projectafive.weebly.comprojectafive.weebly.com/uploads/2/4/5/1/24514480/makalah... · Web viewPuji...

43
Makalah Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia Nama : Faisal Rizki 1

Transcript of projectafive.weebly.comprojectafive.weebly.com/uploads/2/4/5/1/24514480/makalah... · Web viewPuji...

Page 1: projectafive.weebly.comprojectafive.weebly.com/uploads/2/4/5/1/24514480/makalah... · Web viewPuji dan Syukur seraya kita panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam, karena

Makalah Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia

Nama : Faisal Rizki

Kelas : XIIPA-4

No.Absen : 13

1

Page 2: projectafive.weebly.comprojectafive.weebly.com/uploads/2/4/5/1/24514480/makalah... · Web viewPuji dan Syukur seraya kita panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam, karena

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr,Wb.

Puji dan Syukur seraya kita panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam, karena kudrot

dan irodatnya kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah yang berjudul “Pelaksanaan

Demokrasi di Indonesia”. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Nabi

Muhammad Saw kepada keluarganya, para sahabatnya, serta kita selaku umatnya hingga akhir

zaman.

Tidak lupa ucapan rasa terima kasih kami haturkan kepada semua pihak yang telah memberikan

dukungan baik moril maupun materil dalam pembuatan makalah ini. Sehingga pembuatan

makalah ini bisa berjalan dengan baik dan lancar tanpa ada halangan suatu apapun .

Adapun tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk menambah pengetahuan penulis dalam

menganalisis perkembangan kognitif.

Mengingat keterbatasan pengetahuan dan keterampilan penulis, kami mohon maaf apabila dalam

penyusunan makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan. Untuk itu penulis mengharapkan

saran dan kritik yang membangun demi sempurnanya makalah ini, Semoga makalah ini bisa

bermanfaat untuk kita semua.

Wassalamualaikum Wr,Wb.

Jakarta, 18 Oktober 2013

2

Page 3: projectafive.weebly.comprojectafive.weebly.com/uploads/2/4/5/1/24514480/makalah... · Web viewPuji dan Syukur seraya kita panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam, karena

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………. 2

Daftar Isi ……………..…… 3

Bab I

Pendahuluan ……………… 4

Bab II

Pembahasan ………………4

Masa Orde Lama ……………….. 4

Masa Orde Baru ……………….. 12

Masa Orde Reformasi …………. 19

Bab III

Kesimpulan …………………...... 23

Saran ………………………….... 24

Daftar Pustaka …………………. 26

3

Page 4: projectafive.weebly.comprojectafive.weebly.com/uploads/2/4/5/1/24514480/makalah... · Web viewPuji dan Syukur seraya kita panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam, karena

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Selama hampir 57 tahun sebagai bangsa merdeka kita dihadapkan pada panggung sejarah

perpolitikan dan ketatanegaraan dengan dekorasi, setting, aktor, maupun cerita yang berbeda-

beda. Setiap pentas sejarah cenderung bersifat ekslusif dan Steriotipe. Karena kekhasannya

tersebut maka kepada setiap pentas sejarah yang terjadi dilekatkan suatu atribut demarkatif,

seperti Orde Lama, Orde Baru Dan Kini Orde Reformasi.

Karena esklusifitas tersebut maka sering terjadi pandangan dan pemikiran yang bersifat

apologetik dan keliru bahwa masing-masing Orde merefleksikan tatanan perpolitikan dan

ketatanegaraan yang sama sekali berbeda dari Orde sebelumnya dan tidak ada ikatan historis

sama sekali

Orde Baru lahir karena adanya Orde Lama, dan Orde Baru sendiri haruslah diyakini sebagai

sebuah panorama bagi kemunculan Orde Reformasi. Demikian juga setelah Orde Reformasi

pastilah akan berkembang pentas sejarah perpolitikan dan ketatanegaraan lainnya dengan setting

dan cerita yang mungkin pula tidak sama.

Dari perspektif ini maka dapat dikatakan bahwa Orde Lama telah memberikan landasan

kebangsaan bagi perkembangan bangsa Indonesia. Sementara itu Orde Baru telah banyak

memberikan pertumbuhan wacana normatif bagi pemantapan ideologi nasional, terutama melalui

konvergensi nilai-nilai sosial-budaya (Madjid,1998) Orde Reformasi sendiri walaupun dapat

dikatakan masih dalam proses pencarian bentuk, namun telah menancapakan satu tekad yang

berguna bagi penumbuhan nilai demokrasi dan keadilan melalui upaya penegakan supremasi

hukum dan HAM. Nilai-nilai tersebut akan terus di Justifikasi dan diadaptasikan dengan

dinamika yang terjadi.

4

Page 5: projectafive.weebly.comprojectafive.weebly.com/uploads/2/4/5/1/24514480/makalah... · Web viewPuji dan Syukur seraya kita panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam, karena

B.    RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang hendak di uraikan dalam makalah ini adalah ;

a.    Bagaimana kondisi politik indonesian pada masa Orde Lama ?

b.    Bagaimana kondisi politik pada masa demokrasi liberal dan parlementer ?

c.     Bagaimana proses peralihan kekuasaan dari orde lama ke orde baru ?

d.    Bagaimana proses terjadinya peristiwa G 30 S/PKI ?

e.     Bagaimana perbedaan kebijakan politik pada masa Orde Lama dan Orde Baru ?

C.   TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk ;

a.    Mengetahui kondisi politik indonesian pada masa Orde Lama

b.    Mengetahui kondisi politik pada masa demokrasi liberal dan parlementer

c.     Mengetahui proses peralihan kekuasaan dari orde lama ke orde baru

5

Page 6: projectafive.weebly.comprojectafive.weebly.com/uploads/2/4/5/1/24514480/makalah... · Web viewPuji dan Syukur seraya kita panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam, karena

BAB II

PEMBAHASAN

A.   ORDE LAMA (1950 – 1965 )

1.  Demokrasi Liberal (1950 – 1959)

Dalam proses pengakuan kedaulatan dan pembentukan kelengkapan negara, ditetapkan pula

sistem demokrasi yang dipakai yaitun sistem demokrasi liberal. Dalam sistem demokrasi ini

presiden hanya bertindak sebagai kepala negara. Presiden hanya berhak mengatur formatur

pembentukan kabinet. Oleh karena itu, tanggung jawab pemerintah ada pada kabinet. Presiden

tidak boleh bertindak sewenang-wenang. Adapun kepala pemerintahan dipegang oleh perdana

menteri.

Dalam sistem demokrasi ini, partai-partai besar seperti Masyumi,Pni,dan PKI mempunyai

partisipasi yang besar dalam pemerintahan. Dibentuklah kabinet-kabinet yang bertanggung

jawab kepada parlemen (Dewan Perwakilan Rakyat ) yang merupakan kekuatan-kekuatan partai

besar berdasarkan UUDS 1950.

Setiap kabinet yang berkuasa harus mendapat dudkungan mayoritas dalam parlemen (DPR

pusat). Bila mayoritas dalam parlemen tidak mendukung kabinet, maka kabinet harus

mengemblikan mandat kepada presiden. Setelah itu, dibentuklah kabinet baru untuk

mengendalikan pemerintahan selanjutnya. Dengan demikian satu ciri penting dalam penerapan

sistem Demokrasi Liberal di negara kita adalah silih bergantinya kabinet yang menjalankan

pemerintahan.

Kabinet yang pertama kali terbentuk pada tanggal 6 september 1950 adalah kabinet Natsir.

Sebagai formatur ditunjuk Mohammad Natsir sebagai ketua Masyumi yang menjadi partai

politik terbesar saat itu. Program kerja Kabinet Natsir pada masa pemerintahannya secara garis

besar sebagai berikut ;

6

Page 7: projectafive.weebly.comprojectafive.weebly.com/uploads/2/4/5/1/24514480/makalah... · Web viewPuji dan Syukur seraya kita panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam, karena

a.    Menyelenggarakan pemilu untuk konstituante dalam waktu singkat.

b.    Memajukan perekonomian, keeshatan dan kecerdasan rakyat.

c.     Menyempurnakan organisasi pemerintahan dan militer.

d.    Memperjuangkan soal Irian Barat tahun 1950.

e.     Memulihkan keamanan dan ketertiban.

Dalam menjalankan kebijakannya, kabinet ini banyak memenuhi hambatan terutama dari tubuh

parlemen sendiri. Bentuk negara yang belum sempurna dengan beberapa daerah masih berada

ditangan pemerintahan Belanda memperuncing masalah yang ada dalam kabinet tersebut.

Perbedaan politik antara presiden dan kabinet tersebut menyebabkan kedekatan antara presiden

dengan golongan oposisi (PNI). Hal itu menentang sistem politik yang telah berlaku sebelumnya,

bahwa presiden seharusnya memiliki sikap politik yang sealiran dengan parlemen. Secara

berturut-turut setelah kejatuhan kabinet Natsir, selama berlakunya sistem Demokrasi Liberal,

presiden membentuk kabinet-kabinet baru hingga tahun 1959.

Pada masa Demokrasi Liberal ini juga berhasil menyelenggarakan pemilu I yang dilakukan pada

29 september 1955 dengan agenda pemilihan 272 anggota DPR yang di lantik pada 20 Maret

1956. Pemilu pertama tersebut juga telah berhasil badan konstituante (sidang pembuat UUD).

Selanjutnya badan konstituante memiliki tugas untuk merumuskan UUD baru. Dalam badan

konstituante sendiri, terdiri berbagai macam partai, dengan dominasi partai-partai besar seperti

NU,PKI,Masyumi dan PNI. Dari nama lembaga tersebut dapatlah diketahui bahwa lembaga

tersebut bertugas untuk menyusun konstitusi. Konstituante melaksanakan tugasnya ditengah

konflik berkepanjangan yang muncul diantara pejabat militer, pergolakan daerah melawan pusat

dan kondisi ekonomi tak menentu.

2.Demokrasi Terpimpin (1959 – 1965)

a.      Sistem politik Demokrasi Terpimpin

Kekacauan terus menerus dalam kesatuan negara Republik Indonesia yang disebabkan oleh

begitu banyaknya pertentangan terjadi dalam sistem kenegaraan ketika diberlakukannya sistem

demokrasi liberal. Pergantian dan berbagai respon dari dari daerah dalam kurun waktu tersebut

7

Page 8: projectafive.weebly.comprojectafive.weebly.com/uploads/2/4/5/1/24514480/makalah... · Web viewPuji dan Syukur seraya kita panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam, karena

memaksa untuk dilakukannya revisi terhadap sistem pemerintahan. Ir.Soekarno selaku presiden

memperkenalkan konsep kepemimpinan baru yang dinamakan demokrasi terpimpin. Tonggak

bersejarah di berlakukannya sistem demokrasi terpimpin adalah dikeluarkannya Dekrit Presiden

5 Juli 1959.

Peristiwa tersebut mengubah tatanan kenegaraan yang telah terbentuk sebelumya. Satu hal pokok

yang membedakan antara sistem Demokrasi Liberal dan Demokrasi Terpimpin adalah kekuasaan

Presiden. Dalam Demokrasi Liberal, parlemen memiliki kewenangan yang terbesar terhadap

pemerintahan dan pengambilan keputusan negara. Sebaliknya, dalam sistem Demokrasi

Terpimpin presiden memiliki kekuasaan hampir seluruh bidang pemerintahan.

Dengan diberlakukannya Dekrit Presiden 1959 terjadi pergantian kabinet dari Kabinet Karya

(pimpinan Ir.Djuanda) yang dibubarkan pada 10 juli 1959 dan digantikan dengan pembentukan

Kabinet Kerja yang dipimpin oleh Ir.Soekarno sebagai perdana menteri dan Ir.Djuanda sebagai

menteri pertama. Kabinet ini  yang memiliki program khusus yang berhubungan dengan masalah

keamanan,sandang pangan, dan pembebasan Irian Barat. Pergantian institusi pemerintahan

anatara lain di MPR (pembentukan MPRS), pemebntukan DPR-GR dan pembentukan DPA.

Perkembangan dalam sistem pemerintahan selanjutnya adalah pernetapan GBHN pertama.

Pidato Presiden pada acara upacara bendera tanggal 17 agustus 1959 berjudu”Penemuan

Kembali Revolusi Kita”dinamakan Manifestasi Politik Republik Indonesia(Manipol),yang

berintikan USDEK (UUD 1945,Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Kepribadian

Indonesia). Institusi negara selanjutnya adalah mengitegrasikan sejumlah badan eksekutif seperti

MPRS, DPRS, DPA, Depernas, dan Front Nasional dengan tugas sebgai menteri dan ikut serta

dalam sidang-sidang kabinet tertentu yang selanjutnya ikut merumuskan kebijaksanaan

pemerintahan dalam lembaga masing-masing.

Dalam Demokrasi Terpimpin presiden mendapat dukungan dari tiga kekuatan besar yaitu

Nasionalis, Agama dan Komunis. Ketiganya menjadi kekuatan presiden dalam mempertahankan

kekuasaannya. Kekuasaan mutlak presiden pada masa itu telah menjadikan jabatan tersebut

sebagai pusat legitimasi yang penting bagi lainnya. Presiden sebagai penentu kebijakan utama

terhadap masalah-masalah dalam negeri maupun luar negeri .

8

Page 9: projectafive.weebly.comprojectafive.weebly.com/uploads/2/4/5/1/24514480/makalah... · Web viewPuji dan Syukur seraya kita panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam, karena

b.  Gerakan 30 September 1965

Salah satu momen sejarah yang mungkin paling membekas dalam perjalanan sejarah Indonesia

adalah Peristiwa Gerakan 30 September 1965. Peristiwa tersebut sampai saat ini masih

menimbulkan kontrofersi dalam pengungkapan fakta yang sebenarnya. Berbagai versi tentang

gerakan 30 S tersebut telah dikemukakan diantaranya;

Peristiwa G 30 S versi Pemerintah Orde Baru yakni peristiwa 30 S merupan suatu tindakan

makar yang dilakukan oleh PKI terhadap pemerintah Indonesia yang sah. Tindakan kudeta

tersebut dilakukan untuk merebut kekuasaan dari Ir.Soekarno selaku Penguasa Tertinggi

Angkatan Bersenjata dan Presiden seumur hidupberdasarkan konsep Demokrasi Terpimpin.

Cara penggulingan tahun 1965 tersebut adalah dengan menyatukan sejumlah organisasi

onderbouw yang masih tersisa pascaperistiwa 1948.

c.  Dampak G 30 S dan Proses Peralihan Kekuasaan Politik

Adapun dampak dari peristiwa G 30 S adalah :

-     Demostrasi menentang PKI

Penyelesaian aspek politik terhadap para pelaku G 30 S 1965/PKI akan di putuskan dalam sidang

Kabinet Dwikora tanggal 6 Oktober 1965 dan belum terlihat adanyaa tanda-tanda akan

dilaksanakan. Berbagai aksi digelar untuk menuntut pemeritah agar segera menyelesaikan

masalah tersebut dengan seadil-adilnya. Aksi dipelopori oleh kesatuan aksi pemuda-pemuda dan

pelajar-pelajar Indonesia seperti KAPPI,KAMI dan KAPI. Mucul pula kasi yang dilakukan oleh

KABI,KAWI yang membulatkan tekad dalam Front Pancasila.

-     Mayjen Soeharto menjadi Pangad

Sementara itu untuk mengisi kekosongan pimpinan AD, pada tanggal 14 oktober 1965 Panglima

Kostrad/Pangkopkamtib Mayjen Soeharto diangkat menjadi Menteri/Panglima AD. Bersamakan

itu diadakan tindakan-tindakan pembersihan terhadap unsur-unsur PKI dan ormasnya.

9

Page 10: projectafive.weebly.comprojectafive.weebly.com/uploads/2/4/5/1/24514480/makalah... · Web viewPuji dan Syukur seraya kita panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam, karena

-     Kedaan ekonomi yang buruk

Sementara itu kedaan ekonomi semakin memburuk. Pada saat itu politik sebagai panglima,

akibatnya masalah lain terabaikan. Akibatnya di daerah muncul berbagai gejolak sosial yang

pada puncaknya menimbulakan pemberontakan. 

-     Tri Tuntutan Rakyat

Pada tanggal 12 januari 1966 berbagai kesatuan aksi yang tergabung dalam Front Pancasila

tersebut berkumpul di halaman gedung DPR-GR untuk mengajukan Tritura yang isinya :

a.    Pembubaran PKI dan ormas-ormasnya.

b.    Pembersihan kabinet Dwikora dari unsur-unsur PKI.

c.     Penurunan harga barang-barang.

Aksi Tritura berlangsung selama 60 hari sampai dikeluarkannya surat perintah 11 Maret 1966.

-     Kabinet seratus menteri

Pada tanggal 21 februari 1966 presiden Soekarno mengumumkan perubahan cabinet 9(reshuffle).

Kabinet baru ini diberi nama kabinet Dwikora yang disempurnakan.

Adapun proses peraliahan kekuasaan politik dari orde lama ke orde baru adalah sebagai berikut ;

Tanggal 16 Oktober 1966 Mayjen Soeharto telah dilantik menjadi Menteri Panglima

Angkatan Darat dan dinaikkan pangkatnya menjadi Letnan Jenderal. Pada awalnya untuk

menghormati presiden AD tetap mendukungnya. Namun presiden enggan mengutuk G 30

S AD mulai mengurangi dukungannya dan lebih muali tertarik bekerja sam dengan

KAMI dan KAPPI

Keberanian KAMI dan KAPPI terutam karena merasa mendapat perlindungan dari AD.

Kesempatan ini digunakan oleh Mayjen Soeharto uintuk menawarkan jasa baik demi

pulihnya kemacetan roda pemerintahan dapat diakhiri. Untuk itu ia mengutus tiga

Jenderal yaitu M.Yusuf, Amir macmud dan Basuki Rahmat oleh Soeharto untuk

menemui presiden guna menyampaikan tawaran itu pada tanggal 11 Maret 1966. Sebagai

hasilnya lahirlah surat perintah 11 Maret 1966.          .

10

Page 11: projectafive.weebly.comprojectafive.weebly.com/uploads/2/4/5/1/24514480/makalah... · Web viewPuji dan Syukur seraya kita panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam, karena

Pada tanggal 7 februari 1967, jenderal Soeharto menerima surat rahasia dari Presiden

melalui perantara Hardi S.H. Pada surat tersebut di lampiri sebuah konsep surat

penugasan mengenai pimpinan pemerintahan sehari-hari kepada pemegang Supersemar.

Pada 8 Februari 1967 oleh Jenderal Soeharto konsep tersebut dibicarakan bersama empat

panglima angkatan bersenjata.

Disaat belum tercapainya kesepakatan antara pemimpin ABRI, masalah pelengkap

Nawaksara dan semakin  bertambah gawatnya konflik, pada tanggal 9 Februari 1967 

DPR-GR mengajukan resolusi dan memorandum kepada MPRS agar sidang Istimewa

dilaksanakan.

Tanggal 10 Februari 1967 Jend. Soeharto menghadap kepad presiden Soekarno untuk

membicarakan masalah negara.

Pada tanggal 11 Februari 1967 Jend.Soharto mengajukan konsep yang bisa digunakan

untuk mempermudah penyelesaian konflik. Konsep ini berisi tentang pernyataan presiden

berhalangan atau presiden menyerahkan kekuasaan pemerintah kepada pemegang

Supersemar sesuai dengan ketetapan MPRS No.XV/MPRS/1966, presiden kemudian

meminta waktu untuk mempelajarinya.

Pada tanggal 12 Februari 1967, Jend.Soeharto kemudian bertemu kembali dengan

presiden, presiden tidak dapat  menerima  konsep tersebut karena tidak menyetujui

pernyataan yang isinya berhalangan.

Pada tanggal 13 Februari 1967, para panglima berkummpul kembali untuk membicarakan

konsep yang telah telah disusun sebelum diajukan kepada presiden

Pada tanggal 20 Februari 1967 ditandatangani konsep ini oleh presiden setelah diadakan

sedikit perubahan yakni pada pasal 3 di tambah dengan kata-kata menjaga dan

menegakkan revolusi.

Pada tanggal 23 Februari 1967, pukul 19.30 bertempat di Istana Negara presiden

/Mendataris MPRS/ Panglima tertinggi ABRI dengan resmi telah menyerahkan

kekuasaan pemerintah kepada pengemban Supersemar yaitu Jend.Soeharto.

Pada bulan Maret 1967, MPRS mengadakan sidang istimewa dalam rangka

mengukuhkan pengunduran diri Presiden Soekarno sekaligus mengangkat Jenderal

Soeharto sebagai pejabat presiden RI.

11

Page 12: projectafive.weebly.comprojectafive.weebly.com/uploads/2/4/5/1/24514480/makalah... · Web viewPuji dan Syukur seraya kita panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam, karena

ORDE BARU

1.  Lahirnya Orde Baru

Akibat adanya pemberontakan Gerakan 30 September  timbullah reaksi  dari berbagai

Parpol,Ormas,Mahasiswa dan kalangan pelajar. Pada tanggal 8 Oktober 1965 partai politik

seperti IPTKI, NU, Partai Kristen Indonesia, dan organisasi massa lainnya melakukan apel

kebulatan tekad untuk mengamankan Pancasila dan menuntut pembubaran PKI serta ormas-

ormasnya. Pada tanggal 23 Oktober 1965 parpol yang anti komunis membentuk Front Pancasila

dan diikuti oleh pembentukan KAMI ( Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia ), KAPI ( Ksatuan

Aksi Pelajar Indonesia ), dan lain-lain. Pada tanggal 10 Januari 1966 KAMI mencetuskan

TRITURA ( Tiga Tuntutan Rakyat ) “Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya,Bersihkan kabinet

dari unsur PKI,dan turunkan harga-harga”

Demokrasi Pancasila di Era Orde Baru

Era Orde Baru dalam sejarah republik ini merupakan masa pemerintahan yang terlama, dan bisa

juga dikatakan sebagai masa pemerintahan yang paling stabil. Stabil dalam artian tidak banyak

gejolak yang mengemuka, layaknya keadaan dewasa ini. Stabilitas  yang entah semu atau

memang riil tersebut, diiringi juga dengan maraknya pembangunan di segala bidang. Era

pembangunan, era penuh kestabilan, yang saat ini menimbulkan romantisme dari banyak

kalangan di negara ini, ditandai dengan semakin gencarnya campaign “piye kabare” di seantero

pelosok nusantara. Menariknya, dua hal yang menjadi warna Indonesia di era Orde Baru, yakni

stabilitas dan pembangunan, serta merta tidak lepas dari keberadaan Pancasila. Pancasila menjadi

alat bagi pemerintah (baca: Soeharto) untuk semakin menancapkan kekuasaan di Indonesia.

Pancasila begitu diagung-agungkan; Pancasila begitu gencar ditanamkan nilai dan hakikatnya

kepada rakyat; dan rakyat tidak memandang hal tersebut sebagai sesuatu yang mengganjal, kala

itu tentunya.

Gencarnya penanaman nilai-nilai Pancasila di era Orde Baru salah satunya dilatarbelakangi hal

bahwa rakyat Indonesia harus sadar jika dasar negara Indonesia adalah Pancasila itu sendiri. 

“Masyarakat pada masa itu memaknai pancasila sebagai hal yang patut dan penting untuk

ditanamkan”, ujar Hendro Muhaimin, peneliti di Pusat Studi Pancasila UGM. Selain itu

menurutnya pada era Orde Baru semua orang menerima Pancasila dalam kehidupannya, karena

12

Page 13: projectafive.weebly.comprojectafive.weebly.com/uploads/2/4/5/1/24514480/makalah... · Web viewPuji dan Syukur seraya kita panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam, karena

Pancasila sendiri adalah produk dari kepribadian dalam negeri sendiri, dan yang menjadi

keprihatinan khalayak pada masa itu adalah Pemerintahnya, bukan Pancasilanya.

Hendro Muhaimin juga menambahkan bahwa Pemerintah di era Orde Baru sendiri terkesan

“menunggangi” Pancasila, karena dianggap menggunakan dasar negara sebagai alat politik untuk

memperoleh kekuasaan. “Pada dasarnya, yang salah bukanlah Pancasila, karena Pancasila dibuat

dari penggalian kepribadian bangsa ini, dari cerminan bangsa Indonesia, maka para pemegang

kekuasaan pada rezim  itu, yang menggunakan Pancasila secara politis, adalah pihak yang

seharusnya bertanggungjawab akan gejolak-gejolak yang terjadi”, ujarnya. Namun disamping

hal-hal tersebut, penanaman nilai-nilai Pancasila di era Orde Baru juga dibarengi dengan praktik

dalam kehidupan sosial rakyat Indonesia. Kepedulian antarwarga  sangat kental, toleransi di

kalangan masyarakat cukup baik, dan budaya gotong-royong kala itu sangat dijunjung tinggi.

Selain itu, contoh dari gencarnya penanaman nilai-nilai tersebut dapat dilihat dari penggunaan

Pancasila sebagai asas tunggal dalam kehidupan berorganisasi, yang menyatakan bahwa semua

organisasi, apapun bentuknya, baik itu organisasi masyarakat, komunitas, perkumpulan, dan

sebagainya haruslah mengunakan Pancasila sebagai asas utamanya. Apabila ada asas-asas

organisasi lain yang ingin ditambahkan sebagai asasnya, tidak boleh bertentangan dengan

Pancasila. Oleh karena itu, muncul juga anggapan bahwa Pancasila dianggap sebagai “pembius”

bangsa, karena telah “melumpuhkan” kebebasan untuk berorganisasi.

Romantisme Pelaksanaan P4

Di era Orde Baru, terdapat kebijakan Pemerintah terkait penanaman nilai-nilai Pancasila, yaitu

Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). Materi penataran P4 bukan hanya

Pancasila, terdapat juga materi lain seperti UUD 1945, Garis-Garis Besar Haluan Negara

(GBHN), Wawasan Nusantara, dan materi lain yang berkaitan dengan kebangsaan, nasionalisme

dan patriotisme. Kebijakan tersebut disosialisaikan pada seluruh komponen bangsa sampai level

bawah termasuk penataran P4 untuk siswa baru Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Sekolah

Menengah Atas (SMA), yang lalu dilanjutkan di perguruan tinggi hingga di wilayah kerja.

Pelaksanaannya dilakukan secara menyeluruh melalui Badan Penyelenggara Pelaksanaan

Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (BP7) dengan metode indoktrinasi. Dalam

ungkapan Langenberg (1990), Orde Baru adalah negara dan sekaligus sistem negara

13

Page 14: projectafive.weebly.comprojectafive.weebly.com/uploads/2/4/5/1/24514480/makalah... · Web viewPuji dan Syukur seraya kita panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam, karena

(pemerintahan eksekutif, militer, polisi, parlemen, birokrasi, dan pengadilan), yang sejak

1965/1966 membangun hegemoni dengan formulasi ideologi sebagai tiang penyangganya.

Visi Orde Baru pada saat itu adalah untuk mewujudkan tatanan kehidupan masyarakat, bangsa,

dan negara yang melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

Hendro Muhaimin, ketika ditanya mengenai bagaimana Pancasila dimaknai oleh rakyat

Indonesia pada saat itu jika dibandingkan dengan bagaimana rakyat memahaminya sekarang, ia

berpendapat, “Kalau itu jelas berbeda, kalau orang pada waktu dulu  dalam memaknai Pancasila,

kental sekali suasana Pancasilanya, maka orang sangat memaknai. Kalau bicara sekarang, sangat

jauh dengan suasana dulu.” Banyak masyarakat pada zaman itu dapat menghafalkan butir-

butir Pancasila yang jumlahnya 36 butir, itu pun memang karena dampak dari pelaksanaan P4

bagi seluruh lapisan masyarakat.

Sejalan dengan semakin dominannya kekuatan negara, nasib Pancasila dan UUD1945 menjadi

semacam senjata bagi pemerintahan Orde Baru dalam hal mengontrol perilaku masyarakat.

Pancasila dianggap sebagai sesuatu yang keramat sehingga tidak boleh diutak-atik maupun

ditafsirkan dengan beberapa penafsiran. Seakan-akan ukurannya hanya satu: sesuatu dianggap

benar kalau hal tersebut sesuai dengan keinginan penguasa, sebaliknya dianggap salah kalau

bertentangan dengan kehendaknya. Sikap politik masyarakat yang kritis dan berbeda pendapat

dengan negara dalam prakteknya malah dengan mudahnya dikriminalisasi.

Penanaman nilai-nilai Pancasila pada saat itu dilakukan tanpa sejalan dengan fakta yang terjadi

di masyarakat, berdasarkan perbuatan pemerintah. Akibatnya, bukan nilai-nilai Pancasila yang

meresap ke dalam kehidupan masyarakat, tetapi kemunafikan yang tumbuh subur dalam

masyarakat. Sebab setiap ungkapan para pemimpin mengenai nilai-nilai kehidupan tidak disertai

dengan keteladanan serta tindakan yang nyata, sehingga banyak masyarakat pun tidak menerima

adanya penataran yang tidak dibarengi dengan perbuatan pemerintah yang benar-benar pro-

rakyat.

Pancasila yang Begitu Diagung-Agungkan

Tidak salah jika menyebut era Orde Baru sebagai era “dimanis-maniskannya” Pancasila. Secara

pribadi, Soeharto sendiri seringkali menyatakan pendapatnya mengenai keberadaan Pancasila,

14

Page 15: projectafive.weebly.comprojectafive.weebly.com/uploads/2/4/5/1/24514480/makalah... · Web viewPuji dan Syukur seraya kita panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam, karena

yang kesemuanya memberikan penilaian setinggi-tingginya terhadap Pancasila. Pada sebuah

forum di tahun 1972, dalam sebuah kunjungannya ke Australia, Soeharto menyatakan bahwa

kepribadian bangsa Indonesia terbentuk dari perjalanan sejarahnya, baik ketika dalam masa

kegemilangan di era Kerajaan Sriwijaya, Majapahit, dan Mataram, maupun ketika dalam fase

penderitaaan di bawah penjajahan sepanjang tiga setengah abad. Kepribadian tersebut kemudian

menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia, yakni Pancasila, yang sila-silanya merupakan

sebuah kesatuan yang bulat. Di dalamnya juga tersimpul mengenai kesadaran bangsa Indonesia

bahwa manusia tergantung pada keseimbangan-keseimbangan, antara manusia dengan alam,

manusia dengan Tuhan, dan lahir dengan batin. Sebuah pemaparan ekselen, yang mungkin saja

memang bertujuan untuk menarik perhatian “para bule hadirin” dalam forum tersebut, Australia-

Indonesia Business Cooperation Committee.

Lain lagi ketika Soeharto memberikan pidato dalam Peringatan Hari Lahirnya Pancasila, 1 Juni

1967. Soeharto mendeklarasikan Pancasila sebagai suatu forceyang dikemas dalam berbagai

frase bernada angkuh, elegan, begitu superior. Dalam pidato tersebut, Soeharto menyatakan

Pancasila sebagai “tuntunan hidup”, menjadi “sumber tertib sosial” dan “sumber tertib seluruh

perikehidupan”, serta merupakan “sumber tertib negara” dan “sumber tertib hukum”. Kepada

pemuda Indonesia dalam Kongres Pemuda tanggal 28 Oktober 1974, Soeharto juga dengan

lantang menyatakan, “Pancasila janganlah hendaknya hanya dimiliki, akan tetapi harus dipahami

dan dihayati!” Dapat dikatakan tidak ada yang lebih kuat maknanya selain Pancasila di

Indonesia, pada saat itu, dan dalam versi Orde Baru tentunya.

Pelaksanaan pemaparan materi P4 yang begitu digencarkan di era Orde Baru juga merupakan

upaya dari Pemerintah untuk menghegemonikan keberadaan Pancasila di tengah rakyat

Indonesia. Hendro Muhaimin, berpendapat bahwa tujuan dari dilaksanakannya pemaparan P4

sebenarnya baik, mengingat Pancasila adalah dasar negara, sudah seharusnya Warga Negara

Indonesia memahami isi dan maksud dari Pancasila, ke depannya bertujuan membentuk Warga

Negara Indonesia sebagai manusia yang ber-Pancasila. “Tujuannya memang sudah bagus dan

mulia, tetapi salahnya karena terjadi banyak penyimpangan seiring berjalannya pemerintahan

Orde Baru”, ujarnya.

15

Page 16: projectafive.weebly.comprojectafive.weebly.com/uploads/2/4/5/1/24514480/makalah... · Web viewPuji dan Syukur seraya kita panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam, karena

Demokrasi Pancasila: Wajah Semu Era Orde Baru

Termasuk di dalam P4, melalui Ketetapan MPR (TAP MPR) No. II/MPR/1978 (sudah dicabut),

adalah 36 butir Pancasila sebagai ciri-ciri manusia Pancasilais. Pemerintah Orde Baru

mengharapkan melalui 36 butir Pancasila, yang serta merta “wajib hukumnya” untuk dihafal,

akan terbentuk suatu tatanan rakyat Indonesia yang mempraktikkan kesemuanya dalam

kehidupan berbangsa dan bernegara, lalu terciptalah negara Indonesia yang adil dan makmur,

jaya di segala bidang. Akan tetapi, justru penghafalan itu yang menjadi bumerangnya. Cita-cita

yang terkembang melalui P4 hanya keluar dari mulut saja, tanpa ada pengamalan yang berarti

untuk setiap butir yang terkandung di dalamnya, meskipun tidak terjadi secara general. Sebagai

contoh adalah mengenai pelaksanaan demokrasi di era Orde Baru. Berwajahkan “Demokrasi

Pancasila”, akan tetapi dalam kenyataannya bak jauh panggang dari api. “Penataran itu sifatnya

hanya menghafal, kemudian mengenai proses pelaksanaan secara langsung dari 36 butir

Pancasila, dulu melalui kegiatan seperti gotong-royong kerja bakti warga. Tetapi pelaksanaan

demokrasi pada saat Orde Baru itu sangat minim”, ujar Hendro Muhaimin.

Kebebasan tanpa koersi yang menjadi pilar utama dari prinsip demokrasi secara umum,

dipadukan dengan nilai-nilai Pancasila yang terkandung melalui kelima silanya, sejatinya

merupakan sebuah kombinasi yang apabila dilaksanakan sesuai hakikatnya oleh Pemerintah

Orde Baru tentu akan memberikan dampak positif bagi kehidupan rakyat Indonesia pada saat itu.

Akan tetapi, justru koersilah yang menjadi “senjata”pemerintah untuk menciptakan kehidupan

yang, berdasarkan standar yang dibangun pada saat itu, bernuansa ketertiban dan keselarasan.

2. Kebijakan Politik Orde Baru

Rezim Orde Baru memiliki kekuasaan penuh mengendalikan kehidupan politik masa itu.

Kebijakan politik yang diterapkan dalam masa Orde Baru dapat dilihat dari awal lahirnya Orde

Baru. Pemberangusan hak-hak berpolitik bagi eks anggota PKI dan keluarganya, merupakan

salah satu kebijakan yang mengundang kontroversi dari masyarakat. Pemerintah Orde Baru

memberikan kesempatan politik hanya kepada golongan tertentu saja. Menjelang

dilaksanakannya pemilu pada tahun 197, jumlah partai yang menjadi peserta, tidak sebanyak

partai politik di tahun 1955. Dari hasil pemilu tersebut para wakil-wakil partai menduduki 360

kursi ditambah 100 kursi lagi yang anggota-anggotanya diangkat oleh Presiden sehingga anggota

16

Page 17: projectafive.weebly.comprojectafive.weebly.com/uploads/2/4/5/1/24514480/makalah... · Web viewPuji dan Syukur seraya kita panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam, karena

DPR berjumlah 460 orang. Dari susunan kursi DPR yang semacam ini maka DPR selalu

mendukung kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Untuk pemiliu-pemilu selanjutnya tahun

1977,1982,1987,1992, hingga 1997 pemerintah menyederhanakan jumlah partai politik yang ada.

Hal ini dilakukan sesuai dengan Undang-Undang nomor 3 tahun 1975 . Partai Persatuan

Pembangunan merupakan fusi dari partai-partai islam seperti NU, Parmusi, PSSI, dan PERTI.

Sedangkan Partai Demokrasi Indonesia adalah fusi dari PNI, Partai Katolik, Partai Murba, IPKI,

dan Parkindo, hanya Golkar yang tidak mempunyai fusi partai manapun.

3. Menguatnya Peran Negara dan Dampaknya

Pemegang pemerintahan di Orde Baru adalah kalangan militer. Kekuasaan sentralistik yang

digunakan oleh pemerintah Orde Baru menunjukkan berbagai akibatnya di akhir pemerintahan

Orde Baru. Kekuasaan militer hampir di seluruh bidang pembangunan.

Pada akhir tahu 90-an dengan runtuhnya rezim Orde Baru dan seiring dengan era reformasi

terbuka kesempatan bagi rakyat untuk menentanng kekuasaan yang otoriter itu . operasi militer

mengerikan yang selam 10 tahun tertutup rapat dari pengetahuan publikpun terbongkar. Presiden

Soeharto dan rezimnya menyadari bahwa, kemenangan mereka dapat tercapai antara lain berkat

dukungan tokoh-tokoh islam termasuk ormas-ormasnya simpatisan masyumi. Tetapi ketika

muncul tuntutan dari tokoh-tokoh masyumi yang baru bebas dari tahanan rezim Orde Lama,

untuk merehabilitasi partainya, Soeharto tegas menolak dengan alasan ”yuridis, ketatanegaraan,

dan psikologi “. Bahkan Soeharto dengan nada yang agak marah, mengaskan, Ia menolak setiap

keagamaan dan akan menindak setiap usaha eksploitasi masalah agama untuk maksud-maksud

kegiatan politik yang tidak pada tempatnya. Dalam kata lain, pemerintahan Orde Baru yang

didominasi militer tidak menyukai kebangkitan politik islam.

4. Jatuhnya Pemerintahan Orde Baru.

Pemerintah Orde Baru selama 32 tahun, ternyata tidak konsisten dan konsekuen terhadap tekad

awalnyamuncul Orde Baru. Pada awalnya Orde Baru bertekad melaksanakan Pancasila dan UUD

1945 secara murni dan konsekuen dalam tatanan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air.

Latar belakang munculnya tuntutan Soeharto agar mundur dari jabatannya atau yang menjadi

titik awal berakhirnya Orde Baru.

17

Page 18: projectafive.weebly.comprojectafive.weebly.com/uploads/2/4/5/1/24514480/makalah... · Web viewPuji dan Syukur seraya kita panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam, karena

1. Adanya krisis politik di mana setahun sebelum pemilu 1997, kehidupan politik Indonesia

mulai memanas. Pemerintah yang didukung Golkar berusaha memepertahankan

kemenangan mutlak yang telah dicapai dalam lima pemilu sebelumnya. PPP begitupun

PDI ataupun Golkar dianggapa tidak mampu lagi memenuhi aspirasi politik masyarakat.

2. Adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan Juli 1997. Sebenarnya

krisis ini juga terjadi dibeberapa negara di Asia namun Indonesialah yang merasakan

dampak yang paling buruk. Hal ini disebabkan karena pondasi perekonomian Indonesia

rapuh, praktik KKN, dan monopoli ekonomi mewarnai pembangunan ekonomi Indonesia.

3. Adanya krisis Sosial, bersamaan dengan krisis ekonomi kekerasan di masyarakat semakin

meningkat. Melonjaknya angka pengangguran. Kesenjangan ekonomi menyebabkan

kecemburuan sosial di tengah masyarakat. Gerakan moral dalam aksi damai menuntut

reformasi mulai ditunggangi berbagai kepentingan individu dan kelompok.

4. Pelaksanaan hukum di masa Orde Baru terdapat banyak ketidakadilan. Misalnya

kekuasaan kehakiman yang dinyatakan dalam pasal 24 UUD 1945 bahwa kehakiman

memilik kekuasaan yang merdeka dan terlepas dari kekuasaan pemerintahan. Namun

pada kenyataannya kekuasaan kehakiman berada di bawah kekuasaan eksekutif.

Kronologi jatuhnya pemerintahan Orde Baru berawal dari terpilihnya kembali Soeharto sebagai

presiden melalui sidang umum MPR yang berlangsung tanggal 1 – 11  Maret 1998, ternyata

tidak menimbulkan dampak positif yang berarti bagi upaya pemulihan kondisi ekonomi bangsa

justeru memperparah gejolak krisis. Dan gelombang aksi mahasiswa silih berganti menyuarakan

beberapa agenda reformasi.

Keberhasilan Pemerintahan Orde Baru dalam melaksanakan pembangunan ekonomi, harus

diakui sebagai suatu prestasi besar bagi bangsa Indonesia. Di tambah dengan meningkatnya

sarana dan prasarana fisik infrastruktur yang dapat dinikmati oleh sebagian besar masyarakat

Indonesia.

Namun, keberhasilan ekonomi maupun infrastruktur Orde Baru kurang diimbangi dengan

pembangunan mental ( character building ) para pelaksana pemerintahan (birokrat), aparat

keamanan maupun pelaku ekonomi (pengusaha / konglomerat). Kalimaksnya, pada pertengahan

tahun 1997, korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) yang sudah menjadi budaya (bagi penguasa,

aparat dan penguasa).

18

Page 19: projectafive.weebly.comprojectafive.weebly.com/uploads/2/4/5/1/24514480/makalah... · Web viewPuji dan Syukur seraya kita panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam, karena

Orde Reformasi

Pengertian dan Tujuan Reformasi

Reformasi  merupakan suatu perubahan yang bertujuan untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan

yang diwariskan oleh Orde Baru atau merombak segala tatanan politi, ekonomi, social dan

budaya yang berbau Orde baru. Atau membangun kembali, menyusun kembali.

Dalam rangka menanggapi tuntutan reformasi dari masyarakat dan agar dapat mewijudkan

tujuan dari reformasi tersebut maka B.J.Habibie mengeluarkan beberapa kebijakan, antaranya:

1. kebijakan dalam bidang politik

Reformasi dalam bidang politik berhasil mengganti lima paket undang-undang masa orde

baru dengan tiga undang-undang politik yang lebih demokratis. Berikut ini tiga undang-undang

tersebut.

UU No. 2 Tahun 1999 tentang partai politik

UU No. 3 Tahin 1999 tentang pemilihan umum

UU No. 4 Tahun 1999 tentang susunan dan kedudukan DPR/MPR

2. Kebijakan Dalam Bidang Ekonomi

Untuk memperbaiki prekonomian yang terpuruk, terutama dalam sektor perbankan,

pemerintah membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional ( BPPN ). Selanjutnya

pemerintah mengeluarkan UU No 5 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen.

3. Kebebasan Dalam Menyampaikan Pendapat dan Pers

Kebebasan menyampaikan pendapat dalam masyarakat mulai terangkat kembali. Hal ini

terlihat dari mumculnya partai-partai politik dari berbagaia golongan dan ideology. Masyarakat

dapat menyampaikan kritik secara terbuka kepada pemerintah. Di samping kebebasan dalam

menyampaikan pendapat, kebebasan juga diberikan kepada Pers. Reformasi dalam Pers

dilakukan dengan cara menyederhanakan permohonan Surat Ijin Usaha Penerbitan ( SIUP ).

19

Page 20: projectafive.weebly.comprojectafive.weebly.com/uploads/2/4/5/1/24514480/makalah... · Web viewPuji dan Syukur seraya kita panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam, karena

4. Pelaksanaan Pemilu

Pada masa pemerintahan B.J. Habibie berhasil diselenggarakan pemilu multipartai yang

damai dan pemilihan presiden yang demokratis. Pemilu tersebut diikuti oleh 48 partai politik.

Dalam pemerintahan B. J. Habibie juga berhasil menyelesaikan masalah Timor Timur .

B.J.Habibie mengambil kebijakan untuk melakukan jajak pendapat di Timor Timur. Referendum

tersebut dilaksanakan pada tanggal 30 Agustus 1999 dibawah pengawasan UNAMET. Hasil

jajak pendapat tersebut menunjukan bahwa mayoritas rakyat Timor Timur lepas dari Indonesia.

Sejak saat itu Timor Timur lepas dari Indonesia. Pada tanggal 20 Mei 2002 Timor Timur

mendapat kemerdekaan penuh dengan nama Republik Demokratik Timor Leste.

Selain dengan adanya kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh B.J. Habibie, perubahan

juga dilakukan dengan penyempurnaan pelaksanaan dan perbaikan peraturan-peraturan yan

tidakk demokratis, dengan meningkatkan peran lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi negara

dengan menegaskan fungsi, wewenang dan tanggung jawab yang mengacu kepada prinsip

pemisahan kekuasaan dn tata hubungan yang jelas antara lembaga Eksekutuf, Legislatif dan

Yudikatif.

Masa reformasi berusaha membangun kembali kehidupan yang demokratis antara lain :

1. Keluarnya ketetapan MPR RI No X / MPR/1998 Tentang Pokok-Pokok Reformasi.

2. Ketetapan No VII/MPR/ 1998 tentang pencabutan Tap MPR tentang referendum

3. Tap MPR RI No XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan negara yang bebas dari KKN.

4. Tap MPR RI No XIII/MPR/1998 tentang pembatasan masa jabatan presiden dan wakil

presiden RI.

5. Amandemen UUD 1945 sudah sampai Amandemen I,II,III,IV.

Sistematika Pelaksanaan UU 1945 pada Masa Orde Reformasi

Pada masa orde Reformasi demokrasi yang dikembangkan pada dasarnya adalah demokrasi

dengan berdasarkan kepada Pancasila dan UUD 1945. Pelaksanaan demokrasi Pancasila pada

masa Orde Reformasi dilandasi semangat Reformasi, dimana paham demokrasi berdasar atas

20

Page 21: projectafive.weebly.comprojectafive.weebly.com/uploads/2/4/5/1/24514480/makalah... · Web viewPuji dan Syukur seraya kita panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam, karena

kerkyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,

dilaksanakan dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa serta menjunjung tinggi nilai kemanusiaan

yang adil dan beradab, selalu memelihara persatuan Indonesia dan untuk mewujudkan suatu

keadilan sosila bagi seluruh rakyat Indonesia. Pelaksanaan demokasi Pancasila pada masa

Reformasi telah banya member ruang gerak kepada parpol dan komponen bangsa lainnya

termasuk lembaga permusyawaratan rakyat dan perwakilan rakyat mengawasi dan mengontrol

pemerintah secara kritis sehingga dua kepala negara tidak dapat melaksanakan tugasnya sampai

akhir masa jabatannya selama 5 tahun karena dianggap menyimpang dari garis Reformasi.

Ciri-ciri umum demokrasi Pancasila Pada Masa Orde Reformasi:

1. mengutamakan musyawarah mufakat

2. Mengutamakan kepentingan masyarakat , bangsa dan negara

3. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain

4. Selalu diliputi oleh semangat kekeluargaan

5. Adanya rasa tanggung jawab dalam melaksanakan keputusan hasil musyawarah

6. Dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati yang luhur

7. Keputusan dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Than Yang Maha Esa,

berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan

8. Penegakan kedaulatan rakyar dengan memperdayakan pengawasan sebagai lembaga

negara, lembaga politik dan lembaga swadaya masyarakat

9. Pembagian secara tegas wewenang kekuasaan lembaga Legislatif, Eksekutif dan

Yudikatif.

10. Penghormatan kepada beragam asas, cirri, aspirasi dan program parpol yang memiliki

partai

11. Adanya kebebasan mendirikan partai sebagai aplikasi dari pelaksanaan hak asasi manusia

21

Page 22: projectafive.weebly.comprojectafive.weebly.com/uploads/2/4/5/1/24514480/makalah... · Web viewPuji dan Syukur seraya kita panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam, karena

Setelah diadakannya amandemen, UUD 1945 mengalami perubahan. Hasil perubahan terhadap

UUD 1945 setelah di amandemen :

Pembukaan

Pasal-pasal: 21 bab, 73 pasal, 170 ayat, 3 pasal peraturan peralihan dan 2 pasal aturan

tambahan.

Sistem Pemerintahan pada Masa Orde Reformasi

Sistem pemerintahan masa orde reformasi dapat dilihat dari aktivitas kenegaraan sebagai berikut:

1. Kebijakan pemerintah yang memberi ruang gerak yang lebih luas terhadap hak-hak untuk

mengeluarkan pendapat dan pikiran baik lisan atau tulisan sesuai pasal 28 UUd 1945

dapat terwujud dengan dikeluarkannya UU No 2 / 1999 tentang partai politik yang

memungkinkan multi partai

2. Upaya untuk mewujudkan pemerintahan yang bersuh dan berwibawa serta bertanggung

jawab dibuktikan dengan dikeluarkan ketetapan MPR No IX / MPR / 1998 yang ditindak

lanjuti dengan UU no 30/2002 tentang KOMISI pemberantasan tindak pidana korupsi.

3. Lembaga MPR sudah berani mengambil langkah-langkah politis melaui siding tahunan

dengan menuntuk adanya laporan pertanggung jawaban tugas lembaga negara , UUD

1945 di amandemen, pimpinan MPR dan DPR dipisahkan jabatannya, berani memecat

presiden dalam sidang istimewanya.

4. Dengan Amandemen UUD 1945 masa jabatan presiden paling banyak dua kali masa

jabatan, presiden dan wakil presiden dipilih  langsung oleh rakyat mulai dari pemilu 2000

dan yang terpilih sebagai presiden dan wakil presiden pertama pilihan langsung rakyat

adalah Soesilo Bambang Yodoyono dan Yoesuf Kala, MPR tidak lagi lembaga tertinggi

negara melainkan lembaga negara yang kedudukannya sama dengan presiden , MA ,

BPK, kedaulatan rakyat tidak lagi ditangan MPR melainkan menurut UUD.

Di dalam amandemen UUD 1945 ada penegasan tentang sisten pemerintahan presidensial tetap

dipertahankan dan bahkan diperkuat. Dengan mekanisme pemilihan presiden dan wakil presiden

secara langsung.

22

Page 23: projectafive.weebly.comprojectafive.weebly.com/uploads/2/4/5/1/24514480/makalah... · Web viewPuji dan Syukur seraya kita panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam, karena

Perbandingkan Demokrasi yang diterapkan pada masa Orde lama, Orde baru,

dan Orde Reformasi

a. Masa Orde Lama

Masa Orde Lama berlangsung mulai tanggal 5 Juli 1959 sampai dengan 1 Maret

1966. Demokrasi yang diterapkan adalah demokrasi terpimpin.

Ciri umum demokrasi terpimpin, antara lain

a) Adanya rasa gotong royong.

b) Tidak mencari kemenangan atas golongan lain.

c) Selalu mencari sintesa untuk melaksanakan amanat rakyat.

Selama pelaksanaan demokrasi terpimpin kecenderungan semua keputusan hanya ada pada

Pemimpin Besar Revolusi Ir. Sukarno. Hal ini mengakibatkan rusaknya tatanan kekuasaan

negara, misalnya DPR dapat dibubarkan, Ketua MA, MPRS menjadi Menko,pemimpin partai

banyak yang ditangkapi.

b. Masa Orde Baru

Masa Orde Baru berlangsung mulai dari 11 Maret 1966 sampai dengan 21 Mei 1998. Berikut ini

pelaksanaan demokrasimasa Orde Baru.

1) Demokrasi yang berkembang adalah demokrasi Pancasila sesuai dengan Pembukaan UUD

1945 Alinea keempat.

2) Ciri umum demokrasi Pancasila, antara lain sebagai berikut:

a) Mengutamakan musyawarah untuk mufakat.

b) Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.

c) Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain

d) Selalu diliputi semangat kekeluargaan.

e) Adanya rasa tanggung jawab dalam menghasilkan musyawarah.

f) Dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.

23

Page 24: projectafive.weebly.comprojectafive.weebly.com/uploads/2/4/5/1/24514480/makalah... · Web viewPuji dan Syukur seraya kita panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam, karena

g) Hasil keputusan harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang

Maha Esa berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

3) Pelaksanaan demokrasi Pancasila antara lain sebagai berikut:

a) Masih belum sesuai dengan jiwa dan semangat ciri-ciri umum. Kekuasaan presiden

begitu dominan baik dalam suprastruktur politik.

b) Banyak terjadi manipulasi politik dan KKN yang telah membudaya. Ini mengakibatkan

negara Indonesia terjerumus dalam berbagai krisis yang berkepanjangan.

c. Masa Orde Reformasi

Berlangsung mulai dari Mei 1998 sampai dengan sekarang. Ciri-ciri umum demokrasi

Pancasila masa Reformasi, seperti yang tercantum pada demokrasi Pancasila. Selain itu

juga lebih ditekankan pada :

1. Penegakkan kedaulatan rakyat dengan memberdayakan pengawasan sebagai

lembaga negara, lembaga politik, dan kemasyarakatan.

2. Pembagian secara tegas wewenang antara badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif.

Penghormatan kepada keberadaan asas, ciri aspirasi, dan program parpol yang

multipartai.

Pelaksanaan demokrasi di Indonesia selama kurun waktu 60 tahun terakhir telah

banyak mengalami perubahan yang mencakup berbagai hal, yaitu sebagai berikut :

a. Periode 1945-1949 dengan UUD 1945 seharusnya berlaku demokrasi Pancasila

namun dalam penerapan berlaku demokrasi liberal

b. Periode 1949-1950 dengan konstitusi RIS berlaku demokrasi liberal.

c. Periode 1950-1959 dengan UUDS 1950 berlaku demokrasi liberal dengan

multipartai.

d. Periode 1959-1965 dengan UUD 1945 seharus berlaku demokrasi Pancasila,

namun yang diterapkan demokrasi terpimpin (cebderung otoriter).

24

Page 25: projectafive.weebly.comprojectafive.weebly.com/uploads/2/4/5/1/24514480/makalah... · Web viewPuji dan Syukur seraya kita panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam, karena

e. Periode 1966-1998 dengan UUD 1945 berlaku demokrasi Pancasila (cenderung

otoriter).

f. Periode 1998 sampai sekarang dengan UUD 1945 berlaku demokrasi Pancasila

(cenderung ada perubahan menuju demokratisasi).

25

Page 26: projectafive.weebly.comprojectafive.weebly.com/uploads/2/4/5/1/24514480/makalah... · Web viewPuji dan Syukur seraya kita panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam, karena

BAB III

PENUTUP

A.  SIMPULAN

Dari Sejarah panjang mengenai dinamika politik pada masa orde lama di Indonesia yang

berhubungan dengan praktek politik berdasar demokrasi muncul semenjak dikelurkannya

Maklumat Wakil Presiden No.X, 3 November 1945, yang menganjurkan pembentukan partai-

partai politik. Perkembangan demokrasi dalam masa revolusi dan demokrasi parlementer

dicirikan oleh distribusi kekuasaan yang khas. Presiden Soekarno ditempatkan sebagai pemilik

kekuasaan simbolik dan ceremonial, sementara kekuasaan pemerintah yang nyata dimiliki oleh

Perdana Menteri, kabinet dan parlemen. Kegiatan partisipasi politik di masa itu berjalan dengan

hingar bingar, terutama melalui saluran partai politik yang mengakomodasikan berbagai ideologi

dan nilai-nilai primordialisme yang tumbuh di tengah masyarakat. Namun, demikian, masa itu

ditandai oleh terlokalisasinya proses politik dan formulasi kebijakan pada segelintir elit politik

semata, hal tersebut ditunjukan pada rentang 1945-1959 ditandai dengan adanya

tersentralisasinya kekuasaan pada tangan elit-elit partai dan masyarakat berada dalam keadaan

terasingkan dari proses politik.

Keruntuhan Orde Lama dan kelahiran Orde Baru di penghujung tahun 1960-an menandai

tumbuhnya harapan akan perbaikan keadaan sosial, ekonomi dan politik. Dalam kerangka ini,

banyak kalangan berharap akan terjadinya akselerasi pembangunan politik ke arah demokrasi.

Salah satu harapan dominan yang berkembang saat itu adalah bergesernya power relationship

antara negara dan masyarakat. Harapan akan tumbuhnya demokrasi tersebut adalah harapan yang

memiliki dasar argumen empirik yang memadai diantaranya adalah berbeda dengan demokrasi

terpimpin Bung Karno yang lahir sebagai produk rekayasa elit, orde baru lahir karena adanya

gerakan massa yang berasal dari arus keinginan arus bawah, kemudian rekrutmen elit politik di

tingkat nasional yang dilakukan oleh pemerintah Orde Baru pada saat pembentukannya

memperlihatkan adanya kesejajaran. Dalam artian, mengenai kebijakan politik yang ada tidak

lagi diserahkan pada peran politis dan ideology, melainkan pada para teknokrat yang ahli.

Sejalan dengan dasar empirik sebelumnya, masa awal orde baru ditandai oleh terjadinya

26

Page 27: projectafive.weebly.comprojectafive.weebly.com/uploads/2/4/5/1/24514480/makalah... · Web viewPuji dan Syukur seraya kita panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam, karena

perubahan besar dalam pegimbangan politik di dalam Negara dan masyarakat, sebelumya pada

era Orde Lama kita tahu bahwa pusat kekuasaan ada di tangan presiden, militer dan PKI. Namun

pada Orde Baru terjadi pergeseran pusat kekuasaan dimana dibagi dalam militer, teknokrat, dan

kemudian birokrasi. Namun harapan itu akhirnya menemui ajalnya ketika pada pemilu 1971,

golkar secara mengejutkan memenangi pemilu lebih dari separuh suara dalam pemilu.Itulah

beberapa sekelumit cerita tentang Orde Lama dan Orde Baru, tentang bagaimana kehidupan

sosial, politik dan ekonomi di masa itu. Yang kemudian pada orde baru akhirnya tumbang

bersamaan dengan tumbangnya Pak Harto atas desakan para mahasiswa di depan gendung DPR

yang akhrinya pada saat itu titik tolak era Reformasi lahir. Dan pasca reformasilah demokrasi

yang bisa dikatakan demokrasi yang di Inginkan pada saat itu perlahan-lahan mulai tumbuh

hingga sekarang ini.

B.  SARAN

Perjalanan kehidupan birokrasi di Indonesia selalu dipengaruhi oleh kondisi sebelumnya. Budaya

birokrasi yang telah ditanamkan sejak jaman kolonialisme berakar kuat hingga reformasi saat ini.

Paradigma yang dibangun dalam birokrasi Indonesia lebih cenderung untuk kepentingan

kekuasaan. Struktur, norma, nilai, dan regulasi birokrasi yang demikian diwarnai dengan

orientasi pemenuhan kepentingan penguasa daripada pemenuhan hak sipil warga negara. Budaya

birokrasi yang korup semakin menjadi sorotan publik saat ini. Banyaknya kasus KKN menjadi

cermin buruknya mentalitas birokrasi secara institusional maupun individu.

Sejak orde lama hingga reformasi, birokrasi selalu menjadi alat politik yang efisien dalam

melanggengkan kekuasaan. Bahkan masa orde baru, birokrasi sipil maupun militer secara terang-

terangan mendukung pemerintah dalam mobilisai dukungan dan finansial. Hal serupa juga masih

terjadi pada masa reformasi, namun hanya di beberapa daerah. Beberapa kasus dalam Pilkada

yang sempat terekam oleh media menjadi salah satu bukti nyata masih adanya penggunaan

birokrasi untuk suksesi. Sebenarnya penguatan atau ”penaklukan” birokrasi bisa saja dilakukan

dengan catatan bahwa penaklukan tersebut didasarkan atas itikad baik untuk merealisasikan

program-program yang telah ditetapkan pemerintah. Namun sayangnya, penaklukan ini hanya

dipahami para pelaku politik adalah untuk memenuhi ambisi dalam memupuk kekuasaan.

27

Page 28: projectafive.weebly.comprojectafive.weebly.com/uploads/2/4/5/1/24514480/makalah... · Web viewPuji dan Syukur seraya kita panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam, karena

Mungkin dalam hal ini, kita sebagai penerus bangsa harus mampu dan terus bersaing dalam

mewujudkan Indonesia yang lebih baik dari sebelumnya , harga diri bangsa Indonesia adalah

mencintai dan menjaga aset Negara untuk dijadikan simpanan buat anak cucu kelak. Dalam

proses pembangunan bangsa ini harus bisa menyatukan pendapat demi kesejahteraan masyarakat

umumnya.

28

Page 29: projectafive.weebly.comprojectafive.weebly.com/uploads/2/4/5/1/24514480/makalah... · Web viewPuji dan Syukur seraya kita panjatkan kehadirat Allah SWT tuhan semesta alam, karena

DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun. 2005. Sejarah Untuk SMA kelas XII Program Ilmu Sosial Dan

Bahasa. Klaten : Cempaka Putih.

Tim Penyusun, MGMP. 2008. Sejarah Nasional Indonesia Dan Dunia untuk Kelas XII

SMA Program IPS. Malili : Raodah Foto Copy.

http ;//www.wikipedia.org/sejarah indonesia//

www.isomwebs.net

www.google.com

Johari, dkk, Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia ”sejak Orde Lama, Orde Baru, dan

Orde Reformasi”, Jakarta: Sman’s, 2011

sokhi95.blogspot.com

agusfirmansulistio.blogspot.com

berbagifile22.blogspot.com

birokrasi.kompasiana.com

della-adp.blogspot.com

www.wikipedia.com

ppkn34.wordpress.com

29