wacana tulis

20
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mulyana (2005:1) mengatakan wacana adalah unsur kebahasaan yang terlengkap dan paling kompleks. Satuan pendukung kebahasaanya meliputi fonem, morfem, kata, klausa, frasa, kalimat, paragraf atau karangan utuh. Namun, wacana pada umumnya juga bersifat pragmatis. Douglas (1976:266) mengatakan bahwa wacana dalam bahasa Sanskerta artinya berucap. Jadi, wacana dapat diartikan sebagai perkataan atau tuturan. Webster (1983:522, via Mulyana, 2005:4) memperluas makna wacana menjadi beberapa hal, yakni komunikasi kata-kata, ekspresi gagasan-gagasan, risalah tulis, dan ceramah. Salah satu bentuk wacana lisan atau tulisan adalah wacana lirik lagu yang merupakan wacana untuk menghibur, menasihati, dan memotivasi. Adapun objek yang dijadikan penelitian adalah lirik lagu Sheila on 7 atau yang selanjutnya disebut SO7. Grup musik yang terbentuk pada 18 Mei 1996 di Yogyakarta ini fenomenal dengan album pertamanya berjudul Sheila On 7” yang dirilis pada tahun 1998. Para personelnya terdiri dari Duta, Adam, Eross, Sakti, dan Anton. Namun, pada tahun 2004 dan 2006, Anton yang berposisi sebagai drummer dan Sakti yang berposisi sebagai gitaris memutuskan untuk keluar dari SO7.

description

analisis wacana

Transcript of wacana tulis

Page 1: wacana tulis

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mulyana (2005:1) mengatakan wacana adalah unsur kebahasaan yang

terlengkap dan paling kompleks. Satuan pendukung kebahasaanya meliputi fonem,

morfem, kata, klausa, frasa, kalimat, paragraf atau karangan utuh. Namun, wacana

pada umumnya juga bersifat pragmatis. Douglas (1976:266) mengatakan bahwa

wacana dalam bahasa Sanskerta artinya berucap. Jadi, wacana dapat diartikan sebagai

perkataan atau tuturan. Webster (1983:522, via Mulyana, 2005:4) memperluas makna

wacana menjadi beberapa hal, yakni komunikasi kata-kata, ekspresi gagasan-gagasan,

risalah tulis, dan ceramah.

Salah satu bentuk wacana lisan atau tulisan adalah wacana lirik lagu yang

merupakan wacana untuk menghibur, menasihati, dan memotivasi. Adapun objek

yang dijadikan penelitian adalah lirik lagu Sheila on 7 atau yang selanjutnya disebut

SO7. Grup musik yang terbentuk pada 18 Mei 1996 di Yogyakarta ini fenomenal

dengan album pertamanya berjudul “Sheila On 7” yang dirilis pada tahun 1998. Para

personelnya terdiri dari Duta, Adam, Eross, Sakti, dan Anton. Namun, pada tahun

2004 dan 2006, Anton yang berposisi sebagai drummer dan Sakti yang berposisi

sebagai gitaris memutuskan untuk keluar dari SO7.

Page 2: wacana tulis

2

Di awal kemunculannya, SO7 menjadi grup musik yang menyita perhatian

masyarakat dengan karya-karyanya yang fenomenal. Karya-karya tersebut terdiri atas

lirik lagu yang diciptakan pada tahun 1999 album “Sheila On 7” (Kita, Jap, Dan,

Anugerah Terindah Yang Pernah Kumiliki), pada tahun 2000 album “Kisah Klasik

Untuk Masa Depan” (Sahabat Sejati, Sephia, Bila Kau Tak Disampingku, Tunggu

Aku di Jakarta, Sebuah Kisah Klasik Untuk Masa Depan, Temani Aku, Tunjuk Satu

Bintang), pada tahun 2002 album 07 Des” (Seberapa Pantas, Bapak-Bapak, Pria

Kesepian, Saat Aku Lanjut Usia, Terima Kasih Bijaksana), pada tahun 2004 album

“Pejantan Tangguh” (Pejantan Tangguh, Itu Aku, Pemuja Rahasia, Generasi Patah

Hati, Khaylila Songs). Album-album berikutnya tidak begitu menyita perhatian

masyarakat, tetapi terdapat beberapa lirik lagu yang difavoritkan. Misalnya, album

507 (Radio, Ingin Pulang, Cahaya Terang, Bingkisan Tuhan), album “Menentukan

Arah” (Betapa, Yang Terlewatkan), album “Berlayar” (Hujan Turun, Pasti Ku Bisa,

Hari Bersamanya, Have Fun, Berlayar Denganku, Kamus Hidupku), album “30 Hari

Mencari Cinta” (Melompat Lebih Tinggi, Berhenti Berharap), album “The Very

Best” (Jalan Terus, Bertahan Disana, Untuk Perempuan, Sekali Lagi).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dipilihnya topik

penelitian ini karena beragamnya lirik lagu SO7 yang difavoritkan dan memiliki

kesan bagi penikmat. Lirik lagu juga menarik untuk dikaji secara kebahasaan karena

dapat memunculkan wujud kreativitas bahasa yang dimanfaatkan oleh pencipta lirik

lagunya. Selain itu, belum ada penelitian yang membahas unsur wacana dalam lirik

Page 3: wacana tulis

3

lagu SO7. Oleh karena itu, penelitian yang mengkaji unsur wacana ini diberi judul

“Unsur Wacana Lirik Lagu Sheila On 7”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

1. Apa sajakah unsur internal yang terdapat dalam wacana lirik lagu SO7?

2. Bagaimanakah unsur eksternal yang terdapat dalam wacana lirik lagu SO7?

3. Mengapa muncul tema-tema tertentu dalam wacana lirik lagu SO7?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini yaitu:

1. memaparkan unsur internal wacana lirik lagu SO7,

2. memaparkan unsur eksternal wacana lirik lagu SO7,

3. mengungkapkan kemunculan tema-tema tertentu dalam wacana lirik lagu

SO7.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki dua manfaat, yakni manfaat teoretis dan praktis. Secara

teoretis penelitian ini menambah perbendaharaan kajian wacana dalam bidang

linguistik. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pengetahuan mengenai analisis wacana lirik lagu, khususnya mengenai analisis unsur

internal dan eksternal serta tema dalam lirik lagu SO7.

Page 4: wacana tulis

4

1.5 Tinjauan Pustaka

Kajian mengenai lirik lagu antara lain dilakukan oleh Nataliawaty (2002)

dengan skripsinya yang berjudul “Penggemar Setia Sheila On 7 Studi Tentang

Fanatisme dan Pengidolaan Public Figure” yang mengungkapkan tentang penggemar

fanatik terhadap SO7. Penggemar menjadikan SO7 sebagai grup musik favoritnya

karena SO7 memiliki citra atau hal menarik dibandingkan band lainnya.

Penelitian lain mengenai lirik lagu juga dilakukan oleh Herwin (2012).

Skripsinya berjudul “Makna Relasi Tematik Lirik-Lirik Lagu dalam Album Karya

Padi Analisis Semiotika Riffaterre”. Penelitian ini mengungkapkan bahwa lirik-lirik

Padi memiliki relasi tematik. Dengan menitikberatkan pada hasil analisis semiotika

yang menemukan enam tema besar, di antaranya tema seseorang yang tidak mampu

memiliki sesuatu yang diinginkan, seseorang yang kehilangan sesuatu yang dicintai,

seseorang yang terjerumus dalam hal-hal buruk dan ketakutan, seseorang mengalami

perasaan terlahir kembali karena cinta, cinta dalam kehidupan, dan hidup dengan

cinta untuk mewujudkan harmoni. Kemudian tema-tema besar tersebut dianalisis

dengan relasi tematik sehingga menghasilkan tiga proses kehidupan. Proses tersebut

meliputi permasalahan dalam kehidupan, proses pembelajaran kehidupan, dan

penyelesaian masalah hidup saling berbagi dengan cinta.

Skripsi selanjutnya adalah skripsi yang dibuat oleh Mahmud (2010) dengan

judul skripsi “Kumpulan Lirik Lagu Mengakar ke Bumi Menggapai ke Langit Jilid 4

Karya Taufiq Ismail: Analisis Unsur-Unsur Kebahasaan dan Latar Belakang

Page 5: wacana tulis

5

Sosiobudaya Penyair”. Skripsi ini bertujuan untuk menemukan hubungan antara

unsur-unsur kebahasaan lirik-lirik lagu dengan latar belakang sosiobudaya penyair.

Unsur-unsur kebahasaan ditunjukan dengan adanya diksi, gaya naratif, serta

pengulangan kata dan bunyi (repetisi, asonansi, dan aliterasi). Adapun latar belakang

sosiobudaya penyair diungkapkan dengan menjelaskan kehidupan Taufiq Ismail yang

keras, penuh dengan konflik. Namun, Taufiq Ismail beruntung berada di lingkungan

yang tepat. Lingkungan yang mempengaruhi pola pikir, sekaligus menguatkan

mentalnya. Taufiq Ismail berada dalam lingkungan agamis yang secara langsung

mendidik pola pikirnya untuk lebih mengarah kepada hal-hal religius. Untuk

penelitian ini, Mahmud menggunakan teori sosiologi sastra. Teori tersebut

diaplikasikan dengan menggunakan metode dialektik untuk menempatkan karya yang

lebih besar, yaitu struktur sosialnya.

Putri (2012) dengan skripsi yang berjudul “Wacana Lagu Haddad Alwi”

memberikan referensi tambahan mengenai lirik lagu yang dianalisis dalam bidang

linguistik. Penelitian ini menghasilkan beberapa aspek kebahasaan pada wacana lagu

Haddad Alwi, yang meliputi fonologi dengan penghilangan fonem, persajakan,

asonansi, dan proses aliterasi. Morfologi dengan proses penghilangan afiks,

reduplikasi, dan pemajemukan. Sintaksis dengan kalimat inverse, kalimat majemuk

tanpa hubung, partikel-lah, penggunaan kalimat tanya beserta jawaban pada satu bait.

Semantik dengan penggunaan antonim dan sinonim dalam satu bait. Selain aspek

kebahasaan, skripsi ini juga membahas pilihan kata, gaya bahasa, dan tema. Gaya

bahasa lebih menekankan pada gaya bahasa berdasarkan kalimat, gaya bahasa

Page 6: wacana tulis

6

berdasarkan langsung tidaknya makna, gaya bahasa retoris, serta penggunaan bahasa

asing, sedangkan tema dijelaskan pada bab tersendiri yang menghasilkan beberapa

tema sebagai hasil penelitian terhadap wacana lagu Haddad Alwi. Tema yang berhasil

diungkapkan adalah tema pujian, tema pengetahuan terhadap bulan, tema

pengharapan, dan tema nasihat.

Penelitian Prihantoro (2007) yang berjudul “Analisis Gaya Bahasa, Lirik Lagu

Album Rieka Roslan Bercerita Karya Rieka Roslan”, meliputi gaya kalimat, gaya

kata, dan gaya bunyi, gaya bunyi terdiri atas kiasan bunyi, sajak, orkestra, dan irama.

Gaya kata terdiri atas gaya bentuk kata (morfologi), arti kata (semantik), diksi, dan

bahasa kiasan. Gaya kalimat terdiri atas gaya bentuk kalimat dan sarana retorika.

Dengan menyamakan antara puisi dan lirik lagu. Prihantoro mengungkapkan dua

permasalahan. Pertama, jenis gaya apa saja yang terdapat pada lirik lagu. Kedua,

apakah efek kepuitisan yang timbul akibat gaya bahasa. Penelitian ini memanfaatkan

media internet sebagai pencarian informasi untuk memperkuat penulisannya. Salah

satu bukti informasi yang tercantum adalah adanya kutipan informasi dari pengamat

musik ternama, yakni Bens Leo.

Selanjutnya penelitian Anggravni (2005) yang diberi judul “Bahasa Lirik Lagu

Remaja: Studi kasus pada lirik lagu-lagu Jamrud”. Permasalahan yang diangkat

meliputi, morfologi, sintaksis, partikel-lah, kalimat invers, pilihan kata, gaya bahasa,

dan ragam bahasa. Skripsi Anggravni ini dijelaskan dalam tiga bab. Bab pertama,

meliputi bahasa dalam lagu, fonologi, morfologi, sintaksis, pilihan kata, dan gaya

bahasa. Bab kedua adalah analisis komponen tutur dalam lagu-lagu Jamrud yang

Page 7: wacana tulis

7

meliputi latar dan suasana, peserta tutur, tujuan tuturan, bentuk dan isi tuturan, nada

bicara, instrument, norma, dan genre. Bab ketiga adalah analisis kebahasaan, meliputi

ciri fonologis yang menghasilkan ciri segmental, penghilangan bunyi dan kontraksi,

pengucapan deretan bukan diftong, pengucapan vokal yang menyimpang, rima,

asonansi, aliterasi, ciri suprasegmental, hubungan tekanan bahasa Indonesia dengan

tekanan musik. Setelah fonologis ditemukan pula ciri morfologis, ciri sintaksis,

pilihan kata, gaya bahasa, dan pemakaian bahasa. Ciri sintaksis yang menjelaskan

pemakaian partikel-lah dan kalimat invers. Pilihan kata menjelaskan makna konotatif,

pemakaian bahasa slang, pemakaian dialek, pemakaian bahasa asing, pemakaian

istilah asing, pemakaian istilah pornografi. Gaya bahasa menjelaskan persamaan atau

simile, metafora, ironi, sarkasme, dan sinisme. Pemakaian bahasa lebih pada transkrip

yang menyertai CD/kaset Jamrud dan mengungkapkan pelafalan secara penuh,

pelafalan sebagian, dan pelafalan sesuai transkrip.

Susilowati (2000) dalam skripsi yang berjudul “Bulan Dibuai Awan, Puisi-

Puisi Pilihan Katon Bagaskara: Analisis Strukturalisme Semiotik” membahas analisis

unsur-unsur kepuitisan puisi bulan dibuai awan dengan menggunakan bunyi

(persajakan, orkestrasi bunyi, simbolik bunyi), kata (diksi dan kosakata), faktor

ketatabahasaan, bahasa kiasan (simile, personifikasi, metafora, sinekdoke, metonimi),

citraan (penglihatan, pendengaran, gerak) dan sarana retorika (repetisi dan hiperbola).

Bab tiga membahas analisis semiotik puisi bulan dibuai awan yang menjelaskan teori

berupa sajak dengan pembacaan heuristik dan hermeneutik. Penelitian tersebut

memilih lirik lagu sebagai bahan topik penelitian dengan kajian teori stilistika.

Page 8: wacana tulis

8

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas diketahui bahwa penelitian mengenai lirik

lagu sudah beberapa kali dilakukan. Namun, penelitian yang membahas lirik lagu

SO7 berdasarkan unsur wacana belum pernah dilakukan dan ditemukan. Oleh sebab

itu, peneliti memilih lirik lagu SO7 sebagai bahan kajian dengan menggunakan teori

linguistik kajian wacana untuk menganalisis lirik lagunya.

1.6 Landasan Teori

1.6.1 Wacana

Wacana merupakan unsur kebahasaan yang relatif kompleks dan terlengkap.

Satuan pendukung kebahasaannya meliputi fonem, morfem, kata, klausa, frasa,

kalimat, dan paragraf, hingga karangan utuh (Mulyana, 2005:1).

Mulyana (2005:2) berpendapat bahwa penelitian tentang wacana masih

membahas pada persoalan kebahasaan secara internal dan gramatikal. Tampaknya

belum ada penelitian yang mencoba mengeksplorasi wacana dari segi eksternalnya,

seperti hubungan wacana dengan persoalan sosial, lingkungan, psikologis, ekonomi,

antropologi, dan hubungan interdisipliner lainnya.

Wacana yang sesungguhnya adalah wacana lisan, yaitu suatu tuturan yang

langsung disampaikan secara verbal. Sementara wacana tulis itu sendiri sebenarnya

adalah wacana turunan yang lebih mirip dengan wacana dokumentasi (Mulyana,

2005:2).

Page 9: wacana tulis

9

Istilah wacana berasal dari bahasa Sanskerta wac/wak/vak, artinya berkata,

berucap (Douglas, 1976:266). Kata wacana dapat dikatakan sebagai perkataan dan

tuturan (Mulyana, 2005:3).

Sebagaimana yang sudah diuraikan, wacana dikenalkan dan digunakan

sebagai terjemahan dari istilah bahasa Inggris ‘discourse’. Webster (1983:552)

memperluas makna discourse sebagai berikut: (1) komunikasi kata, (2) ekspesi

gagasan-gagasan, (3) risalah tulis, ceramah dan sebagainya. Penjelasan tersebut

mengisyaratkan bahwa discourse berkaitan dengan kata, kalimat, atau ungkapan

komunikatif, baik secara lisan maupun tulis.

Kriteria yang relatif menentukan dalam wacana adalah keutuhan maknanya.

Anton M. Moeliono (1988:334) mengatakan bahwa wacana adalah rentetan kalimat

yang menghubungkan proposisi satu dengan yang lainnya dalam kesatuan makna.

Selain itu, wacana juga berarti satuan bahasa terlengkap, dalam hirarki kebahasaan

merupakan satuan gramatikal tertinggi dan terbesar. Wacana dapat direalisasikan

dalam bentuk kata, kalimat, paragraf, atau karangan utuh yang membawa amanat

lengkap (Harimurti Kridalaksana, 1984:208).

H.C Tarigan (1987:27) mengemukakan bahwa wacana adalah satuan bahasa

yang paling lengkap, lebih tinggi dari klausa dan kalimat, memiliki kohesi dan

koherensi yang baik, memiliki awal dan akhir yang jelas, berkesinambungan, dan

disampaikan secara lisan atau tertulis. Jadi suatu kalimat atau rangkaian kalimat,

misalnya, dapat disebut sebagai wacana atau bukan wacana tergantung pada keutuhan

unsur-unsur makna dan konteks yang melingkupinya.

Page 10: wacana tulis

10

1.6.2 Lirik Lagu sebagai Wacana

Dari sudut pandang linguistik, wacana adalah suatu rangkaian bahasa

(khususnya lisan) yang lebih luas dari kalimat (Cystal 1985:96, via Wijana dan

Rohmadi, 2011:68). Wacana merupakan rekaman kebahasaan yang utuh tentang

peristiwa komunikasi. Apapun bentuknya, wacana selalu memuat penyapa

(pembicara) dan pesapa (pendengar). Dalam wacana lisan penyapa adalah pembicara,

sedangkan pesapa adalah pendengar. Dalam wacana tulis penyapa adalah penulis,

sedangkan pesapa adalah pembaca (Wijana dan Rohmadi, 2011:72). Wacana tulis

disebut teks, sedangkan wacana lisan harus ditranskripsikan terlebih dahulu dalam

bentuk tulisan sebelum di analisis. Pada dasarnya analisis wacana membahas dan

menginterpretasikan pesan atau makna yang dimaksud pesapa dan penyapa.

Guy Cook menyatakan tiga hal yang sentral dalam pengertian analisis wacana,

yakni teks, konteks, dan wacana. Teks adalah semua bentuk bahasa, bukan kata-kata

yang tercetak di lembar kertas, tetapi juga semua jenis ekspresi komunikasi, ucapan,

musik, gambar, efek suara, citra, dan sebagainya. Teks media yang menunjuk pada

suatu teknologi memungkinkan untuk memproduksi wacana dalam bentuk teks.

Suara, musik, dan berbagai hal lain hasil produksi teknologi tersebut dapat disebut

sebagai teks. Mengacu pada beberapa pandangan tersebut, disimpulkan bahwa lirik

lagu dapat dikategorikan sebagai wacana (Wijana dan Rohmadi, 2011:73).

Page 11: wacana tulis

11

1.6.3 Struktur Wacana Lirik Lagu SO7

Suatu wacana dituntut memiliki keutuhan struktur yang dibangun oleh

komponen-komponen yang terjalin di dalam suatu organisasi kewacanaan. Organisasi

inilah yang disebut sebagai struktur wacana. Mulyana (2005:25) menyatakan bahwa

sebagai sebuah organisasi, struktur wacana dapat dijelaskan bagian-bagiannya.

Misalnya, struktur wacana dalam lagu yang diawali dari Judul verse, chorus,

reff/reffain, bridge dan ending.

Sedangkan struktur wacana dalam lirik lagu SO7 satuan kebahasaannya

meliputi morfem, kata, frasa, dam kalimat sebagai hasil pengekspresian pencipta

melalui bahasa yang diungkapkan. Tiap kajian wacana akan selalu mengaitkan unsur-

unsur satuan kebahasaan yang di bawahnya, seperti fonem, morfem, kata, frasa,

klausa, atau kalimat (Mulyana, 2005:6).

1.6.4 Unsur Wacana

Wacana memiliki dua unsur pendukung utama, yaitu unsur dalam (internal)

dan unsur luar (eksternal). Unsur internal berkaitan dengan aspek formal kebahasaan,

sedangkan unsur eksternal berkenaan dengan hal-hal di luar wacana (Mulyana,

2005:7).

Page 12: wacana tulis

12

1.6.4.1 Unsur Internal Wacana

Unsur internal merupakan wacana yang terdiri atas satuan kata yang berposisi

sebagai kalimat. Untuk menjadi satuan wacana yang besar, satuan kata dan kalimat

tersebut akan bertalian, dan bergabung membentuk wacana (Mulyana, 2005:7).

Mulyana (2005:8) mengungkapkan bahwa kata merupakan bagian dari kalimat

apabila dilihat dari stuktur yang lebih besar. Kalimat selalu dijadikan sebagai susunan

yang terdiri dari beberapa kata yang bergabung menjadi satu pengertian dengan

intonasi. Dalam konteks analisis wacana, kata atau kalimat yang berposisi sebagai

wacana diisyaratkan memiliki kelengkapan makna, informasi, dan konteks tuturan

yang jelas serta mendukung.

Sementara itu, berdasarkan aspek semantiknya, kalimat memiliki makna

sebagai serangkaian kata yang menyatakan pikiran dan gagasan yang lengkap serta

logis (Gie dan Widyamartaya dalam Mulyana, 2005:8). Kebermaknaan suatu kalimat

ditentukan oleh ketergantungannya terhadap makna kalimat lain yang menjadi

rangkaiannya. Kata atau kalimat dikatakan bermakna karena mengandaikan adanya

unsur lain yang menjadi pasangan ketergantungannya.

Dalam pandangan wacana, setiap kalimat adalah bagian dari keseluruhan

struktur yang lebih besar (Mulyana, 2005:8). Unsur semantik yang terdapat dalam

unsur internal lirik lagu SO7 adalah pilihan kata. Menurut Keraf (1987:24) pilihan

kata mencakup pengertian kata-kata mana yang dipakai untuk menyampaikan suatu

gagasan dan membentuk pengelompokkan kata-kata yang tepat atau menggunakan

Page 13: wacana tulis

13

ungkapan-ungkapan yang tepat, serta gaya mana yang paling baik digunakan dalam

situasi tertentu untuk menghasilkan keindahan.

Dalam penelitian lirik lagu SO7, pilihan kata yang digunakan berupa bahasa

kiasan. Bahasa kiasan yang digunakan meliputi simile, metafora, personifikasi, epitet

dan metonimi.

1.6.4.2 Unsur Eksternal Wacana

Unsur eksternal (unsur luar) wacana adalah sesuatu yang menjadi bagian dari

wacana, namun tidak terlihat secara eksplisit. Sesuatu itu berada di luar satuan lingual

wacana. Kehadirannya berfungsi sebagai pelengkap keutuhan wacana (Mulyana,

2001:11).

Sementara itu, Wijana dan Rohmadi (2011:3−4) mengungkapkan bahwa

linguistik merupakan ilmu kajian bahasa yang memiliki berbagai cabang. Cabang-

cabang itu di antaranya fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Berbeda dengan

fonologi, morfologi, sintaksis, semantik yang mempelajari struktur bahasa secara

internal. Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa

secara eksternal, yaitu bagaimana satuan kebahasaan itu digunakan di dalam

komunikasi. Semantik dan pragmatik adalah cabang-cabang yang menelaah makna-

makna satuan lingual. Makna yang dipelajari secara semantik adalah makna yang

bebas konteks sedangkan makna yang dipelajari secara pragmatik adalah makna yang

terikat konteks.

Page 14: wacana tulis

14

Mulyana (2005:21) mengatakan bahwa konteks adalah situasi atau latar

terjadinya suatu komunikasi. Segala sesuatu yang berhubungan dengan tuturan,

apakah itu berkaitan dengan arti, maksud, maupun informasinya, sangat tergantung

pada konteks yang melatar belakangi peristiwa tuturan. Konteks terdiri atas beberapa

hal, yakni situasi, pasrtisipan, waktu, tempat, adegan, topik, peristiwa, bentuk,

amanat, kode, dan saluran (Anton M. Moeliono 1988:336, via Mulayana, 2005:23).

Bila diamati lebih jauh, makna yang menjadi kajian semantik adalah makna

linguistik, sedangkan yang dikaji oleh pragmatik adalah amanat atau maksud penutur

(Wijana dan Rohmadi, 2011:5). Untuk mengetahui maksud penutur dalam lirik lagu

SO7 sehingga gagasan utama yang ingin disampaikan tersampaikan. Oleh karena itu,

digunakanlah analisis tindak tutur, yang meliputi tindak lokusi, ilokusi, dan perlokusi.

Tindak lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu. Tindak ilokusi adalah

tindak tutur untuk menyatakan sesuatu, sekaligus melakukan sesuatu. Tindak

perlokusi adalah tindak tutur untuk mempengaruhi sesuatu atau seseorang (Wijana

dan Rohmadi, 2011:21−24).

1.6.4.3 Tema dalam Lirik Lagu SO7

Tema, topik, dan judul wacana perlu mendapat perhatian khusus, terutama

dalam kaitannya dengan pemahaman terhadap wacana tulis. Aspek tema diangap

mampu mewadahi topik dan judul. Ketiga aspek tersebut saling berhubungan dengan

aspek isi wacana.

Page 15: wacana tulis

15

Tema menururt Yule dan Brown (1983:126, via Mulyana, 2005:7) adalah

permulaan dari suatu ujaran. Dalam berbagai bentuk wacana, sudah lazim terdapat

tema yang diusung untuk mewadahi program dan tujuan apa yang hendak dicapai.

Tema merupakan kristalisasi-kristalisasi topik yang akan dijadikan landasan

pembicaraan atau tujuan yang akan dicapai melalui topik tersebut (Gorys Keraf,

1984:107). Tema yang baik setidaknya memiliki empat sifat, yaitu kejelasan,

kesatuan, perkembangan, dan keaslian (Mulyana, 2005:37).

Topik wacana berasal dari bahasa Yunani yang artinya tempat. Secara

mendasar topik diartikan sebagai pembicaraan. Anton M. Moeliono (1988:351, via

Mulyana, 2005:39) menjelaskan bahwa wujud topik bisa berbentuk frasa atau kalimat

yang menjadi inti pembicaraan. Dalam wacana, topik menjadi ukuran kejelasan

wacana. Topik yang jelas akan menyebabkan struktur dan isi wacana menjadi jelas.

Untuk mendapatkan kejelasan struktur dan isi wacana atau tema lirik lagu-

lagu SO7. Digunakanlah analisis berdasarkan topikalisasi antarlarik, topikalisasi

antarbait, dan analisis terhadap judul wacana.

Topikalisasi ialah pemilihan dan penandaan topik, yaitu sesuatu yang

dibicarakan (Wedhawati, 1979:12, via Mulyana, 2005:41). Dalam wacana,

topikalisasi adalah proses saling mendukung antarbagian untuk membentuk satu

gagasan utama. Untuk dapat mengetahui hasil akhir proses, diperlukan kecermatan

dalam memahami setiap paragraf atau bagian wacana agar dapat ditentukan makna

tunggal (kesatuan makna) sebagai gagasan utamanya. Proses topikalisasi wacana

cukup mudah dikenali dan dipahami. Proses tersebut didukung dengan diberikannya

Page 16: wacana tulis

16

penjelasan oleh sejumlah kata, frasa, klausa, kalimat, atau paragraf sebagai bagian

pendukung utama makna. Topikalisasi antarlarik terjadi apabila dalam sebuah topik

atau gagasan utama terdapat dalam suatu larik dan larik-larik berikutnya berfungsi

sebagai pendukungnya. Topikalisasi antarbait terjadi apabila topik utama berada di

dalam satu bait, sedangkan bait lainnya menjadi bait pendukung. Judul wacana

merupakan bagian terkecil dari keseluruhan wacana. Sifatnya sangat spesifik dan

informatif, dan biasanya langsung mengarah pada isi wacana (karangan). Judul,

menjadi sangat penting karena dinaggap sebagai pintu informasi paling awal, ringkas,

dan mewakili isi tulisan (karangan) yang dijelaskannya. Meskipun tidak selalu benar,

isi karangan (wacana) dapat ditebak isinya dari judul yang disajikan penciptanya. Hal

ini dimungkinkan karena pada umumnya penikmat memiliki skema mental/pikiran

untuk membayangkan sesuatu yang didengar atau dibacanya. Judul sangat penting

untuk menentukan hal yang sedang dibicarakan oleh pengarang. Tanpa judul, suatu

karangan (wacana), menjadi kabur dan tidak jelas maksudnya.

Wijana dan Rohmadi (2011:4) mengatakan bahwa semantik dan pragmatik

adalah cabang-cabang ilmu bahasa yang menelaah makna-makna satuan lingual saja.

Semantik mempelajari makna secara internal, sedangkan pragmatik mempelajari

makna secara eksternal.

1.7 Data dan Informan

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wacana lisan yang berupa

kumpulan lirik lagu yang dituturkan. Selanjutnya, korpus data pada penelitian ini

Page 17: wacana tulis

17

adalah wacana lisan yang merupakan kumpulan lirik lagu terfavorit menurut

informan dengan kriteria usia, pengetahuan terhadap lirik lagu SO7, dan seberapa

besar kesan lirik lagu SO7 bagi informan. Proses wawancara dilakukan pada tanggal

3−20 Februari 2013. Dalam kurun waktu tersebut, telah diperoleh 37 informan

sebagai narasumber yang dapat memberikan informasi beberapa lirik lagu SO7

terfavorit yang dianggap sudah mewakili dari keseluruhan lirik lagu SO7 untuk

dijadikan data dalam penelitian skripsi.

1.8 Metode Penelitian

Tahap penelitian ini dibagi menjadi tiga, yaitu metode pengumpulan data,

analisis data, dan penyajian hasil analisis data (Mastoyo, 2007). Tahap pertama, yaitu

pengumpulan data. Dalam tahap ini data penelitian berupa populasi keseluruhan

album SO7. Pengumpulan data dilakukan dalam satu waktu pada hari Minggu, 13

Januari 2013. Penelitian ini menggunakan metode simak dan teknik catat (Mastoyo,

2007:45), yaitu pengumpulan data dengan menyimak lagu SO7 kemudian mencatat

kembali lirik yang sebelumnya sudah diunduh melalui laman resmi SO7 dengan

sedikit penyesuaian, karena terdapat kata-kata yang tidak sesuai antara lirik yang

tertulis dengan pengucapannya. Dari pengumpulan populasi yang berupa sembilan

album tersebut, diperoleh 31 sampel lirik lagu yang dapat dilihat secara lengkap

dalam tabel berikut.

Page 18: wacana tulis

18

1.1 Tabel Data Judul Lirik Lagu Sheila On 7 Terfavorit

No.SheilaOn 7

Kisah KlasikUntuk Masa

Depan07 Des

30 HariMencari

Cinta

PejantanTangguh

TheVeryBest

507Menentukan

ArahBerlayar

1 PedePagi Yang

MenakjubkanSeandainya

UntukPerempuan

KhaylilaSongs

UluranTangan

Kau KiniAda

JalanKeluar

BerlayarDenganku

2 KitaLihat, Dengar,

RasakanTentangHidup

MelompatLebihTinggi

Itu AkuJalanTerus

InginPulang

HujanTurun

3 Dan Temani Aku Bapak-BapakCobaKau

Mendekat

BingkisanTuhan

KamusHidupku

4 ATYPK Sephia Mari BercintaCahayaTerang

5 J.A.PSebuah Kisah

KlasikSeberapaPantas

6Buat Aku

Tersenyum

Page 19: wacana tulis

19

Tabel tersebut menjelaskan bahwa hasil pengumpulan data yang diperoleh

berupa sampel yang berjumlah 31 lirik lagu yang berwujud data primer dari 85

populasi lirik lagu yang berwujud data sekunder. Ke-31 lirik lagu tersebut diperoleh

setelah dilakukan wawancara terhadap narasumber atau informan terkait lirik lagu

SO7 terfavorit, sedangkan ke-85 lirik lagu diperoleh dari sumber yang sudah tersedia,

yakni sembilan album SO7.

Tahap kedua, yaitu tahap analisis data. Pada tahap ini, metode yang digunakan

adalah metode padan yang alat penuturnya berada di luar, terlepas, dan tidak menjadi

bagian dari bahasa yang bersangkutan (Sudaryanto, 1993:13), lebih tepatnya metode

padan fonetis artikulatoris, yakni metode padan yang alat penentunya berupa organ

wicara (Sudaryanto, 1993:13). Data diperoleh dari pengumpulan seluruh album SO7.

Album yang terkumpul disebut sebagai populasi data. Setelah populasi data

dikumpulkan, peneliti melakukan penyimakan dan pencatatan terhadap lirik lagu

SO7. Hasilnya diklasifikasikan dan dikelompokkan sehingga menjadi kartu data.

Setelah diklasifikasikan, lirik lagu yang berbentuk data primer ini dianalisis

berdasarkan analisis wacana untuk mengetahui unsur-unsurnya. Unsur wacana terdiri

dari unsur wacana dalam (internal), unsur wacana luar (eksternal) dan tema wacana.

Tahap akhir penelitian, yaitu pemaparan hasil analisis data. Hasil analisis data

dalam penelitian ini akan dipaparkan dengan metode, yakni informal. Sudaryanto

(1933:145) menyatakan bahwa pemaparan dengan metode informal yaitu pemaparan

hasil analisis data dengan menggunakan kata-kata biasa yang apabila dibaca dengan

serta merta akan langsung dipahami. Adapun hasil analisis data penelitian ini

Page 20: wacana tulis

20

dipaparkan dalam beberapa bab, sebagaimana dikemukakan dalam sistematika

penyajian.

1.9 Sistematika Penyajian

Laporan penelitian ini disajikan dalam lima bab. Bab I berupa pendahuluan

yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

tinjauan pustaka, landasan teori, data, informan, metode penelitian, dan sistematika

penyajian. Bab II merupakan isi yang mengungkapkan hasil penelitian berupa unsur

internal lirik lagu SO7. Bab III menjelaskan unsur eksternal lirik lagu SO7. Bab IV

menjelaskan kemunculan tema-tema tertentu dalam lirik lagu SO7. Bab V merupakan

penutup yang berisi kesimpulan hasil penelitian. Pada bagian akhir skripsi ini

dilampirkan daftar pustaka sebagai daftar referensi pustaka yang digunakan dalam

penyusunan skripsi ini. Selain daftar pustaka, pada bagian akhir juga terdapat, daftar

laman, lampiran data lirik lagu, dan bagan p emetaan wacana lirik lagu SO7.