WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa...

60
Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018 WAWASAN Jurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta VOLUME 2 NO. 02 TAHUN 2018 ISSN : 2458-9232

Transcript of WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa...

Page 1: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

VOLUME 2 NO. 02 TAHUN 2018 ISSN : 2458-9232

Page 2: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

Assalamu’alaikum Wr. WB

Puji syukur kepada Allah Jurnal Wawasan dapatterbit untk volume 2 edisi 2 tahun 2018. Merupakankebanggaan bagi kami dapat menerbitkannya karenakami dapat mengatasi berbagai kendala yangmenyebabkan penerbitan terlambat. Semogakendala-kendala tersebut dapat diatasi di edisiberikutnya sehingga dapat menjaga konsistensi danketepatan waktu penerbitan.

Jurnal wawasan masih terbit 1 kali dalamsetahun karena keterbatasan sumber daya dananggaran. Kami sedang berupaya untukmenerbitkannya lebih banyak sehingga dapatmerekam lebih banyak penelitian yang telahdilakukan oleh para widyaiswara dan peserta Diklat.Selain itu kami sedang berusaha untukmenerbitkannya secara online.

Pada edisi kedua Jurnal wawasan menyajikanartikel-artikel hasil penelitian yang dilakukan padakurun waktu 2017 sampai 2018. Pada edisi 2 inidimuat 10 artikel. Para penulis adalah widyaiswaradan peserta Diklat. Artikel yang ditulis widyaiswaraBDK Jakarta dan BDK Bandung berjumlah 6 artikel.Artikel tersebut terdiri dari 5 penelitian mengenaidiklat tenaga teknis pendidikan dan 1 penelitian diklattenaga administrasi. Empat artikel lainnya ditulis olehpenulis luar BDK Jakarta yang terdiri dari 1 pengawasdan 3 guru alumnus Diklat. Pengawas menuliskanhasil penelitian mengenai implementasi kebijakanmengenai guru PNS di DKI Jakarta sedangkan tigaartikel yang ditulis guru merupakan laporan hasilPenelitian Tindakan Kelas (PTK).

Pada artikep pertama Dr. Juanda memaparkanhasil pengukuran indeks kepuasan diklat untuk diklatyang diselenggarakan tahun 2017 menggunakaninstrumen importance Performace analisys. Artikelserupa ditulis Rahmat Aulia yang melakukan evaluasiterhadap efektifitas dan efisiensi Diklatsar. Hasilpenelitian ini menjadi informasi bagi BDK jakarta dandapat digunakan sebagai pertimbangan untukmembuat kebikjakan kedikaltan tahun berikutnya.

Pada artikel berikutnya Robiah Ummi Kulsummelakukan telaah terhadap Diklat Jarak Jauh Online.Artikel ini mengangkat tema mengenai penggunaanmedia sosial dalam meningktakan efektifitas danefisiensi pembelajaran DJJ Online ModelPembelajaran.

Artikel menarik lainnya mengenai strategiparenting yang ditulis oleh Nazia Fuadia. Artikel inimerupakan paparan dari hasil penelitianpengembamgan yang produknya berupa bukupanduan parenting yang telah diuji coba.

Artikle lainnya berupa laporan hasil PenelitianTindakan Kelas. Rini Sylvana menerapkan metodeLead in Stage untuk meningkatkan kemampuanberpikir kritis. Intan Irawati menerapkan modelinquiri dengan multi media untuk meningkatkanaktifitas dan hasil belajar fisika. Sedangkan Erna SariAgusta melakukan tindakan menerapkan modelproblem solving untuk meningkatkan motivasi danhasil belajar matematik.

Kami menganggap artikel-artikel tersebutpenting untuk dimuat sebagai sebagai dari nowledgemanagement system di BDK Jakarta. Dengan memuatartikel-artikel tersebut BDK Jakarta telahmendokumentasi informasi ilmiah penting yangdapat dijadikan referensi baik untuk penelitianberikutnya maupun untuk menyusun kebijakan padabidang terkait.

Kami menghaturkan terima kasih kepadaKepala BDK Jakarta yang telah memberi dukunganpenuh terhadap penerbitan jurnal WAWASAN edisiini sebagai salah satu alat komunikasi dan interaksiilmiah kedikaltan. Harapan selanjutnya jurnal inidapat meningkatkan mutu, jumlah artikel, jumlahoplah dan jumlah penerbitan.

Kami haturkan terima ksih juga kepada seluruhpenulis, pengelola dan seluruh stakeholder BDKJakarta yang telah mendukung penerbitan jurnal ini.Kami mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan.

Tiada gading yang tak retak. Semoga Allahselalu memberikan petunjuk untuk terusmemperbaiki penerbitan jurnal ini.

Selamat membaca. Semoga bermanfaat.WassalamRedaksi

Page 3: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

Pengelola WawasanJurnal BDK Jakarta

SK KEPALA BALAI DIKLAT KEAGAMAAN JAKARTA

NOMOR: 15/2016

PENANGGUNG JAWABKepala Balai Diklat Keagamaan

Jakarta

PEMIMPIN REDAKSIDrs. Asip, M.Ed

DEWAN REDAKSIDrs. Imanudin

Drs. AbdurrahmanDrs. Mulyadi

PENYUNTING/EDITORDR. Juanda, M.Ed.

DR. Marina Setiawati, M.Si.

DESAIN GRAFISIslah Yusma

SEKRETARIATArifati N, S.Sos

Bujang Ali Supandi

ALAMAT REDAKSIBALAI DIKLAT KEAGAMAAN

JAKARTAJl. Raya Rawa Kuning,

Pulogebang,Cakung Jakarta Timur 13950

Tel. (021) 4803577-78

FASILITASI PEMBELAJARAN MELALUI PEMANFAATAN MEDIAWHATSAPP PADA DIKLAT JARAK JAUH MODEL PEMBELAJARAN

PENGGUNAAN MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASIBELAJAR FISIKA SISWA KELAS X MIPA-2 MAN 15 JAKARTA

PENERAPAN MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA PELATIHANDASAR CPNS

KESULITAN GURU MADRASAH DALAM MENGIMPLEMENTASIKANKURIKULUM 2013

PENERAPAN IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS UNTUKMENGUKUR INDEKS KEPUASAN HASIL DIKLAT

PENGEMBANGAN STRATEGI PARENTING UNTUK MENINGKATKANREGULASI DIRI DALAM BELAJAR ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKINGSTICK DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADAMATA PELAJARAN SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM PADA MATERISEJARAH BERDIRINYA DINASTI UMAYYAH KELAS VII B

CAPITALIZING ON LEAD IN STAGE TO NURTURE CRITICALTHINKING: AN ATTEMPT TO COMBAT NEWS FOR SCREENAG-

EVALUASI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENATAAN DAN PEMERATAANGURU AGAMA PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) SMA NEGERI DI DKIJAKARTA

EFEKTIVITAS LEARNING MANAGEMENT PADA DIKLAT TEKNISSUBSTANTIF PKG DAN PKB BAGI GURU MADRASAH DILINGKUNGAN

Robiah Umi

Atna Suhatman

Juanda Kasim

Nazia Nuril Fuadi

Erna Sari Agusta

Rahmat Aulia

Intan Irawati

Eni Indarti

Rini Silvana

IMohamad Fauzan

( Hal. 1-5 )

( Hal. 6-11 )

( Hal. 12-16 )

( Hal. 17-21 )

( Hal. 22-26 )

( Hal. 27-32 )

( Hal. 33-37 )

( Hal. 38-43 )

( Hal. 44-49 )

( Hal. 50-53 )

CONTEN ( Hal. 54-55 )

Page 4: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

Bismillahirrohmatullahi wabarokatuhAssalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh.

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah S.W.T. bahwa BDK Jakarta dapatmenerbitkan jurnal kediklatan Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018. Mempertahankanadalah upaya yang lebih sukar dari pada mengawali. Hal itu dialami oleh kami dalampenerbitan jurnal ini. Namun demikian Alhamdulilah kami dapat mengatasinyasehingga kami dapat terbit pada edisi ini.

Kami menegaskan lagi bahwa jurnal ini merupakan komponen penting bagi BDKJakarta. Ada beberapa tujuan penerbitan jurnal ini. Pertama sebagai sebuah lembagapembelajar (learning organization) BDK Jakarta membutuhkan sebuah mediaknowledge management system yang berfungsi untuk merekam, menyimpan danmempublikasikan gagasan dan hasil penelitian mengenai kediklatan. Artikel-artikelhasil kajian dan hasil penelitian yang dimuat akan menjadi bahan kajian dalammenyusun kebijakan peningkatan mutu kediklatan berkelanjutan. Kedua, jurnalmerupakan media publikasi untuk karya tulis ilmiah mengenai kediklatan dan materiyang terkait dengan substansi kediklatan khususnya yang ditulis oleh widyaiswara.Artikel yang dipublikasikan melalui jurnal ini akan digunakan sebagai bukti fisik unsurkarya tulis ilmiah yang akan dinilai untuk angka kredit. Ketiga, jurnal ini diharapakandapat dijadikan referensi bagi lembaga atau individu di luar BDK Jakarta untukmembuat kebijakan terkait dengan peningkatan SDM dan bagi yang melakukan kajianmengenai kediklatan.

Karena keterbatasan Anggaran Jurnal wawasan baru dapat terbit satu kalisetahun dengan hanya 60 halaman. Dengan jumlah terbitan dan halaman tersebutbaru dapat mempublikasikan sekitar 10 . Jumlah halaman tersebut belum dapatmemuat seluruh jumlah artikel yang dikirim ke redaksi. Selain itu dengan anggaranyang tersedia baru dapat mencetak sebanyak 100 eksemplar sehingga publikasinyabaru sampai tingkat kabupaten. Kedepan jurnal ini diharapkan dapat meningkatkanjumlah halaman sehingga dapat memuat lebih banyak artikel. Selain itu diharapkandapat meningkatkan jumlah oplah sehingga lebih banyak lagi stakeholder yangmembacanya.

Lebih jauh lagi jurnal ini diharapkan segera mendapatkan sertifikat akreditasi.Akreditasi dianggap penting untuk standarisasi dan sustainabilitas mutu. Selain ituakreditas jurnal ini penting karena salah satu syarat bagi widyaiswara untuk dapatnaik pangkat ke jenjang widyaiswara utama harus menerbitkan karya tulis ilmiah dijurnal ilmiah yang terakreditasi. Oleh karena itu dewan redaksi diharapkan segeramemenuhi syarat-syarat akreditasi baik dari segi mutu maupun dari segi oplahnya.

Kami menyadari bahwa tampilan jurnal ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenaitu kami mengharapkan kritik dan masukan kosntruktif untuk perbaikan. Akhrnya kamiucapkan terima kasih kepada redaksi yang telah bekerja keras untuk penerbtan ini.Selanjutnya kami ucapkan terima kasih juga kepada para para pejebat Eselon IV dilingkungan BDK Jakarta, para penulis dan seluruh pihak yang telah membantuterbitnya jurnal ini.

Wassalamualikum warahmatullahi wabarokatuhKepala BDK Jakarta

Page 5: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

PENERAPAN IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS UNTUKMENGUKUR INDEKS KEPUASAN HASIL DIKLAT

BALAI DIKLAT KEAGAMAAN JAKARTA TAHUN 2017

Juanda Kasim

Widyaiswara Ahli Madya

BDK Jakarta

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur Indeks Kepuasan Hasil Diklat danmemberikan masukan kepada manajemen Balai Diklat Keagamaan Jakarta tentangpersepsi stakeholder terhadap dampak Diklat berdasarkan performa bawahannyasetelah mengikuti diklat. Dampak diklat yang menjadi fokus penelitian dibagi kedalamtiga indikator utama yaitu peningkatan pengetahuan dan keterampilan, perubahansikap kerja, serta performa kinerja alumni setelah mengikuti Diklat. Hasil pengukurandiharapkan dapat digunakan sebagai bahan evaluasi penyelenggaraan kediklatan.Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan angket berskala likert terhadap 135responden dari 27 kabupaten/kota dari 3 propinsi; DKI Jakarta, Kalimatan Baratdan Banten. Setelah data temuan diolah dan dianalisis kemudian dibandingkandengan indek kepuasan IPA (Importance Performance Analysis) dapat disimpulkanbahwa angka indek kepuasan terhadap hasil diklat di BDK Jakarta tahun 2017adalah sebagai berikut: Aspek Peningkatan Pengetahuan dan keterampilan padalevel 65,84 % dalam kategori cukup puas dengan indeks kepuasan 3,29. Untuk Aspeksikap kerja pada level 59,91 % dalam kategori cukup puas dengan indek kepuasan3,00 sedangkan Aspek performa kinerja alumni pada level 62,14 % dalam kategoricukup puas dengan indek kepuasan 3,12. Hasil tersebut diperkuat dari 30 itempertanyaan yang diturunkan dari tiga indikator utama, 16 item atau 53.33% masukkategori baik dan 13 item atau 43.33 % masuk kategori cukup baik dan 1 item atau3.33 % termasuk kategori kurang baik. Dengan demikian secara keseluruhan indekkepuasan terhadap hasil diklat Balai Dikat Keagamaan Jakarta tahun 2017 adalah62,54 % dalam kategori cukup puas dengan indek kepuasan 3,14, hanya dalamkomponen membangun kerja sama di unit kerja alumni dalam kategori kurang puasyaitu pada level 50,72%.

Kata Kunci : Hasil Diklat, Indeks kepuasan, IPA (Importance Performance Analysis)

Abstrak

Juanda Kasim

PENDAHULUANBalai Diklat Keagamaan Jakarta adalah salah satu

Unit Pelaksana Teknis Kediklatan pada KementerianAgama yang memiliki tugas untuk menyelenggarakanpendidikan dan pelatihan bagi pegawai KementerianAgama di wilayah Provinsi DKI Jakarta, Banten, danKalimantan Barat. BDK Jakarta telah melaksanakanlayanan kediklatan sesuai dengan prosedur danstandar mutu kediklatan. Untuk mengetahui mutulayanan tersebut perlu dilakukan evaluasi evaluasi

secara integral untuk mendapatkan masukan daripengguna (user) atas pelayanan yang dilakukan sertamelakukan perbaikan pelayanan berdasarkanmasukan tersebut.

Pada tahun 2017 BDK Jakarta selain melakukanEPD juga melakukan pengukuran tingkat kepuasanpara pengguna hasil diklat. Pengukuran dimaksudselain untuk mengetahui tingkat kepuasan terhadappenyelenggaraan diklat di Balai Diklat Jakarta, jugaditujukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja

1

Page 6: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

yang berpengaruh terhadap tingkat kepuasan parapengguna hasil diklat. Hasil pengukuran indekskepuasan ini nantinya diharapkan dapat digunakansebagai umpan balik bagi perbaikan dan peningkatankualitas layanan diklat di masa depan.

Salah satu indikator yang dapat dijadikan ukuranuntuk mengetahui keberhasilan penyelenggaraansebuah program diklat adalah besarnya pengaruh dandampak diklat terhadap perubahan perilaku kerjaalumni. Perilaku dan hasil kinerja alumni setelahmengikuti diklat menjadi tolok ukur keberhasilandiklat. Jadi keberhasilan diklat tidak lagi berdasarkanseberapa besar output tetapi sudah harus diukur padatahap outcome yaitu implementasi hasil diklat olehalumni di unit kerjanya. Perubahan perilaku kerja padaakhirnya diharapkan berdampak positif pada kepuasanorganisasi terhadap kinerja alumni diklat. Bentukkepuasan tersebut dikuantifikasi dalam bentuk angkaindeks kepuasan. Dari angka indeks kepuasan tersebutakan diketahui seberapa besar pengaruh diklatterhadap organisasi sebagai pengguna hasil diklat.

Namun demikian untuk mendapatkan data yangvalid dan berdaya guna dibutukan metode yang tepatuntuk mendapatkan data yang dimaksud. Salah satumetode yang dapat dijadikan andalan untukmendapatkan angka indeks kepuasan peserta diklatadalah Importance Peformance Analysis (IPA).Dengan model ini akan dapat dilihat secara jelas dangamblang berapa tinggi kepuasan yang dirasakanpeserta terhadap diklat yang diikuti, maupun unsurpengguna yang merasakan secara langsung terhadapdampak diklat yang diberikan tersebut. Untukmendapatkan data yang diperlukan dilakukan surveyterhadap 135 responden dari 27 kabupaten kota diKalbar, Banten dan DKI Jakarta. Instrumen yangdiberikan kepada pimpinan unit kerja sebagaipengguna (user) hasil diklat berupa angket untukmelihat bagaimana tanggapannya terhadap performaanak buahnya setelah mengikuti diklat di BDK Jakartapada tahun 2017. Dimana pimpinan unit kerjadiberikan angket tentang bagaimana harapannyaterhadap diklat yang diselenggaraakan BDK Jakartadan Bagaimana persepsinya setelah melihat performadari alumni diklat yang telah bekerja kembali di unitkerjanya. Dari penyebaran angket tersebut akandiperoleh data tentang harapan pengguna (atasanlangsung alumni diklat) terhadap program diklat

didalam rangka meningkatkan pengetahuan danketerampilan peserta, meningkatkan perubahan sikapkerja, dan juga peningkatan kinerja alumni. Kemudianharapan tersebut akan dibandingkan denganpersepsinya setelah melihat performa alumni diklatterkait dengan apakah ada perubahan dalam hal:pengetahuan dan keterampilan, sikap kerja, dankinerja alumni setelah mengikuti diklat pada saatalumni telah kembali dan menerapkan ilmu hasildiklat di tempat kerjanya. Dari data inilah yang diolahdan dianalisis menjadi angka indeks kepuasan hasildiklat BDK Jakarta pada tahun 2017.

METODE IPAMetode yang digunakan dalam penelitian indeks

kepuasan pengguna hasil diklat ini adalah metodeanalisis Importance Performance Analysis (IPA).Metode IPA ini pertama kali diperkenalkan oleh Mar-tilla dan  James (1977) dengan tujuan untuk mengu-kur hubungan antara persepsi konsumen dan prioritaspeningkatan kualitas produk/jasa (Linda dan To,2010). Metode IPA disebut juga dengan quadrantanalysis. Karena menampilkan harapan dan persepsikonsumen dalam bentuk 4 quadrant atau sektor. IPAtelah banyak dipergunakan pada berbagai bidangkajian karena kemudahannya dalam menerapkan danmenampilkan hasil analisanya, sehingga  memudah-kan peneliti dalam memberikan rekomendasi perbai-kan kinerja (Aburoub cs, 2011).

Dalam penelitian ini IPA digunakan untukmenampilkan harapan pimpinan unit kerja alumniterhadap diklat yang diselenggrakan BDK Jakartatahun 2017 pada sumbu koordinat Y dan persepsinyaterhadap hasil diklat yang ditunjukan oleh performaalumni ditampilkan pada sumbu kooordinat X.Dimana dua unsur tersebut dipresentasikan sebagaiangka indeks kepuasan yang membentuk 4 kuadarant

2

Page 7: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

(sektor). Kondisi kuadrant tersebut dapat dilihat padaskema berikut:

Kuadrant I menggambarkan kondisi yangmenunjukan performansi yang tinggi, dimana sebuahLembaga Diklat dianggap sudah memberikanpelayanan sesuai dengan harapan pengguna sertadampak diklat pun memberikan kontribusi sesuaidengan harapan ideal pengguna. Kuadran IImenunjukan bahwa lembaga diklat memiliki kinerjayang rendah, perlu adanya pengembangan yangmenjadi prioritas utama. Kuadrant III menunjukanlembaga diklat memiliki prioritas kerja yang rendahdan kegiatan tidak memberikan dampak yangsignifikan kepada lembaga. Kuadran IV, pada posisiini pekerja disuatu lembaga sudah merasa puasdengan kondisi yang ada, walaupun sebenarnya tanpatujuan yang jelas, untuk kondisi ini pimpinanlembaga diklat harus menempati SDM yang lebihfokus dan mengacu pada pencapaian kondisi sepertidi kuadrant I.

Hasil analisis IPA dengan mudah dan cepat dapatmenampilkan informasi-informasi yang berkaitandengan faktor atau atribut-atribut yang menjadi sum-ber kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan. Dengandemikian pengambil kebijakan dapat segera mengi-dentifikasi faktor-faktor mana yang harus mutlaksegera dibenahi, ataupun faktor-faktor yang dapatdiprioritaskan kemudian. IPA menggabungkan pen-gukuran faktor tingkat kepentingan atau tingkat hara-pan dengan tingkat kepuasan dalam grafik duadimensi yang memudahkan penjelasan atas hasilanalisi data dan mendapatkan rekomendasi praktisatas kondisi yang ditemukan (Ahmed, 2003).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian eval-uasi kepuasan ini adalah angket yang berskala likert.Angket tersebut terdiri dari angket harapan pimpi-nan terhadap diklat yang diselenggarakan BDK Jakar-ta dan angket persepsi pimpinan terhadap hasildiklat yang diikuti oleh bawahannya. Angket terse-but diturunkan dari 3 indikator utama yaitu aspekpengetahuan dan keterampilan, aspek sikap kerjadan aspek performa kinerja setelah mengikutidiklat. Tiga indikator utama tersebut diurai menjadi30 item pertanyaan untuk melihat faktor yangberpengaruh terhadap kepuasan hasil diklat.Dimana 30 item pertanyaan tersebut dibagi kepada2 angket yaitu angket harapan dan angket persepsi.

Angket harapan berisi 30 item pertanyaan untukmenggali harapan dan keinginan responden dalamhal ini pimpinan unit kerja, bagaimana seharusnyadiklat tersebut berlangsung dan berdampakterhadap unit kerjanya. Sedangkan angket ke 2 yangdiberi nama persepsi terhadap hasil diklat adalahangket yang berisi 30 item pertanyaan untukmendapatkan data persepsi dan pendapat ataupunopini pimpinan unit kerja sebagai respondenterhadap hasil diklat yang diselenggrakan BDKJakarta pada tahun 2017 setelah melihat peformaalumninya. Angket yang digunakan berskala likert,untuk menyesuaikan dengan kriteria yang digunakanpada IPA yang berskala 5. Kemudian instrumentersebut disebar ke 27 Kabupaten-kota danmelibatkan 135 responden yang terdiri dari kepalaKUA, kepala madrasah dan jajaran pimpinan dikemenag yang bawahannya telah mengkuti diklatpada periode tahun 2017. Untuk mengumpulkandata dibutuhkan waktu selama 3 bulan yaituoktober, november dan berakhir pada bulandesember 2017.

Data yang didapat diolah dan dianalisis denganmenggunakan rumus IPA (Importance PerformanceAnalysis), yaitu membandingkan antara capaian danharapan yang kemudian dibandingkan dengan krite-ria IPA untuk melihat tingkat kepuasan dari hasildiklat yang dievaluasi. Kriteria kepuasan yangdigunakan adalah sebagai berikut:0,81 - 1,00 = Sangat Puas0,66 - 0,80 = Puas0,51 - 0,65 = Cukup Puas0,35 - 0,50 = Kurang Puas0,00 - 0,34 = Sangat tidak puas(Matrilla & James, 1977)

Untuk melihat kecenderungan responden, maka30 item pertanyaan diolah dan dianalisis, sehinggakualitas capaian berdasarkan item komponen yangada, akan diketahui secara jelas sesuai dengan 3indikator utama yang telah ditentukan sebelumnya.Dari hasil tersebut terlihat komponen mana yangsudah baik dan yang belum baik. Kualitas capaianditampilkan berdasarkan kriteria sebagai berikut:0,81 - 1,00 = Sangat Baik0,66 - 0,80 = Baik0,51 - 0,65 = Cukup Baik

3

Page 8: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

0,35 - 0,50 = Kurang Baik0,00 - 0,34 = Sangat tidak Baik

(Matrilla & James, 1977)

HASIL PENGUKURAN DAN PEMBAHASANPenyebaran angket kepada 135 responden dari

27 kabupaten kota menghasilkan data pengukuranindeks kepuasan yang cukup signifikan. Hasil pen-gukuran dan analisis data tersebut setelahdibandingkan dengan kriteria IPA diperoleh hal-halsebagai berikut:1 Aspek pengetahuan dan keterampilan dari 10

item pertanyaan ada 7 komponen yang mencapaikriteria puas dan 3 komponen yang mencapaikriteria cukup puas.

2 Aspek sikap kerja ada 4 komponen yang menca-pai kriteria puas dan 5 cukup puas, namun ada 1komponen yang mencapai kurang puas , yaitukomponen membangun kerja sama di unit kerja.

3 Capaian aspek kinerja berimbang antara cukuppuas dan puas yaitu masing-masing lima kom-ponen. Secara keseluruhan kriteria kepuasanterhadap Diklat yang diselenggarakan BDK Jakar-ta tahun 2017 adalah cukup puas pada level62,81% dengan angka indeks 3,14. Untuk lebihjelasnya rata-rata setiap aspek dapat dilihat ta-belk berikut.

Ta

bel 1. Indeks KepuasanKeteranganA : Aspek pengetahuan Xi : Tingkat KinerjaB : Aspek Sikap Yi : Tingkat HarapanC : Aspek Kinerja Tki: Tingkat KepuasanIK: Indeks kepuasan KK: Kriteria Kepasan

Untuk melihat faktor yang berpengaruh terhadap hasildiklat dan berdasarkan indeks kepuasan yang munculdapat dilihat dari kualitas capaian setiap komponen yangada. Berdasarkan olahan dan analisis data kualitas capa-ian setiap item pernyataan yang terdiri dari 30 atributkomponen hasil diklat, 16 item dalam kategori baik dan13 item dalam kualitas capaian cukup baik hanya 1 itemyang dalam kategori kurang baik, yaitu pada komponenmembangun kerja sama. Rata-rata kualitas capaianterhadap diklat BDK Jakarta tahun 2017 dapat dilihatdalam tabel 2.

Tabel 2 Kualitas Capaian

KESIMPILAN DAN SARAN1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkanbahwa evaluasi indeks kepuasan te:a. Aspek Pengetahuan dan keterampilan pada level

65, 84 % dalam kategori cukup puas dengan angkaindeks kepuasan 3,29.

b. Aspek sikap kerja pada level 59,91 % dalam kate-gori cukup puas dengan angka indek kepuasan3,00.

c. Aspek kinerja pada level 62,14 % dalam kategoricukup puas dengan angka indek kepuasan 3,12.

d. Rerata Secara keseluruhan indek kepuasan hasildiklat adalah 62, 54% dalam kategori cukup puasdengan angka indek kepuasan 3,14, hanya dalamkomponen membangun kerja sama di unit kerjaalumni dalam kategori kurang puas yaitu padalevel 50,72% dengan angka indeks 2,54.

e. Secara keseluruhan dari 30 item komponen, 16item atau 53.33% komponen masuk kategori baik

ASPEK (Xi) Yi Tki IK KK

A 1997.76

3034.29 65.84 3.29 Cukup

Puas

B 1812.14 3025 59.91 3 Cukup

Puas

C 37286.86 600 62.14 3.11 Cukup

PuasTptalCapaian

4182.86

6659.29 62.81 4.14 Cukup

Puas

4

ATRIBUT ASPEK SKOR(%) IK KC

A Pengetahuan 66 3.3 CukupBaik

B Sikap 60 2.99 CukupBaik

C Kinerja 62 3.12 CukupBaik

TOTAL 56.72 2.84 CukupBaik

Page 9: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

dan 13 item atau 43.33 % komponen masuk kate-gori cukup baik dan hanya 1 item atau 3,33%komponen termasuk kategori kurang baik.

Berdasarkan data di atas Importance PerformanceIndeks sudah termasuk dalam kuadrant I, yaitu dapatmemberikan kepuasan kepada pengguna serta sudahpada kondisi yang tepat dan hanya perlupengembangan serta penguatan program terutamapada item yang masih kurang baik.2. Saran

Berdasarkan hasil yang dicapai dan denganmempertimbangkan proses yang dilakukan dalamevaluasi indeks kepuasan, maka ada beberapa halyang perlu direkomendasikan:a. Perlunya evaluasi indeks kepuasan dilakukan

secara berkala dengan tempo berkisar 3 bulansetelah diklat dilakukan, berarti evaluasi ini akanlebih baik dilakukan 4 kali dalan satu tahun.

b. Pelaku evaluasi kepuasan harus memahami es-ensi dan setiap komponen yang dievaluasi, seh-ingga dapat memberikan pemahaman yang lebihbaik kepada responden.

c. Hasil evaluasi dari lapangan sebaiknya langsungdiolah untuk memberikan kesempatan yang lebihbanyak dalam mencermati dan merieview hasilyang didapat, agar dapat secepatnya diresponoleh stakeholder.

d. Untuk tingkat kepuasan dari komponen hasildiklat pada item yang sudah masuk kategori baikterus dipertahankan kualitasnya, dan item yangmasuk kategori cukup baik sebaiknya ditingkat-kan kualitasnya, dan yang masih dalam kategorikurang puas (komponen membangun kerja sa-ma), agar menjadi perhatian penyelenggaradiklat, yaitu memberikan penguatan agar pesrtadiklat setelah kembali ke unit kerjanya untukmembangun kerja sama yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKAAburoub, A. S., Hersh, A. M., & Aladwan, K.

(2011). Relationship between internal marketingand service quality with customers’ satisfaction.International Journal of Marketing Studies,3(2), 107-118.

Ahmed, P. K., & Rafig, M. (2003). Internalmarketing issues and challenges. EuropeanJournal of Marketing,37(9), 1177-1186.http://dx.doi.org/10.1108/03090560310498813

Linda, S. L., & To, W. M. (2010). Importance-performance analysis for public managementdecision making: An empirical study of China’sspecial administrative region. ManagementDecision, 48(2), 277-295.http://dx.doi.org/10.1108/00251741011022626.

Martilla, J. A., & James, J. C. (1977). Importance-performance analysis. Journal of Marketing, 41,77-78. http://dx.doi.org/10.2307/1250495.

Miranda, F. J., Chamorro, A., Murillo, L. R., &Vega, J. (2010). An importance-performanceanalysis of primary health care services:Managers vs. perceptions. Journal of ServiceScience and Management, 3(2),227.http://dx.doi.org/10.4236/jssm.2010.32028

5

Page 10: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

Rahmat AuliaWidyaiswara Ahli Muda

BDK Jakarta

[email protected]

PENERAPAN MODEL EVALUASI KIRKPATRICK PADA PELATIHAN DASAR CPNSCALON HAKIM MA PADA MATA PELATIHAN ANEKA

DI BALAI DIKLAT KEAGAMAAN JAKARTA

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang implementasi EvaluasiModel Kirkpatrick pada Pelatihan Dasar CPNS Calon Hakim MA pada Mata PelatihanAkuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi (ANEKA).Metode penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini mengambilseluruh populasi peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Calon Hakim MA, yangdilaksanakan di Balai Diklat Keagamaan Jakarta yang berjumlah 119 orang. Evaluasilevel 1 (reaksi) dalam penelitian ini dijaring menggunakan angket dan evaluasi level2 (pembelajaran) pembelajaran peserta diperoleh dengan menggunakan hasil evaluasiakademik yang dilakukan diakhir proses pembelajaran. Hasil penelitianmenggambarkan reaksi kepuasan peserta pelatihan terhadap program pelatihanmemuaskan. Demikian pula halnya hasil evaluasi level 2 model Kirkpatrick padaPembelajaran Mata Pelatihan ANEKA cukup memuaskan.

Kata kunci: Evaluasi program, model kirkpatrik, pelatihan dasar

Rahmat Aulia

6

PENDAHULUANKompetensi aparatur merupakan determinan

yang penting, karena aparatur memiliki tugas ganda.Di satu sisi aparatur dituntut harus mampumemberikan layanan kepada masyarakat secara adildan profesional, di sisi lain aparatur juga harusmenunjukkan loyalitas, dedikasi dan etos kerja sertaintegritas yang tinggi. Tugas ganda tersebut akandapat terealisasi manakala didukung dengankompetensi aparatur yang profesional.

Dalam Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014tentang Aparatur Sipil Negara pada pasal 65 ayat 1disebutkan bahwa salah satu syarat PNS adalah haruslulus pendidikan dan pelatihan. Bukti dari kelulusantersebut adalah Sertifikat Tanda Tamat Pendidikandan Pelatihan (STTPP), yang diperoleh apabilapeserta telah menyelesaikan dua kurikulum yaknipenguatan kompetensi teknis bidang dan penguatankompetensi teknis bidang tugas. Hal tersebutdipertegas dengan turunnya Peraturan PemeruntahNomor 11 tahun 2017 tentang Manajemen ASN.

Selaku pembina diklat aparatur yaitu LembagaAdministrasi Negara (LAN) melakukan satu bentukreformasi kediklatan dalam rangka melaksanakanamanat di atas, adalah dengan melakukan perubahanpola penyelenggaraan diklat aparatur yang sekarangdisebut Latihan Dasar CPNS (LATSAR), disertaidengan perubahan kurikulum dan pola pembelajaranyang in class dan off campus serta penekanan padapembentukan karakter.

Sebagai sebuah program, kebermaknaannyaakan efektif jika kegiatan tersebut diakhiri denganevaluasi. Dalam manajemen terdapat beberapa fungsipokok, dan fungsi evaluasi merupakan salah satudiantaranya, di samping fungsi perencanaan,pengorganisasian dan pelaksanaan. Kegiatan evaluasitersebut telah menjadi bagian yang tak terpisahkandari suatu upaya apapun yang terprogram dansistematis, tak terkecuali program pendidikan danpelatihan.

National Study Committee on Evaluation dalamStark dan Thomas (1994) menyatakan bahwa evaluasimerupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan,

Page 11: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

pengumpulan, analisis dan penyajian informasi yangdapat digunakan sebagai dasar pengambilankeputusan serta penyusunan program selanjutnya.

Untuk mengevaluasi sebuah programhendaknya memahami bentuk dan makna darirangkaian kegiaan sebuah evaluasi program. Bentukevaluasi program sangat bermacam-macam danberagam sehingga mempengaruhi jenis dan modelevaluasi. Berbagai model evaluasi telah banyakdikembangkan dan banyak dipakai sebagai strategiatau pedoman kerja dalam pelaksanaan evaluasiprogram pendidikan dan pelatihan.

Dalam penelitian ini model evaluasi yangdigunakan adalah evaluasi model Kirkpatrick(Kirkpatrick Four Levels Evaluation Models).Menurut Kirkpatrick (1998) evaluasi terhadapefektivitas program pendidikan dan pelatihanmencakup empat level evaluasi yaitu: level 1 reaction,evaluasi ini dilakukan terhadap reaksi pesertapelatihan/program yang bertujuan untuk mengukurkepuasan peserta (customer satisfaction). Programpelatihan dianggap efektif apabila proses pelatihandirasa menyenangkan dan memuaskan bagi pesertapelatihan sehingga mereka tertarik, termotivasi untukbelajar dan berlatih.

Menurut Kirkpatrick (2006) Mengevaluasireaksi adalah sama halnya dengan mengukur tingkatkepuasan konsumen. Menurut McLean, S & Moss G.(2003) evaluasi di level satu biasa disebut dengan“happy face evaluation”, pada level ini diukur reaksidan kepuasan peserta terhadap program pelatihan.Mengukur tingkat kepuasan peserta dalam kegiatanpelatihan merupakan hal yang penting, karenamenyangkut motivasi mereka dalam belajar.

Evaluasi dilevel 1 ini tidak mengukur apayang peserta telah pelajari, namun mengukur minat,motivasi dan tingkat perhatian peserta pelatihan.Kirkpatrick (2006) menambahkan pentingnyamengukur reaksi berdasarkan beberapa alasan, yaitu:untuk memberikan masukan yang berharga kepadapenyelenggara pelatihan dalam meningkatkanprogram pelatihan dimasa datang; memberikan sarandan masukan kepada pengajar mengenai tingkatefektifitas mereka dalam mengajar; dapat memberikaninformasi kuantitatif kepada para pembuat keputusanterkait dengan pelaksanaan program pelatihan; sertaagar dapat memberikan informasi kuantitatif kepada

pengajar yang dapat digunakan sebagai dasar untukmembuat standar pengajaran di masa yang akan datang

Level 2 learning, evaluasi level ini difokuskanpada perubahan sikap yang terjadi pada saat kegiatanpelatihan dilakukan sehingga lebih bersifat internal.Peserta pelatihan dikatakan telah belajar apabila padadirinya telah mengalami perubahan sikap, perbaikanpengetahuan maupun peningkatan keterampilan.Kirkpatrick (1998) mengemukakan “learning can bedefined as the extend to which participans changeattitudes, improving knowledge, and/or increase skillas a result of attending the program”.

Evaluasi level 3 behavior (evaluasi tingkahlaku), evaluasi level ini difokuskan pada perubahantingkah laku setelah mengikuti pelatihan akandiimplementasikan setelah peserta mengikutipendidikan dan pelatihan, sehingga penilaian tingkahlaku ini lebih bersifat eksternal.

Level evaluasi yang terakhir menurutKirkpatrick adalah level 4, yaitu result (hasil akhir)yang terjadi karena peserta telah mengikuti suatuprogram.

Dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan danataupun pembelajaran model evaluasi ini mengarahpada hasil akhir yang diperoleh peserta. Penelitian iniakan mengimplementasikan evaluasi modelKirkpatric pada pembelajaran mata diklat ANEKAbagi peserta LATSAR CPNS/CAKIM MA yangdilaksanakan di Balai Diklat Keagamaan Jakartahanya pada level 1 dan level 2.

METODE PENELITIANPenelitian ini dilakukan untuk mendapatkan

gambaran tentang implementasi Evaluasi ModelKirkpatrick pada pembelajaran mata diklatAkuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, KomitmenMutu, dan Anti Korupsi (ANEKA). Jenis penelitianini adalah penelitian deskriptif kualitatif.Implementasi evaluasi model Kirkpatric yangdievaluasi pada penelitian ini hanya level 1 dan level2. Data tentang implementasi evaluasi modelKirkpatrick dijaring dengan menggunakan instrumen.Level 1 mengenai reaksi peserta terhadap peosespembelajaran yang dilakukan. Data dijaring denganmenggunakan angket, sedangkan level 2 data hasilbelajar peserta dijaring berdasarkan hasil evaluasiakademik yang dilakukan pada akhir proses

7

Page 12: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

pembelajaran. Subjek dalam penelitian ini adalahpeserta LATSAR CPNS Golongan III Calon HakimMA Angkatan LXVIII, LXIX, dan LXX yangberjumlah 119 orang.

HASIL PENELITIA DAN PEMBAHASANEvaluasi Level 1 - Reaksi (Reaction)

Kepuasan peserta terhadap prosespembelajaran yang dilakukan dikaji dari beberapaaspek, yaitu materi yang diberikan, fasilitas yangtersedia, strategi atau cara penyampaian materi olehfasilitator (nara sumber, widyaiswara) dan mediapembelajaran yang tersedia.

Gambaran tingkat kepuasan peserta terhadapproses pembelajaran pada aspek relevansi materiadalah 76 orang atau 63,9% peserta menyatakansangat memuaskan, 30 orang atau 25,2% pesertamenyatakan memuaskan, 9 orang atau 7,5%menyatakan kurang memuaskan dan 4 orang atau3,4% menyatakan tidak memuaskan. Gambarantingkat kepuasan peserta pada aspek ini terlihat padagrafik berikut:

Dari hasil yang diperoleh seperti pada grafikmaka dapat dikatakan bahwa peserta yangmengikuti pelatihan pada agenda Nilai-Nilai DasarPNS yang terdiri dari mata pelatihan Akuntabilitas,Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu danAnti Korupsi (ANEKA) memberikan reaksi yangpositif terhadap proses pembelajaran dari aspekrelevansi materi yang diberikan yang memuaskan.

Kepuasan peserta terhadap proespembelajaran pada aspek ketersediaan fasilitaspembelajaran adalah 65 orang atau 54,6% peserta

menyatakan sangat memuaskan terhadap fasilitasyang tersedia pada proses pembelajaran, 30 orang atau25,2% peserta menyatakan memuaskan, 14 orang atau11,8% menyatakan kurang memuaskan dan 10 orangatau 8,4% peserta menyatakan fasilitas yang tersediapada proses pembelajaran tidak memuaskan.Gambaran tingkat kepuasan peserta pada aspek initerlihat pada grafik berikut:

Dari hasil yang diperoleh seperti pada Gambar2, dapat disimpulkan bahwa peserta yang mengikutipelatihan pada agenda Nilai-Nilai Dasar PNS yangterdiri dari mata pelatihan Akuntabilitas,Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan AntiKorupsi (ANEKA) memberikan reaksi yang positifterhadap proses pembelajaran dari aspek ketersedianfasilitas pembelajaran meskipun belum tersedianlengkap.

Hal ini mengindikasikan perlunya fasilitaspembelajaran yang mendukung suatu progranpendidikan dan pelatihan, karena ketersedian fasilitasyang lengkap akan menambah perhatian, semangatserta peningkatan dalam sebuah kegiatanpembelajaran. Ketersedian fasilitas dalam prosespembelajaran adalah sesuatu yang mutlak diperlukanguna mencapai kompetensi yang diharapkan.

Adapun presentase kepuasan peserta terhadapproses pembelajaran pada aspek strategi atau carapenyampaian materi oleh fasilitator adalah untuk 63orang atau 53% peserta menyatakan sangatmemuaskan, 20 orang atau 16,8% peserta menyatakanmemuaskan, peserta yang menyatakan strategi ataucara penyampaian materi yang dilakukan fasilitaorkrang memuaskan adalah 20 orang atau 16,8. Sisanyayaitu 16 orang atau 13,4% menyatakan strategi atau

8

Page 13: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

cara penyampaian materi oleh fasilitator tidakmemuaskan. Gambar tingkat kepuasan prosespembelajaran pada aspek ini adalah sebagai berikut:

Berdasarkan hasil yang terlihat pada gambar 3,tingkat kepuasan peserta pada proses pembelajan pasaaspek strategi atau cara yang digunakan fasilitatoruntuk menyampaikan materi juga mendapat reaksipositif, namun demikian fasilitator perlu terusmengembangkan kompetensi dan mengupdatepengetahuannya dalam penyempurnaan danpeningkatan kepuasan peserta dalam prosespembelajaran di masa yang akan datang. Hal inidikarenakan fasilitator adalah ujung tombak dalampelaksanaan sebuah program pendidikan danpelatihan. Hasil ini juga menjadi acuan untukmelakukan perbaikan ataupun peningkatan kualitasproses belajar mengajar oleh nara sumber atau

widyaiswara.Tingkat kepuasan peserta pada proses

pembelajaran pada aspek media pembelajaran adalah

63 orang atau 53% menyatakan bahwa mediapembelajaran sangat memuaskan, 25 orang atau 21%menyatakan memuaskan, 21 orang atau 17,6%menyatakan media pembelajaran kurang memuaskan,dan 10 orang atau 8,4% menyatakan tidak memuaskan.

Dari hasil yang diperoleh seperti pada Gambar4, maka dapat dikatakan bahwa peserta yangmengikuti pelatihan pada agenda Nilai-Nilai DasarPNS yang terdiri dari mata pelatihan Akuntabilitas,Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan AntiKorupsi (ANEKA) memberikan reaksi yang positifterhadap proses pembelajaran yang dilakukan dilihatdari aspek ketersedian media pembelajar.

Sebagai salah satu unsur yang mendukungkelancaran proses pembelajaran, ketersediaan mediatidak bisa diabaikan . Oleh karena itu segenappemangku yang berkepentingan harus selalumemperhatikan sarana prasarana pembelajaran dalamhal ini media pembelajaran bila menginginkanpembelajaran yang sesuai dengan apa yangdiharapkan.

Evaluasi Level 2 – Pembelajaran (Learning)Kirkpatrick (2006) menyatakan evaluasi di

level-2 berhubungan dengan pengukuran peningkatankompetensi peserta, baik dari segi pengetahuan,keterampilan, dan sikap sesuai dengan tujuandiadakannya pelatihan. Pembelajaran didefinisikansebagai prinsip, fakta-fakta, dan teknik yangdimengerti dan diserap oleh peserta.

Kennedy, E., P., Chyung, Y., S., Winiecki, J.,D., & Brinkerhoff, O., R. (2013) menyatakan bahwakegunaan evaluasi bertujuan mengukur seberapa baikpeserta didik dalam mempelajari pengetahuan atauketerampilan yang disampaikan dalam kegiatanpengajaran. Menentukan satu hal atau lebih yangberhubungan dengan tujuan pelatihan, sepertipengetahuan apa yang telah dipelajari, keterampilanapa yang telah dikembangkan atau ditingkatkan, dansikap apa yang telah berubah.

Lebih lanjut dikatakan mengukur efektivitasprogram pembelajaran (Evaluating Learning)menyangkut tiga aspek yaitu perubahan sikap,peningkatan pengetahuan maupun perbaikanketerampilan pada peserta. Pembelajaran akandianggap gagal apabila ketiga aspek tersebut tidakterlaksana atau tidak terjadi perubahan. Penilaian

9

Page 14: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

evaluating learning lebih mengarah pada penilaianhasil (output) belajar.

Pembelajaran Mata Pelatihan ANEKAdilakukan dengan harapan untuk mengembangkandan memberikan bekal kepada peserta dalammelakukan tugas dan fungsinya sebagai pelayanpublik yang profesional. Evaluasi pembelajaranpeserta dilakukan secara individu, Evaluasi inidilakukan untuk mengetahui penguasaan pesertaterhadap konsep mata pelatihan, penalaran,komunikasi, sikap dan keterampilan serta pemecahanmasalah. Bentuk soal dalam evaluasi ini terdiri daridua tipe yaitu tipe A dan tipe B. Tipe A terdiri dari 80pilihan ganda, dan tipe B terdiri dari 5 soal analisiskasus. Skor tertinggi yang adalah 20 dan skor terendahadalah 0.

Adapun skor peserta pelatihan angkatanLXVIII adalah sebagai berikut :

Dari hasil yang diperoleh seperti pada Gambar5. Diperoleh hasil bahwa skor tertinggi peserta adalah15,12, skor terendah 11, 67. Rata-rata skor yangdiperoleh peserta adalah 13,6. Hal ini menunjukkahbahwa kemampuan peserta angkatan LXVIII padamata pelatihan ANEKA memuaskan.

Skor yang diperoleh peserta angkatan LXIXadalah sebagai berikut:

Dari hasil yang diperoleh seperti pada Gambar6. Diperoleh hasil bahwa skor tertinggi pesertaangkatan XLIX adalah 16,30, skor terendah 10,50.Rata-rata skor peserta adalah 13,69. Hal inimenunjukkah bahwa kemampuan peserta angkatanLXVIII pada mata pelatihan ANEKA memuaskan.

Untuk skor yang diperoleh peserta angkatanLXX adalah sebagai berikut:

Dari hasil yang diperoleh seperti pada Gambar7. Diperoleh hasil bahwa skor tertinggi pesertaangkatan XLXX adalah 15,50, skor terendah 11,80.Rata-rata skor peserta adalah 13,88. Hal inimenunjukkan bahwa kemampuan peserta angkatanLXX pada mata pelatihan ANEKA memuaskan.

Level kedua yang diukur adalah aspekpembelajaran peserta yang berkaitan denganpengetahuan. Pada level kedua peserta yangmengikuti mata pelatihan ANEKA dinilaikemampuan dan pengetahaunnya melalui evaluasiakademik. Halini dilakukan untuk mengetahui semuapotensi yang dimiliki oleh peserta.

10

Page 15: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

Level kedua pada evaluasi model Kirkpatrickmenjabarkan aspek-aspek penilaian secaramenyeluruh dan kriteria penilaian yang jelas. Kriteriapemahaman konsep terdiri dari menunjukkanpemahaman terhadap konsep Mata Pelatihan ANEK.Peserta diukur pada tingkat penguasaan konsepANEKA. Penguasaan konsep sangat bermanfaatuntuk melakukan kegiatan selanjutnya seramembekali peserta ketika melakukan tugas danfungsinya selaku ASN.

SIMPULANImplementasi Evaluasi Model Kirkpatrick

pada Program pelatihan Dasar CPNS di matapelatihan ANEKA efektif untuk membekali,menambah kemampuan dan kompetensi pesertaketika menjalankan tugasnya sebagai pelayan publik,mampu membuat peserta untuk mengaplikasikankonsep-konsep pada mata pelatihan ANEKA dalammenjalankan peran dan fungsinya sebagai ASN.

Dalam proses pembelajaran dibutuhkanfasilitator (nara sumber dan widyaiswara) yangmempunyai kemampuan mengajar dengan baik, danjuga mampu melakukan evaluasi yang efektif. ModelKirkpatrick merupakan alternatif bagi fasilitator (narasumber dan widyaiswara) untuk mendapatkangambaran tentang kemampuan peserta pada agendaNilai-Nilai Dasar PNS yang ada dalam mata pelatihanANEKA.

Evaluasi proses pembelajaran dilakukansecara menyeluruh, baik dari proses pembelajaranmaupun hasil belajar peserta. Penilaian prosespembelajaran dilakukan untuk mengetahuikemampuan mahasiswa terhadap indikator-indikatordari suatu mata pelatihan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwadengan menggunakan evaluasi model Kirkpatrickpada proses pembelajaran mata pelatihan ANEKApada Pelatihan Dasar CPNS, aktifitas belajar pesrtacukup efektif dan mampu mengeksplorasikemampuan peserta.

DAFTAR PUSTAKA

Arlene Fink,  1995. Evaluation for EducationEvaluation and Psychology. London: SagePublication

Eko Putro Widoyoko, 2010. Evaluasi ProgramPembelajaran,Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Garfield, J. B. 1994 Beyond Testing and GradingUsing Assessment to ImproveStudent Learning.

Griffin, P., dan Nix, P. 1991. Educational Assessmentand Reporting. Sydney: Harcout BraceJavanovich Publisher.

Kirkpatrick, D., L., & Kirkpatrick J., D. 2006.Evaluating Training Programs The Four Levels.San Fransisco: Berret-Kohler Publisher, Inc

Kennedy, E., P., Chyung, Y., S., Winiecki, J., D., &Brinkerhoff, O., R., 2013. Training ProfesionalsUsage and Understanding of Kirkpatrick’sEvaluation. International Journal of Training andDevelopment. ISSN 1360-3736.

Peraturan Kepala LAN RI Nomor 21 tahun 2016tentang Pedoman Penyelenggaraan PelatihanDasar Calon PNS.

Purwanto & Suparman. 1999. Evaluasi ProgramDiklat. Jakarta: Sekolah Tinggi IlmuAdministrasi Lembaga Administrasi Negara.

11

Page 16: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

Nama penulis Atna Suhatman, Judul penelitian, ”Kesulitan Guru Madrasah dalamMenerapkan Kurikulum 2013”. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalahkesulitan-kesulitan apa saja yang dialami guru madrasah dalam mengimplementasi-kan kurikulum 2013 dalam pembelajaran yang meliputi dimensi penyusunan Ren-cana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dimensi Pelaksanaan Pembelajaran(pendekatan saintifik), dan dimensi Penilaian Hasil Pembelajaran (penilaian oten-tik). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan apa saja yang dialami olehguru madarasah dalam mengimplementasikan ketiga dimensi pembelajaran terse-but. Penelitian dilakukan setelah selesai pelaksanaan Diklat Teknis SubstantifGuru Bahasa Indonesia Madrasah Aliyah, tanggal 12 sampai dengan 24 Februari2018. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Subyekpenelitian seluruh alumnus peserta diklat Teknis Substantif Bahasa Indonesia bagiGuru Madrasah Aliyah di lingkungan wilayah kerja Balai Diklat Keagamaan (BDK)Jakarta yang berjumlah 35 orang. Hasil akhir yang diperoleh menunjukkan bahwadari ketiga dimensi pembelajaran yang dijabarkan ke dalam dua puluh dua indicatoradalah 44% masuk kategori tidak sulit, 37% cukup sulit, 14.4% sulit, dan 1.3%sangat sulit.

Kata kunci: kurikulum, kesulitan, pendekatan saintifik

Abstract

PENDAHULUAN Tidak bisa disangkal bahwa maju mundurnyasebuah negara sangat tergantung kepada sumber dayamanusia yang ada di dalamnya. Negara akan kuatdan maju apabila sumber daya manusianyaberkualitas. Sumber daya manusia akan berkualitasapabila pendidikannya berkualitas. Pendidikanberkualitas tidaknya sangat tergantung kepadabeberapa unsur sumber daya pendidikan. Unsur yangsangat besar konstribusinya dalam meningkatkankualitas pendidikan adalah kurikulum. Kurikulumyang baik adalah kurikulum yang mampumemfasilitasi berkembangnya potensi peserta didiksesuai dengan tuntutan kompetensi zamannya.Karena itu suatu konsekwensi logis bila kurikulumpendidikan acap kali mengalami pengembangan danperubahan sesuai dengan perkembangan dinamikakehidupan. Kurikulum sebagai ruhnya pendidikan

harus mampu membimbing dan menentukan arahpendikan sesuai dengan tuntutan perkembanganzaman . Pada sisi yang lain ada salah satu unsur sumberdaya pendidikan yang tidak kalah penting danstrtegisnya dalam mewujudkan kualitas pendidikan,yaitu guru. Guru sebagai ujung tombak dalampendidikan sangat tidak bisa diabaiakan tugas danperannya. Betapapun baik dan berkualitasnya sebuahkurikulum pendidikan tidak akan berarti danberdampak apa-apa dalam meningkatkan kualitassumber daya manuisa manakala gurunya belumdapat memahami dan melaksanakan pembelajaransesuai kurikulum tersebut dengan baik dan tepat.Bagipara guru di madrasah pada dasarnya sudah tidakasing lagi dengan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013sudah digulirkan sejak tahun 2013 dan sudah banyakmadrasah-madrasah yang melaksanakannya, namun

KESULITAN GURU MADRASAH DALAM MENGIMPLEMENTASIKANKURIKULUM 2013

(Study pada Peserta Diklat Teknis Substantif Bahasa Indonesia bagi Guru Madrasah )

Atna Suhatman

Atna SuhatmanWidyaiswara Madya

BDK Jakarta

12

Page 17: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

demikian berdasarkan pemantauan di lapangan danwawancara secara informal dengan guru-guru ketikapeneliti melaksanakan diklat ke madarasah-madrasahpemahaman dan pengimplementasian pembelajarandengan menggunakan Kurikulum 2013 pemahamanpara guru masih beragam. Para guru masih banyakyang merasa kesulitan dalam memamahami danmelakasanakan Kurikulum 2013. Sedangkan modaldasar agar guru dapat melaksanakan pembelajarandengan menggunakan Kurikulum 2013 dengan baikdan tepat mereka harus memahami betul terkaitdengan konsep dan pengimplemtasian Kurikulum2013.

Berangkat dari permasalahan tersebut di ataspeneliti menganggap perlu untuk melakukanpenelitian terhadap para guru tentang kesulitan-kesulitan apa saja yang dialami para guru terkaitdengan penerapan Kurikulum 2013.

Berdasarkan latar belakang tersebut telahdilakukan penelitian dengan rumusan masalah sebagaiberikut: Kesulitan-kesulitan apa yang dialami alumnusDiklat Teknis Substantif Bahasa Indonesia bagi GuruMadrasah Aliyah dalam menerapkan Kurikulum2013? Telaah dilakukan terhadap 3 dimensi yaitupenyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP), Pelaksanaan Pembelajaran (pendekatansaintifik), dan Penilaian Hasil Pembelajaran (penilaianotentik)?

Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahuikesulitan-kesulitan yang dialami alumnus DiklatTeknis Substantif bahasa Indonesia bagi GuruMadrasah Aliyah dalam menerapkan Kurikulum 2013dalam pembelajaran yang meliputi dimensipenyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP), Pelaksanaan Pembelajaran (pendekatansaintifik), dan Penilaian Hasil Pembelajaran (penilaianotentik). Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikansebagai salah satu unsur bahan pertimbangan/acuanbagi Balai Diklat Keagamaan Jakarta dalammenentukan jenis dan materi diklat bagi guru-gurumadarasah di lingkungan wilayah kerja Balai diklatKeagamaan Jakarta.

METODOLOGI PENELITIANMetode penelitian yang digunakan dalam

penelitan ini adalah metode kuantitatif deskriptif. Datayang bersifat kuantitatif yang berupa angka-angka

hasil perhitungan atau pengukuran diproses dengancara dijumlahkan, dibandingkan dan diperolehpresentase (Arikunto, 1993:209).

Penelitian dilaksanakan dari tanggal, 12 s.d. 24Februari 2018. Diawali dengan penyebaran angketsampai dengan pengumpulan kembali angket tersebutke peneliti.Sasaran penelitian adalah alumnus peserta diklatTeknis Substantif Bahasa Indonesia bagi GuruMadrasah Aliyah di lingkungan wilayah kerja BalaiDiklat Keagamaan Jakarta (BDK) yang meliputiProvinsi Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta (DKI),Provinsi Banten, dan Provinsi Kalimantan Barat yangdilaksanakan mulai tanggal, 5 Februari sampai dengan10 Februari 2018 sebaanyak 35 orang/peserta. Pesertadari DKI 15 orang; Peserta dari Provinsi Banten 15orang; Peserta dari Provinsi Kalimantan Barat 5 orang.

Peneliti menyebarkan angket/kuesionerkepada semua alumnus peserta Diklat SubstantifBahasa Indonesia bagi Guru Aliyah melalui emailmereka masing-masing. Kuesioner adalah teknikpengumpulan data yang dilakukan dengan caramemberi seperangkat pertanyaan atau pernyataantertulis kepada responde untuk dijawabnya.(Sugiyono, 2010:142 Data yang didapatkan dari hasilangket/kuesioner dianalisis secara kuantitatifdeskriptif. Setiap item dalam angket dihitung berapaskor perolehanya kemudian dipresentasekan danselanjutnyan dibandingkan dengan item-item lainya,sehingga tergambar prosentase tingkat kesulitannyadari masing-masing item angket danperbandingannya dengan item-item yang lainnya.

Instrument yang digunakan dalam penelitianini adalah berupa kuesioner/angket yang memuatindikator dari variable penelitian. Indikator dimaksuddiambil dari indikator–indikator dalam implementasiKurikulum 2013, sesuai dengan Permendibud Nomor22, Tahun 2016 yang meliputi perencanaanpembelajaran, pelaksanaan pembelajaran(pendekatan saintifik), dan penilaian otentik. Angketdisajikan dalam bentuk skala likert denganmenggunkan empat kategori atau alternatif jawaban,yaitu Sangat Sulit, Sulit, Cukup Sulit, dan TidakSulit. Skala Likert ini telah banyak digunakan olehpara peneliti guna mengukur persepsi atau sikapseseorang (Hamid Darmadi. 2011:106).

13

Page 18: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

Adapun indikator-indikator dari masing masingvariable adalah sebagaimana terlihat dalam tabelberikut:

HASIL DAN PEMBAHASANHasil pengukuran tingkat kesulitan guru dalam

menerapkan kurikulum 2013 terkait dengan masalahperencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajran,dan penilaian hasil pembelajaran adalah sebagaiberikut:1. Analisis Data Perencanaan Pembelajaran

Telah dilakukan analisis terhadap perencanaanpembelajaran pada setiap indikator seperti yang ter-cantum dalam tabel instrumen (Tabel 1). Hasil anali-sis menghasilkan data seperti pada tabel berikut.

Tabel 2. Kategori Tingkat Kesulitan DimensiPerencanaan Pembelajaran (RPP)

Dari tabel 2 tersebut di atas menunjukkan bahwatingkat kesulitan guru dalam menerapkan kurikulum2013 pada dimensi Rencana Penyusunan PelaksanaanPembelajaran yang diukur dengan angket yang terdiridari 7 (tujuh) indikator menunjukkan bahwa tingkatkesulitan guru dalam dimensi Penyusunan RencanaPelaksanaan Pembelajaran berdasarkan Kurikulum2013 masuk dalam kategori Tidak Sulit (TS) denganjumlah responden sebanyak 40 %. Kategori CukupSulit (CS) 39.6%; kategori Sulit (S) 17.95%; danuntuk kategori Sangat Sulit (SS) 2.4%. Kemudian jikadilihat dari tingkat kesulitan per indikator ada empatindikator bila digabung antara kategori Cukup Sulit(CS) dengan kategori Sulit (S), dan kategori SangatSulit (SS) memiliki jumlah responden di atas 50% ,

14

Page 19: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

yaitu pertama indikator nomor 2 (menentukan modelpembelajaran sesuai dengan pendekatan saintifik) CS:57.1% dan S: 20%; kedua indicator nomor 3(menentukan metode pembelajaran sesuai denganpendekatan saintifik) CS: 51.4% dan S: 20%; ketigaindikator nomor 4 (menyediakan media/bahanpendukung proses pembelajaran) CS: 31.4% dan S:40%; keempat indikator nomor 5 (merancanglangkah-langkah pembelajaran sesuai denganpendekatan saintifik) CS:34.1% dan S:28.6%. danyang kelima indicator nomor 7 (merancang penilaianpembelajaran) CS : 31.4%, S : 17.1% dan SS : 17.1%.

Tabel 3. Analisis Data Pelaksanaan Pembelajaran

Dari tabel 3 tersebut di atas menunjukkan bah-wa tingkat kesulitan guru dalam menerapkan kuriku-lum 2013 pada dimensi Pelaksanaan Pembelajaranyang diukur dengan angket yang terdiri dari 9 (sem-bilan) indikator menunjukkan bahwa tingkat kesuli-tan guru dalam dimensi Pelaksanaan Pembelajaranberdasarkan Kurikulum 2013 masuk dalam kategoriTidak Sulit (TS) dengan jumlah responden sebanyak52.1 %; kategori Cukup Sulit (CS) 36.5%; kategoriSulit (S) 11.4%; dan untuk kategori Sangat Sulit (SS)0%. Kemudian jika dilihat dari tingkat kesulitan perindikator ada empat indikator bila digabung antarakategori Cukup Sulit (CS) dengan kategori Sulit (S)memiliki jumlah responden di atas 50% , yaitu perta-

ma indikator nomor 8 (memahami konsep dasar pem-belajaran dengan pendekatan saintifik) CS:48.6% danS:14.3%; kedua indicator nomor 10 (melakasnakankegiatan inti dalam pembelajaran) CS:51.4% danS:11.4%; ketiga indikator nomor 13 (melaksanakantahap kegiatan mengkomunikasikan/communicating)CS:45.7% dan S:14.3%; dan keempat indicator no-mor 14 (melaksanakan tahap kegiatanmenalar/associating) CS:42.9% dan S:25.7%.Tabel 4. Analisis Data Penilaian Pembelajaran (Pe-

nilaian Otentik)

Dari tabel 4 tersebut di atas menunjukkan bahwatingkat kesulitan guru dalam menerapkan kurikulum2013 pada dimensi Penilaian Hasil Pembelajaran(penilaian otentik) yang diukur dengan angket yangterdiri dari 6 (enam) indikator menunjukkan bahwatingkat kesulitan guru dalam dimensi Penilaian HasilPembelajaran (penilaian otentik) berdasarkan Kuri-kulum 2013 masuk dalam kategori Tidak Sulit (TS)dengan jumlah responden sebanyak 40 %. KategoriCukup Sulit (CS) 36.7%; kategori Sulit (S) 13.8%;dan untuk kategori Sangat Sulit (SS) 1.4%. Kemudi-an jika dilihat dari tingkat kesulitan per indikator adatiga indikator bila digabung antara kategori CukupSulit dan kategori Sulit memiliki jumlah responden diatas 50%, yaitu pertama indicator nomor 17 (mema-hami konsep dasar penilaian) CS:45.7% danS:17.1%; kedua indicator nomor 18 (merancangteknik penilaian”menyusun kisi-kisi dan instrumentbutir soal”) CS:40% dan S:25.7%; dan yang ketigaindikator nomor 20 (mengolah dan menyajikan nilai

15

Page 20: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

ke dalam rapor yang memuat ranah sikap, pengeta-huan, dan keterampilan) CS:40% dan S:14.3%.

SIMPULANTingkat kesulitan guru Madrasah Aliyah alum-

nus peserta Diklat Teknis Substantif Bahasa Indone-sia dalam menerapkan Kurikulum 2013 :1. Pada dimensi Penyusunan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran ada 40% masuk kategori tidak sulit,39.6% cukup sulit, 17.9% sulit, dan 2.4% sulit.Data tersebut menunjukkan bahwa sebagian besarpeserta menyatakan bahwa penyusunan rencanapembelajaran antara tidak sulit dan cukup sulit.

2. Pada dimensi Pelaksanaan Pembelajaran ada52.1% masuk kategori tidak sulit, 36.5% cukupsulit, 11.4% sulit, dan 0% sulit. Data tersebutmenunjukkan bahwa sebagian besar peserta me-nyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran tidaksulita.

3. Pada dimensi Penilaian Hasil Pembelajaran ada40% masuk kategori tidak sulit, 36.6% cukupsulit, 13.8% sulit, dan 1.4% sulit. Data tersebutmenunjukkan bahwa sebagian besar peserta me-nyatakan bahwa melakukan penilaian hasil belajartidak sulit.

5. Tingkat kesulitan guru dalam menerapkanKurikulum 2013 yang terkait dengan dimensirencana penyusunan pelaksanaan pembelajaran,melaksanakan kegiatan pembelajaran, danpenilaian pembelajaran yang termasuk ke kategoriTidak Sulit ada 44%, sedangkan untuk kategoricukup sulit sampai dengan sangat sulit ada 56%.

6. Simpulan hasil penelitian ini menunjukkan bahwasetelah peserta mengikuti Diklat ImplementasiKurikulum 2013 kemampuan para almuns Diklatmeningkat.

REKOMENDASIBerdasarkan simpulan-simpulan di atas

direkomendasikan beberapa hal.1. Diklat Implementasi Kurikulum 2013 sudah

berhasil meningkatkan pengetahuan danketerampilan para peserta didik. Karena materidiklat ini sangat penting maka jumlah diklat harusditingkatkan.

2. Diklat implementasi kurikulum sebaiknya tidakhanya sebatas tatap muka melainkan sampaikepada pendampingan implementasi di lapangan.Oleh karena itu desain diklat tersebut harus direisi.

3. Penelitan ini enggunakan metode survey persepsiyang menyatakan pelaksanaan pembelajaran danevaluasi mudah, sebetulnya harus diklarifikasidengan hasil pengamatan.

DAFTAR PUSTAKAArikunto, Suharsimi. DR. 1993. Prosedur

Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamid Darmadi. 2011. Metode PenelitianPendidikan. Bandung: Alfabeta.

Permendikbud . Nomor 22, Tahun 2016. tentangStandar Proses Pendidikan Dasar danMenengah.

Sugiyono.Prof. 2010. Metode PenelitianKuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :Alfabeta

16

Page 21: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

Fasilitasi pembelajaran merupakan upaya untuk proses mempermudahpencapaian tujuan pembelajaran. Guna meningkatkan motivasi peserta DJJ ModelPembelajaran tahun 2017, maka upaya fasilitasi pembelajaran dengan memanfaatkanmedia Whatsapp terus dioptimalkan. Dengan menggunakan metode deskriptifkualitatif, diperoleh data tentang fasilitasi DJJ 2017 ini melalui evaluasi sistem,evaluasi tutor, dan evaluasi penyelenggaraan. Hasil yang diperoleh adalah bahwapenggunaan media whatsapp ini meningkatkan kelulusan hingga 92,6% dari sebelummenggunakannya. Hal ini dilakukan dengan pola tertentu sebagai bagian darifasilitasi pembelajaran pada DJJ MP 2017 sehingga menghasilkan kebaikan bagibersama.

Robi’ah Ummi KulsumWidyaiswara Madya

BDK Jakarta

Abstract

PENDAHULUAN

DJJ online menjadi peluang emas bagi BDKJakarta untuk mengatasi kendala ruang, jarak danwaktu serta mampu menyiasati keterbasan anggaransehingga dapat menjadi solusi dengan melipatganda-kan jumlah dan mutu pelayanan kediklatan.

DJJ online BDK Jakarta dilaksanakan secaraonline sepenuhnya, sehingga aktifitas tutorial dilaku-kan berbasis internet. Sisi positif dari sistem ini ada-lah selain dapat menjangkau para pegawaiKementerian Agama PNS maupun Non-PNS, jugadapat mengatasi ruang dan waktu sehingga pesertaDJJ online dapat mengakses kompetensinya di manasaja dan kapan saja tanpa harus meninggalkan peker-jaannya sehari-hari.

Meski BDK Jakarta telah mengupayakan pe-nyelenggaraan DJJ online seoptimal mungkin, masihsaja terdapat kendala dan hambatan dalam prosesnya,baik di dalam persiapan, pelaksanaan hingga evaluas-inya. Salah satu kendala yang ditemui adalah komu-nikasi antara tutor dan eserta serta antara pesertadnegan peserta.

Salah satu solusi yang dapat digunakan adalahmenggunakan media sosial sebagai teknologi komu-nikasi tambahan selain LMS. Oleh karena itu mulaitahun 2015 digunakan media sosial lain yang lebih

ringan, ramah dan personal yaitu WhatsApp. Berba-gai kemudahan yang ditawarkan oleh aplikasi inidiharapkan dapat mendukung upaya tutor untukmeningkatkan kuantitas dan kualitas komunikasi,sehingga berdampak pada peningkatan angka kelu-lusan DJJ Online Model Pembelajaran.

Pada pelaksanaan DJJ tahun 2017, dengantetap menggunakan LMS dan aplikasi WhatsAppsebagai media komunikasi tambahan, penulis hen-dak mengetahui upaya fasilitasi tutor DJJ BDK Ja-karta dalam meningkatkan layanan komunikasidengan peserta sehingga berdampak pada tingkatkelulusan yang tinggi berdasar komponen evaluasisistem, tutor dan penyelenggaraan.

Fasilitasi (dari kata Facile, Bahasa Perancisdan Facilis, Bahasa Latin) artinya mempermudah (tofacilitate is to make something possible or easier)(Press, 2018). "Facilitation is about process, howyou do something, rather than the content, what youdo”. Fasilitasi adalah tentang proses, bagaimanaanda melakukan sesuatu, ketimbang isinya (yaitu)apa yang Anda lakukan. “Facilitator is processguide; someone who makes a process easier or moreconvenient to use”. Fasilitator adalah pemandu pros-es, seseorang yang membuat sebuah proses lebihmudah atau lebih yakin menggunakan". (Kusuma,Budi, Budiningsih, & Prasetyo, 2015).

FASILITASI PEMBELAJARAN MELALUI PEMANFAATAN MEDIA WHATSAPP

PADA DIKLAT JARAK JAUH MODEL PEMBELAJARAN

Robi’ah Ummi Kulsum

17

Page 22: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

18

Fasilitasi dalam diartikan sebagai proses mempermu-dah sesuatu di dalam mencapai tujuan tertentu. Selainitu fasilitasi juga berarti melayani dan memperlancarsuatu kegiatan untuk mencapai tujuan.

Dalam hal ini penggunaan WhatsApp sebagaimedia komunikasi menjadi salah satu fasilitasi dalampembelajaran DJJ. Hal ini dimaksudkan agar komu-nikasi lebih efektif, baik dalam bentuk chat komuni-tas (WAG) maupun individu (personal massage).

METODOLOGIMetode penelitian yang digunakan adalah

deskriptif kualitatif yang bertujuan memaparkangambaran secara sistematis, faktual dan akurat ten-tang upaya fasilitasi diklat model pembelajaran mela-lui media WhatsApp di tahun 2017.

Peneliti adalah tutor DJJ Model Pembelajarantahun 2017. Subjek penelitian adalah peserta DJJModel Pembelajaran angkatan I dan II tahun 2017.Lokasi BDK Jakarta, dan lama penelitian selamaenam bulan, terhitung Januari 2018-Juni 2018.

Teknik pengumpulan data dengan mengguna-kan berbagai cara, yaitu melalui teknik pengamatan(observasi), dan dokumentasi, yang kesemuanya di-fokuskan ke arah mendapatkan kesatuan data dankesimpulan. Sumber data diperoleh dari hasil evalua-si akhir program DJJ 2017 meliputi evaluasi sistem,tutor dan penyelenggaraan. Evaluasi tersebut nmeng-gunakan teknik survey online. Setelah peserta diklatmenyelesaikan seluruh program DJJ dan memper-oleh skor passing grade 76, peserta diwajibkan untukmengisi sesi evaluasi. Dalams esi tersebut disajikanangket online.

Teknik analisis data dilakukan dengan meng-gunakan tahapan sebagai berikut: pengumpulan data(data collection), reduksi data (data reduction), dis-play data dan verifikasi dan penarikan kesimpulan(conclution drawing and verification). Untuk mengu-ji keabsahan data, penulis melakukan wawancaraterhadap subjek penelitian, yaitu sampel peserta DJJModel pembelajaran Angkatan I Tahun 2017.

HASIL DAN PEMBAHASANTelah dikumpulkan data hasil evaluasi DJJ

Model Pembelajaran tahun 2017 meliputi tingkatkelulusan, evaluasi sistem, evaluasi tutor dan evalua-si penyelenggaraan. Data tersebut telah diolah dan

disajikan dalam bentuk grafik dan disimpulkan.Berikut paparan hasil analisis.

Tingkat KelulusanDi awal pembelajaran pada gelombang I ter-

daftar 30 orang, dan kesemuanya lulus DJJ Modelpembelajaran dengan baik. Sedangkan pada gelom-bang II, terdapat 30 orang di awal, tetapi pesertayang lulus hanya 25 orang. Berikut data peserta diGelombang I dan II pada DJJ Model pembelajarantahun 2017.

Grafik 1. Jumlah peserta DJJ online Model Pembe-lajaran tahun 2017

Dari data di atas, diketahui bahwa pada Gelombangpertama, peserta lulus adalah 100%, sedangkan padagelombang kedua hanya 83%.

Evaluasi SistemSurvey evaluasi sistem menggunakan angket

online sebanyak 34 item. Dari sejumlah item terse-but, enam diantaranya berkaitan dengan fasilitasitutor dan admin terhadap peserta secara langsung.Keenam item tersebut adalah:

1. Sistem e-learning ini menyediakan fasilitasuntuk interaksi antara pengguna dan system.

2. Sistem e-learning ini menyediakan ruanguntuk ekspresi pribadi.

3. Sistem e-learning ini memiliki fitur atraktifyang menarik bagi pengguna.

4. Staf pengelola sistem selalu siap untuk me-layani konsultasi.

5. Staf pengelola sistem menanggapi dengansikap positif terhadap usulan pengguna un-

Page 23: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

19

tuk peningkatan mutu sistem e-learning dimasa yang akan datang

6. Staf pengelola sistem memberikan dukunganmemuaskan dalam menggunakan sistem e-learning

Hasil yang diperoleh dari evaluasi ini sebagai berikut:

Grafik 2. Data Hasil Evaluasi Sistem peserta DJJonline Model Pembelajaran tahun 2017 Gel. I

Dari hasil evaluasi sistem di atas, diperolehpemahaman bahwa peserta mengakui akan kelemahanLMS ini yaitu kurang memiliki ruang untukmengeluarkan ekspresi pribadi (14%). Untuk itudiperlukan sarana komunikasi yang dapatmemudahkan ekspresi peserta DJJ lebih leluasa lagi,yaitu dengan menggunakan media sosial WhatsApp.Jadi pilihan fasilitator untuk menggunakan WhatsAppadalah sudah tepat.

Adapun faktor pengelola sistem, pesertamemberikan dengan nilai persentase yang lebih besar(17-18%) menunjukkan kepuasan mereka terhadapfasilitasi dalam konsultasi, bersikap positif danmemberikan dukungan atas keberhasilan penggunaansistem e-learning.

Evaluasi Tutor

Tutor adalah pihak fasilitator yang utama, ma-ka dalam evaluasi ini semua item dihadirkan yaitusebanyak 15 item. Pernyataan item evaluasi tersebutantara lain:

1. Tutor telah memberikan layanan teknis den-gan baik

2. Mutu jawaban tutor terhadap pertanyaan pe-serta memuaskan

3. Mutu komentar tutor dalam diskusi onlinememuaskan

4. Mutu penyelesaian masalah yang diberikankepada peserta sudah baik

5. Mutu feedback (umpan balik)  atau saranyang diberikan terhadap tugas peserta sudahbaik

6. Kemampuan tutor dalam memberikan con-toh-contoh sudah baik

7. Penggunaan bahasa tulis dalam komentar,saran atau jawaban tutor sudah baik.

8. Tutor memberikan penjelasan secarasistematis

9. Intensitas tutor dalam membuka web DJJcukup baik

10. Kecepatan tutor dalam merespon pertanyaanpeserta sudah baik

11. Kecepatan tutor memberikan komentar da-lam diskusi dan tugas online sudah baik

12. Kecepatan tutor dalam memberikan skor su-dah baik

13. Mutu penyelesaian tutor terhadap masalahyang dihadapi peserta sudah baik

14. Tutor peduli terhadap masalah yang dihada-pi peserta

15. Tutor telah memberi motivasi dan saran ke-pada peserta

Perolehan data evaluasi tutor adalah sebagai berikut:

Grafik 3. Data Hasil Evaluasi Tutor peserta DJJonline Model Pembelajaran tahun 2017 Gel. I

Dari data di atas nampak penyebaran yangseimbang pada seluruh komponen. Hal ini sudahmenunjukkan fasilitasi yang cukup memuaskan

Page 24: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

20

dengan rata-rata skor 4,3 dari rentang 1-5. Perlupeningkatan upaya fasilitasi pada komponenkecepatan tutor dalam merespon pertanyaan, memberikomentar dan memberi skor dengan rata-rata skor 4.Sedangkan komponen fasilitasi tutor lainnyamenduduki rata-rata skor 4.75, diantaranya adalahtentang mutu jawaban, komentar, penyelesaianmasalah dan feedback dari tutor. Selain itu,kemampuan tutor dalam memberikan penjelasan,kepedulian terhadap masalah peserta dan memberimotivasi serta saran kepada peserta.

Hasil ini disadari bukan hanya diperoleh melaluipenggunaan LMS semata, tetapi denganmenggunakan sarana komunikasi WhatsApp yangtelah digunakan oleh penulis selama tiga tahunterakhir dalam pembelajaran DJJ.

Evaluasi penyelenggaraan

Dalam evaluasi penyelenggaraan DJJ MP 2017delapan item yang berhubungan dengan fasilitasipembelajaran langsung, sebagai berikut:

1. Strategi yang diterapkan membantu saya da-lam menguasai materi

2. Media (aplikasi website) yang disediakan cu-kup lengkap

3. Sumber yang disediakan sudah lengkap4. Tugas yang diberikan sangat membantu saya

dalam memahami materi5. Tingkat kesulitan tugas sangat tinggi6. Bantuan teknis yang diberikan tutor dan ad-

min cukup baik7. Prosedur penyelesaian program DJJ BDK Ja-

karta sudah sangat jelas.8. Komunikasi Tutor dan Admin dengan Peserta

selama DJJ berlangsung sudah baikPerolehan data hasil evaluasi penyelenggaraan

dalam diagram sebagai berikut:

Grafik 4. Data Hasil Evaluasi Penyelenggaraan pe-serta DJJ online Model Pembelajaran Gel. I tahun2017.

Dari perolehan persentase di atas, nampakpersentase paling kecil diperoleh dari tingkat kesul-itan tugas yang dirasa sangat tinggi (9%). Hal inibisa dipahami adalah karena model asynchronouslearning yang murni menggunakan online, tanpatatap muka antar peserta dan fasilitator. Hal inilahyang menjadi alasan utama bagi penulis untuk tetapmenggunakan media WhatsApp sebagai media ko-munikasi yang meminimalisir kekurangan modelpembelajaran tersebut. Selain memanfaatkannya da-lam menjangkau percakapan personal kepada peser-ta, dalam hal ini tutor mampu memanfaatkannyasebagai sarana memotivasi, bertanyajawab secaralangsung, dan memperjelas teknis pembelajaranyang terdapat LMS DJJ. Hal ini terbukti efektifdengan 14% persentase atau skor 4.4 atas bantuandan komunikasi dari fasilitator kepada peserta. Halini menambah keyakinan atas efektifitas penggu-naan media sosial WhatsApp dalam memudahkanpembelajaran DJJ.

Untuk mencapai komunikasi yang efektif, ter-dapat pola yang biasa dilakukan dalam penggunaanWhatsApp sebagai bagian dari fasilitasi dalam set-iap KB (kegiatan belajar)nya adalah tergambar da-lam bagan sebagai berikut:

Bagan 1: Pola penggunaan WhatsApp dalam fasili-tasi pembelajaran DJJ MP Tahun 2017

Pola tersebut masih sangat fleksibel untukdikembangkan, karena dalam prakteknya, banyaknilai spiritual seperti menanamkan niat belajar kare-na Allah, keikhlasan, berbakti pada agama, nusa danbangsa, serta nilai-nilai “humanity” yang dapat diin-ternalisasikan agar pembelajaran bersifat alamiah

Page 25: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

21

seperti peduli, kerja sama, empati, rendah hati, danlain-lain. Tak jarang peserta merasakan suasanapersahabatan, persaudaraan, kerja sama, dan kes-ungguhan dalam bentuk saling menyemangati,berkelakar maupun saling memberi informasi. Haltersebut dibangun di atas tekad satu, bersama-samahingga lulus program DJJ MP 2017.

PENUTUP

SimpulanDari uraian di atas, nampak bahwa penggu-

naan WhatsApp sebagai salah satu media komu-nikasi menjadi bagian dari fasilitasi pembelajaranDJJ Model Pembelajaran Tahun 2017 terbukti efek-tif dan memudahkan kelulusan peserta. Hal ini di-lakukan dengan pola tertentu yang dilakukandengan menginternalisasikan nilai-nilai spiritualmaupun kemanusiaan yang diperlukan dalam pem-belajaran jarak jauh seperti DJJ ini.

SaranPenggunaan WhatsApp merupakan salah satu

contoh pemanfaatan media sosial dalam pembelaja-ran agar unsur kemanusiaan tidak hilang. Sebaiknyapara fasilitator mampu memanfaatkan berbagaikemajuan teknologi lainnya dalam meningkatkankualitas pembelajaran jarak jauh, baik sebagai me-dia komunikasi maupun dalam media pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKAAgustin, M. (2011). Permasalahan Belajar dan

Inovasi Pembelajaran. Bandung: RefikaAditama.

Asip. (2014). Faktor Penyebab RendahnyaPersentase Kelulusan pada Diklat Jarak JauhOnline PTK dan Alternatif Solusinya. SeminarKarya Tulis Ilmiah Widyaiswara BDK JakartaTahun 2014 (p. 58). Jakarta: BDK Jakarta.

Bahasa, B. P. (2015, 11 12). Pencarian makna:KBBI. Retrieved from KBBI Online:http://www.kbbi.web.id

Dermawan, E. (2012, Juli). Retrieved Juni 26,2018, from KPMBWI Blogspot:http://kpmbwi.blogspot.com/2012/07/materi-teknik-fasilitasi-partisipaitf.html.

Djaali. (2012). Psikologi Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta.

Hafifah, A. (2012, Desember 14). Retrieved Juni26, 2018, from SlideShare:https://www.slideshare.net/atiekowhenkchayankclalu1/teknik-fasilitasi.

all, B. J., & Allyn Bacon Prentice, P. (2014, April30). How Motivation Affects Learning andBehavior. Retrieved november 12, 2015,from Education web site:http://www.education.com.

Kusuma, A. I., Budi, Budiningsih, E., & Prasetyo,H. (2015). E-Learning Pusdiklat Kehutanan.Retrieved Juni 25, 2018, from E-LearningPusdiklat Kehutanan:http://pusdiklathut.org/baktirimbawan/fasilitasi/pengertian_fasilitasi.html.

Press, C. U. (2018). Cambridge DictionaryOnline. Retrieved Juni 26, 2018, fromCambridge Dictionary Online:https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/facilitate.

Rasyid, M. F. (2013, Des 13). KomunikasiBerbasis Media Sosial WhatsApp. Retrievedfrom Suitmedia Blog:http://blog.suitmedia.com/

Souppouris, A. (2013, Oktober 22). Mobile:WhatsApp now has 350 million monthlyactive users. Retrieved from The Verge:http://www.theverge.com

Tea, R. (2015, Nov 12). Media Sosial:Pengertian, karakteristik dan Jenis.Retrieved from Romelteamedia website:http://www.romelteamedia.com.

WhatsApp Corp. (2015, 11 13). Cara KerjaWhatsApp. Retrieved from WhatsApp Website: http://www.whatsapp.com.

Wikipedia. (2015, Nov 12). Media Sosial .Retrieved from Wikipedia:https://id.wikipedia.org.

Page 26: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

PENDAHULUANHasil penelitian yang dilansir oleh PSP

Balitbang Depdiknas pada tahun 2014 diperoleh angkamengulang kelas sebesar 841.662 siswa, denganrincian untuk kelas I sebesar 292.462 siswa (34%),kelas II sebesar 165.888 siswa (20), kelas III sebesar131.159 siswa (16%), kelas IV sebesar 94.829 siswa(16%), kelas V sebesar 56.776 siswa (7%), dan kelasVI sebesar 8.424 siswa (15). Data tersebutmenunjukkan angka tertinggi mengulang kelas padaanak kelas awal (1,2,3) SD/ MI.

Fenomena yang terjadi di lapangan saat ini jugamenunjukkan adanya ketidaktepatan orangtua maupunguru dalam menyikapi masa transisi tersebut, sepertihalnya: orangtua rela meringkaskan materi pelajarananaknya di rumah tanpa adanya keterlibatan si anak,bukan mengajarkan kepada anak bagaimana dapat

meringkas suatu materi pelajaran. Orangtua jugamengerjakan pekerjaan rumah (PR) anaknya, bukanmengajarkan anak untuk dapat mengerjakan PR-nyasendiri. Orangtua pun sering merapihkan tas danmeja belajar anak, tanpa melibatkan anaknya.Begitupun juga dengan guru yang meringkaskanmateri pelajaran dan memberikan latihan soal yangmirip seperti yang akan diujikan kelak, dengan tujuanagar anak dapat memperoleh nilai yang tinggi.

Hal tersebut di atas menyebabkan rendahnyakemampuan regulasi diri dalam belajar (selfregulated learning). Hal itu ditunjukkan denganperilakunya kurang baik seperti tidak memilikijadwal belajar di rumah; malas mengulang kembalimateri pelajaran ; tidak membuat ringkasan materipelajaran sendiri, cenderung menunggu diringkaskanoleh orangtuanya; tidak merapihkan tasnya maupun

Nazia Nuril FuadiaWidyaiswara Muda

BDK [email protected]

Penelitian ini bertujuan mengembangkan strategi parenting untuk dapatmeningkatkan regulasi diri dalam belajar (self regulated learning) anak,yaitu kemampuan anak dalam mengatur metakognisi, motivasi danperilakunya dalam belajar. Metodologi yang digunakan dalam penelitianini adalah research and development, yaitu metode penelitian yangmenghasilkan suatu produk tertentu dan menguji kefektifan produk tersebut,dalam hal ini yaitu buku panduan parenting yang dilatihkan kepada orangtua, yang nantinya isi dari buku panduan tersebut diterapkan dan dibiasakankepada anaknya. Penelitian ini kemudian dilanjutkan dengan metode ex postfacto, dimana ingin melihat apakah ada dampak/ efek dari peningkatanpengetahuan orang tua tersebut terhadap kemampuan regulasi diri dalambelajar anaknya. Teknik sampling dalam penelitian ini adalah multistagecluster random sampling, dan teknik analisa data menggunakan pendekatankuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menjelaskan adanya perbedaanrata-rata skor regulasi diri dalam belajar anak antara sebelum dan sesudahorang tua mempelajari dan menerapkan isi dari buku panduan kepadaanaknya, dengan perolehan skor t hitung>skor t-tabel, atau sig 0,000<α=0,005 maka Ho di Tolak. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu strategiparenting (buku panduan yang dilatihkan kepada orang tua) dapatmeningkatkan kompetensi seperti pengetahuan, sikap dan keterampilanorang tua, dan terbukti efektif didalam meningkatkan regulasi diri dalambelajar (self regulated learning) anak.

Kata Kunci: Penelitian Pengembangan, Parenting, Regulasi Diri DalamBelajar Anak

Nazia Nuril Fuadia

Abstrak

PENGEMBANGAN STRATEGI PARENTING UNTUK MENINGKATKANREGULASI DIRI DALAM BELAJAR ANAK DI PROVINSI JAWA BARAT

22

Page 27: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

meja belajarnya sendiri dan siswa cenderungmenyerah dan malas bertanya jika dihadapkan padamateri pelajaran yang sulit.

Dalam upaya menyikapi kondisi tersebut, makaperlu dilakukan peningkatan regulasi diri dalambelajar (self regulated learning) anak, yaitukemampuan anak untuk berperan aktif dalam prosesbelajarnya, dengan cara menggunakan proses berpikir(metakognisi), memotivasi diri sendiri, danmengontrol perilakunya dalam belajar.

Zimmerman mengatakan bahwa Self regulatedlearning ini sebagai kemampuan menjadi individuyang aktif dalam proses pembelajaran ditinjau darisudut metakognitif, motivasi dan perilaku. Dari sudutmetakognitif, individu merencanakan, menentukantujuan, mengatur, memonitor, dan mengevaluasi diriterhadap berbagai hal selama proses belajar. Darisudut motivasi, individu memperlihatkan keyakinanterhadap dirinya (High self-eficacy), memilikikomitmen terhadap tugas, dan tekun dalam belajarnya.Dari segi perilaku, individu yang mandiri memilih,menyusun, dan menciptakan lingkungan belajar untukdapat belajar dengan optimal. Jadi dapat dikatakanbahwa semakin baik regulasi diri dalam belajar anak,maka akan semakin baik hasil prestasi yang akandicapainya.

Adapun aspek regulasi diri dalam belajarmenurut Pintrich dan Schunk yaitu: 1) Metakognisi,adalah persepsi individu tentang pengetahuan merekamengenai keadaan dan proses pemikiran merekasendiri serta kemampuan mereka untuk menjaga danmengubahnya sesuai keadaan pemikiran tersebut.Proses pemikiran tersebut meliputi kemampuan dalammerencanakan tujuan belajar, mengorganisasi bahanpelajaran, menetapkan dan menggunakan strategibelajar, menginstruksikan diri, memonitor danevaluasi aktivitas belajar; 2) Motivasi, adalah suatukekuatan, tenaga, daya, atau suatu keadaan yangkompleks dan kesiapsediaan dalam diri individu untukbekerja ke arah tujuan tertentu, baik disadari maupuntidak disadari, sehingga siswa yang termotivasi kuatmemiliki energi yang banyak untuk mengarahkan danmengorganisasikan aktivitas belajar; 3) Perilaku yaituupaya individu untuk mengatur diri, menyeleksi danmemanfaatkan lingkungan maupun menciptakanlingkungan yang mendukung aktivitas belajarnya.Perilaku aktif meregulasi diri dalam belajar antara lainmengelola waktu dan tempat belajar, meregulasi

usaha, belajar kelompok dan usaha mencari bantuandalam memperlancar proses belajarnya.

Selanjutnya faktor-faktor yang mempengaruhiRegulasi Diri Dalam Belajar menurut Banduraadalah: a) Faktor Eksternal: dimana faktorlingkungan berinteraksi dengan pengaruh pribadi,membentuk standar evaluasi diri seseorang. Melaluipengalaman berinteraksi dengan lingkungan yanglebih luas maka anak kemudian mengembangkanstandar yang akan dipakai untuk dirinya; b) FaktorInternal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diriseperti faktor intelegensi, kognitif, metakognitif.

Parenting, menurut Olson berasal dari kataParent (bahasa inggris) yang memiliki arti ibu, ayah,seseorang yang akan membimbing dalam kehidupanbaru, seorang penjaga, atau seorang pelindung. Jadiparenting adalah individu yang mendampingi danmembimbing semua tahapan pertumbuhan danperkembangan anak, dengan merawat, melindungi,membimbing, mengarahkan kehidupan anak dalamsetiap tahapan perkembangannya. Pengertianparenting lainnya menurut Morris adalah cara orangtua bertindak sebagai orang tua terhadap anaknyadimana mereka melakukan serangkaian usaha aktif,usaha dalam memenuhi kebutuhan, memberiperlindungan dan mendidik anak dalam kehidupansehari hari.

Adapun unsur-unsur Parenting menurutKuczynsky dkk antara lain yaitu: 1) cinta danperhatian; 2) keteladanan (modeling), 3) komunikasi; 4) rasa penerimaan, aman, dan nyaman; dan 5)Kedisiplinan.

Berdasarkan latar belakang tersebutdilakukan penelitian pengembangan dengan tujuanuntuk mengembangkan strategi parenting untukmeningkatkan regulasi diri (Self Regulated Learning).

METODOLOGI PENELITIANPenelitian ini menggunakan metode penelitian

dan pengembangan (Research and Development),yaitu jenis penelitian yang berorientasi padapembuatan/pengembangan produk, yang kemudiandilanjutkan dengan pendekatan ex post facto yaitumelihat dampak dari penelitian yang telah dilakukansebelumnya. Produk dari penelitian ini adalahstrategi parenting untuk meningkatkan regulasi diridalam belajar anak dan penjelasan mengenaidampaknya. Adapun teknik pengambilan sampel

23

Page 28: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

pada penelitian ini menggunakan multistage clusterrandom sampling, dengan membagi populasi kedalamsatuan-satuan sampling yang besar (kelompok)disebut cluster, dan dilakukan pengambilan sampelsecara bertingkat (multistage) dan secara acak(random). Dalam hal ini Populasi yaitu Prov. JawaBarat, kemudian dipilih Kab. Karawang secarapurposive sampling yang memiliki wilayah yangcukup luas, yakni 18 Kab dan 9 Kota. Selanjutnyadengan cara cluster random sampling terpilihlah Kec.Klari sebagai sampel, maka dipilihlah beberapa MI diKec. Klari untuk penelitian ini. Teknik analisa datamenggunakan pendekatan kualitatif melalui inkuirinaturalistic untuk mendapatkan temuan-temuan yangdapat digunakan untuk perbaikan strategi, dandigunkaan juga pendekatan kuantitatif (perhitunganSPSS) digunakan untuk melakukan analisis deskriptif.

HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam proses penelitian dan pengembangan,yang Pertama-tama dilakukan adalah pengumpulandata (collecting data), yang kemudian data-data yangtelah ditemukan tersebut dianalisis, sehingga diketahuikebutuhan di dilapangan. Adapun pengumpulan datayang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:1) Siswa memiliki regulasi diri dalam belajar yangmasih rendah; 2) Sikap orang tua yang menunjukkanperilaku suka membuatkan ringkasan/ rangkumanmateri pelajaran dan menyelesaikan Pekerjaan Rumah(PR) anaknya, dimana orangtua lebih berorientasipada hasil belajar anak untuk memperoleh nilai yangtinggi, daripada mengajarkan anak pada proses belajaryang benar. Temuan tersebut menjadi landasan untukmerancang strateti regulasi belajar. Selanjutnya dirancang berupa Buku PanduanBagi Orang Tua (Parenting) Untuk MeningkatkanRegulasi Diri Dalam Belajar (Self Regulated Learing)Anak, yang secara garis besar dapat digambarkan alamskema rancangan produk.

Langkah Ketigadilakukan dalam penelitian iniadalah melakukan validasi ahli/pakar, yaitu penilaianyang dilakukan oleh ahli atau pakar untuk menilaisejauhmana produk (buku panduan) yang kita ran-cang dapat memenuhi syarat dari berbagai aspekseperti segi instruksional, materi, media, dan bahasa.Setelah dilakukan validasi ahli maka dilakukan per-baikan atas berbagai saran/ masukan dari berbagaiahli tersebut.

Setelah dilakukan perbaikan, langkah Keem-pat selanjutnya yang dilakukan dalam penelitian iniadalah uji coba satu-satu, kelompok kecil dan ujicoba lapangan.

Berdasarkan data hasil uji coba satu-satu yangtelah dilakukan, baik berupa catatan pada buku pan-duan, skor evaluasi peningkatan kemampuan orangtua, serta hasil angket dan wawancara terstruktur,Peneliti melakukan revisi, lalu mempersiapkan bukupanduan yang telah direvisi untuk kegiatan uji cobaberikutnya yaitu uji coba kelompok kecil. Setelahdilakukan perbaikan berdasarkan uji coba kelompokkecil, maka selanjutnya dilakukan uji coba kelom-pok besar. Adapun hasil uji coba kelompok besarbaik secara analisis kuantitatif maupun kualitatif,diperoleh hasil dengan kategori efektif/ baik. Hasiluji coba kelompok besar kembali digunakan untukmelakukan revisi buku panduan. Masukan dari hasiluji coba kelompok besar inilah yang menjadi dasarterakhir bagi perbaikan dan penyempurnaan produk(Buku Panduan).

Berdasarkan langkah-langkah penelitian yangtelah dilakukan, maka ditemukan hasil penelitiansebagai berikut: a) Model Konseptual Strategi Par-enting Untuk Meningkatkan Regulasi Diri DalamBelajar (Self Regulated Learning) Anak. Model

24

Page 29: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

konseptual ini dirancang berdasarkan dari masalahregulasi diri dalam belajar anak, harapan bahwaorang tua dapat menjadi agen peningkatan regulasidiri dalam belajar anak, minimnya pengetahuan orangtua tentang perkembangan dan pendidikan anak, danteori-teori yang dapat dijadikan landasan dalampengembangan model serta hasil-hasil penelitianyang dapat dijadikan acuan dan referensi dalampengembangan model (produk) yang berupa bukupanduan, mengkaji prinsip-prinsip teoretik yangmendasari dan yang dibutuhkan untuk mengembang-kan regulasi diri dalam belajar anak, menentukantujuan yang ingin dicapai, kemudian menetapkanobjek sasaran dan membuat garis besar isi buku pan-duan. Selanjutnya peneliti merancang berbagai ma-teri yang akan dikembangkan dalam buku panduanparenting; b) Model Prosedural Strategi ParentingUntuk Meningkatkan Regulasi Diri Dalam Belajar(Self Regulated Learning) Anak. Pada penelitian ini,model procedural yang dianggap sesuai dengan kebu-tuhan penelitian pengembangan model adalah lang-kah-langkah pendekatan yang mengacu pada modelDick & Carey yang terdiri dari tahap perencanaan,tahap penulisan, tahap riview, uji coba dan revisi; c)Model Fisikal Strategi Parenting Untuk Meningkat-kan Regulasi Diri Dalam Belajar (Self RegulatedLearning) Anak. Model fisikal merupakan bentukfisik atau produk yang dihasilkan sebagai bagian darikelengkapan dan pendukung dalam sistem pengem-bangan strategi untuk dapat meningkatkan regulasidiri dalam belajar anak. Adapun produk utama yangdihasilkan berupa “Buku Panduan Bagi Orang TuaUntuk Meningkatkan Regulasi Diri Dalam BelajarAnak” kemudian produk pendukung lainnya berupabahan-bahan maupun instrument dalam mengem-bangkan strategi parenting tersebut.

Selanjutnya langkah Kelima yaitu melihatkeefektifitasan buku panduan yaitu untuk melihatapakah buku panduan layak atau tidak digunakanoleh orang tua, serta meningkat atau tidaknya pegeta-huan orang tua terkait regulasi diri dalam belajaranak, yang pada akhirnya diharapkan dapat mening-katkan regulasi diri dalam belajar (self regulatedlearning) anak. Uji efektifitas ini dilakukan denganmenggunakan beberapa instrument yang disiapkanoleh peneliti yaitu: lembar wawancara dan angketterstruktur; lembar evaluasi peningkatan pengetahuan

orang tua, serta Pre-test dan Post test Regulasi diridalam belajar (self regulated learning) Anak. Adapun hasil uji efektifitas yang telahdilakukan diperoleh hasil sig = 0.000<α=0,05, makaditolak. Artinya, skor anak berdarsakan kelompokorang tua setelah belajar buku panduan kelompok (berbeda dengan kelompok orang tua dengan skoryang rendah ), dimana rata-rata > rata-rata . Artinyaada pengaruh atau dampak dari peningkatanpengetahuan orang tua terhadap peningkataanregulasi diri dalam belajar (self regulated learning)anak, dimana terjadi peningkatan kemampuanregulasi diri dalam belajar (self regulated learning)anak, setelah orang tua mengalami peningkatanpengetahuan, yang merupakan hasil dari mempelajaribuku panduan meningkatkan regulasi diri dalambelajar anak.

Selanjutnya dilakukan Uji Chi Kuadratdigunakan untuk melihat hubungan antara variabelyang digambarkan melalui tabel kontingensi (skororang tua dengan skor anak). Dari tabel chi-squaretests, diperoleh sig = 0.000<0.05, maka H0 ditolak.Artinya terdapat hubungan antara variabel skororang tua dengan skor anak, atau skor orang tua danskor anak saling berasosiasi/ berhubungan.Sehingga dapat disimpulkan ada kaitan atau korelasiyang kuat/ signifikan antara skor peningkatankemampuan orang tua terhadap skor regulasi diridalam belajar anak. Hasil penelitian yang telah dilakukanmemperkuat teori bahwa siswa yang berada dijenjang sekolah dasar kelas awal berada padarentangan anak usia dini. Dimana pada usia iniseluruh aspek perkembangan berkembang begitupesat, salah satunya pada aspek kecerdasan anak.Menurut Piaget dalam Ormrod ada lima faktor yangmenunjang perkembangan intelektual/ kecerdasanseorang anak yaitu: 1) kedewasaan (maturation); 2)pengalaman fisik (physical experience); 3)penyelaman logika matematika (logicalmathematical experience); 4) transmisi sosial (socialtransmission), dan 5) proses keseimbangan(equilibriun)/ proses pengaturan diri (self-regulation). Sehingga proses pengaturan diri amatpenting diajarkan sejak dini.

KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

25

Page 30: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasanyang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskankesimpulan sebagai berikut: 1) Strategi parentingyang dikembangkan untuk meningkatkan regulasidiri dalam belajar anak, dalam hal ini Buku PanduanParenting berhasil meningkatkan pengetahuan, sikapdan keterampilan orang tua dalam meningkatkan reg-ulasi diri dalam belajar (self regulated learning) anak;dan 2) Ada pengaruh yang signifikan antara pening-katan pengetahuan orang tua terkait regulasi diri da-lam belajar anak terhadap peningkatan regulasi diridalam belajar anak (self regulated learning).

Ada beberapa implikasi dari hasil penelitian yangtelah dilakukan, antara lain yaitu: 1) sebagai masukandalam menetapkan kebijakan sekolah/ madrasahterkait kurikulum atau disain pembelajaran yangdigunakan; 2) memperkaya sarana dan prasaranadalam meningkatkan pengetahuan orang tua terkaitregulasi diri dalam belajar anak (kompetensi anak);dan 3) modifikasi lingkungan belajar anak di sekolahmaupun di rumah agar lebih kondusif, sehingga dapatsecara bersama-sama secara holistic dan integrativedalam meningkatkan berbagai kompetensi anak. Adapun saran terkait penelitian yang dilakukan,sebagai berikut: 1) Materi kegiatan belajar dalam bukupanduan perlu dikaji kembali, agar tercapai kualitasbuku panduan yang lebih baik; 2) Dilibatkannyakelompok kontrol di dalam penelitian, sehingga hasilpenelitian lebih valid; 3) Produk perlu disosialisasikanjuga kepada guru agar dapat secara bersama-samadalam meningkatkan kompetensi anak.

DAFTAR PUSTAKA

Albert Bandura, Social Foundations of Thought andAction: A Social Cognitive Theory. New Jersey:Prentice-Hall, 1986.

Bjorklund, F, David. Children’s Thinking: CognitiveDevelopment and Individual Differences. USA:Wadsworth Cengage Learning,2012.

Borg dan Gall. Educational Research.Ed.8.USA:Pearson Education Inc,2007

Bornstein, H, Marc. Handbook of Parenting: PracticalIssues in Parenting. New Jersey: LawrenceErlbaum Association Publisher, 2008.

Daniel, J., Siegel, M. D., Marietta McCarty. TheMindful Parenting Collection. New York, 2012.

Davies, Douglas. Child Development: APractitioner’s Guide. 3rd Ed. USA: GuilfordPress, 2011.

David, H, Olson and John DeFrain. Marriages andFamilies: intimacy, diversity and strengths. 5Ed. Boston: McGraw Hill. 2006.

Dick, W dan Carey, L. The Systematic Design ofInstruction. New Jersey: PearsonEducation.2009.

Doe, M. 10 Principles for Spiritual Parenting:Nurturing your Chil’s Soul. New York: HarperPublisher, 1998.

Ee Jessie., Agnes, C dan Oon Seng Tan. ThinkingAbout Thinking: What Educators Need toKnow. Singapore: Mc Graw Hill, 2004.

Fonagy dan Target. Attachment and ReflectiveFunction: Their Role in Self Organization,Development and Psychopathology. USA,1997.

Gage, N. L dan Berliner, C David. EducationalPsychology. 3th Ed. Boston: Houghton MifflinCompany, 1991.

Gloria, B., Keith, M. Families and IntimateRelationship. USA: McGraw Hill, 1994.

Itai Iutzan dan Lomas Tim. Mindfulness in PositivePsychology. New York: Routledge, 2016.

Jeane, E, Ormrod. Educational Psychology:Developing Learner. 4th Ed. New Jersey:Merril Prentice Hall, 2003.

Joan, E. Grusec dan Leon Kuczynski. Parenting andChildren’s Internalitation of Value. USA: JohnWiley & Son, Inc, 1997.

Kristen, R. Mindful Parenting. United States ofAmerica: Martin Press, 2013.

Morrison, Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia DiniJakarta: Indeks, 2012.

Sahara dkk. Harmonius Family. Jakarta: PustakaObor Indonesia, 2013.

Setyosari, Punaji. Metode Penelitian Pendidikan danPengembangan. Cet ke-3. Jakarta: PrenadaMedia Group, 2010.

Skinner, E, A. Six Dimensions of Parenting: AMotivational Model Parenting, Science andPractice. USA: Johnson Publisher, 2005.

Sri Mulyanti. Spiritual Parenting. Yogyakarta:Ramadhan Press, 2013.

Sujiono, N, Yuliani. Konsep Dasar Pendidikan AnakUsia Dini. Jakarta: PT Indeks, 2013.

26

Page 31: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan implementasikebijakan penataan dan pemerataan guru Agama PNS pada SMANegeri di DKI Jakarta. Penelitian ini dilaksanakan menggunakanmodel evaluasi Stake’s Coumntenance mencakup penilaian terhadaptiga fase kebijakan yaitu antecedents, transactions, and outcomes. Datapenelitian dikumpulkan melalui teknik analisis dokumen, wawancara,observasi, dan penyebaran kuesioner. Sumber data meliputi pengelolatenaga pendidik pada Dinas Pendidikan dan Suku Dinas PendidikanMenengah, pengawas sekolah, kepala sekolah dan guru. Hasilpenelitian ini menunjukkan bahwa implementasi kebijakan penataandan pemerataan guru PNS pada SMA Negeri di DKI Jakarta belumberjalan secara optimal. Terdapat sejumlah aspek dalam prosesimplementasi kebijakan yang perlu ditingkatkan antara lain:perencanaan program dan sosialisasi, mekanisme pelaksanaankegiatan, serta monitoring termasuk pembinaan dan pengawasansehingga memberikan dampak positif terhadap pemenuhan kebutuhandan pemerataan guru serta peningkatan kinerja dan kompetensi guru.

Kata Kunci: penataan dan pemerataan guru, pemenuhan kebutuhan

guru, distribusi guru.

EVALUASI IMPLEMENTASI KEBIJAKANPENATAAN DAN PEMERATAAN GURU AGAMA PEGAWAI NEGERI SIPIL

(PNS) SMA NEGERI DI DKI JAKARTA

Abstract

Eni Rindarti

Eni RindartiPengawas Sekolah padaMTs/MA Kankemenag

Kota Jakarta [email protected]

PENDAHULUANKeberadaan guru dapat dipandang sebagai

faktor utama dalam penyelenggaraan pendidikan disekolah. UU No 14 tahun 2005 tentang Guru danDosen pasal 24 ayat (1) menetapkan bahwapemerintah wajib memenuhi kebutuhan guru, baikdalam jumlah, kualifikasi akademik, maupun dalamkompetensi secara merata. Pemerintah pusat,pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kotaberkewajiban memenuhi kebutuhan guru diwilayahnya sesuai kewenangan masing-masing.

Pada tahun 2011 pemerintah telahmengeluarkan kebijakan untuk mengatur pemerataanguru. Kebijakan tersebut berupa Peraturan Bersama

Lima Menteri (Menteri Pendidikan Nasional Nomor05/X/PB/ 2011, Menteri Negara PendayagunaanAparatur Negara dan Reformasi Birokrasi NomorSPB/03/M.PAN-RB/10/2011, Menteri Dalam NegeriNomor 48 Tahun 2011, Menteri Keuangan Nomor158/PMK.01/ 2011, dan Menteri Agama denganNomor 11 Tahun 2011 tentang Penataan danPemerataan Guru Pegawai Negeri Sipil (PNS).Kebijakan ini digunakan sebagai pedoman bagipemerintah daerah dalam pengelolaan guru PNSmeliputi perbaikan distribusi guru yang ada sertapengendalian rekrutmen guru PNS di wilayahkerjanya masing-masing.

27

Page 32: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

Provinsi DKI Jakarta seperti juga daerah-daerahlain di Indonesia mengalami permasalahanpenyebaran atau distribusi guru termasuk guru PNSpada SMA Negeri. Berdasarkan data pada DinasPendidikan DKI Jakarta tahun 2012/2013, SMANegeri di Provinsi DKI Jakarta secara keseluruhanmengalami kekurangan guru PNS sebanyak 432 orangdan kelebihan guru PNS sebanyak 151 orang.Kelebihan guru terjadi pada lima kabupaten/kota,kekurangan guru terjadi di satu kota. Apabila dilihatberdasarkan mata pelajaran, pada akhir tahun 2013terjadi kelebihan guru sebanyak 404 orang pada 11mata pelajaran, terjadi kekurangan guru sebanyak 640orang yang tersebar pada 11 mata pelajaran (Sumber:Dihimpun dari Suku Dinas Pendidikan kab/kotaProvinsi DKI Jakarta, tahun 2014).

Terjadinya kekurangan dan kelebihan guru PNSdi DKI Jakarta menunjukkan implementasi kebijakanpenataan dan pemerataan guru belum optimal. Atasdasar itu, diperlukan evaluasi untuk memberikangambaran komprehensif tentang kelemahan kebijakan,keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuankebijakan, masalah dalam implementasi kebijakan,serta menemukan solusi untuk mengatasi masalahtersebut. Evaluasi implementasi kebijakan penataandan pemerataan guru PNS penting dilakukan dengantujuan memberikan masukan terhadap tindak lanjutkebijakan.

Evaluasi implementasi kebijakan diperlukanuntuk memberikan penjelasan dan penilaiankelayakan, keterlaksanaan, dan keberhasilanpencapaian tujuan kebijakan termasukmengidentifikasi berbagai kendala selama prosesimplementasi kebijakan berlangsung. Hasil evaluasiimplementasi kebijakan dapat dijadikan sebagaipertimbangan dalam pengambilan keputusanmengenai kelanjutan, perbaikan serta penyempurnaankebijakan penataan dan pemerataan guru PNS padamasa yang akan datang. Pemenuhan kebutuhan gurumerupakan bagian integral pemenuhan standarpelayanan pendidikan di sekolah. Karena gurumerupakan aspek penting dalam pembelajaran yangterjadi di dalam kelas, penataan dan pemerataan gurupenting dilakukan guna memastikan bahwa semuasiswa memiliki kesempatan sama untuk belajar(Behrstock dan Clifford, 2010: 1). Menurut Adamsondan Darling-Hammond (2012: 5), tingkat distribusi

dalam pemerataan guru menyangkut perbedaanproporsi guru dalam memenuhi standar-standarkualifikasi di sekolah.

Kebijakan penataan dan pemerataan guru PNSditetapkan dengan harapan dapat mengatasi masalahdistribusi guru. Pemerataan berkenaan dengan prosespemindahan guru yang berdampak pada perubahansatuan administrasi pangkal guru yang bersangkutan.Proses pemindahan guru dilakukan untukmengantisipasi kekurangan guru atau mengantisipasikelebihan guru.

Evaluasi implementasi kebijakan penataan danpemerataan guru PNS pada SMA Negeri di ProvinsiDKI Jakarta dalam penelitian ini dilaksanakan dengantujuan untuk menilai serta menjelaskan: (1) kondisiawal (antecedents) kebijakan yang meliputi latarkebutuhan guru, tujuan dan sasaran kebijakan,landasan kebijakan, serta kesiapan institusi pelaksanakebijakan; (2) proses (transactions) implementasikebijakan yang meliputi perencanaan,pengorganisasian pelaksana kebijakan, mekanismepelaksanaan kegiatan, serta monitoring pelaksanaankebijakan; serta (3) hasil (outcomes) implementasikebijakan yang meliputi dampak kebijakan terhadappemenuhan kebutuhan dan pemerataan guru sertapeningkatan kinerja dan kompetensi guru.

METODE PENELITIANPenelitian dilaksanakan di lingkungan Dinas

Pendidikan Provinsi DKI Jakarta termasuk SukuDinas Pendidikan Menengah kabupaten/kota sertaSMA Negeri di wilayah tersebut. Penelitian dimulaipada bulan Agustus 2014 sampai Januari 2015. Studidilaksanakan melalui penelitian evaluasi. Penelitiandiarahkan untuk menjelaskan komponen kebijakanmelalui analisis terhadap setiap fase implementasikebijakan. Penelitian dilakukan menggunakanmetode deskriptif setelah implementasi kebijakanberlangsung. Model evaluasi yang digunakan adalahStake’s Countenance Model. Model ini menggunakananteseden, transaksi, dan hasil sebagai konsep intiuntuk menjelaskan dan menilai kebijakan. Penilaiankebijakan dilakukan melalui dokumentasi terhadapharapan (intents) dan pengamatan (observations)mengenai anteseden, transaksi, dan hasil(Stufflebeam and Coryn, 2014: 376).

28

Page 33: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

Penggunaan model evaluasi Stake’sCountenance mengidentifikasi analisis kongruensidan kontingensi sebagai bentuk dasar analisis(Stufflebeam and Coryn, 2014: 376).

Data penelitian dikumpulkan melalui analisisdokumen, wawancara, observasi, dan penyebarankuesioner. Analisis dokumen dilaksanakan melaluikajian dokumen yang diterbitkan lembaga/organisasiyang terlibat dalam implementasi kebijakan.Wawancara mendalam dilakukan terhadap staf tendikDinas Pendidikan Provinsi, staf tendik SudinDikmen, pengawas sekolah, kepala sekolah, danguru. Observasi dilakukan terhadap mekanismepelaksanaan kegiatan serta ketersediaan guru.Kuesioner diisi oleh sampel kepala sekolah.

Analisis data dilakukan melalui tiga langkahpokok yaitu reduksi data, penyajian data, penarikankesimpulan dan verifikasi (Miles dan Huberman,1984: 20). Data hasil penyebaran kuesioner dianalisismenggunakan statistik deskriptif. Keabsahan datadiuji melelui metode trianggulasi sumber,trianggulasi teknik dan member chek. Pada tahapselanjutnya, sesuai model evaluasi yang digunakan,data penelitian dianalisis dengan menggunakan duateknik dasar yaitu analisis kongruensi dankontingensi. Analisis kongruensi diterapkan dalammenilai kesesuaian antara data empiris (observations)dengan kriteria (standards) dan tujuan (intens).Analisis kontingensi diterapkan untuk menilaiketerkaitan antara kondisi latar belakang denganpelaksanaan kegiatan yang diamati, dan antarakondisi akhir dan hasil yang diharapkan.

HASIL PENELITIAN

Hasil evaluasi komponen antecedents (kondisiawal) implementasi kebijakan penataan danpemerataan guru PNS SMA Negeri di DKI Jakartamenunjukkan kesesuaian antara fakta empirik dengankondisi awal yang diharapkan. Isi kebijakan sesuaidengan fakta kondisi awal tentang latar kebutuhanguru PNS SMA Negeri yang terjadi di DKI Jakarta.Dengan memperhatikan kebutuhan guru matapelajaran, tahun 2012/2013 di DKI Jakarta terjadikelebihan guru sebanyak 488 orang dan kekuranganguru 725 orang. Di samping itu sebaran guru belummerata antar wilayah kabupaten/kota. Lima dari enam

kabupaten/kota mengalami kekurangan/ dan kelebihanguru hampir pada setiap mata pelajaran.

Hasil evaluasi menunjukkan kebijakan penataandan pemerataan guru PNS memiliki tujuan dan sasaranyang jelas. Tujuan tersebut adalah untuk mengatasimasalah pemenuhan kebutuhan dan pemerataan guruantar satuan pendidikan dan antar wilayah. Secaraumum tujuan dan sasaran tersebut telah dipahami olehunsur pelaksana kebijakan dan guru.

Hasil evaluasi terhadap landasan kebijakanmenunjukkan bahwa kebijakan penataan danpemerataan guru PNS memiliki landasan hukum kuat.Isi kebijakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku antara lain UU No. 20/2003tentang Sistem Pendidikan Nasional, UU No. 14/2005tentang Guru dan Dosen, PP No. 74/2008 tentangGuru, serta PP No. 9/2003 tentang WewenangPengangkatan, Pemindahan, dan PemberhentianPegawai Negeri Sipil, PP No. 17/2010 tentangPengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan,Permendiknas No. 39/2009 tentang Pemenuhan BebanKerja Guru, Permendikbud No. 62/2013 tentangSertifikasi Guru dalam Jabatan, dan juga PeraturanDaerah DKI yaitu Peraturan Kepala Dinas PendidikanProvinsi DKI No. 64/2010 tentang Pemindahan danPenempatan Tugas Pendidik dan TenagaKependidikan.

Evaluasi terhadap kesiapan institusimenunjukkan bahwa Dinas Pendidikan DKI Jakartamemiliki potensi yang memadai sebagai unsurpelaksana kebijakan. Hal ini diperlihatkan olehtersedianya SDM dengan jumlah dan kemampuanyang memadai, struktur tugas yang jelas danterintegrasi sesuai dengan kewenangan masing-masing, tersedianya fasilitas (sarana dan prasarana),serta anggaran yang dapat dimanfaatkan secaraoptimal.

Hasil evaluasi komponen transactions (proses)menunjukkan bahwa implementasi kebijakan penataandan pemerataan guru PNS pada SMA Negeri di DKIJakarta belum dilaksanakan secara optimal. Evaluasiterhadap aspek perencanaan dan sosialisasimenunjukkan sebagian dari proses perencanaan belumdituangkan dalam bentuk program kegiatan.Walaupun sosialisasi dilaksanakan telah pada setiapjenjang pengelolaan dan menjangkau seluruh sasaran,namun ketercapaian hasil sosialisasi belum optimal.

29

Page 34: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

Evaluasi terhadap aspek pengorganisasianmenunjukkan bahwa unsur pelaksana kebijakan telahdiorganisasikan dalam struktur yang terkoordinasi.Pengorganisasian dintegrasikan dalam strukturorganisasi dan tata kerja (SOTK) Dinas PendidikanProvinsi DKI Jakarta dan Suku Dinas Dikmen padatingkat kabupaten/kota.

Evaluasi terhadap mekanisme pelaksanaankegiatan menunjukkan bahwa kegiatan dalamimplementasi kebijakan belum berjalan optimal. Barusebagian kegiatan yang dilaksanakan sesuai denganprosedur dalam Juknis. Masih ditemukan laporan hasilanalisis kebutuhan yang belum lengkap pada tingkatsekolah maupun Sudin Dikmen. Di samping itu, barusebagian kendala implementasi kebijakan yang dapatdiatasi dengan baik.

Evaluasi terhadap monitoring pelaksanaankebijakan menunjukkan bahwa monitoring belumterlaksana secara optimal. Hanya sebagian kecilwilayah di DKI Jakarta yang melaksanakanmonitoring ke sekolah. Pembinaan dan pengawasanbelum dilakukan secara terprogram dan belum mampumenyelesaikan masalah yang dihadapi. Belum adahasil monitoring yang dapat dimanfaatkan untukperbaikan proses implementasi kebijakan. Kelemahanmonitoring tersebut dapat mengakibatkan prosesimplementasi tidak sesuai dengan harapan.

Evaluasi terhadap komponen outcomes (hasil)menunjukkan bahwa implementasi kebijakan penataandan pemerataan guru PNS SMA Negeri di DKI Jakartabelum memberikan hasil optimal. Dampakimplementasi kebijakan terhadap pemenuhankebutuhan dan pemerataan guru belum sesuai harapan.Sebagian permasalahan kelebihan dan kekuranganguru dapat diatasi namum belum merata pada setiapmata pelajaran, antar satuan pendidikan dan antarwilayah. Walapun terjadi peningkatan dibandingkantahun sebelumnya, namun masih ada sekolah danwilayah yang mengalami kelebihan dan kekuranganguru.

Hasil evaluasi menunjukkan implementasikebijakan memberikan dampak secara tidak langsungterhadap peningkatan kinerja guru melalui pemenuhanbeban kerja. Namun demikian belum memberikandampak yang nyata terhadap peningkatankompetensi/kualifikasi guru dan mutu pendidikansecara keseluruhan. Peningkatan kualifikasi guru

dalam konteks kebijakan ini lebih kepada penyesuaianlatar belakang pendidikan dengan penugasan gurudalam mata pelajaran yang diampunya.

PEMBAHASANKondisi Awal Implementasi Kebijakan

Hasil evaluasi menunjukkan kebijakan inimemiliki tujuan dan sasaran yang jelas yaitumemenuhi kebutuhan guru sesuai kebutuhan riilsatuan pendidikan secara merata. Sejalan denganpendapat Smith dan Larimer (2009: 31), kebijakanpenataan dan pemerataan guru merupakan programpurposive yang dilakukan pemerintah dalammenangani masalah kelebihan dan kekurangan guruserta distribusi guru yang belum merata. Pemahamanpelaksana terhadap tujuan dan sasaran merupakanfaktor kunci yang perlu perhatian sebelum kebijakandilaksanakan.

Kebijakan penataan dan pemerataan guruPNS memiliki landasan hukum yang kuat. Kebijakantersebut sesuai dengan regulasi (Undang-undang,peraturan pemerintah, serta peraturan terkait lainya)yang telah ditetapkan sebelumya. Landasan hukumtersebut merupakan faktor penting untuk mendukungkeberhasilan implementasi kebijakan. Landasanhukum dapat dipandang sebagai bentuk legitimasipolitis dalam yang dapat dimanfaatkan untukmendukung implementasi kebijakan.

Implementasi kebijakan adalah tahapandalam proses kebijakan di mana kebijakandiberlakukan oleh birokrasi yang bertanggung jawab(Knill dan Tosun, 2010: 149). Hasil evaluasimenunjukkan bahwa implementasi kebijakandilaksanakan secara terstruktur melibatkanpemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, sertasekolah. Kewenangan dan tugas masing-masingpihak telah diatur dengan tegas dalam peraturan sertaJuknis. Implementasi adalah tahap dalam sikluskebijakan di mana ada hubungan antara pembuatkebijakan dan sasaran, dimediasi oleh pelaksana.

Pentingnya implementasi kebijakan terhadapkeberhasilan atau kegagalan kebijakan sangatlahjelas. Gagasan yang jelas tentang apa yang harusdilakukan oleh pemerintah dalam sebuah kebijakantidak akan berarti apa-apa jika pihak atau lembagayang bertanggung jawab menerapkan gagasan danperaturan tersebut tidak memiliki kapasitas atau

30

Page 35: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

kemampuan untuk benar-benar melakukannya.Kapasitas atau kemampuan untuk melaksanakankebijakan harus diimbangi oleh tugas dankewenangan yang dimiliki oleh setiap unsurpelaksana kebijakan pada setiap jenjang pengelolaan.

Proses Implementasi KebijakanHasil evaluasi menunjukkan perencanaan

implementasi kebijakan tidak dilakukan secaraformal dalam bentuk rencana operasional kegiatan.Perencanaan cenderung bersifat spontan mengacupada Juknis. Namun demikian, prosesnya diawalidengan sosialisasi yang telah dilaksanakan padasetiap jenjang pengelolaan. Pelaksanaan sosialisasikebijakan telah berjalan sesuai dengan konsepmanajemen stakeholders dalam sebagai salah satutema dalam manajemen program atau kebijakan(Project Management Institute, 2006: 11). Perenca-naan manajemen stakeholder harus dikombinasikandengan perencanaan komunikasi, memberikan infor-masi akurat, konsisten, dan tepat waktu sehinggadapat menjangkau semua pihak terkait sebagai bagiandari proses komunikasi untuk memfasilitasi pemaha-man yang jelas tentang isu-isu yang berkembang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwapengorganisasian pelaksana kebijakan penataan danpemerataan guru PNS Provinsi DKI Jakartadintegrasikan dalam organisasi dan tata kerja DinasPendidikan dan Suku Dinas Pendidikankabupaten/kota, Dinas Pendidikan Provinsi maupunSuku Dinas Pendidikan kabupaten/kota tidakmembuat struktur organisasi yang menangani secarakhusus implementasi kebijakan tersebut. Namundemikian hal ini cukup efektif karena ketersediaanstruktur organisasi pada Dinas Pendidikanmendukung terlaksananya koordinasi antar unsuryang terkait dengan pelaksanaan kebijakan.

Proses implementasi kebijakan ideal mencakupunsur-unsur inti perencanaan dan pengorganisasian(Fischer, Miller, and Sidney, 2007: 52). Dalamperencanaan harus disusun spesifikasi program(bagaimana dan dimana organisasi melaksanakanprogram, bagaimana seharusnya kebijakanditafsirkan). Hal ini belum terlihat jelas dalamperencanaan implementasi kebijakan penataan danpemerataan guru PNS di DKI Jakarta. Unsur keduaadalah alokasi sumber daya (yaitu, bagaimana dana

didistribusikan, bagaimana palaksana melaksanakanprogram, bagaimana unit-unit organisasibertanggung jawab dalam pelaksanaan program).

Mekanisme pelaksanaan kegiatan dalamimplementasi kebijakan telah dilaksanakanmengikuti Juknis yang ada. Prosesnya dilakukanpada setiap jenjang kelembagaan, mulai dari satuanpendidikan, Suku Dinas Pendidikan kabupaten/kota,dan Dinas Pendidikan Provinsi. Implementasikebijakan melibatkan hubungan antar lembagamelalui koordinasi sesuai kewenangan masing-masing. Hal ini sejalan dengan implementasi fungsimanajemen program governance. Administrasi da-lam konteks kebijakan mencakup pengembangan,komunikasi, implementasi, pemantauan, serta menja-min kebijakan, prosedur, struktur organisasi, danpraktek pelaksanaan kebijakan (Project ManagementInstitute, 2006: 12).

Monitoring pelaksanaan kebijakan barudilaksanakan di sebagian kabupaten/kota di DKIJakarta. Kegiatan ini belum dilaksanakan secaraoptimal dengan melibatkan pihak-pihak terkait. Padasisi lain, monitoring merupakan aspek pentingimplementasi kebijakan. Menurut Grembowski(2001: 147), tujuan utama monitoring adalah untukmemberikan informasi tentang kemajuan programdalam mencapai tujuan secara teratur dan informasiuntuk meningkatkan kinerja program. Diperlukanpeningkatan intensitas monitoring dalam mendukungimplementasi kebijakan.

Hasil Implementasi KebijakanMenurut Kellogg (2004: 2), hasil merupakan

produk langsung dari kebijakan. Kaitannya dengankebijakan penataan dan pemerataan guru PNS, hasilini ditunjukkan oleh terpenuhinya kebutuhan guruyang menjadi sasaran kebijakan. Sejalan denganpendapat tersebut, evaluasi terhadap hasilimplementasi kebijakan penataan dan pemerataanguru PNS pada SMA Negeri di Provinsi DKI Jakartadilakukan melalui penilaian terhadap dua aspek yaitupemenuhan kebutuhan dan pemerataan guru sertapeningkatan kinerja dan kompetensi guru.

Menurut Kay (2006: 4), setiap kebijakanpublik harus bermuara pada pencapaian tujuan.Implementasi kebijakan penataan dan pemerataanguru PNS pada SMA di DKI Jakarta telah

31

Page 36: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

memberikan hasil yaitu pemenuhan kebutuhan gurubaik kualitas dan kuantitas. Melalui proses pendataandan redistribusi, sebagian kekurangan guru dapatdiatasi. Namun hasilnya belum optimal karena masihditemukan beberapa sekolah mengalamikekurangan/kelebihan guru.

Salah satu tujuan implementasi kebijakan iniadalah memodifikasi perilaku guru yaitumeningkatan kinerja dan kompetensi. Implementasikebijakan secara tidak langsung meningkatkankompetensi dan kinerja guru. Implementasi kebijakandapat mengatasi persoalan kekurangan jam bebanmengajar yang harus dilaksanakan oleh guru. Faktadi lapangan hasil ini belum dicapai secara optimal.Terdapat banyak faktor kebijakan dan kelembagaanspesifik yang menghambat tujuan tersebut. Faktor-faktor inilah perlu diperbaiki untuk mendapatkanhasil yang lebih optimal.

PENUTUPBerdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan,

dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut.Pertama: kondisi awal kebijakan penataan danpemerataan guru PNS di DKI Jakarta telah sesuaidengan harapan. Hal ini ditunjukkan oleh isi kebijakanyang relevan dengan latar kebutuhan guru, tujuan dansasaran yang jelas, landasan yang kuat dari sejumlahregulasi terkait, serta kesiapan institusi DinasPendidikan sebagai pelaksana kebijakan.

Kedua: proses implementasi kebijakan penataandan pemerataan guru PNS di DKI Jakarta belumberjalan optimal, hal ini dapat dilihat dari lemahnyaperencanaan program yang berpotensi menghambatproses implementasi, mekanisme pelaksanaankegiatan belum optimal, serta monitoring belumterlaksana dengan baik. Namun demikian, pelaksanakebijakan telah diorganisasikan dalam struktur yangterkoordinasi.

Ketiga: hasil implementasi kebijakanmemberikan dampak terhadap peningkatan kinerjamelalui pemenuhan beban kerja guru namun belummemberikan dampak terhadap peningkatankompetensi/kualifikasi guru dan mutu pendidikan.Sebagian permalasahan kelebihan dan kekuranganguru sudah dapat diatasi namum belum merata untuksetiap mata pelajaran, satuan pendidikan dan antarwilayah kabupaten/kota.

Secara umum implementasi kebijakan penataandan pemerataan guru PNS pada SMA Negeri di DKIJakarta belum berjalan optimal. Hal ini dapatdiakibatkan oleh proses implementasi yang belumoptimal walaupun kondisi awalnya baik. Terdapataspek-aspek dalam proses implementasi kebijakanyang perlu ditingkatkan antara lain: perencanaanprogram dan sosialisasi, mekanisme pelaksanaankegiatan, serta monitoring termasuk pembinaan danpengawasan sehingga memberikan dampak nyaterhadap pemenuhan kebutuhan dan pemerataan guruserta peningkatan kinerja dan kompetensi guru.

DAFTAR PUSTAKA

Adamson, Frank and Linda Darling-Hammond.Funding Disparities and the InequitableDistribution of Teachers: Evaluating Sourcesand Solutions, Education Policy AnalysisArchives, Vol. 20 No. 37, November, 2012.

Araral Jr. et al., Eduardo. Routledge Handbook ofPublic Policy. New York:Routledge, 2013.

Behrstock, Ellen, Matthew Clifford, Ensuring theEquitable Distribution of Teachers:Strategies for School, District, and StateLeaders. Washington: NationalComprehensive Center for Teacher, 2010.

Bingham, Richard D., Claire L. Felbinger.Evaluation in Practice A MethodologicalApproach. New York: Seven Bridges Press,2002.

Djaali dan Puji Mulyono. Pengukuran dalam BidangPendidikan. Jakarta: Program PascasarjanaUNJ, 2000.

Dunn, William N. Public Policy Analysis: AnIntroduction. New York: Prentice-HallInternational, Inc,1981.

Fitzpatrick, Jody, Christina Christie, and Melvin M.Mark. Evaluation in Action, Interviews With ExpertEvaluations. New York: SAGE Publications, 2009.

32

Page 37: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

Rini Silvana

Abstract

CAPITALIZING ON LEAD IN STAGE TO NURTURE CRITICAL THINKING:AN ATTEMPT TO COMBAT FAKE NEWS FOR SCREENAGERS

Rini SilvanaMAN 1 Kota Tangerang

[email protected]

The study aims at improving critical thinking skill of screenagers – studentswho frequently face their smartphone screens – to be more critical consumersof information in the Internet era. Technological advances have made theinstantaneous access to information possible. However, valid informationexists in the same context as the fake ones. The challenge now appears to beabilities to distinguish valid and fake information. Using a 10-minute criticalthinking activities during the lead in stage as the action, the research exploreshow integrating critical thinking and problem solving in daily classroomactivities help nurture students to be critical in the information coming totheir social media accounts. To achieve the objectives, a classroom actionresearch involving cycles of Planning, Acting, Observing, and Reflectingwas conducted in an Islamic-based higher secondary school in Tangerang,Banten. This research utilized a teacher's journal, a questionnaire, and aninterview guide for eliciting data. The data were analyzed descriptively andthe results showed that students’ critical thinking skill improved from cycle1 to cycle 2. Results from questionnaire showed that students coulddifferentiate fact and opinion as well as analyze information on their screens.A focus-group interview supported students’ improvement on critical thinkingskill highlighting that their ability to distinguish valid or fake informationimproved gradually. Innovative activities that involve teachers, students, andschool policy makers with critical thinking skill improvement should beencouraged.

Keywords: critical thinking skill, lead in stage, critical thinking activities,fake newspengukuran, persentase

INTRODUCTIONTeenagers and their smartphones are insepara-

ble. The arrival of the smartphone has changed al-most every aspect of teenagers’ lives, from the natureof their social interactions to their mental health. Teens are now on their phones when they wake up,throughout the day, and into the night. A simplesurvey conducted in the class in which this researchis conducted shows that 100% of students own smart-phones. Out of 40, 23 students or 57.5 % access theirsmartphones 4-5 during school days. The rest variedfrom 3-4 hours (27.5%) to 2-3 hours (15%). Theyadmit that during weekends they have a 24-houraccess to their smartphones. Their favorite media areWhatsApp, Instagram, Webtoon, and Youtube.

WhatsApps, as one of students’ favorite mes-saging platform, is one of social media that facili-tates effective and timely communication online. Itis a free cross-platform application that can be usedin most smartphones and, as such, no additionalequipment is required. The application is simple touse and is capable of sending multimedia messages,such as images, videos, and files as attachments,with ease.

The trend with WhatsApp makes teenagershave instantaneous access to information, which isunfortunately, not all valid, it can even contain fakenews, misinformation and propaganda. Funke(2017) states that most of the fake news seen onWhatsApp seems it was picked up online and re-

33

Page 38: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

shared on the app, rather than created on the platform.Moreover, WhataApp is more compartmentalized, itis hard for fact-chekers, as in Facebook and Twitter,when and where fake news goes viral. Hence, theproblem of fighting fake news is apparent.

Grade 12 social 3 (XII IPS2) class of MAN1Kota Tangerang, where the study was conducted,consists of 40 students, forms a WhatsApp group tocommunicate and discuss class issues. Like otherpopular messaging platform, fake news and hoaxesspread freely and become a major concern becausethey are false and disturbing. The number of ‘ques-tionable’ news shared in this WhatsApp group was 6to 7 shares per day and considered annoying becausethe content sometimes dragged readers to be in stateof panic. The other ones sometimes asked readers tore-share with a sense of ‘threat’ as well as containinglinks which is not reliable at all.

Woog, quoted by Funke (2017) said that oneof the ways WhatsApp is trying to combat fake newsis by promoting digital literacy on the platform. Inaddition Nolan (2017) stated that besides informationliteracy, teaching critical thinking in the classroomprovides opportunity for students to assess fake newsand critically evaluate information.

The challenge is then; (1) how critical thinkingskill is embedded in daily teaching, specifically inlead in stage and (2) how students’ critical thinkinghelp them evaluate information and combat fake news.

For a classroom practice, British Council(2015) mentioned four key features of Critical Think-ing and Problem Solving as follow; first, ConsideringDifferent Perspectives, second, Assessing Evidencethird, Solving Non Routine Problems and four, Lookfor deep Structure. Considering Different Perspectiveis looking at an issue from multiple perspectives, toensure that thinking is effective and avoid seeing onlyone side of an issue. In addition, Assessing Evidencemeans being open to all new evidence, even it may becontrary to one’s previously held view. The feature ofSolving Non Routine Problem is finding solutions toproblems which are not familiar, well-rehearsed ap-proach to allow one to practice self-directed and newthinking. Meanwhile, Looking for Deep Structure istrying to go beyond the surface structure to enableone to think effectively and understand issues moredeeply.

For this reason, lead-in, as the first teachingstep of a lesson, prepares learners to learn and estab-lish a communicative link between them and theinformation about to be presented (Arendas, 1998:240). Teachers possibly create activities that fosterlearners’ critical thinking at the beginning of theclass. When well-designed, a good lead-in leads tosuccessful teaching and critical thinking nurturing.

To conclude, incorporating critical thinking indaily teaching help learners distinguish fact fromfiction, synthesize and evaluate information, andclearly communicate, solve problems and discovertruth and therefore enables learners to combat fakenews and hoaxes coming to their WhatApps. Atvery least, learners stop share the fake news orhoaxes with others on their social media accounts.

METHODThe research, applying classroom action

research, was carried out into a cycle of actionprocess namely; first, planning, to develop a plan ofcritically informed action to improve what has beenalready happening, second, acting, to implement theplan, third, observing, to observe the effects of theaction, and fourth reflecting, to reflect on resultsobserved during the acting as a basis for furtherplanning. It was conducted in grade XII Social 3which consists of 40; 26 female and 14 male students.The Implementation was in semester 1 of the 2017Academic Year, during English class, in which thelearning duration was 2 teaching hours (90 minutes)per week. The time of the research was set for 3(three) months, starting from October to December2017.

To elicit data, this research utilized a teacher'sjournal and a questionnaire and an interview guide.The teacher’s journal was applied to collect dataregarding the process of nurturing students’ criticalthinking. The questionnaire was given at the end tofind out students’ attempt as well as their attitudetoward the activities. A focus-group interview wasconducted to verify data from teacher’s journal andquestionnaire.Activities in Cycle 1

Considering Different PerspectivesTo lead students to the topic, they were divided

into 8 groups. Each group consisted of 5 students.

34

Page 39: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

Each group got a piece of paper with three picturesglued on it. The tasks given were (1) study thepictures, (2) discuss with your friends in group; if thepicture is a book cover, what is the title? If the pictureis a movie flyer, what is the title? If the picture is anads, what product is promoted and what is the tagline?The students worked on it in 9 minutes and after thatthey saw each other’s work. The groups movedclockwise to visit and see others. These activitiesshould finish in 6 minutes.

Assessing EvidenceTo introduce the lesson, students, i group of four,

were to identify Fact and Opinion from a cover letter.They were obliged to show the evidence of theiridentification from the text. After that, each groupmoved clockwise to another group to see others’ groupfindings and gave comment.Solving Non Routine Problems

As the start of the lesson, Practicing Thinking aloudby posting a newspaper headline and ask questions;(1) What does the title mean? (2) What does it remindme of, (3) What do I predict this will be about?

Activities in Cycle 2Considering Different Perspective

As a ‘lead in’, before reading a news item text, inthe first 15 minutes, students had a look at a picturedisplayed on the screen. In pairs, they had to discussabout what they perceived. They took notes and sharedtheir different ideas they had during the discussion.Students and the teacher discussed the differences.Assessing Evidence

To begin the lesson, the students worked in pairs.They got a worksheet to work on. They were asked toevaluate a list of sources; “write 1, if it is not a reliablesource, write 2, if it might be credible but I’d have tocheck the information in another source as well andwrite 3, if it is a very credible source of information”.The list is as follow:1. A journalist writing an article in a newspaper2. Members of your own family3. An info graphic on Facebook4. A video by someone about the topic on YouTube5. A published book by a qualified specialist on the

subject6. An entry on Wikipedia

7. A survey about family life in a weekly magazine8. A documentary about family life on TV with

interviews with real familiesSolving Non Routine Problems

For the lesson introduction, students practicedthinking aloud questions; (1) What do I know aboutthis topic? (2) What do I think I will learn about thistopic? (3) What will I do if the content of text isbeyond my expectation?

FINDINGS AND DISCUSSIONSThe findings are obtained from Teacher’s journal,

interview and questionnaire from two cycles of theaction research.Cycle 1

There are several significant findings from theteacher’s note, namely; first, learners’ struggle at thebeginning, second, learners’ dependency on theirteacher and third, learners’ lack of English profi-ciency.

When introduced to critical thinking activities,the learners seemed understood the instructionswell. However, they struggled to consider variouspossibilities, while critical thinking required them tothink of all possibilities, not just one or two. Thegroups came up with almost similar ideas as aneffort not to make mistakes. When being confirmed,some confessed that the teacher might keep onecorrect answer. They ‘played safe’ by not reallythinking of other perspectives and possibilities dur-ing the ‘considering different perspectives and solv-ing non routine problems’ activities. In addition, outof forty students, about eleven students still gotconfused in differentiating Fact from Opinion. Fromthe class discussion, it was comprehended that theirstruggle was due to their strong feeling about certainissue. They would not bother to analyse it.

The learners’ dependency was significantlyproved from their inconfidence in defending theiranswers. They held value that a teacher’s viewpointsshould be respected and agreed. The studentsseemed to get used to accept anything they weretold, kept their opinion on themselves. Also, it ishighlighted that few students tried to criticize theothers’ responses on the tasks, it turned out thegroups came to a conclusion that their response onthe tasks were wrong. All eyes went to the same

35

Page 40: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

direction, the teacher. They demanded one correctanswer. When the teacher explained about consider-ing different perspectives, they seemed confused. Acorrect answer was still a necessity. They counted onthe teacher a lot for this one correct answer.

One significant note which was called an attentionwas that their lack of proficiency in English prohibit-ed them in becoming more expressive to respond thetasks. The evidence was when being discussed inWhatApps group in their language; some who werevery rarely talked in class came up with their argu-ments.

Fortunately, one of the group members sharedinformation about news related to phone numberre-registration required by the government. The newssounded provocative and asked citizen not to obey itas the data will be given to certain country for crimi-nal reason. The shared news became the topic todiscuss in WhatApps group. The students, withoutbeing aware, already practiced ‘considering differentperspectives’ and at the same time ‘assessing evi-dence’ about how valid the news was in their lan-guage.

The practice was so real. At the end of the week, itwas noticeable that the news share on the groupdecreased. The graph 1 below described the declineof the incoming threads which were shared by stu-dents in three weeks.

Graph 1Number of shared thread

The trend, as shown in graph 2, also revealedthat there was an increase in number of incomingthreads which were not shared as the result of theircritical thinking process.

Graph 2Number of Not shared thread

Hence, still in Whatapps group, the teacherposted a question; why were not many news shareposted? What do you consider before sharing certainnews? There were quite number of news sharereceived in their personal account, they confessed,however, the students did not share the news becauseit had nothing to do with their concern, while whenit was related to their interests, they doubted if thenews was trusted. In the end, the news stopped atthem as they erased it.

Cycle 2Following the students’ feedback on what was

experienced on the first cycle, the activities on thelead-in stage were repeated with several adjust-ments. Three significant adjustments were; first, theteacher slowly and carefully gave directions as wellas gave enough examples, second, the groups weredynamically changed every meeting and third, theground rules were constructed and agreed.

The ground rules helped engage student a lotwith the lead-in activities. They learned to appreci-ate others’ perspectives yet felt encouraged to askthe reasons why. However, their limitation in ex-pressing thoughts in English often led them to speaktheir mother tongue. The other thing to be under-lined is that it was esteemed to take students’ opin-ion into account. Teacher’s supportive and positiveexpressions or comments on students’ opinion led totheir confidence in expressing their critical thinking.

The finding from questionnaire is displayed inthe table below.

Table 1

36

Page 41: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

Learners’ Responses on the Questionnaire

Results from questionnaire revealed students’positive response on the lead-in stage activities. Theactivities enabled them to look at issues from multipleperspectives as well as differentiate fact from opinionwhen gathering data and assessing evidence. Moreo-ver, the activities help them practice thinking aloudincluding help them assess incoming thread in theirinstant messaging application.

The unanticipated finding was that the discus-sion seemed more lively in WhatApps group com-pared to those live in the class. Students seemed to bemore pro active and bravely confident showing theircritical thinking process.

As for the communication in WhatsAppsgroup, it was notable that no barrier at all whencommunicating via this platform instant messagingservice. Therefore, the teacher utilized the WhatAppsgroup to practice critical thinking more. The teacherposted questions; 1) Why not many news shares onthe group? 2) What is your consideration before youre-share certain news?Students’ responses were quite satisfying. They stillreceived quite a number of threads, in average 20 to25 threads a week, from various kinds of groups andother instant messaging applications. Nevertheless, asthey practiced questioning how valid certain newswas, they held off re-sharing it. A comment from astudent was that she always checked and re-checkedany news that she was interested in by browsing it ininternet and decided whether the source was reliable.CONCLUSION AND SUGGESTION

The study affirmed that embedding activitieswhich foster critical thinking in daily classroompractice is feasible. In addition, lead-in as the firstand most basic phase in English classroom suitsactivities that iniatiate students’ critical thinking.When they are well-designed, the activities nurtur-ing critical thinking enabled students to assess anyincoming information and help them combat fakenews.

In regard to the study findings, there are twomain points proposed. Firstly, innovative activitiesthat involve teachers, students, and school policymakers with critical thinking skill improvementshould be encouraged. Eventually, a study assessingthe effectivity of social media like WhatsApps indelivering knowledge should be conducted as well.

BIBLIOGRAPHY�Arendas, R. 1998. Learning to Teach (The Fourth

Edition). New York: The McGraw-HillCompanies, Inc., 240.

British Council. 2015. Connecting Classroom: AnIntroduction to Core Skills for Teachers. www.britishcouncil.org.

British Council. 2015. Connecting Classroom:Teaching Critical Thinking and Problem Solving.www. britishcouncil.org.

Funke. D. 2017. Here’s Why Fighting Fake News isHarder on WhatsApp than on Facebook; anarticle. https://www.poynter.org/news/heres-why-fighting-fake-news-harder-whatsapp-facebook.Accessed on November 27, 2017.

Goodsett, M. 2017. Critical Thinking and the ACRLFramework: Fake News and Fallacies. MichaelSchwartz Library Publications 144. Available athttps://engagedscholarship.csuohio.edu/cgi/viewcontent. Accessed on November 27, 2017.

Nolan, S. 2017. ‘Critical Thinking and InformationFluency: Fake News in the Classroom:Opportunities for Teaching Scientific AndInformation Literacy. ‘Psychology TeacherNetwork’. Available at:http://www.apa.org/ed/precollege/ptn/2017/05/fake-news.aspx. Accessed on November 23, 2017.

37

Page 42: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

PENGGUNAAN MODEL INKUIRI TERBIMBING BERBASIS MULTI MEDIAUNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI

BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X MIPA-2 MAN 15 JAKARTA

Abstrak

Tujuan penelitian adalah meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar fisika siswakelas X MIPA-2 dengan pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis multimedia.Penelitian dilakukan pada semester genap tahun pelajaran 2016-2017. Metodepenelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukandalam dua siklus dan setiap siklus dua pertemuan. Tiap siklus terdiri dari tahapanperencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Instrumen penelitian yang digunakanadalah lembar observasi siswa dalam kelompok, lembar observasi siswa dalam KBM,lembar pengamatan aktivitas guru selama KBM, dan instrumen tes hasil belajar fisikapokok bahasan Momentum dan Impuls. Pembelajaran fisika melalui model inkuiriterbimbing berbasis multimedia telah meningkatkan aktivitas siswa dalam KBM dariskor rata-rata 71,8 menjadi 85. Siswa menjadi lebih aktif dalam mencatat pelajaran,menganalisis masalah, bersikap kritis dan berargumentasi secara ilmiah. Penerapanmodel inkuiri terbimbing berbasis multimedia dapat meningkatan kemampuan prestasibelajar fisika siswa dari rata-rata skor 71,7 setelah tindakan skor siswa meningkatmenjadi 84 pada siklus pertama dan menjadi 93 setelah siklus ke-dua.

Kata Kunci: aktivitas, fisika, inkuiri terbimbing, multimedia, prestasi

Intan Irawati

PENDAHULUANModel pembelajaran yang diperlukan untuk

menyiapkan siswa memasuki abad 21 adalah yangmemungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikirilmiah, sense of inquiry dan kemampuan berpikirtingkat tinggi. Model pembelajaran inkuiri ilmiah(scientific inquiry learning model) merupakan salahsatu model yang memenuhi karakteristik dasar suatumodel dan kondusif bagi pendekatankonstruktivisme (Putra, 2013: 84). Kata inkuirisendiri kurang lebih bermakna sebagai prosesbertanya dan mencari tahu jawaban secara ilmiah.Menurut Suparno (2007: 65), penerapan inkuiridalam pembelajaran melibatkan siswa untuk aktifberpikir dan menemukan pengertian yang ingindiketahuinya.

Model ini merupakan rangkaian kegiatan pem-belajaran yang menekankan keaktifan siswa untukmemiliki pengalaman belajar dalam menemukansendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanya-kan (Shoimin, 2014:85). Model ini menitikberatkanpada keterampilan proses sains, yang memposisikansiswa sebagai pusat belajar.

Dalam penelitian ini akan diterapkan pembela-jaran dengan model inkuiri terbimbing yaitupendekatan inkuiri saat guru membimbing siswamelakukan kegiatan dengan memberi pertanyaan aw-al dan mengarahkan kepada suatu diskusi. Selain itu,guru berperan dalam menentukan permasalahan dantahapan-tahapan pemecahannya (Putra, 2013: 96).

Sintaks inkuiri terbimbing meliputi : merumus-kan masalah, merumuskan hipotesis, merancang per-cobaan, melakukan percobaan, pengumpulan dan

Intan IrawatiGuru Fisika MAN 15 Jakarta

[email protected]

38

Page 43: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

39

analisa data dan menyimpulkan. Selama pembelaja-ran dengan model ini siswa akan membangun sendiripemahamannya tentang kompleksitas alam dan ma-nusia. Guru berperan sebagai motivator, fasilitatordan administrator dalam pembelajaran ini.

Pembelajaran fisika selama ini di MAN 15Jakarta, belum sepenuhnya efektif. Siswa telah bela-jar dengan pendekatan saintifik, namun semangatbelajar siswa belum optimal. Keaktifan saat pembela-jaran masih minim dan interaksi siswa dengan sum-ber belajar belum maksimal. Keadaan ini dapatdilihat dari skor rata-rata Penilaian harian di kelas XMIPA 2 adalah 72. Skor rata-rata ini masih dibawahKKM mata pelajaran fisika 75.0 dan jumlah siswayang memperoleh skor di bawah KKM sebesar 63%dari jumlah siswa. Salah satu yang membuat siswakurang menguasai konsep fisika adalah minat bacadan tulis yang rendah. Oleh sebab itu perlu disajikanpembelajaran yang dapat menstimulus kemampuanmereka dalam merumuskan hipotesis dan mengaju-kan pertanyaan dari sumber belajar yang ada. Penelitiakan memberikan penyajian yang berbeda dari pem-belajaran sebelumnya dengan model inkuiri berbasismultimedia.

Adapun alasan mengapa perlunya pembelaja-ran berbasis multimedia lebih disebabkan karenamencermati perkembangan teknologi. Selain ke-mampuan berpikir ilmiah, siswa juga perlu belajardengan multimedia. Pemanfaatan media ini diharap-kan mampu menstimulus pikiran, perasaan, sikapserta terutama perhatian siswa dalam belajar fisika.Multimedia diharapkan mampu mengatasi masalahdalam proses pembelajaran yang dikemas dalam pro-gram pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhandan karakteristik peserta didik (Suhirman, 2010:223). Tujuan akhir dari pemanfaatan multimedia ada-lah memudahkan peserta didik dalam memahamimateri pelajaran.

Desain pembelajaran inkuiri terbimbingberbasis multimedia diharapkan mampu mendorongsiswa untuk memperoleh keterampilan abad 21.Efektifitas desain pembelajaran ini dapat diukur daribesarnya prosentase siswa yang memperoleh skorPenilaian Harian di atas KKM (Kriteria KetuntasanMinimal).

Berdasarkan latar belakang di atas telahdilakukan penelitian dengan tema penerapan

multimedia dalam model pembelajaran inquiriterbimbing dalam pembelajaran Fisika di MadrasahAliyah. Masalah penelitian tersebut dirumuskanmasalah sebagai berikut:1. Apakah penerapan model inkuiri terbimbing

berbasis multimedia dapat meningkatkan aktivitasbelajar siswa X MIPA 2?

2. Apakah penerapan model inkuiri terbimbingberbasis multimedia dapat meningkatkan prestasibelajar siswa X MIPA 2?

3. Berapa besar peningkatan kemampuan prestasibelajar fisika siswa setelah diterapkannya modelinkuiri terbimbing berbasis multimedia?

Penelitian ini ditujukan untuk meningkatkanaktivitas dan prestasi belajar fisika siswa kelas XMIPA 2 dengan pembelajaran inkuiri terbimbingberbasis multimedia. Hasil penelitian diharapkanbermanfaat bagi guru dan siswa. Guru menggunakanpenelitian ini untuk memperbaiki kualitaspembelajaran, untuk membantu guru berkembangsecara profesional. Bagi siswa, penelitian inibermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar fisikasiswa, menumbuhkan sikap ilmiah dan kemampuanbernalar.

METODOLOGI PENELITIANSubyek penelitian adalah kelas X MIPA 2 yang

berjumlah 38 siswa, 28 perempuan dan 10 laki-laki.Penelitian dilakukan di MAN 15 jalan Inayah RT 003RW 08 No. 24, Kel. Kelapa Dua Wetan, Ciracas,Jakarta Timur.Penelitian dilakukan pada semestergenap tahun pelajaran 2016-2017 yaitu pada bulanbulan April – Mei 2017 selama 6 minggu.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah peneli-tian tindakan (action research) yaitu suatu penelitianyang dilakukan oleh seseorang yang bekerja menge-nai apa yang sedang ia laksanakan tanpa mengubahsystem pelaksanaannya. Dalam hal ini penelitinatindakan yang digunakan adalah Penelitian TindakanKelas (PTK). Penelitian ini merupakan penelitianyang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melaluirefleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kiner-janya.

Prosedur penelitian (siklus tindakan) dalamsetiap siklus berupa: kegiatan perencanaan, kegiatanpengamatan serta kegiatan refleksi. Refleksi padasiklus pertama bisa dijadikan acuan untuk perenca-

Page 44: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

40

naan tindakan pada siklus kedua danseterusnya.  Penelitian akan dilakukan dalam tigasiklus, dengan tiap siklus 2 kali tatap muka (3 X 45menit/pertemuan).

Pengumpulan data akan dilakukan denganteknik tes dan non tes. Tes dilakukan diakhir tiapsiklus, sedangkan non tes dilakukan dalam tiap tatapmuka. Instrumen yang digunakan selama penelitianadalah lembar observasi siswa dalam kelompok,lembar pengamatan aktivitas guru dan lembarobservasi siswa mengikuti pembelajaran serta nilaiPenilaian harian dan LKS (lembar kerja siswa).Sedangkan teknik analisis data yang akan diterapkanadalah kualitatif dengan analisis statistic deskriptif.Data akan dipaparkan dalam bentuk tabel,grafik/diagram dan dibahas secara kualitatif. Adapunhasil tes akan diolah secara kuantitatif dengan anali-sis deskriptif.

Dalam penelitian ini menetapkan indikator ke-berhasilan yang menjadi acuan Kriteria KetuntasanMinimal (KKM) sebesar 75 sebagai keberhasilandalam setiap siklus. Apabila indikator ini tercapaidalam dua siklus berturut-turut, maka penelitian akandihentikan mengingat terbatasnya penelitian. Sedan-gkan bila dalam tiga siklus indikator keberhasilantidak tercapai, maka tindakan yang diterapkanmungkin kurang tepat untuk memecahkan masalahpenelitian dan mencapai tujuan penelitian.

DATA DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua sik-lus, setiap siklusnya terdiri atas dua pertemuan. Datakualitatif diperoleh berupa hasil observasi terhadapketerampilan guru dan aktivitas selama proses pem-belajaran fisika. Data kuantitatif diperoleh dari hasilbelajar siswa yang diperoleh di setiap evaluasi padaakhir tiap siklus. Berikut ini akan dipaparkan hasilpenelitian yang terdiri atas observasi keterampilanguru, observasi aktivitas siswa, dan hasil belajar fisi-ka melalui model inkuiri terbimbing.

Sajian data dimulai dari kondisi sebelumdilakukan tndakan. Data tersebut disajikan pada tabel1. Data pada tabel tersebut diperoleh saat guru masihbelum menggunakan model pembelajaran yang sesuaiuntuk meningkatkan prestasi siswa. Lembar observasiuntuk guru dan aktivitas siswa juga belum disiapkan.

Tebl 1. Hasil Belajar Siswa Sebelum Tindakan

Sebelum tindakan, rata-rata kelas mata pelajaranfisika sebesar 71.70 atau dibulatkan 72. Data pra-siklus menunjukkan nilai terendah yang diperolehsiswa sebesar 58 dan nilai tertinggi 88, dengan KKMyang telah ditentukan sekolah sebesar 75. Prosentaseketuntasan klasikal mata pelajaran fisika sebesar 37% dari jumlah keseluruhan 38 siswa kelas X-2 MAN15 Jakarta. Fakta ini memicu peneliti untukmerancang pembelajaran yang dapat meningkatkanminat belajar siswa. Meningkatnya minat diharapkanakan meningkatkan hasil belajar.

Data Siklus 1Selama pelaksanaan penelitian atau tindakan,

observer (pengamat) mengamati kegiatan guru dansiswa selama KBM. Guru menyiapkan RPP berdasar-kan model inkuiri terbimbing dengan dilengkapi in-strumen observasi sikap, lembar kerja dan instrumentes untuk siswa.

Pelaksanaan tindakan dapat dilihat dari tabelberikut.

Tabel 2 Skor Kegiatan Guru pada Siklus 1

Page 45: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

41

Menurut pengamatan yang tercantum pada ta-bel, pada saat pembelajaran guru belum menginfor-masikan tujuan pembelajaran serta penjelasanmetode pembelajaran yang diterapkan. Pengamatberpendapat bahwa perilaku ini memiliki efek yangcukup signifikan pada aktivitas siswa di kelas.

Setelah dibagi kelompok, maka siswa melaku-kan tahapan merumuskan masalah, merumuskanhipotesis, merancang percobaan, melakukan perco-baan, pengumpulan dan analisa data dan menyimpul-kan dalam dua tatap muka. Aktivitas dalamkelompok diamati sebagai berikut:

Tabel 3. Kegiatan Kelompok Siklus 1

Tabel 4 Kegiatan KBM Siklus 1

Keterangan :Skor 5 = jika muncul dengan sangat seringdalam pembelajaranSkor 4 = jika muncul dengan nyata atau seringdalam pembelajaran

Skor 3 = jika muncul sesekali/kadang-kadangselama pembelajaranSkor 2 = jika tidak muncul selamapembelajaran

Aktivitas siswa selama KBM selama siklus inibelum tampak. Mereka belum bekerja optimal dikelompok. Penilaian pengamat untuk kelompok 8sangat kecil. Mereka tidak serius dalam belajar dancenderung ribut sendiri. Demikian pula aktivitas mer-eka selama menyimak penjelasan guru kurang(skornya 63). Namun kelompok 3 dan 5, juga menun-jukkan performa yang kurang baik. Mereka belumberani mengajukan pertanyaan dan belum mampubersikap kritis terhadap pembelajaran. Pengamat me-nyarankan agar guru memberikan lebih banyak stim-ulus untuk kelompok 3 dan 5 juga bersikap lebihtegas untuk kelompok 8.

Data Pelaksanaan Siklus IIPada siklus 2, performa guru dalam menyajikan

pembelajaran semakin baik. Pengamat memberikaskor maksimal untuk kegiatan guru. Hasil pengamatanterhadap guru pada sikulus 2 disajikan alam tabel 5.

Tabel 5 Skor kegiatan Guru Siklus 2

Pada siklus 2, performa guru dalam menyajikanpembelajaran semakin baik. Pengamat memberikaskor maksimal untuk kegiatan guru.

Kegiatan siswa selama KBM ataupun saatmengikuti penjelasan guru juga mengalamipeningkatan. Untuk kelompok 8, walaupun skor yangdiberikan pengamat masih kecil dibanding untukkelompok lain, namun performa mereka sudah

Page 46: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

membaik. Mereka lebih serius dalam menyelesaikantugas dan mengikuti KBM dengan baik.

Kegiatan siswa selama KBM ataupun saatmengikuti penjelasan guru juga mengalamipeningkatan. Untuk kelompok 8, walaupun skor yangdiberikan pengamat masih kecil dibanding untukkelompok lain, namun performa mereka sudahmembaik. Mereka lebih serius dalam menyelesaikantugas dan mengikuti KBM dengan baik.

Tabel 6. Kegiatan Siswa dalam Kelompok

Tabel 4.7. Kegiatan Siswa dalam KBM

Setelah tindakan, guru melakukan tes untuk mengukur

kompetensi siswa. Ternyata dibandingkan sebelum

tindakan, siklus 1 dan siklus 2 terjadi peningkatan.

PEMBAHASANBerdasarkan data-data setiap sklus dalam tabel dapatdapat dilihat perubahan pada setiap aspek yangdiamati dengan cara membandingkannya. Pertamamengenai hasil belajar. Sebelum tindakan, rata-rata

tes siswa hanya 71,7 maka setelah tindakan skor siswameningkat menjadi 84. Setelah siklus 2, rata-rata skorjuga meningkat menjadi 93. Jumlah siswa yang dibawah KKM setelah siklus 1 ada 6 siswa namunsetelah siklus 2 hanya 1 orang. Maka secara umum,penerapan model inkuiri terbimbing ini berhasilmeningkatkan kompetensi pengetahuan siswa.

Tabel 8 Perbandingan Skor Hasil Belajar

Berikutnya mengenai skor guru dan kegiatansiswa dapat dilihat dalam tabelberikut.

Tabel 9 perbandingan skor kegiatan guru dan siswa

Data dalam tabe si atas menunjukkan terjadinyapeningkatan kegiatan siswa dalam kelompok dankegiatan siswa secara umum. Selain itu terjadipeningkatan penampilan guru pada siklus kedua.

Secara teoretis mmodel inquiri terbimbingmemberi kesempatan kepada siswa untuk melakukanpencarian fakta mengenai konsep yang sedangdiplejari kemudian dituntut untuk menyusun inferensisendiri berdasarkan data yang ditemukan. Prosestersebut dilakukan dengan bimbigan guru. Model iniditerapkan untuk sekelompok siswa yang belumterbiasa melakuka pembelajaran melalui proses inquiri

42

Page 47: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

atau melakukan inwuiri mengenai materi ajar yangsulit. Kegiatan tersebut tentu saja menuntut para siswabaik secara individu atau kepompok untuk terlibatlangsung.

Pada siklus pertama masih terlihat kekakuanpara siswa untuk melakukan aktifitas karena merekabelum terbiasa. Malah banyak yang menyatakanbahwa pembelajaran sangat berbeda dan semakinsulit. Namun setelah guru memberi motivasi danmembimbing kegitan tahap demi tahap mulaikelihatan rasa penasaran dan keinginan terlibat dalammelakukan kegiatan. Biimbingan guru dilakukandalambentuk kunjungan kepada setiap kelompok danmengajark setiap orang untuk terlibat. Selain itu gurumengajak menyelesaikan masalah yang mereka hadapidengan cara memberikan gagasan.

Selain itu pemberian motivasi kepada siswasangat penting dilakukan. Banyak siswa yang padaawalnya merasa bahwa mereka tidak bisa melakukannamun diberi motivasi dengan cara meyakinkanbahwa mereka bisa dan dengan cara diberi skorkegiatan yang tinggi motivasi mereka berubah.

Perubahan juga terjadi pada penampilan guru.Seperti juga terjadi pada siswa, pada pertemuanpertama siklus pertama guru masih canggung danmencari bentuk pembimbingan. Hasil refleksi dengankolaborator di siklus pertama maka dirumuskanperbaikan cara guru melakukan pembimbingan danmotivasi. Hasil refleksi ini diterapkan dan benak siswayang memperlihatkan perilaku lebih nyaman dengancara baru. Hal itu menyebabkan siswa memberikanpersepsi lebih baik pada angket penampilan guru.

KESIMULAN DAN SARANKesimpulan

Berdasarkan PTK yang telah dilaksanakan pa-da pembelajaran fisika ini diperoleh kesimpulan se-bagai berikut :1. Pembelajaran fisika melalui model inkuiri ter-

bimbing dapat meningkatkan kemampuan gurudalam mengelola kelas dan menyajikan pembela-jaran. Hal ini ditunjukkan dari hasil pengamatanketerampilan guru mengalami peningkatan dariskor rata-rata 4,8 menjadi skor 5 berdasarkan pe-nilaian pengamat. Keterampilan ini termasuk da-lam kategori sangat baik.

2. Pembelajaran fisika melalui model inkuiri ter-bimbing berbasis multimedia telah meningkatkan

aktivitas siswa dalam KBM dari skor rata-rata71,8 menjadi 85. Siswa menjadi lebih aktif dalammencatat pelajaran, menganalisis masalah, ber-sikap kritis dan berargumentasi secarailmiah.Penerapan model inkuiri terbimbing berba-sis multimedia dapat meningkatan kemampuanprestasi belajar fisika siswa dari rata-rata skor 71,7setelah tindakan skor siswa meningkat menjadi 84pada siklus 1 dan menjadi 93 setelah siklus 2.

Saran1. Guru dapat menerapkan model pembelajaran

inkuiri terbimbing sebagai salah satu solusi un-tuk meningkatkan kualitas pembelajaran fisika diSMA/MA meliputi keterampilan guru, aktivitassiswa dan hasil belajar siswa.

2. Guru dapat menggunakan media pembelajaranyang bervariasi untuk memudahkan siswa me-mahami materi pembelajaran terutama dalampembelajaran fisika.

DAFTAR PUSTAKAArikunto, Suharsimi, 1993. Prosedur Penelitian

Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.Pribadi, benny A., 2011. Model Desain Sistem

Pembelajaran, Jakarta: PT Dian RakyatPutra, Sitiatava Rizema, 2013. Desain Belajar

Mengajar Kreatif Berbasis Sains, Yogyakarta:Diva Press

Shoimin, Aris, 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatifdan Kreatif, Yogyakarta: Ar Ruz Media

Suhirman, 2010. pembelajaran berbasis multimedia,Jurnal Nuansa, Edisi 1, No. 2, p. 223-235.

Suparno, Paul, 2007. Metodologi Pembelajaran FisikaKonstruktivistik dan Menyenangkan, Yogyakarta:Universitas Sanata Dharma

43

Page 48: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

44

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui efektivitaspengelolaan pembelajaran pada diklat PKG dan PKB bagi guruMadrasah ‘Aliyah di Balai Diklat Keagamaan Bandung pada Tahun2018 dan untuk mengetahui kendala serta hambatan yang ditemuiselama dilaksanakan proses kediklatan. Jenis penelitian deskriptifdengan pendekatan kualitatif pada penelitian ini untuk mengungkapfakta dan fenomena dilapangan apa adanya. Teknik pengumpulandata pada penelitian ini adalah menggunakan lembar observasi danwawancara tidak terstruktur. Peneliti menggunakan teknik analisisdata kualitatif melalui tiga tahapan analisis, yaitu reduksi data,display, dan verifikasi. Hasil penelitian ini terungkap bahwa prosespembelajaran diklat telah berjalan efektif dengan skor akhir reratadari semua indikator sebesar 88,53 dengan predikat sangat baik atauterpenuhi dengan sangat baik. Hambatan-hambatan yang ditemukanselama proses pengelolaan diklat terletak pada pengelolaan materidiklat dan pengelolaan organisasi pembelajaran. Solusi nya adalahdengan menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi melaluipengelompokkan peserta diklat dan kolaborasi dalam mengerjakanlembar kerja yang telah disediakan widyaiswara.

Kata Kunci: Efektivitas, Pengelolaan Pembelajaran

PENDAHULUANPada Peraturan Kepala Lembaga Administrasi

Negara Nomor 5 Tahun 2008 tentang StandarKompetensi Widyaiswara Bab IV Pasal 5menyebutkan bahwa standar kompetensi widyaiswaraterdiri atas: a) Kompetensi pengelolaan pembelajaran,b) Kompetensi kepribadian, c) Kompetensi sosial, dand) Kompetensi substantif. Pengelolaan pembelajaranmerupakan kemampuan widyaiswara dalammengelola seluruh rangkaian proses kegiatan yangterjadi sejak merencanakan, menyusun bahan ajar,melaksanakan interaksi dengan peserta diklat dalamkegiatan pembelajaran agar tercapai tujuanpembelajaran sampai mengevaluasi pembelajaran.

Kemudian pada Pasal 6 ayat 1 dan 2menjelaskan tentang kompetensi pengelolaan

pembelajaran, adalah kemampuan yang harusdimiliki Widyaiswara dalam merencanakan,menyusun, melaksanakan dan mengevaluasipembelajaran. Kompetensi pengelolaanpembelajaran tersebut meliputi kemampuan: a)membuat Garis-garis Besar Program Pembelajaran(GBPP)/Rancang Bangun Pembelajaran (RBP) danSatuan Acara Pembelajaran (SAP)/RencanaPembelajaran (RP), b) menyusun bahan ajar, c)menerapkan pembelajaran orang dewasa, d)melakukan komunikasi yang efektif dengan peserta,e) memotivasi semangat belajar peserta, dan f)mengevaluasi pembelajaran.

Kompetensi pengelolaan pembelajaranwidyaiswara dalam konteks kediklatan memiliki

Mohamad Fauzan

Abstrak

EFEKTIVITAS LEARNING MANAGEMENT PADA DIKLAT TEKNISSUBSTANTIF PKG DAN PKB BAGI GURU MADRASAH DILINGKUNGAN

BALAI DIKLAT KEAGAMAAN BANDUNG TAHUN 2018

Mohamad FauzanBalai Diklat Keagamaan Bandung(

[email protected] )

Page 49: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

45

fungsi strategis dan berpengaruh penting dalammencapai tujuan pembelajaran.

Kegiatan widyaiswara dalam prosesmerencanakan dan menyusun tergambar pada kegiatanmembuat Garis-garis Besar Program Pembelajaran(GBPP)/ Rancang Bangun Pembelajaran (RBP danSatuan Acara Pembelajaran (SAP)/RencanaPembelajaran (RP) dengan kegiatan menyusun bahanajar serta kegiatan mengevaluasi pembelajaran tidakakan menjadi bahasan utama dalam penulisan danpenelitian ini. Peneliti berfokus pada bagaimanawidyaiswara mengembangkan kompetensi dalam halmelaksanakan kegiatan diklat sebagaimana dinyatakandalam perka LAN No. 5 Tahun 2008 dengan 3 subkompetensi berikut, yaitu; menerapkan pembelajaranorang dewasa, melakukan komunikasi yang efektifdengan peserta, dan memotivasi semangat belajarpeserta.

Beberapa penelitian yang telah dilakukansebelumnya, menjelaskan bahwa kompetensipengelolaan pembelajaran, kecerdasan interpersonaldan komitmen guru berpengaruh positif langsungterhadap kepuasan kerja, hal ini memberi implikasibahwa kepuasan kerja guru dapat ditingkatkan melaluipengembangan kompetensi pengelolaanpembelajaran, peningkatan kecerdasan interpersonaldan peningkatan komitmen guru (Rita FahdilaSumantri , 33-34: 2012).

Berkaitan dengan penelitian yang dilakukanpeneliti tentang efektivitas pengelolaan pembelajaranpada diklat, maka yang perlu digarisbawahi dalamartikel ini adalah bagaimana pengelolaanpembelajaran pada kegiatan pendidikan dan pelatihantersebut berdampak terhadap ketercapaian tujuan yangsudah direncanakan.

Artikel penelitian ini mencoba mengupasefektivitas pengelolaan pembelajaran yang dilakukanoleh widyaiswara selama melaksanakan proseskegiatan pada Diklat Teknis Substantif PeningkatanKompetensi PKG dan PKB. Rumusan masalahpenelitian ini sebagai berikut: Apakah pelaksanaanpengelolaan pembelajaran telah berjalan denganefektif? Bagaimana efektivitas pelaksanaanpembelajaran? dan Kendala apa saja yang ditemuiselama pelaksanaan pengelolaan pembelajaran ?

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untukmengetahui efektif pelaksanaan pengelolaanpembelajaran, 2) Untuk mengetahui efektivitas

pelaksanaan pembelajaran, dan 3) Untuk mengetahuikendala atau hambatan dan solusi tercapainyaefektivitas pelaksanaan pengelolaan pembelajaranpada Diklat Teknis Substantif PeningkatanKompetensi PKG dan PKB.

Penelitian ini diharapkan memberi manfaatbagi pengelola dan pemerhati bidang kediklatanmengenai bagaimana meningkatkan efektivitaspelaksanaan pengelolaan pembelajaran untukmencapai tujuan diklat dan memberi kebermanfaatanbagi peserta diklat mengenai bagaimana prosespengelolaan pembelajaran yang dapatdiimplementasikan ditempat kerjanya masing-masing.

METODE PENELITIANPenelitian ini mengunakan metode deskriptif

yaitu penelitian yang berupaya mendeskripsikansuatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi padasaat sekarang (Sujana dan Ibrahim, 1989:65).Penelitian ini berusaha mengungkap fakta yangterdapat di lapangan dan memusatkan perhatiankepada pemecahan masalah-masalah aktualsebagaimana adanya pada saat penelitiandilaksanakan.

Penelitian ini dilaksanakan di Balai DiklatKeagamaan Bandung pada 09-14 April 2018.Adapun data primer pada penelitian ini adalah datayang bersumber dari peserta Diklat Teknis SubstantifPeningkatan Kompetensi PKG dan PKB bagi guruMadrasah ‘Aliyah (MA) berjumlah 30 orang.

Komponen efektivitas pengelolaanpembelajaran terdiri dari 5 aspek yang dirincikedalam 42 indikator. Untuk menjamin keakuratandan ketajaman analisis pada data hasil observasi,digunakan juga alat pengumpulan data dengan teknikwawancara.

Data tentang efektivitas pengelolaanpembelajaran dikumpulkan dengan menggunakanangket dengan skala likert skala 5 dengan kualifikasi:1= sangat kurang terpenuhi, 2= kurang terpenuhi, 3=cukup terpenuhi, 4= terpenuhi dengan baik, dan 5=terpenuhi dengan sangat baik.

Teknik analisis data pada penelitian inimenggunakan pendekatan kualitatif. Teknik analisisdata kualitatif yang dilakukan penulis dalampenelitian ilmiah ini mengikuti konsep Miles danHuberman. Ada 3 tahapan analisis data kualitatif

Page 50: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

menurut Miles dan Huberman, yaitu reduksi data,display, dan conclussion/verification.

HASIL DAN PEMBAHASANHasil Penelitian1. Pengelolan Materi Diklat

Indikator pengelolaan materi diklat terdiri darigagasan utama materi diklat, konsep, gagasan,pengetahuan awal, relevansi pokok bahasan materidiklat dan materi diklat yang mampu diaplikasikandalam pekerjaan.

Informasi yang diperoleh dari lembar observasimengenai efektivitas pengelolaan pembelajaran padaindikator pengelolaan materi diklat adalah sebagaiberiut:

Gambar 1. Diagram Indikator 1 PengelolaanMateri Diklat

Diagram batang di atas menggambarkankeragaman penilaian peseerta mengenai pengelolaanmateri diklat. Secara kuantitatif komponen tersebutmemperoleh skor rata-rata 87,11.

2. Pengelolaaan Organisasi PembelajaranIndikator pengelolaan organisasi pembelajaran

terdiri dari 7 sub indikator yang menggambarkanproses dan langkah-langkah pengorganisasian materidiklat, perencanaan kegiatan, apersepsi dan penarikankesimpulan materi diklat yang merujuk pada gagasanutama. Perolehan data sub indikator pengelolaanorganisasi pembelajaran seperti pada diagram berikut

Gambar 2. Diagram Indikator 2 PengelolaanOrganisasi Pembelajaran

Pada indikator 2 mengenai pengelolaanorganisasi pembelajaran diperoleh skor rata-rata darimasing-masing sub indikator adalah sebesar 85,52.

3. Pengelolaan KelasIndikator pengelolaan kelas terdiri dari 8 sub

indikator yang mendeskripsikan tentang bagaimanawidyaiswara melaksanakan pengelolaan sesuaiprinsip andragogi, pelibatan peserta diklat dalampembelajaran, melakukan komunikasi yang efektifdan penggunaan metode serta teknik yangdisesuaikan dengan karakterisitik peserta dan materidiklat. Perolehan dari masing-masing sub indikatorpengelolaan kelas adalah sebagai berikut:

Gambar 3. Diagram Indikator 3 PengelolaanKelas

Perolehan skor rata-rata dari masing-masingsub indikator pada indikator pengelolaan kelasadalah sebesar 88,33.

4. Pengelolaan Interaksi Widyaiswara denganPeserta Diklat dan Penggunaan Bahasa

Indikator ke 4 yaitu interaksi widyaiswaradengan peserta diklat dan penggunaan bahasa selamapelaksanaan proses pembelajaran pada diklat dirincimenjadi 16 sub indikator yang secara umum meliputiketerampilan widyaiswara mengelola hubunganinteraksi dengan peserta diklat, melontarkanpertanyaan-pertanyaan kepada peserta diklat sebagaistimulant dan memberikan umpan balik sertaketepatan memberikan respon, keterampilanwidyaiswara dalam penggunaan bahasa yang mudahdifahami peserta, aksen berbicara, gesture, kualitasdan volume suara serta rasa percaya diri

46

Page 51: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

widyaiswara. Perolehan masing-masing sub indikatortersebut tergambar pada diagram berikut ini:

Gambar 4. Diagram Indikator 4 PengelolaanInetraksi Widyaiswara dengan Peserta Diklat dan

Penggunaan Bahasa

Perolehan skor rata-rata dari masing-masing subindikator pada indikator pengelolaan interaksiwidyaiswara dengan peserta diklat dan penggunaanbahasa adalah sebesar 89,58.

5. Indikator Pengelolaan Sarana dan PrasaranaDiklat

Pengelolaan sarana dan prasarana diklat terdiridari 4 sub indikator yang berkaitan denganpemanfaatan sarana dan prasarana diklat dalammendukung pada efektivitas pengelolaanpembelajaran. Perolehan skor masing-masing subindikator dari indikator pengelolaan sarana danprasarana diklat adalah sebagai berikut:

Gambar 5. Diagram Indikator 5 PengelolaanSarana dan Prasarana Diklat

Perolehan skor rata-rata keseluruhan subindikator dari indikator pengelolaan sarana danprasarana diklat adalah 92,1.

6. Hambatan Efektivitas Pengelolaan Pembelajaran

Secara umum dilihat dari skor setiap indikatordiklat ini dapat sudah mencapai predikat sangat baik,tidak berarti selama proses pembelajaran pada diklattidak ada kendala atau hambatan berarti. Penelitimenemukan beberapa hal yang seharusnya menjadiperhatian bagi panitia penyelenggara program diklatdan lembaga Balai Diklat Keagamaan Bandung.

Berdasarkan perolehan skor masing-masingindikator efektivitas pengelolaan pembelajaran,indikator pengelolaan organisasi pembelajaran danpengelolaan materi diklat memperoleh skor rendahdibandingkan dengan indikator lainnya. Subindikator dari pengelolaan materi diklat yaknipenyampaian informasi dengan metode yangbervariasi dan materi diklat yang membutuhkanketerampilan berfikir sintesis serta analisismemperoleh skor paling kecil. Hal ini bisa difahamimengingat materi diklat PKG dan PKBmembutuhkan tingkat konsentrasi peserta diklat yangcukup tinggi, analisis terhadap butir-butir PKG danPKB, menghitung setiap item butir PKG dan PKBserta menuntut peserta diklat terampil dan telitidalam mengisi lembar kerja (worksheet) yang cukupmenguras waktu dan tenaga. Salah satu solusi yangdiberikan widyaiswara adalah pengelompokkanpeserta diklat sehingga beban selama pengisianlembar kerja terbantu dengan adanya kerjasamamasing-masing anggota kelompok.

Kendala berikutnya adalah pada indikatorpengelolaan organisasi pembelajaran pada subindikator pengantar materi disampaikan langkah-langkah kegiatan pembelajaran dan transisi antartahapan pembelajaran disampaikan dengan jelas dandisertai rangkuman memperoleh skor paling rendah.Alih-alih mengenai materi diklat PKG dan PKB yangmenuntut konsentrasi peserta diklat yang cukuptinggi, maka widyaiswara dituntut untukmengembangkan metode dan pendekatanpembelajaran yang tidak rumit serta carapenyampaian materi dengan lugas, tegas dan simpel.

Pada catatan peneliti saat sesi wawancaradengan peserta diklat yang dilaksanakan padarentang waktu istirahat pertama pada pukul 09.45-10.00, istirahat ke dua 12.15-13.15 dan istirahatketiga pada 15.15-15.30, diperoleh informasi bahwamateri diklat PKG dan PKB sebagian besarmerupakan materi yang sangat dibutuhkan oleh

47

Page 52: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

peserta mengingat peran materi diklat ini menjabarkantentang betapa pentingnya materi ini diketahui dandapat dilaksanakan oleh peserta diklat ketikamelakukan proses pengajuan kenaikan pangkat dangolongan dengan terlebih dahulu melaksanakanevaluasi diri. Disamping itu materi diklat yangmenuntut keterlibatan peserta diklat dalammenghitung setiap butir instrument PKG dan PKByang cukup menguras tenaga dan fikiran padaakhirnya dapat diperoleh solusi dengan caramelakukan kolaborasi dalam mengerjakan worksheetyang harus diisi secara detil dan transparan olehpeserta diklat melalui metode simulasi.

PembahasanProses pendidikan dan pelatihan teknis

substantive yang dilaksanakan dalam jangka waktutertentu diharapkan terjadi perubahan yang signifikanterhadap kinerja peserta diklat dan berdampak positifbaik secara individual maupun terhadap lembagapendidikan dimana peserta diklat pengabdi sebagaiAparatur Sipil Negara. Hal ini senada dengan apa yangdisampaikan Simamora (1995) dalam Dartha (2010:157) bahwa tujuan pelaksanaan diklat adalah untukmemperbaiki kinerja pegawai, memudahkan keahlianpara pegawai sejalan dengan kemajuan teknologi,mengurangi waktu belajar pegawai sepaya menjadikompeten dibidangnya. Setidaknya terdapat duamanfaat dilksanakannya kegiatan diklat, yaitu dariperspektif organisasi dan perspektif individual.Organisasi atau institusi akan memperoleh pegawaiyang terampil, meingkatnya kinerja lembaga danpegawai yang produktif, juga sebagai individupegawai, kebutuhan aktualisasi diri terpenuhi danterbuka kesempatan untuk mendapatkan promosikenaikan jabatan atau golongan/pangkat.

Proses pembelajaran pada pendidikan danpelatihan, memberikan kesempatan kepada pesertauntuk mengaktualisasikan dirinya melalui prosesberbagi pengalaman, pengetahuan, sikap danketerampilan dengan widyaiswara serta sesamapeserta diklat. Proses kediklatan memberi ruang yangsangat memungkinkan peserta diklat salingberinteraksi dengan sesama peserta diklat lainnya.Keterampilan dan pengalaman widyaiswara dalammengelola sebuah kediklatan berperan sangat strategis

bagaimana proses pembelajaran kediklatanterlaksana dengan efektif dan efisien.

Berdasarkan pada temuan hasil penelitian dari5 indikator yang telah ditentukan sesuai denganlembar observasi yang disebar kepada peserta diklat,maka didapatkan perolehan rata-rata dari masing-masing indikator dengan rincian sebagai berikut:

Gambar 6. Diagram Perolehan Skor Rata-rataSetiap Indikator.

Indikator 1, yaitu pengelolaan materipembelajaran mendapat respon dari peserta denganskor rata-rata sebesar 87,11. Selanjutnya berturut-turut indikator 2 sebesar 85,52, indikator 3 denganskor 88,33, indikator 4 mendapat 89,58, danindikator 5 memperoleh skor 92,1. Skor perolehanmasing-masing indikator apabila merujuk pada skaladan predikat yang ditentukan dalam metodepenelitian di atas dapat dikemukakan pada tabelberikut:

Tabel 1. Perolehan Skor Rata-rata dan PredikatMasing-masing Indikator

48

Page 53: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

49

Skor total dari 5 indikator diperoleh nilai reratasebesar 88,53 dengan predikat sangat baik. Makadapat dikatakan bahwa proses pembelajaran padaDiklat Teknis Substantif Peningkatan KompetensiPKG dan PKB Bagi Guru Madrasah ‘Aliyahdilingkungan Balai Diklat Keagamaan BandungTahun 2018 berjalan efektif.

SIMPULANBerdasarkan hasil temuan dan pembahasan pada

penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwapengelolaan pembelajaran pada diklat teknis substantifPKG dan PKB bagi guru Madrasah ‘Aliyah di BalaiDiklat Keagamaan Bandung Tahun 2018 telahberjalan efektif. Hal ini terbukti dengan perolehan skorsecara rerata dari keseluruan indikator pengelolaanpembelajaran sebesar 88, 53 dengan predikatterpenuhi dengan sangat baik. Selain itu berdasar padahasil wawancara dan catatan anekdot peneliti didapatkesimpulan secara umum bahwa diklat PKG dan PKBmemberi dampak sangat positif bagi peserta diklat.

Efektivitas pengelolaan pembelajaran padadiklat tersebut diperoleh dari persepsi melalui isianlembar instrument observasi dan wawancara sertacatatan peneliti yang kemudian diperkuat dengan hasilpengisian lembar penilaian peserta diklat terhadappenyelenggaraan program diklat dalam bentuk lembarobservasi yang telah disediakan oleh Balai DiklatKeagamaan Bandung. Adapun kendala yang dihadapidalam pengelolaan pembelajaran diklat ini adalah padaindikator pengelolaan materi diklat yaitu sub indikatorpenggunaan metode pembelajaran yang bervariasiserta materi diklat yang menuntut cara berfikir analisisdan sintesis, serta indikator pengelolaan organisasipembelajaran pada sub indikator langkah-langkahkegiatan pembelajaran dan transisi antar tahapanpembelajaran disampaikan dengan jelas dan disertairangkuman. Kendala tersebut dapat teratasi denganmetode pembelajaran kolaboratif melaluipengelompokkan peserta diklat sehingga terjalin kerjasama yang baik dimana peserta diklat yang cukup baikdalam penerimaan materi dapat membantu pesertalainnya.

DAFTAR PUSTAKAFattah, Nanang. 2004. Landasan Manajemen

Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.Gunawan, Rahmat Dwi. 2017. Studi Tentang

Kompetensi Widyaiswara dalam MengelolaPembelajaran di Lembaga Penjaminan MutuPendidikan Daerah Istimewa Yogyakarta.E-Jurnal Prodi Teknologi Pendidikan Vol. VINomor 5 Tahun 2017.

Meitaningrum, Dhita Ayu, Imam hardjanto danSiswidiyanto. 2000. Efektivitas Pendidikandan Pelatihan dalam meningkatkan KinerjaPegawai (Studi pada Badan KepegawaianDaerah Kabupaten malang), JurnalAdministrasi Publik (JAP), Vol. 1, No. 3.Jurusan Administrasi Publik, Fakultas IlmuAdministrasi, Universitas Brawijaya, Malang.

Rezeki, Sri., Murniati AR., dan Cut Zahri Harun.2015. Manajemen Pembelajaran Pendidikandan Pelatihan Prajabatan Pada BKPP Aceh.Jurnal Administrasi Pendidikan PascasarjanaUniversitas Syiah Kuala.

Sedarmayanti. 2009. Manajemen Sumber DayaManusia: Reformasi Birokrasi danManajemen Pegawai Negeri Sipil.Yogyakarta: Aditama.

Sumantri, Rita Fahdila. 2012. KompetensiPengelolaan Pembelajaran, KecerdasanInterpersonal, Komitmen dan KepuasanKerja Guru SMK. Jurnal Ilmu Pendidikan,Jilid 18, Nomor 1, Juni 2012. UniversitasNegeri Malang. Pada situshttp://journal.um.ac.id/index.php/jip/article/view/3380 (diunduh pada 11 Mei 2018)

Yaqin, Husnul. 2011. Administrasi dan ManajemenPendidikan. Banjarmasin: IAIN Antasaripress Banjarmasin.

Page 54: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan unutk menjelaskan penerapanmetode Problem untuk menignkatkan motivasi dan hasil belajaranmatematika materi volume bangun ruang di kelas VII-2 MTSn 28 Jakarta.Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, dimana setiap siklusnya terdiri darirancangan, pelaksanaan, refleksi, dan revisi. Sasaran penelitian ini adalahsiswa kelas VII-2 MTsN 28 Jakarta. Data diperoleh dari angket aktifitassiswa, angket motivasi siswa, hasil tes formatif, dan lembar observasikegiatan. Dari hasil analisis didapatkan bahwa hasil analisis didapatkanbahwa siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II yaitu,23,68% (siklus I/1), 44,74% (siklus I/2), 63,16% (siklus II/1), 86,84% (siklusII/2). Simpulan dari penelitian ini adalah penerapan metode problem solvingdapat berpengaruh positif terhadap motivasi dan hasil belajar siswa kelasIX-2 MTsN 28 Jakarta.

Kata Kunci : Pembelajaran Matematika, Metode Problem Solving.

PENDAHULUANBagi sebagian peserta didik di MTsN 28 Jakar-

ta, matematika adalah salah satu mata pelajaran ynagdianggap cukup sulit karena harus menghafal bebera-pa rumus lalu memasukkan bilangan dan menghi-tungnya. Tak jarang juga ditemui beberapa siswayang terlihat kurang termotivasi dalam pembelajaranmatematika di kelas. Ini ditandai dengan kurang se-mangatnya peserta didik untuk mengikuti PBM dikelas dan belajar di rumah, kurang mandiri untukmengerjakan latihan atau tugas, kurang memanfaat-kan kesempatan di luar jam pelajaran, dan kurangaktif dalam interaksi di kelas.

Adapun kendala dari kurang mandirinya peser-ta didik dalam mengerjakan latihan atau tugas adalahkesulitan bernalar dimana peserta didik hanya mam-pu untuk menyelesaikan masalah berdasarkan contohsoal yang diberikan. Jika soal latihan atau tugas yangdiberikan dalam bentuk lain maka peserta didik akan

mengalami kesulitan dalam menyelesaikannya seh-ingga membuat siswa tidak mampu untuk menyele-saikan soal-soal terapan dalam kehidupansehari-hari.

Permasalahan lainnya adalah rendahnya jum-lah siswa yang berada di atas KKM. Hal ini dibukti-kan dari perolehan nilai ulangan harian siswa yangbelum mencapai KKM lebih dari 75%.

Materi Volume dan Luas Permukaan BangunRuang adalah pokok bahasan yang menuntut banyakpenalaran yang diawali dengan proses penemuansebuah rumus lalu menerapkannya dalam menyele-saikan permasalahan sehari-hari. Kesulitan yangbanyak dialami peserta didik adalah tidak pahamnyamereka tentang bentuk dan rumus yang dipakaidalam memecahkan masalah yang berhubungandengan materi Volume dan Luas Permukaan Ban-gun Ruang.

Erna Sari Agusta, S.Pd

Abstract

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKASISWA MELALUI METODE PROBLEM SOLVING

Erna Sari Agusta, S.PdMadrasah Tsanawiyah Negeri 28

Jakarta

50

Page 55: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

Ketidakpahaman ini bisa juga disebabkan daritidak terbiasanya peserta didik dalam memecahkanmasalah. Ketidakpahaman inilah yang membuat pe-serta didik menjadi enggan untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Karena terus menum-puknya materi yang kurang dipahami menyebabkankurangnya motivasi siswa dalam belajar matematikakhususnya pada materi Volume dan Luas PermukaanBangun Datar.

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya peng-gerak dalam diri peserta didik yang menimbulkankegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan keg-iatan belajar, dan memberikan arah pada kegiatanbelajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjekbelajar.dapat tercapai.. Berdasarkan definisi di atasjelas bahwa tanpa motivasi maka keinginan belajartidak akan ada. Tanpa keinginan belajar tentu tujuanpembelajaran pun tidak akan tercapai. Begitu pent-ingnya motivasi maka untuk dapat menumbuhkankeinginan belajar, seorang guru harus dapat mende-sain pembelajaran sebaik mungkin sehingga motivasibelajar siswa dapat dimunculkan. Jika seorang peser-ta didik memiliki motivasi belajar yang tinggi, iaakan merasa senang dan bersemangat dalam belajar,sehingga hasil belajarnya akan meningkat pula. Halini sesuai dengan penelitian yang dilakukan olehHamdu (2011) yang mengatakan bahwa motivasibelajar memberikan pengaruh terhadap keinginan danhasil belajar peserta didik.

Melalui metode problem solving peserta didikaktif berpikir, berkomunikasi, mencari dan mengolahdata, dan akhirnya menyimpulkan. Aktivitas pembe-lajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah den-gan menggunakan pendekatan berpikir deduktif daninduktif, secara sistematis dan empiris. Tujuan pem-belajaran Volume dan Luas Permukaan Bangun Ru-ang sebagai salah satu materi yang membutuhkankeaktifan dalam berpikir, mencari, dan mengolahdata tentu sangat tepat jika diajarkan dengan metodeproblem solving. Hal ini tentu dapat merangsang rasaingin tahu peserta didik yang pada akhirnya dapatmeningkatkan motivasi peserta didik tersebut.

Berhubungan dengan penerapan metode prob-lem solving, penulis telah melakukan penelitian tin-dakan kelas dengan rumusan masalah : “Bagaimanapenerapan metode problem solving untuk meningkat-kan motivasi dan hasil belajar siswa di kelas IX-2

MTsN 28 Jakarta?” Adapun tujuan dan manfaat daripenelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pening-katan motivasi belajar siswa yang diikuti oleh men-ingkatnya hasil belajar siswa. Diharapkan hasilpenelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahanreferensi dan rujukan bagi dewan guru pada umum-nya dan para guru matematika pada khususnya diMTsN 28 dalam memperkaya ide dan kreativitasdalam metode pembelajaran.

METODOLOGIPenelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di

kelas IX-2 MTsN 28 Jakarta yang terdiri dari 38siswa. Penelitian dilaksanakan selama 4 pertemuandari bulan Agustus sampai November 2017.Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, yangmasing-masing siklus terdiri dari tahapanperencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi,evaluasi, dan refleksi. Adapun kegiatan tiapsiklusnya dimulai dengan mengadakan pertemuanguru pelaksana tindakan dan guru pengamat untukmendiskusikan persiapan penelitian. Teknikpengumpulan data yang digunakan observasiaktivitas guru, observasi aktivitas peserta didik,angket respon peserta didik, soal tes, pedomanwawancara dan catatan lapangan.

Pada tahap pelaksanaan tindakan, gurumatematika kelas IX-2 sebagai pelaksana tindakanmelaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai denganrencana pembelajaran yang telah disusun. Dalamwaktu yang sama observasi terhadap guru pelaksanapun dilakukan oleh guru pengamat. Untuk mengukurtingkat motivasi peserta didik, alat yang digunakanadalah angket motivasi siswa dan untuk mengukurhasil belajar, alat yang digunakan adalah tes.Sedangkan untuk mengevaluasi aktivitas guru danpeserta didik di kelas menggunakan observasi danwawancara. Disamping itu untuk mengetahui responsiswa terhadap pembelajaran problem solvingmenggunakan angket respon siswa.

Pada tahap refleksi, data yang diperoleh darihasil evaluasi kemudian dianalisis. Hasil analisisdigunakan untuk merefleksi tindakan pada siklustersebut. Hasil refleksi kemudian digunakan untukmembuat perencanaan tindakan pada siklusberikutnya.

51

Page 56: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

Adapun kategori untuk pencapaian skor angketmotivasi adalah sebagai berikut : antara 20 – 36(sangat rendah), antara 37 – 52 (rendah), antara 53 –68 (cukup), antara 70 – 86 (tinggi), antara 87 – 100(sangat tinggi). Sedangkan kategori untuk nilaiketuntasan belajar adalah 75.

HASIL PENELTIIAN DAN PEMBAHASANBerdasarkan analisis data, dapat diketahui bahwa

penerapan metode problem solving yang dilakukanoleh guru sudah sangat baik. Hal ini ditunjukkandengan perolehan nilai tes yang mengalamipeningkatan dari siklus I/1 sampai siklus II/2.

Tabel 1. Skor Angket Pengamatan PenerapanMetode Problem Solving

Selama proses pembelajaran pada siklus Ipertemuan I, aktivitas guru yang yang terlihat sangatbaik adalah dalam menyiapkan administrasipembelajaran sesuai dengan metode problemsolving. Dalam siklus I pertemuan 2, aktivitas gurumengalami peningkatan dalam memotivasi siswayang belum aktif dan melakukan penilaian saatproses diskusi. Sedangkan dalam siklus II pertemuan1, guru sudah dapat meyakinkan peserta didik bahwadengan metode problem solving, mereka akanberhasil dalam belajar matematika. Oleh karena itu,pada pertemuan ini guru sudah menyediakanbeberapa sumber bagi peserta didik untuk mencariinformasi seputar materi pelajaran matematika.

Dalam siklus II pertemuan 2, aktivitas gurudalam pembelajaran dengan metode problem solvingsemakin meningkat. Ini ditandai dengan beragamnyateknik yang digunakan untuk merangsang partisipasidan diskusi peserta didik dalam permainan dansimulasi. Selain itu, guru juga selalu konsisten dalammengajukan masalah yang membuat peserta didiktertantang untuk menyelesaikannya. Guru jugabanyak bertanya kepada peserta didik untuk memberikesempatan kepada mereka untuk menunjukkan apayang mereka ketahui dan pikirkan. Pada akhirpembelajaran, guru memberikan tugas yangmenantang tetapi masih dalam jangkauankemampuan peserta didik.

Berdasarkan deskripsi di atas terlihatbahwa guru sudah melaksanakan pembelajarandengan metode problem solving dengan baik.Peningkatan aktivitas signifikan terjadi dari siklus Ipertemuan 2 ke siklus II pertemuan 1 yaitu sebesar16%.

Berdasarkan analisis data, dapat diketahuibahwa motivasi siswa dalam belajar dari siklus I/1sampai siklus II/2 mengalami peningkatan. Siswasudah banyak yang semangat untuk belajarmatematika dan menganggap matematika sebagaimata pelajaran yang mudah dan menarik. Olehkarena itu, banyak siswa yang merasa tertantanguntuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan olehguru.

52

Page 57: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Angket MotivasiSiswa

Pada awal tindakan terdapat 60,53% siswayang termotivasi rendah dan hanya 15,79% orangyang termotivasi tinggi. Pada siklus I pertemuan 2,jumlah siswa yang termotivasi rendah berkurangmenjadi 34,21% dan jumlah siswa yang termotivasitinggi meningkat menjadi 28,95%.

Pada siklus II pertemuan 1 sudah tidak ada lagisiswa yang termotivasi rendah bahkan terjadi pening-katan jumlah siswa yang termotivasi sangat tinggiyaitu sebesar 7,89%. Kemudian pada siklus II per-temuan 2, semua sisiwa sudah termotivasi minimalcukup dalam belajar mtematika. Berdasarkandeskripsi ini dapat disimpulkan bahwa dengan pener-apan metode problem solving, motivasi belajar siswameningkat secara signifikan.

Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa

Data dalam tabel di atas menunjukkanpeningkatan ketuntasan belajar pada setiap pertemuandan setiap siklus. Persentase siswa yang tuntas belajardari semula 23.68% menjadi 86.84% di akhir siklus.Angka tersebut menunjukkan peningkatan sebanyaklebih dari 300%.

KESIMPULAN

Metode problem solving memiliki dampakpositif dalam meningkatkan motivasi siswa yangditandai dengan peningkatan ketuntasan belajarsiswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I pertemuan 1dan 2 masing–masing 65,85%, 78,00% dan siklus IIpertemuan 1 dan 2 masing-masing 82,92%,dan95,12%. Metode problem solving dapat menjadikansiswa merasa dirinya mendapat perhatian dankesempatan untuk menyampaikan pendapat,gagasan, ide dan pertanyaan. Penerapan metodeproblem solving mempunyai pengaruh positif, yaitudapat meningkatkan hasil belajar siswa pada matapelajaran matematika.

DAFTAR PUSTAKASardiman, A.M Interaksi dan Motivasi Belajar

Mengajar, Jakarta : Raja Grafindo Persada,2011.

Dalyono, M. Psikologi Pendidikan, Jakarta :Rineka Cipta, 2005.

Djamarah, Syaiful B, Strategi Belajar Mengajar,Jakarta : Rineka Cipta, 2006.

Oemar, Hamalik, Proses Belajar Mengajar,Bandung : Bumi Aksara, 2008.

Erman, S. Dkk. Strategi PembelajarMatematikaKontemporer, Bandung : UniversitasPendidikan Indonesia, 2003.

Mamad, K., Model-model Pembelajaran BerbasisPaikem, 2012

53

Page 58: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

JUDUL KTI

(Times New Roman 12, spasi 1, spacing after 6 pt)

Nama Penulis Pertama (Times New Roman 11, Bold,spasi 1)

Afiliasi (Instansi, Kementrian, Lembaga, Daerah) dan Alamate-mail (Times New Roman 10, spasi 1, spacing after 6 pt)

Nama Penulis Kedua, dan seterusnyaAfiliasi (Instansi, Kementrian, Lembaga, Daerah) dan Alamat

e-mail

Abstrak (Times New Roman 11, Bold, spasi 1,spacing before 12 pt, after 2 pt)Abstrak memuat uraian singkat mengenai masalah dantujuan penulisan, metode yang digunakan, dan hasil ataukesimpulan. Tekanan penulisan abstrak terutama pada ha-sil. Kata kunci perlu dicantumkan untuk menggambarkanranah masalah yang ditulis dan istilah-istilah pokok yangmendasari pelaksanaan penelitian. Kata-kata kunci dapatberupa kata tunggal atau gabungan kata. Jumlah kata-katakunci 3-5 kata.

Kata Kunci: isi, format, artikel.

AbstractAn abstranct is a brief summary of a research article, thesis,review, conference proceeding or any-depth analysis of aparticular subject or disipline, and is often used to help thereader quickly ascertain the paper purposes. When used, anabstract always appears at the beginning of a manuscript ortypescript, acting as the point-of-entry for any given aca-demic paper or patent application. Absatrcting and index-ing services for various academic discipline are aimed atcompiling a body of literature for that particular subject.Abstract length varies by discipline and publisher require-ments. Abstracts are typically sectioned logically as anoverview of what appears in the paper.

Keywords: content, formatting, article.

PENDAHULUAN(T���� N�� R���� 12, B���, ����� 1, ������������� 12 ��, ����� 2 ��)

Bagian pendahuluan terutama berisi: (1)permasalahan yang diangkat; (2) wawasan dan rencanapemecahan masalah; (3) rumusan tujuan; (4)rangkuman kajian teoritik yang berkaitan denganmasalah yang ditulis. Pada bagian ini kadang-kadangjuga dimuat harapan akan hasil dan manfaat penelitian.

Panjang bagian pendahuluan sekitar 2-3 halaman dandiketik dengan 1,5 spasi.. Batang tubuh teksmenggunakan font: Times New Roman 12, regular,spasi 1.5, spacing before 0 pt, after 0 pt)

METODE (T���� N�� R���� 12, B���, ����� 1,������� ������ 12 ��, ����� 2 ��)Materi pokok bagian ini:1. Metode penelitian;2. Populasi dan sampel (sasaran penelitian);3. Teknik pengumpulan data dan pengembanganinstrumen;4. Teknik analisis data. Untuk penelitian yangmenggunakan alat dan bahan, perlu dituliskanspesifikasi alat dan bahannya. Spesifikasi alatmenggambarkan kecanggihan alat yang digunakansedangkan spesifikasi bahan menggambarkan macambahan yang digunakan.

Untuk penelitian kualitatif seperti penelitiantindakan kelas, etnografi, fenomenologi, studi kasus,dan lain-lain, perlu ditambahkan:1. Kehadiran peneliti,2. Subyek penelitian,3. Informan yang ikut membantu beserta cara-caramenggali data-data penelitian,4. Lokasi dan lama penelitian serta5. Uraian mengenai pengecekan keabsahan hasilpenelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN(T���� N�� R���� 12, B���, ����� 1, ������������� 12 ��, ����� 2 ��)

Yang disajikan dalam bagian ini:adalah:1. Hasil “bersih”.2. Proses analisis data seperti perhitungan statistik danproses pengujian hipotesis tidak perlu disajikan. Hanyahasil analisis dan hasil pengujian hipotesis saja yangperlu dilaporkan.3. Tabel dan grafik dapat digunakan untuk memperjelaspenyajian hasil penelitian secara verbal. Tabel dangrafik harus diberi komentar atau dibahas.

Untuk penelitian kualitatif, bagian hasil memuatbagian-bagian rinci dalam bentuk sub topik-sub topikyang berkaitan langsung dengan fokus penelitian dankategori-kategori.

Contents

54

Page 59: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

55

Pembahasan dalam artikel bertujuan untuk: (1)menjawab rumusan masalah dan pertanyaan-pertanyaan penelitian; (2) menunjukkan bagaimanatemuan-temuan itu diperoleh; (3)menginterpretasi/menafsirkan temuan-temuan; (4)mengaitkan hasil temuan penelitian dengan strukturpengetahuan yang telah mapan; dan (5) memunculkanteori-teori baru atau modifikasi teori yang telah ada.

Dalam menjawab rumusan masalah dan pertanyaan-pertanyaan penelitian, hasil penelitian harusdisimpulkan secara eksplisit. Penafsiran terhadaptemuan dilakukan dengan menggunakan logika danteori-teori yang ada. Temuan berupa kenyataan dilapangan diintegrasikan/ dikaitkan dengan hasil-hasilpenelitian sebelumnya atau dengan teori yang sudahada. Untuk keperluan ini harus ada rujukan. Dalammemunculkan teori-teori baru, teori-teori lama bisadikonfirmasi atau ditolak, sebagian mungkin perlumemodifikasi teori dari teori lama.

Singkatan dan AkronimSingkatan yang sudah umum tidak perlu diberiketerangan kepanjangannya. Akronim yang tidakterlalu dikenal atau akronim bikinan penulis perludiberi keterangan kepanjangannya.

Gambar dan TabelTempatkan label tabel di atas tabel, sedangkan labelgambar di bagian bawah tabel. Tuliskan tabel tertentusecara spesifik, misalnya Tabel 1, saat merujuk suatutabel.

Kutipan dan AcuanDaftar Pustaka disusun secara alfabetis dan cara

penulisannya disesuaikan dengan aturan yang diten-tukan dalam jurnal. Gagasan yang dikutip tidak ditu-liskan seperti teks asli, tetapi dibuatkan ringkasanatau simpulannya.

Acuan memuat nama pengarang yang pendap-atnya dikutip, tahun sumber informasi ditulis,dan/tanpa nomor halaman tempat informasi yangdirujuk diambil. Nama pengarang yang digunakandalam acuan hanya nama akhir. Acuan dapat ditu-liskan di tengah kalimat atau di akhir kalimat kutipan.Acuan ditutup dengan kurung tanpa jarak, misalnya(Riebel, 1978:1). Nama dua pengarang dalam karya yang samadisambung dengan kata ‘dan’. Titik koma (;) digu-nakan untuk dua pengarang atau lebih dari dua penga-rang dengan karya yang berbeda. Contoh, (Riebel,

1978:4; Roger, 1981:5). Apabila pengarang lebih daridua orang, hanya nama pengarang pertama yang ditu-liskan. Nama pengarang selebihnya digantikan den-gan ‘dkk’, contoh (Susanto dkk., 1994: 8).

PENUTUP (Times New Roman 12, Bold, spasi 1,spacing before 12 pt, after 2 pt)SimpulanSimpulan menyajikan ringkasan dari uraian mengenaihasil dan pembahasan, mengacu pada tujuanpenelitian. Berdasarkan kedua hal tersebut dikem-bangkan pokok-pokok pikiran baru yang merupakanesensi dari temuan penelitian.SaranSaran disusun berdasarkan temuan penelitian yangtelah dibahas. Saran dapat mengacu pada tindakanpraktis, pengembangan teori baru, dan/atau penelitianlanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

(Times New Roman 12, Bold, spasi 1, spacingbefore 12 pt, after 2 pt)Contoh

De Porter, Bobbi dan Hernacki, Mike. 1992.Quantum Learning. Membiasakan BelajarNyaman dan Menyenangkan. Terjemahanoleh Alwiyah Abdurrahman. Bandung:Penerbit Kaifa.

Sujimat, D. Agus. 2000. Penulisan karya ilmiah.Makalah disampaikan pada pelatihanpenelitian bagi guru SLTP Negeri diKabupaten Sidoarjo tanggal 19 Oktober 2000(Tidak diterbitkan). MKKS SLTP NegeriKabupaten Sidoarjo

Page 60: WAWASAN ISSN : 2458-9232 J Jurnal Balai Diklat Keagamaan ... · pengguna (user) hasil diklat berupa angket untuk melihat bagaimana tanggapannya terhadap performa anak buahnya setelah

Jurnal Volume 2 Nomor 2 Tahun 2018WAWASANJurnal Balai Diklat Keagamaan Jakarta

VOLUME 2 NO. 02 TAHUN 2018

ISSN : 2458-9232