dcoklad.files.wordpress.com€¦ · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kegiatan belajar...
Transcript of dcoklad.files.wordpress.com€¦ · Web viewBAB 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kegiatan belajar...
MAKALAH
BELAJAR PEMBELAJARAN SD
Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok pada
Mata Kuliah “BELAJAR PEMBELAJARAN SD ”
Dosen Matematika Kelas Rendah : Badarudin, S.pd
Disusun oleh :
Irawan Ardhi Susetyo 1001100049
Risna Dwi Yanti 1001100052
Yulia Tri Astuti 1001100157
Elinda Juli Ekawati 1001100026
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2010
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Perencanaan Pengajaran Dalam Kegiatan
Pembelajaran”.
Sholawat serta salam senantiasa selalu tercurah pada rasul penutan manusia, Nabi
Muhammad SAW, yang dengan keteladanannya telah menjadikan manusia memiliki misi besar
perubahan.
Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
ikut membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat memberi manfaat
bagi para pembaca. Kritik dan saran pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan ke depan.
Purwokerto, Maret 2011
penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan belajar yang berlangsung di sekolah bersifat formal,
disengaja, direncanakan, dengan bimbingan guru, dan bantuan pendidik lainnya.
Apa yang hendak dicapai dan dikuasai oleh siswa dituangkan dalam tujuan
belajar, dipersiapkan bahan apa yang harus dipelajari, dipersiapkan juga metode
pembelajaran yaitu yang sesuai bagaimana cara siswa mempelajarinya, dan
melakukan evaluasi untuk mengetahui kemajuan belajar siswa. Persiapkan ini
telah direncanakan secara seksama oleh guru mengacu pada kurikulum mata
pelajaran. Penjelasan ini memberi gambaran bahwa kegiatan belajar yang
dilaksanakan secara sengaja dipersiapkan dalam bentuk perencanaan pengajaran,
persiapan pengajaran ini sebagai kegiatan integral dari proses pembelajaran di
sekolah.
Penyusunan program pembelajaran dapat dibedakan menjadi program
tahunan, program semester, program mingguan, dan program harian. Program
tahunan merupakan rencana pembelajaran yang disusun untuk setiap mata
pelajaranyang selama satu tahun ajaran pada setiap mata pelajaran dan kelas
tertentu yang disusun menjadi bahan ajar. Program semester disusun dengan
merancang kegiatan pembelajaran untuk semua mata pelajaran dan kelas yang
dilakukan pada satu semester. Perencanaan ini akan
Merespon pemenuhan target pembelajaran baik di ukur dari prestasi belajar siswa
melalui sejumlah tes dan alat evaluasi yang digunakan maupun pelayanan belajar
siswa oleh para pendidik dilihat dari kesiapan dan strategi yang digunakan. Untuk
mencapai target dan tujuan yang ditetapkan, maka secara teknis dan operasional
dijabarkan dalam program mingguan dan juga harian.
B. Rumusan Masalah
1. Seperti apakah perencanaan pembelajaran yang baik itu?
2. Seberapa besarkah pengaruh dari perencanaan pengajaran terhadap proses
pengajaran?
3. Apa saja faktor pendukung tujuan pembelajaran tercapai?
4. Bagaimana teori tokoh mengenai perencanaan pengajaran dalam kegiatan
pembelajaran?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengajaran dalam Kegiatan Pembelajaran
1. Perencanaan Pengajaran dalam Kegiatan Pembelajaran
Kaufman mengatakan bahwa perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa
yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai. Perencanaan
pengajaran berarti pemikiran tentang penerapan prinsip-prinsip umum mengajar di
dalam pelaksanaan tugas mengajar dalam suatu interaksi pengajaran tertentu yanng
khusus baik yang berlangsung di dalam kelas ataupun diluar kelas.
Rencana pembelajaran pada hakikatnya merupakan perencanaan jangka
pendek yang dilakukan oleh guru untuk dapat memperkirakan berbagai tindakan yang
akan dilakukan agar guru dapat mengkoordinasikan berbagai komponen pembelajaran
yang berorientasi (berbasis) pada pembentukan kompetensi siswa, yakni kompetensi
dasar, materi standar,indicator hasil belajar, dan penilaian berbasis kelas (PBK).
Kompetensi dasar berfungsi untuk memberikan makna terhadap kompetensi dasar.
Indikator hasil belajar berfungsi sebagai alat untuk mengukur ketercapaian
kompetensi. Sedangkan PBK sebagai alat untuk mengukur pembentukan kompetensi
serta menentukan tindakan yang harus dilakukan jika kompetensi standar belum
tercapai.
Perencanaan pengajaran mempunyai beberapa faktor yang mendukung tujuan
pembelajaran tercapai misal :
a. Persiapan sebelum mengajar
b. Situasi ruangan dan letak sekolah dari jangkauan kendaraan umum
c. Tingkat intelegensi siswa
d. Materi pelajaran yang akan disampaikan
Faedah perencanaan :
1. Karena adanya perencanaan maka pelaksanaan pengajaran menjadi baik dan
efektif.
Yang dimaksud adalah maka seorang guru bisa memberikan materi pelajaran
dengan baik karena ia harus dapat menghadapi situasi di dalam kelas secara mantap,
tegas dan fleksibel.
2. Karena perencanaan maka seseorang akan tumbuh menjadi seseorang guru yang
baik. Yang di maksud adalah guru membuat persiapan yang baik dan adanya
pertumbuhan berkat pengalaman dan akibat dari hasil belajar yang terus menerus.
Perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang akan dilakukan.
Perencanaan mendahului pelaksanaan, mengingat perencanaan merupakan suatu
proses untuk menentukan ke mana harus pergi dan mengidentifikasikan persyaratan
yang diperlukan dengan cara yang efektif dan efesien. Maka perencanaan
mengandung 6 pokok pikiran, yakni:
Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa depan yang
diinginkan.
Keadaan masa depan dibandingkan dengan keadaan sekarang, sehingga dapat
dilihat kesenjangannya.
Untuk menutup kesenjangan itu perlu dilakukan usaha-usaha.
Usaha yang dilakukan dapat beranekaragam dan merupakan alternatif yang
mungkin ditempuh.
Pemilihan alternatif yang paling baik adalah yang mempunyai efektivitas dan
efesiensi.
Alternatif yang dipilih harus diperinci sehingga menjadi pedoman dalam
pengambilan keputusan.
Perencanaan pengajaran( Instruksional Design) dapat dilihat dari berbagai
sudut pandang yaitu: (1) Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses adalah
pengembangan pelajaran secara sistematik yang digunakan secara khusus teori-teori
pembelajaran dan pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran. Dalam
perencanaan ini menganalisis kebutuhan dari proses belajar dengan alur yang
sistematik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Termasuk didalamnya melakukan
evaluasi terhadap metari pelajaran dan aktivitas-aktivitas pengajaran; (2) Perencanaan
pengajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang dari pengetahuan yang senantiasa
memperhatikan hasil-hasil penelitian dan teori-teori tentang strategi pengajaran dan
implementasinya terhadap strategi-strategi tersebut; (3) perencanaan pengajaran
sebagai sains adalah mengkreasi secara detail spesifikasi dari pengembangan,
implementasinya, evaluasi, dan pemeliharaan akan situasi maupun fasilitas
pembelajaran terhadap unit-unit yang luas maupun yang lebih sempit dari materi
pelajaran dengan segala tingkatan kompleksitasnya; (4) perencanaan pengajaran
sebagai realitas adalah ide pengajaran dikembangkan dengan memberikan hubungan
pengajarandari waktu ke waktu dalam suatu proses telah sesuai dengan tuntutan sains
dan dilaksanakan dengan secara sistematik; (5) perencanaan penngajaran sebagai
suatu sistem adalah sebuah susunan dari sumber-sumber dan prosedur-prosedur untuk
menggerakkan pembelajaran. Pengembangan sistem pengajaran melalui proses yang
sistematik selanjutnya diimplementasikan mengacu pada sistem perencanaan itu; dan
(6) perencanaan pengajaran sebagai teknologi adalah suatu perencanaan yang
mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat mengembangkan teknik-teknik
yang dapat mengembangkan tingkah laku kognitif dan tori-teori konstruktif terhadap
solusi dan problem-problem pengajaran.
Mengacu pada berbagai sudut pandang tersebut, maka perencanaan program
pengajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan dan pengajaran yang dianut dalam
kurikulum.
Penyusunan perencanaan program pengajaran sebagai sebuah proses, disiplin,
ilmu pengetahuan, relitas, sistem, dan teknologi pembelajaran bertujuan agar
pelaksanaan pengajaran berjalan lebih lancar dan hasilnya lebih baik. Kurikulum
khususnya GBPP, menjadi acuan utama dalam penyusunan perencanaan program
pengajaran, namun kondisi lingkungan dan sekolah sekitar, kondisi siswa dan guru
merupakan hal-hal yang penting yang perlu diperhatikan.
Perencanaan program pengajaran juga perlu memperhatikan keadaan sekolah
dimana pembelajaran itu berlangsung. Terutama ketersediaan sarana, prasarana,
kelengkapan dan alat bantu pelajaran menjadi pendukung terlaksananya berbagai
aktivitas belajar siswa. Guru tidak mungkin melaksanakan kegiatan pembelajaran
menggunakan bak pasir jika disekolah tidak tersedia bak pasir yang diperlukan tersebut.
Guru juga tidak mungkin meminta siswa untuk mengamati tanaman jika di sekolah
tersebut tidak ada kebun sekolah.
Untuk penyusunan skenario program pembelajaran dan keluasan maupun
kedalaman bahan ajar perlu disesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan siswa.
Aktivitas belajar yang direncanakan guru disesuaikan dengan keadaan kelas yang
pandai atau cepat belajar, sedang dan kelompok kurang atau lambat belajar, guru dalam
menyusun rencana pelajaran harus menggunakan kriteria siswa yang akan menerima
pelajaran tersebut. Untuk mengatasi variasi kemampuan siswa, maka guru perlu
menggunakan metode atau bentuk kegiatan mengajar yang bervariasi pula.
Dalam proses pembelajaran guru dituntut untuk memiliki kemampuan dalam
segala hal yang berakaitan dengan pelaksanaan pendidikan pengajaran. Jika seorang
guru pada suatu saat memiliki kekurangan dalam hal-hal tertentu, maka segera guru
yang bersangkutan belajar untuk meningkatkan kompetensinya baik melalui jalur
pendidikan dan latihan maupun belajar mandiri dengan melakukan diskusi dengan
teman sejawat secara intensif. Dalam program semester guru menyusun rencana
penyampaian bahan ajar, dimana bahan ajar tersebut telah benar – benar dikuasai oleh
guru baik pengajaran di kelas maupun suatu percobaan yang akan dilakasanakan di
laboratorium atau tempat lain yang ditunjuk sebagai tempat belajar siswa.
Ada 7 aspek persiapan untuk mencapai hasil belajar yang efektif
1. Persiapan terhadap situasi.
Mancakup : tempat, suasana ruangan kelas, dan lain-lain. Dan situasi umum
harus dimiliki sebelum saudara mengajar di dalam kelas tersebut dengan
pengetahuan saudara dapat membuat ancang- ancang terhadap variabel faktor
masalah dan menghadapi situasi kelas.
2. Persiapan terhadap siswa yang akan dihadapi.
Maksud ; Sebelum guru mengajar ia harus mengetahui keadaan siswa tsb atau
dengan kata lain guru harus membuat gambaran yang jelas mengenai keadaan
siswa yang akan dihadapi selain dari pada faktor intern siswa tsb ( laki- laki
dan Pr) seorang guru harus mengetahui taraf kematangan dan pengetahuan
serta khusus dari pada siswa tsb.
3. Persiapan dalam tujuan umum pembelajaran
Yang menyangkut tujuan instruksional apa yang akan dicapai oleh para siswa
harus dimiliki seorang guru mencakup antara lain : Pengetahuan, kecakapan,
keterampilan atau sikap tertentu yang konkrit yang bisa di ukur dengan alat-
alat evaluasi.
4. Persiapan tentang bahan pelajaran yang akan diajarkan.
Yang dimaksud dengan ini : Dengan adanya pengetahuan yang akan
dihadapkan kepada siswa, si guru memiliki persiapan yang akan di sampaikan
kepada siswa yang harus terdapat batas- batas, luas dan urutan- urutan
pengajaran perlu di persiapkan.
5. Persiapan tentang metode- mengajar yang hendak di pakai
a. metode ceramah
b. metode tanya jawab atau diskusi
6. Persiapan dalam penggunaan alat- alat peraga.
Misal : kapur dan papan tulis, pengahapus paling sedikit di gunakan tetapi
dalam belajar pembelajaran di pergunakan alat pembantu adalah media yang
mempertinggi komunikasi pada saat proses belajar berlangsung.
7. Persiapan dalam jenis teknik evaluasi
Tujuan evaluasi : samapi sejauhmana daya serap terhadap produk bahasan
yang saudara terapkan
Jenis- jenis perencanaan
1. Menurut Besaran : a. Perencanaan Makro
b. Perencanaan Meso
c. Perencanaan Mikro : Perencanaan Pembelajaran
mikro, yaitu membuat perencanaan atau persiapan untuk setiap jenis keterampilan
mengajar yang akan dilakukan.
2. Menurut Telaahnya : a. Perencanaan Strategi
b. Perencanaan Manajerial
c. Perencanaan Operasional
3. Menurut Jangka Waktunya : a. Perencanaan Jangka Panjang
b. Perencanaan Jangka Menengah
c. Perencanaan Jangka Pendek
Pendapat Tokoh
Ibrahim mengatakan bahwa “secara garis besar perencanaan pembelajaran
mencakup kegiatan merumuskan tujuan apa yang akan oleh suatu kegiatan
pembelajaran, cara apa yang di pakai untuk menilai pencapaian tujuan tersebut,
materi-bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara menyampaikannya, serta
alat atau media yang diperlukan.
Pendapat Banghart dan Trull yang menyatakan bahwa perencanaan adalah
awal dari semua proses yang rasional dan mengandung sifat optmisme yang
didasarkan atas kepercayaan bahwa akan dapat mengatasi berbagai macam
permasalahan dalam konteks pembelajaran.
Menurut Toeti Soekamto mendefinisikan perencanaan pembelajaran sebagai
usaha untuk mempermudah proses belajar mengajar maka diperlukan perencanaan
pembelajaran.
Gambaran aktivitas siswa akan terlihat pada rencana kegiatan atau dalam
rumusan kegiatan belajar mengajar KBM yang terdapat dalam perencanaan
pembelajaran. Kegiatan belajaar dan mengajaryang dirumuskan oleh guru harus
mengacu pada tujuan pembelajaran. Sehingga perencanaan pembelajaran merupakan
acuan yang jelas, operasional, sistematis,sebagai acuan guru dan siswa berdasarkan
kurikulum yang berlaku.
4. PRINSIP PERENCANAAN PENGAJARAN
Dalam prakteknya, pengembangan perencanaan pembelajaran harus
memperhatikan prinsip-prinsinya sehingga proses yang ditempuh dapat dilaksanakan
secara efektif. Seorang guru yang ingin melibatkan diri dalam suatu kegiatan
perencanaan, harus mengetahui prinsip-prinsip perencanaan, seperti yang
dikemukakan oleh Sagala (2003) yang meliputi;
1. Menetapakan apa yang mau dilakukan oleh guru, kapan dan bagaimana cara
melakukannya dalam implementasi pembelajaran
2. Membatasi sasaran atas dasar tujuan instruksional khusus dan menetapkan
pelaksanaan kerja untuk mencapai hasil yang maksimal melalui proses
penentuan target pebelajaran
3. Mengembangkan alternatif-alternatif yang sesuai dengan strategi pembelajaran
4. Mengumpulkan dan menganalisis informasi yang penting untuk mendukung
kegiatan pembelajaran
5. Mempersiapkan dan mengkomunikasikan rencana-rencana dan keputusan-
keputusan yang berkaitan dengan pembelajaran kepada pihak yang
berkepentingan
Jika prinsip-prinsip ini terpenuhi, secara teoritik perencanaan pembelajaran itu akan
memberi penegasan untuk mencapai tujuan sesuai skenario yang disusun. Hal tersebut
sejalan dengan pendapat Mulyasa (2003) bahwa:
1. Kompetensi yang dirumuskan dalam pembelajaran harus jelas, makin konkrit
kompetensi makin mudah diamati, dan makin tepat kegiatan-kegiatan yang harus
dilakukan untuk membentuk kompetensi tersebut
2. Perencanaan pembelajaran harus sederhana dan fleksibel, serta dapat dilaksanakan
dalam kegiatan pembelajaran, dan pembentukan kompetensi siswa.
3. Kegiatan-kegatan yang disusun dan dikembangkan dalam perencanaan
pembelajaran harus menunjang, dan sesuai dengan kompetensi yang telah
ditetapkan
4. Perencanaan pembelajaran yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta
jelas penyampaiannya.
Terkait dengan pendapat di atas, Oemar Hamalik (1980) mengemukakan tentang
dasar-dasar prinsip perencanaan sebagai berikut:
1. Rencana yang dibuat harus disesuaikan dengan tersedianya sumber-sumber
2. Organisasi pembelajaran harus senantiasa memperhatika situasi dan kondisi
masyarakat sekolah.
3. Guru selaku pengelola pembelajaran melaksanakan tugas dan fungsinya dengan
penuh tanggung jawab
4. Faktor manusia selaku anggota organisasi senantiasa dihadapkan pada
keserbaterbatasan.
Lebih lanjut Oemar Hamalik (1980) juga mengemukakan bahwa kegiatan
perencanaan yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Rencana adalah alat untuk mempermudah mencapai tujuan.
2. Rencana harus dibuat oleh para pengelola atau guru yang benar-benar memahami
tujuan pendidikan, dan tujuan organisasi pembelajaran
3. Rencana yang baik, jika giru yang membuat remcana itu memahami dan memiliki
ketrampilan yang mendlam tentang membuat rencana
4. Rencana harus dibuat secara terperinci
5. Rencana yang baik jika berkaitan dengan pemikiran dalam ranglka pelaksanaanya
6. Rencana yang dibuat oleh guru harus bersifat sederhana
7. Rencana yang dibuat tidak boleh terlalu ketat, tetapi harus fleksibel (luwes)
8. Dalam rencana khususnya rencana jangka panjang perlu diperhitungkan
terjadinya pengambilan resiko
9. Rencana yangdibuat jangan terlalu ideal, ambisius, sebaiknya lebih praktis –
pragmatis
10. Sebaiknya rencana yang dibuat oleh guru juga memilliki jangkauan yang lebih
jauh, dapat diramalkan keadaan yang mungkin terjadi.
Dengan demikian, kendatipun mungkin tidak semua persyaratan diatas dapat
dilaksanakan dengan baik, namun dengan kesiapan perencanaan yang matang
permasalahan teknis akan dapat diatasi, dengan guru yang mengatur skenario
pembelajaran yang efektif di kelas sesuai dengan rencana.
Berdasarkan uraian diatas, maka perencanaan pembelajaran itu harus dapat
mengembangkan berbagai kemampuan yangg dimiliki siswa secara optimal,
mempunyai tujuan yang jelas dan teratur sert dapat memberikan deskripsi tentang
materi yang diperlukan dalam mencapai tujuan pembelajaran seperti yang telah
ditetapkan, dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Menetapkan apa yang akan dilakukan oleh guru
2. Membatasi sasaran berdasarkan kompetensi (tujuan) yang hendak dicapai
3. Mengembangkan alternatif-alternatif pembelajaran yang akan menunjang
kompetensi (tujuan) yang telah ditetapkan.
Prinsip-prinsip pengajaran dalam perencanaan pengajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak hanya menggunakan satu pendekatan
atau metode mangajar, tetapi menggunakan beberapa metode yang mungkin
berasal dari teori psikologi atau teori belajar mengajar yang sama, mungkin juga
dari teori yang berbeda. Ada beberapa prinsip pengajaran yang secara relatif
berlaku umum diantaranya adalah prinsip perkembangan, perbedaan individu,
minat dan kebutuhan aktivitas, dam motivasi.
a. Prinsip perkembangan
Pada prinsipnya siswa yang sedang belajar dikelas berada dalam proses
perkembangan, dan akan terus bekembang yang berarti perubahan.
Kemampuan anak pada jenjang usia dan tingkat kelas berbeda-beda sesuai
perkembangannya. Anak pada jenjang usia atau kelas yang lebih tinggi,
memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari yang dibawahnya. Pada waktu
memilih bahan dan metode mengajar, guru hendaknya memperhatikan dan
menyesuaikan dengan kemampuan anak. Kerena perubahan ada yang cepat
dan ada yang lambat. Oleh karena itu guru hendaknya mengerti dan bersabar
dalam melaksanakan tugas pelayanan belajar bagi para muridnnya. Bila pada
suatu saat siswa belum memperhatikan kemajuannya, mungkin membutuhkan
satu minggu atau lebih baru kemudian anak dapat mengalami kemajuan yang
berarti.
b. Prinsip perbedaan individu
Untuk dapat memberika bantuan belajar bagi siswa maka guru harus
memahami dengan benar ciri-ciri para siswa tersebut baik dalam menyiapkan
dan menyajikan pelajaran maupun dalam memberikan tugas-tugas dan
pembimbingan belajar siswa. Guru hendaknya dapat menyesuaikan dengan
ciri-ciri siswanya masing-masing, dalam mdel pengajaran berprogram atau
modul, penyesuaian belajar dengan perbedaan individu ini sepenuhnya dapat
dilakukan oleh guru, karena cara elajarnya individual.
c. Minat dan kebutuhan anak
Setiap anak mempunyai minat dan kebutuhan sendiri-sendiri. Dalam hal
pembelajaran, bahan ajaran dan penyampaian sedapat mungkin disesuaikan
dengan minat dan kebutuhan anak tersebut. Walaupun hampir tidak mungkin
menyesuaikan pengajaran dengan minat dan kebutuhan setiap siswa, meskipun
demikian sedapat mungkin perbedaa-perbedaan minat dalam kebutuhan
tersebut dapat terpenuhi.
Pembelajaran perlu memperhatikan minat dan kebutuhan, sebab keduanya
akan menjadi penyebab timbulnya perhatian. Sesuatu yang menarik minat dan
dibutuhkan anak, tentu akan menarik perhatiannya, dengan demikian mereka
akan bersungguh-sungguh dalam belajar.
d. Aspek motivasi dalam pembelajaran
Setiap perbuatan termasuk perbuaatan belajar didorong oleh sesuatu atau
beberapa motif. Motif atau biasa juga disebut dorongan atau kebutuhan,
merupakan suatu tenaga yang berada pada diri individu atau siswa yang
mendorongnya untuk berbuat mencapai suatu tujuan. Tenaga pendorong atau
motif pada seseorang mungkin cukup besar, sehingga perlu motivasi dari luar
dia sudah bisa berbuat. Orang atau siswa tersebut disebit memiliki motif
internal, pada orang atau siswa lain, mungkin saja tenaga pendorong internal
ini kecil sekali, sehingga ia membutuhkan motivasi dari luar, yaitu dari guru,
orang tua, teman, buku-buku, dan sebagainya. Orang atau siswa seperti itu
membutuhkan motif eksternal atau dorongan motivasi dari luar.
Motif memiliki peran yang cukup besar dalam upaya belajar. Tanpa motif
hampir tidak mungkin siswa melakukan kegiatan belajar. Ada beberapa upaya
yang dapat dilakukan guru dalam perencanaan pengajaran untuk
membangkitkan belajar para siswa yaitu: (1) mempersiapkan untuk
menggunakan cara atau metode dan media mengajar yang bervariasi. Dengan
metode atau media yang bervariasi kebosanan dapat dikurangi atau
dihilangkan; (2) merencanakan dan memilih bahan yang menarik minat dan
dibutuhkan siswa. Sesuatu yang dibutuhkan akan menarik perhatian,
pemenuhan kebutuhan belajar ini akan membangkitkan motif untuk
mempelajarinya;(3) memberikan sasaran antara, sasaran akhir belajar adalah
lulus ujuian atau naik kelas. Sasaran akhir baru dicapai pada akhri tahun,
untuk membangkitkan motif belajar maka, diadakan sasaran antara seperti
ujian semester, tengah semester, ulangan akhir, kuis, dan sebagainya.;(4)
memberikan kesempatan untuk sukses. Bahan atau soal – soal yang sulit hanya
bisa diterima atau dipevahkan oleh siswa yang pandai, siswa kurang pandai
sular menguasai atau memecahkannya, oleh karena itu perencanaan
pembelajaran harus dilihat dari kesesuaian tingkat kemampuan belajar siswa.
Agar siswa yang kurang pandai juga bisa menguasai dan
memecahkan soal, maka berikan bahan atau soal yang sesuai dengan
kemampuannya. Keberhasilan yang dicapai siswa dapat menimbulkan
kepuasan dan kemudian membangkitkan motif; (5) Diciptakan suasana belajar
yang menyenangkan, suasana belajar yang hangat berisi rasa persahabatan,
agar rasa humor, pengakuan akan keberadaan siswa, terhindar dari celaan dan
makian, dapat membangkitkan motif; dan (6) adakan persaingan sehat,
persaingan atau kompetensi yang sehat dapat membangkitkan motivasi
belajar. Siswa dapat bersaing dengan hasil belajarnya sendiri atau dengan hasil
yang dicapai oleh orang lain. Dalam persaingan ini dapat diberikan ujian,
ganjaran, ataupun hadiah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap pendidik selalu berurusan dengan manusia, karena hanya manusia
yang dapat dididik dan harus selalu dididik. Manusia adalah satu-satunya makhluk
yang dikaruniai potensi untuk selalu menyempurnakan diri melalui proses belajar.
Tentu sangat logis bagi manusia memilih jalur pendidikan untuk meningkatkan
potensi belajarnya. Kerena itu, pendidikan diarahkan pada pembentukan manusia
yang diidamkan, sosok manusia yanh di idamkan adalah manusia yang mampu
mandiri atau tanggung jawab sendiri. Sedangkan pengajaran yang tugasnya
dilaksanakan oleh guru adalah salah satu alat atau usaha untuk membentuk manusia
tersebut. Titik berat pendidikan masa-masa mendatang adalah peningkatan mutu dan
perluasan kesempatan belajar untuk semua jenjang dan jenis pendidikan.
Pembelajaran yang menimbulkan interaksi belajar mengajar antara guru-siswa
mendorong perilaku belajar siswa. Siswa merupakan kunci terjadinya pembelajaran
atau perilaku belajar dan pencapaian sasaran belajar. Dengan demikian bagi siswa
perilaku belajar merupakan proses belajar yang di alami dan dihayati sekaligus
merupakan aktifitas belajar tentang bahan belajar dan sumber belajar di
lingkungannya. Bagi siswa dalam kegiatan belajar tersebut melalui tahap sebelum
belajar, kegiatan selama proses belajar, dan kegiatan sesudah belajar.
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru berpangkal pada suatu kurikulum
dan dalam proses pembelajaran guru juga berorientasi pada tujuan kurikulum, pada
suatu sisi guru adalah pengembang kirikulum, sedangkan pada sisi lainnya guru
adalah pembelajar siswa yang secara kreatif membelajarkan siswa sesuai dengan
kurikulum sekolah. Untuk mengukur pencapaian tujuan pembelajaran sebagai ukuran
daya serap kurikulum, guru perlu melakukan pengukuran. Pengukuran ini untuk
melihat kemajuan belajar siswa pada materi ajar yang telah disampaikan dalam
mengukur kemajuan belajar ini guru menggunakan tes-tes yang standar yang dapat
menggambarkan kemajuan belajar untuk semua materi pembelajaran yang telah
disajikan pleh guru. Oleh karena itu guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran di
syaratkan memahami kurikulum, kemudian mampu menyusun dan menguasai
penggunaan-penggunaan tes-tes yang standar untuk mengukur kemajuan belajar
siswa.
Guru sebagai pembelajar memiliki kewajiban mencari, menemukan, dan
diharapkan memecahkan masalah-masalah belajar siswa. Dalam pencarian dan
penemuan masalah-masalah tersebut secara profesional guru dapat melakukan
langkah-langkah berupa: (1) pengamatan perilaku belajar dalam kegiatan belajar
mengajar; (2) analisis hasl belajar untuk memberi makna apakah pembelajaran
berlangsung sesuai yang direncanakan; dan (3) melakukan test hasil belajar untuk
mengukur kemajuan belajar siswa. Dengan langkah-langkah tersebut guru memeroleh
peluang menghimpun data siswa berkenan dengan proses belajar dan hasil belajar.
Sebagai guru profesional, diharapkan guru memiliki kemampuan melakukan
penelitian secara sederhana yang berkaitan dengan belajar dan pembelajaran agar
dapat menemukan masalah-masalah belajar dan memecahkan masalah-masalah
belajar.
Memepelajari ilmu mendidik menurut M.J. Langeveld berarti mengubah diri
sendiri, artinya dengan mempelajari ilmu mendidik seseorang dapat membenahi
tindakan-tindakannya, sehingga terhindar dari kesalahan-kesalahan mendidik.
Pendidikan itu adalah suatu proses jangka panjang,lama baru terlihat hasilnya. Karena
itu teori pendidikan dan juga teori belajar yang digunakan harus benar-benar suatu
yang harus diperhitungkan dengan cermat, teori tersebut dipakai sebaga pedoman
yang memungkinkan dilakukannya antisipasi ke masa depan. M.J. Langeveld
selanjutnya megatakan bahwa membahas pendidikan berarti memeham bagaimana
implementasi proses pengoperaan nilai-nilai, dengan menggunakan metode dan
pendekatan fenomenologis.
Berkaitan dengan konsep belajar, dalam hal ini banyak orang beranggapan,
bahwa yang dimaksud dengan belajar adalah semata-mata mencari ilmu atau
menuntut ilmu saja. Ada lagi yang secara lebih khusus mengartikan belajar adalah
tingkah laku menyera ilmu pengetahuan. Pendapat yang demikian ini tentu tidak
salah, karna memang belajar itu akan menghasilkan ilmu pengetahuan yang tampak
pada kemampuan sebagai hasil belajar. Prinsip ini juga berlaku pada pendidikan
prasekolah, karena bagi mereka mengikuti pendidikan prasekolah juga diharapkan
akan tampak kemampuan yang berarti sebagai hasil belajarnya di prasekolah.
Kemampuan yang diperoleh ini, tentu sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan
anak – anak pada usia prasekolah.
Untuk memperlancar proses belajar dan memperoleh mutu yang sesuai
diharapkan diperlukan pengetahuan mengenai cirri –ciri, prinsip – prinsip dan teori
belajar, pengetahuan ini penting guna menentukan pendekatan yang sesuai baik
dilihat dari bidang keilmuan maupun anak didk sebagai subyek belajar. Teori dan
konsep – konsep belajar tersebut memberi konstribusi bagi para pendidik dalam
melaksanakan tugas profesionalnya. Karena itu belajar yang teratur dan terarah sesuai
dengan prinsip – prinsip belajar dapat dikatakan sebagai upaya menuntut ilmu untuk
meningkatkan kemampuan sebagai hasil belajar. Guru sebagai salah satu komponen
dalam proses belajar dan pembelajaran serta pelaksana kurikulum memiliki beberapa
kemampuan yang dipersyaratkan seperti : (1) kemempuan meningkatkan kompetensi
pribadi; (2) kompetensi profesional yang menyangkut kemampuan mengatasi
landasan – landasan pendidikan , kemampuan melaksanakan KBM, dan kemampuan
melaksanakan evaluasi dalam belajar dan pembelajaran; dan (3) kompetisi social.
Dalam melaksanakan tugasnya, guru harus menyadari betul tentang peran
yang harus dilakukan bahwa dia bukan hanya sekedar pengajar tetapi juga sebagai
pendidik., jadi bukan hanya sekedar menyampaikan informasi, tetapi juga harus
melihat sejauh mana terjadi perubahan sikap, agar terlihat adanya peningkatan
kualitas pada diri setiap individu peserta didik. Perubahan dan pengembangan
kurikulum, tidak hanya sekedar merubah materi saja, tetapi ada hal yang lebih
penting bagaimana mengubah perilaku guru – guru agar dapat berkiprah dalam
merespon perubahan itu. Agar tujuan yang telah ditetapkan tercapai, jadi kalau terjadi
perubahan kurikulum hendaknya terjadi perubahan secara komperhensif termasuk
materi, metode, guru, sarana, dan hal lain yang ada kaitannya dengan kurikulum,
belajar, dan pembelajaran sehingga dampak positif dari perubahan akan dirasakan
manfaatnya oleh semua pihak.
B. Saran
1. Guru hendaknya sebelum menyampaikan materi pembelajaran harus
mempersiapkan dengan semaksimal mungkin sehingga dalam
penyampaiannya bisa membuat para peserta didik dapat menerima materi
dengan baik.
2. Hendaknya guru sebelum membuat perencanaan pengajaran dalam
kegiatan pembelajaran sebaiknya mengetahui tujuan dari pembelajaran
terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
Hernawan, Asep Harry. 2007. Belajar dan pembelajaran sekolah dasar. Bandung: UPI
PRESS
Segala, Syaiful. 2010.Konsep dan makna pembelajaran Bandung: Alfabeta, CV