Visum Et Repertum

4
Visum et Repertum Visum et repertum adalah laporan tertulis untuk peradilan yang dibuat dokter berdasarkan sumpah atau janji yang diucapkan pada waktu menerima jabatan dokter, memuat berita tentang segala hal yang dilihat dan ditemukan pada barang bukti berupa tubuh manusia atau benda yang berasal dari tubuh manusia yang diperiksa sesuai pengetahuan dengan sebaik-baiknya atas permintaan penyidik untuk kepentingan peradilan. Dalam proses peradilan, dibutuhkan suatu analisis ilmiah untuk menjadikan barang bukti menjadi alat bukti yang sah sesuai pasal 184 (ayat 1) KUHAP yaitu Visum et Repertum, tergolong sebagai alat bukti berupa surat. Di Dunia Internasional laporan tertulis hasil pemeriksaan medis yang dibuat dokter dikenal sebagai “The Medical Report”, yang berfungsi sebagai alat bukti pada suatu proses peradilan baik atas permintaan penyidik maupun pasien (pihak pasien). Yang berhak meminta Visum et Repertum (VeR) adalah penyidik, jaksa, dan hakim. Selain mereka tidak memiliki hak untuk meminta VeR kepada dokter, melainkan hanya sebatas mengusulkan. Di Indonesia, system investigasi medikolegal yang berlaku adalah kontinental, dimana dokter hanya melakukan pemeriksaan untuk pembuatan VeR jika ada surat permintaan dari pihak yang berwenang. Tata cara permintaan visum et repertum sesuai peraturan perundang undang adalah diminta oleh penyidik, permintaan tertulis, dijelaskan pemeriksaan untuk apa, diantar langsung oleh penyidik,

description

forensik

Transcript of Visum Et Repertum

Page 1: Visum Et Repertum

Visum et Repertum

Visum et repertum adalah laporan tertulis untuk peradilan yang dibuat dokter berdasarkan

sumpah atau janji yang diucapkan pada waktu menerima jabatan dokter, memuat berita tentang

segala hal yang dilihat dan ditemukan pada barang bukti berupa tubuh manusia atau benda yang

berasal dari tubuh manusia yang diperiksa sesuai pengetahuan dengan sebaik-baiknya atas

permintaan penyidik untuk kepentingan peradilan. Dalam proses peradilan, dibutuhkan suatu

analisis ilmiah untuk menjadikan barang bukti menjadi alat bukti yang sah sesuai pasal 184 (ayat

1) KUHAP yaitu Visum et Repertum, tergolong sebagai alat bukti berupa surat.

Di Dunia Internasional laporan tertulis hasil pemeriksaan medis yang dibuat dokter dikenal

sebagai “The Medical Report”, yang berfungsi sebagai alat bukti pada suatu proses peradilan

baik atas permintaan penyidik maupun pasien (pihak pasien). Yang berhak meminta Visum et

Repertum (VeR) adalah penyidik, jaksa, dan hakim. Selain mereka tidak memiliki hak untuk

meminta VeR kepada dokter, melainkan hanya sebatas mengusulkan. Di Indonesia, system

investigasi medikolegal yang berlaku adalah kontinental, dimana dokter hanya melakukan

pemeriksaan untuk pembuatan VeR jika ada surat permintaan dari pihak yang berwenang.

Tata cara permintaan visum et repertum sesuai peraturan perundang undang adalah diminta oleh

penyidik, permintaan tertulis, dijelaskan pemeriksaan untuk apa, diantar langsung oleh penyidik,

mayat dibuat label, tidak dibenarkan visum et repertum diminta tanggal yang lalu.

Seperti yang telah di cantumkan dalam pasal 133 KUHP ayat 1 Dalam hal penyidik untuk

kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang

diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan

keterangan ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya. Ayat 2 Permintaan

keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam

surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau

pemeriksaan bedah mayat. Ayat 3 Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau

dokter pada rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap

mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilakukan dengan diberi cap

jabatan yang diletakkan pada ibu jari atau bagian lain badan mayat.

Bentuk dan isi visum et repertum, yaitu:

Page 2: Visum Et Repertum

1. Pro justisia, pada bagian atas, untuk memenuhi persyaratan yuridis, pengganti materai.

2. Visum et repertum, menyatakan jenis dari barang bukti atau pengganti barang bukti

3. Pendahuluan, memuat identitas dokter pemeriksa pembuat visum et repertum, identitas

peminta visum et repertum, saat dan tempat dilakukannya pemeriksaan dan identitas

barang bukti (manusia), sesuai dengan identitas yang tertera di dalam surat permintaan

visum et repertum dari pihak penyidik dan lebel atau segel

4. Pemberitaan atau hasil pemeriksaan, memuat segala sesuatu yang di lihat dan ditemukan

pada barang bukti yang di periksa oleh dokter, dengan atau tanpa pemeriksaan lanjutan

(pemeriksaan laboratorium), yakni bila dianggap perlu, sesuai dengan kasus dan ada

tidaknya indikasi untuk itu

5. Kesimpulan, memuat inti sari dari bagian pemberitaan atau hasil pemeriksaan, yang

disertai dengan pendapat dokter yang bersangkutan sesuai dengan pengetahuan dan

pengalaman yang dimilikinya

6. Penutup, yang memuat pernyataan bahwasanya visum et repertum tersebut dibuat atas

sumpah dokter dan menurut pengetahuan yang sebaik-baiknya dan sebenar-benarnya.

Terdapat beberapa jenis Visum et Repertum yaitu, Visum et Repertum perlukaan, kejahatan

susila, jenasah, dan psikiatrik. Meskipun jenisnya bermacam-macam, namun nama resminya

tetap sama yaitu “Visum et Repertum”, tanpa embel-embel lain. Visum et Repertum dibuat

secara tertulis, sebaiknya dengan mesin ketik, di atas sebuah kertas putih dengan kepala surat

institusi kesehatan yang melakukan pemeriksaan, dalam bahasa Indonesia, tanpa memuat

singkatan, dan sedapat mungkin tanpa istilah asing, bila terpaksa digunakan agar diberi

penjelasan bahasa Indonesia.

Daftar pustaka