Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 · Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Daun Katuk...

15

Transcript of Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 · Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Daun Katuk...

Page 1: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 · Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Daun Katuk (Sauropus androgynous L. Merr) Melalui Air Minum Terhadap Kadar Protein, Lemak, Kolesterol,
Page 2: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 · Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Daun Katuk (Sauropus androgynous L. Merr) Melalui Air Minum Terhadap Kadar Protein, Lemak, Kolesterol,
Page 3: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 · Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Daun Katuk (Sauropus androgynous L. Merr) Melalui Air Minum Terhadap Kadar Protein, Lemak, Kolesterol,

Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 Diterbitkan: 2018-09-06

Artikel

1. Kualitas Fisik dan Kimia Daging Babi Landrace Persilangan yang Diberi Pakan Berbasis Sampah Kota

Denpasar Empang F. P. I., I N. T. Ariana, T. I. Putri: 529-540

2. Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Bawang Putih (Allium sativum) Melalui Air Minum Terhadap

Kualitas Fisik Telur Ayam Lohmann Brown Umur 22-30 Minggu: Nanda W., I G. N. G. Bidura, I. A. P. Utami:

541-551

3. Keseimbangan Protein dan Pertumbuhan Sapi Bali Dara yang Diberikan Ransum dengan Kandungan

Energi dan Protein yang Berbeda. Nasrullah H. I., I G. Mahardika, N. N. Suryani: 552-564

4. Studi Perbandingan Organoleptik Daging dari Babi Landrace yang Diberi Pakan Berbasis Sampah TPA

dengan Pakan Komersial. Sanjaya I K. W., I N. T. Ariana, N. L. P. Sriyani: 565-575

5. Analisis Pendapatan Usaha Penggemukan Kelinci Lokal (Lepus negrocollis) yang Diberi Pakan Dasar

Limbah Daun Wortel (Daucus carrota L.) dengan Suplementasi Konsentrat. Dewi E. K., B. R. T. Putri, I M.

Nuriyasa: 576-584

6. Pengaruh Pemberian Ransum dengan Level Protein dan Energi yang Berbeda Terhadap Komposisi

Tubuh Sapi Bali Dara. Tungga I. C., N. N. Suryani, N. P. Sarini: 585-595

7. Performa Produksi Babi Ras Persilangan Umur 2-6 Bulan yang Diberi Ransum dengan Suplementasi

Mineral-Vitamin Kompleks. Rusmawan I K. A., N. W. Siti, I G. N. G. Bidura: 596-605

8. Pengaruh Penggunaan Tepung Kulit Buah Naga yang Difermentasi dengan Khamir Saccharomyces

cerevisiae dalam Ransum Terhadap Produksi Karkas Broiler. Putra I K. S. A., G. A. M. K. Dewi, I. A. P. Utami:

606-616

9. Performans Ternak Kelinci Lokal ( Lepus nigricollis ) yang Diberi Level Konsentrat Berbeda dengan

Pakan Dasar Limbah Daun Wortel (Daucus carota L.). Pertiwi I G. N. S. D., A. W. Puger, I M. Nuriyasa: 617-625

10. Pengaruh Lama Thawing pada Uji Kualitas Semen Beku Sapi Bali Produksi UPT BIBD Baturiti Sebelum

Didistribusikan. Adnyani N. L. A., N. L. G. Sumardani, N. P. Sarini: 626-636

11. Sikap Peternak Babi Terhadap Dampak Penyakit Miningitis Streptococcus suis (MSs) di Kecamatan

Abiansemal Kabupaten Badung. Noviyanti N. I. K., I N. Suparta, I N. T Ariana: 637-647

12. Populasi Bakteri Rumen Sapi Bali Dara yang Diberi Ransum dengan Kandungan Energi dan Protein

Berbeda. Saragih K., N. N. Suryani, S. A. Lindawati: 648-659

13. Hubungan Penerapan Manajemen Simantri dengan Tingkat Pendapatan Petani-Peternak di Provinsi

Bali. Tetsuya A. R, I N. Suparta, I W. Budiartha: 660-674

14. Pengaruh Suplementasi Konsentrat dengan Aras Berbeda pada Pakan Berbasis Limbah Daun Wortel

terhadap Karakteristik Karkas Kelinci Lokal (Lepus nigricollis). Paramartha D. B. K. G. R., I M. Nuriyasa, E.

Puspani: 675-683

15. Pengaruh Pemberian Probiotik Selulolitik B-6 Melalui Air Minum Terhadap Berat dan Kualitas Fisik

Telur Ayam Lohmann Brown Umur 40-48 Minggu. Dinda Dwi O, I G. N. G. Bidura, D. P. M. A. Candrawati: 684-

694

Page 4: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 · Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Daun Katuk (Sauropus androgynous L. Merr) Melalui Air Minum Terhadap Kadar Protein, Lemak, Kolesterol,

16. Korelasi Berat Badan dan Panjang Badan dengan Ukuran Testis Babi Bali yang Dipelihara Secara Semi

Tradisional. Andre J. S. I P., N. L. G. Sumardani, T. I. Putri: 695-708

17. Pengaruh Ekstrak Air Daun Kelor (Moringa oleifera) Melalui Air Minum Terhadap Warna, Kadar

Protein, Lemak dan Kolesterol Kuning Telur Ayam Lohmann Brown Umur 22-30 Minggu. Purnayasa I K.,

D. A. Warmadewi, N. W. Siti: 709-722

18. Pengaruh Abu Agnihotra dalam Pakan Komersial Terhadap Organ Dalam Ayam Broiler Umur 5

Minggu. Pratama I W. A., N. W. Siti, N. M. S. Sukmawati: 723-734

19. Pengaruh Fermentasi Alami Susu Sapi dan Susu Kambing Terhadap Flavor, Total Asam dan Kadar

Protein. Afifi M. A., I. A. Okarini, N. P. Mariani: 735-745

20. Populasi Bakteri Pengikat Nitrogen pada Rhizosfir Rumput Bahia (Paspalum notatum cv. competidor)

yang Diberi Berbagai Level Kombinasi Pupuk Nitrogen, Fosfor, dan Kalsium. Juliarta I K., N. M. Witariadi,

N. N. Suryani: 746-759

21. Perilaku Peternak dalam Pengolahan Limbah Ternak Babi di Desa Wisata Puhu, Kecamatan Payangan,

Kabupaten Gianyar. Pri Setiawan I M., I N. Suparta, N. W. Tatik Ingriati: 760-778

22. Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Daun Katuk (Sauropus androgynous L. Merr) Melalui Air Minum

Terhadap Kadar Protein, Lemak, Kolesterol, dan Warna Kuning Telur Ayam Lohmann Brown. Carolin B.

A., N. L. G. Sumardani, I G. N. G. Bidura: 779-791

23. Evaluasi Kualitas Telur Itik Selama Penyimpanan Pasca Perendaman dalam Ekstrak Gelatin dari Kulit

Sapi Bali. Ginting D. B. A., I N. S. Miwada, S. A. Lindawati: 792-802

24. Hubungan Persepsi dan Kepuasan Konsumen dengan Daya Saing Rumah Makan Babi Guling di

Kabupaten Gianyar. Hestiani P. T., I N. Suparta, K. Budaarsa: 803-816

25. Perbandingan Morfometrik Ayam Lokal Kalimantan Timur Berdasarkan Pendekatan Analisis

Diskriminan. Rahmatullah S. N., Z. Efendi, H. Mayulu, F. Ardhani, A. Sulaiman: 817-828

26. Efisiensi Pemanfaatan Air Pada Legum Lokal Centrosema pubescens dan Clitoria ternatea. Agustina N.

K. A., N. N. Candraasih, I W. Wirawan: 829-845

27. Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap dengan Penerapan Manajemen Pemotongan Ayam dalam

Menghasilkan Mutu Daging ASUH di Bali. Dorothy Y. N. S., N. W. T. Inggriati, I N. S. Miwada: 846-856

28. Evaluasi Penggunaan Asap Cair pada Bakso Sapi Melalui Pendekatan Indikator Hedonik. Silaban M., I

N.S Miwada, S. A Lindawati: 857-868

29. Pengaruh Penggunaan Tepung Kulit Buah Naga Difermentasi Khamir Saccharomyces cerevisiae

Dalam Ransum Terhadap Organ Dalam Broiler. Mayana M.I, Dewi G.A.M.K., I M. Nuriyasa: 869-879

30. Pengaruh Penambahan Abu Agnihotra Dalam Pakan Komersial Terhadap Berat External Offal Ayam

Broiler Umur 5 Minggu. Priana I M. O., N W. Siti, N. M.S. Sukmawati: 880-892

31. Analisis Pendapatan Peternakan Ayam Broiler Dengan Sistem Kandang Tertutup (Closed House) Pada

Pola Mandiri (Studi Kasus pada CV. Sari Mulya di Desa Tunjuk, Tabanan). Wulansari P.K.P., I W. Sukanata, I

M. Suasta: 893 – 903

32. Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Jenis Rumput Lokal Pada Berbagai Panjang Defoliasi.

Muhammady A.N., A. A. A. S Trisnadewi, I G. Suranjaya: 904-920

33. Hubungan Tingkat Penerapan Pola Kemitraan Babi Dengan Tingkat Kepuasan Peternak Plasma Pt.

Charoen Pokphand Di Bali. Dewantara I.G.P.B.S., N.W.T. Ingriati., N.L.P. Sriyani: 921-035

Page 5: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 · Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Daun Katuk (Sauropus androgynous L. Merr) Melalui Air Minum Terhadap Kadar Protein, Lemak, Kolesterol,

34. Analisis Finansial Usaha Rumah Potong Ayam Broiler Semi Modern (Studi Kasus pada UD. Giri Sari Di

Denpasar Timur). Susana I W., I W. Sukanata, I N. Suparta: 936 – 949

35. Tingkat Kontaminasi Mikroba Daging Kelinci Jantan Lokal (Lepus nigricollis) Pasca Pemotongan Yang

Diberi Limbah Wine Dalam Pakan. Adnyana P. M. W., N. L. P. Sriyani, S. A Lindawati: 950 - 960

Page 6: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 · Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Daun Katuk (Sauropus androgynous L. Merr) Melalui Air Minum Terhadap Kadar Protein, Lemak, Kolesterol,

eeee----JournalJournalJournalJournal

Peternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan TropikaPeternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science

email: [email protected] eeee----journal journal journal journal

FAPET UNUDFAPET UNUDFAPET UNUDFAPET UNUD

596

Performa Produksi Babi Ras Persilangan Umur 2-6 Bulan yang Diberi

Ransum dengan Suplementasi Mineral-Vitamin Kompleks

Rusmawan. I K.A., N W. Siti dan I G.N.G. Bidura

PS.Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana, Jl. P. B. Sudirman Denpasar

E-mail :[email protected] Telphone. 083875436395

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh suplementasi mineral-vitamin kompleks

dalam ransum terhadap performa produksi babi ras persilangan umur 2-6 bulan. Rancangan yang

digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri 3 perlakuan dan 4 kelompok

sebagai ulangan, pengelompokan berdasarkan berat badan. Perlakuan yang dicobakan ransum

tanpa suplementasi mineral-vitamin kompleks sebagai kontrol (A), ransum dengan suplementasi

0,10% mineral-vitamin kompleks (B), dan ransum dengan suplementasi 0,20% mineral-vitamin

kompleks (C). Variabel yang diamati adalah berat badan akhir, pertambahan berat badan,

konsumsi ransum dan feed conversion ratio. Hasil penelitian menunjukan suplementasi mineral-

vitamin kompleks level 0,10% dan 0,20% nyata (P<0,5) meningkatkan berat badan akhir,

pertambahan berat badan dan efisiensi dalam penggunaan ransum namun tidak nyata (P>0,5)

meningkatkan konsumsi ransum pada babi ras persilangan umur 2-6 bulan. Disimpulkan bahwa

suplementasi 0,10-0,20% mineral-vitamin kompleks dalam ransum meningkatkan berat badan

akhir, pertumbuhan berat badan dan efisiensi penggunaan ransum pada babi ras persilangan.

Kata kunci : suplementasi, babi ras persilangan, performa produksi, mineral-vitamin kompleks

Supplementation of Mineral-Vitamin Complex in Ration of Growth

Performance Boar Crossbreed Age 2-6 Months

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of mineral-vitamin complex supplementation in

the ration to growth performance boar crossbreed the age of 2-6 months. The design used was a

randomized block design (RBD) comprising 3 treatments and 4 groups as replication, clustering

based on weight. The treatments were attempted diets without supplementation of mineral-

vitamin complex as the control (A), the diets with 0.10% mineral supplementation-vitamin

complex (B), and 0.20% diets supplemented mineral-vitamin complex (C). The variables

measured were final body weight, weight gain, feed intake and feed conversion ratio. The results

showed that supplementation of mineral-vitamin complex at the level of 0.10% and 0.20% (P

<0.5) can improve the final body weight, weight gain and feed efficiency in use but not

significantly (P> 0.5) increases feed intake in pigs race crosses the age of 2-6 months. It was

concluded that supplementation of 0.10 to 0.20% mineral-complex vitamins in the ration can

increase the final body weight, weight gain and feed efficiency in the use of the boar cross breed.

Key words: supplementation, pig crossbreeds, carcass production, mineral-vitamin complex

Submitted Date: August 15, 2018 Accepted Date: September 10 2018 Editor-Reviewer Article;: A. A. P. P. Wibawa & I M. Mudita

Page 7: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 · Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Daun Katuk (Sauropus androgynous L. Merr) Melalui Air Minum Terhadap Kadar Protein, Lemak, Kolesterol,

Rusmawan et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 3 Th. 2018: 596 - 605 Page 597

PENDAHULUAN

Ternak babi merupakan salah satu komoditi yang mempunyai peranan penting dalam

pemenuhan kebutuhan masyarakat akan daging sebagai sumber protein hewani, karena

mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan seperti prolifik, efisien dalam mengkonversi bahan

pakan menjadi daging, umur mencapai bobot potong yang singkat dan persentase karkas tinggi.

Khususnya di Bali, babi merupakan ternak unggulan untuk memenuhi kebutuhan daging masyarakat,

hal ini dikarenakan mayoritas masyarakat Bali memeluk agama Hindu dan banyaknya tradisi daerah

yang menggunakan ternak babi sebagai sesajen.

Ternak babi merupakan komoditas yang memiliki hasil produksi yang diminati masyarakat

Provinsi Bali. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Peternakan (2017) menunjukkan

peningkatan produksi daging babi dari tahun 2013– 2017 (“ tingkatan sementara”) sebesar rata-

rata 14,7 % dengan jumlah produksi daging babi per tahunnya berturut-turut sebesar 123.219 ton

(2013), 123.638 ton (2014), 150.959 ton (2015), 166.535 ton (2016), 169.766 ton (2017). Data

tersebut dapat menunjukkan peningkatan produksi daging babi pertahunnya di Provinsi Bali

yang terus meningkat seiring dengan kebutuhan konsumsi daging babi oleh masyarakat Bali.

Keberhasilan peternakan babi ditentukan oleh beberapa faktor salah satunya adalah ransum.

Ransum mengandung zat-zat makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan ternak

diharapkan mampu meningkatkan mutu, dan produktivitas ternak. Pola peternakan di Indonesia

termasuk Bali merupakan peternakan yang masih bersifat tradisional dengan skala kecil. Salah

satu cara yang dapat dilakukan untuk memanfaatkan ransum secara maksimal adalah

suplementasi mineral-vitamin kompleks. Mineral-vitamin kompleks berguna untuk meningkatkan

daya cerna ransum yang diberikan. Mineral-vitamin kompleks mengandung berbagai trace

mineral seperti Zn yang berfungsi sebagai aktivator enzim dalam proses metabolisme dan enzim

karboksi peptidase yang berperan dalam metabolisme protein (Tillman et al., 1998).

Anggoro (2015) menyatakan bahwa pemberian ransum yang mengandung mineral-vitamin

kompleks berpengaruh nyata terhadap pertambahan bobot badan dan FCR, sedangkan untuk

konsumsi nutrien berbeda tidak nyata. Utama et al.,(2016) menyatakan bahwa pemberian ransum

dengan imbangan energi/protein yang berbeda yaitu dari 148 s/d 175 tidak menghasilkan

pertumbuhan yang berbeda nyata (P>0.05) baik pada berat badan awal, berat badan akhir,

pertambahan berat badan, konsumsi ransum total dan FCR. Roni et al., (2017) menyatakan

bahwa perbedaan dengan level (0,25% dan 0,50%)dalam ransum tradisional terhadap

Page 8: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 · Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Daun Katuk (Sauropus androgynous L. Merr) Melalui Air Minum Terhadap Kadar Protein, Lemak, Kolesterol,

Rusmawan et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 3 Th. 2018: 596 - 605 Page 598

performans babi persilangan meningkatkan konsumsi Zn, meningkatkan pertambahan bobot

badan, konsumsi ransum, energi dan protein, serta efisiensi penggunaan ransum. Berdasarkan

uraian diatas, maka perlu dilakukan penelitian tentang performa produksi babi ras persilangan

umur 2-6 bulan yang diberi ransum dengan suplementasi mineral-vitamin kompleks.

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Tempat dan waktu penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan di peternakan babi ras persilangan milik petani

yang berlokasi di Banjar Lebah Jadi, Desa Jadi, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan.

Kandang

Kandang yang digunakan dalam penelitian ini terbuat dari lantai semen beton dan penyekat

dari bilah bambu dengan atap dari seng. Tiap petak kandang berukuran 1,8 m x 2 m x 0,8 m

sebanyak 12 petak. Tiap petak kandang sudah dilengkapi dengan tempat pakan dan air minum.

Ternak babi

Babi yang digunakan dalam penelitian ini adalah babi ras persilangan fase starter yang

diperoleh dari usaha pembibitan babi ras persilangan milik peternak di desa Sudimara, Tabanan.

Babi yang di gunakan sebanyak 24 ekor dengan berat badan awal 203,05 ± 26,6. kg

Ransum dan air minum

Ransum yang digunakan dalam peneletian ini terdiri dari jagung kuning, konsentrat TBN

01, dedak padi dan mineral-vitamin “pignox”. Air yang diberikan bersumber dari air sumur.

Komposisi bahan, nutrien dalam konsentrat TBN 01 dan pignox serta kandungan nutrien ransum

dapat dilihat dalam Tabel 1 – 4.

Alat penelitian

Adapun alat yang di gunakan dalam penelitian itu yaitu timbangan badan duduk dengan

kapasitas 500 kg dengan kepekaan 10 g yang berfungsi untuk menimbang bahan pakan dalam

jumlah yang besar dan membantu dalam proses menimbang bobot badan babi. Timbangan

Elektrik dengan kapasitas 5 kg kepekaan 1 g yang berfungsi untuk menimbang bahan pakan

dalam jumlah yang sedikit. Ember berfungsi untuk tempat mencampur ransum. Centong air

berfungsi untuk alat bantu menakar pemberian jumlah pakan bagi ternak babi. Sikat berfungsi

untuk membersihkan sisa pakan yang ada dalam tempat makan babi. Spons berfungsi untuk

Page 9: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 · Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Daun Katuk (Sauropus androgynous L. Merr) Melalui Air Minum Terhadap Kadar Protein, Lemak, Kolesterol,

Rusmawan et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 3 Th. 2018: 596 - 605 Page 599

mengeringkan tempat pakan babi. Cetok berfungsi untuk mengambil sisa pakan yang ada pada

tempat pakan ternak babi. Sekop berfungsi untuk membantu memebersihkan kotoran ternak babi.

Sapu berfungsi untuk membersihkan air menggenang yang ada dalam kandang. Alat tulis yang

berfungsi untuk mencatat hasil dan sebagainya.

Tabel 1. Komposisi bahan penyusun ransum yang akan digunakan dalam penelitian

Komposisi Bahan (%)

Ransum1

A B C

Jagung Kuning 52 52 52

Konsentrat TBN 01 30 30 30

Dedak Padi 18 17.90 17.80

Mineral-Vitamin “pignox”2 - 0.10 0.20

Total 100 100 100 Keterangan :

1)(A) ransum tanpa suplementasi mineral-vitamin, (B) ransum dengan suplementasi mineral-vitamin

sebanyak 0,10 %, (C) ransum dengan suplementasi mineral-vitamin sebanyak 0,20 %, 2)Pignox yang

digunakan adalah Produksi PT. Medion, Bandung Indonesia.

Tabel 2. Kandungan nutrient dalam konsentrat TBN 01 Zat Nutrisi (%) Total

Metabolisme Energi (kkal/kg) 2969

Protein Kasar 40,88

Serat Kasar 3,10

Lemak 10,96

Kalsium (Ca) 2,6

Phospor (P) 1,7

Keterangan : Bidura et al. (2017).

Tabel 3. Kandungan nutrien mineral-vitamin kompleks ‘pignox’.

Nutrient Kandungan (per Kg Pignox) Olaquindox 40 mg

Vitamin A 5.000 IU

Vitamin D3 800 IU

Vitamin E 2 mg

Vitamin K3 0,8 mg

Vitamin B1 0,4 mg

Vitamin B2 0,8 mg

Vitamin B6 0,4 mg

Vitamin B12 8 ug

Nicotinic Acid 8 mg

Ca-d-Pantothenete 6 mg

Choline Chlorine 200 mg

Methionine 40 mg

Mangane 8 mg

Iodine 0,4 mg

Iron 16 mg

Cobalt 0,2 mg

Copper 20 mg

Zinc 20 mg

BHT (antioxidant) 1.5 mg

Keterangan : Pignox Produksi PT. Medion, Bandung Indonesia

Page 10: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 · Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Daun Katuk (Sauropus androgynous L. Merr) Melalui Air Minum Terhadap Kadar Protein, Lemak, Kolesterol,

Rusmawan et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 3 Th. 2018: 596 - 605 Page 600

Tabel 4. Kandungan nutrien dalam ransum babi umur 2-6 bulan penelitian.

Zat Nutrisi (%)1)

Perlakuan2)

A B C Standard3)

Metabolis Energi (kkal/kg) 3008 3009 3007 3265a

Protein Kasar 18,84 19,15 19,14 20,9a

Serat Kasar 3,07 4,22 4,21 5,0b

Lemak 7,30 7,30 7,29 7,0b

Kalsium (Ca) 0,81 0,83 0,83 0,70a

Phosphor (P) 0,66 0,92 0,92 0,60a

Arginin 1,07 1,23 1,23 0,46a

Histidin 0,40 0,46 0,46 0,36a

Isoleusin 0,79 0,88 0,88 0,63a

Leusin 1,51 1,67 1,67 1,12a

Lisin 1,01 1,12 1,12 1,15a

Metionin 0,40 0,44 0,44 0,30a

Penilalanin 0,78 0,87 0,87 0,68a

Treonin 0,70 0,79 0,79 0,74a

Triptofan 0,20 0,23 0,23 0,21a

Valin 0,91 1,04 1,04 0,79a

Keterangan :

1) Kandungan nutrien dalam ransum babi umur 2-6 bulan penelitian.

2) (A) ransum tanpa suplementasi mineral-vitamin kompleks, (B) ransum dengan suplementasi mineral-

vitamin kompleks sebanyak 0,10 % (C) ransum dengan suplementasi mineral-vitamin kompleks sebanyak

0,20%.

3) Standard nutrien ransum berdasarkan perhitungan a) NRC (1998) dan b) SNI(2006).

Penimbangan babi

Penimbangan dilakukan setiap minggu, untuk babi fase starter penimbangan dilakukan

dengan cara menggunakan keranjang plastik untuk menghindari babi stress saat penimbangan,

khususnya babi fase grower dan finisher maka penimbangan dilakukan dengan menggunakan

kandang timbang yang terbuat dari besi.

Rancangan percobaan

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok

(RAK), dengan 3 macam perlakuan dan 4 kelompok (blok) sebagai ulangan, sehingga

keseluruhan terdapat 12 unit percobaan. Pengelompokan berdasarkan berat badan babi, sehingga

berat badan babi pada masing-masing kelompok adalah sama dan berat badan babi antar

kelompok adalah berbeda, blok 1 (27,58 ± 0,7 kg), blok 2 (19,75 ± 0 kg), blok 3 (13,58 ± 0,1 kg)

dan blok 4 (6,77 ± 0,4 kg). Tiap unit percobaan menggunakan 2 ekor babi, sehingga babi yang

digunakan sebanyak 24 ekor dengan rataan berat badan awal 203,05 ± 26,6 kg

Ketiga perlakuan yang diuji adalah sebagai berikut :

Page 11: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 · Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Daun Katuk (Sauropus androgynous L. Merr) Melalui Air Minum Terhadap Kadar Protein, Lemak, Kolesterol,

Rusmawan et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 3 Th. 2018: 596 - 605 Page 601

1) Ransum tanpa menggunakan mineral-vitamin kompleks (A)

2) Ransum yang menggunakan suplementasi mineral-vitamin kompleks0,10 % (B)

3) Ransum yang menggunakan suplementasi mineral-vitamin kompleks 0,20 % (C)

Variabel yang diamati

Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Konsumsi Ransum :Konsumsi ransum diamati setiap minggu, yaitu didapat dari selisih

antara ransum yang diberikan dengan sisa ransum.

2) Berat Badan Akhir :Berat akhir merupakan berat babi yang ditimbang pada saat akhir

penelitian. Sebelum penimbangan terlebih dahulu babi dipuasakan selama lebih

kurang 12 jam.

3) Pertambahan Berat Badan :Pertambahan berat badan babi didapatkan dengan mencari

selisih antara berat badan akhir dengan berat badan awal.

4) FCR (Feed Conversion Ratio) :FCR merupakan perbandingan antarakonsumsi ransum

denganpertambahan berat badan dalam satuan waktu yang sama. FCR merupakan

tolak ukur untuk menilai tingkat efisiensi penggunaan ransum. Semakin rendah nilai

FCR, berarti semakin tinggi tingkat efisiensi penggunaan ransum, demikian juga

sebaliknya

Analisis data

Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam menggunakan program SPSS versi

16.Apabila diantara perlakuan terdapat perbedaan yang nyata (P<0,05), maka analisis dilanjutkan

dengan uji jarak berganda Duncan dengan tingkat signifikasi 5%. (Steel dan Torrie, 1991).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukan bahwa suplementasi mineral-vitamin kompleks 0,10% dan

0,20% pada perlakuan B dan C nyata dapat meningkatkan berat badan akhir, pertambahan berat

badan dan menurunkan FCR, dapat berpengaruh terhadap konsumsi ransum namun tidak berbeda

nyata (Tabel 5). Pertambahan berat badan pada semua perlakuan menghasilkan nilai yang

berbeda atau dengan kata lain menunjukkan hasil yang berbeda nyata. Pertambahan berat badan

babi ras persilangan pada perlakuan B dan C yaitu 0,44 dan 0,48 kg/hari sedangkan menurut Roni

et al. (2017), PBBH babi ras persilangan yang diberikan ransum tradisional dengan suplementasi

pignox 0,25% dan 0,50% pertambahan berat badan adalah 0,06 dan 0,05 kg/hari.

Page 12: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 · Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Daun Katuk (Sauropus androgynous L. Merr) Melalui Air Minum Terhadap Kadar Protein, Lemak, Kolesterol,

Rusmawan et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 3 Th. 2018: 596 - 605 Page 602

Tabel 5. Performa Produksi Babi Ras Persilangan Umur 2-6 Bulan yang diberi Ransum dengan

Suplementasi Mineral-Vitamin Kompleks

Variabel Perlakuan

1)

A B C SEM3)

Berat badan awal (kg) 17.01a

17.00a

16.75a

0.24

Berat badan akhir (kg) 56.18c 2)

61.63b

66.00a

0.62

Pertambahan berat badan (kg/h) 0.39c

0.44b

0.48a

0.01

Konsumsi ransum (kg/h) 1.42a

1.46a

1.46a

0,02

FCR 3.77a

3.28b

3.01c

0.05

Keterangan :

1) Ransum Perlakuan

a. A = Ransum tanpa suplementasi mineral-vitamin kompleks

b. B = Ransum dengan suplementasi mineral-vitamin kompleks 0,10 %

c. C = Ransum dengan suplementasi mineral-vitamin kompleks 0,20 %

2) Nilai dengan huruf yang berbeda dan pada baris yang sama menunjukkan nilai yangberbeda nyata (P<0,05)

3) SEM: “Standard Error of the Treatment Mean”

Pertambahan berat badan yang meningkat disebabkan oleh kandungan mineral-vitamin

kompleks dalam ransum. Mineral merupakan salah satu zat yang mempunyai peranan pokok

dalam hal pertumbuhan dan reproduksi ternak, seperti metabolisme energi, metabolisme protein

serta biosintesis zat-zat essensial (Murtidjo, 1993). Kebutuhan mineral untuk ternak dapat

dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu mineral makro dan mineral mikro. Mineral makro

terdiri atas kalsium (Ca), fosfor (P), kalium (K), magnesium (Mg), natrium (Na), klor (Cl), dan

sulfur (S). Trace mineral terdiri atas besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), molibd (Mo), mangan

(Mn), kobal (Co), krom (Cr), nikel (Ni), dan yodium (I).Se dalam kadar normal dalam pakan

akan menstimulir sintesis protein. Cu dan Co bersama-sama memperbaiki daya cerna serat

kasar.Sementara Zn merupakan salah satu diantara beberapa mineral mikro yang memiliki

peranan sebagai aktivator enzim.

Vitamin juga memiliki peranan yang penting bagi ternak.Vitamin A terlibat dalam sistem

penglihatan dan pengelolaan jaringan epitel di seluruh permukaan tubuh bagian luar maupun

bagian dalam serta berbagai kelenjar endokrin/gonad.Defisiensi vitamin A dapat menyebabkan

kehilangan nafsu makan (anoreksia), kemudian secara cepat diikuti oleh rabun, diare yang parah,

tidak ada koordinasi dalam bergerak serta menurunkan berat badan dan kulit menjadi

kasar.Vitamin D dibutuhkan untuk pertumbuhan secara umum dari seekor ternak dalam arti lebih

banyak dibandingkan hanya untuk pertumbuhan tulang saja.Defisiensi vitamin D dapat

mempengaruhi sistem pertulangan hewan muda.Vitamin E berfungsi dalam metabolisme normal

Page 13: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 · Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Daun Katuk (Sauropus androgynous L. Merr) Melalui Air Minum Terhadap Kadar Protein, Lemak, Kolesterol,

Rusmawan et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 3 Th. 2018: 596 - 605 Page 603

syaraf, kontraksi urat daging, sirkulasi, respirasi, pencernaan, ekskresi, pertumbuhan, konversi

pakan dan reproduksi. Ternak yang kekurangan vitamin E akan mengganggu reproduksi.

Vitamin B-kompleks dimanfaatkan oleh ternak untuk memenuhi kebutuhan biologisnya.

Jumlah konsumsi ransum pada ternak babi ras persilangan yang diberikan ransum dengan

suplementasi mineral-vitamin kompleks cenderung meningkat. Hal ini sejalan dengan Roni et al.

(2017), yang menyatakan bahwa konsumsi ransum /ekor/hari pada babi ras persilangan yang

diberikan ransum tradisional dengan suplementasi pignox 0,25% dan 0,50% cenderung

mengalami peningkatan berkisar antara 0,27, 0,38 dan 0,30 kg/hari. Jumlah konsumsi ransum

dipengaruhi oleh kualitas ransum seperti kandungan air, protein, energi, vitamin, lemak, mineral,

dan kandungan zat-zat lain dalam pakan. Sejalan dengan pendapat Sinaga dan Martini (2010),

bahwa salah satu aspek yang menentukan tinggi rendahnya kualitas ransum adalah kandungan

protein, energi, vitamin, mineral, dan bahan-bahan lain yang menunjang pertumbuhan dan proses

pencernaan biologis.

Meningkatnya jumlah konsumsi ransum disetiap perlakuan disebabkan oleh kandungan

mineral-vitamin kompleks yang berbeda karena suplementasi mineral-vitamin kompleks dapat

meningkatkan kandungan protein dalam ransum.Sejalan dengan pendapat Sihombing (2006),

bahwa jumlah konsumsi ransum sangat dipengaruhi oleh tingkat energy dan protein ransum.

Konsumsi ransum selain dipengaruhi oleh nutrisi yang terkandung di dalam ransum juga

dipengaruhi oleh palatabilitas dan cara pemberian ransum. Palatabilitas akan dipengaruhi oleh

parameter fisik seperti kekerasan bahan pakan, warna, bentuk, pemotongan atau pencincangan,

tekstur dan parameter kimiawi seperti kandungan air, protein dan zat- zat dalam pakan

(Soeharsono, 2010).

Feed Conversion Ratio (FCR) adalah perbandingan antara jumlah konsumsi ransum

dengan pertambahan berat badan dalam satuan waktu tertentu. Berdasarkan analisis statistika

nilai FCR paling efisien yaitu 3,01 pada perlakuan babi ras persilangan yang diberi ransum

dengan suplementasi mineral-vitamin kompleks sebanyak 0,20% (C), sedangkan menurut Roni et

al. (2017), FCR babi ras persilangan yang diberikan ransum tradisional dengan suplementasi

0,25% dan 0,50% adalah 5,63. Konversi ransum sangat dipengaruhi oleh kualitas ransum,

bangsa ternak, penyakit dan manajemen kandang. Sejalan dengan pendapat Campbell dan Lasley

(1985), bahwa efisiensi penggunaan pakan tergantung pada kemampuan ternak dalam mencerna

Page 14: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 · Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Daun Katuk (Sauropus androgynous L. Merr) Melalui Air Minum Terhadap Kadar Protein, Lemak, Kolesterol,

Rusmawan et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 3 Th. 2018: 596 - 605 Page 604

pakan dan jumlah pakan yang hilang dalam proses metabolisme. Anggorodi (1985), menyatakan

bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi konversi ransum seperti umur ternak, bangsa,

kandungan gizi ransum, keadaan temperatur dan keadaan ternak, tatalaksana dan penggunaan

bibit yang baik.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pemberian ransum

dengan suplementasi mineral-vitamin kompleks sebanyak 0,10% dan 0,20% pada babi ras

persilangan dapa meningkatkan berat badan akhir, pertambahan berat badan dan menurunkan

FCR, namun tidak nyata meningkatkan konsumsi ransum.

UCAPAN TERIMAKASIH

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dekan Fakultas

Peternakan Universitas Udayana,Pembimbing Penelitian, dan seluruh pihak yang membantu

dalam pelaksanaan hingga penulisan jurnal penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Berbasis Hijauan Lokal. Skripsi Sarjana Peternakan, Universitas Udayana. Bali.

Anggorodi, R. 1985. Kemajuan Mutakhir dan Ilmu Makanan Ternak Unggas.Universitas

Indonesia Press. Jakarta

Badan Standarisasi Nasional. 2006. Standar Nasional Indonesia (SNI) Standart Pakan Babi

Sapihan SNI 01-3912-2006: Jakarta: Departemen Perindustrian.

Bidura, I. G. N. G., N. W. Siti., B. R. T. Putri., T. I. Putri., I. M Nuriyasa., I. M. Suasta., T. G. O.

Susila. 2017. Demplot Uji Kualitas Pakan pada Bibit Babi dan Penggemukan (Gerbang

Pangan) di Kabupaten Tabanan. Dinas Peternakan Kabupaten Tabanan dengan Fakultas

Peternakan Universitas Udayana Denpasar

Campbell, J. R, and J.F. Lasley. 1985. The Science of Animals that Serve Humanity. Ed. 3rd

.

McGraww-Hill Publication in the Agricultural Science.

Dirjen Peternakan. 2017. Basis Data Ekspor Komoditi Pertanian Berdasarkan Negara Tujuan.

Kementrian Pertanian Republik Indonesia.

Murtidjo, B.A. 1993. Beternak Sapi Potong. Kanisius.Yogyakarta.

National Research Council (NRC). 1998. Nutrient Requirement of Swine. 10 Revised Ed.

National Academy Press. Washington, DC.

Page 15: Vol. 6 No. 3 (2018): September - Desember 2018 · Pengaruh Pemberian Ekstrak Air Daun Katuk (Sauropus androgynous L. Merr) Melalui Air Minum Terhadap Kadar Protein, Lemak, Kolesterol,

Rusmawan et al., Peternakan Tropika Vol. 6 No. 3 Th. 2018: 596 - 605 Page 605

Roni, N.G.K., N.M S. Sukmawati, N.M. Witariadi dan N.N. Candraasih K. 2017. Pengaruh

pignox dalam ransum tradisional terhadap performans babi persilangan bali-saddleback

fase grower.Makalah disampaikan Pada Seminar dan Lokakarya Nasional III Asosiasi

Ilmuan Ternak Babi Indonesia (AITBI) PotensiPengembangan Ternak Babi Sebagai

Komoditas Unggulan Ekspor Nasional.Denpasar.

Soeharsono. 2010. Fisiologi Ternak. Widya Padjajaran Bandung

Steel, R. G. D. dan J. H. Torrie. 1991. Principle and Procedure of Statistic. McGrow Hill Book

Bo. Inc. New York.

Utama, I P. S. Y., I K. Sumadi dan I M. Suasta. 2016. Pengaruh Imbangan Energi dan Protein

Ransum Terhadap Pertumbuhan Babi Bali Jantan Lepas Sapih. Peternakan Tropika Vol.

4(3): 519 - 528