WCPFC PREPARATORY CONFERENCE - bappenas.go.id · Kesra, sampai pada proses finalisasi yang...

22
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga dokumen Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan (SNPK) ini dapat diselesaikan. Penyusunan dokumen SNPK ini merupakan proses yang sangat panjang dan melibatkan berbagai pihak. Penyusunan SNPK dimulai tahun 2001 dengan pembentukan Komite Penanggulangan Kemiskinan (KPK), penyusunan Dokumen Sementara Strategi Penanggulangan Kemiskinan(Interim Poverty Reduction Strategy Papers) pada tahun 2002-2003 yang memuat prinsip dan langkah yang harus dilakukan dalam penyusunan SNPK, pembentukan Tim Koordinasi Penyiapan Penyusunan Perumusan Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan (TKP3KPK) di bawah koordinasi Kantor Menko Kesra, sampai pada proses finalisasi yang dilakukan oleh Satuan Kerja Finalisasi SNPK di bawah koordinasi Kantor Meneg PPN/Bappenas sebagai Pokja Perencanaan Makro Penanggulangan Kemiskinan. Rangkaian proses tersebut dilakukan dengan mengutamakan prinsip partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Proses penyusunan dokumen SNPK dilakukan dengan melibatkan berbagai pelaku pembangunan baik dari kalangan pemerintah, dunia usaha, masyarakat sipil, lembaga penelitian, dan perguruan tinggi. Dokumen Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan ini mengakui kemiskinan sebagai masalah multidimensi. Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan pemenuhan hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan i

Transcript of WCPFC PREPARATORY CONFERENCE - bappenas.go.id · Kesra, sampai pada proses finalisasi yang...

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan rahmat dan kekuatan sehingga dokumen Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan (SNPK) ini dapat diselesaikan.

Penyusunan dokumen SNPK ini merupakan proses yang sangat panjang dan melibatkan berbagai pihak. Penyusunan SNPK dimulai tahun 2001 dengan pembentukan Komite Penanggulangan Kemiskinan (KPK), penyusunan Dokumen Sementara Strategi Penanggulangan Kemiskinan(Interim Poverty Reduction Strategy Papers) pada tahun 2002-2003 yang memuat prinsip dan langkah yang harus dilakukan dalam penyusunan SNPK, pembentukan Tim Koordinasi Penyiapan Penyusunan Perumusan Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan (TKP3KPK) di bawah koordinasi Kantor Menko Kesra, sampai pada proses finalisasi yang dilakukan oleh Satuan Kerja Finalisasi SNPK di bawah koordinasi Kantor Meneg PPN/Bappenas sebagai Pokja Perencanaan Makro Penanggulangan Kemiskinan.

Rangkaian proses tersebut dilakukan dengan mengutamakan prinsip partisipasi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Proses penyusunan dokumen SNPK dilakukan dengan melibatkan berbagai pelaku pembangunan baik dari kalangan pemerintah, dunia usaha, masyarakat sipil, lembaga penelitian, dan perguruan tinggi.

Dokumen Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan ini mengakui kemiskinan sebagai masalah multidimensi. Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi juga kegagalan pemenuhan hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang atau sekelompok

Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan i

orang, laki-laki dan perempuan, dalam menjalani kehidupan secara bermartabat. Masyarakat miskin diakui mempunyai hak-hak dasar yang sama dengan anggota masyarakat lainnya. Oleh karena itu, strategi dan kebijakan yang dirumuskan dalam dokumen SNPK didasarkan atas pendekatan berbasis hak.

Penanggulangan kemiskinan dilakukan melalui berbagai upaya untuk menjamin penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin, perwujudan keadilan dan kesetaraan gender, serta percepatan pembangunan perdesaan, perkotaan, kawasan pesisir, dan kawasan tertinggal. Berbagai strategi dan kebijakan tersebut dituangkan dalam rencana aksi penanggulangan kemiskinan tahun 2005–2009 yang memuat langkah-langkah pencapaian tujuan dan sasaran, dan indikator kinerja. Strategi dan kebijakan tersebut juga telah diintegrasikan dalam Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2004 – 2009.

Penyusunan Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan ini merupakan langkah awal untuk secara bersama-sama memecahkan masalah kemiskinan. Komitmen yang kuat dan langkah nyata dari seluruh pelaku pembangunan sangat diperlukan dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Dokumen Strategi Nasional Penanggulangan ini dapat dijadikan acuan dalam perumusan kebijakan dan program yang dapat menjamin penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin. Dengan demikian, penanggulangan kemiskinan menjadi arusutama dari seluruh kebijakan negara.

Jakarta, Januari 2005 Meneg PPN/Kepala Bappenas

Sri Mulyani Indrawati

Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan ii

halaman

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL x

DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR SINGKATAN xiv

RINGKASAN xvii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Maksud dan Tujuan 6

1.3 Proses Penyusunan 6

1.3.1 Analisis Kemiskinan Partisipatif (AKP) 7

1.3.2 Kajian Akademik 8

1.3.3 Konsultasi Publik 8

1.4 Kedudukan dan Ruang Lingkup 10

1.4.1 Kedudukan 10

1.4.2 Ruang Lingkup 11

1.5 Sistematika 12

BAB II DIAGNOSIS KEMISKINAN 13

DAFTAR ISI

Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan iii

2.1 Defisini Kemiskinan 13

2.2 Gambaran Umum 14

2.3 Permasalahan Kemiskinan 19

2.3.1 Kegagalan Pemenuhan Hak Dasar 20

2.3.1.1 Terbatasnya Kecukupan dan Mutu Pangan 20

2.3.1.2 Terbatasnya Akses dan Rendahnya Mutu Layanan Kesehatan 22

2.3.1.3 Terbatasnya Akses dan Rendahnya Mutu Layanan Pendidikan 28

2.3.1.4 Terbatasnya Kesempatan Kerja dan Berusaha 37

2.3.1.5 Terbatasnya Akses Layanan Perumahan 44

2.3.1.6 Terbatasnya Akses terhadap Air Bersih dan Aman serta Sanitasi 48

2.3.1.7 Lemahnya Kepastian Kepemilikan dan Penguasaan Tanah 50

2.3.1.8 Memburuknya Kondisi Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup 53

2.3.1.9 Lemahnya Jaminan Rasa Aman 57

2.3.1.10 Lemahnya Partisipasi 62

2.3.2 Lemahnya Penanganan Masalah Kependudukan 65

2.3.3 Ketidaksetaraan dan Ketidakadilan 66

Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan iv

Gender

2.3.4 Kesenjangan Antardaerah 68

2.4 Isu Strategis 71

BAB III KAJI ULANG KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 73

3.1 Pengelolaan Ekonomi Makro 74

3.1.1 Kebijakan Moneter 74

3.1.2 Kebijakan Fiskal 75

3.2 Pemenuhan Hak Dasar 77

3.2.1 Penyediaan dan Perluasan Akses Pangan 77

3.2.2 Perluasan Akses Layanan Kesehatan 79

3.2.3 Perluasan Akses Layanan Pendidikan 83

3.2.4 Peningkatan Kesempatan Kerja dan Berusaha 87

3.2.5 Perluasan Akses Layanan Perumahan 93

3.2.6 Penyediaan Air Bersih dan Aman, serta Sanitasi 94

3.2.7 Perluasan Akses Tanah 95

3.2.8 Perluasan Akses Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup 97

3.2.9 Peningkatan Rasa Aman 100

3.2.10 Perluasan Akses Partisipasi 102

3.3 Pengendalian dan Persebaran Penduduk 105

3.4 Peningkatan Keadilan dan Kesetaraan Gender 106

3.5 Pengembangan Wilayah 108

3.5.1 Pembangunan Perdesaan 108

3.5.2 Pembangunan Perkotaan 110

3.5.3 Pengembangan Kawasan Pesisir 112

Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan v

3.5.4 Pembangunan Daerah Tertinggal 113

3.6 Otonomi Daerah dan Globalisasi 114

3.6.1 Otonomi Daerah 114

3.6.2 Globalisasi 116

BAB IV STRATEGI DAN RENCANA AKSI PENANGGULANGAN KEMISKINAN 119

4.1 Landasan Konstitusional 119

4.2 Visi dan Misi 123

4.3 Tujuan 124

4.4 Sasaran 124

4.5 Prinsip-prinsip 125

4.5.1 Nilai-nilai yang berkenaan dengan Tujuan 125

4.5.2 Nilai-nilai yang berkenaan dengan Proses 125

4.6 Strategi Utama 126

4.7 Rencana Aksi 128

4.7.1 Kebijakan Ekonomi Makro 128

4.7. 1.1 Penciptaan Stabilitas Ekonomi Makro 128

4.7.1.2 Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi 130

4.7.1.3 Perluasan Kesempatan Kerja 133

4.7.1.4 Pengurangan Kesenjangan 134

4.7.2 Rencana Aksi Pemenuhan Hak Dasar 135

4.7.2.1 Pemenuhan Hak atas Pangan 136

4.7.2.2 Pemenuhan Hak atas Layanan Kesehatan 138

4.7.2.3 Pemenuhan Hak atas Layanan 145

Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan vi

Pendidikan

4.7.2.4 Pemenuhan Hak atas Pekerjaaan dan Berusaha 154

4.7.2.5 Pemenuhan Hak atas Perumahan 158

4.7.2.6 Pemenuhan Hak atas Air Bersih dan Aman, serta Sanitasi yang Baik 161

4.7.2.7 Pemenuhan Hak atas Tanah 164

4.7.2.8 Pemenuhan Hak atas Sumberdaya Alam dan Lingkungan Hidup 165

4.7.2.9 Pemenuhan Hak atas Rasa Aman 168

4.7.2.10 Pemenuhan Hak untuk Berpartisipasi 171

4.7.3 Rencana Aksi Perwujudan Keadilan dan Kesetaraan Gender 172

4.7.4 Rencana Aksi Pengembangan Wilayah Mendukung Pemenuhan Hak- Hak Dasar 176

4.7.4.1 Percepatan Pembangunan Perdesaan 176

4.7.4.2 Pembangunan Perkotaan 179

4.7.4.3 Pengembangan Kawasan Pesisir 181

4.7.4.4 Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal 183

BAB V MEKANISME PELAKSANAAN RENCANA AKSI 187

5.1 Penegakan Prinsip tanpa Diskriminasi 187

Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan vii

5.2 Pentahapan Pelaksanaan Kewajiban Negara 187

5.2.1 Kewajiban Negara 188

5.2.2 Kewajiban Minimum 188

5.2.3 Kerjasama untuk Pelaksanaan Kewajiban 188

5.3 Prasyarat Pelaksanaan Rencana Aksi 189

5.4 Pelembagaan Rencana Aksi 189

5.5 Jaringan Kerja Pelaksana Rencana Aksi 190

5.5.1 Pemerintah Pusat 191

5.5.2 Pemerintah Provinsi 193

5.5.3 Pemerintah Kabupaten dan Kota 195

5.5.4 Pelaku Usaha Swasta dan Perbankan 197

5.5.5 Lembaga Swadaya Masyarakat, Organisasi Profesi dan Perguruan Tinggi 199

5.5.6 Organisasi Masyarakat dan Organisasi Keagamaan 200

5.5.7 Negara Donor, Lembaga Internasional, dan Perusahaan Multinasional 201

5.6 Antisipasi terhadap Hambatan Pelaksanaan Rencana Aksi 202

5.6.1 Hambatan Sumberdaya Manusia 203

5.6.2 Hambatan Perubahan Kebijakan 203

5.6.3 Hambatan Politik 203

5.7 Penganggaran Rencana Aksi 204

5.7.1 Prinsip Penganggaran 204

5.7.2 Reorientasi Pengelolaan Anggaran Negara 205

5.7.3 Pengarusutamaan 206

5.8 Pengendalian dan Pengawasan (Safeguarding) 207

Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan viii

Rencana Aksi

BAB VI SISTEM MONITORING DAN EVALUASI 209

6.1 Prinsip-Prinsip 209

6.2 Mekanisme dan Prosedur 210

6.2.1 Pengumpulan Data 210

6.2.2 Pelaporan 211

6.2.3 Diseminasi 212

6.2.4 Pemanfaatan dan Tindak Lanjut 213

6.3 Organisasi dan Kelembagaan 213

6.3.1 Kelembagaan Monev di Tingkat Pusat 215

6.3.1.1 Forum Konsultasi Monev 215

6.3.1.2 Kelompok Kerja Monitoring dan Evaluasi 215

6.3.1.3 Monev Internal Lembaga Pemerintah dan Monev Independen Lembaga Non Pemerintah 216

6.3.2 Kelembagaan Monev di Tingkat Daerah 217

6.3.3 Kelembagaan Monev di Tingkat Lokal/Komunitas 217

6.4 Integrasi ke dalam Sistem Perencanaan dan Penganggaran 218

6.5 Penguatan Kapasitas Lembaga Penyedia Data 218

BAB VII PENUTUP 231

DAFTAR PUSTAKA 233

Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan ix

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 2.1 Angka Kematian Bayi Menurut Kelompok Pengeluaran, 1998, 2001 dan 2003 23

Tabel 2.2 Angka Partisipasi Sekolah, Angka Partisipasi Kasar dan Angka Partisipasi Murni menurut Kelompok Usia dan Pengeluaran Keluarga, 2003 32

Tabel 2.3 Angka Melek Aksara Penduduk Usia 15 Tahun Keatas menurut Kelompok Umur, Tempat Tinggal dan Jenis Kelamin, 2003 35

Tabel 2.4 Rata-rata Upah/Gaji/Pendapatan Pekerja sebulan Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin, 2001 dan 2002 (dalam Rupiah) 43

Tabel 2.5 Persentase Pemilikan Sertifikat Tanah menurut Perempuan dan Laki-laki 52

Tabel 2.6 Kasus Kekerasan dalam Rumah Tangga (KDRT), 1998 dan 2002 67

Tabel 6.1 Matrik Indikator Kinerja Monitoring dan Evaluasi SNPK 221

Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan x

halaman Gambar 2.1 Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin Indonesia

1976 – 2003 15

Gambar 2.2 Persentase Penduduk Miskin, IPM, dan IKM 2002 16

Gambar 2.3 Persentase Balita Menurut Status Gizi 21

Gambar 2.4 Jumlah Desa Yang Sulit Mengakses rumah sakit dan Puskesmas Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2003 25

Gambar 2.5 Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kerja Kesehatan menurut Kelompok Pengeluaran 26

Gambar 2.6 Angka Partisipasi Sekolah Umur 13 – 15 Tahun Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2003 29

Gambar 2.7 Persentase Penduduk Usia 10 Tahun Keatas Berdasarkan Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin di Perkotaan dan Perdesaan, 2003 29

Gambar 2.8 Persentase Penduduk berumur 7 – 18 Tahun yang Tidak Melanjutkan Sekolah menurut Alasan Tidak Melanjutkan Sekolah, 2003 30

Gambar 2.9 Angka Partisipasi Kasar (APK) menurut Daerah dan Tingkat Pendidikan, 2003 32

Gambar 2.10 Angka Partisipasi Kasar (APK) menurut Jenjang Pendidikan dan Jenis Kelamin, 2003 33

Gambar 2.11 Angka Buta Huruf Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2003 34

DAFTAR GAMBAR

Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan xi

Gambar 2.11a Angka Buta Aksara menurut Usia dan Pengeluaran Tahun 2003 34

Gambar 2.12 Persentase Guru Berdasarkan Tingkat Pendidikan 36

Gambar 2.13 Angka Pengangguran Terbuka Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2003 38

Gambar 2.14 Diagram Distribusi Persentase Penduduk Miskin Menurut Lapangan Pekerjaan Kepala Rumah Tangga Tahun 2003 40

Gambar 2.15 Jumlah Kepala Keluarga yang Bertempat Tinggal di Bantaran Kali dan Rumah Kumuh Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2003 45

Gambar 2.16 Jumlah Kepala Keluarga yang Bertempat Tinggal di Kawasan Lindung Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2003 46

Gambar 2.17 Persentase Rumah Tangga Dengan Lantai Terluas rumah dari Tanah Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2003 47

Gambar 2.18 Persentase Rumah Tangga Yang Menggunakan Air Bersih Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2003 48

Gambar 2.19 Persentase Desa Yang Mengalami Bencana Gempa Bumi Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2003 54

Gambar 2.20 Persentase Desa Yang Mengalami Tanah Longsor dan Banjir Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2003 54

Gambar 2.21 Persentase Desa Yang Mengalami Konflik dalam 1 Tahun Terakhir Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2003 59

Gambar 2.22 Persentase Desa Yang Memiliki Organisasi Petani Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2003 63

Gambar 2.23 Keterlibatan Rumah Tangga dalam Pengambilan Keputusan menurut Tingkat Pendapatan 63

Gambar 2.24 Diagram Sebar Persentase Penduduk Miskin dan Indek Kemiskinan Manusia (IKM) Tahun 2003 68

Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan xii

Gambar 2.25 Diagram Sebar Persentase Penduduk Miskin dan PDRB Perkapita Tahun 2003 69

Gambar 2.26 Diagram Sebar Persentase Penduduk Miskin dan Kapasitas Fiskal tahun 2003 70

Gambar 6.1 Mekanisme dan Prosedur Monitoring dan Evaluasi Penanggulangan Kemiskinan 214

Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan xiii

DAFTAR SINGKATAN

AKABA : Angka Kematian Balita AKB : Angka Kematian Bayi AKI : Angka Kematian Ibu AKP : Analisis Kemiskinan Partisipatif APK : Angka Partisipasi Kasar APM : Angka Partisipasi Murni Bappenas : Badan Perencanaan Pembangunan Nasional BDS : Bussiness Development Services BKPK : Badan Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan BPS : Biro Pusat Statistik DfID : Departemen for International Development DOTS : Direct-Observed Treatment Short-term HDI : Human Development Index HIV : Human Immunodefficiency Virus HPI : Human Poverty Index IKM : Indek Kemiskinan Masyarakat ILO : International Labour Organization IMF : International Monetary Fund IPG : Indeks Pembangunan Gender IPM : Indeks Pembangunan Manusia IPRSP : Interim Poverty Reduction Strategy Papers JBIC : Japan Bank for International Cooperation JICA : Japan International Coorporation Agency JPS BK : Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan

Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan xiv

KIKIS : Komite Independen Anti Kemiskinan Struktural KPK : Komite Penanggulangan Kemiskinan KPPP : Komisi Penyelesaian Perselisihan Perburuhan LH : Lingkungan Hidup LILA : Lingkar Lengan Atas MBS : Manajemen Berbasis Sekolah MDG : Millenium Development Goals NHDR : National Human Development Report ODA : Official Development Assistance PJM : Pembangunan Jangka Menengah PJP : Pembangunan Jangka Panjang PKPS BBM : Program Kompensasi Pengurangan Subsidi Bahan Bakar

Minyak PPA : Participatory Poverty Assessment Propenas : Program Pembangunan Nasional PRSP : Poverty Reduction Strategy Papers PIR : Pola Inti Rakyat PUS : Pasangan Usia Subur SDA : Sumber Daya Alam SNPK : Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan SPM : Standar Pelayanan Minimum Susenas : Survei Sosial Ekonomi Nasional Takesra : Tabungan Kesejahteraan Keluarga TKI : Tenaga Kerja Indonesia TKP3KPK : Tim Koordinasi Penyiapan Penyusunan Perumusan Kebijakan

Penanggulangan Kemiskinan TKW : Tenaga Kerja Wanita UCI : Universal Child Immunization UKBM : Usaha Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat UMP : Upah Minimum Propinsi UNDP : United Nation Development Program UNICEF : United Nations Children’s Fund UNSFIR : United Nations Support For Indonesia Recovery

Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan xv

UUPA : Undang-Undang Pokok Agraria WDR : World Development Report WTO : World Trade Organization WWF : World Wildlife Foundation

Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan xvi

RINGKASAN

Dokumen Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan (SNPK) ini merupakan dokumen strategi dan rencana aksi untuk mempercepat pencapaian tujuan dan sasaran penanggulangan kemiskinan. Dokumen SNPK tidak berdiri sendiri, tapi merupakan bagian dari dokumen Rencana Pembanguan Jangka Menengah (RPJM) 2004 – 2009 yang memuat kebijakan pembangunan dan rencana kerja pemerintah selama lima tahun.

Dokumen SNPK ini mengakui kemiskinan sebagai masalah multidimensi. Masalah kemiskinan bukan hanya diukur dari pendapatan, tetapi juga masalah kerentanan dan kerawanan orang atau sekelompok orang baik laki-laki maupun perempuan untuk menjadi miskin. Masalah kemiskinan juga menyangkut tidak terpenuhinya hak-hak dasar masyarakat miskin untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Pemecahan masalah kemiskinan perlu didasarkan pada pemahaman suara masyarakat miskin, dan adanya penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar mereka, yaitu hak sosial, budaya, ekonomi dan politik. Oleh karena itu, strategi dan kebijakan yang dirumuskan dalam dokumen SNPK didasarkan atas pendekatan berbasis hak.

Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan (SNPK) merupakan arah bersama bagi pemerintah, swasta, masyarakat, dan berbagai pihak dalam mendorong gerakan nasional penanggulangan kemiskinan. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk menegaskan komitmen dalam mengatasi kemiskinan, membangun konsensus bersama untuk melaksanakan

Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan xvii

penanggulangan kemiskinan melalui pendekatan hak-hak dasar, me- negaskan komitmen dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan milenium (Millenium Development Goals) terutama tujuan penanggulangan kemiskinan, dan mendorong pengarusutamaan kebijakan negara dalam penanggulangan kemiskinan.

Pendekatan hak-hak dasar relevan dengan perkembangan dan permasalahan yang terjadi di Indonesia. Proses demokratisasi yang berlangsung selama ini diharapkan mempertajam pemahaman dan proses politik akan pentingnya perwujudan hak-hak dasar rakyat. Pendekatan berbasis hak juga memberikan penegasan pentingnya pelaksanaan otonomi daerah sebagai bagian dari upaya pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin. Dengan kewenangan dan sumberdaya yang lebih besar, pemerintah kabupaten dan kota berkewajiban untuk memberikan layanan dasar yang mudah, murah dan bermutu bagi masyarakat miskin, serta memberi ruang yang lebih luas bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.

Perbaikan tata pemerintahan akan membuka peluang lebih luas bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan memberdayakan masyarakat miskin, serta memberikan peran yang strategis bagi swasta dan berbagai pihak dalam mengatasi masalah kemiskinan. Dokumen ini menegaskan bahwa perbaikan tata pemerintahan dan perluasan partisipasi harus menjadi bagian integral dari setiap kebijakan yang dilaksanakan untuk memberdayakan masyarakat miskin, dan meningkatkan taraf dan mutu hidup masyarakat miskin.

Dalam era globalisasi yang ditandai oleh persaingan, perubahan teknologi dan informasi yang begitu cepat, dan penerapan pasar bebas, peran negara dalam penyediaan barang dan jasa publik akan makin berkurang. Oleh sebab itu, pendekatan hak dasar mengatur peran minimum yang harus menjadi kewajiban negara dan tidak dapat diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar. Selain itu, upaya penanggulangan kemiskinan perlu memperhatikan adanya momentum kemitraan global dalam pencapaian tujuan pembangunan milenium.

Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan xviii

Penanggulangan kemiskinan dengan pendekatan berbasis hak menegaskan kewajiban negara (pemerintah, DPR, DPRD, lembaga tinggi Negara, TNI dan lembaga penyelenggaran negara lainnya) untuk berupaya sekuat tenaga dan secara bertahap mewujudkan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin. Pelaksanaan kewajiban negara untuk terlebih dahulu menghormati, melindungi, dan kemudian memenuhi hak-hak dasar masyarakat miskin akan membuat proses pemenuhan hak-hak dasar tersebut lebih progresif dan tidak terhambat oleh ketersediaan sumberdaya dan sumberdana.

Dengan mengedepankan proses partisipasi dan pemahaman terhadap suara masyarakat miskin, strategi penanggulangan kemiskinan dituangkan dalam empat rencana aksi yang akan dilaksanakan dalam kurun waktu lima tahun (2005 – 2009), yaitu Rencana Aksi Pengelolaan Ekonomi Makro, Rencana Aksi Pemenuhan Hak Dasar, Rencana Aksi Perwujudan Keadilan dan Kesetaraan Gender, dan Rencana Aksi Percepatan Pembangunan Wilayah Mendukung Pemenuhan Hak Dasar.

Rencana Aksi Pengelolaan Ekonomi Makro memuat kebijakan dan langkah kebijakan untuk menciptakan stabilitas ekonomi makro, meningkatkan pertumbuhan ekonomi, memperluas kesempatan kerja dan mengurangi kesenjangan antarwilayah.

Rencana Aksi Pemenuhan Hak Dasar memuat kebijakan dan langkah kebijakan untuk mewujudkan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak atas pangan, hak atas kesehatan, hak atas pendidikan, hak atas pekerjaan, hak atas air bersih, hak atas perumahan, hak atas tanah, hak atas sumberdaya alam dan lingkungan hidup, hak atas rasa aman dari tindak kekerasan, dan hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.

Rencana Aksi Perwujudan Kesetaraan dan Keadilan Gender memuat kebijakan dan langkah kebijakan untuk menurunkan ketidakadilan gender dan menjamin penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar perempuan sama dengan laki-laki.

Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan xix

Rencana Aksi Percepatan Pengembangan Wilayah memuat kebijakan dan langkah kebijakan untuk revitalisasi pembangunan perdesaan, peningkatan pembangunan perkotaan, pengembangan kawasan pesisir dan percepatan pembangunan daerah tertinggal.

Guna menjamin terselenggaranya rencana aksi penanggulangan kemiskinan, dokumen SNPK juga menguraikan mekanisme pelaksanaan rencana aksi yang memuat prasyarat, kelembagaan, jaringan kerja pelaksana, penganggaran, pengendalian dan pengawasan (safeguarding), dan antisipasi terhadap hambatan pelaksanaan rencana aksi, serta sistem pemantauan dan evaluasi.

Selain itu, sebagai dokumen yang disusun dengan dukungan dan partisipasi aktif pihak swasta, masyarakat, dan lembaga-lembaga internasional, serta hasil konsultasi dengan masyarakat dan pemerintah daerah, dokumen SNPK juga diharapkan menjadi pedoman bersama bagi pelaku pembangunan lainnya. Oleh sebab itu, strategi dan rencana aksi penanggulangan kemiskinan tidak hanya menjadi rencana kerja dan program pemerintah, tetapi juga menjadi gerakan bersama semua pelaku pembangunan. Dengan demikian, tujuan dan sasaran SNPK akan dapat terwujud sesuai dengan batas waktu yang telah direncanakan.

Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan xx

Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan xxi

.

Strategi Nasional Penanggulangan Kemiskinan 22