wacana tulis
-
Upload
sashieraarmhie -
Category
Documents
-
view
8 -
download
0
description
Transcript of wacana tulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mulyana (2005:1) mengatakan wacana adalah unsur kebahasaan yang
terlengkap dan paling kompleks. Satuan pendukung kebahasaanya meliputi fonem,
morfem, kata, klausa, frasa, kalimat, paragraf atau karangan utuh. Namun, wacana
pada umumnya juga bersifat pragmatis. Douglas (1976:266) mengatakan bahwa
wacana dalam bahasa Sanskerta artinya berucap. Jadi, wacana dapat diartikan sebagai
perkataan atau tuturan. Webster (1983:522, via Mulyana, 2005:4) memperluas makna
wacana menjadi beberapa hal, yakni komunikasi kata-kata, ekspresi gagasan-gagasan,
risalah tulis, dan ceramah.
Salah satu bentuk wacana lisan atau tulisan adalah wacana lirik lagu yang
merupakan wacana untuk menghibur, menasihati, dan memotivasi. Adapun objek
yang dijadikan penelitian adalah lirik lagu Sheila on 7 atau yang selanjutnya disebut
SO7. Grup musik yang terbentuk pada 18 Mei 1996 di Yogyakarta ini fenomenal
dengan album pertamanya berjudul “Sheila On 7” yang dirilis pada tahun 1998. Para
personelnya terdiri dari Duta, Adam, Eross, Sakti, dan Anton. Namun, pada tahun
2004 dan 2006, Anton yang berposisi sebagai drummer dan Sakti yang berposisi
sebagai gitaris memutuskan untuk keluar dari SO7.
2
Di awal kemunculannya, SO7 menjadi grup musik yang menyita perhatian
masyarakat dengan karya-karyanya yang fenomenal. Karya-karya tersebut terdiri atas
lirik lagu yang diciptakan pada tahun 1999 album “Sheila On 7” (Kita, Jap, Dan,
Anugerah Terindah Yang Pernah Kumiliki), pada tahun 2000 album “Kisah Klasik
Untuk Masa Depan” (Sahabat Sejati, Sephia, Bila Kau Tak Disampingku, Tunggu
Aku di Jakarta, Sebuah Kisah Klasik Untuk Masa Depan, Temani Aku, Tunjuk Satu
Bintang), pada tahun 2002 album 07 Des” (Seberapa Pantas, Bapak-Bapak, Pria
Kesepian, Saat Aku Lanjut Usia, Terima Kasih Bijaksana), pada tahun 2004 album
“Pejantan Tangguh” (Pejantan Tangguh, Itu Aku, Pemuja Rahasia, Generasi Patah
Hati, Khaylila Songs). Album-album berikutnya tidak begitu menyita perhatian
masyarakat, tetapi terdapat beberapa lirik lagu yang difavoritkan. Misalnya, album
507 (Radio, Ingin Pulang, Cahaya Terang, Bingkisan Tuhan), album “Menentukan
Arah” (Betapa, Yang Terlewatkan), album “Berlayar” (Hujan Turun, Pasti Ku Bisa,
Hari Bersamanya, Have Fun, Berlayar Denganku, Kamus Hidupku), album “30 Hari
Mencari Cinta” (Melompat Lebih Tinggi, Berhenti Berharap), album “The Very
Best” (Jalan Terus, Bertahan Disana, Untuk Perempuan, Sekali Lagi).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dipilihnya topik
penelitian ini karena beragamnya lirik lagu SO7 yang difavoritkan dan memiliki
kesan bagi penikmat. Lirik lagu juga menarik untuk dikaji secara kebahasaan karena
dapat memunculkan wujud kreativitas bahasa yang dimanfaatkan oleh pencipta lirik
lagunya. Selain itu, belum ada penelitian yang membahas unsur wacana dalam lirik
3
lagu SO7. Oleh karena itu, penelitian yang mengkaji unsur wacana ini diberi judul
“Unsur Wacana Lirik Lagu Sheila On 7”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
1. Apa sajakah unsur internal yang terdapat dalam wacana lirik lagu SO7?
2. Bagaimanakah unsur eksternal yang terdapat dalam wacana lirik lagu SO7?
3. Mengapa muncul tema-tema tertentu dalam wacana lirik lagu SO7?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini yaitu:
1. memaparkan unsur internal wacana lirik lagu SO7,
2. memaparkan unsur eksternal wacana lirik lagu SO7,
3. mengungkapkan kemunculan tema-tema tertentu dalam wacana lirik lagu
SO7.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki dua manfaat, yakni manfaat teoretis dan praktis. Secara
teoretis penelitian ini menambah perbendaharaan kajian wacana dalam bidang
linguistik. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan mengenai analisis wacana lirik lagu, khususnya mengenai analisis unsur
internal dan eksternal serta tema dalam lirik lagu SO7.
4
1.5 Tinjauan Pustaka
Kajian mengenai lirik lagu antara lain dilakukan oleh Nataliawaty (2002)
dengan skripsinya yang berjudul “Penggemar Setia Sheila On 7 Studi Tentang
Fanatisme dan Pengidolaan Public Figure” yang mengungkapkan tentang penggemar
fanatik terhadap SO7. Penggemar menjadikan SO7 sebagai grup musik favoritnya
karena SO7 memiliki citra atau hal menarik dibandingkan band lainnya.
Penelitian lain mengenai lirik lagu juga dilakukan oleh Herwin (2012).
Skripsinya berjudul “Makna Relasi Tematik Lirik-Lirik Lagu dalam Album Karya
Padi Analisis Semiotika Riffaterre”. Penelitian ini mengungkapkan bahwa lirik-lirik
Padi memiliki relasi tematik. Dengan menitikberatkan pada hasil analisis semiotika
yang menemukan enam tema besar, di antaranya tema seseorang yang tidak mampu
memiliki sesuatu yang diinginkan, seseorang yang kehilangan sesuatu yang dicintai,
seseorang yang terjerumus dalam hal-hal buruk dan ketakutan, seseorang mengalami
perasaan terlahir kembali karena cinta, cinta dalam kehidupan, dan hidup dengan
cinta untuk mewujudkan harmoni. Kemudian tema-tema besar tersebut dianalisis
dengan relasi tematik sehingga menghasilkan tiga proses kehidupan. Proses tersebut
meliputi permasalahan dalam kehidupan, proses pembelajaran kehidupan, dan
penyelesaian masalah hidup saling berbagi dengan cinta.
Skripsi selanjutnya adalah skripsi yang dibuat oleh Mahmud (2010) dengan
judul skripsi “Kumpulan Lirik Lagu Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit Jilid 4
Karya Taufiq Ismail: Analisis Unsur-Unsur Kebahasaan dan Latar Belakang
5
Sosiobudaya Penyair”. Skripsi ini bertujuan untuk menemukan hubungan antara
unsur-unsur kebahasaan lirik-lirik lagu dengan latar belakang sosiobudaya penyair.
Unsur-unsur kebahasaan ditunjukan dengan adanya diksi, gaya naratif, serta
pengulangan kata dan bunyi (repetisi, asonansi, dan aliterasi). Adapun latar belakang
sosiobudaya penyair diungkapkan dengan menjelaskan kehidupan Taufiq Ismail yang
keras, penuh dengan konflik. Namun, Taufiq Ismail beruntung berada di lingkungan
yang tepat. Lingkungan yang mempengaruhi pola pikir, sekaligus menguatkan
mentalnya. Taufiq Ismail berada dalam lingkungan agamis yang secara langsung
mendidik pola pikirnya untuk lebih mengarah kepada hal-hal religius. Untuk
penelitian ini, Mahmud menggunakan teori sosiologi sastra. Teori tersebut
diaplikasikan dengan menggunakan metode dialektik untuk menempatkan karya yang
lebih besar, yaitu struktur sosialnya.
Putri (2012) dengan skripsi yang berjudul “Wacana Lagu Haddad Alwi”
memberikan referensi tambahan mengenai lirik lagu yang dianalisis dalam bidang
linguistik. Penelitian ini menghasilkan beberapa aspek kebahasaan pada wacana lagu
Haddad Alwi, yang meliputi fonologi dengan penghilangan fonem, persajakan,
asonansi, dan proses aliterasi. Morfologi dengan proses penghilangan afiks,
reduplikasi, dan pemajemukan. Sintaksis dengan kalimat inverse, kalimat majemuk
tanpa hubung, partikel-lah, penggunaan kalimat tanya beserta jawaban pada satu bait.
Semantik dengan penggunaan antonim dan sinonim dalam satu bait. Selain aspek
kebahasaan, skripsi ini juga membahas pilihan kata, gaya bahasa, dan tema. Gaya
bahasa lebih menekankan pada gaya bahasa berdasarkan kalimat, gaya bahasa
6
berdasarkan langsung tidaknya makna, gaya bahasa retoris, serta penggunaan bahasa
asing, sedangkan tema dijelaskan pada bab tersendiri yang menghasilkan beberapa
tema sebagai hasil penelitian terhadap wacana lagu Haddad Alwi. Tema yang berhasil
diungkapkan adalah tema pujian, tema pengetahuan terhadap bulan, tema
pengharapan, dan tema nasihat.
Penelitian Prihantoro (2007) yang berjudul “Analisis Gaya Bahasa, Lirik Lagu
Album Rieka Roslan Bercerita Karya Rieka Roslan”, meliputi gaya kalimat, gaya
kata, dan gaya bunyi, gaya bunyi terdiri atas kiasan bunyi, sajak, orkestra, dan irama.
Gaya kata terdiri atas gaya bentuk kata (morfologi), arti kata (semantik), diksi, dan
bahasa kiasan. Gaya kalimat terdiri atas gaya bentuk kalimat dan sarana retorika.
Dengan menyamakan antara puisi dan lirik lagu. Prihantoro mengungkapkan dua
permasalahan. Pertama, jenis gaya apa saja yang terdapat pada lirik lagu. Kedua,
apakah efek kepuitisan yang timbul akibat gaya bahasa. Penelitian ini memanfaatkan
media internet sebagai pencarian informasi untuk memperkuat penulisannya. Salah
satu bukti informasi yang tercantum adalah adanya kutipan informasi dari pengamat
musik ternama, yakni Bens Leo.
Selanjutnya penelitian Anggravni (2005) yang diberi judul “Bahasa Lirik Lagu
Remaja: Studi kasus pada lirik lagu-lagu Jamrud”. Permasalahan yang diangkat
meliputi, morfologi, sintaksis, partikel-lah, kalimat invers, pilihan kata, gaya bahasa,
dan ragam bahasa. Skripsi Anggravni ini dijelaskan dalam tiga bab. Bab pertama,
meliputi bahasa dalam lagu, fonologi, morfologi, sintaksis, pilihan kata, dan gaya
bahasa. Bab kedua adalah analisis komponen tutur dalam lagu-lagu Jamrud yang
7
meliputi latar dan suasana, peserta tutur, tujuan tuturan, bentuk dan isi tuturan, nada
bicara, instrument, norma, dan genre. Bab ketiga adalah analisis kebahasaan, meliputi
ciri fonologis yang menghasilkan ciri segmental, penghilangan bunyi dan kontraksi,
pengucapan deretan bukan diftong, pengucapan vokal yang menyimpang, rima,
asonansi, aliterasi, ciri suprasegmental, hubungan tekanan bahasa Indonesia dengan
tekanan musik. Setelah fonologis ditemukan pula ciri morfologis, ciri sintaksis,
pilihan kata, gaya bahasa, dan pemakaian bahasa. Ciri sintaksis yang menjelaskan
pemakaian partikel-lah dan kalimat invers. Pilihan kata menjelaskan makna konotatif,
pemakaian bahasa slang, pemakaian dialek, pemakaian bahasa asing, pemakaian
istilah asing, pemakaian istilah pornografi. Gaya bahasa menjelaskan persamaan atau
simile, metafora, ironi, sarkasme, dan sinisme. Pemakaian bahasa lebih pada transkrip
yang menyertai CD/kaset Jamrud dan mengungkapkan pelafalan secara penuh,
pelafalan sebagian, dan pelafalan sesuai transkrip.
Susilowati (2000) dalam skripsi yang berjudul “Bulan Dibuai Awan, Puisi-
Puisi Pilihan Katon Bagaskara: Analisis Strukturalisme Semiotik” membahas analisis
unsur-unsur kepuitisan puisi bulan dibuai awan dengan menggunakan bunyi
(persajakan, orkestrasi bunyi, simbolik bunyi), kata (diksi dan kosakata), faktor
ketatabahasaan, bahasa kiasan (simile, personifikasi, metafora, sinekdoke, metonimi),
citraan (penglihatan, pendengaran, gerak) dan sarana retorika (repetisi dan hiperbola).
Bab tiga membahas analisis semiotik puisi bulan dibuai awan yang menjelaskan teori
berupa sajak dengan pembacaan heuristik dan hermeneutik. Penelitian tersebut
memilih lirik lagu sebagai bahan topik penelitian dengan kajian teori stilistika.
8
Berdasarkan tinjauan pustaka di atas diketahui bahwa penelitian mengenai lirik
lagu sudah beberapa kali dilakukan. Namun, penelitian yang membahas lirik lagu
SO7 berdasarkan unsur wacana belum pernah dilakukan dan ditemukan. Oleh sebab
itu, peneliti memilih lirik lagu SO7 sebagai bahan kajian dengan menggunakan teori
linguistik kajian wacana untuk menganalisis lirik lagunya.
1.6 Landasan Teori
1.6.1 Wacana
Wacana merupakan unsur kebahasaan yang relatif kompleks dan terlengkap.
Satuan pendukung kebahasaannya meliputi fonem, morfem, kata, klausa, frasa,
kalimat, dan paragraf, hingga karangan utuh (Mulyana, 2005:1).
Mulyana (2005:2) berpendapat bahwa penelitian tentang wacana masih
membahas pada persoalan kebahasaan secara internal dan gramatikal. Tampaknya
belum ada penelitian yang mencoba mengeksplorasi wacana dari segi eksternalnya,
seperti hubungan wacana dengan persoalan sosial, lingkungan, psikologis, ekonomi,
antropologi, dan hubungan interdisipliner lainnya.
Wacana yang sesungguhnya adalah wacana lisan, yaitu suatu tuturan yang
langsung disampaikan secara verbal. Sementara wacana tulis itu sendiri sebenarnya
adalah wacana turunan yang lebih mirip dengan wacana dokumentasi (Mulyana,
2005:2).
9
Istilah wacana berasal dari bahasa Sanskerta wac/wak/vak, artinya berkata,
berucap (Douglas, 1976:266). Kata wacana dapat dikatakan sebagai perkataan dan
tuturan (Mulyana, 2005:3).
Sebagaimana yang sudah diuraikan, wacana dikenalkan dan digunakan
sebagai terjemahan dari istilah bahasa Inggris ‘discourse’. Webster (1983:552)
memperluas makna discourse sebagai berikut: (1) komunikasi kata, (2) ekspesi
gagasan-gagasan, (3) risalah tulis, ceramah dan sebagainya. Penjelasan tersebut
mengisyaratkan bahwa discourse berkaitan dengan kata, kalimat, atau ungkapan
komunikatif, baik secara lisan maupun tulis.
Kriteria yang relatif menentukan dalam wacana adalah keutuhan maknanya.
Anton M. Moeliono (1988:334) mengatakan bahwa wacana adalah rentetan kalimat
yang menghubungkan proposisi satu dengan yang lainnya dalam kesatuan makna.
Selain itu, wacana juga berarti satuan bahasa terlengkap, dalam hirarki kebahasaan
merupakan satuan gramatikal tertinggi dan terbesar. Wacana dapat direalisasikan
dalam bentuk kata, kalimat, paragraf, atau karangan utuh yang membawa amanat
lengkap (Harimurti Kridalaksana, 1984:208).
H.C Tarigan (1987:27) mengemukakan bahwa wacana adalah satuan bahasa
yang paling lengkap, lebih tinggi dari klausa dan kalimat, memiliki kohesi dan
koherensi yang baik, memiliki awal dan akhir yang jelas, berkesinambungan, dan
disampaikan secara lisan atau tertulis. Jadi suatu kalimat atau rangkaian kalimat,
misalnya, dapat disebut sebagai wacana atau bukan wacana tergantung pada keutuhan
unsur-unsur makna dan konteks yang melingkupinya.
10
1.6.2 Lirik Lagu sebagai Wacana
Dari sudut pandang linguistik, wacana adalah suatu rangkaian bahasa
(khususnya lisan) yang lebih luas dari kalimat (Cystal 1985:96, via Wijana dan
Rohmadi, 2011:68). Wacana merupakan rekaman kebahasaan yang utuh tentang
peristiwa komunikasi. Apapun bentuknya, wacana selalu memuat penyapa
(pembicara) dan pesapa (pendengar). Dalam wacana lisan penyapa adalah pembicara,
sedangkan pesapa adalah pendengar. Dalam wacana tulis penyapa adalah penulis,
sedangkan pesapa adalah pembaca (Wijana dan Rohmadi, 2011:72). Wacana tulis
disebut teks, sedangkan wacana lisan harus ditranskripsikan terlebih dahulu dalam
bentuk tulisan sebelum di analisis. Pada dasarnya analisis wacana membahas dan
menginterpretasikan pesan atau makna yang dimaksud pesapa dan penyapa.
Guy Cook menyatakan tiga hal yang sentral dalam pengertian analisis wacana,
yakni teks, konteks, dan wacana. Teks adalah semua bentuk bahasa, bukan kata-kata
yang tercetak di lembar kertas, tetapi juga semua jenis ekspresi komunikasi, ucapan,
musik, gambar, efek suara, citra, dan sebagainya. Teks media yang menunjuk pada
suatu teknologi memungkinkan untuk memproduksi wacana dalam bentuk teks.
Suara, musik, dan berbagai hal lain hasil produksi teknologi tersebut dapat disebut
sebagai teks. Mengacu pada beberapa pandangan tersebut, disimpulkan bahwa lirik
lagu dapat dikategorikan sebagai wacana (Wijana dan Rohmadi, 2011:73).
11
1.6.3 Struktur Wacana Lirik Lagu SO7
Suatu wacana dituntut memiliki keutuhan struktur yang dibangun oleh
komponen-komponen yang terjalin di dalam suatu organisasi kewacanaan. Organisasi
inilah yang disebut sebagai struktur wacana. Mulyana (2005:25) menyatakan bahwa
sebagai sebuah organisasi, struktur wacana dapat dijelaskan bagian-bagiannya.
Misalnya, struktur wacana dalam lagu yang diawali dari Judul verse, chorus,
reff/reffain, bridge dan ending.
Sedangkan struktur wacana dalam lirik lagu SO7 satuan kebahasaannya
meliputi morfem, kata, frasa, dam kalimat sebagai hasil pengekspresian pencipta
melalui bahasa yang diungkapkan. Tiap kajian wacana akan selalu mengaitkan unsur-
unsur satuan kebahasaan yang di bawahnya, seperti fonem, morfem, kata, frasa,
klausa, atau kalimat (Mulyana, 2005:6).
1.6.4 Unsur Wacana
Wacana memiliki dua unsur pendukung utama, yaitu unsur dalam (internal)
dan unsur luar (eksternal). Unsur internal berkaitan dengan aspek formal kebahasaan,
sedangkan unsur eksternal berkenaan dengan hal-hal di luar wacana (Mulyana,
2005:7).
12
1.6.4.1 Unsur Internal Wacana
Unsur internal merupakan wacana yang terdiri atas satuan kata yang berposisi
sebagai kalimat. Untuk menjadi satuan wacana yang besar, satuan kata dan kalimat
tersebut akan bertalian, dan bergabung membentuk wacana (Mulyana, 2005:7).
Mulyana (2005:8) mengungkapkan bahwa kata merupakan bagian dari kalimat
apabila dilihat dari stuktur yang lebih besar. Kalimat selalu dijadikan sebagai susunan
yang terdiri dari beberapa kata yang bergabung menjadi satu pengertian dengan
intonasi. Dalam konteks analisis wacana, kata atau kalimat yang berposisi sebagai
wacana diisyaratkan memiliki kelengkapan makna, informasi, dan konteks tuturan
yang jelas serta mendukung.
Sementara itu, berdasarkan aspek semantiknya, kalimat memiliki makna
sebagai serangkaian kata yang menyatakan pikiran dan gagasan yang lengkap serta
logis (Gie dan Widyamartaya dalam Mulyana, 2005:8). Kebermaknaan suatu kalimat
ditentukan oleh ketergantungannya terhadap makna kalimat lain yang menjadi
rangkaiannya. Kata atau kalimat dikatakan bermakna karena mengandaikan adanya
unsur lain yang menjadi pasangan ketergantungannya.
Dalam pandangan wacana, setiap kalimat adalah bagian dari keseluruhan
struktur yang lebih besar (Mulyana, 2005:8). Unsur semantik yang terdapat dalam
unsur internal lirik lagu SO7 adalah pilihan kata. Menurut Keraf (1987:24) pilihan
kata mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu
gagasan dan membentuk pengelompokkan kata-kata yang tepat atau menggunakan
13
ungkapan-ungkapan yang tepat, serta gaya mana yang paling baik digunakan dalam
situasi tertentu untuk menghasilkan keindahan.
Dalam penelitian lirik lagu SO7, pilihan kata yang digunakan berupa bahasa
kiasan. Bahasa kiasan yang digunakan meliputi simile, metafora, personifikasi, epitet
dan metonimi.
1.6.4.2 Unsur Eksternal Wacana
Unsur eksternal (unsur luar) wacana adalah sesuatu yang menjadi bagian dari
wacana, namun tidak terlihat secara eksplisit. Sesuatu itu berada di luar satuan lingual
wacana. Kehadirannya berfungsi sebagai pelengkap keutuhan wacana (Mulyana,
2001:11).
Sementara itu, Wijana dan Rohmadi (2011:3−4) mengungkapkan bahwa
linguistik merupakan ilmu kajian bahasa yang memiliki berbagai cabang. Cabang-
cabang itu di antaranya fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Berbeda dengan
fonologi, morfologi, sintaksis, semantik yang mempelajari struktur bahasa secara
internal. Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa
secara eksternal, yaitu bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan di dalam
komunikasi. Semantik dan pragmatik adalah cabang-cabang yang menelaah makna-
makna satuan lingual. Makna yang dipelajari secara semantik adalah makna yang
bebas konteks sedangkan makna yang dipelajari secara pragmatik adalah makna yang
terikat konteks.
14
Mulyana (2005:21) mengatakan bahwa konteks adalah situasi atau latar
terjadinya suatu komunikasi. Segala sesuatu yang berhubungan dengan tuturan,
apakah itu berkaitan dengan arti, maksud, maupun informasinya, sangat tergantung
pada konteks yang melatar belakangi peristiwa tuturan. Konteks terdiri atas beberapa
hal, yakni situasi, pasrtisipan, waktu, tempat, adegan, topik, peristiwa, bentuk,
amanat, kode, dan saluran (Anton M. Moeliono 1988:336, via Mulayana, 2005:23).
Bila diamati lebih jauh, makna yang menjadi kajian semantik adalah makna
linguistik, sedangkan yang dikaji oleh pragmatik adalah amanat atau maksud penutur
(Wijana dan Rohmadi, 2011:5). Untuk mengetahui maksud penutur dalam lirik lagu
SO7 sehingga gagasan utama yang ingin disampaikan tersampaikan. Oleh karena itu,
digunakanlah analisis tindak tutur, yang meliputi tindak lokusi, ilokusi, dan perlokusi.
Tindak lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu. Tindak ilokusi adalah
tindak tutur untuk menyatakan sesuatu, sekaligus melakukan sesuatu. Tindak
perlokusi adalah tindak tutur untuk mempengaruhi sesuatu atau seseorang (Wijana
dan Rohmadi, 2011:21−24).
1.6.4.3 Tema dalam Lirik Lagu SO7
Tema, topik, dan judul wacana perlu mendapat perhatian khusus, terutama
dalam kaitannya dengan pemahaman terhadap wacana tulis. Aspek tema diangap
mampu mewadahi topik dan judul. Ketiga aspek tersebut saling berhubungan dengan
aspek isi wacana.
15
Tema menururt Yule dan Brown (1983:126, via Mulyana, 2005:7) adalah
permulaan dari suatu ujaran. Dalam berbagai bentuk wacana, sudah lazim terdapat
tema yang diusung untuk mewadahi program dan tujuan apa yang hendak dicapai.
Tema merupakan kristalisasi-kristalisasi topik yang akan dijadikan landasan
pembicaraan atau tujuan yang akan dicapai melalui topik tersebut (Gorys Keraf,
1984:107). Tema yang baik setidaknya memiliki empat sifat, yaitu kejelasan,
kesatuan, perkembangan, dan keaslian (Mulyana, 2005:37).
Topik wacana berasal dari bahasa Yunani yang artinya tempat. Secara
mendasar topik diartikan sebagai pembicaraan. Anton M. Moeliono (1988:351, via
Mulyana, 2005:39) menjelaskan bahwa wujud topik bisa berbentuk frasa atau kalimat
yang menjadi inti pembicaraan. Dalam wacana, topik menjadi ukuran kejelasan
wacana. Topik yang jelas akan menyebabkan struktur dan isi wacana menjadi jelas.
Untuk mendapatkan kejelasan struktur dan isi wacana atau tema lirik lagu-
lagu SO7. Digunakanlah analisis berdasarkan topikalisasi antarlarik, topikalisasi
antarbait, dan analisis terhadap judul wacana.
Topikalisasi ialah pemilihan dan penandaan topik, yaitu sesuatu yang
dibicarakan (Wedhawati, 1979:12, via Mulyana, 2005:41). Dalam wacana,
topikalisasi adalah proses saling mendukung antarbagian untuk membentuk satu
gagasan utama. Untuk dapat mengetahui hasil akhir proses, diperlukan kecermatan
dalam memahami setiap paragraf atau bagian wacana agar dapat ditentukan makna
tunggal (kesatuan makna) sebagai gagasan utamanya. Proses topikalisasi wacana
cukup mudah dikenali dan dipahami. Proses tersebut didukung dengan diberikannya
16
penjelasan oleh sejumlah kata, frasa, klausa, kalimat, atau paragraf sebagai bagian
pendukung utama makna. Topikalisasi antarlarik terjadi apabila dalam sebuah topik
atau gagasan utama terdapat dalam suatu larik dan larik-larik berikutnya berfungsi
sebagai pendukungnya. Topikalisasi antarbait terjadi apabila topik utama berada di
dalam satu bait, sedangkan bait lainnya menjadi bait pendukung. Judul wacana
merupakan bagian terkecil dari keseluruhan wacana. Sifatnya sangat spesifik dan
informatif, dan biasanya langsung mengarah pada isi wacana (karangan). Judul,
menjadi sangat penting karena dinaggap sebagai pintu informasi paling awal, ringkas,
dan mewakili isi tulisan (karangan) yang dijelaskannya. Meskipun tidak selalu benar,
isi karangan (wacana) dapat ditebak isinya dari judul yang disajikan penciptanya. Hal
ini dimungkinkan karena pada umumnya penikmat memiliki skema mental/pikiran
untuk membayangkan sesuatu yang didengar atau dibacanya. Judul sangat penting
untuk menentukan hal yang sedang dibicarakan oleh pengarang. Tanpa judul, suatu
karangan (wacana), menjadi kabur dan tidak jelas maksudnya.
Wijana dan Rohmadi (2011:4) mengatakan bahwa semantik dan pragmatik
adalah cabang-cabang ilmu bahasa yang menelaah makna-makna satuan lingual saja.
Semantik mempelajari makna secara internal, sedangkan pragmatik mempelajari
makna secara eksternal.
1.7 Data dan Informan
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wacana lisan yang berupa
kumpulan lirik lagu yang dituturkan. Selanjutnya, korpus data pada penelitian ini
17
adalah wacana lisan yang merupakan kumpulan lirik lagu terfavorit menurut
informan dengan kriteria usia, pengetahuan terhadap lirik lagu SO7, dan seberapa
besar kesan lirik lagu SO7 bagi informan. Proses wawancara dilakukan pada tanggal
3−20 Februari 2013. Dalam kurun waktu tersebut, telah diperoleh 37 informan
sebagai narasumber yang dapat memberikan informasi beberapa lirik lagu SO7
terfavorit yang dianggap sudah mewakili dari keseluruhan lirik lagu SO7 untuk
dijadikan data dalam penelitian skripsi.
1.8 Metode Penelitian
Tahap penelitian ini dibagi menjadi tiga, yaitu metode pengumpulan data,
analisis data, dan penyajian hasil analisis data (Mastoyo, 2007). Tahap pertama, yaitu
pengumpulan data. Dalam tahap ini data penelitian berupa populasi keseluruhan
album SO7. Pengumpulan data dilakukan dalam satu waktu pada hari Minggu, 13
Januari 2013. Penelitian ini menggunakan metode simak dan teknik catat (Mastoyo,
2007:45), yaitu pengumpulan data dengan menyimak lagu SO7 kemudian mencatat
kembali lirik yang sebelumnya sudah diunduh melalui laman resmi SO7 dengan
sedikit penyesuaian, karena terdapat kata-kata yang tidak sesuai antara lirik yang
tertulis dengan pengucapannya. Dari pengumpulan populasi yang berupa sembilan
album tersebut, diperoleh 31 sampel lirik lagu yang dapat dilihat secara lengkap
dalam tabel berikut.
18
1.1 Tabel Data Judul Lirik Lagu Sheila On 7 Terfavorit
No.SheilaOn 7
Kisah KlasikUntuk Masa
Depan07 Des
30 HariMencari
Cinta
PejantanTangguh
TheVeryBest
507Menentukan
ArahBerlayar
1 PedePagi Yang
MenakjubkanSeandainya
UntukPerempuan
KhaylilaSongs
UluranTangan
Kau KiniAda
JalanKeluar
BerlayarDenganku
2 KitaLihat, Dengar,
RasakanTentangHidup
MelompatLebihTinggi
Itu AkuJalanTerus
InginPulang
HujanTurun
3 Dan Temani Aku Bapak-BapakCobaKau
Mendekat
BingkisanTuhan
KamusHidupku
4 ATYPK Sephia Mari BercintaCahayaTerang
5 J.A.PSebuah Kisah
KlasikSeberapaPantas
6Buat Aku
Tersenyum
19
Tabel tersebut menjelaskan bahwa hasil pengumpulan data yang diperoleh
berupa sampel yang berjumlah 31 lirik lagu yang berwujud data primer dari 85
populasi lirik lagu yang berwujud data sekunder. Ke-31 lirik lagu tersebut diperoleh
setelah dilakukan wawancara terhadap narasumber atau informan terkait lirik lagu
SO7 terfavorit, sedangkan ke-85 lirik lagu diperoleh dari sumber yang sudah tersedia,
yakni sembilan album SO7.
Tahap kedua, yaitu tahap analisis data. Pada tahap ini, metode yang digunakan
adalah metode padan yang alat penuturnya berada di luar, terlepas, dan tidak menjadi
bagian dari bahasa yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993:13), lebih tepatnya metode
padan fonetis artikulatoris, yakni metode padan yang alat penentunya berupa organ
wicara (Sudaryanto, 1993:13). Data diperoleh dari pengumpulan seluruh album SO7.
Album yang terkumpul disebut sebagai populasi data. Setelah populasi data
dikumpulkan, peneliti melakukan penyimakan dan pencatatan terhadap lirik lagu
SO7. Hasilnya diklasifikasikan dan dikelompokkan sehingga menjadi kartu data.
Setelah diklasifikasikan, lirik lagu yang berbentuk data primer ini dianalisis
berdasarkan analisis wacana untuk mengetahui unsur-unsurnya. Unsur wacana terdiri
dari unsur wacana dalam (internal), unsur wacana luar (eksternal) dan tema wacana.
Tahap akhir penelitian, yaitu pemaparan hasil analisis data. Hasil analisis data
dalam penelitian ini akan dipaparkan dengan metode, yakni informal. Sudaryanto
(1933:145) menyatakan bahwa pemaparan dengan metode informal yaitu pemaparan
hasil analisis data dengan menggunakan kata-kata biasa yang apabila dibaca dengan
serta merta akan langsung dipahami. Adapun hasil analisis data penelitian ini
20
dipaparkan dalam beberapa bab, sebagaimana dikemukakan dalam sistematika
penyajian.
1.9 Sistematika Penyajian
Laporan penelitian ini disajikan dalam lima bab. Bab I berupa pendahuluan
yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
tinjauan pustaka, landasan teori, data, informan, metode penelitian, dan sistematika
penyajian. Bab II merupakan isi yang mengungkapkan hasil penelitian berupa unsur
internal lirik lagu SO7. Bab III menjelaskan unsur eksternal lirik lagu SO7. Bab IV
menjelaskan kemunculan tema-tema tertentu dalam lirik lagu SO7. Bab V merupakan
penutup yang berisi kesimpulan hasil penelitian. Pada bagian akhir skripsi ini
dilampirkan daftar pustaka sebagai daftar referensi pustaka yang digunakan dalam
penyusunan skripsi ini. Selain daftar pustaka, pada bagian akhir juga terdapat, daftar
laman, lampiran data lirik lagu, dan bagan p emetaan wacana lirik lagu SO7.