thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu...

212
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilihan Umum adalah perwujudan dalam rangka demokratisasi di negara tercinta Republik Indonesia ini. Setelah kita melakukan pemilihan umum tahun 1955. Masa Orde Lama, kemudian berturut-turut sebanyak 7 kali di Masa Orde Baru yang selalu di kelola oleh Departemen dalam Negeri. Karena di khawatirkan memihak pada partai tertentu, maka di era demokrasi ini di bentuklah komisioner bernama KPU. Sesuai dengan Undang-Undang No 8 tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah telah diundangkan pada tanggal 11 Mei 1

Transcript of thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu...

Page 1: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemilihan Umum adalah perwujudan dalam rangka demokratisasi di

negara tercinta Republik Indonesia ini. Setelah kita melakukan pemilihan

umum tahun 1955. Masa Orde Lama, kemudian berturut-turut sebanyak 7

kali di Masa Orde Baru yang selalu di kelola oleh Departemen dalam Negeri.

Karena di khawatirkan memihak pada partai tertentu, maka di era demokrasi

ini di bentuklah komisioner bernama KPU.

Sesuai dengan Undang-Undang No 8 tahun 2012 tentang Pemilihan

Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah telah diundangkan pada tanggal 11 Mei

2012. Ada beberapa perbedaan mendasar antara regulasi yang mengatur

tentang pemilu 2014 dengan pemilu 2009.

KPU Pusat, KPU Propinsi dan KPU Kabupaten/Kota harus bekerja

dalam situasi tidak normal dan harus tahan terhadap berbagai tekanan dalam

mensukseskan pemilu 2014. Hal ini sebagai konsekuensi atas pekerjaan KPU

yang berada di medan pertempuran antar politisi, medan konflik antar

kekuatan politik, yang saling memperebutkan kekuasaan politik.

1

Page 2: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Sehingga KPU tidak hanya berhadapan dengan tekanan berbagai calon

dan partai politik yang ingin diloloskan sebagai peserta pemilu, namun juga

menjadi medan perang bagi dua kubu partai politik yang berkonflik untuk

memperebutkan tiket pendaftaran calon DPRD.

Demi kesuksesan pemilu, penyelenggara pemilu di tingkat pusat dan

daerah telah melakukan berbagai kajian serta identifikasi persoalan teknis dan

non teknis sebagai implikasi atas perbedaan tersebut.

Ada lima hal yang secara prinsip sangat berbeda antara Pemilu 2009

dengan Pemilu 2014, yaitu meliputi :

1. Sistem pendaftaran pemilih

2. Peserta pemilu

3. Pembentukan daerah pemilihan

4. Sistem pemungutan suara dan

5. Sistem penghitungan suara

Perbedaan  pendataan pemilih pada Pemilu 2009 denganPemilu 2014.

Pada Pemilu 2014, PPS mendaftar berbasis domisili (de facto). Sementara

Pemilu 2009 berbasis de jure (berbasis KTP). Secara teknis hal ini tidak

mudah. Apalagi di Pasal 40 UU No 8 Tahun 2012 dijelaskan bahwa bagi

Warga Negara yang sudah memenuhi syarat tetapi tidak memiliki identitas

apapun, maka KPU wajib mendaftar, yaitu dimasukkan kepemilih khusus.

Pemilih khusus ini dicatat setelah tidak terdaftar di pemilih tambahan.

2

Page 3: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Sedangkan pemilih tambahan didaftar selambat-lambatnya H-3 (hari

pemungutan suara-red), maka pemilih khusus didaftar setelah H-3.

Pendaftaran pemilih khusus wajib dilakukan oleh KPU provinsi, bukan oleh

KPU kabupaten/kota dan penyelenggara pemilu di bawahnya. Oleh karena

itu, KPU pusat terutama harus secara hati-hati dalam membuat regulasi, agar

secara teknis bisa dijalankan dan hak pilih Warga Negara yang sudah

memenuhi syarat bisa terpenuhi. Terutama dengan mempertimbangkan

perbedaan kondisi geografis wilayah Indonesia.

Dengan adanya pemilih tambahan dan pemilih khusus, yang

pendataannya masih dimungkinkan dilakukan pada H-1, maka masalah teknis 

yang kemungkinan muncul dalam daftar pemilih yang akan muncul pada

pemilu 2014 nanti. Dengan adanya pemilih tambahan dan pemilih khusus ini

maka KPU provinsi memiliki tanggung jawab yang lebih besar tentang daftar

pemilih. Misalnya, jika ada orang yang tidak memiliki kartu identitas apapun

meminta untuk dimasukkan kedalam daftar pemilih khusus, maka bagaimana

caranya KPU Provinsi membuktikan bahwa orang tersebut sudah memiliki

hak untuk memilih, padahal dia tidak memiliki kartu identitas yang jelas.

Perubahan  ketentuan untuk menjadi peserta pemilu Untuk menjadi

peserta pemilu, partai politik calon peserta pemilu 2014 yang saat ini belum

memiliki kursi di DPR RI, yaitu parpol yang tidak lolos parliamentary

threshold (PT-red) pada pemilu 2009, parpol tersebut harus mendaftar di

3

Page 4: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

KPU. Syarat-syarat yang paling menonjol adalah parpol tersebut harus

mempunyai kepengurusan di setiap provinsi dan parpol tersebut harus

mempunyai kantor tetap untuk kepengurusan pada tingkatan pusat, provinsi,

dan kabupaten/kota sampai tahapan terakhir Pemilu. Ini adalah dua hal yang

sangat prinsip dan harus diperhatikan oleh parpol agar lolos verifikasi.

1. Dengan adanya perubahan daerah pemilihan, resiko politik dan resiko

anggaran pada pemilu 2014

Dalam pemilu 2014, kursi DPRD Provinsi ditetapkan dari

kabupaten/kota atau gabungan kabupaten/kota, jumlah kursi per dapil 3

sampai 12 kursi. Ada ayat yang mengatakan kalau kabupaten/kota atau

gabungan kabupaten/ kota tidak bisa dilaksanakan (pembentukan Dapil

tersebut, karena melampaui ketentuan jumlah maksimal, red.) maka

dibolehkan membagi kabupaten/kota menjadi dua atau lebih dapil dengan

kursi 3 sampai 12.

2. Antisipasi  terkait perubahan dapil tersebut

Pembuatan regulasi tentang pemilu adalah kewenangan KPU Pusat,

KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota tinggal melaksanakan. Problem dapil

merupakan kebijakan politik. Ini tidak sesederhana jika yang ada adalah

kebijakan teknis. Belajar dari pengalaman pada pemilu 2004, dalam

penentuan dapil pada pemilu 2014, harus bisa diterima oleh semua pihak.

4

Page 5: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota telah dilakukan kajian-kajian hukum

terkait regulasi ini.

3. Perbedaan  penghitungan suara/kursi bagi parpol

Pada pemilu 2009 kan PT hanya diberlakukan untuk DPR RI. Untuk

DPRD tidak menggunakan ketentuan PT tersebut. Sedangkan pada pemilu

2014, PT berlaku secara nasional yaitu berlaku untuk Pemilu DPR serta

Pemilu DPRD Provinsi dan Pemilu DPRD Kabupaten/Kota. Sehingga parpol

yang secara nasional tidak memperoleh PT 3,5% sama sekali tidak

dimasukkan dalam perhitungan kursi, baik DPR RI, DPRD Provinsi maupun

Pemilu DPRD Kabupaten/Kota.

Kedua, untuk pemilu 2009 jika ada sisa suara DPR RI, diakumulasi di

tingkat provinsi dari dapil masing-masing. Pada pemilu 2014, setelah dilihat

parpol memenuhi PT 3,5% dari suara sah nasional maka parpol itu diikutkan

dalam penghitungan kursi di pusat dan daerah. Bagi yang tidak memenuhi,

tidak diperhitungkan sama sekali.

Alokasi kursi ada penggabungan sisa suara di tingkat provinsi,

sementara pada 2014 habis di dapil bersangkutan. Artinya bagi parpol yang

memenuhi Bilangan Pembagi Pemilih (BPP-red.) maka akan diperhitungkan

di tingkat awal, sisanya menjadi sisa suara. Parpol yang tidak memenuhi BPP

langsung dijadikan sisa suara, maka lalu dilihat rangkingnya. Sisa suara

5

Page 6: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

terbanyak secara berturut-turut mendapatkan alokasi kursi yang masih tersisa,

sampai sisa kursi habis.

4. Cara  memberikan  suara dalam Pemilu 2014

Teknisnya kembali ke mencoblos. Tetapi UU baru ini membatasi

bahwa pada pemilu 2014, sistem pemungutan suaranya hanya diperbolehkan

mencoblos satu kali. Kalau di 2004 pengaturan berapa kalinya kan dengan

peraturan KPU. Demikian juga pada pemilu 2009. Ini harus dicermati oleh

KPU pusat agar tidak membingungkan pemilih. Karena di pemilu sebelumnya

kan boleh menandai lebih dari satu kali. Dengan menggunakan sistem

proporsional terbuka, sehingga bisa memilih parpol atau calonnya, maka

definisi coblos satu kali ini harus jelas.

Daftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan

sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765 dn perempuan 371.105

dalam rapat pleno terbuka oleh KPU Kabupaten Bantul yang dipimpin Ketua

KPU Kabupaten Bantul Budhi Wiryawan dihadiri dan disaksikan anggota

KPU DIY Drs. Miftahul Alfin, Staf Ahli Bupati Bantul Suarman SW, SH

MH, Ketua Panwaslu Bantul Drs. Supardi, para ketua parpol, para calon

anggota DPD RI dari DIY, para camat, para ketua PPK dan LSM pemerhati

Pemilu bertmpat di Hotel Ros In Yogyakarta hari Jumat (13/9).

6

Page 7: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Meskipun sudah ditetapkan menurut Ketua KPU Kabupaten Bantul

Budhi Wiryawan dalam hal setelah DPT ditetapkan masih terdapat data

pemilih ganda, pemilih yang belum berusia 17 tahun dan belum

menikah/kawin, atau data pemilih yang kurang lengkap terkait jenis kelamin,

tanggal lahir dan jenis kecacatan pemilih, KPU Kabupaten melakukan

pembersihan/penghapusan terhadap salah satu pasangan data ganda,

menghapus data pemilih yang belum berusia 17 tahun dan belum menikah

dengan meminta PPS yang bersangkutan mengkonfirmasi data tersebut ke

lapangan.  KPU kabupaten akan melakukan perbaikan DPT paling lama

sampai tanggal 11 Oktober 2013 jelasnya.1

Selain itu pada Pemilu 2014 terdapat DPK Bantul tercatat 1.804

Pemilih. Sampai dengan batas akhir pendaftaran (tanggal 30 Maret 2014)

Daftar Pemilih Khusus (DPK) untuk Pemilu 2014 di KPU Kabupaten Bantul

tercatat sebanyak 1.804 pemilih, mereka adalah warga masyarakat yang telah

memiliki hak pilih tetapi tidak terdaftar di DPT termasuk pemilih pindahan

yang menggunakan formulir A-5 sebanyak 503 pemilih.

Ketua KPU Kabupaten Bantul Muhammad Johan Komara, S.IP

optimis dengan tambahan surat suara dua persen akan dapat memenuhi jumlah

pemilih di Bantul baik yang tercatat di DPT maupun DPK pada Pemilu

1 (www.kpu_bantulkab.com 05 maret 2014)

7

Page 8: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

legislatif hari Rabu tanggal 9 April 2014 akan datang, tinggal pengaturan oleh

PPS di TPS mana meraka akan menggunakan hak pilihnya.

Apabila ada warga masyarakat pemilih belum tercatat pada DPK

masih dapat menggunakan hak pilih dengan dalam DPK tersebut. Yaitu pada

hari H langsung datang ke TPS pada alamat sesuai KTP paling lambat 1 (satu)

jam sebelum pemungutan suara ditutup. Jika surat suara pada TPS

bersangkutan tidak mencukupi akan diarahkan oleh KPPS ke untuk

menggunakan hak pilihnya pada TPS terdekat.

Setelah ditetapkan sebanyak 721.870 jumlah DPT di kabupaten Bantul

pada 16 September 2013 yang lalu kini Hasil Penyempurnaan DPT Kabupaten

Bantul 716.367. Penyempurnaan DPT bukan untuk mendata pemilih baru,

namun memperbaiki data pemilih (NIK Invalid), menyaring pemilih ganda,

maupun menghapus pemilih meninggal atau yang tidak memenuhi syarat

lainnya,” kata Arif Widayanto, S.Fil.I., Ketua Divisi Teknis Penyelenggaraan

KPU Bantul, usai Rapat Koordinasi Penyempurnaan DPT Kabupaten Bantul

yang dipimpin Ketua KPU Kabupaten Bantul Muhammad Johan Komara,

S.IP didampingi anggota KPU KPU Bantul, dihadiri Divisi Teknis

Penyelenggaraan KPU DIY Nur Huri Mustofa, S.Ag,M.SI, Pimpinan Partai

Politik di Bantul serta Panwaslu Kabupaten Bantul pada hari Jumat (17/1).

8

Page 9: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Sumber:KPU Kabupaten Bantul

Lebih lanjut Arif menjelaskan sesuai SE KPU No. 858/KPU/XII/2013

ada tiga hal yang

disempurnakan. Pertama, pemilih dengan NIK Invalid dengan cara koordinasi

dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bantul, sebab yang

dapat memberikan NIK adalah Disdukcapil atau Kemendagri. Kedua,

penyaringan data ganda akibat terisinya NIK antar kabupaten dengan cara

pencocokan dan penelitian melalui PPK dan PPS. Ketiga, penghapusan

pemilih meninggal, berubah status TNI/Polri, pindah domisili, belum cukup

umur, serta pemilih tidak dikenal.

9

Tabel 1.1DPT Pemilu 2014 Kabupaten Bantul

No. Kecamatan JumlahDesa

JumlahTPS

Jumlah Wajib Pilih Total

Laki-laki Perempuan

1 Bambanglipuro 3 110 15995 17245 33240

2 Banguntapan 8 252 38924 41664 80588

3 Bantul 5 149 23086 24545 47631

4 Dlingo 6 100 14776 15400 30176

5 Imogiri 8 153 23950 25182 49132

6 Jetis 4 143 21564 23189 44753

7 Kasihan 4 253 38932 40632 79564

8 Kretek 5 82 11543 13003 24546

9 Pajangan 3 82 12743 13396 26139

10 Pandak 4 132 19939 20746 40685

11 Piyungan 3 123 18970 20078 39048

12 Pleret 5 105 17045 17702 34747

13 Pundong 3 92 13749 14777 28526

14 Sanden 4 94 13057 14438 27495

15 Sedayu 4 119 17448 18661 36109

16 Sewon 4 225 36815 37560 74375

17 Srandakan 2 80 12229 12887 25116

TOTAL 75 2.294 350.765 371.105 721.870

Page 10: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Penyempurnaan DPT, tetap akan dilaksanakan hingga empat hari

sebelum pemungutan suara suara yang dilaksanakan pada tanggal 9 April

2014. Perbaikan DPT terus dilakukan karena dari bulan Januari hingga akhir

Maret 2014, akan terjadi perubahan karena ada pemilih meninggal dan yang

lainnya. Adapun data DPT per 30 November 2013 tercatat 717.253 pemilih

dan NIK invalid 2.066 setelah penyempurnaan sampai tanggal 17 Januari

2014 tercatat 716.367 pemilih dengan NIK invalid 1.445 pemilih.

Untuk warga masyarakat yang belum terdaftar atau tercecer dari DPT

maka masih ada kesempatan untuk tidak kehilangan hak pilihnya melalui

Daftar Pemilih Khusus (DPK). Masyarakat yang akan mendaftarkan diri

untuk dicatat pada DPK dapat melalui PPS di setiap desa pada hari kerja.

Warga yang telah memenuhi hak pilih dan belum tercantum di DPT di

tampung dalam Daftar Pemilih Khusus (DPK) hingga 14 hari sebelum

pemungutan suara, terang Arif.

Untuk memberikan layanan kepada masyarakat yang pada hari dan

tanggal pemungutan suara tidak dapat hadir di TPS karena keadaan tertentu

maka diadakan Daftar Pemilih Tambahan (DPTb). DPTb berfungsi agar

pemilih dapat berpindah TPS dengan menggunakan surat dari PPS asal (Form

A5). Dokter yang bertugas di rumah sakit, wartawan yang sedang

mengadakan liputan, maupun mahasiswa yang menempuh study di luar

daerah akan tetap bisa memilih dengan Form A5.

10

Page 11: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Setelah DPT kabupaten Bantul telah di sempurnakan KPU bantul

melakukan Sosialisasi Pemilu 2014 melalui Berbagai Metode Untuk mencapai

target partisipasi pemilih mencapai 75 persen pada Pemilu legislatif tanggal 9

Maret 2014 KPU Kabupaten Bantul terus melakukan sosialisasi melalui

berbagai metode antara lain melalui media elektronika radio( Radio Persatuan,

Bantul Radio dan Radio Rasialima) berupa tayangan iklan layanan masyarakat

serta mengisi siaran langusng pada acara Taman Gabusan di TVRI

Yogyakarta (11/3), jalan santai sosialisasi Pemilu 2014(9/3) untuk mengajak

masyarakat menggunakan hak pilihnya.

Adapun melalui metodaetatap muka dengan mengefektifkan peran

Relawan Demokrasi (Relasi) dengan menghadiri segmen masyarakat pemilih,

penyuluhan yang dilakukan oleh PPK dan PPS serta oleh Komisioner KPU

kepada kelompok-kelompok masyarakat, penyebaran bahan sosialisasi berupa

modul serta alat peraga sosialiasi lainnya (contoh surat suara, poster daftar

calon).

Salah satu alat peraga sosialisasi berupa baliho dan spanduk berisi

ajakan untuk memilih pada Pemilu tanggal 9 April 2014 hari Rabu Pon yang

telah dipasang pada tempat-tempat strategis, untuk baliho ukuran 4 x 6 meter

sebanyak 95 buah tersebar di setiap kecamatan, desa serta di ibukota Bantul.

Sedangkan spanduk sebanyak 201 buah telah terpasang di seluruh kecamatan

dan desa se Kabupaten Bantul.

11

Page 12: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

KPU Bantul Rekrut Relawan Demokrasi Untuk menindaklanjuti Surat

Edaran Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nomor 609/KPU/IX/2013 tentang

Penyampaian Petunjuk Pelaksanaan Program Relawan Demokrasi Pemilu

2014 dan dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pemilu

2014 serta untuk memberikan pendidikan pemilih yang memadai, Komisi

Pemilihan Umum Kabupaten Bantul membuka kesempatan bagi Warga

Negara Indonesia yang terdaftar sebagai pemilih untuk menjadi Relawan

Demokrasi (Relasi) di Kabupaten Bantul.

Relawan Demokrasi KPU Kabupaten Bantul Dikukuhkan Sebanyak

25 orang Relawan Demokrasi (Relasi) Kabupaten Bantul mewakili segmen

pemilih pemula, segmen perempuan, segmen agama, segmen pinggiran dan

segmen disabilitas dikukuhkan oleh Ketua KPU Kabupaten Bantul

Muhammad Johan Komara, S.IP disaksikan anggota KPU Bantul dan jajaran

staf Sekretariat KPU Bantul hari Rabu (20/11).

Dalam sambutannya Muhammad Johan Komara, S.IP mengatakan

bahwa program relawan demokrasi adalah gerakan sosial yang di prakarsai

oleh KPU RI yang dimaksudkan untuk meningkatkan partisipasi dan kualitas

pemilih dalam menggunakan hak pilihnya, program ini di latarbelakangi oleh

kecenderungan menurunnya partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak

pilihnya dalam pemilu.

12

Page 13: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Saat ini trend partisipasi pemilih dalam Pemilu terus mengalami

penurunan, target KPU Kabupaten Bantul adalah meningkatkan partisipasi

pemilih minimal di angka 75% pada Pemilu 2014. Sehingga Relawan

Demokrasi sebagai mitra KPU, diharapkan dapat menjalankan sosialisasi serta

pendidikan pemilih pada komunitasnya, jelas Muhammad Johan Komara,

S.IP.

Usai pengukuhan dilanjutkan pembekalan oleh Divisi Sosialissi KPU

DIY Farid Bambang Siswantara serta Komisioner KPU Kabupaten Bantul

dengan materi antara lain menjadi relawan berintegritas, pentingnya

demokrasi Pemilu dan partisipasi, gender dan disabilitas dalam Pemilu 2014,

tahapan penyeleggaraan Pemilu, teknik komunikasi yang baik, kode etik

relawan, serta rencana tindak lanjut.

Adapun tugas Relawan Demokrasi antara lain akan memetakan varian

kelompok sasaran, mengidentifikasi kebutuhan varian kelompok sasaran,

identifikasi materi dan metoda sosialisasi yang dilakukan, menyusun jadwal

kegiatan dan berkoordinasi dengan relawan pemilu lain, melaksanakan

kegaitan sesuai jadwal serta menyusun laporan kegiatannya.

Tingkat kehadiran pemilih dalam pileg dan pilpres 2004, Pemilukada

tahun 2005/2006, 2009/ 2010. Pemilihan Umum (pemilu) merupakan salah

satu mekanisme untuk melaksanakan demokrasi. Tingkat legitimasi pemilu

13

Page 14: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

berbanding lurus dengan tingkat partisipasi masyarakat, baik secara kualitatif

maupun kuantitatif.

Secara kuantitatif, tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilu di

Indonesia memang lebih dari 50%, tetapi perlu juga disadari adanya tendensi

penurunan tingkat prosentase pemilih dalam pemilu dari tahun ke tahun.

Ikhtisar tingkat partisipasi pemilih dalam pemilu sebagaimana tersebut dalam

tabel di bawah ini.

Tabel 1.2

Partisipasi Pemilih

NO Kabupaten/kota

Pileg 2004

Pilpres 2004 Pilkada2005 /2006

Pemilu 2009 Pilkada Pemilu 2014Putaran I

Putaran II Pileg Pilpres 2010/2011 Pileg Pilpres

1 Kota yogyakarta 75.04% 79.08% 75.61% 53.32% 66.54% 69.21% 64.46%

14

Page 15: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

2 Bantul 92.11% 85.24% 82.63% 76.52% 74.08% 79.11% 73.69% 81,00% 3 Kulonprogo 87.04% 85.41% 82.96% 75.66% 73.37% 73.46% 69.70% 4 Sleman 81.30% 78.81% 76.04% 77.69% 72.68% 77.61% 70.67% 5 Gunungkidul 82.41% 79.12% 75.26% 75.27% 75.14% 75.36% 71.87%

Provinsi DIY 84.13% 80.93% 77.79%   72.94% 75.97%

Nasional 84.00% 78.00% 76.63% 70.96% 72.55% Sumber : KPU Kabupaten Bantul

Pada pemilu tahun 2009 kabupaten bantul angka partisapsi nya cukup

tinggi yaitu sekitar 74% dan pada pemilihan presiden mencapai 79%. Ini

cukup tinggi di bandingkan dengan kabupaten lain di DIY. Dan pada pemilu

2014 yang lalu angka partisipasi pemilihan legislatif di kabupaten bantul

partisipasi nya mencapai target KPU yaitu mencapai 81% ini lah suatu

keberhasilan KPU bantul dalam menyelenggarakan pemilu di lihat dari angka

partisipasi masyarakatnya.

Dalam sistem politik modern, tidak ada satu negara yang dapat disebut

Negara demokratis (oleh masyarakat international) apabila tidak mengadakan

pemilu. Permasalahan apakah pemilihan umum itu dilakukan secara adil,

transparan dan jujur itu merupakan hal lain. Salah satu indikator kematangan

suatu bangsa adalah tingkat partisipasi politik warganya, idealnya partisipasi

yang diidamkan adalah pada proses transformasi publik kedalam ranah

struktur politik bukan hanya kehadiran pemilih di TPS Bantul yang

merupakan kabupaten berpenduduk besar kedua telah sukses dalam pemilu

15

Page 16: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

legislatif maupun presiden. Hal tersebut bisa dilihat jumlah partispasi

masyarakat yang tertinggi di DIY.2

KPU sebagai lembaga penyelenggara pemilu yang menjalankan sistem

demokrasi di Indonesia sangat berperan penting dalam penentuan nasib

masyarakat lima tahun lama nya karena ada pergantian kekuasaan di lembaga

Negara seperti halnya DPR maupun Presiden dan Wakil Presiden dengan

adanya pemilu setiap lima tahun sekali rakyat bisa memilih para wakil mereka

di DPR maupun memilih Presiden dan wakil presiden. Sehingga pada setiap

pemilu lembaga seperti KPU sangat bekerja keras untuk menjalankan sistem

demokrasi ini dan harus sukses dalam setiap pemilu yang di selenggarakan,

baik dari KPU pusat maupun yang di daerah. KPU bantul saat ini telah

menjalankan tugas mereka dengan maksimal agar sukses menyelenggarakan

pemilu 2014 yang lalu. Dan keberhasilan KPU 2014 yang lalu yang mencapai

target partisipasi 81% dan menjalankan pemilu dengan adil,damai serta jujur.

Dan tentunya angka golput pun bisa menurun dari pemilu 2009 yang lalu.

Dari sekilas uraian diatas mengenai deskriptif fenomena yang

menggambarkan Kinerja KPU pada penyelenggaraan pemilu 2014 maka

penulis tertarik melakukan penelitian tentang “PENGARUH KINERJA KPU

TERHADAP PENCEGAHAN GOLPUT DI KABUPATEN BANTUL PADA

PEMILU LEGISLATIF 2014”

2 (www.kpu_bantulkab.com 05 maret 2014)

16

Page 17: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

B. Rumusan Masalah

Perumusan masalah sangat penting bagi suatu penelitian yang berguna

untuk menjadikan penelitian tersebut sebagai penelitian yang terarah pada

masalah tersebut. Dengan memperhatikan latar belakang masalah di depan

dapatlah di rumuskan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Kinerja KPU yang manakah yang paling berpengaruh pada pencegahan golput

di Kabupaten Bantul ?

2. Resiko Golput manakah yang paling di pengaruhi oleh kinerja KPU ?

3. Seberapa banyakkah pengaruh kinerja KPU terhadap pencegahan Golput di

Kabupaten Bantul?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui Kinerja KPU yang manakah yang paling berpengaruh

pada pencegahan golput di Kabupaten Bantul.

2. Untuk mengetahui Resiko Golput manakah yang paling di pengaruhi oleh

kinerja KPU.

3. Mengetahui Seberapa banyakkah pengaruh kinerja KPU terhadap

pencegahan Golput di Kabupaten Bantul.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

17

Page 18: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

1. Bagi penyusun, penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan serta

pengetahuan sebagai perbandingan antara teori–teori yang telah diterima

dibangku kuliah serta menindak lanjuti dari program instrenship di (KPU)

Kabupaten Bantul dengan kenyataan yang ada pada Pemilu Tahun 2014.

2. Bagi masyarakat, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan

mengenai pelayanan yang berkualitas serta kinerja dari KPU Kabupaten

Bantul pada Pemilu Tahun 2014.

3. Agar menjadi wacana dan memberikan masukan pemikiran serta

menambah referensi skripsi yang ada di Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta.

E. Kerangka Dasar Teori

Kerangka dasar teori adalah teori-teori yang di gunakan dalam

melakukan suatu penelitian sehinggga penelitian yang dilakukan menjadi

jelas, sistematis, dan ilmiah. Kerangka dasar teori tersebut digunakan untuk

lebih menjelaskan permasalahan yang ada sehingga menjadi lebih jelas

dengan kerangka dasar pemikiran yang benar.

“Teori adalah merupakan alat yang terpenting dari suatu ilmu

pengetahuan. Tanpa teori hanya ada pengetahuan tentang serangkaian fakta

saja, tetapi tidak akan ada ilmu pengetahuan. Kecuali (1) Menyimpulkan

generalisasi-generalisasi dari fakta-fakta hasil pengamatan, teori itu juga: (2)

Memberi kerangka orientasi untuk analisa dan klasifikasi dari fakta-fakta yang

18

Page 19: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

dikumpulkan dalam penelitian; (3) Memberi ramalan terhadap gejala-gejala

baru yang akan terjadi; (4) Mengisi lowongan-lowongan dalam pengetahuan

kita tentang gejala-gejala yang telah atau sedang terjadi. 3

Teori umumnya dibagi dalam suatu klasifikasi seperti teori dasar

(“lower-level”), teori pertengahan (“middle-range”), dan teori umum. Teori

dasar terdiri dari satu atau sejumlah pernyataan teoritis yang berkaitan dengan

ragam jenis kejadian-kejadian tertentu. Teori pertengahan mencakup jenis

kejadian yang lebih luas, yang menggabungkan dan mempertalikan sejumlah

proposisi yang semula terpisah. Teori umum, cakupannya sangat luas, ia

menggabungkan teori-teori pertengahan ke dalam struktur yang luas guna

mengintegrasikan pengetahuan ke dalam lingkup bidang yang luas atau

bahkan ke dalam keseluruhan disiplin.4

Pengertian teori menurut F.N Kerlinger sebagaimana dikutip kembali

oleh Sofian Efendi dan Masri Singarimbun adalah serangkaian konsep,

kontrak, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial

secara sistematis dengan merumuskan hubungan antar konsep.

Menurut definisi ini, teori mengandung tiga hal, yaitu:

Pertama, teori adalah serangkaian proposisi atau konsep yang

berhubungan. 3 Koentjoroningrat, 1977,Metode-Metode Penelitian Masyarakat, P.T Gramedia, Jakarta, hal :194 Jack C. Plano, Robert E, dan Helena S. Robin, terjemahan oleh Edi S. Siregar. 1994. Kamus Analisa Politk, Rajawali pers, Jakarta, cetakan ketiga, Hal : 266

19

Page 20: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Kedua, teori adalah menerangkan secara sistematis suatu fenomena

dengan cara menentukan hubungan antar konsep.

Ketiga, teori menerangkan fenomena tertentu dan cara menentukan

konsep mana yang berhubungan dengan konsep lainnya dan bagaimana

bentuk hubungannya.5

Kerangka dasar dalam penelitiaan ini meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Kinerja

Penilaian kerja merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena

dapat digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organisasi dalam

mencapai misinya. Bagi suatu organisasi informasi tentang kinerja dapat

berguna untuk menilai sejauh mana kinerja yang dilakukan suatu organisasi

untuk mencapai kepuasan dan memenuhi harapan yang ingin dicapai dalam

rangka meningkatkan kualitas. Dengan adanya penilaian dan informasi

kinerja pada suatu organisasi diharapkan adanya perbaikan yang lebih terarah

dan sistematis.

Secara etimologis, kinerja adalah sebuah kata yang dalam bahasa

Indonesia berasal dari kata dasar “kerja” yang menerjemahkan kata dari

bahasa asing prestasi, bisa pula berarti hasil kerja. Sehingga pengertian kinerja

dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan

organisasi yang telah ditetapkan.6

5 Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1989,Metode Penelitian Survai, Jakarta :LP3ES,, Hal: 37 6 www.wikipedia.com

20

Page 21: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Kata kinerja (performance) dalam konteks tugas, sama dengan prestasi

kerja. Para pakar banyak memberikan definisi tentang kinerja secara umum,

dan dibawah ini disajikan beberapa diantaranya.

a. Menurut Bernardin dan Russel, Kinerja didefinisikan sebagai catatan

tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan atau

kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu.

b. Menurut As’ad, Kinerja didefinisikan sebagai keberhasilan seseorang

dalam melaksanakan suatu pekerjaan.

c. Menurut Kurb, Kinerja didefinisikan sebagai pekerjaan yang merupakan

gabungan dari karakteristik pribadi dan pengorganisasian seseorang.

d. Menurut Gilbert, Kinerja didefinisikan sebagai apa yang dapat dikerjakan

sesuai dengan tugas dan fungsinya.

1. Tingkat organisasi, dengan variable kinerjanya adalah strategi,tujuan,

dan pengukuran organisasi secara luas, struktur organisasi dan

penyebaran sumber daya.

2. Tingkat proses, yaitu bagaimana pekerjaan ini dilakukan. Variable

kinerjanya adalah proses pelayanan kebutuhan pelanggan efisien dan

efektif, tujuan proses dan pengukuran proses digerakkan oleh

kebutuhan pelanggan dan kebutuhan organisasi.

3. Tingkat pekerja atau pelaksana, dengan variable kinerjanya adalah

promosi jabatan, pertanggung jawaban pekerja, standar pekerjaan

umpan balik, penghargaan dan latihan.

21

Page 22: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

a. Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja merupakan suatu alat menejemen untuk

meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas.

Sebenarnya pengukuran kinerja punya makna ganda, yaitu pengukuran

kinerja sendiri dan evaluasi kinerja.

1. Penetapan indikator kinerja

Penetapan indikator kinerja merupakan proses identifikasi dan

klasifikasi indikator kinerja melalui sistem pengumpulan dan

pengolahan data/informasi untuk menentukan capaian tingkat

kinerja kegiatan/program.

2. Penetapan Capaian Kinerja

Penetapan capaian kinerja dimaksudkan untuk mengetahui dan

menilai capaian indikator kinerja pelaksanaan kegiatan/program

dan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh suatu instansi

pemerintah.

3. Formulir Pengukuran Kinerja

Untuk memudahkan dalam melakukan evaluasi atas kesesuaian

dan keselarasan antara kegiatan dan program, atau antara program

penunjangan dengan program utama, atau antara program yang

lebih rendah dengan program yang lebih tinggi.7

7 Tim Asistensi pelaporan AKIP 1999, Modul Sosialisasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), Jakarta, hal 44

22

Page 23: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

James B.Whittaker dalam bukunya “The Government Performance

Result Art of 1993”, menyebutkan bahwa pengukuran kinerja merupakan

suatu alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan kualitas

pengambilan keputusan dan akuntabilitas. Pengukuran kinerja juga digunakan

untuk menilai pencapaian tujuan atau sasaran (goals and objective),8 menurut

Whittaker, elemen kunci system pengukuran kinerja terdiri atas :

1. Perencanaan dan penetapan tujuan;

2. Pengembangan ukuran yang relevan;

3. Pelaporan formal atas hasil;

4. Penggunaan informasi.

Bagi setiap organisasi, penilaian terhadap kinerja merupakan suatu

kegiatan yang sangat penting karena penilaian tersebut dapat dipakai sebagai

ukuran keberhasilan penilaian suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu,

bahkan penilian tersebut dapat menjadi input bagi perbaikan dan peningkatan

organisasi. Jadi kinerja dapat juga diartikan, kegiatan perencanaan yang

dilaksanakan oleh kelompok atau individu untuk mencapai tujuan atau hasil

yang diharapkan sesuai dengan perencanaan kinerja yang diraih oleh suatu

organisasi dapat dilihat dari beberapa aspek berikut.9

a. Aspek Produktivitas (Productivity)

8 Tim Asistensi pelaporan AKIP Modul 3, 1999, Modul Sosialisasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), Jakarta, hal 59 Ulung Pribadi, Perubahan Paradigma Organiasi, Perancangan Strategis Manajemen Total Kualitas Dalam Pengembangan Organiasi (Diktat Mata Kuliah Pengembangan Organisasi Publik), Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas ISIPOL, Universitas Muhammadiyah Yogyaklarta.

23

Page 24: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Aspek ini berkaitan dengan perbandingan antara masukan (input) dan

keluaran (output) suatu organisasi. Apabila keluaran atau hasilnya lebih

besar dari pada masukannya atau ongkosnya, maka kondisi ini disebut

efisien atau produktivitas tinggi. Namun bila keluarannya lebih rendah

dari pada masukannya, maka organisasinya tersebut tidak efisien.

b. Aspek Kualitas Pelayanan (Quality of service)

Aspek ini bias dilihat sebagai aspek efektifitas pelayanan yang diberikan

oleh organisasi kepada para konsumennya.

c. Aspek Responsivitas (Responsiveness)

Aspek ini dapat diartikan sebagai daya tanggap para penggelola organisasi

terhadap kebutuhan dan keinginan dari para klien atau masyarakat sasaran.

Daya tanggap disini diartikan sebagai respon terhadap kebutuhan klien

dan penerapan peraturan yang benar.

d. Aspek Responsibilitas (Responsibility)

Aspek ini dapat diartikan sebagai suatu kondisi administrasi dan kebijakan

serta program-program yang baik yang dimiliki oleh para pengelola

organisasi. Kondisi administrasi, kebijakan dan program yang baik disini

dimaksudkan dalam artian yang luas sebagai kemantapan sistem

pekerjaan.

e. Aspek Profesioanal (Professionalism)

Aspek ini menunjuk pada sifat dari suatu pekerjaan yang membutuhkan

kompetisi atau keahlian teknis. Prosessionalism menjadi suatu kebutuhan

24

Page 25: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

yang tidak dapat dihindari oleh para pengelola organisasi, karena semakin

tumbuhnya kompleksitas masalah-masalah yang ada dalam masyarakat

dan semakin canggihnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

f. Aspek Akuntabilitas (Accountability)

Aspek ini dapat diartikan sebagai organisasi tentang apa-apa yang telah

dilakukan oleh stake holders (pihak-pihak yang berkepentingan), konsep

ini menganut pada pengertian bahwa segala tindakan organisasi akan

dinilai dan dievaluasi oleh kalangan yang terkait dan memiliki

kepentingan dengan organisasi itu.

Dari keenam aspek tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai

suatu kinerja atau prestasi kerja yang baik maka suatu organisasi dalam

hal ini adalah Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bantul dalam keadaan

yang seimbang dalam produktivitasnya, baik itu masukan atau keluaran.

Sehingga dalam melakasanakan tugasnya para aparatur dapat bekerja

secara efektif dan efisien.

Menurut Atmosoeprapto, dalam Hessel Nogi (2005 : 181)

mengemukakan bahwa kinerja organisasi dipengaruhi oleh faktor internal dan

faktor eksternal, secara lebih lanjut kedua faktor tersebut diuraikan sebagai

berikut :

a. Faktor eksternal, yang terdiri dari :

25

Page 26: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

1. Faktor politik, yaitu hal yang berhubungan dengan keseimbangan

kekuasaan Negara yang berpengaruh pada keamanan dan

ketertiban, yang akan mempengaruhi ketenangan organisasi untuk

berkarya secara maksimal.

2. Faktor ekonomi, yaitu tingkat perkembangan ekonomi yang

berpengaruh pada tingkat pendapatan masyarakat sebagai daya beli

untuk menggerakkan sektor-sektor lainya sebagai suatu system

ekonomi yang lebih besar.

3. Faktor sosial, yaitu orientasi nilai yang berkembang di masyarakat,

yang mempengaruhi pandangan mereka terhadap etos kerja yang

dibutuhkan bagi peningkatan kinerja organisasi.

b. Faktor internal, yang terdiri dari :

1. Tujuan organisasi, yaitu apa yang ingin dicapai dan apa yang ingin

diproduksi oleh suatu organisasi.

2. Struktur organisasi, sebagai hasil desain antara fungsi yang akan

dijalankan oleh unit organisasi dengan struktur formal yang ada.

3. Sumber Daya manusia, yaitu kualitas dan pengelolaan anggota

organisasi sebagai penggerak jalanya organisasi secara

keseluruhan.

4. Budaya Organisasi, yaitu gaya dan identitas suatu organisasi dalam

pola kerja yang baku dan menjadi citra organisasi yang

bersangkutan.

26

Page 27: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat

banyak faktor yang mempengaruhi tingkat kinerja dalam suatu organisasi.

Namun secara garis besarnya, faktor yang sangat dominan mempengaruhi

kinerja organisasi adalah faktor internal (faktor yang datang dari dalam

organisasi) dan faktor eksternal (faktor yang datang dari luar organisasi).

Setiap organisasi akan mempunyai tingkat kinerja yang berbeda-beda karena

pada hakekatnya setiap organisasi memiliki ciri atau karakteristik masing-

masing sehingga permasalahan yang dihadapi juga cenderung berbeda

tergantung pada faktor internal dan eksternal organisasi.

2. Golongan putih

Fenomena kemunculan golongan putih atau Golput di Indonesia sejak

tahun 1971 dan perkembangannya hingga kini jelas merupakan suatu dimensi

sejarah politik kita yang menarik untuk diamati dan dianalisis. Meskipun

Golput yang diidentifikasi dengan “gerakan protes” terhadap penyelenggraan

pemilihan umum itu muncul hanya setiap lima tahun sekali, namun yang

paling penting untuk diketahui dari gerakan ini adalah makna dan sasaran

yang ingin dicapainya, yaitu terwujudnya demokrasi di berbagai dimensi

kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Bahwa hingga kini

masih tetap ada Golput yang bandel memberikan “suara berbeda”, ini suatu

tenda zaman bahwa masih ada sesuatu yang “tidak beres” dengan demokrasi

kita. “Suara berbeda” atau dengan kata lain tidak mencoblos salah satu pun

27

Page 28: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

dari tanda gambar organisasi peserta pemilu (OPP), itu bukannya tanpa

kesadaran dan pertimbangan argumentatif.10 Istilah Golongan Putih (Golput).

Istilah golongan putih atau golput pertama kali muncul menjelang

Pemilu 1971. Istilah ini sengaja dimunculkan oleh Arief Budiman dan kawan-

kawannya sebagai bentuk perlawanan terhadap arogansi pemerintah dan

ABRI (sekarang TNI) yang sepenuhnya memberikan dukungan politis kepada

Golkar. Arogansi ini ditunjukkan dengan memaksakan (dalam bentuk

ancaman) seluruh jajaran aparatur pemerintahan termasuk keluarga untuk

sepenuhnya memberikan pilihan kepada Golkar. Arogansi seperti ini dianggap

menyimpang dari nilai dan kaidah demokrasi di mana kekuasaan sepenuhnya

ada di tangan rakyat yang memilih.

Ketika itu, Arief Budiman mengajak masyarakat untuk menjadi golput

dengan cara tetap mendatangi Tempat Pemungutan Suara (TPS). Ketika

melakukan coblosan, bagian yang dicoblos bukan pada tanda gambar partai

politik, akan tetapi pada bagian yang berwarna putih. Maksudnya tidak

mencoblos tepat pada tanda gambar yang dipilih. Artinya, jika coblosan tidak

tepat pada tanda gambar, maka kertas suara tersebut dianggap tidak sah.

Sementara itu kemunculuan golput ada Sembilan yaitu :

1. Golongan putih bukanlah suatu organisasi. Dia adalah identifikasi,

identifikasi bagi mereka yang tidak puas dengan keadaan sekarang karena

10 Arbi Sanit, 1992 GOLPUT:aneka pandangan fenomena politik,Pustaka sinar harapan, Jakarta,hal 11

28

Page 29: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

aturan permainan demokrasi diinjak-injak, tidak saja oleh partai-partai

politik (seperti ketika mereka mencetuskan U.U. Pemilihan Umum), tapi

juga oleh Golongan Karya, yang dalam usaha memenangkan pemilihan

umum ini, menggunakan aparat pemerintah dan cara-cara yang di luar

batas aturan permainan dalam suatu masyarakat yang demokratis.

2. Untuk menunjukan bahwa seseorang mengidentifikasikan dirinya dengan

Golongan Putih, maka dia, kalau dapat memakai sebuah lencana

berbentuk segilima putih dengan pinggir hitam. Lencana tersebut dapat

dibuat sendiri dengan kertas karton dan peniti.

3. Golongan Putih tidak melakukan gerakan-gerakan di luar hokum, karena

salah satu tujuan gerakan ini adalah menguatkan ketaatan kepada hukum.

Dia melakukan protes di dalam batas-batas hukum yang ada.

4. Apa yang dilakukan oleh Golongan Putih ialah melakukan pendidikan

politik bagi masyarakat umumnya, khususnya bagi generasi muda.

Tujuannya bukanlah untuk membuat orang menjadi pengikut suatu aliran

politik, tapi untuk membuat orang berpikir kritis dan kreatif dalam

menghadapi lingkungannya.

5. Selanjutnya, kepada mereka yang merasa dipaksa untuk memilih suatu

partai politik ataupun golongan karya, padahal dia tidak mau memilih,

maka dia dapat mengadukan hanya kepada seorang ahli hukum.

29

Page 30: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

6. Tujuan dari Golongan Putih adalah untuk menjaga tradisi berdemokrasi,

yakni dalam situasi apa pun juga, suatu pendirian yang berlainan dengan

pendirian penguasa, harus selalu dilindungi.

7. Karena itu, gerakan ini merupakan gerakan kultural, dalam arti yang

diperjuangkan bukanlah kekuasaan politik, melainkan suatu tradisi

bermasyarakat di mana hak-hak asasi selalu terlindung dari kekuasaan

sewenang-wenang.

8. Golongan putih menganjurkan untuk Pemilihan umum 1971 supaya rakyat

Indonesia menjadi penonton yang baik saja, sebagai protes terhadap

pemilihan umum yang tidak demokratis.

9. Tidak memilih adalah hak setiap warga Negara, karena itu dilindungi oleh

Undang-Undang Dasar yang berlaku.

Golongan putih bukanlah suatu pengelompokan politik, tapi ia

merupakan pengelompokan kultural. Ia tidak melambangkan diri pada suatu

ikatan organisasi, tapi adalah pribadi-pribadi. Sebagai suatu gerakan moral

Golongan Putih berjuang ditegakkannya suatu idealisme baru, di mana

prinsip-prinsip Demokrasi dan Hak-hak asasi rakyat benar-benar dijamin dan

ditegakkan. Golongan putih mengajukan appeal kepada seluruh generasi

muda Indonesia agar merebut hari depan bangsa dan Negara ini di tangannya

sendiri”. Kata Arief Budiman hari kamis di gedung balai budaya, jakrta ketika

30

Page 31: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

mengumumkan apa yang dikatakan sebagai “Proklamasi” adanya Golongan

Putih. 11

Golput sejauh ini himbauan pemerintah agar setiap warga Negara

menggunakan hak pilihnya dan menikmati pemilu sebagai pesta demokrasi,

selalu mendapatkan respon yang positif. Kalaupun ada usaha dari kelompok

tertentu, yang mengajak masyarakat untuk tidak menggunakan hak pilihnya,

sejarah memperlihatkan ajakan ini tidak pernah menimbulkan ancaman yang

berkhawatirkan. Kelompok yang mencoba mempengaruhi atau mengagalkan

pemilu sebagai sarana membangkitkan partisipasi politik rakyat ini, ternyata

hanya mampu merebut pengikut yang jumlahnyatidak perlu mencemaskan.

Dalam hal ini, agaknya masyakrat lebih bergairah untuk berpartisipasi dengan

memberikan pilihan, dari pada tidak menggunakan hak pilih karena suatu

motivasi yang tidak jelas.12

Golput memang merupakan masalah klasik dan universal dalam

kehidupan politik. Pembicaraan tentang ini selalu menjadi berita menarik

menjelang pemilu di negara mana pun. Istilah golput dalam peta politik

Indonesia pertama kali muncul pada tahun 1971, terhadap mereka yang tidak

menggunakan hak suaranya untuk memilih. Dalam UU tentang Pemilu yaitu

UU No.10 Tahun 2008, disebutkan di Pasal 19 ayat (1 ) yang berbunyi: “WNI

11 Arbi Sanit, 1992, GOLPUT: aneka pandangan fenomena politik,Pustaka sinar harapan, Jakarta,hal 46-4912 Arbi Sanit, 1992,GOLPUT: aneka pandangan fenomena politik,Pustaka sinar harapan, Jakarta ,hal 190

31

Page 32: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

yang pada hari pemungutan suara telah berumur 17 tahun atau lebih atau

sudah/pernah kawin mempunyai hak memilih.” Jelas kata yang tercantum

adalah “hak”, bukan “kewajiban”.21 Lebih tinggi lagi, dalam produk hukum

tertinggi di Negara kita yaitu Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang

diamandemen tahun 1999-2002, juga tercantum hal senada. Dalam pasal 28 E

disebutkan: “Pemilu dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia,

jujur, dan adil setiap lima tahun sekali”.

Hak memilih di sini termasuk dalam kata bebas. Artinya bebas

digunakan atau tidak, terserah pemilihnya. Dari sudut hukum, jelas sekali

kalau memilih dan dipilih adalah hak, demikian pula secara hak asasi. Hak

untuk memilih merupakan hak perdata warga negara, demikian juga hak untuk

berpendapat. Tidak ada hukum apa pun yang menyebutkan mereka yang

memilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu, akan

dikenakan sanksi atau di kriminalkan oleh negara.

Secara hukum memang tidak ada satu kekuatan apa pun yang dapat

menghalang-halangi seseorang untuk bersikap golput atau tidak menggunakan

hak pilihnya. Namun, untuk menghilangkan golput barangkali perlu dikaji

lebih dalam kenapa sampai muncul orang-orang yang tidak menggunakan hak

pilihnya sebagai wujud dari hak kedaulatan yang ada pada dirinya.

32

Page 33: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Setidaknya secara umum ada beberapa faktor yang cukup signifikan

mempengaruhinya :

Pertama, dengan kesadarannya sendiri memang tidak ingin

menggunakan hak pilihnya disebabkan beberapa kemungkinan, seperti rasa

tidak percaya kepada sistem pemilu. Bagi masyarakat, pelaksanaan pemilu di

Indonesia dinilai masih sekadar pesta demokrasi yang tidak akan membawa

perubahan apa-apa dalam kehidupan politik selanjutnya.

Kedua, ketidak percayaan kepada kontestan (partai politik). Mereka

menganggap bahwa tidak ada figur andalan yang dapat mewakili aspirasi

mereka. Ini dibuktikan dengan beberapa kali penyelenggaraan pemilu. Para

pemimpin dan wakil rakyat yang terpilih tidak dapat berfungsi mengemban

aspirasi politik mereka. Kondisi kehidupan politik yang lebih baik setelah

pelaksanaan pemilu ternyata tidak berlangsung di tengah kehidupan

masyarakat. Malah yang muncul justru konflik berkepanjangan antar elite

politik atau parpol pemenang pemilu.

Analisa penyebab terjadinya golput berdasarkan pendapat para ahli

yang melakukan penelitian terhadap penyebab golput di masyarakat. Berdasar

pemaparan secara teoritis dan tinjauan penelitian sebelumnya ada perbedaan

pendapat para ahli dan temuan hasil penelitian tentang fenomena golput.

Menurut David Moon ada perilaku non-voting yaitu pertama, menekankan

33

Page 34: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

pada karakteristik sosial dan psikologi pemilih serta karakteristik institusional

sistem pemilu; dan kedua, menekankan pada harapan pemilih tentang

keuntungan dan kerugian atas keputusan mereka untuk hadir atau tidak hadir

memilih. Merujuk pedapat Arbi Sanit golput dapat diklasifikasi menjadi tiga

yaitu Pertama, menusuk lebih dari satu gambar partai. Kedua ,menusuk bagian

putih dari kartu suara. Ketiga, tidak mendatangi kotak suara dengan kesadaran

untuk tidak menggunakan hak pilih.

Sedangkan menurut Novel Ali dapat di bagi dua kelompok golput

awam dan kelompok golput pilihan. Secara lebih detail diuraikan oleh Eep

Saefulloh Fatah golput teknis, golput teknis-politis golput politis dan golput

ideologis.

Hasil penelitian Tauchid Dwijayanto dalam kasus pilkada Jawa

Tengah ada tiga yang menyebabkan terjadinya golput yaitu lemahnya

sosialisasi, masyarakat lebih mementingkan kebutuhan ekonomi dan sikap

apatisme masyarakat. Berdasarkan hasil temuan Efniwati ada dua hal yang

menyebabkan pemilih golput yaitu faktor pekerjaan dan faktor lokasi TPS.

Kemudian Eriyanto mengatakan ada empat alasan mengapa pemilih golput

yaitu karena administratif, teknis, rendahnya keterlibatan atau ketertarikan

pada politik (political engagement) dan kalkulasi rasional.

34

Page 35: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Berangkat dari penjelasan ini dalam pemahaman penulis faktor yang

menyebabkan masyarakat untuk tidak menggunakan hak pilihnya secara

sederhana dapat di klasifikasikan kedalam dua kelompok besar yaitu faktor

dari internal pemilih dan faktor ekternal. Faktor internal yang penulis maksud

adalah alasan pemilih untuk tidak menggunakan hak pilih dalam pemilu

bersumber dari dirinya sendiri, sedangkan ekternal alasan tersebut datang dari

luar dirinya. Secara terperinci dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1.3

Internal dan Eksternal

NO Internal Eksternal

1 Teknis Administratif

2 Pekerjaan Sosialisasi

3  - PolitikSumber : Jurnal Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan, Vol. 1, No. 1, 2011

1. Faktor Internal

Tabel di atas menunjukkan tiga alasan yang datang dari individu

pemilih yang mengakibatkan mereka tidak menggunakan hak pilih.

Diantaranya alasan teknis dan pekerjaan pemilih.

35

Page 36: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

a. Faktor Teknis

Faktor teknis yang penulis maksud adalah adanya kendala yang

bersifat teknis yang dialami oleh pemilih sehingga menghalanginya

untuk menggunakan hak pilih. Seperti pada saat hari pencoblosan

pemilih sedang sakit, pemilih sedang ada kegiatan yang lain serta

berbagai hal lainnya yang sifatnya menyangkut pribadi pemilih.

Kondisi itulah yang secara teknis membuat pemilih tidak datang ke

TPS untuk menggunakan hak pilihnya.

Faktor teknis ini dalam pemahaman dapat di klasifikasikan ke

dalam dua hal yaitu teknis mutlak dan teknis yang bisa di tolerir.

Teknis mutlak adalah kendala yang serta merta membuat pemilih tidak

bisa hadir ke TPS seperti sakit yang membuat pemilih tidak bisa

keluar rumah. Sedang berada di luar kota. Kondisi yang seperti yang

penulis maksud teknis mutlak. Teknis yang dapat di tolerir adalah

permasalahan yang sifatnya sederhana yang melakat pada pribadi

pemilih yang mengakibat tidak datang ke TPS. Seperti ada keperluan

keluarga, merencanakan liburan pada saat hari pemilihan.

Pada kasus-kasus seperti ini dalam pemahaman penulis pemilih

masih bisa mensiasatinya, yaitu dengan cara mendatangi TPS untuk

36

Page 37: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

menggunakan hak pilih terlebih dahulu baru melakukan aktivitas atau

keperluan yang bersifat pribadi.

Pemilih golput yang karena alasan teknis yang tipe kedua ini

cenderung tidak mengetahui essensi dari menggunakan hak pilih,

sehingga lebih mementingkan kepentingan pribadi dari pada

menggunakan pilihnya. Pemilih ideal harus mengetahui dampak dari

satu suara yang diberikan dalam pemilu. Hakikatnya suara yang

diberikan itulah yang menentukan pemimpin lima tahun mendatang.

Dengan memilih pemimpin yang baik berarti pemilih berkontribusi

untuk menciptakan masa depan yang lebih baik pula.

a. Faktor Pekerjaan

Faktor pekerjaan adalah pekerjaan sehari-hari pemilih. Faktor

pekerjaan pemilih ini dalam pemahaman penulis memiliki kontribusi

terhadap jumlah orang yang tidak memilih. Berdasarkan data Sensus

Penduduk Indonesia tahun 2010 dari 107,41 juta orang yang bekerja,

paling banyak bekerja di sektor pertanian yaitu 42,83 juta orang (39,88

persen), disusul sektor perdagangan sebesar 22,21 juta orang (20,68

persen), dan sektor jasa kemasyarakatan sebesar 15,62 juta orang

(14,54 persen). Data yang hampir sama di Provinsi Kepuluan Riau

berdasrakan Data BPS 2010, sebanyak 31,9% penduduk bekerja di

37

Page 38: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

sektor industri, sektor jasa kemasyarakatan sebesar 20,7%, sektor

perdagangan sebesar 18,18% dan pertanian dan perkebunan 13,5%.

Data di atas menunjukkan sebagian besar penduduk Indonesia

bekerja di sektor informal, dimana penghasilanya sangat terkait

dengan intensitasnya bekerja. Banyak dari sektor informal yang baru

mendapatkan penghasilan ketika mereka bekerja, tidak bekerja berarti

tidak ada penghasilan. Seperti tukang ojek, buruh harian, nelayan,

petani harian. Kemudian ada pekerjaan masyarakat yang

mengharuskan mereka untuk meninggal tempat tinggalnya seperti para

pelaut, penggali tambang. Kondisi seperti membuat mereka harus

tidak memilih, karena faktor lokasi mereka bekerja yang jauh dari

TPS.

Maka dalam pemahaman penulis faktor pekerjaan cukup

singifikan pada pada faktor internal membuat pemilih untuk tidak

memilih. Pemilih dalam kondisi seperti ini dihadapkan pada dua

pilihan menggunakan hak pilih yang akan mengancam berkurang yang

penghasilannya atau pergi bekerja dan tidak memilih.

b. Faktor Eksternal

Faktor ektenal faktor yang berasal dari luar yang mengakibatkan

pemilih tidak menggukan hak pilihnya dalam pemilu. Ada tiga yang masuk

38

Page 39: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

pada kategori ini menurut pemilih yaitu aspek administratif, sosialisasi dan

politik.

a. Faktor Administratif

Faktor adminisistratif adalah faktor yang berkaitan dengan aspek

adminstrasi yang mengakibatkan pemilih tidak bisa menggunakan hak

pilihnya. Diantaranya tidak terdata sebagai pemilih, tidak mendapatkan kartu

pemilihan tidak memiliki identitas kependudukan (KTP). Hal-hal

administratif seperti inilah yang membuat pemilih tidak bisa ikut dalam

pemilihan. Pemilih tidak akan bisa menggunakan hak pilih jika tidak terdaftar

sebagai pemilih. Kasus pemilu legislatif 2009 adalah buktinya banyaknya

masyarakat Indonesia yang tidak bisa ikut dalam pemilu karena tidak terdaftar

sebagai pemilih. Jika kondisi yang seperti ini terjadi maka secara otomatis

masyarakat akan tergabung kedalam kategori golput.

Faktor berikut yang menjadi penghalang dari aspek administrasi

adalah permasalahan kartu identitas. Masih ada masyarakat tidak memilki

KTP. Jika masyarakat tidak memiliki KTP maka tidak akan terdaftar di DPT

(Daftar Pemimilih Tetap) karena secara administtaif KTP yang menjadi

rujukkan dalam mendata dan membuat DPT. Maka masyarakat baru bisa

terdaftar sebagai pemilih menimal sudah tinggal 6 bulan di satu tempat.

Golput yang diakibat oleh faktor administratif ini bisa diminimalisir

jika para petugas pendata pemilih melakukan pendataan secara benar dan

39

Page 40: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

maksimal untuk mendatangi rumah-rumah pemilih. Selain itu dituntut inisiatif

masyarakat untuk mendatangi petugas pendataan untuk mendaftarkan diri

sebagai pemilih. Langkah berikutnya DPS (Daftar Pemilih Sementara) harus

tempel di tempat-tempat strategis agar bisa dibaca oleh masyarakat.

Masyarakat juga harus berinisiatif melacak namanya di DPS, jika

belum terdaftar segara melopor ke pengrus RT atau petugas pendataan.

Langkah berikut untuk menimalisir terjadi golput karen aspek adminitrasi

adalah dengan memanfaatkan data kependudukan berbasis IT. Upaya

elektoronik Kartu Tanda Penduduk (E KTP) yang dilakukan pemerintahan

sekarang dalam pandangan penulis sangat efektif dalam menimalisir golput

administratif.

b. Sosialisasi

Sosialisasi atau menyebarluaskan pelaksanaan pemilu di Indonesia

sangat penting dilakukan dalam rangka memenimalisir golput. Hal ini di

sebabkan intensitas pemilu di Indonesia cukup tinggi mulai dari memilih

kepala desa, bupati/walikota, gubernur pemilu legislatif dan pemilu presiden

hal ini belum dimasukkan pemilihan yang lebih kecil RT/ RW.

Kondisi lain yang mendorong sosialisi sangat penting dalam upaya

meningkatkan partisipasi politik masyarakat adalah dalam setiap pemilu

terutama pemilu di era reformasi selalu diikuti oleh sebagian peserta pemilu

yang berbeda. Pada Pemilu 1999 diikuti sebanyak 48 partai politik, pada

pemilu 2004 dikuti oleh 24 partai politik dan pemilu 2009 dikuti oleh 41

40

Page 41: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

partai politik nasional dan 6 partai politik lokal di Aceh dan pada pemilu 2014

sebanyak 15 Partai Politik termasuk 3 partai politik Aceh Kondisi ini

menuntut perlunya sosialisasi terhadap masyarakat.

Permasalahan berikut yang menuntut perlunya sosialisasi adalah

mekanisme pemilihan yang berbeda antara pemilu sebelum reformasi dengan

pemilu sebelumnya. Dimana pada era orde baru hanya memilih lambang

partai sementara sekarang selian memilih lambang juga harus memilih nama

salah satu calon di pertai tersebut. Perubahan yang signifikan adalah pada

pemilu 2009 dimana kita tidak lagi mencoblos dalam memilih tetapi dengan

cara menandai.

Kondisi ini semualah yang menuntu pentingnya sosialisasi dalam

rangka menyukseskan pelaksanaan pemilu dan memenimalisir angka golput

dalam setiap pemilu. Terlepas dari itu semua penduduk di Indonesia sebagai

besar berada di pedesaan maka menyebar luaskan informasi pemilu dinilai

pentingi, apalagi bagi masyarakat yang jauh dari akses transportasi dan

informasi, maka sosiliasi dari mulut ke mulut menjadi faktor kunci

mengurangi angka golput.

c. Faktor Politik

Faktor politik adalah alasan atau penyebab yang ditimbulkan oleh

aspek politik masyarakat tidak mau memilih. Seperti ketidak percaya dengan

partai, tak punya pilihan dari kandidat yang tersedia atau tak percaya bahwa

41

Page 42: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

pileg/pilkada akan membawa perubahan dan perbaikan. Kondisi inilah yang

mendorong masyarakat untuk tidak menggunakan hak pilihnya.

Stigma politik itu kotor, jahat, menghalalkan segala cara dan lain

sebagainya memperburuk kepercayaan masyarakat terhadap politik sehingga

membuat masyarakat enggan untuk menggunakan hak pilih. Stigma ini

terbentuk karena tabiat sebagian politisi yang masuk pada kategori politik

instan. Politik dimana baru mendekati masyarakat ketika akan ada agenda

politik seperti pemilu. Maka kondisi ini meruntuhkan kepercayaan masyarakat

pada politisi.

Faktor lain adalah para politisi yang tidak mengakar, politisi yang

dekat dan memperjuangkan aspirasi rakyat. Sebagian politisi lebih dekat

dengan para petinggi partai, dengan pemegang kekuasaan. Mereka lebih

menngantungkan diri pada pemimpinnya di bandingkan mendekatkan diri

dengan konstituen atau pemilihnya. Kondisi lain adalah tingkah laku politisi

yang banyak berkonflik mulai konflik internal partai dalam mendapatkan

jabatan strategis di partai, kemudian konflik dengan politisi lain yang berbeda

partai. Konflik seperti ini menimbulkan anti pati masyarakat terhadap partai

politik. Idealnya konflik yang di tampilkan para politisi seharusnya tetap

mengedepankan etika politik (fatsoen).

Politik pragamatis yang semakin menguat, baik dikalangan politisi

maupun di sebagian masyarakat. Para politisi hanya mencari keuntungan

sesaat dengan cara mendapatkan suara rakyat. Sedangan sebagian masyarakat

42

Page 43: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

kita, politik dengan melakukan transaksi semakin menjadi-jadi. Baru mau

mendukung, memilih jika ada mendapatkan keutungan materi, maka muncul

ungkapan kalau tidak sekarang kapan lagi, kalau sudah jadi/terpilih mereka

akan lupa janji.13

Kondisi-kondisi yang seperti penulis uraikan ini yang secara politik

memengaruhi masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya. Sebagian

Masyarakat semakin tidak yakin dengan politisi. Harus diakui tidak semua

politisi seperti ini, masih banyak politisi yang baik, namun mereka yang baik

tenggelam dikalahkan politisi yang tidak baik.

Melihat kondisi seperti itu maka jelas rakyat akan merasa semakin

kecewa, sehingga akhirnya mereka tidak lagi percaya kepada elite politik dan

parpol yang ada. Masyarakat merasa elite politik belum mampu membawa

makna yang cukup berarti dalam menyalurkan aspirasinya. Hal tersebut

ditambah lagi dengan tidak seriusnya wakil rakyat dalam sidang-sidang

membahas agenda penting bangsa. Akibatnya, membuat Dewan selalu lamban

dalam merespons suatu masalah. Dari kondisi ini, mereka menganggap bahwa

pelaksanaan pemilu tidak ada gunanya, hanya membuang energi dan waktu

saja. Salah satu tolak ukur keberhasilan pemilu adalah peran serta aktif dalam

pemilih di luar golongan putih.

13 Jurnal Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan, Vol. 1, No. 1, 2011

43

Page 44: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Sebagai tolak ukur paradoksalnya (ketidakberhasilan) adalah

rendahnya peran serta parpol terhadap pendidikan politik serta kekecewaan

terhadap terhadap praktik politik parpol dan elit politik memberikan wacana

negatif di benak pemilih. Minimal ada empat faktor mengapa orang enggan

untuk aktif berperan dalam pemilu:

1. Kekecewaan sebagian publik terhadap parpol;

2. Parpol sebagian kaya akibat money politics;

3. KPU dan pengawas di daerah minim melibatkan civil society;

4. Sistem pemilu yang rumit.

Golput dalam pemilu bisa juga muncul karena kerumitan teknis

mencoblos nomor dan atau tanda gambar dan atau nama caleg.14

TABEL 1.4

Golput Pemilu versi Quick Count Lingkaran Survei Indonesia (LSI)

No NAMA PARTAI PERSENTASE

1 GOLPUT 28,00%

2 DEMOKRAT 20,36%

3 GOLKAR 14,77%

4 PDI-P 14,54%

14 Jurnal Konstitusi, Vol. II, No. 1, Juni 2009

44

Page 45: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

TABEL 1.5

Pemilih Pemilu 2009 Survei Indo Barometer

NO PEMILIH BANYAK

1 JUMLAH PEMILIH 172,00 JUTA

2 MERASA TERDAFTAR 113,58 JUTA

3 TIDAK TERDAFTAR 31,38 JUTA

4 TIDAK TAHU 24,94 JUTA

TABEL 1.6

Golput Administratif dan Teknis Versi LSN

NO TEKNIK MEMILIH PERSENTASE

1 TINGAKAT PENGENALAN PADA PARTAI 20,0%

2 MENGETAHUI PEMILU 45,4%

3 TIDAK TAHU JUMLAH PESERTA PEMILU 62,9%

4 CARA MEMBERIKAN SUARA MENYOBLOS 30,8%

5 TIDAK TAHU CARA SAMA SEKALI 19,2%

TABEL 1.7

Pemilu 2004

45

Page 46: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

NO PEMILIH BANYAK

1 JUMLAH PENDUDUK 214,8 JUTA

2 JUMLAH PEMILIH 148,3 JUTA

3 TIDAK MEMILIH 66,6 JUTA

TABEL 1.8

Partisipasi Pemilu

NO PEMILU PERSENTASE

1 PEMILU 1955 90%

2 PEMILU 1999 86%

3 PEMILU 2004 80%

4 PEMILU 2009 72%

TABEL 1.9

Angka Golput

46

Page 47: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

NO PEMILU PERSENTASE

1 PEMILU 1999 10,40%

2 PEMILU 2004 23,34%

3 PEMILU 2009 28,00%

TABEL 1.10

Golput Pemilu 2004

NO GOLPUT BANYAK

1 JUMLAH GOLPUT 34.509.246

2 TIDAK TERDAFTAR KE TPS 23.551.321

3 SUARA TIDAK SAH 10.957.925

4 PERSENTASENYA 23,34%

Data tersebut di atas menunjukkan fenomena angka golput yang

cenderung meningkat pada setiap pelaksanaan Pemilu.15

3. KPU (Komisi Pemilhan Umum)

15 Sumber : Suara Merdeka(Jurnal Konstitusi, Vol. II, No. 1, Juni 2009)

47

Page 48: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Konstitusi mengatur kewenangan menyelenggarakan pemilu kepada

lembaga KPU, dan selanjutnya oleh Undang-Undang No 8 tahun 2012 tentang

Pemilihan Umum diberi nama Lembaga KPU yang bersifat nasional, tetap,

dan mandiri, dengan kewenangan menyelenggarakan pemilihan umum secara

langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil, dituntut mempunyai

integritas, profesionalitas, dan akuntabilitas.

Kedudukan KPU sebagai lembaga penyelenggara pemilu kuat dan

bersifat mandiri. Hal ini sangat penting maknanya, dalam penyelenggaraan

pemilu selanjutnya. Munculnya beberapa komentar dan sorotan, sangat

mempengaruhi otoritas dan kemandirian KPU sebagai lembaga yang

menyelenggarakan pemilu. KPU sebagai organ negara, dan peran yang

dilaksanakan KPU adalah peran negara, sudah selayaknya dan

sepatutnyadiperlakukan sama dengan organ-organ negara yang lain, artinya

diberikan perlindungan hukum yang memadai supaya tugas dan kewajibannya

dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Ketika undang-undang memberikan kewenangan suatu lembaga

negara, maka lembaga tersebut harus mempertanggungjawabkannya.

Kemandirian KPU dimaksudkan bahwa dalam hal penyelenggaraan pemilihan

Kepala Daerah secara langsung, terbebas dari pengaruh pihak manapun, untuk

48

Page 49: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

menjamin tercapainya penyelenggaraan pemilihan Kepala Daerah yang

independen dan demokratis.16

Sifat independent dan nonpartisan KPU saat ini tercermin dari proses

seleksi calon anggota KPU. Dari semua calon anggota KPU yang di ajukan

Presiden kepada DPR untuk mendapatkan persetujuan,tidak satupun yang

berasal dari partai politik.

Pada umumnya para calon berasal dari kalangan perguruan tinggi dan

lembaga swadaya masyarakat(LSM). Secara lebih jelas persyaratannya untuk

menjadi anggota KPU secara lebih rinci adalah sebagai berikut:

1. Sehat jasmani dan rohani.

2. Berhak memilih dan dipilih.

3. Mempunyai komitmen yang kuat terhadap tegaknya demokrasi dan

keadilan.

4. Mempunyai integritas pribadi yang kuat dan jujur.

5. Tidak menjadi anggota atau pengurus partai politik.

6. Tidak sedang menduduki jabatan politik atau jabatan struktural

dalam jabatan pegawai negeri.

Tata Tertib KPU dan Kode Etik Pemilu. Selain Hak dan Kewajiban

sebagaimana di atur dalam ketentuan-ketentuannya Perundangan, KPU juga

wajib:

16 Jurnal Konstitusi, Vol. II, No. 1, Juni 2009

49

Page 50: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

1. Melaksanakan dan mentaati hukum dan peraturan Negara

2. Melaksanakan tugas secara jujur dan adil

3. Menghormati azas keterbukaan dan pentingnya memberikan

akuntabilitas kepada masyarakat.

4. Melaksanakan tugas yang di tetapkan sesuai Undang –Undang

5. Mengusahakan agar setiap peseta pemilihan umum meliputi partai

politik, calon anggota legislatif dan calon pemilih, mendapat

perlakuan yang adil dan setara.

6. Melaksanakan tugas secara terkoordinasi antar anggota atau

dengan intansi terkait.

7. Menunjang pemantauan Pemilihan umum agar berjalan secara

efektif dan efisien.17

Adapun mekanisme pencalonan anggota yang di lakukan di KPU

Kabupaten Bantul melalui Bupati dengan membentuk tim seleksi anggota

KPU Kabupaten Bantul. Tim ini bekerjasama dengan membuka pendaftaran

calon anggota KPU Kabupaten Bantul, Kemudian menyeleksi ratusan orang

yang mendaftar dengan seleksi administrasi yang dilanjutkan dengan seleksi

melalui interview. Hasil dari seleksi ini memunculkan 10 nama, selanjutnya

10 nama yang di ajukan oleh Bupati ini di seleksi melalui mekanisme uji

kelayakan dan kepatuhan (fit and proper test)yang dilakukan oleh KPU

Propinsi DIY Yogyakarta untuk di pilih menjadi 5 nama. Dan kelima anggota 17 Situs KPU (www.kpu.go.id), Tentang KPU “ Peraturan Tentang Penyelenggaraan Pemilu”

50

Page 51: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

tersebut bertanggung jawab penuh akan tugas masing-masing sesuai dengan

aturan perundang-undangan yang berlaku.

Untuk mengefektifkan kinerja KPU, pimpinan KPU juga membentuk

alat kelengkapan berupa divisi-divisi, Badan Urusan Rumah Tangga dan

panitia kerja atau tim yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan. Badan Urusan

Rumah Tangga bertugas melaksanakan pengurusan hak-hak anggota KPU dan

sekretariat umum serta merumuskan rancangan anggaran tahunan KPU dan

rencana anggaran penyelenggaraan Pemilihan Umum.

Sedangkan divisi-divisi dibentuk untuk memudahkan dan

memfokuskan pelaksanaan program KPU. Setiap divisi mempunyai jaringan

kerja dengan biro-biro pada sekretariat umum yang berhubungan dengan

kegiatan divisi. Apapun divisi yang dibentuk sebanyak 9 divisi, yaitu: Devisi

Peserta Pemilu, Devisi Pendidikan dan Irformasi Pemilu, Devisi Pendaftaran

Penduduk /Pemilih dan pencalonan, Devisi Logistik Pemilu, Devisi

Pemungutan Suara dan Penetapan Hasil Pemilu, Divisi Hukum, Devisi

Organisasi, Devisi Kajian dan Pengembangan Pemilihan Umum, dan Devisi

Hubungan Antar Lembaga.

F. Definisi Konsepsional

Agar tidak terjadi kekaburan pengertian kiranya penulis perlu

mepaparkan batasan-batasan dari konsep-konsep yang akan dikemukakan

51

Page 52: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

dalam penelitian dilapangan. Konsepsional adalah sesuatu yang

menggambarkan hubungan,antara konsep-konsep khusus yang ingin atau yang

akan diteliti.

1. Kinerja merupakan suatu capaian atau hasil kerja dalam kegiatan atau

aktivitas atau program yang telah direncanakan sebelumnya guna

mencapai tujuan serta sasaran yang telah ditetapkan oleh suatu organisasi

dan dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu.

2. Golput(Golongan Putih) yang diidentifikasi dengan “gerakan protes”

terhadap penyelenggraan pemilihan umum itu muncul hanya setiap lima

tahun sekali, namun yang paling penting untuk diketahui dari gerakan ini

adalah makna dan sasaran yang ingin dicapainya, yaitu terwujudnya

demokrasi di berbagai dimensi kehidupan berbangsa, bernegara dan

bermasyarakat.

3. Komisi Pemilihan Umum (KPU) adalah merupakan lembaga

pemerintahan yang memiliki hak dan kewajiban penuh untuk mengatur,

mengontrol, pelaksanaan proses pemilihan umum yang meliputi Pemilihan

Umum Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah

(DPD), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), serta pemilihan

Presiden dan Wakil Presiden di tingkat Pusat, Propinsi, dan Daerah sesuai

dengan Undang –Undang yang telah ditetapkan.

4. KPU Kabupaten Bantul merupakan lembaga pemerintahan yang

menjalankan agenda-agenda negara sesuai dengan Undang-Undang yang

52

Page 53: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

berlaku seperti Pemilihan Umum legislatif, Pemilihan Umum Presiden

dan Wakil Presiden, serta Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pilkada)

khususnya di wilayah Kabupaten Bantul.

5. Pemilihan Umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang

diselenggarakan secara umum, langsung, bebas, rahasia dan adil dalam

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

G. Definisi Operasional

Dalam definisi operasioanal adalah suatu informasi ilmiah yang amat

membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama

Indikator-indikator tersebut kemudian menjadi tolak ukur pelaksanaan Kinerja

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bantul pada Pemilu Legislatif

2014. Terkait dengan pejabaran tersebut, maka indikator - indikator yang

dibutuhkan penyusun dalam penelitian ini adalah :

53

Page 54: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Tabel 1.11

Definisi Konsep & Operasional

NO DEFINISI KONSEP

DEFINISI OPERASIONAL

INSTRUMEN K

54

Page 55: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

X

Y

VARIABELBEBAS

KINERJA KPU BANTUL

VARIABEL TERGANTUNG

PENCEGAHANGOLPUT DI

BANTUL

PEMILU

PEMILIH

MASYARAKAT

PENDIDIKAN

KECEWA

PEDULI

LEGITIMASI

BUDAYA

- SOSIALISASI

- MENCEGAH KERUSUHAN

- SUKSES

- EFEKTIF

- MENGATASI KEKACAUAN

- IKUT-IKUTAN

- PENDIDIKAN POLITIK

- PENDIDIKAN AGAMA

- FENOMENA

- KENYATAAN DEMOKRASI

- PERATURAN HUKUM

- HAK ASASI MANUSIA

- PRESENTASE

- KEKECEWAAN

- SANTUN

- PROTES

X 1

X 2

X 3

X 4

X 5

X 6

X 7

X 8

Y 1

Y 2

Y 3

Y 4

Y 5

Y 6

Y 7

Y 8

H. Metode Penelitian

Metode Penelitian merupakan cara untuk melaksanakan penelitian

yang digunakan untuk menyimpulkan fakta –fakta atau arsip-arsip untuk

memecahkan suatu masalah. Dalam hal ini metode penelitian meliputi :

55

Page 56: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang di pilih penulis adalah penelitian kuantitatif

dengan melakukan uji hipotesis memakai rumus Product Moment dari Karl

Pearlson dengan demikian penulis mengetahui seberapa banyak pengaruh

KPU terhadap keberadaan Golput. Sedangkan untuk mencari jumlah sampel

dari keseluruhan populasi jumlah pemilih di kabupaten bantul penulis akan

menggunakan rumus Frank Lynch.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi yang digunakan untuk melakukan penelitian ini adalah di

wilayah Kabupaten Bantul Khususnya pada KPU Kabupaten Bantul. Alasan

dilakukannya penelitian di KPU Kabupaten Bantul untuk mengetahui Kinerja

KPU bantul dalam mengatasi Golput, serta Sosialisasi, dan pendidikan politik

pada pemilu Tahun 2014 di wilayah Kabupaten Bantul.

3. Sumber Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan

sekunder.

56

Page 57: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

a. Data Primer adalah Data yang di peroleh langsung dari pihak

pertama berupa pendapat subjektif yang bersangkutan.

b. Data Sekunder adalah Data yang sudah di olah pihak ketiga tetapi

cenderung lebih objektif, biasanya di peroleh dari

Buku,Koran,Majalah, dan Monografi.

4. Unit Analisis Data

Yang menjadi unit analisa data dalam penelitian ini adalah Komisi

Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bantul.

5. Teknik Pengumpulan Data

a. Kuesioner

Kuesioner penulis buat baik yang berasal dari variabel bebas

maupun variabel tergantung yang di uraikan menjadi instrument

lalu pada akhirnya menjadi Kuesioner.

Jawaban Kuesioner di buat bertingkat sebagai berikut :

1. Sangat Setuju

2. Setuju

3. Biasa saja

4. Kurang setuju

5. Tidak setuju sama sekali

57

Page 58: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Masing-masing tingkatan tidak di kasih skor tetapi dihitung berapa

jumlah responden yang memilih setiap tingkat jawaban.

Adapun untuk menentukan sampel dari sekian jumlah populasi maka

penulis akan menggunakan rumus Frank Lynch sebagai berikut :

n= N Z ² × P(1−P)N d ²+Z ²× P(1−P)

Keterangan :

n= Ukuran Sampel

N= Ukuran Populasi

Z= Nilai Normal Variabel (1,96)

P= Harga Patokan Terbatas (0,50)

d= Kekeliruan Pengambilan Sampel (0,10)

Oleh karena itu, berdasarkan data dari KPU Kabupaten Bantul, jumlah

pemilih terdaftar716.367 orang, maka dengan menggunakan rumus Frank

Lynch di atas maka di peroleh sampel sebagai berikut :

n=716.367 . (1,96 )2× 0,50(1−0,50)

716.367 . (0,10 )2+(1,96)² × 0,50(1−0,50)

n= 716.367 ×3,84 × 0,25(716.367 .0,01 )+(3,84.0,25)

n=687.712,327.164,63

n=95,99 Dibulatkanmenjadi(96)

58

Page 59: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Sedangkan untuk mencari berapa banyak variabel bebas X (Kinerja

KPU) sedangkan variabel tegantung Y (Golput), penulis akan memakai rumus

Karl Pearson dari Product Moment.

Keterangan :

r= Koefisien Korelasi

n= Jumlah Sampel

Koefisien korelasi sederhana dilambangkan (r) adalah suatu ukuran

arah dan kekuatan hubungan linier antara dua variabel bebas (X) dan variabel

tergantung (Y), dengan ketentuan nilai r berkisar dari harga (-1≤ r ≤ +1).

Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna (menyatakan arah

hubungan antara X dan Y adalah negatif dan sangat kuat), r = 0 artinya tidak

ada korelasi, r = 1 berarti korelasinya sangat kuat dengan arah yang positif.

Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel.

Untuk melihat pengaruh X terhadap Y penulis menggunakan rumus

regresi terhadap hubungan diatas yaitu18 :

Y=a+bX

X= Variabel Bebas (Kinerja KPU)

18 Hadi Sutrisno,2004, Statistik,Andi,Yogyakarta hal :382

59

r xy=n∑ xy−(∑ x )(∑ y )

√ {n∑ x2−(∑ x )2 }√ {n∑ y2−(∑ y )2}

Page 60: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Y= Variabel Tergantung (Jumlah Golput)

Untuk mencari hubungan a dan b sebagai berikut :

Ʃ Y = Nɑ

2497 = 96 ɑ

ɑ = 2497

96 = 26,01

Ʃ XY = b Ʃ X²

2705 × 2497 = b (2705)²

b = 2705× 2497

2705²

= 67543857317025

= 0,9

I. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini dibagi dua yaitu hipotesis minor (16

jenis) dan hipotesis mayor sebagai induknya (1 jenis).

1. Semakin KPU melakukan Sosialisasi maka Golput semakin berkurang.

2. Semakin Kerusuhan terjadi maka Golput meningkat.

3. Semakin Sukses Pemilihan Umum maka Golput semakin berkurang.

60

Page 61: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

4. Semakin Efektif KPU menyampaikan pesan maka Golput semakin

berkurang.

5. Semakin tinggi Kekacauan pemilu maka Golput semakin meningkat.

6. Semakin tinggi Ikut-ikutan masyarakat dalam pemilu maka Golput

semakin meningkat.

7. Semakin Pendidikan Politik disampaikan oleh KPU maka Golput

menurun.

8. Semakin tinggi KPU menyampaikan Pendidikan Agama maka Golput

menurun.

9. Semakin tinggi Kinerja KPU maka fenomena golput berkurang.

10. Semakin tinggi Kinerja KPU maka demokrasi semakin meningkat.

11. Semakin tinggi Kinerja KPU maka penegakkan Hukum semakin

meningkat.

12. Semakin tinggi Kinerja KPU maka penerepan hak asasi manusia (HAM)

semakin meningkat.

13. Semakin tinggi Kinerja KPU maka Presentase pemilih meningkat.

14. Semakin tinggi Kinerja KPU maka Kekecewaan masyarakat menurun.

15. Semakin tinggi Kinerja KPU maka Sopan Santun kampanye meningkat.

16. Semakin tinggi Kinerja KPU maka Protes masyarakat terhadap

pemerintah semakin menurun.

61

Page 62: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Sedangakan hipotesis mayor adalah semakin tinggi kinerja KPU maka

Golput di Kabupaten Bantul semakin bisa di tekan.

BAB II

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

A. Gambaran umum Kabupaten Bantul

62

Page 63: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

1. Sejarah Kabupaten Bantul

Awal mula pembentukan wilayah Kabupaten Bantul adalah

perjuangan gigih Pangeran Diponegoro melawan penjajah

bermarkas di Selarong sejak tahun 1825 hingga 1830. Seusai

meredam perjuangan Diponegoro, Pemeritah Hindia Belanda

kemudian membentuk komisi khusus untuk menangani daerah

Vortenlanden yang antara lain bertugas menangani pemerintahan

daerah Mataram, Pajang, Sokawati, dan Gunung Kidul. Kontrak

kasunanan Surakarta dengan Yogyakarta dilakukan baik hal

pembagian wilayah maupun pembayaran ongkos perang,

penyerahan pemimpin pemberontak, dan pembentukan wilayah

administratif.

Tanggal 26 dan 31 Maret 1831 Pemerintah Hindia Belanda

dan Sultan Yogyakarta mengadakan kontrak kerja sama tentang

pembagian wilayah administratif baru dalam Kasultanan disertai

penetapan jabatan kepala wilayahnya. Saat itu Kasultanan

Yogyakarta dibagi menjadi tiga kabupaten yaitu Bantulkarang

untuk kawasan selatan, Denggung untuk kawasan utara, dan

Kalasan untuk kawasan timur. Menindaklanjuti pembagian

wilayah baru Kasultanan Yogyakarta, tanggal 20 Juli 1831 atau

63

Page 64: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Rabu Kliwon 10 sapar tahun Dal 1759 (Jawa) secara resmi

ditetapkan pembentukan Kabupaten Bantul yang sebelumnya di

kenal bernama Bantulkarang. Seorang Nayaka Kasultanan

Yogyakarata bernama Raden Tumenggung Mangun Negoro

kemudian dipercaya Sri Sultan Hamengkubuwono V untuk

memangku jabatan sebagai Bupati Bantul.

Tanggal 20 Juli ini lah yang setiap tahunnya diperingati

sebagai Hari Jadi Kabupaten Bantul. Selain itu tanggal 20 Juli

tersebut juga memiliki nilai simbol kepahlawanan dan

kekeramatan bagi masyarakat Bantul mengingat Perang

Diponegoro dikobarkan tanggal 20 Juli 1825.Pada masa

pendudukan Jepang, pemerintahan berdasarkan pada Usamu Seirei

nomor 13 sedangakan stadsgemente ordonantie dihapus.

Kabupaten Memiliki hak mengelola rumah tangga sendiri

(otonom). Setelah kemerdekaan, Pemerintahan ditangani oleh

Komite Nasional Daerah untuk melaksanakan UU No 1 tahun

1945. Tetapi di Yogyakarta dan Surakarta undang-undang tersebut

tidak diberlakukan hingga dikeluarkannya UU Pokok Pemerintah

Daerah No 22 tahun 1948. dan selanjutnya mengacu UU Nomor

15 tahun 1950 yang isinya pembentukan Pemerintahan Daerah

Otonom di seluruh Indonesia.

64

Page 65: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Saat itu Seiring dengan perjalanan Negara Kesatuan

Republik Indonesia dan silih bergantinya kepemimpinan nasional,

kini ini Kabupaten Bantul telah mengalami kemajuan pesat

diberbagai bidang dibawah kepemimpinan Drs. HM. Idham

Samawi yang menjabat sejak akhir tahun 1999. 19

2. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mempunyai

lima kabupatn dan satu Kotamadya, Kabupaten Bantul merupakan

Salah satu Kabupaten dari lima Kabupaten yang terdapat pada

provinsi DIY. apabila terletak bentang alamnya, wilayah

kabupaten bantul terdiri dari daerah daratan yang terletak pada

bagian tengah dan daerah perbukitan yang terletak pada bagian

timur dan barat, serta kawasan pantaiu terletak di bagian selatan.

Kondisi bentang alam tersebut relative membujur dari utara ke

selatan. Secara Geografis Kabupaten Bantul terletak antara 07° 44'

04" - 08° 00' 27" Lintang Selatan dan 110° 12' 34" - 110° 31' 08"

Bujur Timur. Dari sebelah utara berbatasan dengan Kota

Yogyakarta dan Kabupaten Sleman dari sebelah selatan berbatasan

dengan Samudera Indonesia, dari sebelah timur berbatasan dengan

19http://www.bantulkab.go.id/pemerintahan/sejarah.html Maret 05, 2014

65

Page 66: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Kabupaten Gunung Kidul dan dari sebelah barat berbatasan

dengan Kabupaten Kulon Progo. 20

Gambar 2.1.

Peta Kabupaten Bantul

3. Kondisi Demografi Kabupaten Bantul

a. Kependudukan

20 http://www.bantulkab.go.id/datapokok/0401_letak_geografis.html Maret05, 2014

66

Page 67: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Kepadatan penduduk dapat dilihat berdasarkan beberapa

sudut pandang yaitu Kepadatan penduduk geografis, Kepadatan

penduduk agraris, Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur,

jenis kelamin dan lain sebagainya.

Tabel 2.1.

Kepadatan penduduk geografis per kecamatan di Kabupaten Bantul Tahun 2012

No Kecamatan Luas (Km2) Jumlah Penduduk Kepadatan / Km2

1. Srandakan 18,32 28.582 1.5602. Sanden 23,16 29.636 1.2803. Kretek 27,77 29.135 1.0884. Pundong 23,68 31.603 1.3355. Bambanglipuro 22,7 37.480 1.6516. Pandak 24,3 47.908 1.9727. Bantul 21,95 59.754 2.7228. Jetis 24,47 52.313 2.1389. Imogiri 54,49 56.536 1.03810. Dlingo 55,87 35.667 63811. Pleret 22,97 43.185 1.88012. Piyungan 32,54 48.646 1.49513. Banguntapan 28,48 122.510 4.30214. Sewon 27.16 105.701 3.89215. Kasihan 32,38 112.708 3.48116. Pajangan 33,25 44.7698 1.30417. Sedayu 34,36 44.798 1.293

Jumlah 506,85 921.263 1.818

Sumber: BPS Kabupaten Bantul tahun 2012

Pada tabel 2.1. diketahui bahwa jumlah kepadatan

Geografis tertinggi terdapat pada Kecamatan Banguntapan yaitu

dengan kepadatan 4.302 km2, sedangkan jumlah kepadatan

Geografis terendah terdapat pada Kecamatan Dlingo 638 Km2.

67

Page 68: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Tabel 2.2.

Kepadatan penduduk agraris per kecamatan di kabupaten bantul tahun 2012

No Kecamatan Luas Areal Pertanian(Ha) Jumlah Penduduk Kepadatan / Ha

1. Srandakan 419 28.668 502. Sanden 986 29.744 263. Kretek 892 29.323 124. Pundong 864 31.779 245. Bambanglipuro 1.164 37.480 246. Pandak 927 47.908 287. Bantul 1.132 59.754 588. Jetis 1.177 52.313 399. Imogiri 1.109 56. 5110. Dlingo 512 35.667 911. Pleret 860 43.731 2612. Piyungan 1.385 49.427 2313. Banguntapan 1.409 122.510 10014. Sewon 1.305 105.701 8315. Kasihan 673 112.708 15016. Pajangan 262 33.216 2317. Sedayu 960 44.798 16

Jumlah 16.036 921.263 31

Sumber: BPS Kabupaten Bantul tahun 2012

Berdasarkan table 2.2. Diketahui bahwa jumlah kepadatan

penduduk agraris atau pengunaan lahan per hektar terbesar

terdapat pada kecamatan Kasihan yaitu mencapai 150 per hektar

dengan jumlah penduduk sekitar 112.708 orang, jika di

bandingkan dengan Kecamatan Banguntapan yang kepadatan

pengunaan lahan per hektar hanya mencapai 100 sedangkan

penduduknya lebih tinggi dari Kecamatan Kasihan yaitu sebesar

122.510 orang. sedangkan untuk jumlah kepadatan pengunaan

68

Page 69: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

lahan per hektar terkecil terdapat pada kecamatan Dlingo yaitu

hanya sekitar 9 per hektar dengan jumlah penduduk yang cukup

tinggi yaitu 35.667 orang.

Tabel 2.3.

Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin

No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah1. Srandakan 14.214 14.454 28.6682. Sanden 14.616 15.128 29.7443. Kretek 14.131 15.192 29.3234. Pundong 15.543 16.236 31.7795. Bambanglipuro 18.414 18.897 37.3116. Pandak 23.926 23.982 47.9087. Bantul 29.681 30.073 59.7548. Jetis 25.887 26.426 52.3139. Imogiri 28.008 28.528 56.53610. Dlingo 17.609 18.058 35.66711. Pleret 21.926 21.805 43.73112. Piyungan 24.604 24.823 49.42713. Banguntapan 62.127 60.383 122.51014. Sewon 53.486 52.215 105.70115. Kasihan 56.487 56.221 112.70816. Pajangan 16.493 16.723 33.21617. Sedayu 22.197 22.601 44.798

Jumlah 459.459 461.804 921.263Presentase 49,87 50,13 100

Sumber: BPS Kabupaten Bantul tahun 2012

Berdasarkan table 2.3 diketahui bahwa jumlah penduduk

Kabupaten Bantul dengan kelamin Perempuan lebih banyak yaitu

sebesar 50,13% sedangkan Jumlah penduduk dengan jenis kelamin

laki-laki sebesar 49,87%. jika diperhatikan lebih lanjut jumlah

penduduk tertinggi terdapat pada kecamatan banguntapan yaitu

69

Page 70: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

dengan jumlah penduduk sebesar 122.510 orang, sedangkan untuk

jumlah penduduk terendah terdapat pada Kecamatan Srandakan

yaitu sebesar 28.668 orang.

Table 2.4.

Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur

No KecamatanKelompok Umur

Jumlah0-9 10-14 15-19 20-24 25-39 40 tahun keatas

1. Srandakan 4.160 2.066 2.177 1.834 6.237 12.194 28.6682. Sanden 4.184 2.248 2.288 1.638 6.170 13.216 29.7443. Kretek 3.928 2.133 2.188 1.699 6.084 13.291 29.3234. Pundong 4.546 2.355 2.418 2.039 6.880 13.541 31.7795. Bambanglipuro 5.598 2.675 2.699 2.268 8.212 16.028 37.4806. Pandak 7.016 3.562 3.628 3.190 10.824 19.688 47.9087. Bantul 9.034 4.299 4.532 4.372 13.872 23.645 59.7548. Jetis 8.155 3.749 3.917 3.619 12.506 20.367 52.3139. Imogiri 8.613 4.034 4.163 3.908 13.395 22.423 56.53610. Dlingo 5.527 2.920 2.782 2.294 7.898 14.516 35.66711. Pleret 7.621 3.452 3.626 3.308 11.279 14.445 43.37112. Piyungan 8.153 4.324 4.155 3.459 11.960 17.376 49.42713. Banguntapan 20.062 8.844 9.626 12.724 32.430 38.824 122.51014. Sewon 16.341 7.768 8.510 10.009 27.150 35.923 105.70115. Kasihan 17.573 8.318 9.108 11.476 28.809 37.424 112.70816. Pajangan 5.628 2.511 2.511 2.447 8.105 12.244 33.21617. Sedayu 7.151 3.400 3.400 3.078 10.554 17.254 44798

Jumlah 142.660 68.749 71.728 73.362 222.365 342.399 921.263

4. Kondisi Topografi Kabupaten Bantul

Luas wilayah Kabupaten Bantul berkisar 508,85 Km2

(15,90 5 dari Luas wilayah Propinsi DIY) dengan topografi

sebagai dataran rendah 140% dan lebih dari separuhnya (60%)

70

Page 71: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

daerah perbukitan yang kurang subur, secara garis besar terdiri dari

: 21

a. Bagian Barat, adalah daerah landai yang kurang serta

perbukitan yang membujur dari Utara ke Selatan seluas

89,86 km2 (17,73 % dari seluruh wilayah).

b. Bagian Tengah, adalah daerah datar dan landai

merupakan daerah pertanian yang subur seluas 210.94

km2 (41,62 %)

c. Bagian Timur, adalah daerah yang landai, miring dan

terjal yang keadaannya masih lebih baik dari daerah

bagian Barat, seluas 206,05 km2 (40,65%)

d. Bagian Selatan, adalah sebenarnya merupakan bagian

dari daerah bagian Tengah dengan keadaan alamnya

yang berpasir dan sedikir berlagun, terbentang di Pantai

Selatan dari Kecamatan Srandakan, Sanden dan Kretek.

Tata guna lahan pada kabupaten bantul yaitu :

1. Perkarangan : 18.327,15 Ha (36,16%)

2. Sawah : 16.823,84 Ha (33,19%)

21 http://www.bantulkab.go.id/pemerintahan/sekilas_kabupaten_bantul.html Maret 05, 2014

71

Page 72: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

3. Tegalan : 7.554,454 Ha (14,90)

4. Tanah Hutan : 1.697,80 Ha (3,35%)

Kabupaten bantul dialiri oleh enam sungai yang mengalir

sepanjang tahun dengan panjang 114 km2. Adapun ke enam sungai

tersebut antara lain :

1. Sungai Oyo : 35,75 Km

2. Sungai Opak : 19,00 Km

3. Sungai Code : 7,00 Km

4. Sungai Winongo : 18,75 Km

5. Sungai Bedok : 9,50 Km

6. Sungai Progo : 24,00 Km

Table 2.5.

Jumlah Desa, Dusun dan Luas kecamatan di Kabupaten Bantul

No Kecamatan Jumlah Desa Jumlah Dusun Luas (Km2)1. Srandakan 2 43 18,322. Sanden 4 62 23,16

72

Page 73: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

3. Kretek 5 52 26,774. Pundong 3 49 24,305. Bambanglipuro 3 45 22,706. Pandak 4 49 24,307. Pajangan 3 55 33,258. Bantul 5 50 21,959. Jetis 4 64 21,4710. Imogiri 8 72 54,4911. Dlingo 6 58 55,8712. Banguntapan 8 57 28,4813. Pleret 5 47 22,9714. Piyungan 3 60 32,5415. Sewon 4 63 27,1616. Kasihan 4 53 32,3817. Sedayu 4 54 34,36

Jumlah 75 933 504,47

Sumber : Bagian Tata Pemerintahan Setkab. Bantul

Berdasarkan Table 2.5 diketahui bahwa Kabupaten Bantul

secara administratif terdiri dari 17 kec, 75 desa dan 933 jumlah

dusun dengan luas sekitar 504,47 km2. Kecamatan di kabupaten

bantul yang memiliki jumlah Desa terbanyak terdapat pada

Kecamatan Banguntapan dan Imogiri yaitu dengan jumlah 8 Desa

sedangkan Kecamatan yang memiliki jumlah Desa yang paling

sedikit adalah Kecamatan Srandakan yaitu dengan jumlah 2 Desa

saja. Adapun Kecamatan di Kabupaten Bantul yang memiliki

jumlah Dusun terbanyak terdapat pada Kecamatan Imogiri yaitu

dengan jumlah 72 Dusun sedangkan Kecamatan yang memiliki

jumlah Dusun yang paling sedikit adalah Kecamatan Srandakan

yaitu dengan jumlah 43 Dusun.

73

Page 74: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

5. Budaya Jawa

Budaya jawa terkenal dengan ketabahan yang tinggi dan

bahkan juga ulet, hal ini di kalangan suku lain cenderung seperti

kepasrahan yang fatalis karena dipengaruhi oleh kultur “nrimo”,

bahkan untuk meniadakan kesombongan mereka memakai istilah

“ojo dumeh” (jangan mentang-mentang).

Bila menghormati orang yang dituakan lalu menggangkat

seluruh jasa-jasanya dan mengubur dalam-dalam segala

kesalahannya, maka mereka memakai istilah “mikul nduwur

mendem jero” (memikul tinggi-tinggi, mengubur dalam-dalam).

Untuk menguatkan keberasamaan mereka memakai istilah

“mangan ora mangan pokok-e ngumpul” (makan tidak makan

pokokya berkumpul), dalam memantapkan kehati-hatian pekerjaan

mereka memakai istilah “alon-alon waton kelakon” (pelan-pelan

asal tercapai).

Dalam merendahkan diri dan mengurangi kesewenangan

bertindak mereka memberi istilah “ngono ya ngono ya ojo ngono”

hal ini sejalan dengan usaha bertata karma walaupun kepada

mereka yang dikalahkan dengan istilah ngulruk tanpa bolo,

digdaya tanpa aji-aji, menang tanpa ngasorake.

Hal inilah yang menjadi daya tarik tersendiri dalam

pemerintahan karena masyarakat jawa lebih nrimo untuk

74

Page 75: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

menghadapi penguasa sehingga feodalistik pemerintahan

berkembang, pemerintahan Negara menikmati pelayanan ramah

orang jawa tersebut.22

6. Visi dan Misi Kabupaten Bantul

a. Visi Kabupaten Bantul

Untuk mewujudkan tujuan pembangunan

Kabupaten Bantul, telah ditetapkan visi daerah, adapun

Visi dari Kabupaten Bantul yaitu Bantul Projotamansari

Sejahtera, Demokratis, Dan Agamis.

Visi tersebut mengandung pengertian bahwa

kondisi Kabupaten Bantul yang ingin diwujudkan dimasa

yang akan datang adalah Bantul yang produktif profesional,

ijo royo-royo, tertib, aman, sehat dan asri, sejahtera, dan

demokratis, yang semuanya itu akan diwujudkan melalui

misi. Adapun poin-poin dari Visi Kabupaten Bantul

tersebut, antara lain :

a) Produktif, dalam arti bahwa semua potensi daerah baik

sumber daya alam maupun sumber daya manusianya

22 Inu kencana syafiie,2013 ilmu pemerintahan edisi revisi kedua,mandar maju,Bandung,hal 190-191

75

Page 76: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

dapat berproduksi sehingga mampu memberikan andil

terhadap pembangunan daerah.

b) Profesional, dalam arti penekanan kepada setiap

warganya dari berbagai profesi, agar mereka betul-betul

matang dan ahli di bidangnya masing-masing. Tolak

ukur profesionalisme ini dapat dilihat dari kualitas hasil

kerja dihadapkan kepada efisiensi penggunaan dana,

sarana, tenaga serta waktu yang diperlukan.

c) Ijo Royo-Royo, dalam arti tidak ada sejengkal tanah

pun yang ditelantarkan sehingga baik di musim hujan

baik di musim kemarau dimanapun akan tampak

suasana yang rindang. Dalam hal ini perlu diingatkan

kepada masyarakat Bantul bahwa bagaimana pun

Kabupaten Bantul tumbuh terlebih dahulu sebagai

kawasan agronomi yang tangguh dalam rangka

mendukung tumbuh berkembangnya sektor industri

yang kuat di masa mendatang.

d) Tertib, dalam arti bahwa setiap warga negara secara

sadar menggunakan hak dan menjalankan

kewajibannya dengan sebaik-baiknya sehingga

terwujud kehidupan pemerintah dan kemasyarakatan

yang tertib semuanya secara pasti, berpedoman pada

76

Page 77: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

sistem ketentuan hukum/ perundang-undangan yang

esensial untuk terciptanya disiplin nasional.

e) Aman, dalam arti bahwa terwujudnya tertib

pemerintahan dan tertib kemasyarakatan akan sangat

membantu terwujudnya keamanan dan ketentraman

masyarakat. Kondisi aman ini perlu ditunjang demi

terpeliharanya stabilitas daerah.

f) Sehat dalam arti bahwa tertibnya lingkungan hidup

yang akan dapat menjamin kesehatan jasmani ,dan

rohani bagi masyarakat/ manusia yang menghuninya.

g) Asri, dalam arti bahwa upaya pengaturan tata ruang di

desa dan di kota dapat serasi, selaras, dan seimbang

dengan kegiatan-kegiatan manusia yang menghuninya

sehingga akan menumbuhkan perasaan kerasan, asri

tidak mewah tetapi lebih cenderung memanfaatkan

potensi lingkungan yang berstandar pada kreativitas

manusiawi.

h) Sejahtera, dalam arti bahwa kebutuhan dasar

masyarakat Kabupaten Bantul telah terpenuhi secara

lahir dan batin.

i) Demokratis, dalam arti bahwa adanya kebebasan

berpendapat, berbeda pendapat, dan menerima pendapat

77

Page 78: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

orang lain. Akan tetapi apabila sudah menjadi

keputusan harus dilaksanakan bersama-sama dengan

penuh rasa tanggungjawab.

j) Agamis, dalam arti bahwa kehidupan masyarakat

Bantul senantiasa diwarnai oleh nilai-nilai religiusitas

dan budi pekerti yang luhur. Pentingnya aspek agama

tidak diartikan sebagai bentuk primordialisme untuk

suatu agama tertentu, tetapi harus diartikan secara

umum bahwa nilai-nilai luhur yang dianut oleh semua

agama semestinya dapat ditentukan dalam interaksi

sosial sehari-hari.

b. Misi Kabupaten Bantul

Misi merupakan pernyataan tentang tujuan

operasional organisasi (Pemerintah) yang diwujudkan

dalam produk dan pelayanan, sehingga dapat mengikuti

irama perubahan zaman bagi pihak-pihak yang

berkepintingan bagi masa mendatang. Sebagai penjabaran

dari Visi yang ditetapkan diatas, pernyataan misi

78

Page 79: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

mencerminkan tentang segala sesuatu yang akan

dilaksanakan untuk pencapaian Visi tersebut. Dengan

adanya pernyataan Misi organisasi, maka akan dapat

dijelaskan mengapa organisasi eksis dan apa maknanya

pada masa yang akan datang.

Adapun misi Kabupaten Bantul sesuai RPJMD tahun

2011 - 2015 antara lain sebagai berikut :

1. Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah menuju tata

kelola pemerintahan yang empatik

2. Meningkatkan kualitas hidup rakyat menuju

masyarakat Bantul yang sehat, cerdas, berakhlak

mulia,dan berkepribadian Indonesia dengan

memperhatikan pengembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi

3. Meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui

peningkatan kualitas pertumbuhan ekonomi,

pemerataan pendapatan berbasis pengembangan

ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat yang

responsif gender

79

Page 80: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

4. Meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko bencana

dengan memperhatikan penataan ruang dan pelestarian

lingkungan. 23

Data Desa Wisata Di Kabupaten Bantul Beserta Potensinya

No Nama Desa Wisata Potensi Desa

1.2.3.4.5.6.7.8.9.10.11.12.13.14.15.16.17.18.19.20.21.22.23.24.25.26.27.28.

Kebon AgungKrebetWukirsariTembiKasonganKarang tengahMandingPutonJagalanCandranLopatiKalibuntungParangtritisKuwaruGoa CemaraGuwosariPanjangrejoTrimulyoCandenTirtosariSeloharjoImogiriSrunggoPantai BaruCangkringGilangharjoWunut, SriharjoSantan, Guwosari

Wisata pendidikan pertanianKerajinan batik kayu & Jurang PulosariBatik tulis pewarna alamiAneka kerajinanSentra kerajinan gerabahBudidaya ulat sutera & batik pewarna alamiSentra kerajinan kulitAlam dan perikananCagar budayaMuseum taniKulinerWisata pedesaanAlam dan kulinerAlam dan kulinerAlam dan kulinerCagar budaya & kerajinan kayuKerajinan gerabahAlam pedesaan & batik “sekar nitik”Jamu herbalKulinerSeni budayaWisata budayaAlam karetWisata Alam PendidikanWisata alamAlam & PendidikanAlam BudayaKerajinan

Sumber : Dinas Kebudayaan dan pariwisata Kabupaten Bantul

23 http://www.bantulkab.go.id/pemerintahan/visi_misi.html Maret 05, 2014

80

Page 81: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

B. Gambaran Umum Institusi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten

Bantul.

1. Sejarah

Ini merupakan Pemilu yang pertama dalam sejarah bangsa Indonesia.

Waktu itu Republik Indonesia berusia 10 tahun. Kalau dikatakan Pemilu

merupakan syarat minimal bagi adanya demokrasi, apakah berarti selama 10

tahun itu Indonesia benar-benar tidak demokratis? Tidak mudah juga

menjawab pertanyaan tersebut.Yang jelas, sebetulnya sekitar tiga bulan

setelah kemerdekaan dipro-klamasikan oleh Soekarno dan Hatta pada 17

81

Page 82: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Agustus 1945, pemerintah waktu itu sudah menyatakan keinginannya untuk

bisa menyelenggarakan Pemilu pada awal tahun 1946. Hal itu dicantumkan

dalam Maklumat X, atau Maklumat Wakil Presiden Mohammad Hatta tanggal

3 Nopember 1945, yang berisi anjuran tentang pembentukan partai-partai

politik. Maklumat tersebut menyebutkan, Pemilu untuk memilih anggota DPR

dan MPR akan diselenggarakan bulan Januari 1946. Kalau kemudian ternyata

Pemilu pertama tersebut baru terselenggara hampir sepuluh tahun setelah

kemudian tentu bukan tanpa sebab.

Tetapi, berbeda dengan tujuan yang dimaksudkan oleh Maklumat X,

Pemilu 1955 dilakukan dua kali. Yang pertama, pada 29 September 1955

untuk memlih anggota-anggota DPR. Yang kedua, 15 Desember 1955 untuk

memilih anggota-anggota Dewan Konstituante. Dalam Maklumat X hanya

disebutkan bahwa Pemilu yang akan diadakan Januari 1946 adalah untuk

memilih angota DPR dan MPR, tidak ada Konstituante.

Keterlambatan dan “penyimpangan” tersebut bukan tanpa sebab pula.

Ada kendala yang bersumber dari dalam negeri dan ada pula yang berasal dari

faktor luar negeri. Sumber penyebab dari dalam antara lain ketidaksiapan

pemerintah menyelenggarakan Pemilu, baik karena belum tersedianya

perangkat perundang-undangan untuk mengatur penyelenggaraan Pemilu

maupun akibat rendahnya stabilitas keamanan negara. Dan yang tidak kalah

pentingnya, penyebab dari dalam itu adalah sikap pemerintah yang enggan

menyelenggarakan perkisaran (sirkulasi) kekuasaan secara teratur dan

82

Page 83: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

kompetitif.Penyebab dari luar antara lain serbuan kekuatan asing yang

mengharuskan Negara ini terlibat peperangan.

Tidak terlaksananya Pemilu pertama pada bulan Januari 1946 seperti

yang diamanatkan oleh Maklumat 3 Nopember 1945, paling tidak disebabkan

2 (dua) hal:

1. Belum siapnya pemerintah baru, termasuk dalam penyusunan perangkat

UU Pemilu.

2. Belum stabilnya kondisi keamanan negara akibat konflik internal antar

kekuatan politik yang ada pada waktu itu, apalagi pada saat yang sama

gangguan dari luar juga masih mengancam. Dengan kata lain, para

pemimpin lebih disibukkan oleh urusan konsolidasi.

Namun, tidaklah berarti bahwa selama masa konsolidasi kekuatan

bangsa dan perjuangan mengusir penjajah itu, pemerintah kemudian tidak

berniat untuk menyelenggarakan Pemilu. Ada indikasi kuat bahwa pemerintah

punya keinginan politik untuk menyelenggarakan Pemilu. Misalnya adalah

dibentuknya UU No. UU No 27 tahun 1948 tentang Pemilu, yang kemudian

diubah dengan UU No. 12 tahun 1949 tentang Pemilu. Di dalam UU No

12/1949 diamanatkan bahwa pemilihan umum yang akan dilakukan adalah

bertingkat (tidak langsung). Sifat pemilihan tidak langsung ini didasarkan

pada alasan bahwa mayoritas warga negara Indonesia pada waktu itu masih

buta huruf. Sehingga kalau pemilihannya langsung dikhawatirkan akan

banyak terjadi distorsi.

83

Page 84: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Kemudian pada paruh kedua tahun 1950, ketika Mohammad Natsir

dari Masyumi menjadi Perdana Menteri, pemerintah memutuskan untuk

menjadikan Pemilu sebagai program kabinetnya. Sejak itu pembahasan UU

Pemilu mulai dilakukan lagi, yang dilakukan oleh Panitia Sahardjo dari

Kantor Panitia Pemilihan Pusat sebelum kemudian dilanjutkan ke parlemen.

Pada waktu itu Indonesia kembali menjadi negara kesatuan, setelah sejak

1949 menjadi negara serikat dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS).

Setelah Kabinet Natsir jatuh 6 bulan kemudian, pembahasan RUU

Pemilu dilanjutkan oleh pemerintahan Sukiman Wirjosandjojo, juga dari

Masyumi. Pemerintah ketika itu berupaya menyelenggarakan Pemilu karena

pasal 57 UUDS 1950 menyatakan bahwa anggota DPR dipilih oleh rakyat

melalui pemilihan umum.

Tetapi pemerintah Sukiman juga tidak berhasil menuntaskan

pembahasan undang-undang Pemilu tersebut. Selanjutnya UU ini baru selesai

dibahas oleh parlemen pada masa pemerintahan Wilopo dari PNI pada tahun

1953. Maka lahirlah UU No. 7 Tahun 1953 tentang Pemilu. UU inilah yang

menjadi payung hukum Pemilu 1955 yang diselenggarakan secara langsung,

umum, bebas dan rahasia. Dengan demikian UU No. 27 Tahun 1948 tentang

Pemilu yang diubah dengan UU No. 12 tahun 1949 yang mengadopsi

pemilihan bertingkat (tidak langsung) bagi anggota DPR tidak berlaku lagi.

Patut dicatat dan dibanggakan bahwa Pemilu yang pertama kali

tersebut berhasil diselenggarakan dengan aman, lancar, jujur dan adil serta

84

Page 85: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

sangat demokratis. Pemilu 1955 bahkan mendapat pujian dari berbagai pihak,

termasuk dari negara-negara asing. Pemilu ini diikuti oleh lebih 30-an partai

politik dan lebih dari seratus daftar kumpulan dan calon perorangan.

Yang menarik dari Pemilu 1955 adalah tingginya kesadaran

berkompetisi secara sehat. Misalnya, meski yang menjadi calon anggota DPR

adalah perdana menteri dan menteri yang sedang memerintah, mereka tidak

menggunakan fasilitas negara dan otoritasnya kepada pejabat bawahan untuk

menggiring pemilih yang menguntungkan partainya.

Karena itu, sosok pejabat negara tidak dianggap sebagai pesaing yang

menakutkan dan akan memenangkan Pemilu dengan segala cara. Karena

Pemilu kali ini dilakukan untuk dua keperluan, yaitu memilih anggota DPR

dan memilih anggota Dewan Konstituante, maka hasilnya pun perlu

dipaparkan semuanya.

Pemilihan Umum merupakan manifestasi dari pelaksanaan demokrasi

di Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD

1945. Secara historis, penyelenggaraan Pemilihan Presiden dan Wakil

Presiden dan Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara

langsung ini merupakan peristiwa yang kedua kali terjadi sejak Republik ini

berdiri. Tentunya hal ini merupakan awal kebangkitan pelaksanaan

demokratisasi di Indonesia yang selama ini tumbuh massif sejak pasca

lengsernya kekuasaan Orde Baru yang sentralistik-otoritarian pada 1998.

85

Page 86: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Konsekuensi dari implementasi demokrasi material ini adalah

terjadinya beberapa perubahan fundamental dalam teknis penyelenggaraan

Pemilu Tahun 2009. Perubahan elemen teknis pada Pemilu 2014 dimaksudkan

agar sistem Pemilu 2014 bisa lebih sesuai dengan prinsip demokrasi serta

memenuhi kebutuhan bangsa, yaitu terpilihnya anggota DPR disetiap

tingkatan, Presiden dan Wakil Presiden dan Bupati dan Wakil Bupati yang

dipilih secara langsung yang merupakan pilihan rakyat sehingga legitimasinya

kuat untuk menjalankan roda pemerintahan.

Adanya beberapa perubahan aturan yang cukup mendasar di atas

merupakan resultan dari pertarungan kepentingan antar partai politik di DPR

yang tertuang dalam Undang-undang Pemilu yang secara hirarkis mesti

diimplementasikan oleh KPU. Tentunya hal itu bukan pekerjaan mudah bagi

KPU untuk dapat menterjemahkan aturan yang tertuang dalam UU ke dalam

kegiatan praktis di lapangan.

Penyusunan Rencana Strategis Komisi pemilihan Umum Kabupaten

Bantul 2013-2018 pada dasarnya melatar belakangi keinginan untuk

menegakkan demokrasi dengan melalui Pemilu Legislatif dan Pemilu

Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 dan pelaksanaan Pemilihan Umum

Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah di Kabupaten Bantul berdasarkan

Undang-undang Dasar Negara Indonesia Tahun 1945 serta Peraturan

Perundangan tentang Pemilu yang berlaku.

86

Page 87: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Untuk mengaplikasikan pelaksanaan tugas dan kewenangan Komisi

Pemilihan Umum dalam perumusan manajemen kebijakan publik serta

indikator eberhasilan pelaksanaannya, perlu disusun Rencana Strategis

sebagai pedoman yang diterapkan secara utuh di lingkungan KPU Kabupaten

Bantul dan jajarannya.

Dalam Rencana Strategis ini akan dijelaskan pula tentang Visi, Misi,

Tujuan, Sasaran,  Kebijakan, Program dan Kegiatan Strategis KPU Kabupaten

Bantul.

2. Struktur Organisasi Institusi

87

Page 88: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

88

KETUA KPUMUHAMMAD JOHAN KOMARA, S.IPANGGOTA KPUDRS. SYACHRUDDIN, SEANGGOTA KPUTITIK ISTIYAWATUN KHASANAH, S.IPANGGOTA KPUDIDIK JOKO NUGROHO, S.ANTANGGOTA KPUARIF WIDAYANTO, S.FIL.I

Page 89: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

89

SEKRETARISTRI TUJIANA, AP, MMNIP. 19750522 199412 1 001SUB BAGIAN KEUANGAN UMUM DAN LOGISTIKSRIMULYANI, S.IPNIP. 19710520 199603 2 002LILIEK EDDY SUSANTONIP. 19720805 199803 1 009PRAYITNONIP. 19720215 200701 1 006DENY WIDYANINGSIH, SHNIP. 19820924 200912 2 002MIFTACHUL JANNAH SETYOWATI, S.SOSNIP. 19751109 200912 2 001WINENGKU DAMARJATI, SENIP. 19810326 200912 2 002 SANTOSO BAYU PUTRANTO, SENIP. 19860919 201012 1 003PONIMANNIP. 19680106 200903 1 001SARTININGSIHTUGIMINARIF YULIANTOSUPRIYONOENDRA SULISTYAMUZAM HARISMANSUB BAGIANPROGRAM DAN DATAYAYULIANTO, SENIP. 19690703 199305 1 001VERANIA PUSPITANING TYAS CIPTA PUTRI, STNIP. 19860827 201012 2 007DYAH AJENG IKA PUSPARINI, SENIP. 19870601 201012 2 005SUB BAGIAN TEKNIS DAN HUPMASDRS. MURSANANIP. 19641231 199302 1 008MARTUPONNIP. 19670312 198903 1 007DIWANGKARA NAFI AL MUFTI, S.IPNIP. 19850530 201012 1 002 SUB BAGIANHUKUMBAMBANG NUGROHO, SHNIP. 19591219 198603 1 004SAPTATI WULANDARI, SENIP. 19751128 200811 2 002 AYU PUTRININGTYAS, SHNIP. 19840523 201012 2 005

Page 90: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

3. VISI DAN MISI KOMISI PEMILIHAN UMUM (KPU)

a. Visi dan Misi Komisi Pemilihan Umum (KPU)

Visi dan Misi merupakan dua hal yang menentukan arah bagi setiap

lembaga, atau bahkan individu. Didalam terdapat cita-cita komisi pemilihan

umum (KPU), sebuah lembaga yang diberi kepercayaan untuk

menyelenggarakan pemilihan umum (Pemilu), mempunyai visi dan misi yang

jelas.

1. VISI KPU adalah :

Komisi Pemilihan Umum menjadi penyelenggara pemilihan umum

yang mandiri, non-partisipan,tidak memihak,transparansi dan

professional, berdasarkan azas-azas Pemilihan Umum demokratis, dengan

melibatkan partisipasi rakyat seluas luasnya, sehingga hasilnya bisa

dipercaya masyarakat.

2. MISI KPU adalah :

a. Menyelenggarakan Pemilihan Umum untuk memilih Anggota

Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden

dan Wakil Presiden serta Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan

pejabat-pejabat publik lain yang ditentukan oleh Undang-Undang.

b. Meningkatkan pemahaman tentang hak dan kewajiban politik

rakyat Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam pemilihan umum

yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur,

adil, akuntabel, edukatif dan beradab.

90

Page 91: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

c. Melayani dan memperlakukan setiap peserta Pemilihan Umum

secara adil dan setara serta menegakkan peraturan Pemilihan

Umum secara konsisten sesuai dengan peraturan perundang

undangan yang berlaku.

d. Melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap penyelenggaraan

Pemilihan Umum berikutnya.

4. TUJUAN, SASARAN DAN PROGRAM

Sebagai penjabaran atau penerapan dari misi yang ditentukan, Komisi

Pemilihan Umum menetapkan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.

a. TUJUAN

Menyelenggarakan Pemilihan Umum sebagai sarana pelaksanaan

kedaulatan rakyat secara LUBER JURDIL dalam Negara Kesatuan

Republik Indonesia berdasarkan Pasal dan UUD 1945, untuk memilih

anggota DPR, DPD, dan DPRD Provinsi dan Anggota DPRD

Kabupaten/Kota.

b. SASARAN

a. Terselenggaranya Pemilihan Umum Langsung, Umum, Bebas,

Rahasia, Jujur, Adil.

b. Tersusunnya Daftar Pemilih Tetap (DPT) pemilih yang valid.

91

Page 92: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

c. Tersusunnya Daftar Calon Tetap (DCT) Anggota DPRD

Kabupaten Bantul yang mencerminkan aspirasi masyarakat Bantul

serta terpenuhinya kouta 30% keterwakilan perempuan.

d. Terlaksananya Kampanye Pemilu yang tertib dan aman.

e. Terpilihnya Anggota DPRD Bantul yang cakap dan mewakili

aspirasi masyarakat.

f. Terciptanya situasi yang aman, tertib dan kondusif dalam

kehidupan masyarakat paska pemilu.

c. PROGRAM

Program yang akan dilaksanakan oleh KPU

a. Sosialisasi pemilu kepada 12 Parpol Nasional

b. Kesepakatan kampanye damai

c. Work shop tentang pendidikan pemilih

d. Simulasi pemilu 2014

e. Sosialisasi dan publikasi pemilu 2014 kepada warga masyarakat

5. Tugas Pokok dan Fungsi Divisi-Divisi di Komisi Pemilihan Umum (KPU)

Kabupaten Bantul

Keanggotaan KPU Kabupaten Bantul yang berjumlah lima orang

langsung memiliki dan mengetahui lima devisi yang di bentuk, kelima divisi

yang ada di KPU Kabupaten Bantul adalah sebagai berikut :

92

Page 93: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

a. Devisi Hukum dan Pegawasan

b. Devisi Sosialisasi,Pendidikan Pemilih,Hupmas,Sdm

c. Devisi Umum, Rumah Tangga, dan Organisasi

d. Devisi Perencanaan,Logistik, dan Keuangan

e. Devisi Teknis Penyelenggaraan dan Data Informasi

1. Devisi hukum dan Pengawasan

a. Merencanakan dan mengkoordinasikan tugas-tugas yang berkaitan

dengan masalah hukum dan pengawasan.

b. Melakukan hubungan, komunikasi, kerjasama dengan lembaga lain

di luar KPU Kabupaten.

c. Dalam melakasanakan tugas, dapat bekerjasama dengan devisi lain

yang relevan.

d. Mengkomunikasikan secara perodik kepada devisi lain mengenai

perkembangan pelaksanaan program.

e. Melaporkan secara tertulis tentang pelaksanaan program, dan

melaporkannya kepada rapat pleno KPU yang diagendakan khusus

untuk itu.

2. Devisi Sosialisasi,Pendidikan Pemilih,Hupmas dan,Sdm

a. Merencanakan dan mengkoordinasikan tugas masing-masing yang

berkaitan dengan masalah sosialisasi kepada masyarakat, dan

memberikan pendidikan kepada pemilih.

b. Mengkoordinasikan sumber daya manusia.

93

Page 94: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

c. Dalam melakasanakan tugas, dapat bekerjasama dengan devisi lain

yang relevan.

d. Mengkomunikasikan secara perodik kepada devisi lain mengenai

perkembangan pelaksanaan program.

e. Melaporkan secara tertulis tentang pelaksanaan program, dan

melaporkannya kepada rapat pleno KPU yang diagendakan khusus

untuk itu.

3. Devisi Umum, Rumah Tangga, dan Organisasi

a. Merencanakan dan mengkoordinasikan tugas masing-masing yang

berkaitan dengan masalah organisasi, dan masalah umum yang

menyangkut tentang pemilihan umum.

b. Mengkoordinasikan setiap pelaksanaan yang akan dilakukan.

c. Mengkoordinasikan kegiatan organisasi dan rumah tangga.

d. Dalam melakasanakan tugas, dapat bekerjasama dengan devisi lain

yang relevan.

e. Mengkomunikasikan secara perodik kepada devisi lain mengenai

perkembangan pelaksanaan program.

f. Melaporkan secara tertulis tentang pelaksanaan program, dan

melaporkannya kepada rapat pleno KPU yang diagendakan khusus

untuk itu.

94

Page 95: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

4. Devisi Perencanaan,Logistik, dan Keuangan

a. Merencanakan dan mengkoordinasikan tugas masing-masing yang

berkaitan dengan masalah logistik,perencanaan dan keuangan.

b. Mengkoordinasikan pemantauan dan pengawasan logistik.

c. Mengkoordinasikan pemantauan dan pengawan terhadap

keuangan.

d. Dalam melakasanakan tugas, dapat bekerjasama dengan devisi lain

yang relevan.

e. Mengkomunikasikan secara perodik kepada devisi lain mengenai

perkembangan pelaksanaan program.

f. Melaporkan secara tertulis tentang pelaksanaan program, dan

melaporkannya kepada rapat pleno KPU.

5. Devisi Teknis Penyelenggaraan dan Data Informasi

a. Merencanakan dan mengkoordinasikan tugas masing-masing yang

berkaitan dengan masalah teknis penyelenggaraan dan infomasi.

b. Mengkoordinasikan kegiatan data infomasi dan penyelenggara.

c. Dalam melakasanakan tugas, dapat bekerjasama dengan devisi lain

yang relevan.

d. Mengkomunikasikan secara perodik kepada devisi lain mengenai

perkembangan pelaksanaan program.

e. Melaporkan secara tertulis tentang pelaksanaan program, dan

melaporkannya kepada rapat pleno KPU.

95

Page 96: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

BAB III

PEMBAHASAN

Secara global penulis gambarkan hubungan X dan Y sebagai berikut :

KINERJA KPU (X)

 PENCEGAHAN

GOLPUT (Y)

X1= Sosialisasi     Y1 = Fenomena

X2= Kerusuhan     Y2 = Demokrasi

X3= Sukses     Y3 = Hukum

X4= Efektif     Y4 = Ham

X5= Kekacauan     Y5 = Presentase

X6= Ikut-ikutan     Y6 = Kekecewaan

X7= Pend.Politik     Y7 = Santun

X8= Pend.Agama     Y8 = Protes

Gambar 3.1 Hubungan X dengan Y

Keterangan :

: Hipotesis Minor

: Hipotesis Mayor

96

Page 97: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

1. Uji Korelasi

A. Hubungan X1 dengan Y

Hubungan Sosialisasi dengan Pencegahan Golput untuk melihat

hubungan Sosialisasi (X1) dengan Pencegahan Golput (Y) adalah sebagai

berikut :

Sesuai nilai r pada tabel lampiran 1 maka hubungan sosialisasi KPU

dengan Pencegahan Golput adalah Sangat Kuat. Maka dengan itu semakin

optimal kinerja dari KPU Bantul dalam melakukan sosialisasi terhadap

masyarakat maka golput dapat di cegah sehingga dalam setiap pelaksanaan

pemilu angka golput pun bisa berkurang. Sosialisasi sebagai pendekatan

97

r x1 y=n∑ xy−(∑ x )(∑ y )

√{n∑ x2−(∑ x )2}√ {n∑ y2−(∑ y )2}

=96×363×2497−(363×2497)√(96×131769 )−(131769 )(96×6235009)−(6235009)

=87015456−906411√12518055×592325855

=86109312√7414767631

=8610931286109045

=1 ,00

Page 98: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

terhadap masyarakat sangat di butuhkan oleh masyarakat diberikan kepada

masyarakat berupa bentuk penyampaian langsung maupun lewat media cetak

maupun media elektronik. Jadi masyakarat bisa memahami dan mengerti cara

memilih calon yang baik dan benar dan mengetahui visi misi dari seorang

calon legislatif maupun calon presiden dan wakil presiden. Sehingga

sosialisasi ini bisa langsung memberikan dampak yang baik kepada

masyarakat agar lebih mengerti pemilu dan mengerti calon yang akan mereka

pilih untuk menyerap aspirasi dari mereka.

Untuk melihat hubungan regresi Sosialisasi KPU (X1) dengan

Pencegahan Golput (Y) adalah sebagai berikut :

Untuk melihat seberapa banyak Variabel Bebas X1 berpengaruh

terhadap

Variabel Tetap

Y adalah sebagaimana hubungan regresi berikut ini :

98

X 0 1 2 3

Y 26 352,7    679,4    1006,1

1 2 3Y = a + b X1 Y = a + b X Y = a + b X = 26 + 0,9 × 363 = 26 + 653,4 = 26 + 653,4 = 26 + 326,7    = 679,4 = 26 + 980,1   = 352,7    = 1006,1

Page 99: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

0 0.5 1 1.5 2 2.5 30

200

400

600

800

1000

1200

26

1, 352

2, 679

3, 1006

Gambar 3.2 : Regresi r X1 Y

Jadi semakin Sosialisasi dilakukan oleh KPU maka Golput semakin

dapat di cegah di Kabupaten Bantul. Dan tentunya dengan adanya sosialiasi

terhadap masyarakat maka pemilih lebih mengetahui calon yang mana yang

akan mereka pilih untuk menyerap aspirasi mereka sehingga dapat

mensejahterahkan masyakarat. Sehingga angka golput pun bisa ditekan dan

berkurang.

B. Hubungan X2 dengan Y

Hubungan Kerusuhan dengan Pencegahan Golput untuk melihat

hubungan Kerusuhan (X2) dengan Pencegahan Golput (Y) adalah sebagai

berikut :

99

Page 100: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Sesuai nilai r pada tabel lampiran 1 maka hubungan Kerusuhan (X2)

dengan Pencegahan Golput di Kabupaten Bantul adalah Sangat Lemah.

Sehingga kerusuhan ini yang membuat golput semakin tinggi karena apabila

dalam setiap penyelenggaraan pemilu kerusuhan ini terjadi ini akan membuat

pencegahan terhadap golput menjadi rendah. Hal ini karena kerusuhan di

Kabupaten Bantul tidak ada kaitannya degan pemilu. Kerusuhan ini pun

membuat penyelenggara pemilu menjadi kacau dan juga bisa mengganggu

jalannya pesta demokrasi di Indonesia. Jadi untuk mencegah hal tersebut KPU

bersama pihak yang berwajib berhak membantu mensukseskan

penyelenggaraan pemilu dengan tertib,damai, aman, dan jujur.

100

r x2 y=n∑ x 2 y−(∑ x 2)(∑ y )

√{n∑ x22−(∑ x2)

2 }√ {n∑ y2−(∑ y )2}

=96×313×2497−(313×2497)√(96×97969 )−(97969)(96×6235009 )−(6235009 )

=75029856−781561√9307055×592325855

=74248295√551280931

=74 ,24829523 , 47937246

=0 ,03

Page 101: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Untuk melihat hubungan regresi Kerusuhan (X2) dengan Pencegahan

Golput (Y) adalah sebagai berikut :

1 2 3Y = a + b X2 Y = a + b X Y = a + b X = 26 + 0,9 × 313 = 26 + 615,4 = 26 + 615,4 = 26 + 281,7    = 641,4 = 26 + 845,1   = 307,7    = 871,1

X 0 1 2 3Y 26    307,7    641,4    871,1

Untuk melihat seberapa banyak Variabel Bebas X2 berpengaruh

terhadap Variabel Tetap Y adalah sebagaimana hubungan regresi berikut ini :

0 0.5 1 1.5 2 2.5 30

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

26

1, 307

2, 641

3, 871

Gambar 3.3 : Regresi rX2 Y

101

Page 102: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Jadi semakin Kerusuhan Terjadi maka Golput semakin meningkat di

Kabupaten Bantul. Dan hal ini akan sangat menggangu proses berjalannya

pemilu, sehingga KPU bekerja keras agar pemilu berlangsung dengan aman,

dan damai. Serta meminta pihak yang berwajib untuk membantu KPU dalam

mensukseskan pemilu 2014 yang lalu.

C. Hubungan X3 dengan Y

Hubungan Sukses Pemilihan Umum dengan Pencegaham Golput

untuk melihat hubungan Sukses (X3) dengan Pencegahan Golput (Y) adalah

sebagai berikut :

102

r x3 y=n∑ x 3 y−(∑ x3 )(∑ y )

√ {n∑ x32−(∑ x3 )

2}√ {n∑ y2−(∑ y )2 }

=96×392×2497−(392×2497 )√(96×153664 )−(153664)( 96×6235009 )−(6235009)

=93967104−978824√14598080×592325855

=92988280√8646820217

=929882809298828

Page 103: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Sesuai nilai r pada tabel lampiran 1 maka hubungan Sukses (X3)

dengan Pencegahan Golput (Y) di Kabupaten Bantul adalah Sangat Kuat.

Kesuksesan pemilu akan terlihat dan dikatakan berhasil apabila

penyelenggaran pemilu sukses, oleh karena itu hubungan kesuksesan pemilu

terhadap pencegahan golput sangat lah kuat. Jadi apabila pemilu sukses maka

pecegahan golput pun bisa berjalan baik. Kesuksesan KPU menjalankan

pemilu harus lah banyak faktor pendukung mulai dari masyakarat yang ikut

berperan aktif dalam pemilu serta para relawan demokrasi yang di bentuk oleh

KPU harus bekerja dengan maksimal agar kesuksesan pemilu 2014 yang lalu

bisa diwujudkan dan mencegah golput tinggi di kabupaten bantul pada pemilu

2014 yang lalu. Kesuksesan KPU 2014 yang lalu terbukti karena pada pemilu

2009 angka golput mencapai 26% sehingga dikatakan cukup sukses dan pada

pemilu 2014 yang lalu angka golput berkurang yaitu 19% dan ini menjadikan

pemilu 2014 di kabupaten bantul yang lalu sangat sukses. Itu lah yang

membedakan kesuksesan pemilu 2009 dengan 2014 yang lalu sesuai data di

atas.

103

=1 ,00

Page 104: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Untuk melihat hubungan regresi Sukses (X3) dengan Pencegahan

Golput (Y) adalah sebagai berikut :

1 2 3Y = a + b X3 Y = a + b X Y = a + b X = 26 + 0,9 × 392 = 26 + 757,6 = 26 + 757,6 = 26 + 352,8    = 783,6 = 26 + 1058,4   = 378,8    = 1084,4

X 0 1 2 3

Y 26 378,8    783,6    1084,4

Untuk melihat seberapa banyak Variabel Bebas X3 berpengaruh

terhadap Variabel Tetap Y adalah sebagaimana hubungan regresi berikut ini :

0 0.5 1 1.5 2 2.5 30

200

400

600

800

1000

1200

26

1, 378

2, 783

3, 1084

Gambar 3.4 : Regresi rX3 Y

104

Page 105: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Jadi semakin sukses pemilihan umum maka Golput semakin berkurang

di Kabupaten Bantul. Kesuksesan KPU meyelenggarakan pemilu harus lah

dari bekerja sama mulai dari masyakarat yang mendukung pemilu,aparat yang

berwajib, serta pada relawan yang membantu KPU untuk mensukseskan

pemilu 2014 yang lalu.

D. Hubungan X4 dengan Y

Hubungan Efektif dengan Pencegahan Golput untuk melihat hubungan

Efektif (X4) dengan Pencegahan Golput (Y) adalah sebagai berikut :

105

r x 4 y=n∑ x 4 y−(∑ x4 )(∑ y )

√ {n∑ x42−(∑ x4 )

2 }√ {n∑ y2−(∑ y )2}

=96×401×2497−( 401×2497 )√(96×160801)−(160801)(96×6235009 )−(6235009 )

=96124512−1001297√15276095×592325855

=95123215√9048426032

=9512321595123215

=1 , 00

Page 106: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Sesuai nilai r pada tabel lampiran 1 maka hubungan Efektif (X4)

dengan Pencegahan Golput (Y) di Kabupaten Bantul adalah Sangat Kuat.

Keefektifan KPU menyampaikan pesan kepada para calon pemilih maka

golput akan berkurang dikarenakan kinerja dari KPU berjalan baik dan sesuai

dengan apa yang di harapkan agar pencegahan golput bisa di laksanakan.

Keefektifan untuk menjalankan pemilu adalah dengan adanya sumber daya

manusia yang ada sehingga target yang di harapkan oleh KPU bisa menjadi

terwujudkan. Seperti halnya pencapaian target KPU 75% partisipasi

masyarakat di Kabupaten Bantul.

Untuk melihat hubungan regresi Efektif (X4) dengan Pencegahan

Golput (Y) adalah sebagai berikut :

1 2 3Y = a + b X4 Y = a + b X Y = a + b X = 26 + 0,9 × 401 = 26 + 773,8 = 26 + 773,8 = 26 + 360,9    = 799,8 = 26 + 1082,7   = 386,9    = 1108,7

X 0 1 2 3Y 26    386,9 799,8 1108,7

Untuk melihat seberapa banyak Variabel Bebas X4 berpengaruh

terhadap Variabel Tetap Y adalah sebagaimana hubungan regresi berikut ini :

106

Page 107: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

0 0.5 1 1.5 2 2.5 30

200

400

600

800

1000

1200

26

1, 386

2, 799

3, 1108

Gambar 3.5 : Regresi rX4 Y

Jadi semakin efektif KPU menyampaikan pesan maka Golput semakin

berkurang di Kabupaten Bantul. Karena KPU mencapai target yang di

harapkan dan kemudian sumber daya manusia yang memenuhi sehingga KPU

menyampaikan pesan kepada masyarakat menjadi tercapai.

E. Hubungan X5 dengan Y

Hubungan Kekacauan dengan Pencegahan Golput untuk melihat

hubungan Kekacauan (X5) dengan Pencegahan Golput (Y) adalah sebagai

berikut :

107

Page 108: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Sesuai nilai r pada tabel lampiran 1 maka hubungan Kekacauan (X5)

dengan Pencegahan Golput (Y) di Kabupaten Bantul adalah Sangat Kuat.

Semakin tingginya kekacauan pada peyelenggaraan pemilu maka golput

semakin meningkat. Hal ini di sebabkan oleh faktor kekacauan oleh

masyarakat yang tidak mendukung sukses nya penyelenggaraan pemilu.

Sehingga hubungan kekacauan terhadap pencegahan golput ini sangat kuat.

Oleh karena itu KPU meminta kepada lapisan tokoh-tokoh masyarakat dapat

108

r x5 y=n∑ x 5 y−(∑ x 5)(∑ y )

√ {n∑ x52−(∑ x5 )

2}√ {n∑ y2−(∑ y )2}

=96×342×2497−(342×2497 )√(96×116964 )−(116964 )(96×6235009 )−(6235009 )

=81981504−853974√11111580×592325855

=81, 127530√6581617612

=81, 12753081, 12753

=1 , 00

Page 109: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

membantu mereka untuk tidak mengacaukan pemilu yang akan berlangsung

sehingga target dan harapan dari KPU Kabupaten Bantul bisa terpenuhi.

Untuk melihat hubungan regresi Kekacauan (X5) dengan Pencegahan

Golput (Y) adalah sebagai berikut :

1 2 3Y = a + b X5 Y = a + b X Y = a + b X = 26 + 0,9 × 342 = 26 + 667,6 = 26 + 667,6 = 26 + 307,8    = 693,6 = 26 + 923,4   = 333,8    = 949,4

X 0 1 2 3Y 26 333,8 693,6 949,4

Untuk melihat seberapa banyak Variabel Bebas X5 berpengaruh

terhadap Variabel Tetap Y adalah sebagaimana hubungan regresi berikut ini :

109

Page 110: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

0 0.5 1 1.5 2 2.5 30

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

26

1, 333

2, 693

3, 949

Gambar 3.6 : Regresi rX5 Y

Jadi semakin banyak kekacauan pemilu maka Golput semakin

meningkat di Kabupaten Bantul. Sehingga KPU harus meminta bantuan

kepada lapisan masyakarat untuk tidak melakukan hal-hal yang akan

mengganggu jalannya pemilu legislatif. Karena pemilu harus berjalan dengan

jujur, adil, aman dan damai.

F. Hubungan X6 dengan Y

Hubungan Ikut-ikutan dengan Pencegahan Golput untuk melihat

hubungan Ikut-ikutan (X6) dengan Pencegahan Golput (Y) adalah sebagai

berikut :

110

r x6 y=n∑ x 6 y−(∑ x6 )(∑ y )

√ {n∑ x62−(∑ x6 )

2}√ {n∑ y2−(∑ y )2 }

Page 111: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Sesuai nilai r pada tabel lampiran 1 maka hubungan Ikut-ikutan (X6)

dengan Pencegahan Golput (Y) di Kabupaten Bantul adalah Sangat Kuat. Hal

ini disebabkan oleh fenomena atau budaya ikut-ikutan dalam masyarakat

seperti halnya pada saat pemilu budaya ikut-ikutan ini terus terjadi sehingga

golput semakin meningkat. Dan hubungan ikut-ikutan dengan pencegahan

golput menjadi sangat kuat. Masyarakat bantul banyak yang hanya ikut-ikutan

saat pemilu dan hal ini akan membuat golput pun menjadi tinggi dan aspirasi

dari masyakarat tidak bisa tersampaikan oleh para wakil mereka yang akan

duduk di kursi DPR-RI,DPRD,DPD. Jadi masyakarat yang seperti itu akan

111

=96×350×2497−(350×2497)√(96×122500 )−(122500 )(96×6235009)−(6235009)

=83899200−873950√11637500×592325855

=83025250√6893192138

=830252508302525

=1 , 00

Page 112: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

rugi tidak menyemarakan pesta demokrasi yang dilakukan 5 tahun sekali

tersebut.

Untuk melihat hubungan regresi Ikut-ikutan (X6) dengan Pencegahan

Golput adalah sebagai berikut :

1 2 3Y = a + b X6 Y = a + b X Y = a + b X = 26 + 0,9 × 350 = 26 + 682,0 = 26 + 682,0 = 26 + 315,0    = 708,0 = 26 + 945,0   = 341    = 971,0

Untuk melihat seberapa banyak Variabel Bebas X6 berpengaruh

terhadap Variabel Tetap Y adalah sebagaimana hubungan regresi berikut ini :

112

X 0 1 2 3

Y 26 341 708,0 971,0

Page 113: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

0 0.5 1 1.5 2 2.5 30

200

400

600

800

1000

1200

26

1, 341

2, 708

3, 971

Gambar 3.7 : Regresi rX6 Y

Jadi semakin banyak Ikut-ikutan masyarakat maka Golput semakin

meningkat di Kabupaten Bantul. Hal seperti ini harus dapat di cegah

secepatnya agar fenomena seperti ini bisa berkurang dan masyarakat bisa

memilih secara cerdas dan sesuai dengan hati nurani mereka.

G. Hubungan X7 dengan Y

Hubungan Pendidikan Politik dengan Pencegahan Golput untuk

melihat hubungan Pendidikan Politik (X7) dengan Pencegahan Golput (Y)

adalah sebagai berikut :

113

r x7 y=n∑ x 7 y−(∑ x7 )(∑ y )

√ {n∑ x72−(∑ x7 )

2}√{n∑ y2−(∑ y )2 }

=96×337×2497−(337×2497 )√(96×113569 )−(113569)( 96×6235009 )−(6235009)

Page 114: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Sesuai nilai r pada tabel lampiran 1 maka hubungan Pendidikan Politik

(X7) dengan Pencegahan Golput (Y) di Kabupaten Bantul adalah Sangat

Kuat. Pendidikan politik yang di berikan oleh penyelenggara pemilu yaitu

KPU sangat berpegaruh terhadap hasil pemilu, karena pendidikan politik yang

baik maka akan membuat masyakarat mengetahui calon yang akan mereka

pilih dan itu suatu modal yang baik buat masyarakat yang akan menentukan

pilihan mereka dalam pemilu. Jadi semakin tinggi KPU menyampaikan

pendidikan politik maka golput akan menurun. Pendidikan politik yang di

berikan oleh KPU khususnya Kabupaten Bantul harus terus dilakukan baik

sebelum pemilu dilaksanakan maupun setelah pemilu dilaksanakan sehigga

sifatnya menjadi jangka panjang karena bukan hanya pemilu legislatif, pemilu

114

=80782944−841489√10789055×592325855

=79941455√6390636228

=7994145579941455

=1 ,00

Page 115: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Presiden dan Wakil presiden tetapi ada juga pilkada. Sehingga pendidikan

politik harus terus diberikan kepada masyarakat agar masyarakat menjadi

cerdas untuk memilah dan memilih calon yang akan meraka pilih dan bisa

melek terhadap politik.

Untuk melihat hubungan regresi Pendidikan Politik (X7) dengan

Pencegahan Golput (Y) adalah sebagai berikut :

1 2 3Y = a + b X7 Y = a + b X Y = a + b X = 26 + 0,9 × 337 = 26 + 658,6 = 26 + 658,6 = 26 + 303,3    = 684,6 = 26 + 909,9   = 329,3    = 935,9

X 0 1 2 3

Y 26 329,3 684,6 935,9

Untuk melihat seberapa banyak Variabel Bebas X7 berpengaruh

terhadap Variabel Tetap Y adalah sebagaimana hubungan regresi berikut ini :

115

Page 116: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

0 0.5 1 1.5 2 2.5 30

200

400

600

800

1000

1200

26

1, 329

2, 684

3, 935

Gambar 3.8 : Regresi rX7 Y

Jadi semakin banyak Pendidikan Politik disampaikan kepada

masyarakat maka Golput semakin menurun di Kabupaten Bantul. KPU

menyampaikan pendidikan politik terhadap masyakarat harus terus berlanjut

karena akan membuat masyarakat melek terhadap politik dan bisa menyerap

mana politik pencitraan dan mana politik yang benar untuk rakyat. Dan itu

sangat penting diberikan kepada masyakarat luas.

H. Hubungan X8 dengan Y

Hubungan Pendidikan Agama dengan Pencegahan Golput untuk

melihat hubungan Pendidikan Agama (X8) dengan Pencegahan Golput (Y)

adalah sebagai berikut :

116r x8 y=n∑ x 8 y−(∑ x8 )(∑ y )

√ {n∑ x82−(∑ x8 )

2}√{n∑ y2−(∑ y )2 }

Page 117: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Sesuai nilai r pada tabel lampiran 1 maka hubungan Pendidikan

Agama (X8) dengan Pencegahan Golput (Y) di Kabupaten Bantul adalah

Sangat Kuat. Pendidikan agama yang termasuk dalam bentuk sosialisasi

kepada masyarakat akan membentuk suatu pemikiran masyarakat untuk

meentukan pilihan mereka, seperti halnya calon yang mereka pilih harus

muslim atau non muslim dan pendidikan agama adalah salah satu nya. Dan

hubungan dengan pencegahan golput ini sangat kuat, apabila pendidikan di

samapaikan oleh KPU maka golput akan menurun. Semakin tinggi

penyampaian terhadap pendidikan agama kepada masyarakat maka pemilih

117

=96×207×2497−(207×2497 )√(96×42849)−(42849 )(96×6235009)−(6235009)

=49620384−516879√4070655×592325855

=49103505√2411154203

=4910350549103505

=1 ,00

Page 118: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

bisa menentukan pilihan mereka berdasarkan hati nurani dan juga berlatar

belakang dari calon yang akan ikut di pemilu.

Untuk melihat hubungan regresi Pendidikan Agama dengan

Pencegahan Golput adalah sebagai berikut :

1 2 3Y = a + b X8 Y = a + b X Y = a + b X = 26 + 0,9 × 207 = 26 + 424,6 = 26 + 424,6 = 26 + 186,3    = 450,6 = 26 + 558,9   = 212,3    = 584,9

X 0 1 2 3Y 26 212,3 450,6 584,9

Untuk melihat seberapa banyak Variabel Bebas X8 berpengaruh

terhadap Variabel Tetap Y adalah sebagaimana hubungan regresi berikut ini :

118

Page 119: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

0 0.5 1 1.5 2 2.5 30

100

200

300

400

500

600

700

26

1, 212

2, 450

3, 584

Gambar 3.9 : Regresi rX8 Y

Jadi semakin banyak KPU menyampaikan Pendidikan Agama kepada

masyarakat maka Golput berkurang di Kabupaten Bantul. Pendidikan agama

menjadi penting dilakukan karena masyarakat bisa memilah mana calon yang

memang dekat dengan tuhan mereka maka calon itu juga harus dekat dengan

masyarakat yang memilih dia dalam pemilu, karena di Indonesia melihat

calon berdasarkan sebagian dari agama nya terlebih dahulu baru melihat

orangnya dan terakhir baru visi dan misi nya.

I. Hubungan X dengan Y1

Hubungan Kinerja KPU (X) dengan Fenomena Golput di Bantul (Y1) adalah

sebagai berikut :

119r xy 1=n∑ xy1−(∑ x )(∑ y 1)

√{n∑ x2−(∑ x )2}√ {n∑ y12−(∑ y1 )

2}

Page 120: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Sesuai nilai r pada tabel lampiran 1 maka hubungan Kinerja KPU (X)

dengan Fenomena Golput (Y1) di Kabupaten Bantul adalah Sangat Kuat.

Fenomena golput yang terjadi pada setiap penyelenggaraan pemilu adalah

suatu bentuk sikap yang di pilih oleh para calon pemilih untuk tidak ikut

dalam pemilu dikarenakan banyak faktor. Dan kemudian kinerja dari KPU

sangatlah penting untuk membuat para pemilih yang golput ini untuk ikut

berpartisipasi pada pesta demokrasi yang dilaksanakan 5 tahun sekali ini.

Sehingga untuk pemilu yang akan datang fenomena golput ini bisa berkurang.

120

=96×2705×263−(2705×263)√(96×7317025 )−(7317025 )(96×69169)−(69169)

=68295840−711415√695117375×6571055

=67584425√4567654503

=6758442567584425

=1 ,00

Page 121: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Untuk melihat hubungan regresi Kinerja KPU (X) terhadap fenomena

golput (Y1) adalah sebagai berikut :

1 2 3Y = a + b Y1 Y = a + b Y Y = a + b Y = 26 + 0,9 × 263 = 26 + 525,4 = 26 + 525,4 = 26 + 236,7    = 551,4 = 26 + 710,1   = 262,7    = 736,1

Y 26 262,7 551,4 736,1

X 0 1 2 3

Untuk melihat seberapa banyak Variabel Bebas X berpengaruh

terhadap Variabel Tetap Y1 adalah sebagaimana hubungan regresi berikut ini:

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.50

100

200

300

400

500

600

700

800

26

262

551

736

Gambar 3.10 : Regresi rX Y1

121

Page 122: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Jadi semakin banyak Kinerja KPU maka Fenomena Golput berkurang

di Kabupaten Bantul. Fenomena golput ini merupakan tantangan tersendiri

bagi peyelenggara pemilu yaitu KPU dimana kinerja mereka dinilai dari hasil

pemilu terutama partisipasi masyakarat dan yang kedua yaitu besar atau kecil

nya golput yang terjadi di daerah tersebut.

J. Hubungan X dengan Y2

Hubungan Kinerja KPU (X) dengan Demokrasi (Y2) adalah sebagai

berikut :

122

r xy 2=n∑ xy2−(∑ x )(∑ y 2)

√{n∑ x2−(∑ x )2}√ {n∑ y22−(∑ y2 )

2}

=96×2705×351−(2705×351 )√(96×7317025 )−(7317025 )(96×123201)−(123201 )

=91147680−949455√695117375×11704095

=90198225√8135719793

=9019822590198225

=1 ,00

Page 123: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Sesuai nilai r pada tabel lampiran 1 maka hubungan Kinerja KPU (X)

dengan Demokrasi (Y2) di Kabupaten Bantul adalah Sangat Kuat. Bentuk

demokrasi yang baik pada sebuah Negara yaitu penyeleggarakan pemilu. Hal

ini sudah dilakukan oleh bangsa Indonesia hanya saja banyak yang perlu

dibenahi dalam menjalankan demokrasi di Indonesia. Semakin tinggi kinerja

dari KPU maka demokrasi semakin meningkat di Indonesia. Oleh karena itu

pula KPU sebagai penyelenggara pemilu sangat antusias untuk

menyelenggarakan pesat demokrasi di Indonesia ini karena demokrasi salah

satu bentuk aspirasi masyarakat bisa disampaikan karena mereka bisa memilih

calon yang bakal menampung aspirasi mereka.

Untuk melihat hubungan regresi Kinerja KPU (X) terhadap Demokrasi

(Y2) adalah sebagai berikut :

1 2 3Y = a + b Y2 Y = a + b Y Y = a + b Y = 26 + 0,9 × 351 = 26 + 683,8 = 26 + 683,8 = 26 + 315,9    = 709,8 = 26 + 947,7   = 341,9    = 973,7

Untuk melihat seberapa banyak Variabel Bebas X berpengaruh

terhadap Variabel Tetap Y2 adalah sebagaimana hubungan regresi berikut ini:

123

Y 26 341,9 709,8 973,7

X 0 1 2 3

Page 124: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.50

200

400

600

800

1000

1200

26

341

709

973

Gambar 3.11 : Regresi rX Y2

Jadi semakin banyak Kinerja KPU maka Demokrasi semakin

meningkat di Kabupaten Bantul. Demokrasi menjadi bentuk keterlibatan

masyarakat untuk memilih calon yang akan mereka pilih walaupun masih

banyak hal-hal yang harus dibenahi oleh KPU agar demokrasi di Indonesia ini

bisa berjalan sesuai apa yang diharapkan oleh KPU.

K. Hubungan X dengan Y3

Hubungan Kinerja KPU (X) dengan Hukum (Y3) adalah sebagai

berikut :

124

r xy 3=n∑ xy3−(∑ x )(∑ y 3 )

√ {n∑ x2−(∑ x )2}√ {n∑ y32−(∑ y3 )

2}

Page 125: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Sesuai nilai r pada tabel lampiran 1 maka hubungan Kinerja KPU (X)

dengan Hukum (Y3) di Kabupaten Bantul adalah Sangat Kuat. Penegakkan

hukum yang baik akan membuat peraturan hukum di Indonesia semakin bisa

ditegakakan seadil mungkin, karena semakin tinggi kinerja KPU maka

penegakkan hukum akan meningkat. Penegakkan hukum yang adil dan

bijaksana dan berdasarkan UUD 1945 akan membuat masyarakat puas dengan

kinerja dari lembaga Indonesia ini. Karena hukum di Indonesia beberapa

tahun belakangan sangat memperihatinkan karena Hukum di Indonesia yang

masih bisa di beli oleh oknum yang berkuasa dan mempunyai uang yang

banyak.

125

=96×2705×361−(2705×361 )√(96×7317025 )−(7317025 )(96×130321)−(130321 )

=93744480−976505√695117375×12380495

=92767975√8605897186

=92767959276795

=1 ,00

Page 126: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Untuk melihat hubungan regresi Kinerja KPU (X) terhadap Hukum

(Y3) adalah sebagai berikut :

1 2 3Y = a + b Y3 Y = a + b Y Y = a + b Y = 26 + 0,9 × 361 = 26 + 701,8 = 26 + 701,8 = 26 + 324,9    = 727,8 = 26 + 974,7   = 350,9    = 1000,7

Y 26 350,9 727,8 1000,7X 0 1 2 3

Untuk melihat seberapa banyak Variabel Bebas X berpengaruh

terhadap Variabel Tetap Y3 adalah sebagaimana hubungan regresi berikut ini:

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.50

200

400

600

800

1000

1200

26

350

727

1007

Gambar 3.12 : Regresi rX Y3

Jadi semakin banyak Kinerja KPU maka Penegakkan Hukum semakin

meningkat di Kabupaten Bantul. Dan penegakkan hukum yang adil dan

126

Page 127: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

bijaksana serta memihak kepada kebenara akan membuat hukum di Indonesia

menjadi lebih baik lagi untuk kedepan nya.

L. Hubungan X dengan Y4

Hubungan Kinerja KPU (X) dengan Hak Asasi Manusia (Y4) adalah

sebagai berikut:

Sesuai nilai r pada tabel lampiran 1 maka hubungan Kinerja KPU (X)

dengan HAM (Y4) di Kabupaten Bantul adalah Sangat Kuat. Hak asasi

manusia yang dimaksudkan dalam pemilu ini adalah sikap yang di pilih oleh

127

r xy 4=n∑ xy 4−(∑ x )(∑ y 4 )

√ {n∑ x2−(∑ x )2 }√ {n∑ y 42−(∑ y4 )2}

=96×2705×316−(2705×316)√(96×7317025 )−(7317025 )(96×99856)−(99856 )

=82058880−854780√695117375×9486320

=81204100√6594105857

=81204100812041

=1 , 00

Page 128: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

masyarakat dalam mengambil sikap dalam pemilu, jadi apabila hak asasi

manusia ini bisa diterapkan dari kinerja KPU maka hak asasi manusia akan

semakin meningkat di Indonesia.

Untuk melihat hubungan regresi Kinerja KPU (X) terhadap HAM

(Y4) adalah sebagai berikut :

1 2 3Y = a + b Y4 Y = a + b Y Y = a + b Y = 26 + 0,9 × 316 = 26 + 620,8 = 26 + 620,8 = 26 + 284,4    = 646,8 = 26 + 853,4   = 310,4    = 879,4

Y 26 310,4 646,8 879,4

X 0 1 2 3

Untuk melihat seberapa banyak Variabel Bebas X berpengaruh

terhadap Variabel Tetap Y4 adalah sebagaimana hubungan regresi berikut ini:

128

Page 129: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.50

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

26

310

646

879

Gambar 3.13 : Regresi rX Y4

Jadi semakin banyak Kinerja KPU maka Penerapan Hak Asasi

Manusia (HAM) semakin meningkat di Kabupaten Bantul. Oleh karena itu

penerapan HAM ini akan membuat masyakarat lebih mengambil sikap dalam

pemilu, karena pemilu merupakan hak asasi juga. Tergantung kepada individu

nya peduli atau tidak nya terhadap pesta demokrasi di Indonesia yang

dilakkukan 5 tahun sekali. Tetapi memilih adalah bentuk sikap yang lebih

baik dari pada golput atau tidak memilih.

129

Page 130: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

M. Hubungan X dengan Y5

Hubungan Kinerja KPU (X) dengan Presentase (Y5) adalah sebagai

berikut :

Sesuai nilai r pada tabel lampiran 1 maka hubungan Kinerja KPU (X)

dengan Presentase (Y5) di Kabupaten Bantul adalah Sangat Kuat. Presentase

pemilih di kabupaten bantul merupakan suatu bentuk kinerja dari KPU

kabupaten bantul untuk meningkatkan angka pemilih dalam pemilu maka

semakin tinggi kinerja dari KPU maka presentase pemilih di kabupaten bantul

130

r xy 5=n∑ xy5−(∑ x )(∑ y5 )

√ {n∑ x2−(∑ x )2}√ {n∑ y52−(∑ y5 )

2}

=96×2705×236−(2705×236)√(96×7317025 )−(7317025 )(96×55696)−(55696 )

=61284480−638380√695117375×5291120

=60646100√3677949445

=60646100606461

=1 ,00

Page 131: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

akan meningkat. Kinerja dari KPU untuk meningkatkan angka presentase

pemilih merupakan hal yang utama karena apabila pemilih sedikit

menggunakan hak pilih nya maka kinerja KPU tersebut di nilai buruk tetapi

sebaliknya apabila presentase pemilih tinggi maka kinerja dari KPU bisa di

nilai sangat baik.

Untuk melihat hubungan regresi Kinerja KPU (X) terhadap Presentase

(Y5) adalah sebagai berikut :

Y 26 238,4 502,8 663,2

X 0 1 2 3

Untuk melihat seberapa banyak Variabel Bebas X berpengaruh

terhadap Variabel Tetap Y5 adalah sebagaimana hubungan regresi berikut ini:

131

1 2 3Y = a + b Y5 Y = a + b Y Y = a + b Y = 26 + 0,9 × 236 = 26 + 476,8 = 26 + 476,8 = 26 + 212,4    = 502,8 = 26 + 637,2   = 238,4    = 663,2

Page 132: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.50

100

200

300

400

500

600

700

26

238

502

663

Gambar 3.14 : Regresi rX Y5

Jadi semakin banyak Kinerja KPU maka Presentase Pemilih semakin

meningkat di Kabupaten Bantul. Kinerja KPU yang meningkatkan presentase

pemilih di Kabupaten Bantul akan membuat KPU akan semakin bisa bekerja

sepenuhnya agar mensukseskan pemilu.

N. Hubungan X dengan Y6

Hubungan Kinerja KPU (X) dengan Kekecewaan (Y6) adalah sebagai

berikut :

132

r xy 6=n∑ xy6−(∑ x )(∑ y 6)

√ {n∑ x2−(∑ x )2}√{n∑ y62−(∑ y6 )

2 }

=96×2705×287−(2705×287)√(96×7317025 )−(7317025 )(96×82369)−(82369 )

Page 133: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Sesuai nilai r pada tabel lampiran 1 maka hubungan Kinerja KPU (X)

dengan Kekecewaan (Y6) di Kabupaten Bantul adalah Sangat Kuat. Kinerja

dari KPU untuk membuat masyarakat tidak kecewa terhadap penyelenggaraan

pemilu adalah suatu tugas yang harus dilaksanakan oleh KPU, karena apabila

masyarakat kecewa terhadap pemilu maka akan meningkatkan angka golput

tapi sebaliknya apabila kinerja dari KPU tinggi maka kekecewaan masyarakat

akan menurun. Dari data diatas kekecewaan masyarakat terhadap pemilu 2014

yang lalu tidak begitu tinggi ini dilihat dari laporan masyarakat ke KPU

maupun ke Bawaslu Kabupaten Bantul jumlah nya sedikit, karena KPU

133

=74528160−776335√695117375×7825055

=73751825√5439331691

=7375182573751825

=1 , 00

Page 134: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Kabupaten Bantul bekerja dengan baik sehingga kekecewaan masyarakat

tidak begitu tinggi pada pemilu legislatif 2014 yang lalu.

Untuk melihat hubungan regresi Kinerja KPU (X) terhadap

Kekecewaan(Y6) adalah sebagai berikut :

1 2 3Y = a + b Y6 Y = a + b Y Y = a + b Y = 26 + 0,9 × 287 = 26 + 568,6 = 26 + 568,6 = 26 + 258,3    = 594,6 = 26 + 774,9   = 284,3    = 800,9

Y 26 284,3 594,6 800,9

X 0 1 2 3

Untuk melihat seberapa banyak Variabel Bebas X berpengaruh

terhadap Variabel Tetap Y6 adalah sebagaimana hubungan regresi berikut ini:

134

Page 135: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.50

100

200

300

400

500

600

700

800

900

26

284

594

800

Gambar 3.15 : Regresi rX Y6

Jadi semakin banyak Kinerja KPU maka Kekecewaan Masyarakat

menurun di Kabupaten Bantul. Sikap masyarakat terhadap pemilu legislatif

2014 yang lalu tidak begitu kecewa karena KPU bekerja dengan maksimal

untuk menyelenggarakan pemilu jadi laporan kecewa itu tidak begitu tinggi.

O. Hubungan X dengan Y7

Hubungan Kinerja KPU (X) dengan Sopan Santun Kampanye (Y7)

adalah sebagai berikut:

135

r xy 7=n∑ xy7−(∑ x )(∑ y7 )

√ {n∑ x2−(∑ x )2}√{n∑ y72−(∑ y7 )

2 }

=96×2705×407−(2705×407)√(96×7317025 )−(7317025 )(96×165649)−(165649)

Page 136: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Sesuai nilai r pada tabel lampiran 1 maka hubungan Kinerja KPU (X)

dengan Sopan Santun Kampanye (Y7) di Kabupaten Bantul adalah Sangat

Lemah. Bentuk sopan santun dalam kampanye akan meningkat apabila kinerja

dari KPU tinggi dan budaya saling menghormati dalam pemilu akan

meningkat dikarenakan masyarakat bantul yang tinggi sopan santun nya

dalam pemilu. Hal ini menjadi suatu bentuk budaya yang ada di jawa

khususnya juga di Kabupaten Bantul untuk saling menjaga kedamaian selama

berlangsungnya pemilu maupun saat pemilu berakhir.

Untuk melihat hubungan regresi Kinerja KPU (X) terhadap Sopan

Santun (Y7) adalah sebagai berikut :

136

=105689760−1100935√695117375×15736655

=104588825√1093882231

=1045888253307389047

=0 ,03

Page 137: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

1 2 3Y = a + b Y7 Y = a + b Y Y = a + b Y = 26 + 0,9 × 407 = 26 + 784,6 = 26 + 784,6 = 26 + 366,3    = 810,6 = 26 + 1098,9   = 392,3    = 1124,9

Y 26 392,3 810,6 1124,9

X 0 1 2 3

Untuk melihat seberapa banyak Variabel Bebas X berpengaruh

terhadap Variabel Tetap Y7 adalah sebagaimana hubungan regresi berikut ini:

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.50

200

400

600

800

1000

1200

26

392

810

1124

Gambar 3.16 : Regresi rX Y7

Jadi semakin banyak Kinerja KPU maka Sopan santun kampanye

meningkat di Kabupaten Bantul. Budaya ini menjadi turun temurun dilakukan

137

Page 138: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

oleh masyarakat jawa khususnya di Kabupaten Bantul untuk saling menjaga

ketertiban dan sikap sopan santun sangat di butuhkan untuk mendinginkan

suasana pemilu yang panas.

P. Hubungan X dengan Y8

Hubungan Kinerja KPU (X) dengan Protes Masyarakat (Y8) adalah

sebagai berikut:

138

r xy 8=n∑ xy8−(∑ x )(∑ y 8)

√ {n∑ x2−(∑ x )2}√{n∑ y82−(∑ y8 )

2 }

=96×2705×276−(2705×276)√(96×7317025 )−(7317025 )(96×76176)−(76176 )

=71671680−746580√695117375×7236720

=70925100√503036981

=70 , 92510022 , 42848593

=0 ,03

Page 139: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Sesuai nilai r pada tabel lampiran 1 maka hubungan Kinerja KPU (X)

dengan Protes Masyarakat (Y8) di Kabupaten Bantul adalah Sangat Lemah.

Pemilu dilaksanakan agar demokrasi di Indonesia bisa meningkat karena

keterlibatan rakyat yang memilih calon nya sendiri. Oleh karena itu apabila

kinerja KPU sangat bagus maka protes masyarakat terhadap pemerintah

semakin menurun. Protes yang dilakukan masyarakat pasti mempunyai

penyebabnya karena apabila kinerja dari KPU buruk maka protes yang

dilakukan masyarakat akan tinggi tetapi apabila kinerja KPU sangat bagus

maka protes masyarakat akan sedikit. Jadi pemilu akan berjalan baik apabila

kinerja KPU berjalan baik dan mendapat dukungan dari berbagai pihak baik

itu calon pemilih maupun tokoh masyarakat.

Untuk melihat hubungan regresi Kinerja KPU (X) terhadap Protes

Masyarakat (Y8) adalah sebagai berikut :

1 2 3Y = a + b Y8 Y = a + b Y Y = a + b Y = 26 + 0,9 × 276 = 26 + 548,8 = 26 + 548,8 = 26 + 248,4    = 574,8 = 26 + 745,2   = 274,4    = 771,2

Y 26 274,4 574,8 771,2

X 0 1 2 3

139

Page 140: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Untuk melihat seberapa banyak Variabel Bebas X berpengaruh

terhadap Variabel Tetap Y8 adalah sebagaimana hubungan regresi berikut ini:

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.50

100

200

300

400

500

600

700

800

900

26

274

574

771

Gambar 3.17 : Regresi rX Y8

Jadi semakin banyak Kinerja KPU maka Protes Masyarakat terhadap

pemerintah semakin menurun. Protes dari masyarakat muncul karena kinerja

KPU tidak baik dalam menyelenggarakan pemilu tetapi apabila kinerja KPU

baik maka bentuk protes dari masyarakat pun akan sedikit karena pemilunya

berlangsung baik dan berjalan lancar.

Q. Hubungan X dengan Y

Hubungan Kinerja KPU (X) dengan Pencegahan Golput (Y) adalah

sebagai berikut:

140r xy=n∑ xy−(∑ x )(∑ y )

√ {n∑ x2−(∑ x )2 }√ {n∑ y2−(∑ y )2}

Page 141: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

Sesuai nilai r pada tabel lampiran 1 maka hubungan Kinerja KPU (X)

dengan Pencegahan Golput (Y) di Kabupaten Bantul adalah Sangat Kuat.

Untuk melihat hubungan regresi Kinerja KPU (X) terhadap

Pencegahan Golput (Y) adalah sebagai berikut :

1 2 3Y = a + b Y Y = a + b Y Y = a + b Y = 26 + 0,9 × 2705 = 26 + 4921 = 26 + 4921 = 26 + 24345    = 4947 = 26 + 73035   = 2460,5    = 73061

141

=96×2705×2497−(2705×2497)√(96×7317025 )−(7317025 )(96×6235009)−(6235009)

=648420960−6754385√695117375×592325855

=641666575√4117359935

=641666575641666575

=1 , 00

Page 142: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

X 0 1 2 3

Y 0 2460,5 4947 73061

Untuk melihat seberapa banyak Variabel Bebas X berpengaruh

terhadap Variabel Tetap Y adalah sebagaimana hubungan regresi berikut ini:

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.50

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

80000

26 2460 4947

73061

Gambar 3.18 : Regresi rX Y

Jadi semakin banyak Kinerja KPU maka Golput di Kabupaten Bantul semakin bisa di tekan.

142

Page 143: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

2. Uji Hipotesis

A. Hipotesis Minor

a. Hubungan sosialisasi KPU degan pencegahan golput dikatakan sangat erat

atau sangat tinggi sesuai dengan nilai 1,00 dibuktikan dengan jumlah nilai

sosialisasi pada uji korelasi yaitu 1,00. Yang mana nilai tersebut lebih >

dari taraf signifikan 5% 0,202 dan 1% 0,263. Sehingga di katakan

berpengaruh.

b. Hubungan kerusuhan dengan pencegahan golput dikatakan sangat erat

atau sangat tinggi sesuai dengan nilai 1,00 dibuktikan dengan jumlah nilai

kerusuhan pada uji korelasi yaitu 0,03. Yang mana nilai tersebut lebih <

dari taraf signifikan 5% 0,202 dan 1% 0,263. Sehingga di katakan tidak

berpengaruh.

c. Hubungan sukses dengan pencegahan golput dikatakan sangat erat atau

sangat tinggi sesuai dengan nilai 1,00 dibuktikan dengan jumlah nilai

sukses pada uji korelasi yaitu 1,00. Yang mana nilai tersebut lebih > dari

taraf signifikan 5% 0,202 dan 1% 0,263. Sehingga di katakan

berpengaruh.

d. Hubungan efektif dengan pencegahan golput dikatakan sangat erat atau

sangat tinggi sesuai dengan nilai 1,00 dibuktikan dengan jumlah nilai

efektif pada uji korelasi yaitu 1,00. Yang mana nilai tersebut lebih > dari

taraf signifikan 5% 0,202 dan 1% 0,263. Sehingga di katakan

berpengaruh.

143

Page 144: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

e. Hubungan kekacauan dengan pencegahan golput dikatakan sangat erat

atau sangat tinggi sesuai dengan nilai 1,00 dibuktikan dengan jumlah nilai

kekacauan pada uji korelasi yaitu 1,00. Yang mana nilai tersebut lebih >

dari taraf signifikan 5% 0,202 dan 1% 0,263. Sehingga di katakan

berpengaruh.

f. Hubungan ikut-ikutan dengan pencegahan golput dikatakan sangat erat

atau sangat tinggi sesuai dengan nilai 1,00 dibuktikan dengan jumlah nilai

Ikut-ikutan pada uji korelasi yaitu 1,00. Yang mana nilai tersebut lebih >

dari taraf signifikan 5% 0,202 dan 1% 0,263. Sehingga di katakan

berpengaruh.

g. Hubungan pendidikan politik dengan pencegahan golput dikatakan sangat

erat atau sangat tinggi sesuai dengan nilai 1,00 dibuktikan dengan jumlah

nilai pendidikan politik pada uji korelasi yaitu 1,00. Yang mana nilai

tersebut lebih > dari taraf signifikan 5% 0,202 dan 1% 0,263. Sehingga di

katakan berpengaruh.

h. Hubungan pendidikan agama dengan pencegahan golput dikatakan sangat

erat atau sangat tinggi sesuai dengan nilai 1,00 dibuktikan dengan jumlah

nilai pendidikan agama pada uji korelasi yaitu 1,00. Yang mana nilai

tersebut lebih > dari taraf signifikan 5% 0,202 dan 1% 0,263. Sehingga di

katakan berpengaruh.

i. Hubungan kinerja KPU dengan fenomena golput dikatakan sangat erat

atau sangat tinggi sesuai dengan nilai 1,00 dibuktikan dengan jumlah nilai

144

Page 145: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

fenomena pada uji korelasi yaitu 1,00. Yang mana nilai tersebut lebih >

dari taraf signifikan 5% 0,202 dan 1% 0,263. Sehingga di katakan

berpengaruh.

j. Hubungan kinerja KPU dengan demokrasi dikatakan sangat erat atau

sangat tinggi sesuai dengan nilai 1,00 dibuktikan dengan jumlah nilai

demokrasi pada uji korelasi yaitu 1,00. Yang mana nilai tersebut lebih >

dari taraf signifikan 5% 0,202 dan 1% 0,263. Sehingga di katakan

berpengaruh.

k. Hubungan kinerja KPU dengan hukum dikatakan sangat erat atau sangat

tinggi sesuai dengan nilai 1,00 dibuktikan dengan jumlah nilai hukum

pada uji korelasi yaitu 1,00. Yang mana nilai tersebut lebih > dari taraf

signifikan 5% 0,202 dan 1% 0,263. Sehingga di katakan berpengaruh.

l. Hubungan kinerja KPU dengan HAM dikatakan sangat erat atau sangat

tinggi sesuai dengan nilai 1,00 dibuktikan dengan jumlah nilai HAM pada

uji korelasi yaitu 1,00. Yang mana nilai tersebut lebih > dari taraf

signifikan 5% 0,202 dan 1% 0,263. Sehingga di katakan berpengaruh.

m. Hubungan kinerja KPU dengan presentase dikatakan sangat erat atau

sangat tinggi sesuai dengan nilai 1,00 dibuktikan dengan jumlah nilai

presentase pada uji korelasi yaitu 1,00. Yang mana nilai tersebut lebih >

dari taraf signifikan 5% 0,202 dan 1% 0,263. Sehingga di katakan

berpengaruh.

145

Page 146: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

n. Hubungan kinerja KPU dengan kekecewaan dikatakan sangat erat atau

sangat tinggi sesuai dengan nilai 1,00 dibuktikan dengan jumlah nilai

kekecewaan pada uji korelasi yaitu 1,00. Yang mana nilai tersebut lebih >

dari taraf signifikan 5% 0,202 dan 1% 0,263. Sehingga di katakan

berpengaruh.

o. Hubungan kinerja KPU dengan santun dikatakan sangat erat atau sangat

tinggi sesuai dengan nilai 1,00 dibuktikan dengan jumlah nilai santun pada

uji korelasi yaitu 0,03. Yang mana nilai tersebut lebih < dari taraf

signifikan 5% 0,202 dan 1% 0,263. Sehingga di katakan tidak

berpengaruh.

p. Hubungan kinerja KPU dengan protes dikatakan sangat erat atau sangat

tinggi sesuai dengan nilai 1,00 dibuktikan dengan jumlah nilai protes pada

uji korelasi yaitu 0,03. Yang mana nilai tersebut lebih < dari taraf

signifikan 5% 0,202 dan 1% 0,263. Sehingga di katakan tidak

berpengaruh.

B. Hipotesis Mayor

Hubungan Kinerja KPU degan Pencegahan Golput dikatakan sangat

erat atau sangat tinggi sesuai dengan nilai 1,00 dibuktikan dengan jumlah nilai

Kinerja KPU pada uji korelasi yaitu 1,00. Yang mana nilai tersebut lebih >

dari taraf signifikan 5% 0,202 dan 1% 0,263. Sehingga di katakan

berpengaruh.

146

Page 147: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada variabel kinerja KPU (X) terhadap

pencegahan Golput (Y) melalui uji hipotesis seperti yang tertera pada

pembahasan. Dengan kesimpulan hasil penelitian adalah sebagai berikut :

1. Variabel bebas atau Kinerja KPU berpengaruh signifikan terhadap

Pencegahan Golput karena semakin tinggi kinerja dari KPU maka golput

di Kabupaten Bantul semakin bisa di tekan dan menurun pada setiap

pemilihan umum. Nilai koefesien regresi positif sehingga setiap kenaikan

nilai pada variabel kinerja KPU akan mencegah terjadinya Golput.

Dengan demikian kinerja KPU dalam bentuk sosialisasi adalah yang

paling berpengaruh dalam pencegahan golput.

2. Variabel Bebas atau kinerja KPU yang terdiri Sosialisasi, Kerusuhan,

Sukses, Efektif, Kekacauan, Ikut – ikutan, Pendidikan Politik, dan

Pendidikan agama terhadap Variabel tergantung (Pencegahan Golput).

Sesuai dengan uji hipotesis dan korelasi bahwa semua unsur – unsur yang

ada di dalam variabel bebeas (Kinerja) berpengaruh positif terhadap

Pencegahan Golput. Dengan nilai masing masing unsur yang ada didalam

Variabel Bebas adalah 1,00. Yang mana > dari pada taraf signifikan 1%

dengan nilai 0,263 sehingga dapat dikatakan terdapat hubungan erat dan

147

Page 148: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

sangat berpengaruh kepada Pencegahan Golput. Namun yang paling tinggi

adalah kekecewaan dapat di pengaruhi oleh KPU.

3. Kinerja KPU sangat tinggi pengaruhnya terhadap pencegahan golput,

oleh karena itu KPU mempertaruhkan hasil kerja sebagai patokan

keberhasilan KPU.

148

Page 149: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

B. Saran

Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan maka penulis memberikan

saran kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bantul sebagai

berikut :

1. Komisi pemilihan umum pada pemilu legislatif 2014 yang lalu telah

bekerja dengan maksimal karena melaksanakan pesta demokrasi di

Indonesia khususnya di Kabupaten Bantul cukup sukses hanya saja masih

banyak kendala yang di hadapi oleh KPU baik yang di tingkat pusat

maupun di daerah seperti di KPU Kabupaten Bantul. Hal yang harus lebih

di tingkatkan oleh KPU adalah melakukan sosialisasi kepada masyarakat

baik yang di desa maupun yang di pelosok desa sekalipun, karena

sosialisasi dari KPU sangat mempengaruhi para calon pemilih untuk

menggunakan hak suara nya pada setiap pemilu yang dilakukan oleh KPU.

Dan mengerti calon yang akan di pilih dan juga tata cara memilih dengan

cerdas dan benar agar pada saat pemilihan dilakukan masyakarat telah

cerdas untuk memilih siapa calon yang akan mereka beri amanah untuk

menyamapaikan aspirasi mereka kepada pemerintah.

2. Taraf dimana KPU dinilai berhasil melakukan penyelenggaraan pemilu itu

di buktikan pada hasil partisipasi masyarakat yang tinggi dan KPU bantul

pada pemilu Legislatif 2014 yang menargetkan 75% pemilih. Dan jumlah

angka Golput yang rendah. Itu lah yang membuktikan bahwa kinerja dari

149

Page 150: thesis.umy.ac.idthesis.umy.ac.id/datapublik/t37255.docx · Web viewDaftar Pemilh Tetap (DPT) Pemilu 2014 Kabupaten Bantul ditetapkan sebanyak 721.870 dengan perincian laki-laki 350.765

KPU itu berhasil atau tidak. KPU harus membuka relasi kerjasama

terhadap tokoh-tokoh masyarakat di daerah Kabupaten Bantul khususnya

untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar untuk pemilu yang

akan datang angka pastisipasi meningkat dan sesuai target serta angka

Golput bisa di tekan atau rendah.

3. Khusus untuk Kabupaten Bantul timbulnya golput disebabkan banyaknya

mahasiswa yang memilih kos tidak dapat mengikuti pemilu kendati

mereka ingin untuk ikut pesta demokrasi legislatif 5 tahun sekali, tetapi

KTP yang mereka miliki masih berstatus daerah asal dan mereka tidak

punya waktu untuk mengurus A5.

150