
dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen,
teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti
biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Sistem informasi manajemen dibedakan
dengan sistem informasi biasa karena SIM digunakan untuk menganalisis sistem informasi
lain yang diterapkan pada aktivitas operasional organisasi.
Tujuan umum Sistem Informasi Manajemen adalah sebagai berikut :
Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa,
produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian,
pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
Menyediakan informasi yang efektif dan efisien terkait hal-hal yang bisa membantu
percepatan tanpa meninggalkan keakuratan, sehingga bisa meningkatkan nilai jual
perusahaan dan memenangkan persaingan di pasar.
Siklus dari Sistem Informasi terdiri dari Input, Process, dan Output (IPO). Siklus IPO
menggambarkan bagaimana sistem memperoleh input dari luar dan kemudian diproses
sehingga menghasilkan suatu output. Output yang dihasilkan akan dikembalikan sebagai
information service. Ada tiga bagian utama dari sistem informasi: Data yang mendukung
informasi, Prosedur bagaimana mengoperasikan sistem informasi, Orang yang
membuat produk, memecahkan masalah, membuat keputusan dan menggunakan sistem
informasi.
Sistem Informasi memiliki peran penting sebagai sistem penunjang operasi di dalam
perusahaan serta sebagai sistem penunjang manajemen. Hal inilah yang dapat menentukan
keberhasilan perusahaan. Sebagai sistem penunjang operasi (operations support system),
sistem informasi dapat memproses transaksi-transaksi bisnis secara efisien, mengendalikan
proses-proses industri, mendukung komunikasi dan kolaborasi, serta memperbaharui basis
data perusahaan. Sebagai sistem penunjang manajemen (management support system), sistem
informasi dapat menyediakan informasi dan mendukung para manajer dalam membuat
keputusan secara efektif.
2.2 Outsourcing dan Insourcing
O’Brien dan Marakas (2010) dalam bukunya “Introduction to Information Systems”,
menyebutkan bahwa istilah outsourcing dalam arti luas adalah pembelian sejumlah barang
atau jasa yang semula dapat dipenuhi oleh internal perusahaan tetapi sekarang dengan
memanfaatkan mitra perusahaan sebagai pihak ketiga. Dalam kaitannya dengan TI,
outsourcing digunakan untuk menjangkau fungsi TI secara luas dengan mengontrak penyedia
layangan eksternal. Outsourcing atau alih daya juga bisa diartikan sebagai proses pemindahan
tanggung jawab tenaga kerja dari perusahaan induk ke perusahaan lain diluar perusahaan
induk. Perusahaan diluar perusahaan induk bisa berupa vendor, koperasi ataupun instansi lain
yang diatur dalam suatu kesepakatan tertentu.
Insourcing adalah memaksimalkan potensi karyawan dalam perusahaan untuk
dipekerjakan di dalam maupun di luar perusahaan berdasarkan kompetensi dan minat
karyawan itu sendiri dan difasilitasi oleh perusahaannya.Insourcingbisa dalam bentuk bekerja
di luar perusahaan secara fulltime atau temporary. Kompensasi yang diterima juga mengikuti
pola tersebut. Artinya mereka akan dibayar secara penuh oleh perusahaan yang
menggunakannya, atausharingdengan perusahaan asalnya atau perusahaan asal hanya
menanggung selisih gaji (Zilmahram, 2009). Insourcing juga dapat didefinisikan sebagai
transfer pekerjaan dari satu organisasi ke organisasi lain yang terdapat di dalam perusahaan.
Selain itu, Insourcing dapat pula diartikan dengan suatu organisasi yang membangun fasilitas
atau sentra bisnis baru yang mengkhususkan diri pada layanan atau produk tertentu. Dalam
kaitannya dengan TI, Insourcing merupakan delegasi dari suatu pekerjaan ke pihak yang ahli
(spesialis TI) dalam bidang tersebut dalam suatu perusahaan.
PEMBAHASAN
Pada era globalisasi ini,sistem informasi memiliki peran yang sangat penting dalam
kegiatan bisnis. Pengelolaan dan penerapan sistem informasi dalam suatu perusahaan menjadi
salah satu faktor kristis keberhasilan perusahaan tersebut. Secara tidak langsung,
pengembangan sistem informasi bertujuan untuk memberikan kemudahan dalam
penyimpanan informasi, mengurangi biaya dan menghemat waktu, meningkatkan
pengendalian, mendorong pertumbuhan, meningkatkan produktifitas serta profitabilitas
perusahaan. Pihak pengembang dan pengelola sistem informasi harus mengetahui aktivitas
pada tiap level manajemen dan tipe keputusan yang terjadi di setiap level tersebut. Hal ini
dimaksudkan agar informasi yang sesuai dengan kebutuhan manajemen dapat diperoleh. Oleh
sebab itu, diperlukan keterlibatan dari end-user, dukungan manajemen eksekutif, kejelasan
pernyataan kebutuhan, perencanaan yang matang dan tepat, serta harapan yang realistik di
dalam membangun dan mengelola sebuah sistem informasi. Pengembangan sistem juga harus
disesuaikan dengan sumberdaya perusahaan dan kelebihan/kekurangan yang terdapat pada
pihak pengembang sistem informasi.
Ada dua model yang umumnya digunakan oleh suatu perusahaan dalam membangun
dan mengelola sistem informasi, yaitu insourcing dan outsourcing. Setiap model memiliki
keunggulan dan kelemahannya tersendiri, sehingga tidak ada model yang mutlak lebih baik
dibandingkan dengan model lainnya. Berikut akan dipaparkan lebih spesifik terkait kelebihan
dan kekurangan dari outsourcing dan insourcing.
3.1 Model Outsourcing
Outsourcing dapat diterjemahkan dengan penyediaan tenaga ahli yang profesional di
bidang TI untuk mendukung dan memberikan solusi guna meningkatkan kinerja
perusahaan. Hal ini dikarenakan sering kali suatu perusahaan mengalami kesulitan untuk
menyediakan tenaga TI yang berkompeten dalam mengatasi kendala-kendala TI maupun
operasional kantorsehari-hari (www.midas-solusi.com). Jadi, outsourcing adalah pemberian
sebagian pekerjaan yang tidak bersifat rutin (temporer) dan bukan inti perkerjaan di sebuah
organisasi/perusahaan ke pihak lain atau pihak ketiga.
Menurut Rahardjo (2006), outsourcing sudah tidak dapat dihindari lagi oleh
perusahaan. Berbagai manfaat dapat dipetik dari melakukan outsourcing, seperti
penghematan biaya (cost saving), perusahaan bisa memfokuskan diri pada kegiatan utamanya
(core business), dan akses pada sumber daya (resources) yang tidak dimiliki oleh
perusahaan. Alasan yang sama juga dikemukakan dalam www.outsource2india.com dimana
kebanyakan organisasi memilih outsourcing karena mendapatkan keuntungan dari biaya
rendah (lower costs) dan layanan berkualitas tinggi (high-quality services). Selain itu,
outsourcing juga dapat membantu organisasi dalam memanfaatkan penggunaan sumber daya,
waktu dan infrastruktur mereka dengan lebih baik. Outsourcing juga memungkinkan
organisasi untuk mengakses modal intelektual, berfokus pada kompetensi inti,
mempersingkat waktu siklus pengiriman dan mengurangi biaya secara signifikan. Dengan
demikian, organisasi akan merasa outsourcing merupakan strategi bisnis yang efektif untuk
membantu meningkatkan bisnis mereka.
Dalam outsourcing, outsourcer dan mitra outsourcing-nya memiliki hubungan yang
lebih besar jika dibandingkan dengan hubungan antara pembeli dan penjual. Hal ini
dikarenakan outsourcer mempercayakan informasi penting perusahaan kepada mitra
outsourcing-nya. Salah satu kunci kesuksesan dari outsource adalah kesepakatan untuk
membuat hubungan jangka panjang (long term relationship) tidak hanya kepada proyek
jangka dekat. Alasannya sangat sederhana, yaitu outsourcer harus memahami proses bisnis
dari perusahaan. Perusahaan juga akan menjadi sedikit tergantung kepada outsourcer
(Rahardjo, 2006).
Menurut Millar (1994) dalam Rudy dan Mary, terdapat empat tipe dasar pengaturan
outsourcing, yaitu :
General Outsourcing
Terdiri dari 3 alternatif, yaitu :
1. Selective outsourcing, dimana satu area aktifitas SI diberikan kepada pihak ketiga
misalnya operasional pusat basis data.
2. Value added outsourcing, dimana beberapa area aktifitas SI diberikan kepada pihak
ketiga yang diharapkan dapat memberikan dukungan pada tim SI internal sehingga
dapat meningkatkan efektifitas.
3. Cooperative outsourcing, dimana beberapa aktifitas SI yang dipilih dilakukan oleh
pihak ketiga dan tim SI internal secara bersama-sama.
Transitional Outsourcing
Untuk tipe ini, biasanya melibatkan migrasi dari satu platform ke platform lainnya. Terdiri
dari 3 fase, yaitu : a)Manajemen dari sistem lama, b)Transisi ke teknologi baru, c)Manajemen
dari sistem baru
3. Business Process Outsourcing
Merupakan suatu hubungan outsourcing dimana pihak ketiga bertanggungjawab dalam
melaksanakan seluruh fungsi bisnis perusahaan. Biasanya dilakukan oleh pemerintah, jasa
keuangan (bank dan perusahaan asuransi), transportasi dan perusahaan logistik.
4. Business Benefit Contracting
Tipe ini mengacu pada kontrak perjanjian yang menyebutkan bahwa pihak ketiga
berkontribusi dalam memberikan benefit bagi perusahaan dan dibayar berdasarkan benefit
yang diberikan. Tujuannya adalah untuk menyeimbangkan antara benefit yang diterima
dengan biaya yang dikeluarkan dan bersama-sama menanggung resikonya.
Menurut Pasaribu (2010), hal-hal yang menjadi pertimbangan perusahaan dalam
memilih outsourcing adalah: harga, reputasi yang baik dari pihak provider outsourcing,
tenaga kerja yang dimiliki oleh pihak provider outsourcing, pengetahuan pihak provider
mengenai bentuk dari kegiatan bisnis perusahaan, pengalaman pihak provider outsource,
eksistensinya, dan lain-lain.
Adapun beberapa keuntungan dari pengembangan sistem informasi dan teknologi
informasi dengan sistem outsourcing antara lain:
1. Perusahaan mengeluarkan biaya lebih murah karena perusahaan tidak perlu
membangun sendiri fasilitas sistem informasi maupun teknologi informasi.
2. Perusahaan memiliki akses ke jaringan para ahli dan profesional dalam bidang sistem
informasi maupun teknologi informasi.
3. Perusahaan dapat mengkonsentrasikan diri dalam menjalankan dan mengembangkan
bisnis intinya, karena bisnis non-inti telah didelegasikan pengerjaannya melalui
outsourcing.
4. Perusahaan dapat mengekploitasi kelebihan atau keunggulan perusahaan outsource
dalam dalam mengembangkan produk yang diinginkan perusahaan.
5. Perusahaan dapat mempersingkat waktu pengembangan sistem informasi karena
beberapa outsourcer dapat dipilih sekaligus untuk saling bekerja sama menyediakan
layanan yang dibutuhkan perusahaan.
6. Perusahaan fleksibel dalam merespon perubahan teknologi yang cepat sehingga
perubahan sistem informasi berikut sumberdayanya lebih mudah dilakukan karena
perusahaanoutsource sudah pasti memiliki pekerja teknologi informasi yang
kompeten dan memiliki skill yang tinggi, serta penerapan teknologi terbaru dapat
menjadi competitive advantage bagi perusahaan outsource.
7. Perusahaan dapat meningkatkan fleksibilitas untuk melakukan atau tidak melakukan
investasi.
Selain keuntungan-keuntungan di atas, pengelolaan sistem informasi dan teknologi
informasi dengan sistem outsourcing juga memiliki kelemahan, diantaranya:
1. Perusahaan cenderung kehilangan kendali atau tidak dapat memonitor secara utuh
terhadap pengembangan sistem informasi.
2. Kemanan terhadap data internal perusahaan sangat rentan karena bisa saja pihak
outsourcer menjual data dan informasi perusahaan ke pesaing.
3. Terjadi perbedaan kompensasi dan manfaat antara tenaga kerja insourcing dengan
tenaga kerja outsourcing.
4. Perusahaan tidak bisa mendapatkan semua kebutuhan dan keunggulan kompetitif dari
pihak outsourcer seluruhnya karena pihak outsourcer harus memikirkan klien lainnya
juga.
5. Terdapat kelemahan dalam kontrak outsourcing yang berjangka lebih dari 3 tahun,
karena dapat mengurangi fleksibilitas seandainya kebutuhan bisnis berubah atau
perkembangan teknologi yang menciptakan peluang baru dan adanya penurunan
harga, maka perusahaan harus merundingkan kembali kontraknya dengan pihak
outsourcer.
6. Perusahaan menjadi sangat tergantung kepada pihak outsourcer karena perusahaan
kurang begitu memahami sistem informasi atau teknologi informasi yang
dikembangkan sehingga sulit untuk mengembangkan atau melakukan inovasi secara
internal di masa mendatang.
3.2 Model Insourcing
Dengan menggunakan model insourcing perusahaan akan mengoptimalkan karyawan
dalam perusahaan untuk dipekerjakan di luar perusahaan berdasarkan kompetensi dan minat
karyawan itu sendiri dan difasilitasi oleh perusahaannya. Insourcing bisa dalam bentuk
bekerja di luar perusahaan secara fulltime, fifty-fifty atau temporary. Kompensasi yang
diterima juga mengikuti pola tersebut. Artinya mereka akan dibayar secara penuh oleh
perusahaan yang menggunakannya, atau sharing dengan perusahaan asalnya atau perusahaan
asal hanya menanggung selisih gaji (Zilmahram, 2009). Insourcing dapat pula diartikan
dengan suatu organisasi yang membangun fasilitas atau sentra bisnis baru yang
mengkhususkan diri pada layanan atau produk tertentu (en.wikipedia.org). Dalam kaitannya
dengan TI, Insourcing atau Contracting merupakan delegasi dari suatu pekerjaan ke pihak
yang ahli (spesialis TI) dalam bidang tersebut dalam suatu perusahaan.
Perusahaan cenderung menggunakan insourcing karena untuk mengurangi biaya pajak
dan tenaga kerja. Perusahaan yang mempunyai pengalaman yang tidak puas atau kegagalan
dalam pengembangan sistem dengan outsourcing kemudian menggantinya dengan
insourcing. Sebagian perusahaan merasa bahwa dengan insourcing mereka dapat mengontrol
pengembangan atau pekerjaan lebih baik, cepat dan terarah. Sedangkan menurut Zilmahram
(2009), penggunaan model insourcing dapat disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Untuk mengoptimalkan kompetensi dan skill karyawan di dalam perusahaan.
2. Sebagian kompetensi tertentu tidak lagi diperlukan dalam perusahaan karena terjadi
perubahan visi dan misi.
3. Untuk mempersiapkan karyawan fokus dan ahli pada bidang tertentu sehingga
karyawan dapat menempuh karir baru di luar perusahaan.
Proses insourcing dalam perusahaan harus memperhatikan hal-hal berikut ini :
1. Perencanaan : membentuk rencana pengembangan sistem informasi yang memenuhi
rencana-rencana strategis dalam organisasi.
2. Analisis : menentukan kebutuhan-kebutuhan sistem yang diusulkan.
3. Desain : merancang sistem yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang diperoleh
pada tahapan analisis.
4. Implementasi : membuat sistem dan menyiapkan infrastruktur untuk sistem.
5. Pemeliharaan : mendukung sistem yang telah berjalan.
Dengan menerapkan insourcing, perusahaan akan mendapatkan kelebihan/keuntungan
sebagai berikut :
1. Umumnya sistem informasi yang dikembangkan sesuai dengan spesifikasi kebutuhan
perusahaan dan dokumentasi yang lebih lengkap karena karyawan yang ditugaskan
mengerti kebutuhan sistem dalam perusahaan.
2. Mudah untuk melakukan modifikasi dan pemeliharaan (maintenance) terhadap sistem
informasi karena proses pengembangannya dilakukan oleh karyawan perusahaan
tersebut.
3. Kendali terhadap aplikasi strategi dan pengambilan keputusan dalam pengembangan
sistem infomasi sepenuhnya ada ditangan perusahaan tersebut.
4. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia, dimana karyawan mendapatkan
kesempatan untuk belajar dan membangun sistem informasi perusahaan.
5. Lebih mudah dalam melakukan pengawasan (security access) pada proses
pengembangan sistem dan keamanan data lebih terjamin karena hanya melibatkan
pihak perusahaan.
6. Dalam pengembangannya membutuhkan biaya yang relatif lebih rendah karena hanya
melibatkan pihak perusahaan.
7. Adanya insentif tambahan bagi karyawan yang diberi tanggung jawab untuk
mengembangkan sistem informasi perusahaan tersebut.
8. Sistem informasi yang dibutuhkan dapat segera direalisasikan dan dapat segera
melakukan perbaikan untuk menyempurnakan sistem tersebut. Dalam jangka panjang
akan meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan, sekaligus menunjukkan
kemandirian dalam berusaha dan menambah rasa percaya diri perusahaan akan
kemampuannya.
9. Sistem informasi yang dikembangkan dapat diintegrasikan dengan lebih mudah dan
lebih baik terhadap sistem yang sudah ada.
10. Rasa ikut memiliki yang dimiliki oleh pihak karyawan sehingga dapat mendukung
pengembangan sistem yang sedang dijalankan dan tidak adanya konflik kepentingan
bila dibandingkan dengan outsourcing.
11. Cocok untuk pengembangan sistem dan proyek yang kompleks.
12. Kedekatan departemen yang mengelola sistem informasi dengan end-user sehingga
akan mempermudah dalam mengembangkan sistem sesuai dengan harapan.
13. Pengambilan keputusan yang dapat dikendalikan oleh perusahaan sendiri tanpa
adanya intervensi dari pihak luar
Selain mendapatkan keuntungan, ada beberapa kelemahan yang harus diperhatikan
perusahaan ketika menerapkan insourcing, yaitu :
1. Pengembangan sistem informasi membutuhkan waktu yang relatif lama dalam
perbaikan dan modifikasi terhadap pengembangan sistem informasi karena
konsentrasi karyawan harus terbagi dengan pekerjaan rutin sehari-hari, sehingga
pelaksanaannya menjadi kurang efektif dan efisien.
2. Keterbatasan jumlah dan tingkat kemampuan SDM dalam perusahaan yang
menguasai teknologi informasi.
3. Resiko kegagalan pengembangan sistem informasi menjadi tanggung perusahan
sepenuhnya.
4. Perubahan dalam teknologi informasi yang terjadi secara cepat belum tentu diikuti
oleh cepatnya perusahaan dalam mengadaptasi perubahan tersebut, sehingga bisa saja
menyebabkan tekhnologi yang digunakan oleh perusahaan tidak up to date.
5. Membutuhkan waktu dan biaya tambahan untuk melakukan pelatihan bagi operator
dan programmer dalam mengembangkan sistem informasi perusahaan.
6. Perusahaan dalam jangka pendek belum dapat merasakan hasil dari pengembangan
sistem informasi perusahaan.
7. Kurangnya tenaga ahli (expert) di bidang sistem informasi dapat menyebabkan
kesalahan persepsi dalam pengembangan sistem dan hal tersebut menjadi tanggung
jawab perusahaan.
8. Pada umumya penggunaan sumber daya sistem informasi dalam perusahaan belum
optimal karena karyawan tidak memiliki spesialisasi (core competency) dalam bidang
pengembangan sistem informasi.
9. Batasan biaya dan waktu yang tidak jelas karena tidak adanya target yang ditetapkan
sehingga sulit untuk diprediksi oleh perusahaan.
KESIMPULAN
Sistem informasi merupakan suatu hal yang sangat penting untuk suatu perusahaan
sejalan dengan perkembangan teknologi. Sistem informasi harus disesuaikan dengan proses
bisnis perusahaan agar dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh suatu bagian
tertentu pada perusahaan tersebut. Ada dua cara pengembangan sistem informasi yang
efektif, yaitu secara outsourcing dan insourcing. Setiap cara memiliki kelebihan dan
kelemahannya masing- masing tetapi hal tersebut dapat diminimalisir tergantung dari tujuan
yang ingin dicapai oleh perusahaan dan bagaimana kondisi yang terjadi pada perusahaan.
Pemilihan mengenai penggunaan sumber daya mana yang lebih baik dalam suatu perusahaan
juga tergantung dari ruang lingkup, budget, resiko, tingkat kegunaan, dan sejauh mana tingkat
kepentingannya. Adanya pengembangan sistem informasi yang tepat dapat diterapkan secara
optimal dan memberikan dampak yang positif bagi perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Outsourcing vs Insourcing: What’s best for your Organization?. http://www.outsource2india.com/why_india/articles/outsourcing-versus-insourcing.asp.
_______. Outsourcing.http://en.wikipedia.org/wiki/Outsourcing. _______. IT Outsourcing. http://www.midas-solusi.com/products-services,en,detail,9,it-
outsourcing
O’Brien, J. A. and G. M. Marakas. 2010. Introduction to Information Systems, fifteenth
edition. The McGraw-Hill Companies, Inc.
Pasaribu, F.T.P. 2010. Outsourcing, Insourcing, dan Selfsourcing. http://ferry1002.blog.
binusian.org/?p=128.
Rahardjo, B. 2006. KesulitanOutsourcingdi Indonesia.http://rahard.wordpress.com/2006/
02/25/kesulitan-outsourcing-di-indonesia/.
Zilmahram, T. 2009. Outsourcing dan Insourcing. http://habahate.blogspot.com/2009/06/
outsourcing-dan-insourcing.html.