Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan...

96
Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan Hati Membentuk Sekretaris Profesional Oleh: Drs. R. Sriyono DH, Bc.Th. Pengaruh Mutu Kompetensi Lulusan Perguruan Tinggi Terhadap Penurunan Tingkat Pengangguran Oleh: Muller Sagala, S.E.,M.M. Pentingnya Pengembangan Kepribadian Sebagai Sekretaris Profesional Oleh : V.Y. Sri Sudarwinarti, S.Pd., M.Si. Tantangan Profesi Sekretaris Menuju Masyarakat Ekonomi Asean Oleh : Muller Sagala, S.E.,M.M. Rajin, Jujur, Beretika Sebagai Faktor Utama Berjaya Dalam Karier Oleh : Drs. R. Sriyono DH, Bc.Th. Vol.5 No.1 Januari 2016

Transcript of Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan...

Page 1: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan Hati Membentuk Sekretaris Profesional Oleh: Drs. R. Sriyono DH, Bc.Th.

Pengaruh Mutu Kompetensi Lulusan Perguruan Tinggi Terhadap Penurunan Tingkat Pengangguran Oleh: Muller Sagala, S.E.,M.M.

Pentingnya Pengembangan Kepribadian Sebagai Sekretaris Profesional Oleh : V.Y. Sri Sudarwinarti, S.Pd., M.Si.

Tantangan Profesi Sekretaris Menuju Masyarakat Ekonomi Asean Oleh : Muller Sagala, S.E.,M.M.

Rajin, Jujur, Beretika Sebagai Faktor Utama Berjaya Dalam Karier Oleh : Drs. R. Sriyono DH, Bc.Th.

Vol.5 No.1 Januari 2016

Page 2: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5 No.1 - Januari 2016 i

Vol.5 No.1 - Januari 2016 ISSN 2089-4198

ADB’S Secretary JURNAL DUNIA SEKRETARIS

Susunan Kepengurusan Jurnal Ilmiah Dunia Sekretaris :

Penanggung Jawab

:

Muller Sagala, S.E., M.M.

Mitra Bestari/Reviewer

Pimpinan Redaktur

:

:

Dr. Nicolaus Uskono, S.Sos., M.Si.

Dr. V.W. Cahyana, M.Si.

Dr. Hendrikus Passagi

Dr. Zulkifli Rangkuti

V.Y. Sri Sudarwinarti, S.Pd., M.Si.

Wakil Pimpinan Redaktur : Drs. Redemptus Sriyono D H., Bc.Th.

Redaktur : Cecilia Agustien Umbas, S.Kom., M.Pd.

Astuti Widiati, S.E

Penyunting / Editor : Ir. Markonah, ASAI, M.M.

Drs. Redemptus Sriyono D H., Bc.Th.

Muller Sagala, S.E., M.M

Desain Grafis dan Fotografer : Widyastuti Listyawati, S.Sos.

Sekretariat : M.V. Mieke Marini M.P., S.Pd

Widyastuti Listyawati, S.Sos.

Theresia Pawarti

A. Niken Budi Palupi

Alamat Redaksi : Kampus Asekma Don Bosco

Jl. Pulomas Barat V

Jakarta Timur

Telp: 021-4898774 Faks:021-4701190.

Situs http://www.asekma.ac.id

Email: [email protected]

Page 3: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5 No.1 - Januari 2016 ii

PENGANTAR REDAKSI

Pembaca yang terhormat,

Buku Jurnal Dunia Sekretaris nomor Vol.5 No.1 Januari 2016 ini

merupakan karya ilmiah dari para dosen, dan mahasiswi Akademi Sekretari dan

Manajemen Don Bosco yang relevan dengan dunia sekretaris. Buku Jurnal Ilmiah

ini menyajikan beberapa kajian yang menarik antara lain mengenal faktor-faktor

apa saja yang membentuk sekretaris profesional, sejauh mana kompetensi lulusan

program vokasi dapat menurunkan tingkat pengangguran, tantangan profesi

sekretaris atau personal assistant menuju MEA, dan bagaimana cara untuk berjaya

dalam karier.

Topik-topik di atas sangat relevan dalam rangka menyambut Masyarakat

Ekonomi ASEAN (MEA) dan AFTA yang dimulai tahun 2016. MEA penuh

dengan tantangan dan adanya dorongan daya saing yang kuat. Softskill merupakan

faktor dominan dalam dunia ketenagakerjaan selain hardskill yang dimiliki.

Semoga para pengguna buku Jurnal Ilmiah ini mendapatkan manfaat besar

dalam bidangnya masing-masing sekaligus untuk mendorong perkembangan

profesi sekretaris dalam dunia yang terus berubah.

Salam sukses dari Dewan Redaksi.

Jakarta, 2 Januari 2016

Dewan Redaksi

Page 4: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5 No.1 - Januari 2016 iii

Vol.5 No.1 - Januari 2016 ISSN 2089-4198

ADB’S Secretary JURNAL DUNIA SEKRETARIS

DAFTAR ISI

Hal

1. Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan Hati Membentuk Sekretaris

Profesional

Oleh: Drs. R. Sriyono DH, Bc. Th.

1

2. Pengaruh Mutu Kompetensi Lulusan Perguruan Tinggi Terhadap

Penurunan Tingkat Pengangguran

Oleh: Muller Sagala, S.E.,M.M.

20

3. Pentingnya Pengembangan Kepribadian Sebagai Sekretaris

Profesional

Oleh: V.Y. Sri Sudarwinarti

40

4. Tantangan Profesi Sekretaris Menuju Masyarakat Ekonomi Asean

Oleh: Muller Sagala, S.E.,M.M.

57

5. Rajin, Jujur, Beretika Sebagai Faktor Utama Berjaya Dalam Karier

Oleh: Drs. R. Sriyono DH, Bc. Th.

75

Page 5: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 1

NILAI CERDAS, SIGAP, DAN DENGAN HATI MEMBENTUK

SEKRETARIS PROFESIONAL

Studi Kasus : ASEKMA Don Bosco

Oleh: Drs. R. Sriyono DH, Bc. Th.

(Dosen ASEKMA Don Bosco, [email protected])

ABSTRACT

Changes in business technology has led to the establishment of the level of high efficiency

and effectiveness. This requires a professional way of working, including the workings of a

professional secretary. Being a professional secretary is not formed instantly granted, but

necessary process of planting the ethical values and professional. Those values must be

owned by every professional. There are many ways of testing whether a person can be

called as a professional secretary. In this paper, there are two ways of testing is test

reliability and test ethical values. ASEKMA Don Bosco reliability and instill these values

in three words: intelligent, alert, and with the heart. By planting the value of intelligent,

alert, and with the heart, ASEKMA Don Bosco was able to produce graduates professional

secretary.

Keywords: intelligent, alert, with the heart

PENDAHULUAN

Setiap mahasiswa yang telah lulus ingin bekerja dan menjalankan pekerjaannya secara

profesional dan ingin agar apa yang mereka kerjakan dapat berhasil dan sukses.

Kesuksesan menjadi dambaan bagi setiap mahasiswa, karena dengan meraih kesuksesan

Page 6: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 2

maka hidup mereka akan menjadi lebih nyaman dibanding yang keadaan mereka

sebelumnya.Tetapi tidak banyak yang mengetahui bahwa kesuksesan merupakan hasil

kerja keras dan ketekunan (rajin) dalam jangka waktu tertentu. Tidak akan ada kesuksesan

tanpa usaha. Dan untuk meraih kesuksesan kadang-kadang akan melewati kegagalan demi

kegagalan di dalamnya. Kegagalan yang terjadi tidak boleh berhenti berusaha. Ketika

menghadapi kegagalan dan berhenti di titik tersebut, maka akan kehilangan kesuksesan

yang telah menanti.

Dalam kenyataannya banyak lulusan perguruan tinggi yang sudah gagal sebelum

menyerahkan berkas lamarannya, tidak ada semangat dan kerja keras untuk bersama

bersaing dengan pelamar lainnya. Banyak juga yang gagal ketika pelaksanaan wawancara.

Idealnya dengan memiliki nilai-nilai cerdas, sigap, dan dengan hati dapat membantu

keberhasilan wawancara. Hardskill sangat perlu tetapi jangan juga mengesampingkan

softskill. Untuk seorang sekretaris profesional justru yang diutamakan adalah softskill yang

dimilikinya.

Tidak sedikit mahasiswa yang ingin meraih keberhasilan, tetapi tidak mau bekerja

keras atau bahkan tidak melakukan apapun untuk mendapatkannya. Khususnya pada

masyarakat informasi ini, setiap orang harus memiliki jiwa infopreneurship dan harus

proaktif dalam melihat peluang, kreatif dan inovatif untuk mengolahnya (Budi Sutedjo

Dharma Oetomo: 2011). Demikian diharapkan para mahasiswa ASEKMA Don Bosco

memiliki semangat juang yang tinggi dan mau bekerja keras dalam menggapai kesuksesan

dalam kariernya. Kenyataannya tidak semua mahasiswa setelah selesai langsung siap

memasuki dunia kerja, masih banyak yang memiliki kekurangan-kekurangan antra lain:

Page 7: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 3

a. Kurang keterampilan berkomunikasi secara efektif.

b. Kurang keterampilan dalam mencari, menginterperetasikan dan memanfaatkan

informasi.

c. Tingkat berpikir yang kurang dalam mengidentifikasikan masalah dan pencarian solusi.

d. Kurang keterampilan dengan menangani tugas: administrasi, resepsionis, keuangan,

personal matters, monitoring and procuring order, general affair duties.

e. Kurang kemampuan dalam mengembangkan skill Human Relation.

f. Kurangnya rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan.

g. Kurangnya wawasan atau pengetahuan sebagai seorang sekretaris.

Agar tertanam dalam diri mahasiswa kebiasaan tantang hal mana yang baik sehingga

mahasiswa bukan saja menjadi paham (cerdas) tentang mana yang baik dan mana yang

salah, mahasiswa juga mampu merasakan (menjadi sigap) atas nilai yang baik dan mampu

melakukannya dengan hati. Diharapkan nantinya setelah bekerja sebagai seorang sekretaris

profesional, mereka adalah :

a. Sekretaris profesional yang memiliki kepribadian matang, tangguh dan dewasa.

b. Sekretaris profesional yang religius, bermoral dan taqwa.

c. Sekretaris profesional yang berwawasan luas.

d. Sekretaris profesional yang tanggap dan mampu memenuhi tuntutan perubahan zaman

dan pasar kerja global.

Permasalahan yang dibahas dalam karya tulis ini adalah hal-hal apa yang membentuk

sikap cerdas, sigap, dan dengan hati mahasiswa dan dampaknya sehingga dapat

menghasilkan sekretaris profesional. Tujuan karya tulis ini adalah untuk mengetahui

Page 8: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 4

komponen-komponen apa saja yang terkait dengan sikap cerdas, sigap, dan dengan hati

mahasiswa.

Metode yang digunakan dalam penulisan karya ini adalah metode kepustakaan (library

research) yaitu dengan mencari literatur termasuk hasil penelitian yang berhubungan

dengan bahasan karya tulis ini.

LANDASAR TEORI

1. Pengertian Kecerdasan

Menurut kamus Bahasa Indonesia (http://www.kamusbesar.com), cerdas berarti

sempurna perkembangan akal budinya (untuk berpikir, mengerti, dan sebagainya),

tajam pikiran. Sigap berarti tangkas, cepat dan kuat (penuh semangat dan meyakinkan).

Dengan hati berarti bertindak dengan sesuatu yang ada di dalam tubuh manusia yang

dianggap sebagai tempat segala perasaan batin dan tempat menyimpan pengertian

(perasaan dan sebagainya), apa yang terasa dalam batin, atau sifat (tabiat) batin

manusia. Ketiga kata cerdas, sigap, dan dengan hati ini merupakan satu kesatuan

makna untuk membentuk seorang sekretaris profesional.

Disadari bahwa setiap individu memiliki perbedaan kemampuan, demikian juga

berlaku pada kecerdasan. Menurut psikolog terkenal Prof. Howard Gardner kecerdasan

merupakan kemampuan dalam memecahkan suatu persoalan serta menciptakan suatu

produk dengan berbagai sudut pandang dan terjadi dalam kondisi yang nyata.

Ada banyak manfaat jika dapat mengetahui macam-macam tipe kecerdasan. Baik

nantinya akan digunakan sebagai pengetahuan untuk dapat mengoptimalkan

kemampuan diri, atau sebagai profesi seperti pendidik yang tentu perlu memahami

kelebihan dan kekurangan peserta didiknya, atau bahkan sebagai seorang direktur yang

Page 9: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 5

mengetahui kemampuan karyawannya sehingga bisa menempatkannya pada posisi

yang sesuai. Oleh karena itu kali ini akan dipaparkan tipe-tipe kecerdasan beserta ciri-

cirinya menurut Prof. Howard Gardner atau lebih sering dikenal dengan Delapan Tipe

Kecerdasan menurut Gardner.

a. Kecerdasan Matematis-Logis: Kemampuan menggunakan angka dengan baik dan

melakukan penalaran yang benar. Kepekaan pada dan kapasitas mencerna pola-pola

logis atau numeris kemampuan mengolah alur pikiran yang panjang.

b. Kecerdasan Spasial: Kemampuan mempersepsikan dunia spasial-visual secara

akurat dan mentransformasikannya. Kepekaan mempersepsi (merasakan) dunia

spasial-visual secara akurat dan mentransformasi persepsi awal.

c. Kecerdasan Kinestetis Jasmani: Kemampuan menggunakan seluruh tubuhnya.

Keahlian menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan perasaan

serta keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah

sesuatu.

d. Kecerdasan Musikal: Kemampuan untuk menikmati, mengamati, membedakan,

mengarang, membentuk, dan mengekspresikan bentuk-bentuk musikal.

e. Kecerdasan Interpersonal : Kemampuan mempersuasi dan membedakan suasana

hati, maksud, motivasi, serta perasaan orang lain. Kemampuan mencerna dan

merespon secara tepat suasana hati, temperamen, motivasi dan keinginan orang

lain.

f. Kecerdasan Intrapersonal: Kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak

berdasarkan pemahaman tersebut. Memahami perasaan sendiri dan kemampuan

membedakan emosi, pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri.

g. Kecerdasan Naturalis : Keahlian mengenali dan mengkategorikan spesies flora dan

fauna di lingkungan sekitar. Keahlian membedakan anggota-anggota suatu spesies,

Page 10: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 6

mengenali eksistensi spesies lain dan memetakan hubungan antara beberapa spesies

baik secara informal, maupun formal.

2. Kriteria Sekretaris Profesional

Kriteria sekretaris profesional dapat dilihat dari sisi prinsip-prinsip berperilaku.

Prinsip-prinsip perilaku etis dan profesional meliputi akuntabilitas, transparansi,

kewajaran, kebijakan, dan kontrol kebijakan sebagaimana diuraikan berikut ini.

a. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kesesuaian antara aturan dan pelaksanaan kerja.

Akuntabilitas publik secara tradisional dipahami sebagai alat yang digunakan untuk

mengawasi dan mengarahkan perilaku administrasi dengan cara memberikan

kewajiban untuk dapat memberikan jawaban (answerability) kepada sejumlah

otoritas eksternal. Selain itu akuntabilitas publik dalam arti yang paling

fundamental merujuk kepada kemampuan menjawab kepada seseorang terkait

dengan kinerja yang diharapkan. Seseorang yang diberikan jawaban ini haruslah

seseorang yang memiliki legitimasi untuk melakukan pengawasan dan

mengharapkan kinerja.

Akuntabilitas publik memiliki pola-pola tertentu dalam mekanismenya, antara

lain adalah akuntabilitas program, akuntabilitas proses, akuntabilitas keuangan,

akuntabilitas outcome, akuntabilitas hukum, dan akuntabilitas politik. Dalam

pelaksanaannya, akuntabilitas harus dapat diukur dan dipertanggungjawabkan

melalui mekanisme pelaporan dan pertanggungjawaban atas semua kegiatan yang

dilakukan. Evaluasi atas kinerja administrasi, proses pelaksanaan, dampak dan

Page 11: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 7

manfaat yang diperoleh masyarakat baik secara langsung maupun manfaat jangka

panjang dari sebuah kegiatan.

Terkait dengan penjelasan tersebut diperlukan memiliki peran penting dalam

penegakan akuntabilitas, terutama dalam rangka pengembangan sumber daya

manusia. Oleh karena itu mahasiswa sebagai bagian dari civitas akademika pemilik

masa depan merupakan target pelaku penegakan akuntabilitas masa kini dan masa

depan. Dengan harapan bahwa integritas atau kesesuaian antara aturan dengan

pelaksanaan kerja pada diri mahasiswa dapat semakin ditingkatkan.

b. Transparansi

Prinsip transparansi ini penting karena pemberantasan korupsi dimulai dari

transparansi dan mengharuskan semua proses kebijakan dilakukan secara terbuka,

sehingga segala bentuk penyimpangan dapat diketahui oleh publik. Dalam bentuk

yang paling sederhana, transparansi mengacu pada keterbukaan dan kejujuran

untuk saling menjunjung tinggi kepercayaan (trust) karena kepercayaan,

keterbukaan, dan kejujuran ini merupakan modal awal yang sangat berharga bagi

para mahasiswa untuk dapat melanjutkan tugas dan tanggungjawabnya pada masa

kini dan masa mendatang.

c. Kewajaran

Prinsip fairness atau kewajaran ini ditujukan untuk mencegah terjadinya

manipulasi (ketidakwajaran) dalam penganggaran, baik dalam bentuk mark-up

maupun ketidakwajaran lainnya. Sifat-sifat prinsip kewajaran ini terdiri dari lima

hal penting yaitu komprehensif dan disiplin, fleksibilitas, terprediksi, kejujuran, dan

informatif.

Page 12: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 8

Prinsip kewajaran dapat mulai diterapkan oleh mahasiswa dalam kehidupan di

kampus. Misalnya, dalam penyusunan anggaran program kegiatan kemahasiswaan

harus dilakukan secara wajar. Demikian pula dalam menyusun laporan

pertanggung-jawaban, harus disusun dengan penuh tanggung-jawab.

d. Kebijakan

Kebijakan ini berperan untuk mengatur tata interaksi agar tidak terjadi

penyimpangan yang dapat merugikan negara dan masyarakat.

Aspek-aspek kebijakan terdiri dari isi kebijakan, pembuat kebijakan, pelaksana

kebijakan, kultur kebijakan. Kebijakan anti-korupsi akan efektif apabila di

dalamnya terkandung unsur-unsur yang terkait dengan persoalan korupsi dan

kualitas dari isi kebijakan tergantung pada kualitas dan integritas pembuatnya.

e. Kontrol kebijakan

Prinsip kebijakan juga dapat mulai diterapkan oleh mahasiswa dalam kehidupan

di kampus. Misalnya, dalam membuat kebijakan atau aturan main tentang kegiatan

kemahasiswaan harus mengindahkan seluruh aturan dan ketentuan yang berlaku di

kampus.

Prinsip kontrol kebijakan dapat mulai diterapkan oleh mahasiswa dalam

kehidupan kemahasiswaan di kampus. Misalnya, dengan melakukan kontrol pada

kegiatan kemahasiswaan, mulai dari penyusunan program kegiatan, pelaksanaan

program kegiatan, sampai dengan pelaporan. Setelah memahami prinsip yang

terakhir ini, mahasiswa kemudian diarahkan agar dapat berperan aktif dalam

melakukan tindakan kontrol kebijakan baik berupa partisipasi, evolusi maupun

Page 13: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 9

reformasi pada kebijakan-kebijakan kehidupan mahasiswa dimana peran

mahasiswa adalah sebagai individu dan juga sebagai bagian dari masyarakat,

organisasi, maupun institusi.

SEKRETARIS PROFESIONAL DAN PENGARUHNYA

Ada banyak kriteria yang dapat dijadikan patokan untuk menyebut seseorang itu

sekretaris profesional. Dalam uraian sebelumnya telah dijelaskan nilai-nilai yang

terkandung dan prinsip-prinsip perilaku etis profesional.

Dalam kasus ASEKMA Don Bosco, para mahasiswanya telah lama disiapkan untuk

menyambut era Masyarakat Ekonomi Asean yang segera akan diberlakukan dan sekaligus

membangun semangat bersaing dalam Dunia Usaha dan Dunia Industri di Era ini. Seperti

diketahui dunia usaha dan dunia industri di era MEA menuntut SDM yang mempunyai

kompetensi tinggi dan profesional. ASEKMA Don Bosco adalah lembaga pendidikan

tinggi yang menyelenggarakan pendidikan vokasi di bidang kesekretarisan yang

profesional dan berintegritas. Melalui program studinya ASEKMA Don Bosco

menyiapkan mahasiswanya agar menjadi cerdas, sigap, dan dengan hati.

ASEKMA Don Bosco membangun sekretaris profesional dan berintegritas tinggi

dengan sikap:

1. Cerdas dalam hal pendidikan, maksudnya mahasiswa memiliki pola pikir, pola sikap

dan pola tindak serta kompetensi sesuai dengan tuntutan zaman pendidikan yang

bermutu yang mampu bersaing dengan bangsa lain.

Page 14: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 10

2. Cerdas secara ekonomi, maksudnya memaksimalkan sumber daya atau potensi yang

ada, di antaranya adalah layanan teknologi informasi dan komunikasi, tata kelola, dan

peran sumber daya manusia yang baik.

3. Cerdas secara sosial, maksudnya cerdas yang memiliki keamanan, kemudahan, dan

kenyamanan dalam melakukan interaksi sosial dengan sesama mahasiswa ataupun

dengan para dosen dll.

Perilaku etis dan profesional yang telah ditanamkan dan wajib dimiliki oleh setiap

sekretaris profesional tentu harus teruji. Sikap profesional tersebut akan teruji ketika tugas-

tugas yang didelegasikan pimpinan dapat diselesaikan oleh sekretaris secara tepat dan

cepat.

Berikut ini adalah salah satu cara untuk menguji apakah seseorang tersebut telah dapat

disebut sekretaris profesional dan dapat diandalkan. Jika seseorang dimaksud tidak

termasuk dalam 8 butir yang disebut di bawah ini maka yang bersangkutan dapat disebut

sebagai sekretaris profesional.

1. Menolak diberi tugas

Pembimbing Akademik / dosen meminta mahasiswanya untuk mengerjakan suatu

tugas di luar tanggung jawab perkuliahan. Tugas tersebut membutuhkan waktu dan

tenaga, tapi mahasiswa tak tertarik untuk mengerjakan tugas tersebut, sehingga ada

mahasiswa menolak tugas tersebut. Jika alasan mahasiswa tidak benar, penolakan

tersebut bisa menjadi bumerang bagi mahasiswa sendiri. Adalah hal yang tidak

bijaksana untuk membangun reputasi di mata bos (pimpinan) sebagai orang yang tidak

dapat diandalkan. Selama mahasiswa masih bisa mengakomodir perintah atasan, dan

memiliki waktu untuk mengerjakan tugas, lakukanlah. Jawaban “tidak” dari mahasiswa

Page 15: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 11

meyakinkan dosen untuk berhenti menawarkan kesempatan berkembang dan

memperluas tanggung jawab kepada mahasiswa, termasuk tugas-tugas yang menarik

bagi mahasiswa.

2. Terlalu “manja”

Mahasiswa yang selalu minta perhatian dari dosennya terus menerus, akan

membuat dosen bertanya. Perhatian konstan yang diminta oleh mahasiswa dari dosen

terus menerus akan mengganggu pekerjaannya. Apalagi jika sampai mengusik tugas

pentingnya, bisa-bisa ia akan tidak memperdulikan para mahasiswanya.

3. Kurang komunikatif

Dalam pekerjaan, komunikasi adalah unsur penting. Pastikan mahasiswa dan

dosen berada dalam “gelombang” komunikasi yang sama. Mahasiswa harus bisa

memahami bagaimana cara dosen berkomunikasi. Apakah ia lebih suka mendapatkan

laporan mendetail, atau yang ringkas. Apakah ia lebih suka melalui email/ SMS untuk

penjelasan, atau lebih suka penjelasan langsung.

4. Terlalu banyak bertanya

Selalu dengarkan pembimbing akademik / dosen dengan seksama. Kalau perlu,

bawalah selalu buku catatan tiap kali ia bicara. Ia tak akan senang jika harus terus

menerus mengulang perintahnya. Usahakan untuk berpikir selangkah lebih maju ketika

ia mengajukan perintah, supaya mahasiswa tidak perlu mengganggunya ketika ada

yang terlewat. Jika memang mahasiswa terpaksa bertanya soal tugas tersebut, pastikan

untuk mendekati dosen tersebut dengan pertanyaan spesifik, langsung, singkat, dan

lugas di saat yang tepat.

Page 16: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 12

5. Enggak nyambung

Mahasiwa harus mampu mengkritik diri sendiri agar hasil pekerjaannya tidak

melulu mengalami koreksi dari dosen. Pastikan tidak ada kesalahan pengetikan saat

mengerjakan tugas/menuliskan laporan. Atau, ketika mahasiswa dipercaya menyiapkan

sebuah pertemuan, pastikan semua peralatan dalam keadaan baik dan tidak ada

kesalahan teknis saat akan digunakan. Pastikan persiapan kertas presensi dan konsumsi

sudah tersedia. Pastikan kondisi mahasiswa tenang dan mampu mengatasi situasi.

6. Menolak mengakui kesalahan

Menciptakan alasan tak masuk akal untuk mengelak dari tanggung jawab atas

kesalahan yang mahasiswa buat bukanlah tindakan profesional. Plus, kebohongan pun

akan terkuak juga pada akhirnya. Jika memang ada mahasiswa melakukan kesalahan,

baik sengaja atau tidak, akuilah. Lalu siapkan rencana untuk mengkoreksi masalah

tersebut, hitung-hitung menjadikan insiden tersebut sebagai pelajaran, agar tidak

terulang di masa depan.

7. Tidak waspada

Ada mahasiswa merasa tidak mampu menyelesaikan tugas sulit sesuai dengan

tenggat waktu yang diminta, padahal sudah diterima jauh-jauh hari. Jika pekerjaan /

tugas tersebut tidak selesai atau mengalami kesulitan seharusnya bisa mencari bantuan

orang lain. Jadi perlu waspada. Dosen akan menghargai mahasiswa yang sudah

mencobanya dan menjelaskan alasan tidak mampu menyelesaikannya.

Page 17: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 13

8. Tidak bisa dipercaya

Para dosen mengharapkan mahasiswa yang memiliki sifat positif. Sikap dan sifat

penuh antusiasme bisa menyebar. Apalagi di saat perusahaan menghadapi situasi

genting, diperlukan mahasiswa yang bisa tetap tenang. Jangan sampai ada mahasiswa

kedapatan menjadi orang yang menyebar gosip di kampus. Dalam situasi demikian

tentu diperlukan orang yang dapat dipercaya.

Selanjutnya, sekretaris profesionalpun dapat diuji dari sisi nilai-nilai dan perilaku

otomatis yang dimiliki. Nilai dan perilaku otomatis pada setiap diri mahasiswa ASEKMA

Don Bosco yang telah tertanam adalah nilai cerdas, sigap, dan dengan hati. Nilai-nilai dan

perilaku otomatis itu adalah :

1. Kejujuran

Kata jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong, dan tidak curang.

Jujur adalah salah satu sifat yang sangat penting bagi kehidupan mahasiswa. Tanpa

sifat jujur mahasiswa tidak akan dipercaya dalam kehidupan sosialnya atau dalam

kariernya nanti.

Nilai kejujuran dalam kehidupan kampus yang diwarnai dengan budaya akademik

sangatlah diperlukan. Jika mahasiswa terbukti melakukan tindakan yang tidak jujur,

baik pada lingkup akademik maupun sosial, maka selamanya orang lain akan selalu

merasa ragu untuk mempercayai mahasiswa tersebut. Akibatnya mahasiswa akan selalu

mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain. Jika seorang

mahasiswa pernah melakukan kecurangan ataupun kebohongan, akan sulit untuk dapat

memperoleh kembali kepercayaan dari mahasiswa lainnya.

Page 18: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 14

Sebaliknya jika terbukti bahwa mahasiswa tersebut tidak pernah melakukan

tindakan kecurangan maupun kebohongan maka mahasiswa tersebut tidak akan

mengalami kesulitan yang disebabkan tindakan tercela tersebut. Prinsip kejujuran harus

dapat dipegang teguh oleh setiap mahasiswa sejak masa-masa ini untuk memupuk dan

membentuk karakter mulia di dalam setiap pribadi mahasiswa.

2. Kepedulian

Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan. Nilai kepedulian

sangat penting bagi seorang mahasiswa dalam kehidupan di kampus dan di masyarakat.

Sebagai calon pekerja profesional di masa depan, seorang mahasiswa perlu memiliki

rasa kepedulian terhadap lingkungannya, baik lingkungan di dalam kampus maupun

lingkungan di luar kampus. Seorang mahasiswa dituntut untuk peduli terhadap proses

belajar mengajar di kampus, terhadap pengelolaan sumber daya di kampus secara

efektif dan efisien.

Nilai kejujuran di dalam kampus dapat diwujudkan oleh mahasiswa dalam bentuk

tidak melakukan kecurangan akademik. Antara lain dapat berupa: tidak mencontek saat

ujian, tidak melakukan plagiarisme, dan tidak memalsukan nilai. Nilai kejujuran juga

dapat diwujudkan dalam kegiatan kemahasiswaan, misalnya membuat laporan kegiatan

kepanitiaan dengan jujur.

Menjadikan kampus sebagai rumah kedua. Hal ini dimaksudkan agar kampus

menjadi tempat untuk mahasiswa berkarya, baik kurikuler maupun ekstra-kurikuler,

tanpa adanya batasan ruang gerak.

Upaya lain yang dapat dilakukan adalah memberikan kesempatan bagi mahasiswa

untuk menggalang dana guna memberikan bantuan biaya pendidikan bagi mahasiswa

Page 19: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 15

yang membutuhkan. Dengan adanya aksi tersebut, maka interaksi mahasiswa satu

dengan lainnya akan semakin erat. Tindakan lainnya adalah dengan memperluas akses

mahasiswa kepada dosen di luar jam kuliah melalui pemanfaatan internet dan juga

meningkatkan peran dosen sebagai fasilitator, dinamisator dan motivator. Ini penting

dilakukan karena hubungan baik mahasiswa dengan dosen akan memberikan dampak

positif bagi tertanamnya nilai kepedulian.

3. Kemandirian

Kemandirian bagi mahasiswa dapat diartikan sebagai proses mendewasakan diri

yaitu dengan tidak bergantung pada orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung

jawabnya. Dengan karakter kemandirian tersebut mahasiswa dituntut untuk

mengerjakan semua tanggung jawab dengan usahanya sendiri dan bukan orang lain.

4. Kedisiplinan

Kedisiplinan adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan. Hidup disiplin tidak

berarti harus hidup seperti pola militer di barak militer namun hidup disiplin bagi

mahasiswa adalah dapat mengatur dan mengelola waktu yang ada untuk dipergunakan

dengan sebaik-baiknya untuk menyelesaikan tugas baik dalam lingkup akademik

maupun sosial kampus.

Selain itu disiplin dalam belajar perlu dimiliki oleh mahasiswa agar diperoleh hasil

pembelajaran yang maksimal.

Dosen diharuskan mampu mendisiplinkan mahasiswa dengan kasih sayang,

khususnya disiplin diri (self discipline). Dalam usaha tersebut, dosen perlu

memperhatikan dan melakukan:

Page 20: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 16

a. Membantu mahasiswa mengembangkan pola perilaku untuk dirinya, misalnya

waktu belajar di rumah, lama mahasiswa harus membaca atau mengerjakan tugas.

b. Menggunakan pelaksanaan aturan akademik sebagai alat dan cara untuk

menegakkan disiplin, misalnya menerapkan reward and punishment secara adil,

sesegera mungkin dan transparan.

5. Tanggung Jawab

Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Mahasiswa

yang memiliki rasa tanggung jawab akan memiliki kecenderungan menyelesaikan

tugas lebih baik dibanding mahasiswa yang tidak memiliki rasa tanggung jawab.

Mahasiswa yang memiliki rasa tanggung jawab akan mengerjakan tugas dengan

sepenuh hati karena berpikir bahwa jika suatu tugas tidak dapat diselesaikan dengan

baik dapat merusak citra namanya di depan orang lain. Mahasiswa yang memiliki rasa

tanggung jawab yang tinggi mudah untuk dipercaya orang lain dalam masyarakat

misalkan dalam memimpin suatu kepanitiaan yang diadakan di kampus.

Tanggung jawab merupakan nilai penting yang harus dihayati oleh mahasiswa.

Penerapan nilai tanggung jawab antara lain dapat diwujudkan dalam bentuk belajar

sungguh-sungguh, lulus tepat waktu dengan nilai baik, mengerjakan tugas akademik

dengan baik, menjaga amanah dan kepercayaan yang diberikan.

Mahasiswa mempunyai banyak kewajiban yang harus dipertanggungjawabkan.

Misalnya tugas-tugas yang diberikan oleh dosen, tanggung jawab untuk belajar,

tanggung jawab untuk menyelesaikan perkuliahan sampai lulus, tanggung jawab

menjaga diri sendiri.

Page 21: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 17

6. Kerja keras

Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan. Adalah penting sekali bahwa

kemauan mahasiswa harus berkembang ke taraf yang lebih tinggi karena harus

menguasai diri sepenuhnya lebih dulu untuk bisa menguasai orang lain. Jika interaksi

antara individu mahasiswa dapat dicapai bersama dengan usaha kerja keras maka hasil

yang akan dicapai akan semakin optimum. Bekerja keras merupakan hal yang penting

guna tercapainya hasil yang sesuai dengan target.

7. Sederhana

Gaya hidup sederhana sebaiknya perlu dikembangkan sejak mahasiswa

mengenyam masa pendidikannya. Dengan gaya hidup sederhana, setiap mahasiswa

dibiasakan untuk tidak hidup boros, hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat

memenuhi semua kebutuhannya.

Dengan menerapkan prinsip hidup sederhana, mahasiswa dibina untuk

memprioritaskan kebutuhan di atas keinginannya. Prinsip hidup sederhana ini

merupakan parameter penting dalam menjalin hubungan antara sesama mahasiswa

karena prinsip ini akan mengatasi permasalahan kesenjangan sosial, iri, dengki, tamak,

egois, dan yang sikap-sikap negatif lainnya. Prinsip hidup sederhana juga menghindari

seseorang dari keinginan yang berlebihan.

8. Keberanian

Kerja keras dapat diwujudkan oleh mahasiswa dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya dalam melakukan sesuatu menghargai proses bukan hasil semata, tidak

melakukan jalan pintas, belajar dan mengerjakan tugas-tugas akademik dengan

Page 22: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 18

sungguh-sungguh. Harus ada keberanian untuk memulai dan membiasakan kerja keras

dan berani untuk mengambil risiko, misalnya mengalami kegagalan di awal.

Dari uraian-uraian di atas baik melalui cara pengujian keandalan maupun melalui

pengujian nilai dan perilaku otomatis jelaslah bahwa seorang sekretaris profesional harus

mempunyai nilai dan perilaku tertentu. Apabila nilai dan perilaku tersebut tidak tertanam

dengan baik pada dirinya maka tugas-tugas yang didelegasikan oleh pimpinan kepadanya

tidak terselesaikan dengan tepat dan cepat.

ASEKMA Don Bosco sejak awal telah menamamkan nilai-nilai dasar yang harus

dimiliki oleh mahasiswa. Dalam perkembangannya diperlukan penyesuaian dan motivasi

untuk menjadikan nilai-nilai tersebut menjadi suatu kebiasaan sehari-hari (habits) dan

merupakan perilaku otomatis.

Dengan nilai-nilai cerdas, sigap, dan dengan hati yang menempatkan prinsip

berperilaku, dapat diandalkan dan tertanamnya nilai-nilai etis profesional diharapkan

lulusan ASEKMA Don Bosco yaitu menjadi sekretaris profesional dapat tampil bersaing di

tatanan internasional.

PENUTUP

Agar nantinya setelah lulus dari ASEKMA Don Bosco, para mahasiswa siap bersaing

di dunia kerja di Era Masyarakat Ekonomi Asean, maka sejak para mahasiswa masuk dan

mengikuti program studi sekretari di ASEKMA Don Bosco, mereka sudah digembleng,

ditempa melalui kegiatan belajar mengajar baik yang bersifat teori maupun praktik dan

terutama melalui pembangunan karakter. Kurikulum disusun sedemikian rupa sehingga

diharapkan mampu mendukung terwujudnya mahasiswa yang nantinya mumpuni: cerdas,

sigap, dan dengan hati. Untuk mewujudkan harapan tersebut baik dosen maupun

Page 23: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 19

mahasiswa melangkah bersama dalam semangat dan kerja serius. Utamanya memotivasi

mahasiswa agar memiliki semangat dan daya saing yang kuat untuk siap memasuki dunia

kerja yang semakin mengglobal.

Untuk tetap mampu bersaing ditataran internasional, tidak hanya melibatkan perubahan

pada pemerintah, institusi pendidikan, dunia usaha dan dunia industri, tetapi terutama pada

individu mahasiswa itu sendiri harus terus belajar tanpa henti. Pembelajaran yang

berkesinambungan tanpa henti dimaksud untuk tetap dapat menyesuaikan diri terhadap

setiap perkembang teknologi bisnis.

DAFTAR PUSTAKA

__________. http://www.kamusbesar.com, diakses tanggal 1 Desember 2015

Akademi Sekretari dan Manajemen (ASEKMA) Don Bosco. Handbook of Modern Secretary:

Panduan Sukses Secretaris dalam Dunia Kerja Modern. Penerbit PPM. Jakarta.

2010.

Budi Sutedjo Dharma Oetomo, S.Kom,M.M. Smart Infopreneur: Sukses Manajemen Konten

Web. Penerbit Pohon Cahaya. Yogjakarta. 2011.

Jansen Sinamo. 8 Etos Kerja Profesional: Mengantar Anda Menuju Sukses. Grafika Mari

Yuana. Bogor. 2005.

Titiek Triwidodo Djoko Kristanto. Pengembangan Kepribadian Sekretaris. PT. Gramedia

Widiasarana Indoensia. Jakarta. 2004.

Page 24: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 20

PENGARUH MUTU KOMPETENSI LULUSAN PERGURUAN

TINGGI TERHADAP PENURUNAN TINGKAT PENGANGGURAN

Oleh: Muller Sagala, S.E.,M.M.

(Direktur dan dosen ASEKMA Don Bosco, [email protected])

ABSTRACT

The mindset of the Indonesian people still prefer the strata S1 compared to the quality of

the qualifications of college graduates. It participated and contributed to high

unemployment. Moreover, the mindset is shaped by the requirements of recruitment / new

employees in government and private institutions that require minimal S1. This makes

problems for graduate D3 level. Demand factors and supply prevailing in the economic

field, it applies also in the field of education. The number of public interest to acquire S1

was responded well by educational institutions. As of 11 November 2015 the number of

students S1 as many as 3,622,442 people, or about 82 percent of all students in Indonsesia

(http://forlap.dikti.go.id/mahasiswa/homegraphperbandinganjenjang). In line with the

development of business since a few years ago and the enactment of agenda agreement

among countries such as the Asean Economic Community has changed the conditions of

industrial demand for qualified college graduates. The industry today and in the future

prefer graduates with a high competence (high skilled) compared with low or non-skilled

and no longer S1. Thus, to be able to decrease the unemployment rate, government and

private institutions in Indonesia is expected to not just merely put S1 but has provided

quality portion competence although the diploma D3, equal, or lower.

Keywords: high skilled, unemployment, AEC

Page 25: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 21

PENDAHULUAN

Harapan seseorang melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, disamping

untuk mendapatkan gelar sarjana tetapi juga mendapatkan pekerjaan yang lebih baik.

Tetapi kenyataannya dunia kerja tidak sepenuhnya dapat menerima lulusan perguruan

tinggi tersebut, dengan kata lain lulusan perguruan tinggi belum match dengan dunia kerja.

Sepanjang para lulusan mempunyai kompetensi dan kualitas yang rendah maka akan

mengalami kesulitan mencari kerja. Akibatnya terjadilah pengangguran.

Tingkat pengangguran merupakan salah satu indikator pokok dalam mengelola suatu

negara. Semakin besar tingkat pengangguran maka negara tersebut dipandang sebagai

suatu negara yang mempunyai beban dan tingkat risiko yang tinggi. Pengangguran

dipandang sebagai suatu beban negara.

Usaha untuk mengurangi beban negara dapat dilakukan dengan berbagai cara. Negara

dapat menurunkan tingkat pengangguran dengan cara membuka sebanyak mungkin

lowongan kerja, membuka berbagai pelatihan kerja, dan mendorong peran lembaga

pendidikan agar lulusannya siap kerja.

Beberapa pengamat pendidikan bahkan mengkaitkan tingkat pengangguran ini dengan

agenda dan dampak berlakunya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di tahun 2016.

Sebagaimana diketahui dengan berlakunya MEA maka terdapat kebebasan arus tenaga

kerja, barang, jasa antar negara. Negara Singapura misalnya dipandang telah lebih maju

dari Indonesia. Standar mutu yang berlaku di Singapura akan lebih tinggi dibandingkan di

Indonesia. Indonesia dipandang tidak siap bersaing. Kondisi inilah yang dianggap oleh

beberapa kalangan akan dapat menambah angka pengangguran di Indonesia.

Page 26: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 22

Lalu pertanyaannya adalah apa yang harus dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk

mampu bersaing, agar mutu kompetensi sumber daya manusia Indonesia lebih baik?

Bagaimana peran institusi pendidikan dan instansi pemerintah, serta peran dunia usaha dan

dunia industri?

Untuk itu kerangka berpikir yang dibangun dalam kajian ini adalah penetapan tiga

variable yaitu jumlah lulusan dari institusi pendidikan sebagai variabel bebas, tingkat

prosentase pengangguran sebagai variable tidak bebas, dan kriteria kebutuhan pasar kerja

atau industri sebagai variable penghubung.

Angka pengangguran akan menurun jika jumlah lulusan sebagian besar diterima dan

sesuai (match) dengan kriteria yang ditetapkan oleh pasar kerja. Sebaliknya apabila jumlah

lulusan terus ditambah oleh institusi pendidikan tanpa mempertimbangkan kebutuhan pasar

kerja maka angka pengangguran akan semakin meningkat.

Tujuan kajian ini adalah untuk memberikan gambaran apa yang menjadi penyebab

sulitnya menurunkan angka pengangguran dan alternative solusi apa yang dapat dilakukan.

Manfaat yang diperoleh melalui kajian ini adalah (a) bagi institusi pemerintah / swasta

selaku regulator/ pengguna lulusan institusi pendidikan dapat menerapkan kebijakan yang

dapat berakibat turunnya angka pengangguran; (b) bagi institusi pendidikan dapat

mengatur keseimbangan jumlah lulusan dalam berbagai program studi menurut kebutuhan

pasar kerja; dan (c) bagi masyarakat umum khususnya para orang tua, siswa, mahasiswa

dapat semakin memahami dan bijak dalam memilih dan menetapkan program studi yang

akan diambil. Metodologi analisis yang digunakan dalam kajian ini adalah riset

perpustakaan (library research).

Page 27: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 23

PENGERTIAN KUALIFIKASI, KOMPETENSI, DAN PENGANGGURAN

1. Pengertian Kualifikasi

Kualifikasi adalah penguasaan capaian pembelajaran yang menyatakan

kedudukannya dalam Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (Peraturan Presiden

No.8 Tahun 2014). Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) adalah kerangka

penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan, dan

mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta

pengalaman kerja dalam rangka pemberian pangakuan kompetensi kerja sesuai dengan

struktur pekerjaan di berbagai sektor.

KKNI menyediakan sembilan jenjang kualifikasi, dimulai dari kualifikasi jenjang 1

sebagai kualifikasi terendah dan kualifikasi jenjang 9 sebagai kualifikasi tertinggi.

Penjenjangan kualifikasi pada KKNI dengan jenjang sembilan sebagai jenjang

tertinggi tidak serta‐merta berarti bahwa jenjang tertinggi KKNI tersebut lebih tinggi

dari jenjang kualifikasi yang berlaku di Eropa (8 jenjang) dan Hongkong (7 jenjang)

atau sebaliknya lebih rendah dari jenjang kualifikasi yang berlaku di Selandia Baru (10

jenjang). Hal ini lebih tepat dimaknai bahwa jenis kualifikasi pada KKNI dirancang

untuk memungkinkan setiap jenjang kualifikasinya bersesuaian dengan kebutuhan

bersama antara penghasil dan pengguna lulusan perguruan tinggi, kultur

pendidikan/pelatihan di Indonesia saat ini serta gelar lulusan setiap jalur pendidikan

tinggi yang berlaku di Indonesia.

Secara skematik pencapaian setiap jenjang atau peningkatan ke jenjang yang lebih

tinggi pada KKNI dapat dilakukan melalui empat tapak jalan (pathways) atau

kombinasi dari keempatnya. Tapak jalan dimaksud terdiri dari tapak jalan melalui

Page 28: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 24

pendidikan formal, pengembangan profesi, peningkatan karir di industri, dunia kerja

atau melalui akumulasi pengalaman individual. Dengan pendekatan tersebut maka

KKNI dapat dijadikan rujukan oleh para pemangku kepentingan yang terkait dengan

pengembangan sumberdaya manusia di dalam lingkungannya atau oleh masyarakat

luas untuk perencanaan karir individual. Sektor pendidikan formal, misalnya dapat

menggunakan KKNI sebagai rujukan dalam merencanakan sistem pembelajaran

perguruan tinggi di Indonesia sehingga dapat dengan tepat memposisikan kemampuan

lulusannya pada salah satu jenjang kualifikasi KKNI dan memperkirakan

kesetaraannya dengan jenjang karir di dunia kerja. Hal ini juga dapat bermanfaat di

dalam merencanakan pengembangan relevansi pendidikan tinggi yang lebih

komprehensif. KKNI juga dapat dijadikan panduan oleh asosiasi profesi untuk

melakukan penyesuaian dan penilaian kesetaraan di tingkat nasional tentang kriteria

kemampuan yang telah dimiliki sebelumnya. Sektor‐sektor lain seperti dunia usaha,

birokrasi pemerintahan, industri, dan lain‐lain juga membutuhkan KKNI sebagai

pedoman untuk merencanakan pengelolalan sumberdaya manusia masing‐masing

secara lebih komprehensif baik yang berhubungan dengan sistem karir, remunerasi

atau pola rekrutmen baru.

Secara konseptual, setiap jenjang kualifikasi dalam KKNI disusun oleh empat

parameter utama yaitu (a) keterampilan kerja, (b) cakupan keilmuan/pengetahuan, (c)

metoda dan tingkat kemampuan dalam mengaplikasikan keilmuan/pengetahuan

tersebut, serta (d) kemampuan manajerial. Ke‐empat parameter yang terkandung

dalam masing‐masing jenjang disusun dalam bentuk deskripsi yang disebut deskriptor

KKNI. Dengan demikian ke‐9 jenjang KKNI merupakan deskriptor yang menjelaskan

Page 29: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 25

hak, kewajiban, dan kemampuan seseorang dalam melaksanakan suatu pekerjaan atau

mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan keahliannya.

Keterampilan kerja atau kompetensi merupakan kemampuan dalam ranah

kognitif, ranah psikomotor, dan ranah afektif yang tercermin secara utuh dalam

perilaku atau dalam melaksanakan suatu kegiatan, sehingga dalam menetapkan tingkat

kompetensi seseorang dapat ditilik lewat unsur‐unsur dari kemampuan dalam ketiga

ranah tersebut.

Cakupan keilmuan/pengetahuan merupakan rumusan tingkat keluasan,

kedalaman, dan kerumitan/kecanggihan pengetahuan tertentu yang harus dimiliki,

sehingga makin tinggi kualifikasi seseorang dalam KKNI ini dirumuskan dengan

makin luas, makin dalam, dan makin canggih pengetahuan/keilmuan yang dimilikinya.

Metoda dan tingkat kemampuan adalah kemampuan memanfaatkan ilmu

pengetahuan, keahlian, dan metoda yang harus dikuasai dalam melakukan suatu tugas

atau pekerjaan tertentu, termasuk didalamnya adalah kemampuan berpikir (intellectual

skills).

Kemampuan manajerial merumuskan kemampuan manajerial seseorang dan sikap

yang disyaratkan dalam melakukan suatu tugas atau pekerjaan, serta tingkat tanggung

jawab dalam bidang kerja tersebut

2. Pengertian Kompetensi

Pengertian kompetensi sebagai bagian dari KKNI telah dijelaskan di atas.

Menurut kamus Bahasa Indonesia (http://kbbi.web.id/), kompetensi adalah

kemampuan, misalnya dalam bidang Bahasa, kemampuan menguasai gramatik suatu

Page 30: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 26

Bahasa secara abstrak dan batiniah; kewenangan (kekuasaan) untuk menentukan

(memutuskan) sesuatu.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 73 Tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka

Kualikasi Nasional Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi menyebutkan bahwa

kompetensi merupakan suatu karakteristik yang mendasar dari seorang individu, yaitu

penyebab yang terkait dengan acuan kriteria tentang kinerja yang efektif.

Lebih jauh menurut Spencer and Spencer (1993) dalam

http://onlinelibrary.wiley.com menyebutkan bahwa ada 5 karakter kompetensi yaitu :

a. Motif (motives) yaitu seseorang secara konsisten berpikir dan menginginkan yang

menyebabkan ia melakukan tindakan.

b. Watak dan ciri (traits) yaitu bagaimana seseorang berperilaku atau merespon

sesuatu dengan cara tertentu.

c. Sikap dan nilai-nilai (self concept) yaitu sikap-sikap, nilai-nilai, gambaran

seseorang.

d. Pengetahuan (knowledge) yaitu informasi yang dimiliki seseorang dalam bidang

tertentu karena pengetahuan itu merupakan kompetensi yang sangat luas dan

kompleks.

e. Keterampilan (skills) yaitu kemampuan, kecakapan seseorang untuk melaksanakan

tugas tertentu baik secara fisik dan mental.

3. Pengertian Pengangguran

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja

sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,

atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.

Page 31: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 27

Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari

kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu

menyerapnya. (https://id.wikipedia.org/wiki/Pengangguran).

Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam: (1)

Pengangguran terselubung (disguised unemployment) adalah tenaga kerja yang

tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu. (2) Pengangguran

setengah menganggur (under unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak

bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan. (3) Pengangguran

terbuka (open unemployment) adalah tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak

mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang

belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal .

Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 9

macam yaitu : (1) Pengangguran friksional (frictional unemployment) adalah

pengangguran karena pekerja menunggu pekerjaan yang lebih baik; (2)

Pengangguran struktural (structural unemployment) adalah pengangguran yang

disebabkan oleh penganggur yang mencari lapangan pekerjaan tidak mampu

memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja; (3) Pengangguran

teknologi (technology unemployment) adalah pengangguran yang disebabkan

perkembangan/pergantian teknologi. Perubahan ini dapat menyebabkan pekerja

harus diganti untuk bisa menggunakan teknologi yang diterapkan; (4)

Pengangguran kiknikal adalah pengangguran yang disebabkan kemunduran

ekonomi yang menyebabkan perusahaan tidak mampu menampung semua pekerja

yang ada; (5) Pengangguran musiman adalah pengangguran akibat siklus ekonomi

yang berfluktuasi karena pergantian musim, umumnya pada bidang pertanian dan

Page 32: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 28

perikanan; dan (6) Pengangguran setengah menganggur adalah pengangguran di

saat pekerja yang hanya bekerja di bawah jam normal (sekitar 7-8 jam per hari).

Bentuk pengangguran lainnya antara lain pengangguran keahlian,

pengangguran total, dan penggangguran unik. Pengangguran keahlian adalah

pengangguran yang disebabkan karena tidak adanya lapangan kerja yang sesuai

dengan bidang keahlian. Contohnya adalah mahasiswa, mereka ahli pencari ilmu,

tetapi mereka tidak menghasilkan uang dan justru harus mengeluarkan uang atau

biaya untuk membeli buku atau membayar biaya kuliah. Pengangguran total adalah

pengangguran yang benar-benar tidak mendapat pekerjaan, karena tidak adanya

lapangan kerja atau tidak adanya peluang untuk menciptakan lapangan kerja.

Pengangguran unik adalah pekerja yang menerima gaji secara rutin tanpa

pemotongan, tetapi di tempat kerjanya hanya sering diisi dengan bercerita sesama

pekerja karena minimnya pekerjaan yang harus dikerjakan. Hal ini disebabkan

karena tempat kerjanya kelebihan tenaga kerja. Pengecualian untuk pegawai atau

petugas pemadam kebakaran atau penanggulangan bencana alam. Pegawai atau

petugas seperti demikian tenaganya harus disimpan dan dipersiapkan secara khusus

jika ada pelatihan atau simulasi atau harus diterjunkan pada situasi sebenarnya.

Pengangguran tersebut tentu mempengaruhi kegiatan negara dan kegiatan

masyarakat. Akibat pengangguran antara lain : (1) bagi perekonomian negara

meliputi: penurunan pendapatan perkapita; penurunan pendapatan pemerintah yang

berasal dari sektor pajak; meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh

pemerintah; dapat menambah utang negara; dan (2) bagi masyarakat :

pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis; pengangguran dapat

Page 33: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 29

menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan apabila tidak bekerja;

pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.

Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi

pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran

dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan

efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat

pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik,

keamanan dan sosial sehingga mengganggu proses pembangunan.

TUNTUTAN INDUSTRI TERHADAP MUTU KOMPETENSI LULUSAN

PERGURUAN TINGGI

Statistik Data Pengangguran

Pembahasan dalam karya tulis ini dimulai dengan penyajian data jumlah pengangguran

menurut perbandingan tahun (Tabel 1), data jumlah pengangguran menurut jenjang

akademi dan universitas (Tabel 2), dan data jumlah mahasiswa berdasarkan ratio dan

jumlah mahasiswa jenjang D3 and S1 (Tabel 3).

Tabel 1 : Jumlah Pengangguran (juta orang)

Bulan / Tahun 2014 2015 % Kenaikan

Februari 7,15 7,45 4,20

Agustus 7,24 7,56 4,42

Sumber: Badan Pusat Statistik, 2015

Tabel 2: Jumlah Pengangguran Periode 2004-2013

Periode Akademi Universitas Ratio

Total, 2004 237.251 348.107 146.73

Page 34: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 30

Februari 2005 322.836 385.418 119.39

Februari 2006 297.185 375.601 126.39

Februari 2007 330.316 409.890 124.09

Februari 2008 519.867 626.202 120.45

Februari 2009 486.399 626.621 128.83

Februari 2010 538.186 820.020 152.37

Februari 2011 434.457 612.717 141.03

Februari 2012 252.877 541.955 214.32

Februari 2013 192.762 421.717 218.78

Sumber: www.bps.go.id, diakses 11 November 2015

Tabel 3 : Jumlah Mahasiswa Per 11 November 2015 (orang)

Keterangan D3 S1 Ratio

Jumlah mahasiswa (orang) 569.843 3.622.442 635,69%

Sumber: www.forlap.go.id, diakses 11 November 2015

Angka-angka di atas menyatakan bahwa masih banyak lulusan perguruan tinggi

sebagai pencari kerja yang belum memenuhi syarat dan kondisi (belum match) dengan apa

yang dikehendaki oleh unit pengguna misalnya dari dunia usaha dan dunia industri. Lalu

apabila institusi pendidikan masih menambah jumlah lulusan maka akan dapat menaikan

angka pencari kerja (pengangguran).

Dari tabel di atas dapat dijelaskan: (1) Tabel 1 dan Tabel 2 menjelaskan bahwa setiap

tahun jumlah pengangguran bertambah secara prosentase dan ratio. Tabel 2 menjelaskan

bahwa jumlah lulusan universitas lebih banyak yang menganggur dibandingkan dengan

lulusan jenjang D3 dan lebih meningkat pada tahun 2012 dan 2013; dan; (2) Tabel 3

Page 35: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 31

menunjukkan ratio jumlah mahasiswa jenjang S1 terhadap jenjang D3 sebesar 635,69

persen atau lebih dari 6 kali lipat.

Kurangnya Link and Match

Menanggapi kondisi di atas, Andi Endre Cecep Lantara, pemerhati pendidikan

Sulawesi Selatan, mengatakan : “Jika setiap luaran lembaga pendidikan tinggi tidak

memiliki kemampuan softskill maupun hardskill yang baik, maka ia akan mengalamai

kesulitan di masyarakat nantinya. Sebab dunia kerja selalu membutuhkan mereka kualitas

unggul”.

Sementara menurut Indra (Pengamat Pendidikan, dalam acara Bincang Pagi Metro TV,

Sabtu, 7 Nopember 2015), persoalan tingkat pengangguran lulusan perguruan tinggi akan

memuncak pada awal tahun 2016 sebagai tahun dimulainya agenda Masyarakat Ekonomi

Asean. Disamping mindset masyarakat Indonesia yang lebih mengutamakan gelar yang

tercatat dalam ijazah, juga adanya tuntutan kualifikasi angkatan kerja abad 21 yang

meminta minimal memiliki 7 keterampilan sebagai standar dunia yaitu (1) berpikir kritis;

(2) kreatif; (3) mampu berkolaborasi; (4) mampu berkomunikasi dengan baik; (5) toleransi

dalam berbagai budaya, agama, ras; (6) menguasai teknologi komputer (ICT); dan (7)

kemandirian dalam karier yaitu belajar sepanjang hayat.

Dua orang pemerhati pendidikan di atas sama-sama menyoroti masalah kompetensi di

bidang hardskill terutama softskill yang merupakan bagian tuntutan kompetensi dari dunia

usaha dan dunia industri di era MEA. Hal ini juga sejalan dengan apa yang dijelaskan

dalam KKNI.

Beberapa catatan lainnya misalnya dari Wardiman Djojonogoro, ahli pendidikan tinggi

dalam berita Kompas.com menyebutkan kelindan (kelindan artinya benang yang baru

Page 36: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 32

digulung atau dipintal, berkelindan artinya erat menjadi satu) berbagai faktor seperti

kurangnya lapangan kerja; pertumbuhan perguruan tinggi dan program studi begitu cepat,

minimnya kompetensi para lulusan atau tidak sesuainya kompetensi dengan kebutuhan

pengguna tenaga kerja. Sementara itu Dr.Cosmos Batubara (dalam buku Future

Menavigasi profesi SDM, Sebuah Rekam Jejak:2010) mengatakan “…Saya selalu

mengatakan bahwa pelamar yang waktu muda terbiasa ikut berbagi, berorganisasi,

termasuk aktif dalam berbagai olah raga, maka biasanya orang itu akan taat kepada aturan

dan terlatih bekerjasama untuk mencapai tujuan. Maka orang seperti itulah yang dipilih

menjadi pegawai”.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

tingkat pengangguran adalah mutu kualifikasi lulusan suatu perguruan tinggi. Dalam hal

ini diasumsikan bahwa terjadi keseimbangan jumlah demand dan supply terhadap calon

tenaga kerja hasil lulusan perguruan tinggi.

Dalam kondisi keseimbangan tersebut, demand tenaga kerja yang berasal dari unit

pengguna lulusan mempunyai syarat dan kondisi tingkat mutu kompetensi. Apabila syarat

dan kondisi dimaksud mempunyai kesesuaian (match) maka calon tenaga kerja lulusan

perguruan tinggi tersebut dapat diterima sebagai pegawai. Artinya jumlah pencari kerja

akan berkurang, dan secara kumulatif akan mengurangi angka pengangguran.

Page 37: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 33

Tuntutan Dunia Usaha dan Dunia Industri

Sebagai referensi, grafik di atas ini menjelaskan bahwa dunia kerja membutuhkan

sumber daya manusia yang mempunyai keterampilan tinggi (high skilled). Hal ini dapat

berarti, para pengguna tenaga kerja lebih memprioritaskan yang mempunyai keterampilan

dibandingkan dengan mereka yang tidak mempunyai keterampilan, lebih memprioritaskan

high skilled dibanding low skilled. Grafik ini sekaligus memperkuat pendapat para

pemerhati pendidikan di Indonesia, dan sejalan dengan konsep KKNI. Program vokasi

(D3) memang dimaksudkan untuk mengisi peluang itu yaitu lulusan yang high skilled.

Dari beberapa sumber lainnya menyatakan bahwa ada 5 (lima) faktor yang perlu

diperhatikan untuk menghasilkan lulusan yang tidak menyumbang pertambahan

pengangguran, yaitu :

1. Pertumbuhan ekonomi yang rendah (low economy growth). Dalam kondisi ini pihak

industri dan perusahaan perlu melakukan kalkulasi untuk melakukan ekspansi, artinya

ada lowongan kerja baru.

2. Kualifikasi keterampilan terlalu tinggi (over qualified skills). Lowongan pekerjaan

yang tersedia cukup untuk kualifikasi keterampilan setingkat SMA/SMK. Misalnya

Page 38: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 34

untuk tukang jahit atau menjaga toko, cukup lulusan setingkat SMA/SMK, tidak perlu

harus lulusan S1. Dengan kata lain kualifikasi keterampilan jenjang S1 terlalu tinggi

untuk lowongan kerja yang tersedia.

3. Terlalu banyak lulusan jurusan sosial (too many social graduates). Berdasarkan studi

Worldbank dalam web: \\strategimanagemen.net menunjukan negara seperti Jepang,

Korea, Taiwan, dan Cina lebih membutuhkan lulusan engineering dibandingkan

dengan lulusan sosial seperti ekonomi, manajemen, hukum, sosial, politik, sastra, dll.

Bagi kondisi Indonesia, jumlah lulusan sosial lebih tinggi dibandingkan dengan lulusan

engineering. Dengan demikian wajarlah jika jumlah lulusan jenjang S1 banyak yang

menganggur (over supply).

4. Lulusan yang tidak kapabel (stupid graduates). Mahasiswa yang mengambil program

akademik harus lebih menguasai bidang ilmunya secara konsep, secara teori,

sedangkan mahasiswa yang mengambil program vokasi harus lebih menguasai praktik

dalam kerja. Kondisi yang demikian disebut sebagai lulusan yang tidak kapabel.

5. Keunggulan khusus (no wow factor). Lulus dengan kualitas hardskill dan softskill yang

sama dengan orang lain tidak akan mampu bersaing dan tidak akan dinomorsatukan

oleh pasar kerja. Salah satu syarat agar diperhitungkan dalam mengisi lowongan kerja

adalah lulusan yang bersangkutan harus mempunyai keunggulan khusus (wow factor).

Keunggulan ini tercipta melalui adanya kreatifitas, daya juang, ketekunan, dan dengan

niat yang tinggi.

Peningkatan Softskill

Sumber lainnya berbicara tentang beberapa hal yang sering terabaikan yaitu sisi

softskill. Misalnya untuk menjadi orang sukses minimal mimiliki beberapa karakter

(Andrinal: 2015,103-105) yaitu segera bangun dari kekalahan / kegagalan; bekerja keras;

Page 39: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 35

melakukan dengan rasa suka cita (passion), pembelajar sejati, terbuka dan mempunyai

human relation yang baik, jaringan sosial (networking) yang terpelihara dengan baik, cepat

dan tanggap mengambil keputusan, berani dengan spiritual yang tinggi. Setiap lulusan

diharapkan memikili karakter-karakter tersebut, dan perlu ditanamkan oleh setiap institusi

pendidikan.

Suatu inspirasi lain untuk menjadi unggul dan diperhitungkan dalam pekerjaan, yaitu

membangun dan memiliki etos kerja. Jepang merupakan negara maju yang banyak

dicontoh. Dengan moto Kaizen mereka memang beda dengan negara lain. Kaizen berarti

perbaikan yang berkesinambungan. Jepang mempunyai 3 hal penting yang selalu menjadi

acuan orang sukses yaitu etos kerja, mind set, dan habits. Etos kerja orang Jepang adalah

semangat merampungkan pekerjaan dengan cepat dan baik. Mind set-nya yaitu terbuka

pada kemajuan dan prestasi, sedangkan habits-nya yaitu senang jika orang lain sukses, dan

persaingan kerja merupakan hal yang positif.

Alternatif Solusi

Dari berbagai kemungkinan penyebab masih tingginya angka pengangguran di

Indonesia sebagaimana diuraikan di atas, dalam kajian ini difokuskan pada 2 penyebab

yaitu tidak sesuainya kompetensi lulusan perguruan tinggi dengan kebutuhan pengguna

tenaga kerja (link and match), dan terlalu banyak melulusan jenjang S1 untuk bidang

sosial.

Kesenjangan kompetensi lulusan perguruan tinggi dengan kebutuhan dunia kerja

adalah salah satu hal utama penyebab tingginya angka pengangguran. Pada dasarnya faktor

penyebab ini telah mendapatkan solusi dari pemerintah yaitu melalui Peraturan Presiden

Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia. Dengan peraturan

Page 40: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 36

ini maka seseorang dapat mencapai jenjang kualifikasi tertentu dapat melalui program

akademik (SMA,S1,S2,S3), program vokasi (SMK,D1,D2,D3,D4,S2 terapan), program

profesi, dan melalui pengakuan kemampuan kerja. Dengan demikian keberhasilan seorang

lulusan perguruan tinggi tidak hanya ditentukan oleh ijazah.

Institusi pendidikan perlu mempertajam kualifikasi dari masing-masing program

akademik, vokasi, profesi, atau pengakuan kemampuan kerja. Contohnya program vokasi

seperti Akademi Sekretari dan Manajemen Don Bosco, lulusannya sudah dijamin siap

kerja tanpa perlu lagi pihak pengguna lulusan memberikan pelatihan ulang.

Setelah mengetahui akar permasalahan penyebab bertambahnya angka pengangguran

di Indonesia maka dapatlah ditentukan langkah tindak untuk mencari solusi atas

permasalahan tersebut yaitu secara konsep dalam jangka panjang dan dalam jangka

pendek. Secara jangka panjang, untuk mengatasinya bermacam-macam pengangguran

tersebut yaitu: 1) Cara mengatasi pengangguran struktural : peningkatan mobilitas modal

dan tenaga kerja; segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sektor yang

kelebihan ke tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan; mengadakan pelatihan tenaga

kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja yang kosong, dan; segera

mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran. 2) Cara

mengatasi pengangguran friksional : perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan

industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya; deregulasi dan debirokratisasi di

berbagai bidang industri untuk merangsang timbulnya investasi baru; menggalakkan

pengembangan sektor informal, seperti home industry; menggalakkan program

transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sektor formal lainnya;

pembukaan proyek-proyek umum oleh pemerintah, seperti pembangunan jembatan, jalan

raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung

Page 41: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 37

maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta. 3) Cara mengatasi

pengangguran musiman : pemberian informasi yang cepat jika ada lowongan kerja di

sektor lain; melakukan pelatihan di bidang keterampilan lain untuk memanfaatkan waktu

ketika menunggu musim tertentu. 4) Cara mengatasi pengangguran siklis : mengarahkan

permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa; meningkatkan daya beli masyarakat.

Sementara itu secara konsep jangka pendek dapat dilakukan :

1. Institusi pemerintah perlu mengatur keseimbangan kualifikasi yang dibutuhkan oleh

dunia usaha dan dunia industri. Dengan demikian beberapa sumber daya manusia yang

dibutuhkan oleh dunia kerja dapat tersedia dengan tepat baik secara kualitas dan

kuantitas, sehingga tidak terjadi pengangguran. Misalnya apabila dunia kerja

membutuhkan lebih banyak lulusan bidang engineering maka disesuaikan program

pada institusi pendidikan untuk membuat lulusan engineering lebih banyak.

2. Institusi pendidikan jangan hanya berorientasi pada demand dan supply mahasiswa

baru, tetapi memberikan mereka hardskill dan softskill secara seimbang dengan

mempertimbangkan kebutuhan pasar kerja. Hal umum yang terjadi adalah institusi

pendidikan kurang menanamkan softskill kepada para mahasiswanya pada hal itu

merupakan kebutuhan dasar.

PENUTUP

Masih tingginya angka pengangguran di Indonesia dipicu oleh beberapa faktor antara

lain : (1) Lapangan kerja sedikit karena pertumbuhan ekonomi yang rendah; (2) kebutuhan

mutu kualitas di Indonesia tidak sesuai dengan kualifikasi lulusan; (3) lulusan perguruan

tinggi belum siap bekerja sama yang mengakibatkan timbulnya biaya tambahan training;

Page 42: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 38

(4) lulusan yang tidak kapabel karena terlalu mengutamakan hardskill; dan (5) tidak

mempunyai keunggulan khusus dibandingkan orang lain.

Langkah tindak yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka pengangguran adalah

dengan cara :

1. Dalam penerimaan pegawai instansi pemerintah dan swasta sebagai pengguna lulusan

perlu mempertimbangkan tingkat kompetensi sebagai unsur utama disamping unsur

ijazah dan membuka kemungkinan tingkat strata 1 atau lebih rendah;

2. Institusi pendidikan memperhitungkan jumlah kebutuhan pasar kerja dan tidak hanya

berdasarkan faktor demand dan supply dari masyarakat, misalnya menyesuaikan

mahasiswa untuk program akademi dan menambah program vokasi dan profesi untuk

periode tertentu;

3. Menyelenggarakan keseimbangan antara hardskills dengan softskills, minimal mengacu

7 keterampilan tuntutan dunia yaitu (1) berpikir kritis; (2) kreatif; (3) bisa

berkolaborasi (bekerja dalam tim); (4) komunikasi dengan baik; (5) toleransi (fleksibel

dalam berbagai hal); (6) menguasai teknologi komputer; dan (7) kemandirian dalam

karier (belajar sepanjang hayat).

4. Peraturan mengenai KKNI dapat dipercepat penerapannya khususnya di setiap

perguruan tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

_________, Peraturan Presiden No. 8 Tahun 2014 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional

Indonesia (KKNI)

_________, Permindikbud No. 73 Tahun 2013 tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi

Nasional Indonesia Bidang Pendidikan Tinggi

Page 43: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 39

Andrinal Tanjung, Putar Arah Sekarang Juga, 2015, Yogyakarta, Mailfa Media Publishing

dan Semudera Biru

Rina Suci Handayani, Future Menavigasi profesi SDM, Sebuah Rekam Jejak (Maria

T.Kurniawati), 2010, Jakarta, PT.CX ProIndonesia

Soft Skill Yang Dibutuhkan Calon Sekretaris Untuk Menghadapi Masyarakat Ekonomi

Asean 2015 oleh Yohanes Adven Sarbani, dalam Jurnal ADB’S Secretary Vol.4, No.2, Juli

2015.

strategimanagemen.net, diakses 11 November 2015

http://onlinelibrary.wiley.com, diakses 11 November 2015

www.bps.go.id, diakses 11 November 2015

www.forlap.go.id, diakses 11 November 2015

http://elantara.com/80-persen-sarjana-tak-bekerja/, diakses tanggal 23 Nopember 2015

https://id.wikipedia.org/wiki/Pengangguran, diakses tanggal 11 November 2015

http://kbbi.web.id/, diakses tanggal 11 November 2015

Page 44: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 40

PENTINGNYA PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN SEBAGAI

SEKRETARIS PROFESIONAL

Oleh: V.Y. Sri Sudarwinarti

(Dosen ASEKMA Don Bosco,[email protected])

ABSTRACT

Personality development aimed at improving the quality of the personality of a secretary

through creating positive thinking patterns every day so that everyone will achieve the

degree of better lives from day to day. But it is not an easy thing to be able to perform

these activities. The successful development of the personality requires determination and

awareness of the benefits of personality development. Personality development means also

as a form of personality that can be accepted by the environment in all circumstances of

life. Eg action humble, not arrogant, gentle, patient, unselfish, and able to control

themselves. Personality development for a secretary is very important, because it is an

important requirement to become secretary truly professional. Self-development to a real

secretary has a multiplier effect on the pattern of thought, speech patterns, patterns of

action / deed or behavioral attitudes in many ways professionally. Secretary professional

development, can be evidenced by its ability to handle the job / task to practice proper time

management.

Keywords: positive thinking, personality, time management

DASAR PEMIKIRAN

Manusia sebagai mahluk individu juga sebagai mahluk sosial. Kedua sifat kodrat

manusia tersebut tidak mungkin berkembang di luar hubungan sosial dengan sesamanya.

Page 45: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 41

Dan juga tidak mungkin mengembangkan hubungan sosialnya jika ia sendiri tidak

menjadikan dirinya seorang person atau menjadi diri sendiri.

Pada dasarnya manusia membutuhkan orang lain sebagai partner ataupun pembimbing.

Jadi orang yang ingin mengembangkan kepribadiannya dituntut untuk dapat bergaul

ditengah-tengah masyarakat dari berbagai lapisan, golongan, pangkat ataupun ideologi.

Segala sesuatu yang dimiliki dapat hancur apabila tidak mampu membaca situasi. Hal

ini dapat berakibat salah membawa diri dan seterusnya salah dalam bersikap. Dalam diri

seseorang bernama sekretaris sangat perlu pengembangan pribadi terutama dalam

membaca situasi membawa diri dan menentukan. Karena sikap sekretaris yang baik dan

tepat dapat membuat orang simpati; dengan demikian kehadirannya dapat diterima dengan

suka cita.

Dalam karya tulis ini yang akan menjadi fokusnya adalah pengembangan diri manusia

dalam menjalani profesi sebagai sekretaris yang dituntut profesional.

Tujuan karya tulis ini adalah seorang sekretaris profesional dapat melakukan langkah-

langkah untuk menjadi yang terbaik. Sedangkan manfaat karya tulis ini adalah setiap orang

termasuk seorang sekretaris profesional dapat memahami, memilih, dan melakukan

langkah-langkah untuk menjadi yang terbaik.

Metode yang digunakan dalam penulisan karya ini adalah metode kepustakaan (library

research) yaitu dengan mencari literatur termasuk hasil penelitian yang berhubungan

dengan bahasan karya tulis ini.

Page 46: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 42

DASAR TEORI

1. Kepribadian

Kepribadian adalah sifat hakiki yang unik sebagai hasil interaksi timbal balik antara

dirinya dengan lingkungannya yang tercermin dalam sikap dan membedakan dirinya

dengan orang lain.

Jadi pengembangan kepribadian adalah pengembangan sifat hakiki seseorang ke

arah yang lebih baik demi terwujudnya suatu bentuk kepribadian yang dapat diterina

oleh lingkungannya dalam segala situasi kehidupan. Sebagai langkah awal yaitu rendah

hati, tidak sombong, lemah lembut, sabar, tidak mementingkan diri sendiri, dan mampu

mengendalikan diri.

Namun harus disadari bukan hal yang mudah untuk dapat melakukan langkah-

langkah tersebut. Demi keberhasilan pengembangan kepribadian diperlukan tekat dan

kesadaran akan manfaatnya. Manfaat pengembangan kepribadian ini adalah setiap

orang akan berusaha menjadi yang terbaik dalam bekerja serta membantu dan melayani

orang lain secara baik.

Secara umum pengembangan kepribadian bertujuan memperbaiki kualitas

kepribadian secara langsung maupun tidak langsung melalui kegiatan menciptakan

pola berpikir yang positif setiap hari sehingga setiap orang akan mencapai derajat

kehidupan yang lebih baik dari hari ke hari.

Konsep diri mempunyai pengaruh besar dalam hidup seseorang. Konsep diri yang

baik dapat berakibat baik pada dirinya dan sebaliknya. Konsep diri erat kaitannya

Page 47: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 43

dengan pengenalan diri sendiri. Pengenalan diri yang benar akhirnya akan membawa

penerimaan pada diri sendiri.

Kaitannya dengan hasil tersebut John Powel S.J. mengatakan bahwa penerimaan

diri mengandung arti kepuasan yang penuh suka cita menjadi saya apa adanya. Jadi

pengenalan diri merupakan salah satu sumber kebahagiaan. Namun menerima diri

sendiri bukanlah hal yang mudah.

Faktor penghambat penerimaan diri antara lain berupa menipu diri sendiri, tidak

jujur, rendah diri, pesimis, penyesalan yang berlarut-larut, serta sifat distruktif lainnya

termasuk dari orang lain, lingkungan tempat tinggal, lingkungan pengenalan, adat

istiadat. Faktor penghambat tersebut biasanya telah mengkristal sehingga sulit diubah.

Tetapi setiap kebisaan dapat diubah. Kunci untuk mengubah adalah pengendalian

diri. Manusia harus menemukan suatu cara untuk pengendalian diri / mengendalikan

diri. Sumber pengendalian tersebut antara lain berasal dari pengendalian indranya. Jadi

kunci untuk mengubah kebiasaan yang menghambat penerimaan diri adalah

pengendalian diri yang kemudian diikuti dengan mengembangkan kepribadian diri.

Kemampuan mengatur diri mengarahkan seseorang pada pengisian waktu dengan

kegiatan-kegiatan produktif dan mampu mengalihkan keinginan negative menjadi

kegiatan positif. Mengatur diri merupakan upaya penting yang harus dilakukan seorang

sekretaris demi terselesaikannya tugas-tugas kantor sekaligus perkembangannya ke

masa depan. Seseorang yang tidak mampu mengatur pekerjaannya mencerminkan

ketidakmampuan mengatur dirinya sendiri.

Page 48: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 44

2. Sekretaris

Sekretaris pada umumnya mempunyai arti rahasia atau pemegang rahasia karena

di dalam suatu perusahaan memiliki hal-hal penting dan rahasia bagi perusahaan

maupun pimpinan yang tidak seharusnya diketahui oleh kalangan umum. Disinilah

sekretaris pemegang rahasia yang menjadi ujung tombak perusahaan baik swasta

maupun pemerintah.

Ada beberapa ahli yang menyampaikan definisi tentang sekretaris, yaitu:

a. Sekretaris adalah seorang pembantu dari seorang kepala atau pimpinan yang

menerima pendiktean menyiapkan surat menyurat menerima tamu, memeriksa atau

mengingatkan pimpinannya akan kewajibannya yang resmi atau perjanjiannya dan

melakukan banyak kewajiban lainnya yang berhubungan guna meningkatkan

efektifitas dari pimpinannya (menurut Gram dan Ramon).

b. Sekretaris adalah seorang pegawai yang bertugas membantu pimpinan kantor

dalam menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan pimpinannya (menurut

Drs.Ig.Wursanto).

c. Drs. The Liang Gie mengatakan bahwa sekretaris adalah seorang petugas yang

pekerjaannya menyelenggarakan urusan surat menyurat termasuk menyiapkan bagi

seorang pejabat penting ataupun organisasi.

3. Peran Sekretaris Pimpinan

Sekretaris pimpinan memegang peranan yang penting dan dapat menentukan

berhasil tidaknya tujuan suatu organisasi. Pentingnya peranan seorang sekretaris ini

tentunya sesuai dengan jabatan sekretaris pada masing-masing organisasi tersebut.

Page 49: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 45

Peranan sekretaris secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Peranan sekretaris terhadap atasan, meliputi :

1) Sebagai perantara saluran komunikasi dan pembinaan hubungan yang baik bagi

orang yang ingin berhubungan dengan pimpinan.

2) Sebagai sumber informasi yang diperlukan pimpinan dalam memenuhi fungsi,

tugas, dan tanggungjawab.

3) Sebagai pelanjut keinginan pimpinan kepada bawahan dalam pelaksanaan

tugas.

4) Alternative pemikiran dari pimpinan dalam ide-ide.

5) Sebagai faktor penunjang dalam keberhasilan pekerjaan dan cerminan pimpinan

dan bawahan.

b. Peranan sekretaris terhadap bawahan, meliputi :

1) Penentuan kebijakan yang berlalu bagi pegawai bawahan secara adil, yaitu

mengenai peraturan penempatan pegawai yang sesuai dengan kecakapan dan

kemampuan (rule of the place).

2) Memberikan motivasi kerja kepada pegawai bawahan sehingga pekerjaan dapat

berjalan lancar dan berhasil dengan baik.

3) Memberikan rasa bangsa dan puas kepada pegawai bawahan dalam

menjalankan pekerjaan.

Page 50: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 46

4) Menerima pendapat dan usul bawahan dalam berbagai bawahan untuk lebih

mengerahkan dan mengetahui kelemahan dan kehendak pegawai bahawan.

Peran sekretaris terhadap bawahan merupakan penilaian dari bawahan sehingga sikap

dan tingkah laku sekretaris akan berpengaruh terhadap pekerjaan pegawai bawahan.

Bagi sekretaris yang ramah dan komunikatif akan memberikan suasana hubungan kerja

yang baik bagi bawahan sehingga segala permasalahan dapat didiskusikan dan dicari

cara penyelesaiannya.

4. Tugas Sekretaris

Tugas sekretaris tentunya sesuai dengan fungsi jabatan sekretaris tersebut. Bagi

organisasai yang besar, tugas sekretaris juga lebih berat karena selain bertugas dan

bertanggungjawab terhadap pimpinannya, ia juga harus bertanggungjawab untuk

mengatur dan mengawasi tugas dan kegiatan bawahannya.

Secara umum tugas-tugas sekretaris meliputi hal-hal sebagai berikut :

a. Menerima dikte pimpinan;

b. Melaksanakan korespondensi;

c. Menyimpan arsip-arsip yang dinilai penting;

d. Menerima tamu-tamu pimpinan;

e. Membuat jadual pertemuan dan perjanjian-perjanjian pimpinan dengan teman relasi

maupun kegiatan lainnya;

f. Menyiapkan bahan-bahan keterangan kepada pimpinan sesuai dengan kebutuhan

pimpinan dalam rapat maupun kegiatan lainnya;

g. Bertindak sebagai perantara antara bawahan dan atasan;

h. Mengatur rapat-rapat dan seminar pimpinan dengan bawahan;

Page 51: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 47

i. Menemani pimpinan dalam pertemuan penting;

j. Menyusun pidato-pidato untuk pimpinan.

Dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya pada setiap orang untuk menjadi

lebih baik harus ada motivasi atau semangat kerja. Hal ini sangat penting bagi

sekretaris terutama sekretaris eksekutif atau manajer karena mereka mempunyai tugas

ganda, yaitu tugas terhadap kegiatan pimpinan sehari-hari dan tugas terhadap

koordinasi maupun pengendalian bawahan.

PEMBAHASAN

Pengembangan kepribadian bagi seorang sekretaris sangatlah penting, karena hal

tersebut merupakan syarat penting untuk menjadi sekretaris yang sungguh-sungguh

profesional. Pengembangan kepribadian bagi sekretaris mempunyai tujuan yang sangat

komplek, yaitu :

1. Mampu mengenal diri sendiri dengan baik

Pengenalan diri menimbulkan rasa menghargai diri sendiri lebih lanjut pada rasa

menyenangi diri sendiri. Sementara itu hal yang dapat ditimbulkan dari menghargai

dan menyenangi diri yaitu terbentuknya citra diri yantg positif. Citra diri akan

menentukan bagaimana orang lain bersikap terhadap sseorang.

Selain itu pencapaian pengenalan diri juga mempengaruhi kualitas interaksi

seseorang dengan orang lain. Interaksi yang berkualitas akan menghasilkan kerja sama

yang baik dan citra diri yang baik.

Page 52: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 48

Pada kenyataannya kemampuan seorang sekretaris dalam mengembangkan

hubungan yang baik dan luas dengan orang lain menentukan keberhasilannya sebagai

sekretaris profesional.

2. Memperoleh simpati orang sekitar

Bagi seorang sekretaris memperoleh simpati dari orang lain (atasan ataupun

bawahan ataupun pihak ekstern perusahaan) penting artinya. Dengan memperoleh

simpati dari lingkungan sekitar membuktikan bahwa sekretaris dapat tampil menarik

dan mempesona.

o Simpati dari atasan mengisyaratkan kepercayaan dan penghargaan;

o Simpati dari bawahan mengisyaratkan kecintaan dan keseganan.

Hal tersebut akan menciptakan atmosfer kerja yang kondusif, baik bagi dirinya

ataupun rekan lingkungan kerjanya. Lingkungan kerja yang kondusif memungkinkan

terselesaikannya tugas-tugas pekerjaan.

Sesungguhnya simpati dari lingkungan sekitar dapat diperoleh dengan cara

menerapkan tata krama dalam pergaulan / komunikasi. Atas dasar itu perlu

dikembangkan sikap yang memperhatikan dan menghargai orang lain.

3. Peka terhadap lingkungan

Hubungan sekretaris dengan lingkungannya terutama lingkungan sosial

berlangsung tidak searah, artinya lingkungan punya pengaruh terhadap

profesionalismenya seorang sekretaris begitu juga sebaliknya sekretaris yang

profesional juga mempengaruhi lingkungannya. Untuk itu penting dikembangkan

Page 53: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 49

kepekaan dan rasa tanggungjawab sekretaris terhadap lingkungannya demi

terbentuknya lingkungan yang baik dan kepribadian manusia yang unggul serta

mantap.

Jadi seorang sekretaris yang berkepribadian harus mampu menumbuhkan

kepekaannya dengan baik sehingga kehadirannya dapat menyenangkan hati

lingkungannya dan tercapainya kepuasan batin, kebahagian batin.

4. Tampil mempesona

Tampil mempesona didukung oleh pribadi yang mempesona. Pribadi yang

mempesona adalah pribadi yang mendapatkan ketenangan untuk dirinya sendiri.

Penampilan sekretaris yang mempesona merupakan penampilan yang bukan hanya

dapat memanfaatkan kelebihannya secara optimal, melainkan juga mau menghadapi

akibat dari kekurangn yang ada pada dirinya sehingga terdapat ketenangan dan ada

kemauan untuk memperbaikinya.

5. Disiplin dalam hidup sehari – hari

Disiplin berasal dari disco-didici yang artinya belajar, dan belajar berarti

menambah ilmu atau pengetahuan serta mempertinggi martabat yang bersangkutan.

Disiplin adalah pengendalian diri dan pengarahan diri. Hal ini sangat penting bagi

sekretaris ataupun karyawan pada umumnya. Disiplin merupakan keadaan yang

menyebabkan atau memberikan dorongan kepada sekretaris atau karyawan untuk

berbuat dan melakukan segala kegiatan sesuai dengan norma-norma atau aturan–aturan

yang telah ditetapkan.

Page 54: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 50

Point penting dalam disiplin terletak pada kemauan yang kuat untuk

menerapkannya dalam kehidupan sehari–hari sehingga diperoleh manfaatnya. Disiplin

yang dilakukan secara suka rela menghasilkan pengembangan karakter pengendalian

diri ke arah penumbuhan sikap hidup yang bernilai tinggi dan profesional, yang akan

menciptakan keadaan yang teratur dan efisien.

6. Dapat mengatasi stress

Jaman modern ditandai dengan adanya pergolakan sosial yang cepat, keretakan

institusi keluarga dan beragam penyakit psikologis lainnya.

Dr. Norman.V.Peale mengemukakan bahwa apabila Tuhan ingin menghadiahkan

sesuatu yang berharga, Tuhan membungkus hadiah tersebut dalam suatu masalah yang

pelik, lalu memperhatikan dari jauh apakah kita sanggup menerima / membuka hadiah

tersebut sebagai sesuatu yang berharga, sebagai mutiara yang mahal harganya yang

tersembunyi di dalam kulit kerang. Hal tersebut mengisyaratkan manusia hidup

memang tempatnya salah, namun demikian masalah bukan untuk dihindari, melainkan

harus dipecahkan.

Demikian juga halnya seorang sekretaris mendapat masalah dari dalam ataupun

dari luar kantor, tempat sekretaris bekerja. Lari dari masalah hanya akan membuat

hidup tertekan. Setiap masalah hendaknya diselesaikan dengan tuntas dan akhirnya

hidup menjadi bersemangat dan penuh suka cita dalam segala keberadaannya.

7. Mampu menggunakan ide dan menghargai pendapat orang lain

Berfikir merupakan kegiatan mengingat, menangkap, memutuskan, tetapi

hakikatnya sukar dilukiskan secara tepat. Rene Descrates mendifinisikan berfikir

Page 55: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 51

sebagai seluruh kisaran proses mental yang sadar, meliputi pemikiran akal budi,

perasaan, pengindraan dan penghendakan, pikiran senantiasa bekerja meskipun orang

tersebut tertidur.

Dengan demikian kehidupan berfikir merupakan seluruh proses mental yang

sadar, yang mencakup akal budi, imajinasi, pengindraan dan penghendakan yang

terwujud dalam mengingat, menangkap dan memutuskan.

Pada abad ini manusia mengalami ledakan pengetahuan yang merombak struktur

pemikirannya, yaitu rasionalisasi dalam segala bidang. Akibatnya adalah eksistensi

seseorang salah satunya dapat dilihat dari pola berfikir serta ide – idenya. Seorang

sekretaris tidak boleh enggan berfikir. Dengan berfikir di dalam hidup kesehariannya

dapat mendorong perkembangan kepribadian sekretaris tersebut pada tahap optional.

Dalam berfikir tersebut kemauan menimbang dan selanjutnya dapat menerima

pendapat orang lain walaupun bertentangan dengan pendapatnya bila pendapat orang

lain memang lebih baik. Manfaat berfikir yang lain adalah hidup yang bergairah dan

menarik karena penuh inovasi – inovasi.

8. Memiliki inovasi dalam mencapai tujuan

Motivasi adalah proses yang mendorong dan mengarahkan tingkah laku. Ada juga

yang menjelaskan motivasi adalah segala sesuatu yang menyebabkan gerakan atau

yang mendorong seseorang untuk bertindak. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan

bahwa motivasi adalah suatu usaha yang disadari yang mendorong, mengarahkan dan

menjalankan roda organisasi–organisasi sosial memulai dari bangsa kepada keluarga,

sampai kepada pribadi–pribadi untuk bertindak demi mencapai tujuan.

Page 56: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 52

Dengan motivasi manusia memiliki alasan untuk tetap gigih dalam

memperjuangkan harapannya hingga terwujud. Jadi seorang sekretaris dalam tugasnya

harus memiliki motivasi dan mampu memotivasi orang lain. Langkah awal untuk

memiliki motivasi adalah berfikir tentang sisi positif yang dimiliki, mengorelasikannya

dengan tujuan serta menerapkannya dalam tindakan. Hal tersebut akan membangun

rasa percaya diri. Rasa percaya diri inilah yang akan membangun motivasi diri.

Seorang sekretaris yang memiliki motivasi adalah sekretaris yang menghendaki

agar suatu pekerjaan dapat selesai tepat waktu, disiplin dalam kerja, rendah hati,

memiliki kesediaan memberikan yang terbaik dan tidak suka menggerutu.

Pengembangan diri untuk seorang sekretaris sesungguhnya mempunyai dampak

multiplier terhadap pola pikir, pola bicara, pola tindakan / perbuatan ataupun tingkah laku

sikap dalam berbagai hal secara profesional. Dengan demikian, atas profesionalnya

seorang sekretaris tersebut dapat terlihat atau dirasakan, bahwa seorang sekretaris :

1. Mengetahui sejarah dan budaya perusahaan / institusi secara luas, antara lain

mengetahui visi – misi nya :

Hal ini penting karena visi – misi perusahaan / institusi setelah diketahui perlu untuk

dijiwai yang akan berperan sebagai kekuatan spiritual seorang sekretaris dalam

melaksanakan tugas, kewajiban dan tanggung jawabnya.

2. Mengetahui dan mengenal para pimpinannya dari level bawah sampai pada level

teratas seorang sekretaris mengenal pimpinan itu merupakan syarat mutlak, karena

pekerjaan sekretaris adalah mendampingi pimpinan. Jadi harus memahami, mengikuti

karakter pimpinan. Hal ini sangat penting sebagai dasar kuat dalam mewujudkan

komunikasi yang efektif dan efisien.

Page 57: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 53

3. Mengetahui dan mengenal staft karyawan, serta bawahan lainnya, hal ini penting

mengingat meskipun sebagai sekretaris pimpinan dan tangan kanan pimpinan tetapi

kerja di institusi / perusahaan adalah team work, jadi kualitas komunikasinya juga perlu

dijaga.

4. Berorientasi pada pengembangan institusi untuk sekarang dan masa depan (global

oriental).

5. Sekretaris itu keberadaannya sebagai jati diri yang tidak menyakitkan, akan tetapi jati

diri yang suka melayani / membantu.

6. Sekretaris mempunyai pola bekerja yang efisien. Seorang sekretaris profesional

maupun bekerja secara efisien yaitu dapat bekerja dengan menggunakan pengelolaan

watu yang baik dan tepat. Dalam hal ini sekretaris profesional mempuyai pengaturan

waktu yang baik.

7. Mampu menjaga dan menata dengan baik dan bijaksana dalam hal berpenampilan dan

menjaga kesehatannya.

8. Mampu mengelola suara dengan baik pada saat berkomunikasi melalui telephone

maupun komunikasi langsung ketemu orang lain. Bagaimana seorang sekretaris

berkomunikasi secara profesional juga ditentukan oleh kualitas kata yang digunakan,

intonasi suara, kejelasan menyampaikan pesan / maksud atau sistematika bicaranya

jelas, mudah dimengerti.

9. Mampu bersikap dengan baik, tepat, ukuran profesional sekretaris juga dipengaruhi

oleh perilaku atau sikap dalam berjalan, duduk, berdiri, diam semua sikap tersebut

perlu dikelola/ diatur dengan baik agar menimbulkan daya tarik dan kesan yang positif

bagi siapa saja yang ditemui.

Page 58: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 54

PENUTUP

Kepribadian sering diidentikan dengan identitas seseorang baik yang menyangkut

watak, sifat, perbuatan atau tindakan yang merupakan usaha seseorang mengaktualisasikan

jati dirinya. Seorang sekretaris sangat penting mengenal dirinya dengan baik, karena hal ini

akan menjadi dasar yang baik untuk membangun percaya diri.

Mengenal diri dengan baik berarti mengenali keunggulan dan kelebihan dan

kekurangan atau kelemahan diri dengan baik. Hal ini penting agar rasa percaya diri yang

dimiliki dapat tumbuh, berkembang dengan baik selaras dengan adanya kerendahan hati

dan percaya diri pada seorang sekretaris.

Perpaduan antara dua karakter tersebut dapat menjadikan kepribadian sekretaris benar-

benar profesional dan bijaksana bukan profesional yang arogan. Mengenal diri dengan baik

juga dapat berarti mau menerima kekurangan dan kelebihan yang ada pada dirinya. Hal ini

akan membawa sekretaris pada kebiasaan untuk berfikir positif, optimis dan menghargai

orang lain.

Pengembangan kepribadian sekretaris juga membawa pada sikap terbukanya sekretaris

dalam menerima kritik dan saran yang datang dari pimpinan maupunan rekan kerja di

kantor ataupun urusan diluar kantor. Keadaan ini membawa sikap positif seorang sekretaris

yang terwujud dengan adanya pola pikir positif, konstruktif dan efektif tetapi juga

persuasif dalam implementasinya.

Profesionalnya seorang sekretaris juga dapat dilihat dari kemampuannya dalam

berperan sebagai asisten, sekretaris executive ataupun manager kantor karena adanya

keterampilan prima yang dimiliki dan berorientasi global.

Pengembangan sekretaris yang profesional, dapat dibuktikan dengan kemampuannya

dalam menangani pekerjaan / tugas dengan mempraktikan manajemen waktu yang tepat.

Page 59: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 55

Dengan manajemen waktu yang tepat dan baik seorang sekretaris dapat menyusun skala

prioritas atas segala tugas-tugasnya yang diembannya.

Sekretaris profesional mampu menunjukan perilaku otomatisnya dalam menentukan

skala prioritas atas tugas–tugasnya yaitu : penting dan mendesak, penting dan tidak

mendesak, tidak penting dan mendesak, tidak penting dan tidak mendesak.

Profesionalnya sekretaris dapat dikembangkan dari sisi penampilan yang menarik,

mempesona, sehingga mampu menimbulkan pesona yang mendalam. Hal-hal tersebut

dapat dimiliki oleh seorang sekretaris karena seorang sekretaris profesional mampu

menjaga kesehatan dan kebersihan diri dengan baik, yang dipadukan dengan intonasi suara

dan tingkah laku serta busana ataupun tata rias yang tepat, baik, proporsional.

Kondisi profesional sekretaris tersebut dapat dimaksimalkan lagi dengan sikap atau

tingkah laku yang tepat dan baik dalam hal berjalan, duduk, berdiri, berbicara bahkan

diam.

Jadi sesungguhnya kesempurnaan profesionalnya sekretaris dapat dilihat secara soft

skill maupun hard skill secara keseluruhan dan semua itu terwujud karena adanya

pengembangan kepribadian seorang sekretaris.

Harapannya semoga tulisan ini sungguh-sungguh mampu menjadikan pengetahuan

yang berharga dan menginspirasi dalam mengembangkan diri sebagai sekretaris

profesional maupun karyawan profesional pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

ASEKMA DON BOSCO. Handbook of Modern Secretary: Panduan Sukses Secretaris

dalam Dunia Kerja Modern. Penerbit PPM. Jakarta. 2010.

ASEKMA Don Bosco. Jurnal Dunia Secretary Vol 3 No 2. Jakarta. Juli 2014.

Page 60: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 56

Hariyatmoko. Etika Komunikasi (Cetakan ke 5). Penerbit Kanisus. Yogyakarta. 2008.

Titik Tri Widodo Kristanto. Pengembang Kepribadian Sekretaris. PT GRASINDO. Jakarta.

2004.

http://Organisasi.org/manajemen-sekretaris-pengertian-tugas-fungsiperan-syarat-tata-kerja, dll,

diakses tanggal 9 September 2015

Franz Magnis-Suseno. Etika - Pustaka Filsafat. Kanisius. Yogyakarta. 2006.

Page 61: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 57

TANTANGAN PROFESI SEKRETARIS MENUJU MASYARAKAT

EKONOMI ASEAN

Oleh: Muller Sagala, S.E.,M.M.

(Direktur dan dosen ASEKMA Don Bosco, [email protected])

ABSTRACT

Implementation of the Asean Economic Community (AEC) as of early 2016 can not be

postponed. All countries that have agreed to be deal with it, ready or not ready, able or not

able to. For a particular field of employment agenda secretarial profession is one that is

affected. If the pattern of secretarial work is still done manually and traditionally it is

ascertained and were forced to shift to a personal assistant working patterns. A secretary

or personal assistant should be able to adjust (match) with the demands of the workings of

the business and industrial world in the era of the MEA. The demands in the era of MEA to

the labor especially secretary, among others, working with a high level of expertise (high

skilled), working 24 hours a day, with a very broad scope of duties and growing.

Keywords: personal assistant, secretary, AEC

PENDAHULUAN

Ketika ada pertanyaan apa itu Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)? Apa itu Personal

Assistant (PA)? Apa itu sekretaris? Secara cepat orang lebih mudah dan lebih cepat

menjelaskan arti sekretaris walaupun masih banyak masyarakat yang memaknainya dengan

‘miring’. Tidak banyak orang memahami MEA dan PA bahkan banyak masyarakat yang

tidak perduli dengan MEA dan PA. Mereka tidak tau juga dengan dampaknya. (Kompas,

14 Desember 2015).

Page 62: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 58

Adanya demo para buruh yang menolak tenaga kerja asing masuk ke Indonesia

menandakan bahwa mereka belum memahami agenda MEA yang akan efektif tahun 2016.

Kondisi ini yang dapat menambah rumitnya menghadapi implementasi MEA di Indonesia.

Berlakunya MEA, Asean pada umumnya, dan Indonesia pada khususnya mempunyai

tantangan eksternal maupun internal. Tantangan eksternal dimaksud antara lain

menghadapi kondisi ekonomi internasional yang tidak stabil, ekonomi yang penuh dengan

ketidakpastian, iklim dunia yang cukup berat, dan adanya persaingan global yang semakin

tajam. Tantangan internal antara lain adanya tuntutan yang meningkat dari masyarakat

yang semakin maju, jumlah masyarakat kelas menengah semakin banyak yang menuntut

lebih besar, dan setiap masyarakat harus mampu menyesuaikan diri dengan butir-butir

ketentuan yang telah disepakati bersama dalam blueprint MEA.

Masalah yang dikaji dalam karya tulis ini adalah apa saja yang menjadi tantangan

khususnya bagi mereka yang berprofesi sekretaris saat ini untuk menghadapi MEA.

Tujuan karya tulis ini adalah untuk mengetahui tantangan apa saja yang kemungkinan

dihadapi oleh para sekretasris dan apa alternative solusinya. Manfaat karya tulis ini bagi

mereka yang sudah atau calon sekretaris perlu mengetahui tantangan yang mungkin

dihadapi pada tahun 2016 saat dimulainya kesepakatan MEA; bagi institusi pendidikan

diharapkan dapat mempersiapkan lulusannya untuk mampu memenuhi tuntuntan

kompetensi yang diharapkan dunia usaha dan dunia industri di era MEA. Metodologi yang

digunakan dalam karya tulis ini adalah kajian perpustakaan (library research).

LANDASAN TEORI

1. Sekretaris, Personal Assistant dan Perannya

Sekretaris adalah sebuah profesi administratif yang bersifat asisten atau

mendukung tugas-tugas antara lain : melaksanakan perkerjaan rutin, tugas-tugas

administratif, atau tugas-tugas pribadi dari atasannya. Sekretaris identik pula dengan

Page 63: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 59

mode dan gaya dalam berbusana ke kantor. Sudah umum bila sekretaris mempunyai

tampilan yang menarik sebagai citra dari atasan yang diwakilinya.

Di dunia kerja saat ini ada lagi profesi yang merupakan perkembangan dari

sekretaris yaitu Personal Assistant (PA) atau asisten pribadi. Secara singkat perbedaan

dari PA dan sekretaris adalah PA lebih bertanggung jawab untuk satu orang saja,

dalam hal ini eksekutif atau bos yang mempekerjakan dirinya, sedangkan sekretaris

lebih bertanggung jawab kepada perusahaan secara umum.

Namun demikian hampir tidak ada perbedaan antara sekretaris dan PA di

beberapa perusahaan. Di Indonesia contohnya, umumnya sekretaris kadangkala

membantu hal-hal personal dari si bos yang berhubungan dengan kerja. Akan tetapi di

Hongkong misalnya, dunia kerja sudah lebih profesional sehingga perbedaan antara

PA dan sekretaris ini sangat menonjol.

Seorang asisten pribadi untuk seorang eksekutif di dunia bisnis harus memiliki

beberapa bakat dalam berbagai fungsi pekerjaan yang berbeda dan berdasarkan

kebutuhan majikan. Namun, tanggung jawab umum PA akan melaksanakan secara

skrining panggilan telepon dan menerima pesan, penjadwalan janji, mengatur untuk

mengambil atau pengiriman dari kurir yang diperlukan. Untuk memegang posisi ini,

seseorang harus memiliki kemampuan multi-tasking yang sangat baik, manajemen

waktu dan keterampilan bisnis yang baik.

Berikut ini adalah contoh resume (ringkasan daftar riwayat hidup) yang

mencerminkan kompetensi seorang sekretaris atau personal assistant pada saat

melamar pekerjaan.

Page 64: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 60

“Career Objective: Seeking a responsible position of a Personal Assistant to utilize my

skills and abilities to fulfill the needs of clients and the organization.

Core Competencies:

1) Highly organized, accomplished with extensive knowledge of handling daily

administrative tasks

2) Ability to communicate professionally and effectively

3) In-depth knowledge of open source technologies and event planning

4) Enthusiastic, and ability to take initiatives with excellent telephone etiquette

5) Extensive knowledge of customer service, accounting, human relations and

management

6) Ability to write business mails in a clear and concise way

7) Possess excellent organizational and multi-tasking skills

8) Attention to detail and ability to take initiatives

9) Good with problem solving and has excellent time management skills

10) Possess extensive working knowledge of Word, Excel and the Internet.

Professional Experience:

Personal Assistant di perusahaan (sebutkan) tahun (sebutkan) s/d sekarang:

1) Assisting managers, executives and senior level professionals

2) Handling phone calls and inquiries

3) Organizing meetings and conferences

4) Arranging transportation and assigning tasks to junior employees

5) Monitoring and supervising administrative staff

6) Accepting important invitations and handling business proposals

7) Running personal errands and managing daily electronic diary

8) Preparing official correspondence like letters of support invitations, memos, etc.

Page 65: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 61

9) Drafting monthly activities and status reports as well as employee

announcements and other communications

10) Typing documents and updating website

11) Taking dictation, writing minutes, and attending meetings.

Personal Assistant di (sebutkan) tahun (sebutkan) s/d 2011 di (sebutkan):

1) Screened telephone calls, requests and inquiries and passed on accordingly

2) Maintained and organized diaries as well as making appointments with senior

executive professionals

3) Handled faxes and incoming e-mails

4) Prepared reports and presentations as well as briefing papers

5) Managed the tasks of corresponding on behalf of the manager

6) Organized and attended various business meetings

7) Liaise with suppliers, clients and staff of the organization

8) Assigned the tasks of recruiting Junior staff and delegate specific responsibilities

to them

9) Handled the tasks of booking tickets and hotel accommodation for the managers

10) Drafted budget reports, newsletters and executive summaries.

Education. (sebutkan)

Reference. (sebutkan)”

Dari contoh resume di atas terlihat bahwa tugas seorang personal assistant lebih

luas dari sekedar tugas seorang sekretaris.

2. Kebutuhan Masyarakat Ekonomi Asean

Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) adalah perwujudan integrasi ekonomi Asean

yaitu sistem perdagangan bebas antar negara-negara Asean. MEA terbentuk atas

Page 66: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 62

dorongan dari masing-masing anggota untuk menanggapi pesatnya perkembangan

industri dan perdagangan yang akhirnya dapat menimbulkan tuntutan masyarakat agar

pemerintah dapat memberikan kepastian hukum dalam dunia usaha. Indonesia sebagai

salah satu negara anggota Asean telah menyepakati dibentuknya Masyarakat Ekonomi

Asean yang bertujuan untuk menjadikan Asean kawasan yang stabil, makmur dan

kompetitif. Dengan demikian Masyarakat Ekonomi Asean akan menjadi daerah

perdagangan bebas atas barang, jasa, investasi, tenaga kerja dan aliran modal.

Adapun agenda atau bentuk kerjasama dalam MEA diantaranya: 1)

Pengembangan sumber daya manusia serta peningkatan kapasitas; 2) Pengakuan

kualifikasi profesional; 3) Konsultasi lebih dekat pada kebijakan makro ekonomi dan

keuangan; 4) Langkah-langkah pembiayaan perdagangan; 5) Meningkatkan

infrastruktur; 6) Pengembangan transaksi elektronik melalui e-Asean; 7)

Mengintegrasikan industri di seluruh wilayah untuk mempromosikan sumber daerah;

dan 8) Meningkatkan keterlibatan sektor swasta untuk membangung Masyarakat

Ekonomi Asean. Namun dalam pelaksanaannya, MEA memiliki 4 karakteristik dasar

(pilar), yaitu: 1) Pasar tunggal dan berbasis produksi (segi arus bebas); 2) Kawasan

ekonomi yang kompetitif (politik persaingan); 3) Wilayah pembangunan ekonomi yang

merata (pembangunan UKM); dan 4) Daerah terintegrasi penuh dalam ekonomi global

(hubungan perdagangan internasional).

Agenda (blueprint) MEA sebagaimana diuraikan tersebut dapat digambarkan

sebagai berikut :

Page 67: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 63

PEMBAHASAN

Tantangan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang akan dilaksanakan di tahun 2016

merupakan kerjasama di negara – negara Asia Tenggara. Tujuannya adalah meningkatkan

ekonomi masing – masing negara dengan konsep utama menciptakan Asean sebagai

sebuah pasar tunggal dan kesatuan basis produksi dimana terjadi free flow atas barang,

jasa, faktor produksi, investasi dan modal serta penghapusan tarif bagi perdagangan antar

negara Asean. Harapannya adalah dapat mengurangi kemiskinan dan kesenjangan ekonomi

diantara negara – negara anggotanya melalui sejumlah kerjasama yang saling

menguntungkan. Hadirnya MEA ini memaksa negara – negara di dalamnya untuk

memperkuat daya saing dalam segala bidang, terutama dalam bidang ketenagakerjaan.

(http://ditjenkpi.kemendag.go.id).

Page 68: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 64

1. Pelaksanaan Agenda Masyarakat Ekonomi Asean

Indonesia melalui Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia telah menyiapkan

tiga program dalam rangka menghadapi MEA yang juga mendukung Materplan

Percepatan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia, disingkat MP3EI, (MP3EI

adalah sebuah pola induk dari pembangunan negara RI) yaitu : 1) Identifikasi

kebutuhan tenaga kerja profesional/terampil untuk mendukung 22 kegiatan ekonomi di

enam koridor ekonomi dan meningkatkan daya saing 12 sektor prioritas MEA; 2)

Memfasilitasi pengembangan standar kompetensi dan pembentukan lembaga sertifikasi

profesi (LSP) oleh Asosiasi Industri terkait 22 kegiatan ekonomi di koridor ekonomi

dan 12 sektor prioritas MEA; serta 3) Pengembangan Kadin Training Center (KTC)

untuk mendorong pengembangan program pelatihan berbasis kompetensi sesuai

kebutuhan industri oleh Kadin Provinsi.

Selanjutnya, ada 12 sektor prioritas MEA yang disebut free flow of skilled labor

(arus bebas tenaga kerja terampil) yaitu: perawatan kesehatan (health care), turisme

(tourism), jasa logistik (logistic services), E-Asean, jasa angkutan udara (air travel

transport), produk berbasis agro (agrobased products), barang-barang elektronik

(electronics), perikanan (fisheries), produk berbasis karet (rubber based products),

tekstil dan pakaian (textiles and apparels), otomotif (automotive), dan produk berbasis

kayu (wood based products). Tentu saja ini menjadi tantangan tersendiri bagi dunia

ketenagakerjaan di Indonesia dalam menghadapi MEA.

2. Tantangan Implementasi MEA

Ada beberapa persoalan mendasar yang dihadapi Indonesia dalam rangka

menghadapi MEA, yaitu: 1) masih tingginya jumlah pengangguran terselubung

(disguised unemployment); 2) rendahnya jumlah wirausahawan baru untuk

Page 69: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 65

mempercepat perluasan kesempatan kerja; 3) pekerja Indonesia didominasi oleh

pekerja tak terdidik (unskilled labor) sehingga produktivitas tenaga kerja menjadi

rendah; 4) meningkatnya jumlah pengangguran tenaga kerja terdidik, sebagai akibat

dari ketidaksesuaian antara lulusan perguruan tinggi dengan kebutuhan pasar tenaga

kerja; 5) ketimpangan produktivitas tenaga kerja antar sektor ekonomi; 6) sektor

informal mendominasi lapangan pekerjaan, dimana sektor ini belum mendapat

perhatian optimal dari pemerintah; 7) pengangguran di Indonesia merupakan

pengangguran tertinggi dari 10 negara anggota Asean sehingga terjadi ketidaksiapan

tenaga kerja terampil dalam menghadapi MEA; 8) tuntutan pekerja terhadap upah

minimum, tenaga kontrak, dan jaminan sosial ketenagakerjaan; serta 9) masalah

Tenaga Kerja Indonesia yang banyak tersebar di luar negeri. (Seminar Kesiapan

Tenaga Kerja dalam Menghadapi Pasar Asean oleh Bappenas).

Masuknya investor ke Indonesia tentu dibarengi dengan konsepsi baru bagi para

investor tersebut, salah satunya perubahan dari industri padat karya menjadi padat

modal. Keuntungan industri padat modal sendiri bagi perusahaan adalah dapat

mengurangi tenaga kerja kasar yang selama ini dianggap paling besar konstribusinya

dalam hal biaya produksi. Penggantian tenaga kerja kasar yang dialihfungsikan

menjadi tenaga mesin dan tentu saja membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM)

terampil untuk pengoperasiannya. Hal ini tentu lebih menarik bagi para investor atau

perusahaan, karena di dalam MEA nantinya arus tenaga kerja dari luar negeri (negara –

negara Asean) bebas masuk di lingkup pasar bebas Asean, terutama di sektor jasa dan

sektor industri.

Sudah tentu perusahaan – perusahaan baik asing ataupun dalam negeri lebih

tertarik dengan tenaga kerja yang lebih terampil. Para investor ini lebih tertarik dengan

Page 70: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 66

tenaga kerja asing yang dianggap lebih terampil dan bebas masuk di seluruh negara –

negara anggota MEA ini.

Raider 2: (to p.23). Secara umum ada ciri tantangan dunia usaha dan dunia industri

pada era MEA yaitu : (1) Arah serba teknologi; (2) Bisnis ke arah horizontal; (3)

Kompetensi ke arah vertical; dan (4) Minimal batas dan hambatan. // uraikan

Ciri tantangan tersebut perlu menjadi perhatian para pihak dalam penetapan fokus

target ke depan.

3. Sekretaris dan Personal Assistant

Tantangan dalam implementasi agenda MEA sebagaimana disebutkan di atas tentu

harus dihadapi dan harus berani melakukan langkah pencarian solusi. Kuatnya

persaingan khususnya dalam bidang ketenagakerjaan termasuk profesi sekretaris atau

personal assistant sesuatu hal yang dapat disikapi dengan bijak dan tepat. Komitmen

dan koordinasi antara pemerintah, pelaku dunia usaha dan dunia industri, dan lembaga

penyelenggara pendidikan bukan suatu barang yang mahal dan bukan tidak mungkin

dilakukan.

Raider 24: Menyikapi persaingan yang ada perlu mengenal ciri sekretaris dan

personal assistant saat ini secara umum. Ciri tugas sekretaris saat ini yaitu : (1) Masih

menggunakan proses manual dan tradisional; (2) Terikat pada jam kerja tertentu; (3)

Terikat kepada aturan perusahaan; (4) Menggunakan physical office; (5) Ada batas

lingkup tugas; (6) Mandiri; dan (7) Kompetensi lebih mendalam. //uraikan Sedangkan

ciri tugas personal assistant saat ini yaitu : (1) ICT oriented; (2) Virtual office; (3) Jam

keja 24 jam; (4) Terikat kepada person; (5) Lingkup tugas lebih luas (horizontal); (6)

Lebih mandiri; (7) Kompetensi mendalam. //uraikan

Page 71: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 67

Masing-masing pihak bisa mengambil peran. Misalnya pihak penyelenggara

pendidikan, perguruan tinggi, dapat lebih fokus kepada kurikulum untuk menghasilkan

lulusan yang terampil dan siap kerja. Keterampilan tersebut dapat ditentukan oleh

pihak dunia usaha dan dunia industri dalam era MEA. Peran pemerintah dapat

membuat regulasi agar para pihak fokus pada perannya masing-masing untuk

menjawab tantangan dalam era MEA.

Langkah yang lebih konkrit misalnya, perguruan tinggi ingin memenuhi kebutuhan

tenaga profesi sekretaris atau personal assistant bagi dunia usaha dan dunia industri.

Pihak perguruan tinggi menetapkan karakter yang harus dimiliki oleh seorang

sekretaris oleh personal assistant sebagai berikut :

a. Datang Lebih Awal, Pulang Lebih Akhir

Bagi seorang Personal Assistant, harus siap datang lebih awal untuk

mempersiapkan kebutuhan bos, baik itu jadwal kerjanya, janji meetingnya dengan

orang lain atau sekadar merapikan map yang bertumpuk di atas meja kerjanya.

Pastikan keadaan meja bos sudah rapi dan segala informasi yang dia butuhkan

dalam satu hari sudah berada di tempatnya. Pulang lebih akhir adalah untuk

menuntaskan pekerjaan bos yang masih dipending. Pastikan pekerjaan pada hari itu

selesai dan tidak tertunda.

b. Lebih Cepat Lebih Baik

Semua bos menyukai karyawan yang dapat bekerja dengan cepat, apalagi sebagai

orang kepercayaan bos. Personal Assistant harus pintar-pintar menyiasati waktu

dan menyelesaikan pekerjaan secepat mungkin. Fokus pada pekerjaan, buat daftar,

tentukan mana yang harus lebih dulu dikerjakan dan selesaikan. Jangan menunda

pekerjaan.

Page 72: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 68

c. Sosok yang Berwibawa

Seorang Personal Assistant harus bisa memberikan kesan yang berbeda dari

karyawan lain. Perlu diketahui bahwa Personal Assistant adalah salah satu ujung

tombak dari perusahaan. Menjadi seorang Personal Assistant akan berhadapan

dengan banyak orang dengan banyak karakteristik. Wibawa akan membuat jauh

lebih mudah mengatasi orang lain.

d. Mengenali dan Memahami Bos

Tipikal setiap bos berbeda-beda dan sebagai Personal Assistant tidak bisa memilih

siapa bos. Yang bisa dilakukan adalah membaca situasi dan kondisi dan

menyesuaikan diri. Mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi dengan baik

dengan bos adalah salah satu pencapaian terbaik bagi seorang Personal Assistant.

Menjalin hubungan baik dengan bos sangatlah sulit. Cara terbaik adalah dengan

mengalahkan ego dan mengutamakan kepuasan hati bos.

e. Fleksibel

Sering terjadi secara tiba-tiba mendapat tugas untuk menyelesaikan sebuah

pekerjaan di luar negeri, maka harus siap sedia menjalankan misi tersebut. Menjadi

seorang Personal Assistant dituntut untuk menerima semua jenis pekerjaan yang

dibebankan. Semakin fleksibel, maka semakin besar nilainya di mata pimpinan.

f. Penampilan

Seorang Personal Assistant adalah satu dari bagian perusahaan yang diperhatikan

oleh masyarakat luar dan relasi dari luar perusahaan. Oleh sebab itu dituntut untuk

selalu berpenampilan yang rapi karena penampilan mempengaruhi penilaian orang

Page 73: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 69

lain tentang perusahaan. Semakin baik penampilan, semakin baik citra perusahaan

di mata orang lain.

g. Jaringan Yang Luas

Setiap kali berkenalan dengan relasi baru dari perusahaan sahabat atau mitra kerja,

diwajibkan menyimpan kartu nama mereka atau kontak mereka untuk kepentingan

bisnis di masa yang akan datang. Selalu berhubungan dengan baik dan

berkomunikasi dengan mitra dan klien juga sangatlah penting untuk menjaga

keharmonisan bisnis.

Raider 25: Dalam kuliah umum dengan tema “Profesi Sekretaris : Peluang dan

Tantangan.” yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)

Universitas Bengkulu terungkap beberapa hal sebagai berikut :

1. Ada empat perspektif tantangan dunia sekretaris, yaitu penguasaan teknologi, memiliki

knowledge, memiliki orientasi bisnis dan memiliki kemampuan pelayanan (service).

Keempat hal ini harus dimiliki dan benar-benar menjadi perhatian bagi seorang

sekretaris. Dengan menguasai teknologi seorang sekretaris akan lebih mudah

berkomunikasi, membangun sinergi antar unit kerja dan bisa melakukan tertib

administrasi. Kemampuan service juga harus dimiliki sehingga bisa memberikan

pelayanan prima, menciptakan brand image dan mampu berkomunikasi dengan baik.

Cara-cara berkomunikasi yang baik dan benar mutlak dimiliki dan dikuasai oleh

seseorang yang profesi sekretaris. Seorang sekretaris harus berorientasi bisnis untuk

mendukung kegiatan operasional, dan menjadi marketing yang handal. Dan ilmu

pengetahuan atau knowledge juga harus ditingkatkan terus-menerus sehingga bisa

memahami core bisnis, memahami regulasi serta mudah menjalin hubungan baik

dengan siapapun atau human relation

Page 74: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 70

2. Dalam menghadapi tantangan yang terjadi, seorang sekretaris harus berani mengambil

sikap. Jenis pekerjaan ini menuntut keluwesan, ketelitian sekaligus kesabaran, yang

mungkin tidak semua orang bisa memilikinya. Ada orang yang mengganggap remeh

pekerjaan seperti ini. Ada 3 contoh tantangan yang hanya bisa dilewati oleh sekretaris:

a. Bisa tersenyum dan ramah saat tidak mood

Tidak peduli apa yang sedang terjadi dalam kehidupan pribadi, seorang sekretaris

harus selalu ramah menghadapi klien yang menelepon atau datang. Sekretaris sejati

sangat pandai memisahkan antara pekerjaan dan emosi pribadi karena kesan

perusahaan ada di atas pundaknya.

b. Bisa menyimpan rahasia kantor meski tahu banyak hal

Sebagai sekretaris maka akan sering berurusan dengan banyak data sensitif dan

informasi pribadi. Mungkin rasanya sangat ingin memberitahu kepada teman kerja

tentang apa yang baru saja diketahui, apa daya rahasia perusahaan harus tetap

tersimpan dalam hati saja. Bisa menangani masalah di menit terakhir

c. Semua jenis kondisi darurat bisa terjadi di kantor.

Tentu saja, sekretaris yang harus menangani hal tersebut. Apakah undangan belum

dibuat atau bos butuh kartu nama sekarang juga, membuat sendiri atau apa pun

yang terjadi semua harus segera terwujud.

Dari uraian tersebut di atas terlihat adanya tantangan Indonesia dalam menghadapi

MEA. Tantangan-tantangan tersebut juga dihadapi oleh negara Asean lainnya namun bagi

Indonesia tantangan tersebut, khususnya di bidang ketenagakerjaan, menjadi fokus bagi

pemerintah, dunia usaha dan dunia industri, dan institusi pendidikan.

Page 75: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 71

Untuk itu perlu dari pemerintah memberikan solusi nyata terhadap keberlangsungan

nasib tenaga kerja Indonesia. Bagi tenaga kerja potensial masih belum terlambat untuk

menyongsong MEA ini. Peningkatan mutu SDM menjadi harga mati, dan ketertinggalan

dengan negara lain seperti Singapura dan Malaysia harus segera dikejar, peningkatan skill

terutama mengenai bahasa Inggris yang menjadi faktor determinan nantinya diperlukan

dalam penyeleksian tenaga kerja oleh perusahaan asing. Pelatihan–pelatihan intensif dan

pemberian sertifikasi tenaga kerja menjadi wajib dilakukan oleh pemerintah.

Institusi pendidikan sebagai lembaga yang memproduksi SDM harus mampu

menciptakan SDM yang mempunyai daya saing dengan SDM di luar negeri. Perlu ada

pembenahan disetiap lini pendidikan untuk menciptakan mutu SDM Indonesia yang

berkualitas dan berdaya saing.

Adanya ketidaksesuaian kebutuhan antara keinginan buruh (kesejahteraan) dengan

hadirnya MEA tidak dapat didiamkan. MEA mempunyai titik tekan pada daya saing

terutama tenaga kerja, dan itu harus mampu dijawab oleh tenaga kerja (buruh) Indonesia.

Disisi sisi lain pemerintah juga harus mampu dalam proses peningkatan dan perlindungan

mutu terhadap SDM Indonesia.

PENUTUP

Kesimpulan

Tujuan dibentuknya MEA adalah sangat agung yaitu bagaimana cara meningkatkan

ekonomi masing-masing negara dengan konsep utama menciptakan Asean sebagai pasar

tunggal dan kesatuan basis produksi. Untuk itu diperlukan dukungan kuat dan partisipasi

dari masyarakat terutama dari sektor swasta. Hal ini dimaksud untuk mencapai dua sasaran

tersebut yaitu mengembangkan pasar tunggal dan dasar produksi Asean. Melalui MEA,

Asean dapat merupakan kekuatan ekonomi dunia yang tangguh, disamping Tiongkok dan

Page 76: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 72

India dari jajaran negara berkembang. Hal ini tentu mempunyai dampak yaitu timbulnya

persaingan yang ketat. Setiap anggota MEA termasuk Indonesia harus dapat memperkuat

daya saing dalam segala bidang khususnya dalam bidang ketenagakerjaan.

Beberapa kondisi yang harus menjadi perhatian antara lain :

1. Agenda MEA mulai tahun 2016 menuntut perubahan dari berbagai sudut pandang.

2. MEA lebih menganut pandangan horizontal daripada vertical atau dengan kata lain

lebih memandang keluasan daripada kedalaman.

3. Kegiatan berorientasi pemanfaat teknologi ICT.

4. Penekanan kepada pola efisiensi dan efektifitas.

5. Waktu bisnis 24 jam.

Tuntutan kebutuhan agenda MEA dalam kondisi tersebut memaksa peran sekretaris

yang sekarang bergesar ke peran personal assistant (PA). Peran PA lebih cocok (match)

dengan kebutuhan dan tuntutan MEA.

Rekomendasi

Untuk dapat menjawab tantangan Indonesia dalam menghadapi MEA maka semua

pihak yang terkait harus saling mendukung, antara lain :

1. Institusi penyelenggara program vokasi perlu menyesuaikan kurikulum program studi

sekretari ke kurikulum yang menghasilkan seorang personal assistant.

2. Bagi mereka yang berprofesi sebagi sekretaris saat ini perlu mengambil sikap. Bila

ingin mengikuti tuntutan MEA, sesuaikan diri menjadi seorang yang mempunyai

kompetensi seorang PA.

3. Bagi dunia usaha dan dunia industri di era MEA sebagai pengguna lulusan perguruan

tinggi perlu memperjelas kriteria kebutuhan personal assistant.

Page 77: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 73

DAFTAR PUSTAKA

Akademi Sekretari dan Manajemen (ASEKMA) Don Bosco. Handbook of Modern

Secretary: Panduan Sukses Secretaris dalam Dunia Kerja Modern. Penerbit

PPM. Jakarta. 2010.

Kompas, 14 Desember 2015. “Pemahaman tentang MEA Minim: Semangat Berkompetisi

Kuat”, halaman 1.

http://www.kompasiana.com/pak_giexz/may-day-2014-pasar-bebas-asean-2015-vs-

kesejahteraan-buruh_54f778f3a33311c4668b4603, “May Day 2014: Pasar

Bebas Asean 2015 vs Kesejahteraan Buruh” , diakses tanggal 28 November

2015

http://www.unib.ac.id/2015/09/kuliah-umum-peluang-dan-tantangan-profesi-sekretaris/,

diakses tanggal 11 Desember 2015

http://www.beacukaimedan.net/component/content/article/44-opini/201-sekilas-tentang-

masyarakat-ekonomi-asean-mea-.html, “SEKILAS TENTANG

MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)”, diakses tanggal 28 November

2015

http://www.bestsampleresume.com/resumes/assistant/personal-assistant-resume.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Sekretaris, diakses tanggal 28 November 2015

http://www.teruskan.com/24365/7-tips-penting-agar-menjadi-personal-assistant-yang-

professional.html, “7 Tips Penting agar Menjadi Personal Assistant yang

Professional”, diakses tanggal 28 November 2015

(Seminar Kesiapan Tenaga Kerja dalam Menghadapi Pasar Asean pada Selasa (25/06) di

Ruang SG 1-5 Gedung Bappenas). (sdm-berkualitas-kunci-sukses-hadapi-era-

Page 78: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 74

masyarakat-ekonomi-asean, “SDM Berkualitas Kunci Sukses Hadapi Era

Masyarakat Ekonomi Asean”, diakses tanggal 28 November 2015))

Page 79: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 75

RAJIN, JUJUR, BERETIKA SEBAGAI FAKTOR UTAMA BERJAYA

DALAM KARIER

Oleh: Drs. R. Sriyono DH, Bc. Th.

(Dosen ASEKMA Don Bosco, [email protected])

ABSTRACT

Everyone expects to reach its heyday in the career. Heyday can be achieved through

sacrifice and be positive, including the attitude of diligent, honest, ethical. These attitudes

must be maintained within themselves in order heyday in the career can be lasting. But in

reality many people are not able to maintain an honest and ethical attitude. Currently

being shown to the world how honest and ethical attitude was not worth anymore. Any

person who does not appreciate the value of honest and ethical then gradually her value

will be lost. Honest and ethical values that have been lost will automatically eliminate

heyday especially in a career. Many steps can be taken to maintain the value of building

an honest and ethical conduct by: think clearly, beautifully behaved, think clean, stay

healthy.

Kata kunci : heyday, honest, ethical

PENDAHULUAN

Saat ini sedang ramai dipertontonkan dan dipertaruhkan nilai kejujuran dan tindakan

beretika. Nilai-nilai yang baik dari tindakan yang jujur dan beretika dapat berdampak

buruk bagi karier seseorang apabila salah dalam memaknai arti jujur dan perilaku etis.

Karakter sebagai nilai-nilai yang khas-baik yaitu tahu nilai kebaikan, mau berbuat

baik, nyata berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan, yang terpatri

Page 80: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 76

dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku. Nilai-nilai ini diharapkan menjadi perilaku

otomatis.

Beberapa contoh fakta perilaku tidak etis dalam dunia kerja dan dunia usaha masih

sering terjadi. Perilaku tidak etis dimaksud meliputi perilaku dalam sejumlah hal, yang

pada dasarnya melakukan sesuatu perbuatan yang merugikan seseorang atau sesuatu yang

lain.

Perilaku tidak etis adalah perilaku yang bukan sekedar masalah uang. Perilaku ini juga

dapat dalam bentuk praktik amoral, seperti memperlakukan wanita sebagai obyek seks dan

membuat komentar yang tidak pantas untuk mereka atau menyentuh mereka secara

seksual. Tidak sedikit para perkerja di dunia usaha baik besar maupun kecil yang

mengalami kebangkrutan atau kehancuran karena perilaku tidak etis.

Dengan melakukan kesalahan dalam usaha untuk menipu mereka, untuk berbohong

kepada orang-orang, untuk menipu karyawan atau mitra kerja dari hak yang seharusnya

mereka terima, atau untuk mengatakan bahwa barang-barang yang diterima tidak pernah

disampaikan, padahal barang-barang itu rusak ketika dilakukan pembongkaran atau

pengepakan. Perbuatan seperti itu adalah perilaku yang tidak etis.

Orang-orang yang berada dalam dunia usaha, khususnya perilaku yang tidak etis tidak

mungkin akan bertahan dalam usahanya untuk waktu yang lama karena tidak ada yang

akan percaya. Memang tidak satupun berkehendak melakukan penipuan dan kebohongan

secara sukarela atau sadar.

Setiap orang yang berada dalam dunia usaha, yang telah memperoleh reputasi untuk

perilaku tidak etis akan menjadi lebih baik, karena tidak ada lagi orang yang mau percaya

dan bermitra dengan kita, atau menggunakan jasa kita.

Page 81: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 77

Pokok permasalahan yang akan dibahas dalam karya tulis ini adalah bahwa

pendidikan karakter yang baik, harus melibatkan bukan saja aspek “pengetahuan yang

baik” (moral knowing), tetapi juga “merasakan dengan baik” atau “loving the good” (moral

feeling), dan “perilaku yang baik” (moral action). Jadi pendidikan karakter erat kaitannya

dengan “habit” atau kebiasaan yang terus menerus dipraktikkan dan dilakukan.

Diharapkan melalui pendidikan karakter dengan menanamkan kebiasaan tantang hal

mana yang baik sehingga mahasiswa bukan saja menjadi pahan (cerdas) tentang mana

yang baik dan mana yang salah, mahasiswa juga mampu merasakan (menjadi sigap) atas

nilai yang baik dan mampu melakukannya dengan hati, rajin, jujur, dan beretika sehingga

diharapkan nantinya setelah bekerja sebagai seorang sekretaris profesional, mereka adalah :

1. Sekretaris profesional yang memiliki keepribadian matang dan tangguh serta dewasa.

2. Sekretaris profesional yang religius, bermoral dan taqwa.

3. Sekretaris profesional yang berwawasan luas.

4. Sekretaris profesional yang tanggap dan mampu memenuhi tuntutan perubahan zaman

dan pasar kerja global.

Metode analisis yang digunakan dalam karya tulis ini adalah studi pustaka (library

research).

LANDASAN TEORI

Secara filosofis dan sosiologis pendidikan karakter diharapkan berguna bagi

kehidupan seseorang dalam kedudukannya sebagai pribadi, anggota masyarakat sekaligus

warga Negara suatu bangsa. Pendidikan karakter adalah sebuah usaha terus menerus untuk

mendidik para mahasiswa agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan

mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan

kontribusi yang positif kepada lingkungannya. Nilai-nilai karakter yang perlu ditanamkan

Page 82: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 78

kepada para mahasiswa adalah nilai universal yang mana seluruh agama, tradisi dan

budaya pasti menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut. Nilai-nilai universal ini harus dapat

menjadi perekat bagi seluruh anggota masyarakat walaupun berbeda latar belakang budaya,

suku dan agama.

Pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang

salah, lebih dari itu pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal

mana yang baik sehingga para mahasiswa sebagai peserta didik menjadi paham (kognitif)

tentang mana yang baik dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik dan biasa

melakukannya (psikomotor).

Pendidikan karakter yang baik, harus melibatkan bukan saja aspek “pengetahuan yang

baik” (moral knowing), tetapi juga “merasakan dengan baik” atau “loving the good” (moral

feeling), dan “perilaku yang baik” (moral action). Jadi pendidikan karakter erat kaitannya

dengan “habit” atau kebiasaan yang terus menerus dipraktikkan dan dilakukan termasuk

nilai rajin, jujur, dan beretika yang sering diabaikan.

Karena pendidikan karakter merupakan suatu habit, maka pembentukan karakter

seseorang itu memerlukan communities of character yang terdiri dari keluarga, lembaga

pendidikan, institusi keagamaan, media, pemerintahan dan berbagai pihak yang

mempengaruhi nilai-nilai para mahasiswa sebagai generasi muda.

Semua communities of character tersebut hendaknya memberikan suatu keteladanan,

intervensi, pembiasaan yang dilakukan secara konsisten, dan penguatan. Dengan perkataan

lain, pembentukan karakter memerlukan pengembangan keteladanan yang ditularkan,

intervensi melalui proses pembelajaran, pelatihan, pembiasaan terus menerus dalam jangka

panjang yang dilakukan secara konsisten dan penguatan.

Page 83: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 79

1. Membangun sikap mental yang rajin

Setiap orang yang bekerja atau menjalankan usahanya pasti ingin agar apa yang

mereka kerjakan dapat berhasil dan sukses. Kesuksesan menjadi dambaan bagi setiap

orang, karena dengan meraih kesuksesan maka hidup mereka akan menjadi lebih

nyaman dibanding yang keadaan mereka sebelumnya. Tapi tidak banyak yang

mengetahui bahwa kesuksesan merupakan hasil kerja keras dan ketekunan (rajin)

dalam jangka waktu tertentu. Tidak akan ada kesuksesan tanpa usaha. Dan untuk

meraih kesuksesan kadang-kadang akan melewati kegagalan demi kegagalan di

dalamnya. Kegagalan yang terjadi tidak boleh berhenti berusaha. Ketika menghadapi

kegagalan dan berhenti di titik tersebut, maka akan kehilangan kesuksesan yang telah

menanti.

Tidak sedikit juga orang yang ingin meraih keberhasilan tidak mau bekerja keras

atau bahkan tidak melakukan apapun untuk mendapatkannya. Demikian diharapkan

setiap orang memiliki semangat juang yang tinggi dan mau bekerja keras dalam

menggapai kesuksesan dalam kariernya.

2. Bertindak jujur

Menurut Sugono kata jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak

berbohong, dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat penting bagi

kehidupan mahasiswa. Tanpa sifat jujur mahasiswa tidak akan dipercaya dalam

kehidupan sosialnya (Sugono: 2008).

Nilai kejujuran dalam kehidupan kampus yang diwarnai dengan budaya akademik

sangatlah diperlukan. Nilai kejujuran ibaratnya seperti mata uang yang berlaku dimana-

mana termasuk dalam kehidupan di kampus. Jika mahasiswa terbukti melakukan

tindakan yang tidak jujur, baik pada lingkup akademik maupun sosial, maka selamanya

Page 84: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 80

orang lain akan selalu merasa ragu untuk mempercayai mahasiswa tersebut. Sebagai

akibatnya mahasiswa akan selalu mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan

dengan orang lain. Hal ini juga akan menyebabkan ketidaknyamanan bagi orang lain

karena selalu merasa curiga terhadap mahasiswa tersebut yang terlihat selalu berbuat

curang atau tidak jujur.

Selain itu jika seorang mahasiswa pernah melakukan kecurangan ataupun

kebohongan, akan sulit untuk dapat memperoleh kembali kepercayaan dari mahasiswa

lainnya. Sebaliknya jika terbukti bahwa mahasiswa tersebut tidak pernah melakukan

tindakan kecurangan maupun kebohongan maka mahasiswa tersebut tidak akan

mengalami kesulitan yang disebabkan tindakan tercela tersebut. Prinsip kejujuran harus

dapat dipegang teguh oleh setiap mahasiswa sejak masa-masa ini untuk memupuk dan

membentuk karakter mulia di dalam setiap pribadi mahasiswa.

Banyak orang bilang kejujuran itu mahal harganya. Ungkapan itu benar adanya.

Sebab, bertindak jujur memang tidak mudah untuk dilakukan. Terkadang, ada saja

godaan untuk mendapatkan hasil akhir yang memuaskan dengan menempuh jalan

pintas. Meski sudah tahu jalan itu tidak benar, tapi ketika ada tawaran atau kesempatan

di depan mata, kerap tergiur untuk melakukan ketidakjujuran. Bertindak jujur memang

perbuatan terpuji. Namun tidak semua orang bisa melakukannya. Sebab, tak jarang

ketika sudah bersikap jujur, malahan terkena akibat buruk. Misalnya saja, Meta sudah

memutuskan bersikap jujur. Tapi tidak menutup kemungkinan ia mendapatkan nilai

ulangan jelek, karena ia tidak belajar dan mengurungkan niat untuk menyontek. Belum

lagi, kalau nilai ulangannya jelek, ia bisa kena marah orang tuanya. Dengan kata lain,

untuk bersikap jujur, perlu keberanian yang besar. Termasuk keberanian menanggung

risiko yang terburuk sekali pun. Namun demikian, tidak perlu takut untuk bertindak

Page 85: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 81

jujur. Sebaliknya, justru mesti membiasakan diri untuk selalu jujur. Dengan begitu,

tentu banyak orang akan menghargai dan mempercayai. Lagi pula, dengan bersikap

jujur, perasaan akan jauh lebih tentram dan tenang, tidak akan dihantui perasaan

bersalah.

3. Berperilaku etis (beretika)

Membiasakan para mahasiswa berperilaku etis merupakan dasar utama.

Pemahaman tentang benar dan salah akan membuat paramahasiswa bisa berperilaku

etis dan hidup harmonis. Tentu ada berbagai perilaku salah dan dilarang yang lain, tapi

tetap anak lakukan. Seringkali, ada mahasiswa jelas-jelas tahu, menyakiti atau

mengambil barang milik orang lain itu "salah", karena sudah ribuan kali dikatakannya.

Tetapi, meski tahu tentang perilaku yang benar, ia tidak berperilaku sesuai

pemahamannya akan yang benar itu. Sebab, mengetahui dan berperilaku benar, bagi

para mahasiswa merupakan dua hal yang berbeda. Michele Borba, penulis buku

Building Moral Intelligence; the Seven Essential Virtues that Teach Kids to do the

Right Thing, mendefinisikan kesadaran (conscience) sebagai pengetahuan tentang yang

benar, dan berperilaku berdasarkan pengetahuan akan yang benar itu. Terjadinya

tawuran, vandalism, pelanggaran aturan, atau perusakan lingkungan, jika mengacu

pada Borba, menunjukkan tidak adanya kesadaran pada seseorang atau sebagian

masyarakat.

Ahli lain, Stanley Greenspan, MD, pengajar di Bagian Psikiatri, ilmu-ilmu

Perilaku dan dokter anak dari Universitas George Washington, Amerika Serikat,

menyebutkan dua elemen kesadaran. Pertama, mengenali. Mahasiswa mengenali

bahwa perilaku tertentu itu salah. Kedua, pengendalian diri. Anak mengendalikan diri

untuk tidak melakukan hal yang salah. Untuk hal ini, sebaiknya dibiasakan sejak kecil.

Page 86: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 82

Menurut Sharon Lamb, Ed. D, pengajar psikologi di Faith Michael College,

Vermont, anak mulai paham benar dan salah pada usia 18 bulan. Anak usia ini dapat

melarang diri sendiri saat ingin melakukan hal-hal yang salah.

PEMBAHASAN

Setiap orang yang ingin membangun karier dalam bidang apapun dan memulainya

dengan kesungguhan tentu tidak ingin karirnya berhenti di tengah jalan, atau sering

berganti-ganti karier dalam waktu yang relatif singkat. Orang selalu akan mempertahankan

kariernya dan berjaya di dalam kariernya, mendapatkan buah manis yaitu terpenuhinya

kebutuhan baik finansial maupun kepuasan batin. Atau dengan kata lain hidup mapan

secara sosial, financial dan spiritual/psikologis. Untuk mencapai hal tersebut perlu

pembiasaan diri dalam berkarya selalu bersikap rajin – jujur dan beretika. Hanya dengan

semangat itu orang akan berjaya dan bertahan dalam keriernya serta menikmati buahnya.

Pendidikan karakter merupakan pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti,

pendidikan akhlak, pendidikan moral, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan

kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang

baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati.

Dalam rangka pendidikan karakter ASEKMA Don Bosco ingin mewujudkan

penanaman kebiasaan tentang hal tersebut dalam bentuk ASEKMA cerdas, ASEKMA

sigap, dan ASEKMA bekerja dengan hati kepada para mahasiswanya, sehingga nantinya

diharapkan setiap mahasiswa berperilaku otomatis : cerdas, sigap, dan dengan hati.

Dalam rangka pendidikan karakter ASEKMA Don Bosco ingin mewujudkan

penanaman kebiasaan tentang hal tersebut dalam bentuk ASEKMA cerdas, ASEKMA

sigap, dan ASEKMA bekerja dengan hati kepada para mahasiswanya, sehingga nantinya

diharapkan setiap mahasiswa berperilaku otomatis : cerdas, sigap, dan dengan hati.

Page 87: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 83

Orang yang berkarier akan mengawalinya dengan persiapan yang panjang, tentunya

setelah berkarier tidak ingin berkarier hanya untuk sementara dan berhenti di tengah jalan,

karena jika dengan demikian segala apa yang telah dipersiapkan dengan memakan banyak

waktu, tenaga dan biaya akan menjadi sia-sia. Oleh karena itu semua orang yang sudah

memasuki dunia karier pasti ingin bertahan lama dan bahkan ingin kariernya dari hari ke

hari semakin jaya. Dan idaman bagi setiap pekerja adalah berjaya dalam karier. Tidak

semua orang dapat mencapainya walaupun semua orang menginginkannya. Kalau begitu

apa yang harus disiapkan. Yang harus dipersiapakan adalah sikap dan perilaku dalam

berkarier yaitu: rajin, jujur, dan beretika, dan tampil menarik dan membangun jaringan

komunikasi yang luas.

Membangun Perilaku

1. Berpikir jernih melalui olah pikir

Supaya cerdas, kreatif, inovatif, berpikir terbuka, produktif, berorientasi ke IPTEKS,

rasa ingin tahu, dan refleksif diperlukan suatu tindakan untuk berpikir jernih melalui

olah pikir. Orang yang berjaya dalam karier harus sanggup berpikir jernih, bekerja

keras, semua perlu berpikir jernih. Dengan berpikir jernih, bisa melihat, memilah, dan

merumuskan masalah bangsa dengan lebih baik. Dengan berpikir jernih pula bisa

menghasilkan solusi menyeluruh bagi masalah yang dihadapi. Dengan berpikir jernih,

berharap solusi itu benar-benar menjawab permasalahan sehari-hari. Berpikir jernih

tentu butuh kondisi ideal.

2. Berperilaku indah melalui olah rasa

Supaya ramah, saling menghargai, toleran, peduli, mengutamakan kepentingan umum,

kerja keras dan meliliki etos kerja diperlukan suatu tindakan untuk berperilaku indah

melalui olah rasa.

Page 88: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 84

3. Berhati bersih melalui olah hati

Supaya beriman dan taqwa, jujur, amanah, bertanggung jawab, berempati, pantang

menyerah, rela berkorban, berjiwa patriot dan selalu bersyukur diperlukan suatu

tindakan untuk berhati bersih melalui olah hati.

4. Berbadan sehat melalui olah raga

Supaya sehat, bersih, sportif, tangguh, handal, berdaya tahan, bersahabat, kooperatif,

kompetitif dan gigih diperlukan suatu tindakan untuk berbadan sehat melalui olah raga.

Membangun Spiritualitas

1. Semangat

Kata semangat sama halnya dengan sebuah kata motivasi agar membuat orang

menjadi lebih termotivasi. Dengan kata semangat membuat kita menjadi lebih

semangat tentunya tidak ada lesu. Kata semangat di bawah ini mungkin bisa berguna.

a. Bila tidak mempunyai semangat hidup maka janganlah berpikir mati yaitu tujuan

hidup. Yakinlah hidup ini tidak dulu inginkan kamu mati tidak berarti.

b. Yakinlah pada diri sendiri, yakinlah pada kemampuanmu. Tanpa keyakinan diri

pada apa yang dipunyai, tak lagi berhasil maupun bahagia.

c. Jangan dahulu berpikir bahwa tidak dapat, berpikirlah bahwa tentu dapat bisa

dikarenakan satu orang yang optimis dapat mengalahkan beberapa ribu orang yang

pesimis.

d. Seorang yang kreatif terpacu dengan hasrat dapat prestasi, bukan hanya hasrat

dapat mengalahkan orang lain.

e. Ikutilah mimpi, dan bekerja keraslah meraihnya, berlatihlah dengan telaten,

berolahragalah serta jagalah pola hidup sehatmu.

Page 89: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 85

2. Bangga

Sebagai generasi muda yang mendapat kesempatan untuk dapat menikmati masa

muda dan mendapat kesempatan berkembang, belajar dan menyiapkan masa depan.

Kita patut bangga karena memiliki memiliki masa depan yang lebih baik. Rasa bangga

sebagai anak yang diterapkan dalam lingkungan kampus dapat diwujudkan dengan

patuh terhadap orang tua dengan menggunakan kesmpatan yang diberikan oleh orang

tua dengan sebaik-baiknya. Serta selalu sopan terhadap orang yang lebih tua. Dalam

lingkungan keluarga dan kampus ataupun nantinya di tempat kerja rasa bangga bisa

diwujudkan ketika belajar, mengikuti kegiatan kampus, ketika bekerja, yaitu dengan

berpartisipasi dalam kegiatan yang diselenggarakan di kampus atau di lingkungan

kantor tempat kita bekerja.

Rasa bangga adalah sikap mulia yang wajib dimiliki oleh setiap mahasiswa karena

kita keunggulan dibandingkan dengan orang lain. Manfaat rasa bangga antara lain: (1)

Adanya perasaan ikut memiliki; (2) Terciptanya sikap rela berkorban; (3) Rela

berkorban demi alma mater; dan (4) Mempunyai rasa percaya diri artinya tidak

tergantung kepada orang lain.

Rasa bangga dapat dilakukan / diungkapkan dengan cara: (1) Melanjutkan cita-

cita perjuangan lembaga / kampus yaitu dengan belajar tekun; (2) Menghargai hasil

karya para dosen dan karyawan; (3) Bangga sebagai mahasiswa ASEKMA Don Bosco.

dan produknya; (4) Menggunakan dan menghayati nilai-nilai yang dicanangkan

ASEKMA Don Bosco dengan baik dan benar; (5) Menghormati nama baik alma mater;

(6) Mewakili almamater dalam berbagai event di luar kampus; dan (7) Menghormati

lambang-lambang kebanggaan lembaga ASEKMA Don Bosco misalnya hormat

Page 90: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 86

dengan khidmat, menyanyikan lagu Mars dan Himne ASEKMA Don Bosco dengan

penuh semangat.

Sebagai warga ASEKMA Don Bosco, harus bisa menerima kelebihan dan

kekurangan lembaga. Bisa melakukan banyak hal untuk menunjukkan bangga terhadap

ASEKMA Don Bosco, dengan cara: (1) Memakai jaket alma mater; (2) Mentaati

aturan yang berlaku; (3) Mengerjakan tugas dengan baik dan bertanggungjawab.

3. Komunikatif

Menjadi seseorang sekretaris yang menarik tentu sangat diinginkan banyak mahasiswa

ASEKMA Don Bosco. Apalagi di dalam pergaulannya, menjadi seorang sekretaris

yang menarik akan mempermudah kita dalam bergaul entah sesama rekan kerja

ataupun pimpinan. Sekretaris yang mudah bergaul artinya selalu komunikatif, dan

seorang sekretaris yang komunikatif lebih banyak memiliki peluang untuk sukses dan

hidup bahagia dari pada mereka yang kurang komunikatif dan tidak menghargai orang

lain.

Berjaya Dalam Karier

Melakukan pekerjaan dan bagaimana menghayati pekerjaan sangat tergantung dari

bagaimana orang melihat, menilai dan menghayati dan memberi alasan mengapa harus

bekerja/ berprofesi.

Ada 2 alasan mengapa orang harus bekerja yaitu : (1) Alasan praktis : untuk mencari

nafkah; mencari sukses dan hidup enak; sekedar mengisi waktu; dan demi gengsi/trend

malu bila dikatakan sebagai pengangguran. (2) Alasan yang lebih mendalam : menjawab

panggilan Tuhan; manusia dicipta secitra dengan Allah, secitra dalam hal kreasi dan

inovasi; bekalnya akal budi dan kehendak bebas.

Page 91: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 87

Dalam kenyataan sehari-hari, alasan-alasan praktis sebagaimana disebutkan di atas

sering terjadi. Sebagai akibatnya orang akan kehilangan atau tidak menemukan makna

yang mendalam dalam pekerjaan atau dalam karier karena hanya mencari kepuasan atau

kesenangan.

Seseorang akan mendapatkan makna yang mendalam dalam pekerjaannya, maka ia

harus mampu menghayati dan melihat pekerjaan sebagai (a) anugerah/ rahmat dari Tuhan;

(b) amanah yang harus dipertanggung jawabkan; (c) panggilan hidup; (d) aktualisasi diri;

(e) ibadah/ungkapan iman; (f) seni yang membutuhkan kreativitas; (g) kehormatan; dan (h)

pelayanan.

Selain hal tersebut, orang juga harus mampu melihat bahwa di dalam pekerjaan ada

nilai–nilai yang terkandung dan perlu dimaknai antara lain (a) personal : melalui kerja

manusia merealisasikan, mengaktualkan dirinya untuk pemenuhan diri, menjadi semakin

manusiawi; (b) sosial : simbol sosialisasi, yang menyatukan dan saling menyempurnakan;

(c) etis: melalui kerja akan terungkap kejujuran, tanggung jawab, keadilan dan

kepercayaan; (d) spiritual : melalui kerja diperlihatkan karakter seseorang yang meliputi

integritas, rendah hati, sabar dan reflektif.

Memperkuat Etos Kerja Keras

Ada banyak saran dan pendekatan yang dapat dikembangkan. Pertama,

kembangkanlah visi sebagai ilham untuk bekerja keras. Kedua, bahwa kerja keras

merupakan ongkos mengembangkan benih keagungan dalam diri kita yang sekaligus juga

berarti pengembangan diri kita. Ketiga, bahwa bekerja keras itu baik karena menyehatkan

dan menguatkan diri kita.

Page 92: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 88

Mutiara etos kerja diartikan sebagai kerja sebagai aktualisasi diri dengan pemahaman

sebagai berikut :

1. Kerja keras adalah usaha luhur untuk menggali potensi maksimum diri dan lingkungan

kita. Dia hanyalah jalan yang patut kita lalui, bukan tujuan itu sendiri.

2. Mengeluh kurang waktu tidak pernah membukakan jalan-jalan yang buntu, karena

masalah sebenarnya adalah rendahnya semangat, lemahnya tekad, dan kurangnya niat

untuk bekerja keras.

3. Orang-orang luar biasa memiliki satu persamaan: memiliki misi yang jelas komitmen

yang kuat untuk mewujudkannya sehingga kerja keras merupakan kenikmatan.

4. Semua sukses datang dari keberanian memulai. Maka, jangan tunda lagi sampai besok

mungkin terlambat.

5. Dia yang berani memulai pada dasarnya adalah seorang pemenang, namun dia yang

berusaha dengan tekun adalah seorang pemenang sejati.

6. Setiap kali sebuah pintu tertutup, percayalah, pintu lain akan terbuka. Karena itu

janganlah tawar hati. Cari dan ketuklah selalu pintu itu.

Selain etos kerja juga diperlukan motto dalam bekerja: “Bekerjalah dengan cinta”. Jika

engkau tidak dapat bekerja dengan cinta, lebih baik engkau meninggalkannya, dan

mengambil tempat di depan pintu-pintu gerbang candi-candi, rumah-rumah ibadah, lalu

minta sedekah kepada mereka yang mau bekerja dengan penuh cinta. “Berpegang pada

kepercayaan”, karena kepercayaan adalah bagian dari kehidupan. Ketika seseorang

mempercayaimu pertahankanlah itu di dalam hatimu, hargai, dan rawatlah karena ketika

kepercayaan itu hilang, maka semuanya akan hilang.

Banyak keuntungannya jika kita menjadi orang yang memiliki jaringan luas, banyak

kawan, banyak sharing-sharing serta mendapatkan partner untuk bekerja sama. Ciri-ciri ini

Page 93: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 89

banyak dimiliki oleh orang yang berkarier di bidang sekretari. Selain ciri-ciri tersebut,

masih ada ciri yang lain yaitu :

1. Selalu tersenyum

Tersenyum itu dapat membangkitkan emosi dalam diri dan mendapatkan

kebahagiaan secara tiba-tiba. Bandingkan mana yang lebih disukai apakah melihat

orang yang tersenyum atau manyun cemberut? Tapi harus diingat tersenyum juga ada

batasnya, jangan tersenyum sendiri dan berlebihan.

2. Jangan putus komunikasi

Menyambung silaturahim dan membangun komunikasi wajib dilakukan. Jangan

tinggalkan teman lama maupun saudara jauh. Sedikit banyak mereka dapat membagi

informasi dan pengalaman. Sekarang untuk mendapatkan jaringan yang luas juga

menjadi mudah, karena sudah ada banyak sarana komunkiasi tersedia dan dapat

dimanfaatkan kapan dan di mana saja.

3. Jangan mudah mengeluh

Jadilah orang yang selalu optimis dan positive thinking dan jangan jadikan keluhan

sebagai pelampiasan. Keluhan dapat dihilangkan dengan selalu bersikap optimis. Kita

harus lebih banyak bergaul dan memilih bergaul dengan orang yang optimis. Jangan

berfikir negatif atas perilaku teman atau dosen yang, misalnya tiba-tiba marah-marah,

berfikirlah positif dulu, mungkin tenan atau dosen tersebut sedang ada masalah. Coba

jalin komunikasi kembali.

4. Jadilah pendengar yang baik

Hargailah orang lain jika kita juga ingin dihargai. Menghargai orang lain bisa

diwujudkan dengan menjadi pendengar yang baik. Dengarkan dan perhatikan ketika

Page 94: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 90

ada yang sedang berbicara maupun bercerita, cobalah membantu atau memberi

tanggapan yang sifatnya membangun, dengan begitu, orang tersebut akan merasa

nyaman.

5. Tidak egois

Egois adalah penyakit semau gue. Banyak yang tidak nyaman terhadap orang yang

memiliki sifat egois. Salah satu ciri orang egois yakni lebih mementingkan diri sendiri

dari pada orang lain. Hanya orang yang memiliki sifat sabar yang luar biasa yang dapat

bertahan untuk berteman dengan orang egois.

PENUTUP

Kesimpulan

Setiap orang atau siapapun yang ingin berjaya dan tahan lama dalam karier serta dapat

menikmati buah kariernya maka haruslah memiliki sikap positif. Sikap positif meliputi

tidak merusak/bertindak baik; adil; respek terhadap diri; jujur; bertanggung jawab; rendah

hati; otonomi moral; dan realistis dan cermat. Dengan kata lain haruslah selalu rajin, jujur

dan beretika.

Saran

Bagi pemula dan para mahasiswa yang nantinya akan menjadi wanita karier,

hendaklah setelah memasuki dunia kerja dan mendapatkan posisi yang diidamkan maka

hendaklah : (a) tulus penuh syukur; (b) benar penuh tanggung jawab; (c) tulus penuh

integritas; (d) keras penuh semangat; (e) serius dan penuh kecintaan; (f) cerdas penuh

kreativitas; (g) tekun penuh keunggulan; dan (h) paripurna penuh kerendahan hati.

Page 95: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 91

DAFTAR PUSTAKA

Akademi Sekretari dan Manajemen (ASEKMA) Don Bosco. Handbook of Modern Secretary:

Panduan Sukses Secretaris dalam Dunia Kerja Modern. Penerbit PPM. Jakarta.

2010.

Jansen Sinamo. 8 Etos Kerja Profesional: Mengantar Anda Menuju Sukses. Grafika Mari

Yuana. Bogor. 2005.

Kasdin Sihotang, Drs.,M.Hum. dan R. Sriyono DH, Drs., Bc,Th. Etika Profesi - Diktat Etika

Profesi. ASEKMA Don Bosco. Jakarta. 2015

[email protected]. Kebiasaan Sopan Santun Dalam Berkomunikasi”, diakses tanggal 24

Nopember 2015.

Page 96: Vol.5 No.1 Januari 2016 Nilai Cerdas, Sigap, Dan Dengan ...asekmadb.ac.id/akademis/jurnal/dokumen/2016/ADBS0512016.pdf · Desain Grafis dan Fotografer ... merupakan karya ilmiah dari

Jurnal ADB’S Secretary Vol.5, No.1, Januari 2016 92

PEDOMAN PENULISAN NASKAH

1. Naskah merupakan tulisan yang bersifat ilmiah baik dari dosen, mahasiswa, pegawai

ASEKMA Don Bosco di bidang Sekretaris.

2. Naskah merupakan hasil penelitian lapangan, studi kasus, dan studi kepustakaan yang

bersifat objektif, sistematis, analitis dan deskriptif.

3. Naskah harus asli dan belum pernah dipublikasikan melalui media lainnya.

4. Kata atau istilah asing yang belum diubah menjadi kata Indonesia atau belum menjadi

istilah teknis diketik dengan huruf miring (italic).

5. Naskah diketik dalam Microsoft Word huruf Times New Roman 12, jarak baris 2 spasi,

jumlah halaman seluruhnya 14-20 lembar ukuran A4, dengan margin kiri dan bawah 3

cm, margin kanan dan atas 2.5 cm dan dikirim ke alamat redaksi.

6. Sistematika terdiri dari : Judul, Nama Penulis, Instansi, Alamat Email, ABSTRAK

(jika makalah ditulis dalam Bahasa Indonesia maka abstrak ditulis dalam Bahasa

Inggris dan demikian sebaliknya), PENDAHULUAN (latar belakang, permasalahan,

tujuan, manfaat, dan metodologi), PEMBAHASAN, PENUTUP (kesimpulan dan

saran), dan DAFTAR PUSTAKA.

7. ABSTRAK merupakan intisari (substansi) yang mencakup pendahuluan, pendekatan,

metode, hasil dan kesimpulan; ditulis dalam Bahasa Inggris/Indonesia kurang lebih

100-200 kata, dalam 1 paragraf.

8. Daftar Pustaka ditulis tanpa nomor, diurutkan secara alfabetis: Nama pengarang (tanpa

gelar). Judul (cetak miring). Penerbit. Kota. Tahun Penerbitan.

Contoh: Ignatius Wursanto. Kompetensi Sekretaris Profesional. Andi. Yogyakarta.

2004.

9. Isi naskah bukan tanggungjawab redaksi. Redaksi berhak memilih naskah dan

mengedit redaksionalnya tanpa mengubah arti.