waterfront ekoper (1) (1)

download waterfront ekoper (1) (1)

of 17

description

plano

Transcript of waterfront ekoper (1) (1)

Tugas Mata Kuliah Ekologi Perkotaan

Penataan Zona, Massa, dan Ruang Terbuka pada Perumahan WaterfrontStudi Kasus: Pantai Indah Kapuk

Disusun oleh:

Benny Dayuanda (083.12.004)Melvy yetty (083.12.015)Rika Ummiyati Alindo (083.12.023)I Putu Widiana Putra (083.11.13)

Teknik PlanologiFakultas Arsitektur Lansekap dan Teknologi LingkunganUniversitas TrisaktiJakarta

MODEL PERENCANAAN EKOLOGI

1. Identifikasi Problem dan Peluang Perumahan yang bertemakan waterfront mempunyai pengertian secara umum sebagai berikut: suatu jenis perumahan yang berada langsung di pinggir atau di tepi suatu sungai, danau, kanal ataupun laut;dimana kompleks perumahan tersebut secaramaksimal dan efisien memanfaatkan potensi perairanyang ada di dekatnya

Di Indonesia sendirisebenarnya konsep pemukiman seperti ini bukanlahmerupakan sesuatu hal yang baru, karena banyakmasyarakat (terutama di pedesaan atau pedalaman)yang hingga saat ini masih tinggal dan bermukim dipinggir sebuah sungai, danau, maupun laut. Contohnya, masyarakat yang tinggal di pinggiran Sungai Musi dan masyarakat pedalaman diKalimantan.Sesuai dengan sifat wilayah negara Indonesiayang merupakan negara kepulauan dengan potensiperairan yang melimpah, maka konsep perumahanwaterfront cocok dikembangkan di Indonesia. Beberapa pengembang (developer) mencoba menciptakansuatu bentuk perumahan yang berkonsep waterfront yang modern. Seperti perumahan Pantai Indah Kapuk, Pantai Mutiara, dan Ancol

Beberapa permasalahannya adalah pada pola penataan zona, massabangunan, dan ruang terbuka pada perumahan yang berkonsep waterfront tersebut. Ciri dan karakter dari perumahan waterfrontdapat dilihat dari penataan zona, massa, dan ruang terbuka.

Akantetapi, karena banyak permasalahan dan kekurangandi dalam penerapannya, hasilnya kemudianmenyimpang dari apa yang diharapkan. Salah satupermasalahan adalah pada pola penataan zona, massabangunan, dan ruang terbuka pada perumahan yangberkonsep waterfront tersebut. Ciri dan karakter dari perumahan waterfrontdapat dilihat dari penataan zona, massa, dan ruangterbuka. Akan tetapi hal ini belum terlihat padaperumahan-perumahan di Indonesia yang berkonsepwaterfront, di mana elemen perairan sebagai faktorutama kurang diperhatikan. Untuk mengetahuipenyebab tersebut, pada makalah ini akan dibahasmengenai pembentukan pola zona, perletakkan massabangunan dan susunan ruang terbuka di perumahanwaterfront modern di Indonesia; serta faktor-faktorapa saja yang mempengaruhi penyimpangan susunanpola tersebut. Sebagai obyek studi yang dianalisisa dalam permasalahan ini adalah perumahan Pantai Kapuk Indah.

1.2 Rumusan MasalahSalah satu permasalahan adalah pada pola penataan zona, massa bangunan, dan ruang terbuka pada perumahan yang berkonsep waterfront tersebut. Ciri dan karakter dari perumahan waterfront dapat dilihat dari penataan zona, massa, dan ruang terbuka. Akan tetapi hal ini belum terlihat pada perumahan-perumahan di Indonesia yang berkonsep waterfront, di mana elemen perairan sebagai faktor utama kurang diperhatikan. Permasalahan itu sendiri antara lain alih fungsi lahan hutan mangrove menjadi kawasan permukiman agar kawasan permukiman tetap menjaga ekologi lingkungan maka perumahan Pantai Indah Kapuk ini dibangun berlandaskan waterfront tetapi pada kenyataannya Perumahan Pantai Indah Kapuk ini tidak mengikuti kriteria waterfront , selain itu pengembang lebih mementingkan nilai komersial dari pada pembentukan citra dan karakter dari kawasan perumahan PIK sebagai residential waterfront.

2 . Establishment of Planning Goal

Untuk mengetahui penyebabnya makalah ini akan di bahas mengenai pembentukan pola zona , perletakkan massa bangunan dan susunan ruang terbuka di perumahan waterfront modern indonesia .serta faktor faktor apa saja yang mempengaruhi penyimpangan susunan pola tersebut.TujuanMembangun konsep waterfront city agar Perumahan Pantai Indah Kapuk tetap menjaga ekologi lingkungan serta membangun pradigma atau pandangan positif terhadap pelestarian lingkungan pesisir, karena membangun waterfront city dapat menciptakan nilai-nilai keindahan.ManfaatMengetahui konsep maupun penerapan waterfront yang terdapat pada perumahan pantai indah kapuk sebagai contoh layak atau tidaknya perumahan tersebut dikatakan sebagai perumahan yang berbasis waterfront dan memperhatikan ekologi lingkungan disekitarnya.

BAB IITINJAUAN TEORI

Pengertian, Jenis dan Kriteria Waterfront1.1 Definisi WaterfrontPengertian waterfront dalam Bahasa Indonesiasecara harafiah adalah daerah tepi laut, bagian kotayang berbatasan dengan air, daerah pelabuhan(Echols, 2003). Sedangkan, urban waterfront mempunyaiarti suatu lingkungan perkotaan yang berada ditepi atau dekat wilayah perairan, misalnya lokasi diarea pelabuhan besar di kota metropolitan (Wrenn,1983). Dari kedua pengertian tersebut maka definisiwaterfront adalah suatu daerah atau area yang terletakdi dekat/berbatasan dengan kawasan perairan dimanaterdapat satu atau beberapa kegiatan dan aktivitaspada area pertemuan tersebut.1.2 Jenis-Jenis WaterfrontBerdasarkan tipe proyeknya, waterfront dapatdibedakan menjadi 3 jenis, yaitu konservasi, pembangunankembali (redevelopment), dan pengembangan(development). Konservasi adalah penataan waterfrontkuno atau lama yang masih ada sampai saat inidan menjaganya agar tetap dinikmati masyarakat. Redevelopment adalah upaya menghidupkan kembalifungsi-fungsi waterfront lama yang sampai saat inimasih digunakan untuk kepentingan masyarakatdengan mengubah atau membangun kembali fasilitasfasilitasyang ada. Development adalah usaha menciptakanwaterfront yang memenuhi kebutuhan kota saatini dan masa depan dengan cara mereklamasi pantai.Berdasarkan fungsinya, waterfront dapat dibedakanmenjadi 4 jenis, yaitu mixed-used waterfront,recreational waterfront, residential waterfront, danworking waterfront (Breen, 1996). Mixed-used waterfront adalah waterfront yang merupakan kombinasidari perumahan, perkantoran, restoran, pasar, rumahsakit, dan/atau tempat-tempat kebudayaan. Recreationalwaterfront adalah semua kawasan waterfrontyang menyediakan sarana-sarana dan prasarana untukkegiatan rekreasi, seperti taman, arena bermain,tempat pemancingan, dan fasilitas untuk kapal pesiar.Residential waterfront adalah perumahan, apartemen,dan resort yang dibangun di pinggir perairan.Working waterfront adalah tempat-tempat penangkapanikan komersial, reparasi kapal pesiar, industriberat, dan fungsi-fungsi pelabuhan.1.3 Kriteria WaterfrontKriteria umum dari penataan dan pendesainanwaterfront adalah (Prabudiantoro, 1997):Aspek Perencanaan WaterfrontDalam perencanaan waterfront ada 3 aspek yangdominan, yaitu aspek arsitektural, aspek keteknikan,dan aspek sosial budaya. Aspek arsitektural berkaitandengan pembentukan citra (image) dari kawasanwaterfront dan bagaimana menciptakan kawasanwaterfront yang memenuhi nilai-nilai estetika. Aspekketeknikan berkaitan terutama dalam perencanaanstruktur dan teknologi konstruksi yang dapat mengatasikendala-kendala dalam mewujudkan rancanganwaterfront, seperti stabilisasi perairan, banjir, korosi,erosi, kondisi alam setempat, dan sebagainya. Aspeksosial budaya bertujuan untuk meningkatkan kualitaskehidupan masyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar kawasan waterfront tersebut.Elemen-elemen Perencanaan WaterfrontPerencanaan waterfront meliputi proses pembentukanzona, pengaturan zona-zona fungsi, aksestransportasi/sirkulasi, pengolahan ruang publik(public space), tatanan massa bangunan, danpengolahan limbah (sanitasi).Pola penyusunan dan perkembangan tata letakyang merupakan proses pembentukan suatu areawaterfront sebagai berikut (Wrenn, 1983):Awalnya berkembang dari arah perairan, yaitudengan dibangunnya beberapa sarana yangmenunjang fungsi utama dari area waterfront. Ketika area waterfront mulai ramai dikunjungidan ditempati orang maka terjadilah perluasanlokasi dan penyebaran ke arah daratan. Pertambahan penduduk yang tinggal mendorong munculnya beberapa sarana penunjang lainnya, seperti dermaga kecil, jalur sirkulasi tambahan, dan sebagainya. Seiring pertambahan penduduk dan aktivitas yang semakin banyak maka dibuatlah beberapa saluran kanal di area waterfront. Hal ini bertujuan untuktetap mempertahankan ikatan visual dan karakterpada area waterfront, dan membuat pemisah buatan yang memisahkan secara jelas fungsifungsiyang ada pada site. Pola susunan massa dan ruang pada zona zonayang berada di area waterfront harus mengacu danberorientasi ke arah perairan. Apabila hal ini tidakditerapkan maka area tersebut akan kehilangan cirikhas dan karakternya sebagai area waterfront. Zona-zona yang ada di area waterfront tercipta karena areawaterfront merupakan suatu area yang menjaditempat bertemu dan berintegrasinya beberapa fungsikegiatan menjadi satu. Pada umumnya, zona yangberada langsung berbatasan dengan daerah perairanutama mempunyai fungsi-fungsi kegiatan utama yangbersifat publik sehingga dapat diakses dari segala araholeh semua orang. Setelah zona utama terbentukbarulah kemudian di sekitarnya dibangun zona-zonaruang yang lebih kecil yang berisi fungsi-fungsipenunjang kawasan utama tersebut atau berisi daerahpermukiman penduduk.Sirkulasi atau jaringan jalan merupakan elemenkawasan yang penting. Sirkulasi adalah lahan yangdigunakan sebagai prasarana penghubung antarazona-zona di dalam kawasan dan akses dengankawasan lainnya.Sirkulasi pada area waterfront adadua jenis, yaitu sirkulasi darat dan sirkulasi air.Idealnya kedua sirkulasi tersebut mempunyai jumlahdan luas yang sama besarnya. Selain itu, penataansirkulasi pada area waterfront dikatakan baik apabilajaringan jalannya berpola lurus dan sejajar dengan sisiperairannya. Penataan ini memudahkan semua oranguntuk menikmati view ke arah perairan. Sedangkanpenataan sirkulasi darat yang tidak berdekatan denganarea perairan mengakibatkan salah orientasi danhilangnya citra dari waterfront itu sendiri.Ruang-ruang pada suatu area waterfrontterbentuk sesuai dengan bentuk dan morfologi darikawasannya. Pola morfologi yang umum pada areawaterfront adalah linear, radial, konsentrik dan brachseperti yang ditunjukkan pada Gambar 1. (A) Polalinear biasanya menyebar dan memanjang sepanjanggaris tepi air seperti pantai dan sungai. (B) Pola radialadalah pola susunan ruang dan massanyamengelilingi suatu wilayah perairan seperti danau danteluk. (C) Pola konsentrik merupakan pengembangandari bentuk radial yang menyebar secara linear kearah belakang dari pusat radial. (D) Pola branchterbentuk jika ada anak-anak sungai dan kanal-kanal. Ruang-ruang utama yang terbentuk dengan ukuran yang besar umumnya merupakan suatu area publik yang diletakkan berbatasan langsung dengan perairan.

3 . Lanscape analysis dan regional level AnalisiPantai Indah Kapuk merupakan salah satu permukiman mewah yang terletak di Jakarta. Pada awalnya area ini merupakan rawa yang terletak di bagian utara Jakarta yang berfungsi sebagai daerah peresapan air. Bahkan di dalam area ini terdapat hutan konservasi yang seharusnya dilindungi, akan tetapi keadaan hutan konservasi tersebut sangat memprihatinkan dengan adanya sampah-sampah yang berserakan, semak belukar dan warna tanahnya hitam pekat akibar pencemaran minyak. Kawasan Pantai Indah Kapuk juga merupakan Suaka Margasatwa Muara Angke tempat kawasan hutan mangrove.

4. Lanscape analysis local levelTinjauan Perumahan Pantai Indah Kapuk sebagai Daerah Studi Kasus1. Keadaan Fisik Dasar KawasanSecara geografis kawasan perumahan PantaiIndah Kapuk (selanjutnya disingkat menjadi PIK)berada di Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Disebelah utara PIK adalah Laut Jawa yang sepanjangpantainya masih terdapat hutan bakau, di sebelahtimur adalah Kelurahan Pluit, di sebelah selatanadalah Kelurahan Kapuk Muara (Jl. Kapuk Raya),dan di sebelah barat adalah Kelurahan Kamal Muara.PIK memiliki luas area kurang lebih 800 ha, terdiridari beberapa kompleks perumahan, area komersial,area rekreasi, dan sebagainya.Di sekitar kawasan perumahan PIK terdapatbeberapa lokasi yang harus dipertahankan keberadaannya(Gambar 2), yaitu (1) hutan lindung yangmemanjang dari Timur . Barat sepanjang garis pantaiseluas 50,6 ha, (2) cagar alam yang terletak di sisiBarat Kali Angke seluas 28,675 ha, (3) kebon bibitseluas 10,421 ha, (4) kawasan hutan wisata seluas101,926 ha, (5) saluran Cengkareng Drain, dan (6)jalan tol Sedyatmo. Sisi sebelah timur kawasan PIKmerupakan kawasan perumahan Pluit yang dibangundan dikelola oleh BPP Pluit. Di sebelah selatankawasan PIK berkembang lahan untuk industri,pergudangan dan permukiman.

5. Detail Study

Kawasan PIK berada pada ketinggian sekitar 5meter di atas permukaan laut, dan merupakankawasan reklamasi sehingga mempunyai kontur yangrelatif datar. Jenis tanahnya adalah endapan lempungyang ditimbun berulang-ulang.Air laut yang terdapat di pinggir pantai, sungai,dan kanal-kanal pada perumahan PIK merupakansumber daya utama yang sangat penting bagipembentukan tema dan citra perumahan. Perpaduanantara perairan dengan daratan di sekitarnyadirencanakan untuk kepentingan rekreasi, pariwisata,dan sistem sanitasi. Akan tetapi, tumbuhan danpepohonan yang terdapat di dalam PIK kurang variatif jenisnya dan sedikit jumlahnya. Vegetasiditanam sebagai peneduh dan penambah kenyamanankawasan sehingga tidak dapat berfungsi untukmengatur dan mempertahankan tingkat korosi dankualitas tanah.Kawasan PIK adalah kawasan perumahan yangterencana dengan penataan dan penggunaan lahanyang sudah terbagi dengan jelas. Luas area terbesaradalah perumahan, sisanya digunakan untuk saranatransportasi, area komersial, area hijau, dan penyediaanfasilitas-fasilitas umum. Tabel 1 menunjukkanrencana pengembangan kawasan sesuai denganpersetujuan master plan pengembangan PIK dariGubernur DKI Jakarta pada tahun 1988 serta realisasiyang telah dilakukan sampai tahun 2002.

Pembagian SektorSecara garis besar perumahan PIK dibagimenjadi 4 sektor (Gambar 3 dan Tabel 2).

Sirkulasi dan TransportasiMeskipun kawasan PIK merupakan perumahandengan tema waterfront namun pihak pengembangkurang optimal memanfaatkan potensi perairan (lautdan kanal) yang dimilikinya. Kawasan PIK hanyamempunyai satu jenis sirkulasi saja yaitu sirkulasidarat. Hal ini menghilangkan citra residentialwaterfront yang ingin dikembangkan. Jaringan sirkulasi yang ada di perumahan PIKdibagi menjadi dua jenis, yaitu jaringan jalan utamadan jalan kompleks.Jaringan jalan utama merupakanjalur-jalur jalan atau sirkulasi yang melayanipergerakan kendaraan antar kompleks, antara Jl.Kapuk Raya (pintu masuk selatan) . Kawasan Pluit(pintu masuk timur) . Jalan tol (pintu masuk barat).Jalan kompleks merupakan jalan-jalan yang terdapatdi dalam suatu kompleks yang melayani pergerakankendaraan antar rumah-rumah dalam komplekstersebut. Sarana dan Fasilitas UmumFasilitas yang ada di kawasan PIK cukuplengkap yaitu fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatanyang terletak di Sektor Utara . Timur, fasilitasrekreasi dan hiburan berupa golf clubhouse terletak disektor Utara . Barat, PIK garden caf yang terletak diSektor Utara . Timur, dan pusat pemancingan yangterletak di Sektor Selatan . Timur.Perumahan PIK memiliki sistem penyediaan airbersih dan pengolahan air limbah (air kotor) yangterpusat pada sebuah fasilitas yang disebut RumahPompa. Khusus untuk pembuangan limbah, kawasanPIK ditunjang dengan keberadaan Cengkareng Drainyang tepat terletak di tengah-tengah kawasan.Perumahan PIK juga mempunyai saluran-saluran air(selokan) untuk pembuangan dan kanal-kanal yangmenghubungkan kompleks-kompleks perumahandengan Cengkareng Drain dan laut.

6. Planning area concept, Option and choicesTinjauan Pola Penataan Pada Perumahan Pantai Indah KapukPola Penataan ZonaPerumahan PIK sebagai suatu perumahan yang mengambil tema waterfront merencanakan zona zonany ahampir sebagian besar dimulai dari arahperairan (laut atau Cengkareng Drain). Kawasan PIK didominasi oleh zona perumahan (65%), disusul olehzona rekreasi (23%), zona bisnis (10%) serta zonazona lain (2%). Pola penataan zona tersebut sesuaidengan fungsi kawasan PIK sebagai sebuah kawasanperumahan dan permukiman. Penataan zona ini dapatdilihat pada gambar 4.Zona perumahan menyebar di setiap sektor.Zona-zona perumahan ditata dengan mengacu kepadakawasan perairan dan jalan-jalan utama. Sedangkanzona rekreasi terletak pada sektor Utara . Timur dansektor Utara.Barat. Pemilihan tempat dan penempatanzona rekreasi dilakukan dengan memperhitungkan faktor lokasi yang berhubungan langsung dengan lautkarena sarana rekreasi yang akan dibangun adalahsarana rekreasi air. Zona bisnis letaknya terpusat hanya pada sektorUtara.Timur dan Selatan . Timur. Lokasi zona bisnislebih dekat dan mengacu pada letak dan posisi jalanutama dan pintu masuk utama kawasan (pintu masuktimur dan selatan) yang merupakan area atau jalur lalulintas yang paling ramai. Hal ini dilakukan denganpertimbangan faktor komersial.Zona-zona yang lainnya yaitu area yang digunakanuntuk fasilitas dan sarana umum dimana letaknyamenyebar. Hal ini disebabkan oleh pemilihanlokasinya hanya didasarkan kepada fungsi bangunandan ketersediaan tempat saja.

7. Lanscape Plan1. Pola Penataan MassaMassa bangunan yang ada sebagian besartersusun dengan grid linear sepanjang jalan utama danCengkareng Drain, kecuali pada sektor Utara . Baratyang tersusun membentuk suatu susunan yang semiradialmengelilingi danau buatan. Penataan massapada sektor Utara . Timur berbeda dari susunanmassa pada sektor lainnya. Pada sektor ini, susunanmassa yang memanjang ke arah Timur Laut.BaratDaya. Kemiringan susunan massa untuk menyesuaikandengan bentuk dari danau buatan yang dibuatmiring. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasibesarnya gelombang laut dan hembusan angin yangkuat dari arah timur laut yang masuk ke kawasandanau tersebut, serta dipengaruhi juga olehkeberadaan cagar alam di sebelah tenggara sektor ini.Tidak seluruh massa bangunan dibangunmengarah ke kawasan perairan. Hanya massabangunan pada sektor Utara . Timur dan Utara .Barat yang mengarah ke kawasan perairan. Polapenataan massa bangunan yang berpola grid dan rapatmenyebabkan hilangnya karakter visual dari sebuahperumahan dengan tema waterfront karena hanyamassa bangunan pada lapisan pertama saja yangmempunyai akses visual langsung ke arah perairan. Selain itu, massa bangunan fasilitas umum tidaktertata dengan pola tertentu, letaknya berjauhan danmemiliki arah orientasi yang berbeda. 2. Pola Penataan Ruang TerbukaRuang terbuka hijau berupa taman, gerbangkompleks, dan putaran jalan. Keberadaan ruangterbuka tersebut hanya sebagai pelengkap kawasanPIK, tidak mempunyai kontribusi terhadap penciptaankarakter waterfront.Bentuk ruang terbuka lain pada kawasan PIKadalah yang terletak pada sektor Utara.Timur danUtara . Barat saja. Danau ini mempunyai kontribusiyang tidak terlalu signifinkan terhadap penciptaan karakter waterfront dari kawasan PIK karena hanyadapat diakses secara visual oleh sebagian kecil massabangunan saja.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Penataan3. Massa dan Ruang TerbukaFaktor-faktor yang mempengaruhi pola penataankawasan perumahan PIK adalah: Faktor perairanKonsep waterfront menjadi dasarpengembangan perumahan PIK karena adanyalaut dan Cengkareng Drain di sekitar kawasan.Namun hanya sebagian kecil massa dan ruangterbuka yang ditata dengan orientasi kawasan perairan tersebut. Dan hal ini tidakmenjadi masalah bagi konsumen perumahanPIK karena kemudahan akses lebih pentingdibandingkan orientasi dan view ke perairan. Faktor sirkulasi dan arus lalu lintasFaktor jalan dan jalur sirkulasi terlihat lebihdominan pada penataan pola zona, massa danruang terbuka dibandingkan faktor perairan.Sebagian besar massa bangunan disusun denganpola grid-linear sejajar dengan arah jalan.Penempatan zona bisnis lebih memperhatikankeramaian lalu lintas sebagai faktor utama. Faktor komersialDengan adanya pertimbangan faktor komersialmaka pengembang lebih menekankan penggunaanlahan untuk perumahan dibandingkan untukruang terbuka. Keberadaan ruang terbuka yangsedikit mengurangi daya tarik dan karakterkawasan PIK sebagai perumahan yangbertemakan waterfront. Faktor kondisi dan keadaan lingkungan sekitarPerumahan PIK dikelilingi oleh hutan bakau,cagar alam, dan hutan wisata yang merupakanarea konservasi yang dilindungi. Kondisi dankeadaan lingkungan sekitar itu ikut berperan sertamembatasi dan menentukan pola tatanan padabeberapa area di kawasan perumahan PIK. Faktor iklimPIK sebagai kawasan yang berbatasan langsungdengan laut maka faktor angin dan gelombangmempunyai andil terhadap pola tatanan perumahan.Hal ini terlihat pada sektor Utara.Timur yangkemiringan susunan massanya dipengaruhi olehfaktor iklim.Penilaian Kawasan Perumahan PIK Sebagai Residential WaterfrontSudah sewajarnya jika perumahan PIK mengambil tema waterfront dalam pengembangandan pembangunannya karena lokasinya yang dekatlaut. Akan tetapi, kawasan perumahan yang dibangundi tepi perairan belum tentu langsung membentuk citra dan karakter waterfront. Agar kawasan perumahanyang dibangun di tepi perairan membentuk citra dan karakter waterfront maka sudah seharusnyakawasan perairan menjadi pusat pengembangan danpembangunan pola penataan tapaknya.Tabel 3 menunjukkan hasil penilaian terhadapkawasan perumahan PIK sebagai residential waterfront.Pengembangan dan pembangunan yang telah dilakukan pada empat sektor yang ada di kawasanperumahan PIK dinilai berdasarkan pola penataanzona, massa dan ruang terbuka. Penilaian dari setiappola penataan didasarkan pada terpenuhi atau tidaknyapersyaratan sebagai residential waterfront.

8. Continued Citizen Involvement and Community Education Pembangunan merupakan suatu daya upaya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat, dari suatu keadaan yang kurang baik menjadi sesuatu yang lebih baik, dengan mengunakan sumber daya yang ada. Pembangunan yang mengarah pada suatu perubahan dan perbaikan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Siagian (2007) memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara, dan pemerintah, menuju moderenitas dalam rangka pembinaan bangsa (Nation Building)

9. desain explorationTaman Wisata Alam (TWA) Angke Kapuk merupakan kawasan pelestarian alam yang dimanfaatkan untuk kegiatan wisata alam dan berpusat pada pengembangan ECOTOURISM. Anda dapat merasakan pengalaman menanam bibit mangrove (bakau) secara langsung disini. Tidak hanya sebagai tempat rekreasi keluarga dan edukasi bagi pelajar sekolah, Luas area TWA Angke Kapuk adalah 99,82 Ha yang merupakan tipe lahan basah yang didominasi vegetasi utama mangrove. Kawasan tersebut telah berubah menjadi tambak dan telah direhabilitasi tanaman mangrove 40% tindakan, pelestarian, dan penanaman kembali hutan mangrove.Di Jakarta sangat dibutuhkan karena fungsi dan manfaatnya yaitu mencegah intruisi air laut kedaratan dan juga berperan dalam meredam bencana banjir karena 1 gram lumpur mampu menyerap 3 gram air. Terletak di wilayah Kota Madya Jakarta Utara, keberadaan hutan mangrove sebenarnya sangat penting namun mulai menghilang akibat perambahan hutan mangrove, pencemaran air dan abrasi laut.

Berbagai jenis hutan mangrove yang mendominasi kawasan TWA Angkek Kapuk, antara lain: Api-Api (Avicenea sp.), Bidara (Sonneratia caseolaris), dan Bakau (Rhizopora mucronata & Rhizopora stylosa). Sedangkan jenis fauna yang mendominasi TWA Angke Kapuk adalah Pecuk Ular (Anhinga melanogastera), Kawok Maling (Nycticoraxnycticorak), Kuntul Putih (Egreta sp.), Kuntul Kerbau, dan lainnya. Jenis reptil dan ikan, antara lain: Ikan Glodok (Glosogobius giuris), Udang Bakau, Kepiting, dan jenis-jenis ular tidak berbisa serta biawak.

10. plan and desain implementasi

Dari Tabel 3 diketahui bahwa pengembangan dan pembangunan pada sektor Utara.Timur danUtara . Barat mempunyai skor rata-rata penilaiancukup memenuhi., sedangkan pada sektor Selatan .Timur dan Selatan . Barat mempunyai skor penilaian.sedikit memenuhi.. Pengembang lebih mementingkannilai komersial dari pada pembentukan citra dankarakter dari kawasan perumahan PIK sebagairesidential waterfront. Oleh karena itu, berdasarkanpenilaian pola penataan zona, massa, dan ruangterbuka dapat disimpulkan bahwa kawasanperumahan PIK tidak memiliki citra dan karakteryang cukup sebagai sebuah residential waterfront.

Kesimpulan

Secara garis besar perumahan PIK belum sepenuhnya menerapkan pola penataan zona, massa,dan ruang terbuka yang mencerminkan karakter sebuah residential waterfront. Penyebab utamanya adalah faktor jalan dan sirkulasi terlalu dominan sebagai orientasi dan acuan utama, sedangkan kawasan yang bertemakan waterfront seharusnya menjadikan perairan sebagai orientasi dan acuanutama. Faktor-faktor lain yang menyebabkan pola penataan zona, massa, dan ruang terbuka perumahan PIK kurang dapat menciptakan suatu suasana dan kondisi sebagai kawasan yang bertemakan waterfront adalah faktor lingkungan, faktor komersial, dan faktor kekurang pahaman berbagai pihak tentang bagaimana suatu perumahan bertemakan waterfront itu direncanakan.