WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI...

311
WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR (Suatu Kajian Maud} u> ’i) Tesis Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Magister dalam Bidang Tafsir Hadis Pascasarjana UIN Alauddin Makassar Oleh : MASYHURI RIFA’I NIM. 80100213207 PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR 2016 ii

Transcript of WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI...

Page 1: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR

(Suatu Kajian Maud}u>’i)

Tesis

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Magister dalam Bidang Tafsir Hadis

Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

Oleh : MASYHURI RIFA’I NIM. 80100213207

PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN

MAKASSAR

2016

ii

Page 2: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Nama : Masyhuri Rifa’i

Nim : 80100213207

TTL : Patoloan, 04-07-1991

Jurusan : Tafsir Hadis

Fakultas : Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

Alamat : Jl. Toddopuli III. No. 261 A

Judul : “Wawasan Hadis Nabi Muhammad saw. Tentang Mahar (Suatu

Kajian Maud}u>’i).

Dengan penuh kesadaran dan kerendahan hati, penyusun yang bertanda

tangan di bawah ini, menyatakan bahwa tesis ini adalah benar-benar karya penyusun

sendiri. Dan jika terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan atau dibuat atau

dibantu oleh orang lain secara keseluruhan, maka gelar yang diperoleh karenanya

batal demi hukum.

Makassar, 4 Desember 2016 M. 4 Rabiul Awal 1438 H.

P e n u l i s,

Masyhuri Rifa’i NIM: 80100213207

ii

Page 3: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

PENGESAHAN TESIS Tesis dengan judul “{Wawasan Hadis Nabi Muhammad saw. Tentang Mahar (Suatu Kajian Maud}u>’i).”, yang disusun oleh Saudara/i {Masyhuri Rifa’i. NIM: {80100213207, telah diujikan dan dipertahankan dalam Sidang Ujian Munaqasyah yang diselenggarakan pada hari Rabu, 16-11-2016 Masehi, bertepatan dengan tanggal {16-Safar-1438 Hijriah, dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister dalam bidang Tafsir Hadis pada Pascasarjana UIN Alauddin Makassar.

PROMOTOR:

1. Prof. Dr. H. Arifuddin Ahmad, M.Ag. ( )

KOPROMOTOR:

1. Dr. Muh. Sabir, M.Ag. ( )

PENGUJI:

1. Prof. Dr. Hj. Rosmaniah Hamid, M.Ag. ( )

2. Dr. Tasmin Tangngareng, M. Ag. ( )

3. Prof. Dr. H. Arifuddin Ahmad, M.Ag. ( )

4. Dr. Muh. Sabir, M.Ag. ( )

Makassar, 4 Desember 2016 Diketahui oleh: Direktur Pascasarjana UIN Alauddin Makassar, Prof. Dr. Sabri Samin, M.Ag.

NIP. 19561231 198703 1 022

ii

Page 4: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

PEDOMAN TRANSLITERASI

1. Konsonan

K = ك S = س B = ب

L = ل Sy = ش T = ت

m = م {s = ص \s = ث

N = ن {d = ض J = ج

w = و {t = ط {h = ح

H = ھـ {z = ظ Kh = خ

Y = ي a‘ = ع D = د

G = غ \z = ذ

F = ف R = ر

Q = ق Z = ز

Hamzah ( ء ) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda

apapun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda ( , ).

2. Vokal

Vokal (a) panjang = a> -- قال = qa>la

Vokal ( i) panjang = i> -- قیل = qi>la

Vokal (u) panjang = u> -- دون = du>na

3. Diftong

Aw قول = qawl

Ay خري = khayr

4. Kata Sandang

(al) Alif lam ma’rifah ditulis dengan huruf kecil, kecuali jika terletak di awal,

maka ditulis dengan huruf besar (Al), contoh:

a. Hadis riwayat al-Bukha>ri>

b. Al-Bukha>ri meriwayatkan ...

ii

Page 5: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

5. Ta> marbu>tah ( ة ) ditransliterasi dengan (t), tapi jika terletak di akhir kalimat,

maka ditransliterasi dengan huruf (h) contoh; الرسـالة للمـد رسـة = al-risa>lah li al-mudarrisah.

Bila suatu kata yang berakhir dengan ta> marbu>tah disandarkan kepada lafz} al-jala>lah, maka ditransliterasi dengan (t), contoh; ىف رمحة اهللا = fi> Rah}matilla>h.

6. lafz} al-Jala>lah ( اهللا ) yang didahului partikel seperti huruf jarr dan huruf lainnya,

atau berkedudukan sebagai mud}a>fun ilayh, ditransliterasi dengan tanpa huruf

hamzah,

Contoh; باہلل = billa>h عبدهللا =‘Abdulla>h

7. Tasydid ditambah dengan konsonan ganda

Kata-kata atau istilah Arab yang sudah menjadi bagian dari perbendaharaan

bahasa Indonesia, atau sudah sering ditulis dalam bahasa Indonesia, tidak ditulis

lagi menurut cara transliterasi ini.

8. Singkatan

Cet. = Cetakan

saw. = S{allalla>hu ‘Alayhi wa Sallam

swt. = Subh}a>nah wa Ta’a>la

QS. = al-Qur’an Surat

t.p. = Tanpa penerbit

t.t. = Tanpa tempat

t.th. = Tanpa tahun

t.d = Tanpa data

r.a. = Rad}iya Alla>hu ‘Anhu

M. = Masehi

H. = Hijriyah

h. = Halaman

ii

Page 6: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

DAFTAR ISI

JUDUL …….................................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ............................................................. ii

PENGESAHAN ............................................................................................. iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................. vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ...................................................................... viii

ABSTRAK .................................................................................................... x

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 8 C. Pengertian Judul .................................................................................. 9 D. Kajian Pustaka ..................................................................................... 11 E. Kerangka Teoritis ............................................................................... 14 F. Metodologi Penelitian .......................................................................... 15 G. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ......................................................... 23

BAB II: TINJAUAN TEORITIS DALAM PENELITIAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW. TENTANG MAHAR

A. Pengertian Umum Mahar .................................................................... 24 B. Kualifikasi dan Macam-Macam Mahar ............................................ 28 C. Kaidah Kesahihan Sanad dan Matan Hadis ........................................ 42

BAB III: KUALITAS DAN KEHUJJAHAN HADIS TENTANG MAHAR

A. Takhri>j Al-H}adi>s\ .................................................................................. 50 B. Klasifikasi Hadis Tentang Mahar. ....................................................... 56 C. Kualitas Hadis .................................................................................... 75

ii

Page 7: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

BAB IV: ANALISIS PEMAKNAAN MAHAR

A. Hakikat dan Kedudukan Mahar ........................................................... 187 B. Jenis-Jenis, Nilai dan Jumlah Mahar Pada Masa Rasulullah saw. ..... 233

BAB V: PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 281 B. Implikasi Penelitian……... .................................................................. 283

DAFTAR PUSTAKA

ii

Page 8: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

KATA PENGANTAR إن احلمد هللا، حنمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ باهللا من شرور أنفسنا وسيئات أعمالنا، من

هادي له، وأشهد أن ال إله إال اهللا وحده ال شريك له، وأشهد يهده اهللا فال مضل له، ومن يضلل فال أن حممدا عبده ورسوله ، والصالة والسالم على أشرف األنام وأحسنهم وعلى آله صحبه أمجعني، أما

بعد:

Puji syukur ke hadirat Allah swt. berkat rahmat dan inayah-Nya, sehingga

penelitian tesis ini dapat diselesaikan. Salam dan shalawat senantiasa tercurah kepada

kekasih Allah Muhammad saw. Tesis ini ditulis untuk melengkapi persyaratan meraih

gelar Magister dalam bidang Ilmu Hadis pada Pascasarjana Universitas Islam Negeri

(UIN) Alauddin Makassar.

Penyelesaian tesis ini bukan semata-mata atas usaha sendiri, namun karena

adanya bantuan dari beberapa pihak sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Oleh karena

itu, ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan membantu, di

antaranya:

1. Kedua orang tua tercinta yakni ayahanda Arif Usman, SE. dan ibunda Umi

Choiriyatul Muslimah Amin, S.Pd.I yang senantiasa mendoakan, serta

membiayai anaknya sejak lahir hingga sekarang, semoga rahmat Allah

senantiasa tercurah kepada mereka berdua, a>mi>n.

2. Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si., Rektor Universitas Islam Negeri (UIN)

Alauddin Makassar.

3. Prof. Dr. Sabri Samin, M.Ag., Direktur Pascasarjana UIN Alauddin Makassar

yang telah memberikan perhatian dan berbagai kebijakan dalam penyelesaian

studi ini.

ii

Page 9: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

4. Prof. Dr. H. Arifuddin Ahmad, M.Ag, Promotor dalam bidang materi dan Dr.

Muh. Sabir, M.Ag., Kopromotor dalam bidang metodologi yang telah

menyempatkan diri dengan ikhlas membimbing peneliti serta memberikan

kontribusi penting dalam penyelesaian tesis ini.

5. Prof. Dr. Hj. Rosmaniah Hamid, M.Ag. dan Dr. Tasmin Tangngareng, M. Ag.,

sebagai penguji yang memberikan masukan berharga dalam penyempurnaan

metodologi dan isi tesis ini.

6. Guru Besar dan Dosen Pemandu Mata Kuliah yang banyak membagi ilmunya

selama masa perkuliahan di Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN)

Alauddin Makassar beserta para staf Pascasarjana yang berkenan melancarkan

proses administrasi selama perkuliahan tersebut.

7. Kepala Perpustakaan Pusat UIN Alauddin dan Perpustakaan Pascasarjana yang

banyak membantu dalam menemukan rujukan yang dibutuhkan dalam

penyelesaian penulisan tesis ini.

8. Istri tercinta Rina Risqia A.Md.Keb. dan anak tercinta Ahmad Hafidz Maulana

yang selalu memberikan semangat di dalam penyelesaian tesis ini, beserta para

sahabat dan kolega yang senantiasa bersedia menjadi teman sharing, serta teman

berbagi cerita baik suka maupun duka.

Akhirnya semoga Allah swt., senantiasa melimpahkan rahmat dan kasih

sayangnya atas segala bantuan dan pertolongan yang telah diberikan, serta semoga tesis

ini bermanfaat bagi yang membacanya, A>mi>n. Makassar, 4 Desember 2016 M.

4 Rabiul Awal 1438 H.

Masyhuri Rifa’i NIM: 80100213207

ii

Page 10: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

ABSTRAK

Nama Penyusun : Masyhuri Rifa’i NIM : 80100213207 Judul Tesis : “Wawasan Hadis Nabi Muhammad saw. Tentang Mahar (Suatu

Kajian Maud}u>’i).

Tesis ini membahas tentang sebuah pokok masalah yakni bagaimana bentuk- pemberian mahar yang ada pada masa Nabi Muhammad saw. yang dalam hal ini termaktub dalam hadis-hadis, baik dari pengertian mahar, benda dan jasa apa saja yang dapat dijadikan sebagai sebuah mahar dan sejarahnya serta bagaimana aplikasi pemberian mahar dalam konteks kekinian.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Karena objek utama penelitian ini adalah hadis Nabi Muhammad saw. tentang mahar maka penelitian ini hanya dapat dilakukan melalui riset kepustakaan (library research). Pendekatan yang dipergunakan adalah pendekatan ilmu hadis dan sosio histori. Kedua pendekatan ini digunakan untuk memeriksa kebenaran hadis dan menganalisis tentang sejarah mahar agar diketahui makna-makna yang terkandung oleh setiap hadis Nabi. Dalam penelitian hadis penulis menggunakan metode maud}u>’i dengan mengumpulkan hadis sesuai dengan topik masalah.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa mahar merupakan syarat nikah yang telah ditetapkan secara syar’i baik oleh al-Qur’an maupun hadis, untuk diberikan oleh suami kepada istrinya baik secara kontan maupun secara tempo. Dari penelusuran hadis-hadis mengenai pemberian mahar terdapat 24 klasifikasi hadis. Berikut rincian klasifikasi berdasarkan kualitas hadis, yang dikategorikan s}ah}ih} ada 12 klasifikasi. Untuk hadis berstatus h}asan ada 6 klasifikasi dan untuk hadis yang berstatus d}a’i>f ada 6 klasifikasi. Diketahui pula bahwasanya jenis-jenis pemberian mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). Macam-macam cara memberikan mahar, dalam hal ini ada dua yaitu mahar yang dinyatakan kadarnya pada waktu akad nikah inilah yang disebut dengan istilah mahar musamma. dan apabila mahar tidak disebutkan ketika akad nikah dilangsungkan maka si suami wajib membayar mahar mitsil ketika waktu dukhul. 2). Pemberian yang dapat dijadikan sebagai mahar terbagi atas tiga bentuk yaitu mahar dalam bentuk benda, mahar dalam bentuk jasa (manfaat) dan sesuatu yang tidak dapat dijadikan sebagai mahar. Selain itu dari penelitian ini dapat dipahami bahwa tujuan pemberian mahar adalah sebagai bentuk penghormatan Nabi saw. kepada seorang perempuan. Secara keseluruhan dinyatakan bahwa mahar itu mudah dan tidak untuk dipersulit. Sesuai dengan kemampuan mempelai pria sedangkan besar kecilnya nilai mahar tidak menjadi masalah asalkan mempelai wanita rela menerima.

Dengan adanya penelitian hadis di atas, diharapkan umat Islam khususnya yang berada di Negara Indonesia dapat mengamalkannya. Yang mana hampir semua proses pernikahan di Negara ini diatur oleh adat istiadat yang terkadang mempersulit pernikahan itu sendiri dengan tingginya nilai mahar. Yang artinya hendaknya ketidaksanggupan seseorang membayar mahar karena besar jumlahnya menjadi penghalang bagi berlangsungnya suatu perkawinan.

ii

Page 11: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

ABSTRACT

Name : Masyhuri Rifa’i Student’s Reg. No. : 80100213207 Thesis Title : The Insight of Prophet Muhammad saw.’s Hadith on Dowry (A Study of Maud}u>’i) Thesis entitled "The Insight of Prophet Muhammad saw.’s Hadith on Dowry (A Study of Maud}u>’i)” discussed the main problem of what forms of dowry giving existed at the time of Prophet Muhammad saw. which was embodied in hadith, both in terms of dowry, any goods and services that can be used as a dowry and its history as well as how the application of the dowry giving at the present context.

The study was a sociological and anthropological qualitative research. Since the main object of the study was the Prophet Muhammad saw.’s hadith on the dowry, this research can only be done through a library research. It was employed hadith science and socio history approaches. Both approaches were used to check the correctness of hadith and analyze the history of the dowry in order to know the meanings contained by any hadith of the Prophet. In the study of hadith, the researcher applied maud}u>’i method by collecting hadith according to the subject matter.

The results revealed that the dowry was a mandatory requirement for marriage given by the husband to his wife either in cash or in tempo. Prophet Muhammad saw. himself provided a highly valuable dowry to his wives, as well as to his children, and this was a form of respect for the Prophet to women. However, it was different when the dowry was applied among the companions; many examples of the first generation of this people showed how they were very easy to give dowry such as: dowry with armor, a pair of slippers, iron ring, teaching Al-Qur’an, and others. All this happened as the Prophet Muhammad saw. looked at his companions’ financial incapability background. It proved that the dowry was given in accordance with the bridegroom’s financial capability, while the amount of the dowry value was not a problem as long as the bride was willing to accept.

xi

Page 12: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an dan hadis menjadi sumber utama di dalam ajaran Islam dan

sama-sama membutuhkan metode memahaminya, salah satunya adalah dengan

menggunakan metode maud}u>’i (tematik). Menurut penulis yang sangat perlu

dapat perhatian dengan metode tematik ini adalah hadis. Salah satu alasannya

karena hadis t idak semuanya qat}’i al-wuru>d (valid dari Rasulullah).1 Oleh karena

itu, dibutuhkan tah}ri>j al-h{adi>s\ dan pemahaman yang mendalam dengan

menggunakan berbagai pendekatan, baik secara tekstual, intertekstual maupun

kontekstual. Di samping itu, hadis maud}u>’i berguna untuk memperoleh sebuah

kesimpulan dan pemahaman yang komprehensif, seperti hal-hal terkait dengan

definisi, maksud dan hukum yang dikandungnya. Untuk mengetahui aplikasi

metode maud}u>’i, ditetapkanlah judul sebagai sarana penerapan metode tersebut

dan dalam masalah ini penulis menetapkan judul tentang mahar dalam

pernikahan.

Pernikahan adalah salah satu asas pokok hidup yang paling utama dalam

pergaulan atau masyarakat yang sempurna. Pernikahan itu bukan saja jalan yang

amat mulia untuk mengatur kehidupan rumah tangga dan keturunan, tetapi dapat

juga dipandang sebagai salah satu jalan menuju pintu perkenalan antara suatu

kaum dengan kaum yang lain dan perkenalan itu akan menjadi jalan untuk

menyampaikan pertolongan antara satu dengan yang lainnya. Faedah yang

1Arifuddin Ahmad, Paradigma Baru Memahami Hadis Nabi (Cet. I; Jakarta: Renaisan, 2005), h. 1-2.

1

Page 13: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

terbesar dalam pernikahan adalah untuk memelihara dan menjaga perempuan

yang bersifat lemah itu dari kebinasaan, sebab seorang perempuan apabila ia

sudah menikah, maka biayanya wajib ditanggung oleh suaminya.2 Pernikahan

juga merupakan sarana terbesar untuk memelihara manusia agar tidak terjatuh ke

dalam perkara yang diharamkan Allah swt. seperti zina, liwath (homoseksual)

dan lainnya.3

Setiap akad pernikahan harus dilaksanakan dengan sempurna. Apalagi akad

pernikahan yang merupakan akad yang agung. Terjadinya akad nikah semata akan

menimbulkan beberapa pengaruh, di antaranya hak istri kepada suami dan hak-hak

istri yang wajib dilaksanakan suami adalah salah satunya adalah mahar. Mahar

termasuk keutamaan agama Islam dalam melindungi dan memuliakan kaum wanita

dengan memberikan hak yang dimintanya dalam pernikahan berupa mahar kawin

yang besar kecilnya ditetapkan atas persetujuan kedua belah pihak karena pemberian

itu harus diberikan secara ikhlas.4

Para ulama sepakat bahwa mahar merupakan syarat nikah dan tidak boleh

diadakan persetujuan untuk meniadakannya. Selain itu mereka juga sepakat bahwa

mahar wajib diberikan oleh suami kepada istrinya baik secara kontan maupun secara

tempo, pembayaran mahar harus sesuai dengan perjanjian yang terdapat dalam akad

pernikahan.5

2Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007), h. 374-375.

3Abu> H{afsh ‘Usamah bin Kama>l bin ‘Abdurrazza>q, Isyratun Nisa>’ Minal Alif Ilal Ya’ (Pustaka Ibnu Katsi>r, 1998), h. 17.

4Kamal Muhktar, Asas-Asas Hukum Islam Tentang Perkawinan (Jakarta: Bulan Bintang, 1994), h. 81.

5Ibnu> Rusyd, Bidayatul Mujtahid, terj. Abdurahman dan Haris Abdullah, Analisis Para Mujtahid (Semarang: CV Asy-Syifa’, 1990), h. 385.

2

Page 14: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Mahar atau maskawin adalah harta yang diberikan oleh pihak mempelai laki-

laki (atau keluarganya) kepada mempelai perempuan (atau keluarga dari mempelai

perempuan). Secara bahasa mahar diartikan nama terhadap pemberian tersebab

kuatnya akad, secara istilah syariat mahar adalah sebutan bagi harta yang wajib atas

orang laki-laki bagi orang perempuan sebab nikah atau bersetubuh (wat}’i).6

Mahar yang diberikan oleh mempelai laki-laki kepada mempelai perempuan

bukan diartikan sebagai pembayaran, seolah-olah perempuan yang hendak dinikahi

telah dibeli seperti barang. Pemberian mahar dalam syariat Islam dimaksudkan untuk

mengangkat harkat dan derajat kaum perempuan yang sejak zaman jahiliyah telah

diinjak-injak harga dirinya. Dengan adanya pembayaran mahar dari pihak mempelai

laki-laki, status perempuan tidak dianggap sebagai barang yang diperjual belikan,

sehingga perempuan tidak berhak memegang harta bendanya sendiri atau walinya

pun dengan semena-mena boleh menghabiskan hak-hak kekayaannya. 7

Salah satu keistimewaan Islam ialah memperhatikan dan menghargai

kedudukan wanita, yaitu dengan memberikan hak untuk memegang dan memiliki

sesuatu. Setelah itu, Islam datang dengan menghilangkan belenggu tersebut,

kemudian istri diberikan hak mahar dan kepada suami diwajibkan untuk memberikan

mahar kepada istrinya, bukan kepada ayahnya atau siapapun yang dekat dengannya

dan orang lain tidak boleh meminta harta bendanya walaupun sedikit meskipun oleh

suaminya sendiri kecuali mendapat izin dari istri.8

6Rahman Ghazali, Fiqih Munahakat (Cet. I; Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 84.

7Sayyid Sabiq, Fiqh As-Sunnah, terj. Nor Hasanuddin, Fikih Sunnah (Cet. I; Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2006), h. 40.

8Rahman Ghazali, Fiqih Munahakat, h. 54.

3

Page 15: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Mahar ditetapkan sebagai kewajiban suami kepada istrinya, sebagai tanda

keseriusan laki-laki untuk menikahi dan mencintai seorang wanita dan juga sebagai

lambang ketulusan hati untuk mempergaulinya secara ma’ruf. Oleh karena itu, para

fuqaha berpendapat bahwa memberikan mahar hukumnya wajib. Hal ini berdasarkan

firman Allah swt. dan sunnah Rasulnya. Adapun firman Allah yang dimaksud adalah

QS An-Nisa>’/4 : 4.

Terjemahnya : Berikanlah mahar (maskawin) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian yang wajib. Kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari mahar itu dengan senang hati, maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.”.9

Maksud dari ayat di atas adalah menjelaskan bahwa mahar adalah pemberian

calon suami kepada calon istri baik yang berbentuk barang, uang maupun jasa yang

tidak bertentangan dengan hukum Islam. Dengan demikian, hal ini jelas

membuktikan bahwasannya tidak ada takaran yang pasti mengenai berapa mahar

yang harus diberikan kepada calon istri. Dan selain itu, maka semakin mudahlah

menyelamatkan kehormatan dan kesucian bagi laki-laki dan perempuan dari

perbuatan keji dan mungkar.

Selain itu tidak boleh mempersulit pernikahan baik langsung maupun secara

tidak langsung. Secara langsung adalah menuntut mahar yang terlalu tinggi atau

yang sejenis dengan itu. Sedangkan secara tidak langsung mereka membuat

kebiasaan yang mempersulit seperti hukum adat, yang mengharuskan atau menuntut

pemberian lebih dari mempelai laki-laki untuk membuat acara resepsi yang mewah.

9Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya (Jakarta: CV. Aneka Ilmu, 2013), h. 119.

4

Page 16: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Sebagaimana realita yang terjadi pada berbagai daerah di Indonesia seperti

diantarannya adalah Sulawesi Selatan dan kota Aceh.

Pada adat perkawinan daerah Sulawesi, khususnya suku Bugis dan Makassar

yang pada praktek pemberian mahar terdapat dua istilah yaitu sompa dan dui‘

menre‘ (Bugis) atau uang panaik (Makassar). Sompa adalah pemberian berupa uang

atau harta dari pihak keluarga laki-laki kepada pihak keluarga perempuan sebagai

syarat sahnya pernikahan menurut ajaran Islam. Sedangkan dui‘ menre‘ atau uang

panaik adalah “uang antaran” yang harus diserahkan oleh pihak keluarga calon

mempelai laki-laki kepada pihak keluarga calon mempelai perempuan untuk

membiayai prosesi pesta pernikahan. Selanjutnya adat mahar di Aceh merupakan

nilai tertinggi kedua di Indonesia setelah Sulawesi selatan. Mahar di Aceh

dinisbatkan pada emas yang diukur dalam satuan mayam. Satu mayam emas setara

dengan 3,3 gram emas. Seperti halnya minyak bumi, harga emas selalu mengalami

perubahan sesuai dengan perubahan harga rupiah terhadap dolar. Dari kedua daerah

tersebut uniknya berbagai macam prosesi adat pernikahan yang ada di Indonesia,

memiliki sebuah garis kesamaan, yaitu adanya pemberian mahar.

Titik potong di antara tradisi yang ada pada kedua daerah di atas adalah

adanya mahar yang ditetapkan oleh adat sesungguhnya memilik dua dampak

sekaligus.10 Pertama adalah dampak negatif dari tradisi mahar yang berketetapan ini.

Merupakan sebuah realita bahwa tidak salah adat kewajiban mahar di daerah

tersebut terbilang fantastis ini menjadi hambatan bagi lelaki untuk menyunting

wanita pilihannya. Cukup banyak ditemui, laki-laki yang ditanya dengan pertanyaan

10Andi Izhar “Maskulinitas Mahar”, http://www.kompasiana.com. (23 November 2015).

5

Page 17: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

mengapa belum menikah? Maka mereka akan menjawab “Belum cukup simpanan

untuk mahar.” Hal ini akan membuat pernikahan yang dalam Islam merupakan

sebuah kepentingan yang harus disegerakan menjadi terlambat pelaksanaannya.

Keterlambatan ini menimbulkan efek samping yang akan menjadi bias dengan

tatanan masyarakat syariat yang sedang dibangun. Fakta semakin tingginya kasus

perzinaan, hamil di luar nikah, dan bertambahnya jumlah wanita yang memasuki

usia tua tanpa sempat menikah merupakan fenomena yang menjadi pembuktian akan

hal tersebut. Dan dampak yang ke dua adalah karena adanya "standar mahar" ini

juga memberikan dampak positif bagi kedua mempelai dalam mengarungi rumah

tangga, di mana hal ini merupakan stimulan bagi si lelaki untuk terus giat bekerja

dan memiliki penghasilan yang layak sebelum berani mengambil keputusan untuk

berkeluarga.

Tingginya nilai mahar ini juga merupakan simbol mulianya kedudukan

seorang wanita, sehingga perlu upaya lebih bagi seorang lelaki untuk dapat

menyuntingnya. Selain itu adanya standar mahar ini juga bertujuan agar pasangan

suami-istri tidak mudah kawin cerai, mengingat mahalnya biaya untuk menikah

kembali. Di beberapa daerah yang maharnya tidak terlalu tinggi, kawin cerai sering

terjadi karena mereka tidak perlu memberikan mahar yang tinggi kepada istri. Dari

kedua dampak tersebut, peneliti bisa membuat sebuah konsepsi ringan bahwa

sebenarnya mahar berstandar yang ada dalam adat di suku Bugis dan Makassar

adalah sebuah perumusan panjang yang bermuara pada pada kesungguhan untuk

membina rumah tangga abadi. Tentu konsepsi adat ini mungkin sangat efektif

berlaku pada zaman tersebut. Namun di era sekarang, bisa kembali dipertanyakan

apakah konsepsi ini masih bisa untuk kemudian diterapkan. Mengingat kondisi

6

Page 18: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

ekonomi yang semakin sulit dan susahnya akses untuk memperoleh pekerjaan yang

layak. Dalam hidup bermasyarakat, tentu semua tidak terlepas dari yang namanya

hukum adat. Namun jangan sampai ada yang beranggapan bahwa adat itu sama

seperti firman dan sabda. Adat hanya kesepakatan dari manusia untuk manusia. Ia

boleh diutak-atik. Manakala adat dipahami sebagai sebuah kesepakatan, keniscayaan

musyawarah adalah konsekuensinya. Ini artinya jumlah mahar yang tinggi, uang

hangus yang besar, dan sebagainya adalah adat yang masih dapat dimusyawarahkan.

Lalu dari itu semua, melihat besarnya manfaat serta mudarat dan juga bercermin dari

diri sendiri, akankah kemudian tetap dipertahankan adat tersebut?

Sebenarnya di dalam agama Islam tidak menetapkan jumlah minimum dan

begitu pula jumlah maksimum dari mahar itu sendiri. Hal ini disebabkan oleh

perbedaan tingkatan kemampuan manusia dalam memberikannya. Orang yang kaya

mempunyai kemampuan untuk memberi maskawin yang lebih besar jumlahnya

kepada calon istrinya. Sebaliknya, orang miskin ada yang hampir tidak mampu

memberinya.11 Oleh karena itu, pemberian mahar diserahkan menurut kemampuan

yang bersangkutan disertai kerelaan dan persetujuan masing-masing pihak yang akan

menikah untuk menetapkan jumlahnya. Yang artinya hendaknya ketidaksanggupan

membayar mahar karena besar jumlahnya menjadi penghalang bagi berlangsungnya

suatu perkawinan.

Selanjutnya di dalam sebuah hadis Nabi Muhammad saw. berpesan kepada

Ali agar tidak menunda-nunda pernikahan.

ثـنا عته الله عبد قال معروف بن هارون حد ثين وهب ابن أنـبأنا هارون من أنا ومس سعيد حدثه طالب أيب بن علي بن عمر بن حممد أن اجلهين لله ا عبد بن ه عن أبيه عن حد علي جد

11Kamal Muhktar, Asas-asas Hukum Islam tentang Perkawinan, h. 81.

7

Page 19: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

ال علي يا ثالثة قال وسلم عليه الله صلى الله رسول أن عنه الله رضي طالب أيب بن 12 كفؤا وجدت إذا واألمي حضرت إذا واجلنازة أتت إذا الصالة تـؤخرهن

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Harun bin Ma'ruf; berkata ‘Abdullah dan aku mendengar dari Harun telah memberitahukan kepada kami Ibnu Wahb telah menceritakan kepadaku Sa'id bin Abdullah Al-Juhani> bahwa Muh}ammad bin ‘Umar bin ‘Ali bin Abu> T}a>lib telah menceritakannya dari bapaknya dari kakeknya yaitu Ali Bin Abu> T}alib, bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Tiga hal wahai Ali jangan kamu tunda; shalat jika sudah masuk waktunya, jenazah jika sudah meninggal dan orang yang belum nikah jika sudah mampu."

Maksud dari kata كفؤا yang secara etimologi adalah sama, sesuai dan

sebanding. Sehingga yang dimaksud kafa’ah‘ dalam perkawinan adalah kesamaan

antara calon suami dan calon isteri, sama dalam kedudukan, sebanding dalam tingkat

sosial dan sama dalam akhlak dan kekayaan. P12F

13P Apabila hal tersebut terjadi maka

tidak ada lagi halangan bagi orang tua untuk segera menikahkan anaknya.

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan di atas, maka dengan

ini penulis mencoba mengeksplorasi bagaimana implementasi pemberian mahar

menurut hadis-hadis Nabi Muhammad saw. Apakah hadis menjawab hal seperti ini

dan bagaimana hakikat mahar itu sendiri. Sehingga pedoman ke dua setelah al-

Qur’an tersebut dapat diterapkan dalam masyarakat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka

masalah pokok tentang bagaimana memahami hadis Nabi Muhammad saw. tentang

mahar yang menjadi perhatian untuk di teliti lebih lanjut dalam kajian tesis ini

adalah sebagai berikut :

12Al-Syaiba>ni> abu> Abdillah Ahmad Ibn Muh{ammad Ibn H>>>>>>>{ambal, Musnad Ahmad, Jus 5 (Cet 1; Beirut : Alam Al-Kutub, 1419 H/1998 M), h. 201.

13 Sayyid Sabiq, Fiqh As-Sunnah, terj. Nor Hasanuddin, Fikih Sunnah, h. 255

8

Page 20: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

1. Bagaimana kualitas dan kehujjahan hadis tentang mahar ?

2. Bagaimana hakikat dan kedudukan mahar ?

3. Bagaimana jenis-jenis, nilai dan bentuk sesuatu yang dapat dijadikan mahar ?

C. Pengertian Judul

Judul tesis ini adalah Wawasan Hadis Nabi Muhammad saw. Tentang Mahar

(Suatu Kajian Maud}u>’i), untuk tidak menimbulkan pemahaman yang keliru terhadap

judul tesis ini, maka perlu dikemukakan pengertian kata-kata penting yang

digunakan dalam judul penelitian ini. Ada dua variabel penting yang termuat dalam

judul tulisan ini, yaitu wawasan hadis dan mahar penjelasannya berikut ini :

Wawasan hadis dalam hal ini berarti pandangan, tinjauan atau penglihatan

indrawi, dapat juga bermakna cara pandang, cara tinjau atau cara melihat.14 Yang

ditinjau dalam hal ini adalah hadis Nabi Muhammad saw. yang menurut ulama ushul

yaitu ”sesuatu yang keluar dari Nabi Muhammad saw. selain al-Quran, baik itu

perkataan, perbuatan dan ketetapan yang layak dijadikan sebagai dalil hukum

syarak. Adapun menurut ulama fikih hadis adalah ”sesuatu yang keluar dari Nabi

Muhammad saw. dan tidak termasuk fardu. Sedangan menurut ulama hadis bahwa

yang dimaksud dengan hadis adalah segala ucapan, perbuatan, taqrir dan hal ih}wal

yang berasal dari Muhammad saw.,15 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

yang dimaksud dengan hadis adalah semua keadaan hidup Nabi Muhammad saw.

Untuk lebih jelasnya maksud dari penelitian ini adalah penulis mencoba

melihat dari sudut pandang hadis Nabi Muhammad saw. mengenai hakikat mahar.

14Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), h. 877.

15Muh}ammad Ajjaj al-Kha>tib, Ushu>l al-H}adi>ts:’Ulumuhu wa> Musthalahu (Da>r al-Fikr: Beirut, 1989), h. 26.

9

Page 21: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Seperti apa mahar pada masa Nabi itu sendiri, bagaimana bentuknya serta tata cara

pemberian mahar, yang kesemua ini hanya akan ditemukan dengan cara mengkaji

hadis-hadis yang berkaitan dengan mahar itu sendiri.

Selanjutnya variabel kedua adalah kata mahar. Mahar yang secara bahasa

artinya maskawin.16 Kata mahar yang telah menjadi bahasa Indonesia berasal dari

bahasa Arab al-mahr , jama’nya al-muhur atau al-muhurah. Kata yang semakna

dengan mahar adalah al-s}adaq, nihlah, farid}ah, ajr, dan ‘ala’iq serta nikah. Kata-kata

tersebut dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dengan mahar atau maskawin.

Secara istilah, mahar ialah “pemberian wajib dari calon suami kepada calon istri

sebagai ketulusan cinta kasih calon suami untuk menimbulkan rasa cinta kasih bagi

seorang istri kepada calon suaminya”.17 Atau “suatu pemberian yang diwajibkan

bagi calon suami kepada calon istrinya, baik dalam bentuk benda maupun jasa

(memerdekakan budak, mengajar dan lain-lain.)”.18 Selain itu ada ulama yang

memberikan istilah lain mahar yaitu diartikan sebagai “harta yang menjadi hak istri

dari suaminya dengan adanya akad.”19

Kata mahar merupakan masalah pokok yang akan penulis kaji dengan

menggunakan metode maud}u>’i. Kata maud}u>’i. secara bahasa berasal dari kata موضوع

yang merupakan isim maf’ul dari kata وضع yang artinya masalah atau pokok

pembicaraan.P19F

20PDefenisi ini dapat difahami bahwa sentral dari metode tafsir maud}u>’i

16Mahmud Yunus, Kamus Bahasa Arab-Indonesia (Jakarta: Hidakarya Agung, 1990), h. 431. 17Abdurrahman Ghazaly, Fikih Munakahat, h. 84. 18Abdurrahman Ghazaly, Fikih Munakahat, h. 84. 19Amir Nurudin, Hukum Perdata Islam di Indonesia (Cet. I; Jakarta: Prenada Media, .2004),

h. 54. 20Ahmad Warson Munawir, al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia (Surabaya: Pustaka

Progesif, 1987), h. 1565.

10

Page 22: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

adalah menjelaskan hadis-hadis yang terhimpun dalam satu tema dengan

memperhatikan urutan tertib hadis tersebut, sebab turunnya, korelasi antara satu

hadis dengan hadis yang lain dan hal-hal yang dapat membantu memahami hadis

lalu menganalisanya secara cermat dan menyeluruh.

Adapun untuk lebih jelasnya adalah penulis akan melakukan penelusuran

terhadap hadis-hadis tentang mahar dengan menggunakan metode maud}u>’i

(tematik), dengan cara pengamatan dan penelitian terhadap hadis-hadis dalam satu

tema tersebut untuk menentukan kes}ah}i>h}an sanad dan matannya guna menentukan

kualitas hadis tersebut, apakah dapat diterima atau bahkan ditolak.

D. Kajian Pustaka

Setelah melakukan penelusuran dan pembacaan terhadap berbagai karya

ilmiah yang berkaitan dengan rencana penelitian di atas, maka penulis belum

menemukan satu pun karya ilmiah yang membahas tentang wawasan hadis tentang

mahar (suatu kajian maud}u>’i) berdiri sendiri. Akan tetapi mengenai kajian tentang

mahar dapat ditemukan pada penelitan dan buku-buku yang membahas tentang fikih

keluarga seperti berikut ini :

1. Sebuah buku yang berjudul Hukum Islam di Indonesia yang ditulis oleh Ahmad

Rofiq yang diterbitkan oleh PT Raja Grafindo persada di Jakarta pada tahun

2000, yang secara umum membahas tentang berbagai masalah hukum yang ada

di Indonesia seperti masalah pernikahan, pencatatan sipil, kewarisan dan lain

sebagainya. Buku ini hanya sedikit saja menyinggung tentang mahar, apabila

disimak secara seksama buku ini hanya menjelaskan tentang pengetahuan umum

mengenai mahar dan di kaitkan dengan pasal Undang Undang Dasar (UUD) yang

berlaku saat ini di Indonesia yang mengatur tentang mahar itu sendiri. Hal ini

11

Page 23: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

jelas berbeda dengan penelitian penulis yang lebih menitik beratkan pada

bagaimana pandangan hadis mengenai mahar, yang kemudian dijelaskan maksud

dari pada hadis-hadis tentang mahar tersebut.

2. Buku selanjutnya yang membahas mengenai mahar dapat dilihat pada buku Fikih

II yang tulis oleh Sabri Samin dan Andi Nurmaya Aroeng dan diterbitkan oleh

Alauddin Press pada tahun 2010 di kota Makassar. Setelah disimak secara

keseluruhan buku ini membahas tentang mahar pada satu bab tersendiri hal ini

dapat dilihat pada halaman 45 yang menjelaskan tentang pengertian mahar

secara umum dan pengertian berdasarkan pendapat imam madzab antara lain

Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali yang kemudian diambil beberapa

kesimpulan mengenai pengertian tentang mahar. Selain itu buku ini juga tidak

lupa menjelaskan dasar hukum mahar itu sendiri berdasarkan al-Qur’an dan

hadis. Secara umum perbedaan buku ini dengan penelitian penulis adalah di buku

ini hanya sedikit hadis-hadis yang dimuat sebagai dasar hukum sedangkan

penelitian ini sendiri akan lebih memaparkan dasar hukum mahar itu sendiri

dengan mengumpulkan hadis-hadis yang berkaitan dengan mahar dari penelitib

sumber.

3. Penjelasan mengenai mahar selanjutnya terdapat pada buku yang berjudul Fikih

Munakahat yang dicetak oleh CV. Toha Putra Semarang pada tahun 1993.

Penulis buku ini adalah Djamaan Nur, beliau menjelaskan mahar pada bukunya

ini pada satu bab yang di gabung dengan penjelasan tentang hukum khotbah

nikah dan acara walimah. Hanya sedikit saja yang membahas mengenai mahar

dan lebih menjelaskan mahar secara umum berdasarkan al-Qur’an dan hadis. Dan

kembali penulis melihat dalil-dalil hadis yang dilampirkan pada buku ini hanya

12

Page 24: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

sedikit, kurang lebih ada 4 hadis tentang mahar yang kemudian diinterpretasikan

sendiri oleh penulis ke dalam 3 lembar buku tersebut.

4. Penjelasan tentang mahar juga terdapat pada buku tentang hukum secara umum

seperti buku yang berjudul Hukum Perdata Islam di Indonesia yang diterbitkan

oleh Sinar Grafika Offset pada tahun 2012 di kota Jakarta. Penulis buku ini

adalah Zainuddin Ali, beliau menjelaskan mahar pada satu bab yang digabung

dengan pembahasan akta nikah, pencatatan sipil, larangan, pencegahan

pembatalan perkawinan. Sesuai dengan judul buku ini mahar dijelaskan

berdasarkan UUD yang berlaku saat ini di Indonesia, kemudian dasar hukum

naqli tidak di cantumkan pada buku ini.

5. Selanjutnya sebuah penelitian dalam bentuk buku yang berjudul Mahar Dalam

Perspektif Masyarakat Bugis Bone (Studi Perbandingan Antara Hukum Islam

dan Hukum Adat), penelitian ini di tulis oleh Azhar Pagala, terdiri atas 150

halaman yang diterbitkan oleh UIN Alauddin 2009 di kota Makassar. Penelitian

ini adalah jenis muqarran membahas tentang hukum Islam perkawinan

khususnya masalah mahar yang dikaitkan dengan tradisi adat masyarakat Bugis

Bone.

6. Sebuah Disertasi yang berjudul Islam dan Budaya Lokal (Kajian Historis

Terhadap Adat Perkawinan Bugis Sinjai), ditulis oleh M. Dahlan M Program

Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar tahun 2013.

Walaupun penelitian ini secara umum membahas masalah pernikahan secara

umum terjadi pada adat masyarakat Bugis Sinjai, akan tetapi pada bab ke empat

penelitian ini membahas berkaitan dengan mahar, selanjutnya disesuaikan

budaya Islam dan budaya lokal dalam adat Bugis Sinjai.

13

Page 25: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

E. Kerangka Teoritis

Dalam rangka penyusunan kerangka teoritis, Peneliti terlebih dahulu

mengamati landasan pokok yaitu tentang hadis dari Rasulullah saw. Selanjutnya

karena penulis menggunakan metode maud}u>‘i (tematik), maka ditetapkanlah sebuah

judul yaitu masalah mahar. Ketika judul telah ditetapkan maka langkah selanjutnya

adalah peneliti mengumpulkan data-data yang berkaitan langsung dengan tema

untuk kemudian mentah}ri>j hadis sesuai tema tersebut dan kemudian menentukan

kualitasnya dengan meneliti kaedah kes}ah}i>h}an sanad dan matan hadis.

Ketika telah ditentukan kualitas hadis, maka dibutuhkan pemahaman-

pemahaman hadis berkaitan dengan mahar dengan tiga cara yaitu secara tekstual,

intertekstual dan kontekstual. Adapun untuk lebih jelasnya berikut gambaran skema

kerangka teoritis yang digunakan dalam penelitian ini :

14

Page 26: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

D. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Untuk mencapai hasil yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan

kajian ini dapat terlaksana dengan baik, sesuai prosedur keilmuan yang berlaku,

Hadis

Sanad : Muttasil, Rawi adil, Dhabit, syudzuds, ilat

Matan : Terhindar dari syudzuds (tidak bertentangan dengan akal sehat, alqur’an, hadis dan terhindar dari ilat (idraj, munkalib, mudharib)

Pemahaman hadis (fiqh h}adi>s)

Implementasi

Qawli, fi’li dan Taqriri

Mahar

Al-Qur’an

15

Page 27: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

maka perlu ditetapkan metodologi penelitiannya, sebab hal tersebut merupakan

kebutuhan yang cukup penting.21

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif.22 Dengan kata lain, penelitian

ini bertujuan mendeskripsikan kandungan. Oleh karena itu hal ini hanya dapat

dilakukan melalui riset kepustakaan (library research), objek utama penelitian ini

adalah hadis Nabi Muhammad tentang mahar.

2. Metode Pendekatan

Yang dimaksud dengan metode pendekatan adalah pola pikir (al-ittija>h al-

fikri>) yang dipergunakan untuk membahas suatu masalah.23 Metode ini bisa juga

dipahami sebagai wawasan yang dipergunakan untuk memandang suatu obyek.

Adapun kaitannya dengan penelitian ini, maka pendekatan yang dipergunakan

adalah pendekatan ilmu hadis dan sosio histori. Kedua pendekatan ini digunakan

untuk memeriksa kebenaran hadis dan menganalisis tentang sejarah mahar agar

diketahui makna-makna yang terkandung oleh setiap hadis Nabi Muhammad saw.

21Metodologi penelitian merupakan ilmu yang mempelajari tentang metode-metode penelitian, ilmu tentang alat-alat penelitian. Di lingkungan filsafat, logika dikenal sebagai ilmu tentang alat untuk mencari kebenaran. Bila ditata dalam sistematika, metodologi penelitian merupakan bagian dari logika. Lihat Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif; Pendekatan Positivistik, Rasionalistik, Phenomenologik, dan Rasialisme Metaphisik Telaah Studi Teks dan Penelitian Agama, Edisi III (Cet. VII; Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996), h. 4. Sedangkan menurut Senn, metode merupakan suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah yang sistematis. Sementara metodologi merupakan suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan-peraturan dalam metode tersebut. Lihat: Peter R. Senn, Social Science and Its Methods (Boston: Holdbrook, 1971), h. 4.

22Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur kuantifikasi, perhitungan statistik, atau bentuk cara-cara lainnya yang menggunakan ukuran angka. Kualitatif berarti sesuatu yang berkaitan dengan aspek kualitas, nilai atau makna yang terdapat dibalik fakta. Kualitas, nilai atau makna hanya dapat diungkapkan dan dijelaskan melalui linguistik, bahasa, atau kata-kata. Lihat Anselm L Strauss, Qualitative Analysis for Social Scientist (t.t.: Cambridge University Press, 1987), h. 21-22.

23M. Al-fatih Suryadilaga, dkk, Metodologi Ilmu Tafsir (Cet. III; Sleman: Teras, 2010), h. 138.

16

Page 28: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

berdasarkan pada aspek sosiologis dan antropologis. Adapun Objek kajian ini

menyangkut keadilan sahabat, maka pendekatan yang dilakukan adalah meneliti

aspek historis, kebahasaan (linguistik) dan religi. Sekalipun demikian, metode

pendekatan lainnya yang dianggap padu akan tetap menjadi pertimbangan dan akan

diterapkan untuk mendukung kelengkapan pembahasan. Hal ini disebabkan

penentuan metodologi dalam suatu penelitian hadis tidak cukup hanya dengan satu

disiplin ilmu tetapi harus dibandingkan dengan beberapa kondisi dan disiplin ilmu

yang berbeda.

3. Metode Pengumpulan Data

Sebagaimana telah dikemukakan bahwa penelitian ini sepenuhnya bersifat

penelitian kepustakaan (library research) dalam arti semua sumber datanya berasal

dari bahan-bahan tertulis yang telah dipublikasikan dalam bentuk buku. Kajian

kepustakaan menggunakan dua macam sumber yakni sumber primer dan sekunder.

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sumber/primer

berupa hadis-hadis tentang mahar. Sedangkan data pelengkap/sekunder untuk

menginterpretasi data sumber berupa penukilan dari para ulama ahli hadis. Adapun

teknik kutipan yang digunakan adalah seperti kutipan langsung, yaitu mengutip

langsung dari sumber dengan tidak mengalami perubahan. Kutipan tidak langsung,

yaitu kutipan dari hasil bacaan yang di uraikan dalam bentuk ikhtisar atau dalam

bentuk saduran tanpa mengurangi makna dan tujuannya.

Selanjutnya salah satu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

bagaimana kualitas sanad dan matan hadis tentang mahar. Oleh karena itu, untuk

mengumpulkan data peneliti melakukan kegiatan i’tiba>r sanad. Langkah ini

dilakukan untuk mengetahui ada atau tidak adanya pendukung baik yang berstatus

17

Page 29: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

mutabi’ ataupun syahi>d. Kegiatan ini untuk membantu menentukan kuantitas hadis

yang sedang dikaji.

Kata al-i’tiba>r (اإلعتبار) merupakan masdar dari kata اعترب (i’tabaro). Menurut

bahasa, arti al-i’tiba>r adalah “peninjauan terhadap berbagai hal dengan maksud

untuk dapat diketahui sesuatunya yang sejenis”. Menurut istilah ilmu hadis, al-

i’tiba>r berarti menyertakan sanad-sanad yang lain untuk suatu hadis tertentu, yang

hadis itu pada bagian sanad-nya tampak hanya terdapat seorang periwayat saja, dan

dengan menyertakan sanad-sanad yang lain tersebut akan dapat diketahui apakah

ada periwayat yang lain ataukah tidak ada untuk bagian sanad dari sanad hadis yang

dimaksud. P23F

24

Dengan dilakukannya i’tiba>r, maka akan terlihat dengan jelas seluruh jalur

sanad hadis yang diteliti, demikian juga metode periwayatan yang digunakan oleh

masing-masing periwayat yang bersangkutan. Kegunaan i’tiba>r adalah untuk

mengetahui keadaan sanad hadis seluruhnya dilihat dari ada atau tidak adanya

pendukung berupa periwayat yang berstatus mutabi’ atau syahid.25 Hal ini untuk

lebih mempermudah proses kegiatan i’tiba>r, diperlukan pula skema untuk melihat

keseluruhan sanad hadis.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan skema sanad

antara lain sebagai berikut:

1. Proses penyusunan diawali dari mukharrij hingga Nabi Muhammad saw.

2. Setiap tingkatan diberi kode.

3. Pembuatan skema diawali secara tunggal, baru di lakukan penggabungan.

24M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi (Jakarta: Bulan Bintang, 1992), h. 51.

25M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, h. 52.

18

Page 30: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

4. Pembuatan jalur seluruh sanad secara jelas (garisnya jelas).

5. Nama-nama periwayat dalam keseluruhan jalur sanad harus cermat.

6. Shighat tahammul wa> ada’ al-h}adi>s ditempatkan disebelah garis.

7. Dilakukan pengecekan ulang setelah selesai menyusun.26

Dalam kegiatan i’tiba>r, diperlukan pembuatan skema untuk seluruh sanad

bagi hadis yang akan diteliti. Dalam pembuatan skema, ada tiga hal penting yang

perlu mendapat perhatian.

1. Jalur seluruh sanad.

2. Nama-nama periwayat untuk seluruh sanad.

3. Metode periwayatan yang digunakan oleh masing-masing periwayat.27

Selanjutnya selain kegiatan di atas dibutuhkan juga penelitian-penelitian

anotasi (syarah) hadis dan penelitian lainnya yang mempunyai relevansi dengan

kajian ini sebagai upaya untuk memahami kandungan matan hadis-hadisnya.

Adapun langkah-langkah metodologis yang dilaksanakan dalam pengkajian

hadis ini mengacu kepada langkah-langkah berikut ini :

1. Menentukan tema atau masalah yang akan dibahas.

2. Menghimpun atau mengumpulkan data hadis-hadis yang terkait dalam satu

tema, baik secara lafal maupun secara makna melalui kegiatan tah}ri>j al-h}adi>s.

3. Melakukan kategorisasi berdasarkan kandungan hadis dengan memperhatikan

kemungkinan perbedaan peristiwa wurudnya hadis (tanawwu’) dan

perbedaan periwayatan hadis (lafal dan makna).

4. Melakukan kegiatan i’tiba>r dengan melengkapi skema sanad.

26A. Hasan Asy’ari, Melacak Hadis Nabi saw : Cara Cepat Mencari Hadis Dari Manual Hingga Digital (Semarang: Rasail, 2006), h. 21.

27 M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi, h. 52.

19

Page 31: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

5. Melakukan penelitian sanad, meliputi: penelitian kualitas pribadi dan

kapasitas intelektual para periwayat yang menjadi sanad hadis bersangkutan,

serta metode periwayatan yang digunakan masing-masing periwayat.

6. Melakukan penelitian matan, meliputi: kemungkinan adanya ‘illat (cacat)

dan terjadinya syadz (kejanggalan).

7. Mempelajari term-term yang mengandung pengertian serupa sehingga hadis

terkait bertemu pada suatu muara tanpa ada perbedaan dan kontradiksi, juga

“pemaksaan” makna kepada makna yang tidak tepat.

8. Membandingkan berbagai kitab syara hadis dari berbagai peneliti-peneliti

syarah dengan tidak meninggalkan syarah kosa kata, frase dan klausa.

9. Melengkapi pembahasan dengan hadis-hadis atau ayat-ayat pendukung dan

data yang relevan.

10. Menyusun hasil penelitian menurut kerangka besar konsep (grand concept)

sebagai bentuk laporan hasil penelitian dan sebuah karya penelitian atau

syarahan hadis.28

Langkah nomor 4, 5 dan 6 dilakukan jika dibutuhkan, tetapi yang dibutuhkan

dalam hal ini adalah mengetahui kualitas hadis-hadis yang menjadi objek penelitian.

Selanjutnya dalam rangka mengaplikasikan langkah-langkah tersebut, peneliti

mengkaji objek terpenting dalam penelitian hadis itu sendiri. Seperti :

a. Kajian Sanad

Merupakan penelitian tentang sejarah hidup periwayat; kualitas

periwayat; dan kapasitas intelektual periwayat/peneliti serta memperhatikan

metode periwayatan yang digunakan.

28 Arifuddin Ahmad, Metode Tematik dalam Pengkajian Hadis (Makassar: Rapat Senat Luar Biasa UIN Alauddin Makassar), h. 4.

20

Page 32: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

b. Kajian Matan

Penelitian terhadap adanya syadz; penelitian terhadap adanya illat.

Adapun caranya adalah meneliti kata per kata, kalimat per kalimat, dan

kandungannya untuk mengetahui adanya idraj, ziyadah, munqalib dan

semacamnya.

c. Pemahaman Hadis (fiqh al-h}adi>s)

Yakni menganalisis terhadap kandungan hadis disesuaikan dengan

klasifikasi dan katagorisasi serta sub masalah. Yang hal ini dimaksudkan untuk

menjawab permasalan yang diajuakan dengan mempertimbangkan fungsi dan

kedudukan Nabi Muhammad saw.

4. Metode Teknik Interpretasi

Perlu dijelaskan bahwa objek yang dapat diinterpretasi dalam pengkajian

hadis adalah matan hadis, meliputi kosa kata (termasuk partikel-partikel atau huruf),

frasa, klausa, dan kalimat. Teknik interpretasi sebagai cara memahami makna dari

ungkapan verbal yang dapat dipergunakan dalam pengkajian hadis secara tematik

seperti sebagai berikut:

a. Interpretasi tekstual, yaitu interpretasi atau pemahaman terhadap matan

hadis berdasarkan teksnya semata atau memperhatikan bentuk dan cakupan

makna. Namun, teknik ini mengabaikan pertimbangan latar belakang

peristiwa (wurud) hadis dan dalil-dalil lainnya. Dasar penggunaan teknik ini

adalah bahwa setiap ucapan dan perilaku Nabi Muhammad saw tidak terlepas

dari konteks kewahyuan (QS. al-Najm : 3 - 4) dan hadis-hadis beliau menjadi

sumber hukum Islam (QS. al-Hasyr : 7). Pendekatan yang dapat digunakan

21

Page 33: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

untuk teknik interpretasi tekstual adalah pendekatan linguistik (lughawiy)

dan teologis (kaidah-kaidah fikih).

b. Interpretasi intertekstual (munasabah), yaitu interpretasi atau pemahaman

terhadap matan dengan memperhatikan hadis lain (tanawwu’) atau ayat-ayat

al-Qur’an yang terkait. Dasar penggunaan teknik ini adalah penegasan bahwa

hadis Nabi adalah bayan terhadap ayat-ayat al-Qur’an (QS. al-Baqarah: 186

dan al-Nahl : 44) dan kedudukan Nabi Muhammad saw. sebagai sumber hadis

dengan keragamannya. Pendekatan yang dapat digunakan untuk teknik

interpretasi intertekstual adalah pendekatan teologi-normatif.

c. Interpretasi kontekstual, yaitu interprestasi atau pemahaman terhadap matan

hadis dengan memperhatikan asba>b al-wuru>d hadis (konteks di masa rasul;

pelaku sejarah, perisiwa sejarah) dan konteks kekinian (konteks masa kini).

Dasar penggunaan teknik adalah bahwa Nabi Muhammad saw. adalah

teladan yang terbaik, uswatun h}asanah (QS. al-Ah}zab : 21) dan beliau

sebagai rahmat bagi seluruh alam (QS. al-Anbiya : 107). Ini berarti bahwa

hadis Nabi bukti kerahmatan beliau, sekalipun beberapa di antaranya

dianggap bertentangan dengan kemajuan zaman. Pendekatan yang dapat

digunakan untuk teknik interpretasi kontekstual adalah pendekatan holistik

dan multidisipliner atau beberapa pendekatan dan pendekatan tertentu bagi

disiplin ilmu kontemporer, seperti: pendekatan historis, sosiologis,

antropologis, hermeneutika, semiotik, dan semacamnya.

Dalam rangka memenuhi maksud dan tujuan metode tematik dalam

pengkajian hadis, maka sedapat mungkin ketiga teknik interpretasi diatas digunakan.

22

Page 34: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Sebab, perbedaan natijah yang diperoleh tidaklah berarti terjadinya pertentangan

tetapi hal itu menunjukkan elastisitas dan bukti kerahmatan hadis Nabi.

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dan penulisan Tesis ini adalah :

a. Untuk mengetahui hakikat dan kedudukan mahar berdasarkan pada hadis

Nabi Muhammad saw.

b. Untuk mengetahui kualitas sanad dan matan serta klasifikasi hadis tentang

mahar.

c. Untuk membantu di dalam memahami makna hadis tentang mahar dan

aplikasinya.

2. Kegunaan Penelitian

a. Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan kontribusi dalam

penelitian hadis yang berkaitan dengan masalah teologi terkhusus dalam

masalah mahar. Sekaligus dapat memberikan pencerahan kepada masyarakat

tentang bagaimana hakikat dan tujuan pemberian mahar menurut hadis Nabi

Muhammad saw.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai kualitas

hadis-hadis tentang mahar dari segi periwayatannya, sehingga dapat

diaplikasikan kepada masyarakat umat Islam secara umum.

c. Penulis juga berharap agar tulisan ini dapat menjawab persoalan-persoalan

dalam masalah mahar yang membutuhkan pemahaman yang benar tentang

hadis Nabi Muhammad saw.

23

Page 35: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

BAB II

TINJAUAN TEORITIS DALAM PENELITIAN

HADIS NABI MUHAMMAD SAW. TENTANG MAHAR

A. Pengertian Umum Mahar

Kata mahar berasal dari bahasa Arab yaitu al-mahr, jamaknya al-muhur atau

al-muhurah.1 Menurut bahasa, kata al-mahr bermakna al-s}adaq yang dalam bahasa

Indonesia lebih umum dikenal dengan “maskawin”, yaitu pemberian wajib dari calon

suami kepada calon istri ketika berlangsungnya acara akad nikah diantara keduanya

untuk menuju kehidupan bersama sebagai suami istri.2

Lebih lanjut dalam kitab Subul al-Salam Syarh Bulug al-Mara>m menjelaskan

bahwa mahar mempunyai delapan nama sebagai berikut:

الصداق له مثانية أمساء جيمعها قوله صداق و مهر حنلة و فريضة حباء و أجر مث عقر 3عالئق

Artinya :

“Mahar mempunyai delapan nama yang dinadzamkan dalam perkataannya:

s}ada>q, mahar, nih}lah, fari>d}ah, h}iba’, ujr, ’uqr, ‘ala>iq”.

Beberapa kata diatas merupakan istilah lain dari kata mahar, hal juga

terdapat di dalam Al-Qur’an seperti berikut ini :

1Amir Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia: Studi Kritis Perkembangan Hukum Islam dari Fikih, UU No. 1/1974 sampai KHI (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006), h. 64.

2Departemen Agama RI, Ensiklopedi Islam di Indonesia (Jakarta: CV. Anda Utama, 1993), h. 667.

3Imam Muh}ammad bin Isma’il al-‘Ami>r al-Yamin Ashin’ani, Subul al-Sala>m Syarh Bulug al-Mara>m (Juz. III; Beirut Libanon: Darul Kutub al-‘Ilmiyah, 1988), h. 282.

24

Page 36: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

1. Ujr, jamak dari kata ajrum, yang artinya ganjaran atau hadiah, terdapat dalam

QS. An-Nisa>’/4 : 24. Dan QS. Al-Ma>idah/5 : 5.

2. S}aduqat, jamak dari kata S}aduqah, kata yang artinya pemberian, kata nih}lah juga

terdapat dalam QS. An-Nisa>’/4 : 4.

3. Faridah, yang artinya sesuatu yang di wajibkan atau suatu bagian yang

ditetapkan, terdapat dalam QS Al-Baqarah/2 : 236.

Selanjutnya dalam kamus al-Munjid, kata mahar dapat dilihat dalam berbagai

bentuknya: seperti berikut ( و مهارة مهر : مهرا و مهورا و مهارا ) yang artinya tanda

pengikat.4P

Mengenai pengertian secara umum dapat di lihat dari pendapat para ulama

dan ahli hukum Islam berikut ini :

a. Menurut W.J.S. Poerwadarminta, mahar adalah pemberian dari mempelai laki-

laki kepada pengantin perempuan.5 Pengertian yang sama dijumpai dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, mahar berarti pemberian wajib berupa

uang atau barang dari mempelai laki-laki kepada mempelai perempuan ketika

dilangsungkan akad nikah.6

b. Menurut ‘Abdurrrahma>n al-Jazi>ri, maskawin adalah nama suatu benda yang

wajib diberikan oleh seorang pria terhadap seorang wanita yang disebut dalam

4Louis Ma’luf, al-Munjid fi al-Lughah wal-A'lam (Beirut: Dar al-Masyriq, 1986), h. 777. 5W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2006), h.

731. 6Tim Redaksi Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2008), h. 856.

25

Page 37: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

akad nikah sebagai pernyataan persetujuan antara pria dan wanita itu untuk

hidup bersama sebagai suami istri.7

c. Menurut Imam Taqiyuddin, maskawin (s}adaq) ialah sebutan bagi harta yang

wajib atas orang laki-laki bagi orang perempuan sebab nikah atau bersetubuh

(wathi'). Di dalam Al-Qur’an maskawin disebut s}adaq, nih}lah, farid}ah dan ajr.

Dalam sunnah disebut mahar, ‘aliqah dan ‘aqr.8

d. Kamal Muchtar, mengatakan mahar adalah pemberian wajib yang diberikan dan

dinyatakan oleh calon suami kepada calon istrinya di dalam sighat akad nikah

yang merupakan tanda persetujuan dan kerelaan dari mereka untuk hidup sebagai

suami istri.9

e. Pasal 1 sub D KHI, mahar adalah pemberian dari calon mempelai pria pada calon

mempelai wanita baik berbentuk barang, uang, maupun jasa yang tidak

bertentangan dengan hukum Islam.10

f. Menurut Mustafa Kamal Pasha, mahar adalah suatu pemberian yang

disampaikan oleh pihak mempelai putra kepada mempelai putri disebabkan

karena terjadinya ikatan perkawinan.11

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa mahar

merupakan suatu kewajiban yang harus dipikul oleh setiap calon suami yang akan

7Abdurrrah}man al-Jaziri>, al-Fiqh ‘Ala al-Mazahib al-Arba’ah (Juz. IV; Beirut Libanon: Darul Kutub ‘Ilmiyah, 1990), h. 89.

8Imam Taqiyuddin Abi Bakar Ibn Muhammad al-Husaini al-Hishni al-Dimasyqy al-Syafi’i, Kifayah al-Akhyar fii Halli Ghayah al-IKhtisar (Juz. II; Beirut: Dar al-Kutub al-’Ilmiah, 1990), h. 60.

9Kamal Muchtar, Asas-asas Hukum Islam tentang Perkawinan (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), h. 78.

10Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia (Jakarta: Akademi Presindo, 1992), h. 113.

11Mustafa Kamal Pasha, Fikih Islam, (Jogjakarta: Citra Karsa Mandiri, 2009), h. 274.

26

Page 38: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

menikahi calon istri sebagai tanda persetujuan dan kerelaan untuk hidup bersama

sebagai suami istri, jadi mahar itu menjadi hak penuh bagi istri yang menerimanya,

bukan hak bersama dan bukan pula hak walinya, tidak ada seorangpun yang berhak

memanfaatkannya tanpa seizin dari perempuan itu.

Selanjutnya mengenai dasar hukum pemberian mahar ini tersirat dalam Al-

Qur’an dan hadis yang saling menguatkan dalam asbabul nuzulnya, Seperti ayat

berikut ini :

Terjemahnya : Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai pemberian dengan penuh kerelaan. kemudian jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, Maka makanlah (ambillah) pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya.12

Sebab turunnya ayat ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dalam sebuah

hadis bahwa :

اب عروة أنه سأل عائشةعن قـوله تـعاىل{ وإن خفتم أال تـقسطوا يف اليتامى فانكحوا ما ط ذلك م لكم من النساء مثـىن وثالث ورباع فإن خفتم أال تـعدلوا فـواحدة أو ما ملكت أميانك

}قالت يا ابن أخيت اليتيمة تكون يف حجر وليـها فـيـرغب يف ماهلا ومجاهلا يريد أدىن أال تـعولوان فـيكملوا أن يـتـزوجها بأدىن من سنة صداقها فـنـهوا أن يـنكحوهن إال أن يـقسطوا هل

13الصداق وأمروا بنكاح من سواهن من النساء Artinya

Urwah bahwa ia bertanya kepada Aisyah tentang firman Allah Ta'ala: "Dan jika kalian khawatir tidak bisa berlaku adil terhadap anak yatim, maka nikahilah wanita yang baik-baik, dua, tiga, atau empat, jika kalian tidak bisa berlaku adil, maka kawinilah satu saja, atau hamba sahaya kalian, itu lebih

12 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya , h. 119. 13Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari>, S}ah}ih} al-Bukhari>, Jus IV (Cet. I; Beirut:

Da>r al-Kutub al-Ilmiah, 1992), h. 265.

27

Page 39: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

dekat agar kalian tidak melanggar batas (QS. Annisa' 3). Maka Aisyah menjelaskan, "Wahai anak saudaraku, maksudnya adalah seorang anak perempuan yatim bertempat tinggal di rumah walinya. Lalu ia pun menginginkan harta dan juga kecantikannya. Ia ingin menikahinya dengan mahar yang sedikit, maka mereka dilarang untuk menikahinya kecuali mereka dapat berbuat adil terhadap mereka dan menyempurnakan mahar. Karena itu, mereka diperintahkan untuk menikahi wanita-wanita selain mereka."

Maksud hadis ini sehubungan dengan kebiasaan para orang tua (wali) yang

menggunakan dan mengambil mahar dengan tanpa seijin putrinya. Allah melarang

perbuatan ini.14 Selanjutnya dipertegas kembali masih dalam QS. an-Nisa> ayat ke 24

tentang kewajiban memberikan mahar, seperti berikut:

Terjemahnya : Maka isteri-isteri yang telah kamu nikmati (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban;15

B. Kualifikasi dan Macam-Macam Mahar

1. Mahar Ditinjau Dari Kualifikasi16

Mahar disyaratkan harus diketahui secara jelas dan detail jenis dan kadar

yang akan diberikan kepada calon istrinya.17 Sekarang ini masih terdapat dua bentuk

macam mahar yang sering terjadi dikalangan masyarakat yang pada hakikatnya

adalah satu, yaitu:

14 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Vol II, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 743-744. 15 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 120. 16Yang dimaksud dengan kualifikasi mahar adalah apa saja yang boleh dijadikan mahar serta

syarat syaratnya. 17Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, terj. Afif Muhammad (Jakarta: PT

Lentera Basritama, 2001), h. 365

28

Page 40: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Pertama, mahar yang hanya sekedar simbolik dan formalitas biasanya

diwujudkan dalam bentuk kitab suci Al-Qur’an, sajadah, dan lain-lain yang kerap

kali disebut sebagai satu perangkat alat salat.

Kedua, mahar terselubung ialah yang lazim disebut dengan istilah “hantaran”

yaitu berupa uang atau barang yang nilainya disetujui oleh keluarga mempelai putri

atau calon istri. Mahar dalam bentuk “terselubung” seperti ini biasanya tidak

disebutkan dalam akad nikah.18

a. Mahar Dalam Bentuk Benda (Materi)

Selanjutnya mahar apabila berbentuk benda itu sendiri terdapat dua

kategori, yaitu : 1). Semua benda yang boleh dimiliki seperti dirham, dinar,

barang dagangan, hewan dan lain-lain. Semua benda tersebut sah dijadikan

mahar dalam pernikahan. 2). Benda-benda yang tidak boleh dimiliki seperti

khamr, babi, dan lain-lain.19

Mahar itu bisa berbentuk emas atau perak dan bisa juga berbentuk uang

kertas, dan boleh juga berupa hewan atau tumbuh-tumbuhan, atau apa saja yang

bersifat material.20Idris Ah}mad membagi sesuatu yang mempunyai nilai dan

harga bisa dijadikan maskawin, seperti mata uang, barang (emas, perak, rumah,

kebun, mobil, pabrik), makanan dan segala sesuatu yang mempunyai nilai

finansial dan harga.21

18Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, h. 365. 19M. Labib al-Buhiy, Hidup Berkembang secara Islam (Bandung: al-Ma’arif, 1983), h. 63. 20Abdul Aziz al-Jandul, Wanita di antara Fitrah, Hak dan Kewajiban, (Jakarta: Darul Haq,

2003), h. 35. 21Idris Ahmad, Fiqh Syafi’i:Fiqh Islam menurut Madzhab Syafi’i, (Surabaya: Karya indah,

2002), h. 3.

29

Page 41: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Islam tidak membatasi jumlah mahar. Islam hanya memberikan prinsip

pokok yaitu “secara ma’ruf”. Artinya dalam batas-batas yang wajar sesuai

dengan kemampuan dan kedudukan suami yang dapat diperkirakan oleh istri.

Mengenai besarnya mahar tidak ada ketentuan khusus yang menyebutkan

tentang banyak atau sedikitnya mahar. Para fuqaha sepakat bahwa tidak ada

batasan yang paling tinggi untuk mahar karena tidak disebutkan dalam syariat

yang menunjukkan batasannya yang paling tinggi.22Akan tetapi disunnahkan

meringankan mahar dan tidak terlalu tinggi dalam menetapkan mahar. Namun

mereka berbeda pendapat tentang batasan paling sedikitnya.

Ulama berbeda pendapat mengenai jumlah mahar ini. Imam Syafi’i,

Ah}mad, Ishak, Abu Saur, dan Fuqaha Madinah dari kalangan tabi’in mengatakan

bahwa mahar itu tidak ada batasan rendahnya. Segala sesuatu yang dapat

menjadi harga bagi sesuatu yang lain dapat dijadikan sebagai mahar. Sebagian

fuqaha yang lain berpendapat bahwa mahar itu ada batas terendahnya. Imam

Ma>lik dan para pengikutnya mengatakan bahwa mahar itu paling sedikit

seperempat dinar emas murni, atau perak seberat tiga dirham, atau bisa dengan

barang yang sebanding berat emas dan perak tersebut. Imam Abu> Hanifah

berpendapat bahwa batas minimal mahar sebanyak 10 (sepuluh) dirham perak

bila kurang dari itu maka hal tersebut tidak memadai dan oleh karenanya

diwajibkan mahar mitsil. Ulama Ma>likiyah berpendapat bahwa batas minimal

mahar adalah 3 (tiga) dirham perak atau seperempat dinar emas. Riwayat lain

22 Wah}bah al-Zuhaily, al-Fiqh al-Islami> wa> Adillatuhu> (Juz. IX; Beirut Libanon: Dar al-Fikr, t.th), h. 6751.

30

Page 42: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

ada yang mengatakan lima dirham, ada lagi yang mengatakan empat puluh

dirham.23

Di dalam memberikan mahar tidak diharuskan secara serta merta saja,

akan tetapi ada beberapa syarat yang harus dilaksanakan seperti berikut ini :

1. Harga berharga. Tidak sah mahar dengan yang tidak berharga walaupun

tidak ada ketentuan banyak atau sedikitnya mahar, mahar sedikit, tapi

bernilai tetap sah disebut mahar.

2. Barangnya suci dan bisa diambil manfaat. Tidak sah mahar dengan

memberikan khamr, babi, atau darah, karena semua itu haram dan tidak

berharga.

3. Barangnya bukan barang ga>sab.24Artinya mengambil barang milik orang

lain tanpa seizinnya namun tidak termasuk untuk memilikinya karena

berniat untuk mengembalikannya kelak. Memberikan mahar dengan

barang hasil ga>sab tidak sah, tetapi akadnya tetap sah.

4. Bukan barang yang tidak jelas keadaannya. Tidak sah mahar dengan

memberikan barang yang tidak jelas keadaannya, atau tidak disebutkan

jenisnya.25

23Abdul Rahman Ghazali, Fiqh Munakahat, h. 88. 24Ghasab artinya mengambil barang milik orang lain tanpa seizinnya, namun tidak

bermaksud untuk memilikinya karena berniat untuk mengembalikannya dikemudian hari. Memberikan mahar dengan barang hasil ghasab tidak sah, tetapi akadnya tetap sah.

25Fatwa-fatwa Ulama Ahlu Sunnah Seputar Pernikahan, Hubungan Suami Istri dan Perceraian (Purwokerto: Qaulan Karima, 2001), h. 16-18.

31

Page 43: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

b. Mahar Dalam Bentuk Jasa atau Manfaat

Mahar berupa jasa atau manfaat yaitu mahar yang tidak berupa benda

atau harta. Adapun mengenai pengertian mengenai mahar manfaat atau jasa ini,

dapat diartikan dengan melihat dari pendapat para ulama berikut ini :

1. Hanafi berpendapat mahar adalah harta yang menjadi hak istri dari

suaminya dengan adanya akad atau dukhul.

2. Imam Ma>lik berpendapat mahar adalah sesuatu yang diberikan kepada

istri sebagai ganti (imbalan) dariistimta’ (bersenang-senang) dengannya.

3. Imam Syafi’i berpendapat mahar adalah sesuatu yang menjadi wajib

dengan adanya akad nikah (watha’) atau karena merusakkan kehormatan

wanita secara paksa (memperkosa).

4. Hambali berpendapat mahar adalah suatu imbalan dalam nikah baik yang

disebutkan di dalam akad atau yang diwajibkan sesudahnya dengan

kerelaan kedua belah pihak atau hakim atau imbalan dalam hal-hal yang

menyerupai nikah sepertiwatha’ syubhat dan watha’ yang dipaksakan.26

Jika dilihat ternyata definisi yang dikemukakan oleh Imam Hanafi

membatasi mahar itu hanya dalam bentuk harta, sementara definisi yang

dikemukakan oleh golongan lainnya tidak membatasi hanya pada harta saja,

melainkan memasukkan jenis atau bentuk-bentuk lain selain harta dalam

pengertian mahar, seperti jasa atau manfa’at, seperti mengajarkan beberapa ayat

Al-Qur’an dan sebagainya.

26Wahbah al-Zuhaily, al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuhu, h. 6758.

32

Page 44: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Dasar yang membolehkan mahar berupa jasa ini ada landasannya dalam

Al-Qur’an dan dalam hadis Nabi. Hal Ini dikisahkan Allah dalam QS. An-Nisa>’/4

: 25. Berikut ini :

Artinya : Dan barangsiapa diantara kamu (orang merdeka) yang tidak cukup perbelanjaannya untuk mengawini wanita merdeka lagi beriman, ia boleh mengawini wanita yang beriman, dari budak-budak yang kamu miliki. Allah mengetahui keimananmu; sebagian kamu adalah dari sebagian yang lain, karena itu kawinilah mereka dengan seizin tuan mereka dan berilah maskawin mereka menurut yang patut, sedang merekapun wanita-wanita yang memelihara diri, bukan pezina dan bukan (pula) wanita yang mengambil laki-laki lain sebagai piaraannya; dan apabila mereka telah menjaga diri dengan kawin, kemudian mereka melakukan perbuatan yang keji (zina), maka atas mereka separo hukuman dari hukuman wanita-wanita merdeka yang bersuami. (Kebolehan mengawini budak) itu, adalah bagi orang-orang yang takut kepada kemasyakatan menjaga diri (dari perbuatan zina) di antara kamu, dan kesabaran itu lebih baik bagimu. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.27

Ayat di atas menegaskan bahwa dalam menunaikan kewajiban membayar

mahar adalah didasarkan pada kemampuan calon mempelai pria secara pantas.

Al-Qur’an tidak menjadikan mahar itu untuk tuannya, karena mahar itu adalah

haknya. Karena itu, keluarkanlah hal ini dari kaidah bahwa seluruh penghasilan

27Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 139.

33

Page 45: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

budak itu milik tuannya. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa apa yang

diperolehnya itu bukan penghasilan, melainkan hak karena hubungannya dengan

seorang laki-laki. Islam memuliakan mereka dengan tidak menggangap mereka

menjual kehormatannya dengan mendapatkan sejumlah uang, tetapi yang

dilakukannya itu adalah pernikahan dan pemeliharaan diri.

Penggunaan kata أجر (ajr/upah) dalam ayat di atas, yang secara bahasa

berarti upah. Al-Qurthubuiy P27F

28P menjelaskan bahwa mahar disebut dengan al-ajr

karena ia merupakan upah dari "bersenang-senang" dengan isteri. Pernyataan al-

Qur'an tersebut menunjukkan bahwa mahar merupakan imbalan terhadap

kemaluan si isteri. Karena segala sesuatu yang dijadikan sebagai imbalan

manfaat disebut dengan upah untuk menunjukkan maskawin. Hal ini dijadikan

dasar oleh ulama-ulama bermazhab Hanafi untuk mengatakan bahwa maskawin

haruslah sesuatu yang bersifat materi, tetapi kelompok ulama bermazhab Syafi’i

tidak mensyaratkan sifat materi untuk maskawin. Penyebutan upah di atas,

hanyalah karena itu yang umum terjadi dalam masyarakat.P28F

29

Mahar dalam bentuk jasa juga terdapat dalam Al-Qur’an yaitu

menggembala kambing selama 8 tahun sebagai mahar perkawinan seorang

perempuan.30Hal ini dikisahkan Allah dalam QS. Al-Qashash/28 : 27.

28Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad al-Qurthubiy, al-Jâmi' al-Ahkâm al-Qurân, (Jus; V. Kairo: Dâr al-Syu'ub, 1372 H), h. 24

29M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an (Jakarta: Lentera Hati, 2000), h. 385

30Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia antara Fiqh Munakahat dan Undang undang Perkawinan (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009), h. 91.

34

Page 46: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Terjemahnya : Berkatalah Dia (Syu'aib): "Sesungguhnya aku bermaksud menikahkan kamu dengan salah seorang dari kedua anakku ini, atas dasar bahwa kamu bekerja denganku delapan tahun dan jika kamu cukupkan sepuluh tahun, maka itu adalah (suatu kebaikan) dari kamu, maka aku tidak hendak memberati kamu, dan kamu insya Allah akan mendapatiku termasuk orang- orang yang baik".31

Ayat di atas menjelaskan bahwa seorang bapak boleh meminang seorang

laki-laki untuk menjadi suami putrinya. Hal ini banyak terjadi dimasa Rasulullah

saw. bahkan ada diantaranya wanita yang menawarkan dirinya supaya dikawini

oleh Rasulullah saw. atau supaya Rasulullah mengawinkan mereka dengan siapa

yang diinginkan oleh Rasulullah.

‘Umar ibn Khat}t}ab pernah menawarkan anaknya Hafsah yang sudah

janda kepada Abu> Bakar tetapi Abu> Bakar diam saja, kemudian ditawarkan

kepada ‘Ustman tetapi ‘Ustman meminta maaf karena keberatan. Hal ini

diberitahukan Abu> Bakar kepada Nabi saw. Nabi pun menenteramkan hatinya

dengan mengatakan “Semoga Allah akan memberikan kepada Hafsah orang yang

lebih baik dari Abu> Bakar dan ‘Ustman, kemudian Hafsah dinikahi oleh

Rasulullah.32

Kemudian syarat mahar non materi atau syarat-syarat berupa manfaat

yang dijadikan mahar seperti pendapat para ulama berikut ini :

31 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 728.. 32M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an, h. 336.

35

Page 47: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

1. Menurut imam Syafi’i, syaratnya manfaat itu harus mempunyai nilai seperti

harta yang bisa diserahterimakan baik secara konkrit atau secara syari’at,

sehingga tidak sah bila mengajarkan satu kata atau satu ayat pendek yang

mudah dan menjahit baju sendiri atau manfaat yang diharamkan seperti

mengajarkan Al-Qur’an kepada orang kafir dzimmi yang belajar bukan

karena masuk Islam.33

2. Menurut imam Hambali, syaratnya manfaat itu harus diketahui dan bisa

diambil imbalannya, seperti menjahit baju istri atau mengajarkan kerajinan

tangan kepada istrinya, jika manfaat itu tidak diketahui secara pasti seperti

istri bekerja kapan saja selama satu bulan, maka hal itu tidak sah, karena

manfaat itu berfungsi sebagai imbalan dalam tukar menukar. Maka tidak sah

kalau manfaat itu tidak diketahui seperti harga dalam jual beli dan sewa-

menyewa.34 Beliau mendasarkannya ke dalam firman Allah QS. Al-

Qashash/28 : 27.

3. Menurut Imam Ma>lik, syaratnya manfaat itu harus diketahui dari suatu

pekerjaan yang mempunyai nilai manfaat, seperti pengajaran Al-Qur’an.35

4. Syarat menurut imam Hanafi, Syaratnya manfaat yang akan dijadikan mahar

harus manfaat yang dapat diukur dengan harta, seperti mengendarai

kendaraan, menempati rumah atau menanam sawah dalam waktu

33Abi Ishaq al-Syairazi, al-Muhazzab fi> Fiqh al-Iman al-Syafi’i, (Juz. II; Beirut Libanon: Darul al-Fikr, 1990, h. 57.

34 Ibn Qudamah, al-Mughniy, Juz XII, Mesir: Darul al-Fikr, tt, h. 8 35Abdurrrahman al-Jaziri, al-Muhazzab fi> Fiqh al-Iman al-Syafi’i,., h. 99

36

Page 48: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

tertentu.36Hal ini bisa mahar diganti dengan mahar mitsil, dalam kitab Syarh

Fath}ul al-Qadir :

وإن تزوج حر امرأة على خدمته هلا سنة أو على تعليم القرآن صح النكاحو هلا مهر اله على خدمته هلا املثل، وقال حممدهلا قيمة خدمته سنة وإن تزوج عبد امرأة بإذمنو

37سنة جاز وهلا اخلدمةArtinya :

Jika seseorang yang merdeka menikah dengan maharakan melayani istri 1 tahun atau mengajarinya Al-Qur’an, maka bagi istri adalah mahar mitsil. Muhammad berkata: bagi istri tersebut adalah harga pelayanan. Jika seorang hamba sahaya menikah dengan izin tuannya dengan mahar melayani istri selama satu tahun, maka diperbolehkan dan bagi istri mendapat pelayanan suami tersebut”.

Kesanggupan calon suami untuk memberi pelajaran terhadap calon

istrinya membaca kitab suci Al-Qur’an sampai tamat, dikalangan para santri

lebih dikenal dengan istilah khatam Al-Qur’an. Pernah juga mahar dibayar

dengan tenaga atau lebih sering disebut dengan jasa, yaitu seorang lelaki

yang akan menjadi menantu itu untuk beberapa lama di rumah calon mertua,

tetapi belum diperbolehkan melakukan hubungan suami-istri dengan calon

istrinya dan laki-laki tersebut mengerjakan sawah yang telah disediakan oleh

calon mertuanya.

2. Ditinjau Dari Macam-Macam Mahar

a) Mahar Musamma

Mahar musamma adalah pemberian mahar yang ditentukan dengan tegas

tentang jumlah dan jenis sesuatu barang yang dijadikan mahar pada saat terjadinya

36Al-Faqih Abul Walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad Ibn Rusyd, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul al-Muqtashid, terj. Imam Ghazali Said dan Achmad Zaidun (Jakarta: Pustaka Amina, 1989), h. 391.

37Imam Kamal bin Muhammad bin Abdulrahim al-Ma’ruf bin al-Humam al-Hanafi, Syarh Fath}ul al-Qadi>r (Juz 3, Beirut Libanon: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, t.th), h. 326.

37

Page 49: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

akad nikah,38 seperti yang kebanyakan berlaku dalam perkawinan di Indonesia. Para

ulama telah sepakat bahwa mahar musamma harus dibayar seluruhnya oleh seorang

suami, apabila terjadi salah satu di antara hal-hal berikut ini, yaitu :

1. Suami Telah Menggauli Istrinya

Firman Allah swt. Surat An-Nisa>’/4 : 21.

Terjemahnya : Bagaimana kamu akan mengambilnya kembali, padahal sebagian kamu telah bergaul (bercampur) dengan yang lain sebagai suami-istri. dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat.39

Ayat ini mengajarkan bahwa apabila seorang suami telah menggauli

istrinya dia tidak lagi diperbolehkan mengambil kembali sedikitpun mahar

yang telah dia berikan. Dengan ayat tersebut, hukum Islam menetapkan bahwa

bercampurnya seorang suami dan istri mengakibatkan dilarangnya seorang

suami mengambil kembali mahar yang telah dia berikan kecuali oleh suatu

sebab khulu’.

2. Disebabkan Ketidaktahuan Suami

Mahar musamma juga wajib dibayar seluruhnya apabila suami telah

bercampur dengan istri dan ternyata nikahnya rusak dengan sebab-sebab

tertentu, seperti ternyata istrinya mahram sendiri, atau dikira perawan ternyata

janda, atau hamil dari bekas suami lama. Akan tetapi, apabila istri dicerai

sebelum bercampur,40maka hal ini dapat dilihat berdasarkan firman Allah QS.

Al-Baqarah/2 : 237.

38M. Abdul Mujid dkk, Kamus Istilah Fikih, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1995), h. 185. 39 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 137. 40Abdul Rahman Ghazali, Fiqh Munakahat, h. 93.

38

Page 50: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Terjemahnya : Jika kamu menceraikan istri-istrimu sebelum kamu bercampur dengan mereka, padahal Sesungguhnya kamu sudah menentukan maharnya, maka bayarlah seperdua dari mahar yang telah kamu tentukan itu, kecuali jika istri-istrimu itu mema'afkan atau dima'afkan oleh orang yang memegang ikatan nikah dan pema'afan kamu itu lebih dekat kepada takwa. Dan janganlah kamu melupakan keutamaan di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha melihat segala apa yang kamu kerjakan.41

b) Mahar Mitsil

Selain itu terjadi perbedaan pendapat dikalangan para fuqoha di dalam

memahami atsar di atas seperti menurut Imam Hanafi, mahar mitsil adalah mahar

perempuan yang menyerupai istri pada waktu akad, dimana perempuan itu berasal

dari keluarga ayahnya, bukan keluarga ibunya jika ibunya tidak berasal dari keluarga

ayahnya, seperti saudara perempuannya, bibinya dari pihak ayah, anak pamannya

dari pihak ayah, yang satu daerah dan satu masa dengannya. Sedangkan menurut

imam Hambali mahar mitsil adalah mahar yang diukur dari perempuan yang

menyerupai istri dari seluruh kerabat, baik dari pihak ayah maupun dari pihak ibu,

seperti saudara perempuan, bibi dari pihak ayah, anak bibi dari pihak ayah, bibi dari

pihak ibu dan selain mereka dari kerabat yang ada.42

Mazhab Ma>liki dan Syafi’i menetapkan batasan mahar mitsil yaitu, sesuatu

yang biasanya diinginkan oleh orang laki-laki yang sepertinya (maksudnya suami)

pada orang perempuan (maksudnya istri). Menurut mazhab Syafi’i yang menjadi

41Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 63. 42Wahbah al-Zuhaily, al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuhu, h. 6775-6776.

39

Page 51: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

standar dalam mahar mitsil adalah mahar kerabat perempuannya yang ashabah.

Yang dijadikan standar adalah kerabat perempuan yang paling dekat dengannya

yaitu saudara-saudara perempuan, para keponakan perempuan dari saudara laki-laki,

para bibi dari pihak bapak. Jika dia tidak memiliki kerabat perempuan ashabah maka

yang dijadikan standar adalah perempuan yang memiliki hubungan paling dekat

dengannya yaitu ibunya dan bibinya dari pihak ibu. Menurut mazhab Ma>liki yang

menjadi patokan bagi mahar mitsil adalah kerabat perempuan si istri, kondisi,

kedudukan, harta dan kecantikannya seperti mahar saudara perempuan sekandung

atau sebapak. Selain itu yang menjadi patokannya adalah persamaan dari segi

agama, harta, kecantikan ,akal, etika, umur, keperawanan, janda, negara, nasab dan

kehormatan.43

Sayyid Sabiq menjelaskan pengertian mahar mitsil yaitu mahar yang

seharusnya diberikan kepada perempuan yang sama dengan perempuan lain dari segi

umur, kecantikan, kekayaan, akal, agama, kegadisan, kejandaan, dan negerinya pada

saat akad nikah dilangsungkan. Jika dalam faktor-faktor tersebut berbeda, maka

berbeda pula maharnya.44

Soemiyati dalam bukunya Hukum Perkawinan Islam dan Undang-undang

Nomor 1 Tahun 1974 menyebutkan bahwa mahar mitsil ialah mahar yang jumlahnya

ditetapkan menurut jumlah yang diterima keluarga pihak istri, karena pada waktu

akad nikah jumlah mahar dan bentuknya belum ditentukan. Mahar mitsil itu diukur

dari perempuan yang menyerupai istri dari seluruh kerabatnya, baik dari pihak ayah

43 Wahbah al-Zuhaily, al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuhu, h. 6776. 44Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, h. 49.

40

Page 52: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

maupun ibunya, seperti saudara kandung, bibi dari pihak ayah, anak paman dari

pihak ibu,dan selain dari mereka kerabat yang ada.45

Berdasarkan definisi-definisi diatas, maka dapatlah dimengerti dan

disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan mahar mitsil adalah mahar yang

diberikan oleh calon suami kepada calon istri yang belum ada ketentuan besar

kecilnya serta jenis mahar yang akan diberikan. Mahar ini menjadi hak perempuan

dengan jumlah seperti mahar yang diterima oleh perempuan yang sebaya dengannya

dalam usia, kecantikan, harta, akal, agama, kegadisan, kejandaan serta negerinya

pada saat dilaksanakan akad nikah. Sebab, nilai mahar bagi seorang perempuan

biasanya berbeda sesuai dengan perbedaan sifat-sifat ini. Yang dijadikan acuan

dalam kesetaraan darisegi kerabatnya seperti saudaranya, bibinya, dan anak-anak

perempuan pamannya.

Pelaksanaan pembayaran mahar bisa dilakukan sesuai dengan kemampuan

atau disesuaikan dengan keadaan dan kebiasaan atau adat masyarakat. Kenyataan

bahwa manusia itu berbeda-beda tingkat ekonominya, sehingga sangat bisa dipahami

bahwa sebagian dari manusia ada yang kaya dan sebagian besar miskin. Ada orang

mempunyai harta melebihi kebutuhan hidupnya dan sebaliknya ada juga yang tidak

mampu memenuhinya. Oleh karena itu, agama Islam memberikan keringanan kepada

laki-laki yang tidak mampu memberikan mahar bernilai nominal yang tinggi sesuai

permintaan calon istri, untuk dapat mencicilnya atau mengangsurnya. Kebijakan

angsuran mahar ini sebagai jalan tengah agar terjadi solusi terbaik antara

kemampuan suami dan hak istri, supaya tidak ada yang merasa dirugikan.

45Soemiyati, Hukum Perkawinan Islam dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 (Cet II; Yogyakarta: Liberti, 1986), h. 60.

41

Page 53: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

C. Kaidah Ke-s}ah}i>h-}an Sanad dan Matan Hadis

Di dalam melakukan praktek kegiatan kritik, baik kritik sanad (naqd al-

sanad) maupun kritik matan (naqd al-matan) diperlukan kaedah ke-s}ah}i>h}-an sanad

dan matan hadis. Adapun kaedah ke-s}ah}i>h}-an sanad dan matan hadis dapat diketahui

dari pengertian hadis s}ah}i>h}.46 Ibnu Salah memberikan pengertian hadis s}ah}i>h} sebagai

hadis yang bersambung sanadnya, diriwayatkan oleh periwayat yang adil dan d}a>bit}

sampai akhirnya, tidak terdapat kejanggalan (syuzu>z) dan cacat (‘illah)47 sedangkan

Al-Nawawiy menyetujui hadis s}ah}i>h} yang dikemukakan oleh Ibn al-S{ala>h} tersebut.48

Berdasarkan pengertian istilah tersebut di atas, maka dapat diurai unsur-

unsur hadis s}ah}i>h} menjadi: 1) sanadnya bersambung; 2) periwayatnya bersifat adil;

3) periwayatnya bersifat d}a>bit}; 4) didalam hadis itu tidak terdapat kejanggalan

(sya>z); dan 5) tidak terdapat cacat (‘illah).

Ketiga unsur yang disebutkan pertama berkenaan dengan sanad, sedang dua

unsur berikutnya berkenaan dengan sanad dan matan. Kelima unsur tersebut diberi

istilah sebagai kaidah umum sebab diantaranya ada pula yang memiliki kaedah

khusus. Adapun unsur kaedah umum yang pertama, yakni sanad bersambung,49

46Kata s}ah}i>h} dalam kamu bahasa Indonesia memeliki beberapa arti antara lain: a) sah, b) benar, c) sempurna, d) sehat, e)pasti; sesuai dengan hukum. Lihat Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Cet. I; Jakarta: Balai Pustaka, 1988), h.767. Kata s}ah}i>h} berasal Dari bahasa Arab al-s}ah}i>h}, yang secara etimologi berarti; yang sehat. Kata ini pada asalnya dipakai untuk menyipati tubuh, kemudian secara metaporis dipakai juga untuk menyipati sesuatu selain tubuh. Butros al-Bustaniy, Qutrul al-Muhi>t} (Beirut: Maktabah Libanon, t.th), h. 1111-1112

47Abu> ‘Amr ‘Us\ma>n bin ‘‘Abd al-Rah}ma>n bin al-S{alah al-Syahrazu>riy, ‘Ulu>m al-Ha>dis\ (al-Madianah al-Munawwarah: al-Maktabah al-Ilmiyah, 1972), h. 10

48Abu>> Zakariya Yah}ya> bin Syarf al-Nawawiy, al-Taqri>b li al-Nawawiy fan Us}u>l al-H{adi>s\ (Kairo: ‘Abd al-Rahman Muh}ammad, t.th), h. 2

49Yang dimaksud dengan sanad bersambung ialah tiap-tiap periwayat dalam sanad hadis menerima riwayat hadis Dari periwayat terdekat sebelumnya keadaan itu berlangsung sampai akhir sanad Dari hadis itu. Lihat Subhi al-S{a>lih}, ’Ulu>m al-H{adi>s\ (Beirut: Da>r al-Malayin, 1977 M), h. 145.

42

Page 54: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

mengandung unsur-unsur kaedah khusus yaitu; 1) muttas}il (bersambung); 2) marfu>‘

(bersandar kepada Nabi saw.); 3) mah}fu>z} (terhindar dari sya>z); dan 4) mua‘al (cacat).

Ulama hadis berbeda pendapat tentang nama hadis yang sanadnya

bersambung. Al-Kha>tib al-Bagda>diy menamainya sebagai hadis musnad, sedang

hadis musnad menurut ‘Abd al-Barr ialah hadis yang disandarkan kepada Nabi

Muhammad saw., jadi sebagai hadis marfu>‘ ; sanadnya ada yang bersambung dan ada

yang terputus.50 Dengan demikian, ulama hadis pada umumnya berpendapat bahwa

hadis musnad pasti marfu>‘ dan bersambung sanadnya, sedang hadis marfu>‘ belum

tentu hadis musnad. Oleh karena itu, kalangan ulama hadis dkenal juga dengan

istilah hadis muttas}il atau mawqu>f.51 Hadis muttas}il atau mawqu>f ada yang marfu>‘

(disandarkan kepada Nabi saw.) dan ada yang mawqu>f (disandarkan kepada sahabat

Nabi). Apabila dibandingkan dengan hadis musnad, maka dapat dinyatakan, bahwa

hadis musnad pasti muttas}il atau mawqu>f, dan tidak semua hadis muttas}il atau

mawqu>f pasti musnad.

Selain itu, untuk mengetahui sanad yang bersambung atau tidak, maka dapat

ditempuh dengan mencatat semua nama periwayat dalam sand yang dikritik,

mempelajari searah hidup masing-masing periwayat melalui kitab-kitab rija>l al-h}adi>s\

dengan maksud untuk mengetahui apakah periwayat itu bersifat adil dan d}a>bit}, serta

tidak suka melakukan tadli>s; apakah anatara para periwayat dengan periwayat yang

terdekat dalam sanad itu terdapat hubungan kezamanan pada masa hidupnya dan

terjalin hubungan guru-murid dalam periwayatan hadis; meneliti kata-kata ( sigat al-

tah}ammul wa al-ada>’) yang menghubungkan antara para periwayat dengan periwayat

50Abu> ‘Amr ‘Us\ma>n bin ‘‘Abd al-Rah}ma>n bin al-S{alah al-Syahrazu>riy, ‘Ulu>m al-Ha>dis\, h. 39 51Abu> ‘Amr ‘Us\ma>n bin ‘Abd al-Rah}ma>n bin al-S{alah al-Syahrazu>riy, ‘Ulu>m al-Ha>dis,\ h. 40.

43

Page 55: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

yang terdekat, apakah s}igah al-tah}ammul wa al-ada>’ yang dipakai berupa

haddasani>,haddasana>, akhbarani>, akhbarana>, ‘an, dan anna, atau kata lainnya. Jadi,

suatu sanad hadis dapat dinyatakan bersambung apabila seluruh periwayatnya

bersifat adil dan d}a>bit} serta terjalin hubungan periwayatan gadis secara sah Menurut

ketentuan tah}ammul wa ada>’ al-h}adi>s\.

Selanjutnya, unsur kaedah umum yang kedua, yaitu periwayat bersifat ‘a>dil, 52 merupakan unsur yang harus diteliti untuk dapat mengetahui apakah riwayat yang

diterima sebagai hujjah atau ditolak. Mengenai kaedah umum yang kedua,

berhubungan dengan kualitas pribadi, yang memiliki unsur-unsur kaidah khusus

yaitu; 1) beragama Islam; 2) mukallaf (balig dan berakal sehat); 3) melaksanakan

ketentuan agama Islam; dan 4) memelihara muru’ah.53

Disamping itu, secara umum ulama telah mengemukakan cara penetapan

keadilan periwayat hadis, yakni berdasarkan; a) popularitas keutamaan periwayat

dikalangan ulama hadis; b) penilaian dari pada kritikus hadis, penilaian ini berisis

pengungkapan kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri periwayat hadis; c)

penerapan kaedah jarh}} wa al-ta‘di>l; cara ini ditempuh, bila para kritikus periwayat

hadis tidak sepakat tentang kualitas pribadi periwayat tertentu.54

Jadi, penetapan keadilan periwayat diperlukan kesaksian dari ulama, dalam

hal ini ulama ahli kritikus periwayat. Khusus para sahabat Nabi Muhammad saw.,

52Kata adil berasal Dari bahasa Arab, al-‘adl. Kata al-‘adl memiliki banyak arti antara lain;a) keadilan (al-ada>lah); pertengahan (al-I‘tida>l); lurus (istiqa>mah); condong kepada kebenaran (al-mai>l ila> al-h}aq). Orang yang bersifat adil disebut al-adil, jamaknya, al-‘udu>l. Louis Ma’luf, al-Munjid fi al-Lugah, h. 491-492.

53Abu> ‘Amr ‘Us\ma>n bin ‘Abd al-Rah}ma>n bin al-S{alah al-Syahrazu>riy, ‘Ulu>m al-Ha>dis,\ h. 94-96.

54Abu>> Zakariya Yah}ya> bin Syarf al-Nawawiy, al-Taqri>b, h. 12.

44

Page 56: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

hampir seluruh ulama hadis menilai mereka bersifat adil. Karenanya, dalam proses

penilaian periwayat hadis, pribadi sahabat Nabi tidak dikritik oleh ulama hadis dari

segi keadilannya.

Sedangkan unsur kaedah umum yang ketiga, periwayat bersifat d}a>bit},55

hubungan dengan kapasitas intelektual, yang mengandung unsur-unsur kaedah

khusus yaitu; 1) hafal dengan baik hadis yang diterimanya; 2) mampu

menyampaikannya kepada orang lain; 3)terhindar dari sya>z; dan 4) terhidar dari

‘illah (cacat). Oleh karena itu, apabila unsur-unsur itu dipenuhi oleh periwayat hadis,

maka periwayat tersebut dinyatakan sebagai periwayat yang bersifat s\iqah. Dengan

demikian, istilah s\iqah merupakan gabungan dari bersifat adil dan d}a>bit}.

Adapun cara penetapan ke-d}a>bit}-an seorang periwayat, Menurut berbagai

pendapat ulama, dapat dinyatakan sebagai berikut; a) ke-d}a>bit}-an periwayat dapat

diketahui berdasarkan kesaksian ulama; b) ke-d}a>bit}-an periwayat dapat diketahui

berdasarkan kesesuaian riwayatnya dengan riwayat yang disampaikan oleh

periwayat lain yang telah dikenal ke-d}a>bit}-annya. Tingkat kesesuaiannya itu

mungkin hanya sampai ketingkat makna atau mungkin ketingkat harfiah; c) apabila

seorang periwayat sekali-sekali mengalami kekeliruan, maka dia masih dapat

dinyatakan sebagai periwayat yang bersifat d}a>bit}. Tetapi apabila kesalahan itu

sering terjadi, maka periwayat yang bersangkutan tidak lagi disebut sebagai

periwayat yang d}a>bit}.56.

Dari uraian tersebut diatas, tampak bahwa lima unsur yang terdapat dalam

kaidah umum untu sanad sesungguhnya dapat dipadatkan menjadi tiga unsur, yakni

55Menurut bahasa kata dabit dapat berarti, yang kokoh, yang kuat, yang tepat, yang hafal dengan sempurna. Lihat Louis Ma’luf, al-Munjid fi al-Lugah, h. 445

56Abu>> Zakariya Yah}ya> bin Syarf al-Nawawiy, al-Taqri>b, h. 12.

45

Page 57: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

unsur-unsur terhindar dari syuzu>z dan ‘illah dimasukkan pada unsur pertama (sanad

bersambung) dan unsur ketiga bersifat d}a>bit}. Itu berarti, sekiranya unsur-unsur sanad

bersambung dan periwayat bersifat d}a>bit} telah terpenuhi, maka sebenarnya unsur-

unsur terhindar dari sya>z (kejanggalan) dan ‘illah (cacat) telah terpenuhi pula.

Pemadatan unsur-unsur itu tidak mengganggu substansi kaidah sebab, hanya bersifat

metodologis untuk menghindari terjadinya tumpang tindih unsur-unsur, khususnya

dalama kaidah khusus.

Selanjutnya, tentang kaidah umum untuk ke-s}ah}i>h}-an matan, ada dua macam,

yakni; a) terhindar dari sya>z;57 dan b) terhindar dari ‘illah.58 Kedua unsur tersebut

harus dipenuhi untuk ke-s}ah}i>h}-an matan hadis. Dalam melakukan kritik matan tidak

secara ketat ditempuh langkah-langkah dengan membagi kegiatan keritik menurut

urutan kedua unsur tersebut. Maksudnya, tidak menekankan bahwa langkah pertama

harus meneliti sya>z dan langkah berikutnya meneliti ‘illah. Akan tetapi lebih

mengacu pada tolok ukur kritik matan yang telah dirumuskan oleh ulama hadis.

Adapun tolok ukur kritik matan yang telah dikemukakan oleh ulama hadis tidaklah

seragam.

Al-Kha>tib al-Bagda>diy menjelaskan bahwa matan hadis yang maqbul

(diterima sebagai hujjah) haruslah :

1. Tidak bertentangan dengan akal yang sehat.

2. Tidak bertentangan dengan hukum al-Qur’an yang muhkam

57 Menurut bahasa sya>z dapat berarti;. Yang jarang, menyendiri, yang asing, yang menyalahi aturan, dan yang menyalahi orang banyak. Louis Ma’luf, al-Munjid fi al-Lugah, h. 379.

58 Menurut bahasa, kata ‘illah dapat berarti; cacat, kesalahan baca, penyakit atau keburukan. Lihat Ibnu Manzu>r, juz XIII, op.cit., h.498; Sedangkan menurut istilah ilmu hadis, illat ialah sebab yang tersembunyi yang merusakkan kualitas hadis. Keberadaannya menyebabkan hadis yang pada lahirnya tampak berkualitas s}ah}i>h} menjadi tidak s}ah}i>h}. lihat Abu>> Zakariya Yah}ya> bin Syarf al-Nawawiy, al-Taqri>b, h. 10.

46

Page 58: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

3. Tidak bertentangan dengan hadis yang mutawa>tir

4. Tidak bertentangan dengan amalan yang telah menjadi kesepakatan ulama

masa lalu (ulama salaf)

5. Tidak bertentangan dengan dalil yang sudah pasti

6. Tidak bertentangan dengan hadis ahad yang kualitas ke-s}ah}i>h}-annya lebih

kuat.59

Oleh karena itu, walaupun unsur-unsur kaidah umum ke-s}ah}i>h}-an matan

hanya dua macam, tetapi aplikasinya dapat berkembang dan Menurut adanya

pendekatan dengan tolok ukur yang beragama sesuai dengan keadaan matan yang

dikritik. Butir-butir tolok penelitian matan tampak telah menyeluruh, tetapi tingkat

akurasinya ditentukan juga oleh kesepakatan metodologis dalam penerapannya.

Untuk itu, kecerdasan, keluasan pengetahuan, dan kecermatan peneliti sangat

diperlukan.

Selanjutnya, dalam hubungannya dengan pelaksanaan kegiatan kritik sanad

dan kritik matan, maka kritik sanad dilakukan terlebih dahulu sebelum kegiatan

kritik matan. Langkah itu, dapat dipahami dengan melihat latar belakang sejarah

periwayatan dan penghimpunan hadis. Di samping itu, bahwa kritik matan barulah

bermanfaat bila sanad hadis bersangkutan telah memenuhi syarat untuk hujjah. Bila

sanad bercacat, maka matan tidak perlu diteliti, sebab tidak akan bermanfaat untuk

hujah.

Apabila suatu hadis sanadnya benar-benar dapat dipertanggungjawabkan ke-

s}ah}i>h}-annya, maka pastilah hadis itu berkualitas s}ah}i>h}. Hal ini memang logis, sebab,

59Al-Kha>tib al-Bagda>diy, al-Kifayah fi ‘Ilm al-Riwa>yah (Mesir: Matba‘ah al-Sa‘adah, 1972), h. 206-207.

47

Page 59: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

apabila suatu berita telah benar-benar dapat dipercaya sumber dan rangkaian

pembawa beritanya, maka penerima berita tidak memiliki alasan untuk menolak

kebenaran berita itu.

Sehubungan dengan hal tersebut, bahwa sanad hadis ada yang bersambung

dan ada yang tidak bersambung, periwayatnya ada yang s\iqah dan ada yang tidak

s\iqah , kandungannya ada yang mah}fu>z} dan ada yang sya>z, maka ulama hadis

membagi hadis dari segi kualitasnya.

Ibnu Taimiyah menegaskan bahwa ulama hadis sebelum zaman al-Turmuz\i

membagi kualitas hadis kepada dua macam yaitu, s}ah}i>h} dan d}a’i>f. al-Turmuz\iy juga

membagi kualitas hadis dengan tiga macam, yaitu s}ah}i>h}, h}asan, dan d}a’i>f. Istilah

h}asan berasal dari pecahan kualitas d}a’i>f yang dipakai sebelum zaman al-Turmuz\i.60

Oleh karena itu, al-Turmuz\iy sendiri dalam kitab Sunan-nya menggunakan

istilah hasan untuk menyebutkan kualitas hadis tertentu dan menggabungkan istilah

itu dengan istilah lainnya, misalnya h}asan s}ah}i>h}, dan h}asan gari>b.61 Ulama

menjelaskan apa yang dimaksud oleh gabungan istilah yang dipakai al-Turmuz\iy,

namun semua penjelasan itu hanyalah penafsiran saja sebab, al-Turmuz\iy sendiri

tidak memberikan penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan tersebut.62

Untuk membedakan ketiga macam kualitas di atas, tolak ukurannya adalah

kaedah ke-s}ah}i>h}-an hadis, yang terdiri dari lima unsur yang berkenaan dengan sanad

dan dua unsur berkenaan dengan matan. Hadis yang memenuhi semua unsur tersebut

60Taqiy al-Di>n Ah}mad bin ‘‘Abd al-H{a>lim bin Taimiyah, Majmu>‘ Fatawa li bin Taimiyah, jilid I (t.t: Matabi’ Da>r al-Arabiyyah, 1398 H), h. 252

61Abu> ‘I<sa> Muh}ammad bin ‘I<sa> bin Sawrah al-Turmuz\iy, Sunan al-Turmuz\iy, juz I (Indonesia: Maktabah Dahlan, t.th), h. 7

62Abu> Fida’ Ism>a‘i>l bin Kas\i>r, Ikhtisa>r ‘Ulu>m al-H{adi>s\ (Beirut: Da>r al-Fikr, t.th), h. 21

48

Page 60: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

dinilai sebagai hadis yang berkualitas s}ah}i>h}. Untuk hadis yang berkualitas h}asan, ada

salah satu unsur yang kurang dipenuhi secara sempurna, yaitu unsur ke-d}a>bit}-an.

Dalam hal ini, ke-d}a>bit}-an periwayat kurang sempurna, yang dalam ilmu hadis

disebut khafif al-d}a>bit.63

Adapun hadis yang tidak memenuhi salah satu, sebagian, atau seluruh unsur

kaidah hadis s}ah}i>h} dan hadis h}asan, maka hadis yang bersangkutan dinyatakan

sebagai hadis yang berkualitas d}a’i>f.64 Pembagian kualitas hadis yang tiga macam

itu tertuju kepada hasil akhir kritik hadis yang mencakup sanad dan matan, atau

untuk sanad saja, dan tidak untuk matan yang terpisah dari sanad. Khusus untuk

kualitas matan, mayoritas ulama hadis hanya membagi dua macam, yaitu hadis s}ah}i>h}

dan d}a’i>f.

Di samping itu, hadis s}ah}i>h} dibagi menjadi s}ah}i>h} liz\atih dan s}ah}i>h} li gairih.

Hadis s}ah}i>h} li gairih pada asalnya bukanlah hadis s}ah}i>h}, akan tetapi karena adanya

dukungan dalil lain yang kuat, maka meningkat status tau kualitasnya menjadi s}ah}i>h}.

Untuk hadis hasan, dibagi pula menjadi hasan li zatih dan hasan li gairih.65 Kualitas

hasan li gairih pada asalnya hadis d}a’i>f tertentu lalu ada pendukung dalil yang kuat.

Meskipun hadis d}a’i>f bisa meningkat derajatnya setingkat lebih tinggi, menjadi

hasan, namun tidak semua hadis d}a’i>f bisa meningkat. Hadis d}a’i>f yang meningkat

hanyala hadis-hadis yang tidak terlalu lemah.

63Al-Kha>tib al-Bagda>diy, al-Kifayah fi ‘Ilm al-Riwa>yah, h. 332 64Abu> ‘Amr ‘Us\ma>n bin ‘Abd al-Rah}ma>n bin al-S{alah al-Syahrazu>riy, ‘Ulu>m al-Ha>dis,\ h.19. 65Abd al-Rah}ma>n Jala>l al-Di>n al-Suyu>t}iy (disebut al-Suyu>t}iy), al-Du>r al- Mans}u>r, jilid I (Cet.

I; Beirut: Da>r al-Fikr, 1403 H/ 1983 M), h. 89.

49

Page 61: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

BAB III

KUALITAS DAN KEHUJJAHAN HADIS-HADIS

TENTANG MAHAR

A. Takhri>j Al-H}adi>s\

Kata takhri>j1 dari segi bahasa ialah kumpulan dua perkara yang saling berlawanan

dalam satu masalah.2 Selain itu, kata takhri>j sering pula diartikan; a) al-istinba>t}

(mengeluarkan dari sumbernya), b) al-tadri>b (latihan), c) al-tauji>h (pengarahan,

menjelaskan duduk persoalan).3 Jadi takhri>j al-h}adi>s\ dapat berarti mengeluarkan hadis.

Maksudnya, segala yang ada kaitannya dengan apa yang diteliti, ditelusuri semua hingga

tuntas dan menjadi jelas, tidak ada lagi tersisa.

Menurut istilah ulama hadis, takhri>j al-h}adi>s\ memiliki beberapa pengertian yaitu :

1. Mengumpulkan hadis kepada orang banyak dengan menyebutkan para periwayatnya

dalam sanad yang telah menyampaikan hadis itu dengan metode periwayatan yang

mereka tempuh.

2. Mengungkapkan hadis yang telah dikemukakan oleh para guru hadis atau berbagai

kitab yang disusun berdasarkan riwayatnya sendiri, para gurunya atau orang lain,

dengan menerangkan siapa periwayatnya dari para penyusun kitab yang dijadikan

sumber pengambilan.

1Kata takhri>j adalah bentuk isim mas}da>r dari kata kharraja-yukharriju. Sedang kata kharaja ad’alahbentuk fi‘il s\ula>s\iy mazi>d Da>ri kata kharaja, yang terdiri atas huruf; al-kha, ( خ), al-ra ( ر ) al-ji>m ( ج); makna asalnya ada dua, yakni penebusan sesuatu dan perbedaan dua warna. Abu>>> al-H{usain Ah}ma>d bin Faris bin Zakariya, Mu’jam Maqa>yi>s al-Lugah, Jus II (Beiru>t: Da>r al-Ji>l 1411 H/1991 M), h. 175. Selain itu, kata kharaja dapat berarti menampakkan, mengeluarkan, dan memecahkan sesuatu. Lihat Louis Ma’luf, al-Munjid fi> al-Lugah wa ‘A’lam (Beiru>t: Da>r al-Fikr, 1986 M), h. 172-173; Ibra>him bin Unais, et.al., Al-Mu’jam al-Was\i>t, juz I (Teher’an : Maktabah al-Islamiyah, tth), h. 244.

2Mahmud al-Tahha>n, Usu>l al-Takhri>j wa Dira>sah al-Asa>ni>d (Cet. II; Riya>d: Matba’ah al-Ma’a>rif, 1991 ), h. 10.

3Abu>> al-Fad}l Jamal al-Di>n Muh{ammad bin Mukram bin Manzur, Lisa>n al-‘Arab (Beiru>t: Da>r al-Sadr, 1396), h. 249.

50

Page 62: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

3. Menunjukkan asal usul hadis dan mengemukakan sumbernya dari berbagai kitab

hadis yang disusun oleh para mukharrijnya langsung, yakni para periwayat yang juga

sebagai penghimpun bagi hadis yang mereka riwayatkan.

4. Mengemukakan hadis berdasarkan sumbernya, yakni kitab-kitab hadis, yang

didalamnya disertakan metode periwayatan dan sanadnya, serta diterangkan

berbagai kitab, yang di dalamnya dikemukakan hadis itu secara lengkap dengan

sanadnya masing-masing, kemudian untuk kepentingan penelitian maka dijelaskan

kualitas hadis yang bersangkutan.4

Nampaknya pengertian takhri>j al-h}adi>s\ yang relevan untuk kegiatan kritik hadis

selanjutnya adalah pengertian yang disebutkan terakhir. Bertolak dari pengertian tersebut,

maka yang dimaksud dengan takhri>j al-h}adi>s\ dalam tulisan ini ialah penelusuran atau

pencarian hadis pada bagian kitab sebagai sumber asli dari hadis, yang di dalamnya

dikemukakan secara lengkap matan dan sanad hadis yang bersangkutan.

Dalam kaitan itu, ada beberapa metode takhri>j al-h}adi>s\ yang dapat digunakan

untuk menelusuri hadis dari sumbernya. Metode-metode tersebut oleh para ulama

diupayakan dengan maksud mempermudah mencari hadis-hadis Nabi> saw. Abu>>

Muh}ammad ‘Abdal-Mahdi mengemukakan lima macam metode takhri>j al-h}adi>s\ yaitu ; 1)

takhri>j menurut lafal pertama hadis; 2) takhri>j menurut lafal-lafal yang terdapat dalam

matan hadis; 3) takhri>j menurut periwayat pertama; 4) takhri>j menurut tema hadis; 5)

takhri>j menurut status atau klasifikasi jenis hadis.

Metode takhri>j al-h}adi>s\ yang digunakan dalam menelusuri hadis-hadis mahar ada

empat macam metode antara lain, yaitu; Pertama, metode takhri>j menurut lafal-lafal yang

4Lihat Mahnu>d al-Tahha>n, “Us}u>l”, h. 9-14; Abu>> al-Fayd Ah}mad bin Muh}ammad al-S}iddi>q, al-Hida>yat fi> Takhri>j Ah}a>dis\ al-Bida>yah (T.tp:‘‘alam al-Kutub, 1987), h.11-12; M. Syuhudi Ismail, Metodologi Penelitian Hadis Nabi (Cet. I; Jakarta: Bulan Bintang, 1992), h. 41-42; Abu>> Muh}ammad Abd al-Mahdi bin Abd al u>qa>dir bin Abd al-Hadi, Turuq Takhri>j Hadis\ Rasu>lulla>h saw., diterjemahkan oleh H.S. Agil H}usain al-Munawwar dan H. Ah}mad Rifqi Muchtar dengan judul “ Metode Takhri>j al-H}adi>s\\ (Cet. VII: Semar’ang: Dina Utama, 1994 M), h. 3.

51

Page 63: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

terdapat dalam hadis atau metode takhri>j al-hadi>s bi al-lafz}i. Kedua, metode takhri>j

menurut tema hadis (tematik) atau metode takhri>j al-h}adi>s\ bi al-maud}u>i. Ketiga, metode

takhri>j menurut lafal pertama hadis. Keempat, metode takhri>j menurut periwayat pertama.

Adapun di dalam melakukan penelusuran hadis penulis hanya mengambil dua metode

yaitu metode takhri>j menurut lafal-lafal yang terdapat dalam hadis dengan merujuk kepada

kitab al-mu’ja>m al-mufahras li Alfaz} al-hadi>s \al-Nabawiy dan metode takhri>j menurut

tema hadis (tematik) yang merujuk kepada kitab mifta>h al-kunu>z al-sunnah. Kedua kamus

hadis tersebut disusun oleh A.J. Wensinck (w.1939 M). Di samping itu, dalam penelusuran

hadis digunakan pula al-maktabah al-sya>milah.

Selanjutnya, jika ditempuh metode lafal, maka berbagai riwayat (hadis-hadis)

tentang mahar ditemukan pada lafal-lafal (kata-kata) صداق dan مهر. Sedangkan jika

ditempuh dengan metode tematik maka berbagai riwayat (hadis) yang dicari ditemukan

pada topik nikah. Penulusuran dan pelacakan hadis-hadis yang terkait dengan pembahasan

tentang hadis-hadis tentang dilakukan dengan merujuk pada kitab-kitab hadis, terutama

kitab-kitab hadis standar yang terdiri dari sembilan kitab hadis standar.5 Di samping itu,

beberapa pertimbangan status standar suatu kitab hadis menurut M. Syuhudi Ismail yaitu

1) Dalam kitab hadis standar telah terhimpun hampir seluruh hadis yang berkualitas S}ah}i>h},

2) Dalam kitab standar telah terhimpun hampir seluruh masalah yang berkaitan dengan

hadis Nabi, 3) kitab-kitab standar secara umum lebih baik dibanding dengan kitab-kitab

yang bukan standar dilihat dari susunannya, isinya dan kualitasnya.6P

5Adapun kitab hadis stanDa>r yang terdiri Da>ri sembilan kitab hadis yaitu; 1) S}ah}ih} al-Bukhari>, 2) S}ah}ih} Muslim, 3) Sunan Abi> Da>ud, 4) Sunan al-Turmuz\i>, 5) Sunan al-Nasa>’iy, 6) Sunan Bin Ma>jah, 7) Sunan al-Da>rimiy, 8) Muwat}t}a Ma>lik, 9) Musnad Ah}mad bin H}anbal.

6Lihat M. Syuhudi Ismail, Cara praktis Mencari Hadis ( Cet. I; Jakarta: Bul’an Bint’ang, 1992), h. 11.

52

Page 64: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

B. Klasifikasi Hadis Tentang Mahar.

Untuk memudahkan pembahasan hadis-hadis mahar, maka susunan hadis yang

akan diikuti tidak berdasarkan urutan kitab, sebagaimana disebutkan di atas, tetapi

disusun menurut pengelompokan atau klasifikasi masalah. Adapun susunan sanad dan

matan hadis tersebut sebagai berikut.

1. Hadis Anjuran Untuk Memudahkan Mahar

Untuk hadis berikut ini hanya diriwayatkan oleh imam Ah}mad bin H}anbal dengan

dari dua jalur yang berbeda.

ثـنا ابن مبارك عن أسامة بن زيد عن صفوان بن ثـنا إبـراهيم بن إسحاق قال حد سليم عن عروة حدا وتـيسري عن عائشةأن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال إن من مين المرأة تـيسري خطبته

ها 7صداقها وتـيسري رمحArtinya

Telah menceritakan kepada kami Ibrahi>m bin Ish}aq berkata; telah menceritakan kepada kami Ibnu>> Mubarak dari ‘Usamah bin Zaid dari Shafwan bin Sulaim dari ‘Urwah dari ‘Aisyah bahwasanya Rasulullah saw. bersabda “Sesungguhnya diantara kebaikan seorang wanita adalah mudah dipinang, mudah maharnya dan mudah rahimnya.”

Pada hadis yang lain juga menjelaskan tentang anjuran memudahkan mahar :

ثـنا يزيد أخبـرنا محاد بن سلمة عن ابن سخبـرة عن القاسم بن حممد عن عائشة عن النيب صلى حد 8م قال أعظم النساء بـركة أيسرهن مئونة الله عليه وسل

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Yazid telah mengabarkan kepada kami Hammad bin Salamah dari Ibnu Sakhirah dari Al Qasim bin Muhammad dari Aisyah dari Nabi Muhammad saw. bersabda: "Wanita yang paling besar berkahnya adalah yang paling ringan maharnya."

7Abu>> Abdullah al-Syaibani, Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz V (Cet 1; Beirut : Alam Al-Kutub, 1419 H/1998 M), h. 496

8Abu>> Abdullah al-Syaibani, Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz V, h. 375 dan h. 376

53

Page 65: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

2. Memberi Mahar Yang Pantas Kepada Anak Yatim

ثـنا إبـراهيم بن سعد عن صالح بن كيسان عن ابن ش ثـنا عبد العزيز بن عبد الله حد هاب قال حد عن قـول الله تـعالىوإن خفتم أن ال تـقسطوا يف اليتامى أخبـرين عروة بن الزبـري أنه سأل عائشة

ماهلا ومجاهلا فـرييد فـقالت يا ابن أخيت هذه اليتيمة تكون يف حجر وليـها تشركه يف ماله ويـعجبه {ن أن وليـها أن يـتـزوجها بغري أن يـقسط يف صداقها فـيـعطيـها مثل ما يـعطيها غيـره فـنـهوا ع

لغوا هلن أعلى سنتهن يف الصداق فأمروا أن يـنكحوا ما طاب هلم يـنكحوهن إال أن يـقسطوا هلن ويـبـيه وسلم بـعد من النساء سواهن قال عروة قالت عائشة وإن الناس استـفتـوا رسول الله صلى الله عل

قالت عائشة وقـول الله تـعاىل يف آية أخرىوتـرغبون أن { يف النساء هذه اآلية فأنـزل اللهويستـفتونك رغبة أحدكم عن يتيمته حني تكون قليلة المال واجلمال قالت فـنـهوا أن يـنكحوا عن من { تـنكحوهن

ه ومجاله يف يـتامى النساء إال بالقسط من أجل رغبتهم عنـهن إذا كن قليالت المال رغبوا يف مال 9واجلمال

Artinya Telah menceritakan kepada kami 'Abdul 'Aziz bin 'Abdullah Telah menceritakan kepada kami Ibrahi>m bin Sa'ad dari S}alih bin Kaisan dari Ibnu>> Syi>hab dia berkata; Telah mengabarkan kepadaku 'Urwah bin Az Zubair bahwasanya ia bertanya kepada ‘Aisyah mengenai firman Allah swt. 'Jika kalian takut tidak berbuat adil kepada anak yatim.. (An-Nisa>’ 3) ‘Aisyah berkata; 'wahai anak saudariku, yang dimaksud adalah seorang gadis yatim yang berada dipeliharaan walinya, ia membantu dalam mengurus hartanya, lalu walinya takjub dengan harta dan kecantikannya hingga ia ingin menikahinya namun tidak bisa berbuat adil dalam maharnya sehingga Ia memberinya seperti yang diberikan oleh orang selainnya. Maka mereka dilarang untuk menikahi gadis-gadis itu kecuali jika berbuat adil dan memberi sebaik-baik mahar kepada mereka, sehingga mereka bisa memperoleh setinggi-tinggi mahar seukuran kondisi yang berlaku. Akhirnya mereka diperintahkan untuk menikahi wanita yang baik selain anak-anak perempuan yatim itu . Urwah berkata; lalu ‘Aisyah berkata; sesungguhnya orang-orang meminta fatwa kepada Rasulullah saw. setelah turun ayat tersebut, lalu Allah swt. menurunkan dan mereka meminta fatwa kepadamu tentang wanita-wanita, katakanlah bahwa Allah memberi fatwa kepada kalian sampai firman Allah dan kalian ingin menikahi mereka. ‘Aisyah berkata;

9Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari>, S}ah}ih} al-Bukhari>, Juz. VI, bab tafsir, h 102. Diriwayatkan secara makna hadis ini terdapat pula pada Juz VII, Bab Nikah, h 265, 263, 264, 258. Abu>> al-H}usain Muslim bin al-Hajjaj al-Naisabu>ri, S}ah}ih} Musli<m, Juz. V, (Beirut; Dar Ihya Turats, t.th), h. 239. Abu>> Da>ud Sulaiman bin al-Asy’ats al-Azdi al-Sijistani, Sunan Abu>> Da>ud, Juz. I, Bab Nikah (Beirut: Da>r al-Fikr, 1994), h. 484-485. Abu> Abd al-Rahman Ahmad bin Syu’aib An-Nasa>’i, Sunan An-Nasa>’i, Juz. I (Beirut: Da>r al-Fikr, 1994), h. 98.

54

Page 66: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

maksudnya, ketika terjadi ketidak senangan seseorang diantara kalian kepada anak yatim yang ia pelihara karena harta dan kecantikannya sedikit, maka mereka dilarang untuk menikahinya karena dorongan niat untuk menguasai harta gadis-gadis yatim itu. Kecuali jika bisa menegakkan keadilan meskipun ada ketidak senangan kepada mereka.

3. Tidak Boleh Menikah Tanpa Mahar (Nikah Syig\ar)

ثين نافع عن عبد الله رضي ثـنا حيىي بن سعيد عن عبـيد الله قال حد د حد ثـنا مسد هأن حد الله عنـغار قال يـنكح ابـنة الرجل رسول الله صلى الله غارقـلت لنافع ما الش عليه وسلم نـهى عن الش

اس إن ويـنكحه ابـنته بغري صداق ويـنكح أخت الرجل ويـنكحه أخته بغري صداق وقال بـعض الن غار فـهو جائز والشرط باطل وقال يف المتـعة النكاح فاسد والشرط احتال حىت تـزوج على الش

غار جائز والشرط باطل عة والش 10باطل وقال بـعضهم المتـArtinya

Telah menceritakan kepada kami Mu>saddad telah menceritakan kepada kami Yah}ya bin Sa'id dari Ubaidillah mengatakan, telah menceritakan kepadaku Nafi' dari 'Abdullahra., Rasulullah saw. melarang nikah syighar. Saya bertanya kepada Nafi'; 'Apa maksud syighar? Ia menjawab; 'mengawini anak perempuan seseorang lelaki dengan syarat lelaki tersebut dinikahkan dengan anak perempuannya tanpa mahar, atau menikahi saudara perempuan seorang lelaki dengan syarat lelaki tersebut menikahkannya dengan saudara perempuannya tanpa mahar.' Sebagian orang berPendapat; jika seseorang bersiasat sehingga ia nikah syig}har, maka perkawinannya boleh dan syaratnya bathil. Dan ia berkata tentang nikah mut’ah; pernikahannya rusak dan syaratnya bathil. Sedang sebagian lain berpendapat bahwa nikah syighar boleh dan syaratnya batil.

4. Mahar Yang Dapat Dihutang

ع ثـنا عبد الرمحن بن مهدي عن سفيان عن فراس عن الش ثـنا عثمان بن أيب شيبة حد يب عن حدها ومل يدخل هبا ومل يـفرض هل ا الصداق فـقال مسروق عن عبد الله يف رجل تـزوج امرأة فمات عنـ

عت رسول الله ص ة وهلا المرياثـفقال معقل بن سنان مس لى الله عليه هلا الصداق كامال وعليـها العد

10Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari>, S}ah}ih} al-Bukhari>, Juz IX, Bab Siasah, h. 263. Juz. VII, Bab Nikah, h. 53. Abu>> al-H}usain Muslim bin al-Hajjaj al-Naisabu>ri, S}ah}ih} Musli<m, Juz.VI, Bab Nikah, h. 452. Abu>> Da>ud Sulaiman bin al-Asy’ats aal-Azdi al-Sijistani ,Sunan Abu>> Da>ud, Juz. III, Bab Nikah, h. 103. Abu>> Isa Muhammad bin Isa al-T}urmuz\i>, Sunan al-T}urmuz\i>, Juz. II (Beirut: Da>r al-Fikr, 1994), h. 360-361. Abu> Abd al-Rahman Ahmad bin Syu’aib An-Nasa>’i, Sunan An-Nasa>’i, Juz. IV, Bab Nikah, h. 142. Abu> Abdullah Muhammad bin Yazid al-Rab’i Ibn Majah, Sunan Ibn Majah, Juz. III (Beirut: Da>r al-Fikr, 1995), h. 391. Malik bin Anas bin Malik, Muwaththa’ Malik, Juz. II, bab nikah, hadis ke 24 (Beirut, Da>r al-Kutub al-Ilmiyyah, 199), h. 526. Abu>> Abdullah al-Syaibani, Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz V, h. 350. Abu> Muhammad Abdullah bin Abd al-Rahman al-Da>rimi>, Sunan al-Da>rimi>, Juz. I. (Beirut: Da>r al-Fikr, 1994), h. 142.

55

Page 67: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

ثـنا عثمان بن أيب شيبة ثـنا يزيد بن هارون وابن مهدي وسلم قضى به يف بروع بنت واشقحد حدثـنا عبـ يد الله عن سفيان عن منصور عن إبـراهيم عن علقمة عن عبد الله وساق عثمان مثـله حد

ثـنا سعيد ب ثـنا يزيد بن زريع حد ن أيب عروبة عن قـتادة عن خالس وأيب حسان عن بن عمر حدختـلفوا إليه شهرا عبد الله بن عتبة بن مسعود أن عبد الله بن مسعود أيت يف رجل هبذا اخلرب قال فا

أقول فيها إن هلا صداقا كصداق نسائها ال وكس وال شطط وإن هلا أو قال مرات قال فإين ة فإن يك صوابا فمن الله وإن يكن خطأ فمين ومن الشيطان وال ها العد له ورسوله المرياث وعليـ

م ناس من أشجع فيهم اجلراح وأبو سنان فـقالوا يا ابن مسعود حنن نشهد أن رسول الله بريئان فـقاكما عي صلى الله عليه وسلم قضاها فينا يف بروع بنت واشق وإن زوجها هالل بن مرة األشج

الله قضيت قال فـفرح عبد الله بن مسعود فـرحا شديدا حني وافق قضاؤه قضاء رسول الله صلى 11وسلم عليه وسلم

Artinya Telah menceritakan kepada kami ‘Utsman bin Abu> Syaibah, telah menceritakan kepada kami Abdurrah}man bin Mahdi dari Sofyan dari Fi>ras dari Asy Sya'bi dari Masruq dari ’Abdullah mengenai seorang laki-laki yang menikahi seorang wanita kemudian lelaki tersebut meninggal dunia dan belum bercampur dengannya (menggaulinya) serta belum memberikan mahar kepadanya. Kemudian beliau berkata; baginya mahar secara sempurna dan ia wajib ber'iddah serta baginya warisan. Kemudian Ma'qil bin Sinan berkata; aku mendengar Rasulullah saw. memutuskan dengan hal tersebut pada diri Barwa' binti> Wasyiq. Telah menceritakan kepada kami ‘Utsman bin Abu> Syaibah, telah menceritakan kepada kami Yazid bin Haru>n dan Ibnu> Mahdi dari Sofyan dari Manshur dari Ibrahi>m dari 'Al Qamah dari Abdullah dan ‘Utsman menyebutkan seperti itu. Telah menceritakan kepada kami Ubaidullah bin Umar, telah menceritakan kepada kami Yazid bin Zurai', telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Abu> 'Arubah dari Qatadah dari Khalas serta Abu> Hassan dari Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud bahwa Abdullah bin Mas'ud dihadapkan pada masalah mengenai seorang laki-laki seperti hadis ini. Abdullah bin Utbah berkata; kemudian orang-orang datang kepadanya selama satu bulan. Atau ia mengatakan; selama beberapa kali. Abdullah bin Mas'ud berkata; sesungguhnya aku katakan mengenainya; bahwa baginya mahar seperti mahar wanita-wanita yang setara dengannya, tidak kurang dan tidak lebih dan baginya

11Abu>> Da>ud Sulaiman bin al-Asy’ats al-Azdi al-Sijistani,Sunan Abu>> Da>ud, Juz. III, Bab nikah, hadis ke 71, nomer hadis 2116, h. 103. dan hadis ke 72, nomer hadis 2117, h. 103. Sunan al-T}urmuz\i>, Juz. II, bab nikah, hadis ke 67, hadis nomor 1145, h. 96. Sunan An-Nasa’i, Juz. IV, bab nikah, hadis ke 137, hadis nomor 3524, h. 243. Dan hadis ke 136, hadis nomor 3525, h. 244. hadis ke 163 hadis nomor 3358, h. 260. hadis ke 161 hadis nomor 3356, h. 259. Sunan Ibn Majah, Juz. III, kitab nikah, hadis nomor 1965, h. 46. Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz V, hadis nomor 3891, h. 451. Juz XII, hadis nomor 15378, h. 32. Juz XIII, hadis nomor 17738, h. 129. XIII, hadis nomor 17735, h. 31.

56

Page 68: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

warisan, serta berkewajiban untuk ber'iddah. Apabila (perkataan itu ) benar maka berasal dari Allah dan apabila salah maka hal tersebut berasal dariku dan dari setan, Allah dan rasul-Nya berlepas diri. Kemudian orang-orang dari Asyja' diantara mereka adalah Al Jarrah dan Abu> Sinan berkata; wahai Ibnu> Mas'ud, kami bersaksi bahwa Rasulullah saw. telah memutuskan hal tersebut diantara kami mengenai diri Barwa' binti> Wasyiq yang suaminya adalah Hilal bin Murrah seperti yang telah engkau putuskan. Abdullah bin 'Utbah berkata; kemudian Abdullah bin Mas'ud sangat senang sekali ketika keputusannya sama dengan keputusan Rasulullah saw.

Berikut adalah hadis yang menjelaskan bahwa perkara yang dialami oleh Abdullah

bin Mas’ud ternyata pernah terjadi pada masa Nabi Muhammad saw. Yang diriwayatkan

oleh Ah}mad bin H}anbal.

ثـنا منصور عن إبـراهيم عن ثـنا زائدة حد ثـنا أبو سعيد حد علقمة واألسود قال أتى قـوم عبد الله حدجع قال يـعين ابن مسعود فـقالوا ما تـرى يف رجل تـزوج امرأة فذكر احلديث قال فـقال رجل من أش

ذا قضى رسول الله صلى الله عليه وسلم تـزوج رجل منا منصور أراه سلمة بن يزيد فـقال يف مثل ه مل يـفرض هلا امرأة من بين رؤاس يـقال هلا بروع بنت واشق فخرج خمرجا فدخل يف بئر فأسن فمات و

الله صلى الله عليه وسلم فـقال كمهر نسائها ال وكس وال شطط وهلا المرياث صداقا فأتـوا رسول ها العدة وعليـ

12 Artinya :

Telah menceritakan kepada kami Abu> Sa’id Telah menceritakan kepada kami Zaidah Telah menceritakan kepada kami Manshur dari Ibrahim dari Alqamah dan Al Aswad ia berkata; Orang-orang mendatangi Abdullah yakni Ibnu Mas'ud dan mereka pun bertanya, "Bagaimana Pendapatmu, mengenai seorang laki-laki yang menikahi seorang wanita?" Lalu ia pun menyebutkan hadis. Al Qamah berkata; Kemudian seorang laki-laki dari Asyja' -Manshur berkata; Menurutku ia adalah Salamah bin Zaid - dan berkata, "Dalam persoalan ini, Rasulullah saw. telah memutuskan. Pernah seorang laki-laki dari kami menikahi wanita dari Bani Ruas yang biasa dipanggil Birwa' bintu Wasiq. Suatu hari, laki-laki itu keluar kemudian memasuki kawasan sumur lalu ia pingsan dan mati. Sedangkan ia belum memberikan mahar kepada wanita yang dikahinya Kemudian orang-orang pun mendatangi Rasulullah saw., maka beliau bersabda: "Ia berhak mendapatkan mahar sebagaimana istri-istri yang lain, tidak ada tipu daya dan ketidakadilan. Ia juga mendapat bagian dari harta warisan dan baginya keharusan menunggu masa iddah.”

12Abu>> Abdullah al-Syaibani, Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz XIII, hadis nomor 17733, h. 31. Sunan al-Da>rimi>, Juz. III, kitab nikah, hadis nomor 2147, h. 87.

57

Page 69: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

5. Mahar Istri-Istri Rasulullah saw.

ثـنا إسحق بن ثين يزيد بن عبد الله بن أسامة بن اهلاد حد إبـراهيم أخبـرنا عبد العزيز بن حممد حدثـنا عبد العزيز عن يزيد عن حمم ثين حممد بن أيب عمر المكي واللفظ له حد بن إبـراهيم د ح و حد

م كم كان صداق عن أيب سلمة بن عبد الرمحن أنه قالسألت عائشة زوج النيب صلى الله عليه وسل نيت عشرة أوقية ونشا قالت أتدري ما رسول الله صلى الله عليه وسلم قالت كان صداقه ألزواجه ث

لله النش قال قـلت ال قالت نصف أوقية فتلك مخس مائة درهم فـهذا صداق رسول الله صلى ا 13عليه وسلم ألزواجه

Artinya Telah menceritakan kepada kami Ish}aq bin Ibrahi>m telah mengabarkan kepada kami Abdul Aziz bin Muhammad telah menceritakan kepadaku Yazid bin Abdullah bin Usamah bin Mahdi. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Abi> Umar Al-Makki sedangkan lafazhnya dari dia, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz dari Yazid dari Muhammad bin Ibrahi>m dari Abu> Salamah bin ‘Abdurrah}man bahwa dia berkata; Saya pernah bertanya kepada ‘Aisyah, istri Nabi> saw.; "Berapakah maskawin Rasulullah saw.?" Dia menjawab; "Mahar beliau terhadap para istrinya adalah dua belas uqiyah dan satu nasy. Tahukah kamu, berapakah satu nasy itu ? "Abu> Salamah berkata; Saya menjawab; "Tidak." ‘Aisyah berkata; "Setengah uqiyah, jumlahnya sama dengan lima ratus dirham. Demikianlah maskawin Rasulullah saw. untuk masing-masing istri beliau.

Hadis ketika Nabi Muhammad menikahi Ummu Habibah.

ثـنا عبد الله بن المبارك عن معمر قال أيب وعلي ب ثـنا إبـراهيم بن إسحاق حد ن إسحاق أنـبأنا حده بن جحش عبد الله أخبـرنا معمر عن الزهري عن عروة عن أم حبيبة أنـها كانت حتت عبـيد الل

ي فمات وأن رسول الله صلى وكان أتى النجاشي وقال علي بن إسحاق وكان رحل إىل النجاش رها أربـعة آالف مث الله عليه وسلم تـزوج أم حبيبة وإنـها بأرض احلبشة زوجها إياه النجاشي ومه

ه صلى الله عليه وسلم مع شرحبيل ابن حسنة وجهازها جهزها من عنده وبـعث هبا إىل رسول الل ها رسول الله صلى الله عليه وسلم بشيء وكان مهور أزواج كله من عند النجاشي ومل يـرسل إليـ

14ليه وسلم أربع مائة درهم النيب صلى الله ع

13Abu>> al-H}usain Muslim bin al-Hajjaj al-Naisabu>ri,S}ah}ih} Musli<m, Juz. VI, bab nikah,hadis ke 91, nomor 1426, h. 249. Sunan Ibn Majah, Juz. III, kitab nikah, nomor 1960, h. 26. Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz XIV, nomor hadis 23485, h..206. Sunan al-Da>rimi>, Juz. II, bab nikah, nomor 2102, h. 57.

14Abu>> Abdullah al-Syaibani, Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz XIV, hadis nomor 26140, h. 458.

58

Page 70: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Ishaq telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Mubarak dari Ma'mar, Bapakku berkata; dan Ali bin Ishaq telah memberitakan kepada kami Abdullah berkata, telah mengabarkan kepada kami Ma'mar dari Az Zuhri dari Urwah dari Ummu Habibah dia adalah istri Ubaidullah bin Jahsy yang saat itu datang menemui Raja Najasyi, Ali Bin Ishaq menyebutkan-, Ubaidullah pergi menemui Najasyi kemudian meninggal. Kemudian Rasulullah saw. menikahi Ummu Habibah, yang saat itu Ummu Habibah masih berada di negeri Habasyah dan Najasyilah yang menikahkannya dengan Rasulullah berupa mahar empat ribu. Kemudian Najasyi mempersiapkan semua perbekalan Ummu Habibah dari peribadinya lantas mengirimkannya untuk Rasulullah saw. dengan di kawal oleh Syurahbil bin Hasanah. Semua persiapan Ummu Habibah yang menyediakan adalah Najasyi, sementara Rasulullah saw. tidak mengirim sesuatu apapun kepadanya. Dan mahar para istri Nabi Muhammad saw. adalah empat ratus dirham.

6. Mahar Yang Tidak Berubah Walaupun Berbeda Agama

ثـنا أبو معاوية عن احلجاج عن عمرو بن شعيب ع ثـنا أمحد بن منيع وهناد قاال حد ن أبيه عن حدهأن رسول الله صلى الله عليه وسلم رد ابـنته زيـنب على أيب العاصي بن الربيع مبهر جديد جد

ل ونكاح جديدقال أبو عيسى هذا حديث يف إسناده مقال ويف احلديث اآلخر أيضا مقال والعم ة على هذا احلديث عند أهل العلم أن المرأة إذا أسلمت قـبل زوجها مث أسلم زوجها وهي يف العد

ة وهو قـول مالك بن أنس واألوزاعي والشافعي وأمحد أن زوجها أحق هبا ما كانت يف العد 15سحق وإ

Artinya : Telah bercerita kepada kami Ah}mad bin H}anbal bin Mani' dan Hannad berkata; Telah menceritakan kepada kami Abu> Mu'awiyah dari Al Hajjaj dari 'Amr bin Syua'ib dari Bapaknya dari kakeknya bahwa Rasulullah saw. mengembalikan putrinya, Zainab kepada suaminya Abu> Al 'Ash bin Rabi>‘ dengan mahar dan nikah yang baru. Abu> 'Isa berkata; "Dalam sanad hadis ini terdapat cela, begitu juga dalam hadis yang lain. Para ulama mengamalkan hadis ini. Bahwa jika seorang wanita masuk Islam sebelum suaminya, lantas suaminya masuk Islam dan istrinya masih dalam masa iddah, maka suaminya lebih berhak untuk ruju' dengannya. Ini juga merupakan pendapat Ma>lik bin Anas, Al Auza'i, Syafi’i, Ah}mad bin H}anbal dan Ish}aq ".

15Abu>> Isa Muhammad bin Isa al-T}urmuz\i>, Sunan al-T}urmuz\i>, Juz. II, bab nikah, hadis ke 64,65, 66 nomor 1142, 1143, 1144. Sunan Abu>> Da>ud, Juz. III, bab nikah, hadis ke 66, nomer hadis 2240, h. 164. Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz II, nomor 2248, h. 419. Juz III, nomor 3120, h. 152. Juz V, nomor 6644, h. 26.

59

Page 71: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Dalam redaksi berbeda juga dijelaskan :

ثين داود بن احلصني ع ثـنا يونس بن بكري عن حممد بن إسحق قال حد ثـنا هناد حد ن عكرمة حديب العاصي بن الربيع بـعد ست رد النيب صلى الله عليه وسلم ابـنته زيـنب على أ عن ابن عباس قال

قال أبو عيسى هذا حديث ليس بإسناده بأس ولكن ال سنني بالنكاح األول ومل حيدث نكاحا .بن حصني من قبل حفظه نـعرف وجه هذا احلديث ولعله قد جاء هذا من قبل داود

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Hannad, telah menceritakan kepada kami Yunus bin Bukair dari Muhammad bin Ishaq berkata; telah menceritakan kepadaku Daud bin Al Hushain dari Ikrimah dari Ibnu Abbas berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengembalikan putrinya Zainab kepada suaminya Abu Al Ash bin Ar Rabi' setelah berlalu enam tahun dengan nikah yang pertama tanpa memperbaruinya." Abu Isa berkata; "Sanad hadits ini tidak masalah, tapi tidak kami ketahui sumbernya. Sepertinya hadits ini dari hafalan Daud bin Hushain."

7. Mahar Memerdekakan Budak

ثـنا محاد بن زيد عن ثابت عن أنس رضي الله عنه قال ثـنا سليمان بن حرب حد صلى النيب حدبـتخيبـر إنا إذا نـزلنا بساحة الصبح قريبا من خيبـر بغلس مث قال الله أكبـر خر صلى الله عليه وسلم

مقاتلة فخرجوا يسعون يف السكك فـقتل النيب صلى الله عليه وسلم ال { قـومفساء صباح المنذرين لى الله عليه وسىب الذرية وكان يف السيب صفية فصارت إىل دحية الكليب مث صارت إىل النيب ص

ا حممد آنت قـلت ألنس ما وسلم فجعل عتـقها صداقـها فـقال عبد العزيز بن صهيب لثابت يا أب 16أصدقـها فحرك ثابت رأسه تصديقا له

Artinya Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Tsabi>t dari Anas bin Ma>likra. berkata; bahwa Nabi> saw. pernah melaksanakan shalat Subuh dekat Khaibar ketika hari masih gelap, kemudian bersabda "Allahu Akbar, hancurlah Khoibar. Sesungguhnya kami apabila

16Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari>, S}ah}ih} al-Bukhari>, Juz V, bab peperangan, hadis ke 240, nomor 4200, hadis ke 241, nomor 4201, h. 74. Juz VII, bab nikah, hadis ke 104, nomor 5169, h. 200. hadis ke 105, nomor 5170, h. 200. S}ah}ih} Musli<m, Juz. III, bab nikah, hadis ke 99, nomor 1365, h. 79. nomor 1958, h. 187. Sunan Abu>> Da>ud, Juz. III, bab nikah, nomor 2054, h. 106. Sunan Al-T>}urmudzi, Juz. II, bab nikah, hadis ke 37, nomor 1115, h. 52. Sunan An-Nasa>’i, Juz. IV, kitab nikah, hadis ke 185, nomor 3380, h. 76. hadis ke 186, nomor 3381, h. 76. Sunan Ibn Majah, Juz. III, bab nikah,nomor 1958, h. 163. Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz VI, nomor 12472, h. 281. nomor 11519, h. 58. nomor 12282, h. 32. Juz VII, nomor 12626, h. 12. Juz V, nomor 11519, h. 414. Sunan al-Da>rimi>, Juz. II, bab nikah, nomor 2172-2173, h. 89.

60

Page 72: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

mendatangi perkampungan suatu kaum, (maka amat buruklah pagi hari yang dialami orang-orang yang diperingatkan tersebut)."QS. al-Shaffat: 177. Ketika penduduk Khaibar keluar dan berjalan dalam kegelapan. Maka Nabi> saw. membunuh para pasukan mereka dan menawan anak-anak mereka. Dan diantara tawanan tersebut terdapat seorang wanita bernama Shafiyah, semula ia tawanan milik Dihyah Al Kalbi lalu diberikan kepada Nabi> saw., kemudian beliau menikahinya dan menjadikan pembebasannya sebagai mahar pernikahannya." Abdul 'Aziz berkata kepada Tsabi>t "Wahai Abu> Muhammad, apakah kamu pernah bertanya kepada Anas, "Apa yang beliau jadikan maharnya?".Maka Tsabi>t menganggukkan kepalanya tanda membenarkan.

8. Mahar Putri-Putri Rasulullah saw.

ثـنا محاد بن زيد عن أيوب عن حممد عن أيب العجفاء ثـنا حممد بن عبـيد حد السلمي قاخلطبـنا حدنـيا أو تـقوى عند الله عمر رمحه الله فـقال أال ال تـغالوا بصدق النساء فإنـها لو كانت مكرمة يف الد

دق رسول الله صلى الله عليه وسلم امرأة من لكان أوالكم هبا النيب صلى الله عليه وسلم ما أص 17نسائه وال أصدقت امرأة من بـناته أكثـر من ثنيت عشرة أوقية

Artinya

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Ubaid, telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Ayyub dari Muhammad dari Abu> Al ‘Ajfa As Sulami, ia berkata; Umar ra. berkhutbah kepada kami, ia berkata; ketahuilah, janganlah kalian berlebihan dalam memberi mahar kepada para wanita, seandainya hal itu adalah sebuah kemuliaan di dunia atau sebagai bentuk ketakwaan di sisi Allah, niscaya orang yang paling dahulu melakukannya adalah Nabi> saw., tidaklah Rasulullah saw. memberikan mahar kepada salah seorang dari istri-istri beliau dan tidak juga diberikan kepada puteri-puteri beliau jumlah mahar yang melebihi dua belas uqiyah.

9. Mahar Dari Hal Yang Dilarang

ثـنا قـتـيبة بن سعيد عن مالك عن ابن شهاب عن أيب بكر بن عبد الرمحن بن احلارث بن حدهأن رسول الله صلى الله عليه وسلم نـهى عن مثن هشام عن أيب مسعود األنصاري رض ي الله عنـ 18الكلب ومهر البغي وحلوان الكاهن

17Abu>> Da>ud Sulaiman bin al-Asy’ats al-Azdi al-Sijistani, Sunan Abu>> Da>ud, Juz. I, bab nikah, hadis ke 61, nomor 2106, h. 412. Sunan al-Turmuz}i>, Juz. II, bab nikah, hadis ke 36, nomor 1114, h. 187. Sunan An-Nasa>’i, Juz. IV, bab nikah, hadis ke 154, nomor 3349, h. 429. Sunan Ibn Majah, Juz. III, bab nikah, nomor 1886, h. 64. Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz I, nomor 272, h. 375. Sunan al-Da>rimi>, Juz. I, bab nikah, nomor 2103, h. 478.

18Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari>, S}ah}ih} al-Bukhari>, Juz III, bab jual beli, hadis ke 22, nomor 2282, h. 60. Juz III, bab al-ijarah, hadis ke 183, nomor 2232, h. 49. Juz VII, bab pengobatan, hadis ke 91, nomor 5346, h. 148. S}ah}ih} Musli<m, Juz. II, bab pengairan hadis ke 48, 49 nomor 1567,1568, h. 84. Sunan Abu>> Da>ud, Juz. III, bab jual beli, hadis ke 13, nomor 3428, h. 23. Sunan al-T}urmuz\i>, Juz. I, bab nikah, hadis ke 55, nomor 1133, h. 371. Juz. IV, bab kedokteran, nomor 2071, h. 11. Sunan An-Nasa>’i, Juz.

61

Page 73: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id dari Ma>lik dari Ibnu> Syihab dari Abu> Bakar bin '‘Abdurrah}man bin Al-Harits bin Hisyam dari Abu> Mas'ud Al Anshariy ra. bahwa Rasulullah saw. telah melarang uang hasil jual beli anjing, mahar seorang pezina dan upah bayaran dukun.

10. Mahar Berupa Sepasang Sandal

ثـ ثـنا حممد بن بشار حد ثـنا نا حيىي بن سعيد وعبد الرمحن بن مهدي و حد حممد بن جعفر قالوا حدعت عبد الله بن عامر بن ربيعة عن أبيهأن امرأ ة من بين فـزارة شعبة عن عاصم بن عبـيد الله قال مس

علني تـزوجت على نـعلني فـقال رسول الله صلى الله عليه وسلم أرضيت من نـفسك ومالك بنـ أنس قالت نـعم قال فأجازهقال ويف الباب عن عمر وأيب هريـرة وسهل بن سعد وأيب سعيد و

وعائشة وجابر وأيب حدرد األسلمي قال أبو عيسى حديث عامر بن ربيعة حديث حسن صحيح قـول سفيان واختـلف أهل العلم يف المهر فـقال بـعض أهل العلم المهر على ما تـراضوا عليه وهو

ار و قال الثـوري والشافعي وأمحد وإسحق و قال مالك بن أنس ال يكون المهر أقل من ربع دين بـعض أهل الكوفة ال يكون المهر أقل من عشرة دراهم

19 Artinya

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar, telah menceritakan kepada kami Yah}ya bin Sa'id, ‘Abdurrah}man bin Mahdi dan Muhammad bin Ja'far mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari 'Ashim bin 'Ubaidullah berkata; saya telah mendengar Abdullah bin 'Amir bin Rabi>‘ah dari Bapaknya bahwa ada seorang wanita dari bani Fazarah menikah dengan mahar berupa sepasang sandal. Rasulullah saw. bertanya "Apakah kamu rela atas diri dan hartamu dengan dua sandal ini?" Dia menjawab; "Ya." ('Amir bin Rabi>‘ah) berkata; (Nabi> saw.) membolehkannya. (Abu> Isa At T}urmuzi>) berkata; "Hadis semakna diriwayatkan dari Umar, Abu> Hurairah, Sahl bin Sa'ad, Abu> Sa'id, Anas, ‘Aisyah, Jabi>r dan Abu> Hadrad Al Aslami. Abu> 'Isa berkata; "Hadis Amir bin Rabi>‘ah merupakan hadis h}asan s}ah}ih}. Para ulama berselisih Pendapat mengenai mahar. Sebagian ulama berkata jumlah mahar sesuai dengan yang disepakati kedua belah pihak. ini

V, bab jual beli, hadis ke 30, nomor 4292, h. 276. Sunan Ibn Majah, Juz. III, bab perdagangan, nomor 2243, h. 61. Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz II, nomor 2382, h. 78. nomor 2495, h. 110. nomor 3103, h. 202. Juz VIII, nomor 16453, h. 57. nomor 16457, h. 58. Muwaththa’ Malik, Juz. I, kitab jual beli, nomor 1359, h. 307. Sunan al-Da>rimi>, Juz. II, kitab jual beli, nomor 2455, h. 184.

19Abu>> Isa Muhammad bin Isa al-T}urmuz\i>, Sunan al-T}urmuz\i>, Juz. II, kitab nikah, hadis ke 34, nomor 1113, h. 109. Sunan Ibn Majah, Juz. III, kitab nikah, nomor 1962, h. 45. Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz VIII, nomor 15122, 15123, h. 164.

62

Page 74: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

merupakan Pendapat Sofyan Ats Tsauri, Syafi’i, Ah}mad bin H}anbal dan Ish}aq. Adapun Ma>lik bin Anas berPendapat Mahar tidak boleh kurang dari seperempat dinar. Sebagian ahlul Kufah berpendapat mahar tidak boleh kurang dari sepuluh dinar".

11. Wajib Memberikan Mahar Apabila Istri Sudah Dicampuri

ثـنا حممد بن كثري أخبـرنا سفيان أخبـرنا ابن جريج عن سليمان بن موسى عن الزهري عن عروة حدا امرأة نكحت بغري إذن مواليها فنكاحه عن عائشة قالت ا قال رسول الله صلى الله عليه وسلم أمي

ها فإن تشاجروا فالسلطان ويل من ال ويل باطل ثالث مرات فإن دخل هبا فالمهر هلا مبا أصاب منـثـنا ابن هليعة عن جعفر يـعين ابن ربيعة عن ابن شه ثـنا القعنيب حد اب عن عروة عن عائشة هلحد

20ب إليه عن النيب صلى الله عليه وسلم مبعناه قال أبو داود جعفر مل يسمع من الزهري كت Artinya :

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Katsir, telah mengabarkan kepada kami Sofyan, telah mengabarkan kepada kami Ibnu> Juraij, dari Sulaiman bin Mu>sa dari Az Zuhri> dari ’Urwah, dari ‘Aisyah , ia berkata; Rasulullah saw. bersabda. "Setiap wanita yang menikah tanpa seizin walinya, maka pernikahannya adalah batal. "Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali. Apabila ia telah mencampurinya maka baginya mahar karena apa yang ia peroleh darinya, kemudian apabila mereka berselisih maka penguasa adalah wali bagi orang yang tidak memiliki wali. Telah menceritakan kepada kami Al Qa’nabi>, telah menceritakan kepada kami Ibnu> Luhai'ah, dari Ja'far bin Rabi>‘ah, dari Ibnu> Syihab dari 'Urwah dari ‘Aisyah dari Nabi> saw. semakna dengannya. Abu> Da>ud berkata; jal'far tidak mendengar dari Az Zuhri>, ia menulis surat kepadanya.

12. Mahar Dengan Jaminan Masuk Islam

خطب أبو أخبـرنا حممد بن النضر بن مساور قال أنـبأنا جعفر بن سليمان عن ثابت عن أنس قال نك رجل كافر وأنا امرأة مسلمة وال حيل طلحة أم سليم فـقالت والله ما مثـلك يا أبا طلحة يـرد ولك

بت فما يل أن أتـزوجك فإن تسلم فذاك مهري وما أسألك غيـره فأسلم فكان ذلك مهرهاقال ثاعت بامرأة قط كانت أكرم مهرا من سالم فدخل هبا فـولدت له مس 21أم سليم اإل

20Abu>> Da>ud Sulaiman bin al-Asy’ats al-Azdi al-Sijistani, Sunan Abu>> Da>ud. Juz. I, kitab nikah, hadis ke 38, nomor 2083, h. 53. Sunan al-T}urmuz\i>, Juz. II, kitab nikah, hadis ke 23, nomor 1102, h. 17. Sunan Ibn Majah, Juz. III, kitab nikah, nomor 1879, h. 29. Musnad Ah}mad bin H}anbal. Juz III, nomor 2128, h. .37. Juz VII, nomor 16568, h. 341. Sunan al-Da>rimi>, Juz II, kitab nikah, nomor 2089, h. 44.

21Abu>> Abd al-Rahman Ahmad bin Syu’aib An-Nasa>’i, Sunan An-Nasa>’i, Juz. IV, kitab nikah, hadis ke 146, 145, nomor 3341,3340, h. 130.

63

Page 75: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Artinya : Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin An Nadhr bin Mu>sari, ia berkata; telah memberitakan kepada kami Ja'far bin Sulaiman dari Tsabi>t dari Anas, ia berkata; Abu> Thalhah melamar Ummu Sulaim. Kemudian Ummu Sulaim berkata; demi Allah, orang sepertimu tidak pantas ditolak wahai Abu> Thalhah. Akan tetapi engkau adalah orang kafir dan saya adalah wanita Musli>mah. Tidak halal saya menikah denganmu, maka jika engkau masuk Islam maka itu adalah maharku. Dan saya tidak meminta selain itu kepadamu. Kemudian iapun masuk Islam dan itu lah yang menjadi maharnya. Tsabi>t berkata; saya tidak mendengar sama sekali wanita yang maharnya lebih mulia daripada Ummu Sulaim, yaitu Islam. Kemudian Abu> Thalhah berumah tangga dengannya dan melahirkan anak dari perkawinannya.

13. Mahar Dengan Hafalan Al-Qur’an

ثـنا عبد الله بن يوسف أخبـرنا مالك عن أيب حازم عن سهل بن سعد قاجلاءت امرأة إىل رسول حدمل صلى الله عليه وسلم فـقالت إين وهبت من نـفسي فـقامت طويال فـقال رجل زوجنيها إن الله

تـها تكن لك هبا حاجة قال هل عندك من شيء تصدقـها قال ما عندي إال إزاري فـقال إن أعطي يد فـلم إياه جلست ال إزار لك فالتمس شيئا فـقال ما أجد شيئا فـقال التمس ولو خامتا من حد

ل قد زوجناكها مبا جيد فـقال أمعك من القرآن شيء قال نـعم سورة كذا وسورة كذا لسور مساها فـقا 22معك من القرآن

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Ma>lik dari Abu> Hazim dari Sahl bin Sa’ad ia berkata; Ada seorang wanita datang kepada Rasulullah saw. dan berkata, "Sesungguhnya aku menghibahkan diriku." Wanita itu berdiri agak lama, lalu seorang laki-laki pun berkata, "Nikahkahkanlah aku dengannya, jika memang anda tidak berhasrat padanya." Beliau bertanya "Apakah kamu memiliki sesuatu untuk maharnya?" laki-laki itu berkata, "Aku tidak punya apa-apa kecuali kainku ini." Beliau bersabda "Jika kamu memberikannya dan kamu duduk tak berkain. Carilah sesuatu." Laki-laki itu menjawab, "Aku tidak mendapatkan sesuatu." Beliau bersabda lagi "Carilah, meskipun hanya berupa cincin emas." Namun laki-laki itu ternyata tak mendapatkan sesuatu, akhirnya beliau bertanya "Apakah kamu hafal sesuatu dari Al Quran? "laki-laki itu menjawab, "Ya, yaitu surat ini dan ini." Ia menyebutkannya. Maka beliau bersabda "Sesungguhnya aku telah menikahkanmu dengan wanita itu dengan mahar hafalan Al-Qur’anmu."

22Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari>, S}ah}ih} al-Bukhari>, Juz VII, bab nikah, hadis ke 71, nomor 5135, h. 53. Sunan Abu>> Da>ud, Juz. II, kitabnikah,hadis ke 66, nomor 2111, 65. Sunan al-T}urmuz\i>, Juz. II, kitab nikah, hadis ke 35,nomor 1114, h. 89. Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz X, nomor 21765, h. 390. Muwaththa’ Malik. Juz. II, kitab nikah, nomor 1101, h. 163.

64

Page 76: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

14. Mahar Dengan Tepung Gandum dan Kurma

ثـنا إسحق بن جبـرائيل البـغدادي أخبـرنا يزيد أخبـرنا موسى بن مسلم بن رومان عن أيب الزبـري حدأن النيب صلى الله عليه وسلم قال من أعطى يف صداق امرأة ملء كفيه عن جابر بن عبد الله

ح بن رومان عن أيب قال أبو داود رواه عبد الرمحن بن مهدي عن صال سويقا أو مترا فـقد استحل ال كنا على الزبـري عن جابر موقوفا ورواه أبو عاصم عن صالح بن رومان عن أيب الزبـري عن جابر ق

عة قال أبو داود عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم نستمتع بالقبضة م ن الطعام على معىن المتـ 23رواه ابن جريج عن أيب الزبـري عن جابر على معىن أيب عاصم

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Ish}aq bin Jibrail Al Baghdadi, telah mengabarkan kepada kami Yazid, telah mengabarkan kepada kami Mu>sa bin Musli>m bin Ruman, dari Abu> Az Zubair dari Jabi>r bin Abdullah bahwa Nabi> saw. berkata "Barangsiapa yang memberi mahar seorang wanita berupa gandum atau kurma sepenuh dua telapak tangannya, maka (pemberiannya) itu ia telah menghalalkannya (menjadi mahar bagi istrinya). "Abu> Da>ud berkata; hadis tersebut diriwayatkan oleh ‘Abdurrah}man bin Mahdi dari Shalih bin Ruman dari Abu> Az Zubair dari Jabi>r secara mawqu>f. Dan diriwayatkan oleh Abu> 'Ashim dari Shalih bin Ruman dari Abu> Az Zubair dari Jabi>r, ia berkata; kami pada zaman Rasulullah saw. menikah mut’ah dengan memberikan mahar satu genggam makanan. Abu> Da>ud berkata; hadis tersebut diriwayatkan oleh Ibnu> Juraij dari Abu> Az Zubair dari Jabi>r seperti ma'na hadis Abu> 'Ashim.

15. Bentuk Pernikahan Jahiliyah

ثـنا عنبسة ثـنا أمحد بن صالح حد ثـنا ابن وهب عن يونس ح و حد ثـنا قال حيىي بن سليمان حد حد الزبـري أن عائشة زوج النيب صلى الله عليه وسلم أخبـرته يونس عن ابن شهاب قال أخبـرين عروة بن

ها نكاح الناس اليـوم خيطب ا لرجل إىل الرجل أن النكاح يف اجلاهلية كان على أربـعة أحناء فنكاح منـها و ابـنته فـيصدقـها مث يـنكحها ونكاح آخر كان الرجل يـقول المرأته إذا طهرت من طمث وليته أ

محلها ها أبدا حىت يـتبـني من ذلك الرجل أرسلي إىل فالن فاستبضعي منه ويـعتزهلا زوجها وال ميسا يـفعل ذلك رغبة محلها أصابـها زوجها إذا أحب وإمن يف جنابة الولد الذي تستبضع منه فإذا تـبـني

ط ما دون العشرة فـيدخلون على المرأة فكان هذا النكاح نكاح االستبضاع ونكاح آخر جيتمع الره

23Abu>> Da>ud Sulaiman bin al-Asy’ats al-Azdi al-Sijistani,Sunan Abu>> Da>ud. Juz. II, kitab nikah, hadis ke 65, nomor 2110, h. 274. Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz VIII, nomor 14296, h. 401.

65

Page 77: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

فـلم يستطع كلهم يصيبـها فإذا محلت ووضعت ومر عليـها ليال بـعد أن تضع محلها أرسلت إليهم دها تـقول هلم قد عرفـتم الذي كان من أمركم وقد ولدت فـهو رجل منـهم أن ميتنع حىت جيتمعوا عن

ه فـيـلحق به ولدها ال يستطيع أن ميتنع به الرجل ونكاح الرابع ابـنك يا فالن تسمي من أحبت بامسواهبن س الكثري فـيدخلون على المرأة ال متتنع ممن جاءها وهن البـغايا كن يـنصنب على أبـ جيتمع النا

ع وا هلا ودعوا رايات تكون علما فمن أرادهن دخل عليهن فإذا محلت إحداهن ووضعت محلها مجلما بعث حممد هلم القافة مث أحلقوا ولدها بالذي يـرون فالتاط به ودعي ابـنه ال ميتنع من ذلك فـ

24ال نكاح الناس اليـوم صلى الله عليه وسلم باحلق هدم نكاح اجلاهلية كله إ Artinya :

Telah berkata Yah}ya bin Sulaiman telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahab dari Yunus - dalam riwayat lain- Dan telah menceritakan kepada kami Ah}mad bin H}anbal bin Shalih telah menceritakan kepada kami Anbasah telah menceritakan kepada kami Yunus dari Ibnu> Syihab ia berkata; Telah mengabarkan kepadaku ’Urwah bin Zubair bahwa ‘Aisyah istri Nabi> saw. telah mengabarkan kepadanya bahwa; Sesungguhnya pada masa Jahiliyah ada empat macam bentuk pernikahan. Pertama, adalah pernikahan sebagaimana dilakukan orang-orang pada saat sekarang ini, yaitu seorang laki-laki meminang kepada wali sang wanita, kemudian memberikannya mahar lalu menikahinya. Bentuk kedua yaitu; Seorang suami berkata kepada istrinya pada saat suci (tidak haidl/subur), "Temuilah si Fulan dan bergaullah (bersetubuh) dengannya." Sementara sang suami menjauhinya sementara waktu (tidak menjima'nya) hingga benar-benar ia positif hamil dari hasil persetubuhannya dengan laki-laki itu. Dan jika dinyatakan telah positif hamil, barulah sang suami tadi menggauli istrinya bila ia suka. Ia melakukan hal itu, hanya untuk mendapatkan keturuan yang baik. Istilah nikah ini adalah Nikah Al Istibdlaa'. Kemudian bentuk ketiga; Sekelompok orang (kurang dari sepuluh) menggauli seorang wanita. Dan jika ternyata wanita itu hamil dan melahirkan. Maka setelah masa bersalinnya telah berlalu beberapa hari, wanita itu pun mengirimkan surat kepada sekelompok laki-laki tadi dan tidak seorang pun yang boleh menolak. Hingga mereka pun berkumpul di tempat sang wanita itu . Lalu wanita itu pun berkata, "Kalian telah tahu apa urusan kalian yang dulu. Dan aku telah melahirnya, maka anak itu adalah anakmu wania Fulan. "Yakni, wanita itu memilih nama salah seorang dari mereka yang ia sukai dan laki-laki yang ditu njuk tidak dapat mengelak. Kemudian bentuk keempat; Orang banyak berkumpul, lalu menggauli seorang wanita dan tak seorang pun yang dapat menolak bagi yang orang yang telah menggauli sang wanita. Para wanita itu adalah wanita pelacur. Mereka menancapkan tanda pada pintu-pintu rumah mereka sebagai tanda, siapa yang ingin mereka maka ia boleh masuk dan bergaul dengan mereka. Dan ketika salah seorang dari mereka hamil, lalu melahirkan, maka mereka (orang banyak itu) pun dikumpulkan, lalu dipanggilkanlah orang yang ahli seluk beluk nasab (Al qafah) dan Al Qafah inilah yang menyerahkan anak sang wanita itu kepada orang yang

24Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari>, S}ah}ih} al-Bukhari>, Juz VII, kitab nikah, hadis ke 63, nomor 5127, h. 86. Sunan Abu>> Da>ud, Juz. II, kitab talak, hadis ke 98, nomor 2272, h. 72.

66

Page 78: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

dianggapnya sebagai bapaknya, sehingga anak itu dipanggil sebagai anak darinya. Dan orang itu tidak bisa mengelak. Maka ketika Nabi> Muhammad saw. diutus dengan membawa kebenaran, beliau pun memusnahkan segala bentuk pernikahan jahiliyah, kecuali pernikahan yang dilakoni oleh orang-orang hari ini.

16. Mahar Hak Istri

ثـنا ثـنا حممد بن معمر حد حممد بن بكر البـرساين أخبـرنا ابن جريج عن عمرو بن شعيب عن حده قال ا امرأة نكحت على صداق أو حباء أو أبيه عن جد قال رسول الله صلى الله عليه وسلم أمي

ة قـبل ع صمة النكاح فـهو هلا وما كان بـعد عصمة النكاح فـهو لمن أعطيه وأحق ما أكرم عليه عد 25الرجل ابـنته أو أخته

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ma'mar, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Bakar Al Bursani, telah mengabarkan kepada kami Ibnu> Juraij dari 'Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya, ia berkata; Rasulullah saw. bersabda "Setiap wanita yang dinikahkan dengan suatu mahar, pemberian, atau janji sebelum akad nikah, maka hal itu adalah miliknya. Adapun yang diberikan setelah akad nikah, maka hal itu adalah milik orang yang diberinya. Dan orang yang paling berhak terhadap penghormatan yang diberikan kepada seseorang adalah anak atau saudara wanita wanita.

Hadis yang lain berkaitan dengan mahar adalah hak istri.

ثـنا أيب عن ثـنا يـعقوب بن إبـراهيم بن سعد حد ثـنا علي بن سلمة النـيسابوري حد ابن إسحق حدن عباس قالتـزوج رجل من األنصار امرأة من قال ذكر طلحة بن نافع عن سعيد بن جبـري عن اب

يب صلى بـلعجالن فدخل هبا فـبات عندها فـلما أصبح قال ما وجدتـها عذراء فـرفع شأنـها إىل الن سأهلا فـقالت بـلى قد كنت عذراء فأمر هبما فـتالعنا وأعطاها الله عليه وسلم فدعا اجلارية ف

26المهر Artinya

Telah menceritakan kepada kami Ali bin Salamah An Nais Abu>ri berkata, telah menceritakan kepada kami Ya'qub bin Ibrahi>m bin Sa’ad berkata, telah menceritakan kepada kami Bapakku dari Ibnu> Ish}aq ia berkata; Thalhah bin Nafi' menyebutkan dari Sa'id bin Zubair dari Ibnu> Abbas ia berkata, "Seorang laki-laki

25Abu>> Da>ud Sulaiman bin al-Asy’ats al-Azdi al-Sijistani, Sunan Abu>> Da>ud, Juz. I, kitab nikah, hadis ke 84, nomor 2129, h. 390. An-Nasa>’i, Sunan An-Nasa>’i, Juz IV, kitab nikah, hadis ke 158, nomor 3353, h. 112. Sunan Ibn Majah, Juz. III kitab nikah, nomor 2031, h. 13. Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz VIII, nomor 14296, h. 401.

26Abu>> Abdullah Muhammad bin Yazid al-Rab’i Ibn Majah, Sunan Ibn Majah, Juz. III kitab nikah, nomor 2148, h. 46. Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz VII, nomor 12296, h.214.

67

Page 79: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Anshar menikahi seorang wanita yang berasal dari Bal'ijlan, lalu ia masuk dan bermalam bersamanya. Ketika datang waktu pagi ia berkata, "Aku tidak mendapatkan kegadisannya! "hingga akhirnya, persoalan tersebut disampaikan kepada Nabi> saw. Beliau memanggil wanita tersebut dan menanyainya, wanita itu menjawab, "Benar, aku masih dalam keadaan gadis. "Maka beliau pun memerintahkan keduanya untuk saling bersumpah dan beliau memberikan hak mahar kepadanya.”

Dalam redaksi dan masih dalam maksud yang sama bahwa mahar adalah

hak istri.

ثـنا خملد بن خالد واحلس ثـنا عبد الرزاق أخبـرنا حد ن بن علي وحممد بن أيب السري المعىن قالوا حدسري ابن جريج عن صفوان بن سليم عن سعيد بن المسيب عن رجل من األنصار قال ابن أيب ال

تـزوجت اب النيب صلى الله عليه وسلم ومل يـقل من األنصار مث اتـفقوا يـقال له بصرة قال من أصح ها فإذا هي حبـلى فـقال النيب صلى الله عليه و سلم هلا الصداق امرأة بكرا يف سرتها فدخلت عليـ

السري مبا استحللت من فـرجها والولد عبد لك فإذا ولدت قال احلسن فاجلدها و قال ابن أيب عيد بن يزيد عن ابن فاجلدوها أو قال فحدوهاقال أبو داود روى هذا احلديث قـتادة عن س

اساين عن المسيب ورواه حيىي بن أيب كثري عن يزيد بن نـعيم عن سعيد بن المسيب وعطاء اخلر أن بصرة بن أكثم نكح امرأة وكلهم سعيد بن المسيب أرسلوه كلهم ويف حديث حيىي بن أيب كثري

ثـنا عثمان بن عمر حد ثـنا حممد بن المثـىن حد ثـنا علي يـعين قال يف حديثه جعل الولد عبدا له حدن نـعيم عن سعيد بن المسيب أن رجال يـقال له بصرة بن أكثم ابن المبارك عن حيىي عن يزيد ب

نـهما وحديث ابن جريج أمت 27نكح امرأة فذكر معناه زاد وفـرق بـيـArtinya :

Telah menceritakan kepada kami Makhlad bin H}alid serta Al H}asan bin Ali dan Muhammad bin Abu> As’ari secara makna, mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq, telah mengabarkan kepada kami Ibnu> Juraij, dari Shafwan bin Sulaim, dari Sa'id bin Al Mu>sayyab, dari seorang laki-laki Anshar, Ibnu> Abu> As Sari berkata; yang merupakan sahabat Nabi> saw., tidak mengatakan; Anshar. Kemudian mereka sepakat mengatakan; yang dipanggil Bashrah, ia berkata; aku menikahi seorang budak perawan dalam tabi>rnya, kemudian aku menemuinya dan ternyata ia sedang hamil. Maka Nabi> saw. bersabda "Baginya mahar karena farji yang telah engkau halalkan dan anaknya adalah budakmu apabila ia telah melahirkan."Al H}asan berkata; cambuklah dia. Ibnu> Abu> As’ari berkata; cambuklah dia. Atau mengatakan; hukumlah dia. Abu> Da>ud berkata; hadis ini telah

27Abu>> Da>ud Sulaiman bin al-Asy’ats al-Azdi al-Sijistani, Sunan Abu>> Da>ud, Juz. II, kitab talak, hadis ke 86, nomor 2131, h. 69.

68

Page 80: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

diriwayatkan oleh Qatadah dari Sa'id bin Yazid dari Ibnu> Al Mu>sayyab dan telah diriwayatkan oleh Yah}ya bin Abu> Katsir dari Yazid bin Nu'aim dari Sa'id bin Al Mu>sayyab serta 'Atha Al Khurasani, dari Sa'id bin Al Mu>sayya bin Mereka semua telah memursalkannya. Dan di dalam hadis Yah}ya bin Abu> Katsir disebutkan bahwa Bashrah bin Aktsam menikahi seorang wanita dan seluruh mereka mengatakan dalam hadisnya; ia menjadikan anak tersebut sebagai budaknya. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna, telah menceritakan kepada kami ‘Utsman bin Umar, telah menceritakan kepada kami Ali bin Al Mubarak, dari Yah}ya dari Yazid bin Nu'aim dari Sa'id bin Al Mu>sayyab bahwa seorang laki-laki yang dipanggil Bashrah bin Aktsam telah menikahi seorang wanita. Kemudian ia menyebutkan makna hadis dan menambahkan; dan beliau memisahkan diantara mereka berdua. Hadis Ibnu> Juraij lebih sempurna.

17. Mahar Berupa Emas

ثـنا علي ح ع أنسا رضي الله عنه قال حد ثين محيد أنه مس ثـنا سفيان قال حد سأل النيب صلى الله د اة من ذهب عليه وسلم عبد الرمحن بن عوف وتـزوج امرأة من األنصار كم أصدقـتـها قال وزن نـو

عت أنسا قال لما قدموا المدينة نـزل المهاجرون على األنصار فـنـزل عبد الرمحن بن وعن محيد مسأيت قال بارك الله لك يف عوف على سعد بن الربيع فـقال أقامسك مايل وأنزل لك عن إحدى امر

يب صلى أهلك ومالك فخرج إىل السوق فـباع واشتـرى فأصاب شيئا من أقط ومسن فـتـزوج فـقال الن 28الله عليه وسلم أومل ولو بشاة

Artinya Telah menceritakan kepada kami Ali telah menceritakan kepada kami Sofyan ia berkata; Telah menceritakan kepadaku Humaid bahwa ia mendengar Anas ra. berkata; Nabi> saw. pernah bertanya kepada ‘Abdurrah}man bin Auf saat ia menikahi seorang wanita Anshriyah, "Berapa mahar kamu berikan padanya?" ia pun menjawab, "Seukuran biji berupa emas." Dan dari Humaid; Aku mendengar Anas berkata; Ketika mereka sampai di kota Madinah, kaum Muhajirin pun singgah ditempat kediaman orang-orang Anshar. Lalu ‘Abdurrah}man bin ’Auf tinggal dikediaman Sa’ad bin Ar Rabi>‘. Sa’ad bin Rabi>‘ pun berkata padanya, "Aku akan membagi hartaku kepadaku dan menikahkanmu dengan salah seorang istriku." ‘Abdurrah}man berkata, "Semoga Allah memberi keberkahan pada keluarga dan juga hartamu." Lalu ia pun keluar menuju pasar dan berjual beli hingga ia mendapatkan keuntungan berupa keju dan samin dan ia pun, menikah. Maka Nabi> saw. bersabda "Adakanlah walimah meskipun hanya dengan seekor kambing.

28Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari>, S}ah}ih} al-Bukhari>, Juz VII, bab nikah, hadis ke 102, nomor 5167, h. 70. S}ah}ih} Musli<m, Juz. II, bab nikah, hadis ke 96, nomor 1427, h. 61. Sunan Abu>> Da>ud, Juz. II, kitab nikah, hadis ke 64, nomor 2109, h. 23. Sunan al-T}urmuz\i>, Juz. IV, kitab nikah, hadis ke 39, nomor 1933, h. 233. Sunan An-Nasa>’i, Juz. IV, kitab nikah, hadis ke 178, nomor 3373, h. 150. Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz VII, nomor 15389, h. 419. Juz X, nomor 36012, 36013 h. 419.

69

Page 81: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

18. Wanita Yang Dipaksa Berzina

ثـنا علي بن حجر حد ثـنا معمر بن سليمان الرقي عن احلجاج بن أرطاة عن عبد اجلبار بن وائل حدعنـها رسول بن حجر عن أبيه قاالستكرهت امرأة على عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم فدرأ

قال أبو عيسى مهراالله صلى الله عليه وسلم احلد وأقامه على الذي أصابـها ومل يذكر أنه جعل هلا الوجه قال مسعت هذا حديث غريب وليس إسناده مبتصل وقد روي هذا احلديث من غري هذا لد بـعد موت أبيه حممدا يـقول عبد اجلبار بن وائل بن حجر مل يسمع من أبيه وال أدركه يـقال إنه و

صلى الله عليه وسلم وغريهم أن ليس بأشهر والعمل على هذا عند أهل العلم من أصحاب النيب 29على المستكرهة حد

Artinya Telah menceritakan kepada kami Ali bin Hujr, telah menceritakan kepada kami Mu'ammar bin Sulaiman Ar Raqqi dari Al Hajjaj bin Arthah dari Abdul Jabbar bin Wail bin Hujr dari ayahnya ia berkata; Pada zaman Rasulullah saw. ada seorang wanita yang dipaksa berzina, lalu Rasulullah saw. menahan hukuman darinya dan menghukum orang yang melakukannya, namun tidak disebutkan bahwa ia harus menyediakan mahar untuk wanita itu. Abu> Isa berkata; Hadis ini gari>b dan sanadnya tidak bersambung. Hadis ini juga diriwayatkan dari jalur lain. Ia berkata; Aku mendengar Muhammad berkata; Abdul Jabbar bin Hujr tidak mendengar dari ayahnya dan tidak mendapatinya, dikatakan bahwa ia dilahirkan setelah meninggal ayahnya satu bulan. Hadis ini menjadi pedoman amal menurut para ulama dari kalangan sahabat Nabi> saw. dan selain mereka bahwa tidak ada hukuman atas orang yang dipaksa berzina.

19. Mahar Yang Dapat Diminta Suami

ثـنا أبو عام ثـنا حممد بن معمر حد ثـنا أبو عمرو السدوسي المديين حد ر عبد الملك بن عمرو حدت سهل عن عبد الله بن أيب بكر بن حممد بن عمرو بن حزم عن عمرة عن عائشةأن حبيبة بن

بن مشاس فضربـها فكسر بـعضها فأتت رسول الله صلى الله عليه وسلم كانت عند ثابت بن قـيس هلا وفارقـها فـقال بـعد الصبح فاشتكته إليه فدعا النيب صلى الله عليه وسلم ثابتا فـقال خذ بـعض ما

29Abu>> Isa Muhammad bin Isa al-T}urmuz\i>, Sunan Al-T>}urmudzi, Juz. III, kitab nikah, hadis ke 37, nomor 1453, h. 238. Sunan Ibn Majah, Juz. III, bab nikah, nomor 2696, h. 62. Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz VIII, nomor 18117, h. 131.

70

Page 82: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

يب صلى الله ويصلح ذلك يا رسول الله قال نـعم قال فإين أصدقـتـها حديقتـني ومها بيدها فـقال الن 30عليه وسلم خذمها وفارقـها فـفعل

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ma'mar, telah menceritakan kepada kami Abu> 'Amir Abdul Ma>lik bin 'Amr, telah menceritakan kepada kami Abu> 'Amr As Sadusi Al Madini, dari Abdullah bin Abu> Bakar bin Muhammad bin 'Amr bin Hazm dari 'Amrah dari ‘Aisyah bahwa Habi>bah binti> Sahl pernah berada di di sisi Tsabi>t bin Qais bin Syammas, kemudian ia memukulnya dan melukai sebagian tubuhnya. Lalu Habi>bah datang kepada Rasulullah saw. setelah shalat Subuh dan mengadu kepadanya. Maka Nabi> saw. memanggil Tsabi>t dan berkata "Ambillah sebagian hartanya dan ceraikan dia!" Kemudian Tsabi>t berkata; apakah hal tersebut boleh wahai Rasulullah? Beliau berkata "Ya." Kemudian ia berkata; sesungguhnya saya telah memberinya mahar dua kebun dan keduanya ada di tangannya. Nabi> saw. bersabda "Ambillah keduanya dan ceraikan dia!" kemudian Tsabi>t melakukan hal tersebut.

20. Mahar Masa Rasulullah saw.

ثـنا عبد الرمحن بن ثـنا داود بن قـيس أخبـرنا حممد بن عبد الله بن المبارك قال حد مهدي قال حدالله صلى الله عليه وسلم كان الصداق إذ كان فينا رسول يسار عن أيب هريـرة قال عن موسى بن

31عشرة أواق Artinya

Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Abdullah Al Mubarak, ia berkata; telah menceritakan kepada kami ’Abdurrahman bin Mahdi, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Da>ud bin Qais dari Mu>sa bin Yasar dari Abu> Hurairah, ia berkata; mahar disaat Rasulullah saw. berada diantara kami adalah sepuluh uqiyah.

Pada hadis yang lain juga dikeluarkan oleh Riwayat Ah}mad bin H}anbal yang

menjelaskan :

ثـنا وكيع عن سفيان عن حيىي بن سعيد عن حممد بن إبـراهيم التـيمي عن ابن أيب حدرد حدهرتـها قال مائـيت األسلمي أنه أتى النيب صلى الله عليه وسلم يستـفتيه يف مهر امرأة فـقال كم أم

ثـ ثـنا سفيان عن حيىي بن درهم فـقال لو كنتم تـغرفون من بطحان ما زدمت حد نا عبد الرزاق حدثـنا أبو حدرد األسلمي أن رجال جاء فذ 32كر مثـله سعيد عن حممد بن إبـراهيم التـيمي قال حد

30Abu>> Da>ud Sulaiman bin al-Asy’ats al-Azdi al-Sijistani, Sunan Abu>> Da>ud, Juz. III, bab talak, hadis ke 54, nomor 2228, h. 210. Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz VIII, nomor 15760, h. 300.

31Abu>> Abd al-Rahman Ahmad bin Syu’aib An-Nasa>’i, Sunan An-Nasa>’i, Juz. IV, bab nikah, hadis ke 153, nomor 3348, h. 36. Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz IV, nomor 8451, h. 267.

32 Abu>> Abdullah al-Syaibani, Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz II, nomor 15396, h. 419.

71

Page 83: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Artinya :

Telah menceritakan kepada kami Waki' dari Sufyan dari Yahya bin Sa'id dari Muhammad bin Ibrahim At-Taimi dari Ibnu> Abu Hadrah Al Aslami dia mendatangi Nabi Muhammad saw. untuk meminta fatwa tentang mahar wanita. Lalu beliau bersabda: "Berapa kamu memberinya mahar?" dia menjawab, dua ratus dirham. Maka (Rasulullah saw.) bersabda: "Seandainya kalian mengambilnya dari Bathhan maka kalian tidak akan menambahinya" telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Yahya bin Sa'id dari Muhammad bin Ibrahim At-Taimi berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Hadrah Al Aslami ada seorang laki-laki datang, lalu menyebut sama dengan di atas.

21. Mahar Dengan Kain

ثـنا جرير عن إمساعيل عن قـيس قال قال عبد اللهكنا ثـنا قـتـيبة بن سعيد حد نـغزو مع رسول حدص لنا أن الله صلى الله عليه وسلم وليس لنا شيء فـقلنا أال نستخصي فـنـهانا عن ذلك مث رخ

نايا أيـها الذين آمنوا ال حت رموا طيبات ما أحل الله لكم وال تـعتدوا نـنكح المرأة بالثـوب مث قـرأ عليـوقال أصبغ أخبـرين ابن وهب عن يونس بن يزيد عن ابن شهاب عن أيب { إن الله ال حيب المعتدين

قال قـلت يا رسول الله إين رجل شاب وأنا أخاف على نـفسي سلمة عن أيب هريـرة رضي الله عنه مثل ذلك العنت وال أجد ما أتـزوج به النساء فسكت عين مث قـلت مثل ذلك فسكت عين مث قـلت

ثل ذلك فـقال النيب صلى الله عليه وسلم يا أبا هريـرة جف القلم مبا أنت فسكت عين مث قـلت م 33الق فاختص على ذلك أو ذر

Artinya Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Jarir dari Isma'il dari Qais ia berkata; Abdullah berkata; Kami pernah berperang bersama-sama dengan Rasulullah saw. dan saat itu kami tak punya apa-apa. Kemudian kami pun berkata, "Apakah kami harus mengebiri?" Dan ternyata beliau pun melarang kami untuk melakukannya, lalu beliau memberikan rukhshah kepada kami, yakni menikahi wanita meskipun dengan mahar kain. Kemudian membacakan ayat "Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengharamkan sesuatu yang baik yang dihalalkan Allah untuk kalian dan janganlah kalian melampau batas, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang melampaui batas." (QS. Al-Maidah/5 : 87). Ashbagh berkata; Telah mengabarkan kepadaku Ibnu> Wahab dari Yunus bin Yazid dari Ibnu> Syihab dari Abu> Salamah dari Abu> Hurairah ra., ia berkata; Aku berkata, "Wahai Rasulullah, aku adalah seorang pemuda dan aku khawatir terhadap diriku bila terjerumus dalam kekejian, namun

33Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari>, S}ah}ih} al-Bukhari>, Juz VII, bab nikah, hadis ke 14, nomor 5076, h. 197. Jus VI, kitab tafsir, hadis ke 165, nomor 3615, h. 420. S}ah}ih} Musli<m, Juz. III, hadis ke 13, nomor 3243, h. 118. Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz II, nomor 3896, h. 476, nomor 3973, h. 489.

72

Page 84: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

aku tidak memiliki sesuatu untuk menikahi wanita." Beliau terdiam. Aku pun berkata lagi seperti itu , beliau masih terdiam. Aku pun mengulanginya kembali, maka Nabi> saw. bersabda "Wahai Abu> Hurairah, qalam telah mengering (takdir telah ditetapkan) atas semua yang harus kamu hadapi, bolehlah kamu mengebiri, atau silahkan tinggalkan".

22. Mahar Dengan Baju Besi

ثـنا إسحق بن ثـنا سعيد عن أيوب عن عكرمة عن ابن عباس حد ثـنا عبدة حد إمسعيل الطالقاين حدشيء ما عنديقاللما تـزوج علي فاطمة قال له رسول الله صلى الله عليه وسلم أعطها شيئا قال

34قال أين درعك احلطمية Artinya :

Telah menceritakan kepada kami Ish}aq bin Isma'il Ath Thalaqani, telah menceritakan kepada kami 'Abdah, telah menceritakan kepada kami Sa'id, dari Ayyub dari Ikrimah dari Ibnu> Abbas, ia berkata; tatkala Ali menikahi Fathimah, Rasulullah saw. berkata kepadanya "Berikan sesuatu kepadanya!" Ia berkata; aku tidak memiliki sesuatu. Beliau berkata "Dimanakah baju besimu luas dan berat itu ?

23. Hadis Mahar Ketika Saling Li’an

ثـنا علي بن عبد الل عت سعيد بن جبـري قال سألت ابن عمرعن حد ثـنا سفيان قال عمرو مس ه حدالله أحدكما حديث المتالعنـني فـقال قال النيب صلى الله عليه وسلم للمتالعنـني حسابكما على

ها قال مايل قال ال مال لك إن كنت صدقت عليـها فـهو مبا استحللت كاذب ال سبيل لك عليـها فذاك أبـعد لكقال سفيان حفظته من عمرو وقال أيوب مسعت من فـرجها وإن كنت كذبت عليـ

إصبـعيه عيد بن جبـري قال قـلت البن عمر رجل العن امرأته فـقال بإصبـعيه وفـرق سفيان بـني س ال الله يـعلم إن السبابة والوسطى فـرق النيب صلى الله عليه وسلم بـني أخوي بين العجالن وق

أحدكما كاذب فـهل منكما تائب ثالث مرات قال سفيان حفظته من عمرو وأيوب كما 35أخبـرتك

34Abu>> Da>ud Sulaiman bin al-Asy’ats al-Azdi al-Sijistani,Sunan Abu>> Da>ud, Juz. III, Bab Nikah, hadis ke 80-81, nomor 2125, 2126, h. 23. Sunan An-Nasa>’i, Juz. IV, kitab nikah, hadis ke 180, 181 nomor 3375 dan 3376, h. 76. Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz I, nomor 589, h. 95.

35Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari>, S}ah}ih} al-Bukhari>, Juz VII, Bab talak, hadis ke 61, nomor 5312, h. 200. hadis ke 95, nomor 5350, h. 227. S}ah}ih} Musli<m, Juz. III, kitab li’an, hadis ke 6, nomor 3557, h. 119. Sunan Abu>> Da>ud, Juz. III, kitab talak, nomor 2257, h. 46. Sunan An-Nasa>’i, Juz. IV, kitab nikah, hadis ke 88 nomor 3476, h. 55. Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz III, nomor 4449, h. 319.

73

Page 85: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Ali bin Abdullah Telah menceritakan kepada kami Sofyan Telah berkata Amru Aku mendengar Sa'id bin Zubair berkata; Aku pernah bertanya kepada Ibnu> Umar mengenai hadis Al Mutalaa'inain (suami-istri yang meli'an), maka ia pun menjawab; Nabi> saw. pernah bersabda kepada Al Mutalaa'inain (suami-istri yang meli'an) "Hisab kalian berdua terserah pada Allah. Salah seorang dari kalian berdua musti ada yang berdusta, maka tidak ada lagi jalan bagimu (suami) untuk kembali kepada istri." Laki-laki itu bertanya, "Lalu bagaimana dengan hartaku?." Beliau bersabda "Tidak ada harta lagi untukmu. Jika kamu telah memberi sesuatu, maka hal itu adalah mahar yang kamu gunakan untuk menghalalkan farjinya, namun jika kamu berdusta atasnya, maka hal itu tentu akan lebih jauh bagimu." Sofyan berkata; Aku menghafalnya dari Amru. Dan telah berkata Ayyub Aku mendengar Sa'id bin Zubair Ia berkata; Aku berkata kepada Ibnu> Umar, "Ada seorang laki-laki yang melaknat istrinya." Maka ia pun menjawab sambil memberi isyarat dengan kedua jarinya, Sofyan memisahkan antara kedua jarinya itu , yaitu jari telunjuk dan jari tengah. Ia melanjutkan; Nabi> saw. pernah memisahkan antara dua orang dari Bani Al 'Ajlan dan beliau bersabda "Sesungguhnya Allah mengetahui bahwa salah seorang dari kalian berdusta. Adakah salah seorang yang ingin bertaubat?" beliau mengulanginya hingga tiga kali. Sofyan berkata; Aku menghafalnya dari Amru dan Ayyub sebagaimana yang telah aku kabarkan kepadamu.

24. Sebutan Bagi Yang Tidak Memberikan Mahar

ثـنا هشيم أخبـرنا عبد احلميد بن جعفر عن ا ثين رجل من حد حلسن بن حممد األنصاري قال حدا النمر بن قاسط قال مسعت صهيب بن سنان حيدث قال قال رسول الله صلى الله عليه وس لم أمي

ها فـغرها بالله واستحل فـرجها بالباطل لقي رجل أصدق امرأة صداقا والله يـ علم أنه ال يريد أداءه إليـا رجل ادان من رجل ديـنا والله يـعلم أنه ال يريد أ غره بالله داءه إليه فـ الله يـوم يـلقاه وهو زان وأمي

36واستحل ماله بالباطل لقي الله عز وجل يـوم يـلقاه وهو سارق Artinya :

Telah menceritakan kepada kami Husyaim telah mengabarkan kepada kami Abdul Hamid bin Ja'far dari Al Hasan bin Muhammad Al Anshari ia berkata, telah menceritakan kepadaku seorang laki-laki dari Namr bin Qasith, ia berkata, saya mendengar Shuhaib bin Sinan menceritakan, ia berkata; Rasulullah saw. bersabda: "Siapa saja laki-laki yang memberikan mahar kepada seorang wanita, sedangkan Allah mengetahui bahwa ia (bermaksud) tidak akan menyerahkannya sehingga ia meniupnya dengan nama Allah dan menghalalkan kemaluannya dengan batil, maka laki-laki itu akan menjumpai Allah kelak pada hari kiamat sebagai orang yang berzina. Dan siapa saja laki-laki yang berhutang dari seseorang, sedang Allah mengetahui bahwa ia tidak bermaksud untuk melunasinya dan ia meniupnya dengan nama Allah dan menggalalkan hartanya dengan batil, maka ia akan menemui Allah sebagai seorang pencuri."

36 Abu>> Abdullah al-Syaibani, Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz, VIII, nomor 18545, h. 227.

74

Page 86: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

C. Kualitas Hadis

1. Kritik Sanad (Naqd al-Sanad)

Hadis-hadis tersebut diklasifikasi kepada beberapa kelompok masalah. Itu berarti

bahwa sanad hadis yang akan diteliti berjumlah banyak. Oleh karena itu, dalam kegiatan

kritik sanad, setiap kelompok dipilih satu jalur sanad untuk diteliti secara cermat. Dalam

kritik sanad dilakukan terhadap hadis yang bukan sanad-sanad Bukhari> dan Musli>m.

Kecuali bila ternyata sanad-sanad lainnya berkualitas d}a’i>f, maka alternatif terakhir

barulah diteliti sanad Bukhari> dan Musli>m. Pada sisi lain, kritik sanad dimulai dari

periwayat terakhir (mukharrij al-hadis), diikutip pada periwayat sebelumnya dan

seterusnya sampai periwayat pertama atau sanad terakhir. Berikut ini dikemukakan

kualitas sanad hadis-hadis mahar berdasarkan klasifikasi masalah sebagai berikut :

a. Hadis Anjuran Untuk Memudahkan Mahar

Hadis-hadis yang terkait dengan masalah tersebut terdapat 4 riwayat dengan

matan yang berbeda dari satu mukharrij, yaitu imam Ah}mad bin H}anbal, untuk

memperjelas dan mempermudah proses kegiatan i’tibar maka dibuatkan skema

sebagaimana yang dapat dilihat pada skema skema pertama berikut ini.

75

Page 87: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Skema hadis I

Skema hadis II :

أن

عن

عن

عن

عن

عن عن

حدثـنا حدثـنا

حدثـنا دثـنا

ن المرأة تـيسري خطبتها وتـيسري صداقها وتـيسري رمحها رسول الله:

هيم بن إسحاق

ابن هليعة

يبة بن سعيد

أمحد بن حنبل

عائشة

عروة

سليم

صفوان

سامة بن زيد

ابن مبارك

أن

ن ع

ن ع

ين ر بـ خ أ

دثـنا أخبـرنا

حدثـنا دثـنا

اد بن سلمة

يزيد عفان

أمحد بن حنبل

عائشة

سم بن حممد

ابن سخبـرة

رسول الله : عظم النساء بـركة أيسرهن مئونة

76

Page 88: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Pada skema tersebut tercantum jalur seluruh sanad, nama-nama periwayat dan

sig}at tahammul yang menghubungkan antara periwayat yang satu dengan periwayat

yang lain yang terdekat atau metode periwayatan yang digunakan oleh masing-masing

periwayat. Dalam pada itu, tampak ada satu sahabat yang berfungsi sebagai periwayat

tingkat pertama hadis tersebut, yakni ’Aisyah binti>> Abu> Bakar. Demikian pula pada

tingkat kedua, ketiga dan keempat. Pada tingkat selanjutnya baru berbilang. dengan

begitu ,hadis yang bersangkutan termasuk hadis ah}ad, yang perlu diteliti

keorisinalannya berasal dari Nabi> ataukah tidak. Adapun lambang atau sig}at tahammul

yang digunakan oleh masing-masing periwayat dalam beberapa sanad tersebut ialah

ثـنا أخبـرنا حد .أن dan عن ,أخبـرين ,Sanad yang dipilih untuk diteliti langsung dalam klasifikasi pertama adalah

melalui jalur Ibrahi>m bin Ish}aq. Urutan periwayat yang tergabung dalam rangkaian

sanad dimaksud adalah :

Urutan Nama Periwayat Urutan Periwayat Urutan Sanad

1. ‘Aisyah binti> Abu> Bakar Periwayat I Sanad VI

2. ‘Urwah bin Zubair Periwayat II Sanad V

3. S>}afwan bin Sulaim Periwayat III Sanad IV

4. ‘Usamah bin Zaid Periwayat IV Sanad III

5. Abdullah bin Mubarak Periwayat V Sanad II

6. Ibrahi>m bin Ish}aq Periwayat VI Sanad I

7. Ah}mad bin H}anbal Periwayat VII Mukharrij

Untuk mendapatkan hasil lengkap tentang ketersambungan sanad hadis ini

maka penulis dalam hal ini membuat sebuah matriks agar dapat lebih mudah untuk

dipahami seperti pada tabel 1 berikut ini :

77

Page 89: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

No Nama Guru/Murid Tahamm

ul wa’ada Komentar Kritikus Hadis Status

1

Ah>mad ibn Hanbal.37 (241 H)

Guru : Abu> Nu’aim Qutaibah, Ibrahi>m bin Ish}aq حدثـنا Al-Qattan tsiqah, Syafi’i

zuhud, ahli hadis

Terpuji, dipercaya

dan Muttas}il

2.

Ibrahi>m bin Ish}aq38 (215

H.)

Guru: Abdullah bin Mubarak, Imam Ma>lik, Murid : Ah}mad bin H}anbal,

H}usai>n bin Muhammad حدثـنا

Abu> Hatim dan ibn Hajar s}adu>q, Yah}ya bin Ma'in dan

Ibnu> Ish}aq tsiqa>h, Adz-Dzahabi> tsabat murji'ah

Dipercaya dan

Muttas}il

3

Abdullah bin Mubarak39 (181 H.)

Guru: Ibrahi>m bin Abi> Ablh, H}alid bin Dinar, ‘Usamah bin Zaid. Murid : Ibrahim bin Ishak, Sofyan bin Sa‘id

عن Ah}mad bin H}anbal h}af>idz,

Ibnu>l Madini tsiqah, Yah}ya bin Ma'in tsiqa>h tsabat, Abu> Hatim tsiqah imam, Ibnu> Sa’ad tsiqah

ma’mun. Muttas}il

4

‘Usamah bin Zaid40 (153

H.)

Guru : al-Zuhri>, Nafi’, 'At}a' bin Abi> Rabah, Tidak di temukan nama

S>}afwan bin Sulaim. Mur#id 'Abdullah bin Mubarak, Sofyan bin

Sa‘id Ath-Thawri, 'Abdullah bin Wahab

عن

Yah}ya bin Ma'in tsiqah s}ali>h, An-Nasa>‘i laisa bi> qowi, al-‘Ajli tsiqah, Ibnu> Hibban

disebutkan dalam 'ats-tsiqa>t, Ibnu> Hajar ‘Asqalani s}adu>q

yuham.

Muttas}il41

5

S>}afwan bin Sulaim42 (132

H.)

Guru : Ibnu> ’Umar, Anas bin Ma>lik, Abu > ’Umamah bin Suh}ail ‘Urwah bin

Zubair Murid :

Zaid bin Aslam, Muhammad bin al-Munkdar bin 'Abdullah, Mu>sa bin

'Uqba, tidak ditemukan nama usamah bin zaid

عن

Ibnu> Sa’ad tsiqah ahli ibadah, Ibnu> Uyainah tsiqah, Ah}mad bin H}anbal tsiqah, al-‘Ajli

tsiqah, An-Nasa>‘i tsiqah, Abu> Hatim tsiqah, Ya'kub bin

Syaibah tsiqah tsabat, al-‘Ajli s}alih, Ibnu> Hibban disebutkan

dalam 'ats-tsiqa>t, Ibnu> Hajar Al Atsqalani tsiqah ahli ibadah, tertuduh beraliran qadariyah, Adz-Dzahabi> tsiqah h}ujjah.

Muttas}il

6

‘Urwah bin Zubair43 (93

H.)

Guru : Ibnu> al-Zubair, 'Aisyah binti> Abi> Bakar, Ali Ibnu> Abi> T}alib.

Murid : Yah}ya bin 'Urwah, Tidak ditemukan nama Safyan bin Sulaim.

عن Al-'Ajli tsiqah, Ibnu> Hajar

tsiqah, Ibnu> Hibban disebutkan dalam 'ats tsiqat'

Muttas}il

7

‘Aisyah binti> Abu> Bakar44

(58 H.)

Guru : Rasulullah saw.

‘<Sahabat Marfu قال

37Yûsuf bin Al-Zakî Abd al-Rahman al-Mizî, Tahdzib al-Kamal Juz XXII (Beirut: Mu‟asasat al-Risaalah, t.t PDF ), h. 153, Jalal al-Din Abd al-Rahman bin Abi Bakr al-Suyutiy, Tabaqat al-Huffaz (Beirut: Da>r al-Kutub al-Ilmiyyah, 1403 H/ 1983 M), h. 189 dan 191.

38Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir (Jus I; Beirut: Da>rul Kutub Ilmiah, 2001) , h. 878. Ibn H}ajar al-Asqalaniy, Tahdzib al- Tahdzib, Juz I ( Cet. I; Beirut: Da>r al-Fikr, 1994), h. 178.

39Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus V, nomor 6749, h. Ibn H}ajar al-Asqalaniy, Tahdzib al- Tahdzib, Juz I, h. 62.

40Ibn H}ajar al-Asqalaniy, Tahdzib al- Tahdzib, Juz I, nomor 392, h. 231. al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus II, nomor 1560., h. 534.

41 Hidup dalam satu masa dan kota yang sama yaitu Madinah, yang memungkinkan mereka pernah bertemu

42Ibn H}ajar al-Asqalaniy, Tahdzib al- Tahdzib, Juz VII, nomor 6352, h. 170. 43Ibn H}ajar al-Asqalaniy, Tahdzib al- Tahdzib, Juz VII, nomor 6352, h. 649. Abu>> Abdillah

Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus VII, nomor 9476, h. 248. 44Ibn H}ajar al-Asqalaniy, Tahdzib al- Tahdzib. Juz VII, Jus XII, nomor 13840, h. 431

78

Page 90: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Setelah meneliti sanad periwayatan Ah}mad bin H}anbal melalui jalur Ibrahi>m

bin Ish}aq, ternyata seluruh periwayatnya dalam keadaan Muttas}il, karena masih ada

hubungan guru dan Murid diantara mereka, kemudian hidup dalam satu masa dan kota

yang sama yang memungkinkan mereka pernah bertemu, sanadnya bersifat adil, namun

salah satu periwayat yang bernama ’Usamah bin Zaid kurang d}abi>t. dengan demikian,

hadis yang diteliti telah memenuhi unsur-unsur kaidah kes}ah}ih}an sanad, sehingga

dapat dinyatakan bahwa sanad hadis yang bersangkutan berkualitas h}asan.

Sedangkan pada hadis kedua dinyatakan bahwa hadis ini semuanya melalui Isa

bin Maimun, yang dikenal oleh para kritikus hadis seperti Abu Hatim menyatakan

matrukul hadis, Bukhari mungkarul hadis, maka dinyatakan bahwa hadis ini adalah

d}a’i>f.45

b. Memberi Mahar Yang Pantas

Hadis-hadis yang diperoleh pada masalah ini ada 12 jalur periwayat dari empat

mukharrij. yaitu imam Bukhari>>, Musli>m, Abu> Da>ud dan An-Nasa>’i. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat skema seluruh sanad pada skema berikut ini :

45Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus VI, nomor 8852, h. 59. Syibah Al-Din Ahmad Ibn H}ajar,Taqrib Al-Tahzib, (Beirut: Da>r Al-Ma’arif, tt), h. 441.

79

Page 91: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Garis tebal pada skema di atas adalah jalur yang diteliti. Untuk itu terlihat pada

skema tampak bahwa ‘Aisyah adalah penjelas dari pertanyaan ’Urwah jadi dapat

disimpulkan bahwa hadis ini adalah bersifat mawqu>f, pada periwayat pertama ’Urwah

bin Az Zubair tidak memiliki pendukung berupa syahid. Demikian pula dengan Ibnu>

Syihab adalah satu-satunya periwayat kedua, sehingga disini pun tidak ditemukan

periwayat yang berstatus mutabi>’, pada periwayat ketiga terdapat pengkukung berupa

mutabi>’ dan tercatat ada enam orang yang meriwayatkan. Itu berarti bahwa hadis yang

bersangkutan adalah hadis ah}ad. Pada sisi lain, sig}at tahammul yang digunakan oleh

masing-masing periwayat meliputi ثـنا أخبـرين ,حد .أنه dan أخبـرين , عن ,Sanad yang dipilih untuk diteliti langsung dalam klasifikasi ini adalah sanad

Abu> Da>ud melalui jalur Ah}mad bin H}anbal.

يونس بن يزيد صالح بن كيسان شعيب عقيل صالح

عن أخبـرنا عن أخبـرين عن

أبو اليمانحسان بن إبـراهيمإبـراهيم بن سعد الليث ابن وهب أيب

مسعحدثـنا حدثـنا أخبـرنا حدثـنا حدثـنا عن

عبد العزيز علي أبو الطاهرحيىي بن بكري يـعقوب بن إبـراهيمحرملة بن حيىي أمحد بن عمر يونس يمان بن داود

عن

احلسن احللواين عبد بن محيد

حدثـنا حدثين حدثين حدثـنا حدثـنا خبـرنا

البخاري أبي داودالنسائي

عن

أخبـرين

ابن شهاب

عروة بن الزبـري

أنه

مسلم

عائشة: لت يا ابن أخيت هذه اليتيمة تكون يف حجر وليـها

80

Page 92: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Urutan Nama Periwayat Urutan Periwayat Urutan Sanad

1. ‘Aisyah binti> Abi> Bakar Periwayat I Sanad VI

2. Urwah bin Az Zubair Periwayat II Sanad V

3. Muhammad bin Musli>m Periwayat III Sanad IV

4. Yunus bin Yazid Periwayat IV Sanad III

5. Abdullah bin Wahab Periwayat V Sanad II

6. Ah}mad bin Amr Periwayat VI Sanad I

7. Abu> Da>ud Periwayat VII Mukharrij

Data dan ketersambunagn sanad dapat dilihat pada tabel ke 2 seperti berikut

ini :

81

Page 93: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

No Nama Guru/Murid Tahammul wa’ada Komentar Kritikus Hadis Status

1 Abū Dāwud46 w. 275 H/ 889

M

Guru :Muhammad Ibnu> Salamat, Ahmad bin Amr حدثـنا

Ibnu> Hibban Ŝiqah, Mu>sa Ibnu> Harun zuhud, ahli

hadis

Terpuji, dipercaya

dan Muttas}il

2. Ah}mad bin 'Amr bin al-Sarh47 (250

H.)

Guru :'Abdullah bin Wahab, Imam Shafi’i>, Walid bin Musli>m al-

Qurais Murid :Imam Musli>m, Imam

Nasa>’i, Ibnu> Ma>jah, Abu> da>wud

حدثـناAbu> Hatim menyatakan

bahwa dia itu la ba’sa bih, An-Nasa>‘i tsiqah, Ibnu> Hajar ‘Asqalani tsiqah.

Muttas}il

3 Abdullah bin Wahab48 (197

H.)

Guru :'Ayyad bin 'Abdullah, ‘Abdurrah}man bin Sha>rih, Imam

Ma>lik, Yunus bin Yazid Murid : Ahmad bin ‘Abdurrah}man, al-Laith bin Sa’ad, ‘Abdurrah}man

bin Mahdi, Ah}mad bin Amr

أخبـرين

Yah}ya bin Ma'in tsiqah, al-‘Ajli tsiqah, An-Nasa>‘i la ba’sa bih, Ibnu> Hajar

tsiqah h}afidz, Adz-Dzahabi> salah satu ahli

ilmu

Muttas}il

4 Yunus bin

Yazid49 (159 H.)

Guru :al-Zuhri>, Nafi’, Hisham bin 'Urwa Muhammad bin Musli>m

Murid : al-Laits bin Sa'ad, ‘Abdurrah}man bin 'Amr al-Awza'i,

Sulaiman bin Bilal al-Taymi

عن

Al-‘Ajli tsiqah, An-Nasa>‘i tsiqah, Ya'kub bin Syaibah s}alihul hadis, Abu> Zur'ah la ba’sa bih, Ibnu> Kharasy

s}adu>q, Ibnu> Hibban disebutkan dalam 'ats-

tsiqa>t, Ibnu> Hajar ‘Asqalani tsiqah, Adz-

Dzahabi> tsiqah.

Muttas}il

5 Muhammad

bin Musli>m50 (124 H)

Guru : 'Ubaid bin al-Sabaq, 'Urwa Ibnu> al-Zubair,

Murid : 'Umar bin ‘Abdul-‘Aziz, 'Amr bin Dinar, Yunus bin Yazid

أخبـرين Ibnu> Hajar ‘Asqalani faqih

h}afidz mutqin, Adz-Dzahabi> seorang tokoh. Muttas}il

6 ‘Urwah bin Zubair51 (93

H.)

Guru : ‘Abdullah Ibnu> al-Zubair, Asma’ binti> Abi> Bakar, ‘Aisyah

binti> Abu> Bakar Murid : Hisham bin 'Urwa,

'Abdullah bin 'Urwa, al Zuhri

Ibnu> Hajar dan ibn Hibban أخبـرين Tsiqah Muttas}il

7 ‘Aisyah binti> Abu> Bakar52

(58 H.) Rasulullah saw. قال Sahabat Marfu>‘

46Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al-Tahdzib. Jus IV, nomor 3298, h. 153-156. 47Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus I, nomor 112, h. 244. 48Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir, Jus V, nomor 6780, h. 40 Ibn

H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus VI, nomor 5141, h. 176. Ibn H}ajar, Taqrib Al-Tahzib. Nomor 3694, h. 328.

49Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir, Jus VIII, nomor 12834, h. 512. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus XI, nomor 10770, h. 480. Taqrib Al-Tahzib. Nomor 7919, h. 614.

50Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir, Jus I, nomor 693, h. 312. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus IX, nomor 8734, h. 570.

51Ibn H}ajar al-Asqalaniy, Tahdzib al- Tahdzib, Juz VII, nomor 6352, h. 649. Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus VII, nomor 9476, h. 248.

52Ibn H}ajar al-Asqalaniy, Tahdzib al- Tahdzib. Juz VII, Jus XII, nomor 13840, h. 431

82

Page 94: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Setelah meneliti para periwayat pada rangkaian sanad Abu> Da>ud melalui jalur

Ah}mad bin H}anbal dapat diketahui bahwa hadis ini mawqu>f kepada Aisyah ra. dan

sanadnya Muttas}il dari awal sampai akhir sanad, ternyata seluruh periwayatnya

bersifat adil dan dhabi>t (siqat), terhindar dari sya>z dan illah. Selain itu dikuatkan

dengan periwayatan imam Bukhari>> dan Musli>m, maka dengan demikian hadis yang

diteliti telah memenuhi unsur-unsur kaidah kes}ah}ih}an sanad, sehingga dapat

dinyatakan bahwa sanad hadis yang bersangkutan berkualitas s}ah}ih}.

c. Menikah Tanpa Mahar (Nikah syighar)

Hadis-hadis yang terkait dengan masalah tersebut terdapat 15 riwayat dari 9

mukharrij, yaitu Bukhari>>, Musli>m, Abu> Da>ud, T}urmuz\i>>, An-Nasa>’i, Ibnu> Ma>jah,

Ah}mad bin H}anbal, Imam Ma>lik dan Ad-Da>rimi>. Untuk memperjelas dan

mempermudah proses kegiatan i’tibar maka dibuatkan skema sebagaimana yang

dapat dilihat pada skema berikut ini :

83

Page 95: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Pada skema tersebut tercantum jalur seluruh sanad, nama-nama periwayat dan

sig}at tahammul yang menghubungkan antara periwayat yang satu dengan periwayat

yang lain yang terdekat atau metode periwayatan yang digunakan oleh masing-masing

periwayat. Jika diamati maka akan tampak satu sahabat yang berfungsi sebagai

periwayat tingkat pertama hadis tersebut, yakni Ibnu> Umar. Demikian pula pada

tingkat kedua, pada tingkat ke ketiga barulah terdapat mutabi>’ yang saling

menjelaskan hadis tersebut. yaitu Ma>lik dan Ubaidillah, begitu pun riwayat ke empat

sampai yang terakhir terdapat banyak mutabi>’ yang meriwayatkan hadis yang sama.

Maka dapat disimpulkan bahwa hadis ini termasuk hadis ah}ad, adapun lambang atau

sig}at tahammul yang digunakan oleh masing-masing periwayat dalam beberapa sanad

tersebut ialah ثـنا ثـنا ,حد حد , عن ثين .أن dan عن ,حدSanad yang dipilih untuk diteliti langsung dalam klasifikasi pertama adalah

melalui jalur Mu>saddad bin Musrihad. Urutan periwayat yang tergabung dalam

rangkaian sanad dimaksud adalah :

Urutan Nama Periwayat Urutan Periwayat Urutan Sanad

1. Umar bin Khat}t}ab Periwayat I Sanad V

2. Nafi' maula Ibnu> 'Umar Periwayat II Sanad IV

3. Ubaidullah bin 'Umar Periwayat III Sanad III

4. Yahya bin Sa'id Periwayat IV Sanad II

5. Mu>saddad bin Musrihad Periwayat V Sanad I

6. Abu> Da>ud Periwayat VI Mukharrij

85

Page 96: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Tabel 3

No Nama Guru/Murid Tahammul wa’ada Komentar Kritikus Hadis Status

1 Abū

Dāwud53 w. 275 H/ 889

M

Guru: Mu>saddad bin Musrihad حدثـنا

Ibnu> Hibban Ŝiqah, Mu>sa Ibnu> Harun zuhud, ahli

hadis

Terpuji, dipercaya

dan Muttas}il

2. Mu>saddad

bin Musrihad 54(228 H)

Guru : Yahya bin Sa'id, Yazid bin Zari', 'Isa bin Yunus bin Abi> Ish}aq.

Murid :Abu> Da>ud, Ibnu> Ma>jah

حدثـنا

Yah}ya bin Ma'in s}adu>q, Ah}mad bin H}anbal s}adu>q, An-Nasa>‘i tsiqah, al-‘Ajli tsiqah, Abu> Hatim tsiqah,

Ibnu> Hibban disebutkan dalam 'ats-tsiqa>t.

Muttas}il

3 Yahya bin Sa'id,55 (198

H)

Guru :, Hisyam bin 'Urwa, 'Ikrimah bin 'Ammar’, Ubaidullah bin 'Umar

Murid :'Amr bin ‘Ali> bin Bahr al-Bahli, Masadad bin

Musrihad

عن

An-Nasa>‘i tsiqah tsabat, Abu> Zur'ah tsiqoh h}afidz, Abu> Hatim tsiqah h}afidz,

al-‘Ajli tsiqah, Ibnu> Sa’ad tsiqah mamun, Ibnu> Hajar ‘Asqalani tsiqah mutqin,

Adz-Dzahabi> h}afidz kabi>r.

Muttas}il

4 ’Ubaidillah bin 'Umar,56

(140 H.)

Guru :Abu> Bakar bin Salim bin Abdullah bin 'Umar,

'Umar bin Nafi', Nafi' Murid : Abdullah bin 'Umar bin Hafs bin 'Asim, Hami>d

bin Abi> Hami>d

حدثين

Ibnu> Hajar tsiqah tsabat, Adz-Dzahabi> tsiqah,

Yah}ya bin Ma'in tsiqah, Abu> Hatim tsiqah, Abu>

Zur'ah tsiqah, An-Nasa>‘i tsiqah tsabat.

Muttas}il

5 Nafi' maula

Ibnu> 'Umar,57 (117 H.)

Guru : Ibnu> Abbas, Ibnu> Umar, 'Aisah binti> Abi> Bakar

‘Abdullah bin 'Umar Murid :Sa’ad bin Ibrahi>m, 'Abdullah bin Sa'id bin Abi>

Hindi>, 'Ubaidullah bin 'Umar

عن Yah}ya bin Ma'in tsiqah, al-‘Ajli tsiqah, An-Nasa>‘i

tsiqah, Ibnu> Kharasi tsiqah.

Muttas}il

6 Abdullah bin 'Umar,58 (74

H) Nabi Muhammad saw. أن Tsiqah Marfu>‘

Setelah meneliti para periwayat pada rangkaian sanad Abu> Da>ud melalui jalur

Mu>saddad bin Musrihad dapat diketahui bahwa hadis ini marfu> kepada Rasulullah saw.

53Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al-Tahdzib. Jus IV, nomor 3298, h. 153-156. 54Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus VIII, nomor 11547, h. 166.

Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus X, nomor 9203, h. 572. Taqrib al- Tahdzib. Nomor 6598, h. 528.

55Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus XI, nomor 10359, h. 472.Taqrib al- Tahdzib, nomor 7557, h. 591.

56Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus VII, nomor 6071, h. 95. 57Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir . Jus VIII, nomor 11608, h. 258.

Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus X, nomor 9743, h. 490. Taqrib al- Tahdzib. nomor 3490, h. 315.

58Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al-Tahdzib. Jus X, nomor 8761, h. 411. Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus V, nomor 6074, h. 513.

86

Page 97: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

dan sanadnya Muttas}il dari awal sampai akhir sanad, ternyata seluruh periwayatnya

bersifat adil dan dhabi>t (siqat), terhindar dari sya>z dan illah. Selain itu dikuatkan

dengan periwayatan imam Bukhari >>dan Musli>m, maka dengan demikian hadis yang

diteliti telah memenuhi unsur-unsur kaidah kes}ah}ih}an sanad, sehingga dapat

dinyatakan bahwa sanad hadis yang bersangkutan berkualitas s}ah}ih}.

d. Mahar Yang Belum Sempat Terbayar

Hadis-hadis yang terkait dengan masalah tersebut terdapat 29 riwayat dari

enam mukharrij, yaitu Abu> Da>ud, T}urmuz\i>>, An-Nasa>‘i, Ad-Da>rimi>, Ibnu> Ma>jah,

Ah}mad bin H}anbal. Untuk memperjelas dan mempermudah proses kegiatan i’tibar

maka dibuatkan skema sebagaimana yang dapat dilihat pada skema berikut ini :

أن أن قالعقبة بن عامر

فـقال عن فقالعن

عبد الله بن عتبة األسود

عن عن عن عن عنخالس أيب حسان

عن عن عن عن عنداود زيد

عن عن عن عن عن عنأيب عبد الرحيم زائدة بن قدامة علي بن مسهر هشام

أخبـرنا حدثـنا عن حدثـنا حدثـنا أخبـرنا حدثـنا حدثـنا حدثـنا حدثـنا عن

عبد الرمحن يزيد بن هارون ابن مهدي عبد الرزاق حممد بن سلمة زيد بن احلباب أبو سعيد علي بن حجر حممد بن يوسف أبو داود حيىي بن سعيد بد الملك

حدثـنا أخبـرنا حدثـنا حدثـنا حدثـنا حدثـنا

عثمان احلسن بن علي أبو األصبغ حممود بن غيالن عبد الله بن حممد إسحق بن منصور أبو بكر

حدثـناحدثنا حدثنا حممد بن حيىي حممد بن المثـىن عمر بن اخلطاب أخبـرنا حدثنا

النسائي الدارمي

يزيد بن زريع

عبـيد الله بن عمر

رسول الله: قضى به يف بروع بنت واشق….

قـتادة

سعيد

عبد الله بن مسعود اجلراح

سفيان

معقل بن سنان

إبـراهيم

مسروق

منصور

الشعيبيزيد بن أيب حبيب

فراس

علقمة مرثد

ابن ماجة الترمذي أبي داودأحمد بن حنبل

87

Page 98: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Pada skema tersebut tampak ada empat sahabat yang berfungsi sebagai

periwayat tingkat pertama hadis tersebut, yang berarti terdapat syahid yakni Ma’qil

bin Sinan, Abdullah bin Mas’ud, al-Jarrah, ’Uqbah bin ’Amir. Demikian pula pada

tingkat kedua terdapat lima periwayat sebagai mutabi>, begitu pula sampai mukharrij.

Maka dapat disimpulkan bahwa hadis yang bersangkutan termasuk hadis masyhur,

adapun lambang atau sig}at tahammul yang digunakan oleh masing-masing periwayat

dalam beberapa sanad tersebut ialah ثـنا عن ,أخبـرنا .أن dan حدSanad yang dipilih untuk diteliti langsung dalam klasifikasi pertama adalah

melalui jalur Abdullah bin Muhammad. Urutan periwayat yang tergabung dalam

rangkaian sanad dimaksud adalah :

Urutan Nama Periwayat Urutan Periwayat Urutan Sanad

1. Abdullah bin Mas'ud Periwayat I Sanad VII

2. Alqamah bin Qais Periwayat II Sanad VI

3. Ibrahi>m bin Yazid bin Qais Periwayat III Sanad V

4. Manshur bin Al Mu'tamir Periwayat IV Sanad IV

5. Za'idah bin Qudamah Periwayat V Sanad III

6. ’Abdurrahman bin 'Abdullah Periwayat VI Sanad II

7. Abdullah bin Muhammad Periwayat VII Sanad I

8. An-Nasa>’i Periwayat VIII Mukharrij

Untuk melihat lebih jelasnya tentang ketersambungan sanad dapat dilihat pada

tabel ke 4 berikut ini :

88

Page 99: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

No Nama Guru/Murid Tahamm

ul wa’ada Komentar Kritikus Hadis Status

1 An-Nasa>‘i59 (215-303 H)

Guru : Qutaibahh Ibnu> Sa’id Muhammad Ibnu> Abdi al-Aziz,

Abdullah bin Muhammad Mansur al-Faqih tsiqah, Ah}mad bin حدثـنا

H}anbal ahli hadis

Terpuji, dipercaya

dan Muttas}il

2. Abdullah bin Muhammad60

(256 H.)

Guru : Sofyan bin ‘Uyainah, 'Abdul Wahab bin 'Abdul Maji>d al-Thaqaf, Abu> 'Amir al-'Aqdi’, Abdurrah}man bin 'Abdullah. Murid Ibnu> Maja, Imam Musli>m, Abu> Da>ud, Imam

Tirmidhi, Imam Nasa>’i

عن Abu> Hatim s}adu>q, An-Nasa>‘i tsiqah, Daruqutni tsiqah, Ibnu> Hibban disebutkan dalam 'ats-

tsiqa>t, Ibnu> Hajar s}adu>q.

Muttas}il

3 ’Abdurrah}ma

n bin 'Abdullah,61

(197 H.)

Guru : Sah}ir bin Jawrih, Abu> Aban bin Yazid al-Tar, Za'idah bin Qudamah Murid : Ah}mad bin

H}anbal, ‘Ali> bin Muhammad bin Ish}aq, Abdullah bin Muhammad

عن

Ah}mad bin H}anbal bin tsiqah, Yah}ya bin Ma'in tsiqah, Ath

Thabrani tsiqah, Ad-Daruqutni tsiqah, Al-Baghawi tsiqah, Ibnu> Syahin disebutkan dalam 'ats-

tsiqa>t, Ibnu> Hajar ‘Asqalani "s}uduq, terdapat kesalahan"Adz-Dzahabi>

tsiqoh h}afidz.

Muttas}il

4 Za'idah bin Qudamah,62

(161 H.)

Guru : Sulaiman bin Tarkhan al-Taimi, Mansur bin Muta’mir. Murid :'Abdullah bin Mubarrak, Hammad

bin ’Usamah, Abdurahman bin Abdullah

عن Abu> Zur'ah s}adu>q, Abu> Hatim tsiqah, An-Nasa>‘i tsiqah, Ibnu>

Hajar ‘Asqalani tsiqah tsabat, Adz-Dzahabi> tsiqah hujjah, Adz-

Dzahabi> h}afidz. Muttas}il

5 Manshur bin

Al-Mu'tamir, 63

(96 H.)

Guru : Zaid bin Wahabal-Juhani>, Ibrahi>m al-Nakha'i Ibrahi>m bin Yazid

Murid : Za'ida bin Qadama al-Tsaqifi, Zuhair bin Mua'wiyah

عن al-‘Ajli tsiqah tsabat, Ibnu> Hajar

‘Asqalani tsiqah tsabat, Abu> Hatim tsiqah, Ibnu> Sa’ad tsiqah ma’mun. Muttas}il

6 Ibrahi>m bin Yazid,64

Guru : 'Abdullah bin Sakhbara al-Azdi, Hamam bin al-Harits Alqamah Murid : Sulaiman al-A'mash, Mansur

bin al-Ma'tamar

Ibnu> Hibban 'ats-tsiqa>t Muttas}il عن

7 Alqamah bin Qais,65 (62

H>.)

Guru : Umar Ibnu> al-Khat}t}ab, ‘Utsman Ibnu>‘Affa>n, Ali Ibnu> Abi>

T}alib Abdullah bin Mas’ud Murid : Ibrahi>m bin Yazid, Ibrahi>m bin

Suwayd al-Nkh'y, 'Amir al-Sha'bi

Yah}ya bin Ma'in tsiqah, Ibnu> Hajar عن tsiqah tsabat. Muttas}il

8 Abdullah bin Mas'ud,66( 32

H.) Nabi Muhammad saw. أن Sahabat Marfu>‘

59 al-Mizziy, Tahzib al-Kamal. Jus I, h. 152-153. 60Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus VI, nomor 5016, h. 375. Taqrib al- Tahdzib.

nomor 3589, h. 321. 61Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus V, nomor 7071, h. 109. Ibn

H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus VI, nomor 5429, h. 47. Lisan al-Miza>n. Jus VII (Nomor 13163. Beirut: Da>r Al-Fikr, tt) h. 324.

62Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus III, nomor 4335, h. 51. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus III, nomor 2571, h. 70.

63Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus VII, nomor 10829, h. 197. 64Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus I, nomor 1052, h. 259. 65Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus VII, nomor 13400, h. 402.

Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus VIII, nomor 14112, h. 70. 66Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus V, nomor 6073, h. 46.

89

Page 100: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Setelah meneliti para periwayat pada rangkaian sanad An-Nasa>’i dapat

diketahui bahwa hadis ini marfu> kepada Rasulullah saw. lewat Ma’qil bin Sinan,

sedangkan jika melalui Ibnu> Mas’ud maka itu bersifat Mawqu>f karena ini adalah

ijtihadnya Ibnu> mas’ud yang kemudian dibenarkan oleh Ma’qil bin Sinan dan sanadnya

Muttas}il dari awal sampai akhir sanad, mayoritas kritikus hadis tidak menyebutkan

akan adanya periwayat yang bermasalah, rata-rata periwayatnya adalah tsiqah dan

s}aduq oleh karena itu, dapat dikatakan kualitas sanad hadis ini s}ah}ih}.

Untuk hadis ke dua yang diriwayatkan oleh Ah}mad bin H}anbal penulis meneliti

sanadnya dan menyimpulkan ternyata hadis ini berstatus h}asan. Dari keseluruhan

periwayatnya adalah berstatus tsiqah. Hanya satu orang yang dinyatakan tidak d}a>bit

oleh Ibnu> H}ajar yaitu ‘Abdurrah}man bin 'Abdullah bin 'Ubaid.

e. Mahar Istri-Istri Rasul

Hadis-hadis yang terkait dengan masalah tersebut terdapat lima riwayat dari

empat mukharrij, yaitu imam Musli>m, Abu> Da>ud, Ibnu> Ma>jah dan Ad-Da>rimi>, untuk

memperjelas dan mempermudah proses kegiatan i’tibar maka dibuatkan skema

sebagaimana yang dapat dilihat pada skema berikut ini :

90

Page 101: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Pada skema di atas tampak ada satu sahabat yang berfungsi sebagai periwayat

tingkat pertama hadis tersebut, yakni ‘Aisyah. Selain itu bahwa hadis yang diteliti

tidak ditemukan periwayat yang berstatus pendukung (corroboration) berupa syahid,

begitu pula pada tingkat ke dua sampai ke lima tidak ditemukan pendukung berupa

mutabi>’. dengan begitu, hadis yang bersangkutan termasuk hadis ah}ad, yang perlu

diteliti. Adapun lambang atau sig}at tahammul yang digunakan oleh masing-masing

periwayat dalam beberapa sanad tersebut ialah ثـنا أخبـرنا ثين ,حد .قال dan عن ,حدSanad yang dipilih untuk diteliti langsung dalam klasifikasi pertama adalah

melalui jalur Muhammad bin Idris. Urutan periwayat yang tergabung dalam rangkaian

sanad dimaksud adalah :

قالعائشة

قال سألت

أيب سلمةعن

حممد بن إبـراهيمعن

يزيد بن عبد اللهحدثين

عبد العزيز

أخبرنا حدثنا أنبأنا حدثنا حدثنا

م بن محادحممد بن إدريسحممد بن الصباححممد بن أيب عمرإسحق بن إبـراهيمحدثـنا حدثين حدثـنا حدثـنا خبـرنا

ابن ماجة أحمد بن حنبل مسلمالدارمي

رسول الله: كان صداقه ألزواجه ثنيت عشرة أوقية

91

Page 102: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Urutan Nama Periwayat Urutan Periwayat Urutan Sanad

1. ‘Aisyah binti> Abi> Bakar Periwayat I Sanad VI

2. Abdullah bin ‘Abdurrah}man Periwayat II Sanad V

3. Muhammad bin Ibrahi>m Periwayat III Sanad IV

4. Yazid bin 'Abdullah Periwayat IV Sanad III

5. Abdul 'Aziz bin Muhammad Periwayat V Sanad II

6. Muhammad bin Idris Periwayat VI Sanad I

7. Ah}mad bin H}anbal Periwayat VII Mukharrij

Untuk melihat lebih jelas tentang ketersambungan sanad periwayat dapat

dilihat pada tabel ke 5 berikut ini :

92

Page 103: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

No Nama Guru/Murid

Tahammul

wa’ada Komentar Kritikus Hadis Status

1 Ah>mad ibn

Hanbal.67 (241 H) Guru : Muhammad bin Idris ثـنا Al-Qattan tsiqah, Syafi’i zuhud, ahli حدhadis Muttas}il

2. Muhammad bin Idris,68 (204 H.)

Guru : Musli>m bin H}alidal-Zanji, Imam Ma>lik, Ibrahi>m

bin Sa’ad, Abdul 'Aziz. Murid : Abu> Thaur al-Kalbi,

Ah}mad bin H}anbal

ثـنا حد

Yah}ya bin Ma'in tsiqah, Abu> Hatim faqih, Abu> Da>ud As Sajastani s}adu>q, Abu> Da>ud Tidak ada hadisnya yang

salah, An-Nasa>‘i tsiqah, An-Nasa>‘i’ma’mun, Adz-Dzahabi> Imam,

Adz-Dzahabi> nashirul hadis, Adz-Dzahabi> tsiqah.

Muttas}il

3 Abdul 'Aziz bin Muhammad,69

(187 H.)

Guru : Zaid bin Aslam, Sharayk bin 'Abdullah Yazid

bin 'Abdullah. Murid :Shu'bah bin al-Hajjaj, Ibnu>

Ish}aq

حدثين Yah}ya bin Ma'in laisa bihi bas, Abu> Zur'ah buruk hafalan, Ibnu> Hibban

disebutkan dalam 'ats-tsiqa>t, al-‘Ajli tsiqah.

Muttas}il

4 Yazid bin

'Abdullah,70 (139 H.)

Guru : Abu> Hazim, Salma bin Dinar Muhammad bin Ibrahi>m. Murid : Imam Ma>lik, 'Abdul 'Aziz bin Muhammad al-Daruradi

عن

Yah}ya bin Ma'in tsiqah, An-Nasa>‘i tsiqah, Ah}mad bin H}anbal laisa bihi> bas, Abu> Hatim tsiqah, Ibnu> Hibban

disebutkan dalam 'ats-tsiqa>t, Ya'kub bin Sofyan tsiqah, al-‘Ajli tsiqah, Ibnu>

Hajar ‘Asqalani tsiqah mukatsir, Adz-Dzahabi> tsiqah mukatsir.

Muttas}il

5 Muhammad bin Ibrahi>m,71 (120

H.)

Guru : Abu> Hazim, Salma bin Dinar, ’Abdullah bin ‘Abdurrah}man bin 'Auf.

Murid : Yazid bin 'Abdullah Ibnu> Ish}aq.

عن Ya'kub Ibnu> Syaibah tsiqah, Ibnu> Hajar

‘Asqalani tsiqah lahu> afrod, Adz-Dzahabi> Mereka Mentsiqahkan. Muttas}il

6 ’Abdullah bin

‘Abdurrah}man bin 'Auf,72 (94 H.)

Guru : Abu> Hurairah, Ibnu> Abbas, Ibnu> Umar, ‘Aisyah.

Murid : Muhammad bin Ibrahim, Sa’ad bin Ibrahi>m

قال سألت

Abu> Zur'ah tsiqah imam, Ibnu> Hibban tsiqah. Muttas}il

7 ‘Aisyah,73 (58 H.) Nabi Muhammad saw. قال Istri Nabi Muhammad saw. Marfu>‘

67Yûsuf bin Al-Zakî Abd al-Rahman al-Mizî, Tahdzib al-Kamal Juz XXII h. 153, Jalal al-Din Abd al-Rahman bin Abi Bakr al-Suyutiy, Tabaqat al-Huffaz, h. 189 dan 191

68Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus I, nomor 73, h. 89 Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus IX, nomor 8039, h. 153, Taqrib al- Tahdzib. Nomor 5717, h. 467.

69Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus VI, nomor 7640, h. 117. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus VI, nomor 5680, h. 269. Lisan al-Miza>n. Jus IV, nomor 5213, h. 155.

70Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus VIII, nomor 12596, h. 410. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus XI, nomor 10552, h. 284. Lisan al-Miza>n. Jus VII nomor 14656, h. 172.

71Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus I, nomor 17, h. 24. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus IX, nomor 8008, h. 319. Lisan al-Miza>n. Jus VII nomor 13899, h. 270.

72Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus V, nomor 6455, h. 342. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus XII, nomor 11536, h. 631.

73Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus XII, nomor 13840 h. 432. Taqrib Al-Tahzib. Nomor 8633, h. 750.

93

Page 104: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Setelah meneliti para periwayat pada rangkaian sanad Ah}mad bin H}anbal

dapat diketahui bahwa hadis ini marfu>, kepada Rasulullah saw. dan sanadnya Muttas}il

dari awal sampai akhir sanad, hanya saja ada seorang perawi yang dinilai kurang baik

yaitu Abdul 'Aziz bin Muhammad. Salah satu kritikus hadis menilainya buruk

hafalannya, oleh karena itu dapat dikatakan kualitas sanad hadis ini h}asan.

f. Mahar Yang Tidak Berubah Walaupun Pernikahan Pertama Berbeda Agama

Hadis-hadis yang terkait dengan masalah tersebut terdapat dua belas riwayat

dari tiga mukharrij, yaitu Abu> Da>ud, T}urmuz\i>>, Ah}mad bin H}anbal, untuk memperjelas

dan mempermudah proses kegiatan i’tibar maka dibuatkan skema sebagaimana yang

dapat dilihat pada skema berikut ini :

94

Page 105: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Setelah dilihat dengan seksama pada skema hadis yang diteliti ditemukan dua

periwayat yang berstatus pendukung (corroboration) berupa syahid, pada tingkatan

selanjutnya sampai akhir ditemukan periwayat yang berstatus pendukung berupa

mutabi>’. dengan begitu, hadis yang bersangkutan termasuk hadis aziz, adapun lambang

atau sig}at tahammul yang digunakan oleh masing-masing periwayat dalam beberapa

sanad tersebut ialah ثـنا عن ,مسعت .أن dan قال حدSanad yang dipilih untuk diteliti langsung dalam klasifikasi pertama adalah

melalui jalur Ya'qub bin Ibrahi>m. Urutan periwayat yang tergabung dalam rangkaian

sanad dimaksud adalah :

Urutan Nama Periwayat Urutan Periwayat Urutan Sanad

1. Abdullah bin 'Abbas Periwayat I Sanad VI

2. Ikrimah, maula Ibnu> 'Abbas Periwayat II Sanad V

3. Da>ud bin Al Hushain Periwayat III Sanad IV

4. Muhammad bin Ish}aq Periwayat IV Sanad III

5. Ibrahi>m bin Sa'ad Periwayat V Sanad II

6. Ya'qub bin Ibrahi>m Periwayat VI Sanad I

7. Ah}mad bin H}anbal Periwayat VII Mukharrij

Untuk melihat lebih jelas tentang ketersambungan sanad dapat dilihat pada

tabel ke 6 berikut ini :

96

Page 106: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

No Nama Guru/Murid Tahamm

ul wa’ada Komentar Kritikus Hadis Status

1 Ah>mad ibn

Hanbal.74 (241 H) Guru : Ya'qub bin Ibrahi>m حدثـنا Al-Qattan tsiqah, Syafi’i zuhud, ahli hadis

Terpuji, dipercaya dan

Muttas}il

2. Ya'qub bin

Ibrahi>m,75 (208 H.)

Guru : Ibrahi>m bin Sa'ad, Shu'bah bin al-Hajjaj,

Muhammad bin 'Abdullah bin Musli>m. Murid : Ah}mad bin H}anbal bin, ‘Ali> bin al-Madini, Ish}aq bin Rahwaya,

Yah}ya bin Ma'in

حدثـنا

Yah}ya bin Ma'in tsiqah, al-‘Ajli tsiqah, Abu> Hatim s}adu>q, Ibnu> Hibban disebutkan dalam 'ats-

tsiqa>t, Ibnu> Sa’ad tsiqah mamun, Ibnu> Hajar ‘Asqalani tsiqah

fadlil, Adz-Dzahabi> hujjah wara’.

Muttas}il

3 Ibrahi>m bin Sa'ad,76 (185 H.)

Guru : Ibnu> Ish}aq, Shu'bah bin al-Hajjaj. Murid :Sa’ad

bin Ibrahi>m bin Sa’ad, Ya'qub bin Ibrahi>m

حدثـناAh}mad bin H}anbal tsiqah, Abu>

Hatim tsiqah, Adz-Dzahabi> Seorang ulama besar. Muttas}il

4 Muhammad bin Ish}aq bin Yasar,77

(150 H.)

Guru : al-Zuhri>, Muhammad bin al-Munkdar, Da>ud bin

Al-Husain.Murid : 'Abdullah bin 'Aun bin Artaban,

Ibrahi>m bin Sa'id

حدثين

Ah}mad bin H}anbal h}asanul hadis, Yah}ya bin Ma'in tsiqah, al-‘Ajli tsiqah, Ibnu> Hibban disebutkan dalam 'ats-tsiqa>t, Ibnu> Madini

s}alih wasath, Ibnu> Hajar ‘Asqalani s}adu>q yudallis.

Muttas}il

5 Da>ud bin Al-

Husain,78 (135 H.)

Guru : Nafi’, Abu> Sofyan, "Ikrimah. Murid : Imam

Ma>lik, Ibnu> Ish}aq عن

Yah}ya bin Ma'in tsiqah, Abu> Zur'ah layyin, Abu> Hatim laisa

bi qowi, An-Nasa>‘i laisa bihi> ba's, Ibnu> Syahin disebutkan dalam

'ats-tsiqa>t, Ibnu> Hajar ‘Asqalani tsiqah.

Muttas}il

6 "Ikrimah, maula Ibnu> 'Abbas",79

(104 H.)

Guru : Abu> Hurairah, Ibnu> Umar, Abdullah bin 'Abbas. Murid : Da>ud bin al-H}usai>n,

'Asim bin Abu> al-Najud

عن Yah}ya bin Ma'in tsiqah, An-Nasa>‘i tsiqah, al-‘Ajli tsiqah,

Abu> Hatim tsiqah. Muttas}il

7 Abdullah bin

'Abbas,80 (68 H.) Nabi Muhammad saw. أن Sahabat Marfu>‘

74Yûsuf bin Al-Zakî Abd al-Rahman al-Mizî, Tahdzib al-Kamal Juz XXII, h. 153, Jalal al-Din Abd al-Rahman bin Abi Bakr al-Suyutiy, Tabaqat al-Huffaz, h. 189 dan 191.; Abu>> Bakr Ahmad bin Ali al-Khatib al-Bagdadiy, Tarikh Bagdad aw Madinat al-Salam, juz IV (al-Madinah al-Munawwarah: al-Maktabat al-Salafiyah, t.th), h. 421-422., Ibrahim Dasuqi al-Syahawiy, Mustalah al-Hadis (Kairo: Syirkat al-Taba’at al-Fanniyat al-Muttahidah, t.th), h. 234.

75Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir, Jus VIII, nomor 12797, h. 357. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al-Tahdzib. Jus XI, nomor 10642, h. 210. Taqrib al- Tahdzib. Nomor 7811, h. 607.

76Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus I, nomor 928, h. 144. Lisan al-Miza>n. Jus VII nomor 11565, h. 226.

77Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus I, nomor 61, h. 228. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus IX, nomor 8051, h. 210.

78Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus III, nomor 3673, h. 351. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus III, nomor 2345, h. 137. Lisan al-Miza>n. Jus VII, nomor 12263, h. 177.

79Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus VII nomor 9556, h. 45. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus VII, 6476, h. 164.

80Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus V, nomor 6075, h. 58. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus XII, 13130, h. 328.

97

Page 107: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Setelah meneliti para periwayat pada rangkaian sanad imam Ah}mad bin H}anbal

dapat diketahui bahwa hadis ini marfu> kepada Rasulullah saw. dan sanadnya Muttas}il

dari awal sampai akhir sanad, hanya saja ada seorang perawi yang dinilai kurang baik

yaitu Muhammad bin Ish}aq, beberapa kritikus hadis menilainya tidak dhabi>t dan ada

pula yang menilainya dengan s}aduq yudallis, oleh karena itu, dapat dikatakan kualitas

sanad hadis ini h}asan.

g. Memerdekakan Budak Sebagai Mahar

Hadis-hadis yang terkait dengan masalah tersebut terdapat empat puluh

riwayat dari delapan mukharrij selain dari imam Ma>lik. Untuk memperjelas dan

mempermudah proses kegiatan i’tibar maka dibuatkan skema sebagaimana yang dapat

dilihat pada skema berikut ini :

98

Page 108: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Nampak bahwa hadis yang hadis yang diteliti ditemukan periwayat yang berstatus

pendukung (corroboration) berupa syahid, ada dua sahabat yang berfungsi sebagai

periwayat tingkat pertama hadis tersebut, yakni Anas bin Ma>lik dan ‘Aisyah. Kemudian

pada tingkatan selanjutnya ditemukan periwayat yang berstatus pendukung berupa

mutabi>’. Dengan begitu ,hadis yang bersangkutan termasuk hadis aziz, yang perlu diteliti

keorisinalannya berasal dari Nabi> ataukah tidak. Adapun lambang atau sig}at tahammul

yang digunakan oleh masing-masing periwayat dalam beberapa sanad tersebut ialah ثـنا حدثين .أن عن ,أخبـرنا ,حد

Sanad yang dipilih untuk diteliti langsung dalam klasifikasi pertama adalah melalui

jalur Qutaibah bin Sa'id. Urutan periwayat yang tergabung dalam rangkaian sanad

dimaksud adalah :

Urutan Nama Periwayat Urutan Periwayat Urutan Sanad

1. Anas bin Ma>lik Periwayat I Sanad IV

2. Qatadah bin Da'amah Periwayat II Sanad III

3. Wadldloh bin 'Abdullah Periwayat III Sanad II

4. Qutaibah bin Sa'id Periwayat IV Sanad I

5. Imam T}urmuz\i>> Periwayat V Mukharrij

100

Page 109: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Tabel 7

No Nama Guru/Murid Tahammul

wa’ada Komentar Kritikus

Hadis Status

1 T}urmuz\i>>,81 (209-279

H).

Guru : -Bukhari>>>, Musli>m dan Qutai>bah حدثـنا

Ibnu> Hibban al-Siqat penghimpun hadis

penghafal hadis . Ibnu> Hazm majhul, Al-Idrsiy pengumpul

kitab-kitab hadis

Muttas}il

2. Qutaibah

bin Sa'id,82 (240 H.)

Guru : Imam Ma>lik, al-Laith bin Sa’ad, Wadldloh

bin 'Abdullah Murid :

Abu> Da>ud, Imam Tirmidhi, Imam

Nasa>’i

حدثـنا

Abu> Hatim tsiqah, An-Nasa'i tsiqah, Yah}ya bin Ma'in tsiqah, Ibnu> Hajar ‘Asqalani tsiqah

tsabat. Muttas}il

3 Wadldloh bin

'Abdullah (176 H.)

Guru : Ibrahi>m bin Mhajr

Sa’ad bin Ibrahi>m Qatadah bin Da'amah

Murid : 'Affan bin Musli>m, Qutaibah bin Sa’id

عن

Affan bin Musli>m tsabat, al ’Ajli tsiqah,

Abu> Hatim s}adu>q tsiqah, Ya'kub bin

Syaibah tsabat s{ali>h, Abu> Zur'ah tsiqah, Ibnu>

Sa’ad tsiqah s}adu>q.

Muttas}il

4 Qatadah bin Da'amah,83

(117 H)

Guru : Abu> Sa'id al-Khudri,

Anas bin Ma>lik Murid :

Abu> ’Awamah, Wadldloh bin

'Abdullah

عن

Yah}ya bin Ma'in tsiqah, Muhammad bin Sa’ad tsiqah mamun, Ibnu> Hajar ‘Asqalani tsiqah tsabat, Adz-

Dzahabi> h}afidz.

Muttas}il

5 Anas bin

Ma>lik,84( 91 H.)

Nab#i Muhammad saw. أن Sahabat Marfu>‘

Setelah meneliti para periwayat pada rangkaian sanad al-T}urmuzi> dapat

diketahui bahwa hadis ini marfu> kepada Rasulullah saw. dan sanadnya Muttas}il dari

81Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus IV, nomor 8638, h. 95. Taqrib al-Tahdzib, nomor 6206, h. 500.

82Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus VII, nomor 10208, h. 283. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus VIII, nomor 7641, h. 388.

83Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus VII, nomor 10165, h. 341. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus VIII, nomor 7637, h. 311.

84Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus II, nomor 1579, h. 434. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus XII, nomor 13192, h. 267. Taqrib al- Tahdzib. Nomor 565, h. 115.

101

Page 110: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

awal sampai akhir sanad, mayoritas kritikus hadis menyatakan tidak ada perawi yang

bermasalah. Oleh karena itu, dapat dikatakan kualitas sanad hadis ini s}ah}ih}.

h. Mahar Putri Rasulullah saw.

Hadis-hadis yang terkait dengan masalah tersebut terdapat dua belas riwayat

dari enam mukharrij, yaitu Abu> Da>ud, T}urmuz\i>>, An-Nasa>‘i, Ah}mad bin H}anbal, Ibnu>

Ma>jah, Ad-Da>rimi>. Untuk memperjelas dan mempermudah proses kegiatan i’tibar

maka dibuatkan skema seperti berikut ini :

Tampak pada skema bahwa hadis yang diteliti tidak ditemukan periwayat yang

berstatus pendukung (corroboration) berupa syahid, hanya ada satu sahabat yang

berfungsi sebagai periwayat tingkat pertama hadis tersebut, yaitu ’Umar bin Khat}t}ab

kemudian pada tingkatan selanjutnya yaitu ke dua dan ke tiga juga tidak ditemukan

periwayat yang berstatus pendukung berupa mutabi>’. Namun pada tingkat selanjutnya

102

Page 111: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

barulah berbilang, dengan begitu maka hadis yang bersangkutan termasuk hadis ah}ad.

Adapun lambang atau sig}at tahammul yang digunakan oleh masing-masing periwayat

dalam beberapa sanad tersebut ialah ثـنا ,مسعت ,أخبـرنا ,حد عن dan قال. Sanad yang dipilih untuk diteliti langsung dalam klasifikasi pertama adalah

melalui jalur Abdullah bin Muhammad. Urutan periwayat yang tergabung dalam

rangkaian sanad dimaksud adalah :

Urutan Nama Periwayat Urutan Periwayat Urutan Sanad

1. ’Umar bin Al Khat}t}ab Periwayat I Sanad VI

2. Harim bin Nusaib Periwayat II Sanad V

3. Muhammad bin Sirin Periwayat III Sanad IV

4. Abdullah bin 'Aun Periwayat IV Sanad III

5. Yazid bin Harun Periwayat V Sanad II

6. Abdullah bin Muhammad Periwayat VI Sanad I

7. Imam Ibnu> Ma>jah Periwayat VII Mukharrij

Untuk melihat lebih jelas tentang ketersambungan sanad dapat dilihat pada

tabel ke 8 berikut ini :

103

Page 112: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

No Nama Guru/Murid

Tahammul

wa’ada Komentar Kritikus Hadis Status

1 Ibnu> Ma>jah,

(209-273 H).85 Guru :

Abdullah bin Muhammad حدثـنا Abu> Ya’la siqat kasi>r muttafaq alai>h

pendapatnya menjadi hujjah, Adz-Dzahabi ahli hadis dan tafsir Muttas}il

2. Abdullah bin

Muhammad,86 (235 H.)

Guru : 'Abdullah bin Mubarak, Jarir bin 'Abdul Hami>d, Yazid bin

Harun. Murid : Imam Musli>m, Ibnu> Sa’ad.

Ah}mad bin H}anbal s}adu>q, Abu> Hatim حدثـناtsiqah. Muttas}il

3

Yazid bin Harun (206 H.)

Guru : Sa’ad bin T}ariq, Abu >Ma>lik, Abdullah bin 'Aun bin

Arthaban Murid : Ah}mad bin H}anbal ,

Ish}aq bin Rahwaya, Abdullah bin Muhammad

حدثـنا

Yah}ya bin Ma'in tsiqah, Ibnu> al-Madini tsiqah, al’Ajli tsiqah, Abu> Hatim tsiqah, Ibnu> Sa’ad tsiqah, Ibnu> Hibban disebutkan dalam 'ats-tsiqa>t, Ya'kub bin Syaibah tsiqah, Ibnu> Qani' tsiqah mamun, Ibnu> Hajar ‘Asqalani tsiqah ahli ibadah, Adz-Dzahabi> seorang tokoh.

Muttas}il

4 Abdullah bin

'Aun bin Arthaban,87

(150 H)

Guru : T}amam bin 'Abdullah, Anas bin Siri>n, Muhammad bin

Sirin Murid : Shu'bah bin al-Hajjaj,

Yah}ya bin Sa'id, Yazid bin Harun

عن Yah}ya bin Ma'in tsabat, Ibnu> Sa’ad

tsiqah, Abu> Hatim tsiqah, An-Nasa>‘i tsiqah mamun, Ibnu> Hajar Al

Atsqalani tsiqah tsabat fadlil, Adz-Dzahabi>, seorang tokoh.

Muttas}il

5 Muhammad bin Sirin, 88 (110 H.)

Guru :Anas bin Ma>lik, Zaid Ibnu> Tsabi>t, Harim bin Nusaib. Murid :Da>ud bin Abi> Hnd, 'Abdullah bin

'Aun

عن

Ah}mad bin H}anbal tsiqah, yah}ya bin Ma'in tsiqah, al-‘Ajli tsiqah,

Muhammad bin Sa’ad tsiqah mamun, Ibnu> Hibban h}afizh, Ibnu> Hajar

‘Asqalani tsiqah tsabat, Adz-Dzahabi> tsiqah hujjah.

Hidup dalam satu masa

dengan Harim bin Nusaib89

6 Harim bin Nusaib,90 Guru : Umar bin al-Khat}t}ab مسعت

Yah}ya bin Ma'in tsiqah, Ibnu> Hibban, tsiqah} Adz-Dzahabi> tsiqah, Bukhari >>fihi> nazhar, Hakim hadisnya tidak

bisa dijadikan hujjah. Ada indikasi

syads91

7 Umar bin al-

Khat}t}ab,92 (23 H.)

Nabi Muhammad saw. قال. Sahabat Marfu>‘

85 Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus XII, nomor 13192, h. 162. 86Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus XII, nomor 13192, h. 130. Lisan al-Miza>n. Jus

VII, nomor 13008, h. 275. Taqrib al- Tahdzib. Nomor 3575, h. 320. 87Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus V, nomor 6582, h. Ibn H}ajar

al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus V, nomor 4600, h. Taqrib al- Tahdzib. Nomor 3519, h. 317 88Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus. I nomor 251, h. 310. Ibn

H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus IX, nomor 8338, h. 221. 89 Tidak ditemukan hubungan guru dan Murid akan tetapi dikarenakan hidup dalam satu masa dan

kota yang sama kemudian dari para kritikus hadis juga menilainya tsiqah, maka masih ada kemungkinan untuk mereka bertemu maka dengan ini dinyatakan bahwa hadis ini muttasil.

90Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus XII, nomor 11789, h. 334. Lisan al-Miza>n Jus VII, nomor 14947, h. 300. Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus. VIII, nomor 12210, h. 247.

91Pernyataannya belum dapat dipercaya karena perbedaan umur cukup jauh dengan Umar yaitu 67 tahun, hal ini menjadi sesuatu yang menyebabkan syads, selain itu para kritikus hadis ada juga yang menyatakan bahwa hadisnya belum dapat di jadikan hujjah maka ketersambungan sanad belum dinyatakan muttasil.

104

Page 113: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Setelah meneliti para periwayat pada rangkaian sanad Ibnu> Ma>jah dapat

diketahui bahwa hadis ini marfu>‘ kepada Rasulullah saw. dan sanadnya belum

Muttas}il, hal ini karena ada seorang perawi yang dinilai kurang baik yaitu Harim bin

Nusaib, Hakim sebagai kritikus hadis menilainya bahwa hadisnya tidak bisa diterima

dan umur antara dia dan gurunya terlampau jauh sehingga tidak di mungkinkan untuk

bertemu, oleh karena itu, dapat dikatakan kualitas sanad hadis ini d}a’i>f.

i. Mahar Yang Dilarang

Hadis-hadis yang terkait dengan masalah tersebut terdapat dua puluh riwayat

dari sembilan mukharrij, untuk memperjelas dan mempermudah proses kegiatan i’tibar

maka dibuatkan skema sebagaimana yang dapat dilihat pada skema berikut ini :

92Tarikhul Kabir. Jus. VI, nomor 8023, h. 223. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus XII, nomor 6725., h. 180.

105

Page 114: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Tampak pada skema bahwa hadis yang diteliti ditemukan periwayat yang

berstatus pendukung (corroboration) berupa syahid, yaitu ada empat sahabat yang

berfungsi sebagai periwayat tingkat pertama hadis tersebut, yaitu Ibnu> Mas’ud, Ibnu>

Abbas, Abu> Hurairah dan Rafi’. Kemudian pada tingkatan selanjutnya ditemukan

periwayat yang berstatus pendukung berupa mutabi>’. berlanjut sampai muh}arrij,

dengan begitu maka hadis yang bersangkutan termasuk hadis masyhur, adapun

lambang atau sig}at tahammul yang digunakan oleh masing-masing periwayat dalam

beberapa sanad tersebut ialah ثين ,أخبـرنا ثـنا عن ,حد . قال dan أن حدSanad yang dipilih untuk diteliti langsung dalam klasifikasi pertama adalah

melalui jalur Qutaibah bin Sa'id. Urutan periwayat yang tergabung dalam rangkaian

sanad dimaksud adalah :

Urutan Nama Periwayat Urutan Periwayat Urutan Sanad

1. ’Uqbah bin 'Amru Periwayat I Sanad V

2. Abu> Bakar Periwayat II Sanad IV

3. Muhammad bin Musli>m Periwayat III Sanad III

4. Laits bin Sa'ad Periwayat IV Sanad II

5. Qutaibah bin Sa'id Periwayat V Sanad I

6. An-Nasa>’i Periwayat VI Mukharrij

107

Page 115: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Tabel 9

No Nama Guru/Murid Tahammul

wa’ada Komentar Kritikus

Hadis Status

1 An-Nasa>’i Guru : Qutaibah bin Sa'id حدثـنا

Mansur al-Faqih tsiqah, Ah}mad bin H}anbal ahli hadis

Terpuji, dipercaya dan

Muttas}il

2.

Qutaibah bin

Sa'id,93 (240 H.)

Guru : Imam Ma>lik, Laits bin

Sa'ad Murid :

Abu> Da>ud, Imam Tirmidhi, Imam Nasa>’i

رنا أخبـ

Abu> Hatim tsiqah, An-Nasa>‘i tsiqah, Yah}ya bin Ma'in

tsiqah, Ibnu> Hajar ‘Asqalani tsiqah

tsabat.

Muttas}il

3

Laits bin Sa'ad,94 (175 H.)

Guru : Nafi’, 'Abdullah bin

'Ubaidullah, Muhammad bin Musli>m

Murid : Ahmad bin 'Abdullah,

Qutaibah bin Sa'id.

عن

Yah}ya bin Ma'in tsiqah, Ah}mad bin

H}anbal tsiqah, Abu> Zur'ah tsiqah,

Muhammad bin Sa’ad tsiqah, Ibnu>

Madini tsiqah tsabat.

Muttas}il

4

Muhammad bin

Musli>m,95 (124 H.)

Guru : Ibnu> Umar, ‘Abdullah

Ibnu> Ja'far Abu> Bakar bin ‘Abdurrah}man

Murid : 'Umar bin Abi> Bakar,

Laits

عن Ibnu> Hajar ‘Asqalani faqih h}afidz mutqin, Adz-Dzahabi> seorang

tokoh. Muttas}il

5

Abu> Bakar bin ‘Abdurrah}man,96 (94

H.)

Guru : ‘Abdurrah}man Ibnu> al-Harits, 'Aisha binti> Abi>

Bakar’, Uqbah bin 'Amru

عن

al-‘Ajli tsiqah, Ibnu> Hibban disebutkan dalam 'ats-tsiqa>t,

Ibnu> Hajar ‘Asqalani tsiqah Ahli fikih ahli ibadah, Adz-Dzahabi> salah Satu Ahli fikih

yg tujuh.

Muttas}il

6

’Uqbah bin

'Amru,97 (40 H)

Nabi Muhammad saw. قال. Sahabat Marfu>‘

93Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus VII, nomor 10208, h. 518. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus VIII, nomor 7641, h. 392. Taqrib al- Tahdzib. Nomor 5522, h. 454.

94Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus VII, nomor 10391, h. 97. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus VIII, nomor 7834, h. 170. Lisan al-Miza>n. Jus VII nomor 13864, h. 235.

95Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir . Jus I, nomor 693, h. 523. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus XII, nomor 12535,h. 570.

96Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus XII, nomor 11141, h. 560. Taqrib al- Tahdzib. Nomor 7976, h. 623.

97Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus VI, nomor 8955, h. 468. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus VII, nomor 6447, h. 385.

108

Page 116: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Setelah meneliti sanad an-Nasa’i melalui jalur Abdullah bin Muhammad

ternyata seluruh periwayatnya bersifat adil dan dhabi>t (siqat), sanadnya dalam keadaan

Muttas}il, terhindar dari sya>z dan illah. Hadis ini jika dilihat pada skema juga

diriwatyatkan oleh Bukhari>> dan Musli>m yang bertemu jalurnya pada nama Ibnu>

Syihab. dengan demikian, hadis yang diteliti telah memenuhi unsur-unsur kaidah

kes}ah}ih}an sanad, sehingga dapat dinyatakan bahwa sanad hadis yang bersangkutan

berkualitas s}ah}ih}.

j. Mahar Dua Sandal

Hadis-hadis yang terkait dengan masalah tersebut terdapat tujuh riwayat dari

tiga mukharrij, yaitu T}urmuz\i>>, Ibnu> Ma>jah dan Ah}mad bin H}anbal. Untuk memperjelas

dan mempermudah proses kegiatan i’tibar maka dibuatkan skema sebagaimana yang

dapat dilihat pada skema berikut ini :

فـقال

عن

مسعت

عن عن

شعبة سفيان

حدثـنا حدثـنا حدثـنا حدثـنا

حيىي بن سعيد عبد الرمحن حممد بن جعفر حدثـنا دثـنا

حممد بن بشار أبو عمر هناد بن السري رمحةحدثـنا حدثين

عبد الرمحنحدثـنا

أحمد بن حنبل

سول الله : ن بين فـزارة تـزوجت على نـعلني…

الترمذي ابن ماجة

عامر بن ربيعة

عبد الله بن عامر

وكيع

عاصم

109

Page 117: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Tampak pada skema bahwa hadis yang diteliti tidak ditemukan periwayat yang

berstatus pendukung (corroboration) berupa syahid, hanya Amir bin Rabi>‘ah yang

berfungsi sebagai periwayat tingkat pertama hadis tersebut. kemudian pada tingkatan

selanjutnya tidak ditemukan periwayat yang berstatus pendukung berupa mutabi>’.

Namun Setelahnya barulah ada periwayat yang saling mendukung dan berlanjut

sampai pada mukharrij, dengan begitu maka hadis yang bersangkutan termasuk hadis

ah}ad, adapun lambang atau sig}at tahammul yang digunakan oleh masing-masing

periwayat dalam beberapa sanad tersebut ialah ثين ,مسعت ثـنا عن ح ,حد د dan قال . Sanad yang dipilih untuk diteliti langsung dalam klasifikasi pertama adalah

melalui jalur Muhammad bin Basyar. Urutan periwayat yang tergabung dalam

rangkaian sanad dimaksud adalah :

Urutan Nama Periwayat Urutan Periwayat Urutan Sanad

1. ’Amir bin Rabi>‘ah Periwayat I Sanad VI

2. ’Abdullah bin 'Amir Periwayat II Sanad V

3. ’Ashim bin 'Ubaidillah Periwayat III Sanad IV

4. Syu'bah bin Al Hajjaj Periwayat IV Sanad III

5. Yahya bin Sa'id Periwayat V Sanad II

6. Muhammad bin Basyar Periwayat VI Sanad I

7. T}urmuz\i>> Periwayat VII Mukharrij

110

Page 118: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Tabel 10

No Nama Guru/Murid Taham

mul wa’ada

Komentar Kritikus Hadis Status

1

T}urmuz\i>>,98 (209-279 H).

Guru : Muhammad bin Basyar

حدثـنا

al-Siqat penghimpun hadis

penghafal hadis muttaqin

Terpuji, dipercaya

dan Muttas}il

2.

Muhammad bin Basyar,99 (252

H.)

Guru :‘Abdurrah}man bin Mahdi, Yahya bin Sa'id. Murid :Tirmidhi, Imam

Nasa>’i, Ibnu> Ma>jah.

مسعت Abu> Hatim s}adu>q, An-Nasa>‘i shalih, An-

Nasa>‘i la ba’sa bih, Ibnu> Hibban disebutkan dalam 'ats-tsiqa>t, Ibnu> Hajar ‘Asqalani

tsiqah, Adz-Dzahabi> h}afidz. Muttas}il

3

Yahya bin Sa'id,100 (198

H.)

Guru : 'Ikrama bin 'Ammar, Yazid bin Abi> 'Ubaid,

Syu'bah bin Al Hajjaj. Murid : Muhammad bin Basyar,

Zuhayr bin Harb

حدثـنا

An-Nasa>‘i tsiqah tsabat, Abu> Zur'ah tsiqoh h}afidz, Abu> Hatim tsiqoh h}afidz, al-‘Ajli

tsiqah, Ibnu> Sa’ad tsiqah mamun, Ibnu> Hajar ‘Asqalani tsiqah mutqin, Adz-Dzahabi> h}afidz

kabi>r. Muttas}il

4

Syu'bah bin Al Hajjaj,101 (160

H.)

Guru :Isma'il bin Abi> H}alid al-Ahmsi, Ashim bin

'Ubaidillah Murid : Ibnu> Ish}aq, Jarir bin

Hazim, Yahya bin Said

عن

al-‘Ajli tsiqah tsabat, Ibnu> Sa’ad tsiqah mamun, Abu> Da>ud tidak ada seorangpun yang lebih baik hadisnya dari padanya, Ats Tsauri

amirul mukmini>n fil h}adis, Ibnu> Hajar Al Atsqalani tsiqoh h}afidz, Adz-Dzahabi> tsabat

hujjah.

Muttas}il

5

Ashim bin 'Ubaidillah, 102

(132 H.)

Guru : Ibnu> Umar, Salim bin 'Abdullah bin 'Umar Abdullah bin 'Amir

Murid : Shu'bah bin al-Hajjaj, Sofyan

bin Sa‘id

عن

Yah}ya bin Ma'in d}a’i>f, Ibnu> Sa’ad tidak boleh berhujjah dengan hadisnya, Abu> Hatim

mungkarul hadis, Bukhari>> mungkarul hadis, Ibnu> Kharasy d}a’i>ful hadis, Ad Daruquthni \ditinggalkan, al-‘Ajli la ba’sa bih, As-Saji mudltharribul hadis, Ibnu> Hajar ‘Asqalani

d}a’i>f.

Muttas}il

6

Abdullah bin 'Amir, 103 (85

H.)

Guru : Muhammad saw 'Umar Ibnu> al-Khat}t}ab, Amir bin Rabi>‘ah. Murid :'Asim

bin 'Ubaidullah, Umayya bin Hind al-Mazni

عن

al-‘Ajli tsiqah, Abu> Zur'ah tsiqah, Ibnu> Hibban tsiqah, Ibnu> Hajar Atsqalani lahir pada masa

Rasulullah, Adz-Dzahabi> "status ""sahabatnya"" tidak jelas".

Muttas}il

7.

Amir bin Rabi>‘ah,104 (35

H.) Nabi Muhammad saw. قال. Sahabat Marfu>‘

98Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus IV, nomor 8638, h. 95. Taqrib al-Tahdzib, nomor 6206, h. 500.

99Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus I, nomor 98, h. 182. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus IX, nomor 8087, h. 94.

100Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir.. jus VIII, nomor 12321, h. 671. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus XI, nomor 10359, h. 460. Taqrib al- Tahdzib. Nomor 7557, h. 591.

101Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus IV, nomor 5572, h. 552. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus IV, nomor 3590, h. 327.

102Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus VI, nomor 9127, h. 634. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus V, nomor 4079, h. 415. Lisan al-Miza>n. Jus VII, nomor 12806, h. 134.

103Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus V, nomor 6088, h. 141. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus V, nomor 4466, h. 433. Taqrib al- Tahdzib. Nomor 3403, h. 309.

111

Page 119: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Setelah meneliti para periwayat pada rangkaian sanad T}urmuzi> dapat

diketahui bahwa hadis ini marfu>, kepada Rasulullah saw. dan sanadnya Muttas}il dari

awal sampai akhir sanad, hanya saja ada dua orang perawi yang dinilai kurang baik

yaitu ,Ashim bin Ubaidillah Mayoritas kritikus hadis menilainya d}a’i>f, kemudian Ibnu>

Sa’ad tidak boleh berhujjah dengan hadisnya, Abu> Hatim dan Bukhari>> menyatakan

mungkarul hadis. Kedua 'Abdullah bin 'Amir bin Rabi>‘a dinyatakan oleh Adz-Dzahabi>

status sahabatnya tidak jelas. Maka dapat disimpulkan bahwa sanad hadis ini statusnya

adalah d}a’i>f.

k. Wajib Memberikan Mahar Apabila Sudah Bercampur

Hadis-hadis yang terkait dengan masalah tersebut terdapat sebelas riwayat dari

lima mukharrij, yaitu Abu> Da>ud, T}urmuz\i>>, Ibnu> Ma>jah Ad-Da>rimi> dan imam Ah}mad

bin H}anbal, untuk memperjelas dan mempermudah proses kegiatan i’tibar maka

dibuatkan skema sebagaimana yang dapat dilihat pada skema berikut ini :

104Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus VI, nomor 9014, h. 213. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus V, nomor 4105, h. 266. Taqrib al-Tahdzib. Nomor 3088, h. 287.

112

Page 120: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Tampak pada skema bahwa hadis yang diteliti tidak ditemukan periwayat yang

berstatus pendukung (corroboration) berupa syahid, hanya ‘Aisyah yang berfungsi

sebagai periwayat tingkat pertama hadis tersebut. kemudian pada tingkatan

selanjutnya tidak ditemukan periwayat yang berstatus pendukung berupa mutabi>’.

Namun setelahnya barulah ada periwayat yang saling mendukung dan berlanjut sampai

pada mukharrij, dengan begitu maka hadis yang bersangkutan termasuk hadis ah}ad,

adapun lambang atau sig}at tahammul yang digunakan oleh masing-masing periwayat

dalam beberapa sanad tersebut ialah, ثـنا ,أخبـرنا . قال dan عن ,أن ,أخبـره ,حد

قال

عن

أخبـره

عن عن

عن عن

أخبـرنا حدثـنا عن عن أخبـرنا حدثـنا عن

سفيان القعنيب حيىي بن سعيدسفيان بن عيـيـنة حيىي بن أيوب سفيان الثـوري معاذ بن معاذ عبد الرزاق حسن أبو عاصم

أخبـرنا حدثـنا حدثـنا

حممد بن كثري ابن أيب عمر أبو بكر

دثـنا

ابن ماجة الدارمي

حت بغري إذن مواليها فنكاحها باطل ثالث مرات فإن دخل هبا فالمهر…. رسول الله :

الترمذيأحمد بن حنبل أبي داود

عائشة

عروة

الزهري

سليمان بن موسى

ابن جريج

جعفر

ابن هليعة

113

Page 121: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Sanad yang dipilih untuk diteliti langsung dalam klasifikasi pertama adalah

melalui jalur Abdullah bin Maslamah. Urutan periwayat yang tergabung dalam

rangkaian sanad dimaksud adalah :

Urutan Nama Periwayat Urutan Periwayat Urutan Sanad

1. ‘Aisyah binti> Abi> Bakar Periwayat I Sanad VI

2. ’Urwah bin Az Zubair Periwayat II Sanad V

3. Muhammad bin Musli>m Periwayat III Sanad IV

4. Ja'far bin Rabi>‘ah Periwayat IV Sanad III

5. ’Abdullah bin Lahi'ah Periwayat V Sanad II

6. ‘Abdullah bin Maslamah Periwayat VI Sanad I

7. Abu> Da>ud Periwayat VII Mukharrij

114

Page 122: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Tabel 11

No Nama Guru/Murid Taham

mul wa’ada

Komentar Kritikus Hadis Status

1

Abū Dāwud105 w. 275 H/ 889

M

Guru : Abdullah bin Maslamah حدثـنا

Ibnu> Hibban Ŝiqah, Mu>sa Ibnu> Harun zuhud, ahli

hadis

Terpuji, dipercaya dan

Muttas}il

2.

Abdullah bin Maslamah bin Qa'nab,106( 221

H)

Guru : Imam Ma>lik, Shu'bah bin al-Hajjaj, ’Abdullah bin

Lahi'ah Murid : al-Bukhari>>, Imam

Musli>m, Abu> Da>ud

حدثـنا' Ibnu> Hibban disebutkan

dalam 'ats-tsiqa>t, Ibnu> Hajar, tsiqah ahli ibadah, Abu> Hatim tsiqah hujjah.

Muttas}il

3

’Abdullah bin Lahi'ah,107 (174

H)

Guru :Yazid bin Abi> Habi>b, Mushrah bin Ha'an, Ja'far bin

Rabi>‘ah Murid :Sofyan bin Sa‘id, Abdullah bin Maslamah

عن

Abu> Zur'ah la yadlbuth, Muhammad bin Sa’ad d}a’i>f, Hakim dzahibul

hadis, Ibnu> Hajar s}adu>q, Adz-Dzahabi>, d}a’i>f.

Muttas}il

4

Ja'far bin Rabi>‘ah,108 (136

H)

Guru : al-Zuhri>, Muhammad bin

Musli>m. Murid : Sa'id bin Abi> Ayub, Abdullah

عن An-Nasa>‘i tsiqah, Ibnu>

Sa’ad tsiqah, Abu> Zur'ah s}adu>q, Ibnu> Hajar ‘Asqalani tsiqah.

Muttas}il

5

Muhammad bin Musli>m,109 (124

H.)

Guru : Urwah bin Az Zubair. Murid : Ja’far عن

Ibnu> Hajar ‘Asqalani faqih h}afidz mutqin, Adz-Dzahabi> seorang tokoh. Muttas}il

6

Urwah bin Az Zubair,110 (93

H.)

Guru : Ali Ibnu> Abi> T}alib, Aisyah

Murid :Hisham bin 'Urwa, al Zuhri

عن al-‘Ajli tsiqah, Ibnu> Hajar

tsiqah, Ibnu> Hibban, disebutkan dalam 'ats

tsiqat'. Muttas}il

7. ‘Aisyah,111 Nabi Muhammad saw. قال. Sahabat Marfu>‘

Setelah meneliti para periwayat pada rangkaian sanad Abu> Da>ud dapat

diketahui bahwa hadis ini marfu> kepada Rasulullah saw. dan sanadnya Muttas}il dari

105Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al-Tahdzib. Jus IV, nomor 3298, h. 153-156. 106Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus V, nomor 6750, h. 227. Ibn

H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus VI, nomor 5052, h. 432. Taqrib al- Tahdzib. Nomor 3620, h. 323.

107Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir, jus V, nomor 6644, h. 250. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus V, nomor 4648, h. 164.

108Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus II, nomor 2155, h. 279 Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus II, nomor 1139, h. 433. Taqrib al- Tahdzib. Nomor 938, h. 140.

109Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir . Jus I, nomor 693, h. 523. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus XII, nomor 12535,h. 570.

110Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus VII, nomor 9476, h. 366. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus VII, nomor 6352, h. 137.

111Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus XII, nomor 13840, h. 431. Taqrib al- Tahdzib. Nomor 8633, h. 750.

115

Page 123: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

awal sampai akhir sanad, hanya saja ada salah seorang perawi yang dinilai kurang baik

yaitu Abdullah bin Lahi'ah. Mayoritas kritikus hadis menilainya d}a’i>f, Maka dapat

disimpulkan bahwa sanad hadis ini statusnya adalah d}a’i>f tetapi karena ada periwayat

lain yang membantu periwayatan hadis ini maka statusnya naik menjadi h}asan

lidzatihi.

l. Mahar Dengan Masuk Islam

Hadis-hadis yang terkait dengan masalah tersebut terdapat 2 riwayat dari satu

mukharrij, yaitu An-Nasa>’i, untuk memperjelas dan mempermudah proses kegiatan

i’tibar maka dibuatkan skema sebagaimana yang dapat dilihat pada skema berikut ini :

Tampak pada skema bahwa hadis yang diteliti tidak ditemukan periwayat yang

berstatus pendukung (corroboration) berupa syahid, hanya Anas yang berfungsi

sebagai periwayat tingkat pertama hadis tersebut. kemudian pada tingkatan

selanjutnya barulah ada ditemukan periwayat yang berstatus pendukung berupa

عنثابت عبد الله

عن عنحممد بن موسىجعفر بن سليمان

قال أنـبأنا حدثـناحممد بن النضر قـتـيبة

أخبـرنا أخبـرنا

النسائي

أنس: أن أتـزوجك فإن تسلم فذاك مهري...

116

Page 124: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

mutabi>’. dengan begitu maka hadis yang bersangkutan termasuk hadis ah}ad, adapun

lambang atau sig}at tahammul yang digunakan oleh masing-masing periwayat dalam

beberapa sanad tersebut ialah, ثـنا ,أخبـرنا .عن dan حد

Sanad yang dipilih untuk diteliti langsung dalam klasifikasi pertama adalah

melalui jalur Ibrahi>m bin Ish}aq. Urutan periwayat yang tergabung dalam rangkaian

sanad dimaksud adalah :

Urutan Nama Periwayat Urutan Periwayat Urutan Sanad

1. Anas bin Ma>lik Periwayat I Sanad IV

2. Abdullah bin 'Abdullah Periwayat II Sanad III

3. Muhammad bin Mu>sa Periwayat III Sanad II

4. Qutaibah bin Sa'id Periwayat IV Sanad I

5. Imam An-Nasa>’i Periwayat V Mukharrij

117

Page 125: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Tabel 12

No Nama Guru/Murid

Tahammul

wa’ada Komentar Kritikus Hadis Status

1 An-

Nasa>‘i112 Guru :

Qutaibah bin Sa'id رنا Mansur al-Faqih tsiqah, Ah}mad أخبـbin H}anbal ahli hadis

Terpuji, dipercaya dan

Muttas}il

2.

Qutaibah bin Sa'id,113

(240 H.)

Guru : Imam Ma>lik, al-Laith bin Sa’ad,

Muhammad bin Mu>sa Murid :

Tirmidhi, Imam Nasa>’i, Ah}mad

رنا أخبـAbu> Hatim tsiqah, An-Nasa>‘i

tsiqah, Yah}ya bin Ma'in tsiqah, Ibnu> Hajar ‘Asqalani tsiqah

tsabat. Muttas}il

3

Muhammad bin Mu>sa,114

(170 H)

Guru : Y'aqub bin Salmah, tidak

ditemukan nama Abdullah Murid :

Qutaibah bin Sa'id

عن

Abu> Hatim s}adu>q, T}urmuzi> tsiqah, Ibnu> Hibban disebutkan

dalam 'ats-tsiqa>t, Ibnu> Hajar ‘Asqalani s}adu>q, Adz-Dzahabi>

tsiqah.

Hidup dalam satu masa (Muttas}il)

4

’Abdullah bin

'Abdullah,115 (134 H.)

Guru : 'Abdullah bin Abi> Talha, Anas bin

Ma>lik Murid :

Tidak ada nama Muhammad bin

Musa,

عن

Abu> Hatim s}alih, Ibnu> Hibban disebutkan dalam 'ats-tsiqa>t, Yah}ya bin Ma'in tsiqah, An-

Nasa>‘i tsiqah, Abu> Zur'ah tsiqah, al-‘Ajli tsiqah, Ibnu>

Hajar Al-Atsqalani tsiqah, Adz-Dzahabi> tsiqah.

Muttas}il

5

Anas bin Ma>lik,116 (91 H.)

Mauqu>f

Setelah meneliti para periwayat pada rangkaian sanad An-Nasa>’i dapat

diketahui bahwa hadis ini bersifat mawqu>f, hanya sampai kepada Anas bin Ma>lik saja

tidak sampai kepada Rasulullah saw. dari segi sanadnya Muttas}il dari awal sampai

akhir, maka dapat disimpulkan bahwa sanad hadis ini statusnya adalah s}ah}ih}

112 al-Mazziy, Tahzib al-Kamal. Jus I, h. 152-153. 113Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus VII, nomor 10208, h. 380.

Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus VIII, nomor 7641, h. 37. Taqrib al- Tahdzib. Nomor 5522, h. 454.

114Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus I, nomor 748, h. 631. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus IX, nomor 8777, h. 93. Taqrib al- Tahdzib. Nomor 6335, h. 509.

115Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus V, nomor 6439, h. 177. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus V, nomor 4481, h. 34.

116Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus II, nomor 1579, h. 434. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus I, nomor 690, h. 267.

118

Page 126: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

m. Mahar Hafalan Al-Quran

Hadis-hadis yang terkait dengan masalah tersebut terdapat sembilan riwayat

dari lima mukharrij, yaitu Bukhari>>, Abu> Da>ud, T}urmuz\i>>, Ah}mad bin H}anbal dan imam

Ma>lik, untuk memperjelas dan mempermudah proses kegiatan i’tibar maka dibuatkan

skema sebagaimana yang dapat dilihat pada skema berikut ini :

Tampak pada skema bahwa hadis yang diteliti ditemukan periwayat yang

berstatus pendukung (corroboration) berupa syahid, yaitu Abu> Hurairah dan Sahl bin

Sa’id yang berfungsi sebagai periwayat tingkat pertama hadis tersebut. kemudian pada

tingkatan selanjutnya barulah ada ditemukan periwayat yang berstatus pendukung

berupa mutabi>’. Namun Setelahnya barulah ada periwayat yang saling mendukung dan

قال قالسهل بن سعد

عن عن عن

مكحول عطاء بن أيب رباح

عن عن عن

حممد بن راشد عسل

أخبـرنا عن حدثـنا عن عن أخبـرنا

القعنيب عبد الله بن يوسف أيب احلجاج عبد الرمحنعبد الله بن نافع إسحق بن عيسى إسحاق حيىي

حدثـنا حدثـنا عن حدثـنا

هارون بن زيد إبـراهيم بن طهمان احلسن بن علي قال قـرأت حدثـنا حدثين

حدثين حدثـنا

أمحد بن حفصحدثـنا

أيب حفصحدثـنا

البخاري الترمذي

أيب هريـرة

رسول الله : فـقالت إين وهبت من نـفسي فـقامت طويال…

أحمد بن حنبل أبي داود مالك بن أنس

مالك

أيب حازم

119

Page 127: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

berlanjut sampai pada mukharrij, dengan begitu maka hadis yang bersangkutan

termasuk hadis ah}ad, adapun lambang atau sig}at tahammul yang digunakan oleh

masing-masing periwayat dalam beberapa sanad tersebut ialah, أخبـرنا ,قـرأت, ثـنا ثين ,حد قال dan عن ,حد

Sanad yang dipilih untuk diteliti langsung dalam klasifikasi pertama adalah

melalui jalur H}asan bin ‘Ali>. Urutan periwayat yang tergabung dalam rangkaian sanad

dimaksud adalah :

Urutan Nama Periwayat Urutan Periwayat Urutan Sanad

1. Sahal bin Sa'ad Periwayat I Sanad V

2. Salamah bin Dinar Periwayat II Sanad IV

3. Ma>lik bin Anas Periwayat III Sanad III

4. Ish}aq bin 'Isa Periwayat IV Sanad II

5. Al H}asan bin ‘Ali> Periwayat V Sanad I

6. T}urmuz\i>> Periwayat VI Mukharrij

120

Page 128: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Tabel 13

No Nama Guru/Murid Tahammul wa’ada Komentar Kritikus Hadis Status

1

T}urmuz\i>>,117 (209-279

H).

Guru : H}asan bin ‘Ali> حدثـنا

al-Siqat penghimpun hadis

penghafal hadis muttaqin

Terpuji, dipercaya dan

Muttas}il

2.

H}asan bin ‘Ali,>118 (242

H.)

Guru : 'Abdullah bin Abi> Talha, tidak ada nama Ish}aq bin 'Isa

Murid : Abu> Da>ud, Imam

Tirmidhi, Ibnu> Ma>jah

حدثـنا

Ya'kub Ibnu> Syaiba, tsiqah, An-Nasa>‘i tsiqah, Abu>

Bakar Khatib tsiqah, Ibnu> Hibban disebutkan dalam

'ats-tsiqa>t, T}urmuzi> h}afidz, Ibnu> Hajar ‘Asqalani

tsiqah, H}afidz Adz-Dzahabi> tsabat, hujjah.

Muttas}il

3

Ish}aq bin 'Isa bin

Najih,119 (215 H.)

Guru : Imam Ma>lik, Hammad

bin Salama Murid :

Tidak ada nama Hasan, Ah}mad bin H}anbal,

Zuhayr bin Harb

عن

Bukhari> >masyhurul hadis, Ibnu> Hibban disebutkan, dalam 'ats-tsiqa>t, Ibnu> Hajar ‘Asqalani s}adu>q, Adz-Dzahabi> tsiqah.

Hidup dalam satu masa (Muttas}il)

4

Ma>lik bin Anas,120 (179 H.)

Guru : Abu> Hazm, Salamah

bin Dinar Murid :

Ish}aq bin 'Isa, 'Abdullah bin Raja'

عن Yah}ya bin Ma'in tsiqah, Muhammad bin Sa’ad

tsiqah mamun. Muttas}il

5

Salamah bin Dinar,121 (133 H.)

Guru : Ibnu> Umar, 'Abdullah

bin 'Amr Sahal bin Sa'ad

Murid : al-Zuhri, imam Malik

عن

Yah}ya bin Ma'in tsiqah, Ibnu> Hibban disebutkan dalam 'ats-tsiqa>t, Adz-

Dzahabi> ah}adul a'lam, Adz-Dzahabi> Imam, Ibnu> Hajar

‘Asqalani tsiqah abi>d.

Muttas}il

6

Sahal bin Sa'ad bin Ma>lik,122 (88 H.)

Nabi Muhammad saw. قال Sahabat Marfu>‘

117Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus IV, nomor 8638, h. 95. Taqrib al-Tahdzib, nomor 6206, h. 500.

118Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus II, nomor 1530, h., 420. Taqrib al- Tahdzib. Nomor 1262, h. 162.

119Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus I, nomor 1268, h. 559. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus I, nomor 459, h. 533. Taqrib al- Tahdzib. Nomor 375, h. 102.

120Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus VII, nomor 10661, h. 310. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus IX, nomor 9003, h. 448.

121Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus IV nomor 4910, h. 198. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus IV, nomor 3247, h. 114.

122Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus IV, nomor 4986, h. 215. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus IV, nomor 3441, h. 30. Taqrib al- Tahdzib. Nomor 2658, h. 257.

121

Page 129: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Setelah meneliti para periwayat pada rangkaian sanad al-T}urmuzi> dapat

diketahui bahwa hadis ini bersifat marfu>‘ kepada Rasulullah saw. dari segi sanadnya

Muttas}il dari awal sampai akhir, kemudian semua periwayat yang ada pada jalur ini

selamat dari celaan para kritikus hadis, maka dapat disimpulkan bahwa sanad hadis ini

statusnya adalah s}ah}ih}.

n. Mahar Dengan Tepung dan Kurma

Hadis-hadis yang terkait dengan masalah tersebut terdapat empat riwayat dari

satu mukharrij, yaitu Abu> Da>ud, untuk memperjelas dan mempermudah proses

kegiatan i’tibar maka dibuatkan skema sebagaimana yang dapat dilihat pada skema

berikut ini :

Tampak pada skema bahwa hadis yang diteliti tidak ditemukan periwayat yang

berstatus pendukung (corroboration) berupa syahid, hanya Jabi>r bin Abdillah yang

berfungsi sebagai periwayat tingkat pertama hadis tersebut. kemudian pada tingkatan

أن

عن

عن عنموسى بن مسلم ابن جريج

أخبـرنا عنعبد الرمحن بن مهدي

أخبـرنا

حدثـنا واه

أعطى يف صداق امرأة ملء كفيه سويقا أو مترا فـقد استحل رسول الله :

أبي داود

جابر بن عبد الله

حق بن جبـرائيل

يزيد

أيب الزبـري

أبو عاصم

122

Page 130: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

selanjutnya juga tidak ditemukan periwayat yang berstatus pendukung berupa mutabi>’.

Namun setelahnya barulah ada periwayat yang saling mendukung dan berlanjut sampai

pada mukharrij, dengan begitu maka hadis yang bersangkutan termasuk hadis ah}ad.

Adapun lambang atau sig}at tahammul yang digunakan oleh masing-masing periwayat

dalam beberapa sanad tersebut ialah, ناأخبـر ثـنا رواه , .قال dan عن , حدSanad yang dipilih untuk diteliti langsung dalam klasifikasi pertama adalah

melalui jalur ‘Abdurrah}man bin Mahdiy. Urutan periwayat yang tergabung dalam

rangkaian sanad dimaksud adalah :

Urutan Nama Periwayat Urutan Periwayat Urutan Sanad

1. Jabi>r bin 'Abdullah Periwayat I Sanad IV

2. Muhammad bin Musli>m Periwayat II Sanad III

3. Mu>sa bin Musli>m Periwayat III Sanad II

4. ‘Abdurrah}man bin Mahdiy Periwayat VI Sanad I

5. Abu> Da>ud Periwayat V Mukharrij

123

Page 131: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Tabel 14

No Nama Guru/Murid Tahammul wa’ada

Komentar Kritikus Hadis Status

1 Abū

Dāwud123 w. 275 H/

889 M

Guru : Tidak ada hubungan dengan Abdurrah}man

bin Mahdiy

رواه Ibnu> Hibban Ŝiqah, Mu>sa Ibnu> Harun zuhud, ahli hadis

Terputus

2.

‘Abdurrah}man bin

Mahdiy124( 198 H.)

Guru : Sofyan bin ‘Uyainah

Mu>sa bin Musli>m Murid :

al-Bukhari>>, Imam Musli>m, Abu> Da>ud

حدثـنا

Ibnu> Hibban disebutkan dalam 'ats-

tsiqa>t, Ah}mad bin H}anbal h}afidz, Ibnu>l Madini a'lamun na>s,

Ibnu> Sa’ad tsiqah, Abu> Hatim tsiqah imam, Ibnu> Hajar ‘Asqalani tsiqah tsabat h}{afidz, Adz-Dzahabi> h}afidz

Dapat dipercaya

dan Muttas}il

3

Mu>sa bin Musli>m 125

Tidak ditemukan hubungan guru dan

Murid عن

Ibnu> Hibban disebutkan dalam 'ats-

tsiqa>t, Abu> Hatim majhul, Al Azdi d}a’i>f, Ibnu> Hajar ‘Asqalani d}a’i>f, Adz-Dzahabi>

tidak dikenal.

Terputus

4

Muhammad bin

Musli>m bin

Tadrus126 (126 H.)

Guru : Ibnu> Abbas, Ibnu> Umar Jabi>r bin

'Abdulla Murid :

al-Zuhri, tidak ada nama Mu>sa bin

Musli>m

عن

Ah}mad bin H}anbal laisa bihi bas Yah}ya

bin Ma'in tsiqah, Ya'kub bin Syu'bah s}adu>q tsiqah, An-

Nasa>‘i tsiqah, Ibnu> Hibban disebutkan

dalam 'ats-tsiqa>t, Ibnu>l Madini tsiqah tsabat, Ibnu> Hajar ‘Asqalani s}adu>q, Adz-Dzahabi>

tsiqoh h}afidz.

Muttas}il

5 Jabi>r bin

'Abdulla127 (78 H).

Nabi Muhammad saw.

‘<Sahabat Marfu عن

123Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al-Tahdzib. Jus IV, nomor 3298, h. 153-156. 124Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus V, nomor 7194, h. 268. Ibn

H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus VI, nomor 5552, h. 301. Taqrib al- Tahdzib. Nomor 4018., h. 351.

125 Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus XI, nomor 9658, h. 152. 126Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus I, nomor 694, h. 467.. Ibn

H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus IX, nomor 8729, h. 396. 127Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus II, nomor 1067, h. 15.

124

Page 132: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Setelah meneliti para periwayat pada rangkaian sanad Abu> Da>ud ini dapat

diketahui bahwa hadis ini marfu>‘ kepada Rasulullah saw. dari segi sanadnya tidak

Muttas}il pada awal periwayatan, dikarenakan Abu> Da>ud langsung saja menyadarkan

riwayatnya kepada ‘Abdurrah}man bin Mahdi dengan menggunakan sig}at tahammul

maka hadis ini termasuk hadis mu'allaq yaitu hadis yang dari awal sanadnya gugur رواه

atau Terputus seorang perawi atau lebih dengan berturut-turut sampai akhir, kemudian

semua periwayat yang ada pada jalur ini terdapat satu periwayat yang mendapat celaan

dari para kritikus hadis yaitu Mu>sa bin Musli>m bin Ruwman yang dinyatakan d}a’i>f,

maka dapat disimpulkan bahwa sanad hadis ini statusnya adalah d}a’i>f.

o. Mahar Masa Jahiliyah

Hadis-hadis yang terkait dengan masalah tersebut terdapat tiga riwayat dari

dua mukharrij, yaitu Bukhari>> dan Abu> Da>ud, untuk memperjelas dan mempermudah

proses kegiatan i’tibar maka dibuatkan skema sebagaimana yang dapat dilihat pada

skema berikut ini :

أن

أخبـرين

عن

عن حدثينعنبسة

حدثـنا حدثـناأمحد بن صالح

قال حدثـنا

البخاري أبي داود

ابن وهب

ىي بن سليمان

عروة بن الزبـري

ابن شهاب

يونس

كاح يف اجلاهلية كان على أربـعة أحناء فنكاح... عائشة :

125

Page 133: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Tampak pada skema bahwa hadis yang diteliti tidak ditemukan periwayat yang

berstatus pendukung (corroboration) berupa syahid, hanya ‘Aisyah yang berfungsi

sebagai periwayat tingkat pertama hadis tersebut. kemudian pada tingkatan

selanjutnya juga tidak ditemukan periwayat yang berstatus pendukung berupa mutabi>’.

namun setelahnya barulah ada periwayat yang saling mendukung dan berlanjut sampai

pada mukharrij, dengan begitu maka hadis yang bersangkutan termasuk hadis ah}ad,

adapun lambang atau sig}at tahammul yang digunakan oleh masing-masing periwayat

dalam beberapa sanad tersebut ialah, ثـنا عن ,أخبـرين ن أ dan قال حد .

Sanad yang dipilih untuk diteliti langsung dalam klasifikasi pertama adalah

melalui jalur Ah}mad bin H}anbal bin Shalih. Urutan periwayat yang tergabung dalam

rangkaian sanad dimaksud adalah :

Urutan Nama Periwayat Urutan Periwayat Urutan Sanad

1. ‘Aisyah binti> Abi> Bakar Periwayat I Sanad VI

2. ‘Urwah bin Az Zubair Periwayat II Sanad V

3. Muhammad bin Musli>m Periwayat III Sanad IV

4. Yunus bin Yazid Periwayat IV Sanad III

5. Anbasah bin H}alid Periwayat V Sanad II

6. Ah}mad bin H}anbal Periwayat VI Sanad I

7. Abu Da>ud Periwayat VII Mukharrij

126

Page 134: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Tabel 15

No Nama Guru/Murid Tahammul

wa’ada Komentar Kritikus Hadis Status

1

Abū Dāwud128 w. 275 H/

889 M

Guru : Ah}mad bin Shalah حدثـنا Ibnu> Hibban Ŝiqah, Mu>sa Ibnu>

Harun zuhud, ahli hadis Muttas}il

2.

Ah}mad bin Shalah129 (248 H.)

Guru : Abdullah bin Wahab, Anbas'ah bin H}alid

Murid : al-Bukhari>>, Abu> Da>ud

حدثـنا

Ya'qub bin Sofyan hujjah, al-‘Ajli tsiqah, Abu> Hatim, Ar

Rozy tsiqah, An-Nasa>‘i laisa bi qowi, Ibnu> Hajar ‘Asqalani

tsiqah mamun, Adz-Dzahabi> h}afidz.

Muttas}il

3

Anbas’ah bin H}alid130

(198 H.)

Guru : Yunus bin Yazid

Murid : Ahmad bin Hanbal

حدثين Ibnu> Hibban disebutkan dalam

'ats-tsiqa>t, Ibnu> Hajar ‘Asqalani s}aduq. Muttas}il

4

Yunus bin Yazid131 (160 H.)

Guru : al-Zuhri>, Nafi’, Muhammad bin

Musli>m Murid :

al-Laith bin Sa’ad, Anbas’ah bin H}alid

قال

al-‘Ajli tsiqah, An-Nasa>‘i tsiqah, Ya'kub bin Syaibah

shalihul h}adi>s, Abu> Zur'ah la ba’sa bih, Ibnu> Kharasy s}adu>q, Ibnu> Hibban disebutkan dalam

'ats-tsiqa>t, Ibnu> Hajar ‘Asqalani tsiqah, Adz-Dzahabi>

tsiqah.

Muttas}il

5

Muhammad bin

Musli>m132 (124 H.)

Guru : 'Alqama bin Waqqas, ’Urwah bin

Az Zubair Murid :

Yunus bin Yazid, Ziyad bin Sa’ad

أخبـرين Ibnu> Hajar ‘Asqalani faqih

h}afidz mutqin, Adz-Dzahabi> seorang tokoh. Muttas}il

6

’Urwah bin Az

Zubair133 (93 H.)

Guru : Asma’ binti> Abi>

Bakar, Aisyah Murid : al-Zuhri>

أن al-‘Ajli tsiqah, Ibnu> Hajar

tsiqah, Ibnu> Hibban disebutkan dalam 'ats tsiqat'. Mauqu>f

128Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al-Tahdzib. Jus IV, nomor 3298, h. 153-156. 129Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus II, nomor 1510, h. 282. Ibn

H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus I, nomor 68, h. 112. Taqrib al- Tahdzib. Nomor 48 , h. 80. 130Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari,Tarikhul Kabir. Jus VII, nomor 9506, h. 367. Ibn

H}ajar al-Asqalani,Tahdzib al- Tahdzib. Jus VIII, nomor 7277, h. 466. 131Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus XI, nomor 10770, h. 421. Lisan al-Miza>n. Jus

VII, nomor 14727, h. 531. Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus VIII, nomor 12834, h. 64.

132Muhammad Abu> Hattim Ibn Hibban, Al-Siqat. Jus V (Cet. I; Hiderabad: Da>r Al-Fikr, 1973 M/1393 H), h. 416.

133Muhammad Ibn Sa’ad, Al-Tabaqat Al-Kubra. Jus V (Beirut: Da>r Al-Fikr, 1985 M/1405 H). 2140 Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus VII, nomor 9476, h. 306. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus VII, nomor 6352, h. 304.

127

Page 135: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Setelah meneliti para periwayat pada rangkaian sanad Abu> Da>ud ini dapat

diketahui bahwa hadis ini mawqu>f hanya sampai kepada ‘Aisyah saja, dari segi

sanadnya Muttas}il pada awal sampai akhir sanad, kemudian semua periwayat yang ada

pada jalur ini selamat dari celaan yang berlebih dari para kritikus hadis yaitu maka

dapat disimpulkan bahwa sanad hadis ini statusnya adalah s}ah}ih}.

p. Mahar Hak Istri

1. Hadis Pertama

Hadis-hadis yang terkait dengan masalah tersebut terdapat lima riwayat dari

empat mukharrij yaitu, Abu> Da>ud, An-Nasa>’i, Ibnu> Ma>jah dan Ah}mad bin H}anbal,

untuk memperjelas dan mempermudah proses kegiatan i’tibar maka dibuatkan skema

sebagaimana yang dapat dilihat pada skema berikut ini :

قال

عن

عن

أخبـرنا قال عن أخبـرناحممد بن بكر أبو خالد عبد الرزاق

حدثـنا حدثـنا مسعت حدثـناأبو كريب عبد الله بن حممد هالل بن العالءحممد بن معمر

حدثـنا أخبـرنا أخبـرين حدثـنا حدثـنا

ابن ماجة أبي داود أحمد بن حنبل

ا امرأة نكحت على صداق أو حباء أو عدة قـبل عصمة النكاح… رسول الله :

حجاج

النسائي

عبد الله بن عمر

أبيه

عمرو بن شعيب

ابن جريجحدثين

128

Page 136: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Tampak pada skema bahwa hadis yang diteliti tidak ditemukan periwayat yang

berstatus pendukung (corroboration) berupa syahid, hanya ’Abdullah bin ’Umar yang

berfungsi sebagai periwayat tingkat pertama hadis tersebut. kemudian pada dua

tingkatan selanjutnya juga tidak ditemukan periwayat yang berstatus pendukung

berupa mutabi>’. Namun setelahnya barulah ada periwayat yang saling mendukung dan

berlanjut sampai pada mukharrij, dengan begitu maka hadis yang bersangkutan

termasuk hadis ah}ad, adapun lambang atau sig}at tahammul yang digunakan oleh

masing-masing periwayat dalam beberapa sanad tersebut ialah,مسعت , أخبـرين ,أخبـرنا ,

ثين ثـنا حد .قال dan عن ,حدSanad yang dipilih untuk diteliti langsung dalam klasifikasi pertama adalah

melalui jalur Hilal bin Al 'Ala'. Urutan periwayat yang tergabung dalam rangkaian

sanad dimaksud adalah :

Urutan Nama Periwayat Urutan Periwayat Urutan Sanad

1. Abdullah bin 'Amru Periwayat I Sanad VI

2. Syu'aib bin 'Abdullah Periwayat II Sanad V

3. Amru bin Syu'aib Periwayat III Sanad IV

4. Abdul Ma>lik Periwayat IV Sanad III

5. Hajjaj bin Muhammad Periwayat V Sanad II

6. Hilal bin Al 'Alaa' Periwayat VI Sanad I

7. An-Nasa’i Periwayat VII Mukharrij

129

Page 137: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Tabel 16

No Nama Guru/Murid Tahamm

ul wa’ada Komentar Kritikus Hadis Status

1 An-Nasa>‘i134 Guru :

Hilal bin Al 'Alaa' رنا أخبـMansur al-Faqih tsiqah, Ah}mad bin H}anbal ahli

hadis Terpuji,

dipercaya dan Muttas}il

2.

Hilal bin Al 'Alaa'135 (280

H)

Guru : 'Ubaid bin Yah}ya, tidak ada nama

Hajjaj bin Muhammad Murid :

An-Nasa>‘i, Abu> Hatim

حدثـنا

Abu> Hatim s}adu>q, An-Nasa>‘i s}ali>h, Ibnu> Hibban

disebutkan dalam 'ats-tsiqa>t, Ibnu> Hajar

‘Asqalani s}adu>q, Adz-Dzahabi> s}adu>q h}afidz.

Hidup dalam satu masa Muttas}il

3

Hajjaj bin Muhammad136 (206 H.)

Guru : Shu'bah bin al-Hajjaj, Abdul Ma>lik

bin 'Abdul 'Aziz Murid :

Ah}mad bin H}anbal, Yah}ya bin Ma'in, tidak ada Hilal

قال An-Nasa>‘i tsiqah, Ibnu>

Madini tsiqah, Ibnu> Hibban disebutkan dalam 'ats-tsiqa>t, Adz-Dzahabi>

h}afidz. Muttas}il

4

Abdul Ma>lik bin 'Abdul

'Aziz137 (150 H.)

Guru : Zaid bin Aslam, al-Zuhri, hidup satu

masa dan kota yang sama dengan Amru> bin Syu'aib

Murid : Hajjaj bin Muhammad, Abdullah al-

Harits

حدثين

Adz-Dzahabi> salah satu ahli ilmu, Ibnu> Hibban disebutkan dalam 'ats-

tsiqa>t, al-‘Ajli tsiqah, Ibnu> Hajar "tsiqah, faqih".

Muttas}il

5

Amru> bin Syu'aib138 (118 H)

Guru : Zainab binti> Muhammad, Syu'aib bin

'Abdullah Murid :

Muhammad bin Ajlan, tidak ada nama Malik bin Abd Aziz

عن al-‘Ajli tsiqah, An-Nasa>‘i tsiqah, Abu> Da>ud laisa bi

hujjah, Ibnu> Hajar ‘Asqalani s}adu>q.

Muttas}il

6 Syu'aib bin

'Abdullah139(

Guru :Ibnu> Abbas, Ibnu> Umar, hubungan kakek dan cucu dengan

Abdullah bin 'Amru Murid :

'Amr bin Shu'aib

-Ibnu> Hibban tsiqah, Adz عن Dzahabi> s}adu>q. Muttas}il

7

Abdullah bin 'Amru140 (63

H.) Nabi Muhammad saw. قال Sahabat

Marfu>‘

134 al-Mazziy, Tahzib al-Kamal. Jus I, h. 152-153. 135Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus XI, nomor 10135, h. 138. Taqrib al- Tahdzib.

Nomor 7346, h. 576. Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus VI, nomor 9221, h. 31.

136Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus II, nomor 2840, h. 88. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus II, nomor 1381, h. 49.

137Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus V, nomor 7444, h. 386. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus VI, nomor 5758, h. 120.

138Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus VI, nomor 8649, h. 294. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus VIII, nomor 7080, h. 204. Taqrib al- Tahdzib. Nomor 5050, h. 423.

139Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus IV, nomor 5456, h. 57. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus IV, nomor 3607, h. 269.

130

Page 138: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Setelah meneliti para periwayat pada rangkaian sanad Abu> Da>ud ini dapat

diketahui bahwa hadis ini marfu>‘ sampai kepada Nabi> saw. dari segi sanadnya

Muttas}il pada awal sampai akhir sanad, kemudian semua periwayat yang ada pada

jalur ini selamat dari celaan kecuali Amr bin Syu’aib, Abu> Da>ud menyatakan bahwa

dia laisa bi hujjah maka dapat disimpulkan bahwa sanad hadis ini statusnya adalah

d}a’i>f.

2. Hadis Kedua Tentang Mahar Hak Istri.

Hadis-hadis yang terkait dengan masalah ini terdapat dua riwayat dari dua

mukharrij yaitu Ibnu> Ma>jah dan Ah}mad bin H}anbal, untuk memperjelas dan

mempermudah proses kegiatan i’tibar maka dibuatkan skema sebagaimana yang

dapat dilihat pada skema berikut ini :

140Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus V, nomor 6076, h. 191. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus V, nomor 4575, h. 62.

عن

عن

قال

عن

حدثـنا

حدثـنا

رسول الله : قد كنت عذراء فأمر هبما فـتالعنا وأعطاها المهر

أيب

عقوب بن إبـراهيم

ابن ماجة أحمد بن حنبل

لي بن سلمة

ابن عباس

سعيد بن جبـري

طلحة بن نافع

ابن إسحق

حدثـنا

حدثـنا

131

Page 139: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Tampak pada skema bahwa hadis yang diteliti tidak ditemukan periwayat yang

berstatus pendukung (corroboration) berupa syahid, hanya Ibnu> Abbas yang berfungsi

sebagai periwayat tingkat pertama hadis tersebut.kemudian pada dua tingkatan

selanjutnya juga tidak ditemukan periwayat yang berstatus pendukung berupa mutabi>’.

berlanjut sampai pada mukharrij, dengan begitu maka hadis yang bersangkutan

termasuk hadis gari>b, adapun lambang atau sig}at tahammul yang digunakan oleh

masing-masing periwayat dalam beberapa sanad tersebut ialah,ثـنا .قال dan عن حدSanad yang dipilih untuk diteliti langsung dalam klasifikasi pertama adalah

melalui jalur Muhammad Ibnu> Yazid. Urutan periwayat yang tergabung dalam

rangkaian sanad dimaksud adalah :

Urutan Nama Periwayat Urutan Periwayat Urutan Sanad

1. Ibnu> Abbas Periwayat I Sanad VI

2. Sa'id bin Zubair Periwayat II Sanad VI

3. Thalhah bin Nafi' Periwayat III Sanad V

4. Muhammad bin Ish}aq Periwayat IV Sanad IV

5. Ibrahi>m bin Sa'ad Periwayat V Sanad III

6. Ya'qub bin Ibrahi>m Periwayat VI Sanad II

7. ’Ali bin Salamah Periwayat VII Sanad I

8. Ibnu> Ma>jah Periwayat VIII Mukharrij

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 17 berikut ini :

132

Page 140: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

No Nama Guru/Murid Tahamm

ul wa’ada Komentar Kritikus Hadis Status

1

Ibnu> Ma>jah,

(209-273 H).141

Guru : Ali bin Salamah حدثـنا

Siqat kasi>r Muttafaq alai>h

pendapatnya menjadi hujjah

Terpuji, dipercaya

dan Muttas}il

2.

Ali bin Salamah142

(252 H.)

Guru :Mua'wiya al-Fazari, Ya'qub bin Ibrahi>m Murid : Ibnu> Ma>jah

حدثـناIbnu> Hibban disebutkan dalam 'ats-tsiqa>t,

Hakim tsiqah, Ibnu> Hajar s}adu>q, Adz-Dzahabi> tsiqah. Muttas}il

3

Ya'qub bin Ibrahi>m143(

208 H.)

Guru : Shu'bah Bin Al-Hajjaj,

Ibrahi>M Bin Sa'ad Murid : Ah}mad Bin H}anbal,

Ali

حدثـنا

Yah}ya bin Ma'in tsiqah, al-‘Ajli tsiqah, Abu> Hatim s}adu>q, Ibnu> Hibban disebutkan dalam 'ats-tsiqa>t, Ibnu> Sa’ad tsiqah mamun, Ibnu> Hajar ‘Asqalani tsiqah fadlil, Adz-Dzahabi>

hujjah wara'. Muttas}il

4

Ibrahi>m bin Sa'ad144 (185 H.)

Guru :al-Zuhri>, Hisham bin 'Urwa, Muhammad bin Ish}aq Murid :Hisham bin 'Abdul

Ma>lik, Ya’qub

Ah}mad bin H}anbal tsiqah, Abu> Hatim عن tsiqah, Adz-Dzahabi> seorang ulama besar. Muttas}il

5

Muhammad bin

Ish}aq145(150 H.)

Guru : Ish}aq bin Yasar, Mu>sa bin

Yasar, T}alhah bin Nafi Murid :

Jarir bin Hazim, Ibrahim

قال Ah}mad bin H}anbal h}asanul hadis, Yah}ya bin Ma'in tsiqah, al-‘Ajli tsiqah, Ibnu> Hibban disebutkan dalam 'ats-tsiqa>t, Ibnu> Madini shalih wasath, Ibnu> Hajar ‘Asqalani s}adu>q

yudallis. Muttas}il

6 T}alhah bin Nafi' 146 (

Guru : Ibnu> Umar, Ibnu> Abbas, tidak ada nama Sa'id bin

Zubair Murid : Ibnu> Ish}aq

عن Ah}mad bin H}anbal laisa bihi ba’san, Nasa>’i laisa bihi bas, Ibnu> 'Adi la ba’sa bih, Yah}ya bin Ma'in la syai', Ibnu> Hibban disebutkan

dalam 'ats-tsiqa>t, Ibnu> Hajar ‘Asqalani s}adu>q.

Terputus

7

Sa'id bin Zubair bin Hisyam147(

94 H.)

Guru : Ibnu> Umar, Ibnu> Abbas

Murid : Tidak ada nama Talhah

ditemukan

عن Ibnu> Hibban disebutkan dalam 'ats-tsiqa>t,

Adz-Dzahabi> ah}adul a'lam, Yah}ya bin Ma'in tsiqah, Abu> Zur'ah Arrazy tsiqah, Ibnu> Hajar

‘Asqalani tsiqah tsabat faqih. Muttas}il

8

Ibnu> Abbas148 (68 H.)

Nabi Muhammad saw. قال Sahabat Marfu>‘

141 Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus XII, nomor 13192, h. 162. 142Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus VII, nomor 6551, h. 375. Taqrib al- Tahdzib.

Nomor 4739, h. 401. 143Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus VIII, nomor 12797, h. 422.

Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus XI, nomor 10642, h. 257. Taqrib al- Tahdzib. Nomor 7811, h. 607.

144Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus I, nomor 928, h. 547. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus I, nomor 216, h. 280. Taqrib al- Tahdzib. Nomor 177, h. 89.

145Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus I, nomor 61, h. 138. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus IX, nomor 8051, h. 94.

146Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus IV, nomor 5973, h. 42. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus V, nomor 4044, h. 33. Taqrib al- Tahdzib. Nomor 3035, h. 283.

147Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus III, nomor 4427, h. 187. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus IV, nomor 3014, h. 293.

148 Ibn H}ajar al-Asqalani, al-isabah. Jus IV, nomor 4784., h. 142-143.

133

Page 141: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Setelah meneliti para periwayat pada rangkaian sanad Ibnu> Ma>jah, dapat

diketahui bahwa hadis ini marfu>‘ kepada Rasulullah saw. Dari segi sanadnya ada

indikasi syads, hal ini karena tidak ditemukan tahun kapan wafat T}alha bin Nafi’ dan

tidak ditemukan hubungan guru dan Murid dapat disimpulkan bahwa sanad hadis ini

statusnya adalah d}a’i>f.

q. Mahar Sebiji Emas

Hadis-hadis yang terkait dengan masalah tersebut terdapat sebelas riwayat dari

enam mukharrij, untuk memperjelas dan mempermudah proses kegiatan i’tibar maka

dibuatkan skema sebagaimana yang dapat dilihat pada skema berikut ini :

أن

عن مسع مسع

عبد العزيز

حدثين حدثـنا حدثـنا بـرنا عن أخبـرنا حدثـنا عن

سفيان شعبة إمساعيل إمسعيل بن إبـراهيم معمر

حدثـنا دثـنا علي النضر بن مشيل أمحد بن منيعموسى بن إمسعيل بـهز بن أسد عفان د الرزاق

أخبرنا حدثـنا إسحق بن إبـراهيم حممد بن قدامة أبو بكر بن نافع

حدثـنا أخبـرنا حدثـنا

مسلم الترمذي أبي داود النسائي

رسول الله : كم أصدقـتـها قال وزن نـواة من ذهب …

محاد

البخاري أحمد بن حنبل

أنسا

محيد ثابت

134

Page 142: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Tampak pada skema bahwa hadis yang diteliti tidak ditemukan periwayat yang

berstatus pendukung (corroboration) berupa syahid, hanya Ibnu> Abbas yang berfungsi

sebagai periwayat tingkat pertama hadis tersebut. kemudian pada dua tingkatan

selanjutnya barulah ada berstatus pendukung berupa mutabi>’. berlanjut sampai pada

mukharrij, dengan begitu maka hadis yang bersangkutan termasuk hadis ah}ad, adapun

lambang atau sig}at tahammul yang digunakan oleh masing-masing periwayat dalam

beberapa sanad tersebut ialah رناأخبـ ثين , ثـنا حد .قال dan عن ,حدSanad yang dipilih untuk diteliti langsung dalam klasifikasi pertama adalah

melalui jalur Ali bin 'Abdullah. Urutan periwayat yang tergabung dalam rangkaian

sanad dimaksud adalah :

Urutan Nama Periwayat Urutan Periwayat Urutan Sanad

1. Anas bin Ma>lik Periwayat III Sanad IV

2. Humaid Periwayat IV Sanad III

3. Sofyan bin 'Uyainah Periwayat V Sanad II

4. ’Ali bin 'Abdullah Periwayat VI Sanad I

5. Bukhari>> Periwayat VII Mukharrij

135

Page 143: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Tabel 18

No Nama Guru/Murid Tahammul wa’ada

Komentar Kritikus Hadis Status

1 Bukhari>>149 Guru : ’Ali bin 'Abdullah

ثـنا حد

siqat kasi>r muttafaq alai>h pendapatnya

menjadi hujjah

Terpuji, dipercaya dan

Muttas}il

2.

’Ali bin 'Abdullah

150 (234 H.)

Guru : Hammad bin Zaid,

Sofyan bin 'Uyainah Murid :

Bukhari>>, Abu> Da>ud, Imam

Tirmidhi

ثـنا حد

Ibnu> Hibban disebutkan dalam

ats-tsiqat, An-Nasa>‘i, tsiqah ma'mun imam,

Ibnu> Hajar tsiqah tsabat imam.

Muttas}il

3

Sofyan bin 'Uyainah

151(198 H.)

Guru : Hami>d bin Qais, Humaid bin Abi>

Humaid Murid :

Yah}ya bin Ma'in, Ali bin Abdullah

حدثين

Ibnu> Hibban h}afidz mutqin, al-

‘Ajli tsiqah tsabat dalam hadis, Adz-

Dzahabi> ah}adul a'lam.

Muttas}il

4

Humaid bin Abi>

Humaid152

(142 H.)

Guru : Tsabi>t bin Aslam

Albanani, Mu>sa bin Anas, Anas bin

Ma>lik Murid :

Imam Ma>lik, Sofyan

مسع

Yah}ya bin Ma'in tsiqah, An-Nasa>‘i

tsiqah, al-‘Ajli tsiqah, Ibnu>

Kharas s}adu>q, Abu> Hatim Ar Rozy tsiqahla> ba'sa bi>h, Ibnu>

Hajar ‘Asqalani tsiqah mudallis.

Muttas}il

5

Anas bin Ma>lik153 (93 H.)

Guru : Nabi Muhammad

saw. ‘<Sahabat Marfu أن

149Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus IX, nomor 8053, h. 73. 150Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus VI, nomor 8485, h. 284. Ibn

H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus VII, nomor 6576, h. 57.

151Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus IV, nomor 4976, h. 153. Ibn

H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus IV, nomor 3205, h. 17. Taqrib al- Tahdzib. Nomor 2451, h. 245. 152Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus II, nomor 2704, h. 43. Ibn

H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus III, nomor 2065, h. 72. Taqrib al- Tahdzib. Nomor 1544, h. 181. 153Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus II, nomor 1579, h. 435. Ibn

H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus I, nomor 690, h. 267.

136

Page 144: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Setelah meneliti para periwayat pada rangkaian sanad Bukhari>>, dapat diketahui

bahwa hadis ini marfu>‘ kepada Rasulullah saw. Dari segi sanadnya mutassil pada awal

sampai akhir sanad, kemudian semua periwayat yang ada pada jalur ini selamat dari

celaan yang berlebih dari para kritikus hadis yaitu maka dapat disimpulkan bahwa

sanad hadis ini statusnya adalah s}ah}ih}.

r. Mahar Wanita Dipaksa Berzina

Hadis-hadis yang terkait dengan masalah tersebut terdapat 5 riwayat dari 3

mukharrij, untuk memperjelas dan mempermudah proses kegiatan i’tibar maka

dibuatkan skema sebagaimana yang dapat dilihat pada skema berikut ini :

ن ع

عن

عن

عن

دثـنا

حدثنا حدثنا

ي بن ميمون الله بن سعيد

الترمذي ابن ماجة أحمد بن حنبل

علي بن حجر وب بن حممد

أبيه

عبد اجلبار

احلجاج بن أرطاة

معمر بن سليمان

سول الله : وأقامه على الذي أصابـها ومل يذكر أنه…

137

Page 145: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Tampak pada skema bahwa hadis yang diteliti tidak ditemukan periwayat yang

berstatus pendukung (corroboration) berupa syahid, hanya ayahnya Abdul Jabi>r saja

yang berfungsi sebagai periwayat tingkat pertama hadis tersebut. kemudian pada tiga

tingkatan selanjutnya juga tidak ditemukan periwayat yang berstatus pendukung

berupa mutabi>’. Barulah setelah itu ada periwayat pendukung berlanjut sampai pada

mukharrij, dengan begitu maka hadis yang bersangkutan termasuk hadis ah}ad, adapun

lambang atau sig}at tahammul yang digunakan oleh masing-masing periwayat dalam

beberapa sanad tersebut ialah, ثـنا أنـبأنا .قال dan عن ,حدSanad yang dipilih untuk diteliti langsung dalam klasifikasi pertama adalah

melalui jalur ’Ali bin Hajar. Urutan periwayat yang tergabung dalam rangkaian sanad

dimaksud adalah :

Urutan Nama Periwayat Urutan Periwayat Urutan Sanad

1. Wa'il bin Hajar Periwayat II Sanad V

2. Abdul Jabbar bin Wa'il Periwayat III Sanad IV

3. Hajjaj bin Arthah Periwayat IV Sanad III

4. Mu'ammar bin Sulaiman Periwayat V Sanad II

5. Ali bin Hajar Periwayat VI Sanad I

6. T}urmuz\i>> Periwayat VII Mukharrij

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 17 berikut ini :

138

Page 146: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

No Nama Guru/Murid Tahammul

wa’ada Komentar Kritikus Hadis Status

1

T}urmuz\i>>,154 (209-279

H).

Guru : Ali bin Hajar

al-Siqat penghimpun hadis, penghafal حدثـناhadis, muttaqin Terpuji, dipercaya

dan Muttas}il

2.

Ali bin Hajar155 (244 H)

Murid : al-Bukhari>>,

Imam Musli>m, T}urmuzi>

حدثـناAn-Nasa>‘i tsiqah ma'mun h}afid, Ibnu>

Hajar tsiqah h}afid, Adz-Dzahabi> h}afidz, Hakim syaikh.

Tidak ada hubungan guru dan Murid

akan tetapi hidup dalam satu masa

3

Mu'ammar bin

Sulaiman156

(191 H)

عن

Yah}ya bin Ma'in tsiqah, An-Nasa>‘i laisa bihi bas, Ibnu> Hibban

disebutkan dalam 'ats-tsiqa>t, Abu> Dau>d tsiqah, Ibnu> Hajar ‘Asqalani tsiqah fadlil, Adz-Dzahabi> tsiqah

waqur s}alih.

Hidup dalam satu masa (Muttas}il)

4

Hajjaj bin Arthah157 (145 H.)

عن

Yah}ya bin Ma'in s}adu>q, laisa bi qowi, mudallis, s}adu>q, Abu> Zur'ah Arrazy

yudallis, Abu> Hatim Ar Rozy yudallis, Abu> Hatim Ar Rozy s}adu>q, Ibnu> Hajar ‘Asqalani s}adu>q banyak salah, Ibnu> Hajar ‘Asqalani yudallis,

Ibnu> Hajar ‘Asqalani Ahli Fiqih.

Tidak ada hubungan guru Murid

5

Abdul Jabbar bin Wa'il bin

Hajar158(112 H.)

عن Yah}ya bin Ma'in tsiqah, Ibnu> Hibban

disebutkan, dalam 'ats-tsiqa>t, Ibnu> Sa’ad tsiqah, Ibnu> Hajar ‘Asqalani

tsiqah. Terputus159

6 Wa'il bin Hajar160

Muhammad saw. قال Sahabat Marfu>‘

154Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus IV, nomor 8638, h. 95. Taqrib al-Tahdzib, nomor 6206, h. 500.

155Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus VI, nomor 8452, h. 272. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus VII, nomor 6505, h. 105.

156Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus XI, nomor 9447, h. 93. Lisan al-Miza>n. Jus VII Nomor 14268, h. 329.

157Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus II, nomor 2835, h. 114. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus II, nomor 1365, h. 82. Lisan al-Miza>n Jus VII, nomor 11981, h. 83.

158Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus VI, Nomor 7926, h. 358. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus VI, nomor 5213, h. 70. Taqrib al- Tahdzib. Nomor 3744, h. 332. Lisan al-Miza>n Jus VII, nomor 13084, h. 65.

159Dari segi sanadnya ternyata tidak mutassil di karenakan Abdul Jabbar bin Hujr tidak mendengar dari ayahnya dan tidak mendapatinya, dikatakan bahwa ia dilahirkan setelah meninggal ayahnya satu bulan.

160Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus VIII, nomor 11945, h. 129. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus XI, nomor 10189, h. 389. Taqrib al- Tahdzib. Nomor 7393, h. 580.

139

Page 147: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Setelah meneliti para periwayat pada rangkaian sanad T}urmuz\i>>, dapat

diketahui bahwa hadis ini marfu>‘ kepada Rasulullah saw. Dari segi sanadnya ternyata

tidak mutassil di karenakan Abdul Jabbar bin Hujr tidak mendengar dari ayahnya dan

tidak mendapatinya, dikatakan bahwa ia dilahirkan setelah meninggal ayahnya satu

bulan pada awal sampai akhir sanad, maka hadis ini dinyatakan munqathi’. maka

dapat disimpulkan bahwa sanad hadis ini statusnya adalah d}a’i>f.

s. Mahar Diminta Akibat H}ulu’

Hadis-hadis yang terkait dengan masalah tersebut terdapat tiga riwayat dari

dua mukharrij, yaitu Abu> Da>ud dan Imam Ah}mad bin H}anbal, untuk memperjelas dan

mempermudah proses kegiatan i’tibar maka dibuatkan skema sebagaimana yang

dapat dilihat pada skema berikut ini :

قال

عائشة عبد الله بن عمرو بن أيب حثمةعن عن عن

عمرة أبيه د بن سليمانعن عن عن

عمرو بن شعيبعبد الله بن أيب بكرعن عن

أبو عمرو السدوسي حجاجحدثـنا أخبـرنا

أبو عامر عبد القدوسحدثـنا

حممد بن معمردثـنا

أحمد بن حنبل أبي داود

رسول الله : فـقال خذ بـعض ماهلا وفارقـها…

140

Page 148: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Tampak pada skema bahwa hadis yang diteliti ditemukan periwayat yang

berstatus pendukung (corroboration) berupa syahid, sebanyak tiga periwayat yang

berfungsi sebagai periwayat tingkat pertama hadis tersebut. kemudian pada tiga

tingkatan selanjutnya juga ditemukan periwayat yang berstatus pendukung berupa

mutabi>’berlanjut sampai pada mukharrij, dengan begitu maka hadis yang bersangkutan

termasuk hadis aziz, adapun lambang atau sig}at tahammul yang digunakan oleh

masing-masing periwayat dalam beberapa sanad tersebut ialah, ثـنا dan عن ,أخبـرنا,حد

.قال Sanad yang dipilih untuk diteliti langsung dalam klasifikasi pertama adalah

melalui jalur Muhammad bin Ma'mar. Urutan periwayat yang tergabung dalam

rangkaian sanad dimaksud adalah :

Urutan Nama Periwayat Urutan Periwayat Urutan Sanad

1. ‘Aisyah Periwayat I Sanad VI

2. Amrah Periwayat II Sanad V

3. Abdullah bin Abi> Bakar Periwayat III Sanad IV

4. Sa'id bin Salamah Periwayat IV Sanad III

5. Abdul Ma>lik bin 'Amr Periwayat V Sanad II

6. Muhammad bin Ma'mar Periwayat VI Sanad I

7. Abu> Da>ud Periwayat VII Mukharrij

141

Page 149: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Tabel 20

No Nama Guru/Murid Tahammul wa’ada Komentar Kritikus Hadis Status

1

Abū Dāwud161 w. 275 H/ 889

M

Guru : Muhammad bin Ma'mar

bin Rib'iy Ibnu> Hibban Ŝiqah, Mu>sa Ibnu> Harun حدثـنا

zuhud, ahli hadis Muttas}il

2.

Muhammad bin Ma'mar bin

Rib'iy162

Guru : al-Mughira bin Salmah, Abdul Ma>lik bin 'Amru. Murid : Bukhari>>, Imam Musli>m, Abu> Da>ud

حدثـناAbu> Hatim s}adu>q, Abu> Da>ud laisa

bihi bas, An-Nasa>‘i tsiqah, Abu> Bakar tsiqah, Ibnu> Hajar ‘Asqalani s}adu>q. Muttas}il

3

Abdul Ma>lik bin

'Amru163(204 H.)

Guru : 'Ikrama bin 'Ammar, Sa'id

bin Salamah Murid :

Ah}mad bin H}anbal, Yah}ya bin Ma'in, Ma’mar

حدثـنا

Adz-Dzahabi> h}afizh Ibnu> Hajar tsiqah, Yah}ya bin Ma'in tsiqah, Abu>

Hatim s}adu>q, An-Nasa>‘i tsiqah mamun, Ibnu> Sa'ad tsiqah, Ibnu>

Hibban disebutkan dalam 'ats-tsiqa>t. Muttas}il

4 Sa'id bin

Salamah164

Guru : ayahnya, Hisham bin

'Urwa, tidak ada Abdullah bin Abi> Bakar

Murid : al-Munqari al-Tabu>dhaki,

Abdul Ma>lik bin Amr

عن Ibnu> Hibban disebutkan dalam 'ats-tsiqa>t, An-Nasa>‘i, d}a’i>f, Ibnu> Hajar ‘Asqalani s}adu>q s}ah}ih}ul kitab salah

dari hafalannya Muttas}il

5

Abdullah bin Abi> Bakar165

(130 H.)

Guru : Anas bin Ma>lik, Amrah

binti> ‘Abdurrah}man Murid :

Ibnu> Ish}aq tidak ada Sa’id

عن

Yah}ya bin Ma'in tsiqah, Abu> Hatim tsiqah, An-Nasa>‘i tsiqah tsabat, Ibnu>

Sa’ad tsiqah, al-‘Ajli tsiqah, Ibnu> Hibban disebutkan dalam 'ats-tsiqa>t, Ibnu> Abdil Barr "tsiqah,faqih", Ibnu> Hajar ‘Asqalani tsiqah, Adz-Dzahabi>

hujjah.

Muttas}il

6

Amrah binti> ‘Abdurrah}man

166(103 H.)

Guru : Umm Hisham binti>

Haritsa, Aisyah Murid :

'Abdullah bin Abi> Bakar, Sulaiman Ibnu> Yasar

أن Yah}ya bin Ma'in tsiqah, al-‘Ajli

tsiqah, Ibnu> Hibban disebutkan dalam 'ats-tsiqa>t, Ibnu> Hajar ‘Asqalani tsiqah, Adz-Dzahabi> Ahli Fiqih

T}abi’in. Muttas}il

7 Aisyah Guru :

Nabi Muhammad saw. قال Sahabat Marfu>‘

161Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al-Tahdzib. Jus IV, nomor 3298, h. 153-156. 162Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus IX, nomor 8755, h. 161. Lisan al-Miza>n Jus V,

8039, h. 331. 163Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus V, nomor 7453, h. 319.

Lisan al-Miza>n Jus VII, nomor 13275, h. 241. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus VI, nomor 5764, h. Taqrib al- Tahdzib. Nomor 4199, h. 364.

164Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus III, nomor 4494, h. 458. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus IV, nomor 3066, h. 11. Lisan al-Miza>n Jus V 12502, h. 361.

165Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus V, nomor 6189, h. 207. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus V, nomor 4281, h. 125. Taqrib al- Tahdzib. Nomor 3239, h. 297.

166Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus XII, nomor 13850, h. 106. Taqrib al- Tahdzib. Nomor 8643, h. 750.

142

Page 150: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Setelah meneliti para periwayat pada rangkaian sanad Abu> Da>ud, dapat

diketahui bahwa hadis ini marfu>‘ kepada Rasulullah saw. Dari segi sanadnya ternyata

mutassil dari awal sampai akhir sanad, akan tetapi salah seorang perawi oleh kritikus

hadis dinyatakan d}a’i>f yaitu Sa'id bin Salamah. karena ada periwayat lain yang juga

sama sama meriwayatkan hadis tersebut maka hadis ini naik drajatnya menjadi h}asan

lighairihi.

t. Mahar Masa Rasulullah saw.

Hadis-hadis yang terkait dengan masalah tersebut terdapat dua riwayat dari

dua mukharrij, yaitu An-Nasa>’i dan Ah}mad bin H}anbal, untuk memperjelas dan

mempermudah proses kegiatan i’tibar maka dibuatkan skema sebagaimana yang dapat

dilihat pada skema berikut ini :

Tampak pada skema bahwa hadis yang diteliti tidak ditemukan periwayat yang

berstatus pendukung (corroboration) berupa syahid, hanya Abu> Hurairah saja yang

berfungsi sebagai periwayat tingkat pertama hadis tersebut. kemudian pada dua

أيب هريـرةعن

موسى بن يسارعن

داود بن قـيسحدثـنا حدثـنا

عبد الرمحن بن مهدي إمساعيل بن عمر حدثـنا حدثـنا

حممد بن عبد اللهأخبـرنا

النسائي أحمد بن حنبل

كان فينا رسول الله صلى الله عليه وسلم عشرة أواق

143

Page 151: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

tingkatan selanjutnya juga tidak ditemukan periwayat yang berstatus pendukung

berupa mutabi>’. dengan begitu maka hadis yang bersangkutan termasuk hadis ah}ad,

adapun lambang atau sig}at tahammul yang digunakan oleh masing-masing periwayat

dalam beberapa sanad tersebut ialah, ثـنا .قال dan عن , أخبـرنا,حدSanad yang dipilih untuk diteliti langsung dalam klasifikasi pertama adalah

melalui jalur Muhammad bin 'Abdullah. Urutan periwayat yang tergabung dalam

rangkaian sanad dimaksud adalah :

Urutan Nama Periwayat Urutan Periwayat Urutan Sanad

1. Abu> Hurairah Periwayat I Sanad VI

2. ‘Abdurrah}man bin Shakhr Periwayat II Sanad V

3. Mu>sa bin Yasar Periwayat III Sanad IV

4. Da>ud bin Qais Periwayat IV Sanad III

5. ‘Abdurrah}man bin Mahdiy Periwayat V Sanad II

6. Muhammad bin 'Abdullah Periwayat VI Sanad I

7. An-Nasa>’i Periwayat VII Mukharrij

144

Page 152: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Tabel 21

No Nama Guru/Murid Tahammul wa’ada

Komentar Kritikus Hadis Status

1 An-Nasa>‘i167 Guru : Muhammad bin

'Abdullah حدثـنا Mansur al-Faqih tsiqah, Ah}mad bin H}anbal ahli

hadis Muttas}il

2.

Muhammad bin 'Abdullah,168(

255 H.)

Guru : Yah}ya bin Sa'id,

’Abdurrah}man bin Mahdi

Murid : Bukhari>>, Abu> Da>ud,

Imam Nasa>’i

حدثـنا

Abu> Hatim tsiqah, An-Nasa>‘i tsiqah, Ad Daruquthni tsiqoh

h}afidz, Ibnu> Hibban disebutkan dalam 'ats-

tsiqa>t, Ibnu> 'Adi h}afizh, Ibnu> Hajar ‘Asqalani tsiqoh h}afidz, Adz-

Dzahabi> h}afizh.

Muttas}il

3

’Abdurrah}man bin Mahdi169

(198 H.)

Guru : Imam Ma>lik, Shu'bah

bin al-Hajjaj, Da>ud bin Qais

Murid : Ahmad bin Sinan, Muhammad bin

Abdullah

حدثـنا

Asy Syafi’i, tsiqah h}afidz, Ah}mad bin H}anbal tsiqah, An-Nasa>‘i tsiqah, Abu> Hatim tsiqah, Abu> Zur'ah tsiqah, Ibnu>

Madini tsiqah, Ibnu> Hajar ‘Asqalani tsiqah

fadil.

Muttas}il

4 Da>ud bin

Qais170(150 H.)

Guru : Zaid bin Aslam, Mu>sa bin Yasar bin Khayar

Murid : ’Abdurrah}man bin

Mahdi, 'Abdullah bin Mubarak

عن

Yah}ya bin Ma'in tsiqah, Ibnu> Hibban

disebutkan dalam 'ats-tsiqa>t, Ibnu> Hajar

‘Asqalani tsiqah, Adz-Dzahabi> tsiqah.

Muttas}il

5 Mu>sa bin Yasar bin Khayar171

Guru : hanya Abu> Hurairah

Murid : Ibnu> Ish}aq,

Da>ud bin Qais

عن tsiqah,

'ats-tsiqa>t Muttas}il

6 Abu> Hurairah Nabi Muhammad saw. قال Sahabat Marfu>‘

167 al-Mazziy, Tahzib al-Kamal. Jus I, h. 152-153. 168Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus IX, nomor 8454, h. 45. Taqrib al- Tahdzib.

Nomor 6045, h. 490. 169Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus V, nomor 7194, h. 274. Ibn

H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus VI, nomor 5552, h. 286.Taqrib al- Tahdzib. Nomor 4018, h. 351. 170Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus III, nomor 3715, h. 23. Ibn

H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus III, nomor 2378, h. 29. Taqrib al- Tahdzib. Nomor 1808, h. 199. 171Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus VII, nomor 10611, h. Ibn

H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus XI, nomor 9670, h. Taqrib al- Tahdzib. Nomor 7024, h. 554.

145

Page 153: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Setelah meneliti para periwayat pada rangkaian sanad An-Nasa>’i, dapat

diketahui bahwa hadis ini marfu>‘ kepada Rasulullah saw. Dari segi sanadnya ternyata

mutassil dari awal sampai akhir sanad dan juga tidak ditemukan Pernyataan kritikus

hadis yang memberatkan para periwayat dalam jalur ini maka dapat disimpulkan

bahwa sanad hadis ini statusnya adalah s}ah}ih}.

u. Mahar Dengan Kain

Hadis-hadis yang terkait dengan masalah tersebut terdapat sembilan riwayat

dari tiga mukharrij, yaitu imam Bukhari>>, Musli>m, imam Ah}mad bin H}anbal, untuk

memperjelas dan mempermudah proses kegiatan i’tibar maka dibuatkan skema

sebagaimana yang dapat dilihat pada skema berikut ini :

146

Page 154: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Tampak pada skema bahwa hadis yang diteliti tidak ditemukan periwayat yang

berstatus pendukung (corroboration) berupa syahid, hanya Abdullah bin Mas’ud saja

yang berfungsi sebagai periwayat tingkat pertama hadis tersebut. kemudian pada dua

tingkatan selanjutnya juga tidak ditemukan periwayat yang berstatus pendukung

berupa mutabi>’. dengan begitu maka hadis yang bersangkutan termasuk hadis ah}ad,

adapun lambang atau sig}at tahammul yang digunakan oleh masing-masing periwayat

dalam beberapa sanad tersebut ialah, ثـنا .فـقلنا dan عن ,حدSanad yang dipilih untuk diteliti langsung dalam klasifikasi pertama adalah

melalui jalur Qutaibah bin Sa'id. Urutan periwayat yang tergabung dalam rangkaian

sanad dimaksud adalah :

Urutan Nama Periwayat Urutan Periwayat Urutan Sanad

1. Abdullah bin Mas'ud Periwayat I Sanad V

2. Qais bin Abi> Hazim Periwayat II Sanad IV

3. Isma'il bin Abi >H}alid Periwayat III Sanad III

4. Jarir bin 'Abdul Hamid Periwayat IV Sanad II

5. Qutaibah bin Sa'id Periwayat V Sanad I

6. Imam Bukhari>> Periwayat VI Mukharrij

148

Page 155: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Tabel 22

No Nama Guru/Murid Tahammul wa’ada

Komentar Kritikus Hadis Status

1 Bukhari>>172 Guru : Qutaibah bin Sa'id حدثـنا

siqat kasi>r muttafaq alai>h pendapatnya

menjadi hujjah

Terpuji, dipercaya dan

Muttas}il

2.

Qutaibah bin Sa'id173(240

H.)

Guru : Imam Ma>lik, al-Laith bin

Sa’ad Jarir bin 'Abdul Hamid

Murid : al-Bukhari>>, Imam Musli>m,

Abu> Da>ud

حدثـنا

Abu> Hatim tsiqah, An-Nasa>‘i tsiqah, Yah}ya bin Ma'in

tsiqah, Ibnu> Hajar ‘Asqalani tsiqah

tsabat.

Muttas}il

3

Jarir bin 'Abdul

Hamid174(188 H.)

Guru : Yah}ya bin Sa'id al-Ansari,

Isma'il bin Abi> H}alid Murid :

Qutaibah bin Sa'id Ish}aq bin Rahwaya

عن

Abu> Hatim ar-Rozy tsiqah, An-Nasa>’i

tsiqah, Muhammad bin Sa’ad tsiqah.

Muttas}il

4

Isma'il bin Abi>

H}alid175(146 H.)

Guru : Muhammad bin Sa’ad Ibnu>

Abi> Waqqas Qais bin Hazm

Murid : Shu'bah bin al-Hajjaj, Jarir

bin 'Abdul Hamid

عن

Yah}ya bin Ma'in tsiqah, Ibnu> Hibban disebutkan dalam 'ats-tsiqa>t, Ibnu> Hajar ‘Asqalani

tsiqah tsabat, Adz-Dzahabi> h}afidz.

Muttas}il

5

Qais bin Abi> Hazim176(97

H.)

Guru : Abu> Hazim al-Bajli, Abu>

Bakar As-Siddiq, Abdullah bin Mas'ud

Murid : 'Abdullah bin H}usai>n al-

Azdi, Ismail bin Abi H}alid

عن

Yah}ya bin Ma'in tsiqah, Ibnu> Hibban disebutkan dalam 'ats-tsiqa>t, Adz-Dzahabi> tsiqah.

Muttas}il

6

Abdullah bin Mas'ud177 (32

H.)

Guru : Nabi Muhammad saw. فـقلنا Sahabat Marfu>‘

172 Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus IX, nomor 8053, h. 73. 173Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus VII, nomor 10208, h. 427.

Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus VIII, nomor 7641, h. 44. Taqrib al- Tahdzib. Nomor 5522, h. 454.

174Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus II, Nomor 2235, h. 103. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus II, nomor 1116, h. 81.

175Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus I, nomor 543, h. 401. Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus I Nomor 1108, h. Taqrib al- Tahdzib. Nomor 438, h. 107.

176Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus VII, nomor 9986, h. 466. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus VIII, nomor 7691, h. 57.

177Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus VI, nomor 5043, h. 147. Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus V, nomor 6073, h. 293.

149

Page 156: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Setelah meneliti para periwayat pada rangkaian sanad imam Bukhari>>, dapat

diketahui bahwa hadis ini marfu>‘ kepada Rasulullah saw. Dari segi sanadnya ternyata

mutassil dari awal sampai akhir sanad dan juga tidak ditemukan pernyataan kritikus

hadis yang memberatkan para periwayat dalam jalur ini maka dapat disimpulkan

bahwa sanad hadis ini statusnya adalah s}ah}ih}.

v. Mahar Berupa Baju Besi

Hadis-hadis yang terkait dengan masalah tersebut terdapat enam riwayat dari

tiga mukharrij, yaitu Abu> Da>ud, An-Nasa>’i dan Ah}mad bin H}anbal, untuk memperjelas

dan mempermudah proses kegiatan i’tibar maka dibuatkan skema sebagaimana yang

dapat dilihat pada skema berikut ini :

قال

قال مسع أنابن عباس رجل رجل

عن عن عن عكرمة حممد بن عبد الرمحن أبيه

عن عن حدثين عن أيوب غيالن بن أنس ابن أيب جنيح

عن حدثين عن عن سعيد شعيب محاد سفيان

عن عن حدثـناعبدة هشام أبو حيـوة

حدثـنا عن حدثـناهارون بن إسحق إسحق بن إمسعيل كثري بن عبـيد عمرو بن منصور

حدثـنا أخبـرنا نـبأناأحمد بن حنبل

علي

النسائي أبي داود

رسول الله : أعطها شيئا قال ما عندي شيء قال أين درعك احلطمية

150

Page 157: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Tampak pada skema bahwa hadis yang diteliti tidak ditemukan periwayat yang

berstatus pendukung (corroboration) berupa syahid, karena ’Ali sebagai pelaku utama

atas adanya hadis tentang pernikahannya tersebut. Pada tingkatan selanjutnya ada dua

jalur menyatakan seorang laki-laki ( رجل), setelah dicermati pada hadis juga dijelaskan

berasal dari sahabat Nabi> saw, oleh karena itu dikarenakan nama sahabat yang

meriwayatkan pertama kali adalah Ibnu> Abbas maka dinyatakan bahwa itu adalah

orang yang sama. Jadi Ibnu> Abbas saja yang hanya berfungsi sebagai periwayat tingkat

kedua setelah ’Ali pada hadis tersebut. kemudian pada dua tingkatan selanjutnya baru

ditemukan periwayat yang berstatus pendukung berupa mutabi>’. dengan begitu maka

hadis yang bersangkutan termasuk hadis ah}ad, adapun lambang atau sig}at tahammul

yang digunakan oleh masing-masing periwayat dalam beberapa sanad tersebut ialah أن, ثـنا ,أخبـرنا ع مس , عن ,حد ثين , .قال dan حد

Sanad yang dipilih untuk diteliti langsung dalam klasifikasi pertama adalah

melalui jalur Ibrahi>m bin Ish}aq. Urutan periwayat yang tergabung dalam rangkaian

sanad dimaksud adalah :

Urutan Nama Periwayat Urutan Periwayat Urutan Sanad

1. Abdullah bin 'Abbas Periwayat I Sanad VI

2. Ikrimah Periwayat II Sanad V

3. Ayyub bin Abi> Tamimah Periwayat III Sanad IV

4. Sa'id bin Abi> 'Urubah Periwayat IV Sanad III

5. Abdah bin Sulaiman Periwayat V Sanad II

6. Ish}aq bin Isma'il Periwayat VI Sanad I

7. Abu> Da>ud Periwayat VII Mukharrij

151

Page 158: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Tabel 23

No Nama Guru/Murid Tahammul

wa’ada Komentar Kritikus Hadis Status

1

Abū Dāwud178 w. 275 H/

889 M

Guru : Ish}aq bin Isma'il

ثـنا حدIbnu> Hibban Ŝiqah, Mu>sa Ibnu> Harun zuhud, ahli

hadis Muttas}il

2.

Ish}aq bin Isma'il179(23

0 H.)

Guru : Sofyan bin ‘Uyainah Abdah

bin Sulaiman Murid :

Abu> Da>ud,‘Ali> bin Gharab

ثـنا حد

Yah}ya bin Ma'in s}adu>q, Ad Daruquthni tsiqah, Adz-

Dzahabi> tsiqah, Ibnu> Hibban disebutkan dalam

'ats-tsiqa>t. Muttas}il

3

Abdah bin Sulaiman,

180( 187 H.)

Guru : Yah}ya bin Sa'id, Sa'id bin

Abi> 'Urubah Murid :

Ah}mad bin H}anbal, Ish}aq bin Ismail

عن

Al-‘Ajli tsiqah, Ad-Daruquthni tsiqah, }Adz-

Dzahabi> tsiqah, Ibnu> Hajar tsiqah tsabat.

Muttas}il

4

Sa'id bin Abi> 'Urubah

bin Mihran181(1

56 H)

Guru : Ayyub bin Abi> Tamimah

Murid : Shu'bah bin al-Hajjaj, Abdah

bin Sulaiman

عن

Yah}ya bin Ma'in tsiqah, An-Nasa>’i tsiqah, Abu> Zur’ah tsiqah mamun, Muhammad bin Sa’ad

tsiqah. Muttas}il

5

Ayyub bin Abi>

Tamimah bin

Kaysan182(131 H.)

Guru : , Nafi' bin 'Asim, Ikrimah

Murid : Imam Ma>lik, Ibnu> Ish}aq,

Sa'id bin Abi> 'Aruba

عن

Yah}ya bin Ma'in tsiqah, An-Nasa>‘i tsiqah tsabat, Muhammad bin Sa’ad

tsiqah tsabat, Adz-Dzahabi> imam.

Muttas}il

6 Ikrimah183(1

04 H.)

Guru : Ali Ibnu> Abi> T}alib, Ibnu>

Abbas Murid :

Qatada, Ayyub

عن Yah}ya bin Ma'in tsiqah,

An-Nasa>‘i tsiqah, al-‘Ajli tsiqah, Abu> Hatim tsiqah. Muttas}il

7

Ibnu> Abbas184 (68 H)

Nabi Muhammad saw. قال Sahabat Marfu>‘

178Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al-Tahdzib. Jus IV, nomor 3298, h. 153-156. 179Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus I, nomor 418, h. 343. 180Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus VI, nomor 7950, h. 511. Ibn

H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus VII, nomor 5849, h. 316. Taqrib al- Tahdzib. Nomor 4269, h. 369.

181Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus III, nomor 4573, h. 359. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus IV, nomor 3110, h. 30.

182Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus I, nomor 1307, h. 533. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus I, nomor 733, h. 595.

183Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus VII, nomor 9556, h. 373. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus VII, nomor 6476, h. 214.Taqrib al- Tahdzib. Nomor 4673, h. 397.

152

Page 159: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Setelah meneliti para periwayat pada rangkaian sanad Abu Da>ud, dapat

diketahui bahwa hadis ini marfu>‘ kepada Rasulullah saw. Dari segi sanadnya ternyata

mutassil dari awal sampai akhir sanad dan juga tidak ditemukan pernyataan kritikus

hadis yang memberatkan para periwayat dalam jalur ini maka dapat disimpulkan

bahwa sanad hadis ini statusnya adalah s}ah}ih}.

w. Status Mahar Ketika Li’an

Hadis-hadis yang terkait dengan masalah tersebut terdapat sembilan riwayat

dari lima mukharrij, yaitu Bukhari>>, Musli>m, Abu> Da>ud, An-Nasa>’i dan imam Ah}mad

bin H}anbal, untuk memperjelas dan mempermudah proses kegiatan i’tibar maka

dibuatkan skema sebagaimana yang dapat dilihat pada skema berikut ini :

184Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus V, nomor 6075, h. 349. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus XII, nomor 12569, h. 418. Taqrib al- Tahdzib. Nomor 3409, h. 309

مسعت

حدثـنا

أبو بكر حيىي بن حيىي قـتـيبة بن سعيد علي بن عبد الله بن منصورأمحد بن حنبل

حدثـنا بـرناالنسائي

ال مال لك إن كنت صدقت عليـها فـهو مبا استحللت من فـرجها… رسول الله :

البخاري مسلم أبي داود

يـر بن حرب

سفيان مسع قال

مسعت

قال

عمرو

سعيد بن جبـري

ابن عمر

أيوب

مسعت

153

Page 160: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Tampak pada skema bahwa hadis yang diteliti tidak ditemukan periwayat yang

berstatus pendukung (corroboration) berupa syahid, yaitu hanya Ibnu> Umar saja

yanghanya berfungsi sebagai periwayat tingkat pertama. kemudian pada dua tingkatan

selanjutnya baru ditemukan periwayat yang berstatus pendukung berupa mutabi>’.

dengan begitu maka hadis yang bersangkutan termasuk hadis ah}ad, adapun lambang

atau sig}at tahammul yang digunakan oleh masing-masing periwayat dalam beberapa

sanad tersebut ialah ثـنا ,أخبـرنا ,أن .قال dan قـلت ,مسع ,عن ,حدSanad yang dipilih untuk diteliti langsung dalam klasifikasi pertama adalah

melalui jalur Ah}mad bin H}anbal. Urutan periwayat yang tergabung dalam rangkaian

sanad dimaksud adalah :

Urutan Nama Periwayat Urutan Periwayat Urutan Sanad

1. Ibnu> Umar Periwayat I Sanad V

2. Sa’ad bin Zubair Periwayat II Sanad IV

3. ‘Amru bin Dinar Periwayat III Sanad III

4. Sofyan bin Uyainah Periwayat IV Sanad II

5. Ah}mad bin H}anbal Periwayat V Sanad I

6. Abu> Da>ud Periwayat VI Mukharrij

154

Page 161: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Tabel 24

No Nama Guru/Murid Tahammul

wa’ada Komentar Kritikus Hadis Status

1

Abū Dāwud185 w. 275 H/ 889 M

Guru : Ah>mad ibn Hanbal حدثـنا Ibnu> Hibban Ŝiqah, Mu>sa Ibnu> Harun zuhud, ahli hadis Muttas}il

2.

Ah>mad ibn Hanbal.186

(241 H)

Guru : Sofyan bin 'Uyainah حدثـنا tsiqah

Terpuji, dipercaya

dan Muttas}il

3

Sofyan bin 'Uyainah187(1

98 H.)

Guru : Abu> Ish}aq

Hisham bin 'Urwa, Amru> bin Dinar

Murid : Ah}mad bin H}anbal , Yah}ya

bin Ma'in,

ع مس

} Ibnu> Hibban h}afidz mutqin, al-‘Ajli tsiqah tsabat dalam hadis,

Adz-Dzahabi> ah}adul a'lam, Adz-Dzahabi> tsiqah tsabat, Adz-Dzahabi> h}afidz imam.

Muttas}il

4

Amru> bin Dinar188(126

H.)

Guru : 'Urwa Ibnu> al-Zubair, Sa'id

bin Zubair Murid :

Qatada, Ayub al-Sakhtiyani, Sofyan

ع مس

Abu> Hatim tsiqah, Abu> Zur'ah tsiqah, As Sa>ji tsiqah, Ibnu>

Hibban disebutkan dalam 'ats-tsiqa>t, Ibnu> Hajar ‘Asqalani tsiqah tsabat, Adz-Dzahabi>

imam.

Muttas}il

5

Sa'id bin Zubair189(94

H.)

Guru : Ibnu> Abbas, ‘Abdullah Ibnu>

al-Zubair, Ibnu> Umar Murid :

'Abdullah bin Sa'id bin Zubair, 'Abdul Ma>lik bin

Sa'id, Amru bin Dinar

مسعت

, Ibnu> Hibban disebutkan dalam 'ats-tsiqa>t, Adz-Dzahabi> ah}adul a'lam, Yah}ya bin Ma'in tsiqah, Abu> Zur'ah Arrazy tsiqah, Ibnu> Hajar ‘Asqalani tsiqah tsabat

faqih.

Muttas}il

6

Ibnu> Umar190(73

H.) Nabi Muhammad saw. أن Sahabat Marfu>‘

185Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al-Tahdzib. Jus IV, nomor 3298, h. 153-156. 186Yûsuf bin Al-Zakî Abd al-Rahman al-Mizî, Tahdzib al-Kamal Juz XXII (Beirut: Mu‟asasat al-

Risaalah, t.t PDF ), h. 153, Jalal al-Din Abd al-Rahman bin Abi Bakr al-Suyutiy, Tabaqat al-Huffaz (Beirut: Da>r al-Kutub al-Ilmiyyah, 1403 H/ 1983 M), h. 189 dan 191.; Abu>> Bakr Ahmad bin Ali al-Khatib al-Bagdadiy, Tarikh Bagdad aw Madinat al-Salam, juz IV (al-Madinah al-Munawwarah: al-Maktabat al-Salafiyah, t.th), h. 421-422., Ibrahim Dasuqi al-Syahawiy, Mustalah al-Hadis (Kairo: Syirkat al-Taba’at al-Fanniyat al-Muttahidah, t.th), h. 234.; Abu>> al-H}asan Ali bin Umar bin Ahmad al-Da>raqutniy, Zikr Asma’ al-Tabi’in wa man Ba’da hum mimman Sahhat Riwayatuhu ‘an al-Siqat ‘ind al-Bukhari> wa Muslim juz I (Beirut: Mu’assasat al-Kutub al-Saqafiyyah, 1406 H/1986 M), h. 66.

187Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus IV, nomor 4976, h. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus IV, nomor 3205, h. Taqrib al- Tahdzib. Nomor 2451, h. 245.

188Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus VI, nomor 8615, h. 38. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus VIII, nomor 7045, h. 47.

189Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus III, nomor 4427, h. 31. Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus IV, nomor 3014, h. 74.

155

Page 162: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Setelah meneliti para periwayat pada rangkaian sanad Abu Da>ud, dapat

diketahui bahwa hadis ini marfu>‘ kepada Rasulullah saw. Dari segi sanadnya ternyata

mutassil dari awal sampai akhir sanad dan juga tidak ditemukan pernyataan kritikus

hadis yang memberatkan para periwayat dalam jalur ini maka dapat disimpulkan

bahwa sanad hadis ini statusnya adalah s}ah}ih}.

x. Sebutan Bagi Yang Tidak Memberikan Mahar.

Hadis-hadis yang terkait dengan masalah tersebut terdapat satu riwayat dari

satu mukharrij, yaitu imam Ah}mad bin H}anbal.

Hadis ini adalah hadis gari>b. Karena tidak ditemukan dalam periwatan lainnya.

Kemudian dilihat dari segi ketersambungan sanad hadis ini Muttas}il. Sedangkan dari

segi perawi yang ada di dalam sanad hadis ini ternyata hampir semuanya tsiqah,

190Ibn H}ajar al-Asqalani, Tahdzib al- Tahdzib. Jus V, nomor 4474, h. 257. Taqrib al- Tahdzib. Nomor 3409, h. 309. Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari, Tarikhul Kabir. Jus V, nomor 6075, h. 313.

قال 

مسعت

 حدثين 

عن 

أخبـرنا

حدثـنا

عبد احلميد

هشيم

أحمد بن حنبل

هيب بن سنان

رجل

سن بن حممد

مرأة صداقا والله يـعلم أنه ال يريد أداءه إليـها فـغرها بالله واستحل فـرجها بالباطل رسول الله :

156

Page 163: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

kecuali Abdul Hamid yang kurang mendapat sanjungan dari para kritikus hadis seperti,

Ah}mad bin H}ambal" tsiqah, laisa bihi ba'sa", Yahya bin Ma'in " tsiqah, laisa bihi

ba'sa", Abu Hatim terdapat kejujuran padanya, Ibnu 'Adi la basa bih, An-Nasa>‘i laisa

bihi bas. Kemudian pada tingkat periwayat pertama terdapat suatu kejanggalan

dengan tidak disebutkannya nama perawi diatasnya oleh H}asan bin Muhammad, yang

akhirnya tidak diketahui bagaimana kapabilitas orang tersebut. dengan temuan ini

maka dinyatakan bahwa sanad hadis ini d}a’i>f.

2. Kritik Matan

a. Hadis Anjuran Untuk Memudahkan Mahar

Pada hadis pertama berdasarkan kritik sanad menunjukkan bahwa sanad Ah}mad

bin H}anbal melalui jalur Ibrahi>m bin Ish}aq adalah berkualitas h}asan. Sedangkan pada hadis

ke dua sanad melalui jalur Yazid bin Harun adalah berkualitas d}a’i>f. Kes}ah}ih}an sanad

yang diteliti dapat mewakili sanad dari jalur lainnya. Oleh karena itu, kegiatan kritik

terhadap matan hadis-hadis yang terkait dengan masalah tersebut di atas dapat dilakukan.

Dari beberapa riwayat yang dikutipkan tampak adanya perbedaan redaksi dan

kalimat antara matan yang satu dengan matan yang lainnya. Perbedaan-perbedaan tersebut

yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Pada hadis pertama :

Pada jalur Ibrahi>m bin Ish}aq.

هاإن من مين المرأة تـيسري خطبتها وتـيسري صداقها وتـيسري رمحPada jalur Qutaibah bin Said.

وتـيسري صداقها خطبتهامين المرأة تـيسري Hadis ke dua :

Jalur Yazid bin Harun.

كة أيسرهن مئونة بـر النساء أعظم

157

Page 164: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Jalur ’Affan.

بـركة أيسره مؤنة النكاح إن أعظم Terlihat bahwasanya sebenarnya hadis ini diriwayatkan dengan bil lafzi, karena

tidak terdapat perbedaan lafal antara kedua jalur tersebut. Yang membedakan adalah

adanya penambahan kata ها yang merupakan idraj (penambahan). Hal ini sama ,وتـيسري رمح

juga yang terjadi pada hadis kedua yang menyatakan adanya idraj, Yang artinya bukan

dari Nabi> saw. Oleh karena diriwayatkan oleh satu muh}arrij saja maka matan hadis

tersebut dipandang tidak terlalu kuat. Untuk lebih meyakinkan lagi dapat di buktikan

kembali apakah matan hadis tersebut tidak bertentangan dengan dalil yang lebih kuat,

yakni Al-Qur’an dan hadis mutawatir.

Pada sisi lain, susunan bah}asanya tidak rancu, mudah dipahami dan tidak

menunjukkan ciri-ciri hadis maudhu’. Selanjutnya, matan hadis tersebut tidak

bertentangan dengan ayat-ayat Al-Qur’an, serta tidak bertentangan dengan hadis

mutawatir. seperti perintah untuk selalu memudahkan urusan agama dan tidak

mempersulit seperti hadis riwayat Bukhari> berikut ini :

ثـنا عمر بن علي عن معن بن حممد الغفاري عن ثـنا عبد السالم بن مطهر قال حد سعيد بن أيب حدين سعيد المقربي عن أيب ين يسر ولن يشاد الد هريـرةعن النيب صلى الله عليه وسلم قال إن الد

دوا وقاربوا وأبشروا واستعينوا بالغدوة والروحة وشيء من الدجل 191ة أحد إال غلبه فسدArtinya :

Telah menceritakan kepada kami Abdus Salam bin Muthahhar berkata, telah menceritakan kepada kami Umar bin Ali dari Ma'an bin Muhammad Al Ghifari dari Sa'id bin Abu> Sa'id Al Maqburi dari Abu> Hurairah bahwa Nabi> saw. bersabda "Sesungguhnya agama itu mudah dan tidaklah seseorang mempersulit agama kecuali dia akan dikalahkan (semakin berat dan sulit). Maka berlakulah lurus kalian, mendekatlah (kepada yang benar) dan berilah kabar gembira dan minta tolonglah dengan al-Ghadwah (berangkat di awal pagi) dan ar-ruhah (berangkat setelah zhuhur) dan sesuatu dari ad-duljah ((berangkat di waktu malam)."

191Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari>, S}ah}ih} al-Bukhari>, Juz I, kitab iman hadis ke 32, h. 168..

158

Page 165: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Dapat dilihat ternyata ke dua hadis tersebut tidak bertentangan dengan hadis

s}ah}ih}, seperti perintah memudahkan mahar sebagaimana tersebut di atas, Demikian pula

tidak ditemukan di dalam matan tersebut sebagaimana tanda-tanda matan hadis palsu,

seperti redaksinya rancu dan isinya bertentangan dengan tujuan pokok ajaran Islam,

namun karena adanya perbedaan matan yang di indikasikan berasal dari periwayatan

Usamah bin Zaid pada hadis pertama dan pada hadis ke dua terdapat nama Isa bin Maimun

yang dinilai oleh para kritikus tidak dhabi>t dan d}a’i>f. Demikian pula dari segi logika,

matan hadis tersebut tidak bertentangan dengan akal sehat. Bertolak dari kajian di atas,

maka dapat dinyatakan bahwa matan hadis tersebut berkualitas maqbul. Mengingat sanad

dan matannya sama-sama mengalami sedikit masalah, maka hadis yang bersangkutan

memiliki kualitas h}asan lighairihi pada hadis pertama. Sedangkan pada hadis yang kedua

dinyatakan d}a’i>f.

b. Memberi Mahar Yang Pantas

Berdasarkan kritik sanad menunjukkan bahwa sanad Abu> Da>ud melalui Ah}mad

bin H}anbal bin Amradalah berkualitas s}ah}ih}. Kes}ah}ih}an sanad yang diteliti dapat

mewakili sanad dari tiga mukharrij lainnya. Oleh karena itu, kegiatan kritik terhadap

matan hadis-hadis yang terkait dengan masalah tersebut di atas dapat dilakukan .

Dari beberapa riwayat yang dikutipkan tampak adanya perbedaan redaksi dan

kalimat antara matan yang satu dengan matan yang lainnya. Perbedaan-perbedaan tersebut

yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Terdapat matan riwayat Bukhari>> berbunyi,

ماهلا ومجاهلا فـرييد تشركه يف ماله ويـعجبه فـقالت يا ابن أخيت هذه اليتيمة تكون يف حجر وليـها { يـها أن يـتـزوجها بغري أن يـقسط يف صداقها فـيـعطيـها مثل ما يـعطيها غيـره فـنـهوول

دىن من يريد أن يـتـزوجها بأ فـيـرغب يف ماهلا ومجاهلاقالت يا ابن أخيت اليتيمة تكون يف حجر وليـها سنة صداقها

159

Page 166: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

أن يـتـزوجها بأدىن من سنة نسائها فـيـرغب يف مجاهلا وماهلا ويريد قالت هي اليتيمة يف حجر وليـها داق فـنـهوا عن نكاحهن إال أن يـقسطوا هلن يف إكمال الص

أن يـنتقص فـيـرغب يف مجاهلا وماهلا ويريد وليـها حجر قالت يا ابن أخيت هذه اليتيمة تكون يف صداقـها

Terdapat matan riwayat Musli>m, Abu> Da>ud dan An-Nasa>’i yang berbunyi :

وليـها أن وليـها تشاركه يف ماله فـيـعجبه ماهلا ومجاهلا فـرييد يا ابن أخيت هي اليتيمة تكون يف حجر يـتـزوجها بغري أن يـقسط يف صداقها

Mencermati berbagai redaksi matan di atas, maka dapat dinyatakan terjadinya

perbedaan tersebut semata-mata disebabkan oleh adanya periwayatan secara makna.

Bukan karena periwayat hadis yang bersangkutan mengalami kesalahan dan bukan pula

akibat adanya tanawwu’. Alasannya, seluruh periwayat yang terdapat dalam sanad yang

menjadi objek penelitian dan sanad-sanad lainnya, ternyata, masing-masing dari mereka

itu bersifat tsiqat.

Di samping itu, matan hadis tidak bertentangan dengan dalil yang lebih kuat, yakni

Al-Qur’an. Hadis ini menjadi bayan tafsir atas surat An-Nisa>’/4 : 3 yang menjelaskan

tentang bagaimana seharusnya menikahi anak yatim. Demikian pula tidak ditemukan di

dalam matan tersebut sebagaimana tanda-tanda matan hadis palsu, seperti redaksinya

rancu dan isinya bertentangan dengan tujuan pokok ajaran Islam. dengan demikian,

matan hadis tersebut terhindar dari sya>z dan illah.

Bertolak dari argumen-argumen diatas, maka telah memenuhi syarat apabila matan

hadis riwayat Abu> Da>ud melalui Ah}mad bin H}anbal dinyatakan bebas dari sya>z dan illah.

Itu berarti, bahwa kaidah kes}ah}ih}an matan hadis terpenuhi. Oleh karena sanadnya s}ah}ih}

dan matannya pun s}ah}ih}, maka dapat dinyatakan bahwa hadis tersebut adalah berkualitas

hadis s}ah}ih }lizatihi. Itu berarti bahwa tingkat akurasi dan status kehujjahannya dapat

dipertanggung jawabkan.

160

Page 167: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

c. Tidak Boleh Menikah Tanpa Mahar (Nikah Syighar)

Dari beberapa riwayat yang dikutipkan tampak adanya perbedaan redaksi dan

kalimat antara matan yang satu dengan matan yang lainnya. Perbedaan-perbedaan tersebut

yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Terdapat matan riwayat Bukh}ari>, Abu> Da>ud dan Ad-Da>rimi>> berbunyi :

غار قال يـنكح ابـنة الرجل ويـنكحه ابـنته بغري صداق نـهى غارقـلت لنافع ما الش .عن الشBukh}ari> dan Musli>m, T}urmuz\i>>, An-Nasa>’i dan imam Ma>lik berbunyi :

غار غار والش أن يـزوج الرجل ابـنته على أن يـزوجه اآلخر ابـنته ليس بـيـنـهما صداق نـهى عن الش

Matan riwayat Ibnu> Ma>jah :

غار غار والش يـقول الرجل للرجل زوجين ابـنتك أو أختك على أن أزوجك ابـنيت أو أخيت أن عن الشنـهما صداق وليس بـيـ

Matan riwayat Ah}mad bin H}anbal :

غارقال قـلت لنافع غار قال يـزوج الرج نـهى عن الش ل ابـنته ويـتـزوج ابـنته ويـزوج الرجل أخته ما الش ويـتـزوج أخته بغري صداق

Memperhatikan berbagai redaksi matan di atas, maka dapat dinyatakan terjadinya

perbedaan tersebut semata-mata disebabkan oleh adanya periwayatan secara makna.

Bukan karena periwayat hadis yang bersangkutan mengalami kesalahan dan bukan pula

akibat adanya tanawwu’. Alasannya, seluruh periwayat yang terdapat dalam sanad yang

menjadi objek penelitian dan sanad-sanad lainnya, ternyata, masing-masing dari mereka

itu bersifat tsiqat.

Di samping itu, matan hadis tidak bertentangan dengan dalil yang lebih kuat,

malah mendukung akan kebenaran Al-Qur’an itu sendiri seperti di jelaskan di dalam QS.

An-nisa/4 : 4 yang mewajibkan untuk memberikan mahar. Demikian pula tidak ditemukan

di dalam matan tersebut sebagaimana tanda-tanda matan hadis palsu, seperti redaksinya

161

Page 168: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

rancu dan isinya bertentangan dengan tujuan pokok ajaran Islam. dengan demikian, matan

hadis tersebut terhindar dari sya>z dan illah.

Berdasar dari kajian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa matan hadis tersebut

berkualitas s}ah}ih}. Mengingat sanad dan matannya sama-sama s}ah}ih}, maka hadis yang

bersangkutan memiliki kualitas s}ah}ih }lizatihi. Itu berarti, tingkat akurasi dan status

kehujjahan dapat dipertanggung jawabkan.

d. Mahar Yang Dapat Dihutang

Dari beberapa riwayat yang dikutipkan tampak adanya perbedaan redaksi dan

kalimat antara matan yang satu dengan matan yang lainnya. Perbedaan-perbedaan tersebut

yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Hadis yang pertama menjelaskan tentang pendapat Ibnu Mas’ud riwayat Abu>

Dawud.

ها ومل يدخل هبا ومل يـفرض هلا الصداق فـقال هلا الصداق يف رجل تـزوج امرأة فمات عنـ أشهدكم أين أعطيتـها من صداقها أفرض هلا صداقا ومل أعطها شيئا وإين ومل زوجين فالنة

Matan riwayat T}urmuz\i>>, An-Nasa>’i dan Ah}mad bin H}anbal berbunyi : يـفرض هلا صداقاومل أنه سئل عن رجل تـزوج امرأة

تـويف قـبل أن يدخل هبايف رجل تـزوج امرأة ومل يـفرض هلا فـ ومل يـفرض هلا قال هلا الصداق خل هبا يف رجل تـزوج امرأة فمات ومل يد

Matan riwayat Ibnu> Ma>jah berbunyi :

هاعن رجل تـزوج امرأة فمات ومل يـفرض هلاومل يدخل هبا عنـMatan riwayat Ah}mad bin H}anbal berbunyi :

ومل يكن مسى هلا صداقاعن رجل تـزوج امرأة ها ومل يـفرض هلا صداقايف امرأة تـزوجها رجل مث مات عنـ

ها ومل يـفرض هلافم يف رجل تـزوج امرأة ات عنـ

162

Page 169: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Matan riwayat Ad-Da>rimi>> berbunyi:

ها قال فيها هلا صداق يف رجل تـزوج امرأة ومل يكن فـرض هلا شيئا ومل يدخل هبا ومات عنـHadis yang kedua menjelaskan tentang jawaban Rasul atas persoalan yang sama.

Hadis riwayat Ah}mad.

ئر فأسن تـزوج رجل منا امرأة من بين رؤاس يـقال هلا بروع بنت واشق فخرج خمرجا فدخل يف ب فمات ومل يـفرض هلا صداقا فأتـوا

Memperhatikan berbagai redaksi matan pada hadis pertama di atas, maka dapat

dinyatakan terjadinya perbedaan tersebut semata-mata disebabkan oleh adanya

periwayatan secara makna. Bukan karena periwayat hadis yang bersangkutan mengalami

kesalahan dan bukan pula akibat adanya tanawwu. Sedangkan pada hadis yang kedua

karena diriwayatkan secara ah}ad maka diyakini hadis ini menjelaskan hadis secara lafads.

Di samping itu , matan hadis tidak bertentangan dengan dalil yang lebih kuat, yakni

Al-Qur’an yang dijelaskan didalam QS An-Nisa’/4 : 24.

Terjemahnya : Dan (diharamkan juga kamu mengawini) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu ) sebagai ketetapan-nya atas kamu. dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu ) mencari istri-istri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka istri-istri yang telah kamu nikmati (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan Tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.192

192Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 136.

163

Page 170: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Demikian pula tidak ditemukan di dalam matan tersebut sebagaimana tanda-tanda

matan hadis palsu, seperti redaksinya rancu dan isinya bertentangan dengan tujuan pokok

ajaran Islam. dengan demikian, matan hadis tersebut terhindar dari sya>z dan illah.

Berdasar dari kajian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa matan hadis tersebut

berkualitas s}ah}ih}. Mengingat sanad dan matannya sama-sama s}ah}ih}, maka hadis yang

bersangkutan memiliki kualitas s}ah}ih}. Itu berarti tingkat akurasi dan status kehujjahan

dapat dipertanggung jawabkan.

e. Mahar Istri-Istri Rasulullah saw.

Dari beberapa riwayat yang dikutipkan tampak tidak adanya perbedaan redaksi dan

kalimat antara matan yang satu dengan matan yang lainnya.

Semua matan riwayat Musli>m, Ibnu> Ma>jah, Ah}mad bin H}anbal dan Ad-Da>rimi>

berbunyi sama:

ا قالت كان صداقه ألزواجه ثنيت عشرة أوقية ونشMemperhatikan redaksi matan di atas, maka dapat dinyatakan terjadinya

persamaan lafads semata-mata disebabkan oleh adanya periwayatan secara lafdzi. Di

samping itu, matan hadis tidak bertentangan dengan dalil yang lebih kuat, malah

mendukung akan kebenaran Al-Qur’an itu sendiri seperti di jelaskan di dalam QS. An-

Nisa>’/4 : 4 yang mewajibkan untuk memberikan mahar. Demikian pula tidak ditemukan di

dalam matan tersebut sebagaimana tanda-tanda matan hadis palsu, seperti redaksinya

rancu dan isinya bertentangan dengan tujuan pokok ajaran Islam. dengan demikian,

matan hadis tersebut terhindar dari sya>z dan illah.

Berdasar dari kajian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa matan hadis tersebut

berkualitas s}ah}ih}. Mengingat sanad dan matannya sama-sama s}ah}ih}, maka hadis yang

bersangkutan memiliki kualitas s}ah}ih} lizatih. Itu berarti, tingkat akurasi dan status

kehujjahan dapat dipertanggung jawabkan.

164

Page 171: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

f. Mahar Yang Tidak Berubah Walaupun Berbeda Agama

Dari beberapa riwayat yang dikutipkan tampak adanya perbedaan redaksi dan

kalimat antara matan yang satu dengan matan yang lainnya. Perbedaan-perbedaan tersebut

yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Terdapat matan riwayat T}urmuz\i>>, berbunyi :

رد ابـنته زيـنب على أيب العاصي بن الربيع مبهر جديد ونكاح جديد بـعد ست سنني بالنكاح رد النيب صلى الله عليه وسلم ابـنته زيـنب على أيب العاصي بن الربيع قال األول

فـقال يا رسول أن رجال جاء مسلما على عهد النيب صلى الله عليه وسلم مث جاءت امرأته مسلمة ها عليه الله إنـها كانت أسلمت معي فـردها علي فـرد

Kemudian hadis riwayat Abu> Da>ud, Ah}mad bin H}anbal terdapat matan berbunyi :

لنكاح رد ابـنته زيـنب على أيب العاص بن الربيع وكان إسالمها قـبل إسالمه بست سنني على ا األول

Matan riwayat Ah}mad bin H}anbal yang lain dari di atas berbunyi :

رد ابـنته زيـنب على أيب العاص زوجها بنكاحها األول رد ابـنته إىل أيب العاص مبهر جديد ونكاح جديد

Memperhatikan berbagai redaksi matan di atas, maka dapat dinyatakan terjadinya

perbedaan tersebut semata-mata disebabkan oleh adanya periwayatan secara makna.

Kemudian akibat adanya tanawwu seperti Antara riwayat Ibnu> Abbas dengan Abdullah

bin 'Amru bin Al'Ash bin Wa'il, dari kedua riwayat tersebut terjadi perbedaan teks hadis

dan ternyata setelah diteliti matan yang diriwayatkan oleh Ibnu> Abbas lebih bagus dari

pada riwayat Abdullah bin 'Amru yang dinyatakan oleh T}urmuz\i>> terdapat cela, begitu juga

dalam hadis yang lain. Para ulama mengamalkan hadis ini. Bahwa jika seorang wanita

masuk Islam sebelum suaminya, lantas suaminya masuk Islam dan istrinya masih dalam

165

Page 172: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

masa iddah, maka suaminya lebih berhak untuk ruju' dengannya. Ini juga merupakan

pendapat Ma>lik bin Anas, Al-Auza'i, Syafi’i, Ah}mad bin H}anbal dan Ish}aq.193

Di samping itu, matan hadis tidak bertentangan dengan dalil yang lebih kuat, yakni

Al-Qur’an yang dijelaskan di dalam QS An-Nisa’/4 : 24. Ditemukan juga redaksinya yang

rancu, seperti dalam riwayat imam T}urmuz\i>> dikatakan :

ابـنته زيـنب على أيب العاصي بن الربيع مبهر جديد ونكاح جديد رد Dikatakan bahwasanya Rasulullah saw. mengembalikan putrinya, Zainab kepada

suaminya Abu> Al 'Ash bin Rabi>‘ dengan mahar dan nikah yang baru. Dan bertentangan

dengan matan hadis yang masih diriwayatkan oleh T}urmuz\i>> sendiri.

اابـنته زيـنب على أيب العاصي بن الربيع بـعد ست سنني بالنكاح األول ومل حيدث نكاح Dikatakan pada matan hadis di atas bahwasanya Nabi> saw. mengembalikan

putrinya Zainab kepada suaminya Abu> Al-Ash bin Ar Rabi>‘ setelah berlalu enam tahun

dengan nikah yang pertama tanpa memperbaruinya.

Jelas terjadi perbedaan makna yang jauh berbeda maka dengan adanya bukti di atas

maka matan hadis tersebut terdapat sya>z dan illah. Maka berdasar dari kajian di atas, maka

dapat dinyatakan bahwa matan hadis tersebut berkualitas d}a’i>f. Mengingat sanad dan

matannya bermasalah, maka hadis yang bersangkutan memiliki kualitas d}a’i>f. Itu berarti,

tingkat akurasi dan status kehujjahan belum dapat dipertanggung jawabkan.

g. Mahar Dengan Memerdekakan Budak

Dari beberapa riwayat yang dikutipkan tampakadanya perbedaan redaksi dan

kalimat antara matan yang satu dengan matan yang lainnya. Seperti berikut ini :

193Abu>> Isa Muhammad bin Isa al-T}urmuz\i>, Sunan al-T}urmuz\i>, Juz. II, bab nikah,hadis ke 64, nomor 1142, h. 252.

166

Page 173: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Matan riwayat Bukhari>>, berbunyi:

قها صداقـها مث صارت إىل النيب صلى الله عليه وسلم فجعل عتـ ألنس ما أصدقـها فحرك ثابت رأسه تصديقا له

ها حبيس أعتق صفية وتـزوجها وجعل عتـقها صداقـها وأومل عليـ أعتق صفية وجعل عتـقها صداقـها

Matan riwayat Musli>m, An-Nasa>’i berbunyi :

فـقال له ثابت يا أبا محزة ما أصدقـها قال نـفسها أعتـقها وتـزوجها

Matan riwayat Musli>m, Abu> Da>ud, T}urmuz\i>>, berbunyi :

النيب صلى الله عليه وسلم أنه أعتق صفية وجعل عتـقها صداقـهاMatan riwayat An-Nasa>’i berbunyi :

أعتق صفية وجعله صداقـهاMatan riwayat Ibnu> Ma>jah berbunyi :

فية وجعل عتـقها صداقـها وتـزوجهاأعتق ص Matan riwayat Ah}mad bin H}anbal berbunyi:

ما أمهرها فـقال لك أنس أمهرها نـفسها فضحك ثابت وقال نـعم أعتق صفية بنت حيي وجعل عتـقها صداقـها

تق صفية وجعل عتـقها صداقـها أو مهرهاأع Memperhatikan redaksi yang berbeda-beda dari setiap matan di atas, maka dapat

dinyatakan terjadinya perbedaan lafads semata-mata disebabkan oleh adanya periwayatan

secara makna (bil ma’na). Kemudian adanya tanawwu seperti Antara matan berikut :

قها صداقـها مث صارت إىل النيب صلى الله عليه وسلم فجعل عتـDikatakan berdasarkan data hadis menunjukkan bahwasanya matan hadis ini

menjelaskan tentang asbabu>l wurud atas peristiwa munculnya hadis. Sedangkan pada

matan lain :

167

Page 174: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

أعتق صفية وجعل عتـقها صداقـهاHanya menjelaskan secara makna atas apa yang telah dilaksanakan oleh

Rasullullah saw. ketika menikahi seorang budak. Di samping itu, matan hadis tidak

bertentangan dengan dalil yang lebih kuat, malah mendukung akan kebenaran Al-Qur’an

itu sendiri seperti dijelaskan di dalam QS. An-nisa/4 : 25 dan QS. An-Nu>r/24 : 33, yang

membolehkan menikahi budak dan memberikan mahar yang pantas. Demikian pula tidak

ditemukan di dalam matan tersebut sebagaimana tanda-tanda matan hadis palsu, seperti

redaksinya rancu dan isinya bertentangan dengan tujuan pokok ajaran Islam. dengan

demikian, matan hadis tersebut terhindar dari sya>z dan illah.

Berdasar dari kajian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa matan hadis tersebut

berkualitas s}ah}ih}. Mengingat sanad dan matannya sama-sama s}ah}ih}, maka hadis yang

bersangkutan memiliki kualitas s}ah}ih} lizatih. Itu berarti, tingkat akurasi dan status

kehujjahan dapat dipertanggungjawabkan.

h. Mahar Putri-Putri Rasulullah saw.

Dari beberapa riwayat yang dikutipkan tampak adanya perbedaan redaksi dan

kalimat antara matan yang satu dengan matan yang lainnya. Perbedaan-perbedaan

tersebut yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Terdapat matan riwayat Abu> Da>ud, An-Nasa>’i, Ibnu> Ma>jah, Ah}mad bin H}anbal

dan Ad-Da>rimi> berbunyi :

. من نسائه وال أصدقت امرأة من بـناته أكثـر من ثنيت عشرة أوقية امرأة Kemudian matan hadis riwayat T}urmuz\i>> berbunyi :

من نسائه وال أنكح شيئا من بـناته على أكثـر من ثنيت عشرة أوقية نكح شيئا Matan hadis riwayat Ah}mad bin H}anbal:

اثـنيت عشرة وقية من بـناته وال نسائه فـوق ما أنكح شيئا

168

Page 175: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Memperhatikan berbagai redaksi matan di atas, maka dapat dinyatakan terjadinya

perbedaan tersebut semata-mata disebabkan oleh adanya periwayatan secara makna.

Bukan karena periwayat hadis yang bersangkutan mengalami kesalahan dan bukan pula

akibat adanya tanawwu. Alasannya, seluruh periwayat yang terdapat dalam sanad yang

menjadi objek penelitian dan sanad-sanad lainnya, ternyata, masing-masing dari mereka

itu bersifat tsiqat.

Di samping itu, matan hadis tidak bertentangan dengan dalil yang lebih kuat, yakni

Al-Qur’an yang dijelaskan di dalam QS An-Nisa’/4: 4. Demikian pula tidak ditemukan di

dalam matan tersebut sebagaimana tanda-tanda matan hadis palsu, seperti redaksinya

rancu dan isinya bertentangan dengan tujuan pokok ajaran Islam. dengan demikian, matan

hadis tersebut terhindar dari sya>z dan illah.

Berdasar dari kajian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa matan hadis tersebut

berkualitas s}ah}ih}. Mengingat sanad dan matannya sama-sama s}ah}ih}, maka hadis yang

bersangkutan memiliki kualitas s}ah}ih} lizatih. Itu berarti, tingkat akurasi dan status

kehujjahan dapat dipertanggung jawabkan.

i. Mahar Dari Hal Yang Dilarang

Dari beberapa riwayat yang dikutipkan tampak adanya perbedaan redaksi dan

kalimat antara matan yang satu dengan matan yang lainnya. Perbedaan-perbedaan tersebut

yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Terdapat matan riwayat Bukhari>>, Musli>m, Abu> Da>ud, T}urmuz\i>>, An-Nasa>’i, Ibnu>

Ma>jah, Ah}mad bin H}anbal imam Ma>lik dan Ad-Da>rimi> yang berbunyi :

ومهر البغي وحلوان الكاهن مثن الكلب عن Kemudian matan lain hadis riwayat Bukhari>> berbunyi :

وحلوان الكاهن ومهر البغي عن مثن الكلب

169

Page 176: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Kemudian matan hadis riwayat Musli>m berbunyi :

ومهر البغي خبيث مثن الكلب Matan hadis riwayat Ah}mad bin H}anbal :

اخلمر ومهر البغي ومثن الكلب عن مثن الكلب ومهر البغي وعسب الفحل عن مثن

Memperhatikan berbagai redaksi matan di atas, maka dapat dinyatakan

bahwasanya hadis diriwayatkan secara makna, dikarenakan mayoritas mukharrij menerima

materi matan yang sama dan hanya sedikit terjadi perbedaan.

Di samping itu, matan hadis tidak bertentangan dengan dalil yang lebih kuat, yakni

QS. Al-Ma>idah/5 : 4, yang mengharamkan daging babi, bangkai jadi jika Allah sudah

mengharamkan sesuatu, maka dia juga pasti mengharamkan hasil penjualannya. Seperti

menjual sesuatu yang terlarang dalam agama. Rasulullah telah melarang menjual bangkai,

minuman keras, babi, patung. Barangsiapa yang menjual bangkai, maksudnya daging

hewan yang tidak disembelih dengan cara yang syar’i, ini berarti ia telah menjual bangkai

dan memakan hasil yang haram. Demikian pula tidak ditemukan di dalam matan tersebut

sebagaimana tanda-tanda matan hadis palsu, seperti redaksinya rancu dan isinya

bertentangan dengan tujuan pokok ajaran Islam. dengan demikian, matan hadis tersebut

terhindar dari sya>z dan illah.

Berdasar dari kajian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa matan hadis tersebut

berkualitas s}ah}ih}. Mengingat sanad dan matannya sama-sama s}ah}ih}, maka hadis yang

bersangkutan memiliki kualitas s}ah}ih }lizatihi. Itu berarti, tingkat akurasi dan status

kehujjahan dapat dipertanggung jawabkan.

170

Page 177: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

j. Mahar Berupa Sepasang Sandal

Dari beberapa riwayat yang dikutipkan tampak adanya perbedaan redaksi dan

kalimat antara matan yang satu dengan matan yang lainnya. Perbedaan-perbedaan tersebut

yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Terdapat matan riwayat T}urmuz\i>>, yang berbunyi

ت من نـفسك امرأة من بين فـزارة تـزوجت على نـعلني فـقال رسول الله صلى الله عليه وسلم أرضي ومالك بنـعلني قالت نـعم

Kemudian matan lain hadis riwayat Ibnu> Ma>jah dan Ah}mad bin H}anbal berbunyi :

أن رجال من بين فـزارة تـزوج على نـعلني فأجاز النيب صلى الله عليه وسلم نكاحه Memperhatikan berbagai redaksi matan di atas maka terbagi menjadi dua, seperti

hadis yang diriwayatkan secara lafad padariwayat T}urmuz\i>>. Sedangkan matan hadis dari

dua mukharrij lainya menerima matan secara makna, dikarenakan matan hadis tidak

menjelaskan asbabu>l wurud hadis tersebut.

Di samping itu, matan hadis tidak bertentangan dengan dalil yang lebih kuat, yakni

Al-Qur’an dan hadis yang mewajibkan memberikan mahar. Demikian pula tidak

ditemukan di dalam matan tersebut sebagaimana tanda-tanda matan hadis palsu, seperti

redaksinya rancu dan isinya bertentangan dengan tujuan pokok ajaran Islam. dengan

demikian, matan hadis tersebut terhindar dari sya>z dan illah.

Berdasar dari kajian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa matan hadis tersebut

berkualitas s}ah}ih}. Mengingat sanadnya sedikit mendapat masalah dan sedangkan

matannya sama s}ah}ih}, maka hadis yang bersangkutan memiliki kualitas d}a’i>f. Itu berarti,

tingkat akurasi dan status kehujjahan belum dapat dipertanggung jawabkan.

171

Page 178: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

k. Wajib Memberikan Mahar Apabila Sudah Dicampuri

Dari beberapa riwayat yang dikutipkan tampak adanya perbedaan redaksi dan

kalimat antara matan yang satu dengan matan yang lainnya. Perbedaan-perbedaan tersebut

yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Terdapat matan riwayat Abu> Da>ud dan Ah}mad bin H}anbal yang berbunyi:

ا امرأة نكحت مرات فإن دخل هبا فالمهر هلا مبا أصاب بغري إذن مواليها فنكاحها باطل ثالث أميها فإن تشاجروا فالسلطان ويل من ال ويل له منـ

Kemudian matan lain hadis riwayat T}urmuz\i>> berbunyi :

ا امرأة نكحت فإن دخل هبا فـلها بغري إذن وليـها فنكاحها باطل فنكاحها باطل فنكاحها باطل أمي المهر مبا استحل من فـرجها فإن اشتجروا فالسلطان ويل من ال ويل له

Kemudian matan lain hadis riwayat Ibnu> Ma>jah berbunyi :

ا امرأة مل يـنكحها فإن أصابـها فـلها مهرها طل فنكاحها باطل فنكاحها باطل الويل فنكاحها باأميها فإن اشتجروا فالسلطان ويل من ال ويل له مبا أصاب منـ

Kemudian matan lain hadis riwayat Ah}mad bin H}anbal berbunyi :

ا امرأة أن ها فإن اشتجروا بغري إذن مواليها فنكاحها باطل ثالثاكحت أمي وهلا مهرها مبا أصاب منـلطان ويل من ال ويل له فإن الس

Matan hadis riwayat Ad-Da>rimi> berbunyi :

ا امرأة نكحت فإن اشتجروا قال إذن وليـها فنكاحها باطل فنكاحها باطل فنكاحها باطل بغري أميهر مبا استحل أبو عاصم وقال مرة فإن تشاجروا فالسلطان ويل من ال ويل له فإن أصابـها فـلها الم

فـرجها قال أبو عاصم أماله علي سنة ست وأربعني ومائة من Memperhatikan berbagai redaksi matan di atas, maka dapat dinyatakan terjadinya

perbedaan tersebut semata-mata disebabkan oleh adanya periwayatan secara makna.

Bukan karena periwayat hadis yang bersangkutan mengalami kesalahan dan bukan pula

akibat adanya tanawwu. Alasannya, seluruh periwayat yang terdapat dalam sanad yang

172

Page 179: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

menjadi objek penelitian dan sanad-sanad lainnya, ternyata, masing-masing dari mereka

itu bersifat tsiqat.

Di samping itu, matan hadis tidak bertentangan dengan dalil yang lebih kuat, yakni

QS. An-Nisa>’/4 : 24 dan hadis yang mewajibkan memberikan mahar. Tidak ditemukan di

dalam matan tersebut sebagaimana tanda-tanda matan hadis palsu, seperti redaksinya

rancu dan isinya bertentangan dengan tujuan pokok ajaran Islam. dengan demikian, matan

hadis tersebut terhindar dari sya>z dan illah.

Berdasar dari kajian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa matan hadis tersebut

berkualitas s}ah}ih}. Mengingat sanad bersifat h}asan maka hadis yang bersangkutan memiliki

kualitas s}ah}ih lig}}{}airihi. Itu berarti, tingkat akurasi dan status kehujjahan dapat

dipertanggung jawabkan.

l. Mahar Dengan Jaminan Masuk Islam

Dari beberapa riwayat yang dikutipkan tampak adanya perbedaan redaksi dan

kalimat antara matan yang satu dengan matan yang lainnya. Perbedaan-perbedaan tersebut

yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Terdapat matan riwayat An-Nasa>’i yang berbunyi:

يـرد ولكنك رجل كافر وأنا امرأة مسلمة وال حيل يل أن أتـزوجك فإن والله ما مثـلك يا أبا طلحة تسلم فذاك مهري

سالم أبو طلحة نـهما اإل أم سليم فكان صداق ما بـيـMemperhatikan berbagai redaksi matan di atas, maka dapat dinyatakan terjadinya

perbedaan tersebut semata-mata disebabkan oleh adanya periwayatan secara makna.

Bukan karena periwayat hadis yang bersangkutan mengalami kesalahan dan bukan pula

akibat adanya tanawwu. Alasannya, seluruh periwayat yang terdapat dalam sanad yang

menjadi objek penelitian dan sanad-sanad lainnya, ternyata, masing-masing dari mereka

itu bersifat tsiqat.

173

Page 180: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Di samping itu , matan hadis tidak bertentangan dengan dalil yang lebih kuat, juga

tidak ditemukan di dalam matan tersebut sebagaimana tanda-tanda matan hadis palsu,

seperti redaksinya rancu dan isinya bertentangan dengan tujuan pokok ajaran Islam.

dengan demikian, matan hadis tersebut terhindar dari sya>z dan illah.

Berdasar dari kajian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa matan hadis tersebut

berkualitas s}ah}ih}. Mengingat sanad bersifat s}ah}ih} (mawqu>f dari sahabat) maka hadis yang

bersangkutan memiliki kualitas s}ah}ih}. Itu berarti, tingkat akurasi dan status kehujjahan

dapat dipertanggung jawabkan.

m. Mahar Dengan Hafalan Al-Qur’an

Dari beberapa riwayat yang dikutipkan tampak adanya perbedaan redaksi dan

kalimat antara matan yang satu dengan matan yang lainnya. Perbedaan-perbedaan tersebut

yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Hadis riwayat Bukhari> berbunyi :

رجل زوجنيها إن مل تكن لك هبا حاجة قال هل عندك فـقامت طويال فـقال إين وهبت من نـفسي من شيء تصدقـها

Riwayat Abu> da>ud, Ah}mad dan imam Ma>lik berbunyi :

فـقال يا ما طويال فـقام رجل لك فـقامت قياجاءته امرأة فـقالت يا رسول الله إين قد وهبت نـفسي ل عندك من رسول الله زوجنيها إن مل يكن لك هبا حاجة فـقال رسول الله صلى الله عليه وسلم ه

شيء تصدقـهاRiwayat T}urmuz\i>> berbunyi :

يا رسول الله فـزوجنيها إن مل لك فـقامت طويال فـقال رجل الت إين وهبت نـفسي جاءته امرأة فـق تكن لك هبا حاجة فـقال هل عندك من شيء تصدقـها

Memperhatikan berbagai redaksi matan di atas, maka dapat dinyatakan terjadinya

perbedaan tersebut semata-mata disebabkan oleh adanya periwayatan secara makna.

Bukan karena periwayat hadis yang bersangkutan mengalami kesalahan dan bukan pula

174

Page 181: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

akibat adanya tanawwu. Alasannya, seluruh periwayat yang terdapat dalam sanad yang

menjadi objek penelitian dan sanad-sanad lainnya, ternyata, masing-masing dari mereka

itu bersifat tsiqat.

Di samping itu , matan hadis tidak bertentangan dengan dalil yang lebih kuat, yakni

Al-Qur’an dan hadis yang mewajibkan memberikan mahar. Demikian pula tidak

ditemukan di dalam matan tersebut sebagaimana tanda-tanda matan hadis palsu, seperti

redaksinya rancu dan isinya bertentangan dengan tujuan pokok ajaran Islam. Dengan

demikian, matan hadis tersebut terhindar dari sya>z dan illah.

Berdasar dari kajian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa matan hadis tersebut

berkualitas s}ah}ih}. Itu berarti, tingkat akurasi dan status kehujjahan dapat dipertanggung

jawabkan.

n. Mahar Dengan Tepung Gandum dan Kurma

Dari beberapa riwayat yang dikutipkan tampak tidak ada mukharrij lain yang

meriwayatkan redaksi dan kalimat antara matan yang satu dengan matan yang lainnya.

Matan yang ada hanya dari periwayatan Abu> Da>ud.

من أعطى يف صداق امرأة ملء كفيه سويقا أو مترا فـقد استحل Memperhatikan redaksi matan di atas dan tidak ada matan lain yang membantu,

maka dapat dinyatakan bahwa hadis ini diriwayatan secara lafdzi. Di samping itu, matan

hadis tidak bertentangan dengan dalil yang lebih kuat, yakni Al-Qur’an dan hadis yang

mewajibkan memberikan mahar. Demikian pula tidak ditemukan di dalam matan tersebut

sebagaimana tanda-tanda matan hadis palsu, seperti redaksinya rancu dan isinya

bertentangan dengan tujuan pokok ajaran Islam. dengan demikian, matan hadis tersebut

terhindar dari sya>z dan illah.

Berdasar dari kajian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa matan hadis tersebut

berkualitas s}ah}ih}. Karena sanad hadis ini berkualias d}a’i>f di tambah dengan periwayatan

175

Page 182: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

hadis yang hanya satu jalur (ah}ad). maka itu berarti secara keseluruhan hukum hadis ini

adalah d}a’i>f, tingkat akurasi dan status kehujjahan belum dapat dipertanggung jawabkan.

o. Bentuk Pernikahan Jahiliyah

Dari beberapa riwayat yang dikutipkan tampak tidak ada perbedaan redaksi antara

matan yang satu dengan matan yang lainnya. Bukhari>> dan Abu> Da>ud meriwayatkan

dengan matan sama yaitu :

ها نكاح الناس اليـوم خيطب الر جل إىل الرجل أن النكاح كان يف اجلاهلية على أربـعة أحناء فكان منـ فـيصدقـها وليته

Memperhatikan redaksi matan di atas, maka dapat dinyatakan bahwa ini adalah

periwayatan secara lafadz. Di samping itu, matan hadis ini mencoba menjelaskan dan

mengskemakan atas apa yang terjadi pada masa jahiliyah. Demikian pula tidak ditemukan

di dalam matan tersebut sebagaimana tanda-tanda matan hadis palsu, seperti redaksinya

rancu dan isinya bertentangan dengan tujuan pokok ajaran Islam. dengan demikian, matan

hadis tersebut terhindar dari sya>z dan illah.

Berdasar dari kajian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa matan hadis tersebut

berkualitas s}ah}ih}. Mengingat sanad bersifat s}ah}ih }juga maka hadis yang bersangkutan

memiliki kualitas s}ah}ih}. Itu berarti, tingkat akurasi dan status kehujjahan dapat

dipertanggung jawabkan.

p. Mahar Hak Istri

Dari beberapa riwayat yang dikutipkan tampak adanya perbedaan redaksi dan

kalimat antara matan yang satu dengan matan yang lainnya. Perbedaan-perbedaan tersebut

yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Riwayat Abu> Da>ud, An-Nasa>’i dan Ah}mad berbunyi :

ا امرأة نكحت على صداق ة قـبل عصمة النكاح فـهو هلا أمي أو حباء أو عد

176

Page 183: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Riwayat ibnu> Ma>jah berbunyi :

أو حباء أو هبة قـبل عصمة النكاح فـهو هلا ما كان من صداق Matan hadis yang lain tentang mahar hak istri :

Riwayat Ibnu> Ma>jah berbunyi :

فدعا اجلارية فسأهلا فـقالت بـلى قد كنت عذراء فأمر هبما فـتالعنا وأعطاها المهرRiwayat Ah}mad berbunyi :

فـتالعنا وأعطاها المهر ه عليه وسلم فأمر هبما رسول الله صلى الل Memperhatikan ke dua bentuk redaksi matan di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa mukharrij menerima hadis secara makna, terjadinya perbedaan tersebut disebabkan

oleh adanya periwayatan secara makna. Bukan karena periwayat hadis yang bersangkutan

mengalami kesalahan dan bukan pula akibat adanya tanawwu. Alasannya, seluruh

periwayat yang terdapat dalam sanad yang menjadi objek penelitian dan sanad-sanad

lainnya, ternyata, masing-masing dari mereka itu bersifat tsiqat.

Di samping itu, matan hadis tidak bertentangan dengan dalil yang lebih kuat, yakni

Al-Qur’an dan hadis yang mewajibkan memberikan mahar. Demikian pula tidak

ditemukan di dalam matan tersebut sebagaimana tanda-tanda matan hadis palsu, seperti

redaksinya rancu dan isinya bertentangan dengan tujuan pokok ajaran Islam. dengan

demikian, matan hadis tersebut terhindar dari sya>z dan illah.

Berdasar dari kajian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa kedua bentuk matan

hadis tersebut berkualitas s}ah}ih}. Mengingat sanad kedua hadis tersebut bersifat d}a’i>f maka

hadis yang bersangkutan memiliki kualitas d}a’i>f. Akan tetapi dalam periwayatan An-

Nasa’i setelah diteliti sanad hadis ini bersifat h}asan maka itu berarti, secara keseluruhan

hadis ini menjadi h}asan ligairihi, tingkat akurasi dan status kehujjahan masih dapat

dipertanggung jawabkan.

177

Page 184: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

q. Mahar Berupa Emas

Dari beberapa riwayat yang dikutipkan tampak adanya perbedaan redaksi dan

kalimat antara matan yang satu dengan matan yang lainnya. Perbedaan-perbedaan

tersebut yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Riwayat Bukhari> dan Ah}mad :

قال وزن نـواة من ذهب كم أصدقـتـها Riwayat Muslim :

فـقلت نـواة كم أصدقـتـها Riwayat Abu> Da>ud, Ahmad, An-Nasa>’i :

ما أصدقـتـها قال وزن نـواة من ذهب قال أومل ولو بشاة Riwayat Turmudz}i :>

أصدقـتـها قال نـواة ما قال ف Riwayat Ah}mad bin H}anbal:

قال نـواة من ذهب ما أصدقـتـها Memperhatikan berbagai redaksi matan di atas, maka dapat dinyatakan terjadinya

perbedaan tersebut semata-mata disebabkan oleh adanya periwayatan secara makna.

Bukan karena periwayat hadis yang bersangkutan mengalami kesalahan dan bukan pula

akibat adanya tanawwu. Alasannya, seluruh periwayat yang terdapat dalam sanad yang

menjadi objek penelitian dan sanad-sanad lainnya, ternyata, masing-masing dari mereka

itu bersifat tsiqat.

Di samping itu , matan hadis tidak bertentangan dengan dalil yang lebih kuat, malah

mendukung akan kebenaran Al-Qur’an itu sendiri seperti dijelaskan di dalam QS. An-

Nisa/4 : 4 yang mewajibkan untuk memberikan mahar. Demikian pula tidak ditemukan di

dalam matan tersebut sebagaimana tanda-tanda matan hadis palsu, seperti redaksinya

178

Page 185: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

rancu dan isinya bertentangan dengan tujuan pokok ajaran Islam. dengan demikian, matan

hadis tersebut terhindar dari sya>z dan illah.

Berdasar dari kajian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa matan hadis tersebut

berkualitas s}ah}ih}. Mengingat sanad dan matannya sama-sama s}ah}ih}, maka hadis yang

bersangkutan memiliki kualitas s}ah}ih} lizatihi. Itu berarti, tingkat akurasi dan status

kehujjahan dapat dipertanggung jawabkan.

r. Wanita Yang Dipaksa Berzina

Dari beberapa riwayat yang dikutipkan tampak adanya perbedaan redaksi dan

kalimat antara matan yang satu dengan matan yang lainnya. Perbedaan-perbedaan

tersebut yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Matan riwayat T}urmuz\i>> dan Ibnu> Ma>jah,

الذي أصابـها ومل يذكر أنه جعل هلا مهرا احلد وأقامه علىMatan riwayat Ah}mad bin H}anbal,

ها احلد يذكر أنه جعل هلا مهر وأقامه على الذي أصابـها ومل فدرأ عنـMemperhatikan berbagai redaksi matan di atas, maka dapat dinyatakan terjadinya

perbedaan tersebut semata-mata disebabkan oleh adanya penambahan pada awal matan

dan dalam tidak merusak maksud dari hadis maka dapat disimpulkan mayoritas mukharrij

menerima matan secara makna.

Di samping itu, matan hadis tidak bertentangan dengan dalil yang lebih kuat,

Demikian pula tidak ditemukan di dalam matan tersebut sebagaimana tanda-tanda matan

hadis palsu, seperti redaksinya rancu dan isinya bertentangan dengan tujuan pokok ajaran

Islam. dengan demikian, matan hadis tersebut terhindar dari sya>z dan illah.

Berdasar dari kajian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa matan hadis tersebut

berkualitas s}ah}ih}. Mengingat sanadnya d}a’i>f, maka hadis yang bersangkutan berkualitas

179

Page 186: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

d}a’i>f. Itu berarti, tingkat akurasi dan status kehujjahan belum dapat dipertanggung

jawabkan.

s. Mahar Yang Dapat Diminta Suami

Dari beberapa riwayat yang dikutipkan tampak adanya perbedaan redaksi dan

kalimat antara matan yang satu dengan matan yang lainnya. Perbedaan-perbedaan tersebut

yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Riwayat Abu> Da>ud berbunyi :

أصدقـتـها ثابتا فـقال خذ بـعض ماهلا وفارقـها فـقال ويصلح ذلك يا رسول الله قال نـعم قال فإين ا بيدها فـقال النيب صلى الله عليه وسلم خذمها وفارقـها فـفعل حديقتـني ومه

Riwayat Ah}mad bin H}anbal :

الله صلى الله ول فـقالت يا رسول الله إين ألراه فـلوال خمافة الله عز وجل لبـزقت يف وجهه فـقال رس عليه وسلم أتـردين عليه حديقته اليت أصدقك قالت نـعم

Memperhatikan berbagai redaksi matan di atas, maka dapat dinyatakan terjadi

perbedaan disebabkan adanya tanawu’, pada matan hadis riwayat Abu> Da>ud dijelaskan

bahwa Habi>bah sementara mengadu kepada Nabi> Muhammad Saw, sedangkan untuk

riwayat Ah}mad bin H}anbal adalah setelah menerima laporan dari Habi>bah Rasulullah saw.

langsung menemui Tsabi>t menyampaikan permasalahan yang terjadi. akan tetapi secara

keseluruhan matan hadis tersebut diriwayatan secara lafdzi.

Di samping itu, matan hadis tidak bertentangan dengan dalil yang lebih kuat,

malah mendukung akan kebenaran Al-Qur’an itu sendiri seperti di jelaskan di dalam QS.

al-Baqarah/2 : 229.

180

Page 187: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Terjemahnya : Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami istri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh istri untuk menebus dirinya. Itu lah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka Itu lah orang-orang yang zalim.194

Demikian pula tidak ditemukan di dalam matan tersebut sebagaimana tanda-tanda

matan hadis palsu, seperti redaksinya rancu dan isinya bertentangan dengan tujuan pokok

ajaran Islam. dengan demikian, matan hadis tersebut terhindar dari sya>z dan illah.

Berdasar dari kajian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa matan hadis tersebut

berkualitas s}ah}ih}. Mengingat sanadnya d}a’i>f maka hadis yang bersangkutan memiliki

kualitas h}asan lizatihi. Itu berarti, tingkat akurasi dan status kehujjahan masih dapat

dipertanggung jawabkan.

t. Mahar Masa Rasulullah saw.

Dari beberapa riwayat yang dikutipkan tampak adanya perbedaan redaksi dan

kalimat antara matan yang satu dengan matan yang lainnya. Perbedaan-perbedaan tersebut

yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Riwayat An-Nasa>’i berbunyi :

الله صلى الله عليه وسلم عشرة أواق قالكان الصداق إذ كان فينا رسول Riwayat Ah}mad bin H}anbal :

وطبق بيديه وذلك أربع لله عليه وسلم عشر أواق قالكان صداقـنا إذ كان فينا رسول الله صلى ا مائة

Memperhatikan berbagai redaksi matan di atas, maka dapat dinyatakan terjadinya

perbedaan tersebut dikarenakan adanya penambahan kata pada matan riwayat Ah}mad bin

H}anbal, akan tetapi tidak mengurangi atau merusak maksud dari hadis tersebut. Secara

194Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 136.

181

Page 188: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

keseluruhan periwayatan matan hadis ini adalah dengan makna disebabkan Abu> Hurairah

menjelaskan bukan dari perkataan Nabi> melainkan dari Taqrir.

Di samping itu, matan hadis tidak bertentangan dengan dalil yang lebih kuat, yakni

Al-Qur’an yang dijelaskan di dalam QS An-Nisa’/4 : 24. Demikian pula tidak ditemukan

di dalam matan tersebut sebagaimana tanda-tanda matan hadis palsu, seperti redaksinya

rancu dan isinya bertentangan dengan tujuan pokok ajaran Islam. dengan demikian,

matan hadis tersebut terhindar dari sya>z dan illah.

Berdasar dari kajian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa matan hadis tersebut

berkualitas s}ah}ih}. Mengingat sanad dan matannya sama-sama s}ah}ih}, maka hadis yang

bersangkutan memiliki kualitas s}ah}ih} lizatih. Itu berarti, tingkat akurasi dan status

kehujjahan dapat dipertanggung jawabkan.

u. Mahar Dengan Kain.

Dari beberapa riwayat yang dikutipkan tampak adanya perbedaan redaksi dan

kalimat antara matan yang satu dengan matan yang lainnya. Perbedaan-perbedaan

tersebut yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Riwayat Bukharidan Ah}mad berbunyi :

لنا أن نـنكح المرأة بالثـوب رخص وليس لنا شيء فـقلنا أال نستخصي فـنـهانا عن ذلك مث Riwayat Bukhari> :

لنا بـعد ذلك أن نـتـزوج المرأة بالثـوب وليس معنا نساء فـقلنا أال خنتصي فـنـهانا عن ذلك فـرخص Riwayat Muslim :

أن نـنكح المرأة بالثـوب فـقلنا أال نستخصي فـنـهانا عن ذلك مث رخص لنا ليس لنا نساء لنا بـعد يف أن نـتـزوج المرأة وليس لنا نساء فـقلنا يا رسول الله أال نستخصي فـنـهانا عنه مث رخص

بالثـوب Riwayat Ah}mad :

يف أن نـنكح المرأة بالثـوب أال نستخصي فـنـهانا مث رخص لنا

182

Page 189: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Memperhatikan berbagai bentuk redaksi matan di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa mukharrij menerima hadis secara makna. Di samping itu, matan hadis tidak

bertentangan dengan dalil yang lebih kuat, yakni Al-Qur’an dan hadis yang mewajibkan

memberikan mahar. Demikian pula tidak ditemukan di dalam matan tersebut sebagaimana

tanda-tanda matan hadis palsu, seperti redaksinya rancu dan isinya bertentangan dengan

tujuan pokok ajaran Islam. dengan demikian, matan hadis tersebut terhindar dari sya>z dan

illah.

Berdasar dari kajian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa kedua bentuk matan

hadis tersebut berkualitas s}ah}ih}. Mengingat sanad bersifat s}ah}ih }maka hadis yang

bersangkutan memiliki kualitas s}ah}ih} lizatih. Itu berarti, tingkat akurasi dan status

kehujjahan dapat dipertanggung jawabkan.

v. Mahar berupa baju besi

Dari beberapa riwayat yang dikutipkan tampak adanya perbedaan redaksi dan

kalimat antara matan yang satu dengan matan yang lainnya. Perbedaan-perbedaan tersebut

yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Riwayat Abu Da>ud :

أعطها شيئا قال ما عندي شيء قال أين درعك احلطمية أعطها درعك فأعطاها درعه مث دخل هبا

Riwayat An-Nasa>’i :

من شيء قال فأين درعك احلطمية عنديأعطها شيئا قـلت ما أعطها شيئا قال ما عندي قال فأين درعك احلطمية

Riwayat Ah}mad bin H}anbal :

عندي هل لك من شيء قـلت ال قال فأين درعك احلطمية اليت أعطيتك يـوم كذا وكذا قال هي قال فأعطها إياه

183

Page 190: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Memperhatikan berbagai ke dua bentuk redaksi matan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa mukharrij menerima hadis secara makna, terjadinya perbedaan

tersebut disebabkan oleh adanya periwayatan secara makna. Bukan karena periwayat hadis

yang bersangkutan mengalami kesalahan dan bukan pula akibat adanya tanawwu.

Alasannya, seluruh periwayat yang terdapat dalam sanad yang menjadi objek penelitian

dan sanad-sanad lainnya, ternyata, masing-masing dari mereka itu bersifat tsiqat.

Di samping itu, matan hadis tidak bertentangan dengan dalil yang lebih kuat, yakni

Al-Qur’an dan hadis yang mewajibkan memberikan mahar. Demikian pula tidak

ditemukan di dalam matan tersebut sebagaimana tanda-tanda matan hadis palsu seperti

redaksinya rancu dan isinya bertentangan dengan tujuan pokok ajaran Islam. dengan

demikian, matan hadis tersebut terhindar dari sya>z dan illah.

Berdasar dari kajian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa kedua bentuk matan

hadis tersebut berkualitas s}ah}ih}. Mengingat sanad bersifat s}ah}ih }maka hadis yang

bersangkutan memiliki kualitas s}ah}ih} lizatihi. Itu berarti tingkat akurasi dan status

kehujjahan dapat dipertanggung jawabkan.

w. Status Mahar Akibat Saling Meli’an

Dari beberapa riwayat yang dikutipkan tampak adanya perbedaan redaksi dan

kalimat antara matan yang satu dengan matan yang lainnya. Perbedaan-perbedaan tersebut

yang dimaksud adalah sebagai berikut :

Riwayat Bukhari> :

ها فـهو مبا استحلل ت من فـرجها وإن كنت كذبت قال مايل قال ال مال لك إن كنت صدقت عليـها فذاك أبـعد لك عليـ

Riwayat Muslim :

ها فـهو مبا استحللت من فـرجها وإن كنت كذبت مايل قال ال مال لك إن كنت صدقت عليـها فذاك أبـعد و منـها أبـعد لك عليـ

184

Page 191: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Riwayat Abu> Da>ud, An-Nasa>’i dan Ah}mad dengan matan yang sama :

ه ها فـهو مبا استحللت من فـرجها وإن كنت كذبت عليـ ا قال ال مال لك إن كنت صدقت عليـ فذاك أبـعد لك منـها

Memperhatikan berbagai ke dua bentuk redaksi matan di atas, hampir semua

muh}arrij menerima matan yang sama maka dapat disimpulkan bahwa Mukharrij menerima

hadis secara lafads. ada sedikit terjadi perbedaan pada riwayat Bukhari>>. Dan Musli>m akan

tetapi itu tidak merubah makna hadis. Bukan karena periwayat hadis yang bersangkutan

mengalami kesalahan dan bukan pula akibat adanya tanawwu. Alasannya, seluruh

periwayat yang terdapat dalam sanad yang menjadi objek penelitian dan sanad-sanad

lainnya, ternyata, masing-masing dari mereka itu bersifat tsiqat.

Di samping itu, matan hadis tidak bertentangan dengan dalil yang lebih kuat, yakni

Al-Qur’an dan hadis yang mewajibkan memberikan mahar. Demikian pula tidak

ditemukan di dalam matan tersebut sebagaimana tanda-tanda matan hadis palsu, seperti

redaksinya rancu dan isinya bertentangan dengan tujuan pokok ajaran Islam. dengan

demikian, matan hadis tersebut terhindar dari sya>zdan illah.

Berdasar dari kajian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa kedua bentuk matan

hadis tersebut berkualitas s}ah}ih}. Mengingat sanad bersifat s}ah}ih}maka hadis yang

bersangkutan memiliki kualitas s}ah}ih} li zatih. Itu berarti, tingkat akurasi dan status

kehujjahan dapat dipertanggungjawabkan.

x. Sebutan Bagi Suami Yang Berniat Tidak Memberikan Mahar.

Hadis ini jika dilihat matannya tidak bertentangan dengan dalil yang lebih kuat,

yakni Al-Qur’an dan hadis yang mewajibkan memberikan mahar. Seperti hadis sahih

berikut ini.

185

Page 192: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

ثـنا عبد األعلى عن معمر د حد ثـنا مسد ع أبا هريـرة حد عن مهام بن منبه أخي وهب بن منبه أنه مس 195قال رسول الله صلى الله عليه وسلم مطل الغين ظلم رضي الله عنه يـقول

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami 'Abdul A'la dari Ma'mar dari Hammam bin Munabbih, saudaranya Wahb bin Munabbih bahwa dia mendengar Abu Hurairah ra. berkata; Nabi Muhammad saw. bersabda: "Menunda pembayaran hutang bagi orang kaya adalah kezhaliman".

Demikian pula tidak ditemukan di dalam matan tersebut sebagaimana tanda-tanda

matan hadis palsu, seperti redaksinya rancu dan isinya bertentangan dengan tujuan pokok

ajaran Islam. dengan demikian, matan hadis tersebut terhindar dari sya>z dan illah.

Berdasar dari kajian di atas, maka dapat dinyatakan bahwa kedua bentuk matan

hadis tersebut berkualitas s}ah}ih}. Mengingat sanad bersifat d}a’i>f }maka hadis yang

bersangkutan memiliki kualitas d}a’i>f , ini karena hadis ini bersifat gari>b. Itu berarti,

tingkat akurasi dan status kehujjahan belum dapat dipertanggungjawabkan.

195Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari>, S}ah}ih} al-Bukhari>, Juz III, nomor 2400, bab hutang, h. 97.

186

Page 193: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

BAB IV

ANALISIS PEMAKNAAN MAHAR

A. Hakikat Mahar dan Kedudukan Mahar

1. Hakikat Mahar

Perkawinan merupakan suatu kontrak sosial antar seorang laki-laki dan

perempuan untuk hidup bersama tanpa dibatasi oleh waktu tertentu. Dalam Islam,

pemberian mahar merupakan kewajiban yang harus dibayar oleh seorang laki-laki

yang menyatakan kesediaannya untuk menjadi suami dari seorang perempuan. Untuk

itu melalui Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad saw. Penulis menguraikan hakikat

dari mahar itu sendiri seperti berikut ini.

Al-Qur’an tidak pernah menyebutkan istilah mahar secara eksplisit sebagai

kewajiban yang harus dibayarkan oleh pria yang hendak menikah. Hanya saja, ada

beberepa isyarat ayat al-Qur’an yang menunjukkan kearah pengertian mahar tersebut

dengan menggunakan kata-kata s}aduqat dan nih}lah. Inilah salah satu bentuk

pembaharuan yang ingin disampaikan al-Qur’an terhadap tradisi Arab pra-Islam.

Sekalipun demikian, kebanyakan Fuqaha masih saja tidak bisa melepaskan diri dari

pengaruh tradisi jahiliyah tersebut.

Mengapa Al-Qur’an menggunakan kata-kata s}aduqat tidak menggunakan

kata-kata mahar dan ini merupakan salah satu ungkapan yang digunakan oleh Allah

dalam al-Qur’an untuk menunjukkan istilah mahar. Kata s}aduqat merupakan jamak

dari kata s}idaq dan merupakan satu rumpun dengan kata shiddiq, s}adaq dan s}adaqah.

Di dalamnya terkandung makna jujur, putih hati, bersih. Dengan demikian arti

s}aduqat dalam konteks ayat tersebut adalah harta yang diberikan dengan hati yang

187

Page 194: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

bersih dan suci kepada calon istri yang dinikahi sebagai amal saleh.1 Hal tersebut

adalah sebagai wujud kasih sayang dan ketulusan suami pada istrinya dalam

pernikahan yang memang pantas dan layak diantara kedua suami istri, sehingga jika

istri rela untuk tidak dibayarkan, maka hal itu dibolehkan dengan syarat tidak ada

unsur keterpaksaan. Inilah makna ketulusan dari kata-kata mahar. Kalau dibawakan

dalam konteks Indonesia, ternyata makna mahar dalam pengertian ini mempunyai

korelasi dengan ditemukannya istilah uang jujur sebagai pengganti istilah mahar di

beberapa wilayah Indonesia.

Allah juga menggunakan kata-kata nih}lah. Terdapat perbedaan sejumlah

ulama tentang makna kata ini yang dapat dikelompokkan ke dalam dua kelompok.

Kelompok pertama mengartikannya dengan sesuatu yang wajib (fardhu) diberikan

kepada calon istri, diantara ulamanya adalah Imam Qatadah, Ibnu Juraij, dan Abu

Ubaidah. Mereka menafsirkan nih}lah dengan kewajiban, karena nih}lah secara bahasa

artinya adalah agama, ajaran, syari’at dan madzab. Jadi, redaksi arti dari ayat di atas

adalah “dan berikanlah mahar kepada istri-istrimu, karena ia merupakan bagian dari

ajaran agama (kewajiban)”. Konsekuensinya pemaknaan tersebut adalah mahar wajib

diberikan. Pengertian kata-kata nih}lah dengan kewajiban bertujuan supaya cepat

dipahami bahwa mahar memang wajib dibayarkan. Kelompok kedua, al-Kalabi

mengartikannya dengan pemberian atau hibah. Abu> ‘Ubaidah mengartikannya

dengan kebaikan hati. Hal ini dikarenakan bahwasannya nih}lah secara bahasa adalah

pemberian tanpa minta pengganti, sebagaimana halnya seorang bapak memberikan

sejumlah harta terhadap anaknya yang diberikan atas dasar kasih sayang, bukan

untuk mendapatkan ganti rugi dari anaknya. Sehubungan dengan hal ini, Allah

1 Hamka. Tafsir Al-azhar. Jilid IV (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1982), h. 293.

188

Page 195: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

memerintahkan para suami untuk memberikan mahar tehadap istrinya tanpa

menuntut ganti rugi atau imbalan sebagai wujud rasa cinta dan penghormatan,

apalagi diikuti dengan perdebatan, karena sesuatu yang dituntut atas dasar

permusuhan, bukanlah disebut nih}lah.2

Kalau diteliti asal usul kata nih}lah ini, akan semakin menguatkan pemaknaan

kata nih}lah kebaikan dan kebersihan hati. Ada yang berpendapat bahwa nih}lah

berasal dari rumpun yang sama dengan kata-kata nah}l yang artinya lebah.

Pemaknaan kata-kata ini masih ada hubungannya dengan kata s}adu>qat di atas.

Yakni, yamg laki-laki mencari harta yang halal seperti lebah mencari kembang yang

kelak menjadi madu. Hasil jerih payah yang suci dan bersih tersebut itulah yang

diserahkan kepada calon istrinya sebagai bukti ketulusan dan kejujurannya, dan

nyatanya yang diberikan memang sari yang bersih.3

Selanjutnya dalam kamus al-Munjid, kata mahar dapat dilihat dalam berbagai

bentuknya: seperti berikut ( و مهورا و مهارا و مهارة مهر : مهرا ) yang artinya tanda

pengikat.4P

Maksud dari tanda pengikat adalah suatu syarat untuk dapat melakukan

hubungan suami istri. Yang pada hakikatnya mahar adalah suatu bentuk syarat yang

harus diberikan oleh seseorang lelaki kepada seorang perempuan ketika telah

bercampur, hadis telah menjelaskannya seperti berikut ini :

2Hamka. Tafsir Al-azhar. Jilid IV, h. 294. 3Hamka. Tafsir Al-azhar. Jilid IV, h. 295. 4Louis Ma’luf, al-Munjid fi al-Lughah wal-A'lam (Beirut: Dar al-Masyriq, 1986), h. 777.

189

Page 196: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

ا امرأة نكحت بغري إذن مو قال رسول الله صلى الله عليه وسلم أمي اليها عن عائشة قالتـها فإن تشاجروا فالسلطان فنكاحها باط ل ثالث مرات فإن دخل هبا فالمهر هلا مبا أصاب منـ

5ويل من ال ويل Artinya :

Dari ‘Aisyah , ia berkata; Rasulullah saw. bersabda. "Setiap wanita yang menikah tanpa seizin walinya, maka pernikahannya adalah batal. "Beliau mengucapkannya sebanyak tiga kali. Apabila ia telah mencampurinya maka baginya mahar karena apa yang ia peroleh darinya, kemudian apabila mereka berselisih maka penguasa adalah wali bagi orang yang tidak memiliki wali.

Dalam hadis yang lain juga dijelaskan :

يه سعيد بن جبـري قال سألت ابن عمرعن حديث المتالعنـني فـقال قال النيب صلى الله عل ها قال مايل قال ال وسلم للمتالعنـني حسابكما على الله أحدكما كاذب ال سبيل لك عليـ

ها فذاك ها فـهو مبا استحللت من فـرجها وإن كنت كذبت عليـ مال لك إن كنت صدقت عليـFأبـعد لك

6 Artinya :

Sa'id bin Zubair berkata; Aku pernah bertanya kepada Ibnu> Umar mengenai hadis Al Mutalaa'inain (suami-istri yang meli'an), maka ia pun menjawab; Nabi> saw. pernah bersabda kepada Al Mutalaa'inain (suami-istri yang meli'an) "Hisab kalian berdua terserah pada Allah. Salah seorang dari kalian berdua musti ada yang berdusta, maka tidak ada lagi jalan bagimu (suami) untuk kembali kepada istri." Laki-laki itu bertanya, "Lalu bagaimana dengan hartaku?." Beliau bersabda "Tidak ada harta lagi untukmu. Jika kamu telah memberi sesuatu, maka hal itu adalah mahar yang kamu gunakan untuk menghalalkan farjinya, namun jika kamu berdusta atasnya, maka hal itu tentu akan lebih jauh bagimu."

Dari dua ketarangan hadis diatas maka dapat disimpulkan bahwa mahar

adalah merupakan suatu pemberian seorang lelaki kepada perempuan sebagai ganti

dari kenikmatan yang telah diperoleh darinya di dalam suatu ikatan perkawinan.

5Abu>> Abdullah al-Syaibani, Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz IV. (Beirut: Dar Ihya al-Taris al-Arabi, tt.), h. 312

6Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari>, S}ah}ih} al-Bukhari>, Juz. VII, bab talak h. 102.

190

Page 197: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

selain itu kisah-kisah yang mengiringi adanya hadis di atas juga menyatakan bahwa

mahar bukan hanya diberikan ketika terjadinya ijab qabul semata melainkan hakikat

mahar yang sesungguhnya adalah apa yang akan diberikan oleh seorang suami

kepada istri setelah menikah berupa cinta dan kasih sayang dalam mengarungi

bahtera rumah tangga. Dengan demikian, maharnya tidak akan pernah habis atau

berkurang seiring berjalannya waktu. Bahkan akan terus bertambah dari hari ke hari.

Berbeda dengan nominal uang, akan cepat habis jika dibelanjakan. Hadis-hadis ini

sejalan dengan firman Allah swt. dalam QS. An-Nisa>’/4 : 24 berikut ini :

Terjemahnya : Dan (diharamkan juga kamu mengawini ) wanita yang bersuami, kecuali budak-budak yang kamu miliki (Allah telah menetapkan hukum itu) sebagai ketetapan-Nya atas kamu dan dihalalkan bagi kamu selain yang demikian (yaitu) mencari istri-istri dengan hartamu untuk dikawini bukan untuk berzina. Maka istri-istri yang telah kamu nikmati (campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya (dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban; dan tiadalah mengapa bagi kamu terhadap sesuatu yang kamu telah saling merelakannya, sesudah menentukan mahar itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.7

Jadi ayat ini lebih menegaskan kembali bahwa kehalalan memperoleh

kenikmatan dari seorang istri yang dinikahi menjadi sempurna apabila telah

diberikan hak wanita tersebut yaitu berupa mahar.

7Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 184.

191

Page 198: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Menurut hadis yang ada pada dasarnya mahar itu mudah. Islam mengajarkan

kepada kaum muslimin untuk senantiasa memudahkan pernikahan dengan cara

memudahkan pemberian mahar, dalam hadis Ah}mad bin H{anbal dari Aisyah

Rasulullah saw. Bersabda :

ثـنا ابن ثـنا إبـراهيم بن إسحاق قال حد مبارك عن أسامة بن زيد عن صفوان بن سليم حدري خطبتها عن عروة عن عائشةأن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال إن من مين المرأة تـيس

8وتـيسري صداقها وتـيسري رمحهاArtinya :

Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Ishaq berkata; Telah menceritakan kepada kami Ibnu> Mubarak dari ‘Usamah bin Zaid dari Shafwan bin Sulaim dari ‘Urwah dari Aisyah bahwasanya Rasulullah saw. bersabda: “Sesungguhnya di antara kebaikan seorang wanita adalah mudah dipinang, mudah maharnya dan mudah rahimnya.”

Berdasarkan asbabul wurud dikatakan bahwa telah diriwayatkan dari Uqbah,

bahwa Rasulullah saw. telah bertanya kepada seorang laki-laki, “apakah kau rela

menikahi si dia? Jawabnya: Ya, kemudian Rasulullah saw. bertanya kepada si

wanita: apa kau suka? Ya, Akhirnya menikahlah mereka tanpa mahar, Lalu orang

tersebut ikut serta dalam perang khaibar dan ia memesankan pada saat menjelang

kematiannya antara wanita yang di kawininya mengambil anak panahnya sebagi

pemberian (mahar). Lalu wanita tersebut mengambilnya dan menjualnya seharga

seratus dirham, kemudian Rasulullah saw. bersabda: Maskawin yang lebih baik ialah

yang paling mudah, sedangkan maskawin paling sedikit dapat memberikan kesaksian

dan diharapkan berkahnya, oleh sebab itu ‘Umar Ibn Khattab telah melarang

maskawin yang berlebih-lebihan, lalu katanya: Rasulallah saw. dan juga putri-

putrinya menikah dengan maskawin yang tidak lebih dari 12 uqiyah.9

8Abu>> Abdullah al-Syaibani, Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz V. h. 496. 9 Ibnu Hamzah al-Husaini al-Hanafi ad-Damsyiqi, Asbabul Wurud: Latar Belakang Histaris

Tibulnya Hadis-hadis Rasul (Jus II; Jakarta: Kalam Mulia, 1997), h. 337

192

Page 199: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Dari hadis di atas juga dapat disimpulkan terdapat tiga masalah pokok yang

dapat diambil sebagai pelajaran yaitu mudah dipinang, mudah maharnya dan mudah

rahimnya.

.(Mudah Meminangnya) تـيسري خطبتها .1

Kata khitbah (الخطبة) adalah bahasa arab standar yang terpakai pergaulan

sehari-hari,terdapat dalam firman Allah yaitu dalam QS. Al-Baqarah/2 : 235.

Terjemahnya : Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita itu dengan sindiran atau kamu menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu janganlah kamu mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecualisekedar mengucapkan (kepada mereka) perkataan yang ma'ruf. dan janganlah kamu ber'azam (bertetap hati) untuk beraqad nikah, sebelum habis 'iddahnya. dan ketahuilah bahwasanya Allah mengetahui apa yang ada dalam hatimu; Maka takutlah kepada-nya dan ketahuilah bahwa Allah maha pengampun lagi maha penyantun.10

Dari penjelasan ayat di atas maka meminang seseorang yang akan

dinikahi hukumnya dibolehkan. Seorang laki-laki muslim yang akan menikahi

seorang muslimah, hendaklah ia meminang terlebih dahulu karena dimungkinkan

ia sedang dipinang oleh orang lain. Dalam agama Islam melarang seorang laki-

laki muslim meminang wanita yang sedang dipinang oleh orang lain. Rasulullah

saw. bersabda :

10Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 62.

193

Page 200: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

ثـنا مكي بن إبـراهيم عت نافعا حيدث أن ابن عمر رضي الله حد ثـنا ابن جريج قال مس حدهما كان يـقولنـهى النيب صلى الله عليه وسلم أن يبيع بـعضكم على بـيع بـعض وال عنـ

له أو يأذن له اخلاطب خيطب الرجل على خطبة أخ رك اخلاطب قـبـ 11يه حىت يـتـArtinya :

Telah menceritakan kepada kami Makki bin Ibrahim Telah menceritakan kepada kami Ibnu> Juraij ia berkata, Aku mendengar Nafi' menceritakan bahwa Ibnu> ‘Umarra.berkata, "Nabi saw. telah melarang sebagian kalian untuk berjual beli atas jual beli saudaranya. Dan janganlah seseorang meminang atas pinangan yang lain hingga ia meninggalkannya atau pun menerimanya, atau pun ia telah diberi izin oleh sang peminang pertama".

Kemudian disunnahkan melihat wajah wanita yang akan dipinang dan

boleh melihat apa-apa yang dapat mendorongnya untuk menikahi wanita itu.

Rasulullah saw. bersabda:

ثـنا حممد بن إسحق عن د ثـنا عبد الواحد بن زياد حد د حد ثـنا مسد اود بن حصني حدله عن واقد بن عبد الرمحن يـعين ابن سعد بن معاذ عن جابر بن عبد الله قالقال رسول ال

ىل ما يدعوه إىل صلى الله عليه وسلم إذا خطب أحدكم المرأة فإن استطاع أن يـنظر إ ها ما دعاين إىل نكا حها نكاحها فـليـفعلقال فخطبت جارية فكنت أختبأ هلا حىت رأيت منـ

12وتـزوجها فـتـزوجتـهاArtinya :

Telah menceritakan kepada kami Musaddad, telah menceritakan kepada kami Abdul Wahid bin Ziyad, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ishaq, dari Daud bin Hushain, dari Waqid bin Abdurrahman bin Sa'd bin Mu'adz dari Jabir bin Abdullah, ia berkata; Rasulullah saw. bersabda: "Apabila salah seorang di antara kalian meminang seorang wanita, jika ia mampu untuk melihat sesuatu yang mendorongannya untuk menikahinya hendaknya ia melakukannya." Jabir berkata; kemudian aku meminang seorang gadis dan aku bersembunyi untuk melihatnya hingga aku melihat darinya apa yang mendorongku untuk menikahinya, lalu aku pun menikahinya.

11Abu> Abdurrah}man Ahmad bin Syu’aib al-Nasa>’i, Sunan al-Nasa>’i, Juz. IV, kitab nikah, hadis ke 48, nomor 3243, h. 253. Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari>, S}ah}ih} al-Bukhariy, Juz. VII, kitab nikah, hadis ke 78, nomor 5142, h. 396.

12Abu>> Abdullah al-Syaibani, Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz I, nomor 360, h. 41. Abu>> Da>ud Sulaiman bin al-Asy’ats l-Azdi al-Sijistani, Sunan Abu>> Da>ud, Juz. II, nomor 2082, h. 174.

194

Page 201: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Imam T}urmuz\i berkata, “Sebagian ahli ilmu berpendapat dengan hadis ini

bahwa menurut mereka tidak mengapa melihat wanita yang dipinang selagi tidak

melihat apa yang diharamkan darinya.”

Tentang melihat wanita yang dipinang, telah terjadi ikhtilaf di kalangan

para ulama, ikhtilafnya berkaitan tentang bagian mana saja yang boleh dilihat.

Ada yang berpendapat boleh melihat selain muka dan kedua telapak tangan,

yaitu melihat rambut, betis dan lainnya, berdasarkan sabda Nabi saw. “Melihat

apa yang mendorongnya untuk menikahinya.” Akan tetapi yang disepakati oleh

para ulama adalah melihat muka dan kedua tangannya.13

Hal ini merupakan proses meminang yang pernah terjadi pada zaman

Nabi saw. Akan tetapi bagaimana dengan sekarang, jika dilihat pada sekarang ini

masyarakat mengenal hal ini dengan istilah pertunangan. Oleh karena itu perlu

dijelaskan bahwa sebenarnya makna khitbah dalam bahasa Indonesia ada

bermacam terjemahan, antara lain bermakna melamar atau meminang. Namun

khitbah tidak selalu sama dengan pertunangan. Perbedaannya terletak pada

langkahnya. Khitbah adalah pengajuan lamaran atau pinangan kepada pihak

wanita. Namun pengajuan ini sifatnya belum lantas berlaku, karena belum tentu

diterima. Pihak wanita bisa saja meminta waktu untuk berpikir dan menimbang-

nimbang atas permintaan itu untuk beberapa waktu. Apabila khitbah itu

diterima, maka barulah wanita itu menjadi wanita yang berstatus makhthubah

yaitu wanita yang sudah dilamar, sudah dipinang, atau bisa disebut ,(خمطوبة)

dengan wanita yang sudah dipertunangkan. Namun apabila khitbah itu tidak

13Imam An-Nawawi, Syarah Sahih Muslim, Jus IX (Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyah,1411 H/1990 M), h. 210. Imam al-Baghawi, Syarhus Sunnah. Jus IX (Jakarta: Pustaka Azzam, 2010), h. 17.

195

Page 202: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

diterima, misalnya ditolak dengan halus, atau tidak dijawab sampai waktunya,

sehingga statusnya menggantung, maka wanita itu tidak dikatakan sebagai

wanita yang sudah dikhitbah, dan dinyatakan pertunangan itu belum terjadi.

Oleh karena itu berdasarkan keterangan hadis-hadis diatas dapat

disimpulkan bahwasanya di dalam proses meminang itu ada aturan-aturan yang

harus dilakukan. Diharapkan bagi orang tua untuk mengerti dan tidak

mempersulit proses ini, karena hal ini memang sangat penting, menginggat ada

hikmah yang terkandung setelah dilakukannya proses khitbah tersebut, seperti :

1) Salah satu cara untuk saling mengenal antara calon pasangan suami dan

istri.

2) Supaya masing-masing pihak mengetahui pasangan yang akan menjadi

pendamping hidupnya.

3) Cara untuk saling memantapkan calon mempelai untuk hidup mangarungi

bahtera rumah tangga.

4) Untuk mempererat hubungan antara keluarga calon mempelai agar saling

mengenal.

5) Jalan untuk menuju kesepakatan kedua calon mempelai untuk menuju

pembentukan mahligai kehidupan rumah tangga yang bahagia.

6) Agar tidak ada penyesalan dikemudian hari pada saat akad pernikahan

berlangsung.

.(Mudah Maharnya) تـيسري صداقها .2

Hukum memberikan mahar bagi laki-laki kepada wanita yang akan

dinikahi adalah wajib jika akad nikahnya telah selesai berlangsung. Mengenai

196

Page 203: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

prihal mudahnya mahar hal ini pasti masuk ke dalam kadar mahar yang harus

diberikan.

Berdasarkan hadis yang telah diteliti, Nabi saw. menyuruh untuk

memberikan mahar berupa baju, cincin dari besi dan bacaan Al-Qur’an, para

ulama’ madzab Syafi’i menetapkan bahwa tidak ada batasan minimal mengenai

berapa mahar yang harus diberikan seorang lelaki.14

Sedangkan mengenai batasan maksimalnya semua ulama’ sepakat tidak

ada batasan maksimal mengenai mahar yang diberikan. Seperti firman Allah

dalam QS. An-Nisa>’/4 : 20.

Artinya : Dan jika kamu ingin mengganti istrimu dengan istri yang lain, sedang kamu telah memberikan kepada seseorang diantara mereka harta yang banyak, Maka janganlah kamu mengambil kembali dari padanya barang sedikitpun. Apakah kamu akan mengambilnya kembali dengan jalan tuduhan yang dusta dan dengan (menanggung) dosa yang nyata ?15

Selain keterangan ayat di atas di anjurkan pula oleh hadis Nabi saw.

,kepada seorang perempuan yang mempunyai hak diberikan mahar untuk tidak

terlalu berlebihan dalam meminta mahar, hal ini berdasarkan hadis berikut ini :

ثـنا حم ثـنا محاد بن زيد عن أيوب عن حممد عن أيب العجفاء السلمي حد مد بن عبـيد حد قاخلطبـنا عمر رمحه الله فـقال أال ال تـغالوا بصدق النساء فإنـها لو كانت مكرمة يف

نـيا أو تـقوى عند الله لكان أوالكم هبا النيب صلى الله عليه وسلم ما أصدق رسول الد

14Imam As-Syafi'i, Al-Fiqhul Manhaji ‘Ala Madzhabil. Jus IX (Cet. 4; Damaskus: Da>rul Qolam, 1992) , h. 75 -78.

15Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 170.

197

Page 204: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

نيت الله صلى الله عليه وسلم امرأة من نسائه وال أصدقت امرأة من بـناته أكثـر من ث 16رة أوقية عش

Artinya : “Dari Abu> ‘Ajfaa’, dia berkata : Aku pernah mendengar ‘Umar berkata, “Janganlah kamu berlebih-lebihan dalam memberi mahar kepada wanita, meskipun dia seorang yang dimuliakan di dunia atau seorang yang terpelihara di akhirat. Adapun yang paling utama (dalam menghormati wanita) diantara kamu adalah Nabi saw. Padahal tidaklah Rasulullah saw. ,memberi mahar kepada seorangpun dari istri-istrinya dan tidak pula putri-putri beliau itu diberi mahar lebih dari dua belas uqiyah”.

Meskipun Islam memuliakan wanita dengan menyerahkan mahar

kepadanya serta tidak membatasi jumlah maharnya, banyak contoh dari generasi

pertama umat ini betapa mereka memudahkan mahar. Ada diantara mereka yang

maharnya baju besi, ada pernikahan dengan mahar sepasang sandal, cincin besi,

membaca Al-Qur’an dan lainnya seperti apa yang telah peneliti kaji dalam

penelitian ini.

Mudahnya mahar ini juga mengundang keberkahan tersendiri.

Sebagaimana disebutkan pada hadis lain bahwa :

ثـنا محاد بن سلمة قال أخبـرين ابن الطفيل بن سخبـرة عن القاس ثـنا عفان قال حد م حد بن حممد عن عائشة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال إن أعظم النكاح بـركة

17يسره مؤنة أ Artinya :

Telah menceritakan kepada kami Affan berkata; telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah berkata; telah mengabarkan kepadaku Ibnu Thufail bin Sakhirah, dari Al-Qasim bin Muhammad, dari Aisyah, bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya pernikahan yang paling barakah adalah yang paling ringan maharnya".

16Sunan Abu>> Da>ud, Juz. I, kitab nikah, hadis ke 61, nomor 2106, h. 412. Sunan An-Nasa>’i, Juz. IV, kitab nikah, hadis ke 154, nomor 3349, h. 429. Sunan al-Turmuz}i>, Juz. II, kitab nikah, hadis ke 36, nomor 1114, h. 187. Sunan Ibn Majah, Juz. III, kitab nikah, nomor 1886, h. 64. Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz I, nomor 272, h. 375.

17Abu>> Abdullah al-Syaibani, Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz V, h. 37.

198

Page 205: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Murahnya mahar bukan berarti rendahnya harga diri seorang wanita.

Tetapi justru sebaliknya. Ini mencerminkan tingginya budi pekerti serta

agamanya. Karena dia sadar, bahwa hakikat pernikahan adalah pertautan dua

hati dan jiwa (suami-istri) dalam sebuah ikatan suci. Bukan transaksi jual-beli

antara penjual dan pembeli. Sebaliknya, wanita akan terlihat bodoh jika selalu

melipat gandakan mahar sesuai dengan kadar kecantikannya. Karena dia

mengukur segala sesuatu hanya dengan materi (harta).

(Mudah Rahimnya) تـيسري رمحها .3

Maksud mudah rahimnya adalah bisa memiliki banyak anak. Ini sedikit

berbeda dengan dua tanda sebelumnya yang bisa diketahui secara pasti sebelum

akad nikah. Mudah rahimnya, secara pasti baru bisa diketahui setelah menikah

dan sekian tahun berumah tangga.

Untuk masalah ini penulis mengaitkannya dengan bagaimana seorang

laki-laki untuk tidak asal memilih calon pasangan hidup. Harus dilihat

bagaimana riwayat calon istri, disinilah pentingnya khitbah sehingga dapat

diketahui latar belakang keluarga dan melihat mana wanita baik dan tidak baik.

Biasanya perempuan yang mandul dapat dilihat dari beberapa aspek seperti, suka

meminum minuman keras, narkoba, merokok, stress, mempunyai penyakit

menular seksual, usia sudah di atas masa subur (40 tahun keatas). Oleh karena itu

Rasulullah saw. bersabda :

ثـنا يزيد بن هارون أخبـرنا مستلم بن سعيد ابن أخت منص ثـنا أمحد بن إبـراهيم حد ور حدقـرة عن معقل بن يسار قال جاء بن زاذان عن منصور يـعين ابن زاذان عن معاوية بن

ال رجل إىل النيب صلى الله عليه وسلم فـقال إين أصبت امرأة ذات حسب ومجال وإنـها

199

Page 206: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

أتاه الثالثة فـقال تـزوجوا الودود الولود فإين تلد أفأتـزوجها قال ال مث أتاه الثانية فـنـهاه مث 18مكاثر بكم األمم

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun telah mengabarkan kepada kami Mustalim bin Sa'id anak saudari Manshur bin Zadzan, dari Manshur bin Zadzan dari Mu'awiyah bin Qurrah dari Ma'qil bin Yasar, ia berkata; seorang laki-laki datang kepada Nabi saw. lalu berkata; sesungguhnya aku mendapati seorang wanita yang mempunyai keturunan yang baik dan cantik, akan tetapi dia mandul, apakah aku boleh menikahinya? Beliau menjawab: "Tidak." Kemudian dia datang lagi kedua kalinya dan beliau melarangnya, kemudian ia datang ketiga kalinya lalu Rasulullah saw. , bersabda: "Nikahkanlah wanita-wanita yang penyayang dan subur (banyak keturunan), karena aku akan berbangga kepada umat yang lain dengan banyaknya kalian."

Setelah penjelasan hadis di atas maka tidak dianjurkan untuk menikahi

seorang wanita yang mandul walaupun berasal dari keturunan bangsawan dan

paras yang cantik. Untuk itu cara lain untuk dapat diprediksi adalah dari keadaan

keluarganya. Jika ia memiliki beberapa saudara kandung, ibunya juga memiliki

banyak saudara kandung, ayahnya juga memiliki banyak saudara kandung,

paman dan bibinya juga punya banyak anak.

Dari ketiga bentuk keterangan hadis di atas maka penulis menganjurkan

kepada para orang tua wali untuk tidak menetapkan syarat uang atau harta (kepada

pihak lelaki) untuk diri mereka, sebab mereka tidak mempunyai hak. Ini adalah hak

perempuan (calon istri) semata, kecuali ayah. Ayah boleh meminta syarat kepada

calon menantu sesuatu yang tidak merugikan putrinya dan tidak mengganggu

pernikahannya. Jika ayah tidak meminta persyaratan seperti itu, maka itu lebih baik

dan utama. Allah berfirman dalam QS An-Nu>r/24 : 32.

18Sunan Abu>> Da>ud, Juz. I, kitab nikah, hadis ke 5, nomor 2050, h. 410.

200

Page 207: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Artinya : “Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba saha-yamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan karuni-Nya.”19

Manakala beban biaya pernikahan itu semakin sederhana dan mudah, maka

semakin mudahlah penyelamatan terhadap kesucian kehormatan laki-laki dan wanita

maka semakin berkurang pulalah perbuatan keji (zina) dan kemungkaran dan jumlah

ummat Islam makin bertambah banyak.20

Kemudian mengenai pemberian sebuah mahar pada hakikatnya haruslah adil

tidak melihat status sosial, hal ini tujukan kepada pelaku poligami sebagaimana

penjelasan hadis berikut :

ثـنا إبـراهيم بن سعد عن صالح بن كيسان عن ابن ثـنا عبد العزيز بن عبد الله حد شهاب حدسطوا يف قال أخبـرين عروة بن الزبـري أنه سأل عائشةعن قـول الله تـعالىوإن خفتم أن ال تـق

ويـعجبه ماهلا فـقالت يا ابن أخيت هذه اليتيمة تكون يف حجر وليـها تشركه يف ماله { اليتامىا غيـره ومجاهلا فـرييد وليـها أن يـتـزوجها بغري أن يـقسط يف صداقها فـيـعطيـها مثل ما يـعطيه

لغوا هلن أعلى س نتهن يف الصداق فأمروا أن فـنـهوا عن أن يـنكحوهن إال أن يـقسطوا هلن ويـبـ يـنكحوا ما طاب هلم من النساء سواهن قال عروة قالت عائشة وإن الناس استـفتـوا رسول

قالت عائشة وقـول { ستـفتونك يف النساء الله صلى الله عليه وسلم بـعد هذه اآلية فأنـزل اللهوي رغبة أحدكم عن يتيمته حني تكون قليلة المال { الله تـعاىل يف آية أخرىوتـرغبون أن تـنكحوهن

19Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 651. 20Fatawa Syaikh Ibnu> Baz, Kitabu>d Da’wah (Cet. I; Jakarta: Da>rul Haq, 2009), h. 166-168.

201

Page 208: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

بوا يف ماله ومجاله يف يـتامى النساء إال بالقسط واجلمال قالت فـنـهوا أن يـنكحوا عن من رغ 21من أجل رغبتهم عنـهن إذا كن قليالت المال واجلمال

Artinya Telah menceritakan kepada kami 'Abdul 'Aziz bin 'Abdullah Telah menceritakan kepada kami Ibrahi>m bin Sa'ad dari S}alih bin Kaisan dari Ibnu>> Syi>hab dia berkata; Telah mengabarkan kepadaku 'Urwah bin Az Zubair bahwasanya ia bertanya kepada ‘Aisyah mengenai firman Allah swt. 'Jika kalian takut tidak berbuat adil kepada anak yatim.. (An-Nisa>’ 3) ‘Aisyah berkata; 'wahai anak saudariku, yang dimaksud adalah seorang gadis yatim yang berada dipeliharaan walinya, ia membantu dalam mengurus hartanya, lalu walinya takjub dengan harta dan kecantikannya hingga ia ingin menikahinya namun tidak bisa berbuat adil dalam maharnya sehingga Ia memberinya seperti yang diberikan oleh orang selainnya. Maka mereka dilarang untuk menikahi gadis-gadis itu kecuali jika berbuat adil dan memberi sebaik-baik mahar kepada mereka, sehingga mereka bisa memperoleh setinggi-tinggi mahar seukuran kondisi yang berlaku. Akhirnya mereka diperintahkan untuk menikahi wanita yang baik selain anak-anak perempuan yatim itu . Urwah berkata; lalu ‘Aisyah berkata; sesungguhnya orang-orang meminta fatwa kepada Rasulullah saw. setelah turun ayat tersebut, lalu Allah swt. menurunkan dan mereka meminta fatwa kepadamu tentang wanita-wanita, katakanlah bahwa Allah memberi fatwa kepada kalian sampai firman Allah dan kalian ingin menikahi mereka. ‘Aisyah berkata; maksudnya, ketika terjadi ketidak senangan seseorang diantara kalian kepada anak yatim yang ia pelihara karena harta dan kecantikannya sedikit, maka mereka dilarang untuk menikahinya karena dorongan niat untuk menguasai harta gadis-gadis yatim itu. Kecuali jika bisa menegakkan keadilan meskipun ada ketidak senangan kepada mereka.

Jika dilihat secara tekstual hadis ini merupakan bentuk tafsir dari QS. an-

Nisa/4 : 3,

Terjemahnya :

21Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari>, S}ah}ih} al-Bukhari>, Juz. VI, bab tafsir (Cet. I; Beirut: Da>r al-Kutub al-Ilmiah, 1992), h 102. Diriwayatkan secara makna hadis ini terdapat pula pada Juz VII, Bab Nikah, h 265, 263, 264, 258. Abu>> al-H}usain Muslim bin al-Hajjaj al-Naisabu>ri, S}ah}ih} Musli<m, Juz. V, Bab Nikah hadis ke 6, h. 239. Abu>> Da>ud Sulaiman bin al-Asy’ats al-Azdi al-Sijistani, Sunan Abu>> Da>ud, Juz. I, Bab Nikah (Beirut: Da>r al-Fikr, 1994), h. 484-485. Abu> Abd al-Rahman Ahmad bin Syu’aib An-Nasa>’i, Sunan An-Nasa>’i, Juz. I (Beirut: Da>r al-Fikr, 1994), h. 98.

202

Page 209: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.22

Ayat tersebut menerangkan tentang kebolehan seorang laki-laki untuk

berpoligami dengan batas sampai empat orang istri. Akan tetapi ketika seorang ingin

menikah dengan seorang budak maka haruslah menyama ratakan maharnya dengan

istri-istri sebelumnya (adil dalam memberi mahar), jika tidak demikian maka hal

tersebut dilarang. Menurut adat Arab Jahiliyah sebagaimana penjelasan Aisyah

dalam hadis yang lain dikatakan seorang wali berkuasa atas wanita yatim yang

dalam asuhannya dan berkuasa akan hartanya. jika wanita yatim itu cantik dikawini

dan diambil hartanya. jika wanita itu buruk rupanya, dihalanginya kawin dengan

laki-laki yang lain supaya dia tetap dapat menguasai hartanya. kebiasaan di atas

dilarang melakukannya oleh ayat ini. Di samping seorang laki-laki dianjurkan untuk

menikahi seorang anak perempuan yatim yang memiliki harta sedikit dan tidak

cantik, maka tidak dihalalkan baginya untuk menikahi seorang anak perempuan

yatim yang mempunyai banyak harta dan cantik kecuali jika ia mampu berbuat adil

kepadanya.23

Bila mampu berbuat ‘adil, maka diperbolehkan menikahi perempuan yatim,

atau yang bukan yatim dari kalangan perempuan merdeka; satu, dua, tiga, atau

empat orang. Makna di atas dikuatkan oleh firman Allah dalam QS. An-Nisa>’/4 :

127.

22Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 131. 23Abu>> al-H}usain Muslim bin al-Hajjaj al-Naisabu>ri,S}ah}ih} Musli<m, Jus VI. kitab tafsir, nomor

3018, h. 239.

203

Page 210: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Terjemahnya : Dan mereka minta fatwa kepadamu tentang Para wanita. Katakanlah: "Allah memberi fatwa kepadamu tentang mereka dan apa yang dibacakan kepadamu dalam Al Quran (juga memfatwakan) tentang Para wanita yatim yang kamu tidak memberikan kepada mereka apa yang ditetapkan untuk mereka, sedang kamu ingin mengawini mereka dan tentang anak-anak yang masih dipandang lemah. dan (Allah menyuruh kamu) supaya kamu mengurus anak-anak yatim secara adil. dan kebajikan apa saja yang kamu kerjakan, Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahuinya.24

Menanggapi ayat tersebut imam Al-Qurthubi berkata dalam Tafsirnya :

”Setiap orang yang memiliki perhatian khusus terhadap ilmu-ilmu agama telah sepakat bahwasannya firman Allah ta’ala : Dan jika kamu takut tidak akan berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim” tidak memiliki mafhum (makna yang tersirat). Sebab, semua umat telah sepakat bahwa orang yang tidak khawatir terhadap kemampuannya dalam bersikap adil terhadap anak-anak perempuan yatim juga diperbolehkan untuk menikahi wanita-wanita lain lebih dari satu atau menikahi dua, tiga, atau empat; seperti yang diperbolehkan kepada orang yang khawatir terhadap kemampuannya dalam bersikap adil. Ini menunjukkan bahwa ayat tersebut turun sebagai jawaban bagi orang yang khawatir itu dan bahwa hukum menikahi anak perempuan yatim itu lebih umum”.25

Walau ayat tersebut secara khusus berbicara tentang perempuan yatim,

namun secara hukum hal itu berlaku untuk seluruh perempuan (baik yatim dan tidak

yatim). Pelajaran itu diambil dari keumuman lafads, bukan dari kekhususan sebab.

Sehingga, jelas bagi kita bahwa Al-Qur’an dan hadis memperbolehkan untuk

poligami dengan syarat keadilan.

Pada masalah selanjutnya terjadi juga perdebatan dikalangan para fuqoha

yakni bagi seorang perempuan muslim yang bersetubuh atau berbuat zina karena

24 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 127. 25Imam Abu>> 'Abdullah Muhammad ibn Ah}mad ibn Abu>> Bakar al-Ansari al-Qurtubi, Al-Ja>mi’

li>-Ah}ka>mil-Qur’an, terj. IKAPI DKI (Jus. V; Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), h. 77.

204

Page 211: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

diperkosa. Secara umum para ulama setuju bahwa tidak ada hukuman had baginya.

Hal ini berdasarkan atas firman Allah swt. dalam QS. Al-Baqarah/2 : 173.

Terjemahnya Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. tetapi Barangsiapa dalam Keadaan terpaksa (memakannya) sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.26

Peristiwa ini pernah terjadi pada masa Rasulullah saw. dan hal ini para ulama

tidak berbeda pendapat prihal pemerkosaan yang terjadi karena terpaksa yang

dilakukan dengan kekuatan dan atau dengan mengancam korban. bahwasanya tidak

ada hukuman dan tidak pula ada dosa bagi perempuan yang diperkosa.

ثـنا إبـراهيم بن حم ثـنا أبو بكر اهلذيل حد ثـنا أيوب بن سويد حد مد بن يوسف الفريايب حدلله عن شهر بن حوشب عن أيب ذر الغفاري قالقال رسول الله صلى الله عليه وسلم إن ا

27ميت اخلطأ والنسيان وما استكرهوا عليه جتاوز عن أ Artinya :

Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Muhammad bin Yusuf Al Firyabi berkata, telah menceritakan kepada kami Ayyub bin Suwaid berkata, telah menceritakan kepada kami Abu> Bakr Al Hudzdari Syahr bin Hausyab dari Abu> Dzar Al Ghifari ia berkata, "Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya Allah memaafkan dari umatku sesuatu yang dilakukan karena salah, lupa dan sesuatu yang dipaksakan kepadanya."

Imam Ma>lik mengatakan, “Menurut pendapat kami, tentang orang yang

memperkosa wanita, baik masih gadis maupun sudah menikah, jika wanita tersebut

adalah wanita merdeka (bukan budak) maka pemerkosa wajib memberikan mahar

26Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 43. 27Abu>> Abdullah Muhammad bin Yazid al-Rab’i Ibn Majah, Sunan Ibn Majah, Juz. III, kitab

talak, nomor 2121, h. 286.

205

Page 212: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

kepada sang wanita. Sementara, jika wanita tersebut adalah budak maka dia wajib

memberikan harta senilai kurang sedikit dari harga budak wanita tersebut. Adapun

hukuman dalam masalah ini hanya diberikan kepada pemerkosa, sedangkan wanita

yang diperkosa tidak mendapatkan hukuman sama sekali.”28

Imam Sulaiman Al-Baji al-Ma>liki mengatakan, “Wanita yang diperkosa, jika

dia wanita merdeka (bukan budak), berhak mendapatkan mahar yang sewajarnya dari

laki-laki yang memperkosanya. Sementara, pemerkosa dijatuhi hukuman had (rajam

atau cambuk). Ini adalah pendapat Imam Syafi’i, Imam Al-Laits dan pendapat yang

diriwayatkan dari bin Abi Thalib.29

Sementara itu, Abu> Hanifah dan Ats-Tsauri mengatakan, ‘dia berhak

mendapatkan hukuman had, namun tidak wajib membayar mahar. ’Kemudian, Imam

Al-Baji melanjutkan, “Dalil pendapat yang kami sampaikan, bahwa hukuman had

dan mahar merupakan dua kewajiban untuk pemerkosa, adalah bahwa untuk

hukuman had ini terkait dengan hak Allah, sementara kewajiban membayar mahar

terkait dengan hak makhluk”30

Pendapat ini berdasarkan hadis berikut ini :

ثـنا احلجاج عن عبد اجلبار عن أبيه قال استكره ثـنا معمر بن سليمان الرقي حد ت امرأة حدها احلد وأقامه على الذي أصابـها ومل على عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم فدرأ عنـ

31يذكر أنه جعل هلا مهراArtinya

Telah menceritakan kepada kami Ma'mar bin Sulaiman Ar Raqi Telah menceritakan kepada kami Hajjaj dari Abdul Jabbar dari bapaknya ia berkata;

28Muhammad al-Zurqani, Syarh al-Zarqani ‘ala Muawatta’ Malik, Jilid IV, h. 734. 29Muhammad Al-Zurqani, Syarh Al-Zarqani ‘ala Muawatta’ Malik, Jilid IV, h. 734. 30Muhammad Al-Zurqani, Syarh Al-Zarqani ‘ala Muawatta’ Malik, Jilid IV, h. 735. 31Abu>> Abdullah al-Syaibani, Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz XIV, nomor 18489, h. 419.

206

Page 213: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Ada seorang wanita yang diperkosa pada masa Rasulullah saw. , lalu beliau membebaskannya dari had (hukum rajam) dan menegakkan had kepada laki-laki yang memperkosanya. Ia tidak menyebutkan bahwa laki-laki itu memberikan mahar.

Menanggapi perbedaan yang terjadi di atas maka penulis dalam hal ini lebih

cenderung kepada pendapat imam Syafi’i yang mengharuskan membayar mahar

kepada wanita yang dipaksa tersebut, hal ini karena mahar merupakan suatu

pemberian untuk menghalalkan farjinya, kalau tidak maka hal itu termasuk

memakan harta orang lain dengan cara yang bathil. Sebagaimana hadis berikut ini :

ثـنا عب ثـنا خملد بن خالد واحلسن بن علي وحممد بن أيب السري المعىن قالوا حد د الرزاق حدج عن صفوان بن سليم عن سعيد بن المسيب عن رجل من األنصار قال أخبـرنا ابن جري

فقوا يـقال ابن أيب السري من أصحاب النيب صلى الله عليه وسلم ومل يـقل من األنصار مث اتـ ها فإذا هي حبـلى فـقال النيب صلى الله له بصرة قا لتـزوجت امرأة بكرا يف سرتها فدخلت عليـ

ن عليه وسلم هلا الصداق مبا استحللت من فـرجها والولد عبد لك فإذا ولدت قال احلس 32دها و قال ابن أيب السري فاجلدوها أو قال فحدوهافاجل

. Artinya :

Telah menceritakan kepada kami Makhlad bin H}alid serta AlHasan bin dan Muhammad bin Abu> As Sari secara makna, mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq, telah mengabarkan kepada kami Ibnu> Juraij, dari Shafwan bin Sulaim, dari Sa'id bin AlMu>sayyab, dari seorang laki-laki anshar, Ibnu>Abu> As Sari berkata; yang merupakan sahabat Nabi>saw. tidak mengatakan; Anshar. Kemudian mereka sepakat mengatakan; yang dipanggil Bashrah, ia berkata; aku menikahi seorang budak perawan dalam tabi>rnya, kemudian aku menemuinya dan ternyata ia sedang hamil. Maka Nabi> saw. bersabda "Baginya mahar karena farji yang telah engkau halalkan dan anaknya adalah budakmu apabila ia telah melahirkan." Hasan berkata; cambuklah dia. Ibnu> Abu> As’ari berkata; cambuklah dia. Atau mengatakan; hukumlah dia.

Hadis ini terjadi akibat seorang lelaki yang mengadu kepada Rasulullah saw.

karena istrinya ternyata sudah tidak perawan dengan kata lain telah hamil terlebih

dahulu. Akan tetapi yang menjadi dasar penulis ambil adalah pernyataan Rasulullah

32Abu>> Da>ud Sulaiman bin al-Asy’ats l-Azdi al-Sijistani, Sunan Abu>> Da>ud, Juz. II, kitab nikah, hadis ke 86, nomor 2131. h. 213.

207

Page 214: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

yang mengatakan ”Baginya mahar karena farji yang telah engkau halalkan”. Kata ini

bersifat umum, yang artinya diharuskan memberikan mahar kepada seorang wanita

apabila farjinya telah dihalalkan maupun dipaksa seperti dalam kasus pemerkosaan

yang dijelaskan oleh hadis.

Dalam hadis S}ah}ih} yang lain juga dijelaskan bahwa :

ثـنا عمرو بن دينار قال مسعت احلسن عن سلمة ثـنا عفان أخبـرنا محاد بن زيد حد بن حدلم فـقال إن المحبق أن رجال وقع على جارية امرأته فـرفع ذاك إىل النيب صلى الله عليه وس

33اكانت طاوعته فهي له وعليه مثـلها هلا وإن كان استكرهها فهي حرة وعليه مثـلها هل Artinya :

Telah menceritakan kepada kami 'Affan, telah mengabarkan kepada kami Hammad bin Zaid; telah telah menceritakan kepada kami 'Amru bin Dinar; ia berkata; Aku mendengar Al Hasan dari Salamah bin Al Muhabbiq, bahwa seorang laki-laki menyetubuhi budak perempuan istrinya. Perkara itu lalu diajukan kepada Nabi saw. Beliau bersabda: "Jika ia (budak) menurutinya (tidak ada paksaan), maka ia tetap milik laki-laki tersebut dengan kewajiban memberi mahar seperti kepada isterinya (yang lain). Akan tetapi, jika laki-laki memaksanya, maka budak itu merdeka dan ia wajib memberikan mahar seperti kepada isterinya."

2. Kedudukan Mahar

Mengenai kedudukan mahar di dalam suatu pernikahan para ulama madzab

sepakat bahwa mahar bukanlah salah satu syarat atau rukun akad, tetapi merupakan

suatu konsekuensi adanya akad.34 Mahar merupakan akibat dan salah satu hukum

dari sebagai hukum dalam suatu perkawinan yang sah dan hubungan sebadan

sesudah terjadinya perkawinan yang fasid (batal), serta hubungan sebadan yang

disebabkan kesamaran. Mahar wajib atas suami untuk istrinya dengan adanya akad

nikah yang sah.

33Abu>> Abdullah al-Syaibani, Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz XVIII, nomor 19612, h. 292. 34Muhammad Jawad Mugniyah, Fiqih Lima Mazhab, Terj. Afif Muhammad, Jakarta: PT

Lentera Basritama, 2001), h. 366.

208

Page 215: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Haram hukumnya menikah tanpa adanya mahar sebagaimana keterangan

hadis berikut ini :

ثين نافع عن عبد الله رضي ثـنا حيىي بن سعيد عن عبـيد الله قال حد د حد ثـنا مسد الله حدغارقـلت هأن رسول الله صلى الله عليه وسلم نـهى عن الش غار قال يـنكح ابـنة عنـ لنافع ما الش

بـعض الرجل ويـنكحه ابـنته بغري صداق ويـنكح أخت الرجل ويـنكحه أخته بغري صداق وقال غار فـهو جائز وال عة النكاح الناس إن احتال حىت تـزوج على الش شرط باطل وقال يف المتـ

رط باطل غار جائز والش 35فاسد والشرط باطل وقال بـعضهم المتـعة والشArtinya

Telah menceritakan kepada kami Mu>saddad telah menceritakan kepada kami Yah}ya bin Sa'id dari Ubaidillah mengatakan, telah menceritakan kepadaku Nafi' dari 'Abdullahra., Rasulullah saw. melarang nikah syighar. Saya bertanya kepada Nafi'; 'Apa maksud syighar? Ia menjawab; 'mengawini anak perempuan seseorang lelaki dengan syarat lelaki tersebut dinikahkan dengan anak perempuannya tanpa mahar, atau menikahi saudara perempuan seorang lelaki dengan syarat lelaki tersebut menikahkannya dengan saudara perempuannya tanpa mahar.' Sebagian orang berPendapat; jika seseorang bersiasat sehingga ia nikah syig}har, maka perkawinannya boleh dan syaratnya bathil. Dan ia berkata tentang nikah mut’ah; pernikahannya rusak dan syaratnya bathil. Sedang sebagian lain berpendapat bahwa nikah syighar boleh dan syaratnya batil

Dari hadis di atas dapat diketahui bahwasanya kata غار Secara bahasa الش

berarti ar-raf’u (mengangkat), seperti syaghara al kalbu rijlahu li yabu>la (seekor

anjing mengangkat kakinya untuk kencing). Adapun syig|a>r menurut syara’ adalah

seseorang yang menikahkan putrinya dengan orang lain, lalu orang lain tersebut

35Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari>, S}ah}ih} al-Bukhari>, Juz IX, Bab Siasah, h. 263. Juz. VII, Bab Nikah, h. 53. Abu>> al-H}usain Muslim bin al-Hajjaj al-Naisabu>ri, S}ah}ih} Musli<m, Juz.VI, Bab Nikah, h. 452. Abu>> Da>ud Sulaiman bin al-Asy’ats aal-Azdi al-Sijistani ,Sunan Abu>> Da>ud, Juz. III, Bab Nikah, h. 103. Abu>> Isa Muhammad bin Isa al-T}urmuz\i>, Sunan al-T}urmuz\i>, Juz. II (Beirut: Da>r al-Fikr, 1994), h. 360-361. Abu> Abd al-Rahman Ahmad bin Syu’aib An-Nasa>’i, Sunan An-Nasa>’i, Juz. IV, Bab Nikah, h. 142. Abu> Abdullah Muhammad bin Yazid al-Rab’i Ibn Majah, Sunan Ibn Majah, Juz. III (Beirut: Da>r al-Fikr, 1995), h. 391. Malik bin Anas bin Malik, Muwaththa’ Malik, Juz. II, bab nikah, hadis ke 24 (Beirut, Da>r al-Kutub al-Ilmiyyah, 199), h. 526. Abu>> Abdullah al-Syaibani, Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz V, h. 350. Abu> Muhammad Abdullah bin Abd al-Rahman al-Da>rimi>, Sunan al-Da>rimi>, Juz. I. (Beirut: Da>r al-Fikr, 1994), h. 142.

209

Page 216: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

menikahkan putrinya dengan tuan dari calon istri putrinya itu, sementara diantara

keduanya tidak ada mahar, atau ada mahar tapi semata-mata untuk tipu daya.36

Nikah syighar ialah seorang laki-laki mengawinkan puterinya, atau saudara

perempuannya, atau selain keduanya yang termasuk di dalam kawasan perwaliannya

dengan orang lain dengan syarat orang lain termasuk atau puterinya, atau putera

saudaranya menikahkan dia (laki-laki pertama) dengan puterinya, atau saudara

perempuannya, atau puteri saudara perempuannya atau dengan yang semisal dengan

mereka.

Fuqaha sependapat bahwa nikah syighar ialah apabila seorang lelaki

mengawinkan orang perempuan yang di bawah kekuasaannya dengan orang lelaki

lain bersyaratkan bahwa lelaki lain ini juga mengawinkan orang perempuan yang

dibawah kekuasaannya dengan lelaki pertama tanpa ada maskawin pada kedua

perkawinan tersebut.37

Akad nikah semacam ini, fasid (batal) baik disebutkan maharnya ataupun

tidak. Sebab Rasulullah saw. sudah mencegah kita darinya dan sudah

(mengingatkan) agar kita waspada terhadapnya. Allah swt. Berfirman dalam QS. Al-

Hasyr/59 : 7.

Terjemahnya : Apa saja harta rampasan yang diberikan Allah kepada Rasulnya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk

36Fatihuddin Abu> Yasin, Risalah Hukum Nikah. (Surabaya : Terbit Terang, 2006) , h. 30. 37 Djaman Nur. Fiqh Munakahat. (Semarang: CV Toha Putra, 2003), h. 41.

210

Page 217: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya.38

Islam sangat menentang diskriminasi laki-laki terhadap kaum wanita dan

inilah keistimewaan syari’at Islam. Kedudukan kaum wanita pada zaman Jahiliyah

sangat nista, sebagai budak yang sangat hina. Mereka diperjual belikan sebagaimana

barang dagangan yang murah dan sama sekali tidak dihormati. Mereka berpindah-

pindah dari satu tangan ke tangan yang lain, tak ubahnya barang dagangan, dari satu

ahli waris ke ahli waris lainnya.

Pada masa itu apabila seorang laki-laki meninggal, maka sanak kerabatnya

dapat mewarisi istrinya sebagaimana mereka mewarisi harta kekayaanya. Islam

datang untuk menyelamatkan kaum wanita dari kedzaliman dan penindasan tersebut.

Islam datang bukan hanya mengembalikan atau menempatkan mereka pada posisi

yang terhormat, tetapi juga mengakui kemanusiaan mereka serta hak-hak yang

mereka miliki, sebab pengakuan terhadap hak dan kemanusiaan tidak mereka terima

pada sistem perundang-undangan buatan manusia.39 Selain itu gambaran tentang

masyarakat jahiliyah termaktub ke dalam hadis berikut ini.

ثـنا عنبسة ثـنا أمحد بن صالح حد ثـنا ابن وهب عن يونس ح و حد قال حيىي بن سليمان حدثـنا يونس عن ابن شهاب قال أخبـرين عروة بن الزبـري أن عائشة زوج النيب صلى ال عليه له حد

ها نكاح الناس اليـوم وسلم أخبـرتـهأن النكاح يف اجلاهلية كان على أربـعة أحناء فنكاح منـكان الرجل يـقول خيطب الرجل إىل الرجل وليته أو ابـنته فـيصدقـها مث يـنكحها ونكاح آخر

38Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 1071. 39 Ahmad Mudjab Mahalli, Wahai Pemuda Menikahlah, (Cet. I ; Jogjakarta: Menara Kudus, ,

2002), h. 145.

211

Page 218: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

ها أبدا المرأته إذا طهرت من طمثها أرسلي إىل فالن فاستبضعي منه ويـعتزهلا زوجها وال مي س محلها من ذلك الرجل الذي تستبضع منه فإذا تـ محلها أصابـها زوجها إذا حىت يـتبـني بـني

ا يـفعل ذلك رغبة يف جنابة الولد فكان هذا النكاح نكاح االستبضاع ونكاح آخر أحب وإمنهم يصيبـها فإذا محلت ووضعت ومر جيتمع الرهط ما دون العشرة فـيدخلون على المرأة كل

ها ليال بـعد أن تضع محلها أرسلت إليهم فـلم يستطع رجل منـهم أن ميتنع حىت جيتمعوا عليـركم وقد ولدت فـهو ابـنك يا فالن تسمي من عندها تـقول هلم قد عرفـتم الذي كان من أم

ه فـيـلحق به ولدها ال يستطيع أن ميتنع به الرجل ونكاح الرابع جيتمع الناس الكثري أحبت بامسممن جاءها وهن البـغايا كن يـنصنب على أبـواهبن رايات تكون فـيدخلون على المرأة ال متتنع

عوا هلا ودعوا هل م علما فمن أرادهن دخل عليهن فإذا محلت إحداهن ووضعت محلها مجها بالذي يـرون فالتاط به ودعي ابـنه ال ميتنع من ذلك فـلما بعث حممد القافة مث أحلقوا ولد

40صلى الله عليه وسلم باحلق هدم نكاح اجلاهلية كله إال نكاح الناس اليـوم Artinya :

Telah berkata Yah}ya bin Sulaiman telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahab dari Yunus - dalam riwayat lain- Dan telah menceritakan kepada kami Ah}mad bin H}anbal bin Shalih telah menceritakan kepada kami Anbasah telah menceritakan kepada kami Yunus dari Ibnu> Syihab ia berkata; Telah mengabarkan kepadaku ’Urwah bin Zubair bahwa ‘Aisyah istri Nabi> saw. telah mengabarkan kepadanya bahwa; Sesungguhnya pada masa Jahiliyah ada empat macam bentuk pernikahan. Pertama, adalah pernikahan sebagaimana dilakukan orang-orang pada saat sekarang ini, yaitu seorang laki-laki meminang kepada wali sang wanita, kemudian memberikannya mahar lalu menikahinya. Bentuk kedua yaitu; Seorang suami berkata kepada istrinya pada saat suci (tidak haidl/subur), "Temuilah si Fulan dan bergaullah (bersetubuh) dengannya." Sementara sang suami menjauhinya sementara waktu (tidak menjima'nya) hingga benar-benar ia positif hamil dari hasil persetubuhannya dengan laki-laki itu. Dan jika dinyatakan telah positif hamil, barulah sang suami tadi menggauli istrinya bila ia suka. Ia melakukan hal itu, hanya untuk mendapatkan keturuan yang baik. Istilah nikah ini adalah Nikah Al Istibdlaa'. Kemudian bentuk ketiga; Sekelompok orang (kurang dari sepuluh) menggauli seorang wanita. Dan jika ternyata wanita itu hamil dan melahirkan. Maka setelah masa bersalinnya telah berlalu beberapa hari, wanita itu pun mengirimkan surat kepada sekelompok laki-laki tadi dan tidak seorang pun yang boleh menolak.

40Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari>, S}ah}ih} al-Bukhari>, Juz VII, kitab nikah, hadis ke 63, nomor 5127, h. 86. Sunan Abu>> Da>ud, Juz. II, kitab talak, hadis ke 98, nomor 2272, h. 72.

212

Page 219: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Hingga mereka pun berkumpul di tempat sang wanita itu . Lalu wanita itu pun berkata, "Kalian telah tahu apa urusan kalian yang dulu. Dan aku telah melahirnya, maka anak itu adalah anakmu wania Fulan. "Yakni, wanita itu memilih nama salah seorang dari mereka yang ia sukai dan laki-laki yang ditu njuk tidak dapat mengelak. Kemudian bentuk keempat; Orang banyak berkumpul, lalu menggauli seorang wanita dan tak seorang pun yang dapat menolak bagi yang orang yang telah menggauli sang wanita. Para wanita itu adalah wanita pelacur. Mereka menancapkan tanda pada pintu-pintu rumah mereka sebagai tanda, siapa yang ingin mereka maka ia boleh masuk dan bergaul dengan mereka. Dan ketika salah seorang dari mereka hamil, lalu melahirkan, maka mereka (orang banyak itu) pun dikumpulkan, lalu dipanggilkanlah orang yang ahli seluk beluk nasab (Al qafah) dan Al Qafah inilah yang menyerahkan anak sang wanita itu kepada orang yang dianggapnya sebagai bapaknya, sehingga anak itu dipanggil sebagai anak darinya. Dan orang itu tidak bisa mengelak. Maka ketika Nabi> Muhammad saw. diutus dengan membawa kebenaran, beliau pun memusnahkan segala bentuk pernikahan jahiliyah, kecuali pernikahan yang dilakoni oleh orang-orang hari ini.

Pada zaman jahiliyyah hak perempuan itu dihilangkan dan disia-siakan,

sehingga walinya semena-mena dapat menggunakan hartanya dan tidak memberikan

kesempatan untuk mengurus hartanya serta menggunakannya, lalu Islam datang

menghilangkan belenggu ini. Istri diberi hak mahar serta suami diberikan kewajiban

membayar mahar kepadanya bukan kepada ayahnya. Nabi Muhammad saw. bersabda

ثـنا حممد بن بكر البـرساين أخبـرنا ابن جريج عن عمرو ب ثـنا حممد بن معمر حد ن شعيب حدا امرأة نكحت ع ه قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم أمي لى صداق أو عن أبيه عن جد

ة قـبل عصمة النكاح فـهو هلا وما كان بـعد عصمة النكاح فـهو لمن أعطيه حباء أو عد 41وأحق ما أكرم عليه الرجل ابـنته أو أخته

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ma'mar, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Bakr Al Bursani, telah mengabarkan kepada kami Ibnu> Juraij dari 'Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya, ia berkata; Rasulullah saw. bersabda : "Setiap wanita yang dinikahkan dengan suatu mahar, pemberian, atau janji sebelum akad nikah, maka hal itu adalah miliknya. Adapun yang diberikan setelah akad nikah, maka hal itu adalah milik

41Sunan Abu>> Da>ud, Juz. I, kitab nikah, hadis ke 84, nomor 2129, h. 390. Sunan al-Nasa>’i, Juz IV, kitab nikah, hadis ke 158, nomor 3353, h. 112. Sunan Ibn Majah, Juz. III kitab nikah, nomor 2031, h. 13. Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz IV, nomor 6534, h. 190.

213

Page 220: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

orang yang diberinya. Dan orang yang paling berhak terhadap penghormatan yang diberikan kepada seseorang adalah anak atau saudara wanita wanita."

Hadis ini sebenarnya menjelaskan tentang memberikan suatu seserahan

sebelum terjadinya ijab qabul, maka hal tersebut dijelaskan oleh nabi sebenarnya

masih milik si pemberi kecuali apabila telah terjadi ijab qabul maka suatu yang

diserahkan tersebut sudah tidak dapat diambil kembali karena sudah menjadi hak

orang yang diberi (istri). Istilah ini sering disebut dengan bahasa tunangan.

Ibnu> Abidin menyatakan bahwa “Apa yang diberikan setelah tunangan

sebagai mahar, bisa diminta kembali jika berupa barang meskipun sudah berubah

karena bekas dipakai atau senilai dengan mahar itu jika sudah habis terpakai; karena

mahar itu diberikan berdasarkan ijab dan qabul, namun jika belum terjadi, maka

boleh diambil kembali”.42

Dan yang serupa dengan itu berkata Ibnu> Hajar “Seseorang yang telah

melamar wanita, kemudian ia mengirimkan atau memberinya sejumlah harta

sebelum akad tanpa syarat tertentu dan tidak berniat sebagai hadiah, kemudian

masing-masing dari pihak laki-laki atau perempuan menggagalkannya, maka semua

yang diberikan sebelumnya harus dikembalikan; karena ia memberikan kepadanya

dengan akan diadakannya hubungan pernikahan”.43

Madzab Hanafi secara tekstual berpendapat bahwa bagi pelamar hendaknya

mengambil kembali mahar yang telah dibayarkan sesuai dengan harga mahar

tersebut jika berupa barang atau diganti jika sudah habis terpakai atau sudah

dikonsumsi.44

42Muhammad Ibnu> ‘Abidin, Raddul Muhtar. Jus III (Beirut-Libanon: Da>r al-Kutub, t.th.), h. 153.

43Syaih al-Islam Syihabu>ddin Abi al-Abbas Ah}mad bin Muhammad bin ‘Ali ibn H}ajar al-Haitamy, Tuhfatul Muhtaj Bi Syarhil Minhaj. Jus IV (Beirut: Da>rul Kutub, t.th.), h. 421.

44Ibnu> Rusyd, Bidayatul Mujtahid, h. 236.

214

Page 221: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Penulis tidak mendapatkan secara tekstual tentang hal ini dari beberapa

madzab yang lain, namun bisa difahami dari perkataan ulama-ulama di atas setelah

mempelajari definisi mereka tentang mahar, bahwa menurut mereka hukumnya

adalah hendaknya tidak menyelisihi pendapat Hanafiyah dalam hal ini.

Mahar menurut Ma>likiyah adalah termasuk rukun akad, tidaklah ada antara

laki-laki dan wanita yang sudah bertunangan hubungan tertentu dan tidak dihalalkan

bagi wanita setengah mahar kecuali setelah berlangsungnya akad nikah dan baru

dihalalkan semuanya setelah digauli oleh suaminya; kalau tidak maka hal itu

termasuk memakan harta orang lain dengan cara yang batil. Dengan adanya

pembatalan dari salah satu pihak dan tidak terjadinya akad nikah, maka wanita

tersebut tidak berhak dengan mahar tersebut, ia pun hendaknya mengembalikannya

kepada pihak laki-laki.45

Imam Syafi’i berpendapat bahwa mahar itu adalah apa yang diwajibkan

karena akad nikah atau jima’ atau menggaulinya secara paksa dan para saksi menarik

kembali persaksiannya”. Inilah beberapa keadaan yang menjadikan mahar wajib

dibayarkan, bukanlah pertunangan termasuk di dalamnya, maka (jika belum terjadi

demikian) tidak dihalalkan bagi wanita mengambil mahar tersebut bahkan ia wajib

mengembalikannya kepada pihak laki-laki. Sedangkan mahar menurut imam Hanafi

adalah permberian yang disebutkan di dalam akad nikah. Dan tidak ada kedua calon

mempelai yang sudah bertunangan yang diwajibkan untuk membayar mahar atau

setengah dari mahar.46

45Abdurrahman Al-Jaziriy, Al-Fiqh ala Mazahib Al-Arba‟ah., h. 101. 46Abdurrahman Al-Jaziriy, Al-Fiqh ala Mazahib Al-Arba‟ah., h. 101.

215

Page 222: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Demikianlah semua pendapat para ahli fikih bertemu pada satu titik yang

penting, yaitu; bahwa mahar itu tidak wajib kecuali setelah adanya akad nikah dan

saat pertunangan tidak ada akad nikah tersebut. Seorang wanita yang bersi keras

mengambil mahar yang telah dibayarkan setelah salah satu pihak membatalkan

pertunangannya adalah mengambil harta dengan sebab yang tidak disyari’atkan,

maka ia wajib mengembalikannya kepada pemiliknya”.

Selanjutnya dalam hadis yang lain di katakan :

ثـنا أيب عن ثـنا يـعقوب بن إبـراهيم بن سعد حد ثـنا علي بن سلمة النـيسابوري حد ابن حدسعيد بن جبـري عن ابن عباس قالتـزوج رجل من إسحق قال ذكر طلحة بن نافع عن

فـرفع األنصار امرأة من بـلعجالن فدخل هبا فـبات عندها فـلما أصبح قال ما وجدتـها عذراء سلم فدعا اجلارية فسأهلا فـقالت بـلى قد كنت عذراء فأمر شأنـها إىل النيب صلى الله عليه و

47هبما فـتالعنا وأعطاها المهر Artinya :

Telah menceritakan kepada kami bin Salamah An NaisAbu>ri berkata, telah menceritakan kepada kami Ya'qub bin Ibrahim bin Sa'd berkata, telah menceritakan kepada kami Bapakku dari Ibnu> Ishaq ia berkata; Thalhah bin Nafi' menyebutkan dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu> Abbas ia berkata, "Seorang laki-laki Anshar menikahi seorang wanita yang berasal dari Bal'ijlan, lalu ia masuk dan bermalam bersamanya. Ketika datang waktu pagi ia berkata, "Aku tidak mendapatkan kegadisannya! "hingga akhirnya, persoalan tersebut disampaikan kepada Nabi saw. Beliau memanggil wanita tersebut dan menanyainya, wanita itu menjawab, "Benar, aku masih dalam keadaan gadis." Maka beliau pun memerintahkan keduanya untuk saling bersumpah dan beliau memberikan hak mahar kepadanya

Dari hadis di atas maka secara tekstual tersirat bahwa seorang lelaki merasa

ditipu oleh istrinya, yang ternyata sudah tidak perawan. Oleh karena itu lelaki

tersebut berniat untuk membatalkan pernikahannya. Jika pembatalan nikah ini

47Abu>> Abdullah Muhammad bin Yazid al-Rab’i Ibn Majah, Sunan Ibn Majah, Juz. III kitab nikah, nomor 2148, h. 46.

216

Page 223: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

sebelum terjadi hubungan badan, maka mahar dikembalikan. Namun jika telah

terjadi hubungan, ada rincian:

Pertama, Jika yang menipu pihak wanita, dia mengaku perawan padahal tidak

perawan, maka dia wajib mengembalikan maharnya.

Kedua, Jika yang menipu pihak wali atau orang lain yang menjadi perantara

baginya, maka dia yang bertanggung jawab mengembalikan maharnya. Ibnu>l Qoyim

menjelaskan ”Jika pihak suami mengajukan syarat, harus sehat tidak cacat, atau harus cantik, tapi ternyata jelek, atau harus masih muda, tapi ternyata sudah tua keriputan, atau harus putih, tapi ternyata hitam, atau harus perawan, tapi ternyata janda, maka pihak suami berhak membatalkan pernikahan. Jika pembatalan terjadi sebelum hubungan badan, istri tidak berhak mendapat mahar. Jika setelah hubungan, istri berhak mendapat mahar. Sementara tanggungan mengembalikan mahar menjadi tanggung jawab walinya, jika dia yang menipu suami. Namun jika istri yang menipu, gugur hak mahar untuknya48.

Ketiga, apabila sebelum menikah, suami tidak mempersyaratkan istrinya

harus perawan, maka dia tidak memiliki hak untuk membatalkan akad. Ibnu>l Qoyim

menjelaskan kapan seorang suami berhak membatalkan akad nikah, jika sebelumnya

dia tidak mempersyaratkan apapun.

Satu riwayat dari ‘Umar ra. : Wanita tidak dikembalikan (ke orang tuanya)

kecuali karena empat jenis cacat: gila, kusta, lepra dan penyakit di kemaluan.

Riwayat ini tidak saya ketahui sanadnya selain dari Ashbagh, dari Ibnu> Wahb, dari

‘Umar, aturan ini berlaku jika pihak suami tidak mengajukan syarat apapun.49 Imam

Ibnu> Utsaimin menjelaskan :

Yang makruf di kalangan ulama, bahwa ketika seorang lelaki menikahi wanita yang dia anggap masih gadis, sementara dia tidak mempersyaratkan harus

48Ibnu> Qayyim al-Jauziyah. Zadul Ma’ad, terj. Asep Sobari. Ringkasan Zadul Ma’ad (Cet. I; Jakarta: Al-I’tishom, 2013), h. 340.

49Ibnu> Qayyim al-Jauziyah. Zadul Ma’ad, terj. Asep Sobari. Ringkasan Zadul Ma’ad , h 340.

217

Page 224: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

gadis, maka pihak suami tidak memiliki hak untuk membatalkan pernikahan. Karena kegadisannya bisa saja hilang karena si wanita main-main dengan organ pribadinya, atau karena dia melompat sehingga merobek keperawanannya, atau diperkosa. Selama semua kemungkinan ini ada, pihak suami tidak berhak membatalkan pernikahan, ketika dia menjumpai istrinya tidak perawan. Namun jika pihak suami mempersyaratkan harus perawan, kemudian ternyata istrinya tidak perawan, maka suami punya pilihan untuk melanjutkan atau membatalkan nikah.50

Demikian pembahasan rincian hukumnya. Sekalipun jika suami dan istri

saling menuduh (li’an) maka hak mahar tetap milik istri seperti penjelasan hadis

berikut ini :

ثـنا حيىي بن ر بن حرب واللفظ ليحىي قال حيىي أخبـرنا و حد حيىي وأبو بكر بن أيب شيبة وزهيـنة عن عمرو عن سعيد بن جبـري عن ابن عمر قالقال ثـنا سفيان بن عيـيـ وقال اآلخران حد

صلى الله عليه وسلم للمتالعنـني حسابكما على الله أحدكما كاذب ال سبيل رسول الله ها فـهو مبا ها قال يا رسول الله مايل قال ال مال لك إن كنت صدقت عليـ لك عليـ

ها فذاك أبـعد لك منـها استحللت من فـرجها 51وإن كنت كذبت عليـArtinya :

Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dan Abu> Bakar bin Abi Syaibah serta Zuhair bin Harb sedangkan lafazhnya dari Yahya, dia mengatakan; Telah mengabarkan kepada kami, sedangkan yang dua mengatakan; Telah menceritakan kepada kami Sufyan bin 'Uyainah dari 'Amru dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu> ‘Umar dia berkata; Rasulullah saw. bersabda kepada sepasang suami istri yang saling meli’an: "Hanya Allah sajalah yang tahu jika salah satu dari kalian ada yang berdusta dan tidak ada jalan lain bagimu untuk menuntut istrimu." Kata suaminya; "Wahai Rasulullah, bagaimana dengan hartaku?" beliau menjawab: "Kamu tidak dapat menuntutnya lagi karena kamu telah bersumpah. Jika sumpahmu benar, maka harta itu sebagai imbalan kehalalan kehormatannya bagimu dan jika ternyata kamu yang dusta, maka harta tersebut akan semakin menjauh darimu."

Dari sabda Nabi yang berbunyi “Perhitungan kamu berdua terserah pada

Allah” Nabi jelaskan dengan “salah seorang diantara kamu berdua ada yang

50Ibnu> Rusyd, Bidayatul Mujtahid, h. 240. 51S}ah}ih} al-Bukhariy, Juz VII, bab talak, hadis ke 22, nomor 5312, h. 265. S}ah}ih} Musli<m,

Juz. II, kitab li’an, hadis ke 6, nomor 3557, h. 316. Sunan Abu>> Da>ud, Juz. III, kitab talak, hadis ke 83, nomor 2257, h. 530. Sunan An-Nasa>’i, Juz. IV, kitab talak, hadis ke 88, nomor 3476, h. 470.

218

Page 225: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

berbohong”, maka jika salah satu dari suami ataupun istri ada yang bohong maka

yang dapat memberi keputusan mengenai tuduhan tadi hanya Allah. Dan setelah

sang suami menuduh istrinya berbuat zina (li’an) maka suami tidak punya hak untuk

menguasai istrinya, dengan kata lain jatuhlah cerai dengan alasan sabda Nabi yang

ketika ditanya oleh suami “Ya Rasulullah bagaimana dengan hartaku?” yang

dimaksud disini dengan harta adalah maskawin yang telah diberikan oleh suami

kepada sang istri, yang dijawab oleh Nabi dengan sabda beliau “Jika tuduhanmu

benar terhadapnya, maka ia telah menghalalkan kehormatannya (farjinya) untukmu;

dan jika engkau berdusta atas tuduhanmu terhadapnya, maka maskawinmu itu

menjadi semakin menjauhkanmu darinya.” Yang dimaksud dengan menjauhkanmu

darinya adalah cerai yang jatuh akibat dari tuduhan sang suami yang tidak benar.

Adapun asbabu>l wurud hadis di atas dapat di jelaskan pada hadis berikut ini :

ثـنا عبد العزيز بن أيب سلمة وإ ثـنا أبو داود قال حد بـراهيم بن أخبـرنا حممد بن معمر قال حدبن سعد عن عاصم بن عدي قال جاءين عومير رجل من بين سعد عن الزهري عن سهل

يـفعل يا العجالن فـقال أي عاصم أرأيـتم رجال رأى مع امرأته رجال أيـقتـله فـتـقتـلونه أم كيف لى الله عليه وسلم فسأل عاصم عن ذلك النيب صلى الله عليه عاصم سل يل رسول الله ص

صنـعت وسلم فـعاب رسول الله صلى الله عليه وسلم المسائل وكرهها فجاءه عومير فـقال ماعت أنك مل تأتين خبري كره رسول الله صلى الله عليه وسلم المسائل يا عاصم فـقال صنـ

إىل رسول وعابـها قال عومير والله ألسألن عن ذلك رسول الله صلى الله عليه وسلم فانطلق ه عز لى الله عليه وسلم فسأله فـقال له رسول الله صلى الله عليه وسلم قد أنـزل الل الله ص

يه وجل فيك ويف صاحبتك فأت هبا قال سهل وأنا مع الناس عند رسول الله صلى الله عل

219

Page 226: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

ها فـف ارقـها وسلم فجاء هبا فـتالعنا فـقال يا رسول الله والله لئن أمسكتـها لقد كذبت عليـ 52نـني قـبل أن يأمره رسول الله صلى الله عليه وسلم بفراقها فصارت سنة المتالع

Artinya : Telah mengabarkan kepada kami (Muhammad bin Ma'mar) ia berkata; telah menceritakan kepada kami (Abu> Da>ud) ia berkata; telah menceritakan kepada kami (Abdul Aziz bin Abu> Salamah) dan (Ibrahim bin Sa'd) dari (Az Zuhri) dari (Sahl bin Sa'd) dari ('Ashim bin Adi) ia berkata, "Uwaimir, seorang laki-laki dari Bani Al 'Ajlan, datang kepadaku. Ia berkata, "Wahai 'Ashim, bagaimana pendapatmu mengenai seorang laki-laki yang melihat seorang laki-laki bersama istrinya? Apakah ia boleh membunuhnya sehingga mereka (kurban) membunuhnya (sebagai qishash) atau bagaimana ia berbuat? Wahai 'Ashim, tanyakanlah kepada Rasulullah saw. " Kemudian 'Ashim bertanya mengenai hal tersebut kepada Nabi saw. Lalu Rasulullah saw. mencela permasalahan-permasalahan tersebut dan beliau tidak menyukainya. Kemudian 'Uwaimir datang dan berkata, "Apa yang telah engkau perbuat wahai 'Ashim? Ashim menjawab, "Aku berbuat bahwa engkau tidak datang kepadaku dengan kebaikan, Rasulullah saw. tidak menyukai permasalahan-permasalahan tersebut dan mencelanya." 'Uwaimir berkata, "Demi Allah, sungguh aku akan menanyakan hal tersebut kepada Rasulullah saw. "Kemudian ia datang kepada Rasulullah saw. dan bertanya kepadanya. Lalu Rasulullah saw. bersabda kepadanya: "Sungguh Allah swt. telah menurunkan mengenai dirimu dan istrimu. Maka datangkanlah dia." Sahl berkata, "Aku bersama orang-orang berada di sisi Rasulullah saw. , kemudian ia datang membawa istrinya. Keduanya lalu saling melaknat, 'Uwaimir kemudian berkata, "Wahai Rasulullah, demi Allah, seandainya aku menahannya sungguh aku telah berdusta terhadapnya." Kemudian ia menceraikannya sebelum Rasulullah saw. memerintahkannya untuk menceraikannya. Kemudian hal tersebut menjadi hukum dua orang yang saling melaknat."

Hadis ini muncul ketika Nabi baru kembali dari tabuk, terjadi peristiwa li’an

antara sepasang suami istri dalam kalangan sahabat Nabi. Yaitu Uwaimir al-Ajlani

menuduh istrinya Khaulah binti Qais (sepupu Uwaimir sendiri) berzina dengan

Syarik bin Sahma. Dia berkata kepada orang ramai, “Aku mengetahui sendiri Syarik

bin Shahma pernah berada di atas perut Khaulah. Oleh itu, lebih kurang 4 bulan aku

tidak menghampirinya (Khaulah).”

52Abu>> Abdurrah}man Ahmad bin Syu’aib An-Nasa>’i, Sunan An-Nasa>’i, Juz. IV, kitab talak, nomor 3430, h. 391.

220

Page 227: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Berita itu terdengar oleh Nabi saw. Nabi memanggil Uwaimir. Baginda

berkata kepada Uwaimir, “Takutlah engkau kepada Allah tentang urusan istrimu.

Janganlah engkau menuduhnya berbuat jahat tanpa bukti”. Uwaimir menjawab,

“Wahai Rasulullah aku bersumpah dengan nama Allah melihat sendiri Syarik berada

di atas perut Khaulah. Jadi sudah lebih kurang 4 bulan aku tidak mendekatinya.”

Sesudah melihat ketegasan Uwaimir, Nabi memanggil pula Khaulah.

Baginda berkata kepada Khaulah, “Takutklah kamu kepada Allah. Jangan beritahu

aku selain apa yang kau lakukan. ”Khaulah menjawab, “Wahai Rasulullah, Uwaimir

ini seorang lelaki yang sangat cemburu. Suatu malam dia pulang bersama Syarik.

Mereka bercakap-cakap sehingga lewat malam lalu dia merasa cemburu kepada aku

tanpa berfikir panjang.”

Setelah mendegar keterangan Khaulah itu, Nabi bertanya lagi kepada

Uwaimir mengenai istrinya itu. Uwaimir tetap dengan pendiriannya dan tidak

mengakui kata-kata istrinya.Lantaran itu, Allah telah menurunkan wahyu kepada

baginda QS. An-Nu>r/24 : 6-9.

Terjemahnya : Dan orang-orang yang menuduh istrinya (berzina), padahal mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, maka persaksian orang itu ialah empat kbersumpah dengan nama Allah, sesungguhnya dia adalah Termasuk orang-orang yang benar. Dan (sumpah) yang kelima: bahwa la'nat Allah atasnya, jika dia termasuk orang-orang yang berdusta. Istrinya itu dihindarkan dari hukuman oleh sumpahnya empat katas nama Allah

221

Page 228: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Sesungguhnya suaminya itu benar-benar termasuk orang-orang yang dusta. dan (sumpah) yang kelima: bahwa laknat Allah atasnya jika suaminya itu Termasuk orang-orang yang benar.53

Setelah turunya ayat masalah tersebut dilanjutkan setelah usai kaum

Muslimin mengerjakan solat Asar berjamaah di masjid, Nabi menyuruh mereka

berkumpul bagi mendengar keputusan tentang tuduhan Uwaimir ke atas istrinya.

Sesudah mereka berkumpul, Nabi menyuruh Uwaimir mengucapkan, “Aku bersaksi

dengan nama Allah, Khaulah berzina dan aku termasuk orang-orang yang benar. Aku

bersaksi dengan nama Allah, aku melihat sendiri Syarik di atas perut Khaulah dan

aku termasuk orang-orang yang beanr. Aku bersaksi dengan nama Allah, Aku tidak

mendekatinya selama 4 bulan dan saya termasuk orang-orang yang benar. Laknat

Allah itu dijatuhkan ke atas Uwaimir jika dia termasuk orang-orang yang berdusta.”

Lalu Uwaimir mengucapkan pernyataan itu, kemudian Nabi memerintahkan

Uwaimir duduk. Baginda memanggil Khaulah dan memintanya berdiri. Baginda

memerintahkan Khaulah mengucapkan, “Aku bersaksi dengan nama Allah, aku tidak

berzina dan Uwaimir termasuk orang-orang yang berdusta. Aku bersaksi dengan

nama Allah, Uwaimir tidak pernah melihat Syarik di atas perutku dan dia termasuk

orang-orang yang berdusta. Aku bersaksi dengan nama Allah, aku hamil dengan

sebab Uwaimir dan dia termasuk orang-orang yang berdusta. Aku bersaksi dengan

nama Allah, Uwaimir tidak pernah melihat aku melakukan kejahatan dan dia

termasuk orang-orang yang berdusta. Kemurkaan Allah dijatuhkan ke atas Khaulah

jika Uwaimir termasuk orang-orang yang benar.”

Lalu Khaulah mengucapkan pernyataan itu. Selanjutnya Nabi menceraikan

Uwaimir dan Khaulah. Nabi memberi peringatan kepada Uwaimir dengan katanya,

“Sudah tiada jalan bagi kamu mencampurinya.” Dan kemudian selanjutnya urusan

53 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 647.

222

Page 229: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

antara Uwaimir dan istrinya itu diserahkan kepada Allah kerana dia mengetahui

keadaan yang sebenarnya. Yang kemudian dijelaskan pada hadis berikut ini :

ثـنا حيىي أخبـرنا عبد الرزاق أخبـرنا ابن جريج قال أخبـرين ابن شهابعن المالعن ة وعن حدنة فيها عن حديث سهل بن سعد أخي ب ين ساعدة أن رجال من األنصار جاء إىل رسول الس

قتـله أم الله صلى الله عليه وسلم فـقال يا رسول الله أرأيت رجال وجد مع امرأته رجال أيـ ذكر يف القرآن من أمر المتالعنـني فـقال النيب صلى الله كيف يـفعل فأنـزل الله يف شأنه ما

غا عليه وسلم قد قضى الله فيك ويف امرأتك قال فـتالعنا يف المسجد وأنا شاهد فـلما فـر ها يا رسول ا لله إن أمسكتـها فطلقها ثالثا قـبل أن يأمره رسول الله صلى الله قال كذبت عليـ

اك تـفريق عليه وسلم حني فـرغا من التالعن فـفارقـها عند النيب صلى الله عليه وسلم فـقال ذ نة بـعدمها أن يـفرق بـني بـني كل م تالعنـني قال ابن جريج قال ابن شهاب فكانت الس

ا ترثه المتالعنـني وكانت حامال وكان ابـنـها يدعى ألمه قال مث جرت السنة يف مرياثها أنـه ها ما فـرض الله له قال ابن جريج عن ابن شهاب عن سهل بن سعد الساعدي يف ويرث منـ

ة فال هذا احلديث إن النيب صلى الله عليه وسلم قال إن جاءت به أمحر قصريا كأنه وحر ها وإن جاءت به أسود أعني ذا أليتـني فال أراه إال قد ص أراه دق ا إال قد صدقت وكذب عليـ

ها فجاءت به على المكروه من ذلك Fعليـ

54 Artinya :

Telah menceritakan kepada kami Yahya Telah mengabarkan kepada kami Abdurrazzaq Telah mengabarkan kepada kami Ibnu> Juraij ia berkata; Telah mengabarkan kepadaku Ibnu> Syihab yakni tentang li’an dan tentang sunnah yang terkait dengannya, dari hadis Sahl bin Sa'dari saudara Bani Sa'adah bahwasanya; Seorang laki-laki dari Anshar datang kepada Rasulullah saw. dan berkata, "Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat Anda bilamana seorang laki-laki mendapati laki-laki lain bersama istrinya, bolehkah ia membunuhnya atau apa yang semestinya ia lakukan?" Maka Allah pun menurunkan ayat yang berkenaan dengan Mutala'inain (dua orang suami istri yang saling meli’an). Maka Nabi saw. pun bersabda: "Sesungguhnya Allah telah memberi putusan denganmu terkait dengan istrimu." Lalu dua orang suami-istri itu saling melaknat di dalam masjid, aku menyaksikannya sendiri.Setelah itu, laki-laki itu berkata, "Aku telah berdusta atasnya wahai Rasulullah bila aku tetap

54S}ah}ih} al-Bukhariy, Juz VII, bab talak, hadis nomor 4897, h. 140.

223

Page 230: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

menahannya." Akhirnya laki-laki itu pun mentalaqnya dengan talak tiga sebelum Rasulullah saw. menyuruhnya. Maka orang itu pun berpisah dengannya di sisi Nabi saw. dan beliau bersabda: "Itulah At Tafriq (pemisahan) bagi setiap dua orang suami-istriyang saling melaknat." Ibnu> Juraij berkata; Ibnu> Syihab berkata; Maka sunnah setelah itu adalah memisahkan suami istri yang saling meli’an. Wanita itu sedang hamil dan anaknya pun dipanggil dengan bersandarkan pada ibunya.Begitulah seterusnya. Sang ibu mewarisi anaknya dan anak pun mewarisi ibunya sebagaimana apa yang telah diwajibkan Allah. Ibnu> Juraij berkata; Dari Ibnu> Syihab dari Sahl bin Sa'd As Sa'idi di dalam hadis ini, Nabi saw. bersabda: "Jika ia melahirkan anak yang berkulit kemerah-merahan dan berpostur tubuh pendek menyerupai tokek, maka tidak ada dugaan lain, kecualibahwa wanita itu telah berkata benar. Dan suaminya telah berdusta atasnya. Namun jika ia melahirkan anak yang kedua bola matanya hitam serta pantatnya besar, maka aku tidak pula menduga yang lain kecualibahwa ia suaminya itu telah benar." Lalu wanita itu pun melahirkan anak yang membenarkan pengakuan 'Uwaimir.

Dari keterangan tersebut maka penulis memberi kesimpulan bahwa li’an

dapat menyebabkan perceraian diantara suami dan istri. Tanpa harus ada ucapan

talaq dari sang suami, Dengan terbuktinya tuduhan ataupun tidak suami tidak berhak

mengambil lagi maskawin yang telah di berikan kepada istri. Dan dalam masa

sekarang sudah banyak kejadian seperti ini yang tanpa disadari oleh para pelaku.55

Selanjutnya hak mahar seorang istri dapat hilang apabila dia meminta cerai

dari sang suami, hal ini berdasarkan kisah istri sahabat Tsa>bit bin Qois yang

meminta cerai darinya. Dalam riwayat ini jelas bahwa istri Tsa>bit bin Qois sama

sektidak mengeluhkan akan buruknya akhlak suaminya atau kurangnya agama

suaminya. Akan tetapi ia mengeluhkan tentang perkara yang lain. Dalam sebagian

riwayat yang lain menjelaskan bahwa istri Tsa>bit meminta h}ulu’ karena buruk

rupanya Tsa>bit.

ثـنا أبو خالد األمحر عن حجاج عن عمرو بن شعيب عن أبيه عن ثـنا أبو كريب حد حده قالكانت حبيبة بنت سهل حتت ثابت بن قـيس بن مشاس وكان رجال دميما فـقالت يا جد

55Moenawar Chalil, Kelengkapan Tarikh Edisi Lux. Jilid 3 (Depok: Gema Insani, 2001), h 133.

224

Page 231: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

ى الله رسول الله والله لوال خمافة الله إذا دخل علي لبصقت يف وجهه فـقال رسول الله صل نـهما رسول الله عليه وسل م أتـردين عليه حديقته قالت نـعم فـردت عليه حديقته قال فـفرق بـيـ

56صلى الله عليه وسلم Artinya :

Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib berkata, telah menceritakan kepada kami Abu Khalid Al Ahmar dari Hajjaj dari 'Amru bin Syu'aib dari Bapaknya dari Kakeknya ia berkata, "Habibah binti Sahl adalah isteri Tsa>bit bin Qais bin Syammas, sementara dia adalah seorang lelaki yang bermuka buruk. Habibah berkata, "Wahai Rasulullah, demi Allah, sekiranya bukan karena takut kepada Allah, jika dia berani masuk kepadaku niscaya aku akan meludahi mukanya." Beliau lalu bersabda: "Apakah kamu mau mengembalikan kebun miliknya (mahar) kepada dia?" ia menjawab, "Ya." Maka ia pun mengembalikan kebun tersebut kepada Tsa>bit bin Qais. Ia (perawi) berkata, "Maka Rasulullah saw. pun menceraikan keduanya."

Namun telah datang dalam riwayat yang sahih} dari Ibnu> Abbas berkata :

اء ثـنا خالد عن خالد احلذ ثـنا إسحاق الواسطي حد عن عكرمةأن أخت عبد الله بن أيب حدعن خالد هبذا وقال تـردين حديقته قالت نـعم فـردتـها وأمره يطلقهاوقال إبـراهيم بن طهمان

م وطلقها وعن أيوب بن أيب متيمة عن عكرمة عن عن عكرمة عن النيب صلى الله عليه وسل قالت ابن عباس أنه قال جاءت امرأة ثابت بن قـيس إىل رسول الله صلى الله عليه وسلم فـ

ابت يف دين وال خلق ولكين ال أطيقه فـقال رسول الله يا رسول الله إين ال أعتب على ث 57صلى الله عليه وسلم فـتـردين عليه حديقته قالت نـعم

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Ishaq Al Wasithi Telah menceritakan kepada kami Khalid dari Khalid Al Hadzdza dari Ikrimah bahwa saudara perempuan Abdullah bin Ubay dengan ini beliau berkata, "Kembalikanlah kebun miliknya." Ia berkata, "Ya." Lalu ia pun mengembalikannya dan beliau memerintahkan agar menceraikannya. Dan Telah berkata Ibrahim bin Thahman dari Khalid dari Ikrimah dari Nabi saw. , beliau bersabda: "Dan ceraikanlah ia." Dan dari Ayyub bin Abu> Tamimah dari Ikrimah dari Ibnu> Abbas bahwa ia berkata; IstriTsa>bit datang kepada Rasulullah saw. dan berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku tidak mencela Tsa>bit atas agama atau pun akhlaknya. Akan tetapi, aku tak kuasa untuk hidup

56Abu>> Abdullah Muhammad bin Yazid al-Rab’i Ibn Majah, Sunan Ibn Majah, Juz. III, bab talak, nomor 2046, h. 61.

57Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari>, S}ah}ih} al-Bukhariy, Juz V, kitab talak, nomor 4894, h. 22.

225

Page 232: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

bersamanya." Maka Rasulullah saw. bersabda: "Kalau begitu, kembalikanlah kebun miliknya." Ia menjawab, "Ya."

Dari hadis di atas ternyata "h}ulu’ yang pertama dalam sejarah Islam adalah

h}ulu’nya saudari Abdullah bin Ubay (Yaitu Jamilah bintu Abdullah bin Ubay bin

Salul gembong orang munafiq dan saudara Jamilah bernama Abdullah bin Abdullah

bin Ubay bin Salul). Ia mendatangi Rasulullah saw. lalu berkata, "Wahai Rasulullah,

tidak mungkin ada sesuatu yang bisa menyatukan kepalaku dengan kepala Tsa>bit

selamanya. Aku telah mengangkat sisi tirai maka aku melihatnya datang bersama

beberapa orang. Ternyata Tsa>bit adalah yang paling hitam diantara mereka, yang

paling pendek dan yang paling jelek wajahnya "Suaminya (Tsa>bit) berkata, "Wahai

Rasulullah, aku telah memberikan kepadanya hartaku yang terbaik, sebuah kebun,

jika kebunku dikembalikan, (maka aku setuju untuk berpisah)". Nabi berkata,"Apa

pendapatmu (wahai jamilah)?" Jamilah berkata, "Setuju dan jika dia mau akan aku

tambah". Maka Nabipun memisahkan antara keduanya.58

Selain hadis-hadis di atas terdapat juga masalah lain tentang h}ulu’ ini seperti

hadis berikut ini :

ثـنا حممد بن معمر حد ثـنا أبو عمرو السدوسي حد ثـنا أبو عامر عبد الملك بن عمرو حد حبيبة المديين عن عبد الله بن أيب بكر بن حممد بن عمرو بن حزم عن عمرة عن عائشة أن

ثابت بن قـيس بن مشاس فضربـها فكسر بـعضها فأتت رسول الله بنت سهل كانت عند ثابتا فـقال صلى الله عليه وسلم بـعد الصبح فاشتكته إليه فدعا النيب صلى الله عليه وسلم

وفارقـها فـقال ويصلح ذلك يا رسول الله قال نـعم قال فإين أصدقـتـها خذ بـعض ماهلا 59حديقتـني ومها بيدها فـقال النيب صلى الله عليه وسلم خذمها وفارقـها فـفعل

58 Ibnu> Hajar al-Asqalani, Fathul Ba>ri. Jus VIX,, h. 398. 59Abu>> Da>ud Sulaiman bin al-Asy’ats al-Azdi al-Sijistani,Sunan Abu>> Da>ud, Juz. II, bab talak,

nomor 1904, h. 329.

226

Page 233: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ma'mar, telah menceritakan kepada kami Abu> 'Amir Abdul Ma>lik bin 'Amr, telah menceritakan kepada kami Abu> 'Amr As Sadusi Al Madini, dari Abdullah bin Abu> Bakr bin Muhammad bin 'Amr bin Hazm dari 'Amrah dari Aisyah bahwa Habibah binti Sahl pernah berada di di sisi Tsa>bit bin Qais bin Syammas, kemudian ia memukulnya dan melukai sebagian tubuhnya. Lalu Habibah datang kepada Rasulullah saw. setelah shalat Subuh dan mengadu kepadanya. Maka Nabi saw. memanggilTsa>bit dan berkata: "Ambillah sebagian hartanya dan ceraikan dia!" Kemudian Tsa>bit berkata; apakah hal tersebut boleh wahai Rasulullah ? Beliau berkata: "Ya." Kemudian ia berkata; sesungguhnya saya telah memberinya mahar dua kebun dan keduanya ada di tangannya. Nabi saw. bersabda: "Ambillah keduanya dan ceraikan dia!" kemudian Tsa>bit melakukan hal tersebut.

Hadis ini secara tekstual menceritakan ketidaksukaan Habibah atas

perbuatan suaminya yang telah melukai dirinya, sehingga habibah tidak terima dan

mengadu kepada Rasulullah saw. Selanjutnya menerut keterangan hadis yang lain

disebutkan :

ثـنا أخبـرنا أبو علي حممد بن حيىي المروزي قال أخبـرين شاذان بن عثمان أخو عبدان قا ل حدثـنا علي ب ن المبارك عن حيىي بن أيب كثري قال أخبـرين حممد بن عبد الرمحن أن أيب قال حد

يدها الربـيع بنت معوذ بن عفراء أخبـرتـهأن ثابت بن قـيس بن مشاس ضرب امرأته فكسر يلة بنت عبد الله بن أيب فأتى أخوها يشتكيه إىل رسول الله صلى الله عليه وسلم وهي مج

بيلها فأرسل رسول الله صلى الله عليه وسلم إىل ثابت فـقال له خذ الذي هلا عليك وخل س 60لهاال نـعم فأمرها رسول الله صلى الله عليه وسلم أن تـتـربص حيضة واحدة فـتـلحق بأه ق

Artinya : Telah mengabarkan kepada kami Abu> Muhammad bin Yahya Al Marwazi ia berkata; telah mengabarkan kepadaku Syadzan bin Utsman saudara Abdan, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Bapakku berkata; telah menceritakan kepada kami bin Al Mubarak dari Yahya bin Abu> Katsir ia berkata; telah mengabarkan kepadaku Muhammad bin Abdurrahman bahwa Ar Rubayyi' binti Mu'awwidz bin 'Afra telah mengabarkan kepadanya, bahwa Tsa>bit bin Qais bin Syammas memukul istrinya hingga mematahkan tangannya, yaitu Jamilah binti Abdullah bin Ubay. Saudaranya (Jamilah) lalu datang

60Abu>> Abdurrah}man Ahmad bin Syu’aib An-Nasa>’i, Sunan An-Nasa>’i, Juz. IV, bab talak, nomor 3458, h. 351.

227

Page 234: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

mengadukan hal tersebut kepada Rasulullah saw. lalu Rasulullah saw. mengutus seseorang kepada Tsa>bit dan berkata kepadanya: "Ambillah apa yang menjadi haknya atas dirimu dan lepaskan dia!" Tsa>bit lalu berkata, Ya." Rasulullah saw. lantas menyuruh Jamilah untuk menunggu (Iddah) dalam durasi satu khaid sebelum kembali kepada keluarganya."

Dari riwayat-riwayat yang ada, seakan-akan ada pertentangan, karena

sebagian riwayat menunjukkan bahwa istri Tsa>bit meminta cerai karena perangai

Tsa>bit yang telah memukulnya hingga menyebabkan patah tangan. Dan sebagian

riwayat yang lain sangat jelas dan tegas bahwa sang istri tidak mencela akhlak dan

agama Tsa>bit, akan yang dikeluhkan ada kondisi tubuh Tsa>bit yang hitam, pendek

dan buruk rupa. Maka dari itu terdapat dua poin masalah dari perbedaan matan

hadis-hadis di atas yaitu :

Pertama, para ulama berselisih tentang nama istri Tsa>bit bin Qais, apakah

namanya Jamilah binti Abdillah bin Ubay bin Salul ataukah Habibah binti Sahl?.

Akan tetapi Ibnu> Hajar condong bahwa Tsa>bit pernah menikahi Habibah lalu terjadi

h}uluk, kemudian ia menikahi Jamilah dan juga terjadi h}ulu’61

Kedua, dalam sebagian riwayat lain yang sahih} menunjukkan bahwa Tsa>bit

bin Qois pernah memukul istrinya hingga tangannya patah. Sehingga inilah yang

dikeluhkan oleh istri beliau sehingga minta h}ulu’.

Ibnu> Hajar menjamak kedua model riwayat diatas dengan menyebutkan suatu

riwayat dimana istri Tsa>bit berkata :

ثـنا عبد األعلى بن ثـنا أزهر بن مروان حد ثـنا سعيد بن أيب عروبة عن حد عبد األعلى حديلة بنت سلول أتت النيب صلى الله عليه وسل م فـقالت قـتادة عن عكرمة عن ابن عباسأن مج

سالم ال أطيقه بـغضا والله ما أعتب على ثابت يف دين وال خ لق ولكين أكره الكفر يف اإل

61 Ibnu> Hajar al-Asqalani, Fathul Ba>ri. Jus VIX,, h. 399.

228

Page 235: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

الله صلى فـقال هلا النيب صلى الله عليه وسلم أتـردين عليه حديقته قالت نـعم فأمره رسول 62منـها حديقته وال يـزداد الله عليه وسلم أن يأخذ

Artinya : telah menceritakan kepada kami Azhar bin Marwan berkata, telah menceritakan kepada kami Abdul A'la bin Abdul A'la berkata, telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Abu> Arubah dari Qatadah dari Ikrimah dari Ibnu> Abbas berkata, "Jamilah binti Salul datang kepada Nabi saw. dan berkata, "Aku tidak mencela Tsa>bit dalam masalah agama dan ahlaknya, akan tetapi aku benci kekafiran di dalam Islam, aku tidak mampu karena jengkel." Lalu Nabi saw. pun bersabda kepadanya: "Apakah engkau bersedia mengembalikan kebun miliknya (mahar) kepadanya?" ia menjawab, "Ya." Maka beliau memerintahkan Tsa>bit mengambil kebun miliknya dan tidak memberi tambahan."

Ini adalah hadis bagaimana jamilah mengadu kepada Nabi, pada riwayat yang

lalu dalam riwayat An-Nasai bahwasanya Tsa>bit mematahkan tangan sang istri,

maka dibawakan kepada makna bahwasanya sang istri ingin mengatakan bahwa

Tsa>bit buruk akhlaknya akan tetapi ia tidak mencela Tsa>bit karena hal itu, tetapi

karena perkara yang lain. Tidak seorangpun dari kedua istrinya (Jamilah maupun

Habibah) yang mencela Tsa>bit karena "sebab mematahkan tulang", akan tetapi telah

datang penjelasan yang tegas akan sebab yang lain, yaitu perawakan Tsa>bit buruk"63

Ibnu> Qud>amah ra. Berkata "dan kesimpulannya bahwasanya seorang wanita

jika membenci suaminya karena akhlaknya atau perawakannya/rupa dan jasadnya

atau karena agamanya, atau karena tuanya, atau lemahnya dan yang semisalnya dan

ia khawatir tidak bisa menunaikan hak Allah dalam mentaati sang suami maka boleh

baginya untuk meminta h}ulu’ kepada suaminya dengan memberikan biaya/ganti

untuk membebaskan dirinya."64

62Abu>> Abdullah Muh}ammad bin Yazid al-Rab’i Ibn Majah, Sunan Ibn Majah, Juz. III, bab talak, nomor 2046, h. 157.

63Ibnu> Hajar al-Asqalani, Fathul Ba>ri. Jus VIX,, h. 400. 64Ibnu> Qudamah, Al-Mughni, terj. Muhammad Syarifuddin Khathab. Jus VIII (Jakarta:

Pustaka Azzam, 2006), h. 174.

229

Page 236: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Oleh karena pentingnya mahar ini Nabi Muhammad saw. memberikan

sebutan pezina dan pencuri bagi suami yang tidak menunaikan hak maharnya.

ثين ثـنا هشيم أخبـرنا عبد احلميد بن جعفر عن احلسن بن حممد األنصاري قال حد رجل حدث قال قال رسول الله صلى الله عليه من النمر بن قاسط قال مسعت صهيب بن سنان حيد

ا رجل أصدق امرأة صداقا والله يـعلم أنه ال يريد أداءه إليـها فـغرها ب الله واستحل وسلم أميا رجل ادان من رجل ديـنا والله يـعلم أنه ال فـرجها بالباطل لقي الله يـوم يـلقاه وهو زان وأمي

65 وهو سارق يريد أداءه إليه فـغره بالله واستحل ماله بالباطل لقي الله عز وجل يـوم يـلقاه Artinya :

Telah menceritakan kepada kami Husyaim telah mengabarkan kepada kami Abdul Hamid bin Ja'far dari Al Hasan bin Muhammad Al Anshari ia berkata, telah menceritakan kepadaku seorang laki-laki dari Namr bin Qasith, ia berkata, saya mendengar Shuhaib bin Sinan menceritakan, ia berkata; Rasulullah saw. bersabda: "Siapa saja laki-laki yang memberikan mahar kepada seorang wanita, sedangkan Allah mengetahui bahwa ia (bermaksud) tidak akan menyerahkannya sehingga ia meniupnya dengan nama Allah dan menghalalkan kemaluannya dengan batil, maka laki-laki itu akan menjumpai Allah kelak pada hari kiamat sebagai orang yang berzina. Dan siapa saja laki-laki yang berhutang dari seseorang, sedang Allah mengetahui bahwa ia tidak bermaksud untuk melunasinya dan ia meniupnya dengan nama Allah dan menggalalkan hartanya dengan batil, maka ia akan menemui Allah sebagai seorang pencuri."

Secara tekstual hadis ini dapat dipahami bahwasanya menunda mahar adalah

hutang yang menjadi kewajiban suami agar dia membayarnya dan memberikannya

kepada sang istri. Dan mahar tersebut harus dipenuhi sang suami, karena itu

termasuk memenuhi akad yang Allah firmankan dalam QS. al-Ma>idah/5 : 1.

….

Terjemahnya :

“Wahai orang-orang yang beriman penuhilah akad-akad itu”66

65 Abu>> Abdullah al-Syaibani, Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz, VIII, nomor 18545, h. 227. 66Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 184.

230

Page 237: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Maka pembayaran mahar boleh dicicil jika sudah terjadi kesepakatan

sebelumnya. Dan jika sudah tiba waktu pembayaran yang telah disepakati, maka

sang suami wajib memenuhinya dan membayarnya kepada sang istri. Karena

kewajiban suami untuk membayar hutangnya kepada sang istri.

Namun jika sang suami enggan untuk membayar maharnya padahal dia

mampu dan waktu pembayaran yang telah disepakati telah tiba, maka sang suami

masuk ke dalam ancaman Nabi saw. :

ثـنا د حد ثـنا مسد عبد األعلى عن معمر عن مهام بن منبه أخي وهب بن منبه أنه مسع حد 67قال رسول الله صلى الله عليه وسلم مطل الغين ظلم أبا هريـرة رضي الله عنه يـقول

Artinya :

Telah menceritakan kepada kami Musaddad telah menceritakan kepada kami 'Abdul A'laa dari Ma'mar dari Hammam bin Munabbih, saudaranya Wahb bin Munabbih bahwa dia mendengar Abu Hurairah ra. berkata; Nabi saw. bersabda: "Menunda pembayaran hutang bagi orang kaya adalah kezhaliman".

Selain itu dalam sebuah hadis yang lain menyatakan bahwa seseorang

dinyatakan sama dengan seorang pencuri (kehormatan wanita) apabila sudah ada

niat sebelumnya untuk tidak melunasi hutangnya.

ثـنا يوسف ثـنا هشام بن عمار حد ثين عبد حد بن حممد بن صيفي بن صهيب اخلري حدثـنا صهيب اخلري عن رسول احلميد بن زياد بن صيفي بن صهيب عن شعيب بن عمرو حد

ا رجل يدين ديـنا وهو جممع أن ال يـوفـيه إياه لقي الله سارقاالله صلى الله عليه وسلم قال أميثـنا يوسف بن حممد بن صيفي عن عبد احلميد ثـنا إبـراهيم بن المنذر احلزامي حد بن زياد حد

68ه صهيب عن النيب صلى الله عليه وسلم حنوه عن أبيه عن جد

67Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari>, S}ah}ih} al-Bukhari>, Juz III, nomor 2400, bab hutang, h. 97.

68Abu>> Abdullah Muhammad bin Yazid al-Rab’i Ibn Majah, Sunan Ibn Majah, Juz. III, kitab sedekah, nomor 2410, h. 210.

231

Page 238: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Hisyam bin Ammar berkata, telah menceritakan kepada kami Yusuf bin Muhammad bin Shaifi bin Shuhaib Al Khair berkata; telah menceritakan kepadaku Abdul Hamid bin Ziyad bin Shaifi bin Shuhaib dari Syu'aib bin Amru berkata, telah menceritakan kepada kami Shuhaib Al Khair dari Rasulullah saw., beliau bersabda: "Siapa saja berhutang dan ia berencana untuk tidak membayarnya kepada pemiliknya, maka ia akan menjumpai Allah dengan status sebagai pencuri." Telah menceritakan kepada kami Ibrahim Ibnul Mundzir Al Hizami berkata, telah menceritakan kepada kami Yusuf bin Muhammad bin Shaifi dari Abdul Hamid bin Ziyad dari Bapaknya dari kakeknya Shuhaib dari Nabi saw. dengan Hadist yang serupa."

Maka jika ditanya, “Dan apa hukumnya bila istri meminta maharnya?” Maka

jawabannya boleh jika waktu pembayaran yang telah disepakati telah tiba, karena itu

adalah hak istri. Namun, sang istripun harus melihat keadaaan suaminya. Jika sang

suami benar-benar tidak mampu untuk membayarnya di waktu tersebut, maka

kewajiban sang istri untuk memberikan tangguhan waktu. Seperti yang termaktub

dalam QS. al-Baqarah/2 : 280.

Terjemahnya : Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.69

Maka kesimpulannya adalah boleh bagi suami untuk menunda pembayaran

mahar hingga waktu yang telah disepakati dan itu adalah hutang yang harus

dipenuhi olehnya. Dan jika telah datang waktu tersebut, maka wajib bagi suami

untuk membayarnya dan tidak boleh ditunda-tunda lagi jika dia mampu untuk

membayarnya karena menunda-nunda hutang dalam keadaan mampu adalah

perbuatan zalim selain itu dia akan disebut sama dengan seseorang yang telah

melakukan zina di akhirat kelak. Dan jika suami tidak mampu, maka kewajiban sang

istri untuk memberikan tangguhan waktu kepada suaminya. Maka antara suami dan

69Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 77.

232

Page 239: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

istri haruslah saling bijak untuk berinteraksi antara satu dengan yang lainnya jangan

sampai yang satu mendzalimi yang lain.

B. Jenis-Jenis, Nilai dan Jumlah Mahar Masa Rasulullah saw.

1. Nilai dan Jenis-Jenis Mahar Ditinjau Dari Segi Kualifikasi

Dari segi ini kualifikasi pemberian mahar terbagi menjadi tiga yaitu mahar

dalam bentuk benda, mahar dalam bentuk jasa (manfaat) dan sesuatu yang tidak

dapat dijadikan sebagai mahar. Dan salah satu hadis yang menjadi patokan dasar

diperbolehkannya memberikan mahar dengan barang dan jasa adalah berikut ini yang

mana Nabi Muhammad saw. Dengan jelas menerangkan bahwa :

ت عن سهل بن سعد قاجلاءت امرأة إىل رسول الله صلى الله عليه وسلم فـقالت إين وهب رجل زوجنيها إن مل تكن لك هبا حاجة قال هل عندك من من نـفسي فـقامت طويال فـقال

شيء تصدقـها قال ما عندي إال إزاري فـقال إن أعطيتـها إياه جلست ال إزار لك فالتمس مس ولو خامتا من حديد فـلم جيد فـقال أمعك من القرآن شيئا فـقال ما أجد شيئا فـقال الت

70شيء قال نـعم سورة كذا وسورة كذا لسور مساها فـقال قد زوجناكها مبا معك من القرآن

Artinya : Dari Sahl bin Sa’ad ia berkata; Ada seorang wanita datang kepada Rasulullah saw. dan berkata, "Sesungguhnya aku menghibahkan diriku." Wanita itu berdiri agak lama, lalu seorang laki-laki pun berkata, "Nikahkahkanlah aku dengannya, jika memang anda tidak berhasrat padanya." Beliau bertanya "Apakah kamu memiliki sesuatu untuk maharnya?" laki-laki itu berkata, "Aku tidak punya apa-apa kecuali kainku ini." Beliau bersabda "Jika kamu memberikannya dan kamu duduk tak berkain. Carilah sesuatu." Laki-laki itu menjawab, "Aku tidak mendapatkan sesuatu." Beliau bersabda lagi "Carilah, meskipun hanya berupa cincin emas." Namun laki-laki itu ternyata tak mendapatkan sesuatu, akhirnya beliau bertanya "Apakah kamu hafal sesuatu dari Al Quran? "laki-laki itu menjawab, "Ya, yaitu surat ini dan ini." Ia menyebutkannya. Maka beliau bersabda "Sesungguhnya aku telah menikahkanmu dengan wanita itu dengan mahar hafalan Al-Qur’anmu."

70Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari>, S}ah}ih} al-Bukhari>, Juz VII, bab nikah, hadis ke 71, nomor 5135, h. 53.

233

Page 240: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Mahar itu berupa sesuatu yang memiliki manfaat bagi istri. Abdullah Alu

Bassam menjelaskan, “Dibolehkan semua bentuk mahar yang mengandung manfaat

(bagi istri). Seperti mengajarkan Al-Qur’an, mengajarkan fikih, mengajarkan adab,

mengajarkan membuat sesuatu, mengajarkan atau lainnya yang memiliki manfaat”.71

Nabi saw. pernah menikahkan sahabatnya dengan wanita, yang sahabatnya

ini tidak memiliki harta untuk dijadikan mahar. Untuk mendapatkan pemahaman

yang jelas, terlebih dahulu diuraikan beberapa mufradat yang penting untuk

dijelaskan, yaitu :

a) Kata تصدقها adalah kata yang berbentuk fi’il mudhari yangterambil dari akar kata

ق, اصدقصد , yang akar maknanyaberarti “kebenaran”. Makna “kebenaran” ini

didasarkan padaproses penetapan mahar itu didahului oleh adanya janji,

makapemberian itu merupakan bukti kebenaran janji. Kata الصداق ,الصداق ,الصدقة

semuanya dapat berarti mahar.P71F

72

b) Kata صعد dan صوب , kedua kata mengandung makna mubalagah yang berarti

memandang dari atas ke bawah atau sebaliknya. Penggunaan tasydiq pada kedua

kata ini menunjukkan makna berulangnya kegiatan tersebut.

c) Kata إذهب adalah berbentuk fi’il amr yang terambil dari akar kata dari ذهبيذهب

yang berarti perintah untuk pergi.

d) Kata إزار adalah kata berakar dari kata يزير-أزار yang berarti mengelilingi. Dari

makna kata ini kemudian dimaknai sesuatu yang menutupi badan (pakaian). Kata yang kemudian diadopsi ke dalam bahasa Indonesia dan berarti sarung itu إزار

tidak boleh dipersepsikan sama dengan .إزار

71Abdullah bin Abdurrah}man Ibnu> Shalih Alu Bassam, Terjemah Taisirul Allam Syarah Umdatul Ah}kam. Jilid III, (Malang: Cahaya Tauhid Press, 2004) h. 440.

72Lihat, Muhammad Ibn Mandzur, Lisa>n al-Arab, Juz. XII (Beirut: Da>r al-Jil, 1988), h. 63.

234

Page 241: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

e) Kata خامت berasal dari ختم yang berarti cap atau stempel. Dari makna kata ini

kemudian berkembali ang menjadi berarti cincin, karena pada masa klasik

(termasuk pada masa Nabi) cincin itu menjadi cap atau stempel.P72F

73

Hadis riwayat Sahl bin Sa’d ini merupakan salah satu hadis diantara sekian

banyak hadis yang memiliki asbabu>l wurud yang terintegralkan dalam matan

hadisnya. Menurut keterangan yang termuat dalam matan hadis, bahwa hadis ini

terjadi ketika seorang perempuan datang untuk menyerahkan dirinya kepada Nabi,

walaupun kemudian Nabi menyerahkannya pada seorang sahabat yang

mengingingkan untuk memperistrikannya.

Secara umum dalam kitab-kitab syarah tidak dijelaskan siapa wanita

tersebut, kecuali pada beberapa kitab, seperti Syarah al-Zarqani li> al-Muwat}t}ha’74

dan Fath}ul Bari> yang semuanya mengutip pendapat Ibn al-Qaththa’ (Ibn al-Qusha’;

versi Fath}ul Bari>) dalam kitab Ah}kam, beliau menyebutkan bahwa wanita itu adalah

Khaulan binti Hakim atau Ummu Syuraikh atau Maimunah.Nama-nama ini di-nukil

dari penafsiran pada QS. Al-Ahzab/33 : 50. Sedangkan nama sahabat, yang

kemudian mengawini perempuan tersebut tidak ditemukan kecuali penjelasan bahwa

lelaki tersebut berasal dari kaum Anshar.75

Namun sabda Nabi مبا معك من القرآن (apa yang ada padamu dari Al-Qur’an)

memiliki dua tafsiran di antara para ulama. Sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu> Hajar

Al Asqalani:

73Ahmad Warson al-Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia. Edisi II ( Cet.XIV; Surabaya: Pustaka Progress, 1997), h. 322.

74Muhammad bin Abd al-Baqiy al-Zarqaniy, Syarh al-Zarqaniy ala Muwaththa’ Malik (Cet. I; Beirut: Da>r al-Kutub al-Ilmiyyah, 1990), h. 166.

75Al-Kandahlawiy, Awjaz al-Masalik (Cet. II; Bairut :Da>r al-Kutub, 1999), h. 287.

235

Page 242: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Qadhi ‘Iyadh membawa sabda Nabi saw. ‘apa yang ada padamu dari Al-

Qur’an‘ kepada dua tafsiran:Tafsiran yang lebih tepat, yaitu ‘apa yang bisa kamu

ajarkan dari Al-Qur’an atau kadar tertentu dari Al-Qur’an dan menjadikan

pengajaran tersebut sebagai mahar‘. Tafsiran ini disebutkan juga oleh Ma>lik dan

dikuatkan juga oleh sebagian jalan yang S}ah}ih} dari riwayat ini. Maka sang suami

wajib mengajarkan Al-Qur’an sebagaimana sudah dijelaskan. Dan dalam hadis Abu>>

Hurairah disebutkan secara spesifik kadar ayat yang diajarkan, yaitu 20 ayat.

Tafsiran yang memaknai huruf ba’ di sini dengan makna lam, sehingga

maknanya ‘karena sebabapa yang ada padamu dari Al-Qur’an, maka hafalan tersebut

membuatmu mulia dan layak menikahi istrimu tanpa mahar. Karena si suami adalah

seorang penghafal Al-Qur’an atau menghafal sebagiannya‘”76

Maka, yang lebih tepat, yang dimaksud menjadikan hafalan Al-Qur’an

sebagai mahar adalah sang suami mengajarkan hafalan Al-Qur’an kepada istrinya,

bukan sekedar membacakannya. Ibnu> Bathal mengatakan “hadis tersebut

menunjukkan bolehnya mengajarkan Al-Qur’an dan surat-suratnya sebagai mahar.

Karena mengajarkan Al-Qur’an itu boleh diambil upah darinya, maka boleh

dijadikan mahar”77

Imam Ma>lik bin Anas juga menjelaskan,mengenai perintah Nabi saw. yang

menikahkan dengan apa yang ada pada diri sahabatnya dari Al-Qur’an, maksudnya

karena dalam dirinya ada nilai upah dalam mengajarkan Al-Qur’an kepada

istrinya”.78

76Ibnu> Hajar Al Asqalani, Fathul Ba>ri. Jilid IX (Jakarta: Pustaka Azzam, 2001), h. 212. 77Ibnu> Hajar Al Asqalani, Fathul Ba>ri. Jus VII,, h. 267. 78Ibnu> 'Abd al-Bar, Al Istidzkar. Jus XXI (Beirut: Da>rul Baghi, t.th), h. 120.

236

Page 243: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Secara umum para ulama membolehkan mahar dengan cara tersebut, mereka

bersepakat bahwa harus menyebutkan secara spesifik ayat apa yang dihafalkan.

Karena surat dan ayat itu berbeda-beda. Dan mereka juga sepakat mewajibkan sang

suami untuk mengajarkan sang istri hafalan ayat dan surat yang disepakati tersebut.

Namun mereka berbeda pendapat apakah disyaratkan menyebutkan secara spesifik

jenis qira’ah yang akan diajarkan kepada sang istri. Jumhur ulama Syafi’iyah dan

juga salah satu pendapat dari ulama Hambali, mengatakan tidak disyaratkat hal

tersebut. Karena setiap qiraah yang ada itu bisa menempati posisi dari qiraah yang

lain. Dan Nabi saw. pun tidak menyebutkan secara spesifik qiraah tertentu”.79

Dalam kasus seorang laki-laki mengenai pernyataan mahar sebagaimana yang

telah diceritakan dalam matan hadis tersebut, yakni ketika Rasulullah memberikan

kelonggaran kepada seorang laki-laki dari kaum Anshar dengan menyebut cincin besi

hingga Rasululah mengakhiri dengan hafalan Al-Quran sebagai mahar pada wanita

tersebut dan dapat difahami secara tekstual dan kontekstual,

Secara tekstual hadis ini, dapat dipahami bahwa semua yang disebutkan

Rasulullah saw. dalam matan hadis ini, boleh dijadikan sebagai mahar bahkan

sesuatu yang tidak berbentuk materi yakni berupa keahlian (menghafal Al-Qur’an)

boleh dijadikan mahar. Dan secara kontekstual hadis ini dapat difahami bahwa

mahar tidak ditentukan qadar maksimalnya baik secara kuantitas maupun secara

kualitas, artinya bisa banyak bisa sedikit sesuai kondisi ekonomi dan kesepakatan

kedua belah pihak yang bersangkutan.

79Kementrian Wakaf dan Urusan Agama Kuwait, Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyah, Jus XVII (Kuwait: Kementrian Wakaf dan Urusan Agama Kuwait, 1983), h. 325.

237

Page 244: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Dalam agama Islam mahar merupakan hal yang paling pokok dan wajib

diberikan seorang ketika menikah, mengenai hal-hal yang dapat dijadikan mahar

seorang ulama besar yaitu An-Nawawi mengatakan :

ه صداقا فإن انتهى ليس للصداق حد مقدر بل كل ما جاز أن يكون مثنا أو مثمنا أو أجرة جاز جعل 80يف القلة إىل حد ال يتمول فسدت التسمية

Artinya : Tidak ada ukuran untuk mahar, namun semua yang bisa digunakan untuk membeli atau layak dibeli, atau bisa digunakan untuk upah, semuanya boleh dijadikan mahar. Jika nilainya sangat sedikit, sampai pada batas tidak lagi disebut harta oleh masyarakat, maka tidak bisa disebut mahar.

Dari penjelasan tersebut, nilai minimal benda yang bisa dijadikan mahar

adalah benda yang masih bisa disebut harta, sehingga orang akan menghargainya.

Karena itu, ketika ada mahar yang tidak memiliki nilai, maka belum bisa dianggap

mahar dan suami berkewajiban menggantinya dengan benda yang lebih bernilai.

Untuk itu berikut penulis akan memaparkan apa-apa yang dapat dijadikan sebagai

mahar dalam pernikahan.

a. Mahar Berupa Benda

1) Mahar Dengan Emas

Mahar seperti ini berdasarkan hadis Nabi berikut ini :

ع أنسا رضي الله عنه قالسأل ال ثين محيد أنه مس ثـنا سفيان قال حد ثـنا علي حد نيب حدبد الرمحن بن عوف وتـزوج امرأة من األنصار كم أصدقـتـها قال صلى الله عليه وسلم ع

عت أنسا قال لما قدموا المدينة نـزل المهاجرون على وزن نـواة من ذهبوعن محيد مسن بن عوف على سعد بن الربيع فـقال أقامسك مايل وأنزل لك األنصار فـنـزل عبد الرمح

عن إحدى امرأيت قال بارك الله لك يف أهلك ومالك فخرج إىل السوق فـباع واشتـرى فـقال النيب صلى الله عليه وسلم أومل ولو بشاة فأصاب شيئا من أقط ومسن فـتـزوج

80Imam An-Nawawi, Raudhatut T}alibi. Jus III (Cet. I; Jakarta: Pustaka Azzam, 1994) , h. 34.

238

Page 245: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Telah menceritakan kepada kami Sufyan ia berkata; Telah menceritakan kepadaku Humaid bahwa ia mendengar Anas ra. berkata; Nabi saw. pernah bertanya kepada Abdurrahman bin ’Auf saat ia menikahi seorang wanita Anshriyah, "Berapa mahar kamu berikan padanya?" ia pun menjawab, "Seukuran biji berupa emas." Dan dari Humaid; Aku mendengar Anas berkata; Ketika mereka sampai di kota Madinah, kaum Muhajirin pun singgah di tepat kediaman orang-orang Anshar. Lalu Abdurrahman bin Auf tinggal di kediaman Sa'd bin Ar Rabi'. Sa'd bin Rabi' pun berkata padanya, "Aku akan membagi hartaku kepadaku dan menikahkanmu dengan salah seorang istriku." Abdurrahman berkata, "Semoga Allah memberi keberkahan pada keluarga dan juga hartamu." Lalu ia pun keluar menuju pasar dan berjual beli hingga ia mendapatkan keuntungan berupa keju dan samin dan ia pun, menikah. Maka Nabi saw. bersabda: "Adakanlah walimah meskipun hanya dengan seekor kambing".

Dari hadis ini menunjukkan ada kata كم أصدقـتـها yaitu pertanyaan

Rasulullah saw. kepada Abdurrah}man mengenai seorang wanita yang dinikahi.

Kata أصدقـتـها adalah kata yang terambil dari akar kata صدق yang akar

maknanya berarti “kebenaran”. Makna “kebenaran” ini didasarkan pada proses

penetapan mahar itu didahului oleh adanya janji, maka pemberian itu merupakan

bukti kebenaran janji.P80F

81P

Hal ini menunjukkan dan mengisyaratkan akan hukum asal wajibnya

mahar dalam pernikahan. Apakah mahar itu mengikut kebiasaan disuatu daerah,

ataupun mahar yang telah ditetapkan syariat yang sunnahnya adalah disebutkan

(maharnya) ketika berlangsung pernikahan (ketika ijab qabul). Dan dalam

redaksi hadis ini Rasulullah menggunakan kata ‘kam’ (berapa), bukan ‘hal’

(apakah). Yang ini berarti menunjukkan bahwa mahar itu telah menjadi

ketetapan dan kewajiban di dalam memberikan mahar.

81Lihat Zakiyah Da>radjat dkk, Ilmu Fiqh. Jus III (Jakarta: Departemen Agama RI, 1985), h. 83. Abdurrahman Ghazali, Fiqih Munakahat (Jakarta: Prenada Media, 2003), h. 84.

239

Page 246: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Sekeping emas”, dalam hal ini ada dua pendapat. Yang pertama“ وزن نـواة

adalah maksud dari ‘nawat’ disini yaitu seperti ukuran sebesar biji atom atau

biji kurma. Dan ini adalah pendapat yang lemah dikarenakan perbedaan besar

biji kurma dalam ukurannya. Dan pendapat yang kedua adalah maksud dari

‘nawat’ disini yaitu sebuah ungkapan dari suatu ukuran yang telah maklum di

antara para sahabat di zaman Rasulullah pada waktu itu, yaitu ukuran atau

setara nilainya dengan lima keping uang dirham. Dan ada perbedaan lagi dalam

hal ini, yaitu ada yang mengatakan bahwa maharnya adalah emas yang nilainya

setara dengan lima keping dirham. Dan yang satu mengatakan bahwa

maksudnya adalah uang senilai lima dirham dalam bentuk sekeping emas.82.

Hadis yang dikaji ini secara implisit telah termaktub asbab al-wurudnya

di dalam matan hadis dimaksud yakni, ketika kaum Muhajirin tiba di Madinah,

Rasulullah saw. mempersaudarakan Abdurrah}man bin ‘Auf (kaum Muhajirin)

dengan Sa’ad bin Rabi’ (kaum Anshar). Dengan ikatan persaudaraan, Sa’ad bin

Rabi’ yang mempunyai harta yang banyak (kaya) dan istri yang banyak

(poligami), berhasrat membagikan harta dan istrinya kepada ‘Abdurrah}man bin

Auf (saudaranya). Ternyata ‘Abdurrahman atas keluarga dan harta serta

kebaikan Sa’ad sebagai penolakannya ia terobsesi sebagai pedagang. Setelah itu

‘Abdurrahman ingin mengawini wanita pilihannya, maka Rasulullah

mengajukan untuk mengadakan perjamuan makan (walimah) sekalipun dengan

memotong seekor kambing.

82Ibnu> Daqiq Al Id, Ih}kamul Ah}kam Syarh ‘Umdatul Ah}kam. Juz III, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2011) , h. 22.

240

Page 247: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Secara global, dari matan hadis tersebut ditemukan penjelasan bahwa

ketika di Madinah, Sa’ad menawarkan bantuan berupa harta dan wanita (istri).

Atas pemberian tersebut, Abd bin ‘Auf mendoakan sebagai manifestasi

penolakannya, karena Abdurrah}man merasa risih dan malu sekalipun pada

dasarnya ia membutuhkan harta dan wanita itu. Alasan penolakan ia ingin

membangun kehidupannya dari hasil usahanya sendiri, itu lebih utama daripada

menerima bantuan dari orang lain.83

Secara tekstual, kandungan hadis tersebut merupakan penetapan Nabi

saw. untuk melaksanakan pemberian mahar yang pasti (berupa emas) dan

memerintahkan perjamuan makan atau resepsi perkawinan dengan ukuran

kualitas minimal seekor kambing. Dapat dipahami kemutlakan seekor kambing

termasuk ukuran kualitas suatu perkawinan, artinya tanpa seekor kambing maka

perkawinan itu tidak berkualitas, jadi perlu perlu ditegaskan bahwa kambing

merupakan kadar minimal dalam melaksanakan resepsi atau perjamuan makan

perkawinan.

Secara kontekstual, kadar pelaksanaan pemberian mahar dan pembuatan

acara resepsi perkawinan harus disesuaikan dengan kesanggupan dan kondisi

ekonomi yang melaksanakan acara tersebut. Siapa saja yang berkehendak

memberikan mahar walaupun bukan satu nawat emas dan berpesta namun ia

tidak sanggup memotong seekor kambing, maka ijab kabu>l dan pestanya tetap

memiliki nilai kualitas dan tetap sah. Hal ini dapat dipahami, bahwa mahar juga

dapat berupa jasa selain itu memotong seekor kambing hanyalah anjuran

83Ahmad bin Ali bin Hajar al-Asqalani, Fath al-Bari. Jilid III (t.tp.: Da>r al-Fikr wa Matba’ah wa al-salafiyah, t.th), h. 224, lihat pula Abu> al-Thayyib Muh. Syams al-Haq, Aun al-Ma’bud. Jilid IV (t.tp: Da>r al-Fikr, 1979), h. 140.

241

Page 248: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

(sunnah) yang tidak wajib hukumnya. Walimah atau resepsi, memang lazimnya

dikaitkan dengan acara perjamuan makan atau pesta dalam perkawinan

(walimah al-ursy).

2) Mahar Berupa Kurma dan Gandum.

Di dalam sebuah hadis telah diterangkan tentang kebolehan memberikan

mahar berupa kurma dan gandum seperti berikut ini :

ثـنا إسحق بن جبـرائيل البـغدادي أخبـرنا يزيد أخبـرنا موسى بن مسلم بن رومان عن حدصداق أيب الزبـري عن جابر بن عبد الله أن النيب صلى الله عليه وسلم قال من أعطى يف

84امرأة ملء كفيه سويقا أو مترا فـقد استحل Artinya :

Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Jibrail al-Baghdadi, telah mengabarkan kepada kami Yazid, telah mengabarkan kepada kami Musa bin Muslim bin Ruman, dari Abu> Az-Zubair dari Jabir bin Abdullah bahwa Nabi saw. berkata: "Barang siapa yang memberi mahar seorang wanita berupa gandum atau kurma sepenuh dua telapak tangannya, maka (pemberiannya) itu ia telah menghalalkannya (menjadi mahar bagi istrinya).

Hadis ini secara tekstual hanya menerangkan tentang dua bahan pokok

saja dan menjabarkan bahwasanya Nabi Muhammad saw. membolehkan

memberikan mahar walaupun hanya satu genggam gandum dan kurma asalkan

calon istri rela akan hal itu. Maka atas apa yang telah diberikan tersebut telah

menjadi suatu mahar yang sah. akan tetapi secara kontekstual mahar tersebut

bisa disamakan dengan beras, jagung dan semua kebutuhan pokok.

Jika dilihat hadis ini lebih mendasarkan paling minimal dalam

memberikan mahar, dalam sebuah litelatur lain yang mengkaji tentang mahar

menjelaskan bahwa tidak dibenarkan dengan benda-benda atau sesuatu yang

84Sunan Abu>> Da>ud. Juz. II, kitab nikah, hadis ke 65, nomor 2110, h. 274. Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz VIII, nomor 14296, h. 401.

242

Page 249: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

tidak ada harganya, seumpama sampah, buah-buahan yang busuk dan

sebagainya. Hal ini dijelaskan dalam kitab al-fiqh al-madzahib arba‟ah sebagai

berikut :

Mahar adalah sesuatu harta benda yang mempunyai harga, maka tidak sah mahar dengan harganya murah yang tidak mempunyai harga seperti biji gandum.85

Dari kutipan diatas dapat dipahami bahwasannya mahar tidak

dibenarkan dengan sesuatu benda yang tidak ada harga atau nilai, meskipun

benda tersebut halal. Karena dengan demikian itu terlalu mempermudah,

seharusnya mahar tersebut hendaklah yang dipandang baik, sebagaimana

menurut pemahaman yang dapat diambil dari QS. Al-Baqarah/2 : 267.

Terjemahnya : Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah maha kaya lagi maha terpuji.86

Sebagaimana telah dicontohkan dalam hadis Nabi saw. mengenai apa

yang telah dilaksanakan Nabi yang menjelaskan bahwa benda yang diberikan

oleh Rasulullah sebagai mahar adalah sesuatu yang berharga seperti mata uang,

karena itu dianjurkan untuk memberikan benda berupa mata uang karena

85Abdurrahman Al-Jaziri>, Al-Fiqh ala Mazahib Al-Arba‟ah., (Beirut: Da>rul Kutub Al-Ilmiyah, 1991), h. 98.

86 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 74.

243

Page 250: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

merupakan benda yang bernilai. Hal seperti ini terdapat dalam masyarakat

sekarang, dimana pihak pengantin pria menyerahkan sejumlah uang kepada

pihak pengantin wanita pada saat aqad nikah sebagai maskawin.

3) Mahar Berupa Sepasang Sandal

Di dalam sebuah hadis dijelaskan :

ثـنا ثـنا حممد بن بشار حد حيىي بن سعيد وعبد الرمحن بن مهدي وحممد بن جعفر حدعت عبد الله بن عامر بن ربيعة عن ثـنا شعبة عن عاصم بن عبـيد الله قال مس قالوا حد

وجت على نـعلني فـقال رسول الله صلى الله عليه وسلم أبيهأن امرأة من بين فـزارة تـز 87أرضيت من نـفسك ومالك بنـعلني قالت نـعم

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar, telah menceritakan kepada kami Yahya bin Sa'id, Abdurrahman bin Mahdi dan Muhammad bin Ja'far mereka berkata; telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari 'Ashim bin 'Ubaidullah berkata; saya telah mendengar Abdullah bin 'Amir bin Rabi'ah dari Bapaknya bahwa ada seorang wanita dari bani Fazarah menikah dengan mahar berupa sepasang sandal. Rasulullah saw. bertanya: "Apakah kamu rela atas diri dan hartamu dengan dua sandal ini?" Dia menjawab; "Ya."

نـعلني أرضيت من نـفسك ومالك ب secara tekstual potongan matan hadis

tersebut mengisyaratkan bahwa Nabi Muhammad saw. benar-benar ingin

meyakinkan perempuan tersebut apakah ia rela atas apa yang diberikan

kepadanya. Karena pada dasarnya berapapun mahar apabila calon istri menolak

maka itu tidak sah. Mahar memang seharusnya atas kerelaan seorang wanita.

Hadis ini merupakan taqrir Nabi saw. atas apa yang telah terjadi dan Nabi pun

tidak melarang akan hal tersebut.

87Sunan al-Turmudzi, Juz. II, kitab nikah, hadis ke 34, nomor 1113, h. 109. Sunan Ibn Majah, Juz. III, kitab nikah, nomor 1962, h. 45. Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz VIII, nomor 15122, h. 164 dan Juz VIII, nomor 15123, h. 164.

244

Page 251: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Mengenai hadis ini ada beberapa pendapat seperti Ibnu> Taimiyah yang

mengatakan, ”Barangsiapa yang memiliki harta dan kekayaan berlimpah, lalu ia

ingin memberikan mahar sebesar-besarnya pada istrinya, maka tidak ada

masalah baginya, sebagaimana firman Allah swt, ”Sedang kamu telah

memberikan kepada seseorang diantara mereka harta yang banyak, maka

janganlah kamu mengambil kembali dari padanya barang sedikitpun.” (QS. An-

Nisa/4 : 20). Namun jika ia memaksakan diri untuk memberikan mahar yang

besar sementara ia sendiri sebenarnya berkeberatan untuk memenuhinya, maka

ini hukumnya makruh. Terkait dengan batasan terendah, pendapat yang rajih

memastikan bahwa tidak ada pula batasan terendah dari mahar yang harus

dibayarkan kepada mempelai wanita. Mahar bisa berupa apa saja yang disebut

“mal” (uang/harta) atau apa saja yang bisa dinilai dengan uang (jasa) selama

kedua belah pihak sama sama rela (menerima dengan senang hati). Ini adalah

pendapat imam Syafi’i, Ahmad, Ishaq, Abu> Tsaur, Al Auza’i, Al-Laits, Ibnu>

Musayyab dan lain-lain.88

Bahkan Ibnu> Hazm membolehkan semua hal yang bisa diparoh (dibelah)

sebagai mahar, meskipun hanya sebiji gandum. Mahar boleh berupa sesuatu

yang memiliki nilai material maupun immaterial. Dan inilah yang disepakati

oleh dalil-dalil yang ada dan sesuai dengan pengertian yang benar dari

pensyariatan mahar. Sebab substansi mahar bukanlah sebagai kompensasi yang

bersifat materi saja, akan tetapi ia lebih merupakan simbolisasi keinginan dan

ketulusan niat untuk hidup bersama dalam biduk rumah tangga. Sehingga ia

88Ibnu> Taimiyah, Majmu' Fatawa, Jus IV (Beirut: Da>r Al-Qalam, 1994), h. 75.

245

Page 252: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

boleh diwujudkan dalam bentuk uang/materi dan dalam bentuk sesuatu yang

memiliki nilai immaterial, selama mempelai wanita rela menerima.89

4) Mahar Berupa Kain

Mahar ini terjadi ketika perang, sehingga Nabi muhammad saw.

memberikan keringanan para sahabat untuk bisa menikah walaupun hanya

mahar berupa kain dan ditentukan waktunya (mut’ah), sebelum hal ini dilarang.

sebagaimana hadis berikut ini :

ثـنا خالد عن إمساعيل عن ثـنا عمرو بن عون حد قـيس عن عبد الله رضي الله عنه حدهانا عن قالكنا نـغزو مع النيب صلى الله عليه وسلم وليس معنا نساء فـقلنا أال خنتصي فـنـ

ثـوب مث قـرأيا أيـها الذين آمنوا ال حترموا ذلك فـرخص لنا بـعد ذلك أن نـتـزوج المرأة بال 90{ طيبات ما أحل الله لكم

Artinya : Telah menceritakan kepada kami 'Amru bin 'Aun Telah menceritakan kepada kami Khalid dari Isma'il dari Qais dari 'Abdullah ra. dia berkata; Kami pernah berperang bersama Nabi saw. namun tidak mengikut sertakan istri-istri kami, lalu kami berkata: Wahai Rasulullah, tidakkah kami dikebiri? Namun Nabi saw. melarang kami melakukannya. tapi setelah itu beliau memberikan keringanan kepada kami untuk menikahi wanita dalam waktu tertentu dengan mahar kain. lalu beliau membacakan ayat; Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (QS. Al-Ma>idah/5 : 87).

Lafadz ( رخص) menunjukkan bahwa pada dasarnya mut’ah itu terlarang,

kemudian dibolehkan secara rukhshah (darurat). Hal ini disebabkan para sahabat

89Ibnu> Hazm al-Andalusi, al-Muhalla fi Syarh al-Mujalla bi al-Hujaj wa al-Atsar, terj. Syeikh Ahmad Muhammad Syakir (Jakarta: Pustaka Azzam, 2000), h 231.

90S}ah}ih} al-Bukhariy, Juz VII, kitab nikah, hadis ke 14, nomor 5076, h. 197. Jus VI, kitab tafsir, hadis ke 165, nomor 3615, h. 420. S}ah}ih} Musli<m, Juz. IV, bab tafsir, hadis ke 13, nomor 3243, h. 68.

246

Page 253: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

dalam peperangan yang melelahkan tidak dapat melampiaskan hajatnya,

sehingga sebagian mereka berkeinginan untuk mengebiri diri mereka sendiri.

Kata بالثـوب yang berarti kain, pada hadis yang lain di jelaskan bahwa

maksud dari kain tersebut adalah sebuah baju hal ini berdasarkan hadis berikut

ini :

ثـنا عمارة ثـنا بشر يـعين ابن مفضل حد ثـنا أبو كامل فضيل بن حسني اجلحدري حد حدى الله عليه وسلم فـتح مكة بن غزية عن الربيع بن سبـرةأن أباه غزا مع رسول الله صل

لة ويـوم فأذن لنا رسول الله صلى الله عل يه قال فأقمنا هبا مخس عشرة ثالثني بـني ليـعة النساء فخرجت أنا ورجل من قـومي ويل عليه فضل يف اجلمال وهو وسلم يف متـ

مامة مع كل واحد منا بـرد فـبـردي خلق وأما بـرد ابن عمي فـبـرد جديد قريب من الدنا فـتاة مثل ال بكرة العنطنطة فـقلنا هل غض حىت إذا كنا بأسفل مكة أو بأعالها فـتـلقتـ

ر لك أن يستمتع منك أحدنا قالت وماذا تـبذالن فـنشر كل واحد منا بـرده فجعلت تـنظ ذا خلق وبـردي جديد غض إىل الرجلني ويـراها صاحيب تـنظر إىل عطفها فـقال إن بـرد ه

فـتـقول بـرد هذا ال بأس به ثالث مرار أو مرتـني مث استمتـعت منـها فـلم أخرج حىت 91حرمها رسول الله صلى الله عليه وسلم

Artinya :

Telah menceritakan kepada kami Abu> Kamil Fudlail bin Husain Al Jahdari telah menceritakan kepada kami Bisyr yaitu Ibnu> Mufadldlal telah menceritakan kepada kami ‘Umarah bin Ghaziyyah dari Ar Rabi' bin Sabrah bahwa ayahnya pernah ikut perang Fathu Makkah bersama Rasulullah saw. dia berkata; Kami tinggal di Makkah selama lima belas hari dan malam, lantas Rasulullah saw. memberikan izin kepada kami melakukan nikah mut’ah. Lalu saya bersama seorang dari kaumku pergi mencari seorang wanita untuk kami nikahi secara mut’ah, saya lebih tampan dari saudaraku yang memang dia agak jelek daripadaku. Masing-masing dari kami membawa kain baju (untuk mas kawin); tetapi baju telah

91Abu>> al-H}usain Muslim bin al-Hajjaj al-Naisabu>ri, S}ah}ih} Musli<m, Juz. VI, bab nikah, hadis ke 19, nomor 3253, h. 125.

247

Page 254: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

usang, sedangkan baju sepupuku masih baru dan halus. Sesampainya kami di bawah kota Makkah atau di atasnya, kami bertemu seorang wanita muda yang cantik dan berleher panjang. Lantas kami bertanya kepadanya; "Maukah kamu menerima salah satu dari kami untuk kawin mut’ah denganmu?" Dia menjawab; "Apa ganti (maskawin) yang akan kalian berikan?" Lalu masing-masing dari kami memperlihatkan baju yang telah kami siapkan sebelumnya, sementara itu, wanita tersebut sedang memperhatikan kami berdua, saudara sepupuku melihat kepadanya sambil berkata; "Sesungguhnya baju yang ini sudah usang, sedangkan bajuku masih bagus dan halus." Wanita tersebut berkata; "Baju usang ini juga tak masalah." Dia mengatakannya sampai tiga katau dua kali. Kemudian saya nikah mut’ah dengannya. Saya tidak keluar dari (Makkah) sehingga Rasulullah saw. mengharamkannya (untuk selamanya).

Maka jelas bahwa hadis di atas merupakan implementasi dari

diperbolehkannya menikah secara mut’ah, dengan mahar baju. Kemudian Hadis

ini adalah termasuk penyebab turunya QS.Al-Ma>idah/5: 87, Adapun sekilas

riwayat terkait asbab al-nuzulnya.

ثـنا ثـنا عثمان بن سعد حد ثـنا أبو عاصم حد س حد عمرو بن علي أبو حفص الفالثـنا عكرمة عن ابن عباسأن رجال أتى النيب صلى الله عليه وسلم فـقال يا رسول الله حد

يا }ت اللحم انـتشرت للنساء وأخذتين شهويت فحرمت علي اللحم فأنـزل الله إين إذا أصب لمعتدين أيـها الذين آمنوا ال حترموا طيبات ما أحل الله لكم وال تـعتدوا إن الله ال حيب ا

92كلوا مما رزقكم الله حالال طيباو Artinya :

Telah menceritakan kepada kami 'Amru bin Abu> Hafsh Al Fallas telah menceritakan kepada kami Abu> 'Ashim telah menceritakan kepada kami Utsman bin Sa'd telah menceritakan kepada kami Ikrimah dari Ibnu> Abbas bahwa seseorang datang menemui Nabi saw. dan berkata; "Wahai Rasulullah, apabila aku memakan daging, lalu aku bertebaran ke kaum hawa, maka syahwatku akan mengendalikan diriku, oleh karena itu aku mengharamkan daging pada diriku." Maka Allah menurunkan ayat hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan bagi kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rizkikan kepadamu.

92Abu>> Isa Muhammad bin Isa al-T}urmudzi, Sunan al-T}urmudzi, Juz. V, kitab tafsir, nomor 3331, h. 48.

248

Page 255: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Dari keterangan asbab al-nuzul ayat di atas menunjukkan teguran atas

beberapa tindakan sahabat yang melenceng dan melampaui batas dalam

menjalankan ajaran Islam. Berdasarkan analisa penulis hal ini mencakup semua

dari beberapa tindakan sahabat yang keliru dalam agama. Yaitu, mula-mula

mengharamkan apa yang dihalalkan berupa tidak menikmati makanan lezat dan

meninggalkan istri mereka. Selanjutnya mereka giat beribadah sehingga

melupakan kesehatannya dan melanggar fitrahnya sendiri. Sehubungan hal ini,

Rasul mengingatkan mereka:

ثـنا سعيد بن أيب مرمي أخبـرنا حممد بن جعفر أخبـرنا محيد بن أيب محيد الطويل أنه حدع أنس بن مالك رضي الله عنه يـقوجلاء ثالثة رهط إىل بـيوت أزواج النيب صلى الله مس

قالوها عليه وسلم يسألون عن عبادة النيب صلى الله عليه وسلم فـلما أخربوا كأنـهم تـ م من ذنبه وما تأخر فـقالوا وأين حنن من النيب صلى الله عليه وسلم قد غفر له ما تـقد

هر وال أفطر وقال آخر قال أحدهم أما أنا فإين أصلي الليل أبدا وقال آخر أنا أصوم الدم زل النساء فال أتـزوج أبدا فجاء رسول الله صلى الله عليه وسلم إليهم فـقال أنـت أنا أعت

أصلي و الذين قـلتم كذا وكذا أما والله إين ألخشاكم لله وأتـقاكم له لكين أصوم وأفطر 93وأرقد وأتـزوج النساء فمن رغب عن سنيت فـليس مين

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Amir Abu> Maryam Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Ja'far Telah mengabarkan kepada kami Humaid bin Abu> Humaid Ath Thawil bahwa ia mendengar Anas bin Ma>lik ra. berkata; Ada tiga orang mendatangi rumah istri-istri Nabi saw. dan bertanya tentang ibadah Nabi saw. Dan setelah diberitakan kepada mereka, sepertinya mereka merasa hal itu masih sedikit bagi mereka. Mereka berkata, "Ibadah kita tak ada apa-apanya dibanding Rasulullah saw. bukankah beliau sudah diampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan juga yang akan datang?" Salah seorang dari mereka berkata, "Sungguh, aku akan shalat malam selama-lamanya. "Kemudian yang lain

93Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari>, S}ah}ih} al-Bukhari>, Juz VII, bab nikah, hadis ke 1, nomor 5053, h. 370.

249

Page 256: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

berkata, "Kalau aku, maka sungguh, aku akan berpuasa dahr (setahun penuh) dan aku tidak akan berbuka." Dan yang lain lagi berkata, "Aku akan menjauhi wanita dan tidak akan menikah selama-lamanya." Kemudian datanglah Rasulullah saw. kepada mereka seraya bertanya: "Kalian berkata begini dan begitu. Ada pun aku, demi Allah, adalah orang yang paling takut kepada Allah di antara kalian dan juga paling bertakwa. aku berpuasa dan juga berbuka, aku shalat dan juga tidur serta menikahi wanita. Barangsiapa yang benci sunnahku, maka bukanlah dari golonganku.

Setelah mengetahui dan memahami konteks hadis yang merupakan

penjelasan ketika turunnya ayat, uraian berikut berupaya menjelaskan upaya

kontekstualisasinya dalam kondisi kekinian. Terkait hadis di atas, penulis

menyimpulkan terlebih dahulu beberapa motivasi konteks hadis, diantaranya: 1) Banyak diantara sahabat yang mengharamkan terhadap apa yang

dibolehkan atau dihalalkan dalam menjalankan agama;

2) Beberapa sahabat memaksakan diri mereka dalam menjalankan ajaran

agama yang hakikatnya justru bertentangan dengan kodrat manusia;

3) Diantara sahabat ada yang fokus pada kehidupan akhirat sehingga

melupakan kehidupan duniawi dan tanggung jawab sosialnya;

4) Beberapa praktik agama sebelum Islam datang yang menarik minat

sahabat karena menekankan pengucilan diri dari kehidupan duniawi.

Kata نـتـزوج (waktu tertentu) ini merupakan awal mula dibolehkannya

Perkawinan Mut’ah yang artinya sebuah pernikahan dimana akad yang

ditentukan akan berakhir pada periode tertentu. Hal itu tergantung persetujuan

masing-masing.94Akan tetapi kemudian Rasulullah melarangnya dengan

mengharamkan mut’ah pada perang Awthas atau Hunain, yaitu hadis Salamah

bin Akwa.

94Sumarno Hadi, Nikah Mut’ah Dalam Islam. (Surakarta: Yayasan Abna’ Al Husain, 2002), h. 13.

250

Page 257: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

ثـنا يونس بن حممد ثـنا أبو بكر بن أيب شيبة حد ثـنا حد ثـنا عبد الواحد بن زياد حد حدأبو عميس عن إياس بن سلمة عن أبيه قالرخص رسول الله صلى الله عليه وسلم عام

ها عة ثالثا مث نـهى عنـ 95أوطاس يف المتـArtinya :

Telah menceritakan kepada kami Abu> Bakr bin Abu> Syaibah telah menceritakan kepada kami Yunus bin Muhammad telah menceritakan kepada kami Abdul Wahid bin Ziyad telah menceritakan kepada kami Abu> Umais dari Iyas bin Salamah dari bapaknya ia berkata; "Rasulullah saw. membolehkan nikah mut’ah pada tahun Authas (tahun penaklukan kota Makkah) selama tiga hari. Kemudian beliau melarangnya".

Hadis-hadis tersebut menunjukkan bahwa nikah mut’ah telah

diharamkan secara total dalam Islam. Dan orang yang masih membolehkan

nikah mut’ah tidak lebih dari orang yang melegalkan perzinaan berbalut agama.

Dia adalah hamba syahwat yang tidak menghormati makna kemuliaan manusia

dan kesucian wanita.

5) Mahar Dengan Baju Besi

Mahar seperti ini terjadi ketika Ali> bin Abi T}alib ingin menikahi

Fatimah putri Rasulullah saw. yang secara tekstual hadis di atas menerangkan

bahwa Ali> langsung memberikan baju besinya kepada Aisyah. Hal ini dapat

dijelaskan dengan asbabu>l wurud hadis tersebut seperti berikut ini :

Diceritakan, Ali bin Abi Thalib waktu itu ingin melamar Fatimah, putri

Nabi Muhammad saw. Tapi karena dia tidak mempunyai uang untuk membeli

mahar, maka ia membatalkan niat itu. segera berhijrah untuk bekerja dan

mengumpulkan uang. Pada saat sedang bekerja keras, ia mendengar kabar kalau

Abu> Bakar dan ‘Umar ternyata melamar Fatimah.

95Abu>> al-H}usain Muslim bin al-Hajjaj al-Naisabu>ri,S}ah}ih} Musli<m, Juz. VI, kitab nikah, nomor 3251, h. 311.

251

Page 258: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

ثـنا الفضل بن موسى عن احلسني بن واقد عن عبد أخبـرنا احلسني بن حريث قال حدهما فاطمة فـقال رسول الله الله بن بـريدة عن أبيه قاخلطب أبو بكر وعمر رضي الله عنـ

96صلى الله عليه وسلم إنـها صغرية فخطبـها علي فـزوجها منه Artinya :

Telah mengkhabarkan kepada kami Al Husain bin Huraits, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Al Fadhl bin Musa dari Al Husain bin Waqid dari Abdullah bin Buraidah dari ayahnya, ia berkata; Abu> Bakar dan ‘Umar. melamar Fathimah, lalu Rasulullah saw. bersabda: "Sesungguhnya ia masih kecil," lalu melamarnya dan beliau menikahkannya dengan Ali>.

Tapi tak lama, kesenangan itu kembali pudar karena terdengar kabar

lagi, ternyata ’Utsman bin Affan melamar Fatimah. ini sudah yang ketiga

kalinya, kata Ali> “mungkin kini diterima. Kalaulah Utsman tidak melamar

Fatimah secepat ini, Insya Allah tidak lama lagi saya akan melamar Fatimah.

Dan sekalilagi, tidak berapa lama dari itu, kabar ditolaknya lamaran

Utsman bin Affan pun terdengar lagi, betapa bahagianya Ali>. Semangat Ali>

untuk melamar Fatimah pun berkobar lagi dan semangat itu didukung oleh

sahabat-sahabat Ali>. Kata sahabatnya “pergilah Ali>, lamar Fatimah sekarang,

tunggu apa lagi? kamu kan sudah bekerja keras selama ini, kamu juga sudah

mengumpulkan harta dan cukup untuk membeli mahar. tunggu apa lagi?

Dengan segera Ali> memeberanikan diri untuk menghadap ke Nabi

Muhammad saw. dengan tujuan melamar Fatimah. Ternyata memang dari dulu

Fatimah az-Zahra sudah mempunyai perasaan dengan dan menunggu untuk

melamarnya. Begitu juga dengan Ali>, dari dulu dia juga sudah mempunyai

perasaan dengan Fatimah az-Zahra. Tapi mereka berdua sabar menyembunyikan

96Abu>> Abdurrah}man Ahmad bin Syu’aib An-Nasa>’i, Sunan An-Nasa>’i, Juz. IV, kitab nikah, nomor 5147, h. 470.

252

Page 259: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

perasaan itu sampai saatnya tiba, sampai saatnya Ijab Kabu>l disahkan.

Walaupun sudah merasakan kekecewaan tiga kali mendahulukan orang lain,

akhirnya kekecewaan itu terbayar juga.97

Hingga disuatu hari Ali >memberanikan diri datang, awalnya beliau hanya

duduk di samping Rasulullah dan lama tertunduk diam. Hingga Rasulullah pun

bertanya ”wahai putra Abu> Thalib, apa yang engkau inginkan?”Sejenak terdiam

dan dengan suara bergetar iapun menjawab, ”Ya Rasulullah, aku hendak

meminang Fatimah” Mendengar jawaban Ali> ini beliau saw. tidak terkejut,

“bagus wahai Ibnu>Abu> Thalib, beberapa waktu terakhir ini banyak yang

melamar putriku, tetapi ia selalu menolaknya, oleh karena itu, tunggulah

jawaban putriku”kemudian beliau saw. meninggalkan Ali >dan bertanya kepada

putrinya, ketika ditanya Fatimah hanya terdiam dan Rasulullah saw.

menyimpulkan bahwa diamnya Fatimah pertanda kesetujuannya.

Rasulullah kemudian mendekati Ali> dan bersabda ‘apakah engkau

memiliki sesuatu yang akan engkau jadikan mahar wahai Ali>?Ali>menjawab ”

orang tuaku yang menjadi penebusnya untukmu ya Rasulullah, tak ada yang aku

sembunyikan darimu, aku hanya memiliki seekor unta untuk membantuku

menyiram tanaman, sebuah pedang dan sebuah baju zirah dari besi”

Dengan tersenyum Rasulullah saw. bersabda ‘wahai Ali>, tidak mungkin

engkau terpisah dengan pedangmu, karena dengannya engkau membela diri dari

musuh musuh Allah swt dan tidak mungkin juga engkau berpisah dengan

97Moenawarman Chaklil, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad Saw (Jakarta: Gema Insani, 2001), h. 98.

253

Page 260: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

untamu karena ia engkau butuhkan untuk membantumu mengairi tanamanmu,

aku terima mahar baju besimu, juallah dan jadikan sebagai mahar untuk putriku”

Ali> menjual baju besi tersebut dan dalam riwayat lain juga diterangkan

bahwa sesungguhnya Ali> menggadaikan baju besinya itu kepada Utsman bin

Affan dengan harga 400 dirham dan kemudian menyerahkan uang tersebut

kepada Rasulullah saw. dan Nabi saw. membagi uang tersebut ke dalam 3

bagian. satu bagian untuk kebutuhan rumah tangga, satu bagian untuk

wewangian dan satu bagian lagi di kembalikan kepada Ali> sebagai biaya untuk

jamuan makan untuk para tamu yang menghadiri pesta.98

Berdasarkan kisah di atas diterangkan ternyata bukan langsung

memberikannya kepada Fatimah sebuah baju besi yang dimilikinya, akan tetapi

ternyata terlebih dahulu menjualnya, namun dalam suatu riwayat lain

ditegaskan bahwa Ali> menggadaikan baju besinya kepada ’Utsman. Yang

setelah itu Ali> secara bertahap menebus baju besinya tersebut.

b. Mahar Berupa Jasa

Selain pemberian mahar dengan cara mengajarkan Al-Qur’an, masih ada

beberapa jenis mahar berupa jasa sesuai dengan petunjuk hadis yang dapat pula

dijadikan sebagai sebuah mahar seperti berikut ini :

1) Mahar Dengan Jaminan Masuk Islam.

أخبـرنا حممد بن النضر بن مساور قال أنـبأنا جعفر بن سليمان عن ثابت عن أنس افر قاخلطب أبو طلحة أم سليم فـقالت والله ما مثـلك يا أبا طلحة يـرد ولكنك رجل ك

98Riwayat di atas disebutkan secara bersanad dalam kitab yang karang oleh Ibnu>l Atsir, Usud al-Ghabah fi Tamyiz al-Shahabah (Beirut: Da>r al-Kutub al-'Ilmiyah 2008), h. 221. Lihat juga Ali Audah, Ali bin Abi Thalib Sampai kepada Hasan dan Husain. (Bogor: Pustaka Lentera Antarnusa, 2008), h. 95.

254

Page 261: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

ره وأنا امرأة مسلمة وال حيل يل أن أتـزوجك فإن تسلم فذاك مهري وما أسألك غيـعت بامرأة قط كانت أكرم مهرا من أم سليم فأسلم فكان ذلك مهرهاقال ثابت فما مس

سالم فدخل هبا فـولدت له 99اإلArtinya :

Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin An Nadhr bin Mu>sari, ia berkata; telah memberitakan kepada kami Ja'far bin Sulaiman dari Tsabi>t dari Anas, ia berkata; Abu> Thalhah melamar Ummu Sulaim. Kemudian Ummu Sulaim berkata; demi Allah, orang sepertimu tidak pantas ditolak wahai Abu> Thalhah. Akan tetapi engkau adalah orang kafir dan saya adalah wanita Musli>mah. Tidak halal saya menikah denganmu, maka jika engkau masuk Islam maka itu adalah maharku. Dan saya tidak meminta selain itu kepadamu. Kemudian iapun masuk Islam dan itu lah yang menjadi maharnya. Tsabi>t berkata; saya tidak mendengar sama sekali wanita yang maharnya lebih mulia daripada Ummu Sulaim, yaitu Islam. Kemudian Abu> Thalhah berumah tangga dengannya dan melahirkan anak dari perkawinannya.

Secara tekstual dapat difahami bahwasanya hadis ini adalah kemauan

Ummu Sulaim sendiri, dengan jelas dikatakan dalam hadis tersebut فإن تسلم فذاك tidak ada keraguan (jika engkau masuk Islam maka itu adalah maharku) مهري

atas apa yang dia ucapkan. Berdasarkan pembahasan sebelumnya yang

menjelaskan bahwa tidak ada batasan minimal dan maksimal mengenai mahar

maka hal ini dapat dijadikan sebagai sebuah mahar. Selain itu hadis ini bersifat

universal, tidak hanya pada masa Nabi saja dapat dilakukan akan tetapi dapat

juga diterapkan pada zaman sekarang ini.

Namun seorang ulama yang tidak membolehkan masuk Islamnya

seseorang dijadikan Mahar adalah Ibnu> Hazm. Ibnu> Hazm memberikan catatan

penting untuk hadis di atas dengan menyatakan :

Pertama, kejadian dalam hadis di atas terjadi beberapa saat sebelum

hijrah ke Madinah, karena Abu> Thalhah termasuk sahabat Rasulullah saw. dari

99Abu>> Abd al-Rahman Ahmad bin Syu’aib An-Nasa>’i, Sunan An-Nasa>’i, Juz. IV, kitab nikah, hadis ke 146, 145, nomor 3341,3340, h. 130.

255

Page 262: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

golongan Anshar yang masuk Islam paling awal. Dan pada saat itu, belum ada

kewajiban mahar bagi wanita yang hendak dinikahi.

Kedua, dalam hadis di atas juga tidak disebutkan bahwa kejadian itu

diketahui oleh Rasulullah saw. karena tidak diketahuinya tersebut maka

posisinya tidak mempunyai ketetapan hukum.100Rasulullah saw. tidak

mengiyakannya juga tidak melarangnya, karena tidak ada kepastian hukum

itulah, maka ia harus dikembalikan kepada asalnya, bahwa ia tidak bisa dijadikan

sebagai mahar.

Manfaat yang setidak-tidaknya didapatkan oleh Ummu Sulaim dari

masuk Islamnya Abu> Thalhah adalah pahala besar yang diberikan oleh Allah

kepadanya karena ia telah mampu mengislamkan seseorang yang sebelumnya

kafir. Sebuah riwayat disebutkan bahwa pahalanya lebih besar dari pada seekor

unta merah (yang ketika itu amat mahal harganya). Belum lagi manfaat-manfaat

lainnya yang bisa dirasakan oleh Ummu Sulaim.

Ibnu> Qayyim mengatakan, inilah yang dipilih Ummu Sulaim. Dia lebih

memilih keislaman Abu> Thalhah yang bermanfaat baginya dan menyerahkan

dirinya kepada Abu> Thalhah jika Abu> Thalhah masuk Islam. Ini yang lebih

disukai Ummu Sulaim dari pada harta yang diserahkan oleh suami. Pada

dasarnya, mahar ditetapkan sebagai hak perempuan agar dapat dimanfaatkannya.

Begitu dia ridha menerima ilmu, agama, keislaman suami dan bacaan Al-

100Abi Muhammad bin Ahmad bin Sa’id bin Hazm, al-Muhalla, Juz V, (Beirut Libanon: Da>rul Fikr, tt), h. 499.

256

Page 263: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Qur’annya, maka hal tersebut merupakan mahar yang paling utama, paling

bermanfaat dan paling luhur.101

2) Mahar Memerdekakan Budak

ثـنا ثـنا سليمان بن حرب حد محاد بن زيد عن ثابت عن أنس رضي الله عنه حدر قالصلى النيب صلى الله عليه وسلم الصبح قريبا من خيبـر بغلس مث قال الله أكبـ

فخرجوا يسعون يف السكك { اء صباح المنذرين خربـتخيبـر إنا إذا نـزلنا بساحة قـومفس صارت فـقتل النيب صلى الله عليه وسلم المقاتلة وسىب الذرية وكان يف السيب صفية ف

قها صداقـها فـقال إىل دحية الكليب مث صارت إىل النيب صلى الله عليه وسلم فجعل عتـعبد العزيز بن صهيب لثابت يا أبا حممد آنت قـلت ألنس ما أصدقـها فحرك ثابت

102رأسه تصديقا له Artinya

Telah menceritakan kepada kami Sulaiman bin Harb telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Tsabi>t dari Anas bin Ma>likra. berkata; bahwa Nabi> saw. pernah melaksanakan shalat Subuh dekat Khaibar ketika hari masih gelap, kemudian bersabda "Allahu Akbar, hancurlah Khoibar. Sesungguhnya kami apabila mendatangi perkampungan suatu kaum, (maka amat buruklah pagi hari yang dialami orang-orang yang diperingatkan tersebut)."QS. al-Shaffat: 177. Ketika penduduk Khaibar keluar dan berjalan dalam kegelapan. Maka Nabi> saw. membunuh para pasukan mereka dan menawan anak-anak mereka. Dan diantara tawanan tersebut terdapat seorang wanita bernama Shafiyah, semula ia tawanan milik Dihyah Al Kalbi lalu diberikan kepada Nabi> saw., kemudian beliau menikahinya dan menjadikan pembebasannya sebagai mahar pernikahannya." Abdul 'Aziz berkata kepada Tsabi>t "Wahai Abu>

101Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah III, terj. Abdurrahim dan Masrukhin (Jakarta: Cakrawala Publishing, 2008), h. 412.

102Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari>, S}ah}ih} al-Bukhari>, Juz V, bab peperangan, hadis ke 240, nomor 4200, hadis ke 241, nomor 4201, h. 74. Juz VII, bab nikah, hadis ke 104, nomor 5169, h. 200. hadis ke 105, nomor 5170, h. 200. S}ah}ih} Musli<m, Juz. III, bab nikah, hadis ke 99, nomor 1365, h. 79. nomor 1958, h. 187. Sunan Abu>> Da>ud, Juz. III, bab nikah, nomor 2054, h. 106. Sunan Al-T>}urmudzi, Juz. II, bab nikah, hadis ke 37, nomor 1115, h. 52. Sunan An-Nasa>’i, Juz. IV, kitab nikah, hadis ke 185, nomor 3380, h. 76. hadis ke 186, nomor 3381, h. 76. Sunan Ibn Majah, Juz. III, bab nikah,nomor 1958, h. 163. Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz VI, nomor 12472, h. 281. nomor 11519, h. 58. nomor 12282, h. 32. Juz VII, nomor 12626, h. 12. Juz V, nomor 11519, h. 414. Sunan al-Da>rimi>, Juz. II, bab nikah, nomor 2172-2173, h. 89.

257

Page 264: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Muhammad, apakah kamu pernah bertanya kepada Anas, "Apa yang beliau jadikan maharnya?".Maka Tsabi>t menganggukkan kepalanya tanda membenarkan.

Hadis ini memiliki asbabu>l wurud yang dijabarkan dengan matan itu

sendiri, Anas menceritakan bahwasanya Rasulullah saw. pernah memerangi

Khaibar, lalu kami Salat Subuh dekat negeri tersebut, setelah shalat beliau

mengendarai kendaraannya, Abu> Thalhah juga mengendarai kendaraannya

sedangkan saya membonceng Abu> Thalhah, ketika beliau melewati gang di

Khaibar, beliau memacu kendaraannya sampai lututku bersentuhan dengan paha

Nabi saw. dan saya melihat putihnya paha Nabiyullah saw. tatkala beliau

memasuki perkampungan, beliau mengucapkan "Allahu akbar, takluklah

Khaibar, 'maka apabila siksaan itu turun dihalaman mereka, maka amat buruklah

pagi hari yang dialami oleh orang-orang yang beri peringatan itu'. "Beliau

mengulangi ucapannya itu sampai tiga kali. Anas melanjutkan; Penduduk

(Khaibar) mulai keluar menuju tempat mereka bekerja, lantas mereka berteriak;

"Muhammad! Demi Allah (pasukannya telah datang)." Abdul Aziz berkata;

Sebagian dari sahabat kami menyebutkan; (mereka berteriak); Muhammad dan

bala tentaranya (telah datang). “Dia (Anas) berkata; Mereka kami taklukkan

dengan kekuatan dan seluruh tawanan telah kami kumpulan. Tiba-tiba Dihyah

datang kepada beliau dan berkata; "Wahai Rasulullah, berilah saya budak

perempuan dari tawanan tersebut!" beliau bersabda: "Pergilah dan ambilah budak

perempuan darinya." Lantas dia membawa Shafiyah binti Huyai, kemudian

datanglah seorang laki-laki kepada Nabi saw. dan berkata; "Wahai Rasulullah

saw. kenapa anda memberikan Shafiyah kepada dihyah? Padahal dia adalah putri

Huyai tokoh Bani Quraidlah dan Nadlir dan dia tidaklah pantas untuk orang lain

selain anda."Beliau bersabda: "Suruh dia kembali." Anas melanjutkan; Lalu

258

Page 265: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Dihyah datang dengan membawa Shafiyah, tatkala Nabi saw. melihatnya, beliau

bersabda: "Ambillah budak perempuan yang lain dari tawanan tersebut." Anas

berkata; lantas beliau memerdekannya dan menikahinya. Tsa>bit berkata

kepadanya; "Wahai Abu> Hamzah, apakah maskawin beliau kepadanya? "Dia

menjawab; "Diri Shafiyah sendiri, yaitu dengan memerdekannya kemudian

menikahinya."Dalam perjalanan pulang, Ummu Sulaim mempersiapkannya dan

menyerahkannya malam itu kepada beliau. Di pagi harinya, Nabi saw.

mengadakan pesta pernikahan seraya bersabda: "Siapa yang memiliki sesuatu,

bawalah kesini." Anas berkata; "Kemudian beliau membentangkan tikar dari

kulit, maka ada orang yang membawa susu kering, ada yang membawa kurma

dan ada pula yang membawa minyak samin, kemudian mereka mencampurnya,

itulah jamuan walimah pernikahan Rasulullah saw."103

Perlu diketahui bahwa Shafiyah putri Huyai bin Akhtab dari kabilah

Yahudi Bani Nadhir. Ia pertama menikah dengan Salam bin Misykam, lalu

diperistri oleh Kinanah bin Abil Huqoiq. Kinanah terbunuh dalam perang

Khaibar di tahun tujuh hijriyah.104

Shafiyah tertawan dalam perang ini. Bilal membawa Shafiyah dan

sepupunya menemui Rasul saw. Ia membawa mereka melewati orang-orang

Yahudi yang terbunuh dalam perang. Melihat mayat-mayat itu, sepupu Shafiyah

kehilangan kontrolnya dan memukuli wajah dan kepalanya. Namun, Safiyah

tetap tenang. Ketika mereka menghadap Rasulullah saw. beliau menyiapkan

tempat duduk khusus buat mereka. Saat beliau tahu bahwa mereka melewati

103S}ah}ih} Musli<m, Juz. III, kitab nikah, hadis ke 99, nomor 1365, h. 79. 104Imam Abi Bakar Ahmad Al Baihaqi, Dalail An-Nubuwwah. Jus IV (t.t. Da>rul As’ad,

1986), h. 230.

259

Page 266: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

tempat terbunuhnya pasukan Yahudi, beliau berkata kepada Bilal, "Apakah

engkau tidak memiliki perasaan hingga kau bawa mereka melewati jenazah

kerabat-kerabat mereka?" Di saat itu, Rasul saw. melihat wajah memar Shafiyah

dan bertanya kepadanya, "Kenapa wajahmu memar?" Shafiyah menjawab,

"Semalam aku bermimpi melihat bulan turun di pangkuanku. Pagi harinya, aku

ceritakan mimpiku kepada suamiku (atau ayahku). Dia lalu menampar wajahku

dan berkata: "Sepertinya kau mengharapkan Muhammad dalam hatimu?

"Rasulullah saw. berkata, "Apabila kau masuk Islam, kau akan kujadikan sebagai

istriku. Tapi bila kau tetap memeluk agama Yahudi, kau akan kubebaskan dan

kukembalikan ke kabilahmu."Shafiyah menjawab, "Aku telah beriman sebelum

Anda mengajakku masuk Islam. Tinggal di sisi Rasulullah saw. lebih berharga

bagiku."105

Maka hikmah dari pernikahan ini, para tawanan dibebaskan dan

diperlakukan dengan hormat. Mereka kembali ke tengah kaum mereka dan

menyampaikan kemuliaan akhlak Rasul saw. hingga mereka masuk Islam.

Disebutkan bahwa Shafiyah termasuk wanita pandai di kabilah Bani Nadhir.

Dalam perang Khaibar, ia di bawah kekuasaan Dihyah Al-Kalbi yang kemudian

dihadiahkan kepada Rasulullah saw.

Di hari pernikahannya dengan Safiyah, Rasul saw. mengadakan acara

walimah. Ketika beliau sampai di Madinah, beliau menitipkannya di rumah

Harits bin Numan. Para wanita Anshar berdatangan menemui Shafiyah dan

mengucapkan selamat kepadanya. Empat orang dari istri-istri Rasul saw. ,

termasuk Aisyah, menemui Shafiyah untuk melihat kecantikan dan

105Imam Abu> Bakar Ahmad Al-Baihaqi, Dalail An-Nubuwwah. Jus IV, h. 230.

260

Page 267: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

kesempurnaannya yang mereka dengar sebelumnya. Rasulullah saw. bertanya

kepada Aisyah, "Bagaimana kau lihat dia?" Ia menjawab, "Ia tidak lebih baik

dari wanita-wanita Yahudi lainnya." Rasul saw. menjawab, "Jangan berkata

seperti ini! Shafiyah adalah wanita Muslim yang bertakwa."106

Shafiyah seorang wanita yang beradab, cerdas dan sangat menghormati

Rasul saw. Salah satu ucapannya yang menunjukkan cinta dan hormatnya kepada

Nabi saw. adalah: "Andai aku mati sebagai tebusan Nabi hingga tidak ada yang

mengganggunya." Mengomentari ucapannya, Rasul saw. berkata, "Ia

mengatakan yang sebenarnya. T}abari menulis: "Di saat ajal mendekati Rasul

saw. Shafiyah adalah istri beliau yang paling bersedih.

Hadis ini bersifat temporal, hanya terjadi pada masa Nabi Muhammad

saw. adapun mengenai penerapan pada zaman sekarang sudah tidak dapat lagi

dilakukan, hal ini karena sistem perbudakan sudah ditiadakan. Secara

kontekstual hadis ini mengajarkan bagaimana seharusnya menghargai seorang

wanita walaupun berasal dari seorang tawanan.

c. Sesuatu Yang Dilarang Dijadikan Mahar

Memberikan mahar juga harus memiliki aturan dan dijaga asal muasal dari

mahar yang akan diberikan, sebagaimana tersirat dalam hadis Nabi Muhammad saw.

Berikut ini.

ثـنا قـتـيبة بن سعيد عن مالك عن ابن شهاب عن أيب بكر بن عبد الرمحن بن احلارث بن حدهأن رسول الله صلى الله عليه وسلم نـه ى عن هشام عن أيب مسعود األنصاري رضي الله عنـ

107ان الكاهن مثن الكلب ومهر البغي وحلو 106Ibn katsir, Al-Bidayah wa An-Nihayah. Jilid VIII (Jakarta: Pustaka Azzam, 2004), h. 420. 107Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail al-Bukhari>, S}ah}ih} al-Bukhari>, Juz III, bab jual beli,

hadis ke 22, nomor 2282, h. 60. Juz III, bab al-ijarah, hadis ke 183, nomor 2232, h. 49. Juz VII, bab

261

Page 268: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id dari Ma>lik dari Ibnu> Syihab dari Abu> Bakar bin '‘Abdurrah}man bin Al-Harits bin Hisyam dari Abu> Mas'ud Al Anshariy ra. bahwa Rasulullah saw. telah melarang uang hasil jual beli anjing, mahar seorang pezina dan upah bayaran dukun.

Perkataan Abu> Mas'ud, "Rasulullah saw. melarang harga (penjualan) anjing,"

Ibnu> Hajar berkata, "Secara tekstual, haram menjual anjing, larangan ini berlaku

secara umum untuk semua anjing, baik terlatih maupun tidak, yang boleh dipelihara

atau tidak. Konsekuensinya, orang yang membunuh anjing tidak diwajibkan

membayar nilai anjing tersebut." Jumhur juga berpendapat demikian Atha' dan An-

Nakha'i berpendapat, "Diperbolehkan menjual anjing pemburu saja, bukan yang lain,

berdasarkan riwayat An-Nasa'i dari Jabir, ia berkata, 'Rasulullah saw. melarang

harga (penjualan) anjing, kecualiali anjing pemburu'.

ثـنا حجاج بن حممد عن محاد بن سلمة عن أيب أخبـرين إبـراهيم بن احلسن المقسمي قال حدنـور والكلب إ ال كلب الزبـري عن جابرأن رسول الله صلى الله عليه وسلم نـهى عن مثن الس

108صيد Artinya :

Telah mengabarkan kepada kami Ibrahim bin Al Hasan Al Miqsami, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Hajjaj bin Muhammad dari Hammad bin Salamah dari Abu> Az Zubair dari Jabir bahwa Rasulullah saw. melarang dari harga kucing dan anjing kecualianjing pemburu.

pengobatan, hadis ke 91, nomor 5346, h. 148. S}ah}ih} Musli<m, Juz. II, bab pengairan hadis ke 48, 49 nomor 1567,1568, h. 84. Sunan Abu>> Da>ud, Juz. III, bab jual beli, hadis ke 13, nomor 3428, h. 23. Sunan al-T}urmuz\i>, Juz. I, bab nikah, hadis ke 55, nomor 1133, h. 371. Juz. IV, bab kedokteran, nomor 2071, h. 11. Sunan An-Nasa>’i, Juz. V, bab jual beli, hadis ke 30, nomor 4292, h. 276. Sunan Ibn Majah, Juz. III, bab perdagangan, nomor 2243, h. 61. Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz II, nomor 2382, h. 78. nomor 2495, h. 110. nomor 3103, h. 202. Juz VIII, nomor 16453, h. 57. nomor 16457, h. 58. Muwaththa’ Malik, Juz. I, kitab jual beli, nomor 1359, h. 307. Sunan al-Da>rimi>, Juz. II, kitab jual beli, nomor 2455, h. 184.

108Abu>> Abdurrah}man Ahmad bin Syu’aib al-Nasa>’i, Sunan al-Nasa>’i, Juz. V, kitab berburu ke 17, nomor 4279, h. 276.

262

Page 269: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Sabda beliau مهر البغي (Mahar pelacur), yaitu upah yang diberikan atas

perzinaan. Disebut mahar karena sebagai majas (bahasa kiasan) saja. Upah ini haram

hukumnya karena sebagai kompensasi perbuatan haram.

Selanjutnya kata حلوان الكاهن (upah dukun), yaitu upah yang diberikan

kepada dukun atas praktik perdukunan yang ia lakukan. Ibnu> Hajar berkata, "upah

dukun hukumnya haram berdasarkan ijmak, karena ada unsur menerima kompensasi

untuk suatu kebatilan. Termasuk dalam pengertian ini adalah praktik nujum,

meramal dengan kerikil dan yang lainnya yang dilakukan para peramal untuk

mengetahui hal gaib."

Dari hadis diatas dapat ditafsirkan bahwa segala suatu benda yang akan

dijadikan mahar harus terhindar dari unsur-unsur haram, karena itu mahar harus

boleh dimiliki atau diperjual belikan atau dimanfaatkan. Dalam kitab Al-Fiqhu ala

Mazahib Al-Arba‟ah disebutkan bahwa keadaan suci, sah dimanfaatkan dengannya,

maka tidak sah mahar dengan minuman keras, babi, darah dan bangkai karena yang

demikian itu tidak ada harganya menurut pendapat syariat Islam.109 Tidak

dibenarkan benda-benda yang disebut di atas seperti minuman keras, babi, darah dan

bangkai sesuai menurut penjelasan Al-Qur’an surat al-Ma>idah/5: 3.

109Abdurrahman Al-Jaziriy, Al-Fiqh ala Mazahib Al-Arba‟ah. Jilid IV, h. 97.

263

Page 270: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Terjemahnya : Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk dan diterkam binatang buas, kecualiyang sempat kamu menyembelihnya dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah kefasikan. pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.110

Dari pengertian ayat di atas dan hubungannya dengan hadis yang dikutip

peneliti adalah sama-sama mengharamkannya mahar dengan benda yang tidak

bermanfaat dalam Islam, atau barang dari hasil menjual anjing, hasil dari berzina,

hasil upah dukun, hasil dari perjudian serta berupa benda seperti bangkai, darah dan

segala benda yang haram untuk dipergunakan atau dimanfaatkan haram pula

dijadikan mahar.

2. Ditinjau dari Macam-Macam Pemberian Mahar

Mahar termasuk unsur yang menentukan sah atau tidaknya suatu perkawinan.

Ia merupakan pemberian yang bersifat wajib atas suami dengan dilangsungkannya

perkawinan. Akan tetapi ia tidak mesti disebutkan pada waktu akad nikah

dilangsungkan. Penyebutannya pada waktu akad hanya bersifat sunnah, tidak wajib.

Mahar yang sudah disebut atau dijanjikan kadar dan besarnya ketika akad nikah.

Atau mahar yang dinyatakan kadarnya pada waktu akad nikah inilah yang disebut

dengan istilah mahar musamma. Cara ini memang sudah umum terjadi sampai

110 Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 183.

264

Page 271: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

dengan saat ini dan tidak ada masalah mengenai hal tersebut. Akan tetapi apabila

mahar tidak disebutkan ketika akad nikah dilangsungkan, maka ia mesti disebutkan

pada waktu dukhul. Kalau pada waktu dukhul masih belum disebutkan, maka si

suami wajib membayar mahar mitsil.111

Mahar ini ada lantara adanya atsar dari salah seorang sahabat Nabi saw.

Yaitu Abdullah bin Mas’ud seperti berikut ini :

ل تـزوج امرأة ومل يـفرض هلا فـتـويف قـبل أن يدخل أيت عبد الله يف رج عن علقمة واألسود قاال ين أثـرا قال هبا فـقال عبد الله سلوا هل جتدون فيها أثـرا قالوا يا أبا عبد الرمحن ما جند فيها يـع

ابا فمن الله هلا كمهر نسائها ال وكس وال شطط وهلا المرياث أقول برأيي فإن كان صو ة فـقام رجل من أشجع فـقال يف مثل هذا قضى رسول الله صلى الله عليه و ها العد سلم وعليـ

ا بـروع بنت واشق تـزوجت رجال فمات قـبل أن يدخل هبا فـقضى هلا فينا يف امرأة يـقال هل ة فـر فع عبد رسول الله صلى الله عليه وسلم مبثل صداق نسائها وهلا المرياث وعليـها العد

112 ر الله يديه وكبـ Artinya :

Dari 'Alqomah dan Al Aswad mereka berdua berkata; Abdullah dihadapkan pada permasalahan mengenai seseorang yang menikahi wanita namun ia belum memberinya mahar, lalu ia mati sebelum menggaulinya, Abdullah berkata 'tanyakanlah apakah kalian mendapati suatu bekas padanya', mereka menjawab; 'kami tidak mendapati suatu bekas padanya.' Ia berkata; aku akan mengatakan dengan pendapatku jika ia benar maka itu dari Allah, yaitu ia mendapatkan mahar seperti mahar wanita lainnya, tidak ada pengurangan maupun kezhaliman, ia mendapatkan warisan dan menunggu masa 'iddah. Lalu seseorang dari Suku Asyja' berdiri dan berkata; seperti inilah yang diputuskan Rasulullah saw. kepada kami terhadap seorang wanita yang bernama Barwa' binti Wasyiq yang menikah dengan seorang pemuda. Pemuda itu mati sebelum menggaulinya, dan Rasulullah saw. memutuskan agar ia mendapatkan mahar seperti wanita lainnya, ia mendapatkan warisan dan menunggu masa 'iddah, lalu Abdullah mengangkat tangannya dan bertakbir.

111 Yahya bin Syarf bin Marw al-Nawawiy, Tahrir Alfazh al-Tanbih, (Damaskus: Dâr al-Qalam, 1408 H), h. 257-258.

112Abu>> Abd al-Rah}man Ah}mad bin Syu’aib An-Nasa>’i, Sunan An-Nasa’i, Juz. IV bab nikah, hadis ke 136, hadis nomor 3525, h. 244.

265

Page 272: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Untuk memahami hadis dengan tema ini maka tidak cukup dengan

pemahaman secara tekstual saja melainkan masih butuh penjelasan-penjelasan lain

untuk dapat mengetahui maksud hadis. Seperti diketahui bahwasanya menurut

pendapat mayoritas Fuqaha’, diantaranya Imam Abu> Hanifah, Imam Ah}mad bin

H}anbal, Imam Abu> Da>ud dan fatwa Imam Syafi’i yang paling rajih (kuat)

mengatakan bahwa, bila suami meninggal sementara ia belum sempat melakukan

hubungan suami istri dengan perempuan yang dinikahinya dan suamipun belum

menetapkan jumlah mahar yang harus diberikan kepada calon istrinya ketika ‘aqad

berlangsung, maka istri berhak memperoleh mahar mitsil (mahar yang diberikan

kepada perempuan atau diterima oleh perempuan disamakan dengan perempuan

lainnya, baik dari segi umur, kecantikan, harta, kepribadian,agama, perawan atau

janda dan daerah asalnya ketika ‘aqad nikah berlangsung) dan juga warisan.113

Jadi, bagi istri yang ditinggal mati oleh suami yang belum sempat bercampur

dengannya dan tidak ditetapkan mahar sebelumnya, maka ia berhak mendapatkan

mahar seperti perempuan lain yang dinikahi pada umurnya, dengan jumlah yang

tidak kurang dan tidak lebih. Baginya juga terkena kewajiban menjalankan ‘iddah

(masa menunggu) dan berhak pula menerima warisan. Menurut mereka pendapat ini

sesuai dengan putusan yang dijatuhkan oleh Rasulullah saw. dalam kasus Barwa’

binti Wasyiq yang dinikahi oleh suaminya, namun kemudian suami meninggal dunia

sebelum sempat menggaulinya sementara mahar belum ditetapkan sebelum aqad

nikah.114

Adapun hadisnya yang menjelaskan hal tersebut adalah sebagai berikut.

113Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, terj. M. Thalib, Jus VII (Bandung: Al-Ma’arif, 1996), h. 52. 114Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, h. 65.

266

Page 273: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

ثـنا منصور عن إبـراهيم عن علقمة واألسود قال أت ثـنا زائدة حد ثـنا أبو سعيد حد ى قـوم حدامرأة فذكر احلديث قال فـقال رجل عبد الله يـعين ابن مسعود فـقالوا ما تـرى يف رجل تـزوج

يه من أشجع قال منصور أراه سلمة بن يزيد فـقال يف مثل هذا قضى رسول الله صلى الله عل ا بروع بنت واشق فخرج خمرجا فدخل يف وسلم تـزوج رجل منا امرأة من بين رؤاس يـقال هل

مهر بئر فأسن فمات ومل يـفرض هلا صداقا فأتـوا رسول الله صلى الله عليه وسلم فـقال ك ة نسائها ال وكس وال شطط وهلا المرياث وعليـه 115ا العد

Artinya : Telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id telah menceritakan kepada kami Zaidah Telah menceritakan kepada kami Manshur dari Ibrahim dari Alqamah dan Al Aswad ia berkata; Orang-orang mendatangi Abdullah yakni Ibnu Mas'ud dan mereka pun bertanya, "Bagaimana pendapatmu, mengenai seorang laki-laki yang menikahi seorang wanita?" Lalu ia pun menyebutkan hadits. Al Qamah berkata; Kemudian seorang laki-laki dari Asyja' -Manshur berkata; Menurutku ia adalah Salamah bin Zaid - dan berkata, "Dalam persoalan ini, Rasulullah saw. telah memutuskan. Pernah seorang laki-laki dari kami menikahi wanita dari bani Ruas yang biasa dipanggil Birwa' bintu Wasiq. Suatu hari, laki-laki itu keluar kemudian memasuki kawasan sumur lalu ia pingsan dan mati. Sedangkan ia belum memberikan mahar kepada wanita yang dikahinya. Kemudian orang-orang pun mendatangi Rasulullah saw. maka beliau bersabda: "Ia berhak mendapatkan mahar sebagaimana isteri-isteri yang lain, tidak ada tipu daya dan ketidakadilan. Ia juga mendapat bagian dari harta warisan dan baginya keharusan menunggu masa iddah".

Hadis ini ternyata belum diketahui oleh Ibnu> Mas’ud oleh karenanya beliau

memberikan pendapatnya tentang masalah ini kepada orang yang bertanya

kepadanya, yang kemudian ternyata pendapatnya tersebut sama atas apa yang

dijelaskan oleh Rasulullah saw. Atas penjelasan dari Ma’qil bin Sinan seperti dalam

sebuah hadis berikut ini.

ثـنا عبد الرمحن بن مهدي عن سفيان عن ف ثـنا عثمان بن أيب شيبة حد عيب حد راس عن الشها ومل يدخل هبا ومل يـفرض هلا عن مسروق عن عبد الله يف رجل تـزوج امرأة فمات عنـ

115Abu> Abdurrah}man Ahmad bin Syu’aib al-Nasa>’i, Sunan al-Nasa>’i, Jus IV, kitab nikah, nomor 3320, h. 446.

267

Page 274: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

ها العدة وهلا المرياثـفقال معقل ب عت رسول الصداق فـقال هلا الصداق كامال وعليـ ن سنان مسثـنا عثمان بن أيب شيبة حد ثـنا يزيد الله صلى الله عليه وسلم قضى به يف بروع بنت واشقحد

قمة عن عبد الله وساق بن هارون وابن مهدي عن سفيان عن منصور عن إبـراهيم عن عل ثـنا سعيد بن أيب عر ثـنا يزيد بن زريع حد ثـنا عبـيد الله بن عمر حد وبة عن عثمان مثـله حد

عود أن عبد الله بن مسعود أيت قـتادة عن خالس وأيب حسان عن عبد الله بن عتبة بن مس ا صداقا يف رجل هبذا اخلرب قال فاختـلفوا إليه شهرا أو قال مرات قال فإين أقول فيها إن هل

ة فإن يك صوابا فمن الله كصداق نسائها ال وكس وال شطط وإن هلا المرياث ها العد وعليـاح وإن يكن خطأ فمين ومن الشيطان والله ورسوله بريئان فـقام ناس من أشجع فيهم اجلر

رسول الله صلى الله عليه وسلم قضاها فينا وأبو سنان فـقالوا يا ابن مسعود حنن نشهد أن بن يف بروع بنت واشق وإن زوجها هالل بن مرة األشجعي كما قضيت قال فـفرح عبد الله

116اء رسول الله صلى الله عليه وسلم مسعود فـرحا شديدا حني وافق قضاؤه قض Artinya :

Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu> Syaibah, telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Mahdi dari Sufyan dari Firas dari Asy Sya'bi dari Masruq dari Abdullah mengenai seorang laki-laki yang menikahi seorang wanita kemudian lelaki tersebut meninggal dunia dan belum bercampur dengannya (menggaulinya) serta belum memberikan mahar kepadanya. Kemudian beliau berkata; baginya mahar secara sempurna dan ia wajib ber'iddah serta baginya warisan. Kemudian Ma'qil bin Sinan berkata; aku mendengar Rasulullah saw. memutuskan dengan hal tersebut pada diri Barwa' binti Wasyiq. Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Abu> Syaibah, telah menceritakan kepada kami Yazid bin Harun dan Ibnu> Mahdi dari Sufyan dari Manshur dari Ibrahim dari 'Al Qamah dari Abdullah dan Utsman menyebutkan seperti itu. Telah menceritakan kepada kami Ubaidullah bin ‘Umar, telah menceritakan kepada kami Yazid bin Zurai', telah menceritakan kepada kami Sa'id bin Abu> 'Arubah dari Qatadah dari Khalas serta Abu> Hassan dari Abdullah bin 'Utbah bin Mas'ud bahwa Abdullah bin Mas'ud dihadapkan pada masalah mengenai seorang laki-laki seperti hadis ini. Abdullah bin Utbah berkata; kemudian orang-orang datang kepadanya selama satu bulan. Atau ia mengatakan; selama beberapa kali. Abdullah bin Mas'ud berkata; sesungguhnya aku katakan mengenainya; bahwa baginya mahar seperti mahar wanita-wanita yang setara dengannya, tidak kurang dan tidak lebih dan

116Sulaiman bin Al-Ays’ats bin Ishaq bin Basyir bin Syaddad bin ‘Amar bin Imran Al-Sisijstani, Sunan Abu>> Da>ud, kitab nikah, hadis ke 69, nomor 2114, h. 231.

268

Page 275: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

baginya warisan, serta berkewajiban untuk ber'iddah. Apabila (perkataan itu) benar maka berasal dari Allah dan apabila salah maka hal tersebut berasal dariku dan dari syetan, Allah dan rasul-Nya berlepas diri. Kemudian orang-orang dari Asyja' diantara mereka adalah Al Jarrah dan Abu> Sinan berkata; wahai Ibnu> Mas'ud, kami bersaksi bahwa Rasulullah saw. telah memutuskan hal tersebut diantara kami mengenai diri Barwa' binti Wasyiq yang suaminya adalah Hilal bin Murrah seperti yang telah engkau putuskan. Abdullah bin 'Utbah berkata; kemudian Abdullah bin Mas'ud sangat senang sekketika keputusannya sama dengan keputusan Rasulullah saw.

Dalam masalah ini para Fuqaha’ dari golongan Hanafiyah berpendapat,

bahwa apabila suami telah menggauli istrinya atau berkhalwat (berduaan)

dengannya atau ditinggal mati oleh suaminya, maka bagi istri berhak menerima

mahar yang disebutkan atau mahar mitsil sesuai dengan cara yang telah

dikemukakan. Setelah itu mahar itu tidak bisa gugur selain dengan ibra’

(pembebasan) yang benar (dalam kasus pernikahan anak-anak).

Jumhur ulama fiqih berpegang kepada atsar yang diriwayatkan oleh Ibnu>

Mas’ud ra. Yang dalam keterangan hadis tersebut mengandung pengertian, bahwa

seorang wanita mempunyai hak untuk memperoleh mahar dari seorang laki-laki yang

memperistrikannya dan belum menunaikan pemberian mahar, meskipun suami

belum pernah menyetubuhi istrinya. Ini adalah pendapat Ibnu> Mas’ud, Ibnu> Sirin,

Ibnu >Abu> Laila, imam Abu> Hanifah berikut seluruh sahabatnya yaitu Ishaq dan

Ah}mad bin H}anbal.117

Silang pendapat terjadi antara imam Ma>lik dan para jumhur Fuqaha’ hal ini

karena adanya pertentangan antara qiyas dengan atsar. Atsar tersebut adalah riwayat

dari Ibnu> Mas’ud r.a ketika ditanya tentang persoalan mahar yang tidak disebutkan

dalam akad dan suami meninggal qabla al-dukhul, ia menegaskan bahwa istri

memperoleh mahar seperti mahar wanita dari golongannya (mahar mitsil), tanpa

117Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, h. 617.

269

Page 276: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

pengurangan atau kelebihan dan istri tersebut juga harus beriddah dan berhak

mendapat warisan. Masalah ini juga telah mendapat kesaksian oleh Ma’qil bin Yasar

dengan mengatakan bahwa Ibn Mas’ud telah menghukum dengan keputusan

Rasulullah saw. terhadap Barwa’ binti Wasyiq. Segi pertentangan qiyas dengan atsar

itu ialah karena Imam Ma>lik memahami mahar itu sebagai pengganti. Jadi, selama

suami belum menggauli istrinya, maka pengganti tersebut (mahar) tidak diwajibkan

karena diqiyaskan kepada jual beli.118

Terlepas dari perbedaan tersebut maka penulis mengambil sebuah kesimpulan

bahwa pendapat Imam Ma>lik tidak terlepas dari sisi kelebihan dan sisi kekurangan

atau kelemahannya. Diantara kelebihannya adalah dapat memperingankan beban

pihak keluarga suami dari tanggungan dan kewajiban dalam menunaikan mahar.

Sementara sisi kelemahannya yaitu mengurangi rasa tanggung jawab terhadap

kewajiban memberi mahar, sehingga keadaan wanita dalam perkawinan seakan-akan

kurang terhormat.

Maka dari itu penulis merasa lebih cendrung kepada pendapat jumhur ulama,

yang mengatakan bahwa mahar istri yang ditinggal mati suami sebelum dukhul dan

dalam akad tidak ditentukan maharnya, tetap berhak menerima mahar mitsil. Disini

penulis beralasan kepada hal-hal sebagai berikut:

Pertama, hadis yang diriwayatkan Ibn Mas’ud, dimana hadis tersebut tertulis

sebagai hadis S}ah}ih} dalam sunan T}urmuz}i dan dalam riwayat yang lain hadis

tersebut adalah diambil dari Hasan ibn al-Khallal dan di ambil dari Yazid ibn Harun

dan Abdul al-Razzaq, keduanya mengambil dari Sufyan dan Sufyan mengambil dari

Mansur, dengan matan yang sama seperti yang di riwayat oleh Ibn Mas’ud dan

118Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, h. 617

270

Page 277: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

menganggap hadis ini sebagai hadis h}asan s}ah}ih}. Jadi, posisi hadis ini masih sangat

kuat untuk dijadikan sebagai landasan hukum dalam masalah mahar yang tidak

disebutkan dalam akad dan suami meninggal qabla al-dukhul.

Kedua, memandang kepada maksud utama dari nikah adalah istimta’ atau

bersenang-senang dengan istri dan juga untuk menjaga keturunan dan lain-lain. Jadi

bukan mahar yang menjadi tujuan, sehingga tidak perlu di qiyaskan kepada jual beli,

dimana dalam jual beli salah satu maksudnya adalah harga. Dengan alasan ini pula

kita memahami bahwa mahar itu tidak wajib disebutkan dalam aqad nikah, seperti

dalam perkawinan tafwidh.119

Dari penjelasan hadis ini maka dapat disimpulkan bahwa mahar mitsil dapat

terjadi apabila dalam keadaan seperti berikut ini :

1. Apabila tidak disebutkan kadar mahar dan besarnya ketika berlangsung akad

nikah, kemudian suami telah bercampur dengan istri, atau meninggal

sebelum bercampur.

2. Jika mahar musamma belum dibayar, Sedangkan suami telah bercampur

dengan istri dan ternyata nikahnya tidak sah. Nikah yang tidak disebutkan

dan tidak ditetapkan maharnya disebut nikah tafwidh. Hal ini menurut

jumhur ulama dibolehkan. Seperti Firman Allah swt. QS. Al-Baqarah/2 : 236

berikut ini :

119Imam Taqiyuddin Abi Bakar, Kifayatul Akhyar, terj. Syarifudin Anwar dan Misbah, Kelengkapan Orang Shalih, Jus II (Jogjakarta: Bina Iman, 2006), h. 61

271

Page 278: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Terjemahnya : Tidak ada kewajiban membayar (mahar) atas kamu, jika kamu menceraikan istri-istri kamu sebelum kamu bercampur dengan mereka dan sebelum kamu menentukan maharnya. dan hendaklah kamu berikan suatu mut'ah (pemberian) kepada mereka. orang yang mampu menurut kemampuannya dan orang yang miskin menurut kemampuannya (pula), yaitu pemberian menurut yang patut. yang demikian itu merupakan ketentuan bagi orang-orang yang berbuat kebajikan.120

Ayat ini menunjukkan bahwa seorang suami boleh menceraikan istrinya

sebelum digauli dan belum juga ditetapkan jumlah mahar tertentu kepada istrinya

itu. Dalam hal ini, maka istri berhak menerima mahar mitsil.121

Seperti diketahui bahwasanya cara pembayaran mahar dalam Islam dapat

dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu secara tunai dan dihutang. Mahar boleh

dilaksanakan dan diberikan dengan kontan atau utang, mau dibayar kontan sebagian

dan utang sebagian. Hal ini berdasarkan pada atsar Abdullah bin mas’ud di atas.

Imam Hambali berpendapat bahwa manakala mahar disebutkan, tapi kontan atau

dihutangnya tidak disebutkan, maka mahar harus dibayar kontan seluruhnya.

Sementara Hanafi mengatakan, tergantung pada ‘urf yang berlaku. Ia harus dibayar

kontan, manakala tradisi yang berlaku adalah seperti itu, dan boleh dihutang pula

manakala tradisinya seperti itu pula. Ma>liki mengatakan bahwa akad nikah tersebut

fasid dan harus di faskh sebelum terjadi percampuran. Tetapi bila sudah terjadi

percampuran, akadnya dinyatakan sah dengan menggunakan mahar mitsil. Namun

120Kementerian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 63. 121Abdul Rahman Ghazali, Fiqh Munakahat, h. 94.

272

Page 279: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

imam Syafi’i berpendapat bahwa apabila hutang tersebut tidak diketahui secara

detail, tetapi secara global, misalnya akan dibayar pada salah satu diantara dua

waktu yang ditetapkan tersebut (sebelum mati atau jatuh talak), maka mahar

musammanya fasid dan ditetapkan mahar mitsil.122

Dalam hal penundaan pembayaran mahar (dihutang) terdapat dua perbedaan

pendapat dikalangan ahli fikih. Segolongan ahli fikih berpendapat bahwa mahar itu

tidak boleh diberikan dengan cara dihutang keseluruhan. Segolongan lainnya

mengatakan bahwa mahar boleh ditunda pembayarannya, tetapi menganjurkan agar

membayar sebagian mahar dimuka manakala akan menggauli istri. Dan diantara

Fuqaha yang membolehkan penundaan mahar (diangsur) ada yang membolehkannya

hanya untuk tenggang waktu terbatas yang telah ditetapkannya. Demikian pendapat

Imam Ma>lik.123

Mahar dapat dihutang diperbolehkan karena atau perceraian, ini adalah

pendapat Al-Auza’i. Perbedaan tersebut dikarenakan pernikahan itu disamakan

dengan jual beli dalam hal penundaan, atau tidak dapat disamakan dengannya. Bagi

Fuqaha yang mengatakan bahwa disamakan dengan jual beli, mereka berpendapat

bahwa penundaan itu tidak boleh sampai terjadinya kematian atau perceraian.

Sedangkan yang mengatakan tidak dapat disamakan dengan jual beli, mereka

berpendapat bahwa penundaan membayar mahar itu tidak boleh dengan alasan

bahwa pernikahan itu adalah ibadah.124 Selain itu berdasarkan keterangan hadis

Rasulullah saw. Pernah melarang Ali bercampur dengan Fatimah sebelum

memberikan maharnya.

122Muhammad Jawad Mughniyah, Fiqih Lima Mazhab, h. 369. 123Abdul Rahman Ghazali, Fiqh Munakahat, h. 91. 124Abdul Rahman Ghazali, Fiqh Munakahat, h. 92.

273

Page 280: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

رسول الله صلى الله من أصحاب النيب صلى الله عليه وسلمأن عليا لما تـزوج فاطمة بنت ها شيئا عليه وسلم وأراد أن يدخل هبا فمنـعه رسول الله صلى الله عليه وسلم حىت يـعطيـ

ليه وسلم أعطها درعك فأعطاها فـقال يا رسول الله ليس يل شيء فـقال له النيب صلى الله ع وة عن شعيب عن غيالن ع ثـنا أبو حيـ ثـنا كثري يـعين ابن عبـيد حد ن درعه مث دخل هباحد

125عكرمة عن ابن عباس مثـله Artinya :

Dari seorang laki-laki sahabat Nabi saw., bahwa Ali> tatkala menikahi Fa>t}imah binti Rasulullah saw. dan hendak bercampur dengannya (menggaulinya), Rasulullah saw. melarangnya hingga ia memberikan sesuatu kepadanya. Kemudian ia berkata; wahai Rasulullah, aku tidak memiliki sesuatu. Kemudian Nabi saw.berkata kepadanya: "Berikan baju besimu kepadanya!" kemudian Ali> memberikannya kepada Fa>t}imah, kemudian ia bercampur dengannya (menggaulinya). Telah menceritakan kepada kami Kas\i>r bin 'Ubaid, telah menceritakan kepada kami Abu Haiwah, dari Syu'aib dari Ghaila>n dari Ikrimah dari Ibnu Abbas seperti itu.

Dalam hal ini penulis mengambil sebuah keimpulan bahwa pembayaran

mahar yang ditangguhkan sebenarnya tergantung pada persetujuan istri. Apabila

mempelai laki-laki belum menyerahkan mahar, mempelai perempuan mempunyai

hak untuk menolak berhubungan suami istri sampai dengan dipenuhinya mahar

tersebut.

3. Jumlah Mahar Pada Masa Rasulullah saw.

Berikut hadis-hadis yang menerangkan bagaimana Nabi Muhammad saw.

memberikan atau menetapkan maharnya baik untuk para istri-istrinya maupun untuk

putri-putrinya sendiri.

ثين يزيد بن عبد الله بن ثـنا إسحق بن إبـراهيم أخبـرنا عبد العزيز بن حممد حد أسامة بن حدثـنا عبد العزيز عن يزيد عن حمم اهلاد ثين حممد بن أيب عمر المكي واللفظ له حد د ح و حد

عليه بن إبـراهيم عن أيب سلمة بن عبد الرمحن أنه قالسألت عائشة زوج النيب صلى الله

125Sulaiman bin Asy’ats Abu> Daud. Sunan Abu> Daud, Jus 5, h. 312.

274

Page 281: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

عشرة وسلم كم كان صداق رسول الله صلى الله عليه وسلم قالت كان صداقه ألزواجه ثنيت ائة درهم أوقية ونشا قالت أتدري ما النش قال قـلت ال قالت نصف أوقية فتلك مخس م

126فـهذا صداق رسول الله صلى الله عليه وسلم ألزواجه Artinya :

Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim telah mengabarkan kepada kami Abdul Aziz bin Muhammad telah menceritakan kepadaku Yazid bin Abdullah bin Usamah bin Mahdi. Dan diriwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepadaku Muhammad bin Abi ‘Umar Al Makki sedangkan lafazhnya dari dia, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz dari Yazid dari Muhammad bin Ibrahim dari Abu> Salamah bin Abdurrahman bahwa dia berkata; Saya pernah bertanya kepada 'Aisyah, istri Nabi saw. ; "Berapakah maskawin Rasulullah saw.? "Dia menjawab; "Mahar beliau terhadap para istrinya adalah dua belas uqiyah dan satu nasy. Tahukah kamu, berapakah satu nasy itu?" Abu> Salamah berkata; Saya menjawab; "Tidak." 'Aisyah berkata; "Setengah uqiyah, jumlahnya sama dengan lima ratus dirham. Demikianlah maskawin Rasulullah saw. untuk masing-masing istri beliau.

Suatu ketika ’Umar ra. Pernah berkhutbah beliau menerangkan yang

termaktub di dalam hadis berikut ini :

ثـنا محاد بن زيد عن ثـنا حممد بن عبـيد حد أيوب عن حممد عن أيب العجفاء السلمي قال حدنـيا أو خطبـنا عمر رمحه الله فـقال أال ال تـغالوا بصدق النساء فإنـها لو كانت مكرمة يف الد

يب صلى الله عليه وسلم ما أصدق رسول الله صلى الله تـقوى عند الله لكان أوالكم هبا الن 127ة عليه وسلم امرأة من نسائه وال أصدقت امرأة من بـناته أكثـر من ثنيت عشرة أوقي

Artinya :

Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Ubaid, telah menceritakan kepada kami Hammad bin Zaid dari Ayyub dari Muhammad dari Abu> Al 'Ajfa As Sulami, ia berkata; ‘Umarra. berkhutbah kepada kami, ia berkata; ketahuilah, janganlah kalian berlebihan dalam memberi mahar kepada para wanita, seandainya hal itu adalah sebuah kemuliaan di dunia atau sebagai bentuk ketakwaan di sisi Allah, niscaya orang yang paling dahulu

126S}ah}ih} Musli<m, Juz. VI, kitab nikah,hadis ke 91, nomor 1426, h. 249. Sunan Ibn Majah, Juz. III, kitab nikah, nomor 1960, h. 26. Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz XIV, nomor hadis 23485, h..206. Sunan al-Da>rimi>, Juz. II, kitab nikah, nomor 2102, h. 57.

127Sunan Abu>> Da>ud, Juz. I, kitab nikah, hadis ke 61, nomor 2106, h. 412. Sunan al-Turmuz}i>, Juz. II, kitab nikah, hadis ke 36, nomor 1114, h. 187. Sunan An-Nasa>’i, Juz. IV, kitab nikah, hadis ke 154, nomor 3349, h. 429. Sunan Ibn Majah, Juz. III, kitab nikah, nomor 1886, h. 64. Musnad Ah}mad bin H}anbal, Juz I, nomor 272, h. 375.

275

Page 282: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

melakukannya adalah Nabi saw. tidaklah Rasulullah saw. memberikan mahar kepada salah seorang dari istri-istri beliau dan tidak juga diberikan kepada puteri-puteri beliau jumlah mahar yang melebihi dua belas uqiyah.

Secara tekstual kedua hadis di atas menjelaskan bahwa mahar yang diberikan

oleh Rasulullah saw. adalah berupa benda (materil) yaitu dalam bentuk uang

dirham. Akan tetapi untuk memahami hadis tersebut, berikut telah diterangkan

sebuah hadis yang menjelaskan bahwa :

ثـنا األغر الرقاش ثـنا حيىي بن ميان حد ثـنا أبو هشام الرفاعي حممد بن يزيد حد ي عن عطية حداع بـيت العويف عن أيب سعيد اخلدري أن النيب صلى الله عليه وسلم تـزوج عائشة على مت

128قيمته مخسون درمهاArtinya :

Telah menceritakan kepada kami Abu Hisyam Ar Rifa'i Muhammad bin Yazid berkata, telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yaman telah menceritakan kepada kami Al Aghar Ar Raqqasyi dari 'Atiyah Al 'Aufi dari Abu Sa'id Al Khudri berkata, "Nabi saw. menikahi 'Aisyah dengan mahar perabot rumah, nilainya lima puluh dirham."

Hadis ini statusnya adalah d}a’i>f, dikarenakan semua orang perawi di dalam

sanad tertuduh d}a’i>f, bahkan seorang perawi bernama Al-Aghar Ar Raqqasyi

dinyatakan oleh Ibnu Hajar Al Atsqalani majhul.129

Melihat hal tersebut hadis ini menurut penulis masih dapat dijadikan sebuah

pembanding. Jika dilihat uang perabot rumah tangga itu bernilai 50 dirham saja,

mengingat hadis yang lebih sahih telah menjelaskan bahwa mahar Rasul kepada

setiap istri-istrinya adalah 500 dirham. Maka dapat diambil sebuah kesimpulan

bahwa bisa saja Nabi saw. dalam hal ini membelanjakan uang mahar tersebut dengan

sepertujuan aisyah untuk membeli keperluan barang-barang rumah tangga.

128Sunan Ibn Majah, Juz. III, kitab nikah, nomor 1880, h. 11. 129Ibnu H}ajar, Lisan al-Mizan. Jus IV, nomor 5613, h. 210.

276

Page 283: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Mahar pada Rasulullah saw. selanjutnya adalah mahar yang diberikan oleh

para sahabat kepada calon istrinya sebagaimana hadis berikut ini :

ثـنا عبد الرمحن بن ثـنا داود بن أخبـرنا حممد بن عبد الله بن المبارك قال حد مهدي قال حدالله صلى الله وسى بن يسار عن أيب هريـرة قالكان الصداق إذ كان فينا رسول قـيس عن م

130عليه وسلم عشرة أواق Artinya :

Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Abdullah Al Mubarak, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman bin Mahdi, ia berkata; telah menceritakan kepada kami Daud bin Qais dari Mu>sa bin Yasar dari Abu> Hurairah, ia berkata; mahar disaat Rasulullah saw. berada diantara kami adalah sepuluh uqiyah.

Selanjutnya untuk memperoleh pemahaman yang lebih tentang hadis-hadis di

atas maka penulis akan menguraikan keadaan mahar tersebut. Tinggal yang jadi

masalah, uang sebesar 500 dihram itu kalau dikonversikan ke dalam mata uang

indonesia saat ini, jatuhnya kira-kira berapa rupiah ?

Di sinilah terjadi ijtihad yang bisa saja berbeda-beda metodenya. Dan kalau

hasil akhirnya menjadi berbeda, tidak bisa disalahkan. Untuk itu ada beberapa

pendekatan tentang berapa nilai 500 dirham ini kalau dibandingkan dengan besaran

uang zaman sekarang. Pendekatan pertama, dengan pendekatan nilai dirham di masa

Rasulullah saw. dan pendekatan kedua dengan nilai kurs mata uang indonesia.

Pertama lewat perbandingan antara dinar dan dirham. Dinar adalah mata

uang emas sedangkan dirham adalah mata uang perak. Nilai dinar emas tentu lebih

besar dari pada nilai dirham perak. Di masa Rasulullah saw. uang 1 dinar emas bisa

untuk membeli seekor kambing sebagaimana hadis berikut ini.

130Sunan An-Nasa>’i, Juz. IV, kitab nikah, hadis ke 153, nomor 3348, h. 429.

277

Page 284: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

ثـنا علي بن عبد ثـنا شبيب بن غرقدة قال مسعت احلي حيدثون عن حد الله أخبـرنا سفيان حدشاتـني فـباع عروةأن النيب صلى الله عليه وسلم أعطاه دينارا يشرتي له به شاة فاشتـرى له به

ح امها بدينار وجاءه بدينار وشاة فدعا له بالبـركة يف بـيعه وكان لو اشتـرى التـراب لرب إحد عه شبيب من عروة فيهقال سفيان كان احلسن بن عمارة جاءنا هبذا احلديث عنه قال مس

عت ف ه يـقول أتـيته فـقال شبيب إين مل أمسعه من عروة قال مسعت احلي خيربونه عنه ولكن مسعت النيب صلى الله عليه وسلم يـقول اخليـر معقود بنـواصي اخليل إىل يـوم ال قيامة قال وقد مس

131رأيت يف داره سبعني فـرسا قال سفيان يشرتي له شاة كأنـها أضحية Artinya :

Telah bercerita kepada kami 'bin Abdullah telah mengabarkan kepada kami Sufyan telah bercerita kepada kami Syabib bin Gharfadah berkata, aku mendengar orang-orang dari qabilahku yang bercerita dari 'Urwah bahwa Nabi saw. memberinya satu dinar untuk dibelikan seekor kambing, dengan uang itu ia beli dua ekor kambing, kemudian salah satunya dijual seharga satu dinar, lalu dia menemui beliau dengan membawa seekor kambing dan uang satu dinar. Maka beliau mendoa'akan dia keberkahan dalam jual belinya itu".Sungguh dia apabila berdagang debu sekalipun, pasti mendapatkan untung". Sufyan berkata; "Adalah Al Hasan bin ‘Umarah yang datang kepada kami dengan membawa hadis ini darinya (dari Syabib). Katanya (Al Hasan); " Syabib mendengar hadis ini dari '‘Urwah, maka aku (Sufyan) menemui Syabib lantas dia berkata; "Aku tidak mendengarnya dari '‘Urwah". Syabib berkata; "Aku mendengarnya dari orang-orang yang mengabarkan hadis darinya namun aku mendengar dia berkata, Aku mendengar Nabi saw. bersabda: "Kebaikan senantiasa terikat dengan ubun-ubun kuda hingga hari qiyamat". Dia Syabib berkata; "Sungguh aku telah melihat di rumahnya ada tujuh puluh ekor kuda". Sufyan berkata; "Dia (‘Urwah) membeli seekor kambing untuk beliau saw. sepertinya untuk keperluan hewan kurban".

Selanjutnya perbandingan nilai dirham dengan dinar berkisar antara 10

hingga 12. Maksudnya, 1 dinar setara dengan 10 hingga 12 dirham. Jadi kalau mahar

Rasululah saw. itu 500 dirham, berarti dengan uang itu kira-kira bisa untuk membeli

kurang lebih 41 ekor kambing. Tinggal kita hitung saja berapa harga kambing saat

131Sunan Ibn Majah, Juz. III, kitab sedekah, nomor 2395, h. 361.

278

Page 285: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

ini. Anggaplah misalnya sejuta rupiah per-ekor, maka kurang lebih nilai 500 dirham

itu 40-an juta rupiah.

Kedua, Jika ukuran ini dihitung menurut standar internasional adalah 500

dirham, dengan rincian sebagia berikut: Spesifikasi uang dirham.

1. Bentuk : Bulat bergambar ka‟bah

2. Berat : 3 gram

3. Diameter : 25 Milimeter

4. Bahan : Perak murni

5. 1 Dirham : Rp. 32.250,-132

6. 1 Uqiyah : 40 dirham

7. ½ Uqiyah : 20 dirham

8. 12,5 Uqiyah : 40 dirham dikalikan 12,5 = 500 dirham133

9. 500 dirham : 3 gram dikalikan 500 = 1500 gram perak murni

10. 500 dirham : Rp. 32.250,- dikalikan 500 = Rp. 16.125.000,-

Jadi untuk berat keseluruhan dirham adalah 1500 gram perak murni,

sedangkan untuk kurs rupiah adalah Rp. 16.125.000,-. Ini lah mahar yang diberikan

oleh Nabi Muhammad saw. kepada para istri-istrinya. Sedangkan mahar untuk

dikalangan sahabat jika berjumlah 10 uqiyah hitungannya sebagai berikut : 1 uqiyah

= 40 dirham. 10 uqiyah = 40 dirham dikalikan 10 = 400 dirham. 1 dirham Rp.

32.250,- dikalikan 400 = Rp. 12.900.000,-

Jika diperhatikan mahar Rasulullah saw. ternyata termasuk tinggi, akan

tetapi mengapa Nabi tidak memberikan mahar yang murah seperti apa yang telah

132Lihat https://www.antamgold.com/( diakses pada 24 Oktober 2016. Pukul 21.48 Wita) 133Syekh Hasan Ayyub, Fiqih Keluarga (Cet. 1; Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2001), h. 67.

279

Page 286: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

diterangkan oleh hadis-hadis yang sahih? Jawabannya adalah mahar sebenarnya

adalah sebagai bentuk penghargaan dan memuliakan wanita. Betapa Rasulullah

sangat memuliakan wanita, begitu pula dengan mahar-mahar yang tinggi pada istri-

istri beliau serta anak-anaknya. Inilah sebuah contoh yang sebaiknya diikuti.

Kemudian mengapa Nabi saw. memberikan keringanan kepada seorang pemuda

Anshar, hal ini karena beliau melihat keadaan pemuda tersebut memang tidak

mempunyai apa-apa selain hafalannya dan supaya menahan pandangan serta

menghindarkan dari perzinahan. Sebagaimana hadis berikut ini :

نا أنا أمشي مع ع ح ثـنا عبدان عن أيب محزة عن األعمش عن إبـراهيم عن علقمة قال بـيـ بد دة فـليتـزوج ء الله رضي الله عنه فـقال كنا مع النيب صلى الله عليه وسلم فـقال من استطاع البا

134فإنه أغض للبصر وأحصن للفرج ومن مل يستطع فـعليه بالصوم فإنه له وجاء Artinya :

Telah menceritakan kepada kami 'Abdan dari Abu Hamzah dari Al A'masy dari Ibrahim dari 'Alqamah berkata; ketika aku sedang berjalan bersama 'Abdullah ra., dia berkata: kami pernah bersama Nabi saw. yang ketika itu Beliau bersabda: "Barangsiapa yang sudah mampu (menafkahi keluarga), hendaklah dia kawin (menikah) karena menikah itu lebih bisa menundukkan pandangan dan lebih bisa menjaga kemaluan. Barangsiapa yang tidak sanggup (manikah) maka hendaklah dia berpuasa karena puasa itu akan menjadi benteng baginya".

Jadi dalam hadis tersebut yang perlu digaris bawahi adalah telah diterangkan

bagi siapa saja yang telah mampu menafkahi bukan telah mampu memberikan

mahar, karena mahar tidak ditentukan besar kecilnya melainkan sesuai kemampuan

seorang laki-laki. Oleh karena itu, dengan mudahnya mahar seorang wanita, maka

tidak boleh seorang laki-laki yang telah mampu meremehkan mahar tersebut dengan

memberikan mahar seadanya. Hal tersebut sama saja dengan tidak kemuliaan wanita

yang akan dinikahinya.

134Abu>> Abdurrah}man Ahmad bin Syu’aib al-Nasa>’i, Sunan al-Nasa>’i, Juz III, kitab puasa, hadis ke 152, nomor 2241, h. 224.

280

Page 287: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelit ian dan pembahasan tentang hadis-hadis yang

membahas tentang mahar, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Dapat diketahui bahwasanya hakikat dari pada mahar adalah suatu

pemberian wajib dari seorang mempelai pria kepada mempelai perempuan

baik berupa barang, uang atau jasa menurut kerelaan dan kesepakatan

kedua pihak sebagai pengganti dihalalkannya farji seorang perempuan

dalam sebuah pernikahan dan sebagai bentuk kesungguhan untuk menjalani

kehidupan rumah tangga diantara keduanya. Adapun mengenai kedudukan,

mahar bukanlah salah satu syarat atau rukun akad, tetapi merupakan

suatu konsekuensi adanya akad. Mahar merupakan akibat dan salah

satu hukum dalam suatu perkawinan yang sah dan hubungan sebadan

sesudah terjadinya perkawinan yang fasid (batal), serta hubungan

sebadan yang disebabkan kesamaran. Untuk itu pemberian mahar

merupakan sesuatu yang telah diperintahkan oleh syar’i bagi suami

untuk istrinya dengan adanya akad nikah yang sah.

2. Dengan metode takhri>j h}adis yang menunjukkan tempat hadis pada sumber

aslinya serta yang mengeluarkan hadis tersebut dengan sanadnya dan

menjelaskan derajatnya ketika diperlukan, sehingga diperoleh informasi

bahwa hadis-hadis yang terkait dengan mahar ada 24 klasifikasi hadis.

Yang dikategorikan s}ah}ih} ada 12 klasifikasi yaitu memberi mahar yang

281

Page 288: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

pantas, menikah tanpa mahar (nikah syig}ar), mahar yang belum sempat

terbayar, memerdekakan budak sebagai mahar, mahar yang dilarang, mahar

dengan hafalan al-Quran, pemberian mahar pada masa jahiliyah, mahar

dengan kain, status mahar ketika li’an, mahar sebiji emas, mahar dengan

baju besi dan mahar pada masa Rasulullah saw. Untuk hadis berstatus

h}asan ada 6 klasifikasi yaitu anjuran untuk mempermudah mahar, mahar

istri-istri Rasul, mahar yang tidak berubah walaupun pernikahan pertama

berbeda agama, diharuskan memberikan mahar apabila sudah bercampur,

mahar dengan masuk Islam dan mahar diminta akibat terjadinya h}ulu’.

Untuk hadis yang berstatus d}a’i>f ada 6 klasifikasi yaitu mahar putri-putri

Rasulullah saw, mahar dengan tepung dan kurma, mahar dengan sepasang

sandal, mahar hak istri, mahar wanita dipaksa berzina dan peringatan bagi

yang tidak memberikan mahar.

3. Jenis-jenis pemberian mahar jika dit injau dari segi kualifikasi terbagi

menjadi t iga yaitu mahar dalam bentuk benda dan mahar dalam

bentuk jasa (manfaat) dan sesuatu yang t idak dapat dijadikan sebagai

mahar. Sedangkan jika ditinjau dari macam-macam pemberian mahar

ada 2 yaitu mahar yang dinyatakan kadarnya pada waktu akad nikah

inilah yang disebut dengan ist ilah mahar musamma. Akan tetapi

apabila mahar t idak disebutkan ketika akad nikah dilangsungkan,

maka ia mesti disebutkan pada waktu dukhul. Kalau pada waktu

dukhul masih belum disebutkan, maka si suami wajib membayar

mahar mitsil. Adapun ukuran nilai dari pada mahar itu semua yang bisa

digunakan untuk membeli atau layak dibeli, atau bisa digunakan

282

Page 289: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

untuk upah, semuanya boleh dijadikan mahar. Jika nilainya sangat

sedikit , sampai pada batas t idak lagi disebut harta oleh masyarakat,

maka t idak bisa disebut mahar. Selanjutnya mengenai jumlah rata-rata

mahar yang diberikan Rasulullah kepada istrinya jika di kurskan ke dalam

rupiah berjumlah Rp. 16.125.000,-. Sedangkan mahar untuk

dikalangan sahabat jika berjumlah 10 uqiyah maka sebesar Rp.

12.900.000,-. Betapa Rasulullah sangat memuliakan wanita, Inilah

sebuah contoh yang sebaiknya diikuti.

B. Implikasi Penelit ian

Berdasarkan hasil penelit ian tentang kualitas dan kuant itas sanad serta

makna yang terkandung dalam hadis-hadis yang berbicara tentang mahar,

dapat dikatakan bahwa mahar itu masuk dalam hukum taklif. Mahar itu adalah

fardu yang diharuskan oleh syara’ atas suami kepada isteri. Jika disebutkan

maka mahar itu seperti yang disebutkan. Jika t idak disebutkan maka wajib

berupa mahar mitsli. Hukum suami berdosa jika t idak membayarnya karena ini

merupakan hak paten seorang istri dari suami.

Dengan tidak adanya penunjuk yang pasti tentang mahar, ulama

memperbincangkannya, mereka sepakat menetapkan bahwa t idak ada batas

maksimal bagi sebuah mahar. Sedangkan batas minimal mahar terdapat beda

pendapat di kalangan ulama. Dengan tidak mengabaikan hal tersebut

berdasarkan keterangan hadis-hadis yang ada dan atas apa yang telah

dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. sendiri dapat disimpulkan bahwa

"Sebaik-baiknya pria adalah ia yang memberi mahar t inggi kepada wanita dan

283

Page 290: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

sebaik-baiknya wanita adalah ia yang tidak menuntut mahar t inggi kepada si

pria".

Sudah banyak contoh dari generasi pertama umat ini betapa mereka

memudahkan mahar. Ada diantara mereka yang maharnya baju besi, ada

pernikahan dengan mahar sepasang sandal, cincin besi, membaca Al-Qur’an.

Bahkan dianjurkan untuk mengadakan acara walimah walaupun hanya

memotong seekor kambing.

Dari penjelasan tersebut maka penulis menghimbau kepada orang tua

wali untuk t idak mempersulit proses tersebut, pemberian mahar diserahkan

menurut kemampuan yang bersangkutan disertai kerelaan dan persetujuan

masing-masing pihak yang akan menikah untuk menetapkan jumlahnya. Yang

artinya hendaknya ketidaksanggupan membayar mahar karena besar jumlahnya

menjadi penghalang bagi berlangsungnya suatu perkawinan. Kecuali jika

memang calon suami memang orang yang kaya mempunyai kemampuan untuk

memberi mahar yang lebih besar jumlahnya kepada calon istrinya dan inilah

yang dicontohkan langsung oleh Rasulullah saw. Kepada para istri-istrinya

sebagai bentuk penghormatan beliau kepada seorang wanita.

284

Page 291: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Daftar Pustaka Al-Qur’a>n al-Kari>m. ‘Abdurrazza>q, Abu> H{afsh ‘Usamah bin Kama>l. Isyratun Nisa>’ Minal Alif Ilal Ya’

Pustaka Ibnu Katsi>r, 1998. A. J. Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfadz al-Hadis al-Nabawy, Brill; Leiden,

1969. , Miftah} Al-Kunu>z Al-Sunnah (Brill; Leiden, 1969.

'Abd al-Bar. Ibnu>, Al Istidzkar. Beirut: Darul Baghi, t.th Abd al-Hadi, Abu>> Muh}ammad Abd al-Mahdi bin Abd al u>qa>dir. Turuq Takhri>j Hadis\

Rasu>lulla>h saw., terj oleh H.S. Agil H}usain al-Munawwar dan H. Ah}mad Rifqi Muchtar dengan judul “Metode Takhri>j al-H}adi>s\\ Cet. VII: Semar’ang: Dina Utama, 1994 M.

Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia Jakarta: Akademi Presindo, 1992.

Abdurrahman. Abdullah. Syarah Bulughul Maram. Jakarta: Pustaka Azam 2006. Abi Bakar, Taqiyuddin, Kifayatul Akhyar, terj. Syarifudin Anwar dan Misbah,

Kelengkapan Orang Shalih, Jogjakarta: Bina Iman, 2006. An-Nasa>’I, Abu> Abd al-Rahman Ahmad bin Syu’aib, Sunan An-Nasa>’i

Beirut: Dar al-Fikr, 1994. Abu> H{usain al-Qusya>iri. Musli>m bin H}ajjaj. Shahi>h al-Muslim Juz I; Beirut: Dar

Ih}ya Turats, t.th Abu> Yasin. Fatihuddin, Risalah Hukum Nikah. Surabaya : Terbit Terang,

2006 Abu>> Abdullah al-Syaibani, Musnad Ah}mad bin H}anbal. Beirut: Dar Ihya al-Taris al-

Arabi, tt. Abu>> Daud, Sulaiman bin al-Asy’ats al-Azdi al-Sijistani, Sunan Abu>> Daud,,

Bab Nikah Beirut: Dar al-Fikr, 1994. Abu>>> al-H{usain, Ah}ma>d bin Faris bin Zakariya. Mu’jam Maqa>yi>s al-Lugah, Jus II

Beiru>t: Da>r al-Ji>l 1411 H/1991 M. Adat dan upacara perkawinan daerah Sulawesi Tenggara, Proyek Penelitian dan

Pencatatan Kebudayaan Daerah Sulawesi Tenggara, 1978. Ahmad Warson Munawir, al-Munawwir Kamus Arab-Indonesia Surabaya: Pustaka

Progesif, 1987, h. 1565. Ahmad, Arifuddin, Paradigma Baru Memahami Hadis Nabi Cet. I; Jakarta:

Renaisan, 2005. Abd al-Rah}ma>n Jala>l al-Di>n al-Suyu>t}iy (disebut al-Suyu>t}iy), al-Du>r al- Mans}u>r, jilid

I Cet. I; Beirut: Da>r al-Fikr, 1403 H/ 1983 M.

Page 292: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Abu> Fida’ Ism>a‘i>l bin Kas\i>r, Ikhtisa>r ‘Ulu>m al-H{adi>s\ Beirut: Da>r al-Fikr, t.th. Abu>> Zakariya Yah}ya> bin Syarf al-Nawawiy, al-Taqri>b li al-Nawawiy fan Us}u>l al-

H{adi>s\ (Kairo: ‘Abd al-Rahman Muh}ammad, t.th. Al-Fauzan. Saleh, Fiqih Sehari-Hari, Jakarta: Gema Insani Press, 2005. Al-Kha>tib al-Bagda>diy, al-Kifayah fi ‘Ilm al-Riwa>yah Mesir: Matba‘ah al-

Sa‘adah, 1972. . Metode Tematik dalam Pengkajian Hadis. Makassar: Rapat Senat Luar Biasa UIN Alauddin Makassar.

al Asqalaniy. syibah Al-Din Ahmad Ibn H}ajar, Taqrib Al-Tahzib, Beirut: Dar Al-Ma’arif, tt ., Fathul al-Bari>. t.tp.: Dar al-Fikr wa Matba’ah wa al-salafiyah, t.th , Al-Ishabah fi Tamyiz as-Shahabah. Cet. I; Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1995 M/1415 H. , Tahdzib al- Tahdzib, Cet. I; Beirut: Dar al-Fikr, 1994.

Baihaqi. Imam Abi Bakar Ahmad, Dalail An-Nubuwwah. t.t. Darul As’ad, 1986. Andalusi, Ibnu> Hazm. al-Muhalla fi Syarh al-Mujalla bi al-Hujaj wa al-Atsar, terj.

Syeikh Ahmad Muhammad Syakir. Jakarta: Pustaka Azzam, 2000. Bagdadiy. Abu>> Bakr Ahmad bin Ali. Tarikh Baghdad aw Madinat al-Salam,

Madinah: al-Maktabat al-Salafiyah, t.th. Baghawi, Syarhus Sunnah. Jakarta: Pustaka Azzam, 2010 Buhiy, M. Labib al-Buhiy. Hidup Berkembang secara Islam (Bandung: al-

Ma’arif, 1983), h. 63. Bukhari. Abu>> Abdillah Muh}ammad bin Ismail, Tarikhul Kabir; Beirut: Darul Kutub

Ilmiah, 2001. Daraqutniy, Abu>> al-H}asan Ali bin Umar bin Ahmad. Zikr Asma’ al-Tabi’in wa man

Ba’da hum mimman Sahhat Riwayatuhu ‘an al-Siqat ‘ind al-Bukhari> wa Muslim. Beirut: Mu’assasat al-Kutub al-Saqafiyyah, 1406 H/1986 M.

Darimi, Abu> Muhammad Abdullah bin Abd al-Rahman. Sunan al-Darimi>, Juz. I. Beirut: Dar al-Fikr, 1994.

Dimasyqi. Abu>>> al-Hafiz bin Kasi>r>, al-Bir a>yat wa al-Niha>yah, (Beirut: Da>r al-Kutub al-Ilmiyyah, t.th.

Dimasyqy al-Syafi’I, Imam Taqiyuddin Abi Bakar Ibn Muhammad al-Husaini al-Hishni, Kifayah al-Akhyar fii Halli Ghayah al-IKhtisar Juz. II; Beirut: Dar al-Kutub al-’Ilmiah, 1990.

Faqih Abul Walid Muhammad bin Ahmad bin Muhammad Ibn Rusyd, Bidayatul Mujtahid wa Nihayatul al-Muqtashid, terj. Imam Ghazali Said dan Achmad Zaidun Jakarta: Pustaka Amina, 1989.

Haitamy. al-Islam Syihabu>ddin Abi al-Abbas Ah}mad bin Muhammad bin ‘Ali ibn H}ajar, Tuhfatul Muhtaj Bi Syarhil Minhaj. Jus IV Beirut: Darul Kutub, t.t

Page 293: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Humam al-Hanafi, Imam Kamal bin Muhammad bin Abdul Rahim al-Ma’ruf. Syarh Fath}ul al-Qadi>r . Beirut Libanon: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, t.th.

Jandul, Abdul Aziz. Wanita di antara Fitrah, Hak dan Kewajiban. Jakarta: Darul Haq, 2003.

Jardaniy. Muhammad Abdullah. Fath al-Allam bin Syarh Mursyid al-Anam fi Fiqh ala Mazhab al-Sadat al-Syafi’iyah, al-Madinah al-Munawwarah: Dar al-Salam li al-Taba’at wa al-Nasyr, 1410 H/1990 M.

Jauziyah. Ibnu> Qayyim, Zadul Ma’ad, terj. Asep Sobari. Ringkasan Zadul Ma’ad Cet. I; Jakarta: Al-I’tishom, 2013.

Jaziri, Abdurrrahman. al-Fiqh ‘Ala al-Mazahib al-Arba’ah Juz. IV; Beirut Libanon: Darul Kutub ‘Ilmiyah.

Kandahlawiy, Awjaz al-Masalik. Bairut :Dar al-Kutub, 1999 Kha>tib, Muh}ammad Ajjaj. Ushu>l al-H}adi>ts:’Ulumuhu wa> Musthalahu Da>r al-Fikr:

Beirut, 1989. Mizî, Yûsuf bin Al-Zakî Abd al-Rahman. Tahdzib al-Kamal. Beirut: Mu‟asasat al-

Risaalah, t.t. Mubarakfuri. Shafiyyurrahma, Sirah Nabawiyah Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2009. Qurtubi. Imam Abu>> 'Abdullah Muhammad ibn Ah}mad ibn Abu>> Bakar al-Ansari, Al-

Ja>mi’ li>-Ah}ka>mil-Qur’an, terj. IKAPI DKI. Jakarta: Pustaka Azzam, 2007 Suyutiy, Jalal al-Din Abd al-Rahman bin Abi Bakr. Tabaqat al-Huffaz. Beirut: Dar

al-Kutub al-Ilmiyyah, 1403 H/ 1983 M. Syahawiy, Ibrahim Dasuqi. Mustalah al-Hadis Kairo: Syirkat al-Taba’at al-Fanniyat

al-Muttahnomorah, t.th. Syairazi, Abi Ishaq. al-Muhazzab fi> Fiqh al-Iman al-Syafi’i, Juz. II; Beirut Libanon:

Darul al-Fikr, 1990. Thayyib. Abu>, Aun al-Ma’bud. t.tp: Dar al-Fikr wa al-Matba’ah wa al-Salafiyah,

1979. Turmudzi, Abu>> Isa Muhammad bin Isa. Sunan al-Turmudzi, Beirut: Dar al-

Fikr, 1994. Alu Bassam. Abdullah bin Abdurrah}man Ibnu> Shalih, Terjemah Taisirul Allam

Syarah Umdatul Ah}kam. Malang: Cahaya Tauhid Press, 2004. Yamin Ashin’ani, Imam Muh}ammad bin Isma’il al-‘Ami>r. Subul al-Salam Syarh

Bulug al-Mara>m. Juz. III; Beirut Libanon: Darul Kutub al-‘Ilmiyah, 1988. Zarqaniy. Muhammad bin Abd al-Baqiy, Syarh al-Zarqaniy ala Muwaththa’ Malik.

Cet. I; Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1990. . Muhammad, Syarh al-Zarqani ‘ala Muawatta’ Malik. Bairut: Dar Al-Fikr, t.th.

Zuhaily, Wahbah. al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuhu Juz. IX; Beirut Libanon: Dar al-Fikr, t.th

Page 294: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Amir Nuruddin dan Azhari Akmal Tarigan, Hukum Perdata Islam di Indonesia: Studi Kritis Perkembangan Hukum Islam dari Fikih, UU No. 1/1974 sampai KHI Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006.

An-Nawawi, Al-Majmu Syarah Al-Muhadzdzab. Jakarta: Pustaka Azzam, 2009. , Raudhatut T}alibi. Cet. I; Jakarta: Pustaka Azzam, 1994.

.Syarah Sahih Muslim, Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyah, 1411 H/1990 M) As-Syafi'i, Al-Fiqhul Manhaji ‘Ala Madzhabil. Cet. 4; Damaskus: Darul Qolam,

1992 Asy’ari, A. Hasan. Melacak Hadis Nabi saw : Cara Cepat Mencari Hadis Dari

Manual Hingga Digital Semarang: Rasail, 2006. Atsir. Ibnu>, Usud al-Ghabah fi Tamyiz al-Shahabah. Beirut: Dar al-Kutub al-

'Ilmiyah 2008 Audah. Ali, Ali bin Abi Thalib Sampai kepada Hasan dan Husain. Bogor: Pustaka

Lentera Antarnusa, 2008. Ayyub. Hasan. Fiqih Keluarga Cet. 1; Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2001. Baz, Ibnu>. Kitabu>d Da’wah. Cet. I; Jakarta: Darul Haq, 2009. Chaklil. Moenawarman, Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad Saw Jakarta: Gema

Insani, 2001. Daqiq. Ibnu>, Ih}kamul Ah}kam Syarh ‘Umdatul Ah}kam. Jakarta: Pustaka Azzam,

2011. Daradjat. Zakiyah, dkk, Ilmu Fiqh. Jakarta: Departemen Agama RI, 1985 Departemen Agama RI, Ensiklopedi Islam di Indonesia Jakarta: CV. Anda Utama,

1993. Fatwa-fatwa Ulama Ahlu Sunnah Seputar Pernikahan, Hubungan Suami Istri dan

Perceraian. Purwokerto: Qaulan Karima, 2001, h. 16-18. Ghazali, Rahman. Fiqih Munahakat. Cet. I; Jakarta: Prenada Media,

2004. Hadi. Sumarno, Nikah Mut’ah Dalam Islam. Surakarta: Yayasan Abna’ Al Husain,

2002. Hadikusuma. Hilman, Hukum Perkawinan Adat Bandung : PT. Citra Aditya Bakti,

1995. Ibn Hibban. Muhammad Abu> Hattim, Al-Siqat. Cet. I; Hiderabad: Dar Al-Fikr, 1973

M/1393 H. Ibn katsir, Al-Bidayah wa An-Nihayah. Jakarta: Pustaka Azzam, 2004. Ibn Majah, Abu> Abdullah Muhammad bin Yazid al-Rab’i. Sunan Ibn Majah,

Juz. III Beirut: Dar al-Fikr, 1995. Ibn Mandzur. Muhammad, Lisa>n al-Arab, Beirut: Dar al-Jil, 1988. Ibn Qudamah, al-Mughniy, Juz XII, Mesir: Darul al-Fikr, tt.

Page 295: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Ibnu> ‘Abidin. Muhammad, Raddul Muhtar. Beirut-Libanon: Dar al-Kutub, t.th. Idris Ahmad, Fiqh Syafi’i : Fiqh Islam menurut Madzhab Syafi’i, Surabaya: Karya

indah, 2002. Ismail, M. Syuhudi Ismail. Cara praktis Mencari Hadis Cet. I; Jakarta: Bul’an

Bint’ang, 1992. , Metodologi Penelitian Hadis Nabi Jakarta: Bulan Bintang, 1992.

Izhar, Andi. “Maskulinitas Mahar”, http://www.kompasiana.com. Kementrian Wakaf dan Urusan Agama Kuwait, Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyyah Al-

Kuwaitiyah, Kuwait: Kementrian Wakaf dan Urusan Agama Kuwait, 1983. M. Fremaldin, “Fenomena uang panaik Dalam perkawinan Bugis Makassar”, dalam

http://beritadaerah.com/article. Ma’luf, Louis. al-Munjid fi al-Lughah wal-A'lam. Beirut: Dar al-Masyriq,

1986 Ma’luf, Louis. al-Munjid fi> al-Lugah wa ‘A’lam. Beiru>t: Da>r al-Fikr, 1986 M Mahmud al-Tahha>n, Usu>l al-Takhri>j wa Dira>sah al-Asa>ni>d. Cet. II; Riya>d: Matba’ah

al-Ma’a>rif, 1991. Malik bin Anas bin Malik, Muwaththa’ Malik. Beirut, Dar al-Kutub al-

Ilmiyyah, 1994. Moenawar Chalil, Kelengkapan Tarikh Edisi Lux. Depok: Gema Insani, 2001 Mughniyah, Muhammad Jawaid. Fiqih Lima Mazhab, terj. Afif Muhammad Jakarta:

PT Lentera Basritama, 2001. Muh{ammad Ibn H>>>>>>>{ambal, Al-Syaiba>ni> abu> Abdillah, Musnad Ahmad, Jus 5 Cet 1;

Beirut : Alam Al-Kutub, 1419 H/1998 M. Muh}ammad al-S}iddi>q, Abu>> al-Fayd Ah}mad. al-Hida>yat fi> Takhri>j Ah}a>dis\ al-Bida>yah

T.tp:‘‘alam al-Kutub, 1987 Muhktar, Kamal. Asas-Asas Hukum Islam Tentang Perkawinan Jakarta: Bulan

Bintang, 1994. Mujid, M. Abdul dkk. Kamus Istilah Fikih. Jakarta: Pustaka Firdaus, 1995. Mukram bin Manzur, Abu>> al-Fad}l Jamal al-Di>n Muh{ammad. Lisa>n al-‘Arab Beiru>t:

Da>r al-Sadr, 1396. Noeng, Muhadjir. Metodologi Penelitian Kualitatif; Pendekatan Positivistik,

Rasionalistik, Phenomenologik, dan Rasialisme Metaphisik Telaah Studi Teks dan Penelitian Agama, Edisi III Cet. VII; Yogyakarta: Rake Sarasin, 1996.

Nur. Djaman. Fiqh Munakahat. Semarang: CV Toha Putra, 2003. Nuruddin, Amir. Hukum Perdata Islam di Indonesia. Cet. I; Jakarta: Prenada Media,

.2004. Pasha, Mustafa Kamal. Fikih Islam Jogjakarta: Citra Karsa Mandiri, 2009.

Page 296: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

Peter R, Senn. Social Science and Its Methods Boston: Holdbrook, 1971. Pendidikan dan Kebudayaan. Departemen, Kamus Besar Bahasa Indonesia Cet. I;

Jakarta: Balai Pustaka, 1988. Rasjid, Sulaiman, Fiqih Islam Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007. Rusjdi Ali Muhammad, Dedy Sumardi, Kearifan Tradisional Lokal: Penyerapan

Syariat Islam dalam Hukum Adat Aceh, Banda Aceh: Dinas Syariat Islam Aceh, 2011), h. 39.

Rusyd, Ibnu>. Bidayatul Mujtahid, terj. Abdurahman dan Haris Abdullah, Analisis Para Mujtahid. Semarang: CV Asy-Syifa’, 1990.

S}iddiq, Nourouzzaman. Fiqh Indonesia, Yogjakarta: Pustaka Pelajar, 1997. Sa’id bin Hazm. Abi> Muhammad bin Ahmad, al-Muhalla, Beirut Libanon: Darul

Fikr, tt Sabiq, Sayyid. Fiqh As-Sunnah, terj. Nor Hasanuddin, Fikih Sunnah. Cet. I; Jakarta:

Pena Pundi Aksara, 2006. Samsuni, “Budaya Mahar di Sulawesi Selatan”, www.melayuonline.com.. Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al-Qur’an

Jakarta: Lentera Hati, 2000. Soemiyati, Hukum Perkawinan Islam dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Cet

II; Yogyakarta: Liberti, 1986. Strauss, Anselm. Qualitative Analysis for Social Scientist t.t.: Cambridge University

Press, 1987. Suryadilaga, M. Al-fatih. dkk, Metodologi Ilmu Tafsir Cet. III; Sleman: Teras, 2010 Syibli. Syarjaya, Tafsir Ayat-ayat Ahkam Jakarta: Rajawali Pers,

2008. Subhi al-S{a>lih}, ’Ulu>m al-H{adi>s\ Beirut: Da>r al-Malayin, 1977 M. Taqiy al-Di>n Ah}mad bin ‘Abd al-H{a>lim bin Taimiyah, Majmu>‘ Fatawa li bin

Taimiyah, jilid I t.t: Matabi’ Da>r al-Arabiyyah, 1398 H. Tazkirat al-Huffaz, Beirut: Dar Ihya al-Turas al-Arabiy, 1375 H/1955 M. Unais, Ibra>him, et.al., Al-Mu’jam al-Was\i>t, Teher’an : Maktabah al-Islamiyah, tth. W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia Jakarta: Balai Pustaka,

2006. Yunus, Mahmud. Kamus Bahasa Arab-Indonesia Jakarta: Hidakarya Agung, 1990.

, Hukum Perkawinan Dalam Islam, Jakarta: PT Hidakarya Agung, 1986.

Page 297: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

يونس بن يزيد صالح بن كيسان شعيب عقيل صالح

عن أخبـرنا عن أخبـرين عن

أبو اليمانحسان بن إبـراهيمإبـراهيم بن سعد الليث ابن وهب أيب

مسعحدثـنا حدثـنا أخبـرنا حدثـنا حدثـنا عن

عبد العزيز علي أبو الطاهرحيىي بن بكري يـعقوب بن إبـراهيمحرملة بن حيىي أمحد بن عمر يونس مان بن داود

عن

احلسن احللواين عبد بن محيد

حدثـنا حدثين حدثين حدثـنا حدثـنا خبـرنا

البخاري أبي داودالنسائي

عن

أخبـرين

ابن شهاب

عروة بن الزبـري

أنه

مسلم

عائشة: لت يا ابن أخيت هذه اليتيمة تكون يف حجر وليـها

Page 298: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

فـقلنا

عن

عن

عن عن عن عن عن دثـنا

جرير خالد أيب وكيع وابن بشر د بن عبـيد

حدثنا

قـتـيبة بن سعيد عمرو بن عون حممد بن عبد الله أبو بكر بن أيب شيبة عثمان بن أيب شيبة

حدثنا حدثناالبخاريأحمد بن حنبل مسلم

رسول الله : مث رخص لنا أن نـنكح المرأة بالثـوب...

عبد الله

قـيس

إمساعيل

Page 299: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

أن

ن ع

ن ع

ين ر بـ خ أ

أخبـرنا

حدثـنا

اد بن سلمة

يزيد ن

أمحد بن حنبل

عائشة

سم بن حممد

بن سخبـرة

سول الله : عظم النساء بـركة أيسرهن مئونة

Page 300: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

دثـنا

دثـناعفا

Page 301: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

أن

عن

حدثين عن عبـيد الله مالك

عن قـرأت أخبـرنا عن حدثـنا قال حدثـنا حدثـنا حيىي بن سعيد عبد الله بن يوسف حيىي بن حيىي القعنيب معن ابن القاسم سويد بن سعيد خالد بن خملد

حدثـنا حدثـنا حدثـنا حدثـنا حدثـنا عن

حممد بن المثـىن زهيـر بن حرب مسدد وعبـيد الله بن سعيد إسحق بن موسى هارون حلارث

حدثنا حدثين حدثنا أخبرنا حدثنا حدثين حدثنا

مسلم الترمذي أبي داود أحمد بن حنبل النسائي الدارمي مالك بن أنس

رسول الله: نـهى عن الشغارقـلت لنافع ما الشغار…..

البخاري ابن ماجة

ابن عمر

نافع

Page 302: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

أن أن قالعقبة بن عامر

فـقال عن فقالعن

عبد الله بن عتبة األسود

عن عن عن عن عنخالس أيب حسان

عن عن عن عن عنداود زيد

عن عن عن عن عن عنأيب عبد الرحيم زائدة بن قدامة علي بن مسهر هشام

أخبـرنا حدثـنا عن حدثـنا حدثـنا أخبـرنا حدثـنا حدثـنا حدثـنا حدثـنا عن

عبد الرمحن يزيد بن هارون ابن مهدي عبد الرزاق حممد بن سلمة زيد بن احلباب أبو سعيد علي بن حجر حممد بن يوسف أبو داود حيىي بن سعيد بد الملك

حدثـنا أخبـرنا حدثـنا حدثـنا حدثـنا حدثـنا

عثمان احلسن بن علي أبو األصبغ حممود بن غيالن عبد الله بن حممد إسحق بن منصور أبو بكر

حدثـناحدثنا حدثنا حممد بن حيىي حممد بن المثـىن عمر بن اخلطاب أخبـرنا حدثنا

يزيد بن زريع

عبـيد الله بن عمر

رسول الله: قضى به يف بروع بنت واشق….

قـتادة

سعيد

عبد الله بن مسعود اجلراح

سفيان

معقل بن سنان

إبـراهيم

مسروق

منصور

الشعيبيزيد بن أيب حبيب

فراس

علقمة مرثد

Page 303: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

النسائي الدارمي ابن ماجة الترمذي أبي داودأحمد بن حنبل

Page 304: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

قالعائشة

قال سألت

أيب سلمةعن

حممد بن إبـراهيمعن

يزيد بن عبد اللهحدثين

عبد العزيز

أخبرنا حدثنا أنبأنا حدثنا حدثنا

م بن محادحممد بن إدريسحممد بن الصباححممد بن أيب عمرإسحق بن إبـراهيمحدثـنا حدثين حدثـنا حدثـنا بـرنا

ابن ماجة أحمد بن حنبل مسلمالدارمي

رسول الله: كان صداقه ألزواجه ثنيت عشرة أوقية

Page 305: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

قال أنجده ابن عباس

عن عن أبيه عكرمة

عن عن عن عمرو بن شعيب داود بن احلصني مساك بن حرب

عن حدثين عناحلجاج حممد بن إسحق إسرائيل

عن حدثـنا حدثـنا حدثـنا حدثـناأبو معاوية يونس بن بكري وكيع يزيد بن هارون حممد بن سلمة سلمة أيب

حدثـنا مسعت حدثـناأمحد بن منيع هناد يوسف بن عيسى احلسن بن علي عبد بن محيد عبد الله بن حممد حممد بن عمرو يـعقوب

حدثـنا مسعت حدثـنا

رسول الله : رد ابـنته زيـنب على أيب العاصي بن الربيع مبهر جديد

الترمذي أحمد بن حنبل أبي داود

Page 306: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

أن

عن عن عن عن عن عن

ثابت عبد العزيز شعيب بن حبحاب قـتادة أيب عثمان عكرمة

عن

أيب أيوب مهام

عن حدثـنا عن حدثـنا حدثـنا

محاد بن زيد شعبة عبد الوارث إمسعيلمعاذ بن هشام أبو عوانة سعيد معمر يونس إمسعيل هشيم بـهز هشام

أخبـرنا حدثـنا حدثـنا حدثـنا حدثـنا حدثـنا حدثـنا حدثـنا حدثـنا حدثـنا حدثـنا حدثـنا أخبـرنا حدثـنا عن حدثـنا

سليمان بن حرب آدم مسدد أبو الربيعزهيـر بن حربقـتـيبة بن سعيد سفيان حممد زيادعمرو بن عون يونس بن حممد محد بن جعفر عبد الله بن بكر يزيد سريج بن النـعمانحسن بن موسى رباح أيب مسددحيىي بن سعيد بو النـعمان

عن أخبـرنا حدثـنا حدثين

حيىي عبد الرزاق عمر بن سعد حبـيش عبد اللهإبـراهيم بن خالد

حدثـنا

حممد بن رافع

حدثـنا حدثـنا حدثين حدثـنا أخبـرنا حدثـنا حدثـنا أخبـرنا حدثـنا حدثـنا

البخاري مسلم أحمد بن حنبل

أنس عائشة

لى الله عليه وسلم فجعل عتـقها صداقـها

الترمذي أبي داود مالك بن أنس النسائي ابن ماجة

Page 307: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

أن

مسعت

عن

عن عن عن عن عن

هشام بن حسان سلمة بن علقمة ابن عون صور بن زاذان

عن حدثـنا عن

سفيان بن عيـيـنة يزيد بن زريعيزيد بن هارون هشيم

حدثـنا خبـرنا

ابن أيب عمر أبو بكر نصر بن علي مرو بن عون

حدثـنا حدثـنا أخبـرنا حدثـنا خبـرنا

الترمذي أحمد بن حنبل النسائيابن ماجة أبي داودالدارمي

إمسعيل بن إبـراهيم

مد بن عبـيدعلي بن حجر

محاد بن زيد

ابن سريين

أيب العجفاء

عمر

أيوب

ئه وال أصدقت امرأة من بـناته أكثـر من ثنيت عشرة أوقية رسول الله :

Page 308: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

أن قال عن عنأيب مسعود ابن عباس رافع

عن عن عن حدثينأيب بكر قـيس بن حبرت السائب

عن عن عن عنابن شهاب عبد الكرمي إبـراهيم

عن عن عن عن عن عن حدثين حدثين دثينسفيان عبـيد الله يزيد بن هارونحممد بن يزيد أبو أويس حيىي بن أيب كثري عيـيـنة

عن حدثـنا أخبـرنا عن حدثـنا حدثـنا حدثـنا حدثـنا أخبـرنا حدثنا حدثـنا حدثـنا حدثـنا حدثـنا حدثـنا حدثـنا

قـتـيبة حيىي بن حيىيعلي بن عبد الله عبد الله بن يوسف قـتـيبة هشامسعيد بن عبد الرمحن حممد بن الصباح زكريا بن عديأمحد بن عبد الملك هاشم بن القاسم إبـراهيم األوزاعي معمر هشام د بن يوسف

عن أخبـرنا حدثـنا

الوليد عبد الرزاق النضر بن مشيلأخبـرنا أخبـرنا أخبـرنا

حدثـنا حدثين حدثـنا حدثـنا حدثـنا أخبـرنا حدثـنا خبـرنا

مسلم الترمذي أبي داود النسائي ابن ماجة أحمد بن حنبلالدارمي

مالكالليث

إسحق

حجاج

عطاء

أيب هريـرة

ه عليه وسلم نـهى عن مثن الكلب ومهر البغي وحلوان الكاهن

البخاري مالك بن أنس

Page 309: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

فـقال

عن

مسعت

عن عن

شعبة سفيان

حدثـنا حدثـنا حدثـنا حدثـنا

حيىي بن سعيد عبد الرمحن حممد بن جعفر حدثـنا دثـنا

حممد بن بشار أبو عمر هناد بن السري رمحةحدثـنا حدثين

عبد الرمحنحدثـنا

أحمد بن حنبل

سول الله : ن بين فـزارة تـزوجت على نـعلني…

الترمذي ابن ماجة

عامر بن ربيعة

عبد الله بن عامر

وكيع

عاصم

Page 310: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

عن

عن

عن

أخبـرنا عن

حدثـنا بأنا

حدثـنا

بد الله بن المبارك

هيم بن إسحاق ي بن إسحاق

رسول الله

أم حبيبة

عروة

الزهري

معمر

Page 311: WAWASAN HADIS NABI MUHAMMAD SAW TENTANG MAHAR …repositori.uin-alauddin.ac.id/1610/1/MASYHURI RIFA’I.pdf · mahar terbagi atas dua klasifikasi yaitu 1). -Macammacam cara memberikan

قال مسعود

قالسود

عن

عن

حدثـنا

حدثـنا

حدثـناأبو سعيد

مة بن يزيد

Ah}mad bin H}anbal

رسول الله

علقمة

إبـراهيم

منصور

زائدة