Fotografer Hebat
-
Author
heru-muara-sidik -
Category
Documents
-
view
478 -
download
155
Embed Size (px)
description
Transcript of Fotografer Hebat

FOTOGRAFER HEBAT
DULUNYA JUGA NEWBIE
Penerbit
PICSMASTER

2
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruhnya isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit. Isi di luar tanggung jawab percetakan.
Ketentuan pidana Pasal 72 UU No. 19 tahun 2002 (1) Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00(lima miliar rupiah).
(2) Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau
menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

3
FOTOGRAFER HEBAT DULUNYA JUGA NUBIE
Oleh: Heru Muara Sidik
Copyright © 2012 by Heru Muara Sidik
Penerbit
Pics Master
http://piscmaster.info
mobile: +62 21 811228899
Desain Sampul:
Heru Muara Sidik
Hak Cipta dilindungi undang undang: Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotokopi, merekam atau dengan teknik perekaman lainnya tanpa seizin tertulis dari penerbit. Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Fotografer Hebat Dulunya Juga Newbie : buku panduan untuk fotografer pemula/oleh Heru Muara Sidik. – Jakarta : Pics Master, 2012. 112hlm; 14x21cm ISBN 978-602-18067-0-8 1. Fotografi. I. Judul

4
Kupersembahkan kepada cinta sejatiku,
Utari Patwinindari

5
PENGANTAR
Ketika dunia fotografi mulai tumbuh dan berkembang pesat, tidak semua orang bisa menahannya, teknologi filem seluloid terhempas begitu saja, sampai produsen besar seperti Kodak, Konika, Minolta dan berbagai merek terkenal lainnya mulai gulung tikar dengan melakukan merger dengan perusahaan lain yang lebih besar, atau sama sekali gulung tikar.
Begitu juga fotografer senior, yang dulu hanya bermain dengan cahaya studio, kini harus bersentuhan dengan software aplikasi pengolah gambar yang tidak kalah rumitnya dengan kamar gelap mereka. JAMAN DIGITAL sudah mulai sejak 10 tahun yang lalu, dan kini saatnya kita belajar menikmatinya, dan berkarya semaksimal mungkin.
Buku ini saya dedikasikan untuk anda yang sedang belajar fotografi digital dan ingin menghasilkan karya karya yang bagus.
Selamat berkarya…
Heru M Sidik

6
DAFTAR ISI
1. Apa harapan fotografer pemula? 7
2. Memanfaatkan kehebatan kamera anda 10
3. Dasar-dasar fotografi 14
4. Sunny 16 – petunjuk dari bungkus film 21
5. Pahami kamera anda 23
6. Seting Utama Pada Kamera 27
8. Menguji kebersihan lensa 37
9. Cara memelihara kamera dan lensa 42
10. Memotret dengan kamera saku 46
11. Tips&Trik : Kamera saku digital 51
12. Manfaatkan Kamera HP anda 57
13. Wide-angle dengan kamera saku 63
14. Komposisi dalam Memotret 67
15. Memotret Objek Bergerak 72
16. Motret Pemandangan 76
17. Tips dan tricks olah digital 80
18. Dasar-dasar digitalisasi 82
19. Rahasia foto tampil BEDA. 95
20. Mengenal Photoshop 98
21. Check-List untuk memotret 100
22. Memotret Wedding 109

7
1. Apa harapan fotografer pemula?
Setelah begitu banyak ber interaksi dengan berbagai fotografer, saya menyadari betapa keinginan semua orang adalah menciptakan sebuah foto berkualitas, dengan kamera digital yang semakin mudah, murah dan canggih. Ini sebuah keinginan sederhana yang dimiliki oleh hampir semua orang, termasuk saya sendiri. Namun daripada saya menilai orang lain, baiknya saya menilai diri saya sendiri saja, sebab apa yang saya alami sebenarnya juga di alami oleh orang lain. Termasuk impian menjadi fotografer yang karyanya di sukai banyak orang. Awal mengenal fotografi, lebih pada ketakjuban saya pada teknologi yang mampu merekam secara visual apa yang di lihat oleh mata manusia. Keajaiban ini, menarik minat saya untuk melihat lebih dalam mengenai "alat" apa yang diciptakan manusia sehingga bisa membuatnya seperti itu? Impian untuk mendapatkan "alat" tersebut akhirnya terpenuhi ketika ayah saya meminjamkan kameranya untuk pertama kali agar saya memotret semua keluarga besar di kampung, ketika mereka berkumpul dalam acara halal bil halal. "Alat" tersebut ternyata bernama kamera, yang terus menerus saya pelajari hingga pada akhirnya kamera mengalami evolusi memasuki dunia digital, dan saya masih belum mampu menggunakannya dengan baik, apalagi benar.... hiks. Kesedihan itu sedikit terbayar, manakala kamera SLR digital semakin murah dan mudah ditemui diseluruh penjuru mall. Kesukaan untuk memotret semakin kuat, dan pergaulan dilingkungan fotografer pun, semakin luas, termasuk juga fotografer professional.

8
Hal yang paling mengejutkan adalah ketika sedikit banyak saya mulai memahami fitur-fitur pada kamera digital, saya temukan kenyataan bahwa ternyata fotografer professional pun, tidak terlalu memahami seting kamera digital yang dimilikinya, sehingga kemampuan kamera digital modern tidak digunakan secara optimal. Belum selesai rasa penasaran saya terhadap para fotografer professional yang "gaptek" ini, ternyata banyak fotografer muda berbakat yang lahir begitu saja menjadi "juara" dalam menghasilkan foto-foto luarbiasa, tanpa melalui prosesi pendidikan berkepanjangan yang telah dilalui oleh fotografer professional. Apakah ini pertanda, punahnya sekolah-sekolah fotografi di berbagai belahan dunia? Pertanyaan saya tersebut di atas, ternyata juga dengan mudah terjawab oleh lahirnya berbagai program pelatihan fotografi yang mudah murah dan bermutu. Semua lahir dalam era digital, tanpa proses inkubasi yang berlarut-larut... mereka semua lahir secara instan dan mengancam eksistensi para fotografer professional yang terlambat menyiasati strategi menyelamatkan sumber kehidupannya. Apakah hal ini menjadi krisis bagi fotografer professional? Sebenarnya saya tidak melihatnya hal tersebut sebagai ancaman, sampai suatu ketika saya sengaja membayar fotografer professional untuk meliput acara perkawinan anak saya. Banyak cerita yang disampaikan rekan fotografer yang saya sewa ini, dan akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa teknologi telah menggeser ketrampilan fotografi menjadi hal teknis dan otomatis sehingga memudahkan semua orang untuk berkarya, namun semua itu bukan akhir segalanya, karena peluang usaha hanya bergeser dan berubah bentuknya, kita manusia hanya tinggal mengikuti dan menyiasatinya supaya bisa survive menghadapinya. Semoga anda adalah orang yang sedang melaju mengikuti

9
perkembangan fotografi, berada di atas laju perkembangan ini, dan mengendalikannya sesuai keinginan anda. Nah.. itulah yang diinginkan oleh para fotografer, khususnya bagi mereka yang baru mulai mengenal teknologi fotografi digital.. entah itu fotografer pemula atau "pemula", yakni mereka yang secara profesional hidup dan mati dalam industri fotografi, namun ketika masuk dunia digital terpaksa ikut menjadi "pemula". Awalnya saya boleh bangga karena mencoba belajar lebih dulu diantara mereka yang sedang memulai, tapi bukan berarti saya akan unggul di bidang fotografi, apalagi jika saya tidak punya kemampuan "seni". Jadi anda yang saat ini sedang belajar fotografi, mungkin mengenal teknologi lebih baik dan bahkan mampu menguasainya, namun keterampilan seni, tidak mudah untuk dipelajari atau bahkan terlalu mudah bagi mereka yang berbakat, sehingga tidak menyadari potensi yang dimilikinya. Bagi anda yang sudah memiliki kemampuan seni fotografi, tentu saja akan makin baik lagi jika anda mampu menguasai teknologi untuk memaksimalkan kemampuan seni yang anda miliki, dan jika anda adalah seorang pemula yang sama sekali buta tentang fotografi, mulailah untuk mengenalnya lebih dalam dan mengasah jiwa seni yang anda miliki. Suatu saat nanti, anda akan jadi seorang fotografer terkenal dan menjadi guru saya dalam menyelami dunia fotografi digital ini.

10
2. Memanfaatkan kehebatan kamera anda
Setelah sekian lama banyak berdiskusi dengan para fotografer dari berbagai kalangan, mulai dari jurnalis, professional, pehobi fotografi, sampai pemula yang baru sama sekali memegang kamera, saya melihat terdapat kesamaannya yakni: 1. Semua memulai belajar fotografi dari NOL. 2. Mode Auto adalah setting paling favorit di berbagai
kesempatan. 3. Selalu melihat hasil fotonya seketika setelah memotret. 4. Menghayalkan kamera dan lensa mahal yang tidak
pernah mampu dibeli. 5. Sering melakukan kesalahan dan percaya photoshop
adalah solusinya. apa yang saya tulis di atas tentu saja bukan harga mati, itu sungguh sangat subjektif lho, tapi saya suka menulisnya, karena itu sama dengan menulis pengalaman saya sendiri. Begitu banyak kesalahan yang sudah saya lakukan ketika memotret, namun selalu saja kesalahan itu di ulang kembali. Bukan karena tidak tahu, tapi karena situasi dan kondisi di lapangan seringkali memiliki tingkat kesulitan yang tidak mampu didukung oleh kemampuan kamera, lensa dan fotografernya sendiri. Namun, ternyata teknologi kamera pocket/ prosumer dirancang begitu cerdas sehingga fotografer paling buruk pun dapat menghasilkan karya bagus. Walaupun secara teknis foto-foto hasil kamera pocket/prosumer sangat bagus, namun kemampuan KOMPOSISI, KONSEPSI dan SENI tiap fotografer ternyata berbeda, dan tentu saja foto-foto yang dihasilkan jadi sangat beragam dengan gaya dan karakternya masing-masing. Saya sebut sebagai suatu yang UNIK, karena tiap fotografer, punya minat dan gaya sendiri.

11
Contoh:
Foto ini diambil dengan kamera LUMIX LX2, ISO 200, f/2.8, speed 1/8, focal lenght 6.3mm (setara 26mm), pada saat musim haji bulan desember tahun 2006. Menariknya adalah kemampuan OIS (Optical Image Stabilizer) kamera sangat membantu, karena bisa menggunakan ISO dan speed terendah, dimana hasil fotonya jadi bebas noise, dan cukup tajam. Apalagi dengan f/2.8, ternyata ruang tajam (Depth of Field)nya juga lumayan luas (padahal ini kelemahan kamera pocket).
Proses pengambilan sendiri dilakukan saat magrib, dengan memegang kamera yang di sandarkan pada salah satu tiang masjid, hasil fotonya sangat meyakinkan kalo ini lebih mirip dengan oldig photoshop! Sebenarnya memang ada sedikit kesalahan yang harus dikoreksi dengan photoshop, yakni pada bagian sudut atas kiri terdapat bagian atap masjid yang mengganggu dan saya hilangkan dengan photoshop, tapi foto keseluruhan dengan tone unik ini, adalah murni hasil karya alam yang terekam dalam kamera, jadi bukan photoshop, tapi kemurahan Allah, karena memberikan kesempatan pada saya menggunakan kamera ini ditempat

12
yang dilarang menggunakan kamera (ini keunggulan kamera pocket - mudah diselundupkan). Berangkat dari ke unikan masing-masing fotografer, maka semua jenis kamera dari pocket sampai DSLR yang mahal sekalipun, ternyata perlu di pelajari secara mendalam kekurangan dan kelebihannya masing-masing, dan menggunakan kekurangan atau kelebihan tersebut. Jadi semua kelebihan dan kekurangan kamera bisa dimanfaatkan jika kita mampu mengenali dan menguasainya. Dari sinilah muncul ide mencari kesamaan dari berbagai tipe fotografer yang pada dasarnya adalah sama saja, namun yang membedakan hanyalah kreativitas dan kemampuannya menguasai kamera. Untuk bisa memanfaatkan kekuranganan/ kelebihan kamera anda diperlukan proses belajar yang dapat di lakukan secara otodidak. Bahkan dari setiap kesalahan yang kita lakukan ternyata kita bisa melakukan koreksi sendiri dan belajar dari rekan-rekan sekitar kita, atau dari buku, internet ataupun manual book kamera. Salah satu cara meningkatkan pengalaman dan kualitas komposisi foto, sebagiknya anda mulai membiasakan diri dengan memotret setiap hari. Ya… betul..!! Setiap hari usahakan anda memotret paling sedikit satu foto apa saja, dan setiap foto itu harus difoto dengan komposisi yang unik, serasi dan cantik. Tantangan semacam ini lah yang memaksa kita untuk selalu terlatih dalam melihat objek foto, dimana harus menempatkan kamera, elemen pendukung apa saja yang saya butuhkan untuk menjadi latarbelakang foto, dan arah cahaya yang bagaimana akan membuat foto tersebut semakin baik. Selebihnya, anda bisa melakukan koreksi pada parameter teknis kamera, seperti ISO, Speed, dan Aperture, sampai parameter lain yang memungkinkan untuk dirubah, seperti whitebalance, dan fitur ajaib lain yang

13
disediakan dalam kamera anda baik itu kamera saku, ataupun sekedar kamera dari ponsel.

14
3. Dasar-dasar fotografi
Aperture – semua fotografer mestinya sudah tahu apa itu aperture (bukaan diafragma), jadi saya tidak perlu menjelaskan lebih rinci, namun untuk menyederhanakannya saya Cuma bisa memberikan analogi, bahwa aperture berfungsi sebagai katup yang membatasi jumlah sinar yang bisa menembus lensa menuju sensor. Jika jumlah sinar yang dibutuhkan sedikit, maka gunakan apertur terbesar, begitu juga sebaliknya.
Efek aperture terhadap gambar, adalah DOF (Deep Of Field - ruang tajam) atau ruang tajam, dimana semakin besar satuan aperture, maka semakin luas ruang tajam yang diperoleh (juga sebaliknya). Contoh; Jika kita memotret sepuluh deretan pohon berurutan menjauh dimana yang terdekat di beri nomor 1, maka dengan f/stop 32 dihasilkan ruang tajam dari jarak terdekat sampai terjauh, jadi dari deret pertama sampai pohon ke sepuluh, semuanya tampil tajam di foto. Sedangkan jika menggunakan f/stop 2.8, dan fokus di arahkan ke pohon nomor 3, maka hanya pohon tersebut yang terlihat tajam, sementara pohon lainnya terlihat blur.

15
Untuk mengetahui seberapa luasnya ruang tajam yang dihasilkan setiap lensa dengan focal lenght dengan aperture berbeda, anda bisa mengujinya dengan melihat tabel ruang tajam di situs ini :
http://www.dofmaster.com/doftable.html
atau di situs yang lain disini :
http://www.erkkivanninen.net/ev/valok/doftab_en.html
dengan mempelajari kemampuan ruang tajam pada lensa yang anda miliki, maka anda bisa mengatur komposisi dengan baik, agar POInya bisa masuk ruang tajam tersebut.
Speed – kecepatan gerakan rana, atau shutter, ditujukan untuk memberikan kesempatan lamanya sinar tersebut “membakar” sensor. Semakin lama sensor tersebut “dibakar” maka semakin panas dan menyala menjadikan

16
gambar menjadi lebih terang. Tapi makin cepat sinar tersebut di tutup, maka semakin gelap gambar yang di hasilkan. Kecepatan shutter, sangat dibutuhkan manakala kita ingin membekukan gerakan cepat sebuah peluru yang menembul apel, misalnya. Namun saat memotret romantisnya jembatan ampera di malam hari, maka shutter atau rana harus dibuka lebih lama agar sinar dapat
membakar dan melukis keindahan lampu temaram di sekitar jembatan tersebut. Jika foto anda buram, bisa jadi disebabkan karena shutter kamera anda di set terlalu lambat, sehingga gerakan subjek foto maupun goyangan kamera yang anda genggam, mengakibatkan foto menjadi buram. Jadi pastikan anda memilih kecepatan yang cukup, agar foto tetap tajam, kecuali memang ingin mendapatkan efek dinamis akibat gerakan subjek atau kamera anda. Misalnya foto panning, yang menggunakan kecepatan shutter atau rana yang lambat, agar subjek terlihat lebih menonjol dari latar belakangnya yang blur.
Iso – Mengenai artinya apa itu ISO, silahkan browsing sendiri di internet, toh sudah banyak yang membahasnya,

17
bahkan ada istilah lain dari itu, silahkan saja di pelajari. Disini saya hanya akan menyampaikan fungsi iso tersebut adalah untuk menentukan tingkat kepekaan sensor tersebut terhadap sinar yang diterimanya. Semakin tinggi iso yang digunakan, maka akan semakin peka sensor kamera menerima sinar, artinya dengan kepekaan yang lebih tinggi maka efek yang diperoleh adalah kemampuan kamera untuk memotret dan membekukan gerakan penari di panggung yang temaram. Cara kerja ISO pada kamera digital sebenarnya bukan sensor digitalnya yang lebih peka, tapi cahaya yang diterima oleh sensor digital di perkuat oleh prosesor kamera, agar sinar lemah jadi tampil cerah. Efeknya tentu saja membuat warna menjadi lebih pucat, dan muncul bintik-bintik noise atau grain yang muncul akibat proses amplifikasi yang dilakukan prosesor terhadap informasi data digital yang diterima sensor. Jadi boleh dibilang dampak lain dari penggunaan iso yang lebih tinggi, adalah munculnya noise, atau butiran pasir yang merusak kontras warna maupun detil gambar, sehingga fotografer yang ingin gambarnya tajam, selalu menghindari penggunaan iso tinggi, apalagi fotografer landscape, pasti akan menggunakan iso paling rendah yang bisa di capai sebuah lensa.
PASM – Programmed, Aperture, Speed, Manual. Sebuah

18
istilah yang muncul sejak fotografi mulai mengalami otomatisasi, dimana pada badan kamera di tanamkan prosesor yang mampu “berpikir” untuk menentukan ramuan ASI (Apertur+Speed+Iso) yang tepat agar foto terlihat cerah. Kemampuan ini, setidaknya membantu fotografer yang tidak ingin terlalu repot merubah parameter tersebut secara manual. Penjelasan tentang ini dapat dirinci sbb;
· Programmed – fotografer Cuma memilih subjek foto, mencari titik fokus, dan langsung menekan tombol shutter, sementara itu kamera secara otomatis mencari ramuan ASI yang tepat, agar foto yang di hasilkan tampil cerah.
· Aperture – jika mode ini dipilih, maka fotografer berhak menentukan besaran Aperture yang diinginkan, dan kamera punya kewajiban memilih secara otomatis S+I yang paling cocok agar foto yang dihasilkan tampil cerah.
· Speed – mode ini, memberikan kesempatan bagi fotografer untuk menentukan kecepatan yang diinginkan, dan kamera akan menyesuaikan A+I yang tepat agar hasil foto tampil cerah.
· Manual – mode ini menyerahkan segala tanggungjawab pemilihan setting sepenuhnya kepada sang fotografer, dan kamera tidak bertanggungjawab pada hasil apapun yang diperoleh saat tombol shutter ditekan.
Pertanyaannya??, kenapa tidak ada mode “I” (Iso – priority).....? Ternyata, iso hanya dapat disetting secara manual, dan pemilihan mode otomatis baru saja muncul pada teknologi kamera yang diluncurkan mulai tahun 2006, CMIIW. Jadi untuk kamera generasi sekarang, sudah bisa memotret secara serba otomatis, contohnya kamera

19
panasonic FZ18, Nikon D3, Nikon D70s, Nikon D90, Nikon D700 dan juga Canon 40D, 5Dm3, 1Dm3, dst... sekarang sudah bisa memotret dengan mode cerdas dimana semua setting, bekerja otomatis menyesuaikan kondisi alamiah yang ada, dan memilih gabungan setting terbaik yang bisa diperoleh saat itu. Jadi jelas jika kamera generasi masa kini, sudah dibuat sangat mudah dan kemampuan ISO yang dimilikinya pun sudah sangat tinggi dengan noise yang juga relatif rendah, serta dynamic range yang baik.
Namun begitu, semua yang serba otomatis, tidak selalu menghasilkan foto sebagaimana yang diharapkan. Banyak fotografer kreatif yang selalu mencari cara baru atau mencoba menentang arus, dan melanggar pakem fotografi yang sudah ada dengan membuat foto foto unik dan cantik, dengan cara kreatifnya. Itu sebabnya, walaupun semua kamera profesional bisa menggunakan setting serba otomatis, tetapi selalu menyisakan ruang untuk setting semua parameternya secara manual. Semakin profesional sebuah kamera, semakin banyak fiturs dan parameternya yang bisa dikoreksi secara manual, sehingga bagi orang yang jarang memotret, akan kesulitan menggunakan kamera profesional.
Seorang profesional akan dengan mudah melakukan perubahaan semua seting manualnya, karena dia melakukan pemotretan lebih sering, dan bahkan setiap hari, sehingga mereka juga melakukan kesalahan lebih banyak lagi dari yang sudah pernah anda alami. Itu sebabnya, para fotografer profesional sangat mahir dalam memotret, karena mereka lebih menguasai alat yang digunakannya.
Semakin canggih alat yang digunakan sebenarnya semakin sulit lho…!!
Banyak fotografer yang awalnya hanya coba coba, dan membeli kamera mahal untuk profesional. Ketika memotret bersama rekan rekannya, dia tidak pernah mau menunjukan

20
karya fotonya. Ternyata alasan utama dia tidak mau sharing adalah karena hasil fotonya jelek semua alias salah setting, dan dia lupa bagaimana cara merubah setting tersebut.
Oleh karena itulah diperlukan adanya buku manual kamera, agar penggunanya bisa belajar dari buku tersebut, dan jika masih penasaran baru deh tanya sama teman temannya yang lebih paham.
Selamat memotret….!!

21
4. Sunny 16 – petunjuk dari bungkus film
Matroji ; ane pengen banget bise nih motret pemandangan, kadang gagal mulu, apalagi kalo motonye siang, kok jadi gelap yee
Jawab ;
Motret siang jadi gelap? Coba aja gunakan pedoman "sunny 16" berikut ini:
InsyaAllah, hasil jepretannya akan lebih baik.
Pedoman sunny 16 ini juga berlaku di fotografi digital kok, hanya sebagai pedoman saja supaya hasil fotonya memiliki kontras dan ketajaman yang lebih baik dalam situasi terang benderangnya sinar matahari siang.
Aturan utamanya adalah, "Pada cuaca cerah disiang hari, set aperture f/16 dan shutter speed pada angka yang sesuai dengan seting ISO, lalu arahkan pada subjek yang terkena sinar matahari langsung."
Contoh :

22
Pada cuaca cerah, dimana seting ISO 100, gunakan
seting aperture pada f/16 dan kecepatan rana di 1/100
atau 1/125 detik.
Untuk yang menggunakan ISO 200 dan aperture di f/16,
gunakan kecepatan rana antara 1/200 or 1/250 detik.
Untuk yang menggunakan ISO 400 dan aperture di f/16,
gunakan kecepatan rana sekitar 1/400 or 1/500 detik.
Pada hampir semua sistem metering kamera, memungkinkan fotografer untuk merubah kecepatan rana, sepanjang tetap menyesuaikannya dengan apertur yang digunakan, sehingga eksposurenya akan terkompensasi, mencapai eksposur normal. Contoh: Kecepatan rana 1/250 detik pada f/11 menghasilkan eksposure yang sama dengan kecepatan rana 1/125 detik pada f/16. Supaya lebih jelas mengenai "Sunny 16 rule" kita boleh menentukan kecepatan rana mendekati angka pada seting ISO (untuk ISO 200 = speed 1/200; ISO 400 = speed 1/400, dst) dan menyesuaikan aperturenya sesuai dengan tabel berikut ini;
Buat yang penasaran, silahkan menguji kameranya langsung di luar rumah, dan kalo gagal jangan takut karena semua orang hebat dulunya juga newbie lho…!!
Aperture Kondisi
Pencahayaan Detil Bayangan
f/22 Di salju/Pantai Gelap tepian yg tegas
f/16 Panas terik Terlihat berbeda
f/11 Sedikit mendung Lembut pd bagian tepi
f/8 Mendung Nyaris tak terlihat
f/5.6 Mendung berat Tidak ada bayangan
f/4 Matahari terbenam No shadows
+satu Stop Backlighting n/a

23
5. Pahami kamera anda
Sudah berapa lama anda menekuni fotografi? Apakah semakin lama anda semakin menguasai semua fitur dan kelebihan kamera anda? Semua pertanyaan di atas, sebenarnya juga layak saya tanyakan pada diri saya sendiri, karena selama ini, sudah berapakali saya gonta-ganti kamera dan masih belum puas dengan hasil yang diperoleh dari setiap kamera. Sampai akhirnya saya mencoba menggunakan semua setting secara manual, dan menemukenali beberapa hal yang sebelumnya tidak saya ketahui seperti:
a. Histogram, ternyata memberikan informasi mengenai
detil data digital yang terekam pada setiap foto yang
saya buat. Makin banyak detil yang diperoleh, makin
sedikit efek "spike" atau lonjakan populasi data pada tepi
kiri (hitam/shadow) ataupun tepi kanan (putih/highlight),
sehingga bisa dipastikan kalo foto yang dihasilkan
secara keseluruhan punya detil lengkap pada seluruh
luasan bidang foto yang dihasilkan.
b. Contrast vs Dynamic Range, setting yang satu ini,
saling bertentangan, dimana semakin rendah kotrasnya,
maka makin luas dynamic range yang dihasilkan, begitu
juga sebaliknya. Dynamic Range sendiri merupakan
suatu kondisi dimana bagian shadow (gelap) merekam
detil yang lebih "terlihat" dimana pada bagian highlight
(terang) terekam cukup detil dan mendapatkan
pencahayaan yang cukup. Sementara itu Kontras, lebih
menggambarkan ruang graduasi warna yang semakin
sempit, sehingga warna gelap cenderung lebih hitam,
dan warna terang cenderung makin putih.

24
c. Exposure vs Brightness, dimana eksposure
merupakan kombinasi ISA (Iso, Speed dan Aperture),
sedangkan setting yang tersedia pada kamera adalah
Brightness, yang memberikan kesempatan kepada
kamera untuk memberikan amplifikasi (penguatan tingkat
kecerahan) pada populasi warna yang masuk kategori
mid-tone, yakni warna-warna selain hitam dan putih.
Perlu di ketahui, bahwa eksposure yang dihasilkan
langsung oleh kamera dengan kombinasi ISA, bisa
dikoreksi dengan software aplikasi komputer, dimana
efek yang dihasilkan adalah proses amplifikasi pada
keseluruhan data warna (by pixel) dengan nilai yang
setara. Artinya foto yang di naikkan eksposurenya akan
menjadi lebih terang pada seluruh bidang gambar, tanpa
memperhatikan bagian gelap dan terang.
d. RAW vs JPEG, merupakan format file yang berbeda,
dimana format RAW merupakan format native, dimana
format ini adalah format asli yang dihasilkan oleh
kamera, sebelum diolah lebih lanjut, dan biasanya
tampilan format RAW lebih flat dan saturasi warnanya
kurang kuat. Sedangkan format JPEG adalah format
non-native yang dihasilkan oleh kamera setelah
melakukan prosesing terhadap hasil foto yang terekam
oleh sensor kamera. Dengan demikian hasil foto dalam
format JPEG adalah foto yang telah "diolah" oleh kamera
sebagai mesin pemroses foto. Format RAW
memungkinkan fotografer untuk melakukan editing lebih
baik dan detil yang diperoleh lebih lengkap, sedangan
JPEG merupakan hasil "olahan" kamera, yang tampil

25
lebih baik dan lebih cerah, namun memiliki detil data
yang lebih sedikit dibandingkan dengan format RAW.
e. Whitebalance vs Color Space, banyak kamera pro
yang memberikan kesempatan bagi fotografer untuk
melakukan setting ulang pada Color Space yang di
inginkan, namun perlu diketahui bahwa Whitebalance
juga menghasilkan color space yang berbeda. Pada
umumnya kamera prosumer dan pocket hanya mampu
memberikan fitur kontrol terhadap White balance saja.
Whitebalance bukan bicara soal Color Space, namun
white balance bisa memberikan tone warna yang akurat,
agar pantulan warna putih dapat direkam oleh sensor
kamera sebagai warna putih, sedangkan warna lainnya
akan menyesuaikan. Itu sebabnya disebut sebagai
whitebalance, karena tujuannya adalah menjadi warna
putih yang seimbang.
Sebenarnya masih banyak setting kamera yang lain yang bisa dipelajari satu per satu, namun kali ini, apa yang saya sajikan lebih bertujuan agar kita memiliki referensi sederhana dalam mencoba mengenali kemampuan kamera yang kita miliki. Penjelasan tersebut di atas, dapat lebih lengkap di pahami dan di implementasikan dalam setting kamera jika anda mencoba melakukan perubahan setting tersebut pada kamera anda secara individual, sehingga setiap perubahan yang tampil bisa di pelajari dan di kenali dengan baik. Dunia digital telah merubah semua cara hidup manusia, terutama cara kerja fotografer dalam merekam objek visual. Hal ini lah yang membedakan antara fotografer analog dengan digital, dimana kini segala kemudahan yang disediakan untuk fotografer menjadi tantangan tersendiri

26
untuk menghasilkan karya yang unik dan berbeda. Kreatifitas, telah memaksa para fotografer profesional melanggar semua aturan fotografi semata mata untuk mencari bentuk baru, cara baru dan gaya baru yang unggul dan unik, namun setiap penemuan baru selalu mudah ditiru, hanya kreatifitas dalam komposisi yang akan membedakan kualitas fotografer.

27
6. Seting Utama Pada Kamera
Anda dapat mengukur kemajuan anda di bidang fotografi, dengan melihat kemampuan anda menguasai kamera. Pada awalnya terlihat sulit – bahkan cenderung jadi hambatan dari pada mendapat manfaatnya – tetapi ketika anda mampu menguasai kamera, maka proses kreatif akan sangat tertolong, dan diantara semua kontrol yang ada pada kamera anda, maka seting rana adalah yang paling penting dalam fotografi.
Seting Rana (shutter setting)
Seting rana, bukan hanya sekedar mengatur kecepatan (speed) waktu rana. Pada masa lalu, prioritas seting di tekankan pada kecepatan rana, supaya hasilnya tajam. Ketika hal tersebut terpenuhi, mulailah para profesional memikirkan tentang seting apertur agar dihasilkan bukaan diagprahma yang tepat. Nah sekarang jadi makin mudah ketika kamera dan lensa memiliki fitur stabilisasi gambar, jadi panduan tentang fotografi di daur ulang lagi supaya makin progresif.
Waktu ekposur (hubungannya dengan ketajaman dan blur)
Fungsi utama dari rana adalah untuk menentukan lamanya waktu eksposur. Ketika rana terbuka, terjadilah eksposur fotograpik, dimana sensor sedang mengumpulkan kekuatan sinar yang jatuh di permukaannya. Hasil yang direkam bukan sekedar cahaya yang jatuh, tapi juga hubungan spasial terhadap sensor. Hal ini berarti sensor tersebut merekam semua perubahan dari posisi subjek atau posisi kamera itu sendiri, dengan kata lain, sensor tersebut merekam intensitas cahaya dan gerakan.
Dengan waktu eksposur yang singkat, maka kesempatan terekamnya gerakan pada sensor semakin kecil. Jadi blur yang dihasilkan akibat gerakan terlihat sangat sedikit, jadi

28
fotonya terlihat tajam. Jika kita gunakan waktu eksposur yang lebih lama, maka gerakan yang di lakukan oleh subjek maupun yang terjadi pada kamera, akan semakin terlihat. Sepersepuluh milimeter gerakan saja sudah cukup jelas terlihat pada foto, sehingga hasilnya jadi kurang tajam.
Eksposur singkat
Ketika menggunakan waktu eksposur yang singkat, kelihatannya merupakan suatu solusi agar foto tampil tajam, tentu saja bisa, tapi kenyataannya, ada efek negatif terhadap foto yang dihasilkan. Eksposur yang terang membutuhkan apertur yang besar, atau menggunakan seting ISO yang lebih tinggi – adakalanya keduanya dipakai.
Kompensasi semacam ini, dapat menyebabkan hasil foto anda jadi kurang tajam; karena bukaan rana yang besar, menyebabkan sempitnya ruang tajam, sehingga membutuhkan kemampuan fokus yang presisi, dan tentu saja menurunkan kualitas foto. Penggunaan ISO yang tinggi meningkatkan timbulnya noise. Hal ini akan menurunkan ketajaman detil foto, belum lagi turunya kualitas warna.
Sebagai konsekuensinya, anda akan temukan fakta bahwa, jika anda tidak lagi menganggap waktu eksposur yang cepat akan memberikan gambar yang tajam, maka berarti anda sudah semakin mahir dibidang fotografi. Coba deh untuk motret dengan waktu eksposur yang lebih lama agar hasil fotonya blur, atau biarkan ada sedikit gerakan terekam pada foto anda.
Di jaman sekarang anda lebih beruntug karena sekarang ada fitur stabilisasi gambar pada kamera, sehingga memberikan cara baru dalam merekam gerakan, karena memberikan kemampuan untuk memegang kamera secara stabil untuk eksposur yang lambat, dan tetap bisa merekam gerakan pada foto.

29
Ruang Tajam (Depth of Field)
Sulit untuk memahami bagaimana dimensi dibentuk oleh ruang tajam, jika mempelajari dari definisinya saja. Pada kenyataannya, ruang tajam bukan sekedar rentang ruang pada foto dimana sebuah objek akan tampil tajam. Ruang tajam juga menggambarkan kelenturan sebuah foto – ada rasa, ada dimensi ruang.
Pada pandangan normal, hanya 5% dari padangan kita yang bisa terlihat tajam – jadi Cuma sebagian kecil dari ruang pandang kita yang dapat dilihat secara detil. Namun demikian bagi kita, seluruh ruang terlihat tajam semua karena mata kita secara terus-menerus melakukan fokus ulang terhadap setiap detil yang kita lihat, menjelajah seluruh sudut untuk membentuk gambaran yang fokus.
Dulu sebelum kita memasuki era digital, tidak banyak foto yang tajam. Lantas ada sebuah sekolah fotografi yang mengajarkan memotret menggunakan f/64, sehingga dihasilkan ruang tajam yang sangat luas – biasanya cocok untuk memotret subjek yang jauh, atau landscape.
Hal ini sekarang berubah saat masuk kedalam era digital, dimana digunakan chip sensor yang kecil, yang membutuhkan lensa dengan fokal yang pendek, sehingga ruang tajam jadi sangat luas. Segala sesuatunya jadi terlihat tajam, dan pada awalnya memang bisa diterima, tapi berlahan-lahan mulai muncul reaksi negatif; yakni semua sudut gambar jadi tampak sama, dan sulit menemukan subjek yang menonjol. Dengan kata lain, para fotografer selalu membutuhkan ketajaman gambar pada seluruh sudutnya, namun diperlukan juga sedikit ruang tajam untuk menonjolkan focal-point atau objek utama yang ingin ditampilkan secara unik.
Kontrol utama terhadap ruang tajam adalah apertur, panjang fokal, dan perbesaran (seberapa jauh letak kamera dari subjek). Untuk mempersempit ruang tajam, maka apertur lensa harus dinaikan, lalu gunakan lensa fokal yang lebih

30
panjang, atau mendekatlah kepada subjek. Namun demikian, kontrol ini tidak ada artinya dibandingkan dengan pendapat para pengamat mengenai ketajaman, dan bagaimana seberapa kritisnya sebuah foto diperhatikan. Persepsi tentang ruang tajam, juga akan dipengaruhi ukuran cetakan gambar itu sendiri. Semakin kecil aperture, semakin luas ruang tajamnya.
Kualitas blur
Banyaknya bagian foto yang kurang tajam, disebabkan lebih pada kualitas ketidaktajaman atau blur. Padahal baru di akhir abad ke duapuluh, dimana digunakan bentuk apertur diafragma yang aneh, pada kamera-kamera point-and-shot, dimana fotografer mulai belajar mengenai ketidak tajaman yang kurang menarik – dimana blurnya tidak sama, transisi kurang menyatu dan terkadang ada fringed. Kualitas ketidaktajaman disebut “bokeh”, dan bokeh yang bagus sekarang jadi ukuran kualitas foto sama halnya dengan ketajaman foto.
Hasilnya adalah kelenturan foto anda – bagaimana dapat dirasakan dan caranya foto tersebut membawa efek kedalaman ruang pada penikmatnya – sangat tergantung pada kontrol ruang tajam. Sebaliknya, juga tergantung pada penggunaan sensor yang lebih besar, jika anda ingin menciptakan ruang tajam yang sempit, dan lensa kualitas tinggi untuk menghasilkan blur yang halus.
Rana
Seting rana adalah salah satu kunci suksesnya sebuah foto, bukan hanya tentang bagaimana cara memilih kecepatan yang tepat agar gerakan terekam, tapi juga berapa lamanya gerakan tersebut harus direkam. Belum lagi kecepatan rana (lamanya waktu bukaan) juga mempengaruhi ukuran diagprahma (aperture), sehingga kita harus mampu memilih seting yang sesuai. Contoh: pada kecepatan rana 1/8 detik,

31
cukup lama bagi kamera, sehingga perlu digunakan tripod, apalagi jika menggunakan panjang fokal di atas 70mm dimana ruang pandang juga makin sempit. Akibatnya suasana yang terekam menjadi lebih gelap karena kurangnya sinar yang terekam pada permukaan sensor. Untuk itu perlu dilakukan kompensasi dengan memberikan eksposure 1 stop lebih rendah agar suasana sekitarnya tetap terekam dengan lebih cerah, namun tidak berlebihan. Sementara itu untuk menghasilkan ketajaman yang merata pada semua bidang foto, diperlukan apertur yang sempit yakni f/16 atau lebih, maka dampaknya jelas akan membuat cahaya yang masuk semakin sedikit. Itu sebabnya fotografer harus menaikkan seting ISO menjadi 400. Sayangnya tindakan ini berakibat pada timbulnya noise. Nah untuk memastikan formula yang tepat agar foto yang dihasilkan cukup cerah, tajam dan jernih, perlu diambil beberapa kali pemotretan dengan berbagai kombinasi setting yang tepat agar hasil fotonya sesuai dengan apa yang di inginkan. Untuk itu lah kita harus memperhatikan setting utama kamera yakni:
Aperture, Speed dan ISO atau disingkat ASI biar mudah diingat lho...!
Mau belajar fotografi lebih baik lagi?
Silahkan mampir ke http://picsstudio.multiply.com

32
7. Perlengkapan tambahan fotografer
Fotografer, adalah mereka yang senang memotret, kalau anda belum terlalu senang untuk memotret atau sekedar jadi “fotografer mendadak” yang hanya memotret untuk dokumentasi acara keluarga, teman dan peristiwanya sangat jarang, maka anda tidak perlu memikirkan peralatan asesoris yang berlebihan. Cukup beli kamera dan motret...!! Tapi jika anda sudah jatuh cinta pada fotografi dan anda senantiasa memotret jika ada kesempatan, dan bahkan anda selalu merekam perjalanan hidup anda bahkan pertumbuhan anak anda, selalu direkam dengan kamera kesayangan, maka mulailah berpikir bahwa anda adalah seorang fotografer. Anda memotret karena anda suka dan ingin menyenangkan orang yang anda cintai dengan hasil karya anda. Atau anda memang punya rencana untuk jadi profesional, maka sebaiknya mulai memikirkan beberapa hal terkait dengan asesories yang dibutuhkan oleh seorang fotografer.

33
Asesorie yang dibutuhkan a. Batere dan memori tambahan Memotret di era digital perlu listrik, batere adalah hal penting selain memori tambahan, jadi selalu siapkan satu unit batere dan memori tambahan agar momen foto anda tidak terlewatkan.
Memori tambahan juga penting... terutama untuk berjaga terhadap kemungkinan kehabisan memori atau kerusakan.
Bagaimana dengan bater grip?
Saya pernah punya sekali, tapi akhirnya hanya sempat digunakan satu kali, juga dan selanjutnya dijual, karena kurang praktis, dan malah merepotkan. Namun untuk mereka yang sering memotret dengan gaya vertikal, boleh membelinya, karena dengan batere grip, genggaman tangan anda jadi lebih kokoh, dan tampilan kamera anda jadi lebih profesional gitu lho...!

34
b. Neck strap Ini perlengkapan standar kamera, namun untuk kamera profesional yang cukup berat, diperlukan neckstrap yang lebih nyaman, dan aman, karena neckstrap yang lebih lebar membuat memotret jadi lebih menyenangkan, dan nyaman. Apalagi neckstrap ini membuat tampilan lebih profesional, dan bisa digunakan untuk “membungkus” lensa anda saat meletakkan kamera di atas meja. c. Tripod Ini mainan fotografer paling penting, tapi sering dilupakan. Mereka yang profesional tidak pernah lupa untuk membawa tripod apalagi fotografer landscape, makro dan arsitektur, juga mereka yang memotret di malam hari/ dalam ruangan. Jika saja sensor kamera sudah mempunyai kemampuan merekam dengan iso 125.000, tanpa noise, mungkin tripod sudah tidak diperlukan.
Buat yang tidak punya tripod jangan sedih, karena tanpa tripod hasil foto anda juga tetap bagus, jika anda bisa memanfaatkan benda-benda disekitar anda sebagai pengganti tripod, misalnya tas, topi, meja, kursi, tembok, batu, patung atau lainnya. Pada prinsipnya, carilah tempat dimana kamera bisa duduk diam selama memotret.
Jika malas membawa tripod besar, cari tripod kecil, apalagi untuk kamera pocket, cukup beli tripod yang paling murah dan ringkas, agar anda tidak kecewa saat harus memotret di tempat miskin cahaya.
d. Tas kamera
Saat membawa kamera, kita tentu saja ingin benda kesayangan ini bisa terlindungi dengan aman. Nah tas adalah jawabannya, namun dengan tas biasa, perlindungan

35
terhadap kamera belum maksimal, maka usahakan mempunyai tas khusus kamera yang cukup untuk melindungi kamera dan ukurannya cukup untuk menampung perlengkapan standarnya, mulai dari charger, batere, filter, alat pembersih, dan memori tambahan.
Semakin mahal belum tentu semakin baik, walaupun gengsi anda akan semakin meningkat, tapi cobalah gunakan tas kamera yang memang anda suka dan cocok dengan kebutuhan anda.
e. Drybox dan alat pembersih
Kelihatannya semakin hari kamera semakin butuh perhatian ekstra, saat disimpan dirumah, jangan pernah menyepelekan kamera anda. Letakan mereka seperti sebuah pusaka kraton yang harus terpelihara dengan baik. Jangan lupa beli drybox, atau anda bikin sendiri dengan box plastik ukuran besar yang kedap udara, dan di dalamnya di isi dengan silicon gel, atau obat pengering supaya kamera dan lensa anda bebas dari jamur dan kelembaban.
Untuk kebersihan, jangan lupa membeli material pembersih, mulai dari lenspen, kain pembersih, kertas pembersih, cairan pembersih lensa, alkohol dan blower. Gunanya untuk membantu anda merawat benda pusaka itu agar selalu siap digunakan.
Sebenarnya masih banyak lagi asesories yang bisa menemani fotografer menggeluti hobinya, namun standar kebutuhan masing-masing orang tentu saja berbeda, apalagi jika seorang fotografer mempunyai berbagai jenis kamera lain merek, atau bahkan punya aliran fotografi

36
tertentu, mulai dari landscaper, traveller, journalist, sampai mereka yang cuma hobi motret makro... akan punya kebiasaan dan kebutuhan yang sangat berbeda.
Jadi.... selagi anda belum menentukan aliran fotografi anda... persiapkan kebutuhan standar di atas, supaya lebih nyaman menjelajahi dunia fotografi...

37
8. Menguji kebersihan lensa
Sedikit pengalaman yang cukup berkesan dengan layanan jasa service lensa. Tahun lalu saya sempatkan mampir ke Salah satu toko fotografi di bilangan, Jl. Gunung Sahari, untuk membersikah lensa Bigma, yang sudah 8 tahun menemani saya. Jelas lensa ini banyak menyerap debu dalam elemen bagian dalamnya karena model push-pull semacam ini, mirip vacum cleaner ketika berkontraksi.
Debu yang menempel sebenarnya tidak terlalu berpengaruh pada hasil foto, namun mengingat usia lensa, saya rasa sangat perlu untuk meremajakannya kembali, daripada harus beli baru!
Setelah menyerahkan, lensa saya mendapatkan bon tanda terima dan diminta membayar uang muka Rp100k, dan akan di kabari jika lensa sudah selesai, atau jika ada masalah lain dengan lensa tersebut. Selang 4 hari kemudian, saya dapat kabar bahwa lensa telah selesai diperbaiki, dan pada hari minggu saya sempatkan untuk mengambilnya.
Ketika saya datang, saya sungguh senang karena tampilan luar jadi lebih segar dan permukaan lensa terlihat mulus jernih, namun sayangnya ketika saya gerakan zoom-in, untuk melihat permukaan lensa bagian dalamnya, ternyata terdapat bekas sapuan cairan pembersihnya pada permukaan lensa elemen kedua bagian dalam tersebut. Tentu saja saya minta untuk segera dibersihkan kembali. Keesokan harinya, teknisi yang mengerjakan menelpon saya dan menanyakan masalahnya, dan saya coba jelaskan per telepon, sama seperti ketika saya menjelaskannya kepada petugas frontliner mereka.

38
Sorenya, pada hari yang sama setelah teknisi tersebut menelpon petugas customer service menelpon dan mengabari bahwa lensa sudah siap di ambil. Nah pada hari minggunya saya baru sempat mengambilnya. Ketika saya ambil, kondisi lensa yang kemarin bermasalah sudah bersih dari sapuan, tetapi ada debu putih yang ukurannya cukup besar malah menempel pada elemen lensa tersebut, ditambah dengan bekas sapuan pada elemen lensa lainnya dibagian belakan tampak membekas. Sekali lagi lensa saya kembalikan, dan menjelaskan secara teknis kepada petugas front-liner mengenai cara melihat kualitas kebersihan lensa tersebut. Kali ini saya pastikan bahwa petugas tersebut tahu cara mengujinya dan dapat menjelaskannya kepada teknisi tersebut. Maklum, saya sudah keduakalinya datang mengambil dan lensa masih bermasalah dengan debu dan bekas sapuan pembersih di permukaan lensa.
Seminggu kemudian, barulah lensa selesai diperbaiki, dan saya minta orang lain yang mengambilnya, karena saya yakin masalahnya sudah beres, dan saya bersyukur karena dugaan saya tepat.
Berikut cara menguji kebersihan lensa anda:
1. Paling utama, lihat lensa bagian depan, dan cari
pantulan cahaya lampu atau langit disekitar anda
yang memberikan kontras pada detil permukaan
lensa, utamanya elemen lensa pertama pada bagian
dalam.

39
2. Dengan tetap melihat dari depan lensa, gerakan
kontraksi lensa zoom, secara berlahan untuk melihat
permukaan elemen lensa bagian elemen kedua dan
seterusnya, sepanjang masih terjangkau oleh
kemampuan mata kita. Ini merupakan cara
sederhana dan merupakan cara paling mudah.
3. Sekarang giliran bagian belakang lensa, dan jangan
lupa untuk memutar ring diafragma pada posisi
maksimal (f/stop terkecil), atau cari tuas diafragma,
dan buka diafragma pada posisi maksimal, supaya
cahaya dapat masuk menerangi seluruh permukaan
lensa.
4. Dengan bukaan diafragma terbuka lebar, atau
dengan tetap memegang tuas diafragma dalam
keadaan terbuka lebar, gerakan kontraksi zoom
secara berlahan untuk melihat permukaan elemen
lensa bagian elemen paling belakang dan seterusnya
kearah elemen lensa bagian depan, sepanjang masih
terjangkau oleh kemampuan mata kita. Cara ini butuh
sedikit kecermatan, karena gerakan zoom yang
terlalu cepat akan membuat fokus bergerak terlalu
cepat sehingga tidak sempat terlihat oleh mata kita.
Jadi lakukan secara berlahan supaya permukaan
elemen lensa bagian dalam mendapatkan fokusnya
satu persatu dan permukaannya dapat diamati
secara cermat.
5. Terakhir, lakukan pengamatan pada seluruh body
lensa, dan lakukan testing dengan menggunakan
kamera, apakah ada keanehan atau anomali pada
pengoperasiannya. Jika semua proses tersebut

40
sudah dilakukan, dan anda puas dengan hasilnya.
Maka silahkan melakukan pembayaran dan
menikmati lensa anda dalam kondisi "Like New", dan
keasikan menggunakan lensa-lensa thirdparty yang
tidak pernah diproduksi oleh produsen kamera itu
sendiri.
Kesimpulannya:
Layanan profesional pada umumnya cukup
memuaskan, karena secara terbuka menerima
semua keluhan pelanggannya dan mau memperbaiki
kesalahannya.
Teknisi, kelihatannya kurang terampil jadi perlu
beberapakali menyampaikan keluhan sampai
akhirnya masalah diselesaikan.
Perlu ada kontrol kualitas pengerjaan oleh atasan,
atau setidaknya oleh front-liner yang sudah biasa
menerima komplain pelanggan, karena mereka juga
tahu cara melihat kualitas ketika mereka berhadapan
dengan pelanggan.
Pelanggan sendiri harus cukup teliti ketika menerima
lensa yang sudah di service, karena kegagalan dalam
menguji lensa akan menyebabkan kekecewaan
karena ketidaktelitian dalam menerima lensa
tersebut.
Mudah-mudahan pengalaman ini bisa mendorong para fotografer yang punya lensa-lensa lama untuk rajin melakukan service lensanya, supaya tidak berdebu, dan tidak sekedar mengatakan "Tidak Ngaruh ke Hasil", hanya

41
untuk menghibur diri. Karena bukan hanya debu, pagar kawat berduri di depan lensa pun "Tidak Ngaruh ke Hasil" kalo fokusnya pada subjek dibagian belakang pagar kawat tersebut. Jadi rawatlah lensa anda agar kepuasan anda dalam memotret terus membuat karya-karya anda makin mantap.

42
9. Cara memelihara kamera dan lensa
Agar kamera dan lensa anda tahan lama, dan senantiasa siap untuk digunakan, jangan lupa untuk memeliharanya secara rutin. Pastikan peralatan fotografi ini, dibersihkan dengan baik, sehingga terhindar dari resiko masalah. a. Membersihkan lensa Lensa bisa anda bersihkan dengan kain khusus pembersih lensa, bahkan ada lenspen yang membersihkan lensa dengan karbon, bisa juga digunakan cairan pembersih khusus lensa. Jika terpaksa, coba gunakan kain lembut dan air bersih. Jangan gunakan kain yang sudah digunakan untuk membersihkan benda lain, juga hindari penggunaan tisu yang kasar, kecuali terpaksa. Blower juga membantu membersihkan debu-debu halus yang melekat pada badan lensa dan permukaan lensa. b. Membersihkan bodi kamera Kamera yang bersih akan terlihat segar seperti ketika anda baru selesai mandi pagi, tapi kamera yang lusuh, berminyak terlihat sangat lelah dan rapuh, cobalah untuk membersihkan badan kamera dengan kain bersih yang di beri alkohol 70%, agar lemak larut terbuang. Penggunaan alkohol juga jangan berlebihan, usahakan cukup lembab, namun jangan sampai menetes, karena bisa masuk kedalam celah sempit dan mencemari bagian dalam kamera. Penggunaan alkohol, adalah karena cairan ini melarutkan lemak, dan juga cepat kering. Alternatif lain, bisa menggunakan cairan pembersih lensa yang mengandung detergen, namun proses pembersihannya juga agak berisiko, karena cairan detergen terkadang meninggalkan deposit pada celah yang tak terjangkau. Juga jangan lupa untuk menggunakan blower agar debu di sudut-sudut sulit, bisa di terbangkan ke tempat lain, asalkan jangan kembali lagi ke badan kamera. Apalagi sampai masuk ke daerah

43
sensor, jadi ketkita membersihkan bodi kamera usahakan dalam keadaan body-cap terpasang, atau ada lensa yang terpasang. c. Membersihkan sensor kamera Ini bagian paling peka, jadi kalo kotor, maka hasil fotonya juga jelek. Sayang sekali tidak ada produsen yang mengajarkan cara membersihkan sensor digital ini. Namun sebaiknya anda tahu, bahwa permukaan sensor dilindungi oleh material kaca yang cukup baik, namun buka berarti tahan gores. Untuk itu selalu gunakan kuas pembersih khusus yang dirancang untuk menyerap debu secara statik, sehingga sensor anda selalu bersih. Nama kuasnya gak saya sebut, nanti dibilang iklan lagi, tapi bisa tanya aja sendiri ke toko kamera. Bentuk lensanya seperti kuas lukis dari bahan khusus, yang saat setelah digunakan harus dibersihkan dengan cara menekan tombol untuk memutar ujung kuas tersebut agar debu2nya lepas dari kuas, dan penggunaanya hanya di sapukan satu arah setelah itu langsung dibersihkan dan boleh diulang beberapa kali sampai bersih.
Namun sayangnya kuas tersebut hanya cocok untuk kotoran yang sifatnya debu kering yang melekat karena daya tarik listrik statis, tapi kalo debunya timbul akibat kelembaban yang tinggi (ini mirip lumpur yang sangat tipis) maka akan melekat lebih kuat lagi, dan hanya bisa dibersihkan dengan kertas pembersih yang mengandung cairan pembersih sensor. Untuk cara ini, sebaiknya memang menggunakan pinset tumbul dari bahan lentur, supaya bisa digosokan dengan halus.
Cara menggosokkannya pun harus satu arah, untuk satu kali jalan, dan di ulangi lagi dengan menggunakan

44
permukaan kertas pembersih pada bagian lain yang belum kotor. Ulangi lagi sampai hasilnya benar-benar bersih. Cara menguji kebersihan sensor anda bisa di lakukan dengan cara berikut: 1. Set ISO terkecil 2. Gunakan aperture paling
besar (paling sempit) f/22 atau f/32.
3. Fokus manual 4. Titik focus ke Infinity / Tak terhingga 5. Speed sesuaikan supaya hasilnya cukup cerah 6. Bidik ke arah cahaya, langit atau layar PC sedekat
mungkin 7. Lalu tekan tombol rana Hasilnya, anda akan lihat sebuah bidang foto warna putih, dimana jika hasilnya mulus, berarti sensor anda bersih, tapi jika hasilnya berbintik, maka artinya sensor kamera anda kotor. d. Menyimpan kamera Ini gak perlu di kasih tahu kok, yang penting simpan di tempat aman supaya tidak hilang dicuri orang. Pastikan bahwa tempat penyimpanan tersebut bebas debu, kedap air, tingkat kelembabannya rendah, dan cukup untuk menyimpan kamera, lensa dan teman-temannya. Tempat yang cocok untuk kamera biasa disebut sebagai Dry Box, karena bentuk yang kotak dan diharapkan selalu kering...he..he...he..
Kelembaban drybox di kontrol oleh hydrometer yang mengukur kelembaban dan juga termometer yang mengukur suhunya, dan cara kerja alat ini, membutuhkan bantuan listrik PLN yang harus nancep terus selama 24jam.

45
Sementara itu untuk mereka yang jumlah kamera dan teman2nya belum terlalu banyak, bisa menggunakan kotak plastik ukuran besar yang tutupnya cukup rapat, karena ada seal karet sepanjang tepiannya. Kalo cari tempat plastik seperti ini, bisa cari di superkampret terdekat. Nah di dalam kotak plastik tersebut, kita bisa masukkan Silica Gel sebagai bahan penyerap kelembaban, atau kalo gak nemu, ya beli aja di superkampret atau minikampret terdekat, suatu bahan pengering yang yang biasa digunakan di lemari es, atau di lemari pakaian supaya gak lembab. Ini merupakan drybox alternatif paling murah yang bisa dibuat sendiri.
Kalo masih juga gak punya drybox, dan gak tahu belinya atau bikinnya gimana, lebih baik jangan jadi fotografer, karena kamera dan terutama lensa mahal bakalan berjamur dan makin kumel terserang debu. Silahkan cari hobi yang lain yang lebih tahan kelembaban misalnya hobi berenang.
Semua yang saya tulis di atas, tidak menjamin kamera dan lensa anda aman terpelihara lho... apalagi kalo anda membeli kamera dan lensa bekas, udah gitu non garansi lagi...hiks....
Jika ada kerusakan atau komplen akibat mempraktekkan tulisan saya, maka dengan ini saya nyatakan bahwa segala kerusakan dan keluhan tersebut diluar tanggungjawab saya.
Selamat mencoba...

46
10. Memotret dengan kamera saku
Banyak teman-teman saya yang sudah sering memotret tanpa pernah peduli bagaimana caranya memotret yang baik, menyimpannya dalam komputer, dan mengolahnya supaya bisa dibikin tampil menarik, serta mencetak dalam sebuah album unik. Sebagian mungkin sudah menyimpannya dalam komputer, tapi sebagian lainnya tidak pernah terpikir, selain pergi ke tempat cetak, dan mencetaknya untuk selanjutnya menghapus semua foto dalam kartu memorinya. Ada juga yang menyimpannya tapi kesulitan ketika harus menemukan foto kenangan yang dicarinya.
Semua foto pada dasarnya merekam sebuah peristiwa bersejarah berupa serangkaian waktu dalam kehidupan seseorang. Perhatikan bahwa foto-foto lama yang kita cetak di jaman analog, merupakan foto-foto berharga yang tidak ada bandingannya dalam hal "keindahan", terutama bagi sebagian orang yang terekam maupun yang mengenali wajah-wajah dalam foto tersebut.
Memotret adalah hal mudah, namun mengelolanya dengan baik adalah suatu pengetahuan penting yang akan membuat sejarah hidup anda menjadi lebih bermakna. Sekarang saatnya saya memberikan sedikit panduan untuk itu.
Cara memotret yang baik Gunakan resolusi terbaik yang mampu diberikan oleh kamera, dan kenali kemampuan kamera dalam merekam foto, biasanya kamera otomatis memudahkan penggunanya dalam memotret, jadi sudah bisa dipastikan bahwa foto yang

47
dihasilkan relatif bagus, tapi ada saatnya dimana setting otomatis kurang menghasilkan foto yang memadai, yakni:
a. memotret malam hari, kecepatan rana yang cenderung
lambat bisa dimanfaatkan untuk memotret gerakan
lambat yang memberikan efek gerak pada foto, dan
ketika menggunakan flash, pastikan jaraknya dengan
objek foto cukup memadai, agar tidak terlalu terang dan
tidak terlalu gelap. Mode yang dipilih biasanya "night
mode".
b. memotret dengan foreground, membuat framing, atau
memilih titik fokus pada objek yang berada dibalik jeruji
jendela, menghasilkan foto yang fokusnya meleset.
Pastikan anda fokus dulu pada objek, dan memasukan
foreground dalam komposisi foto dengan tetap menekan
setengah tombol rana, supaya fokus tidak berubah.
c. memotret dengan kontras back-lighting atau sebaliknya,
menyebabkan foto terlalu terang atau terlalu gelap.
Untuk ini, pastikan metering dan fokus di arahkan pada
bagian yang akan menjadi Point of Interest (POI),
misalnya wajah, atau pada bagian lain dari objek yang
mewakili kondisi pencahayaan pada POI tadi. Hindari
melakukan metering pada baju berwarna hitam, karena
akan menghasilkan foto over-expose, dan sebaliknya
jangan melakukan metering pada Background yang
penuh cahaya, karena hanya akan menghasilkan foto
under-exposed.
d. masih banyak tehnik memotret lainnya, yang bisa saya
sampaikan tapi akan lebih bagus lagi jika anda pelajari
dasar dasar fotografi, agar tehnik pemotretan anda
semakin baik.

48
Menyimpan foto dalam komputer
ini sebenarnya bagian yang sangat mudah, dan akan lebih mudah lagi jika anda menggunakan software, seperti adobe lighroom, ACD see, Picasa, dan lain sebagainya. Penggunaan software tersebut membantu kita mengelola database foto yang kita miliki, sekaligus memudahkan pencarian dengan kata kunci, baik itu berdasarkan EXIF data, berdasarkan tanggal, maupun kata kunci lain yang sudah kita tentukan ketika kita impor.
Jangan lupa untuk melakukan backup atas data foto yang disimpan secara reguler. Saya sendiri menggunakan eksternal hardisk untuk backup, agar terhindar dari kehilangan ribuan foto berharga akibat hardisk yang crash.
Mengolah foto supaya lebih menarik
Pengolahan foto disini bukan berarti harus menggunakan photoshop atau software pengolah foto lainnya, tapi bisa juga menggunakan aplikasi/software penyimpanan foto tersebut di atas, dimana untuk pengolahan dasar, mereka sudah menyediakan menu tersendiri yang cukup mudah untuk digunakan. Bagaimana membuat foto menarik? Berikut ini tips dan trick nya;
a. pastikan exposure foto sudah memadai dengan
menaikkan atau menurunkan exposure, atau brightness
pada foto. Ini bisa dengan mudah dilakukan dengan
melihat histogram foto, yang memiliki populasi "data
warna pixel" berada di tengah. Data warna yang
terpopulasi disini tidak harus seluruhnya berbentuk
gunung, tapi boleh saja seperti gergaji atau bentuk lain
yang tidak lazim, asalkan letaknya ada di antara dua
garis tepi, yang menandakan bawah graduasi warna
yang ada dalam foto tersebut terekam dengan dengan

49
lengkap dan baik dimana, grafik yang melekat di sisi kiri
menandakan ada bagian yang "murni hitam" alias gelap
gulita, atau "murni putih" alias wash-out sehingga tidak
memiliki detil. Bila anda sengaja memilih foto yang gelap
seperti tehnik low-key, maka grafik yang ditampilkan
akan bersandar kesebelah kiri, dan sebaliknya jika anda
memotret dengan tehnik high-key, maka warna putih
akan mendominasi foto anda, dan hasilnya grafik
histogram akan bersandar ke sebelah kanan.
b. lakukan penyesuaian pada white-balance, agar warna
putih terlihat "putih" sesuai dengan harapan. Dengan
demikian warna yang dihasilkan cenderung sesuai
dengan kondisi alamiah saat pemotretan berlangsung.
Untuk mudahnya, bandingkan saja warna putih tersebut
dengan kertas putih yang ada di dekat anda, dimana
warna putihnya cukup netral buat mata.
c. sekarang sesuaikan kontrasnya, dengan membuat area
gelap dan terang jadi lebih menonjol. Lakukan dengan
hati-hati, karena terlalu banyak menaikkan kontras hanya
akan menghilangkan detil gambar, sehingga
histogramnya bergeser menyebar kekiri dan kekanan,
alias ada bagian yang over-exposed dan under-exposed.
d. sekarang adalah bagian yang paling mudah, yakni
melakukan kroping ataupun jika foto anda miring,
lakukan penyesuaian garis horisontal atau pun vertikal.
Hal ini untuk memperbaiki komposisi foto agar lebih
menarik ketika akan di cetak atau di pajang di galeri
cyber anda.

50
e. Selanjutnya, masih ada tehnik lain, namun itu semua
tergantung pada hasil foto yang sudah ada, koreksi
ketajaman gambar, koreksi saturasi warna, koreksi
bagian gelap dan terang, supaya lebih seimbang, dan
sebagainya. Semua itu akan menghasilkan karya foto
yang penuh dinamika, unik dan cantik.
Mencetak jadi album unik
Untuk jurus ini, sebenarnya sangat tergantung kebutuhan, jadi tidak semua foto bisa dicetak, tapi pilih foto-foto yang paling menarik dan susun sesuai alur cerita ataupun urutan peristiwanya, supaya bisa membuat penikmat foto memahami alur cerita yang disampaikan melalui foto.
Ada software menarik untuk membuat album, mulai dari comic-life, You-Set-It, dan lain sebagainya. Saya sendiri jarang mencetaknya, jadi lebih banyak disimpan di komputer dan dicetak hanya jika diminta atau dibutuhkan. Pada bagian akhir buku ini, anda bisa melihat cara membuat album secara otomatis menggunakan software gratis yang ada di Internet. Simak langkahnya lebih lanjut…

51
11. Tips&Trik : Kamera saku digital
Pada prinsipnya memotret dengan kamera analog ataupun kamera digital sama saja, yang membedakan cuma media rekam yang digunakan. Dulu kita mengenal film seluloid sebagai sensor sekaligus alat perekam cahaya, sekarang sensor digital menetap secara permanen di tubuh kamera, dan hasilnya diproses memalui prosesor mini pada kamera dan di simpan dalam gudang memori yang bisa menyimpan ratusan bahkan ribuan gambar.
Tentu saja kamera digital menjadi lebih menyenangkan, karena hasilnya bisa langsung di nikmati, dan kalo kurang bagus tinggal di hapus dan lakukan pemotretan ulang. Nah sekarang yang perlu di ketahui oleh konsumen adalah bagaimana bisa menghasilkan foto berkualitas dengan kamera digital yang sederhana?
Perhatikan beberapa saran berikut ini:
Selalu gunakan ukuran kualitas foto terbaik yang ada di kamera
Pilihannya adalah format RAW, namun tidak semua software foto dapat membaca file RAW dari kamera, untuk itu di sarankan untuk menggunakan format file JPEG yang ukurannya paling bagus (fine & large). Manfaatnya adalah memberikan peluang bagi anda untuk mencetak foto dalam ukuran terbesar dengan detil yang bagus. Disamping itu anda punya peluang untuk melakukan kroping, yakni memotong bagian yang tidak dikehendaki pada foto tersebut. Kesimpulan: Buat apa

52
beli kamera resolusi tinggi jika anda tetap memasang mode ukuran gambar standar, dan bukan maksimum. Namun demikian, resolusi rendah tetap bisa digunakan dalam keadaan terpaksa akibat terbatasnya kapasitas yang tersedia, padahal momentum yang akan difoto masih berlangsung terus.
Mengapa memilih format JPEG? Kamera SLR biasanya memberikan pilihan apakah Anda ingin menggunakan format JPEG, TIF atau Raw. TIF biasa digunakan untuk reproduksi grafis yang akan digunakan untuk proses cetak, misalnya pada majalah dan koran. Sementara format Raw, sering digunakan oleh fotografer profesional untuk melakukan pengolahan foto yang lebih detil karena format tersebut menyimpan apa adanya detil data yang mewakili warna, whitebalance, dan data digital lainnya tanpa pemrosesan gambar lebih lanjut. JPEG, merupakan format yang disepakati oleh para fotografer, sebagaimana kepanjangan nama JPEG = Join Photographer Expert Group. Meskipun bersifat lossy karena banyak detil data yang dihilangkan untuk menghemat memory, bisa jadi merupakan pilihan terbaik. Pasalnya, format JPEG lebih mudah dikelola dengan Photoshop, dibandingkan dengan format lainnya. Kedua format tersebut (TIF dan Raw-red) hanya akan menambah pekerjaan Anda sewaktu akan diproses pada Photoshop. Namun jika anda punya kapasitas penyimpanan yang cukup besar, maka ada baiknya anda memotret dalam 2 format, yakni Raw + Jpeg, karena untuk keperluan percepatan pemrosesan, anda bisa menggunakan Jpeg, namun jika anda ingin lebih serius dalam fotografi, dan melakukan pengolahan tersendiri dari setiap foto yang anda hasilkan, tentu saja format RAW akan sangat membantu.

53
Whitte Balance itu penting.
Untuk kebanyakan pengambilan gambar, dianjurkan agar dimulai dengan mode Auto white balance. Fungsinya agar kamera Anda bisa membaca pewarnaan dari cahaya yang ada disekitarnya dan secara otomatis mengatur dirinya sendiri untuk mengoptimalkan white balance. Mode Daylight cocok untuk hari terang, sementara jika hari berawan, dianjurkan agar Anda memakai mode Cloudy. Untuk mengevaluasi pewarnaan dan pencahayaan, jangan lupa mengetesnya dengan mengambil satu atau dua gambar.
Namun jika anda sudah cukup menguasai kamera, silahkan pilih pre-set whitebalance untuk mendapatkan efek warna yang lebih sesuai dengan selera anda. Jika anda masih kurang puas dengan hasilnya, jangan takut untuk melakukan perbaikan melalui photoshop, karena disana ada banyak menu untuk melakukan koreksi terhadap hasil foto yang kurang sempurna.

54
Satu hal yang perlu di ingat, bahwa white balance bukan lah warna, melainkan "termperatur warna", sehingga secara visual warna putih bisa di identifikasi sebagai warna agak kebiruan atau ke kuningan jika temperaturnya kurang tepat.
Mana yang paling bagus "Low ISO Number" atau "Use Auto ISO"?
Perlu diketahui, bahwa secara digital, cahaya yang diterima sensor pada prinsipnya sama saja, namun penggunaan ISO yang lebih tinggi terlihat lebih cerah karena efek amplifikasi terhadap cahaya yang direkam, sehingga tampil lebih cerah. Akibatnya sering timbul NOISE akibat efek amplifikasi ini. Apalagi pada ISO yang tinggi, warna yang dihasilkan juga makin buruk. Jadi pilihan ISO tinggi hanya dilakukan dalam
keadaan terpaksa. Untuk menyiasati hal tersebut, banyak produsen kamera masa kini, yang memberikan pilihan “Auto ISO” yang memberikan kemudahan bagi fotografer untuk menghasilkan foto pada ISO terendah yang paling

55
memungkinkan dalam setiap kondisi pencahayaan yang ada. Jika anda sudah menguasai kamera anda, saya sarankan pilih ISO yang paling rendah agar menghasilkan warna dan detil gambar yang lebih rinci dan halus, namun sebagai konsekuensinya, manfaatkan “Optical Image Stabilizer” (atau berbagai versi peredam getar lainnya, termasuk tripod/monopod) agar foto anda bagus.
Perhatikan juga penggunaan Histogram. Histogram merupakan hal baru di era digital ini, jadi anda perlu memahami fungsinya yang sering digunakan untuk mengetahui bahwa hasil fotonya telah merekam detil gambar secara lengkap. Lonjakan histogram yang merapat di sisi kiri, menunjukkan bahwa foto anda kehilangan detil pada bagian gelap, sedangkan lonjakan histogram pada sisi kanan, menunjukkan bahwa foto anda kehilangan detil pada bagian terang. Pastikan bahwa setiap foto anda tidak kehilangan detil baik pada bagian gelap maupun maupun terang, dengan melihat histogram yang bergunung-gunung dimana sisi kiri dan kanannya tidak menampilkan lonjakan yang berarti, kecuali dalam foto anda ada bagian yang memang berwarna hitam gelap dan putih terang. Jadi pengecualian ini dimaksudkan agar anda memang yakin foto yang dihasilkan sudah optimal.
Lupakan zoom secara digital.
Produsen kamera seringkali menipu kita dengan fasilitas zoom digital, sehingga kamera tampak lebih canggih. Padahal efek dari zoom digital adalah melakukan interpolasi terhadap setiap pixel yang direkam, sehingga foto yang dihasilkan tampak lebih besar, dengan resolusi tinggi tapi

56
tampil lebih soft (blur). Apalagi penggunaan zoom secara digital hanya akan membuat kinerja chip yang mengatur tingkat resolusi (piksel) pada kamera menjadi boros.
Coba gunakan zoom optikal dari lensa saja, agar hasil fotonya lebih tajam.
Gunakan hanya kartu Memori berkualitas baik. Memory dengan kecepatan tinggi, akan membantu kecepatan kamera anda merekam foto, semakin rendah mutu memory, maka semakin lambat, dan dampaknya dapat terlihat pada terjadinya shutter-lag, dimana memotret momen penting yang sifatnya sekuensial jadi terasa lambat dan selalu tertinggal, karena antara jepretan pertama dan selanjutnya terjadi keterlambatan yang mengganggu.
Dianjurkan untuk selalu membuat backup atas hasil foto. Persiapkan segala sesuatunya untuk keamanan data foto anda. Backup seluruh foto-foto Anda dalam CD atau DVD, maupun media memori lainnya, sebagai antisipasi jika hard drive Anda rusak.

57
12. Manfaatkan Kamera HP anda
Jaman sekarang hampir semua HP punya kamera, sayangnya gambar yang dihasilkan dari kamera HP tidak sebagus kamera biasa, namun begitu jangan kuatir, anda masih bisa membuat foto bagus kok. Kamera HP bakalan kepake banget saat kita gak bawa kamera atau pergi ketempat dimana kamera tidak boleh dibawa.
Resolusi kamera HP umumnya sangat rendah, paling banter cuman 12Mp, itu hanya dimiliki hp-cerdas, yang harganya malah lebih mahal dari kamera saku. Resolusi sebesar itu sebenarnya tidak murni dihasilkan dari sensor kamera, tapi merupakan hasil interpolasi data digital yang diterima sensor, dan di perbesar secara digital untuk memberikan efek lebih baik dan lebih besar.
Beberapa jenis HP yang punya sensor dan lensa bagus, dengan kualitas gambar cukup baik adalah: Iphone, Nokia seri terbaru, SonyEricson type dengan kamera resolusi diatas 8Mp, Blackberry juga termasuk bagus, dan beberapa ponsel cerdas lain yang menggunakan lensa bermerek unggul seperti Carl Zeis, Schneider dan umumnya terbuat dari kaca, bukan plastik.
Untuk membedakan antara kaca dengan plastik memang tidak mudah, tapi salah satu triknya adalah dengan menyentuhnya dengan punggung jari, pada bagian kulit jari yang halus dan sensitif, kita bisa merasakan bahwa kaca lebih dingin dibandingkan dengan plastik. Namun semua trik itu sulit di bedakan juga karena perbedaannya juga sangat tipis, jadi yang penting disini adalah pelajari spesifikasi teknis yang ditawarkan oleh pabrikan, dan cari informasi lengkap di Internet, dengan begitu anda bisa mendapatkan HP dengan kualitas kamera yang lumayan unggul.
Berikut ini adalah trik untuk mengoptimalkan kemampuan kamera pada hape cerdas yang anda miliki;

58
Pastikan set ukuran foto pada resolusi tertinggi
Menggunakan resolusi tertinggi memungkinkan kita untuk mendapatkan gambar yang lebih tajam, sedangkan resolusi yang rendah akan menghasilkan foto ukuran kecil yang cocok untuk di upload di web, atau dikirim via email.
Pastikan subjek foto cukup cerah
Maklum kamera HP punya kamera yang sangat kecil, jadi cuma sedikit saja sinar yang bisa masuk, jadi makin cerah atau terang suasana sekitarnya, makin baik hasilnya. Jadi hindari memotret malam hari, atau didalam ruangan yang miskin cahaya.
Pegang HP dengan tenang
Efek samping dari kamera hape, adalah waktu exposure terlalu lama atau kecepatan rana yang rendah, sehingga memotret dengan kamera HP jadi relatif lambat. Belum lagi terjadi adanya shutter-lag dimana saat anda menekan tombol, belum tentu sama dengan saat kamera mengedipkan rana-nya. Jadi kemungkinan besar foto akan blur akibat gerakan tangan. Untuk itu pastikan anda memegangnya dengan lembut tetapi stabil, sehingga foto yang dihasilkan akan tajam, namun begitu pastikan juga objek yang anda foto untuk dalam posisi diam sampai anda mengatakan selesai!
Pastikan subjek cukup dekat
Mengingat resolusi sensor kamera relatif kecil, maka akan lebih baik jika subjek memenuhi sebagian besar bingkai foto, agar detilnya bisa terlihat lebih jelas, daripada terlihat kecil dan tenggelam dalam keramaian latarbelakang foto yang padat, tapi juga jangan terlalu dekat, karena nanti akan terjadi distorsi pada hasilnya. Jika menggunakan flash, hindari jarak yang terlalu dekat, karena cahaya flash dipancarkan dengan kekuatan cukup untuk jarak 50cm-100cm, jadi jika terlalu dekat akan menghasilkan wajah yang terpapar sinar terlalu terang.
Cari latar belakang yang sederhana
Maksudnya agar subjek foto terlihat menonjol, sebab latar belakang yang terlalu ramai malah bikin subjek jadi tidak terlihat.

59
Ini juga salah satu strategi untuk membuat komposisi foto yang bermutu, dan biasanya disebut dengan jurus KISS (keep it simple stupid). Jurus andalan ini, banyak ditunjukan oleh fotografer hebat yang sudah malang melintang di jagat fotografi, sehingga mereka memanggil diri mereka sendiri stupid (bodoh) jika sampai menghasilkan foto dengan komposisi rumit.
Manfaatkan seluruh kemampuan kamera hape
Foto-foto yang dihasilkan bisa untuk melengkapi "photo caller ID", juga manfaatkan setting whitebalance, jika ada. Pilihan auto white balance, adalah pilihan paling aman, tapi, jika suasana ruangan cenderung kuning akibat cahaya lampu pijar, pilih white balance incandescent, jika cahaya neon terlalu kuat, pilih fluorescent, dan lakukan perubahan jika dirasa kurang sesuai.
Simpan foto pada folder yang mudah diingat
Foto, memerlukan banyak tempat di memori digital anda, jadi sebaiknya simpan di dalam memory storage, daripada dalam internal phone memory. Lantas lakukan backup secara teratur, dan simpan foto-foto anda di hardisk komputer atau di cd terpisah sebagai backup.
Biasakan membersihkan lensa
Memang terlihat mudah, tapi nyatanya sering sekali foto bagus jadi tampil buruk karena bekas sidik jadi di permukaan lensa. Lebih baik bersihkan dengan kain bersih, tapi kalo terpaksa bisa manfaatkan baju anda untuk membersihkannya. Efek buruk dari lensa yang kotor, adalah foto yang terlihat seperti berkabut atau jika ada cahaya lampu, terlihat lampu berpendar dengan cahaya ekstra disekitarnya, atau jika ada goresan minyak di permukaan lensa, maka foto lampu akan terlihat seperti menyorotkan cahayanya secara berlebihan.
Akhirnya, ini manfaat penting dari kamera HP anda;
Memotret dimana kamera dilarang
Sekarang makin banyak tempat olahraga melarang penggunaan kamera, tapi masih membolehkan kamera HP. Ambil foto semua kegiatan tim kesayangan anda, karena

60
lebih baik punya foto kualitas rendah daripada tidak samasekali. Apalagi jika ponsel-cerdas yang anda miliki memiliki kamera dengan resolusi baik dan lensa bermutu, maka foto anda akan jadi kenangan tak terlupakan.
Jurnalistik Masyarakat
Dimana hampir setiap hari banyak kejadian unik, lucu, sedih, dramatis, dan banyak kejadian luarbiasa lainnya yang perlu diketahui oleh masyarakat luas, bahkan siapa tahu foto anda malah bisa jadi barang bukti tindak kejahatan, atau bisa membantu orang lain dalam menemukan anak hilang, dsb...

61
Foto bayi yang baru lahir
Kirimkan foto bayi yang baru lahir kepada saudara dan keluarga, sesaat setelah bayi itu ada dipelukan ibunya. Momentum seperti ini, sangat menggetarkan hati, dan setiap orang pasti akan senang mendapatkan foto ini dari ponsel-cerdas anda.
Kepentingan asuransi
Buat foto kejadian perkara, sehingga fakta di lapangan bisa di rekam secara utuh apa adanya.
Belajar komposisi
Ini yang sering dilupakan oleh banyak fotografer pemula, yakni belajar komposisi. Memotret bukan sekedar menekan rana, jadi anda harus membiasakan diri melihat sekeliling anda, dan mencoba sudut pengambilan yang tidak biasa, misalnya, memotret dari lubang pada pagar, memotret dari balik ornamen antik yang berlubang, memotret dari lantai, memotret dari permukaan meja yang mengkilat, memotret dari sudut yang tidak pernah dipikirkan orang lain, dan jangan lupa pastikan memilih latar belakang yang sederhana, dengan menjadikan plafon, lantai, langit, dan tembok kosong sebagai bagian dari latar belakang yang sederhana.
Jadi sebenarnya kamera HP sangat berguna dalam setiap kesempatan, dimana anda dilarang membawa kamera, atau takut kamera anda rusak atau dicuri. Atau dalam situasi dimana kamera adalah satu-satunya benda terakhir yang tidak bisa anda bawa.
Nah.. jadikan semua penjelasan diatas sebagai sebuah aturan main yang harus di ikuti, untuk selanjutnya jangan ragu untuk melanggarnya, karena kreativitas digital hampir tanpa batas... semua aturan cuma untuk di pelajari sebagai

62
referensi, dan dalam prakteknya silahkan dilanggar sesuka hati agar proses kreatif bisa di kembangkan... asalkan jangan bugil didepan ponsel-cerdas anda!!

63
13. Wide-angle dengan kamera saku
Ini sebenarnya materi yang sangat sederhana, buat mereka yang pake kamera pocket dan boleh jadi merupakan masuk katergori tips.
Sebelum saya uraikan lebih jauh, saya coba sampaikan dulu latar belakang kenapa saya suka tehnik ini. Awalnya saya banyak punya lensa-lensa dengan angle yang standar seperti 24-120mm, 50mm, 70-200mm, 18-70mm, 17-55mm, dan malah ada yang 50-500mm, semuanya dibeli karena penasaran dengan berbagai kebutuhan memotret yang gak kunjung ada akhirnya dengan kamera SLR. Nah di era digital ini, sensor kamera kita juga punya CROP factor yang lumayan besar, yakni sekitar 1.5 - 1.6 tergantung mereknya, dan tergantung juga kebaikan hati pabrikannya untuk bikin sensor yang besar dengan harga murah. Untuk yang terakhir ini kayaknya memang sulit ya.
Akibatnya bisa ditebak dong...!
Maklum yang namanya motret, ternyata lebih banyak liputan untuk acara kawinan, ultah, pengajian sampe motret di sekitar perkampungan kecil yang serba sempit dan terbatas. Akibatnya lensa-lensa panjang jadi gak ketulungan cupetnya, karena keterbatasan angle, apalagi kamera pocket. Lantas solusi termudah untuk kamera SLR adalah dengan lensa FishEye... ini dia... ... saya coba pake 10.5mm, untuk digital tentu saja lumayan wide banget gitu lho..!
Tapi itu pun belum cukup memberikan kepuasan saat harus melakukan croping karena jika digunakan di ruangan sempit, kepala manusia yang berada diposisi mendekati sudut gambar, bakalan penyok gak karuan. Nah masalah ini, jadi menarik ketika saya harus memotret dalam satu acara kawinan dirumah sempit, inilah tantangan

64
terbesarnya. Walaupun lensa superwide tetap dipake, tapi akhirnya saya juga coba melakukan beberapa tehnik stitching untuk menciptakan efek panoramik yang ciamik...hanya menggunakan kamera pocket yang low-profile dan bikin subjek foto lebih ramah dan rileks.
Ini langkah2nya;
a. Sebelum memotret, beritahu subjek foto kita untuk stay
still sampai saya selesai berhitung, sehingga saya selalu
memberikan hitungan satu, dua, tiga, empat, lima ... ...
.dst.. sampe mereka sendiri terbengong-bengong kok
kayaknya gak kerasa ada jepretan, maklum sebab saya
sering motret hanya mengandalkan available lighting,
supaya ngirit batere, karena yang dipake juga kamera
pocket sih. Tujuannya adalah supaya subjek foto benar-
benar diam di posisinya tanpa merasa terusik, sampai
saya benar-benar membuat foto serial yang mencakup
semua sudut yang akan di stitch.
b. Berikutnya pastikan bahwa saat memotret, kamera tidak
berubah posisi. Artinya tetap memotret pada posisi poros
yang sama, namun arah lensa boleh berubah dari kiri
kekanan, atau sebaliknnya. Kadang bisa juga dari atas
ke bawah. Tujuannya agar perspektif gambar tetap
terjaga selama terjadinya perubahan sudut pengambilan.
c. Saat memotret, pastikan juga bahwa bidang gambar
yang di ambil, ada overlap antara 10-30%, jadi gambar
boleh di ambil secara vertikal maupun horisontal,
asalkan ada overlap tersebut. Tujuannya adalah agar
saat proses dengan photoshop, aplikasi ini dapat
membaca kemiripan gambar yang akan di gabungkan
tersebut dalam proses stitching.

65
d. Jangan kuatir soal perubahan metering yang terjadi,
akibat pergeseran sudut pemotretan, yang penting
adalah perubahan tersebut tidak terlalu signifikan. Jika
yang dihadapi adalah pencahayaan ruangan yang
kurang mendukung, maka gunakan lampu flash dengan
cara di bounching ke langit-langit supaya sinarnya
merata.
e. selesai memotret, silahkan download hasil foto ke dalam
PC seperti yang biasa anda lakukan. kalo belum bisa
lebih baik jangan lanjutkan baca artikel ini, karena malah
makin rumit.
f. Buka seluruh foto yang akan di stitch kedalam
photoshop. Setelah semua foto yang akan di stitch
terbuka, laku klik file/automate/photomerge, sampe
keluar parameter untuk proses stitch.
g. Lanjutkan dengan memilih cylindrical ; klik "add open
files"; dan akhiri dengan klik "OK". Biarkan photoshop
CS3 bekerja untuk anda... karena dia sudah cukup
pintar... maka ... ... sim sala bim... hasilnya foto anda
sudah ter-stitch dengan rapih, dan anda tinggal
melakukan "image/crop", serta "flaten image"
h. Jika masih ingin melakukan editing untuk masalah
keharmonisan warna dan tone, silahkan lakukan seperti
biasanya, karena hasilnya pasti makin dahsyat.
Akhirnya... anda dapat memotret super-duper-wide-angle, binti panoramic, walaupun pake kamera pocket. Silahkan mencoba sudut 180 derajat, bahkan sampai 360 derajat sekalipun... yang penting anda suka.

66
Untuk Video Tutorialnya silahkan download dari link dibawah ini...
http://images.picsstudio.multiply.com/attachment/0/SVoFZAoKCpEAAEZWPhY1/PanoramicPhoto.rar?nmid=152588145
Atau disini:
http://www.4shared.com/rar/c--HKlcN/PanoramicPhoto.html?refurl=d1url
Selamat mencoba... .. Untuk pemakai android, bisa download buku ini GRATIS, di PLAYSTORE. Cari kata “fotografer hebat”, lalu anda akan menemukan dua versi aplikasi fotografer hebat. Pilih salah satu yang cocok untuk hape pintar anda, dan lakukan instalasi. Selanjutnya anda bisa membaca buku ini dengan hape anda.

67
14. Komposisi dalam Memotret
Memotret akan semakin menyenangkan kalo kita tahu tentang caranya, agar foto anda menarik dan dikagumi banyak orang. Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan ketika kita akan melakukan pemotretan. a. Rule of third konsep memotret dimana komposisi terbaik justru diperoleh manakala kita memberikan ruang dinamis pada bidang foto, agar pandangan mata penikmatnya bisa menjelajah sebelum berakhir pada subjek foto, atau POI (point of interest) yang ingin di ungkapkan dalam bahasa visual. Gaya fotografer dalam menyediakan ruang dinamis ini sangat berbeda dan tidak pernah ada rumusan khusus yang bisa membangkitkan nilai seni dalam komposisi foto, namun secara umum di sebutlah pedoman rule of third ini sebagai sebuah standar untuk pemula agar bisa memahami arti sesungguhnya bahasa visual adalah membuat mata penikmatnya mengembara penuh imajinasi seolah hanyut ke dalam foto tersebut. ROT, merupakan pembagian virtual sebuah bidang foto kedalam sembilan bagian, tiga vertikal dan tiga horisontal, dan subjek foto diletakkan pada garis-garis virtual yang bersilangan. Jika ingin melihat video tutorialnya silahkan kunjungi link berikut ini : http://www.youtube.com/watch?v=bPeOBPxV8iE b. Cari angle yang luar biasa Memotret dengan cara biasa akan menghasilkan foto yang biasa, semua orang sudah melihat dengan matanya sejak

68
kecil sampai dewasa, dari posisi duduk dan berdiri. Fotografer di harapkan mampu mencari “sudut pandang yang berbeda samasekali” dari cara orang biasanya “melihat”. Jadi fotografer harus mampu “melihat” sesuatu yang “tidak dilihat” oleh orang lain. Contoh paling sederhana adalah foto makro, dimana kemampuan mata manusia tidak bisa melihat “wajah semut” tapi dengan lensa makro maka “wajah semut” akan tampil menawan, dan jadi pemandangan eksotik buat penikmatnya. Begitu juga jika kita memotret dari sudut tak terduga seperti memotret dengan latar belakang langit, memotret dengan latar belakang cahaya bintang, atau bahkan memotret gerakan peluru yang sedang menembus lampu pijar yang pecah. Jadi cobalah selalu hal-hal baru yang belum pernah dilakukan oleh orang lain, agar foto anda jadi luar biasa. c. Memotret anak Manusia kecil disebu anak, karena postur dan ukurannya yang lebih rendah, tentu saja hasilnya akan lebih menawan jika anda memotret mereka dengan ketinggian kamera, sejajar dengan ketinggian kepala mereka. Karena letak mata anak yang sejajar lensa, akan membuat hasil foto anda lebih “mengundang” daripada memotret mereka dari ketinggian orang dewasa. Belum percaya dengan tips ini..? coba saja dulu .. .. .baru nanti protesnya...! d. Memotret orang dewasa Memotret orang dewasa, sangat mudah, karena orang dewasa ingin tampil menawan, tampan dan cantik adalah sebuah keharusan, jadi pilihlah sudut pandang yang paling menarik dari subjek foto anda. Potretlah orang gemuk dari samping, agar wajahnya tampil lebih kurus, tapi hindari memotret tubuhnya dari samping, karena akan terlihat sangat gemuk. Selalu fokuskan lensa kamera anda pada bagian mata subjek, agar pancarannya tajam menuju arah

69
kamera, usahakan posisi kamera sejajar mata, atau paling tidak jangan sampai lubang hidungnya terlihat. Untuk foto seluruh tubuh, coba ambil posisi yang paling nyaman sesuai dengan kondisi fisik subjek foto, hindari memotret subjek yang cacat fisik dari sudut kecacatannya, sembunyikan semua kekurangan dengan menempatkannya di belakang semua kesempurnaannya. Tidak semua orang mampu tersenyum ramah, tapi carilah ekspresi paling ramah dan bersahabat dari wajah subjek anda. e. Memotret pemandangan Pemandangan selalu indah untuk direkam, namun kamera punya sudut pandang terbatas, sehingga tidak mampu merekam semua detil dalam satu frame. Untuk itu selalu gunakan lensa sudut lebar (wide angle) untuk memotret pemandangan, dan gunakan tripod, serta iso paling rendah, juga filter yang dibutuhkan agar memperoleh “dynamic range” yang baik. Khususnya jika memotret dengan latar belakang langit yang terang, saat sunset, atau sunrise, anda akan menghadapi tantangan foto yang cenderung terang atau cenderung gelap akibat kontras foreground dan background. Rahasianya adalah: filter gradual ND Jika ingin memperoleh efek aliran sungai yang seperti kapas, atau ombal laut yang lembut halus seperti awan, cobalah memotret dengan fstop yang tertinggi, iso terendah, dan filter rahasia ND 8x, agar dapat memotret dengan bukaan rana yang lebih lama dari 1 detik. Saat langit sedang tidak bersahabat, cenderung flat, jangan lupa menggunaka filter CPL agar langit tampak biru dan jangan ragu dengan filter IR jika ingin pemandangan tak terduga. Boleh juga mencoba menggunakan kamera dan lensa biasa, tapi usahakan untuk selalu memotret membelakangi

70
arah sinar matahari, agar memperoleh langit yang biru, awan yang indah, warna pepohonan yang cerah, dan warna kulit yang cerah. f. Memotret makro Makro memang membuat benda-benda kecil jadi tampil memikat, seperti tetesn embun padi dipermukaan daun, tetesan air dari kran kamar mandi, atau ingin merekam kumbang yang sedang hinggap di atas bunga. Semua akan tampil menawan jika kita mau mencobanya. Memotret makro tidaklah mudah, karena anda harus mendapatkan DOF (Deep of Field) yang tepat agar seluruh subjek foto anda menjadi tajam, anda juga perlu flash yang merata. Untuk itu bisa digunakan ring-flash khusus makro yang mahal harganya, atau menggunakan flash biasa yang bisa di picu dengan internal flash, atau gunakan flash internal itu sendiri, tapi biasanya hasilnya kurang memuaskan karena letak flash yang menguntungkan padahal subjek foto terlalu dekat dengan permukaan lensa. Makro juga bisa dilakukan dengan filter close-up, macro converter lens, extension ring, atau reversed lense, pilih yang paling sesuai dan anda sukai. Apapun yang anda gunakan hasilnya akan tetap baik jika anda sudah menguasai cara kerjanya. g. Membuat liputan Liputan adalah pekerjaan paling sering dilakukan oleh fotografer, mulai dari ulangtahun anak, perkawinan, piknik, sekolah, atau bahkan acara pengajian, buka puasa dan makan malam bersama keluarga. Semua acara ini, perlu diliput dan di rekam kedalam kamera anda. Liputan yang baik, adalah yang mampu merekam suasana kehangatan acara tersebut, mulailah dari “sang bintang” sebagai subjek foto, dan lanjutkan dengan orang-orang disekitarnya, bahkan jika perlu fotolah mereka secara berkelompok,

71
maupun individual saat mereka melakukan aktivitas dalam acara tersebut. h. Memotret bulan Saat bulan purnama, tampak sangat indah, tapi sesungguhnya foto bulan yang paling indah adalah saat bulan sabit, karena bayangan permukaan bulan sangat detil dan halus akan terlihat seperti kawah-kawah pegunungan di bumi. Hanya saja warnanya yang cenderung monoton membuat bulan jadi kurang menarik. Sekali-kali boleh lah mencoba memotret gerhana bulan, karena ini peristiwa langka dan sangat menarik untuk di abadikan. Jangan kira bahwa memotret bulan, berarti anda kekurangan cahaya, karena memotret bulan, sama saja dengan memotret di siang bolong, karena cahaya matahari yang kuat, anda bisa gunakan fstop 11, dan kecepatan rana 1/100 detik atau lebih, dan gunakan iso terkecil. Semoga anda sukses memotret bulan.

72
15. Memotret Objek Bergerak
Originally Posted by Wayang-NT
haaaa saatnya menimba ilmu saya suka motret obyek yang bergerak....tapi selama ini tingkat keberhasilannya cuman sekitar 5% lah (huahahahahahaha.....) ..... gimana sih untuk mendapatkan pic yang bagus...dalam arti obyek yang diinginkan menjadi 'obyek' dalam frame sehingga maksud kita diketahui yang liat pic hasil jepretan kita? ...... sebagai contoh kasus saya sertakan hasil jepretan disalah satu acara motocross di satu daerah di Kalimantan Tengah .... obyek foto lebih blur dari pada bendera sponsor (huehehehehehe...... ) .... inginnya sih pembalapnya lebih fokus .... dan kira2 dimana letak keanehan pic tersebut .....
saya memakai Nikon D90 lensa AF Zoom-Nikkor 70-300mm f/4-5.6G dengan setting sbb:
Digital Zoom Ratio: 1

73
Exif Version: 2.2.1 Exposure Bias Value: 0 Exposure Mode: Auto exposure Exposure Time: 1 / 499 Flash: Flash did not fire, auto mode FlashPix Version: 1.0 FNumber: 5.6 Focal Length: 70 Focal Length In 35mm Film: 105 ISO Speed Ratings: 280 White Balance: Auto white balance *sesuai infodata yang dimunculkan aplikasi Preview
ditunggu pencerahan dari rekan2 semua ..... biar tingkat
keberhasilannya naik .... hehehehehehe Jawab: Kalo melihat kamera dan lensa yang digunakan, coba pertimbangkan untuk menggunakan Speed Priority (Tv) supaya hasilnya mantap, freeze dan kalo beruntung bisa dapat panning, dengan BG yang blur karena kamera yang mengikuti gerakan objek foto. Rumusnya kurang lebih sebagai berikut: kamera D90, punya crop-factor 1.5 Lensa yang digunakan 70-300mm Efektif focal-length maksimal yang dijangkau adalah 1.5 X 300mm = 450mm Supaya hasilnya maksimal, upayakan untuk menggunakan Speed Value minimal 1/450 detik dengan begitu, foto yang dihasilkan relatif lebih membeku dan tajam. Apertur yang dipilih, tentu saja serahkan pada kamera untuk "berpikir", namun agar kamera punya fleksibilitas dalam

74
memanfaatkan parameter aperture lensa yang terbatas yakni 4-5.6, maka disarankan untuk menaikan ISO ke angka minimal 400, maksimal 1000 atau gunakan setting auto-iso dengan batas maksimal iso 1000, supaya noisenya masih layak untuk dibanggakan. Untuk jenis kamera lain yang unggul dalam hal pengendalian noise di atas ISO 1600, bisa menggunakan parameter yang lebih tinggi, seperti kamera Nikon D700, Canon 5D, dan kamera yang punya kemampuan diatasnya. Sedangkan Auto Focus (AF) bisa di seting pada Continous, dan prioritaskan pada shutter-release sehingga tetap memotret walaupun tidak fokus. Resikonya memang menghasilkan foto blur karena tidak fokus, tapi jangan lupa memanfaatkan fasilitas "continous shooting" 4,5 frame per detik (continous high). Dengan setting ini, jangan pelit untuk menggunakan memory-card yang berkapasitas besar. Jika anda beruntung hasilnya paling sedikit, 80% foto anda akan fokus, jika background tidak mengecoh akurasi fokus lensa. Satu rahasia lagi, usahakan untuk memotret dengan membelakangi sumber cahaya matahari, jadi kalo acaranya sore hari, memotretlah dari arah barat ke timur, sehingga anda bisa dapat cahaya langit yang biru cerah, dan objek yang terang benderang, dengan iso rendah dan ketajaman maksimal. Nah kalo diringkas, kurang lebih ada 5 langkah pamungkas berikut ini; a. Speed Priority - minimal 1/450 perdetik, saran 1/600
detik
b. Iso Auto - maksimal iso 1000 kalo kamera terbaru boleh
di iso 1600.
c. AF Continous - Shutter Release priority
d. Continous Shooting - High

75
e. Membelakangi sumber cahaya matahari
Dengan setting demikian, bisa dipastikan tingkat keberhasilannya bisa di atas 80%, dan kegagalan sisanya yang 20% adalah kegagalan sistem karena memang keterbatasan kemampuan alat, seperti latar belakang yang mengganggu, bisa menjadi target fokus bagi lensa autofokus. Menyiasati kelemahan ini, letakan objek pada titik tengah bidang foto atau istilahnya dead-center, tapi upayakan ada ruang lebih yang cukup disekitar objek, agar ketika nanti di crop, kita bisa mendapatkan komposisi yang baik.

76
16. Motret Pemandangan
Originally Posted by Noer Gimana nih caranya motret pemandangan?
Saran yan dianjurkan oleh teman ane salah satunya seperti ini:
Long Exposure. Gunakan rentang waktu pemotretan
yang lama, terutama memotret malam hari, yaitu dengan
pilihan diafragma kecil (angka besar) sehingga ruang
ketajaman lebih luas.
Pilihan ISO. Gunakan ISO rendah misalnya 100 ke
bawah. Kecuali dalam kondisi tertentu jika anda ingin
membekukan subjek.
Lensa. Gunakan lensa lebar (wide) atau tele zoom
menengah. Lensa super tele bisa dgunakan pada kondisi
tertentu dengan subjek yang sangat jauh.
Tripod. Nah ini kalau kita memotret dengan mode long
exposure. Tripod mutlak digunakan krn rentang waktu
pemotretan yg lama membututhkan posisi kamera yg
tidak goyang.
Matikan flash. Khusus pengguna kamera pocket,
matikan fungsi flash pada kamera terutama ketika
menggunakan mode auto.
Jawab: Saran tersebut sudah tepat kok, saya juga setuju dengan pendapat teman anda. Saya sendiri jarang motret pemandangan (landscape)

77
karena udah kebanyakan meliput acara, jadi sudah agak terlupa cara dan tekniknya. Namun ada sedikit pengalaman yang mudah-mudahan bermanfaat buat rekan-rekan semua. Ini dia ceritanya:
selain saran-saran tersebut diatas, saya selalu
mempertimbangkan hyperfocal lensa. Yakni jarak
terdekat dimana fokus bisa menghasilkan ruang tajam
yang maksimal. Maksudnya disini adalah memilih titik
fokus yang terdekat, supaya jarak pada infinity juga tetap
fokus. Biasanya bisa diperoleh dengan mengambil fokus
pada "titik 1/3" di bagian foreground. Kalau istilah ini
kurang pas mohon maaf ya, yang penting ingat aja "rule
of third" dimana bidang gambar dibagi 3x3, nah yang
saya maksud dengan titik 1/3 bagian foreground adalah
garis horisontal pertama dari bawah, sebagaimana yang
dibuat dalam "rule of third".
Perhatikan "golden moment/blue hour". Jangan lupa
untuk memotret saat matahari hampir terbit, atau baru
saja terbenam, karena saat tersebut adalah saat terbaik
untuk memotret pemandangan. Pada saat tersebut,
suasana lebih gelap, dan anda bisa leluasa memotret
dengan tripod, dan eksposure yang lama, dan hasilnya

78
adalah suasana pemandangan yang unik dan fantastik,
karena cahaya langit dan foreground terekam sempurna.
Salah satu foto saya malah mengunakan kamera pocket
lumix LX2, dengan speed 1 detik, tanpa tripod, tapi
memanfaatkan tiang masjid sebagai sandaran kamera
pengganti tripod. (contoh fotonya, lihat halaman 8,
bagian “memanfaatkan kelebihan dan kekurangan
kamera”)
Jika matahari sudah terbit, atau hampir terbenam, maka
cahaya langit dan foreground akan sangat kontras.
Untuk menghadapi situasi ini, usahakan memotret
menggunakan filter "gradual ND" untuk memanipulasi
metering kamera pada hyperfocal, dan langit tetap dapat
eksposur yang tepat. Cara lain mengatasinya adalah
dengan memotret membelakangi sumber cahaya.
Artinya jika memotret pantai yang letaknya menghadap
timur, maka memotretlah pada sore hari, karena cahaya
akan memihak kepada kita, atau paling tidak kita bisa
memotret dari arah selatan atau utara untuk
mendapatkan side-lighting.
Jangan ragu untuk menyertakan focal-point yang
menarik sebagai elemen pelengkap foto anda supaya
tidak menjadi pemandangan yang membosankan,
misalnya : Bunga, bebatuan, aliran sungai, atau benda-
benda/mahluk yang sifatnya unik dan mewakili lokasi
tersebut. Manfaatkan garis lurus, garis lengkung, awan
yang bergulung, atau cuaca yang dramatis.
Jangan lupa memperhatikan "horison" karena sering
kali kita membuat foto miring, atau membuat foto seperti

79
laut yang mau tumpah, karena kurang memperhatikan
horison.
Sementara waktu, itu dulu yang bisa saya tuliskan, kurang lebihnya mohon dimaafkan jika kurang berkenan.

80
17. Tips dan tricks olah digital
a. Hapuslah foto yang tidak anda suka Saat memotret, kita terlalu sibuk memotret dan lupa menghapus foto-foto buruk yang dihasilkan hingga akhirnya sadar saat dipindahkan kedalam komputer. Apa yang terjadi, ternyata walaupun foto itu buruk, namun anda masih juga sayang untuk menghapusnya karena momen yang direkam sudah berlalu, dan tidak bisa di ulang lagi. Nah untuk menghindari hal tersebut, selalu menghapus foto buruk anda ketika anda sedang ada waktu saat peristiwa masih berlangsung, sehingga jika terjadi kegagalan anda bisa mengulangnya kembali, sebelum akhirnya dibawa kerumah dan disimpan di dalam harddisk. Jangan pernah ragu untuk menghapus, selama anda punya peluang untuk mengulang kembali foto anda, dan pertahankan foto-foto terbaik anda agar anda semakin mencintai fotografi. b. Menghilangkan pengaruh kabut Photoshop memberikan banyak kemudahan bagi para penggunanya, namun jika kita tidak tahu cara menggunakannya, kemampuan photoshop tidak akan bermanfaat. Untuk itu silahkan coba menu-menu yang ada, dimana salah satunya bisa membantu memperbaiki hasil foto anda ketika memotret dalam kabut tebal yang cukup mengganggu hasil foto, atau memotret menembus kaca, sehingga hasil foto cenderung flat dan seperti ada kabut di depannya. Caranya: coba cari menu edit/image adjustment/curve mainkan semua gelombang curve tadi agar diperoleh gambar yang sesuai keinginan anda.

81
c. Memotret wide angle dengan lensa biasa Untuk Photoshop CS3, anda bisa memotret wide angle dengan kamera murahan, cukup memotret beberapa bagian dimana masing-masing bagian ada overlap paling tidak 10% tapi yang bagus tentu saja 30%, dan buka seluruh file-file foto tersebut dengan photoshop CS3, pilih menu file/automate/photomerge... whoala..... hasilnya luar biasa... . d. Menghaluskan warna kulit Memotret orang dewasa memang sulit, wajah berjerawat bisa di hilangkan dengan clone-stamp, namun memperoleh skintone yang halus bisa di lakukan dengan memilih satu channel R/G/B yang paling kasar, dan haluskan dengan filter/blur/gaussian blur... Selanjutnya satukan ketiga channel tersebut sehingga foto berwarna tetap tampil cerah dan halus memikat. e. Menghilangkan noise Tehnik menghilangkan noise sudah ada di photoshop, tinggal pilih saja menu filter/noise maka anda sudah bisa menghilangkan noise dengan baik. f. Mengkoreksi foto yang salah Kesalahan foto bisa dikoreksi dengan berbagai cara, mulai dari clone stamp, sampai mengganti langit dengan langit dari tempat lain yang lebih cerah, tapi semua itu harus dilakukan saat kita mulai menggunakan photoshop di tingkat mahir. Belajarlah lebih sering menggunakan photoshop, karena akhirnya anda akan mampu sebagai pengguna tingkat mahir.

82
18. Dasar-dasar digitalisasi
a. White balance
Satu-satunya problem saat fotografi masuk ke dunia digital, adalah sulitnya menentukan whitebalance. Bukan berarti jaman dulu tidak ada, tapi pada masa lalu, setting white balance dilakukan, merubah warna lampu saat melakukan pemotretan ataupun pencetakan (post processing), cara lainnya adalah dengan mengganti filter lensa dengan warna lain yang lebih "hangat" (kuning) atau "dingin" (biru). Nah sekarang, pada era digital fotografi, white balance dilakukan sejak awal proses pemotretan, dimana kamera memiliki fitur yang memungkinkan fotografer memilih WB, baik secara otomatis WB, presett WB, Custom WB, maupun Manual WB. Manapun yang dipilih, sebenarnya didasari pada konsep: “Mengatur warna putih, hitam atau abu yang se asli mungkin – sehingga warna lain bisa menyesuaikannya” . Tapi ingat, bahwa WB bukan merubah warna, tapi merupakan satu bentuk kompensasi yang diberikan oleh prosesor kamera untuk memiliki temperatur warna yang lebih akurat, sehingga warna putih yang terlihat oleh mata, benar-benar putih saat tampil di layar monitor ataupun saat di cetak di kertas foto.
Untuk membuat hasil foto menjadi lebih natural, khususnya jika memotret di malam hari di sebuah restoran yang di dominasi warna lampu pijar yang kuning, maka warna kulit akan terlihat kuning dan tidak natural. Nah disini peranan WB sangat penting, sehingga dengan melihat pantulan cahaya lampu tadi di atas kertas/piring/serbet warna putih,

83
maka kamera akan “berpikir” bahwa warna-warna tersebut adalah warna dasar yang “benar”, sehingga jika warna benda yang seharusnya putih tapi terlihak kuning, maka otomatis warna lain akan banyak di dominasi warna kuning. Jadi sebelum memotret, cobalah mengambil beberapa frame untuk menilai tingkat kewajaran warna yang terpantul pada kulit manusia, karena subjek foto adalah manusia, maka merekalah yang akan menilai kualitas foto yang kita hasilkan. Apabila warna kulit (Skin tone) kurang natural, mulailah untuk mencari objek warna putih (lebih mudah ditemukan) atau warna hitam, atau warna abu (ini paling sulit ditemukan), untuk dijadikan sebagai warna dasar yang paling tepat.
b. Red, Green, Blue
Era digital juga membuat semua teknologi kamera merujuk pada penggunaan standar warna yang digunakan pada layar monitor, yakni RGB, dimana semua warna pada dasarnya merupakan kombinasi ke tiga warna tersebut diatas. Sementara itu teknologi percetakan menggunakan standar warna CMYK (Cyan, magenta, Yellow, Key) dimana K = Key atau hitam, jadi spektrum warna merupakan gabungan dari warna-warna dasar tersebut. Sebagai dasar pengenalan warna, perlu diketahui, bahwa kontras warna dihasilkan jika warna tersebut berada pada posisi spektrum yang bertentangan, misalnya Red >< Cyan ; Green >< Magenta ; Blue >< Yellow, nah bentuk spektrum dasarnya adalah sebagai berikut;

84
RGB, akan mempengaruhi kondisi warna yang dihasilkan kamera, karena pada dasarnya sensor kamera merekam gambar kedalam 3 (tiga) lapisan warna, yakni Red Green dan Blue, yang biasa disebut sebagai “channel”. Tingkat akurasi dan ke halusan masing-masing channel sangat tergantung kondisi di lapangan, karena warna dominan lah yang biasanya paling banyak mempengaruhi ke halusan masing-masing channel tersebut.
Pengetahuan tentang RGB, nanti akan kita bahas saat melakukan perbaikan noise akibat dominasi warna yang terlalu kuat.
c. Pixel
Ini merupakan bagian terkecil yang membentuk gambar digital. Pixel ini punya alamat masing-masing yang berupa data koordinat lokasinya, dan masing-masing pixel ini mewakili satu warna, sehingga jika pixel-pixel ini disatukan dalam satu bidang gambar yang luas, maka akan tampil gambar yang bisa kita nikmati dalam bentuk visual di layar monitor atau dilayar lcd kamera.
Jelas bahwa setiap pixel mewakili hanya satu warna, dan kemampuan kamera saat ini bisa membedakan ribuan warna yang dikenal sebagai spektrum warna. Sedangkan pixel sendiri, tergantung pada luas bidang yang dimiliki, sehingga kepadatan populasinya diukur dalam skala satuan DPI, atau dot per inch, dimana pada luas satu inch persegi, terdapat sekian ratus pixel. Jadi boleh dibilang satu dot sama dengan satu pixel, dan titik kecil ini, mirip dengan satu keping mozaik yang jika tersusun rapih, akan membentuk gambar indah.

85
d. Dead Pixel or Hot Pixel
Ini cerita sedih yang harus di hadapi oleh kamera digital, dan pada kenyataannya memang peran sensor kamera digital sangat penting, oleh karena dengan sensor yang sama dihasilkan berpuluh ribu gambar, bahkan sensor tersebut juga terkadang terpapar cukup lama untuk merekam cahaya yang sangat minim, khususnya jika memotret di malam hari. Peran penting ini menyebabkan sensor kamera digital mengalami kerusakan alamiah berupa dead pixel atau hot pixel. Bedanya adalah jika dead pixel, artinya satu titik pixel sensor tersebut tidak berfungsi lagi sehingga tidak mampu merekam sinar, dan pada akhirnya hanya menjadi titik hitam kecil yang tidak berarti dan sulit terlihat, apalagi jika fotonya low-key.
Sedangkan untuk hot pixel, menunjukkan gejala yang berbeda, dimana sensor tersebut terlalu peka, sehingga
menjadi lebih peka dan berpendar lebih kuat daripada pixel tetangganya, sehingga tampil sebagai titik merah atau putih yang lebih cerah daripada pixel lain yang bertetangga.

86
Jangan kuatir jika mengalami hal ini, karena sejatinya semua kamera memang dibuat dipabrik dengan tingkat resiko kesalahan yang sama, sehingga yang namannya hot pixel atau hot pixel juga bisa terjadi sejak kamera keluar dari pabrik. Solusinya adalah dibuatkan pemetaan pixel, dan untuk pixel yang mengalami anomali, di catat koordinatnya oleh memory kamera, dan di konversi kedalam gambar menjadi warna yang sama dengan warna pixel tetangga terdekatnnya. Dengan kata lain, koreksi ini menghasilkan gambar yang tetap sempurna dan tidak perlu gundah gulana. Untuk kamera tertentu sudah ada fitur untuk pixel-mapping (atau dust-mapping) yang memaksa kamera “mengingat” koordinat pixel bermasalah tersebut dan merubahnya jadi warna pixel terdekat.
e. Histogram
Ini sebenarnya satu istilah yang memberikan ilustrasi visual terhadap komposisi warna yang dihasilkan dalam sebidang gambar. Secara garis besar, dipastikan bahwa warna hitam terletak di sebelah kiri, dan warna putih ada di sebelah kanan, sementara itu ditengahnya terdiri dari spektrum seluruh warna lain yang besarnya bervariasi sesuai keadaan cahaya yang diterima oleh sensor kamera. Jadi pada prinsipnya jika foto yang dihasilkan memberikan pola histogram menumpuk di bagian tengah, maka artinya: seluruh detil gambar bisa direkam dengan baik oleh sensor kamera. Sebaliknya, jika ada spike, atau lonjakan grafik menempel di dinding sebelah kanan, maka bisa dipastikan ada sebagian dari permukaan sensor yang mengalami “wash-out” sehingga warnanya menjadi putih mutlak,

87
sehingga tidak ada detil gambar yang bisa di dapatkan. Kecenderungan ini terjadi akibat setting kamera yang “over exposed”. Sementara itu jika lonjakan grafiknya menempel disebelah pada dinding sebelah kiri, itu berarti ada bayangan gelap yang terlalu “gosong” sehingga sensor tidak mampu merekam detilnya. Kecenderungan ini sering diakibatkan oleh “under exposed”, sehingga sebagian besar gambar terlihat gelap.
Mengenai histogram, ada yang mengatakan bahwa bentuk gunungan adalah yang terbaik, mungkin ada benarnya, tapi pada prinsipnya: memotretlah dengan setting yang tepat agar tidak timbul “Spike” yang merupakan indikasi adanya detil gambar yang hilang. Kalo tidak percaya coba saja memotret lampu yang sedang menyala, dan saksikan adanya spike di sebelah kanan, dan saat anda memotret ditempat yang remang, maka spike akan muncul di sebelah kiri.
e. File format
Format suatu gambar digital sangat bervariasi, dan mereka disusun dalam bentuk yang berbeda sesuai keunggulannya. Contohnya; file JPEG, merupakan format file paling banyak digunakan, karena membutuhkan memory yang sedikit dan tampilan gambar yang baik, sementara itu format file .GIF lebih kecil lagi ukurannya, namun tidak cocok untuk di tampilkan dalam format cetak ukuran besar. Begitu juga dengan format file PNG, dimana ukurannya relatif kecil dan cocok untuk menampilakan gambar di website.
format file RAW, adalah format paling dasar dari setiap produsen kamera, dan format file ini adalah format paling rinci menyimpan data digital, sehingga kesalahan exposure saat pemotretan bisa dikoreksi dalam format file ini.

88
Jadi jelas bahwa format file gambar digital merupakan rekaman data gambar digital, dimana masing-masing pixel dicatat koordinatnya dengan akurat, termasuk warna masing-masing pixel tersebut, dan juga informasi lain terkait tanggal dan waktu pemotretan, jenis kamera, jenis lensa, nama pemotret, koordinat GPS lokasi pemotretan dan sebagainya, yang biasa disebut EXIF data.
f. Dynamic Range
Banyak yang belum begitu paham soal dynamic range, karena maknanya agak membingungkan buat sementara orang. Namun supaya pengertiannya teknisnya cukup jelas, saya akan coba sampaikan disini;
Dynamic range mengukur range sinyal yang dapat dideteksi atau diproses oleh suatu sensor atau alat dari sinyal terlemah sampai terkuat. Dynamic range adalah angka yang menunjukkan kemampuan rangkaian citra kamera untuk menangkap sederetan bayangan dan sinar yang kuat. Makin lebar (besar) angka dynamic range, makin besar pula range tone yang bisa ditangkap, dari paling gelap sampai paling cerah.
Dalam bahasa yang lebih sederhana, bisa dikatakan bahwa foto yang memiliki dynamic range luas adalah foto yang

89
kontras antara terang dan gelap begitu seimbang, sehingga semua detil pada bidang terang maupun bidang gelap dapat ditangkap dengan sempurna. Contohnya adalah, jika kita memotret dalam kondisi backlighting, maka biasanya diperlukan flash-in untuk menghasilkan foto subjek dan latar belakang yang jelas, nah jika kemampuan dynamic range kamera sudah sangat baik, maka seharusnya tanpa bantuan flash pun, subjek dan latar belakangnya bisa tampil jelas.
Apakah itu mungkin?
Jika situasinya terlalu ekstrim, memang akan sangat sulit, namun dengan teknologi digital saat ini, hal tersebut tetap dapat dilakukan dengan mengambil foto menggunakan teknik bracketing, dimana foto diambil secara sekuensial, lebih dari satu (mulai dari 2 sampai 7 foto), dimana masing-masing foto punya perbedaan eksposure, yang gelap sampai yang terang. Selanjutnya foto-foto yang dihasilkan tersebut di gabungkan dalam satu bidang foto dimana bagian-bagian yang over atau under eksposur di gantikan dengan bagian dari koordinat yang sama dari foto lain yang detilnya lebih baik. Teknik ini disebut HDR photomerge yang bisa dilakukan didalam kamera atau dengan software pengolah gambar.
Pada kamera generasi terbaru yang diluncurkan mulai 2009, seperti Pentax K-7, dan bahkan Ricoh CX1, sudah menerapkan teknologi HDR ini pada prosesor kameranya, sehingga bisa menghasilkan foto HDR dengan sekali jepret. Terlihat sederhana, namun sebenarnya kamera melakukan dua kali pemotretan secara berturut-turut, dimana satu dengan lainnya berbeda exposure, sehingga pada saat kedua foto tersebut digabungkan, secara otomatis akan membuang data digital pada koordinat pixel yang detilnya hilang karena terlalu gelap ataupun terlalu terang. Hasilnya adalah foto yang detilnya lengkap dan cerah seperti yang dilakukan oleh para professional.

90
Kelihatannya teknologi HDR photomerge ini, sangat membantu dan tidak pernah ada pada jaman teknologi film seluloid, karena pada jaman itu, banyak fotografer sengaja mengambil metering sedikit under exposure, supaya saat pencetakan bisa di buat lebih cerah dengan penyinaran yang lebih lama, karena dynamic range pada filem seluloid jauh lebih baik daripada sensor kamera digital.
g. Sharpen, unsharpmask, smart sharpen
Masalah sharpenning, atau penajaman detil foto, bisa dilakukan baik melalui kamera maupun melalui post processing di photoshop. Disini saya coba jelaskan bahwa penajaman gambar, adalah memberikan warna tegas terhadap pixel-pixel yang bertetangga, agar terlihat garis yang lebih detil dan utuh, sehingga gambar terlihat renyah. Bahasa gaulnya “Crispy” seperti kerupuk yang saking renyahnya, fotografer sampe lupa bahwa komposisi fotonya masih jelek. Benar, ketajaman membuat foto tampil prima, tapi jangan juga lupa, bahwa ketajaman gambar juga dipengaruhi oleh lensa, filter, kepekatan udara dll. Coba bayangkan saat memotret mobil balap di siang hari saat jalan raya sedang panas, maka yang ada bayangan mobil seperti berlekuk-lekuk karena pengaruh fatamorgana akibat udara yang panas di permukaan jalan. Jadi apalah artinya sharpen, jika saat memotret kita tidak memahami tujuannya. Efek yang di akibatkan over-sharpen, adalah kesan yang kurang natural, seolah subjek foto di gunting dari lembaran foto, dan ditempel pada lembaran foto lain sebagai background.
Lantas untuk post-processing di photoshop, ada istilah unsharpmask (usm) dan smart sharpen. Bedanya adalah fungsi unsharp mask, hampir sama dengan fungsi sharpen yang umumnya tersedia sebagai fitur di badan kamera generasi sekarang. Sedangkan untuk smart-sharpen,

91
merupaka satu teknik penajaman dimana aplikasi photoshop memberikan kesempatan kepada fotografer untuk melakukan koreksi kesalahan akibat goyangan kamera yang berakibat terjadinya pergeseran detil gambar. Bahkan smart-sharpen juga mampu mendefinisikan kondisi blur yang homogen dan skalanya kecil, agar foto dapat diperbaiki, secara keseluruhan sepanjang tingkat kesalahannya sangat minimal.
Contohnya: saat kita memotret menggunakan flash, di sebuah restoran yang temaram, dimana kecepatan rana hanya 1/15 detik. Memang kamera sudah menggunakan Optical Image Stabilizer (Image Stabilizer atau Vibration Reduction, dsb) hasilnya ternyata ada sedikit bayangan kecil di permukaan wajah subjek foto, sehingga hal ini masih bisa di koreksi melalui smart sharpen.
Jadi pelajaran paling berharga dalam dunia digital, adalah tersedianya aplikasi post-processing yang sangat beragam, dan bisa dikerjakan sendiri oleh fotografer yang paling pemula sekalipun, agar dapat melakukan koreksi atas kelemahannya saat melakukan pemotretan.
Ada pro kontra dengan penggunaan aplikasi photoshop, misalnya, aplikasi ini membuat dunia fotografi jadi sulit dibedakan dengan dunia animasi. Padahal sejatinya aplikasi ini tidak terlalu mudah untuk digunakan di tingkat mahir. Maklum, post processing didunia fotografi jaman dulu pun sudah di lakukan, mulai dari proses merubah warna lampu, sampai lamanya lampu di nyalakan agar saat mencetak negatif film, bisa menghasilkan foto yang lebih cerah. Nah photoshop atau aplikasi apapun, yang dimaksudkan untuk memberikan koreksi minimal terhadap hasil foto, boleh saja diterapkan dalam post processing agar hasilnya lebih memuaskan para penikmatnya. Pada prinsipnya jika penikmat foto dapat menikmati foto yang hasilnya cerah dan

92
detil, maka sudah selayaknya pemula bisa menggunaka photoshop untuk keperluan perbaikan sederhana.
g. Image Stabilizer
Banyak sekali tipe kamera yang dihasilkan oleh berbagai produsen berusaha menciptakan kamera yang mampu menghasilkan gambar tajam, dalam berbagai situasi, terutama saat cahaya alamiah tidak cukup memadai, dan cahaya flash tidak mampu menjangkau terlalu jauh. Nah hasilnya adalah kamera dengan image stabilizer , dimana tiap merk kamera menggunakan istilah yang berbeda-beda untuk fitur yang satu ini. Ada Image Stabilizer, Vibration Reduction, Anti Shake, Steady Shot, Optical Image Stabilizer(OIS), Vibrate Compensation, dan lain sebagainya. Semua istilah tersebut tujuannya sama yakni, membuat foto yang tajam walaup tangan kita cukup gemetar saat memotret.
Jadi manfaat dari Image Stabilizer antara lain adalah :
Saat tangan kita terlalu lelah, sehingga bergetar atau
mengalami tremor saat menekan tombol rana.
Saat memotret dimana dibutuhkan kecepatan rana
yang rendah, agar foto lebih cerah. baik itu foto
indoor, malam hari, efek-efek cahaya bergerak, foto
air terjun, dsb.
Memotret dengan menggunakan lensa tele dengan
panjang fokal yang besar, misalnya 200mm, 300mm,
400mm bahkan 500mm.

93
Memotret macro, dimana pemotretan dilakukan
dengan jarak yang sangat dekat, dan ruang tajam
yang sempit, sehingga sedikit saja pergerakan akan
membuat foto menjadi blur.
Fitur ini biasanya ditempatkan pada sensor atau pada lensa, tergantung teknologi yang dikuasai oleh produsen, karena masing-masing produsen punya teknologi dan cara berbeda. Fitur ini memiliki sensor getaran yang berfungsi untuk mendeteksi gerakan lensa atau kamera. Pada prinsipnya teknologi ini bekerja memberikan kompensasi gerakan ke arah berlawanan, ketika kamera kita bergerak ke atas, sensor ini akan menggerakan lensa nya ke bawah, ketika kamera kita bergerak ke kiri, sensor ini akan menggerakan lensanya ke kanan, dan demikian seterusnya sehingga foto yang kita buat akan selalu terjaga kestabillannya dan bebas dari getaran.
Sering terjadi salah kaprah di dalam pengertian tentang fitur yang satu ini. Salah kaprah yang sering terjadi adalah tertukarnya pengertian antara Shutter Speed dan Image Stabilizer. Contohnya adalah ketika kita memotret orang yang sedang berlari-lari, kalau kita ingin agar orang yang kita foto itu tetap terlihat tajam, kita harus menggunakan Shutter Speed yang cepat, dan tidak ada hubungannya dengan Image Stabilizer. Shutter Speed yang cepat berguna untuk membekukan “Objek” yang kita foto, sedangkan Image Stabilizer berguna untuk menyetabilkan getaran yang bersumber dari fotografer. Kesalah pahaman inilah yang sering di manfaatkan oleh produsen kamera poket papan bawah, untuk mengelabui konsumen, dengan menggunakan istilah-istilah canggih seperti; Anti Shake DSP, New Anti Shake AE, Double Anti Blur, 4x Image Stabilization, dan Dual IS. Caranya, seting kamera di buat serba otomatis, dimana sensitifitas sensor kamera

94
menggunakan ISO tinggi, sehingga kamera akan memilih kecepatan rana yang tinggi, sehingga hasilnya adalah foto yang bebas getaran, namun memiliki noise yang tinggi, sehingga ketajaman foto yang dihasilkan, cuma bisa dinikmati pada layar monitor yang kecil, sehingga terkesan tajam, namun saat di lihat dengan layar komputer yang besar, ternyata hasilnya kurang memuaskan.

95
19. Rahasia foto tampil BEDA.
Setelah banyak diskusi denga teman-teman fotografer, banyak para pemula terinspirasi dengan dunia fotografi karena mereka melihat karya karya fotografer yang begitu populer dan indah. Untuk menghasilkan foto-foto indah, sebenarnya sangat mudah, apalagi jika langsung dipraktekkan cara-cara pemotretan sampai proses peningkatan kualitas foto melalui proses digital sederhana, sekaligus menyimpan foto tersebut secara rapih dalam hard-disk. Ketika banyak para fotografer sibuk memotret dan ikut hunting bersama-sama, ternyata ketika di unggah ke internet, banyak yang tampil berbeda dengan hasil aslinya. Ini yang membuat para fotografer pemula makin tertantang untuk terus belajar. Mengapa foto-foto tersebut bisa tampil BEDA, dan bagaimana cara melakukannya? Ini rahasianya:
a. Ketika memotret, pastikan
komposisi cukup memberikan
ruang koreksi jika diperlukan re-
komposisi, misalnya dengan
cropping atau penyesuaian kemiringan.
b. Jangan lupa menggunakan eksposure (metering) yang
tepat, boleh saja dibuat sedikit under atau over,
sepanjang tujuannya untuk meng-ekspose POI dapat
tercapai. Ingat, koreksi eksposure juga bisa dilakukan

96
secara digital, namun perhatikan bahwa detil pada
histogram tidak mengalami "clipping", atau over/under
exposure, sehingga detilnya hilang.
c. Perhatikan juga FG/BG, yang mendukung tampilan POI.
Pastikan tidak ada "penampakan" yang mengganggu,
seperti sampah berwarna kontras, batang pohon yang
seolah tumbuh di kepala, atau benda-benda tidak
penting yang ikut terekam dalam gambar.
d. Ketiga pedoman diatas, sebenarnya sudah dipahami
oleh semua fotografer, tapi saya tulis lagi, karena sering
terlupa karena asiknya memotret. Nah pada bagian ke
empat ini, saya akan jelaskan proses "Peningkatan
Mutu" fotografi sederhana yang bisa dilakukan dengan
Adobe Lightroom (ALR). Jadi segera download foto anda
dari kamera, ke komputer dengan aplikasi ALR ini.
e. Setelah proses download selesai, lakukan sedikit
adjustment pada eksposure, fill-light, brightness, contras,
dan detil lain yang diperlukan. Proses ini pun bisa
dilakkan secara massal, sepanjang foto-foto yang
dikoreksi punya masalah yang sama.
f. Berikutnya, untuk "Menonjolkan" POI, yang sebenarnya
sudah cukup menonjol, karena biasanya memiliki
tampilan dominan. Caranya;

97
gunakan graduated filter,
atau brush untuk
memperkuat efek
pencahayaan. Anda bisa
merubah setting eksposur,
fill-light, kontras dan
sebagainya, hanya pada
bagian yang anda
inginkan.
gunakan crop overlay,
untuk menyesuaikan
kemiringan POI agar lebih
seimbang dilihat secara
vertikal maupun
horisontal.
nah sekarang kita sudah dapat menemukan rahasia
sederhana para fotografer professional untuk
menghasilkan karya besar mereka. Semua setting
tersebut di atas sama sekali tidak merusak data
digital foto yang anda buat, jadi jangan takut untuk
melakukan koreksi sesuai kebutuhan atau bahkan
jika anda melakukan kesalahan, anda tinggal tekan
tombol "Reset All", maka seluruh koreksi yang telah
anda lakukan langsung kembali ke titik awal.
Selamat mencoba....

98
20. Mengenal Photoshop
Kali ini, saya coba berikan gambaran mengenai tataruang tampilan photoshop, yang cukup bermanfaat buat pemula, sekaligus saya lengkapi dengan shortcuts sebagai bagian dari tips dan trik untuk mempercepat proses kerja.
Keterangan : Main Menu : Merupakan menu utama yang dipersiapkan untuk membantu dalam proses pembuatan dan editing gambar Canvas : Ruang kerja kita dalam membuat karya digital, sama dengan karya lukis, maka dari itu disebut kanvas. Palet Advance : Berisi menu history, action, tool presets, brushes, clone, characters, dsb. Menu ini digunakan untuk membuat berbagai teknis olah digital tingkat advance. Palet Navigasi : Merupakan palet untuk memberikan visualisasi pergerakan bidang kerja, dimana seringkali pada

99
proses zoom secara ekstreem, posisi bidang kerja ditampilkan secara visual pada palet ini. Palet Warna : Setiap kotak menu, disebut palet, sama seperti yang digunakan oleh pelukis, dimana palet digunakan untuk meletakkan kuas, dan cat warna yang digunakan. Palet Layers : Pada photoshop, palet juga digunakan untuk untuk mengatur lapisan gambar sehingga dapat dengan mudah mengatur urutan lapisan gambar tanpa pengaruh bagian lapisan yang lain, anda dapat menghapus maupun mengcopy layer sesuai keinginan anda. Toolbox : merupakan kumpulan tool atau alat-alat yang digunakan untuk mengedit gambar Shortcut Photoshop Canvas baru = ctrl + N Membuka gambar = ctrl + O Menutup aplikasi = ctrl + W Undo = ctrl + Z Undo lebih dari sekali = ctrl + alt + Z Redo = shift + ctrl + Z Resize or Transform = ctrl + T Membatalkan perintah = esc Deselect = ctrl + D Inverse = shift + ctrl + I Photoshop help = F1 Memunculkan penggaris / Rulers = ctrl + R Memperbesar tampilan / Zoom in = ctrl + [+] Memperkecil tampilan / Zoom out = ctrl + [-] Menampilkan seukuran dengan layar / Fit to screen = ctrl + 0 Cetak / Print = ctrl + P

100
21. Check-List untuk memotret
Salah seorang sahabat saya bertanya: Untuk mulai suatu pemotretan, apa saja yang harus disiapkan? Nah disini saya buatkan daftar aktivitas yang dilakukan oleh fotografer sebelum mulai memotret yakni;
1. Pastikan batere kamera ter isi penuh.
2. Pastikan batere flash juga sudah siap terisi penuh.
3. Bersihkan lensa
4. Pastikan sensor tidak berdebu
5. Pastikan kartu memori sudah diformat
6. Pastikan batere peralatan penyimpanan foto sudah
dalam kondisi penuh.
7. Bersihkan tripod
8. Lakukan test kecil untuk semua peralatan agar
kondisinya siap pakai
9. Pilih peralatan yang tepat untuk medan yang akan di
hadapi.
Begitu juga setelah anda memotret, ada banyak aktivitas yang harus dilakukan dengan segera setelah pemotretan selesai. Yakni;
1. Segera download file foto anda kedalam tempat
penyimpan digital yang lebih besar, baik itu portable
hardisk, maupun harddisk pada PC anda.
2. Bersihkan seluruh peralatan yang dibawa, termasuk
lensa dan kamera, dengan blower, dan kain bersih
agar debu atau kotoran tidak melekat lebih lama lagi.

101
3. Simpan kamera dan lensa pada drybox, atau tempat
yang aman dari kelembaban.
4. Untuk perlengkapan tambahan, seperti tas, tripod dan
kain pelindung, atau pembersih yang digunakan
selama proses pemotretan, agar dibersihkan juga
agar terhindar dari kotoran yang melekat, terutama
jika digunakan dari kawasan pantai atau laut,
biasanya akan timbul karat karena terpapar oleh air
garam yang terbawa oleh angin, atau percikan
ombak.
5. Hindarkan kamera dari benda benda “berbahaya”
seperti cream sun-blocker, obat anti nyamuk, cairan
kosmetik, minyak dalam segala bentuknya, baik yang
berasal dari makanan, bahan masakan, bahan bakar
kendaraan, atau bahkan minyak yang berasal dari
tubuh kita seperti tangan yang berminyak karena
menyentuh wajah, bisa merusak karet-karet lensa
dan body kamera, jika tidak segera dibersihkan.
Untuk pemotretan standar profesional, berikut ini adalah daftar yang saya rinci selengkap mungkin, namun dalam implementasinya, harus di perhatikan kebutuhan anda sendiri di lapangan. Seluruh kebutuhan tersebut bisa saja hanya diperlukan sebagian, namun untuk fotografer profesional, mereka harus sudah membawa semua keperluan tersebut untuk mengantisipasi segala kemungkinan :
1. Badan kamera
2. Kartu Memory
3. Kabel pelepas rana
4. Batere Kamera
5. Lensa yang diperlukan
6. Seperangkat pembersih lensa

102
7. Fillter lensa
8. Kartu White balance/expo disc
9. Tas Lensa ukuran kecil untuk dipasang di sabuk.
10. Lampu kilat sesuai keperluan
11. Diffuser/modifier
12. Reflectors
13. Light meter
14. Wireless flash tiggers
15. Batere cadangan untuk lampu kilat
16. Payung untuk keperluan lampu studio/softboxes
17. Tempat penyimpan media digital
18. Tripod dan/atau monopod, pastikan semuanya baik.
19. Perlengkapan anti hujan
20. Buku catatan, alat tulis
21. Surat kesepakatan model/Model release
22. Faktur dan/atau kwitansi
23. Bean bag sebagai pengganti tripod untuk low angle
24. Sand bag untuk pemberat tiang lampu
25. Tiang lampu.
26. Laptop dan perlengkapannya
27. Kabel power dan perlengkapannya
28. Kabel USB/firewire untuk transfer data
29. Daftar adegan/pose yang akan difoto
Daftar adegan/pose foto wedding berikut ini, bisa jadi rujukan untuk memotret sebuah acara penikahan. Sebelum acara dimulai, banyak aktivitas kedua mempelai yang bisa difoto untuk memperkuat dokumentasi liputan pada album foto pernikahan. 1. Pakaian pengantin/Sepatu yang diletakan di
kursi/tempat tidur.
2. Pemasangan kancing/resleting baju pengantin pada
mempelai putri.

103
3. Memasang kalung pada mempelai putri.
4. Pemakaian stoking/sepatu/kaos kaki penganti putri.
5. Kerudung, atau penutup wajah pengantin putri.
6. Sepatu pengantin putri yang mengintip dari balik baju
pengantinnya.
7. Pengantin putri sedang melihat pada cermin
8. Pengantin putri sedang menatap keluar jendela
9. Pengantin putri dan pager ayu, sedang di make-up
10. Pengantin putri sedang memasang bunga/perhiasan
pada ayah/ibunya.
11. Mempelai putri sedang memeluk kedua orang tuanya.
12. Mempelai putri sedang memperbaiki rias wajahnya.
13. Mempelai putri dan orangtuanya, bersiap berangkat
menuju tempat acara.
14. Mempelai pria sedang berdandan, mengenakan
pakaian adat.
15. Mempelai pria menatap cermin.
16. Mempelai pria menatap keluar jendela.
17. Mempelai pria sedang memasang bunga/perhiasan
pada ayah/ibunya.
18. Mempelai pria sedang memeluk orang tuanya.
19. Mempelai pria dan orang tuanya, bersiap berangkat
ketempat acara.
Selanjutnya, pada saat acara berlangsung, usahakan anda sudah mendapatkan daftar acara yang lengkap, supaya setiap aktivitas didalam acara tersebut bisa anda antisipasi lebih awal, dan jika diperlukan, jangan sungkan untuk berkunjung ke tempat acara beberapa hari sebelumnya, agar anda mengetahui betul tata letak lampu dan panggung yang ada, sehingga anda sendiri dapat mempersiapkan

104
keperluan pendukung yang tepat ketika acara berlangsung. Berikut ini, adegan/pose yang layak untuk difoto; 1. Tampak luar gedung acara, foto saat subuh/magrib
dimana langit masih terlihat dan lampu gedung sudah
menyala, atau saat pagi/sore yang cerah dimana
matahari menerangi halaman depan gedung/tempat
acara.
2. Saat tamu mulai berdatangan menuju tempat acara.
3. Saat mempelai putri dan orang tuanya memasuki tempat
acara.
4. Saat orang tua dan pengantin akan duduk.
5. Saat pager ayu, atau putri domas berjalan menuju
panggung.
6. Saat pager ayu mulai berjajar rapi di sepanjang koridor
karpet merah.
7. Saat pembawa hadiah/perhiasan/cicin kawin berjalan di
karpet merah.
8. Saat mempelai pria sedang menunggu penganti putri.
9. Pemain musik, penari, dan pembawa acara.
10. Panitia acara dan keluarga pengantin.
11. Tempat akad/Altar ketika acara berlangsung.
12. Foto close up mempelai putri ketika sedang menunggu.
13. Mempelai putri dan orangtuanya berjalan dikarpet
merah.
14. Ketika mempelai pria, membuka kerudung mempelai
putri.
15. Bagian punggung kedua pengantin, ketika berjalan
pulang/selesai akad.
16. Pengantin sedang menunggu di kejauhan
17. Pengantin wanita sedang berpelukan dengan ayahnya di
ujung koridor.

105
18. Pengambilan gambar dari sudut pandang pengantin ke
arah para undangan.
19. Suasana acara secara keseluruhan, bisa di ambil
dengan lensa fish-eye.
20. Potret wajah kedua mempelai, ketika sedang
mengucapkan ijab kabul.
21. Kedua pengantin sedang dalam acara Ijab Kabul.
22. Pengantin sedang tukar cincin.
23. Close up bagian tangan sedang tukar cincin.
24. Ekspresi pengantin ketika sedang bertatapan, atau
berciuman.
25. Kedua pengantin sedang berjalan berdua di koridor
jalan.
26. Barisan pagar ayu/pagar bagus.
27. Kedua pengantin sedang melangkah keluar tempat
acara.
28. Para tamu yang sedang terlibat dengan acara.
29. Kedua pengantin sedang mendapatkan ucapan selamat
dari para tamu.
30. Kedua pengantin akan masuk ke mobil.
31. Kedua pengantin sedang duduk di dalam mobil.
Setelah acara akad nikah berlangsung, pengantin akan beristirahat, atau mempersiapkan diri untuk acara resepsi. Kini saatnya untuk mengambil foto foto resmi, dengan pakaian setelah akadj, sambil menunggu acara resepsi dimulai. 1. Pengantin wanita sendirian, difoto seluruh badan.
2. Penganti putri dengan keluarga dekatnya.
3. Pengantin putri dengan para pengiringnya, dan pagar
ayu/bagus.
4. Pengantin pria dengan para pengiring.

106
5. Pengantin wanita dengan kedua orang tua.
6. Kedua Pengantin difoto berdua.
7. Kedua pengantin difoto bersama kedua orang tua
masing masing.
8. Kedua pengantin dengan keluarga dekatnya.
9. Kedua pengantin, dengan latar belakang suasana acara.
10. Kedua pengantin dengan gadis yang membawa
bunga/cincin kawin.
11. Pengantin pria dengan kedua orang tuanya.
12. Pengantin pria dengan saudara dan teman dekatnya.
13. Pengantin pria dengan pagar bagus.
14. Pengantin wanita dengan pagar bagus.
Ketika acara resepsi berlangsung, banyak orang yang mulai berdatangan, saat itu lah dipersiapkan adegan atau pose yang cukup penting untuk di liput selama acara resepsi, berikut ini; 1. Suasana tempat resepsi dilihat dari luar.
2. Kedua pengantin sedang melangkah memasuki tempat
acara.
3. Kedua pengantin menyambut para tamu.
4. Suasana meja prasmanan.
5. Detil meja prasmanan, dan menu yang di tawarkan.
6. Meja makan kedua pengantin dan keluarga.
7. Para musisi, MC dan penyanyi, atau penari.
8. Buku tamu
9. Meja tempat penerimaan tamu.
10. Kedua pengantin, di dekat meja tamu.
11. Kue Pengantin atau Seserahan adat.
12. Meja tempat hadiah.
13. Dekorasi ruangan, detil dan hiasan lainnya.

107
14. Kedua pengantin sedang bercengkerama dengan tamu
atau keluarga.
15. Kedua pengantin bersama rekan kantor, alumni, atau
komunitasnya.
Dari semua foto liputan acara perkawinan tersebut di atas, fotografer harus memperhatikan daftar berikut ini sebagai sebuah daftar wajib, yang harus di dokumentasikan dengan baik, yakni; 1. Acara tunangan, acara rapat keluarga, acara lainnya
termasuk acara makan malam keluarga kedua
mempelai.
2. Acara adat, sesuai dengan budaya yang diterapkan.
3. Detil setiap acara adat tersebut, termasuk alat,
perhiasan, atau asesories yang digunakan.
4. Acara Penandatanganan surat nikah.
5. Serta seluruh rangkaian acara yang terkait dengan
prosesi pernikahan, serta para pribadi yang terlibat di
dalamnya.
Selain itu, semua masih ada lagi hal penting yang tidak boleh dilupakan, yakni tamu tamu penting alias VIP yang terlibat pada prosesi acara, seperti; Daftar VIP dari sisi pengantin wanita maupun pria. 1. Ibu kandung
2. Ayah kandung
3. Ibu angkat/tiri
4. Ayah angkat/tiri
5. Nenek dari pengantin.
6. Kakek
7. Saudara kandung
8. Saudara angkat/tiri.

108
Daftar VIP sepanjang prosesi acara 1. Panitia acara
2. Dukun manten/Ulama/Pendeta
3. Pager Ayu dan Pager Bagus.
4. Keluarga yang membawa seserahan.
5. Keluarga yang terkait dengan pengantin, seperti sepupu,
paman, bibi, dsb.

109
22. Memotret Wedding
Pada saat akan memotret untuk keperluan wedding, yang terbilang dalam kategori profesional, sebenarnya hampir semua fotografer bisa melakukannya, dan untuk itu perlu diketahui foto apa saja yang yang harus diperoleh selama acara pemotretan. 1. Pake flash atau ga?
tergantung kebutuhan
dan kondisi yang ingin
dicapai, jadi jawabannya
bisa ya bisa tidak.
2. Metode freeze dipake atau ga? Ini sih mestinya
kebutuhan basic fotografi, dimana-mana orang yang jadi
subjek ingin fotonya terlihat jelas dan cerah, jadi untuk
indoor wajib menggunakan flash, iso dan apertur
menyesuaikan, dan speed di atas 1/60 (boleh aja
dibawah itu, tapi orang yang difoto diminta tidak bergerak
terlalu lincah). Atau kombinasi keduanya bisa juga
digunakan.
3. Perlu ambil foto dengan mode BW atau cm normal
aja? Ini hanya pilihan artistik, jadi silahkan pilih mode
yang mana, kalo saya memilih colorfull, nantinya bisa
dikonversi hitam putih, atau pilih warna asik lainnya
seperti sephia, biru, atau lainnya.

110
4. Perlu diedit atau dibiarkan natural? Natural atau pun
olahan, semua foto pernikahan pastinya ingin
ditampilkan secara prima, jadi editing adalah suatu
kewajiban, namun disesuaikan dengan kondisi dan
kebutuhannya, contohnya disini:
a. untuk foto yang agak blur, bisa dibuat foto pelengkap
ukuran kecil yang disatukan dalam satu bingkai
dengan foto utama
b. untuk foto yang mengandung elemen penganggu,
seperti bocoran cahaya jendela, cahaya lampu yang
silau, atau ada latar belakang yang buruk, maka bisa
disiasati dengan olah digital
c. untuk foto yang underexposure, bisa dinaikian
eksposurenya sedikit
d. untuk foto yang komposisinya buruk, bisa dikoreksi
dengan croping dan alignment
e. untuk foto yang boleh dibilang gagal sama sekali,
overexposure bisa jadi high-key, underexposure bisa
jadi low-key, lantas hasil foto yang blur, goyang dsb,
bisa dijadikan elemen Background dalam pembuatan
album. Pada intinya jangan ada foto yang sia-sia,
manfaatkan semaksimal mungkin dengan olah digital
supaya tampil maksimal.
5. Perlu mencantumkan "Nama fotografer +
photography"? -- yang ini jelas mestinya dicantumkan,
supaya nama anda dikenal, dan nantinya ada order baru
yang berdatangan karena ada pelanggan yang
kesengsem sama foto-foto anda. Hanya saja saya
sarankan agar pencantuman nama atau nomor telpon,

111
jangan diletakan pada foto ya, tapi pada bingkainya,
supaya tidak mengganggu foto. Terlalu banyak tulisan
nama kita, nantinya malah menyebalkan buat pelanggan,
jadi cukup pada bagian belakang album, atau ditepi
bingkai.
6. Ada foto 2 belah pihak keluarga? Jelas lah, namanya
juga pernikahan, yakni menyatukan dua orang beserta
keluarganya. Bahkan di barat yang terkenal
individualisme nya saja masih diperlukan foto keluarga
dan handai taulan.... termasuk sahabat, tetangga,
pejabat, dsb....
saya tambahkan disini, informasi penting;
Banyak fotografer wedding yang kualitas layanannya buruk, terutama saat penyerahan hasil karyanya, yang memakan waktu lebih dari 1 bulan, bahkan sampai SATU TAHUN, dan ada juga yang sampai sekarang tidak pernah menyampaikan hasil karyanya dengan memadai, hanya menyerahkan hasil foto mentah tanpa penyelesaian apalagi penyesalan. He..he..he.. ini pengalaman pribadi dan beberapa rekan yang menggunakan jasa fotografer.
Banyak fotografer wedding suka berpakaian nyeleneh (atau nyeni?). Profesionalisme fotografer juga terlihat dari tampilan yang necis, rapih dan wangi, walaupun banyak yang pakai seragam hitam, namun tidak saya sarankan, karena sebaik-baiknya fotografer profesional adalah mereka yang pakaiannya serasi untuk berbaur dengan pengunjung. Yang mem-bedakan mereka dengan pengunjung adalah, kamera dan tanda pengenal. Hal itu penting, untuk menghormati acara, dan tuan rumah.
Banyak fotografer wedding yang mengandalkan OLAH DIGITAL saja, padahal foto-fotonya jelek dalam hal komposisi. Nah disinilah perlu belajar komposisi agar foto-

112
fotonya sudah bagus sejak awal, dan olah digital hanya untuk membantu memperbaiki kelemahan yang tidak bisa dihindari di lapangan.
Banyak fotografer wedding yang PELIT menggunakan atau menyewa peralatan bagus, padahal banyak peralatan murah yang hasilnya bagus, seperti lensa 50mm f1.8 (harganya 1juta saja), reflektor untuk flash (harganya cuma 150k saja), flash triger (harganya cuma 400k saja) dsb... pelit bukan berarti hemat, tapi buang waktu di olah digital yang tidak perlu.
Banyak fotografer wedding yang kurang RAMAH, karena klien bukan foto model yang profesional, maka sudah jelas kalo kita harus aktif mengarahkan gaya dan bersikah ramah serta bersahabat agar subjek foto lebih nyaman ketika difoto. Maklum, hampir semua fotografer pernah belajar foto model, dan hasilnya bagus-bagus, karena modelnya cantik, seksi dan pandai bergaya, sedangkan klien kita kan orang biasa yang malu difoto tapi ingin terlihat ganteng, cantik dan seksi didalam fotonya. Ini permintaan yang manusiawi kan.
Selamat berkarya… tunggu buku saya selanjutnya….