Volume 1 Nomor 5, September 2006 ISSN 1907-3186 · PDF fileWARTA GEOLOGI, SEPTEMBER 2006 1...

40
WARTA GEOLOGI Volume 1 Nomor 5, September 2006 ISSN 1907-3186 Sosialisasi Bidang Geologi dalam Praktek MEDIA KOMUNIKASI INTERN BADAN GEOLOGI TERBIT DUA BULANAN TERBIT DUA BULANAN Dari Sosialisasi Bidang Geologi: Geologi perlu dikenalkan sejak dini dan dikembangkan secara terintegrasi

Transcript of Volume 1 Nomor 5, September 2006 ISSN 1907-3186 · PDF fileWARTA GEOLOGI, SEPTEMBER 2006 1...

WARTA GEOLOGIVolume 1 Nomor 5, September 2006 ISSN 1907-3186

Sosialisasi Bidang Geologi dalam Praktek

M E D I A K O M U N I K A S I I N T E R N B A D A N G E O L O G I

TERBIT DUA BULANANTERBIT DUA BULANAN

Dari Sosialisasi Bidang Geologi: Geologi perlu dikenalkan sejak dini dan dikembangkan secara terintegrasi

Mengangkat Potensi Batu Bara Peringkat Rendah

Teknologi Pelestarian Air Tanah dalam Perbincangan

Demo Aplikasi GIS untuk penilaian Sumber Daya dan Cadangan Batu Bara

FOKUS KITA

Sosialisasi Bidang Geologi dalam Praktek (Sosialisasi Geologi, Badan Geologi, 17-20 September 2006)

AGENDA

Agenda Badan Geologi Oktober - Desember 2006

EDITORIAL

Dari Sosialisasi Bidang Geologi: Geologi perlu dikenalkan sejak dini dan dikembangkan secara terintegrasi

PROFIL

Tokoh-tokoh di balik Komik “Mineral untuk Kehidupan”

SEPUTAR KITA

Tujuh Belas Agustusan Badan Geologi

Pertandingan Gaple

Badan Geologi raih Emas dan Perak

Workshop for Volcanic Hazard Mitigation

Peran Rekayasa Geofi sika dalam memajukan Eksplorasi Sumber Daya Alam dan Teknologi di Indonesia

DAFTAR ISI

Gambar Sampul Depan: Gambar karya M. Andara M. Nazar Pemenang 1 Lomba Gambar Anak-anak. Gambar Sampul Belakang: Foto “Batu Keramat” karya Agus Solihin Pemenang 2 Lomba Foto Geologi.

1

3

7

7

8

9

9

10

12

14

15

36

WARTA GEOLOGI, SEPTEMBER 2006 1

EDITORIAL

Pembaca yang budiman,

Warta Geologi (WG) kita kali ini, berbeda dari biasanya. Isinya lebih banyak menampil-kan pengalaman dari sebuah praktek yang telah dijalani ketimbang wacana dan konsep atau teori, sebagaimana dalam WG nomor-nomor sebelumnya. Sebuah pengalaman yang memperteguh urgensi sosialisasi.

Pengalaman itu adalah “Sosialisasi Bidang Geologi”. Ia terekam bukan saja dari pekan sosialisasi Badan Geologi (BG), 17-20 September 2006, namun sejatinya juga dari berbagai aktivitas BG sejak seminar-seminar, presentasi, acara 17 Agustusan, sampai acara khusus sosialisasi geologi, Badan Geologi.

Pembaca yang budiman,

Di kompleks kantor BG Jln. Diponegoro No. 57 Bandung, tanggal 17 sampai 20 September 2005 bolehlah kita sebut sebagai “pekan sosialisasi”. Karena, selama empat hari tersebut digelar acara yang menyajikan berbagai cara dan media sosialisasi bidang geologi. Pada keesokan harinya digelar acara lokakarya tentang konservasi air tanah yang diselengga-rakan oleh Pusat Lingkungan Geologi (PLG), BG. Dari rangkaian acara yang telah digelar tersebut kita mendapat pengalaman penting, antara lain: bahwa antusias para pelajar di dalam mengapresiasi ilmu dan fenomena geologi sangatlah besar dan bahwa penelitian dan pelayanan bidang geologi perlu dilakukan secara terintegrasi.

Antara bulan Juli-September 2006, berbagai acara seminar bertemakan disiplin geologi atau cabangnya banyak diselenggarakan atau diikuti oleh pimpinan maupun staf BG. Antara lain: seminar tentang Lower-rank Coal (kegiatan PMG), Workshop for Volcanics Hazards Mi-tigation (kegiatan PVG), “Lokakarya Rekayasa Konservasi Air Tanah” (kegiatan PLG), “Peran Geofi sika dalam Memajukan Eksplorasi Sumber Daya Alam dan Teknologi di Indonesia” (di-selenggarakan oleh ITB dan Kepala Badan Geologi menjadi salah satu nara sumbernya), dll. Kegiatan-kegiatan tersebut juga merupakan salah satu bentuk sosialisasi bidang geologi.

Agustus–September 2006 dapat kita pandang sebagai bulan sosialisasi ketika di bulan Sep-tember yang lalu banyak dilaksanakan acara sosialisasi. Sebab, kegiatan peringatan ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia (17 Agustusan), dari satu sisi, juga dapat dipandang sebagai kegiatan sosialisasi. Paling tidak, kehadiran insan PNS staf dari suatu instansi da-lam sebuah perlombaan 17 Agustusan, apalagi jika menjuarai perlombaan tersebut, secara langsung hal itu merupakan kegiatan sosialisasi tentang eksistensi instansinya. WG kali ini juga berisi berita seputar kegiatan 17 Agustus-an seluruh insan BG, baik di lingkungan BG maupun di lingkungan DESDM.

Dari Sosialisasi Bidang Geologi:

Geologi perlu dikenalkan sejak dini dan dikembangkan secara terintegrasi

WARTA GEOLOGI, SEPTEMBER 20062

EDITORIAL

Para pembaca yang budiman,

Acara utama kegiatan sosialisasi kali ini adalah seminar mengenai kebencanaan geologi dengan menampilkan empat pembicara dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geo-logi. Hal itu sesuai dengan Tahun 2006 dan tahun-tahun sebelumnya ketika banyak wilayah Indonesia mengalami bencana alam terkait geologi. Juga, mengingat salah satu prioritas pembangunan Nasional Tahun 2007 berkenaan dengan mitigasi bencana. Acara lainnya da-lam sosialisasi tersebut adalah: lomba gambar bertemakan geologi dan sajian Planet Sains - yang mendemonstrasikan bagaimana proses gunung meletus - untuk pelajar tingkat SD; pameran, lomba karya tulis untuk mahasiswa, lomba foto untuk karyawan intern BG, peng-anugerahan Geology Award, Open House BG, malam seni budaya yang juga bermuatan pe-san tentang pentingnya pelaziman dalam sosialisasi. Pada hari ketiga dan keempat, digelar launching buku ”Geowisata Sejarah Bumi Bandung” dan komik ”Mineral untuk Kehidupan”; kunjungan ke museum geologi, serta pemutaran fi lm yang semuanya mendapat sambutan meriah dari para pengunjung. Untuk memutar ulang rekaman pelaksanaan sosialisasi terse-but, peristiwa tersebut sengaja kami angkat menjadi Fokus Kita WG edisi kali ini.

Kesimpulan bahwa geologi perlu disosialisasikan sejak dini menggeliat dari seluruh rang-kaian acara sosialisasi tersebut. Bagaimana para siswa SD dapat berinteraksi dengan geologi melalui ide sebuah gambar dalam lomba gambar, misalnya, mengukuhkan kesimpulan terse-but. Demikian pula acara launching buku menekankan pentingnya hal itu. Hal yang spekta-kuler yang mendukung kesimpulan tersebut adalah gairah yang menggebu-gebu untuk lebih memahami geologi yang muncul dari sekitar 1.500 siswa SMP setelah mereka menyaksikan pemutaran fi lm bencana geologi sebagaimana terekam dalam tulisan tulisan pesan dan ke-san mereka.

Adapun isu penting yang mengemuka dari seminar kebencanaan geologi adalah harapan para peserta sosialisasi wakil dari 25 propinsi yang hadir agar pengelolaan informasi geologi – lebih luasnya penelitian dan pelayanan geologi – dilakukan secara terintegrasi di dalam sebuah badan nasional. Hal itu diperlukan agar terjadi koordinasi, percepatan penyediaan, dan penyebaran informasi yang efi sien dan efektif tentang geologi kepada pihak-pihak yang memerlukan.

Para Pembaca yang budiman

Di lingkungan BG, 17 Agustusan tahun 2006 diisi dengan Ceramah Agama, Bazaar, dan Pentas Musik di halaman depan Auditorium Geologi. Sementara itu, di lingkungan DESDM digelar acara PORSENI sektor ESDM dengan mempertandingkan olahraga dan live music. Pada PORSENI ESDM 2006 ini, BG berhasil meraih 1 medali emas dari cabang catur dan 3 medali perak dari cabang catur, bridge, dan live music. Selain ketiga cabang tersebut, BG juga berpartisipasi pada cabang tenis, futsal, dan gerak jalan.

Dalam WG kita kali ini, bukan saja Fokus Kita yang berbeda dari biasanya, melainkan juga Profi l. Jika pada WG sebelumnya rubrik tersebut menampilkan seorang tokoh staf BG, maka dalam WG Nomor ini Profi l menampilkan 5 (lima) orang staf BG yang merupakan pe-rancang buku sosialisasi dalam bentuk komik, ”Mineral untuk Kehidupan”.

Selamat menikmati WG Nomor 5!

Oman Abdurahman dan Priatna

WARTA GEOLOGI, SEPTEMBER 2006 3

PROFIL

TOKOH-TOKOH DI BALIK

KOMIK “MINERAL UNTUK KEHIDUPAN”

Dalam pameran pada acara Sosialisasi Bidang Geologi, Badan Geo-logi, bulan September lalu, Pusat Sumber Daya Geologi (PMG) menam-pilkan sebuah produk berupa Komik Pendidikan Seri Kekayaan Mineral di Indonesia untuk anak-anak berjudul “Mineral untuk Kehidupan”. Ko-mik setebal 24 halaman ini cukup menarik perhatian karena didesain dengan ilustrasi gambar yang memikat dan disertai tokoh-tokoh dengan setting keluarga ahli geologi. Komik ini pun telah dipilih oleh Badan Geo-logi untuk secara resmi diluncurkan pada sesi launching buku dalam acara sosialisasi tersebut bersama-sama dengan buku ”Geowisata Seja-rah Bumi Bandung” karya Kelompok Riset Cekungan Bandung, terbitan Badan Geologi.

Untuk itu, berbeda dengan edisi-edisi sebelumnya, WG dalam ke-sempatan ini akan menampilkan mereka yang berada langsung di balik penyusunan, penerbitan, serta pengantar launching buku Komik “Mine-ral untuk Kehidupan”, sebagai profi l.

TIDAK banyak orang yang mampu menuliskan ilmu yang diketahuinya menjadi sebuah komik yang menarik untuk dibaca oleh semua kalangan. Itulah kira-kira kesan yang ditang-kap dari para penggagas Komik ber-judul “Mineral untuk Kehidupan”. Pada satu kesempatan, WG berhasil mewawancarai dua orang tokoh di belakang pembuatan komik “Mineral Untuk Kehidupan”, terbitan Pusat Sumber Daya Geologi. Mereka ada-lah Dr. Ir. Bambang Tjahjono Setia-budi, M.Sc. (Bambang Tjahjono) dan Drs. Nandang Sumarna (Nandang). Keduanya sekaligus mewakili dua anggota tim lainnya yang tidak bisa hadir, yaitu: Sutrisno, M.Sc. dan Ir. Kusdarto.

Pada kesempatan lain, WG me-wawancarai pula Siti Sumilah Rita Susilawati, S.T. (Rita). Beliau adalah Kepala Sub Bidang Penyediaan Infor-masi Publik, PMG. Beliau pada acara sosialisasi bidang geologi yang lalu mewakili PMG memberikan pidato pengantar peluncuran (launching) resmi buku tersebut.

Di bawah ini petikan wawancara dengan ketiga tokoh buku ”Mineral untuk Kehidupan” tersebut. Pada ba-gian akhir penyampaian wawancara, ditampilkan riwayat hidup ringkas dari masing-masing tokoh yang telah diwawancarai.

WARTA GEOLOGI, SEPTEMBER 20064

PROFIL

Bambang Tjahjono

Bambang saat ini bertugas seba-gai Kepala Sub Bidang Program, Pu-sat Sumber Daya Geologi (PMG). Ja-batan sebelumnya adalah Kepala Sub Bagian Dokumentasi dan Informasi, sekaligus menjabat sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (P2K) yang me-mayungi kegiatan pembuatan komik mineral tersebut. Tanya (T): Bisa ceritakan menge-nai latar belakang pembuatan ko-mik ini?Jawab (J):

Komik ini sebenarnya kegiatan ta-hun 2006 tapi luncuran, ABT 2005. Pada waktu itu yang ditugaskan menanganinya adalah Sub Bagian Dokumentasi dan Informasi yang se-belum terjadi reorganisasi berada di bawah Bagian Tata Usaha. Tugas Sub Bag itu adalah pengelolaan perpusta-kaan, dokumentasi, pembuatan peta, dan penyediaan informasi untuk pi-hak luar. Saat itu saya kebetulan menangani sub bagian tersebut dan sekaligus P2Knya. Jadi, lebih mudah mengaturnya. Kita (ketika itu-red) dibebani judul, tolong buatkan (ditu-gaskan untuk menyusun dan mener-bitkan buku- red) komik mineral un-tuk anak SD. T: Bagaimana cara bapak mereali-sasikannya?J: Segera membentuk tim. Prinsip saya adalah menjalankan sesuai ba-tas waktu. Kalau bulan April harus selesai, maka berarti bulan Maret ha-rus sudah naik cetak. Bentuk komik yang kita inginkan sebetulnya sudah tergambar dalam pikiran kita sebe-lum tahun 2006. Waktu itu kami be-lum terbentuk sebagai tim. Nah, ke-tika sudah terbentuk tim, kita semua diberi kebebasan untuk mengung-kapkan ide-ide kita. Ya, demokratis lah. Ide-idenya kita tuangkan dalam bentuk naskah. Lalu kita diskusikan. Setelah naskah kita sepakati, kita bekerjasama dengan ahli gambar, rekanan dari luar, untuk membuat visualisasi yang tepat. Setelah ber-minggu-minggu melakukan diskusi yang intens dan konsultasi termasuk dengan bapak Direktur sendiri (Dr. Hadiyanto, sekarang Kepala Pusat, red.) akhirnya pada bulan April 2006, selesai juga. Komik ini di-launching pada acara Sosialisasi Bidang Geo-logi, Badan Geologi pertengahan September lalu oleh Bu Rita (dalam

kapasitas-red) sebagai Ke-pala Sub Bidang Penyediaan Informasi Publik. T: Kesulitan-kesulitan apa saja yang tim hadapi sela-ma pembuatan komik un-tuk anak-anak ini?J: Tim yang terbentuk terdiri dari orang-orang yang belum pernah sama sekali membuat komik, apalagi komik anak-anak. Ya, jadi langkah yang paling mudah adalah perta-ma-tama semuanya sharing ide. Dalam tahap ini kesuli-tannya cukup banyak juga. Karena ternyata tidak semua orang dapat mengungkapkan idenya. Selain itu juga ben-tuk pengungkapan idenya beragam. Misalkan, ada yang bisa menulis tetapi tidak bisa menggambar. Ada juga yang tidak bisa menulis dan meng-gambar tetapi pandai dalam menangkap dan mengkritisi ide-ide teman. Disini saya mencoba melihat teman-te-man berdasarkan masing-masing po-tensinya. Semua saya tampung. Jadi banyak coretan, banyak editing. Dan, disini dituntut keikhlasan dari ang-gota tim. Semua bisa menyumbang ide tapi juga harus siap kalau idenya tidak dipakai.

Visualisasi juga sulit. Ketika naskah sedang disusun seringkali kita terbentur bentuk visualisasinya nanti. Sehingga naskah akhirnya harus diperbaiki. Selain itu karena yang menggambar (ilustrator buku-red) dari luar, maka kita melakukan pertemuan untuk memeriksa kese-suaian ide kami dengan visualisasi yang mereka buat.

Kesulitan lainnya adalah bahasa. Kita harus berkomunikasi dengan bahasa anak-anak mengenai mi-neral. Mineral itu memang ilmiah, beda dengan komik Doraemon yang sekedar hiburan, misalnya. Tetapi saya ingat anak saya yang belajar di SD sudah belajar batuan meta-morf dan sedimen. Wah, ini berarti mereka sudah belajar geologi. Jadi, sebenarnya mineral itu bisa dimeng-erti anak-anak. Hanya, kita terbiasa menerangkannya di seminar-seminar kepada orang dewasa. Untuk menga-tasi kesulitan ini, setiap anggota tim dengan cara masing-masing mencari feed back dari anak-anak. Kami men-

coba berinteraksi dengan anak-anak dan bahkan istri pun kita mintai ma-sukannya. T: Bagaimana kiat-kiat Bapak me-mimpin anggota tim lain untuk menyelesaikan pembuatan komik ini? J: Saya pikir kita harus berusaha be-kerja secara profesional. Dalam arti, kita punya kemampuan apa, punya keahlian apa, punya pengetahuan apa. Memang sengaja kita membuat tim yang bisa saling melengkapi. Ti-dak semuanya dari logam, ada yang berasal dari konservasi. Lalu kita melakukan pertemuan. Dari awal kita memiliki komitmen bahwa kita berusaha agar produk kita jadi. Yang penting buku jadi, itu saja. Tidak usah berpikir, wah ini ide saya yang dipakai. Pokoknya, semua menulis. Dan yang tidak terpakai idenya bisa juga menyumbang dalam bentuk lain misalkan mengkritisi ide.

Dr. Ir. Bambang Tjahjono, M.Sc. dilahirkan di Surabaya, 17 Mei 1958. Beliau beristrikan Ninuk Sundarsih dan dikaruniai dua orang putera. Pu-tera yang pertama, Aussie Prasidha Bhaskoro, sedang menempuh pendi-dikan sarjananya di UNPAR. Sedang-kan putera yang kedua adalah Trap-silo Pramudya Bumi, pelajar SMPN 5

Dr. Ir. Bambang Tjahjono, M.Sc.

WARTA GEOLOGI, SEPTEMBER 2006 5

PROFIL

Bandung. Beliau sekeluarga tinggal di Bumi Panyileukan Bandung.

Pendidikan beliau setelah menyele-saikan SD, SMP, dan SMA dilanjutkan sampai tingkat S3. S1-nya ditempuh di Jurusan Geologi ITB, selesai 1984. Sedangkan S2 dan S3-nya berturut-turut diselesaikan di Australia, yaitu S2 di Jurusan Geologi, University of Wollongong, Australia, selesai 1990; dan S3 di jurusan Earth Science, Australia National University, selesai pada tahun 2005.

Karirnya sebagai pegawai negeri dimulai sebagai ahli geologi pada Subdit Eksplorasi Mineral Logam, Di-rektorat Sumber Daya Mineral (DSDM atau PMG sekarang), 1984–2001, Ahli geologi pada Subdit Konservasi, DSDM (2001–2004) Kepala Sub Ba-

gian Dokumentasi dan Informasi, Di-rektorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (DIM atau PMG sekarang), 2004–2006; dan Kepala Sub Bidang Program, PMG, 2006–sekarang). Penyandang tanda jasa/kehormatan Satyalancana Karya Satya, 10 tahun dan 20 tahun ini juga adalah National Coordinator of Indonesia pada Global Resources Assessment Project Coor-dinating Committee for Geoscience Programmes in East and Southeast Asia (CCOP), tahun 2002 sampai se-karang.

Beliau aktif menulis paper dan karya tulis ilmiah serta pembicara dalam berbagai seminar ilmiah ter-kait bidangnya. Di antara seminar dimana beliau sebagai penulis paper dan pembicara adalah: ”31st Annual

Drs. Nandang Sumarna

Nandang Sumarna

Nandang saat ini adalah staf Pu-sat Sumber Daya Geologi, Badan Geo-logi, DESDM, tepatnya di Sub Bidang Penyediaan Informasi Publik. Beliau termasuk yang ikut aktif membidani terbitnya buku komik ”Mineral untuk Kehidupan”. Pada saat WG mewa-wancarai Bambang Tjahjono, Nan-dang turut menyertainya. Berikut wa-wancara dengan beliau. T: Menurut bapak, apa kesulitan dalam menyusun buku komik ”Mi-neral untuk Kehidupan” itu?J: Kesulitan utamanya adalah menge-nai bahasa. Terus terang saja selama

Convention, Indonesia Association of Geologist, Surabaya, 30 September – 2 Oktober 2002, ”Lecture on Ore Depo-sit Mineral”, Universitas Gajah Mada, 21 Desember 2002; ”1st, 2nd, dan 3rd Workshop on CCOP-USGS Mineral Resources Assessment Project” bertur-ut-turut di Bangkok (2003), Bangkok (2004), dan Cina (2005), dll. Adapun karya tulis beliau di antaranya: 1) Geologi dan Studi Batuan Vulkanik Daerah Tulakan, Pacitan (Tesis Sar-jana), 2) Porphyry Copper Deposits of North and South America (Thesis Mas-ter of Science), 3) Geochemistry and Geochronology of the Igneous Suite Associated with the Kelian Epithermal Gold Deposit, Indonesia (Thesis Philo-sophical Doctor).

ini kita tidak pernah kesulitan jika diminta menerangkan tentang ke-gunaan suatu mineral kepada orang dewasa. Namun menerangkan hal ini kepada anak-anak ya cukup su-lit. Juga kami agak kesulitan dalam mencari bentuk dialog antar anak-anak atau antara anak dengan orang tuanya. Untuk itu saya melakukan pengamatan langsung ke sebuah se-kolah dasar yaitu SD Banjarsari dan ke supermarket-supermarket atau waktu pameran di daerah, guna men-dengarkan langsung perbincangan anak-anak untuk pembuatan komik ini.

Selain itu menciptakan karakter termasuk sulit. Seperti apa ayahnya? Seorang geologis berumur berapa? Isterinya seperti apa? Lalu anak-anaknya berumur berapa? Mengapa kita memilih satu anak laki-laki dan satunya lagi perempuan? Semuanya ini melalui proses perdebatan antar anggota tim. T: Bagaimana tanggapan anak-anak terhadap komik ini? J: Cukup beragam. Tetapi rata-rata menyukainya. Seusai membaca ko-mik ini seorang anak bertanya ke-pada ayahnya, ”mana lanjutannya?”. Memang, komik ini dari judulnya juga Seri Komik Pendidikan Kekayaan Mi-neral. Jadi, kita akan mencoba mem-buat lanjutannya. Yang cukup meng-ejutkan adalah ketika kami mencoba menampilkan komik ini dalam ben-tuk presentasi menggunakan Micro-soft Powerpoint dihadapan 60 anak SD dan 20 guru, mereka semua me-

nyatakan senang dan tertarik dengan adanya komik ini.T: Harapan ke depan?J: Ya, inginnya membuat multimedia geologi untuk anak-anak.

Drs. Nandang Sumarna dilahirkan di Bandung, 2 Februari 1955, meni-kah dengan dua anak. Beliau menem-puh pendidikan SD (lulus 1967), SMP (lulus 1970), dan SMA (lulus 1973) di Bandung, serta melanjutkan ke STIA jurusan Administrasi Negara juga di Bandung dan selesai pada Tahun 1992. Beliau tercatat sebagai pega-wai negeri sipil pada Direktorat Geo-logi pada Tahun 1976. Sesuai reorga-nisasi di departemen kita, beliau ber-turut-turut adalah pegawai Direktorat Sumber Daya Mineral (1979-2000), Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (2000 – 2005), dan Pusat Sum-ber Daya Geologi (2005–sekarang).

Suami dari Enen Fitriyah SE, MSi, bapak dari Rina Octavia Sumarna SE, dan Deri Hilman Sumarna, serta kak-ek dari Razan Aqsath R. ini tercatat se-bagai pegawai yang banyak mengik-uti pendidikan dan pelatihan (diklat) dari instansinya, baik diklat struktu-ral, maupun teknis. Beliau juga aktif dalam berbagai seminar, simposium, kolokium yang terkait baik tugas-tu-gas kepemerintahan maupun teknis. Beliau, sepengetahuan penulis, term-asuk PNS yang berdisiplin dan penuh dedikasi dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Karena kepiawaiannya da-lam mengelola pameran, beliau dige-lari ”Si Master Pameran”.

WARTA GEOLOGI, SEPTEMBER 20066

PROFIL

Siti Sumilah Rita Susilawati, S.T., M.Sc.

Siti Sumilah Rita Susilawati

Rita saat ini menjabat sebagai Kepala Sub Bidang Penyediaan Infor-masi Publik pada Pusat Sumber Daya Geologi (PMG). Beliau – dalam kapasi-tasnya sebagai Kepala Subbid Peny-ediaan Informasi Publik dan mewakili anggota tim lainnya – menyampaikan presentasi pengantar pada saat pe-luncuran buku komik ”Mineral untuk Kehidupan” dalam acara sosialisasi bidang Geologi, Badan Geologi, per-tengahan September yang lalu. Penu-turannya yang lancar dan penjelasan-nya yang menarik tentang buku terse-but telah melahirkan apresiasi yang tinggi dari para peserta sosialisasi yang antara lain para aparat Daerah dari dinas-dinas pertambangan wakil dari 25 provinsi. Beliau telah berhasil meluncurkan buku komik ”Mineral un-tuk Kehidupan” kepada para peserta sosialisasi. T: Apa program ke depan Bidang Penyediaan Informasi Publik? J: Merencanakan pembuatan fi lm animasi untuk komik “Mineral untuk Kehidupan” dan pembuatan serial komik baru berjudul “Mineral sebagai Sumber Energi” pada tahun anggar-an 2008-2009. Selain itu Pusat Sum-ber Daya Geologi akan membuat fi lm tentang mineral atau fi lm mengenai proses kerja di lapangan waktu eks-plorasi mineral untuk konsumsi ge-nerasi muda khususnya anak-anak SD hingga SMA. Juga kami meren-canakan pembuatan Ensiklopedia Mineral untuk anak-anak (Wah, se-lamat Bu!, ditunggu produk-produk benchmark PMG tersebut - red). T: Apa motivasi pembuatan media informasi publik tersebut selain tanggung jawab pelaksanaan tu-gas kepemerintahan/institusio-nal? J: Kami begitu consens terhadap hal ini karena sebagaimana kita tahu anak-anak kita sekarang lah yang bakal menggantikan kita nanti. Se-lain itu, kita mempunyai visi bahwa Pusat Sumber Daya Geologi kede-pannya harus menjadi Pusat Data dan Informasi Sumber Daya Geologi di Indonesia. T: Usaha-usaha apalagi yang dila-kukan untuk mengenalkan mine-ral kepada anak-anak sekolah selain buku komik mineral terse-but?

J: Kami mengundang 60 anak SD dari kota Bandung dan 20 guru-gu-runya untuk datang ke kantor kami. Waktu itu acaranya digelar oleh Tim Humas Protokol. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan kepada me-reka tentang Potensi Sumber Daya Mineral di Indonesia. Kami putarkan fi lm dan juga kami kenalkan komik. Tanggapan mereka cukup bagus. Me-reka sangat antusias dan luar biasa mendengarkan dan mengikuti acara kita.

Siti Sumilah Rita Susilawati, S.T., M.Sc. dilahirkan di kota Bandung, 13 April 1971. Pendidikannya sejak SD sampai SMA berturut-turut ditempuh di SD Ayudia III, SMPN 2, dan SMAN 3, semuanya di Bandung. Pendidikan S1-nya, diselesaikan di jurusan geo-logi UNPAD, 1994, dan S2-nya di bi-dang Applied Geology pada University of New South Wales, Australia, 2004.

Rita mulai menjadi pegawai ne-geri pada Tahun 1995 sebagai staf Direktorat Sumber Daya Mineral (PMG sekarang). Sebelum diangkat pada jabatan strukturalnya sekarang, Ka-sub Bidang Penyediaan Informasi Pu-blik, PMG, beliau pernah menduduki jabatan fungsional Penyelidik Bumi (2000–2003). Dalam karirnya sebagai PNS, Rita sudah menyandang tanda jasa Satyalancana Karya Satya 10 ta-hun pada tahun 2005.

Isteri dari Indrawan Maryono, se-orang wirastawan, dan ibu dari tiga ”jagoan”-nya (Opal, kelas 5 SD; Jaki, kelas 1 SD, dan Aulia yang masih di play group) ini telah banyak mengik-uti diklat teknis dan aktif mengikuti berbagai seminar di dalam dan luar negeri. Beberapa di antaranya: 1) Kursus Cadangan Bahan Galian, 4-10 Desember 1995 di Bandung, 2) Pelatihan Orientasi Tugas, 17–30 Sep-tember 1997, di Jakarta, 3) Course on English for Seminar and Presentation, 9–13 Juli 1999, di Bandung, 4) CBM Industry and Technology Development of New Gas Resources, 18 Maret 1998, Jakarta, 5) Training Program on Coal Geology, Exploration and Exploitation, 20 Juli–4 Agustus 2000, Bandung, 6) Seminar (sebagai presenter) ”Clean Coal Generation, Alternative Energy Technology, the Next Stage”, Thailand, 2005, 7)Seminar (sebagai presenter) ”The Society for Organic Petrology 21st Annual Meeting”, Australia, 2005.

Bambang Tjahjono, Nandang, Sutrisno, dan Kusdarto (dua yang terakhir ini tidak sempat WG wawan-

carai) telah memberikan contoh ba-gaimana misi menerbitkan sebuah buku sejenis komik tentang substan-si geologi yang cukup spesifi k - mi-neral - dilaksanakan. Sebagaimana dinyatakan Bambang Tjahjono dalam wawancara, penyusunan buku se-macam itu tidaklah mudah. Namun, dengan ketekunan Bambang beserta seluruh anggota timnya, buku ten-tang substansi yang cukup rumit itu pun berhasil disajikan dalam bentuk komik.

Rita telah menyertakan buku ko-mik mineral itu dalam pameran res-mi Badan Geologi dan mengantarkan launching penerbitannya pada acara sosialisasi bidang geologi tingkat na-sional. Dengan penjelasan dan pema-paran sekitar kandungan buku ter-sebut yang penuh semangat, seluruh peserta sosialisasi yang hadir dalam acara launching buku tersebut men-jadi terbuka visinya: bahwa komik potensial untuk dijadikan media pe-masyarakatan informasi geologi.

Terbitnya buku komik ”Mineral untuk Kehidupan” melengkapi buku sejenis yang telah diterbitkan oleh unit di bawah Badan Geologi (komik tentang air tanah dari Pusat Ling-kungan Geologi). Ke depan, semoga semakin banyak alternatif media so-sialisasi substansi geologi semacam komik.

(Oman Abdurahman, Priatna, Bunyamin)

WARTA GEOLOGI, SEPTEMBER 2006 7

SEPUTAR KITA

TUJUH BELAS AGUSTUSAN DI BADAN GEOLOGI

DALAM rangka merayakan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-61, Badan Geolo-gi Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral menggelar kegiatan-ke-giatan sosial, keagamaan, dan olah raga. Kegiatan-kegiatan itu adalah Donor Darah, Ceramah Agama, Per-tandingan Gapleh, Bazaar, dan Pang-gung Hiburan. Selain itu Badan Geo-logi mengirimkan utusan ke Jakarta untuk mengikuti beberapa pertan-dingan olah raga dan Kesenian (POR-SENI) yang di gelar oleh Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral.

PASANGAN Pak Tono dan pak Suhari keluar sebagai juara kedua pertandingan gaple ala bridge pada rangkaian kegiatan Tujuh Belas Agus-tusan di Lingkungan Badan Geologi. Pertandingan yang digelar tanggal 8 Agustus 2006 di Auditorium Geologi Bandung ini diikuti oleh 30 pasangan dan dibuka oleh Pak Tono.

Pertandingan gaple ini diseleng-garakan dengan menggunakan sis-tem swiss 7 babak. Panitia sengaja mengadopsi sistem pertandingan dan penghitungan skor ala bridge sehingga menambah daya tarik un-tuk mengikuti seluruh pertandingan hingga babak terakhir.

Dengan menggunakan sistem

ini pasangan Ayi–Sujono dari Pusat Lingkungan Geologi tampil sebagai juara 1 di atas pasangan Suyartono-Suhari. Urutan 5 besar juara sebagai berikut:

Juara 1, Ayi – Sujono (Pusat Ling-kungan Geologi), Juara 2, Suyartono (Sekretariat Badan Geologi) – Suhari (Pusat Lingkungan Geologi), Juara 3, Enjang – Yatno (Sekretariat Badan Geologi), Juara 4, Juanda – Agus S. (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Ben-cana Geologi), Juara 5, Nana – An-jana (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi)

Panitia juga memberi pengharga-an untuk beberapa pasangan yaitu: Pasangan Oo Sudradjat – Agus S.

(Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Ben-cana Geologi) sebagai Best Driver, Pa-sangan Tudi – Jumono (Pusat Vulka-nologi dan Mitigasi Bencana Geologi) sebagai Best Security, dan Pasangan Darwis- Mumuh dan Edi – Agung se-bagai Best Offi ce Boy.

(Priatna)

Pak Bambang menjadi salah seorang peserta donor darah.

Bazaar Badan Geologi di halaman Au-ditorium Geologi.

Ceramah Agama dari Drs. H. Miftah Faridl.

Pak Tono sedang terlibat diskusi dengan Pak Miftah Faridl .

Pertandingan Gaple

PAK TONO- PAK SUHARI RAIH PERING-KAT DUA

Pembagian Hadiah para Juara Gaple.

Panggung Hiburan memeriahkan aca-ra Peringatan HUT Kemerdekaan RI.

WARTA GEOLOGI, SEPTEMBER 20068

SEPUTAR KITA

PERINGKAT AKHIR BEREGU 1. PT PLN2. BADAN GEOLOGI3. BALITBANG4. BP MIGAS5. PERTAMINA6. DITJEN MIGAS7. DIKLAT ESDM8. IKAPEDE9. INSPEKTORAT JENDERAL ESDM10.DJMBP

Bridge dan Live Music raih perakPada cabang olah raga Bridge

yang digelar di Gedung Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral Ja-karta (4-5/08), Badan Geologi hanya mampu meraih medali perak. Di pe-ringkat pertama dan ketiga bercokol regu-regu dari PT PLN. Para pemain yang memperkuat regu Geologi ada-lah Anton Saboe (PMG), Rasdan A. Si-regar, M.Sc. (PLG), Uchtari Chandra (PLG), Nia Kurnia Praja (PVG), Priat-na (SBG), dan Dwi Agus (PSG).

Dari Live Music, diperoleh satu perak tambahan lewat Ibu Syamsiyar dari PMG.

(Priatna)

PECATUR-pecatur Badan Geo-logi mencatat hasil menggembirakan dalam PORSENI Sektor ESDM ca-bang olah raga catur yang digelar di Gedung Badiklat ESDM Jalan Gatot Subroto Jakarta (14-15/08). Dalam pertandingan selama dua hari itu Badan Geologi berhasil mengejutkan instansi-instansi lainnya dengan me-raih 1 medali emas perorangan dan 1 medali perak beregu. Medali emas ini ternyata menjadi satu-satunya pero-lehan medali emas Badan Geologi da-lam PORSENI tahun ini.

Pecatur-pecatur PT PLN yang ta-hun lalu memborong dua emas ter-paksa harus puas merelakan satu medali emasnya kepada Badan Geo-logi. Medali emas perorangan direbut oleh Master Nasional (MN) Bunyamin (Badan Geologi) setelah mencetak angka tertinggi 7 dari 8 babak, hasil dari 6 kali menang dan 2 kali remis. Juara bertahan tahun lalu MN Sugi-lar (PT PLN) berada di tempat kedua dengan angka 6,5 dan MN Novian Siregar (Balitbang Geologi) di tempat ketiga dengan angka 6,5. Sementara itu medali perak beregu Badan Geolo-gi disumbangkan oleh Bunyamin dan Priatna (SBG), Aceng Sukarna dan Chairul Anas (PLG), dan Agus Sudar-manto (PMG) setelah mengumpulkan peringkat rata-rata kedua tertinggi di bawah PT PLN.

Perebutan medali perak pero-rangan mencapai puncaknya pada babak ke-7 ketika di meja pertama bertanding MN Sugilar melawan MN Bunyamin. Dengan memegang buah catur hitam, Bunyamin melakukan langkah-langkah kurang akurat di awal permainan sehingga mengaki-batkan lawannya unggul dalam per-kembangan. Namun keunggulan ini tidak bisa dimanfaatkan Sugilar un-tuk menang. Karena bermain ragu-ragu sejak langkah ke-24 maka pada langkah ke-35 ia melakukan kesala-han fatal dengan memajukan bidak ke petak-g4. Kesalahan ini harus

dibayar mahal karena 4 lang-kah kemudian ia dipaksa me-nyerah. Berikut jalannya partai tersebut.

Putih : MN Sugilar Hitam: MN BunyaminSerangan Hindia Raja

1.e4 e6 2.d3 d5 3.Kd2 g6 4.Kgf3 Gg7 5.g3 e5 6.exd5 Mxd5 7.Gg2 Ke7 8.0–0 0–0 9.Be1 Me6 10.Kxe5 Gxe5 11.d4 Kbc6 12.dxe5 Kxe5 13.Kf3 Kxf3+ 14.Gxf3 Mf6 15.Gh6 Be8 16.h4 Ge6 17.c3 c6 18.Gg5 Mg7 19.Ma4 Kd5 20.Be2 h6 21.Gc1 Mf6 22.Gg2 Kb6 23.Mb4 Kd5 24.Ma3 Gg4 25.Bxe8+ Bxe8 26.Gxh6 Gf3 27.c4 Gxg2 28.Rxg2 Kb6 29.Bc1 Rh7 30.Ge3 Kd7 31.Mc3 Mf5 32.Bd1 Me4+ 33.Rh3 Ke5 34.Md4 Mf5+ 35.g4 Mf3+ 36.Rh2 Kxg4+ 37.Rg1 Kxe3 38.fxe3 Be4 (lihat diagram) 0–1

Berikut ini daftar peringkat 10 be-sar perorangan dan beregu:

PERINGKAT AKHIR PERORANGAN1. MN Bunyamin (BADAN GEOLOGI) 7 2. MN Sugilar (PT PLN) 6,5 3. MN Novian Siregar (BALITBANG) 6,54. MN Arifi n Hidayat (PT PLN) 6 5. MN Deden Supriadi (PT PLN) 6 6. MN Rela Ginting SH (DIKLAT ESDM) 6 7. MP Asep Saefudin (PT PLN) 6 8. MN Yuli Suprapto (PT PLN) 5,5 9. Aceng Sukarna (BADAN GEOLOGI) 5,5 10.Suriady (PERTAMINA) 5,5

BADAN GEOLOGI RAIH EMAS DAN PERAK CATURPORSENI SEKTOR ESDM, JAKARTA 2006

Pecatur-pecatur Badan Geologi berfoto bersa-ma seusai pembagian piala.

WARTA GEOLOGI, SEPTEMBER 2006 9

SEPUTAR KITA

WORKSHOP FOR VOLCANIC HAZARD MITIGATION KERJA SAMA CCOP, GSJ, DAN BADAN GEOLOGI

BANDUNG, AUDITORIUM GEOLOGI 29 AGUSTUS – 3 SEPTEMBER 2006

WORKSHOP for Volcanic Haz-ard Mitigation diselenggarakan oleh CCOP bekerja sama dengan Geologi-cal Survey of Japan (GSJ) dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVG) Badan Geologi. Work-shop tersebut merupakan satu dari rangkaian workshop yang dikoordinir oleh CCOP sejak tahun 2004 dan merupakan salah satu program tech-nical activities yang direncanakan berakhir pada tahun 2007. Tujuan dilakukannya kegiatan ini antara lain adalah untuk melakukan studi banding mengenai bencana akibat kegiatan vulkanis yang dihadapi oleh negara-negara anggota CCOP. Tu-juan lainnya adalah untuk mempre-diksi letusan gunung api berdasar-kan pada sejarah letusannya, serta melakukan pemetaan wilayah rawan bencana gunung api dalam rangka mitigasi.

Beberapa kegiatan yang dilak-sanakan adalah dengan melakukan

peninjauan lapangan, workshop, dan pertukaran hasil penelitian. Pelati-han khusus juga dilakukan bagi ahli vulkanologi muda dari negara-negara anggota CCOP yang berminat. Selain itu makalah-makalah ilmiah dari tiap workshop juga diterbitkan dalam bentuk prosiding.

Workshop yang diselenggarakan pada tanggal 29 Agustus – 3 Septem-ber 2006 ini merupakan workshop ketiga, sedangkan workshop pertama dan kedua berturut-turut telah di-laksanakan pada tahun 2004 di Tsu-kuba, Jepang dan tahun 2005 di Yo-gyakarta, Indonesia. Workshop ketiga ini dibuka oleh Kepala Badan Geologi dan membahas terutama mengenai laporan kegiatan gunung api di mas-ing – masing negara dan dilanjutkan dengan ekskursi lapangan ke Gu-nung Papandayan di selatan Band-ung dan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda.

Prima M. Hilman

“PERAN REKAYASA GEOFISIKA DALAM MEMAJUKAN EKSPLORASI SUMBER DAYA ALAM DAN TEKNOLOGI DI INDONESIA”

Seminar Nasional, Bandung 22 September 2006

DALAM rangka peringatan sewindu organisasi, Himpu-nan Mahasiswa Teknik Geofi sika Terra Institut Teknologi Bandung (ITB) mengadakan sebuah seminar nasional den-gan judul Peran Rekayasa Geofi sika dalam Memajukan Eksplorasi Sumber Daya Alam dan Teknologi di Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Barat ITB pada tanggal 22 September 2006. Seminar ini menghadirkan Bambang Dwiyanto, M.Sc. Kepala Badan Geologi, sebagai pembicara kunci pada sesi pertama. Sedangkan pada sesi kedua, ha-dir tiga pembicara yaitu Prof. Dr. Ir. Djoko Santoso, M.Sc, Rektor ITB; Yani Panigoro, Komisaris MEDCO Group; Dr. Wawan Gunawan A. Kadir, Dosen Teknik Geofi sika ITB; dan Dr. Ir. Luluk Sumiarso, M.Sc, Direktur Jendral Migas Energi dan Sumber Daya Alam.

Pada kesempatan ini Kepala Badan Geologi selaku pem-bicara kunci memaparkan aplikasi–aplikasi rekayasa geo-

fi sika pada proses eksplorasi sumber daya mineral dan energi. Bambang Dwiyanto menyampaikan perkemban-gan terbaru aplikasi geofi sika, mulai dari survei dan anal-isis dengan teknik tiga dimensi hingga metode survei uda-ra serta menekankan bahwa di masa yang akan datang, metode–metode geofi sika akan berperan penting dalam proses eksplorasi. “Karena itu, penguasan teknologi peng-olahan data, baik dalam bidang perangkat lunak maupun perangkat keras, sangatlah penting” tambah Bambang.

Seminar ini diikuti oleh sekitar 90 orang yang sebagi-an besar adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Kebumian dan Teknologi Mineral (FIKTM) ITB. Panitia juga mengundang peserta dari perguruan tinggi lainnya seperti dari Univer-sitas Gajah Mada, Universitas Negeri Padang dan Univer-sitas Andalas.

(Prima M. Hilman)

WARTA GEOLOGI, SEPTEMBER 200610

SEPUTAR KITA

International Symposium on Lower Rank CoalBandung, Hotel Horison, 7 – 8 September 2006

Batubara adalah sumber daya energi tradisionil di dunia karena ketersediaannya paling melimpah dan secara geografi tersebar luas, stabil secara kimiawi sehingga men-guntungkan dalam transportasi dan menanganinya, serta harga yang sangat bersaing.

Di Indonesia, batubara merupa-kan sumber daya energi yang pa-ling besar dibandingkan dengan gas alam, tenaga air, minyak mentah, dan panas bumi. Namun minyak bumi saat ini masih menjadi sumber energi yang utama karena relatif mu-dah menanganinya, biaya produksi yang rendah, dan memberikan masa-lah lingkungan yang lebih rendah di-bandingkan dengan batubara. Akan tetapi apabila pada 10 sampai 15 ta-hun mendatang di Indonesia tidak di-temukan lagi lapangan minyak baru, maka negara akan menghadapi krisis energi nasional, dan sangat mungkin Indonesia akan bergantung kepada

minyak impor untuk memenuhi ke-butuhan domestik akan bahan ba-kar.

Karena itu, upaya harus dilaku-kan untuk mempertahankan kesta-bilan pasokan dan kebutuhan dalam kebijakan energi nasional. Salah satu solusinya adalah mengarahkan per-hatian pasokan energi ke batubara sebagai sumber daya energi yang pa-ling dapat diandalkan. Seperti telah diketahui bahwa batubara peringkat rendah (‘low rank coals’ atau LRC) atau sering disebut sebagai lignit atau ‘brown coal’ memberikan proporsi yang signifi kan pada sumber daya energi di Indonesia. Meskipun debat masalah rumah kaca (‘greenhouse’) berimbas juga kepada pengembangan baru batubara, berkurangnya sum-ber daya energi dan peningkatan yang signifi kan pada pemanfaatan batubara peringkat rendah dan akan secara progresif membuat sumber daya batubara LRC lebih atraktif un-

tuk dikembangkan dan diperkirakan akan menjadi sumber daya energi di masa depan.

Sumber daya batubara Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 61 milyar ton (Directorate of Mineral Resources Inventory, 2005). DMRI (2005) me-nentukan angka <5.100 kal/gr seb-agai batubara peringkat rendah (‘low rank coal’) dan 5.100 – 6.100 kal/gr sebagai batubara peringkat sedang (‘medium rank coal’). Dengan asumsi bahwa Lower Rank Coal terdiri dari batubara dengan nilai kalori <5.100 kal/gram dan sebagian dari batubara peringkat sedang (5.100 – 6.100 kal/gr), ‘lower rank coals’ Indonesia me-nyumbang lebih dari separuh total sumber daya batubara.

Pemanfaatan batubara peringkat rendah berbeda dengan batubara peringkat tinggi karena kandungan energinya yang rendah sebagai aki-bat kandungan air yang tinggi. Lebih jauh, variasi proporsi kandungan ma-terial mineral juga secara signifi kan dapat mengurangi tingkat efektivitas pemanfaatan batubara dibandingkan dengan batubara peringkat tinggi. Perbedaan ini mengarah kepada per-lakuan yang spesifi k pada batubara peringkat rendah, misalnya dalam merancang pembangkit listrik.

Dengan demikian di satu sisi sum-ber daya energi dari batubara pering-kat rendah di Indonesia cukup besar, namun disisi lain bermacam aspek mulai dari eksplorasi sampai pe-manfaatan batubara tersebut sangat kompleks, sehingga diperlukan suatu pemahaman yang baik dengan cara melihat dari berbagai pendekatan ilmiah mengenai batubara khusus-nya batubara peringkat rendah.

Sehubungan dengan uraian terse-but di atas, Pusat Sumber Daya Geo-logi, Badan Geologi, didukung oleh organisasi seperti Asean Forum On Coal (AFOC), Indonesian Coal Mining Association (ICMA) dan Asean Center

Mengangkat Potensi Batu Bara Peringkat Rendah

WARTA GEOLOGI, SEPTEMBER 2006 11

SEPUTAR KITA

for Energy (ACE), menyelenggarakan suatu simposium yang berskala in-ternasional pada tanggal 7-8 Septem-ber, 2006 di Hotel Horison, Bandung, Jawa Barat.

Maksud dari simposium ini ada-lah untuk membahas berbagai aspek pada batubara peringkat rendah (‘Lo-wer Rank Coal’) terutama yang ber-kenan dengan revitalisasi pemanfaa-tan LRC sebagai energi masa depan. Sedangkan tujuannya adalah mem-peroleh pemahaman yang lebih baik dan luas mengenai batubara pering-kat rendah Indonesia dengan melihat dari aspek geologi, prospek ekonomi (pasar), kebijakan, ilmiah (petrologi batubara, klasifi kasi batubara), tek-nologi, studi kasus dan lingkungan serta memperkenalkan topik yang erat hubungannya dengan batuba-ra yaitu gas metan dalam batubara (‘coal bed methane’).

DMRI (2005) membagi batubara dalam 4 kategori sebagai berikut:

Menurut Standar Australia (Aus-

tralian Standard AS-2096) batubara disebut peringkat rendah apabila Gross Spesifi k Energi <27MJ/kg (daf). Kategori batubara ini umum-nya digunakan untuk menyebut lig-nit dan ‘brown coal’ dengan kandun-gan moisture melampaui 20%.

Klasifi kasi yang paling baru dipu-blikasikan dalam ISO-11760, 2005. Standar ISO yang baru ini membagi batubara menjadi 3 kategori, ‘Low Rank, ‘Medium Rank’, dan ‘High Rank Coal’. Untuk pertama kalinya standar ini menghasilkan konsensus internasional tentang apa yang di-maksudkan dengan ‘Low Rank Coal’. ISO-11760, 2005 menetapkan bahwa LRC adalah batubara yang mempu-nyai nilai refl ektan vitrinit < 0,5%. Setidaknya LRC mengandung > 35% moisture (Tabel 2, ISO-11760, 2005).

Acara ‘International Sympo-sium on Lower Rank Coal’ dengan mengambil tema ‘Integrating Lower Rank Coal with Industrialization in the 21st Century’, diawali dengan

suatu pertemuan ilmiah yang diada-kan oleh ‘The International Committee on Coal and Organic Petrology’ (ICCP), dengan uraiannya adalah sebagai be-rikut:

Simposium berlangsung selama 2 hari, tanggal 7 dan 8 September 2006 bertempat di Hotel Horison Bandung, Jawa Barat. ‘Opening Ceremony’ yang menandai dimulainya acara simpo-sium dilakukan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral yang diwa-kili oleh Inspektur Jenderal DESDM, diawali dengan laporan penyelengga-raan simposium oleh Ketua Panitia dan dilanjutkan dengan sambutan selamat datang (‘Welcoming Speech’) oleh Sekretaris Daearah Propinsi Jawa Barat sebagai tuan rumah.

Sejumlah 20 makalah dipapar-kan secara ‘oral’ dan 7 makalah da-lam bentuk poster. Sejauh mungkin makalah dikelompokkan menurut topik yang sama atau senada. Stand pameran unit di lingkungan Badan Geologi, DESDM dan satu unit di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan, DESDM (acara pe-maparan, judul makalah dan pembi-caranya serta judul poster dapat dili-hat dalam lampiran).

Sekitar 240 partisipan/peserta baik yang berasal dari luar negeri maupun dalam negeri datang seba-gai pribadi atau mewakili Institusi pemerintah, DPRD Kab. Bandung, Dinas Pertambangan, dan Energi, Perusahaan Batubara, Universitas serta Organisasi Profesi (nama serta dan institusi asal peserta dapat dili-hat pada lampiran)

Batubara telah lama menjadi ‘ke-pedulian’ banyak ilmiawan dengan melihat dari bermacam aspek dan di-siplin ilmu seperti metoda eksplorasi, teknologi pertambangan, pemanfaa-tan batubara, masalah lingkungan dsb. Tak terkecuali bagi sekelom-pok ilmiawan yang pada tahun 1953 mendirikan suatu organisasi nirlaba yang disebut ‘International Committee on Coal Petrology’ (ICCP) pada perte-muan di Geleen, Belanda. Anggota ICCP lebih bersifat perorangan, bia-sanya adalah ilmiawan atau profesio-nal dari perusahaan swasta, institusi pemerintahan, universitas atau lem-baga penelitian dari berbagai negara.

Tujuan dari organisasi tersebut adalah untuk senantiasa memelihara tukar-menukar informasi ilmiah ber-skala internasional, yang berhubun-gan baik langsung maupun tidak

PERINGKATNILAI KALORI

(kal/gr)SUMBER DAYA

(juta ton)

Kalori rendah < 5.100 15.094,18 (24,94%)

Kalori sedang 5.100 – 6.100 35.691,72 (58,98%)

Kalori tinggi 6.100 – 7.100 9.065,56 (14,99%)

Kalori sangat tinggi > 7.100 662,28 (1,09%)

langsung dengan petrologi organik serta untuk mengembangkan dan mempublikasi deskripsi dan metoda defi nitif segala sesuatu yang berke-naan dengan ilmu yang mempelajari material organik dalam batuan sedi-men.

Sejak didirikannya ICCP telah memainkan peranan penting dalam menyumbangkan bermacam aspek dalam sains batubara, terutama dalam menetapkan standar ‘nomenclature’ dan terminologi batubara. Untuk pertama kalinya pada tahun 1957, ICCP menerbitkan suatu buku acuan yang dikenal dengan nama ‘ICCP’s Handbook on Coal Petrology’. Pada tahun-tahun selanjutnya buku tersebut diperbarui dengan beberapa revisi dan peningkatan untuk membuat ‘handbook’ tersebut menjadi referensi yang paling dapat diandalkan. ‘ICCP’s Handbook on Coal Petrology’ saat ini menjadi buku acuan utama untuk ilmuwan batubara tapi juga aplikatif bagi perorangan maupun lembaga yang bergerak dibidang bisnis batubara.

Kehadiran peserta ICCP di Band-ung adalah dalam rangka melak-sanakan pertemuan tahunan ICCP ke-58 yang berlangsung sejak tanggal 4 September 2006 dan berakhir pada tanggal 9 September di Hotel Horison, Bandung. Keterlibatan Badan Geolo-gi, dalam hal ini Pusat Sumberdaya Geologi, hanya sebagai mitra profesi terutama dalam ilmu pengetahuan batubara. Sebagian dari peserta per-temuan ICCP juga berperan dalam simposium sebagai baik sebagai pe-nyaji makalah maupun poster. Di-harapkan kesimpulan akhir dari per-temuan ICCP tersebut akan memberi keuntungan bagi pengembangan ba-tubara, khususnya di Indonesia. Hal ini dimungkinkan mengingat peserta ICCP tersebut umumnya adalah para pakar yang mempunyai pengalaman dan keahlian cukup lama dalam bi-dang batubara.

WARTA GEOLOGI, SEPTEMBER 200612

SEPUTAR KITA

Loka Karya Rekayasa Konservasi Air Tanah NasionalAuditorium Geologi, Bandung, 21 September 2006

DI Indonesia, air tanah memi-liki peran penting sebagai sumber air baku pasokan air bersih untuk memenuhi kebutuhan pokok hid-up sehari-hari sebagian besar pen-duduk, untuk fasilitas umum, dan kebutuhan industri. Kecenderungan pemanfaatan air tanah yang terus meningkat untuk berbagai keperluan tersebut, apabila tidak dikontrol dan dikendalikan akan menyebabkan terjadinya kerusakan kondisi dan lingkungan air tanah. Di sisi lain, perubahan fungsi lahan di daerah imbuhan air tanah (groundwater re-charge area) untuk keperluan pem-bangunan yang tidak terkendali juga dapat menyebabkan berkurangnya jumlah imbuhan air tanah. Kondisi yang demikian itu menyebabkan berubahnya keseimbangan air ta-nah, dan jika dibiarkan terus peman-faatannya tidak dapat dilakukan se-cara berkesinambungan. Hal itulah yang melatarbelakangi diselenggara-kannya Lokakarya Rekayasa Konser-vasi Air Tanah Nasional pada Kamis, 21 September 2006, bertempat di Au-ditorium Geologi Bandung oleh Pusat Lingkungan Geologi - Badan Geologi.

Tujuan lokakarya adalah un-tuk menyamakan persepsi dan me-ningkatkan serta mengembangkan rekayasa teknologi konservasi air ta-nah dari para pihak yang berkepent-ingan (stakeholders) baik instansi pemerintah, swasta, perguruan tinggi, dan masyarakat.

Hasil lokakarya diharapkan dapat menjadi dasar bagi para pihak yang berkepentingan untuk melaksanakan konservasi air tanah dengan teknolo-gi konservasi yang tepat guna dan berhasil guna.

Lokakarya dihadiri oleh sebanyak 276 peserta yang mewakili para pihak yang berkepentingan (stakeholders), meliputi: Instansi pemerintah dan swasta; Perguruan tinggi negeri dan swasta; Organisasi profesi; Lembaga

Swadaya Masyarakat (LSM); Konsul-tan dan perusahaan di bidang air ta-nah; dan Pemerhati air tanah.

Kepala Badan Pengelolaan Ling-kungan Hidup Daerah (BPLHD) Provinsi Jawa Barat menyampaikan sambutan Selamat Datang mewakili Gubernur Provinsi Jawa Barat. Ke-pala Badan Geologi berkesempatan hadir menyampaikan membuka se-cara resmi loka karya sekaligus seb-agai Keynote Speaker mewakili Men-teri Energi dan Sumber Daya Min-eral.

PENYAJIAN MATERIPenyajian materi dalam bentuk

presentasi lisan telah dilakukan se-banyak 7 (tujuh) makalah yang bera-sal dari 1) Badan Geologi, Dep. ESDM;2) Ditjen. Sumber Daya Air, Dep. PU;3) Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Jawa Barat;4) PT. Aqua Golden Mississippi, Ja-karta;5) Fakultas Teknik, UGM;6) Fakultas Ilmu Kebumian & Tekno-

logi Mineral, ITB;7) Pusat Penelitian Geoteknologi, LIPI.

Penyajian di atas dibagi menjadi dua sesi, yakni Sesi Pertama untuk penyajian materi no.1) s.d. 4) dipan-du oleh Prof.Dr.Ir. Adjat Sudradjat, M.Sc. dan Sesi Kedua untuk penya-jian materi no.5) s.d. 7) dipandu oleh Dr. Ir. Peter E. Hehanusa.

Dalam sesi diskusi, umumnya para peserta cukup antusias untuk berpartisipasi, namun secara umum diskusi masih kurang menyentuh masalah rekayasa konservasi air tanah. Diskusi yang berkembang da-lam sesi ini lebih mengarah kepada upaya pengendalian pengambilan air tanah, misalnya melaui perizinan dan pengurangan debit pengambilan air tanah. Hal-hal yang bersifat tek-nis seperti pemodelan air tanah dan pengimbuhan melalui pelbagai tipe sumur imbuhan kurang mendapat tanggapan serius.

Penyajian materi dalam bentuk pameran yang terdiri atas poster (poster presentation), peta-peta kon-

TEKNOLOGI PELESTARIAN AIR TANAH DALAM PERBINCANGAN

WARTA GEOLOGI, SEPTEMBER 2006 13

SEPUTAR KITA

servasi air tanah, video klip, dan lain-lain yang terkait diikuti oleh Pusat Lingkungan Geologi - Badan Geologi, Jurusan Geologi - Fakultas MIPA Un-pad, Fakultas Ilmu Kebumian dan Teknologi Mineral, ITB.

PERUMUSAN HASIL LOKAKARYALokakarya yang telah dilaksana-

kan menghasilkan butir-butir kese-pakatan mengenai berbagai hal ten-tang konservasi air tanah sebagai berikut:

1) Air tanah termasuk sumber daya alam yang terbarukan akan tetapi jika terjadi gangguan, pemu-lihannya memerlukan waktu yang lama.

2) Kerusakan akibat pengambilan air tanah tidak dapat dilihat secara langsung akan tetapi dampaknya cu-kup luas dan sangat sulit pemulihan-nya, serta memerlukan biaya tinggi.

3) Pengelolaan air tanah seyo-gyanya dilakukan berdasarkan kon-sep satu cekungan air tanah, satu perencanaan, dan satu pengelolaan terintegrasi (one groundwater basin, one planning, one integrated manage-ment).

4) Konservasi air tanah harus dila-kukan dalam rangka upaya memeli-hara keberadaan serta keberlanjutan kondisi, sifat, dan fungsi air tanah agar senantiasa tersedia dalam ku-antitas dan kualitas yang memadai.

5) Keberhasilan pelaksanaan kon-servasi air tanah sangat ditentukan oleh keterpaduan dan koordinasi dari para fi hak yang berkepentingan (stakeholders).

6) Perlu segera diterbitkannya Per-aturan Pemerintah (PP) tentang Air

Tanah dan Peraturan Presiden (Per-pres) tentang Cekungan Air Tanah.

7) Penyusunan pola dan rencana pengelolaan sumber daya air pada suatu wilayah sungai (WS) perlu memperhatikan kondisi air tanah pada cekungan air tanah (CAT) yang terdapat di dalam WS yang bersang-kutan, termasuk bagian CAT yang berada di luar WS.

8) Upaya pemulihan air tanah yang telah kritis merupakan suatu keharusan untuk segera diimple-mentasikan, tidak lagi sekedar wa-cana, sehingga perlu adanya komit-men dari semua fi hak.

9) Diperlukan kesamaan persepsi dari para fi hak yang terkait dalam memahami permasalahan air tanah, agar pengelolaan air tanah dapat dilaksanakan secara berhasil guna dan sesuai dengan azas-azas konser-vasinya.

10) Kemerosotan kondisi air tanah harus disikapi dengan memperketat izin pengambilan sesuai dengan Un-dang-Undang No. 7 Tahun 2004 ten-tang Sumber Daya Air.

11) Rekayasa konservasi air ta-nah perlu ditekankan kepada bentuk nonvegetatif, misalnya pembuatan sumur imbuhan/resapan.

12) Pembangunan di kawasan re-sapan air yang dilaksanakan dengan rekayasa teknologi akrab lingkungan dapat meningkatkan peresapan air secara signifi kan.

13) Pemodelan air tanah, teru-tama model deterministik (numeric) sangat membantu fi hak regulator dalam mengelola dampak negatif sumber air tanah dan kondisi alam di sekitarnya.

14) Metode penjajakan suhu air tanah menunjukkan suhu air tanah di daerah imbuhan air tanah lebih rendah dari pada suhu air tanah di daerah lepasan air tanah, sehingga dapat membedakan antara daerah imbuhan dan daerah lepasan terse-but, serta arah aliran air tanah.

15) Diharapkan pengelola air ta-nah dapat menyediakan data real time tentang ketersediaan air tanah di daerah yang mengalami kekerin-gan, guna mencari alternatif solusi pemenuhan kebutuhan akan air di daerah tersebut.

Lokakarya Rekayasa Konservasi Air Tanah Nasional ditutup oleh Ke-pala Badan Geologi pada sekitar pu-kul 16.30 WIB.

Dalam sambutan menjelang penu-tupan tersebut, Kepala Badan Ge-ologi menegaskan bahwa upaya kon-servasi air tanah menjadi tanggung jawab kita bersama, yakni para fi hak yang berkepentingan (stakeholders) yang meliputi regulator (pembuat kebijakan), operator (pelaksana keg-iatan), dengan melibatkan peran ma-syarakat. Badan Geologi sebagai in-stansi Pusat, pada masa mendatang diharapkan perannya menonjol dalam rekayasa teknologi konservasi air tanah, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya di bidang air tanah.

(Haryadi Tirtomihardjo)

WARTA GEOLOGI, SEPTEMBER 200614

SEPUTAR KITA

Demonstrasi Aplikasi GIS untuk Penilaian Sumber Daya dan Cadangan

Batubara

Joint Study NEDO Jepang - Direktorat Jenderal Mineral Batubara dan Panas Bumi - Badan Geologi

BERTEMPAT di Ruang Rapat Lan-tai V Badan Geologi Jln. Gatot Sub-roto Jakarta pada tanggal 27 Septem-ber 2006 dilaksanakan demonstrasi pre-prototype dari hasil Joint Study antara New Energy and Industrial Technology Development Organiza-tion (NEDO)-Jepang dengan Direkto-rat Jenderal Mineral, Batubara, dan Panas Bumi (Minerbapabum), dan Badan Geologi. Kegiatan ini dimulai sejak tahun 2005 dengan penanda-tanganan MOU antara NEDO dengan Direktorat Jenderal Geologi dan Sum-ber Daya Mineral yang kemudian di-perbaharui pada bulan April 2006 dengan wakil dari Indonesia adalah DJMBP melalui Direktorat Pembi-naan Pengusahaan Mineral dan Ba-tubara (DPPMB) dan Direktorat Pem-binaan Program Mineral, Batubara, dan Panas bumi (DPPMBP), selain itu Badan Geologi melalui Pusat Sumber Daya Geologi juga ikut dalam penan-datanganan ini.

Ruang lingkup kegiatan meliputi evaluasi sumber daya dan cadangan batubara di Indonesia menggunakan teknologi GIS, kegiatan utamanya adalah melakukan pembangunan da-tabase digital dari data dan informasi yang berhubungan dengan sumber daya batubara. Pihak Indonesia di-wakili oleh Direktorat Inventarisasi

Sumber Daya Mineral (sekarang Pu-sat Sumber Daya Geologi) dengan su-pervisi dari NEDO telah menyelesai-kan pre-prototype dari sistem dengan menggunakan data dari cekungan Sumatera Selatan sebagai pilot pro-ject.

Dalam kesempatan demo pre-pro-totype kali ini, acara dihadiri oleh 5 orang perwakilan dari Jepang dipim-pin oleh Mr. Ishigaki dari NEDO. Se-dangkan dari pihak Indonesia hadir wakil-wakil dari Pusat Data dan In-formasi (Pusdatin) – ESDM, Direkto-rat Pembinaan Pengusahaan Mineral dan Batubara (DPPMB), Direktorat Pembinaan Program Mineral, Batu-bara, dan Panas bumi (DPPMBP), Pu-sat Sumber Daya Geologi, dan Sekre-tariat Badan Geologi.

Dalam pembahasan mengenai demo aplikasi, para peserta rapat mendapat penjelasan dan demo apli-kasi dari pihak Jepang yang meng-embangkan aplikasi tersebut. Me-reka mengharapkan masukan un-tuk perbaikan aplikasi tersebut dari para peserta rapat. Tidak ada usulan atau masukan yang mendasar dalam hal ini, wakil dari DPPMBP meminta waktu untuk memberikan masukan karena akan menyampaikan hal ini terlebih dahulu kepada pejabat Ese-lon II di lingkungannya.

Pada agenda kedua, wakil dari PMG memaparkan usulan pihak Indonesia dalam melakukan peme-ringkatan data. Banyak tanggapan mengenai hal ini, yang paling me-nonjol adalah belum adanya regulasi yang mengatur mengenai hal ini baik di tingkat nasional maupun sektor ESDM. Wakil dari Pusdatin memberi-kan informasi bahwa pemeringkatan data baru ada untuk bidang migas (dalam bentuk Permen) dan belum ada untuk bidang mineral, batubara, dan panas bumi, sehingga diusulkan untuk melakukan penyusunan pe-ringkat tersebut dalam waktu dekat.

Dalam rapat ini juga disepakati untuk mengembalikan tanggung ja-wab pengelolaan kerja sama ini ke-pada pihak Direktorat Jenderal Mi-neral, Batubara dan Panas Bumi (Minerbapabum) melalui DPPMBP mengingat bahwa MOU awal pada tahun 2005 ditandatangani oleh Dir-jen Geologi dan Sumber Daya Mine-ral yang sekarang berubah menjadi Dirjen Minerbapabum dengan pihak Jepang yang diwakili oleh NEDO. Ba-dan Geologi melalui Pusat Sumber Daya Geologi akan membantu dari segi teknis pengelolaan data sumber daya batubara.

(Prima M. Hilman)

ANasruddin membuka sebuah stand dengan tulisan di atasnya: Menjawab dua pertanyaan apa pun seharga 100 uang perak. Seorang laki-laki yang memiliki dua pertanyaan sangat penting datang menyerahkan uangnya dan berkata, “Seratus uang perak kayaknya terlalu mahal untuk dua pertanyaan, ya?”

“Ya,” jawab Nasruddin, “dan silakan pertanyaan berikutnya..”

BSuatu hari seseorang datang kepada Nasruddin dengan sebuah

pertanyaan, “Mullah Nasruddin, seperti apakah kiranya tempat asal kita dulu dan tempat kemana nanti kita pergi?”

“Oh,“ kata Nasruddin, ”sebuah tempat yang amat mengerikan.”

“Mengapa demikian?” orang itu bertanya.“Ya, ketika kita pergi dari sana sebagai seorang bayi, kita

menangis, dan ketika seseorang datang ke sana, setiap orang menangis.”

WARTA GEOLOGI, SEPTEMBER 2006 15

FOKUS KITA

sosialisasi bidang geologi dalam praktek

(Sosialisasi Geologi, Badan Geologi, 17-20 September 2006)

Oleh: Eddy Mulyadi, Oman Abdurahman, Priatna, Prima M. Hilman, Joko Parwata

MENGAPA SOSIALISASI? SEBUAH PENGANTAR

Asal-usul Istilah dan Cakupan Pen-gertiannya

Istilah teknis “sosialisasi” (Bahasa Inggris: socialization atau socialisa-tion) dan istilah “mensosialisasikan” aslinya berasal dari disiplin ilmu sosiologi atau teori pembelajaran. Sumber rujukan kamus manual dan Wikipedia memperkuat hal itu. Me-nurut kamus “Advanced Indonesian - English Dictionary” oleh Drs. Peter Salim, dkk, edisi I, 1990, sosialisasi bermakna: 1. efforts to convert per-sonal property into public property, 2. process of learning of a number of society to acquire the values, skills, ru-les and attitudes to his/her participa-tion in the society. Sedangkan makna “mensosialisasikan”, menurut kamus yang sama, adalah: to socialize; to convert into public property. Berda-sarkan kamus tersebut, sosialisasi bermakna: 1) usaha mengubah mi-lik perorangan menjadi milik umum, dan 2) proses belajar dari suatu mas-yarakat untuk mendapatkan nilai-ni-lai, kemampuan, aturan, dan sikap dalam rangka dirinya berpartisipasi di tengah masyarakatnya. Sedan-gkan “mensosialisasikan” bermakna:

1) melakukan tindakan atau kegiatan sosialisasi, dan 2) menjadikan (se-suatu) sebagai milik publik.

Dari kedua makna tersebut, isti-lah teknis “sosialisasi” - untuk suatu kegiatan yang sering dilaksanakan oleh instansi Pemerintah - bermak-na: 1) menjadikan milik Pemerintah (hasil penelitian, ilmu, kemampuan) sebagai milik masyarakat umum (publik), dan 2) proses belajar mas-yarakat untuk mengadopsi nilai-ni-lai, kemampuan, aturan, dan sikap (berkenaan atau terhadap suatu su-bstansi yang dikelola oleh Pemerin-tah) menjadi miliknya dalam rangka partisipasinya dalam kehidupan ber-masyarakat (dan bernegara). Sebagai catatan, “milik” dalam hal ini lebih bersifat tak kasat mata alias intangi-ble asset, seperti: nilai-nilai, kemam-puan, peraturan, dan sikap.

Secara ringkas, sosialisasi ber-makna pemasyarakatan nilai-nilai, kemampuan, aturan, atau pun sikap Pemerintah tentang suatu hal atau substansi yang menjadi tanggung jawabnya dalam fungsinya sebagai pelayan publik. Sebaliknya, sosial-isasi juga bermakna proses belajar dari masyarakat terhadap kewajiban-nya sebagai warga negara. Substansi yang disosialisasikan tersebut men-

“Sebuah praktek adalah sebuah pengalaman penting. Sebab, teori, atau wacana, atau konsep saja - seba-gus apa pun hal itu - belumlah lengkap jika tanpa prakteknya. Sebuah praktek akan lebih lama diingat dan lebih mudah ditiru dibanding konsep atau teori karena berkaitan dengan pengalaman langsung indera pen-glihatan dan indera lainnya. Praktek juga merupakan sumber yang penting untuk evaluasi dan perbaikan konsep dan teori”. Demikian kira-kira kesimpulan yang langsung membersit dari pelaksanaan sosialisasi bidang geologi yang baru dilaksanakan oleh Badan Geologi baru-baru ini.

Badan Geologi, DESDM, pada tanggal 17-20 September 2006 menggelar Sosialisasi Bidang Geologi ber-tempat di Auditorium Geologi Bandung. Sosialisasi yang berlangsung selama 4 hari tersebut ditujukan bagi Para Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Pemerintah Propinsi di seluruh Indonesia, Instansi Pemerintah yang berkaitan dengan geologi, perguruan tinggi, para siswa, dan masyarakat umum. Fokus Kita kali ini lebih menyerupai sebuah reportase ketimbang makalah. Hal yang dilaporkannya tiada lain adalah pelak-sanaan Sosialisasi Bidang Geologi, Badan Geologi tersebut. Para pembaca dapat mengikuti reportase itu dengan sebelumnya didahului pengantar, pemaparan maksud, tujuan, dan sasaran; serta materi, metode, dan agenda sosialisasi tersebut.

cakup pula penelitian dan pelayanan bidang geologi untuk pengertian isti-lah “sosialisasi bidang geologi”.

Sosialisasi dan Pembangunan Bu-daya: Perlu Perulangan

Proses sosialisasi - meski mak-nanya sudah disederhanakan se-bagaimana paparan sebelumnya - sesungguhnya tidaklah sederhana. Proses tersebut sejatinya merupakan proses belajar tentang budaya. Da-lam kaitannya dengan sosialisasi yang dilakukan oleh Pemerintah, Pe-merintah bertindak sebagai agen so-sialisasi, sedangkan substansi yang disosialisasikan berarti budaya yang diharapkan oleh Pemerintah tumbuh di tengah masyarakat. Pengertian “sosialisasi” dan ruang lingkupnya yang lebih mengarah kepada pem-belajaran (materi pembahasan dari disiplin sosiologi, psikologi, kebuda-yaan, dan ilmu yang terkait) seper-ti disebutkan di atas, dapat dilihat misalnya dalam ensiklopedia online, Wikipedia, http://en.wikipedia.org/wiki/Socialization.

Wikipedia menyebutkan defi nisi “sosialisasi” sebagai berikut: “Socia-lization is the process by which hu-man beings or animals learn to adopt the behavior patterns of the commu-

WARTA GEOLOGI, SEPTEMBER 200616

FOKUS KITA

nity in which they live. Lebih lanjut, Wikipedia memberikan keterangan bahwa proses sosialisasi tersebut, baik untuk manusia maupun hewan, berlangsung dalam masa awal kehi-dupannya (anak-anak), di masa ke-tika masing-masing secara individu mengembangkan pengetahuan dan kemampuan yang diperlukan untuk dapat berguna (berfungsi) dalam bu-daya dan lingkungannya. Namun de-mikian, defi nisi dalam Wikipedia juga memberikan peluang pemahaman so-sialisasi sebagai sebuah bentuk pem-belajaran di masa dewasa, seperti dalam defi nisi berikut, “However, this (socialization-penulis) also includes adult individuals moving into an en-vironment signifi cantly different from one(s) in which they have previously lived and must thus learn a new set of behaviors “ (http://en.wikipedia.org/wiki/Socialization).

Sosialisasi sebagai proses belajar budaya (perubahan budaya dari budaya lama kepada budaya yang diinginkan) selanjutnya dapat dilihat dari defi nisi Wikipedia berikut: “Socialization is, in essence, learning…. Socialization refers to all learning regardless of setting or age of the individual. In every group one has to learn the rules, expectations, and knowledge of that group, whether the group is your family, the army, or the state (nation). Socialization is the process whereby people acquire a social identity and learn the way of life within their society. All of this amounts to the learning of culture”.

Dalam lingkup sosialisasi yang di-kutip terakhir di atas, mulai masuk kegiatan-kegiatan sosialisasi yang bi-asa diselenggarakan oleh Pemerintah. Yakni, sosialisasi adalah keharusan seseorang untuk belajar tentang per-aturan, harapan-harapan, dan pen-getahuan dari kelompoknya, dimana kelompok tersebut dapat berupa ke-luarganya, satuan tentara, atau ne-gara (bangsa). Mengingat adanya ke-wajiban dalam proses sosialisasi, dan terkait dengan identitas suatu ke-lompok (masyarakat, bangsa), maka hak Pemerintah dalam hal ini adalah diikuti oleh masyarakat dalam proses sosialisasi yang diselenggarakannya, sedangkan kewajibannya adalah: me-nyelenggarakan sosialisasi. Adapun hak masyarakat adalah memperoleh sosialisasi, dan kewajibannya adalah mengikuti proses sosialisasi. Kese-muanya, tiada lain, ditujukan untuk

memperoleh identitas dan pembela-jaran tentang bagaimana hidup (ter-tib) bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ringkasnya: membangun budaya berbangsa dan bernegara sesuai cita-cita luhur bangsa dan negaranya.

Kesimpulan dalam paragraf yang terakhir di atas berkenaan dengan seluruh bidang kehidupan, terma-suk implementasi geologi untuk ke-sejahteraan masyarakat. Mengingat hal itu, dan karena sosialisasi pada dasarnya adalah proses pembelajaran berbudaya, maka salah satu hal yang penting dalam program sosialisasi adalah perulangan. Ini bermakna bahwa sosialisasi yang baik sebenar-nya tidak cukup sekali, melainkan harus diulang berkali-kali. Hal terse-but juga dikuatkan oleh pembagian jenis sosialisasi dimana sosialisasi yang dilaksanakan oleh Pemerintah dapat termasuk ke dalam jenis so-sialisasi development socialization (sosialisasi pembangunan) dan antici-patory socialization (sosialisasi anti-sipasi). Dalam kedua jenis sosialisasi tersebut, proses latihan atau program tentang suatu substansi (misalnya: geologi untuk pembangunan) perlu diulang-ulang. Implikasi lebih jauh dari hal tersebut adalah perencanaan dan penganggaran biaya.

Urgensi Sosialisasi Geologi di Era Otonomi Daerah

Dalam era otonomi daerah, peme-rintah pusat mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam menyediakan data kegeologian dalam skala yang tidak terlalu rinci. Badan Geologi se-bagai institusi yang mempunyai ke-wenangan dalam mengidentifi kasi, mengumpulkan, mengungkap, meng-analisis, memberikan rekomendasi serta menyebarluaskan sebagian be-sar informasi kegeologian dapat diba-gi dalam 4 kelompok besar: informasi dasar geologi, sumber daya geologi, lingkungan geologi, dan bahaya atau kebencanaan geologi.

Sosialisasi bidang geologi dipan-dang sangat penting sebagai media penyebaran informasi secara lang-sung dari pelaksanaan kegiatan ke-pada instansi pemerintah dan ma-syarakat pengguna informasi terkait. Informasi geologi berkenaan dengan sektor-sektor mulai dari penataan ruang, identifi kasi potensi dan pe-nyusunan neraca sumber daya alam, perencanaan infrastruktur, mitigasi

bencana alam, pendidikan sains da-sar, rekayasa pekerjaan umum, pe-nyediaan air bersih, sampai kepada pemilihan tempat pembuangan sam-pah.

Berkaitan dengan intensitas ben-cana alam yang melanda wilayah In-donesia akhir-akhir ini, maka dapat dipahami jika salah satu prioritas Pembangunan Nasional kita pada ta-hun 2007, sebagaimana telah ditetap-kan oleh Pemerintah, adalah Mitigasi dan Penanggulangan Bencana. Oleh karena itu, sosialisasi bidang geologi kali ini menitikberatkan pada aspek bahaya atau kebencanaan geologi. Melalui seminar, diskusi, dan penya-jian fi lm tentang bencana geologi ini diharapkan tercapai peningkatan ke-sadaran dan terjalin saling pengerti-an, koordinasi dan kemitraan dengan para ahli, aparat, serta instansi yang terkait bidang geologi sebagai kontri-butor utamanya.

Komunikasi: Salah Satu Aspek yang Terpenting dalam Sosialisasi

Mengingat sosialisasi pada prin-sipnya adalah proses belajar atau pembelajaran atau pembangunan budaya, maka sudah sepatutnya jika komunikasi merupakan salah satu aspek terpenting dalam proses sosi-alisasi. Ide-ide atau gagasan-gagasan tentang perubahan kebiasaan, misal-nya, berkenaan dengan implementa-si geologi yang merupakan sesuatu yang baru bagi suatu kelompok ma-syarakat, dipastikan hal itu memer-lukan pengetahuan (knowledge) dan kemampuan (skill) komunikasi yang memadai. Disamping perulangan atau latihan, sosialisasi juga memer-lukan kemampuan berkomunikasi. Namun, karena kemampuan komu-nikasi juga hanya mungkin dicapai melalui latihan, maka latihan komu-nikasi menjadi penting untuk sosial-isasi.

Ke depan, bukan hal yang musta-hil, banyak program pelatihan komu-nikasi diselenggarakan atau diikuti oleh para staf instansi pemerintah-an yang menangani bidang teknis (teknologi fi sik). Ke depan diperkira-kan akan semakin banyak pegawai instansi yang TUPOKSI-nya di bidang fi sik menguasai pengetahuan mau-pun praktek komunikasi dalam sosi-alisasi bidangnya. Pengetahuan dan skill komunikasi yang efektif nanti diprediksikan bukan hal yang asing lagi bagi para pegawai pemerintah

WARTA GEOLOGI, SEPTEMBER 2006 17

FOKUS KITA

di bidang disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi fi sik.

Secara praktis, para penyampai materi sosialisasi bidang terapan ilmu-ilmu fi sik ke depan - sebagaima-na sudah dimulai saat ini oleh para teknolog yang berhasil dalam sosial-isasi bidangnya - akan lebih banyak menguasai teknik-teknik komunikasi yang baik sebagaimana dalam box di bawah.

MAKSUD, TUJUAN, DAN

SASARAN SOSIALISASI BIDANG GEOLOGI

Berdasarkan latar belakang se-bagaimana disampaikan pada peng-antar di muka, Badan Geologi telah menyelenggarakan Sosialisasi Bi-dang Geologi tingkat Nasional pada tanggal 17 - 20 September 2006, ber-tempat di Auditorium Geologi, Badan Geologi, di Bandung, Jawa Barat. Pe-serta sosialisasi ini adalah para wakil dari dinas-dinas energi dan sumber daya mineral, pertambangan atau dinas terkait lainnya di tingkat pro-pinsi dari seluruh propinsi atau yang setingkat di Indonesia, wakil-wakil dari instansi pemerintahan lainnya di bidang terkait, perguruan tinggi dan para pakar lainnya sebagai un-

Tips Komunikasi Presentasi yang Baik

Seorang pembicara seyogyanya mempunyai pelbagai kemampuan agar dapat mela-kukan public speaking dengan baik dan benar. Kemampuan-kemampuan tersebut ha-nya akan dapat dipunyai apabila yang bersangkutan mempunyai wawasan yang luas, karena banyak membaca, peka terhadap masalah-masalah di sekitarnya, dan secara cepat merekam kejadian-kejadian yang penting. Hal-hal itu kemudian dapat diolah se-cara sistematis sehingga menjadi kesatuan yang relatif utuh. Berdasarkan hal-hal ter-sebut, maka seyogyanya seorang pembicara di muka umum mempunyai kemampuan-kemampuan, sebagai berikut:

a. menyajikan dengan bahasa yang sederhana tetapi benar, sehingga mudah di-mengerti khalayak;

b. menyajikan bahan secara sistematis;c. menguasai bahan yang disajikan dengan baik;d. memberikan contoh-contoh sederhana tetapi penting yang berasal dari kehidu-

pan sehari-hari; e. menyesuaikan diri dengan khalayak secara serta merta dan cepat; f. tidak menimbulkan ketegangan, walaupun harus menyajikan hal-hal yang ka-

dang-kadang bersifat kontroversial;g. membentuk opini yang positif;h. berdiskusi dengan lancar;i. membimbing khalayak ke arah kemampuan untuk memecahkan masalah-

masalah yang dihadapinya secara mandiri;j. mengakui keterbatasan pengetahuannya.

Sumber: Soerjono Soekanto, “Sosiologi, Suatu Pengantar”, Edisi baru IV, 1990, Raja Grafi ndo, Persada, 1995

dangan. Penting kiranya untuk me-nyimak selintas mengenai maksud, tujuan, dan sasaran penyelenggara-an acara sosialisasi tersebut sebagai-mana disampaikan di bawah ini.

Maksud dari pelaksanaan kegiat-an sosialisasi kebencanaan geologi ini adalah:

1) Merubah perilaku hidup atau budaya masyarakat yang tidak kon-dusif dan tidak konstruktif menjadi perilaku hidup atau budaya yang kondusif dan konstruktif dalam upaya pencegahan kebencanaan geo-logi;

2) Membangun kembali kesadar-an akan tanggung jawab, baik indi-vidu maupun bersama, dengan mo-dal dasar yang dimiliki sebagai fi trah manusia, yaitu tekad, semangat, dan kebersamaan, dalam menanggulangi permasalahan kebencanaan geologi, dihadapkan pada wilayah Indonesia sebagai wilayah yang rawan bencana alam/bencana geologi;

3) Memberikan pemahaman un-tuk meningkatkan kepercayaan diri (self-confi dence) dalam menghadapi permasalahan kebencanaan geologi yang harus berangkat dari pribadi dan komunitas sendiri dan tidak da-pat mengandalkan orang lain; yak-ni: pemahaman pentingnya peng-

embangan akal budi daya dan bersi-kap waspada hidup di daerah rawan bencana.

Tujuan dari pelaksanaan sosiali-sasi bidang geologi tersebut adalah:

1) Menyampaikan pengalaman dan mendorong pengembangan po-tensi sumber daya masyarakat di daerah masing-masing dengan meng-usahakan forum kemitraan untuk saling bekerjasama dalam suasana kebersamaan;

2) Meyakinkan masyarakat bahwa setiap individu merupakan pelaku aktif dalam penanggulangan benca-na dan bahwa kontribusi sekecil apa pun yang ia berikan adalah sangat berarti untuk menentukan nasibnya sendiri - bukan hanya sekedar men-jadi penonton yang nasibnya ditentu-kan oleh orang lain - seiring dengan perubahan arus global dunia dari pa-radigma lifestyle employment menjadi paradigma stakeholder concept;

3) Menitipkan pesan-pesan posi-tif tentang upaya-upaya penanggu-langan bencana geologi kepada pem-da, tokoh masyarakat, pelajar, dan masyarakat luas;

4) Meningkatkan pengadaan sara-na dan prasarana bidang kebenca-naan geologi;

5) Mengajak masyarakat untuk dapat memiliki rasa tanggung jawab terhadap permasalahan geologi, khu-susnya kebencanaan geologi.

Sasaran dari Sosialisasi Bidang Geologi, Badan Geologi Tahun 2006 adalah:

1) Menyampaikan materi sub-stansi geologi, khususnya kebenca-naan geologi, kepada anggota masya-rakat usia dini, dengan melibatkan minimal sebanyak 100 orang siswa SD dan 1.500 orang siswa SMP; dan partisipasi penuh kalangan intern Badan Geologi, mahasiswa pergu-ruan tinggi, dan para pakar lainnya bersama dengan Pemerintah Daerah dalam sosialisasi bidang geologi;

2) Menyampaikan konsep dan praktek serta hasil-hasil yang dicapai Badan Geologi, khususnya mitigasi bencana alam kepada para aparat Pemda yang menangani penelitian dan pelayanan bidang geologi serta menampung aspirasi dan harapan mereka dalam bidang terkait dengan melibatkan wakil-wakil Pemda dari minimal 25 propinsi; melalui seminar dan diskusi kebencanaan geologi, dan pameran;

3) Menyerahkan dokumen penting

WARTA GEOLOGI, SEPTEMBER 200618

FOKUS KITA

geologi daerah kepada Pemerintah Daerah terkait untuk dimanfaatkan bagi pengembangan geologi di dae-rah;

4) Memberikan penghargaan ke-pada dunia wartawan dan penerbitan yang berkiprah dan berkontribusi da-lam sosialisasi bidang geologi melalui media cetak harian dan buku dengan penganugerahan Geology Award dan launching Buku (11 media cetak hari-an akan dilibatkan, dan 2 buah buku tentang/terkait geologi);

5) Mengimplementasikan berbagai metode dan cara sosialisasi, mulai dari lomba gambar, bermain sambil belajar, dan pemutaran fi lm untuk siswa SD dan SMP, pameran, sajian seni budaya, pemberian penghar-gaan, Open House, launching buku, kunjungan ke museum baik untuk kalangan intern, siswa sekolah, ma-hasiswa, dan Pemerintah Daerah.

MATERI, METODE, DAN AGENDA SOSIALISASI BIDANG GEOLOGI

Materi yang disampaikan dalam kegiatan sosialisasi adalah data dan

informasi kebumian, kebijakan di bidang geologi, khususnya keben-canaan geologi; informasi mengenai kelembagaan (tugas, fungsi, kegiatan pokok, dan pelayanan), dan hasil-ha-sil penelitian bidang geologi seluruh pusat-pusat di lingkungan Badan Geologi. Materi lain yang disampai-kan dalam acara sosialisasi tersebut adalah: profi l seluruh pusat-pusat di lingkungan Badan Geologi, buku ko-mik tentang mineral, buku tentang geowisata dan sejarah, serta peraga-an bermain sambil belajar.

Keseluruhan materi tersebut disampaikan dengan berbagai cara dan metode sosialisasi. Antara lain: pameran, seminar, presentasi, dis-kusi, pemutaran fi lm, kunjungan ke museum, dan hiburan. Bentuk-ben-tuk penyajian materi antara lain: leafl et, brosur, buku, CD, fi lm, per-cobaan, dll. Khusus untuk materi seminar dibagikan dalam bentuk CD dan hard copy kepada seluruh peser-ta sosialisasi.

Acara Sosialisasi Bidang Geologi dimulai hari Minggu tanggal 17 Sep-

No ACARA MATERI / KANDUNGAN NARA SUMBER/ PRESENTER/ FASILITATOR

1 Lomba Gambar Lomba gambar bertema geologi untuk anak-anak SDSekretaris Badan GeologiJuri: ahli seni rupa dari ITB, Bandung (3 orang)

2 Planet SainsPeragaan bermain sambil belajar, demo dan percobaan gunung api meletus; peserta ikut praktek

Planet Sains, EO Wisata Ilmiah

3 Pameran Badan GeologiPameran lengkap pusat-pusat di bawah Badan Geologi: sains & informasi dasar geologi, sumber daya geologi, lingkungan geologi, vulkanologi dan mitigasi bencana geologi, dan kesekretariatan

PSG, PMG, PLG, PVG, dan SBG

4 Lomba Karya Tulis Geologi Populer Karya tulis geologi populer untuk mahasiswa

Juri: Dr. M. Wafi d AN (PLG), Dr. Sutikno Bronto (PSG), Ir. Igan Sutawidjaja, M.Sc., (PVG), dan Siti Sumilah Rita Susilawati, ST, MSc. (PMG)

5 Lomba Foto Geologi Lomba foto tentang fenomena geologi untuk kalangan intern Juri: Ir. Igan Sutawidjaja, M.Sc. dkk

6 Geology Award Penghargaan dari Badan Geologi untuk media cetak harian yang banyak memuat berita tentang geologi

Sumber data: Biro Hukum, DESDMPanitia

7 Seminar Kebencanaan GeologiPresentasi dan diskusi tentang kebijakan mitigasi bencana, mitigasi bencana letusan gunung api (studi kasus Merapi, 2006), bencana gempabumi dan tsunami, dan bencana gerakan tanah

Kepala BadanPVG (Dr. Surono, Dr. A Ratdomopurbo, Ir. Eka T. Putranto, dan Ir. Gatot M. Sudradjat)

8Malam Seni Budaya untuk Sosialiasi bidang Geologi

Seni budaya untuk sosialisasi; hiburan untuk peserta sosialisasiYan Asmi (D’Bodor), Aci Padmo (Pasosore Edas TV Jawa Barat - Banten), Yanti (Cilapop), karyawan BG

9 Launching BukuPeluncuran resmi buku-buku terbitan Badan Geologi: ”Mineral untuk Kehidupan” (PMG), dan ”Geowisata Sejarah Bumi Bandung” (Badan Geologi); pengantar dan resensi buku

Sekretaris BadanSiti Sumilah Rita Susilawati, S.T., M.Sc (PMG), Prof. Kusnaka A. (UNPAD), dan Dr. Budi Brahmantyo (KRCB)

10 Open House Badan GeologiPenyerahan dokumen hasil-hasil penelitian bidang geologi kepada Daerah sesuai daerahnya masing-masing untuk dimanfaatkan

Badan GeologiIr. Suyartono, MSc., Panitia

11 Kunjungan ke Museum Geologi Mengapresiasi peragaan geologi pada Museum Geologi, BGPanitiaUPT Museum Geologi

12Pemutaran Film tentang Bencana Geologi

Penyajian informasi bencana geologi dengan media fi lm untuk siswa SD, SMP, SMA, dan Mahasiswa. Judul fi lm: • “Understanding Volcanic Hazards”• “Di bawah Langit Merapi”

(PVG, BPPTK-PVG) Ir. Igan Sutawidjaja, M.Sc.Panitia

tember 2006 dan berlangsung sam-pai hari Rabu, 20 September 2006. Selama 4 hari acara sosialisasi plus malamnya untuk tanggal 18 Sep-tember 2006, dilaksanakan agenda acara sbb.: 1) Lomba Gambar untuk siswa SD, 2) Peragaan Belajar sambil Bermain dari ”Planet Sains” (Planet Sains), 3) Pameran Badan Geologi, 4) Lomba Karya Tulis Geologi Po-puler untuk mahasiswa, 5) Lomba Foto Geologi untuk karyawan Badan Geologi, 6) Geology Award, 7) Semi-nar Kebencanaan Geologi, 8) Malam Seni Budaya untuk Sosialiasi bidang Geologi, 9) Launching Buku, 10) Open House Badan Geologi, 11) Kunjungan ke Museum Geologi, dan 12) P e -mutaran Film tentang Bencana Geo-logi.

Pada Tabel 1 disajikan daftar aca-ra dan kandungan materi berikut nara sumber/presenter atau mereka yang terlibat. Sedangkan Tabel 2 me-nyajikan peserta, waktu dan tempat penyelenggaran dari masing-masing acara sosialisasi.

Tabel 1. Materi atau Kandungan dan Nara Sumber/Presenter untuk setiap Acara Sosialisasi Bidang Geologi, Badan Geologi, 17 – 20 September 2006

WARTA GEOLOGI, SEPTEMBER 2006 19

FOKUS KITA

Tabel 2. Peserta, Waktu, dan Tempat Penyelenggaraan setiap Acara Sosialisasi Bidang Geologi, Badan Geologi, 17 – 20 September 2006

No ACARAPESERTA

WAKTU TEMPAT Asal Jumlah

1 Lomba Gambar 37 SD di Kota Bandung 117 orang 17 Sept. 06 (09.00 – 12.00 WIB) Lapangan Tenis, BG

2 Planet Sains 37 SD di Kota Bandung 117 orang 17 Sept. 06 (14.00 – 15.00 WIB) Lapangan Voli, BG

3 Pameran Badan GeologiPSG, PMG, PLG, PVG, SBG, peserta sosialisasi, siswa SD & SMP

5 unitMencapai 2000 orang pengunjung

18 – 20 Sept. 2006 Auditorium Geologi, BGLantai I

4 Lomba Karya Tulis Geologi PopulerMahasiswa UGM, ITB, UNPAD, UNHAS, ITS, dll

37 orang Juli – 15 Sept. 2006

Badan Geologi

5 Lomba Foto Geologi Karyawan BG 31 foto Juli – 15 Sept. 2006 Badan Geologi

6 Geology Award 11 media cetak harian dari:Jakarta dan Bandung

Tulisan tentang geologi sejak Januari -Agustus 2006

Juli – 15 Sept. 2006Biro Hukum ESDMAuditorium Geologi, BG, Lantai II

7 Seminar Kebencanaan Geologi25 propinsi, PT, wakil-wakil dari DESDM, instansi lain

> 50 orang peserta 18 Sept.2006 (09.00-17.00 WIB)Auditorium Geologi, BG,Lantai II

8Malam Seni Budaya untuk Sosialiasi bidang Geologi

25 propinsi, PT, wakil-wakil dari DESDM, BG, dll

> 50 orang peserta 18 Sept. 2006 (09.00-17.00 WIB)Auditorium Geologi,Lantai II

9 Launching Buku25 propinsi, PT, wakil-wakil dari DESDM, BG, dll

> 50 orang peserta 19 Sept. 2006 (09.00-17.00 WIB)Auditorium Geologi,Lantai II

10 Open House Badan Geologi25 propinsi, PT, wakil-wakil dari DESDM, BG, dll

Mencapai 50 orang peserta

19 Sept. 2006 (09.00-17.00 WIB)Auditorium Geologi,Lantai II

11 Kunjungan ke Museum Geologi20 propinsi,PT, wakil-wakil dari DESDM, BG, dll

Mencapai 30 orang peserta

19 Sept. 2006 (09.00-17.00 WIB) Museum Geologi

12Pemutaran Film tentang Bencana Geologi

Siswa SD & SMP dari Kota BandungMencapai 5000 orang siswa + guru

20 Sept. 2006 (09.00-17.00 WIB)Auditorium Geologi,Lantai II

Selain itu, sosialisasi bidang geologi juga dimeriahkan oleh acara bazaar yang dilaksanakan oleh Dharma Wanita Badan Geologi dan hiburan untuk anak-anak peserta lomba gambar. Kedua acara tersebut dilaksanakan pada tanggal 17 September 2006 bertempat di lapangan voli, Badan Geologi. Susunan acara selengkapnya dapat dilihat pada box di bawah.

MINGGU, 17 SEPTEMBER 2006

Lapangan Tenis08.00 – 08.30 WIB : Pendaftaran Lomba Gambar08.30 – 08.45 WIB : Penjelasan Lomba Gambar08.45 – 09.00 WIB : Pembukaan Lomba Gambar oleh Sekretariat Badan Geologi09.00 – 12.00 WIB : Lomba Gambar12.00 – 13.30 WIB : Planet Sains13.30 – 14.30 WIB : Pengumuman Pemenang dan Pembagian Hadiah Lomba Gambar08.00 – 14.30 WIB : Bazaar

SENIN, 18 SEPTEMBER 2006

Auditorium Geologi Lantai 108.00 – 09.00 WIB : Pendaftaran Peserta Sosialisasi 09.00 – 16.00 WIB : Pameran Badan Geologi

Auditorium Geologi Lantai 209.00 – 09.10 WIB : Laporan Panitia09.10 – 09.25 WIB : Sambutan dan Pembukaan oleh Kepala Badan Geologi09.25 – 09.45 WIB : Pemutaran fi lm09.45 – 10.00 WIB : Penyerahan ”Geology Award”09.45 – 10.00 WIB : Rehat kopi10.00 – 10.45 WIB : Strategi Mitigasi Bencana Geologi10.45 – 11.30 WIB : Studi Kasus Merapi 200611.30 – 12.30 WIB : Diskusi Panel

12.30 – 13.30 WIB : Ishoma 13.30 – 14.00 WIB : Mitigasi gempa bumi 14.00 – 14.30 WIB : Mitigasi gerakan tanah14.30 – 15.00 WIB : Diskusi Panel15.30 – 16.00 WIB : Rehat kopi19.00 – 20.00 WIB : Ulasan Kepala Badan Geologi20.00 – 20.15 WIB : Pembagian hadiah Lomba Karya Tulis dan Lomba Foto20.15 – 22.00 WIB : Seni budaya untuk Sosialisasi Mitigasi Bencana

SELASA 19 SEPTEMBER 2006

Auditorium Geologi Lantai 208.30 – 09.00 WIB : Launching Buku: 1. Geowisata Sejarah Bumi Bandung 2. Komik ”Mineral untuk Kehidupan”09.00 – 10.30 WIB : Open House Badan Geologi: Penyerahan dokumen

geologi kepada daerah10.30 – 11.00 WIB : Rehat Kopi 11.00 – 12.00 WIB : Kunjungan ke Museum Geologi 12.00 – 13.00 WIB : Ramah tamah

RABU, 20 SEPTEMBER 2006

Auditorium Geologi Lantai 1 09.00 – 16.00 WIB : Pameran Badan Geologi

Auditorium Geologi Lantai 209.00 – 16.00 WIB : Pemutaran Film Geologi

SUSUNAN ACARA SOSIALISASI BIDANG GEOLOGI, BADAN GEOLOGI

17 – 20 September 2006

WARTA GEOLOGI, SEPTEMBER 200620

FOKUS KITA

REPORTASE DAN CATATAN ACARA PER ACARA

Lomba Gambar GeologiLomba gambar diselenggarakan

pada hari Minggu tanggal 17 Sep-tember 2006 bertempat di Lapangan Tenis Badan Geologi, Jln. Diponegoro 57 Bandung. Peserta dibagi menjadi 2 Kelompok, yaitu: kelompok Kelas 1-3 SD dan kelompok Kelas 4-6 SD. Pe-serta yang mengikuti Lomba Gambar tersebut berjumlah 117 siswa berasal dari 37 Sekolah Dasar terutama dari Kota Bandung (Tabel 3). Tema lomba gambar adalah geologi, yakni: apa saja berkenaan dengan geologi me-nurut persepsi para peserta.

Acara lomba gambar dimulai pu-kul 09.30 WIB setelah dibuka oleh Ir. Suyartono, M.Sc., (Sekretaris Badan Geologi) selaku ketua KORPRI Ba-dan Geologi. Turut menghadiri acara pembukaan dan hari penyelengga-raan lomba gambar tersebut adalah: Kepala Badan Geologi, Dr. Hadiyanto, (Kepala Pusat Sumber Daya Geologi), Dr. Djajang Sukarna (Kepala Pusat Survei Geologi), Dr. Eddy Mulyadi (Kabag Rencana dan Laporan SBG) sebagai Ketua Panitia Sosialisasi Bi-dang Geologi, Dr. Rukmana Nugraha Adhi (Kabag Keuangan SBG), dan Ir. Dadi Mulyadi (Kabag Umum SBG) serta para pejabat eselon IV dan staf BG lainnya.

Lomba gambar diikuti oleh seluruh peserta secara antusias. Me-skipun mereka duduk langsung di atas karpet (tanpa meja kursi), tapi mereka tetap bersemangat menyele-saikan lomba gambar. Para pejabat dan staf Badan Geologi yang menyak-

NO NAMA SEKOLAH NO NAMA SEKOLAH

123456789

10111213141516171819

Sekolah Alam BandungSD Margahayu RayaSD MuararajeunSD I Tanjung SariSD Darul HikamSD TililSD 13 CimahiSD Darul HikamSD Jati Endah UjungberungSD CihaurgeulisSD Tikukur IVSD Muhammadiyah 7SD IGN Slamet Riyadi SD Ciujung 3SD Garuda IIISD Cijagra IIISD Babakan Ciparay IIISD BPK HolisSD BPK Padjadjaran

202122232425262727293031323334353637

SD PrianganSD AssalamSD ADVENTSD Bina BhaktiSD Santo PaulusSD BaktisSD LangensariSD Cisaranten KidulSD IstiqomahSD Cipta WinayaSD AgustinusSD Melong KidulSD Dadali IISD AngkasaSD MerdekaSD Mathia’ul KhoeriyahSD K BPK Penabur SD Cipta Winaya Bale Endah

Tabel 3. Daftar Nama Sekolah Dasar (SD) yang meng-ikuti Lomba Gambar

sikan lomba tersebut pun ikut larut dalam keceriaan belajar berimaginasi tentang geologi dan menuangkan-nya dalam bentuk gambar dari para siswa SD itu. Sesuai jadual, acara lomba gambar selesai pukul 12.00 WIB. Sambil menunggu hasil peni-laian, para peserta lomba gambar dipersilakan mengikuti hiburan dan dilanjutkan dengan menyaksikan pertunjukan bermain sambil belajar dari Planet Sains.

Dalam acara lomba gambar, pa-nitia menyediakan hadiah bagi 6 pe-menang berupa Piala dan Uang Pen-didikan untuk 2 kelompok pemenang. Tim penilai lomba gambar yang dit-unjuk oleh panitia adalah 3 orang ahli seni rupa lulusan ITB, dosen dari Jurusan Seni Rupa Institut Teknologi Nasional (ITENAS), Bandung. Mereka adalah: 1) Drs. Ramlan, 2) Drs. Boyke Arief, TF, dan 3) Drs. Bambang Arief, RRZ.

Setelah melakukan penilaian dan sidang panitia penilai, keputusan ju-ara pun ditetapkan dan diumumkan

Gambar 1. Suasana Pembukaan Lom-ba Gambar oleh Ir. Suyartono, M.Sc. disaksikan oleh Dr. Eddy Mulyadi dan Dr. Hadiyanto.

Gambar 2. Bambang Dwiyanto, M.Sc. Kepala Badan Geologi sedang berdia-log dengan peserta lomba gambar.

Tabel 4. Pemenang Lomba Gambar Geologi

Kelompok kelas 1-3

RK NAMA KELAS SEKOLAH1 Vina Yuniar 3 SD BPK Taman Holis2 V. Dheta Kristami 2 SD IGN Slamet Riyadi3 Khalif Fakhriza 3 SD Tunas Unggul4 M. Azka Sitepu 3 Sekolah Alam Bandung5 Asla Sonia 3 SD Margahayu Raya

6 Haffi yyan Inatsan A 3 SD Ciujung

Kelompok kelas 4-6

RK NAMA KELAS SEKOLAH

1 M. Andara M. Nazar 4 Sekolah Alam Bandung

2 Setyo Nur Rachman 5 SDN Cipta Winaya Bale Endah

3 Dian Dhifani A. 4 SD Assalam

4 Arlisa Sepvita C. 4 SD Priangan5 Ashri Nurmarini 4 SD Priangan6 Riyantio 5 SD istiqomah

oleh panitia penyelenggara kurang le-bih pada pukul 14 WIB. Daftar nama kelompok dan pemenang lomba gam-bar tiap kelompok dapat dilihat da-lam Tabel 4.

Peragaan Belajar sambil Bermain dari ”Planet Sains”

Dalam acara lomba gambar geo-logi tersebut di atas diperagakan pula sebuah metode belajar sambil bermain untuk para peserta lomba gambar. Penyaji peragaan tersebut adalah ”Planet Sains”, sebuah event organizer bidang wisata ilmiah dan permainan untuk belajar bagi anak-

WARTA GEOLOGI, SEPTEMBER 2006 21

FOKUS KITA

anak sekolah. Seluruh peserta lomba gambar turut serta aktif dalam pera-gaan bermain sambil belajar dari ”Planet Sains” tersebut.

”Planet Sains” dalam peragaan mempraktekkan dua jenis permain-an yang memperagakan gambaran letusan gunung api. Percobaan per-tama, tabung Erlenmeyer yang ditu-tup dengan penutup gabus dan di-beri campuran bahan-bahan kimia tertentu untuk memperlihatkan ba-hwa campuran bahan kimia tersebut dapat melemparkan penutup tabung Erlenmeyer tersebut cukup jauh. Dalam percobaan tersebut, tabung Erlenmeyer dengan pentupnya di-misalkan sebagai gunung api dengan lobang kawah yang tertutup. Ada-pun bahan kimia yang melempar-kan penutup tabung gambaran dari keadaan magma yang sudah matang untuk menyembur keluar gunung api. Percobaan pertama ini kemudian dipraktekkan oleh semua siswa. Per-cobaan kedua, simulasi gunung api meletus, yaitu lanjutan dari perco-baan pertama dengan media gunung api tiruan dari bahan tertentu, mem-perlihatkan bagaimana simulasi gu-nung api meletus secara lebih nyata.

Para siswa peserta lomba gambar sangat menikmati peragaan dari ”Pla-net Sains” tersebut. Beberapa siswa bahkan meminta agar permainan ter-sebut dilanjutkan meskipun waktu

penyajian ”Planet Sains” sudah sele-sai. Semua peserta menyatakan rasa senangnya dengan sajian dari ”Planet Sains”.

Pameran Badan GeologiPameran Geologi digelar selama 3

hari tanggal 18-20 September 2006 bertempat di Lantai I Auditorium Geologi, Badan Geologi. Acara me-nampilkan informasi kegiatan Pusat-pusat di lingkungan Badan Geologi, Sekretariat Badan Geologi dan Gem Avia Gemstone (peminat batu-batu mulia). Keseluruhan stand pameran berjumlah 8 stand, yaitu: 4 stand dari pusat-pusat (PSG, PMG, PLG, PVG masing-masing 1 stand), 1 stand dari

Sekretariat Badan Geologi, 1 stand dari BPPTK, PVG, 1 stand dari UPT Museum Geologi, dan 1 stand dari Gem Avia Gamstone.

Informasi yang ditampilkan dalam pameran terdiri atas bentuk-bentuk: leafl et, booklet, brosur, poster, buku-buku, majalah, prosiding, VCD, pre-parat, tiruan fosil asli dari Museum Geologi, foto-foto, peralatan, dll. Pada stand berukuran mulai dari 4 m x 3 m dan 8 m x 3 m dilakukan juga pemutaran fi lm (VCD) dan pameran foto gambar siswa SD yang menjadi pemenang dalam Lomba Gambar Geologi tahun 2006.

Pengunjung pameran terdiri atas peserta sosialisasi, yaitu aparat dae-

Gambar 4. Dr. Eddy Mulyadi, Ketua Panitia Sosialisasi menyerahkan Hadiah lomba gambar kepada pe-menang Kelompok Kelas 1-3.

Gambar 5. Ir. Suyartono, M.Sc. Sekre-taris Badan Geologi menyerahkan Ha-diah lomba gambar kepada pemenang Kelompok Kelas 4-6.

Gambar 6. Sebagian peserta lomba gambar yang menyaksikan peragaan ber-main sambil belajar dari ”Planet Sains” sedang mengamati demo percobaan gu-nung api meletus. Sebelumnya, para siswa mencoba sendiri bermain gunung api meletus melalui tabung Erlenmeyer yang diisi campuran bahan kimia tertentu. Bahan-bahan percobaan disiapkan oleh ”Planet Sains”.

Gambar 3. Hasil karya M. Andara M. Nazar dari Sekolah Alam Bandung menjadi pemenang ke-1 Lomba Gam-bar Kelompok kelas 4-6.

WARTA GEOLOGI, SEPTEMBER 200622

FOKUS KITA

rah dari instansi yang berkaitan dengan geologi wakil-wakil dari 25 propinsi, peserta sosialisasi lainnya (instansi-instansi terkait geologi, perguruan tinggi, mahasiswa), staf Badan Geologi, para nara sumber acara-acara sosialisasi, para pela-jar SD dan SMP yang menyaksikan acara pemutaran fi lm beserta para guru pengantarnya, serta masyara-kat umum yang mengetahui adanya kegiatan Sosialisasi Badan Geologi.

Secara keseluruhan, pelaksanaan pameran Badan Geologi 2006 dikata-kan sukses. Dengan penyelenggara-an yang paralel dengan acara lainnya selama 3 hari, pameran Badan Geo-logi tersebut dikunjungi oleh sekitar 5.000 orang pengunjung.

Lomba Karya Tulis Geologi PopulerLomba karya tulis tingkat nasio-

nal bertemakan geologi populer dan diperuntukkan bagi para mahasiswa. Sesuai prosedur, edaran lomba telah dimulai sejak 2 bulan sebelum acara dimulai disampaikan kepada pergu-ruan tinggi yang memiliki jurusan geologi atau jurusan terkait. Jumlah karya tulis yang masuk sebanyak 37 judul berasal dari 37 orang peserta mahasiswa perguruan tinggi di Indo-nesia, yaitu: UGM (9 orang), ITB (7 orang), UNPAD (7 orang), UNHAS (3 orang), TRISAKTI (2 orang), UPN Yo-gyakarta (2 orang), IST AKPRIND (2 orang), UIN Sunan Kalijaga (1 orang), ITS (orang), IT ARNI TAMA SURA-BAYA (1 orang).

Penjurian dilaksanakan oleh de-wan juri yang ditetapkan oleh pani-tia. Ada 4 orang dewan juri yang be-

rasal dari lingkungan Badan Geologi, yaitu: 1) Dr. M. Wafi d AN (PLG), 2) Dr. Sutikno Bronto (PSG), 3) Ir. Igan Sutawidjaja, M.Sc. (PVG), dan 4) Siti Sumilah Rita Susilawati, S.T., M.Sc. (PMG). Dewan juri setelah meme-riksa seluruh karya tulis dan penju-rian melalui rapat dewan juri dengan kriteria-kriteria tertentu akhirnya memutuskan 6 pemenang lomba karya tulis tersebut. Mill Sartika Indah, mahasiswa jurusan geologi UGM, Yogyakarta, dengan karya tulis berjudul ”Bisa apa dengan Geologi?” terpilih sebagai pemenang pertama. Daftar pemenang selengkapnya disa-jikan pada Tabel 5.

Kepada para pemenang diberikan hadiah uang dan piagam. Pemberian hadiah tersebut dilaksanakan pada tanggal 18 September 2006 dalam acara Malam Seni Budaya untuk So-sialisasi Bidang Geologi, bertempat di Auditorium Geologi, Badan Geologi.

Lomba Foto Geologi Intern Badan Geologi

Terdapat 31 buah foto yang diik-utsertakan dalam lomba foto geologi pada acara sosialisasi Badan Geo-logi 2006. Ke-31 foto tersebut ha-sil jepretan para staf Badan Geologi yang berasal dari Sekretariat Badan Geologi (SBG), Pusat Survei Geologi

Gambar 7. Puluhan siswa SD sedang menyaksikan pameran.

Gambar 8. Rombongan siswa SD dengan gurunya se-dang menyaksikan pameran.

Tabel 5. Pemenang Lomba Karya Tulis Geologi Populer, Badan Geologi, 2006

NO NAMA PEMENANG PT ASAL JUDUL KARYA TULIS

1 Mill Sartika Indah UGM Bisa apa dengan Geologi?

2 Ayu Trisnasih UGM Peranan Ilmu Kebumian terhadap Bencana Gempa Bumi bagi Perlindungan Masyarakat

3 Rizal Ambiyudo UGM Peran serta Pemerintah dalam Bidang Geologi bagi Perlindungan dan Kesejahteraan Masyarakat

4 Beirunny Syam & Yanto Kambu UNPAD Pengaruh Proses Geologi terhadap Kandungan Biological

Oksigen Demand dan Fisika Kimia pada Sungai Citarum

5 Casdira ITB Geomorfologi dan Penataan Ruang: Suatu Upaya meminimalisir Bencana

6 Mulyadi Azwar Sannang UNHAS Manajemen Bencana Geologi berbasis Masyarakat

Daerah Rawan Bencana di Indonesia

WARTA GEOLOGI, SEPTEMBER 2006 23

FOKUS KITA

(PSG), Pusat Sumber Daya Geologi (PMG), serta Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVG). Para pemenang (Tabel 6) ditentukan oleh dewan juri dari lingkungan Badan Geologi yang ditunjuk.

Geology Award, Badan Geologi, 2006

Badan Geologi mulai tahun 2006 mengukuhkan satu upaya membe-rikan penghargaan kepada para in-san pers dan pelaku media massa yang banyak berkiprah dalam sosia-lisasi, penginformasian dan pembe-ritaan bidang geologi. Upaya terse-but diberi judul Geology Award dan mulai dilaksanakan pada acara So-sialisasi bidang Geologi, Badan Geo-logi, 2006. Kriteria yang ditetapkan panitia dalam Geology Award 2006 ini adalah media cetak yang paling banyak memberitakan perihal geolo-gi (kuantitatif), Tahun 2006. Untuk keperluan tersebut, panitia sosiali-sasi meminta bantuan kepada Biro Hukum, DESDM yang mulai bekerja sejak 2 bulan sebelum hari-H pelak-sanaan sosialisasi tiba.

Berdasarkan pengamatan Biro Hukum DESDM, terdapat 11 media massa/media cetak harian yang pa-ling produktif dalam menginforma-sikan geologi selama bulan Januari-Agustus 2006. Kesatu adalah harian Kompas di urutan pertama dengan jumlah pemberitaan sebanyak 346 kali. Selanjutnya berturut-turut ada-lah: Pikiran Rakyat (231 kali), Koran Tempo (203 kali), Republika (135

kali), Media Indonesia (133 kali), Sua-ra Pembaruan (127 kali), Jakarta Post (106 kali), Sinar Harapan (103 kali), Suara Karya (77 kali), Tribun Jabar (73 kali), dan Bisnis Indonesia (61 kali). Distribusi jumlah berita per bu-lan per media cetak harian tersebut dapat dilihat pada Tabel.

Berdasarkan hasil tersebut, pani-tia memutuskan harian Kompas seba-gai pemenang Geology Award, Badan Geologi, 2006. Pemberian Geology Award dilaksanakan pada siang hari tanggal 18 September 2006 dalam acara seminar kebencanaan geologi, setelah acara pembukaan seminar. Pemberian award diawali dengan prosesi pembacaan cuplikan contoh berita-berita geologi yang dimuat pada harian Kompas selama Januari - Agustus 2006, disampaikan oleh Ir. Oman Abdurahman dan Ir. Priatna dari SBG. Geology Award diberikan langsung oleh Bambang Dwiyanto, M.Sc., Kepala Badan Geologi.

Seminar Kebencanaan Geologi Seminar tentang kebencanaan

geologi dilaksanakan pada hari ke-dua sosialisasi, yaitu: 18 September 2006. Peserta seminar adalah para Kepala Dinas Pertambangan, Energi dan Sumber Daya Mineral atau dinas lain yang terkait geologi dari Provinsi seluruh Indonesia, pusat-pusat di lin-gkungan Badan Geologi, wakil-wakil dari instansi lainnya di lingkungan DESDM, Perguruan Tinggi (PT), ikat-an organisasi profesi, perusahaan-perusahaan terkait geologi, tambang dan gas; Pusat Studi Kebencanaan Geologi, dan Kelompok Riset Cekun-gan Bandung.

Acara seminar dibuka langsung oleh Kepala Badan Geologi, Ir. Bam-bang Dwiyanto, MSc., dan dilanju-tkan dengan menampilkan materi ke-bencanaan geologi dari Pusat Vulka-nologi dan Mitigasi Bencana Geolo-gi (PVG). Dalam seminar tersebut, tampil empat pembicara dari PVG

Gambar 9. Kepala Badan Geologi, Bambang Dwiyanto, M.Sc. berfoto bersama dengan dua mahasiswa pemenang Lomba Karya Tulis Geologi Populer.

NO NAMA PEMENANG UNIT ASAL JUDUL KARYA TULIS

1 Gatot Sugiharto SBG Karavan Wedhus Gembel

2 Agus Solihin PVG Batu Keramat

3 Yan Saut H. Simatupang PVG Letusan G. Semeru selang 15 Menit

4 S.R. Wittiri PVG Tiada Malam yang Gelap di Pulau Siau

5 Cahya Patria PVG Kapal Darat

6 Djaja PVG Perumahan di bawah Pesawahan

Tabel 6. Pemenang Lomba Intern Foto Geologi, Badan Geologi, 2006

Gambar 10. ”Karavan Wedhus Gembel”, foto letusan Gu-nung Api Merapi, Mei yang lalu, karya Gatot Sugiharto, SBG tampil sebagai foto terbaik dalam Lomba Foto Geologi, So-sialisasi Bidang Geologi, 2006.

WARTA GEOLOGI, SEPTEMBER 200624

FOKUS KITA

NO MEDIA CETAKJUMLAH BERITA TENTANG GEOLOGI

JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS TOT1 Kompas 6 23 30 37 79 100 47 24 3462 Pikiran Rakyat 9 34 27 24 38 65 25 9 2313 Koran Tempo 8 8 8 35 47 61 25 11 2034 Republika 8 6 14 21 36 36 12 2 1355 Media Indonesia 4 3 5 16 37 42 18 8 1336 Suara Pembaruan 11 9 3 24 37 24 12 7 1277 Jakarta Post 4 3 1 12 36 22 23 5 1068 Sinar Harapan 5 4 2 20 28 25 13 6 1039 Suara Karya 10 3 3 14 18 16 12 1 77

10 Tribun Jabar - - - 3 19 29 17 5 7311 Bisnis Indonesia 5 2 1 2 25 15 9 2 61

Tabel 7. Daftar Pemberitaan tentang Geologi dalam 11 Media Cetak/Harian Januari–Agustus 2006

Kompas, 20 Februari 2006:

“…Betulkah ada peta yang menunjukkan tempat rawan bencana. Peta yang lazim disebut Peta Rawan Bencana ini adalah peta tematik, artinya peta yang mengusung hanya satu atau beberapa tema…”

“…Apa yang dimaksud peta geografi , jika yang ada adalah peta dasar atau peta rupa bumi, maka untuk sebagian wilayah Indonesia belum tersedia peta dengan tingkat informasi cukup rinci, akan tetapi jika yang dimaksud adalah Peta Rawan Bencana, maka kondisinya lebih parah lagi…”

Kompas, 06 Maret 2006: “…Kawasan kaki Gunung Guntur Garut telah

dinyatakan sebagai daerah tertutup untuk kegiatan galian golongan C, namun penggalian terus dilakukan karena belum ada kepastian kompensasi untuk para penggali…”

Kompas, 22 Maret 2006: “…Perut bumi Garut merupakan Reservoir Energi

Geothermal atau panas bumi yang sangat besar. Potensi Energi Geothermal itu secara teknis tergolong terbaik di dunia karena memiliki mutu baku termodinamika yang sangat ideal untuk diubah menjadi tenaga listrik…”

Kompas, 25 Maret 2006: “…Bupati Ende keberatan di sekitar kawasan Gunung Kilimutu berdiri pabrik semen.Dikhawatir-kan, keberadaan pabrik semen akan mengganggu keindahan alam dan bisnis pariwisata…”

Kompas, 27 Maret 2006:“…Pertambangan timah illegal di kawasan kaki Gunung Mangkol menyebabkan hutan konservasi menjadi rusak parah, terdapat 128 pertambangan semacam ini sehingga mengganggu kestabilan

lahan hutan dan menciptakan bahaya longsor bagi kota Pangkal Pinang bagian selatan…”“…Penyelamatan air tanah di Jakarta saat ini sudah saatnya menjadi prioritas. Pangkal kerusakan air tanah itu sebenarnya disebabkan pula oleh tiadanya jaringan infrastruktur sanitasi kota…”“…Penambangan karst yang dilakukan di kawasan karst kab. Maros dan Pangkep Prov. Sulawesi Selatan, mengancam ketersediaan air tanah di sekitar kawasan karst…”

Kompas, 12 April 2006: “…Warga dusun Pancasila, Kec. Pekat Kab. Dompu, secara

tidak sengaja menemukan beberapa wadah dari keramik di hutan. Diyakini, keramik itu sisa dari peradaban saat Gunung Tambora meletus pada 11 April 1815…”

Kompas, 18 April 2006:“…Dalam waktu dekat akan terbit keputusan presiden yang menetapkan Lapangan Geologi Karangsambung sebagai cagar alam nasional…”“…Lapangan Geologi Karangsambung merupakan daerah pertemuan lempeng Indo-Australia dengan lempeng Asia, merupakan jejak-jejak tumbukan yang terjadi antara 140 juta tahun – 90 juta tahun yang lalu…”

Kompas, 18 April 2006:“…Lamanya pertumbuhan kubah lava Gunung Merapi menjelang erupsi tidak bisa dipastikan. Jaraknya bisa beberapa hari hingga berbulan-bulan setelah kubah lava terbentuk dan mencapa kondisi maksimal, erupsi yang ditandai dengan munculnya awan panas baru akan terjadi…”

Kompas, 09 Meri 2006:“…Volume pertumbuhan kubah lava baru di Gunung Merapi rata-rata mencapai 150.000 kubik setiap hari…”

Kompas, 02 Juni 2006:““…Luncuran awan panas dari Gunung Merapi terus meningkat sejak terjadinya gempa tektonik…”

Kutipan Berita-berita di Harian Kompas, Januari – Agustus 2006Dibacakan pada acara Penganugerahan Geologi Award 2006

WARTA GEOLOGI, SEPTEMBER 2006 25

FOKUS KITA

yang masing-masing membawakan satu materi berbeda tentang benca-na geologi dan mitigasinya. Seminar dilanjutkan dengan diskusi dan ditu-tup dengan kesimpulan dari Kepala Badan Geologi. Pembukaan oleh Kepala Badan Geolo-gi

Pembukaan seminar kebencana-an geologi yang dilaksanakan pada tanggal 18 September 2006 dibuka oleh Kepala Badan Geologi. Sebelum-nya, di tempat dan dengan peserta yang sama dilaksanakan penganuge-rahan Geology Award dan Sambutan dari Ketua Panitia Penyelenggara (Dr. Eddy Mulyadi).

Dalam box di halaman selanjut-nya disajikan isi sambutan dari Ke-pala Badan Geologi dalam acara se-minar tersebut.

Presentasi dan Diskusi Mitigasi Ben-cana Geologi

Sosialisasi Bidang Geologi ber-temakan Mitigasi Bencana Geologi di-kemas dalam bentuk seminar dengan menampilkan empat pembicara dari PVG. Berikut ini adalah para pembi-cara dan judul presentasi yang diba-wakannya masing-masing:1. Dr. Surono: Strategi Mitigasi Ben-

cana Geologi,2. Dr. A. Ratdomopurbo: Studi Kasus

Merapi 2006,3. Ir. Eka T. Putranto: Gempa bumi

dan Tsunami,4. Ir. Gatot M. Sudradjat, M.T.: Menu-

ju Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Berbasis Masyarakat. Acara seminar diikuti dengan

penuh antusias oleh seluruh peserta. Diskusi-diskusi yang berlangsung selalu hangat dan melebihi waktu

yang disediakan. Umumnya para peserta diskusi mengeluhkan masih kurang atau lambatnya penyediaan informasi geologi, khususnya keben-canaan, di daerah. Hal tersebut dise-babkan masalah kekurangan akses informasi, kemampuan atau kom-petensi sumber daya manusia, dan anggaran pembiayaan yang tersedia di Daerah.

Dalam diskusi-diskusi yang ter-jadi mengemuka permintaan bebera-pa wakil Daerah agar Badan Geologi menjadi satu-satunya institusi yang berurusan dengan kegeologian, teru-tama dalam hal otoritas koordinasi bencana geologi. Berkaitan dengan masalah-masalah dan permintaan dari Daerah tersebut, Kepala Badan memberikan jawaban yang dikemu-kakannya dalam ulasan akhir semi-nar kebencanaan geologi tersebut se-

Gambar 11. Ir. Oman Abdurahman dan Ir. Priatna memba-cakan reputasi Kompas, penerima Geology Award.

Gambar 12. Kepala Badan Geologi, menyerahkan Geology Award 2006 kepada wakil dari harian Kompas.

Gambar 13. Kepala Badan Geologi sedang memberikan sambutan pembukaan Seminar Kebencanaan Geologi.

Gambar 14. Peserta Seminar Kebencanaan Geologi.

WARTA GEOLOGI, SEPTEMBER 200626

FOKUS KITA

Yang terhormat,Gubernur Propinsi Jawa Barat atau yang mewakiliPara Kepala Dinas dan Pejabat dari seluruh PropinsiPara Pejabat Eselon di lingkungan DESDMPara Hadirin, seluruh undangan yang berbahagia

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarukatuh Salam Sejahtera Bagi Kita Semua.

”Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syu-kur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena ber-kat rakhmat dan hidayah-Nya kita dapat berkumpul di sini dalam keadaan sehat untuk mengikuti acara Sosialisasi Kebencanaan Geologi yang diselenggara-kan oleh Badan Geologi. Tema Kebencanaan Geologi dalam sosialisasi ini sengaja kami tampilkan, karena sebagaimana dimaklumi, bahwa akhir-akhir ini nega-ra kita telah dihadapkan pada serangkaian bencana geologi berskala nasional, mulai dari gempa bumi dan tsunami Aceh, gempa bumi Nias, letusan Gunung Me-rapi, tanah longsor di Sinjai, gempa bumi Yogyakarta, dan yang terakhir adalah tsunami di pantai Selatan Jawa Barat - Jawa Tengah.

Apabila kita kembali ke masa lalu, sejarah mencatat terjadinya bencana geologi di Indonesia yang berdampak terhadap kehidupan umat manusia di dunia, seperti letusan Gunung Tambora tahun 1815 yang menyebabkan gumpalan debu tebal menutupi atmosfer daratan Eropa. Debu tebal tersebut menghalangi masuknya sinar matahari sehingga musim panas tidak muncul di Eropa dan sektor pertanian lumpuh total. Ratusan ribu orang tewas akibat kelaparan dan kedinginan. Peristiwa tersebut dikenal sebagai ”The Year without Summer di Daratan Eropa”. Satu setengah abad kemudian, letusan Gunung Krakatau di Selat Sunda menghentak dunia, selain menyebabkan sekitar 36.000 orang tewas di Banten dan Lampung, juga menyebabkan kawasan Asia Tenggara tertutup debu volkanik setidaknya selama 1 minggu. Selanjutnya, masih lekat dalam ingatan kita ketika dunia dikejutkan oleh bencana dahsyat gempa bumi yang diikuti tsunami Aceh 26 Desember 2004 yang menyebabkan ratusan ribu orang tewas di Indonesia, Thailand, Malaysia dan di beberapa negara Asia Selatan dan munculnya kesengsaraan berkepanjangan akibat bencana tersebut.

Belajar dari peristiwa tersebut di atas, ke depan, su-dah semestinya kita semakin mewaspadai dampak dari bencana geologi berskala besar seperti itu, khu-susnya di negara kita, mengingat semakin cepatnya pertumbuhan penduduk yang menempati lahan per-mukiman yang berada di sekitar kawasan rawan ben-cana.

Sebagai institusi baru di lingkungan DESDM, perlu ki-ranya saya sampaikan bahwa Badan Geologi adalah

lembaga setingkat Eselon 1 yang belum lama diben-tuk (tepatnya bulan November 2005), dengan tugas pokok dan fungsi menyediakan data dan informasi geologi guna mendukung berbagai sektor pemban-gunan. Badan Geologi tidak saja memberikan infor-masi awal dalam eksplorasi komoditi pertambangan, seperti minyak, gas bumi, mineral, dan batubara, namun juga berkewajiban untuk ikut berperan seca-ra proaktif mendorong terciptanya pelestarian alam dan lingkungan hidup, melaksanakan mitigasi ben-cana geologi dan menggalakan konservasi sumber daya alam geologi.

Di masa lalu, memang masalah komoditi sumber daya sepertinya lebih banyak mendapat perha-tian, karena aspek ekonominya berkaitan langsung dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat In-donesia. Tetapi sesungguhnya apabila kita berbicara tentang kehidupan yang aman dan nyaman di In-donesia (yang dikenal sebagai negara kaya sumber daya namun rawan bencana) maka bidang geologi mestinya juga dapat lebih berperan dalam kehidu-pan sehari-hari.

Sebagai lembaga teknis kebumian, disamping ber-kewajiban menyediakan informasi geologi untuk me-menuhi kebutuhan sektor energi dan sumber daya mineral, Badan Geologi juga telah melakukan bany-ak hal, diantaranya terkait dengan penyiapan data untuk pengembangan wilayah, rencana penyusunan tata ruang ataupun upaya mitigasi bencana alam geologi. Dalam kurun waktu lebih dari 30 tahun, unit-unit teknis yang sekarang berada di lingkungan Badan Geologi telah menghasilkan berbagai jenis publikasi berupa peta dan laporan, seperti peta geo-logi dan geofi sika sistematik, serta peta-peta tematik lainnya, seperti peta sebaran sumber daya mineral, hidrogeologi, geologi teknik, daerah bahaya gunung-api dan daerah rawan bencana gerakan tanah, jur-nal, buletin, proceeding dan lain sebagainya.

Kedepan, Badan Geologi diharapkan dapat berpe-ran dan memfungsikan dirinya sebagaimana lem-baga sejenis di negara maju yang memiliki otoritas dan keleluasaan bergerak untuk melayani seluruh sektor yang membutuhkan data dan informasi geo-logi. Dengan demikian, di masa mendatang perma-salahan kegeologian, seperti bencana geologi (gempa bumi, tsunami, tanah longsor dan letusan gunung api) ataupun permasalahan lingkungan geologi lain-nya akan dapat ditangani oleh suatu lembaga yang berkompeten secara terintegrasi bersama instansi terkait lainnya.

Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa dari sudut pandang geologi, wilayah Indonesia meru-pakan salah satu tempat yang paling dinamis dan kompleks di muka bumi. Hal tersebut disebabkan wilayah Nusantara merupakan tempat terjadinya

Sambutan Kepala Badan Geologi pada Seminar Kebencanaan Geologi,Sosialisasi Bidang Geologi, Badan Geologi, 18 September 2006

WARTA GEOLOGI, SEPTEMBER 2006 27

FOKUS KITA

pertemuan (interaksi) antara tiga mega lempeng dunia. Mekanisma pergerakan lempeng kerak bumi (dikenal dengan istilah tektonik), menyebabkan terbentuknya berbagai fenomena geologi khas busur kepulauan ber-upa rangkaian gunung api aktif sebagai bagian dari “Pacifi c` Ring of Fire” dan zona-zona retakan berupa patahan-patahan aktif

Disamping memberikan potensi sumber daya geologi (geo-resources) yang melimpah dan terciptanya tataan lingkungan geologi (geoenvironment) yang unik dan khas, interaksi pergerakan lempeng tersebut meny-ebabkan wilayah nusantara juga rawan terhadap ben-cana geologi (geo-hazards). Diantara bencana geologi yang sering terjadi di sekitar kita adalah gempa bumi, tsunami, letusan gunung api, gerakan tanah, erosi, abrasi, dan sedimentasi.

Kita semua memang ditakdirkan untuk hidup di wila-yah tektonik aktif yang setiap saat berpotensi menim-bulkan bencana geologi. Oleh sebab itu, terkait dengan bencana geologi, perlu kiranya kita mengenal berbagai fenomena geologi, yang disadari atau tidak, telah be-rada di sekitar kita, seperti:• Tidak kurang dari 79 gunung api aktif yang terse-

bar di Busur Vulkanis Sumatera-Jawa-Bali -NTT-Sulawesi sampai ke Maluku. Saat ini 4 (empat) di-antaranya, yaitu G. Talang, G. Merapi, G. Guntur dan G. Karangetan sedang diminitor secara inten-sif karena aktivitasnya.

• Ribuan kilometer jalur patahan regional yang mem-bentang dari Sabang sampai Jayapura yang bera-sosiasi dengan ratusan patahan aktif sebagai sum-ber gempabumi. Beberapa patahan besar di lepas pantai juga berpotensi menimbulkan gempabumi yang dapat memicu tsunami.

• Ribuan titik kawasan rawan longsor yang tidak saja berasosiasi dengan kemiringan lereng, namun juga diakibatkan oleh karakteristik sifat fi sik ba-tuan, kondisi hidrogeologi dan kehadiran jalur pa-tahan.

Karena kita semua hidup di wilayah rawan bencana, maka seyogyanya akrab dengan bencana dapat men-jadi bagian dari budaya bangsa Indonesia. Namun demikian, sampai saat ini kesiapan kita menghadapi bencana geologi masih menghadapi berbagai kendala, diantaranya disebabkan oleh:• Ilmu pengetahuan dan teknologi masih belum mam-

pu memprediksi kemungkinan terjadinya bencana geologi, khususnya gempabumi dan tsunami.

• Luasnya sebaran wilayah rawan bencana geologi di Indonesia yang sebagian besar berada di dekat kawasan padat penduduk.

• Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap bencana geologi, baik diakibatkan rendahnya ting-kat pendidikan maupun kurangnya sosialisasi dari pemerintah.

• Terbatasnya jumlah dan kemampuan sumber daya manusia, baik ahli maupun aparatur, dalam melaksanakan penelitian maupun mitigasi benca-na geologi.

• Terbatasnya kemampuan pemerintah dalam me-nyediakan dana untuk melakukan mitigasi di seluruh wilayah Indonesia.

Mengingat segala keterbatasan yang saya sampai-kan di atas, maka bencana alam geologi seharusnya menjadi tanggung jawab kita bersama. Oleh karena itu, forum sosialisasi seperti yang kita selenggara-kan hari ini, menjadi penting dan strategis guna membangkitkan kesadaran dan upaya bersama me-numbuh-kembangkan budaya hidup akrab dengan bencana geologi

Sampai saat ini, segenap jajaran Badan Geologi tidak pernah berhenti dalam melakukan berbagai penelitian dan pengkajian guna memahami karakteristik ben-cana geologi yang ada disekitar kita dan meningkat-kan kesiapan dalam melakukan mitigasinya. Tekad kami untuk lebih mengenal bencana geologi dan miti-gasinya diwujudkan dalam berbagai bentuk program kerja yang direncanakan secara berkesinambungan. Kerjasama dengan menghadapi bencana geologi juga terus ditingkatkan.

Selanjutnya, secara proaktif kami berusaha mengimplementasikan berbagai data dan informasi kebencanaan geologi untuk mendukung perencanaan pengembangan wilayah, maupun pengembangan sistem peringatan dini (Early Warning System) yang dilaksanakan oleh intansi terkait.

Dalam kesempatan ini saya mengajak kepada seluruh instansi pemerintah, swasta, dan seluruh komponen masyarakat untuk bahu membahu sesuai dengan kompetensi dan kemampuan masing- masing untuk meningkatkan kesiapan kita dalam menghadapi ben-cana alam geologi, dengan harapan dapat mencipta-kan negara maju yang telah berpengalaman dalam:• Kepatuhan para pihak mengikuti rencana tata

ruang• Memasyarakatkan kearifan lokal yang telah ter-

bukti mampu mengurangi dampak bencana• Memasyarakat prosedur mitigasi bencana

Tidaklah berlebihan kiranya jika kami berharap ba-hwa sosialisasi ini dapat memberikan pencerahan kepada semua pihak, baik instansi terkait maupun masyarakat, tentang bencana geologi, sehingga pada akhirnya kita bersama akan mampu melakukan langkah-langkah antisipasi secara multisektor dan terintegrasi guna mengurangi jatuhnya korban jiwa, harta benda dan kerusakan lingkungan akibat ben-cana tersebut.

Akhir kata, dari lubuk hati yang terdalam saya ingin mengucapkan terimakasih atas kehadiran Bapak, lbu, para undangan, dan hadirin sekalian, Selamat Mengikuti Sosialisasi Bencana Geologi yang diselenggarakan oleh Badan Geologi. Semoga Tuhan YME senantiasa meridhoi langkah kita dalam meningkatkan kesiapan menghadapi bencana geologi yang setiap saat dapat terjadi di bumi Nusantara tercinta ini.

WARTA GEOLOGI, SEPTEMBER 200628

FOKUS KITA

bagaimana dalam box di atas.

Malam Seni Budaya untuk Sosiali-sasi Bidang Geologi

Acara seni budaya untuk sosia-lisasi bidang geologi menampilkan Yan Asmi dari kelompok D’Bodor, Aci Padmo pembawa acara “Pasosore Edas” TVRI Jawa Barat-Banten, dan Yanti salah satu peserta perlombaan cipta lagu populer beserta tim kese-nian Badan Geologi. Sajian seni ini diselenggarakan tanggal 18 Septem-ber 2006, pukul 20.00-23.00 WIB, setelah sebelumnya diawali dengan makan malam bersama seluruh pe-serta sosialisasi.

Ide dasar dari penyelenggaraan seni budaya untuk sosialisasi geo-logi itu adalah memanfaatkan dan mentransformasikan tampilan seni dan budaya guna efektivitas program sosialisasi. Dalam pelaksanaannya

gagasan tersebut belum sepenuhn-ya terealisasi sehubungan para pe-serta sosialisasi juga menghendaki hiburan yang lebih populer, setelah seharian meraka mengikuti seminar. Hal lain yang meminta ruang waktu acara dimaksud adalah kesempatan yang harus dibagi (sharing) dengan jajaran staf Badan Geologi untuk tampil juga mempertunjukkan krea-sinya di bidang kesenian kepada para peserta sosialisasi. Namun demikian, apa yang disampaikan oleh Yan Asmi dan kawan-kawan sedikit banyak telah berhasil mempresentasikan bagaimana suatu kesenian menyam-paikan pesan-pesan kegeologian. Bahkan, seniman tersebut menggali hal yang paling mendasar dari setiap usaha – tentu saja dengan keteram-pilan dan bakat seni yang dikuasain-ya – yaitu masalah komitmen.

Yan Asmi dengan diselingi “alok”

(pertanyaan pengumpan) dari Aci Pa-dmo dan kemampuan seni musik, serta seni pertunjukan yang tinggi yang dikuasainya, menyampaikan pentingnya sebuah komitmen. Den-gan komitmen, katanya, kita akan menjadi semangat untuk meman-faatkan setiap kesempatan mereali-sasikan apa yang menjadi cita-cita. Beliau memperbandingkan latihan mitigasi bencana dengan latihan menyanyi bagi yang belum mampu bernyanyi. Semuanya memerlukan hal yang sama: komitmen dan la-tihan setiap saat.

Para peserta sosialisasi sangat terhibur dan sekaligus tampak ter-sadarkan dengan pesan pentingnya komitmen dan mempergunakan se-tiap kesempatan - apabila telah ber-komitmen - dalam mitigasi bencana geologi. Sajian seni musik diselingi lawak dan olah kata dari Yan Asmi

Ulasan Kepala Badan Geologi pada

Seminar Mitigasi Bencana GeologiAuditorium Geologi, 18 September 2006

Klarifi kasi dikotomi antara BMG dan Badan Geologi tentang otoritas informasi gempa bumi dan tsunami: Saat ini otoritas peringatan dini gempa bumi dan tsunami pada BMG dikarenakan BMG yang memiliki infrastruktur pemantauannya, sama halnya juga dengan Badan Geologi untuk pemantauan gunung api. Sedangkan jika diperlukan penjelasan tentang mekanisme dan proses terjadinya gempa bumi dan tsunami merupakan kewenangan Badan Geologi. Selanjutnya segera akan dibuat MoU antara Badan Geologi dan BMG agar mempertegas tentang otoritas informasi gempa bumi dan tsunami untuk publik.

Daerah memerlukan berbagai informasi tentang geologi untuk pembangunan, tidak terbatas data umum saja, agar mudah diterjemahkan. Perlu keterlibatan tenaga ahli pusat di daerah. Badan Geologi akan berusaha mengirimkan informasi geologi dengan skala lebih besar yang sedapat mungkin disertai penjelasannya.

Adanya adanya dialog dengan para tamu dari daerah mengenai keinginan untuk membuat peta-peta rinci. Ini sesuai dengan hasil sinkronisasi yang telah dilakukan Biro Perencanaan dan Kerja Sama DESDM di berbagai wilayah di Indonesia. Tetapi haruslah dapat dipahami, memang tugas pusat hanya pada skala regional.

Adanya spirit untuk meningkatkan peta-peta geologi hasil Badan Geologi yang saat ini dengan skala pada umumnya regional. Peta-peta tematik yang dimiliki dengan skala lebih detil, tapi baru melingkupi beberapa daerah terpilih. Peta-peta rinci menjadi salah satu target Badan Geologi ke depan. Tetapi Permen Dagri juga menyatakan kewajiban daerah untuk melakukan pemetaan dengan skala operasional. Adanya alokasi dana dekonsentrasi dapat dimanfaatkan ke depan. Kaban akan menyampaikan ke Sekjen perlunya alokasi dana dekonsentrasi untuk kegiatan penyelidikan.

Diharapkan peserta juga melakukan diskusi dengan perwakilan unit di lingkungan Badan Geologi. Harapan ke depan, Badan Geologi juga akan mensosialisasikan dan mensinergiskan kegiatan jika ada program ke daerah.

WARTA GEOLOGI, SEPTEMBER 2006 29

FOKUS KITA

dkk. yang membawakan pesan pen-tingnya komitmen dan senantiasa berlatih apabila telah berkomitmen – dari satu sisi – dapat dikatakan berhasil sebagai sebuah sajian seni budaya untuk sosialisasi. Dalam hal ini sosialisasi yang dimaksud adalah sosialisasi bidang geologi, khususnya mitigasi bencana geologi.

Launching BukuDalam agenda Sosialisasi bidang

Geologi Tahun 2006 ini diselengga-rakan juga acara launching buku-buku berkenaan dengan geologi. Ada 2 buku yang baru diterbitkan dima-na sebelumnya telah didiskusikan dan disimpulkan oleh jajaran pim-pinan Badan Geologi beserta panitia sosialisasi untuk diluncurkan secara resmi di acara sosialisasi ini. Kedua buku tersebut adalah komik “Mine-ral untuk Kehidupan” terbitan PMG, Badan Geologi; dan buku “Geowisata Sejarah Bumi Bandung” tebitan PSG, Badan Geologi.

Buku “Mineral untuk Kehidu-pan” merupakan sebuah komik yang disusun dan diterbitkan oleh tim penyusun/penerbit dari PMG, Badan Geologi. Proses penyusunan buku ini yang menarik dapat dibaca pada “Profi l Kita” WG yang ada di tangan para pembaca ini. Sebagaimana da-lam “Profi l Kita”, buku tersebut me-mang merupakan sebuah wujud mis-si PMG untuk membuat sebuah buku berbetuk komik yang menjelaskan

mineral dengan gambar dan bahasa yang mudah dipahami, terutama un-tuk anak-anak sekolah.

Dalam acara launching buku “Mi-neral untuk Kehidupan”, Siti Su-milah Rita Susilawati, S.T., M.Sc. (Rita), Kepala Sub Bidang Penyedi-aan Informasi Publik, PMG, mewa-kili instansinya dan para penyusun buku telah tampil memberikan kata pengantar peluncuran buku terse-but. Uraian beliau yang sangat jelas dan penuh semangat telah membuka wawasan seluruh peserta sosialisasi akan pentingnya berbagai cara so-sialisasi untuk memasyarakatkan to-pik geologi, diantaranya media buku berbentuk komik. Rita juga menyam-paikan program yang ditargetkan oleh PMG berkaitan dengan penerbitan buku-buku sejenis ke depan. Beliau juga menjawab setiap pertanyaan pe-serta sosialisasi seputar penyusunan buku tersebut. Buku komik “Mineral untuk Kehidupan” termasuk bahan yang diikut-sertakan dalam aca-ra pameran dan Open House Badan Geologi.

Buku “Geowisata Sejarah Bumi Bandung” (GSBB) adalah sebuah buku yang mensinergikan antara in-formasi geologi, sejarah purbakala, dan pariwisata wisata (lingkungan). Buku tersebut adalah buah karya Kelompok Riset Cekungan Bandung (KRCB). Empat penulis utaman-ya masing-masing adalah: Dr. Budi Brahmantyo, Dhian Damajani, Se-

runi Kusumawardhani, dan T. Ba-chtiar. KRCB bekerjasama dengan Pusat Survei Geologi, Badan Geolo-gi, menerbitkan buku tersebut pada pertengahan bulan Tahun 2006 ini. Dalam acara launching buku ter-sebut, Prof. Kusnaka Adimihardja, pakar dan guru besar antropolo-gi dari UNPAD, tampil memberikan apreasiasi dan resensi terhadap kan-dungan dan penerbitan buku GSBB. Sementara itu, Dr. Budi Brahmantyo, dosen pada Jurusan Teknik Geologi, ITB memberikan pengantar launching mewakili tim penyusun buku GSBB dan KRCB.

Prof. Kusnaka, dalam apresia-sinya, memberikan penghargaan yang tinggi kepada para penulis buku GSBB. Demikian pula, beliau menyampaikan ucapan terima ka-sih kepada Badan Geologi yang telah menerbitkan buku tersebut. Secara umum, yang dibahasakan kemba-li oleh penulis, beliau berpendapat bahwa buku GSBB unggul baik dalam formula maupun dalam format buku. Penyajian informasi geologi yang di-ramu dengan informasi kesejarahan purbakala (masa pra sejarah sampai beberapa ratus bahkan puluh tahun yang lalu) dan digabungkan dengan sajian informasi praktis untuk keper-luan pariwisata lingkungan, menu-rut beliau, merupakan sesuatu yang baru. Hal itu, sekaligus merupakan keunggulan formula buku GSBB.

Dari uraian Prof. Kusnaka, kita

Gambar 15. Yan Asmi (D’Bodor) dan Aci Padmo (TVRI Jawa Barat-Banten) sedang menghibur para peserta so-sialisasi dan secara tak terasa memasukkan pesan pen-ting tentang perlunya komitmen untuk suksesnya sosia-lisasi.

Gambar 16. S.S. Rita Susilawati, S.T., M.Sc. mengantarkan launching komik ”Mineral untuk Kehidupan”.

WARTA GEOLOGI, SEPTEMBER 200630

FOKUS KITA

menangkap bahwa sajian informasi sebagaimana yang telah dituangkan dalam buku GSBB akan menjadi trend yang kuat. Ke depan akan le-bih banyak buku sejenis GSBB diper-lukan oleh berbagai pihak, baik para peminat dan praktisi pariwisata, para pelajar, guru-guru di berbagai tin-gkatan sekolah untuk pelajaran seja-rah, geografi , dll; Pemerintah Daerah, instansi-instansi terkait, dan mas-yarakat umum. KRCB sebagai pihak penyusun buku GSBB dengan sangat jeli telah melihat kebutuhan tersebut dan memenuhinya dalam bentuk realisasi sebuah buku yang menarik. Kesimpulan lain dari apresiasi beliau adalah bahwa buku sejenis GSBB pada akhirnya telah berkontribusi dalam apreasiasi kebudayaan.

Dari segi format buku, Prof. Ku-snaka sangat mengapreasi buku GSBB. Penyajian buku dalam uku-ran cukup mungil (19,4 cm x 12 cm) menjadikan buku tersebut praktis untuk teman dan digunakan se-panjang perjalanan wisata. Sajian gambar-gambarnya yang ditata se-cara apik, full colour dengan keteran-gan yang rinci dan jelas menjadikan buku wisata tersebut sekaligus ber-fungsi sebagai buku pelajaran dari mulai sejarah, lingkungan, arkeologi, geologi, antroplogi, dan disiplin lain dari ilmu-ilmu humaniora. Demikian kurang lebih kilas balik terhadap apa yang disampaikan oleh Prof. Kusnaka dalam apresiasi buku GSBB pada sesi launching buku, acara Sosialisa-si Bidang Geologi.

Dr. Budi Brahmantyo dalam pen-

gantar peluncuran buku GSBB men-guraikan latar belakang dan proses penyusunan buku tersebut. Presen-tasi beliau yang dilengkapi dengan sajian foto-foto keindahan fenome-na geologi Bandung dan sekitarnya. Juga diperlihatkan fenomena geologi beberapa daerah lainnya di Indone-sia yang tidak kalah keindahannya dibanding geologi Bandung. Selu-ruh presentasi beliau telah menarik minat sekaligus membuka wawasan para peserta acara sosialisasi. Bahwa diperlukan geologi bukan saja sema-ta-mata untuk eksplorasi mineral, melainkan juga untuk pariwisata dan bidang kehidupan lainnya.

Keseluruhan acara launching buku sangat bermanfaat dan mence-rahkan, bukan saja bagi para peser-ta sosialisasi yang berasal dari dae-rah, melainkan juga untuk kalangan intern staf Badan Geologi. Dengan sajian buku-buku yang diluncurkan beserta apresiasi dan kata pengantar peluncurannya, kita disadarkan dan dibangkitkan semangat bahwa ter-buka luas potensi dan peluang geo-logi untuk berkiprah lebih banyak di berbagai lapangan kehidupan guna memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan kualitas kehidupan masyarakat.

Open House Badan Geologi: Penye-rahan Dokumen Geologi kepada Daerah

Gagasan Open House Badan Geo-logi, sebagaimana Geology Award, adalah gagasan brilian dari Kepala Badan Geologi. Beliau sekitar 5 bu-

lan yang lalu saat rapat-rapat awal kepanitiaan sosialisasi dimulai, men-gusulkan agar dalam acara sosiali-sasi diselenggarakan acara pembe-rian Geology Award dan Open House Badan Geologi. Jika Geology Award lebih bersifat membangkitkan se-mangat insan pers untuk senantiasa mencari dan memberitakan informa-si yang bermanfaat tentang geologi kepada masyarakat, maka Open Hou-se ditujukan guna mengoptimalkan manfaat hasil-hasil penelitian Badan Geologi selama ini untuk masyarakat di Daerah.

Kepala Badan Geologi tidak menginginkan hasil-hasil penelitian seluruh pusat-pusat di bawah Badan Geologi hanya tersimpan di gudang atau perpustakaan. Seluruh doku-men hasil penelitian yang berisikan laporan dan peta-peta geologi dari daerah-daerah di seluruh provinsi di Indonesia, di luar keperluan arsip dan dokumentasi masing-masing pusat, menurutnya, seyogyanya diberikan kepada daerah untuk dimanfaatkan seoptimal mungkin. Sisa-sisa lapo-ran kegiatan penelitian geologi terse-but akan lebih baik diberikan kepada daerah terkait untuk dimanfaatkan, baik manfaat langsung sebagai sum-ber informasi maupun manfaat seba-gai model penelitian dan laporan. Un-tuk itu, dirancang acara Open House dalam sosialisasi yang berisikan sessi pemberian dokumen geologi kepada Kepala Dinas atau wakil daerah se-suai masing-masing lokasi penelitian yang dilaporkan dalam dokumen ter-sebut. Melalui pendistribusian doku-

Gambar 17. Prof. Kusnaka Adimihardja menyampaikan apresiasi dan resensi terhadap buku ”Geowisata Sejarah Bumi Bandung”.

Gambar 18. Dr. Budi Brahmantyo, Salah satu penulis buku, menyampaikan latar belakang dan proses penulisan buku ”Geowisata Sejarah Bumi Bandung”.

WARTA GEOLOGI, SEPTEMBER 2006 31

FOKUS KITA

men geologi tersebut infomasi geologi dapat lebih bermanfaat bagi semua pihak terutama daerah.

Panitia merancang acara tersebut dalam format satu sesi khusus pada hari ketiga acara sosialisasi (19 Sep-tember 2006) satu hari yang sama dengan pelaksanaan launching buku. Dalam pelaksanaanya, dokumen-do-kumen yang diberikan kepada dae-rah tidak saja hasil-hasil laporan, melainkan juga brosur-brosur infor-masi dan buku baru yang diluncur-kan pada acara sosialisasi tersebut. Hal tersebut dapat berlangsung de-mikian karena kerjasama semua pi-hak bertugas di bagian dokumentasi dan perpustakaan di seluruh pusat-pusat, Badan Geologi.

Melalui acara Open House, seluruh wakil-wakil dari dinas pertambangan atau dinas terkait dari propinsi-pro-pinsi yang hadir dalam acara Open House mendapatkan bingkisan dari Badan Geologi. Sebuah bingkisan be-risikan dokumen-dokumen laporan penelitian geologi terkait daerahnya masing-masing plus buku ”Mineral untuk Kehidupan” dan buku ”Geowi-sata Sejarah Bumi Bandung”.

Kunjungan Ke Museum GeologiDalam kegiatan sosialisasi bi-

dang geologi seluruh peserta diajak mengunjungi museum geologi. Acara kunjungan ke museum geologi me-mang menjadi salah satu agenda ke-giatan sosialisasi. Betapa tidak, mu-seum yang terbesar se-Asia Tenggara di bidang geologi ini kehadirannya merupakan media sosialisasi itu sen-

diri yang efektif. Kehadiran museum tersebut merupakan sumber infor-masi dan media pendidikan tentang geologi yang efektif karena keleng-kapannya, cara penyajian informa-sinya dan penyelenggaraannya yang dilaksanakan setiap hari, kecuali di hari libur tertentu.

Para peserta sosialisasi mengikuti acara kunjungan ke museum geologi Bandung dengan penuh minat. Da-lam Gambar 20 tampak bagaimana para peserta sosialisasi antusias mengamati, mencatat dan berdiskusi saat melakukan kunjungan ke mu-seum Geologi tersebut.

Acara kunjungan ke Museum Geologi merupakan acara terakhir yang ditujukan bagi peserta sosia-lisasi yang berasal dari wakil-wakil Daerah. Melalui acara tersebut di-harapkan tumbuh kepedulian para wakil daerah bahwa keberadaan mu-seum sejenis museum geologi adalah penting sebagai pusat informasi ilmu kebumian, sarana pendidikan, dan aset pariwisata di daerahnya masing-masing.

Pemutaran Film Gunung ApiJudul dan Tema Film

Acara pemutaran fi lm tentang gunungapi dilaksanakan pada hari keempat acara sosialisasi, yaitu: 20 September 2006, bertempat di Lantai II Auditorium Geologi, Badan Geologi. Pemutaran Film Geologi merupakan acara paling diminati oleh pengun-jung pameran. Hal tersebut dapat di-buktikan begitu banyaknya pengun-jung yang memenuhi ruangan. Film

yang diputar pada acara tersebut adalah:1.“Understanding Volcanic Hazards” 2. “Di bawah Langit Merapi”

Film “Understanding Volcanic Ha-zards”, sesuai judulnya, berisi reka-man kejadian tentang bahaya dan bencana yang ditimbulkan oleh gu-nung api yang meletus atau produk dari letusan sebuah gunung api. Film bernarasi dalam bahasa Inggris ini merupakan produksi dari UNESCO yang ditujukan khusus guna keper-luan penerangan tentang bahaya dan bencana geologi, khususnya letusan gunung api.

Film yang kedua berjudul “Di bawah Langit Merapi”, merupakan produksi PVG, Badan Geologi. Film tersebut merupakan fi lm yang di-buat khusus oleh PVG guna sosiali-sasi tentang bencana letusan gunung api, khususnya Gunung Api Merapi, Jawa Tengah. Pembuatan fi lm terse-but di lapangan dikoordinasikan oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK), Yogyakarta, PVG. “Di bawah Langit Merapi” merupakan sebuah fi lm yang indah dan informatif. Film tersebut mendapat apreasiasi yang tinggi dari Bapak Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono, pada suatu kesempatan beliau menyaksikan fi lm tersebut.

Pengunjung Acara Pemutaran FilmPara pengunjung acara pemuta-

ran fi lm adalah siswa-siswa TK, SD, SMP, SLA, para guru pendamping, mahasiswa, dan masyarakat umum yang berada di Kota Bandung dan

Gambar 19. Ir. Suyartono, M.Sc., Sekretaris Badan, me-wakili Kepala Badan, menyerahkan dokumen geologi ke-pada Kepala Dinas Pertambangan dan Energi wakil dari Daerah.

Gambar 20. Peserta Sosialisasi mengunjungi museum geologi.

WARTA GEOLOGI, SEPTEMBER 200632

FOKUS KITA

Kabupaten Bandung. Jumlah pen-gunjung acara pemutaran fi lm yang mencapai 2.000 orang dibagi ke da-lam beberapa kelompok pemutaran fi lm sesuai kapasitas gedung Audito-rium Geologi, Lantai II.

Para pengunjung yang menyaksi-kan pemutaran fi lm bencana geologi itu tampak antusias, benar-benar menikmati, dan larut dalam setiap fi lm yang diputar dalam acara terse-but. Celoteh khas anak-anak sekolah kerap kali terlontar dalam beberapa sesi dari fi lm tersebut yang menggu-gah emosi mereka.

Dalam Gambar 23, tampak ba-gaimana keseriusan para siswa yang sedang menyaksikan fi lm bencana

geologi. Baik mereka yang duduk di depan, maupun yang duduk di belakang sama-sama khidmat meny-aksikan fi lm bencana geologi yang se-dang diputar. Dalam beberapa sessi pemutaran fi lm, sebagaimana tam-pak dalam gambar, pengunjung ter-kadang luber tidak tertampung oleh tempat duduk yang tersedia.

Kesan dan Pesan PengunjungPemutaran fi lm bencana geologi

telah merebut perhatian ribuan pe-lajar TK, SD, SMP, SLA, mahasiswa dan para guru pendamping yang ber-kesempatan menyaksikan fi lm-fi lm tersebut. Para pengunjung pemuta-ran fi lm begitu terkesan dengan re-

kaman peristiwa, narasi, dan pesan yang disampaikan oleh fi lm-fi lm yang ditayangkan. Hal tersebut sebagai-mana dapat disimak dari kesan dan pesan mereka setelah menyaksikan pemutaran fi lm bencana geologi ter-sebut. Beberapa dari pesan dan ke-san mereka dikutipkan berikut ini:- Widya Asoka S., mahasiswa

Unpad Jurusan Teknik Geologi: ”Congratulation!!! Acaranya seru kami sangat menantikan acara serupa, jadi ga perlu imax di Ke-ong Mas sering-sering aja... maha-siswa juga peduli koq”.

- Banu Medi, mahasiswa Unpad Jurusan Teknik Geologi: ”Sangat bermanfaat khususnya bagi kami yang memang jurusan geologi, tapi durasinya kurang lama”.

- Sendi, mahasiswa Unpad extention Geologi: ”Sangat bagus berman-faat sekali bagi kami mahasiswa jurusan geologi kalau bisa sering diadakan”.

- Lala, guru SMP – SMA Mutiara Bunda, Bandung: ”Film yang di-putar cukup bagus dan menarik. Sayangnya di fi lm yang kedua tidak ditranslate ke bahasa In-donesia, jadi konsentrasi anak-anak saat menonton berkurang. Bagaimana kalau diputarkan fi lm mengenai vulkanologi yang ada ki-sah mengenai manusia yang men-galami dan bagaimana perasaan-nya, sehingga yang nonton bisa lebih waspada tentang bahaya vulkanik”.

- Sari Murnani, siswa SMU Mutiara Bunda, Bandung: ”Kesan sub-hanallah semua membuat saya

Gambar 21. Siswa SD sedang menyaksikan pemutaran fi lm gunung api.

Gambar 22. Siswa SLTP sedang menyaksikan pemutaran fi lm gunung api.

Gambar 23. Potret pandangan burung suasana pemutaran fi lm gunung api dilihat dari pintu depan Lantai II gedung Auditorium Geologi.

WARTA GEOLOGI, SEPTEMBER 2006 33

FOKUS KITA

semakin takjub dan menghargai kerja para geologist. Pesan: sosia-lisasi bencana lebih dini”.

- Aisyah, Siswa SMA Mutiara Bun-da, Bandung: “Great, we can learn anything, about volcanic eruption, such as ash falls, volcanic tsuna-mi, lava fl ows, ash fl ow, etc. But we can’t listen the audio well, the audience should be quiet when they watch the fi lm”.

- Ulfah, SD Soka, Bandung: ”Pame-ran lebih baik diteruskan dan pa-meran ini bagus untuk dipelajari dan diingat”.

- Fajar Tri Kusuma, siswa SMPN I Lembang:” Saya senang datang ke Museum Geologi karena saya bisa melihat langsung benda-benda di masa purba dan bisa menonton bagaimana gempa dan letusan bersama-sama. Tolong gratiskan untuk masuk ke Museum agar semua orang bisa melihat benda-benda di Museum”.

- Heni, siswa SMA Mutiara Bunda: ”Informasi yang diberikan sangat memeuaskan kita bisa meng-etahui keadaan alam di bumi ini. Memberikan kepuasan kepada pengunjung, lebih ditingkatkan lagi wawasan mengenai ilmu pengetahuan alamnya”.

- Deniar N.F., siswa SD Soka, Bandung: ”Pamerannya lebih baik diteruskan karena menam-bah wawasan dan pengetahuan. Lebih banyak lagi pameran agar lebih banyak nambah wawasan. Filmnya juga bagus dan harus di-teruskan”.Acara pemutaran fi lm bencana

geologi dapat dikatakan sangat sukses. Dari makna asal sosialisasi, yaitu pembelajaran atau belajar berbudaya, acara tersebut juga merupakan suatu langkah nyata. Ke depan acara-acara seperti pemutaran fi lm sudah saatnya ditingkatkan, baik jenis fi lmnya, sarananya, maupun pengunjungnya.

CATATAN AKHIR DAN REKOMENDASI

Setelah berakhirnya praktek so-sialisasi bidang geologi dengan me-nampilkan sebanyak 12 kegiatan dan topik utama mitigasi bencana geologi terdapat beberapa hal yang menjadi catatan akhir dan rekomen-dasi atau harapan ke depan terhadap kegiatan tersebut. Catatan akhir dan

rekomendasi tersebut akan disam-paikan dalam dua bagian: Umum dan Acara per acara sebagaimana di bawah ini.

Kegiatan Sosialisasi secara Umum1) Badan Geologi DESDM di awal

tahun pertama berdirinya te-lah melaksanakan sosialisasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Penyelenggaraan so-sialisasi tersebut cukup sukses, baik dalam makna dasar sosiali-sasi sebagai pembelajaran atau ”learning of culture” maupun sebagai pelaksanaan fungsi Pe-merintahan, yaitu: menyiapkan masyarakat untuk mengenal le-bih jauh pengetahuan dan skill aplikasi geologi untuk berbagai pemanfaatannya dalam kehidu-pan bermasyarakat.

Rekomendasi: agar kegiatan sosia-lisasi semacam ini dilanjutkan, baik dalam rangka penyempur-naan makna sosialisasi yang mengandung pengertian kegia-tan yang diulang-ulang, maupun dalam konteks masih mening-katkan penyebarluasan infor-masi geologi, baik jenis maupun jumlah;

2) Para tamu undangan perwakilan dari dinas-dinas propinsi seluruh Indonesia kelihatan amat antu-sias mengikuti acara sosialisasi. Demikian pula, dari pengamatan serta kesan dan pesan dari acara lain dalam sosialisasi (anak-anak TK, siswa SD, SMP, SMA, dan Mahasiswa serta guru-guru pen-damping) para peserta menyata-kan acara sosialisasi ini penting dan agar ke depan semakin dit-ingkatkan. Hal tersebut antara lain sebagai impak dari banya-knya ragam sajian cara sosialisa-si yang ditampilkan, dari mulai: lomba gambar, lomba karya tulis, lomba foto, seminar, pameran, malam seni budaya, launching buku, Open House Badan Geo-logi, dan kunjungan ke Museum Geologi.

Rekomendasi: a. Agar sosialisasi bidang geolo-gi sebaiknya dilakukan setiap ta-hun. Demikian pula, agar sosia-lisasi tersebut dilakukan dengan berbagai metode yang menarik dan atraktif dan dilakukan se-

jak dini untuk perecepatan pe-mahaman masyarakat terhadap geologi, sehingga geologi lebih menyentuh masyarakat;b. Perlu dilakukan studi ban-ding dengan pengalaman luar negeri dalam menangani geologi. Untuk itu dapat dirancang Ke-giatan Sosialisasi Geologi Inter-nasional dengan tambahan aca-ra seperti: Pekan Film Geologi Internasional, Lomba Fotografi Geologi Internasional, Pameran Geologi Internasional, dan Lom-ba Gambar;

3) Perwakilan dari dinasi-dinas per-tambangan atau yang terkait geo-logi wakil dari berbagai daerah mengharapkan agar penelitian yang dilakukan oleh Badan Geo-logi lebih rinci sehingga mampu menjangkau skala operasional di daerah.

Rekomendasi: Haruslah dapat di-pahami bahwa memang tugas pusat hanya pada skala regio-nal. Peta-peta rinci sebagai mo-del pembuatan peta-peta skala rinci menjadi salah satu target Badan Geologi ke depan. Tetapi, Peraturan Menteri Dalam Negeri juga menyatakan kewajiban dae-rah untuk melakukan pemetaan dengan skala operasional. Ada-nya alokasi dana dekonsentrasi dapat dimanfaatkan ke depan. Kepala Badan Geologi akan me-nyampaikan ke Sekjen perlunya alokasi dana dekonsentrasi un-tuk kegiatan penyelidikan (sesu-ai ulasan Kepala Badan Geologi dalam acara seminar kebenca-naan).

4) Para peserta sosialisasi wakil-wa-kil dari daerah juga menyatakan harapannya agar Badan Geologi menjadi satu-satunya pemegang otoritas dalam penelitian dan pe-layanan bidang geologi, khusus-nya mitigasi bencana alam.

Rekomendasi: sebagaimana dinyata-kan Kepala Badan Geologi dalam ulasan akhir pada acara seminar kebencanaan geologi: Saat ini otoritas peringatan dini gempa bumi dan tsunami pada BMG di-karenakan BMG yang memiliki infrastruktur pemantauannya, sama halnya juga dengan Ba-dan Geologi untuk pemantauan gunung api. Sedangkan jika di-

WARTA GEOLOGI, SEPTEMBER 200634

FOKUS KITA

perlukan, penjelasan tentang mekanisme dan proses terjadi-nya gempa bumi dan tsunami merupakan kewenangan Badan Geologi. Selanjutnya segera akan dibuat MoU antara Badan Geo-logi dan BMG agar mempertegas tentang otoritas informasi gempa bumi dan tsunami untuk publik;

5) Beberapa kekurangan dan kesa-lahan teknis dalam pelaksanaan sosialisasi geologi ini terjadi yang agak mengganggu kelancaran acara.

Rekomendasi: Perlu evaluasi pelak-sanaan sosialisasi yang telah dilaksanakan dan peningkatan persiapan serta koordinasi dari seluruh unit-unit di bawah Ba-dan Geologi dan panitia pelaksa-na untuk sosialisasi yang akan dilaksanakan.

Acara per Acara

1) Lomba gambar geologi: Lomba gambar geologi untuk anak-anak SD secara umum berhasil men-capai sasaran penyelenggaran-nya. Sebanyak 117 peserta ikut lomba ini melebihi target peserta sebanyak 100 orang. Kualitas gambar yang dihasilkan juga ber-variasi. Pelaksanaan lomba gam-bar menunjukkan ketertarikan yang besar dari generasi muda terhadap masalah kegeologian;

Rekomendasi: Lomba gambar agar dilaksanakan kembali pada aca-ra sosialisasi ke depan. Jumlah peserta dan kelompok peserta dapat ditingkatkan. Kualitas pelaksanaan perlu ditingkatkan. Produk lomba gambar berguna dan dapat ditingkat untuk sosia-lisasi dengan pembuatan kalen-der, poster, dll.

2) Belajar sambil Belajar Planet Sains: Acara belajar sambil ber-main (demo sains) yang dipera-gakan oleh Planet Sains menda-pat sambutan sangat baik dari peserta (anak-anak SD peserta lomba gambar). Seluruh peserta secara aktif melakukan praktek belajar sambil bermain dengan tema gunung api meletus. Hal itu menunjukkan bahwa kesempa-tan memperkenalkan geologi se-jak dini adalah bagian yang perlu mendapat perhatian. Kekurang-an kecil dalam pelaksanaan, yai-

tu lokasi penyelenggaraan yang tergeser oleh lokasi hiburan dan bazaar tidak mengurangi nilai le-bih dari pelaksanaan demo sains tersebut.

Rekomendasi: Penyajian acara seper-ti demo sains dari Planet Sains ke depan harus tetap dilakukan dalam sosialisasi, terutama jika kita membidik usia sekolah se-bagai target sosialisasi. Merujuk kepada makna sebenarnya dari aktivitas sosialisasi, pengenalan geologi sejak dini sebagaimana disajikan oleh demo sains ter-sebut sangat relevan. Dalam pelaksanaannya ke depan, Ba-dan Geologi dapat bekerjasama dengan pihak-pihak lain yang terkait erat, seperti: Dinas Pendi-dikan di daerah, sekolah-sekolah, dll., selain dengan para spesialis di bidang demo sains tersebut.

3) Pameran Badan Geologi: Pame-ran dilaksanakan dalam acara sosialisasi Badan Geologi cukup berhasil. Salah satu kekurangan-nya jika pun ada adalah ruangan yang kurang mencukupi sehing-ga stand pameran tampak agak berdesak-desakan. Beberapa ba-han pameran perlu dipersiapkan lebih baik lagi.

Rekomendasi: Penyajian poster dan brosur serta media lain untuk pameran perlu ditingkatkan lagi. Pameran perlu dilaksanakan lagi pada kesempatan sosialisasi bi-dang geologi ke depan.

4) Lomba Karya Tulis Geologi: Peserta lomba karya tulis ma-sih relatif kurang dibandingkan dengan jumlah perguruan tinggi yang menyelenggarakan pro-gram pendidikan bidang geologi. Promosi adanya kegiatan lomba karya tulis ke depan perlu dit-ingkatkan lagi. Lomba karya tu-lis sangat baik dilakukan secara rutin untuk lebih memasyara-katkan institusi geologi di ka-langan universitas dan sekaligus merangsang minat dan bakat menulis mahasiswa dalam meng-embangkan wawasan tentang geologi

Rekomendasi: Lomba karya tulis ke depan perlu diselenggarakan lagi dan ditingkatkan lagi penyelen-ggaraannya. Kelompok peserta lomba dapat diperluas mulai

kelompok umum, tingkat SMA sampai tingkat SMP. Demikian pula kategorinya diperluas tidak hanya geologi populer. Penjurian disarankan untuk melibatkan pi-hak luar instansi Badan Geologi. Ke depan, dalam lomba seperti ini, dapat dilaksanakan acara presentasi masing-masing karya tulis yang masuk fi nal. Presenta-si ini termasuk aspek yang dinilai untuk menentukan pemenang.

5) Lomba foto Geologi: Lomba foto geologi yang ditujukan untuk para karyawan intern Badan Geo-logi perlu ditingkatkan promosi-nya. Hal ini terlihat dari peserta lomba yang hanya dari unit-unit tertentu. Diharapkan ke depan seluruh staf peneliti bidan geo-logi yang memiliki keahlian atau hobi memotret dapat mengikuti lomba sejenis. Sebab, lomba foto geologi sangat signifi kan untuk mengungkapkan potensi seni dari para ahli geologi yang masih belum banyak dikembangan. Hal ini sekaligus memberikan nilai lebih pada aspek geologi, misal-nya: aspek dokumentasi. Produk lomba foto juga dapat dijadikan media promosi dan sosialisasi bi-dang geologi seperti pembuatan kalender, poster, dll.

Rekomendasi: budaya mengabadikan fenomena geologi dalam peneliti-an perlu digencarkan. Untuk itu diperlukan upaya-upaya seperti: mewajibkan para peneliti untuk mengambil foto objek yang dite-litinya. Hal ini akan mendukung salah satu tujuan lomba foto geologi. Dalam sosialisasi ke de-pan, lomba foto geologi termasuk acara yang harus dipertahankan, bahkan ditingkatkan pelaksana-annya

6) Geology Award: Merupakan acara baru dalam sosialisasi-so-sialisasi bidang geologi. Sebuah acara yang potensial mening-katkan eksistensi Badan Geologi dan kemitraan dengan para war-tawan atau media cetak. Acara ini ke depan perlu ditingkatkan. Pelaksanaan penganugerahan Geology Award sedikit terganggu karena koordinasi yang kurang.

Rekomendasi: Acara Geology Award perlu diselenggarakan, bahkan tidak dalam acara sosialisasi

WARTA GEOLOGI, SEPTEMBER 2006 35

FOKUS KITA

sekalipun, dapat diagendakan menjadi kegiatan tahunan Badan Geologi. Kriteria award perlu di-tingkatkan ragamnya, tidak saja semata-mata kuantitas, melain-kan juga kualitas. Demikian pula media yang dinilai untuk dibe-rikan award, bukan saja media cetak harian, melainkan tokoh (person, orang), media elektro-nik, dll. Untuk itu diperlukan perencanaan, koordinasi dengan pihak-pihak terkait, penyebaran informasi, dan tentu saja pembi-ayaan (penganggaran).

7) Seminar Kebencanaan Geolo-gi: Pelaksanaan cukup berhasil, penyajian materi banyak meny-entuh rasa ingin tahu peserta seminar. Diskusi hangat yang terjadi menunjukkan minat dan perhatian yang tinggi dari para peserta.

Rekomendasi: Acara seminar dalam sosialisasi perlu diselenggara-kan kembali. Format seminar perlu dirancang agar peseta lebih aktif dalam berdikusi maupun menanggapi materi. Perlu diper-timbangkan untuk melibatkan para ahli dari luar instansi, baik sebagai nara sumber maupun moderator.

8) Malam Seni Budaya untuk So-sialisasi: Apa yang berlangsung dalam sosialisasi yang baru lalu, meski belum optimal, namun cu-kup memberi gambaran tentang besarnya potensi seni dan bu-daya untuk sosialisasi, termasuk sosialisasi bidang geologi. Untuk optimalisasi pemanfaatan seni dan budaya dalam sosialisasi diperlukan perencanaan yang matang, penyeragaman persepsi, koordinasi, dan latihan dengan nara sumber.

Rekomendasi: Seni budaya untuk sosialisasi perlu dilaksanakan lagi di tahun-tahun berikutnya. Bahkan bila perlu diadakan satu acara khusus untuk melaks-anakannya dengan format acara yang dirancang matang. Perlu diingat bahwa seni dan budaya

untuk sosialisasi bukanlah hi-buran semata-mata. Penekanan-nya adalah bahwa setiap sajian seni dan budaya harus berisikan pesan tentang peningkatan pe-nelitian dan pelayanan geologi. Seni semacam seni pertunjukan, seni tradisi, seni drama dan se-jenisnya, potensial untuk dija-dikan media sosialisasi bidang pembangunan, termasuk geo-logi.

9) Launching Buku: Acara menda-pat sambutan sangat baik dari para peserta sosialisasi. Acara tersebut juga mendapat apresiasi dari para ahli geologi, baik dari lingkungan Badan Geologi mau-pun dari luar. Karena topik dan cara penyajian buku merambah tidak saja satu disiplin ilmu, aca-ra semacam launching buku da-pat menjadi ajang diskusi yang sangat bermanfaat antara para ahli dari berbagai disiplin ilmu dengan tujuan yang sama: efek-tivitas sosialisasi dan lebih luas-nya lagi peningkatan pembangu-nan.

Rekomendasi: Agar acara sejenis launching buku dilaksanakan secara rutin, baik dalam acara sosialisasi maupun acara khu-sus yang diagendakan untuk itu. Acara sejenis yang dapat dilaku-kan adalah dikusi buku tentang geologi. Untuk itu diperlukan upaya memperbanyak penuli-san dan penerbitan buku serta peningkatan apresiasi terhadap publikasi-publikasi di bidang geologi.

10) Open House Badan Geologi: Agenda yang berisikan pemba-gian dokumen geologi untuk daerah menjadi agenda yang amat ditunggu-tunggu oleh para peserta sosialisasi dari Daerah. Hal itu mengingat pentingnya informasi hasil-hasil penelitian yang telah di lakukan oleh Ba-dan Geologi bagi daerah. Agenda tersebut merupakan salah satu acara unggulan dan efektif dalam sosialisasi.

Rekomendasi: Agar dalam acara so-sialisasi ke depan dapat diselen-ggarakan lagi acara open house seperti itu. Karena dirasakan oleh semua pihak betapa besar-nya manfaat acara tersebut, baik untuk meningkatkan kemitraan, saling percaya, evaluasi, dan mo-del percontohan. Isi kandungan acara tersebut ke depan tidak mesti berupa penyerahan doku-men geologi. Dalam open house selanjutnya dapat saja diselen-ggarakan acara sehari praktek penelitian lapangan atau labora-torium geologi bersama tim ahli dari Badan Geologi, dst.

11) Pemutaran Film Bencana Geo-logi: Acara yang menampilkan fi lm ”Di bawah langit Merapi” dan ”Understanding Volcanic Ha-zards” ini mendapat perhatian yang luar biasa, bahkan peserta membludak hingga lebih dari 1500 orang. Hal ini menunjuk-kan bahwa fi lm merupakan sa-lah satu media yang paling efektif untuk penyebarluasan informasi dan sosialisasi.

Rekomendasi: Acara pemutaran fi lm seperti itu perlu diulang dalam setiap acara sosialisasi ke depan. Bahkan, jika diperlukan diada-kan khusus pekan fi lm geologi. Dengan demikian, tema fi lm-nya juga perlu diperluas ke bidang geologi lainnya. Baik jam tayang maupun jumlah fi lm perlu dip-erbanyak. Karena itu, program pembuatan media sosialisasi sejenis fi lm ini sudah saatnya dilaksanakan oleh pusat-pusat di lingkungan Badan Geologi.

12) Kunjungan Ke Museum Geologi Bandung: Merupakan acara yang membangkitkan kepedulian para peserta terhadap pentingnya ke-beradaan museum geologi di se-tiap daerah.

Rekomendasi: Acara kunjungan ke museum perlu diselenggarakan kembali dalam acara sosialisasi ke depan. Rincian acara di mu-seum perlu diefektifkan. **

WARTA GEOLOGI, SEPTEMBER 200636

Pengucapan Sumpah/Janji PNS tanggal 18 Oktober 2006. Merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan oleh Badan Geologi dalam rangka pengemban-gan pegawai di lingkungannya. Mereka yang akan diangkat sumpah adalah para calon PNS yang sudah memenuhi syarat untuk diangkat sebagai PNS penuh.

Halal Bi Halal 1427 H, Badan Geologi, diren-canakan tanggal 10 November 2006 di Au-ditorium Geologi, Bandung. Kegiatan non Pemerintahan yang rutin dilak-sanakan setiap selesai melaksanakan ibadah puasa. Kegiatan yang penting untuk mening-kat silaturahmi di antara staf Badan Geologi

Peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Pa-nas Bumi di Mataloko, November 2006Kegiatan PMG, Badan Geologi bekerjasama dengan PLN. Kegiatan ini merupakan puncak dari kegiatan sebelumnya di bidang pengem-bangan panas bumi, PMG, Badan Geologi, khususnya di daerah Mataloko, P. Flores, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Pertemuan CCOP di Daejeon, Kores, tang-gal 29 Oktober sampai dengan 5 November 2006.Kegiatan kerjasama luar negeri yang diikuti oleh Indonesia, dalam hal ini Badan Geologi DESDM. Kegiatan tersebut diselenggarakan secara rutin Sekretariat CCOP yang bermarkas di Thailand. Direncanakan delegasi Indonesia – dalam hal ini Badan Geologi dan instansi lain yang terkait- akan dipimpin oleh Kepala Badan Geologi, Bambang Dwiyanto, MSc.

Pengukuhan professor riset bidang geolo-gi untuk Dr. Ir. Udi Hartono, 6 November 2006.“Profesor riset” adalah jabatan tertinggi dalam karir jabatan fungsional peneliti bumi. Dr. Ir. Udi Hartono dari PSG, Badan Geologi, sudah memenuhi syarat memperoleh gelar profesor

riset. Pengukuhan profesornya akan dilak-sanakan di Auditorium Geologi, Bandung, 6 November 2006. Dr. Udi Hartono setelah pen-guhan gelar profesornya nanti akan menjadi professor riset yang pertama di lingkungan Badan Geologi, yang ke enam di lingkungan Departemen Energi dan Sumber Daya Min-eral, dan yang ke 116 di Negara Republik In-donesia. Selamat untuk Dr. Ir. Udi Hartono!.

Kunjungan delegasi Vietnam (Centre for Information and Acrchieve of Geology/CIAG), 20 – 24 November 2006.Acara kunjungan delegasi Vietnam akan menjadi kunjungan delegasi luar negeri yang pertama dalam perjalanan Badan Geologi se-jak diresmikannya pada November 2006, di luar kunjungan serupa yang merupakan lan-jutan kerjasama (Pusat-pusat di lingkungan Badan geologi) sebelumnya

Pameran “Gelar Teknologi”, di Sabuga, ITB, 22 November 2006Pameran ini akan diikuti oleh Pusat Sumber Daya Geologi (PMG).

MoU antara Pertamina dengan Badan Ge-ologi, November 2006MoU ini ditujukan sebagai landasan kerjasa-ma bidang energi antara Pertamina dengan Badan Geologi. Kegiatan pertama setelah MoU ini adalah penelitian panas bumi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

MoU antara Pemerintah Jerman dengan Pemerintah Republik Indonesia yang didel-egasikan kepada Badan Geologi, DESDM, Desember 2006Merupakan MoU yang pertama antara Badan Geologi dengan wakil dari Negara luar. MoU ini merupakan payung kerjasama antara Pemerintah Jerman dengan Pemerintah In-donesoa dalam penelitian dan pelayanan bi-dang geologi.

AGENDA BADAN GEOLOGIOKTOBER - DESEMBER 2006

Badan Geologi dalam dua bulan ke depan (November – Desember 2006) akan cukup disibukkan dengan beberapa kegiatan penting di samping kegiatan rutin pelaksanaan rencana kerjanya di Tahun Anggaran 2006. Berikut agenda dari kegiatan-kegiatan dimaksud:

AGENDA

FOTO-FOTO LOMBA GAMBAR