Staffhmku.fkunud.com/wp-content/uploads/2020/06/Kajian-Kotak... · Web viewFitur ini juga...

24
KAJIAN KOTAK ASPIRASI DAN SARAN BIDANG PENDIDIKAN DAN PROFESI HMKU FK UNUD 2020-2021

Transcript of Staffhmku.fkunud.com/wp-content/uploads/2020/06/Kajian-Kotak... · Web viewFitur ini juga...

KAJIAN KOTAK ASPIRASI DAN SARAN

BIDANG PENDIDIKAN DAN PROFESI HMKU FK UNUD 2020-2021

TIM PENYUSUN

Kepala Departemen

Putu Feby Miswari Dewi (1802511009)

Staff

Gabriella Rosa Theofani (1802511039)

Anak Agung Bagus Putra Indrakusuma(1902511151)

I Gusti Ayu Candra Dewi (1902511042)

I Gusti Agung Gede Agung Ananda Surya Utama (1902511015)

Elliana Freya Hernowo (1902511117)

Christopher William Leowinata (1902511153)

Pembimbing

dr. I Gusti Ngurah Pramesemara, S.Ked, M.Biomed, Sp.And

RANGKUMAN ASPIRASI MAHASISWA PSSKPD FK UNUD BIDANG PENDIDIKAN DAN PROFESI HMKU FK UNUD 2020/2021

Kajian dan Advokasi Mahasiswa (KAMI) adalah salah satu fungsi dari Bidang Pendidikan dan Profesi di Himpunan Mahasiswa Kedokteran Umum Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Tujuan dari Kajian dan Advokasi Mahasiswa adalah untuk menyalurkan aspirasi mahasiswa Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter (PSSKPD) serta Dokter Muda mengenai sistematika dan efektivitas kegiatan belajar mengajar pendidikan profesi dokter. Masukkan dan saran dari pelajar sejawat akan ditampung menggunakan google form dalam bentuk KAS atau Kotak Aspirasi Saran dan diadvokasikan kepada pihak stakeholder melalui suatu event atau kegiatan bernama Suara HMKU yang mengundang pihak stakeholder yakni Dekanat dan Koordinator Program Studi secara langsung. Aspirasi yang dikumpulkan kiranya dapat menjadi titik acuan terhadap situasi sekarang dan mampu menjadi bahan evaluasi bagi seluruh personil Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter (PSSKPD) dalam membangun tatanan pendidikan yang lebih baik.

Pada bulan Maret tahun 2020, pihak dekanat mendeklarasikan berhentinya program pembelajaran langsung di kampus dalam bentuk kuliah tatap muka bagi seluruh mahasiswa Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter (PSSKPD). Kebijakan tersebut diambil karena kondisi pandemi COVID-19, di mana tatap muka secara langsung antara tenaga pengajar dan pelajar tidak memungkinkan. Melihat ketatnya jadwal Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter (PSSKPD), pemberian materi kuliah sesuai blok yang telah dijadwalkan sebelumnya oleh pihak Kordik tetap harus dilangsungkan. Oleh sebab itu, kuliah tatap muka digantikan dengan metode daring atau kuliah online.

Kuliah online merupakan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan tanpa adanya temu fisik. Dalam Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter (PSSKPD), kuliah online dilaksanakan dengan bantuan beberapa media. Lecture atau penyampaian materi dari dosen dilakukan melalui platform Webex yang dapat menampung seluruh mahasiswa. Fitur screen share yang dimiliki Webex memfasilitasi dosen dalam

menampilkan materi kepada seluruh partisipan kuliah secara simultan. Fitur ini juga dimanfaatkan dalam pengkajian powerpoint student project, sementara presentasi dan tanya jawab dilaksanakan menggunakan kamera wajah. Small group discussion (SGD)

sejauh ini dilaksanakan menggunakan Webex atau Whatsapp. Untuk Computer-Based Test (Ujian blok), digunakan website resmi dari pihak Fakultas Kedokteran, antara lain OASE dan e-learning.

Lecture online

Kelas online yang diusung hampir semua institusi pendidikan di Indonesia akibat dari pandemi virus Covid-19 juga diterapkan di Program Studi Sarjana Kedokteran dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Mekanisme kelas online didesain agar menyerupai kelas offline semirip mungkin, dengan dosen menjelaskan materi ajar melalui media video meeting, yang sering digunakan adalah aplikasi Cisco Webex. Dengan menggunakan aplikasi ini, dosen pengampu dapat menampilkan bahan ajar mereka, bahkan memberi tanda (contoh: laser point) pada bagian yang memerlukan pemaparan lebih lanjut. Mahasiswa/i bisa masuk ke meeting pada jam kuliah yang sesuai, dengan link akses biasanya dibagikan satu hari sebelum hari kuliah yang terkait. Jam perkuliahan sendiri, yang sebelumnya dibedakan antara kelas A dan kelas B, sementara ini dijadikan satu, dan kelas dimulai pada pukul 08.00 WITA, layaknya kelas sebelum pandemi. Jam perkuliahan daring tersebut sama dengan skema pendidikan kelas pagi (Tabel 1), yang dimulai pada pukul 08.00 WITA dan berakhir pada pukul 15.50 WITA. Mekanisme absen untuk lecture online difasilitasi oleh aplikasi Cisco Webex, dengan host dari meeting yang bersangkutan mampu mendapat data kapan peserta meeting masuk dan keluar.

Layaknya segala yang baru dan asing, penerapan sistem tersebut menuai beberapa masalah pada kalangan mahasiswa/i. Sebagai sistem yang sepenuhnya berbasis pada teknologi dan kecepatan internet, masalah yang paling sering ditemui mahasiswa adalah lambatnya koneksi internet, baik koneksi dari sisi mahasiswa maupun koneksi dari dosen

yang sedang mengajar. Selain itu, dalam hal pemahaman materi, mahasiswa/i merasa sulit untuk fokus dan merasa mudah mengantuk. Faktor lain yang menghambat pemahaman materi mahasiswa/i adalah jadwal kuliah yang tidak teratur akibat pergantian jadwal yang tiba-tiba. Jadwal yang kurang jelas dan seringkali bertabrakan dirasa semakin menimbulkan rasa malas pada mahasiswa/i. Keterlambatan dosen dalam memberikan kuliah juga menjadi salah satu faktor penghambat terlaksananya lecture online secara maksimal. Di samping itu, berbagai fitur yang bisa digunakan untuk menunjang pembelajaran masih belum dimanfaatkan oleh dosen, beberapa dosen masih tidak mengetahui mekanisme pengabsenan yang seharusnya bisa dilakukan secara daring sepenuhnya.

Berdasarkan hasil kuesioner yang sudah dibagikan kepada mahasiswa PSSKPD FK Unud melalui Kotak Aspirasi Saran atau KAS yang dibuka sejak 5-17 Mei 2020, ada beberapa masukan yang sekiranya dapat membantu proses lecture online berjalan lebih baik lagi. Untuk mengatasi jadwal yang kurang jelas, diperlukan ketegasan dari ketua blok atau pengelola blok agar jadwal yang sudah dibuat tidak berubah secara mendadak. Bisa juga dengan diadakannya briefing terlebih dahulu sebelum blok baru dimulai, agar semua dosen yang ikut terlibat dalam pembelajaran pada blok tersebut memiliki pemahaman yang sama. Untuk semakin menunjang pembelajaran secara daring, bisa juga diadakan pelatihan/workshop untuk menggunakan berbagai fitur pada aplikasi Cisco Webex, seperti cara merekam lecture. Rekaman lecture dirasa cukup penting karena rekaman tersebut bisa sangat bermanfaat bagi mahasiswa, terlebih mahasiswa yang mengalami gangguan internet dan yang memang sedang tidak bisa mengikuti lecture online, sehingga rekaman lecture ini dapat diulang beberapa kali dan penunjang pembelajaran mahasiswa dari rumahnya masing-masing. Saran yang lain adalah pemberian kuota lebih untuk mahasiswa, hal ini dikarenakan rata-rata mahasiswa mampu menghabiskan kuota sebanyak 2 GB setiap harinya jika mengikuti empat lecture online

pada laptop. Jika diakumulasi, penggunaan kuota selama seminggu dengan tiga hari lecture dan dua hari SGD dan sesi pleno mampu menembus 10 GB.

Tabel 1. Skema Perkuliahan Selama Pandemi Covid-19

Hari 1 Perkuliahan

Waktu

KUA dan KUB

08.00-08.50

Lecture 1

09.00-09.50

Lecture 2

10.00-10.50

Independent Learning

11.00-11.50

Break

12.00-12.50

Lecture 3

13.00-13.50

Lecture 4

14.00-14.50

Independent Learning

15.00-15.50

Student Project

Hari 2 Perkuliahan

Waktu

KUA dan KUB

08.00-08.50

Lecture 5

09.00-09.50

Independent learning

10.00-10.50

SGD

11.00-11.50

SGD

12.00-12.50

Plenary Session

13.00-13.50

Plenary Session

14.00-14.50

Break

15.00-15.50

Student Project

Small Group Discussion online

Small Group Discussion (SGD) adalah sebuah bentuk kegiatan diskusi dalam kelompok kecil yang terdiri dari beberapa mahasiswa. SGD akan membahas learning task yang diberikan oleh dosen pengajar dalam study guide atau kuliah. SGD biasanya dilakukan pada ruang diskusi tetapi semenjak berlakunya status tanggap darurat COVID-

19, pelaksanaan SGD dilakukan secara online. Ketua masing-masing SGD akan menghubungi fasilitator terkait jadwal SGD. Kedua belah pihak akan menyepakati media yang digunakan dalam SGD. Adapun beberapa media tersebut adalah Whatsapp, Cisco Webex Meeting, Line dan Zoom.

Namun, dalam pelaksanaan SGD online ditemukan beberapa permasalahan yang dialami mahasiswa, antara lain belum semua fasilitator dapat menyesuaikan dengan penggunaan media terkait, terlalu banyak menghabiskan kuota, SGD menjadi lebih pasif, kurang interaksi, dan materi sulit dipahami, pelaksanaan SGD sering bertabrakan dengan pleno online.

Berdasarkan permasalahan tersebut, beberapa mahasiswa mengemukakan saran yang dirasa dapat membuat pelaksanaan SGD menjadi lebih baik, antara lain: penyeragaman media yang digunakan dalam SGD online, adanya kuota internet gratis kembali, mengondisikan suasana saat SGD, dapat menggunakan headset untuk meminimalisir suara latar belakang, meningkatkan niat dan antusiasme mahasiswa, dosen mengikuti waktu yang telah diberikan di jadwal, fasilitator memancing pengetahuan mahasiswa dan menghidupkan diskusi, tidak hanya menerima jawaban serta memaksimalkan fitur sharing content sehingga referensi terkait dapat dilihat oleh semua anggota kelompok termasuk fasilitator itu sendiri

Basic Clinical Skill online

Basic Clinical Skill (BCS) online sangat bermanfaat untuk meningkatkan pemahaman mahasiswa terkait dengan materi praktek kedokteran, namun dengan suasana

yang berbeda akibat pembelajaran daring ini, mengharuskan mahasiswa/i untuk menerima kuliah BCS dalam bentuk online. Ada beberapa BCS yang menggunakan mekanisme setelah pemberian materi pada saat lecture BCS, mahasiswa/i diberikan beberapa learning task sesuai dengan materi dari lecture sebelumnya yang nantinya akan didiskusikan dalam SGD dan ataupun beberapa hal yang tidak dimengerti dan belum bisa dipecahkan dalam SGD akan dibahas pada sesi pleno. Mekanisme lainnya juga mirip seperti itu, namun ditambah dengan praktek meskipun di rumah saja dengan cara mahasiswa ditugaskan membuat video terkait dengan materi BCS yang nantinya akan di upload ke youtube atau ditampilkan pada saat pleno melalui webex.

Terdapat beberapa kendala yang dialami saat pelaksanaan BCS secara online dengan mekanisme tersebut, diantaranya : keterbatasan alat yang digunakan saat membuat video ataupun Latihan BCS online ketika dirumah sehingga pelaksanaan latihan maupun pembuatan video kurang maksimal, bagi yang menjalankan mekanisme learning task dilanjutkan sgd dan pleno menjadi kurang pemahaman dan praktek karena hanya berdiskusi terkait materi saja tanpa penugasan untuk mempraktekkannya langsung, dan beberapa mahasiswa yang memiliki kesulitan jaringan pada saat berlangsungnya materi BCS akan tertinggal dari segi materi.

Menyangkut masalah yang berkaitan dengan BCS memang tidak dapat dipungkiri lebih efektif dilaksanakan secara offline atau tatap muka karena diperlukannya keterampilan dalam mempraktekkan langsung mengenai materi yang diberikan dan juga dalam beberapa BCS memang memerlukan alat-alat yang mungkin terbatas dimiliki atau bahkan tidak dimiliki oleh mahasiswa/i di rumah masing-masing, namun terdapat beberapa rekomendasi dalam pelaksanaan BCS yang disampaikan oleh mahasiswa PSSKPD FK Unud melalui penyebaran KAS atau Kotak Aspirasi Saran jika memang masih harus dilakukan secara online akibat belum diketahui kapan kondisi pandemi ini akan berakhir. Adapun beberapa rekomendasi tersebut antara lain :

Pelaksanaan BCS online dengan mekanisme selain lecture, learning task, dan pleno yang berisikan penugasan membuat video dirasa cukup efektif dan sebaiknya diterapkan pada semua angkatan agar lebih merata serta pemberian video atau rekaman dari dosen pengisi materi lecture BCS mengenai materi BCS yang disampaikan pada saat lecture sebelumnya agar mahasiswa/i yang bermasalah koneksi jaringan pada saat lecture bisa mempelajari ulang. Selain itu, pemberian video contoh praktek dari materi BCS ataupun referensi video dari youtube dan juga referensi jurnal ataupun tulisan yang relevan dengan materi lebih ditingkatkan dan lebih diberlakukan secara merata pada semua materi BCS disetiap Angkatan. Selain itu, memaksimalkan waktu SGD online yang tidak hanya terfokus pada menjawab learning task dan beberapa hal yang masih diragukan saja tapi justru sebaiknya malah lebih didominasi dengan latihan praktik sesuai materi bersama fasilitator yang nantinya ketika ada beberapa kekeliruan ataupun kekurangan bisa menilai antar teman dan juga dinilai dan diberikan feedback oleh fasilitator. Seperti berlatih melakukan anamnesis bersama teman dan juga fasilitator. Untuk pelaksanaan ujian OSCE, mahasiswa berpendapat bahwa lebih baik ujian dilaksanakan dengan cara membuat video peragaan yang nantinya akan dikirim kepada penguji.

Pleno online

Adanya pandemi COVID19 ini telah memberikan dampak yang besar bagi segala aspek kehidupan khususnya bidang pendidikan. Segala bentuk pembelajaran kegiatan belajar mengajar yang biasanya berlangsung secara offline harus berubah menjadi online akibat adanya himbauan dari pemerintah untuk karantina di rumah dan social distancing. Kegiatan plenary session/pleno juga tidak luput menjadi dampak dari pandemi ini. Berdasarkan jadwal yang telah dicantumkan pada mekanisme perkuliahan online sebelumnya, kegiatan pleno diadakan setelah kegiatan Small Group Discussion (SGD). Tujuan pleno ini adalah untuk memfasilitasi mahasiswa dalam mendiskusikan hasil diskusi SGD. Kegiatan pleno yang biasanya dilaksanakan di ruangan kelas masing-masing harus diubah menjadi online menggunakan aplikasi cisco webex. Tentu setiap

kebijakan selalu memiliki sisi positif (manfaaf) dan sisi negatif (kerugian/kendala) dalam pelaksanaannya. Melalui Kotak Aspirasi Saran atau KAS beberapa responden dari mahasiswa/i PSSKPD menggarisbawahi tentang kegiatan pleno online ini khususnya mahasiswa semester 4. Hal ini disebabkan karena kegiatan pleno yang diadakan secara online justru dinilai merugikan mahasiswa dikarenakan jadwal blok yang tidak menentu dimana jadwal yang diperoleh mahasiswa di study guide merupakan jadwal offline yang belum diperbarui menjadi jadwal online. Hal tersebut membuat mahasiswa memperoleh informasi secara mendadak dan sering terjadi keterlambatan/kemunduran dalam pelaksanaan pleno tersebut karena pada akhirnya menyesuaikan dokter yang mengajar lecture. Tidak jarang kegiatan pleno online dilaksanakan hingga melebihi batas kegiatan belajar mengajar offline sekitar pukul 17:00 lebih. Berdasarkan aspirasi yang diperoleh, beberapa mahasiswa menyarankan sebaiknya perubahan jadwal online telah dibagikan di awal blok pembelajaran sehingga mahasiswa dapat menyesuaikan waktu pelaksanaan dan tidak mengganggu kegiatan/keperluan masing-masing individu setelah kegiatan pleno tersebut.

Ujian Blok online

Ujian blok merupakan ujian akhir yang dilaksanakan setiap berakhirnya sebuah blok untuk mengukur pemahaman mahasiswa terhadap blok yang sudah dilalui. Dengan adanya pandemi COVID19 ini pelaksanaan ujian blok tidak dapat dilaksanakan secara offline, sehingga ujian blok harus dilaksanakan secara online. Ujian online dilaksanakan melalui situs oase.unud.ac.id. Soal ujian bertipe pilihan ganda dengan lima pilihan jawaban dengan akumulasi waktu 100 menit. Adapun syarat untuk dapat mengikuti ujian blok online ini adalah mahasiswa wajib mengikuti kegiatan lecture, pleno, dan Small Group Discussion minimal 75% dari total pertemuan. Peraturan dan ketentuan ujian blok online sama dengan ujian blok offline.

Dalam pelaksanaan ujian blok online, mahasiswa mengalami beberapa permasalahan. Permasalahan-permasalahan tersebut antara lain server sering down dan jaringan tidak stabil, waktu pelaksanaan ujian tidak menyesuaikan dengan zona waktu mahasiswa (terlalu pagi), loading dan perpindahan menuju soal berikutnya lama sehingga lumayan memakan waktu menjawab soal dan waktu yang diberikan terlalu singkat.

Menanggapi permasalahan-permasalahan tersebut di atas, beberapa mahasiswa mengajukan saran agar pelaksanaan ujian blok online lebih baik kedepannya. Saran-saran tersebut antara lain : diperlukan sistem dan peraturan yang jelas mengenai pelaksanaan ujian blok online, waktu pelaksanaan ujian perlu disesuaikan dengan zona waktu mahasiswa, menambah waktu pengerjaan ujian untuk mengkompensasi lambatnya loading antar halaman soal, memastikan jadwal ujian tidak bertabrakan dengan prodi lain untuk menjaga server tetap stabil, diadakan uji coba paling lambat satu hari sebelum ujian

Elective study (ES)

Seperti yang kita ketahui bahwa salah satu hal penting yang menjadi syarat kelulusan adalah skripsi. Untuk mencapai hasil yang maksimal, maka disusunlah kegiatan Elective Study secara bertahap dari semester 2 sampai dengan semester 7. Mekanisme pelaksanaan Elective Study pun dilakukan secara bertahap. Diawali saat mahasiswa memasuki semester II dimana mahasiswa akan diinformasikan mengenai bidang/departemen sebagai pelaksanaan bimbingan dalam membuat ringkasan berbagai jurnal sesuai topik yang telah ditentukan dalam metode sintesis yang disusun menjadi pembukaan, isi dan penutup. Tahap II mekanisme Elective Study dilaksanakan saat mahasiswa memasuki semester V. Mekanisme pelaksanaan diawali dengan kuliah tentang langkah penyusunan proposal penelitian. Topik yang dipilih dapat berbeda dengan topik yang telah ditentukan saat semester II yang lalu. Setelah itu saat memasuki semester VI, penelitian dapat dilaksanakan dengan mempersiapkan alat dan bahan penelitian, mempersiapkan surat izin penelitian, ethical clearance ke litbang FK,

menghubungi instansi terkait untuk memohon izin penelitian dan pengumpulan data. Di awal semester 7 terdapat kuliah metodologi penelitian dan statistic yang diharapkan dapat

membantu mahasiswa dalam menyusun laporan hasil penelitian. Selama semester 7 tersebut, mahasiswa dapat melanjutkan penelitian dan diharapkan telah menyelesaikan susunan hasil penelitian. Pada akhir semester akan dilaksanakan ujian akhir skripsi sebagai persyaratan kelulusan mahasiswa. Akan tetapi sayangnya, dikarenakan adanya wabah virus korona ini, mekanisme Elective Study mengalami berbagai perubahan sistem dalam pelaksanaannya dimana mekanisme pelaksanaan lebih mengarah secara online.

Selama menjalani masa karantina, pengerjaan ES pun mengalami kendala yang dirasakan oleh mahasiswa, baik itu saat revisi bersama dosen pembimbing, masalah mengenai ujian ES, masalah penelitian angkatan 2017, maupun masalah tentang topik yang diangkat. Untuk revisi sendiri, masalah yang dihadapi adalah dosen pembimbing cenderung lama dalam memberikan revisi, dosen pembimbing banyak yang fokus mengurus pandemi sehingga tidak bisa membimbing mahasiswa dengan baik, chat mahasiswa hanya dibaca saja oleh dosen, komunikasi seringkali tidak dilakukan secara dua arah, pembahasan ES tidak menyeluruh dan tidak detail , koneksi jaringan yang kurang baik, susahnya menentukan waktu yang tepat antara mahasiswa dan dosen pembimbing untuk melakukan bimbingan, revisi yang berulang, dan pencarian tanda tangan yang sulit dilakukan dikarenakan pandemic. Mahasiswa memandang bahwa jadwal dan mekanisme ujian ujian ES tidak jelas (tidak ada tanggal pasti) dan mengakibatkan mahasiswa malas dalam mengerjakan ES dan cenderung santai. Mahasiswa angkatan 2017 yang seharusnya melaksanakan penelitian menjadi terhambat karena tidak bisa melaksanakan penelitian yang harus mengambil sampel (kebanyakan penelitian yang bisa dilakukan adalah yang menggunakan metode survey responden), kesusahan mengurus surat perizinan diklit dan surat lainnya, tidak bisa mengambil data rekam medis pasien, dan tidak bisa mengunjungi RS, fasilitas kesehatan, dan tempat

penelitian terkait. Beberapa mahasiswa juga mengalami masalah terkait topik yang mereka angkat karena jurnal yang relevan terkait topik yang dipilih jumlahnya sedikit, sedikitnya jurnal yang memadai dan relevan terkait topik yang dipilih ataupun terdapat jurnal yang sesuai namun terkendala tahun terbit yang sudah cukup lama.

Berdasarkan hasil kuesioner yang disebar mengenai pelaksanaan ES, beberapa mahasiswa PSSKPD angkatan 2017 dan 2019 mengajukan beberapa saran terkait pelaksanaan ES agar dapat lebih baik kedepannya. Saran-saran tersebut adalah: pihak rumah sakit bersedia mengirimkan data medis yang diperlukan secara online jika memungkinkan, memberikan kejelasan jadwal terkait kelanjutan dan pelaksanaan ujian ES, memberikan perpanjangan waktu persiapan untuk angkatan 2017 yang penelitiannya terhambat pandemik, memberikan surat resmi ataupun tanda tangan untuk kepentingan permintaan data atau rekam medis di rumah sakit terkait, mengganti tugas ES dengan tugas lain yang sekiranya dapat dilakukan di tengah pademi, pengajuan etik yang masuk di MISTIK Unud bisa di acc atau direvisi tanpa mengharuskan mahasiswa pergi ke skill lab, dan mengadakan ujian ES saat sudah bisa melakukan kegiatan seperti biasa di kampus agar dapat terlebih dahulu bimbingan dan konsultasi terakhir dengan dosen pembimbing sebelum ujian secara langsung demi menyamakan persepsi dan memantapkan materi. Jikalau memang tidak memungkinkan, ujian dapat dilakukan secara online, namun untuk mekanisme pelaksanaan ujian diserahkan kepada pengelola blok.

Kepaniteraan Klinik (Co-ass)

Co-ass atau masa menjalani kepaniteraan klinik merupakan tahapan pendidikan profesi yang tidak dapat dilanjutkan hingga saat ini oleh angkatan 2015 yang telah melangsungkan co-ass di beberapa stase dan belum bisa dimulai bagi angkatan 2016 yang seharusnya sudah menjalani masa kepaniteraan klinik. Kedua hal ini terjadi akibat dampak dari pandemik COVID-19 yang telah berlangsung selama beberapa bulan ini dan menyebabkan terhentinya aktivitas pendidikan profesi. Sehingga sejauh ini, berdasarkan informasi yang diperoleh masa kepaniteraan klinik hanya dijalani melalui pemberian

pembelajaran daring atau online. Hal ini tentunya menimbulkan keresahan dan menyebabkan tidak efektifnya perjalanan pendidikan profesi bagi angkatan 2015 dan 2016. Untuk itu, berdasarkan hasil penyebaran kuisioner online yang telah dilakukan terdapat beberapa permasalah selama menjalani perkuliahan daring dalam kepaniteraan klinik yang disampaikan oleh responden yang dalam kasus ini adalah 2015 dan 2016. Adapun permasalahan tersebut antara lain keterbatasan alat/device penunjang kuliah, kuota internet, kesulitan mencari jaringan internet dengan sinyal yang stabil, tidak ada fasilitas yang dinikmati hanya KKR selama 2-3 minggu, sangat jauh dari penggunaan dana UKT untuk kegiatan pembelajaran langsung selama 1 semester, selain itu ada juga beberapa responden yang mengeluhkan ketiadaan pembelajaran daring atau online namun justru hanya diberikan penugasan berupa pembuatan video BCS yang persyaratannya rancu dan dirasa kurang memberikan solusi untuk memenuhi kebutuhan materi dan latihan yang dibutuhkan sebagai persiapan kepaniteraan klinik setelah situasi pandemi ini berakhir. Selain itu, kurang fleksibelnya panitia pelaksana KKR yang tidak memberikan toleransi dan solusi atas keluhan keterbatasan alat untuk membuat video BCS dirumah masing-masing dengan memberikan peringatan akan memotong nilai jika alat yang dipergunakan membuat video tidak lengkap, juga dianggap sebagai masalah. Selain pemaparan masalah diatas, sebagian besar responden dari angkatan 2015 dan 2016 juga menyampaikan permasalahan terkait kebijakan yang meringankan beban mahasiswa dan juga tidak menjadi beban baru bagi universitas, dengan menerapkan protokol atau perencanaan pembelajaran kepaniteraan klinik pada era new normal ini agar diberikan kepastian keberlanjutan pendidikan profesi dokter bagi angkatan 2015 dan 2016. Adapun beberapa masukan yang disampaikan oleh responden melalui kuisioner ini adalah : bantuan kuota internet untuk dokter muda sampai saat ini belum masuk, lebih banyaknya pemberian kesempatan untuk berdikusi secara daring dengan residen senior sehingga angkatan 2015 dan 2016 yang menjalani kepaniteraan klinik lebih memahami kegiatan klinik, sebab di beberapa kesempatan, karena dalam beberapa kesempatan, responden

kerap menemui beberapa SPV yang dijadwalkan untuk memberikan kuliah atau diskusi sulit untuk mengisi kuliah karena terkendala kesibukan dan sampai saat ini di beberapa stase belum semua penyakit yang menjadi kompetensi dijelaskan di kuliah, ataupun diangkat sebagai bahan diskusi. Selain masukan diatas, ada juga masukan mengenai beberapa dana UKT semester lalu yang dialihkan untuk semester depan kecuali dana yang sudah dipakai untuk kegiatan clinical clerkship agar diberi kebijakan khusus angkatan 2016 karena selama 1 semester ini dirasa tidak memperoleh hak dan juga kewajiban dari pembayaran UKT itu sendiri serta perencanaan yang baik dengan stake holder terkait mengenai keberlanjutan pendidikan profesi di Universitas Udayana dengan menilai kebijakan yang diterapkan oleh universitas lain.

Kegiatan Kemahasiswaan dan Perkuliahan

Selain kegiatan akademik, banyak kegiatan kemahasiswaan yang juga terdampak oleh pandemi COVID-19 ini. Dampak yang ditimbulkan menghambat pelaksanaan kegiatan tersebut. Dampak tersebut terutama mempengaruhi kegiatan yang pelaksanaannya tidak dapat dilaksanakan secara online seperti pengabdian masyarakat. Mahasiswa mengapresiasi usaha pihak dekanat yang mampu menyediakan alur yang jelas dalam pengurusan surat-surat. Meskipun demikian, masih ada hal yang dirasa perlu dievaluasi yaitu waktu yang diperlukan untuk mendapat tanda tangan pihak dekanat dirasa cukup lama.

Seperti yang sudah diketahui, Universitas Udayana akan segera memasuki masa new normal. Sebelum memulai kegiatan perkuliahan secara offline, perlu dipastikan lingkungan PSSKPD aman bagi mahasiswa maupun dosen dan pegawai. Sebelum kembali, mahasiswa diharapkan membawa surat keterangan bebas COVID-19. Selain itu, selama berada di lingkungan perlu dilaksanakan protokol kesehatan antara lain mengenakan masker, mencuci tangan dengan sabun, menghindari kerumunan, dan berjaga jarak. Kami kepada pihak dekanat untuk menyediakan sabun tangan di wastafel

toilet dan memastikan agar sabun tangan tersebut tidak sampai habis. Di luar setiap ruangan juga dapat disediakan pembersih tangan berbasis alkohol agar dapat membersihkan tangan sebelum dan setelah menggunakan ruangan.

Penutupan

Demikian rangkuman dari aspirasi-aspirasi pada program Kotak Aspirasi dan Saran bulan Mei. Saran-saran yang dirasa dapat mengatasi permasalahan dicantumkan dalam setiap subbagian. Aspirasi ini diambil pada periode 1 Mei 2020 - 29 Mei 2020. Oleh karena itu, terdapat beberapa metode dan sistem pembelajaran yang sudah mengalami perubahan. Namun, besar harapan agar saran maupun apresiasi yang disampaikan dapat menjadi evaluasi bagi seluruh pihak terkait.