storage.googleapis.com · Web viewDefinisi pajak menurut UU No. 16 Tahun 2009 tentang perubahan...

7
BELAJAR DARI RUMAH (BDR) Mata Pelajaran : Administrasi Perpajakan Guru Pengampu : 1. Yetty Chriatianti, S.E ( XI AKL 1, 2, 3)(Cp : 0853-3457- 6594) 2. Winarti, S.E ( XI akl 4) (Cp : 0897-0608-343) Materi : Jenis-jenis pajak dan ketentuan umum dan tata cara perpajakan KD 3.1 Memahami jenis-jenis pajak dan ketentuan umum dan tata cara perpajakan KD 4.1 Mengelompokkan jenis-jenis pajak dan tata cara perajakan Pelaksanaan 1. Berdoa sebelum melaksanakan tugas 2. Siapkan buku folio isi 100 lembar 1. Setelah modul 1 didownload silahkan anda print kemudian tempel materi pada buku folio tersebut atau silahkan anda catat kembali materi yang ada didalam modul. 2. Galilah dan pahami informasi materi pada modul 3. Silahkan cari informasi/referensi lain (buku/internet) terkait materi pada modu 1 4. Penugasan berupa kasus soal akan disampaikan pada modul berikutnya (modul 2) Pengumpulan : Pada modul 1 tidak ada pengumpulan melainkan hanya menyimak dan menggali informasi dari modul dan melaksanakan petunjuk modul 1 Jika ada ditanyakan langsung kepada guru mapel jurusan masing- masing dengan menyertakan biodata nama & kelas ketika mengubungi guru mapelnya. (mohon dikoordinir ketua kelas/yang mewakili) Tanggal Upload Rabu, 5 Agustus 2020 MODUL 1

Transcript of storage.googleapis.com · Web viewDefinisi pajak menurut UU No. 16 Tahun 2009 tentang perubahan...

Page 1: storage.googleapis.com · Web viewDefinisi pajak menurut UU No. 16 Tahun 2009 tentang perubahan ke-empat atas UU No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada

BELAJAR DARI RUMAH (BDR)

Mata Pelajaran : Administrasi PerpajakanGuru Pengampu : 1. Yetty Chriatianti, S.E ( XI AKL 1, 2, 3)(Cp : 0853-3457-6594)

2. Winarti, S.E ( XI akl 4) (Cp : 0897-0608-343)Materi : Jenis-jenis pajak dan ketentuan umum dan tata cara perpajakan

KD 3.1 Memahami jenis-jenis pajak dan ketentuan umum dan tata caraperpajakanKD 4.1 Mengelompokkan jenis-jenis pajak dan tata cara perajakan

Pelaksanaan 1. Berdoa sebelum melaksanakan tugas 2. Siapkan buku folio isi 100 lembar1. Setelah modul 1 didownload silahkan anda print kemudian tempel materi pada

buku folio tersebut atau silahkan anda catat kembali materi yang ada didalam modul.

2. Galilah dan pahami informasi materi pada modul3. Silahkan cari informasi/referensi lain (buku/internet) terkait materi pada modu 14. Penugasan berupa kasus soal akan disampaikan pada modul berikutnya

(modul 2)Pengumpulan : Pada modul 1 tidak ada pengumpulan melainkan hanya menyimak dan menggali

informasi dari modul dan melaksanakan petunjuk modul 1Jika ada ditanyakan langsung kepada guru mapel jurusan masing-masing dengan menyertakan biodata nama & kelas ketika mengubungi guru mapelnya. (mohon dikoordinir ketua kelas/yang mewakili)

Tanggal Upload Rabu, 5 Agustus 2020

MODUL 1

Page 2: storage.googleapis.com · Web viewDefinisi pajak menurut UU No. 16 Tahun 2009 tentang perubahan ke-empat atas UU No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada

1. Pengertian pajak

Definisi pajak menurut UU No. 16 Tahun 2009 tentang perubahan ke-empat atas UU No. 6 Tahun

1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada pasal 1 ayat 1 pajak adalah kontribusi

wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan

Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan

negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

2. Jenis-jenis Pajak

a. Berdasarkan sifat atau golongannya

1) Pajak Langsung (Direct Tax)

Pajak langsung merupakan pajak yang diberikan secara berkala kepada wajib pajak

berlandaskan surat ketetapan pajak yang dibuat kantor pajak. Di dalam surat ketetapan pajak

terdapat jumlah pajak yang harus dibayar wajib pajak. Pajak langsung harus ditanggung

seseorang yang terkena wajib pajak dan tidak dapat dialihkan kepada pihak yang lain.

Contohnya: Pajak Bumi dan Penghasilan (PBB) dan pajak penghasilan.

2) Pajak Tidak Langsung (Indirect Tax)

Pajak tidak langsung merupakan pajak yang hanya diberikan kepada wajib pajak bila melakukan

peristiwa atau perbuatan tertentu.Sehingga pajak tidak langsung tidak dapat dipungut secara

berkala, tetapi hanya dapat dipungut bila terjadi peristiwa atau perbuatan tertentu yang

menyebabkan kewajiban membayar pajak. Contohnya: pajak penjualan atas barang mewah, di

mana pajak ini hanya diberikan bila wajib pajak menjual barang mewah.

b. Berdasarkan pemungut

Berdasarkan instansi pemungutnya, pajak digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu:

1) Pajak Daerah

a) Pajak Daerah Tingkat I (Provinsi)

Pajak daerah merupakan pajak-pajak yang dipungut dan dikelola oleh Pemerintah Daerah

tingkat I (Provinsi). Misalnya: Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan

Bermotor, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan, Pajak Rokok.

b) Pajak Daerah Tingkat II (Kabupaten/Kota)

Pajak daerah merupakan pajak-pajak yang dipungut dan dikelola oleh Pemerintah Daerah

tingkat II(Kabupaten/Kota).Misalnya :Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak

Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Mineral Bukan Logam dan Bantuan, Pajak Parkir,

Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan

Page 3: storage.googleapis.com · Web viewDefinisi pajak menurut UU No. 16 Tahun 2009 tentang perubahan ke-empat atas UU No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada

Perkotaan, Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan/atau Bangunan, Sekadar informasi saja,

mulai tahun 2014, Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Perdesaan dan Perkotaan masuk dalam

kategori pajak daerah. Sedangkan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Perkebunan,

Perhutanan dan Pertambangan masih tetap merupakan pajak pusat.

2) Pajak Pusat

Pajak negara merupakan pajak yang dipungut pemerintah pusat melalui instansi terkait, seperti:

Dirjen Pajak, Dirjen Bea dan Cukai, maupun kantor inspeksi pajak yang tersebar di seluruh

Indonesia. Contohnya: pajak pertambahan nilai, pajak penghasilan, pajak bumi dan bangunan,

dan masih banyak lainnya.

c. Berdasarkan objek dan subjek

1) Pajak Objektif

Pajak objektif adalah pajak yang pengambilannya berdasarkan objeknya. Contohnya: PPN,

pajak impor, pajak kendaraan bermotor, bea materai, bea masuk dan masih banyak lainnya.

2) Pajak Subjektif

Pajak subjektif adalah pajak yang pengambilannya berdasarkan subjeknya. Contohnya: pajak

kekayaan dan pajak penghasilan.

3. Ketentuan Umum dan Tata Cara Pemungutan Pajak

a. Stelsel pajak

1) Stetsel Nyata : pajak terutang dibayar pada tahun berjalan sesuai dengan keadaan nyata.

2) Stetsel Anggapan : pajak terutang dibayar pada tahun berjalan dengan keadaan estimasi

(anggapan/perkiraan).

3) Stetsel Campuran : Stetsel ini merupakan kombinasi antara stesel nyata dan stetsel anggapan,

dimana pada awal tahun besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan.

b. Asas pemungutan pajak

1) Asas Daya Pikul : besar kecilnya pajak yang dipungut harus berdasarkan besar kecilnya

penghasilan WP.

2) Asas Manfaat : pajak yang dipungut oleh negara harus digunakan untuk kegiatan-kegiatan

yang bermanfaat untuk kepentingan umum.

3) Asas Kesejahteraan : pajak yang dipungut negara harus digunakan untuk kesejahteraan rakyat.

4) Asas Kesamaan : dalam kondisi yang sama wajib pajak yang satu dengan yang lain harus

diperlakukan sama.

5) Asas Beban yang sekecil-kecilnya : pemungutan pajak diusahakan sekecil-kecilnya jika

dibandingan dengan nilai obyek pajak.

c. Sistem pemungutan pajak

1) Official Assessment System : suatu sistem pajak pada fiskus, sedangkan WP hanya pasif.

2) Self Assessment System : wajib pajak diperbolehkan menghitung, melaporkan, dan

menyetorkan pajak terutangnya sendiri.

Page 4: storage.googleapis.com · Web viewDefinisi pajak menurut UU No. 16 Tahun 2009 tentang perubahan ke-empat atas UU No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada

3) With Holding System: Pada sistem ini WP boleh meminta bantuan pada pihak ke-3. Selain

fiskus dan bukan dirinya sendiri untuk menentukan besarnya pajak terutang.

d. Sistem pengenaan pajak

1) Asas Domisili (Asas Tempat tinggal), asas ini berlaku untuk wajib pajak dalam negeri.

2) Asas Sumber, tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak. Pajak dikenakan atas

penghasilan yang bersumber diwilayahnyaa.

3) Asas Kebangsaan, status kebangsaan atau kewarganegaraan dari orang atau badan.

e. Tarif pajak

1) Tarif Progresif (a progressive tax rate).

Tarif pajak progresif merupakan tarif pungutan pajak yang mana persentase akan naik

sebanding dengan dasar pengenaan pajaknya.

Di Indonesia itu sendiri, tarif pajak progresif ini diterapkan untuk pajak penghasilan (PPh)

wajib pajak orang pribadi, seperti:

Lapisan penghasilan kena pajak (PKP) sampai Rp50 juta, tarif pajaknya 5%.

Lapisan PKP lebih dari Rp50 – Rp250 juta, tarif pajaknya 15%.

Lapisan PKP lebih dari Rp250 -Rp500 juta, tarif pajakya 25%.

Lapisan PKP di atas Rp500 juta, tarif pajaknya 30%.

2) Tarif Degresif (a degressive tax rate).

Tarif degresif ini kebalikan dari tarif progresif. Artinya, tarif pajak ini merupakan tarif pajak

yang persentasenya akan lebih kecil dari jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajak tinggi.

Atau, persentase tarif pajak akan semakin rendah ketika dasar pengenaan pajaknya semakin

meningkat.

Jadi, jika persentasenya semakin kecil, jumlah pajak terutang tidak ikut mengecil.Melainkan

bisa jadi lebih besar karena jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajaknya semakin besar.

3) Tarif Proporsional (a proportional tax rate).

Tarif proporsional merupakan tarif yang persentasenya tetap meski terjadi perubahan terhadap

dasar pengenaan pajak. Jadi, seberapa pun jumlah objek pajak, persentasenya akan tetap.

Contohnya adalah Pajak Pertambahan Nilai (10%) dan PBB (0,5%) dari berapa pun objek

pajaknya.

4) Tarif Tetap/regresif (a fixed tax rate).

Tarif tetap atau tarif pajak regresif adalah tarif pajak yang nominalnya tetap tanpa

memerhatikan jumlah yang dijadikan dasar pengenaan pajaknya.

Tarif tetap juga dapat diartikan sebagai tarif pajak yang akan selalu tetap sesuai dengan

peraturan yang telah diberlakukan, seperti Bea Meterai dengan nilai atau nominal sebesar

Rp3.000 dan Rp6.000.

Page 5: storage.googleapis.com · Web viewDefinisi pajak menurut UU No. 16 Tahun 2009 tentang perubahan ke-empat atas UU No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan pada

4. Perbedaan Pajak dengan Pungutan Lainnya (Retribusi dan Sumbangan)

Perbedaan Pajak dengan Pungutan Lainya

Retribusi Sumbangan

1. Retribusi adalah pungutan daerah atas jasa

atau pemberian ijin tertentu yang khusus

disediakan dan/atau diberikan pemerintah

daerah untuk kepentingan orang pribadi

atau badan.

2. Retribusi pada umumnya memiliki

kontarpersepsi langsung karena

pembayaran retribusi semata-mata

ditujukan untuk mendapatkan prestasi

tertentu dari pemerintah, misalnya karcis

terminal, iuran kebersihan, parkir, dll.

3. Sifat dari pungutan retribusi bersifat

ekonomis.

1. Sumbangan pada umumnya tidak

memiliki kontrapersepsi secara langsung

karena pembayarannya merupakan

pemberian sukarela dari masyarakat yang

diberikan kepada seseorang.

2. Sifat dari sumbangan adalah bersifat

sukarela dan yuridis tidak ekonomis.

3. Pemberian sukarela dapat diketahui pihak

penerima sumbangan. Contoh :

sumbangan masjid, sumbangan fasilitas

pendidikan, sumbangan pembinaan olah

raga, dan lain-lain.