nursebeautyhome.files.wordpress.com  · Web viewDarah terdiri dari beberapa sel darah yaitu...

29
MAKALAH DAN ASKEP TROMBOSITOPENIA Dosen pembimbing : Achmad Sya’id, S. Kep., M. Kep Disusun oleh : 1. Lailiyatul Fajriah (17010059) 2. Mia Sasmita (17010062) 2017-B PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

Transcript of nursebeautyhome.files.wordpress.com  · Web viewDarah terdiri dari beberapa sel darah yaitu...

MAKALAH DAN ASKEP TROMBOSITOPENIA

Dosen pembimbing : Achmad Sya’id, S. Kep., M. Kep

Disusun oleh :

1. Lailiyatul Fajriah(17010059)

2. Mia Sasmita(17010062)

2017-B

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN dr. SOEBANDI JEMBER

TAHUN AKADEMIK 2017 – 2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kahadirat Allah SWT. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada junjungan kita Rasulullah SAW. Yang telah melimpahkan taufiq dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “TROMBOSITOPENIA”. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah (KMB) diSekolah Tinggi Ilmu Kesehatan dr.Soebandi Jember prodi Ilmu keperawatan.

Dengan adanya makalah ini,semoga dapat membantu proses pembelajaran dan menambah pengetahuan bagi para pembaca. Kami juga banyak mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang selalu mendukung kami dalam keadaan apapun, terutama kami mengucapkan terimakasih kepada bapak Achmad Sya’id, S. Kep., M. Kep selaku dosen Keperawatan Medikal Bedah (KMB).

Dalam penulisan makalah ini kami masih merasa banyak kekurangan, baik pada materi maupun cara penulisannya, yang dikarenakan kemampuan yang kami miliki. Oleh karena itu kritik dan saran dari setiap pembaca sangat diharapkan untuk lebih menyempurnakan pembuatan makalah ini.

Jember, 08 Desember 2018

Penulis

DAFTAR ISI

COVER ………………………………………….…………………………………………...i

HALAMAN JUDUL……………………………………………………..…………………..ii

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..…iii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….……iv

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………..1

A. Latar Belakang………………………………………………………………………...1

B. Tujuan………………………………………………………………………………… 2

BAB 2 PEMBAHASAN…………………………...……………………………………….…3

A. Definisi ……………………………………………………………..…………..… ....3

B. Etiologi ……………………………………………………………………….…… ....3

C. Patofisiologi.dan Patwhay……………………………………………………….…….3

D. Manifestasi Klinis…………………………………………………………………………………..3

E. Diagnosa Keperawatan …………………………………………..…………………..5

F. Pemeriksaan Penunjang ………………………………………………………………6

G. Penatalaksanaan ..………………………………………………………………… ....7

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ……………………………………………………...8

A. Pengumpulan Data ……………………………………………………………………8

B. Analisa Medis ……………………………………….…………………………… ....9

C. Diagnosa Keperawatan ………………………….………….…………………… ....10

D. Intervensi keperawatan ……………………………………………….…….…… ....14

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………….19

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Darah terdiri dari beberapa sel darah yaitu eritrosit, leukosit, dan trombosit. Trombosit memiliki peranan penting bagi tubuh manusia yaitu sebagai sel darah pembeku karena fungsinya dalam proses pembekuan darah. Peran penting lain dari trombosit adalah penyumbatan kebocoran kapiler yang lain mungkin menjadi pintu masuk bagi kuman, kehilangan darah juga dapat dicegah dengan tindakan ini, dan meningkatkan daya tahan tubuh (Sridianti, 2016).

Dalam keadaan tidak normal, trombosit yang berperan dalam pembekuan darah ini bias turun. Keadaan ini disebut dengan trombositopenia, yakni trombosit berada dalam keadaan rendah. Demam berdarah hanyalah salah satu penyakit yang ditandai oleh kadar trombosit turun (Al-Yarizq, 2016).

Trombositopenia merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada anak sakit berat dan kelainan laboratorium yang umum ditemukan, insidennya dilaporkan bervariasi 13-58% . Berdasarkan laporan RSUD Dr. Soedirman Kebumen kasus trombositopenia pada tahun 2014 di bangsal Melati sebanyak 35 kasus, pada 2015 di bangsal Melati sebanyak 50 kasus. Hal ini menunjukkan peningkatan kasus terjadinya trombositopenia(Darma, dkk, 2010).

Pasien yang mengalami trombositopenia akan mengalami ketidaknyamanan akibat nausea. Jika pemenuhan kebutuhan fisiologis telah terpenuhi, maka kebutuhan keamanan dan kenyamanan pada tingkatan selanjutnya yang harus dipenuhi. Dengan masalah nausea tersebut, tindakan yang diberikan untuk mengatasi adalah dengan tindakan farmakologis dan nonfarmakologis (Potter & Perry, 2006).

Tindakan farmakologis yaitu dengan pemberian obat anti mual, dan tindakan nonfarmakologis yaitu dengan memberikan makanan sedikit tapi sering dan dalam keadaan hangat. Tindakan non farmakologis lainnya yang dapat mengastai keluhan mual yaitu pemberian terapi akupresur. Penelitian yang dilakukan oleh Rukayah (2013) menunjukkan bahwa terapi akupresur dapat menurunkan keluhan mual pada anak. Tujuan akupresur atau jenis lain dari bodywork Asia adalah untuk memulihkan

kesehatan dan keseimbangan saluran tubuh energi dan untuk mengatur kekuatan yang berlawanan dari yin (energi negatif) dan yang (energi positif).

1.2. Tujuan

1.2.1. Pemenuhan tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah

1.2.2. Agar mahasiswa mampu memahami konsep penyakit trombositopenia

1.2.3. Agar mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatann pada klien dengan penyakit trombositopenia

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. DEFINISI

Trombositopenia adalah suatu kekurangan trombosit, yang merupakan dari

pembekuan darah pada orang normal jumlah trombosit didalam sirkulasi berkisar

antara 150.00-450.00/ul, rata – rata berumur 7-10 hari kira – kira 1/3 dari jumlah

trombosit didalam sirkulasi darah mengalami penghancuran didalam limpa oleh

karena itu untuk mempertahankan jumlah trombosit supaya tetap normal di

produksi150.000-450000 sel trombosit perhari. Jika jumlah trombosit kurang

dari30.000/mL, bisa terjadi perdarahan abnormal meskipun biasanya gangguan

baru timbul jika jumlah trombosit mencapai kurang dari10.000/mL. (Sudoyo,

dkk ,2006).

Trombositopenia adalah suatu keadaan dimana jumlah trombosit dalam

tubuh menurun atau berkurang dari jumlah normalnya. Perlu diketahui bahwa

jumlah trombosit normal pada orang dewasa adalah 150.000 – 450.000 per

mikroliter darah. Jika jumlah trombosit kurang dari 150.000 per mikroliter darah,

maka keadaan ini disebut trombositopenia. (Setiabudy, 2007).

Trombositopenia dapat bersifat kongenital atau didapat dan terjadi akibat penurunan reproduksi trombosit, seperti pada anemiaaplastik, mielofibrosis, terapi radiasi atau leukimia, peningkatan penghancuran trombosit, seperti pada infeksi tertentu, toksisitas obat atau koagulasi intravaskuler, diseminasi (DIC). Distribusi atau sekuestrasi pada limpa, atau trombositopenia dilusional setelah hemoragi atau tranfusi sel darah merah(Sandara,2003).

2.2. ETIOLOGI

Penyebab dari ITP tidak diketahui secara pasti, mekanisme yang terjadi melalui pembentukan antibodi yang menyerang sel trombosit, sehingga sel trombosit mati (Imran,2008). Penyakit ini diduga melibatkan reaksi autoimun, dimana tubuh menghasilkan anti bodi yang menyerang trombositnya sendiri. Dalam kondisi normal, antibodi adalah respon tubuh yang sehat terhadap bakteri atau virus yang masuk kedalam tubuh, tetapi untuk penderita ITP, antibodinya bahkan menyerang sel-sel keping darah tubuhnya sendiri(Family Doctor,2006).

Meskipun pembentukan trombosit sumsum tulang meningkat, persediaan trombosit yang ada tetap tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Pada sebagian besar kasus, diduga bahwa ITP disebabkan oleh sistem imun tubuh. Secara normal sistem imun membuat antibodi untuk melawan benda asing yang masuk kedalam tubuh. Pada ITP, sistem imun melawan platelet dalam tubuh sendiri, alasannya sistem imun menyerang platelet dalam tubuh masih diketahui (Ana Information Center,2008).

Banyak hal yang dapat melatarbelakangi terjadinya trombositopenia. Pada kondisi normal, suumsum tulang akan memproduksi dan menggantikan trombosit yang sudah rusak. Tetapi jika mengalami trombositopenia, jumlah trombosit dalam darah penderita tidak mencukupi angka yang seharusnya.

Kekurangan ini dapat disebabkan oleh produksi trombosit yang menurun atau proses hancurnya trombosit lebih cepat dari proses produksi. Kondisi ini dapat dipicu oleh beberapa faktor yang meliputi:

1. Infeksi virus, seprti HIV, cacar air dan hepatitis C

2. Infeksi bakteri dalam darah

3. Obat-obatan tertentu, misalnya heparin, kina, atau obat anti konvulsan

4. Trombositopenia juga dapat muncul ketika banyak trombosit yang terperangkap dalam limfa yang membengkak. Ini bisa terjadi pada seseorang wanita selama masa kehamilan, tetap

pada kondisi ini akan berangsur-angsur membaik setelah wanita tersebut melahirkan. (Alodokter,2016)

5. Penyakit tertentu, seperti kanker darah, limfoma, atau purpura trombositopeniktrombotik.

6. Kelainan darah, contohnya anemia aplastik

7. Konsumsi alkohol yang berlebihan

8. Proses kemoterapi atau radioterapi

2.3. PATOFOSIOLOGI DAN PATHWAY TROMBOSITOPENIA

Trombosit dapat dihancurkan oleh pembentukan antibodi yang diakibatkan oleh obat (seperti yang ditemukan pada kinidin dan senyawa emas) atau oleh autoantibodi (antibodi yang bekerja melawan jaringannya sendiri). Antibodi tersebut menyerang trombosit sehingga lama hidup trombosit diperpendek. Seperti yang telah kita ketahui bahwa gangguan-gangguan autoimun yang bergantung pada antibodi manusia, paling sering menyerang unsur-unsur darah, terutama trombosit dan sel darah merah. Hal ini terkait dengan penyakit ITP, yang memiliki molekul-molekul IgG reaktif dalam sirkulasi dengan trombosit hospes.

ITP adalah suatu keadaan perdarahan berupa petekie atau ekimosis dikulit/selaput lendir dan berbagai jaringan dengan penurunan jumlah trombosit(Kapita selekta kedokteran jilid 2). ITP juga sering disebut suatu gangguan autoimun yang ditandai dengan trombositopenia yang menetap (angka trombosit darah kurang dari 150.000/uL), akibat autoantibody yang mengikat antigentrombosit menyebabkan destruksi premature trombosit dalam system retikuloendotel terutama dilimpa (Buku ajar Ilmu penyakit dalam jilid II edisi IV, 2006). Meskipun terikat pada permukaan trombosit, antibodi ini tidak menyebabkan lokalisasi protein komplemen atau lisis trombosit dalam sirkulasi bebas. Namun, trombosit yang mengandung molekul-molekul IgG lebih mudah dihancurkan oleh makrofag yang membawa reseptor membran untuk IgG dalam limpa dan hati. Manifestasi utama dari ITP dengan trombosit kurang dari 30.000/mm3 adalah tumbuhnya petechiae. Petechiae ini dapat muncul karena adanya antibodi IgG yang ditemukan pada membran trombosityang akan mengakibatkan gangguan agregasi trombosit dan meningkatkan pembuangan serta penghancuran trombosit oleh sistem makrofag. Agregasi trombosit yang terganggu ini akan menyebabkan penyumbatan kapiler-kapiler darah yang kecil. Pada proses ini dinding kapiler dirusak sehingga timbul pendarahan dalam jaringan.

Bukti yang mendukung mekanisme trombositepenia ini disimpulkan berdasarkan pemeriksaan pada penderita ITP dan orang-orang percobaan yang menunjukkan kekurangan trombosit berat tetapi singkat, setelah menerima serum ITP. Trombositopenia sementara, yang ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan ITP, juga sesuai dengan keruskan yang disebabkan oleh IgG, karena masuknya antibodi melalui plasenta. ITP dapat juga timbul setelah infeksi, khususnya pada masa anak-anak, tetapi sering timbul tanpa peristiwa pendahuluan dan biasanya mereda setelah beberapa hari atau beberapa minggu. (wariin,2014)

Idiophatic, Infeksi Virus, hipersplenisme

Antigen (makrofag, menyerang trombosit)

Destruksi trombosit dalam sel penyaji antigen

(dipicu oleh antibody)

Neo antigen

(pembentukan)

trombositopenia

splenomegaliPerdarahan

Nyeri akut

Anemia

Ketidakefektifan pola nafas

Mual & muntah mudah lelah kadar Hb menurun

Ketidakefektifan pola nafas

keletihan

Nafsu makan menurun

Intoleransi aktivitas

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Resiko ketdakseimbangan elektrolit

2.4. MANIFESTASI KLINIS

a. Masa prodormal, keletihan, demam dan nyeri abdomen.

b. Secara spontan timbul petekie dan ekimosis pada kulit.

c. Epistaksis.

d. Perdarahan mukosa mulut.

e. Menoragia.

f. Memar.

g. Anemia terjadi jika banyak darah yang hilang karena perdarahan.

h. Hematuria.

i. Melana.

2.5. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan dari masalah klien yang

nyata maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan, yang pemecahannya dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat untuk melakukannya. Masalah keperawatan yang muncul:

a. Gangguan pemenuhan nutrisi dan cairan kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan anoreksia.

b. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen

seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrisi ke sel.

c. Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen berhubungan dengan

penurunan kapasitas pembawa oksigen darah.

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.

e. Kurang pengetahuan pada keluarga tentang kondisi dan kebutuhan

pengobatan berhubungan dengan salah interpretasi informasi.

f. Resiko perdarahan.

2.6. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Hitung darah lengkap dan jumlah trombosit menunjukkan penurunan hemoglobin, hematokrit, trombosit (trombosit di bawah 20 ribu/ mm3).

b. Anemia normositik: bila lama berjenis mikrositik hipokrom.

c. Leukosit biasanya normal: bila terjadi perdarahan hebat dapat terjadi

leukositosis.

d. Sum-sum tulang biasanya normal, tetapi megakariosit muda dapat

bertambah dengan maturation arrest pada stadium megakariosit.

e. Masa perdarahan memanjang, masa pembekuan normal, retraksi

pembekuan abnormal, prothrombin consumption memendek.

2.7. PENATALAKSANAAN

Terapi awal ITP (standart)

a. Prednison

Terapi awal ITP dengan prednisolon atau prednison dosis 1,0 – 1,5

mg/kgBB/hari selama 2 miggu. Bila dalam 2 minggu respon baik

kortikoteroid dilanjutkan sampai dengan 1 bulan kemudian tapering.

Kriteria respon awal adalah peningkatan trombosit < 30.000/mL

b. Imunoglobulin Intravena

Imunoglobulin Intravena dosis 1 gr/kg elama 2 - 3 harinberturut-turut

digunakan bila terjadi perdarahan internal, saat trombosit < 5.000/mL

meskipun telah mendapat terapi kortikosteroid dalam beberapa hari atau

adanya purpura yang progresif. Mekanisme kerja Imunoglobulin Intravena pada PTI masih belum banyak diketahui namun meliputi blockade fc

reseptor , anti idiotype antibodies pada Imunoglobulin Intravena yang

menghambat ikatan autoantibody dengan trombosit yang bersirkulasi dan

imunosupresi.

c. Splenektomi

Indikasikasinya:

· Resisten thd pemberian kortikosteroid & imunosupresif selama 2–3 bln.

· Remisi spontan tidak terjadi dalam waktu 6 bulan pemberian

kortikosteroid saja dengan gambaran klinis sedang sampai berat.

· Penderita yang menunjukkan respon terhadap kortikosteroid namun

perlu dosis tinggi untuk mempertahankan klinis yang baik tanpa perdarahan.

Kontra indikasi:

· Anak usia sebelum 2 tahun: fungsi limpa terhadap infeksi belum dapat diambil alih oleh alat tubuh yang lain (hati, kelenjar getah bening dan thymus)

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN TROMBOSITOPENIA

3.1. Pengkajian

A. Pengumpulan data.

Secara tehnis pengumpulan data di lakukan melalui anamnesa baik pada klien, keluarga maupun orang terdekat dengan klien. Pemeriksaan fisik di lakukan dengan cara , inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.

1. Identitas

2. Pola Pemenuhan Kebutuhan dasar.

a. Kebutuhan Nutrisi

Penurunan masukan diet, mual dan muntah (tanda: turgor kulit buruk,

tampak kusut, hilang elastisitas).

b. Kebutuhan Aktivitas/istirahat.

Keletihan, kelemahan, malaise umum, nyeri abdomen, sakit kepala,

toleransi terhadap latihan rendah (tandanya: takikardia/takipnea, dispnea

pada beraktivitas/istirahat), kelemahan otot dan penurunan kekuatan.

c. Kebutuhan Eliminasi

Klien akan mengalami perubahan dalam cara eliminasi yang semula bias ke kamar mandi, karena lemah serta dengan adanya penata laksanaan perawatan sehingga kalau mau BAB dan BAK harus ditempat tidur dengan suatu alat. Dengan adanya perubahan tersebut klien tidak terbiasa sehingga akan mengganggu proses aliminasi.

3. Pemeriksaan fisik

a. Asimtomatik sampai jumlah trombosit menurun di bawah 20.000.

b. Tanda-tanda perdarahan.

· Petekie terjadi spontan.

· Ekimosis terjadi pada daerah trauma minor.

· Perdarahan dari mukosa gusi, hidung, saluran pernafasan.

· Menoragie.

· Hematuria.

· Perdarahan gastrointestinal.

c. Sistem pernafasan.

Gejala: nafas pendek pada istirahat dan aktivitas (tanda: takipnea,

dispnea)

d. Sistem sirkulasi.

Gejala: Riwayat kehilangan darah kronis, misalnya perdarahan GI

kronis, menstruasi berat (tandanya: palpitasi/takikardia kompensasi, tekanan darah: peningkatan sistolik dengan diastolic stabil)

e. Sistem persyarafan

Gejala: sakit kepala, pusing, kelemahan, penurunan penglihatan

(tanda : epistaksis, mental: tak mampu berespons (lambat dan

dangkal).

f. Sistem pencernaan

Gejala: Hematemesis, feses dengan darah segar, melena, diare,

konstipasi (tandanya: distensi abdomen).

g. Sistem Integument

Gejala: Penyembuhan luka buruk sering infeksi, transfusi darah

sebelumnya (tanda: petekie, ekimosis).

4. Riwayat Psikososial

Integritas ego: Keyakinan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan: penolakan transfusi darah

B. Analisa.

Setelah data di kumpulkan kemudian dikelompokkan menurut data subjektif yaitu data yang didapat dari pasien sendiri dalm hal komukasi atau data verbal dan objektiv yaitu data yang didapat dari pengamatan, observasi, pengukuran dan hasil pemeriksaan radiologi maupun laboratorium. Dari hasil analisa data dapat disimpulkan masalah yang di alami oleh klien.

C. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan dari masalah klien yang nyata maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan, yang pemecahannya dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat untuk melakukannya.

NO

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

1

Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan keletihan dan nyeri.

2

Nyeri akut berhubungan dengan ages cidera fisik yaitu spelenomegali.

3

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan faktor biologis.

4

Resiko ketidakseimbangan elektrolit berhubungan dengan

5

Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis yaitu anemia.

6

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen.

D. Perencanaan Keperawatan.

Perencanaan keperawatan adalah menyusun rencana tindakan keperawatan yang akan di laksanakan untuk menanggulangi masalah sesuai dengan diagnose keperawatan yang telah di tentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien.

E. Intervensi Keperawatan

No.

DIAGNOSA

Rencana keperawatan

Tujuan dan kriteria hasil

(NOC)

INTERVENSI

(NIC)

1.

Ketidakefektifan pola nafas b/d keletihan dan nyeri

Tujuan:setelah dilakukan asuhan keperawatan dalam waktu 1x24 jam nafas px normal:

1. 041016:Dispne dengan aktivitas ringan

2. 041004: frekuensi pernapasan

3. 041005: irama pernapasan

4. 041017 : kedalaman inspirasi

Manajemen jalan nafas (3140)

1. Posisikan px untuk memaksimalkan ventilasi

2. Auskultasi suara nafas, catat area yang ventilasinya menurun atau tidak ada dan adanya suara tambahan

3. Posisikan untuk menurunkan sesak nafas

4. Monitor status pernafasan dan oksigenasi, sebagai mana mestinya

5. Regulasi asupan cairan untuk mengoptimalkan keseimbangan cairan

2

Nyeri akut b/d agen cidera fisik yaitu splenomegali

Tujuan: setelah dilakukan asuhan keperawatan dalam waktu 2x24 jamnyeri pasien berkurang

1. 210127 : ketidak nyamanan

2. 210129 : gangguan pada aktivitas hidup sehari-hari

3. Kehilangan nafsu makan

Nyeri : efek yang mengganggu (21)

Manajemen nyeri (1400)

1. Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi, karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas, entensitas atau beratnya nyeri dan faktor pencetus.

2. Gali pengetahuan dan kepercayaan px mengenai nyeri.

3. Berikan individu penurun nyeri yang optimal dengan peresepan analgesik.

4. Pastikan pemberian analgesik dan atau strategi nonfarmakologi sebelum dilakukan prosedur yang menimbulkan nyeri.

5. Berikan informasi yang akurat untuk meningkatkan pengetahuan dan respon keluarga terhadap pengalaman nyeri.

3.

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d faktor psikologis

Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan 2x24 jam, nafsu makan pasien membaik.

Status nutrisi (1004)

1. 100401 : asupan gizi

2. 100402 : asupan makanan

3. 100403 : energi

Manajemen nutrisi (1100)

1. Tentukan status gizi pasien dan kemampuan (pasien) untuk memenuhi kebutuhan gizi.

2. Bari obat-obatan sebelum makan (misalnya, penghilang rasa sakit, antiemetik).

3. Anjurkan pasien terkait dengan kebutuhan diet untuk kondisi sakit (yaitu : untuk pasoen dengan penyakit ginjal, pembatasan natrium, kalium,protein dan cairan).

4. Monitor kalori dan asupan makanan

4.

Resiko ketidakseimbangan elektrolit b/d (www. Na. org)

Keseimbangan cairan (0601)

1. 060116 : tugor kulit

2. 060124 : pusing

Manajemen elektrolit (2000)

1. Berikan diet sesu ai dengan kondisi

2. Berikan suplemen elektrolit

3. Berikan cairan sesuai resep jika diperlukan.

5.

Keletihan b/d kelesuan fisiologis yaitu anemia

Setelah dilakukan asuhan keperawatan 2x24 jam, keletihan pada pasien berkurang

1. 000803 : penurunan energi

2. 000804 : gangguan dengan aktivitas sehari-hari

3. 000808 : nafsu makan menurun

4. 000809 : perubahan status nutrisi

Manajemen energi (0180)

1. Kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan kelelahan sesuai dengan konteks usia dan perkembangan

2. Monitor intake/asupan nutrisi yang mengetahui sumber energi yang adekuat

3. Bantu px untuk memantau secara mandiri dengan mencatat intake/asupan kalori dan energi yang digunakan sesuai dengan kebutuhan

6.

Intoleran aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

Status pernapasan (0415)

1. 041501 : frekuensia pernapasan

2. 041502 : irama perpapasan

3. 041503 : kedalaman inspirasi

4. 041504 : suara auskultasi nafas

Peningkatan latihan (0200)

1. Gali hambatan untuk melakukan latihan

2. Lakukan latihan bersama individu jika perlu

DAFTAR PUSTAKA

Al- Yarizq. (2016). Penyebab Trombosit Turun dan Sumber Makanan Untuk Menaikan Trombosit. Artikel Kesehatan diakses di http://www.rs-sejahterabhakti.com pada tanggal 26 Juni 2016 pukul 08.30 WIB

Aru, W sudoyo, dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

Darma, dkk, 2010. Trombosit Sebagai Faktor Prognostik Pada Penderita Yang Dirawat Diperawatan Intensif. Jurnal Penelitian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas kedokteran, Universitas Hasanuddin, Makassar

http://forbetterhealth.wordpress.com/2008/12/18/idiopatik trombositopenik-purpura/

Potter & Perry (2006). Buku Ajar Fundamental : Konsep, Proses, dan Praktik, Jakarta : EGC

Rukayah (2013). Pengaruh Terapi Akupresur Terhadap Mual Muntah Lambat Akibat Kemoterapi Pada Anak Usia Sekolah Di Rs Kanker Dharmais Jakarta. Tesis Magister Ilmu Keperawatan kekhususan Keperawatan Anak Program Paska Sarjana Fakultas Ilmu keperawatan Universitas Indonesia

Sudoyo, dkk, 2006. Kapita Selekta Kedokteran, edisi kedua, jilid kedua, FKUI, Jakarta

Sridianti (2016). Darah Bagi Tubuh dan Komponennya. Artikel Kesehatan diakses di http://www.sridianti.com pada tanggal 26 Juni pukul 07.00 WIB

Setiabudy, Rahajunigsih D, 2007, Hemostatis dan Trombosis Edisi 3, Balai Penerbit FKUI : Jakarta

Published by arrangement with Elsevier Inc, 2015. Penerbit Buku Kedokteran EGC.

36-SITI MARYAM MULYANA PUTRI 1A TROMBOSITOPENIA