W.2.1.2

3
W.2. Ketrampilan Dalam Pekerjaan Keinsinyuran Profesional W.2.1. Melaksanakan pekerjaan yang bersifat kecendekiaan dan beragam. Sebagai seorang insinyur, diwajibkan untuk bekerja dengan berpatokan pada standar baku mutu, kususnya pada bakuan mutu W.2.1 yaitu melaksanakan pekerjaan yang bersifat kecendekiaan dan beragam. Kecendekiaan berasal dari kata cendika yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dapat diartikan menjadi tiga pengertian yaitu : tajam pikiran, lekas mengerti (kalau diberi tahu sesuatu), cerdas, pandai cepat mengerti situasi dan pandai mencari jalan keluar (pandai menggunakan kesempatan), cerdik terpelajar Sehingga, bakuan kompetensi W.2.1 menjelaskan jika seorang insinyur melaksanakan pekerjaan yang membutuhkan analisis yang tajam dari sebuah masalah, dan dapat mencari jalan keluar yang terbaik jika dihadapkan dengan masalah yang terkait dengan keinsinyuran. Sealin itu seorang insinyur juga tidak boleh hanya terbatas dalam sebuah pekerjaan saja, tetapi juga harus siap menerima pekerjaan yang mungkin beda dengan bidangnya namun masalah-masalah yang dihadapi masih bisa diselesaikan dengan ilmu keinsinyurannya. Dalam bakuan kompetensi W.2.1 terdapat beberapa point pokok yang menyusun W.2.1 yaitu W.2.1.2. Menggunakan kearifan yang

description

w.1.21.

Transcript of W.2.1.2

Page 1: W.2.1.2

W.2. Ketrampilan Dalam Pekerjaan Keinsinyuran Profesional

W.2.1. Melaksanakan pekerjaan yang bersifat kecendekiaan dan beragam.

Sebagai seorang insinyur, diwajibkan untuk bekerja dengan berpatokan pada standar

baku mutu, kususnya pada bakuan mutu W.2.1 yaitu melaksanakan pekerjaan yang bersifat

kecendekiaan dan beragam. Kecendekiaan berasal dari kata cendika yang menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dapat diartikan menjadi tiga pengertian yaitu :

tajam pikiran, lekas mengerti (kalau diberi tahu sesuatu), cerdas, pandai

cepat mengerti situasi dan pandai mencari jalan keluar (pandai menggunakan

kesempatan), cerdik

terpelajar

Sehingga, bakuan kompetensi W.2.1 menjelaskan jika seorang insinyur melaksanakan

pekerjaan yang membutuhkan analisis yang tajam dari sebuah masalah, dan dapat mencari

jalan keluar yang terbaik jika dihadapkan dengan masalah yang terkait dengan keinsinyuran.

Sealin itu seorang insinyur juga tidak boleh hanya terbatas dalam sebuah pekerjaan saja,

tetapi juga harus siap menerima pekerjaan yang mungkin beda dengan bidangnya namun

masalah-masalah yang dihadapi masih bisa diselesaikan dengan ilmu keinsinyurannya.

Dalam bakuan kompetensi W.2.1 terdapat beberapa point pokok yang menyusun W.2.1

yaitu W.2.1.2. Menggunakan kearifan yang profesional dalam membuat keputusan

keinsinyuran. Kearifan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

bijaksana, cerdik dan pandai, berilmu

paham, mengerti

Sehingga, dalam bakuan mutu W.2.1.2 menjelaskan jika seorang insinyur dalam

mengambil keputusan harus menggunakan kebijaksanaan, pemahaman masalah, dan

mengerti cara terbaik dalam menyelesaikan masalah. Dalam kasus penyelamatan PT Semen

Kupang, bakuan mutu ini telah dilakukan oleh Pak Hengki (Triharyo Soesilo), alumni

Jurusan Teknik Kimia yang merupakan Direktur PT Rekayasa Industri. Pak Hengki membuat

keputusan untuk memberikan permasalahan PT Semen Kupang kepada ex-pekerja PT

Dirgantara Indonesia yaitu Tatang Saftari alumni Jurusan Fisika teknik, Daru Wiranto alumni

Jurusan Mesin di Divisi Antariksa, Heru Marlianto alumni Jurusan Fisika Teknik di

Page 2: W.2.1.2

Pengujian Wind Tunnel, Makmun Alrasyid alumni Fisika Teknik di Pengujian Electro

magnetic Compatibility, Utaryo Leksono dari Jurusan Fisika teknik dan Yadi Supriyadi

jurusan Mesin di Divisi Helikopter. Keputusan yang diambil oleh Pak Hengki tentunya

dengan analisis yang dalam, dan mengenal para insinyur ini. Kebijaksanaannya terlihat

bahwa, SDM harus dimanfaatkan dengan baik, dan memanfaatkan peluang.

Pak Hengi menganalisis masalah yang ada di PT Semen Kupang yaitu kerusakan

peralatan mesin-mesin dan permasalahan instrumentasi. Permasalahan ini tentunya bisa di

atasi oleh para insyinyur teknik fisika dan teknik mesin. Selain itu, Pak Hengki juga

memikirkan kemampuan para insinyur yang pada awalnya mendalami masalah mesin

pesawat, sekarang harus mengatasi masalah industi semen, sehingga ke enam insinyur

tersebut diberi bekal dengan memberikan training marathon tentang industry EPC selama

beberapa minggu secara gratis kepada para insinyur tersebut.

Keputusan yang diambil lagi adalah mengenai waktu penugasan para insinyur tersebut.

Para insinyur diberik waktu 3 bulan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Waktu di sini

juga untuk menilai kemampuan para insinyur tersebut. Karena para insinyur dapat bekerja

dengan baik, maka waktu penugasan ditambah 3 bulan lagi, dan akhirnya jumlah total waktu

yang dipercayakan kepada para insinyur menjadi lebih dari satu tahun. Dapat disimpulkan

jika keputusan yang diambil oleh Pak Hengki adalah benar, karena pertimbangan matang

berdasarakan pengetahuan dan pengalaman disertai dengan persiapan yang matang pula.