virus vibrio

19
BAB I PENDAHULUAN Vibrio adalah suatu jenis Bakteri Gram-Negative yang mempunyai suatu tangkai yang bentuknya bengkok dan secara khas ditemukan pada air laut, Vibrio bersifat fakultatif anaerob positif test untuk oxidase dan tidak membentuk spora. Semua anggota jenis ini adalah motil (bergerak) dan mempunyai kutub flagella dengan sarung pelindung. Sejarah evolusi suatu ras terbaru telah dibangun didasarkan pada suatu deretan gen (analisa urutan multi-locus). Semua kelompok spesies yang hidup dalam air, bakteri berbentuk koma dalam keluarga Vibrionaceae. Beberapa jenis menyebabkan penyakit serius pada manusia dan juga hewan. Bakteri ini adalah termasuk dalam bakteri gram-negative, untuk bakteri yang mampu bergerak (dengan satu sampai tiga flagella), dan tidak memerlukan oksigen. Sel bakteri dibengkokkan seperti tangkai, tunggal atau meregangkan bersama-sama dalam bentuk S atau berpilin. Dua jenis mengakibatkan penyakit pada manusia: satu penyebab kolera, diarrhea hasil bakteri akut lain. Salah satu kendala budidaya ikan laut khususnya kerapu tikus di Indonesia adalah keterbatasan penyediaan benih karena adanya infeksi patogen bakteri vibrio. Benih ikan yang bebas dari pathogen dikenal dengan istilah Spesies Pathogen Free (SPF). Bakteri vibrio penyebab vibriosis masih merupakan masalah utama bagi industri budidaya ikan kerapu yang menyebabkan kematian sehingga mencapai 100 persen. Bakteri Vibrio Alginolyticus 1

Transcript of virus vibrio

Page 1: virus vibrio

BAB I

PENDAHULUAN

Vibrio adalah suatu jenis Bakteri Gram-Negative yang mempunyai suatu tangkai yang

bentuknya bengkok dan secara khas ditemukan pada air laut, Vibrio bersifat fakultatif

anaerob positif test untuk oxidase dan tidak membentuk spora. Semua anggota jenis ini

adalah motil (bergerak) dan mempunyai kutub flagella dengan sarung pelindung. Sejarah

evolusi suatu ras terbaru telah dibangun didasarkan pada suatu deretan gen (analisa urutan

multi-locus).

Semua kelompok spesies yang hidup dalam air, bakteri berbentuk koma dalam

keluarga Vibrionaceae. Beberapa jenis menyebabkan penyakit serius pada manusia dan juga

hewan. Bakteri ini adalah termasuk dalam bakteri gram-negative, untuk bakteri yang mampu

bergerak (dengan satu sampai tiga flagella), dan tidak memerlukan oksigen. Sel bakteri

dibengkokkan seperti tangkai, tunggal atau meregangkan bersama-sama dalam bentuk S atau

berpilin. Dua jenis mengakibatkan penyakit pada manusia: satu penyebab kolera, diarrhea

hasil bakteri akut lain.

Salah satu kendala budidaya ikan laut khususnya kerapu tikus di Indonesia adalah

keterbatasan penyediaan benih karena adanya infeksi patogen bakteri vibrio. Benih ikan yang

bebas dari pathogen dikenal dengan istilah Spesies Pathogen Free (SPF). Bakteri vibrio

penyebab vibriosis masih merupakan masalah utama bagi industri budidaya ikan kerapu yang

menyebabkan kematian sehingga mencapai 100 persen. Bakteri patogen yang utama adalah

Vibrio alginolyticus. Kondisi ini menyebabkan penanggulangan penyakit tersebut perlu

mendapat perhatian dan penanganan secara khusus. 

Komoditas udang menempati urutan kelima terbesar dalam deretan ekspor non-

migas, dan merupakan komoditas perikanan yang sangat penting bagi perekonomian

Indonesia, karena 50% dari total nilai ekspor perikanan Indonesia (sekitar 2,3 milyar US$

pada Tahun 2007). Jenis penyakit yang sering menyerang udang dan menimbulkan banyak

kerugian adalah penyakit vibriosis. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri dari jenis Vibrio sp.

yang dapat menyebabkan kematian massal yang cepat dalam waktu yang kurang dari satu

minggu. (Feliatra et. all, 2008).

Dalam usaha budidaya ikan secara umum, ada beberapa faktor yang menyebabkan

ikan / udang terserang penyakit meliputi, yaitu :

Vibrio Alginolyticus 1

Page 2: virus vibrio

a) Faktor-faktor kimia dan fisika, antara lain: Perubahan salinitas air secara

mendadak, pH yang terlalu rendah (air asam), dan pH yang terlalu tinggi (air

basa/alkalis), Kekurangan oksigen dalam air, Zat beracun, pestisida

(insektisida, herbisida dan sebagainya), Perubahan suhu air yang mendadak,

Kerusakan mekanis (luka-luka), Perairan terkena polusi.

b) Makanan yang tidak baik : Kekurangan vitamin dan komposisi gizi yang

buruk, Bahan makanan yang busuk dan mengandung kuman-kuman.

c) Bentuk fisik dan kelainan-kelainan tubuh yang disebabkan oleh keturunan.

d) Stres, Stres yang terjadi pada ikan berkaitan dengan timbulnya penyakit pada

ikan tersebut. Stres merupakan suatu rangsangan yang menaikkan batas

keseimbangan psikologis dalam diri ikan terhadap lingkungannya. Biasanya

stres pada ikan diakibatkan perubahan lingkungan akibat beberapa hal atau

perlakuan misalnya akibat pengangkutan/transportasi ikan-ikan yang

dimasukkan ke dalam jaring apung di laut dari tempat pengangkutan biasanya

akan mengalami shock, berhenti makan dan mengalami pelemahan daya tahan

terhadap penyakit.

e) Kepadatan Ikan, Kepadatan ikan yang melebihi daya dukung perairan

(carrying capacity) akan menimbulkan persaingan antar ikan tinggi, oksigen

terlarut menjadi rendah dan sisa metabolisme seperti ammonia akan

meningkat sehingga dapat menimbulkan stres dan merupakan penyebab

timbulnya serangan penyakit. (Anonim, 2005).

Penyebab penyakit di atas tergolongkan kedalam faktor intern (dari dalam),

maksudnya penyebab penyakit itu masih di sebabkan oleh spesies itu sendiri. Sedangkan

faktor eksternal di sebabkan oleh lingkungan di sekitar tempat spesies di budi dayakan.

Timbulnya penyakit pada budidaya tambak salah satunya disebabkan karena menumpuknya

limbah disekitar lingkungan tambak (faktor ekstern) sehingga menyebabkan tumbuhnya

mikroorganisme. Jika pertumbuhan mikroorganisme ini melimpah terutama pada golongan

pengurai akan diikuti dengan turunnya kualitas air di sekeliling unit hatchery (Anonim,

2004).

Kematian ikan akibat dari serangan penyakit menjadi hal yang tidak diinginkan oleh

para pembudidaya ikan, karena serangan penyakit baik bakteri maupun viral sangat

mematikan organisme yang dibudidayakan dalam tempo waktu yang relatif sangat singkat

dan ganas. Oleh karena itu, pengetahuan dan pemahaman yang mendalam tentang berbagai

Vibrio Alginolyticus 2

Page 3: virus vibrio

aspek organisme penyakit ini sangat membantu dalam upaya untuk mencegah dan

menanggulangi tingkat pathogenitas penyakit yang ditimbulkannya.

Vibrio Alginolyticus 3

Page 4: virus vibrio

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Beberapa Vibrio sp. penyebab penyakit pada populasi ikan laut, baik yang dibudidaya

maupun ikan liar. Sindrom penyakit vibriosis adalah salah satu dari penyakit ikan laut yang

utama (Sindermann, 1970; House, 1982). Biasa disebut dengan " sakit merah", " hama

merah", " noda merah" dan " penyakit merah" oleh karena karakteristik luka kulit

hemorrhagic, penyakit ini telah dikenali dan diuraikan sejak 1718 di Italia, dengan banyak

epizootics didokumentasikan sepanjang abad ke-19 (Crosa et al., 1977; Sindermann, 1970).

Sekarang, telah dipahami untuk penyakit bakterial ikan laut, telah ditambahkan dalam

daftar penyakit baru yang disebabkan oleh Vibrio spp. Jenis penyakit bakterial yang

ditemukan pada ikan kerapu, diantaranya adalah penyakit borok pangkal strip ekor dan

penyakit mulut merah. Hasil isolasi dan identifikasi bakteri ditemukan beberapa jenis bakteri

yang diduga berkaitan erat dengan kasus penyakit bakterial, yaitu Vibrio alginolyticus, V.

algosus, V. anguillarum dan V. fuscus. Diantara jenis bakteri tersebut bakteri V. alginolyticus

dan V. fuscus merupakan jenis yang sangat patogen pada ikan kerapu tikus.

Hasil penelitian secara morfologi dan uji biokimia ditemukan 12 strain bakteri vibrio yang

berbeda. Sedangkan hasil uji molekuler yang berbasis DNA 16s baru selesai ditemukan 2

strain dan yaitu Vibrio alginolyticus A3G-2 dengan tingkat homolog sebesar 98% dan lainnya

Uncultured bacterium clone BB3S16S-17 dengan tingkat homolog sebesar 99% dan ini

diperkirakan jenis bakteri Vibrio sp. yang merupakan bakteri asli di Indonesia, karena

memiliki molekuler yang berbeda dengan bakteri Vibrio sp. yang ada di data Bank

Mikrobiologi dunia. (Feliatra et. all, 2008).

Vibrio alginolyticus

Klasifikasi :

Kerajaan : Bakteri

Filum : Proteobacteria

Kelas : Gamma Proteobacteria

Order : Vibrionales

Keluarga : Vibrionaceae

Genus : Vibrio

Vibrio Alginolyticus 4

Page 5: virus vibrio

Vibrio alginolyticus.

Mempunyai ciri-ciri berwarna kuning, diameter 3-5 mm. Karakteristik fisika-biokimia

adalah pewarnaan gram negatif, dan mempunyai sifat fermentatif, katalase, oksidase, methyl

red dan H2S glukosa, laktosa, dan manitol positif. Sedangkan sellobiosa, fruktosa, galaktosa

negatif. alginolyticus Vibrio adalah Gram-negatif laut bakteri . Ini secara medis penting

karena menyebabkan infeksi otitis dan luka. Hal ini juga hadir dalam tubuh binatang seperti

ikan Puffer , di mana ia bertanggung jawab atas produksi neurotoxin kuat, tetrodotoxin .

Vibrio alginolyticus dicirikan dengan pertumbuhannya yang bersifat swarm pada

media padat non selektif. Ciri lain adalah gram negatif, motil, bentuk batang, fermentasi

glukosa, laktosa, sukrosa dan maltosa, membentuk kolom berukuran 0.8 - 1.2 cm yang

berwarna kuning pada media TCBS. Bakteri ini merupakan jenis bakteri yang paling patogen

pada ikan kerapu tikus dibandingkan jenis bakteri lainnya. Nilai konsentrasi letal median

(LC50) adalah sebesar 106.6 pada ikan dengan berat antara 5-10 gram. Kematian massal pada

benih diduga disebabkan oleh infeksi bakteri V. alginolyticus. Pengendalian penyakit dapat

dilakukan dengan penggunaan berbagai jenis antibiotika seperti Chloramfenikol, eritromisina

dan oksitetrasiklin. Sifat lain yang tidak kalah penting adalah sifat proteolitik yang berkaitan

dengan mekanisme infeksi bakteri. Pada kelompok Vibrio alginolitycus, bakteri ini adalah

lysine positif, pengurangan nitrat, lipase, gelatinase, oxidase-fermentation test tetapi negatif

arginine, urease dan luminesensi. Sebanyak 10 jenis yang diisolasi berkembang dalam 1%

peptone medium yang berisi 3, 6, 8, 10% klorid sodium tetapi tidak mengakar 0% Nacl. Jenis

ini memproduksi asam dari glukosa, glycerol, mannitol, sucrose tetapi bukan dari lactose,

salicin. Semua dari jenis ini tidak memproduksi gas dari glukosa. Didalam kasus dari tajin

pangkat dengan diturunkan, ada hanya 10% reaksi positif dan VP reaksi mempunyai 20%

reaksi positif (Larsen Dan Pedersen, 1999). 

JENIS BAKTERI VIBRIO PATHOGENIK

Menurut Austin dan Austin (1987) (dikutip oleh Hanna, 1991) menggolongkan tujuh

Vibrio Pathogen utama pada ikan yaitu, V. alginolitycus, Vibrio Anguillarum, V. carchariae,

V. cholerae, V. damsela, V. ordalii dan V. vulnificus.

Beberapa jenis Vibrio secara klinis menjadi pathogens penting pada manusia.

Kebanyakan penyakit yang disebabkan jenis ini dihubungkan dengan gastroenteritis tetapi

dapat juga terinfeksi luka terbuka dan penyebab keracunan darah. Penyakit ini dapat dibawa

oleh banyak hewan laut yang hidup, seperti ketam atau udang-udangan, dan telah diketahui

menyebabkan infeksi yang fatal pada manusia selama perkembangan. Vibrio Pathogenic

Vibrio Alginolyticus 5

Page 6: virus vibrio

meliputi V. cholerae (agen penyebab kolera), V. parahaemolyticus, dan V. vulnificus. Vibrio

cholerae biasanya tersebar melalui pencemaran air. Vibrio Pathogenic dapat menyebabkan

keracunan makanan, pada umumnya dihubungkan dengan makan makanan hasil laut yang

belum dimasak.

Vibrio spp mempunyai keanekaragaman phenotypic yang besar, oleh karena itu

sangat kompleks untuk mengidentifikasinya. Jenis Vibrio adalah bakteri gram negatif,

oxidase reaksi positif, mengakar TCBS agar, oxidative-fementative menguji hal positif. Di

samping karakteristik ini, bakteri ini juga bereaksi dengan arginine, lysine, orthinine,

amylase, indole, sitrat, Voges-Proskauer, urease, gelatin, pertumbuhan pada 0,6 dan 8% Nacl,

pertumbuhan pada temperatur 4,35 dan 40OC, pembalasan dengan O/129 10 µg, hasil asam

dari sebagian dari gula, dan lainnya (Larsen dan Pedersen, 1999).

Semua anggota jenis Vibrio adalah bakteri Gram-Negative yang ukuran dan bentuk

dari coccobacilli ke rod-shape sel, yaitu vibrioid. Di bawah kondisi kekurangan nutrirsi atau

pada lingkungan alami, mencakup muara dan samudra, di mana kondisi-kondisi oligotrophic

terjadi, vibrios akan terjadi seperti bentuk coccoid kecil, sebagai strategi agar dapat bertahan

hidup (Singleton et al., 1982; Xu et al., 1982; Novitsky& Morita, 1976). Vibrio Spp bergerak

(motil) atas bantuan sebuah kutub flagellum yang terbungkus, satu atau lebih kutub sel.

Beberapa jenis juga membentuk flagella cabang samping tidak terbungkus, ketika media

mengakar padat. Flagella cabang samping berperan dalam pemasangan pada permukaan

(Belas and Colwell, 1982A; 1982B).

Serangan Vibrio vulnificus biasanya terjadi pada iklim hangat dan kecil, biasanya

mematikan, serangan terjadi secara teratur. Suatu serangan terjadi yang terbaru di New

Orleans setelah Angin topan Katrina dan beberapa kasus mematikan terjadi sepanjang tahun

di Florida. V. parahaemolyticus juga dihubungkan dengan Peristiwa Kanagawa, di mana jenis

yang diisolasi dari manusia (isolasi klinis) adalah terjadi hemolytic pada darah agar yang

disepuh, sedang bakteri yang diisolasi bersumber dari bukan manusia adalah non-hemolytic.

Banyak Vibrio juga zoonotic. Menyebabkan penyakit pada ikan dan shellfish, dan penyebab

umum kematian antar kehidupan laut domestik. Vibrio fischeri, Photobacterium

phosphoreum, dan Vibrio harveyi adalah jenis yang umum dimana tingkat keganasan yang

sering dibahas. Keduanya, V. fischeri dan Photobacterium phosphoreum bersimbiosa dengan

organisma laut yang lain seperti ubur-ubur, ikan, atau squid, dan menghasilkan cahaya

dengan biopendar melalui mekanisme kuorum yang dimilikinya. Vibrio harveyi adalah suatu

pathogen beberapa hewan air dan umumnya sebagai penyebab penyakit dengan gejala kulit

“berkilauan/bercahaya” (vibriosis) pada udang.

Vibrio Alginolyticus 6

Page 7: virus vibrio

Pada budidaya ikan kerapu masalah penyakit merupakan hal yang tidak bisa dihindari,

pemeliharaan larva secara intensif sangat berpeluang untuk terserang penyakit. Salah satu

jenis bakteri yang biasa menyerang baik pada pembenihan maupun pada budidaya ikan

kerapu adalah bakteri V. alginolyticus. Bakteri ini diketahui dapat mennyebabkan kematian

sehingga perlu dilakukan pencegahan, salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan tubuh

adalah dengan penggunaan imunostimulan yang dapat meningkatkan respon imun non

spesifik. 

Vibriosis adalah penyakit oppurtunistik dari tahap larva dari banyak moluska bivalve.

Itu juga dikenal menyerang pada tahap juvenil dari abalone, Holiostis rufescens. Bakteri

penyebab penyakit ini, anggota dari kelompok Vibrio, ada diseluruh perairan laut dimana

pembenihan dan budidaya dari moluska bivalve dilakukan. Penyakit ini disebabkan lebih

banyak oleh manajemen penyakit dimana penyakit dapat dikontrol dengan prosedur

hygienitas yang cocok dalam hatchery. Dalam kenyataannya, kehadiran penyakit

diindikasikan oleh tidak diikutinya prosedur yang telah ditetapkan tersebut. Penyakit ini

dilaporkan sejak permulaan dari perkembangan teknologi pembenihan. Banyak anggota dari

kelompok bakteri Vibrio tidak mempunyai indetifikasi yang spesifik. Satu atau lebih anggota

spesifik yang penting adalah sebagai organisme pathogen dari larva moluska bivalve.

Flagella.

Keunikan dari vibrio yang ditemukan pada awal, seperti V. cholerae mempunyai

kutub flagellum tunggal (monotrichous) dengan sarung pelindung. Beberapa jenis seperti V.

parahaemolyticus dan V. alginolyticus mempunyai kedua-duanya kutub flagellum tunggal

dengan sarung pelindung dan flagella tipis yang diproyeksikan di segala jurusan

(peritrichous), dan jenis lain seperti V. fischeri mempunyai berkas dari kutub flagella dengan

sarung pelindung (lophotrichous).

Tujuh jenis Vibrio yang berhubungan dengan penyakit pada ikan (Reed P. A and

Floyd R.F., 1994), yaitu :

V. anguillarum (terisolasi paling umum dari ikan laut dan air payau)

V. ordalli (suatu jenis yang tidak umum )

V. anguillarum, (kadang-kadang dikenal sebagai Biotype 2)

V. damsela (terisolasi dari ikan gadis)

V. carchariae (terisolasi dari ikan hiu)

V. vulnificus (dilaporkan pada ikan belut Jepang)

V. alginolyticus (dilaporkan dari budidaya seabream di Israel). 

Vibrio Alginolyticus 7

Page 8: virus vibrio

CARA MENGIDENTIFIKASI INFEKSI VIBRIO

Diagnosa Penyakit Vibrio

Infeksi Vibrio dicurigai merupakan riwayat penyakit ikan tertentu yang diberi tanda

klinis, sesuai dengan hasil diagnosa tetapi tetap diperlukan isoalasi bakteri dan

identifikasinya. Jika tidak, ikan sakit harus dikirimkan ke laboratorium diagnostik penyakit

ikan untuk mengkonfirmasikan infeksi tersebut, mengidentifikasi jenis Vibrio, dan

melaksanakan perlakuan sensifitas zat antibiotik.

Untuk mengindentifikasi jenis vibrio yang menyerang maka bakteri yang diisolasi

tersebut dilakukan kultur, Vibrio spp menyukai darah yang dilengkapi dengan 3% garam,

media diperkaya dengan agar trypticase kedelai dengan 5% ovine darah cukup untuk awal

isolasi. Vibrio spp. dapat dibedakan dari bakteri berhubungan erat oleh kepekaan spesifiknya

terhadap Novobiocin 0/129 dan, dua agen vibriostatic tersedia. Di samping itu, yang unik

adalah "comma-shape" (bentuk koma) dari bakteri Vibrio, pengujian mikroskopik dari

jaringan yang terinfeksi tidak bisa menggunakan tempat kultur dan teknik isolasi. (Reed P. A

and Floyd R.F., 1994).

Vibriosis, seperti pathogen yang lain, masuk dalam unit pembenihan atau

pemeliharaan dengan 3 jalur utama : sumber air laut, calon induk dan stok pakan alami (alga).

Karena vibrios ada dimana-mana, pembasmian vibriosis tidak mungkin dan penyakit bukan

pertimbangan penting pada perpindahan geografis dari larva. Praktek budidaya yang baik jika

hewan sakit dari penyebab apapun larva tidak perlu dikirim, dijual, atau digunakan untuk stok

benih. 

Pada unit pembenihan dimana vibriosis dicurigai perlu dilakukan sampling bakteri

dan dikultur untuk mengetahui jenis bakteri vibrio yang menyerang organisme yang

dibudidayakan. Sehingga dapat dilakukan upaya penanggulangan secara lebih baik.

Vibrio alginoliticus menyerang ikan dan organisme lainnya dimulai dari bagian lendir

(mucus) yang diproduksi oleh tubuh, sebab lendir dapat menjadi media yang baik untuk

perkembangan koloni bakteri sebab terdapat nutrisi yang dibutuhkan oleh vibrio ini.

CARA PENULARAN VIBRIO

Jalur penyebaran infeksi vibrio yang tepat belum jelas, tetapi transmisi dicurigai lewat

mulut. Untuk mengisolasikan Vibrio spp. dari bagian tubuh yang berhubungan dengan usus

secara klinis dari ikan normal. Di bawah kondisi-kondisi tertentu, bakteri mungkin mampu

untuk memotong dinding usus, menghasilkan penyakit systemic. Pada saat serangan terjadi,

banyaknya partikel yang cepat menyebar didalam lingkungan meningkat secara dramatis,

Vibrio Alginolyticus 8

Page 9: virus vibrio

sehingga meningkatkan kesempatan vibrio yang menyebabkan ikan akan terinfeksi. (Reed P.

A and Floyd R.F., 1994)

Tanda Infeksi

Tanda vibriosis adalah serupa pada banyak penyakit bakterial ikan lainnya. Gejala

umumnya dimulai dengan kelesuan dan hilangnya selera makan. Penyakit vibriosis juga

ditandai dengan kulit menjadi buram (discolored), merah dan necrotic (mati), sakit seperti

melepuh dapat terlihat pada permukaan tubuh, adakalanya pecah pada permukaan kulit

menghasilkan luka terbuka. Bintik-bintik darah (Erythema) umum terjadi di sekitar sirip dan

mulut. Ketika penyakit menjadi systemic, dapat menyebabkan exopthalmia ("pop-eye"), dan

saluran usus dan dubur menjadi berdarah dan terisi dengan cairan. semua gejala ini dapat

disebabkan oleh penyakit bakterial lainnya, dan bukan hanya oleh Infeksi Vibrio. (Reed P. A

and Floyd R.F., 1994).

Gejala klinis setelah dilakukan uji tantang dengan V. alginolyticus ikan terlihat

kemerahan, terjadi peradangan, nekrosis dan ulser. Perlakuan dengan pemberian

immunostimulan proses penyembuhan ulser lebih cepat. Total Lekosit 23,1-36,3 x106;

Netrofil: 0,3-6,3%; Monosit : 25,0-27,0%; Limfosit: 58,3-67,7% dan Trombosit: 0,3-10,3%.

Fagositik indek: 5,5 – 9,3. Kelangsungan hidup tertinggi pada perlakuan Bakterin : 75,0 %. 

IKAN-IKAN YANG DISERANG

Infeksi Vibrio pada umumnya terjadi pada ikan dari lingkungan laut dan estuarine,

dan telah dilaporkan diseluruh dunia. Vibriosis juga dilaporkan pada ikan air tawar. Penyakit

ini dapat menyebabkan kematian massal (>= 50%) pada ikan dalam fasilitas budidaya ketika

suatu serangan sedang terjadi. Nama umum untuk infeksi Vibrio ikan meliputi "hama merah"

dari ikan belut, "furunculosis laut", "merah mendidih", dan "hama tombak". Infeksi Vibrio

dapat menyebar dengan cepat ketika ikan dipelihara dengan kepadatan tinggi, dan keadaan

sistem komersil yang tidak sehat dapat menjangkau 100% dipengaruhi oleh wadah. Penyakit

vibrio disebabkan oleh bakteri gram negatif dari keluarga Vibrionaceae. Kelompok bakteri ini

meliputi dua jenis utama yang dapat menjadi pathogens ikan penting. Jenis Aeromonas

meliputi beberapa jenis pathogens yang penting pada ikan air tawar, walaupun bakteri

tersebut adakalanya menyebabkan penyakit pada jenis ikan laut. Infeksi bakteri Aeromonas

pada jenis Vibrio adalah pathogens penting dari ikan air laut dan payau, walaupun juga

adakalanya dilaporkan menyerang pada jenis ikan air tawar.

Sebanyak 50 Vibrio spp telah diuji untuk klasifikasi secara biokimia. Semua bakteri

ini telah diisolasi dari udang sehat dan larva udang sakit yang dipelihara di unit pembenihan.

Vibrio Alginolyticus 9

Page 10: virus vibrio

Menurut Larsen dan Pedersen (1999), untuk diagnostik Jenis Vibrio, empat jenis Vibrio spp

telah dikenali seperti Vibrio Cholerae, Vibrio alginolyticus, Vibrio carchariae dan Vibrio

mimicus sebanyak 62% (31 jenis), 20% (10 jenis), 10% (5 jenis) dan 8% (4 jenis), secara

berturut-turut. 

Beberapa karakteristik dari bakteri ini yaitu, dua kelompok bakteri penyebab penyakit

serius pada tahap berbeda dari pertumbuhan budidaya udang yang mencakup Leucothrix sp

dan beberapa jenis Vibrio (Lavilla-Pitogo, 1995). Bakteri Vibrio adalah salah satu dari faktor

pathogenic, yang menyebabkan kematian tinggi antar jenis dari udang dan ikan laut yang

dibudidaya di Thailand (Ruangpan dan Kitao, 1991). Vibriosis, penyakit yang menyebabkan

kerugian serius pada usaha pembenihan udang. Larval udang sangat sensitif pada Vibrio

harveyi, yang menyebabkan gejala luminescent dari penyakit bakterial (Lavilla-Pitogo et al.

1990). Penyakit ini diketahui sebagai masalah utama di Phillipines, menyebabkan hilangnya

juvenil udang di beberapa hatcheries (Lavilla-Pitogo et al. 1992). Pada beberapa tahun

terakhir, penyakit udang yang ditemukan di Vietnam yaitu vibriosis telah menyerang pada

larva dan broodstock udang (Tho dan Khang, 1990). Secara umum, penyakit bacterial udang

belum banyak diteliti secara mendalam di Vietnam. Sebanyak 50 jenis yang diisolasi, terdiri

dari Vibrio spp yang bersifat gram negatif, oxidase-positive, glucose-fermenting dan

berkembangbiak pada Medium Vibrio seperti TCBS agar. Vibrios yang diisolasi dari kulit

artemia yang dibudidayakan yang sakit dan sehat dari larva udang air tawar (M. rosenbergii). 

Suatu Vibrio baru, sangat pathogenic menginfeksi ikan laut air dingin (yaitu ikan

salem) yang disebabkan oleh V. salmonicida dan dikenal sebagai " vibrio air dingin " atau

penyakit " hitra". Jenis Vibrio juga diketahui menyebabkan penyakit pada manusia, paling

sering terjadi jika mengkonsumsi shellfish (kerang) yang terinfeksi. Penyakit paling serius

terjadi pada umumnya individu yang mempunyai sistem immune yang lemah, seperti

individu yang mempunyai penyakit hati atau mempunyai syndrom kekurangan kekebalan.

Memakai sarung tangan selagi pengobatan ikan sakit, dan mencuci tangan secara menyeluruh

dengan sabun bactericidal setelah kontak dengan ikan yang terinfeksi adalah hal yang harus

diperhatikan. (Reed P. A and Floyd R.F., 1994)

Vibriosis dapat terjadi pada situasi pembenihan laut karena bakteri penyebab ada

dimana-mana. Memungkinkan semua spesies menjadi subjek dari serangan penyakit,

walaupun beberapa mungkin lebih peka dibanding yang lainnya. Sebagai contoh, penyakit

yang diamati pada American Oyster. Crassostrea virginica, dibandingkan dengan Pasific

oyster, Crassostrea gigas. Penyakit pada abalone merah disebabkan oleh Vibrio alginoliticus,

Vibrio Alginolyticus 10

Page 11: virus vibrio

satu dari yang paling umum dan bakteri yang menyebar luas pada lingkungan perairan laut.

KAPAN DAN TINGKAT PATOGENITAS

Vibriosis adalah salah satu penyakit paling utama pada budidaya ikan dan shellfish

laut, berbagai jenis vibrio telah didokumentasikan menjadi penyebab sebagian besar kematian

pada budidaya penaeids di Taiwan. Sindrom bintik putih (White Spot Syndrome) pada kulit

punggung Udang Windu (Penaeus monodon) adalah gejala yang utama dalam serangan

terbaru. (Kuo-Kau Lee, et all, 1996).

Pada manajemen pembenihan yang baik tidak akan ada kematian dari larva bivalve

pada penyakit dibawah keadaan yang umum. Serangan dapat terjadi dengan secara tidak

terduga. Peningkatan produksi pembenihan dari American oyster, mengalami penurunan

produksi benih dari 60 juta menjadi 20 juta oyster yang diakibatkan oleh vibriosis. Penyakit

ini berhubungan dengan suhu (temperature) yang hangat dan secara khas hanya menjadi

masalah pada bulan yang lebih hangat setiap tahunnya.

a. Diagnosis

Vibriosis mungkin dicurigai menyerang larva yang tumbuh secara lambat, batch larva

yang gagal dibudidaya atau larva yang tidak terbentuk. Untuk konfirmasi diagnosis harus

dibuat dengan kultur bakteri penyebab dan pengujian dari jaringan dari larva sakit. Dapat

dilakukan deteksi vibriosis pada hatchery dan mengeliminasi dari dampak penyakit.

b. Penyakit Vibriosis

Menyerang benih (fingerlings), juvenil dan ikan dewasa; serangan terjadi April atau

Oktober ketika temperatur air berkisar 24-26oC. Gejala ditandai oleh exophthalmia; rosacea

dan luka pada dasar sirip dada; hemorrhagic gonads. Agen penyebab : Vibrio alginolyticus

Perawatan: administrasi flumequine oral, asam oxolinic atau fluromphenicol (Eduardo M.

Leaño, et all, 2008).

c. Penyakit Bakterial Enteritis (radang usus disertai memar) 

Menyerang ikan cobia ditekankan selama kondisi permukaan air rendah dengan

temperature.

Vibrio alginolyticus dapat diisolasi dari sejenis sampel laut. Dalam laporan ini, hasil

pemeriksaan dari 567 V. alginolyticus dan strain V. parahaemolyticus, terisolasi dari air laut

di Teluk Jakarta dan dari lebih dari 30 jenis makanan laut dari pasar di Jakarta, Indonesia,

disajikan. Kebanyakan isolat dari mackerel, udang, atau cumi-cumi. analisis taksonomi

numerik bergerombol 337 isolat dan tiga referensi strain V. alginolyticus di S lebih besar dari

atau sama dengan 80%. Strain ini menghasilkan asam dari sukrosa, tetapi hanya sekitar 80%

Vibrio Alginolyticus 11

Page 12: virus vibrio

diproduksi acetoin atau tumbuh di hadapan 10% NaCl. Frekuensi terjadinya V. alginolyticus

dalam sampel air laut berkisar antara 0% (pada bulan Februari dan Maret 1972) menjadi

100% (pada bulan September dan Desember 1972) dan sampel makanan laut tertinggi di

bulan Agustus sampai Desember 1972. Sebuah cluster kedua dari 230 isolat dan strain

referensi tujuh V. parahaemolyticus teramati di S lebih besar dari atau sama dengan 82%.

Strain ini tidak menghasilkan acetoin atau asam dari sukrosa, dan sekitar 20% tumbuh di

hadapan 10% NaCl. V. parahaemolyticus terdeteksi pada sampel air laut setiap bulan, dengan

frekuensi kejadian tertinggi (83,3%) pada bulan Mei 1972. Dua puluh sembilan K serotipe

antigen yang ditunjukkan dalam isolat V. parahaemolyticus, dan 40% lainnya adalah

untypable. Pola resistensi modal antibiotik untuk setiap spesies yang termasuk lima obat.

Hanya 12% dari strain V. parahaemolyticus adalah Kanagawa positif, dan 10% menimbulkan

akumulasi cairan dalam loop ileum kelinci diligasi. Semua 7 strain V. alginolyticus dan 94

(70%) dari strain V. parahaemolyticus diuji membunuh tikus bila diinokulasi secara

intraperitoneal.

Infeksi Vibrio - Vibrio alginolyticus: Suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh

bakteri yang disebut Vibrio alginolyticus. Bakteri ini cenderung menyebabkan infeksi telinga

dan luka.

Vibrio Alginolyticus 12