RUU PARMAS Hasil Finalisasi
-
Upload
hasbirofiqi -
Category
Documents
-
view
247 -
download
0
Transcript of RUU PARMAS Hasil Finalisasi
-
7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi
1/31
DEWAN PERWAKILAN DAERAHREPUBLIK INDONESIA
-------------
BAGIAN KEDUA
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR.... TAHUN.....
TENTANG
PARTISIPASI MASYARAKAT
JAKARTA
2012
-
7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi
2/31
RUU tentang Partisipasi Masyarakat 1
DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT
RANCANGAN UNDANG-UNDANGREPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN
TENTANG
PARTISIPASI MASYARAKAT
PENJELASAN
RANCANGAN RANCANGAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIAUNDANG-UNDANG REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR ... TAHUN ... NOMOR ... TAHUN ...
TENTANG TENTANG
PARTISIPASI MASYARAKAT PARTISIPASI MASYARAKAT
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
I. UMUM
Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan hak
konstitusional warga negarasebagaimana dijamin dalam
Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945
maka perlu melibatkan masyarakatdalam penyelenggaraan negara;
Di dalam Pembukaan UUD 1945 secara jelas
menyatakan susunan negara RepublikIndonesia yang berkedaulatan Rakyat..kemudian Pasal 1 ayat (2) UUD 1945
menyatakan, Kedaulatan ada ditangan rakyatdan dilaksanakan menurut UUD. Secara umum,
penegasan tersebut berarti bahwa UUD 1945menghendaki ataupun menerapkan konsepKedaulatan Rakyat yang berarti kekuasaan yangtertinggi untuk memerintah dalam suatu negara
berada di tangan rakyat. Pengejewantahan dar
konsep itu adalah mengikut-sertakan rakyat
dalam penyelenggaraan pemerintahan denganmengikutsertakan rakyat dalam pembuatankebijakan.
b. bahwa partisipasi masyarakat
merupakan unsur penting dalam
pengembangan sistem
pemerintahan yang demokratis danaspiratif, penegakan hukum yang
efektif, serta merupakanperwujudan pemerintahan yangbaik dan terbuka;
Pada dasarnya partisipasi Masyarakat
merupakan insentif moral sebagai alat untuk
mempengaruhi lingkup makro yang lebih tingg
di tempat dibuatnya keputusan-keputusan yangsangat menentukan kesejahteraan masyarakat.
Dengan demikian partisipasi tersebut bukanlah
sebuah tujuan akhir (participation is an end itself).Hal ini tentunya bertolak belakang dengan
asumsi yang berkembang selama ini yang
memandang partisipasi Masyarakat semata-mata sebagai penyampaian informasi (public
information), penyuluhan, bahkan hanyasekedar alat public relationagar proyek-proyek
-
7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi
3/31
RUU tentang Partisipasi Masyarakat 2
DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT
yang dilakukan pemerintah dapat berjalan
lancar dan mendapat legitimasi dar
masyarakat. partisipasi membutuhkanketerlibatan orang-orang secara suka rela dan
demokratis dalam hal: (a) sumbangsihnyaterhadap usaha pembangunan, (b) penerimaan
manfaat secara merata, dan (c) pengambilan
keputusan yang menyangkut penentuan tujuan,perumusan kebijakan dan perencanaan dan
penerapan program pembangunan sosial danekonomi. Mengacu pada pandangan ini,partisipasi dapat dibedakan menjadi dua hal.
Partisipasi otentik (authentic participation) yangmerujuk pada terpenuhinya ketiga kriteria datas. Jika tidak seluruh kriteria tersebut dapat
dipenuhi maka hal ini akan disebut partisipassemu (pseudo-participation).
c. bahwa selama ini ketentuan hukum
yang berkaitan dengan partisipasi
masyarakat yang diatur dalambeberapa peraturan perundang-undangan masih belum mampu
mewujudkan pelaksanaan danjaminan partisipasi masyarakatsecara baik dan berdayaguna;
Sesuai dengan ide negara hukum, maka
partisipasi publik dalam penyusunan RUU mest
diatur secara jelas dalam suatu aturan hukumtertentu. Sendi utama negara hukum adalahhukum merupakan sumber tertinggi (supremas
hukum) dalam mengatur dan menentukan
mekanisme hubungan hukum antara negaradan masyarakat atau antar-anggota masyarakat
yang satu dengan yang lainnya. Hukum
mempunyai dua pengertian, yakni hukumtertulis dan hukum tidak tertulis.
Dalam hal inilah di Indonesia sudah saatnyapartisipasi itu sudah dalam konteks partisipas
otentik, bukan semua sehingga perlu dijamindalam sebuah undang-undang.
d. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf
a, huruf b, dan huruf c perlumembentuk Undang-Undangtentang Partisipasi Masyarakat;
Mengingat : Pasal 20, Pasal 22D ayat (1), Pasal 27,
Pasal 28C, Pasal 28F, dan Pasal 30Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945;
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
dan
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
-
7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi
4/31
RUU tentang Partisipasi Masyarakat 3
DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANGPARTISIPASI MASYARAKAT.
BAB I II. PASAL DEMI PASAL
KETENTUAN UMUM
Pasal 1 Pasal 1
Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: Cukup jelas.
1.Partisipasi masyarakat adalah hak setiap orang
dan/atau masyarakat untuk berperan sertamenyampaikan pikiran dan pendapatnya baiksecara langsung maupun tidak langsung, secara
lisan maupun tertulis dalam penyelenggaraan
negara yang meliputi peran serta dalampembangunan, pembentukan peraturan perundang-
undangan, penganggaran, dan pengambilankebijakan publik.
2.Pembangunan adalah rangkaian upaya yangberkesinambungan yang meliputi segala aspek
kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara untukmelaksanakan tugas mewujudkan tujuan nasionalsebagaimana dirumuskan dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.3.Kebijakan publik adalah rangkaian pilihan-pilihan
yang saling berhubungan yang dibuat oleh lembagaatau pejabat pemerintah atau badan publik yangmenyangkut bidang-bidang tugasnya.
4.Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
adalah pembuatan Peraturan Perundang-undanganyang mencakup tahapan perencanaan, penyusunan,pembahasan, persetujuan, pengesahan atau
penetapan, dan pengundangan.
5.
Penganggaran adalah proses perencanaan danpenentuan anggaran keuangan yang mencerminkanpilihan kebijakan penting untuk jangka waktu
tertentu.
6.Transparansi adalah ketersediaan informasi yang
cukup, akurat dan tepat waktu tentang kebijakanpublik dan proses pembentukannya sehingga
masyarakat secara luas dapat mengetahuinya.
-
7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi
5/31
RUU tentang Partisipasi Masyarakat 4
DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT
7.Informasi Publik adalah informasi yang dihasilkan,
dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatuBadan Publik yang berkaitan dengan penyelenggara
dan penyelenggaraan negara dan/ataupenyelenggara dan penyelenggaraan Badan Publiklainnya serta informasi lain yang berkaitan dengan
kepentingan publik sesuai dengan PeraturanPerundang-undangan.
8.Perencanaan adalah suatu proses untuk
menentukan tindakan masa depan yang tepat,melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkansumber daya yang tersedia.
9.Pelibatan Masyarakat adalah suatu kondisi yang
mensyaratkan adanya peran serta atau kontribusimasyarakat baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam suatu program penyelenggaraannegara.
10.Program adalah instrumen kebijakan yang berisisatu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan olehinstansi pemerintah/lembaga untuk mencapaisasaran dan tujuan serta memperoleh alokasianggaran, atau kegiatan masyarakat yangdikoordinasikan oleh instansi pemerintah.
11.Masyarakat adalah orang seorang, kelompok orang
termasuk masyarakat hukum adat, organisasi
sosial, lembaga swadaya masyarakat atau lembagakemasyarakatan lainnya dan badan hukum yangmewakili kepentingan hukum individu ataukelompok orang.
12.
Badan Publik adalah lembaga eksekutif, legislatif,
yudikatif, dan badan lain yang fungsi dan tugaspokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan
negara, yang sebagian atau seluruh dananyabersumber dari Anggaran Pendapatan dan BelanjaNegara dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah, atau organisasi nonpemerintah sepanjangsebagian atau seluruh dananya bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atauAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri.
13.Pejabat Publik adalah orang yang diberi tugas dan
kewenangan untuk menduduki posisi atau jabatantertentu pada Badan Publik.
-
7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi
6/31
RUU tentang Partisipasi Masyarakat 5
DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT
14.Ombudsman Republik Indonesia yang selanjutnya
disebut Ombudsman adalah lembaga negarasebagaimana dimaksud dalam Undang-Undangtentang Ombudsman Republik Indonesia.
15.Orang adalah orang perseorangan, kelompok
orang, atau badan hukum.16.Hari adalah hari kerja.
BAB II
AZAS DAN TUJUAN
Bagian Kesatu
Azas
Pasal 2 Pasal 2
Partisipasi Masyarakat dilaksanakan atas dasar asas:
a.
kepastian hukum; Huruf a
Yang dimakud dengan asas kepastian
hukum adalah asas dalam Negara hukum
yang mengutamakan landasan peraturanperundang-undangan, kepatutan dan
keadilan dalam setiap kebijakanpenyelenggara pemerintah.
b. tertib penyelenggaraan pemerintahan; Huruf b
Yang dimaksud dengan asas tertibpenyelenggaraan pemerintahan adalah
asas yang menjadi landasan keteraturan,
keserasian, dan keseimbangan dalampengendalian penyelenggaraan Negara.
c. Kepentingan umum; Huruf c
Yang dimaksud dengan asas kepentingan
umum asas yang mendahulukan
kesejahteraan umum dengan cara yangaspiratif, akomodatif, dan selektif.
d. demokrasi; Huruf d
Yang dimaksud dengan asas demokrasadalah bahwa partisipasi masyarakat
didsarkan bahwa pemerintahan berasa
dari rakyat, oleh rakyat dan untukrakyat.
e.
efektifitas dan efesiensi; Huruf e
Yang dimaksud dengan asas ini adalah
pencapaian tujuan secara tepat danoptimal dengan sumber daya minimal.
-
7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi
7/31
RUU tentang Partisipasi Masyarakat 6
DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT
f. keterbukaan; Huruf f
Yang dimaksud dengan asas keterbukaan
adalah asas yang mebuka diri terhadap
hak masyarakat untuk memperolehinformasi yang benar, jujur, dan tidakdiskriminatif tentang penyelenggaraan
negara dengan tetap memperhatikanperlindungan atas hak asasi pribadi,golongan, dan rahasia Negara.
g. proporsionalitas; Huruf g
Yang dimaksud dengan asas
proporsionalitas adalah asas yangmengutamakan kesimbangan anatara
hak dan kewajiban penyelenggarannegara.
h.
profesionalitas; Huruf h
Yang dimaksud dengan asasprofesionalitas adalah asas yang
mengutamakan keahlian yangberlandaskan kode etik dan ketentuanperaturan perundang-undangan yangberlaku.
i. objektifivitas; Huruf i
Adalah tidak berpihak. Dalam artian
segala elemen masyarakat harusdiperhatikan
j. kesetaraan gender; Huruf j
Asas ini adalah kondisi yang sama danadil antara perempuan dan laki-lak
dalam akses, partisipasi, kontrol danpenikmatan atas Hak Asasi Manusia dansemua Warga Negara di semuakehidupan.
k. keadilan; Huruf k
Asas ini menghendaki agar dalam
melakukan tindakan pemerintah tidakberlaku sewenang-wenang atau berlaku
tidak layak. Jika pemerintah melakukan
tindakan sewenang-wenang dan tidaklayak maka keputusan yang berkaitandengan tindakannya dapat dibatalkan.
l. responsif; dan Huruf l
Yang dimaksud dengan asas responsif
adalah asas yang mengehendaki sikaptanggap dan proaktif pemerintah
terhadap persoalan-persoalan dmasyarakat dengan menganalisis
kebutuhan masyarakat.
-
7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi
8/31
RUU tentang Partisipasi Masyarakat 7
DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT
m.akuntabilitas. Huruf m
Yang dimaksud dengan asas
akuntabilitas adalah asas yang
menentukan bahwa setiap kegiatan danhasil akhir dari kegiatan penyelenggaranegara harus dapat
dipertanggungjawabkan kepadamasyarakat atau rakyat sebaga
pemegang kedaulatan tertinggi negara
sesuai dengan ketentuan peraturanperundanng-undang yang berlaku.
Bagian Kedua
Tujuan
Pasal 3 Pasal 3
Pengaturan Partisipasi Masyarakat bertujuan untuk: Cukup Jelas.
a. meningkatkan peran aktif pemerintah dalam
menjamin dan memenuhi hak masyarakat untukberpartisipasi;
b.
menjamin perlindungan hukum partisipasimasyarakat;
c. memperluas struktur partisipasi dan pembukaanakses terhadap pengambilan keputusan;
d.
meningkatkan arus informasi kebijakanpemerintahan;
e.
memberdayakan masyarakat dalam berbagaiprogram pemerintahan;
f. mewujudkan sinergi kemitraan untuk membangunsistem pemerintahan yang transparan, partisipatifdan akuntabel;
g. meningkatkan kesadaran masyarakat akan peran
dan tanggungjawab dalam penyelenggaraanpemerintahan; dan
h. memperoleh manfaat yang optimal atas
penyelenggaraan negara bagi kesejahteraanseluruh masyarakat secara merata, tertib,demokrasi, partisipatif, dan berkeadilan.
-
7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi
9/31
RUU tentang Partisipasi Masyarakat 8
DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 4 Pasal 4
Ruang lingkup Partisipasi Masyarakat meliputi :a.
partisipasi masyarakat dalam pembangunanmeliputi:
Huruf a
Partisipasi masyarakat dalam
pembangunan ini termasuk di dalamnya
pembangunan yang dilaksanakan olehswasta yang sumber pendanaannya
berasal dari APBN atau APBDberdasarkan peraturan perundangan.
1.perencanaan; Angka 1
Yang dimaksud dengan perencanaanadalah pola-pola yang mengarahkan
kepada pelaksanaan pembangunan.
2.pelaksanaan; Angka 2
Yang dimaksud dengan pelaksanaanadalah pelaksanaan kebijakanpembangunan.
3.pengawasan; Angka 3
Pengawasan pembangunan adalah
bentuk monitoring dari pelaksanaanpembangunan dengan
membandingan konsep denganperencanaan.
4.
evaluasi; dan Angka 4Yang dimaksud dengan evaluasadalah kesesuaian pelaksanaan
perencanaan dengan arah, tujuan,dan ruang lingkup yang telah
direncanakan dan dilaksanakan.
5.pemeliharaan. Angka 5
Cukup jelas.
b.partisipasi masyarakat dalam pembentukanperaturan perundang-undangan meliputi:
Huruf b
Cukup jelas.
1.
penyusunan program legislasi;Angka 1
Cukup jelas.
2.persiapan penyusunan peraturan perundang-undangan;
Angka 2
Cukup jelas.
3.pembahasan; Angka 3Cukup jelas.
4.penetapan/pengesahan; Angka 4Cukup jelas.
-
7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi
10/31
RUU tentang Partisipasi Masyarakat 9
DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT
5.sosialisasi peraturan perundang-undangan; Angka 5
Cukup jelas.
6.
pelaksanaan peraturan perundang undangan;dan/atau
Angka 6
Cukup jelas.
7.pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan
perundang-undangan.
Angka 7
Yang dimaksud dengan pengawasanterhadap pelaksanaan peraturan
perundang-undangan adalahpengawasan yang dilakukan
masyarakat terhadap implementas
dan pelaksanaan undang-undangoleh pemerintah.
c. partisipasi masyarakat dalam penganggaranmeliputi:
Huruf c
Cukup jelas.
1.perencanaan;
2.
pengambilan keputusan;3.pelaksanaan;
4.pengawasan; dan
5.evaluasi.
d.
partisipasi masyakat dalam pengambilan kebijakanmeliputi:
Huruf d
Cukup jelas.
1.perencanaan;
2.penetapan keputusan;
3.
pelaksanaan;
4.
pengawasan; dan
5.evaluasi.
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Kesatu
Hak
Pasal 5 Pasal 5
Setiap orang berhak:
a.
memperoleh informasi publik; Huruf a
Informasi publik yang dimaksud adalahinformasi publik sebagaimana UU tentang
Keterbukaan Informasi Publik.
-
7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi
11/31
RUU tentang Partisipasi Masyarakat 10
DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT
b. menyampaikan dan menyebarluaskan informasipublik;
Huruf b
Cukup jelas.
c. berserikat dan berkumpul; Huruf c
Cukup jelas.
d. memiliki kebebasan berpendapat, menyampaikan
pikiran baik lisan maupun tulisan, rasional, tepatguna dan tepat sasaran serta taat hukum;
Huruf d
Cukup jelas.
e. berpartisipasi dalam proses penyusunan kebijakanpublik;
Huruf e
Cukup jelas.
f. menolak atau menerima proses kebijakan publik; Huruf f
Cukup jelas.
g. berpartisipasi proses pelayanan publik yangmempengaruhi hak dan kewajiban masyarakat dan
Kebijakan Publik lainnya yang langsung berdampak
dengan kepentingan hajat hidup orang banyak;
Huruf g
Cukup jelas.
h. berpartisipasi dalam evaluasi dan pengawasanpenyelenggaraan negara;
Huruf h
Cukup jelas.
i. diperhitungkan dalam kuorum pengambilankeputusan;
Huruf i
Kuorum adalah batas minimal kehadirananggota lembaga perwakilan dalam rangka
pengambilan keputusan sesuai dengan TataTertib masing-masing lembaga.
j. melakukan konfirmasi berdasarkan hasilpengawasan penyelenggaraan negara; dan
Huruf j
Cukup jelas.
k.
memberi usulan tindak lanjut atas hasilpengawasan penyelenggaraan negara.
Huruf k
Cukup jelas.
Bagian Kedua
Kewajiban
Pasal 6 Pasal 6
Setiap orang dalam berpartisipasi wajib: Cukup jelas.
a.
bertanggung jawab atas pendapat dan tindakannyadalam berpartisipasi;
b.
mengutamakan kepentingan dan kemanfaatan bagiorang banyak;
c. mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan dalam menyalurkan aspirasinya;
-
7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi
12/31
RUU tentang Partisipasi Masyarakat 11
DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT
d. mematuhi semua ketentuan yang termuat dalam
kesepakatan atau komitmen bersama antaramasyarakat dan Badan Publik yang bersangkutan;dan/atau
e. menjaga etika dan sopan santun berdasarkan
budaya masyarakat.
BAB V
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB
BADAN PUBLIK
Bagian Kesatu
Wewenang
Pasal 7 Pasal 7
(1) Badan Publik berwenang untuk : Cukup jelas.
a. mengatur ruang lingkup pelibatan masyarakatdalam pengambilan kebijakan pulik dalam tahap
perencanaan, pengambilan keputusan,pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi;
b. mengatur pihak yang dapat berpartisipasi baik
orang, kelompok orang, badan hukum, dan/ataumasyarakat adat;
c. menolak partisipasi masyarakat yang tidakpatut; dan
d. menindaklanjuti penyimpangan pelaksanaan
pembangunan hasil evaluasi masyarakatdan/atau perseorangan.
(2) Kewenangan mengatur sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a dan huruf b disesuaikandengan kemampuan situasi dan kondisimasyarakat.
(3) Penolakan partisipasi masyarakat sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf c wajib disertaialasan dan kesempatan untuk melakukan klarifikasiatau konfirmasi.
-
7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi
13/31
RUU tentang Partisipasi Masyarakat 12
DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT
Bagian Kedua
Tanggung Jawab
Pasal 8 Pasal 8
Badan Publik bertanggung jawab memberikan
informasi sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan.
Cukup jelas.
Pasal 9 Pasal 9
(1) Badan Publik bertanggung jawab menjamin
pemenuhan hak untuk akses informasi kepadamasyarakat.
Cukup jelas.
(2) Jaminan pemenuhan hak untuk akses informasikepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terdiri atas:
a.
memberikan salinan informasi;
b. menyiapkan media informasi; dan/atau
c. membangun serta mengembangkan sistem
informasi dan dokumentasi.
Pasal 10 Pasal 10
Badan Publik bertanggung jawab menjaminterpenuhinya prinsip keadilan dan keterwakilanmasyarakat dalam pengambilan keputusan publik
dengan cara:
Cukup jelas.
a. memberikan kesempatan yang sama pada setiap
orang untuk ambil bagian dalam pembentukankeputusan publik;
b. memfasilitasi tercapainya pemenuhan keterwakilankomponen/unsur masyarakat yang berkepentingandalam pengambilan keputusan publik; dan
c. mengikutsertakan wakil kelompok atau orang yangberkebutuhan khusus dalam proses pengambilan
keputusan publik.
Pasal 11 Pasal 11
Badan Publik bertanggung jawab menjamin pelibatan
masyarakat dalam proses pengambilan keputusanpublik dengan cara:
Tanggung jawab yang dibebankan
kepada Badan Publik pada pasal in
dimaksudkan untuk membatasi diskresagar tidak melanggar kewenangan
maupun peraturan perundang-udangan
(detournement de pouvoir).
-
7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi
14/31
RUU tentang Partisipasi Masyarakat 13
DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT
a. melibatkan kelompok masyarakat yang
berkepentingan; dan
b. memfasilitasi masyarakat untuk terlibat dalam
proses pengambilan keputusan.
Pasal 12 Pasal 12
Badan Publik bertanggung jawab menjaminterakomodirnya aspirasi masyarakat dengan cara:
Cukup jelas.
a. membuat jawaban atas permintaan penjelasandikeluarkannya suatu keputusan/kebijakan; dan
b.
menjelaskan status diterima atau ditolaknya usulanaspirasi masyarakat dalam suatu laporan kemajuanpenanganan aspirasi masyarakat.
BAB VIBENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT
Pasal 13 Pasal 13
Partisipasi Masyarakat dapat berbentuk: Cukup jelas.
a.
pemberian masukan dalam penentuan arahkebijakan;
b. pengidentifikasian berbagai potensi dan masalahpembangunan dan hukum;
c.
pemberian masukan dalam perumusan kebijakanpublik;
d. pemberian informasi, saran, pertimbangan, atau
pendapat dalam penyusunan kebijakan publik;
e. pengajuan keberatan terhadap peraturan ataukebijakan publik;
f.
kerja sama dalam penelitian dan pengembangan;
g. bantuan tenaga ahli; dan/atau
h. pengawasan dan evaluasi pelaksanaan peraturan
dan kebijakan publik.
BAB VII
PENYELENGGARAAN PARTISIPASIMASYARAKAT
-
7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi
15/31
RUU tentang Partisipasi Masyarakat 14
DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 14 Pasal 14
Partisipasi Masyarakat diselenggarakan sesuai denganruang lingkupnya yang meliputi:
Cukup jelas.
a. partisipasi dalam pembangunan;
b.
partisipasi dalam pembentukan peraturanperundang-undangan;
c.
partisipasi dalam penganggaran;
d. partisipasi dalam pengambilan kebijakan; dan
e. partisipasi dalam proses pengawasan pelaksanaan
kebijakan.
Bagian Kedua
Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan
Paragraf 1
Perencanaan
Pasal 15 Pasal 15
(1) Masyarakat di sekitar proyek pembangunan wajib
dimintai persetujuan atas rencana pembangunanyang akan dilaksanakan.
Ayat (1)
Persetujuan tersebut berupa persetujuan
tertulis yang disepakati kedua belahpihak.
(2) Informasi rencana pembangunan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) meliputi:
Ayat (2)
Cukup jelas.
a). tujuan dan manfaat bagi masyarakat
disekitar proyek pembangunan; dan
b). peran serta yang dapat dilakukan oleh
masyarakat sekitar proyek;
(3)
Tata cara permintaan persetujuan masyarakatsebagaimana ditentukan pada ayat (1) diaturlebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Ayat (3)
Cukup jelas.
Pasal 16 Pasal 16
(1) Masyarakat baik lembaga maupun perorangan
wajib dilibatkan dalam perencanaanpembangunan.
Ayat (1)
Perlibatan lembaga dan perorangandilakukan dalam forum Musyawarah
Perencanaan Pembangunan.
-
7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi
16/31
RUU tentang Partisipasi Masyarakat 15
DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT
(2) Keterlibatan masyarakat baik lembaga maupun
perseorangan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilaksanakan melalui forum Musyawarah
Perencanaan Pembangunan baik ditingkat pusatmaupun daerah.
Ayat (2)
Cukup jelas.
(3)
Tata cara Musyawarah PerencanaanPembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat(2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Ayat (3)Cukup jelas.
Pasal 17 Pasal 17
Partisipasi masyarakat dalam perencanaanpembangunan dapat dilaksanakan dengan:
Cukup jelas.
a. merumuskan permasalahan diberbagai bidang
pembangunan dengan menganalisis, menentukan
dan merumuskan permasalahan pokok yangdihadapi;
b. meminta informasi tentang rencana pembangunan;
c.
merumuskan alternatif pemecahan masalah yang
dihadapi dan perlu diatasi oleh instansi yangberwenang; dan/atau
d. merumuskan rencana program dan kegiatan sesuaiaspirasi dan kebutuhan masyarakat.
Paragraf 2
Pelaksanaan Pembangunan
Pasal 18 Pasal 18
Masyarakat baik lembaga maupun perorangan wajib
dilibatkan dalam pelaksanaan pembangunan.
Cukup jelas.
Pasal 19 Pasal 19
Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaanpembangunan dapat dilaksanakan dengan:
Cukup jelas.
a. ikut mengajukan konsep rencana pembangunan;
b. melaksanakan pembangunan baik dengan tenaga,pikiran dan materi;
c.
meminta informasi tentang perkembanganpelaksanaan pembangunan;
-
7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi
17/31
RUU tentang Partisipasi Masyarakat 16
DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT
d. melaksanakan pembangunan dari dana Pemerintahdan/atau Pemerintah Daerah;
e. membantu kelancaraan pelaksanaan pembangunan;dan
f. berpartisipasi memberikan kejelasan mengenai
maksud dan tujuan pembangunan kepadamasyarakat luas.
Paragraf 3
Pengawasan
Pasal 20 Pasal 20
Masyarakat baik secara lembaga maupun perorangan
wajib dilibatkan dalam pengawasan atas setiappelaksanaan pembangunan.
Cukup jelas.
Pasal 21 Pasal 21
Partisipasi masyarakat dalam pengawasanpembangunan dapat dilaksanakan dengan:
Cukup jelas.
a. mengamati secara langsung pelaksanaan
pembangunan;
b. meminta informasi tentang perkembangan hasil
pelaksanaan pembangunan; dan/atau
c. melakukan koreksi apabila ada kegiatanpembangunan yang tidak sesuai dengan ketentuan
yang telah ditetapkan.
Paragraf 4
Evaluasi
Pasal 22 Pasal 22
(1) Masyarakat baik secara lembaga maupunperorangan wajib dilibatkan dalam evaluasi atassetiap pelaksanaan pembangunan.
Cukup jelas.
(2) Partisipasi masyarakat dalam evaluasi
pembangunan dapat dilaksanakan dengan
mengkuti rapat atau pertemuan evaluasi yangdilaksanakan Badan Publik dan pihak lain yangterkait.
-
7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi
18/31
RUU tentang Partisipasi Masyarakat 17
DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT
(3) Dalam hal evaluasi atas setiap pelaksanaan
pembangungan sebagaimana dimaksud pada ayat(2) ditemukan penyimpangan pelaksanaan
pembangunan yang telah direncanakan melaluimusrenbang, masyarakat baik secara lembagamaupun perorangan berhak menyampaikanlaporan kepada badan publik.
Paragraf 5
Pemeliharaan
Pasal 23 Pasal 23
Masyarakat baik secara lembaga maupun peroranganwajib dilibatkan dalam pemeliharaan hasil
pembangunan.
Cukup jelas.
Pasal 24 Pasal 24
Partisipasi masyarakat dalam evaluasi pembangunan
dapat dilaksanakan dengan tindakan menjaga,mempertahankan dan melestarikan hasil-hasil
pembangunan yang telah dilaksanakan.
Cukup jelas.
Bagian Ketiga
Partisipasi Masyarakat dalam PembentukanPeraturan Perundang-Undangan
Paragraf 1
Partisipasi Masyarakat dalam Penyusunan
Program Legislasi
Pasal 25 Pasal 25
Partisipasi masyarakat dalam penyusunan program
legislasi dapat berupa:
Cukup jelas.
a. melakukan identifikasi terhadap kebutuhan hukummasyarakat yang sesuai dengan peraturanperundang-undangan yang akan dibentuk;dan/atau
b. pemberian masukan berupa informasi peraturanperundang-undangan yang perlu dibentuk.
-
7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi
19/31
RUU tentang Partisipasi Masyarakat 18
DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT
Paragraf 2
Partisipasi Masyarakat dalam PersiapanPenyusunan Peraturan Perundang-Undangan
Pasal 26 Pasal 26
Partisipasi masyarakat dalam persiapan penyusunanperaturan perundang-undangan dapat berupa:
a. pemikiran berupa saran-saran dan pertimbangan-pertimbangan;
Huruf a
Saran-saran dan pertimbangan-pertimbangan dapat langsungdisampaikan kepada pemrakarsa.
b. kerjasama dalam penelitian terhadap
perkembangan kebutuhan hukum masyarakat
yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang akan dibentuk;
Huruf b
Cukup jelas.
c. bantuan keahlian dalam penyusunan naskah
akademik dan/atau rancangan peraturanperundang-undangan; dan/atau
Huruf c
Cukup jelas.
d. pengajuan keberatan terhadap rancanganperaturan perundang-undangan.
Huruf d
Pengajuan keberatan terhadaprancangan undang-undang dilakukan
apabila rancangan undang-undang yangdisusun ternyata ada sebagian atau
keseluruhan rumusannya mengakibatkan
kerugian pada masyarakat dan sosial.
Paragraf 3
Partisipasi Masyarakat dalam Pembahasan
Pasal 27 Pasal 27
(1)
Perwakilan masyarakat baik lembaga maupunperorangan wajib diberi kesempatan untuk
mengikuti persidangan pembahasan rancangan
peraturan perundang-undangan yang dinyatakanterbuka untuk umum.
Ayat (1)
Kehadiran dalam pembahasan mengikuttata tertib maupun kode etik yang berlaku
di lembaga tersebut.
(2) Badan Publik wajib menyediakan tempat yang
memungkinkan perwakilan masyarakat denganseksama mengamati seluruh proses pembahasanrancangan peraturan perundang-undangan.
Ayat (2)
Cukup jelas.
(3) Masyarakat baik lembaga maupun peroranganmengajukan permohonan kepada Badan Publik
Ayat (3)
Cukup jelas.
-
7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi
20/31
RUU tentang Partisipasi Masyarakat 19
DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT
untuk mengamati sidang pembahasan rancanganperaturan perundang-undangan.
Paragraf 4
Partisipasi Masyarakat dalam
Penetapan/Pengesahan
Pasal 28 Pasal 28
Partisipasi masyarakat dalam penetapan/pengesahan
peraturan perundang-undangan dapat berupamendorong pejabat yang berwenang membentuk
peraturan perundang-undangan untuk segeramenetapkan/mengesahkan peraturan perundang-undangan.
Cukup jelas.
Paragraf 5
Partisipasi Masyarakat dalam Sosialisasi
Peraturan Perundang-Undangan
Pasal 29 Pasal 29
Partisipasi masyarakat dalam sosialiasi peraturanperundang-undangan dapat berupa:
Cukup jelas.
a. penyebarluasan peraturan perundang-undangan;
danb. pendidikan hukum kepada masyarakat.
Paragraf 6
Partisipasi Masyarakat dalam Pelaksanaan
Peraturan Perundang-Undangan
Pasal 30 Pasal 30
Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan peraturan
perundang-undangan dapat berupa :
Cukup jelas.
a.
mendukung penyediaan sumber dayapelaksanaan peraturan perundang-undangan;
b. pendampingan hukum atau bantuan hukum;
dan/atau
c. pengajuan keberatan terhadap pemberlakuanperaturan perundang-undangan.
-
7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi
21/31
RUU tentang Partisipasi Masyarakat 20
DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT
Paragraf 7
Partisipasi dalam Pengawasan terhadapPelaksanaan Peraturan Perundang-Undangan
Pasal 31Pasal 31
Partisipasi masyarakat dalam pengawasan terhadap
pelaksanaan peraturan perundang-undangan dapatberbentuk :
Cukup jelas.
a. pemantauan dan penilaian terhadap pelaksanaanperaturan perundang-undangan;
b. melakukan identifikasi terhadap penyimpangan
pelaksanaan peraturan perundang-undangan;
dan/atauc. pemberian masukan berupa informasi mengenai
penyimpangan penegakan hukum.
Bagian Keempat
Partisipasi dalam Penganggaran
Paragraf 1
Perencanaan
Pasal 32 Pasal 32
Partisipasi masyarakat dalam perencanaan anggarandapat berupa :
Cukup jelas.
a.
melakukan identifikasi terhadap kebutuhanpembiayaan yang perlu ditetapkan;
b. memberikan masukan dalam penyusunan kebijakananggaran negara atau daerah; dan/atau
c. memberi tanggapan terhadap RAPBN atau RAPBDdan perubahannya.
Paragraf 2
Pelaksanaan
Pasal 33 Pasal 33
Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan anggarandapat berupa :
Cukup jelas.
-
7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi
22/31
RUU tentang Partisipasi Masyarakat 21
DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT
a. membantu Badan Publik dalam menyebarluaskan
dokumen RAPBN atau RAPBD dan/atauperubahannya; dan/atau
b.
pendidikan atau pelatihan analisis anggaran publikkepada masyarakat.
Paragraf 3
Pengawasan
Pasal 34 Pasal 34
Partisipasi masyarakat dalam pengawasan anggarandapat berupa identifikasi terhadap penyimpanganpelaksanaan RAPBN atau RAPBD dan/atau
perubahannya.
Cukup jelas.
Paragraf 4
Evaluasi
Pasal 35 Pasal 35
Partisipasi masyarakat dalam evaluasi RAPBN atauRAPBD dan/atau perubahannya dapat berupa masukan
atau pendapat penyempurnaan RAPBN atau RAPBDdan/atau perubahannya.
Cukup jelas.
Bagian Kelima
Partisipasi dalam Pengambilan Kebijakan Publik
Paragraf 1
Umum
Pasal 36 Pasal 36
Masyarakat baik lembaga maupun perorangan wajibdilibatkan dalam pengambilan kebijakan.
Cukup jelas.
Paragraf 1
Perencanaan
Pasal 37 Pasal 37
Partisipasi masyarakat dalam perencanaan kebijakanpublik dapat berupa:
Cukup jelas.
-
7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi
23/31
RUU tentang Partisipasi Masyarakat 22
DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT
a. melakukan identifikasi terhadap kebutuhan
kebijakan publik yang perlu ditetapkan; dan/atau
b. pemberian masukan berupa informasi peraturanperundang-undangan yang perlu dibentuk.
Paragraf 2
Pengambilan Keputusan
Pasal 38 Pasal 38
Partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusankebijakan publik dapat berupa :
Cukup jelas.
a. pemikiran berupa saran-saran dan pertimbangan-
pertimbangan;
b. kerjasama dalam penelitian terhadap
perkembangan kebutuhan hukum masyarakatyang sesuai dengan kebijakan publik yang akandibentuk;
c. bantuan keahlian dalam penyusunan kebijakanpublik; dan/atau
d. pengajuan keberatan terhadap kebijakan publik.
Paragraf 3
Pelaksanaan
Pasal 39 Pasal 39
Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan kebijakan
publik dapat berupa :
Cukup jelas.
a.
membantu Badan Publik dalam menyebarluaskan
kebijakan publik; dan/atau
b. melakukan identifikasi terhadap penyimpangan
pelaksanaan kebijakan publik.
Paragraf 4Pengawasan
Pasal 40 Pasal 40
Partisipasi masyarakat dalam pengawasan kebijakan
publik dapat berupa pemantauan pelaksanaankebijakan publik.
Cukup jelas.
-
7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi
24/31
RUU tentang Partisipasi Masyarakat 23
DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT
Paragraf 5
Evaluasi
Pasal 41 Pasal 41
Partisipasi masyarakat dalam evaluasi kebijakan publikdapat berupa masukan atau pendapat penyempurnaankebijakan publik.
Cukup jelas.
Bagian Keenam
Perilaku Badan Publik
Pasal 42 Pasal 42
Pelaksana dalam menerima partisipasi masyarakatwajib berperilaku sebagai berikut:
a. adil dan tidak diskriminatif; Huruf a
Yang dimaksud adil dan tidak
diskriminatif adalah memberikan
perlakuan yang sama dalam menerimapartisipasi masyarakat dan tidak
membedakan suku, ras, agama, danantar golongan.
b.
cermat; Huruf b
Yang dimaksud cermat adalah dalammenerima partisipasi masyarakat
dilaksanakan dengan penuh minat(perhatian), saksama, dan teliti.
c. santun dan ramah; Huruf c
Yang dimaksud santun dan ramah adalah
dalam menerima partisipasi masyarakat
dilakukan selaras dengan budayasetempat dan kearifan lokal yang berlakudi masyarakat.
d. tegas, andal, dan tidak memberikan putusan yangberlarut-larut;
Huruf d
Yang dimaksud tegas, andal, dan tidakmemberikan putusan yang berlarut-larut
adalah dalam menerima partisipas
masyarakat disampaikan secara jelas,dapat dipercaya, dan memberikan
jaminan terhadap kepastianpelaksanaannya.
-
7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi
25/31
RUU tentang Partisipasi Masyarakat 24
DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT
e. profesional; Huruf e
Yang dimaksud profesional adalah
penerimaan partisipasi masyarakat
dilakukan sesuai dengan keahlian yangyang berlandaskan kode etik danketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
f. tidak mempersulit; Huruf f
Yang dimaksud tidak mempersulit adalahdalam menampung dan menerima
partisipasi masyarakat dilakukan secara
sederhana atau tidak mermpergunakanprosedur birokrasi yang rumit.
g. patuh pada perintah atasan yang sah dan wajar; Huruf g
Cukup jelas.
h. menjunjung tinggi nilai-nilai akuntabilitas danintegritas institusi penyelenggara;
Huruf h
Cukup jelas.
i. tidak membocorkan informasi atau dokumen yangwajib dirahasiakan sesuai dengan peraturanperundang-undangan;
Huruf i
Cukup jelas.
j. terbuka dan mengambil langkah yang tepat untukmenghindari benturan kepentingan;
Huruf j
Cukup jelas.
k. tidak menyalahgunakan sarana dan prasaranaserta fasilitas pelayanan publik;
Huruf k
Cukup jelas.
l. tidak memberikan informasi yang salah atau
menyesatkan dalam menanggapi permintaaninformasi serta proaktif dalam memenuhikepentingan masyarakat;
Huruf l
Cukup jelas.
m.
tidak menyalahgunakan informasi, jabatan,dan/atau kewenangan yang dimiliki;
Huruf m
Cukup jelas.
n. sesuai dengan kepantasan; dan Huruf n
Yang dimaksud dengan kepantasan
adalah menampung dan menerima
partisipasi masyarakat dilaksanakansecara layak dan patut dengan budaya
setempat dan kearifan lokal yang berlaku
di masyarakat.
o.
tidak menyimpang dari prosedur dan tata cara
yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
Huruf o
Cukup jelas.
-
7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi
26/31
RUU tentang Partisipasi Masyarakat 25
DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT
BAB VIII
PENOLAKAN PARTISIPASI DAN
MEKANISME KEBERATAN
Bagian Kesatu
Penolakan Partisipasi
Pasal 43 Pasal 43
(1) Badan Publik dapat menolak partisipasi masyarakatdalam hal partisipasi dilaksanakan:
Cukup jelas.
a. mengganggu ketertiban umum;
b. melawan hukum; dan/atau
c. bertentangan dengan etika dan sopan santun
berdasarkan budaya masyarakat.
(2) Badan Publik wajib menyampaikan secara tertulis
alasan-alasan tidak diberikannya kesempatandan/atau penolakan partisipasi.
(3) Alasan-alasan sebagaimana dimaksud ayat (1),
wajib disampaikan selambat-lambatnya 10(sepuluh) hari setelah diterimanya penyampaianpikiran dan pendapat untuk berpartisipasi.
Bagian Kedua
Mekanisme Pengajuan Keberatan
Pasal 44 Pasal 44
(1) Setiap orang berhak mengajukan keberatan atas
tidak diberikannya kesempatan dan atau penolakanpartisipasi kepada Badan Publik.
Cukup jelas.
(2) Keberatan sebagaimana dimaksud ayat (1), wajib
diajukan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari setelahdisampaikannya secara resmi surat penolakansebagaimana dimaksud ayat (1).
(3) Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah diterimanyasurat keberatan, Badan Publik wajib
menyampaikan tanggapan atas keberatan tersebutkepada pihak yang mengajukan.
-
7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi
27/31
RUU tentang Partisipasi Masyarakat 26
DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT
(4) Dalam hal tenggat waktu 7 (tujuh) hari
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) Badan Publiktidak menyampaikan tanggapan, setiap orang yang
berhak mengajukan keberatan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dapat mengajukanpembatalan kebijakan publik melalui prosedur
hukum berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
BAB IX
PEMBERDAYAAN PARTISIPASI MASYARAKAT
Pasal 45 Pasal 45
(1) Badan Publik wajib menyelenggarakan
pembinaan untuk menumbuhkan,mengembangkan kesadaran, memberdayakan,
dan meningkatkan tanggung jawab masyarakatdalam partisipasi masyarakat.
Cukup jelas.
(2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan oleh Badan Publik, dengan cara :
a.
memberikan dan menyelenggarakan
penyuluhan, bimbingan, dorongan,pengayoman, pelayanan, bantuan teknik,bantuan hukum, pendidikan, dan/atau
pelatihan;
b. menyebarluaskan semua informasi publikkepada masyarakat secara terbuka;
c. mengumumkan dan menyebarluaskan
rencana pembangunan, peraturan perundang-undangan, anggaran, dan kebijakan publikkepada masyarakat;
d.
menghormati hak yang dimiliki masyarakat;
e. memberikan penggantian yang layak kepada
masyarakat atas kondisi yang dialaminyasebagai akibat pelaksanaan kegiatanpembangunan yang merugikan masyarakat;
f. melindungi hak masyarakat untukberpartisipasi; dan/atau
g.
memperhatikan dan menindaklanjuti saran,usul, atau keberatan dari masyarakat.
-
7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi
28/31
RUU tentang Partisipasi Masyarakat 27
DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT
BAB X
PENGAWASAN
Pasal 46 Pasal 46
(1)
Ombudsman melakukan Pengawasan terhadappelaksanaan partisipasi masyarakat.
(2)Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat(1) meliputi bimbingan, pembinaan, dorongan,
pengayoman, peningkatan mutu, dan pelayanandalam pelaksanaan partisipasi masyarakat.
Cukup jelas.
BAB XI
PERLINDUNGAN HUKUM
Pasal 47 Pasal 47
(1) Masyarakat mendapat perlindungan hukum ataskeamanan pribadi dan harta bendanya serta
bebas dari ancaman sehubungan denganpelaksanaan partisipasi masyarakat.
Cukup jelas.
(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilaksanakan oleh lembaga negara yangtugasnya di bidang penegakan hukum sesuai
peraturan perundang-undangan.
Pasal 48 Pasal 48
(1) Pejabat penegak hukum yang berwenang wajibmerahasiakan identitas masyarakat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 45 ayat (1).
Cukup jelas.
(2) Pejabat penegak hukum sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat memberikan pengamananfisik terhadap masyarakat dan keluarganya.
BAB XII
PENYELESAIAN SENGKETA
Pasal 49 Pasal 49
(1) Setiap orang yang ditolak partisipasinya dapatmengajukan keberatan secara tertulis paling
lambat 7 (tujuh) hari setelah diterimanyapenolakan.
Cukup jelas.
-
7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi
29/31
RUU tentang Partisipasi Masyarakat 28
DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT
(2) Badan Publik wajib untuk memberikan jawaban
atau pendapat atau sanggahan paling lambat 7(tujuh) hari setelah diterimanya surat keberatan.
Pasal 50 Pasal 50
(1) Apabila jawaban atau pendapat atau sanggahandari Badan Publik belum menghasilkankemufakatan bersama dapat dilanjutkan melaluimusyawarah para pihak, paling lama 7 (tujuh) hari
sejak diterimanya tanggapan atau keberatan.
Cukup jelas.
(2) Badan Publik wajib memfasilitasi pelaksanaan
musyawarah sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Dalam rangka percepatan penyelesaiansebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukanmediasi melalui pihak ketiga yang independen danmemiliki kapabilitas terhadap persoalan yangdimusyawarahkan.
Pasal 51 Pasal 51
Apabila penyelesaian secara musyawarah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 48 tidak mencapai mufakatmaka para pihak yang bersengketa dapat mengadukan
persoalan itu melalui pengadilan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Cukup jelas.
BAB XIII
KETENTUAN SANKSI
Pasal 52 Pasal 52
(1) Pegawai atau pejabat Badan Publik yang
melanggar hak setiap orang dalam berpartisipasisebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)
dikenai sanksi pembebasan dari jabatan dan/atau
pemberhentian tidak dengan hormat.
Cukup jelas.
(2) Pegawai atau pejabat Badan Publik yang tidakmelaksanakan tanggung jawab sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1), Pasal 10, Pasal11, dan/atau Pasal 12 dikenai sanksi pembebasan
dari jabatan dan/atau pemberhentian tidak denganhormat.
-
7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi
30/31
RUU tentang Partisipasi Masyarakat 29
DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT
(3) Pejabat Badan Publik yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1),Pasal 16, Pasal 18, Pasal 20, Pasal 22, Pasal 23,
Pasal 27 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 36, Pasal 45,Pasal 49 ayat (2), dikenai sanksi pembebasan dari
jabatan.
(4) Pegawai atau pejabat Badan Publik yang tidak
melaksanakan perilaku sebagaimana dimaksuddalam Pasal 42 dikenai sanksi pembebasan dari
jabatan dan/atau pemberhentian tidak denganhormat.
(5) Pegawai atau pejabat Badan Publik yang tidak
menyampaikan secara tertulis alasan-alasan tidakdiberikannya kesempatan dan/atau penolakanpartisipasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43
ayat (2) dikenai sanksi pembebasan dari jabatandan/atau pemberhentian tidak dengan hormat.
Pasal 53 Pasal 53
Setiap orang yang dalam menyalurkan partisipasinya
dilakukan dengan cara melawan hukum, dikenakansanksi sesuai peraturan perundang-undangan.
Cukup jelas.
BAB XIV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 54 Pasal 54
Pada saat Undang-Undang ini berlaku, ketentuan
partisipasi masyarakat dalam Undang-Undang atauaturan pelaksanaannya masih berlaku sepanjang tidakbertentangan dengan ketentuan Undang-Undang ini.
Cukup jelas.
Pasal 55 Pasal 55
Peraturan pelaksanan atas Undang-Undang ini
ditetapkan selambat-labatnya 1 (satu) tahun sejakUndang-Undang ini disahkan.
Cukup jelas.
-
7/24/2019 RUU PARMAS Hasil Finalisasi
31/31
DRAF RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PARTISIPASI MASYARAKAT
Pasal 56 Pasal 56
Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggaldiundangkan.
Cukup jelas.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Undang-Undang ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara RepublikIndonesia.
Disahkan di Jakarta
pada tanggal .....................
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
SUSILO BAMBANG YUDHOYONO
Diundangkan di JakartaPada tanggal .......................
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
NEGARA REPUBLIK INDONESIA,
AMIR SYAMSUDIN
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN ...
NOMOR ...