Was Bang
-
Upload
madinahsyd -
Category
Documents
-
view
216 -
download
2
description
Transcript of Was Bang
BAB IV
MENULIS AKADEMIK
4.1 Pengertian
Menulis adalah kegiatan menyusun serta merangkaikan kalimat sedemikian rupa
agar pesan, informasi, dan maksud yang terkandung dalam pikiran, gagasan, dan pendapat
penulis dapat disampaikan dengan baik. Untuk itu, setiap kalimat harus disusun sesuai
dengan kaidah-kaidah gramatika sehingga mampu mendukung pengertian, baik taraf
signifikansi maupun taraf value (nilai).
Ada tiga tahap proses menulis sebagaimana disampaikan oleh David Nunan (dalam
Depdiknas, 2006), yaitu (1) tahap prapenulisan, (2) tahap penulisan, dan (3) tahap revisi
atau penyempurnaan. Untuk menerapkan tiga tahap tersebut, keterampilan menulis
diperlukan keterpaduan antara proses dan produk menulis. Hal ini sangat bergantung pada
minat pembelajar dalam menulis, kerja sama antarpembelajar, kesempatan ataupun
penetapan model pembelajarannya.
Tulisan akademik merupakan karya tulis yang memaparkan ide atau gagasan,
pendapat, tanggapan, fakta, hasil penelitian, dan sebagainya yang berhubungan dengan
segala aktivitas yang berhubungan dengan keilmuan serta menggunakan ragam bahasa
keilmuan.
Bentuk tulisan akademik selalu mencakup tiga bagian utama, yaitu Pendahuluan, Isi,
Simpulan. Dalam tulisan akademik ilmiah, Pendahuluan umumnya berisi dua subbagian,
yaitu masalah dan tujuan penulisan. Isi dibagi atas tiga subbagian, yaitu hipotesis, landasan
teori, dan pembuktian, sedangkan simpulan mencakup simpulan dan saran.
4.2 Analisis Kesenjangan (Gap Analysis)
Karya Ilmiah atau dalam bahasa Inggris (scientific paper) adalah laporan tertulis
yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang
atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati
oleh masyarakat keilmuan. Terdapat berbagai jenis karya tulis ilmiah, antara lain laporan
penelitian, makalah seminar atau simposium, artikel jurnal, yang pada dasarnya
kesemuanya itu merupakan produk yang bersifat ilmiah. Data, simpulan, dan informasi lain
yang terkandung dalam karya ilmiah tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi orang/pihak
lain dalam melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya. Di perguruan tinggi,
khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk menghasilkan karya ilmiah, seperti
makalah, laporan praktikum, dan skrispsi (tugas akhir). Yang disebut terakhir umumnya
merupakan laporan penelitian berskala kecil tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara
itu makalah yang ditugaskan kepada mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran
ilmiah mahasiswa berdasarkan penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis
pakar-pakar dalam bidang persoalan yang dipelajari.
Masalah penelitian akan mencakup semua hal yang masih dipertanyakan dalam
penelitian sehingga peneliti harus menemukan jawaban atau solusi melalui penelitian
(Mochtar, 2008). Menurut Kerlinger (1990), permasalahan penelitian adalah sebuah
pertanyaan yang jawabannya diperoleh dengan cara mengadakan penelitian. Jika ditinjau
secara filosofis, Suryadibrata (1983:60) menjelaskan bahwa munculnya masalah itu karena
ada kesenjangan (gap) antara das sollen dan das sein; ada perbedaan antara apa yang
seharusnya dengan apa yang ada dalam kenyataan, antara apa yang diperlukan dan apa
yang tersedia, antara harapan dan kenyataan. Secara tegas, masalah dapat dikatakan suatu
keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan
situasi yang menimbulkan tanda tanya dan dengan sendirinya memerlukan upaya untuk
mencari sesuatu jawaban (Guba, 1974; Lincoln & Guba, 1985; Guba & Lincoln, 1981). Yang
menjadi masalah bisa apa saja seperti sesuatu yang tidak memuaskan, berbagai macam
kesulitan, urusan yang ingin diubah, segala sesuatu yang berjalan tidak sesuai dengan
keinginan, dan sebagainya.
Menurut Notoatmodjo (2002) masalah penelitian secara umum dapat diartikan
sebagi suatu kesenjangan (gap) antara yang seharusnya dengan apa yang terjadi tentang
sesuatu hal, atau antara kenyataan yang ada atau terjadi dengan yang seharusnya ada atau
terjadi serta antara harapan dan kenyataan. Pengertian serupa juga dikemukakan oleh
Danim (2003) yang menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan masalah penelitian adalah
suatu kesenjangan atau diskongruensi antara kenyataan dan harapan.
(www.stikesalirsyad.ac.id).
Masalah dalam karya tulis ilmiah bukan sekedar sesuatu yang muskil/pelik,
melainkan juga sesuatu yang tidak wajar atau sesuatu yang tidak sesuai dengan harapan.
Harapan ini bukan harapan menurut pengertian umum, misalnya menyenangkan atau
menguntungkan. Namun, harapan yang terkandung arti atau pengertian konsep, variabel,
fakta, teori atau hukum. Masalah penelitian tidak sama dengan permasalahan yang terjadi
di dalam kenyataan (masalah penelitian bukan masalah kehidupan yang nyata), tetapi
permasalahan yang ada dalam kenyataan, yaitu current state ‘kondisi saat ini’ (Mochtar,
2008). Untuk memperjelas pengertian masalah dalam suatu penelitian dapat dilihat pada
skema analisis kesenjangan di halaman 32.
Penting bagi seorang peneliti menemukan masalah dan merumuskannya dengan
tepat. Bahkan, banyak ilmuan, termasuk Einstein, mengatakan bahwa tahap penemuan
masalah justru jauh lebih penting dibandingkan dengan pemecahan masalah. Penemuan
masalah diawali dengan identifikasi bidang, masalah penentuan topik (pokok masalah) dan
perumusan atau formulasi masalah. Mengapa demikian? Masalah yang telah dirumuskan
dengan baik akan menentukan strategi yang digunakan untuk memecahkan
masalah. Ibarat dokter, apabila penyakit dapat diketahui secara lebih spesifik, pengobatnya
dapat dilakukan dengan tepat dan hasilnya pun akan lebih manjur. Peneliti pemula
termasuk mahasiswa yang sedang menyusun skripsi atau tugas akhir mengalami kesulitan
dalam memfokuskan masalah penelitian sehingga metode penelitian yang dipilih bahkan
tidak relevan dengan masalah. Hal ini lebih diakibatkan karena sangat mungkin kurang
memadainya literatur yang dikuasai.
Pada umumnya, karya-karya ilmiah dihasilkan dari suatu penelitian ilmiah. Pada
prinsipnya, penelitian dilakukan untuk menjawab permasalahan penelitian. Permasalahan
penelitian merupakan kesenjangan antara das Sollen dan das Sein yaitu ‘apa yang
seharusnya’ dan ‘fakta yang ada’. Kurangnya sensitivitas peneliti dalam merekam kejadian-
kejadian di sekitar merupakan kendala utama dalam menghasilkan suatu penelitian yang
berkualitas. Peneliti harus memiliki rasa keingintahuan yang sangat besar sehingga sekecil
apapun perubahan yang terjadi dapat ditentukan akar masalahnya dan dipecahkan melalui
kegiatan penelitian. Oleh karena itu, latihan yang terus-menerus untuk melatih
peningkatan sensitivitas terhadap perubahan-perubahan di lingkungan atau perhatiannya
harus selalu dilakuka (http://ganden.wordpress.com/das-sollen- versus dan das-sein/ )
Diunduh: 5 Agustus 2009.
Berdasarkan beberapa pertimbangan tersebut, sebelum melakukan pemilihan
masalah penelitian, maka peneliti harus menjawab beberapa pertanyaan berikut agar
masalah yang diteliti layak dan relevan (Notoatmodjo, 2002):
1. Apakah masalah yang akan diteliti merupakan masalah yang sedang hangat di
dalam masyarakat saat ini?
2. Apakah masalah tersebut benar-benar ada di dalam masyarakat?
3. Sejauh mana masalah tersebut dirasakan? Apakah penduduk atau masyarakat
merasakan masalah tersebut?
4. Apakah masalah tersebut mempengaruhi kelompom tertentu,
misalnya ibu hamil, bayi, atau anak balita?
5. Apakah masalah tersebut berhubungan dengan masalah sosial,
kesehatan ataau ekonomi yang luas?
6. Apakah masalah tersebut berhubungan dengaan kativitas program
yang sedang berjalan?
7. Siapa lagi yang tertarik atau terlibat dalam masalah tersebut?
Dengan beberapa pertimbangan dan pertanyaan tersebut, diharapkan akan dapat
dirumuskan masalah penelitian yang layak dan relevan dengan tujuan yang akan dicapai
dalam penelitian. Bagaimana proses suatu kesenjangan menjadi masalah penelitian dapat
dilihat pada skema yang dibuat Mochtar (2008) berikut.
GAP ANALYSIS UNTUK MENDAPATKAN MASALAH PENELITIANTopik Penelitian
Sebaiknya mencerminkan usaha untuk menutup gap atau kesenjangan
Kondisi yang terjadi
How to close the gap
ContohCurrent State:
- Beberapa daerah kota di Surabaya selalu mengalami kebanjiran pada saat musim
hujan.
- Pada saat banjir banyak penduduk kota yang menderita.
- Kerugian yang diderita oleh penduduk dan kota mencapai ratusan milyar per tahun.
Ideal State:
- Kondisi banjir dapat direduksi seminimal mingkin pada saat musim penghujan, atau
bahkan kota Surabaya dapat bebas banjir sama sekali.
Permasalahan Penelitian (Research Problem)
Bagaimanakah memecahkan masalah banjir di kota Surabaya?
4.3 Struktur Makalah dan Laporan Ilmiah
CURRENT STATE:Kondisi dan permasalahan yang ada
GAPIDEAL STATE:Kondisi yang diharapkan
Permasalahan yang terjadi sekarang
Masalah Penelitian
Detail Masalah Penelitian= detail dari gap yang harus ditutup
Obyek Penelitian untuk menutup gap tertentu(disesuaikan dengan waktu dan biaya)
Struktur tulisan ilmiah dapat dibagi menjadi dua’ yaitu struktur makalah dan
struktur laporan ilmiah. Makalah ilmiah yang sering disusun oleh mahasiswa disebut term
paper atau disebut paper.
a. Struktur Makalah
Makalah biasanya disusun dengan sistematika sebagai berikut:
(1) judul,
(2) abstrak,
(3) pendahuluan,
(4) isi/pembahasan,
(5) simpulan, dan
(6) daftar pustaka.
b. Struktur Laporan
Pada dasarnya, laporan ilmiah dapat dikatakan sebagai bentuk singkat sebuah
makalah penelitian. Hal ini terlihat dari bentuknya. Bila makalah mensyaratkan penyertaan
daftar isi beserta daftar-daftar lain yang memang dibutuhkan, laporan ilmiah lebih ringkas
lagi. Dalam sebuah laporan ilmiah, biasa disajikan dalam jurnal-jurnal penelitian, struktur
sebuah tulisan ilmiah dapat mengikuti pola yang dikemukakan Soeseno (1982) berikut ini.
a. Judul yang disertai nama penulis dan tempat studi/pekerjaannya.
b. Abstrak yang menunjukkan intisari tulisan hasil penelitian yang hendak disajikan.
c. Pendahuluan yang sering berisi informasi latar belakang dan identifikasi masalah
guna mengantar para pembaca ke arah masalah dan pemecahannya.
d. Tubuh utama yang berisi:
(1) bahan dan metode penelitian yang dipakai
(2) uraian analisis, pembahasan, dan interpretasi.
e. Penutup yang berisi:
(1) uraian singkat pembahasan
(2) uraian saran.
f. Referensi berupa daftar pustaka ya ng telah digunakan dalam penelitian.
Struktur laporan penelitian di atas dapat dibandingkan dengan struktur laporan
yang dikemukakan oleh Mochtar dan Endah (2008). Struktur tersebut seperti berikut:
1. Judul
2. Abstrak/Sari Tulisan/Sinopsis/Resume
3. Prakata
4. Daftar Isi
5. Daftar Gambar (jika ada)
6. Daftar Tabel (jika ada)
7. Daftar Simbol (jika ada)
8. Bab Pendahuluan
9. Bab Isi/Penguraian: Tinjauan Pustaka, Pembahasan, dan lain-lain
10. Bab Penutup, Kesimpulan, Saran
11. Daftar Acuan, Daftar Pustaka
12. Lampiran
Pola-pola struktur laporan tidak sepenuhnya mutlak sama, tetapi masih terdapat
struktur laporan ilmiah yang agak berbeda. Apalagi, struktur dalam jurnal-jurnal ilmiah,
masing-masing jurnal biasanya memberlakukan struktur penulisannya masing-masing.
Informasi itu biasanya selalu disertakan dalam salah satu lembaran jurnal.
a. Judul
Judul penelitian merupakan rumusan pokok laporan. Rumusan ini hendaknya mencerminkan masalah dan objek yang diteliti. Judul harus dinyatakan dengan singkat, jelas, relevan dengan isi sehingga mudah dipahami. Apabila diperlukan subjudul, subjudul hendaknya singkat dan jelas. Selain itu, judul hendaknya disusun dalam bentuk frase, bukan kalimat, dan bersifat provokatif, yakni memiliki daya tarik kepada para pembaca. Di samping itu, komponen judul tugas akhir antara lain produk, teori dan atau metode, dan tujuan.
Contoh: 1. Game simulasi (Produk) Bursa Kerja (Objek) Berbasis Konsep Multi-agen
Cerdas (Teori) untuk Meningkatkan Efisiensi Proses Pencarian Kerja (Tujuan).
2. Sistem Cerdas (Produk) Mengunakan Konsep Bayesian Network (Teori) untuk
Memprediksi Mahasiswa Drop Out (DO) (Tujuan) di Universitas Buwana Jaya
(Objek).
Bagaimanakah judul berikut: Rancang Bangun Pembangkit Listrik Skala Kecil Sistem Dual
Fuel Berbahan Bakar Gas Hasil Gasifikasi Biomassa dan Biodiesel
b. Abstrak Dalam sebuah laporan penelitian terdapat abstrak. Bagian awal teks abstrak
terdapat identitas laporan yang meliputi: nama penulis, tahun penulisan, judul laporan
yang ditulis dengan huruf kapital pada huruf pertama setiap kata pada judul (kecuali
konjugasi dan preposisi), jenis karya tulis, nama instasi.
Bagian kedua adalah teks abstrak yang berisi intisari tulisan yang mencakup latar
belakang penelitian, masalah yang diteliti, metode yang digunakan, hasil-hasil yang
diperoleh, simpulan yang dapat ditarik, dan (kalau dianggap penting) saran. Abstrak ini
diketik satu spasi atau spasi tunggal dan panjangnya disarakan tidak lebih dari satu
halaman kertas kuarto atau A4. Sering disarankan, abstrak yang baik ditulis tidak lebih dari
200 kata. Abstrak ini berfungsi untuk membantu pembaca dalam memahami isi pokok dari
sebuah karya tulis secara cepat. Dengan kata lain, abstrak biasanya memuat empat elemen
informasi: (1) pernyataan mengenai tujuan penelitian termasuk alasan pokok penelitian,
(2) informasi mengenai pengujian (pemilihan, pengumpulan dan analisis) data dan
hasilnya, (3) simpulan yang dibuat berdasarkan hasil analisis data, dan (4) jika perlu
memberi rekomendasi untuk penelitian selanjutnya (untuk penelitian dasar) atau
rekomendasi untuk kebijakan dan tindakan yang harus dilakukan (untuk penelitian
terapan).
Bagian ketiga abstrak dicantumkan kata kunci yang ditempatkan di bawah identitas
laporan. Kata kunci dapat diambil dari judul atau kata penting dalam karya tulis. Jumlah
kata kunci tidak lebih dari lima kata. Kata kunci diperlukan untuk komputerisasi sistem
informasi ilmiah. Dengan kata kunci dapat ditemukan judul-judul laporan beserta
abstraknya dengan mudah.
Contoh:
KONSENTRASI SPASIAL INDUSTRI MANUFAKTUR BERBASIS PERIKANAN DI JAWA TIMUR (Studi Kasus Industri Besar dan Sedang)
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola konsentrasi spasial industri manufaktur besar dan sedang berbasis perikanan di 37 kabupaten/kota di Jawa Timur. Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari BPS dengan periode pengamatan 1998-2003. Alat analisis yang digunakan meliputi; Sistem Informasi Geografis dan regresi linier berganda dengan data panel.
Dalam penelitian ini ditemukan lokasi industri manufaktur berbasis perikanan di Jawa Timur yang cenderung terkonsentrasi di Kabupaten Banyuwangi, Pasuruan, Sidoarjo, dan Surabaya. Pertumbuhan industri di Jawa Timur tidak merata antardaerah. Beberapa kabupaten/kota mengalami kepadatan industri yang tinggi, tetapi sebagian yang lain justru mengalami tingkat kepadatan yang rendah. Faktor-faktor penentu keluaran dalam penelitian ini meliputi penyerapan tenaga kerja, input, dan upah.
Kata Kunci: Industri Manufaktur, Sistem Informasi Geografis, Regresi Linier, Data Panel.
c. Kata PengantarPengantar ini hendaknya memuat (a) gambaran umum judul secara singkat, (b)
gambaran pelaksanaan dan hasilnya, (c) ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang
berkontribusi, (d) tempat, tanggal, bulan, tahun, dan penanggung jawab peneliti. Selain itu,
kata pengantar sering memuat penilaian hasil penelitian oleh peneliti dan harapan yang
berupa kritik serta saran dari pembaca. Catatan yang perlu diperhatikan dalam penilaian
ini adalah penilaian janganlah memperkecil arti karya tulisnya dan jangan pula
menyombongkan hasil karya tulisnya.
d. Daftar Isi
Daftar isi ini berisi keseluruhan pokok isi naskah karya tulis ilmiah, yaitu mulai dari
abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel*, daftar gambar*, daftar lampiran*, bab-bab
dan subbab, daftar pustaka hingga lapiran*.
e. Daftar Tabel (jika ada)
Bagian ini berisi daftar tabel-tabel yang dimasukkan ke dalam teks laporan atau
karya tulis ilmiah. Tabel yang tidak dimasukkan ke dalam teks hendaknya dilampirkan.
Selain daftar tabel, karya tulis itu kemungkinan memuat daftar-daftar lain, misalnya daftar
lambang, daftar gambar, daftar simbol, dan sebagainya.
Tabel yang dibuat harus menuliskan
(a) judul tabel
(b) nomor tabel
(c) diletakkan segera setelah disebut dalam teks
(d) harus disebut di dalam teks
(e) format tabel yang satu dengan yang lain harus konsisten
(f) satuan harus disebutkan
(g) singkatan harus diterangkan kepanjangannya dalam catatan di bawah tabel
(h) judul lajur dan baris harus mewakili variabel yang diukur pada lajur dan baris
(i) bilangan desimal dari atas ke bawah harus konsisten (jika dua angka di belakang
koma, semuanya sama).
Untuk gambar/grafik, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
(a) nomor dan judul gambar harus ada
(b) sumbu vertikal dan horisontal pada grafik kudu diberi nama
(c) satuan ukuran pada masing-masing sumbu harus dicantumkan
(d) keterangan gambar dibuat seringkas mungkin, sedangkan penjelasan lengkap
dijelaskan di dalam teks
(e) diletakkan segera setelah disebut dalam teks
(f) harus disebut dalam teks.
4.4 Bab Pendahuluan
Bagian berisi informasi tentang latar belakang dan masalah, tujuan, ruang lingkup
masalah, asumsi, hipotesis, teori atau tinjauan pustaka, metode dan teknik, sumber data,
dan pengumpulan data. Untuk memperjelas bagian-bagian tersebut ikutilah penjelasan
berikut.
4.4.1 Latar Belakang
Latar belakang memuat masalah yang menjadi alasan dilakukannya kegiatan ilmiah
yang dilaporkan dalam tulisan tersebut. Alasan memilih latar belakang masalah tersebut
sehingga mendasari pemilihan judul (karena tertarik, masalah sedang mengemuka,
penting, bermanfaat). Alasan yang memuat keterangan yang menyebabkan munculnya
masalah. Bila latar belakang sudah diketahui diharapkan dapat merumuskan masalah.
Di dalam latar belakang perlu disampaikan studi pustaka yang mengungkap
laporan-laporan kegiatan ilmiah terdahulu yang berkaitan dengan topik serupa. Dari
uraian studi pustaka diharapkan dapat disusun suatu ungkapan tentang hal menarik yang
akan terungkap apabila dilakukan penelitian lebih lanjut.Latar belakang dalam tulisan
akademik, khususnya penelitian merupakan sebab-sebab (alasan) suatu masalah atau hal
itu menarik untuk diteliti. Alasan tersebut dapat diperinci menjadi alasan objektif dan
alasan subjektif. Alasan objektif merupakan alasan yang langsung menyangkut topik
penelitian dengan objek yang akan diteliti. Secara objektif, alasan penelitian dilakukan
dapat dikategorikan menjadi beberapa hal yaitu :
a. Arti penting atau peranan topik pembicaraan/ penelitian
Topik pembicaraan/penelitian yang diangkat akan memberikan manfaat dan peranan
yang penting dalam hubungannya dengan ilmu pengetahuan dan kehidupan sehingga
hal tersebut harus diteliti.
b. Perlunya pengembangan/peningkatan di bidang topik penelitian
Hal ini merupakan lanjutan dari penelitian/ hasil/teknologi yang telah ada terdahulu.
Dengan pengembangan penelitian yang dilakukan akan menghasilkan kemanfaatan
yang lebih besar bagi ilmu pengetahuan, ditemukannya metode/teknologi baru yang
lebih efektif, dan lain-lain yang merupakan hasil tindak lanjut dari yang sudah ada
sebelumnya.
c. Perlunya saran/masukan sebagai bahan pembinaan/ peningkatan/ pengembangan di
bidang topik penelitian.
Hal ini merupakan penelitian yang akan dilakukan untuk menguji ulang atau
mendapatkan hasil yang baru sesuai dengan topik penelitian yang sama. Dengan
demikian, hasil yang diperoleh nanti akan berguna sebagai bahan pertimbangan untuk
peningkatan/pengembangan hasil penelitian tersebut.
d. Perlunya penelitian dilakukan untuk alasan kemanfaatan praktis (terapan,
keterampilan, pengetahuan, dan lain-lain) atau alasan kemanfaatan keilmuan
(pengembangan teori, dan lain-lain).
Mengenai isi latar belakang suatu tulisan ilmiah, Mochtar (2008) mengemukakan
bahwa latar belakang hendaknya menjelaskan bagaimana asal-usul setiap permasalahan
penelitian yang diajukan, mengapa sampai permasalahan spesifik yang itu yang perlu
diteliti (mengapa bukan permasalahan spesifik yang lainnya saja), apa alasan pemilihan
setiap permasalahan yang diusulkan untuk diteliti. Selain itu, perlu dikemukakan pula
keterangan singkat tentang hubungan antara setiap permasalahan dengan permasalahan
utama dan judul penelitian.
4.4.2 Perumusan Masalah
Dalam memformulasikan atau merumuskan masalah tulisan ilmiah, perlu
diperhatikan beberapa ketentuan yang biasanya berlaku yaitu dengan memperhatikan:
1. aspek substansi;
2. aspek formulasi; dan
3. aspek teknis.
Dari sisi aspek substansi atau isi yang terkandung, perlu dilihat dari bobot atau nilai
kegunaan manfaat pemecahan masalah melalui tindakan seperti nilai aplikatifnya untuk
memecahkan masalah serupa/mirip yang dihadapi guru, kegunaan metodologik dengan
ditemukannya model tindakan dan prosedurnya, serta kegunaan teoretik dalam
memperkaya atau mengoreksi teori pembelajaran yang berlaku. Sedang dari sisi
orisinalitas, apakah pemecahan dengan model tindakan itu merupakan suatu hal baru yang
belum pernah dilakukan guru sebelumnya. Jika sudah pernah berarti hanya merupakan
pengulangan atau replikasi saja.
Pada aspek formulasi, seyogyanya masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat
interogatif (pertanyaan), meskipun tidak dilarang dirumuskan dalam bentuk deklaratif
(pernyataan). Hendaknya dalam rumusan masalah tidak terkandung masalah dalam
masalah, tetapi lugas menyatakan secara eksplisit dan spesifik tentang apa yang
dipermasalahkan.
Aspek teknis berhubungan dengan kemampuan dan kelayakan peneliti untuk
melakukan penelitian terhadap masalah yang dipilih. Pertimbangan yang dapat diajukan
seperti:
a) kemampuan dasar teori,
b) kemampuan metode penelitian,
c) paham terhadap masalah yang akan dibahas,
d) keaktualan masalah,
e) ada manfaatnya untuk perkembangan iptek,
f) data dapat diperoleh,
g) masalah tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit,
h) kemampuan fasilitas untuk melakukan penelitian seperti dana, waktu, tenaga, dan
perhatian terhadap masalah yang akan dipecahkan. Oleh karena itu, disarankan
untuk berangkat dari permasalahan sederhana, tetapi berarti bagi perkembangan
ilmu pengetahuan, teknologi, atau pun masyarakat.
Untuk kejelasan suatu rumusan masalah penelitian (Research Problem) dapat dilihat
contoh yang disusun oleh Mochtar (2008) dengan masalah utamanya adalah pemecahan
masalah banjir di kota Surabaya.
1. Bagaimanakah pola curah hujan tahunan dan besar probabilitas curah hujan yang
tinggi untuk return period 2, 5, 10, 20, dan 50 tahun di daerah Surabaya, dan di
daerah hulu catchment area dari sungi-sungai yang mengalir melewati kota
Surabaya?
2. Bagaimanakah hubungan antara curah hujan dan luas area genangan banjir yang
terjadi? Bagaimana bentuk peta daerah banjir dan ketinggian air banjir sebagai
fungsi dari curah hujan?
3. Bagaimanakah kondisi sistem pematusan (drainase) yang ada saat ini?
4. Bagaimanakah besar kontribusi dari sungai-sungai besar yang mengalir melalui
Surabaya terhadap kondisi banjir yang terjadi?
5. Apakah saja altertnatif pemecahan yang feasible atau layak?
6. Alternatif pemecahan manakah yang paling menguntungkan untuk jangka pendek,
jangka menengah, dan jangka panjang?
Contoh rumusan masalah yang lain sebagai berikut:
1. Apakah keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh oleh perusahaan ini jika
sistem kerja diubah menjadi otomatis penuh dengan pekerja robot dibandingkan
dengan tetap dilakukan ssstem kerja buruh manual seperti yang ada sekarang?
2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab perusahaan ini paling cepat
berkembang di negara ini (Indonesia), dan bagaimana faktor-faktor tersebut dapat
menyebabkan perkembangan perusahaan yang demikian pesat?
3. Bagaimanakah prospek perdagangan antara Indonesia dan Malaysia sampai
dengan 10 tahun kedepan?
4. Sampai seberapa jauh struktur organisasi dan jenis sistem informasi yang baru ini
dapat menjadikan sistem pengambilan keputusan dari pimpinan perusahaan ini
menjadi lebih efektif?
Catatan : Cara terbaik menulis masalah penelitian adalah menggunakan kalimat
interogatif/tanya, tetapi dapat juga dengan kalimat berita.
4.4.3 Tujuan
Tujuan penelitian dan masalah penelitian adalah dua sisi dari sebuah mata uang,
satu dan lainnya erat sekali berhubungan. Bagian ini menyampaikan tujuan sebagai
jawaban masalah dalam penelitiannya. Berarti, tujuan ini harus pula relevan dengan topik
atau judul penelitian dan harus dirumuskan dengan jelas, yakni rumusan tujuan ini pada
umumya sudah khusus, tetapi dapat juga disampaikan secara umum. Pada dasarnya, tujuan
penelitian harus sejalan dan sinkron dengan masalah penelitian yang sudah diformulasikan
dalam bentuk rumusan masalah. Di samping itu, biasanya tujuan penelitian disesuaikan
dengan kebutuhan peneliti dan pihak lain. Penulisan tujuan harus menggunakan kata kerja
yang hasilnya dapat diukur atau dilihat, seperti mengetahui, menguraikan, menerangkan,
menguji, membuktikan, menerapkan suatu konsep atau dugaan, dan menganalisis. Contoh,
jika rumusan masalah seperti di atas, tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah
mengetahui:
1. pola curah hujan tahunan dan besar probabilitas curah hujan yang tinggi untuk
return period 2, 5, 10, 20, dan 50 tahun di daerah Surabaya, dan di daerah hulu
catchment area dari sungi-sungai yang mengalir melewati kota Surabaya.
2. hubungan antara curah hujan dan luas area genangan banjir yang terjadi dan bentuk
peta daerah banjir dan ketinggian air banjir sebagai fungsi dari curah hujan.
3. kondisi sistem pematusan (drainase) yang ada saat ini.
4. besar kontribusi dari sungai-sungai besar yang mengalir melalui Surabaya terhadap
kondisi banjir yang terjadi.
5. altertnatif pemecahan yang feasible atau layak.
6. alternatif pemecahan yang paling menguntungkan untuk jangka pendek, jangka
menengah, dan jangka panjang?
4.4.4 Manfaat dan Kontribusi
Manfaat dan kontribusi hasil penelitian ini dapat digunakan bagi kepentingan
pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kepentingan masyarakat pada umumnya.
Dengan kata lain, subbab ini menjelaskan manfaat atau keuntungan-keuntungan yang akan
diperoleh masyarakat, jika tujuan penelitian tercapai sebagai hasil pemecahan masalah-
masalah penelitian. Berikutnya, apa saja bentuk kontribusi ilmiah yang akan dihasilkan
oleh penelitian ini terhadap pemahaman masyakat ilmiah dan ilmu pengetahuan pada
umumnya.
4.4.5 Ruang Lingkup
Pada bagian ruang lingkup dikemukakan variabel-variabel yang diteliti, populasi
atau subjek penelitian, dan lokasi penelitian. Dalam bagian ini dapat juga dipaparkan
penjabaran variabel menjadi subvariabel beserta indikator-indikatornya. Keterbatasan
penelitian tidak harus ada dalam skripsi, tesis, dan disertasi. Namun, keterbatasan
seringkali diperlukan agar pembaca dapat menyikapi temuan penelitian sesuai dengan
kondisi yang ada. Keterbatasan penelitian menunjuk kepada suatu keadaan yang tidak bisa
dihindari dalam penelitian. Keterbatasan yang sering dihadapi menyangkut dua hal.
Pertama, keterbatasan ruang lingkup kajian yang terpaksa dilakukan karena alasan-alasan
prosedural, teknik penelitian, ataupun karena faktor logistik. Kedua, keterbatasan
penelitian berupa kendala yang bersumber dari adat, tradisi, etika dan kepercayaan yang
tidak memungkinkan bagi peneliti untuk mencari data yang diinginkan.
Masalah-masalah yang sudah diidentifikasi perlu dibatasi. Pada bagian ini
dikemukakan pembatasan masalah, rincian masalah yang dibahas, istilah-istilah yang
berhubungan dengan topik dan dirumuskan dengan tepat. Bagian ini hanya mencantumkan
pokok-pokok masalah yang akan dibahas. Ruang lingkup masalah ini diuraikan sesuai
dengan tujuan pembahasan. Ruang lingkup ini menentukan rumusan masalah, tujuan
penulisan, dan deskripsi tulisan ilmiah. Perhatikan contoh berikut!
Untuk mengetahui permasalahan yang ada pada penelitian ini perlu
mengidentifikasi beberapa masalah berikut:
1) hakikat limbah industri tekstil
2) volume limbah
3) dampak yang telah ditimbulkan
4) mengidentifikasi sistem pembuangan/pengolahan limbah .
5) SDM di pabrik
6) mengidentifikasi sikap masyarakat (senang atau tidak senang). 4.4.6 Sistematika
Suatu karya tulis ilmiah penelitian sebaiknya dilengkapi sistematika tulisan. Bagian
ini memberikan gambaran sangat singkat tentang isi tulisannya. Sistematika berisi pokok-
pokok bab dan subbab yang ada dalam karya tulis, mulai dari bab pendahuluan sampai
dengan daftar pustaka, yaitu mulai Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan
dan Manfaat Penulisan, Ruang Lingkup Masalah, Asumsi, Hipotesis, Metode Penulisan.
Pokok-pokok Kajian Pustaka perlu dikemukakan sebagai penyempurnaan proposal
penulisan. Kajian ini harus relevan dengan teori yang digunakan dalam penulisan.
Berikutnya, perlu dikemukakan pula analisis data, pembahasan masalah, dan simpulan.
4.5 Bab Tinjauan/Kajian Pustaka
Kajian pustaka yang dimanfaatkan untuk memecahkan suatu masalah yang pada
dasarnya bertumpu pada kajian kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang
relevan. Kajian pustaka semacam ini biasanya dilakukan dengan cara mengumpulkan data
atau informasi dari berbagai sumber pustaka yang kemudian disajikan dengan cara baru
dan atau untuk keperluan baru. Dalam hal ini, bahan-bahan pustaka itu diperlukan sebagai
sumber ide untuk menggali pemikiran atau gagasan baru, sebagai bahan dasar untuk
melakukan deduksi dari pengetahuan yang sudah ada, sehingga kerangka teori baru dapat
dikembangkan, atau sebagai dasar pemecahan masalah.
Kajian pustaka akan menyampaikan prinsip-prinsip teori yang berguna untuk
membantu peneliti dalam membahas masalah sehingga berpengaruh positif terhadap
pembahasan masalah. Selain itu, teori berguna pula untuk membantu deskripsi langkah
kerja penelitian.
Untuk memberikan deskripsi teoretis terhadap variabel yang diteliti, diperlukan
kajian teori yang mendalam. Selanjutnya, argumentasi atas hipotesis yang diajukan
menuntut peneliti untuk mengintegrasikan teori yang dipilih sebagai landasan penelitian
dengan hasil kajian mengenai temuan penelitian yang relevan. Pembahasan terhadap hasil
penelitian tidak dilakukan secara terpisah dalam satu subbab tersendiri. Bahan-bahan
kajian pustaka dapat diangkat dari berbagai sumber seperti jurnal penelitian, disertasi,
tesis, skripsi, laporan penelitian, buku teks, makalah, laporan seminar dan diskusi ilmiah,
terbitan-terbitan resmi pemerintah, dan lembaga-lembaga lain. Akan lebih baik jika kajian
teoretis dan telaah terhadap temuan-temuan penelitian didasarkan pada sumber
kepustakaan primer, yaitu bahan pustaka yang isinya bersumber pada temuan penelitian.
Sumber kepustakaan sekunder dapat dipergunakan sebagai penunjang.
Di dalam struktur makalah, biasanya teori hanya menjadi subbab atau bahkan
disampaikan secara implisit. Akan tetapi, teori dalam laporan penelitian seperti tugas akhir
atau skripsi, tesis, disertasi, atau laporan penelitian lainnya dikemukakan secara eksplisit.
Teori sering juga disebut landasan teori, kajian teori, atau kajian pustaka karena ruang
lingkup pembicaraan teori dalam penelitian meliputi banyak hal sehingga perlu dijelaskan.
Pustaka yang digunakan sebaiknya berupa pustaka terbaru yang relevan dengan
bidang yang diteliti. Kumpulan pustaka yang relevan dan mutakhir dapat membantu
penulis mengetahui dengan jelas status penelitian di bidang tersebut. Kumpulan pustaka
yang memadai dapat meningkatkan kepercayaan diri penulis dalam memilih metode yang
akan digunakan dalam penelitian, melaksanakan penelitian, dan menyusun argumentasi
dalam pembahasan permasalahan yang timbul dalam penelitian. Komunikasi perseorangan
dapat dilakukan dengan ahli dalam bidang yang bersangkutan atau yang berkompeten,
sumber-sumber yang tidak bisa ditemukan di perpustakaan dapat dijadikan sebagai bahan
acuan. Sebagai contoh: jika penulis melakukan komunikasi dengan Prof. Dr. Muhammad
Eidman, M.Sc., seorang ahli dalam bidang biologi laut, penulis dapat menulis kutipan
pernyataan beliau tersebut dan diakhiri dengan penulisan (Eidman, komunikasi pribadi,
2003).
4.6 Metode
Metode berhubungan dengan bagaimana peneliti mengolah data sehingga metode
penelitian ini akan menentukan jenis penelitian, misalnya eksperimen, deskriptif,
komparatif, dan sebagainya. Jenis penelitian ini dapat juga disebut model penelitian. Di
samping itu, metode penelitian ini akan mencakup (1) desain/rancangan penelitian sebagai
strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan
karakteristik variable dan tujuan penelitian, (2) populasi dan sampel yang di dalamnya
akan membicarakan identifikasi dan batasan-batasan tentang populasi atau subjek
penelitian, prosedur dan teknik pengambilan data, dan besar sampel, (3) instrumen
penelitian yang digunakan untuk mengukur validitas yang diteliti dan dilanjutkan
pemaparan prosedur pengembangan instrument pengumpul data atau pemilihan alat atau
bahan yang digunakan dalam penelitian, (4) pengumpulan data yang meliputi langkah-
langkah yang ditempuh dan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dan jadwal
waktu pelaksanaan pengumpulan data, dan (5) analisis data apa yang digunakan dalam
penelitian, misalnya statistik inferensial terdapat statistik parametrik dan nonparametrik.
a. Rancangan Penelitian
Penjelasan mengenai rancangan atau desain penelitian yang digunakan perlu
diberikan untuk setiap jenis penelitian, terutama penelitian eksperimental. Rancangan
penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar penelitian agar peneliti memperoleh
data yang valid sesuai dengan karakteristik variabel dan tujuan penelitian. Dalam
penelitian eksperimental, rancangan penelitian yang dipilih adalah yang paling
memungkinkkan peneliti untuk mengendalikan variabel-variabel lain yang diduga ikut
berpengaruh terhadap variabel-variabel terikat. Pemilihan rancangan penelitian dalam
penelitian eksperimental selalu mengacu pada hipotesis yang akan diuji. Pada penelitian
noneksperimental, bahasan dalam subbab rancangan penelitian berisi penjelasan tentang
jenis penelitian yang dilakukan ditinjau dari tujuan dan sifatnya; apakah penelitian
eksploratoris, deskriptif, eksplanatoris, survai, atau penelitian historis, korelasional, dan
komparasi kausal. Di samping itu, dalam bagian ini dijelaskan pula variabel-variabel yang
dilibatkan dalam penelitian serta sifat hubungan antara variabel-variabel tersebut.
b. Populasi dan Sampel
Istilah populasi dan sampel tepat digunakan jika penelitian yang dilakukan
mengambil sampel sebagai subjek penelitian. Akan tetapi, jika sasaran penelitiannya
adalah seluruh anggota populasi, akan lebih cocok digunakan istilah subjek penelitian,
terutama dalam penelitian eksperimental. Dalam survai, sumber data lazim disebut
responden dan dalam penelitian kualitatif disebut informan atau subjek tergantung pada
cara pengambilan datanya. Penjelasan yang akurat tentang karakteristik populasi
penelitian perlu diberikan agar besarnya sampel dan cara pengambilannya dapat
ditentukan secara tepat. Tujuannya adalah agar sampel yang dipilih benar-benar
representatif, dalam arti dapat mencerminkan keadaan populasinya secara cermat.
Kerepresentatifan sampel merupakan kriteria terpenting dalam pemilihan sampel dalam
kaitannya dengan maksud menggeneralisasikan hasil-hasil penelitian sampel terhadap
populasinya. Jika keadaan sampel semakin berbeda dengan kakarteristik populasinya,
maka semakin besar kemungkinan kekeliruan dalam generalisasinya. Jadi, hal-hal yang
dibahas dalam bagian populasi dan sampel adalah (a) identifikasi dan batasan-batasan
tentang populasi atau subjek penelitian, (b) prosedur dan teknik pengambilan sampel,
serta (c) besarnya sampel.
c. Instrumen Penelitian
Pada bagian ini dikemukakan instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel
yang diteliti. Sesudah itu barulah dipaparkan prosedur pengembangan instrumen
pengumpulan data atau pemilihan alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian.
Dengan cara ini akan terlihat apakah instrumen yang digunakan sesuai dengan variabel
yang diukur, paling tidak ditinjau dari segi isinya. Sebuah instrumen yang baik juag harus
memenuhi persyaratan reliabilitas. Dalam tesis, terutama disertasi, harus ada bagian yang
menjelaskan proses validasi instrumen. Apabila instrumen yang digunakan tidak dibuat
sendiri oleh peneliti, tetap ada kewajiban untuk melaporkan tingkat validitas dan
reliabilitas instrumen yang digunakan. Hal lain yang perlu diungkapkan dalam instrumen
penelitian adalah cara pemberian skor atau kode terhadap masing-masing butir
pertanyaan/ pernyataan. Untuk alat dan bahan harus disebutkan secara cermat spesifikasi
teknis dari alat yang digunakan dan karakteristik bahan yang dipakai. Dalam ilmu eksakta
istilah instrumen penelitian kadangkala dipandang kurang tepat karena belum mencakup
keseluruhan hal yang digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu, subbab instrumen
penelitian dapat diganti dengan Alat dan Bahan.
d. Pengumpulan Data
Bagian ini menguraikan (a) langkah-langkah yang ditempuh dab teknik yang
digunakan untuk mengumpulkan data, (b) kualifikasi dan jumlah petugas yang terlibat
dalam proses pengumpulan data, serta (c) jadwal waktu pelaksanaan pengumpulan data.
Jika peneliti menggunakan orang lain sebagai pelaksana pengumpulan data, perlu
dijelaskan cara pemilihan serta upaya mempersiapkan mereka untuk menjalankan tugas.
Proses mendapatkan ijin penelitian, menemui pejabat yang berwenang, dan hal lain yang
sejenis tidak perlu dilaporkan, walaupun tidak dapat dilewatkan dalam proses pelaksanaan
penelitian.
e. Analisis Data
Pada bagian ini sering digunakan uraian jenis analisis statistik. Dilihat dari metode,
ada dua jenis statistik yang dapat dipilih, yaitu statistik deskriptif dan statistik inferensial.
Dalam statistik inferensial terdapat statistik parametrikdan statistik nonparametrik.
Pemilihan jenis analisis data sangat ditentukan oleh jenis data yang dikumpulkan dengan
tetap berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai atau hipotesis yang hendak diuji. Oleh
karena itu, hal pokok yang diperhatikan dalam analisis data adalah ketepatan teknik
analisis, bukan kecanggihannya. Beberapa teknik analisis statistik parametrik memang
lebih canggih dan karenanya mampu memberikan informasi yang lebih akurat jika
dibandingkan dengan teknik analisis sejenis dalam statistik nonparametrik. Penerapan
statistik parametrik secara tepat harus memenuhi beberapa persyaratan (asumsi),
sedangkan penerapan statistik nonparametrik tidak menuntut persyaratan tertentu.
Di samping penjelasan tentang jenis atau teknik analisis data yang digunakan, perlu
juga dijelaskan alasan pemilihannya. Apabila teknik analisis data yang dipilih sudah cukup
dikenal, maka pembahasannya tidak perlu dilakukan secara panjang lebar. Sebaliknya, jika
teknik analisis data yang digunakan tidak sering digunakan (kurang populer), uraian
analisis ini perlu diberikan secara lebih rinci. Apabila dalam analisis ini digunakan
komputer perlu disebutkan programnya, misalnya SPSS for Windows.
4.7 Asumsi atau Anggapan Dasar (jika ada)
Asumsi penelitian adalah anggapan-anggapan dasar tentang suatu hal yang
dijadikan pijakan berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Karena dijadikan
pijakan berpikir, asumsi tidak diragukan lagi kebenarannya. Misalnya, peneliti mengajukan
asumsi bahwa sikap seseorang dapat diukur dengan menggunakan skala sikap. Dalam hal
ini, peneliti tidak perlu membuktikan kebenaran hal yang diasumsikannya, tetapi langsung
memanfaatkan hasil pengukuran sikap yang diperolehnya. Asumsi dapat bersifat substantif
(teori atau prinsip) atau metodologis. Asumsi substantif berhubungan dengan
permasalahan penelitian, sedangkan asumsi metodologis berkenaan dengan metodologi
penelitian.
4.8 Hipotesis Penelitian (jika ada)
Tidak semua penelitian (kuantitatif) memerlukan hipotesis penelitian. Penelitian
yang bersifat eksploratoris dan deskriptif tidak membutuhkan hipotesis. Oleh karena itu,
subbab hipotesis penelitian tidak harus ada dalam penelitian (tugas akhir/skripsi, tesis,
atau disertasi hasil penelitian. Secara prosedural, hipotesis penelitian diajukan setelah
peneliti melakukan kajian pustaka karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari
kesimpulan-kesimpulan teoretis yang diperoleh dari kajian pustaka. Hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoretis dianggap paling
mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Namun secara teknis, hipotesis penelitian
dicantumkan pada Bab I (Bab Pendahuluan) agar hubungan antara masalah yang diteliti
dan kemungkinan jawabannya menjadi lebih jelas. Atas dasar inilah, maka di dalam latar
belakang masalah harus dipaparkan kajian pustaka yang relevan.
Rumusan hipotesis hendaknya bersifat definitif atau direksional. Artinya, dalam
rumusan hipotesis tidak hanya disebutkan adanya hubungan atau perbedaan
antarvariabel, melainkan telah ditunjukkan sifat hubungan atau keadaan perbedaannya.
Contoh: Ada hubungan positif antara tingkat kecerdasan mahasiswa dengan prestasi
belajar dalam Mata Kuliah Kalkulus.
Jika dirumuskan dalam bentuk perbedaan menjadi: mahasiswa yang tingkat
kecerdasannya tinggi memiliki prestasi belajar yang lebih tinggi dalam Mata Kuliah
Kalkulus dibandingkan dengan yang tingkat kecerdasannya sedang. Rumusan hipotesis
hendaknya: (a) menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih, (b) dirumuskan
secara singkat, padat, dan jelas, serta (c) dapat diuji secara empiris.
4.9 Hasil dan Analisis atau Pembahasan
Bab hasil dan analisis atau pembahasan ini dalam laporan penelitian sering dipisah,
tetapi dikemukakan dalam satu bab pun kemungkinan juga dapat dilakukan dalam karya
tulis penelitian. Dalam bab ini akan dikemukakan data yang dianalisis, disintesis,
diinterpretasi, dan dicari solusinya. Selain itu, bab pembahasan ini berisi argumentasi atau
pendapat peneliti. Bab hasil dapat ditampilkan dalam bentuk tabel, grafik, gambar, dan
sebagainya. Jika hasil penelitian dideskripsikan dengan kata-kata, kemungkinan uraian
hasil penelitian itu terlalu panjang sehingga kurang efektif.
Idealnyanya, hal –hal yang akan dilakukan oleh peneliti adalah:
(1) menjawab masalah penelitian
(2) memaparkan pencapaian tujuan
(3) menafsirkan temuan
(4) mengintegrasikan temuan ke kumpulan pengetahuan
(5) menjelaskan implikasi temuan
(6) membendingkan dengan temuan lain
(7) menjelaskan hipótesis ditolak (jika ada hipótesis)
Bab hasil dan analisis dapat dikembangkan sesuai dengan tingkat keluasan dan
kebutuhan untuk menjabarkan hasil dan analisisnya. Oleh karena itu, ha-hal yang akan
dicapai dibahas pada bab ini. Beberapa hal yang perlu dicek pada bab ini seperti berikut:
(1) Apakah deskripsi, analisis, dan interpretasi sudah dikemukakan secara lengkap
sehingga pembaca dapat menerimanya?
(2) Apakah semua masalah penelitian sudah terjawab secara terinci yang didasarkan pada
teori penelitian?
(3) Apakah seluruh analisis dan interpretasi itu berkorelasi yang satu dengan yang lain?
(4) Apakah teori-teori yang dipakai sudah teraplikasi dalam analisis?
(5) Apakah istilah-istilah telah dipakai secara tepat dan konsisten?
4.10 Bab Simpulan dan Saran
Bagian ini berisi pernyataan-pernyataan simpulan dari keseluruan analisis.
Simpulan bukanlah ringkasan penelitian, tetapi simpulan merupakan jawaban secara
ringkas dan relevan dengan masalah penelitian. Jika penelitian itu mengemukakan
hipotesis, simpulan merupakan jawaban dari hipotesis dan simpulan yang merupakan
hipotesis itu bisa diterima atau ditolak.
Saran merupakan konskuensi logis dari hasil temuan penelitian. Dengan temuan
tersebut, hal-hal yang disarankan dapat berupa penerapan hasil penelitian, perlunya
penelitian lanjut, dan hambatan-hambatan berarti yang dialami oleh peneliti selama
penelitian sehingga hambatan itu dapat berpengaruh terhadap hasil penelitiannya. Di
samping itu, keberadaan saran dalam penelitian ilmiah tidaklah mutlak karena saran yang
disampaikan akan berhubungan dengan kesimpulan. Oleh karena itu, keberadaan saran ini
bergantung pada jenis permasalahannya.