waktu erupsi gigi.pdf

14
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Erupsi gigi merupakan suatu perubahan posisi gigi yang diawali dengan pertumbuhan dalam tulang rahang melalui beberapa tahap berturut-turut hingga mencapai posisi fungsional di dalam rongga mulut. Erupsi gigi dipengaruhi oleh faktor intrinsik, yaitu ras, genetik, dan jenis kelamin dan ekstrinsik yang meliputi nutrisi dan tingkat ekonomi. 1,3 2.1 Odontogenesis Pertumbuhan mandibula dan maksila menurut Sadler dipersiapkan untuk tumbuhnya gigi geligi. 11 Gigi berasal dari dua jaringan embrional:ektoderm, yang membentuk enamel, dan mesoderm yang membentuk dentin, sementum, pulpa, dan juga jaringan-jaringan penunjang. 3,12 Perkembangan gigi geligi pada masa embrional dimulai pada minggu ke-6 intrauterin ditandai dengan proliferasi epitel oral yang berasal dari jaringan ektodermal membentuk lembaran epitel yang disebut dengan primary epithelial band. Primary epithelial band yang sudah terbentuk ini selanjutnya mengalami invaginasi ke dasar jaringan mesenkimal membentuk 2 pita pada masing-masing rahang yaitu pita vestibulum yang berkembang menjadi segmen bukal yang merupakan bakal pipi dan bibir dan pita lamina dentis yang akan berperan dalam pembentukan benih gigi. 13,14 Pertumbuhan dan perkembangan gigi dibagi dalam 3 tahap, yaitu perkembangan, kalsifikasi, dan erupsi. 3 Universitas Sumatera Utara

description

waktu erupsi gigi.pdf

Transcript of waktu erupsi gigi.pdf

  • BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    Erupsi gigi merupakan suatu perubahan posisi gigi yang diawali dengan

    pertumbuhan dalam tulang rahang melalui beberapa tahap berturut-turut hingga

    mencapai posisi fungsional di dalam rongga mulut. Erupsi gigi dipengaruhi oleh

    faktor intrinsik, yaitu ras, genetik, dan jenis kelamin dan ekstrinsik yang meliputi

    nutrisi dan tingkat ekonomi. 1,3

    2.1 Odontogenesis

    Pertumbuhan mandibula dan maksila menurut Sadler dipersiapkan untuk

    tumbuhnya gigi geligi.11 Gigi berasal dari dua jaringan embrional:ektoderm, yang

    membentuk enamel, dan mesoderm yang membentuk dentin, sementum, pulpa, dan

    juga jaringan-jaringan penunjang.3,12 Perkembangan gigi geligi pada masa embrional

    dimulai pada minggu ke-6 intrauterin ditandai dengan proliferasi epitel oral yang

    berasal dari jaringan ektodermal membentuk lembaran epitel yang disebut dengan

    primary epithelial band. Primary epithelial band yang sudah terbentuk ini

    selanjutnya mengalami invaginasi ke dasar jaringan mesenkimal membentuk 2 pita

    pada masing-masing rahang yaitu pita vestibulum yang berkembang menjadi segmen

    bukal yang merupakan bakal pipi dan bibir dan pita lamina dentis yang akan berperan

    dalam pembentukan benih gigi.13,14 Pertumbuhan dan perkembangan gigi dibagi

    dalam 3 tahap, yaitu perkembangan, kalsifikasi, dan erupsi.3

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.1.1 Tahap Perkembangan Gigi

    Tahap perkembangan adalah sebagai berikut:3,15

    a. Inisiasi (bud stage)

    Inisiasi merupakan permulaan terbetuknya benih gigi dari epitel mulut. Sel-sel

    tertentu pada lapisan basal dari epitel mulut berproliferasi lebih cepat daripada sel

    sekitarnya . Hasilnya adalah lapisan epitel yang menebal di regio bukal lengkung gigi

    dan meluas sampai seluruh bagian rahang atas dan bawah.

    b. Proliferasi (cap stage)

    Lapisan sel-sel mesenkim yang berada pada lapisan dalam mengalami

    proliferasi, memadat, dan bervaskularisasi membentuk papil gigi yang kemudian

    membentuk dentin dan pulpa pada tahap ini. Sel-sel mesenkim yang berada

    disekeliling organ gigi dan papila gigi memadat dan fibrous, disebut kantong gigi

    yang akan menjadi sementum, membran periodontal, dan tulang alveolar.

    c. Histodiferensiasi (bell stage)

    Pada tahap ini terjadi diferensiasi. Sel-sel epitel enamel dalam (inner email

    ephithelium) menjadi semakin panjang dan silindris, disebut sebagai ameloblas yang

    akan berdiferensiasi menjadi enamel dan sel-sel bagian tepi dari papila gigi menjadi

    odontoblas yang akan berdiferensiasi menjadi dentin.

    d. Morfodiferensiasi

    Sel pembentuk gigi tersusun sedemikian rupa dan dipersiapkan untuk

    menghasilkan bentuk dan ukuran gigi selanjutnya. Proses ini terjadi sebelum deposisi

    matriks dimulai. Morfologi gigi dapat ditentukan bila epitel enamel bagian dalam

    tersusun sedemikian rupa sehingga batas antara epitel enamel dan odontoblas

    Universitas Sumatera Utara

  • merupakan gambaran dentinoenamel junction yang akan terbentuk. Dentinoenamel

    junction mempunyai sifat khusus yaitu bertindak sebagai pola pembentuk setiap

    macam gigi. Terdapat deposit enamel dan matriks dentin pada daerah tempat sel-sel

    ameloblas dan odontoblas yang akan menyempurnakan gigi sesuai dengan bentuk dan

    ukurannya.

    e. Aposisi

    Pembentukan matriks keras gigi baik pada enamel, dentin, dan sementum

    terjadi pada tahap ini. Matriks enamel terbentuk dari sel-sel ameloblas yang bergerak

    ke arah tepi dan telah terjadi proses kalsifikasi sekitar 25 %-30%.

    2.1.2. Tahap Kalsifikasi Gigi

    Tahap kalsifikasi adalah suatu tahap pengendapan matriks dan garam-garam.

    Kalsifikasi akan dimulai di dalam matriks yang sebelumnya telah mengalami deposisi

    dengan jalan presipitasi dari satu bagian ke bagian lainnya dengan penambahan lapis

    demi lapis.2 Kalsifikasi gigi desidui dimulai pada minggu ke-14 prenatal, diikuti

    dengan kalsifikasi gigi molar pertama pada minggu ke-15. Gigi insisivus lateral

    mengalami kalsifikasi pada minggu ke-16, gigi kaninus pada minggu ke-17, sedang

    gigi molar kedua pada minggu ke-18.1

    Tahap kalsifikasi bervariasi dari satu individu dengan individu yang lain,

    dipengaruhi oleh faktor keturunan. Demikian juga pola kalsifikasi, bentuk korona,

    dan komposisi mineralisasi, dipengaruhi oleh faktor genetik.1,3,12 Perkembangan gigi

    kecuali bervariasi juga menunjukkan beda pada jenis kelamin, dan bersifat bilateral

    Universitas Sumatera Utara

  • simetris. Perempuan biasanya menunjukkan perkembangan yang mendahului laki-

    laki, dan pada rahang bawah lebih dahulu daripada rahang atas.1

    Kalsifikasi enamel dan dentin tidak sama, tetapi mempunyai karakterisistik

    yang bervariasi pada periode perkembangan. Menurut Brauner, pada usia 10 bulan

    sampai 2,5 tahun, pembentukan dan kalsifikasi enamel dan dentin baik, namun relatif

    rentan karena apabila terjadi gangguan metabolisme pada anak yang sedang

    berkembang secara klinis tidak menyebabkan terjadinya hipoplasia enamel, tetapi

    dapat mengakibatkan terjadinya gangguan ringan pada kalsifikasi saja. Pada usia 2,5

    sampai 5 tahun, kalsifikasi enamel dan dentin biasanya tidak homogen, akan tetapi

    sifatnya lebih baik dibandingkan pada masa bayi. Gangguan pada kalsifikasi terjadi

    sebagai akibat respon gangguan metabolisme anak yang sedang berkembang dan

    gangguan ini disebut hipoplasia kronik. Pada usia 6 sampai 10 tahun, kalsifikasinya

    baik dan tahan terhadap gangguan pada pembentukan enamel. Periode ini merupakan

    periode yang kritis karena pembentukan dan kalsifikasi gigi sangat rentan terhadap

    gangguan pada metabolisme anak-anak yang sedang berkembang, sehingga dapat

    terjadi hipoplasia enamel.12 Rensburg menyatakan bahwa gangguan pada tahap

    kalsifikasi dapat menyebabkan kelainan pada kekerasan gigi seperti hipokalsifikasi.3

    Sinclair menyatakan bahwa gigi desidui mulai berkalsifikasi pada usia 4

    sampai 6 bulan dalam kandungan. Pada saat kelahiran beberapa diantaranya lebih

    maju dari gigi lainnya. Pada tahap ini kalsifikasi gigi desidui belum sempurna hingga

    mencapai usia 3 tahun. Mahkota dari beberapa gigi molar permanen saat itu sudah

    terbentuk sempurna dan sebagian akarnya sudah mulai terbentuk. Pada usia 6 tahun,

    Universitas Sumatera Utara

  • mulut telah dipenuhi oleh gigi. Gigi geligi desidui mulai tanggal dan gigi permanen

    sudah terbentuk.12

    2.1.3. Tahap Erupsi Gigi

    Banyak pendapat mengenai pengertian erupsi gigi. Menurut Lew, gigi

    dinyatakan erupsi jika tonjol gigi atau tepi insisal dari gigi muncul menembus

    gingival dan tidak melebihi 3 mm di atas gingival level yang dihitung dari tepi insisal

    gigi.5

    Proses erupsi gigi adalah suatu proses fisiologis berupa proses pergerakan gigi

    yang dimulai dari tempat pembentukan gigi dalam tulang alveolar kemudian gigi

    menembus gingiva sampai akhirnya gigi mencapai dataran oklusal.1 Gerakan dalam

    proses erupsi gigi adalah ke arah vertikal tetapi selama proses erupsi gigi

    berlangsung, gigi juga mengalami pergerakan miring, rotasi dan pergerakan ke arah

    mesial.6,12 Proses erupsi gigi dimulai sebelum tanda pertama mineralisasi dimana

    proses erupsi gigi ini terus-menerus berlangsung tidak hanya sampai terjadi kontak

    dengan gigi antagonisnya, tetapi juga sesudahnya, meskipun gigi telah difungsikan.

    Proses erupsi gigi berakhir bila gigi telah tanggal.7

    Adanya pergerakan pada proses erupsi gigi akan menstimulasi pertumbuhan

    tulang rahang dalam arah panjang dan lebar. Hal ini terbukti bila gigi tanggal pada

    masa pertumbuhan dan perkembangan tulang rahang maka tulang rahang di sekitar

    gigi yang tanggal tersebut mengalami ketertinggalan dalam pertumbuhannya

    dibandingkan dengan tulang rahang di sekitar gigi yang tidak tanggal. Benih-benih

    gigi desidui dan gigi-gigi permanen mula-mula terhadap oklusal keduanya sejajar.

    Universitas Sumatera Utara

  • Dengan pertumbuhan rahang, gigi desidui akan lebih terdorong ke arah oklusal,

    makin tertinggal benih gigi permanen dan akhirnya benih gigi permanen ini

    menempati lingual akar atau antara akar-akar gigi desidui.1

    Proses erupsi gigi dapat dibagi atas tiga tahap, yaitu tahap praerupsi,

    prafungsional, dan fungsional.

    a.Tahap Praerupsi

    Tahap praerupsi dimulai saat pembentukan benih gigi sampai mahkota selesai

    dibentuk. Pada tahap praerupsi, rahang mengalami pertumbuhan pesat di bagian

    posterior dan permukaan lateral yang mengakibatkan rahang mengalami peningkatan

    panjang dan lebar ke arah anterior-posterior. Untuk menjaga hubungan yang konstan

    dengan tulang rahang yang mengalami pertumbuhan pesat ini maka benih gigi

    bergerak ke arah oklusal.13

    Pergerakan benih gigi ke arah oklusal pada tahap praerupsi berhubungan

    dengan pertumbuhan tulang rahang pada sisi apikal dan jaringan ikat di sekitar

    kantung gigi.13 Pertumbuhan tulang rahang pada sisi apikal pada tahap praerupsi ini

    berlangsung lebih cepat daripada sisi yang lain dari tulang rahang yang menyebabkan

    terjadinya peningkatan tekanan pada sisi apikal tulang rahang sehingga benih gigi

    terdorong ke arah oklusal. 12,13 Selain proliferasi aktif dari tulang rahang, bergeraknya

    benih gigi ke arah oklusal pada tahap praerupsi ini juga dipicu oleh pertumbuhan dari

    jaringan ikat di sekitar kantung gigi. Proliferasi jaringan ikat ini berjalan dengan cepat

    sehingga menghasilkan kekuatan untuk mendorang gigi ke arah oklusal.13

    Universitas Sumatera Utara

  • b. Tahap Prafungsional

    Tahap prafungsional dimulai dari pembentukan akar sampai gigi mencapai

    dataran oklusal.13 Pada tahap prafungsional gigi bergerak lebih cepat ke arah vertikal.

    Selain bergerak ke arah vertikal, pada tahap prafungsional gigi juga bergerak miring

    dan rotasi. Gerakan miring dan rotasi dari gigi ini bertujuan untuk memperbaiki

    posisi gigi berjejal di dalam tulang rahang yang masih mengalami pertumbuhan.12,13

    Pergerakan gigi ke arah oklusal pada tahap prafungsional berhubungan

    dengan pertumbuhan jaringan ikat di sekitar kantung gigi.13 Proliferasi aktif dari

    jaringan ligamen periodontal ini menghasilkan suatu tekanan di sekitar kantung gigi

    yang akan mendorong gigi ke arah oklusal. Tekanan erupsi pada tahap prafungsional

    semakin bertambah seiring meningkatnya permeabilitas vaskular di sekitar ligamen

    periodontal. Meningkatnya permeabilitas vaskular ini memicu keluarnya cairan

    secara difus dari dinding vaskular sehingga terjadi penumpukan cairan di sekitar

    ligamen periodontal yang kemudian menghasilkan tekanan erupsi. Keadaan ini sama

    dengan kondisi inflamasi dimana jaringan ligamen periodontal yang membengkak

    akan mendorong gigi ke luar dari soketnya, tetapi proses patologis ini tidaklah sama

    sepenuhnya dengan proses erupsi fisiologis.1 2,13 Faktor lain yang juga berperan dalam

    menggerakkan gigi ke arah oklusal pada tahap prafungsional ini adalah perpanjangan

    dari pulpa, dimana pulpa yang sedang berkembang pesat ke arah apikal juga dapat

    menghasilkan kekuatan untuk mendorong mahkota ke arah oklusal.13 Peran

    pertumbuhan akar dalam proses erupsi gigi pada tahap prafungsional masih belum

    diketahui karena gigi yang sudah dirusak akarnya masih bisa bererupsi, bahkan ada

    gigi yang masih mengadakan erupsi tanpa terbentuknya akar sama sekali. Proliferasi

    Universitas Sumatera Utara

  • jaringan ikat, peningkatan permeabilitas vaskular di sekitar ligamen periodontal dan

    pertumbuhan pulpa merupakan tiga faktor yang menyebabkan bergeraknya gigi ke

    arah oklusal pada tahap prafungsional.12,13

    c. Tahap Fungsional

    Tahap ini dimulai sejak gigi difungsikan dan berakhir ketika gigi telah

    tanggal. Selama tahap fungsional gigi bergerak ke arah oklusal, mesial, dan

    proksimal.13 Pergerakan gigi pada tahap fungsional ini bertujuan sehingga oklusi dan

    titik kontak proksimal dari gigi dapat dipertahankan.7

    Pada tahap fungsional tulang alveolar masih mengalami pertumbuhan

    terutama pada bagian soket gigi sebelah distal demikian halnya dengan sementum

    pada akar gigi. Terjadinya pertumbuhan pada sementum dan tulang di sekitar soket

    gigi sebelah distal pada tahap fungsional menimbulkan interpretasi bahwa

    bergeraknya gigi ke arah oklusal dan proksimal pada tahap ini berhubungan dengan

    pertumbuhan tulang alveolar dan pertumbuhan sementum. Interpretasi ini tidaklah

    benar.13 Pertumbuhan tulang alveolar dan sementum bukanlah penyebab bergeraknya

    gigi pada tahap fungsional tetapi pertumbuhan tulang alveolar dan pertambahan

    sementum yang terjadi pada tahap fungsional ini merupakan hasil dari pergerakan

    gigi selama tahap prafungsional. 12,13 Adapun penggerak gigi selam tahap fungsional

    sama dengan tahap prafungsional yaitu proliferasi ligamen periodontal, tetapi berjalan

    lebih lambat.7,13

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.2 Waktu Erupsi Gigi

    Waktu erupsi gigi diartikan sebagai waktu munculnya tonjol gigi atau tepi

    insisal dari gigi menembus gingiva.7 Berdasarkan penelitian terdahulu terdapat

    perbedaan waktu erupsi antara satu populasi dengan populasi lain yang berbeda Ras

    bahkan berdasarkan penelitian Hume (1992) pada berbagai etnik di Amerika dan

    Eropa Barat didapat data bahwa tidak ada dua individu yang mempunyai waktu

    erupsi yang sama.1,7

    Gigi yang bererupsi pertama kalinya adalah gigi susu atau gigi desidui.

    Beberapa lama gigi desidui akan berada dalam rongga mulut untuk melaksanakan

    aktivitas fungsionalnya, sampai akhirnya gigi permanen erupsi untuk menggantikan

    gigi desidui tersebut.1,15-19

    Waktu erupsi gigi permanen dimulai saat anak berusia 6 sampai 7 tahun,

    ditandai dengan erupsi gigi molar pertama rahang bawah bersamaan dengan insisivus

    pertama rahang bawah dan molar pertama rahang atas.3,9,16 Gigi insisivus sentral

    rahang atas erupsi umur 7 tahun dilanjutkan dengan gigi insisivus lateral rahang

    bawah. Gigi insisivus lateral rahang atas erupsi umur 8 tahun dan gigi kaninus rahang

    bawah umur 9 tahun. Gigi premolar pertama rahang atas erupsi umur 10 tahun,

    dilanjutkan dengan erupsi gigi premolar kedua rahang atas, premolar pertama rahang

    bawah, kaninus rahang atas dan premolar kedua rahang bawah. Erupsi gigi molar

    kedua rahang bawah terjadi umur 11 tahun dan molar kedua rahang atas umur 12

    tahun. Erupsi gigi paling akhir adalah molar ketiga rahang atas dan rahang bawah.

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 1. Erupsi gigi permanen laki-laki pada beberapa populasi

    Group Source Method Maxilla Mandible

    I1 I2 C P1 P2 M1 M2 I1 I2 C P1 P2 M1 M2

    Java Indriati,2001 C, mean

    C, median

    7.22

    7.33

    8.56

    8.42

    11.58

    11.5

    10.33

    10.33

    10.65

    10.83

    6.73

    6.83

    11.86

    11.75

    6.66

    6.83

    7.42

    7.5

    11.14

    11.22

    10.49

    10.83

    11.33

    11.46

    6.7

    6.83

    11.22

    11.33

    Am. Negro Steggerda & Hills, 1942 L, mean 7.77 8.45 11.74 10.82 11.92 6.79 12.64 6.95 7.94 10.99 10.86 11.48 6.97 12.33

    Zulu Suk, 1919 C, median 5.98 6.98 10.17 10.11 10.66 5.26 11.36 5.47 5.96 9.63 10.11 10.75 5.23 11.04

    Maya Steggerda & Hills, 1942 L, mean 8.35 9.3 11.79 10.29 11.63 6.88 12.49 7.41 8.4 11.16 11.14 11.99 6.76 11.86

    Navajo Steggerda & Hills, 1942 L, mean 7.65 8.84 11.07 10.09 10.9 6.68 11.56 6.8 7.72 10.26 10.22 11.18 6.33 11.62

    Pima Dahlberg, 1958 C, median 7.83 8.74 11.66 10.08 11.33 5.98 11.67 6.26 7.65 10.78 10.43 11.39 5.89 11.2

    American Steggerda & Hills, 1942 L, mean 7.87 9.16 11.83 10.72 11.46 7.04 13.05 6.93 8.51 10.94 11.15 11.86 6.98 12.41

    American Hellman, 1943 L, mean 7.33 8.6 12.02 11.17 12.21 6.75 12.96 6.29 7.55 11.04 11.09 12.32 6.82 12.59

    American Fulton & Price, 1954 L, mean 7.26 8.42 11.38 10.42 11.12 6.63 12.09 6.54 7.54 10.72 11.09 11.8 6.32 11.83

    American Cattell, 1928 C, median 7.33 8.42 11.5 10.33 11.08 6.33 12.16 6.25 7.58 10.66 10.58 11.33 6.16 11.66

    American Cohen, 1928 C, median 7.1 8.6 11.5 10.2 10.7 6.4 12.8 6.4 7.5 10.3 10.8 11.4 6.4 11.8

    American Klein et al., 1938 C, median 7.49 8.62 11.8 10.42 11.18 6.64 12.7 6.5 7.64 10.7 10.75 11.45 6.44 12.2

    English Stones et al., 1951 L, mean 8.1 8.85 12.24 10.93 11.38 6.72 12.43 6.85 8.12 11.41 11.4 12.12 6.91 12.16

    English Ainsworth, 1925 C, median 7.42 8.81 11.73 9.96 10.89 6.34 12.33 6.49 7.72 10.8 10.86 11.8 6.24 11.86

    English Clements et al., 1953 C, median 7.01 8.18 11.46 10.41 11.52 6.11 11.97 6.08 7.3 10.51 11.35 12.32 6.14 11.41

    New Zealand Leslie, 1951 C, median 7.26 8.32 11.4 11.01 11.74 6.47 12.47 6.38 7.42 10.78 11.34 12.18 6.46 11.89

    Keterangan : C:Cross section, L:Longitudinal. Tabel diadaptasi dan dimodifikasi dari Dahlberg dan Menegaz-Bock, 1958.3

    Universitas Sumatera Utara

  • Tabel 2. Erupsi gigi permanen perempuan pada beberapa populasi

    Group Source Method Maxilla Mandible

    I1 I2 C P1 P2 M1 M2 I1 I2 C P1 P2 M1 M2

    Java Indriati,2001 C, mean

    C, median

    7.59

    7.58

    8.82

    9.04

    11.03

    11

    10.56

    10.92

    11.05

    11.37

    6.91

    6.5

    11.81

    12

    6.83

    6.83

    7.69

    7.67

    11.08

    11

    10.79

    11

    11.05

    11.42

    6.82

    6.75

    11.25

    11.46

    Am. Negro Steggerda & Hills, 1942 L, mean 7.13 8.31 10.39 10.07 10.97 6.9 11.85 6.28 7.19 9.73 10.23 10.77 6.33 11.43

    Zulu Suk, 1919 C, median 6.18 7.14 9.72 9.76 10.06 5.77 10.92 5.85 6.23 9.12 9.76 10.24 5.49 10.61

    Maya Steggerda & Hills, 1942 L, mean 8.27 8.63 10.89 9.96 10.92 6.69 12.09 7.15 8.09 10.32 10.24 11.16 6.68 11.49

    Navajo Steggerda & Hills, 1942 L, mean 7.71 8.66 10.68 9.88 11.38 6.61 11.43 6.48 7.44 9.81 10.18 10.47 6.43 11.23

    Pima Dahlberg, 1958 C, median 7.47 8.34 10.94 9.63 10.73 5.8 11.38 6.15 7.32 9.66 9.87 10.73 5.43 10.8

    American Steggerda & Hills, 1942 L, mean 7.59 8.78 11.41 10.52 11.33 6.97 12.62 6.58 8 10.22 10.63 11.52 6.59 11.86

    American Hellman, 1943 L, mean 7.24 8.17 11.74 10.83 11.94 6.89 12.93 6.26 7.43 10.26 10.66 11.74 6.7 12.61

    American Fulton & Price, 1954 L, mean 7 7.87 10.55 9.91 10.46 6.32 11.59 6.21 6.92 9.68 10.08 10.79 6.04 10.91

    American Cattell, 1928 C, median 7.08 8 11.08 9.92 10.92 6.16 12.08 6.08 7.25 9.66 10.08 11.08 6 11.42

    American Cohen, 1928 C, median 6.9 7.9 10.7 9.9 10.7 6.1 12.2 6.1 7 9.6 10.1 10.08 5.59 11.6

    American Klein et al., 1938 C, median 7.2 8.15 11.05 10 10.82 6.54 12.4 6.19 7.31 9.85 10.2 11 6.12 11.9

    English Stones et al., 1951 L, mean 7.67 8.66 12.01 10.47 11.11 6.6 12.11 6.81 8.05 10.67 11.43 12.01 6.57 12.21

    English Ainsworth, 1925 C, median 7.2 8.37 11.2 9.77 10.72 6.12 12.07 6.23 7.5 9.9 10.36 11.21 5.95 11.52

    English Clements et al., 1953 C, median 6.62 7.82 10.67 9.79 11.06 5.94 11.5 5.77 7.01 9.41 10.53 11.64 5.84 11.18

    New Zealand Leslie, 1951 C, median 6.83 7.86 10.82 10.52 11.24 6.98 12.2 6.19 7.16 9.74 10.54 11.73 6.3 11.36

    Keterangan : C:Cross section, L:Longitudinal. Tabel diadaptasi dan dimodifikasi dari Dahlberg dan Menegaz-Bock, 1958.3

    Universitas Sumatera Utara

  • 2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Erupsi Gigi

    Erupsi gigi merupakan proses yang bervariasi pada setiap anak.3,9,16 Variasi

    ini bisa terjadi dalam setiap periode dalam proses pertumbuhan dan perkembangan

    gigi, terutama pada periode transisi pertama dan kedua. Variasi ini masih dianggap

    sebagai suatu keadaaan yang normal jika lamanya perbedaan waktu erupsi gigi masih

    berkisar antara 2 tahun.3

    Variasi dalam erupsi gigi dapat disebabkan oleh banyak faktor, yaitu:

    1. Faktor Keturunan (Genetik)

    Faktor keturunan dapat mempengaruhi kecepatan waktu erupsi gigi.9,18 Faktor

    genetik mempunyai pengaruh terbesar dalam menentukan waktu dan urutan erupsi

    gigi, termasuk proses kalsifikasi.1,3 Pengaruh faktor genetik terhadap erupsi gigi

    adalah sekitar 78 %.3

    2. Faktor Ras

    Perbedaan Ras dapat menyebabkan perbedaan waktu dan urutan erupsi gigi

    permanen.1 Waktu erupsi gigi orang Eropa dan campuran Amerika dengan Eropa

    lebih lambat daripada waktu erupsi orang Amerika berkulit hitam dan Amerika

    Indian. Orang Amerika, Swiss, Perancis, Inggris, dan Swedia termasuk dalam Ras

    yang sama yaitu Kaukasoid dan tidak menunjukkan perbedaan waktu erupsi yang

    terlalu besar.3

    3. Jenis Kelamin

    Waktu erupsi gigi permanen rahang atas dan bawah terjadi bervariasi pada

    setiap individu. Pada umumnya waktu erupsi gigi anak perempuan lebih cepat

    dibandingkan laki-laki.5,9,14 Perbedaan ini berkisar antara 1 hingga 6 bulan.3

    Universitas Sumatera Utara

  • 4. Faktor Lingkungan

    Pertumbuhan dan perkembangan gigi dipengaruhi oleh faktor lingkungan

    tetapi tidak banyak mengubah sesuatu yang telah ditentukan oleh faktor keturunan.

    Pengaruh faktor lingkungan terhadap waktu erupsi gigi adalah sekitar 20 %.3

    Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor lingkungan antara lain:

    a. Sosial Ekonomi

    Tingkat sosial ekonomi dapat mempengaruhi keadaan nutrisi, kesehatan

    seseorang dan faktor lainnya yang berhubungan.6 Anak dengan tingkat ekonomi

    rendah cenderung menunjukkan waktu erupsi gigi lebih lambat dibanding anak

    tingkat ekonomi menengah. Penelitian yang dilakukan oleh Clements dan Thomas,

    menyatakan bahwa anak-anak yang berasal dari tingkat sosial ekonomi tinggi

    memperlihatkan erupsi gigi lebih cepat dibandingkan anak-anak yang berasal dari

    tingkat sosial ekonomi rendah (Andreasen, 1998). Hal ini berhubungan dengan nutrisi

    yang diperoleh anak-anak dengan tingkat sosial ekonomi tinggi lebih baik.3

    b. Nutrisi

    Faktor pemenuhan gizi dapat mempengaruhi waktu erupsi gigi dan

    perkembangan rahang.3 Nutrisi sebagai faktor pertumbuhan dapat mempengaruhi

    erupsi, tetapi hal ini terjadi pada malnutrisi yang hebat.1 Kekurangan nutrisi dapat

    menyebabkan keterlambatan erupsi gigi.18 Nutrisi sebagai faktor pertumbuhan dapat

    mempengaruhi erupsi dan proses kalsifikasi. Keterlambatan waktu erupsi gigi dapat

    dipengaruhi oleh faktor kekurangan nutrisi, seperti vitamin D dan gangguan kelenjar

    endokrin. Pengaruh faktor nutrisi terhadap perkembangan gigi adalah sekitar 1 %.3

    Universitas Sumatera Utara

  • 5. Faktor Penyakit

    Gangguan pada erupsi gigi permanen dapat disebabkan oleh penyakit sistemik

    dan beberapa sindroma, seperti Down syndrome, Cleidocranial dysostosis,

    Hypothyroidism, Hypopituitarism, beberapa tipe dari Craniofacial synostosis dan

    Hemifacial atrophy.3,7,18

    6. Faktor Lokal

    Faktor-faktor lokal yang dapat mempengaruhi erupsi gigi adalah jarak gigi ke

    tempat erupsi, malformasi gigi, adanya gigi berlebih, trauma dari benih gigi, mukosa

    gingiva yang menebal, dan gigi desidui yang tanggal sebelum waktunya.3

    Universitas Sumatera Utara