library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewPelepasan...

25
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Permasalahan Dari Daerah Iklim Tropis Secara klasik iklim tropis dibagi dua: tropis basah dan tropis kering. De Wall membagi iklim tropis menjadi 10 klasifikasi berdasarkan suhu harian rata-rata dan perbedaan antara suhu siang dan malam. Dalam pengelompokan ini, hanyakota atau wilayah yang memiliki suhu udara harian rata-rata 28˚c atau lebih dimasukan dalam katagori iklim tropis. Jakarta disebutkan sebagai masuk dalam kategori pertama, dengan suhu rata-rata 28˚c serta deviasi sekitar 7˚, sementara kota-kota sejuk seperti Bandung, Malang, Bukit Tinggi, Prapat, dan lainnya tidak masuk dalam klasifikasi tropis yang dirumuskan oleh de Wall karena memiliki suhu rata-rata harian yang lebih rendah. Ciri yang menonjol pada iklim tropis(karyono,2001 ) adalah tingginya suhu rata-rata harian dibanding pada iklim lain. Salah satu Persoalan yang ditimbulkan oleh iklim ini dalam kaitannya dengan kota sebagai tempat manusia bermukim dan melangsungkan aktifitas kerja sehari-hari adalah sebagai berikut:

Transcript of library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2DOC/2012-2... · Web viewPelepasan...

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Permasalahan Dari Daerah Iklim Tropis

Secara klasik iklim tropis dibagi dua: tropis basah dan tropis kering. De Wall membagi iklim tropis menjadi 10 klasifikasi berdasarkan suhu harian rata-rata dan perbedaan antara suhu siang dan malam. Dalam pengelompokan ini, hanyakota atau wilayah yang memiliki suhu udara harian rata-rata 28˚c atau lebih dimasukan dalam katagori iklim tropis. Jakarta disebutkan sebagai masuk dalam kategori pertama, dengan suhu rata-rata 28˚c serta deviasi sekitar 7˚, sementara kota-kota sejuk seperti Bandung, Malang, Bukit Tinggi, Prapat, dan lainnya tidak masuk dalam klasifikasi tropis yang dirumuskan oleh de Wall karena memiliki suhu rata-rata harian yang lebih rendah.

Ciri yang menonjol pada iklim tropis(karyono,2001 ) adalah tingginya suhu rata-rata harian dibanding pada iklim lain. Salah satu Persoalan yang ditimbulkan oleh iklim ini dalam kaitannya dengan kota sebagai tempat manusia bermukim dan melangsungkan aktifitas kerja sehari-hari adalah sebagai berikut:

1. Pemanasan yang ditimbulkan oleh Radiasi Matahari,Matahari memancarkan panasnya melalui radiasi ke permukaan bumi. Panas yangdipancarkan oleh matahari ke permukaan bumi tidak tergantung apakah permukaan bumi tersebut berupa kota (urban) atau desa (rural), tapi lebih bergantung pada sudut jatuh–radiasi akanmencapai jumlah maksimum apabila sudut jatuhnya 90˚, demikian juga bergantung pada kondisi awan yang dapat menghalangi pemancaran radiasi tersebut. Implikasi radiasi matahari ke permukaan bumi akan berbeda ketika permukaan tersebut memiliki perbedaa karakter dalam hal penyerapan dan pemantulannya terhadap radiasi tersebut.

Permukaan keras banyak menyerap panas radiasi tersebut.

2. Terjadinya ‘heat urban island’ Akibat tertutupnya permukaan tanah oleh beton (yang dapat berupa bangunan atau perkerasan permukaan tanah) serta aspal (jalan dan parkir), radiasi matahari yang jatuh pada permukaan tersebut sebagian besar diserap dan kemudian dilepaskan lagi ke udara di atas dan sekitarnya. Pelepasan panas yang diserap oleh material keras sebagaimana beton atau aspal akan jauh lebih besar dibanding yang terjadi pada tumbuhan.

Karena sebagian besar area kota tertutup oleh material keras, maka suhu udara kota menjadilebih tinggi dibanding kawasan sekelilingnya yang masih bersifat rural. Fenomena inisering disebut sebagai heat urban island, dimana area fisik kota seolah menjadi sebuah pulau yang memancarkan panas di tengah hamparan kehijauan kawasan rural.

2.2 Penerangan Alami pada Siang Hari

Penerangan Alami pada Siang Hari Cahaya alam siang hari yang terdiri dari :

1. Cahaya matahari langsung.

2. Cahaya matahari difus

Di Indonesia seharusnya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya cahaya ini untuk penerangan siang hari di dalam bangunan. Tetapi untuk maksud ini, cahaya matahari langsung tidak dikehendaki masuk ke dalam bangunan karena akan menimbulkan pemanasan dan penyilauan, kecuali sinar matahari pada pagi hari. Sehingga yang perlu dimanfaatkan untuk penerangan adalah cahaya langit.

Untuk bangunan berlantai banyak, makin tinggi lantai bangunan makin kuat potensi cahaya langit yang bisa dimanfaatkan. Cahaya langit yang sampai pada bidang kerja dapat dibagi dalam 3 (tiga) komponen :

1. Komponen langit.

2. Komponen refleksi luar

3. Komponen refleksi dalam

Dari ketiga komponen tersebut komponen langit memberikan bagian terbesar pada tingkat penerangan yang dihasilkan oleh suatu lubang cahaya. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya tingkat penerangan pada bidang kerja tersebut adalah :

1. Luas dan posisi lubang cahaya.

2. Lebar teritis

3. Penghalang yang ada dimuka lubang cahaya

4. Faktor refleksi cahaya dari permukaan dalam dari ruangan.

5. Permukaan di luar bangunan di sekitar lubang cahaya.

Untuk bangunan berlantai banyak makin tinggi makin berkurang pula kemungkinan adanya penghalang dimuka lubang cahaya. Dari penelitain yang dilakukan, baik pada model bangunan dalam langit buatan, maupun pada rumah sederhana, faktor penerangan siang hari rata-rata 20% dapat diperoleh dengan lubang cahaya 15% dari luas lantai, dengan catatan posisi lubang cahaya di dinding, pada ketinggian normal pada langit, lebar sekitar 1 meter, factor refleksi cahaya rata-rata dari permukaan dalam ruang sekitar 50% - 60% tidak ada penghalang dimuka lubang dan kaca penutup adalah kaca bening (yuuwono,2007).

Pada dasarnya pencahayaan pada ruangan juga memiliki standar yang dikaitkan dengan kesehatan dan di Indonesia sendiri SNI (standar nasional Indonesia) memiliki standart tersebut, berikut merupakan beberapa standart pada ruangan yang dihitung dengan satuan lux :

2.3 Perpindahan Panas

). Indonesia yang berada di daerah tropis panas-lembabmempunyai karakteristik iklim sebagai berikut : tanah yang basah dengan mukaair tanah yang tinggi, gerakan udara yang lambat dan hujan yang lebat, resikokorosi yang tinggi untuk logam (terutama pada kawasan pantai), kelembabantinggi. Sehingga bahan bangunan pada kawasan tropis panas-lembab harusmenyerap air, tahan terhadap korosi, dan mempunyai time lag perpindahanpanas yang pendek.

Salah satu elemen bangunan yang mempunyai fungsi penting dan harus dapatmerespon kondisi tersebut adalah dinding. Lippsmeier (Lippsmeier, 1994)menyatakan bahwa dinding bangunan berfungsi sebagai : stabilitas bangunan,perlindungan terhadap hujan, angin dan debu, perlindungan terhadap radiasimatahari secara langsung, perlindungan terhadap dingin, perlindungan terhadapkebisingan, pengaman terhadap gangguan manusia dan hewan. Bangunan yangmemakai ventilasi alamiah lebih baik menggunakan bahan bangunan yangberpori dan dapat menyalurkan kembali panas yang diterimanya dan panas yangterbentuk di dalam ruangan.

Berdasarkan media perantaranya, perpindahan panas dari suatu tempat ke tempatlain dapat terjadi melalui tiga cara :

• Konduksi

• Konveksi

• Radiasi

2.4 Radiasi Matahari

Radiasi matahari adalah penyebab sifat iklim, radiasi ini juga sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia. Kebutuhan efektifnya ditentukan oleh :

1. Energi radiasi (insolasi) matahari.

2. Pemantulan oleh permukaan bumi.

3. Berkurangnya radiasi karena penguapan.

4. Arus radiasi di atmosfer, kesemuanya membentuk keseimbangan di mukabumi.

Pengaruh radiasi matahari, ditentukan terutama oleh “durasi, intensitasdan sudut jatuh”. Ketiga faktor ini perlu mendapat perhatian dalam perancanganbangunan (yuuwono,2007).

2.4.1 Durasi, Intensitas Radiasi dan Sudut Jatuh

Lamanya durasi penyinaran matahari setiap hari dapat diukur denganorogral sinar matahari “forografis dan thermo elektris”. Lamanya penyinaranmaksimum dapat mencapai 90% tergantung pada musim, garis lintang, geografistempat pengamatan dan kerapatan awan.Daerah tropis memiliki waktu remang pagi dan senja atau sore hariyang pendek. Semakin jauh dari khatulistiwa, waktu remang semakin panjang.Sedangkan cahaya siang bermula dan berakhir saat matahari berada 18 C dibawah garis khatulistiwa (yuuwono,2007).

2.4.2 Kesilauan

Intensitas dan pantulan cahaya matahari yang kuat merupakan gejaladari iklim tropis. Cahaya yang terlalu kuat dan kontras yang terlalu besar(brightness) dirasakan kurang menyenangkan, di sini perlu diperhatikanperbedaan mendasar antara daerah tropis kering dan tropis basah. Daerah tropiskering kesilauan terjadi karena pantulan oleh bidang tanah atau banguan yangterkena cahaya, berarti bahwa mata yang memandang ke bawah akan menjadisilau. Sedangkan di daerah lembab tingginya kelembaban udara dapatmenimbulkan efek silau pada langit, berarti mata yang memandang ke atasmenjadi silau. Dengan tumbuhan rendah dan rerumputan, kesilauan tanah dapatdihindarkan begitu juga kesilauan langit dapat diatasi dengan pohon-pohon yangmenjulang tinggi (yuuwono,2007).

2.4.3 Temperatur

Wilayah khatulistiwa adalah daerah yang paling panas, denganmenerima radiasi matahari terbanyak. Temperatur maksimum dicapai 1 hingga 2jam setelah tengah hari karena saat itu radiasi matahari langsung bergabungdengan udara yang sudah panas, barat laut atau fasade barat, tergantung padamusim dan garis lintang. Sedangkan temperatur terendah terjadi sekitar 1 hingga2 jam sebelum matahari terbit. Sebanyak 43% radiasi matahari dipantulkankembali, 57% diserap (14% atmosfer dan 43% oleh permukaan bumi). Sebagianbesar radiasi yang diserap tersebut dipantulkan kembali ke udara. Terutamasetelah matahari terbenam, dengan catatan tergantung kondisi atmosfer.Biasanya terjadi radiasi balik yang besar (di daerah kering), kehilangan panas(heat loss) yang perlu cepat pada malam hari, dapat dicegah dengahmenggunakan bahan yang menyerap panas. Melalui pemanfaatan bahan yangtepat serta pemanfaatan pergeseran waktu radiasi balik dapat diciptakan untukkenyamanan di dalam ruang (yuuwono,2007),

Dan menurut nasa pada garis lintang-6.193761, dan garis bujur 106.839337 suhu normal atau titik nyaman pada kawasan site tersebut adalah 21.52˚c sampai titik 28.30˚c dan jika suhu luar sudah melebihi angka tersebut maka dibutuhkan strukrur khusus yang dapat mengurangi radiasi terhadap bangunan .

2.5 Sun shadding ( pembayangan sinar matahari )

Solar Pembayangan sinar matahari adalah merupakan salah satu cara yang efisien untuk mengurangi beban panas, walaupun rambatan panas juga dapat dikontrol dengan perancangan luas jendela . Masalah ini berbeda-beda tergantung iklim yang bersangkutan. Misalnya, untuk daerah dingin, radiasi matahari justru sangat diperlukan banyak pada waktu musim dingin. Berbeda dengan iklim tropis. Perambatan panas ke dalam ruangan harus memperhatikan kenaikan suhu udara di dalam ruangan.

arsitek diberikan pengertian seberapa pentingnya untuk melindungi bangunan (arsitektur) dari panas matahari. Pembayangan sinar matahari adalah merupakan satu-satunya cara yang efisien untuk mengurangi beban panas, walaupun rambatan panas juga dapat dikontrol dengan perancangan luas jendela, tentu saja dengan mengingat kondisi iklim dari tempat/lokasi itu berada.

Menurut publo la roche (2011) sun shading dapat dilakukan dengan beberapa cara,diantaranya:

• perangkat shading eksternal,

• perangkat shading internal atau

• Dengan panel kaca itu sendiri.

Masing-masing sistem memiliki kelebihan dan

Kelemahan dalam melindungi permukaan bangunan dari panas matahari, yang mampu memancar ke dalam bangunan.

2.5.1 Faktor yang harus dipenuhi:

· Tidak silau

· Melindungi bangunan dari hujan

· Mampu menghalangi atau mengurangi masuknya panas (mengontrol hantaran panas)

· Memberikan view keluar yang cukup

· Mampu memperlancar aliran angin

· Memenuhi estetika yang baik

· Jumlah sinar yang masuk untuk penerangan alam juga terpenuhi.

2.5.2 Bentuk sun shading

Sudut pembayangan berubah-ubah pada setiap saat, tergantung pada posisi matahari. Maka, ada 3 macam bentuk pembayangan:

a.pembayangan vertikal

b.pembayangan horisontal

c.kombinasi pembayangan vertikal dan horizontal

Sedangkan cara yang dapat ditempuh untuk menghasilkan sun shading adalah:

.

2.5.2.1 Perangkat Aalam ( natural device )

Vertical Salah satu cara untuk mengurangi keuntungan panas secara alami mendinginkan rumah Anda dengan pohon-pohon pelindung dan non-perangkat mekanis .Metode Shading memblokir sinar matahari dan menyerap atau mencerminkan panas matahari, sehingga mengurangi suhu dalam ruangan sebanyak 20 ° F.Penanaman dengan cara natural adalah cara dengan biaya yang relatif rendah, rendah energi penyedia naungan yang meningkatkan kualitas udara oleh penyaringan terhadap polusi . Hal ini juga mengurangi jumlah radiasi sinar UV dan memungkinkan untuk cahaya alami masuk lebih banyak dibandingkan dengan lampu elektrik pada umumnya. Tergantung pada individu masing- masing ada pilihan shading yang berbeda baik untuk di dalam maupun di luar bangunan . Banyak yang bisa dilakukan dengan lansekap serta dengan interior dan eksterior sun shading .

Landskaping

Lansekapadalahcara alamidan indahuntuk menaungibangunanAndadan memblokirmatahari. Sebuah pohonbaik ditempatkan, semak ataupohon anggurdapatmemberikanwarnayang efektif danmenambah nilaiestetikauntuk bangunan Anda sertamengurangi biayapendinginudara sebesar 15% sampai 50%Selain itu,warnayang Anda miliki, semakinefektifAndadapat menggunakanventilasi alami. pohon Tidak hanyamemberikan keteduhan, menyerapsinar mataharitercerminuntuk fotosintesis. Dalam proses ini, airmenguapdari pohon, pendinginanudara(hingga 9 °F) di sekitar gedung. ini merupakan cara yang paling efektifmenurunkanbiaya energiAndaselama bertahun-tahun. Pohonharusditanamdi sisibarat rumahAndauntuk efekshading yangmaksimal;

2.5.2.2 Perangkat Internal (internal device )

Interior shading memiliki kemampuan terbatas untuk mengendalikan cahaya. Semua sistem interior kurang efektif daripada sistem eksterior yang baik karena memungkinkan panas matahari untuk masuk ke dalam bangunan.

Reflektif Film:Metalized film atau kaca filem dapat memblokir 50% sampai 75% dari panasmatahari. Karena mereka juga cenderung untuk memblokir sinar matahari,prodakini sudah banyak yang mampu memasukkan cahaya lebih banyak sangat mudahditemukan dipasaran.Penggunaan perlakuan khusus pada jendela:penggunaan perlakuan khusus pada jendela yang memiliki nilai reflektif, permukaan logam putih atau terang, secara efektif dapat memblokir panas matahari. Sebagai contoh, sebuah warna buram rol dengan permukaan putih menghadap ke luar dapat menghalau sekitar 80% dari panas matahari.

2.5.2.3 Perangkat Eksternal (EXTERNAL device )

penggunaan shading eksterior, baik struktur yang melekat pada kulit bangunan atau perpanjangan dari kulit itu sendiri, untuk mencegah panas matahari yang tidak diinginkan. Sistem eksterior biasanya lebih efektif daripada sistem interior dalam menghalangi radiasi panas matahari .

2.5.3 Fungsi Sun Shading

Menggunakan sun shading, merupakan aspek penting dari salah satu upaya strategi mengarah pada bangunan yang hemat energiMenggunakan sun shading dapat meningkatkan kenyamanan visual (visual comfort), dengan mengontrol sinar matahari yang masuk, dan mengurangi adanya kekontrasan. Upaya seperti ini, dapat menciptakan kepuasan dan tingkat produktivitas kerja yang tinggi.

Dengan menggunakan sun shading, maka diperoleh kesempatan untuk memberikan tampilan fasad yang berbeda dari yang lain.

Hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam perancangan pembayang sinar matahari adalah seperti point-point di bawah ini, dengan catatan bahwa semuanya tergantung pada masalah yang dihadapi oleh perancang.

a.      Pembayang akan lebih efisien apabila berada di luar daripada di dalam bangunan

b.      Perbedaan efisiensi ini akan lebih nyata apabila pembayang berwarna gelap

c.       Sedangkan pembayang dalam bangunan akan lebih efisien apabila menggunakan warna terang. Apabila        meggunakan warna gelap, akan menambah panas dalam bangunan

d.      Pembayang matahari sebaiknya dari bahan yang mempunyai kapasitas thermis yang rendah, dengan tujuan     lebih cepat dingin setelah matahari terbenam, sehingga tidak memberikan rambatan panas ke dalam bangunan.Sebaliknya, apabila pembayang matahari mempunyai kapasitas panas yang tinggi misalnya beton, panas yang tersimpan akan dilepaskan dan merambat ke dalam bangunan pada waktu malam hari. Akibatnya, akan menaikkan suhu udara dalam ruangan.

e.       Pembayang matahari tidak saja berfungsi menghalangi masuknya radiasi matahari ke dalam bangunan namun juga jangan sampai berfungsi sebagai perangkap radiasi matahari.

f.        Pembayang matahari tidak selalu berupa sirip vertikal/horisontal atau kedua-duanya, namun ide SELF SHADING juga merupakan suatu potensi rancang arsitektur, sehingga bentuk bangunan lebih bisa memberikan arti.

2.6 Pengaplikasian Material Tembus Cahaya2.6.1Efisiensi kaca

Kemampuan meneruskan cahaya tampak diukur dari nilai visiblelight transmittance (VT), solar heat gain coefficient(SHGC) dan thermal transmittance (U) merupakantolok ukur besarnya transmisi panas secara radiasi dansecara konduksi sebuah bahan. Nilai optimal kinerjaenergi bahan transparan dinyatakan sebagai rasio antaraVT dan SHGC bahan transparan tersebut yang disebutsebagai light to solar gain (LSG). Bahan transparandengan LSG ≥1,4 sangat direkomendasikan untukdaerah tropis lembab(skylighting guidelines).

2.6.2 visible transmittance (TVis)

Transmitansi terlihat dari bahan kaca adalah pengukuran penting untuk menilai seberapa banyak cahaya akan melewati. Hal ini dilaporkan sebagai rasio, dan diberi label baik TVis atau VT untuk transmitansi terlihat .

2.6.3 solar heat gain coefficient (SHGC)

merupakan peningkatan suhu di dalam struktur ruang, obyek atau yang dihasilkan dari radiasi matahari. Besarnya keuntungan solar meningkat dengan kekuatan matahari, dan dengan kemampuan materi apapun untuk mengirimkan atau menolak radiasi.

Table berikut menggambarkan bagaimana TVis, SHGC, dan Lsg resultingbervariasi tergantung padakaca bahan dan warna, jumlah, dan jenis lapisan dengan kaitannya terhadap penyerapa sinar matahari makin tinggi nilainya maka makin besar pula panas dan cahaya yang masuk atau lewat .

2.7 penerapan material blok kaca

Proses produksi yang ramah lingkungan dikembangkan untuk mengolah limbah kaca menjadi blok kaca dengan kandungan energi yang rendah. Tingkat efisiensi energi blok kaca tersebut dicapai dengan tingkat transmisi panas secara konduksi (U) sebesar ≤3,177 W/m2.K maupun radiasi (SHGC) ≤0,25 serta tingkat transmisi cahaya tampak (VT) ≥0,27. Rongga diaplikasikan untuk menurunkan U dengan penurunan VT secara tidak signifikan. Metode analitisdipilih untuk menghitung U model blok kaca tanpa mempertimbangkan pengaruh konveksi. Untuk menganalisis VT dan SHGC setiap model dilakukan simulasi tingkat terang dan beban kalor di dalam bangunan dengan program Ecotect.

Pengaruh konveksi diamati dari hasil simulasi CFD yang menggambarkan kecepatan aliran udara di dalam rongga dan gradien suhu pada blok kaca. Efisiensi yang dicapai oleh aplikasi model blok kaca ini mencapai 96% lebih rendahdibandingkan dengan pemakaian energi pada aplikasi dengan kaca 3 mm. Studi simulasi ini masih mengabaikankeberadaan perekat antar lapisan kaca yang berpotensi menurunkan VT dan SHGC blok kaca.

Blok kaca dapat disebut efisien energi jika mampumeneruskan cahaya tampak semaksimal mungkindengan transmisi panas yang minimal. Kemampuanmeneruskan cahaya tampak diukur dari nilai visiblelight transmittance (VT), solar heat gain coefficient(SHGC) dan thermal transmittance (U) merupakan

Tolak ukur besarnya transmisi panas secara radiasi dansecara konduksi sebuah bahan. Nilai optimal kinerjaenergi bahan transparan dinyatakan sebagai rasio antaraVT dan SHGC bahan transparan tersebut yang disebutsebagai light to solar gain (LSG). Bahan transparandengan LSG ≥1,4 sangat direkomendasikan untukdaerah tropis lembab.

Produk nasional blok kaca dengan tebal sekitar 10 cmsaat ini rata-rata memiliki SHGC sebesar 0,57 dan VTsebesar 0,67 [4]. Corning menghasilkan blok kacaefisien energi yang mampu mencapai nilai 0,35 untuk SHGC dengan VT sebesar 0,71 dan 2,27 W/m2.K untukU. Tingkat LSG yang tinggi dicapai dari aplikasilapisan dengan emisivitas rendah di dalam panel kacsandwich [5]. Teknologi lain yang diterapkan olehAtherton berupa lapisan perekat dingin yang diklaimmampu menciptakan blok kaca yang efisien energi [6].Tidak dijelaskan berapa VT, U dan SHGC blok kaca yang diciptakan. Hingga kini belum ada studi tentangpemanfaatan limbah kaca sebagai blok kaca maupuntingkat efisiensi energinya.

2.8 Studi Banding Proyek Sejenis

Gedung S. Widjojo dengan desain unik ini terletak di Jalan Sudirman Jakarta, berdekatan dengan gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Senayan. PT Guna Reka Cipta (GRC) Widjojo sangat erat hubungannya dengan sejarah masuknya bahan bangunan GRC ke pasaran bahan bangunan dan dunia konstruksi di Indonesia pada tahun 1978.Desain yang unik dari gedung S.Widjojo Center di Jl. Jendral Sudirman - Jakarta adalah penggunaan pertama GRC untuk gedung di Indonesia, karena bahan bangunan konvensional lainnya tidak bisa memenuhi konsep desain yang diinginkan perencana.

Secara teknis usaha menghalau radiasi sinar matahari dengan desain seperti ini adalah benar untuk daerah tropis, hal ini terbukti dalam perhitungan OTTV (Overall Thermal Transmittance Value)atau parameter terhadap radiasi matahari yang merambat ke kulit bangunan merupakan parameter awal untuk menetapkan suatu bangunan layak disebut bangunan hemat energi atau tidak, dengan baseline 45 W/m² ke bawah disebut bangunan hemat energy dan gedung ini memiliki OTTv hanya 36,46 W/m² sehingga termasuk dalam kategori hemat energi.

Walau bentuk sun shadingpada bangunan ini monoton dan terlalu ramai tetapi sun shading pada bangunan ini memberikan banyak bidang – bidang bukaan sehingga cahaya alami dapat dimanfaatkan dengan baik , tingkat penerangan rata-rata adalah 200 lux yang cocok untuk gedung perkantoran atau memenuhi standar .

Bentuk sun shading pada bangunan ini melindungi kaca dari sinar radiasi langsung, namun bukaannya cukup lebar dan memberikan cahaya alami yang cukup baik dan tidak terjadi sialau (daryanto,1989)

Gambar 2.1 Pemanasan Secara Radiasi (2013)

sumber:google

Gambar 2.2 Urban Heat Island(2013)

Sumber: tri harso karyono

Gambar 2.3 Direct Light dan Indirect Light (2013)

Sumber: google image

Tabel 1 Tingkat LuxDalam Ruang (2013)

Sumber: SNI

Gambar 2.4 Perpindahan Panas(2013)

Sumber: google images

Gambar 2.5 Tipe-tipe Sun Shading(2013)

Sumber: google images

Gambar 2.6 Natural Device (2013)

Sumber:google image

Gambar 2.7 Landskaping Device (2013)

Sumber: google image

Gambar 2.8 Internal Device (2013)

Sumber: google image

Gambar 2.8 External Device (2013)

Sumber: google image

Tabel 2Efisiensi Nilai Kaca (2013)

Sumber : skylight guaidline

Gambar 2.9 Blok Kaca Pada Bangunan (2013)

Sumber :google image

Gambar 2.10 Gedung S Widjojo Center (2013)

Sumber : data pribadi