Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 E-ISSN: 2598-635X, P ...

19
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4 Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE), E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019 http: jim.unsyiah.ac.id/ekm 201 PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, LEVERAGE, UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2017 Dwi Febrianti 1 , Yolandafitri Zulvia 2 1) Mahasiswa Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang 2) Dosen Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang e-mail: [email protected] Abstract: The purpose of this study is to determine the factors that influence dividend policy on Manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange. These factors include Managerial Ownership (KM), Institutional Ownership (KI), Foreign Ownership (KA), Leverage (DER), Company Size (SIZE). This type of research is causative and quantitative and the data used are secondary data. Sampling in this study used a purposive sampling method, so that the manufacturing companies sampled amounted to 63 companies. Data analysis methods used are Descriptive Analysis, Classical Assumption Test, Multiple Linear Regression Analysis, and Model Feasibility Test. The results show that Managerial Ownership, Institutional Ownership, Foreign Ownership have no effect on Dividend Policy. While Leverage and Company Size have a significant influence on Dividend Policy. Keywords: Dividend Policy (DPR), Managerial Ownership (KM), Institutional Ownership (KI), Foreign Ownership (KA), Leverage (DER), Firm Size (SIZE) Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Faktor- faktor tersebut meliputi Kepemilikan Manajerial (KM), Kepemilikan Institusional (KI), Kepemilikan Asing (KA), Leverage (DER), Ukuran Perusahaan (SIZE). Jenis penelitian adalah kausatif dan kuantitatif dan data yang digunakan adalah data sekunder. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, sehingga perusahaan manufaktur yang menjadi sampel berjumlah 63 perusahaan. Metode analisis data yang digunakan adalah Analisis Deskriptif, Uji Asumsi Klasik, Analisis Regresi Linier Berganda, dan Uji Kelayakan Model. Hasilnya menunjukkan bahwa Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Asing tidak berpengaruh terhadap Kebijakan dividen . Sementara Leverage dan Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kebijakan Dividen. Keywords: Kebijakan Dividen (DPR), Kepemilikkan Manajerial (KM), Kepemilikan Institusional (KI), Kepemilikan Asing (KA), Leverage (DER), Ukuran Perusahaan (SIZE) PENDAHULUAN Salah satu bentuk instrumen investasi dipasar modal adalah saham. Melalui saham, investor akan memperoleh dividen sebagai keuntungan selama berinvestasi pada perusahaan tersebut. Investor terhadap investasinya ingin memperoleh pendapatan ataupun tingkat pengembalian investasi (return) sebesar- besarnya dengan risiko tertentu. Pendapatan ataupun tingkat pengembalian investasi (return) dapat berupa capital gain ataupun dividen. Keuntungan berupa dividen akan diputuskan berdasarkan kebijakan yang diberlakukan oleh perusahaan yang bersangkutan, sedangkan

Transcript of Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 E-ISSN: 2598-635X, P ...

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4

Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE),

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

201

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, LEVERAGE, UKURAN

PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA

EFEK INDONESIA TAHUN 2013-2017

Dwi Febrianti1, Yolandafitri Zulvia2

1)Mahasiswa Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang 2)Dosen Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang

e-mail: [email protected]

Abstract: The purpose of this study is to determine the factors that influence dividend policy on

Manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange. These factors include Managerial

Ownership (KM), Institutional Ownership (KI), Foreign Ownership (KA), Leverage (DER),

Company Size (SIZE). This type of research is causative and quantitative and the data used are

secondary data. Sampling in this study used a purposive sampling method, so that the manufacturing

companies sampled amounted to 63 companies. Data analysis methods used are Descriptive

Analysis, Classical Assumption Test, Multiple Linear Regression Analysis, and Model Feasibility

Test. The results show that Managerial Ownership, Institutional Ownership, Foreign Ownership

have no effect on Dividend Policy. While Leverage and Company Size have a significant influence

on Dividend Policy.

Keywords: Dividend Policy (DPR), Managerial Ownership (KM), Institutional Ownership (KI),

Foreign Ownership (KA), Leverage (DER), Firm Size (SIZE)

Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi

kebijakan dividen pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Faktor-

faktor tersebut meliputi Kepemilikan Manajerial (KM), Kepemilikan Institusional (KI),

Kepemilikan Asing (KA), Leverage (DER), Ukuran Perusahaan (SIZE). Jenis penelitian adalah

kausatif dan kuantitatif dan data yang digunakan adalah data sekunder. Pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, sehingga perusahaan manufaktur yang

menjadi sampel berjumlah 63 perusahaan. Metode analisis data yang digunakan adalah Analisis

Deskriptif, Uji Asumsi Klasik, Analisis Regresi Linier Berganda, dan Uji Kelayakan Model.

Hasilnya menunjukkan bahwa Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan

Asing tidak berpengaruh terhadap Kebijakan dividen . Sementara Leverage dan Ukuran Perusahaan

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Kebijakan Dividen.

Keywords: Kebijakan Dividen (DPR), Kepemilikkan Manajerial (KM), Kepemilikan

Institusional (KI), Kepemilikan Asing (KA), Leverage (DER), Ukuran

Perusahaan (SIZE)

PENDAHULUAN

Salah satu bentuk instrumen

investasi dipasar modal adalah saham.

Melalui saham, investor akan memperoleh

dividen sebagai keuntungan selama

berinvestasi pada perusahaan tersebut.

Investor terhadap investasinya ingin

memperoleh pendapatan ataupun tingkat

pengembalian investasi (return) sebesar-

besarnya dengan risiko tertentu.

Pendapatan ataupun tingkat pengembalian

investasi (return) dapat berupa capital gain

ataupun dividen. Keuntungan berupa

dividen akan diputuskan berdasarkan

kebijakan yang diberlakukan oleh

perusahaan yang bersangkutan, sedangkan

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4

Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE),

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

202

capital gain keuntungan yang diperoleh

atas selisih positif antara harga perolehan

saham dengan harga pasar saham

(Maskiyah dan Eko, 2013). Hal ini sesuai

dengan bird in the hand theory yang

menyatakan teori yang memiliki keyakinan

bahwa pendapatan dividen memberikan

nilai yang lebih tinggi kepada investor

dibandingkan pendapatan capital gain.

Maka dari itu pembagian dividen dianggap

lebih aman oleh investor dari pada

menunggu capital gain.

Perusahaan Manufaktur dijadikan

objek penelitian karena perusahaan

manufaktur merupakan kelompok emiten

terbesar yang terdaftar pada BEI di

bandingkan dengan perusahaan lain, serta

memiliki sensitifitas yang tinggi terhadap

perubahan perekonomian yang terjadi di

dunia. Seperti krisis global yang terjadi

pada tahun 2008 dapat mempengaruhi

perekonomian Indonesia, termasuk pada

sektor industri manufaktur. Namun

pertumbuhan ekonomi dunia yang cepat

dan bangkitnya aktivitas manufaktur

mengarah pada permintaan pasar atas

barang yang tahan lama di seluruh dunia

(Djumahir, 2009). Selain itu, menurut

Embara et al (2012) perusahaan

manufaktur lebih membutuhkan sumber

dana jangka panjang untuk membiayai

operasi perusahaan mereka, salah satunya

dengan investasi saham yang tentunya

berhubungan dengan pembagian dividen.

Kebijakan dividen yang dapat

diartikan sebagai keputusan apakah laba

yang diperoleh perusahaan akan dibagikan

kepada pemegang saham sebagai dividen

atau akan ditahan dalam bentuk laba

ditahan guna pembiayaan investasi dimasa

yang akan datang (Sartono, 2001).

Kebijakan dividen yang dimiliki

perusahaan dapat diukur dengan

menggunakan DPR (Dividend Payout

Ratio) yaitu membandingkan dividen per

lembar saham (dividend per share) yang

dibagikan dengan laba per sahamnya

(earning per share). Dividend payout ratio

(DPR) mencerminkan persentase dividen

dari laba per lembar sahamnya yang

diperoleh oleh perusahaan.yang dibagikan

sebagai dividen kepada pemegang saham

dan besarnya laba yang ditahan untuk di

investasikan kembali.

Tabel 1, menyajikan DPR (Dividend

Payout Ratio) dari beberapa perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia dari tahun 2013-2017 .

Berdasarkan Tabel 1, diketahui DPR

perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEI tahun 2013 sampai 2017 mengalami

fluktuasi setiap tahun. DPR tertinggi

terdapat pada perusahaan Gudang Garam

sebesar 77,73% pada tahun 2015. Hal ini

menunjukkan bahwa total laba yang

diperoleh perusahaan sebesar 77,73% yang

dibagikan kepada pemegang saham.

Tabel 1. Data Dividend Payout Ratio Beberapa Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

BEI 2013-2017

Nama Perusahaan Dividend Payout Ratio (%)

2013 2014 2015 2016 2017

Astra Internasional Tbk 45,04 45,59 49,54 44,87 39,67

Gudang Garam Tbk 33,56 28,67 77,73 74,92 64,51

Indofood Sukses Makmur Tbk 49,80 49,72 49,70 49,79 49,92

Mandom Indonesia Tbk 46,48 42,68 14,40 50,87 46,02

Sri Rejeki Isman Tbk 12,01 17,97 6,84 6,99 13,63

Sumber: E-Bursa dan Berbagai Sumber (data diolah)

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4

Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE),

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

203

Sedangkan DPR terendah dialami oleh

perusahaan Sri Rejeki Isman sebesar

6,84% pada tahun 2015. Hal ini juga

menunjukkan bahwa perusahaan hanya

membagikan 6,84% dari total laba sebagai

dividen kepada pemegang saham.

Perusahaan dengan DPR yang semakin

besar berarti akan meningkatkan

pembayaran dividennya, sebaliknya

perusahaan dengan DPR yang semakin

menurun berarti memperkecil jumlah

dividen yang dibayarkan kepada pemegang

saham. Perbedaan ini tentunya dipengaruhi

oleh faktor-faktor tertentu yang dimiliki

kaitan dengan dividen payout ratio (DPR).

Faktor pertama yang mempengaruhi

kebijakan dividen adalah kepemilikan

manajerial. Kepemilikan manajerial

merupakan kepemilikan saham oleh pihak

manajemen perusahaan yang diukur

dengan persentase jumlah saham yang

dimiliki oleh manajemen (Sujoko, 2007).

Terdapatnya kepemilikan manajerial

didalam perusahaan akan membuat

manajer berhati-hati dalam melakukan

pengambilan keputusan. Kebijakan

pembagian dividen ini menjadi tugas

manajemen untuk mengelola perusahaan

dengan baik sehingga perusahaan dapat

memaksimalkan keuntungan dan mampu

membayar dividen kepada para pemegang

saham. Pada tingkat kepemilikan

manajerial yang rendah, manajer

melakukan pembagian dividen yang besar

untuk memberikan sinyal yang bagus

tentang kinerja perusahaan masa yang akan

datang sehingga meningkatkan reputasi

perusahaan di hadapan investor. Hubungan

keduanya diperkuat oleh penelitian

Nuringsih (2005) yang meyebutkan bahwa

kepemilikan manajerial memiliki pengaruh

positif terhadap kebijakan dividen

Selain kepemilikan manajerial

peneliti juga menggunakan kepemilikan

institusional sebagai faktor yang

mempengaruhi kebijakan dividen.

Kepemilikan institusional adalah proporsi

saham yang dimiliki oleh pihak institusi

pada akhir tahun yang diukur pada

persentase (Listyani, 2002). Menurut Ullah

et al. (2012) kepemilikan institusional

merupakan total persentase bank,

perusahaan asuransi, perusahaan yang

berinvestasi, dana pension, dan lembaga

keuangan besar lain terhadap total modal

saham sebuah perusahaan. Kepemilikan

institusional lebih mampu melakukan

pengawasan terhadap manajemen

perusahaan daripada kepemilikan yang

menyebar dan kecil (Shleifer, 1986). Hal

ini juga mengindikasikan bahwa adanya

kepemilikan yang terkonsentrasi dapat

lebih meningkatkan keputusan pemberian

dividen kepada pemegang saham.

Konsentrasi kepemilikan menggambarkan

bagaimana dan siapa saja yang memegang

kendali atas keseluruhan atau sebagian

besar atas kepemilikan perusahaan serta

keseluruhan atau sebagian besar pemegang

kendali atas aktivitas bisnis pada suatu

perusahaan (Taman, 2011). Dividen dapat

digunakan sebagai kompensasi investor

institusional atas kegiatan pengawasan

mereka terhadap manajerial perusahaan

(Shleifer, 1986). Menurut Ullah et al.

(2012) menyatakan bahwa institusi mampu

memaksa manajer oportunis untuk

mendistribusikan free cash flow sebagai

dividen jika manajemen tidak memiliki

proyek yang akan meningkatkan nilai

perusahaan.

Variabel ketiga yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu kepemilikan asing.

Kepemilikan saham oleh asing, merupakan

saham yang dimiliki oleh perorangan,

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4

Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE),

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

204

badan hukum, pemerintah serta bagian-

bagiannya yang berstatus luar negeri.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan

No.153/PMK.010/2010 mengenai

Kepemilikan Saham dan Permodalan

Perusahaan Efek, pemodal asing adalah

orang perseorangan warga negara asing

atau badan hukum asing.

Secara umum, kepemilikan asing

diartikan sebagai kepemilikan saham

investor asing dari total modal saham.

Lucyanda dan Lilyana (2012) menyatakan

bahwa keberadaan investor asing dalam

struktur kepemilikan perusahaan

diharapkan akan menaikkan kinerja

perusahaan karena menambah tekanan

kepada manajer dalam menyediakan

tambahan pengawasan, memberikan

perusahaan modal-modal baru dan

memperkerjakan manajer yang sudah

terlatih, dan membantu perusahaan lokal

miliknya untuk mendaftar dipasar

internasional yang mengakibatkan biaya

perolehan modalnya semakin berkurang.

Faktor selanjutnya yang

mempengaruhi kebijakan dividen adalah

Leverage. Menurut Suharli (2010)

perusahaan yang leverage operasi atau

keuangannya tinggi akan memberikan

dividen yang rendah, hal ini sesuai dengan

pandangan bahwa perusahaan yang

berisiko akan membayar dividen yang

rendah, dengan maksud untuk mengurangi

ketergantungan akan pendanaan secara

eksternal.Hal ini terkait dengan pecking

order theory dimana investor lebih berhati-

hati dalam memilih suatu tingkat risiko.

Penelitian yang dilakukan oleh Aji dan

Majidah (2018) menunjukkan bahwa DER

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap DPR. Hal ini bertolak belakang

dengan penelitian yang dilakukan oleh

Sutrisno (2001) dan Prihantoro (2003)

yang menunjukkan bahwa DER

berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap DPR, dan penelitian yang

dilakukan oleh Suharli (2010) dan Gill et

al. (2010) menunjukkan bahwa DER

berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap DPR.

Variabel lain yang mempengaruhi

kebijakan dividen yaitu ukuran

perusahaan. Perusahaan yang memiliki

aset besar cenderung untuk lebih mature

dan mempunyai akses yang lebih mudah

dalam pasar modal. Hal tersebut akan

mengurangi ketergantungan mereka pada

pendanaan internal, sehingga perusahaan

akan memberikan pembayaran dividen

yang tinggi. Sedangkan perusahaan yang

memiliki aset sedikit akan cenderung

membagikan dividen rendah karena laba

dialokasikan pada laba ditahan untuk

menambah aset perusahaan (Dewi, 2008).

Menurut Juma dan Pacheco (2008)

menyatakan suatu yang perusahaan besar

akan memiliki omset penjualan yang tinggi

sehingga keuntungan yang diperoleh

perusahaan juga meningkat. Peningkatan

keuntungan tersebut akan membuat

dividen yang dibayarkan juga akan tinggi.

Hal ini tentu saja menjelaskan bahwa

perusahaan dengan ukuran yang lebih

besar mampu membagikan dividen dalam

jumlah yang besar pula dibanding

perusahaan dengan ukuran yang kecil.

Penelitian yang dilakukan oleh Dewi

(2008) menunjukkan bahwa size

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap DPR, dan penelitian yang

dilakukan oleh Sutrisno (2001), Nuringsih

(2005), dan Damayanti dan Achyani

(2017) menunjukkan bahwa size

berpengaruh positif dan tidak signifikan

terhadap DPR.

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4

Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE),

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

205

Dari latar belakang yang

dikemukakan di atas maka tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui (1)

pengaruh manajerial terhadap kebijakan

dividen, (2) pengaruh institusional

terhadap kebijakan dividen, (3) Pengaruh

kepemilikan asing terhadap kebijakan

dividen, (4) Pengaruh Leverage terhadap

kebijakan dividen dan (5) Pengaruh ukuran

perusahaan terhadap kebijakan dividen.

TELAAH PUSTAKA DAN

HIPOTESIS

Kepemilikan manajerial merupakan

besarnya jumlah kepemilikan saham oleh

pihak manajemen dari seluruh modal

saham perusahaan saat ini. Perusahaan

dengan menetapkan presentase

kepemilikan manajerial yang besar, akan

membayarkan dividen dalam jumlah yang

besar sedangkan pada presentase

kepemilikan manajerial yang kecil, akan

cenderung menetapkan dividen dalam

jumlah yang kecil.

H1: Kepemilikan Manajerial berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap

kebijakan dividen

Kepemilikan institusional adalah

kepemilikan saham perusahaan oleh pihak

institusi atau lembaga lain. Semakin tinggi

kepemilikan institusional maka akan

membuat kontrol eksternal terhadap

perusahaan menjadi semakin ketat

terhadap para manajer. Karena manajer

tidak lagi bertindak untuk kepentingan

investor, tetapi bertindak untuk

kepentingan pribadinya sendiri. Dengan

bertambahnya pengeluaran biaya yang

dilakukan oleh manager, maka akan

bertambah pula cost yang di keluarkan oleh

perusahaan. Hal tersebut berdampak pada

penurunan keuntungan dan dividen yang

diterima pemegang saham. oleh karena

dengan tingginya kepemilikan institusional

dapat menekan biaya yang tidak

diperlukan (Aji dan Majidah, 2018).

H2: Kebijakan Institusional berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap

kebijakan dividen

Faktor yang ketiga yaitu kepemilikan

asing. Perusahaan yang sebagian

sahamnya dimiliki oleh asing biasanya

cendrung menghadapi masalah asimetri

informasi dikarenakan hambatan geografis

dan bahasa. Oleh sebab itu perusahaan

dengan kepemilikan asing yang besar akan

terdorong untuk melaporkan atau

mengungkapkan informasinya secara

sukarela dan luas.

H3: Kepemilikan Asing berpengaruh

positif dan signifikan terhadap

kebijakan dividen

Faktor yang keempat yaitu leverage.

Menurut Nuhu et al. (2014), perusahaan-

perusahaan yang sebagian besar

membiayai kegiatan mereka dengan

hutang memberikan tekanan pada

likuiditas mereka. Pembayaran pokok dan

bunga mengurangi kemampuan

perusahaan untuk memiliki sisa

pendapatan untuk menjamin pembayaran

dividen. Akibatnya, hutang akan

berdampak negatif pada jumlah dividen

yang dibayarkan untuk suatu periode.

H4: Leverage berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap kebijakan dividen

Faktor terakhir yaitu ukuran

perusahaan. Menurut Novianti (2012)

ukuran perusahaan menunjukkan skala

besar kecilnya suatu perusahaan yang

ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah

penjualan dan rata-rata total aktiva yang

dimiliki perusahaan. Salah satu skala alat

ukur besar kecilnya sebuah perusahaan

dilihat dari nilai total aset yang dimiliki

perusahaan, nilai total aset dinilai lebih

stabil dalam menunjukkan besar kecilnya

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4

Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE),

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

206

sebuah perusahaan. Ukuran perusahaan

juga menentukan besarnya dividen yang

akan dibayarkan karena semakin besar

ukuran perusahaan maka omset dan laba

yang dihasilkan juga akan semakin tinggi,

jika laba tinggi maka dividen yang

dibagikan juga semakin tinggi (Lopolusi,

2013).

H5: Ukuran Perusahaan positif dan

signifikan terhadap kebijakan

dividen

Berdasarkan latar belakang dan

tinjauan teoritis sebelumnya, maka dapat

digambarkan sebuah kerangka pemikiran

teoritis dari penelitian seperti tampak pada

Gambar 1.

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2013-2017. Dalam penelitian ini metode

yang digunakan untuk menentukan sampel

adalah metode purposive sampling dengan

menerapkan beberapa kriteria yang dapat

dilihat pada Tabel 1.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah teknik dokumentasi

dengan mengumpulkan, melihat, dan

mengolah data laporan keuangan. Jenis

data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah data dokumenter yang berupa

laporan keuangan perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

pada tahun 2013-2017. Sumber data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data

yang berasal dari laporan keuangan

masing-masing perusahaan sampel setiap

akhir tahun selama masa penelitian yaitu

dari tahun 2013-2017. Data mengenai

laporan keuangan tersebut berasal dari

situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI)

www.idx.co.id dan website saham Ok.

Variabel Operasional

Berikut ini adalah variabel

operasional yang digunakan dalam

penelitian:

1. Variabel Dependen

- Deviden Payout Ratio

Pengukuran Dividend Payout Ratio

pernah dilakukan oleh Wuisan et al.

(2018) dihitung dengan rumus, yaitu:

SharePerEarning

sharePerDividenRatioPayoutDividen

Gambar 1. Model Kerangka Penelitian

Kepemilikan Manajerial (X1)

Kepemilikan Institusional (X2)

Kepemilikan Asing (X3) Kebijakan Dividen (Y)

Leverage (X4)

Ukuran Perusahaan (X5)

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4

Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE),

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

207

Tabel 2. Kriteria Pemilihan Sampel

Keterangan Jumlah

Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia secara

berturut-turut untuk periode 2013-2017

144

Perusahaan manufaktur yang tidak mempublikasikan laporan keuangan

secara lengkap periode 2013-2017

(19)

Perusahaan yang tidak membagikan dividen minimal 1 tahun selama periode

penelitian periode 2013-2017

(37)

Perusahaan manufaktur yang tidak menggunakan kurs mata uang rupiah

periode 2013-2017

(25)

Perusahaan yang dijadikan sampel 63

2. Variabel Independen

- Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial diberi simbol

(MO). Pengukuran MO dihitung

menurut Jayanti dan Puspitasari

(2017), yaitu:

%100BeredaryangSahamJumah

ManajerialSahamJumlahMO

- Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional diberi

simbol (IO). Kepemilikan

institusional dapat dihitung dengan

rumus berikut (Jayanti dan

Puspitasari, 2017):

%100BeredaryangSahamJumlah

nalInstitusioSahamJumlahIO

- Kepemilikan Asing

Kepemilikan asing diberi simbol

(FOR). Kepemilikan asing dapat

dihitung dengan rumus berikut

(Wuisan et al. 2018):

%100sin

BeredaryangSahamJumlah

gASahamJumlahFOR

3. Variabel Kontrol

- Leverage

Dalam penelitian ini diukur dengan

membagi jumlah hutang dengan

jumlah asset yang diberi simbol DER

diukur melalui perbandingan antara

total hutang dan ekuitas (Nuringsih,

2005):

%100tan

EkuitasTotal

gHuTotalDER

- Ukuran Perusahaan

Dalam penelitian ini ukuran

perusahaan akan diproksikan dengan

Size. Ukuran perusahaan dapat

dihitung dengan rumus berikut

(Nuringsih, 2005):

SIZE = Ln dari Total Asset

HASIL DAN PEMBAHASAN

Statistik Deskriptif

Dalam penelitian data yang digunakan

adalah data panel atau pooling data yaitu

gabungan dari data time series dan cross

section selama 5 tahun periode penelitian

tahun 2013 hingga tahun 2017 dari 63

perusahaan sampel. Jumlah sampel pada

penelitian ini terdapat 315 perusahaan-

tahun data observasi yang harus diteliti.

Pada penelitian terdapat tiga variabel

bebas dan dua variabel kontrol yang

merupakan faktor-faktor yang

mempengaruhi kebijakan dividen.

Variabel tersebut adalah kepemilikan

manajerial (KM), kepemilikan

institusional (KI), kepemilikan asing (KA),

leverage (DER), ukuran perusahaan

(SIZE). Variabel terikat pada penelitian ini

adalah kebijakan dividen yang di ukur

dengan DPR.

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4

Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE),

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

208

Tabel 3 yang menyajikan gambaran

mengenai variabel yang diteliti dengan

periode pengamatan selama lima tahun,

yaitu dari 2013-2017.

Melalui Tabel 3 dapat dilihat bahwa

perusahaan manufaktur dari tahun 2013-

2017 memiliki rata-rata DPR sebesar

0,3287 yang artinya secara rata-rata

perusahaan manufaktur dari tahun 2013-

2017 memiliki rasio pembayaran dividen

kepada pemegang saham sebesar 32,87%

dari laba bersih yang diperoleh perusahaan.

Sedangkan nilai standar deviasi

perusahaan manufaktur dalam rentang

waktu 2013-2017 sebesar 0,42312 yang

artinya ukuran perusahaan data dari nilai

rata-ratanya adalah 42,31%. Hal ini

mengindikasikan bahwa penyebaran data

kebijakan dividen perusahaan tidak baik,

karena nilai rata-rata DPR lebih kecil dari

standar deviasi. Nilai maksimum DPR

sebesar 4,13 pada perusahaan Charoen

Pokphand Indonesia Tbk. tahun 2016.

Sedangkan DPR terendah sebesar 0,00

yang artinya perusahaan mengambil

kebijakan untuk tidak membagikan dividen

pada pemegang saham dari laba bersih

yang diperoleh.

Melalui hasil pengujian statistk

deskriptif pada Tabel 3 dapat diketahui

bahwa nilai minimum kepemilikan

manajerial sebesar 0,00 pada beberapa

perusahaan di tahun yang berbeda, dan

nilai maksimum sebesar 0,89440 pada

perusahaan Betonjaya Manunggal Tbk.

tahun 2017. Hal tersebut menunjukan

bahwa ada beberapa perusahaan yang

manajernya tidak memiliki saham.

Sedangkan nilai rata-rata kepemilikan

manajerial sebesar 4,68% dengan nilai

standar deviasi pada penelitian ini dalam

rentang waktu 2013-2017 sebesar 14,02%.

Hal ini mengindikasikan bahwa

penyebaran data pertumbuhan perusahaan

tidak baik, karena nilai rata-rata

kepemilikan manajerial lebih kecil dari

standar deviasi.

Berdasarkan hasil pengujian yang

disajikan pada Tabel 3 dapat diketahui

bahwa perusahaan manufaktur selama

rentang waktu dari tahun 2013-2017

memiliki nilai minimum sebesar 0,00 ,

nilai maksimum sebesar1,0000, nilai rata-

rata sebesar 0,6779, dan standar deviasi

sebesar 0,2048. Nilai rata-rata lebih besar

dari standar deviasi yaitu 0,6779 > 0,2048,

hal ini mengindikasikan bahwa penyebaran

data kepemilikan institusional perusahaan

yang baik Dalam penelitian ini

kepemilikan asing diukur dengan membagi

saham yang dimiliki oleh pihak asing

dengan total saham yang beredar. Pada

Tabel 10 terlihat kepemilikan asing

memiliki rata-rata sebesar 0,3149 atau

31,49%. Dengan nilai terendah atau

minimum sebesar 0,00, dan nilai tertinggi

Tabel 3. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian (N=315)

Min Max Mean Std. Deviation

Dividend Payout Ratio 0,00 4,13 0,3287 0,4231

Kepemilikan Manajerial 0,00 0,89 0,0468 0,1402

Kepemilikan Institusional 0,00 1,00 0,6779 0,2048

Kepemilikan Asing 0,00 0,96 0,3149 0,3296

Leverage 0,07 7,40 1,0028 0,9874

Ukuran Perusahaan 19,00 33,00 2,8542 2,2546

Sumber: data diolah

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4

Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE),

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

209

atau maksimum adalah sebesar 0,9632 atau

96,32%. Nilai standar deviasi sebesar

0.3296 atau 32,96%. Hal ini menunjukkan

sebaran data dari kepemilikan institusional

tidak baik, karena nilai rata-rata lebih

rendah dari pada nilai standar deviasi yang

didapat.

Melalui Tabel 3 dapat dilihat bahwa

perusahaan manufaktur dari tahun 2013-

2017 memiliki nilai minimum sebesar

sebesar 7,00% yang terdapat pada

perusahaan Industri Jamu dan Farmasi

Sido Muncul Tbk. pada tahun 2014 yang

berarti perusahaan tersebut pada tahun

terkait hanya menggunakan hutang sebesar

0,07 kali dari modal untuk membiayai

kegiatan operasionalnya. Sedangkan nilai

maksimum yang diperoleh adalah sebesar

740% pada perusahaan Jembo Cable

Company Tbk. pada tahun 2013 yang

menunjukkan bahwa jumlah hutang

perusahaan tersebut 7,40 kali lebih banyak

dari modalnya.

Selain itu, nilai rata-rata DER

perusahaan manufaktur dari tahun 2013-

2017 adalah sebesar 1,00285. Hal ini

menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan

manufaktur memiliki jumlah hutang

sebesar 100,285% terhadap modal yang

digunakan untuk membiayai kegiatan

operasionalnya. Sedangkan standar deviasi

perusahaan manufaktur yang diperoleh

dari tahun 2013-2017 sebesar 0,9874. Nilai

tersebut mengartikan penyebaran data

DER atau penyimpangan titik-titik dari

nilai rata-ratanya adalah sebesar 98,74%.

Hal ini mengindikasikan bahwa

penyebaran data kebijakan hutang

perusahaan terbilang baik, karena nilai

rata-rata DER lebih besar dari standar

deviasi.

Pada Tabel 3 terlihat rata-rata Size

periode 2013-2017 sebesar 2,85428.

Sedangkan nilai maksimum dari Size

adalah 33,0000 pada perusahaan Semen

Indonesia Tbk. tahun 2017 yang berarti

perusahaan tersebut memiliki ukuran

perusahaan terbesar dengan total asset Rp

48.963.502.966. untuk nilai minimum

sebesar 19,0000 pada perusahaan Indo

Kordsa Tbk. tahun 2013 yang berarti

bahwa perusahaan memiliki ukuran

perusahaan yang paling kecil di antara

perusahaan lainnya. Sementara itu, nilai

standar deviasi Size perusahaan

manufaktur dari tahun 2013-2017 adalah

sebesar 2,25462. Penyebaran data untuk

ukuran perusahaan tergolong baik karena

nilai rata-rata Size menunjukkan angka

yang lebih besar dari nilai standar deviasi.

Pengujian Hipotesis

Analisis regresi linear berganda

dilakukan menggunakan SPSS ver.16.

Hasil olah data dapat dilihat pada Tabel 4.

Pada tabel tersebut diketahui rumusan

persamaan regresi linear berganda sebagai

berikut:

DPR= -0,439 – 0,162KM – 0,080KI–

0,052KA– 0,180DER +

0,217SIZE+ e

Hipotesis pertama dalam penelitian ini

ditolak, yaitu Kepemilikan manajerial

berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap kebijakan dividen pada

perusahaan manufaktur. Hal ini

ditunjukkan pada Tabel di atas bahwa

koefisien KM bernilai negatif sebesar

0,162 dan nilai thitung sebesar -1,100 dengan

tingkat signifikansi 0,272 > 0,05. Sehingga

kepemilikan manajerial berpengaruh

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4

Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE),

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

210

Tabel 5. Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -.439 .551 -.798 .426

KM -.162 .148 -.089 -1.100 .272

KI -.080 .170 -.037 -.473 .636

KA -.052 .052 -.057 -1.001 .318

DER -.180 .046 -.217 -3.880 .000

SIZE .217 .093 .135 2.339 .020

a. Dependent Variable: DPR

Sumber: Data diolah (2019)

negatif dan tidak signifikan terhadap

kebijakan dividen.

Berdasarkan hasil penelitian

didapatkan bahwa kepemilikan manajerial

memiliki pengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap kebijakan dividen

perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEI tahun 2013-2017. Hal ini dibuktikan

dengan hasil pengujian KM bernilai

negatif 0,162 dan nilai thitung sebesar -1,100

dengan tingkat signifikansi 0,272 > 0,05.

Nilai signifikan ini menunjukkan

kepemilikan manajerial tidak

mempengaruhi kebijakan dividen. Dengan

demikian, semakin tinggi persentase

kepemilikan saham manajerial di

perusahaan yang lebih rendah akan

menjadi rasio pembayaran dividen.

Hubungan negatif antara pembayaran

dividen dan kepemilikan saham manajerial

adalah karena peningkatan kepemilikan

saham manajerial seperti yang digunakan

sebagai mekanisme tata kelola internal di

decipling perilaku oportunistik dari

manajer perusahaan dan untuk

menyelaraskan kepentingan para

pemegang saham dari manajer.

Pada umumnya kepemilikan

manajerial didalam suatu perusahaan

mempunyai tingkat persentase

kepemilikan yang berjumlah sangat kecil.

Ketika jumlah persentase kepemilikan

yang berjumlah kecil tersebut dihubungkan

dengan kebijakan dividen yang telah

dihasilkan oleh perusahaan maka pihak

manajemen akan memiliki kecenderungan

pada akhirnya hanya memilih untuk

memperoleh rasio pembayaran dividen

yang rendah bahkan cenderung mengarah

ke capital gain. Pemikiran ini didasarkan

pada clientele effect theory yaitu pada

akhirnya ketika pihak manajemen yang

hanya mempunyai kepemilikan saham

dalam jumlah yang sangat kecil maka akan

memilih untuk memperoleh rasio

pembayaran dividen dalam jumlah yang

rendah atau bahkan lebih memilih

memperoleh capital gain. Pengaruh yang

tidak signifikan antara kepemilikan

manajerial terhadap kebijakan dividen

disebabkan oleh persentase kepemilikan

manajerial yang berjumlah kecil di dalam

suatu perusahaan sehingga sehingga dapat

mengindikasikan bahwa pihak manajerial

berperan sebagai pemegang saham yang

memiliki jumlah saham mendominasi.

Dikarenakan mempunyai jumlah saham

dalam jumlah yang relatif kecil maka pihak

manajerial hanya berfokus sebagai pihak

pengelola di dalam perusahaan, sehingga

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4

Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE),

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

211

mereka tidak terlalu memperhatikan

kebijakan dividen yang dihasilkan ole

perusahaan.

Hasil ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Ullah et al. (2012) dan

Dewi (2008) yang menyatakan

kepemilikan manajerial berpengaruh

negatif terhadap kebijakan dividen.

Penelitian lainnya oleh Permana et al.

(2018) menyatakan bahwa kepemilikan

manajerial memiliki pengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap kebijakan

dividen. Namun bertolak belakang dengan

penelitian Jayanti dan Puspitasari (2017)

yang menyatakan kepemilikan manajerial

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kebijakan dividen.

Hipotesis kedua penelitian ini adalah

kepemilikan institusional berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap kebijakan

dividen pada perusahaan manufaktur. Pada

Tabel 15 dapat diketahui bahwa koefisien

KI bernilai negatif sebesar 0,080 dan nilai

thitung sebesar -0,473 dengan signifikansi

0,636 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa

kepemilikan institusional berpengaruh

negatif dan tidak signifikan terhadap

kebijakan dividen. Sehingga dapat

disimpulkan bahwa hipotesis kedua

ditolak.

Pada dasarnya kepemilikan

institusional sangat berperan penting bagi

perusahaan untuk melakukan pengawasan

yang lebih optimal terhadap kinerja

manajemen.Pengawasan yang dilakukan

investor institusional bergantung pada

besarnya investasi yang dilakukan. Dengan

adanya kepemilikan institusional, maka

manajer akan terdorong untuk bertindak

lebih hati-hati dalam pengambilan

keputusan. Hal ini dikarenakan agar dapat

mengamankan kepentingan pemegang

saham.

Hasil penelitian menunjukkan

kepemilikan institusional berpengaruh

negatif dan tidak signifikan terhadap

kebijakan dividen perusahaan dengan hasil

pengujian KI bernilai negatif sebesar 0,080

dan nilai thitung sebesar -0,473 dengan

signifikansi 0,636 > 0,05. Hal ini

menunjukkan bahwa kepemilikan

institusional berpengaruh negatif terhadap

kebijakan dividen, Semakin tinggi

kepemilikan intitusional, maka akan

semakin kuat kontrol eksternal terhadap

perusahaan, sehingga mengurangi agency

cost dan perusahaan akan cenderung

membagikan dividen yang rendah. Tidak

signifikannya pengaruh kepemilikan

institusional terhadap kebijakan dividen

dalam penelitian ini diduga karena investor

institusional memiliki keinginan yang

berbeda dengan keinginan investor umum.

Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Lucyanda

dan Lilyana (2012), Djumahir (2009) dan

Aji dan Majidah (2018) yang menyatakan

kepemilikan institusional berpengaruh

negatif terhadap kebijakan dividen. Namun

hasil penelitian ini berbeda dengan

penelitian yang dilakukan oleh Rais dan

Santoso (2017), Pribadi dan Sampurno

(2012) yang menyatakan kepemilikan

institusional berpengaruh positif terhadap

kebijakan dividen.Tingkat kepemilikan

institusional yang tinggi berdampak pada

semakin baiknya kinerja manajemen guna

meningkatkan laba perusahaan karena

diawasi secara optimal oleh kepemilikan

institusional.

Temuan penelitian untuk hipotesis

ketiga pada penelitian dapat dilihat pada

Tabel 5 yang menunjukkan koefisien KA

bernilai negatif sebesar 0,052 dan thitung

sebesar -1,001 dengan signifikansi 0,318 >

0,05. Hasil menjelaskan bahwa

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4

Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE),

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

212

kepemilikan asing berpengaruh negatif dan

tidak signifikan terhadap kebijakan

dividen. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa hipotesis ketiga ditolak.

Nilai koefisien KA adalah sebesar

negatif 0,052, ini menunjukkan setiap

peningkatan kepemilikan asing sebesar 1

satuan, maka akan menurunkan kebijakan

dividen perusahaan manufaktur sebesar

0,052 pada periode 2013-2017 dengan

asumsi variabel lain dalam persamaan

regresi tetap.

Adanya kepemilikan saham oleh

investor asing dalam struktur kepemilikan

perusahaan-perusahaan manufaktur di

Indonesia tidak berpengaruh pada jumlah

dividen yang dibagikan. Tidak

signifikannya pengaruh kepemilikan asing

terhadap kebijakan dividen pada penelitian

ini diduga karena investor asing lebih

menyukai perusahaan menahan labanya

daripada membayarkannya sebagai

dividen sehubungan dengan adanya pajak

dividen yang tinggi, sehingga adanya

kepemilikan asing dalam struktur

kepemilikan perusahaan tidak

mempengaruhi besar kecilnya pembayaran

dividen yang dibayarkan. Hal ini konsisten

dengan tax differential theory. Hasil

pengujian menunjukkan bahwa

kepemilikan asing tidak berpengaruh

signifikan pada kebijakan dividen, baik

dalam hal mendorong manajemen untuk

melakukan pembayaran dividen yang lebih

besar maupun lebih kecil.

Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh (Lucyanda

dan Lilyana (2012) yang menyatakan

bahwa kepemilikan asing tidak

berpengaruh signifikan terhadap kebijakan

dividen. Sedangkan arah hubungan negatif

penelitian ini tidak mendukung penelitian

Chai (2010) Ullah et al. (2012) yang

menyatakan bahwa kepemilikan asing

berpengaruh positif terhadap kebijakan

dividen.

Hipotesis keempat dalam penelitian

ini adalah pertumbuhan leverage

berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap kebijakan dividen pada

perusahaan manufaktur. Pada Tabel 4

dapat diketahui bahwa koefisien DER

sebesar negatif 0,180 dan thitung sebesar -

3,880 dengan signifikansi 0,000 < 0,05.

Hal ini menunjukkan bahwa leverage

berpengaruh negatif terhadap kebijakan

dividen. Sehingga dapat disimpulkan

bahwa hipotesis keempat diterima.

Nilai koefisien DER sebesar negatif

0,180, menunjukkan setiap peningkatan

kebijakan hutang sebesar 1 satuan, maka

akan menurunkan kebijakan dividen

perusahaan manufaktur sebesar 0,180

dengan asumsi variabel lain dalam

persamaan regresi tetap.

Hasil penelitian ini menunjukkan leverage

berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap kebijakan dividen perusahaan

dengan hasil pengujian DER sebesar -

0,180 dan thitung sebesar -3,880 dengan

signifikansi 0,000 < 0,05. Hasil penelitian

ini sejalan dengan yang dilakukan oleh

Tanusdjaja (2019), Sari dan Surdjani

(2015) yang menyatakan leverage

berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap kebijakan dividen. Namun

berbeda dengan penelitian Lopolusi (2013)

bahwa kebijakan hutang berpengaruh

negatif tidak signifikan terhadap kebijakan

dividen.

Berdasarkan hasil tersebut,

menunjukkan bahwa banyaknya hutang

pada perusahaan manufaktur

menyebabkan nilai dividen menjadi

berkurang. Hal ini dikarenakan dana atau

kas yang dimiliki oleh perusahaan

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4

Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE),

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

213

manufaktur digunakan untuk membayar

hutang yang ada. Semakin besar hutang

yang dimiliki perusahaan, maka dividen

yang dibayarkan ke pemegang saham itu

rendah. Hal ini akan berdampak

perusahaan memiliki kemampuan dalam

membagikan dividen yang rendah karena

perusahaan terbebani dengan biaya bunga

hutang yang tinggi sehingga pendapatan

yang diperoleh dapat dialokasikan kepada

pemegang saham dalam bentuk hutang.

Sehingga, pada penelitian ini ditemukan

bahwa jumlah hutang yang dimiliki

termasuk dalam faktor yang

mempengaruhi perusahaan manufaktur

dalam membuat kebijakan membagikan

dividen. Sehingga hasil penelitian ini

sesuai dengan yang dijelaskan dalam

pecking order theory bahwa semakin

tinggi nilai DER maka akan semakin

rendah nilai DPR. Artinya nilai hutang

yang semakin besar akan mempengaruhi

besar kecilnya jumlah laba bersih yang ada

untuk membayar dividen, dikarenakan laba

digunakan untuk membayar hutang

daripada membayar dividen.

Hasil yang didapat pada Tabel di atas

menunjukkan bahwa nilai koefisen ukuran

perusahaan SIZE bernilai positif 0,217 dan

thitung sebesar 2,339 dengan signifikansi

0,020 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa

ukuran perusahaan berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kebijakan dividen.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa

hipotesis kelima diterima.

Nilai koefisien SIZE bernilai positif

0,217, ini menunjukkan setiap peningkatan

ukuran perusahaan sebesar 1 satuan, maka

akan meningkatkan kebijakan dividen

perusahaan manufaktur sebesar 0,217

dengan asumsi variabel lain dalam

persamaan regresi tetap.

Hal ini dikarenakan ukuran

perusahaan merupakan faktor penting bagi

suatu perusahaan atau alat ukur dalam

pengambilan keputusan pembayaran

dividen kepada pihak pemegang saham

karena besar kecilnya perusahaan dilihat

dari total asset yang dimiliki oleh suatu

perusahaan. Perusahaan yang besar

cenderung membayarkan dividen lebih

tinggi dan stabil karena perusahaan besar

dirasa mampu menghasilkan laba yang

lebih stabil pula. Sedangkan, perusahaan

kecil akan memberikan pembayaran

dividen yang lebih rendah. Hal ini

dikarenakan laba yang dihasilkan akan

dialokasikan pada laba ditahan untuk

menambah aset dari perusahaan

Hal ini mengartikan bahwa semakin besar

ukuran suatu perusahaan manufaktur maka

semakin besar pula dividen yang akan

dibagikan. Perusahaan dengan ukuran

yang lebih besar memang memiliki potensi

memberikan dividen dalam jumlah yang

besar pula. Hal ini dapat dikatakan karena,

perusahaan memiliki aset yang bisa

digunakan untuk menghasilkan

keuntungan. Banyaknya aset tersebut bisa

meningkatkan profit pada perusahaan

manufaktur, sebagian dari laba yang

dihasilkan akan dialokasikan untuk

membayar dividen. Sehingga perusahaan

dengan ukuran besar dapat memberikan

dividen kepada pemegang saham pada

perusahaan manufaktur.

Hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Menurut

Yusof dan Ismail (2016) Sudiyatno (2015)

menemukan bahwa ukuran perusahaan

berpengaruh positif signifikan terhadap

kebijakan dividen. Namun bertolak

belakang dengan penelitian Idawati dan

Gede (2014) menyatakan bahwa ukuran

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4

Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE),

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

214

perusahaan tidak berpengaruh terhadap

kebijakan dividen.

Uji F statistik pada dasarnya

menunjukkan apakah semua variabel bebas

yang dimasukkan dalam model regresi

mempunyai pengaruh secara bersama-

sama terhadap variabel terikat. Hasil uji F

dapat dilihat pada tabel

berikut:Berdasarkan Tabel 5 dapat

diketahui bahwa nilai Fhitung sebesar 4,735

dengan tingkat signifikansinya 0,000 <

0,05. Hal ini berarti bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan secara bersama-

sama antara variabel bebas terhadap

variabel terikat. Selain itu, dapat

disimpulkan bahwa model layak untuk

diuji. Pada penelitian ini hasil hasil uji

koefisien dteterminasi (R2) dapat dilihat

pada tabel 6. Berdasarkan Tabel di atas

dapat diketahui bahwa nilai adjusted R2

sebesar 0,056.

Hal ini berarti bahwa DPR

perusahaan manufaktur tahun 2013-2017

dapat dijelaskan oleh variabel bebas KM,

KI, KA, DER, dan SIZE adalah sebesar

5,6%. Sedangkan 94,4% ditentukan oleh

variabel lain yang tidak dianalisis dalam

penelitian ini.

PENUTUP

Dalam penelitian ini ditemukan hasil

penelitian secara parsial sebagai berikut:

1. Kepemilikan manajerial diukur

dengan menggunakan proksi KM

memiliki pengaruh negative dan tidak

signifikan terhadap kebijakan dividen

perusahaan manufaktur yang terdaftar

di BEI tahun 2013-2017.

2. Kepemilikan institusional diukur

dengan menggunakan proksi KI

memiliki pengaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap kebijakan dividen

perusahaan manufaktur yang terdaftar

di BEI tahun 2013-2017.

3. Kepemilikan asing diukur dengan

menggunakan proksi KA memiliki

pengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap kebijakan dividen

perusahaan manufaktur yang terdaftar

di BEI tahun 2013-2017.

Tabel 4. Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.758 5 .552 4.735 .000a

Residual 35.994 309 .116

Total 38.751 314

Tabel 6. Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 .267a .071 .056 .34130

a. Predictors: (Constant), SIZE, KI, DER, KA, KM

Sumber: Data Diolah (2019

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4

Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE),

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

215

4. Leverage diukur dengan

menggunakan proksi DER memiliki

pengaruh negatif dan signifikan

terhadap kebijakan dividen

perusahaan manufaktur yang terdaftar

di BEI tahun 2013-2017.

5. Ukuran perusahaan diukur dengan

menggunakan proksi SIZE memiliki

pengaruh positif dan signifikan

terhadap kebijakan dividen

perusahaan manufaktur yang terdaftar

di BEI tahun 2013-2017.

Berdasarkan hasil penelitian yang

ditelah dipaparkan di atas, maka dapat

disampaikan beberapa saran sebagai

berikut:

1. Penelitian selanjutnya diharapkan

menambah variabel baru dan tidak

mengacu pada penelitian sebelumnya

sehingga pengaruh variabel lain diluar

model dapat diungkap, dan juga

diharapkan dapat memperluas sampel

perusahaan dalam penelitian dan tahun

pengamatan agar dapat memperoleh

hasil yang optimal.

2. Bagi pihak manajemen perusahaan

sangat diharapkan agar lebih

memperhatikan pembagian dividen

kepada para pemegang saham. Hal ini

bertujuan untuk bisa menarik pihak

investor berinvestasi pada perusahaan

ketika perusahaan mengalami

kesulitan dana.

REFERENSI

Afza, T., dan Hammad H. Mirza. (2010).

Ownership structure and cash

flows as determinants of corporate

dividend policy in Pakistan.

International Business Research.

3(3)

Aharony, Joseph dan Itzhak Swary.(1980).

Quertely dividend and Earning

Announcement and stock holders

return: An Emperical analyzis. The

Jaornal of Finance. 15(1)

Aji, Syahid Haryo Bhismoko dan Majidah.

(2018). Pengaruh Struktur

Kepemilikan, Kebijakan Hutang

Dan Ukuran Perusahaan Terhadap

Kebijakan Dividen. e-Proceeding

of Management, 5(3)

Al-Malkawi, H.-A. N. (2007).

Determinants of Corporate Dividend

Policy in Jordan: An Application of

the Tobit Model. Journal of Economic

& Administrative Sciences, 23(2), 44–

70.

Al-Shubiri, F. N. (2011). Capital Structure

and Market Power: Evidence from

Jordanian Banks. Journal of

Chemical Information and Modeling,

9(3), 1689–1699

Bambang Riyanto. (2012). Dasar-Dasar

Pembelanjaan Perusahaan.

BPFE.Yogyakarta

Black, F., & Scholes, M. (1974). The

Effects Of Dividend Yield And

Dividend Policy On Common Stock

Prices And Returns * Traditionally , It

Has Been Argued That A Corporation

Can Influence The Price Of Its Shares

By Changing Its Dividend Policy.

Journal of Financial Economics, 1,

1–22.

Chai, D. H. (2010). Foreign Corporate

Ownership and Dividends. CBR

Research Programme on Corporate

Governance., 401, 1–40.

Chasanah, A. N. (2008). Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Dividend

Payout Ratio ( Dpr ) Pada Perusahaan

Yang Listed Di Bursa Efek. 144.

Chen, J. . dan N. D. (2009). Determinants

of Dividend Policy: The Evidence

fromNew Zealand. International

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4

Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE),

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

216

Research Journal of Finance and

Economics, 34, 18–28.

Christiawan, Yulius Jogi dan Josua

Tarigan. (2007). Kepemilikan

Manajerial : Kebijakan Hutang,

Kinerja dan Nilai Perusahaan.

Jurnal Akuntansi dan Keuangan,

9(1).

Damayanti, S., & Achyani, F. (2017).

Analisis Pengaruh Investasi,

Likuiditas, Profitabilitas,

Pertumbuhan Perusahaan Dan

Ukuran Perusahaan Terhadap

Kebijakan Deviden Payout Ratio

(Studi Empiris Pada Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar Di BEJ).

In Riset Akuntansi dan Keuangan

Indonesia, 5(1), 51–62

Dewi, S. C. (2008). Pengaruh Kepemilikan

Managerial, Kepemilikan

Institusional, Kebijakan Hutang,

Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan

Terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal

Bisnis Dan Akuntansi, 10(1), 47–58.

Djumahir. (2009). Pengaruh Biaya Agensi,

Tahap Daur Hidup Perusahaan, dan

Regulasi terhadap Kebijakan Dividen

pada Perusahaan Manufaktur di Bursa

Efek Indonesia. Jurnal Manajemen

Dan Wirausaha, 11(2), 144–153

Embara, C. T., Wiagustini, N. L., &Badjra,

I. B. (2012). Variabel-Variabel Yang

Berpengaruh Terhadap Kebijakan

Dividen Seta Harga Saham Pada

Perusahaan Manufaktur Di Bursa

Efek Indonesia. Jurnal Manajemen,

Strategi Bisnis, Dan Kewirausahaan,

6(2), 119–129.

Farooque, O. A., Zijl, T. v., & Dunstan, K.

(2007). Ownership Structure and

Corporate Performance: Evidence

from Bangladesh. Asia-Pacific

Journal of Accounting &

Economics , 14 (02), 127-149.

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program SPSS

(Ketujuh). Badan Penerbit

Universitas Diponegoro.

Gill, A., Biger, N., & Tibrewala, R. (2010).

Determinants of Dividend Payout

Ratios: Evidence from United States.

The Open Business Journal, 3(1), 8–

14.

Gordon. 1962. Dividends, Earnings and

Stock Prices. Review of Economics

and Statistics (The MIT Press), 41

(2), 99–105.

Idawati, I., & Sudiartha, G. (2014).

Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,

Ukuran Perusahaanterhadap

Kebijakan Deviden Perusahaan

Manufaktur di BEI. E-Jurnal

Manajemen Universitas Udayana,

3(6), 1604–1619.

Jaara, et al. (2018). The Determinant of

Dividend Policy for Non Financial

Companies in Jordan. International

Journal of Economics and

Financial Issues, 2018, 8(2), 198-

209.

Jaara, B., Alashhab, H., & Jaara, O. (2018).

The Determinants of Dividend Policy

for Non-Financial Companies in

Jordan. International Journal of

Economics and Financial Issues,

8(2), 198–209.

Jayanti, Ida Setya Dwi dan Ayu Febriyanti

Puspitasari. 2017. Struktur

Kepemilikan dan Kebijakan

Dividen Pada Perusahaan

Manufaktur Di Indonesia. The

Indonesian Journal Of Applied

Bussiness. 1(1)

Jozwiak, B. K. (2014). Determinant of

Dividend Policy: Evidence from

Polish Listed Companies. Procedia

Economics and Finance, 23, 473–

477.

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4

Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE),

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

217

Juma’h, Ahmad. 2008. The Financial

Factors Influencig Cash Dividend

Policy : A Sample of U.S

Manufacturing Companies.

Intermetro Business Journal, 4(2)

Listyani, Theresia Tyas. 2003.

Kepemilikan Manajerial,

Kebijakan Hutang, dan

Pengaruhnya Terhadap

Kepemilikan Saham Institusional

(Studi pada Perusahaan

Manufaktur di Bursa Efek Jakarta).

Jurnal Maksi, 3, 98-144.

Litzenberger, R.H. dan Ramaswamy, K.,

1982, The Effects of Dividens on

Common Stock Prices Tax Prices

or Information Effects. The Journal

Of Finance, 71(2)

Lopolusi, Ita. 2013. Analisis Faktor-faktor

yang Mempengaruhi Kebijakan

Dividen Sektor Manufaktir yang

Terdaftar di PT. Bursa Efek

Indonesia Periode 2007-2011.

Jurnal Ilmiah Mahasiswa

Universitas Surabaya, 2(1)

Lucyanda, J., Lilyana. (2012). Pengaruh

Free Cash Flow Dan Struktur

kepemilikan terhadap Dividend

Payout Ratio. Jurnal Dinamika

Akuntansi, 4(2), 129-138.

Mardayati, U., Qothrunnada, & Kurnianti,

D. (2018). Pengaruh Kepemilikan

Manajerial, Struktur Aktiva,

Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan

Penjualan dan Profitabilitas

terhadap Kebijakan Utang pada

Perusahaan Sektor Aneka Industri

yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI) Periode 2012 –

2016. Jurnal Riset Manajemen

Sains Indonesia (JRMSI), 9(1),

105–124

Maskiyah, Intan & Eko Wahjudi (2013).

IDeterminan Dividend Payout Ratio

Pada Perusahaan Pertambangan Yang

Terdaftar DI BEI Periode 2008-2012.

Jurnal Ilmu Manajemen, 1(4), 996–

1009.

Mehrani,S.; M. Moradi; dan H. Eskandar.

(2011). Ownership Structure and

Dividend Policy: Evidencefrom

Iran. African Journal of Business

Management,5(17), 7516-7525.

Michael C. Jensen, W. H. M. (1976).

Theory Of The Firm: Managerial

Behavior, Agency Costs And

Ownership Structure. Journal of

Financial Economics, 3(3), 305–360.

Miller, Merton dan Franco Modigliani.

1961. Dividend Policy, Growth,

and the Valuation of Shares. The

Journal of Business, 34(4), 411-

433.

Mirzaei, H. (2012). A survey on the

relationship between ownership

structure and dividend policy in

Tehran stock exchange. International

Conference on Management, Applied

and Social Sciences, 24(25), 327–

332.

Novianti, R. (2012). Kajian Kualitas Laba

Pada Perusahaan Manufaktur Yang

Terdaftar Di BEI. Accounting

Analysis Journal, 1(2), 1–6.

Nuhu, E., Musah, A., & Senyo, D. B.

(2014). Determinants of Dividend

Payout of Financial Firms and Non-

Financial Firms in Ghana.

International Journal of Academic

Research in Accounting, Finance and

Management Sciences, 4(3),109–118.

Nuringsih, Kartika. (2005). Analisis

Pengaruh Kepemilikan Manajerial,

Kebijakan Hutang, ROA, dan

Ukuran Perusahaan Terhadap

Kebijakan Dividen (Pada

Perusahaan Manufaktur Di Bursa

Efek Indonesia 1995-1996). Jurnal

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4

Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE),

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

218

Akuntansi dan Keuangan

Indonesia, 2(2), 103-123.

Permana, Hendika Arga. (2016). The

Effect Of Leverage, Liquidity,

Profitability, Growth Companies

And Company Size On Dividend

Policy On Manufacturing

Companies Listed In Indonesia

Stock Exchange. Universitas

Negeri Yogyakarta.

Permana, Indra Surya, et al, (2018).

Pengaruh Profitabilitas, Leverage,

dan Kepemilikan Manajerial

terhadap Nilai Perusahaan Melalui

Kebijakan Deviden. Seminar

Nasional Multidisiplin.

Pramastuti, Suluh. (2007). Analisis

Kebijakan Dividen : Pengujian

Dividend Signaling Theory dan

Rent Extraction Hypothesis. Tesis.

Universitas Gajah Mada.

Yogyakarta.

Pribadi, Anggit Satria dan R. Djoko

Sampurno. (2012). Analisis

Pengaruh Cash Position, Firmsize,

Growth Opportunity, Ownership,

dan Return on Assets Terhadap

Dividend Payout Ratio.

Diponegoro Journal Management,

1(1)

Prihantoro. 2003. Estimasi Pengaruh

Dividen Payout Ratio Pada

Perusahaan Publik Indonesia.

Jurnal Ekonomi & Bisnis, 1(8)

Rais, Bella Novianti dan H. F. S. (2017).

Pengaruh Kepemilikan Manajerial,

Kepemilikan Institusional,

Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan

Terhadap Kebijakan Deviden. Jurnal

Ilmiah Manajemen Bisnis, 17(2),

111–124.

Republik Indonesia. (2010). Peraturan

Menteri Keuangan Nomor

153/PMK.010/2010 tentang

Kepemilikan Saham dan

Permodalan Perusahaan Efek.

Berita Negara Republik Indonesia

Tahun 2010, No.425. Menteri

Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Jakarta.

Sari, Komang Ayu Novita dan Luh

Komang Surdjani (2015). Pengaruh

Likuiditas, Leverage, Pertumbuhan

Perusahaan, Dan Profitabilitas

Terhadap Kebijakan Dividen Pada

Perusahaan Manufaktur Di BEI.

ISSN : 2302-8912

Sartono, Agus. 2001. Manajemen

Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi

4. Yogyakarta: BPFE.

Setiawan, M., Bernik, M., dan Sondari, M.

C. (2006). Pengaruh Struktur

Penelitian, Karakteristik

Perusahaan, dan Karakteristik Tata

Kelola Korporasi terhadap Kinerja

Perusahaan Studi Kasus pada

Perusahaan yang Terdaftar di Bursa

Efek Jakarta [laporan penelitian].

Bandung: Universitas

Padjadjaran.

Shleifer,A.;dan R. Vishny. (1986). Large

Shareholders and Corporate

Control. Journal of Political

Economy; 94, 461-488.

Steven, & Lina. (2011). Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi Kebijakan

Hutang Perusahaan Manufaktur.

Jurnal Bisnis Dan Akuntansi,

13(3), 163–181.

Sudiyatno, S. W. B. (2015). Determinan

Kebijakan Dividend Perusahaan Non

Keuangan (Studi Bursa Efek

Indonesia Tahun 2009-2013). Jurnal

Bisnis Dan Ekonomi (JBE), 22(2),

171–187.

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Manajemen Accredited SINTA 4

Vol. 5, No. 1, 2020 Februari: 201-219 by Directorate General of Higher Education (DGHE),

E-ISSN: 2598-635X, P-ISSN: 2614-7696 Republic of Indonesia No 30/E/KPT/2019

http: jim.unsyiah.ac.id/ekm

219

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian

Bisnis. Bandung: Alfabeta.

Suharli, Michell. 2006. Studi Empiris

Mengenai Pengaruh Profitabilitas

Leverage, dan Harga Saham

Terhadap Jumlah Dividen Tunai.

Jurnal Maksi.

Sujoko dan Ugy Soebiantoro. 2007.

Pengaruh Struktur Kepemilikan

Saham, Leverage, Faktor Interen

dan Faktor Eksteren terhadap Nilai

Perusahan. Jurnal Manajemen dan

Kewirausahaan. 9(1)

Sutrisno, 2003, Manajemen Keuangan

(Teori, Konsep, dan Aplikasi).

Edisi Pertama, Cetakan Kedua,

EKONISIA, Yogtakarta.

Sutrisno. (2001). Analisis faktor-faktor

yang mempengaruhi deviden

payment ratio. TEMA, 2(1)

Taman, Abdullah dan Bily A. Nugroho.

(2011). Determinan Kualitas

Implementasi Corporate

Governance pada Perusahaan yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) Periode 2004–2008. Jurnal

Pendidikan Akuntansi Indonesia.

11, 1-23.

Tarjo dan Jogiyanto Hartono. (2003).

Analisa Free Cash Flow dan

Kepemilikan Manajerial terhadap

Kebijakan Utang pada Perusahaan

Publik di Indonesia. Prosiding

Simposium Nasional Akuntansi VI,

Surabaya, 16–17 Oktober, 278–

295.

Tarjo. (2008). Pengaruh Konsentrasi

Kepemilikan Institusional dan

Leverage Terhadap Manajemen

Laba, Nilai Pemegang saham serta

Cost of Equity Capital. Simposium

Nasional Akuntansi XI. Pontianak

Ullah, H.; A. Fida; dan S. Khan. (2012).

The Impact of Ownership Structure

on Dividend Policy Evidence from

Emerging Markets KSE-100 Index

Pakistan. International Journal of

Business and Social Science. 3(9),

298–307.

Wahidahwati. (2002). Pengaruh

Kepemilikan Manajerial Dan

Kepemilikan Institusional Pada

Kebijakan Hutang Perusahaan:

Sebuah Perspektif Theory Agency.

Jurnal Riset Akuntansi Indonesia,

5(1), 1-16.

Warsono. 2003. Manajemen Keuangan

Perusahaan. Jilid 1. Bayu Media

Publishing. Malang.

Winna, Hendang Tanusdjaja. (2019).

Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas

Dan Kebijakan Utang Terhadap

Kebijakan Dividen Pada

Perusahaan Manufaktur. Jurnal

Multiparadigma Akuntansi, 1(2),

523-532.

Wuisan, Felicia, Lukman, F. R. (2018).

Pengaruh Struktur Kepemilikan

Terhadap Kebijakan Dividen Pada

Perusahaan Manufaktur. Jurnal

Economia, 16(2), 119–141.

Yusof, Y., & Ismail, S. (2016).

Determinants of dividend policy of

public listed companies in

Malaysia. Review of International

Business, 4(10), 3346–3374.